strategi dinas kesehatan dalam …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/strategi dinas kesehatan...

176
STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM PENYELENGGARAAN KESEHATAN LINGKUNGAN DI KOTA SERANG SKRIPSI Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial pada Konsentrasi Manajemen Publik Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : Mursi NIM. 6661110054 PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA SERANG, 2016

Upload: phungquynh

Post on 06-Feb-2018

228 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM

PENYELENGGARAAN KESEHATAN

LINGKUNGAN DI KOTA SERANG

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Sosial pada Konsentrasi Manajemen Publik

Program Studi Ilmu Administrasi Negara

Oleh :

Mursi

NIM. 6661110054

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

SERANG, 2016

Page 2: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus
Page 3: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus
Page 4: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus
Page 5: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Sebaik-baiknya manusia ialah Manusia yang bermanfaat bagi orang lain

(HR. Ahmad)

Hidup tiada mungkin tanpa perjuangan, tanpa pengorbanan, mulia

adanya…

(Indonesia Jaya-Chaken M)

“Ku persembahkan Buku Catatan Perjuangan Cinta

karyaku ini, Untuk Bapak dan Ibu tercinta

Kakakku dan Adikku tersayang

Serta Guru dan Sahabat tercinta”

Page 6: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

ABSTRAK

Mursi. 6661110054. Strategi Dinas Kesehatan dalam penyelenggaraan

kesehatan lingkungan di Kota Serang. Program Studi Ilmu Administrasi

Negara. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Dosen Pembimbing I: Hasuri

Waseh, M.Si. Dosen Pembimbing II: Listyaningsih, S.Sos., M.Si.

Kondisi kesehatan lingkungan di Kota Serang masih dalam keadaan yang belum

optimal. Masih rendahnya kepemilikan rumah sehat, rendahnya pemanfaatan air

bersih, rendahnya kepemilikan sanitasi dasar yang mencakup kepemilikan

jamban, kepemilikan tempat sampah, kepemilikan pembuangan air limbah, serta

tingginya angka penyakit berbasis lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk

menganalisis strategi yang tepat yang dilakukan Dinas Kesehataan dalam

penyelenggaraan kesehatan lingkungan di Kota Serang. Penelitian ini

menggunakan teori yang didasarkan pada analisis SWOT yang dikemukakan oleh

Siagian dalam penentuan alternatif strategi. Penelitian ini menggunakan

pendekatan kualitatif dengan metode desktiptif. Teknik pengumpulan data yang

digunakan adalah wawancara, observasi dan dokumentasi. Analisis data yang

digunakan adalah model Miles & Huberman. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa strategi yang tepat untuk diterapkan dalam penyelenggaraan kesehatan

lingkungan di Kota Serang adalah strategi penguatan manajemen organisasi Dinas

Kesehatan Kota Serang, strategi memperkuat kerjasama lintas sektor dalam

penyelenggaraan kesehatan lingkungan, strategi medorong peran serta masyarakat

untuk berperan aktif dalam menangani permasalahan kesehatan lingkungan,

strategi penguatan kesadaran dan kepedulian masyarakat mengenai kesehatan

lingkungan. Saran yang dapat diberikan yaitu memberikan perhatian khusus

terhadap program kesehatan lingkungan, meningkatkan kerjasama lintas sektor,

keterlibatan dan peran serta komunitas sosial serta melakukan sosialisasi yang

terus menerus secara masif dan kreatif.

Kata Kunci: Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan, Strategi

Page 7: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

ABSTRACT

Mursi. 6661110054. Strategy of the Department of Health in the implementation of

environmental health in the Serang city. Department of Public Administration.

Faculty of Social and Political Science. The 1st

advisor: Hasuri Waseh, M.Si.

2nd

advisor: Listyaningsih, M.Si

Environmental health conditions in Serang city is still which is not optimal. The low

home ownership a healthy, low utilization of clean water, lack of ownership that

covers basic sanitation latrine ownership, ownership of the trash, the ownership of

wastewater disposal, as well as high rates of disease based on the environment.

The purpose of this research is to analyze the appropriate strategy undertaken by the

Department of Health in the implementation of environmental health in Serang City.

This research used a theory based on the SWOT analysis put forward by Siagian in

determining strategic alternatives. This research used a qualitative approach with

descriptive methods. Data collection techniques are used: interviews, observation,

and documentation. Data analysis in this study research is a model of Miles and

Huberman. The result show that the right strategy to be applied in the

implementation of the environmental health situation in Serang City is the strategy of

strengthening the organization's management to Serang City Department of Health,

cross-sectorial strategy to strengthen cooperation in the implementation of

environmental health, the strategy encourages participation of the community to

actively participate in addressing environmental health issues, strategy to strengthen

public awareness and concern about environmental health. The recommendation

could be given are to give special attention to the environmental health program,

increase the cross-sector cooperation, engagement and participation of the social

community as well as to socialize continually.

Keywords: Implementation of Environmental Health, Strategy.

Page 8: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

i

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah, puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala

berkat, rahmat dan hidayah-Nya yang selalu diberikan kepada kita semua,

termasuk pada nikmat Iman, Islam dan sehat wal’afiat. Atas berkat, rahmat dan

hidayah-Nya pula, maka peneliti dapat menyelesaikan penelitian ini.

Penyusunan skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Sosial pada Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang berjudul

penelitian yang dilakukan peneliti, yaitu “Strategi Dinas Kesehatan Dalam

Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan di Kota Serang”

Peneliti menyadari bahwa penyusunan ini tidak akan selesai tanpa adanya

bantuan dari berbagai pihak yang selalu membimbing serta mendukung peneliti

secara moril dan materil. Maka dari itu, peneliti ingin menyampaikan terima kasih

sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Soleh Hidayat, M.Pd sebagai Rektor Universitas Sultan

Ageng Tirayasa.

2. Bapak Dr. Agus Sjafari, M.Si sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Page 9: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

ii

3. Ibu Rahmawati, S.Sos, M.Si sebagai Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

4. Bapak Iman Mukroman, M.Ikom sebagai Wakil Dekan II Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

5. Bapak Kandung Sapto Nugroho, S.Sos, M.Si sebagai Wakil Dekan III

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

6. Ibu Listyaningsih, S.Sos., M.Si sebagai Ketua Program Studi Ilmu

Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Sultan Ageng Tirtayasa dan juga sebagai Dosen Pembimbing II yang selalu

sabar dalam memberikan arahan sehingga akhirnya selesai juga penelitian

ini.

7. Bapak Riswanda, Ph.D sebagai Sekretaris Program Studi Ilmu Administrasi

Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa dan juga sebagai Ketua Penguji Skripsi yang memberikan

masukan-masukan positif dalam penelitian ini.

8. Bapak Hasuri Waseh, M.Si sebagai Pembimbing I yang membantu dan

memberikan arahan dan bimbingan bagi peneliti dalam menyusun

skripsi ini.

9. Ibu Titi Stiawati, M.Si sebagai Dosen Penguji Skripsi yang memberikan

masukan-masukan positif dalam penelitian ini.

10. Bapak Maulana Yusuf, M.Si sebagai Penguji Seminar Proposal yang

memberikan masukan dalam penelitian ini.

11. Bapak Julianes Cadith, M.Si sebagai Dosen Pembimbing Akademik

Page 10: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

iii

yang memberikan arahan dan masukan dalam perkuliahan.

12. Bapak Gandung Ismanto, S.Sos., MM yang menjadi pembimbing dalam

berorganisasi. Terima kasih atas segala pembelajaran dalam berorganisasi.

13. Semua Dosen dan Staf Jurusan Administrasi Negara Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang membekali

penulis dengan ilmu pengetahuan selama perkuliahan.

14. Bapak dan Ibu yang selalu memberikan dukungan secara moril dan materil

serta doa yang tidak pernah henti untuk kesuksesan anak-anaknya di masa

depan. Mohon maaf apabila selama ini saya belum mampu memberikan

yang terbaik dan tidak mampu membalas segala kebaikanmu.

15. Untuk Kakakku Suherman, SE., MM, Sukmariah, Edi Suaedi, Asmawati,

Umi Kulsum, Wawan Solihin, S.Sy serta adikku Fery Stiawan yang

membantu dan memberikan dorongan dalam menyelesaikan penelitian ini.

16. Sahabat seperjuangan Yunita, Aida Nurdianah Putri, Besar Haryadi,

Ridwan Hapipi, Royhan, Andani Pratama, Ressa Ahmad Perdana,

Herdandi. Terima kasih atas bantuannya dan selalu menjadi teman diskusi

yang baik. serta seluruh teman-teman Administrasi Negara kelas B

angkatan 2011.

17. Keluarga Besar BKC Untirta yang telah memberikan kesempatan untuk

mengembangkan diri dan pertama kali belajar tentang kepemimpinan di

kampus.

18. Keluarga Pengurus HIMANE 2012 yang telah memberikan kesempatan

untuk belajar dan mengembangkan diri. Terima kasih untuk Ka Adi Fajar

Page 11: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

iv

Nugraha, Ka Dicky Rizki Fadilah atas bimbingannya serta kawan-kawan

pengurus lainnya.

19. Keluarga Kecilku Pengurus HIMANE 2013 yang menjadi kawan dan

keluarga yang mampu menemani untuk menjalankan amanah hingga akhir

kepengurusan. Terima kasih untuk Wakil Ketua Besar Haryadi, Sekertaris

yang menjadi penyejuk hati kami Aida Nurdianah Putri dan teman-teman

lainnya. Yunita, Sutiawan, Ade Mulyadi, Nurlita, Wa ode Nusa, Helen

Kartika, Wungu Amali Ilmi, Vina Valiana, Hesti, Mia Megawati, Fahmi

Abduh, Dwi Febri, Agista, Ahmad Tivany, Wahyu Nugraha, Tabah

Nuriman, Dodo Widarda, Restu Ramadhan, Epa Enjela, Rizka Oktavaini,

Fitri Widya Astuti, Deo Hasiholan.

20. Keluarga GERASI UNTIRTA 2014 yang telah mengajarkan arti

kepemimpinan berintergritas semoga akan selalu terjaga walau dalam

keadaan apapun. Amin terima kasih Adi Nugraha, Ires Restu, Habibah,

Refki Abdilah, Ulum, Tatis, Nopi Kurnia, Dayat, Nia Restiana, Dhika

Rifansyah yang telah menjadi teman untuk sama-sama belajar berintegritas.

21. Kawan-kawan KKM 115 tahun 2014 yang banyak cerita bersama untuk

ketika melakukan pengabidan masyarakat. Ando Sitohang, Asti Dian,

Chintia Nur Rahmat, Fajar Iman Gunawan Laowo, Dida Septiadi, Fahmi

Firmansyah, Ichwan Nur, Lilik Milkiyah, Melis, Siamatul Isma, Riska Nur

Oktapiana, Sinta Aprilian, Ulfa Nurbaeti.

Page 12: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

v

22. Kepada Kakak/Abang yang menjadi teman diskusi dan yang mau berbagi

Harits Hijrah Wicaksana, S.Sos., M.Si, Chandra Parmanto, S.Sos, M. Dace

Ali Yusri, S.Sos, Musarofa S.Sos, Eldha Furqon, M.Si.

23. Kepala Sekolah SMAN 7 Kota Serang serta rekan-rekan guru yang selalu

memberikan motivasi dan semangatnya. Terima kasih telah memberikan

ruang untuk menjadi bagian dari pendidik.

24. Dinas Kesehatan Kota Serang yang telah mengijinkan saya untuk meneliti

dan membantu dalam proses penelitian ini hingga selesai.

25. Serta tidak lupa peneliti mengucapkan banyak terimakasih kepada seluruh

informan penelitian yang telah berkontribusi banyak dalam penyusunan

skripsi ini serta pihak-pihak lainnya yang juga terlibat dalam penyusunan

skripsi ini.

Akhirnya peneliti mengucapkan rasa syukur yang tak terhingga dengan

selesainya penyusunan skripsi ini. Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan

skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan maka, kritik dan saran yang

membangun sangat peneliti harapkan demi kesempurnaan penulisan skripsi ini.

Peneliti berharap semoga penelitian ini dapat bermanfaat, khususnya bagi peneliti

sendiri dan bagi para pembaca pada umumnya.

Cilegon, 17 Februari 2016

Peneliti

Mursi

Page 13: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

vi

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAT PERNYATAAN ORISINALITAS

LEMBAR PERSETUJUAN

LEMBAR PENGESAHAN

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

ABSTRAK

ABSTRACT

KATA PENGANTAR ........................................................................................ i

DAFTAR ISI ..................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL .............................................................................................. ix

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xi

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1

1.2 Identifikasi Masalah ................................................................................. 12

1.3 Batasan Masalah....................................................................................... 13

1.4 Rumusan Masalah .................................................................................... 13

1.5 Tujuan Penelitian ..................................................................................... 13

1.6 Manfaat Penelitian ................................................................................... 14

1.7 Sistematika Penulisan .............................................................................. 14

Page 14: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

vii

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN ASUMSI

DASAR PENELITIAN

2.1 Tinjauan Pustaka ..................................................................................... 20

2.1.1 Pengertian Manajemen Stratejik ................................................... 20

2.1.1.1 Proses Manajemen Strategi ............................................... 25

2.1.1.2 Pengertian Strategi ............................................................ 30

2.1.2 Analisus SWOT ............................................................................ 36

2.1.3 Pengertian Kesehatan Lingkungan ................................................ 44

2.2 Penelitian Terdahulu ............................................................................... 56

2.3 Kerangka Pemikiran Penelitian ............................................................... 64

2.4 Asumsi Dasar .......................................................................................... 65

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian ......................................................... 66

3.2 Ruang Lingkup/Fokus Penelitian ............................................................ 67

3.3 Lokasi Penelitian ..................................................................................... 67

3.4 Fenomena yang diamati .......................................................................... 67

3.3.1 Definisi Konsep .............................................................................. 67

3.3.2 Definisi Oprasional ........................................................................ 68

3.5 Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 69

3.6 Instrumen Penelitian ................................................................................ 73

3.7 Informan Penelitian ................................................................................. 74

3.8 Teknik Pengolahan dan Analisa Data ...................................................... 76

3.9 Uji Kreadibilitas Data ............................................................................. 78

Page 15: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

viii

3.10 Jadwal Penelitian ..................................................................................... 79

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian ...................................................................... 81

4.1.1 Keadaan Wilayah Kota Serang ....................................................... 81

4.1.1.1 Visi dan Misi Kota Serang ................................................. 83

4.1.1.2 Keadaan Penduduk Kota Serang ........................................ 83

4.1.2 Deskripsi Dinas Kesehatan Kota Serang ........................................ 86

4.1.2.1 Visi dan Misi Dinas Kesehatan Kota Serang ..................... 86

4.1.2.2 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi Dinas Kesehatan . 87

4.2 Deskripsi Data ......................................................................................... 90

4.2.1 Deskripsi Data Penelitian ............................................................... 90

4.2.2 Data Informan Peneliti ................................................................... 92

4.3 Temuan Lapangan .................................................................................. 94

4.3.1 Strengths ......................................................................................... 94

4.3.2 Weaknesses ................................................................................... 104

4.3.3 Opportunities ................................................................................ 112

4.3.4 Threats .......................................................................................... 119

4.4 Pembahasan ........................................................................................... 126

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan ........................................................................................... 138

5.2 Saran ...................................................................................................... 138

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 16: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

ix

DAFTAR TABEL

Halaman

1.1 Rekapitulasi Inspeksi Rumah Sehat Kota Serang 2013 ............................ 6

1.2 Rekapitulasi Cakupan Keluarga Memiliki Sarana dan Akses Air Bersih

Kota Serang 2013 ...................................................................................... 8

1.3 Rekapitulasi Cakupan Keluarga Dengan Kepemilikan Sarana Sanitasi

Dasar Kota Serang 2013 .......................................................................... 11

2.1 Matriks TOWS ........................................................................................ 43

3.1 Informan Penelitian ................................................................................. 75

3.2 Jadwal Penelitian ..................................................................................... 80

4.1 Data Luas Wilayah Kota Serang ............................................................. 82

4.2 Data Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur Tahun 2010-2013 .......... 84

4.3 Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan yang Ditamatkan Tahun

2013 ......................................................................................................... 85

4.4 Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama ............................................. 85

4.5 Informan Penelitian ................................................................................. 93

4.6 Matriks SWOT ...................................................................................... 129

Page 17: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

x

DAFTAR GAMBAR

Halaman

2.1 Model Manajemen Komperehensif .......................................................... 29

2.2 Alur Kerangka Berpikir ............................................................................ 63

3.1 Analisis Data Model Interaktir ................................................................. 73

4.1 Analisis SWOT ....................................................................................... 136

Page 18: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

xi

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN I Surat Ijin Penelitian

LAMPIRAN II Surat Keterangan Penelitian

LAMPIRAN III Pedoman Wawancara

LAMPIRAN IV Membercheck

LAMPIRAN V Katagorisasi Data

LAMPIRAN VI Dokumentasi Penelitian

LAMPIRAN VII Data Pendukung Penelitian

Page 19: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kesehatan lingkungan menurut WHO (World Health Organization) adalah

suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dan lingkungan agar

dapat menjamin keadaan sehat pada manusia. permasalahan kesehatan lingkungan

yang terjadi di negara-negara yang sedang berkembang adalah berkisar pada

sanitasi (jamban), penyediaan air bersih, perumahan (housing), pembuangan

sampah, dan pembuangan air limbah (air kotor). Notoatmojo (2007:165)

Kondisi lingkungan amat sangat penting dalam kehidupan karena

lingkungan mempengaruhi bagi manusia yang menempatinya. Jika lingkungan

yang ditempati bersih maka manusia yang menempatinya juga akan terjaga

kesehatannya. Namun sebaliknya, jika kondisi lingkungan yang ditempatinya

tidak terjaga kesehatan lingkungannya maka akan berpengaruh bagi kesehatan

manusia yang menempatinya. permasalahan kesehatan lingkungan yang buruk

akan muncul berbagai jenis penyakit yang menyerang dan mengancam kesehatan

tubuh manusia. seperti diantaranya adalah Penyakit Diare, ISPA, Demam

Berdarah, Disentri, Hepatitis A, Kolera, Tiphus, Ganguan Kulit dan penyakit

lainnya.

Berdasarkan deklarasi Johannesburg atau kesepakatan global yang

dituangkan dalam Millennium Development Goals (MDGs) yang disepakati

seluruh negara di dunia termasuk Indonesia untuk berkomitmen memperbaiki dan

Page 20: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

2

meningkatkan kesejahteraan masyarakat baik dari aspek derajat kesehatan dan

aspek lainnya yang memiliki batas waktu dan target teukur. Selain itu, dalam

kesepakatan global tersebut mentargetkan bahwa pada tahun 2015 mengurangi

proporsi penduduk belum mendapatkan akses terhadap sanitasi dasar harus

mendapatkannya. Sedangkan pada tahun 2025 seluruh penduduk dunia harus

mendapatkan akses terhadap sanitasi dasar.

Indonesia masih menghadapi tantangan yang cukup serius dalam

mengatasi persoalan-persoalan kesehatan lingkungan. Permasalahan kesehatan

lingkungan sangatlah kompleks dan butuh penanganan yang cukup serius untuk

mengatasi permasalahan ini. Tidak hanya menitik beratkan persoalan ini kepada

pemerintah, namun semua pihak ikut terlibat untuk mengatasi persoalan ini.

