strategi implementasi new wave marketing pada...

88
STRATEGI IMPLEMENTASI NEW WAVE MARKETING PADA PERBANKAN SYARIAH Skripsi Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy) Oleh : Hidayat NIM : 103046128261 KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H/2011 M

Upload: dangthuy

Post on 06-Feb-2018

218 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: STRATEGI IMPLEMENTASI NEW WAVE MARKETING PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4522/1/HIDAYAT... · vii . DAFTAR ISI . KATA PENGANTAR iv . ... Hal tersebut diyakini

STRATEGI IMPLEMENTASI NEW WAVE MARKETING

PADA PERBANKAN SYARIAH

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum

untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

Oleh :

Hidayat

NIM : 103046128261

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1432 H/2011 M

Page 2: STRATEGI IMPLEMENTASI NEW WAVE MARKETING PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4522/1/HIDAYAT... · vii . DAFTAR ISI . KATA PENGANTAR iv . ... Hal tersebut diyakini

ii

STRATEGI IMPLEMENTASI NEW WAVE MARKETING

PADA PERBANKAN SYARIAH

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.Sy)

Oleh:

Hidayat

NIM : 103046128261

Menyetujui,

Pembimbing

Fahmi Muhammad Ahmadi, S.Ag.,M.Si.

NIP. 197412132003121002

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1432 H/2011 M

Page 3: STRATEGI IMPLEMENTASI NEW WAVE MARKETING PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4522/1/HIDAYAT... · vii . DAFTAR ISI . KATA PENGANTAR iv . ... Hal tersebut diyakini

iii

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah

satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Fakultas Syariah dan Hukum

Universitas Islam Negeri Syarif (UIN) Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang gunakan dalam penulisan ini saya cantumkan sesuai dengan

ketentuan yang berlaku di Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri

Syarif (UIN) Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri

Syarif (UIN) Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 30 Desember 2010

Hidayat

Page 4: STRATEGI IMPLEMENTASI NEW WAVE MARKETING PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4522/1/HIDAYAT... · vii . DAFTAR ISI . KATA PENGANTAR iv . ... Hal tersebut diyakini

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi Berjudul “Strategi Implementasi New Wave Marketing Pada Perbankan

Syariah” telah diujikan dalam sidang munaqasah Fakultas Syariah dan Hukum

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 01 Februari

2011. Skripsi ini telah diteriam sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana

Ekonomi Syariah (SE. Sy) pada Program studi Muamalat (Ekonomi Islam).

Jakarta, 01 Februari 2011

Mengesahkan,

Dekan Fakultas Syariah dan Hukum

Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH., MA., MM

NIP. 1955 0505 1982 0310 12

PANITIA UJIAN

1. Ketua : Prof. Dr. H. M. Amin Suma, SH., MA., MM

NIP. 1955 0505 1982 0310 12

(…………………)

2. Sekretaris : Mu’min Rauf, MA

NIP. 150281979

(…………………)

3. Pembimbing : Fahmi Ahmadi, S.Ag, M.Si

NIP. 197412132003121002

(…………………)

4. Penguji I : Drs.H. Abdul Malik, MM

(…………………)

5. Penguji II : Mu’min Rauf, MA

NIP. 150281979

(…………………)

Page 5: STRATEGI IMPLEMENTASI NEW WAVE MARKETING PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4522/1/HIDAYAT... · vii . DAFTAR ISI . KATA PENGANTAR iv . ... Hal tersebut diyakini

iv

KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirahim.

Penulis Memanjatkan segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang

senantisa memberi rahmat, taufiq dan hidayahNya kepada kita semua. Shalawat serta

salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita semua Nabi Muhammad Saw.

Dengan taufiq dan hidayah Allah SWT, serta dilakukan dengan sungguh-

sungguh, penulis dapat menyusun skripsi hingga selesai yang berjudul “Strategi

Implementasi New Wave Marketing Pada Perbankan Syariah”. Dalam menyusun

skripsi ini, penulis banyak menemukan berbagai kesulitan yang dirasakan

menghambat penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima

kasih yang tak terhingga kepada yang terhormat :

1. Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, S.H, M.A, M.M, selaku Dekan

Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta, yang secara langsung maupun tidak langsung membimbing penulis dalam

setiap pertemuan, sehingga bias terselesaikannya skripsi ini.

2. Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag, dan Bapak Mu’min Rauf, MA selaku Ketua dan

Sekretaris Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam) yang telah memberi

semangat dan dorongan serta arahan dalam penyelesaian skripsi ini.

3. Bapak Fahmi Muhammad Ahmadi, S.Ag.,M.Si., Selaku Dosen Pembimbing

yang dengan penuh kesabaran telah banyak memberi semangat dan dorongan

serta arahan dalam membimbing baik secara lahir maupun batin, sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini.

Page 6: STRATEGI IMPLEMENTASI NEW WAVE MARKETING PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4522/1/HIDAYAT... · vii . DAFTAR ISI . KATA PENGANTAR iv . ... Hal tersebut diyakini

v

4. Seluruh Dosen Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah banyak memberikan kontribusi pemikiran

ekonomi Islam dalam perkuliahan.

5. Seluruh Staf Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri

(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah meluangkan waktu, memberikan

fasilitas dan beberapa referensi untuk penyelesaian skripsi ini.

6. Kedua orang tuaku yang tercinta “Bapak Rohmani (alm) dan Ibu Khodijah”

yang selalu membimbingku dengan segala kasih dan sayangnya dimanapun

ananda berada, begitu juga Kakak tersayang “Kholid, Munani, Herman, ” dan

untuk adik-adik ku tersayang “Shinta Oktalita, Irfan, Yusri, dan keponakan

ku, “Mas Syafei, dan seluruh karyawan PT.BAF yang selalu memotivasiku

secara langsung maupun secara tidak langsung.

7. Rekan-rekan angkatan 2003 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah menggoreskan banyak

kenangan manis, canda serta tawa selama menjalankan perkuliah

diantaranya.Lala latifa, Badi’u Rajab, Candra, Cipta, Nuril, Saidil Mursalin,

Ocim, Rini, Yayang, Habib, Remaja Perisai,

Akhirnya tiada untaian kata yang berharga kecuali ucapan Alhamdulillahi

Robbil ‘Alamin atas rahmat dan karunia serta ridho Allah SWT. Besar harapan

penulis, dengan hadirnya skripsi ini semoga bermanfaat khususnya bagi penulis dan

bagi pembaca pada umumnya, sekian dan terima kasih.

Jakarta, 17 Januari 2011

Penulis

Page 7: STRATEGI IMPLEMENTASI NEW WAVE MARKETING PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4522/1/HIDAYAT... · vii . DAFTAR ISI . KATA PENGANTAR iv . ... Hal tersebut diyakini

vii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR iv

DAFTAR ISI vii

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 8

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 9

D. Review Terdahulu 11

E. Metode Penelitian 13

F. Sistematika Penulisan 14

BAB II. NEW WAVE MARKETING

A. Pengertian New Wave Marketing 15

B. Tren New Wave Marketing 16

C. Strategi New Wave Marketing 20

BAB III, METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian 37

B. Definisi Pemasaran 40

C. Strategi Pemasaran Perbankan Syariah 50

BAB IV, ANALISA TERHADAP MARKETING PERBANKAN SYARIAH

A. Strategi Pengembangan Perbankan Syariah di Era New Wave

Marketing 57

Page 8: STRATEGI IMPLEMENTASI NEW WAVE MARKETING PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4522/1/HIDAYAT... · vii . DAFTAR ISI . KATA PENGANTAR iv . ... Hal tersebut diyakini

viii

B. Menyusun Strategi Marketing Perbankan Syariah di era New Wave

Marketing 59

C. Implementasi Strategi Taktik Pemasaran Perbankan Syariah 64

D. Implementasi Strategi Value Pemasaran Perbankan Syariah 68

BAB V. PENUTUP

A. Kesimpulan 75

B. Saran-saran 76

DAFTAR PUSTAKA 78

Page 9: STRATEGI IMPLEMENTASI NEW WAVE MARKETING PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4522/1/HIDAYAT... · vii . DAFTAR ISI . KATA PENGANTAR iv . ... Hal tersebut diyakini

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bank sebagai badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam

bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit

dan atau bentuk–bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat

banyak. Berdasarkan fungsi bank tersebut, maka dana yang dihimpun seharusnya

disalurkan ke masyarakat dalam bentuk kredit/pembiayaan untuk modal kerja,

investasi maupun untuk konsumsi. Berdasarkan kegiatan usahanya, Bank Umum

terdiri dari bank yang melaksanakan kegiatan usahanya secara konvensional dan

bank berdasarkan prinsip Syariah.

Pada saat ini, perkembangan perbankan syariah sebagai bagian dari aplikasi

sistem ekonomi syariah di Indonesia telah memasuki babak baru. Pertumbuhan

industri perbankan syariah telah bertransformasi dari hanya sekedar

memperkenalkan suatu alternatif praktik perbankan syariah menjadi bagaimana

bank syariah menempatkan posisinya sebagai pemain utama dalam percaturan

ekonomi di tanah air. Bank syariah memiliki potensi besar untuk menjadi pilihan

utama dan pertama bagi nasabah dalam pilihan transaksi mereka.

Setelah diakomodasi Bank Syariah pada Undang–Undang Perbankan No.

10/1998, dan UU No. 21 tentang Perbankan Syariah dapat dirasakan pertumbuhan

Bank Syariah cukup tinggi. Bahkan pada tahun 2010 Bank Indonesia (BI)

Page 10: STRATEGI IMPLEMENTASI NEW WAVE MARKETING PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4522/1/HIDAYAT... · vii . DAFTAR ISI . KATA PENGANTAR iv . ... Hal tersebut diyakini

2

mencatat industri perbankan syariah nasional pada ini menunjukkan pertumbuhan

yang solid yaitu naik 47% dengan total aset bank syariah per Desember 2010

mencapai Rp 100,26 triliun.1 Secara rinci jumlah asset tersebut adalah asset bank

umum syariah (BUS) dan unit usaha syariah (UUS) sebesar Rp 97,52 triliun dan

aset Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) sebesar Rp 2,74 triliun. Adapun

jumlah nasabah syariah pada tahun 2010 ini mencapai 6 juta orang dan jumlah

tenaga kerja yang diserap mencapai lebih dari 20 ribu orang. Bahkan saat ini

terdapat 2 bank syariah yang masuk dalam kelompok 25 bank terbesar di tanah

air. Secara keseluruhan jaringan operasional bank syariah meliputi 3321 kantor

dari 11 BUS, 23 UUS dan 151 BPRS. Jaringan operasional tersebut juga telah

didukung oleh lebih dari 6 ribu jaringan ATM Bersama, ATM Prima, dan 7 ribu

jaringan ATM BCA, "Sehingga kemudahan dan kenyamanan bertransaksi yang

ditawarkan tidak lagi berbeda dengan yang ditawarkan bank-bank konvensional.2

Bank Indonesia, sebagai pemegang kebijakan moneter, dan para stakeholder

yang terlibat lainnya yakin bahwa pengembangan Bank Syariah dianggap masih

mempunyai prospek yang tinggi. Hal tersebut diyakini karena peluang yang besar

dan dapat dilihat dari hal-hal sebagai berikut:

1. Respon masyarakat yang antusias dalam melakukan aktivitas ekonomi dengan

menggunakan prinsip-prinsip syariah;

1 Choir, Target Kenaikan Market share Perbank Syariah, http://zonaekis.com di akses 10

Februari 2011

2 Nina Dwiantika, Bernadette C Munthe, Industri Bank Syariah, http: //keuangan.kontan.

co.id di akses 10 Februari 2011

Page 11: STRATEGI IMPLEMENTASI NEW WAVE MARKETING PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4522/1/HIDAYAT... · vii . DAFTAR ISI . KATA PENGANTAR iv . ... Hal tersebut diyakini

3

2. Kecenderungan yang positif di sektor non-keuangan/ekonomi, seperti sistem

pendidikan, hukum dan lain sebagainya yang menunjang pengembangan

ekonomi syariah nasional.

3. Pengembangan instrumen keuangan syariah yang diharapkan akan semakin

menarik investor/pelaku bisnis masuk dan membesarkan industri Perbankan

Syariah Nasional;

4. Potensi investasi dari negara-negara Timur Tengah dalam industri Perbankan

Syariah Nasional.

Walaupun demikian, terdapat hal-hal yang masih menjadi kendala dalam

pengembangan Bank Syariah di samping imbas kondisi makro-ekonomi, juga

dipengaruhi oleh hal-hal sebagai berikut:

1. Jaringan kantor pelayanan dan keuangan syariah masih relatif terbatas;

2. Sumber Daya Manusia yang kompeten dan professional masih belum optimal;

3. Pemahaman masyarakat terhadap bank syariah sudah cukup baik, namun

minat untuk menggunakannya masih kurang;

4. Sinkronisasi kebijakan dengan institusi pemerintah lainnya berkaitan dengan

transaksi keuangan, seperti kebijakan pajak dan aspek legal belum maksimal;

5. Fluktuasi suku bunga masih berpengaruh terhadap loyalitas nasabah syariah;3

Menurut Ahmad dan Sudin (2002), pangsa pasar bank syariah (baik dari sisi

total asset, pendanaan dan pembiayaan) merupakan refleksi penerimaan

3 Merza Gamal, Tantangan Bank Syariah Ke Depan, (http://www.ekonomisyariah.net

diposting 3 November 2006), diakses 23 Desember 2010

Page 12: STRATEGI IMPLEMENTASI NEW WAVE MARKETING PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4522/1/HIDAYAT... · vii . DAFTAR ISI . KATA PENGANTAR iv . ... Hal tersebut diyakini

4

masyarakat terhadap sistim perbankan Islam, yaitu dengan terlihatnya data yang

menunjukkan masih rendahnya total asset bank syariah terhadap total asset

perbankan Nasional. Dengan kata lain, masyarakat belum dapat sepenuhnya

meninggalkan produk perbankan konvensional. Persaingan ketat baik antara

sesama bank syariah maupun dengan bank konvensional, meningkatkan standar

ekspektasi nasabah terhadap layanan jasa perbankan. Masyarakat yang sudah

terbiasa dengan sistim konvensional dan memiliki image bahwa layanan bank

konvensional lebih baik daripada bank syariah menjadi tantangan tersendiri untuk

bank syariah dalam menemukan strategi yang lebih tetap untuk mempertahankan

nasabah dan meningkatkan pangsa pasar.4

Pemulihan ekonomi global pasca resesi di akhir tahun 2009 memberikan out

look yang optimis terhadap perkembangan perekonomian dunia di tahun 2010.

Meskipun sempat dilanda oleh krisis Yunani yang terjadi di awal triwulan II pada

tahun 2010 namun krisis tersebut tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

industri perbankan syariah di tanah air. Kondisi perbankan syariah nasional yang

masih belum terintegrasi secara global terhadap sistem finansial dunia. Jumlah

eksposur valas yang dimiliki belum terbilang signifikan berdampak pada terhindar

nya bank syariah dari pengaruh langsung krisis tersebut. Kiprah industri

perbankan syariah di Indonesia sungguh fantastis.

Sepanjang tahun 2010 perbankan syariah tumbuh dengan volume usaha

yang tinggi sebesar 43.99% (yoy). Meningkat pada periode yang sama pada tahun

4 Norafifah Ahmad dan Sudin Haron, Perceptions Of Malaysian Corporate Customers

Towards Islamic Banking Products & Services, (International Journal of Islamic Financial, Vol. 3, No.

4, January - March 2002)

Page 13: STRATEGI IMPLEMENTASI NEW WAVE MARKETING PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4522/1/HIDAYAT... · vii . DAFTAR ISI . KATA PENGANTAR iv . ... Hal tersebut diyakini

5

sebelumnya yaitu sebesar (26.55%) dengan pertumbuhan funding dan juga

financing yang cukup signifikan dibandingkan tahun sebelumnya.5 Pertumbuhan

bisnis perbankan syariah jauh lebih baik dibandingkan perbankan konvensional

secara Nasional. Untuk pertumbuhan DPK perbankan syariah pada triwulan III

2010 mencapai 22.27% pada periode yang sama tahun sebelumnya dibandingkan

perbankan konvensional yang hanya mencapai pertumbuhan di kisaran 8.67%.

Sedangkan pertumbuhan pembiayaan bank syariah mencapai 30.04% dan bank

konvensional hanya mencapai 15.38%.

Pertumbuhan yang lebih tinggi ini didukung oleh meningkatnya pelaku

bisnis di industri perbankan syariah, yang berjumlah 10 Bank Umum Syariah

(BUS), 23 Unit Usaha Syariah (UUS), dan 145 Bank Perkreditan Rakyat Syariah

(BPRS), serta 1388 jumlah kantor BUS dan UUS (Statistik Perbankan Syariah

Bank Indonesia, 2010). Selain itu pertumbuhan bank syariah tidak lepas dari

meningkatnya kepercayaan masyarakat untuk menyimpan dananya untuk diolah

secara syariah. Hal ini dapat dilihat dari low cost fund dan deposito bank syariah

yang tumbuh lebih tinggi dari bank konvensional. Untuk giro tumbuh sebesar

19.43%, tabungan tumbuh sebesar 18.12%, dan deposito tumbuh sebesar 25.17%

periode Desember 2009 sampai dengan September 2010 (ytd). Bahwa ini

merupakan suatu prestasi yang luar biasa apabila melihat pertumbuhan DPK bank

konvensional secara nasional masih di bawah 10%.

5 Bank Indonesia, Outlook Perbankan Syariah 2011: Penguasaan Pasar Domestik Dengan

Kualitas Pelayanan Berstandar Internasional, Direktorat Islamic Banking BI

Page 14: STRATEGI IMPLEMENTASI NEW WAVE MARKETING PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4522/1/HIDAYAT... · vii . DAFTAR ISI . KATA PENGANTAR iv . ... Hal tersebut diyakini

6

Selain itu efektivitas intermediasi bank syariah juga lebih baik. FDR

(Financing to Deposit Ratio) sebesar 95% dan secara geografis telah mencapai

masyarakat di lebih dari 103 Kabupaten dan 33 Propinsi di Indonesia. Walaupun

porsi pembiayaan terbesar masih berada di DKI Jakarta sebesar Rp 24.46T dari

total pembiayaan perbankan syariah yang diberikan secara nasional setidaknya

untuk efektivitas intermediasi perbankan syariah sudah cukup bagus. Apabila

dibandingkan dengan LDR perbankan nasional yang masih hanya berkisar di

range 60-70%. Walaupun ratio FDR bank syariah cukup tinggi perlu diperhatikan

agar bank syariah tetap harus berhati-hati dalam menyalurkan dananya serta

pengelolaan risiko yang harus ditingkatkan agar Non Performing Financing

(NPF) bisa dijaga pada level yang reasonable. Selain itu CAR (Capital Adequacy

Ratio) harus tetap dijaga di atas level 12% agar perbankan Syariah tetap dapat

menyalurkan pembiayaan ke sektor-sektor produktif secara agresif dan sehat.6

Pada awal abad-21 ini, dunia teknologi semakin memberikan interaksi,

partisipasi, dan peluang untuk berkolaborasi, sehingga membawa kita untuk

melakukan praktek pemasaran yang bertumpu pada jejaring yang saling

terhubung.7 Jaringan yang terhubung secara terus menerus ini akan bisa merubah

segala sesuatu yang dahulu di anggap tidak mungkin bisa terjadi, namun sekarang

6 Andy Rio Wijaya MBA, Strategi Pengembangan Bisnis Pasca 2010, (Jakarta:

Suarapembaca.detik.com, 2010), http://suarapembaca.detik.com

7 Hermawan Kartajaya,Waizly Darwin, Selamat Datang ke Orde Baru Dunia Pemasaran,

(KOMPAS.com: Rabu, 9 Desember 2009 | 10:16 WIB), http://bisniskeuangan. kompas.com/

read/2009/12/09/10164560/ Selamat. Datang. ke.Orde.Baru.Dunia.Pemasaran.

