strategi hotel grand wahid salatiga dalam membangun brand...

20
Strategi Hotel Grand Wahid Salatiga Dalam Membangun Brand Image Melalui Media Promosi Artikel Imliah Diajukan kepada Fakultas Teknologi Informasi Untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Oleh : Igga Swastika NIM : 602012003 Program Studi Public Relations Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga 2017

Upload: nguyenkhue

Post on 25-Mar-2019

254 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Strategi Hotel Grand Wahid Salatiga Dalam Membangun Brand ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16369/2/T1_602012003_Full... · dalam kegiatan bisnis modern. Sehingga banyak

Strategi Hotel Grand Wahid Salatiga Dalam Membangun Brand

Image Melalui Media Promosi

Artikel Imliah

Diajukan kepada

Fakultas Teknologi Informasi

Untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komunikasi

Oleh :

Igga Swastika

NIM : 602012003

Program Studi Public Relations

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga

2017

Page 2: Strategi Hotel Grand Wahid Salatiga Dalam Membangun Brand ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16369/2/T1_602012003_Full... · dalam kegiatan bisnis modern. Sehingga banyak

2

Page 3: Strategi Hotel Grand Wahid Salatiga Dalam Membangun Brand ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16369/2/T1_602012003_Full... · dalam kegiatan bisnis modern. Sehingga banyak

3

Page 4: Strategi Hotel Grand Wahid Salatiga Dalam Membangun Brand ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16369/2/T1_602012003_Full... · dalam kegiatan bisnis modern. Sehingga banyak

4

Page 5: Strategi Hotel Grand Wahid Salatiga Dalam Membangun Brand ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16369/2/T1_602012003_Full... · dalam kegiatan bisnis modern. Sehingga banyak

5

Page 6: Strategi Hotel Grand Wahid Salatiga Dalam Membangun Brand ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16369/2/T1_602012003_Full... · dalam kegiatan bisnis modern. Sehingga banyak

6

Page 7: Strategi Hotel Grand Wahid Salatiga Dalam Membangun Brand ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16369/2/T1_602012003_Full... · dalam kegiatan bisnis modern. Sehingga banyak

7

Strategi Hotel Grand Wahid Salatiga Dalam Membangun Brand Image

Melalui Media Promosi

1)Igga Swastika,

2) George Nicholas Huwae

Program Public Relations

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Jl. Dr. O. Notohamidjojo No. 1 – 10 Salatiga, Jawa Tengah

Email: 1)

[email protected], 2)

[email protected]

1. Pendahuluan

Istilah dan profesi Public Relations semakin hari, semakin mendapat tempat

dalam kegiatan bisnis modern. Sehingga banyak perusahaan yang menghasilkan

produk atau jasa merasakan betapa pentingnya membentuk divisi / bidang Public

Relations di perusahaan mereka untuk memeroleh citra positif dikalangan publik.

Tidak bisa dipungkiri lagi, di era globalisasi ini perusahaan-perusahaan swasta

kian menjamur di berbagai wilayah di Indonesia. Maka, mau tidak mau keadaan

itu telah menenempatkan perusahaan-perusahaan tersebut dalam persaingan ketat,

terutama dalam memperoleh kepercayaan dan dukungan publik.

Seiring berjalannya waktu saat ini, hotel sudah beralih fungsi menjadi tidak

hanya sebagai layanan secara umum penyedia fasilitas penginapan tetapi menjadi

penyedia berbagai fasilitas yang dapat memenuhi kebutuhan wisatawan maupun

costumer secara fleksibel mengikuti perkembangan jaman. Tidak dapat dipungkiri

bahwa eksistensi sebuah hotel pada dasarnya sangat bergantung pada reputasi

hotel itu sendiri dalam memuaskan konsumennya. Maka dari itu dengan berbagai

upaya manajemen hotel yang tergolong maju mengembangkan fasilitasfasilitas

yang dapat memudahkan kebutuhan dan keinginan konsumennya dari berbagai

segment seperti pengembangan fasilitas (food beverage & restaurant), fasilitas

olahraga, fasilitas rekreasi, fasilitas hiburan, fasilitas yang memadai untuk

keperluan konvensi serta bisnis, meeting room bagi masyarakat pasar konfrensi

yang dikenal dengan istilah Meeting, Incentive, Convention, Exhibition(MICE)

yang memiliki potensi cukup besar memberi banyak manfaat ekonomi bagi

industri dan kawasan yang mengembangkannya. Terlepas dari itu hotel juga

membutuhkan peran media sebagai sarana dalam ajang promosi atau memberi

citra positif kepada publik berdasarkan iklan baik melalui media cetak maupun

elektronik, press confrence, press gathering, serta menjaga hubungan baik dengan

media agar terjadinya hubungan simbiosis mutualisme antara pihak hotel dan juga

media.

Page 8: Strategi Hotel Grand Wahid Salatiga Dalam Membangun Brand ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16369/2/T1_602012003_Full... · dalam kegiatan bisnis modern. Sehingga banyak

8

1) Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Jurusan Sistem Informasi, Universitas Kristen Satya

Wacana Salatiga.

2) Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.

Public Relations menggunakan kekuatan komunikasi untuk mendukung

keberhasilan dalam bagian kegiatan promosi perusahaan karena inti dari promosi

adalah suatu metode komunikasi yang dilakukan perusahaan untuk mempengaruhi

target pasar pada tempat dan saat yang tepat. Maka seorang Public Relations

harus memiliki kemampuan komunikasi yang kuat agar pesan serta publikasi yang

disampaikan dapat dipercaya dan dapat meyakinkan publik. Dengan posisi yang

strategis, dam juga diharapkan dapat memperbanyak relasi serta mengembangkan

hubungan yang baik dengan relasi-relasinya, pelanggan, masyarakat, pemerintah

dan terutama media massa yang tentu saja akan menguntungkan potensi

perusahaannya agar kelebihan yang dimiliki perusahaan semakin optimal dan

maju. Oleh karena itu, sangatlah penting peran Public relations dalam membina

hubungan baik kepada berbagai pihak yang menguntungkan perusahaan karena

bagaimanapun itu akan mempengaruhi citra perusahaan di mata publik. Karena

apabila fungsi Public Relations dioptimalkan dengan baik, maka tujuan utama

perusahaan akan mudah tercapai dan kelangsungan hidup perusahaan akan

terjaga.