Adapun permasalahan kesehatan lingkungan di Indonesia masih rendah, dapat

dilihat dari gambaran Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2013 mencatat Jumlah

Rumah Tangga Berprilaku Hidup Bersih dan Sehat berkisar 56,58%, Presentase

Penduduk Memiliki Akses Sanitasi Layak (Jamban Sehat) hanya mencapai

60.91%, Jumlah Kepemilikan Rumah Sehat hanya mencapai 61,81%. Namun

jumlah tersebut merupakan angka nasional, masih banyak daerah-daerah di

Indonesia yang masih rendah kondisi kesehatan lingkungannya.

Menyikapi permasalahan kesehatan lingkungan yang masih harus menjadi

salah satu fokus pembanguan Indonesia, Pemerintah Pusat membuat Rencana

Strategis yang disusun Kementerian Kesehatan untuk tahun 2010-2014 dengan

visi baru yaitu “Masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan” dengan Misinya

; (1) Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan

Page 21: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

3

masyarakat, termasuk swasta dan masyarakat madani ; (2) Melindungi kesehatan

masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan yang paripurna,

merata, bermutu, dan berkeadilan ; (3) Menjamin ketersediaan dan pemerataan

sumberdaya kesehatan, (4) Menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik.

Arah kebijakan, sasaran, strategi, fokus prioritas serta program-program di

lingkungan Kementerian Kesehatan telah ditetapkan melalui surat Keputusan

Menteri Kesehatan No. 60 Tahun 2010.

Semangat Pemerintah Pusat dalam upaya pembangunan di bidang

kesehatan seharusnya diimbangi oleh pembangunan yang dilakukan oleh

Pemerintah Daerah untuk sinergi dan saling melengkapi. Diberlakukannya

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 jo Undang-Undang Nomor 23 Tahun

2014 Tentang Pemerintahan Daerah atau Otonomi Daerah. Maka peran serta dan

tanggung jawab Pemerintah Darah dalam menangani permasalahan kesehatan

lingkungan ini amat sangat besar kewenangannya karena penyelenggaraan

Otonomi Daerah yang memberikan kewenangan yang luas kepada Pemerintah

Daerah untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik yang prima karena

Pemerintah Daerah lebih dekat dengan masyarakat sehingga mengetahui apa dan

bagaimana kondisi persoalan-persoalaan yang dihadapi masyarakat dan juga

mengetahui kebutuhan apa yang menjadi kebutuhan prioritas masyarakatnya.

Pemerintah Daerah baik Provinsi maupun Kabupaten/Kota memiliki

Organisasi Perangkat Daerah (OPD) atau Satuan Kerja Perangkat Daerah

(SKPD) yang fokus dalam menangani urusan di bidang kesehatan lingkungan

yaitu Dinas Kesehatan. Selain Dinas Kesehatan ada beberapa SKPD yang

Page 22: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

4

memiliki keterkaitan dalam menangani urusan kesehatan lingkungan seperti UPT

Puskesmas, Badan Lingkungan Hidup Daerah, Dinas Tata Kota dan SKPD

lainnya. Dalam menangani urusan kesehatan lingkungan secara umum Dinas

Kesehatan memiliki bagian yang fokus dalam mengurusi persoalan kesehatan

lingkungan yaitu Seksi Kesehatan Lingkungan di bawah koordinasi Bidang

Pencegahan, Pengendalian Penyakit dan Kesehatan lingkungan dengan tugas pokok

untuk melaksanakan perencanaan, pengembangan, pembinaan teknis, pengawasan

dan pengendalian upaya penyelenggaraan kesehatan lingkungan.

Permasalahan kesehatan lingkungan di daerah menjadi isu yang sangat

strategis untuk dibahas dan dikaji karena mengingat bahwa masih banyak daerah-

daerah di Indonesia yang kondisi kesehatan lingkungannya masih rendah salah

satunya di Kota Serang. Pada Profil Kesehatan Kota Serang Tahun 2012 yang

mendeskripsikan bahwa jumlah Rumah Tangga Berprilaku Hidup Bersih dan

Sehat di Kota Serang hanya mencapai 37,17%. Selain itu pada hasil Survei

Kebutuhan Masyarakat (SKM) Kota Serang Tahun 2014 yang dilakukan pada

tahun 2013 menunjukan bahwa prioritas kebutuhan sanitasi/kesehatan lingkungan

masih cukup tinggi dengan angka 2,86 dengan keterangan angka 4.00 sangat

mendesak, 3.00 mendesak 2.00 cukup mendesak dan 1.00 tidak mendesak. Pada

angka hasil SKM tersebut dapat dikatagorikan cukup mendesak. Secara rinci data

SKM di atas sebagai berikut: Kecamatan Kasemen dengan angka 3,50,

Kecamatan Walantaka 3,12, Kecamatan Taktakan 2,94, Kecamatan Cipocok Jaya

2,90, Kecamatan Curug 2,50 dan Kecamatan Serang 2,17.

Page 23: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

5

Setelah peneliti melakukan observasi dan wawancara awal, ada beberapa

permasalahan yang terjadi terkait dengan kesehatan lingkungan di Kota Serang.

Adapun beberapa permasalahan yang ditemukan mengenai kesehatan lingkungan

di Kota Serang yang peneliti amati diantaranya ialah sebagai berikut:

Pertama, rendahnya kepemilikan Rumah Sehat di Kota Serang. Masih

banyaknya rumah-rumah di Kota Serang yang tidak memenuhi syarat sebagai

Rumah Sehat hal itu bisa terlihat pada masyarakat Kecamatan Kasemen,

Kecamatan Walantaka dan Kecamatan Curug. Rumah merupakan salah satu

kebutuhan pokok manusia disamping sandang dan pangan. Kondisi rumah akan

berpengaruh terhadap kesehatan pada manusia yang menempatinya. Sehingga

rumah yang sehat adalah kebutuhan primer yang harus dipenuhi agar

penghuninya dapat tumbuh sehat sehingga akan bekerja secara produktif. Dalam

observasi awal yang dilakukan peneliti, peneliti masih menemukan tidak

sedikitnya rumah di Kota Serang yang masih belum dikatakan layak masuk dalam

katagori Rumah Sehat, karena masih banyak rumah yang masih belum memenuhi

standar Rumah Sehat diantaranya rumah yang berdiri tepi aliran sungai, lantai

yang masih tanah belum disemen, ventilasi udara yang belum terpenuhi,

pencahayaan, tidak memiliki jamban dan lain sebagainya. Adapun data

Rekapitulasi Inspeksi Rumah Sehat Kota Serang Tahun 2013 dapat dilihat sebagai

berikut :

Page 24: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

6

Tabel 1.1

Rekapitulasi Inspeksi Rumah Sehat Kota Serang 2013

NO KECAMATAN PUSKESMAS

JUMLAH

YANG

SEHAT

%

RUMAH

SEHAT

JUMLAH

1 SERANG

SERANG KOTA 2,019 62%

69,4%

RAU 1,769 65%

SINGANDARU 2,190 75%

CIRACAS 2,602 78%

UNYUR 1,952 67%

2 CIPOCOK

JAYA

BANTEN

GIRANG 1,806 57%

50.30% BANJAR

AGUNG 321 14%

CIPOJOK JAYA 2,293 80%

3 CURUG CURUG 1,440 49% 49%

4 KASEMEN

KASEMEN 673 33%

23,6% KILASAH 529 21%

SAWAHLUHUR 83 17%

5 TAKTAKAN TAKTAKAN 2,198 73%

57% PANCUR 872 41%

6 WALANTAKA WALANTAKA 1,339 42%

44% KALODRAN 993 46%

JUMLAH 23,079 51,25% 51,25%

(Sumber: Dinas Kesehatan Kota Serang 2013)

Berdasarkan data Rekapitulasi Inspeksi Rumah Sehat Kota Serang Tahun

2013 mengenai kepemilikan Rumah Sehat di Kota Serang yang disajikan di atas,

peneliti menyimpulkan bahwa kepemilikan Rumah Sehat di Kota Serang masih

rendah. Adapaun Kecamatan yang dikatakan sangat rendah dalam kepemilikan

Rumah Sehat di Kota Serang adalah Kecamatan Kasemen, dapat dilihat dari data

di atas Kecamatan Kasemen dalam kepemilikan Rumah Sehat hanya berjumlah

24%, urutan terendah kedua ialah Kecamatan Walantaka dengan kepemilikan

Page 25: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

7

Rumah Sehat sebanyak 44% dan urutan ketiga terendah ialah Kecamatan Curug

dengan jumlah 49% kepemilikan Rumah Sehat.

Kedua, masih rendahnya pemanfaatan air bersih di Kota Serang. Air bersih

merupakan kebutuhan yang harus terpenuhi. Air sangat penting dan tak dapat

dipisahkan dalam khidupan makhluk hidup untuk memenuhi kebutuhan sehari-

hari. Air yang dikonsumsi dan digunakan akan berpengaruh terhadap kesehatan

penggunanya. Namun pada realitanya dalam kehidupan sehari-hari masyarakat di

Kota Serang masih ada masyarakat yang masih memanfaatkan air aliran

sungai/irigasi sebagai air yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari

seperti untuk mandi, mencuci pakaian serta perlengkapan alat rumah tangga

lainnya bahkan ada yang menggunakannya untuk air minum. Pada observasi yang

dilakukan oleh peneliti di salah satu Kecamatan di Kota Serang, ternyata masih

banyak masyarakat yang masih memanfaatkan air aliran irigasi sebagai air yang

digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya seperti untuk mandi dan

mencuci. Bahkan sering melihat ketika melewati jalan yang berdekatan dengan

aliran irigasi menemukan orang yang sedang mandi dan menggosok gigi namun di

dekat tempat orang itu mandi ada yang sedang mencuci pakaian atau

perlengkapan rumah tangga bahkan yang lebih ekstrim lagi didekat orang yang

sedang mandi atau mencuci di tempat yang berdekatan ada orang yang sedang

membuang hajat atau BAB.

Peristiwa tersebut terjadi karena kebutuhan air bersih bagi masyarakat di

Kota Serang masih belum terpenuhi karena Kota Serang belum memiliki PDAM

serta kondisi air yang kualitasnya kurang baik sehingga di beberapa wilayah

Page 26: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

8

airnya berbau dan tidak bersih. Sehingga fenomena seperti yang peneliti jelaskan

di atas dalam observasi awalnya merupakan salah satu faktor masalah kesehatan

lingkungan di Kota Serang. Selain itu juga yang menjadi permasalahan mengapa

fenomena-fenomena di atas dapat terjadi karena kesadaran masyarakat masih

sangat rendah terhadap pentingnya penggunaan air bersih sehingga masyarakat

masih banyak yang memanfaatkan air sungai atau irigasi dan yang lainnya untuk

memenuhi kebutuhan hidupnya. Adapun data tentang Akses Pemakaian Air

Bersih Kota Serang Tahun 2013 yang di miliki oleh Dinas Kesehatan Kota

Serang. Adapun dapat dilihat dari data sebagai berikut:

Tabel 1.2

Rekapitulasi Cakupan Keluarga Memiliki Sarana dan Akses Air

Bersih Kota Serang 2013

NO KECAMATAN PUSKESMAS

JUMLAH SARANA AIR

BERSIH JUMLAH

AKSES PEMAKAI AIR

BERSIH JUMLAH

JUMLAH % JUMLAH %

1 SERANG

SERANG

KOTA 10,259 92%

79%

51295 99%

95%

RAU 8,345 77% 41725 82%

SINGANDARU 5,131 79% 25655 98%

CIRACAS 4,912 70% 24560 97%

UNYUR 9,956 78% 49780 99%

2 CIPOCOK

JAYA

BANTEN

GIRANG 4,403 75%

82%

22,015 97%

90% BANJAR

AGUNG 7,383 91% 36,915 93%

CIPOCOK

JAYA 2,505 80% 12,525 80%

3 CURUG CURUG 9,026 75% 75% 45,130 85% 85%

4 KASEMEN

KASEMEN 5,006 46%

53%

25,030 60%

61% KILASAH 4,757 68% 23,785 64%

SAWAH

LUHUR 1,237 45% 6,185 60%

5 TAKTAKAN TAKTAKAN 10,749 80%

67% 53,745 96%

89% PANCUR 3,221 53% 19,620 81%

6 WALANTAKA WALANTAKA 9,603 82%

77% 48,015 82%

86% KELODRAN 6,370 72% 31,850 90%

Jumlah 102,863 74% 72% 517,830 90% 87%

Page 27: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

9

(Sumber: Dinas Kesehatan Kota Serang 2013)

Berdasarkan dari data yang di sajikan dalam tabel di atas mengenai

Rekapitulasi Cakupan Keluarga Memiliki Sarana dan Akses Air Bersih Kota

Serang Tahun 2013 dapat dilihat seberapa besar jumlah sarana air bersih dan

akses pemakaian air bersih di Kota Serang. Data di atas dapat disimpulkan bahwa

di Kota Serang terdapat 2 (dua) Kecamatan yang termasuk jumlah sarana air

bersih yang masih rendah yaitu Kecamatan Kasemen dan Kecamatan Taktakan.

Pada Kecamatan Kasemen terdapat 3 (tiga) UPT Puskesmas dan semuanya

memiliki jumlah sarana air bersih yang masih rendah jumlah tersebut diantaranya

Puskesmas Kasemen dengan persentase mencapai 46%, Puskesmas Kilasah 68%

dan Puskesmas Sawah Luhur 45%. Selain itu di Kecamatan Taktakan Puskesmas

Pancur memiliki jumlah sarana air bersih hanya mencapai 53%.

Ketiga, masih rendahnya kepemilikan sarana Sanitasi Dasar di Kota

Serang yang mencakup kepemilikan jamban, kepemilikan tempat sampah dan

juga kepemilikan pembuangan air limbah. Dilihat dari aspek kepemilikan jamban,

dalam observasi yang dilakukan di Kota Serang peneliti masih sangat rendahnya

kepemilikan jamban sehingga hal yang sangat realistis yang sering ditemukan

peneliti dalam observasinya masyarakat masih memanfaatkan ruang terbuka

seperti kebun, sawah atau aliran irigasi digunakan untuk sarana BAB (buang air

besar) dan damapknya sangat sering dirasakan adanya bau-bau yang tak sedap,

selain itu juga sebenarnya ada beberapa sarana MCK umum yang di bangun di

beberapa kampung tertentu yang peneliti temui namun keberadaanya tidak secara

Page 28: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

10

maksimal dimanfaatkan masyarakat sehingga kondisinya tidak terawat dan

bahkan saat ini sudah tidak digunakan sebagaimana mestinya.

Selain itu, pada aspek kepemilikan tempat sampah juga secara kasat mata

peneliti pada saat observasi dapat dilihat sangat minimnya sarana tempat sampah

baik yang dimiliki secara personal/individu maupun secara kelompok/umum.

Sehingga yang terjadi masyarakat membuang sampah di lahan-lahan yang kosong

seperti pekarangan rumah, kebun, pinggiran jalan, saluran irigasi dan tempat-

tempat lainnya pada akhirnya menyebabkan pemandangan yang tidak indah,

aroma yang tidak sedap serta menjadi sarang tumbuhnya bakteri penyebab

penyakit.

Pada aspek kepemilikan sarana pembuangan air limbah juga masyarakat

masih kurang memperhatikan persoalan itu karena dari hasil pengamatan peneliti

dalam observasinya menemukan banyak pemukiman atau rumah-rumah

masyarakat yang belum memperhatikan saluran pembuangan air limbah seperti

yang ditemukan peneliti saat observasi di Kecamatan Kasemen dan Kecamatan

Curug saluran air limbah rumah tangga tidak disalurkan dengan baik namun hanya

disalurkan di belakang rumahnya tanpa dibuatkan saluran yang layak seperti di

dibuat saluran khusus lengkapi oleh pipa. Sehingga pada akhirnya belakang rumah

tersebut menjadi genangan air limbah yang akhirnya menjadi sarang penyakit

serta menyebabkan bau yang tak sedap. Tidak hanya di Kecamatan Kasemen saja

namun di Kecamatan lain juga banyak masyarakat yang tidak memperhatikan

saluran pembuangan air limbah (SPAL) seperti di Kecamatan Curug, Kecamatan

Walantaka, Kecamatan Taktakan. Kecamatan Serang dan Kecamatan Cipocok

Page 29: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

11

Jaya juga demikian namun tidak separah kecamatan lainnya. Adapun Data

Rekapitulasi Cakupan Keluarga Dengan Kepemilikan Sarana Sanitasi Dasar

Kota Serang Tahun 2013 adalah sebagai berikut:

Tabel 1.3

Rekapitulasi Cakupan Keluarga Dengan Kepemilikan Sarana Sanitasi

Dasar Kota Serang 2013

NO KECAMATAN PUSKESMAS

J A M B A N TEMPAT SAMPAH PEMBUANGAN AIR LIMBAH

KK MEMILIKI KK MEMILIKI KK MEMILIKI

JUMLAH % JUMLAH

JUMLAH % JUMLAH JUMLAH % JUMLAH

1 SERANG

SERANG KOTA 9,244 83%

77%

8,002 72%

69%

8,155 73%

70%

RAU 7,557 69% 5,834 54% 6,803 63%

SINGANDARU 4,635 71% 4,481 69% 3,788 58%

CIRACAS 5,920 84% 5,424 77% 5,746 82%

UNYUR 9,857 77% 9,096 71% 9,697 76%

2 CIPOCOK JAYA

BANTEN GIRANG 3,608 61%

69%

4,906 83%

59%

3,567 61%

52% BANJAR AGUNG 5,561 69% 2,897 36% 2,576 32%

CIPOCOK JAYA 2,387 76% 1,797 57% 1,976 63%

3 CURUG CURUG 5,911 49% 49% 7,081 59% 59% 7,303 61% 61%

4 KASEMEN

KASEMEN 3,238 30%

31%

1,989 18%

33%

1,993 18%

28% KILASAH 2,581 37% 1,882 27% 2,110 30%

SAWAH LUHUR 743 27% 1,437 53% 1,011 37%

5 TAKTAKAN TAKTAKAN 7,705 57%

47% 6,702 50%

48% 6,462 48%

43% PANCUR 2,209 36% 2,707 45% 2,318 38%

6 WALANTAKA WALANTAKA 6,743 57%

54% 6,918 59%

43% 8,089 69%

54% KALODRAN 4,389 50% 2,297 26% 3,358 38%

JUMLAH 82,288 69% 55% 73,450 62% 52% 74,952 63% 51%

(Sumber: Dinas Kesehatan Kota Serang 2013)

Berdasarkan dari data Rekapitulasi Cakupan Keluarga Dengan Kepemilikan

Sarana Sanitasi Dasar Kota Serang Tahun 2013 yang disajikan di atas

menunjukan rendahnya kepemilikan sarana Sanitasi Dasar di Kota Serang

Page 30: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

12

Khususnya di beberapa Kecamatan masih kurang dari 50% kepemilikannya. Dari

data di atas dapat dilihat dalam kepemilikan jamban Kecamatan Kasemen yang

paling rendah dengan jumlah 31% kemudian Kecamatan Taktakan 47% dan

Kecamatan Curug 49%. Kepemilikan tempat sampah pun Kecamaan Kasemen

yang terendah dengan jumlah 33% kemudian Kecamatan Walantaka 43% dan

Kecamatan Taktakan 48%. Serta kepemilikan pembuangan air limbah Kecamatan

Kasemen juga dikatagorikan sangat rendah dengan jumlah 28% dan Kecamatan

Taktakan 43%. Kesimpulan dari data diatas Kecamatan Kasemen merupakan

Kecamatan yang paling rendah jika dibandingkan dengan jumlah kepemilikan

Sanitasi Dasar di Kecamatan yang lainnya.