Page 15: STRATEGI IMPLEMENTASI NEW WAVE MARKETING PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4522/1/HIDAYAT... · vii . DAFTAR ISI . KATA PENGANTAR iv . ... Hal tersebut diyakini

7

sudah terbukti bisa terjadi. Mulai dari yang dewasa sampai dengan anak-anak bisa

terhubung dimanapun dan kapanpun.

Terdapat beberapa perubahan paradigma dalam perkembangan dewasa ini,

salah satunya adalah pergeseran fokus perbankan dari “alpha-market” ke “beta-

market”. Alpha merupakan istilah untuk produk yang mempunyai profil high

return / high risk. Menurut New York Times pada laporannya tanggal 16 April

2009, industri perbankan di Amerika Serikat telah menunjukkan tanda-tanda

pemulihan, termasuk dua bank yang mendapat dampak sangat besar dari krisis

ekonomi global, Citigroup dan Bank of America. Walaupun dikatakan beberapa

sektor masih banyak mengalami kesulitan, antara lain layanan kartu kredit dan

private equity.8

Marketing dan sharing marketing ideas dengan mencoba menerapkan new

wave marketing dalam mendukung perkembangan perbankan syariah.

Perkembangan yang juga harus menjadi perhatian kita adalah pasar atau

pelanggan itu sendiri. Thomas L. Friedman, dalam bukunya mengungkapkan

“The World is Flat” untuk menggambarkan dunia sebagai “level playing field” di

mana semua kompetitor mempunyai kesempatan yang sama di pasar global.

Kemudian Hermawan Kartajaya dalam bukunya “New Wave Marketing”

mengungkapkan, “the world is still round, but the market is already flat”.

Konsekuensinya terdapat perubahan paradigma dalam pemasaran menuju “many

8 JP Morgan Chase, Investors Remain Worried Over Citi, (New York: New Yok Times,

2009), diakses tanggal 20 Desember 2010.

Page 16: STRATEGI IMPLEMENTASI NEW WAVE MARKETING PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4522/1/HIDAYAT... · vii . DAFTAR ISI . KATA PENGANTAR iv . ... Hal tersebut diyakini

8

to many marketing” atau New Wave Marketing”, di mana interaksi antar

pelanggan menjadi penting. Interaksi ini sebelumnya dikenal dengan istilah words

of mouth atau buzz. Fenomena buzz menjadi lebih dominan dengan adanya

perkembangan telekomunikasi yang memungkinkan interaksi yang luar biasa,

terutama didukung oleh perkembangan internet.

Karakter perbankan syariah yang spesifik dan citra layanan yang

menentukan tingkat kepercayaan masyarakat memungkinkannya untuk lebih

cepat diterima di beberapa komunitas, terutama di Indonesia. Sehingga seperti

yang dirilis gulfnews.com pada tanggal 1 Agustus 2009, market share perbankan

syariah Indonesia diprediksi akan mampu menggeser Malaysia di kawasan Asia

Tenggara. Dalam many to many marketing, peran komunitas menjadi sangat

penting. Potensi besar ini menjadi tantangan perbankan syariah untuk menerapkan

New Wave Marketing. Melihat tantangan perbankan syariah tersebut maka

penulis ingin membahas tentang: “Strategi Implementasi New Wave Marketing

Pada Perbankan Syariah”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Karena terlalu luasnya permasalahan yang ada maka demi

terselesaikannya penulisan ini maka, penelitian ini hanya membahas tentang New

wave marketing yang diimplementasikan kepada perbankan syariah. Yang

kemudian penelitiannya dibatasi hanya pada Strateginya saja.

Page 17: STRATEGI IMPLEMENTASI NEW WAVE MARKETING PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4522/1/HIDAYAT... · vii . DAFTAR ISI . KATA PENGANTAR iv . ... Hal tersebut diyakini

9

Berdasarkan batasan masalah dan batasan penelitian di atas, maka untuk

mempermudah pembahasan, penulis merumuskan masalahnya sebagai berikut:

1. Bagaimana Perbankan Syariah menjawab tantangan perubahan di pasar?

2. Bagaimana implementasi spesifik dari konsep new wave marketing dalam

Perbankan Syariah?

3. Apa potensi spesifik yang bisa membedakannya dengan bank konvensional

dalam menerapkan New Wave Marketing?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian yang penulis lakukan ini adalah:

a. Mengetahui bagaimana Perbankan Syariah menjawab tantangan

perubahan di pasar;

b. Mengetahui implementasi spesifik dari konsep new wave marketing dalam

Perbankan Syariah;

c. Mengetahui potensi spesifik yang bisa membedakannya dengan bank

konvensional dalam menerapkan New Wave Marketing.

2. Manfaat Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini diharapkan dapat membawa daya guna bagi

kedua belah pihak yang inheren berkaitan, yakni sebagai berikut:

Page 18: STRATEGI IMPLEMENTASI NEW WAVE MARKETING PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4522/1/HIDAYAT... · vii . DAFTAR ISI . KATA PENGANTAR iv . ... Hal tersebut diyakini

10

a. Bagi Mahasiswa

1) Memperoleh tambahan pengetahuan yang relevan untuk meningkatkan

kompetensi, kecerdasan intelektual dan emosionalnya.

2) Memperoleh kesempatan untuk menerapkan pengetahuan teoritis yang

diperoleh di perkuliahan dalam berbagai kasus riil di dunia kerja.

b. Bagi Institusi

1) Sebagai bahan masukan untuk perusahaan perbankan syariah.

2) Memberikan masukan yang relevan dengan perubahan iklim kerja

modern bagi perusahaan perbaknakn syariah.

3) Dapat memberikan gambaran terhadap langkah-langkah yang strategis

yang harus diambil dalam menghadapi persaingan dan perubahan

jaman.

4) Dapat dipergunakan sebagai referensi dalam mengambil keputusan

strategi pemasaran pada bank syariah.

c. Bagi pihak lain

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan

pertimbangan dan bahan referensi untuk penelitian di masa yang akan

datang.

Page 19: STRATEGI IMPLEMENTASI NEW WAVE MARKETING PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4522/1/HIDAYAT... · vii . DAFTAR ISI . KATA PENGANTAR iv . ... Hal tersebut diyakini

11

D. Review Studi Terdahulu

Penelitian Tentang Manajemen Strategi Sudah banyak dilakukan terutama

penelitian yang membahas tentang strategi marketing, beberapa tulisan tersebut

adalah:

1. Skripsi Putri Kamilah NIM 206046103863 dengan judul Strategi Pemasaran

Produk Pembiayaan Talangan Haji Pada Bank Syariah Mandiri Cabang

Rawamangun. Adapun yang dibahas dalam skripsi ini antara lain adalah.

Strategi yang dilakukan oleh Bank Syariah mandiri dalam memasarkan

produk talangan haji. Prosedur dan operasional pada produk talangan haji di

Bank Syariah Mandiri cabang Rawamangun. Peluang dan tantangan produk

talangan Haji pada Bank Syariah Mandiri cabang Rawamangun. Adapun

hasil yang diperoleh pada skripsi ini adalah. Memasarkan produk pembiayaan

talangan haji, BSM menggunakan strategi pemasaran yang sederhana yaitu

pertama, memberikan informasi kepada nasabah melalui brosur dengan

design dan inovesi yang unik dan menarik, yang kedua BSM meminimalisir

harga serelatif mungkin agar terjangkau oleh masyarakat, yang ketiga

sosialisasi secara langsung dan juga menggunakan media informasi. Prosedur

dan operasinal pembiayaan talangan haji yang pertama adalah nasabah

mendatangi BSM untuk membuka tabungan haji kemudian mengajukan

pembiayaan talangan haji dengan mingisi formilir danmenyetorkan uang

minimal Rp 500.000,- ditambah Rp 200.000,- untuk bagian administrasi,

setelah itu bank melakukan proses pencairan dana yang kemudian disetorkan

Page 20: STRATEGI IMPLEMENTASI NEW WAVE MARKETING PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4522/1/HIDAYAT... · vii . DAFTAR ISI . KATA PENGANTAR iv . ... Hal tersebut diyakini

12

ke Kementrian Agama. Setelah itu nasabah datang kembali untuk dibuatkan

bukti setoran biaya penyelenggaraan haji dengan membawa buku tabungan

haji danyang terakhir BSM meregristrasi bukti setoran Baiaya

Penyelenggaraan Haji ke Kementrian Agama. Peluang yang ada untuk produk

talangan haji adalah sangat banyak karena ibadah haji merupakan rukun Islam

yang kelima. Dan tantangan pada produk ini adalah banyak bank syariah lain

yang mengeluarkan produk yang sama.

2. Skripsi Rabiah Adawiah NIM 204046100636 dengan judul Setrategi

Pemasaran BSM dalam meningkatkan Jumlah Nasabah Gadai Syariah (Studi

Kasus Bank Syariah Mandiri Cabang Tanjung Priok). Pada skripsi ini di

jelasakan tentang. Strategi pemasaran Eksternal dalam meningkatkan jumlah

nasabah Gadai Syariah. Strategi Internal Bank Syariah Mandiri dalam

meningkatkan jumlah nasabah. Faktor dominan yang mempengaruhi

peningkatan jumlah nasabah gadai syariah. Tantangan dan peluang Bank

Syariah Mandiri Cabang Tanjung Priok dalam meningkatkan jumlah Nasabah.

Adapun pengaruh strategi pemasaran dalam meningkatkan jumlah nasabah

gadai syariah. Hasil yang didapat dalam penelitian skripsi ini adalah (1) Pada

BSM cabang Tanjung Priok ini ada 2 strategi eksternal yang dipergunakan

yaitu strategi lingkungan mikro yang terdiri dari Nasabah, perantara bank,

masyarakat serta pesaing; dan yang kedua adalah lingkungan makro yang

terdiri dari lingkungan demografis, ekonomi, teknologi, politik dan kultur; (2)

Strategi Pemasaran internal pada BSM cabang Tanjung Priok adalah keadaan

Page 21: STRATEGI IMPLEMENTASI NEW WAVE MARKETING PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4522/1/HIDAYAT... · vii . DAFTAR ISI . KATA PENGANTAR iv . ... Hal tersebut diyakini

13

dimana dapat dikendalikan oleh manajemen secara internal yaitu lokasi,

produk, pemasaran harga, dan promosi produk; (3) Strategi pemasaran bank

dalam meningkatkan jumlah nasabah adalah didominasi oleh strategi Internal;

(4) Tantangan yang dihadapi oleh bank adalah kurangnya SDM yang

mempunyai keahlian dibidang Syariah, masyarakat juga kurang mengetahui

tentang ekonomi syariah; (5) sehingga pihak perbankan melakukan strategi

pemasaran dengan menggunakan promosi sehingga masyarakat mengetahui

tentang gadai Syariah.

Dari beberapa skripsi tersebut penulis mendapatkan beberapa strategi

dalam memasarkan produk perbankan syariah dan Asuransi, Namun pada skripsi-

skripsi tersebut hanya salah satu strategi yang yaitu Strategi Produk yang hal ini

adalah salah satu strategi dalam Marketing Mix yaitu Product. Padahal pada

marketing mix ada 4 tiga lagi yaitu: Price (Harga), Place (Tempat) dan Promition

(Promosi).

E. Metode Penelitian

Penelitian dalam skripsi ini merupakan penelitian Deskriptif. Penelitian

deskriptif karena data-data yang digunakan berupa kata-kata tertulis atau lisan

dari seorang dan perilaku yang diamati tanpa menggunakan perhitungan dan

bertujuan menemukan teori dari data.

Page 22: STRATEGI IMPLEMENTASI NEW WAVE MARKETING PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4522/1/HIDAYAT... · vii . DAFTAR ISI . KATA PENGANTAR iv . ... Hal tersebut diyakini

14

F. Sistematika Penulisan

Adapun penulis menggunakan sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I, PENDAHULUAN

Yaitu meliputi latar belakang masalah, identifikasi masalah

selanjutnya pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat

penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II, NEW WAVE MARKETING

Penulis membahas tentang pengertian New Wave Marketing, tren New

Wave Marketing, dan Strategi New Wave Marketing.

BAB III, METODE PENELITIAN

Pada bab ini membahas tentang Metode penelitian untuk skripsi ini

kemudian membahas pengertian pemasaran dan yang terakhir strategi

pemasaran pada bank syariah.

BAB IV, ANALISA TERHADAP MARKETING PERBANKAN SYARIAH

Bab ini membahas tentang strategi implementasi new wave marketing,

serta potensi yang bisa membedakan dengan bank konvensional

BAB V, PENUTUP

Meliputi kesimpulan dan saran.

Page 23: STRATEGI IMPLEMENTASI NEW WAVE MARKETING PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4522/1/HIDAYAT... · vii . DAFTAR ISI . KATA PENGANTAR iv . ... Hal tersebut diyakini

15

BAB II

NEW WAVE MARKETING

A. Pengertian New Wave Marketing

Pengertian secara bahasa New Wave marketing adalah: New artinya Baru,

Wave Artinya Gelombang, Marketing Artinya Pemasaran. Namun Istilah new

wave muncul berawal dari kata I Nyoman G. Wiryanata (Direktur Konsumer PT

Telkom Indonesia) yang melihat adanya pergeseran-pergeseran dari era ke era

selanjutnya. Sehingga Beliau Menyatakan bahwa Era Legacy telah bergeser

menjadi era New Wave.1 Hal ini terjadi karena Dunia Pemasaran saat ini tengah

bergerak dan mengalami transformasi Besar-besaran akibat berbagai krisis dan

juga akibat pergerakan dan perubahan yang sangat cepat.

Perkembangan Teknologi Informasi dan komunikasi, terutama dalam era

Internet Web 2.0 dan berbagai kemajuan teknologi gadget yang ada telah

mengubah praktek pemasaran dari yang tadinya bersifat top to down dan vertikal

menjadi serba sejajar dan horizontal. Sebagai contoh nya Internet yang dahulunya

ada google, yahoo dan lainnya kemudian bertambah lagi dengan Friendster dan

yang sekarang populer adalah Facebook. Dari berbagai perubahan tersebut maka

praktek pemasaran pada era ini oleh Hermawan Kertajaya di sebut dengan New

Wave Marketing.

1 Hermawan Kertajaya, New Wave Marketing The World Is Still Round the Market is Already

Flat, (Jakarta: Gramedia, 2010), Cet. 5, H. 3

Page 24: STRATEGI IMPLEMENTASI NEW WAVE MARKETING PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4522/1/HIDAYAT... · vii . DAFTAR ISI . KATA PENGANTAR iv . ... Hal tersebut diyakini

16

B. Tren New Wave Marketing

1. Perubahan Kekuatan Teknologi (“From (one-to-many) Broadcasting to

(many-to-many) networking)

Teknologi informasi dan komunikasi telah bergeser dari yang tadinya

One-to-Many ke One-to-One dan sekarang di era Many-to-Many. Internet

terus berubah dengan adanya teknologi Web 2.0 yang menyebabkan

pertambahnya aplikasi berbasiskan jejaring Many-to-Many.

Di era New Wave, tekhnologi broadcasting yang bersifdat dari satu ke

banyak (One-to-Many) tidak mati. Lewat Facebook, Twiter, Plurk, Blog,

Online Forum, dan lain sebagainya, kita masih bisa menyiarkan atau

membombardir sebuah pesan. Hanya saja kini teknologi broadcasting lebih

canggih karena memberikan fasilitas platform untuk networking dalam

jejaring pula.

Dulu di era One-to-Many, kita memang menyebarkan satu message ke

mana-mana dengan tujuan hanya untuk mem-broadcast suatu hal. Sekarang,

tujuannya bukan hanya sekedar untuk broadcast namun juga sekaligus ber-

networking lewat jejaring sosial. Trickle down effect dari sebuah pesan

menjadi sangat luar biasa karena ia kini dapat diteruskan secara real-time oleh

siapa saja yang menerima, mendengar atau melihat.2

2 Hermawan Kartajaya, Connect! Surfing New Wave Marketing, (Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama, 2010), h. 35- 36

Page 25: STRATEGI IMPLEMENTASI NEW WAVE MARKETING PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4522/1/HIDAYAT... · vii . DAFTAR ISI . KATA PENGANTAR iv . ... Hal tersebut diyakini

17

2. Perubahan Kekuatan Politik legal

New Wave adalah era ketika dunia politik juga ikut berubah. Pertama,

menjual ideologi partai ke konstituen sudah tidak cukup lagi karena yang juga

tak kalah penting adalah bagaimana tampil memesona dengan karakter yang

kuat dan diferensiasi yang memang mengakar dalam DNA-nya dan bukan

dibuat-buat. Ideologi partai tentu tetap diperlukan, terutama karena ia

merupakan pooling factor untuk menjaring dan mengomunitaskan konstituen

yang memiliki keyakinan yang sama.

Kedua, pendekatan yang sifatnya vertikal semakin lama semakin tidak

laku karena yang dapat dijual adalah sikap politik yang horizontal. Pendekatan

yang bersifat transaksional sekarang semakin bergeser menjadi relasional

untuk menjamin adanya loyalitas dari para konstituen.3

Perkembangan internet dengan Web 2.0 telah melahirkan dunia politik

baru, Politics 2.0. berkembangnya teknologi juga telah membuka dunia politik

dan birokrasi yang lebih transparan. Sejak adanya televisi berita 24 jam sehari,

7 hari seminggu dan ditambah lagi internet, kini kita lebih mempunyai akses

melihat gambaran politik secara nyata.

3. Perubahan Kekuatan Ekonomi

Perkembangan teknologi terus mempercepat proses globalisasi

ekonomi, dimana kita semakin hidup dalam dunia yang serba terinterkoneksi.