2. Kajian Pustaka

Pada jurnal pertama yang ditulis oleh Vellayati. 2014. Dengan judul

Pengaruh Marketing Public Relations Terhadap Citra Perusahaan dan Dampaknya

[1]. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan pengaruh

marketing Public relations yang terdiri dari variabel publikasi, events,

sponsorship, berita, pidato, kegiatan sosial, dan media identitas terhadap citra

perusahaan Toyota, serta untuk mengetahui dan menjelaskan pengaruh citra

perusahaan Toyota terhadap loyalitas pelanggan Toyota. Hasil dari penelitian ini

menunjukkan bahwa variabel dari marketing Public Relations yang berpengaruh

signifikan terhadap citra perusahaan Toyota adalah publikasi, sponsorship , berita,

pidato, dan media identitas, sedangkan event dan kegiatan sosial tidak berpengaruh

signifikan terhadap citra perusahaan Toyota, dan Citra perusahaan Toyota

berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pelanggan Toyota.

Kemudian dalam tulisan Astriana Febrisari. 2011. Dengan judul Pengaruh

Kinerja Public relations Dan Costumer Relations Management Terhadap

Kepuasan Pelanggan Rumah Sakit Islam Surakarta “YARSIS” [3]. Hasil hitung

uji F membuktikan bahwa Kinerja PR (X1), dan Customer Relationship

Management (X2) berpengatuh secara bersama-sama terhadap Kepuasan

pelanggan (Y). Dengan menggunakan olah data SPSS, maka dapat diperoleh nilai

F hitung = 52,941 > F tabel = 3,09, maka Ho ditolak, berarti secara bersama-sama

terdapat pengaruh yang signifikan antara Kinerja PR (X1), dan Customer

Relationship Management (X2) terhadap Kepuasan Pelanggan RS Islam Surakarta

(Y)

Page 9: Strategi Hotel Grand Wahid Salatiga Dalam Membangun Brand ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16369/2/T1_602012003_Full... · dalam kegiatan bisnis modern. Sehingga banyak

9

Public Relations merupakan gabungan dari berbagai ilmu dan termasuk dalam

jajaran ilmu-ilmu sosial seperti halnya ilmu politik, ekonomi, sejarah, psikologi,

sosiologi, komunikasi, dan lain-lain. Dan pada dasarnya merupakan proses

komunikasi dua arah yang bertujuan untuk membangun serta menjaga reputasi

dan citra organisasi di mata publik. Sedangkan citra adalah cara bagaimana pihak

lain dalam memandang suatu perusahaan, organisasi, seseorang, atau suatu

aktivitas. Setiap perusahaan mempunyai citra. Citra humas yang ideal adalah yang

sepenuhnya berdasarkan pengalaman, pengetahuan, serta pemahaman atas

kenyataan yang sesungguhnya. Bukan sesuatu yang ditutupi atau dilebih lebihkan,

karena hal itu justru dapat mengacaukan citra itu sendiri.

Seorang praktisi Public Relations adalah sebagai kepanjangan tangan dari

perusahaan yang mengemban tugas utama menjalin hubungan dengan konsumen,

publik dan media, yang juga dituntut berperan dalam membangun citra

perusahaan dimana tempatnya bekerja. Dengan salah satu caranya adalah

menyampaikan visi, misi, serta kegiatan perusahaan melalui media masa baik

media elektronik maupun cetak. Public Relations sangat menentukan

kelangsungan hidup perusahaan, organisasi, atau lembaga serta memberikan

identitas perusahaannya dengan tepat dan benar serta mampu

mengkomunikasikannya sehingga publik menaruh kepercayaan dan mempunyai

pengertian yang jelas dan benar terhadap perusahaan tersebut. Dengan demikian

pihak lain mau dan tertarik, serta merasa puas membangun relasi maupun

menggunakan produksi dan jasanya.

Istilah Public relations dalam pengertian sekarang baru dikenal sekitar abad

ke- 20 yaitu di negara tempat kelahirannya Amerika Serikat, walaupun gejalanya

memang sudah ada sejak adanya manusia pertama yakni Adam dan Hawa. Gejala

tersebut timbul dengan ditandai oleh hubungan seseorang dengan orang lain,

pemberitahuan seseorang kepada orang lain, upaya untuk mempengaruhi orang

lain, dan lain-lain. Jadi jelas bahwa Public Relations tumbuh dari kebudayaan

masyarakat untuk memeperoleh sesuatu, baik dalam bentuk barang, jasa, benda,

nama baik dan sebagainya. Sebenarnya, Public Relations adalah teknik yang

sudah diterapkan selama berabad-abad yang lalu, hanya pada waktu itu orang

belum menemukan istilah yang dikenal seperti saat sekarang ini.

Fungsi (function), bersumber pada perkataan bahasa latin, functio, yang berarti

penampilan, perbuatan pelaksanaan, atau kegiatan. Ralph Currier Davis dan Allan

C. Filley dalam bukunya, Principles of Management, mengatakan bahwa istilah

fungsi menunjukan suatu tahap pekerjaan yang jelas yang dapat dibedakan,

bahkan kalau perlu dipisahkan dari tahap pekerjaan lain. Dalam kaitannya dengan

Public Relations dalam suatu instansi bisa dikatakan berfungsi apabila berhasil

menunjukan kegiatan yang jelas yang dapat dibedakan dari kegiatan lainnya.

Berbicara fungsi berarti berbicara masalah kegunaan Public Relations dalam

mencapai tujuan organisasi/ lembaga.

Humas (Public relations) secara mendasar menjadi tanggung jawab dari Top

Management/ pimpinan puncak. Sukses atau tidaknya suatu perusahaan tidak

Page 10: Strategi Hotel Grand Wahid Salatiga Dalam Membangun Brand ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16369/2/T1_602012003_Full... · dalam kegiatan bisnis modern. Sehingga banyak

10

terlepas dari keterampilan seorang Public Relations yang selalu diberi

kepercayaan untuk menjadi ujung tombak. Dari sukses atau tidaknya suatu

perusahaan, ini pula yang membuat posisinya menjadi sangat penting dalam suatu

perusahaan. Dapat diketahui di instansi-instansi pemerintah, perusahaan swasta,

badan organisasi baik besar maupun kecil selalu terdapat dinas khusus yang

mengurus devinisi ini.

