resiliensi tunanetra binaan yayasan …...resiliensi tunanetra binaan yayasan khazanah kebajikan...

171
RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh: DINI FIQRIAH NIM: 1111054100003 PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H/ 2015 M

Upload: others

Post on 24-Feb-2020

33 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH

KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI

MASYARAKAT

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh:

DINI FIQRIAH

NIM: 1111054100003

PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1436 H/ 2015 M

Page 2: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan
Page 3: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan
Page 4: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya sendiri yang diajukan untuk

memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 (S1) Jurusan

Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penelitian ini, telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam

Negeri Syarif Hidyatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari saya terbukti bahwa dalam penulisan skripsi ini

bukan hasil karya saya sendiri atau merupakan hasil jiplakan dari karya

orang lain (plagiat), maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku

dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, 11 September 2015

Dini Fiqriah

Page 5: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

i

ABSTRAK

Dini Fiqriah

1111054100003

Resiliensi Tunanetra Binaan Yayasan Khazanah Kebajikan dalam Mencapai

Kesejahteraan di Masyarakat

Tunanetra merupakan sebuah hambatan fisik yang ditandai dengan

ketidakmampuan seseorang untuk melihat. Pada umumnya penyadang tunanetra

seringkali digambarkan sebagai figur yang memiliki kekurangan. Tidak jarang hal

ini menyebabkan tunanetra dipandang sebagai kaum yang lemah dan tidak

berdaya. Penyandang tunanetra sangat mungkin akan dihadapkan pada berbagai

masalah terutama pada masalah kesejahteraannya. Ditengah permasalahan yang

menghantui tunanetra, mereka harus tetap bertahan untuk menjalani kehidupan.

Resiliensi (ketahanan) pada tunanetra sangat penting dan harus dimiliki oleh

setiap individu tunanetra, karena dengan ketahanan akan menentukan berhasil

atau tidaknya tunanetra dalam mencapai kesejahteraan. Untuk itu peneliti ingin

meneliti bagaimana resiliensi tunanetra dalam mencapai kesejahteraannya di

masyarakat.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif

dengan jenis penelitian deskritif. Tujuannya untuk menghasilkan penelitian

dengan bentuk penjabaran kata-kata yang mempresentasikan fakta-fakta yang

telah didapat di lapangan selama proses penelitian berlangsung. Pengumpulan

data dilakukan dengan teknik observasi, wawancara, dan studi dokumentasi

dengan informan yang dipilih secara sengaja. Peneliti menentukan sendiri sampel

yang diambil karena ada pertimbangan tertentu (purposive sampling). Informan

dalam penelitian ini berjumlah 6 orang yang terdiri dari ketua bidang, pengurus,

dan tunanetra.

Hasil penelitian ini membuktikan bahwa tunanetra binaan yayasan

khazanah kebajikan mampu bertahan dalam mencapai kesejahteraan di

masyarakat. Terdapat tujuh kemampuan yang berkontribusi dalam pembentukan

ketahanan (resiliensi) tunanetra yaitu, regulasi emosi, pengendalian impuls,

optimisme, analisis penyebab masalah, empati, efikasi diri, dan peningkatan aspek

positif. Terdapat pula faktor-faktor yang mempengaruhi resiliensi diantaranya,

faktor I am, faktor I have, dan faktor I can. Selain tujuh kemampuan yang

berkontribusi dan faktor-faktor yang mempengaruhi resiliensi, kegiatan

pembinaan yang diberikan oleh yayasan khazanah kebajikan juga memiliki peran

dalam pembentukan resiliensi tunanetra. Melalui kegiatan pembinaan spiritual

dan pembinaan financial yang ada di yayasan khazanah kebajikan, memberikan

dampak positif terhadap ketahanan tunanetra dalam mencapai kesejahteraan di

masyarakat.

Kata kunci: Resiliensi, Tunanetra, Kesejahteraan Tunanetra.

Page 6: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

ii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Tiada kata yang dapat peneliti untaikan selain ucapan syukur

Alhamdulillah kepada Allah SWT yang telah memberikan nikmat yang begitu

luar biasa. Berkat Rahmat serta Hidayah-Nya peneliti dapat menyelesaikan skripsi

ini yang berjudul Resiliensi Tunanetra Binaan Yayasan Khazanah Kebajikan

dalam Mencapai Kesejahteraan di Masyarakat. Shalawat serta salam

senantiasa selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW berserta para keluarga

dan sahabatNya.

Skripsi ini merupakan tugas akhir yang harus diselesaikan sebagai syarat

memperoleh gelar Sarjana Sosial jurusan Kesejahteraan Sosial. Peneliti menyadari

banyak pihak yang telah membantu dalam proses penyelesain skripsi ini. Oleh

karena itu, dengan segala kerendahan hati peneliti ingin mengucapkan banyak

terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu hingga selesainya

penyusunan skripsi ini baik secara langsung maupun tidak langsung.

1. Dr.Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi. Suparto, M.Ed, ph.D selaku Wakil Dekan Bidang

Akademik. Dr.Roudhonah, MA selaku Wakil Dekan Bidang

Administrasi Umum. Dr.Suhaimi, M.Si selaku Wakil Dekan Bidang

Kemahasiswaan.

2. Ibu Lisma Dyawati Fuaida, M.Si selaku Ketua Jurusan Studi

Kesejahteraan Sosial dan Ibu Nunung Khoiriyah, MA selaku Sekretaris

Jurusan Kesejahteraan Sosial.

Page 7: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

iii

3. Ibu Siti Napsiyah Ariefuzzaman, MSW selaku dosen pembimbing

skripsi yang telah membantu mengarahkan, membina, dan selalu

meluangkan waktunya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. Seluruh dosen Program Studi Kesejahteraan Sosial yang telah banyak

memberikan ilmu dan pengalamannya kepada peneliti. Semoga ilmu

yang diberikan bermanfaat di masa yang akan datang.

5. Bapak Amirudin, M.Si selaku dosen pembimbing akademik. Terima

kasih atas nasihat serta bimbingannya.

6. Kedua orang tua peneliti, Bapak Juju Junaidi dan Mama Kholisoh yang

selalu mendoakan, mendukung, memberikan motivasi dan kasih sayang

kepada peneliti. Skripsi ini peneliti persembahkan untuk kalian sebagai

orang tua yang sabar dan orang tua yang terbaik untuk anak-anaknya

dan juga untuk adikku tersayang Ajie Indra Permana.

7. Ketua Yayasan Khazanah Kebajikan Bapak Drs. H. Nadjamuddin

Siddiq, Kepala Bidang Keagamaan Bapak Adam, Bidang

Kesekretariatan Kak Rici, dan seluruh pengurus Yayasan Khazanah

Kebajikan. Terima kasih atas bantuannya selama peneliti melakukan

penelitian.

8. Ibu Astuti, Bapak Edi, Bapak Setu, dan Bapak Drajat. Terima kasih atas

doa dan motivasinya, peneliti memperoleh banyak pembelajaran

kehidupan dari kalian.

9. Sahabat seperjuangan selama 4 tahun yaitu, Mira, Puspita, Ranny, Arini,

Ita, dan Rena terima kasih selalu memberikan semangat dan

memberikan warna di hari-hari yang melelahkan.

Page 8: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

iv

10. Teman-teman Kesejahteraan Sosial Angkatan 2011, yang telah

mengukir banyak cerita di hati peneliti. Semoga kelak kita dapat

bersama-sama memajukan Indonesia melalui pekerjaan sosial.

11. Sahabatku Siti Khoiriyah, Zerina Zetary dan Lentari Pancar Wengi,

yang selalu menjadikan hari-hari selalu menyenangkan.

12. Denhari Aditya, yang telah memberikan semangat, dukungan moril dan

kesabarannya untuk peneliti.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh

karena itu, peneliti mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan

penulisan skripsi ini. Semoga skripsi ini menjadi langkah awal peneliti untuk

meraih kesuksesan kedepannya. Aamiin ya Rabbal alamin..

Ciputat, 11 September 2015

Peneliti

Dini Fiqriah

Page 9: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK......................................................................................... i

KATA PENGANTAR....................................................................... ii

DAFTAR ISI..................................................................................... v

DAFTAR TABEL............................................................................. ix

DAFTAR LAMPIRAN..................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah................................................... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah............................... 8

1. Pembatasan Masalah................................................... 8

2. Perumusan Masalah.................................................... 8

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian......................................... 9

1. Tujuan Penelitian......................................................... 9

2. Manfaat Penelitian...................................................... 9

D. Metodelogi Penelitian....................................................... 9

1. Pendekatan Penelitian................................................. 9

2. Jenis Penelitian............................................................ 11

3. Waktu dan Tempat Penelitian..................................... 12

4. Teknik Pengumpulan Data.......................................... 12

5. Teknik Pemilihan Informan........................................ 14

6. Sumber Data................................................................ 16

7. Analisis Data............................................................... 16

Page 10: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

vi

8. Keabsahan Data........................................................... 17

9. Teknik Penulisan......................................................... 18

E. Tinjauan Pustaka.............................................................. . 19

F. Sistematika Penulisan........................................................ 20

BAB II LANDASAN TEORI

A. Resiliensi................................................................................. 22

1. Definisi Resiliensi............................................................. 22

2. Aspek Resiliensi................................................................ 25

3. Faktor yang mempengaruhi resiliensi............................... 30

B. Tunanetra................................................................................ 32

1. Definisi Tunanetra............................................................ 32

2. Klasifikasi Tunanetra........................................................ 33

3. Sebab Terjadinya Ketunanetraan...................................... 35

4. Karakteristik Tunanetra.................................................... 38

C. Definisi Kesejahteraan Sosial dan Pekerja Sosial................... 39

1. Definisi Kesejahteraan Sosial........................................... 39

2. Definisi Pekerja Sosial...................................................... 40

3. Peran dan Fungsi Pekerja Sosial....................................... 41

D. Lembaga yang Bergerak di Bidang UKS................................ 44

BAB III GAMBARAN UMUM LEMBAGA

A. Profil Lembaga........................................................................ 46

B. Visi, Misi dan Tujuan.............................................................. 47

C. Lembaga Mitra dan Program YKK......................................... 48

D. Program-program YKK.......................................................... 49

Page 11: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

vii

E. Struktur Organisasi................................................................. 52

F. Kegiatan Tunanetra................................................................. 53

G. Gambaran Umum Informan.................................................... 54

BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA

A. Resiliensi Tunanetra Binaan Yayasan Khazanah Kebajikan

dalam Mencapai Kesejahteraan di Masyarakat....................... 62

1. Apek Resiliensi................................................................. 63

a. Regulasi Emosi............................................................ 63

b. Pengendalian Impuls................................................... 65

c. Optimisme................................................................... 68

d. Analisis Penyebab Masalah........................................ 72

e. Empati......................................................................... 74

f. Efikasi Diri.................................................................. 77

g. Peningkatan Aspek Positif.......................................... 82

2. Faktor yang mempengaruhi resiliensi............................... 84

a. I Am (Inner Strength)................................................. 84

b. I Have (External Support)........................................... 87

c. I Can (Interpersonal and problem-solving skills)....... 89

B. Program Pembinaan Yayasan Khazanah Kebajikan yang dapat

Mempengaruhi Resiliensi Tunanetra di Masyarakat.............. 91

1. Pembinaan Spiritual Keagamaan...................................... 92

2. Pembinaan Financial......................................................... 94

3. Fasilitas untuk Tunanetra.................................................. 96

Page 12: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

viii

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan............................................................................. 99

B. Saran....................................................................................... 104

DAFTAR PUSTAKA........................................................................ 107

LAMPIRAN....................................................................................... 110

Page 13: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

ix

DAFTAR TABEL

1. Tabel 1.1 Gambaran Umum Informan.......................................... 15

2. Tabel 3.1 Struktur Organisasi........................................................ 52

3. Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan............................................................. 53

Page 14: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

x

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Bimbingan Skripsi

2. Surat Izin Penelitian ke Yayasan Khazanah Kebajikan

3. Surat Keterangan Penelitian dari Yayasan Khazanah Kebajikan

4. Hasil Observasi

5. Pedoman Wawancara

6. Transkrip Wawancara

7. Hasil Studi Dokumentasi

Page 15: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Fisik merupakan faktor penting dalam pembentukan gambaran tubuh

dan dalam perkembangan Selfconcept. Jika fisik seseorang jelas berbeda atau

menyimpang dari yang normal, dengan cacat pada indera atau organ motorik,

maka penyimpangan seperti itu akan sangat mempengaruhi bentuk dari

gambaran diri seseorang.1

Tidak ada satu orangpun di dunia ini yang menginginkan dirinya

mengalami kecacatan, baik itu cacat sementara ataupun permanen. Tetapi,

banyak kasus kecelakaan atau musibah yang tidak diinginkan yang dapat

mengakibatkan seseorang mengalami kecacatan. Bahkan ada sebagian dari

penyandang cacat yang memang telah dilahirkan dalam keadaan kurang

sempurna, sehingga mereka tidak pernah merasakan kesempurnaan bentuk

tubuh.

Dalam Undang-undang No.4 tahun 1997 tentang Penyandang Cacat

menjelaskan bahwa penyandang cacat adalah setiap orang yang mempunyai

kelainan fisik dan/atau mental, yang dapat mengganggu atau merupakan

rintangan dan hambatan baginya untuk melakukan secara selayaknya, yang

1 Yustinus Semium, Kesehatan Mental 2 (Yogyakarta:KANISIUS,2006), h.296.

Page 16: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

2

terdiri dari (a) penyandang cacat fisik; (b) penyandang cacat mental; dan (c)

penyandang cacat fisik dan mental.2

Sedangkan menurut Disabled People’s International (DPI) kekurangan

fisik atau (impairment) adalah keterbatasan fungsional pada seseorang

individu yang disebabkan kekurangan fisik, mental dan sensorik.3 Salah satu

permasalahan kekurangan atau keterbatasan fisik yang banyak dijumpai di

Indonesia adalah keterbatasan pada kemampuan indera penglihatan

(tunanetra).

Survey Indera Penglihatan dan Pendengaran tahun 1993-1996

menunjukan angka kebutaan di Indonesia 1,5 % -paling tinggi di Asia-

dibandingkan dengan Bangladesh 1%, India 0,7%, dan Thailand 0,3%.

Artinya jika ada 12 penduduk dunia buta dalam setiap 1 jam, empat

diantaranya berasal dari Asia Tenggara dan dipastikan 1 orangnya berasal dari

Indonesia.4

Pendataan pemilih dan pendataan penduduk berkelanjutan tentang

jumlah pemilih penyandang cacat dalam pemilu 2004 yang disampaikan oleh

Badan Pusat Statistik (BPS) kepada komisi pemilihan umum menyatakan

2 Hermana, ”Pemberdayaan Penyandang Cacat: Apa Tanggung Jawab Sosial

Perusahaan?”, diakses pada Selasa, 06 Januari 2015 dari http://www.kemsos.go.id/modules.

php?name= News&file=article&sid=594.

3 Colin Barnes dan Geof Mercer, Disabilitas Sebuah Pengantar (Jakarta:PIC UIN Jakarta,

2007), h.105. 4 Djunaedi, “Tahun 2020 Jumlah Tuna Netra Dunia Menjadi 2x Lipat”, artikel diakses

pada 06 Januari 2014 dari http://rehsos.kemsos.go.id/modules.php ?name=News&file= print&

sid=1077.

Page 17: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

3

sebanyak 309.146 penderita tunanetra.5 Hasil Susenas tahun 2009

menunjukkan bahwa jumlah disabilitas secara keseluruhan adalah 2,13 juta

orang dengan 339.209 orang adalah penyandang tunanetra.6

Hasil sensus penduduk tahun 2010 yang dilakukan oleh Badan Pusat

Statistik (BPS), menjelaskan jumlah penyandang tunanetra di wilayah DKI

Jakarta yang dibedakan menjadi beberapa klasifikasi tingkat kesulitan melihat.

Berdasarkan klasifikasi tingkat kesulitan melihatnya adalah tidak sulit

7.631.889 jiwa, sedikit sulit 270.390 jiwa, parah 16.372, dan yang tidak

ditanyakan sebanyak 82.764, jumlah keseluruhan 8.001.415 jiwa.7

Berdasarkan data tersebut membuktikan bahwa angka penyandang tunanetra

di Indonesia masih sangat tinggi dan cenderung mengalami peningkatan dari

tahun ke tahun.

Kebutaan atau gangguan penglihatan dapat mengganggu produktivitas

dan mobilitas seseorang yang akan berdampak pada kehidupan sosial dan

ekonomi bagi lingkungan, keluarga, masyarakat dan negara. Rendahnya

produktivitas seorang tunanetra jelas memberikan dampak negatif pada

pendapatan (income) yang optimal dari suatu keluarga kemudian suatu daerah

tempat tinggalnya.

5 Hermana, ”Pemberdayaan Penyandang Cacat: Apa Tanggung Jawab Sosial

Perusahaan?”, diakses pada Selasa, 06 Januari 2015 dari http://www.kemsos.go.id/modules.php

?name=News&file= article&sid=594.

6 Linda Amalia Sari Gumelar, “Keynote speech pada acara rapat kerja nasional Persatuan

Tunanetra Indonesia (PERTUNI) tahun 2011 Jakarta, 14 Desember 2011” diakses dari

http://pertuni.idp-europe.org/Rakernas2011/Rakernas2011-keynote_Menteri_Pemberdayaan_

Perempuan.php.

7 Data BPS 2010 Diakses pada 20 Januari 2015 dari Jakarta.bps.go.id

Page 18: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

4

Pendapatan yang rendah disebabkan karena kesempatan kerja untuk

seseorang yang memiliki kekurangan pada fisik masihlah sangat terbatas.

Perusahaan atau pemberi kerja belum mau menerima para pekerja yang

memiliki kecacatan pada diri pekerjanya dengan alasan produktivitas.

Produktivitas mereka yang rendah di lain pihak juga kerap menimbulkan

penolakan secara terang-terangan atau tersembunyi, karena dianggap kurang

mampu menyesuaikan diri di lingkungannya.

Dalam Undang-undang No.4 tahun 1997 menegaskan bahwa

penyandang cacat merupakan bagian masyarakat Indonesia yang juga

memiliki kedudukan, hak, kewajiban, dan peran yang sama. Mereka juga

mempunyai hak dan kesempatan yang sama dalam segala aspek kehidupan

dan penghidupan. Pada pasal 6 dijelaskan bahwa setiap penyandang cacat

berhak memperoleh: (1) pendidikan pada semua satuan, jalur, jenis, dan

jenjang pendidikan; (2) pekerjaan dan penghidupan yang layak sesuai jenis

dan derajat kecacatan, pendidikan, dan kemampuannya; (3) perlakuan yang

sama untuk berperan dalam pembangunan dan menikmati hasil-hasilnya; (4)

aksesibilitas dalam rangka kemandiriannya; (5) rehabilitasi, bantuan sosial,

dan pemeliharaan taraf kesejahteraan sosial; dan (6) hak yang sama untuk

menumbuhkembangkan bakat, kemampuan, dan kehidupan sosialnya,

terutama bagi penyandang cacat anak dalam lingkungan keluarga dan

masyarakat.8

8 Hermana, “Pemberdayaan Penyandang Cacat: Apa Tanggung jawab Sosial

Perusahaan?”, diakses pada Selasa, 06 Januari 2015 dari http://www.kemsos.go.id/modules.php

?name= News&file=article&sid=594.

Page 19: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

5

Undang-undang No.4 tahun 1997 jelas menerangkan tentang

kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama bagi penyandang cacat di segala

aspek kehidupan tanpa melihat adanya perbedaan. Seseorang yang memiliki

keterbatasan fisik juga memiliki kesempatan dan peran yang sama di

masyarakat.

Dalam Al-Quran terdapat surah yang menerangkan seruan untuk

memperhatikan penyandang tunanetra. Adapun surah yang menggambarkan

tentang tunanetra terdapat dalam Al-Quran surah Abassa ayat 1-3:

Artinya: “Dia (Muhammad) bermuka masam dan berpaling (1),

karena telah datang seorang buta kepadanya (2), Tahukah kamu barangkali

ia ingin membersihkan dirinya (dari dosa) (3)”.

Surat Abassa mengisahkan pada suatu ketika Rasulullah SAW sedang

menerima dan berbicara dengan pemuka-pemuka Quraisy yang dia harapkan

agar mereka masuk Islam. Pada saat itu datanglah Ibnu Ummi Maktum,

seorang sahabat yang buta yang mengharapkan agar Rasulullah SAW

membacakan ayat-ayat Al-Quran yang telah diturunkan Allah SWT. Tetapi,

Rasulullah SAW bermuka masam dan memalingkan muka dari Ibnu Ummi

Maktum yang buta itu, lalu Allah menurunkan surat ini sebagai teguran atas

sikap Rasulullah terhadap Ibnu Ummi Maktum. Dengan ayat tesebut sangat

Page 20: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

6

tegas Allah SWT menyerukan kepada umatnya untuk tidak mengacuhkan

tunanetra.

Undang-undang dan ayat Al-Quran jelas menerangkan untuk

memberikan hak, kewajiban dan kedudukan yang sama kepada tunanetra,

sayangnya upaya untuk memberikan tunanetra hak serta posisi yang sama di

masyarakat belum terlihat hasil yang memuaskan. Masih banyak tunanetra

yang mengalami kesulitan dalam mempertahankan kehidupanya. Pada

umumnya tunanetra akan lebih mendapatkan simpati dari orang lain, ironisnya

hal tersebut banyak dimanfaatkan oleh beberapa pihak untuk mengambil

keuntungan pribadi seperti memanfaatkan kekurangannya untuk mencari

sumbangan di pinggir jalan. Hal ini membuktikan masih minimnya upaya

pemerintah dalam menanggulanggi permasalahan tunanetra di Indonesia.

Sikap-sikap dari masyarakat umum terhadap orang-orang dengan

kecacatan fisik telah diselidiki. Hasilnya menunjukan bahwa sikap yang

diverbalisasikan (diungkapkan dengan kata-kata) terhadap orang yang cacat

akan sedikit menyenangkan, tetapi bagi sebagian kecil mungkin benilai

negatif. Sikap-sikap lebih dalam yang tidak diungkapkan lebih sering

menimbulkan rasa permusuhan. Kadang kecacatan fisik yang mencolok dapat

mengundang ejekan.9

Dengan segala permasalahan yang ada di masyarakat mulai dari

kurangnya akses, merasa dirinya berbeda dengan yang lain, serta berbagai

pengucilan yang diterima oleh penyandang tunanetra akan menyebabkan

tekanan dan kecemasan di dalam diri mereka. Tunanetra merasa mengalami

9 Yustinus Semium, Kesehatan Mental 2 (Yogyakarta:KANISIUS,2006), h.297.

Page 21: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

7

penolakan dan perlakuan yang berbeda yang dapat mengakibatkan peran

sosialnya terhambat. Menariknya, dengan semua tekanan yang mereka

rasakan, tunanetra tetap harus menjalani dan melanjutkan kehidupannya untuk

mencapai kesejahteraan di masyarakat. Untuk itu, diperlukan resiliensi

(ketahanan) pada diri tunanetra untuk mengatasi tekanan hidup yang mereka

hadapi. Resiliensi menurut Revich dan Shatte adalah kemampuan seseorang

untuk bangkit dan berkembang dalam menghadapi tekanan hidup ataupun

stres yang menimpanya.

Dalam penelitian ini peneliti memilih Yayasan Khazanh Kebajikan

sebagai tempat penelitian. Yayasan Khazanah Kebajikan adalah lembaga

sosial keagamaan yang didirikan untuk menampung kaum dhuafa, anak yatim

dan tunanetra. Yayasan Khazanah Kebajikan merupakan tempat berkumpul

dan tempat berkegiatan bagi tunanetra yang berada di Cinere dan sekitarnya.

Yayasan khazanah kebajikan telah berdiri sejak tahun 1992, sampai saat ini

sudah lebih dari 100 tunanetra yang mengikuti kegiatan di Yayasan khazanah

kebajikan. Yayasan ini sudah banyak mendapatkan bantuan dari tokoh-tokoh

terkemuka di Indonesia, seperti Yusuf Kalla dan Keluarga Cendana.

Berdasarkan pemaparan diatas dalam skripsi ini peneliti akan melakukan

penelitian yang berjudul “Resiliensi Tunanetra Binaan Yayasan Khazanah

Kebajikan dalam Mencapai Kesejahteraan di Masyarakat”.

Page 22: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

8

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Untuk memudahkan peneliti dalam melakukan penelitian dan

menghidari dari ketidakjelasan serta melebarnya masalah penelitian,

maka peneliti membatasi penelitian ini pada Resiliensi Tunanetra

Binaan Yayasan Khazanah Kebajikan dalam Mencapai Kesejahteraan

di Masyarakat.

Pembatasan masalah juga peneliti lakukan dalam membatasi

informan yang akan peneliti teliti. Peneliti akan membatasi untuk

meneliti tunanetra yang mengalami gangguan penglihatan pada masa

hidupnya dengan kata lain tunanetra yang dipilih adalah mereka yang

mengalami gangguan penglihatan bukan sejak lahir melainkan ketika

semasa hidupnya.

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah, maka peneliti merumuskan

masalah pokok sebagai berikut:

a. Bagaimana resiliensi tunanetra binaan Yayasan Khazanah

Kebajikan dalam mencapai kesejahteraan di masyarakat?

b. Bagaimana Yayasan Khazanah Kebajikan memberikan pembinaan

yang dapat mempengaruhi resiliensi tunanetra di masyarakat.

Page 23: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

9

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Dengan mengacu kepada permasalahan yang telah

dikemukakan di atas, maka tujuan yang ingin peneliti capai dalam

penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui resiliensi tunanetra binaan Yayasan Khazanah

Kebajikan dalam mencapai kesejahteraan di masyarakat.

b. Untuk mengetahui program pembinaan yayasan khazanah

kebajikan yang mempengaruhi resiliensi tunanetra di masyarakat.

2. Manfaat Penelitian

Sedangkan manfaat yang diharapkan dari seluruh rangkaian

kegiatan dan hasil penelitian adalah sebagai berikut:

a. Diharapkan dapat menambah informasi bagi para pembaca,

mengenai resiliensi tunanetra.

b. Diajukan sebagai salah satu syarat kelulusan jenjang S1

Kesejahteraan Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

c. Diharapkan dapat bermanfaat menjadi dokumen perguruan tinggi

sebagai rujukan bagi mahasiswa yang berkonsentrasi pada studi

sosial dalam dimensi pemberdayaan tunanetra.

D. Metodelogi Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Metodelogi penelitian adalah strategi umum yang digunakan

dalam pengumpulan dan analisis data yang diperlukan, guna menjawab

Page 24: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

10

permasalahan yang diselidiki. Penggunaan metodelogi ini

dimaksudkan untuk menentukan data valid, akurat, dan signifikan

dengan permasalahan sehingga dapat digunakan untuk

mengungkapkan permasalahan yang diteliti.

Adapun pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini

adalah pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian

yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena,

peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, presepsi, dan pemikiran

orang secara individu maupun kelompok.10

Secara harfiah, sesuai dengan namanya, penelitian kualitatif

adalah jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh

melalui prosedur kuantitatif, perhitungan statistik, atau bentuk cara-

cara lainnya yang menggunakan ukuran angka. Kualitatif berarti

sesuatu yang berkaitan dengan aspek kualitas, nilai atau makna yang

terdapat di balik fakta. Kualitas, nilai atau makna hanya dapat

diungkapkan dan dijelaskan melalui linguistik, bahasa atau kata-kata.11

Dengan pendekatan kualitatif diharapkan fakta-fakta yang ada

di lapangan dapat digali lebih dalam, guna mendapatkan gambaran

yang lengkap. Dengan kata lain, pendekatan kualitatif dipandang

sebagai pendekatan yang tepat pada penelitian ini, karena dengan

pendekatan kualitatif diharapkan informasi tentang resiliensi tunanetra

10

M. Djunaidi Ghony dan Fauzan Almanshur, Metodologi Penelitian Kualitatif

(Jogjakarta: Al-Ruzz Media, 2012), h. 89. 11

Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori &Praktik (Jakarta: PT Bumi

Aksara, 2013), h. 82.

Page 25: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

11

binaan yayasan khazanah kebajikan dalam mencapai kesejahteraan di

masyarakat, dapat diambil informasi secara mendalam dan detail.

2. Jenis Penelitian

Ada beberapa jenis penelitian yang sering digunakan dalam

penelitian kualitatif. Jenis penelitian digunakan sesuai dengan tujuan

dari penelitian yang akan dilakukan. Jenis penelitian yang peneliti

pakai dalam penelitian ini adalah deskriptif.

Deskriptif yaitu suatu metode untuk memecahkan masalah

atau keadaan atau peristiwa yang diselidiki dengan menggambarkan

atau melukiskan keadaan subjek/obyek penelitian (seseorang, lembaga,

masyarakat, dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta

tampak atau sebagaimana adanya.12

Jenis penelitian deskriptif dipilih karena peneliti harapkan

mampu menggambarkan keadaan dari resiliensi tunanetra binaan

Yayasan Khazanah Kebajikan sesuai dari fakta dan data yang

didapatkan. Selain itu, jenis penelitian ini dapat menggambarkan

secara mendalam masalah, peristiwa dan keadaan mengenai objek

yang diteliti berdasarkan seluruh informasi dan fakta yang diperoleh

dari proses penelitian langsung di lapangan. Selain menggambarkan

kondisi secara mendalam, peneliti juga bertujuan untuk menarik realita

sosial yang ada kepermukaan.

12

Lexy J. Melong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

2007), h.12.

Page 26: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

12

3. Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu penelitian dilakukan kurang lebih selama 6 bulan, yakni

dari bulan Februari 2015 sampai dengan Agustus 2015. Penelitian ini

berlokasi di Jln.Talas I, perum Bukit Cirendeu, Pondok Cabe Ilir,

Pamulang. Adapun alasan pemilihan lokasi didasarkan oleh

pertimbangan sebagai berikut:

a. Yayasan Khazanah Kebajikan adalah salah satu yayasan yang

membuka rumah singgah untuk penyandang tunanetra.

b. Yayasan Khazanah Kebajikan adalah salah satu yayasan yang

membuka kegiatan/program keagamaan untuk tunanetra.

4. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan pekerjaan penelitian yang tidak

dapat dihindari dalam kegiatan penelitian. Pengumpulan data dalam

penelitian merupakan hal yang ensensial. Pengumpulan data penelitian

kualitatif bukanlah mengumpulkan data melalui instrumen seperti

halnya penelitian kuantitatif. Pengumpulan data dalam penelitian

kualitatif instrumen utama adalah peneliti sendiri (human instrument),

untuk mencari data dengan berinteraksi secara simbolik dengan

informan/subjek yang diteliti.13

Teknik pengumpulan data tetap merupakan langkah yang

strategis, karena tujuan pokok penelitian adalah mendapatkan data dan

informasi yang diperlukan untuk dapat menjelaskan dan menjawab

13

M. Djunaidi Ghony dan Fauzan Almanshur, Metodologi Penelitian Kualitatif

(Jogjakarta: Al-Ruzz Media, 2012), h. 163.

Page 27: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

13

permasalahan penelitian. Teknik pengumpulan data dalam penelitian

kualitatif dilakukan dengan:

a. Observasi atau pengamatan

Observasi adalah teknik pengamatan yang mengharuskan

peneliti turun langsung ke lapangan mengamati hal-hal yang

berkaitan dengan ruang, tempat, pelaku, kegiatan benda-benda,

waktu, peristiwa, tujuan, dan perasaan. Dalam tahap observasi

peneliti menerapkan observasi partisipatif dalam mengumpulkan

data. Observasi partisipatif (pengamatan terlibat) adalah

pengamatan sambil sedikit banyak berperan serta dalam kehidupan

orang-orang yang sedang diteliti.14

b. Wawancara

Wawancara ialah teknik yang digunakan untuk

mendapatkan data dengan cara tanya jawab dan tatap muka antara

peneliti dengan narasumber yang berada di Yayasan Khazanah

Kebajikan.

Teknik wawancara digunakan untuk dapat menggali tidak

saja yang diketahui dan dialami subjek yang diteliti, tetapi apa

yang tersembunyi jauh di dalam dari subjek penelitian. Selain itu,

apa yang ditanyakan kepada informan bisa mencakup hal-hal yang

bersifat lintas waktu, yang berkaitan dengan masa lampau, masa

14

M. Djunaidi Ghony dan Fauzan Almanshur, Metodologi Penelitian Kualitatif , h. 165-

167.

Page 28: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

14

kini, dan juga masa mendatang. Wawancara yang digunakan

dalam penelitian ini adalah wawancara tak terstruktur.

Wawancara tak terstruktur bersifat luwes, susunan

pertanyaan dan susunan kata-kata dalam setiap pertanyaan dapat

diubah pada saat wawancara, disesuaikan dengan kebutuhan, dan

kondisi saat wawancara, termasuk karakteristik sosial-budaya

informan yang dihadapi. 15

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah cara mengumpulkan data melalui

pengkajian arsip-arsip, majalah, dan termasuk buku-buku

mengenai Tunanetra di Yayasan Kazanah Kebajikan. Dokumentasi

dilakukan guna memperoleh data tambahan dalam penelitian.

5. Teknik pemilihan Informan

Sesuai dengan karakteristik penelitian kualitatif, untuk memilih

sampel lebih tepat dilakukan secara sengaja (perposive sampling).