Resesi perekonomian global yang dimulai pada tahun 2008 lalu adalah contoh

3 Hermawan Kartajaya, Connect! Surfing New Wave Marketing, h.38-39

Page 26: STRATEGI IMPLEMENTASI NEW WAVE MARKETING PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4522/1/HIDAYAT... · vii . DAFTAR ISI . KATA PENGANTAR iv . ... Hal tersebut diyakini

18

bagaimana sakitnya perekonomian dan sistem finansial di AS secara

horizontal menular ke negara-negara lain yang terhubung di jaringan

perekonomian dan finansial global.

Oleh sebab itu, di dalam kondisi perekonomian global seperti sekarang

kelompok G7 tampil lebih horizontal, menunjukkan sikap kompromi, dan

kolaboratif dengan negara-negara berkembang. Semakin kompetitifnya

negara-negara berkembang, permasalahan dunia global harus diselessaikan

bersama-sama melalui G20. sebab di era globalisasi, kita semua saling

terhubung. Satu tumbang, semua bisa-bisa ikut tumbang.

Pergesaran dari G7 ke G20 menunjukkan bahwa kekuatan

perekonomian dunia diseimbangi oleh negara-negara maju dan berkembang,

sehingga terjadi pula pergeseran kekuatan dari yang tadinya didominasi secara

vertikal oleh G7 menjadi lebih horizontal.4

4. Perubahan Kekuatan Sosial dan Budaya

Di tengah berkembangnya dunia teknologi informasi dan komunikasi,

kita semua saling terjaring dalam dunia sosial dan budaya baru dan lebih

humanis. Contoh, dunia maya sudah membuktikan pula bahwa agama (belief)

yang bersifat vertikal bisa hidup berdampingan dengan aspek kemanusiaan

(humanity) dan sosial-budaya yang bersifat horizontal.

Di era New Wave, dengan segala platformnya yang kita gunakan, kita

dapat menjelajah galaksi dan membuka cakrawala baru dimana manusia

4 Hermawan Kartajaya, Connect! Surfing New Wave Marketing, h. 43-44

Page 27: STRATEGI IMPLEMENTASI NEW WAVE MARKETING PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4522/1/HIDAYAT... · vii . DAFTAR ISI . KATA PENGANTAR iv . ... Hal tersebut diyakini

19

semakin kecil dan tidak berarti. Pertentangan agama dan etnik yang sangat

vertikal menjadi tidak ada artinya. Karena di era ini, embel-embel suku,

agama, ras, dan etnis lantas nyaris tidak kelihatan lagi secara nyata. Yang

terlihat adalah semangat horizontal yang berlandaskan kemanusiaan dan rasa

persaudaraan.5

5. Perubahan Kekuatan Pasar

Penelitian yang baru-baru ini dilakukan mengungkapkan bahwa iklan

bisnis disitus Web sebesar 27% dari total belanja iklan pada tahun 2002, naik

dari 17% di tahun 1999.6 Dengan internet pasar global telah menjadi datar dan

semua marketer memiliki kesempatan yang sama. Dengan adanya teknologi

teruatama didorong oleh berbagai macam platform yang ada di dunia online

dan mobile, penjual dapat menjangkau pembeli tanpa batas. Dan disisi lain,

pembeli mendapatkan keleluasaan untuk memilih berbagai penawaran dari

manapun untuk mendapatkan value yang terbaik. Pasar, secara gampang,

dapat diartikan sebagai tempat ketemunya penjual dan pembeli, dimana ia

diatur oleh hukum dan mekanisme supply dan demand.7

5 Hermawan Kartajaya, Connect! Surfing New Wave Marketing, h.47-48

6 David Fred F, Konsep-konsep Manajemen Strategis(terj),(Jakarta: Indeks, 2004), h.392

7 Hermawan Kartajaya, Connect! Surfing New Wave Marketing, h. 51-52

Page 28: STRATEGI IMPLEMENTASI NEW WAVE MARKETING PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4522/1/HIDAYAT... · vii . DAFTAR ISI . KATA PENGANTAR iv . ... Hal tersebut diyakini

20

C. Strategi New Wave Marketing

Marketing terdiri atas tiga komponen yaitu Strategy, Tactic, dan Value. Di

dalam pemasaran era legacy,8 marketing terdiri atas unsur utamanya yaitu Pada

masa New wave marketing ada perubahan yaitu:

1. Segmentation is Communitization

Segmentasi adalah kegiatan membagi pasar yang bersifat heterogin

dari suatu produk kedalam satuan-satuan pasar (segmen pasar) yang bersifat

homogen.9 Di era New Wave seperti sekarang, kita melakukan praktik

segmentasi yang lebih horizontal yaitu mengomunitisasikan konsumen

8 Awalnya, untuk memenuhi kebutuhan dasarnya, manusia berperan sebagai pemburu

binatang atau pengumpul tumbuh-tumbuhan. Karena itu mereka hidup berpindah-pindah alias

nomaden, tergantung ada di mana hewan buruannya itu atau di mana tumbuh-tumbuhan yang bisa

dimakan. Di tahap ini manusia hanya mengenal teknologi yang sangat primitif seperti tombak, panah,

pisau, dan sebagainya, yang dipakai untuk aktivitasnya tadi. Kemudian, di tahap kedua, manusia mulai

menetap dan bercocok tanam. Manusia sudah mengenal sistem pengairan dan cara membiakkan hewan

ternak. Manusia sudah mampu mengolah lahan agar bisa subur untuk bercocok tanam. Pekerjaan

manusia yang dominan di sini adalah bertani. Sampai pada masa inilah yang dikenal sebagai Era

Agrikultural. Era agrikultural ini berlangsung kira-kira sampai pertengahan abad ke-19. Di tahap

ketiga perkembangan peradabannya, mulai tumbuh berbagai industri dengan mesin-mesinnya.

Revolusi industri yang dipelopori oleh penemuan mesin uap oleh James Watt pada pertengahan abad

ke-18 menandai hal ini. Pada Era Industrial inilah orang mulai banyak yang bekerja di pabrik. Orang

juga mulai sering bepergian jauh setelah dibangunnya kapal yang modern dan juga diciptakannya

pesawat udara. Era Industrial ini berlangsung kira-kira sejak pertengahan abad ke-18 sampai

pertengahan abad ke-20. Kemudian di tahap selanjutnya, mulai tumbuh adanya kebutuhan yang

berbasis jasa (service-based) dan pengetahuan (knowledge-based). Karena itulah muncul berbagai

bidang pekerjaan yang berhubungan dengan hal tersebut. Di bidang jasa tumbuh sektor perbankan

untuk mendukung industri manufaktur dan juga bisnis penginapan/hotel untuk memenuhi kebutuhan

orang yang mulai sering bepergian. Setelah itu, pada dasawarsa 1980-an, bidang teknologi informasi

mulai berkembang pesat yang ditandai dengan kehadiran personal computer (PC). Kehadiran PC ini

membuat pengetahuan berkembang dengan sangat pesat karena PC memudahkan orang untuk

mengakses informasi. Perkembangan peradaban manusia yang ditandai oleh lahirnya sektor jasa dan

teknologi informasi inilah yang disebut sebagai Era Informasi, yang berlangsung dari pertengahan

abad ke-20 sampai awal abad ke-21. Era Informasi inilah yang juga disebut dengan era Legacy.

Haikal, The 12 Cs of New Wave Marketing, (http://haikalworld.multiply.com/ journal/item/6/ The 12

Cs of New Wave Marketing) di akses 24 Desember 2010 9 Drs. Basu Swastha DH, MBA, Azas-azas Marketing, (Yogyakarta: Liberty, 2002, cet. 5, h.

65

Page 29: STRATEGI IMPLEMENTASI NEW WAVE MARKETING PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4522/1/HIDAYAT... · vii . DAFTAR ISI . KATA PENGANTAR iv . ... Hal tersebut diyakini

21

sebagai kelompok orang yang saling peduli satu sama lain, dan memiliki

kesamaan purposes, values, dan identity.

Kalau dalam Legacy Marketing langkah pertama untuk menyusun

strategi marketing adalah dengan melakukan segmentasi. Di era New Wave

ini, komunitisasi adalah langkah pertama dalam strategi. Dalam segmentasi,

motivasi perusahaan adalah untuk memilah konsumen ke dalam satu kotak

pasar dimana semua konsumen punya karakteristik yang sama dalam hal

kenapa mereka membeli. Tujuan akhirnya adalah untuk mendapatkan

gambaran langsung peta konsumen secara demografis, psikografis, dan

perilakunya. Indikator yang digunakan adalah persamaan yang homogen dari

segi preferensi dan kebutuhan dari si konsumen.10

Beda halnya dalam komunitasisi, motivasi perusahaan adalah untuk

menyatukan atau bersatu dengan konsumen yang terkelompok atau

dikelompokan karena mereka semua memiliki tujuan, nilai-nilai dan identitas

yang sama satu sama lainnya. Tujuan akhir yang hendak dicapai oleh

perusahaan dalam hal ini adalah bagaimana komunitas yang diciptakan baik

secara by-default atau by-design tersebut bisa menjadi relevan dengan

karaktert merek perusahaan. Indikator yang digunakan bukan lagi sekedar

kesamaan yang homogen antar konsumen, tapi lebih dari itu, sejauh mana

masing-masing anggota komunitas tersebut betul-betul kohesif, artinya saling

lengket satu sama lain.

10

Drs. Basu Swastha DH, MBA, Azas-azas Marketing, (Yogyakarta: Liberty, 2002, cet. 5, h.

67-68

Page 30: STRATEGI IMPLEMENTASI NEW WAVE MARKETING PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4522/1/HIDAYAT... · vii . DAFTAR ISI . KATA PENGANTAR iv . ... Hal tersebut diyakini

22

Perbedaan yang signifikan antara segmentasi dan komunitisasi adalah

paradigmanya. Mindset yang digunakan oleh pemasar pada saat mensegmen

pasar adalah bagaimana menjadikan mereknya sebagai pusat gravitasi. Karena

intensinya adalah bagaimana pemasar dapat memuaskan preferensi dan

kebutuhan dari masing-masing segmen yang dibidik atau yang pas untuk

dieksploitasi.

Dalam komunitasisasi, pemasar meletakkan konsumen sebagai pusat

gravitasinya, bukan sekedar mereknya yang menjadi sentral. Karena pada

dasarnya langkah komunitisasi adalah bagaimana konsumen dalam komunitas

ini diberikan kesempatan untuk berpartisipasi dan berinteraksi dengan

perusahaan yang berkarakter horizontal dan lebih humanis.

Dalam segmentasi, sebelum kita melakukan targeting atau pemilihan

pasar mana yang mau kita tuju langkah yang digunakan adalah identifikasi.11

Sedangkan dalam komunitisasi, prosesnya adalah bagaimana kita melakukan

eksplorasi yang mendalam terhadap konsumen-konsumen yang ada atau

berpotensi untuk dibentuk. Setelah itu, karena sifatnya horizontal, perusahaan

tidak lagi asal menarget atau membidik konsumen-konsumennya dalam

komunitas, namun ia sekiranya “permisi” atau memohon izin terlebih dahulu

sebelum mengajak mereka untuk bekerjasama dan berkolaborasi. Kalau sudah

11

Rambat Lupiyoadi, Manajemen Pemasaran Jasa: Teori dan Praktek, (Jakarta: Salemba

empat, 2001), h. 40

Page 31: STRATEGI IMPLEMENTASI NEW WAVE MARKETING PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4522/1/HIDAYAT... · vii . DAFTAR ISI . KATA PENGANTAR iv . ... Hal tersebut diyakini

23

dapat “izin” barulah bisa di-confirm bahwa komunitas tersebut menjadi

confirmed community, bukan lagi target segment.12

2. Targeting is Confirmation

Targeting sesungguhnya adalah strategi mengalokasikan sumber daya

perusahaan secara efektif. Hal karena sumber daya dalam perusahaan selalu

terbatas. Ini menyangkut bagaimana melakukan „fitting‟ perusahaan ke dalam

segmen target market yang dipilih .

Sekadar mengulas sekilas mengenai konsep targeting, biasanya ada tiga

kriteria yang harus dipenuhi perusahaan manapun pada saat mengevaluasi dan

menentukan segmen mana yang mau dibidik. Yang pertama adalah memastikan

bahwa segmen pasar yang dipilih itu cukup besar dan menguntungkan bagi

perusahaan dan juga potensi pertumbuhan pasarnya. Kriteria kedua adalah strategi

targeting ini harus didasarkan pada keunggulan kompetitif perusahaan yang

bersangkutan. Keunggulan kompetitif merupakan cara untuk mengukur apakah

perusahaan itu memiliki kekuatan dan keahlian yang memadai untuk

mendominasi segmen pasar yang dipilih. Kriteria ketiga adalah bahwa segmen

pasar yang dibidik itu harus didasarkan pada situasi persaingannya.

Dari penjelasan diatas, sudah terlihat betul bahwa praktik targeting tidak

lagi relevan di era New Wave ini. Kenapa? Pertama, alasan yang paling mendasar

adalah karena prinsip targeting tidak sejalan dengan nilai horizontal. Targeting

12

Hermawan Kertajaya, Cnnect! Surfing New Wave Marketing, h. 88-89

Page 32: STRATEGI IMPLEMENTASI NEW WAVE MARKETING PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4522/1/HIDAYAT... · vii . DAFTAR ISI . KATA PENGANTAR iv . ... Hal tersebut diyakini

24

adalah langkah yang dilakukan oleh perusahaan. Jadi suka atau tidak suka,

seseorang bia menjadi target market sebuah perusahaan.

Kedua, langkah strategi awal yang dilakukan oleh perusahaan di era New

Wave ini bukan lagi sekedar mensegmen atau memetakan kelompok konsumen

(segmentation), namun melakukn praktik komunitisasi (communitization).

Artinya, kita melakukan eksplorasi dan meninjau lebih dalam komunitas

konsumen yang sekiranya pas untuk diajak berhubungan secara horizontal dan

strategis.13

3. Positioning is Clarification

Di tengah dunia yang berubah dari legacy ke New Wave seperti sekarang,

langkah positioning sudah tidak lagi relevan. Karena sudah jelas. Positioning

adalah praktik yang company-driven, artinya langkahnya dilakukan oleh

perusahaan yang mencoba untuk membangun persepsi untuk merasuki benak

konsumen.

Padahal dunia New Wave adalah dunia yang horizontal, dimana

konsumen semakin kuat, semakin komunal dan tidak lagi dapat dipaksa untuk

membeli. Di era yang syarat dengan teknologi yang canggih dan dunia yang

connected seperti sekarang, perusahaan tidak lagi memegang kendali brand nya.

Persepsi suatu merek akan cepat kabur, apalagi yang namanya positioning

statement sebuah merek mungkin bisa diciptakan oleh siapapun yang

menyebarkannya lewat Wikipedia, YouTube, Blog dan situs jejaring lainnya.

13

Hermawan Kartajaya, Connect! Surfing New Wave Marketing, h. 99-101

Page 33: STRATEGI IMPLEMENTASI NEW WAVE MARKETING PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4522/1/HIDAYAT... · vii . DAFTAR ISI . KATA PENGANTAR iv . ... Hal tersebut diyakini

25

Dengan demikian, apa yang harus dilakukan bukanlah positioning lagi,

tapi clarification. Perusahaan bukan lagi memosisikan merek mereka kepada

target market, namun melakukan klarifikasi bersama dan terhadap komunitas

dimana ia berada. Dengan melakukan klarifikasi, berarti kita memperjelas persona

atau karakter kita kepada komunitas yang sudah kita konfirmasikan sebelumnya.14

4. Differentiation is Codification (of DNA15

)

Di era New Wave ini, menonjolkan diferensiasi saja tidak cukup. Untuk

menang, pemasar harus dapat mengidentifikasi aspek darinya yang betul-betul

berbeda sampai ke tingkat DNA, bukan hanya dipermukaan. Kami sendiri

berpendapat bahwa, differentiation is codification of DNA. Perusahaan juga harus

mampu lebih terkoneksi dengan pelanggan sehingga mampu membuat produk

yang benar-benar sangat personal bagi pelanggan sehingga tidak satu pun produk

lainnya yang menyerupai produk tersebut.

Seperti yang dikatakan sebelumnya di era New Wave, yang menjadi

nyawanya perusahaan adalah codification dari DNA-nya. Kode DNA ini adalah

yang dicari konsumen. Karena mereka pada akhirnya akan melihat sejauh mana

authenticity dari sebuah produk, merek atau perusahaan. Jika pelanggan

14

Hermawan Kartajaya, Connect! Surfing New Wave Marketing, h. 112

15

DNA dalam bahasa Inggris: deoxyribonucleic acid, adapun pengertian dalam bahasa

Indonesia DNA adalah sejenis asam nukleat yang tergolong biomolekul utama penyusun berat kering

setiap organisme. Di dalam sel, DNA umumnya terletak di dalam inti sel. Secara garis besar, peran

DNA di dalam sebuah sel adalah sebagai materi genetik; artinya, DNA menyimpan cetak biru bagi

segala aktivitas sel. Ini berlaku umum bagi setiap organisme (http://id.wikipedia.org/wiki

/Asam_deoksiribonukleat, di akses tanggal 15 Februari 2011). Adapun maksud DNA dalam

pengertian skripsi ini adalah Inti sel pembentuk perusahaan baik dari produk sampai dengan pemasaran

produk perusahaan.

Page 34: STRATEGI IMPLEMENTASI NEW WAVE MARKETING PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4522/1/HIDAYAT... · vii . DAFTAR ISI . KATA PENGANTAR iv . ... Hal tersebut diyakini

26

mempersepsikan apa yang pemasar tawarkan ke mereka sebagai tiruan atau palsu,

pemasar akan kehilangan kredibilitas, pelanggan dan pada akhirnya penjualan pun

akan turun.

Di dunia yang serba horizontal seperti sekarang, peluang menjadi tidak

terbatas dan terbuka bagi setiap orang. Pesaing bisa bermunculan kapan saja

dengan keunggulan-keunggulan yang mirip dengan yang kita miliki. Menonjolkan

diferensiasi dan keunikan menjadi tidak cukup karena yang perlu ditonjolkan

adalah kode DNA kita yang betul-betul autantik dan tidak bisa ditiru oleh para

pesaing. Dengan demikian, kita tidak hanya di-respect oleh komunitas kita,

namun juga dapat menjaga kredibilitas, integritas, dan autentisitas karakter

mereka.16

5. Product is Co-Creation

Proses pengembangan produk baru selalu menarik untuk dikaji. Seperti

proses melahirkan seorang bayi, pengembangan produk baru merupakan tahapan

proses yang penuh tantangan dan resiko tinggi. Karena begitu beresikonya, proses

pengembangan baru diperusahaan biasanya melibatkan berbagai lintas divisi atau

departemen. Tidak hanya divisi pemasaran saja, tapi juga sampai bagian

operasional lain.

