strategi kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan...
TRANSCRIPT
STRATEGI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH
DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU
DI SMP ISLAM SULTAN AGUNG 1 SEMARANG
SKRIPSI
Diajukan Untuk Salah Satu Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1)
Dalam Ilmu Tarbiyah Jurusan Kependidikan Islam
Oleh:
ISTIKOMAH
NIM. 63311013
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2010
ii
KEMENTERIAN AGAMAINSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
FAKULTAS TARBIYAHAlamat: Prof. Dr. Hamka Kampus II Telp. 7601295 Fak. 7615387 Semarang
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Semarang, 1 Desember 2009
Lamp. : 4 (Empat) Eksemplar
Hal : Naskah Skripsi A.n. Sdr.Istikomah Kepada Yth.
Dekan Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo
di Semarang
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Setelah saya mengadakan koreksi dan perbaikan seperlunya, maka saya
menyatakan bahwa skripsi saudara:
Nama : Istikomah
NIM : 63311013
Jurusan : Kependidikan Islam
Judul Skripsi : Strategi Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan
Kinerja Guru di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang
telah melalui proses bimbingan, selanjutnya saya mohon agar skripsi saudara
tersebut dapat dimunaqosahkan.
Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Pembimbing I Pembimbing II
Drs.Wahyudi, M.Pd. Ahwan Fanani, M.Ag.NIP :1968031419995031001 NIP :1978093020031211001
iii
KEMENTERIAN AGAMAINSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
FAKULTAS TARBIYAHJl. Prof. Dr. Hamka KM 1 Ngaliyan Telp. (024)7601291 Semarang 50185
PENGESAHANN a m a : Istikomah
N I M : 063311013Fakultas/Jurusan : Tarbiyah / KI
Judul Skripsi : STRATEGI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAHDALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU DISMP ISLAM SULTAN AGUNG 1 SEMARANG
Telah Dimunaqosahkan oleh Dewan Penguji Fakultas Tarbiyah Institut AgamaIslam Negeri Walisongo Semarang, pada tanggal:
17 Desember 201018
Dan dapat diterima sebagai kelengkapan ujian akhir dalam rangka menyelesaikanstudi Program Sarjana Strata I (S.1) tahun akademik 2010/2011 guna memperolehgelar sarjana dalam Ilmu Tarbiyah.
Semarang, 22 Desember 2010Dewan Penguji
Ketua Sidang, Sekretaris Sidang,
Drs. Achmad Hasmi Hashona, M.Ag. Dra. Ani Hidayati, M.Pd.NIP. 19640308 199303 1 002 NIP. 19611205 199303 2001
Penguji I, Penguji II,
Dra. Muntholi’ah, M.Pd. Amin Farih, M.Ag.NIP. 19670319 199303 2 001 NIP. 19710614 200003 1 0
Pembimbing I, Pembimbing II
Drs. Wahyudi, M.Pd. Ahwan Fanani,M.Ag.
NIP 19680314 199503 1 001 NIP 19780930 200312 1001
iv
M O T T O
)(
Setiap orang adalah pemimpin, dan setiap pemimpin harus bertanggung jawabatas apa yang dipimpinnya.
1):(
v
PERSEMBAHAN
Karya sederhana ini penulis persembahkan kepada mereka yang
memberi arti dalam hidupku:
Ayahanda (Suhud) dan Ibunda (Naimah) serta semua saudara tercinta
yang selalu berjuang, berdo’a dan memberi yang terbaik kepadaku, semoga Allah
SWT, selalu mencurahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami sekeluarga.
Semoga amal dan perbuatan mereka mendapat balasan yang sebaik-
baiknya dari Allah Yang Maha Kuasa.
vi
PERNYATAAN
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa skripsi
ini tidak berisi materi yang telah pernah ditulis orang lain atau diterbitkan.
Demikian juga skripsi ini tidak satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali
informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan sebagai bahan rujukan.
Semarang, 01 Desember 2010
Deklarator,
IstikomahNIM. 63311013
vii
ABSTRAK
Istikomah (NIM: 063311013), Strategi Kepemimpinan KepalaSekolah Dalam Meningkatkan Kinerja Guru di SMP Islam Sultan Agung 1Semarang. Skripsi. Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, 2010.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1. Strategi yang digunakan kepala sekolah untuk meningkatkan kinerja guru, 2. pelaksanaankepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru. Penelitian inimenggunakan metode deskriptif kualitatif. Data-data penelitiandikumpulkan dengan menggunakan metode observasi, interview dandokumentasi, selanjutnya dianalisis dengan menggunakan pendekataninduktif dan menggunakan uji validitas dengan triangulasi sumber.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: kepemimpinan kepalasekolah dalam meningkatkan kinerja guru di SMP Islam Sultan Agung 1Semarang menggunakan beberapa strategi: 1. Pembinaan disiplin, yaitukepala sekolah membantu para guru untuk mengembangkan pola danmeningkatkan standar prilakunya sebagai guru, serta menggunakanpelaksanaan aturan sebagai alat untuk menegakkan disiplin, 2. pemberianmotivasi untuk meningkatkan kinerja guru, kepala sekolah perlumemberikan motivasi kepada para guru dan faktor lain yang dapatmempengaruhi kinerja guru, 3. penghargaan, kepala sekolah memberikanpenghargaan kepada guru yang berprestasi walaupun penghargaan itudengan ucapan atau pujian. Dalam pelaksanaannya sudah berjalan lancar,tetapi masih ada beberapa kendala-kendala yang dihadapi.
Kendala yang dihadapi SPM Islam Sultan Agung 1 Semarangdalam peningkatan kinerja guru yaitu: masih ada bebrapa guru yangkurang disiplin dalam kinerjanya atau dalam proses belajar mengajardikarenakan masih ada kepentingan pribadi yang tidak bisa ditinggalkan.Masih ada guru yang belum begitu memahami tentang kurikulum yangsekarang digunakan. Dalam hal komunikasi kepada bawahan terkadangmasih adanya rasa segan kepada guru yang lebih tua. Adanya beberapasiswa yang kadang melanggar ketentuan pelaksanaan program BUSI(Buadaya Sekolah Islami).
Hasil penelitian ini diharapakan agar dapat menjadi bahanpemikiran, informasi dan masukan tentang strategi kepemimpinan kepalasekolah dalam meningkatkan kinerja guru bagi lembaga-lembagapendidikan lain, mahasiswa dan seluruh pihak yang membutuhkannyadilingkungan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.
viii
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah, Rab semesta alam yang Maha Rahman dan
Maha Rahim. Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamin, penulis ucapkan karena atas karunia
dan rahmat Allah-lah skripsi ini dapat terselesaikan.
Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kehadirat Rasulullah saw.,
keluarga, sahabat, serta orang-orang yang senantiasa istiqomah di jalan-Nya.
Dengan kerendahan hati dan penuh kesadaran, penulis sampaikan bahwa
skripsi ini tidak akan mungkin terselesaikan tanpa adanya dukungan dan bantuan
dari semua pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Perjalanan yang
melelahkan dalam penyelesaian skripsi ini, akan lebih berarti dengan ucapan
terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada semua pihak yang telah membantu
dalam proses ini. Adapun ucapan terima kasih secara khusus penulis sampaikan
kepada:
1. Prof. Dr. H. Abdul Djamil, M.A., selaku Rektor IAIN Walisongo
Semarang.
2. Drs. Suja’i, M.Ag selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo
Semarang.
3. Ismail, SM., selaku Ketua Jurusan Kependidikan Islam Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo Semarang.
4. Drs. Wahyudi, M.Pd. dan Ahwan Fanani, M.Ag., selaku pembimbing yang
telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyusunan dan
penulisan skripsi ini.
5. Ibu Dra. Hj. Upi Lutfiah selaku kepala sekolah SMP Islam Sultan Agung 1
Semarang yang telah memberikan ijin tempat dalam pembuatan skripsi
serta bapak ibu guru SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang.
ix
6. Bapak Ismail SM, M.Ag, selaku wali studi yang telah mengarahkan
penulis selama studi di Jurusan KI Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo
Semarang.
7. Bapak dan ibu dosen yang telah membekali ilmu pengetahuan dan
keterampilan serta membantu kelancaran selamakuliah.
8. Ayahanda Suhud dan Ibunda Naimah serta adikku tercinta yang telah
memberikan dukungan moral dan material terhadap keberhasilan studi
penulis.
9. Keluarga besar Pondok Pesantren AL-Hikamah Tugurejo, Tugu,
Semarang.
10. Sahabat-sahabat yang selalu mensupport penulis untuk tidak bosan-bosan
berusaha menjadi lebih baik.
11. Teman-teman se-Tarbiyah angkatan 2006 dan seluruh pihak yang tidak
bisa penulis sebutkan satu persatu di sini yang telah memberikan bantuan
dan dorongan dalam penyelesaian skripsi ini.
Kepada semuanya, penulis mengucapkan terima kasih disertai do’a
semoga segala kebaikannya diterima sebagai amal sholih dan mendapatkan
balasan berlipat dari-Nya. Serta proses yang selama ini penulis alami semoga
bermanfaat di kemudian hari, sebagai bekal mengarungi kehidupan.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih perlu menyempurnakan baik
dari segi substansial (isi) maupun metodologi. Oleh karena itu, penulis mengharap
kritik dan saran yang konstruktif dari semua pihak guna kesempurnaan skripsi ini.
Semarang, 01 Desember 2010
Penulis
IstikomahNIM. 063311013
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ ii
PENGESAHAN ........................................................................................... iii
PERNYATAAN .......................................................................................... iv
ABSTRAK .................................................................................................. v
MOTTO........................................................................................................ vi
PERSEMBAHAN ........................................................................................ vii
KATA PENGANTAR ................................................................................. viii
DAFTAR ISI ............................................................................................... ix
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................. 1
B. Penegasan Istilah .......................................................... 6
C. Fokus permasalahan ..................................................... 7
D. Tujuan Penelitian ........................................................ 7
E. Manfaat penelitian......................................................... 7
F. Kajian Pustaka ............................................................. 8
G. Metode Penelitian ........................................................ 10
BAB II : KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM
MENINGKATKAN KINERJA GURU
A. Kepemimpinan Kepala Sekolah..................................... 14
1. Strategi Kepemimpinan……………………………. 14
2. Kepemimpinan Kepala Sekolah............................... 16
3. Fungsi Kepemimpinan dan Manajemen di Sekolah.. 22
4. Tujuan dan Strategi Kepemimpinan Kepala Sekolah
Pada Lembaga Pendidikan Islam ………………... .. 30
B. Kinerja Guru ................................................................. 33
1. Pengertian Kinerja Guru ......................................... 33
2. Standar Kinerja Guru .............................................. 36
xi
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Guru .. 40
C. Peran Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kinerja
Guru ……………………………………………………. 43
BAB III: STRATEGI KEPEMIMPINAN KEPALA
SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN
KINERJA GURU DI SMP ISLAM SULTAN
AGUNG 1 SEMARANG
A. Gambaran Umum SMP Islam Sultan Agung 1
Semarang ......................................................................... 49
1. Sejarah Berdiri dan Perkembangan SMP Islam
Sultan Agung 1 Semarang …………………………. 49
2. Visi, Misi dan Tujuan SMP Islam Sultan Agung
1 Semarang ………………………………………….. 50
3. Letak Geografis....................................................... 52
4. Struktur Organisasi.................................................. 52
5. Keadaan Guru/Karyawan dan Siswa........................ 53
6. Kurikulum …………………………………………. 54
7. Ekstrakurikuler …………………………………….. 54
8. Struktur Organisasi SMP Islam Sultan Agung 1
Semarang…………………………………………. 55
B. Strategi Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam
Meningkatkan Kinerja Guru Di SMP Islam Sultan Agung
1 Semarang ………………………………............. 61
1. Bentuk Kepemimpinan Kepala Sekolah di SMP
Islam Sultan Agung 1 Semarang ………………….. 61
2. Kinerja Guru SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang 62
3. Strategi Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan
Kinerja Guru ………………………………………. 64
4. Pelaksanaan Peningkatan Kinerja Guru………........ 66
xii
BAB IV: ANALISIS KEPEMIMPINAN KEPALA
SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN
KINERJA GURU DI SMP ISLAM SULTAN
AGUNG 1 SEMARANG
A. Kepemimpinan Kepala Sekolah di SMP Islam Sultan
Agung 1 Semarang…………………………………...... 69
B. Kinerja Guru di SMP Islam Sultan Agung 1
Semarang ………………………………………. .......... 72
C. Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam
Meningkatkan Kinerja Guru………………..……….. ... 74
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan ……………………………………… ....... 80
B. Saran ……………………………………………... ....... 81
C. Penutup …………………………………………... ....... 82
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT PENULIS
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu persoalan pendidikan yang sedang dihadapi bangsa adalah
persoalan mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan. Berbagai
usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional, antara lain
melalui berbagai pelatihan dan peningkatan kompetensi guru, pengadaan buku
dan alat pelajaran, perbaikan sarana dan prasarana pendidikan, dan meningkatkan
mutu manajemen sekolah. Namun demikian, indikator mutu pendidikan belum
menunjukkan peningkatan yang berarti. Sebagian sekolah, terutama di kota-kota,
menunjukkan peningkatan mutu pendidikan yang mencakup menggembirakan,
namun sebagian besar lainnya masih memprihatinkan.
Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan yang dipercaya
masyarakat dan negara untuk menyiapkan sumber daya manusia yang dibutuhkan
dalam pembangunan bangsa. Sebuah sekolah adalah organisasi yang kompleks
dan unik, sehingga memerlukan tingkat koordinasi yang tinggi.2 Kepemimpinan
pendidikan yang dibutuhkan saat ini yang didasarkan pada jati diri bangsa yang
hakiki, bersumber nilai-nilai budaya dan agama serta mampu mengantisipasi
perubahan yang terjadi di dunia pendidikan khususnya dan umumnya atas
kemajuan yang diraih di luar sistem sekolah.3 Salah satu tujuan visi untuk
memudahkan proses manajemen strategis. Hanya pada organisasi yang telah
menyatu dengan visinya, para pemimpin dan manajer dapat mulai
mengembangkan strategi-strategi yang diperlukan untuk mewujudkan visi
tersebut, dan tidak ada kendala di antara keduanya.
2 Wahyosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya,(Jakarta:Raja Grafindo Persada, 2001), hlm. 3.
3 Aan Komari dan Cepi Triana, Visioneriy Leadership Menuju Sekolah Efektif, (Jakarta: BumiAksara, 2006), hlm. 80
2
Kepemimpinan adalah suatu kekuatan yang penting dalam rangka
pengelolaan. Oleh sebab itu kemampuan secara efektif merupakan kunci untuk
menjadi seorang manajer yang efektif. Esensi kepemimpinan adalah
kepengikutan (followership), yaitu kemauan orang lain atau bawahan untuk
mengikuti keinginan pemimpin. Itulah yang menyebabkan seseorang menjadi
pemimpin. Dengan kata lain, pemimpin tidak akan terbentuk apabila tidak ada
bawahan. Jadi, kepala sekolah sebagai seorang pemimpin harus mampu:
a. Mendorong timbulnya kemauan yang kuat dengan penuh semangat dan
percaya diri para guru, staf dan siswa dalam melaksanakan tugas masing-
masing.
b. Memberikan bimbingan dan mengarahkan para guru, staf dan para siswa serta
memberikan dorongan memacu dan berdiri di depan demi kemajuan dan
memberikan inspirasi sekolah dalam mencapai tujuan.4
Kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan harus dapat mengenal dan
mengerti berbagai kedudukan, keadaan dan apa yang diinginkan baik oleh guru
maupun oleh pegawai tata usaha serta pembantu lainya. Sehingga dengan kerja
sama yang baik menghasilkan pikiran yang harmonis dalam usaha perbaikan
sekolah. Kegagalan mencerminkan kurang berhasilnya perilaku serta peranan
kepemimpinan seorang kepala sekolah. Semua ini perlu menjadi bahan timbangan
bagi seorang kepala sekolah untuk menggerakkan seluruh anggota yang
dipimpinnya.
Kepemimpinan yang baik tentunya sangat berdampak pada tercapai
tidaknya tujuan organisasi karena pemimpin memiliki pengaruh terhadap kinerja
yang dipimpinnya. Kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok untuk
mencapai tujuan merupakan bagian dari kepemimpinan.5 Konsep kepemimpinan
erat sekali hubungannya dengan konsep kekuasaan. Dengan kekuasaan, pemimpin
memperoleh alat untuk mempengaruhi perilaku para pengikutnya. Terdapat
4 Wahjosumidjo, Op. Cit, hlm. 104-105.5 Nurkolis. Manajemen Berbasis Sekolah, (Jakarta : PT.Grasindo, 2005), hlm.154.
3
beberapa sumber dan bentuk kekuasaan, yaitu kekuasaan paksaan, legitimasi,
keahlian, penghargaan, referensi, informasi, dan hubungan.6
Kepala sekolah akan berhasil apabila mereka memahami keberadaan
sekolah sebagai organisasi yang kompleks dan unik, serta mampu melaksanakan
peranan kepala sekolah sebagai seorang yang diberi tanggung jawab untuk
memimpin sekolah. Betapa penting peranan kepala sekolah dalam menggerakkan
kehidupan sekolah untuk mencapai tujuan, ada dua hal yang perlu diperhatikan
dalam mencapai tujuan tersebut, yaitu:
a) Kepala sekolah berperan sebagai kekuatan sentral yang menjadi kekuatan
penggerak kehidupan sekolah.
b) Kepala sekolah harus memahami tugas dan fungsi mereka demi keberhasilan
sekolah, serta memiliki kepedulian kepada staf dan siswa.7
Disinilah tampak secara jelas peranan kepala sekolah sebagai pemimpin
pendidikan. Para kepala sekolah yang mendapat kepercayaan memimpin sekolah,
perlu menyenangi dan menyintai pekerjaan yang terkait dengan tugas dan
tanggung jawab yang dipercayakan kepadanya. Kepala sekolah perlu menyusun
program yang mempunyai daya tarik berkaitan dengan mutu sekolah.8
Dari pada itu, di dalam organisasi juga membutuhkan pegawai atau
tenaga kependidikan yang dapat membantu pelayanan administrasi bagi sekolah
khususnya pelanggan. Maksud pelanggan di sini adalah peserta didik, orang tua
siswa dan orang-orang yang terlibat dalam organisasi. Tenaga kependidikan yang
dimaksud di sini adalah guru yang bekerja dilingkungan pendidikan atau sekolah
dengan tujuan memperoleh prestasi dan kualitas sekolah.
Terhadap guru sendiri dengan jelas juga dituliskan dalam salah satu butir
dari kode Etik yang berbunyi: “Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-
baiknya yang menunjang berhasilnya proses belajar mengajar.” Oleh sebab itu,
6 Miftah Toha, Kepemimpinan Dalam Manajemen, (Jakarta : Rajawali Pers, 1990), hal.323.7 Wahjosumidjo, Op. Cit, hlm.81-82.8 Saiful Sagala, Manajemen Strategic Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan, (Bandung:
Alfabeta, 2007), hlm. 93.
4
guru harus aktif mengusahakan suasana yang baik itu dengan berbagai cara, baik
dengan penggunaan metode mengajar yang sesuai, maupun dengan penyediaan
alat belajar yang cukup, serta pengaturan organisasi kelas yang mantap, ataupun
pendekatan lainnya yang diperlukan.
Suasana yang harmonis di sekolah tidak akan terjadi bila personil yang
terlibat didalamnya, yakni kepala sekolah, guru, staf administrasi dan siswa, tidak
menjalin hubungan yang baik diantara sesamanya. Penciptaan suasana kerja
menantang harus dilengkapi dengan terjalinnya hungan yang baik dengan orang
tua dan masyarakat sekitarnya. Ini dimaksudkan untuk membina peran serta dan
rasa tanggung jawab bersama terhadap pendidikan.9
Dalam manajemen tenaga kependidikan (guru dan personil) mencakup
perencanaan pegawai, pengadaan pegawai, pembinaan dan pengembangan
pegawai, promosi dan mutasi, pemberhentian pegawai, kompensasi dan penilaian
pegawai. Semua itu perlu dilakukan dengan baik dan benar agar apa yang
diharapkan tercapai, yakni tersedianya tenaga kependidikan yang diperlukan
dengan kualifikasi dan kemampuan yang sesuai serta dapat melaksanakan
pekerjaan dengan baik dan berkualitas.10
Kepala Sekolah mempunyai peranan pimpinan yang sangat berpengaruh
di lingkungan sekolah yang menjadi tanggung jawabnya. Tugas kepala sekolah
selaku pemimpin ialah membantu para guru mengembangkan kesanggupan-
kesanggupan mereka secara maksimal dan menciptakan suasana hidup sekolah
yang sehat yang mendorong guru-guru, pegawai-pegawai tata usaha, murid-murid
dan orang tua murid untuk mempersatukan kehendak, pikiran dan tindakan dalam
kegiatan-kegiatan kerja sama yang efektif bagi terciptanya tujuan-tujuan
sekolah.11
9 Soetjipto dan Raflis Kosasi, Profesi Keguruan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1999), hlm. 51.10E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2003), hlm.
42.11M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung : PT. Rem,aja
Rosdakarya, 2008), hlm. 73-74.
5
Ketercapaian tujuan pendidikan sangat bergantung pada kecakapan dan
kebijaksanaan kepemimpinan kepala sekolah yang merupakan salah satu
pemimpin pendidikan. Karena kepala sekolah merupakan seorang pejabat yang
profesional dalam organisasi sekolah yang bertugas mengatur semua sumber
organisasi dan bekerjasama dengan guru-guru dalam mendidik siswa untuk
mencapai tujuan pendidikan. Dengan keprofesionalan kepala sekolah ini
pengembangan profesionalisme tenaga kependidikan mudah dilakukan karena
sesuai dengan fungsinya, kepala sekolah memahami kebutuhan sekolah yang ia
pimpin sehingga kompetensi guru tidak hanya pada kompetensi yang ia miliki
sebelumnya, melainkan bertambah dan berkembang dengan baik sehingga
profesionalisme guru akan terwujud. Karena tenaga kependidikan profesional
tidak hanya menguasai bidang ilmu, bahan ajar, dan metode yang tepat, akan
tetapi mampu memotivasi peserta didik, memiliki keterampilan yang tinggi dan
wawasan yang luas terhadap dunia pendidikan.12
Namun kenyataan di lapangan, kepala sekolah belum banyak yang
berimprovisasi menampilkan kepiawaiannya dalam menyambut harapan dari
berbagai elemen masyarakat. Asumsi rendahnya mutu kepala sekolah saat ini
mulai mencuak, hal ini disebabkan oleh beberapa hal; di antaranya adalah ketidak
transparansian perekrutan dan penggantian kepala sekolah, kurangnya forum atau
sarana peningkatan mutu kepala sekolah, ketidakdisiplinan dari oknum kepala
sekolah, dan rendahnya motivasi dari kepala sekolah itu sendiri.13
Berdasarkan penaksiran latar belakang masalah di atas maka penulis akan
mengadakan penelitian tentang ”Strategi Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam
Meningkatkan Kinerja Guru di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang”.