Sebagai bagian dari manajemen perusahaan/ organisasi, Public Relations

berorientasi pada aktivitas yang dilakukan oleh industri, perusahaan, perserikatan,

organisasi sosial, atau jawatan pemerintah, untuk menciptakan dan memelihara

hubungan yang sehat dan bermanfaat dengan maksud menyesuaikan dirinya pada

keadaan sekeliling dan memperkenalkan diri pada masyarakat. Minimal ada dua

fungsi utama dalam masyarakat. Pertama, Public Relations bertujuan

mendapatkan dan menambahkan penilaian serta jasa bagi masyarakat. Kedua,

secara defensif berusaha menjadi sarana pembelaan diri terhadap pendapat negatif

tatkala menerima penyerangan yang tidak wajar dari pihak luar.

Pada tataran praksisnya, implementasi Public Relations mengarah pada tiga

bidang kerja, yakni marketing, publishing dan dokumentasi. Pada dua bidang

marketing dan publishing mungkin memang demikian fungsinya. Adapun

kewajibannya adalah melaksanakan kebijakan manajer perusahaan dalam

memperkenalkan produk barunya dan mempengaruhi masyarakat. Sedangkan

terhadap pihak internal perusahaan, Public Relations mempunyai kewajiban

memberikan penjelasan tujuan dari setiap kebijakan agar semua pihak merasa

terpanggil dan mau menyukseskan program perusahaan sesuai dengan visi

manajer yang akan memakai barang atau jasa (produksi) yang baru.

Dari sini terlihat, Public Relations mempunyai dua arah komunikasi. Dari dua

arah ini, tugas terberatnya adalah keberhasilannya mewujudkan hubungan yang

harmonis antara perusahaan dengan masyarakat melalui sarana yang positif

berupa, public understanding (pengertian publik), publik confidence (kepercayaan

publik), public support (dukungan publik) dan public cooperation (kerja sama

publik). Lekatnya bidang ini dengan dunia komunikasi, secara otomatis

mengarahkan proses komunikasi yang selalu berhadapan dengan dua bentuk

hubungan yang berbeda strateginya, yakni hubungan secara psikologis dan

hubungan sosiologis dengan publik. Yang pertama, kegiatan yang dihadapkan

pada masalah-masalah yang berhubungan dengan opini masyarakat dan proses

persuasi. Sementara yang kedua dihadapkan pada masalah-masalah yang

berkaitan dengan komunikasi massa, human relations dan group relations.

Pengertian Citra (Brand Image) Suatu perusahaan sangat memerlukan adanya

komunikasi timbal balik untuk mencapai tujuannya, terjalinnya komunikasi timbal

balik tersebut dapat dilakukan dengan adanya Public Relations. Artinya menjadi

hal yang utama supaya mampu mengemban fungsi dan tugasnya dalam

melaksanakan hubungan komunikasi ke dalam, yaitu upaya membina hubungan

yang harmonis antara pimpinan manajemen dengan para karyawan, dan antara

pimpinan dengan pemilik perusahaan atau sebaliknya. Begitu juga

kemampuannya untuk menjembatani atau membangun hubungan komunikasi

masyarakat luar sebagai publiknya yang pada akhirnya dapat menentukan sukses

Page 11: Strategi Hotel Grand Wahid Salatiga Dalam Membangun Brand ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16369/2/T1_602012003_Full... · dalam kegiatan bisnis modern. Sehingga banyak

11

atau tidaknya tujuan dan citra yang hendak dicapai oleh perusahaan. Public

relations timbul karena adanya tuntutan kebutuhan. Hal ini dengan tidak disadari

telah merupakan profesi yang baru atau disiplin yang baru.

Dalam perusahaan, Public Relations mempunyai tujuan untuk memberikan

kepuasan terhadap semua pihak yang berkepentingan, yaitu masyarakat umum,

para karyawan dan para pimpinan perusahaan itu sendiri. Sedangkan maksud dari

aktivitas Public Relations adalah untuk mencegah adanya “Miss understanding”,

untuk memperoleh penghargaan dari masyarakat dan mempengaruhi massa. Di

samping itu, juga untuk meningkatkan moral para karyawan, atas penghargaannya

dari hasil usahanya. Sehingga jelas, bahwa suatu perusahaan untuk pertumbuhan

usahanya diperlukan dukungan dari masyarakat (public support), di mana profesi

ini dapat menjadi alat mencapai tujuan perusahaan.

Pada dasarnya aktivitas Public Relations meliputi kegiatan yang dimulai dari

pembenahan organisasi itu sendiri (the public relations begins at home), dan

berperan sebagai juru bicara (company speaker) serta bertindak sebagai sebagai

pendukung manajemen perusahaan (backup of corporate management), sehingga

mampu menciptakan citra perusahaan (make an image and corporate identity) di

mata publik pada umumnya dan khalayak sasaran (target audience) khususnya.

Kini, banyak sekali perusahaan atau organisasi dan orang-orang yang

mengelolanya sangat sensitif menghadapi publik-publik mereka yang kritis.

Dalam satu penelitian terhadap seratus top eksekutif, lebih dari 50 % menganggap

penting sekali untuk memelihara publik yang baik. Sekarang ini banyak sekali

perusahaan atau organisasi memahami sekali perlunya memberi perhatian yang

cukup untuk membangun suatu citra yang menguntungkan bagi eksistensi

perusahaan tidak hanya dengan melepaskan diri terhadap terbentuknya suatu

kesan publik negatif. Dengan perkataan lain, citra perusahaan adalah fragile

commodity (komoditas yang rapuh/mudah pecah). Namun, kebanyakan

perusahaan juga meyakini bahwa citra perusahaan yang positif adalah sukses yang

berkelanjutan dan dalam jangka panjang (Drs, Soleh Soemirat M,S dan Drs.

Elvinaro Ardianto, 2002:111). Dengan demikian, Public Relations yang

merupakan alat dalam mencapai tujuan perusahaan, dalam menjalankan

fungsinya, bertujuan untuk menegakkan dan mengembangkan citra perusahaan

agar dalam posisi yang tetap selalu positif. Untuk itu diperlukan adanya suatu

strategi yang efektif dalam melaksanakan fungsi tersebut.