Lain halnya dengan era New Wave dimana proses pengembangan produk

tidak lagi dilakukan secara vertikal, namun secara horizontal. Di sini perusahaan

memberikan peluang yang sebesar-besarnya kepada konsumen untuk ikut aktif

16

Hermawan Kartajaya, Connect! Surfing New Wave Marketing, h. 124-130

Page 35: STRATEGI IMPLEMENTASI NEW WAVE MARKETING PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4522/1/HIDAYAT... · vii . DAFTAR ISI . KATA PENGANTAR iv . ... Hal tersebut diyakini

27

dalam pengembangn produk baru. Artinya produk adalah kreasi bersama antara

perusahaan dan konsumennya. Prahalad dan Ramaswamy berpendapat apabila

perusahaan sudah menjalankan proses co-creation seperti ini dengan baik, value

dari produk tersebut akan lebih baik dari pada produk yang dihasilkan melalui

NPD biasa di legacy.

Dalam menerapkan co-creation, ada beberapa hal yang harus dipenuhi.

Pertama, identifikasi perilaku konsumen anda dalam membeli, yang mana secara

umum dapat dibagi menjadi dua, yaitu high involvement dan low involvement.

Konsumen dengan proses pembelian produk high involvement adalah konsumen

yang ketika membeli produk tersebut harus memperhatikan dengan teliti setiap

fitur yang ada dalam produk tersebut dan biasanya proes pembeliannya

membutuhkan waktu yang lama, sementara low involvement adalah produk-

produk yang proses pembeliannya relatif singkat dan lebih bersifat “beli putus”.

Kedua, pilihlah konsumen terbaik yang akan dibatalkan dalam co-

creation, atau konsumen yang memiliki kombinasi kriteria konsumen dengan

tingkat loyalitas tinggi yang disebut sebagai promoters dan konsumen dengan

sifat kreatif dan inovatif yang disebut sebagai innovator. Memang tipe konsumen

yang co-creator ini tidak banyak.17

6. Price is Currency

Pricing atau harga merupakan komponen pemasaran yang langsung

mempengaruhi persepsi konsumen, reaksi pemerintah, permintaan dan penawaran

17

Hermawan Kartajaya, Connect! Surfing New Wave Marketing, h. 132-133

Page 36: STRATEGI IMPLEMENTASI NEW WAVE MARKETING PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4522/1/HIDAYAT... · vii . DAFTAR ISI . KATA PENGANTAR iv . ... Hal tersebut diyakini

28

serta berujung pada pencapaian sasaran profit perusahaan.18

Orang bisa beli

karena harga. Dari yang tadinya tidak mau beli malah jadi beli karena melihat

harganya yang menggiurkan. Orang bisa juga tidak jadi beli karena setelah lihat

harganya yang tidak pas. Tapi, ada juga orang yang membeli karena harganya

meskipun kemahalan ya nggak apa-apa, karena membantu meningkatkan

statusnya dimata temannya.

Pricing adalah masalah antar fungsi dalam internal perusahaan. Untuk

orang keuangan di perusahaan, pricing menjadi perhatian karena keterkaitannya

untuk costing. Buat orang marketing, pricing menjadi perhatian orang marketing

karena keterkaitannya dengan praktik promosi pemasaran di lapangan. Buat orang

sales, pricing tentunya menjadi perhatian tersendiri karena harga menentukan

penjualan.

Di era New Wave, praktek pricing juga berubah karena tiga hal. Pertama,

new wave adalah era yang horizontal bukan lagi vertikal. Praktik perusahaan

melakukan pricing akan lebih horizontal dengan melewati proses negosiasi

dengan pelanggan. Di era legacy, pemasar dapat bergerak dari price taker menjadi

price maker. Maka, di era new wave seperti ini, tugas dari pemasar adalah

bagaimana bergerak dari price maker menjadi price facilitator, karena pada

akhirnya, price akan ditentukan secara bersama dan tidak lagi satu pihak.

18

M. Ismail Yusanto dan MK. Widjajakusuma, Manajemen Strategis Perspektif Syariah,

(Jakarta: Khairul Bayaan, 2003), H.80

Page 37: STRATEGI IMPLEMENTASI NEW WAVE MARKETING PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4522/1/HIDAYAT... · vii . DAFTAR ISI . KATA PENGANTAR iv . ... Hal tersebut diyakini

29

Kedua, karena adanya Connect! (C kelima), dinamika harga dan biaya

akan semakin naik turun secara transparan. Konsumen akan tahu harga yang pas

sebetulnya berapa. Dan bukan itu saja, mereka pun akan tahu bahwa sedikit

banyak elemen-elemen biaya yang sesungguhnya. Informasi tentang harga dan

biaya toh sudah semakin gampang dilacak.

Ketiga, pemasar menjual produknya yang co-create bersama komunitas

pelanggan. Artinya, produk yang di jual bisa saja di-customized sesuai dengan

keinginan pelanggan dan bisa juga diciptakan sendiri oleh konsumen yang

semakin komunal. Produk seperti ini pada akhirnya menjadi milik bersama, bukan

yang sifatnya mass, namun milik komunitas tertentu.

Karena ketiga hal itu harga menjadi kian relatif, layaknya currency, yang

nilai tukarnya ditentukan oleh lima hal yakni: supply dan demand, spekulasi,

kekuatan fundamental, asumsi-asumsi, dan intervensi. Persis seperti dalam

kondisi makro itulah harga sebuah produk akan bergerak-gerak bebas dari Nol

sampai tak terhingga. From Free to Priceless! Semuanya tergantung pada kelima

hal tadi yang diadopsi dari fenomena makro ke mikro.19

7. Place is Communal Activation

Place dalam new wave marketing mix adalah communal activation.

Karena produknya melalui proses Co-create bersama dengan komunitas

pelanggan untuk komunitas, sudah lumrah kalau distribusinya lewat komunitas

pula. Communal activation bisa dilakukan selama Anda punya connecting

19

Hermawan Kartajaya, Connect! Surfing New Wave Marketing, h.142-146

Page 38: STRATEGI IMPLEMENTASI NEW WAVE MARKETING PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4522/1/HIDAYAT... · vii . DAFTAR ISI . KATA PENGANTAR iv . ... Hal tersebut diyakini

30

platform yang sifatnya mobile, experential dan juga sosial, yang ada di dunia

online dan offline.

Dari sini kita lihat bahwa antara strategi dan implementasi pemasaran

yang new wave adalah saling terkait dan singkron. Strateginya dimulai dengan

communitilization atau langkah pemasar dalam melakukan praktik komunitisasi.

Artinya, kita melakukan eksplorasai dan meninjau lebih dalam komunitas

konsumen yang sekiranya pas untuk diajak berhubungan secara horizontal dan

strategis. Setelah menemukan komunitas-komunitas konsumen yang ada, langkah

selanjutnya adalah melakukan aktivitas pemasaran bersama mereka.

Place is Communal Activation, di mana perusahaan berusaha untuk

mengaktifkan komunitasnya lewat connector yanga da di physical (offline) dan

virtual (online). Kalau sudah ada connector untuk komunitas, tentunya melakukan

aktivitas pemasaran apa saja akan lebih mudah.20

8. Promotion is Conversation

Promosi lebih luas dari sekedar iklan. Komponen ini menetapkan strategi

komunikasi produk dan perusahaan dengan konsumen.21

Di era seperti sekarang,

konsumen semakin memegang kendali dalam segi konteks dan juga konten.

Mereka kini punya media. Mereka bisa bikin konten sendiri. Mereka bisa kasih

input untuk pengembangan produk baru. Mereka bisa bikin iklan, yang mungkin

20

Hermawan Kartajaya, Connect! Surfing New Wave Marketing, h. 151-152

21

M. Ismail Yusanto dan MK. Widjajakusuma, Manajemen Strategis Perspektif Syariah,

h.80

Page 39: STRATEGI IMPLEMENTASI NEW WAVE MARKETING PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4522/1/HIDAYAT... · vii . DAFTAR ISI . KATA PENGANTAR iv . ... Hal tersebut diyakini

31

lebih baik daripada biro iklan. Mereka bisa jadi reporter. Mereka bisa jadi

promotor. Konsumen juga semakin komunal, saling terhubung di jaringannya dan

lebih sosialis.

Beberapa perusahaan sudah semakin sadar akan berbagai perubahan yang

terjadi di lanskap bisnis ini. Mulai dari Starbucks sampai Ducati, perusahaan

tersebut adalah contoh bahwa berapa pemasar sudah semakin paham bahwa

praktik promosi pemasaran yang sifatnya horizontal dan relasional akan lebih

ampuh ditengah dunia yang berubah ini.

Pada dasarnya mereka juga paham bahwa langkah pemasaran akan lebih

mudah apabila ia bisa masuk kedalam media yang dikendalikan dan dimiliki

konsumen. Ataupun jika tidak masuk ke medianya konsumen, mereka juga bisa

membuat connecting platform tersendiri dimana ia bisa menjadi penghubung

antara masing-masing konsumen. Semua hal itu, dilandasi bukan atas orientasi

untuk berpromosi yang sifatnya membujuki, namun untuk “berbincang-bincang”

dengan konsumen, dan menjadikan brand-nya sebagai ide bahan perbincangan

antara satu konsumen dengan yang lain.22

9. Selling is Commercialization

Setidaknya ada dua kompetensi utama yang harus dimiliki oleh seorang

salesman di era New Wave ini. Pertama, kemampuan untuk memetakan dan

membangun network yang efektif dalam mendukung proses penjualan (mapping

and building effective network). Dan yang kedua, mengoptimalkan network

22

Hermawan Kartajaya, Connect! Surfing New Wave Marketing, h. 165

Page 40: STRATEGI IMPLEMENTASI NEW WAVE MARKETING PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4522/1/HIDAYAT... · vii . DAFTAR ISI . KATA PENGANTAR iv . ... Hal tersebut diyakini

32

tersebut untuk mendapatkan penjualan melalui rekomendasi

(“commercializing”the network).

Untuk mempertegas pentingnya dua kompetensi tersebut, terminologi

selling perlu kita ubah menjadi Commercialization. Dan jika saat ini sedang

berpikir untuk mencari tenaga penjualan baru, ada dua hal yang perlu

diperhatikan saat memasang iklan. Pertama, jangan hanya mensyaratkan

mempunyai kendaraan, tapi tegaskan juga bahwa kandidat tersebut harus

memiliki sekian network atau aktif disekian komunitas. Dan yang kedua, mungkin

ini juga harus mengganti ”judul” iklannya menjadi: Dicari, seorang commercial

executive.23

10. Brand is Character

Dulu istilah brand dianggap lebih suci dibanding marketing. Brand

rasanya lebih abstrak, agung, dan magis.24

Tetapi, istilah brand juga sudah mulai

dianggap negatif. Ada yang berpikir branding adalah kegiatan menghias diri dan

mengosmetikkan sesuatu.

Konsep dasar dari peralihan segitiga PDB (brand-positioning-

differentiation) menuju triple C (character-clarification-codification) mengacu

pada pola pikir new wave di mana kebohongan tidak dapat lagi dilakukan di era

yang serba transparan dan saling terhubung. Pertama, Tidak lagi bisa bohong,

23

Hermawan Kartajaya, Connect! Surfing New Wave Marketing, h. 176

24

Isita Lahiri; Amitava Gupta, Brand Extensions in Consumer Non-durables, Durables and

Services: A Comparatif study, (South Asian Journal of Management; Oct-Dec 2005; 12, 4;

ABI/INFORM Global), h.25

Page 41: STRATEGI IMPLEMENTASI NEW WAVE MARKETING PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4522/1/HIDAYAT... · vii . DAFTAR ISI . KATA PENGANTAR iv . ... Hal tersebut diyakini

33

karena informasi benar atau salah mudah didapat. Kedua, konsekuensi dari

berbohong semakin parah, nilai setitik rusak susu sebelanga.

Di era New Wave, Brand adalah karakter. Karakter ini adalah isi

sesungguhnya(“the true self”). Brand adalah “the cover” atau bungkus. Contoh

yang paling gampang, entitas dengan karakter playful dan free thinking seperti

Google, MTV, Nickelodeon, W Hotels, Absolut, dan sebagainya tidak membatasi

diri pada brand tertentu. Selama jiwa mereka tetap konsisten, brand atau

bungkusnya itu bisa saja diubah-ubah. Logo-logo mereka terus berganti-ganti.

Bahkan jika ke goglogo.com, otomatis bisa mengganti logo Google dengan

(misalnya) Gogon, dan itu akan terlihat bukan seperti Gogon, tapi melainkan

jiwanya Google.

Di era New Wave, Positioning adalah pengklarifikasian persona anda.

Pola pikir sebelumnya adalah dalam positioning, kita didorong untuk

mengucapkan janji karena positioning adalah bagaimana kita memposisikan diri

kita kepada konsumen dan janji tersebut kelak akan ditagih oleh konsumen.

Dalam clarification, yang penting bukan janjinya, tapi siapa anda

sesungguhnya.25

11. Service is Care

Dalam sebuah penelitian, telah ditemukan urutan elemen-elemen dari yang

paling berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan, yaitu pertama, reliability,

responsivesness, assurance, emphaty, dan terakhir baru tangibles. Model yang

25

Hermawan Kartajaya, Connect! Surfing New Wave Marketing, h. 188-189

Page 42: STRATEGI IMPLEMENTASI NEW WAVE MARKETING PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4522/1/HIDAYAT... · vii . DAFTAR ISI . KATA PENGANTAR iv . ... Hal tersebut diyakini

34

sederhana ini banyak mempermudah analisis kualitatif dari kualitas pelayanan,

sehingga sangat populer digunakan di berbagai industri untuk mencapai service

exellence.

Care yang disebut pada era new wave marketing, bukan sekedar service

dengan bama berbeda, tapi ada perbedaan fundamental antara keduanya. Yang

pertama, seperti disebutkan sebelumnya, fokusnya adalah pada “kebutuhan”

konsumen, bukan “permintaan” mereka.

Perbedaan kedua adalah mengenai bagaimana pelaksanaanya. Dalam

service, perusahaan diharapkan untuk melebihi ekspektasi pelanggan. Dalam care

fokusnya adalah memberikan layanan yang paling relevan dengan kebutuhan dan

hasrat konsumen. Ini akan menciptakan efek “Wow”, yang menjadikan konsumen

benar-benar merasa terbantu oleh perusahaan.

Terakhir adalah mengenai pengukuran keberhasilan. Service seringkali

dikaitkan dengan tingkat re-purchase. Sejauh mana konsumen akan tetap menjadi

pelanggan, dan membeli lebih sering atau lebih banyak dari perusahaan. Care

lebih fokus pada memberikan yang terbaik bagi konsumen sehingga mereka

menjadi konsumen yang dengan sukarela merekomendasikan perusahaan tersebut

ke orang lain. Disini, rekomendasi jauh lebih penting daripada repeat buying.

Ini tentunya tidak berarti bahwa RATER tidk lagi berguna. Model ini

masih sangat baik digunakan untuk analisis umum terhadap kualitas layanan.

Namun, di era New Wave, konsep ini tidaklah cukup. Perusahaan harus mulai

Page 43: STRATEGI IMPLEMENTASI NEW WAVE MARKETING PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4522/1/HIDAYAT... · vii . DAFTAR ISI . KATA PENGANTAR iv . ... Hal tersebut diyakini

35

menerapkan konsep Care, yang kami percayai sebagai salah satu faktor kunci

dalam persaingan di lanskap bisnis yang semakin horizontal.26

12. Process is Collaboration

Proses merupakan salah satu faktor pemasaran terpenting. Di dunia

pemasaran, proses pada hakikatnya menentukan kualitas (quality), biaya (cost),

dan pengiriman produk (delivery) dari perusahaan kepada pelangganya. Kualitas

produk dan jasa merupakan buah hati proses yang baik, dimulai dari produksi

sampai delivery kepada pelanggan secara tepat waktu, efektif, dan biaya yang

efisien.

Dalam konteks kualitas, proses adalah bagaimana perusahaan mampu

menciptakan suatu sistem yang pada akhirnya dapat memberikan nilai lebih bagi

pelanggan. Dalam konteks cost, perusahaan perlu menciptakan efisiensi secara

finansial dengan tetap mengedepankan kualitas yang terbaik bagi pelanggan.

Sedangkan dalam konteks delivery proses adalah bagaimana melakukan

penyampaian produk atau jasa secara tepat dan benar sehingga mampu

memuaskan pelanggan. Proses delivery yang tepat waktu jelas dapat membawa

nilai lebih tinggi bagi para pelanggan.

Untuk terciptanya kualitas yang baik, biaya yang efisien, dan delivery

yang tepat waktu, diperlukan sebuah proses value chain yang tertata dan dikelola

secara baik. Maka dari itu, elemen proses didalam pemasaran Legacy terkait

dengan berbagai aktivitas yang terkait dengan penciptaan value yang

26

Hermawan Kartajaya, Connect! Surfing New Wave Marketing, h.196-200

Page 44: STRATEGI IMPLEMENTASI NEW WAVE MARKETING PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4522/1/HIDAYAT... · vii . DAFTAR ISI . KATA PENGANTAR iv . ... Hal tersebut diyakini

36

mengkoneksi supply (bahan baku, logistik ke dalam, proses produksi) dan sisi

demand (logistik keluar dan langkah operasional pemasaran lainnya). Di era New

Wave, aktivitas perusahaan dalam mendesain, membeli, membuat, dan mengirim

sebuah barang atau jasa, tentunya akan lebih horizontal karena didukung oleh

kekuatan connectivity dari teknologi informasi.27

Bagan dari era legacy ke era new wave marketing dibawah ini adalah hasil

ilustrasi penulis.

Tabel 2.1

Era Legacy Era New Wave

Marketing Strategic

Segmentation Communitization

Targeting Confirmation

Positioning Clarification

Tactic

Differentiation Codification

Product Co-Creation

Price Currency

Place Communal Activation

Promotion Conversation

Selling Commercialization

Value

Brand Character

Secvice Care

Proces Collaboration

27

Hermawan Kartajaya, Connect! Surfing New Wave Marketing, h. 208

Page 45: STRATEGI IMPLEMENTASI NEW WAVE MARKETING PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4522/1/HIDAYAT... · vii . DAFTAR ISI . KATA PENGANTAR iv . ... Hal tersebut diyakini

37

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Dari segi tujuannya penelitian ini merupakan penelitian deskriptif

karena data-data yang berupa kata-kata tertulis atau lisan dari seorang dan

perilaku yang diamati tanpa menggunakan perhitungan dan bertujuan

menemukan teori dari data.

Menurut Marzuki penelitian deskriptif adalah penelitian yang

dilakukan dengan melukiskan keadaan obyek atau persoalan yang tidak

dimaksudkan untuk mengambil atau menarik kesimpulan yang berlaku

umum.1

Penelitian deskriptif (descriptive research) ini adalah metode

penelitian yang bertujuan untuk membuat pemaparan secara sistematis,

faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat pada objek penelitian

sesuai dengan permasalahan yang diteliti Penelitian Deskriptif yang dilakukan

adalah Penelitian Deskriptif Eksploratif.