Kaitannya dengan judul skripsi ini, Maka yang bertanggung jawab atas segalanya
12Sri Damayanti, Profesionalisme Kepemimpinan Kepala Sekolah, http://Akhmadsudrajat.Wordpress. Com/2008/07/18/Profesionalisme-Kepemimpinan-Kepala-Sekolah/, 30 Maret 2010.
13Dion Eprijum Ginanto, Profesionalisme Kepala Sekolah Dalam Perbaikan MutuPendidikan, http://dionginanto.blogspot.com/2009/03/profesionalisme-kepala-sekolah-dalam.html, 24Maret 2010.
6
dan berhak memimpin proses pendidikan di madrasah atau sekolah adalah kepala
madrasah atau sekolah, berkaitan dengan kepala sekolah dalam peningkatan
mutu SDM, karyawan, dan yang lebih khusus yaitu dalam peningkatan
profesionalisme guru atau kinerja guru dalam proses belajar mengajar.
B. Penegasan Istilah
Untuk menghindari kesalahpahaman tentang penafsiran dari judul di
atas, maka penulis jelaskan istilah-istilah pokok yang terkandung dalam judul
skripsi sebagai berikut:
1. Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi orang-orang agar suka
berusaha mencapai tujuan kelompok.14 Kepemimpinan juga diartikan sebagai
kekuasaan yang digunakan seorang pemimpin untuk menjamin tercapainya
hasil yang dikehendaki.15 Dalam hal ini kepala sekolah yang menjabat sebagai
pimpinan diharapkan dapat memberikan motivasi anggotanya untuk melakukan
sesuatu yang berhubungan dengan kinerja guru yang ada di SMP Sultan Agung
1 Semarang, sehingga tercapai sasaran yang di inginkan
2. Kepala sekolah
Kepala sekolah adalah orang yang diberi tanggung jawab untuk
mengelola dan memberdayakan berbagai potensi masyarakat, serta orang tua
untuk mewujudkan visi, misi, dan tujuan sekolah.16
3. Kinerja guru
Kenerja guru dalam bahasa inggris dikenal dengan kata performance
yang berarti perbuatan, pekerjaan atau pertunjukan.17 Maka kinerja adalah
perbuatan seseorang dalam mengemban tugas dan wewenang yang menjadi
14 Moekijat, Kamus Manajemen, (Bandung: Penerbit Alumni, 1984) hlm.298.15 Panitia istilah manajemen lembaga pendidikan dan pembinaan manajemen, Kamus Istilah
Manajemen ,(Jakarta: Balai Aksara, 1983) hlm. 200.16 Mulyasa, Op. cit, hlm.42.17 John M. Echols dan Hasan Shadily, Kamus Inggris Indonesia, (Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama, 2005), hlm. 425.
7
kewajiban dan tanggung jawabnya yang disertai dengan kemampuan dan
keahlian profesi.
Guru adalah seseorang yang mempunyai gagasan yang harus diwujudkan
untuk kepentingan anak didik, sehingga menunjang hubungan sebaik-baiknya
dengan anak didik, sehingga menjunjung tinggi, mengembangkan, dan
menerapkan keutamaan yang menyangkut agama, kebudayaan dan keilmuan.18
C. Fokus Permasalahan
Dari latar belakang masalah di atas, dapat diambil beberapa rumusan
masalah, antara lain:
1. Strategi apa yang di gunakan kepala sekolah untuk meningkatkan kinerja guru
di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang?
2. Bagaimana pelaksanaan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru di
SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang?
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin penulis capai dalam penulisan skripsi ini
adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui kinerja guru di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang.
b. Untuk mengetahui upaya kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru di
SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang.
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. Secara praktis
a. Sebagai bahan masukan dalam meningkatkan kinerja guru di SMP.
18 Syafrudin Nurudin dan Basyiruddin Usman, Guru Professional dan ImplementasiKurikulum, (Jakarta: Ciputat Press, 2003), hlm. 8.
8
b. Sebagai bahan informasi tentang pentingnya kepemimpinan kepala
sekolah untuk meningkatkan kinerja guru dalam pendidikan.
c. Sebagai bahan informasi dalam mengembangkan lembaga pendidikan.
2. Secara teoritis
Dengan adanya penelitian ini maka penulis dapat mengetahui tentang
kinerja guru khususnya di SMP yang penulis saat ini teliti yaitu di SMP Islam
Sultan Agung 1 Semarang. Disamping itu kiranya dapat menambah
kepustakaan khususnya yang berkaitan dengan manajemen pendidikan.
F. Kajian pustaka
Untuk memperoleh gambaran yang pasti tentang posisi penelitian ini,
terdapat beberapa penelitian penelitian lain yang dijadikan sebagai bahan
perbandingan dan acuan untuk kajian pustaka penelitian yang relevan dengan
judul “Strategi Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kinerja
Guru di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang ”
Anik Mufaizah (3103037), dengan skripsinya yang berjudul
“Kepemimpinan Visioner Untuk Meningkatkan Mutu Pendidikan di Madrasah
Tsanawiyah Negeri Kendal ”, menunjukkan bahwa kepala MTs Negeri Kendal
telah merubah visi madrasah menjadi lebih fokus, berorientasi kedepan dengan
cara evaluasi terhadap kepemimpinan setiap tahun dan setiap menyelesaikan suatu
program. Senantiasa membina hubungan baik antar guru, karyawan dan siswa.
Mengendalikan segala aspek yang ada di madrasah demi kinerja masing-masing
bidang dan tetap mendukung kreativitas yang dimiliki para siswa, guru dan
karyawan. Kepla MTs Negeri Kendal juga melakukan dorongan bagi tenaga
kependidikan dan seluruh siswa agar terus berprestasi dan selalu memberikan
informasi, informasi ini dapat digunakan sebagai salah satu upaya peningkatan
mutu pendidikan di MTs Negeri Kendal.
Mujiarti (3103236), “Pola Kepemimpinan Kepala Sekilah Di Lembaga
Pendidikan Islam Dan Implikasinya Terhadap Mutu Peserta Didik (Studi Kasus
9
Mts Al-Asror Patemon, Gunung Pati Semarang)”. Menunjukakan bahwa pola
kepemimpinan merupakan langkah awal yang harus ditetapkan oleh seorang
pemimpin pendidikan termasuk kepala sekolah dalam menjalankan roda
kepemimpinan, Karena kemajuan atau keberhasilan sebuah lembaga pendidikan
islam sangat dipengaruhi oleh hal ini. H. Humaidi, BA selaku kepala sekolah di
MTs al-Asror patemon gunung pati menerapkan pola kepemimpinan
kombinasidan bersifat fleksibel yakni perpaduan demokrasi dan sesekali otoriter
serta pola kepemimpinan efektif yang berprinsip pada nilai-nilai islam. Implikasi
dari penerapan pola kepemimpinan kepala sekolah di MTs al- Asror ini ternyata
berimplikasi positif terhadap mutu peserta didik dalam ujian nasional dapat
dikategorokan baik. Sedangkan untuk non akademik ditunjukakan dengan sederet
prestasi yang diperoleh cukup membanggakan dalam bidang seni, ketrampilan,
olahraga dan pengemabangan bakat dan minat maupun potensi lainnya.
Masrohah (073111570), dalam skripsinya yang berjudul “Peran Kepala
Madrasah Dalam Manajemen Madrasah” mengungkapkan bahwa kepala
madrasah dalam pelaksanaan manajemen pendidikan di MTs Miftahul Ulum
Ngemplak Mranggen Demak adalah sebagai penangung jawab utama, konseptor
dan pembimbing. Adapun faktor pendukung adalah adanya pembereian otonami
bagi kepala madrasah, kepemimpinan madrasah yang professional dan adanya
kesempatan orang tua siswa untuk berpartisipasi didalamnya. Sedangkan yang
menjadi penghambatnya adalah rendahnya SDM yang dimiliki, terbatasnya sarana
dan prasarana, rendahnya kedisiplinan dan kurangnya partisipasi masyarakat
dalam ikut serta merumuskan dan menjalankan program kerja. Upaya-uapaya
yang dilakukan oleh kepala madrasah dalam melaksanakan manajemen
pendidikan di MTs Miftahul Ulum adalah peningkatan kinerja guru, peningkatan
kualifikasi akademik guru dan pemenuhan sarana dan prasarana.
Skripsi ini ada kesamaan dengan skripsi yang telah di teliti oleh anik
munfaizah yaitu sama-sama membahas mengenai peran kepala sekolah dalam
meningkatkan mutu, sedangkan perbedaannya yaitu fokus pada penelitian anik
10
munfaizah masih global tentang pelaksanaan manajemen mutu pendidikan,
dalam skripsi ini menunjukkan bahwa kepala sekolah mempunyai peran penting
dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan. sedangkan pada skripsi penulis
fokus penelitiannya lebih spesifik yaitu strategi kepemimpinan kepala sekolah
dalam meningkatkan kinerja guru serta dalam skripsi ini juga membahas
mengenai strategi yang dilakukan kepala sekolah dalam rangka meningkatkan
kinerja guru untuk mencapai tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien dalam
meningkatkan kualitas pendidikan.
G. Metode penelitian
1. Jenis penelitian
Jenis penelitian skripsi ini adalah penelitian kualitatif (lapangan) yaitu
penelitian yang dimaksudkan untuk menggambarkan (mendeskripsikan)
mengenai suatu masalah.19 Metode penelitian yang digunakan studi kasus
yaitu untuk memahami perkembangan guru, para pegawai administrasi, serta
siswa. Termasuk juga kepemimpinan kepala sekolah.
2. Sumber data
Penentuan sumber data ini terdapat dua buah data yang terkumpul oleh
penulis antara lain:
a. Data primer, yaitu data yang utama dalam penelitian ini, yang meliputi
peran kepemimpinan kepala kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja
guru di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang. Data ini akan diambil dari
sumber yaitu kepala sekolah dan pihak yang berkepentingan.
b. Data sekunder, yaitu data yang mendukung terhadap data primer. Data
sekunder ini akan diperoleh dari kepala sekolah, guru/karyawan mengenai
sejarah singkat, letak geografis, keadaan guru dan karyawan, keadaan
siswa, keadaan sarana dan prasarana, kurikulum, sistem pendidikan dan
19 Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Raja Grafindo Press, 1995), hlm. 18.
11
pengembangan program yang dilaksanakan di SMP Islam Sultan Agung 1
Semarang.
3. Metode pengumpulan data
Data-data yang dibutuhkan dalam penelitian diperoleh dengan teknik:
a. Wawancara
Metode interview atau wawancara yaitu alat pengumpul data atau
informasi dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk
dijawab secara lisan pula.20 Metode ini digunakan untuk mendapatkan
data tentang bagaimana kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru
dan bagaimana kinerja guru di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang,
dalam hal ini penulis mengadakan wawancara langsung dengan kepala
sekolah dan pihak yang berkepentingan.
b. Observasi
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap
gejala-gejala yang diteliti.21
Metode ini digunakan untuk mengamati secara langsung kondisi
lingkungan, keadaan peserta didik, kinerja guru dan karyawan, proses
pembelajaran dan pengajaran yang ada di SMP Islam Sultan Agung 1
Semarang.
c. Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau
variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah,
prasasti, notulen rapat, legger, agenda, dan sebagainya.22
Untuk mendapatkan informasi yang lebih valid maka penulis mencari
dokumen dari instansi terkait sebagai tambahan untuk bukti penguat.
20 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: RinekaCipta, 2002), hlm 236.
21 Husaini Usman dan Purnomo Setiadi Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta: BumiAksara, 1996), hal. 54
22 Suharsimi Arikunto, Op. Cit, hlm.231.
12
4. Triangulasi Data
Triangulasi adalah teknik pemerikasaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk keperluan pengecekan
atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik triangulasi yang paling
banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber lain. Hal itu dapat
dicapai dengan jalan:
a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara.
b. Membandingkan apa yang dikatakan orang yang di depan umum dengan
apa yang dikatakannya secara pribadi.
c. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi
penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu.
d. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai
pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang
berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada, orang pemerintahan.
e. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang
berkaitan.23
Triangulasi pada penelitian ini, peneliti gunakan sebagai pemerikasaan
melalui sumberlainnya. Dalam pelaksanaannya peneliti melakukan
pengecekan data yang berasal dari hasil wawancara dengan kepala sekolah
dan guru.
Lebih lanjut lagi, hasil wawancara tersebut kemudian peneliti cek
dengan hasil pengamatan yang peneliti lakukan selama masa penelitian untuk
mengetahui kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru
di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang.
5. Analisis data
Analisis data merupakan upaya mencari dan menata secara sistematis
catatan hasil observasi, wawancara dan lainnya untuk meningkatkan
23 Lexi. J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002),hlm.330-331.
13
pemahaman peneliti tentang kasus yang diteliti dan menyajikannya sebagai
temuan bagi orang lain. Sedangkan untuk meningkatkan pemahaman tersebut
analisis perlu dilanjutkan dengan cara mencari makna (meaning).24
Untuk menganalisa data yang telah diperoleh dari hasil penelitian,
penulis menggunakan analisa deskriptif kualitatif, yaitu analisis yang
mewujudkan bukan dalam bentuk angka melainkan dalam bentuk lapangan
dan uraian deskriptif. Adapun cara pembahasan yang digunakan untuk
menganalisa data dalam hal ini, yaitu dengan menggunakan pola pikir
induktif. Yaitu berangkat dari fakta-fakta atau peristiwa-peristiwa yang
bersifat empiris kemudian temuan tersebut dipelajari dan dianalisis sehingga
bisa dibuat suatu kesimpulan dan generalisasi yang bersifat umum. Kemudian
dianalisis dengan data yang ada, selanjutnya dengan analisis seperti ini akan
diketahui apakah kinerja guru di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang sudah
sesuai dengan kurikulum yang sekarang ini digunakan, kemudian strategi apa
yang ditempuh kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru di SMP
Islam Sultan agung 1 Semarang, kaitannya dengan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan dan kualitas atau mutu dari pendidikan sesuai
dengan tuntutan masyarakat dan juga sejalan dengan perkembengan zaman.
24 Noeng muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Rake Sarasin, 1996),hlm.104.
14
BAB II
STRATEGI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM
MENINGKATKAN KINERJA GURU
A. Strategi Kepemimpinan Kepala Sekolah
1. Strategi Kepemimpinan
Mengidentifikasikan sebuah srtategi yang ada dalam suatu orientasi
pemasaran sangat penting bagi sekolahdan perguruan tinggi. Peran utama
kepala sekolah dan tim manajemen senior adalah memberikan contoh teladan
kepemimpinan dalam manajemen strategis. The National Standard for
Headteachers (TTA, 1998, hal. 9) mengidentifikasi ‘arah dan perkembangan
strategis sekolah’ sebagai kunci dan arah utama para kepala bagian.
Definisi strategi adalah cara untuk mencapai tujuan jangka panjang.
Pengertian strategi adalah Rencana yang disatukan, luas dan berintegrasi yang
menghubungkan keunggulan strategis perusahaan dengan tantangan
lingkungan, yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama dari
perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh organisasi
(Glueck dan Jauch, p.9,1989). Pengertian strategi secara umum dan khusus
sebagai berikut:
1. PengertianUmum
Strategi adalah proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang
berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu
cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai.
2. Pengertian khusus
Strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa
meningkat) dan terus-menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang
tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan. Dengan
demikian, strategi hampir selalu dimulai dari apa yang dapat terjadi dan
bukan dimulai dari apa yang terjadi. Terjadinya kecepatan inovasi pasar
15
yang baru dan perubahan pola konsumen memerlukan kompetensi inti
(core competencies).25
.
(Strategi adalah rencana atau cara yang dilakukan untuk mencapi
tujuan tertentu pada jangka panjang dengan menggunakan taktik-taktik dan
langkah-langkah).
Strategy (stratejik) generalship: the science or art of combining and
employing the means of war in planning and directing large military
movements and operations.27( Strategi adalah ilmu atau seni dalam menyusun
alat-alat dalam sebuah perencanaan dan pengarahan dalam sebuah militer).
Kepemimpinan merupakan proses mengarahkan, membimbing,
mempengaruhi, atau mengawasi pikiran, perasaan atau tindakan dan tingkah
laku orang lain. Kepemimpinan yaitu tindakan atau perbuatan di antara
perseorangan dan kelompok yang menyebabkan baik orang maupun
kelompok bergerak ke arah tujuan tertentu.28
Strategis kepemimpinan adalah tuntutan bagi pemimpin agar bersifat
fleksibel dalam mengatasi sesuatu yang tidak diharapkan, dan tuntutan bagi
mereka untuk mempunyai ‘visi helikopter’, yaitu suatu kemampuan untuk
berpandangan jauh kedepan. 29 Kepemimpinan strategis, sebaliknya,
merupakan seni dan ilmu yang mengfokuskan perhatiannya pada kebijakan-
kebijakan dan tujuan-tujuan dengan rencana-rencana jangka panjang.
25 http:/strategi kepemimpinan/konsep-strategi-definisi-perumusan.html, (senin, 20-12-2010).26 http://faculty.ksu.edu.sa/Hassan/Courses. (selasa, 28-12-2010).27 Webbster’s Unabridged Dictionary Of The English Language, (New York: Porland House,
1989), hlm. 1404.28 Hadari Nawawi, Administrasi Pendidikan, (Jakarta: PT.Toko Gunung Agung, 1997) hlm.
79.29 Tony Bush dan Marianne Coleman, Manajemen Strategi Kepemimpinan Pendidikan,terj.
Fahrurrozi, (Yogyakarta: Ircisod, 2008), hlm. 91-93.
16
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa strategi
kepemimpinan adalah rencana atau cara yang dilakukan pemimpin untuk
mencapai suatu tujuan tertentu. Tujuan dalam kitannya dengan strategi
kepemimpinan kepala sekolah, maka tujuan yang akan dicapi yaitu untuk
kemajuan suatu lembaga pendidikan.
2. Kepemimpinan Kepala Sekolah
Kepemimpinan merupakan kemampuan yang dipunyai seseorang
untuk mempengaruhi orang-orang lain agar bekerja mencapai tujuan dan
sasaran. Kepemimpinan dapat diklasifikasikan sebagai pendekatan-
pendekatan kesifatan, prilaku dan situasional (contingency) dalam studi
tentang kepemimpinan. Pendekatan pertama memandang kepemimpinan
sebagai suatu kombinasi sifat-sifat (traits) yang tampak. Pendekatan yang
kedua bermaksud mengidentifikasikan perilaku-perilaku (behaviors) pribadi
yang berhubungan dengan kepemimpinan efektif. Kedua pendekatan ini
mempunyai anggapan bahwa seorang individu yang mempunyai sifat-sifat
tertentu atau memperagakan perilaku-perilaku tertentu akan muncul sebagai
pemimpin dalam situasi kelompok apapun dimana dia berada.
Pemikiran sekarang mendasarkan pada pendekatan ketiga, yaitu
pandangan situasional tentang kepemimpinan. Pandangan ini menganggap
bahwa kondisi yang menentukan efektifitas kepemimpinan bervariasi dengan
situasi, tugas-tugas yang dilakukan, ketrampilan dan pengharapan bawahan,
lingkungan organisasi, dan sebagainya. Pandangan ini telah menimbulkan
contingency pada kepemimpinan, yang dimaksud untuk menetapkan faktor-
faktor situasional yang menentukan seberapa besar efektifitas situasi gaya
kepemimpinan tersebut.30
30 T. Hani Handoko, Manajemen, (Yogyakarta: BPFE, 2003), hlm. 294.
17
Kepemimpinan dapat dipergunakan setiap orang dan tidak hanya
terbatas berlaku dalam suatu organisasi atau kantor tertentu. Kepemimpinan
adalah kegiatan untuk mempengaruhi perilaku orang lain, atau seni
memepengaruhi perilaku manusia baik perorangan maupun kelompok.31
Pada konteks pemimpin, Allah berfirman dalam Al-Qur'an surat An-
Nisa’ ayat 59.
$ pkš‰r'̄» tƒtûïÏ%©!$#(#þqãYtB#uä(#qãè‹ ÏÛr&©!$#(#qãè‹ ÏÛr&urtAqß™ §•9$#’ Í< 'ré&urÍ•öD F{$#…Oä3ZÏB) :(
Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (nya), dan ulil amridi antara kamu. (Q.S. An-Nisa’: 59)32
Dalam tafsir Al-Maraghi diterangkan bahwa ulil amri yaitu para
umara, hakim, ulama, panglima perang, dan seluruh pemimpin dan kepala
yang menjadi tempat kembali manusia dalam kebutuhan dan maslahat umum.
Apabila mereka telah menyepakati suatu urusan atau hukum, mereka wajib
ditaati. Dengan syarat, mereka harus dapat dipercaya, tidak menyalahi
perintah Allah dan sunnah Rasul yang mutawatir, dan di dalam membahas
serta menyepakati perkara mereka tidak ada pihak yang memaksa.33
Kepemimpinan adalah proses tindakan mempengaruhi kegiatan
kelompok dan pencapaian tujuannya. Didalamnya terdiri dari unsur-unsur
kelompok (dua orang atau lebih). Ada tujuan orientasi kegiatan serta
pembagian tanggung jawab sebagai bentuk perbedaan kewajiban anggota.
Kepemimpinan juga merupakan proses mempengaruhi aktivitas individu atau
kelompok usaha ke arah pencapaian tujuan dalam situasi tertentu. Kata lain
proses kepemimpinan itu dijumpai fungsi pemimpin, pengikut anggota dan
situasi. Kepemimpinan merupakan hubungan di mana satu orang yakni
31 Miftah Thoha, Kepemimpinan dalam Manajemen, (Jakarta: CV. Rajawali, 1983), hlm. 9.32 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Semarang: PT.
Thoha Putra, 1998), hlm.88.33 Ahmad Mushtafa Al-Maraghi, Terjemah Tafsir Al-Maraghi, (Semarang: CV. Toha Putra,
1986), hlm. 119.
18
pemimpin mempengaruhi pihak lain untuk dapat bekerja sama dalam upaya
mencapai tujuan.
Kepemimpinan yaitu suatu pokok dari keinginan manusia yang besar
untuk menggerakkan potensi organisasi. Weber mengemukakan
kepemimpinan merupakan suatu kegiatan membimbing suatu kelompok
sedemikian rupa sehingga tercapailah tujuan kelompok itu yang merupakan
tujuan bersama, kepemimpinan merupakan sejumlah aksi atau proses
seseorang atau lebih menggunakan pengaruh, wewenang, atau kekuasaan
terhadap orang lain untuk menggerakkan sistem sosial guna mencapai tujuan
sistem sosial.34 Leader are persons others want to follow. Leaders are the
ones who command the trust and loyalty of followers - the great persons who
capture the imagination and admiration of those with whom they deal. 35
Pemimpin adalah seseorang yang diikuti. Pemimpin adalah seseorang yang
berkuasa atas kepercayaan dan kesetiaan pengikut, seseorang yang
mewujudkan imajinasi dengan kesepakatan bersama.