Berdasarkan landasan teori di atas, maka kerangka penelitian dapat

digambarkan sebagai berikut :

MEDIA

PROMOSI

PENGUATAN

BRAND

IMAGE

PUBLIC

RELATION

KENDALA PENDUKUNG IMPLEMENTASI

Page 12: Strategi Hotel Grand Wahid Salatiga Dalam Membangun Brand ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16369/2/T1_602012003_Full... · dalam kegiatan bisnis modern. Sehingga banyak

12

Gambar 1

Model Kerangka Pemikiran

Adanya citra merek yang kuat harus didukung adanya fasilitas dan usaha yang

diharapkan dapat meraih positioning dari konsumen atau pelanggan. Menjadi PR

besar dari suatu organisasi untuk dapat meraih hal tersebut sehingga market share

dapat diraih. Media promosi sebagai salah satu akses yang dapat dimaksimalkan

untuk dapat meraih pangsa pasar. Media promosi yang dilakukan oleh Public

Relations harus fokus dan tepat sasaran sehingga penguatan dari brand image

dapat tercapai secara efisien. Hal yang dapat dilakukan guna membantu adalah

dengan membuat matrik antara kendala dan pendukung apa saja yang bisa

dilakukan dan diantisipasi. Sehingga implementasi dari pemanfaatan media

promosi dapat sesuai dengan yang diharapkan.

3. Metodologi Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam penelitian kualitatif mengenai informasi yang

lebih dari suatu fenomena atau permasalahan yang terjadi. Sebagaimana

pendekatan ini dilakukan untuk memperkuat hasil temuan dan analisis dari

penelitian eksplanatory. Diharapkan melalui pendekatan kualitatif deskriptif ini

informasi didapatkan benar-benar mengena pada permasalahan yang dajukan.

Adapun unit amatan dalam penelitian ini adalah bagaimana strategi Public

Relations yang dilakukan oleh Grand Wahid Salatiga dalam membangun Brand

Image. Informan yang digunakan adalah Humas Grand Wahid Salatiga dan tamu

yang sering menginap di Hotel Grand Wahid. Metode analisis dimulai dengan

menelaah seluruh data yang diperoleh dari wawancara terstruktur, observasi, dan

studi pustaka. Selanjutnya dilakukan reduksi data dengan membuat ringkasan dan

pengelompokkan dari pernyataan-pernyataan informan. Hasil deskripsi akhir akan

memunculkan gambaran secara keseluruhan dari data yang diamati.

4. Hasil dan Pembahasan

Dari hasil wawancara, informan menyampaikan bahwa terdapat beberapa

strategi yang selama ini diterapkan oleh pihak hotel Grand Wahid Salatiga adalah

mencoba melakukan pendekatan dan melalukan promosi yang gencar. Tidak

hanya itu berbagai aktivitas pun dilakukan guna menunjukan adanya kinerja dari

hotel Grand Wahid Salatiga yang optimal. Bukan hanya memiliki mind set untuk

meraih, tetapi juga pihak hotel Grand Wahid Salatiga mengupayakan untuk dapat

mempertahankan prestasi atau image apa yang telah diraih di benak masyarakat.

Adapun beberapa hal yang berkaitan dengan pengembangan pemasaran dan

peningkatan citra merek (brand image) dapat dilihat pada pembahasan berikut ini.

Strategi Pemasaran Hotel dan Pengembangan Pasar Saat-saat hotel mengalami

Low Peak Period atau Low Season. Pada umumnya biasanya menurunkan harga

kamar mereka hanya untuk memenuhi okupansi kamar yang ada. Tindakan ini

tentunya akan membawa kerugian pada segi pendapatan masing-masing hotel.

Menurunkan harga tidak menjamin bahwa permintaan konsumen terhadap kamar

akan meningkat, terlebih akan meningkatkan pendapatan. Hotel pada akhirnya

Page 13: Strategi Hotel Grand Wahid Salatiga Dalam Membangun Brand ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16369/2/T1_602012003_Full... · dalam kegiatan bisnis modern. Sehingga banyak

13

tidak dapat menjual kamar yang cukup untuk memenuhi pengurangan dalam

pendapatan. Inilah mengapa memahami trik pemasaran hotel sangatlah penting

bagi Anda.

Dengan membuat rencana pemasaran yang spesifik dikhususkan untuk low

season, maka hotel tidak perlu lagi menjatuhkan harga kamar. Hotel Anda

tentunya dapat tetap menjaga harga yang kompetitif. Jangan mengambil pusing

akan masalah ini karena banyak cara untuk meningkatkan okupansi kamar saat

low season. Kuncinya adalah untuk menjadi lebih kreatif dalam rencana

pemasaran seperti menawarkan paket tertentu bagi konsumen, atau menjadi

sponsor dalam acara yang sedang menjadi trend di daerah sekitar hotel. Strategi

pemasaran yang ditawarkan oleh hotel dapat dibagi menjadi dua cara, yaitu: 1)

Outside selling adalah strategi yang bersifat impersonal dapat dilaksanakan

melalui advertensi. Hal ini memiliki tujuan untuk mencari langganan agar

menginap di hotel. 2) Inside selling adalah Strategi pemasaran hotel yang bersifat

personal karena strategi ini dipengaruhi oleh mutu dari jasa yang ditawarkan dan

dirasakan oleh tamu. Inside selling memiliki tujuan untuk mendorong tamu dalam

memanfaatkan semua fasilitas yang disediakan oleh hotel.

Di samping itu juga bertujuan agar konsumen betah untuk tinggal lebih lama

di hotel sehingga kemudian menginformasikan kepada orang lain tentang fasilitas

yang menarik di hotel tersebut. Didalam pengembangan pasar, sebuah hotel atau

jaringan hotel internasional maupun lokal, umumnya memanfaatkan website

untuk mengenalkan berbagai fasilitas yang ada di hotelnya, berikut harga

kamarnya. Beberapa website bahkan memungkinkan pengunjung untuk

melakukan reservasi penginapan. Hal ini sudah menjadi cara umum promosi

online sebuah hotel. Selain kamar, lokasi sebuah hotel juga dapat dijual oleh pihak

hotel. Maksudnya, hotel yang berada di daerah pariwisata tentu menjual obyek

wisata daerah tersebut untuk menarik minat wisatawan menginap di hotelnya.

