strategi keluarga tukang pemel kelapa sawit dalam …

97
STRATEGI KELUARGA TUKANG PEMEL KELAPA SAWIT DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN HIDUP DI JORONG BUKIK NILAMPASAMAN BARAT SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA 1) YUSMARNI NPM : 11070135 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2015

Upload: others

Post on 17-Oct-2021

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: STRATEGI KELUARGA TUKANG PEMEL KELAPA SAWIT DALAM …

iii

STRATEGI KELUARGA TUKANG PEMEL KELAPA SAWIT DALAM

MEMENUHI KEBUTUHAN HIDUP DI JORONG BUKIK

NILAMPASAMAN BARAT

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan (STRATA 1)

YUSMARNI

NPM : 11070135

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

PADANG

2015

Page 2: STRATEGI KELUARGA TUKANG PEMEL KELAPA SAWIT DALAM …

iv

Page 3: STRATEGI KELUARGA TUKANG PEMEL KELAPA SAWIT DALAM …

v

Page 4: STRATEGI KELUARGA TUKANG PEMEL KELAPA SAWIT DALAM …

vi

Page 5: STRATEGI KELUARGA TUKANG PEMEL KELAPA SAWIT DALAM …

vii

ABSTRAK

Yusmarni (NIM: 11070135), Strategi Keluarga tukang Pemel Kelapa Sawit

Dalam Memenuhi Kebutuhan Hidup di Pasaman Barat, Skripsi, Program

Studi Pendidikan Sosiologi, STKIP PGRI Sumatra Barat, Padang, 2015

Penghasilan yang tidak mencukupi dalam pemenuhan kebutuhan

keluarga tukang pemel, yang mana penghasilan lebih rendah pada pengeluaran.

Agar dapat memenuhi kebutuhan hidup, sehingga diperlukan suatu bentuk usaha,

siasat dan rencana tertentu yang harus dilakukan oleh seluruh anggota keluarga

tukang pemel. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan strategi

keluarga tukang pemel kelapa sawit dalam memenuhi kebutuhan hidup di

Pasaman Barat.

Teori yang digunakan dalam penelitian adalah teori pilihan rasional yang

dikemukakan oleh Coleman. Pendekatan penelitian adalah kualitatif dengan tipe

penelitian deskriptif. Teknik pengambilan informan yang dilakukan dengan cara

menggunakan purposive sampling dengan jumlah informan 23 orang. Teknik

pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi, wawancara, dan studi

dokumen. Unit analisis yaitu individu dengan analisis data Milles & Huberman

yang terdiri dari tahap reduksi, penyajian data, pengumpulan data dan penarikan

kesimpulan.

Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa strategi keluarga tukang pemel

kelapa sawit dalam memenuhi kebutuhan hidup di Pasaman Barat (Studi Kasus:

Plasma III Jorong Bukik Nilam Kabupaten Pasaman Barat dengan melakukan dua

strategi yaitu strategi ekonomi dan strategi sosial yang berupa meminjam uang

ketetangga dan juga sistem julo-julo. Adapun strategi ekonomi yaitu dengan

melakukan pekerjaan sampingan sebagai berikut : (1) berkebun jagung

penghasilan yang diterima selama sekali empat bulan, (2) tukang bagunan banyak

hasil yang diperoleh sesuai dengan berapa rusak parah bangunan yang akan

diperbaiki, (3) beternak ayam, (4) tukang ojek (5) melibatkan anggota keluarga

anak dan istri dalam memenuhi kebutuhan keluarga seperti membuka warung dan

juga manyupah (menggarap kebun orang lain).

i

Page 6: STRATEGI KELUARGA TUKANG PEMEL KELAPA SAWIT DALAM …

viii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah Swt, yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini dengan judul “STRATEGI KELUARGA TUKANG PEMEL KELAPA

SAWIT DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN HIDUP DI PASAMAN

BARAT". Skripsi ini ditulis untuk memenuhi syarat menyelesaikan studi dan

mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan strata satu (SI) pada Program Studi

Pendidikan Sosiologi di STKIP PGRI Sumatera Barat.

Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan yang telah

diberikan oleh berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima

kasih kepada:

1. Ibu Marleni, M.Pd sebagai dosen pembimbing I dan Bapak Inoki Ulma Tiara,

M.Pd sebagai pembimbing II yang sudah meluangkan waktu, memberikan

arahan dan menyumbangkan pikiran serta membimbing penulis dengan ikhlas

hingga skripsi ini diselesaikan dengan baik.

2. Ibu Rinel Fitlayeni, MA sebagai dosen penguji I, Ibu Dian Kurnia Anggreta,

M.Si sebagai dosen penguji II dan Bapak Faishal Yasin, M.Pd sebagai dosen

penguji III yang memberikan tanggapan dan masukan kepada penulis demi

kesempurnaan skripsi ini.

3. Ibu Dr. Maihasni, M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan Sosiologi

dan Ibu Marleni, M.Pd sebagai sekretaris Prodi Pendidikan Sosiologi Sekolah

ii

Page 7: STRATEGI KELUARGA TUKANG PEMEL KELAPA SAWIT DALAM …

ix

Tinggi Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan STKIP PGRI Padang Sumatera

Barat.

4. Bapak dan Ibu staf pengajar Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP

PGRI Padang Sumatera Barat.

5. Ibu Dr. Zusmelia, M.Si selaku Ketua STKIP Padang Sumatera Barat beserta

staf dan karyawan.

6. Bapak Kepala KESBANGPOL dan kepala Kantor Wali Nagari yang telah

memberi izin untuk melakukan penelitian.

7. Informan yang memberikan informasi dalam menyelesaikan skripri ini.

Dengan demikian penulis mengucapkan terima kasih atas bantuan, nasehat

serta saran yang sudah diberikan. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini

banyak terdapat kekurangan. Oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan

saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan skripsi ini dan penulis

mengharapkan semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan bagi penulis.

Padang, September 2015

Penulis

iii

Page 8: STRATEGI KELUARGA TUKANG PEMEL KELAPA SAWIT DALAM …

x

DAFTAR ISI

PERNYATAAN HALAMAN PERSETUJUAN HALAMAN PENGESAHAN ABSTRAK ................................................................................................. i KATA PENGANTAR ............................................................................... ii DAFTAR ISI .............................................................................................. v DAFTAR TABEL ..................................................................................... vii DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. viii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ..................................................... 1

1.2 Batasan Masalah ................................................................. 6

1.3 Rumusan Masalah .............................................................. 6

1.4 Tujuan Penelitian ............................................................... 6

1.5 Manfaat Penelitian ............................................................ 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pendekatan Teoritis ............................................................ 8

2.2 Penjelasan Konseptual ....................................................... 10

2.3 Penelitian Relevan .............................................................. 12

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pendekatan dan Tipe Penelitian ......................................... 15

3.2 Informan Penelitian ............................................................ 16

3.3 Jenis Data ........................................................................... 17

3.4 Metode Pengumpulan Data ................................................ 19

3.5 Unit Analisis ....................................................................... 25

3.6 Analisis Data ...................................................................... 25

3.7 Lokasi Penelitian ................................................................ 29

3.8 Jadwal Penelitian ................................................................ 29

BAB IV DESKRIPSI LOKASI

4.1 Kondisi Geografis .............................................................. 30

4.1.1 Batas Wilayah .......................................................... 30

4.1.2 Orbitasi Dan Jarak Tempuh ..................................... 31

4.2 Kondisi Demografi ............................................................. 31

4.2.1 Jumlah Penduduk ..................................................... 31

4.2.2 Pendidikan ................................................................ 32

4.2.3 Mata Pencaharian ..................................................... 34

4.2.4 Kesehatan ................................................................. 35

4.2.5 Agama ...................................................................... 36

iv

Page 9: STRATEGI KELUARGA TUKANG PEMEL KELAPA SAWIT DALAM …

xi

4.2.6 Bahasa ..................................................................... 37

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1Gambaran Umum Kehidupan Keluarga Tukang Pemel Kelapa

Sawit .................................................................................... 38

5.2 Strategi Keluarga Tukang Pemel Dalam Memenuhi Kebutuhan

Hidup di Pasaman Barat ...................................................... 45

5.3 Strategi Ekonomi .................................................................. 46

5.4 Melibatkan Anggota Keluarga .............................................. 57

5.5 Strategi Sosial ...................................................................... 64

BAB VI PENUTUP

6.1 Kesimpulan ........................................................................ 71

6.2 Saran ................................................................................... 71

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

v

Page 10: STRATEGI KELUARGA TUKANG PEMEL KELAPA SAWIT DALAM …

xii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 1 Jumlah penduduk berdasarkan kelompok kerja ............................ 3

Tabel 2 Data upah pemel kelapa sawit Plasma III ...................................... 4

Tabel 3 Jadwal Penelitian............................................................................ 29

Tabel 4 Orbitasi Dan Jarak Tempuh ........................................................... 31

Tabel 5 Jumlah Penduduk ........................................................................... 32

Tabel 6 Jumlah Tingkat Pendidikan ............................................................ 33

Tabel 7 Jumlah Sarana Dan Prasarana Pendidikan ..................................... 34

Tabel 8 Jumlah penduduk berdasarkan kelompok kerja ............................. 35

Tabel 9 Fasilitas Kesehatan ......................................................................... 36

Tabel 10 Jumlah Tempat Ibadah ................................................................. 37

Tabel 11 Tingkat Pendidikan Tukang Pemel Kelapa Sawit........................ 40

Tabel 12 Penghasilan Dan Pengeluaran Tukang Pemel Kelapa Sawit ....... 44

vi

Page 11: STRATEGI KELUARGA TUKANG PEMEL KELAPA SAWIT DALAM …

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran 1: Informan Penelitian .................................................... 75

2. Lampiran 2: Pedoman Wawancara ................................................. 77

3. Lampiran 3: Dokumentasi Penelitian .............................................. 79

4. Lampiran 4: Surat-surat Penelitian.................................................. 82

vii

Page 12: STRATEGI KELUARGA TUKANG PEMEL KELAPA SAWIT DALAM …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada dasarnya manusia bekerja mempunyai tujuan tertentu, yaitu

memenuhi kebutuhan pokok. Kebutuhan pokok suatu paket barang dan jasa yang

oleh masyarakat dianggap perlu tersedia bagi setiap orang. Kebutuhan ini

merupakan tingkat minimum yang dapat dinikmati oleh seseorang. Hal ini berarti

bahwa kebutuhan pokok berbeda-beda dari suatu daerah ke daerah lain, dari suatu

negeri ke negeri yang lain. Jadi suatu kebutuhan pokok itu adalah spesifik

(Sumardi, 1982 : 4).

Kebutuhan pokok tidak terlepas dari kebutuhan sehari-hari. Selama hidup

manusia membutuhkan bermacam-macam kebutuhan, Kebutuhan dasar manusia

bermacam-macam antara lain, sandang, pangan, papan, kesehatan, pendidikan,

pekerjaan, dan lain-lain (Ala, 1996 : 9). Ada yang membedakan antara kebutuhan

primer dan kebutuhan skunder. Kebutuhan primer adalah kebutuhan yang paling

utama untuk dapat mempertahankan hidup seperti makan, minum, pakaian dan

perumahan. Sedangkan kebutuhan skunder adalah kebutuhan yang diperlukan

guna melengkapi kebutuhan primer, seperti alat-alat dan perabot. Sedangkan

menurut Samir Radwan dan Torkel Alfthan (dalam Sumardi, 1982: 2) bahwa

tanpa mengurangi konsep basic needs, keperluan minimum dari seorang individu

atau rumah tangga adalah sebagai berikut : (1) makan, (2) pakaian, (3) perumahan,

(4) kesehatan, (5) pendidikan, (6) air dan sanitasi, (7) transportasi, (8) partisipasi.

1

Page 13: STRATEGI KELUARGA TUKANG PEMEL KELAPA SAWIT DALAM …

2

Kebutuhan keluarga merupakan kebutuhan yang sangat penting yang

berguna bagi kelangsungan hidup manusia. Adapun yang menjadi kebutuhan

pokok keluarga adalah sandang, pangan, kesehatan, perumahan dan pendidikan

(Sumardi, 1982:41). Kebutuhan yang beraneka ragam menambah penting arti

kegiatan yang di lakukan oleh keluarga. Setiap keluarga harus berusaha untuk

memperoleh kebutuhannya, tidak seorangpun yang bebas melalaikan

kepentingannya (Sajogyo, 1982:9).

Manusia harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan pokok, dimana

bekerja merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk mencapai suatu tujuan

tertentu yang bersifat produktif atau dapat menghasilkan uang (pendapatan).

Bekerja merupakan kegiatan yang menyita waktu dari pagi sampai siang dan

mungkin sampai sore hari (Makrum, 1991:188). Dengan bekerja keluarga akan

menghasilkan uang atau pendapatan, Pendapatan merupakan semua uang yang

masuk dalam sebuah rumah tangga atau unit terkecil lainnya dalam suatu masa

tertentu. Pendapatan juga merupakan sumber dasar bagi keluarga untuk

menentukan tingkat pengeluaran tiap-tiap keluarga (Sherraden, 2006:23).

Penghasilan atau pendapatan disini merupakan seluruh penerimaan baik berupa

uang maupun barang, baik dari pihak lain maupun dari hasil sendiri, dengan jalan

dinilai sejumlah uang atas harga yang berlaku pada saat itu (Sumardi,1982:20).

Data penduduk juga dapat ditemukan di kantor Nagari Aua Kuniang

yang terdiri dari beberapa Jorong salah satu adalah Jorong Bukik Nilam, yang

mana merupakan wilayah dari Plasma III Kabupaten Pasaman Barat penduduk

Plasma III Jorong Bukik Nilam sebagian besar bermukim di daerah daratan tinggi

Page 14: STRATEGI KELUARGA TUKANG PEMEL KELAPA SAWIT DALAM …

3

dengan perubahan waktu, jumlah penduduk Plasma III Jorong Bukik Nilam terus

mengalami perubahan penurunan dan peningkatan dari waktu ke waktu. Adapun

jumlah penduduk plasma III Jorong Bukit Nilam pada tahun 2014 yang memiliki

jumlah penduduk sebanyak 2.229 jiwa dan 456 KK yang terdiri dari 1.084 jiwa

penduduk laki-laki dan 1.145 jiwa penduduk perempuan. (kantor wali Nagari Aua

Kuniang)

Penduduk Plasma III Jorong Bukit Nilam mayoritas bermata pencaharian

sebagai petani dan juga daerahnya berada di bawah kaki gunung maka masyarakat

banyak yang bekerja sebagai petani, untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel jenis

pekerjaan dibawah ini :

Tabel 1 : Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Kerja Di Jorong

Bukik Nilam Plasma III

No Keterangan Jumlah

1. Bertani 550 jiwa

2. Beternak 30 jiwa

3. Buruh tani 40 jiwa

4. Berwirausaha 50 jiwa

5. PNS 20 jiwa

6. Montir 25 jiwa

7. Tukang 15 jiwa Sumber : Wali Nagari Aua Kuniang 2014

Dari data tabel di atas maka mata pencaharian penduduk Plasma III

bervariasi mulai dari bertani, buruh tani, beternak, berwirausaha, PNS. Montir,

tukang. Jumlah masyarakat yang bermata pencaharian sebagai petani sebanyak

550 jiwa dan sebagai buruh tani berjumlah 40 jiwa termasuk yang bekerja sebagai

tukang pemel kelapa sawit (buruh tani). Sedangkan yang bekerja sebagai tukang

berjumlah 15 jiwa.

Page 15: STRATEGI KELUARGA TUKANG PEMEL KELAPA SAWIT DALAM …

4

Bekerja sebagai tukang pemel sawit dilakukan dengan mengandalkan

fisik tubuh dan tenaga yang kuat untuk melakukan pekerjaan tersebut, apabila

pekerjaan telah selesai maka para pekerja tukang pemel mendapatkan upah yang

diberikan oleh ketua kelompok tani untuk memenuhi kebutuhan pokok para

pekerja. Pendapatan atau upah yang diberikan kepada pekerja sawit diberikan

pada tiap bulan. Pendapatan yang diperoleh oleh keluarga tukang pemel belum

cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

Jika dikaitkan dengan pendapatan yang diterima minimum Rp 700,000

keluarga belum bisa memperoleh dan mencukupi kebutuhan pokok keluarga

tukang pemel tersebut. Sedangkan Upah Minimum Propinsi (UMP) yang

ditetapkan oleh Mentri Tenaga Kerja RI untuk Sumatera Barat pada tahun 2015

dan standar kehidupan layak sebesar Rp 1,615.000, dengan melihat UMP tersebut

keluarga harus bisa mencukupi kehidupan dan kebutuhan pokok seperti beras,

lauk pauk, pendidikan buat anak-anak mereka dan juga kesehatan keluarga.

Penghasilan yang didapat dari hasil tukang pemel tidak sebanding dengan

pengeluaran, yang dialami keluarga tukang pemel tersebut. (BPS Wali Nagari Aua

Kuniang). Hal ini sesuai dengan data upah/bulan dan jumlah pekerja tukang pemel

kelapa sawit :

Tabel 2 Data upah pemel kelapa sawit Plasma III

No Tahun Upah/bulan Jumlah Pekerja

1. 2011 Rp. 400,000 7 orang

2. 2012 Rp. 500,000 8 orang

3. 2013 Rp. 500,000 10 orang

4. 2014 Rp. 700,000 10 orang Sumber Data : KUD KPS INDAH Plasma III, Kabupaten Pasaman Barat

Page 16: STRATEGI KELUARGA TUKANG PEMEL KELAPA SAWIT DALAM …

5

Berdasarkan data tabel 2 pada tahun 2011 jumlah upah yang diterima

oleh keluarga tukang pemel kelapa sawit sebesar Rp. 400,000, dengan jumlah

tenaga kerja 7 orang, pada tahun 2012 terjadi peningkatan yang berjumlah

Rp.500,000, dengan jumlah tenaga kerja 8 orang,dan tahun 2013 tidak ada terjadi

peningkatan upah kerja yang berjumlah Rp.500,00 dengan jumlah tenaga kerja 10

orang, tetapi pada tahun 2014 terjadi peningkatan upah kerja sebanyak Rp.

700,000, dan jumlah tenaga kerja sebanyak 10 orang.

Begitu juga yang telah diungkapkan oleh keluarga Bapak MS dan PL,

dimana gaji yang mereka peroleh perbulan belum bisa mencukupi kebutuhan

keluarga mereka. Dengan mengandalkan upah dari tukang pemel belum bisa

memenuhi kebutuhan keuarga dan juga biaya pendidikan anak. Penghasilan yang

diterima oleh keluarga tukang pemel kelapa sawit termasuk masih kecil. Mereka

harus bekerja lebih keras lagi untuk bisa memenuhi kebutuhan keluarga. Dengan

penghasilan Rp.600.000 perbulan harus bisa menutupi kekurangan belanja

keluarga agar bisa memenuhi kebutuhan keluarga terutama kebutuhan pokok

keluarga. Dengan keadaan yang begitu sulit menjadikan keluarga tukang pemel

tidak bisa melakukan sesuatu dengan kehidupan yang serba kekurangan.