Jadi pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa
kepemimpinan merupakan suatu proses mempengaruhi orang lain atau
kelompok bawahan guna mencapai tujuan secara efektif dan efisien.
Kepala sekolah atau sekolah merupakan pimpinan tertinggi di sekolah.
Pola kepemimpinannya akan sangat berpengaruh bahkan sangat menentukan
terhadap kemajuan sekolah. Oleh karena itu, pada pendidikan modern,
kepemimpinan kepala sekolah perlu mendapat perhatian secara serius.
Keberhasilan suatu lembaga pendidikan sangat tergantung pada
kepemimpinan kepala sekolah. Karena dia sebagai pemimpin di lembaganya,
maka dia harus mampu membawa lembaganya ke arah tercapainya tujuan
34 Saiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer, (Bandung: CV.Alfabeta, 2000), hlm.145.
35Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya,(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), hlm. 39.
19
yang telah ditetapkan, dia harus mampu melihat adanya perubahan dan
mampu melihat masa depan dalam kehidupan globalisasi yang lebih baik.
Adapun standar kompetensi kepala sekolah yaitu:
a. Kompetensi kepribadian, meliputi:
1) Berahlak mulia, mengembangkan budaya dan tradisi ahlak mulia, dan
menjadi teladan ahlak mulia bagi komunitas di sekolah.
2) Memiliki integritas kepribadian sebagai pemimpin.
3) Memiliki keinginan yang kuat dalam pengenbangan diri sebagai kepala
sekolah.
4) Bersikap terbuka dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi.
5) Mengendalikan diri dalam menghadapi masalah dalam pekerjaan
sebagai kepala sekolah.
6) Memiliki bakat dan minat jabatan sebagai pemimpin pendidikan.
b. Kompetensi manajerial, meliputi:
1) Mampu menyusun perencanaan sekolah untuk berbagai tingkatan
perencanaan.
2) mengembangkan organisasi sekolah sesuai dengan kebutuhan.
3) Memimpin sekolah dalam rangka pendayagunaan sumber daya manusia
secara optimal.
4) Mengelola perubahan dan pengembangan sekolah menuju organisasi
pembelajar yang efektif.
5) Menciptakan budaya dan iklim sekolah yang kondusif dan inovatif bagi
pembelajaran peserta didik.
6) mengelola guru dan staf dalam rangka pendayagunaan sumber daya
manusia secara optimal.
7) mengelola sarana dan prasarana sekolah dalam rangka pendayagunaan
secara optimal.
8) mengelola hubungan sekolah dan masyarakat dalam rangka pencarian
dukungan ide, sumber belajar, dan pembiayaan sekolah.
20
9) mengelola peserta didik dalam rangka penerimaan peserta didik baru,
penempatan siswa, dan pengembangan kapasitas peserta didik.
10) Mengelola pengembangan kurikulum dan kegiatan belajar mengajar
sesuai dengan arah dan tujuan pendidikan nasional.
11) mengelola keuangan sekolah sesuai dengan prinsip pengelolaan yang
akuntabel, transparan, dan efisien.
12) mengelola ketatausahaan sekolah dalam mendukung kegiatan-kegiatan
sekolah.
13) Mengelola unit layanan khusus sekolah dalam mendukung kegiatan
pembelajaran dan kegiatan kesiswaan di sekolah.
14) mengelola sistem informasi sekolah dalam mendukung penyusunan
program dan pengambilan keputusan.
15) memanfaatkan kemajuan teknologi informasi bagi peningkatan
pembelajaran dan manajemen sekolah.
16) Melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan program
kegiatan sekolah dengan prosedur yang tepat, serta merencanakan
tindak lanjutnya.
c. Kompetensi kewirausahaan, meliputi:
1) Menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan sekolah.
2) Bekerja keras untuk mencapai keberhasilan sekolah sebagai organisasi
pembelajaran yang efektif.
3) Memiliki motivasi yang kuat untuk sukses dalam melaksanakan tugas
pokok dan fungsunya sebagai pemimpin sekolah.
4) Pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam menghadapi
kendala yang dihadapi sekolah.
5) Memiliki naluri kewirausahaan dan mengelola kegiatan produksi atau
jasa sekolah sebagai sumber belajar peserta didik.
d. Kompetensi supervise, meliputi:
21
1) Merencanakan program supervisi akademik dalam rangka peningkatan
profesionalisme guru.
2) Melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan menggunakan
pendekatan dan teknik supervisi yang tepat.
3) Menindaklanjuti hasil supervisi akademik terhadap guru dalam rangka
peningkatan profesionalisme guru.
e. Kompetensi sosial, meliputi:
1) Bekerja sama dengan pihak lain untuk kepentingan sekolah.
2) Berpartisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan.
3) Memiliki kepekaan sosial terhadap orang atau kelompok lain.36
Bentuk atau gaya kepemimpinan adalah sekumpulan ciri yang digunakan
pimpinan untuk mempengaruhi bawahan agar sasaran organisasi tercapai atau
pola perilaku dan strategi yang disukai dan diterapkan oleh seorang
pemimpin. A Dale Timpe (1999, hlm. 122) menyatakan bahwa gaya
kepemimpinan sebagaimana yang dikemukakan oleh Bill Woods adalah:
a. Otokratis
Pemimpin otokratis membuat keputusannya sendiri karena kekuasaan
terpusatkan dalam diri satu orang yang memikul tanggung jawab. Karena
ia memikul tanggung jawab dan wewenang sacara penuh. Keputusan
dipaksakan dengan menggunakan imbalan dan bawahan memiliki
kehawatiran akan dihukum. Karena apabila wewenang dari pemimpin
otokratis menekan, bawahan merasa takut dan tidak pasti.
Pada kepemimpinan otokratis pengawasan bersifat ketat, langsung dan
tepat. Pemimpin otokratis dapat menjadi otokrat kebapakan. Bawahan
ditangani secara efektif dan dapat memperoleh jaminan dan kepuasan.
Pemimpin otokratis juga hanya memberikan perintah, memberikan pujian
dan menuntut loyalitas bahkan dapat membuat bawahan merasa ikut serta
36 Ara Hidayat dan Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan, (Bandung: Pustaka Educa,2010), hlm. 117-118.
22
dalam membuat keputusan walaupun mereka hanya mengerjakan apa yang
diperintahkan atasan.
b. Demokratis
Pemimpin yang demokratis disebut juga pemimpin partisipatif, selalu
berkomunikasi dengan kelompok mengenai masalah-masalah yang
menarik perhatian mereka dan mereka dapat menyumbangkan sesuatu
untuk menyelesaikan ikut serta dalam penetapan sasaran. Keikut sertaan
bawahan ini mendorong komitmen anggota pada keputusab akhir.
Walaupun keputusan masih tetap pada pemimpin, karena beberapa
tanggung jawab yang dipikulnya.
Pemimpin yang demokratis menetapkan situasi dimana individu dapat
belajar, mampu memantau performan sendiri, memperkenanakan bawahan
menetapkan sasaran yang menantang, menyediakan kesempatan untuk
meningkatkan metode kerja dan pertumbuhan pekerjaan serta mengakui
pencapaian dan membantu pegawai belajar dari kesalahan.
c. Laissez faire (kendali bebas)
Pemimpin penganut gaya ini memberikan kekuasaan kepada bawahan.
Kelompok dapat mengembangkan sasarannya sendiri dan memecahkan
masalahnya sendiri. Pengarahan tidak ada atau hanya sedikit. Gaya ini
biasanya tidak berguna tetapi dapat menjadi efektif dalam kelompok
profesional yang termotivasi tinggi.
Karena kepemimpinan adalah kegiatan untuk mempengaruhi orang lain,
maka kedudukan pengawas dalam organisasi memberinya wewenang yang
diperkuat dengan rasa hormat dan kepercayaan oleh bawahan pada
pengawasnya.37
37 Musfirotun Yusuf, Manajemen Pendidikan Sebuah Pengantar, (Pekalongan: STAINPekalongan Press, 2009), hlm. 195-196.
23
3. Fungsi Kepemimpinan dan Manajemen di Sekolah
Fungsi artinya jabatan (pekerjaan) yang dilakukan, atau kegunaan
suatu hal atau kerja suatu bagian tubuh. Sedangkan fungsi kepemimpinan
berhubungan langsung dengan situasi sosial dalam kehidupan kelompok atau
organisasi masing-masing yang mengisyaratkan bahwa setiap pemimpin
berada di dalam dan bukan di luar organisasi.38
Kepala sekolah sebagai seorang pemimpin seharusnya dalam praktik
sehari-hari selalu berusaha memperhatikan dan mempraktikkan delapan fungsi
kepemimpinan dalam kehidupan sekolah.
a. Dalam kehidupan sehari-hari kepala sekolah akan dihadapkan kepada
sikap para guru, staf dan para siswa yang mempunyai latar belakang
kehidupan, kepentingan serta tingkat sosial budaya yang berbeda sehingga
tidak mustahil terjadi konflik antar individu bahkan antarkelompok.
Dalam menghadapi hal semacam itu kepala sekolah harus bertindak
arif , bijaksana, adil, tidak ada pihak yang dikalahkan atau dianakemaskan.
Dengan kata lain sebagai seorang pemimpin kepala sekolah harus
dapat memperlakukan sama terhadap orang-orang yang menjadi
bawahannya, sehingga tidak terjadi diskriminasi, sebaliknya dapat
diciptakan semangat kebersamaan diantara mereka yaitu guru, staf dan
para siswa (arbritating).
b. Sugesti atau saran sangat diperlukan oleh para bawahan dalam
melaksanakan tugas. Para guru, staf dan siswa suatu sekolah hendaknya
selalu mendapatkan saran, anjuran dari kepala sekolah sehingga dengan
saran tersebut selalu dapat memelihara bahkan meningkatkan semangat,
rela berkorban, rasa kebersamaan dalam melaksanakan tugas masing-
masing (suggesting).
38 Ibid, hlm. 167.
24
c. Dalam mencapai tujuan setiap organisasi memerlukan dukungan, dana,
sarana dan sebagainya. Demikian pula sekolah sebagai suatu organisasi
dalam rangka mencapai tujuan yang telah digariskan memerlukan
berbagai dukungan. Kepala sekolah bertanggung jawab untuk memenuhi
atau menyediakan dukungan yang diperlukan oleh para guru, staf, dan
siswa, baik berupa dana, peralatan, waktu, bahkan suasana yang
mendukung. Tanpa adanya dukungan yang disediakan oleh kepala
sekolah, sumber daya manusia yang ada tidak mungkin melaksanakan
tugasnya dengan baik (supplying objectives).
d. Kepala sekolah berperan sebagai katalisator, dalam arti mampu
menimbulkan dan menggerakkan semangat para guru, staf dan siswa
dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Patah semangat,
kehilangan kepercayaan harus dapat dibangkitkan kembali oleh para
kepala sekolah (catalysing). Sesuai dengan misi yang dibebankan kepada
sekolah, kepala sekolah harus mampu membawa perubahan sikap prilaku,
intelektual anak didik sesuai dengan tujuan pendidikan.
e. Rasa aman merupakan salah satu kebutuhan setiap orang baik secara
individual maupun kelompok. Oleh sebab itu, seorang kepala sekolah
sebagai pemimpin harus dapat menciptakan rasa aman di dalam
lingkungan sekolah, sehingga para guru, staf dan siswa dalam
melaksanakan tugasnya merasa aman, bebas dari perasaan gelisah,
kekhawatiran serta memperoleh jaminan keamanan dari kepala
sekolah(providing security).
f. Seorang kepala sekolah selaku pemimpin akan menjadi pusat perhatian,
artinya semua pandangan akan diarahkan ke kepala sekolah sebagai orang
yang mewakili kehidupan sekolah di mana, dan dalam kesempatan
apapun. Oleh sebab itu, penampilan seorang kepala sekolah harus selalu
dijaga integritasnya, selalu terpercaya, dihormati baik sikap, prilaku
maupun perbuatannya (representing).
25
g. Kepala sekolah pada hakikatnya adalah sumber semangat bagi para guru,
staf dan siswa. Oleh sebab itu, kepala sekolah harus selalu mebangkitkan
semangat, percaya diri terhadap para guru, staf dan siswa, sehingga
mereka menerima dan memahami tujuan sekolah secara antusias, bekerja
secara tanggung jawab kearah tercapainya tujuan sekolah (inspiring).
h. Setiap orang dalam kehidupan organisasi baik secara pribadi maupun
kelompok, apabila kebutuhannya diperhatikan dan dipenuhi. Untuk itu
kepala sekolah diharapkan selalu dapat menghargai apapun yang yang
dihasilkan oleh para mereka yang menjadi tanggung jawabnya.
Penghargaan dan pengakuan ini dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk,
seperti kenaikan pangkat, fasilitas, kesempatan mengikuti pendidikan dan
sebagainya (praising).39
Manajemen pada hakikatnya merupakan suatu proses merencanakan,
mengorganisasikan, menggerakkan, dan mengendalikan usaha para anggota
organisasi serta mendaya gunakan seluruh sumber-sumber daya organisasi
dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
a. Perencanaan (planning)
Merencanakan pada dasarnya menentukan kegiatan yang hendak
dilakukan pada masa depan. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengatur
berbagai sumber daya agar hasil yang dicapai sesuai dengan yang
diharapkan. Planning is determining organizational goals and a means for
achieving them40(Planning adalah merencanakan tujuan dari organisasi dan
sebuah alat untuk mencapai tujuan itu).
Perencanaan adalah proses penentuan tujuan atau sasaran yang hendak
dicapai dan menetapkan jalan dan sumber yang diperlukan untuk mencapai
tujuan itu seefisien dan seefektif mungkin (Roger A. Kauffman, 1972).
39 Wahjosumidjo, Op. Cit., hlm.106-109.40 Chuck Williams, Management, (united states of America: South-Western College
Publishing, 2000), hlm.7.
26
Dalam setiap perencanaan selalu terdapat tiga kegiatan yang meskipun
dapat dibedakan, tetapi tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang
lainnya dalam proses perencanaan.
Kegiatan itu adalah (1) perumusan tujuan yang ingin dicapai; (2)
pemilihan program untuk mencapai tujuan itu; (3) identifikasi dan
pengerahan sumber yang jumlahnya selalu terbatas.41
b. Pengorganisasian (organizing)
Setelah perencanaan dilakukan maka perlu ditetapkan pembagian
tugas diantara orang yang terlibat agar masing-masing tahu apa yang harus
dikerjakan, inilah yang disebut pengorganisasian. Jadi pengorganisasian
adalah bagaimana pekerjaan diatur dan dialokasikan di antara para anggota,
sehingga tujuan organisasi itu dapat dicapai secara efektif.42
Pengorganisasian menurut Terry dalam bukunya Syaiful Sagala
adalah pembagian pekerjaan yang telah direncanakan untuk diselesaikan
oleh anggota kelompok, penentuan hubungan-hubungan pekerjaan diantara
mereka dan pemberian lingkungan pekerjaan yang sepatutnya.
Pengorganisasian merupakan fungsi yang harus dijalankan oleh setiap
manajer pada semua tingkatan, jenis kegiatan, dan bentuk organisasi besar
atau kecil, bisnis atau Negara. Kegiatan pengorganisasian adalah untuk
menentukan siapa yang akan melaksanakan tugas sesuai prinsip
pengorganisasian. Pengorganisasian sebagai kegiatan pembagi tugas-tugas
pada orang yang terlibat dalam kerja sama pendidikan. Karena tugas-tugas
ini demikian banyak dan tidak dapat diselesaikan oleh satu orang saja,
maka tugas-tugas ini dibagi untuk dikerjakan oleh masing-masing
organisasi.
41 Nanang Fatah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2006), hlm.49.
42 Ibid, hlm.71.
27
Salah satu prinsip pengorganisasian adalah terbaginya tugas dalam
berbagai unsur organisasi. Pengorganisasian yang efektif adalah pembagian
yang habis dan menstrukturkan tugas-tugas kedalam sub-sub unit kerja atau
komponen-komponen organisasi. Menurut Sergiovanni (1987:315): “Four
competing requirements for organizing that should be considered are
legitimacy, efficiency, effectiveness, and axcelence” (Empat tuntutan
kemampuan dalam mengorganisasi yang harus dipertimbangkan adalah
keafsahan, efisiensi, efektifitas, dan keunggulan). Pendapat ini
menggambarkan bahwa ada empat syarat yang harus dipertimbangkan
dalam pengorganisasian yaitu:
1. Legitimasi (legitimacy), memberikan respond an tuntunan eksternal,
yaitu sekolah mampu menampilkan performansi organisasi yang dapat
meyakinkan pihak-pihak terkait akan kemampuan sekolah mencapai
tujuan melakukan tindakan melalui sasaran.
2. Efesiensi (efficiency), pengakuan terhadap sekolah pada penggunaan
waktu, uang, dan sumber daya yang terbatas dalam mencapai tujuannya,
yaitu menentukan alat yang diperlukan, pengalokasian waktu, dana, dan
sumber daya sekolah.
3. Keefektifan (effectiveness), menggambarkan ketepatan pembagian
tugas, hak, tanggung jawab, hubungan kerja bagian-bagian organisasi,
dan menentukan personel (guru dan non guru) melaksanakan tugasnya.
4. Keunggulan (axcelence), menggambarkan kemampuan organisasi dan
kepala sekolah melaksanakan fungsi dan tugasnya sehingga dapat
meningkatkan harga diri dan kualitas sekolah.43
c. Penggerakan (actuating)
Penggerakan atau istilah pembimbingan menurut The Liang Gie
merupakan aktivitas seorang manajer dalam memerintah, menugaskan,
43 Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan, (Bandung:Alfabeta, 2008), hlm. 61-63.
28
menjuruskan,mengarahkan, dan menuntun karyawan atau personel
organisasi untuk melaksanakan pekerjaan-pekerjaan dalam mencapai tujuan
yang telah ditentukan. Memberi dorongan atau menggerakkan (actuating)
mencakup kegiatan yang dilakukan manajer untuk mengawali dan
melanjutkan kegiatan yang ditetapkan dalam perencanaan dan
pengorganisasian agar tujuan tercapai. Terry dalam bukunya Syaiful Sagala
menjelaskan actuating merupakan usaha untuk menggerakkan anggota
kelompok sedemikian rupa sehingga mereka berkeinginan dan berusaha
untuk mencapai sasaran organisasi. Berarti merangsang anggota-anggota
kelompok melaksanakan tugas-tugas dengan antusias dan kemauan yang
baik.
Seorang pemimpin hanya mungkin melakukan penggerakan dengan
sebaik-baiknya apabila bawahannya menaruh kepercayaan dan
penghargaan terhadapnya. Jadi setiap pemimpin atau manajer yang ingin
melaksanakan kepemimpinannya dengan efektif harus meningkatkan
kualitas dirinya agar menjadi seorang pemimpin (leader) dengan memiliki
formal authority, technical authority dan personal authority yang memadai.
Dalam konteks organisasi sekolah, actuating berarti kepala sekolah
memberi petunjuk-petunjuk kepada guru dan personel sekolah lainnya
bagaimana cara tugas-tugas harus dilaksanakan dan dilaporkan,
memberikan bimbingan selanjutnya dalam rangka perbaikan cara-cara
kerja, mengadakan pengawasan dan kontrol terhadap pelaksanaan intruksi-
intruksi.
Kepala daerah, kepala dinas pendidikan, dan kepala sekolah perlu
melakukan penggerakan dengan cara memberi semangat dan motivasi
untuk melaksanakan tugas dan tanggungjawab dengan jujur. Penggerakan
itu penting, agar aparat pendidikan di daerah dan para guru disekolah tidak
menyimpang dari arah yang telah ditetapkan, menghindarkan kesalahan-
kesalahan yang diperkirakan dapat timbul dalam pekerjaan-pekerjaan dan
29
sebagainya. Penggerakan ini menggambarkan bahwa pimpinan pemberi
arah yang jelas dalam pelaksanaan usaha penyelenggaraan pendidikan di
daerah dan disekolah menurut pola dan rencana yang telah disusun
bersama. Actuating mencakup penetapan dan pemuasan kebutuhan
manusiawi dari para guru dan personel lainnya di sekolah, memberi
penghargaan, pemimpin, memberi kompensasi, dan memberi dukungan
yang kuat agar guru dan personel sekolah melaksanakan tugas memberikan
layanan belajar kepada peserta didiknya dengan antusias.44
d. Pengawasan (controlling)
Untuk memastikan bahwa semua program dan kegiatan telah dan
sedang dilaksanakan sesuai yang direncanakan, maka setiap organisasi
melakukan kegiatan pengawasan atau kontrol. Kegiatan pengawasan ini
dilakukan agar:
1. Perilaku personalia organisasi mengarah ketujuan organisasi, bukan
semat-mata ketujuan individual.
2. Agar tidak terjadi penyimpangan yang berarti antara rencana dengan
pelaksanaan.
Secara umum pengawasan dikaitkan dengan upaya untuk
mengendalikan, membina dan pelurusan sesuatu dalam kegiatan organisasi
sebagai uapaya pengendalian mutu dalam arti luas. Dengan demikian
jelaslah controlling mencakup kelanjutan tugas untuk melihat apakah
kegiatan-kegiatan dilaksanakan sesuai rencana.
Robbins (1982: 376) menyatakan pengawasan adalah proses monitor
aktivitas-aktivitas untuk mengetahui apakah individu-individu dan
organisasi itu sendiri memperolah dan memanfaatkan sumber-sumber
secara efektif dan efisien dalam mencapai tujuan. Pengertian pengawasan
yang lebih sederhana dikemukakan oleh Johnson (1973: 74) yaitu sebagai
44 Ibid, hlm. 64-65.
30
fungsi sistem yang melakukan penyesuaian terhadap rencana,
mengusahakan agar penyimpangan-penyimpangan tujuan system hanya
dalam batas-batas yang dapat ditoleransi. Dengan demikian dapat
ditegaskan bahwa sasaran pengawasan adalah perilaku individu sebagai
orang-orang yang memproses lancarnya kegiatan pembelajaran dan tidak
terjadi penyimpangan. Pengertian ini menacu pada dua hal yaitu performan
personel dalam memproses obyek dan hasil pendidikan.45
Massie (1973: 89-91) yang dikutip oleh Made Pidarta mengemukakan
bahwa prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan kontrol
atau pengawasan, ialah:
1. Tujuan kepada strategi sebagai kunci sasaran yang menentukankeberhasilan.
2. Kontrol harus menggunakan umpan balik sebagai bakan revisi dalammencapai tujuan.
3. Harus fleksibel dan resposif terhadap perubahan-perubahan kondisi danlingkungan.
4. Cocok dengan organisasi, pendidikan misalnya adalah organisasisebagai sistem terbuka.
5. Merupakan kontrol diri sendiri.6. Bersifat lansung yaitu pelaksanaan kontrol di tempat pekerja.7. Memperhatikan hakikat manusia dalam mengontrol para petugas
pendidikan.46
Pengawasan meliputi tindakan untuk menuntun dan memotivasi usaha
untuk pencapaian tujuan maupun tindakan untuk mendeteksi dan
memperbaiki pelaksanaan yang tidak efektif dan tidak efisien, menjadi
efektif dan efisien.
