strategi kepemimpinan dalam perubahan ekonomi g-20
TRANSCRIPT
Nova Nurmalia/AP FIA UB/2019
1
Strategi Kepemimpinan Dalam Perubahan Ekonomi G-20
Nova Nurmalia a*
Farida Nurani
b*
*a,b
Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur, Indonesia
1. Pendahuluan
Kepemiminan seseorang dapat mempengaruhi
perubahan yang terjadi di negaranya. Perubahan tersebut
dapat terjadi pada berbagai bidang, seperti politik,
ekonomi, dan sosial. Perubahan tersebut di sesuaikan
dengan kondisi suatu negara. Di negara Indonesia
sendiri perubahan yang dampaknya dapat dirasakan oleh
masyarakat yaitu perubahan pada bidang perekonomian.
Hal tersebut dikarenakan setiap masyarakat di suatu
negara melakukan transaksi guna untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya. Sehingga perekonomian suatu
negara sangat penting dan perlu diperhatikan. Selain itu,
perekonomian suatu negara juga dapat dijadikan sebagai
tolak ukur kesejahteraan suatu negara. Undang-Undang
tentang perekonomian suatu negara diatur dalam UUD
1945 pasal 33 tentang dasar perekonomian. Dalam pasal
tersebut berisikan (1) perekonomian disusun sebagai
usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan. (2)
cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan
yang menguasai hajat hidup orang banyak di kuasai oleh
negara. (3) Bumi, air dan kekayaan alam yang
terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan
ABSTRACT
A person's leadership can influence changes that occur in his country both
changes in the economic, social, and political. Each leader has a different
leadership style, vision and mission and strategy in improving his country
for the better. The impact of changes that can be felt directly by the
community is changes in the economic field. A leader in a country can
influence the economy in his country to go down or up in his government.
This can be seen in the new order which only focused on the economic
field without being balanced with political, economic, and social life.
Resulting in a negative impact that is the amount of corruption that makes
the Indonesian economy down during the global economic crisis. During
the reform period, the Indonesian economy experienced rapid progress
during the period of President Susilo Bambang Yudhoyono's leadership,
with an increase in the economic sector by 6% from the previous period.
From this it can be seen that one's leadership strategy can affect a country's
economic level.
INTISARI
Kepemimpinan seseorang dapat mempengaruhi perubahan yang terjadi di
negaranya baik perubahan dalam bidang ekonomi, sosial, dan politik.
Setiap pemimpin mempunyai gaya kepemimpinan, visi-misi, dan strategi
yang berbeda dalam meningkatkan negaranya menjadi lebih baik. Dampak
perubahan yang dapat dirasakan langsung oleh masyarakat yaitu perubahan
pada bidang perekonomian. Pemimpin dalam suatu negara dapat
mempengaruhi perekonomian di negaranya menjadi turun atau naik dalam
pemerintahannya. Hal tersebut dapat dilihat pada masa orde baru yang
hanya memfokuskan pada bidang ekonomi tanpa diimbangi dengan
kehidupan politik, ekonomi, sosial yang adil. Sehingga memunculkan
dampak negatif yaitu banyaknya korupsi yang membuat perekonomian
indonesia turun saat terjadi krisis ekonomi global. Pada masa reformasi
perekonomian Indonesia mengalami kemajuan yang pesat yaitu pada masa
kepemimpinan presiden Susilo Bambang Yudhoyono, dengan peningkatan
pada bidang perekonomian sebesar 6% dari masa sebelumnya. Dari hal
tersebut dapat diketahui bahwa strategi kepemimpinan seseorang dapat
mempengaruhi tingkat perekonomian suatu negara.
Kata kunci:kepemimpinan, perubahan
ekonomi, strategi
Corresponding author, e-mail: [email protected]
Nova Nurmalia/AP FIA UB/2019
2
dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
(4) perekonomian nasional diselenggarakan berdasar
atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan,
efesiensi, berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan
lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga
keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi
nasional. (5) ketentuan lebih lanjut mengenai
pelaksanaan pasal ini diatur dalam undang-undang.
Penjabaran tentang perekonomian terdapat pada pasal
33 ayat 1 dan 4. Dari adanya pasal tersebut dapat kita
ketahui bahwa perekonomian di suatu negara sangat
penting. Selain itu gaya kepemimpinan juga
mempengaruhi perekonomian suatu bangsa. Hal tersebut
dapat dilihat dari strategi yang di gunakan pemimpin
dalam meningkatkan perekonomian negaranya, salah
satunya dengan mengeluarkan kebijakan perekonomian
saat masa jabatan kepemimpinan.
Pengertian kepemimpinan atau leadership itu sendiri
menurut P.Siagian dkk dalam Karjadi (1983:4) adalah
suatu kegiatan mempengaruhi orang lain supaya
melakukan pekerjaan bersama menuju suatu tujuan
tertentu yang telah ditentukan terlebih dahulu. Kunci
dari kepemimpinan adalah membangun visi dasar
(tujuan, misi, agenda) suatu organisasi. Dalam
kepemiminan setiap orang tentunya mempunyai gaya
kepemimpinan yang berbeda. Macam-macam gaya
kepemimpinan tersebut tergantung dengan karakter yang
terdapat dalam diri seseorang pemimpin sehingga
pemimpin dapat melaksanakan tugas dengan nyaman
serta mencapai efektifitas dalam mencapai tujuan yang
telah ditentukan. Gaya atau Tipe kepemimpinan ada
lima tipe yaitu tipe otoriter, demokratis, karismatik,
Laissez Faire (bebas), dan paternalistik. Seorang
pemimpin di suatu negara dapat melakukan perubahan
pada kondisi lingkungan di negaranya. Perubahan
tersebut dilakukan apabila kondisi dinegaranya kurang
baik, perubahan dapat dilakukan pada berbagai bidang
seperti bidang sosial, ekonomi, dan politik. Menurut
Martono (2012) perubahan mencangkup dua aspek yaitu
aspek sempit dan aspek luas. Arti perubahan dalam
aspek sempit yaitu terdapat pada perilaku dan pola pikir
individu sedangkan perubahan dalam aspek luas yaitu
yaitu perubahan dalam tingkat struktur masyarakat yang
nantinya dapat mempengaruhi perkembangan
masyarakat dimasa yang akan datang. Perubahan yang
besar juga dapat dimaknai dengan istilah reformasi.
Menurut Sedarmayanti (2009:67) pengertian reformasi
adalah proses upaya sistematis, terpadu, konferensif,
ditunjukkan untuk merealisasikan tata pemerintahan
yang baik (good governance).
Kepemimpinan dapat mempengaruhi perubahan yang
ada dalam suatu negara. Dampak perubahan yang sering
dirasakan oleh masyarakat adalah perubahan dalam
bidang ekonomi. Hal tersebut dikarena setiap
masyarakat dalam suatu negara melakukan transaksi
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sehingga apabila
terjadi perubahan ekonomi pada negaranya maka
dampaknya akan dirasakan oleh masyarakat.
kepemimpinan dapat mempengaruhi tingkat
perekonomian di suatu negara dapat dilihat pada masa
pemerintahan Soeharto (orde baru), dimana pada masa
pemerintahan tersebut memfokuskan pada stabilitas
ekonomi dan politik. Dimana kebijakan perekonomian
diarahkan pada pembangunan di segala bidang dengan
perencanaan jangka panjang (25 – 30 tahun). Hasilnya
pada tahun 1984 perekonomian mengalami kemajuan
namun membawa dampak negatif bagi pemerintahannya
seperti banyaknya korupsi, kolusi, dan nepotisme yang
dimanfaatkan oleh lembaga pemerintahan pada masa
tersebut. Hal tersebut karena pada masa pemerintahan
Soeharto terlalu difokuskan pada stabilitas ekonomi dan
politik tanpa mengimbangi kehidupan politik, ekonomi
dan sosial yang adil. Sehingga perekonomian pada saat
itu mengalami hiperinflansi sebesar 635% (Sugianto
danang, 2018). Kemudian pada saat reformasi yaitu
pada kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)
mengalami perbaikan perekonomian yang sangat pesat.
