strategi fundraising yayasan kesejahteraan

75
STRATEGI FUNDRAISING YAYASAN KESEJAHTERAAN TUNANETRA ISLAM (YAKETUNIS) YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universita Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagai Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata I Disusun oleh: Riris Listyaningrum 11250046 Pembimbing: Arif Maftuhin, M.Ag, MAIS. NIP: 19740202 2001121002 PRODI ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2015

Upload: phamdien

Post on 13-Jan-2017

265 views

Category:

Documents


20 download

TRANSCRIPT

Page 1: STRATEGI FUNDRAISING YAYASAN KESEJAHTERAAN

STRATEGI FUNDRAISING YAYASAN KESEJAHTERAAN

TUNANETRA ISLAM (YAKETUNIS) YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi

Universita Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

Untuk Memenuhi Sebagai Syarat-syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Strata I

Disusun oleh:

Riris Listyaningrum

11250046

Pembimbing:

Arif Maftuhin, M.Ag, MAIS.

NIP: 19740202 2001121002

PRODI ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA

YOGYAKARTA

2015

Page 2: STRATEGI FUNDRAISING YAYASAN KESEJAHTERAAN
Page 3: STRATEGI FUNDRAISING YAYASAN KESEJAHTERAAN
Page 4: STRATEGI FUNDRAISING YAYASAN KESEJAHTERAAN
Page 5: STRATEGI FUNDRAISING YAYASAN KESEJAHTERAAN
Page 6: STRATEGI FUNDRAISING YAYASAN KESEJAHTERAAN

vi

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini ku persembahkan untuk:

Bapak dan Ibu ku tercinta yang selalu mendoakan dan memberikan

semagat, terimakasih atas semua yang kalian berikan.

Adik ku Ninda, yang selalu memberikan motivasi,

Dan Almamater, Prodi Ilmu Kesejahteraan Sosial Universitas Negeri

Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Page 7: STRATEGI FUNDRAISING YAYASAN KESEJAHTERAAN

vii

MOTTO

“Sebaik-baik manusia adalah yang

bermanfaat bagi orang lain”

(Hadist Riwayat Al-Qadha’i)1

1Octavia, Kumpulan Hadist Pilihan, (Jakarta: Media Dewantara, 2009), hlm.

54..

Page 8: STRATEGI FUNDRAISING YAYASAN KESEJAHTERAAN

viii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat

dan taufik-Nya kepada penulis yang telah diberi petunjuk, kekuatan dan

kesabaran dalam menyelesaikan skripsi ini. Sholawat dan salam semoga selalu

terlimpahkan pada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah menuntun

umatnya menuju jalan kebahagian hidup dunia dan akhirat.

Penulis menyadari bahwa dalam penyususnan skripsi ini tidak akan

terwujud tanpa adanya bantuan, dukungan dan dorongan dari berbagai pihak.

Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan rasa

terimakasih kepada:

1. Ketua Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial Fakultas Dakwah dan Komunikasi

UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, yang selalu memberi dorongan kepada

mahasiswanya untuk selalu giat dalam perkuliahan.

2. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial dan Karyawan

Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga yang telah

memberikan ilmu dan pelayanan dalam penyususnan skripsi.

3. Ibu Abidah, S.Ag, M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah

membimbing dan memberikan arahan mengenai judul skripsi yang diajukan.

4. Bapak Arif Maftuhin, M.Ag, MAIS selaku Dosen Pembimbing skripsi, yang

telah dengan sabar dan ikhlas memberi bimbingan, arahan dan petunjuk

dalam proses penyususnan skripsi ini.

Page 9: STRATEGI FUNDRAISING YAYASAN KESEJAHTERAAN

ix

5. Ayahanda Tugiman dan Ibunda Giparmi tercinta yang dengan penuh kasih

sayang dan tulus ikhlas mendidik serta memberikan dukungan moril maupun

materil hingga selesainya studi.

6. Adikku Ninda Puspita Sari, teman berbagi dan saling memberi dukungan

untuk kesuksesan dan keberhasilan bersama.

7. Bapak Wiyoto selaku sekretaris Yaketunis yang telah memberikan izin

penelitian skripsi serta telah memberikan banyak informasi terkait

fundraising di Yaketunis.

8. Pengurus dan warga Yaketunis yang telah membentu memberikan informasi

terkait penelitian yang dilakukan.

9. Teman-teman PPS Yaketunis (Nida, Haida, Ayu, Hida, Hani), teman-teman

IKS 2011 yang selalu mendukung dan mendoakan untuk keberhasilan

bersama.

10. Teman-teman KKN (Nurhayati, Zidna, Dewi, Rara, Agus, Irfan, Bayu) selalu

mendukung dan memberikan semangat hingga terselasainya penulisan skripsi

ini.

11. Semua pihak yang telah memberikan dukungan untuk terselesainya skripsi ini

yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Kepada semua pihak tersebut di atas penulis hanya dapat mengucapkan

terimakasih dan berdoa semoga amal kebaikan yang telah diberikan mendapatkan

balasan berlipat dari Allah SWT. Dan penelitian ini dapat bermanfaat. Amin.

Yogyakarta, 16 Juni 2015

Penulis

Riris Listyaningrum

Page 10: STRATEGI FUNDRAISING YAYASAN KESEJAHTERAAN

x

ABSTRAK

Riris Listyaningrum, Strategi Fundraising Yayasan Kesejahteraan

Tunanetra Islam (YAKETUNIS) Yogyakarta. Skripsi: Fakultas Dakwah dan

Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta tahun 2015.

Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan cara pendanaan lembaga

sosial Yaketunis. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk

wawasan terkait dengan fundraising lembaga sosial.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dengan mengambil subjek

penelitian pengurus Yaketunis dan objek penelitian strategi fundraising

Yaketunis. Teori yang digunakan adalah teori fundraising. Teknik pengumpulan

data yang digunakan adalah wawancara, observasi dan dokumentasi. Analisis data

dilakukan dengan cara reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagai lembaga sosial Yaketunis

belum secara maksimal melakukan strategi fundraising (menghimpun dana)

secara modern, seperti yang dilakukan oleh kebanyakan lembaga sosial sejenis.

Kegiatan menghimpun dana Yaketunis lebih berjalan secara filantropi

(kedermawanan). Berasal dari kedermawanan dan kepedulian masyarakat sendiri

untuk membantu sesama yang membutuhkan. Dan jenis filantropi Yaketunis

adalah filantropi tradisional dimana segala bentuk bantuan yang diberikan

penderma untuk Yaketunis tujuannya hanya untuk memenuhi kebutuhan lembaga,

tidak ada tujuan secara umum memobilisasi masyarakat untuk menciptakan

keadilan sosial. Dalam tantangan menghimpun dana, dengan adanya pihak yang

tidak bertanggung jawab, yang mengatasnamakan Yaketunis untuk kegiatan

meminta-minta sumbangan ke masyarakat yang sebenarnya tidak dilakukan

Yaketunis, ini menjadikan keresahan lembaga akan menimbulkan

ketidaknyamanan di masyarakat dan dapat mempengaruhi kepercayaan

masyarakat terhadap Yaketunis.

Kata Kunci: Strategi, Fundraising, Yaketunis

Page 11: STRATEGI FUNDRAISING YAYASAN KESEJAHTERAAN

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................. i

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................... ii

SURAT PERSETUJUAN SKRIPSI .......................................................................... iii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN...................................................................... iv

SURAT PERNYATAAN BERJILBAB ................................................................... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................................ vi

MOTTO ..................................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ............................................................................................... viii

ABSTRAK ................................................................................................................. x

DAFTAR ISI .............................................................................................................. xi

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xiii

BAB I: PENDAHULUAN .................................................................................. 1

A. Penegasan Judul ............................................................................... 1

B. Latar Belakang Masalah .................................................................. 2

C. Rumusan Masalah ........................................................................... 6

D. Tujuan Penelitian ............................................................................. 6

E. Manfaat Penelitian .......................................................................... 6

F. Tinjauan Pustaka .............................................................................. 7

G. Kerangka Teori................................................................................. 9

H. Metode Penelitian............................................................................. 32

I. Sistematika Pembahasan .................................................................. 37

BAB II: GAMBARAN UMUM YAYASAN KESEJAHTERAAN

TUNANETRA ISLAM (YAKETUNIS) ............................................. 38

A. Sejarah Berdirinya Yaketunis .......................................................... 38

B. Visi dan Misi Yaketunis .................................................................. 43

C. Program Layanan Sosial Yaketunis ................................................. 44

D. Yaketunis sebagai Lembaga Filantropi ............................................ 57

Page 12: STRATEGI FUNDRAISING YAYASAN KESEJAHTERAAN

xii

BAB III: STRATEGI FUNDRAISING YAYASAN KESEJAHTERAAN

TUNANETRA ISLAM (YAKETUNIS) .............................................. 60

A. Strategi Fundraising Yaketunis ...................................................... 60

B. Sumber Pendanaan .......................................................................... 76

C. Tantangan Fundraising Yaketunis .................................................. 82

BAB IV: PENUTUP .............................................................................................. 80

A. Kesimpulan ..................................................................................... 86

B. Saran-saran ...................................................................................... 87

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 89

LAMPIRAN-LAMPIRAN ........................................................................................ 92

Page 13: STRATEGI FUNDRAISING YAYASAN KESEJAHTERAAN

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Yayasan Kesejahteraan Tunanetra Islam (YAKETUNIS) ..................... 42

Gambar 2 Asrama Yaketunis .................................................................................. 44

Gambar 3 Kegiatan ORMAKE (Musrat) ................................................................ 46

Gambar 4 Sekolah Yaketunis .................................................................................. 50

Gambar 5 Sholat Berjamaah ................................................................................... 51

Gambar 6 Musik Yaketunis .................................................................................... 52

Gambar 7 Fasilitas Olahraga ................................................................................... 53

Gambar 8 Al-Qur’an Braille ................................................................................... 56

Gambar 9 Spanduk Bantuan Operasional Sekolah (BOS) SLB A Yaketunis ........ 79

Page 14: STRATEGI FUNDRAISING YAYASAN KESEJAHTERAAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Penegasan Judul

Penelitian ini berjudul “Strategi Fundraising Yayasan Kesejahteraan

Tunanetra Islam (YAKETUNIS) Yogyakarta”. Untuk menghindari terjadinya

beragam penafsiran dan pemahaman yang menimbulkan perbedaan pendapat

atas judul penelitian ini, maka penulis perlu menegaskan beberapa istilah-

istilah dalam judul penelitian ini sebagai berikut:

1. Strategi Fundraising

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa strategi

merupakan rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai

sasaran khusus.1

Strategi adalah prioritas atau keseluruhan yang luas yang diambil

oleh organisasi, merupakan pilihan-pilihan tentang bagaimana cara

terbaik untuk mencapai misi organisasi.2

Fundraising dapat diartikan sebagai kegiatan dalam rangka

menghimpun dana dari masyarakat dan sumber daya lainnya dari

masyarakat (baik individu, kelompok, organisasi, perusahaan ataupun

1 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

Edisi Ketiga, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), hlm. 1092.

2 Michael Allison dan Jude Kaye, Perencanaan Strategis bagi Organisasi Nirlaba,

(Jakarta: Obor, 2013), hlm. 6.

Page 15: STRATEGI FUNDRAISING YAYASAN KESEJAHTERAAN

2

pemerintah) yang digunakan untuk membiayai program dan kegiatan

operasional organisasi/lembaga sehingga mencapai tujuannya.3

Sehingga yang dimaksud strategi fundraising merupakan pilihan-

pilihan cara dalam perencanaan terbaik yang dilakukan dalam rangka

menghimpun dana untuk membiayai kegiatan operasional organisasi

sehingga dapat mencapai tujuan.