Keempat, tingginya angka penyakit berbasis lingkungan di Kota Serang.

Berdasarkan data dari Profil Kesehatan Kota Serang Tahun 2012 mengenai

kesehatan lingkungan menunjukan angka penyakit berbasis lingkungan di Kota

Serang cukup tinggi. dari data Profil Kesehatan Kota Serang Tahun 2012

mencatat jumlah penyakit berbasis lingkungan di Kota Serang yaitu Diare

(25.051 kasus), ISPA (5.778 kasus), Demam Berdarah (394 kasus) serta beberapa

penyakit lainnya.

Berdasarkan dari uruaian latar belakang masalah yang telah diuraikan di

atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Strategi

Dinas Kesehatan Dalam Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan di Kota

Serang”

1.2 Identifikasi Masalah

Page 31: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

13

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis mencoba

mengidentifikasikan masalah pada penelitian ini, maka identifikasi masalahnya

adalah

1. Rendahnya kepemilikan Rumah Sehat di Kota Serang terlihat pada pada

masyarakat Kecamatan Kasemen dengan jumlah 24%, Kecamatan

Walantaka 44% dan Kecamatan Curug 49%.

2. Masih rendahnya pemanfaatan air bersih di Kota Serang.

3. Masih rendahnya kepemilikan sarana Sanitasi Dasar di Kota Serang yang

mencakup kepemilikan jamban, kepemilikan tempat sampah dan juga

kepemilikan pembuangan air limbah

4. Tingginya angka penyakit berbasis lingkungan seperti Diare, ISPA dan

Demam Berdarah

1.3 Batasan Masalah

Batasan Peneliti membatasi ruang lingkup penelitian yang diteliti yaitu

pada Strategi Dinas Kesehatan dalam Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan di

Kota Serang.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas dan beberapa identifikasi

masalah mengenai kesehatan lingkungan di Kota Serang, maka permasalahan

yang dapat peneliti rumuskan adalah Bagaimana strategi Dinas Kesehatan yang

tepat dalam penyelenggaraan kesehatan lingkungan di Kota Serang?

1.5 Tujuan Penelitian

Page 32: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

14

Berdasarkan masalah di atas, maka peneliti mempunyai tujuan untuk

mengetahui dan mendapatkan gambaran yang jelas mengenai strategi yang

sebaiknya dilakukakan Dinas Kesehatan dalam penyelenggaraan kesehatan

lingkungan di Kota Serang.

1.6 Manfaat Penelitian

1.6.1 Manfaat Praktis

Beberapa manfaat secara praktis dari penelitian ini, yaitu sebagai

berikut.

a. Bagi peneliti, penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan

wawasan mengenai kondisi kesehatan lingkungan di Kota Serang.

b. Bagi pembaca, penelitian ini dapat memberikan masukan dan

informasi secara tertulis maupun sebagai referensi instansi khususnya

Dinas Kesehatan Kota Serang.

1.6.2 Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi upaya aplikasi atas teori-

teori Administrasi Negara atas Permasalahan Manajemen pada lingkup

pengetahuan sosial.

Page 33: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

15

1.7 Sistematika Penulisan

Untuk memberikan gambaran yang sistematis serta dapat dengan mudah

dipahami maka penelitian ini disusun berdasarkan ketentuan yang biasa digunakan

sesuai petunjuk penulisian penelitian dari perguruan tinggi tempat penulis belajar,

dengan ketentuan sebagai berikut :

BAB I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang Masalah

Latar belakang masalah menggambarkan ruang lingkup dan kedudukan

yang akan diteliti dalam bentuk uraian secara deduktif, dari lingkup yang paling

umum hingga menukik ke arah yang paling spesifik dan relevan dengan judul.

Materi dari uraian ini dapat bersumber pada hasil penelitian dari yang sudah ada

sebelumnya, hasil pengamatan dan wawancara terkait. Latar belakang masalah

perlu diuraikan secara aktual dan logis.

1.2 Identifikasi Masalah

Menjelaskan identifikasi peneliti terhadap permasalahan yang muncul dari

uraian pada latar belakang masalah di atas, identifikasi masalah dapat diajukan

dalam bentuk pernyataan.

1.3 Batasan Masalah

Menjelaskan keterbatasan kemapuan dan kemapuan berfikir peneliti

terhadap permasalahan dari uraian latar belakang dan identifikasi masalah.

1.4 Rumusan Masalah

Dari sejumlah masalah hasil identifikasi peneliti di atas, ditetapkan

masalah yang paling penting yang berkaitan dengan fokus penelitian. Pembatasan

Page 34: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

16

masalah mencakup fokus dan lokus penelitian, termasuk di dalamnya membuat

batasan definisi konsep dan operasional yang digunakan dalam penelitian.

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian mengungkapkan tentang sasaran yang ingin dicapai

dengan dilaksanakannya penelitian terhadap masalah yang telah dirumuskan. Isi

dan tujuan penelitian sejalan dengan isi dari tujuan penelitian.

1.6 Manfaat penelitian

Menguraikan manfaat penelitian yang terdiri dari manfaat teoritis pada

pengembangan ilmu pengetahuan dari hasil penelitian.

1.7 Sistematika Penulisan

Untuk memberikan gambaran yang sistematis serta dapat dengan mudah

dipahami maka tugas Metode Penelitian Administrasi ini disusun berdasarkan

ketentuan yang biasa digunakan sesuai petunjuk dari perguruan tinggi dimana

penulis belajar.

BAB II Tinjauan Pustaka dan Asumsi Dasar

2.1 Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka memuat hasil kajian terhadap sejumlah teori yang

relevan dengan permasalahan yang variabel penelitian sehingga akan memperoleh

konsep penelitian yang jelas.

2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu menjelaskan tentang referensi penelitian yang sudah

ada sebelumnya untuk memberi gambaran pada peneliti tentang penelitiannya.

2.3 Kerangka Pemikiran penelitian

Page 35: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

17

Kerangka pemikiran penelitian menggambarkan alur pikiran peneliti

sebagai kelanjutan dari deskripsi teori untuk memberikan penjelasan kepada

pembaca dapat dilengkapi dengan sebuah bagan yang menunjukkan alur pikiran

peneliti serta kaitan antar teori yang diteliti.

2.4 Asumsi Dasar

Asumsi dasar menjelaskan tentang perkiraan awal peneliti terhadap suatu

masalah atau kajian yang diteliti. Biasanya untuk memperjelas maksud peneliti,

peneliti menggunakan presentase dalam asumsi dasar.

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN

3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian

Menjelaskan metode dan pendekatan yang digunakan dalam penelitian.

3.2 Ruang Lingkup/Fokus penelitian

Menjelaskan tentang fokus yang diteliti oleh peneliti.

3.3 Lokasi Penelitian

Tempat penelitian dilakukan sesuai dengan fokus yang telah ditetapkan.

3.4 Teknik Pengumulan Data

Menjelaskan tentang teknik dalam mendapatkan atau mengumpulkan data.

Disini teknik yang digunakan adalah observasi, wawancara, studi kepustakaan,

dan dokumentasi

3.5 Instrumen Penelitian

Page 36: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

18

Menjelaskan tentang instrumen penelitian yang dipakai oleh peneliti dalam

melakukan penelitian. Dalam penelitian ini instrumen penelitian yang dipakai

adalah peneliti itu sendiri.

3.6 Informan Penelitian

Informan penelitian menjelaskan informan penelitian yang mana yang

memberikan berbagai macam informasi yang dibutuhkan.

3.7 Teknik Pengolahan dan Analisa Data

Menjelaskan teknik analisa beserta rasionalisasinya yang sesuai dengan

sifat data yang diteliti.

3.8 Uji Keabsahan Data

Menjelaskan pernyataan tentang pengujian keabsahan data. Pada

penelitian ini lebih menekankan pada aspek realibilitas yang berkenaan dengan

derajat konsistensi dan stabilitas data atau temuan.

3.9 Jadwal penelitian

Menjelaskan tentang waktu penelitian dari pelaksanaan penelitian sampai

penelitian tersebut berakhir.

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

4.1 Deskripsi Obyek Penelitian

` penjelasan mengenai obyek penelitian yang meliputi alokasi penelitian

secara jelas, struktur organisasi dari populasi atau sampel (dalam penelitian ini

Page 37: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

19

menggunakan istilah informan) yang telah ditentukan serta hal lain yang

berhubungungan dengan obyek penelitian.

4.2 Deskripsi Data

Menjelaskan hasil penelitian yang telah diolah dari data mentah dengan

mempergunakan teknik analisa data yang relevan.

4.3 Temuan Lapangan

Menjelaskan hasil penelitian yang telah diolah dari data mentah dengan

menggunakan teknik analisa data kualitatif.

4.4 Pembahasan

Merupakan pembahasan lebih lanjut dari lebih rinci terhadap hasil

penelitian.

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Menyimpulkan hasil penelitian yang diungkapkan secara jelas, singkat dan

juga mudah dipahami. Kesimpulan juga harus sejalan dengan permasalahan serta

asumsi dasar penelitian.

5.2 Saran

Memiliki isi berupa tindak lanjut dari sumbangan penelitian terhadap

bidang yang diteliti baik secara teoritis maupun secara praktis.

Page 38: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

20

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN

DAN ASUMSI DASAR PENELITIAN

2.1 Tinjauan Pustaka

Pada bab ini peneliti akan menggunakan beberapa teori yang mendukung

masalah dalam penelitian ini, di mana berfungsi untuk menjelaskan dan menjadi

panduan dalam penelitian. Penelitian mengenai Strategi Dinas Kesehatan dalam

Penyelengaraan Kesehatan di Kota Serang akan dikaji dengan beberapa teori

dalam ruang lingkup Administrasi Negara untuk mendukung masalah penelitian

diantaranya yaitu: Manajemen Strategi, Analisis SWOT, Kesehatan Lingkungan,

serta untuk melengkapi peneliti lampirkan penelitian terdahulu sebagai bahan

kajian dalam penelitian ini.

2.1.1 Pengertian Manajemen Strategi

Manajemen strategi merupakan suatu proses yang dinamik karena

berlangsung secara terus-menerus dalam suatu organisasi. Setiap strategi selalu

memerlukan peninjauan ulang dan bahkan mungkin perubahan di masa depan.

Salah satu alasan utamanya ialah karena kondisi yang dihadapi oleh satu

organisasi, baik yang sifatnya internal maupun eksternal selalu berubah-ubah.

Dengan kata lain strategi manajemen dimaksudkan agar organisasi menjadi satuan

yang mampu menampilkan kinerja tinggi karena organisasi yang berhasil adalah

organisasi yang tingkat efektifitas dan produktivitasnya semakin lama semakin

tinggi.

Page 39: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

21

Manajemen strategi berhubungan dengan proses memilih strategi dan

kebijakan dalam rangka upaya memaksimali sasaran-sasaran organisasi yang

bersangkutan. Manajemen stratejik meliputi semua aktivitas yang menyebabkan

timbulnya perumusan sasaran organisasi, strategi-strategi dan pengembangan

rencana-rencana, tindakan-tindakan dan kebijakan untuk mencapai sasaran-

sasaran strategitersebut untuk organisasi yang bersangkutan secara total.

Manajemen strategis (strategic management) didefinisikan sebagai suatu

set keputusan dan tindakan yang menghasilkan formulasi dan implementasi

rencana yang dirancang untuk meraih tujuan suatu perusahaan (Pearce and

Robbins, 2011:5). Selanjutnya pendapat yang tidak jauh berbeda dari Hunger dan

Wheelen yang memeberikan definisi Manajemen strategi adalah serangkaian

keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan kinerja perusahaan dalam

jangka panjang. Manajemen strategis meliputi pengamatan lingkungan,

perumusan strategi (perencanaan strategis atau perencanaan jangka panjang),

implementasi strategis, dan evaluasi serta pengendalian (Hunger, David &

Wheelen, 2003 : 4). Ditambah lagi pendapat dari Nawawi (2000:148) yang

memberikan definisi manajemen strategik sebagai proses atau rangkaian kegiatan

pengambilan keputusan yang bersifat mendasar dan menyeluruh, disertai

penetapan cara melaksanakannya, yang dibuat oleh manajemen puncak dan

diimplementasikan oleh seluruh jajaran didalam suatu organisasi, untuk mencapai

tujuannya.

Page 40: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

22

Pendapat lain yaitu Menurut David (2010:5)

“Manajemen strategis adalah seni dan pengetahuan dalam merumuskan,

mengimplemenatsikan, serta mengevaluasi keputusan-keputusan lintas-fungsional

yang memampukan sebuah organisasi mencapai tujuannya”.

Menurut Hitt (1997) ada lima tugas manajemen strategi:

1. Memutuskan kegiatan apa yang akan dilakukan oleh

badan/organisasi dan menentukan visi strategi.

2. Mengkonversi visi dan misi strategi kedalam bentuk kinerja yang

telah ditargetkan dengan sasaran yang terukur.

3. Menetapkan strategi untuk mencapai hasil yang diharapkan

(crafting).

4. Mengimplementasikan dan melaksanakan strategi yang telah

dipilih secara efisien dan efektif.

5. Evaluasi kinerja, tinjauan (reviewing) pengembangan baru,

memulai melakukan penyesuaian koreksi dalam bentuk petunjuk,

tujuan, strategi atau implementasi dalam bentuk pengalaman yang

betul-betul nyata, kondisi yang berubah, ide baru dan peluang

baru.

2.1.1.1 Pendekatan dalam Manajemen Strategi

1. Berpikir Strategi

Page 41: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

23

Salah satu kapabilitas yang unik dalam strategi adalah kemampuan berfikir

stratejik (strategic thinking), berfikir stratejik adalah kemampuan organisasi untuk

menjawab permasalahan yang berkenaan dengan pertanyaan:

1) Sebaiknya apa yang kita lakukan bagi organisasi?

2) Mengapa dan bagaimana organisasi mampu

mengembangkannya?

Untuk menjawab pertanyaan pokok tersebut perlu adanya nalar sebagai

berikut:

1) Identifikasi faktor-faktor kunci yang menyebabkan

keberhasilan.

2) Kemampuan analisis output organisasi dan

menginformasikannya kepada masyarakat.

3) Pengukuran dan analisis keunggulan dibanding yang lain.

4) Antisipasi terhadap respon yang lain dan perubahan lingkungan

sepanjang masa.

5) Mengekspoitasi sesuatu yang baru dan berbeda ketimbang

pesaing.

6) Mengutamakan atau memprioritaskan investasi dalam usaha

yang menigkatkan keunggulan.

Pada dasarnya berpikir stratejik adalah berpikir nalar tentang

perkembangan organisasi berdasarkan keunggulan-keunggulan kapabilitas

organisasi untuk menghadapi tantangan, ancaman, dan misi organisasi.

2. Ketrampilan Strategi

Page 42: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

24

Seorang Top Manajer (Manajer Senior) memerlukan ketrampilan stratejik

(strategic skill):

a. Analisis Strategi, yang terdiri dari:

1) Organization healt audit, yaitu mengadakan penelitian/

pemeriksaan (analisis) secara cermat terhadap kesehatan

organisasi sendiri, baik terhadap kesehatan kelemahan-

kelemahan/ kekurangan-kekurangan maupun terhadap

kekuatan-kekuatan atau kelebihan-kelebihannya.

2) Enivronmental Scanning, yaitu meneliti, memeriksa,

menganalisis secara mendalam situasi dan kondisi

lingkungan yang dapat mempengaruhi organisasi

b. Perencanaan Strategi (Strategic Plannig), yang terdiri atas:

1) Scenario profiling, yaitu membuat suatu jalan cerita atau

menggambarkan peristiwa atau hal-hal yang mungkin yang

mungkin terjadi pada masa yang akan datang (waktu

tertentu) yang dihadapi dengan berfokus kepada faktor-

faktor perubahan yang pokok.

2) Perencanaan Program (program planning) yaitu membuat

suatu perencanaan strategi dengan melalui langkah-langkah

secara berurutan dengan melihat perubahan yang terjadi,

dimulai dari menetapkan tujuan, prioritas dan penentuan

Page 43: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

25

cara bertindak, sampai pada langkah pengecekan

(monitoring) sejauhmana keberhasilan dari pelaksanaan

perencanaan tersebut.

c. Manajemen Strategi (strategic management), yang terdiri dari:

1) Translation Process, yaitu proses penjabaran yang dimulai

dari adanya keinginan dari pemimpin yang lebih tinggi

dijabarkan menjadi kebijaksanaan dan aplikasi di lapangan,

yaitu pembuatan rencana kepala dan urutan kegiatan,

sampai kepada bagaimana melayani masyarakat di

lapangan.

2) Management Audit, yaitu, mengecek atau memeriksa

bagaimana manajemen suatu organisasi dengan melihat

hasil (result) dan prosesnya bagaimana manajemen itu

berjalan.

2.1.1.2 Proses Manajemen Strategi

Hunger dan Wheelen (2003:9) menyebutkan bahwa dalam proses

manajemen strategis meliputi empat elemen dasar yaitu: (1) pengamatan

lingkungan, (2) perumusan strategi, (3) implementasi strategi, dan (4)

evaluasi dan pengendalian. Interaksi keempat elemen tersebut

digambarkan sebagai berikut.

Gambar 2.1

Proses Tahapan Manajemen Strategi

Pengamatan

Lingkungan

Perumusan

Strategi

Implementasi

Strategi

Evaluasi dan

Pengendalian

Page 44: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

26

Sumber : Wheelen and Hunger (2003:11)

Dari gambar 2.1 dapat dilihat bahwa dalam tahapan manajemen

strategik saling memiliki interaksi dan timbal balik dari tahap pertama

hingga akhir. Manajemen strategik ini dapat dilihat sebagai suatu proses

yang meliputi sejumlah tahapan yang saling berkaitan dan beruntun

(Kuncoro, 2006 : 13). Proses manajemen strategik bersifat dinamis dan

merupakan sekumpulan komitmen, keputusan, dan aksi yang diperlukan

suatu perusahaan atau organisasi untuk mencapai strategic competiveness

dan menghasilkan keuntungan diatas rata-rata (Kuncoro, 2006 : 13). Dari

tahapan proses manajemen strategik tersebut, maka dapat disimpulkan

bahwa manajemen strategik merupakan sekumpulan keputusan dan

tindakan yang menghasilkan perumusan dan implementasi rencana yang

didesain untuk mencapai tujuan suatu organisasi. Manajemen strategik

melibatkan pengambilan keputusan jangka panjang yang berorientasi masa

depan serta rumit dan membutuhkan cukup banyak sumber daya, maka

partisipasi manajemen puncak sangat penting (Pearce & Robinson, 2008 :

13).

A. Analisis Lingkungan

Analisis lingkungan ini meliputi dari kegiatan memonitor, evaluasi,

dan mengumpulkan informasi dari lingkungan eksternal dan internal

perusahaan. Tujuannya yaitu untuk mengidentifikasi faktor strategis,

Page 45: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

27

elemen eksternal dan internal akan memutuskan strategi dimasa yang akan

datang bagi perusahaan.

Lingkungan internal terdiri dari variabel-variabel (kekuatan dan

kelamahan) yang ada di dalam organisasi tetapi biasanya tidak dalam

pengendalian jangka pendek dari manajemen puncak. Variabel-variabel

tersebut membentuk suasana dimana pekerjaan dilakukan yang meliputi

struktur, budaya, dan sumber daya organisasi. (Wheelen and Hunger,

2003:11). Perusahaan juga membandingkan keberhasilan di masa lalu

serta pertimbangan tradisional dengan kapabilitas perusahaan saat ini guna

menentukan tingkat kapabilitas perusahaan di masa depan (Pearce &

Robinson, 2008:16).