Teknik perposvie sampling bertujuan dimana informan dipilih

berdasarkan pertimbangan tertentu yang dianggap sebagai orang yang

tepat dalam memberikan informasi. Selanjutnya, apabila dalam proses

pengumpulan data sudah tidak lagi ditemukan variasi informan, maka

peneliti tidak perlu lagi mencari informan baru, proses informasi

sampai selesai. Adapun informan dalam penelitian ini tergambar dalam

tabel 1.1 sebagai berikut:

15

M. Djunaidi Ghony dan Fauzan Almanshur, Metodologi Penelitian Kualitatif , h.176-

177.

Page 29: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

15

Tabel 1.1

Gambaran Umum Informan

No Informan Informasi yang

dicari Jumlah

Gambaran Umum

Informan

1

Ketua Bidang

Keagamaan

Gambaran umum

lembaga,

pelaksanaan

kegiatan tunanetra.

1 orang Nama: Adam Sahili

Usia: 34 tahun

Pendidikan: SMA

Asal: Sumatra Selatan

2

Pengurus

Kegiatan

Tunanetra

Program untuk

tunanetra,

Pelaksanaan

kegiatan tunanetra

1 orang Nama:Yeti Khazanah,

Usia: 44 tahun,

Pendidikan: SMEA

Suku/Asal: Betawi

3

Tunanetra Resiliensi tunanetra

di Masyarakat

4 orang

4

5 a

n

4

g

4

6 O

7 r

8

Nama:Edi Maryadi

Usia: 46 tahun

Pendidikan: S1 Teknik

Elektro

Penyebab ketunanetraan

karena penyakit yang

dialami pada usia 31

tahun.

Nama: Setu

Usia: 55 tahun

Pendidikan: Sekolah

Guru Pendidikan Luar

Biasa (SGPLB)

Penyebab ketunanetraan

dikarenakan saat usia 5

tahun matanya terkena

anyam-anyaman bambu.

Nama: Astuti

Usia: 55 tahun

Pendidikan: SPG

Penyebab ketunanetraan

karena penyakit panas

yang dideritanya pada

saat kelas 6 SD

Nama: Sudrajat

Usia: 41 tahun

Pendidikan: SLB

Penyebab ketunanetraan

karena penyakit bawaan

sejak bayi.

Jumlah 6 orang

Page 30: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

16

6. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan

tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-

lain. Sumber data yang diperoleh dalam penelitian kualitatif deskriptif

bersumber dari data primer dan skunder.

a. Data Primer

Data primer yaitu data yang langsung diperoleh dari para informan

yang ada di Yayasan Khazanah Kebajikan pada waktu penelitian.

Data primer ini diperoleh melalui pengamatan langsung dan

wawancara.

b. Data Skunder

Data skunder ialah data yang dikumpulkan melalui sumber-sumber

informasi tidak langsung, seperti dokumen-dokumen yang ada di

perpustakaan, pusat pengelolaan data, pusat penelitian, departemen

dan sebagainya. Data skunder yang digunakan dalam penelitian ini

diantaranya data yang diperoleh dari studi kepustakaan.

7. Analisis Data

Analisis data merupakan bagian sangat penting dalam

penelitian karena dari analisis ini akan diperoleh temuan, baik temuan

subtantif maupun formal. Pada hakikatnya, analisis data adalah sebuah

kegiatan untuk mengatur, mengurutkan, mengelompokan, memberi

kode/tanda, dan mengatagorikannya sehingga diperoleh suatu temuan

berdasarkan fokus atau masalah yang ingin dijawab.16

16

Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori &Praktik , h. 209.

Page 31: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

17

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan dengan

menggunakan pengaturan data secara logis dan sistematis. Tahap

analisis data diperlukan dalam menganalisis data yang sudah

terkumpul, dan mengurutkan kedalam pengelompokan data. Data

tersebut kemudian dianalisis agar mendapatkan kesimpulan, baik untuk

masing-masing masalah maupun untuk keseluruhan masalah yang

diteliti. Ada berbagai cara untuk menganalisa data, tetapi secara garis

besar dengan langkah sebagai berikut:

a. Reduksi Data

Dimana peneliti mencoba memilih data yang relevan dengan

resiliensi tunanetra.

b. Penyajian Data

Setelah data diperoleh, maka data tersebut disusun dan disajikan

dalam bentuk narasi, visual gambar, matrik, bagan tabel dan lain

sebagainya.

c. Penyimpulan Data

Pengambilan kesimpulan dengan menghubungkan tema dengan

data yang diperoleh sehingga memudahkan untuk menarik

kesimpulan.

8. Keabsahan Data

Dalam penelitian kualitatif sering dinyatakan tidak ilmiah sehingga

kurang bisa dipertanggung jawabkan dari berbagai segi. Dengan alasan

itulah dalam penelitian kualitatif perlu dilakukan pemeriksaan keabsahan

data sebagai usaha untuk meningkatkan derajat kepercayaan data.

Page 32: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

18

Untuk memeriksa keabsahan data peneliti menggunakan teknik

triangulasi. Teknik triangulasi data digunakan sebagai proses

memantapkan derajat kepercayaan (kredibilitas/validitas) dan konsistensi

(reliabilitas) data, serta bermanfaat sebagai alat bantu analisis data di

lapangan.17

Triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah

triangulasi sumber dan triangulasi metode.

Triangulasi sumber berarti membandingkan dan mengecek balik

derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat

yang berbeda dalam penelitian kualitatif. Hal ini dapat dilakukan dengan

membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara,

membandingkan apa yang dikatakan orang secara umum dengan yang

dikatakan secara pribadi, dan membandingkan hasil wawancara dengan isi

suatu dokumen yang berkaitan. Sedangkan triangulasi metode dapat

dilakukan dengan pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil

penelitian beberapa teknik pengumpulan data dan pengecekan derajat

kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama18

.

9. Teknik Penulisan

Teknik yang digunakan dalam penulisan skripsi ini dibuat sesuai

dengan “Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Skripsi, Tesis dan Disertasi”,

yang diterbitkan oleh CeQDA (Center For Quality Development and

Assurance) UIN Jakarta Press tahun 2007.

17

Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori &Praktik , h. 218. 18

Lexy J. Melong, Metodologi Penelitian Kualitatif , h.331.

Page 33: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

19

E. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka merupakan tinjauan kepustakaan (literatur) yang

berkaitan dengan topik pembahasan penelitian yang dilakukan. Tinjauan

pustaka digunakan sebagai acuan untuk membantu penyusunan dalam

penelitian skripsi ini. Peneliti menggunakan beberapa literatur skripsi yang

terlebih dahulu ada guna membantu peneliti dalam menyusun skripsi.

Tinjauan pustaka yang peneliti gunakan adalah:

1. Nama : Ahmad Shobrian

NIM : 102051025441

Judul : Peran Dakwah Yayasan Khazanah Kebajikan (YKK) Dalam

Meningkatkan Pengamalan Ibadah kelompok Tuna Netra Desa

Pisangan Ciputat.

Skripsi S1 Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Ilmu

Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2009. Skripsi ini

membahas tentang program dakwah yang dilakukan Yayasan Khazanah

Kebajikan. Skripsi ini melihat pengaruh dari adanya program Dakwah yang

dilakukan Yayasan Khazanah Kebajikan dengan peningkatan pengamalan

ibadah sehari-hari tunanetra yang mengikuti kegiatan tersebut.

2. Nama : Dian Rahmawati

NIM : 085000541

Judul :Gambaran Resiliensi dan Kemampuan Remaja Tuna Netra

Ganda.

Page 34: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

20

Skripsi S1 Fakultas Psikologi Universitas Indonesia 2009. Skripsi ini

membahas tentang resiliensi pada anak yang mengalami ketunanetraan ganda.

Resiliensi (ketahanan) yang ditonjolkan dalam skripsi ini lebih kepada aspek

psikologi tunanetra.

Skripsi yang peneliti bahas berbeda dengan penelitian sebelumnya.

Pada penelitian ini, peneliti akan memfokuskan pada resiliensi tunanetra yang

mengalami ketunanetraan pada masa hidupnya. Dalam penelitian ini peneliti

juga akan menggali modal apa saja yang mempengaruhi resiliensi tunanetra

dalam mencapai kesejahteraan di masyarakat.

F. Sistematika Penulisan

Guna memperoleh gambaran menyeluruh mengenai masalah yang

ingin diuraikan dalam skripsi ini, maka peneliti memiliki sub-sub bab dengan

penyusunan sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan yang di dalamnya menjelaskan latar

belakang masalah, batasan masalah, tujuan penelitian,

manfaat penelitian, metodelogi penelitian, tinjauan pustaka,

dan sistematika penulisan.

BAB II Kerangka Teori, Merupakan bab yang melandasi

pemikiran dalam menganalisa dari data-data yang telah

dikumpulkan. Kerangka pemikiran yang digunakan adalah

teori-teori yang berhubungan dengan isi skripsi. Teori yang

Page 35: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

21

digunakan antara lain teori resiliensi, teori tunanetra, dan

teori kesejahteraan sosial.

BAB III Gambaran Umum Lembaga, dalam bab ini

menggambarkan sejarah berdirinya Yayasan Khazanah

Kebajikan, visi dan misi, struktur organisasi, dan data yang

berkaitan dengan kelembagaan.

BAB 1V Hasil Penelitian dan Analisa, merupakan gabungan dari

hasil pengumpulan data dengan beberapa konsep yang

dipergunakan dalam penelitian.

BAB V Penutup, merupakan kesimpulan dan saran dari penelitian

tentang Resiliensi Tunanetra Binaan Yayasan Khazanah

Kebajikan dalam Mencapai Kesejahteraan di Masyarakat.

Page 36: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

22

BAB II

KERANGKA TEORI

A. Resiliensi

1. Definisi Resiliensi

Menurut Revich dan Shatte resiliensi adalah kemampuan untuk

merespon secara sehat dan produktif ketika menghadapi

kesulitan/trauma dimana hal itu penting untuk mengelola tekanan

hidup sehari-hari. Orang yang memiliki resiliensi baik adalah orang

yang memiliki komitmen tinggi untuk memecahkan masalah mereka,

tidak menyerah, dan bergerak maju menemukan solusi dari

permasalahan.1

Menurut Sibert, resiliensi mengacu pada kemampuan individu

mengatasi tekanan dengan baik untuk melakukan perubahan yang

signifikan mengganggu dan berkelanjutan, mempertahankan kesehatan

dengan baik dan tetap kuat ketika berada dibawah tekanan, bangkit

kembali dengan mudah dari keterpurukan yang dihadapinya, mengatasi

kemalangan, mengubah cara kerja dengan yang baru dan

meninggalkan cara lama ketika cara tersebut tidak memungkinkan lagi

digunakan, dan melakukan semua itu tanpa bertindak dengan cara yang

disfungsional ataupun berbahaya.2

1 Keren Reivich dan Andrew Shatte, The Resilience Factor: 7 essential skills for

overcoming life’s inevitable obstacles (New York: Broadway Book, 2002), h. 19 dan 26. 2 Al Siebert, The resiliency advantage (San Fransisco: Berret-Koehler, 2005). h.5.

Page 37: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

23

Menurut Grotberg resiliensi adalah kemampuan yang bersifat

universal dimana memungkinkan individu, kelompok, atau masyarakat

untuk mencegah, menguranggi atau mengatasi pengaruh yang dapat

merusak dirinya setelah mengalami kesulitan.3 Menurut Grotberg

memang tidak ada satu orangpun yang terlepas dari cobaan. Sekitar

sepertiga dari orang-orang di berbagai belahan dunia secara konsisten

menunjukan resiliensi yang baik yaitu mereka mengalami

kesengsaraan, lalu mengatasinya dan memperkuatnya dengan

mengubah cara yang lebih baik.4

Pernyataan Wilhelm Nietzshe‟s, resiliensi berarti mampu

bangkit kembali dari perkembangan kehidupan yang mungkin terasa

sangat luar biasa pada awalnya. Orang yang tangguh ketika kehidupan

mereka terganggu, mereka akan menanggani perasaan mereka dengan

cara yang sehat. Mereka membiarkan diri mereka merasa sedih, marah,

kehilangan, dan kebingungan ketika sakit atau tertekan, tetapi mereka

tidak membiarkan semua itu menjadi sebuah perasaan yang permanen.

Sebuah hasil yang tak terduga, mereka tidak hanya menyembuhkan

keterpurukannya tetapi mereka juga sering kali bangkit menjadi lebih

kuat dari sebelumnya. Inilah sebabnya mengapa orang tangguh

biasanya mengatasi kesulitan lebih mudah dari pada yang lainnya.

Mereka berharap untuk membangun kembali kehidupan dengan cara

3 Paul Barnard, dkk, Children, bereavement and trauma: Nurturing resilience (United

Kingdom: Jessica Kingsley, 1999), h. 54. 4 Henderson Grotberg, Resilience for Today: Gaining Strength from Adversity (United

States of America: Contemporary psychology, 2003), h.3.

Page 38: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

24

kerja baru dan perjuangan untuk mengatasi kesulitan memunculkan

kekuatan baru di dalamnya.5

Sedangkan menurut Edi Suharto, ketahanan sosial (social

resiliensi) seperti halnya ketahanan ekonomi, politik, budaya, dan

militer yang merupakan unsur pembentuk ketahanan nasional.

Ketahanan sosial sebagai bagian dari ketahanan nasional, didefinisikan

kemampuan individu-individu sebagai anggota sebuah lembaga atau

komunitas dalam mengembangkan hubungan sosial sehingga dapat

mempertahankan koeksistensinya dalam kehidupan bermasyarakat dan

bernegara.6

Menurut Suradi ketahanan sosial masyarakat dapat dipahami

sebagai kemampuan masyarakat untuk menyelesaikan berbagai

persoalan yang dihadapinya. Pengertian yang lebih lengkap adalah

suatu kondisi kehidupan dinamis masyarakat yang ditandai

terpenuhinya hak dan kebutuhan dasar, optimalnya pelaksanaan

peranan dan tugas-tugas kehidupan pada setiap individu maupun

kelompok, serta terselesaikannya masalah sosial melalui gerakan sosial

yang dilandasi oleh nilai kebersamaan dan kesetiakawanan sosial.7

Dalam keputusan Menteri Sosial Republik Indonesia,

ketahanan sosial masyarakat adalah kemampuan komunitas mengatasi

resiko akibat perubahan ekonomi dan politik. Suatu komunitas

5 Al Siebert, The resiliency advantag, h.5

6 Edi Suharto, Isu-Isu tematik Pembangunan Sosial: Konsep dan Strategi (Jakarta: Badan

Pelatihan dan Pengembangan Sosial Departemen Sosial RI, 2004), h.83-84. 7 Suradi, “Peran Kapital Sosial Dalam Penguatan Ketahanan Sosial Masyarakat, ”Jurnal

Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial, vol.11 no.02 (Mei-Agustus 2006), h. 3.

Page 39: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

25

memiliki ketahanan sosial bila mampu melindungi secara efektif

anggotanya termasuk individu dan keluarga yang rentan, mampu

melaksanakan investasi sosial dalam jaringan sosial, mampu

mengembangkan mekanisme yang efektif dalam mengelola konflik

dan kekerasan, serta mampu memelihara kearifan lokal dalam

mengelola sumber daya alam dan sosial.8

Dari beberapa definisi mengenai resiliensi yang dijelaskan

diatas, maka peneliti mendeskripsikan resiliensi adalah kemampuan

seseorang untuk bertahan, bangkit, menerima keadaan dengan percaya

diri dan menemukan cara untuk bergerak maju meninggalkan kesulitan

yang dihadapinya tersebut.

2. Aspek Resiliensi

Menurut Reivich dan Shatte terdapat tujuh kemampuan yang

berkontribusi dalam pembentukan resiliensi, yaitu:9

1. Regulasi emosi (Emotion regulation)

Regulasi emosi adalah kemampuan untuk tetap tenang di

bawah tekanan. Individu yang memiliki kemampuan meregulasi

emosi dan mengembangkannya dapat membantu mereka dalam

mengontrol emosi, perhatian, dan perilaku mereka. Pengaturan

emosi penting bagi pembentukan hubungan dengan orang lain,

keberhasilan di tempat kerja, dan menjaga kesehatan fisik.

8 Abu Hanifah, “Toleransi Dalam Masyarakat Plural Memperkuat Ketahanan Sosial,”

artikel diakses pada 18 Februari 2015 dari www.kemsos.go.id/unduh/Abu_Hanifah.pdf. 9 Keren Reivich dan Andrew Shatte, The Resilience Factor: 7 essential skills for

overcoming life’s inevitable obstacles, h.36-47.

Page 40: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

26

Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang yang kurang

memiliki kemampuan untuk mengatur emosi mengalami kesulitan

dalam membangun dan menjaga hubungan dengan orang lain. Hal

ini bisa disebabkan oleh berbagai macam faktor, diantara alasan

yang sederhana adalah tidak ada orang yang mau menghabiskan

waktu bersama orang yang marah, cemberut, cemas, khawatir serta

gelisah setiap saat. Emosi yang dirasakan oleh seseorang

cenderung berpengaruh terhadap orang lain. Semakin kita

terasosiasi dengan kemarahan maka kita akan semakin menjadi

seorang yang pemarah.

Tidak semua emosi yang dirasakan oleh individu harus

dikontrol. Tidak semua emosi marah, sedih, gelisah dan rasa

bersalah harus diminimalisir. Hal ini dikarenakan mengekspresikan

emosi yang kita rasakan baik emosi positif maupun negatif

merupakan hal yang konstruksif dan sehat, asalkan dilakukan

dengan tepat. Bahkan kemampuan untuk mengekspresikan emosi

secara tepat merupakan bagian dari resiliensi.

2. Pengendalian Impuls (Impulse control)

Pengendalian impuls adalah kemampuan untuk

mengendalikan keinginan, dorongan, kesukaan, serta tekanan yang

muncul dari dalam diri. Individu dengan pengendalian impuls

rendah sering mengalami perubahan emosi dengan cepat yang

dapat mengendalikan pikiran dan perilaku meraka. Individu seperti

ini mudah marah, kehilangan kesabaran, impulsif dan berperilaku

Page 41: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

27

agresif, sehingga membuat lingkungan sosial di sekitarnya merasa

kurang nyaman dan berakibat pada buruknya hubungan sosial

dengan orang lain.

3. Optimisme (optimism)

Individu yang resilien adalah individu yang optimis.

Mereka percaya bahwa segala sesuatu dapat berubah menjadi lebih

baik. Mereka memiliki harapan masa depan dan percaya bahwa

mereka dapat mengontrol arah kehidupan mereka. Dibandingkan

dengan individu yang pesimis, individu yang optimis memiliki

fisik lebih sehat, jarang mengalami depresi, lebih baik di sekolah,

lebih produktif di tempat kerja, dan lebih banyak menang dalam

olahraga.

Optimisme berarti kita melihat masa depan yang

cemerlang. Optimisme berarti percaya bahwa dirinya memiliki

kemampuan untuk mengatasi kemalangan yang mungkin terjadi di

masa depan. Menunjukkan bahwa optimisme dan faktor self-

efficacy sering berjalan seiringan. Optimisme adalah anugrah jika

dikaitkan dengan faktor self-efficacy karena dapat memotivasi

untuk mencari solusi dan terus bekerja keras untuk memperbaiki

situasi.

4. Analisis Penyebab Masalah (Causal Analysis)

Causal analysis adalah istilah yang digunakan untuk

merujuk kepada kemampuan individu secara akurat dalam

mengidentifikasikan penyebab masalah yang dihadapi. Jika

Page 42: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

28

individu tidak dapat menilai penyebab masalah secara akurat, maka

akan membuat kesalahan yang sama berulang-ulang.

Martin Seligman mengidentifikasikan gaya berfikir yang

sangat erat kaitannya dengan causal analysis. Gaya berfikir dibagi

pada tiga demensi: 1)Personal (saya - bukan saya), individu dengan

gaya berfikir „saya‟ adalah individu yang cenderung menyalahkan

diri sendiri atas hal yang tidak berjalan semestinya. Sebaliknya,

individu dengan gaya berfikir „bukan saya‟, meyakini faktor

eksternal (di luar diri) atas kesalahan yang terjadi. 2) Permanen

(selalu – tidak selalu), individu yang pesimis cenderung berasumsi

bahwa suatu kegagalan atau kejadian buruk akan terus

berlangsung. Sedangkan individu yang optimis cenderung berfikir

bahwa ia dapat melakukan suatu hal lebih baik pada setiap

kesempatan dan memandang kegagalan sebagai ketidakberhasilan

sementara. 3) Pervasive (semua – tidak semua), individu dengan

gaya berfikir „semua‟ melihat kemunduran atau kegagalan pada

satu area kehidupan ikut menggagalkan area kehidupan lainnya.

Individu dengan gaya berfikir „tidak semua‟ dapat menjelaskan

secara rinci penyebab dari masalah yang dihadapi.

5. Empati (Empathy)

Empati didefinisikan seberapa baik individu dapat

membaca tanda-tanda psikologis dan emosional orang lain.

Beberapa individu memiliki kemampuan dalam menafsirkan

bahasa non-verbal yang ditunjukkan oleh orang lain, seperti

Page 43: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

29

ekspresi wajah, intonasi suara, bahasa tubuh dan mampu

menangkap apa yang dipikirkan dan dirasakan orang lain.

Individu yang tidak memiliki kemampuan berempati, tidak

dapat menempatkan diri pada posisi orang lain, merasakan apa

yang dirasakan orang lain dan memperkirakan maksud dari orang

lain. Ketidakmampuan individu untuk membaca tanda-tanda non-

verbal orang lain dapat sangat merugikan, baik dalam konteks

hubungan kerja maupun hubungan personal, hal ini dikarenakan

kebutuhan dasar manusia untuk dipahami dan dihargai.

6. Efikasi diri (Self-efficacy)

Self-efficacy merupakan keyakinan bahwa seorang individu

dapat memecahkan masalah yang dialami dan mencapai

kesuksesan. Orang yang memiliki kepercayaan pada kemampuan

mereka untuk memecahkan masalah akan muncul sebagai

pemimpin, sementara mereka yang tidak percaya diri tentang

keberhasilan mereka akan menemukan diri mereka hilang di

keramaian.

7. Peningkatan aspek positif (Reaching out)

Resiliensi bukan hanya tentang mengatasi kemalangan dan

bangkit dari keterpurukan, resiliensi juga memungkinkan kita

untuk meningkatkan aspek positif dari kehidupan setelah

kemalangan yang menimpa.

Page 44: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

30

Banyak individu yang tidak mampu melakukan reaching

out, hal ini dikarenakan mereka telah diajarkan sejak kecil untuk

menghindari kegagalan dan situasi yang memalukan. Mereka

adalah individu-individu yang lebih memilih memiliki kehidupan

standar dibandingkan harus meraih kesuksesan namun harus

berhadapan dengan resiko kegagalan hidup dan hinaan masyarakat.

Individu-individu ini memilki rasa ketakutan untuk

mengoptimalkan kemampuan mereka hingga batas akhir.

3. Faktor yang Mempengaruhi Resiliensi

Grotberg menggemukakan faktor-faktor resiliensi yang

didefinisikan berdasarkan sumber-sumber yang berbeda. Untuk

kekuatan individu dalam diri pribadi digunakan istilah „I Am’, untuk

dukungan eksternal dan sumber-sumbernya digunakan istilah „I Have’,

sedangkan untuk kemampuan interpersonal digunakan istilah’I Can’.10

1. I Am (Inner Strength)

‘I Am‘ merupakan fitur kepribadian individu seperti harga diri (self-

esteem). Faktor „I Am’ dapat diperkuat dengan dukungan akan tetapi

tidak dapat dibuat. „I Am’ adalah kekuatan yang terdapat dalam diri

seseorang meliputi perasaan, tingkah laku, dan kepercayaan

terhadap dirinya. Faktor „I Am’ secara spesifik mencakup:

a. Aku adalah seseorang yang dapat disukai dan dicintai.

b. Aku merasa senang apabila aku melakukan hal yang baik

terhadap orang lain.

10

Paul Barnard, dkk., Children, bereavement and trauma: Nurturing resilience, h. 57-58.

Page 45: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

31

c. Aku adalah orang yang dapat menghargai diri sendiri dan juga

orang lain.

d. Aku adalah orang yang bersedia untuk bertanggung jawab atas

apa yang telah aku lakukan.

e. Aku percaya bahwa semua akan baik-baik saja.

2. I Have (External Support)

‘I Have’ dimaksudkan sebagai dukungan keluarga dan struktur

dukungan eksternal. Faktor ‘I Have’ dapat disediakan dan

diperkuat. Secara spesifik mencakup:

a. Saya memiliki orang-orang di sekitar yang dapat saya percaya,

b. Orang yang mencintai saya,

c. Orang-orang yang menunjukan contoh yang baik dan menjadi

teladan untuk saya,

d. Membantu saya untuk belajar menjadi diri sendiri,

e. Orang yang membantu saya ketika sakit atau dalam kesulitan.

3. I Can (Interpersonal and problem-solving skills)

‘I Can’ dimaksudkan sebagai keterampilan sosial dan interpersonal

individu, yaitu alat untuk belajar, melakukan, menjalin hubungan,

dan lain-lain. Faktor ‘I Can’ dapat diajari dan diajarkan. Secara

spesifik mencakup:

a. Berbicara dengan orang lain tentang hal menakutkan,

b. Menemukan cara untuk memecahkan masalah,

c. Mengontrol diri ketika sedang marah atau kesal,

Page 46: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

32

d. Menentukan waktu yang baik untuk berbicara dengan

seseorang,

e. Menemukan seseorang yang dapat membantu ketika saya

membutuhkannya.

B. Tunanetra

a. Definisi Tunanetra

Secara Etimologi kata tunanetra berasal dari „tuna‟ yang berarti

rusak, dan „netra‟ yang berarti mata atau penglihatan. Tunanetra adalah

seseorang yang memiliki hambatan dalam penglihatan atau tidak

berfungsi indera penglihatan. Menurut istilah dalam hal ini pemerintah

menyatakan bahwa yang dimaksud tunanetra adalah seseorang yang

menurut ilmu kedokteran dinyatakan mempunyai kelainan fisik atau

mental yang oleh karenanya merupakan hambatan atau rintangan untuk

melakukan kegiatan sebagaimana mestinya.11

Menurut Agustyawati dan Solicha tunanetra adalah salah satu

jenis hambatan fisik yang ditandai dengan ketidakmampuan seseorang

untuk melihat, baik menyeluruh (total blind) ataupun sebagian (low

vision). Dengan kata lain tunanetra adalah seseorang yang mengalami

11

Ahmad Shobrian, “Peran Dakwah Yayasan Khazanah Kebajikan (YKK) Dalam

Meningkatkan Pengamalan Ibadah Kelompok Tuna Netra Desa Pisangan Ciputat.” (Skripsi S1

Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Fkultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta,2009), h.31

Page 47: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

33

gangguan fungsi penglihatan sedemikian rupa sehingga tidak dapat

menggunakan indera penglihatannya secara fungsional.12

Menurut Koestler tunanetra (kebutaan) adalah ketajaman

penglihatan pusat 20/200 atau kurang pada bagian mata yang lebih

baik dengan kaca mata koreksi atau ketajaman penglihatan pusat lebih

dari 20/200 jika terjadi penurunan ruang penglihatan dimana terjadi

pengerutan suatu bidang penglihatan sampai tingkat tertentu sehingga

diameter terlebar dari ruang penglihatan membentuk sudut yang

besarnya tidak lebih dari 20 derajat pada bagian mata yang lebih

baik.13

b. Klasifikasi Tunanetra

Secara garis besar tunanetra diklasifikasikan menjadi dua

macam, yaitu total blind (buta) dan low vision:14

a. Total Blind (Buta)

Dikatakan buta apabila sama sekali tidak mampu menerima

rangsangan cahaya dari luar (visusbya=0).

b. Low Vision

Bila masih mampu menerima rangsangan cahaya dari luar, tetapi

ketajamannya lebih dari 6/21, atau berdasarkan tes anak hanya

mampu membaca huruf pada jarak 6 meter yang oleh orang awas

dapat dibaca pada jarak 21 meter.

12

Agustyawati dan Solicha, Psikologi Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus (Jakarta:

Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h.5. 13

David Smith, Inklusi Sekolah Ramah untuk Semua (Bandung: Penerbit Nuansa, 2006),

h.241.

14 Agustyawati dan Solicha, Psikologi Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus, h. 10-12 .

Page 48: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

34

Selain dua klasifikasi besar tersebut, tunanetra juga dapat

diklasifikasikan menjadi empat , yaitu:

1. Berdasarkan waktu terjadinya ketunanetraan

a. Tunanetra sebelum dan sejak lahir; yakni mereka yang sama

sekali tidak memiliki pengalaman penglihatan.

b. Tunanetra setelah lahir atau pada usia kecil; mereka telah

memiliki kesan-kesan serta pengalaman visual tetapi belum

kuat dan mudah terlupakan.

c. Tunanetra pada usia sekolah atau pada masa remaja; mereka

telah memiliki kesan-kesan visual dan meninggalkan pengaruh

yang mendalam terhadap proses perkembangan pribadi.

d. Tunanetra pada usia dewasa; pada umumnya mereka yang

dengan segala kesadaran mampu melakukan latihan-latihan

penyesuaian diri.

e. Tunanetra dalam usia lanjut; sebagian besar sudah sulit

mengikuti latihan-latihan penyesuaian diri.

2. Berdasarkan kemampuan daya penglihatan

a. Tunanetra ringan (defective vision/low vision); yakni mereka

yang memiliki hambatan dalam penglihatan akan tetapi

mereka masih dapat mengikuti program pendidikan dan

mampu melakukan pekerjaan/kegiatan yang menggunakan

fungsi penglihatan.

b. Tunanetra setengah berat (partially sighted); yakni mereka

yang kehilangan sebagian daya penglihatan, hanya dengan

Page 49: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

35

menggunakan kaca pembesar mampu mengikuti pendidikan

biasa atau membaca tulisan yang bercetak tebal.

c. Tunanetra berat (totally blind); yakni mereka yang sama

sekali tidak dapat melihat.

3. Berdasarkan kelainan-kelainan pada mata

a. Myopia: adalah penglihatan jarak dekat, bayangan tidak

terfokus dan jatuh di belakang retina. Penglihatan akan

menjadi jelas kalau objek didekatkan.

b. Hyperopia: adalah penglihatan jarak jauh, bayangan tidak

terfokus dan jatuh di depan retina. Penglihatan akan menjadi

jelas jika objek dijauhkan.

c. Astigmatisme: adalah penyimpangan atau penglihatan kabur

yang disebabkan karena ketidakberesan pada kornea mata atau

pada permukaan lain pada bola mata sehingga bayangan benda

baik pada jarak jauh maupun dekat tidak terfokus jatuh pada

retina.

c. Sebab Terjadinya Ketunanetraan15

1. Faktor pre-natal

Faktor penyebab keturunan pada masa pre-natal sangat erat

hubungannya dengan masalah keturunan dan pertumbuhan seorang

anak dalam kandungan, antara lain:

15

Agustyawati dan Solicha, Psikologi Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus, h. 12-14.

Page 50: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

36

a. Keturunan

Ketunanetraan yang disebabkan oleh faktor keturunan terjadi

dari hasil perkawinan bersaudara, sesama tunanetra atau

mempunyai orang tua yang tunanetra.

b. Pertumbuhan seorang anak dalam kandungan

Ketunanetraan yang disebabkan karena proses pertumbuhan

dalam kandungan dapat disebabkan oleh:

1) Gangguan waktu ibu hamil.

2) Penyakit menahun seperti TBC, sehingga merusak sel-

sel darah tertentu selama pertumbuhan janin dalam

kandungan.

3) Infeksi atau luka yang dialami ibu hamil akibat terkena

rubella atau cacar air.

4) Infeksi karena penyakit kotor, toxoplasmosis, trachoma

dan tumor.

5) Kurangnya vitamin tertentu.

2. Faktor post-natal

Penyebab ketunanetraan yang terjadi pada masa post-natal

dapat terjadi sejak atau setelah bayi lahir antara lain:

a. Kerusakan pada mata atau saraf mata pada waktu persalinan,

akibat benturan alat-alat atau benda keras.

b. Pada waktu persalinan, ibu mengalami penyakit gonorrhoe,

sehingga baksil gonorrhoe menular pada bayi.

Page 51: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

37

c. Mengalami penyakit mata yang menyebabkan ketunanetraan,

misalnya:

1) Xeropthalmia; penyakit mata karena kekurangan

vitamin A.

2) Trachoma; penyakit mata karena virus chilimidezoon

trachomanis.

3) Catarac; penyakit mata yang menyerang bola mata.

4) Glaucoma; penyakit mata karena bertambahnya cairan

dalam bola mata.

5) Diabetik retinopathy; gangguan pada retina yang

disebabkan diabetis.

6) Macular degeneration; kondisi umum yang agak baik,

dimana daerah tengah retina secara berangsur

memburuk. Retina degenerasi masih memiliki

penglihatan perifer akan tetapi kehilangan kemampuan

untuk melihat secara jelas objek di bagian tengah.