2. Yaketunis

Yayasan Kesejahetraan Tunanetra Islam (YAKETUNIS)

merupakan lembaga yang diperuntukkan khusus bagi tunanetra. Didirikan

dengan tujuan untuk mengangkat harkat dan martabat warga tunanetra

dengan memberikan bekal pengetahuan agar tunanetra dapat mandiri dan

mengembagkan potensi yang dimiliki. Yaketunis berdiri pada tanggal 12

Mei 1964, dengan Akta Notaris No.10 Tahun 1964 Notaris Soerjanto

Partaningrat, SH.

B. Latar Belakang

Organisasi sosial adalah organisasi atau lembaga yang melaksanakan

pelayanan dan pengembangan sosial. Organisasi sosial dibentuk oleh

sekelompok orang berdasarkan nilai-nilai sosial yang hidup didalam

3 Hendra Sutisna, Fundraising Database, (Depok: Piramida, 2006), hlm. 23.

Page 16: STRATEGI FUNDRAISING YAYASAN KESEJAHTERAAN

3

masyarakat serta didukung untuk keluar dari kepentingannnya sendiri untuk

selanjutnya peduli dan setia kawan terhadap kepentingan orang lain.4

Berbeda dengan organisasi profit yang tujuan utamanya untuk

mencari laba, organisasi sosial atau non profit tujuan utamanya adalah

melayani dan memberi dampingan kepada warga masyarakat yang belum

dapat memenuhi kebutuhan serta aspirasinya agar mereka mampu

mencukupinya sendiri.5

Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 45 juga

menyebutkan bahwa karakteristik organisasi sosial atau non-profit berbeda

dengan organisasi bisnis, dimana perbedaan utama yang mendasar antar

keduanya terletak pada cara organisasi memperoleh sumber daya yang

dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktivitas operasinya. Organisasi sosial

memperoleh sumber daya dari sumbangan para anggota dan para

penyumbang lain yang tidak mengharapkan imbalan apapun dari organisasi

tersebut.6

Oleh karena itu, sebagai organisasi yang bersifat nirlaba maka

organisasi sosial harus mampu memobilisasi sumber-sumber dana yang

4 Aziz Muslim, Metodologi Pengembangn Masyarakat, (Yogyakarta: Bidang Akademik

UIN Sunan Kalijaga, 2008), hlm. 158.

5Ibid, hlm.158.

6 ................, “PSAK 45: Pengantar Keuangan Organisasi Nirlaba,

http://keuanganlsm.com/psak-45-pengantar-keuangan-nirlaba/, (Diakses 22 Maret 2015,

pukul 11.36 WIB).

Page 17: STRATEGI FUNDRAISING YAYASAN KESEJAHTERAAN

4

diperlukan untuk membiayai dirinya (organisasi) agar dapat beroperasi dan

mencapai tujuannya.7

Beragam bentuk organisasi sosial, salah satunya adalah organisasi

dalam bidang kesejahteraan sosial yaitu yayasan. Yayasan merupakan badan

hukum yang terdiri atas kekayaan yang dipisahkan dan diperuntukkan untuk

mencapai tujuan tertentu di bidang sosial, keagamaan dan kemanusiaan yang

tidak mempunyai anggota.8

Yayasan Kesejahteraan Tunanetra Islam (YAKETUNIS) yang

beralamatkan di Jl. Parangtritis No. 46 Yogyakarta, yang telah berdiri sejak

1964 merupakan salah satu organisasi sosial nirlaba dalam bidang

kesejahteraan yang fokus terhadap tunanetra. Tunanetra di Yayasan ini

dibimbing dan difasilitasi agar dapat terpenuhi hak-haknya selayaknya

manusia dengan kondisi fisik normal umumnya. Bidang gerak dari yayasan

ini adalah panti asuhan atau asrama, yang didalamnya juga meyelenggarakan

pendidikan formal bagi tunanetra dari jenjang sekolah dasar hingga

menengah. Yaitu pendidikan SLB A dan MTs, dimana SLB A merupakan

pendidikan jenjang sekolah dasar bagi anak berkebutuhan khusus yang

didalamnya terdapat pegelompokan-pengelompokan antara lain kelas

persiapan, tingkat dasar, SMP LB-A dan SMK LB-A, sedangkan MTs adalah

pendidikan jenjang menengah pertama yang dalam materi pembelajarannya

7 Aziz Muslim, Metodologi Pengembangn Masyarakat, hlm. 158.

8 Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan, pasal 1ayat (1).

Page 18: STRATEGI FUNDRAISING YAYASAN KESEJAHTERAAN

5

lebih banyak kepada materi keislaman seperti fiqih dan aqidah akhlaq.9 Selain

itu berbagai kegiatan dari ketrampilan, musik, keagamaan, olahraga,

berorganisasi juga diselenggarakan oleh Yaketunis untuk memberikan bekal

serta mengasah potensi yang dimiliki tunanetra khususnya tunanetra yang

menjadi anak asuh asrama Yaketunis.

Yaketunis yang kehadirannnya sejak 1964 hingga saat ini, yang

berarti telah mencapai usia lebih dari setengah abad lamanya serta dengan

berbagai fasilitas dan program-program yang dijalankan untuk memenuhi

hak-hak kaum tunanetra maupun pengembangan lembaga, tentu itu semua

memerlukan dana yang tidak sedikit. Namun hingga saat ini Yaketunis

mampu terus bertahan. Dimana dana merupakan dukungan operasional suatu

organisasi untuk dapat mencapai tujuannya, sehingga dana menjadi kekuatan

bagi organisasi untuk dapat terus hidup. Begitu pula Yaketunis dalam

upayanya untuk dapat terus bertahan hidup dan terus memberikan pelayanan

untuk tunanetra, tidak terlepas dari penghimpunan dana untuk lembaga.

Menghimpun dana merupakan langkah penting bagi organisasi nirlaba

sebagai pendukung kehidupan organisasi.

Dari uraian diatas, manarik bagi peneliti untuk mengetahui lebih

lanjut tentang penghimpunan dana organisasi yang dilakukan oleh suatu

organisasi sosial dalam hal ini adalah Yaketunis, hal ini dilakukan melalui

penelitian yang berjudul: “Strategi Fundraising Yayasan Kesejahteraan

Tunanetra Islam (YAKETUNIS) Yogyakarta”.

9 Wawancara dengan Bapak Agus Suryanto, Kepala Sekolah MTs Yaketunis, tanggal 5

Januari 2016.

Page 19: STRATEGI FUNDRAISING YAYASAN KESEJAHTERAAN

6

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, penulis membatasi

permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana strategi fundraising yang dilakukan Yayasan Kesejahteraan

Tunanetra Islam?

2. Apakah yang menjadi tantangan dalam fundraising?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan penjabaran rumusan masalah diatas, penulis dapat

menyimpulkan tujuan penelitian sebagai berikut:

1. Mengetahui strategi fundraising Yayasan Kesejahteraan Tunanetra Islam.

2. Mengetahui tantangan dalam fundraising yang dilakukan Yayasan

Kesejahteraan Tunanetra Islam.

E. Manfaat Penelitian

1. Secara Teoritis

Melalui penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai

sumbangan pemikiran dan menjadi wacana tambahan yang berkaitan

dengan fundraising pada lembaga sosial.

2. Secara Praktis

a. Menambah wawasan dan pengetahuan bagi peneliti khususnya dan

praktisi maupun akademisi umumnya dalam memahami fundraising

lembaga sosial.

Page 20: STRATEGI FUNDRAISING YAYASAN KESEJAHTERAAN

7

b. Hasil penelitian ini dapat memberi masukan dan saran bagi praktisi,

akademisi dalam penelitian selanjutnya sehingga menjadi

perbandingan penelitian yang lain.

F. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka dilakukan untuk membedakan penelitian yang

dilakukan dengan penelitian terdahulu, sebagai cara menunjukkan keaslian

dalam penelitian. Belum ada penelitian di Yaketunis yang membahas tentang

fundraising, tetapi berikut beberapa penelitian terdahulu yang telah

ditemukan terkait dengan fundraising, diantaranya sebagai berikut:

Pertama, penelitian Tuti Hartini “Fundraising pada Rumah Singgah

Ahmad Dahlan Yogyakarta”. Penelitian ini membahas tentang kegiatan

fundraising yang dilakukan Rumah Singgah Ahmad Dahlan Yogyakarta.

Fundraising dilakukan lembaga sosial RSAD sebagai sumber pendanaan

lembaga, yang digunakan untuk kebutuhan proses penanganan anak jalanan.

Dalam penelitian ini lebih menjelaskan tentang sistem dan pola yang

digunakan serta faktor pendukung dan penghambat dalam menjalankan

program fundraising yang dilakukan lembaga sosial RSADYogyakarta.10

Kedua, Penelitian Surna Lastri “Manajemen Fundraising LSM dalam

Mendukung Pendanaan dan Keberlanjutan Organisasi (Study Kasus Pada

LSM Ma’rifad Banda Aceh)”. Penelitian ini membahas tentang manajemen

yang baik dalam fundraising merupakan hal yang penting. Karena kegiatan

10 Tuti Hartini, Fundraising pada Rumah Singgah Ahmad Dahlan Yogyakarta, skripsi

tidak diterbitkan, (Yogyakarta: Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, 2011).

Page 21: STRATEGI FUNDRAISING YAYASAN KESEJAHTERAAN

8

penggalangan dana merupakan tulang punggung organisasi dalam

mengeksplorasi pendanaan. Strategi penggalangan dana sangat diperlukan

sebagai alat analisis mengidentifikasi sumber-sumber pendanaan potensial

untuk membuat dana cadangan lembaga demi keberlanjutan dan eksistensi

lembaga. Serta langkah LSM Ma’rifad Banda Aceh dalam meningkatkan

kepercayaan pendonor yang berdampak pada peningkatan penggalangan dana

organisasi.11

Ketiga, penelitian Umi Rosyidah “Strategi Manajemen Fundraising

dalam Peningkatan Penghimpunan Wakaf Yayasan Badan Wakaf Sultan

Agung (YBWSA) Semarang”.Penelitian ini membahas tentang metode-

metode fundraising dalam menghimpun wakaf yang dilakukan Yayasan

Badan Wakaf Sultan Agung (YBWSA) Semarang. Dalam penelitian ini

dijelaskan juga tentang pendekatan-pendekatan yang dilakukan YBWSA

Semarang dalam penghimpunan (fundraising) serta pengaruh strategi yang

telah dilakukan terhadap keberhasilan program penghimpunan yang

dilakukan YBWSA Semarang.12

Keempat, penelitian Nurlaelatul Afifah “Strategi Fundraising Program

Pemberdayaan Ekonomi (Senyum Mandiri) pada Rumah Zakat”. Penelitian

11 Surna Lastri, Manajemen Fundraising LSM dalam Mendukung Pendanaan dan

Keberlanjutan Organisasi (Study Kasus Pada LSM Ma’rifad Banda Aceh), Jurnal Akuntansi

Muhammadiyah, Vol. 2, No. 3, 2013,

http://ejournal.unmuha.ac.id/index.php/JAM/article/view/280, diakses pada 22 Maret 2015.

12 Umi Rosyidah, Strategi Manajemen Fundraising dalam Peningkatan Penghimpun

Wakaf Yayasan Badan Wakaf Sultan Agung (YBWSA) Semarang, skripsi tidak diterbitkan,

(Semarang: IAIN Walisongo, 2013). http://eprints.walisongo.ac.id/1828/, diakses pada 22

maret 2015 pukul 11.15 WIB.

Page 22: STRATEGI FUNDRAISING YAYASAN KESEJAHTERAAN

9

ini membahas tentang model-model fundraising yang digunakan Rumah

Zakat dalam penggalangan dana untuk program-program Rumah Zakat,

khusus dalam bidang pemberdayaan ekonomi serta pengaruh fundraising

dalam peningkatan jumlah dana dan jumlah penerima layanan program

senyum mandiri.13

Dari beberapa penelitian diatas terlihat bahwa ada kedekatan judul

penelitian sebelumnya dengan penelitian yang akan dilakukan penulis.