Lingkungan eksternal organisasi terdiri atas seluruh kondisi serta

kekuatan yang mempengaruhi pilihan strategis dan menentukan situasi

kompetitifnya. Model manajemen strategis membagi lingkungan eksternal

dalam tiga segmen interaktif: lingkungan jauh, lingkungan industri, dan

lingkungan operasi (Pearce & Robinson, 2008:16).

Untuk melakukan analisis lingkungan ini memerlukan suatu alat

analisis yang dinamakan analisis SWOT. SWOT merupakan akronim yang

digunakan untuk mendeskripsikan Strengths (Kekuatan), Weaknesses

(Kelemahan), Opportunities (Peluang), dan Threats (Ancaman) yang

merupakan faktor strategis bagi perusahaan spesifik (Wheelen and

Hunger, 2012:224).

B. Formulasi Strategi

Page 46: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

28

Formulasi strategi merupakan pengembangan perencanaan jangka

panjang untuk manajemen yang efektif melalui analisis lingkungan.

Termasuk juga didalamnya terdapat misi, visi, dan tujuan dari perusahaan,

mengembangkan strategi, dan pengarahan kebijakan (Wheelen and

Hunger, 2012:65).

a) Misi

Misi dapat didefinisikan sebagai alasan atau tujuan suatu organisasi

berdiri. Misi merupakan langkah awal dari proses pengembangan strategi

organisasi. Pernyataan misi yang disusun dengan baik mendefinisikan

tujuan mendasar dan unik yang membedakan suatu organisasi dengan

organisasi lain (Hunger and Wheelen, 2003:13). Oleh karena itu, sebuah

misi yang efektif akan sangat membantu organisasi dalam

memformulasikan strateginya. Pengertian yang sama juga dijelaskan oleh

Pearch and Robinson (2008:31) misi yaitu maksud unik yang

membedakan suatu organisasi dengan organisasi lain yang sejenis dan

mengidentifikasikan lingkup operasinya dalam hal produk, pasar, serta

teknologi.

Misi dapat diterapkan secara sempit atau secara luas. Sebagai

contoh, misi yang ditetapkan secara sempit untuk asosiasi penyimpanan

dan peminjaman atau komunitas bank adalah meminjamkan uang untuk

orang-orang dalam komunitas lokal. Tipe pernyataan misi sempit

menegaskan secara jelas bisnis utama organisasi, misi ini juga secara jelas

Page 47: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

29

membatasi jangkauan aktivitas organisasi yang berhubungan dengan

produk atau jasa yang ditawarkan, teknologi yang digunakan, dan pasar

yang dilayani. Misi sempit juga membatasi kesempatan-kesempatan untuk

tumbuh. Sebaliknya, misi luas melebarkan jangkauan aktivitas organisasi

untuk memasukkan banyak tipe atau jasa, pasar, dan teknologi (Hunger

and Wheelen, 2003:13).

b) Visi

Visi menggambarkan aspirasi dasar atau mimpi dari sebuah

organisasi, yang biasanya merupakan inisiatif pendiri atau pemimpin

organisasi dengan dukungan dari semua anggota. Pernayataan visi

menyajikan maksud strategis perusahaan yang memfokuskan energi dan

sumber daya perusahaan pada pencapaian masa depan yang diinginkan

(Pearce and Robinson, 2008:44).adapun enam kriteria dari sebuah visi

yang efektif adalah sebagai berikut (Luis et al, 2011:43):

1. Dapat dibayangkan

Visi harus dapat memberikan gambaran masa depan yang akan

dicapai oleh organisasi.

2. Diinginkan

Sebuah visi harus menjadi keinginan atau mengadopsi

kepentingan jangka panjang dari anggota, pelanggan, dan

pihak-pihak lainnya yang memiliki keterkaitan dengan

perusahaan.

Page 48: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

30

3. Dapat dicapai

Visi mengandung sasaran-sasaran jangka panjang yang realitas

dan dapat tercapai.

4. Fokus

Visi harus jelas dalam memberikan panduan dalam proses

pengambilan keputusan.

5. Fleksibel

Visi memberikan keleluasan bagi perusahaan dalam

menetapkan inisiatif atau tanggapan terhadap perubahan

lingkungan bisnis.

6. Dapat dikomunikasikan

Sebuah visi harus mudah untuk dikomunikasikan dan dapat

dengan mudah dijelaskan dalam waktu kurang dari lima menit.

Dalam pembentukan visi dan misi organisasi, nilai budaya

merupakan sesuatu pernyataan yang tidak terpisahkan. Nilai budaya

organisasi merupakan keyakinan atau kepercayaan mendasar dari apa yang

boleh atau tidak boleh dilakukan dalam mengeksekusi strategi dan

merealisasikan misi dan visi organisasi.

c) Tujuan

Pernyataan tujuan merupakan uraian dan visi yang menjadi sasaran

jangka menengah yang konkret dan terukur. Tujuan adalah hasil akhir

aktivitas perencanaan. Tujuan merumuskan apa yang akan diselesaikan

dan kapan akan diselesaikan, dan sebaliknya diukur jika memungkinkan.

Page 49: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

31

Pencapaian tujan organisasi merupakan hasil dari penyelesaian misi

(Hunger and wheelen, 2003:15)

d) Strategi

Strategi adalah serangkaian aktivitas yang dilakukan secara

berbeda atau lebih baik dari kompetitor (atau masa lalu) untuk memberi

nilai tambah kepada pelanggan sehingga mampu mencapai sasaran jangka

menengah atau jangka panjang organisasi (uis et al, 2011:61). Menurut

Chandler (1962) yang dikutip dalam Kuncoro (2006:1) strategi adalah

penentuan tujuan dan sasaran jangka panjang organisasi, diterapkannya

aksi dan alokasi sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan

yang telah ditetapkan.

Pengertian lain dari strategi adalah rencana berskala besar, dengan

orientasi masa depan, guna berinteraksi dengan kondisi persaingan untuk

mencapai tujuan perusahaan (Pearce & Robinson, 2008:6). Jadi

berdasarkan pengertian-pengertian mengenai strategi yang telah

dijabarkan, strategi merupakan rencana atau penentuan tujuan yang

dilakukan organisasi dalam jangka menengah dan jangka panjang.

e) Kebijakan

Kebijakan merupakan suatu pengarahan untuk melakukan

pengambilan keputusan dalam tahap formulasi strategi dengan

implementasinya. Perusahaan menggunakan kebijakan untuk membuat

karyawan dan seluruh pihak perusahaan membuat keputusan dan

Page 50: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

32

melakukan aksi yang mendukung misi, tujuan, dan strategi perusahaan

(Wheelen and Hunger, 2012:69).

C. Implementasi Strategi

Implementasi strategi adalah proses dimana manajemen

mewujudkan strategi dan kebijakannya dalam tindakan melalui

pengembangan program, anggaran, dan prosedur. Proses tersebut mungkin

meliputi perubahan budaya secaara menyelurh, struktur dan atau sistem

manajemen dari organisasi secara keseluruhan. Kecuali ketika diperlukan

perubahan secara drastis pada perusahaan, manajer level menengah dan

bawah akan mengimplementasi strateginya secara khusus dengan

pertimbangan dari manajemen puncak. Kadang-kadang dirujuk sebagai

perencanaan operasional, implementasi strategi sering melibatkan

keputusan sehari-hari dalam alokasi sumber daya (Hunger and Wheelen,

2003:17).

a) Program

Program adalah pernyataan aktivitas-aktivitas atau langkah-

langkah yang diperlukan untuk menyelesaikan perencanaan

sekali pakai (Hunger and Wheelen, 2003:17). Program dibuat

sebagai tindakan orientasi strategi.

b) Anggaran

Anggaran adalah program yang dinyatakan dalam benuk satuan

uang, setiap program akan dinyatakan secara rincai dalam

biaya, yang dapat digunakan oleh manajemen untuk

Page 51: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

33

merencanakan dan mengendalikan (Hunger and Wheelen,

2003:18). Jadi dalam anggaran digunakan perencanaan dan

kontrol anggaran, agar biaya yang dibutuhkan dalam setiap

program dapat diketahui.

c) Prosedur

Prosedur, terkadang dikatakan Standard Operating Procedures

(SOP). Prosedur adalah sistem langkah-langkah atau teknik-

teknik yang berurutan yang menggambarkan secara rinci

bagaimana suatu tugas atau pekerjaan diselesaikan (Hunger and

Wheelen, 2003:18).

D. Evaluasi dan Pengendalian

Evaluasi dan pengendalian adalah proses yang melaluinya

aktivitas-aktivitas perusahaan dan hasil kinerja dimonitor dan kinerja

sesungguhnya dibandingkan dengan kinerja yang diinginkan (Hunger and

Wheelen, 2003:19). Evaluasi dan pengendalian dapat menunjukan secara

tepat kelemahan-kelemahan dalam implementasi strategi sebelumnya dan

mendorong proses baru.

Pengendalian strategis (strategic control) berkaitan dengan proses

pelacakan sebuah strategi apakah telah dilaksanakan, dengan mendeteksi masalah-

masalah atau perubahan dalam asumsi-asumsi dasarnya, dan membuat

penyesuaian yang diperlukan (Pearce & Robinson, 2008:510). Pengendalian

strategi berkaitan dengan pengarahan langkah tindakan, atas nama strategi, pada

Page 52: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

34

saat langkah tersebut dilakukan dan ketika hasil akhir terlihat beberapa tahun

kedepan. Tahap pengendalian strategis ini merupakan suatu jenis khusus dari

pengendalian organisasi yang berfokus pada pemantauan dan pengevaluasian

proses manajemen strategi, dengan maksud untuk memperbaiki dan memastikan

bahwa sistem tersebut berfungsi sebagaimana mestinya. Dalam tahap ini akan

coba di evaluasi apakah implementasi strategi benar-benar sesuai dengan

formulasi strategi atau tidak. Atau apakah asumsi-asumsi yang kita gunakan

dalam analisis lingkungan masih valid atau tidak sebaliknya. Hasil dari tahap

pengendalian strategis ini akan sangat bermanfaat dan akan menjadi input untuk

proses manajemen strategi perusahaan selanjutnya.

Tilles menyebutkan enam pertanyaan kualitatif yang bermanfaat pada

evaluasi strategi (David, R. Fred. 2010:510) :

1) Apakah strategi secara internal konsisten?

2) Apakah strategi konsisten dengan lingkungan?

3) Apakah strategi tepat bila dihadapkan dengan sumber daya yang

tersedia?

4) Apakah strategi melibatkan tingkat resiko yang bias diterima?

5) Apakah strategi mempunyai kerangka waktu yang benar?

6) Apakah strategi bias dijalankan?

Evaluasi dan pengendalian dapat menunjukan secara tepat kelemahan-

kelemahan dalam implementasi strategi sebelumnya dan mendorong proses baru.

Evaluasi dan pengendalian merupakan langkah akhir yang utama dari rangkaian

proses model manajemen strategis. Sasaran dan evaluasi dan pengendalian yaitu

Page 53: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

35

munculnya umpan balik. Umpan balik dapat dijadikan masukan bagi organisasi

untuk mengidentifikasikan kesalahan atau kekurangan dari implementasi strategi.

Proses evaluasi dan pengendalian ini dapat mengikuti model lima langkah

umpan balik sebagai berikut:

Gambar 2.2

Proses Evaluasi dan Kontrol

Sumber: Hunger and Wheelen (2003:384)

Keterangan gambar 2.3

1) Menentukan apa yang diukur : proses dan hasil harus dapat diukur

dalam cara yang objektif dan konsisten.

Mengambil

tindakan

perbaikan

Apakah kinerja sudah sesuai

dengan standar

Mengukur

Kinerja

Tetapkan

terlebih

dahulu

standar-

standar yang

digunakan

Tentukan

apa yang

akan diukur

BERHENTI

Page 54: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

36

2) Menetapkan standar kinerja : standar adalah ukuran atas hasil

kinerja yang dapat diterima. Setiap standar biasanya memasukkan

tentang toleransi, yang menentukan penyimpangan yang diterima.

3) Mengukur kinerja aktual : pengukuran harus dilakukan pada saat

awal penentuan standar.

4) Membandingkan kinerja aktual dengan standar yang telah

ditetapkan : jika hasil aktual berada diluar rentang toleransi, proses

pengukuran berhenti disini.

5) Mengambil tindakan perbaikan : jika hasil aktual berada di luar

yang ditetapkan, maka harus diambil sebuah tindakan untuk

memperbaiki penyimpangan tersebut. Hal yang harus diperhatikan

yaitu:

a) Apakah penyimpangan yang terjadi hanya merupakan suatu

kebetulan?

b) Apakah proses yang sedang berjalan tidak berfungsi dengan

baik?

c) Apakah proses yang sedang berjalan tidak sesuai dengan upaya

pencapaian standar yang diinginkan? Tindakan harus diambil

tidak hanya untuk memperbaiki penyimpangan yang terjadi,

tetapi juga untuk mencegah berulangnyapenyimpangan tersebut

(Hunger and Wheelen, 2003:384).

Pengendalian strategis (strategic control) berkaitan dengan proses

pelacakan sebuah strategi apakah telah dilaksanakan, dengan mendeteksi masalah-

masalah atau perubahan dalam asumsi-asumsi dasarnya, dan membuat

penyesuaian yang diperlukan (Pearce and Robinson, 2011:510). Pengendalian

strategi berkaitan dengan pengarahan langkah tindakan, atas nama strategi, pada

saat langkah tersebut dilakukan dan ketika hasil akhir terlihat beberapa tahun

kedepan. Tahap pengendalian strategis ini merupakan suatu jenis khusus dari

pengendalian organisasi yang berfokus pada pemantauan dan pengevaluasian

proses manajemen strategi, dengan maksud untuk memperbaiki dan memastikan

bahwa sistem tersebut berfungsi sebagaimana mestinya. Dalam tahap ini akan

coba di evaluasi apakah implementasi strategi benar-benar sesuai dengan

formulasi strategi atau tidak. Atau apakah asumsi-asumsi yang kita gunakan

Page 55: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

37

dalam analisis lingkungan masih valid atau tidak sebaliknya. Hasil dari tahap

pengendalian strategis ini akan sangat bermanfaat dan akan menjadi input untuk

proses manajemen strategi perusahaan selanjutnya.

2.1.2 Analisis SWOT

Analisis SWOT merupakan teknik historis yang terkenal dimana para

pemimpin menciptakan gambaran umum secara cepat mengenai situasi strategis

organisasi. Analisis ini didasarkan pada asumsi bahwa strategi yang efektif

diturunkan dari “kesesuaian” yang baik antara sumber daya internal organisasi

(kekuatan dan kelemahan) dengan situasi eksternalnya (peluang dan ancaman).

Kesesuaian yang baika akan memaksimalkan kekuatan dan peluang organisasi

serta meminimalkan kelemahan dan ancaman. Jika diterapkan secara akurat,

asumsi sederhana ini memiliki implikasi yang bagus dan mendalam bagi desain

dari strategi yang berhasil. (Pearce and Robinson, 2008:200).

Analisis SWOT merupakan bagian dari manajemen strategi, dengan

menganalisis faktor eksternal maupun internalnya. Menurut Siagian (2007:172)

menerangkan bahwa analisis SWOT merupakan salah satu instrument analisis

yang ampuh apabila digunakan dengan tepat. SWOT merupakan akronim untuk

kata-kata Strengths (Kekuatam), Weakness (Kelemahan), Opportunities

(Peluang), Threats (Ancaman). Faktor kekuatan dan kelemahan terdapat dalam

tubuh suatu organisasi termasuk satuan bisnis tertentu, sedangkan peluang dan

ancaman merupakan faktor-faktor lingkungan yang dihadapi oleh organisasi atau

perusahaan atau satusn bisnis yang bersangkutan. Jika analisis SWOT dapat

merupakan instrument yang ampuh dalam melakukan analisis stratejik,

Page 56: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

38

keampuhan tersebut terletak pada kemampuan para penentu strategi perusahaan

untuk memaksimalkan peranan faktor kekuatan dan pemanfaatan peluang

sehingga sekaligus berperan sebagai alat untum meminimalisasi kelemahan yang

terdapat dalam tubuh organisasi dan menekan dampak ancaman yang timbul dan

harus dihadapi. Jika para penentu strategi perusahaan mampu melakukan kedua

hal tersebut dengan tepat, biasanya upaya untuk memilih dan menentukan strategi

yang efektif membuahkan hasil yang diharapkan. Faktor-faktor yang perlu di

perhatikan diantaranya;

a. Faktor-faktor berupa kekuatan. yang dimaksud dengan faktor-faktor

kekuatan yang dimiliki oleh suatu perusahaan termasuk satuan-satuan bisnis

didalamnya adalah antara lain kompetensi khusus yang terdapat dalam organisasi

yang berakibat pada pemilihan keunggulan komparatif oleh unit usaha dipasaran.

Dikatakan demikian karena satuan bisnis memiliki sumber keterampilan, produk

andalan dan sebagainya yang membuatnya lebih kuat dari para pesaing dalam

merumuskan kebutuhan pasar yang sudah dan direncanakan akan dilayani oleh

satuan usaha yang bersangkutan. Contoh-contoh bidang-bidang keunggulan itu

antara lain ialah kekuatan pada sumber keuangan, citra positif, keunggulan

kedudukan di pasar, hubungan dengan pemasok, loyalitas pengguna produk dan

kepercayaan para berbagai pihak yang berkepentingan.

b. Faktor-faktor kelemahan. Jika berbicara tentang kelemahan yang terdapat

dalam tubuh suatu bisnis, yang dimaksud ialah keterbatasan atau kekurangan

dalam hal sumber, keterampilan dan kemapuan yang menjadi penghalang serius

bagi penampilan kinerja organisasi yang memuaskan. Dalam praktek, berbagai

Page 57: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

39

keterbatasan dan kemampuan tersebut bias terdapat pada sarana dan prasarana

yang dimiliki atau tidak dimiliki, kemampuan manajerial yang rendah,

keterampilan pemasaran yang tidak sesuai dengan tuntutan pasar, produk yang

tidak atau kurang diminati oleh para pengguna atau calon pengguna dan tinggkat

perolehan keuntungan yang kurang memadai.

c. Faktor peluang. Definisi sederhana tentang peluang ialah berbagai situasi

lingkungan yang menguntungkan bagi suatu satuan bisnis. Yang dimaksud

dengan berbagai situasi tersebut antara lain ialah:

1. Kecenderungan penting yang terjadi dikalangan penggunaan produk.

2. Identifikasi suatu segmem pasar yang belum mendapat perhatian.

3. Perubahan dalam bentuk persaingan.

4. Perubahan dalam peraturan perundang-undangan yang membuka

berbagai kesempatan baru dalam kegiatan berusaha.

5. Hubungan dengan para pembeli yang akrab.

6. Hubungan dengan pemasok yang harmonis.

d. Faktor ancman. Pengertian ancaman merupakan kablikan pengertian

peluang. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ancaman adalah faktor-

faktor lingkungan yang tidak menguntungkan suatu satuan bisnis. Jika tidak

diatasi ancaman akan menjadi ganjalanbagi satuan bisnis yang bersangkutan

baik untuk masa sekarang maupun masa depan. Berbagai contohnya, antara

lain adalah:

1. Masuknya pesaing baru di apsar yang sudah dilayani oleh satuan bisnis.

2. Pertumbuhan pasar yang lamban.

3. Meningkatkan posisi tawar pembeli produk yang dihasilkan.

4. Menguatnya posisi tawar pemasok bahan mentah atau bahan baku yang

diperlukan untuk diproses lebih lanjut menjadi produk tertentu.