Hotel yang berada di lokasi bisnis menawarkan tempat konvesi, seminar, hingga

kedekatan jarak antara hotel dengan pusat-pusat bisnis. Kegiatan wisata maupun

kegiatan bisnis bersifat dinamis. Setiap saat selalu muncul aktivitas baru. Berbagai

agenda maupun liputan tentang wisata atau bisnis bisa menjadi topik menarik

untuk diulas. Pihak pemasaran hotel bisa melakukan komunikasi lebih personal

tentang topik tersebut melalui website maupun blog dilengkapi foto atau video

dengan ulasan dengan bahasa yang menarik. Selain informasi wisata dan bisnis,

website maupun blog bisa pula membahas topik-topik yang relevan dengan

aktifitas seorang wisatawan. Misalnya, bahasan tentang gadget yang membantu

bisnis, penawaran diskon dari toko-toko cenderamata, program-program menarik

dari hotel, dll.

Hotel Grand Grand Wahid Salatiga memiliki aktifitas Public Relations yang

pada prinsipnya bukan hanya menekankan pada personal selling melainkan hal

penting lain yang perlu diperhatikan adalah pada pembentukan citra positif.

Penulis menanyakan tentang apa yang dilakukan pihak Public Relations dalam

menangani masalah internal pada Hotel Grand Wahid Salatiga. Hal tersebut

dijelaskan oleh Public Relations bahwa dalam menangani masalah internal seperti

Page 14: Strategi Hotel Grand Wahid Salatiga Dalam Membangun Brand ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16369/2/T1_602012003_Full... · dalam kegiatan bisnis modern. Sehingga banyak

14

beberapa kompalin dari tamu-tamu. Pihak hotel langsung menyelesaikan dengan

sesegera mungkin. Contohnya catatan kecil (guest comment) yang selalu

disiapkan di meja kamar.

Bila ada kritikan, saran atau komplain segera dipisahkan sesuai dengan

permasalahan oleh front office dan dilanjutkan ke bagian Public Relations

kemudian ditindaklanjuti dengan mendatangi langsung atau mengecek terlebih

dahulu melalui telepon. Selanjutnya penulis menanyakan lebih jauh tentang

kegiatan apa yang sering dilakukan oleh Public Relations di Hotel Grand Grand

Wahid Salatiga dalam menjaga dan memulihkan citranya. Lebih lanjut dikatakan

untuk pelaksanaan event atau kegiatan, Hotel Grand Wahid Salatiga memilki dua

jenis yaitu yang dilakukan oleh CSR dan Thematic event.

Di mana CSR adalah event yang bersifat sosial dan keagamaan sedangkan

Thematic Event lebih bersifat kepentingan hiburan. Sepanjang tahun 2014 sampai

2016 CSR sudah mengadakan event-event seperti Sholat Idul Adha, bersih-bersih

Mesjid, Gereja, Vihara, bersih-bersih lingkungan, kunjungan kasih ke panti sosial,

Ulang tahun bersama 1000 anak panti, upacara bendera 17 Agustus, Natal

Clarion, Sholat Idul Fitri, Sholat Idul Adha. Hotel Grand Wahid Salatiga aktif

pula menjalin kerjasama khusus dengan lembaga-lembaga. Selanjutnya penulis

menanyakan tentang kerja sama yang dilakukan Hotel Grand Wahid Salatiga,

Public Relations menjelaskan bahwa pihak hotel melakukan kerja sama dengan

lembaga-lembaga. Lembaga tersebut yaitu Kemendikbud, Kementrian PU,

Kementrian Kesehatan, Badan Pusat Statistik (BPS), Kementrian Pertanian, BPJS

Kesehatan, BRI, Telkom. Selain itu, pihak Hotel Grand Wahid Salatiga juga

melakukan kerja sama dengan travel online untuk memudahkan tamu melakukan

perjalanan wisata (travel agent). Hal ini dipertegas dengan pernyataan bahwa

bagian divisi Public Relations ini lebih banyak menggunakan bersifat personal,

misalnya dengan jalan menciptakan dan membina hubungan baik dengan agen

lokal dan nasional.

Hotel Grand Wahid Salatiga bekerjasama dengan Traveloka. Kerjasama

tersebut diwujudkan dalam bentuk pemberian diskon khusus kepada calon

pengguna jasa. Kemudian Hotel Grand Wahid Salatiga juga aktif mengadakan

kunjungan keberbagai maskapai penerbangan domestik, ini ditujukan untuk

membidik khalayak yang berasal dari kalangan pemerintah. Hotel Grand Wahid

Salatiga melakukan pendekatan melalui komunikasi interpersonal. Dalam

memonitor perkembangan yang bisa berhubungan dengan program pemerintah.

Pihak Hotel Grand Wahid Salatiga senantiasa aktif menjalin kerjasama dengan

berbagai instansi pemerintah baik lokal maupun pusat. Khususnya untuk bagian

khalayak yang berasal penyelenggaraan seminar ataupun pertemuan lainnya,

Public Relations lebih banyak menggunakan media komunikasi massa melalui

radio dan media cetak local maupun nasional.

Kemudian berlanjut dengan hal yang dilakukan pihak hotel Grand Wahid

Salatiga jika terjadi penurunan tingkat hunian serta kerja sama, selaku pihak divisi

Public Relations akan melakukan Press Release & Press Conference di mana

kegiatan yang dimaksudkan ini adalah menulis pers dan menyerahkan kepada

media-media partner untuk mempromosikan suatu produk atau jasa hotel.

Page 15: Strategi Hotel Grand Wahid Salatiga Dalam Membangun Brand ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16369/2/T1_602012003_Full... · dalam kegiatan bisnis modern. Sehingga banyak

15

Konfrensi Pers(Press Conference) adalah sebuah pertemuan para jurnalis yang

sengaja terkumpul untuk mendapatkan informasi perihal topik yang tengah hangat

dibicarakan, biasanya acara ini diselenggarakan secara mendadak dan tempatnya

pun seadanya. Konfrensi pers dirangkaikan dengan para jurnalis yang sengaja di

undang untuk menikmati makan bersama secara gratis dengan maksud agar lebih

mendekatkan diri dan membina hubungan yang baik dengan para jurnalis.