Hal tersebut dibuktikan dengan selama kepemerintahan
selama 5 tahun pertumbuhan ekonomi mencapai angka
6,4% dan menduduki peringkat 20 perekonomian
terbesar didunia atau disebut G-20 (Grup 20) (Moh
Kairi, 2015). Pada masa Susilo Bambang Yudhoyono
merupakan pencapaian pertumbuhan perekonomian
yang tinggi yaitu mencapai 6%, dari pada
kepemimpinan sebelumnya. Selain itu pada masa
kepemimpinan SBY juga mengurangi hutang negara
Indonesia akibat korupsi yang dilakukan pada masa orde
baru.
Dari data tersebut dapat kita ketahui bahwa setiap
kepemimpinan seseorang dapat mempengaruhi
perekonomian suatu negara tergantung pada visi-misi
dan strategi yang digunakan untuk meningkatkan
perekonomian. Terlihat dari tingkat pertumbuhan
perekonomian pada saat pemimpin tersebut menjabat
atau memimpin suatu negara. Tak hanya itu gaya
kepemimpinan juga mempengaruhi keberhasilan dari
pencapaian tujuan yang telah ditentukan.
2. Tinjauan Pustaka
2.1 Kepemimpinan
2.1.1 Pengertian Kepemimpinan
Konsep kepemimpinan berasal dari kata “pimpin”
yang mempunyai arti bimbing atau tuntun.
Kepemimpinan uga berasal dari kata “pemimpin” yang
artinya orang yang berfungsi untuk membimbing atau
menuntun. Disini maksudnya yaitu seorang pemimpin
harus membimbing bawahannya untuk melakukan
kegiatan yang sudah direncanakan dalam rangka
mencapai tujuan bersama yang telah ditentukan. Dalam
Nova Nurmalia/AP FIA UB/2019
3
sebuah negara pastinya memerlukan seorang pemimpin
untuk menjalankan negaranya. Dimana setiap pemimpin
memiliki gaya kepemimpinan masing-masing sesuai
dengan karakter yang memimpin. Seseorang ditunjuk
menjadi pemimpin, berarti masyarakat percaya kepada
orang tersebut dapat mengatur tatakelola pemerintahan
atau negaranya.
Menurut Wukir (2013:134) pengertian
kepemimpinan adalah seni memotivasi dan
mempengaruhi sekelompok orang untuk bertindak
mencapai tujuan bersama. Sedangkan menurut
Samsudin (2009:287) pengertian kepemimpinan adalah
kemampuan meyakinkan dan menggerakkan orang lain
agar mau bekerja sama di bawah kepemimpinannya
sebagai suatu tim untuk mencapai tujuan tertentu. Dari
definisi tersebut dapat diketaui bahwa seorang
pemimpin mempunyai kemampuan dalam bidang
komunikasi untuk mempengaruhi masanya. Selain itu,
sebagai pemimpin juga mempunyai kemampuan
memotivasi dan keahlian masing-masing dalam
memimpin sebuah negara. Hal tersebut sesuai dengan
definisi kepemimpinan menurut Rachmawati (2004:67)
yaitu kemampuan mempengaruhi kelompok ke arah
pencapaian tujuan atau suatu usaha menggunakan gaya
mempengaruhi dan tidak memaksa untuk memotivasi
individu dalam mencapai tujuan. Jadi gaya
kepemimpinan dapat mempengaruhi tercapainya tujuan
yang telah ditentukan, serta strategi yang digunakan
juga dapat mempengaruhi perubahan di berbagai bidang
salah satu caranya yaitu dengan mengeluarkan suatu
kebijakan untuk memperbaiki kondisi lingkungan yang
ada dinegara tersebut.
Berdasarkan definisi diatas maka dapat disimpulkan
bahwa, kepemimpinan adalah kemampuan yang ada
dalam diri seseorang untuk mempengaruhi,
menggerakkan, memotivasi, dan melakukan kerjasama
dengan individu atau kelompok untuk mencapai tujuan
yang telah ditentukan.
2.1.2 Tipe-tipe Kepemimpinan
Dalam memimpin sebuah negara, seorang pemimpin
memiliki gaya yag berbeda-beda dengan pemimpin yang
lainnya. Gaya kepemimpinan tersebut muncul sesuai
dengan sifat, kebiasaan, temperamen, watak dan
kepribadian seorang pemimpin. Dari lingkungan tempat
tinggal tersebut dapat membentuk gaya kepemimpinan
seseorang dalam memimpin suatu negara. Menurut
Mifta Thoha (2010: 49) pengertian gaya kepemimpinan
adalah norma perilaku yang digunakan oleh seseorang
pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi
perilaku orang lain seperti yang diketahuinya. Macam-
macam gaya kepemimpinan, sebagai berikut:
1. Tipe Kepemimpinan Otoriter atau Otokratik
Pemimpin yang otoriter adalah pengambilan
keputusan dipusatkan dalam pemimpin. Dalam hal ini
pemimpin bebas untuk menentukan dan menyusun
kebijakan, mendefinisikan dan memodifikasi tugas-
tugas sesuai dengan keinginannya. Manfaat tipe otoriter
yaitu pengambilan keputusan yang cepat karena
keputusan terpusat pada pemimpin. Akan tetapi ada
dampak negatif dari gaya kepemiminan otoriter yaitu
pengambilan keputusan yang tidak sesuai dengan
kondisi sebenarnya.
Menurut Sudarwan Danim (2004:75) ciri-ciri
pemimpin otokratik antara lain:
a. Beban kerja organisasi ditanggung oleh
pemimpin.
b. Bawahan sebagai pelaksana dan tidak dapat
memberikan ide-ide baru kepada atasan.
c. Bekerja dengan disiplin tinggi, belajar dengan
keras, dan tidak kenal lelah.
d. Memiliki kepercayaan yang rendah terhadap
bawahan.
e. Komunikasi dilakukan secara tertutup dan satu
arah.
2. Tipe Kepemimpinan Demokratis
Tipe demokratis yaitu tipe dimana gaya
kepemimpinan menggunakan pendekatan partisipatif
agar terwujud kerja sama dalam rangka pencapaian
tujuan organisasi dengan memberdayakan bawahan
dengan ikut serta dalam pengambilan keputusan. Gaya
kepemimpinan demokratis juga berorientasi pada
manusia dan memberikan bimbingan yang efesien
kepada bawahannya. Sehingga bawahannya terarah dan
mengerti tugas yang harus dikerjakan. Pada gaya
kepemimpinan ini juga terdapat koordinasi antara
bawahan dengan atasan, disini bawahan dapat
menyalurkan aspirasi atau ide-ide baru terhadap atasan
atau pemimpin, dan tugas pemimpin menampung semua
aspirasi dari bawahan untuk diseleksi. Kekuatan
kepemimpinan demokratis tidak terletak pada pemimpin
tetapi terletak pada partisipasi aktif dari setiap bawahan
dan masyarakat. Menurut Sudarwan Danim (2004: 76)
ciri-ciri pemimpin demokratis antara lain:
a. Beban kerja organisasi menjadi tanggung jawab
bersama setiap orang yang ada di organisassi
tersebut.
b. Bawahan oleh pemimpin dianggap sebagai
komponen pelaksana, diberi tugas dan tanggung
jawab.
c. Disiplin tetapi tidak kaku dan memecahkan
masalah serta menemukan solusi dengan cara
bersama atau musyawarah.
d. Percaya terhadap bawahan serta tidak melepas
pengawasan.
e. Komunikasi dengan bawahan bersifat terbuka dan
dua arah.