5. Perkembangan dan perubahan teknologi yang belum dikuasai.

6. Perubahan dalam peraturan perundang-undangan yang sifatnya restrifik.

Page 58: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

40

Pengalaman banyak perusahaan menujukan bahwa analisis SWOT dapat

diterapkan dalam paling sedikit tiga bentuk untuk membuat keputusan yang

sifatnya stratejik pula.

Pertama, Analisis SWOT memungkinkan para pengambil keputusan kunci

dalam suatu perusahaan menggunakan kerangka berpikir logis dalam pembahasan

yang merak lakukan yang menyangkut situasi dalam diaman organisasi berada,

identifikasi dan analisis berbagai alternatife yang layak untuk dipertimbangkan

dan akhirnya mejatuhkan pilihan pada alternative yang diperkirakan paling

ampuh.

Kedua, penerapan analisis SWOT ialah dengan pembandingan secara

sistematik antara peluang dan ancaman eksternal di satu pihak dan kekuatan dan

kelemahan internal di lain pihak. Maksud utama penerapan pendekatan ini adalah

untuk mengidentifikasi dan mengenali satu dari empat pola yang bersifat khas

dalam keselarasan situasi internal dan eksternal yang dihadapi oleh satuan bisnis

yang bersangkutan. Kempat pola tersebut biaanya digambar dalam Sel.

Ketiga, setiap orang yang sudah memahami dan pernah menggunakan

analisis SWOT pasti menyadari bahwa tantangan utama dalam penerapan analisis

SWOT terletak pada identifikasi dari posisi sebenarnya suatu satuan

bisnis.dikatakan demikian karena tidak mustahil suatu satuan bisnis yang

menghadapi berbagai peluang juga harus berupaya menghilangkan berbagai

ancaman. Mungkin pula terjadi bahwa satuan bisnis memiliki kelemahan, tetapi

juga juga berbagai faktor kekuatan dalam menghadapi pesaing. Karena itu penting

untuk menyadari bahwa nilai analisis SWOT tidak terletak hanya pada

Page 59: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

41

penempatan satuan bisnis pada Sel tertentu akan tetapi memungkinkan para

penentu strategi prusahan untuk melihat posisi satuan bisnis yang sedang diteliti

tersebut secara menyeluruh disoroti khusus dari sudut produk yang dihasilkan dan

pasar yang dilayani.

Setelah dilakukan analisis SWOT yang memetakan analisis lingkungan

eksternal dan internal organisasi, maka perusahaan tentunya memikirkan

bagaimana organisasi menggunakan analisis SWOT dalam menuangkan strategi

yang akan dilakukan. Dalam penyusunan strategi, organisasi tidak selalu harus

mengejar semua peluang yang ada. Tetapi, perusahaan dapat membangun suatu

keuntungan kompetitif dengan mencocokkan kekuatannya dengan peluang masa

depan yang akan dikejar. Untuk dapat membangun strategi yang

mempertimbangkan hasil dari analisis SWOT, dibangunlah TOWS Matriks.

TOWS Matriks (TOWS hanya kebalikan atau kata lain dalam ungkapan SWOT)

mengilustrasikan bagaimana peluang dan ancaman pada lingkungan eksternal

dapat dipadukan dengan kekuatan dan kelemahan dari organisasi, sehingga hasil

yang diperoleh dapat digambarkan melalui empat set alternatif strategi (Wheelen

and Hunger, 2012:230).

Matriks Kekuatan – Kelemahan – Peluang – Ancaman (Strenght-

Weaknesses-Opportunities-Threats – SWOT ) adalah alat pencocokan yang

penting yang membantu para manajer mengembangkan empat jenis strategi:

Strategi SO (Kekuatan-Peluang), Strategi WO (Kelemahan-Peluang), Strategi ST

(Kekuatan-Ancaman), dan Strategi WT (Kelemahan-Ancaman). Mencocokkan

faktor-faktor eksternal dan internal utama merupakan bagian tersulit dalam

Page 60: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

42

mengembangkan Matriks SWOT dan membutuhkan penilaian yang baik – dan

tidak ada satu pun paduan yang paling benar (David .R. Fred, 2010:327)

Strategi SO (SO Strategies) memanfaatkan kekuatan internal organisasi

untuk menarik keuntungan dari peluang eksternal. Semua manajer tentunya

menginginkan organisasi mereka berada dalam posisi dimana kekuatan internal

dapat digunakan untuk mengambil keuntungan dari berbagai tren dan kejadian

eksternal. Secara umum, organisasi akan menjalankan strategi WO, ST, atau WT

untuk mencapai situasi dimana mereka dapat melaksanakan Strategi SO. Jika

sebuah perusahaan memiliki kelemahan besar, maka perusahaan akan berjuang

untuk mengatasinya dan mengubahnya menjadi kekuatan. Ketika sebuah

organisasi dihadapkan pada ancaman yang besar, maka organisasi akan berusaha

untuk menghindarinya untuk berkonsentrasi pada peluang.

Strategi WO (WO Strategies) bertujuan untuk memperbaiki kelemahan

internal dengan cara mengambil keuntungan dari peluang eksternal. Terkadang,

peluang-peluang besar muncul, tetapi perusahaan memiliki kelemahan internal

yang menghalanginya memanfaatkan peluang tersebut.

Strategi ST (ST Strategies) menggunakan kekuatan sebuah organisasi

untuk menghindari atau mengurangi dampak ancaman eksternal. Hal ini bukan

berarti bahwa suatu organisasi yang kuat harus selalu menghadapi ancaman secara

langsung didalam lingkungan eksternal.

Strategi WT (WT Strategies) merupakan taktik defensif yang diarahkan

untuk mengurangi kelemahan internal serta menghindari ancaman eksternal.

Sebuah organisasi yang menghadapi berbagai ancaman eksternal dan kelemahan

Page 61: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

43

internal benar-benar dalam posisi yang membahayakan. Dalam kenyataannya,

perusahaan semacam itu mungkin harus berjuang untuk bertahan hidup,

melakukan merger, penciutan, menyatakan diri bangkrut, atau memilih likuidasi.

Pada tabel berikut dapat menjelaskan TOWS Matriks secara singkat:

Tabel 2.1

Matriks TOWS

Faktor-faktor

Internal

Faktor-faktor

Eksternal

Kekuatan (S)

Daftarkan 5-10

kekuatan Internal disini

Kelemahan (W)

Daftarkan 5-10 kekuatan

Internal disini

Peluang (O)

Daftarkan 5-10

kekuatan Eksternal

disini

Strategi S-O

Buat strategi disini

yang menggunakan

kekuatan untuk

memanfaatkan peluang

Strategi W-O

Buat strategi disini yang

memanfaatkan peluang

untuk mengatasi

kelemahan

Ancaman (T)

Daftarkan 5-10

kekuatan Eksternal

disini

Strategi S-T

Buat strategi disini

yang menggunakan

kekuatan untuk

Strategi W-T

Buat strategi disini yang

meminimalkan

kelemahan dan

Page 62: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

44

menghindari ancaman menghindari ancaman

Sumber : Hunger and Wheelen, (2003:231)

1) S-O strategi : Menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan

peluang

2) W-O strategi : Memanfaatkan peluang untung mengatasi

kelemahan

3) S-T strategi : Menggunakan kekuatan untuk

mengatasi/mengurangi dampak dari ancaman

4) W-T strategi : Menghilangkan atau mengurangi kelemahan agar

tidak rentan terhadap ancaman.

Dari hasil kompetisi diatas akan diperoleh banyak kemungkinan strategi

yang dapat dilakukan organisasi. Tetapi, organisasi harus berani memilih

beberapa strategi yang kritikal dan memberikan dampak terbesar bagi kemajuan

organisasi. Organisasi harus mempertimbangkan pemilihan strategi yang sesuai

dengan nilai-nilai perusahaan dan tanggung jawab organisasi terhadap lingkungan

sekitar (social responsibility). Dengan mempertimbangkan hal-hal diatas maka

akan diperoleh strategi yang diterima oleh anggota masyarakat.

2.1.3 Pengertian Kesehatan Lingkungan

Kesehatan Lingkungan menurut Notoatmojo (2007:165) pada hakikatnya

adalah suatu kondisi atau keadaan lingkungan yang optimum sehingga

berpengaruh positif terhadap terwujudnya status kesehatan yang optimal pula.

Page 63: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

45

Kesehatan Lingkungan adalah upaya pencegahan penyakit dan/atau

gangguan kesehatan dari faktor resiko lingkungan untuk mewujudkan kualitas

lingkungan yang sehat baik dari aspek fisik, kimia, biologi, maupun sosial (PP No.

66 Tahun 2014).

Banyak faktor yang mempengaruhi kesehatan, baik kesehatan individu

maupun kesehatan masyarakat. Untuk hal ini Hendrik L. Blum menggambarkan

adanya empat faktor yang mempengaruhi kesehatan, yaitu: keturunan,

lingkungan, perilaku dan pelayan kesehatan. Keempat faktor tersebut disamping

berpengaruh langsung kepada kesehatan, juga saling berpengaruh satu sama

lainnya.

Derajat Kesehatan manusia / masyarakat dipengaruhi oleh banyak faktor,

faktor-faktor ini dipengaruhi oleh faktor ekonomi, pendidikan, lingkungan sosial

dan kesehatan. Derajat kesehatan masyarakat dalam bidang kesehatan tercermin

melalui angka Morbiditas (Angka Kesakitan), Mortalitas (Angka Kematian) dan

Status Gizi.

Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan Menurut Notoatmojo (2007:165)

antara lain mencakup:

a. perumahan

b. pembuangan kotoran manusia (tinja)

c. Penyediaan air bersih

d. pembuangan sampah

e. pembuangan air kotor (air limbah)

f. rumah hewan ternak (kandang), dan sebagainya

Page 64: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

46

Mengingat bahwa permasalahan kesehatan lingkungan di negara-negara

yang sedang berkembang adalah berkisar pada sanitasi (jamban), penyediaan

air bersih, perumahan (housing), pembuangan sampah, dan pembuangan air

limbah (air kotor).

A. Perumahan (Housing)

Rumah adalah salah satu persyaratan pokok bagi kehidupan manusia.

Rumah atau tempat tinggal manusia, dari zaman ke zaman mengalami

perkembangan. Pada zaman purba manusia bertempat tinggal di gua-gua,

kemudian berkembang, dengan mendirikan rumah tempat tinggal di hutan-

hutan dan di bawah pohon. Sampai abad modern ini manusia sudah

membangun rumah (tempat tinggalnya) bertingkat dan diperlengkapi dengan

peralatan yang serba modern.

Rumah Sehat (Mubarak, 2009:185) secara umum yang dimaksud

dengan rumah sehat adalah sebuah rumah yang dekat dengan air bersih,

berjarak 100 meter dari tempat pembuangan sampah, dekat dengan sarana

pembersihan, serta berada di tempat di mana air hujan dan air kotor tidak

menggenang.

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam membangun sebuah rumah

a. Faktor lingkungan (baik lingkungan fisik, biologis maupun lingkungan

social)

Membangun sebuah rumah harus memperhatikan tempat dimana

rumah itu didirikan. Di pegunungan ataukah di tepi pantai, di desa

Page 65: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

47

ataukah di kota, di daerah dingin ataukah di daerah panas, di daerah

dekat gunung berapi (daerah gempa) ataukah daerah bebas gempa, dan

sebagainya. Rumah di daerah pedesaan, sudah barang tentu disesuaikan

kondisi sosioal budaya pedesaan misalnya bahannya, bentuknya,

menghadapnya dan lain sebaginya. Rumah di daerah gempa harus

dibuat dengan bahan-bahan yang ringan namun harus kokoh, rumah

dekat hutan harus dibuat sedemikian rupa sehingga aman terhadap

serangan binatang buas.

b. Tingkat kemampuan ekonomi masyarakat

Hal ini dimaksudkan rumah dibangun berdasarkan kemampuan

keuangan penghuninya. Mendirikan rumah adalah bukan sekedar

berdiri pada saat itu saja, namun diperlukan pemeliharaan seterusnya.

Oleh karena itu, kemampuan pemeliharaan oleh penghuinya perlu

dipertimbangkan.

c. Teknologi yang dimiliki oleh masyarakat

Dewasa ini teknologi perumahan sudah begitu maju dan begitu

modern. Akan tetapi teknologi modern itu sangat mahal dan bahkan

kadang-kadang tidak dimengerti masyarakat. Rakyat pedesaan

bagaimanapun sederhananya, sudah mempunyai teknologi perumahan

sendiri yang sudai dipunyai oleh masyarakat turun-temurun. Dalam

rangka penerapan teknologi tepat guna, maka teknologi yang sudai

Page 66: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

48

dipunyai oleh masyarakat tersebut dimodifikasi. Segi-segi yang

merugikan kesehatan dikurangi dan di pertahankan segi-segi yang

sudah positif. Contoh: rumah limasan yang terbuat dari dinding dan

atapnya dari daun rumbia yang dihuni oleh orang yang memang

kemampuanya sejauh itu, dapat di pertahankan, hanya kesadaran dan

kebiasaan membuat lubang angina (jendela) yang cukup perlu

ditanamkan kepada mereka.

d. Kebijaksanaan (peraturan) pemerintah yang menyangkut tata guna

tanah.

Untuk hal ini, bagi perumahan masyarakat pedesaan belum

merupakan problem, namun di kota sudah menjadi masalah yang besar

Syarat-syarat rumah yang sehat

1. Bahan banguan

a. Lantai: ubin atau semen adalah baik, namun tidak cocok untuk

kondisi ekonomi pedesaan. Lantai kayu sering terdapat pada rumah-

rumah orang yang mampu di pedesaan dan ini pun mahal. Oleh

karena itu, untuk lantau rumah pedesaan cukuplah tanah biasa yang

dipadatkan. Syarat yang penting di sini adalah tidak berdebu pada

musim kemarau dan tidak basah pada musim hujan. Untuk

memperoleh lantai tanah yang padat (tidak berdebu) dapat ditempuh

dengan menyiram air kemudian dipadatkan dengan benda-benda

yang berat dan kemudian dilakukan berkali-kali. Lantai yang basah

dan berdebu menimbulkan sarang penyakit.

Page 67: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

49

b. Dinding: tembok adalah baik, namun di samping mahal, tembok

sebenarnya kurang cocok untuk daerah teropis, lebih-lebih bila

ventilasi tidak cukup. Dinding dirumah di daerah tropis khususnya di

pedesaan, lebih baik dinding atau papan. Sebab meskipun jendela

tidak cukup, maka lubang-lubang pada dinding atau papan tersebut

dapat merupakan ventilasi dan tempat menambah penerangan

alamiah.

c. Atap: Genteng adalah umum dipakai baik di daerah perkotaan

maupun di pedesaan. Disamping atap genteng cocok untuk daerah

tropis, juga dapat terjangkau oleh masyarakat dan bahkan

masyarakat dapat membuatnya sendiri. Namun demikian, banyak

masyarakat pedesaan yang tidak mampu untuk itu, maka atap daun

rumbai atau daun kelapa pun dapat di pertahankan. Atap seng atau

asbes tidak cocok untuk rumah pedesaan, disamping mahal juga

meimbulkan suhu panas di dalam rumah.

d. Lain-lain (tiang, kaso, dan reng)

Kayu untuk tiang, bamboo untuk kaso dan reng adalah umum di

pedesaan. Menurut pengalaman bahan-bahan ini tahan lama. Tetapi

perlu diperhatikan bahwa lubang-lubang bamboo merupakan sarang

tikus yang baik. Untuk menghindari ini maka cara memotongya

harus menurut ruas-ruas bambu tersebut, apabila tidak pada ruasnya,

maka lubang pada ujung-ujung bamboo yang digunakan untuk kaso

tersebut ditutup dengan kayu.

Page 68: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

50

2. Ventilasi

Ventilasi rumah mempunyai banyak fungsi. Fungsi pertama adalah

untuk menjaga agar aliran udara dalam rumah tersebut tetap segar. Hal

ini berarti keseimbangan oksigen yang diperlukan oleh penghuni rumah

tersebut tetap terjaga. Kurangnya ventilasi akan menyebabkan

kurangnya oksigen dalam rumah yang berarti kadar karbon dioksida

yang bersifat racun bagi penghuningya menjadi meningkat. Disamping

itu, tidak cukupnya ventilasi akan menyebabkan kelembaban udara

dalam ruangan naik karena terjadinya proses penguapan cairan dari kulit

dan penyerapan. Kelembaban ini akan menjadi media yang baik untuk

bakteri-bakteri patogen (bakteri-bakteri penyebab penyakit)

Fungsi kedua ventilasi adalah untuk membebaskan udara ruangan dari

bakteri-bakteri, terutama bakteri patogen, karena disitu selalu terjadi

aliran udara yang terus-menerus. Bakteri yang terbawa oleh udara akan

selalu mengalir. Fungsi lain adalah untuk menjaga agar ruangan selalu

tetap dalam kelembaban (humudity) yang optimum.

3. Cahaya

Rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup tidak kurang dan

tidak terlalu banyak. Kurangnya cahaya yang masuk ke dalam rumah,

terutama cahaya matahari, disamping kurang nyaman juga merupakan

media atau tempat baik untuk hidup dan berkembangnya bibit penyakit.

Sebaliknya terlalu banyak cahaya dalam rumah akan menyebabkan silau

dan akhirnya dapat merusak mata.

Page 69: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

51

4. Luas Bangunan Rumah

Luas lantai bangunan rumah sehat harus cukup untuk penghuni di

dalamnya, artinya luas lantai bangunan tersebut harus disesuaikan

dengan jumlah penghuninya. Luas bangunan yang tak sebanding dengan

jumlah penghuninya akan menyebabkan perjubelan (overcrowded). Hal

ini tidak sehat, sebab disamping menyebabkan kurangnya konsumsi

oksigen, juga bila salah satu anggota keluarga terkena penyakitinfeksi,

akan mudah menular kepada anggta keluarga yang lain. Luas bangunan

yang optimum adalah apabila dapat penyediakan 2,5-3 m2 untuk setiap

orang (tiap anggota keluarga).

5. Fasilitas-fasilitas dalam rumah sehat

Rumah yang sehat harus mempunyai fasilitas-fasilitas sebagai berikut:

a. Penyediaan air bersih yang cukup

b. Pembuangan tinja

c. Pembuangan air limbah (air bekaas)

d. Pembuangan sampah

e. Fasilitas dapur

f. Ruang berkumpul keluarga

Untuk rumah di pedesaan lebih cocok adanya serambi (serambi muka

atau atau belakang).

Di samping fasilitas-fasilitas tersebut, ada fasilitas lain yang perlu

diadakan tersendiri untuk rumah pedesaan, yakni

Page 70: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

52

a. Gudang merupakan tempat menyimpan hasil panen. Gudang dapat

berupa bagian dari rumah tempat tinggal atau bangunan tersendiri.

b. Kandang ternak. Karena ternak adalah bagian hidup para petani,

maka kadang-kadang merupakan sumber penyakit pula. Maka

sebaiknya demi kesehatan, ternak harus terpisah dari rumah tinggal

atau dibikinkan kandang tersendiri.