Kemudian Direct Mailing Relationship Marketing adalah kegiatan yang

dimaksud dengan mengirimkan E-mail serta membuat surat kepada seluruh

khalayak sasaran dan pengguna jasa hotel sesuai dengan data yang dimiliki hotel

untuk menginformasikan produk atau program baru yang ada di Hotel Grand

Wahid Salatiga sehingga hal ini dapat disesuaikan dengan kebutuhan mereka.

Kemudian Design Technical divisi Public Relations juga bergelut dalam

mekanisme percetakan brosur-brosur yang digunakan sebagai media promosi,

sehingga mereka mempunyai pengetahuan yang lebih mengenai mekanisme dan

teknik percetakan untuk setiap proses percetakan yang mereka buat. Pemberitaan

atau informasi-informasi mengenai Hotel Grand Wahid Salatiga diperlukan untuk

mengetahui perkembangan atau tanggapan masyarakat mengenai Hotel tersebut.

Olehnya, salah satu tugas dari divisi Public Relations adalah melakukan

keliping (Press Cutting). Yang dimaksudkan adalah mengarsipkan berbagai

guntingan koran mengenai iklan, berita, advertorial, siaran pers (press release) yang ada kaitannya dengan Hotel Grand Wahid Salatiga. Yang terakhir adalah

kegiatan handling atau Replying Proposal For Sposorship yang pada intinya

adalah menjawab dan menangani proposal penawaran sponsorship yang masuk ke

hotel harus memiliki aturan khusus. Setiap permintaan baik dalam maupun luar

perusahaan adalah hal penting. Kemudian Berbicara tentang keamanan, dalam

dunia perhotelan faktor keamanan dan ketertiban hotel menjadi suatu aspek

penting yang harus di utamakan demi keberlangsungan bisnis yang dijalankan,

serta keamanan dan kenyamanan semua pihak yang terlibat didalamnya.

Mengenai seberapa besar peranan keamanan dalam melakukan penjagaan

terhadap tamu yang berkunjung di Hotel Grand Wahid Salatiga sendiri sudah

dapat dikatakan aman. Karena untuk setiap tamu yang datang security memeriksa

setiap bawaannya dan harus melalui pintu yang telah dilengkapi dengan sistem

keamanan yang canggih. Selain itu CCTV yang berada di setiap sudut hotel

membantu dalam mengawasi setiap tamu yang berkunjung dan selalu aktif selama

24 jam. Seperti kita ketahui bisnis perhotelan adalah bisnis jasa tentu saja factor

yang paling utama yang dapat membawa pengaruh yang luar biasa adalah servis

yang benar. Tamu merasa sangat di manjakan sehingga pelanggan tidak saja puas

tetapi fanatik yang artinya akan selalu memilih untuk menginap di Hotel Grand

Wahid Salatiga dand tidak akan memilih yang lain. Hal tersebut diterapkan oleh

seluruh personel yang berada dalam manajemen hotel seperti melayani dengan

hormat seluruh tamu, bersikap ramah dengan kesantunan dan selalu bersedia

membantu dengan sungguh-sungguh . Sehingga tamu merasa ada ketulusan dalam

interaksi tersebut. Prilaku baik yang ditunjukkan oleh karyawan sudah membuat

tamu.

Manfaat kepuasan akan diperoleh oleh dapat oleh kedua belah pihak antara

karyawan hotel dan konsumen. Pihak pribadi karyawan akan merasa nyaman dan

Page 16: Strategi Hotel Grand Wahid Salatiga Dalam Membangun Brand ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16369/2/T1_602012003_Full... · dalam kegiatan bisnis modern. Sehingga banyak

16

puas karena sudah dapat menyenangkan orang lain dan ini sudah menjadi sifat

dasar manusia. Pihak pelanggan akan sangat puas melebihi harapannya. Karena

hati sudah terikat dengan prilaku baik personel hotel, menjadikan kesan tersendiri

yang tertanam didalam benak pelanggan sehingga pelanggan dijamin akan tetap

setia dan tidak beralih pada hotel lain dan akan menjadi menjadi ambassador bagi

hotel tersebut. Inilah yang dinamakan Customer Love. Manfaat bagi hotel sendiri

adalah, hotel akan memperoleh laba yang memadai bagi pertumbuhan perusahaan

secara keseluruhan. Keunggulan bersaiing (competitive advatage) dimana

perusahaan dapat memperoleh keunggulan bersaing yang lebih tinggi

dibandingkan dengan para pesaingnya jika dapat memberikan harga jual yang

lebih murah daripada yang diberikan oleh pesaingnya dengan nilai yang lebih

tinggi atau kualitas produk yang sama.

Dalam pelaksanaan strategi komunikasi pemasaran, terdapat komponen-

komponen yang berperan penting dan lebih nyata untuk dilaksanakan antara lain:

produk, pasar atau pelanggan, kekuatan atau competitor, lingkup atau skala,

tujuan, sumber, dan waktu. Adaptasi SOSTAC merupakan salah satu tips agar

tercipta suatu strategi komunikasi pemasaran yang baik dan berjalan sesuai tujuan.

Untuk menyusun strategi maka harus ada acuan struktur logika yang menjadi

panutan dan menjadi salah satu acuan dalam menyusun strategi komunikasi

pemasaran. Acuan struktur logika tersebut didapat dari analisis SOSTAC yang

terdiri dari Analisis Situation, Objective, Strategi, Tactic, Action, Control.

Ekuitas merek (brand equity) tergantung pada upaya membangun merek

(bran-building effort) yang dilakukan. Dan nilai ekuitas ini akan berubah-ubah

naik atau turun tergantung pada upaya yang dilakukan. Upaya-upaya

meningkatkan ekuitas merek merupakan hal yang penting. Karena ekuitas merek

yang tinggi tidak terjadi dengan sendirinya. Melainkan dapat ditingkatkan dengan

cara-cara tertentu. Cara untuk meningkatkan ekuitas merek dapat dilakukan

dengan memilih nama atau logo identitas merek yang baik. Selain itu bisa juga

melalui program pemasaran dan komunikasi pemasaran. Usaha komunikasi

pemasaran yang efektif dan konsisten sangat dibutuhkan untuk membangun dan

mempertahankan ekuitas merek. Merek produk yang memilik ekuitas yang tinggi

adalah produk yang memiliki kualitas tinggi dan merepresentasikan nilai yang

baik. Semakin tinggi ekuitas merek, akan semakin tinggi pula value yang akan

diberikan merek tersebut kepada konsumen. Apabila ekuitas merek meningkat,

maka akan menumbuhkan loyalitas konsumen pada produk atau merek tersebut.