4. Tujuan dan Strategi kepemimpinan kepala sekolah pada Lembaga
Pendidikan Islam
Dalam rangka melakukan peran dan fungsinya sebagai manajer, kepala
sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk memberdayakan tenaga
45 Ibid, hlm. 70-71.46 Made Pidarta, Manajemen Pendidikan Indonesia, (Jakarta: PT Asdi Mahasatya, 2004), hlm.
159.
31
kependidikan melalui kerja sama atau kooperatif. Memberi kesempatan
kepada para tenaga kependidikan untuk meningkatkan profesinya dan
mendorong keterlibatan seluruh tenaga kependidikan dalam berbagai kegiatan
yang menunjang program sekolah.
a. Memberdayakan tenaga kependidikan melalui kerja sama atau kooperatifdimaksudkan bahwa dalam peningkatan profesionalisme tenagakependidikan di sekolah, kepala sekolah harus mementingkan kerja samadengan tenaga kependidikan dan pihak lain yang terkait dalammelaksanakan setiap kegiatan.
b. Memberi kesempatan kepada para tenaga kependidikan untukmeningkatkan profesinya, sebagai manajer kepala sekolah harusmeningkatkan profesi secara persuasif dan dari hati ke hati.
c. Mendorong keterlibatan seluruh tenaga kependidikan, dimaksudkanbahwa kepala harus berusaha untuk mendorong keterlibatan semua tenagakependidikan dalam setiap kegiatan di sekolah (partisipatif).47
Sejarah pertumbuhan peradapan manusia banyak menunjukkan bukti
bahwa salah satu faktor yang menentukan keberhasilan dan keberlangsungan
organisasi adalah kuat tidaknya kepemimpinan. Kegagalan dan keberhasilan
suatu organisasi banyak ditentukan oleh pemimpin karena pemimpin
merupakan pengendali dan penentu arah yang hendak ditempuh oleh
organisasi menuju tujuan yang akan dicapai. Arah yang dimaksud tertuang
dalam strategi dan taktik yang disusun dan dijalankan oleh organisasi
bersangkutan. Perumus serta penentu strategi dan taktik adalah pemimpin
dalam organisasi tersebut. Kepala sekolah sebagai pemimpin harus memiliki
kemampuan diantaranya yang berkaitan dengan disiplin pegawai, motivasi,
dan penghargaan.
a. Pembinaan disiplin
Seorang pemimpin harus mampu menumbuhkan disiplin, terutama
disiplin diri (self-discipline). Dalam kaitan ini, pemimpin harus mampu
membantu pegawai mengembangkan pola dan meningkatkan standar
47Mulyasa , Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004),hlm.103-104.
32
perilakunya, serta menggunakan pelaksanaan aturan sebagai alat untuk
menegakkan disiplin. Disiplin merupakan sesuatu yang penting untuk
menanamkan rasa hormat terhadap kewenangan, menanamkan kerjasama,
dan merupakan kebutuhan rasa hormat terhadap orang lain.
Taylor and User (1982) dalam bukunya Mulyasa mengemukakan
strategi umum membina disiplin sebagai berikut.
Konsep diri; strategi ini menekankan bahwa konsep-konsep diri setiap
individu merupakan faktor penting dari setiap perilaku. Untuk
menumbuhkan konsep diri, pemimpin disarankan bersifat empatik,
menerima, hangat, dan terbuka sehingga para pegawai dapat
mengeksplorasikan pikiran dan perasaannya dalam memecahkan
masalahnya.
Keterampilan berkomunikasi; pemimpin harus menerima perasaan
pegawai dengan teknik komunikasi yang dapat menimbulkan kepatuhan
dari dalam dirinya.
Konsekuensi-konsekuensi logis dan alami; perilaku-perilaku yang
salah terjadi karena pegawai telah mengembangkan kepercayaan yang
salah terhadap dirinya. Hal ini mendorong munculnya perilaku-perilaku
salah yang disebut misbehavior. Untuk itu pemimpin disarankan a)
menunjukkan secara tepat tujuan perilaku yang salah sehingga membantu
pegawai dalam mengatasi perilakunya, serta b) memanfaatkan akibat-
akibat logis dan alami dari perilaku yang salah.
Klarifikasi nilai; strategi ini dilakukan untuk membantu pegawai
dalam menjawab pertanyaannya sendiri tentang nilai-nilai dan membentuk
sistem nilainya sendiri.
Latihan keefektifan pemimpin; metode ini bertujuan untuk
menghilangkan metode represif dan kekuasaan, misalnya hukuman dan
ancaman melalui model komunikasi tertentu.
33
Terapi realitas; pemimpin perlu bersukap positif dan bertanggung-
jawab.
Untuk menerapkan berbagai strategi tersebut, kepala sekolah harus
mempertimbangkan berbagai situasi, dan perlu memahami faktor-faktor
yang mempengaruhinya.
b. Pembangkitan motivasi
Keberhasilan suatu organisasi atau lembaga dipengaruhi oleh berbagai
faktor, baik faktor yang datang dari dalam maupun yang datang dari
lingkungan. Dari berbagai faktor tersebut, motivasi merupakan suatu
faktor yang cukup dominan dan dapat menggerakkan faktor-faktor lain
kearah efektivitas kerja. Dalam hal tertentu motivasi sering disamakan
dengan mesin dan kemudi mobil, yang berfungsi sebagai penggerak dan
pengarah.
Setiap pegawai memiliki karakteristik khusus, yang satu sama lain
berbeda. Hal tersebut memerlukan perhatian dan pelayanan khusus pula
dari pemimpinnya, agar mereka dapat memanfaatkan waktu untuk
meningkatkan kinerjanya. Perbedaan pegawai tidakhanya dalam bentuk
fisik, tetapi juga dalam spikisnya, misalnya motivasi. Oleh karena itu,
untuk meningkatkan kinerja, perlu diupayakan untuk membangkitkan
motivasi para pegawai dan faktor-faktor lain yang mempengaruhinya.
Motivasi merupakan salah satu faktor yang turut menentukan
keefektifan kerja. Callahan and Clark (1988) mengemukakan bahwa
motivasi adalah tenaga pendorong atau penarik yang menyebabkan adanya
tingkah laku kearah tujuan tertentu. Mengacu pada pendapat tersebut,
dapat dikemukakan bahwa motivasi merupakan suatu bagian yang sangat
penting dalam suatu lembaga. Para pegawai akan bekerja dengan
sungguh-sungguh apabila memiliki motivasi yang sangat tinggi. Apabila
para pegawai memiliki motivasi yang positif, ia akan memperlihatkan
minat, mempunyai perhatian, dan ingin ikut serta dalam suatu tugas atau
34
kegiatan. Dengan kata lain, seorang pegawai akan melakukan semua
pekerjaan dengan baik apabila ada faktor pendorong (motivasi). Dalam
kaitan ini pemimpin dituntut untuk memiliki kemampuan membangkitkan
motivasi para pegawai sehingga kinerja mereka meningkat.48
c. Penghargaan
Penghargaan (rewards) sangat penting untuk meningkatkan kegiatan
yang produktif dan mengurangi kegiatan yang kurang produktif. Dengan
penghargaan, pegawai akan terangsang untuk meningkatkan kinerja yang
positif dan produktif. Penghargaan ini akan bermakna apabila dikaitkan
dengan prestasi pegawai secara terbuka sehingga setiap pegawai memiliki
peluang untuk meraihnya. Penggunaan penghargaan ini perlu dilakukan
secara tepat, efektif, dan efisien agar tidak menimbulkan dampak
negatif.49
B. Kinerja Guru
1. Pengertian kinerja guru
Istilah kinerja berasal dari kata job performance atau actual
performance (prestasi kerja atau prestasi yang sesungguhnya yang dicapai
oleh seseorang).50
Pengertian kinerja telah dirumuskan oleh beberapa ahli manajemen
antaralain sebagai berikut:
Bernardi dan russel 1993 (dalam bukunya Achmad S. Ruby)
mendefinisikan kinerja sebagai pencatatan hasil-hasil yang diperoleh dari
fungsi-fungsi pekerjaan atau kegiatan tertentu selama kurun waktu tertentu.
48 E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007),hlm.117-120.
49 Ibid, hlm.125-126.50 A. A. Anwar Prabu Mangku Negara, Managemen Sumber Daya Manusia Perusahaan,
(Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2000), hlm. 67.
35
Handoko dalam bukunya manajemen personalia dan sumberdaya
mendefinisikan kinerja sebagai proses dimana organisasi mengevaluasi atau
menilai prestasi kerja karyawan.
Prawiro suntoro, 1999 (dalam bukunya Merry Dandian Panji)
mengemukakan bahwa kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai seseorang
atau sekelompok orang dalam suatu organisasi dalam rangka mencapai tujuan
organisasi dalam periode waktu tertentu.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja
adalah sebagai hasil-hasil fungsi pekerjaan atau kegiatan seseorang atau
kelompok dalam suatu organisasi yang dipengaruhi oleh berbagai factor
untuk mencapai tujuan organisasi dalam periode waktu tertentu.51
Stone, 1978 stated in his management bode that implementation is
functions of motivation, competence and rule perception, 52(Stone, 1978
dalam bukunya Management mengemukakan bahwa kinerja adalah fungsi
dari motivasi, kecakapan dan persepsi peranan).
Anwar Prabu Mangku Negara mendefinisikan kinerja (prestasi kerja)
adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang
pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggungjawab yang
diberikannya.53 Kinerja adalah perbuatan seseorang dalam mengemban tugas
dan wewenang yang menjadi kewajiban dan tanggung jawabnya yang disertai
dengan kemampuan dan keahlian profesi.
Guru adalah “seorang yang mempunyai gagasan yang harus
diwujudkan untuk kepentingan anak didik, sehingga menunjang hubungan
sebaik-bainya dengan anak didik, sehingga menjunjung tinggi,
51 Moh. Pabundu Tika, Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja, (Jakarta: PT BumiAksara, 2008), hlm. 121.
52 Ibid, hlm. 123.53 Anwar Prabu Mangku Negara, op. cit, hlm. 67.
36
mengembangkan dan menerapkan keutamaan yang menyangkut agama,
kebudayaan dan keilmuan”.54
Guru merupakan orang yang bekerja pada bidang pendidikan dan
pengajaran yang ikut bertanggung jawab dalam membantu anak-anak
mencapai kedewasaan masing-masing sesuai dengan potensi dirinya.55
Guru merupakan komponen manusiawi dalam proses belajar mengajar
yang sangat berperan dalam mengantarkan siswa-siswanya pada tujuan
pendidikan yang telah ditentukan. Gurulah yang memikul tanggung jawab
atas keberhasilan dan kegagalan program pengajaran. Oleh karena itu,
mengajar adalah pekerjaan profesional karena menggunakan teknik dan
prosedur yang berpijak pada landasan intelektual yang harus dipelajari secara
sengaja, terencana dan kemudian dipergunakan demi kemaslahatan orang lain.
Menurut Hamzah B Uno (2008: 15) tenaga pengajar (guru) merupakan
suatu profesi, yang berarti suatu jabatan yang memerlukan keahlian khusus
sebagai guru dan tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang di luar bidang
pendidikan. Dengan demikian prihal tenaga pengajar dengan kinerjanya
adalah menyangkut seluruh aktivitas yang ditunjukkan oleh tenaga pengajar
dalam tanggung jawabnya sebagai orang yang mengemban suatu amanat dan
tanggung jawab untuk mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
memandu peserta didik dalam rangka menggiring perkembangan peserta didik
kearah kedewasaan mental-spiritual maupun fisik-biologis.
Kinerja pengajar atau guru adalah perilaku atau respons yang memberi
hasil yang mengacu kepada apa yang mereka kerjakan ketika dia menghadapi
suatu tugas. Kinerja tenaga pengajar atau guru menyangkut semua kegiatan
54 Syafruddin dan Basyiruddin Usman, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum,(Jakarta: Ciputat Press,2003), hlm. 8.
55 H. Hadari Nawawi, Organisasi Sekolah dan Pengelolaan Kelas Sebagai LembagaPendidikan, (Jakarta: Gunung Agung, 1985), hlm. 123.
37
atau tingkah laku yang dialami tenaga pengajar, jawaban yang mereka buat,
untuk memberi hasil atau tujuan.56
Berdasarkan pengertian yang dikemukakan diatas dapat disimpulkan
bahwa kinerja guru adalah prestasi yang dicapai oleh seorang guru dalam
mengelola dan melaksanakan tugas pendidikan dan pengajaran sesuai dengan
ukuran yang berlaku bagi pekerjaannya.
2. Standar kinerja guru
Penetapan standar proses pendidikan merupakan kebijakan yang
sangat penting dan strategis untuk pemerataan dan peningkatan kualitas
pendidikan. Melalui standar proses pendidikan setiap guru dan atau pengelola
sekolah dapat menentukan bagaimana seharusnya proses pembelajaran
berlangsung. Untuk mencapai standar pencapaian proses pendidikan melalui
peningkatan dan perbaikan profesional guru serta mengoptimalkan peran guru
dalam proses pembelajaran.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia kompetensi berarti kewenangan
(kekuasaan) untuk menentukan (memutuskan sesuatu). Pengertian dasar
kompetensi (competency) yakni kemampuan atau kecakapan.57 Menurut
Johnson (1974) yang dikutip dalam bukunya Wina Sanjaya menyatakan:
“competency as rational performance which satisfactorily meets the objective
for a desired condition”. Menurutnya, kompetensi merupakan perilaku
rasional guna mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi
yang diharapkan.58 Menurut Muhammad Uzer Usman kompetensi berarti
56 Martinis Yamin dan Maisah, Standarisasi Kinerja Guru, (Jakarta: Persada Press, 2010),hlm. 87.
57 Hasan Alwi, et.al, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2003), hlm.584.
58 Wina Sanjaya, strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:Kencana Prenada Media Group, 2007), hlm. 17.
38
suatu hal yang menggambarkan kualifikasi atau kemampuan seseorang baik
yang kualitatif maupun kuantitatif.59
Dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tantang Guru dan
Dosen pasal 10 dikemukakan bahwa kompetensi guru itu mencakup
kompetensi pedagogis, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan
kompetensi profesional.60
Dalam PP RI No. 19 Tahun 2005 pasal 28 ayat 1 dijelaskan bahwa
pendidikan harus memiliki kualifikasi akademik dan komperensi sebagai agen
pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional.61
Dari pengertian diatas dapat disimpulakan bahwa kompetensi guru
adalah kemampuan dasar atau kecakapan yang harus dimiliki oleh seseorang
guru yang berkaitan dengan tugas dan tanggung jawab sebagai pendidik untuk
menentukan suatu hal serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan
pendidikan nasional.
Pengelolaan adalah kemampuan atau ketrampilan untuk memperoleh
suatu hasil dalam rangka mencapai tujuan melalui kegiatan orang lain.62 Dan
pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan
lingkungannya, sehingga terjadi suatu perubahan kearah yang lebih baik.63
Jadi kompetensi pengelolaan pembelajaran adalah kemampuan atau
ketrampilan guru dalam mengatur segala sesuatu yang berkaitan dengan
proses mengajar di kelas mulai dari pembuka pelajaran sampai pada
pelaksanaan penilaian dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Sebagai
pengelola pembelajaran (learning manajer), guru berperan dalam
59 Moh Uzzer Utsman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Rosdakarya, 2000), hlm. 4.60 Undang-Undang Guru dan Dosen No. 14 Tahun 2005, hlm. 7.61 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005, hlm. 18.62 Sondang. P. Siagian, Filsafat Administrasi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), hlm. 5.63 Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), hlm.100.
39
menciptakan iklim belajar yang memungkinkan siswa dapat belajar secara
nyaman.
Kompetensi ini merupakan salah satu kompetensi dasar yang harus
dimiliki oleh guru, karena jika guru mampu melaksanakan tugas mengajarnya
dengan baik, maka kinerja guru akan dikatakan baik pula. Dan kinerja itu
sendiri dapat dilihat dari bagaimana seseorang guru dalam mengelola
pembelajaran baik sebelum proses belajar mengajar berlangsung sampai pada
saat proses pembelajaran. Sebagai mana pendapat berikut ini:
1. Menurut Nana Sudjana, kinerja guru terlihat dari keberhasilannya didalam
meningkatkan proses dan hasil belajar, yang meliputi:
a. Merencanakan program belajar mengajar.
b. Melaksanakan dan mengelola proses belajar mengajar
c. Manilai kemajuan proses belajar mengajar
d. Menguasai bahan pelajaran.64
2. Menurut Suharsimi Arikunto, kinerja guru dapat dilihat dari kegiatan
mengajar yang dilaksanakan melalui prosedur yang tepat, yaitu dengan:
a. Membuat persiapan mengajar, berupa menyusun persiapan tertulis,mempelajari pengetahuan yang akan diberikan atau ketrampilan yangakan dipraktekkan di kelas, menyiapkan media, dan alat-alatpengajaran yang lain, menyusun alat evaluasi.
b. Melaksanakan pengajaran dikelas, berupa membuka dan menutup,memberikan penjelasan, memberikan peragaan, mengoperasikan alat-alat pelajaran serta alat Bantu yang lain, mengajukan pertanyaan,memberikan jawaban melakukan program remedial.
c. Melakukan pengukuran hasil belajar, berupa pelaksanaan kuis(pertanyaan singkat), melaksanakan tes tertulis, mengoreksi,memberikan skor, menentukan nilai akhir.65
Proses belajar mengajar merupakan inti dari kegiatan pendidikan di
sekolah. Agar proses pengajaran berjalan dengan lancar salah satunya dengan
menggunakan prosedur yang tepat dalam mengajar.
64 Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algesindo,1987), hlm. 19.
65 Suharsimi Arikunto, Manajemen Pengajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 1993), hlm. 243.
40
3. Syafrudin Nurdin, menjelaskan bahwa kinerja guru itu terlihat dari
aktifitas yang dilakukan dalam mempersiapkan pengajaran dikelas, yang
meliputi:
a. Mengidentifikasi secara cermat pokok bahasan atau sub pokokbahasan yang telah digariskan dalam kurikulum.
b. Menentukan kelas atau semester dan alokasi waktu yang akandigunakan.
c. Merumuskan tujuan intruksional umum.d. Merumuskan tujuan intruksional khusus.e. Merinci materi pelajaran yang didasarkan kepada bahan pengajaran
dan GBPP dan TIK yang hendak dicapai.f. Merencanakan kegiatan belajar mengajar secara cermat, jelas dan
tegas, sistematis, logis sesuai dengan TIK dan materi pelajaran.g. Mempersiapkan dan melakukan variasi dan kebutuhan siswa lainya.h. Memilih alat peraga, sumber bahan dari buku dan masyarakat.i. Merancang secara teliti prosedur penilaian dan evaluasi.j. Menggunakan bahasa yang jelas, mudah dipahami dan sesuai dengan
EYD.k. Menyusun satuan pelajaran.66
Setelah rencana pengajaran atau satuan pelajaran siap disusun, langkah
selanjutnya yang akan dikerjakan oleh guru yaitu melaksanakan proses belajar
mengajar dikelas.
4. Suryosubroto mengemukakan bahwa kinerja guru dapat dilihat dari tugas
yang dilakukan berkenaan dengan pembelajaran atau proses belajar
mengajar yang tercakup dalam 10 kompetensi guru, yaitu:
a. Menguasai bahan pelajaranb. Mengelola program belajar mengajarc. Mengelola kelasd. Menggunakan media atau sumbere. Menggunakan lndasan-landasan pendidikanf. Mengelola interaksi-interaksi belajar mengajarg. Menilai prestasi siswah. Mengenal fungsi layanan bimbingan dan penyuluhan di sekolahi. Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolahj. Memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil penelitian
pendidikan guna keperluan pengajaran.67
66 Syafrudin Nurdin dan Basyirudin Usman, Op. Cit., hlm.90-91.
41
Kompetensi professional merupakan profil kemampuan dasar yang
harus dimiliki guru. Kompetensi tersebut dikembangkan berdasarkan analisis
tugas-tugas yang harus dilakukan guru. Oleh karena itu, sepuluh kompetensi
tersebut secara operasional akan mencerminkan fungsi dan peranan guru
dalam membelajarkan anak didik.
Dengan demikian, untuk memperoleh predikat kinerja guru dengan
baik. Maka ada banyak hal yang harus dilakukan dan diperlihatkan guru
dalam kegiatan proses belajar mengajarnya, baik pekerjaan yang sifatnya
tertulis maupun yang tidak tertulis. Sehingga sebagai guru harus bisa
memahami akan tugasnya sebagai pengelola pembelajaran, melaksanakannya,
dan berhasil dalam mengajar sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai
dengan baik sangat ditentukan oleh konsekuensi dan kepiawaian dalam
memilih strategi mengajar.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja guru
Ada banyak sekali faktor yang mempengaruhi kinerja guru. Menurut
Meier (1965), perbedaan kinerja antara orang yang satu dengan yang lainnya
didalam situasi kerja adalah perbedaan karakteristik dari individu. Disampung
itu, orang yang sama dapat menghasilkan kinerja yang berbeda dalam situasi
yang berbeda pula. Semua ini menerangkan bahwa kinerja itu pada garis
besarnya dipengaruhi oleh dua hal, yaitu faktor individu dan faktor situasi.
Mulyasa mengungkapkan beberapa model faktor yang mempengaruhi
pencapaian kinerja. Untuk memahami tentang kinerja tenaga kependidikan,
berikut disajikan beberapa pendapat menurut pengertian operasional sebagai
berikut:
67 Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar Di Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), hlm. 4-5.
42
a. Model Vroomian
Vroom mengemukakan bahwa “performance = F (Ability X
Motivasion)”. Menurut model ini kinerja seseorang merupakan fungsi
perkalian antara kemampuan (ability) dan motivasi. Hubungan perkalian
tersebut mengandung arti bahwa: jika seseorang rendah pada salah satu
komponen maka prestasi kerjanya akan rendah pula. Kinerja seseorang
yang rendah merupakan hasil dari motivasi yang rendah dengan
kemampuan yang rendah.
b. Model Lawler dan Porter
Lawler dan Porter (1976) mengemukakan bahwa: “performance =
Effort X Ability X Role perceptions”. Effort adalah banyaknya energi yang
dikeluarkan seseorang dalam situasi tertentu, abilities adalah karakteristik
individu seperti intelegensi. Ketrampilan, sifat sebagai kekuatan potensial
untuk berbuat dan melakukan sesuatu. Sedangkan role perceptions adalah
kesesuaian antara usaha yang dilakukan seseorang dengan pandangan
atasan lansung tentang yang harus dikerjakan.
c. Model Ander dan Butzin
Ander dan Butzin (1982) mengajukan model kinerja sebagai
berikut: “Future performance = past performance + (Motivation X
Ability)”. Formula terakhir menunjukkan bahwa kinerja merupakan hasil
interaksi antara motivasi dengan ability, orang yang tinggi ability-nya
tetapi rendah motivasinya, akan menghasilkan kinerja yang rendah,
demikian halnya orang yang bermotivasi tinggi tetapi ability-nya rendah.68
Dari beberapa pendapat diatas, penulis lebih sepakat menurut pendapat
Lawler dan Porter yang mana seorang pendidik menjalankan tugas harus
sesuai dengan sistem yang telah ditentikan dan hasilnya sesuai dengan apa
yang ia usahakannya.