Sedangkan perbedaan penelitian ini adalah dimana penelitian yang akan

dilakukan membahas tentang fundraising yang dilakukan Yayasan

Kesejahteraan Tunanetra Islam Yogyakarta sebagai suatu lembaga sosial

nirlaba, yang didalamnya lebih kepada perencanaan langkah-langkah dan cara

dalam fundraising yang dilakukan serta tantangan dalam melaksanakan

fundraising.

G. Kerangka Teori

Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa teori terkait

dengan permasalahan yang diteliti, sehingga mampu untuk memberikan

jawaban dan memperjelas dalam membahas permasalahan.

1. Tinjauan tentang Strategi Fundraising

Strategi fundraising terdiri dari dua kata yaitu strategi dan

fundraising. Menurut Fred R. David, strategi adalah cara untuk mencapai

13 Nurlaelatul Afifah, Strategi Fundraising Program Pemberdayaan Ekonomi (Senyum

Mandiri) pada Rumah Zakat, skripsi tidak diterbitkan, (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah,

2011).http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/274/1/101549-

NURLAELATUL%20AFIFAH-FSH.PDF, diunduh pada 10 Maret 2015.

Page 23: STRATEGI FUNDRAISING YAYASAN KESEJAHTERAAN

10

tujuan-tujuan jangka panjang.14 Webster’s New World Dictionary

mendefinisikan strategi sebagai sebuah ketrampilan dalam mengelola

organisasi atau merencanakan stratagem atau cara cerdik untuk mencapai

tujuan.15 Strategi sangat berkaitan dengan arah dan tujuan serta kegiatan

jangka panjang suatu organisasi, karena organisasi tanpa adanya strategi

tidak akan berjalan maksimal.

Strategi merupakan kunci dari terlaksananya misi yang ada dalam

suatu organisasi atau lembaga untuk mencapai tujuan. Strategi juga akan

berfungsi untuk mengarahkan tingkah laku organisasi di dalam

lingkungannya. Strategi adalah sebuah kebutuhan, strategi akan memberi

sebuah cara pikir mengenai organisasi yang akan meningkatkan

kemampuan untuk bertahan dan merupakan alat penting bagi organisasi

yang berkomitmen pada kualitas dan efektivitas.16 Strategi merupakan

kunci kesuksesan.

Fundraising adalah proses mempengaruhi masyarakat baik

perorangan atau instansi (lembaga) agar menyalurkan dana kepada sebuah

organisasi atau lembaga. Makna “mempengaruhi” memiliki beberapa arti,

diantaranya adalah memberitahukan, mengingatkan, mendorong,

14 Fred R. David, Manajemen Strategis Konsep, Edisi 12, terj. Dono Sunardi (Jakarta:

Salemba Empat, 2011), hlm. 18.

15 Jusuf Udaya, dkk., Manajemen Stratejik, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013), hlm. 6.

16 Joyce Young, dkk., Menggalang Dana Untuk Organisasi Nirlaba, (Jakarta: Ina

Publikatama, 2007), hlm. 125.

Page 24: STRATEGI FUNDRAISING YAYASAN KESEJAHTERAAN

11

membujuk, merayu atau mengiming-imingi, termasuk juga melakukan

penguatan stressing bila memungkinkan.17

Prof. Suparman dari Badan Wakaf Indonesia mendefinisikan

secara praktis, fundraising adalah suatu kegiatan penggalangan dana dari

individu, organisasi, maupun badan hukum. Fundraising sangat

berhubungan dengan kemampuan perseorangan, organisasi, badan hukum

untuk mengajak dan mempengaruhi orang lain sehingga menimbulkan

kecerdasan, kepedulian dan motivasi untuk melalukan donor.18

Fundraising merupakan membangun nilai-nilai kemanusiaan, suatu cara

untuk membangun relasi dengan orang-orang yang mempunyai nilai-nilai

yang sama dengan nilai-nilai organisasi, memberi kesempatan bertindak

melalui pemberian dana dengan tujuan sosial kemanusiaan.19

Sehingga yang dimaksud dengan strategi fundraising adalah suatu

cara untuk mempengaruhi masyarakat baik individu atau lembaga agar

peduli dan meyalurkan dana kepada sebuah organisasi atau lembaga. Yang

dilakukan oleh organisasi untuk dapat mencapai tujuan jangka panjang.

17 Muhsin Kalida, Fundraising Taman Bacaan Masyarakat (TBM), (Yogyakarta:

Cakruk Publishing, 2012, hlm 15.

18 Ibid, hlm 16.

19 April Purwanto, Manajemen Fundraising bagi Organisasi Pengelola Zakat,

(Yogyakarta: Teras, 2009), hlm. 30.

Page 25: STRATEGI FUNDRAISING YAYASAN KESEJAHTERAAN

12

a. Tahapan Strategi

Strategi juga melalui berbagai tahapan dalam prosesnya, secara garis

besar strategi melalui tiga tahapan, yaitu:

1) Perumusan Strategi

Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah perumusan strategi

yang akan dilakukan. Sudah termasuk didalamnya adalah

pengembangan tujuan, mengenai peluang dan ancaman eksternal,

menetapkan kekuatan dan kelemahan secara internal, menetapkan

suatu objektivitas, menghasilkan strategi alternatif dan memilih

strategi yang dilaksanakan. Dalam perumusan strategi juga

ditentukan suatu sikap untuk memutuskan, memperluas,

menghindari atau melaksanakan sesuatu keputusan dalam proses

kegiatan.20

2) Implementasi Strategi

Setelah kita merumuskan dan memilih strategi yang telah

diterapkan, maka langkah berikutnya adalah melaksanakan strategi

yang ditetapkan tersebut. Dalam tahap pelaksanaan strategi yang

telah dipilih sangat membutuhkan komitmen dan kerjasama

dariseluruh unit, tingkat dan anggota organisasi.21

20 Fred R. David, Manajemen Strategis Konsep, hlm. 6.

21 Ibid, hlm. 6.

Page 26: STRATEGI FUNDRAISING YAYASAN KESEJAHTERAAN

13

3) Evaluasi Strategi

Tahap akhir dari strategi ini adalah evaluasi strategi. Evaluasi

strategi ini diperlukan karena keberhasilan yang telah dicapai dapat

diukur kembali untuk menetapkan tujuan berikutnya. Evaluasi

menjadi tolak ukur untuk strategi yang akan dilaksanakan kembali

oleh suatu organisasi dan evaluasi sangat diperlukan untuk

memastikan sasaran yang dinyatakan telah tercapai. Ada tiga

macam kegiatan mendasar untuk mengevaluasi strategi yaitu:

a) Meninjau faktor-faktor eksternal dan internal yang menjadi

dasar strategi. Adanya perubahanyang akan menjadi satu

hambatan dalam pencapaian tujuan, begitu pula dengan faktor

internal yang diantaranya srategi tidak efektif atau hasil

implementasi yang buruk dapat berakibat buruk pula bagi hasil

yang akan dicapai.22

b) Mengukur kinerja (membandingkan hasil yang diharapkan

dengan kenyataan). Prosesnya dapat dilakukan dengan

menyelidiki penyimpanan dari rencana, mengevaluasi prestasi

individu dan menyimak kemajuan yang dibuat ke arah

pencapaian sasaran yang dinyatakan. Kriteria untuk

mengevaluasi strategi harus dapat diukur dan mudah

22 Ibid, hlm. 7.

Page 27: STRATEGI FUNDRAISING YAYASAN KESEJAHTERAAN

14

dibuktikan, kriteria yang meramalkan hasil lebih penting

daripada kriteria yang mengungkapkan apa yang terjadi.23

c) Mengambil tindakan korektif untuk memastikan bahwa

prestasi sesuai dengan rencana. Dalam hal ini tidak harus

berarti bahwa strategi yang ada yang ditinggalkan atau harus

merumuskan strategi yang baru.Tindakan korektif diperlukan

bila tindakan atau hasil tidak sesuai dengan yang dibayangkan

semula atau pencapaian yang diharapkan.24

b. Tujuan Fundraising

Terdapat lima tujuan pokok fundraising yaitu:

1) Menghimpun dana

Menghimpun dana adalah tujuan fundraising yang paling

dasar. Termasuk dalam pengertian dana adalah barang atau jasa

yang memiliki nilai material. Tujuan inilah yang paling pertama

dan utama. Inilah sebab awalnya mengapa fundraising itu

dilakukan. Bahkan bisa dikatakan bahwa fundraising yang tidak

menghasilkan dana adalah fundraising yang gagal, meskipun

memiliki bentuk keberhasilan lainnya. Karena pada akhirnya

apabila fundraising tidak menghasilkan dana maka tidak ada

23 Ibid, hlm. 7.

24 Ibid, hlm. 8.

Page 28: STRATEGI FUNDRAISING YAYASAN KESEJAHTERAAN

15

sumber daya yang dihasilkan. Apabila sumber daya sudah tidak

ada, maka sebuah lembaga akan kehilangan kemampuan untuk

terus menjaga kelangsungannya, sehingga pada akhirnya akan

mati.25

2) Menghimpun donatur

Tujuan kedua fundraising adalah menghimpun donatur.

Lembaga yang melakukan fundraising harus terus menambah

jumlah donaturnya. Untuk dapat menambah jumlah donasi dari

setiap donatur atau menambah jumlah donatur pada saat setiap

donatur mendonasikan dana yang tetap sama. Diantara kedua

pilihan tersebut, maka menambah donatur adalah cara yang relatif

lebih mudah dari pada menaikkan jumlah donasi dari setiap

donatur. Dengan alasan ini maka mau tidak mau fundraising dari

waktu ke waktu juga harus berorientasi untuk terus menambah

jumlah donatur.26

3) Menghimpun Simpatisan dan Pendukung

Kadang kala ada seseorang atau sekelompok orang yang

telah berinteraksi dengan aktivitas fundraising yang dilakukan

sebuah lembaga, mereka kemudian terkesan, menilai positif dan

bersimpati. Akan tetapi pada saat itu mereka tidak memiliki

25 Ahmad Juwaini, Panduan Direct Mail untuk Fundraising, (Depok: Piramedia, 2005),

hlm. 5.

26 Ibid, hlm. 6-7.

Page 29: STRATEGI FUNDRAISING YAYASAN KESEJAHTERAAN

16

kemampuan untuk memberikan sesuatu (misal: dana) sebagai

donasi karena ketidakmampuan mereka. Kelompok seperti ini

kemudian menjadi simpatisan dan pendukung lembaga meskipun

tidak menjadi donatur. Kelompok seperti ini akan berusaha

mendukung lembaga pada umumnya dan secara natural bersedia

menjadi promotor atau informan positif tentang lembaga kepada

orang lain. Kelompok seperti ini juga diperlukan oleh lembaga

sebagai pemberi informal kepada setiap orang yang memerlukan.

Dengan adanya kelompok simpatisan dan pendukung ini, maka

lembaga memiliki jaringan informasi informal yang sangat

menguntungkan.27

4) Membangun Citra Lembaga

Disadari atau tidak, aktivitas fundraising yang dilakukan

oleh suatu lembaga, baik secara langsung maupun tidak langsung

akan membentuk citra lembaga. Fundraising adalah garda

terdepan yang menyampaikan informasi dan berinteraksi dengan

masyarakat. Hasil informasi dan interaksi ini akan membentuk

citra lembaga dalam benak khalayak. Citra ini bisa bersifat positif,

bisa pula bersifat negatif. Dengan citra ini setiap orang akan

mempersepsi lembaga. Jika citra lembaga positif, maka mereka

akan mendukung, bersimpati dan akhirnya memberikan donasi.