B. Penyediaan Air bersih

Air adalah sangat penting bagi kehidupan manusia. Manusia akan

lebih cepat meninggal karena kekurangan air dari pada kekurangan

makanan. Dalam tubuh manusia itu sendiri sebagian besar terdiri dari

air. Tubuh orang dewasa, sekitar 55-60% berat badan terdiri dari air,

untuk anak-anak sekitar 65% dan untuk bayi sekitar 80%.

Kebutuhan manusia akan air sangat kompleks antara lain untuk

minum, masak, mandi, mencuci, dan sebaginya. Menurut perhitungan

WHO di Negara-negara maju setiap orang memerlukan air antara 60-12

liter per hari. Sedangkan di Negara-negara berkembang termasuk

Indonesia setiap orang memerlukan air antara 30-60 liter air per hari.

a). Syarat-syarat air minum yang sehat

Agar air minum tidak menyebabkan penyakit, maka air tersebut

hendaknya diusahakan memenuhi persyaratan-persyaratan kesehatan,

setidak-tidaknya diusahakan mendekati persyaratan tersebut. Air yang

sehat harus mempunyai persyaratan sebagai berikut:

a. Syarat fisik

Page 71: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

53

Persyaratan fisik untuk air minum yang sehat adalah bening (tidak

berwarna), tidak berasa, suhu di bawah suhu udara di luarnya. Cara

mengenal air yang memenuhi persyaratan fisik ini tidak sukar.

b. Syarat bakteriologis

Air untuk keperluan minum yang sehat harus bebas dari segala

bakteri, terutama bakteri patogen. Cara ini untuk mengetahui

apakah air minum terkontaminasi oleh bakteri patogen adalah

dengan memeriksa sampel (contoh) air tersebut. Bila dari

pemeriksaan 100 cc air terdapat kurang dari 4 bakteri E. coli maka

air tersebut sudah memenuhi syarat kesehatan.

c. Syarat kimia

Air minum yang sehat harus zat-zat tertentu dalam jumlah tertentu

pula. Kekurangan atau kelebihan salah satu zat kimia dalam air

akan menyebabkan gangguan fisiologis pada manusia.

Sesuai dengan prinsip teknologi tepat guna di pedesaan, maka air

minum berasal dari mata air dan sumur dalam dapat diterima sebagai air

yang sehat dan memenuhi ketiga persyaratan teresbut asalkan tidak

tercemar oleh kotoran-kotoran terutama kotoran manusia dan binatang.

Oleh karena itu, maka air atau sumur yang ada di pedesaan harus

mendapatkan pengawasan dan perlindungan agar tidak dicemari oleh

penduduk yang menggunakan air tersebut.

C. Pembuangan Kotoran Manusia

Page 72: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

54

Yang dimaksud dengan kotoran manusia adalah semua benda atau

zat yang tidak terpakai lagi oleh tubuh dan yang dikeluarkan dari dalam

tubuh. Zat-zat yang harus dikeluarkan dari dalam tubuh ini berbentuk

tinja (faces), air seni (urine) dan CO2. Mengenai pembuangan kotoran

manusia ini akan dibahas tempat pembuangan 2 (dua) kotoran manusia

berupa tinja (faces), air seni (urine) yang di sebut jamban atau kakus

(latrine).

Beberapa penyakit yang dapat disebabkan oleh tinja manusia antara

lain: tifus, disentri, kolera, bermacam-macam cacing (gelang, kremi,

tambang, pita) schistosomiasis dan sebagainya.

a. Pengelolaan Pembuangan Kotoran Manusia

Untuk mencegah sekurang-kurangnya kontaminasi tinja terhadap

lingkungan maka pembuangan kotoran manusia harus dikelola dengan

baik, maksudnya pembuangan kotoran harus di suatu tempat tertentu atau

jamban yang sehat. Suatu jamban disebut sehat untuk daerah pedesaan

apabila memenuhi persyaratan-persyaratan sebagai berikut:

1) Tidak mengotori permukaan tanah di sekeliling jamban tersebut.

2) Tidak mengotori air permukaan di sekitarnya.

3) Tidak mengotori air tanah di sekitarnya.

4) Tidak terjangkau oleh serangga terutama lalat dan kecoa, dan

binatang-binatang lainnya.

5) Tidak menimbulkan bau.

6) Mudah digunakan dan di pelihara(maintenance)

Page 73: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

55

7) Sederhana desainnya

8) Murah

9) Dapat diterima oleh permukaan.

Agar persyaratan-persyaratan ini dapat dipenuhi , maka perlu

diperhatikan antara lain:

1) Sebaiknya jamban tersebut tertutup, artinya bangunan jamban

terlindung dari panas dan hujan, serangga dan binatang-binatang lain,

terlindung dari pandangan orang (privacy) dan sebagainya.

2) Bangunan jamban sebagiknya mempunyai lantai yang kuat tempat

berpijak yang kuat dan sebagainya.

3) Bangunan jamban sedapat mungkin ditempatkan pada lokasi yang tidak

mengganggu pandangan, tidak menimbulkan bau dan sebagainya.

4) Sedapat mungkin disediakan alat pembersih seperti air atau kertas

pembersih

D. Pengelolaan Sampah

Sampah adalah sesuatu bahan atau benda padat yang sudah tidak

dipakai oleh manusia atau benda padat yang sudah tidak digunakan agi

dalam suatu kegiatan manusia dan dibuang. Para ahli kesehatan

masyarakat Amerika membuat batasan, sampah (wste) adalah sesuatu yang

tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang

yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya.

Sampah erat kaitannya dengan kesehatan masyarakat, karena dari

sampah tersebut hidup berbagai miko organisme penyebab penyakit

Page 74: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

56

(bacteri patagon) dan jugs binatang serangga sebagai pemindah/penyebar

penyakit

(vektor). Oleh sebab itu sampah harus dikelola dengan baik sampai

sekecil mungkin tidak mengganggu atau mengancam kesehatan

masyarakat. Pengelolaan sampah yang baik, bukan untuk kepentingan

kesehatan saja, tetapi juga untuk keindahan lingkungan. Yang dimaksud

dengan pengelolaan sampah disini adalah meliputi pengumpulan,

pengangkutan, sampai dengan pemusnahan atau pengelolaan sampah

sedemikian rupa sehingga sampah tidak menjadi gangguan kesehatan

masyarakat dan lingkungan hidup.

E. Pengelolaan Air Limbah

Air limbah atau air buangan adalah air sisa yang dibuang yang

berasal dari rumah tangga, industri maupun tempat-tempat umum lainnya

dan pada umumnya mengandung bahan-bahan atau zat-zat yang dapat

membahayakan bagi kesehatan manusia serta mengganggu lingkungan

hidup. batasan lain mengatakan bahwa air limbah adalah kombinasi dari

cairan dan smapah cair yang berasal dari daerah pemukiman, perdagangan,

perkantoran dan industri, bersama-sama dengan air tanah, air permukaan

dan air hujan yang mungkin ada (Kusonoptranto, 1985)

Dari batasan tersebut dapat disimpulkan bahwa air buangan adalah

air yang tersisa dari kegiatan manusia, baik kegiatan rumah tangga

maupun kegiatan lain seperti industri, perhotelan dan sebagainya. Sesuai

dengan zat-zat yang terkandung dalam air limbah ini, maka air yang tidak

Page 75: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

57

diolah terlebih dahulu akan menyebabkan berbagai gangguan kesehatan

masyarakat dan lingkungan hidup antara lain:

a. Menjadi transimisi atau media penyebaran berbagai penyakit, terutama

kolera, tifus abdominalis, desentri baciler.

b. Menjadi media berkembang biaknya mikro-organisme pathogen.

c. Menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk atau tempat hidup larva

nyaamuk.

d. Menimbulkan bau yang tidak enak serta pandangan yang tidak sedap.

e. Merupakan sumber pencemaran air permukaan, tanah dan lingkungan

hidup lainnya.

f. Mengurangi produktivitas manusia, karena orang bekerja dengan tidak

nyaman dan sebagainya.

Untuk mencegah atau mengurangi akibat-akibat buruk tersebut

diperlukan kondisi, persyaratan dan upaya-uaya sedemikian rupa sehingga

air limbah tersebut:

a. Tidak mengakibatkan kontraminasi terhadap sumber air minum.

b. Tidak mengakibatkan pencemaran terhadap permukaan tanah.

c. Tidak menyebabkan pencemaran air untuk mandi, perikanan air sungai

atau tempat-tempat rekreasi.

d. Tidak dihinggapi serangga, tikus, dan tidak menjadi tempat

berkembang biaknya berbagai bibit penyakit dan vector.

e. Tidak terbuka kena udara luar (jika tidak diolah) serta tidak dapat

dicapai anak-anak.

Page 76: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

58

f. Baunya tidak mengganggu.

2.2 Penelitian Terdahulu

Dalam melakukan penelitian “Manajemen Strategi Dinas Kesehatan Dalam

Pengelolaan Kesehatan Lingkungan Di Kecamatan Kasemen Kota Serang”.

Peneliti melakukan peninjauan terhadap penelitian yang telah dilakukan

sebelumnya, baik berupa jurnal, skripsi maupun tesis, yang terkait dengan tema

yang diambil dalam penelitian ini. Peneliti mengambil dua penelitian terdahulu

sebagai pembanding dengan penelitian yang dilakukan. Penelitian pertama yaitu

diambil dari jurnal yang berjudul “Peran Pemerintah Kecamatan Likupang Timur

Dalam Meningkatkan Kesehatan Lingkungan Di Desa Likupang Dua”, yang

dilakukan oleh Wahyu Pramana A.M. Nabeto.

Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa pen peran Pemerintah Kecamatan

Likupang Timur dalam meningkatkan kesehatan lingkungandi Desa Likupang

Dua masih „belum makasimal‟, yang diperjelas dengan:1. Dari segi perencanaan,

inventarisasi lingkungan hidup, penyusunan rencana perlindungan dan

pengelolaan lingkungan hidup, pemerintah desa likupang dua belum mempunyai

program yang jelas dan konkrit, sehingga tidak ada kebijakan dalam pengelolaan

lingkungan hidup demi terciptanya kesehatan lingkungan, 2. Pengendalian

pencemaran dan kerusakan lingkungan yaitu di desa likupang dua seperti

pencemaran udara dari limbah hasil tangkapan ikan yang membusuk sudah dalam

kategori yang tinggi, tetapi tidak ada tindak lanjut dari pemerintah kecamatan,

maupun pemerintah desa untuk menyelesaikan hal tersebut, 3. Langkah konkrit

upaya pemeliharaan lingkungan dari pemerintah desa likupang dua belum dapat

Page 77: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

59

dirasakan warga, masih sebatas rencana pengadaan tempat umum pembuangan

sampah, 4. Pengawasan dan penegakkan hukum belum dilaksanakan, pemerintah

desa likupang dua hanya bersifat pasif menunggu laporan dari masyarakat.

Persamaan penelitian ini dengan penulis yaitu Penulis melakukan

penelitian dengan objek utama yang sama yaitu peran pemerintah dalam

pengelolaan kesehatan lingkungan . Dengan melihat objek yang sama maka

peneliti menjadi dapat lebih memahami bagaimna pentingnya peran pemerintah

dalam pengelolaan kesehatan lingkungan. Perbedaan penelitian ini dengan penulis

yaitu fokus yang dipilih penelitian terdahulu yaitu peran Pemerintah Kecamatan,

tetapi penelitian yang penulis ambil saat ini berfokus pada manajemen strategi

Dinas Kesehatan.

Selanjutnya pada penelitian tesis yang berjudul “Evaluasi kualitas

lingkungan hidup: Studi kasus di desa Banten kecamatan Kasemen Kabupaten

Serang Propinsi Banten” yang dilakukan oleh Rachmatullah Muhammad,

mahasiswa pasca sarjana Universitas Indonesia.

Penelitian ini bertujuan untuk: 1. mengidentifikasi kondisi/kualitas

lingkungan hidup di Desa Banten, 2. mengetahui variabel-variabel kualitas

lingkungan alami, lingkungan sosial maupun lingkungan fisik yang mempunyai

hubungan dengan kualitas lingkungan hidup di Desa Banten, 3. mengetahui

peran/upaya relokasi untuk meningkatkan kualitas lingkungan hidup di Desa

Banten, dan 4. merumuskan strategi yang tepat untuk meningkatkan kualitas

lingkungan hidup di Desa Banten.

Page 78: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

60

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Lokasi penelitian

adalah Desa Banten, Kecamatan Kasemen, Kabupaten Serang, Propinsi Banten.

Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah penyebaran kuesioner,

observasi lapangan, data sekunder. Analisis data mengunakan analisis deskriptif

dan analisis statistik.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa: 1. kualitas lingkungan

hidup di Desa Banten masih rendah apabila mencermati kondisinya baik ( dari

kualitas lingkungan alami, sosial maupun fisik. Kualitas lingkungan alami

kondisinya yaitu 97,8% menyatakan bahwa kualitas air permukaan di sekitar

lingkungan mereka buruk, 71,7 % responden mengatakan bahwa kualitas air tanah

di tempat mereka tidak layak untuk dikonsumsi dan 26,1% responden mengatakan

kualitas udara sudah buruk serta 94,6% responden merasa kebutuhan air bersih

dapat tercukupi. Kualitas lingkungan sosial kondisinya yaitu sebagian besar

responden harus menanggung lebih dari 3 jiwa (52,2%), 96,7%-nya menyatakan

pendidikan penting bagi anak-anak mereka, sebagian besar responden memiliki

penghasilan diatas Rp. 300.000 per bulan (81,5%) dan 61,9% responden aktif

memiliki hubungan yang erat dengan warga lainnya. Kualitas lingkungan fisik

kondisinya yaitu sebagian responden telah memiliki jamban (73,9%), kualitas

lantai rumah yang tergolong baik yaitu terbuat dari semen (58,7%) bahkan

keramik (14,1%), sedangkan yang ventilasi rumahnya hanya 1 arah sebesar

67,4%, dan aloes jalan lingkungan di pemukiman respondenkondisinya sudah

beraspal (56,5%), kondisi bangunan rumah responden sebagian bangunan

Page 79: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

61

permanen (52,2%) serta 75,0% responden melakukan pengelolaan limbah padat

dengan cara di bakar.

2. variabel-variabel kualitas lingkungan alami yang berkorelasi dengan

kualitas lingkungan hidup ada dua variabel yaitu kuantitas air tanah dan kualitas

air tanah; kualitas lingkungan sosial yang berkorelasi dengan kualitas lingkungan

hidup yaitu variabel persepsi tentang pendidikan dan variabel pendapatan; dan

kualitas lingkungan fisiklbuatan yang berkorelasi dengan kualitas lingkungan

hidup ada lima variabel yaitu variable lantai rumah, kondisi bangunan, ventilasi,

jalan lingkungan serta variabel pengelolaan limbah padat. Variabel-variabel

tersebut baik kualitas lingkungan alami, sosial maupun fisik mempunyai nilai

probabilitas (p) <0,05 sehingga memiliki signifikansi, selain itu variabel-variabel

tersebut panting untuk diidentifikasi untuk mengetahui variabel apa saja yang

berhubungan dengan kualitas lingkungan hidup, sehingga dalam upaya

peningkatan kualitas lingkungan hidup dapat lebih di arahkan pada variabel-

variabel tersebut, sehingga strategi yang dirumuskan dalam peningkatan kualitas

lingkungan hidup dapat lebih tepat sasaran dan disesuaikan dengan kondisi

sesungguhnya.

3. relokasi tidak mampu meningkatkan kualitas lingkungan hidup di Desa

Banten karma secara lingkungan sosial dan alami cenderung mengalami

penurunan yang disebabkan pendapatan yang tidak meningkat, pengeluaran yang

cenderung membesar dan tidak adanya program pemberdayaan masyarakat untuk

meningkatkan pendapatan. Peningkatan hanya terjadi, pada lingkungan fisik yang

disebabkan adanya penataan rumah dan lingkungan yang lebih tertata rapi.

Page 80: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

62

4. solusi/strategi untuk meningkatkan kualitas lingkungan hidup antara

lain: (a) penyediaan sarana air bersih; (b) pengembalian fungsi bantaran sungai;

(c) peningkatan pendapatan dengan pemberdayaan masyarakat; (d) melakukan

pengelolaan limbah padat; (e) pemberian pelatihan/keterampilan; (f) pemberian

bantuan untuk penataan rumah; (g) mendirikan puskesmas pembantu di sekitar

permukiman penduduk.

Persamaan penelitian ini dengan penulis yaitu objek permasalahan yang

diteliti sama yaitu pada kondisi lingkungan di wilayah Kecamatan Kasemen

sehingga memberikan gambaran bagi penulis mengenai kondisi lingkungan yang

masih buruk. Perbedaannya yaitu pada fokus yang diteliti yaitu penulis meneliti

pada manajemen strategi.

Terakhir pada penelitian jurnal yang berjudul “Manajemen Strategis

Program Perbaikan Gizi Masyarakat Oleh Dinas Kesehatan Kota Surakarta

(Kegiatan Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah di TK dan SD

Kecamatan Jebres Surakarta Tahun 2010)” yang dilakukan oleh Iis Noviana

Tahun 2011, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

penelitian deskroptif kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan mengunakan

metode wawancara dan studi dokumentasi. Teknik penarikan sampel

menggunakan purposive sampling. Dalam menganilisis permasalahan peneliti

mendeskripsikan manajemen strategis dari empat elemen menejemen strategis

dari Wheleen dan Hunger yaitu dengan melihat pengamatan lingkungan dan

prumusan strategis yang telah tercantum dalam Rencana Strategis Dinas

Page 81: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

63

Kesehatan Kota Surakarta Tahun 2006-2010 kemudian implementasi serta

evaluasi dan pengendalian strategi. Implementasi mengacu pada dua unsur pokok

yaitu pengembangan strategi dalam program, anggaran, dan prosedur serta

pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen lainnya yang meliputi pengorganisasian

dan pelaksanaan. Evaluasi dan pengendalian menggunakan metode lima langkah

umpan balik. Hasil dari penelitian ini adalah Manajemen Strategis Program

perbaikan gizi dengan kegiatan PMT-AS dilihat dari implementasinya cukup

berhasil. Hasil evaluasi dan pengendalian yaitu meningkatnya presentase status

gizi sasaran PMT-AS di Kecamatan Jebres setelah pemberian PMT-AS.

Persamaan penulis dengan penelitian ini adalah Fokus yang diteliti sama

yaitu mengenai manajemen strategis pada Program Pemerintah. Sedangkan

perbedaaannya adalah obyek penelitian yang penulis lakukan yaitu pada

pengelolaan kesehatan lingkungan, sedangkan pada penelitian terdahulu pada

program perbaikan gizi.

2.3 Kerangka Pemikiran Penelitian

Suriasumantri, 1986 dalam (Sugiyono, 2009:92) mengemukakan bahwa

seorang peneliti harus menguasai teori-teori ilmiah sebagai dasar menyusun

kerangka pemikiran yang membuahkan hipotesis. Kerangka pemikiran

merupakan penjelasan sementara terhadap gejala yang menjadi objek

permasalahan.Untuk menjawab permasalahan yang telah dirumuskan dalam

penelitian ini, diperlukan sebuah kerangka konsep atau model penelitian.