Menurut Suharsimi Arikunto, penelitian deskriptif eksploratif adalah

metode penggambaran dan penafsiran data mengenai keadaan di lapangan

atau di tempat penelitian. Tujuan dari penelitian deskriptif eksploratif adalah

1 Marzuki, Metodologi Riset, (Yogyakarta: BPFE-UII, 2001), hal. 8.

Page 46: STRATEGI IMPLEMENTASI NEW WAVE MARKETING PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4522/1/HIDAYAT... · vii . DAFTAR ISI . KATA PENGANTAR iv . ... Hal tersebut diyakini

38

untuk membuat gambaran secara sistematis dan akurat mengenai fakta, sifat,

dan hubungan antar aspek yang diteliti baik secara kualitatif maupun

kuantitatif.2 Oleh karena itu, penelitian dilakukan dalam upaya

mengidentifikasi faktor lingkungan perusahaan baik internal maupun

eksternal.

2. Objek penelitian

Pada penelitian ini yang menjadi objeknya adalah perbankan syariah,

yang selanjutnya adalah strategi yang digunakan dalam implementasi new

wave marketing.

3. Jenis dan Sumber Data

a. Jenis data

Data ini bersifat kualitatif. Data kualitatif ini didasarkan pada isi

atau mutu suatu fakta, seperti data-data yang berdasarkan buku-buku,

koran serta artikel yang dikumpulkan penulis yang berhubungan dengan

new wave marketing yang dianalisa supaya bisa menjawab permasalahan

yang ada.3

b. Sumber Data

Sumber data primer dalam penulisan ini adalah buku yang ditulis

oleh Hermawan Kertajaya yang berjudul Conect! Surfing new wave

2 Arikonto Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Penerbit

Rineka Cipta, 2002), Edisi Revisi V, hal. 209.

3 Husein umar, Metode Penelitian Untuk Skripsi Dan Tesis Bisnis, Jakarta: P.T. Raja Grafindo

Persada. 2003), h. 22. lihat juga lexy J. Maleong, Metode Penelitian kualitatif, (Bandung: PT. Remaja

Rosda Karya, 2002). H.18

Page 47: STRATEGI IMPLEMENTASI NEW WAVE MARKETING PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4522/1/HIDAYAT... · vii . DAFTAR ISI . KATA PENGANTAR iv . ... Hal tersebut diyakini

39

marketing, Hermawan Kertajaya dengan Judul New Wave Marketing The

World Is Stil Round, The Marketing Is Already Flat, M. Nur Ruanto al-

Arif, SE, M.Si dengan judul Dasar-dasar Pemasaran Bank Syariah,

Kasmir dengan Judul Pemasaran Bank, Sedangkan sumber data yang

bersifat sekunder, Penulis mengambil karya-karya lainnya yang

berbuhungan dengan masalah penulisan ini.

4. Teknik Pengumpulan Data

Proses pengumpulan data merupakan salah satu tahapan dalam

penelitian yang menentukan tingkat keakuratan hasil penelitian. Proses

pengumpulan data yang sistematis akan membantu dalam proses penelitian

selanjutnya.4

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah study

documenter, yakni melakukan studi literatur terhadap buku-buku yang

relevan, surat kabar, majalah, jurnal, artikel maupun penelitian atau tulisan

ilmiah yang berkaitan dengan permasalahan yang sedang dibahas pada skripsi.

5. Teknik Analisis Data

Untuk menganalisa data yang telah terkumpul maka penulis memakai

metode Contens analisis (riset dokumentasi), karena pengumpulan data dan

informasi akan dilakukan pengujian arsip dan dokumen.

4 Marzuki, h.12.

Page 48: STRATEGI IMPLEMENTASI NEW WAVE MARKETING PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4522/1/HIDAYAT... · vii . DAFTAR ISI . KATA PENGANTAR iv . ... Hal tersebut diyakini

40

B. Definisi Pemasaran

Apabila terdengar kata pemasaran seringkali dikaitkan oleh banyak pihak

dengan penjualan (sales), sales promotion girl, iklan promosi, atau produk.

Bahkan seringkali orang menyamakan profesi marketer (pemasar) dengan sales

(penjual). Namun sebenarnya pemasaran tidaklah sesempit yang diidentikkan oleh

banyak orang, karena pemasaran berbeda dengan penjualan. Pemasaran lebih

merupakan “suatu seni menjual produk”, sehingga pemasaran proses penjualan

yang dimulai dari perancangan produk sampai dengan setelah produk tersebut

terjual. Berbeda dengan penjualan yang hanya berkutat pada terjadinya transaksi

penjualan barang atau jasa.

Dunia pemasaran sering pula diidentikkan dengan dunia yang penuh janji

manis namun belum tentu terbukti apakah produknya sesuai dengan apa yang

telah dijanjikan. Inilah yang harus dibuktikan dalam suatu manajemen pemasaran

syariah baik pada penjualan produk barang atau jasa, bahwa pemasaran syariah

bukanlah dunia yang penuh dengan tipu menipu. Sebab pemasaran syariah

merupakan tingkatan paling tinggi dalam pemasaran, yaitu spiritual marketing, di

mana etika, nilai-nilai dan norma dijunjung tinggi. Hal-hal inilah yang seringkali

dilanggar oleh dalam pemasaran konvensional, sehingga menyebabkan konsumen

pada akhirnya banyak yang kecewa pada produk barang atau jasa yang telah

dibeli karena berbeda dengan apa yang telah dijanjikan oleh para pemasar.

Pemasaran berhubungan dan berkaitan dengan suatu proses

mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia dan masyarakat. Salah satu

Page 49: STRATEGI IMPLEMENTASI NEW WAVE MARKETING PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4522/1/HIDAYAT... · vii . DAFTAR ISI . KATA PENGANTAR iv . ... Hal tersebut diyakini

41

dari definisi pemasaran yang terpendek adalah “memenuhi kebutuhan secara

menguntungkan”. Asosiasi Pemasaran Amerika memberikan definisi formal5

yaitu: “pemasaran adalah satu fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk

menciptakan, mengkomunikasikan, dan menyerahkan nilai kepada pelanggan dan

mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi

dan para pemilik sahamnya”.

Kotler memberikan definisi bahwa6 “manajemen pemasaran sebagai

suatu seni dan ilmu memilih pasar sasaran dan mendapatkan, menjaga, dan

menumbuhkan pelanggan dengan menciptakan, menyerahkan, dan

mengkomunikasikan nilai pelanggan yang unggul”. Kotler dan AB Susanto

(2000) memberikan definisi pemasaran adalah7 “suatu proses sosial dan

manajerial di mana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan

keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan, dan bertukar sesuatu yang

bernilai satu sama lain”. Definisi ini berdasarkan pada konsep inti: kebutuhan,

keinginan, dan permintaan; produk; nilai, biaya, dan kepuasan; pertukaran,

transaksi, dan hubungan; pasar; pemasaran dan pemasar.

Sehingga secara umum pemasaran dapat diartikan sebagai suatu proses

sosial yang merancang dan menawarkan sesuatu yang menjadi kebutuhan dan

5 Philip Kotler. Marketing Management. New Jersey: Prentice Hall. 2000, h. 8.

6 Philip Kotler. Marketing Management, h.8

7 Philip Kotler dan AB Susanto. Manajemen Pemasaran di Indonesia. Jakarta: Salemba

Empat. 2000, h. 7

Page 50: STRATEGI IMPLEMENTASI NEW WAVE MARKETING PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4522/1/HIDAYAT... · vii . DAFTAR ISI . KATA PENGANTAR iv . ... Hal tersebut diyakini

42

keinginan dari pelanggan dalam rangka mem-berikan kepuasan yang optimal

kepada pelanggan.

Konsep pemasaran muncul pada pertengahan tahun 1950-an. Sebagai

ganti filosofi “buat dan jual” yang berpusat pada produk, bergeser ke filosofi

“pahami dan tanggapi” yang berpusat pada konsumen. Filosofi “buat dan jual”

bertitik tolak bahwa konsumen akan membeli seluruh barang yang diproduksi

oleh perusahaan, namun kelemahan dari filosofi ini adalah seringkali produk yang

dibuat perusahaan tidak terserap oleh pasar, karena produk yang dibuat tidak

berdasarkan kebutuhan dan keinginan konsumen. Hal ini mengakibatkan

banyaknya produk perusahaan yang tidak laku dipasaran, meskipun betapa

canggih dan bagusnya produk tersebut karena tidak sesuai dengan kebutuhan dan

keinginan masyarakat.

Sementara filosofi “pahami dan tanggapi” bertitik tolak bahwa pembuatan

suatu produk haruslah berdasarkan apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan

dari konsumen, sehingga produk yang dibuat benar-benar menjadi kebutuhan

konsumen. Riset pasar menjadi kunci utama dalam filosofi ini, agar pembuatan

produk benar-benar berdasarkan pada kebutuhan dan keinginan konsumen.

Seorang pemasar mampu memahami pelanggan secara emosi, sehingga

kebutuhan dan keinginan konsumen dapat dipahami oleh pemasar dan akhirnya

mampu menghasilkan produk yang dibutuhkan konsumen.

Konsep pemasaran menegaskan bahwa kunci untuk mencapai tujuan

organisasi yang ditetapkan adalah perusahaan tersebut harus menjadi lebih efektif

Page 51: STRATEGI IMPLEMENTASI NEW WAVE MARKETING PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4522/1/HIDAYAT... · vii . DAFTAR ISI . KATA PENGANTAR iv . ... Hal tersebut diyakini

43

dinbandingkan para pesaing dalam menciptakan, menyerahkan, dan

mengkomunikasikan nilai pelanggan kepada pasar sasaran yang terpilih.

Konsep inti dari kegiatan pemasaran adalah8:

1. Kebutuhan, keinginan, dan permintaan

Konsep paling mendasar yang melandasi pemasaran adalah kebutuhan

manusia. Manusia mempunyai banyak kebutuhan yang kompleks. Kebutuhan

secara umum terbagi atas kebutuhan primer, sekunder, dan tersier. Semua ini

termasuk kebutuhan fisik dasar akan makanan, pakaian, keamanan; kebutuhan

sosial akan rasa memiliki dan kasih sayang; dan kebutuhan individual akan

pengetahuan dan mengekspresikan diri. Semua kebutuhan ini tidak diciptakan

oleh pemasar, semuanya merupakan bagian mendasar manusia. Sifat dari

kebutuhan adalah sunatullah, artinya sudah built-in dalam setiap diri manusia.

Keinginan adalah bentuk kebutuhan manusia yang dihasilkan oleh

budaya dan kepribadian individual. Manusia mempunyai keinginan yang

nyaris tanpa batas tetapi sumber daya yang dimiliki terbatas. Jadi, mereka

ingin memilih produk yang memberi nilai dan kepuasaan paling tinggi untuk

sumber daya yang mereka miliki, manusia menciptakan permintaan akan

produk dengan manfaat yang mampu memberikan kepuasaan paling tinggi

untuk sumber daya yang mereka miliki. Dengan keinginan dan sumber daya

yang mereka miliki, manusia menciptakan permintaan akan produk dengan

manfaat yang mampu memberikan kepuasaan paling tinggi. Sehingga setiap

8 Philip Kotler dan Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran. (Jakata: Indeks. 2007), h. 7.

Page 52: STRATEGI IMPLEMENTASI NEW WAVE MARKETING PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4522/1/HIDAYAT... · vii . DAFTAR ISI . KATA PENGANTAR iv . ... Hal tersebut diyakini

44

orang mempunyai keinginan yang dapat berbeda antar individu satu dengan

yang lainnya. Masalah yang muncul dalam ilmu ekonomi adalah keinginan

yang tak terbatas namun dibatasi oleh sumber daya yang terbatas, sehingga

timbulah masalah kelangkaan akibat lag yang terjadi antara keinginan dan

sumber daya.

Permintaan adalah keinginan manusia yang didukung oleh daya beli.

Keinginan dapat berubah menjadi permintaan bilamana disertai dengan daya

beli. Konsumen memandang produk sebagai kumpulan manfaat dan memilih

produk yang memberikan kumpulan terbaik untuk uang yang mereka

keluarkan. Setiap orang dapat memiliki banyak keinginan, namun tidak semua

keinginan tersebut menjadi suatu permintaan apabila tidak disertai dengan

daya beli atas keinginan tersebut. Kita mungkin bisa menginginkan punya

mobil sekelas “ferrari”, namun karena kita tidak mempunyai daya beli atas

keinginan produk tersebut belum dapat dikatakan sebgai permintaan. Jadi

dalam hal ini, pemasaran merupakan proses sosial dan manajerial yang

menjadi sarana bagi individu dan kelompok untuk memperoleh apa yang

mereka butuhkan dan inginkan lewat pendapatan dan pertukaran produk serta

nilai dengan pihak lain.

2. Produk (jasa dan barang)

Manusia memuaskan kebutuhan dan keinginan dengan produk. Produk

adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk diperhatikan,

dimiliki, digunakan, atau dikonsumsi sehingga dapat memuaskan keinginan

Page 53: STRATEGI IMPLEMENTASI NEW WAVE MARKETING PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4522/1/HIDAYAT... · vii . DAFTAR ISI . KATA PENGANTAR iv . ... Hal tersebut diyakini

45

dan kebutuhan. Istilah produk mencakup barang fisik, jasa, dan berbagai

sarana lain yang dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen.

Proses pendefinisian produk ini akan mempengaruhi strategi pemasaran yang

akan digunakan, sebab pemasaran barang akan berbeda dengan pemasaran

jasa. Dalam pembahasan mengenai pemasaran bank, strategi pemasaran

produk yang digunakan adalah strategi pemasaran jasa.

Perusahaan harus mampu menciptakan suatu produk yang mampu

memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen serta yang mampu

memberikan kepuasan paling tinggi terhadap konsumen. Produk yang

berkualitas tinggi akan mampu memberikan kepuasaan lebih tinggi kepada

konsumen. Produk yang dijual pada industri perbankan adalah produk yang

sifatnya jasa, sehingga pemasar harus mampu melakukan inovasi pemasaran

yang cocok untuk pemasaran jasa.

3. Nilai, biaya, dan kepuasaan

Setelah mengetahui keinginan dan kebutuhan akan barang dan jasa,

konsumen akan dihadapkan pada jajaran produk dan jasa yang beraneka

ragam. Kepuasaan pelanggan berkaitan erat dengan nilai kegunaan. Nilai

kegunaan mempunyai dampak langsung pada prestasi produk dan kepuasan

pelanggan. Nilai dapat didefinisikan sebagai perbedaan antara nilai yang

dinikmati pelanggan karena memiliki serta menggunakan suatu produk dan

biaya untuk memiliki produk tersebut. Dan ada nilai intristik yaitu nilai guna

Page 54: STRATEGI IMPLEMENTASI NEW WAVE MARKETING PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4522/1/HIDAYAT... · vii . DAFTAR ISI . KATA PENGANTAR iv . ... Hal tersebut diyakini

46

dari produk tersebut. Sementara kepuasan pelanggan adalah apa yang didapat

oleh konsumen dibandingkan dengan persepsi konsumen atas produk tersebut.

4. Pertukaran, transaksi, dan hubungan

Pemasaran terjadi ketika orang memutuskan untuk memuaskan

kebutuhan dan keinginan lewat pertukaran. Pertukaran yang merupakan

konsep inti dari pemasaran, mencakup perolehan produk yang diinginkan dari

seseorang dengan menawarkan sesuatu sebagai gantinya. Sifat pertukaran

merupakan sifat yang sunatullah dari manusia, terlihat dari bentuk pertukaran

yang dilakukan mulai dari barter-pertukaran barang dengan barang- sampai

dengan pertukaran barang dengan uangyang kita lakukan saat ini dalam

transaksi sehari-hari. Pertukaran disini dapat pula bermakna pertukaran

manfaat produk yang dimiliki perusahaan kepada konsumen. Supaya muncul

suatu potensi pertukaran, lima persyaratan berikut harus dipenuhi:

a. Sekurang-kurangnya ada dua pihak yang melakukan pertukaran

b. Masing-masing pihak memiliki sesuatu produk yang bernilai untuk

ditukarkan dengan pihak lain.

c. Masing-masing pihak mampu berkomunikasi dan menyerahkan sesuatu.

d. Masing-masing pihak bebas untuk menerima atau menolak tawaran untuk

melakukan pertukaran.

e. Masing-masing pihak yakin bertransaksi merupakan cara yang tepat dan

diinginkan.

Page 55: STRATEGI IMPLEMENTASI NEW WAVE MARKETING PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4522/1/HIDAYAT... · vii . DAFTAR ISI . KATA PENGANTAR iv . ... Hal tersebut diyakini

47

5. Pasar

Konsep pertukaran mengerah ke konsep suatu pasar, dimana pasar

adalah perangkat pembeli yang aktual dan potensial dari sebuah produk.

Ukuran suatu pasar tergantung pada jumlah orang yang menunjukkan

kebutuhan, mempunyai sumber daya untuk terlibat dalam pertukaran dan

bersedia menawarkan sumber daya. Untuk mencapai pasar sasaran, ada tiga

jenis saluran pemasaran yang dapat digunakkan, yatu saluran komunikasi,

saluran distribusi, dan saluran jasa. Saluran komunikasi digunakan untuk

menyerahkan dan menerima pesan dari pembeli sasaran. Saluran komunikasi

meliputi surat kabar, radio, reklame, dan berbagai media lainnya. Saluran

distribusi digunakan untuk memamerkan atau menyerahkan produk fisik atau

jasa kepada pembeli atau pengguna, termasuk distributor, subdistributor,

groir, agen, dan pengecer. Saluran jasadigunakan untuk melakukan transaksi

dengan pembeli potensial, mencakup pergudangan, perusahaan angkutan,

perban-kan, dan perusahaan asuransi yang memudahkan transaksi.

6. Pemasaran, pemasar, dan prospek

Pemasaran berarti mengolah pasar untuk menghasilkan pertukaran

dengan tujuan memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia. Dalam situasi

biasa pemasaran mencakup melayani pasar pengguna akhir bersama pesaing.

Perusahaan dan pesaing mengirimkan produk dan pesan mereka langsung

kepada konsumen atrau lewat perantara pemasaran kepada pengguna akhir.

Sehingga pemasaran titik kuncinya adalah proses pertukaran yang terjadi

Page 56: STRATEGI IMPLEMENTASI NEW WAVE MARKETING PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4522/1/HIDAYAT... · vii . DAFTAR ISI . KATA PENGANTAR iv . ... Hal tersebut diyakini

48

antara dua pihak atau lebih. Suatu proses pemasaran tidak dapat berjalan

apabila adanya kehadiran seorang tenaga pemasar. Jika suatu pihak lebih aktif

dalam mengusahakan terjadinya pertukaran dibandingkan dengan pihak lain,

kita menamakan pihak pertama sebagai pemasar dan pihak kedua sebagai

prospek atau calon pembeli. Pemasar adalah pihak yang memasarkan atau

menawarkan manfaat suatu produk kepada pihak lain yang menjadi pasar

sasaran dari produk tersebut. Sementara prospek adalah pihak yang

merupakan target pasar potensial dari produk yang ditawarkan oleh pemasar.