Sebaliknya kalau citranya negatif, maka mereka akan

27 Ibid, hlm. 7.

Page 30: STRATEGI FUNDRAISING YAYASAN KESEJAHTERAAN

17

menghindari, antipati dan mencegah orang untuk melakukan

donasi.28

5) Memuaskan Donatur

Tujuan kelima dari fundraising adalah memuaskan donatur.

Tujuan ini adalah tujuan yang tinggi yang bernilai jangka panjang

meskipun kegiatannya secara teknis dilakuakan sehari-hari.

Memuaskan donatur menjadi hal yang penting karena jika dontur

puas, maka mereka akan menceritakan lembaga kepada orang lain

secara positif. Secara tidak langsung, donatur yang puas akan

menjadi tenaga fundraiser secara alami tanpa diminta, tanpa

dilantik dan tanpa dibayar. Kebalikannya kalau donatur tidak

puas, maka donatur akan menghentikan donasi (tidak mengulang

lagi) dan menceritakan kepada orang lain tentang lembaga secara

negatif. Karena fungsi pekerjaan kegiatan fundraising juga harus

bertujuan untuk memuaskan donatur.29

c. Prinsip-prinsip Fundraising

Untuk terlaksananya fundraising dengan baik dan benar perlu

dilandasi prinsip-prinsip yang benar. Menurut Bernardian R. Wirjana

28 Ibid, hlm. 8.

29 Ibid, hlm. 8-9.

Page 31: STRATEGI FUNDRAISING YAYASAN KESEJAHTERAAN

18

dalam buku berjudul “Metodologi Pengembangan Masyarakat”

menyebutkan prinsip-prinsip dalam fundraising sebagai berikut:

1) Fundraising harus dilakukan dengan cara yang etis dan konsisten

dengan misi organisasi.

2) Melindungi lingkungan hidup yang rentan, membangkitkan apa

yang ada di dalam hati nurani untuk saling peduli dengan sesama.

3) Perlu memiliki rasa hormat dan respek kepada orang-orang yang

memberi maupun orang yang menerima manfaat.

4) Harus memegang prinsip kerahasiaan orang-orang yang dibantu

dan dilayani.

5) Memiliki kredibilitas tinggi, mempunyai tract record yang baik,

akuntabel, berani mempertanggungjawabkan dana yang diterima

kepada donatur, pemerintah dan masyarakat.

6) Dilakukan secara profesional dengan menggunakan aspek-aspek

berbagai disiplin ilmu.30

d. Pentingnya Fundraising bagi Organisasi Sosial

Muhsin Kalida sebagaimana dikutip dalam Aziz Muslim

menyebutkan alasan pentingnya fundraising bagi organisasi sosial

sebagai berikut:

30 Aziz Muslim, Metodologi Pengembangn Masyarakat, (Yogyakarta: Bidang Akade-

mik UIN Sunan Kalijaga, 2008), hlm. 161-164.

Page 32: STRATEGI FUNDRAISING YAYASAN KESEJAHTERAAN

19

1) Organisasi sosial memerlukan dana untuk membiayai operasional

organisasi.

2) Membutuhkan dana untuk pengembangan dan memperbesar skala

organisasi dan program.

3) Membangun landasan pendukung dan mengurangi hidup

tergantung.

4) Untuk memperkuat posisi tawar, menciptakan organisasi yang

efektif dan kokoh mampu hidup dalam jangka panjang.31

e. Metode Fundraising

Pada dasarnya metode dibagi dalam dua jenis, kedua jenis

tersebut sebagai berikut:

1) Metode Fundraising Langsung (Direct Fundraising)

Merupakan metode yang menggunakan teknik-teknik yang

melibatkan partisipasi donatur secara langsung. Dimana proses

interaksi dan daya akomodasi terhadap lembaga donor dan

donatur dapat seketika (langsung) dilakukan, sebagai contoh

dari metode ini adalah: direct mail, direct advertising,

telefundraising dan presentasi langsung.32

31 Ibid, hlm. 158-160.

32 Muhsin Kalida, Fundraising Taman Bacaan Masyarakat (TBM), (Yogyakarta:

Cakruk Publishing, 2012), hlm 62.

Page 33: STRATEGI FUNDRAISING YAYASAN KESEJAHTERAAN

20

2) Metode Fundraising Tidak Langsung (Indirect Fundraising)

Metode ini adalah metode yang menggunakan teknik-teknik

yang tidak melibatkan partisipasi donatur secara langsung

dimana tidak dilakukan dengan memberikan dana donatur

seketika. Sebagai contoh dari metode ini adalah: advertorial,

image compaing dan penyelenggaraan event, melalui perantara,

menjalin relasi, melalui referensi dan mediasi para tokoh.33

f. Teknik-teknik Fundraising

Beberapa teknik dalam fundraising, diantaranya sebagai berikut:

1) Kampanye

Yaitu fundraising dengan cara melakukan kampanye lewat

berbagai media komunikasi. Media yang digunakan dapat

berupa brosur, spanduk, poster, stiket, liflet, media cetak,

elektronik, internet, dsb.34

2) Face to face

Yaitu fundraising dengan tatap muka antara fundraiser dengan

calon donatur untuk mengadakan dialog dengan tujuan

menawarkan program kerja sama yang saling menguntungkan.

Teknik ini dapat dilakukan dengan kunjungan pribadi ke rumah

33 Ibid, hlm. 62.

34 Aziz Muslim, Metodologi Pengembangn Masyarakat, hlm. 171.

Page 34: STRATEGI FUNDRAISING YAYASAN KESEJAHTERAAN

21

calon pendonor, kantor, perusahaan atau membuat presentasi

dalam pertemuan khusus.35

3) Direct mail

Yaitu fundraising dengan cara surat menyurat. Dalam teknik ini

yang perlu diperhatikan adalah penulisan surat yang efektif dan

membuat paket surat yang murah.36

4) Special event

Praktik fundraising dengan menggelar acara-acara khusus yang

dihadiri oleh banyak orang. Bentuknya dapat berupa bazar,

lelang, festival, konser, wisata alam, lomba, penerbitan dan

masih banyak lainnya.37

5) Pembangunan Dana Abadi

Pada salah satu tahap dimana organisasi sudah berjalan dengan

lancar, perencanaan pembangunan dana abadi dapat dimasukkan

dalam tujuan dan sasaran perencanaan strategik organisasi.

Dapat dilakukan melalui cara, menganggarkan sacara teratur

dalam anggaran tahunan organisasi, menyimpan kelebihan dana

anggaran dalam deposito, mengadakan investasi diperusahaan

35 Ibid, hlm. 171.

36 Ibid, hlm.171.

37 Ibid, hlm.171-172.

Page 35: STRATEGI FUNDRAISING YAYASAN KESEJAHTERAAN

22

yang bonafit dan aman. Dijalankan dengan cermat, akuntabel,

dipertanggungjwabkan kepada pengurus dan donatur.38

g. Unsur-unsur Fundraising

Berikut beberapa hal yang menjadi unsur penting dalam fundraising:

1) Kebutuhan Donatur

Dimana donatur merupakan orang yang memberikan sebagaian

dananya untuk membiayai sejumlah program dan kegiatan yang

dilakukan oleh organisasi.39

2) Segmentasi

Sebuah metode tentang bagaimana melihat donatur secara

kreatif. Sebuah seni mengidentifikasi dan memanfaatkan

berbagai peluang yang muncul di masyarakat.40

3) Identifikasi Calon Donatur

Sebagai upaya dalam mempermudah dan membantu petugas

fundraising dalam menentukan target dan sasaran. Karena dalam

menentukan donatur harus jeli dan cermat, mengingat

pentingnya donatur sebagai penopang kehidupan organisasi.41

38 Ibid, hlm.172-173.

39 April Purwanto, Manajemen Fundraising bagi Organisasi Pengelola Zakat, hlm. 53.

40 Ibid, hlm. 62.

41 Ibid, hlm. 71.

Page 36: STRATEGI FUNDRAISING YAYASAN KESEJAHTERAAN

23

4) Positioning

Sebagai strategi untuk memenangkan dan menguasai benak

pendonatur melalui produk-produk layanan yang ditawarkan.42

5) Produk

Merupakan hal yang ditawarkan untuk memenuhi kebutuhan

dan keinginan donatur. Produk bukan saja berupa barang namun

juga berupa jasa.43

6) Harga dan Biaya Transaksi

Nilai yang harus dikurbankan oleh seorang donatur untuk

mendapatkan kepuasan layanan dari produk yang ditawarkan.44

7) Promosi

Sebagai alat untuk menginformasikan kepada donatur mengenai

produk dan untuk meyakinkan donatur agar bersimpati dan

mendukung kegiatan yang dilakukan.45

8) Maintenance

Upaya organisasi untuk senantiasa menjalin hubungan baik

dengan donatur, sebagai langkah mempertahankan kerjasama

demi perkembangan organisasi.46

42 Ibid, hlm. 80.

43 Ibid, hlm. 83.

44 Ibid, hlm. 94.

45 Ibid, hlm. 101.

Page 37: STRATEGI FUNDRAISING YAYASAN KESEJAHTERAAN

24

h. Tantangan dalam Fundraising

Berikut berapa hal yang menjadi tantangan dalam fundraising, yaitu:

1) Perkembangan fundraising itu sendiri

Sekarang ini baik di media cetak maupun elektronik, semua

berusaha mengadakan penggalangan dana secara canggih dan on

line. Artinya, meskipun ada atau tidak ada musibah (bencana),

media ini senantiasa membuka dompet peduli. Tentu ini menjadi

pesaing berat bagi lembaga-lembaga sosial yang bermaksud

menggalang dana, khususnya bagi lembaga yang masih kecil dan

pemula.47

2) Membesarnya Kebutuhan Masyarakat

Semakin kecilnya dana di bidang kesejahteraan dan pendidikan,

berarti memperbesar kebutuhan yang harus dipenuhi oleh

lembaga-lembaga kemasyarakatan. Selalu muncul kebutuhan

baru dan problem baru, urbanisasi berjalan begitu cepat, yang

diiringi berbagai akibat yang luar biasa dari fenomena ini.48

46 Ibid, hlm. 115.

47 Mukhsin Khalida, Fundraising dalam Studi Pengembangan Lembaga Kemasyaratan,

Jurnal Aplikasi Ilmu-ilmu Agama, Vol. V: 2 (Desember, 2004), hlm. 153.

48 Ibid, hlm. 154.

Page 38: STRATEGI FUNDRAISING YAYASAN KESEJAHTERAAN

25

2. Tinjauan tentang Organisasi Sosial (Kemanusiaan)

Organisasi sosial lahir dengan tujuan antara lain memberikan pela-

yanan (service) atas kebutuhan dasar masyarakat dan menyediakan model

pendampingan (advocacy) bagi masyarakat yang didasarkan pada sistem

kemandirian (self-reliance). Organisasi tipe ini berpartisipasi menyertai

masyarakat dalam menciptakan demokrasi politik, sosial dan ekonomi. Ba-

sis organisasi sosial bersifat kerelawanan atau semi-kerelawanan dan

dimotivasi oleh sebuah tata nilai tertentu dalam masyarakat (value driven)

karena itu disebut juga ‘voluntary sector’.49

Organisasi sosial merupakan organisasi yang bersifat non-profit,

organisasi jenis ini memiliki beberapa ciri antar lain: (i) umumnya berawal

dari inisiatif masyarakat baik berasal dari tradisi lokal maupun inspirasi

keagamaan; (ii) memiliki tujuan untuk melakukan peningkatan kesejahter-

aan masyarakat dan berorientasi pada pengembangan program pem-

bangunan; (iii) mempunyai mekanisme penggalangan dana sendiri atau

bukan sepenuhnya berasal dari subsidi negara; (iv) dapat berbasis kere-

lawanan atau semi kerelawanan. Dan peran organisasi sosial sebagai beri-

kut: (i) memberikan pelayanan; (ii) mengidentifikasi dan memformulasi

kebutuhan-kebutuhan baru di masyarakat; (iii) memelihara dan mengubah

sistem nilai dalam masyarakat; (iv) memediasi antara individu dan Negara;

49 Hilman Latief, Politik Filantropi Islam di Indonesia: Negara, Pasar dan Masyarakat,

(Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2013), hlm. 31-32.