68 Mulyasa, Op. Cit, hlm. 136-137.
43
A.A. Anwar Prabu Mangkunegara mengungkapkan bahwa faktor yang
mempengaruhi pencapaian kinerja adalah faktor kemampuan (ability) dan
faktor motivasi (motivation).
Hal ini sesuai dengan pendapat Keith Davis (1964) yang merumuskan
bahwa:
a) Humam performance = ability + motivation.
b) Motivation = Attitude + situation.
c) Ability = knowledge + skill.69
Kemampuan (ability) pegawai terdiri dari kemampuan potensi (IQ)
dan kemampuan reality (knowledge + skill). Artinya pegawai yang memiliki
IQ diatas rata-rata dengan pendidikan yang memadai untuk jabatannya dan
terampil dalam mengerjakan pejerjaan sehari-hari, maka ia akan lebih mudak
mencapai kinerja yang diharapkan. Oleh karena itu, pegawai perlu
ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya (the right man in
the right plece. The right man on the right job).70
Motivasi terbentuk dari sikap (attitude) seorang pegawai dalam
menghadapi situasi kerja. Sikap mental merupakan kondisi mental yang
mendorong diri pegawai untuk berusaha mencapai prestasi kerja secara
maksimal. Sikap mental seorang pegawai harus sikap mental yang siap secara
psikofisik (siap secara mental, fisik, tujuan dan situasi). Artinya seorang
pegawai harus siap mental, mampu secara fisik, memahami tujuan utama dan
target kerja yang akan dicapai, mampu memanfaatkan, dan menciptakan
situasi kerja.71
Menurut Syarif Mangkuprawira dan Aida Vitayala (2007: 155) kinerja
merupakan suatu kontruksi multi dimensi yang mencakup banyak faktor yang
mempengaruhinya. Faktor-faktor tersebut terdiri atas faktor instrinsik guru
69 Anwar Prabu Mangkunegara, Op. Cit. hlm. 67.70 Ibid, hlm. 67.71 Ibid, hlm. 68.
44
(personal/individual) atau SDM dan ekstrinsik, yaitu kepemimpinan, sistem,
tim, dan situasional. Uraian rincian faktor-faktor tersebut adalah sebagai
berikut:
a) Faktor personal / individual, meliputi unsur pengetahuan, ketrampilan
(skill), kemampuan, kepercayaan diri, motivasi, komitmen yang dimiliki
oleh tiap individu guru.
b) Faktor kepemimpinan, meliputi aspek kualitas manajer dan tem leader
dalam memberikan dorongan, semangat, arahan, dan dukungan kerja pada
guru.
c) Faktor tim, meliputi kualitas dukungan dan semangat yang diberikan oleh
rekan dalam satu tim, kepercayaan terhadap sesama anggota tim,
kekompakan, dan keeratan anggota tim.
d) Faktor sistem, meliputi sistem kerja, fasilitas kerja yang diberikan oleh
pimpinan sekolah, proses organisasi (sekolah) dan kultur kerja dalam
organisasi (sekolah).
e) Faktor kontekstual (situasional), meliputi tekanan dan perubahan
lingkungan eksternal dan internal.72
C. Peran Kepala Sekolah Dalam Peningkatan Kinerja Guru
Kepala sekolah meruapakan motor penggerak, penentu arah kebijakan
sekolah, yang akan menentukan bagaimana tujuan-tujuan sekolah dan pendidikan
pada umumnya direalisasikan. Dalam melaksankan tugas dan fungsinya, jajaran
pimpinan pada dinas pendidikan termasuk kepala sekolah memiliki gaya
kepemimpinan masing-masing, yang sangat mempengaruhi kinerja para tenaga
kependidikan dilingkungan kerjanya masing-masing. Kegagalan dan keberhasilan
sekolah banyak ditentukan oleh kepala sekolah, karena kepala sekolah merupakan
72 Martinis Yamin dan Maisah, Op. Cit, hlm. 129-130.
45
pengendali dan penentu arah yang hendak ditempuh oleh sekolah menuju
tujuannya.
Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Siagian dalam
bukunya Mulyasa sebagai berikut: “Arah yang hendak ditempuh oleh organisasi
menuju tujuannya harus sedemikian rupa sehingga mengoptimalkan pemanfaatan
dari segala sarana dan prasarana yang tersedia itu. Arah yang dimaksud tertuang
dalam strategi dan taktik yang disusun dan dijalankan oleh organisasi yang
bersangkutan. Perumus dan penentu strategi dan taktik tersebut adalah pimpinan
dalam organisasi tersebut”.73
Agar proses pendidikan dapat berjalan efektif dan efisien, guru
dituntut memiliki kompetensi yang memadai, baik dari segi jenis maupun isinya.
Namun, jika di selami lebih dalam lagi tentang isi yang terkandung dari setiap
jenis kompetensi, sebagaimana disampaikan oleh para ahli maupun dalam
perspektif kebijakan pemerintah, kiranya untuk menjadi guru yang kompeten
bukan sesuatu yang sederhana, untuk mewujudkan dan meningkatkan kompetensi
guru diperlukan upaya yang sungguh-sungguh dan komprehensif.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah melalui optimalisasi
peran kepala sekolah. Idochi Anwar dan Yayat Hidayat Amir (2000)
mengemukakan bahwa “ kepala sekolah sebagai pengelola memiliki tugas
mengembangkan kinerja personel, terutama meningkatkan kompetensi
profesional guru”. Perlu digarisbawahi bahwa yang dimaksud dengan kompetensi
profesional di sini, tidak hanya berkaitan dengan penguasaan materi semata, tetapi
mencakup seluruh jenis dan isi kandungan kompetensi.
Delapan peran utama kepala sekolah yaitu, sebagai : (1) manajer; (2)
educator (pendidik); (3) administrator; (4) evaluator; (5) supervisor; (6) leadership
(pemimpin); (7) inovator; dan (7) enterpreneurship;
73 Mulyasa, Op. Cit. hlm. 158-159.
46
Merujuk kepada delapan peran kepala sekolah sebagaimana
disampaikan di atas, di bawah ini akan diuraikan secara ringkas hubungan antara
peran kepala sekolah dengan peningkatan kompetensi guru.
1. Kepala sekolah sebagai manajer
Dalam mengelola tenaga kependidikan, salah satu tugas yang harus
dilakukan kepala sekolah adalah melaksanakan kegiatan pemeliharaan dan
pengembangan profesi para guru. Dalam hal ini, kepala sekolah seyogyanya
dapat memfasiltasi dan memberikan kesempatan yang luas kepada para guru
untuk dapat melaksanakan kegiatan pengembangan profesi melalui berbagai
kegiatan pendidikan dan pelatihan, baik yang dilaksanakan di sekolah, seperti
: MGMP/MGP tingkat sekolah, in house training, diskusi profesional dan
sebagainya, atau melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan di luar sekolah,
seperti : kesempatan melanjutkan pendidikan atau mengikuti berbagai
kegiatan pelatihan yang diselenggarakan pihak lain.
2. Kepala sekolah sebagai edukator (pendidik)
Kegiatan belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan dan
guru merupakan pelaksana dan pengembang utama kurikulum di sekolah.
Kepala sekolah yang menunjukkan komitmen tinggi dan fokus terhadap
pengembangan kurikulum dan kegiatan belajar mengajar di sekolahnya tentu
saja akan sangat memperhatikan tingkat kompetensi yang dimiliki gurunya,
sekaligus juga akan senantiasa berusaha memfasilitasi dan mendorong agar
para guru dapat secara terus menerus meningkatkan kompetensinya, sehingga
kegiatan belajar mengajar dapat berjalan efektif dan efisien.
3. Kepala sekolah sebagai administrator
Khususnya berkenaan dengan pengelolaan keuangan, bahwa untuk
tercapainya peningkatan kompetensi guru tidak lepas dari faktor biaya.
Seberapa besar sekolah dapat mengalokasikan anggaran peningkatan
kompetensi guru tentunya akan mempengaruhi terhadap tingkat kompetensi
para gurunya. Oleh karena itu kepala sekolah seyogyanya dapat
47
mengalokasikan anggaran yang memadai bagi upaya peningkatan kompetensi
guru.
4. Kepala sekolah sebagai evaluator
Untuk menilai kinerja guru dan staf sekolah dalam melaksanakan
tugas pokok dan tanggung jawabnya untuk meningkatkan mutu pendidikan.
Kepala sekolah membina guru dalam memanfaatkan hasil penilaian untuk
perbaikan mutu pendidikan. Evaluasi merupakan pengukuran ketercapaian
program pendidikan, perencanaan suatu program substansi pendidikan
termasuk kurikulum dan pelaksanaannya, pengadaan dan peningkatan
kempuan guru, pengelolaan pendidikan, dan reformasi pendidikan secara
keseluruhan.
5. Kepala sekolah sebagai supervisor
Untuk mengetahui sejauh mana guru mampu melaksanakan
pembelajaran, secara berkala kepala sekolah perlu melaksanakan kegiatan
supervisi, yang dapat dilakukan melalui kegiatan kunjungan kelas untuk
mengamati proses pembelajaran secara langsung, terutama dalam pemilihan
dan penggunaan metode, media yang digunakan dan keterlibatan siswa dalam
proses pembelajaran (E. Mulyasa, 2004). Dari hasil supervisi ini, dapat
diketahui kelemahan sekaligus keunggulan guru dalam melaksanakan
pembelajaran, tingkat penguasaan kompetensi guru yang bersangkutan,
selanjutnya diupayakan solusi, pembinaan dan tindak lanjut tertentu sehingga
guru dapat memperbaiki kekurangan yang ada sekaligus mempertahankan
keunggulannya dalam melaksanakan pembelajaran.
Jones dkk. sebagaimana disampaikan oleh Sudarwan Danim (2002)
mengemukakan bahwa “ menghadapi kurikulum yang berisi perubahan-
perubahan yang cukup besar dalam tujuan, isi, metode dan evaluasi
pengajarannya, sudah sewajarnya kalau para guru mengharapkan saran dan
bimbingan dari kepala sekolah mereka”. Dari ungkapan ini, mengandung
makna bahwa kepala sekolah harus betul-betul menguasai tentang kurikulum
48
sekolah. Mustahil seorang kepala sekolah dapat memberikan saran dan
bimbingan kepada guru, sementara dia sendiri tidak menguasainya dengan
baik
6. Kepala sekolah sebagai leadership (pemimpin)
Dalam teori kepemimpinan ada dua gaya kepemimpinan yaitu
kepemimpinan yang berorientasi pada tugas dan kepemimpinan yang
berorientasi pada manusia. Dalam rangka meningkatkan kompetensi guru,
seorang kepala sekolah dapat menerapkan kedua gaya kepemimpinan tersebut
secara tepat dan fleksibel, disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan yang
ada.
Kepemimpinan seseorang sangat berkaitan dengan kepribadian dan
kepribadian kepala sekolah sebagai pemimpin akan tercermin dalam sifat-sifat
sebagai barikut : (1) jujur; (2) percaya diri; (3) tanggung jawab; (4) berani
mengambil resiko dan keputusan; (5) berjiwa besar; (6) emosi yang stabil, dan
(7) teladan (E. Mulyasa, 2003).
7. Kepala sekolah sebagai inovator
Dalam kaitannya sebagi inovator kepala sekolah diharapkan mampu
memberikan inovasi-inovasi baru dalam lembaga yang dipimpinnya. Karena
melihat teknologi sekarang ini yang semakin maju, kepala sekolah diharapkan
mampu mengadakan hal-hal yang baru untuk kemajuan pendidikan.
8. Kepala sekolah sebagai enterpreneurship
Dalam menerapkan prinsip-prinsip enterpreneurship dihubungkan
dengan peningkatan kompetensi guru, maka kepala sekolah seyogyanya dapat
menciptakan pembaharuan, keunggulan komparatif, serta memanfaatkan
berbagai peluang. Kepala sekolah dengan sikap kewirauhasaan yang kuat
akan berani melakukan perubahan-perubahan yang inovatif di sekolahnya,
termasuk perubahan dalam hal-hal yang berhubungan dengan proses
pembelajaran siswa beserta kompetensi gurunya.
49
Sejauh mana kepala sekolah dapat mewujudkan peran-peran di atas,
secara langsung maupun tidak langsung dapat memberikan kontribusi terhadap
peningkatan kompetensi guru, yang pada gilirannya dapat membawa efek
terhadap peningkatan mutu pendidikan di sekolah.74
Dalam kaitannya dengan peran kepala sekolah dalam meningkatkan
kinerja tenaga kependidikan, perlu dipahami bahwa setiap kepala sekolah
bertanggung jawab mengarahkan apa yang baik bagi tenaga kependidikan, dan dia
sendiri harus berbuat baik. Kepala sekolah juga harus menjadi contoh, sabar dan
penuh pengertian. Fungsi pemimpin hendaknya diartikan seperti motto Ki Hajar
Dewantara: Ing ngarsa sung tulada, Ing madya mangun karsa, Tut wuri
handayani (di depan menjadi teladan, di tengah membina kemauan, di belakang
menjadi pendorong/memotivasi).75
Kepala sekolah merupakan motor penggerak, penentu arah kebijakan
sekolah yang akan menentukan bagaimana tujuan-tujuan sekolah dan pendidikan
pada umumnya direalisasikan, sehingga kepala sekolah dituntut untuk
mempunyai taktik atau kiat yang tepat dan senantiasa meningkatkan efektifitas
kinerjanya. Kepemimpinan kepala sekolah yang efektif dapat dilihat berdasarkan
kriteria-kriteria berikut ini:
a. Mampu memberdayakan guru untuk melaksanakan proses pembelajaran
dengan baik, lancar, dan produktif.
b. Dapat menyelesaikan tugas sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
c. Mempu menjalin hubungan yang harmonis dengan masyarakat sehingga dapat
melibatkan mereka secara aktif.
d. Berhasil menerapkan prinsip kepemimpinan yang sesuai dengan tingkat
kedewasaan guru dan pegawai lainnya.
e. Bekerja dengan tim manajemen.
74 Akhmad Sudrajat, Peran Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kompetensi Guru,http://www.psb-psma.org/content/blog/peran-kepala-sekolah-dalam-meningkatkan-kompetensi-guru,30 Maret 2010.
75 Mulyasa, Op. Cit, hlm. 160.
50
f. Berhasil mewujudkan tujuan sekolah secara produktif.
Perilaku kepala sekolah harus dapat mendorong kinerja para guru
dengan menunjukkan rasa bersahabat, dekat, dan penuh pertimbangan terhadap
para guru, baik sebagai individu maupun kelompok. Perilaku instrumental
merupakan tugas-tugas yang diorientasikan dan secara langsung diklarifikasikan
dalam peranan dan tugas-tugas para guru, sebagai individu dan sebagai kelompok.
Perilaku kepala sekolah yang positif dapat mendorong dan memotivasi guru untuk
bekerja sama dan meningkatkan kinerjanya dalam rangka mewujudkan tujuan
pendidikan. Upaya atau kiat-kiat yang dapat dilakukan oleh kepala madrasah
dalam meningkatkan kerja guru antara lain melalui, pembinaan disiplin tenaga
kependidikan, pemberian motivasi, penghargaan.76
76 Mohamad Yasin Yusuf, Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Meningkatkan KinerjaGuru, File:///D: / aq/ kepemimpinan-kepala-sekolah-17 html, 27 September 2010.
51
BAB III
STRATEGI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAMMENINGKATKAN KINERJA GURU
DI SMP ISLAM SULTAN AGUNG 1 EMARANG
A. Gambaran Umum SMP Islam Sultan Agung 1 semarang
1. Sejarah Berdiri dan Perkembangan SMP Islam Sultan Agung 1
Semarang
SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang adalah salah satu lembaga
pendidikan Islam yang berada di Kecamatan Semarang Timur. Sekolah ini
berada di bawah Yayasan Badan Wakaf Sultan Agung dengan Notaris Raden
Mas Soetomo Soeprapto, SH. No. 1989.
Keberadaan SMP Islam Sultan Agung tidak dapat dipisahkan sejarahnya
dari TK AL-Falah yang didirikan pada tahun 1950 oleh Ustadz Tahir Nuri dan
Abu Bakar Assegaf di Kampung Mustramam. Setelah berdirinya TK tersebut,
masyarakat merasa perlu untuk mendirikan sekolah-sekolah yang lebih tinggi
agar dapat menampung anak-anak mereka yang telah lulus Taman Kanak-
kanak (TK), Sekolah Rakyat (SR), atau Madrasah Ibtidaiyah (MI).
Akhirnya berkat dorongan, desakan dan bantuan infaq dari masyarakat
pada tahun 1954 berhasil didirikan SR dan Sekolah Menengah Diniyah.
Sekolah ini adalah untuk mendidik calon-calon Guru Madrasah Ibtida’iyah
dan lama pendidikannya adalah selama 4 tahun. Sebelum tahun tersebut kelas
IV pindah ke Ma’had (pondok) dan pada tahun itu sudah meluluskan Sekolah
Rakyat yang pertama.
Pada tahun 1970 oleh pihak sekolah, murid-murid kelas III dan IV
dicoba untuk diikut sertakan pada ujian Sekolah Menengah Pertama dan
ternyata hampir 100% lulus ujian. Sejak itu dengan berbagai pertimbangan
akhirnya sekolah Menengah Diniyah dirubah menjadi SMP Badan Wakaf 1 /
SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang pada tahun itu juga.
52
Adapun tujuan didirikannya SMP Badan Wakaf 1 adalah:
a. Hendak melaksanakan tujuan pendidikan Agama Islam yaitu membentuk
manusia muslim yang berakhlak mulia, cakap, percaya pada diri sendiri,
berguna bagi masyarakat, bangsa dan Negara.
b. Bersama-sama dengan potensi lain ikut mengembangkan ketrampilan,
pengalaman, pengetahuan untuk membangun masyarakat Negara Republik
Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang menyesuaikan dengan kurikulum
SMP ditambah dengan pelajaran Agama Islam dan Bahasa Arab. Berkat
pengelolaan yang baik, pada tahun 1972, sekolah ini diberi kepercayaan untuk
menyelenggarakan ujian sendiri.77
Dalam perkembangan selanjutnya karena kuantitas murid yang semakin
bertambah, sedang ruangan yang ada waktu itu sangat terbatas, maka oleh
pihak yayasan pada tahun 1988/1989 SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang
dipindahkan ke Jalan Seroja Selatan No. 14 A, yang memiliki fasilitas, sarana
dan prasarana belajar yang lebih baik.
2. Visi, Misi dan Tujuan SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang
a. Visi Sekolah
Sebagai lembaga pendidikan dasar Islam lanjutan terkemuka dalam
menanamkan nilai-nilai islam dan meletakkan dasar-dasar ilmu
pengetahuan untuk mempersiapkan kader umat yang beriman dan bertaqwa
serta menguasai dan berprestasi sehingga siap berkembang menjadi
generasi khaira ummah.
b. Misi Sekolah
Misi sekolah di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang adalah sebagai
berikut:
77 Buku Informasi SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang.
53
1) Mengembangkan konsep dinalis operasional kader generasi khaira
ummah, dan proses pendidikannya.
2) Mengembangkan kualitas bahan pendidikan dan bahan ajar sejalan
dengan niali-nilai islam dan perkembangan mutaakhir ilmu pengetahuan
dan teknologi.
3) Mengembangkan kualitas sistem, dan teknologi pendidikan dalam
pendidikan nilai-nilai islam dan penguasaan iptek, sejalan dengan
perkembangan teknologi pendidikan.
4) Membangun kualitas guru sebagai pendidik profesional yang tafaqquh
fiddin.
5) Menyelenggarakan sarana dan pra sarana pendidikan yang bermutu
tinggi.
6) Menciptakan budaya sekolah Islam.
7) Menjadikan kemajuan dan keberhasilan peserta didik dalam proses
pendidikan sebagai pusat orientasi dan tujuan yang paling diutamakam
dalam semua kegiatan.
c. Tujuan Sekolah
1) Tersusunnya konsep dinamis dan operasional tentang kader generasi
khaira ummah, dan proses pendidikannya.
2) Terselenggaranya proses pendidikan membangun kader generasi khaira
ummah.
3) Terselenggaranya prosesa peningkatan mutu bahan pendidikan niali-nilai
islam secara berkelanjutan.
4) Terselenggaranya proses peningkatan mutu bahan ajar yang teruji secara
universal dan berkelanjutan.
5) Terselenggaranya kontinuitas proses peningkatan kualitas sistem dan
metode pendidikan.
6) Terwujudnya pemanfaatan dan pemutakhiran teknologi pendidikan.
54
7) Terselenggaranya proses berkelanjutan peningkatan kualitas guru sebagai
pendidik berakhlak mulia, tafaqquh fiddin, dan teladan bagi peserta
didik.
8) Terselenggaranya proses berkelanjutan peningkatan kualitas guru dalam
penguasaan bahan pendidikan dan bahan ajar, metodologi pembelajaran,
dan teknologi pendidikan.
9) Terselenggaranya sarana dan prasarana pendidikan yang bermutu sesuai
dengan kebutuhan pendidikan bermutu tinggi.
10) Terwujudnya sistem pendidikan yang berorientasi kepada kepentingan
siswa.
11) Terwujudnya budaya sekolah islam.
12) Terlahirnya kader-kader generasi khaira ummah, yaitu para lulusan yang:
a) Berakhlak mulia
b) Hafal Al-qur’an juz 30 dengan bacaan yang benar, baik dan faham
maknanya
c) Mampu berbahasa inggris dan arab secara aktif
d) Menguasai dasar-dasar ilmu pengetahuan dan teknologi
e) Sehat dan trampil.
3. Letak Geografis
SMP Islam Sultan Agung I Semarang terletak di jalan Seroja Selatan
No. 14 A, Semarang. Terletak di pusat Kota Semarang sehingga sangat
strategis. Sangat mudah dijangkau dengan segala jenis transportasi yang ada,
sehingga diharapkan banyak menarik minat para calon siswa. Meskipun
terletak di dekat jalan raya, suasana kelas tidak terganggu dengan polusi udara
dan suara bising dari jalan raya. Hal ini karena ditunjang dengan tatanan ruang
kelas yang baik. Denah SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang terlampir.78
78 Profil SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang,2010/2011
55
4. Struktur Organisasi
Untuk memperlancar program kerja organisasi, serta terselenggaranya
kerjasama yang baik dan harmonis agar semua kegiatan dapat terkontrol dan
terorganisasi dengan balk, maka SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang
membentuk kepengurusan.