7) Retinopathy of prematurity; anak yang terlahir

prematur. Pada saat bayi masih memiliki potensi

penglihatan yang normal. Bayi yang dilahirkan

prematur biasanya ditempatkan pada inkubator yang

berisi oksigen dengan kadar tinggi, sehingga pada saat

bayi dikeluarkan terjadi perubahan kadar oksigen yang

dapat menyebabkan pertumbuhan pembulu darah tidak

normal.

Page 52: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

38

8) Terjadinya kecelakaan; seperti masuknya benda keras

atau tajam, cairan kimia yang berbahaya, kecelakaan

dari kendaraan, dan lain-lain.

d. Karakteristik Tunanetra16

1. Karakteristik Fisiologis

a. Totally blind (buta)

Tidak mampu melihat, tidak mampu mengenali orang

pada jarak enam meter, kerusakan nyata pada kedua bola mata,

sering meraba-raba atau tersandung saat jalan, mengalami

kesulitan saat mengambil benda kecil di sekitarnya, bagian bola

mata yang hitam berwarna keruh, peradangan hebat pada kedua

bola mata, dan mata bergoyang terus.

b. Low vision

Menulis dan membaca dengan jarak yang sangat dekat,

hanya dapat membaca huruf yang berukuran besar, mata

tampak lain (terlihat putih di tengah mata/katarak atau kornea

terlihat berkabut, terlihat tidak menatap lurus kedepan,

memicingkan mata atau mengerutkan kening terutama di

cahaya terang saat mencoba melihat sesuatu, lebih sulit melihat

pada malam hari dari pada siang hari, dan pernah menjalani

operasi mata dan atau memakai kaca mata yang sangat tebal

tetapi masih tidak dapat melihat dengan jelas.

16

Agustyawati dan Solicha, Psikologi Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus, h. 14-17.

Page 53: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

39

2. Karakteristik kognitif

Kecenderungan tunanetra mengganti indera penglihatan

dengan indera pendengaran sebagai saluran utama penerimaan

informasi dari luar mengakibatkan pembentukan pengertian atau

konsep hanya berdasarkan pada suara atau bahasa lisan. Beberapa

konsep yang sangat sulit dikenalnya seperti konsep warna, jarak,

dan waktu. Namun demikian secara psikologis mereka sering

dicirikan dengan pemilikan indera superior yaitu dalam hal

perabaan, pendengaran dan daya ingat.

3. Karakteristik sosial

Perkembangan sosial tunanetra sangat bergantung pada

bagaimana perlakuan dan penerimaan lingkungan terutama

lingkungan keluarga itu sendiri. Penerimaan secara realistik dengan

segala keterbatasannya adalah yang paling utama dalam

menumbuhkan rasa percaya dirinya.

C. Definisi Kesejahteraan Sosial dan Pekerja Sosial

1. Definisi Kesejahteraan Sosial

Secara etimologi, kesejahteraan sosial terdiri atas dua kata yaitu

kesejahteraan dan sosial. Kata kesejahteraan berasal dari kata sejahtera

yang mendapat imbuan ke-an. Imbuan ke-an adalah imbuan yang

membedakan kata sifat/keadaan sejahtera. Perkataan sejahtera sendiri

merupakan perkataan yang berasal dari bahasa sansekerta “Jaitra” yang

berarti damai, aman, sentausa atau senang. Oleh karena itu, sejahtera

Page 54: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

40

adalah keadaan atau kondisi dimana seseorang merasa aman, tentram,

makmur, selamat/terlepas dari segala macam gangguan kesehatan,

gangguan kenikmatan atau gangguan kerja.17

Menurut Rober L Barker kesejahteraan diartikan sebagai kondisi

mengenai kesehatan fisik, ketenangan emosi/batin, serta ketenangan di

bidang ekonomi, serta kemampuan masyarakat untuk menolong

masyarakatnya untuk mencapai kondisi atau keadaan tersebut.18

Dari pengertian tersebut peneliti menyimpulkan bahwa

kesejahteraan sosial merupakan kondisi dimana seseorang/masyarakat

merasa aman, tentram, senang, dan terhindar dari tekanan emosi, ekonomi,

politik, sosial dan budaya.

2. Definisi Pekerja Sosial

Dalam mencapai kondisi kesejahteraan sosial, dibutuhkan peranan

pekerja sosial di dalamnya. Menurut Zastrow pekerja sosial adalah

aktivitas profesional untuk menolong individu, kelompok dan masyarakat

dalam meningkatkan atau memperbaiki kapasitas mereka agar berfungsi

sosial dan menciptakan kondisi-kondisi masyarakat yang kondusif untuk

tujuan tersebut.19

Dalam konferensi dunia di Montreal Kanada, Juli tahun 2000,

International Federation of Social Workers (IFSW), mendefinisikan

profesi pekerjaan sosial mendorong pemecahan masalah dalam kaitannya

17

Pramuwito, C. Pengantar Ilmu Kesjahteraan Sosial (Yogyakarta: Departemen Sosial

RI Badan Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial , 1996), h. 23. 18

Pramuwito C, Pengantar Ilmu Kesjahteraan Sosial, h.24. 19

Edi Suharto, Pekerja Sosial di Dunia Industri (Bandung: Alfabeta, 2009), h. 1.

Page 55: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

41

dengan relasi kemanusiaan, perubahan sosial, pemberdayaan dan

pembebasan manusia, serta perbaikan masyarakat.20

Menurut Asosiasi Nasional Pekerja Sosial Amerika Serikat

(NASW) pekerjaan sosial adalah kegiatan profesional membantu individu,

kelompok, atau masyarakat untuk meningkatkan atau memulihkan

kemampuan mereka berfungsi sosial dan untuk menciptakan kondisi sosial

yang mendukung tujuan-tujuan ini. Praktik pekerjaan sosial terdiri atas

penerapan profesional dari nilai-nilai, prinsip-prinsip, dan teknik-teknik

pekerjaan sosial pada satu atau lebih dari tujuan-tujuan berikut: membantu

orang memperoleh pelayanan nyata; memberikan konseling dan

psikoterapi untuk individu, keluarga, dan kelompok; membantu komunitas

atau kelompok memberikan atau memperbaiki pelayanan sosial dan

kesehatan; dan ikut serta dalam proses legislatif yang berkaitan.21

3. Peran dan Fungsi Pekerja Sosial

Menurut Zastrow sekurang-kurangnya ada tujuh peran beserta

fungsi dari pekerja sosial yang dapat dikembangkan oleh community

worker, yaitu:22

a) Pemercepat Perubahan (Enabler)

Sebagai enabler seorang community worker membantu masyarakat

agar dapat mengartikulasikan kebutuhan mereka, mengidentifikasikan

masalah mereka, dan mengembangkan kapasitas mereka agar dapat

20

Edi Suharto, Pekerja Sosial di Dunia Industri, h. 2. 21

Adi Fahrudin, Pengantar Kesejahteraan Sosial (Bandung: PT Refika Aditama, 2012),

h.60 22

Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan Intervensi

Komunitas (Lembaga Penerbit FE UI: Depok, 2003), h.91-94.

Page 56: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

42

menangani masalah yang mereka hadapi secara lebih efektif. Peran

enabler ini adalah peran klasik dari seorang community worker.

b) Perantara (Broker)

Peran seorang broker (perantara) dalam intervensi makro terkait erat

dengan upaya menghubungkan individu ataupun kelompok dalam

masyarakat yang membutuhkan bantuan ataupun layanan masyarakat

(community service), tetapi tidak tahu dimana dan bagaimana

mendapatkan bantuan tersebut, dengan lembaga yang menyediakan

layanan masyarakat. Peran sebagai perantara, yang merupakan peran

mediasi, dalam konteks pengembangan masyarakat juga diikutsertakan

dengan perlunya melibatkan klien dalam kegiatan penghubung ini.

c) Pendidik (Educator)

Dalam menjalankan peran sebagai pendidik, community worker

diharapkan mempunyai kemampuan menyampaikan informasi dengan

baik dan jelas, serta mudah ditangkap oleh komunitas yang menjadi

sasaran perubahan. Disamping itu, ia harus mempunyai pengetahuan

yang cukup memadai mengenai topik yang akan dibicarakan. Dalam

kaitan dengan hal ini community worker tidak jarang harus

menghubungi rekan dari profesi lain yang menguasai materi tersebut.

d) Tenaga Ahli (Expert)

Dalam kaitan dengan peranan sebagai tenaga ahli, community worker

diharapkan untuk dapat memberikan masukan, saran, dan dukungan

informasi dalam berbagai area. Seorang expert harus sadar bahwa

usulan dan saran yang ia berikan bukanlah mutlak harus dijalankan

Page 57: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

43

klien mereka (masyarakat ataupun organisasi), tetapi usulan dan saran

tersebut lebih merupakan masukan gagasan sebagai bahan

pertimbangan masyarakat ataupun organisasi dalam proses

pengambilan keputusan.

e) Perencanaan Sosial

Seorang perencana sosial mengumpulkan data mengenai masalah

sosial yang terdapat dalam komunitas, menganalisisnya, dan

menyajikan alternatif tindakan yang rasional untuk menangani masalah

tersebut. Setelah itu perencana sosial mengembangkan program,

mencoba mencari alternatif sumber pendanaan, dan mengembangkan

konsensus dalam kelompok yang mempunyai berbagai minat ataupun

kepentingan.

f) Advokat (Advocate)

Peran sebagai advocate dalam community worker dicangkok dari

profesi hukum. Peran advocate pada satu sisi berpijak pada tradisi

perbaharuan sosial, dan pada sisi lainnya berpijak pada tradisi

pelayanan sosial. Peran ini yang aktif dan terarah (directive), dimana

community worker menjalankan fungsi advokasi atau pembelaan yang

mewakili kelompok masyarakat yang membutuhkan suatu bantuan

ataupun layanan, tetapi institusi yang seharusnya memberikan bantuan

ataupun layanan tersebut tidak mempedulikan (bersifat negatif ataupun

menolak tuntunan warga).

Page 58: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

44

g) Aktivis (Activist)

Sebagai aktivis seorang community worker mencoba melakukan

perubahan institusional yang lebih mendasar, dan seringkali tujuannya

adalah pengalihan sumber daya ataupun kekuasan (power) pada

kelompok yang mendapatkan keuntungan. Seorang aktivis biasanya

memperhatikan isu-isu tertentu, seperti ketidaksesuaian dengan hukum

yang berlaku, kesenjangan, dan perampasan hak.

D. Lembaga-lembaga yang Bergerak di Bidang Usaha Kesejahteraan

Sosial (UKS)

Lembaga Kesejahteraan Sosial adalah salah satu organisasi

kemasyarakatan (karena dibentuk oleh masyarakat secara sukarela atas

dasar kesamaan kegiatan) tetapi dalam hal bergerak di bidang Usaha

Kesejahteraan Sosial (UKS) seperti yang tercantum dalam Undang-undang

Nomer 6 Tahun 1974 yaitu undang-undang tentang ketentuan-ketentuan

pokok Kesejahteraan Sosial. Jadi lembaga Kesejahteraan Sosial adalah

Organisasi Kemasyarakatan yang bergerak di bidang Usaha Kesejahteraan

Sosial yaitu kegiatan-kegiatan yang menyangkut masalah-masalah

mewujudkan, membina, memelihara, memulihkan dan mengembangkan

kesejahteraan sosial.23

Menurut Undang-undang Nomer 8 Tahun 1985, yang dimaksud

dengan organisasi kemasyarakatan adalah: “Organisasi yang dibentuk oleh

23

Pramuwito C, Pengantar Ilmu Kesjahteraan Sosial (Yogyakarta: Departemen Sosial RI

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial, 1996), h. 107.

Page 59: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

45

anggota masyarakat Warga Negeri Republik Indonesia secara sukarela atas

dasar kesamaan kegiatan, fungsi, profesi, agama dan kepercayaan terhadap

Tuhan Yang Maha Esa, untuk berperan serta dalam pembangunan dalam

rangka mencapai tujuan nasional dalam wadah Negara Kesatuan Republik

Indonesia yang berdasarkan Pancasila.24

Pada Lembaga Kesejahteraan Sosial tujuan yang ingin dicapi

adalah berfungsinya kembali masyarakat yang karena suatu hal mengalami

atau kehilangan kemampuannya untuk berfungsi sosial dalam masyarakat,

dalam bentuk memiliki keterampilan dan dapat produktif sehingga dapat

menolong dirinya sendiri serta keluarganya dan mampu berpartisipasi

secara aktif dalam pembangunan masyarakat.25

24

Pramuwito C, Pengantar Ilmu Kesjahteraan Sosial, h. 108. 25

Pramuwito C., Pengantar Ilmu Kesjahteraan Sosial, h. 108.

Page 60: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

46

BAB III

GAMBARAN UMUM LEMBAGA

A. Profil Lembaga

Yayasan Khazanah Kebajikan (YKK) berdiri pada tanggal 5

November 1992 di Pisangan Ciputat Tangerang Banten dengan Dewan

Pendiri adalah Drs. H. Marzuki Usman, MA, Drs. H. Ahmad Djunaidi,

AK, Drs. H. Nadjmuddin Siddiq, Ir. H. Iskandar Ismail dan Hj. Aswarni

Usman.1

Berdirinya YKK berlandaskan Al-Quran surah Al-Maun ayat 1-3

yang artinya:

“Tahukah engkau akan orang yang mendustakan agama (1) orang

itu ialah yang menindas serta berlaku zalim kepada anak yatim,(2) dan ia

tidak menggalakkan untuk memberi makan yang berhak diterima oleh

orang miskin (3)”

YKK merupakan lembaga sosial keagamaan yang mengasuh dan

mendidik anak-anak yatim piatu, yatim, fakir miskin, janda dan manula.

Ciri dari YKK adalah budaya shalat tahajud, kajian Al-Quran, penerimaan

dan penyaluran zakat, infaq dan shodaqoh, pengasuhan kaum lemah dalam

asrama dan pendidikan untuk siswa dan mahasiswa berekonomi lemah.

YKK didirikan sebagai bentuk kepedulian sosial untuk membantu

kaum dhuafa dan untuk membendung gerakan misionaris di sekitar

Pisangan dan Pondok Cabe Ilir. Pengurus YKK pertama kali mengambil

dan mengasuh 16 anak yatim piatu dan fakir miskin dari warga sekitar

1 Nurdin Qodir, Proyek Proposal Yayasan Khazanah Kebajikan Bangkit Bersama

Dhuafa, (Cirendeu: Yayasan Khazanah Kebajikan, 2005).

Page 61: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

47

Pisangan dan Pondok Cabe Ilir untuk dididik dan disantuni. YKK kini

berkembang dan memiliki lembaga pendidikan formal dan non formal,

baik dari tingkat sekolah dasar sampai perguruan tinggi untuk membantu

kaum dhuafa yang ingin mendapatkan pendidikan yang layak. Dengan

lembaga pendidikan tersebut, YKK berusaha untuk mengangkat harkat

derajat keluarga besarnya dan menjadikan mereka hamba Allah SWT yang

kuat iman dan taqwanya, berilmu tinggi, berakhlak mulia, profesional

dalam bidangnya dan menjadi pemimpin ummat.2

B. Visi, Misi dan Tujuan3

1. Visi

Menjadi yayasan penggerak ibadah dan peningkat ekonomi ummat

menuju masyarakat Islamia yang adil, makmur dan sejahtera dalam

ridha Allah SWT.

2. Misi

a. Membumikan Al-Quran dalam kehidupan bermasyarakat (Budaya

Al-Qurani)

b. Membudayakan gemar berdema (ZIS) dan shalat tahajud

c. Mengangkat harkat dan derajat kaum lemah

d. Mengembangkan sumber daya yang beriman dan bertaqwa serta

ilmu pengetahuan dan teknologi tinggi

e. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam membangun ekonomi

ummat.

2 Nurdin Qodir, Proyek Proposal Yayasan Khazanah Kebajikan Bangkit Bersama

Dhuafa, 2005. 3 Nurdin Qodir, Proyek Proposal Yayasan Khazanah Kebajikan Bangkit Bersama

Dhuafa, 2005.

Page 62: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

48

3. Tujuan

a. Mengajak ummat Islam agar melaksanakan Al-Quran sesuai

dengan ajaran-Nya dan mengikuti sunnah Rasulullah

b. Melaksanakan kegiatan usaha dalam rangka memakmurkan masjid

dan musholla

c. Menyantuni anak yatim piatu, yatim dan fakir miskin

d. Meningkatkan harkat derajat kaum lemah

e. Berperan aktif membantu negara dalam mencerdaskan kehidupan

bangsa.

C. Lembaga Mitra dan Program YKK4

1. Sekolah Dasar Islam (SDI) berdiri tahun 2000

2. Madrasah Tsanawiyah (MTs) berdiri tahun 1999

3. Madrasah Aliyah (MA) berdiri tahun 2005

4. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) berdiri tahun 1998

5. Akademi Bahasa Asing (ABA) Diploma 3 Bahasa Inggris berdiri

tahun 2000

6. Lembaga Pendidikan Intensif Khazanah Kebajikan (LPIKK)- Kursus

Bahasa Inggris, Bahasa Arab dan Matematika berdiri tahun 1997

7. Bimbingan Intensif Qiraat dan Ibadah (BIQI)- Baca Tulis Iqra dan Al-

Quran serta Bimbingan Ibadah berdiri tahun 1994

8. Forum Kajian Al-Quran (FKA) berdiri tahun 1994

9. Koperasi Pondok Pesantren (Kopontren) berdiri tahun 2004

4 Nurdin Qodir, Proyek Proposal Yayasan Khazanah Kebajikan Bangkit Bersama

Dhuafa, 2005.

Page 63: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

49

10. Balai Pengobatan Klinik Khazanah Kebajikan berdiri tahun 2005

D. Program-program YKK5

1. Program Pendidikan

a. Membumikan Al-Quran sebagai pedoman hidup dan kehidupan

b. Mendidik anak untuk siap berkarya nyata dalam masyarakat

dengan mensinergikan pendidikan agama dan umum

c. Memberdayakan lembaga pendidikan intra YKK semaksimal

mungkin agar berdaya guna dan berdimensi luas.

2. Program Kesehatan

a. Pelayanan kesehatan untuk santri, manula, tukang becak, tukang

ojek, tunanetra dan masyarakat umum

b. Medical Check Up

c. Khitanan masal

d. Pemeriksaan dan pengobatan gratis

e. Pelayanan kesehatan keliling

f. Penyuluhan kesehatan

3. Program Sosial

a. Santunan manula, tukang becak, ojek, dan tunanetra

b. Buka sahur bersama tiap Ramadhan

c. Zakat, Infaq dan Shadaqah

d. Pulang bersama Idul Fitri

5 Nurdin Qodir, Proyek Proposal Yayasan Khazanah Kebajikan Bangkit Bersama

Dhuafa, 2005.

Page 64: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

50

4. Program Dakwah

a. Kajian Al-Quran

b. Pengajian tukang becak, dan tukang ojek

c. Pelatihan pidato tiga bahasa (Arab, Inggris dan Indonesia)

d. Pengajian Manula dan Tunanetra

e. Dakwah keliling di masyarakat

f. Peringatan hari-hari besar Islam

g. Dialog keagamaan

5. Program Rumah Tangga

a. Kegiatan Harian

1. Shalat Tahajud

2. Shalat Subuh

3. Istirahat, Mandi dan Makan Pagi

4. Belajar di sekolah

5. Shalat Dhuha

6. Shalat Dhuhur

7. Makan siang dan istirahat

8. Shalat Asyar

9. Kursus Bahasa Inggris, Arab dan Matematika

10. Shalat Maghrib

11. Mengaji Al-Quran dan Iqra

12. Shalat Isya

13. Makan malam

14. Belajar

Page 65: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

51

15. Istirahat

b. Kegiatan Mingguan

1. Santunan Jumat setelah shalat Jumat

2. Santunan Sabtu setelah shalat Subuh

3. Santunan Minggu setelah shalat Subuh

4. Kajian Al-Quran malam Sabtu

5. Kajian Al-Quran malam Minggu

6. Senam dan olahraga Minggu pagi

7. Acara bebas

c. Kegiatan Bulanan

1. Acara hari besar Islam

2. Kajian Al-Quran dan Tahajjut di Rumah Hamba Allah

3. Check Up kesehatan warga YKK

4. Pembagian alat mandi dan kesehatan

d. Kegiatan Tahunan

1. Pulang kampung bersama

2. Pembagian pakaian

3. General Check Up santri baru

4. Perlombaan olahraga

5. Rekreasi

6. Rapat umum tahunan

Page 66: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

52

E. Struktur Organisasi

Tabel 3.1

Sumber: Yayasan Khazanah Kebajikan

F. Kegiatan Tunanetra

Kegiatan untuk tunanetra di Yayasan Khazanah Kebajikan bermula

sejak tahun 2007, ketika Bapak Drs. KH. Najamudin Shiddiq selaku ketua

Yayasan Khazanah Kebajikan mengajak tunanetra untuk mengikuti kegiatan

di yayasan. Tunanetra mengaku tidak memiliki uang untuk membayar guru

mengaji, dengan ini Bapak Najam biasa dipanggil, mengajak mereka untuk

mengaji di Yayasan Khazanah Kebajikan secara gratis, selain itu mereka juga

PENDIRI

Drs. KH. Najamuddin

Shiddiq

KETUA UMUM

Drs. KH. Najamuddin

Shiddiq

KETUA BIDANG

KEMANUSIAAN

Ahmad Yunarpati

KETUA BIDANG

SOSIAL

Muhammad

Avicanna, S.Kom,

MM

KETUA

BIDANG

KEAGAMAAN

Adam Heri Sahili

KETUA

BIDANG ASET

DAN UMUM

Wawan Fadly

Page 67: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

53

diberi ongkos dan makan. Alasan Bapak Najam membuka kegiatan untuk

tunanetra, karena menurutnya kecacatan dan kefakiran bisa membawa

keputusasaan dan kekufuran. Dari awalnya 5-7 orang tunanetra yang

mengikuti kegiatan sampai saat ini sudah ada 120 orang tunanetra yang

tercatat mengikuti kegiatan di yayasan. Mereka tidak hanya datang dari sekitar

Tangerang Selatan saja tetapi ada juga yang datang dari Bogor bahkan

Bekasi.6

Kegiatan untuk tunanetra di Yayasan Khazanah Kebajikan lebih

bersifat keagamaan dengan model kegiatan shalat tahajud bersama dan kajian

Al-Quran. Kegiatan ini dilakukan setiap hari dengan jadwal sebagai berikut:

Tabel 3.2

Jadwal Kegiatan

No Waktu Kegiatan

1 Senin-Jumat

Pukul 08:00-12:00

Kajian Al-Quran untuk umum

2 Senin-Jumat

Pukul 12:00-01:00

Shalat Tahajud bersama

3 Senin-Jumat

Pukul 02:00-03:00

Shalat Tahajud Tunanetra

4 Senin-Minggu

Pukul 05:00-06:00

Kajian Al-Quran Tunanetra

5 Sabtu-Minggu

Pukul 01:00-04:00

Shalat tahajud dan Kajian Al-

Quran untuk umum

Sumber: Observasi Pribadi Peneliti

Selain mengikuti kegiatan keagamaan, setiap harinya tunanetra

diberikan bantuan berupa uang transport dari yayasan . Besarnya uang tersebut

ditentukan dari jarak tempat tinggal mereka. Untuk tunanetra yang bertempat

6 Dikki Akhmar, Cahaya Terang Para Tunanetra, My Tangsel, Edisi II, 2015, h.20.

Page 68: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

54

tingal dekat dengan yayasan akan diberikan uang tansport sebesar Rp.30.000,

sedangkan bagi yang bertempat tinggal jauh dari yayasan akan diberikan uang

transport sebesar Rp.50.000.

G. Gambaran Umum Informan

1. Profil Informan 1

Nama : Edi Maryadi

Usia : 46 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Alamat : Jln. Talas Bukit Cirendeu

Agama : Islam

Status : Menikah

Pekerjaan : Pedagang Kerupuk

Pendidikan Terakhir : S1 Teknik Elektro

Bapak Edi Maryadi mengalami ketunanetraan pada tahun 2001 saat

berusia 31 tahun. Menurut dokter, ketunanetraan yang dialami Bapak Edi

disebabkan karena kekebalan pada mata Bapak Edi mengalami pelemahan.

Selama 9 bulan ia berusaha berobat ke rumah sakit mata untuk

kesembuhan, tetapi hal tersebut tidak membuat keadaan matanya

membaik. Kemampuan penglihatan Bapak Edi dari waktu ke waktu

semakin memburuk dan pada akhirnya Bapak Edi mengalami kebutaan

total. Jalan operasi juga tidak dapat ditempuh karena ketunanetraan

tersebut bersumber dari kekebalan tubuh.

Page 69: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

55

Saat pertama kali mengalami kebutaan, Bapak Edi sempat

menyangkal dan merasa malu akan kondisi yang dialami. Ia juga sempat

tidak dapat beraktifitas normal dan hanya mengurung dirinya di dalam

rumah. Beruntungnya ia memiliki teman-teman yang ikut membantu

memberikan bantuan financial dan bantuan moral. Setelah sempat

beberapa lama ia mengalami tekanan dan keterpurukan akan kondisinya

tersebut, akhirnya ia memutuskan untuk bangkit dan kembali menjalani

kehidupan secara normal.

Pada tahun 2002 Bapak Edi menempati sebuah asrama yang

diperuntukan untuk mempelajari ilmu agama yaitu Raudatull Mahfud.

Disana ia mulai memperdalam ilmu agama dan mengembangkan dirinya.

Pada tahun 2008 Bapak Edi memutuskan untuk menikah, setelah menikah

ia mencari rumah kontrakan yang dapat ditempati bersama keluarga

kecilnya. Melalui rekomendasi dari seorang teman, ia mendapatkan

kontrakan yang berlokasi dekat dengan Yayasan Khazanah Kebajikan.

Tempat tinggalnya saat ini dirasa cukup strategis untuk dia dan istrinya

berjualan, karena berlokasi dekat dengan sekolah. Setelah Bapak Edi

pindah ke tempat tinggal barunya ia mendapatkan informasi bahwa di

Yayasan Khazanah Kebajikan diadakan kegiatan mengaji untuk tunanetra

dan sejak itulah ia mengikuti kegiatan di yayasan.

Dari pernikahannya Bapak Edi dikarunia satu orang anak laki-laki

yang berusia 4 tahun. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, Bapak Edi

bekerja sebagai pedagang kerupuk. Meskipun, ia merupakan luluasan S1

teknik elektro, tetapi karena ketunanetraan yang dialami membuat ia tidak

Page 70: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

56

dapat mengembangkan keahlian yang dimilikinya. Sejak dirinya

mengalami ketunanetraan ia tidak pernah lagi melamar pekerjaan yang

sesuai dengan latar belakang pendidikannya.

2. Profil Informan 2

Nama : Setu Halim

Usia : 55 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Alamat : Pondok Cabe III

Agama : Islam

Status : Menikah

Pekerjaan : Jasa Panti Pijat

Pendidikan Terakhir : Sekolah Guru Pendidikan Luar Biasa

Bapak Setu mengalami ketunanetraan saat ia berusia 5 tahun.

Ketunanetraan yang dialami Bapak Setu disebabkan oleh anyaman-

anyaman bambu yang mengenai bola matanya. Dari peristiwa tersebut

mengakibatkan mata Bapak Setu mengalami kerusakan. Keterbatasan

tenaga medis saat itu membuat Bapak Setu tidak sempat mendapatkan

pengobatan yang maksimal. Namun, keterbatasan yang dimliki tidak

mematahkan semangat Bapak Setu untuk terus berusaha menjalani

kehidupan. Ketunanetraan yang dialami sejak kecil membuat Bapak Setu

telah terbiasa dengan kondisi tersebut. Tetapi, tidak dapat dipungkiri,

perasaan malu perah dirasakan oleh Bapak Setu. Perasaan tersebut muncul

saat Bapak Setu duduk di bangku kuliah. Saat itu ia sedang menempuh

Page 71: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

57

pendidikan di Universitas di daerah Jogyakarta dengan jurusan Pendidikan

Guru Luar Biasa.

Setelah lulus dari Sekolah Pendidikan Guru Luar Biasa (SPGLB),

Bapak Setu sempat melamar pekerjaan menjadi guru. Sebanyak tiga kali

tes seleksi dilalui oleh Bapak Setu, sayangnya dua tes pertama mengalami

kegagalan dan pada tes yang ketiga Bapak Setu dinyatakan lolos seleksi.

Namun, ia mengalami keterlambatan untuk mendaftar ulang, untuk itu ia

dianggap gugur dan gagal menjadi guru. Setelah itu, ia memutuskan untuk

mengadu nasib ke Ibu Kota. Saat ini Bapak Setu berprofesi sebagai juru

pijat di sebuah panti pijat di daerah Mampang, Jakarta Selatan.

Semenjak Bapak Setu merantau ke Jakarta ia sudah banyak malang

melintang mengikuti kegiatan pengajian yang ada. Kemampuan agama

Bapak Setu tergolong bagus, terbukti saat ini selain berprofesi sebagai juru

pijat ia juga mengajarkan teman-teman tunanetra lain untuk belajar

membaca Al-Quran braille.

3. Profil Informan 3

Nama : Astuti

Usia : 55 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Pondok Cabe III

Agama : Islam

Status : Menikah

Pekerjaan : Agen Kerupuk

Page 72: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

58

Asal : Pemalang

Pendidikan Terakhir : Sekolah Pendidikan Guru (SPG)

Ibu Astuti mengalami ketunanetraan pada kelas 6 SD yang

disebabkan karena penyakit panas yang dideritanya. Saat itu, suhu badan

Ibu Astuti sangat tinggi disertai dengan rasa panas serta perih dikedua

matanya. Pada pagi hari Ibu Astuti membuaka mata ia sudah tidak dapat

melihat dan semua berubah menjadi gelap. Saat pertama kali mengetahui

kondisi tersebut, Ibu Astuti sempat tidak percaya dan berfikir kenapa hal

ini dapat terjadi pada dirinya disaat teman-temannya dapat melihat.

Perasaan tersebut tidak bertahan lama di dalam diri Ibu Astuti, ia

kembali menjalani kehidupan dengan penuh semangat dan rasa percaya

diri. Ibu Astuti masuk ke sekolah khusus untuk tunanetra, disana ia

bertemu dengan teman-teman yang memiliki nasib yang sama dengannya.

Setelah lulus sekolah, Ibu Astuti melanjutkan pendidikan ke Sekolah

Pendidikan Guru (SPG). Setelah menamatkan pendidikan guru, Ibu Astuti

mencoba melamar pekerjaan sebagai Guru. Sayangnya, karena kecemasan

keluarga yang terlalu berlebihan membuat ia tidak dapat mengembangkan

karirnya lebih luas. Ibu Astuti tidak diperbolehkan menjadi seorang guru

oleh kedua orangtuanya, karena mereka takut suatu hal buruk akan terjadi

dengan putrinya jika ia harus bekerja di luar. Meskipun, tidak

mendapatkan izin dari kedua orangtuanya untuk bekerja hal tersebut tidak

mematahkan semangat Ibu Astuti.

Page 73: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

59

Ibu Astuti merupakan seseorang yang cukup aktif dan memiliki

banyak kemampuan. Ia memiliki kemampuan untuk memainkan alat

musik gitar serta memiliki suara yang merdu. Saat Ibu Astuti masih muda

ia pernah menjadi vokalis di sebuah orkes dangdut keliling. Ibu Astuti

penah menikah dengan seorang pria normal, namun berakhir dengan

perceraian. Setelah bercerai ia bertemu dengan Bapak Setu dan

memutuskan untuk menikah. Dari pernikahannya, Ibu Astuti dikarunia 4

orang anak yang saat ini sudah dewasa dan berkeluarga. Selain menjadi

ibu rumah tangga, Ibu Astuti juga membuka bisnis agen kerupuk di

rumahnya. Bisnis ini baru Ibu Astuti jalankan selama 5 bulan. Sebelum

Ibu Astuti membuka bisnis kerupuk ia berprofesi sebagai juru pijat. Ia

beralih profesi karena suaminya tidak memperbolehkannya untuk bekerja

di luar. Untuk mengisi kekosongan waktu akhirnya ia memutuskan untuk

membuka bisnis ini.

4. Profil Informan 4

Nama : Sudrajat

Usia : 41 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Alamat : Pondok Cabe III

Agama : Islam

Status : Menikah

Asal : Tegal

Pekerjaan : Pedagang Kerupuk

Pendidikan Terakhir : SLB

Page 74: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

60

Bapak Drajat mengalami ketunanetraan total saat berusia 23 tahun.

Ketunanetraan yang dialami Bapak Drajat dikarenakan faktor bawaan

sejak ia dilahirkan. Sejak bayi penglihatan Bapak Drajat memang sudah

menunjukan tanda akan mengalami kebutaan. Kemampuan penglihatan

Bapak Drajat dari waktu ke waktu semakin melemah sedikit demi sedikit

dan berujung pada kebutaan total. Bapak Drajat sempat memeriksakan

kondisinya ke dokter, tetapi dokter tidak mampu berbuat banyak. Hal ini

disebabkan karena ketunanetraan yang dialami Bapak Drajat merupakan

faktor bawaan sejak lahir. Ia mengaku ikhlas dengan keadaan yang Allah

SWT berikan kepadanya.