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kondisi Kesehatan lingkungan di Kecamatan

Kasemen masih sangat buruk, selain itu juga peran dari Pemerintah Daerah

Page 82: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

64

belum optimal dalam penyelenggaraan kesehatan lingkungan di Kecamatan

Kota Serang. Dari latar belakang tersebut dapat dirumuskan permasalahannya

yaitu: (1) Rendahnya kepemilikan Rumah Sehat, (2) Masih rendahnya

pemanfaatan air bersih, (3) Masih rendahnya kepemilikan Sanitasi Dasar yang

mencakup kepemilikan jamban, kepemilikan tempat sampah dan juga

kepemilikan pembuangan air limbah , dan (4) Tingginya angka penyakit

berbasis lingkungan. Untuk mengetahui strategi apa yang harus dilakukan dalam

penyelenggaraan kesehatan lingkungan di Kota Serang maka peneliti

menggunakan teknik Analisis SWOT. Adapun Teknik Analisis SWOT adalah

suatu cara menganalisis faktor-faktor internal dan eksternal menjadi langkah-

langkah strategi dalam mengoptimalkan usaha yang lebih menguntungkan.

Dalam analisis faktor internal akan menentukan aspek-aspek yang menjadi

kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness), sedangkan faktor eksternal akan

menentukan aspek-aspek yang menjadi peluang (opportunities) dan ancaman

(threaths) dengan begitu akan dapat ditentukan berbagai kemungkinan

alternative strategi yang dapat dijalankan dalam penyelenggaraan kesehatan

lingkungan di Kota Serang sehingga meningkatnya derajat kesehatan

masyarakat yang mencakup Morbiditas (Angka Kesakitan) menurun, Mortalitas

(Angka Kematian) menurun dan status gizi masyarakat meningkat dengan

meningkatnya kesadaran masyarakat untuk Berpriaku Hidup Bersih dan Sehat.

Untuk lebih jelasnya, kerangka berfikir penulis dalam penelitian ini dapat dilihat

gambar dibawah ini :

Page 83: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

65

Output:

Strategi yang tepat dalam

penyelenggaraan kesehatan

lingkungan di Kota Serang.

Gambar 2.3

Kerangka Pemikiran Penelitian

Input :

1. Rendahnya kepemilikan Rumah Sehat

2. Masih rendahnya pemanfaatan air bersih

3. Masih rendahnya kepemilikan Sanitasi Dasar

yang mencakup kepemilikan jamban, kepemilikan

tempat sampah dan juga kepemilikan pembuangan

air

Proses:

Analisis SWOT

a) Strengths (Kekuatan)

b) Weakness (Kelemahan)

c) Opportunities (Peluang)

d) Threats (Ancaman)

(Siagian, 2007 : 172)

Outcome:

Meningkatnya derajat kesehatan

lingkungan di Kota Serang.

Page 84: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

66

2.4 Asumsi Dasar

Asumsi dasar merupakan hasil dari refleksi penelitian berdasarkan kajian

pustaka dan kajian teori yang digunakan sebagai dasar argumentasi. Berdasarkan

pada kerangka pemikiran yang telah dipaparkan di atas, peneliti telah

melakukan observasi awal terhadap objek penelitian. Maka peneliti berasumsi

bahwa penelitian tentang Strategi Dinas Kesehatan Dalam Penyelenggaraan

Kesehatan Lingkungan Di Kota Serang masih belum optimal, hal ini dilihat

berdasarkan dengan masih adanya permasalahan-permasalahan dalam

penyelenggaraan kesehatan lingkungan baik faktor internal maupun faktor

eksternal.

Page 85: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

66

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian

Pendekatan penelitan adalah seperangkat asumsi yang saling berkolerasi

satu dengan yang lain mengenai fenomena alam semesta. Penelitian ini

merupakan penelitian deskriptif-kualitatif yaitu penelitian tentang data yang

ditentukan dan dinyatakan dalam bentuk kata-kata dan gambar, kata-kata disusun

dalam kalimat, misalnya kalimat wawancara antara peneliti dan informan.

Pada penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan dalam kondisi

yang alamiah atau natural setting, peneliti mengumpulkan data berdasarkan

observasi yang wajar. Dalam melakukan penelitiannya, peneliti merupakan alat

utama dalam pengumpulan data karena penelitilah yang langsung terjun

kelapangan mencari data dengan wawancara secara mendalam. Subjek yang

diteliti berkedudukan sama dengan peneliti. Orang yang diteliti dipandang sebagai

partisipan, konsultan atau kolega peneliti dalam menangani kegiatan

penelitiannya.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif, yaitu berusaha

mendapatkan informasi yang selengkap mungkin mengenai Strategi Dinas

Kesehatan Dalam Penyelengaraan Kesehatan Lingkungan Di Kota Serang.

Informasi yang digali melalui wawancara mendalam terhadap informan (Dinas

Kesehatan, UPT PUSKESMAS, Masyarakat serta pengamat). Teknik kualitatif

dipakai sebagai pendekatan dalam penelitian ini, karena teknik ini untuk

Page 86: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

67

memahami realitas rasional sebagai realitas subjektif kualitas pengelolaan

kesehatan lingkungan di Kota Serang. Proses observasi dan wawancara mendalam

bersifat sangat utama dalam pengumpulan data. Dari observasi diharapkan mampu

menggali permasalahan yang ada di dalam Strategi Dinas Kesehatan Dalam

Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan di Kota Serang, guna mengevaluasi kerja

stakeholder yang terkait dalam pengelolaan kesehatan lingkungan di Kota Serang.

3.2 Ruang Lingkup/Fokus Penelitian

Ruang lingkup atau fokus penelitian ini adalah manajeman strategi pada

Dinas Kesehatan dalam penyelenggaraan kesehatan lingkungan di Kota Serang

dengan dilihat dari Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman.

3.3 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Dinas Kesehatan Kota Serang. Penentuan lokasi

penelitian ini dengan alasan bahwa di yang menangani urusan penyelengaraan

kesahatan lingkungan ialah di Dinas Kesehatan.

3.4 Fenomena yang diamati

3.3.1 Definisi Konsep

Definisi konseptual berfungsi untuk pemberian penjelasan tentang konsep

dari variable yang akan diteliti menurut pendapat peneliti berdasarkan kerangka

teori yang akan digunakan. Adapun definisi konsep dari judul ini tentang “Strategi

Dinas Kesehatan Dalam Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan di Kota Serang”

yaitu:

Page 87: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

68

1. Manajemen Strategi

Strategi adalah serangkaian keputusan dan tindakan manajerial yang

menentukan kinerja perusahaan dalam jangka panjang. Manajemen strategis

meliputi pengamatan lingkungan, perumusan strategi (perencanaan strategis

atau perencanaan jangka panjang), implementasi strategis, dan evaluasi serta

pengendalian

2. Kesehatan Lingkungan

Kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi atau keadaan lingkungan yang

optimum sehingga berpengaruh positif terhadap terwujudnya status kesehatan

yang optimal pula.

3.3.2 Definisi Oprasional

Adapun variabel dalam penelitian ini tentang “Strategi Dinas Kesehatan

Dalam Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan di Kota Serang” pada observasi

awal ditemukan masalah mendasar dalam penyelenggaraan kesehatan lingkungan

ialah belum optimalnya Strategi yang digunakan oleh Dinas Kesehatan dalam

penyelenggaraan kesehatan lingkungan di pengaruhi oleh faktor internal dan

eksternal. Oleh karena itu, untuk kesuksesan dan keberhasilan dalam

penyelenggaraan kesehatan lingkungan di Kota Serang diperlukan manajemen

strategi khusus agar lebih optimal diperlukan penelitian lebih jauh dalam

pengamatan lingkungan dengan menggunakan analisis SWOT menurut Siagian

(2007:172):

Page 88: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

69

a. Strengths (Kekuatam) adalah dengan faktor-faktor kekuatan yang dimiliki

oleh suatu perusahaan termasuk satuan-satuan bisnis didalamnya adalah

antara lain kompetensi khusus yang terdapat dalam organisasi yang berakibat

pada pemilihan keunggulan komparatif oleh unit usaha dipasaran.

b. Weakness (Kelemahan) ialah keterbatasan atau kekurangan dalam hal

sumber, keterampilan dan kemapuan yang menjadi penghalang serius bagi

penampilan kinerja organisasi yang memuaskan. Dalam praktek, berbagai

keterbatasan dan kemampuan tersebut bias terdapat pada sarana dan

prasarana yang dimiliki atau tidak dimiliki, kemampuan manajerial yang

rendah, keterampilan pemasaran yang tidak sesuai dengan tuntutan pasar,

produk yang tidak atau kurang diminati oleh para pengguna atau calon

pengguna dan tinggkat perolehan keuntungan yang kurang memadai.

c. Opportunities (Peluang) adalah berbagai situasi lingkungan yang

menguntungkan bagi suatu satuan bisnis.

d. Threats (Ancaman) adalah faktor-faktor lingkungan yang tidak

menguntungkan suatu satuan bisnis. Jika tidak diatasi ancaman akan menjadi

ganjalanbagi satuan bisnis yang bersangkutan baik untuk masa sekarang

maupun masa depan.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam

penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa

mengetahui teknik pengumpulan data, maka penelitian tidak akan mendapatkan

data yang memenuhi standar data yang ditetapkan (Sugiyono, 2012:63).

Page 89: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

70

Teknik pengumpulan data dalam penelitian kualitatif ini adalah sebagai

berikut.

3.4.1 Sumber data Primer

Sumber data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya

dan masih bersifat mentah karena belum diolah. Data ini diperoleh melalui:

1. Observasi

Sedangkan observasi menurut Moloeng (2007) adalah kegiatan

yang dilakukan untuk mengoptimalkan kemampuan peneliti dari segi

motif, perhatian, perilaku tak sadar, kebiasan dan sebagainya.

Menurutnya, observasi diklasifikasikan menjadi dua cara yaitu cara

berperan serta dan cara yang tidak berperan serta.Observasi berperan

serta, pengamat melakukan dua fungsi sekaligus yaitu sebagai

pengamat dan sekaligus menjadi anggota resmi dari kelompok yang

diamatinya. Namun observasi tanpa berperan serta, pengamat hanya

melakukan satu fungsi yaitu mengadakan pengamatan.

Dalam penelitian ini, teknik observasi yang dipakai ialah

observasi tanpa berperan serta. Peneliti hanya sebagai pengamat saja

tanpa menjadi anggota resmi organisasi yang diteliti.

2. Wawancara

Wawancara Merupakan proses memperoleh keterangan untuk

tujuan penelitian dengan cara tanya jawab dan bertatap muka antara

pewancara dan informan. Adapun teknik pengumpulan data dengan

cara wawancara dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam.

Page 90: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

71

Wawancara mendalam (indepth interview) adalah data yang diperoleh

terdiri dari kutipan langsung dari orang-orang tentang pengalaman,

pendapat perasaan dan pengetahuan informan penelitian. Informan

penelitian adalah orang yang memberikan informasi yang diperlukan

selama proses penelitian.

Dalam penelitian ini wawancara dipergunakan untuk

mengadakan komunikasi dengan pihak-pihak terkait penelitian, dalam

rangka memperoleh informasi tentang hal-hal yang belum tercantum

dalam observasi. Dalam melakukan wawancara peneliti menggunakan

metode wawancara semiterstruktur, dimana dalam pelaksanaannya

lebih bebas. Tujuan dari wawancara ini adalah untuk menemukan

permasalahan lebih terbuka, dimana pihak yang diajak wawancara

diminta pendapat dan memberi informasi mengenai pengelolaan

kesehatan lingkungan. Sebagaimana yang disarankan oleh (Esterberg:

2002) dalam Sugiyono (2008:73) peneliti akan mendengarkan secara

teliti dan mencatat apa yang akan dikemukakan oleh informan

(Esterberg: 2002) dalam Sugiyono (2008:73)

Wawancara dilakukan dengan cara mempersiapkan terlebih

dahulu berbagai keperluan yang dibutuhkan yaitu sampel informan

kriteria informan dan pedoman wawancara yang disusun dengan rapih

dan terlebih dahulu dipahami peneliti, sebelum melakukan wawancara

peneliti terlebih dahulu melakukan hal-hal sebagai berikut:

a. Menerangkan kegunaan serta tujuan dari penelitian.

Page 91: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

72

b. Menjelaskan alasan informan terpilih untuk diwawancarai.

c. Menentukan strategi dan taktik berwawancara.

d. Mempersiapkan pencatat data wawancara.

3.4.2 Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder merupakan sumber data yang diperoleh melalui

kegiatan studi kepustakaan dan dokumentasi mengenai data yang diteliti.

1. Studi Kepustakaan

Pengumpulan data ini diperoleh dari berbagai referensi yang

relevan dengan penelitian yang dijalankan dan teknik ini berdasarkan

text books maupun jurnal ilmiah.

2. Dokumentasi

Menurut Guba dan Lincolin (1981) dalam Moleong (2007:161)

dokumentasi adalah setiap bahan tertulis atau film dari record yang

tidak dipersiapkan karena adanya permintaan dari seorang penyelidik.

Analisis dokumen dilakukan untuk mengumpulkan data yang

bersumber dari arsip dan dokumen. Dokumen merupakan cataatan

peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan,

gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen yang

berbentuk tulisan misalnya catatan-catatan, peraturan, kebijakan,

laporan-laporan. Dokumen yang berbentuk gambar, misalnya foto,

gambar hidup, sketsa dan lain-lain. Studi dokumen merupakan

pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam

penelitian kualitatif (Sugiyono, 2012:82).

Page 92: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

73

Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data

sekunder. Data primer merupakan data yang diambil secara langsung dari

informan penelitian yaitu melalui observasi dan wawancara. Sedangkan data

sekunder merupakan data yang diambil secara tidak langsung dari informan yaitu

melalui data-data dan dokumen yang relevan mengenai masalah yang diteliti.

3.5 Instrumen Penelitian

Dalam penelitian kualitatif ini, yang menjadi instrumen atau alat penelitian

adalah peneliti itu sendiri (human instrument) karena peneliti adalah manusia dan

hanya manusia yang dapat berhubungan dengan responden atau objek lainnya,

serta mampu memahami kaitan kenyataan-kenyataan di lapangan. Oleh karena itu,

peneliti juga berperan serta dalam pengamatan atau participant observation

(Moleong, 2007:9). Yang melakukan validasi adalah peneliti sendiri, melalui

evaluasi diri seberapa jauh pemahaman terhadap metode kualitatif, penguasaan

teori dan wawasan terhadap bidang yang diteliti, serta kesiapan dan bekal

memasuki lapangan (Sugiyono, 2012:59). Jadi, peneliti mempunyai peran yang

sangat penting dalam penentuan sukses atau tidaknya suatu penelitian dengan

kesiapan peneliti dalam terjun langsung ke lapangan.

Dalam penelitian ini data yang diteliti adalah data lisan dan tulisan, oleh

sebab itu untuk mendapatkan data dibutuhkan alat bantu berupa daftar pertanyaan

untuk mewawancarai informan dan handphone. Handphone digunakan untuk

merekam wawancara dengan informan. Hasil rekaman kemudian ditranskripsikan

melalui peralatan sehingga memudahkan untuk mengelompokkan data.

Page 93: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

74

Dalam mencari sumber data, peneliti menggunakan teknik wawancara

mendalam terhadap narasumber (informan) yang bersangkutan dengan fokus

penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Wawancara mendalam (indepth

interview) adalah data yang diperoleh terdiri dari kutipan langsung dari orang-

orang tentang pengalaman, pendapat perasaan dan pengetahuan informan

penelitian. Informan penelitian adalah orang yang memberikan informasi yang

diperlukan selama proses penelitian. Selain wawancara mendalam, sumber data

dalam penelitian ini juga di dapat dari hasil observasi, dimana sumber data dari

hasil wawancara dan observasi merupakan sumber data primer. Selain itu, sumber

data yang lainnya juga didapat dari hasil dokumentasi dan studi literatur/pustaka

sebagai sumber data sekunder.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan mengenai Strategi Dinas

Kesehatan Dalam Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan di Kota Serang. Oleh

karena itu dalam penentu narasumber atau yang dapat disebut dengan informan

peneliti menggunakan teknik purposive. Teknik Purposive yaitu teknik

pengambilan data dari informan dengan pertimbangan bahwa orang yang

dijadikan informan penelitian merupakan orang yang mengetahui tentang

pelaksanaan pengelolaan kesehatan lingkungan di Kecamatan Kasemen, sehingga

memudahkan peneliti untuk mendapatkan data yang diharapkan.

3.6 Informan Penelitian

Peneliti pada mulanya menelusuri informan dari berbagai status yang

terlibat dalam Strategi dalam penyelenggaraan kesehatan lingkungan di Kota

Serang, informan yang memiliki kaya informasi dipilih dan sub-subunit dipilih

Page 94: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

75

untuk mengkasi kajian yang lebih dalam. Penentuan informan ini dengan memilih

narasumber yang terlibat langsung dalam penyelenggaraan kesehatan di Kota

Serang sebagai berikut berikut :

Tabel 3.1

Informan Penelitian

No Informan Status Informan

1 Kapala Seksi Kesehatan Lingkungan Dinas

Kesehatan Kota Serang

Key Informan

2 Pegawai atau Staff pada Seksi Kesehatan

Lingkungan Dinas Kesehatan Kota Serang

Key Informan

3 Sanitarian Puskesmas Key Informan

4 Badan Lingkungan Hidup Key Informan

5 Forum Kota Serang Sehat Key Informan

6 Camat Key Informan

7 Masyarakat (Ketua RW/Kader POSYANDU) Key Informan

(Sumber: Peneliti, 2014)

3.7 Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Analisis data kualitatif menurut Bodgan dan Biklen adalah upaya yang

dilakukan dengan jalan bekerja data, mengorganisasikan data, memilih-milahnya

menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan

pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa

yang dapat diceritakan kepada orang lain (Sugiyono, 2012:88).

Dalam penelitian kualitatif, analisis data dilakukan sejak awal penelitian

dan selama proses penelitian dilaksanakan. Data diperoleh, kemudian

dikumpulkan untuk diolah secara sistematis. Dimulai dari wawancara, observasi,

Page 95: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

76

mengedit, mengklasifikasi, mereduksi, selanjutnya aktivitas penyajian data serta

menyimpulkan data. Teknis analisis data dalam penelitian ini menggunakan

model analisis interaktif dari Miles & Huberman, seperti pada gambar berikut ini:

Gambar 3.1

Analisis Data Model Interaktif

(Sumber : Sugiyono, 2012:88)

1. Pengumpulan Data

Pengumpulan data yaitu proses memasuki lingkungan penelitian

dan melakukan pengumpulan data penelitian. Ini merupakan tahap awal

yang harus dilakukan oleh peneliti agar peneliti dapat memperoleh

informasi mengenai masalah-masalah yang terjadi di lapangan.

Pengumpulan

Data

Reduksi Data

Penarikan

Kesimpulan

Penyajian Data

Page 96: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

77

2. Reduksi Data

Dari lokasi penelitian, data lapangan dituangkan dalam uraian

laporan yang lengkap dan terinci. Data dan laporan lapangan kemudian di

reduksi, di rangkum, dan kemudian dipilih hal yang pokok, di fokuskan

untuk dipilih yang terpenting kemudian dicari tema atau polanya (melalui

proses penyuntingan, pemberian kode, dan pentabelan). Reduksi data

dilakukan terus menerus selama proses penelitian berlangsung. Pada

tahapan ini setelah data dipilah kemudian disederhanakan, data yang tidak

diperlukan disortir agar diberi kemudahan dalam penampilan, penyajian,

serta untuk menarik kesimpulan sementara.