Model komunikasi pemasaran secara garis besar ada dua jenis yaitu

above the line- yaitu strategi komunikasi pemasaran menggunakan iklan baik

iklan di media massa baik media elektronik, media catak atau media lainnya

seperti papan reklame. Sementara model komunikasi kedua yaitu below the

line, yaitu strategi komunikasi pemasaran menggunakan event atau kegiatan

yang berkaitan dengan masyarakat, sehingga lebih menyentuh masyarakat.

Bagi perusahaan kegiatan pemasaran merupakan suatu hal yang pokok

dalam mencapai tujuan karena kegiatan pemasaran diarahkan untuk

menciptakan pertukaran yang memungkinkan perusahaan untuk memperoleh

laba. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut perusahaan harus dapat

menganalisa faktor permintaan yang mempengaruhi penjualan. Secara garis

besar faktor permintaan terdiri dari faktor yang tidak dapat dikendalikan dan

faktor yang dapat dikendalikan. Faktor yang tidak dapat dikendalikan yaitu

faktor yang tidak dapat dikuasai oleh perusahaan, misalnya faktor konsumen,

Page 57: STRATEGI IMPLEMENTASI NEW WAVE MARKETING PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4522/1/HIDAYAT... · vii . DAFTAR ISI . KATA PENGANTAR iv . ... Hal tersebut diyakini

49

pesaing, teknologi, peraturan pemerintah, kedua yaitu faktor yang dapat

dikendalikan perusahaan yaitu yang dapat dikuasai oleh perusahaan misalnya

malsalah harga, produk, promosi, dan lokasi (tempat). Rangkaian faktor-

faktor yang dapat dikendalikan perusahaan pada saat tertentu sering dikenal

sebagai marketing mix atau bauran pemasaran dalam ilmu pemasaran modern.

Setelah kita mengetahui definisi awal mengenai pemasaran secara

umum yang tidak hanya berupa proses menjual, iklan, dan promosi.

Melainkan keseluruhan proses dalam perusahaan yang mem-pertukarkan

produk atau nilai dengan pihak lain termasuk proses riset pemasaran,

pelayanan purna jual, branding, perilaku konsumen, dan lain sebagainya.

Selanjutnya kita akan coba membahas apakah yang dimaksid dengan

pemasaran bank, agar kita dapat mengerti hal-hal apakah yang menjadi

komponen dalam manajemen pemasaran suatu bank syariah. Secdara umum

pemasaran bank dapat diartikan9 sebagai suatu proses untuk menciptakan dan

mempertukarkan produk atau jasa bank yang ditujukan untuk memenuhi

kebutuhan dan keinginan nasabah dengan cara memberikan kepuasaan kepada

nasabah.

Produk atau jasa bank yang dimaksud disini antara lain produk

penghimpunan dana bank berupa giro, tabungan, dan deposito; produk

penyaluran bank berupa pembiayaan baik pembiayaan yang bersifat

konsumtif maupun produktif baik dengan menggunakan akad murabahah,

9 Kasmir, Pemasaran Bank. Jakarta: Kencana. 2004, h. 63.

Page 58: STRATEGI IMPLEMENTASI NEW WAVE MARKETING PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4522/1/HIDAYAT... · vii . DAFTAR ISI . KATA PENGANTAR iv . ... Hal tersebut diyakini

50

bagi hasil, sewa ataukah akad pelengkap alinnya; ataupun jasa bank

pendukung lainnya seperti transfer, bank garansi, kafalah, inkaso, save deposit

box, kartu kredit, letter of credit, dsb.

Pada dasarnya pengertian konsep pemasaran mempunyai persamaan

dengan konsep pemasaran bank. Konsep pemasaran (produksi) berorientasi

pada kebutuhan konsumen, sedangkan konsep pemasaran berorientasi pada

konsumen (nasabah). Dasar pemikirannya bagaimana caranya aktivitas

pemasaran bank dapat dilaksanakan berdasarkan suatu falsafah yang mantap,

yang mengungkapkan pemasaran yang tanggap, bertanggung jawab, dan

selalu memberikan kepuasan pada nasabah serta menguntungkan perusahaan.

Konsep pemasaran bank mengandung arti:

a. Mempunyai falsafah yang mantap dan bertanggung jawab

b. Berorientasi pada nasabah di satu pihak

c. Menguntungkan perusahaan di lain pihak10

C. Stratregi Pemasaran Perbankan Syariah

Strategi pemasaran adalah serangkaian tujuan dan sasaran, kebijakan serta

aturan yang memberi arah kepada Usaha-usaha pemasaran dari waktu kewaktu

pada masing-masing tingkatan serta lokasinya. Pasar untuk produk perbankan

sangatlah luas, sehingga perusahaan atau bank tidak mudah untuk memasuki

10

Herry Achmad Buchory dan Djaslim Saladin. Dasar-dasar Pemasaran Bank. Bnadung:

Linda Karya. 2006, h. 9.

Page 59: STRATEGI IMPLEMENTASI NEW WAVE MARKETING PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4522/1/HIDAYAT... · vii . DAFTAR ISI . KATA PENGANTAR iv . ... Hal tersebut diyakini

51

pasar yang sedemikian luas dan kalaupun bisa kemungkinan berhasil sangatlah

kecil. Pasar yang luas ini perlu untuk di pilah-pilah agar memudahkan perusahaan

dalam melakukan kegiatan pemasarannya. Karena pasar yang luas maka sebelum

melakukan kegiatan pemasaran produk harus dilakukan terlebih dahulu riset

pasar, yang bertujuan untuk mangetahui seberapa besar pasar yang akan

dimasuki, siapa yang menjadi konsumen produk tersebut dan seberapa besar

kompetititor.

Kegiatan memilahmilah pasar ini dikenal dengan segmentasi pasar.

Segmentasi pasar akan memberikan kemudahan kepada bank untuk menentukan

pasar sasaran atau konsumen yang akan dituju. Segmentasi pasar dapat dilakukan

berdasarkan geografi, demografi, psikografi, atau berdasarkn perilaku.

Setelah dilakukan segmentasi pasar maka selanjutnya adalah menetapkan

pasar sasaran (targeting). Kegiatan penetapan pasar sasaran ini setelah pasar

disegmen menjadi beberapa bagian. Penetapan pasar sasaran harus dilakukan

dengan berbagai pertimbangan sesuai dengan kemampuan bank. Sehingga harus

dilakukan secara hati-hati, sebab bila salah perhitungan maka akan fatal resiko

yang harus ditanggung. Penetapan pasar sasaran dimuali dari evaluasi terhadap

segmen yang ada, kemudian baru dilakukan pemiliahn segmen yang dinggap

memenuhi syarat.

Lengkah terakhir adalah menetapkan posisi pasar (Positioning). Penetapan

pasar harus dilakukan secara hati-hati dengan pertimbangan yang matang.

Penentuan posisi pasar dapat dilakukan atas dasar atribut, kesempatan

Page 60: STRATEGI IMPLEMENTASI NEW WAVE MARKETING PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4522/1/HIDAYAT... · vii . DAFTAR ISI . KATA PENGANTAR iv . ... Hal tersebut diyakini

52

penggunaan, kesempatan pengguna, kelas produk atau langsung menghadapi

pesaing.11

Strategi yang digunakan pada perbankan baik perbankan Konvensional

dan perbankan Syariah hampir sama saja. Salah satu strategi marketing yang

dilakukan oleh perbankan antara lain adalah menggunakan strategi marketing

mix. Strategi marketing mix tersebut adalah sebagai berikut:

1. Strategi Produk (Product)

Pengertian Produk Menurut Philip Kotler adalah Sesuatu yang dapat

ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatiah untuk dibeli, untuk

digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memenuhi keinginan dan

Kebutuhan.12

Pengertian umum produk adalah segala sesuatu yang dapat

ditawarkan kepasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, dipergunakan atau

dikonsumsi dan yang dapat memuaskan kebutuhan atau keinginan.13

Agar produk yang dibuat dapat diterima pasar, maka penciptaan

produk haruslah memperhatikan tingkat kualitas yang sesuai dengan

keinginan nasabahnya. Dan dalam perbankan syariah strategi produk yang

dilakukan adalah mengembangkan suatu produk Yaitu: (1) Penentuan logo

dan moto, (2) Menciptakan Merk, (3) Menciptakan kemasan, (4) Keputusan

11

M. Nur Rianto Al-Arif, SE., M.Si, Dasar-dasar Pemasaran Bank Syariah, (Jakarta:

Alfabeta, 2010), H. 83-83

12

Philip Kotler, Marketing Management, (New Jersey: Prentice Hall, 2000), h. 394

13

Kasmir, Pemasaran Bank, (Jakarta: Kencana, 2004), h. 136

Page 61: STRATEGI IMPLEMENTASI NEW WAVE MARKETING PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4522/1/HIDAYAT... · vii . DAFTAR ISI . KATA PENGANTAR iv . ... Hal tersebut diyakini

53

Label.14

Dan produk mempunyai siklus hidup yang berarti menegaskan empat

hal yaitu:

a. Produk memiliki umur yang terbatas sehingga ada waktunya produk

tersebut tidak dapat diserap oleh pasar lagi

b. Penjualan produk melalui berbagai tahapan yang khas dan masing-masing

tahapan memberikan tantangan, peluang dan masalah berbeda bagi

penjualnya. Sehingga penjual harus memiliki berbagai macam strategi

yang berbeda pada setiap fase atau tahapan yang dilalui.

c. Fluktuasi laba Naik dan turun pada berbagai tahap yang berbeda selama

siklus hidup produk.

d. produk memerlukan strategi pemasaran, keuangan, manufaktur pembelian

dan sumber daya manusia yang berbeda dalam tiap tahap siklusnya.15

2. Strategi Harga (Price)

Keputusan harga pada produk bank dapat dibuat berdasarkan beberapa

pendekatan antara lain:

a. Pendekatan keputusan harga bank tradisional. Penetapan harga secara

tradisional ini berdasarkan pada dua mekanisme, yaitu: (1) bundling

mechanis yang dilakukan dengan menambah seluruh biaya produk/jas

sebagai suatu kelompok (bundle) baik jasa/produk kredit maupun non

kredit dan menambah prosentase tertentu. Penetapan harga ini cukup

14

Kasmir, Pemasaran Bank, h. 141-142

15

M. Nur Rianto Al Arif, M.Si, Dasar-dasar Pemasaran Bank Syariah, h. 148

Page 62: STRATEGI IMPLEMENTASI NEW WAVE MARKETING PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4522/1/HIDAYAT... · vii . DAFTAR ISI . KATA PENGANTAR iv . ... Hal tersebut diyakini

54

sederhana mengingat yang perlu diketahui adalah biaya totalnya saja.

Akibat yang sering terjadi adalah subsidi silang. Pada umumnya produk

peminjaman/kredit (lending product) menutup biaya jasa produk

pendanaan (funding product) seperti giro, deposito dan tabungan. (2)

Auction mechanism. Dalam strategi penetapan harga kedua ini bank

menetapkan tingkat harga produknya dengan cara semacam pelelangan

yang dilakukan pada pasar terbatas. Harga ditetapkan dengan mengikuti

harga yang dipatok bank-bank besar, tetapi ditambah dengan memasukkan

komponen kelayakan konsumen, jumlahdana nasabahyang dititipkan pada

bank tersebut, dan hubungan yang diinginkan oleh bank terhadap nasabah

tersebut. Mekanisme ini kebanyakan diberlakukan untuk produk-produk

kredit.

Penentuan harga berdasarkan tujuan perusahaan. Strategi pentapan

harga sangat ditentukan pada tujuan (apa yang ingin dicapai oleh bank

tersebut). Strategi tersebut antara lain: (1) Penetapan harga untuk

menggalakkan penggunaan (pricing to en-courage use). Strategi ini

digunakan jika bank memiliki berbagai produk dan ingin meningkatkan

penggunaan produk yang lebih efisian dan profitable. Contoh dengan

menggunakan electronic funds transfer akan lebih efisien dan menghemat

biaya dari sistem dengan menggunakan kertas (paper based system); (2)

pada industri perbankan perhitungan yang paling mudah adalah dengan

konsep pengumpulan dana tunggal (a single pool of funds concept) yaitu

Page 63: STRATEGI IMPLEMENTASI NEW WAVE MARKETING PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4522/1/HIDAYAT... · vii . DAFTAR ISI . KATA PENGANTAR iv . ... Hal tersebut diyakini

55

merata-ratakan biaya sebagai dasar perhitungan profitabilitas produk; (3)

Penetapan harga sebagai suatu komponen jasa. Penetapan ini

menggunakan persyaratan deposit minimum/ blanket mecanism. Faktor

penetapan harga dari penetapan harga ini harus berdasarkan: a. biaya

perawatan untuk jasa dasar (maintenance charger for a basic service), b.

Jasa rekening (account service), c. posisi neraca (balance position), d.

penanganan pengacualian (exception handling); (4) penetapan harga

berdasarkan keuntungan yang ditetapkan. Penetapan harga ini dilakukan

pada level fungsional. Misalnya keputusan harga berdasarkan pengenalan

produk baru, perubahan penetapan harga produk karena reaksi terhadap

pesaing. 5) hubungan klien karena banyak konsumen yang memerlukan

nasehat (advice) sehingga karakteristik 3, 4 dan 5 mensyaratkan sistem

distribusi yang paling cocok untuk produk perbankan ini adalah saluran

distribusi langsung. 16

3. Strategi distribusi

Pada industri perbankan saluran distribusi jasa dipengaruhi oleh pola

pembelian jasa konsumen yaitu kapan, dimana, oleh siapa dan bagaimana jasa

dibeli. Karakteristik tersebut antara lain: a) intangibility (jasa perbankan tidak

dapat dilihat, diraba, atau didengar); b) Inseparability (Jasa perbankan tidak

dapat dipisahkan dari person penjual. Oleh karena itu perlu penciptaan

kegunaan waktu dan harga sehingga penjualan langsung ke konsumen(direct

16

Donelly, 1974, h. 149

Page 64: STRATEGI IMPLEMENTASI NEW WAVE MARKETING PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4522/1/HIDAYAT... · vii . DAFTAR ISI . KATA PENGANTAR iv . ... Hal tersebut diyakini

56

channel of distribution) adalah distribusi yang paling meungkinkan

(Feasible); c) sistem pemasaran yang sangat individualis; d) tidak

memerlukan fungsi logistik.

4. Strategi Promosi (Promotion)

Pengeluaran untuk promosi merupakan faktor yang paling signifikan

bagi bank jika seluruh proses komunikasi yang menjadi pertimbangan. Tidak

perlu menyesuaikan budget dengan budget pesaing yang setara assetnya.

Metode penentu budget promosi ini tidak pula mempertimbangkan pangsa

pasar, posisi persaingan kekuatan dan kelemahan perusahaan. Penentu budget

yang terbaik untuk promosi adalah dengan menentukan formula yang tidak

tetap (dapat berubah-ubah sesuai dengan tujuan bank tersebut) sebagai contoh

jika bank bertujuan untuk meningkatkan penjualan sebesar 10% maka bank

dapat mengurangi kapasitas menganggur dari deposit boxnya sampai dengan

0, atau meningkatkan jumlah pemegang kartu kreditnya. Oleh karena itu iklan

dapat dihubungkan dengan tujuan tersebut.

Page 65: STRATEGI IMPLEMENTASI NEW WAVE MARKETING PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4522/1/HIDAYAT... · vii . DAFTAR ISI . KATA PENGANTAR iv . ... Hal tersebut diyakini

57

BAB IV

ANALISA STRATEGI NEW WAVE MARKETING

PADA BANK SYARIAH

A. Strategi Pengembangan Perbankan Syariah di era New Wave Marketing

Strategi pengembangan industri perbankan syariah seharusnya didukung

oleh dua pihak. Regulator dan juga pelaku bisnis Syariah. Dalam hal ini bank

induk yang memiliki anak Perbankan Syariah. Pertama, untuk regulator dalam hal

ini BI, harus melihat dan membuat kebijakan pengembangan perbankan syariah

secara efisien, memberikan syariah service excellent, dan berkontribusi bagi

perekonomian nasional. Untuk menjawab tantangan-tantangan yang dihadapi hal-

hal yang bisa dilakukan oleh BI antara lain bekerja sama dengan beberapa

perguruan tinggi untuk melakukan penelitian dan mempersiapkan kurikulum

dalam mengembangkan SDM berkualitas tinggi yang tidak hanya paham ilmu

fiqh tetapi juga mendalami ilmu perbankan dan keuangan.

Selain itu regulasi dan supervisi yang efektif harus dijalankan dan juga

aliansi strategis yang berupa working group dengan beberapa pihak seperti Ikatan

Akuntansi Indonesia dan Dewan Syariah Nasional agar dapat berjalan dengan

baik sehingga inovasi dan pengembangan produk perbankan Syariah dapat

berjalan dengan cepat dan efektif1. Selain daripada itu untuk mendorong investor

asing agar tertarik menamkan modalnya di sektor keuangan Syariah Indonesia

1 Mulya E Siregar, , (BI: Seminar Akhir Tahun perbankan Syariah November 2010)

Page 66: STRATEGI IMPLEMENTASI NEW WAVE MARKETING PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4522/1/HIDAYAT... · vii . DAFTAR ISI . KATA PENGANTAR iv . ... Hal tersebut diyakini

58

diperlukan kerja sama dengan Dirjen Perpajakan agar tidak hanya memberikan

kebijakan pajak yang mendukung saja. Tetapi, juga menyiapkan instrumen-

instrumen investasi syariah yang menarik serta payung hukum yang kuat agar

investor asing merasa nyaman untuk berinvestasi di sektor keuangan syariah

nasional.

Sosialisasi kepada masyarakat tentang produk-produk syariah serta

pengembangan infratruktur dan network yang merata dapat diinisiasi oleh BI

melalui kebijakan dan inisiatif strategis. Agar hal ini bisa diimplementasikan

kepada pelaku bisnis syariah sehingga fasilitas perbankan syariah ini bisa

menjangkau masyarakat luas di seluruh Indonesia. Kedua, dukungan dari

Perbankan Syariah induk yang memiliki anak Perbankan Syariah juga tidak kalah

pentingnya. Dalam hal ini mengambil contoh komitmen Bank Mandiri sebagai

Perbankan Syariah induk dalam mengembangkan Bank Syariah Mandiri (BSM).

Bank Mandiri tidak melihat BSM sebagai kompetitor tetapi melihatnya sebagai

mitra dengan tumbuhnya BSM menjadi pemain besar di perbankan nasional. Ini

juga akan berdampak secara positif untuk bank induknya.