Berdasarkan permasalahan di atas maka peneliti tertarik untuk

mengetahui bagaimana keluarga tukang pemel memenuhi segala kebutuhan pokok

yang mana penghasilannya lebih rendah dari pengeluaran, sehingga keluarga

tukang pemel harus melakukan berbagai cara agar kebutuhan rumah tangga

terpenuhi, hal ini akan dituangkan dalam sebuah bentuk penelitian yang berjudul“

Page 17: STRATEGI KELUARGA TUKANG PEMEL KELAPA SAWIT DALAM …

6

Strategi Keluarga Tukang Pemel Kelapa Sawit dalam memenuhi kebutuhan

hidup di Jorong Bukik Nilam Plasma III Kabupaten Pasaman Barat”.

1.2. Batasan Masalah

Mengingat luasnya permasalahan dan agar terpusatnya pembahasan ini

maka penulis akan membatasi keluarga tukang pemel dalam memenuhi segala

kebutuhan pokok yang mana penghasilannya lebih rendah dari pengeluaran,

sehingga keluarga tukang pemel harus melakukan berbagai cara agar kebutuhan

rumah tangga terpenuhi .

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan pada latar belakang dan uraian diatas, maka

masalah penelitian ini adalah bagaimana strategi keluarga tukang pemel kelapa

sawit dalam memenuhi kebutuhan hidup di Jorong Bukik Nilam Plasma III

Kabupaten Pasaman Barat?.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang Strategi

keluarga tukang pemel kelapa sawit dalam memenuhi kebutuhan hidup di Jorong

Bukik Nilam Plasma III Kabupaten Pasaman Barat.

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah :

1. Secara akademis, hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi dalam

menambahkan ilmu dan wawasan bagi yang mengkaji

permasalahan tentang strategi bertahan hidup untuk keberlangsungan

Page 18: STRATEGI KELUARGA TUKANG PEMEL KELAPA SAWIT DALAM …

7

rumah tangga. penelitian ini juga dapat menjadi masukan untuk kajian

tentang sosiologi ekonomi.

2. Secara praktis, dapat memberikan masukan kepada pemerintah dalam

mengambil keputusan yang berkaitan dengan pemberdayaan tenaga kerja.

Page 19: STRATEGI KELUARGA TUKANG PEMEL KELAPA SAWIT DALAM …

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pendekatan Teoritis

Teori yang dipilih sebagai pisau analisis dalam penelitian ini adalah teori

pilihan rasional yang dijelaskan oleh James Coleman. Prinsip dasar teori pilihan

rasional berasal dari ekonomi neoklasik. Teori pilihan rasional memusatkan

perhatiannya pada aktor. Aktor dipandang sebagai manusia yang mempunyai

tujuan atau mempunyai maksud. Artinya aktor mempunyai tujuan dan

tindakannya tertuju pada upaya untuk mencapai tujuan itu. Aktor pun dipandang

mempunyai pilihan atau nialai, keperluan, yang penting adalah kenyataan bahwa

tindakan dilakukan untuk mencapai tujuan yang sesuai dengan tingkatan

pilihannya (Upe,2010:193-194).

Orientasi pilihan rasional Coleman jelas pada gagasan dasarnya bahwa

”orang bertindak secara sengaja untuk mencapai suatu tujuan, dengan tujuan (dan

tindakan) yang dibangun oleh nilai atau preferensi. Namun kemudian Coleman

beragumen bahwa untuk sebagian besar tujuan teoritis, ia memerlukan konsep

yang lebih tepat tentang aktor rasional yang berasal dari ilmu ekonomi” konsep

yang melihat aktor memilih tindakan-tindakan yang akan memaksimalkan

keuntungan, atau pemuasan kebutuhan dan keinginanny (Ritzer dan

Goodman,2004:480).

Ada dua elemen kunci dalam teori Coleman yaitu aktor dan sumber daya.

Sumber daya adalah hal-hal yang dikendalikan aktor dan yang diinginkannya

(Ritzer,2004:480) coleman menjelaskan interaksi antara aktor dan sumber daya

8

Page 20: STRATEGI KELUARGA TUKANG PEMEL KELAPA SAWIT DALAM …

9

menuju ketingkat sistem sosial “Basis minimal untuk sistem sosial tindakan

adalah dua orang aktor, masing-masing mengendalikan sumber daya yang

menarik perhatian pihak yang lain. Perhatian satu orang terhadap sumber daya

yang dikendalikan orang lain itulah yang menyebabkan keduanya terlibat dalam

tindakan yang saling membutuhkan terlibat dalam sistem tindakan selaku aktor

yang mempunyai tujuan, masing-masing bertujuan memaksimalkan perwujudan

kepentingannya yang memberikan ciri yang saling tergantung atau ciri sistematik

terhadap tindakan mereka”.

Dalam hubungan antara dua individu atau lebih, senantiasa berorientasi

pada aspek sosial ekonomi yang meliputi, unsur imbalan (reward), pengorbanan

(cost), dan keuntungan (profit). Imbalan merupakan segala hal yang diperoleh

melalui adanya pengorbanan. Sedangkan keuntungan adalah imbalan dikurangi

oleh pengorbanan. Dengan demikian, prilaku sosial terdiri atas pertukaran antara

dua orang berdasarkan perhitungan untung-rugi. Jelasnya bahwa setiap hubungan

hanya akan langgeng apabila semua pihak yang terlibat merasa mendapat

keuntungan. Rasionalnya setiap prilaku seseorang dimunculkan karena

berdasarkan perhitungan untung-rugi (Upe,2010:196).

Coleman mengakui bahwa dalam kehidupan nyata orang tidak selalu

berprilaku rasional, namun ia merasa bahwa hal ini hampir tidak berpengaruh

terhadap teorinya: “asumsiku adalah bahwa ramalan teoritis yang dibuat di sini

akan sama saja apakah aktor dan bertindak tepat menurut rasionalitas seperti yang

bisa dibayangkan atau menyimpang dari cara-cara yang telah diamati” (Ritzer,

2004:480).

Page 21: STRATEGI KELUARGA TUKANG PEMEL KELAPA SAWIT DALAM …

10

Uraian di atas dapat ditarik analisis sederhana bahwa aktor dipandang

sebagai manusia yang mempunyai pilihan untuk memenuhi kebutuhan hidup,

dengan nilai serta kepuasan. Keluarga yang memilih berbagai strategi yang

merupakan pilihan yang rasional bagi mereka, yaitu untuk mengharapkan suatu

keuntungan dan imbalan harus dilakukan dengan pengorbanan. Seperti keluarga

tukang pemel yang strategi dengan melakukan pekerjaan lebih dari satu dari

pekerjaan utama yang dilakukan secara bergantian sehingga waktu untuk

berkumpul dengan keluargapun terbatas, dan juga melibatkan anggota keluarga

baik istri dan anak dalam mencari nafkah. Hal ini dilakukan untuk memenuhi

segala kebutuhan keluarga.

2.2 Penjelasan Konseptual

1. Strategi bertahan hidup

Pengertian strategi bertahan hidup menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia (2013:435) “strategi ” yaitu sebagai rencana yang cermat mengenai

kegiatan untuk mencapai sasaran khusus dan strategi adalah rencana, upaya,

siasat, atau akal yang digunakan untuk mencapai maksud tertentu dan tujuan

tertentu. Dalam penelitian ini pengertian strategi yang digunakan merujuk pada

pengertian strategi yang dipakai adalah rencana, upaya, siasat, atau akal yang

digunakan untuk mencapai maksud dan tujuan tertentu.

Strategi ekonomi merupakan rencana rumah tangga dari kalangan

ekonomi menengah kebawah yaitu merujuk pada pentingnya strategi ekonomi

dalam rumah tangga untuk menutupi kekurangan ekonomi di rumah tangga.

Strategi rumah tangga pedesaan dalam menghadapi kondisi mencakup alokasi

Page 22: STRATEGI KELUARGA TUKANG PEMEL KELAPA SAWIT DALAM …

11

sumber daya khususnya tenaga kerja di dua sektor sekaligus yaitu sektor produksi

dan non produksi. Upaya di sektor produksi menunjuk pada ragam kegiatan para

anggota rumah tangga di bidang ekonomi produksi. Sedangkan upaya di sektor

non produksi menunjuk pada keterlibatan anggota rumah tangga yang lain di

berbagai lembaga kesejahteraan sosial dalam masyarakat (Ihromi, 1999:241).

Sedangkan dalam penelitian ini yang dimaksud strategi adalah suatu

usaha, upaya, siasat, atau rencana yang digunakan oleh keluarga tukang pemel

untuk mempertahankan kehidupan keluarga ketika pendapatan tidak bisa

mencukupi kebutuhan sehari-hari. Supaya rumah tangga tukang pemel bisa

bertahan hidup ketika menghadapi kondisi ekonomi yang sulit, maka diperlukan

suatu bentuk usaha, siasat dan rencana tertentu yang harus dilakukan oleh seluruh

anggota keluarga tukang pemel.

2. Keluarga Tukang Pemel

Menurut Suhendi (2001:41) keluarga merupakan kelompok sosial yang

biasanya berpusat pada suatu keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak yang

belum menikah atau memisahkan diri. Rumah tangga sebagai akibat dari

perkawinan akan membentuk suatu kesatuan sosial. Kesatuan ini mengurus

ekonomi keluarga yang terdiri dari satu keluarga inti atau lebih. Keluarga tukang

pemel di Plasma III juga merupakan kelompok sosial terkecil dari masyarakat,

yang terdiri dari kepala keluarga tukang pemel, istri dan anak tukang pemel yang

belum menikah.

Keluarga tukang pemel merupakan masyarakat yang bekerja pada sektor

pertanian yang disebut dengan buruh tani. Buruh tani dalam pengertian yang

Page 23: STRATEGI KELUARGA TUKANG PEMEL KELAPA SAWIT DALAM …

12

sesungguhnya memperoleh penghasilan terutama dari bekerja yang mengambil

upah untuk para pemilik tanah atau para petani penyewa tanah. Sebagian besar

dari mereka bekerja atas dasar jangka pendek, dipekerjakan dan dilepas dari hari

ke hari. Sebagian kecil dari mereka dipekerjakan untuk jangka waktu setahun atau

lebih lama lagi (Sajogyo, 2005:111).

Berdasarkan atas pola pemilikan dan penguasaan tanah, maka kaum

petani dapat digolongkan menjadi: (1) pemilik-penggarap-murni, yakni petani

yang hanya menggarap tanah miliknya sendiri, (2) penyewa dan penyekap-murni,

yakni mereka yang tidak memiliki tanah tetapi menguasai tanah garapan melalui

sewa atau bagi hasil, (3) pemilik-penyewa atau pemilik, penyekap, yakni petani

yang disamping menggarap tanahnya sendiri juga menggarap tanah milik orang

lain lewat persewaan atau bagi hasil, (4) pemilik-bukan-penggarap, yakni bila

tanah miliknya disewakan atau disakapkan kepada orang lain (penyakap,

penggarap atau buruh tani), dan (5) petani tunakisma atau buruh tani (Rahardjo,

1999: 143-144).

Begitu juga dengan para pekerja sebagai tukang pemel dimana tukang

pemel merupakan buruh tani karna bekerja sebagai penggarap kebun kelapa sawit

yang dimiliki oleh masyarakat Plasma III dan tukang pemel bukan pemilik dari

tanah atau kebun sawit tersebut, kemudian para pekerja tukang pemel diberi upah

oleh ketua kelompok tani.

2.3 Penelitian Relavan

Kajian penelitian relavan merupakan bagian yang menguraikan tentang

beberapa pendapat atau hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan

Page 24: STRATEGI KELUARGA TUKANG PEMEL KELAPA SAWIT DALAM …

13

permasalahan yang di teliti, diantaranya yaitu Harlina (2010) penelitiannya yang

berjudul “ Strategi Bertahan Hidup Rumah Tangga Miskin Pemotong Gotah (

Studi Khasus Rumah Tangga Miskin Di Nagari Lubuak Gadang, Kecamatan

Mapat, Kabupaten Pasaman)”. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa untuk

dapat bertahan hidup keluarga miskin pemotong gotah melakukan dua strategi

yaitu : pertama, strategi ekonomi, yaitu dengan mengoptimalkan tenaga rumah

tangga untuk mencari pekerjaan sampingan masih dalam sektor pertanian seperti

menyiangi dan menggarap ladang orang lain. kedua, strategi sosial, yaitu dengan

cara memanfaatkan bantuan dengan anak saudara, tetangga dan memanfaatkan

pinjaman dan hutang dari toke gotah dan warung serta memanfaatkan sumber

daya lingkungan hidup.

Syahrizal (2006) yang meneliti tentang “Strategi Buruh Perkebunan

Mengatasi Kemiskinan (Studi di Perkebunan Teh PT. Mitra Kerinci Sumatra

Barat ) ”. tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keadaan sosial

ekonomi buruh perkebunan (posisi mereka dalam struktur masyarakat

perkebunan, tingkat pendapatan dan kondisi kehidupan) dan mendeskripsikan

tindakan-tindakan rumah tangga buruh perkebunan dan faktor-faktor yang

menyebabkan mereka memilih dan melakukan tindakan sebagai strategi

mengatasi kemiskinan serta gambaran strategi kelangsungan hidup rumah tangga

buruh purkebunan dalam mengatasi kemiskinan.

Sri Rahmadani (2009) yang meneliti tentang “Strategi Petani Miskin

Sawah Dalam Mengatasi Kemiskinan : suatu Studi Di Nagari Batipuh Baruh

kecamatan Batipuh Kabupaten Tanah Datar” tujuan dari penelitian ini adalah

Page 25: STRATEGI KELUARGA TUKANG PEMEL KELAPA SAWIT DALAM …

14

untuk menggambarkan beragam strategi yang diterapkan petani miskin sawah di

Nagari Batipuh Baruh dalam mengatasi kemiskinan. Kemudian juga untuk

memahami rasionalitas petani miskin sawah yang hidup dalam suatu masyarakat

dalam setiap pilihan strategi tersebut.

Adapun persamaan penelitian ini dengan sebelumnya adalah sama-sama

membahas tentang buruh tani yang bekerja dalam sektor pertanian. Sedangkan

perbedaan penelitian ini adalah penelitian sebelumnya lebih fokus kepada faktor

penyebab buruh tetap bertahan dengan pekerjaan yang mereka pilih, sedangkan

penelitian ini lebih khusus ke strategi bertahan hidup yang di lakukan oleh

keluarga tukang pemel kelapa sawit di Plasma III Jorong Bukit Nilam Kabupaten

Pasaman Barat.

Page 26: STRATEGI KELUARGA TUKANG PEMEL KELAPA SAWIT DALAM …

15

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

2.1 Pendekatan dan Tipe Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yaitu sebuah metode

penelitian yang datanya dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-

angka (Afrizal, 2008:14). Pendekatan penelitian kualitatif dapat didefenisikan

sebagai pendekatan penelitian ilmu-ilmu sosial yang menganalisis data berupa

kata-kata dan perbuatan-perbuatan manusia dengan cara interprestasi. Pendekatan

kualitatif ini digunakan karena beberapa pertimbangan. Pertama, menyesuaikan

metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan jamak.

Kedua, metode ini menyajikan secara langsung hakekat hubungan antara peneliti

dan informan. Ketiga, pendekatan ini lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan

diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama terhadap pola-pola nilai yang

dihadapi (Moleong, 2010:9-10).

Pendekatan kualitatif digunakan untuk melihat strategi yang dilakukan

oleh keluarga tukang pemel dalam bertahan hidup untuk pemenuhan kebutuhan

hidup mereka. Selain itu, metode ini dipilih karena lebih mampu menemukan

defenisi situasi dan gejala sosial dari subjek, prilaku, motif-motif subjek, perasaan

dan emosi dari orang yang diamati dan merupakan defenisi subjek yang diteliti.

Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif, yang

mengembangkan konsep dan mengumpulkan fakta-fakta, tetapi tidak melakukan

pengujian hipotesis. Sebagaimana diketahui bahwa penelitian deskriptif mencoba

untuk mencari data seluasnya dalam rangka mencari kondisi sosial dari

15

Page 27: STRATEGI KELUARGA TUKANG PEMEL KELAPA SAWIT DALAM …

16

sekelompok manusia (Moleong, 2010:3). Begitu juga halnya dengan penelitian

mengenai strategi bertahan hidup keluarga tukang pemel kelapa sawit di Plsama

III Jorong Bukit Nilam Kabupaten Pasaman Barat dimana dijelaskan mengenai

kelurga tukang pemel yang memilih strategi untuk bertahan hidup dalam

memenuhi kebutuhan hidup keluraga.

3.2.Informan penelitian

Informan penelitian adalah orang yang memberikan informasi baik

tentang dirinya maupun tentang orang lain atau suatu kejadian kepada peneliti

mereka tidak dipahami sebagai objek, sebagai seorang yang memberikan respon

terhadap (hal-hal yang diluar diri mereka) melainkan sebagai subjek penelitan

(Afrizal, 2008. 100).

Teknik pemilihan informan menggunakan teknik proposive sampling,

yang merupakan penarikan informan yang dipilih secara sengaja oleh peneliti

dengan berdasarkan pertimbangan- pertimbangan atau karakteristik tertentu sesuai

dengan penelitian dan keberadaan mereka yang diketahui oleh peneliti (Afrizal,

2008:100-101).Adapun yang menjadi kreteria informan dalam penelitian ini

adalah :

1. Kepala keluarga yang bekerja tetap sebagai tukang pemel kelapa sawit.

2. Kepala keluarga yang mempunyai pekerjaan sampingan

3. Anggota keluarga yang ikut bekerja

Jumlah informan dalam penelitian ini mengacu kepada sistem pengambilan

informan dalam prinsip penelitian kualitatif, dimana jumlah informan tidak

ditentukan sejak awal mulai penelitian, tetapi setelah penelitian selesai.

Page 28: STRATEGI KELUARGA TUKANG PEMEL KELAPA SAWIT DALAM …

17

Wawancara akan dihentikan ketika variasi informan yang diperkirakan tidak ada

lagi dilapangan serta data-data informasi yang diperoleh melalui analisis yang

cermat sudah mengambar pola dari permasalahan yang diteliti.

Informan penelitian berjumlah 23 orang informan yang terdiri dari 10

orang kepala keluarga tukang pemel kelapa sawit, serta 10 orang istri (informan

pendukung) dari tukang pemel kelapa sawit, tiga orang anak dari keluarga tukang

pemel kelapa sawit dan tetangga sebagai trigulasi data yang membantu

mendapatkan dan memperkuat data agar lebih valid.

Dalam menemui informan peneliti sangat susah untuk bertemu dengan

informan karena mereka sibuk bekerja dan pulang ke rumah juga sudah sore, apa

lagi bertemu dengan kepala keluarga tukang pemel kelapa sawit yang jarang di

rumah karena sibuk bekerja pada siang hari. Tetapi dengan kegigihan peneliti

akhirnya peneliti bisa juga bertemu dengan informan dan mandapatkan informasi

dari kepala keluarga tukang pemel kelapa sawit dan peneliti juga pergi ke tempat

kerja tukang pemel tersebut.