Nova Nurmalia/AP FIA UB/2019
4
3. Tipe Kepemimpinan Karismatik
Pemimpin pada tipe ini berkedudukan sebagai simbol.
Pada kepemimpinan ini dijalankan dengan memberikan
kebebasan penuh pada orang yang dipimpin dalam
mengambil keputusan dan kegiatan dilakukan menurut
kehendak serta kepentigan masing-masing. Pemimpin
sebagai simbol berarti pemimpin tersebut berfungsi
sebagai penasehat dan sebagai penengah ababila terjadi
konflik. Sehingga pemimpin menyelesaikan konflik
tersebut dengan cara berkompromi. Maksudnya yaitu
pemimpin menerapkan prinsip berorientasi pada
konsensus dalam menjalankan tata kelola pemerintahan
yang baik.
Beberapa hal yang dimiliki pada tipe kepemimpinan
karismatik menurut Sudarwan Danim (2004: 76) antara
lain:
a. mempunyai kekuatan energi yang sangat besar.
b. mempunyai daya tarik yang tinggi.
c. mempunyai wibawa yang alami (sudah ada
sejak lama), sehingga disegani oleh
masyarakatnya.
4. Tipe Kepemimpinan Laissez Faire (Bebas)
Kepemimpinan laissez faire adalah pemimpin yang
memberikan kebebasan kepada bawahan untuk
bertindak tanpa diperintah. Jadi bawahan memberi
keputusan dan bertindak tanpa persetujuan atasan
apabila kondisi organisasi dalam kondisi keadaan
mendesak dan memutuhkan keputusan serta tindakan
yang cepat dari atasan untuk mengatasi kondisi terdesak
tersebut. Pada tipe ini juga pemimpin tidak
berpartisipasi sedikitpun dalam kegiatan yang dilakukan
oleh kelompoknya. Sehingga semua pekerjaan harus
ditanggung semua oleh bawahannya. Pemimpin hanya
sebagai pengawas saja. Dalam kepemimpinan ini
pemimpin hanya mementingkan pekerjaan sendiri
sehingga bawahan kurang diperhatikan. Oleh karena itu
bawahan dapat mengambil tindakan tanpa diperintah
oleh atasan.
5. Tipe Kepemimpinan Paternalistik
Tipe kepemimpinan Paternalistik ini pemimpin lebih
mengutamakan kebersamaan. Pemimpin pada tipe ini
memperlakukan semua bawahan atau karyawan dalam
organisasi dengan adil dalam artian tidak membeda-
bedakan perlakuan antar bawahan. Tipe kepemimpinan
paternalistik umumnya digunakan pada masyarakat yang
masih tradisional dan agraris. Menurut Sudarwan Danim
(2004: 77) Pada tipe paternalistik mempunyai ciri-ciri,
antara lain:
a. hubungan keluarga atau ikatan promodial masih
kental atau melekat pada diri seorang pemimpin.
b. adat istiadat yang sangat besar pengaruhnya
terhadap perilaku.
c. hubungan pribadi yang masih kental dan
menonjol.
Pada masyarakat tradisional mempunyai ciri khas yang
membedakannya dari masyarakat yang lain yaitu rasa
hormat yang tinggi kepada orang tua atau orang yang
dituakan.
2.1.3 Strategi Kepemimpinan
Strategi merupakan langkah-langkah yang cermat
yang seharusnya dimiliki oleh sebuah organisasi.
Strategi dibuat untuk mencapai tujuan secara efektif dan
efesien, oleh karena itu seorang pemimpin perlu
menyusun strategi untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya. Strategi digunakan untuk
memecahkan masalah yang ada di negara tersebut.
Menurut Winardi (2000) ada beberapa strategi dalam
penanggulangan konflik, antara lain:
a. pemecahan persoalan
pada strategi ini perlu dicari ukuran-ukuran yang
dapat memuaskan pihak yang terlibat dalam
konflik dan persoalan harus melalui dua tahap
penting yaitu proses penemuan gagasan dan
proses pematangan.
b. Musyawarah
Dalam musyawarah ditentukan persoalan terlebih
dahulu kemudian mengadakan pembahasan
bersama untuk mendapatkan titik pertemuan.
Pada saat musyawarah dapat dikembangkan
konsensus bahwa setela terjadi kesepakatan,
masing-masing pihak harus mencegah terjadinya
konflik.
c. Mencari lawan yang sama
Dalam hal ini semua pihak diajak untuk lebih
bersatu, karena harus menghadapi pihak ketiga
sebagai sebagai pihak yang dianggap lawan dari
kedua belah pihak yang bertikai.
d. Mensub organisasikan kepentingan dan tujuan
pihak-pihak yang sedang konflik kepada
kepentingan dan tujuan yang lebih tinggi. Dalam
strategi ini usaha penanggulangan konflik
dilakukan dengan menemukan kepentingan dan
tujuan pihak-pihak yang bertikai.
e. peningkatan Interaksi dan Komuniasi
peningkatan interaksi dan komunikasi digunakan
untuk memahami dan menghargai dasar
pemekiran dan perilaku pihak lain. Penghargaan
dalam hal ini penting karena dapat mengurangi
pandangan buruk terhadap kelompok lain.
f. Latihan Kepekahan
Strategi ini pihak yang berkonflik diberikan
kesempatan untuk mengungkapkan pendapatnya.
Sementara pihak yang dikritik diharapkan
mendengarkan terlebih dahulu, kemudian
mengemukakan pendapatnya sehingga masing-
masing mengeluarkan pendapatnya akan merasa
puas.
g. Meminta Bantuan Kepada Pihak Ketiga
Nova Nurmalia/AP FIA UB/2019
5
Strategi ini bila terjadi konflik dalam suatu
kelompok, bantuan pimpinan kelompok sangat
ditunggu. Bila terjadi konflik antar kelompok
dalam suatu organisasi bantuan pimpinan
organisasi merupakan suatu strategi yang
diharapkan dapat menyelesaikan konflik.
h. Koordinasi
Dengan adanya koordinasi yang baik antar
anggota, dapat membantu menyelesaikan
permasalahan dikarenakan tidak hilang
komunikasi antara atasan dan bawahan. Dengan
adanya koordinasi juga meminimalisisr terjadinya
salah paham dan menimbulkan terjadinya konflik.
2.2 Perubahan
2.2.1 Pengertian Perubahan
Setiap perkembangan zaman tentunya perubahan juga
akan terjadi, dikarenakan pola masyarakat yang
berkembang setiap waktunya. Perubahan dalam
masyarakat juga memawa dampak positif dan negatif
sehingga dalam mengantisipasi perubahan yang akan
terjadi seorang pemimpin harus melakukan analisa
terlebih dahulu kondisi masyarakatnya. Sehingga
pengambilan keputusan dan strategi yang digunakan
tidak salah. Perubahan yang positif adalah perubahan
yang terjadi kearah kemajuan suatu keadaan. Sedangkan
perubahan negatif adalah perubahan kearah suatu yang
merugikan. Menurut Imam Santoso (2011) pengertian
perubahan adalah sifat dasar dari masyarakat, yang
mengubah kehidupan sosial. Kehidupan sosial itu
meliputi perubahan yang tiada henti. Selain itu
pengertian perubahan menurut Nanang (2012) yaitu
perubahan mencangkup dua aspek, aspek yang sempit
dan aspek yang luas. Aspek sempit yaitu perubahan
pada perilaku dan pola pikir individu, sedangkan dalam
aspek luas yaitu perubahan dilakukan pada tingkat
struktur masyarakat yang mempengaruhi perkembangan
masyarakat dimasa yang akan datang.