Cara Hotel Grand Wahid meningkatkan kualitas pelayanan dan memperluas

jasanya dalam beroperasional sebagai berikut :

a. Pelatihan karyawan

Pelatihan yang efektif dapat meningkatkan kinerja, memperbaiki

semangat kerja dan mendongkrak potensi organisasi. Pada kegiatan ini

diberikan penjelasan mengenai fasilitas, peralatan dan perlengkapan apa saja

yang dimiliki hotel Grand Wahid Salatiga. Di sini karyawan juga diajarkan

bagaimana cara melayani tamu, menyapa tamu dan menghadapi tamu jika

Page 17: Strategi Hotel Grand Wahid Salatiga Dalam Membangun Brand ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16369/2/T1_602012003_Full... · dalam kegiatan bisnis modern. Sehingga banyak

17

ada yang complain terhadap pelayanan yang diberikan oleh pihak hotel.

Kegiatan tersebut dilakukan setiap tahunnya oleh Grand Wahid Salatiga. Hal

ini dilakukan untuk memperbaiki sistem pelayanan yang ada dan juga untuk

meningkatkan kualitas pelayanan mereka kepada konsumen. Pelatihan

merupakan kegiatan untuk memperbaiki kemampuan karyawan dengan cara

meningkatkan pengetahuan dan keterampilan operasional dalam

menjalankan suatu pekerjaan.

Kegiatan pelatihan ini diadakan untuk menambah dan meningkatkan

pengetahuan karyawan mengenai bagaimana karyawan harus bersikap di

depan konsumen dan mengenai tata cara menghadapi konsumen serta dapat

memberi motivasi dan pencerahan kepada karyawan dibidang pelayanan.

Kegiatan pelatihan di Hotel Grand Wahid Salatiga ini biasa dilakukan pada

saat hotel tidak kebanjiran pengunjung (ramai), misalnya pada saat bulan

puasa atau bulan ramadhan karena pada bulan inilah kegiatan dan tamu hotel

cenderung lebih sedikit jika dibandingkan dengan hari-hari biasanya.

Kegiatan pelatihan ini biasanya lebih sering diikuti oleh divisi-divisi yang

bertugas melayani dan berinteraksi secara langsung dengan konsumen tetapi

tidak dipungkiri bahwa seluruh karyawan yang bekerjapun tetap mengikuti

pelatihan tersebut.

Kegiatan ini dilakukan mengingat pentingnya akan kualitas Sumber Daya

Manusia dalam dunia pekerjaan terutama dalam keberhasilan perusahaan.

Sumber Daya Manusia (SDM) dapat dikatakan sebagai sumber daya utama

di dalam perusahaan karena mereka dituntut untuk memberikan pelayanan

yang terbaik kepada konsumen dan memberikan kinerja yang optimal

sehingga konsumen merasa puas dengan pelayanan yang diberikan.

Dalam memberikan pelayanan yang optimal kepada pelanggan, pihak

perusahaan harus melakukannya dengan sungguh-sungguh yaitu dengan

memperhatikan faktor utama dan faktor pendukungnya. Karena hanya

dengan manusialah pelanggan dapat berkomunikasi secara langsung dan

dapat dengan leluasa dan terbuka dalam mengemukakan pendapatnya.

Kemudian faktor pendukungnya yaitu sarana dan prasarana yang disediakan

yang nantinya digunakan oleh pelanggan. Oleh karena itu perusahaan sebisa

mungkin berusaha untuk membuat para karyawan dapat melaksanakan

pekerjaannya dengan baik dan seoptimal mungkin agar tidak mengecewakan

konsumen

b. Memaksimalkan Produk dan Fasilitas

Strategi yang satu ini merupakan strategi yang penting juga karena dalam

produk dan fasilitas ini juga ikut menunjang akan suatu pelayanan yang

baik, oleh karena itu agar kualitas pelayanan di Grand Wahid Salatiga dapat

dinilai baik maka produk dan fasilitas yang disediakan juga harus baik.

Dengan cara menambah dan menyediakan fasilitas-fasilitas yang dirasa

kurang lengkap dan juga memperbaiki fasilitas-fasilitas yang kurang layak

atau tidak layak untuk diberikan kepada konsumen dengan cara

Page 18: Strategi Hotel Grand Wahid Salatiga Dalam Membangun Brand ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16369/2/T1_602012003_Full... · dalam kegiatan bisnis modern. Sehingga banyak

18

memperbaiki jika masih dapat diperbaiki dan jika sudah tidak dapat

diperbaiki maka dari pihak hotel harus menggantinya dengan yang baru dan

dengan kualitas yang bagus juga. Selain itu diperlukan juga peningkatan

kinerja dalam melayani konsumen. Pelayanan dalam bentuk perbuatan

(action) merupakan salah satu faktor penting dalam melakukan pelayanan

terhadap konsumen.

Di Grand Wahid, pelayanan dalam bentuk perbuatan mereka terapkan

melalui sopan santun, sifat penuh perhatian dan kekeluargaan dalam hal

menyapa tamu, melayani tamu, maupun dalam menanggapi keluhan-keluhan

serta kritik dan saran yang diterima dari konsumen. Dengan perilaku atau

pelayanan baik yang diberikan maka dapat memberikan nilai lebih dari

konsumen terhadap kualitas pelayanan yang diberikan oleh perusahaan.

Tidak hanya pelayanan dalam bentuk perbuatan saja, pelayanan dalam

bentuk lisan dan tulisan juga penting dalam melayani konsumen. Pelayanan

dengan lisan dilakukan oleh petugas - petugas di bidang layanan informasi

dan bidang-bidang lainnya yang tugasnya memberikan penjelasan atau

keterangan kepada siapapun yang memerlukan. Di Grand Wahid pelayanan

dengan lisan ini biasa dilakukan oleh karyawan pada bagian security, front

office, marketing, Public Relations dan juga bagian lainnya yang sekiranya

dapat memberikan informasi yang dibutuhkan oleh konsumen. Karena pihak

hotel juga sering menggunakan bentuk pelayanan melalui tulisan ini dalam

melakukan pelayanan terhadap konsumen maka pelayanan melalui tulisan

merupakan bentuk pelayanan yang paling menonjol dalam pelaksanaan

tugas.