3.3 Jenis Data

Untuk mendapatkan data atau informasi dalam penelitian ini, maka data

yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder dengan uraian sebagai

berikut :

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung di

lapangan dari sumber asli oleh orang yang melakukan penelitian. Data primer

disebut juga data asli yang diperoleh secara langsung dari informan, baik yang

Page 29: STRATEGI KELUARGA TUKANG PEMEL KELAPA SAWIT DALAM …

18

dilakukan melalui wawancara, observasi, dan alat lainnya juga merupakan data

primer. Data primer bersifat polos, apa adanya, dan masih mentah memerlukan

analisis lebih lanjut (Mahmud, 2011:146). Data ini diproleh dengan cara

wawancara yaitu memperoleh informasi dengan cara langsung pada pihak-pihak

yang diwawancarai orang-orang yang berwenang dan terkait dengan keluarga

tukang pemel.

Adapun data primer tersebut yaitu data yang diambil langsung dari

informan penelitian melalui wawancara langsung kepada masyarakat yang berada

di Plasma Tiga Jorong Bukik Nilam yang sesuai dengan kriteria informan.

Wawancara dilakukan pada bulan Mei sampai dengan bulan Juni 2015,

wawancara ini dilakukan dimasing-masing rumah informan yang bertempat

tinggal di Plasma Tiga Jorong Bukik Nilam Kabupaten Pasaman Barat. Sebelum

dilakukan wawancara terlebih dahulu disiapkan pedoman wawancara atau pokok-

pokok pertanyaan yang akan ditanyakan. Dalam melakukan wawancara ini tidak

selamanya terfokus dengan urutan pertanyaan yang sudah ada, karena disesuaikan

bagaimana ekspresi informan pada saat peneliti datang dan meminta izin untuk

mengajukan beberapa pertanyaan. Wawancara dilakukan diawali dengan

kunjungan kerumah-rumah informan, kemudian bersalaman dengan

mempertanyaankan keadaan informan dan tujuan dari kedatangan peneliti. Lalu

peneliti menanyakan identitas lengkap informan sambil menulis dan menanyakan

informan sesuai dengan pokok-pokok pertanyaan.

Page 30: STRATEGI KELUARGA TUKANG PEMEL KELAPA SAWIT DALAM …

19

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang

yang melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada. Data ini bisa

diperoleh dari perpustakaan atau laporan-laporan peneliti terdahulu. Data

sekunder disebut juga data tersedia, data ini biasanya digunakan untuk

melengkapi data primer. Bahan keperpustakaan yang dapat dipergunakan dalam

penelitian tidak hanya berupa teori-teori yang telah matang, siap untuk dipakai,

tetapi dapat pula berupa hasil-hasil penelitian yang masih memerlukan pengujian

kebenarannya (Mahmud, 2011:146). Jadi data sekunder merupakan data

pendukung penelitian yang diperoleh dari dokumen-dokumen resmi yang relevan

dan berkaitan dengan penelitian yang dilakukan, bisa berbentuk laporan atau

dokumen yang didapati dari berbagai sumber media dan dokumentasi dari

masyarakat setempat.

Pengumpulan data sekunder peneliti lakukan, dengan mengumpulkan

literatur dan studi dokumen yang diperoleh dari istansi yang terkait. Dokumen

berhubungan dengan keadaan georafis dan demografis Plasma III Jorang Bukit

Nilam Kabupaten Pasaman Barat sebagai tempat penelitian serta foto – foto yang

berhubungan dengan penelitian. Data di atas, peneliti gunakan untuk memperkuat

dan memperkokoh data primer.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk

memperoleh data yang diperlukan. Untuk memperoleh data peneliti melakukan

penelitian mulai dari tanggal 10 Mei sampai tanggal 10 Juni 2015. Dalam rentang

Page 31: STRATEGI KELUARGA TUKANG PEMEL KELAPA SAWIT DALAM …

20

waktu tersebut peneliti melakukan tiga teknik untuk mengumpulkan data, ada

kalanya peneliti melakukan observasi, dimana setiap melakukan observasi peneliti

juga melakukan wawancara, begitu juga dengan wawancara ada kalanya peneliti

juga melakukan wawancara dan juga observasi dan ada kalanya peneliti

melakukan observasi khusus, wawancara khusus dan studi dokumen

khusus. Untuk memperoleh data, maka peneliti melakukan beberapa teknik

sebagai berikut :

1. Observasi

Observasi atau pengamatan adalah kegiatan keseharian manusia dengan

menggunakan panca indra mata sebagai alat bantu utamanya selain panca indra

lainnya seperti telinga, penciuman, mulut dan kulit. Karena itu, observasi adalah

kemampuan seseorang untuk menggunakan pengamatannnya melalui hasil keja

panca indra mata serta dibantu dengan panca indra lainnya ( Bungin, 2011: 118).

Observasi yangdilakukan adalah obervasi non partisipasi, jenis observasi

ini tidak melibatkan diri kedalam observasi hanya pengamatan dilakukan secara

sepintas pada saat tertentu kegiatan observasinya. Pengamatannya tidak terlibat

ini, hanya mendapat gambaran objeknya sejauh penglihatan dan terlepas pada

saat tertentu tersebut, tidak dapat merasakan keadaan sesungguhnya terjadi pada

observasinya ( Subagyo, 2011: 66). Dalam metode observasi ini peneliti melihat

dan mengamati secara langsung kondisi fisik rumah, perlengkapan, kegiatan dan

keseharian yang dilakukan oleh tukang pemel tersebut.

Pada tahap awal pengamatan yang peneliti lakukan di Plasma III Jorong

Bukik Nilam yaitu pada bulan Februari 2015, kemudian observasi tahap pertama

Page 32: STRATEGI KELUARGA TUKANG PEMEL KELAPA SAWIT DALAM …

21

yang peneliti lakukan yaitu pada tanggal 10-12 Mei 2015 dimana peneliti melihat

dan mengamati tempat dan lokasi para informan bekerja. Pada observasi

selanjutnya yaitu pada tanggal 14-15 Mei 2015 observasi yang peneliti lakukan

dirumah informan. Dimana peneliti juga melihat dan mengamati kehidupan

keseharian informan selain itu, peneliti melihat dan mengamati secara langsung

kondisi fisik rumah, perlengkapan yang dibutuhkan oleh keluarga tukang pemel,

dan juga melihat dan mengamati secara langsung bagaimana informan melakukan

aktifitasnya sehari-hari sebagai tukang pemel kelapa sawit dan anggota keluarga

yang ikut membantu dalam memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Aktivitas yang

dilakukan oleh tukang pemel diawali dari jam 08.00-14.00 WIB. Observasi

berikutnya yang dilakukan oleh peneliti yaitu pada tanggal 16-17 Mei 2015,

peneliti melihat dan mengamati interaksi dan hubungan keluarga tukang pemel

dengan para tetangga yang ada disekitar tempat tinggal keluarga tukang pemel. hal

tersebut merupakan tahapan yang peneliti lakukan untuk mendapatkan data yang

lebih jelas dan valid.

2. Wawancara

Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi

dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu

topik tertentu. Wawancara ini dilakukan ketika peneliti ingin melakukan studi

pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti dan ingin

mengetahui hal-hal dari responden lebih mendalam (Sugiyono, 2012: 72).

Wawancara dalam penelitian kualitatif dilakukan seperti dua orang yang sedang

bercakap-cakap tentang sesuatu (Afrizal, 2014:21).

Page 33: STRATEGI KELUARGA TUKANG PEMEL KELAPA SAWIT DALAM …

22

Wawancara mendalam (in-depth Interview) adalah merupakan

wawancara tidak berstruktur, yang dilakukan berulang kali antara pewawancara

dengan informan (Afrizal, 2008: 97-98). Wawancara mendalam dilakukan secara

bebas dan tidak selalu menurut kronologis yang telah disusun, namun demikian

penelitian tetap berada pada arah dan tujuan penelitian. Wawancara digunakan

untuk mendapatkan data secara detail mengenai bagaimana strategi bertahan

hidup yang dilakukan oleh keluarga tukang pemel. Wawancara dalam penelitian

ini adalah wawancara mendalam. Wawancara mendalam adalah wawancara yang

pewawancaranya menetapkan sendiri masalah dan pertanyaan-pertanyaan yang

akan diajukan. Wawancara mendalam bersifat terbuka, pelaksanaan wawancara

mendalam tidak hanya satu kali atau dua kali melainkan mendalami masalah atau

penelitian dengan sebaik-baiknya agar mendapatkan data yang lebih valid.

Dalam penelitian ini wawancara dilakukan di rumah keluarga tukang

pemel kelapa sawit dan juga peneliti pergi ke tempat dimana tukang pemel

tersebut bekerja. Hal-hal yang diwawancarai adalah mengenai pekerjaan tukang

pemel kelapa sawit, berapa penghasilan yang diperoleh serta meminta kepala

keluarga menceritakan bagaimana cara memenuhi kebutuhan hidup dan juga

kerja sampingan yang dilakukan selama ini, serta menanyakan kepada istri dan

anak dari kepala keluarga tukang pemel kelapa sawit tersebut, dan juga peneliti

menanyakan kepada tetangga terdekat tentang bagaimana kondisi keluarga

tukang pemel tersebut serta aktifitas yang dilakukan oleh keluarga tukang pemel.

Wawancara pertama yang dilakukan oleh peneliti yaitu pada tanggal 19

Mei 2015, sebelum peneliti melakukan wawancara peneliti melakukan pemilihan

Page 34: STRATEGI KELUARGA TUKANG PEMEL KELAPA SAWIT DALAM …

23

waktu yang tepat untuk wawancara yaitu pada saat para tukang pemel beristirahat

yaitu pada jam 12.00 WIB ketika informan tidak sibuk dan peneliti mulai

menjelaskan tujuan dan maksud peneliti melakukan penelitian kemudian peneliti

mulai melakukan wawancara. Dalam wawancara pertama yang peneliti lakukan di

kebun kelapa sawit tempat para tukang pemel bekerja dan peneliti hanya

mendapatkan satu orang informan, hal ini disebabkan karena para tukang pemel

sudah banyak pulang kerumah karena pekerjaan mereka telah selesai. Wawancara

berikutnya yaitu pada tanggal 20-21 Mei 2015 peneliti juga masih melakukan

penelitian di lokasi yang sama yaitu kebun kelapa sawit, kemudian peneliti

melihat informan sedang beristirahat di bawah pohon kelapa sawit tersebut,

disitulah kesempatan peneliti untuk melakukan wawancara kemudian peneliti

mengetahui bahwa informan sudah lama bekerja sebagai tukang pemel kelapa

sawit. Wawancara berikutnya yaitu pada tanggal 23-27 Mei 2015 peneliti

melakukan wawancara di rumah informan, sebelum melakukan wawancara

peneliti juga melihat informan yang sedang bersantai di dalam rumah, kemudian

peneliti mulai melakukan wawancara. Setelah itu peneliti juga mewawancarai

istri dari para tukang pemel tersebut, dan peneliti melihat keadaan istri disaat

tidak sibuk maka peneliti mulai melakukan wawancara.

Pada wawancara berikutnya yaitu pada tanggal 30-10 Juni 2015 peneliti

juga masih di lokasi yang sama yaitu tempat tinggal para keluarga tukang pemel,

dalam tahap ini peneliti melakukan wawancara dengan anggota keluarga yaitu

anak dari tukang pemel. Untuk wawancara dengan anak tukang pemel peneliti

melakukannya pada saat istirahat dan juga pada saat anak pulang dari sekolah.

Page 35: STRATEGI KELUARGA TUKANG PEMEL KELAPA SAWIT DALAM …

24

Kemudian peneliti juga mewawancarai tetangga yang dijadikan sebagai trigulasi

data yang melihat bagaimana keadaan dan keseharian para tukang pemel kelapa

sawit.

3. Studi Dokumen

Dalam penelitian ini diperlukan adanya dokumen sebagai bukti dari

adanya suatu penelitian di daerah yang diteliti (Sugiyono, 2012: 82-83). Teknik

dokumen sangat diperlukan, ini bertujuan untuk memperkuat data yang

dikumpulkan dari lapangan. Dokumen pada penelitian yang akan dilakukan

berupa arsip-arsip yang berkaitan dengan strategi keluarga tukang pemel kelapa

sawit dan kondisi geografiis dan demografis Plasma III Jorong Bukik Nilam

Kabupaten Pasaman Barat.

Pada tahap pertama sebelum peneliti melakukan penelitian pada Tanggal

10 Mei 2015, dimana peneliti menemui Bapak Wali Nagari Aua Kuniang yang

bernama Hendro, S.Pd pada jam 10.00 WIB untuk meminta surat izin penelitian

di Plasma III Jorong Bukit Nilam. Kemudian hari berikutnya pada Tanggal 12

Mei 2015, peneliti pergi ke Kantor Wali Nagari Aua kuniang pada jam 09.30 WIB

untuk menemui bagian urusan umum yang bernama Nelvi Adrianti dengan tujuan

meminta dokumen berupa arsip-arsip yang berkaitan dengan kondisi georafis dan

demografis Plasma III Jorong Bukik Nilam. Selain itu hasil pemotretan berupa

foto-foto yang dilampirkan sesuai dengan data dan persoalan penelitian.

Page 36: STRATEGI KELUARGA TUKANG PEMEL KELAPA SAWIT DALAM …

25

3.5 Unit Analisis

Unit analisis adalah keseluruhan hal yang kita teliti untuk mendapatkan

penjelasan ringkas mengenai keseluruhan unit dan untuk menjelaskan berbagai

perbedaan diantara unit analisis tersebut. Beberapa unit analisis yang umumnya

digunakan dalam riset ilmu sosial terdiri atas: kelompok, individu, organisasi,

interaksi sosial dan artefak sosial ( Morissan, 2011: 48). Dalam suatu penelitian

unit analisis berguna untuk memfokuskan kajian dalam penelitian yang dilakukan

dengan menentukan kriteria sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian.

Unit analisis berupa kelompok (keluarga) tukang pemel kelapa sawit, ayah istri

dan anak dari keluarga tukang pemel kelapa sawit

3.6 Analisis Data

Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat

pengumpulan data dalam periode tertentu. Pada saat wawancara, peneliti sudah

melakukan analisis terhadap jawaban yang diwawancarai. Bila jawaban yang

diwawancarai setelah dianalisis terasa belum memuaskan, maka peneliti akan

melanjutkan pertanyaan lagi, sampai tahap tertentu, diperoleh data yang dianggap

valid. Miles and Huberman 1984 (dalam Sugiyono, 2012:91) mengemukakan

bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan

langsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh.

Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display,dan conslution

drawing/ verivication.

Page 37: STRATEGI KELUARGA TUKANG PEMEL KELAPA SAWIT DALAM …

26

Model interaktif dalam analisis data ditunjukkan pada bagan dibawah ini:

Bagan 3.1 Komponen dalam analisis data (interactive model).

Berdasarkan skema di atas, kesimpulan yang dapat diperoleh dari

wawancara di analisis secara kualitatif dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Pengumpulan data (data collection)

Pengumpulan data yaitu pengambilan data dengan menggunakan teknik

melalui wawancara dan observasi. Pengumpulan data ini merupakan proses awal

yang akan penulis lakukan dengan cara terjun ke lapangan untuk memperoleh

informasi dan mengambil data mengenai strategi keluarga tukang pemel dalam

memenuhi kebutuhan hidup. Data yang didapatkan masih dalam bentuk data

mentah. Data mentah dalam penelitian kualitatif ini adalah catatan lapangan.

Catatan lapangan yang akan penulis dapatkan dalam melakukan observasi dan

wawancara dilapangan ditulis ulang sampai tersusun rapi dan mendetail sebagai

bahan analisis.

b. Reduksi data (data reduction)

Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu

maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Seperti yang telah dikemukakan,

Data

collection

Data

reduction

Data

drawing/verifying

Data

display

Page 38: STRATEGI KELUARGA TUKANG PEMEL KELAPA SAWIT DALAM …

27

semakin lama lama peneliti ke lapangan, maka jumlah data akan semakin banyak,

kompleks dan rumit. Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data melalui

reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian

data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan

mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan

mencari bila diperlukan. Reduksi data dapat dibantu dengan peralatan elektronik

seperti komputer mini, dengan memberikan kode pada aspek-aspek tertentu

(Sugiyono, 2012:92).

Dalam hal ini yang akan penulis lakukan yaitu mencatat semua

informasi yang diperoleh dari lapangan yang berkaitan dengan strategi bertahan

hidup keluarga tukang pemel dalam memenuhi kebutuhan hidup. Dari data yang

diperoleh di lapangan nantinya dapat mempermudah bagi penulis untuk mencatat

semua informasi kemudian membuat kesimpulan berdasarkan kelompok-

kelompok masing-masing informan dan membuang data yang tidak berkaitan

dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian.

c. Penyajian data (data display)

Setelah direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendislaykan data.

Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian

singkat, bagan, hubungan antar kategori, dan sejenisnya. Miles and Huberman

(1994) menyatakan yang paling sering digunakan untuk penyajian data dalam

penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif (Sugiyono, 2012:95).

Dalam hal ini data yang akan diperoleh atau terkumpul setelah reduksi data,

Page 39: STRATEGI KELUARGA TUKANG PEMEL KELAPA SAWIT DALAM …

28

dilanjutkan dengan penyajian data yaitu berwujud sekumpulan informsi yang

tersusun sehingga memberikan keterangan berupa data yang diharapkan dalam

penelitian. Sehingga dengan penyajian data ini dapat memahami bagaimana

strategi keluarga tukang pemel dalam memenuhi kebutuhan hidup.

d. Penarikan kesimpulan (conslution drawing/verification)

Langkah keempat menurut Miles and Huberman adalah penarikan

kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat

sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang

mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan

yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan

konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka

kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel (Sugiyono,

2012:99).

Pada tahap ini, setelah penulis merangkum dan mensajikan data, penulis

dapat menyimpulkan beberapa hal terkait dengan data yang ditemukan di

lapangan dari hasil observasi dan wawancara. Sesuai dengan penelitian ini, maka

seluruh data yang dikumpulkan dari wawancara dan pengumpulan dokumen

disusun secara sistematis dan disajikan secara deskriptif serta dianalisis secara

kualitatif untuk mendeskripsi strategi bertahan hidup keluarga tukang pemel

kelapa sawit Pasaman Barat (studi kasus: Plasma III Jorong Bukit Nilam

Kabupaten Pasaman Barat).

Page 40: STRATEGI KELUARGA TUKANG PEMEL KELAPA SAWIT DALAM …

29

3.7 Lokasi Penelitian

Penelitian ini secara umum dilakukan di lingkungan Plasma III Jorong

Bukit Nilam Kabupaten Pasaman Barat. Khususnya pada keluarga yang bekerja

sebagai tukang pemel kelapa sawit. Alasan peneliti memilih lokasi tersebut karena

di Plasma III banyak keluarga yang bekerja sebagai tukang pemel kelapa sawit

yang bertahan hidup untuk memenuhi kebutuhan pokok keluarga dan Plasma III

merupakan daerah yang penduduknya lebih banyak di bandingkan daerah lain

yang ada di sekitar Plasma III, dan bekerja sebagai tukang pemel merupakan mata

pencarian tetap bagi keluarga yang bekerja sebagai tukang pemel.