Ada dua faktor terjadinya perubahan menurut Nanang
Martono (2012) yaitu faktor internal dan faktor
eksternal. berikut penjelasannya:
a. Faktor Internal
adalah faktor penyebab perubahan yang terjadi
dari dalam diri manusia yang timbul karena
adanya dorongan dari manusia tersebut untuk
melakukan perubahan pada dirinya dan
lingkungannya. Perbahan yang terjadi pada
faktor internal biasanya perubahan pada kondisi
kondisi sumber daya manusia, budaya
organisasi, sistem komunikasi, sistem kerja, dan
lain-lain.
b. Faktor Eksternal
adalah penyebab perubahan yang terjadi dari
luar diri manusia. Faktor tersebut dapat
disebabkan karena faktor keluarga, masyarakat
dan lingkungan. Perubahan di lingkungan
eksternal seperti perubahan sosial, struktur
masyarakat, budaya, teknologi, demografi,
politik, ekonomi, dan lain-lain.
Pada dasarnya ada 4 bidang organisasi yang bisa
menjadi sasaran dalam perubahan organisasi menurut
Robbins dalam Rahardian (2008), empat bidang tersebut
yaitu: struktur organisasi, teknologi, setting fisik, dan
sumberdaya manusia.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
perubahan merupakan suatu wujud dari kehidupan yang
mampu mendorong atau memotivasi seseorang untuk
mengubah sesuatau menjadi berbeda dari sebelumnya
melalui sebuah proses. Perubahan dapat menciptakan
atau merubah sesuatu sesuai dengan tuntutan situasi dan
kondisi keluarga, lingkungan dan masyarakat setempat.
2.2.2 Tipe-Tipe dalam Perubahan
Saat ini setiap organisasi di tiap industri menghadpi
tantangan yang semakin besar dalam membangun
kapasitasnya. Dalam lingkungan organisasi semua pasti
akan berubah. Lingkungan organisasi memiliki tiga
komponen penting, yaitu: lingkungan internal,
lingkungan eksternal, dan interface (penghubung) antara
lingkungan internal dan eksternal. Perubahan organisasi
dapat dikonseptualisasikan secara sederhana
berdasarkan tiga tipe perubahan menurut Grundy dalam
Rahardian (2008) ada tiga tipe perubahan yaitu:
a. Tipe pertama disebut sebagai “smooth
incremental change” yaitu perubahan yang
berlangsung secara pelan dan dengan cara yang
sistematis dan dapat diprediksi.
b. Tipe kedua disebut sebagai “ bumpy
incremental change” yang dikarakteristikkan
sebagai periode yang relative aman ditandai
dengan akselerasi dalam langkah perubahan.
c. Tipe ketiga “discontinuous change” yang
didefinisikan sebagai perubahan yang sangat
cepat pada strategi, struktur atau budaya.
2.2.3 Tahapan dalam Perubahan
Untuk memulai sebuah perubahan tentunya
memerlukan perencanaan yang matang terlebih dahulu
serta bagi seorang pemimpin dalam melakukan
perubahan harus mengetahui kondisi lingkungan
masyarakatnya sehingga perubahan yang dibuat
mengarah pada dampak positif. Menurut Vithzal Rivai
dan Deddy Mulyadi, 383, 2009 dalam Rahardian (2008)
tahapan dalam perubahan adalah:
1. Pencarian
Yang dimaksud dengan pencarian adalah
dimana ide-ide dan praktik yang sudah berlaku
Nova Nurmalia/AP FIA UB/2019
6
dihilangkan dan diperkenalkan dengn ide-ide
dan praktik baru.
2. Perubahan
Perubahan merupakan tahap dimana ide-ide
baru dan praktik baru dipelajari. Proses dalam
tahap ini meliputi: membantu pemikiran
karyawan, alasan-alasan dan penampilan dengan
cara baru. Pada tahap ini selalu dipenugi dengan
harapan-harapan, penemuan-penemuan baru dan
kenikmatan-kenikmatan baru.
3. Pembekuan ulang
Tahap ini merupakan tahap terakhir dalam
melakukan suatu perubahan. Dalam tahap ini
apa yang telah dipelajari dan di integrasikan
kedalam praktik nyata agar ide baru dapat
diterima dan praktik-praktik baru harus
disatukan dalam kegiatan karyawan sehari-hari.
2.2.4 Strategi Perubahan
Dalam melakukan sebuah perubahan organisasi akan
selalu membutuhkan strategi agar perubahan yang
dilakukan dapat berjalan dengan baik, menurut Kahar
Irwanty (2008) strategi perubahan organisasi yang dapat
dilakukan diantaranya:
1. Force-coercion strategy
Perubahan ini dilakukan melalui wewenang
formal dan penggunaan reward & punishment.
Perubahan diperoleh dengan cara cepat namun
cenderung dulakukan karena adanya rasa takut
terhadap hukuman atau keinginan untuk
mendapatkan reward.
2. Rational persuasion strategy
Perubahan yang dilakukan melalui pengetahuan
yang dimiliki, data empiris maupun argument
yang rasional. Manajer harus menggunakan
pendekatan rasional bahwa perubahan akan
memberikan manfaat yang bedar dibandingkan
pola yang dilakukan sebelumnya. Argument
bisa disampaikan oleh agen perubahan, ahli,
maupun demonstrasi. Perubahan yang terjadi
cenderung lebih lambat dari strategi force-
coercion, namun hasilnya lebih bertahan lama
dan terinternalisasi dalam diri individu.
3. Shared power strategy
Strategi yang melibatkan partisipasi dari pihak
yang terlibat untuk melakukan perubahan seduai
dengan nilai, kebutuhan maupun tujuan
kelompok. Manajer memerlukan reference
powerdan keterampilan untuk bekerja secara
efektif bersama dengan berbagai pihak.
Perubahan ini memerlukan waktu yang cukup
lama, namun perubahan tersebut akan lebih
tahan lama dan terintegrasi dalam diri masing-
masing.
3. Metode Penulisan
3.1 Jenis Penulisan
Penulisan ini menggunakan pendekatan berupa studi
kepustakaan (library research). Studi kepustakaan
adalah mengumpulkan data atau karya ilmiah yang
berhubungan dan berkaitan dengan obyek penulisan atau
kajian sesuai dengan tema. Pengumpulan data dapat
diperoleh dari buku, jurnal dan kepustakaan lainnya.
Menurut Moh. Nazir (1998:27) pengertian studi
kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan
mengadakan studi penelaah terhadap buku-buku,
literatur, catatan dan laporan-laporan yang berhubungan
dengan masalah yang dipecahkan serta tema yang
dibahas.
Studi Kepustakaan dalam penulisan ini di gunakan
untuk mengungkapkan informasi dan menjelaskan data
deskriptif mengenai gaya kempemimpinan dan strategi
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam melakukan
perbaikan atau perubahan perekonomian menjadi lebih
berkembang dan mengalami kemajuan sehingga
Indonesia menduduki peringkat 20 besar di dunia (Asril
Sabrina, 2014). Pengambilan data tentang gaya
kepeminpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan
strategi yang digunakan berasal dari berbagai literatur
seperti jurnal, skripsi, buku, penelitian terdahulu, serta
artikel yang dikutip dari surat kabar online seperti
Kompas.com, Detik.com, dan sebagainya (laman koran
yang terpercaya).
4. Diskusi dan Hasil
4.1 Gaya Kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono
(SBY).