Dalam menempuh pendidikan, Bapak Drajat harus bersekolah di

SLB sejak ia duduk di bangku sekolah dasar (SD). Meskipun saat kecil

penglihatannya masih dapat berfungsi, tetapi SD umum tempat tinggalnya

tidak mengizinkan Bapak Drajat untuk bersekolah disana. Di sekolah luar

biasa Bapak Drajat banyak mendapatkan bekal ilmu yang dapat digunakan

di kehidupan sehari-hari sebagai tunanetra. Mulai dari belajar

menggunakan tongkat, berjalan di jalan raya, menyebrang jalan dan

sebagainya. Kemampuan memijat juga ia dapatkan dari pelatihan saat di

sekolah dahulu. Dengan kemampuan memijat yang dimilikinya,

membantu Bapak Drajat dalam memperoleh penghasilan. Sudah 10 tahun

lebih Bapak Drajat bekerja sebagai juru pijat di sebuah panti pijat di Pasar

Jumat. Tetapi, saat ini ia sudah tidak lagi bekerja di panti tersebut dan

memilih untuk berjualan kerupuk. Hal ini dilakukan karena ia merasa

penghasilan sebagai juru pijat sudah jauh menurun, para pelanggan

Page 75: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

61

pijatnya sudah banyak berkurang dan tidak seramai saat pertama ia

menekuni profesi tersebut.

Pelanggan pijatnya saat ini lebih senang untuk pergi ke tempat pijat

refleksi yang pemberi jasanya adalah orang awas. Selain tempatnya yang

lebih nyaman, pelayanannya juga dirasa lebih baik dari pada tunanetra.

Walaupun saat ini Bapak Drajat sudah beralih profesi sebagai penjual

kerupuk, tetapi ia tetap menerima panggilan apabila ada seseorang yang

membutuhkan jasa pijatnya. Dari profesinya saat ini ia mampu menafkahi

keluarganya yang berdomisili di Tegal. Bapak Drajat memiliki seorang

istri yang juga seorang tunanetra dan dua orang anak.

Page 76: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

62

BAB IV

TEMUAN DAN ANALISIS DATA

A. Resiliensi tunanetra binaan yayasan khazanah kebajikan dalam

mencapai kesejahteraan di masyarakat

Berdasarkan hasil penelitian tentang resiliensi tunanetra binaan

yayasan khazanah kebajikan dalam mencapai kesejahteraan di masyarakat,

peneliti menemukan data, bahwa tunanetra binaan yayasan khazanah

kebajikan mampu bertahan dalam mencapai kesejahteraan di masyarakat.

Sebagaimana dijelaskan oleh Revich dan Shatte pada BAB II halaman 22

seseorang yang memiliki ketahanan yang baik merupakan seseorang yang

memiliki komitmen tinggi untuk memecahkan masalah mereka, tidak

menyerah, dan bergerak maju menemukan solusi dari permasalahan.1

Tunanetra binaan yayasan khazanah kebajikan berhasil bergerak maju,

tidak menyerah pada keadaan dan tetap bersemangat dalam menjalani

kehidupannya. Ini menunjukan bahwa individu tunanetra telah memiliki

kemampuan untuk bertahan. Kemampuan bertahan tunanetra diperoleh

melalui 7 aspek resiliensi yaitu, regulasi emosi, pengendalian impuls,

optimisme, analisis penyebab masalah, empati, efikasi diri, dan peningkatan

aspek positif. Selain itu resiliensi dipengaruhi oleh faktor-faktor yang

mempengaruhi yaitu, faktor I am, I have dan I can.

1 Keren Reivich dan Andrew Shatte, The Resilience Factor: 7 essential skills for

overcoming life’s inevitable obstacles (New York: Broadway Book, 2002), BAB II hal 22.

Page 77: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

63

1. Aspek Resiliensi

Dimana menurut Reivich dan Shatte terdapat 7 kemampuan yang

berkontribusi dalam pembentukan resiliensi (ketahanan), yaitu regulasi emosi,

pengendalian impuls, optimisme, analisis penyebab masalah, empati, efikasi

diri, dan peningkatan aspek positif.

a. Regulasi Emosi (Emotion regulation)

Keadaan emosi seperti kecemasaan dan depresi, umumnya dialami

oleh tunanetra yang baru kehilangan penglihatan. Dalam keadaan depresi,

orang tidak mampu membuat pertimbangan yang sehat, tidak realitis,

pesimis dan membayangkan tentang masa depan yang suram.

Mereka tidak pernah membayangkan kehidupan yang sebelumnya berjalan

normal namun seketika harus merasakan kegelapan untuk selamanya.

Perasaan ini yang sempat dirasakan oleh Bapak Edi saat pertama kali

mengalami kebutaan:

“Awalnya memang iya awalnya, pertama dalam artian kita bisa

melihat, kan pasti ada suatu apa ya merasa ga menyangka juga ada

suatu hal, malukan gitukan istilahnya keluar rumah ga terlalu kaya

gini, istilahnya ga terlau berani gitu, masalahnya kitakan takut

kecebur got atau apa gitukan. Jadi masih ada semacam apa ya ada

sesuatu inilah satu kekurangan. Saya juga waktu itu pas awal

pertama itu saya masih belum itu, menyangkal juga kalau saya jadi

orang buta itu, egak saya ga buta.”2

Bapak Setu juga sempat merasakan malu dan tidak percaya diri

dengan kondisinya. Bapak Setu mengalami ketunanetraan sejak usia 5

2 Wawancara Pribadi dengan Edi, Cireundeu, 22 April 2015, lihat lampiran IV.

Page 78: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

64

tahun, meskipun begitu perasaan malu dan tidak percaya diri justru datang

saat ia kuliah. Hal ini disampaikan oleh Bapak Setu:

“Dulu iya pernah ngerasa kaya gitu tapi sekarang egak, waktu dulu

masih kuliah, kan itu di SPGI, malu temen-temen kalo pulang

kuliahkan pada bawa motor, saya pulang bawa tongkat. Temennya

orang awas semua masalahnya, saya doang yang tunanetra jadi

ngerasa minder, malu gitu.”3

Ibu Astutipun demikian, ketika pertama kali mengalami

ketunanetraan ia sempat merasakan perasaan takut akan kondisinya. Ia

yang harus menerima kenyataan tidak dapat melihat pada saat duduk di

kelas 6 SD merasakan ketidakadilan atas apa yang terjadi padanya. Hal ini

diutarakan oleh Ibu Astuti:

“Tapi waktu itu waktu masih kecilnya malah, temen kok masih

bisa liat tapi kok ga kaya mereka-mereka.”4

Dari pernyataan diatas tergambar bahwa perasaan malu, tidak

percaya diri, takut dan menyangkal dengan keadaan pernah mereka

rasakan. Perasaan tersebut tidaklah bertahan lama, saat ini mereka telah

berhasil mengatasi tekanan yang ada. Mereka telah menerima kekurangan

yang ada dan berusaha bangkit menjalani kehidupan. Mereka mampu

meregulasi emosi dan keluar dari semua persaan tersebut.

Regulasi emosi adalah kemampuan untuk tetap tenang di bawah

tekanan. Individu yang memiliki kemampuan meregulasi emosi dan

mengembangkannya dapat membantu mereka dalam mengontrol emosi,

3 Wawancara Pribadi dengan Setu, Pondok Cabe III, 23 April 2015, lihat lampiran V.

4 Wawancara Pribadi dengan Astuti, Pondok Cabe III, 19 Mei 2015, lihat lampiran VI.

Page 79: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

65

perhatian, dan perilaku mereka. Dalam hal ini, mereka telah mampu

memecahkan masalah, tidak menyerah, dan bergerak maju menemukan

solusi dari permasalahan dan kembali menjalani kehidupan dengan penuh

rasa percaya diri.

b. Pengendalian Impuls (Impuls Control)

Tunanetra sering sekali digambarkan sebagai seseorang yang tak

berdaya, tidak mandiri dan menyedihkan. Untuk itu mental baja sangat

diperlukan dan harus dimiliki oleh tunanetra dalam menghadapi stigma

negatif tersebut. Masih banyak masyarakat yang menganggap lemah

tunanetra membuat mereka harus memiliki mental yang kuat untuk

menghadapinya. Hal ini diungkapkan oleh Ibu Astuti:

“Pernah waktu saya di Klender disini, tetangga sebelah ada, jalan

kita dikasih apa mungkin dia gak seneng kita disitu, dikasih air

sabun biar kita pleset tapi saya ga marah biar aja. Paling gitu aja

Ya Allah. Saya dirumah ini baik-baik semua, dulu di rumah sana

dikasih kotoran orang ya kita namanya kita ga liat ya bau apa ini ga

tau. Tapi saya tau orangnya tapi saya diem aja ga saya ladenin.

Cuma doa aja dalam hati ya Allah semoga orangnya sadar.”5

Dari pernyataan tersebut menunjukan bahwa masih ada orang yang

beranggapan bahwa tunanetra adalah seseorang yang tidak mampu dan

menganggap remeh mereka karena kekurangan fisik yang dialaminya. Ibu

Astuti memiliki mental baja dengan menunjukan ketahanannya terhadap

stigma di masyarakat yang menganggap tunanetra adalah kaum lemah.

5 Wawancara Pribadi dengan Astuti, Pondok Cabe III, 19 Mei 2015, lihat lampiran VI.

Page 80: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

66

Selain tunanetra harus bertahan dengan stigma negatif dari

masyarakat, tunanetra juga harus mampu bertahan dengan tindak

kejahatan yang kerap kali menghantuinya. Tidak adanya keahlian khusus

untuk membedakan nominal uang membuat tunanetra mengandalkan

kepercayaan pembeli dalam bertransaksi. Sayangnya, kepercayaan tersebut

sering kali disalahgunakan oleh seseorang. Kekurangan pada indera

penglihatan dimanfaatkan oleh beberapa orang untuk melakukan aksi

penipuan. Hal ini diutarakan oleh Bapak Drajat:

“Ada juga yang suka bohong banyak juga yang dibohongin,

namanya manusia ada yang baik ada yang ada juga yang suka

bohongin cuma kadang-kadag aja. Bayarnya pake duit palsu tuh

pernah, pernah ada yang bayarnya 2 ribu tuh pernah juga, kerupuk

misalnya harga 10 ribu misalnya mereka cuma bayar 2 ribu pernah

ada juga.”6

Aksi penipuan dipicu kerena ketidakmampuan tunanetra dalam

membedakan nominal uang. Keahlian tersebut hanya mereka pelajari

secara otodidak tanpa mendapatkan pelatihan khusus. Uang kertas baru

dalam kondisi bagus masih mampu mereka raba dan terka nominalnya,

tetapi apabila kondisi uang sudah tidak bagus lagi otomatis mereka akan

sulit mendeteksi nominalnya. Karena ketidakmampuan tersebut membuat

mereka memilih mengandalkan sistem kepercayaan terhadap pembeli

untuk menyebutkan nominal uang yang diberikan. Hal ini dijelaskan oleh

Bapak Edi:

6 Wawancara Pribadi dengan Sudrajat, Pondok Cabe III, 20 juni 2015, lihat lampiran V.

Page 81: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

67

“kalo itu ya dari pengalaman kita aja, kita ga pernah belajar, kalo

ga tau itu kita nanya aja sama yang beli berapa uangnya gitu aja.

Jadi ga ada belajar dulu, kita percaya aja sama yang beli.”7

Peneliti membuktikan langsung dengan mengetes apakah tunanetra

mampu membedakan nominal uang yang ada pada uang kertas atau tidak.

Peneliti membeli kerupuk dengan harga Rp.10.000 dan memberikan uang

kepada Bapak Edi. Bapak Edi meraba uang tersebut dan berusaha menerka

nominalnya. Tetapi tidak berapa lama Bapak Edi kembali bertanya kepada

peneliti berapakah nominal uang yang diberikan. Menurut penerkaannya

uang tersebut bernominal Rp.10.000, tetapi sebenarnya uang tersebut

bernominal Rp.20.000”8

Terbukti tidak adanya keahlian khusus pada tunanetra untuk

membedakan nominal uang. Mereka hanya berlatih secara otodidak tanpa

dibekali pelatihan terlebih dahulu. Hal ini tentu dapat merugikan

tunanetra, karena minimnya keahlian membuat mereka rentan terkena

penipuan. Tetapi hal tersebut seakan tidak mempengaruhi mental mereka.

Ini membuktikan bahwa tunanetra memiliki mental yang kuat, meskipun

rentan mengalami aksi penipuan, tetapi mereka tidak merasa khawatir dan

tetap bersemangat dalam berjualan.

Dari apa yang diungkapkan diatas membuktikan bahwa tunanetra

mampu mengendalikan impuls yang ada di diri mereka. Pengendalian

impuls merupakan kemampuan untuk mengendalikan keinginan,

dorongan, kesukaan, serta tekanan yang muncul dari dalam diri. Tunanetra

7 Wawancara Pribadi dengan Edi, Cirendeu, 22 April 2015, lihat lampiran IV.

8 Catatan lapangan (observasi) peneliti pada 22 April 2015, lihat lampiran I.

Page 82: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

68

mampu mengendalikan diri untuk tidak merasa marah, kecewa, dan

mampu keluar dari tekanan-tekanan hidup yang mereka lalui.

c. Optimisme (optimism)

Dalam mencukupi kebutuhan sehari-hari tunanetra harus tetap

bekerja. Kekurangan fisik yang dimiliki tidak menjadikan sebuah alasan

untuk tunanetra mengandalkan bantuan dari orang lain. Tunanetra tetap

optimis dalam menjalani kehidupan dengan terus bekerja keras untuk

mencapai kehidupan yang lebih baik. Mereka sangat gigih berjuang tanpa

mengharap belas kasihan, meski dalam keadaan yang serba keterbatasan.

Namun, terbatas dan sempitnya lapangan pekerjaan untuk tunanetra

berpengaruh pada kehidupan ekonomi mereka.

Bapak Edi dan Bapak Drajat memilih bekerja sebagai seorang

penjual kerupuk. Untuk mencukupi kebutuhan keluarganya, mereka

melakukan pekerjaan yang mampu mereka kerjakan dengan kondisi

mereka saat ini. Seperti yang disampaikan oleh Bapak Edi:

“Sebenernya tuh ya dalam artian pertama apa ya dalam artian kerja

lebih sedikit lagi ya matanya udah sakit jadi kerja yang bisa aja.

Semenjak waktu itu ini sih mata saya ga liat itu belum pernah

istilahnya cari kerja lagi belum pernah. Terus kalo tunanetrakan

sempit ya dalam arti ya beberapa item aja kerjaannya selama ini,

kalo ga jadi tukang pijit, jadi operator atau marketing itu

marketingnya lewat telphon. Tapi mereka lebih sempitkan ya

kesempatannya juga terbatas ya kan, kaya tenaga kerja di suatu

perusahaankan belum tentu inikan mau nerima.”9

9 Wawancara Pribadi dengan Edi, Cireundeu, 22 April 2015, lihat lampiran IV.

Page 83: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

69

Dari pernyataan tersebut terungkap bahwa Bapak Edi memilih

menjadi penjual kerupuk karena sempit dan terbatasnya kesempatan kerja

untuk penyandang tunanetra. Banyak perusahaan yang tidak mau

menerima para pekerja yang memiliki kekurangan fisik. Selain itu, Bapak

Edi juga tidak memiliki keahlian lain, karena semenjak ia mengalami

kebutaan ia belum pernah mendapatkan pelatihan ataupun pendidikan

nonformal untuk tunanetra.

Sedangkan Bapak Drajat yang sebelumnya berprofesi sebagai juru

pijat beralih menjadi penjual kerupuk dikarenakan semakin sedikitnya

pelanggan jasa pijatnya. Hal ini dijelaskan oleh Bapak Drajat:

“Nah dengan tunanetra mijit sepi akhirnya mereka pada lari jualan

kerupuk. Dulu panti-panti pijat tunanetra banyak dulu, sekarang

udah berubah zaman sekarang kesaing sama orang-orang awas,

jadi pemijatan untuk tunanetra itu berkurang, tunanetra tuh pada

jualan kerupuk soalnya panti-pantinya sepi sekarang.”10

Hal serupa juga dilakukan oleh Ibu Astuti yang awalnya berprofesi

sebagai juru pijat, saat ini beralih membuka agen kerupuk. Ini dilakukan

karena lahan pekerjaan tunanetra sebagai juru pijat telah tergeser dan kalah

bersaing dengan orang awas yang juga berprofesi sebagai juru pijat. Hal

ini disampaikan oleh Ibu Astuti:

“Kalo dulu kan suka mijit tapi sekarang sepi mba mijitnya

sekarang banyak sih orang liat yang mijit pada keliling jadi kita

kesaing sama yang ngeliat. Ini udah bisa jualan kerupuk udah

alhamdullillah ini udah ada jalan lain. Kalo sekarang sih saya jual

kerupuk.”11

10

Wawancara Pribadi dengan Sudrajat, Pondok Cabe III, 20 Juni 2015, lihat lampiran VII. 11

Wawancara Pribadi dengan Astuti, Pondok Cabe III, 19 Mei 2015, lihat lampiran VI.

Page 84: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

70

Hal ini menggambarkan bahwa memiliki kemampuan memijat saja

belum cukup dalam memperoleh pekerjaan. Tidak memiliki wadah yang

jelas membuat tunanetra kalah bersaing dengan para pemberi jasa pijat

lainnya. Dengan begitu, tunanetra harus mencari profesi lain yang dirasa

mampu mereka lakukan dan pekerjaan yang mereka pilih adalah berjualan

kerupuk.

Keuntungan dari hasil menjual kerupuk tidaklah besar. Mereka

hanya mengambil keuntungan sebesar RP.2000 dari setiap satu bungkus

kerupuk yang terjual. Satu harinya mereka mampu menjual 10-20 bungkus

kerupuk. Dengan begitu mereka memperoleh penghasilan kurang lebih

sebesar Rp.1.200.000-per bulannya. Meskipun, penghasilan yang didapat

tergolong kecil tetapi mereka tetap merasa cukup dengan hasil yang

didapat.

Kehidupan yang jauh dari kata mewah terlihat dari tempat tinggal

dan kehidupan sehari-hari tunanetra. Hal ini tergambar dari hasil observasi

yang dilakukan oleh peneliti saat berkunjung ke rumah Bapak Edi. Bapak

Edi mengontrak disebuah rumah kontrakan kecil yang ditempati oleh istri

dan anaknya. Kondisi kontrakan tersebut kurang layak, kontrakan satu

petak itu dipenuhi dengan barang-barang yang berantakan. Kamar tidur,

ruang tamu serta dapur menyatu menjadi satu dalam satu ruangan.”12

12

Catatan lapangan (observasi) Peneliti pada 22 April 2015, lihat lampiran I.

Page 85: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

71

Bapak Edi harus bertahan dengan kondisi ekonomi yang pas-pasan

karena sempitnya lapangan pekerjaan untuk tunanetra. Meskipun

demikian, Bapak Edi tidak pernah berputus asa dan ia selalu mensyukuri

atas rezeki yang diperolehnya. Ia optimis bahwa ia mampu mencukupi

kebutuhan keluarganya.

Sedangkan Bapak Setu lebih beruntung, ia telah memiliki tempat

bekerja tetap sebagai juru pijat di panti pijat di daerah Mampang. Di panti

pijat itu ada 20 tunanetra yang bekerja bersama Bapak Setu. Penghasilan

yang diperolehnya juga terbilang lebih besar. Seperti yang diutarakan

Bapak Setu:

“Penghasilan ga tetap ya, kira-kira 2,5 nyampelah perbulan kira-

kira. 2,5 lah iya kira-kira. Ga mesti juga kadang tetap kadang egak.

Kalo lagi rame banyak kalo sepi ya dikit.”13

Sulitnya dan terbatasnya lapangan pekerjaan untuk tunanetra masih

menjadi permasalahan yang dirasakan oleh mereka. Keterbatasan

pekerjaan di sektor formal membuat tunanetra harus bertahan dengan

bekerja di sektor-sektor informal. Dengan segudang permasalahan yang

ada tidak membuat semangat tunanetra menyurut. Mereka memiliki

keyakinan tinggi bahwa kehidupan mereka akan lebih baik dimasa yang

akan datang.

13

Wawancara Pribadi dengan Setu, Pondok Cabe III, 23 April 2015, lihat lampiran V.

Page 86: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

72

d. Analisi Penyebab Masalah (Causal Analysis)

Seperti dijelaskan oleh Martin Seligman pada BAB II halaman 28

tentang gaya berfikir yang berkaitan dengan causal analysis terbagi

menjadi tiga, yaitu (saya-bukan saya), (selalu-tidak selalu), (semua-tidak

semua).14

Tunanetra dalam menjalani kehidupan melihat segala sesuatu

dari sisi positif dimana mereka melihat tidak semua kehidupannya akan

mengalami kegagalan.

Dengan konsep keikhlasan, kesabaran dan ketabahan yang dimiliki

oleh tunanetra membuat mereka percaya bahwa mereka dapat keluar dari

permasalahan yang ada. Mereka tidak menyerah pada keterbatasan fisik

yang sebenarnya bisa menjadi alasan kuat untuk meminta belas kasihan

orang lain. Mereka percaya bahwa mengalami ketunanetraan bukan

merupakan akhir dari kehidupan, tetap berpikir positif karena dibalik

derita terdapat makna hidup yang harus digali dengan baik. Kesabaran dan

keikhlasan merupakan hal penting yang dimiliki tunanetra untuk menjalani

kehidupan. Konsep kesabaran dan keikhlasan telah ada di dalam diri

tunanetra. Hal ini seperti yang diungkpakan oleh Bapak Edi:

“Tapi alhamdulilah seiring berjalannya waktu apa, kaya saya

ikhlas dengan kondisi sekarang, ya saya melihat diatas kekurangan

itu dikasih kelebihan saya perhatin ini gitu. Kita dikasih

kekurangan pasti dikasih kelebihan ya dikasih kelebihan yang apa

gitu.”15

14

Keren Reivich dan Andrew Shatte, The Resilience Factor: 7 essential skills for

overcoming life’s inevitable obstacles, BAB II hal 28.

15

Wawancara Pribadi dengan Edi, Cireundeu, 22 April 2015, lihat lampiran IV.

Page 87: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

73

Selain kesabaran dan keikhlasan, tunanetra memiliki konsep

tawakal kepada Allah SWT. Dimana mereka berserah diri kepada Allah

SWT, karena mereka percaya bahwa Tuhan telah memberikan yang

terbaik untuk diri mereka. Hal ini disampaikan oleh Bapak Setu:

“Kesadaran dari diri kita sendiri tetep memotivasi diri, dari diri

sendiri dari iman kita, Allah sudah menakdirkan kalo kita ngeluh

terus berarti kita ga mau menerima pemberian Allah, masa kita

masih minder terus.”16

Dengan motivasi yang dimiliki oleh Bapak Setu menjadikan

kehidupannya lebih bermakna bukan hanya bermakna untuk dirinya tetapi

juga untuk banyak orang. Bapak Setu mampu menginspirasi banyak orang

dengan menjadi pembicara pada acara seminar motivasi bisnis yang

diadakan oleh Institut Ilmu Al-Quran (IIQ). Ini dapat terlihat dari gambar

berikut:

Gambar 02

Piagam penghargaan Bapak Setu

16

Wawancara Pribadi dengan Setu, Pondok Cabe III, 23 April 2015, lihat lampiran V.

Page 88: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

74

Gambar ini adalah sertifikat yang diperoleh oleh Bapak Setu dari

acara motivasi bisnis di IIQ. Membuktikan bahwa kisah dan kehidupan

Bapak Setu mampu menginspirasi sekitar, meskipun dengan kekurangan

yang dimilikinya.

Dengan kemampuan untuk menganalisis penyebab masalah dan

gaya berfikir positif yang dimiliki tunanetra membuat kehidupan mereka

lebih bermakna. Mereka tidak melihat seluruh hidup akan dipenuhi dengan

kegagalan tetapi mereka mampu melihat kehidupan dengan cara yang

berbeda. Mereka menghadapi permasalahan dengan keikhlasan, kesabaran

dan tawakal kepada Tuhan yang menjadikan diri mereka pribadi mulia di

mata Allah SWT.

e. Empati (Empathy)

Kemampuan berempati diperlukan oleh setiap individu termasuk

tunanetra. Kemampuan tersebut dicirikan sebagai kemampuan untuk

membaca tanda psikologis orang lain dan emosional orang lain. Dengan

kata lain kemampuan ini merupakan kemampuan tunanetra dalam

berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain.

Kemampuan empati yang dimiliki tunanetra dapat mempengaruhi

hubungan sosial mereka. Semakin bagus kemampuan empati yang dimiliki

oleh tunanetra maka akan semakin bagus hubungan sosial mereka. Karena,

kemampuan berempati merupakan kemampuan untuk menempatkan diri

pada posisi orang lain, merasakan yang dirasakan orang lain dan

memperkirakan maksud dari orang lain. Kemampuan empati yang bagus

Page 89: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

75

telah ditunjukan oleh tunanetra, empati yang ada antar sesama tunanetra

menjadikan hubungan sosial mereka lebih erat dan memiliki kedekatan

antar sesama.

Meskipun dengan keterbatasan fisik, dalam bersosialisasi dan

berkomunikasi antar sesama, mereka tidak kalah dengan orang awas.

Sama halnya dengan orang awas, mereka mampu menggunakan alat

komunikasi berupa telphon genggam. Telphon yang tunanetra miliki

memang tidak secangih telphon genggam saat ini, tetapi telphon ini sangat

membantu mereka dalam menentukan waktu dan berkomunikasi.

Pengaturan pada telphon tersebut telah diatur sesuai dengan kebutuhan

tunanetra. Rata-rata aplikasi yang ada difungsikan dengan menggunakan

sistem suara seperti pesan singkat dan peringatan waktu. Dengan begitu,

tunanetra mampu mengikuti perkembangan dan bertahan dengan

kemajuan teknologi yang ada.

Dengan kemampuan berempati membuat hubungan dengan

lingkungan dalam hal ini tetangga juga terjalin dengan baik. Semakin

bagus empati dengan lingkungan membuat tunanetra merasa diterima dan

menjadikan mereka lebih percaya diri menjalani kehidupan. Seperti yang

diutarakan Bapak Drajat:

“Kalo lingkungan sini sosialisasinya bagus, ada yang suka kasih

tau jalan nganter-nganterin suka apa ya suka nolong, ya pokoknya

lingkungan sini sosialisasinya bagus.”17

17

Wawancara Pribadi dengan Sudrajat, Pondok Cabe III, 20 Juni 2015., lihat lampiran VII.

Page 90: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

76

Berbeda dengan Bapak Edi yang kurang dalam bersosialisasi

dengan tetangga di tempat tinggalnya. Hal ini diungkapkan oleh Bapak

Edi:

“Kalo di lingkungan sini saya ga terlalu banyak keluar rumah, jadi

ya kalo ini aja ada undangan apa ya saya dateng tapi. Kalo kawinan

saya dateng. Kalo sekarang saya ga terlalu banyak keluar ya

istilahnya gak terlalu banyak nongkrong-nongkrong atau apa tapi

paling di yayasan aja kalo sama temen-temen tunanetra saya sering

ngobrol-ngobrol lah.”18

Hal ini juga dibuktikan oleh peneliti saat mengunjungi rumah

Bapak Edi, karena peneliti belum mengetahui rumah Bapak Edi maka

peneliti bertanya kepada salah seorang warga yang terlihat. Saat peneliti

bertanya dimana rumah Bapak Edi ternyata warga tersebut tidak

mengetahuinya dan tidak mengenal sosok Bapak Edi. Padahal, jarak

rumah warga tersebut dengan rumah Bapak Edi tidaklah terlalu jauh,

hanya berkisar 200 m saja. Rupanya Bapak Edi memang tidak begitu

sering keluar rumah dan bersosialisasi dengan tetangga yang ada.19

Kemampuan berempati mutlak diperlukan oleh tunanetra guna

menjalin hubungan sosial yang lebih baik dengan lingkungan. Dengan

kemampuan tersebut membuat tunanetra dapat diterima di lingkungan dan

akan berdampak kepada ketahanan mereka di masyarakat.

18

Wawancara Pribadi dengan Edi, Cirendeu, 22 April 2015, lihat lampiran IV. 19

Catatan Lapangan (observasi) pada 23 April 2015, lihat lampiran I.

Page 91: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

77

f. Efikasi Diri (Self-efficacy)

Indera pengelihatan merupakan salah satu indera yang berperan

penting dalam kehidupan manusia. Kehilangan fungsi indera penglihatan

tidak membuat aktifitas dari tunanetra terhambat. Mereka mampu

memecahkan masalah yang ada dengan berupaya memaksimalkan fungsi

indera lain yang dimiliki untuk menggantikan fungsi indera penglihatan.

Melalui indera raba, indra pendengaran, indera penciuman, dan

indera pengecap yang dimiliki oleh tunanetra dapat membantu mereka

dalam memperoleh informasi tentang lingkungan, melakukan sosialisasi

dan melakukan tugas-tugasnya dengan baik bahkan sebaik orang awas.

Tunanetra akan memaksimalkan fungsi Indera pendengaran dan perabaan

yang merupakan saluran penerima informasi yang paling efisien sesudah

indera penglihatan.

Dengan indera peraba, tunanetra mendapatkan rangsangan-

rangsangan yang diperoleh dari lingkungan sekitar yang dapat menjadi

petunjuk bagi tunanetra untuk bergerak atau berpindah tempat sesuai

dengan kehendaknya. Melalui indera pendengaran, tunanetra mampu

menyebrang jalan dengan mendengar suara untuk megetahui posisi

kendaraan yang melintas. Daya ingat pada tunanetra juga sangat kuat,

dalam berpergian biasanya mereka akan menghafalkan arah jalan yang

dilalui. Hal ini seperti yang diutarakan oleh Bapak Edi:

“Karena udah terbiasa bulak balik jadi hafal, saya harus belok kiri

saya harus belok kanan yaudah, terus habis ini ada polisi tidur udah

Page 92: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

78

tau. Emang tunanetra gitu butuh hafalan kalau dia menemukan

sesuatu yang baru dia harus belajar lagi.”20

Dengan memaksimalkan fungsi indera yang ada, tunanetra mampu

menggantikan fungsi indera penglihatan yang tidak dimilikinya untuk

dapat melakukan kegiatan sehari-hari secara mandiri. Dengan begitu,

mereka dapat beraktifitas layakanya orang awas tanpa mengalami

kesulitan. Selain itu, kekurangan fisik pada tunanetra tidak serta

melemahkan ketahanan fisik mereka. Ketahanan fisik pada tunanetra

diperlihatkan oleh tunanetra yang berprofesi sebagai penjual kerupuk.

Mereka terbiasa menjajakan dagangannya dengan berkeliling berjalan

kaki. Tidak jarang dari mereka yang harus berjalan kaki menempuh jarak

berkilo-kilo meter. Bukan hanya itu, resiko cuaca yang tidak bersahabat

sering kali harus mereka lalui. Apabila cuaca sangat panas mereka harus

rela untuk berjalan dibawah terik matahari dan apabila hujan turun tidak

jarang mereka harus kehujanan. Jumlah kerupuk yang mereka bawa saat

berjualan tidaklah sedikit, mereka mampu membawa hingga 100 bungkus

kerupuk setiap harinya. Kerupuk jualan tersebut mereka bawa dengan cara

dipikul pada pundak. Seperti yang disampaikan oleh Bapak Drajat:

“Ya paling dari sini Pondok Cabe, Cirendeu kadang sampe

Pamulang, Lebak Bulus, Karang Tengah. Kalo saya keliling jalan

aja, kalo sudah hafal ya tau, kalo belum hafal ya kita ini ngikutin

tadi kemana itu, banyak nanya gitu harus banyak nanya. Kalo

berangkat Setengah 4 pulang pulang jam 7 malem jam 8. Tapi kalo

kerupuk sih enteng, tapi kalo karena banyak jadi berat, ada yang

bawa 100 kantong, tergantung bawanya kalo banyak ya berat. Kalo

20

Wawancara Pribadi dengan Edi, Cirendeu, 22 April 2015, lihat lampiran IV.

Page 93: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

79

saya enakan keliling. Udah biasa jadi kita masuk-masuk kampung

masuk-masuk gang, kalo udah biasa lewat sih hafal.”21

Hal tersebut diperkuat dengan pengamatan langsung yang peneliti

lakukan. Peneliti melihat tunanetra yang sedang berjualan kerupuk

disekitar daerah Pondok Cabe. Seperti yang terlihat pada gambar berikut.

Gambar 01

Potret ketahanan fisik tunanetra

Dengan berjalan membawa tongkat sakti dan memikul kerupuk

dagangannya, ia tidak terlihat ragu untuk melewati jalan yang ramai dilalui

oleh kendaraan. Dari gambar tersebut terlihat bahwa ia mampu

mengetahui keberadaan motor yang sedang berhenti di depannya, dengan

sigap ia langsung mengambil arah berbelok kanan untuk menghindari

motor tersebut.

Dengan kemampuan dan fisik kuat yang dimiliki oleh tunanetra

membuat mereka tidak mengalami kesulitan dalam melakukan mobilitas

sehari-hari. Mereka mampu berjualan berjalan kaki dengan jarak berkilo

21

Wawancara Pribadi dengan Sudrajat, Pondok Cabe III, 20 Juni 2015, lihat lampiran VII.

Page 94: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

80

kilo meter dengan memikul kerupuk dagangan yang jumlahnya tidak

sedikit. Fisik mereka juga dituntut harus bertahan dengan kondisi cuaca

yang tidak menentu. Ini membuktikan bahwa kekurangan fisik tidak

membuat ketahanan fisik mereka terganggu.