Bank Mandiri memang tidak setengah-setengah dalam mengembangkan

anak Perbankan Syariahnya. BSM merupakan salah satu anak Perbankan Syariah

Mandiri yang menyumbangkan laba terbesar yang mencapai Rp 360 miliar per

oktober 2010. Selain itu suntikan modal terus diberikan untuk menjaga CAR

BSM di atas 12%, dan Bank Mandiri mempunyai harapan dan visi yang besar

Page 67: STRATEGI IMPLEMENTASI NEW WAVE MARKETING PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4522/1/HIDAYAT... · vii . DAFTAR ISI . KATA PENGANTAR iv . ... Hal tersebut diyakini

59

kepada BSM di dalam corporate plannya, yaitu untuk bisa menduduki posisi Top

Ten bank dengan total aset terbesar secara nasional di tahun 2015 nanti.2

Industri perbankan syariah ke depannya akan lebih sukses dan akan

menunjukkan pertumbuhan dan performance yang lebih signifikan. Dengan

catatan regulator harus terus membuat kebijakan yang supportive dan juga

beberapa Perbankan Syariah induk yang memiliki bisnis perbankan syariah untuk

tetap berkomitmen secara serius dalam membuat strategi pengembangan seperti

contoh kasuk Bank Mandiri sebagai benchmark.

B. Menyusun Strategi Marketing Perbankan Syariah di era New Wave

Marketing

Salah satu tantangan terbesar dalam implementasi New Wave Marketing

adalah perubahan cara berpikir atau mindset. Konsep baru tersebut melibatkan

perubahan paradigma dalam beberapa aspek pemasaran, mulai dari tahap strategis

sampai taktis. Selanjutnya dalam membangun strategi marketing di era new wave

marketing yang dilakukan bukanlah segmentasi, targeting, dan positioning.

Namun, communitization, conforming, dan clarifying.

1. Segmentation is Communitization

Strategi Komunitas ini bisa digunakan untuk perbankan syariah.

Karena karakter perbankan syariah yang spesifik dan citra layanan yang

2 Andi Rio Wijaya MBA, Strategi Pengembangan Bisnis Perbankan Syariah Pasca 2010 ,

(Detikcom: Suara pembaca, Selasa, 21/12/2010) di akses 27 Desember 2010

Page 68: STRATEGI IMPLEMENTASI NEW WAVE MARKETING PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4522/1/HIDAYAT... · vii . DAFTAR ISI . KATA PENGANTAR iv . ... Hal tersebut diyakini

60

menentukan tingkat kepercayaan masyarakat memungkinkannya untuk lebih

cepat diterima di beberapa komunitas, terutama di Indonesia. Sehingga seperti

yang dirilis gulfnews.com pada tanggal 1 Agustus 2009, market share

perbankan syariah Indonesia diprediksi akan mampu menggeser Malaysia di

kawasan Asia Tenggara. Dalam many to many marketing, peran komunitas

menjadi sangat penting. Potensi besar ini menjadi tantangan perbankan

syariah untuk menerapkan New Wave Marketing.3

Salah satu contoh keuntungan dengan strategi komunitas antara lain

adalah kedekatan perbankan syariah dengan komunitas-komunitas tertentu

bisa merupakan potensi bagi inovasi produk yang mempunyai diferensiasi

terhadap produk bank konvensional terutama pada segmen beta-market. Ini

adalah strategi efektif yang low budget-high impact daripada Bank

Syariah membayar mahal iklan di media-media seperti televisi dan koran,

tetapi tidak menjamin dapat meningkatkan jumlah nasabah baru Bank

Syariah. Contoh konkritnya seperti, pihak Bank Syariah mengajak para

anggota komunitas untuk membuat kartu anggota atas komunitas tersebut.

Kartu anggota itu juga sekaligus berfungsi sebagai kartu ATM untuk Bank

Syariah tersebut. Dengan demikian secara tidak langsung setiap anggota

komunitas akan membuka rekening di Bank Syariah tersebut sehingga

nasabah Bank Syariah dapat bertambah.

3 Arif, Mencapai Keunggulan Bank Syariah melalui new wave marketing, (Kopicoklat.com:

13 Agustus 2010), di Akses 29 Desember 2010

Page 69: STRATEGI IMPLEMENTASI NEW WAVE MARKETING PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4522/1/HIDAYAT... · vii . DAFTAR ISI . KATA PENGANTAR iv . ... Hal tersebut diyakini

61

Dari sisi komunitasnya, bank dapat menawarkan berbagai macam

benefit/ kelebihan kepada komunitas tersebut agar mereka terdorong untuk

bersedia menerima tawaran kerjasama ini. Benefit yang mungkin dapat

ditawarkan kepada komunitas tersebut antara lain:

a. Pembuatan kartu member sekaligus kartu ATM secara gratis dari Bank

Syariah ,

b. Saldo minimum yang terjangkau,

c. Prosedur pembukaan rekening yang mudah,

d. Penggunaan beberapa fasilitas bank secara gratis selama setahun, seperti

mobile banking dan online banking,

e. Dapat memberikan layanan informasi saldo organisasi secara reguler

kepada tiap member melalui email atau SMS, bagi organisasi yang

menganut trasparansi keuangan,

f. Kartu anggota dapat berfungsi sebagai kartu diskon pada merchant-

merchant tertentu,

g. Fasilitas auto-debet dari rekening anggota untuk iuran wajib yang dapat

langsung dipindah buku kan ke rekening organisasi.4

2. Targeting is Confirmation

Setelah communitization, yang harus dilakukan bukanlah targeting

melainkan confirming (konfirmasi). Setelah di Identifikasikan sejumlah

4 Rhanu Jiwandaru, Gaet Nasabah Bank Syariah dengan Strategi Jaring Ikan, (http://ib-

bloggercompetition.kompasiana.com: 22 May 2010) diakses 29 Desember 2010

Page 70: STRATEGI IMPLEMENTASI NEW WAVE MARKETING PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4522/1/HIDAYAT... · vii . DAFTAR ISI . KATA PENGANTAR iv . ... Hal tersebut diyakini

62

komunitas, Perbankan Syariah melakukan confirm, ke komunitas mana

Perbankan Syariah akan bergabung. dengan konfirmasi, berarti Perbankan

Syariah berupaya menguji kebenaran dari sesuatu. Konfirmasi dilakukan

untuk menemukan sweet spot dalam komunitas tersebut. Jadi Perbankan

Syariah harus mampu menemukan komunitas yang mampu memberikan

manfaat secara optimum.

Confirming sifatnya horizontal. Jika ada yang mau bergabung dengan

suatu komunitas entah itu individu atau Perbankan Syariah, komunitas

tersebut punya dua pilihan, apakah mau meng-confirm atau mengabaikannya.

Orang yang hendak bergabung ini tidak bisa berbuat apa-apa kalau diabaikan

oleh komunitas tersebut. Ini menunjukkan bahwa komunitas sama kuatnya

dengan sebuah Perbankan Syariah. Untuk melakukan konfirmasi terhadap

komunitas ada tiga kriteria yang perlu diperhatikan yaitu: relevance

(kesamaan minat atau nilai), active level (tingkat keaktifan) dan number of

community network (jumlah jaringan yang dimiliki). Jadi pertama-tama,

Perbankan Syariah perlu melihat relevansi komunitas dengan Perbankan

Syariah apakah ada relasi atau kesamaan interest atau values antara Perbankan

Syariah dengan komunitas tersebut. Selanjutnya, diamati active levelnya yaitu

seberapa besar tingkat keaktifan komunitas tersebut. Apakah di dalam

komunitas tersebut anggotanya memang aktif, atau malah isinya cuma daftar

nama saja sehingga hanya menjadi database saja. Terakhir adalah

memperhatikan number of community network yaitu berapa banyak jaringan

Page 71: STRATEGI IMPLEMENTASI NEW WAVE MARKETING PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4522/1/HIDAYAT... · vii . DAFTAR ISI . KATA PENGANTAR iv . ... Hal tersebut diyakini

63

yang dimiliki atau yang potensial bisa terjadi antara suatu komunitas dan

komunitas lainnya. Jadi, bukan sekadar berapa banyak jumlah anggota

komunitas tersebut. Ini terkait dengan Reed’s community law yang

menyatakan bahwa dengan memanfaatkan jaringan antar komunitas, terutama

social networking, dapat secara eksponensial meningkatkan nilai jaringan

tersebut (Jika N adalah audience, nilainya adalah 2n).5 Jadi pada saat

Perbankan Syariah melakukan confirming, akan dipilih komunitas yang punya

relevansi dengan Perbankan Syariah, aktif dan jaringannya luas. Dari

confirming the community, Perbankan Syariah akan mendapatkan confirmed

community.

3. Positioning is Clarificarion

Setelah itu melakukan confirming Perbankan Syariah bukan lagi

melakukan positioning tetapi clarifying6 (klarifikasi) pada confirmed

community. Clarifying bermakna memperjelas posisi brand dalam benak

pelanggan. Dengan melakukan klarifikasi berarti Perbankan Syariah

memperjelas pesona atau karakternya kepada komunitas yang sudah di-

confirm sebelumnya. Dalam clarifying, Perbankan Syariah harus dapat

menjawab, siapakah Perbankan Syariah yang sebenarnya, what is our color.

5 Reed’s Law ini pertama kalinya dikemukakan oleh David Reed, profesor di MIT Media Lab

serta juga berperan penting dalam pengembangan TCP/IP, dalam artikelnya yang berjudul “The Law

of the Pack” di Harvard Business Review edisi Februari 2001. Evan Hendrata Subagijo, S.E., ICPM,

The Value of Community: From Sarnoff's Law to Reed's Law, (http://duniapemasaran.com: 15

December 2009) diakses 29 Desember 2010

6 Hermawan Kartajaya, New Wave Marketing; The World is stil round the market is already

flat, (Jakarta: Gramedia, 2010), cet.5, h. 178

Page 72: STRATEGI IMPLEMENTASI NEW WAVE MARKETING PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4522/1/HIDAYAT... · vii . DAFTAR ISI . KATA PENGANTAR iv . ... Hal tersebut diyakini

64

Jadi clarifying adalah upaya yang lebih tajam dan berkelanjutan. Hal ini perlu

dilakukan karena persepsi atau positioning tentang brand terbentuk dari

berbagai pihak yaitu: Perbankan Syariah, pelanggan, media massa, dan

bahkan dari pesaing. Dengan melakukan clarifying, Perbankan Syariah

memperjelas makna karakternya kepada suatu komunitas. Setelah itu,

klarifikasi ini akan berjalan di antara para anggota komunitas itu dengan

sendirinya tanpa perlu melibatkan Perbankan Syariah lagi karena produk

sudah memiliki identitas.

C. Implementasi Strategi Taktik Pemasaran Perbankan Syariah

Dalam membangun taktik di era new wave marketing Perbankan Syariah

melakukan tak hanya diferensiasi, marketing mix, dan selling namun juga coding,

crowd-combo (co-creation, currency, communal activation, dan conversation),

commercialization.7

1. Differentiation is Codification

Hal ini perlu dilakukan karena pesaing di landskap new wave semakin

tidak terbatas. Perbankan Syariah semakin sulit membangun positioning dan

diferensiasi yang unggul dan sulit ditiru oleh pesaing dan sekaligus selalu

diingat pelanggan. Langkah pertama membangun taktik ini yaitu coding

dengan memasukan diferensiasi ke dalam “DNA” mereknya maupun

pelanggannya. Perbankan Syariah harus benar-benar dapat mengidentifikasi

7 Hermawan Kartajaya, Connect!Surfing New Wave Marketing, h. 121

Page 73: STRATEGI IMPLEMENTASI NEW WAVE MARKETING PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4522/1/HIDAYAT... · vii . DAFTAR ISI . KATA PENGANTAR iv . ... Hal tersebut diyakini

65

perbedaan yang ada sampai ke “tingkat DNA” bukan hanya di permukaan

saja. Perbankan Syariah pun dituntut untuk lebih terkoneksi dengan pelanggan

sehingga mampu membuat produk yang benar-benar sangat personal bagi

pelanggan sehingga tidak ada satu pun produk lainnya yang menyerupai

produk tersebut. Artinya bahwa produk ini harus sangat horizontal dengan

membuat produk yang sesuai dengan identitas setiap orang. Coding perlu

dirancang baik dengan memperhatikan otentisitas dari produk atau layanan

Perbankan Syariah. Inilah yang sebenarnya dicari pelanggan. Jika pelanggan

mempunyai persepsi offering Perbankan Syariah sebagai tiruan atau palsu,

Perbankan Syariah akan kehilangan kredibilitas, pelanggan, dan pada

akhirnya penjualan.

2. Product is Co-Creation

Di era new wave, produk disebut sebagai co-creation8 karena

bersifat statis, satu arah, dan berasal dari satu sumber. Sementara, co-creation

(kreasi pelanggan/pelanggan terlibat langsung dalam proses pembuatan)

maknanya cenderung lebih dinamis, interaktif, dan berasal dari multisumber.

Pelanggan bisa memodifikasi sendiri. Jadi, produk yang ada di tangan

pelanggan bisa tidak sama persis dengan produk yang dihasilkan produsen. Ini

menunjukkan kedinamisan. Bahkan pelanggan bisa memberikan masukan ke

8 Hermawan Kartajaya, New Wave Marketing; The World is stil round the market is already

flat, h. 213

Page 74: STRATEGI IMPLEMENTASI NEW WAVE MARKETING PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4522/1/HIDAYAT... · vii . DAFTAR ISI . KATA PENGANTAR iv . ... Hal tersebut diyakini

66

produsen, produk seperti apa yang mereka inginkan. Ini menunjukkan adanya

interaksi.

Terjadinya proses horizontalisasi merupakan ciri-ciri new wave

marketing. Perbankan Syariah lebih berperan sebagai fasilitator. Kreativitas

pembuatan produk diserahkan kepada pelanggan, terserah apa pun yang

mereka inginkan, ikatan emosional yang terjadi sangat kuat. Pelanggan

memiliki sense of belonging dan sense of ownership terhadap hasil kreasinya

itu karena merupakan “bayinya” sendiri. Selain itu, komponen dan fitur

produk juga bisa berasal bukan dari satu produsen. Desainnya bisa berasal

dari sebuah negara di Eropa, namun komponen-komponennya dari Tiongkok,

dan software-nya buatan Indonesia. Inilah yang dimaksud berasal dari

multisumber. Konsep ini sebenarnya sesuai dengan salah satu pilar dari

Arsitektur Perbankan Indonesia (API), yaitu “Mewujudkan pemberdayaan dan

perlindungan konsumen jasa perbankan”.

3. Price is Currency

Saat ini harga bukan istilah yang tepat, tapi diganti dengan currency.9

Harga mempunyai makna cenderung tetap sementara currency lebih fleksibel.

Jadi, produk atau co-creation yang dibuat tidak bernilai harga yang tetap.

Untuk produk yang sama, nilainya bisa naik, bisa pula turun. Tergantung

bagaimana orang mengapresiasi produk atau co-creation tersebut. Ini

9 Hermawan Kartajaya, New Wave Marketing; The World is stil round the market is already

flat, h. 222

Page 75: STRATEGI IMPLEMENTASI NEW WAVE MARKETING PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4522/1/HIDAYAT... · vii . DAFTAR ISI . KATA PENGANTAR iv . ... Hal tersebut diyakini

67

menunjukkan adanya proses horizontalisasi antara produsen dengan

pelanggan. Harga yang dulu pada era legacy marketing bisa ditetapkan secara

sepihak, di era new wave marketing ini nilainya bisa berubah-ubah layaknya

currency. Pelanggan juga punya kekuatan untuk menentukan seberapa besar

nilai yang harus dibayarkan untuk sebuah produk alias co-creation

4. Place is Communal Activation

Dalam era new wave marketing, saluran distribusi ini bentuknya bukan

lagi Perbankan Syariah Perbankan Syariah distributor atau peritel.10

Saluran

distribusi kini berupa communal activation11

(aktivis komunal). Communal

activation ini berarti mengaktifkan sebuah komunitas lewat para pemimpin

atau aktivis komunitas itu. Orang-orang seperti inilah yang mampu

memasarkan produk atau co-creation kepada para anggota komunitas lainnya.

Untuk memasarkan co-creation dalam komunitas, Perbankan Syariah

membutuhkan orang-orang yang menjadi simpul-simpul atau aktivis-aktivis di

situ. Orang-orang seperti inilah yang akan bicara soal co-creation. Orang-

orang inilah yang akan mempromosikan co-creation. Dan pada akhirnya

orang-orang inilah yang akan menjual co-creation. Simpul-simpul ini

merupakan orang-orang yang berpengaruh besar dalam komunitasnya.

Perkataan dan tindak-tanduk mereka akan dipatuhi. Merekalah yang menjadi

10

Ali Hasan, Marketing Bank Syariah: cara jitu menignkatkan pasar bank syariah, (Bogor:

Ghalia Indonesia, 2010), cet. 1, h.142

11

Hermawan Kartajaya, New Wave Marketing; The World is stil round the market is already

flat, h. 230

Page 76: STRATEGI IMPLEMENTASI NEW WAVE MARKETING PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4522/1/HIDAYAT... · vii . DAFTAR ISI . KATA PENGANTAR iv . ... Hal tersebut diyakini

68

pemimpin dalam komunitas tersebut. Mengelola para aktivis komunitas ini

bagi produsen akan lebih efektif dan efisien ketimbang saluran distribusi

tradisional. Para aktivis ini sangat memahami anxiety dan desire yang ada

dalam komunitas. Biaya untuk mengelola para aktivis ini juga relatif tidak

terlalu besar. Bagi pelanggan alias anggota komunitas sendiri, para aktivis ini

memang lebih dipercaya ketimbang peritel karena memang kepentingan

komunitaslah yang diutamakan. Reputasi dan integritas sebagai aktivis atau

pemimpin komunitas seperti menjadi jaminan bagi anggota komunitas

lainnya.

Di era new wave marketing, para pemimpin atau aktivis komunitas

memang akan semakin berperan sebagai perantara antara produsen dan

pelanggan. Communal activation menjadi salah satu langkah kunci untuk bisa

sukses mengarungi galaksi new wave yang tanpa batas ini. Para simpul atau

pemimpin komunitas inilah yang harus menjadi perhatian new wave marketer

untuk melakukan communitization. Perbankan Syariah membutuhkan para

aktivis komunitas itu agar benar-benar bisa “masuk” ke dalam komunitas.

Para aktivis komunitas inilah yang bisa menjadi “kepanjangan tangan

pertama” bagi Perbankan Syariah dalam komunitas. Suara para aktivis

komunitas inilah yang akan didengarkan oleh anggota komunitas lainnya

5. Promotion is Conversation

Promosi merupakan kegiatan terakhir marketing mix. Dalam kegiatan

ini bank berusaha untuk mempromosikan seluruh produk dan jasa yang

Page 77: STRATEGI IMPLEMENTASI NEW WAVE MARKETING PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4522/1/HIDAYAT... · vii . DAFTAR ISI . KATA PENGANTAR iv . ... Hal tersebut diyakini

69

dimilikinya baik langsung maupun tidak langsung.12

Di era new wave elemen

terakhir dari crowd-combo adalah conversation. Sifat promosinya searah, top-

down dan one to many. Conversation13

itu horizontal: dua arah, peer to peer

dan many to many. Dalam conversation terjadi diskusi alias interaksi antara

dua pihak yang kedudukannya setara. Di sini, “kebenaran” merupakan

kebenaran bersama (common truth). Dengan demikian, pelanggan akan lebih

bisa menerima kebenaran bersama itu daripada kebenaran satu versi saja. Hal

ini karena conversation pelanggan bisa mengklarifikasi hal-hal yang

diutarakan Perbankan Syariah. Dengan demikian, dari sisi penerimaan

pelanggan terhadap informasi yang disampaikan Perbankan Syariah,

conversation akan menjadi lebih dipercaya ketimbang promosi. Di sisi

anggaran, conversation merupakan praktik low budget, high impact

marketing. Conversation dilakukan dengan membentuk communitization.