Pada era reformasi saat ini masyarakat umum dan
organisasi kemasyarakatan memerlukan pemimpin yang
bertanggung jawab dan sesuai dengan peran dan
fungsinya. Apabila masyarakat dan organisasi di pimpin
oleh pemimpin yang bertanggung jawab akan tugas dan
fungsinya serta mementingkan kepentingan masyarakat
maka kehidupan masyarakat akan sejahtera dan adil
sesuai dengan yang dicita-citakan. Oleh karena itu gaya
kepemimpinan seseorang dapat mempengaruhi
keberhasilan pencapaian tujuan, hal tersebut
dikarenakan gaya kepemimpinan seseorang harus
disesuaikan dengan kondisi masyarakat yang setiap
waktunya berkembang. Pemimpin di Negara Indoonesia
sudah mengalami pergantian pemimpin sebanyak 7 kali.
Setiap masa jabatan atau kepemimpinan presiden di
Indonesia mempunyai gaya kepemimpinan yang
berbeda-beda, contohnya yaitu gaya kepemimpinan
Presiden Soekarno dikenal dengan pemimpin yang
berwibawa dan pemimpin yang memperhatikan
Nova Nurmalia/AP FIA UB/2019
7
keseimbangan. Pada masa Presiden BJ. Habibie dikenal
dengan pemimpin yang cerdas, dan tahan banting. Dari
contoh tersebut dapat kita ketahui bahwa setiap orang
atau pemimin pastinya mempunyai ciri khas dalam
memimpin bangsanya dan strategi yang digunakan
untuk memajukan negarnya juga berbeda.
Pada kepemimpinan Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono (SBY) dikenal dengan pemimpin yang
berwibawa dan bijaksana. SBY adalah presiden pertama
yang dipilih oleh rakyat melalui pemilihan umum
(pemilu). Pada masa keperintahannya kamajuan
ekonomi dan stabilitas negara muali membaik. Hal
tersebut dikarenakan pada masa orde baru mengalami
krisis ekomomi sisebabkan banyaknya pejabat
pemerintah yang melakukan korupsi sehingga pada saat
terjadi krisis ekonomi global, pertumbuhan ekonomi
Indonesia menurun. Oleh karena itu pula Indonesia
memiliki hutang pada luar negeri untuk memulihkan
kondisi perekonomian. Pada kepemimpinan SBY, beliau
menerapkan gaya kepemimpinan yang demokratis.
Kepemimpinan yang demokratis adalah tipe dimana
gaya kepemimpinan menggunakan pendekatan
partisipatif agar terwujud kerja sama dalam rangka
pencapaian tujuan organisasi dengan memberdayakan
bawahan dengan ikut serta dalam pengambilan
keputusan. Hal tersebut terlihat dari menurut Moh
Khairi (2014) Pesiden SBY menegaskan bahwa dirinya
cenderung untuk mengalah, meilih melakukan
kompromi dan membuat konsensus, karena beliau tidak
ingin kepemimpinannya dijalankan otoriter. Walaupun
presiden SBY berlatar belakang militer yang mempunai
kepribadian yang tegas. Selain itu, presiden SBY juga
menaruh kepercayaan kepada bawahannya sehingga
dalam pengambilan keputusan SBY cenderung lama,
dikarenakan keputusan yang dibuat akan mempunyai
dampak bagi masyarakatnya. Serta presiden SBY
mengambil keputusan juga mengajak bawahan atau
kabinet guna meminta pendapat serta masukan dan
membangun dalam proses perumusan kebijakan, dan
implementasi kebijakan. Dari hal tersebut dapat kita
ketahui bahwa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
menerapkan gaya kepemimpinan yang demokratis.
Kepemimpinan yang demokratis juga dapat dilihat
dari visi misi SBY saat menjabat sebagai presiden. Masa
pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono dapat dibagi
menjadi dua masa, yaitu masa pemerintahan SBY-JK
dan SBY-Boediono (Syaiful Sagala, 2018), yaitu
sebagai berikut:
a. Masa Pemerintahan Presiden SBY bersama Wakil
Presiden JK Pemerintahan SBY-JK berlangsung
pada tahun 2004-2009.
Dalam pemerintahan ini, Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono bersama wakilnya Jusuf Kalla mencetuskan
visi dan misi sebagai berikut:
Visi :
1) Terwujudnya kehidupan masyarakat, bangsa dan
negara yang aman, bersatu, rukun dan damai.
2) Terwujudnya masyarakat, bangsa dan negara
yang menjunjung tinggi hukum, kesetaraan dan
hak-hak asasi manusia.
3) Terwujudnya perekonomian yang mampu
menyediakan kesempatan kerja dan penghidupan
yang layak serta memberikan pondasi yang kokoh
bagi pembangunan yang berkelanjutan.
Misi :
1) Mewujudkan Indonesia yang aman damai
2) Mewujudkan Indonesia yang adil dan
demokratis
3) Mewujudkan Indonesia yang sejahtera
b. Masa pemerintahan presiden sby bersama wakil
presiden boediono pemerintahan sby-boediono
berlangsung dari tahun 2009-2014.
Dalam pemerintahan ini, presiden susilo bambang
yudhoyono bersama wakilnya, boediono mencetuskan
visi dan misi sebagai berikut :
Visi : terwujudnya indonesia yang mandiri, maju, adil,
dan makmur
1) Melanjutkan pembangunan menuju indonesia
yang sejahtera
2) Memperkuat pilar-pilar demokrasi
3) Memperkuat dimensi keadilan di semua bidang
Misi : Mewujudkan indonesia yang lebih sejahtera,
aman dan damai dan meletakkan fondasi yang lebih kuat
bagi indonesia yang adil dan demokratis.
1) Melanjutkan pembangunan ekonomi indonesia
untuk mencapai kesejahteraan bagi seluruh
rakyat indonesia.
2) Melanjutkan upaya menciptakan good
government dan good corporate governance.
3) Demokratisasi pembangunan dengan
memberikan ruang yang cukup untuk partisipasi
dan kreativitas segenap komponen bangsa.
Dari visi misi tersebut dapat diketahui bahwa bada
masa presiden Susilo Bambang Yudhoyono menerapkan
gaya kepemimpinan demokratis. Hal tersebut
disesuaikan dengan negara Indonesia sendiri yaitu
negara yang demokratis. Kepemimpinan tersebut sesuai
dengan Indonesia karena setiap kebijakan yang diambil
sesuai dengan keinginan dan yang dibutuhkan oleh
rakyat. Sehingga tujuan dapat tercapai secara efektif dan
efesien. terlepas dari latar belakang Dibuktikan dengan
perubahan pertumbuhan ekonomi pada masa SBY
meningkat sebesar 6% dan meraih peringkat 20 dalam
dunia yang disebut G-20 (Grup-20) atau kelompok 20
(Moh Khairi, 2015).
Selain menerapkan gaya kepemimpinan demokratis,
Susilo Bambang Yudhoyono juga memiliki karisma
Nova Nurmalia/AP FIA UB/2019
8
yang muncul dalam dirinya saat memimpin negara
Indonesia. Terlihat dari setiap pidato yang dilakukan
oleh SBY terlihat ketegasan dalam memimpin,
keunggulan dalam mengambil sikap, berbicara yang
sopan dan teratur, setiap tindakan tidak tergesa-gesa,
dikarenakan tidak ingin memutuskan segala sesuatu
yang terbaik untuk rakyatnya. Dari hal tersebut gaya
kepemimpinan yang dilakukan oleh SBY telah sesuai
dengan kondisi masarakatnya yaitu tegas dan
menghargai.
4.2 Kondisi Perekonomian Pada Era Susilo Bambang
Yudhoyono (SBY).
Ekonomi atau finansial adalah kebutuhan yang
menjadi penting bagi individu untuk mempertahankan
kehidupannya. Dengan adanya ekonomi setiap manusia
dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dengan mengelola
Sumber Daya Alam (SDA) yang dimiliki. Kita ketahui
bahwa Indonesia merupakan negara yang agraris
maksudnya lebih memfokuskan pada bidang pertanian.