Keseharian tunanetra ditemani oleh tongkat sakti yang merupakan

teman sejati bagi mereka. Setiap tunanetra wajib memiliki tongkat sebagai

penanda bahwa mereka adalah penyandang tunanetra. Apabila mereka

tidak menggunakan tongkat saat berjalan di jalan raya dan suatu ketika

mereka tertabrak, maka mereka yang akan disalahkan karena tidak

memiliki tanda. Selain sebagai tanda dan identitas bagi tunanetra, tongkat

memiliki fungsi besar sebagai pengganti mata bagi tunanetra. Tongkat

juga digunakan sebagai alat peringatan saat tunanetra berjalan karena

berfungsi untuk mendeteksi hambatan jalan, memberikan informasi

tentang tekstur permukaan jalan, sehingga tunanetra dapat mengetahui

apakah yang akan dilaluinya.

Belum tersedianya sarana dan prasarana jalan yang memadai untuk

tunanetra membuat mereka harus sangat berhati-hati saat berjalan di jalan

raya. Saat berjalan di pinggir jalan tidak jarang tunanetra mengalami

kesulitan, apabila jalan tersebut tidak memiliki trotoar atau jalan khusus

pejalan kaki. Kondisi jalan yang langsung berbatasan dengan saluran air

dapat mengakibatkan tunanetra terperosok ke dalamnya. Bukan hanya itu,

mereka juga harus waspada terhadap kendaraan yang melintas di jalan,

tidak jarang dari tunanetra dapat tersenggol atau terserempet kendaraan

yang melintas. Hal ini seperti yang diutarakan oleh Ibu Astuti.

Page 95: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

81

“Tapi kadang itu motor ya kita udah di pinggir masih di

klaksonnya kan bikin kita mau jatoh atau gimana gitu.”22

Kondisi jalan yang kurang bersahabat tentu membuat tunanetra

merasa tidak aman. Tunanetra tidak pernah tahu kapan mereka akan

terperosok ataupun tertabrak kendaraan saat berada di jalan raya. Mereka

dituntut harus selalu waspada dan berhati-hati dengan kemungkinan

tersebut. Hal itu tentu menuntut tunanetra untuk bertahan dengan kondisi

sarana dan prasarana umum yang masih belum memadai.

Selain tongkat, penanda lain yang harus dimiliki oleh tunanetra

adalah kacamata. Memang tidak semua tunanetra menggunakan kacamata

dalam beraktifitas. Kacamata memiliki fungsi untuk melindungi mata dari

debu, karena mata tunanetra yang terkena dan terpapar sinar matahari atau

debu akan lebih sering mengeluarkan air dan tidak jarang mengeluarkan

kotoran. Selain itu, kacamata membuat tunanetra terlihat lebih rapi dan

lebih percaya diri.

Tunanetra telah mampu menunjukan efikasi diri mereka dengan

kepercayaan mereka terhadap kemampuan diri sendiri untuk memecahkan

masalah. Mereka mampu keluar dari masalah dan tidak terbelengu dalam

kesulitan yang ada. Mereka berhasil kembali ke masyarakat dengan

percaya diri dan kemandirian yang dimiliki.

22

Wwancara Pribadi dengan Astuti, Pondok Cabe III, 19 Mei 2015, lihat lampiran VI.

Page 96: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

82

g. Peningkatan Aspek Positif (Reaching out)

Individu yang resiliensi memiliki kemampuan untuk meningkatkan

aspek positif dari kehidupannya setelah kemalangan yang menimpa.

Tunanetra memiliki kemampuan untuk meningkatkan aspek positif yang

ada di dalam diri mereka. Mereka mengembangkan kemampuan dengan

mengikuti kegiatan-kegiatan yang ada di yayasan khazanah kebajikan.

Tidak jarang dari tunanetra yang mengembangkan dirinya dalam

segi agama. Banyak tunanetra yang mampu membaca Al-Quran braille

dan menghafalkan Al-Quran serta menjadi Qori dan Qoriah. Peneliti

terlibat langsung dalam kegiatan yang diadakan oleh Yayasan Khazanah

Kebajikan. Peneliti menyaksikan Ibu Aisyah (tunanetra) membacakan ayat

Al-Quran dengan lantunan suara yang merdu. Ibu Aisyah membacakan

ayat tersebut tanpa menggunakan alat bantu dengan kata lain ia telah

menghafalnya” 23

Bukan hanya itu, beberapa dari tunanetra mampu menjadi pengajar

agama untuk tunanetra lain seperti mengajarkan membaca Al-Quran

braille. Seperti yang diutarakan oleh Bapak Setu:

“Disini juga setiap senin pagi ada kegiatan belajar Al-Quran

braille. Itu juga saya sendiri yang ngajar, ada tiga orang yang

ngajar, saya sama dua temen saya ada. Jamaahnya dari luar banyak

ada sekitar 25-30 orang. Kalo malem jumat kita juga yasinan

bareng disini.”24

23

Catatan Lapangan (observasi) pada 8 Maret 2015, lihat lampiran I. 24

Wawancara Pribadi dengan Setu, Pondok Cabe III, 23 April 2015, lihat lampiran V.

Page 97: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

83

Dengan keterbatasan yang ada pada tunanetra, tidak menghambat

mereka untuk terus maju dan berkembang. Bapak setu membuktikan

dengan mengembangkan diri memperdalam ilmu agama dan membaginya

kepada teman tunanetra lain.

Di Yayasan Khazanah Kebajikan selain dapat mengembangkan

keagamaan mereka, disana mereka juga dapat mengembangkan aspek

sosial dengan menemukan banyak teman baru, berbagi pengalaman,

berkumpul bersama penyandang tunanetra lainnya yang membuat mereka

merasa bahwa hidup ini tidak dilalui seorang diri tetapi masih banyak

teman yang memiliki nasib yang sama. Hal ini diungkapkan oleh Bapak

Edi:

“Ya seneng seneng ajah, istilahnya pertama ibadah kedua seperti

kaya semua temen temen sesama itu ini apa seperti masuk

komunitas aja jadi seneng seneng aja, kaya ketemu temen segeng

kan seneng.”25

Mereka merasa sangat senang saat berkumpul dengan tunanetra

lainnya. Selain karena dianggap memiliki kekurang dan nasib yang sama

mereka merasa bahwa tunanetra adalah seseorang yang memiliki humor

yang tinggi. Dengan meningkatkan aspek positif yang ada di dalam diri

membuat tunanetra dapat menjalani kehidupan dengan lebih bermakna dan

jauh dari perasaan putus asa.

25

Wawancara Pribadi dengan Edi, Cirendeu, 22 April 2015, lihat lampiran IV.

Page 98: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

84

2. Faktor yang Mempengaruhi Resiliensi

Ketahanan pada tunanetra selain diperoleh melalui 7 aspek resiliensi

juga dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berasal dari dalam maupun dari luar

diri tunanetra. Dimana dalam BAB II halaman 30 Grotberg menggemukakan

faktor-faktor resiliensi yang didefinisikan berdasarkan sumber-sumber yang

berbeda. Untuk kekuatan individu dalam diri pribadi digunakan istilah „I Am’,

untuk dukungan eksternal dan sumber-sumbernya digunakan istilah „I Have’,

sedangkan untuk kemampuan interpersonal digunakan istilah’I Can’.26

1. I Am (Inner Strength)

I am merupakan kekuatan individu yang ada di dalam diri pribadi.

Dimana meliputi tingkah laku, perasaan dan kepercayaan terhadap dirinya

sendiri. Bapak Edi memiliki faktor I am di dalam diri yang membuatnya

dapat bangkit serta percaya terhadap kemampuan dirinya. Hal ini seperti

yang diungkapkan oleh Bapak Edi:

“ya saya melihat diatas kekurangan itu dikasih kelebihan saya

perhatin ini gitu. Kita dikasih kekurangan pasti dikasih kelebihan, ya

dikasih kelebihan yang apa gitu.”27

Dari pernyataan tersebut tergambar bahwa Bapak Edi percaya

dibalik kekurangan yang dimilikinya tersimpan sebuah kelebihan. Bapak

Edi percaya terhadap kemampuan yang ada pada dirinya, ia yakin bahwa

ia memiliki kelebihan dalam berbagai hal. Begitupun Bapak Setu yang

26

Paul Barnard, dkk., Children, bereavement and trauma: Nurturing resilience, h. 57-58. 27

Wawancara Pribadi dengan Edi, Cireundeu, 15 April 2015, lihat lampiran IV.

Page 99: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

85

memiliki faktor I Am di dalam dirinya dan membuat ia dapat bertahan di

kehidupan. Seperti yang diutarakan oleh Bapak Setu:

“Kesadaran dari diri kita sendiri tetep memotivasi diri, dari diri

sendiri dari iman kita, Allah sudah menakdirkan, kalo kita ngeluh

terus berarti kita gak mau menerima pemberian Allah, masa kita

masih minder terus.28

Bapak Setu memiliki faktor I am dimana ia menghargai diri sendiri

dengan menerima kondisi yang telah diberikan oleh Allah SWT kepada

dirinya. Tunanetra percaya terhadap kemampuan diri sendiri, dalam

menjalani kehidupan sehari-hari mereka cukup percaya diri dengan

melakukan banyak aktifitas seorang diri. Banyak hal yang dapat mereka

lakukan sendiri meski dengan keterbatasan yang ada. Seperti yang

dijelaskan oleh Ibu Astuti:

“Udah bisa ngapa-ngapain sendiri, sekarang kalo pergi juga naik

angkot sendiri udah biasa gitu.”29

Selain dapat melakukan kegiatan secara mandiri tunanetra mampu

melakukan fungsi sosial di masyarakat dengan baik. Peran sosial tunanetra

di masyarakat tetap berjalan meskipun dengan kekurangan yang

dimilikinya. Seperti, peran sosial sebagai ibu rumah tangga mampu Ibu

Astuti kerjakan tanpa mengalami kesulitan. Pekerjaan umum yang ibu

rumah tangga lakukan dapat Ibu Astuti kerjakan dengan sangat baik seperti

28

Wawancara Pribadi dengan Setu, Pondok Cabe III, 15 April 2015, lihat lampiran V. 29

Wawancara Pribadi dengan Setu, Pondok Cabe III, 15 April 2015, lihat lampiran VI.

Page 100: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

86

berbelanja sayur, memasak dan membersihkan rumah. Hal ini disampaikan

oleh Ibu Astuti:

“Ngurus rumah juga sendiri bisa iya kalo masak ya sendiri, bersih-

bersih juga, nyuci semuanya deh, ya namanya ibu-ibu kan begitu

kerjaannya.”30

Peneliti melihat secara langsung saat melakukan kunjungan ke

rumah Ibu Astuti. Ibu Astuti mengurus rumah dengan baik tanpa

mengalami kesulitan. Peneliti melihat Ibu Astuti menyapu rumah, cara

menyapunya memang sedikit berbeda karena ia tidak dapat melihat maka

ia menyapu dengan posisi jongkok dan meraba-raba lantai yang akan

disapunya. Setelah itu Ibu Astuti berbelanja sayur, ia membeli kelapa parut

dan beberapa sayuran.”31

Dengan kepercayaan terhadap kemampuan diri sendiri membuat

tunanetra lebih percaya diri dalam menjalani kehidupan. Mereka tidak

menyerah dan berputus asa melainkan mencari celah dengan kelebihan

yang ada di dalam diri mereka.

2. I Have (External Support)

‘I Have’ dimaksudkan sebagai dukungan keluarga dan struktur

dukungan eksternal. Faktor I have lebih bersifat eksternal dimana

ketahanan tunanetra dipengaruhi dari lingkungan sekitarnya. Dukungan

eksternal merupakan modal yang sangat penting dalam ketahanan

tunanetra di kehidupan. Dimana dengan dukungan dari lingkungan sekitar

30

Wawancara Pribadi dengan Astuti, Pondok Cabe III, 19 Mei 2015, lihat lampiran VI. 31

Catatan lapangan (observasi) peneliti pada 19 Mei 2015, lihat lampiran I.

Page 101: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

87

merupakan modal bagi tunanetra untuk bertahan dalam menjalani

kehidupan. Seperti diutarakan oleh Ibu Astuti yang mendapatkan

dukungan dari keluarga :

“ Itu ya orang tua semua kasih dukungan gitu, pada bilang ga apa-

apa kok apalagi om saya kan itu ya paling itu ya om saya......”32

Sama halnya dengan Ibu Astuti kehadiran salah satu anggota

keluarga juga mampu menumbuhkan motivasi di dalam diri tunanetra.

seperti yang terjadi antara Bapak Edi dan anaknya yang memiliki

kelekatan yang begitu dekat. Saat peneliti mengunjungi rumah Bapak Edi,

peneliti menyaksikan Bapak Edi dalam mencurahkan seluruh kasih sayang

untuk buah hatinya. Peneliti melihat Bapak Edi sangat menyayangi

anaknya. Ia nampak sangat dekat dengan anak laki-lakinya dan sesekali

bermain bersama dengannya. Anaknya digendong dan dipeluk serta sering

kali dipangku saat bermain.”33

Kelekatan antara Bapak Edi dan anaknya mempunyai arti khusus

bagi Bapak Edi dalam menjalani kehidupan. Kelekatan serta ikatan yang

kuat diantara keduanya merupakan salah satu modal bagi Bapak Edi.

kelekatan tersebut merupakan sumber motivasi serta sumber semangat

yang begitu besar bagi pribadi Bapak Edi.

Dengan dukungan dari keluarga membuat tunanetra mampu

bangkit dan kembali menjalani kehidupan layaknya orang awas. Selain

dukungan keluarga, dukungan lain yang berpengaruh dalam kehidupan

32

Wawancara Pribadi dengan Astuti,Pondok Cabe III, 19 Mei 2015, lihat lampiran VI. 33

Catatan lapangan (observasi) peneliti pada 22 April 2015, lihat lampiran I.

Page 102: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

88

tunanetra adalah dukungan yang berasal dari teman. Seperti Bapak Edi

yang mendapatkan dukungan yang sangat besar dari teman-temannya. Hal

ini diungkapkan oleh Bapak Edi:

“Terus dulu juga saya dapetin motivasi banyak juga yang beri

bantuan banyak, bantuan dalam artian kaya misalnya macam

beberapa temen saya gitukan, tapi waktu itu ada yang biayain saya

berobat, biayain hidup saya juga soalnya waktu itu saya ga bisa

kerjakan. Sama, ya.. istilahnya mungkin itu secara ga langsung

dukungan itu juga ada tapi yang pasti banyak yang memotivasi bisa

sembuh lagi yang sabar yang lain”34

Motivasi yang tunanetra dapatkan dari teman-temannya membuat

mereka lebih bersemangat dan mau kembali bangkit dari keterpurukan

yang sempat dialaminya. Selain itu, yang tidak kalah penting adalah

dukungan yang berasal dari sesama tunanetra. Di Yayasan Khazanah

Kebajikan merupakan tempat berkumpul bagi tunanetra, disana mereka

dapat menemukan teman baru, berbagi pengalaman, dan berkumpul

bersama tunanetra lain yang membuat mereka merasa bahwa hidup ini

tidak dilalui seorang diri tetapi masih banyak teman yang memiliki nasib

yang sama. Hal ini dijelaskan oleh Bapak Edi:

“Ya seneng seneng ajah, istilahnya pertama ibadah kedua seperti

kaya semua temen temen sesama itu ini apa seperti masuk

komunitas aja jadi seneng seneng aja, kaya ketemu temen segeng

kan seneng.”35

Mereka merasa sangat senang saat berkumpul dengan teman

sesama tunanetra. Selain karena dianggap memiliki kekurang dan nasib

yang sama mereka merasa bahwa tunanetra adalah seseorang yang

34

Wawancara Pribadi dengan Edi, Cireundeu, 22 April 2015, lihat lampiran IV. 35

Wawancara Pribadi dengan Edi, Cirendeu, 22 April 2015, lihat lampiran IV.

Page 103: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

89

memiliki humor yang tinggi. Dengan dukungan eksternal yang dimiliki

oleh tunanetra menjadikan tunanetra seseorang yang mampu bertahan di

masyarakat. Mereka memiliki kekuatan dan merasa diterima di dalam

masyarakat. Dukungan untuk tunanetra sangat berarti bagi mereka karena

dengan dukungan yang ada dapat menumbuhkan rasa percaya diri serta

optimisme di dalam kehidupan tunanetra.

3. I Can (Interpersonal and problem-solving skills)

‘I Can’ dimaksudkan sebagai keterampilan sosial dan interpersonal

individu, yaitu alat untuk belajar, melakukan, menjalin hubungan, dan

lain-lain. Faktor I can telah dimiliki oleh tunanetra dalam kehidupan

sehari-hari dalam bersosialisasi. Seperti yang diutarakan Bapak Drajat

yang memiliki hubungan yang baik dengan tetangga sekitar:

“Kalo lingkungan sini sosialisasinya bagus, ada yang suka kasih

tau jalan nganter-nganterin suka apa ya suka nolong, ya pokoknya

lingkungan sini sosialisasinya bagus.”36

Kemampuan menjalin hubungan dengan baik juga diperlihatkan

oleh Ibu Astuti. Ibu Astuti memiliki hubungan yang baik dengan

lingkungan sekitar. Saat peneliti mengunjungi Ibu Astuti dirumahnya,

terdengar suara seorang wanita yang berteriak “sayur” di depan rumah Ibu

Astuti, ternyata itu adalah tukang sayur langganan Ibu Astuti. Iapun segera

keluar dan berbelanja beberapa bahan yang akan ia gunakan untuk

memasak pada hari ini. Ia membeli kelapa parut dan beberapa sayuran

36

Wawancara Pribadi dengan Sudrajat, Pondok Cabe III, 20 Juni 2015, lihat lampiran VII.

Page 104: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

90

lainnya. Ibu Atuti terlihat sudah kenal dan akrab dengan penjual sayur

keliling tersebut.37

Dalam menjalin hubungan dan berkomunikasi antar sesama

tunanetra, meraka tidak kalah dengan orang awas. Sama halnya dengan

orang awas, mereka mampu menggunakan alat komunikasi berupa telphon

genggam. Telphon yang tunanetra miliki memang tidak secangih telphon

genggam saat ini, tetapi telphon ini sangat membantu mereka dalam

menentukan waktu dan berkomunikasi. Pengaturan pada telphon tersebut

telah diatur sesuai dengan kebutuhan tunanetra. Rata-rata aplikasi yang

ada difungsikan dengan menggunakan sistem suara seperti pesan singkat

dan peringatan waktu. Dengan begitu, tunanetra mampu mengikuti

perkembangan dan bertahan dengan kemajuan teknologi yang ada.

Dengan kemampuan menjalin hubungan yang baik membuat

tunanetra dapat bertahan di masyarakat. Tunanetra mampu

mengembangkan kemampuan interpersonal dengan baik sehingga

membuat mereka dapat belajar, melakukan dan menjalin hubugan baik

dengan orang lain.

B. Program pembinaan yayasan khazanah kebajikan yang dapat

mempengaruhi resiliensi tunanetra di masyarakat

Seperti yang telah dijelaskan dalam BAB II halaman 44 menurut

Undang-Undang Nomer 8 Tahun 1985, yang dimaksud dengan organisasi

kemasyarakatan adalah organisasi yang dibentuk atas dasar kesamaan, fungsi,

37

Catatan Lapangan (observasi) pada 19 Mei 2015, lihat lampiran I.

Page 105: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

91

profesi, agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, untuk

berperan serta dalam pembangunan dalam rangka mencapai tujuan nasional

dalam wadah Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila.38

Yayasan Khazanah Kebajikan merupakan lembaga sosial keagamaan

yang dibentuk atas dasar agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha

Esa. Dimana didirikan sebagai bentuk kepedulian sosial untuk membantu anak

yatim piatu, yatim, fakir miskin, janda, manula dan dhuafa termasuk di

dalamanya tunanetra.

Dengan meningkatnya jumlah tunanetra dari tahun ke tahun membuat

YKK mengembangkan programnya dengan membuka kegiatan yang

diperuntukan bagi tunanetra. YKK mencoba ikut andil dalam mengatasi

permasalahan tunanetra yang ada dengan berperan sebagai organisasi

kemasyarakatan. YKK membuka wadah untuk tunanetra yang ingin

mengembangkan dirinya khususnya dalam bidang spiritual keagamaan.

1. Pembinaan Spiritual Keagamaan

Pendidikan Agama bertujuan untuk meningkatkan potensi spiritual

dan membentuk tunanetra agar menjadi manusia yang beriman dan

bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia. Peningkatan

potensi spiritual mencakup pengenalan, pemahaman dan penanaman nilai-

nilai keagamaan, serta pengamalan nilai tersebut dalam kehidupan

bermasyarakat.

38

Pramuwito, C., Pengantar Ilmu Kesjahteraan Sosial (Yogyakarta: Departemen Sosial RI

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial, , 1996), BAB II hal. 44.

Page 106: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

92

Kegiatan di YKK merupakan kegiatan yang bersifat spiritual

keagamaan dengan model kegiatan sholat tahajud dan kajian Al-Quran

yang dilakukan rutin setiap harinya. Hal ini dijelaskan oleh Ibu Yeti selaku

pengurus Yayasan:

“Kalo di sini kegiatannya ya banyakan keagamaan kaya kajian Al-

Quran, ngaji, sholat tahajud. Saat ini 100% murni ibadah, karena

kalau untuk kaya jasmaninya mereka biasanya udah dapet diluar,

kaya senam biasanya mereka ikut ditempat lain, kalau disini kita

emang fokus ke rohaninya.”39

Peneliti ikut terlibat dalam kegiatan untuk mengetahui kegiatan

yang berlangsung di YKK. Kegiatan dimulai pukul 01:00 WIB dengan

agenda solat tahajud, dilanjutkan dengan kegiatan kajian Al-Quran yang

berakhir pada waktu subuh. Setelah shalat subuh berjamaah kegiatan

dilanjutkan dengan kajian Al-Quran untuk tunanetra.”40

Seiring berjalannya waktu kegiatan ini mendapatkan respon positif

dari tunanetra yang ada di sekitar, terbukti dengan semakin meningkatnya

jumlah tunanetra yang mengikuti kegiatan kajian Al-Quran di YKK. Hal

ini seperti yang disampaikan oleh Bapak Adam:

“Untuk sampai saat ini kan awalnya sedikit ada berapa ada 5 orang

ada 10 orang alhamdulillah yang terdata di yayasan khazanah

kebajikan lebih kurang 120 orang saat ini.”41

Banyaknya jumlah tunanetra yang mengikuti kegiatan di yayasan

khazanah kebajikan membuktikan bahwa kegiatan ini sangat direspon

39

Wawancara Pribadi dengan Yeti Khazanah, Cireundeu, 15 April 2015, lihat lampiran II. 40

Catatan Lapangan (observasi) pada Minggu 8 Maret 2015, lihat lampiran I. 41

Wawancar aPribadi dengan Adam Shaili, Cirendeu, 9 Juni 2015, lihat lampiran III.

Page 107: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

93

positif oleh tunanetra. Meskipun, setiap harinya tidak semua tunanetra

selalu hadir 100% dalam kegiatan tetapi tidak membuat kegiatan ini sepi

peminat.

Kegiatan kajian Al-Quran dan ceramah agama bertujuan untuk

menumbuhkan motivasi bagi tunanetra. Di dalam ayat-ayat Al-Quran yang

dikaji terdapat tafsir yang dapat memberikan motivasi serta pencerahan

bagi yang mendengarkannya. Biasanya ayat-ayat yang dipilih seperti ayat

yang menyerukan tentang kebaikan, tidak boleh berputus asa atau

menumbuhkan motivasi dan berisi tentang nikmat yang diberikan Allah

SWT. Melalui ayat-ayat Al-Quran, tunanetra dibina untuk tetap selalu

bersyukur dengan kondisi yang ada dan dibina untuk selalu berbuat baik di

dalam kehidupan mereka.

Keberhasilan pembinaan spiritual yang dilakukan oleh yayasan

khazanah kebajikan tergambar pada ketahanan spiritual dan ketahanan

psikis tunanetra. Pembinaan melalui kegiatan keagamaan membuat

tunanetra percaya terhadap kebesaran Allah SWT dan menjadikan

tunanetra selalu bersabar dengan kondisi yang ada serta ikhlas dalam

menjalani kehidupan. Sedangkan ketahanan psikis yang dipengaruhi

adalah motivasi atau dukungan yang didapatkan oleh tunanetra

menjadikan kondisi psikis mereka lebih tenang dan mereka mampu

memandang kehidupan kedepan yang lebih baik serta bertahan di

masyarakat.

Page 108: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

94

2. Pembinaan Financial

Selain mengadakan kegiatan spiritual keagamaan untuk tunanetra,

YKK juga memberikan program bantuan untuk kesejahteraan tunanetra

seperti pemberian santunan/transport, pengobatan gratis, BPJS gratis dan

peringanan biaya sekolah untuk anak tunanetra. Hal ini dijelaskan oleh Ibu

Yeti selaku pengurus YKK:

“Kalo disini belum ada program khusus banget tapi biasanya kalo

dari sisi ketahanan ekonominya kita kasih uang transport

istilahnya, kesetiap tunanetra yang ikut kegiatan. Nanti mereka

setiap harinya dikasih kupon sholat tahajud itu berarti mereka ikut

kegiatan dari awal sampe akhir, nanti itu setiap mau pulang dituker

sama uang. Kalo yang rumahnya deket kita kasih 30.000 kalo

rumahnya jauh kita kasih 50.000, sama dikasih nasi bungkus buat

sarapan. Di sini juga ada klinik, mereka bisa berobat gratis nanti

disana sudah ada daftar namanya untuk tunanetra yang ikut

kegiatan disini. Mereka juga kita bantu untuk buatin BPJS, diurus

semua sama yayasan yang bayar juga yayasan. Anak-anak mereka

juga boleh sekolah disini, boleh tinggal disini kalo mau juga gratis

udah disediain asrama tapi kalo sekolah cuma ada keringanan-

keringanan tertentu aja ga gratis sepenuhnya.”42

Hal tersebut sesuai dengan apa yang peneliti lihat ketika

melakukan observasi di YKK. Peneliti menyaksikan setelah selesai

kegiatan kajian Al-Quran untuk tunanetra, mereka diberikan uang

transport. Besarnya uang yang diberikan tergantung jarak tempat tinggal

mereka. Apabila tunanetra yang bertempat tinggal jauh dari YKK akan

diberikan uang transport sebesar 50.000 sedangkan yang berjarak dekat

42

Wawancara Pribadi dengan Yeti Khazanah, Cireundeu, 15 April 2015, lihat lampiran II.

Page 109: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

95

sebesar 30.000.43

Hal ini juga diperkuat melalui pernyataan dari Bapak Edi

yang mengungkapkan:

“YKK punya klinik kalau tunanetra bebas biaya. Sekarang ini kita

dibuatin kartu bpjs, bpjs yang itu loh yang iuran, yang perbulan.

terus ada istilahnya kalau kita dateng kegiatan itu kita dapet uang

transport juga.”44

Seperti yang telah dijelaskan dalam BAB III halaman 53,

dibukanya kegiatan untuk tunanetra di YKK menurut Bapak Drs. KH.

Najamudin Shiddiq adalah karena kecacatan dan kefakiran bisa membawa

keputusasaan dan kekufuran.45

Untuk itu YKK ingin mengatasi

keputusasaan pada diri tunanetra agar mereka memiliki ketahanan dalam

menjalani kehidupan.

Bantuan kesejahteraan berupa uang santuan yang merupakan

bantuan financial bertujuan agar tunanetra bersemangat dalam mengikuti

kegiatan di YKK. Selain itu, diharapkan bantuan financial tersebut dapat

dipergunakan untuk modal usaha mereka ataupun untuk sekedar

memenuhi dan membantu meringankan kebutuhan sehari-hari. Untuk

bantuan BPJS gratis yang diberikan oleh YKK bertujuan agar tunanetra

mendapatkan akses kesehatan yang lebih baik. Tunanetra tidak perlu

khawatir apabila mereka mengalami sakit karena mereka telah tercover

dalam jaminan tersebut.

43

Catatan Lapangan pada Minggu 8 Maret 2015, lihat lampiran 44

Wawancara Pribadi dengan Edi , Cireundeu, 15 April 2015, lihat lampiran IV. 45

Dikki Akhmar, Cahaya Terang Para Tunanetra, My Tangsel, 2015, BAB III, h. 53.

Page 110: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

96

Keberhasilan pembinaan financial yang dilakukan oleh yayasan

khazanah kebajikan tergambar dalam ketahanan ekonomi tuananetra.

Tunanetra merasa lebih tenang dengan bantuan yang diberikan oleh

yayasan. Bantuan tersebut meringankan beban ekonomi tunanetra dan

bantuan asuransi kesehatan yang ada juga membuat tunanetra tidak

terbebani dengan permasalahan kesehatan keluarganya.

3. Fasilitas untuk Tunanetra

YKK menyediakan beberapa fasilitas bagi tunanetra yang ingin

dibina. Selain mengadakan kegiatan keagamaan, YKK memiliki rumah

singgah untuk tunanetra yang dapat digunakan oleh tunanetra untuk

beristirahat. Seperti yang dijelaskan oleh Bapak Adam:

“Yayasan juga menyedikan seperti di depan ini ada rumah singgah,

rumah singgah yg ber-ac kita harus istimewakan. Sebetulnya kita

hanya menyediakan rumah singgah, belum kita menyediakan

secara yang asrama tunanetra, yang ada asrama rumah yatim tapi

kalo untuk tunanetra kita hanya memberikan fasilitas. Rumah

singgah tuh maksudnya mereka dari rumahnya dari kontraknya

istirahatnya disini yang putri ada yang putra ada yang laki-laki ada

yang perempuan ada.”46

Peneliti melihat bagaimana kondisi rumah singgah yang ada di

Yayasan Khazanah Kebajikan. Ini terlihat dari hasil dokumentasi yang

diperoleh peneliti, sebagai berikut:

46

Wawancara Pribadi dengan Adam Shaili, Cireundeu, 9 Juni 2015, lihat lampiran III.

Page 111: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

97

Gambar 03

Rumah singgah tunanetra

Pada gambar diatas adalah rumah singgah bagi tunanetra

perempuan. Ruangan satu petak ini dapat digunakan oleh tunanetra

perempuan yang ingin beristirahat di Yayasan Khazanah Kebajikan.

Kamar yang tidak terlalu besar ini dilengkapi dengan satu kamar mandi

yang ada di dalamnya.

Selain memberikan fasilitas berupa rumah singgah, YKK juga

memberikan kesempatan untuk tunanetra yang memiliki kemampuan

untuk bekerja di yayasan. Seorang tunanetra yaitu Bapak Sapto telah

membuktikannya. Peneliti menyaksikan bagaimana Bapak Sapto bekerja

di YKK dengan menggunakan komputer. Fasilitas berupa komputer

khusus untuk tunanetra disediakan di YKK. Dengan komputer tersebut

tunanetra dapat mengakses berbagai informasi serta menggunakan

berbagai apliksi yang ada dengan sistem suara.”47

47

Catatan lapangan (observasi) peneliti pada, lihat lampiran I.

Page 112: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

98

Selain memiliki fasilitas rumah singgah dan komputer bicara, di

ruang sekretariat YKK, peneliti melihat terdapat tumpukan kardus yang

berisi Al-Quran braille. Al-Quran tersebut merupakan bantuan yang

didatangkan langsung dari Kementerian Sosial. Nantinya Al-Quran akan

digunakan oleh tunanetra yang ada untuk belajar membaca Al-Quran.48

Ini membuktikan selain YKK membina tunanetra, mereka juga

membuka kesempatan dan peluang untuk tunanetra berkarir di yayasan.

Dengan begitu, YKK memberikan wadah dan jalan khusus bagi tunanetra

untuk meningkatkan kesejahteraan mereka di masyarakat.

48

Catatan lapangan (observasi) peneliti, lihat lampiran I.

Page 113: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

99

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai resiliensi tunanetra binaan

yayasan khazanah kebajikan dalam mencapai kesejahteraan di masyarakat,

peneliti dapat menyimpulkan berdasarkan fokus penelitian sebagai berikut:

1. Resiliensi tunanetra binaan yayasan khazanah kebajikan dalam

mencapai kesejahteraan di masyarakat.

Resiliensi tunanetra binaan yayasan khazanah kebajikan dalam

mencapai kesejahteraan di masyarakat sudah baik. Masing-masing

tunanetra terbukti memiliki kemampuan untuk bertahan di masyarakat.

Kemampuan tersebut dilihat dari aspek resiliensi dan faktor yang

memepengaruhi resiliensi padsa tunanetra.

a. Aspek Resiliensi

Terdapat 7 kemampuan yang berkontribusi dalam pembentukan

resiliensi tunanetra, sebagai berikut:

1. Regulasi Emosi

Rata-rata dari tunantera pernah merasakan perasaan malu, tidak

percaya diri, takut dan menyangkal dengan kondisi mereka.

Perasaan tersebut mampu mereka atasi dengan meregulasi emosi.

Mereka mampu meregulasi emosi dan keluar dari semua persaan

tersebut. Mereka telah menerima kekurangan yang ada dan

berusaha bangkit menjalani kehidupan. Mereka mampu

Page 114: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

100

memecahkan masalah, tidak menyerah, dan bergerak maju

menemukan solusi dari permasalahan dan kembali menjalani

kehidupan dengan penuh rasa percaya diri.