3.8 Jadwal Penelitian

Setiap pelaksanaan penelitian perlu dilengkapi dengan jadwal penelitian

yang akan dilaksanakan. Dalam jadwal berisi kegiatan apa saja yang akan

dilakukan dalam penelitian. Jadwal penelitian dalam penelitian ini dapat dilihat

dalam tabel berikut :

Tabel 3

Jadwal penelitian

No Jenis

kegiatan

Tahun 2015

Mei Juni Juli Agust Sept Okt Nov

1. Penelitian

2. Bimbingan

skripsi

3. Ujian

skripsi

4. Perbaikan

skripsi

5. Wisuda

Sumber : Peneliti

Page 41: STRATEGI KELUARGA TUKANG PEMEL KELAPA SAWIT DALAM …

30

BAB IV

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

4.1 Kondisi Geografis

4.1.1 Batas Wilayah

Jorong Bukik Nilam Plasma III Kecamatan Pasaman Kabupaten Pasaman

Barat yang secara geografis daerahnya merupakan daerah pemukiman, pertanian,

perladangan, dan perdagangan. Plasma III terletak di Nagari Aur Kuniang

Kabupaten Pasaman Barat dengan luas Nagari 13.345 Km. Keadaan topografi

adalah datar dan bergelombang dengan ketinggian dari pemukiman laut lebih

kurang 108 s/d 350 m, dengan suhu udara rata-rata 29-320C dan banyak curah

hujan : 266,71 Mm/tahun. Plasma III Nagari Aua Kuniang berbatasan dengan

wilayah sebagai berikut:

1. Sebelah utara berbatas dengan Lembah Binuang

2. Sebelah selatan berbatas dengan Grirayu

3. Sebelah timur berbatas dengan Gunung

4. Sebelah barat berbatas dengan Buju Rayu

Untuk jarak tempuh dari Plasma III ke Ibu Kota Provinsi Sumatra Barat

188 Km dan membutuhkan waktu selama 4,5 jam, jarak tempuh ke Kabupaten/

Ibu Kota adalah 7 Km dan membutuhkan waktu selama 20 menit dan waktu

tempuh ke pusat fasilitas terdekat (ekonomi, kesehatan, pemerintah) kira-kira 30

menit yang diukur dengan mempergunakan alat transportasi umum di Plasma III

Kabupaten Pasaman Barat.

Page 42: STRATEGI KELUARGA TUKANG PEMEL KELAPA SAWIT DALAM …

31

4.1.2 Orbitasi Dan Waktu Tempuh

Jorong Bukik Nilam Plasma III memiliki luas 15 Ha yang terdiri dari

tanah sawah, tanah kering, tanah basah, tanah perkebunan rakyat, dan tanah

fasilitas umum. Penggunaan lahan yang paling banyak digunakan untuk

perkebunan kelapa sawit rakyat yaitu seluas 5000 Km dan luas permukiman atau

perumahan sekitar 20 Km dari luas jorong. (Profil Jorong Bukik Nilam 2014)

Tabel 4 : Orbitsasi Dan Waktu Tempuh

No Orbitasi dan waktu tempuh keterangan

1. Jarak ke Ibu Provinsi 167 Km

2. Jarak ke Ibu Kabupaten /Kota 7 Km

3. Jarak ke Ibu Kecamatan 7 Km

4. Waktu tempuh ke Ibu Provinsi 4,5 Jam

5. Waktu tempuh ke Ibu Kabupaten/Kota 20 Menit

6. Waktu tempuh ke Ibu kecamatan 20 Menit Sumber : Wali Nagari Aua Kuniang 2014

Berdasarkan tabel di atas bahwa jarak yang ditempuh dari Plasma III ke

Ibu Provinsi adalah 167 Km, sedangkan jarak ke Ibu Kota Kabupaten/kota 7 Km,

dan waktu tempuh dari Plasma III ke Ibu Provinsi 4,5 Jam, sedangkan waktu Ke

Ibu Kabupaten 20 Menit dan waktu ke Ibu Kecamatan selama 20 Menit.

4.2 Kondisi Demografis

4.2.1 Penduduk

Salah satu yang terpenting dari adanya pemerintahan adalah penduduk

atau warga yang akan dikelola dengan tujuan dengan mencapai tingkat

kesejahteraan. Masyarakat Plasma III merupakan masyarakat yang multikultural

yaitu masyarakat yang terdiri dari berbagai etnis, mulai dari etnis minangkabau,

batak, mandailing, dan jawa. Masyarakat Plasma III dikenal sebagai masyarakat

yang dominasi oleh orang minangkabau, karena penduduk asli minangkabau

Page 43: STRATEGI KELUARGA TUKANG PEMEL KELAPA SAWIT DALAM …

32

bahasa sehari-harinya menggunakan bahasa minangkabau. Mayoritas masyarakat

Plasma III adalah orang minangkabau.

Tabel 5 : jumlah penduduk Jorong Bukik Nilam Plasma III

No Nama Jorong KK Laki-laki Perempuan jumlah

1. Bukik Nilam

Plasma III

456 1.084 1.145 2.229

Sumber : Wali Nagari Aua Kuniang 2014

Berdasarkan tabel di atas yang diperoleh dari Jorong Bukik Nilam

Plasama III di kantor Wali Nagari Aua Kuniang, jumlah penduduk pada tahun

2014 adalah 2.229 jiwa dengan jumlah penduduk /KK sebanyak 456 KK. Jumlah

penduduk laki-laki secara keseluruhan 1.084 jiwa sedangkan jumlah pendudk

perempuan secara keseluruhan adalah 1.145 jiwa.

4.2.2 Pendidikan

Pendidikan merupakan tolak ukur dari sebuah pembangunan, terutama

dalam sumber daya. Sukses pembangunan diberbagai sektor banyak ditentukan

dari tingkat dan kualitas pendidikan dari masyarakat itu sendiri. Sejalan dengan

perkembangan waktu, masyarakat yang ada di Plasma III juga sudah menyadari

bahwa pendidikan juga merupakan suatu kebutuhan sehingga dalam

perkembangan sosial budaya, minat untuk mendapatkan pendidikan pada

beberapa lembaga pendidikan terlihat berbagai jenjang pendidikan. Tingginya

kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pendidikan dan dilihat dan jumlah

sekolah yang ada di Jorong Bukik Nilam Plasma III.

Sektor pendidikan adalah salah satu kosentrasi pemerintah dalam

pemberdayaan masyarakat, hal ini sesuai dengan apa yang diamanatkan

pemerintah sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945 bahwa tujuan dibentuknya

Page 44: STRATEGI KELUARGA TUKANG PEMEL KELAPA SAWIT DALAM …

33

Negara Kesatuan Republik Indonesia yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.

Berdasarkan peraturan Mentri Dalam Negri nomor 13 tahun 2007 tentang skor

dan indikator penilaian lomba desa dan kelurahan.

Tabel 6 : Jumlah Tingkat Pendidikan Di Jorong Bukik Nilam

Plasma III

No Tingkat pendidikan Tahun

2009

Tahun

2010

1. Pendidikan penduduk usia 15 tahun ke atas

1. Penduduk buta huruf

2. Penduduk tidak tamat SD/sederajat

3. Penduduk tamat SD

4. Penduduk tamat SMP

5. Penduduk tamat SMA

6. Penduduk tamat S1

10

24

54

48

31

17

5

39

81

57

41

14

2. Wajib belajar 9 tahun

1. SD

2. SMP

57

29

61

21

3. Jumlah penduduk 7-15 tahun yang putus

sekolah

5 4

Jumlah 275 323 Sumber : Wali Nagari Aua Kuniang 2014

Dari tabel di atas sebagian masyarakat telah mengupayakan pendidikan

hingga ke jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA). Selain itu, masyarakat Plasma

III telah melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi hal ini menunjukkan bahwa

masih ada masyarakat Plasma III yang telah menyadari bahwa pentingnya

pendidikan bagi kelangsungan hidup baik secara pribadi, keluarga, kelompok, dan

wilayah tempat tinggal.

Sarana dan prasarana pendidikan yang ada di Plasma III adalah terdiri

dari 1 Taman Kanak-Kanak (TK), 2 Sekolah Dasar (SD), 1 Sekolah Menengah

Pertama (SMP) yang dapat dilihat sebagai berikut :

Page 45: STRATEGI KELUARGA TUKANG PEMEL KELAPA SAWIT DALAM …

34

Tabel 7 : jumlah sarana dan prasarana pendidikan di Jorong Bukik

Nilam Plasma III

No. Tingkat Pendidikan Jumlah

1. Taman Kanak-Kanak (TK) 1

2. Sekolah Dasar (SD) 2

3. Sekolah Menengah Pertama (SMP) 1

Jumlah 4 Sumber : Wali Nagari Aua Kuniang 2014

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa Plasma III secara umum

pendidikan sudah cukup berkembang dengan baik, karena pemerintah telah

menyediakan sarana dan prasarana yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat

walau hanya 4 sekolah yaitu TK, SD, SMP yang merupakan faktor utama dalam

meningkatkan taraf pendidikan penduduk.

4.2.3 Mata Pencarian

Penduduk merupakan modal utama dalam kelancaran penyelenggaraan

pemerintahan dan pembangunan, berhasil atau tidaknya pemerintah dan

pembangunan tergantung pada potensi manusia itu sendiri, karena penduduk

sumber daya lainnya. Kondisi ekonomi masyarakat Plasma III pada umumnya

mayoritas bermata pencarian sebagai petani, tetapi karena jumlah anggota

masyarakat yang semakin bertambah dan padat serta kemajuan zaman yang

semakin menghargai adanya uang dan kebutuhan hidup yang semakin meningkat,

maka tidak mungkin bertani sebagai mata pencaharian satu-satunya.

Jorong Bukik Nilam Kanagarian Aua Kuniang merupakan salah satu

daerah pertanian dari 6 jorong yang ada di nagari Aua Kuniang sehingga sektor

pertanianlah yang menjadi mata pencaharian bagi masyarakat Plasma III. Dalam

bidang pertanian masyarakat Plasma III bergelut dalam pengolahan kelapa sawit,

coklat, dan jagung. Sedangkan dalam bidang peternakan sebagian besar

Page 46: STRATEGI KELUARGA TUKANG PEMEL KELAPA SAWIT DALAM …

35

masyarakat beternak bebek, mata pencaharian tersebut dapat dilihat sebagai

berikut :

Tabel 8 : Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Kerja Di Jorong

Bukik Nilam Plasma III

No Keterangan Jumlah

1. Bertani 550 jiwa

2. Beternak 30 jiwa

3. Buruh tani 40 jiwa

4. Berwirausaha 50 jiwa

5. PNS 20 jiwa

6. Montir 25 jiwa

7. Tukang 15 jiwa Sumber : Wali Nagari Aua Kuniang 2014

Dari data tabel di atas maka mata pencaharian penduduk Plasma III

bervariasi mulai dari bertani, buruh tani, beternak, berwirausaha, PNS. Montir,

tukang. Jumlah masyarakat yang bermata pencaharian sebagai petani sebanyak

550 jiwa dan sebagai buruh tani berjumlah 40 jiwa termasuk yang bekerja sebagai

tukang pemel kelapa sawit (buruh tani). Sedangkan yang bekerja sebagai tukang

berjumlah 15 jiwa.

4.2.5 Kesehatan

Dalam rangka mewujudkan visi Indonesia sehat diperlukan derajat

kesehatan dan gizi masyarakat serta peningkatan kualitas dalam pelayanan

kesehatan serta penanganan keluarga rawan kesehatan. Salah satu upaya yang

dilakukan adalah pemberdayaan sarana dan prasarana kesehatan dan

optimalisasikan sumber tenaga kesehatan. Pusat kesehatan masyarakat

(puskesmas) adalah suatu organisasi yang menyelenggarakan upaya kesehatan

yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata, dapat diterima dan dijangkau oleh

masyarakat.

Page 47: STRATEGI KELUARGA TUKANG PEMEL KELAPA SAWIT DALAM …

36

Sarana dan prasarana kesehatan di Jorong Bukik Nilam Plasma III untuk

pelayanan masyarakat agar mendapatan pengobatan yang lebih baik yaitu berupa

posyandu yang bergerak dibidang kesehatan anak yang untuk mencegah penyakit

yang timbul terhadap anak serta pemberian imunisasi terhadap anak dan juga

puskesmas tempat berobat alternatif terdekat bagi orang dewasa. Tidak selengkap

rumah sakit umum pemerintahan yang ada di Kabupaten, prasarana kesehtan yang

ada di Jorong Bukit Nilam dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 9 Fasilitas kesehatan yang ada di Jorong Bukik Nilam Plasma III

Sumber: Wali Nagari Aua Kuniang 2014

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa terdapat fasilitas kesehatan untuk

masyarakat, tingkat kesehatan masyarakat di Jorong Bukik Nilam sudah bisa

dikatakan cukup baik walaupun fasilitas tidak begitu lengkap jika di bandingkan

dengan Nagari yang lain, di jorong Bukik Nilam terdapat Puskesmas, Posyandu

dan juga Bidan tempat berobat masyarakat Plasma III Jorong Bukik Nilam.

4.2.6 Agama

Agama merupakan suatu hal yang penting dalam masyarakat. Tanpa

agama masyarakat akan kacau dan terpecah-pecah. Agama dapat mengembangkan

ajaran yang akan menyatukan masyarakat dan membuat manusia menjadi

kelompok. Pada umumnya masyarakat Plasma III beragama Islam dan hanya

sevagian kecil yang beragama Kristen, hal ini terlihat dari adanya tempat ibadah

yang dekat dengan tempat tinggal masyarakat yang terdiri dari mesjid dan

mosholla Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

No Jenis Prasarana Jumlah

1 Puskesmas 1

2 Posyandu 1

3 Bidan 3

Page 48: STRATEGI KELUARGA TUKANG PEMEL KELAPA SAWIT DALAM …

37

Tabel 10 : jumlah tempat ibadah di Jorong Bukik Nilam Plasma III

No Tempat Ibadah Jumlah

1 Mesjid 2

2 Musholla 3

Jumlah 5

Sumber : Wali Nagari Aua Kuniang 2014

Partisipasi masyarakat sangat kuat, ketika dilaksanakannya acara-acara

besar islam seperti Isra’ Mi’raj dan Maulid Nabi. Kegiatan dalam keagamaan ini

juga didukung dengan sarana yang telah disediakan mulai dari tempat beribadah

yang ada disetiap kampung sampai dengan sarana bagi anak-anak untuk menuntut

ilmu agama. Dalam praktek keagamaan sebagian masyarakat selalu melaksanakan

ibadah sholat di mesjid terdekat. Di Jorong Bukik Nilam juga terdapat kelompok

pengajian/pembacaan surat yasin terutama bagi kaum ibu-ibu yang dikenal

dengan Majelis Ta’lim yang melakukan pengajian dan wirid yasin disetiap rumah

secara bergiliran dan dilakukan secara rutin setiap hari sabtu diadakan wirid yasin

dan Majelis ta’lim.

4.2.7 Bahasa

Didalam kehidupan sehari-hari masyarakat Plasma III Jorong Bukik

Nilam berkomunikasi dengan mengunakan bahasa minang, karena masyarakat

yang tinggal di Jorong Bukik Nilam pada umumnya penduduk pendatang yang

banyak adalah suku Minang. Bahasa minang tidak mengenal satra akan tetapi

dalam penyampain pesan atau informasi dikenal dengan kata istilah kata nan

ampek yaitu kata mendatar yang digunakan untuk sama besar, kata menurun untuk

yang lebih kecil, kata mendaki untuk yang lebih tua, sedangkan melereng untuk

sumando atau mertua.

Page 49: STRATEGI KELUARGA TUKANG PEMEL KELAPA SAWIT DALAM …

38

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Gambaran Umum Kehidupan Keluarga Tukang Pemel Kelapa Sawit

Hasil penelitian yang peneliti temukan bahwa kehidupan keluarga tukang

pemel kelapa sawit secara umum, bahwa dari 10 informan keluarga tukang pemel

kelapa sawit ada 2 informan yang sudah lama bekerja sebagai tukang pemel sejak

dari tahun 1997 sampai sekarang yang sudah menetap bekerja sebagai tukang

pemel kelapa sawit. Pada umumnya tukang pemel kelapa sawit mulai bekerja

sejak tahun 2001 sampai sekarang. Faktor utama tukang pemel tetap bekerja

sebagai tukang pemel adalah kebutuhan yang terus meningkat dan membutuhkan

biaya yang banyak untuk pendidikan anak, dan tidak mempunyai keahlian yang

baik mencari pekerjaan yang bisa memperbaiki perekonomian keluarga tukang

pemel. Secara umum jumlah anak tukang pemel rata-rata berjumlah 4 orang dan

pendidikan yang paling tinggi adalah SMP, karena kebutuhan yang banyak

membuat anak tukang pemel harus putus sekolah. Seperti yang dikatakan oleh

salah seorang informan yang bernama Bapak LZ bahwa dia juga menginginkan

anaknya untuk tetap sekolah agar berguna bagi keluarga dan juga bisa untuk

membantu memenuhi kebutuhan keluarga.

Sebelum tukang pemel memiliki strategi dalam memenuhi kebutuhan

keluarga yaitu memiliki pekerjaan sampingan, dimana kondisi keluarga dahulunya

serba kekurangan dan pendidikan anak yang tidak sampai tapi sekarang dengan

adanya uang tambahan dari pekerjaan sampingan kehidupan keluargapun berubah

menjadi lebih baik, kebutuhan keluargapun mulai tercukupi dan pendidikan anak

38

Page 50: STRATEGI KELUARGA TUKANG PEMEL KELAPA SAWIT DALAM …

39

yang dahulunya hanya tamat SMP tapi sekarang sudah ada yang sampai tamat

tingkat SMA.

5.1.1 Jam Kerja Tukang Pemel Kelapa Sawit

Umumnya tukang pemel yang datang ke lokasi tempat bekerja perkebunan

kelapa sawit Plasma III pada pagi hari. Mereka datang sekitar jam 08.00-15.00

WIB, semakin cepat mereka bekerja maka pekerjaan pun akan semakin cepat

terselesaikan. Tukang pemel bekerja setiap hari mereka bekerja dari hari senin

sampai hari kamis untuk membersihkan perkebunan sawit agar tidak di tumbuhi

oleh tumbuhan liar, tapi terkadang tukang pemel juga bekerja pada hari sabtu dan

minggu itupun ketika pemilik perkebunan meminta untuk bekerja. Begitulah

keseharian dan aktivitas keseharian para tukang pemel kelapa sawit yang ada di

Jorong Bukik Nilam Plasma III.

5.1.2 Pendidikan

Pendidikan berhubungan dengan tranmisi pengetahuan, sikap,

kepercayaan, keterampilan, dan aspek-aspek lainnya bagi generasi muda. Dalam

penelitian ini pendidikan yang dimaksud adalah pendidikan formal yang didapat

di bangku sekolah dan dilaksanakan secara teratur serta mempunyai jenjang

pendidikan yang dimulai dari sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi.