Selain itu letak negara Indonesia yang strategis juga
memnguntungkan pemerintah dalam kegiatan ekonomi
global.
Ekonomi akan menjadi masalah bagi Indonesia
apabila manajemen keuangan Indonesia kurang baik.
Indonesia mengalami krisis ekonomi pada masa orde
baru yaitu masa soeharto. Pada masa Soeharto kebijakan
perekonomian diarahkan pada pembangunan disegala
bidang, tercermin dari 8 jalur pemerataan yaitu:
1. Kebutuhan pokok
2. Pendidikan dan kesehatan
3. Pembagian pendapatan
4. Kesempatan kerja
5. Kesempatan berusaha
6. Partisipasi wanita dan generasi muda
7. Penyebaran pembangunan
8. Peradilan
Dimana 8 jalur pemerataan tersebut membawa dampak
positif bagi perekonomian Indonesia. Hasilnya pada
tahun 1984 Indonesia berhasil menjadi swasembada
beras, penurunan angka kemiskinan, perbaikan indikator
kesejahteraan rakyat seperti angka partisipasi
pendidikan dan angka penurunan angka kematian bayi,
dan industrialisasi yang meningkat pesat.
Sumber: Menteri koordinator Bidang Perekonomian
2010
Data di atas warna hijau menunjukkan jumlah penduduk
miskin yang ada di negara Indonesia pada tahun 1998
sampai 2009. sedangkan garis bewarna merah
merupakan presentase dari tingkat kemiskinan pada
tahun tersebut. Dimana pada tahun 1998 sampai 2009
presentase kemiskinan menurun. Sehingga dapat kita
ketahui bahwa perekonomian pada tahun tersebut
membaik. Namun dalam pertumbuhan ekonomi semakin
maju juga terdapat dampak negatifnya yaitu kerusakan
serta pencemaran lingkungan hidup dan sumber daya
alam, perbedaan ekonomi antar daerah, antar golongan
pekerja dan antar golongan masyarakat terasa semakin
tajam, serta penumpukan utang luar negeri. Selain itu
pada masa Soeharto juga terjadi korupsi dan pada saat
terjadi krisis ekonomi global perekonomian Indonesia
menurun.
Setelah beberapa tahun berada dalam kepemimpinan
nasional yang tidak menentu, SBY berhasil untuk
menjaga kestabilan ekonomi, dimana pada masa
pemerintahan SBY ini kondisi perkonomian
Indonesiamengalami perkembangan yang cukup
pesat.Terbukti, rata-rata pertumbuhan
ekonomipemerintahan SBY selama lima tahun menjadi
6,4%, angka yang mendekati target 6,6% pada tahun
2010 (Sakina Setiawan, 2018).
Sumbe: BPS 2017
Nova Nurmalia/AP FIA UB/2019
9
Dengan kesuksesan yang dibawa SBY terkait
pertumbuhan ekonomi di Indonesia, Perdana Mentri
Wen Jiabao memujikepemimpinan SBY yang telah
membawa kemajuan pesatbagi perekonomian di
Indonesia.
Pada tahun 2008 dan 2009 pada masa kepemimpinan
SBY periode pertama mengalami krisi ekonomi global,
tetapi pada masa tersebut SBY mampu mempertahankan
perekonomian Indonesia. Ditengah krisis dan finansial
yang melanda di zona Eropa. Ekonomi Indonesia akan
terus mengalami kepesatan dan mampu bertahan
meskipun realitanya sempat terpengaruh oleh hantaman
krisis yang melanda. Geliat pertumbuhan ekonomi
Indonesia akan bertambah baik, apabila mampu
menyesuaikan denagan kondisi global.
Sumber: Menteri koordinator Bidang Perekonomian
2010
Dari data diatas dapat kita ketahui bahwa strategi yang
diambil atau diterapkan Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono mampu menstabilkan perekonomian
Indonesia walaupun sempat dilanda oleh krisis ekonomi
global. Strategi tersebut menunjukkan bahwa SBY
unggul dalam merencanakan strategi untuk mencapai
tujuan yang telah ditentukan. Pada masa SBY ini
Indonesia berada pada peringkat 20 besar perekonomian
dunia yang disebut dengan G-20 pada tahun 2009. Pada
saat tersebut negara-negara di dunia juga mengalami
krisis ekonomi, dan Indonesia mampu mempertahankan
perekonomian hingga menduduki peringkat 20 besar.
Berikut merupakan presentase perekonomian global
2004-2009 karena ada 3 episode krisis (energi, pangan,
dan keuangan), sebagai berikut:
Sumber: Menteri koordinator Bidang Perekonomian
2010
Data diatas warna hijau menunjukkan kenaikan harga
minyak dunia, warna kuning krisis energi dan
pangan,serta warna biru menunjukkan krisis ekonomi
dunia. dimana pada tahun 2009 mengalami penurunan
pertumbuhan perekonomian, dimana tahun 2009
perekoomian dunia menurun dengan presentase 2%.
4.3 Strategi Kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono
(SBY).
Berbagai strategi yang digunakan SBY dalam
menjlankan kepemimpinan, terutama strategi dalam
mempertahankan stabilitas perekonomian yang ada di
Indonesia. Sebagai pemimpin harus mampu menyusun
stategi untuk mencapai tujuan bangsa dan negara yang
sudah ditetapkan terlebih dahulu. Strategi yang
diterapkan akan mempengaruhi perubahan
dimasyarakat. Misalnya Strategi untuk mempertahankan
perekonomian Indonesia yang dilakukan oleh SBY.
SBY adalah pemimpin dengan menerapkan gaya
kepemimpinan demokratis derta karisma yang ada
membuat SBY di segani oleh masyarakat. Selain itu
SBY unggul dalam menentukan strategi untuk
mengembangkan negaranya serta mampu mengatasi
masalah perekonomian yang ada di Indonesia.
Faktor utama yang menjadi senjata ampuh dalam
mendorong kesuksesan perekonomian Indonesia adalah
efektifnya kebijakan pemerintah yang berfokus pada
disiplin fiscal yang tinggi dan pengurangan hutang
negara. Berikut merupakan strategi SBY dalam
mendorong kesuksesan ekonomi Indonesia dengan
mengeluarkan berbagai kebijakan. Dampak kebijakan
tersebut dapat dirasakan langsung oleh masyarakat
Indonesia. Berikut beberapa kebijakan yang dikeluarkan
SBY untuk perekonomian Indonesia, antara lain:
a. Mengurangi subsidi Negara Indonesia, atau
menaikkan harga Bahan Bakar Minyak ( BBM).
b. Kebijakan bantuan langsung tunai kepada rakyat
yang termasuk kategori ekonomi lemah.
Nova Nurmalia/AP FIA UB/2019
10
c. kebijakan menyalurkan dana Bantuan Operasional
Sekolah (BOS) kepada sarana pendidikan yang ada
di berbagai daerah Indonesia.
d. meningkatkan anggaran pendidikan menjadi 20%
dari keseluruhan APBN.
Dengan adanya kebijakan tersebut perekonomian
Indonesia menjadi lebih baik. Contoh pada poin a,
kebijakan kenaikan BBM dikeluarkan dengan tujuan
untuk mengurangi pemborosan APBN dalam pembelian
bahan bakar di luar negeri. Paa saat kebijakan tersebut
diberlakukan mempengarui perekonomian Indonesia
seperti harga bahan pokok melambung tinggi, pembelian
bensin juga tinggi. Dari hal tersebut dapat kita ambil sisi
potif yaitu kebijakan tersebut dikeluarkan sebagai
stretegi SBY menekan pembengkakan atau
pembelanjaan untuk mengurangi utang Indonesia ke luar
negeri. Karena pada saat BBM diberikan subsidi bagi
kalangan yang kurang mampu, dimanfaatkan oleh
kalangan elit untuk memperoleh subsidi tersebut
sehingga APBN membengkak. Dalam hal ini statergi
yang diambil SBY yaitu strategi pemecahan persoalan
pada bidang perekonomian dengan mengeluarkan
kebijakan.