Page 39: STRATEGI FUNDRAISING YAYASAN KESEJAHTERAAN

26

(v) menyediakan ruang dan forum bagi individu-individu untuk mem-

bangun pranata sosial.50

Ditambahkan oleh Marilyn Taylor dan Diane dalam studinya ten-

tang organisasi sosial menyebutkan bahwa organisasi sosial yang memba-

wa misi sosial yang terkadang memperoleh pendapatan yang berasal dari

pemerintah, hasil sumbangan kedermawanan, lembaga internasional,

membutuhkan ligitimasi sosial dan politik yang kuat dari pemerintah mau-

pun dari masyarakat.Terdapat tiga macam bentuk organisasi-organisasi da-

lam masyarakat sipil yaitu:51

a. Organisasi yang berorientasi pelayanan (service)

Menyediakan bantuan dan asistensi jangka pendek. Contoh konkrit

dari ini adalah kelompok-kelompok masyarakat yang meyelenggara-

kan pelayanan masyarakat (community service) seperti yang dikelola

masjid, gereja dan organisasi masyrakat lainnya.

b. Organisasi yang berorientasi pembangunan (‘development NGOs’)

Tidak langsung bersentuhan dengan kebijakan pemerintah namun be-

rusaha menjalankan program pegembangan masyarakat. Program-

program organisasi dirancang untuk memiliki dampak panjang, contoh

organisasi ini adalah LSM-LSM yang menyediakan kredit mikro dan

pendampingan ekonomi, pendidikan atau kesehatan.

50 Ibid, hlm.32-33.

51 Hilman Latief, Politik Filantropi Islam, hlm. 34-36.

Page 40: STRATEGI FUNDRAISING YAYASAN KESEJAHTERAAN

27

c. Organisasi yang berorientasi gerakan (‘movement NGOs’)

Lebih bersifat politis dan berusaha menggalang kesedaran masyarakat

misal dalam mendorong terciptanya demokrasi ekonomi, sosial dan

politik. Bukan sekedar memberikan ‘perangkat keras’ pada masyara-

kat bagaimana membangun hidup lebih baik, tetapi juga ‘perangkat

lunak’ bagaimana masyarakat bisa ‘memaksa’ penguasa untuk me-

geluarkan kebijakan yang populis. Ini misalnya dilakukan oleh lem-

baga-lembaga advokasi baik di bidang lingkungan hidup, HAM atau

kemiskinan.

Pendanaan merupakan hal terpenting dalam sebuah organisasi so-

sial, dimana dana diperlukan untuk membiayai dirinya (organisasi) agar

dapat beroperasi dan mencapai tujuannya.52

Berbicara aspek kreativitas penggalangan dana, suatu organisasi

sosial lebih atraktif dalam penggalangan dana. Tidak hanya melalui pola

normatif dan konvensional, tetapi juga memanfaatkan rasa solidaritas,

kepedulian, kebersamaan dan berbagai bentuk kohesi sosial lainnya. Da-

lam buku Pola Dan Strategi Penggalangan Dana Sosial di Indonesia,

tercermin bahwa organisasi-organisasi sektor ketiga atau organisasi sosial

memiliki aktifitas fundraising dan program sosial yang bervareasi dan spe-

52 Aziz Muslim, Metodologi Pengembangn Masyarakat, (Yogyakarta: Bidang Akademik

UIN Sunan Kalijaga, 2008), hlm. 158.

Page 41: STRATEGI FUNDRAISING YAYASAN KESEJAHTERAAN

28

sifik, serta setiap organisasi sosial menggunakan aspek yang berbeda-beda

dalam penggalangan dana.53

3. Tinjauan tentang Lembaga Filantropi

Filantropi berasal dari bahasa Yunani yaitu philos (cinta) dan an-

thropos (manusia), secara harfiah filantropi adalah konseptualisasi dari

praktik memberi (giving), pelayanan (service) dan asosiasi (association)

secara sukarela untuk membantu pihak lain yang membutuhkan sebagai

ekspresi rasa cinta.54

Filantropi atau kedermawanan diartikan sebagai pemberian karitas

(charity) yang didasarkan pada pandangan untuk mempromosikan keadi-

lan sosial dan maslahat bagi masyarakat umum.55 Menurut Robert L Pay-

ton mendefisikan filantropi dalam konteks kegiatan keorganisasian atau

kolektif, filantropi tidak diartikan sebagai kegiatan individu tetapi kegiatan

kolektif yang dilaksanakan melalui lembaga atau organisasi.56

Sehingga yang dimaksud dengan lembaga filantropi adalah lem-

baga atau organisasi kemanusiaan yang lahir atas inisiatif suatu kelompok

53 Hilman Latief, Politik Filantropi Islam, hlm. 47.

54 Chaider S Bamualim dan Irfan Abu Bakar (ed.), Revilatisasi Filantropi Islam, (Jakarta:

PBB UIN Syarif Hidayatullah, 2005), hlm. 3.

55 PBB UIN Syarif Hidayatullah, Berderma Untuk Sesama, (Jakarta: Teraju, 2003), hlm.

xiii.

56 Hilman Latief, MelayaniUmat Filantropi Islam dan Ideologi Kesejahteraan Kaum

Moderns, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2010), hlm. 3.

Page 42: STRATEGI FUNDRAISING YAYASAN KESEJAHTERAAN

29

atas dasar kedermawanan untuk menciptakan keadilan dan kepedulian

kepada sesama manusia dengan membantu pihak yang membutuhkan se-

bagai ekspresi rasa cinta.

Praktik-praktik filantropi dapat dilakukan secara tradisional mau-

pun kini telah dikelola melalui organisasi. Pengorganisasian filantropi da-

lam nomenklatur organisasi umumnya dibagi dalam tiga sektor. Sektor

pertama, adalah organisasi negara atau pemerintah (state agencies) yang

bertanggug jawab untuk memberikan perlindungan terhadap masyarakat

melalui berbagai perangkat hukum dan kebijakan. Sektor kedua adalah or-

ganisasi-organisasi swasta yang tujuannya mengakumulasi modal dan

melakukan pengembangan unit-unit yang bersifat profit. Sektor ketiga

direpresentikan oleh organisasi-organisasi sosial atau organisasi nirlaba

(non-profit) yang bertujuan antara lain memberikan pelayanan (service)

atas kebutuhan dasar masyarakat dan menyediakan model pendampingan

(advocacy) bagi masyarakat yang didasarkan pada sistem kemandirian

(self-reliance).57

Melakukan tindakan amal dan memberikan sumbangan untuk

kepentingan orang lain adalah suatu bentuk perebuatan yang sangat pent-

ing dalam kehidupan manusia pada umumnya. Bantuan semacam ini

mempunyai beragam bentuk dari sekedar pemberian bantuan sukarela atas

dasar kebaikan hati hingga sumbangan resmi kepada organisasi yang

57 Hilman Latief, Politik Filantropi Islam Indonesia (Negara, Pasar dan Masyarakat

Sipil), (Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2013), hlm.31.

Page 43: STRATEGI FUNDRAISING YAYASAN KESEJAHTERAAN

30

menerima bantuan materi atau barang yang kemudian disalurkan atau

digunakan untuk kebutuhan masyarakat.58

Budaya berderma dapat mempresentasikan simbol solidaritas, ket-

aatan beragama, kohesi sosial, atriusme dan dapat menjadi cara untuk

menciptakan relasi patron-clien, interaksi reisprositas dan juga merupakan

ekspresi kebanggaan, kekuatan, dan dominasi.59

Suatu tindakan amal dan memberikan bantuan untuk kepentingan

orang lain, bantuan semacam ini mempunyai beragam bentuk dari sekedar

pemberian bantuan sukarela atas dasar kebaikan hati hingga sumbangan-

resmi kepada organisasi yang menerima bantuan materi atau barang yang

kemudian disalurkan atau digunakan untuk kebutuhan masyarakat.60

Nilai-nilai kedermawanan selalu diajarkan dalam semua agama.

Seperti dalam agama lain, Islam juga mengajarkan nilai kesukarelaan da-

lam arti kepedulian, berbagi dengan orang lain, atau menawarkan apa saja

kepada mereka yang menderita atau membutuhkan.61 Sehingga doktrin –

doktrin ajaran agama untuk peduli kepada sesama dan kewajiban untuk

saling tolong menolong, menjadikan motivasi besar bagi setiap umat be-

58 PBB UIN Syarif Hidayatullah, Berderma Untuk Sesama, hlm. vii.

59 Hilman Latief, Politik Filantropi Islam, hlm. 13.

60 Zain Saidi,Berderma Untuk Sesama,( Jakarta: Teraju, 2003), hlm. vii.

61 Muhammad Ali, Prawacana dalam “Polotik Filantropi Islam Indonesia (negara, pasar

dan masyarakat sipil)”, (Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2013), hlm. xiii.

Page 44: STRATEGI FUNDRAISING YAYASAN KESEJAHTERAAN

31

ragama dalam tindakan kedermawanan yang sangat bermanfaat untuk

mendorong kemaslahatan masyarakat.

Berdasarkan sifatnya ada dua bentuk filantropi yaitu:

a) Filantropi Tradisional

Filantropi tradisional adalah filantropi yang menekankan pada karitas.

Karitas biasanya berbentuk pemberian untuk kepentingan sosial,

sekedar pemberian secara individu dari para dermawan kepada kaum

yang membutuhkan untuk memenuhi kebutuhan sehari - hari. Tanpa

ada maksud untuk memobilisasi secara umum dalam mencapai keadi-

lan sosial. Sehingga filantropi tradisional ini memiliki kelemahan tid-

ak bisa mengembangkan taraf kehidupan masyarakat yang tidak

mampu.62

b) Filantropi Keadilan Sosial

Filantropi Keadilan Sosial merupakan bentuk kepedulian sosial yang

menjebatani antara yang kaya dan yang miskin. Jembatan tersebut di-

wujudkan dalam upaya memobilisasi sumber daya untuk mendukung

kegiatan yang menggungat ketidakadilan struktur yang menjadi

penyebab kemiskinan dan ketidakadilan.63

62 Chaider S Bamualim dan Irfan Abu Bakar (ed.), Revitalisasi Filantropi Islam, (Jakarta:

PBB UIN Syarif Hidayatullah, 2005), hlm. 4.

63 Ibid, hlm. 4.

Page 45: STRATEGI FUNDRAISING YAYASAN KESEJAHTERAAN

32

H. Metode Penelitian

Metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan

data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.64 Adapun tahapan-tahapan metode

yang digunakan peneliti dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif, yaitu

penelitian yang semata-mata melukiskan keadaan objek atau

peristiwanya tanpa suatu maksud untuk mengambil kesimpulan-

kesimpulan yang berlaku secara umum.65 Dengan deskriptif kualitatif

penelitian ini mencoba mendeskripsikan tentang strategi fundraising

dilakukan oleh Yayasan Kesejahteraan Tunanetra Islam (YAKETUNIS)

Yogyakarta.

2. Penentuan Subjek dan Objek Penelitan

a. Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah

pengurus Yayasan Kesejahteraan Tunanetra Islam Yogyakarta.

Pemilihan informan menggunakan teknik purposive sampling yaitu

teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan

tertentu.66

64 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabat, 2009), hlm. 3.

65 Sutrisno Hadi, Metode Research Jilid 1, (Yogyakarta: Sandi Offset, 2004), hlm. 3.

66 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, hlm. 300.