Adapun struktur organisasi SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang,
terlampir.79
5. Keadaan Guru/Karyawan dan Siswa
a. Keadaan Guru
Tenaga pengajar di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang pada tahun
ajaran 2010/ 2011 berjumlah 21 guru kelas dan bidang studi. Mereka
merupakan guru- guru yang berkompeten di bidangnya masing-masing.
Data guru tentang status, jabatan, tugas mengajar terlampir.
Tabel 3.1Data Guru/ Staf
Guru / StafJumlah
Guru
Keterangan
Guru tetap 14 S1
Guru tidak tetap 7 S1
Guru PNS dipekerjakan 0 -
Staf TU 6 SMU
b. Keadaan Karyawan
SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang memiliki 7 karyawan yang
diantaranya 4 berstatus karyawan tetap dan 3 yang berstatus karyawan tidak
tetap. Data karyawan SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang terlampir.
79 Profil SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang, 2010/2011
56
c. Keadaan Siswa
Keadaan siswa merupakan salah satu faktor yang menentukan
keberhasilan di suatu lembaga pendidikan, di mana proses belajar mengajar
berlangsung. Tanpa adanya siswa maka pembelajaran tidak akan berjalan
sebagaimana mestinya. SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang pada tahun
2010/ 2011 mempunyai siswa sebanyak 358 anak, Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.2
Data Siswa SMP Sultan Agung 1 Semarang
Tahun Ajaran 2010/ 2011
NO KELAS JUMLAH1 VII 129
2 VIII 129
3 1X 100
JUMLAH 358
Sumber: data SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang
Para siswa yang ada di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang sebagian
besar dari masyarakat sekitar kota Semarang sendiri, karena sekolahan
tersebut juga terletak di pusat kota Semarang.
d. Sarana dan Prasarana
Proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan baik dan lancar
apabila didukung dengan sarana dan prasarana. Keberadaan sarana dan
prasarana yang memadai di setiap sekolah sangatlah menunjang dan
menentukan keberhasilan pendidikan.
Adapun sarana dan prasarana yang terdapat di SMP Islam Sultan
Agung 1 Semarang terlampir.80
80 Profil SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang, 2010/2011
57
6. Kurikulum
SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang dalam proses pembelajaran
menggunakan kurikulum KTSP. Adapun rencana program kurikulum SMP
Islam Sultan Agung 1 Semarang tahun ajaran 2010/2011 terlampir.
7. Ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang
sebagai wadah untuk menyalurkan bakat dan minat siswa. Kegiatan tersebut
meliputi bidang seni, umum dan olahraga. Seperti rebana, drumband,
fotografi, presenter radio, conversation, pramuka, bola voly dan basket.
Tabel 3.3Jadwal Ekstra Kurikuler SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang
Tahun 2010- 201181
HariNo Ekstra KurikulerSenin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu
1 Pramuka (wajibbagi Kls VII)
13.15
2 Paskibra (wajibbagi pengurusOSIS)
13.15
3 Futsal 14.354 Bola volley 14.055 Basket 13.156 Tik 13.15 13.157 Percakapan Bhs
Ingg14.05
8 Qiro’ah 11.159 Rebana 13.1510 Ansamble musik 13.1511 Presenter 13.1512 Beladiri(tapak
suci) 15.00
13 Robotik
81 Profil smp islam sultan agung 1 semarang,2010/2011
58
Semua kegiatan ekstrakurikuler dilakukan setelah jam pelajaran
sekolah selesai agar tidak menganggu waktu belajar di sekolah. Ini dilakukan
agar para peserta didik bisa fokus dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler
yang diikutinya.
8. Struktur Organisasi SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang
Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang berfungsi sebagai Unit
Pelaksana Teknis (UPT) pendidikan jalur sekolah, secara garis besar memiliki
tugas dan tanggung jawab. Tugas dan tanggung jawab pimpinan dan aparatur
Sekolah SMP I Sultan Agung 1 Semarang sebagai berikut :
a. Kepala Sekolah
1) Sebagai Manajer, kepala sekolah wajib mengadakan pengelolaan
sekolah yang meliputi: merencanakan, mengorganisasikan,
mengoordinasikan, mengawasi dan mengevaluasi seluruh kegiatan
pendidikan sekolah.
2) Fungsi kepala sekolah sebagai manajer.
a) Membuat rencana kerja sekolah, memuat rencana kerja harian,
bulanan, tri wulan, semester dan tahunan.
b) Membina tercapainya kegiatan belajar mengajar dengan baik.
c) Membina dan membimbing setiap petugas dalam bidang masing-
masing.
d) Membina dan membimbing administrasi keuangan dan
administrasi perkantoran.
e) Memimpin upacara-upacara sekolah.
f) Mengatur, membina dan mendaya gunakan tenaga dan sarana yang
ada, demi tercapainya tujuan yang dikehendaki.
g) Membimbing dan membina usaha-usaha 6K (kebersihan,
keindahan, keamanan, kenyamanan, ketertiban, kerindangan)
h) Melaksanakan 12 langkah dalam melaksanakan tugas sehari-hari,
yaitu:
59
(1) Mengetahui tugas pokoknya sendiri.
(2) Mengetahui jumlah pembantunya.
(3) Mengetahui nama-nama pembantunya.
(4) Mengetahui tugas masing-masing pembantunya.
(5) Mengetahui peralatan pembantunya.
(6) Menilai pembantunya.
(7) Berani mengambil tindakan.
(8) Memperhatikan karier pembantunya.
(9) Memperhatikan kesejahteraan.
(10) Menciptakan suasana kekeluargaan.
(11) Memberikan laporan pada atasannya.
i) Mengadakan penilaian dan pengusulan promosi/kenaikan tingkat
bagi personil sesuai dengan peraturan.82
Dalam melaksanakan tugasnya sebagai kepala sekolah tidak
sepenuhnya dikerjakan oleh kepala sekolah sendiri, tetapi bisa dibantu
oleh wakil kepala sekolah.
b. Wakil Kepala Sekolah
Wakil Kepala Sekolah pada SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang
bertugas membantu Kepala Sekolah dalam kegiatan-kegiatan sebagai
berikut :
1) Membantu kepala sekolah dalam menjalankan tugas dan tanggung
jawabnya.
2) Mewakili kepala sekolah pada saat kepala sekolah berhalangan.
3) Mengatur pembagian tugas dan mengoordinasikan kegiatan-kegiatan
sekolah.
4) Mengawasi dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan sekolah.
5) Membantu menyusun kalender pendidikan dan jadwal pelajaran.
82 Dokumen Sk SMP Islam Sultan Agung 1 Semarrang,2010/2011
60
6) Mengintensifkan kegiatan semester, prota, prosem, RPP, laporan wali
kelas, dan kegiatan lainnya.
7) Menyusun daftar guru piket dan mengoordinasikan kegiatan wali
kelas.
8) Mengoordinasikan kegiatan pendidikan dan keterampilan.
9) Menyusun jadwal kegiatan evaluasi belajar.
c. Kaur Kurikulum
Kepala uirusan kurikulum bertanggung jawab dalam menyusun
program yang berhubungan dengan kegiatan belajar mengajar.
1) Menyusun dan menjabarkan kalender pendidikan
2) Menyusun pembagian tugas guru dan jadwal pelajaran
3) Mengatur penyusunan program pengajaran
4) Mengatur pelaksanaan program kurikuler dan ekstra kurikuler
5) Mengatur pelaksanaan program penilaian criteria kenaikan kelas,
kriteria kelulusan serta STTB
6) Mengatur pelaksanaan perbaikan dan pengayaan
7) Mengatur pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar
8) Mengatur pengembangan MGMP dan kordinator mata pelajaran
9) Mengatur mutasi siswa
10) Melakukan supervisi administrasi dan akademis
11) Menyusun laporan
d. Kaur Kesiswaan
Kepala urusan kesiswaan bertanggung jawab dalam mengatur
program-program yang ada di sekolah.
1) Mengatur program dan pelaksanaan bimbingan dan konseling
2) Mengatur dan mengkoordinasikan pelaksanaan 6K
3) Mengatur dan membina program kegiatan OSIS meliputi
Kepramukaan, PMR, UKS, dan mengatur kegiatan lainnya.
4) Mengatur program pesantren kilat
61
5) Mengtur kegiatan ekstra kulikuler
6) Menyusun dan mengatur pelaksanaan pemilihan siswa teladan
7) Menyelenggarakan cerdas cermat, olah raga prestasi dan kegiatan
Class meeting
8) Menyeleksi calon untuk diusulkan mendapat beasiswa
9) Mengontrol pengisian buku induk, klaper, administrasi PSB dan
absensi siswa
10) Mengatur kegiatan pelaksanaan wisata siswa
e. Kaur Sarana Prasarana
Kepala urusan sarana dan prasarana bertanggung jawab dalam
melengkepi semua kebutuhan yang ada di sekolah, tugasnya meliputi :
1) Merencanakan kebutuhan sarana untuk menunjang proses belajar
mengajar
2) Merencanakan program pengadaan
3) Mengatur pemanfaatan sarana prasarana
4) Mengelola perawatan, perbaikan dan pengisian
5) Megatur pembakuannya
6) Mengiventarisir semua sarana dan prasarana di sekolah
7) Menyusun laporan
f. Kaur humas
Kepala urusan humas bertanggung jawab dalam hubungan sosial
sekolah, tugas dan tanggung jawabnya sebagai berikut :
1) Mengatur dan mengembangkan hubungan dan komite sekolah dan
peran komite
2) Menyelenggarakan bakti sosial
3) Menyelenggarakan pameran hasil pendidikan di sekolah
4) Melaksanakan hubungan dengan instansi terkait dan dunia usaha
5) Menyusun laporan
62
g. Guru
Guru bertanggung jawab kepada kepala sekolah dan mempunyai tugas
melaksanakan proses belajar mengajar secara efektif dan efesien. Tugas
dan tanggung jawab guru meliputi:
1) Membuat perangkat program pembelajaran(AMP, Program satuan
pembelajaran, Program Rencana Pengajaran, program semesteran,
program mingguan dan lembar kerja siswa)
2) Melaksanakan kegiatan belajar
3) Melaksanakan kegiatan penilaian proses belajar, ulangan harian,
ulangan umum dan akhir
4) Melaksanakan analisis hasil ulangan harian
5) Menyusun dan melaksanakan program perbaikan dan pengayaan
6) Mengisi daftar nilai siswa
7) Melaksanakan kegiatan membimbing (pengimbasan pengetahuan)
kepada guru lain dalam kegiatan proses belajar mengajar
8) Membuat alat pelajaran/ alat peraga
9) Menumbuhkembangkan sikap menghargai karya seni
10) Mengikuti kegiatan pengembangan dan pemasyarakatan kurikulum
11) Melaksanakan tugas tertentu di sekolah
12) Mengadakan pengembangan program pengajaran yang menjadi
tanggung jawabnya
13) Membuat catatan tentang kemajuan hasil belajar siswa
14) Mengisi dan meneliti daftar hadir siswa sebelum memulai pelajaran
15) Mengatur kebersihan ruang kelas dan ruang praktikum
h. Wali Kelas
Wali kelas membantu Kepala Sekolah dalam kegiatan-kegiatan
sebagai berikut :
1) Pengelolaan kelas
2) Penyelenggaraan administrasi kelas
63
a) denah tempat duduk siswa
b) papan absensi siswa
c) daftar pelajaran kelas
d) daftar piket kelas
e) buku absensi siswa
f) buku kegiatan pembelajaran / buku kelas
g) tata tertib
3) Penyusunan / pembuatan statistik bulanan siswa
4) Pengisian daftar kumpulan nilai siswa(leger)
5) Pembuatan catatan khusus tentang siswa
6) Pencatatan mutasi siswa
7) Pengisian buku laporan penilaian hasil belajar
8) Pembagian buku laporan hasil belajar
i. Guru Bimbingan Konseling
Guru bimbingan dan konseling membantu Kepala Sekolah dalam
kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
1) Penyusunan program dan pelaksanaan bimbingan dan konseling
2) Koordinasi dengan wali kelas dalam rangka mengatasi masalah-
masalah yang dihadapi oleh siswa tentang kesulitan belajar
3) Memberikan layanan bimbingan kepada siswa agar lebih berprestasi
dalam kegiatan belajar
4) Memberikan saran dan pertimbangan kepada siswa dalam,
memperoleh gambaran tentang lanjutan pendidikan dan lapangan
pekerjaan yang sesuai.
5) Mengadakan penilaian pelaksanaan bimbingan dan konseling
6) Melaksanakan kegiatan analisis hasil evaluasi belajar
7) Menyusun dan melaksanakan program tindak lanjut bimbingan dan
konseling
8) Menyusun dan melaksanakan program tindak lanjut bimbingan dan
64
konseling
9) Menyusun laporan pelaksanaan bimbingan dan konseling.83
B. Strategi Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kinerja Guru
di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang
1. Bentuk Kepemimpinan kepala sekolah di SMP Islam Sultan Agung 1
Kepemimpinan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam
suatu organisai, karena sebagian besar keberhasilan dan kegagalan suatu
organisasi ditentukan oleh pemimpin dalam organisasi tersebut. Dalam
lembaga pendidikan formal kepala sekolah merupakan pemimpin yang sangat
penting untuk menggerakkan sekolah yang dipimpinnya, seperti halnya
kepemimpinan kepala sekolah di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang.
Kepemimpinan kepala sekolah di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang di
pimpin oleh Dra. Hj. Upi Lutfiah ini sudah berjalan cukup baik, kepala
sekolah proaktif dalam menggerakkan dan memberi contoh kepada bawahan
seperti guru dan karyawan dalam menjalankan peraturan-peraturan dan tata
tertib yang ada di sekolah tersebut.
Bentuk kepemimpinan yang diterapkan kepala sekolah di SMP Islam
Sultan Agung 1 Semarang ini lebih cenderung bersifat demokratis84, dalam
segala hal beliau sangat menginginkan masukan-masukan dari bawahan.
Peran kepala sekolah sangat penting dalam memajukan lembaga sekolah yang
dipimpinnya, karena kepala sekolah merupakan faktor penggerak dari
kegiatan-kegiatan yang berjalan disekolah tersebut, mulai dari perencanaan
program, pelaksanaan program tersebut sampai pengevaluasian, baik yang
berupa administrasi maupun dalam kegiatan KBM.
83 Dokumen SK SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang, 2010/201184 Yang dimaksud Demokrtis disini adalah pemimpin yang partisipatif, selalu berkomunikasi
dengan kelompok mengenai masalah masalah yang menarik perhatian mereka dan mereka dapatmenyumbangkan sesuatu untuk menyelesaikanya serta ikut serta dalam penetapan sasaran.
65
Kepala sekolah di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang ini dalam hal
komunikasi dengan bawahan baik itu guru, karyawan, siswa dan wali murid
sudah berjalan dengan lancar, beliau bersifat merakyat, tidak membatasi diri
semuanya berjalan dengan komunikatif dan kooperatif.85 Karena dilihat dari
kepemimpinan beliau yang bersifat demokratis, maka dalam setiap hal
kegiatan yang ada disekolah tersebut selalu meminta pendapat dari bawahan-
bawahannya.
Dalam menjalankan tugasnya sebagai kepala sekolah tidak semunya
berjalan dengan lancar, terkadang masih ada beberapa kendala yang dihadapi.
Adapun kendala yang dihadapi oleh kepala sekolah yaitu pada waktu memberi
tugas pada bawahan kadang ada kendala dalam hal komunikasi, masih adanya
rasa segan terhadap guru yang lebih tua.
2. Kinerja Guru SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang
Guru sebagai pendidik dan pengajar mempunyai tanggung jawab moral
yang tinggi, diharapkan memiliki komitmen terhadap visi, misi dan tujuan
pendidikan, seperti halnya guru di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang.
Kinerja guru di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang ini sudah cukup baik,
ini bisa dilihat dari:
a. Dalam proses belajar mengajar guru sudah mengikuti standar pendidikan
yang saat ini digunakan yaitu menggunakan kurikulum tinggkat satuan
pendidikan (KTSP).
b. Guru sudah disiplin dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik.
c. Guru juga sudah memberikan motivasi kepada para siswa untuk lebih giat
belajar.
85 Wawancara dengan Ibu Ninik Musyarofah, S.Pd salah satu guru di SMP Islam SultanAgung 1 Semarang, tanggal 5 Agustus 2010.
66
Dalam proses belajar mengajar disini guru sudah menjalankan tugasnya
dengan sebaik mungkin, tetapi terkadang masih ada yang telat masuk kelas
untuk mengajar karena mungkin adanya suatu halangan.86
Di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang ini kurikulum yang digunakan
para guru dalam proses belajar mengajar sudak menggunakan kurikulum yang
sesuai dengan standar peraturan pemerintah saat ini yaitu KTSP. Dalam
proses penyampaian pelajaran kepada para siswa di kelas sudah adanya timbal
balik antara guru dan siswa, jadi guru disini tidak hanya ceramah saja di
depan sedangkan siswa hanya diam mendengarkan saja, tetapi disini guru
sudah memberikan tanya jawab dengan siswa, agar siswa tidak merasa bosan
dengan keterangan pelajaran yang diberikan oleh guru.
Seorang guru tugasnya tidak hanya menyampaikan materi pelajaran saja,
tetapi guru juga memberi motivasi kepada para siswa. Di SMP Islam Sultan
Agung 1 Semarang ini para guru sudah memberikan motivasi kepada para
siswa, baik itu yang tidak berprestasi maupun yang sudah berprestasi. Tetapi
di sini yang lebih diperhatikan lagi kepada para siswa yang kurang mampu
dalam belajar, para siswa yang kurang mampu ini diberi motivasi dan
dorongan agar selalu giat belajar.87 Karena dengan adanya motivasi dari guru
para siswa akan lebih merasa diperhatikan.
Guru sebagai pendidik dalam menjalankan tugasnya tidak selamanya
berjalan dengan lancar, ada beberapa kelemahan guru dalam proses belajar
mengajar antara lain:
1) Tidak semua guru menguasai kurikulum yang sekarang ini sedang
digunakan.
2) Masih ada beberapa guru yang belum disiplin dalam mengajar, dikarnakan
masih ada kepentingan-kepentingan pribadi yang tidak bisa ditinggalkan.
86 Wawancara dengan Ega salah satu murid kelas 2 di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang,tanggal 5 Agustus 2010.
87 Wawancara dengan Berliana Rosanda salah satu murid kelas 2 di SMP Islam Sultan Agung1 Semarang, tanggal 5 Agustus 2010.
67
para guru disini sudah berusaha untuk lebih baik lagi dalam menjalankan
tugasnya sebagi pendidik, ini tidak terlepas dari kepala sekolah untuk selalu
memantau dan memberi motivasi kepada para guru dalam menjalankan
tuganya.
3. Strategi kepala sekolah dalam peningkatkan kinerja Guru
Kepala sekolah merupakan motor penggerak, penentu arah kebijakan
sekolah yang akan menentukan bagaimana tujuan-tujuan sekolah dan
pendidikan dapat terealisasikan, sehingga kepala sekolah dituntut untuk
mempunyai taktik atau kiat yang tepat dalam meningkatkan kinerja guru di
lembaga sekolah yang dipimpinnya. Kepala sekolah di SMP Islam Sultan
Agung 1 Semarang juga melakukan hal yang sama, beliau menjadi motor
penggerak dalam meningkatkan kinerja guru. Dengan cara memberikan
strategi yang sesuai dalam merangsang kinerja guru menjadi lebih baik antara
lain melalui pembinaan disiplin tenaga kependidikan, pemberian motivasi,
dan penghargaan.
a. Pembinaan disiplin
Kepala sekolah harus mampu membantu para guru
mengembangkan pola dan meningkatkan standar perilakunya sebagai
guru, serta menggunakan pelaksanaan aturan sebagai alat untuk
menegakkan disiplin. Disiplin disini tidak hanya untuk para siswa saja ,
tetapi guru juga harus disiplin.
b. Pemberian motivasi
Setiap guru memiliki karakteristik khusus, yang satu sama lainnya
berbeda, hal tersebut memerlukan perhatian dan pelayanan khusus pula
dari kepala sekolah, agar mereka dapat memanfaatkan waktu untuk
meningkatkan kinerjanya. Perbedaan guru tidak hanya dalam bentuk fisik,
tetapi juga dalam psikisnya, misalnya motivasi. Oleh karena itu, untuk
meningkatkan kinerja guru kepala sekolah perlu memberikan atau
68
membangkitkan motivasi para guru dan faktor lain yang
mempengaruhinya.
c. Penghargaan
Penghargaan sangat penting untuk meningkatkan kegiatan yang
produktif dan mengurangi kegiatan yang kurang produktif. Dengan
penghargaan guru akan terangsang untuk meningkatkan kinerja yang
positif dan produktif.
Adapun upaya atau kiat-kiat lain yang dapat dilakukan oleh kepala
sekolah dalam meningkatkan kerja guru antara lain dengan:
1) Memberikan dorongan timbulnya kemauan yang kuat kepada guru
agar percaya diri dan semangat dalam menjalankan tugasnya.
2) Memberi bimbingan, pengarahan dan dorongan untuk berdiri didepan
demi kemajuan dan memberikan inspirasi sekolah dalam mencapai
tujuan.
3) Membujuk dan memberi keyakinan kepada guru dalam mengerjakan
tugasnya.
4) Menghindari sikap dan perbuatan yang bersifat memaksa atau
bertindak keras dalam memberikan tugas kepada para guru.
Perilaku kepala sekolah disini dalam meningkatkan kinerja guru yaitu
dengan memberikan dorongan, bimbingan dan kepercayaan penuh kepada
para guru dalam mengerjakan tugasnya. Sebagai kepala sekolah untuk
meningkatkan kinerja guru tidak selalu berjalan dengan lancar, pastinya ada
kendala dan hambatan-hambatan antara lain:
a. Dalam hal komunikasi dengan para bawahan kadang masih ada rasa segan
atau dalam bahasa Jawanya yaitu ewoh pekewoh.
b. Masing-masing guru mempunyai kepentingan sendiri.
69
c. Sikap, latar belakang dan tingkat sosial guru yang berbeda-beda.88
Kepala sekolah merupakan komponen yang sangat penting dan
bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan, dalam kaitannya dengan
peningkatan kerja guru, kepala sekolah bertanggung jawab mengarahkan apa
yang baik untuk anggotanya sedangkan beliau sendiri harus berbuat baik.
Kepala sekolah harus menjadi contoh, sabar dan penuh pengertian.
4. Pelaksanaan peningkatan kinerja Guru
Kepala sekolah merupakan pucuk pimpinan yang ada di sekolah, kepala
sekolah harus memiliki kiat-kiat yang tepat untuk meningkatkan prestasi kerja
tenaga kependidikan disekolahnya, dengan maksud untuk mensukseskan dan
mewujudkan tujuan-tujuan pendidikan yang telah ditetapkan bersama.