Perkembangan perekonomian pada masa SBY
(Faisal Sanafiah, 1989) yaitu antara lain:
1) Perkembangan Ekonomi Masa SBY-JK
a. Mengurangi subsidi Negara Indonesia, atau
menaikkan harga Bahan Bahan Minyak (BBM).
b. Kebijakan bantuan langsung tunai kepada rakyat
miskin akan tetapi bantuan tersebut
diberhentikan sampai pada tangan rakyat atau
masyarakat yang membutuhkan
c. Kebijakan menyalurkan bantuan dana BOS
kepada sarana pendidikan yang ada di Negara
Indonesia
2) Perkembangan Ekonomi Masa SBY-Boediono
a. Kebijakan pemerintah yang berfokus pada
disiplin fiskal yang tinggi dan pengurangan
utang Negara.
b. Meningkatkan peluang lapangan pekerjaan dan
peningkatan penyaluran modal usaha.
c. SBY Pro terhadap pemberantasan korupsi
dengan dibentuknya KPK dan juga secara
konsisten memberantas Korupsi.
4.4 Prestasi yang Diraih oleh SBY dalam Masa
Kepemimpinan di Indonesia.
Dibalik kepemimpinan pada masa Susilo Bambang
Yudhoyono, yang mengalami krisi ekonomi dan politik.
SBY mampu menorehkan prestasi besar bagi bangsa
Indonesia. Dari prestasi tersebut dapat diketahui bahwa
setiap pemimpin negara memiliki gaya kepeemimpinan
tersendiri dan pengaruh pada perubahan ekonomi yang
ada dinegaranya. Hal tersebut merupakan perekonomian
merupakan hal yang krusial bagi keberlanjutan bangsa.
Berikut merupakan prestasi SBY pada masa
kepemimpinnannya menurut Firdaus Hidayat (2015),
antara lain:
1) Kekuatan Ekonomi Nomor 10 Dunia 2014, versi
Bank Dunia, dengan indikator PDB dan daya beli.
Hal ini menunjukkan bahwa progres pembangunan
Indonesia secara umum, sudah berada di jalur yang
benar. Jika Indonesia mau menjadi negara hebat
pada 2025, atau 2035, atau 2045, maka fondasi
dasar yang saat ini sudah ada, harus dipertahankan.
Sejumlah program yang benar dilanjutkan, yang
kurang diperbaiki. Butuh terobosan-terobosan dari
pemerintahan selanjutnya, untuk meningkatkan
pembangunan ekonomi kita.
2) Masuk dalam G-20 Negara Ekonomi Terkuat Dunia
pada 2009. Inilah prestasi besar Indonesia, masuk
ke dalam jajaran negara-negara dengan ekonomi
terbesar dunia. Prestasi pada point 1 di atas adalah
lanjutan dari prestasi sebelumnya. Ketika masuk
dalam G-20, saat itu Indonesia baru berada pada
posisi ke-19 terbesar dunia, yang kemudian terus
bergerak ke posisi 16, dan terakhir posisi ke-10.
Bukan hal mudah mencapai posisi tersebut, di
tengah-tengah kondisi krisis ekonomi global pada
2008, yang efeknya masih terasa sampai sekarang.
3) Melunasi Utang IMF dan tidak lagi tergantung
kepada lembaga tersebut. Anda mungkin sepaham
bahwa banyak pihak menganggap IMF sebagai
drakula ekonomi. Ketika Indonesia mengalami
krisis moneter pada 1998, IMF-lah yang dianggap
sebagai juru selamat dengan memberikan utang.
Namun, Indonesia menjadi amat tergantung kepada
lembaga itu, dan terkekang padahampir semua
sektor ekonomi. Pemerintahan SBY melihat
ketergantungan itu sebagai hal negatif dan
memutusnya secara tuntas pada 2005 lalu.
4) SBY juga membubarkan kelompok negara CGI
(Sebelumnya bernama IGGI) yang biasa
memberikan utang dengan syarat-syarat yang
membebani dan mengekang Indonesia. Selama
puluhan tahun CGI/IGGI menekan dan ikut serta
mengatur jalannya pemerintahan Indonesia.
5) Menurunkan rasio utang luar negeri, ini yang sering
menjadi perdebatan panjang. Utang Indonesia
bertambah! Begitu teriakan nyaringnya. Padahal,
justru rasionya berkurang drastis. Dulu, rasio utang
kita selalu di atas 50% dari PDB. Sama tidak
sehatnya dengan negara kaya seperti Amerika dan
Jepang, yang rasio utangnya di atas 100%. Kedua
negara itu, bahkan “Belajar” kepada Indonesia
bagaimana menjaga rasio utang berada di bawah
30%. Saat ini rasio utang kita berada pada kisaran
23%.
Nova Nurmalia/AP FIA UB/2019
11
6) Pendapatan Perkapita Naik, Kelas Menengah Naik.
Jumlah pendapatan perkapita orang Indonesia naik
signifikan dalam 10 tahun terakhir. Angkanya dari
US$1000 pada 2004, menjadi US$3700 pada 2014
ini. Kenaikan itu seiring sejalan dengan naiknya
jumlah kelas menengah Indonesia dari 37%
menjadi 56%. Berbagai kenaikan itulah yang
menyebabkan Indonesia dinobatkan sebagai negara
dengan kekuatan ekonomi terbesar nomor 10 dunia,
karena daya beli orang Indonesia (khususnya kelas
menengah) naik berkali-kali lipat.
7) Akhiri Konflik di Aceh. Ketika masih berpasangan
dengan Yusuf Kalla, pemerintahan SBY berhasil
menghentikan konflik di Aceh. Sampai sekarang,
selama masa pemerintahan SBY, Aceh aman
tenteram. Konflik yang sudah berlangsung selama
lebih dari 30 tahun berakhir dengan damai. Rakyat
Aceh mengakui betapa pemerintahan SBY menjadi
salah satu faktor vital penyebab terjadinya
perdamaian itu.
8) Pemberantasan Korupsi yang massif. Yuk sedikit
beda sudut pandangnya. Ada yang mengatakan,
korupsi merajalela. Kenapa disebut merajalela,
karena makin banyak yang tertangkap. Dulu....
jarang sekali yang tertangkap, padahal korupsi
sudah sejak lama merajalela. Justru sekaranglah,
pada era SBY-lah, pemberantasan korupsi yang
merajalela. Menteri ditangkap, dipenjara. Ketua
partai penguasa, ditangkap dan dipenjara. Gubernur
dan walikota/bupati juga ditangkap dan dipenjara
karena korupsi. Tidak pandang bulu. Bahkan
sampai akhir pemerintahannya, SBY terus
mendukung KPK menangkapi pejabat korup
(terakhir menteria agama Surydharma Ali yang
ditangkap.) Pemberantasan korupsi di Indonesia
mendapatkan apresiasi dari negara lain, dan mereka
belajar dari KPK.
9) Pemberantasan terorisme yang efektif. Coba hitung
berapa kali aksi teror besar terjadi selama
pemerintahan SBY? Sudah jarang kan! Bahkan
dalam 5 tahun terakhir, tak ada aksi teror besar
terjadi. Kita sudah lebih aman jalan-jalan ke tempat
umum dari ancaman teror. Padahal pada 2002-
2004, kita berkali-kali diteror bom. Pemerintahan
SBY melalui POLRI menerapkan strategi yang
tepat dalam memberantas terorisme. Yang juga
mendapatkan apresiasi dari negara lain. Terbukti
banyak negara yang belajar ke sini.