Page 46: STRATEGI FUNDRAISING YAYASAN KESEJAHTERAAN

33

b. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini merupakan permasalahan yang

diteliti dalam penelitian ini yaitu strategi fundraising yang dilakukan

Yayasan Kesejahteraan Tunanetra Islam (Yaketunis) serta tantangan

dalam menjalankan fundraising.

3. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan

oleh peneliti untuk mengumpulkan data.67 Adapun teknik pengumpulan

data yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:

a. Wawancara

Wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang,

melibatkan seseorang yang ingin memperoleh informasi dari

seseorang lainnya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan,

berdasarkan tujuan tertentu.68 Wawancara yang dilakukan adalah

wawancara bebas terpimpin merupakan wawancara dengan

membawa pedoman pertanyaan yang merupakan garis besar hal-hal

yang akan ditanyakan.

Wawancara ini dilakukan kepada pengurus, guru dan anak

asuh Yaketunis yang sebelumnya telah mengatur janji, wawancara

ini dilakukan penulis untuk memperoleh informasi terkait sejarah

67 Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 1990), hlm. 100.

68 Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rodakarya,

2010), hlm 180.

Page 47: STRATEGI FUNDRAISING YAYASAN KESEJAHTERAAN

34

pendirian lembaga, kegiatan dan program lembaga, fasilitas dan

sarana prasarana, bentuk penghimpunan dana yang dilakukan,

sumber pendanaan lembaga dan kesulitan yang dihadapi dalam

perjalanan lembaga.

b. Observasi

Observasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan

untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan

pengindraan.69

Metode ini dilakukan penulis dengan mengamati secara

langsung kondisi fisik bangunan, keadaaan lingkungan lembaga,

fasilitas di lembaga, kegiatan anak asuh, kegiatan charity di

lembaga.

c. Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal

yang dibahas berupa catatan-ctatan, trasnkrip prasasti, notulen rapat

dan lain sebagainya.70

Metode ini digunakan untuk memperoleh data-data yang

berkaitan dengan dokumen-dokumen guna mendapatkan data

tentang lembaga Yaketunis meliputi: sejarah berdiri, visi misi,

struktur organisasi, data anak asuh Yaketunis.

69 Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif: Komunikai, Ekonomi, Kebijakan Pablik, dan

Ilmu Sosial Lainnya. (Jakarta:Kencana, 2007), hlm.115.

70 Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Praktik, (Jakarta: PT. Rienike Cipta, 1996),

hlm. 234.

Page 48: STRATEGI FUNDRAISING YAYASAN KESEJAHTERAAN

35

4. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Yayasan Kesejahteraan Tunanetra Islam

(YAKETUNIS), yang beralamatkan di Jl. Parangtritis No.46 Yogyakarta.

Alasan memilih Yaketunis karena lembaga ini merupakan organisasi

nirlaba dan non-pemerintah yang didirikan atas inisiatif pendirinya yang

ingin memberikan wadah bagi kaum tunanetra untuk mendapatkan hak

pengajaran, ketrampilan dan lain-lain.

5. Analisis Data

Data penelitian yang telah diperoleh selanjutnya diolah dengan

cara dianalisa. Analisa data menurut Putton merupakan proses mengatur

urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori bab

suatu uraian dasar.71

Proses analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

menggunakan model analisa data Hubberman dan Miles, yaitu: reduksi

data, penyajian data dan verifikasi atau penarikan kesimpulan.

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, perumusan

perhatian, pengabstrakan dan pentrasformasian data kasar dari

lapangan.72 Reduksi data terus menerus selama penelitian berlangsung.

Selama pengumpulan data berlangsung terjadi reduksi data selanjutnya

berupa membuat ringkasan, mengkode, menelusuri tema, membuat

71 Lexy. J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya,

1993), hlm. 103.

72 Basrowi, Memahami Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Rineke Cipta, 2008), hlm. 209.

Page 49: STRATEGI FUNDRAISING YAYASAN KESEJAHTERAAN

36

gugusan-gugusan, membuat partisi, menulis memo dan sebagainya.

Reduksi data/proses trasformasi ini terus berlanjut sesudah penelitian

lapangan sampai laporan akhir tersusun.73

Hasil data yang telah diperoleh penulis dari wawancara, observasi

dan dokumentasi, selanjutnya data tersebut diseleksi untuk kemudian

mengkatagorikan data sesuai dengan masalah atau tema yang dibahas.

Penyajian data merupakan proses menyajikan sekumpulan

informasi tersusun yang memberi kemungkinan untuk menarik

kesimpulan dan pengambilan tindakan.74

Penarikan kesimpulan diartikan sebagai suatu kegiatan

konfigurasi yang utuh dari objek penelitian. Kesimpulan-kesimpulan juga

diverifikasi selama penelitian berlangsung.75

6. Keabsahan data

Dalam pengujian keabsahan data dalam penelitian ini dilakukan

triangulasi. Triangulasi menurut Moleong dalam bukunya merupakan

teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang

lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai

pembanding terhadap data itu, dalam penelitian ini menggunakan jalan

73 Imam Suprayoga dan Tobrani, Metodologi Penelitian Sosial dan Agama, (Bandung:

Remaja Posdakarya, 2001), hlm. 193.

74 Basrowi, Memahami Penelitian Kualitatif, hlm. 210.

75 Ibid, hlm. 210.

Page 50: STRATEGI FUNDRAISING YAYASAN KESEJAHTERAAN

37

membandingkan dengan berbagai sumber, metode dan teori. Adapun

jalannya sebagai berikut:

1) Mengajukan berbagai macam variasi pertanyaan

2) Mengeceknya dengan berbagai sumber data

3) Memanfaatkan berbagai metode agar pengecekan kepercayaan data

dapat dilakukan.76

7. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan diperlukan untuk mempermudah dalam

pemahaman dan penyusunan skripsi, sistematika pembahasan dalam

penelitian ini tersusun sebagai berikut:

BAB I : Pendahuluan, yang terdiri dari penegasan judul, latar

belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

tinjauan pustaka, kajian teori, sistematika pembahasan.

BAB II : Gambaran umum, berisikan gambaran tentang Yayasan

Kesejahteraan Tunanetra Islam meliputi sejarah berdiri, visi misi, letak

geografis, struktur kepengurusan, keadaan anak asuh Yaketunis, sarana

dan prasarana.

BAB III : Strategi fundraising yang dilakukan Yaketunis dan

tantangan dalam kegiatan fundraising.

BAB IV : Penutup, berisikan tentang kesimpulan dan saran.

Dan pada bagian akhir dalam skripsi ini akan memuat daftar pustaka dan

lampiran lampiran.

76 Lexy. J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif ,hlm. 332.

Page 51: STRATEGI FUNDRAISING YAYASAN KESEJAHTERAAN

86

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah diuraikan dalam bab-bab pembahasan

sebelumnya, dari pemahaman teori terkait dan melihat kenyataan yang terjadi

dilapangan. Dapat ditarik kesimpulan bahwa Yaketunis sebagai lembaga

sosial yang khusus memberikan pelayanan kepada tunanetra. Dalam upaya

fundraising (menghimpun dana) lembaga, Yaketunis tidak melaksanakan

langkah-langkah fundraising modern, sebagaimana yang biasa dilakukan oleh

lembaga sosial pada umumnya. Dari melakukan perencanaan, penyusunan

langkah-langkah fundraising, agar fundraising dapat berhasil dan

mendapatkan hasil yang maksimal.

Yaketunis memiliki cara tersendiri dalam fundraising (menghimpun

dana) lembaga, sehingga Yaketunis ini berbeda dengan lembaga sosial

umumnya. Atas dasar yang kuat terhadap keyakinannya telah menjalankan

perintah Allah dalam Al-Qur’an, untuk memberi kesempatan pada tunanetra

yang dilakukannya melalui membentuk yayasan khusus bagi tunanetra.

Dengan dasar kuat itulah Yaketunis dalam perjalanannya mempercayakan

segala sesuatunya atas pertolongan Allah. Begitu juga dalam hal pendanaan

lembaga, meski tanpa membentuk usaha fundraising secara khusus dan tidak

melakukan kegiatan fundraising modern seperti pada lembaga sosial pada

umumnya, Yaketunis percaya Allah akan memberikan jalan. Sehingga tanpa

Page 52: STRATEGI FUNDRAISING YAYASAN KESEJAHTERAAN

87

melakukan upaya khusus untuk menghimpun dana, dengan adanya

sumbangan masyarakat yang masuk ke Yaketunis ini merupakan pertolongan

Allah.

Sehingga bentuk fundraising (menghimpun dana) untuk Yaketunis

diperoleh dari kedermawanan (filantropi) masyarakat, yang dengan

keihlasannya memberikan donasi untuk tunanetra Yaketunis. Keikhlasan

yang datang dari masyarakat tersebut dalam berderma untuk lembaga,

Yaketunis meyakini hal ini pertolongan dari Allah, yang telah mendorong

jiwa seseorang untuk peduli pada sesama khususnya kepada tunanetra

Yaketunis.

Selanjutnya untuk tantangan dalam fundraising (menghimpun dana),

dengan semakin canggihnya dan kreatif dalam upaya fundraising dengan

memanfaatkan kecanggihan teknologi, yang dilakukan oleh lembaga-lembaga

sejenis, hal ini tidak menjadi kehawatiran yang besar Yaketunis dikarenakan

lembaga ini tidak begitu memanfaatkan teknologi dalam upaya menghimpun

dana. Justru yang menjadi keresahan Yaketunis adalah adanya pihak-pihak

yang tidak bertanggung jawab, yang memanfatkan atau menggunakan nama

lembaga Yaketunis untuk meminta-minta sumbangan pada masyarakat.

B. Saran

Yaketunis dengan segala pencapaian yang telah diraihnya saat ini, yang

menjadikan Yaketunis dapat terus hidup untuk memberikan pelayanan yang

terbaik untuk tunanetra. Agar kedepannya Yaketunis lebih meningkatkan lagi

Page 53: STRATEGI FUNDRAISING YAYASAN KESEJAHTERAAN

88

upaya-upaya untuk menigkatkan perannya sebagai lembaga sosial

professional. Yang dapat memberikan manfaat bukan hanya untuk tunanetra

Yaketunis saja, tetapi juga untuk kesejahteraan tunanetra pada umumnya.

Meskipun selama ini Yaketunis merasa cukup dengan usaha dan hasil

fundraising yang diperoleh, tetapi alangkah baiknya sebagai langkah

mengantisipasi kemungkinan hal buruk yang dapat terjadi dikemudian hari

yang dapat mengancam keberlangsungan Yaketunis, sekligus untuk

mengembangkan peran lembaga untuk tunanetra. Dapat melakukan investasi,

melalui usaha-usaha mandiri sebagai kreatifitas lembaga, seperti

menghidupkan kembali usaha penerbitan buku dan Al-Qur’an Braille atau

dengan membentuk usaha dimana melibatkan tunanetra sebagai langkah

memberdayakan tunanetra, agar tunanetra Yaketunis memiliki pengalaman

yang lebih luas serta secara umum dapat menunjukkan dan mengedukasi

masyarakat, terutama yang masih memandang penyandang difabel (tunanetra)

dengan sebelah mata, bahwa tunanetra itu mampu asal diberikan kesempatan.

Sehingga dengan ini mengajak kepada masyarakt untuk saling menghargai

dan peduli kepada sesame agar tercapai kehidupan yang adil dan sejahtera.

Page 54: STRATEGI FUNDRAISING YAYASAN KESEJAHTERAAN

89

DAFTAR PUSTAKA

Referensi Buku:

Abdullah Amrin, Strategi Pemasaran Asuransi Syariah (memenangkan

Persaingan Usaha Bisnis Asuransi dan Bank Syariah Secara Syariah),

Jakarta: PT Gramedia Widiarsana Indonesia, 2007.