Peningkatan prestasi kerja guru dilakukan dengan menggunakan pembinaan-
pembinaan terhadap para guru.
Pelaksanaan strategi kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru di
SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang ini sudah berjalan cukup lancar, mulai
dari pembinaan disiplin, pemberian motivasi, dan penghargaan. Dalam
pelaksanaan kepada guru ini sudah berjalan dengan lancar, mulai dari
berangkat ke sekolah yaitu sama dengan siswa masuk jam 06.30, karena di
SMP Islam Sultan Agung 1 ini berbasis Islam maka sebelum masuk jam
pelajaran para siswa harus baca asmaul husna di kelas masing-masing,
dilanjutkan membaca bacaan sholat dan membaca Al-Qur’an beberapa ayat
yang dipimpin oleh guru agama dengan menggunakan mikrofon. Kepala
sekolah memberikan pembinaan disiplin kepada guru ini bertujuan agar guru
bisa melakukan kegiatan pendidikan secara efektif dan efisien, maka segenap
tenaga kependidikan harus mempunyai disiplin yang tinggi dalam segala
bidang.
88 Wawancara dengan Ibu Dra. Hj. Upi Lutfiah kepala sekolah di SMP Islam Sultan Agung 1Semarang, tanggal 4 Agustus 2010.
70
Kepala sekolah sebagai pemimpin tidak hanya mengatur dan mengawasi
kerja para guru dan karyawan saja, tetapi juga memberikan motivasi kepada
guru dan karyawan lainya. Upaya yang dilakukan kepala sekolah dalam
memotivasi guru adalah dengan menciptakan situasi dan kerjasama yang
harmonis antar guru, berusaha memenuhi perlengkapan yang diperlukan guru
dalam melaksanakan tugasnya. Situasi dan hubungan kerjasama yang
harmonis di suatu sekolah memang sangat penting, dalam penerapannya
kepala sekolah menciptakan suasana terbuka maksudnya setiap guru diberi
hak untuk menyatakan pendapat dan keinginan-keinginan terhadap
perkembangan sekolah dan apabila ada masalah maka akan dipecahkan
bersama, dan juga melibatkan guru untuk berbagai kegiatan. Selain itu juga
memberikan penjelasan tentang tujuan yang harus dicapai sekolahan.
Selanjutnya kepala sekolah memberikan penghargaan kepada guru,
penghargaan yang diberikan kepala sekolah tidak berupa materi akan tetapi
berupa dukungan mental untuk terus mengembangkan potensi yang
dimilikinya, dan berupa pujian. Pengahargaan disini juga dengan
menyediakan dana untuk pekerjaan para guru agar semuanya berjalan dengan
lancar.89
Kepala sekolah di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang Juga
memberikan pelatihan bagi para guru dengan cara mengikut sertakan guru
dalam berbagai pelatihan sesuai dengan bidangnya masing-masing. selain itu
kepala sekolah juga memberikan pelatihan ESQ kepada para guru karyawan
dan para siswa, terutama siswa yang akan menghadapi ujian nasional.
Pelatihan ESQ ini bertujuan untuk melatih mental dan spiritual Agar mampu
mengontrol dirinya sendiri, mampu menemukan jati dirinya. Selain itu juga
bertjuan agar para guru, karyawan dan para siswa mempunyai motivasi
spiritual untuk membangun bangsa. Harus ada motivasi spiritual yang
89 Wawancara dengan Ibu Dra. Hj. Upi Lutfiah kepala sekolah di SMP Islam Sultan Agung 1Semarang, tanggal 4 Agustus 2010.
71
menjiwai mereka, sehingga mereka tidak hanya membangun bangsa tetapi
yang lebih penting adalah pengabdiannya.
Selain itu salah satu tugas kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja
guru adalah sebagai supervisor. Kiinerja kepala sekolah sebagai supervisor
menuntut kemampuan kepala sekolah dalam melakukan pengawasan dan
pengendalian untuk meningkatkat kualitas tenaga kependidikan.kegiatan
supervise kepala sekolah kepada guru dilakukan secara langsung maupun
tidak langsung. Supervise kepala sekolah kepada guru yang dilakukan secara
langsung yaitu dengan kunjungan atau observasi kelas pada waktu guru
mrngajar dikelas.sedangkan yang secara tidak langsung yaitu dengan
menanyakan kepada siswa bagaimana para guru dalam memberikan
pengajaran dikelas.90 Program ini selalu dijalankan oleh kepala sekolah
mengingat pentingnya peningkatan profesionalisme tenaga mengajar dan
pengembangan akademik.
90 Ibid,
72
BAB IV
ANALISIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM
MENINGKATKAN KINERJA GURU DI SMP ISLAM SULTAN
AGUNG 1 SEMARANG
A. Kepemimpinan kepala sekolah di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang
Kepala sekolah merupakan profil sentral sebagai pemimpin dalam
dunia pendidikan. Kepala sekolah tidak hanya sekedar sebagai kepala yang
selalu berhak menonjolkan kekuasaannya saja, akan tetapi lebih ditanamkan
fungsinya sebagai pemimpin. Lembaga pendidikan senantiasa mendambakan
profil pemimpin yang ideal dan dapat dijadikan contoh bagi kelompok yang
dipimpinya, dikarenakan dunia yang dipimpin adalah dunia pendidikan. Maka
kepala sekolah harus mampu menjadi contoh bagi para tenaga kependidikan
yang ada disekolahnya.
Berdasarkan data yang diperoleh dilapangan, kepemimpinan yang
terjadi di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang adalah kepemimpinan yang
demokratis, yaitu:
1. Dimana kepemimpinan disini cenderung pada melaksanakan tindakan-
tindakan yang selalu menyerap aspirasi bawahannya. Hal ini terbukti saat
rapat kerja SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang, dewan guru dilibatkan
langsung dalam menyusun program untuk kemajuan pendidikan.
2. Tidak gegabah dalam bersikap dan mengambil keputusan, selalu
mengakomodasi seluruh kekuatan yang ada secara obyektif, hal ini pula
bisa dilihat adanya komunikasi langsung antara guru dengan kepala
sekolah baik secara individu maupun kelompok.
73
3. Setiap ada suatu permasalahan selalu di diskusikan atau di
musyawarahkan kepada bawahan, kepala sekolah meminta pendapat atau
masukan-masukan dari bawahan.
Kepala SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang senantiasa
memperhatikan kebutuhan bawahan dengan berusaha menciptakan suasana
saling percaya dan mempercayai, berusaha menciptakan saling menghargai,
simpati terhadap sikap bawahan, memiliki sifat bersahabat, menumbuhkan
peran serta bawahan dalam pembuatan keputusan dan kegiatan lain, dengan
mengutamakan pengarahan diri, selain itu tumbuh pula rasa respek hormat diri
dari bawahan kepada pimpinannya. Sehingga apa yang menjadi tugas
merupakan hasil keputusan bersama dapat dilaksanakan dengan sebaik-
baiknya. Dan juga, dengan sikap pemimpin kepala sekolah membuka otonomi
terhadap guru yang seluas-luasnya untuk meningkatkan prestasi siswa.
Dalam fungsinya sebagai top manager kepala sekolah SMP Islam
Sultan Agung 1 Semarang mampu menggerakkan, mempengaruhi serta
memberikan dorongan kepada seluruh tenaga kependidikan yang ada dalam
lembaga pendidikan yang dipimpinnya untuk meningkatkan kinerjanya
sebagai pengajar atau pendidik bagi para siswa.
Dalam fungsinya sebagai organisator kepala sekolah SMP Islam
Sultan Agung 1 Semarang tetap menetapkan organisasi yang efektif yaitu
dengan teaching by doing atau perintah dengan secara lansung, karena
perintah secara langsung oleh kepala sekolah dianggap efektif, melihat guru-
guru sebagai sosok manusia yang banyak contoh figur bagi siswa, metode ini
bukan hanya dalam organisasi saja, namun dalam intervensinya sebagai top
leader kepada perencanaan dan sekaligus general kontrol kepada pekerjaan-
pekerjaan bawahan.
Kepala sekolah sebagai administrator, yaitu melaksanakan fungsi yang
diterapkan dalam kegiatan-kegiatan sekolah yang dipegang antara lain
membuat rencana atau program tahunan, menyusun organisasi sekolah,
74
melaksanakan, mengkoordinasi dan mengarahkan, serta melaksanakan
pengolahan pengevaluasian. Dalam program tahunan yang dibuat kepala
sekolah SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang meliputi program pengajaran,
kesiswaan, kepegawaian, keuangan, dan kelengkapan sarana dan prasarana
sekolah.
Kepala sekolah sebagai supervisor adalah memberikan pujian dan
penghargaan kepada para guru yang berprestasi, walaupun sekedar dengan
ucapan yang dapat memberi semangat kepada para guru untuk lebih giat
dalam melakukan kerja.
Kepala sekolah SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang telah
menjalankan tugasnya dengan baik yaitu memberikan dorongan kepada guru-
guru agar aktif bekerja menurut prosedur dan metode tertentu, sehingga
pekerjaan itu berjalan denga lancar dan mencapai sasaran.
Untuk dapat menjalankan tugasnya dengan baik, seorang kepala
sekolah harus memiliki ketrampilan-ketrampilan tidak saja dibidang
administrasi saja, melainkan juga harus memiliki kemampuan memimpin,
mengorganisir, mampu memberi motivasi dan dorongan kepada guru, tenaga-
tenaga kependidikan, serta para siswa untuk belajar lebih giat, sehingga siswa
dapat memperoleh prestasi dengan baik dan keberhasilan sekolahpun juga
akan meningkat dengan cepat.
Supaya hal-hal tersebut di atas dapat terlaksana, seorang kepala
sekolah harus memiliki tiga macam ketrampilan. Pertama, ketrampilan
organisasi. Wujud nyata dari ketrampilan ini adalah bagaimana kepala sekolah
mampu merumuskan visi dan misi sekolah yang selanjutnya dijabarkan dalam
sebuah program pendidikan yang pelaksanaannya disusun sedemikian rupa
dalam sebuah rangka organisasi yang tersusun dalam sebuah program
pendidikan yang rapi dan sistematis. Kedua ketrampilan manusiawi, yaitu
ketrampilan untuk bekerjasama, memotivasi dan memimpin. Dan yang ketiga
ketrampilan teknik, yaitu ketrampilan dalam menggunakan pengetahuan,
75
metode, teknik, serta perlengkapan untuk menyelesaikan tugas-tugas
tertentu.91
Jabatan kepala sekolah bukan merupakan jabatan struktural maupun
jabatan fungsional, melainkan jabatan tambahan yang diberikan oleh guru-
guru sekolah yang memiliki kualifikasi tertentu dan terpilih oleh mekanisme
pemilihan yang ditentukan. Dalam kepemimpinan SMP Islam Sultan Agung 1
Semarang tercatat seorang kepala sekolah yaitu Ibu Hj. Upi Lutfiah.
Adanya kepemimpinan tersebut di atas kiranya sangat bermanfaat bagi
kepala sekolah SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang untuk melaksanakan
tugas-tugasnya sebagai pemimpin yang lebih baik dan lebih berhati-hati agar
mampu meningkatkan kinerja guru atau karyawan dan juga meningkatkan
prestasi siswa secara optimal yang sebagian dari tujuan pendidikan.
B. Kinerja Guru di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang
Guru merupakan komponen paling menentukan dalam sistem
pendidikan secara keseluruhan, yang harus mendapat perhatian sentral,
pertama, dan utama. Figur yang satu ini akan senantiasa menjadi sorotan
strategis ketika berbicara masalah pendidikan, karena guru selalu terkait
dengan komponen manapun dalam sistem pendidikan. Guru memegang peran
utama dalam pembangunan pendidikan, khususnya yang diselenggarakan
secara formal di sekolah. Guru juga sangat menentukan keberhasilan peserta
didik, terutama dalam kaitannya dengan proses belajar mengajar. Guru
merupakan komponen yang paling berpengaruh terhadap terciptanya proses
dan hasil pendidikan yang berkualitas.
SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang merupakan lembaga pendidikan
yang berbasis Islam, yang bernaung di bawah Yayasan Badan Wakaf Sultan
Agung. Dimana dalam pembelajarannya mengutamakan nilai-nilai keislaman,
91 E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), hlm.125.
76
hal ini terbukti adanya program BUSI (Budaya Sekolah Islami) di lembaga
tersebut.
Dalam kaitanya dengan kinerja guru, di SMP Islam Sultan Agung 1
Semarang para guru di sana sudah melakukan kerja yang cukup baik, ini bisa
dilihat:
d. Dalam proses belajar mengajar guru sudah mengikuti standar pendidikan
yang saat ini digunakan yaitu menggunakan kurikulum tinggkat satuan
pendidikan (KTSP).
e. Guru sudah disiplin dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik.
f. Guru juga sudah memberikan motivasi kepada para siswa untuk lebih giat
belajar.
Agar proses pendidikan dapat berjalan efektif dan efisien, guru
dituntut memiliki kompetensi yang memadai, baik dari segi jenis maupun
isinya. Namun, jika di selami lebih dalam lagi tentang isi yang terkandung
dari setiap jenis kompetensi, sebagaimana disampaikan oleh para ahli maupun
dalam perspektif kebijakan pemerintah, kiranya untuk menjadi guru yang
kompeten bukan sesuatu yang sederhana, untuk mewujudkan dan
meningkatkan kompetensi guru diperlukan upaya yang sungguh-sungguh dan
komprehensif.
Guru sebagai pendidik dalam menjalankan tugasnya tidak selamanya
berjalan dengan lancar, di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang masih ada
beberapa kelemahan guru dalam proses belajar mengajar antara lain:
3) Tidak semua guru menguasai kurikulum yang sekarang ini sedang
digunakan.
4) Masih ada beberapa guru yang belum disiplin dalam mengajar, dikarnakan
masih ada kepentingan-kepentingan pribadi yang tidak bisa ditinggalkan.
Dengan demikian, untuk memperoleh predikat kinerja guru dengan
baik. Maka ada banyak hal yang harus dilakukan dan diperlihatkan guru
dalam kegiatan proses belajar mengajarnya, baik pekerjaan yang sifatnya
77
tertulis maupun yang tidak tertulis. Sehingga sebagai guru harus bisa
memahami akan tugasnya sebagai pengelola pembelajaran, melaksanakannya,
dan berhasil dalam mengajar sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai
dengan baik sangat ditentukan oleh konsekuensi dan kepiawaian dalam
memilih strategi mengajar.
Seorang guru tugasnya tidak hanya menyampaikan materi pelajaran
saja, tetapi guru juga memberi motivasi kepada para siswa. Di SMP Islam
Sultan Agung 1 Semarang ini para guru sudah memberikan motivasi kepada
para siswa, baik itu yang tidak berprestasi maupun yang sudah berprestasi.
Tetapi di sini yang lebih diperhatikan lagi kepada para siswa yang kurang
mampu dalam belajar, para siswa yang kurang mampu ini diberi motivasi dan
dorongan agar selalu giat belajar. Karena dengan adanya motivasi dari guru
para siswa akan lebih merasa diperhatikan.
C. Kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru
Secara teoritik kepemimpinan pada dasarnya kemampuan
menggerakkan, memberikan motivasi dan mempengaruhi orang-orang yang
bersedia melakukan tindakan-tindakan yang terarah pada tercapainya tujuan
melalui keberanian pengambilan keputusan tentang kegiatan yang harus
dilakukan.
Pendekatan perilaku merupakan konsep kepemimpinan yang sesuai
dengan prinsip-prinsip mendidik. Tidak seorangpun akan mengingkari bahwa
salah satu pendidikan adalah mengubah tingkah laku, apakah itu tingkah laku
siswa ataupun tingkah laku subyek didik lainnya. Setiap pendidik didalam
melakukan tugasnya perlu memperhatikan dan menyesuaikan diri dengan
perilaku subyek didiknya. Baik perilaku subyek didiknya, baik perilaku
sebagai individu maupun perilaku sebagai kelompok.92
92 Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: PT RemajaRosdakarya, 1995), hlm. 46.
78
Jadi kepemimpinan pendidikan adalah segenap kegiatan dalam usaha
mempengaruhi orang lain yang ada dilingkungan pendidikan pada situasi
tertentu agar orang lain melalui kerja sama mau bekerja dengan penuh rasa
tanggung jawab dan ikhlas demi tercapainya tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan.93
Kepala sekolah merupakan motor penggerak, penentu arah kebijakan
sekolah, yang akan menentukan bagaimana tujuan-tujuan sekolah dan
pendidikan pada umumnya direalisasikan. Disamping itu kepala sekolah juga
berperan penting dalam meningkatkan kinerja guru dan prestasi siswa.
Berkenaan dengan ini kepala sekolah harus mampu menjadi pemimpin yang
dapat memberi contoh dalam memotivasi peserta didik untuk meningkatkan
rasa cinta terhadap ilmu pengetahuan.
Kepemimpinan kepala sekolah dalam kaitanya dengan peningkatan
kinerja guru adalah segala upaya yang dilakukan dan hasil yang dapat dicapai
oleh kepala sekolah dalam mengimplementasikan manajemen sumberdaya
pengajar disekolah dalam mewujudkan tujuan pendidikan. Kepala sekolah
mempunyai kedudukan dan fungsi untuk mengarahkan dan mendorong
bawahannya agar tugas dan kegiatan disekolah dapat berjalan dengan baik,
efektif dan efisien. Sebagai manajer dialah yang membuat perencanaan,
mengatur pelaksanaan, mengendalikan dan mengawasi pelaksanaan tugas-
tugas, serta menyusun laporan pelakasnaan kegiatan dari kepala sekolah
tersebut. Namun demikian, dilingkungan sekolah juga terdapat tuntutan agar
kepala sekolah juga mampu untuk berkomunikasi serta mampu memobilisasi
partisipasi masyarakat.
Kepala sekolah di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang juga melakukan
hal yang sama, beliau menjadi motor penggerak dalam meningkatkan kinerja
guru. Dengan cara memberikan strategi yang sesuai dalam merangsang
93 U. Husna Asmara, Pengantar Kepemimpinan Pendidikan, (Jakarta: Ghalia Indonesia,1985), hlm. 18.
79
kinerja guru menjadi lebih baik antara lain melalui pembinaan disiplin tenaga
kependidikan, pemberian motivasi, dan penghargaan.
a. Pembinaan disiplin
Dalam kaitannya dengan disiplin, Kepala sekolah SMP Islam
Sultan Agung 1 Semarang sudah menegakkan disiplin kepada para guru
agar berangkat lebih awal dari siswanya, disini dikenakan adanya jadwal
untuk pengajaran BTA (baca tulis Al-qur’an) serta bacaan solat. Disiplin
disini tidak hanya untuk para siswa saja , tetapi guru juga harus disiplin
untuk memberikan contoh kepada para siswa.
b. Pemberian motivasi
Kepala sekolah di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang selalu
memberikan motivasi kepada para guru, karyawan dan para siswanya.
Karena setiap guru memiliki karakteristik khusus, yang satu sama lainnya
berbeda, hal tersebut memerlukan perhatian dan pelayanan khusus pula
dari kepala sekolah, agar mereka dapat memanfaatkan waktu untuk
meningkatkan kinerjanya. Perbedaan guru tidak hanya dalam bentuk fisik,
tetapi juga dalam psikisnya, misalnya motivasi. Oleh karena itu, untuk
meningkatkan kinerja guru kepala sekolah perlu memberikan atau
membangkitkan motivasi para guru dan faktor lain yang
mempengaruhinya.
c. Penghargaan
Penghargaan yang diberikan kepala sekolah SMP Islam Sultan
Agung 1 Semarang kepada para bawahannya sangat penting untuk
meningkatkan kegiatan yang produktif dan mengurangi kegiatan yang
kurang produktif. Dengan penghargaan guru akan terangsang untuk
meningkatkan kinerja yang positif dan produktif. Walaupun penghargaan
ini hanya berupa ucapan atau pujian yang bisa menambah semangat
kinerjanya lagi, serta mengatur pemberian gaji guru pada setiap awal
bulan.
80
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, kepala sekolah memiliki
gaya kepemimpinan masing-masing yang sangat mempengaruhi kinerja para
tenaga kependidikan dilingkungan kerjanya masing-masing. Kegagalan dan
keberhasilan sekolah banyak ditentukan oleh kepala sekolah, karena kepala
sekolah merupakan pengendali dan penentu arah yang hendak ditempuh oleh
sekolah menuju tujuannya.
Adapun upaya atau kiat-kiat lain yang di lakukan kepala sekolah SMP
Islam Sultan Agung 1 Semarang dalam meningkatkan kerja guru antara lain
dengan:
1) Memberikan dorongan timbulnya kemauan yang kuat kepada guru
agar percaya diri dan semangat dalam menjalankan tugasnya.
2) Memberi bimbingan, pengarahan dan dorongan untuk berdiri didepan
demi kemajuan dan memberikan inspirasi sekolah dalam mencapai
tujuan.
3) Membujuk dan memberi keyakinan kepada guru dalam mengerjakan
tugasnya.
4) Menghindari sikap dan perbuatan yang bersifat memaksa atau
bertindak keras dalam memberikan tugas kepada para guru.
Kepala sekolah di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang Juga
memberikan pelatihan bagi para guru dengan cara mengikut sertakan guru
dalam berbagai pelatihan sesuai dengan bidangnya masing-masing. selain itu
kepala sekolah juga memberikan pelatihan ESQ kepada para guru karyawan
dan para siswa, terutama siswa yang akan menghadapi ujian nasional.
Pelatihan ESQ ini bertujuan untuk melatih mental dan spiritual Agar mampu
mengontrol dirinya sendiri, mampu menemukan jati dirinya. Selain itu juga
bertujuan agar para guru, karyawan dan para siswa mempunyai motivasi
spiritual untuk membangun bangsa. Harus ada motivasi spiritual yang
menjiwai mereka, sehingga mereka tidak hanya membangun bangsa tetapi
yang lebih penting adalah pengabdiannya.
81
Selain itu salah satu tugas kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja
guru adalah sebagai supervisor. Kinerja kepala sekolah sebagai supervisor
menuntut kemampuan kepala sekolah dalam melakukan pengawasan dan
pengendalian untuk meningkatkat kualitas tenaga kependidikan. Kegiatan
supervisor kepala sekolah di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang kepada
guru dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Program ini selalu
dijalankan oleh kepala sekolah mengingat pentingnya peningkatan
profesionalisme tenaga mengajar dan pengembangan akademik.
Untuk mengetahui kinerja guru apakah sudah berjalan dengan baik atau
tidak, kepala sekolah SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang melakukan
evaluasi setiap satu semester sekali, dan pada akhit tahun juga ada evaluasi
lagi serta penyusunan program kerja. Selain itu juga adanya pembinaan
kepada para guru ini dilakukan setiap satu bulan sekali. Supervisi kepada para
guru tidak hannya dilakukan oleh kepala sekolah saja, tetapi juga dari yayasan
juga melakukan supervisi. Karena SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang
berdiri dibawah naungan Yayasan Badan Wakaf Sultan Agung.