2. Pengendalian Impuls

Kondisi yang tidak menyenangkan sering dialami oleh tunanetra.

Mulai dari stigma negatif yang ada di masyarakat sampai dengan

aksi penipuan yang kerap dialami oleh tunanetra. Semua hal

tersebut mampu mereka hadapi dengan kemampuan pengendalian

impuls. Mereka mengendalikan diri untuk tidak merasa marah,

kecewa, dan mampu keluar dari tekanan-tekanan hidup yang

mereka lalui.

3. Optimisme

Kekurangan fisik yang dimiliki oleh tunanetra tidak menjadikan

sebuah alasan untuk mereka mengandalkan bantuan dari orang

lain. Tunanetra tetap optimis dalam menjalani kehidupan dengan

terus bekerja keras untuk mencapai kehidupan yang lebih baik.

Sulitnya dan terbatasnya lapangan pekerjaan untuk tunanetra masih

menjadi permasalahan yang dirasakan oleh mereka. Namun,

dengan segudang permasalahan yang ada tidak membuat semangat

tunanetra menyurut. Mereka memiliki keyakinan tinggi bahwa

kehidupan mereka akan lebih baik di masa yang akan datang.

4. Analisi Penyebab MasalahTunanetra dalam menjalani kehidupan

melihat segala sesuatu dari sisi positif dimana mereka melihat tidak

semua kehidupannya akan mengalami kegagalan. Dengan

Page 115: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

101

kemampuan untuk menganalisis penyebab masalah dan gaya

berfikir positif yang dimiliki tunanetra membuat kehidupan mereka

lebih bermakna. Mereka tidak melihat seluruh hidup akan dipenuhi

dengan kegagalan tetapi mereka mampu melihat kehidupan dengan

cara yang berbeda. Mereka menghadapi permasalahan dengan

keikhlasan, kesabaran dan tawakal kepada Tuhan yang menjadikan

diri mereka pribadi mulia di mata Allah SWT.

5. Empati

Kemampuan berempati mutlak diperlukan oleh tunanetra guna

menjalin hubungan sosial yang lebih baik dengan lingkungan.

Kemampuan tersebut dicirikan sebagai kemampuan untuk

membaca tanda psikologis orang lain dan emosional orang lain.

Dengan kata lain kemampuan ini merupakan kemampuan dalam

berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain. Tunanetra telah

mampu melakukan komunikasi serta interaksi dengan lingkungan

sosial. Dengan kemampuan tersebut membuat tunanetra memiliki

hubungan yang baik dengan lingkungan serta mendapatkan

pengakuan di masyarakat.

6. Efikasi Diri

Tunanetra mampu menunjukan efikasi diri mereka dengan

kepercayaan mereka terhadap kemampuan diri sendiri untuk

memecahkan masalah. Mereka mampu keluar dari masalah dan

tidak terbelenggu dalam kesulitan yang ada. Mereka berhasil

Page 116: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

102

kembali ke masyarakat dengan percaya diri dan dengan

kemandirian yang dimiliki.

7. Peningkatan Aspek Positif

Tunanetra memiliki kemampuan untuk meningkatkan aspek positif

yang ada di dalam diri mereka. Mereka mengembangkan

kemampuan dengan mengikuti kegiatan-kegiatan yang ada di

yayasan khazanah kebajikan. Tidak jarang dari tunanetra yang

telah mengembangkan dirinya dalam segi agama. Banyak tunanetra

yang mampu membaca Al-Quran braille dan menghafalkan Al-

Quran serta menjadi Qori dan Qoriah. Bukan hanya itu, beberapa

dari tunanetra mampu menjadi pengajar agama untuk tunanetra lain

seperti mengajarkan membaca Al-Quran braille.

b. Faktor yang mempengaruhi resiliensi

1) I am

Faktor I am telah dimiliki oleh tunanetra dimana mereka percaya

terhadap kemampuan yang ada di dalam diri mereka. Dengan

kepercayaan terhadap diri sendiri membuat tunanetra mampu

bertahan di masyarakat.

2) I Have

Faktor I have yang berasal dari dukungan sekitar dapat

mempengaruhi ketahanan tunanetra. Dukungan yang diperoleh

tunanetra dari keluarga, teman dan lingkungan sekitar terbukti dapat

meningkatkan ketahanan tunanetra di masyarakat.

Page 117: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

103

3) I Can

Memalui kemampuan interpersoanal yang dimiliki oleh tunanetra

menjadikan tunanatera dapat menjalin hubungan baik di dalam

masyarakat dan membuat tunanetra dapat bertahan di masyarakat.

2. Program pembinaan Yayasan Khazanah Kebajikan yang

mempengaruhi resiliensi tuannetra di masyarakat

Dibukanya kegiatan untuk tunanetra oleh yayasan khazanah

kebajikan adalah, karena YKK melihat permasalahan tunanetra yang

belum mampu ditangani seluruhnya oleh pemerintah. Kegitan pembinaan

yang dilakukan oleh YKK bersifat spiritual keagamaan dengan model

sholat fardu, sholat tahhajud, dan kajian Al-Quran. Meskipun kegiatan

pembinaan di YKK bersifat spiritual, tetapi YKK juga melakukan

pembinana yang mengarah pada kesejahteraan tuananetra.

YKK memberikan bantuan financial sebesar Rp.30.000- Rp.50.000

kepada tunanetra setiap harinya yang mengikuti kegiatan di yayasan.

Program lain yang bersifat kemanusiaan juga dilakukan oleh YKK, seperti

membuatkan jaminan kesehatan untuk tunanetra yaitu BPJS kesehatan

secara gratis. YKK juga menyediakan klinik bagi tunanetra yang sakit dan

YKK membebaskan biaya pengobatan bagi mereka. YKK juga

menyediakan asrama untuk anak-anak mereka yang ingin bersekolah di

YKK serta peringanan biaya sekolah untuk anak-anak tunanetra yang

bersekolah di YKK.

Page 118: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

104

Dalam hal kesempatan kerja, YKK memberikan dan membuka

kesempatan kerja seluas-luasnya untuk tunanetra yang memiliki keahlian

dan memenuhi kompetensi untuk bekerja di yayasan. Semua ini dilakukan

oleh YKK dengan tujuan mengatasi keputusasaan pada diri tunanetra agar

mereka memiliki ketahanan dalam menjalani kehidupan.

Pembinaan yang dilakuakan di YKK memberikan dampak positif

bagi tunanetra, dengan pembinaan tersebut memberikan modal untuk

tunanetra bertahan di masyarakat seperti modal psikis, financial, sosial dan

spiritual. Namun, YKK perlu mengembangkan pembinaan yang bersifat

pemberdayaan seperti pelatihan keterampilan dan penyaluran kerja untuk

membuat tunanetra lebih berdaya di masyarakat.

B. Saran

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan dari hasil penelitian, maka

peneliti merasa perlu untuk memberikan kontribusi berupa saran-saran kepada

Yayasan Khazanah Kebajikan dan yang terkait di dalamnya:

1. Untuk Yayasan Khazanah Kebajikan

a. Hendaknya yayasan khazanah kebajikan mempertahakan dan

memperluas kegiatan pembinaan untuk tunanetra, tidak hanya sebatas

kegiatan spiritual tetapi memperluas pada kegiatan pemeberdayaan

untuk meningkatkan kualitas hidup tunanetra.

b. Yayasan Khazanah Kebajikan hendaknya bekerja sama dengan

lembaga sosial lain seperti balai pelatihan dalam hal ini Lembaga

Page 119: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

105

Pemberdayaan Tenaga Kerja Penyandang Cacat (LPTKP), PERTUNI

(Persatuan Tunanetra Indonesia), dan Mitra Netra untuk mengembangkan

kegiatan yang sudah ada.

c. YKK perlu meningkatkan kuantitas dan kualitas sumber daya dalam

menjalankan program atau kegiatan untuk tunanetra, dengan merekrut

pegawai dari alumni Kesejehteraan Sosial UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

2. Untuk Pemerintah

a. Hendaknya pemerintah lebih memperhatikan permasalahan penyandang

disability termasuk tunanetra. Meskipun Indonesia sudah memiliki

Undang-Undang yang mengatur tentang penyandang cacat yaitu UU

No.4 tahun 1997, tetapi implementasi dari Undang-Undang tersebut

masih dirasa sangat jauh dari yang seharusnya. Dalam hal aksesibilitas

penyandang cacat masih mengalami berbagai kesulitan, masih banyak

fasilitas umum yang belum berpihak pada penyandang cacat.

b. Permasalahan kesempatan dan lapangan pekerjaan yang masih dirasa

sulit bagi tunanetra seharusnya menjadi perhatian khusus bagi

pemerintah. Semestinya pemerintah memberikan akses dan lapangan

kerja yang memadai untuk tunanetra. Sehingga tunanetra mendapatkan

kesempatan yang sama untuk berkembang, memperoleh pekerjaan

layaknya orang yang memiliki penglihatan normal.

c. Pemerintah seharusnya menindaklanjuti UU Nomor 4 tahun 1997

tentang Penyandang Cacat pasal 14 yang berbunyi “Perusahaan negara

dan swasta memberikan kesempatan dan perlakuan yang sama kepada

penyandang cacat dengan mempekerjakan penyandang cacat di

Page 120: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

106

perusahaannya sesuai dengan jenis dan derajat kecacatan, pendidikan,

dan kemampuannya, yang jumlahnya disesuaikan dengan jumlah

karyawan dan/atau kualifikasi perusahaan”. Implementasi dari Undang-

undang ini sangat buruk, terbukti masih banyak tunanetra yang tidak

diterima di berbagai perusahaan karena alasan keterbatasan fisik.

Seharusnya pemerintah melakukan pengawasan atau sanksi yang tegas

terhadap perusahaan yang tidak menjalankan undang-undang tersebut.

d. Perlunya meningkatkan jumlah organisasi sosial/LSM/Dunia Usaha dan

Masyarakat yang ikut terlibat dalam upaya pelayanan dan rehabilitasi

sosial penyandang cacat di Indonesia.

3. Untuk Penelitian Selanjutnya

a. Bagi peneliti yang berminat untuk mengangkat tema tentang tunanetra

disarankan untuk meneliti tentang eksistensi tunanetra. Pembahasan ini

belum didalami pada penelitian ini dan disarankan untuk memilih

informan (tunanetra) lebih beragam dalam hal tingkat pendidikan,

pekerjaan, dan penyebab ketunanetraan agar informasi yang didapat

lebih lengkap dan menarik.

Page 121: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

107

DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Adi, Isbandi Rukminto. Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan

Intervensi Komunitas. Lembaga Penerbit FE UI: Depok, 2003.

Agustyawati dan Solicha. Psikologi Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus.

Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009.

Akhmar, Dikki. Cahaya Terang Para Tunanetra, Tangerang Selatan: My Tangsel,

Edisi II, 2015.

Barnard, Paul. dkk. Children, Bereavement and Trauma: Nurturing Resilience.

United Kingdom: Jessica Kingsley, 1999.

Bernes, Colin dan Mercer, Geof. Disabilitas Sebuah Pengantar. Jakarta: PIC UIN

Jakarta, 2007.

C, Pramuwito. Pengantar Ilmu Kesjahteraan Sosial. Yogyakarta: Departemen

Sosial RI Badan Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial,

1996.

Fahrudin, Adi. Pengantar Kesejahteraan Sosial. Bandung: PT Refika Aditama,

2012.

Ghony, M. Djunaidi dan Almanshur, Fauzan. Metodologi Penelitian Kualitatif.

Jogjakarta: Al Ruzz Media, 2012.

Grotberg, Henderson. Resilience for Today: Gaining Strength from Adversity.

United States of America: Praeger, 2003.

Gunawan, Imam. Metode Penelitian Kualitatif Teori &Praktik. Jakarta: PT Bumi

Aksara, 2013.

Page 122: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

108

Melong J, Lexy. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2007.

Reivich, Keren dan Shatte, Andrew. The Resilience Factor: 7 essential skills for

overcoming life’s is inevitable obstacles. New York: Broadway Book,

2002.

Semium, Yustinus. Kesehatan Mental 2. Yogyakarta: KANISIUS, 2006.

Siebert, Al. The Resiliency Advantage. San Fransisco: Berret-Koehler, 2005.

Smith, David. Inklusi Sekolah Ramah untuk Semua. Bandung: Penerbit Nuansa,

2006.

Suharto, Edi. Isu-Isu Tematik Pembangunan Sosial: Konsepsi dan Strategi.

Jakarta: Badan Pelatihan dan Pembangunan Sosial Departemen Sosial RI,

2004.

Suharto, Edi. Pekerja Sosial di Dunia Industri. Bandung: Alfabeta, 2009.

Qodir, Nurdin. Proyek Proposal Yayasan Khazanah Kebajikan Bangkit Bersama

Dhuafa. Cirendeu: Yayasan Khazanah Kebajikan, 2005.

JURNAL

Putra, Ardian Adi dan Nashori, Puad. “Kebahagiaan Pada Penyandang Cacat

Tubuh Sebuah Penelitian Kualitatif.” Journal Tazkiya of Psychology vol.7,

no.2 (Oktober 2007).

Putra, Kadek Arya Sugatama dan Adhi, Kadek Tresna. “Status Gizi Penyandang

Cacat (Tunagrahita dan Tunarungu) Di Sekolah Luar Biasa B Negeri

Pembinaan Tingkat Nasional Kelurahan Jimbaran Kabupaten Bandung.”

Jurnal Community Health vol. II, no.1 (Januari 2014).

Page 123: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

109

Suradi. “Peran Kapital Sosial Dalam Penguatan Ketahanan Sosial Masyarakat.”

Jurnal Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial vol.11, no.02

(Mei-Agustus 2006).

INTERNET

Djunaedi. “Tahun 2020 Jumlah Tuna Netra Dunia Menjadi 2x Lipat.” Artikel

diakses pada 06 Januari 2015 dari http://rehsos.kemsos.go.id/ modules.

php?name=News &file=print& sid=1077.

Gumelar, Linda Amalia Sari. “Keynote speech pada acara rapat kerja nasional

Persatuan Tunanetra Indonesia (PERTUNI) tahun 2011 Jakarta, 14

Desember 2011” diakses dari http://pertuni.idp-europe.org/Rakernas

2011/Rakernas2011-keynote_Menteri_Pemberdayaan_ Perempuan.php.

Hanifah, Abu. “Toleransi Dalam Masyarakat Plural Memperkuat Ketahanan

Sosial.” Artikel diakses pada 18 Februari 2015 dari www.kemsos.go.id

/unduh/Abu _Hanifah.pdf.

Hermana. “Pemberdayaan Penyandang Cacat: Apa Tanggung Jawab Sosial

Perusahaan?.” Artikel diakses pada 06 Januari 2015 dari http://www.

kemsos.go.id/modules.php?name=News&file=article&sid= 594.

SKRIPSI

Ahmad Shobrian, “Peran Dakwah Yayasan Khazanah Kebajikan (YKK) Dalam

Meningkatkan Pengamalan Ibadah Kelompok Tuna Netra Desa Pisangan

Ciputat.” (Skripsi S1 Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Fkultas Ilmu

Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,2009).

Page 124: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

LAMPIRAN

Page 125: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan
Page 126: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan
Page 127: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan
Page 128: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

Lampiran I

Catatan Lapangan Penelitian

Resiliensi Tunanetra Binaan Yayasan Khazanah Kebajikan dalam

Mencapai Kesejahteraan di Masyarakat

Fokus Observasi : Kegiatan Tunanetra di YKK

Waktu : Minggu, 8 Maret 2015

Pukul : 02:00- 05:00 WIB

Tempat Observasi : Yayasan Khazanah Kebajikan

Sekitar pukul 02:00 WIB peneliti tiba di Yayasan Khazanh Kebajikan.

Setiba disana peneliti menemui petugas yayasan untuk bertanya dimanakah ruang

kegiatan kajian Al-Quran. Peneliti diantar oleh seorang petugas kesebuah aula

yang biasa digunakan untuk kegiatan kajian Al-Quran. Di dalam aula, peneliti

melihat banyak jamaah yang berkumpul untuk menunggu kajian Al-Quran

dimulai. Kajian Al-Quran pada saat ini adalah kajian yang dibuka untuk umum

oleh yayasan, siapapun diperbolehkan untuk mengikuti kegiatan kajian. Sekitar

lebih dari 50 orang menghadiri kajian pada hari ini. Jamaah yang hadir dalam

kegiatan kajian berasal dari berbagai kalangan mulai dari pengurus yayasan, anak

asuh yayasan, tunanetra, ibu rumah tangga dan masyarakat sekitar yayasan

ataupun yang bertempat tinggal jauh dari yayasan.

Waktu sudah menunjukan pukul 03:00, kepala yayasan Bapak H.

Najamudin memasuki aula, itu berarti kegiatan kajian akan segera dimulai.

Kegiatan dibuka dan dipimpin oleh salah seorang santri dari yayasan. Hari ini

adalah hari minggu pertama dibulan Maret, itu berarti kajian hari ini akan

menggunakan bahasa pengantar Bahasa Inggris. Memang setiap satu bulan sekali

di minggu pertama, kajian Al-Quran dilaksanakan dengan menggunakna bahasa

Inggris. Setelah kajian dibuka santri tersebut mempersilahkan Ibu Aisyah

(tunanetra) untuk membacakan ayat suci Al-Quran sebagai surat pembuka

kegiatan hari ini. Ibu Aisyah membacakan surat Al-Baqarah ayat 21-23, peneliti

menyaksikan Ibu Aisyah (tunanetra) membacakan ayat Al-Quran dengan lantunan

suara yang merdu. Ibu Aisyah membacakan ayat tersebut tanpa menggunakan alat

bantu dengan kata lain ia telah menghafalnya. Meskipun dengan keterbatasan

yang dimiliki oleh Ibu Aisyah, namun ia memiliki kemampuan membacakan ayat

tersebut dengan hafalan yang ia miliki. Setelah Ibu Aisyah selesai membacakan

surah Al-Quran, seseorang (siapapun boleh berpartisipasi) akan membacakan arti

dari ayat yang telah dibacakan sebelumnya, tentu saja dengan menggunakan

Page 129: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

bahasa Inggris dan menjelaskan maksud serta isi kandungan dari ayat tersebut.

Setelah ayat tersebut selesai dikaji barulah berganti seorang sukarelawan

berikutnya yang akan membacakan ayat Al-Quran dan ayat tersebut tentunya akan

kembali dikaji dan dibahas isi serta makna yang terkandung didalamnya.

Begitulah kegiatan kajian Al-Quran ini berlangsung. Sekitar lebih dari 10 ayat

telah dikaji bersama-sama. Terakhir adalah bapak kepala yayasan menyampaikan

sedikit dakwahnya yang terkait dengan kesimpulan kajian Al-Quran pada hari ini.

Inti yang disampaikan adalah untuk selalu berpedoman pada Al-Quran dan selalu

membacanya setiap hari.

Tak terasa waktu sudah menunjukan pukul 04:30, adzan subuh mulai

terdengar. Untuk itu kajian pada hari ini diakhiri dan sebenarnya setiap selesai

kajian akan ada sebuah kuis dan siapa yang dapat menjawab pertanyaan tersebut

akan mendapatkan hadiah. Namun hari ini kuis tidak dilaksanakan karena waktu

yang tidak memungkinkan. Kajianpun ditutup dan para jamaah bersiap-siap untuk

melaksanakan kegiatan sholat subuh berjamaah di lapangan yayasan. Begitupun

dengan tunanetra, mereka bergegas untuk melaksankan sholat subuh berjamaah,

dengan mandiri mereka mengerjakan segala sesuatu tanpa bantuan dari orang lain,

seperti mengambil wudhu. Seakan telah terbiasa, mereka dapat melakukannya

sendiri dan tanpa dibantu untuk menuju ke tempat wudhu. Dalam menentukan

arah kiblat dan berbaris membentuk shaf sholatpun mereka mampu melakukannya

sendiri.

Setelah selesai sholat subuh berjamaah kegiatan untuk tunanetra belumlah

beakhir. Selanjutnya ada kegiatan kajian Al-Quran, kali ini kajian Al-Quran

dikhususkan untuk para tunanetra, namun jika orang normal ingin mengikuti

kegiatan ini dipersilahkan. Sama halnya dengan kajian Al-Quran yang

sebelumnya sudah dilakukan, kajian ini juga memiliki tata cara yang sama.

Bedanya kajian ini dipimpin oleh seorang ustad yang akan membacakan ayat Al-

Quran yang akan dikaji. Ustad akan membacakan dan menjelaskan makna yang

terkandung dalam ayat tersebut. Kajian berakhir tepat pukul 06:00 WIB, jemputan

berupa dua mobil angkot untuk mengantar tunanetra kembali pulang kerumah

masing-masing sudah datang. Setiap hari selesai kajian berakhir tunanetra akan

dijemput oleh mobil angkot untuk kembali kerumahnya. Bagi rumahnya yang

jauh mereka akan diturunkan di stasiun Lebak Bulus dan mereka secara mandiri

akan melanjutkan perjalanannya sendiri.

Setelah selesai kegiatan kajian Al-Quran untuk tunanetra, mereka

mendapatkan uang transport dari yayasan. Besarnya uang yang diberikan

tergantung jarak tempat tinggal mereka. Apabila tunanetra yang bertempat tinggal

jauh dari YKK akan diberikan uang transport sebesar 50.000 sedangkan yang

berjarak dekat sebesar 30.000. Syarat mendapatkan uang tersebut adalah tunanetra

harus mengikuti kegiatan mulai dari shalat tahajud sampai kajian tuananetra

Page 130: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

berakhir, mereka masing-masing akan mendapatkan kupon dan kupon tersebut

akan ditukar dengan uang tunai setelah kajian tunanetra berakhir.

Fokus Observasi : Kegiatan Tunanetra di YKK

Waktu Observasi : Rabu, 15 April 2015

Tempat Observasi : Yayasan Khazanah Kebajikan

Pagi ini saya datang ketika para jamaah di yayasan khazanah kebajikan

sedang melaksanakan sholat tahajud berjamaah di lapangan yayasan. Terlihat

lebih dari 30 orang tunanetra yang mengikuti shalat berjamaah. Hari ini kajian Al-

Quran diadakan setelah shalat isya sampai dengan pukul 12:00 WIB dan

dilanjutkan dengan shalat tahajud berjamaah. Memang jadwal kajian Al-Quran

untuk umum adalah setiap hari Senin-Jumat setelah shalat isya dan hari Sabtu-

Minggu dari jam 03:00-04:30 WIB. Namun kajian Al-Quran untuk tunanetra

setiap harinya adalah setelah shalat subuh sampai dengan pukul 06:00 WIB.

Setelah tunanetra menjalankan shalat tahajud berjamah mereka tidak langsung

kembali kerumah, mereka akan menempati rumah singgah untuk tunanetra yang

telah disiapkan oleh yayasan. Rumah singgah ini berfungsi untuk tempat

beristirahat mereka sampai kegiatan berikutnya berlangsung. Rumah singgah

untuk tunanetra hanya sebuah ruangan sederhana, di dalam ruangan tersebut

sudah diberikan alas berupa tikar untuk tunanetra tidur. Bagi tunanetra perempuan

rumah singgahnya terdapat di depan gedung yayasan. Sedangkan bagi tunanetra

laki-laki ada di dalam gedung yayasan. Tidak jarang juga dari tunanetra yang

memilih tidur di tengah lapangan dengan beralaskan terpal.

Terlihat beberapa tunanetra baru saja datang dengan mengayuh tongkatnya

memasuki yayasan. Pukul 03:00 WIB akan dilaksanakan kembali shalat tahajud

berjamaah, kali ini shalat tahajud lebih dikhususkan untuk tunanetra. Telah

berkumpul lebih dari 50 tunanetra yang siap untuk melaksanakan shalat tahajud

berjamaah. Mereka tampak khusu dalam melaksanakan ibadah. Setelah shalat

berakhir mereka kembali bersantai mengisi waktu untuk menunggu adzan subuh

dan kajian Al-Quran yang akan dilaksanakan setelahnya. Ada yang berbincang-

bincang dengan sesama tunanetra, ada yang tidur-tiduran, ada yang mendengarkan

musik. Kekurangan yang dimiliki tidak menghalangi apapun dari mereka. Banyak

ibu-ibu tunanetra yang mampu membuatkan kopi untuk para bapak-bapak

tunanetra. Pukul 04:30 WIB adzan subuh mulai terdengar, mereka bersiap-siap

untuk melaksanakan shalat subuh berjamaah. Imam yang memimpin shalat subuh

berjamaah pada hari ini adalah tunanetra. Tunanetra juga mampu membentuk shaf

secara rapi dengan cara meraba-raba barisan shaf yang sudah ada, apabila

tunanetra sudah tertabrak seseorang di depannya itu menunjukan shaf tersebut

Page 131: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

sudah terisi, maka ia akan mengisi tempat yang ada di sebelahnya begitulah

seterusnya. Tapi tidak jarang ada beberapa tunanetra yang mengahadap kiblat

secara miring, maka pengurus yayasan akan memperbaiki shaf mereka.

Setelah shalat subuh selesai tunanetra bersiap mengikuti kegiatan kajian

Al-Quran, mereka berpindah tempat satu persatu menuju ke tempat dilaksanakan

kajian. Mereka mengambil duduk dengan sembarang tidak jarang arah duduk

mereka akan saling berhadapan ataupun tidak teratur. Walau begitu ketika kajian

dimulai, mereka akan mendengarkan dengan seksama tanpa ada yang mengobrol

ataupun sibuk dengan kegiatannya sendiri. Kajian kali ini dipimpin oleh Ibu Yeti

selaku pengurus kegiatan tunanetra. Tema kajian hari ini adalah orang-orang yang

bertaqwa. Setelah kajian selesai seperti biasa tunanetra akan diberikan uang

santunan yang akan ditukar dengan kupon yang telah ia peroleh dan masing-

masing tunanetra juga mendapatkan satu buah nasi bungkus untuk sarapan.

Setelah itu tunanetra akan pulang kerumah masing-masing dengan jemputan

mobil angkot yang sudah terparkir di lapangan yayasan.

Fokus Observasi : Kegiatan Bapak Edi dan Kondisi lingkungan

Waktu Observasi : 23 April 2015

Tempat Observasi : Rumah Bapak Edi, Bukit Cirendeu

Sekitar pukul 13:00 WIB peneliti mengunjungi rumah Bapak Edi yang

beralamat di Jalan Talas Cireundeu, karena peneliti belum mengetahui rumah

Bapak Edi maka peneliti bertanya kepada salah seorang warga yang kebetulan

terlihat. Saat peneliti bertanya dimana rumah Bapak Edi ternyata warga tersebut

tidak mengetahuinya dan tidak mengenal sosok Bapak Edi. Padahal, jarak rumah

warga tersebut dengan rumah Bapak Edi tidaklah terlalu jauh, hanya berkisar 200

m saja. Rupanya Bapak Edi memang tidak begitu sering keluar rumah dan

bersosialisai dengan tetangga yang ada.

Saat peneliti sampai di kediaman Bapak Edi, ia telah bersiap-siap untuk

berjualan dengan memikul kerupuknya. Bapak Edi menempati sebuah rumah

kontrakan satu petak berukuran 4m x 4m. Kehidupan yang jauh dari kata mewah

terlihat dari tempat tinggal dan kondisinya. Bapak Edi mengontrak disebuah

rumah kontrakan kecil yang ditempati oleh istri dan satu orang anak laki-laki.

Kondisi kontrakan tersebut kurang layak, kontrakan satu petak itu dipenuhi

dengan barang-barang yang berantakan. Kamar tidur, ruang tamu serta dapur

menyatu menjadi satu dalam satu ruangan. Seluruh kegiatan di dalam rumah

dilakukan di satu ruangan tersebut. Di dalam ruangan tersebut terdapat satu kasur,

lemari, televis berukuran 14 inci, dan satu etalase berjualan. Kondisinya tidaklah

Page 132: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

rapi, barang-barang seperti mainan anak dan pakaian tergeletak disembarang

tempat.

Bapak Edi memiliki satu orang anak laki-laki yang berusia 4 tahun.

Peneliti melihat Bapak Edi sangat menyayangi anaknya. Ia nampak sangat dekat

dengan anak laki-lakinya dan sesekali bermain bersama dengannya. Anaknya

digendong dan dipeluk serta sering kali dipangku saat bermain. Sangat terlihat

kedekatan emosional antara anak dan ayah tersebut. Peneliti juga mendengar dari

Istri Bapak Edi bahwa ia setiap harinya menjalankan ibadah berpuasa daud dan

puasa sunah senin kamis.

Sebelum pulang, peneliti mengetes Bapak Edi untuk mengetahui apakah ia

mampu dalam membedakan nominal uang yang ada pada uang kertas atau tidak.

Peneliti membeli kerupuk Bapak Edi dengan harga Rp.10.000 dan

memberikannya uang. Bapak Edi meraba uang tersebut dan berusaha menerka

nominalnya. Tetapi tidak berapa lama Bapak Edi kembali bertanya kepada peneliti

berapakah nominal uang yang diberikan. Menurut penerkaannya uang tersebut

bernominal sebesar Rp.10.000, tetapi sebenarnya uang tersebut bernominal

Rp.20.000

Fokus Observasi : Kegiatan Bapak Setu dan kondisi lingkungan

Waktu Observasi : 23 April 2015

Tempat Observasi : Rumah Bapak Setu, Pondok Cabe III

Sekitar pukul 08:00 WIB peneliti mengunjungi rumah Bapak Setu yang

menempati Rumah Tafiz di Pondok Cabe III. Rumah Tafiz adalah rumah yang

segaja disediakan dari seorang donatur yaitu Ustad Yusuf Mansyur untuk

ditempati oleh tunanetra sebagai tempat belajar Al-Quran braille. Kondisi rumah

tafiz terlihat sangat sederhana, di dalamnya terdapat satu ruang tamu, dua kamar

tidur, satu kamar mandi dan satu dapur.

Seusai peneliti berbincang dengan Bapak Setu, iapun bergegas untuk

berangkat bekerja. Dengan berpenampilan rapi menggunakan kemeja, celana

bahan hitam, ikat pinggang, sepatu pantofel, membawa tas, dan yang tidak

ketinggalan adalah tongkatnya, Bapak Setu siap untuk pergi bekerja. Sebelum

pergi, Bapak Setu menyemir sepatunya terlebih dahulu agar terlihat bersih.

Setelah semuanya selesai, ia berangkat menuju tempatnya bekerja di daerah

Mampang Jakarta Selatan dengan menggunakan angkutan umum.

Page 133: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

Fokus Observasi : Kegiatan Ibu Astuti

Waktu Observasi : Selasa, 19 Mei 2015

Tempat Observasi : Rumah Ibu Astuti, Pondok Cabe III

Ketika peneliti datang ke Rumah Tafiz, peneliti melihat Ibu Astuti sedang

menyapu rumah. Ibu Astuti mampu melakukan perannya sebagai ibu rumah

tangga dan mengurus rumah dengan baik tanpa mengalami kesulitan. Cara

menyapu Ibu Astuti memang sedikit berbeda, karena ia tidak dapat melihat maka

ia menyapu dengan posisi jongkok dan meraba-raba lantai yang akan disapu.

Selesai menyapu, terdegar suara seorang wanita yang berteriak “sayur” di depan

rumah Ibu Astuti, ternyata itu adalah tukang sayur langganan Ibu Astuti. Iapun

segera keluar dan berbelanja beberapa bahan yang akan ia gunakan untuk

memasak pada hari ini. Ia membeli kelapa parut dan beberapa sayuran lainnya.

Ibu Atuti terlihat sudah kenal dan akrab dengan penjual sayur keliling tersebut.

Masakan yang akan dibuat oleh Ibu Astuti hari ini adalah urab.

Sehari-harinya Ibu Astuti sangat cekatan mengerjakan pekerjaan sebagai

seorang ibu rumah tangga. Dengan mandiri ia mampu membersihkan rumah,

mencuci, dan memasak. Kompor yang digunakan untuk memasakan saat ini

memang masih menggunakan kompor minyak, dikarenakan ia takut apabila

menggunakan kompor gas. Menurutnya, di rumah tafiz seluruh penghuni adalah

tunanetra maka ia tidak mau mengambil resiko apabila menggunakan kompor gas.

Penggunanan kompor gas lebih besar bahayanya dibandingkan dengan kompor

minyak. Ia takut apabila menggunakan kompor gas nantinya gas yang digunakan

akan tertabrak-tabrak oleh tunanetra saat melintas. Selain itu, apabila kompor

minyak tidak menyala ia dapat memperbaikinya sendiri berbeda dengan kompor

gas yang sedikit rumit untuk diperbaiki. Menurut teman-teman sesama tunanetra

yang tinggal bersama Ibu Astuti di rumah tafiz, Ibu Astuti pandai dalam

memasak dan masakan Ibu Astuti sangatlah enak.

Fokus Observasi : Yayasan Khazanah Kebajikan

Waktu Observasi : 1 September 2015

Tempat Observasi : Yayasan Khazanah Kebajikan

Pada pukul 13:00 peneliti mengunjungi Yayasan Khazanah Kebajikan

untuk mengurus surat izin penelitian. Di dalam ruangan kesekretariatan yayasan,

peneliti melihat terdapat setumpuk kardus yang berisikan Al-Quran Braille yang

berasal dari Kementerian Sosial. Al-Quran itu nantinya akan digunakan oleh

tunanetra yang ada di yayasan untuk belajar membaca Al-Quran.