Ahmad Juwaini, Panduan Direct Mail untuk Fundraising, Depok: Piramedia,

2005.

April Purwanto, Manajemen Fundraising bagi Organisasi Pengelola Zakat,

Yogyakarta: Teras, 2009.

Aziz Muslim, Metodologi Pengembangan Masyarakat, Yogyakarta: Bidang

Akademik UIN Sunan Kalijaga, 2008.

Basrowi, Memahami Penelitian Kualitatif, Jakarta: Rineke Cipta, 2008.

Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif: Komunikai, Ekonomi, Kebijakan Pablik,

dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta:Kencana,2007.

Chaider S Bamualim dan Irfan Abu Bakar (ed.), Revilatisasi Filantropi Islam,

Jakarta: PBB UIN Syarif Hidayatullah, 2005.

Crown Dirgantoro, Manajemen Strategik Konsep, Kasus dan Implementasi,

Jakarta: Grasindo, 2001.

Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rodakarya,

2010.

Fred R. David, Manajemen Strategis Konsep, Edisi 10, terj. Ichsan Setyo Budi,

Jakarta: Salemba Empat, 2006.

Hendra Sutisna, Fundraising Database, Depok: Piramida, 2006.

Hilman Latief, Politik Filantropi Islam Indonesia (Negara, Pasar dan

Masyarakat Sipil), Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2013.

Imam Suprayoga dan Tobrani, Metodologi Penelitian Sosial dan Agama,

Bandung: Remaja Posdakarya, 2001.

Jusuf Udaya, dkk., Manajemen Stratejik, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013.

Page 55: STRATEGI FUNDRAISING YAYASAN KESEJAHTERAAN

90

Joyce Young, dkk, Menggalang Dana Untuk Organisasi Nirlaba, Jakarta:

Ina Publikatama, 2007.

Lexy. J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja

Rosdakarya, 1993.

Muhsin Kalida, Fundraising Taman Bacaan Masyarakat (TBM),Yogyakarta:

Cakruk Publishing, 2012.

Octavia, Kumpulan Hadist Pilihan, Jakarta: Media Dewantara, 2009.

Pusat Bahasa dan Budaya UIN Syarif Hidayatullah, Berderma Untuk Sesama,

Jakarta: Teraju, 2003.

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional RI, Kamus Besar Bahasa

Indonesia, Edisi Ketiga, Jakarta: Balai Pustaka, 2005.

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Alfabat, 2009.

Suharsini Arikunto, Manajemen Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta, 1990.

Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Praktik, Jakarta: PT. Rienike Cipta,

1996.

Sutrisno Hadi, Metode Research Jilid 1, Yogyakarta: Sandi Offset, 2004.

Referensi Skripsi dan Jurnal

Binuko Gilang Perdata, Peran Yayasan Kesejahtraan Tunanetra Islam

(YAKETUNIS) Dalam Pelayanan Kesejahteraan Bagi Anak Asuh, skripsi

tidak diterbitkan, Yogyakarta: Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga,

2015.

Mukhsin Khalida, “Fundraising dalam Studi Pengembangan Lembaga

Kemasyaratan, Jurnal Aplikasi Ilmu-ilmu Agama, Vol. V:2, 2004.

Nurlaelatul Afifah, Strategi Fundraising Program Pemberdayaan Ekonomi

(Senyum Mandiri) pada Rumah Zakat, skripsi tidak diterbitkan, Jakarta:

UIN Syarif Hidayatullah, 2011.

Surna Lastri,Manajemen Fundraising LSM dalam Mendukung Pendanaan dan

Keberlanjutan Organisasi (Study Kasus Pada LSM Ma’rifad Bunda Aceh),

Jurnal Akuntansi Muhammadiyah, Vol. 2, No.3, 2013.

Page 56: STRATEGI FUNDRAISING YAYASAN KESEJAHTERAAN

91

Tuti Hartini, Fundraising pada Rumah Singgah Ahmad Dahlan Yogyakarta,

skripsi tidak diterbitkan, Yogyakarta: Universitas Islam Negeri Sunan

Kalijaga, 2011.

Umi Rosyidah, Strategi Manajemen Fundraising dalam Peningkatan

PenghimpunanWakaf Yayasan Badan Wakaf Sultan Agung (YBWSA)

Semarang, skripsi tidak diterbitkan, Semarang: IAIN Walisongo, 2013.

Referensi Undang-Undang

Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan, pasal 1ayat (1).

Referensi Internet

Nurlaelatul Afifah, Strategi Fundraising Program Pemberdayaan Ekonomi

(Senyum Mandiri) pada Rumah Zakat,

http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/274/1/101549-

NURLAELATUL%20AFIFAH-FSH.PDF, diunduh pada 10 Maret 2015.

Profil MAN Maguwoharjo, http://manmaguwoharjo.blogspot.co.id/?m=0,

diakses pada 15 Desember 2015.

Sejarah Yyayasan Dhairmais Bhakti Sosial, http://yayasandharmais.or.id/,

diakses pada 15 Desember 2015.

Surna Lastri, Manajemen Fundraising LSM dalam Mendukung Pendanaan dan

Keberlanjutan Organisasi (Study Kasus Pada LSM Ma’rifad Banda Aceh

http://ejournal.unmuha.ac.id/index.php/JAM/article/view/280,diakses pada

22 Maret 2015.

Umi Rosyidah, Strategi Manajemen Fundraising dalam Peningkatan

Penghimpun Wakaf Yayasan Badan Wakaf Sultan Agung (YBWSA)

Semarang, http://eprints.walisongo.ac.id/1828/, diakses pada 22 maret

2015 pukul 11.15 WIB.

…………….…, “PSAK 45: Pengantar Keuangan Organisasi Nirlaba”,

http://keuanganlsm.com/psak-45-pengantar-keuangan-organisasi-nirlaba/.

Diakses 22 Maret 2015, pukul 11.36 WIB.

Page 57: STRATEGI FUNDRAISING YAYASAN KESEJAHTERAAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Diri

Nama : RIRIS LISTYANINGRUM

Tempat/Tgl. Lahir : Yogyakarta, 06 Juni 1992

Alamat : Bopongan RT 03 Tamanan Banguntapan Bantul

Yogyakarta

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Perempaun

Nama Ayah : Tugiman

Nama Ibu : Giparmi

B. Riwayat Pendidikan

1. SD Negeri Grojogan lulus tahun 2005

2. SMP Negeri 1 Pleret lulus tahun 2008

3. SMK Negeri 2 Sewon lulus tahun 2011

4. Universitas Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta pada tahun 2011

C. Pengalaman Organisasi

1. Bidang Litbang, Badan Koordinasi TKA-TPA Banguntapan

2. Bidang Supervisi, Badan Koordinasi TKA-TPA Kabupaten Bantul

3. Pengajar TPA Nurul Huda Bopongan Bangunharjo

Page 58: STRATEGI FUNDRAISING YAYASAN KESEJAHTERAAN

Struktur Kepengurusan Yaketunis

Kepengurusan Yayasan:

Ketua : Drs. H. Subowo, MM.

Wakil Ketua : Drs. H. Khoirul Fuadi

Sekretaris : Wiyoto

Bendahara : H. Hadjid Busyairi

Anggota : 1. Hidayar Sukri

2. Agus Suryono, S.Ag, M.Pd.I

3. Tugiman, S.Pd

4. Afton Rouf

Kepengurusan Panti/Asrama:

Kepala Panti : Wiyoto

Bapak Asrama : Masruri

Pembimbing Asrama : 1. Triumariyadi

2. Tarminingsih

Ketua Ormake : Ridwan

Page 59: STRATEGI FUNDRAISING YAYASAN KESEJAHTERAAN

DATA ANAK ASUH DI PANTI SOSIAL

Nama Panti : YAKETUNIS (Yayasan Kesejahteraan Tunanetra Islam)