10) Reschedul Kontrak Karya Tambah. Ini menjadi
salah satu PR pemerintahan Indonesia pada setiap
periode. Kontrak karya menyangkut sumber daya
alam Indonesia. Pemerintah SBY menerapkan
kebijakan khusus terkait kontrak karya, yang lebih
menguntungkan buat Indonesia. Tidak radikal
seperti harapan aktivis, tapi lebih baik dibanding
pemerintahan sebelumnya. Yang paling rame
dibicarakan terkait masalah ini adalah larangan
ekspor bahan mentah mineral, yang membuat
banyak negara dan perusahaan asing kebakaran
jenggot.
5. Kesimpulan dan Saran
5.1 Kesimpulan
Kepemimpinan adalah kemampuan yang ada dalam
diri seseorang untuk mempengaruhi, menggerakkan,
memotivasi, dan melakukan kerjasama dengan individu
atau kelompok untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan. setiap pemimpin dalam melaksanakan tugas
dan tanggung jawabnya mempunyai gaya
kepemimpinan yang berbeda-beda, seperti Gaya
kepemimpinan yang dipakai oleh Presiden ke 6 RI yaitu
Susilo Bambang Yudhoyono yang menerapkan
kepemimpinan demokratis yang disesuaikan dengan
kondisi Indonesia. Dalam kepeimpinannya Sby
memiliki karisma tersendiri yaitu berwibawa, tegas dan
memperhatikan kebutuhan rakyatnya sehingga disegani
oleh masyarakat. Selain gaya kepemimpinan SBY juga
menonjol dalam hal merancang strategi untuk meraih
tujuan negara. Hal tersebut terbukti dengan
pertumbuhan ekonomi mengalami kemajuan mencapai
6% dan dapat menduduki peringkat 20 besar di dunia
(G-20), walaupun sempat dilanda dengan adanya krisi
ekonomi global. Serta masyarakat merasakan dampak
langsung dari perubahan ekonomi dan kebijakan yang
ditetapkan oleh SBY. Dengan demikian bahwa gaya
kepemimpinan dan strategi yang dirancang oleh
pemimpin dapat mempengaruhi perubahan ekonomi di
suatu negara. sevagai contoh perekonomian Indonesia
pada masa SBY mencapai G-20 (Grup-20).
5.2 Saran
Dari ulasan diaatas dapat kita ketahui bahwa gaya
kepemimpinan juga berpengaruh pada perubahan suatu
bangsa. Saran untuk kedepannya sebagai seorang
pemimpin harus mempelajari gaya kepemimpinan dan
strategi yang digunakan oleh pemimpin sebelumnya
untuk meningkatkan perkembangan negara. Dengan
mempelajari kepemimpinan terdahulu dapat menambah
pengetahuan dan juga dapat menerapkan strategi yang
digunakan pemimpin terdahulu dalam mengatasi
masalah. Selain itu, dengan mempelari kepemimpinan
terdahulu kita juga dapat mempelajari kondisi negara
yang semakin lama berkembang seiring berjalannya
waktu. sehingga pemimpin yang searang dapat
berinovasi dan menjadi lebih baik dari pemimpin
sebelunya.
Nova Nurmalia/AP FIA UB/2019
12
Daftar Pustaka
Asril, Sabrina. 2014. SBY: Indonesia Masuk 10 Besar
Ekonomi Dunia. Kompas.com [Internet] 3 Mei
<https://www.google.com/amp/s/amp.kompas.c
om/money/read/2014/05/03/2149333/SBY.Indo
nesia.Masuk.10.Besar.Ekonomi.Dunia> Diakses
tanggal 6 Desember 2019, 06.35 WIB.
Badan Pusat Statistik. 2017. Perekonimian Indonesia
Pada Tahun 2006 Mengalami Pertumbuhan
Sebesar 5,5%.
Danim, Sudarwan. 2004. Motivasi Kepemimpinan &
Efektifitas Kelompok. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Hidayat, Firdaus. 2014. 10 Prestasi Besar Pemerintahan
SBY. Kompas.com [Internet] 2 Juni
<https://www.google.com/amp/s/www.kompasi
ana.com/amp/firdaushidayat/10-prestasi-bsar-
pemerintahan-
sby_54f7218ca3331139718b45d4> Diakses
tanggal 6 Desember 2019, 09.02 WIB.
Irwanty, Kahar. 2008. Konsep Kepemimpinan dalam
perubahan organisasi (Organizational Change)
pada perpustakaan perguruan tinggi. Jurnal
perpustakaan dan informasi, vol.4, no.1.
Karjadi, M. 1983. Kepemimpinan (Leadership).
Bandung: PT Karya Nusantara Cabang
Bandung.
Khairi, Moh. 2014. Kondisi Ekonomi Masa SBY.
Kompas.com [Internet] 4 Mei
<https://www.google.com/amp/s/www.kompasi
ana.com/amp/moh-khairi/kondisi-ekonomi-di-
masa-sby_54f76e29a33311062e8b4811>
Diakses tanggal 6 Desember 2019, 07.00 WIB.
Martono, Nanang. 2012. Sosiologi Perubahan Sosial:
Perspektif Klasik, Modern, Posmodern, dan
Poskolonial. Jakarta: Rajagrafindo Persada.
Menteri Koordinator bidang Perekonomian. 2010.
Perekonomian Indonesia Di Tengah
Perekonomian dunia. Jakarta.
Moh. Nazir. 1998. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia
Indonesia.
Rachmawati. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia.
Yogyakarta: BPFE-UGM.
Rahardian. 2008. Hubungan antara perubahan organisasi
dengan stress kerja. Diakses di
<http://etheses.uin-
malang.ac.id/1844/6/08410037_Bab_2.pdf>
pada 9 desember 2019.
Sanafiah, Faisal. 1989. Sistem Politik Indonesia. Jakarta:
CV. Rajawali.
Santoso, Imam. 2011. Sosiologi The Key Concepsts.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Samsudin, Sadili. 2009. Manajemen Sumber Daya
Manusia. Bandung: Pustaka Setia.
Sedarmayanti. 2009. Sumber Daya Manusia dan
Produktivitas Kerja. Bandung: Mandar Maju.
Sagala, H. Syaiful. 2018. Pendekatan dan Model
Kepemimpinan Edisi Pertama. Jakarta:
Prenadamedia.
Setiawan, Sakina Rakhma Diah. 2018. Ekonomi
Indonesia Tumbuh 5,07 Persen, Tertinggi Sejal
Tahun 2014. Kompas.com [Internet] 5 Februari
<https://ekonomi.kompas.com/read/2018/02/05/
113820026/ekonomi-indonesia-2017-tumbuh-
507-persen-tertinggi-sejak-tahun-2014> diakses
tanggal 6 Desember 2019, 06.45 WIB.
Sugianto, Danang. 2018. Flasback Ekonomi Di Zaman
Orde Baru. Detik.com [Internet] 21 November
<https://m.detik.com/finance/berita-ekonomi-
bisnis/d-4310113/Flasback-ekonomi-di-zaman-
orde-baru> diakses tanggal 5 Desember 2019,
11.46 WIB.
Thoha, Miftah. 2010. Kepemimpinan Dalam
Manajemen. Jakarta: Rajawali Pers.
Wukir. 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia dalam
Organisasi Sekolah. Yogyakarta: Multi
Presindo.
Winardi. 2000. Kepemimpinan Dalam Manajemen.
Jakarta: PT.Reineka Cipta.