Page 134: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

Di ruangan ini juga ada Bapak Sapto seorang tunanetra yang tengah asik

mengoprasikan komputernya. YKK memberikan kesempatan untuk tunanetra

yang memiliki kemampuan untuk bekerja di yayasan, Bapak Sapto telah

membuktikannya. Peneliti menyaksikan bagaimana Bapak Sapto bekerja dengan

menggunakan komputer. Fasilitas berupa komputer khusus untuk tunanetra

disediakan di YKK. Dengan komputer tersebut tunanetra dapat mengakses

berbagai informasi serta menggunakan berbagai apliksi yang ada dengan sistem

suara.

Fokus Observasi : Ketahanan Tunanetra

Waktu Observasi : Sabtu, 29 Agustus 2015

Tempat Observasi : Pondok Cabe

Sekitar pukul 16:30 WIB peneliti melewati jalan Pondok Cabe dekat

Universitas Terbuka, peneliti melihat seorang tunanetra yang sedang berjalan

sambil memikul beberapa kantong kerupuk di pundaknya. Dengan membawa

tongkat sakti dan memikul kerupuk dagangannya, ia tidak terlihat ragu untuk

melewati jalan yang saat itu sedang ramai dilintasi oleh kendaraan. Saat ia sedang

berjalan lurus kedepan, ada sebuah sepeda motor yang sedang berhenti tepat di

depan jalan yang akan ia lewati. Dengan kekuatan insting yang dimilikinya, ia

mampu mengetahui keberadaan motor yang sedang berhenti tersebut. Dengan

sigap ia langsung mengambil arah sedikit ke kanan untuk menghindari motor

tersebut.

Page 135: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

PEDOMAN WAWANCARA

Untuk Tunanetra Binaan Yayasan Khazanah Kebajikan

Hari, Tanggal Wawancara :

Waktu dan Tempat Wawancara :

Nama Informan :

Usia :

Pekerjaan :

Pendidikan terakhir :

Status :

1. Sejak kapan Bapak/Ibu mengalami ketunanetraan dan apa penyebabnya?

2. Hal apa yang membuat Bapak/Ibu bertahan dan menerima diri dengan

keadaan yang ada?

3. Bagaimana cara Bapak/Ibu menyesuaikan diri di masyarakat?

4. Bagaimana keseharian Bapak/Ibu dalam bersosialisasi dan berinteraksi dengan

lingkungan?

5. Bagaimana Bapak/Ibu bertahan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari?

6. Apa suka duka yang Bapak/Ibu rasakan selama menjalani kehidupan?

7. Apakah Bapak/Ibu pernah memiliki pengalaman yang menyebabkan diri

menjadi putus asa dengan keadaan?

8. Keahlian apa yang Bapak /Ibu miliki dan bagaimana mengembangkannya?

9. Bagaimana awal mulanya Bapak/Ibu dapat bergabung dengan Yayasan

Khazanah Kebajikan?

10. Apa saja kegiatan yang Bapak/Ibu ikuti di Yayasan Khazanah Kebajikan?

11. Apa manfaat yang dirasakan dengan mengikuti kegiatan di Yayasan Khazanah

Kebajikan?

Page 136: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

PEDOMAN WAWANCARA

Untuk Ketua Bidang dan Pengurus di Yayasan Khazanah Kebajikan

Hari, Tanggal Wawancara :

Waktu dan Tempat Wawancara :

Nama Informan :

Usia :

Jabatan :

Pendidikan terakhir :

Status :

1. Bagaimana sejarah diadakannya kegiatan untuk tunanetra di Yayasan

Khazanah Kebajikan?

2. Apa saja kegiatan yang diberikan oleh Yayasan Khazanah Kebajikan untuk

tunanetra?

3. Apa tujuan diadakannya kegiatan tunanetra di Yayasan Khazanah Kebajikan?

4. Bagaimana Yayasan Khazanah Kebajikan mengembangkan Resiliensi

(ketahanan) tunanetra di masyarakat?

5. Bagaimana pengembangan diri diberikan oleh Yayasan Khazanah Kebajikan

untuk tunanetra?

6. Bagaimana Yayasan Khazanah Kebajikan berperan dalam memberikan

dorongan/motivasi kepada tunanetra untuk mampu bertahan di masyarakat?

7. Bagaimana antusias tunanetra dalam mengikuti kegiatan di Yayasan Khazanah

Kebajikan?

8. Apa harapan Yayasan Khazanah Kebajikan untuk tunanetra dari diadakannya

kegiatan tersebut?

Page 137: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

Inform Consent

Assalammu’alaikum Wr. Wb.

Nama : Dini Fiqriah

NIM : 1111054100003

Adalah Mahasiswi Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas

Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta yang sedang melakukan

penelitian sebagai pemenuhan tugas akhir (skripsi).

Penelitian ini tidak akan menimbulkan akibat yang merugikan bagi

Bapak/Ibu sebagai informan, kerahasiaan informasi yang diberikan akan dijaga

dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian. Jika Bapak/Ibu tidak bersedia

menjadi informan, maka tidak ada ancaman bagi Bapak/Ibu. Apabila Bapak/Ibu

bersedia, maka saya mohon kesediaannya untuk menandatangani persetujuan dan

menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah saya buat.

Atas perhatian dan kesediaan Bapak/Ibu menjadi informan, saya

mengucapkan terima kasih.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Hormat Saya,

Dini Fiqriah

Data Informan

Nama :

Usia :

Jabatan :

Saya yang bersedia,

________________________

Page 138: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

Lampiran II

TRANSKIP WAWANCARA

Hari, Tanggal Wawancara : Rabu, 15 April 2015

Waktu wawancara : 02:00 WIB

Tempat wawancara : Yayasana Khazanah Kebajikan

Nama Informan : Yeti Khazanah (Pengurus)

No Pertanyaan Jawaban

1 Bagaimana sejarah diadakannya

kegiatan untuk tunanetra di

Yayasan Khazanah Kebajikan?

Dan bagaimana perkembangan

kegiatan tersebut?

Awalnya kegiatan untuk tunanetranya

dibuka sejak 2007, Alhamdulillah sih

perkembangannya kesini sini bagus,

banyak yang hafal Al-Qur’an juga, ada

yang bisa Qori, nambah juga ilmu

agamanya.

2. Sampai saat ini, berapa jumlah

tunanetra yang mengikuti

kegiatan di YKK? Dan apakah

setiap harinya seluruh tunanetra

tersebut selalu hadir dalam

kegiatan?

Saat ini yang terdaftar ya sudah ada 120

tunanetra, itu yang terdaftar disini. Kalo

setiap harinya egak selalu full 120 orang

dateng, kira-kira sekitar 60-70 tunanetra

yang hadir kegiatan perharinya, ya sekitar

segitulah.

3. Apa saja kegiatan/program yang

YKK berikan untuk tunanetra?

Kalo di sini kegiatannya ya banyakan

keagamaan kaya kajian Al-Quran, ngaji,

shalat tahajud. Saat ini 100% murni

ibadah, karena kalau untuk kaya

jasmaninya mereka biasanya udah dapet

di luar, kaya senam biasanya mereka ikut

di tempat lain, kalau di sini kita emang

fokus ke rohaninya.

4 Apakah ada syarat tertentu untuk

bergabung dengan YKK?

Kalau syarat khususnya ga ada, cuma

paling itu nyerahin KTP, KK, surat nikah

bagi yang sudah menikah, tentunya

tunanetra ya, dan mau ikutin peraturan

yayasan.

5 Apa tujuan diadakannya

kegiatan tunanetra di Yayasan

Khazanah Kebajikan?

Tujuan utamanya sih sebenernya yang

paling utama ya untuk memperbaiki

ibadah, terus juga memperbaiki akhlak

mereka juga kan.

6 Bagaimana YKK

mengembangkan Resiliensi

(ketahanan) tunanetra di

masyarakat?

Ketahanan yang seperti apa nih? kalo

disini belum ada program khusus banget

tapi biasanya kalo dari sisi ketahanan

ekonominya kita kasih uang transport

istilahnya, kesetiap tunanetra yang ikut

kegiatan. Nanti mereka setiap harinya

dikasih kupon solat tahajud itu berarti

Page 139: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

mereka ikut kegiatan dari awal sampe

akhir, nanti itu setiap mau pulang dituker

sama uang. Kalo yang rumahnya deket

kita kasih 30.000 kalo rumahnya jauh kita

kasih 50.000, sama dikasih nasi bungkus

buat sarapan. Di sini juga ada klinik,

mereka bisa berobat gratis nanti disana

sudah ada daftar namanya untuk

tunanetra yang ikut kegiatan disini.

Mereka juga kita bantu untuk buatin

BPJS, diurus semua sama yayasan yang

bayar juga yayasan. Anak-anak mereka

juga boleh sekolah disini, boleh tinggal

disini kalo mau juga gratis udah disediain

asrama tapi kalo sekolah cuma ada

keringanan-keringan tertentu aja ga gratis

sepenuhnya.

7. Bagaimana pengembangan diri

diberikan oleh Yayasan

Khazanah Kebajikan untuk

tunanetra?

Kalau disini fokusnya masih

memperbaiki ibadahnya supaya

spiritualnya lebih baik. Kalau

pengembangan diri yang bersifat kaya

gimana gitu belum ada sih ya paling

pengembangan spiritualnya aja.

8. Apabila ada tunanetra yang

mengalami permasalahan

bagaimana peran YKK dalam

membantu mengatasi

permasalahan tersebut?

Biasanya mereka kalo ada masalah suka

sharing secara pribadi ke ibu, terus kalo

ibu bisa ya ibu bantu solusinya tapi kalo

masalahnya berat nanti biasanya

didiskusiin ke yayasan jadi cari solusinya

bareng-bareng sama pengurus lain dan

yayasan, itu kalo untuk masalah yang

berat.

9. Bagaimana Yayasan Kazanah

Kebajikan berperan dalam

memberikan dorongan/motivasi

kepada tunanetra untuk mampu

bertahan di masyarakat?

Kalau motivasi sih itu balik kedirinya

mereka masing-masing, kita ya disini

cuma mengajak, menyampaikan, kalau

mereka dengan ajakan tersebut bisa

termotivasi berarti apa yang kita berikan

tersampaikan.

10. Bagaimana antusias tunanetra

dalam mengikuti kegiatan di

Yayasan Khazanah Kebajikan?

Bagus ya, kan emang rata-rata pada

semangat karena memangkan pelajaran

disini egak mereka dapetin diluar juga.

11. Apa harapan Yayasan Khazaanh

Kebajikan terhadap dilaksanakan

kegiatan tersebut?

Harapannya sih biar ya itu mereka

spiritualnya bisa lebih baik, terus

harapannya juga mereka bisa

menghilangkan keputusasaan merekalah

biar mereka lebih baik lagi gitu.

Page 140: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan
Page 141: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

Lampiran III

TRANSKIP WAWANCARA

Hari, Tanggal Wawancara : Selasa, 9 Juni 2015

Waktu wawancara : 11:00 WIB

Tempat wawancara : Yayasan Khazanah Kebajikan

Nama Informan : Adam Sahili

No Pertanyaan Jawaban

1. Bagaimana sejarah diadakannya

kegiatan untuk tunanetra di

Yayasan Khazanah Kebajikan?

Kalo untuk tunanetra disini kalo ga salah

dari tahun 2000 sebentar (mengecek),

nah dari tahun 2009 sampai sekarang.

Berati lebih kurang sekitar 6 tahun. Iya

sebenernya ginikan yayasan inikan

didasari dari surat Al-Maun (dibacakan

suratnya dan artinya), nah itu dasarnya

jadi dulu sebelum tunanetra ini memang

yayasan ini bergerak hanya untuk anak

yatim dan fakir miskin, alhamdulillah

berjalan-berjalan ternyata ternyata ada

yang lebih fakir lagi kalo orang fakir

miskin kan miskin saja bisa liat masih

enak bisa liat dunia, liat keindahan, liat

siapapun tapi kalo orang yang sudah

miskin egak bisa liat lagi itulah dasarnya

kenapa yayasan ini tergerak untuk

membantu mereka.

2. Sampai saat ini, berapa jumlah

tunanetra yang mengikuti

kegiatan di YKK?

Untuk sampai saat ini, kan awalnya

sedikit ada berapa ada 5 orang ada 10

orang dan alhamdulillah yang terdata di

yayasan khazanah kebajikan saat ini

lebih kurang 120 orang. Dan visi misi

kita memang mengumpulkan tunanetra

se-jabodetabek. Jadi kalo ada tunanetra

barangkali dini tau atau dijalan ketemu

ada orang yang susah dari pada mereka

pijit kan cari uang cari apa mending

mereka ibadah aja disini. Tugas mereka

cuma ibadah, mereka sholat tahajud dan

termasuk mereka fakir yang bener-bener

fakir butuh bantuan kita bantu termasuk

membayarkan kontrakan. Sehingga

yayasan juga menyedikan seperti di

depan ini ada rumah singgah, rumah

Page 142: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

singgah yang ber-ac, kita harus

istimewakan. Sebetulnya kita hanya

menyediakan rumah singgah, belum kita

menyediakan secara yang asrama

tunanetra yang ada asrama rumah yatim

tapi kalo untuk tunanetra kita hanya

memberikan fasilitas. Rumah singgah tuh

maksudnya mereka dari rumahnya dari

kontrakannya istirahatnya disini yang

putri ada yang putra ada yang laki-laki

ada yang perempuan ada.

3. Apa saja kegiatan yang

diberikan oleh Yayasan

Khazanah kebajikan untuk

tunanaetra?

Dari mereka itu tahajjut, karena mereka

itu dateng magrib ya mereka punya

kegiatan seperti sholat 5 waktu, sholat

tahajud istirahatnya juga disini sholat

tahajud sampe subuh di sini juga ada

ceramahnya seperti itu, baru kita kasih

santunan setiap hari. Karena mereka

sudah mereka miskin ga bisa liat itu

kenapa kita ngebantunya itu bukan

sekedar membantu mereka memberikan

santunan saja setiap pagi dan

memberikan pendidikan kepada mereka

termasuk membantu anak-anaknya

mereka kami sekolahkan disini, tinggal

disini kita bantu biayanya manfaat dari

kita untuk tunanetra.

4. Apa tujuan diadakannya

kegiatan tunanetra di Yayasan

Khazanah Kebajikan?

Ya tujuannyakan begini untuk

mengangkat harkat drajat martabat anak

yatim fakir miskin termasuk tunanetra.

Karena kenapa, banyak orang yang tidak

pernah memikirkan fakir miskin, banyak

orang yang tidak terpanggil bagaimana

ya cara membantu orang fakir miskin itu.

Sehingga yayasan khazanah kebajikan ini

tergerak untuk membantu mereka, karena

satu keyakinan yayasan khazanah

kebajikan bahwa setiap kita membantu

orang lain itu adalah perasaan aja kita

membantu orng lain padahal kita itu

membantu diri kita sendiri. Makanya

dengan adanya kegiatan untuk tunanetra

ini banyak sekali hikmah dibalik itu

seperti kita banyak donatur-donatur yang

luar biasa. Itu siapa yang menghadirkan

kalo bukan Allah dan itu juga sebetulnya

berlaku juga untuk kita, itukan dalam

surat Al-Isra surat 17 ayat 7 itu (dibaca

Page 143: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

dan diartikan). Jika kamu berbuat baik

maka kebaikan itu kembali kepada

dirimu dan jika kamu berbuat jahat maka

kejahatan itu akan kembali pada dirimu

sendiri. Nah artinya apa drajat orang

itukan tergantung perbuatannya apabila

dia banyak melakukan sesuatu yang baik

maka dia mendapat sesuatu kebaikan-

kebaikan yang baik, tapi ketika satu

orang itu melakukan kejahatan, liat aja

kejahatan itu. Satu kunci prinsip hidup

yang tidak bisa dikalahkan adalah orang

baik, kalo orang jahat bisa dikalahkan

dengan Allah datangkan lagi orang yang

lebih jahat. Nah makanya konsep ini kita

membuat itu kita selalu memikirkan

bagaimana kita selalu berbuat yang baik

untuk tunanetra untuk anak yatim untuk

fakir miskin untuk siapa saja termasuk

ada satu disini anak yng sampe sekarang

gak tau dimana orang tuanya.

5. Bagaimana Yayasan Khazanah

Kebajikan mengembangkan

Resiliensi (ketahanan) tunanetra

di masyarakat?

Sebetulnya untuk membangun ketahanan

mereka itu yayasan bertanggung jawab

penuh ya dalam hal seperti kalo mereka

itu ada kesulitan ada kesusahan mereka

dibantu.

6. Bagaimana pengembangan diri

diberikan oleh Yayasan

Khazanah Kebajikan untuk

tunanetra?

Mengembangkan dirinya gini disini kan

ada pendidikan spiritual, tunanetra itu

ada yang bisa berdakwah mereka

berceramah mengajak orang lain,

termasuk ini salah satu contoh tunanetra

itu boleh difoto namanya Pak Sapto ia

memiliki kemampuan bermain komputer.

Ada kegiatannya selain mereka itu

tahajud mereka juga ada semacam gini,

kan tunanetra itukan membaca dengan

huruf apa namanya ya itu. Ada donatur

yang memberikan alatnya dan ada juga

yang mengajarkannya.

7. Bagaimana Yayasan Khazanah

Kebajikan berperan dalam

memberikan dorongan/motivasi

kepada tunanetra untuk mampu

bertahan di masyarakat?

Seperti begini kita kasih dorongan ke

mereka, motivasi ke mereka, kenapa

karena tunanetra-tunanetra yang tidak

punya kemampuan sama sekali apa yang

mereka lakukan, jadi pengemiskan

mungkin jadi pengemis atau mereka

belajar mijit-mijit, nah disinilah kita itu

untuk mereka datang kesini mereka ga

usah kerja apa-apa kecuali profesional

Page 144: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

kan seperti inikan terhormat mereka

bekerja di depan komputer mereka duduk

mereka bekerja seperti orang biasa. Bagi

mereka yang tidak memilki kemampaun

sama sekali yaudah mereka sholat aja

ikuti kegiatan yang kita buat disini

termsuk sholat 5 waktunya, tahajudnya

pengajiannya yang pentingkan dia ikut,

kalian ikut kami akan beri makan kalian

datang kebutuhan apapun kalian silahkan

datang nanti kami liat insyaallah kami

akan bantu dan yang luar biasanya sekali

donaturnya itu berdatangan dan salah

satu donatur tunanetra itu mau tau siapa

pak Hadi Purnomo. Dan memang pak

Hadi Purnomo itu pencinta anak yatim,

fakir miskin dan tunanetra.

8. Apa harapan Yayasan Khazanah

Kebajikan terhadap dilaksanakan

kegiatan tersebut?

Jadi kalo harapannya itu ya biar mereka

itu tunanetra bisa mengembangkan diri

mereka, pengembangan luar biasa kita

melihat tunanetra itu luar biasa, dan

bukan dia sendiri banyak ada yang jago

bisa qori ada yang bisa imam ada yang

bisa ngetik, ngetik mesin tik itu mereka

jago untuk kecepatan aja kita kalah. Jadi

luar biasa buat pengembangannya

memang. Yang jelas salurkan kaya gini

kan dia punya kemampuan.

Page 145: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan
Page 146: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

Lampiran IV

TRANSKIP WAWANCARA

Hari, Tanggal Wawancara : Rabu, 22 April 2015

Waktu Wawancara : 12:30 WIB

Tempat Wawancara : Rumah Bapak Edi, Bukit Cireunde

Nama Informan : Edi Maryadi

No Pertanyaan Jawaban

1. Sejak kapan Bapak mengalami

ketunanetraan dan apa

penyebabnya?

Kalo ini tuh sejak dari 2001 ya tapi itu ga

langsung. Awalnya saya sempet berobat

lama ya, bulak balik ke rumah sakit itu ke

rumah sakit mata kurang lebih total 9

bulan ya apa.

2. Menurut dokter, apa penyakit

Bapak tersebut?

Kalau secara kedokteran bilangnya ada

kekurangan di mata intinya kalo bahasa

indonesia, iya ada kekurangan di mata

kaya semacam aquariumkan semakin lama

semakin kotor-kotor. Dikasih obat tetes

mata bisa hilang tapi nanti keserang lagi,

jadi belum tuntaskan, kan jadi yang itu

nambah lagi semakin lama semakin gelap.

Ya itu tapi emang itu kekebalan tubuh

saya kurang di mata. Dioprasi juga ga bisa

karena memang ini bukan penyakit seperti

katarak atau kaya apa. Kalo sekarang sih

yaudah merah aja udah.

3. Bagaimana riwayat

ketunanetraan dalam keluarga,

apakah memang sebelumnya

ada anggota keluarga Bapak

yang mengalami hal seperti

ini?

Tapi ga tau ya waktu dulu tapi dulu banget

ya, paman saya waktu kecil pernah sakit

itu juga tapi itu juga waktu saya belum

lahir.

4. Hal apa yang membuat Bapak

bertahan dan menerima diri

dengan keadaan yang ada?

Dalam artian pertamanya tetaplah setiap

orang pasti ngerasa saya gimana ya Allah

tapi alhamdulillah seiring berjalannya

waktu apa, kaya saya ikhlas dengan

kondisi sekarang, ya saya melihat diatas

kekurangan itu dikasih kelebihan saya

perhatin ini gitu. Kita dikasih kekurangan

pasti dikasih kelebihan, ya dikasih

kelebihan yang apa gitu. Terus dulu juga

saya dapetin motivasi banyak juga yang

beri bantuan banyak bantuan dalam artian

kaya misalnya macam beberapa temen

saya gitukan, tapi waktu itu ada yang

Page 147: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

biayain saya berobat biayain hidup saya

juga soalnya waktu itu saya ga bisa

kerjakan. Sama, ya.. istilahnya mungkin

itu secara ga langsung dukungan itu juga

ada tapi yang pasti banyak yang

memotivasi bisa sembuh lagi yang sabar

yang lain entah apa gitukan setahu saya

gitukan. Itu juga yang buat saya berfikir

yaudah harus kembali lagi nih ga boleh

begini terus gitu.

5. Bagaimna cara Bapak

menyesuaikan diri dengan

kondisi saat ini di masyarakat?

Dulu awalnya emang gitu saya lama juga

pertama ga bisa beraktifitas seperti biasa.

Ya karena apa ya kebanyakan rasa

mindernya itu waktu itu. Tapi seiring

berjalannya waktu aja lama-lama terbiasa

bisa nyesuain diri tanpa saya sadari

gitukan. Udah biasa gitu jalan, ngapa-

ngapin gitu. Udah ga kaya dulu lagilah

udah bisa nyesuain karena udah biasa kali

ya.

6. Bagaimana keseharian Bapak

dalam bersosialisasi dan

berinteraksi dengan

lingkungan?

Kalo di lingkungan sini saya ga terlalu

banyak keluar rumah, jadi ya kalo ini aja

ada undangan apa ya saya dateng tapi.

Kalo kawinan saya dateng. Kalo sekarang

saya ga terlalu banyak keluar ya istilahnya

gak terlalu banyak nongkrong-nongkrong

atau apa tapi paling di yayasan aja kalo

sama temen-temen tunanetra saya sering

ngobrol-ngobrol lah.

7. Bagaimana Bapak bertahan

dalam memenuhi kebutuhan

sehari-hari?

Saya kan jualan kerupuk setiap harinya.

Keliling ke depan sana, kadang saya

mangkal ajah di TK Amanah yang bukit

itu ya itu saya mangkal ajah di depan.

Karena udah terbiasa bulak balik jadi

hafal, saya harus belok kiri saya harus

belok kanan yaudah, terus habis ini ada

polisi tidur udah tau. Emang tunanetra gitu

butuh hafalan kalau dia menemukan

sesuatu yang baru dia harus belajar lagi.

8. Berapakah penghasilan yang

diperoleh dari hasil berjualan

dan apakah Bapak memiliki

pelanggan tetap?

Dagang ini ya ga tentu sih, ya ga begitu

banyak kisarannya ya egak bisa ditaksir

berapa kalo lagi banyak ya banyak kalo

lagi dikit ya dikit egak bisa ditaksir

berapanya. Omset sih satu juta ada

mungkin ya, (mikir) soalnya saya egak

pernah ngitungin itu berapa ininya.

Kerupuknya itu ada yang saya jual 7 ribu

ada yang isi 10 saya jual 14 ribu kalo

Page 148: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

sayakan dan beda-bedakan ada yang ambil

langsung kalo sayakan ambil dari orang

lagi. Dan ada juga temen-temen saya yang

ambil dari pabrik, nah itu lebih murah

biasanya. Kalo saya ya untungnya sekitar

2 ribuan perbungkus kalo itu. kalo istilah

untuk pelangan tetapnya sih egak sih ya

tapi ada ajalah yang beli setiap harinya.

9. Bagaimana cara Bapak dapat

membedakan nominal uang

yang ada?

Kalo itu ya dari pengalaman kita aja, kita

egak pernah belajar, kalo egak tau itu kita

nanya aja sama yang beli berapa uangnya

gitu aja. Jadi egak ada belajar dulu, kita

percaya aja sama yang beli.

10. Mengapa Bapak memilih

bekerja sebagai penjual

kerupuk?

Sebenernya tuh ya dalam artian pertama

apa ya, dalam artian kerja lebih sedikit lagi

ya matanya udah sakit jadi kerja yang bisa

aja. Semenjak waktu itu ini sih mata saya

egak lihat itu belum pernah istilahnya cari

kerja lagi belum pernah. Terus kalo

tunanetrakan sempit ya dalam arti ya

beberapa item aja kerjaannya selama ini

kalo gak jadi tukang pijit, jadi operator

atau marketing itu marketingnya lewat

telphon. Tapi mereka lebih sempitkan ya

kesempatannya juga terbatas ya, kan kaya

tenaga kerja di suatu perusahaan belum

tentu ini kan mau nerima.

11. Apa suka duka yang Bapak

rasakan selama menjalani

kehidupan?

Ga terlalu ini sih sama aja sebenernya

paling suka duka ya itu kadang kalo saya

jalan nih ya berapa kali nabrak istilahnya

ga ada ini gitu-gitu aja.

12. Apakah Bapak mempunyai

pengalaman yang membuat diri

menjadi putus asa dengan

keadaan?

Kalau saya pernah denger dari beberapa

orang hampir semuanya pasti memang

kaya gitu tapi persentasinya hanya berapa

persen. Mungkin karena saya itu gak terlau

apa, mungkin saya bilang tadi perlahan

lahan gak langsung gitu jadi saya gak

terlalu kagetlah, tapi ada juga temen yang

saya kenal ya ada semacam banyak hal-hal

ginilah ya banyak kecewanya gak ini apa

istilahnya kecewa berat misalnya ada yang

marah-marah. Istilahnya sampai dia

melukai diri sendiri membenturkan kepala

ke tembok, banyak yang kaya gitu.

Awalnya memang iya awalnya, pertama

dalam artian kita bisa melihatkan pasti ada

suatu apa ya merasa gak menyangka juga

ada suatu hal, malukan gitukan istilahnya

Page 149: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

keluar rumah gak terlalu kaya gini,

istilahnya gak terlau berani gitu,

masalahnya kita kan takut kecebur got

atau apa gitukan. Jadi masih ada semacam

apa ya ada sesuatu inilah satu kekurangan.

Saya juga waktu itu pas awal pertama itu

saya masih belum itu, menyangkal juga

kalau saya jadi orang buta itu, egak saya

gak buta. Saya waktu itu juga coba berobat

lama-lama akhirnya ya sekarang sih udah

seperti biasa aja kaya gitu, ga terlalu

menggangu istilahnya kaya gitu. Terus

tanpa saya sadari saya ketemu komunitas

tunanetra waktu itukan, saya awalnya saya

hidup sendiri lalu saya dapat informasi

dari temen saya ada tempat belajar untuk

tunanetra saya masuk semacam asrama

pertama kali, ya saya pernah di Raudatull

Mahfud dulu di depan Pasca Sarjana UIN

sekarang udah pindah jauh sih deket

Serpong, saya tahun 2002 masuk dan 2005

keluar dari sana bukan keluar sih tapi

harus pindah. Disana kaya rumah biasa

aja itu juga gak banyak waktu itu saya

paling banyak 15 orang paling banyak

pernah, tapi itukan waktu terakhir-terakhir

saya udah sekitar 7 orang 8 orang. Jadi sih

sekarang udah gak ngerasa putus asa atau

gimana ya saya jalanin aja, kan semuanya

ya emang awalnya aja itukan begitu

ngerasanya.

13. Sejak kapan dan bagaimana

awal mulanya Bapak dapat

bergabung dengan Yayasan

Khazanah Kebajikan?

Awalnya dari tahun 2008. Awalnya

sebenernya saya waktu itu ga sengaja ya,

awalnya sayakan nikahnya masih barukan

2008 itu baru nikah, terus waktu itu

tinggal di Pondok Kopi saya itu coba cari

tempat usaha sama istri, istrikan buat

usahakan buka warung entah itu warung

makan atau apakan. Nah pertama cari

tempat yang strategis itukan, yang kedua

deket sekolahan gitukan, waktu itu saya

coba tanya temen-temen saya, semua

temen-temen yang saya kenal gitukan, ada

yang ngeliat sama yang gak ngeliat siapa

aja. Karena waktu itu kondisinya saya

harus keluar dari Pondok Kopi itu karena

disanakan semacam kos-kosan gitukan,

bukan untuk orang yang berkeluarga,

Page 150: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

disana saya juga cuma dikasih kebijakan

aja sampe dapet kontrakan disana.

Akhirnya pas sekarang saya ini udah

temen saya yang tunanetra juga katanya

coba aja cari di daerah sini nih di bukit,

kan ada sekolah atau tempat kalo kita

ngaji-ngaji, tunanetra ngaji-ngaji, saya

pikir yaudah saya coba ngeliatin gitukan,

wah bagus buat dagang gitu kan.

Akhirnya.. tapi waktu itu saya gak

langsung disini tapi masih satu RT ya,

akhirnya dapet kontrakan yaudah setuju

disini, gitu aja awalnya. Ya awalnya gitu

aja sih dalam artian untuk mencari tempat

usaha tapi memang pada saat itu karena

jalan dari Allah jugakan dulu karenakan

emang saya kepengen juga bisa ngaji

gitukan, ketemu juga sama komunitas

tunanetra, ya itu jadinya secara ga sengaja.

Secara ininya tuntutan untuk dapet tempat

baru tapi lebih ininya buat dagang dan

kebeneran disini ada tempat dagang

alhamdulillah bisa sekaligus ada ngaji.

14. Apa saja kegiatan yang Bapak

ikuti di Yayasan Khazanah

Kebajikan?

Iya itu kegiatannya spiritual aja ya. Kan

kalo disana kegiatannya lebih banyak

orang apa ya, istilahnya lebih banyak

malam harikan tahajudan gitukan. Waktu

itu kan taukan mba pernah taukan jam

segitu kegiatannya waktunya.

15. Apakah ada kegiatan/program

lain yang di berikan oleh YKK

selain kegiatan keagamaannya?

Program apa kalo kesehatannya kan YKK

punya klinik kalau tunanetra bebas biaya.

Sekarang ini kita dibuatin kartu bpjs, bpjs

yang itu loh yang iuran, yang perbulan.

Terus ada istilahnya kalau kita dateng

kegiatan itu kita dapet uang transport juga.

16. Bagaimana antusias Bapak

dalam mengikuti kegiatan di

YKK?

Ya seneng seneng aja, istilahnya pertama

ibadah kedua seperti kaya semua temen-

temen sesama itu, ini apa seperti masuk

komunitas aja jadi seneng-seneng aja,

kaya ketemu temen segeng kan seneng.

17. Apa manfaat yang dirasakan

dengan mengikuti kegiatan di

Yayasan Khazanah Kebajikan?

Ga tau saya gak enak ngomongnya (nada

merendah) mungkin iya kali ya insyaallah

lebih baik ya.

Page 151: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan
Page 152: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

Lampiran V

PEDOMAN WAWANCARA

Hari, Tanggal Wawancara : Kamis, 23 April 2015

Waktu Wawancara : 07:00 WIB

Tempat Wawancara : Rumah Tafiz Pondok Cabe III

Nama Informan : Setu Salim

No Pertanyaan Jawaban

1. Sejak kapan Bapak mengalami

ketunanetraan dan apa

penyebabnya?

Kalo ini dari umur 5 tahun, katanya sih

kecelakaan dulu gara-gara kecolok

anyam-anyaman bambu. Masih kecil sih

ya jadi gak begitu inget gitu. Tapi

bertahap gak langsung buta total itu

egak, sedikit berkurang sedikit berkurang

lama-lama udah total. Sempet berusaha

juga berobat kemana-mana, waktu itu

masih terkenalnya dokter iyat di Jogja

dulu tapi gak sempet kesana ya namanya

orang kampung kan. Ga bisa sembuh

karena ga apa ga ke dokter.

2. Hal apa yang membuat Bapak

bertahan dan menerima diri

dengan keadaan yang ada?

Kesadaran dari diri kita sendiri tetep

memotivasi diri, dari diri sendiri dari

iman kita, Allah sudah menakdirkan,

kalo kita ngeluh terus berarti kita gak

mau menerima pemberian Allah, masa

kita masih minder terus.