Alamat : Jl. Parangtritis No. 46 Rt 66/18 Mantrijeron Yogyakarta

No Nama

Jenis

Kela

min

Tempat

Lahir

Tanggal

Lahir Usia

Jenis

PMKS

LKS/

Non LKS

1 Shofiyatun P Gunungkidul 24/6/1994 21 ODK

Tubuh LKS-ODK

2 Ridwan Abdul H L Yogyakarta 11/1/2006 9 ODK

Tubuh LKS-ODK

3 Ghani Santoso L Bantul 19/10/2004 11 ODK

Tubuh LKS-ODK

4 Farah Mujahidin P Jayapura 15/1/2004 11 ODK

Tubuh LKS-ODK

5 Anisa Dwi Safira P Sleman 10/6/2004 11 ODK

Tubuh LKS-ODK

6 Nur Eko Saputra L Bantul 3/11/1997 17 ODK

Tubuh LKS-ODK

7 Kuswantoro L Pemalang 17/6/1999 16 ODK

Tubuh LKS-ODK

8 Dewi Sri Sarjito P Sleman 21/11/2005 20 ODK

Tubuh LKS-ODK

9 Eko Tristanto L Purwokerto 12/10/2005 19 ODK

Tubuh LKS-ODK

10 Aris Maulanan I L Yogyakarta 17/1/1990 25 ODK

Tubuh LKS-ODK

11 Luqman Nur H L Bantul 2/4/2005 10 ODK

Tubuh LKS-ODK

12 Firman Lukmanul L Bantul 26/6/2005 10 ODK

Tubuh LKS-ODK

13 Wildan Havilin L Grobogan 22/2/2004 11 ODK

Tubuh LKS-ODK

14 Frema Annisa P Sleman 17/2/2007 8 ODK

Tubuh LKS-ODK

15 Jajang L Tasikmalaya 3/2/2000 15 ODK

Tubuh LKS-ODK

16 Barokah L Wonosobo 20/12/1997 15 ODK

Tubuh LKS-ODK

17 Lutfiyah P Makassar 9/7/1996 19 ODK

Tubuh LKS-ODK

18 Akbar Ariatono L Bantul 2/2/2003 12 ODK

Tubuh LKS-ODK

Page 60: STRATEGI FUNDRAISING YAYASAN KESEJAHTERAAN

19 Anisa Widyastuti P Sleman 21/1/2003 12 ODK

Tubuh LKS-ODK

20 Tri Gunawan L Grobogan 7/9/1996 18 ODK

Tubuh LKS-ODK

21 Avia Cahyani P P Sleman 16/5/2002 13 ODK

Tubuh LKS-ODK

22 Andi Santoso L Cilacap 1/9/1996 18 ODK

Tubuh LKS-ODK

23 Ahmad

Musabikhin L Bantul 23/6/2001 14

ODK

Tubuh LKS-ODK

24 Tio Tegar L Magelang 6/1/1997 18 ODK

Tubuh LKS-ODK

25 Nihlah P Magelang 5/5/1993 12 ODK

Tubuh LKS-ODK

26 Miftakhul L Sidoarjo 23/4/1999 16 ODK

Tubuh LKS-ODK

27 Deni S L Wonosobo 13/1/1991 24 ODK

Tubuh LKS-ODK

28 Herfianto L Bantul 28/11/1995 19 ODK

Tubuh LKS-ODK

29 Imam Mahdi L Gunungkidul 10/8/1995 20 ODK

Tubuh LKS-ODK

30 Arinil Musfiroh P Magelang 28/10/1990 24 ODK

Tubuh LKS-ODK

31 Ridwan Akbar L Demak 29/1/1994 21 ODK

Tubuh LKS-ODK

32 Tarminingsih P Klaten 21/10/1992 22 ODK

Tubuh LKS-ODK

33 Muhlisin L Sleman 17/7/1993 12 ODK

Tubuh LKS-ODK

34 Happy Santoto A L Sleman 27/12/1988 26 ODK

Tubuh LKS-ODK

35 Hargiyanto L Bantul 26/3/1983 32 ODK

Tubuh LKS-ODK

36 Tenjanu Prasetyo L Bantul 10/1/1992 23 ODK

Tubuh LKS-ODK

37 Anang Supriyadi L Kulon Progo 10/11/1990 24 ODK

Tubuh LKS-ODK

38 Rohmadi L Bantul 29/12/1992 22 ODK

Tubuh LKS-ODK

39 Tris Munandar L Purworejo 22/1/1992 23 ODK

Tubuh LKS-ODK

40 M. Tosirin L Pemalang 11/2/1987 28 ODK

Tubuh LKS-ODK

41 Endang Setyowati P Magelang 27/3/1990 25 ODK LKS-ODK

Page 61: STRATEGI FUNDRAISING YAYASAN KESEJAHTERAAN

Tubuh

42 Ardina P Wonogiri 23/11/1992 22 ODK

Tubuh LKS-ODK

43 M. Furqon L Demak 22/11/1990 24 ODK

Tubuh LKS-ODK

44 Rusdian Ika N P Ngawi 14/10/1989 24 ODK

Tubuh LKS-ODK

45 Yulia Ayungtyas P Magelang 5/7/1990 25 ODK

Tubuh LKS-ODK

46 Hari Pramono L Purworejo 5/1/1985 30 ODK

Tubuh LKS-ODK

47 Danik Tri H P Sragen 3/7/1983 32 ODK

Tubuh LKS-ODK

48 Triyanto L Sukoharjo 19/9/1984 29 ODK

Tubuh LKS-ODK

49 Tri Umaryadi L Bantul 21/1/1983 32 ODK

Tubuh LKS-ODK

50 Arif Dermawan L Cilacap 17/10/1984 29 ODK

Tubuh LKS-ODK

51 Abdullah Fikri L Lampung 25/9/1989 26 ODK

Tubuh LKS-ODK

52 Deddy Arya N L Sleman 5/6/1994 11 ODK

Tubuh LKS-ODK

53 Nila Nur’aini P Magelang 18/9/1999 15 ODK

Tubuh LKS-ODK

54 Ilma Pasa N P Bantul 10/12/2000 14 ODK

Tubuh LKS-ODK

55 Zukhrufafu A P Magelang 15/7/2003 12 ODK

Tubuh LKS-ODK

56 Nur Wahyu S L Yogyakarta 9/7/2001 14 ODK

Tubuh LKS-ODK

57 Ristanto L Magelang 21/4/2003 12 ODK

Tubuh LKS-ODK

58 Panca Rahmadi P Kalimantan 18/1/2005 10 ODK

Tubuh LKS-ODK

59 Heni Uswatun P Bantul 22/9/1995 19 ODK

Tubuh LKS-ODK

60 Abdul Rokhim L Sleman 7/2/1998 17 ODK

Tubuh LKS-ODK

61 Dita Yudha P P Pati 25/3/1997 18 ODK

Tubuh LKS-ODK

62 Andi Dwi S L Kendal 2/10/1998 16 ODK

Tubuh LKS-ODK

63 Siget Aris P L Bantul 26/4/1998 17 ODK

Tubuh LKS-ODK

Page 62: STRATEGI FUNDRAISING YAYASAN KESEJAHTERAAN

64 Arif Prasetyo L Gunugkidul 29/3/1998 17 ODK

Tubuh LKS-ODK

65 Devi Agustina P Bantul 27/8/1997 18 ODK

Tubuh LKS-ODK

66 Jamil Ahmad A L Sleman 5/7/1996 19 ODK

Tubuh LKS-ODK

67 Taufik Rahmadi L Bagan Batu 17/6/1998 17 ODK

Tubuh LKS-ODK

68 Rifan Febriyanto L Bantul 29/2/2000 16 ODK

Tubuh LKS-ODK

69 Arditya R L Magelang 28/7/1998 17 ODK

Tubuh LKS-ODK

70 Muhammad Rifki L Magelang 2/1/1997 18 ODK

Tubuh LKS-ODK

71 Muh. Ramadani L Sleman 8/3/1987 18 ODK

Tubuh LKS-ODK

72 Oviana Nur I P Sleman 19/11/1998 16 ODK

Tubuh LKS-ODK

73 Syifa P Pekalongan 5/12/1999 15 ODK

Tubuh LKS-ODK

74 Deby Sri A P Cilacap 7/12/1999 15 ODK

Tubuh LKS-ODK

75 Fajar Baskoro A L Pemalang 12/11/1995 19 ODK

Tubuh LKS-ODK

76 Wildan Aulia L Yogyakarta 18/2/1995 20 ODK

Tubuh LKS-ODK

77 Saifudin Fajar L Pemalang 7/2/21996 19 ODK

Tubuh LKS-ODK

Page 63: STRATEGI FUNDRAISING YAYASAN KESEJAHTERAAN

SARANA DAN FASILITAS YAKETUNIS

1. Sarana Kegiatan

a. Panti/asrama

b. Pendidikan formal

c. Ketrampilan

d. Kesenian

e. Olahraga

f. Kerohanian

2. Faslitas Asrama

a. Ruang asrama putra : 3 kamar dengan ukuran perkamar

10x3m, 8x9m dan 8x6m

b. Ruang asrama putri : 2 kamar dengan ukuran perkamar

10x7m dan 8x6mn

c. Kamar mandi putra : 4 buah dengan ukuran

masing-masing 2x1m

d. Kamar mandi putri : 6 buah dengan ukuran masing-

masing 2x1m

e. Tempat jemuran putra : ukuran 7 x 2 m

f. Tempat jemuran putrid : ukuran 8 x 5 m

g. Dapur : ukuran 5 x 4 m

h. Ruang makan : ukuran 7 x 4 m

Page 64: STRATEGI FUNDRAISING YAYASAN KESEJAHTERAAN

i. Mushola : ukuran 6 x 5 m

j. Ruang bapak asrama : ukuran 7 x 5 m

k. Kantor yayasan : ukuran 6 x 4 m

l. Aula : ukuran 8 x 5 m

3. Fasilitas Pendidikan

a. Ruang kelas SLB : 6 kelas dengan ukuran perkelas

6 x 3 m

b. Ruang kelas MTs : 4 kelas dengan ukuran perkelas

5 x 3 m

c. Ruang kantor dan guru SLB : ukuran 7 x 5 m

d. Ruang kantor dan guru MTs : ukuran 6 x 5 m

e. Perpustakaan SLB : ukuran 5 x 4 m

f. Perpustakaan MTs : ukuran 5 x 4 m

g. Ruang komputer MTs : ukuran 4 x 2 m

h. Komputer : 5 buah

i. Ruang pijat : ukuran 3 x 3 m

j. UKS : ukuran 3 x 3 m

4. Fasilitas Olahraga

a. Tenis meja : 1(satu) set

b. Catur : 5 (enam) set

c. Sepak bola : halaman

d. Senam : halaman

e. Matras : 2 buah

Page 65: STRATEGI FUNDRAISING YAYASAN KESEJAHTERAAN

5. Fasilitas Kesenian (musik band)

a. Drum : 1 (set) unit

b. Keyboard : 1 (set) unit

c. Gitar : 2 buah

d. Ketipung : 1 buah

e. Ruang rekaman : ukuran 5 x 2 m

Page 66: STRATEGI FUNDRAISING YAYASAN KESEJAHTERAAN

PEDOMAN INTERVIEW

1. Sekretaris Yaketunis & Kepala Panti

a. Bagaimana sejarah berdirinya Yaketunis?

b. Sejak kapan bapak bergabung dan menjadi pengurus di Yaketunis?

c. Kapan tepatnya Yaketunis resmi menetap berkantor disini?

d. Bagaimana struktur kepengurusan Yaketunis?

e. Adakah pertemuan atau rapat rutin pengurus?

f. Bagaimana pemahaman bapak tentang lembaga sosial?

g. Berapa jumlah anak asuh Yaketunis?

h. Adakah persyratan tertentu untuk menjadi anak asuh?

i. Bagaimana keadaan keluarga anak asuh Yaketunis, secara ekonomi

maupun hubungannya dengan anaknya?

j. Adakah batasan tertentu lamanya anak tinggal di asrama?

k. Bagaimana perkembangan Yaketunis hingga saat ini menurut bapak?

l. Bagaimana pendapat bapak tentang fundraising/menggalang dana?

m. Pentingkah hal itu dilakukan terutama bagi lembaga sosial?

n. Bagaimanakah fundraising di Yaketunis, seperti apakah caranya?

o. Perlukah suatu strategi itu terutama dalam menggalang dana?

p. Apakah Yaketunis strategi-strategi tertentu dalam menggalang dana?

q. Apakah Yaketunis menyusun perencanaan sampai evaluasi dalam

kegiatan menggalang dana?

r. Bagaimana cara untuk menghidupi lembaga?

s. Bagaimana pendapat bapak tentang tujuan fundraising berikut dan

pelaksannya masing-masing di Yaketunis ini?

t. Bagaimana pendapat bapak tentang cirri-ciri lembaga sosial berikut

(disebutkan) dan apakah Yaketunis sesuai dengan cirri ini?

u. Bagaimana cara lembaga dalam menjalin hubungan dengan donatur?

v. Adakah cara khusu untuk berterimakasih kepada donatur?

w. Apakah Yaketunis memiliki daftar pendonatur?

x. Bagaimana dukungan Pemerintah untuk lembaga ini?

Page 67: STRATEGI FUNDRAISING YAYASAN KESEJAHTERAAN

y. Bagaimana respon masyarakat terhadap Yaketunis?

z. Adakah tantangan yang dihadapi Yaketunis dalam menggalang dana?

2. Bendahara Yaketunis

a. Bagaimana sejarah Yaketunis?

b. Sejak kapan bapak menjadi pengurus Yaketunis?

c. Bagaimana program-program Yaketunis?

d. Bagaimana cara Yaketunis dalam menghidupi lembaga?

e. Bisa diceritakan secara detail bentuk dukungan Pemerintah ke Yaketuni

itu seperti apa?

f. Bagaimana perkembangan Yaketunis saat ini menurut bapak?

3. Bapak Asrama Yaketunis

a. Berapa jumlah anak asuh Yaketunis?

b. Apa saja program-program asrama?

c. Fasilitas apa saja yang diberikan untuk anak asuh?

d. Adakah biaya khusus atau syarat tertentu untuk anak Yaketunis?

e. Bagaimana pelaksanaan kegitan-kegiatan di asrama?

f. Apa saja kepengurusan di asrama?

g. Adakah semacam orang tua asuh bagi anak di Yaketunis ini?

h. Bagaimana cara lembaga dalam memenuhi kebutuhan anak?

i. Bagaimana upaya lembaga untuk mengembangkan potensi anak?

j. Bagaimana sejarah dan tujuan Ormake?

k. Adakah prestasi-prestasi yang di raih Yaketunis?

4. Wakil Ketua ORMAKE

a. Bagaimana sejarah dan tujuan ORMAKE?

b. Bagaimana struktur kepengurusan dalam ormake?

c. Apa saja program ormake yang sudah maupun yang belum dilaksanakan?

d. Berapa lama periode kepengurusan Ormake?

e. Adakah syarat tertentu untuk bergabung di Ormake?

Page 68: STRATEGI FUNDRAISING YAYASAN KESEJAHTERAAN
Page 69: STRATEGI FUNDRAISING YAYASAN KESEJAHTERAAN
Page 70: STRATEGI FUNDRAISING YAYASAN KESEJAHTERAAN
Page 71: STRATEGI FUNDRAISING YAYASAN KESEJAHTERAAN
Page 72: STRATEGI FUNDRAISING YAYASAN KESEJAHTERAAN
Page 73: STRATEGI FUNDRAISING YAYASAN KESEJAHTERAAN
Page 74: STRATEGI FUNDRAISING YAYASAN KESEJAHTERAAN
Page 75: STRATEGI FUNDRAISING YAYASAN KESEJAHTERAAN