Keluarga tukang pemel yang bekerja di sekitar perkebunan kelapa sawit

mayoritas mempunyai pendidikan yang rendah. Dari data hasil penelitian peneliti

menunjukkan bahwa yang bekerja sebagai tukang pemel sebagian besar

berpendidikan Sekolah Dasar. Dengan kondisi yang demikian, maka tukang pemel

sudah merasa cukup untuk bekerja sebagai tukang pemel hal tersebut disebabkan

Page 51: STRATEGI KELUARGA TUKANG PEMEL KELAPA SAWIT DALAM …

40

karena mereka tidak mempunyai keterampilan yang khusus. Dengan

mengandalkan fisik, mereka berusaha dan mencari penghasilan agar dapat

bertahan hidup dan untuk menghidupi keluarganya.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan bahwa informan mempunyai

pendidikan yang rendah. Seperti yang dibawah ini tentang pendidikan para tukang

pemel kelapa sawit di Jorong Bukik Nilam Plasma III sebagai berikut :

Tabel 11. Tingkat Pendidikan Tukang pemel Kelapa Sawit Jorong

Bukik Nilam Plasma III

No Nama Pendidikan

1 Ridwan Sekolah Dasar

2. Kasman Sekolah Menengah Pertama

3. Minsar Sekolah Dasar

4. Rinasri Sekolah Dasar

5. Pili Sekolah Dasar

6. Bambang Sekolah Dasar

7. Lizar Sekolah Dasar

8. Sugito Sekolah Menengah Pertama

9. Baktar Sekolah Dasar

10. Sijon Sekolah Menengah Atas Sumber : Data Primer 2015

Berdasarkan tabel di atas, dari 10 orang informan yang peneliti temukan di

perkebunan sawit Plasma III, yang tamatan SD terdapat 7 informan, dan yang

tamatan SMP terdapat 2 informan dan yang tamatan SMA terdpat 1 informan. Hal

ini disebabkan karena dahulu sulitnya untuk mendapatkan penghasilan sehingga

susah untuk memiliki pendidikan yang baik.

5.1.3 Penghasilan Keluarga Tukang pemel Kelapa Sawit

Penghasilan keluarga tukang pemel kelapa sawit rata-rata Rp.600.000 per

bulan. Penghasilan keluarga murni diterima tiap bulanya keluarga tukang pemel

bekerja dari jam 08.00-15.00 WIB itupun kalau tumbuhan liar yang ada di kebun

sawit tidak terlalu padat, biasanya keluarga tukang pemel pergi pagi dan pulang

Page 52: STRATEGI KELUARGA TUKANG PEMEL KELAPA SAWIT DALAM …

41

sore dan kebun sawit yang luas begitu setiap harinya. Mereka bekerja dalam

sehari kira-kira 7 jam dalam sehari untuk mereka bekerja. Seperti yang

diungkapkan oleh Bapak MS (38 tahun) sebagai berikut.

“Hasil yang awak dapek satiok bulannyo kurang cukuik

untuak mamanuhi kabutuhan hiduik sahari-hari. Satiok bulan

awak manarimo gaji sabanyak kurang labiah Rp.600.000 lah

perbulan. Apo lagi sajak BBM yang naik patang sagalo

bahan kabutuhan alah naik pulo”.

Artinya :

“Penghasilan yang saya dapatkan setiap bulanya kurang

mencukupi untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Setiap bulan saya menerima gaji kurang lebih Rp.600.000

perbulan. Apa lagi semenjak BBM naik segala bahan untuk

kebutuhan keluarga juga ikut naik”.

Penghasilan yang diterima oleh keluarga tukang pemel kelapa sawit

termasuk masih kecil. Mereka harus bekerja lebih keras lagi untuk bisa memenuhi

kebutuhan keluarga. Dengan penghasilan Rp.600.000 perbulan harus bisa

menutupi kekurangan belanja keluarga agar bisa memenuhi kebutuhan keluarga

terutama kebutuhan pokok keluarga. Dengan keadaan yang begitu sulit

menjadikan keluarga tukang pemel terbelenggu dengan kehidupan yang serba

kekurangan. Seperti yang diucapkan oleh Bapak PL (40 tahun) sebagai berikut ini:

“Alah labiah duo minggu ko apak indak ado pai karajo, dek

kabun sawit ko baru di barasihan jadi rumpuik lia pun alah

bakurang. Jadi apak pai karajo ka tampek kabun sawit yang

lain, tampek yow lumayan jauh lo dari siko alun lo minyak

awak ka pai kasitu lai. Tapi kalo indak mode itu jo apo anak

jo bini apak ka diagiah makan”.

Page 53: STRATEGI KELUARGA TUKANG PEMEL KELAPA SAWIT DALAM …

42

Artinya :

“Sudah lebih dua minggu ini bapak tidak ada pergi kerja,

karena kebun sawit ini baru dibersihkan jadi rumput liarpun

sudah berkurang. Sekarang bapak pergi kerja ke tempat

kebun sawit yang lain, tempatnya lumayan jauh dari sini

belum lagi minyak motor saya untuk pergi kesana. Tapi kalau

tidak seperti itu dengan apa anak dan istri bapak diberi

makan”.

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan Bapak PL di atas,

menjelaskan bahwa penghsilan yang tidak menentu karena pekerjaan yang

tergantung bagaimana kondisi lahan sawit yang akan mereka kerjakan hal tersebut

akan menyulitkan kondisi ekonomi keluaraga Bapak PL sebagai tukang pemel

kelapa sawit. Apa lagi dengan kondisi sekarang yang kebutuhan pokok tambah

mahal yang disebabkan oleh BBM yang naik sehingga menyulitkan para pekerja

seperti tukang pemel kelapa sawit. Jika dilihat dari penghasilan yang diperoleh

tiap bulannya keluarga tukang pemel kelapa sawit tidak bisa menyisihkan uang

untuk ditabung dan juga untuk keperluan yang tidak diduga-duga dikemudian

hari.

Keluarga tukang pemel hanya mengharapkan penghasilan yang diperoleh

dari bekerja sebagai tukang pemel kelapa sawit tersebut. Keluarga tukang pemel

hanya mampu memenuhi kebutuhan hidup dengan seadanya, apa lagi untuk

kebutuhan pendidikan anak-anak mereka. Keluarga tukang pemel tidak memiliki

barang-barang berharga apa lagi tabungan untuk pendidikan anak nya kelak untuk

sekolah yang lebih tinggi lagi. Seperti yang di tuturkan oleh salah seorang

informan yang bernama BM (40 tahun) sebagai berikut :

Page 54: STRATEGI KELUARGA TUKANG PEMEL KELAPA SAWIT DALAM …

43

“Kalo punyo penghasilan yang labiah cando urang lain

awak mungkin juo bisa manabuang untuak keluarga dan

pendidikan anak awak bisuak ko. Tapi kalo mode iko

keadaannyo baa caro untuak manabuang dapek sahari habih

lo sahari mode tulah bahasonyo lai”.

Artinya :

“Kalau punya penghasilan yang lebih seperti orang lain

mungkin saya juga bisa menabung untuk keluarga dan

pendidikan anak saya kelak. Tapi kalau keadaannya seperti

ini bagaimana caranya untuk menabung dapat sehari habis

untuk sehari begitulah istilahnya”.

Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan bahwa keluarga tukang

pemel kelapa sawit tidak mempunyai tabungan yang cukup untuk kebutuhan

keluarga kelak walaupun mereka menyadari bahwa tabungan itu penting.

Penghasilan yang diperoleh hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari dan untuk

belanja anak-anak mereka.

Hal sama juga diungkapkan oleh ibuk TN (39 tahun) yang merupakan

tetangga dari Bapak BM yang menceritakan bagaimana kondisi dan keadaan

keluarga Bapak BM tersebut, hal ini ia tuturkan sebagai berikut :

“Iyo memang mode itulah keluarga apak tu, yow karajo

satiok hari untuk memenuhi kabutahan kaluarga yow,

apolagi anak yow sakola lo tu butuh biaya yang banyak

pulo”.

Artinya :

“Iya memang seperti itulah keluarga bapak itu, dia bekerja

setiap hari untuk memenuhi kebutuhan keluarganya, apa lagi

anaknya sekolah tentu membutuhkan biaya yang banyak

juga”.

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan bahwa keadaan yang

dialami oleh tukang pemel juga membuat tetangga prihatin atas kondisi tersebut,

Page 55: STRATEGI KELUARGA TUKANG PEMEL KELAPA SAWIT DALAM …

44

dan juga anak yang sekolah juga membutuhkan biaya yang banyak sehingga

membuat keluarga tukang pemel harus bekerja setiap harinya. Keluarga harus

bisa mencukupi kehidupan dan kebutuhan pokok seperti beras, lauk pauk,

pendidikan buat anak-anak mereka dan juga kesehatan keluarga. Penghasilan

yang didapat dari hasil tukang pemel tidak sebanding dengan pengeluaran, yang

mana pengeluaran lebih tinggi dibandingkan penghasilan, untuk lebih jelas dapat

dilihat dari tabel dibawah ini :

Tabel 12 penghasilan dan Pengeluaran Keluarga Tukang Pemel Kelapa Sawit

No Nama

Inisial

Penghasilan

Perbulan (Rp)

Pengeluaran Dalam Satu Minggu

Nama Barang Jumlah

(Rp)

1. RD Rp. 600.000-

700.000

1. Biaya Beras

2. Biaya dapur

(masak)

3. Belanja anak

4. Kebutuhan lainnya

80.000

150.000

70.000

40.000

Jumlah Rp. 340.000

2. KS Rp. 600.000-

700.000

1. Biaya Beras

2. Biaya dapur

(masak)

3. Belanja anak

4. Kebutuhan lainnya

80.000

130.000

80.000

35.000

Jumlah RP. 325.000

3. MS Rp. 600.000-

700.000

1. Biaya Beras

2. Biaya dapur

(masak)

3. Belanja anak

4. Kebutuhan lainnya

90.000

150.000

60.000

35.000

Jumlah RP. 335.000

4. RR Rp. 600.000-

700.000

1. Biaya Beras

2. Biaya dapur

(masak)

3. Belanja anak

4. Kebutuhan lainnya

80.000

200.000

80.000

50.000

Jumlah RP. 410.000

5. PL Rp. 600.000-

700.000

1. Biaya Beras

2. Biaya dapur

(masak)

80.000

150.000

80.000

Page 56: STRATEGI KELUARGA TUKANG PEMEL KELAPA SAWIT DALAM …

45

3. Belanja anak

4. Kebutuhan lainnya

40.000

Jumlah RP. 350.000

6. BM Rp. 600.000-

700.000

1. Biaya Beras

2. Biaya dapur

(masak)

3. Belanja anak

4. Kebutuhan lainnya

74.000

130.000

70.000

50.000

Jumlah RP. 324.000

7. LZ Rp. 600.000-

700.000

1. Biaya Beras

2. Biaya dapur

(masak)

3. Belanja anak

4. Kebutuhan lainnya

64.000

150.000

70.000

60.000

8. SG Rp. 600.000-

700.000

1. Biaya Beras

2. Biaya dapur

(masak)

3. Belanja anak

4. Kebutuhan lainnya

90.000

150.000

60.000

35.000

Jumlah Rp. 335.000

9. BT Rp. 600.000-

700.000

1. Biaya Beras

2. Biaya dapur

(masak)

3. Belanja anak

Kebutuhan lainnya

80.000

150.000

80.000

50.000

Jumlah Rp. 360.000

10. SJ Rp. 600.000-

700.000

1. Biaya Beras

2. Biaya dapur

(masak)

3. Belanja anak

4. Kebutuhan lainnya

74.000

150.000

60.000

80.000

Jumlah Rp. 364.000 Sumber: Data Primer Tahun 2015

Rata-rata penghasilan yang diperoleh tukang pemel sawit selama satu

bulan sebesar Rp. 700.000 perbulan, jika dibandingkan dengan pengeluaran

informan dalam satu minggu sangat kecil sekali sehingga mengharuskan informan

untuk mencari pekerjaan sampingan untuk menutupi segala kekurangan yang ada

dalam keluarga tukang pemel kelapa sawit.

Page 57: STRATEGI KELUARGA TUKANG PEMEL KELAPA SAWIT DALAM …

46

5.2 Strategi Keluarga Tukang Pemel Dalam Bertahan Hidup di Pasaman

Barat

Hasil yang ditemukan dalam penelitian ini membahas tentang pernyataan

berupa strategi keluarga tukang pemel dalam bertahan hidup di Plasma III Jorong

Bukit Nilam. Pentingnya strategi untuk memenuhi kebutuhan hidup dalam rumah

tangga dan untuk menutupi kekurangan ekonomi di rumah tangga. Keluarga

tukang pemel merupakan kelompok sosial terkecil dari masyarakat yang terdiri

dari kepala keluarga, istri dan anak tukang pemel yang belum menikah. Keluarga

tukang pemel merupakan masyarakat yang bekerja pada sektor pertanian yang

disebut dengan buruh tani.

Buruh tani dalam pengertian yang sesungguhnya memperoleh

penghasilan terutama dari bekerja yang mengambil upah untuk para pemilik tanah

atau para petani penyewa tanah. Sebagian besar dari mereka bekerja atas dasar

jangka pendek, dipekerjakan dan dilepas dari hari ke hari. Sebagian kecil dari

mereka dipekerjakan untuk jangka waktu setahun atau lebih lama lagi. Tidak

terpenuhinya kebutuhan keluarga tukang pemel kelapa sawit karena lemahnya

sumber penghasilan yang ada dalam masyarakat itu sendiri dalam memenuhi

segala kebutuhan, begitu juga dengan perekonomian yang mempengaruhi

keaadaan tempat tinggal, penghasilan, dan pola makan keluarga tukang pemel

kelapa sawit yang terdapat di Plasma III Jorong Bukik Nilam Kabupaten Pasaman

Barat.

5.3 Strategi Ekonomi

Strategi ekonomi merupakan rencana rumah tangga dari kalangan

ekonomi menengah kebawah yaitu merujuk pada pentingnya strategi ekonomi

Page 58: STRATEGI KELUARGA TUKANG PEMEL KELAPA SAWIT DALAM …

47

dalam rumah tangga untuk menutupi kekurangan ekonomi di rumah tangga.

Strategi adalah suatu usaha, upaya, siasat, atau rencana yang digunakan oleh

keluarga tukang pemel untuk mempertahankan hidupnya ketika pendapatan tidak

bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari. Supaya rumah tangga tukang pemel bisa

bertahan hidup ketika menghadapi kondisi ekonomi yang sulit, maka diperlukan

suatu bentuk usaha, siasat dan rencana tertentu yang harus dilakukan oleh seluruh

anggota keluarga tukang pemel, dengan demikian keluarga terpaksa melakukan

strategi ekonomi yaitu dengan melakukan kerja sampingan agar terpenuhinya

kebutuhan keluarga dan juga melibatkan keluarga untuk mencari nafkah dan

untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

5.3.1 Kerja Sampingan

Pendapatan yang diterima oleh keluarga tukang pemel belum mencukupi

untuk kebutuhan hidup sehari-hari, sehingga memerlukan pekerjaan yang lain

untuk menambah pendapatan keluarga terutama keluarga tukang pemel di Plasma

III Pasaman Barat. Selain bekerja sebagai tukang pemel keluarga melakukan kerja

sampingan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga seperti, berkebun

jagung, pekerjaan ini dilakukan setelah pulang dari bekerja sebagai tukang pemel.

tukang bangunan, tukang ojek dan beternak ayam aktifitas ini juga dilakukan

setelah pulang bekerja sebagai tukang pemel, walaupun keuntungan dari bekerja

sampingan tidak begitu besar keluarga tetap bekerja untuk membahagiakan

keluarga mereka. Bagi keluarga tukang pemel yang tidak mempunyai pekerjaan

sampingan cara yang mereka lakukan adalah melakukan strategi social dengan

cara meminjam uang kepada tetangga yang ekonominya lebih baik dari mereka

Page 59: STRATEGI KELUARGA TUKANG PEMEL KELAPA SAWIT DALAM …

48

dan juga tetangga yang sudah biasa tempat mereka meminjam uang, dan untuk

kebutuhan sehari-hari ada juga keluarga yang berutang di warung setelah

menerima gaji baru keluarga membayar utang mereka.

5.3.1.1 Berkebun Jagung

Setiap keluarga memiliki strategi sendiri untuk mencukupi kebutuhan

ekonomi keluarganya masing-masing. Usaha untuk bertahan hidup ditengah-

tengah kehidupan yang begitu sulit membuat keluarga tukang pemel untuk

memilih pekerjaan lebih dari satu dari pekerjaan utama keluarga tukang pemel

tersebut. Dari 10 orang informan yang mempunyai kerja sampingan berkebun

jagung terdapat 3 orang. Berkebun jagung yang dimaksud adalah menanam

tumbuhan jagung dan membutuhkan waktu selama 4 bulan untuk siap di panen,

bekebun jagung juga harus membutuhkan kondisi tanah dan alam yang bagus.

Jika tanaman jagung terus-menerus diguyuri oleh hujan maka tanaman jagung

akan mati, begitu juga jika terus–menerus dilanda kemarau maka jagung tidak

akan tumbuh subur, dan juga hama yang banyak memakan benih jagung. Begitu

sulitnya melakukan pekerjaan sebagai petani yang dijadikan salah satu tambahan

sumber nafkah keluarga, sebagaimana diucapkan oleh salah seorang tukang pemel

yang berinisial SG (37 tahun) sebagai beikut :

“Awak mulai bakabun jaguang ko sajak alah bakaluarga,

sabalun manikah awak bakarajo tukang pemel sawit ciek me

yow. Kalo karajo pokok bana yang awak andalkan indak juo

bisa dow, harus ado lo karajo awak yang lainnyo untuak bisa

hiduik itulah ado karoja sampingan lah namonyo apak alah

lamo bakabun jaguang ko kadang babaliak modal awak,

kadang indak lo sampai dow tu dek banyak yow hama

tanaman jaguang. Kalo panen jaguang ko ditunggu lo agak 4

bulanan lah baru bisa panen, kiro-kiro manarimo sabanyak

Page 60: STRATEGI KELUARGA TUKANG PEMEL KELAPA SAWIT DALAM …

49

Rp. 3.000.000 sakali panen, kauntungannyo untuk mananbah

balanjo anak jo biaya sakola anak”.

Artinya :

“Saya mulai berkebun jagung semenjak saya menikah,

sebelum menikah saya bekerja sebagai tukang pemel kelapa

sawit saja. Kalau cuma mengandalkan kerja pokok saja tidak

bisa untuk memenuhi kebutuhan keluarga saya, juga harus

ada kerja sampingan yang bisa untuk menambahan tambahan

belanja keluarga. Bapak sudah lama berkebun jagung

terkadang untung kadang-kadang balik untung saja tidak

cukup karena terlalu banyak hama tanaman jagung. Kalau

panen jagung ini ditunggu selama 4 bulan baru bisa panen ,

kira-kira menerima sebesar Rp. 3.000.000 sekali panen,

untungnya untuk tambahan belanja dan biaya sekolah anak”.