Hal ini dilakukan karena tidak semua konsumen yang mereka punya dapat

dijangkau dengan mudah dan cepat oleh karena itu dilakukanlah pelayanan

dengan tulisan tersebut. Pelayanan dengan tulisan ini dapat berupa

keterangan harga, fasilitas, maupun informasi apa saja yang konsumen

butuhkan. Informasi tersebut biasanya dikirimkan melalui email, fax

ataupun jika keberadaan konsumen tersebut masih dapat dijangkau maka

akan dikirimkan secara langsung melalui kegiatan sales call.

Page 19: Strategi Hotel Grand Wahid Salatiga Dalam Membangun Brand ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16369/2/T1_602012003_Full... · dalam kegiatan bisnis modern. Sehingga banyak

19

5. Kesimpulan dan Saran

Dalam menerapkan strategi pemasaran dimana salah satu hal penting yang

menjadi acuan atau target adalah pelanggan ataupun konsumen. Penerapan

strategi pemasaran yang terfokus pada pelanggan akan memberikan dampak

positif bagi Hotel Grand Wahid Salatiga yang mana akan membuat hotel tetap

bertahan hidup untuk jangka panjang. Strategi pemasaran yang lemah terhadap

fokus untuk pelanggan akan berdampak buruk bagi para pemegang saham.

Pengukuran kinerja pemasaran bergantung pada parameter-parameter yang

menunjukkan perkembangan kinerja marketing dan tingkat keuntungan

marketing. Keberadaan strategi pemasaran sangat berkontribusi dalam

memaksimalkan nilai kinerja pemasaran yang berujung memuaskan para

pemegang saham. Dengan kata lain penerapan strategi pemasaran yang tepat pada

konsumen akan meningkatkan kinerja pemasaran yang berimplikasi pada

peningkatkan keuntungan Hotel Grand Wahid Salatiga.

Sangat jelas sekali bahwa market share sangatlah penting umumnya bagi

usaha dunia jasa, dan khususnya Hotel Grand Wahid Salatiga. Market share

merupakan faktor kunci kesuksesan dalam strategi pemasaran yang secara

langsung bergantung pada kekuatan dari memposisikan produk (positioning

product) dan usaha pemasaran (marketing effort). Kedua kekuatan tersebut

memiliki andil yang sangat besar karena jika salah satu diantaranya tidak berjalan

baik maka implikasinya adalah market share yang diinginkan pun akan gagal.

Maka dari itu, hal tidak bisa dilepaskan dalam strategi pemasaran. Market share

akan selalu menjadi prioritas utama tidak hanya bagi produk baru tetapi juga bagi

produk lama. Konsep value based marketing merupakan suatu konsep yang

menyatakan bahwa tujuan keberadaan marketing dalam Hotel Grand Wahid

Salatiga adalah berkontribusi dalam memaksimalkan nilai pemegang saham dan

evaluasi strategi pemasaran harus berdasarkan dari sebagian besar nilai yang

diciptakan untuk investasi yang telah dilakukan oleh pemegang saham. Intinya

adalah apabila strategi pemasaran yang dilakukan oleh suatu Hotel Grand Wahid

Salatiga tidak bagus akan berdampak pada penurunan nilai pemegang saham atau

dengan kata lain menurunkan kepuasan para pemegang saham.

Hal ini akan berdampak buruk pada nilai suatu bisnis karena bisa dinilai

bahwa bisnis yang dilakukan oleh Hotel Grand Wahid Salatiga tersebut tidaklah

menjanjikan atau bisa dibilang tidak dapat memberikan nilai kepuasan bagi para

pemegang saham. Sehingga akan menyebabkan investasi terhadap bisnis tersebut

menurun dan para pemegang saham mundur dari bisnis tersebut yang berakhir

akan kebangkrutan bagi bisnis dari Hotel Grand Wahid Salatiga tersebut

Page 20: Strategi Hotel Grand Wahid Salatiga Dalam Membangun Brand ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16369/2/T1_602012003_Full... · dalam kegiatan bisnis modern. Sehingga banyak

20

6. Daftar Pustaka

[1] Vellayati, Alma. (2014). Pengaruh Marketing Public relations Terhadap Citra

Perusahaan dan Dampaknya.

[2] Hurriyati, R. (2005). Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen. Bandung:

Alfabeta.

[3] Febrisari, Datuela. (2011). Pengaruh Kinerja Public relations Dan

Costumer Relations Management Terhadap Kepuasan Pelanggan Rumah

Sakit Islam Surakarta “YARSIS”.

[4] Nelson. 2001. Dalam Peter J Paul and Jerry C Olson. 2004.

CustumerBehaviour. PerilakuKonsumendanStrategiPemasaranJilid I

(EdisiKeenam), Jakarta :Erlangga

[5] Sugiyono. (2001). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.

[6] Sulastiyono, A. (2006). Manajemen Penyelenggaraan Hotel. Bandung:

Alfabeta.

[7] Swastha, B. (1999). Azas-Azas Marketing. Edisi Ketiga. Yogyakarta: Liberty.

Walpole, R. E. (1995). Pengantar Statistika. Edisi Ketiga. Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama.

[8] ]Lytle (2000) dalam Nina. 2008. Strategic Marketing Plan. Jakarta : PT

GramediaPustaka.

[9] Harjadi, Didik & Fatmawati Dewi. 2008. “Word Of Marketing (WOM)

Communication Sebagai Alternatif Kreatif Dalam Komunikasi

Pemasaran”.

[10] Kotler, Philip. 2006. Marketing Management 12th

edition. New Jersey,

Prentice Hall

[11] Kotler, Philip. 2000. ManajemenPemasaran. SalembaEmpat : Jakarta

[12] Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller.2006. ManagemenPemasaranJilid I

Edisike 13. Jakarta :Erlangga

[13] JURNAL EQUILIBRIUM. Vol.4, No.8, Juli-Desember 2008; 72-78.Issabell,

Goyette. “Word-of-Mouth Measurement Scale for e-Services Context”.

Jurnal Word of Mouth. Dalam Dimensi Word of Mouth.

[14] BasuSwastha DH. 2001. ManajemenPemasaran (Analisa PerilakuKonsumen),

EdisiPertama, BPFE, Yogyakarta.