3. Bagaimana cara Bapak

menyesuaikan diri di

masyarakat?

Karena udah dari kecil dan gak langsung

jugakan ya kita sesuaiinnya dikit-dikit.

Kalo jalan misalnya pake perasaan, pake

insting perasaan karena udah terbiasa.

Sekarang mah udah biasa kalo kerja juga

naik angkot, nanti turun di Lebak Bulus

dari Lebak Bulus naek P20 turun di

Mampang.

4. Bagaimana keseharian Bapak

dalam bersosialisasi dan

berinteraksi dengan lingkungan?

Kalo sekarang sih ya kita interaksi udah

canggih udah pake hp kalo mau

komunikasi dengan yang lainnya.

Sekarang ada hp juga bisa ngomong, ada

jam yang ngomong juga. Kalo untuk

tetangga disini sih pada baik-baik semua

ya. Jadi egak kesulitan sama sekali

alhamdulillah.

5. Keahlian apa yang Bapak miliki Dulu kalo tunanetra itu ikut pendidikan

Page 153: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

dan bagaimana Bapak

mengembangkannya?

non formal, keterampilan gitu.

pendidikan tunanetranya macem-macem

pendidikan tunanetranya itu ada

keterampilan bikin anyam-anyaman,

belajar pijat. Setiap daerah ada kayanya

kalau disini di Bekasi ada. Dulu saya ikut

di Pemalang belajar pijat. Sekarang

kerjanya jadi tukang pijat.

Disini juga setiap senin pagi ada

kegiatan belajar Al-Quran braille. Itu

juga saya sendiri yang ngajar, ada tiga

orang yang ngajar, saya sama dua temen

saya ada. Jamaahnya dari luar banyak

ada sekitar 25-30 orang. Kalo malem

jumat kita juga yasinan bareng disini.

6. Bagaimana Bapak bertahan

dalam memenuhi kebutuhan

sehari-hari?

Ya dengan saya kerja di panti pijat

tunanetra di Mampang. Disana ada 20

orang tunanetra yang mijit disana. Dulu

sih udah pernah nyoba 3x daftar tes guru

yang terakhir keterima tapi karena

waktunya kurang tepat jadi saya ga tau

jadi terlambatlah. Pas saya kesana udah

terlambat, udah diterima tapi saya

kesananya terlambat jadi gak bisalah.

Sekarang sih susah ya cari kerja buat

tunanetra emang karena kesempatan ya

terbatas lapangan juga sempit, ya

tunanetra itu namanya juga kaya gimana

sempit ya, kesempatan juga terbatas

jelas.

7. Berapa penghasilan yang Bapak

peroleh dari pekerjaan Bapak

saat ini?

Penghasilan ga tetap ya, kira-kira 2,5

nyampelah perbulan kira-kira. 2,5 lah iya

kira-kira. Ga mesti juga kadang tetap

kadang egak. Kalo lagi rame banyak kalo

sepi ya dikit. Kan pelanggannya ga tetap

juga ya.

8. Apakah Bapak mempunyai

pengalaman yang membuat diri

menjadi putus asa dengan

keadaan?

Dulu iya pernah ngerasa kaya gitu tapi

sekarang egak, waktu dulu masih kuliah,

kan itu di SPGI malu temen-temen kalo

pulang kuliah kan pada bawa motor saya

pulang bawa tongkat. Temennya orang

awas semua masalahnya, saya doang

yang tunanetra jadi ngerasa minder, malu

gitu.

9. Apa suka duka yang Bapak

rasakan selama menjalani

kehidupan?

Dukanya ya kalo nyasar aja sih kan

susah, kalo orang awas nanya masih ini

ya tapi kalo kita tunanetra nanya juga

susah ya ga terlalu gimana gitu ga tau

Page 154: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

juga. Tapi sekarang udah banyak

sukanya yaudah enak aja alhamdulillah.

10. Sejak kapan Bapak mengikuti

kegiatan di YKK?

Dari tahun berapa ya udah lama banget

sih kalo ikut ngaji-ngaji gitu. Kalo ikut

pengajian sih udah dari 1997 sampe

sekarang, iya sejak merantau kesini udah

ikut-ikut pengajiankan dimana aja.

Tapikan YKK mulainya 2007 baru buka

ya kita ikut tuh tapi sebelumnya ngaji

dimana aja sama orang-orang liat. Tau

YKK juga dikasih tau dari temen-

temenkan pertama kali ada temen juga

yang ikut ngaji disini, ngasih info disini

ada pengajian ya kita coba-coba. Dulu

kita ngajinya kemana aja ke Kreo

kemana tapikan dulu cuma seminggu

sekali, terus jadi setiap harinya cuma ke

panti pijat tapi sekarang kalo di YKK

kan setiap pagi setiap hari ya.

11. Apa saja kegiatan yang diikuti di

Yayasan Khazanah Kebajikan?

Iya kalo di YKK kita sholat tahajud,

terus kalo disana mengkaji Al-Quran tapi

kalo disini belajar cara membacanya

dengan baik.

12. Apa ada program lain yang

YKK berikan?

Di sana ya, oh itu juga dari yayasan

minta ke temen-temen untuk

mengumpulkan apa foto copy KTP untuk

dibuat apa itu jjs itu apa itu ya oh iya

bpjs, ya itu buat kesehatannya,

kesejahteraan ya itu. Ada

kesejahteraannya juga ada kalo pulang

dikasih transport, dikasih sarapan

kesejahteraannya gitu-gitu didaftarkan

sebagai anggota bpjs, bpjs itu yang

bayarin dari sana juga.

13. Apa manfaat yang dirasakan

dengan mengikuti kegiatan di

Yayasan Khazanah Kebajikan?

Ya beda sebelumnya kita di YKK gak

tau Al-Quran setelah di YKK kita tau Al-

Quran. Ya sebenernya tau tapi sedikit-

sedikit ga seperti kaya sekarang. Tau isi-

isi kandungan Al-Quran dulukan tau tapi

ga kaya sekarang tiap hari dengerin

kajian Al-Quran.

Page 155: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan
Page 156: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

Lampiran VI

TRANSKIP WAWANCARA

Hari, Tanggal Wawancara : Selasa, 19 Mei 2015

Waktu Wawancara : 09:00 WIB

Tempat Wawancara : Rumah Ibu Astuti, Pondok Cabe III

Nama Informan : Astuti

No Pertanyaan Jawaban

1. Sejak kapan Ibu mengalami

ketunanetraan dan apa

penyebabnya?

Itu kata orang tua sakit panas, tapi saya

sempet liat sampe kelas 6 SD tuh yang

satu masih bisa liat, ga semua sebagian

masih bisa liat tapi lama-lama total.

Pelan-pelan lama-lama total. Dulu udah

berobat tapi orang dulukan gak begitu,

rumah sakit juga masih jauh, terus masih

percaya kadang-kadang sama dukun-

dukun jawa gitu ya. Egak kaya sekarang,

kan zamannya serba ada. Mungkin kalo

sekarang dibawa kedokter masih bisa

sembuh, kan dulu masih bisa liat.

Sekarang bener-bener total cuma bisa

ngeliat bayangan dikit sekali, kalo

misalnya kita lagi jalan ada benda yang

gede sekali kaya mobil itu tahu, tapi kalo

benda yang kecil ga tahu, kalo orang tahu

di depan ada orang tapi ga tahu itu siapa.

Tapi kalo sinar lampu udah ga liat.

2. Bagimana perasaan Ibu saat

pertama kali mengetahui kondisi

ini? Apakah sedih atau kecewa?

Ya takut.. begitu ini mata tuh sakit mata

pegel, keluar air mata banyak sekali eh

pas bangun tidur udah gak bisa liat. Ga

tau ini siang atau malem, mau turun tuh

gak berani takut, sampe berapa hari,

jendela mau dibuka ga berani. Mau jalan

aja takut. Eh lama-lama apa seminggu

apa lima hari turun akhirnya biasa udah.

Emang sempet takut kayanya gelap gitu.

Ya iya karena gak lihat sulit banget,

gimana sih namanya orang takut mau

jalan ya gimana. Tapi sekarang udah

biasa dan akhirnya tau, karena awalnya

gelap sekali karena biasanya terang kali

ya pas gelap jadi kaget.

Tapi Waktu itu waktu masih kecilnya

Page 157: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

malah, temen kok masih bisa liat tapi kok

ga kaya mereka-mereka tapi ga begitu

takut masih biasa-biasa aja. Karena

masih kecil juga kali ya jadi ga ngerasa

ini. kalo udah gede mungkin gitu ya.

3. Hal apa yang membuat Ibu

bertahan dan menerima diri

dengan keadaan yang ada?

Itu ya orang tua semua kasih dukungan

gitu, pada bilang ga apa-apa kok apalagi

om saya kan itu ya paling itu ya om saya

dan lagi seneng di asrama banyak

temenya gitu loh. Dulu kan pas sekolah

takut minder atau gimana tapi ternyata

banyak temen-temen yang lebih dewasa-

dewasa gimana, lagi juga di sekolah kan

setiap minggu sekali ada latihan musik

ada gamelan, nah disitu senengnya

ngerasa terhibur disitu. Jadi disitu saya

udah mulai bisa biasa gitu udah nerima

sama kondisi.

4. Bagaimana cara Ibu

menyesuaikan diri di

masyarakat?

Kalo sekarang sih udah biasa udah bisa

nyesuaiin juga ga kaya dulu yang takut,

udah bisa ngapa-ngapain sendiri,

sekarang kalo pergi juga naik angkot

sendiri udah biasa gitu. Tapi harus pake

tongkat, kalo ga pake tongkat kesalahan

nanti kita salah ga ada tandanya sih.

Kalo ada tongkatnya kan ada tanda. Tapi

kadang itu motor ya kita udah di pinggir

masih diklaksonnya, kan bikin kita mau

jatoh atau gimana gitu. Ngurus rumah

juga sendiri bisa iya kalo masak ya

sendiri, bersih-bersih juga, nyuci

semuanya deh ya namanya ibu-ibu kan

begitu kerjaannya.

5. Bagaimana keseharian Ibu

dalam bersosialisasi dan

berinteraksi dengan lingkungan?

Kalo saya suka ngobrol juga sama orang-

orang sini, karena tetangga-tetangga sini

sangat peduli sekali sama tunanetra. Di

yayasan juga tadinya saya disini ga kenal

siapa-siapa pas ikut di yayasan jadi

saling kenal. Tapi ya namanya tunanetra

ya gak liat kalo kita ga ditegor dulu kita

ga tau. Kalo ga negor disangkanya kita

gimana gitu.

6. Bagaimana Ibu bertahan dalam

memenuhi kebutuhan sehari-

hari?

Kalo dulukan suka mijit tapi sekarang

sepi mba mijitnya sekarang banyak sih

orang liat yang mijit pada keliling jadi

kita kesaing sama yang ngeliat. Ini udah

bisa jualan kerupuk udh alhamdullillah

ini udah ada jalan lain. Kalo sekarang sih

Page 158: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

saya jual kerupuk. Tapi ini juga baru sih

ya, kira-kira berapa bulan ya, baru

beberapa bulan belum lama 5 bulan apa

6 bulan. Awalnya ini juga tau dari

temen-temen aja tadinyakan kita

sebelum agen ambil juga dari temen-

temen terus gimana ya, kan ngambilnya

juga jauh butuh transport, terus disini

juga banyak temen-temen kita yang mau

ambil. Awalnya tapi sedikit kita

tambahin lagi. Ya paling kita ambil 40

bungkus paling banyak kalo kerupuk

dateng 2 hari langsung abis ini aja udah

3 hari kosong mba soalnya ga ada

modalnya buat beli lagi.

7. Bagaimana sistem penjualan

kerupuk disini?

Gini pesen dulu kepabrik berapa bungkus

nanti dikirim kesini dianter kesini. Trus

aku rapihin disini kitakan banyak temen-

temen disini siapa yang mau ngambil

kerupukku tak telphon siapa yang mau

kerupuk pada jalan kesini ngambil. Ini

pas kerupuknya lagi abis besok kali

dateng.

8. Berapa penghasilan yang Ibu

peroleh dari membuka agen

kerupuk?

Ya karena masih baru ya masih belum ini

masih dikit. Modalnya juga masih

sedikit, paling dapetnya belum sampe

satu juta perbulanlah. Soalnya kita juga

modalnya masih sedikit ya kalo

modalnya lumayan ya mungkin ini.

Tergantung kita yang ini, bilang cukup

ya kurang kalo kita pikir, bapaknya kan

kerja di Santa makanya ada tambahan.

Sebetulnya kerupuknya yang lebih

lumayan. Kalo kita ada modal ada double

2x lipat ya mending ya itu mungkin ga

sampe kosong. Gini kalo orang-orang

pada ngambil tapi belum pada bayar, kita

ga bisa beli lagi. Temen-temen kita pada

ngambil terus belum bayar, bayarnya

kalo dia sudah pada abis kerupuknya.

Jadi kita pesennya kalo uang udah pada

kumpul kita pesen. Harusnya sih ngambil

langsung bayar pengennya begitu tapi ya

kayanya dianya juga belum ada ya

jadinya gimana ya kayanya dia juga

belum ada jadi saling bantu aku butuh

dia juga butuh.

9. Apa Ibu pernah mencoba untuk Udah dulu pernah daftar tapi orang tau

Page 159: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

melamar pekerjaan sebagai

seorang guru sesuai dengan

pendidikan yang Ibu tempuh

sebelumnya?

saya dulu yang ga boleh. Kan tunanetra

kan dulu kerjanya jauh-jauh ya, dulu

saya terlalu nurut sama orang tua.

Sekarang jadi nyesel tapi nyesel ga ada

gunanya. Padahal dulu udah dijemput

padahal tapi orang tua ga boleh, katanya

perempuan takut namanya dulukan lain

dari sekarang. Sekarag mah tinggal

telphon enak. Dulu diterima udah di

Jawa Tengah tapi namanya orang tua ga

boleh, tapi skarang jadi nyesel kenapa

nurut ya mikir lagi.

10. Apa suka duka yang Ibu rasakan

selama menjalani kehidupan?

Kadang ada orang baik ada orang yang

jahat tapi aku biasa aja masa bodo saya

ga apa-apa. Kita ga bales ada yang jahat

kita biasa aja. Pernah waktu saya di

Klender disini, tetangga sebelah ada jalan

kita dikasih apa mungkin dia ga seneng

kita disitu, dikasih air sabun biar kita

kepleset tapi saya ga marah biar aja.

Paling gitu aja Ya Allah. Saya dirumah

ini baik-baik semua, dulu di rumah sana

dikasih kotoran orang ya kita namanya

kita ga liat ya bau apa ini ga tau. Tapi

saya tau orangnya tapi saya diem aja ga

saya ladenin. Cuma doa aja dalam hati ya

Allah semoga orangnya sadar. Saya mah

kalo diapain diem aja biar aja kita mah

ga ini biar aja dibales orang lain.

Tapi sukanya lebih banyak kalo ngumpul

sama orang-orang tunanetra tuh enak

humornya tinggi-tinggi, suka ngebanyol

gitu, bercanda jadi betah gitu ngerasa

senengnya disitu.

11. Keahlian apa yang Ibu miliki

dan bagaimana

mengembangkannya?

Itu dulu dapet pelatihan mijit ya, tapi

saya juga bisa maen gitar sedikit-sedikit,

dulu saya hobinya nyanyi waktu masih

sekolah. Tapi skarang udah ga pernah

dulu kalo ada anak saya suka gitaran ayo

ma nyanyi ma, sebelum nikah juga suka

ikut rombongan band orkes keliling

kemana-kemana setelah punya suami ga

boleh.

12. Sejak kapan Ibu mengikuti

kegiatan di YKK?

Tahun berapa ya, piro ya mas (berteriak

bertanya kepada Bapak Setu). Itu awal

pertama kali nikah tahun 1997. Kalo saya

dulu kan nikah pertama suaminya orang

liat terus pisahkan karena apa itu karena

Page 160: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

berlainan agama gitu. Terus saya ke

Jakarta kerja mijit tuh di Santa kan

banyak tuh, terus ketemu bapaknya terus

nikah sama bapaknya. Ya sudah nikah

terus aku ga boleh kerja suruh di rumah

aja, jadikan mijitkan kalo di santa itu, ya

disuruh di rumah sampe sekarang ini. ya

terus aku cari kesibukan jual kerupuk

terus ikut kegiatan di YKK juga. Soalnya

agak jenuh jadinya.

13. kegiatan/program yang di

berikan oleh YKK?

Oh itu sholat tahajud, sholat malem,

kuliah subuh itu doang pengajian pagi.

Malem sabtu malem minggu tuh dari jam

12 sampe pagi sampe selesai.

14. Bagaimana antusias Ibu dalam

mengikuti kegiatan di YKK?

Ya namanya kita usia udah cukup tua ya

kita cari pahala apalagi kalo mau sholat

sendiri kan males ya tapi kalo disana

rasanya semangat ada temen kan bareng-

bareng. Malah kaya seneng gitu kalo

malem bisa tahajud, kalo ga berangkat

juga udah biasa bangun jadi bangun.

Sekarang mah udah ini sholat terus.

15. Apa manfaat yang dirasakan

dengan mengikuti kegiatan di

Yayasan Khazanah Kebajikan?

Perbedaannya kita jadi tadinya mau

marah jadi egak, tambah sabar tambah

semuanya mba. Banyak perubahan gitu.

Ada kajian kita sering denger ayat-ayat

Al-Quran. Tapi ini sekarang udah jarang

sih soalnya semenjak kaki saya abis

kecelakan ini kena jari-jari motor dulu

jadi buat duduk lama sakit, pake sendal

juga ga enak. Harusnya kan dulu kepatah

tulang kali ya ini, tapi ke rumah sakit

fatmawati udah dioprasi tapi ga masuk

ini tulangnya tapi alhamdulillah masih

bisa jalan dulu mah ga bisa jalan.

Page 161: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan
Page 162: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

Lampiran VII

TRANSKIP WAWANCARA

Hari, Tanggal Wawancara : Sabtu, 20 Juni 2015

Waktu Wawancara : 11:00 WIB

Tempat Wawancara : Rumah Tafiz, Pondok cabe III

Nama Informan : Sudrajat

1. Sejak kapan Bapak mengalami

ketunanetraan dan apa

penyebabnya?

ini bawaan lahir ya, iya waktu total tuh

sedikit-sedikit, kita lihat lampu tuh

kayanya kecil tuh lama-lama kecil kecil

kecil terus hilang sama sekali bener-

bener. Tapi itu gak langsung total gitu

egak. Itu pas umur 20 tahunan sekitar 23

tuh udah mulai berkurang, waktu umur

10 tahun tuh masih masih bisa lihat.

2. Bagaimana perasaan Bapak saat

pertama kali mengetahui kondisi

ketunanetraan ini?

Kaget ya kaget aja loh kok bisa begini,

artinya bisa total kenapa ya nanya dalem

hati sendiri gitu, kok kaya gini yang

tadinya bisa ngeliat lampu liat langit bisa

masih, bintang itu kita masih liat

sekarang udah sama sekali total, warna

bisa bedain pink, merah, abu-abu, item

kalo sekarang udah sama sekali udah

total kalo sekarang, lampu aja lampu

mati atau hidup itu ga tau. Dulu waktu

masih liat sih dulu pas mati lampu biasa

gitu kanget, aduh mati lampu sekarang

sih udah bener-bener ga tau. Jadi antara

siang dan malem tuh biasa aja yang

terasa kalo siang panas kalo malem adem

ya gitu aja terasanya. Karena emang

pelan-pelan kan ga langsung total jadi ga

kaget banget gitu. Tapi ya tadinya kita

masih bisa lihat ya kaya cahaya lampu,

langit masih kita lhiat, bintang-bintang

juga keliatan sekarang udah gelap udah

item aja ya gitu.

3. Hal apa yang membuat Bapak

bertahan dan menerima diri

dengan keadaan yang ada?

Biasanya tunanetra yang stres gitu ga

nerima itu mendadak dia, pas udah

berkeluarga udah dewasa karena

kecelakaan atau apa. Tapi kalo saya

karena bawaan lahir jadi egak biasa aja.

Udah ga kaget lah tapi yang baru-baru

Page 163: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

ada tuh temen yang pake mesin rumput

tuh kena batu apa matanya jadi tunanetra

jadi cacat gitu, stress dia tapi ya inilah

bisa banyak menyesuaikan keadaan

tapikan pertamanya stress, kalo saya

emang dari lahir jadi ga ada rasa stress ya

biasa lah. Ikhlas aja soalnya udah begini

dikasihnya jadi kita terima.

4. Bagaimana cara Bapak

menyesuaikan diri di

masyarakat?

Kan emang dulu dari di asrama tuh dari

sekolahan tuh udah diajarin cara-cara

menyebrang di jalan raya diajarin pake

tongkat, sama di sekolah kita juga ada

kemah namanya pramuka tuh ada

kegiatan kemah sampe malem-malam tuh

ada sampe ke kuburan-kuburan tuh ada,

emang dibina kaya gitu ya artinya apa ya

menguji mental tunanetra tuh juga sama

kaya gitu kemah juga. Pas kemah sampe

nyebur-nyebur got terus apa masuk-

masuk lobang gitu tapi kita seneng

walaupun istilahnya pada sakit tapi

seneng ada kesan.

Kalo biasanya nyebrang jalan minta

disebrangin, kalo saya sering nyebrang

sendiri insyaallah bisa tapi tergantung

daerah-daerahnya kalo daerah jalur cepat

gak berani kalo kaya gini daerah sini

Pondok Cabe agak berani dikit berani.

Yang penting kalo malem jam 1 jam 2

tuh ngeri malah kalo kaya gini ga begitu

ngeri, kalo jam 1 jam 2 tuh ngeri sepi ga

ada orang pada kenceng-kenceng, motor

kenceng kalo kaya gini mah banyak

orang.

Kalo buat tau jam kita juga pake jam hp

kan ada yang bunyi, jadi pake suara jadi

dia bunyi dia ngomong. Sebenernya ga

khusus sih tapi bisa diprogram

sebenernya hpnya sama hp umum.

5. Bagaimana keseharian Bapak

dalam bersosialisasi dan

berinteraksi dengan lingkungan?

Kalo lingkungan sini sosialisasinya

bagus, ada yang suka kasih tau jalan

nganter-nganterin suka apa ya suka

nolong, ya pokoknya lingkungan sini

sosialisasinya bagus.

6. Bagaimana Bapak bertahan

dalam memenuhi kebutuhan

sehari-hari?

Dulu saya kerjanya di Pasar Jumat mijit

disitu, saya kerjanya di Pasar Jumat 10

tahun, nah terus kita ceritanya ikut orang

tuh terikat kita mau usaha sendirilah

Page 164: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

istilahnya ikut orang tuh terikat ya, saya

izin keluar gitu dari panti pijat saya

jualan kerupuk gitu. Kemauan saya

sendiri.

7. Kemana saja Bapak menjajakan

kerupuk dagangan?

Ya paling dari sini Pondok Cabe,

Cirendeu kadang sampe Pamulang,

Lebak Bulus, Karang Tengah. Kalo saya

keliling jalan aja, kalo sudah hafal ya tau

kalo belum hafal ya kita ini ngikutin tadi

kemana itu banyak nanya gitu harus

banyak nanya.

Kalo berangkat Setengah 4 pulang

pulang jam 7 malem jam 8. Tapi kalo

kerupuk sih enteng tapi kalo karena

banyak jadi berat ada yang bawa 100

kantong, tergantung bawanya kalo

banyak ya berat. Kalo saya enakan

keliling. Udah biasa jadi kita masuk-

masuk kampung masuk-masuk gang,

kalo udah biasa lewat sih hafal. Pertama

saya juga sih masuk-masuk gang ntar

kamu gimana pulangnya ya, ya kita

punya ini punya mulut kita bisa ngomong

masa ga bisa pulang akhirnya nekatlah

bisa. Itu kalo kita belum tau jalan ya kita

nanya gitu pokonya kita sebagai

tunanetra tuh harus apa ya harus banyak

nanya itu aja kuncinya harus banyak

nanya kalo kita ga banyak nanya yaudah

gitu nyasar-nyasar, ya istilahnya tuh

tunanetra apa ya harus bisa ngomong sih

terus kepekaan telinga harus peka

makanya kalo yang bisa nyebrang sendiri

itu kan pake suara, sepi apa ada mobil

apa sepi kalo yakin sepi baru nyebrang.

8. Berapa penghasilan yang Bapak

peroleh dari berjualan kerupuk?

Kalo kerupuk sih kadang-kadang

tergantung sih masing-masing rezeki

kalo saya sih kadang-kadang paling abis

paling banyak tuh kadang 9 ya paling 10

bungkus ada juga yang 20 bungkus ada

juga yang sampe 25 bungkus. Harga ada

juga yang 15 ribu ada juga yang 10

tergantung jadi kalo kita misalnya harga

15 ribu kita dapet untung misalnya dari

sana 13 ribu, ya kita dapet untung 2 ribu

lah.

9. Apakah ada pengalaman yang

tidak menyenagkan saat Bapak

Kalo jualan tuh alhamdulillah kaya orang

yang bohongin tuh ga ada, eh ada juga

Page 165: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

berjualan? sih tapi ya jarang. Itu orangnya ngomong

itu uangnya 15 uangnya 20 gitu aja. Ada,

ada juga yang suka bohong banyak juga

yang dibohongin, namanya manusia ada

yang baik ada yang ada juga yang suka

bohongin cuma kadang-kadag aja.

Bayarnya pake duit palsu tuh pernah,

pernah ada yang bayarnya 2 ribu tuh

pernah juga, kerupuk misalnya harga 10

ribu misalnya, mereka cuma bayar 2 ribu

pernah ada juga. Ya namanya kita

dibohongin mau gimana orangnya juga

udah ga ada, ya anggap ajalah kita lagi

dikasih cobaan lagi diuji lagi kena

apesnya. Nah susahnya kalo hujan lagi

jualan, kalo ada orang yang baik mau

ngasih apa berteduh gitu ya kalo ga ada

ya repot, biasanya di pos-pos jaga itu

biasanya ya, tapi kalo kebeneran lewat

ada, kalo ga ada yaudah keujanan.

10. Apa suka duka yang Bapak

rasakan selama menjalani

kehidupan?

Oh sering kadang kita nabrak mobil lagi

parkir, kita ditabrak nabrak gitu kitanya.

Iya cuma kadang-kadang motor lagi

parkir tuh ada orangnya tapi orangnya

ini ga ngasih tau kadang-kadang diem aja

gitu, ada juga yang ngasih tau tapi ada

juga yang diem, ada juga udah nabrak

baru dikasih tau, maaf pak maaf awas

awas, udah nabrak baru bilang awas,

seharusnya kan sebelum nabrak ya tapi

itu udah nabrak baru bilang awas.

Seharusnya jarak kita 1 atau 2 meter

udah dibilangin nah ini udah nabrak baru

bilang. Nah tapi tergantung kitanya kita

harus bisa memainkan tongkat, kalo kita

bisa memainkan tongkatnya yang kena

itu yang nyentuh duluan ya tongkatnya,

jadi ini ada mobil berhenti parkir jadi ini

yang nyentuh duluan tongkatnya bunyi

pletak gitu ya nah berarti ada mobil di

depannya, soalnya tongkatnya udah

nyentuh, tapi kalo ga bisa memainkan

tongkat ya badan kita nabrak duluan.

Nah yang susah ini truk-truk tronton itu,

trontonkan tinggi kadang-kadang

tingginya se-kita ya walau kita mainin

tongkat tapi tronton tetep nabrak juga ya

orang truknya tinggi sih paling yang bisa

Page 166: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

didektesi tuh mobil pribadi orang pendek

mobilnya sih, kalo tronton kadang-

kadang kita maenin tongkat, tongkatnya

masuk ke kolong, kalo ketabrak ngeri

besi semua ya, kadang kita make

kacamata, kacamatanya nabrak pecah

kadang tangkainya patah.

11. Apakah Bapak pernah mencoba

bekerja pada sektor formal

sebelumnya?

Harus ada yang nuntun harus ada

perantara. Ya kaya gitu artinya tunanetra

tuh masih kurang, jadi pemerintah itu apa

belum ini belum apa ya menyediakan

lapangan kerja untuk tunanetra. Terus

sekarang usaha mijit kita juga sepi ya,

karena udah banyak saingannya juga

mungkin. Yang mijit sekarang juga pada

beralih ke orang awas. Mungkin juga

orang-orang yang suka mijit itu sukanya

yang mudahkan kalo tunanetra kan susah

apa kita jemput kita tuntun kalo orang

awaskan telphon dateng sendiri.

Akhirnya mereka milih mijit ke orang

awas. Nah dengan tunanetra mijit sepi

akhirnya mereka pada lari jualan

kerupuk. Dulu panti pijat panti pijat

tunanetra banyak dulu, sekarang udah

berubah zaman sekarang kesaing sama

orang-orang awas, jadi pemijatan untuk

tunanetra itu berkurang tunanetra tuh

pada jualan kerupuk soalnya panti-

pantinya sepi sekarang.

12. Keahlian apa yang Bapak miliki

dan bagaimana

mengembangkannya?

Seni suara, baca Quran tuh. Dulu di

asrama tuh diajarin yang pokok itu mijit

tapi ada keterampilan lain kaya misalnya

bikin keset bikin sarung, bikin taplak,

nyulam gitu bikin-bikin kipas tuh apa

namanya kipas bambu itu. Pelatihan

musiknya juga ada dulu, cuma kalo kita

vokal aja. Kalo masalah musik itu ga

wajib kalo yang wajib itu pijit kalo yang

bener-bener diwajibkan, tapi kalo

misalnya latihan musik cuma itu aja

ekstrakulikuler aja. Sebenernya tuh

tunanetra harus bisa mijit sebenernya.

11. Bagaimana awal mula Bapak

bergabung dengan Yayasan

Khazanah Kebajikan?

Ya temen-temen sebelum saya juga

banyak yang udah di yayasan, tunanetra

udah ada sih jadi kita dapet informasi

dari temen-temen. Kan dulu juga

kerjanya di pasar jumat terus ada

Page 167: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

informasi kalo ada pengajian buat

tunanetra dari temen di sini yaudah kita

ikutan juga kan.

13. Apa saja kegiatan yang Bapak

ikuti di Yayasan Khazanah

Kebajikan?

Setiap malem tuh sholat tahajud nah

setiap pagi tuh pengajian tunanetra itu,

terus kalo sabtu malem minggu tuh ada

tahajud jam 12. Kan kalo biasa kan

tahajudnya jam 3 kalo sabtu malem

minggu tuh tahajudnya jam 12 terus

setelah jam 12 ada pengajian,

pengajiannya tuh yang umumlah bukan

buat tunanetra doang tapi umum. Itu

pengajiannya jam tiga setengah tiga lah

kalo sabtu malem minggu, kalo hari-hari

biasa tuh sholat tahajudnya jam 3 tapi

pengajiannya abis subuh khusus

tunanetra gitu. Kalo bantuan transport

setiap hari dikasih dari yayasan kalo kita

pulang tuh transport dikasih ya kadang

suka dikasih sembako. Tergantung jarak

jauhnya, kalo jauh di sekitar Pondok

Cabe ya di sekitar pamulang, sekitar

Lebak Bulus sekitar Jakarta sana.

Pokoknya kalo dari Jakarta tuh 50 kalo

dari sekitar sini Lebak Bulus tuh 40, sini

Pamulang 40 kalo dari yayasan sini ke

Pondok Cabe doang sekitar 30,

tergantung jarak jauhnya. Kalo dari

yayasan kesini kan deketlah ditempuh

dengan jalan kaki bisa, kalo naek mobil

paling 3 ribu kalo dari sini ke

pamulangkan agak jauh jadi 40, nah kalo

dari sini keluar ke Jakarta misalnya dari

sini Bekasi, dari sini Bogor itu 50.

14. Apa manfaat yang dirasakan

dengan mengikuti kegiatan di

Yayasan Khazanah Kebajikan?

Ya bedalah kita jadi bisa apa ya kita bisa

mengerti lagi Al-Quran, bisa baca Al-

Quran, hafal Al-Quran juga sekarang

udah biasa kaya Qori gitu ya

alhamdulillah pokoknya kaya

mendaptakan ilmu banyak.

Page 168: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

HASIL DOKUMENTASI

Gambar 1

Rumah Singgah Tunanetra untuk Perempuan

Gambar 2

Tunanetra seusai sholat tahajud

Gambar 3

Kegiatan kajian Al-Quran tunanetra

Page 169: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

Gambar 4

Bapak Sapto (tunanetra) sedang mengoprasikan komputer

Gambar 5

Bapak Setu sebelum pergi bekerja

Gambar 6

Piagam penghargaan Bapak Setu sebagai pembicara di acara Motivasi

Page 170: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

Gambar 7

Kedekatan Bapak Edi dengan Anaknya

Gambar 8

Tunanetra yang sedang berjualan

Gambar 9

Ibu Astuti sedang menyapu

Page 171: RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN …...RESILIENSI TUNANETRA BINAAN YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI MASYARAKAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan

Gambar 10

Denah lokasi Yayasan Khazanah Kebajikan

Gambar 11

Artikel tentang kegiatan tunanetra di Yayasan Khazanah Kebajikan pada

salah satu Majalah Tangsel