Keterangan informan SG menjelaskan, bahwa selain bekerja sebagai

tukang pemel kelapa sawit ia juga bekerja sebagai petani jagung, yang mana

berkebun jagung ini ia lakukan semenjak menikah, karena menurutnya ia harus

bekerja yang lain untuk tambahan nafkah keluarga agar bisa menghidupi anak dan

istrinya. Kebun jagung yang dikelola bapak SG tidak begitu luas kira-kira luas

tanahnya sekitar 1,5 Ha dan penghasilan yang diterima setiap kali panen selama 4

bulannya sebesar Rp. 3.000.000, yang mana uang yang diperoleh dari hasil panen

tersebut digunakan untuk biaya sekolah anak, Bapak SG mempunyai 3 orang

anak, anak pertama sekolah di SMK Cersa, anak yang kedua sekolah di SMP dan

anak yang ketiga masih kecil dan juga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari

termasuk juga untuk biaya membeli beras dan lauk pauk.

Hal yang sama diungkapkan oleh bapak BT (38 tahun) sebagai berikut :

“Bakabun jaguang ko karajo sampingan yang dapek awak

lakukan, kalo indak mode iko baa caro maagiah untuak

makan anak jo bini. Karajo tukang pemel jo yang diaroan

indak cukuik untuak kaluarga awak do”.

Page 61: STRATEGI KELUARGA TUKANG PEMEL KELAPA SAWIT DALAM …

50

Artinya :

“Berkebun jagung merupakan satu-satunya kerja sampingan

yang dapat saya lakukan, kalau tidak seperti ini bagaimana

caranya untuk memberi makan anak dan istri saya. Kerja

sebagai tukang pemel saja yang diharapkan tidak mencukupi

kebutuhan keluarga saya”.

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan bapak BT, ia

menjelaskan bahwa selain bekerja sebagai tukang pemel kelapa sawit ia juga

bekerja sebagai petani jagung atau berkebun jagung. Dengan gaji yang ia peroleh

sebagai tukang pemel kelapa sawit belum mencukupi kebutuhan keluarga,

sementara ia harus memenuhi kebutuhan keluarga baik itu kebutuhan pangan,

sandang, kesehatan maupun kebutuhan pendidikan buat anak. Bapak BT memiliki

4 orang anak, anak yang pertama sekolah di SMA, anak yang kedua sekolah di SD

dan anak ketiga dan keempat masih kecil. Berkebun jagung inilah yang

diharapkan agar bisa memenuhi segala kebutuhan keluarga dengan menunggu

masa selama 4 bulan agar jagung siap untuk di panen. Jumlah penghasilan jagung

yang diperoleh sebesar Rp. 3.000.000, hal tersebut juga tergantung harga jagung

pada saat panen, jika harga jagung murah hasil yang di peroleh juga sedikit dan

jika harga jagung naik maka hasil yang diperoleh cukup untuk memenuhi segala

kebutuhan keluarga.

5.3.1.2 Tukang Bangunan

Tukang bangunan juga merupakan salah satu strategi untuk memenuhi

kebutuhan hidup sehari-hari yang dilakukan oleh keluarga tukang pemel kelapa

sawit yang ada di Plasma III Jorong Bukik Nilam.Dari 10 orang informan terdapat

3 orang yang bekerja sebagai tukang bangunan. Bentuk yang dikerjakan oleh

Page 62: STRATEGI KELUARGA TUKANG PEMEL KELAPA SAWIT DALAM …

51

tukang bangunan seperti membangun rumah, warung, pondok, memperbaiki

sarana kamar mandi mesjid ataupun sekolah. Walaupun pekerjaan ini tidak

dilakukan setiap hari, terkadang tiap bulan tergantung berapa banyak tawaran

yang diterima dalam setiap bulan bahkan setiap tahunnya. Seperti yang

diungkapkan oleh Bapak SJ (39 tahun) sebagai berikut :

“Karajo sabagai tukang iko juo tamasuak sabagai karajo

yang biaso apak karajoan salamo ko, kalo ado tawaran

karajo atau katiko alah pulang pemel apak pai lo karajo

batukang, kadang-kadang ado urang yang mintak tolong

mangarajoan lapau yang alun sudah, tapi yang paliang acok

tu mangarajoan kamar mandi dan atok sakolah atau indak

di kamar mandi masajik yang acok rusak. Batukang kolah

yang bisa apak karajoannyo salain karajo pemel sawit. Kalo

upah yang ditarimo sabanyak Rp. 300.000 itupun tagantuang

bara parah rusak yang apak tukangi, baikolah susah nyow

hiduik kini ko payah tuak mancari karajo”.

Artinya :

“Kerja sebagai tukang bangunan ini juga termasuk pekerjaan

yang biasa bapak kerjakan selama ini, kalau ada tawaran

kerja atau ketika sudah pulang dari pemel kelapa sawit bapak

pergi bekerja sebagai tukang bangunan, terkadang ada orang

yang mintak tolong mengerjakan warung yang belum siap,

tapi yang paling sering bapak kerjakan memperbaiki kamar

mandi sekolah, mesjid yang sering rusak dan termasuk juga

memperbaiki atap yang sudah rusak. Pekerjaan inilah yang

dapat bapak kerjakan selain sebagai tukang pemel kelapa

sawit, kalau gaji yang bapak terima sebesar Rp. 300.000

setiap melakukan perbaikan, itupun tergantung seberapa

parahnya rusak bangunan yang akan bapak perbaiki,

beginilah susahnya hidup untuk mencari pekerjaan.

Hal sama juga diungkapkan oleh Bapak LZ (41 tahun) sebagai berikut :

“Apak bakarajo sabagai tukang bangunan ko alah lamo,

apak karajo ko bilo ado waktu luang atau katiko apak indak

karajo. Ikolah karajo yang bisa apak karajoan untuk

manambah penghasilan keluarga apak”.

Page 63: STRATEGI KELUARGA TUKANG PEMEL KELAPA SAWIT DALAM …

52

Artinya :

“Bapak bekerja sebagai tukang bangunan ini sudah lama,

bapak kerja ketika ada waktu luang atau ketika bapak tidak

ada pekerjaan. Inilah kerja yang bisa bapak lakukan untuk

menambah penghasilan keluarga bapak”.

Senada yang sama juga diungkapkan oleh Bapak PL (40 tahun) sebagai berikut :

“Apak ikuik karajo tukang bangunan ko awal yow dek diajak

samo kawan, tu lamo ka lamo apak alah tabiaso jo alah bisa

sampai kini dek acok bacubo jo taruih, dek mode itulah yang

manjadi karajo apak kini”.

Artinya :

“Bapak ikut kerja tukang bangunan ini awalnya karena diajak

sama teman, lama kelamaan bapak sudah terbiasa dan sudah

bisa sampai sekarang karena sering terus dicoba, itulah yang

menjadi kerja bapak sekarang”.

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan bahwa kepala keluarga

susah untuk mendapatkan pekerjaan yang lain, karena tidak mempunyai banyak

keahlian kepala keluarga hanya bisa belakukan pekerjaan sebagai tukang

bangunan untuk mendapatkan uang dan memenuhi kebutuhan keluarga.

Berdasarkan pengamatan terlihat bahwa pada jam 09.00 WIB bapak PL sedang

bersiap untuk pergi bekerja dengan membawa perlengkapan untuk bekerja. Pada

waktu itu Bapak PL pergi bekerja ke rumah warga yang masih di daerah yang

sama untuk membuat teras warung yang sudah rusak. Upah yang diterima Bapak

PL sekali berkerja sebesar RP. 100.000 perhari. Bekerja sebagai tukang bangunan

sudah lama dilakukan, awal mula bekerja ia dibawa oleh teman untuk membantu

melakukan pekerjaan sehingga gaji yang diperoleh juga harus bagi hasil, tetapi

sekarang karena sudah terbiasa untuk melakukan pekerjaan bapak PL pun

Page 64: STRATEGI KELUARGA TUKANG PEMEL KELAPA SAWIT DALAM …

53

melakukan pekerjaan tersebut hanya seorang diri sehingga gaji yang ia peroleh

cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

5.3.1.3 Beternak Ayam

Beternak juga merupakan salah satu strategi keluarga khususnya tukang

pemel dalam memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Dari 10 orang informan yang

bekerja pokok sebagai tukang pemel sawit yang mempunyai kerja sampingan

sebagai beternak ayam terdapat dua orang. Bentuk beternak yang dilakukan oleh

keluarga seperti beternak ayam kampung, ayam jantan, dan juga ayam betina

lainnya, Seperti yang dituturkan oleh Bapak RD (38 tahun) sebagai berikut :

“Salain karajo pokok ko di rumah awak karajo bataranak

ayam, pulang dari karajo awak maagiah ayam makan,

minim, jo mampaelokan kandang ayam yang rusak. Jenis

ayam yang awak taranak yang paliang banyak tu yow ayam

kampuang dek disiko banyak yang labiah suko ayam

kampuang, kadang ado juo yang batanyo talua ayam awak

jua juo untuak kebutuhan kaluarga awak. Salamo ko alah

banyak ayam yang tajua harago ayam tu tagantuang gadang

ayam nyow lo, yang paliang gadang haragonyo tajua

sabanyak Rp. 50.000 per ekor, dari hasil ikolah awak

kumpuan untuk biaya sakolah jo kaparaluan yang lainnyo “.

Artinya :

“Selain kerja pokok sebagai tukang pemel kelapa sawit saya

bekerja sebagai peternak ayam, pulang dari kerja saya

memberi makan, minum ayam dan juga memperbaiki

kandang ayam yang rusak. Jenis ayam yang saya ternak yang

paling banyak diminati adalah ayam kampung, karena

didaerah ini lebih banyak yang suka ayam kampung

dibandingkan ayam lainnya. Selama ini sudah banyak ayam

yang saya jual dan harga yang saya berikan tergantung besar

ayam yang akan dijual, harga yang paling tinggi terjual

sebesar Rp.50.000 per ekor, dari hasil beternak inilah saya

mengumpulkan uang untuk biaya sekolah dan untuk

keperluan rumah tangga yang lainnya.

Page 65: STRATEGI KELUARGA TUKANG PEMEL KELAPA SAWIT DALAM …

54

Hal sama juga diungkapkan oleh Bapak MS (38 tahun) yang diungkapkan

sebagai berikut :

“Apak yo karajo bataranak ayam ko katiko indak ado karajo,

pulang dari kabun sawit apak pai mancaliak ayam,

mambarasihan kandang ayam jo mancaliak apo yang kurang

dalam kandang ayam tu. Kadang-kadang anak jo bini apak

ikuik lo mancaliak ayam tu”.

Artinya :

“Bapak bekerja beternak ayam ini ketika tidak ada kerja,

pulang dari kebun sawit bapak pergi melihat ayam,

membersihkan kandang ayam dan melihat apa yang kurang di

dalam kandang ayam tersebut. Kadang-kadang anak beserta

istri bapak juga ikut dalam melihat ayam tersebut”.

Dari hasil wawancara dengan Bapak RD dan MS, ia menjelaskan bahwa

selain bekerja sebagai tukang pemel kelapa sawit di rumah ia bekerja sebagai

beternak ayam, dengan hasil yang diperoleh dari beternak ayam tersebut

dikumpulkan untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan juga biaya sekolah

anaknya. Bapak RD mempunyai tiga orang anak, dimana anak pertama sekolah di

SMA, anak kedua sekolah di SMP dan anak yang ketiga masih kecil. Bapak RD

mulai beternak ayam semenjak tahun 2011, awal mulai beternak ayam ini

dilakukan karna ada saudara yang menyarankan agar melakukan beternak ayam

dari pada harus berutang untuk meminjam uang kesana-kemari. Pertama kali

beternak ayam bapak RD mempunyai ayam 7 ekor ayam, dan tahun berikutnya

ayam mulai berkembang sampai 70 ekor ayam. Kandang ayam terletak di

belakang rumah dan diberi pagar agar ayam tidak lepas dan keluar dari

kandangnya. Banyak ayam yang terjual juga merupakan tambahan penghasilan

yang diperoleh oleh keluarga. Begitulah cara keluarga untuk bertahan hidup

Page 66: STRATEGI KELUARGA TUKANG PEMEL KELAPA SAWIT DALAM …

55

dengan melakukan segala pekerjaan yang mereka anggap bahwa apa yang mereka

lakukan bisa menghasilkan uang dan bisa untuk menghidupi keluarga.

5.3.1.4 Tukang Ojek

Strategi yang digunakan keluarga tukang pemel kelapa sawit adalah

sebagai tukang ojek. Bekerja sebagai tukang ojek dilakukan ketika waktu libur

dan ketika cepat pulang dari bekerja sebagai tukang pemel kelapa sawit tersebut.

Penghasilan dari tukang ojek tidak seberapa paling banyak yang diterima

perharinya sebesar Rp.150.000, karena banyaknya saingan dan penumpang juga

tidak seberapa sehingga hasil yang diperoleh juga sedikit. Dari 10 orang informan

yang bekerja pokok sebagai tukang pemel kelapa sawit terdapat dua orang

informan yang bekerja sebagai tukang ojek. Hal ini seperti yang disampaikan

salah seorang tukang pemel kelapa sawit Bapak RR (37 tahun) sebagai berikut :

“Bakarajo sabagai tukang ojek harus punyo kasabaran yang

kuek kalau indak payah untuak karajo ko, dek saingan

banyak penumpang ndak lo banyak dow dek alah banyak lo

urang yang punyo honda jadi urang jarang manggunoan jasa

ojek ko. Penghasilan yang ditarimo perhari Rp.150.000

perhari itu kalau penumpang yow lai banyak”.

Artinya :

“Bekerja sebagai tukang ojek harus mempunyai kesabaran

yang kuat kalau tidak susah untuk bekerja seperti ini, karena

saingan banyak dan penumpang tidak terlalu banyak dan

telah banyak orang yang memiliki kendaraan seperti honda,

motor sehingga orang jarang menggunakan jasa seperti ojek

ini. Penghasilan yang diterima sebesar Rp. 150.000 perhari

itupun kalau penumpangnya lumayan banyak.

Sama halnya yang diungkapkan oleh Bapak KS (37 tahun) yang bekerja

sebagai tukang ojek sebagai berikut :

Page 67: STRATEGI KELUARGA TUKANG PEMEL KELAPA SAWIT DALAM …

56

“Kalau mancari karajo mode zaman ko yow payah , apak

bakarajo tukang ojek ko untuk manambah penghasilan

kaluarga apak. Yang apak tarimo perhari nyo Rp. 150.000 -

Rp. 200.000 lah itupun kalau panumpang yow lai banyak ”.

Artinya :

“Kalau mencari kerja seperti zaman sekarang ini susah, bapak

bekerja tukang ojek ini untuk menambah penghasilan keluarga

bapak, yang bapak terima perharinya Rp. 150.000-Rp. 200.000

itupun kalau penumpang nya banyak “.

Wawancara di atas dapat dijelaskan bahwa untuk bekerja sebagai tukang

ojek membutuhkan kesabaran dan juga keadaan kendaraan yang baik sehingga

pekerjaan yang dilakukan dapat berjalan dengan baik. Banyaknya masyarakat

yang menggunakan kenderaan roda dua membuat pelanggan ojek pun tidak

seberapa. Tetapi itulah pekerjaan yang dapat dilakukan oleh bapak RR dan bapak

KS untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan juga kebutuhan pendidikan anaknya.

Dalam bekerja sebagai tukang ojek ini dilakukan ketika tidak bekerja sebagai

tukang pemel, Bapak KS dan RR memulai kerjanya dari jam 08.00-15.00 WIB

dengan bermodalkan sepeda motor. Setelah Bapak pulang bekerja, bapak

memberikan setengah dari penghasilan pada hari itu kemudian istri pun

membelikan kebutuhan keluarga dan juga menyisakan untuk belanja anak-

anaknya begitulah pekerjaan yang dilakukan oleh keluarga tersebut.

Sesuai dengan teori pilihan rasional yang dikemukakan Coleman dimana

pekerjaan sampingan yang dilakukan oleh tukang pemel atau aktor merupakan

pilihan yang rasional dan masuk akal, karena aktor menganggap bahwa dengan

pilihan yang mereka lakukan dapat menambah penghasilan keluarga yaitu dengan

melakukan berbagai strategi agar dapat memenuhi segala kebutuhan keluarga.

Page 68: STRATEGI KELUARGA TUKANG PEMEL KELAPA SAWIT DALAM …

57

Jadi aktor mempunyai tujuan dan maksud dari segala aktivitas dan kegiatan yang

dilakukan oleh para tukang pemel kelapa sawit selama bekerja.

Keterangan di atas dapat diuraikan bahwa keluarga tukang pemel

melakukan kerja sampingan untuk memenuhi kebutuhan keluarga mulai dari

bekerja sebagai tukang ojek, berkebun jagung yang biasanya dilakukan oleh

masyarakat yang ada disekitar Plasma III tersebut, beternak ayam dan juga

bekerja sebagai tukang bangunan yang mereka lakukan setiap hari. Hal ini dapat

dilihat dalam uraian yaitu : jumlah pekerjaan sampingan yang dilakukan oleh

tukang pemel kelapa sawit berjumlah empat pekerjaan sampingan, dimana yang

bekerja sebagai berkebun jagung berjumlah 3 KK, yang bekerja sampingan

sebagai peternak ayam berjumlah 2 KK, bekerja sampingan sebagai tukang

bangunan sebanyak 3 KK dan pekerja sampingan sebagai tukang ojek berjumlah 2

KK, jadi jumlah seluruh keluarga adalah 10 KK.

5.4 Melibatkan Anggota Keluarga

Usaha untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan ditengah sulitnya

kehidupan yang dialami oleh keluarga tukang pemel kelapa sawit, sehingga

membutuhkan pekerjaan sampingan untuk menambah penghasilan keluarga.

Selain kerja sampingan keluarga juga melibatkan anggota keluarga untuk mencari

nafkah guna untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

5.4.1 Melibatkan Istri Dalam Mencari Nafkah

Kesulitan yang terjadi akibat penghasilan yang tidak stabil dan

dikarenakan upah yang tidak menentu, tentunya berakibat kepada kehidupan

tukang pemel dalam memenuhi kebutuhan keluarga. Potensi tenaga kerja kepala

Page 69: STRATEGI KELUARGA TUKANG PEMEL KELAPA SAWIT DALAM …

58

keluarga mencari nafkah bukan hanya suami tetapi anggota keluarga juga ikut

dalam memenuhi kebutuhan keluarga, melihat hal tersebut anggota keluarga

berusaha mengoptimalkan peran tenaga kerja dalam berusaha untuk mengatasi

masalah dan kesulitan dalam memenuhi kebutuhan hidup, yang salah satunya

dapat dilihat dari peran istri yang membantu dalam bekerja yang tentunya untuk

membantu perekonomian keluarga yang secara tidak langsung akan memberi

sedikit tambahan bagi penghasilan keluarga. Berdasarkan penelitian yang

dilakukan ditemukan bahwa informan memberikan jawaban dalam upaya dalam

pemenuhan kebutuhan keluarga, pekerjaan yang dilakukan oleh istri tukang pemel

kelapa sawit adalah membuka warung kecil-kecilan, menjual gorengan, menjual

pulsa dan juga pergi bekerja atau menyupah ke kebun orang lain.