Perlu diperhatikan bahwa conversation bukan sekadar word of mouth atau

buzz marketing. Dalam conversation, pelanggan tidak harus bicara soal merek

atau merekomendasikan sesuatu. Conversation dalam era new wave marketing

merupakan kebutuhan bagi seseorang untuk menjadi manusia yang lebih

berpengetahuan dan beradab (knowledgeable and civilized).

12

Kasmir, Pemasaran Bank, (Jakarta: Kencana, 2008), Ed. Rev, cet. 3, h. 155

13

Hermawan Kartajaya, New Wave Marketing; The World is stil round the market is already

flat, h. 239

Page 78: STRATEGI IMPLEMENTASI NEW WAVE MARKETING PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4522/1/HIDAYAT... · vii . DAFTAR ISI . KATA PENGANTAR iv . ... Hal tersebut diyakini

70

D. Implementasi Strategi Value Pemasaran Perbankan Syariah

Selanjutnya dalam membangun value di era new wave marketing, yang

dilakukan Perbankan Syariah bukan lagi brand, service, dan proses. Perbankan

Syariah perlu melakukan character, caring, dan collaboration. Hal ini bisa

dilakukan juga oleh perbankan syariah. untuk lebih jelasnya sebagai berikut.

1. Selling is Commercialization

Pembahasan terakhir dari taktik ini bukan lagi selling (capture tactic)

tapi commercialization.14

Proses selling terkesan satu arah, dari Perbankan

Syariah ke pelanggan. Perbankan Syariah punya produk, ditawarkan kepada

pelanggan. Pelanggan membelinya dan setelah itu selesai. Tidak ada relasi

lebih lanjut antara Perbankan Syariah dengan pelanggan. Commercialization

bersifat dua arah, terjadi proses pertukaran value antara Perbankan Syariah

dengan pelanggan. Tidak seperti selling, commercialization tidak dilakukan

secara “langsung”. Artinya, pelanggan tidak begitu saja disodori produk.

Perbankan Syariah harus berupaya melakukan engagement dengan pelanggan

sebagai pihak yang setara. Dalam era new wave marketing, commercialization

harus dilakukan atas dasar kesadaran bahwa relasi jangka panjang yang

dibangun akan sama-sama menguntungkan kedua belah pihak yaitu

Perbankan Syariah dan pelanggan.

14

Hermawan Kartajaya, New Wave Marketing; The World is stil round the market is already

flat, h. 248

Page 79: STRATEGI IMPLEMENTASI NEW WAVE MARKETING PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4522/1/HIDAYAT... · vii . DAFTAR ISI . KATA PENGANTAR iv . ... Hal tersebut diyakini

71

2. Brand is Character

Layaknya manusia, karakter pada dasarnya sama dan tetap sesuai

dengan DNA-nya. Seseorang bisa gonta-ganti baju, mengubah potongan

rambut atau bahkan melakukan operasi plastik, namun tetap saja DNA-nya

tidak bisa berubah. Begitu juga merek. Merek bisa saja berubah-ubah atribut

luarnya (logo, warna, tagline, dan sebagainya) namun karakternya akan tidak

berubah dan konsumen akan tetap bisa mengenali karakternya. Untuk

mengetahui bahwa produk sudah memiliki karakter yang kuat adalah dengan

melepas semua atribut atau simbol yang melekat pada merek tersebut. Kalau

kita masih tetap mengenalinya, berarti karakternya memang sudah kuat.

Mungkin tidak lagi diperlukan brand book atau brand manual. Biarkan

kemasan merek berubah-ubah yang penting karakternya tetap. Kedinamisan

ini sekaligus menunjukkan semangat muda. “Muda” dan “dinamis” inilah

yang menunjukkan paradigma horizontal di era new wave marketing.

Di era legacy marketing ada istilah brand equity dari David Aaker

yang terdiri atas brand awareness, brand associations, perceived quality,

other proprietary assets, dan brand loyalty. Sedangkan di era new wave

marketing istilahnya menjadi character meaning, terdiri dari character

presence, character connection, perceived relevance, other ownership assets,

dan character advocacy.15

Orang bukan hanya harus sadar (aware) terhadap

15

Evan Hendrata Subagijo, S.E., ICPM, "Citizens" or "Criminals"?: The BBC World Case,

(http://duniapemasaran.com: 16 December 2009) diakses 29 Desember 2010

Page 80: STRATEGI IMPLEMENTASI NEW WAVE MARKETING PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4522/1/HIDAYAT... · vii . DAFTAR ISI . KATA PENGANTAR iv . ... Hal tersebut diyakini

72

merek itu, namun juga harus merasakan kehadirannya (presence). Bukan

hanya bisa melihat asosiasi, namun juga merasakan koneksi dengan merek

tersebut. Bukan hanya bisa menilai kualitas, namun juga merasakan

relevansinya dengan kehidupan sehari-hari. Dan bukan hanya loyal, namun

juga mampu menjadi pendukung setia merek tersebut. Sebuah merek memang

akan bergerak secara dinamis dari waktu ke waktu.

Di era new wave marketing ini, Perbankan Syariah tidak bisa lagi

membangun mereknya sendirian, namun harus melibatkan pelanggan untuk

membangun karakternya. Sebuah merek harus melihat konsumen sebagai

seorang manusia yang tidak hanya butuh kualitas semata, tetapi juga

membutuhkan merek yang bisa memberikan ketenangan dan kontribusi bagi

perkembangan lingkungan sekitar dan dunia secara keseluruhan. Inilah yang

menunjukkan terjadinya proses horizontal di era new wave marketing.

Karakter seperti inilah yang akan mampu bertahan selama bertahun-tahun.

Karakter ini akan dijaga bukan hanya oleh Perbankan Syariah namun juga

pelanggannya sendiri. Kalau misalnya saja sebuah merek melakukan aktivitas-

aktivitas yang dianggap melenceng dari karakternya maka pelanggan akan

langsung memprotesnya. Masyarakatlah yang menentukan seperti apa

karakter sebuah merek.

3. Service is Care

Setelah membangun karakter suatu produk, selanjutnya adalah caring

(sepenuh hati). Servis itu sudah taken for granted, sudah jadi sesuatu yang

Page 81: STRATEGI IMPLEMENTASI NEW WAVE MARKETING PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4522/1/HIDAYAT... · vii . DAFTAR ISI . KATA PENGANTAR iv . ... Hal tersebut diyakini

73

memang seharusnya ada. Semua perusahaan melakukannya. Semua pelanggan

juga mengharapkannya. Caring is beyond service. Caring ini bukan sekadar

servis yang mangandalkan RATER (Reliability, Assurance, Tangible,

Empathy dan Responsiveness) atau experience16

semata. Namun, bagaimana

pemasar bisa benar-benar memperhatikan pelanggan layaknya manusia.

Jadi, kalau untuk servis, Perbankan Syariah belajar dari hospitality

business, untuk caring ini Perbankan Syariah belajar pada hospital business.

Inilah bedanya. Dalam hospitality industry, kalau Perbankan Syariah tidak

melakukan servis dengan baik, akibat terjeleknya adalah pelanggan akan

merasa tidak puas dan mungkin saja menjadi tidak loyal. Namun, dalam

hospital industry, kalau Perbankan Syariah tidak melakukan servis dengan

baik, nyawa pasienlah yang menjadi taruhannya. Di hospital business ini,

pelanggan alias pasien sedang sakit sehingga dalam kondisi yang sangat

tertekan. Pelanggan juga bukan sekadar mampir layaknya di toko, namun

malah bisa menginap di tempat. Layanan terhadap pelanggan di hospital

business ini juga harus sangat personal; bukan sekadar kondisi kesehatannya

yang diperhatikan, namun juga faktor-faktor usia, status mental, kepribadian,

preferensi, pendidikan, situasi keluarga, dan kendala keuangan juga harus

diperhatikan. Dengan cara pandang seperti ini, new wave marketer akan

benar-benar memperhatikan pelanggannya dengan sepenuh hati. Tiap-tiap

orang akan berupaya menjadi “dokter” dan “perawat” bagi pelanggannya. Dan

16

Hermawan Kartajaya, Connect!Surfing New Wave Marketing, h. 198

Page 82: STRATEGI IMPLEMENTASI NEW WAVE MARKETING PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4522/1/HIDAYAT... · vii . DAFTAR ISI . KATA PENGANTAR iv . ... Hal tersebut diyakini

74

yang tidak kalah penting, Perbankan Syariah akan membangun dirinya

menjadi sebuah service organization layaknya sebuah rumah sakit. Dengan

menerima caring, pelanggan bukan hanya akan merasa puas, melainkan juga

bisa menjadi “manusia baru” layaknya seorang pasien yang baru selesai

menjalani perawatan

4. Process is Collaboration

Elemen terakhir dari value marketing bukan lagi proses melainkan

collaboration.17

Hal ini disebabkan proses tidak lagi bisa dijalankan secara

vertikal oleh satu Perbankan Syariah, namun harus dijalankan secara

horizontal dengan memanfaatkan banyak sumber. Perbankan Syariah harus

menjalin kolaborasi dengan banyak pihak agar bisa lebih kompetitf dan

menawarkan value yang lebih tinggi kepada pelanggan. Oleh karena itulah,

collaboration akan memegang peranan penting di era new wave marketing.

Kemampuan Perbankan Syariah untuk memilih dan menjalin kerja sama

dengan mitra yang tepat akan menentukan daya saingnya di lanskap new wave

yang seperti galaksi tanpa batas ini.

17

Hermawan Kartajaya, New Wave Marketing; The World is stil round the market is already

flat, h. 280

Page 83: STRATEGI IMPLEMENTASI NEW WAVE MARKETING PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4522/1/HIDAYAT... · vii . DAFTAR ISI . KATA PENGANTAR iv . ... Hal tersebut diyakini

75

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Dalam Perbankan Syariah tantangan perubahan di pasar bisa di didukung oleh

dua pihak. Regulator dan juga pelaku bisnis Syariah. BI sebagai regulator

bekerja sama dengan beberapa perguruan tinggi untuk melakukan penelitian

dan mempersiapkan kurikulum dalam mengembangkan SDM berkualitas

tinggi yang tidak hanya paham ilmu fiqh tetapi juga mendalami ilmu

perbankan dan keuangan. Selain itu pelaku bisnis melakukan working group

dengan beberapa pihak seperti Ikatan Akuntansi Indonesia dan Dewan Syariah

Nasional agar dapat berjalan dengan baik sehingga inovasi dan pengembangan

produk perbankan Syariah dapat berjalan dengan cepat dan efektif.

2. Perbankan Syariah bisa mengimplementasikan secara spesifik konsep new

wave marketing diantaranya dengan strategi komunitas maka segmentasi

pasar lebih fokus sebagai contohnya Tabungan Haji untuk komunitas dosen di

UIN, setelah itu Di konfirmasikan kepada komunitas dosen tersebut, setelah

itu di klarifikasi tentang bagaimana tingkat minat komunitas tersebut dalam

talangan haji, sehingga produk tersebut bisa ditemukan Coding-nya atau

DNA-nya yang kemudian benar menjadi produk yang tidak bisa ditiru oleh

yang lain. Tidak berhenti disitu bank syariah mengkreasikan produk tersebut,

Page 84: STRATEGI IMPLEMENTASI NEW WAVE MARKETING PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4522/1/HIDAYAT... · vii . DAFTAR ISI . KATA PENGANTAR iv . ... Hal tersebut diyakini

76

dan membuat karakter tersendiri dengan currency sehingga lebih fleksibel.

Untuk penjualannya dengan komunikasi secara interaktif (Conversation)

dengan komunitas tersebut.

3. Potensi spesifik yang bisa membedakannya dengan bank konvensional dalam

menerapkan New Wave Marketing yang pertama adalah DNA-nya perbankan

syariah ternyata memang sudah berbeda dengan karena DNA dan roh dari

Perbankan Syariah berawal dari Agama. Yang agama itu sendiri adalah

rahmat untuk seluruh alam. Secara produk DNA yang bisa dijadikan contoh

adalah produk Shar-e. Produk ini sangat berbeda dengan produk perbankan

yang lainnya. Sehingga tidak akan ditiru oleh perusahaan yang lainnya,

tinggal pengelolaan dan kreatifitas dari Bank Muamalat untuk menjaga

produk tersebut.

B. Saran-saran

Dikarenakan Strategi Pemasaran perbankan syariah yang masih mengikuti

strategi konvensional, padahal perubahan zaman atau era terus terjadi maka

penulis memberikan saran-saran sebagai berikut :

1. Strategi baru dari hermawan kartajaya dengan 12 Cs untuk era baru ini

sangatlah relefan dan bisa diterapkan dalam strategi pemasaran Bank Syariah.

bagi para akademisi diharapkan bisa mengelupas lebih dalam dengan strategi

baru tersebut.

Page 85: STRATEGI IMPLEMENTASI NEW WAVE MARKETING PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4522/1/HIDAYAT... · vii . DAFTAR ISI . KATA PENGANTAR iv . ... Hal tersebut diyakini

77

2. Pada Lembaga Keuangan Syariah dalam hal ini Perbankan Syariah diharapkan

para praktisi bisa menganalisa dan meneliti lebih lanjut lagi strategi

pemasaran yang telah dilakukan untuk menghadapi era baru yang menakin

kompetitif ini.

3. Bagi pemerintah dalam hal ini Bank Indonesia diharapkan memberikan

kebijakan yang tepat sehingga bisa membantu berkembangnya perbankan

Syariah minimal berjalan seimbang dengan bank konvensional.

Page 86: STRATEGI IMPLEMENTASI NEW WAVE MARKETING PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4522/1/HIDAYAT... · vii . DAFTAR ISI . KATA PENGANTAR iv . ... Hal tersebut diyakini

78

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

Alma, Buchari, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, Bandung: Alfabeta,

2004

Antonio, M. Syarfii, Bank Syariah: Teori dan Praktik, Jakarta: Gema Insani

Press, 2001

Arifin, Zainul, Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah, Jakarta: Alfabet, 2006

Buchory, Herry Achmad dan Djaslim Saladin. Dasar-dasar Pemasaran Bank.

Bnadung: Linda Karya. 2006

Candra, Gregorius, Strategi Program Pemasaran, Yogyakarta: Andi Ofset, 2002

Karim, Adiwarman Azwar, Bank Islam: Analisis Fiqh dan Keuangan, Jakarta:

Rajawali Press, 2004

Kartajaya, Hermawan dan Waizly Darwin, Connect! Surfing New Wave

Marketing, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2010

Kartajaya, Hermawan, New Wave Marketing: Theworld is Still Round The Market

Is Already Flat., Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2010, Cet. 5

Kasmir, Pemasaran Bank. Jakarta: Kencana, 2008, Ed.rev., cet.3

Kertajaya, Hermawan, New Wave Marketing The World Is Still Round the Market

is Already Flat, Jakarta: Gramedia, 2010

Kotler, Philip dan AB Susanto. Manajemen Pemasaran di Indonesia. Jakarta:

Salemba Empat. 2000

Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller. Manajemen Pemasaran. Jakata: Indeks.

2007

Kotler, Philip. Marketing Management. New Jersey: Prentice Hall. 2000

Lupiyadi, Rambat, Manajemen Pemasaran Jasa, Jakarta: Gramedia, 2002

Page 87: STRATEGI IMPLEMENTASI NEW WAVE MARKETING PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4522/1/HIDAYAT... · vii . DAFTAR ISI . KATA PENGANTAR iv . ... Hal tersebut diyakini

79

Maleong, lexy J., Metode Penelitian kualitatif, Bandung: PT. Remaja Rosda

Karya, 2002

Marzuki, Metodologi Riset, Yogyakarta: BPFE-UII, 2001

Perwataatmadja, Karnaen dan Muhammad Syafii Antonio, Apa dan Bagaimana

Bank Islam, Yogyakarta: Dana Bhakti Prima yasa, 2002

Rianto Al-Arif, M. Nur, SE., M.Si, Dasar-dasar Pemasaran Bank Syariah,

Jakarta: Alfabeta, 2010

Suharsimi, Arikonto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta:

Penerbit Rineka Cipta, 2002, Edisi Revisi V

Sula, M. Syakir dan Hermawan kertajaya, Syariah Marketing, Jakarta: Mizan,

2006

Sumarni, Murti, Marketing Perbankan, Yogyakarta: Penerbit Liberty, 1996

Tjahjono, Fandy, Strategi Pemasaran, Yogyakarta: Andi Offset, 2002

Tjiptono, Strategi Pemasaran, Yogyakarta: Andi Offset, 2000

Umar, Husein, Metode Penelitian Untuk Skripsi Dan Tesis Bisnis, Jakarta: P.T.

Raja Grafindo Persada. 2003)

B. Internet

Arif, Mencapai Keunggulan Bank Syariah melalui new wave marketing,

(Kopicoklat.com: 13 Agustus 2010), di Akses 29 Desember 2010

Haikal, The 12 Cs of New Wave Marketing, (http://haikalworld.multiply.com/

journal/item/6/) di akses 24 Desember 2010

Jiwandaru, Rhanu, Gaet Nasabah Bank Syariah dengan Strategi Jaring Ikan,

(http://ib-bloggercompetition.kompasiana.com: 22 May 2010) diakses 29

Desember 2010

Kartajaya, Hermawan,Waizly Darwin, Selamat Datang ke Orde Baru Dunia

Pemasaran, (KOMPAS.com: Rabu, 9 Desember 2009, 10:16 WIB),

http://bisniskeuangan. kompas.com, Diakses 21 Desember 2010

Page 88: STRATEGI IMPLEMENTASI NEW WAVE MARKETING PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4522/1/HIDAYAT... · vii . DAFTAR ISI . KATA PENGANTAR iv . ... Hal tersebut diyakini

80

Subagijo, Evan Hendrata, S.E., ICPM, "Citizens" or "Criminals"?: The BBC

World Case, (http://duniapemasaran.com: 16 December 2009) diakses 29

Desember 2010

Subagijo, Evan Hendrata, S.E., ICPM, The Value of Community: From Sarnoff's

Law to Reed's Law, (http://duniapemasaran.com: 15 December 2009)

diakses 29 Desember 2010

Wijaya MBA, Andy Rio, Strategi Pengembangan Bisnis Pasca 2010,

(http://suarapembaca.detik.com/) diakses 21 Desember 2010