Sebagai kepala sekolah SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang untuk
meningkatkan kinerja guru tidak selalu berjalan dengan lancar, pastinya ada
kendala dan hambatan-hambatan antara lain:
a. Dalam hal komunikasi dengan para bawahan kadang masih ada rasa segan
atau dalam bahasa Jawanya yaitu ewoh pekewoh.
b. Masing-masing guru mempunyai kepentingan sendiri.
c. Sikap, latar belakang dan tingkat sosial guru yang berbeda-beda.
Kepala sekolah merupakan komponen yang sangat penting dan
bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan, dalam kaitannya dengan
peningkatan kerja guru, kepala sekolah bertanggung jawab mengarahkan apa
yang baik untuk anggotanya sedangkan beliau sendiri harus berbuat baik.
Kepala sekolah harus menjadi contoh, sabar dan penuh pengertian.
82
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah penulis mengkaji dan mengadakan analisa tentang strategi
kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru di SMP Islam
Sultan Agung 1 Semarang, maka penulis dapat menyimpulkan gambaran singkat
dari penelitian skripsi ini sebagai berikut:
1. Kepala sekolah SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang telah menunjukkan
kepemimpinannya dengan gaya demokratis, terlihat dari:
a. Dimana kepemimpinan disini cenderung pada melaksanakan tindakan-
tindakan yang selalu menyerap aspirasi bawahannya.
b. Tidak gegabah dalam bersikap dan mengambil keputusan.
c. Setiap ada suatu permasalahan selalu di diskusikan atau di
musyawarahkan kepada bawahan.
Kepemimpinan kepala sekolah dalam pembinaan untuk meningkatkan
kinerja guru yang dilakukan kepala sekolah SMP Islam Sultan Agung 1
Semarang yaitu:
1) Pembinaan disiplin dengan cara memberi pengarahan, menjadi teladan
bagi guru dan para peserta didik. Selain itu juga mengadakan dan
menyuruh guru untuk mengikuti seminar dan pelatihan, bekerja sama
dengan lembaga pendidikan lain, mendatangkan para ahli, memberi
kesempatan kepada para guru untuk melanjutkan pendidikan,
menempatkan guru pada proporsi yang tepat, mengevaluasi kerja guru,
memberi kesempatan kepada guru untuk saling mengadakan supervisi,
menyediakan dan mengoptimalkan sarana dan perlengkapan pendidikan.
2) Pemberian motivasi kepada para guru dengan menciptakan situasi dan
kerjasama yang harmonis antar guru, melibatkan guru dalam setiap
kegiatan sekolah, memberi hak kepada guru untuk mengeluarkan pendapat
80
83
untuk perkembangan-perkembangan sekolah, berusaha untuk memenuhi
keinginan-keinginan guru dan melengkapi segala kebutuhan yang
diperlukan dalam menjalankan tugasnya.
3) Pemberian penghargaan atau kesejahteraan kepada guru untuk
meningkatkan kinerja yaitu: pertama peningkatan kesejahteraan mental
dengan cara menciptakan iklim sekolah yang aman, damai, menerapkan
prinsip kekeluargaan dan komunikasi dengan didasari niat ibadah,
pengabdian dan ikhlas, memperlakukan guru sebagai partner dan
mengakui keberadaannya dan segala kemampuan yang dimilikinya.
Kedua, peningkatan kesejahteraan yang berupa materi dengan cara
mengatur pemberian gaji guru pada setiap awal bulan.
2. Dalam pelaksanaannya untuk meningkatkan kinerja guru, kepala sekolah
sudah mengikutkan para guru setiap ada pelatihan-pelatihan sesuai dengan
bidang studi yang dimilikinya. selain itu kepala sekolah juga memberikan
pelatihan ESQ kepada para guru dan karyawan. Pelatihan ESQ ini bertujuan
untuk melatih mental dan spiritual Agar mampu mengontrol dirinya sendiri,
mampu menemukan jati dirinya. Selain itu juga bertujuan agar para guru,
karyawan dan para siswa mempunyai motivasi spiritual untuk membangun
bangsa.
B. Saran-saran
Berdasarkan permasalahan yang penulis bahas dalam skripsi ini yaitu
mengenai strategi kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatklan kinerja
guru di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang, maka penulis akan menyampaikan
saran sebagai berikut:
a. Dalam upaya meningkatkan kinerja guru, kepala SMP Islam Sultan Agung 1
Semarang disarankan untuk benar-benar memahami sekaligus menerapkan
fungsi dan peranannya. Kepala sekolah disarankan untuk selalu berusaha
meningkatkan strategi dalam membina, memotivasi, dan meningkatkan
84
kesejahteraan guru, mengetahui kelemahan atau hambatan yang ada serta
berusaha mengatasi hambatan yang ada.
b. Dalam rangka meningkatkan kinerja, guru disarankan untuk selalu berusaha
meningkatkan kompetensi profesionalnya dengan cara: mengikuti pembinaan-
pembinaan, pelatihan-pelatihan, seminar-seminar baik yang diadakan di
sekolah maupun di luar sekolah, dan berusaha untuk membangkitkan motivasi
terutama motivasi yang berasal dari diri guru sendiri.
c. Kepala sekolah hendaknya melakukan segala upaya agar mampu
mempertahankan tipe demokratis, sehingga dapat membangun kewibawaan
seorang pemimpin, karena dengan kewibawaan, para guru dan siswa akan
merasa nyaman berada dibawah asuhannya.
d. Walaupun kepemimpinan kepala sekolah SMP Islam Sultan Agung 1
Semarang sudah dianggap telah melaksanakan kepemimpinan dengan baik.
Namun tak ada gading yang tak retak, dan tentunya dalam kelebihan tersebut
pasti terdapat kekurangan, maka disarankan kepada kepala sekolah untuk
lebih meningkatkan lagi kepemimpinannya, karena kepemimpinannya sangat
diperlukan oleh siswa, guru bahkan karyawan.
C. Penutup
Dengan mengucapka puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat
Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat yang tak terhingga sehingga penulis
mampu menyelesaikan penyususnan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari
sebuah harapan kesempurnaan, kekurangan ini tak lain adalah karena keterbatasan
yang ada pada diri penulis serta beberapa faktor lainnya, oleh karena itu koreksi,
kritik, dan saran yang membangun dari pembaca sangat penulis harapkan demi
penyempurnaan karya skripsi ini.
Akhirnya dengan mengucapkan Alhamdulillah penulis sangat berharap
semoga penulis dapat mengambil pelajaran dari segala apa yang telah penulis
85
dapatkan dan amalkan dalam masa studi ini., serta semoga karya ini mampu
memberikan manfaat bagi setiap pembaca sehingga mampu membuka cakrawala
tentang kepemimpinan kepala sekolah.
Dan akhir dari yang terakhir, hanya kepada Allah SWT penulis dapat
berserah diri dan hanya kepada-Nya penulis memohon segala bimbingan dan
pertolongan. Amin
86
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan, et.al, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2003.
Arikunto, Suharsimi, Manajemen Pengajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 1993.
, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta:
Rineka Cipta, 2002.
Asmara, U. Husna, Pengantar Kepemimpinan Pendidikan, Jakarta: Ghalia Indonesia,
1985.
Buku Informasi SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang.
Bush, Tony dan Marianne Coleman, Manajemen Strategi Kepemimpinan
Pendidikan,terj. Fahrurrozi, Yogyakarta: Ircisod, 2008.
Damayanti, Sri, Profesionalisme Kepemimpinan Kepala Sekolah,
http://Akhmadsudrajat. Wordpress. Com/2008/07/18/Profesionalisme-
Kepemimpinan-Kepala-Sekolah/, 30 Maret 2010.
Departemen Agama Republik Indonesia, Al Qur an dan Terjemahnya, Semarang: PT.
Thoha Putra, 1998.
Depdiknas, kamus besar bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2005.
Dokumen Sk SMP Islam Sultan Agung 1 Semarrang,2010/2011
Echols, John M. dan Hasan Shadily, Kamus Inggris Indonesia, Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama, 2005.
Fatah, Nanang, Landasan Manajemen Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2006.
Ginanto, Dion Eprijum, Profesionalisme Kepala Sekolah Dalam Perbaikan Mutu
Pendidikan, http://dionginanto.blogspot.com/2009/03/profesionalisme-
kepala-sekolah-dalam.html, 24 Maret 2010.
Handoko, T. Hani, Manajemen, Yogyakarta: BPFE, 2003.
Hidayat, Ara dan Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan, Bandung: Pustaka Educa,
2010.
87
http:/strategi kepemimpinan/konsep-strategi-definisi-perumusan.html, (senin, 20-12-
2010).
http://faculty.ksu.edu.sa/Hassan/Courses. (selasa, 28-12-2010).
Komari, Aan dan Cepi Triana, Visioneriy Leadership Menuju Sekolah Efektif, Jakarta:
Bumi Aksara, 2006.
Margono, S, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2004.
Moekijat, Kamus Manajemen, Bandung: Penerbit Alumni, 1984.
Moleong, Lexi. J, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya,
2002.
muhadjir, Noeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, Yogyakarta: Rake Sarasin, 1996.
Mulyasa , Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004.
, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004.
, Manajemen Berbasis Sekolah, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2003.
Mushtafa, Ahmad Al-Maraghi, Terjemah Tafsir Al-Maraghi, Semarang: CV. Toha
Putra, 1986.
Nawawi, Hadari, Administrasi Pendidikan, Jakarta: PT.Toko Gunung Agung, 1997.
, Organisasi Sekolah dan Pengelolaan Kelas Sebagai Lembaga
Pendidikan, Jakarta: Gunung Agung, 1985.
Negara, A. A. Anwar Prabu Mangku, Managemen Sumber Daya Manusia
Perusahaan, Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2000.
Nurkolis. Manajemen Berbasis Sekolah, Jakarta: PT.Grasindo, 2005.
Nurudin, Syafrudin dan Basyiruddin Usman, Guru Professional dan Implementasi
Kurikulum, Jakarta: Ciputat Press, 2003.
Oxford Learner’s Pocket,( New York: Dictionary,
Panitia istilah manajemen lembaga pendidikan dan pembinaan manajemen, Kamus
Istilah Manajemen , Jakarta: Balai Aksara, 1983.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005.
Pidarta, Made, Manajemen Pendidikan Indonesia, Jakarta: PT Asdi Mahasatya, 2004.
Profil SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang, 2010/2011
88
Purwanto, Ngalim, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Bandung: PT. Rem,aja
Rosdakarya, 2008.
Sagala, Saiful, Administrasi Pendidikan Kontemporer, Bandung: CV.Alfabeta, 2000.
, Manajemen Strategic Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan,
Bandung: Alfabeta, 2007.
, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan, Bandung:
Alfabeta, 2008.
Sanjaya, Wina, strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007.
Siagian, Sondang, Filsafat Administrasi, Jakarta: Bumi Aksara, 2003.
Soetjipto dan Raflis Kosasi, Profesi Keguruan, Jakarta: PT Rineka Cipta, 1999.
Sudjana, Nana, Dasar-dasar Proses Belajar mengajar, Bandung: Sinar Baru
Algesindo, 1987.
Sudrajat, Akhmad, Peran Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kompetensi Guru,
http://www.psb-psma.org/content/blog/peran-kepala-sekolah-dalam-
meningkatkan-kompetensi-guru, 30 Maret 2010.
Suryabrata, Sumadi, Metodologi Penelitian, Jakarta: Raja Grafindo Press, 1995.
Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar Di Sekolah, Jakarta: Rineka Cipta, 1997.
Tika, Moh. Pabundu, Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja, Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2008.
Toha, Miftah, Kepemimpinan Dalam Manajemen, Jakarta: Rajawali Pers, 1990.
Undang-Undang Guru dan Dosen No. 14 Tahun 2005.
Utsman, Moh Uzzer, Menjadi Guru Profesional, Bandung: Rosdakarya, 2000.
Wahyosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan
Permasalahannya, Jakarta:Raja Grafindo Persada, 2001.
Wawancara dengan Berliana Rosanda salah satu murid kelas 2 di SMP Islam Sultan
Agung 1 Semarang, tanggal 5 Agustus 2010.
Wawancara dengan Ega salah satu murid kelas 2 di SMP Islam Sultan Agung 1
Semarang, tanggal 5 Agustus 2010.
89
Wawancara dengan Ibu Dra. Hj. Upi Lutfiah kepala sekolah di SMP Islam Sultan
Agung 1 Semarang, tanggal 4 Agustus 2010.
Wawancara dengan Ibu Ninik Musyarofah, S.Pd salah satu guru di SMP Islam Sultan
Agung 1 Semarang, tanggal 5 Agustus 2010.
Webbster’s Unabridged Dictionary Of The English Language, New York: Porland
House, 1989.
Williams, Chuck, Management, united states of America: South-Western College
Publishing, 2000.
Yamin, Martinis dan Maisah, Standarisasi Kinerja Guru, Jakarta: Persada Press,
2010.
Yusuf, Mohamad Yasin, Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Meningkatkan
Kinerja Guru, File:///D: / aq/ kepemimpinan-kepala-sekolah-17 html, 27
September 2010.
Yusuf, Musfirotun, Manajemen Pendidikan Sebuah Pengantar, Pekalongan: STAIN
Pekalongan Press, 2009.
90
DAFTAR RIWAYAT PENDIDIKAN
Nama : Istikomah
Tempat & Tanggal Lahir : Jambi, 03 Nopember 1988
Alamat : Jl. Tulang Bawang, Unit 3, Rimbo Bujang, Tebo,
Jambi
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
JENJANG PENDIDIKAN :
1. SDN Rimbo Mulyo Jambi Tahun Lulus 2000
2. MTs Futuhiyyah-2 Mranggen Tahun Lulus 2003
3. MA Futuhiyyah-2 Mranggen Tahun Lulus 2006
4. IAIN Walisongo Semarang Angkatan 2006
Demikian daftar riwayat pendidikan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan
semoga dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Semarang,01 Desember 2010
IstikomahNIM. 63311013
91
DENAH SMP ISLAM SULTAN AGUNG 1 SEMARANG U
H
LAPANGAN PARKIR
KOSONG
KELAS7D
KELAS 7C
KELAS 7B
KELAS 7A
KELAS 8D
KELASBC
KELAS8B
KELAS8A
K
LAPA
NG
AN
SEPAK
BO
LA
G
F
E
D
C
B
A
PERPUS 9C 9B 9A RUANGGU
LABORAT O P Q R S AULA
M N
V
X
X
UDapur
YW
KETERANGANA. Ruang Koperasi F. R. BK K. Kantin 1 P. R. Multimedia U. Pos KeamananB. Ruang Kepala Sekolah G. R. Penjaga L. Kantin 2 Q. R. Bahasa V. Gerbang DepanC. Ruang Tata Usaha H. WC. Putra M. Gudang Drum Band R. R. Musholla W. Gerbang BelakangD. Ruang Wakasek I. WC. Putri N. R. Pramuka S. R. Komite X. KolamE. Ruang OSIS J. Dapur Sekolah O. R. Komputer T. UKS Y. Bak Wudhu
Lampiran 1
92
STRUKTUR ORGANISASI SEKOLAH
SMP SULTAN AGUNG 1 SEMARANG
Terakreditasi A*
TAHUN PELAJARAN 2010/2011
SISWA
KEPALA DINASPENDIDIKAN KOTA
SEMARANG
YBW SULTAN AGUNGBIDANG PENDASMEN
KOMITE SEKOLAH KA. TATA USAHASuhartini
KAURKURIKULUM
Dra. Eka Dewi
KAURSAR.PRAS
Dra. Siti Aisyah
KAURKESISWAAN
Ninik Musyarofah, S.Pd.
KAURHUMAS
Drs. Fatchurrahman ZA.
WALI KELAS7A : Yunita Kustiani, S.Si7B : Suhartini, S.Pd.7C : Dra. Rira Budi7D : Trubus Purnama, S.Pd.
WALI KELAS9A : Ike Sliana, S.Pd.9B : Anik Kurstiani, S.Pd.9C : Asrul Sani, S.Pd.
KEPALA SEKOLAHDra. Hj. Upi Lutfiah
Wakil Kep.Sek / HumasDrs. Fatchurrahman ZA
WALI KELAS8A : Hasan Bisri, S.Sd.8B : Fatkhul Alim, S.Pd.I8C : A. Hakim Rifai, S.Pd.8D : Harmanto, S.Pd.
KOORDINATOR BPDra. Eka Dwi Rahmawati GURU BIDANG STUDI
Lampiran 2
93
KURIKULUM SMP ISLAM SULTAN AGUNG 1 SEMARANGTAHUN PELAJARAN 2010/2011
Untuk kelas VII dan VIII,IX menggunakan kurikulum 2006 dengan struktur sbb:Kelas dan alokasi waktu VII VIII IX
A.mata pelajaran 1. pendiikan agama 2 2 2
2. pendidikan kewarganegaraan 2 2 2
3. bahasa dan sastra indonesia 4 4 6
4. bahasa inggris 4 4 4
5. matematika 4 4 6
6. pengetahuan alam 4 4 4
7. seni budaya 2 2 2
8. pendidikan jasmani 2 2 2
9.ketrampilan/ TI dan komunikasi 2 2 2
B.muatan lokal Bahasa jawa 2 2 2
C.pengembangandiri
2 2 2
D. agama 1. bahasa arab 2 2 2
2. al-Qur’an hadist 2 2 2
3. sejarah kebudayaan islam 1 1 1
4. aqidah akhlak 2 2 2
5. fiqih 2 2 2
Jumlah 41 41 45
Lampiran 3
94
DATA SARANA DAN PRASARANA SMP ISLAM SULTANAGUNG 1 SEMARANG TAHUN 2010/2011
NO SARANA PRASARANA JUMLAH KETERANGAN1 Ruang kepala sekolah 1 Baik2 Ruang wakasek 1 Baik3 Ruang kelas 11 Baik4 Ruang guru 1 Baik5 Ruang TU 1 Baik6 Ruang UKS 1 Baik7 Ruang BK 1 Baik8 Ruang OSIS 1 Baik9 Ruang komite 1 Baik10 Ruang perpustakaan 1 Baik11 Ruang komputer 1 Baik12 Ruang bahasa 1 Baik13 Ruang multimedia 1 Baik14 Ruang ketrampilan 1 Baik15 Ruang pramuka 1 Baik16 Gudang drum band 1 Baik17 Dapur sekolah 1 Baik18 Musholla 1 Baik19 Kamar mandi/wC 5 Baik20 Kantin 3 Baik21 Pos keamanan 1 Baik
Lampiran 5
95
PEDOMAN WAWANCARA
Judul : STRATEGI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAMMENINGKATKAN KINERJA GURU
DI SMP ISLAM SULTAN AGUNG 1 SEMARANG
1. Bagaimana kepemimpinan kepala sekolah di SMP Islam Sultan Agung 1
Semarang?
2. Peran apa saja yang dilakukan kepala sekolah SMP Islam Sultan Agung 1
Semarang dalam mengelola lembaga pendidikan?
3. Rencana-rencana jangka panjang, menengah, dan pendek apa saja yang di
lakukan kepala sekolah SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang dalam
meningkatkan kinerja guru?
4. Apa yang dilakukan kepala sekolah SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang
sebagai manajer pendidikan ?
5. Apa yang dilakukan kepala sekolah SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang
sebagai leader ?
6. Apa yang dilakukan kepala sekolah sebagai administrator ?
7. Apa yang dilakukan kepala sekolah SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang
sebagai supervisor ?
8. Kapan di lakukan supervisi?
9. Bagaimana cara mengetahui pengoptimalan kinerja guru?
10. Berapa bulan sekali dilakukan evaluasi kinerja guru?
11. Bagaimana strategi kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru di SMP
Islam Sultan Agung 1 Semarang?
12. Apa kendala dan hambatan yang dihadapi dalam meningkatkan kinerja guru?
13. Bagaimana solusi dalam menghadapi kendala dan hambatan tersebut?
14. Bagaimana evaluasi kinerja guru di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang?
15. Prinsip-prinsip pengawasan dan pengendalian apa yang dilakukan kepala sekolah
terhadap kinerja guru di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang?
16. Bagaimana bentuk pengawasannya?
96
17. Macam-macam pengawasan bagaimana yang dilakukan kepala sekolah?
18. Bagimana komunikasi kepala sekolah dengan para guru/administrasi dan
masyarakat sekitar?
19. Apakah kepala sekolah sudah menerapkan disiplin kepada semua guru dan
pegawai di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang? Bagaimana pelaksanaannya?
20. Apakah kepala sekolah juga memberikan motivasi kepada para guru dan pegawai
di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang? Bentuk motivasi apa yang diberikan?
21. Apakah kepala sekolah memberikan penghargaan kepada guru yang
berprestasi/guru teladan?
22. Penghargaan apa yang diberikan kepala sekolah kepada para guru di SMP Islam
Sultan Agung 1 Semarang?
97
DATA SARANA DAN PRASARANA SMP ISLAM SULTANAGUNG 1 SEMARANG TAHUN 2009/2010
NO SARANA PRASARANA JUMLAH KETERANGAN1 Ruang kepala sekolah 1 Baik2 Ruang wakasek 1 Baik3 Ruang kelas 11 Baik4 Ruang guru 1 Baik5 Ruang TU 1 Baik6 Ruang UKS 1 Baik7 Ruang BK 1 Baik8 Ruang OSIS 1 Baik9 Ruang komite 1 Baik10 Ruang perpustakaan 1 Baik11 Ruang komputer 1 Baik12 Ruang bahasa 1 Baik13 Ruang multimedia 1 Baik14 Ruang ketrampilan 1 Baik15 Ruang pramuka 1 Baik16 Gudang drum band 1 Baik17 Dapur sekolah 1 Baik18 Musholla 1 Baik19 Kamar mandi/wC 5 Baik20 Kantin 3 Baik21 Pos keamanan 1 Baik
98
KURIKULUM SMP ISLAM SULTAN AGUNG 1 SEMARANGTAHUN PELAJARAN 2010/2011
Untuk kelas VII dan VIII,IX menggunakan kurikulum 2006 denganstruktur sbb:
Kelas dan alokasi waktu VII VIII IXA.mata pelajaran 1. pendiikan agama 2 2 2
2. pendidikan kewarganegaraan 2 2 23. bahasa dan sastra indonesia 4 4 64. bahasa inggris 4 4 45. matematika 4 4 66. pengetahuan alam 4 4 47. seni budaya 2 2 28. pendidikan jasmani 2 2 29.ketrampilan/ TI dan
komunikasi2 2 2
B.muatan lokal Bahasa jawa 2 2 2C.pengembangan
diri2 2 2
D. agama 1. bahasa arab 2 2 22. al-Qur’an hadist 2 2 23. sejarah kebudayaan islam 1 1 14. aqidah akhlak 2 2 25. fiqih 2 2 2Jumlah 41 41 45