Berikut ini merupakan hasil wawancara dengan informan MS (38 tahun)

mengenai upaya yang dilakukan oleh anggota keluarga tukang pemel yang

dilakukan oleh anggota keluarga mereka sendiri :

“Tuak mambantu ekonomi kaluarga istri awak ikuik lo

mambantu, walaupun penghasilannyo indak sabara tapi bisa

untuak mambantu penghasilan keluarga awak. Istri awak di

rumah mambuka kadai kopi, gorengan, dan manjua pulsa”.

Artinya :

“Untuk membantu perekonomian keluarga istri saya juga ikut

membantu, walaupun penghasilannya tidak seberapa tetapi

bisa untuk membantu penghasilan keluarga saya. Istri saya di

rumah membuka warung kopi, gorengan, dan juga menjual

pulsa.

Hal ini juga dituturkan oleh TR (30 tahun) istri dari Bapak MS (38 tahun)

sebagai berikut :

Page 70: STRATEGI KELUARGA TUKANG PEMEL KELAPA SAWIT DALAM …

59

“Bantuak ikolah karajo uni untuak bantu mancari pitih,

salain ibu rumah tangga uni juo sato dalam mancari pitih uni

mambukak kadai kopi, gorengan, dan juo manjua pulsa dek

disiko banyak anak muda yang batanyo kok ado pulsa t

mangkonyo uni manjua pulsa. Uni mambukak kadai kopi dari

pagi sampai sore dan kadang-kadang sampai malam lo lai,

kalo alah jam 15.00 WIB uni manjua gorengan. Kalo

untuangnyo ko indak bisa mampakiroan dapek untuak

balanjo anak uni dan untuak mambali lado, lauak jo bareh

untuak sahari-hari alah basyukur bana kaluarga uni ”.

Artinya :

“Seperti inilah pekerjaan saya untuk mencari uang, selain ibu

rumah tangga saya juga ikut mencari uang dengan cara

membuka warung kopi, menjual gorengan, dan juga menjual

pulsa karna disini banyak anak muda yang bertanya apa ada

pulsa karna itulah saya menjual pulsa. Saya membuka

warung kopi dari pagi sampai sore dan kadang-kadang

sampai malam juga, kalau sudah jam 15.00 WIB saya

menjual gorengan. Kalau untungnya tidak bisa

memperkirakan dapat untuk belanja anak dan juga untuk

membeli cabe, ikan dan juga beras untuk makan sehari-hari

itupun kami sudah bersyukur sekali”.

Dari penjelasan istri tukang pemel kelapa sawit TR (30 tahun) dapat

disimpulkan bahwa membuka warung di rumah sendiri dapat menambah

penghasilan bagi keluarga dan juga untuk membantu suami dalam mencari

nafkah. Penghasilan yang diperoleh oleh ibu TR setiap harinya Rp.20.000 – Rp.

30.000, setidaknya penghasilan yang diterima oleh istri dapat digunakan untuk

belanja anak-anak dan juga untuk membeli kebutuhan dapur.

Hal lain juga diungkapkan oleh MR (36 tahun) istri dari Bapak BM (40

tahun) yang mana ia bekerja ditempat orang yang mempunyai kebun atau

manyupah. Bekerja di sini merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh seseorang

untuk mencapai suatu tujuan tertentu yaitu untuk menghasilkan uang.

Sebagaiamana dituturkan oleh ibu MR sebagai berikut :

Page 71: STRATEGI KELUARGA TUKANG PEMEL KELAPA SAWIT DALAM …

60

“Kalo hanyo manunggu penghasilan dari laki uni indak

cukuik untuk balanjo anak-anak jo kabutuhan dapua. Dek

penghasilan keluarga indak cukuik mangkonyo uni ikuik lo

karajo manyupah, dima ado urang yang mancari urang untuk

karajo di kabunnyo, kadang uni pai mambarasihan kabun

urang dapek upah Rp. 50.000 perhari, mangambiak jaguang,

mangambiak brondolan sawit macam kolah yang bisa

dikarajoan asal dapek pitih untuak tambahan balanjo

keluarga”.

Artinya :

“Kalau hanya menunggu penghasilan dari suami saya itu

tidak cukup untuk belanja anak-anak dan kebutuhan dapur

saya. Karna penghasilan keluarga tidak cukup makanya saya

ikut untuk bekerja yaitu pergi manyupah ke kebun orang.

Dimana ada yang mencari orang untuk bekerja dikebunnya,

biasanya saya pergi membersihkan kebun orang dengan gaji

Rp. 50.000 perharinya, mengambil jagung, dan juga

mengambil biji sawit yang berserakan, seperti inilah

pekerjaan yang bisa saya lakukan asalkan dapat uang untuk

tambahan belanja keluarga saya.

Kesimpulan yang didapatkan dengan informan MR, dapat disimpulkan

bahwa istri juga ikut dalam membantu para suami untuk bekerja, karna

penghasilan keluarga yang tidak mencukupi sehingga istri juga ikut untuk mencari

nafkah, karena menunggu penghasilan dari suami tidak akan mencukupi segala

kebutuhan keluarga, terkadang ada anggota keluarga yang sakit juga

membutuhkan biaya. Penghasilan yang didapat dari manyupah bekerja di kebun

orang lain sebesar Rp. 50.000 perhari hanya bisa untuk biaya makan keluarga.

Berdasarkan hasil pengamatan yang peneliti lakukan, terlihat bahwa sebelum

berangkat bekerja istri menyiapkan kebutuhan anak dan suami terutama dalam

urusan makanan walaupun menu sederhana yang disediakan keluarga tetap

menikmatinya. Istri bekerja mulai dari jam 08.00-15.00 WIB kemudian istri pergi

ke kebun dimana tempat mereka biasa bekerja. ketika pergi bekerja ibu juga

Page 72: STRATEGI KELUARGA TUKANG PEMEL KELAPA SAWIT DALAM …

61

membawa anaknya yang berumur 5 tahun karena anak tersebut tidak mempunyai

teman jika ibu tinggalkan di rumah. Pulang dari bekerja ibu juga membersihkan

rumah, memasak dan juga mengurus anggota keluarga lainnya.

5.4 .2. Melibatkan Anak Dalam Mencari Nafkah

Anak merupakan suatu anugerah kebahagian bagi orang tua, karna

kehidupan orang tua yang tidak berkecukupan membuat anak ikut serta dalam

bekerja guna untuk membantu penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan

hidup sehari-hari ataupun untuk memenuhi kebutuhan anak itu sendiri. Untuk

memenuhi hal tersebut anak tukang pemel kelapa sawit juga bekerja di toko baju,

dan bekerja di bengkel.

5.4.2.1 Bekerja Di Toko Baju

Penghasilan keluarga yang minim membuat anggota keluarga ikut serta

dalam mencari nafkah tidak terkecuali anak juga ikut dalam memenuhi kebutuhan

keluarga. Anak juga ikut bekerja guna untuk membantu keluarga, melihat hal

tersebut anggota keluarga tukang pemel kelapa sawit berusaha untuk

mengatasinya, dari hasil wawancara dengan salah seorang anak dari Bapak LZ (41

tahun) yang bekerja di toko baju hal tersebut ia tuturkan sebagai berikut :

“Awak karajo di toko alah sekitar 1 tahun kolah kak, awak

karajo untuak manolong penghasilan kaluarga awak yang

kurang kak. Dulu awak sakolah SMA sampai kelas 2, dek

biaya indak cukuik awak baranti me sakolah lah, ditambah lo

jarak ka sakolah jauah pulo kak, dek itulah awak karajo di

toko baju upah yang awak tarimo tiok bulan sabanyak Rp.

700.000 perbulannyo kak, alhamdulillah cukuiklah untuk

biaya awak sahari-hari”.

Page 73: STRATEGI KELUARGA TUKANG PEMEL KELAPA SAWIT DALAM …

62

Artinya :

“Saya bekerja di toko baju ini sudah lama sudah hampir 1

tahun kak, saya bekerja untuk membantu penghasilan

keluarga saya yang kurang kak. Dulu saya sekolah SMA

sampai kelas 2, karna biaya tidak cukup saya berhenti saja

untuk sekolah ditambah lagi jarak ke sekolah lumayan jauh

kak, karna itulah saya bekerja di toko baju. Gaji yang saya

terima setiap bulan sebanyak Rp. 700.000 perbulan kak,

alhamdulillah cukuplah untuk biaya saya sehari-hari.

Berdasarkan hasil wawancara dengan DW (17 tahun) anak dari Bapak

LZ (41 tahun) dapat disimpulkan bahawa mereka juga ikut bekerja untuk

memenuhi kebutuhan sehari-sehari. Dengan penghasilan sebesar Rp. 700.000

perbulan walaupun tidak cukup untuk keluarga paling tidak bisa mencukupi

kebutuhan sehari-hari untuk biaya sendiri.

Bekerja merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk

menghasilkan pendapatan atau uang. Bekerja di tempat galon merupakan strategi

yang dilakukan oleh salah seorang anak dari tukang pemel kelapa sawit, bekerja di

tempat galon merupakan pekerjaan yang ia lakukan setiap hari guna untuk

membantu keluarga mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari. Seperti yang

diungkapkan oleh anak dari Bapak SG (37 tahun) yang berinisial RS (15 tahun)

tujuan ia bekerja :

“Awak karajo maantaan galon kak, awak karajo galon ko

alah 9 bulan ko kak, awak karajo ko satiok hari kak dari jam

08.00 sampai jam 17.00 kak, pitih yang awak dapek dari

karajo ko untuk mamanuhi kabutuhan sahari-hari kak,

untuak mambali baju rayo santa lai urang ka rayo lai. Awak

indak sakolah sajak tamat kelas SMP kak, dek biaya indak

cukuik awak indak manyambuang sakolah lai dow kak”.

Page 74: STRATEGI KELUARGA TUKANG PEMEL KELAPA SAWIT DALAM …

63

Artinya :

“Saya bekerja mengantarkan galon kak, saya bekerja galon

ini sudah 9 bulan ini lah kak, saya kerja setiap hari kak dari

jam 08.00-17.00 kak, uang yang saya dapat dari kerja ini

untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari kak, untuk membeli

baju lebaran yang akan datang sebentar lagi. Saya tidak

sakolah lagi sejak tamat SMP kak, karna biaya tidak cukup

saya tidak menyambung sekolah lagi kak”.

Berdasarkan hasil wawancara dengan RS (15 tahun) ia bekerja untuk

membantu keluarga yang tidak mampu, hal ini ia lakukan setiap hari guna untuk

mencukupi kebutuhan hidup.

Lain halnya yang diungkapkan oleh salah seorang informan anak dari

Bapak PL (40 tahun) IS (17 tahun) berikut ini :

“Awak karajo di bengke alah lamo kak, awak karajo untuk

manambah mambali perlengkapan sakolah apolagi awak kini

alah kelas 3 SMA, jadi awak mambutuhan biaya yang banyak

kak. Penghasilan yang awak tarimo Rp. 30.000 perharinyo.

Kalau mintak ka gaek awak, wak taulah baa kaadaan gaek

awak kak jadi awak mancari pitih surang untuak manambah

pitih balanjo kak”.

Artinya :

“Saya bekerja dibengkel sudah lama kak, saya kerja untuk

menambah membeli perlengkapan sekolah apa lagi saya

sekarang sudah kelas 3 SMA, jadi saya membutuhkan biaya

yang banyak kak. Penghasilan yang saya terima Rp.30.000

perharinya. Kalau mintak sama orang tua, saya taulah gimana

keadaan orang tua saya sekarang ini kak, jadi saya mencari

uang sendiri untuk menambah uang belanja kak”.

Kesimpulan yang didapatkan dari informan IS (17 tahun) yang

merupakan anak dari Bapak PL yang bekerja di bengkel menyatakan bahwa ia

bekerja untuk memenuhi kebutuhan sekolahnya yaitu untuk biaya perpisahan dan

uang ujian, IS sekolah di SMAN 1 Pasaman dan sekarang sudah duduk di kelas 3

Page 75: STRATEGI KELUARGA TUKANG PEMEL KELAPA SAWIT DALAM …

64

sehingga membutuhkan tambahan biaya untuk keperluan sekolah, dengan upah

yang diberikan sebesar Rp. 30.000 perharinya belum cukup untuk memenuhi

kebutuhan hidupnya terutama untuk biaya perlengkapan sekolah jadi ia harus

bekerja walaupun sedang dalam masa pendidikan.

Berdasarkan hasil pengamatan yang peneliti lakukan terlihat bahwa

anggota keluarga terutama anak dari keluarga tukang pemel juga ikut dalam

bekerja, anak mulai berangkat bekerja dari jam 07.30 WIB dan mulai melakukan

aktivitas di tempat ia bekerja dan kebetulan ia bekerja masih disekitar tempat

tinggalnya. Dengan bekerja membuat IS lupa akan tugasnya sebagai siswa,

terkadang tugas rumah yang diberikan oleh guru ia kerjakan di sekolah. Karna

penghasilan keluarga yang kurang anak juga ikut dalam mencari uang.

5.5 Strategi Sosial

Strategi soaial merupakan rencana/pendekatan yang berkaitan dengan

pelaksanaan, perencanaan dalam sebuah aktivitas yang dilakukan oleh

masyarakat. Strategi yang dilakukan tukang pemel tidak hanya menggunakan

strategi ekonomi tetapi juga menggunakan strategi sosial yang berupa modal

sosial yang mana hubungan baik akan menjadi peluang baik untuk bertahan hidup

juga akan besar.

5.5.1 Meminjam Uang

Meminjam merupakan memakai barang (uang) orang lain untuk waktu

tertentu kalau sudah datang waktunya harus dikembalikan kepada pemilik barang

tersebut. Keluarga yang bekerja sebagaai tukang pemel kelapa sawit juga

melakukan strategi untuk memenuhi kebutuhan keluarga mereka. Jika memang

sudah tidak ada uang untuk membeli kebutuhan keluarga mereka akan meminjam

Page 76: STRATEGI KELUARGA TUKANG PEMEL KELAPA SAWIT DALAM …

65

uang kepada tetangga yang ada disekitar rumah tukang pemel kelapa sawit dan

juga kepada teman dekat yang percaya kepada tukang pemel sawit tersebut. Hal

ini dilakukan untuk menutupi kekurangan yang dialami oleh keluarga tukang

pemel. Seperti yang diungkapkan oleh salah satu keluarga tukang pemel kelapa

sawit Bapak BT (38 tahun) sebagai berikut :

“Apak kalo indak sadang bapiti apak minjam piti ka sabalah

rumah ko, tu pun apak mintak janji lo tuk mambaliakan pitih

urang tu, paling lamo saminggu dek urang tu awak tau lo

baa kehidupan keluarga yow. Apak kalau maminjam pitih

sagadang Rp. 200.000 tuk balanjo kapasa”.

Artinya :

“Bapak kalau sedang tidak mempunyai uang bapak

meminjam uang ke tetangga sebelah ini, itupun bapak mintak

janji untuk mengembalikan uang tersebut, paling lama

seminggu, karna kita juga tahu bagaimana keluarganya.

Bapak kalau meminjam uang sebesar Rp. 200.000 untuk

belanja kepasar.

Hal sama juga diungkapkan oleh salah seorang tetangga yang merupakan

tempat biasa keluarga tukang pemel meminjam yang bernama Mutia (38 tahun)

sebagai berikut :

“Iyo apak tu acok minjam pitih ka ibuk, lau alah akir-akir

bulan biasonyo apak t datang ka rumah ibuk tuak minjam

pitih. Katonyo tuak mambali bareh kadang tuak balanjo

sakolah anak yow”.

Artinya :

“Iya bapak itu sering meminjam uang sama ibuk, kalau sudah

akhir-akhir bulan biasanya bapak tersebut datang ke rumah

ibuk untuk meminjam uang. Katanya untuk membeli beras

terkadang untuk belanja sekolah anaknya”.

Begitu juga yang diungkapkan oleh ibu EL (35 tahun) istri dari bapak SG

(38 tahun) sebagai berikut :

Page 77: STRATEGI KELUARGA TUKANG PEMEL KELAPA SAWIT DALAM …

66

“Uni acok juo yow maminjam pitih ka tetangga, dek indak lai

pitih tu tapaso maminjam ka urang lain dari pado indak

makan. Dek alah tabiaso maminjam jadi uni biaso me yow

dek urang alah tau juo baa kaluarga awak”.

Artinya :

“Kakak juga sering meminjam uang sama tetangga, karna

uang tidak ada lagi terpaksa meminjam sama orang lain dari

pada tidak makan. Karna sudah terbiasa meminjam jadi

kakak sudah biasa karna orang juga sudah tahu dengan

keluarga saya”.

Selanjutnya juga diungkapkan oleh Bapak BM (40 tahun) sebagai berikut :

“Dek talampau bana acok maminjam ka tetangga tu urang

ndak lo namuah dow acok-acok bana lo maminjaman pitih,

urang paralu pitih lo apo lagi cando zaman kini. Kadang

apak dapek minjam pitih kadang ndak lai dapek dow”.

Artinya :

“Karna terlalu sering sekali meminjam uang kepada tetangga

jadi tetangga tidak mau sering-sering dalam meminjamkan

uang, orang juga perlu uang apa lagi seperti zaman sekarang

ini. Terkadang bapak dapat meminjam uang dan terkadang

tidak dapat.

Dalam masalah uang keluarga bapak BM memang sulit untuk

mendapatkannya. Katika tidak mempunyai uang bapak BM pergi kerumah

tetangga yang bernama ibu Narti, dimana ibu tersebut merupakan guru TK di

Plasma III untuk meminjam uang, waktu itu bapak BM meminjam uang untuk

keperluan sekolah anaknya yang sekarang sudah duduk dikelas 3 SMA. Walaupun

namanya tetangga kadangkala mereka mau meminjamkan uang dan kadangkala

mereka susah untuk memberi pinjaman uang.

Meninjam uang merupakan salah satu strategi yang dilakukan oleh

keluarga tukang pemel kelapa sawit, karna penghasilan yang tidak mencukupi

Page 78: STRATEGI KELUARGA TUKANG PEMEL KELAPA SAWIT DALAM …

67

untuk kebutuhan keluarga maka kepala keluarga melakukan meminjam uang

kepada tetangga. Adanya pinjaman tidak menutup kemungkinan bagi keluarga

tukang pemel. saat kerja sampingan belum menghasilkan uang untuk itu pinjaman

dilakukan baik dalam bentuk uang atau benda. Strategi seperti ini dilakukan oleh

keluarga apabila dalam kondisi yang sangat mendesak.

5.5.2 Julo-Julo

Arisan atau biasa disebut dengan julo-julo merupakan sekelompok orang

yang mengumpulkan uang secara teratur pada tiap-tiap periode tertentu. Setelah

uang terkumpul salah satu dari anggota kelompok akan keluar sebagai pemenang

biasanya dilakukan dengan cara pengundian sampai semua anggota

memperolehnya. Hal ini juga merupakan starategi yang dilakukan oleh keluarga

tukang pemel kelapa sawit, dengan julo-julo tersebut keluarga setidaknya bisa

menabung walaupun dalam jumlah yang tidak besar. Ini dilakukan untuk

mengatasi keperluan yang tidak terduga terjadi pada keluarga. Seperti yang

diungkapkan oleh salah seorang istri dari tukang pemel kelapa sawit Bapak RD

(38 tahun) yaitu ibu SR (35 tahun) sebagai berikut :

“Umak ikuik bajulo-julo jo ibu-ibu yang ado di daerah kolah,

umak ikuik julo-julo Rp.10.000 saminggu, emang yow ndak

banyak-banyak manarimo do palingan sakali manarimo

Rp.350.000, ganti-ganti umak manabuang”.

Artinya:

“Ibuk ikut arisan bersama ibu-ibu yang ada di daerah Plasma

ini, ibuk ikut arisan Rp. 10.000 seminggu, memang yang

akan diterima juga tidak banyak menerima sebesar Rp.

350.000, ganti ibuk manabuang.

Page 79: STRATEGI KELUARGA TUKANG PEMEL KELAPA SAWIT DALAM …

68

Hal sama juga diungkapkan oleh ibu RT (36 tahun) yang juga ikut dalam

julo-julo, yang mana ia ungkapkan sebagai berikut :

“Awak na sato juo yow main julo-julo Rp. 10.000 saminggu,

awak alah lamo jo ikuik main ko ganti-ganti tuak tabungan

awak, kadang lau narimo ado kaparaluan yang tadasak awak

pakai juo pitih tu, tu kabaa juo lai awak paralu pitih tuak

kebutuhan keluarga”.

Artinya :

“Saya juga ikut main arisan Rp. 10.000 seminggu, saya sudah

lama ikut main ini ganti untuk tabungan saya, terkadang

kalau menerima dan ada keperluan yang mendesak terpaksa

uang ini saya pakai, harus bagaimana lagi saya perlu uang

untuk kebutuhan keluaraga.

Keadaan yang dialami oleh tukang pemel kelapa sawit membuat keluarga

harus bisa melakukan suatu hal untuk bisa menutupi segala kekurangan yang

dialami oleh keluarga, begitu juga dengan julo-julo ini juga merupakan salah satu

strategi sosial yang dilakukan oleh keluarga tukang pemel kelapa sawit untuk

mengatasi keperluan yang tak terduga pada keluarga. Begitu juga yang dilakukan

oleh ibu SR dan RT, dimana mereka ikut main julo-julo dengan tetangga lainnya.

Setiap hari Minggu jam 15.00 WIB ibu-ibu arisan mulai bermain dan juga

mengumpulkan uang, yang menjadi ketua dalam arisan tersebut adalah ibu Ice,

beliau lah yang mengumpulkan uang arisan setiap minggunya.

Sesuai dengan teori pilihan rasional yang dikemukakan oleh Coleman,

dimana dengan menggunakan strategi sosial juga bisa menjadi pilihan yang

dianggap rasional oleh keluarga tukang pemel untuk dapat memenuhi kebutuhan

hidup, seperti meminjam uang kepada tetangga dan juga ikut arisan. Jadi para

Page 80: STRATEGI KELUARGA TUKANG PEMEL KELAPA SAWIT DALAM …

69

tukang pemel kelapa sawit selaku aktor untuk bisa bertahan hidup dengan

melakukan berbagai strategi untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Aktor dipandang sebagai seseorang atau manusia yang mempunyai

tujuan tertentu serta sudah menetapkan tujuannya, dan aktor pun dipandang

memiliki pilihan. Dalam teori ini aktor tidak begitu menghiraukan pilihannya atau

sumber pilihannya, yang penting adalah kenyataan bahwa tindakan yang

dilakukan untuk mencapai tujuan sesuai dengan tingkatan pilihan aktor, jadi jika

dikaitkan dengan strategi keluarga tukang pemel kelapa sawit dalam memenuhi

kebutuhan hidup yang mana tukang pemel selaku aktor untuk bisa bertahan hidup

yang melakukan berbagai macam strategi. Keluarga yang memilih berbagai

strategi yang merupakan pilihan yang rasional bagi mereka, yaitu untuk

mengharapkan suatu keuntungan dan imbalan harus dilakukan dengan

pengorbanan. Seperti keluarga tukang pemel yang strategi dengan melakukan

pekerjaan lebih dari satu dari pekerjaan utama yang dilakukan secara bergantian

sehingga waktu untuk berkumpul dengan keluargapun terbatas, dan juga

melibatkan anggota keluarga baik istri dan anak dalam mencari nafkah. Hal ini

dilakukan untuk memenuhi segala kebutuhan keluarga.

Berdasarkan pandangan Coleman dapat dilihat bahwa tindakan tenaga

kerja sebagai tukang pemel dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga yaitu

dengan pertama mempunyai pekerjaan sampingan, pekerjaan sampingan

merupakan suatu jenis usaha atau pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang di luar

jam pekerjaannya yang selama ini yang telah digeluti dan dikerjakan secara rutin

Page 81: STRATEGI KELUARGA TUKANG PEMEL KELAPA SAWIT DALAM …

70

dalam kehidupan sehari-hari, itu yang dilakukan oleh keluaraga tukang pemel

kelapa sawit untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dengan melakukan pekerjaan

sampingan.

Istri mempunyai pekerjaan, dengan istri yang bekerja merupakan

strategi yang dilakukan tukang pemel. Hal ini dilakukan karena pendapatan suami

yang tidak mencukupi untuk memenuhi segala kebutuhan keluarga.

Kedua strategi sosial yang berupa meminjam uang dan julo-julo,

meminjam merupakan suatu strategi yang sudah biasa dikarenakan kekurangan

uang dan biasanya meminjam uang itu karena ada kepercayaan dan bagi

peminjam sanggup untuk melunasi pinjaman dengan gaji yang akan diterimanya

nanti.

Page 82: STRATEGI KELUARGA TUKANG PEMEL KELAPA SAWIT DALAM …

71

BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan penelitian, maka dapat

disimpulkan bahwa strategi yang digunakan keluarga tukang pemel dalam

memenuhi kebutahan hidup dengan melakukan dua strategi yaitu strategi ekonomi

dan strategi sosial yang berupa meminjam uang ketetangga dan juga sistem julo-

julo. Adapun strategi ekonomi yaitu dengan melakukan pekerjaan sampingan

seperti : 1) Berkebun jagung, yang mana merupakan salah satu usaha yang

dilakukan keluarga tukang pemel untuk bertahan hidup dengan penghasilan yang

diterima bisa untuk menutupi kekurangan keluarga. 2) Tukang bangunan juga

dilakukan oleh keluarga tukang pemel untuk menambah penghasilan. 3) Beternak

ayam, hal ini juga dilakukan oleh keluarga tukang pemel guna untuk menutupi

kekurangan kebutuhan keluarga dengan penghasilan yang diperoleh bisa

memenuhi kebutuhan keluarga. 4) Tukang ojek, hal ini juga merupakan salah satu

usaha yang dilakukan oleh keluarga tukang pemel untuk memenuhi kebutuhan

keluarga. 5) Melibatkan istri dan anak dalam mencari uang agar terpenuhinya

kebutuhan hidup keluarga.

6.1 Saran

Adapun saran yang dapat penulis berikan sehubungan dengan penelitian

yang dilakukan di Plasma III Jorong Bukik Nilam Kabupaten Pasaman Barat

tentang strategi keluarga tukang pemel dalam memenuhi kebutuhan hidup dan

untuk bertahan hidup sebagai berikut :

71

Page 83: STRATEGI KELUARGA TUKANG PEMEL KELAPA SAWIT DALAM …

72

1. Diharapkan kepada para istri yang juga ikut bekerja juga harus bisa

membagi waktu untuk keluarga, dan juga anak mereka agar tetap menjadi

keluarga yang utuh meskipun penghasilan keluarga minim tetapi keluarga

juga tetap aman.

2. Kepada keluarga terutama yang penghasilannya tidak mencukupi mestinya

anak yang masih sekolah jangan terlalu dibiarkan untuk bekerja, karna

mereka juga butuh bermain dan untuk mencari kesenangannya tersendiri

dan juga menyebabkan anak akan jadi malas sekolah karna telah terbiasa

untuk bekerja dan menghasilkan penghasilan sendiri.

Page 84: STRATEGI KELUARGA TUKANG PEMEL KELAPA SAWIT DALAM …

73

DAFTAR PUSTAKA.

Afrizal. 2014. Metode Penelitian Kualitatif Sebuah Upaya Mendukung

Penggunanan Penelitian Kualitatif Dalam Bebagai Disiplin Ilmu.

Jakarta: Raja Grafindo Persada.

________2008. Pengantar Metode Penelitian Kualitatif. Padang : Laboratorium

Sosiologi. FISIP Unand PADANG.

Ala, Bayo Andre. 1996. Kemiskinan dan strategi memeragi kemiskinan.

Yogyakarta: Liberty Offset.

Bungin, Burhan. 2011. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Prenada Media Group.

Ihromi, T.O. 1999. Bunga Rampai Sosiologi Keluarga. Jakarta : Yayasan Obor

Indonesia.

Mahmud. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.

Makrum, M. E. 1991. Anak Keluarga Dan Masyarakat. Jakarta : Pustaka Sinar

Harapan.

Moleong, Lexy. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. PT Remaja Rosdakarya:

Bandung.

Morissan. 2012. Metode Penelitian Survei. Jakarta : Kencana Prenada Media

Group.

Rahardjo. 1999. Pengantar Sosiologi Pedesaan dan Pertanian. Yogyakarta :

Gadjah Mada University Press.

Ritzer, George & Godman. 2004. Teori Sosiologi Modren. Kencana Prenada edisi

ke-6. Media Group.

Sajogyo. 1982. Bunga Rampai Perekonomian Desa . USAID: Gadjah Mada

University Press.

Sherraden, Michael. 2006. Aset Untuk Orang Miskin. Jakarta: PT. Rajagrafindo

Persada. Subagyo, Joko. 2011. Metode Penelitian Dalam Teori Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta.

Subagyo, Joko. 2011. Metode Penelitian Dalam Teori Praktik. Jakarta: Rineka

Cipta.

Sugiyono. 2012. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

73

Page 85: STRATEGI KELUARGA TUKANG PEMEL KELAPA SAWIT DALAM …

74

Suhendi, Hendi. 2001. Pengantar Studi Sosiologi Keluarga. Bandung : Pustaka

Setia.

Sumardi, Mulyanto. 1982. Kemiskinan dan Kebutuhan Pokok. Jakarta : CV.

Rajawali.

Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Baru. 2013. Kamus Besar

Bahasa Indonesia (KBBI). Jakarta: PT Media Pustaka Phoenix.

Yusuf, Muri. (2005). Metodologi Penelitian. Padang: UNP Press.

SKRIPSI

Harlina. 2010. Strategi Bertahan Hidup Rumah Tangga Miskin Pemotong Gotah

(Studi Kasus Rumah Tangga Miskin di Nagari Lubuk Gadang,

Kecamatan Mapat, Kabupaten Pasaman). Skripsi. STKIP PGRI

SUMATRA BARAT : PADANG.

Syahrizal. 2006. Strategi Buruh Perkebunan Mengatasi Kemiskinan (studi di

perkebunan Teh PT. Mitra Kerinci Sumatra Barat). Skripsi. Fakultas

Ilmu Sosial Universitas Andalas.

Sri Rahmadani. 2009. Strategi Petani Miskin Sawah Dalam Mengatasi

Kemiskinan : suatu Studi Di Nagari Batipuh baruh kecamatan Batipuh

Kabupaten Tanah Datar. Tesis. Fakultas Ilmu Sosial dan Politik

Universitas Andalas.

Arsip

K U D KPS INDAH. Plasma III, Pasaman Barat.

Kantor Wali Nagari Aua Kuniang

Page 86: STRATEGI KELUARGA TUKANG PEMEL KELAPA SAWIT DALAM …

75

Lampiran 1

INFORMAN PENELITIAN

NO NAMA /

INISIAL UMUR

PEKERJAAN

TETAP

PEKERJAAN

SAMPINGAN PENDIDIKAN

1. Ridwan /

RD

38 Tukang pemel Beternak ayam SD

2. Kasman /

KS

37 Tukang pemel Tukang ojek SMP

3. Minsar /

MS

38 Tukang pemel Beternak ayam SD

4. Rinasri /

RR

40 Tukang pemel Tukang ojek SD

5. Pili / PL 40 Tukang pemel Tukang

bangunan

SD

6. Bambang /

BM

40 Tukang pemel Berkebun

jagung

SD

7. Lizar / LZ 41 Tukang pemel Tukang

bangunan

SD

8. Sugito / SG 38 Tukang pemel Berkebun

jagung

SMP

9. Baktar / BT 38 Tukang pemel Berkebun

jagung

SD

10. Sijon / SJ 39 Tukang pemel Tukang

bangunan

SMA

11. Siros / SR 35 Ibu rumah

tangga

Manyupah SMA

12. Sarmila /

SM

34 Ibu rumah

tangga

Warung kopi SMP

13. Terlena /

TR

33 Ibu rumah

tangga

Warung kopi SD

14. Diba / DB 30 Ibu rumah

tangga

Warung kopi SMP

15. Mona / MN 38 Ibu rumah

tangga

Berkebun

jangung

SD

16. Murni /

MR

35 Ibu rumah

tangga

Manyupah SD

17. Sier / SR 38 Ibu rumah

tangga

Berkebun

jangung

SD

18. Eli / EL 35 Ibu rumah

tangga

Warung kopi SD

19. Ratna / RT 36 Ibu rumah

tangga

Berkebun

jagung

SD

Page 87: STRATEGI KELUARGA TUKANG PEMEL KELAPA SAWIT DALAM …

76

20. Tenti / TN 33 Ibu rumah

tangga

Manyupah SD

21. Dewi / DW 17 - Kerja di Toko SMP

22. Riswan /

RS

15 Pelajar Tukang galon SMP

23. Isas / IS 17 Pelajar Bengkel SMA

Data Jumlah Anak Tukang Pemel Kelapa Sawit

No Nama

Jumlah Anak Suami Istri

1. RIDWAN SIROS 3

2. KASMAN SARMILA 3

3. MINSAR DIBA 3

4. RINASRI TERLENA 5

5. PILI MONA 5

6. BAMBANG MIRA 4

7. LIZAR SIER 5

8. SUGITO ELI 3

9. BAKTAR RATNA 4

10. SIJON TENTI 5 Sumber : Data primer tahun 2015

Page 88: STRATEGI KELUARGA TUKANG PEMEL KELAPA SAWIT DALAM …

77

Lampiran 2:

DAFTAR PERTANYAAN

STRATEGI KELUARGA TUKANG PEMEL KELAPA SAWIT DALAM

MEMENUHI KEBUTAHAN HIDUP DI PASAMAN BARAT

(STUDI KASUS : PLASMA III JORONG BUKIK NILAM KABUPATEN

PASAMAN BARAT)

A. Identitas Informan

1. Nama :_________________________________

2. Alamat :_________________________________

3. Jumlah Anak :_________________________________

4. Umur :_________________________________

5. Pendidikan :_________________________________

6. Agama :_________________________________

7. Jenis Usaha Sampingan :_________________________________

B. Strategi keluarga tukang pemel kelapa sawit dalam memenuhi kebutuhan

hidup di Pasaman Barat.

a. Pertanyaan untuk kepala keluarga tukang pemel kelapa sawit

1. Apakah pekerjaan sebagai tukang pemel merupakan pekerjaan pokok

Bapak ?

2. Berapa upah yang bapak terima dalam setiap bulan ?

3. Apakah upah yang bapak terima dapat mencukupi kebutuhan keluarga

bapak ?

4. Apakah ada pekerjaan lain yang bapak lakukan di samping bekerja

sebagai tukang pemel kelapa sawit ?

5. Berapa penghasilan yang bapak peroleh dari pekerjaan sampingan

tersebut ?

6. Bagaimana bapak meminimalisir pengeluaran dalam rumah tangga

(kebutuhan makan, pakaian, perumahan, pendidikan anak, dan

kesehatan keluarga) ?

Page 89: STRATEGI KELUARGA TUKANG PEMEL KELAPA SAWIT DALAM …

78

b. Pertanyaan untuk istri tukang pemel kelapa sawit

1. Apakah pendapatan suami ibuk sebagai tukang pemel dapat memenuhi

kebutuhan keluarga ?

2. Apa yang ibu lakukan jika penghasilan suami tidak mencukupi untuk

kebutuhan sehari-hari ?

3. Apakah ibuk juga memiliki pekerjaan sampingan untuk membantu

suami ?

4. Berapa penghasilan yang ibu perolah dari pekerjaan tersebut ?

5. Apakah ada kendala dalam menghadapi keadaan yang ibu jalani saat

sekarang ini ?

c. Pertanyaan untuk anak dari tukang pemel kelapa sawit

1. Apakah adek masih sekolah, lalu dimana adek sekolah saat ini dan adek

sekarang kelas berapa ?

2. Apakah penghasilan orang tua adek dapat memenuhi segala kebutuhan

sekolah adek ?

3. Apakah adek pernah membantu orang tua dalam memenuhi kebutuhan

atau biaya sekolah adek dengan cara bekerja?

d. Pertanyaan untuk tetangga keluarga tukang pemel kelapa sawit

1. Bagaimana kondisi dan keadaan keluarga tukang pemel sehari-harinya ?

2. Apakah ibu / Bapak pernah membantu kelurga tukang pemel tersebut ?

3. Apakah penghasilan yang diperoleh tukang pemel dapat memenuhi

kebutuhan keluarga mereka ?

Page 90: STRATEGI KELUARGA TUKANG PEMEL KELAPA SAWIT DALAM …

79

Lampiran 3 :

DOKUMENTASI PENELITIAN

Gambar 1 : Kebun kelapa sawit tempat para tukang pemel bekerja dan juga

merupakan kebun milik masyarakat Plasma III

Gambar 2 : ternak ayam bapak RD

Page 91: STRATEGI KELUARGA TUKANG PEMEL KELAPA SAWIT DALAM …

80

Gambar 3 : Salah satu kandang untuk ternak ayam

Gambar 4 : warung kecil-kecilan keluarga tukang pemel kelapa sawit milik ibu

TR

Page 92: STRATEGI KELUARGA TUKANG PEMEL KELAPA SAWIT DALAM …

81

Gambar5: Tukang pemel yang sedang memberi makan ayam ternak

Page 93: STRATEGI KELUARGA TUKANG PEMEL KELAPA SAWIT DALAM …

82

PETA NAGARI AUA KUNIANG

Page 94: STRATEGI KELUARGA TUKANG PEMEL KELAPA SAWIT DALAM …

83

Page 95: STRATEGI KELUARGA TUKANG PEMEL KELAPA SAWIT DALAM …

84

Page 96: STRATEGI KELUARGA TUKANG PEMEL KELAPA SAWIT DALAM …

85

Page 97: STRATEGI KELUARGA TUKANG PEMEL KELAPA SAWIT DALAM …

86