3. Penyajian Data

Penyajian data (display data) dimaksudkan agar lebih

mempermudah bagi peneliti untuk dapat melihat gambaran secara

keseluruhan atau bagian-bagian tertentu dari data penelitian. Hal ini

merupakan pengorganisasian data kedalam suatu bentuk tertentu sehingga

kelihatan jelas sosoknya lebih utuh. Data-data tersebut kemudian dipilih-

pilih dan disisikan untuk disortir menurut kelompoknya dan disusun

sesusai dengan kategori yang sejenis untuk ditampilkan agar selaras

dengan permasalahan yang dihadapi, termasuk kesimpulan-kesimpulan

sementara diperoleh pada waktu data direduksi.

4. Penarikan Kesimpulan/ Verifikasi

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan

Hubberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Dari permulaan

Page 97: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

78

pengumpulan data, peneliti mulai mencari arti dari hubungan-hubungan

mencatat keteraturan pola-pola dan menarik kesimpulan. Asumsi dasar

dan kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan

akan terus berubah selama proses pengumpulan data masih terus

berlangsung dan tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung

pada tahap pengumpulan data berikutnya. Akan tetapi apabila kesimpulan

tersebut didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsistensi penelti

kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang

dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.

3.8 Uji Keabsahan Data

Uji kreadibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian

kualitatif antara lain dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan

ketekunan dalam penelitian, triangulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisis

kasus negatif, dan member check (Sugiyono, 2009:121).

Pada penelitian ini, dalam menguji kreadibilitas data peneliti melakukan

triangulasi dan member check untuk member kepercayaan terhadap penelitiannya.

1. Triangulasi

Menurut Moloeng (2007:330), trianggulasi adalah teknik

pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Diluar

data untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data

itu. Teknik trianggulasi yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan

melalui sumber lainnya. Terdapat 3 macam teknik triangulasi, yaitu

triangulasi sumber, triangulasi teknik, dan triangulasi waktu. Pada

Page 98: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

79

penelitian ini menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi teknik.

Triangulasi sumber berarti untuk menguji kredibilitas data dilakukan

dengan cara mengecek data yang telah diperoleh dari beberapa sumber

melalui hasil wawancara atau disebut juga dengan mewawancarai lebih

dari satu informan yang dianggap memiliki sudut pandang yang berbeda.

Triangulasi teknik berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan data

yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama.

Triangulasi dilakukan melalui wawancara, observasi langsung, observasi

tidak langsung, dan dokumentasi. Pada observasi tidak langsung ini

dimaksudkan dalam bentuk pengamatan atas beberapa kejadian yang

kemudian dari hasil pengamatan tersebut di ambil benang merah yang

menghubungkan diantara keduanya.

2. Member Check

Member check adalah proses pengecekan data yang diperoleh

peneliti kepada pemberi data. Tujuan member check adalah untuk

mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang

diberikan oleh pemberi data (Sugiyono, 2009:129).

3.9 Jadwal Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan untuk meneliti Strategi Dinas Kesehatan

Dalam Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Di Kota Serang. Waktu

penelitiannya dimulai dari bulan Oktober 2014.

Page 99: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

80

Tabel 3.2

Jadwal Penelitian

No Kegiatan

Waktu Pelaksanaan

2014 2015 2016

Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des Jan Feb

1 Pengumuman

Judul

2 Observasi

Awal

3 Penyusunan

Proposal

4

Bimbingan

dan

Perbaikan

Proposal

5 Seminar

Proposal

6 Perbaikan

proposal

7

Proses

Pencarian

Data di

Lapangan

8

Pengolahan

Data di

Lapangan

9

Penyusunan

Laporan

Penelitian

dan

Bimbingan

10 Sidang

Skripsi

(Sumber, Peneliti 2015)

Page 100: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

81

Page 101: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

81

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian

Deskripsi objek penelitian ini akan menjelaskan tentang objek penelitian yang

meliputi lokasi penelitian yang diteliti dan memberikan gambaran umum Kota

Serang, gambaran umum Dinas Kesehatan Kota Serang. Hal tersebut akan dijelaskan

di bawah ini:

4.1.1 Keadaan Wilayah Kota Serang

Kota Serang merupakan pemekaran dari Kabupaten Serang yang terbentuk pada

tanggal 10 Agustus 2007 berdasarkan Undang-undang No. 32 tahun 2007. Secara

administratif Kota Serang dibagi dalam 6 kecamatan dan 66 kelurahan. Kecamatan

Kasemen merupakan kecamatan dengan wilayah terluas yaitu sekitar 63,36 km2 atau

sekitar 23,75% dari luas wilayah Kota Serang. Sementara kecamatan dengan luas

wilayah paling sempit adalah Kecamatan Serang yang hanya sekitar 9,7% dari luas

wilayah Kota Serang, atau sekitar 25,88 km2. Berdasarkan penjelasan Undang-

undang No. 32 Tahun 2007, disebutkan bahwa Kota Serang memiliki luas wilayah

keseluruhan ± 266,71 km2, sedangkan hasil inventarisasi luas wilayah dari 6 (enam)

kecamatan tersebut adalah 266,74km2

atau sekitar 3,08% dari luas wilayah Provinsi

Banten. Tabel berikut ini memberikan gambaran tentang rincian jumlah kelurahan

dan luas wilayah serta persentase luas wilayah masing-masing kecamatan dimaksud

di atas.

Page 102: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

82

Tabel 4.1

Luas Wilayah Kota Serang

Berdasarkan Kecamatan

No Kecamatan Jumlah

Kelurahan

Luas

(km2) %

1 Curug 10 49,6 18,59

2 Walantaka 14 48,48 18,18

3 Cipocok Jaya 8 31,54 11,82

4 Serang 12 25,88 9,70

5 Taktakan 12 47,88 17,95

6 Kasemen 10 63,36 23,75

Jumlah 66 266,74 100,00

Sumber: BPS Kota Serang, 2013

Sesuai pasal 5 Undang-undang Nomor. 32 Tahun 2007 Kota Serang memiliki batas-

batas wilayah sebagai berikut:

Page 103: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

83

(1) sebelah Utara berbatasan dengan Teluk Banten;

(2) sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Pontang, Kecamatan Ciruas,

Kecamatan Kragilan Kabupaten Serang;

(3) sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Cikeusal, Kecamatan Petir,

Kecamatan Baros Kabupaten Serang; dan

(4) sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Pabuaran, Kecamatan Waringin

Kurung, Kecamatan Kramat Watu Kabupaten Serang.

4.1.1.1 Visi dan Misi Kota Serang

Visi Kota Serang

”Terwujudnya Kota Serang Madani sebagai Kota Pendidikan yang

Bertumpu pada Potensi Perdagangan, Jasa, Pertanian dan Budaya.”

Misi Kota Serang

1. Pembangunan dan Peningkatan Infrastruktur;

2. Pembangunan dan Peningkatan Kualitas Pendidikan;

3. Pembangunan dan Peningkatan Kualitas Kesehatan;

4. Peningkatan Ekonomi Kerakyatan serta Optimalisasi Potensi

Pertanian dan Kelautan;

5. Peningkatan Tata Kelola Pemerintahan, Hukum, dan Peningkatan

Penghayatan terhadap Nilai Agama.

Page 104: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

84

4.1.1.2 Keadaan Penduduk Kota Serang

Dalam konteks demografi, menurut data Dinas Kependudukan dan Pencatatan

Sipil tahun 2014 Kota Serang memiliki jumlah penduduk 589,581 jiwa dengan

kompoisi penduduk laki-laki berjumlah 305.119 jiwa dan penduduk perempuan

berjumlah 284.462 jiwa. Kepadatan penduduk di Kota Serang terbilang cukup tinggi,

yang rata-rata mencapai 2.210 jiwa per km2 pada tahun 2013.

Bila dilihat dari struktur usianya, penduduk Kota Serang didominasi oleh

penduduk usia produktif yakni usia 15 – 64 tahun sebanyak 450.609 jiwa atau sekitar

76,43%, usia non produktif yakni usia 0 – 14 tahun dan usia diatas 65 tahun masing-

masing sebesar 121.800 jiwa (20,66%) dan 17.172 (2,91%). Gambaran tentang hal ini

dapat dilihat dari tabel komposisi jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur

sepanjang tahun 2010-2013 sebagai berikut:

Tabel 4.2

Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur Tahun 2010-2013

No Kelompok Umur Jumlah

1 0 – 4 36,703

2 5 – 9 41,314

3 10 -14 43,783

4 15 – 19 56,135

5 20 – 24 63,327

6 25 – 29 65,164

7 30 – 34 63,494

8 35 – 39 56,448

9 40 – 44 48,497

10 45 – 49 37,583

11 50 – 54 28,109

Page 105: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

85

12 55 – 59 19,432

13 60 – 64 12,420

14 65 – 69 7,460

15 70 – 74 5,240

16 75 > 4,472

Jumlah 589,581

Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, 2014

Berdasarkan tingkat pendidikannya, penduduk Kota Serang

sebagian besar tamat sekolah dasar (34,80%), diikuti penduduk yang

belum/tidak bersekolah sebanyak 22,57%, serta penduduk berpendidikan

SMA/sederajat sebanyak 21,81%, dan berpendidikan SMP/sederajat

sebanyak 14,38%. Gambaran tentang komposisi penduduk berdasarkan

tingkat pendidikannya dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.3

Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan yang Ditamatkan

Tahun 2013

No Pendidikan Jumlah %

1 Tdk/Blm Sekolah 113.844 19,31

2 Blm Tamat SD 19.247 3,26

3 Tamat SD 205.191 34,80

4 SLTP 84.8 14,38

5 SLTA 128.584 21,81

6 D-I/II 3.449 0,58

7 DIII 7.963 1,35

8 DIV/S1 24.298 4,12

9 S2 2.09 0,35

10 S3 115 0,02

Total 589.581 100,00

Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, 2014

Bila dilihat dari keragaman agama yang dianut penduduknya, Kota

Serang telah mencerminkan sebagai kota yang tumbuh sebagai kota yang

Page 106: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

86

heterogen. Hal ini tampak dari komposisi penduduk menurut agama dan

kepercayaan sebagaimana dijelaskan pada tabel berikut.

Tabel 4.4

Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama

No Agama Jumlah %

1 Islam 576.157 97,72

2 Kristen Protestan 67.52 1,15

3 Kristen Katholik 34.26 0,58

4 Hindu 297 0,05

5 Budha 2.945 0,50

6 Kepercayaan 4 0,0007

Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, 2014

4.1.2 Deskripsi Dinas Kesehatan Kota Serang

Dinas Kesehatan yang dikepalai seorang Kepala Dinas yang bertanggungjawab

kepada walikota dan pelaksana kebijakan pemerintah Kota Serang di bidang

Kesehatan.

4.1.2.1 Visi dan Misi Dinas Kesehatan Kota Serang

Visi Dinas Kesehatan Kota Serang

“Terwujudnya Masyarakat yang Hidup Sehat dan Mandiri Menuju Kota

Serang Madani”

Misi Dinas Kesehatan Kota Serang

Untuk mewujudkan visi tersebut diatas, maka Dinas Kesehatan

menetapkan misi sebagai pernyataan komprehenshif pelaksanaan tugas pokok

Page 107: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

87

dan fungsi serta sasaran dan tujuan yang hendak dicapai. Misi Dinas

Kesehatan Kota Serang adalah sebagai berikut :

1. Mewujudkan Kapasitas Kelembagaan yang Efektif dan Efisien

2. Mewujudkan Pelayanan Kesehatan Masyarakat yang Berkualitas

3. Mewujudkan Pembiayaan Kesehatan Bagi Masyarakat yang Tidak

Mampu

4. Memberikan Pelayanan dan Penanganan Masalah Kesehatan Secara

Terpadu dan Berkesinambungan

5. Menggerakan dan Memberdayakan Masyarakat untuk Hidup Sehat

4.1.2.2 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi Dinas Kesehatan

Tugas Pokok dan Fungsi

Dinas Kesehatan merupakan unsur pelaksana Pemerintah Daerah di bidang

kesehatan. Dinas Kesehatan Kota Serang mempunyai tugas melaksanakan

kewenangan otonomi daerah di bidang kesehatan, melaksanakan urusan kesehatan

berdasarkan azas otonomi dan tugas pembantuan yang diserahkan kepada Pemerintah

Daerah.

Dalam menyelenggarakan tugas pokok Dinas Kesehatan mempunyai fungsi :

a. Penyusunan perencanaan bidang kesehatan;

b. Perumusan kebijakan teknis bidang kesehatan;

c. Pelaksanaan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang kesehatan;

Page 108: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

88

d. Pembinaan, koordinasi, pengendalian dan fasilitas pelaksanaan kegiatan

bidang kesehatan;

e. Pelakaksanaan kegiatan penatausahaan Dinas;

f. Pembinaan terhadap Unit Pelaksana Teknis Dinas;

g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas

dan fungsinya.

Adapun dalam penyelenggaraan kesehatan lingkungan Dinas Kesehatan Kota

Serang memberikan tugasnya kepada Seksi Kesehatan Lingkungan di bawah

koordinasi Bidang Pencegahan, Pengendalian Penyakit dan Kesehatan Lingkungan

dengan tugas pokok Seksi Kesehatan Lingkungan adalah melaksanakan kebijakan

teknis bidang kesehatan lingkungan. adapun tugas pokok Seksi Kesehatan

Lingkungan menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:

a. Penyuluhan rencana kegiatan bidang kesehatan lingkungan;

b. Penyusunan bahan perumusan kebijakan teknis bidang kesehatan lingkungan;

c. Penyelenggaraan kegiatan kesehatan lingkungan;

d. Penyusuna bahan pembinaan, koordinasi, fasilitas bidang kesehatan lingkungan;

e. Evaluasi dan pelaporan bidang kesehatan lingkungan;

f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan

fungsinya.

Struktur Organisasi

Struktur organisasi Dinas Kesehatan Kota Serang terdiri dari:

a) Unsur Pimpinan adalah Kepala Dinas.

b) Unsur Pembantu Pimpinan adalah Sekretariat, terdiri dari :

1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;

2. Sub Bagian Keuangan;

3. Sub Bagian Program, Evaluasi dan Pelaporan.

c) Unsur Pelaksana adalah Bidang, terdiri dari :

Page 109: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

89

SUB BAG UMUM

DAN

KEPEGAWAIAN

1. Bidang Pencegahan, Pengendalian Penyakit dan Kesehatan

Lingkungan, terdiri dari :

a) Seksi Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit;

b) Seksi Surveilan dan Imuniasai;

c) Seksi Kesehatan Lingkungan.

2. Bidang Bina Kesehatan Masyarakat, terdiri dari :

a) Seksi Kesehatan Keluarga;

b) Seksi Gizi Kesehatan Remaja dan Usia Lanjut;

c) Seksi Promosi Kesehatan.

3. Bidang Bina Pelayanan dan Sumber Daya Keehatan, terdiri dari :

a) Seksi Kesehatan Dasar dan Rujukan;

b) Seksi Sumber Daya Kesehatan;

c) Seksi Kesehatan Khusus.

4. Bidang Pembinaan Kefarmasian dan Pembiayaan, terdiri dari :

a) Seksi Obat dan Alat Kesehatan;

b) Seksi Makanan, Minuan, Kosmetik dan Obat Tradisional;

c) Seksi Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan.

d) Unit Pelaksana Teknis.

e) Kelompok Jabatan Fungsional.

Gambar 4.1

Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Kota Serang

SEKRETARIAT

SUB BAGIAN

KEUANGAN

SUB BAGIAN

EVALUASI &

PELAPORAN

KEPALA DINAS

Page 110: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

90

Sumber : Dinas Kesehatan Kota Serang, 2015

SEKSI

KESEHATAN

KELUARGA

SEKSI PROMOSI

KESEHATAN

SEKSI GIZI

KESEHATAN

REMAJA DAN USILA

SEKSI

KESEHATAN

LINGKUNGAN

SEKSI SURVEILAN DAN

IMUNISASI

SEKSI

PENGENDALIAN

DAN

PENANGULANGAN

PENYAKIT

BIDANG BINA

PELAYANAN DAN

SUMBER DAYA

KESEHATAN

BIDANG PEMBINAAN

KEFARMASIAN DAN

PEMBIAYAAN

UPT LABKES UPT GUDANG OBAT

BIDANG BINA

KESEHATAN

MASYARAKAT

BIDANG PENCEGAHAN

PENGENDALIAN

PENYAKIT DAN KESLING

SEKSI SUMBER

DAYA

KESEHATAN

SEKSI KESEHATAN

DASAR DAN

RUJUKAN

SEKSI

KESEHATAN

KHUSUS

SEKSI OBAT DAN

ALKES

SEKSI MAKANAN,

MINUMAN,

KOMETIK DAN

OBAT TRADISIONAL

SEKSI PEMBIAYAAN

DAN JAMINAN

KESEHATAN

UPT PUSKESMAS

Page 111: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

91

4.2 Deskripsi Data

4.2.1 Deskripsi Data Penelitian

Deskripsi data penelitian merupakan penjelasan mengenai data yang telah

didapatkan dari hasil penelitian. Data ini didapat dari hasil penelitian dengan

menggunakan teknik data kualitatif. Dalam penelitian ini, penelitian mengenai

strategi penyelenggaraan kesehatan lingkungan di Kota Serang, peneliti

menggunakan analisis SWOT. Teori tersebut memberikan gambaran yang berguna

atas komponen-komponen penting yang harus dipertimbangkan oleh pimpinan

organisasi untuk menjamin dapat berjalan dalam kehidupan organisasi. Strategi yang

efektif mencakup hubungan yang konsisten yang terdiri dari faktor-faktor strategis

yaitu strengths, weaknesses, opportunities, threats dari sebuah organisasi. Langkah

penentuan strategi ini yaitu; pertama, Peneliti menentukan faktor-faktor yang

termasuk dalam strengths, weaknesses, opportunities, threats dari sebuah organisasi

penyelenggara kesehatan lingkungan di Kota Serang. Kedua, peneliti mencocokkan

peluang-peluang dan ancaman-ancaman eksternal yang dihadapi suatu organisasi

tertentu dengan kekuatan dan kelemahan internalnya dalam Matriks SWOT (dikenal

juga dengan TOWS), untuk menghasilkan empat rangkaian alternatif strategis.

Jenis dan analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kualitatif, maka data yang diperoleh bersifat deskriptif berbentuk kata dan kalimat

dari hasil wawancara, hasil observasi lapangan serta data atau hasil dokumentasi

lainnya. Kata-kata dan tindakan informan merupakan sumber utama penelitian.

Page 112: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

92

Sumber data dari informan dicatat dengan menggunakan alat tulis dan direkam

melalui handphone yang peneliti gunakan dalam penelitian. Sumber data sekunder

yang didapatkan peneliti berupa dokumentasi seperti dokumen-dokumen Rencana

Strategi Dinas Kesehatan kota Serang Tahun 2014-2018, Profil Kesehatan Kota

Serang merupakan data mentah yang harus diolah dan dianalisis kembali untuk

mendapatkan data yang dibutuhkan. Selain itu bentuk data lainnya berupa foto-foto

lapangan dimana foto-foto terebut merupakan foto kegiatan-kegiatan yang

berhubungan dengan penyelenggaraan kesehatan lingkungan di Kota Serang.

Data yang diperoleh dari hasil penelitian lapangan melalui wawancara,

observasi, dan dokumentasi dilakukan reduksi data untuk mendapatkan tema dan

polanya serta diberi kode-kode pada aspek tertentu berdasarkan jawaban-jawaban

yang sama dan berkaitan dengan pembahasan permasalahan penelitian serta

dilakukan kategorisasi. Dalam menyusun jawaban penelitian, untuk mempermudah

peneliti dalam melakukan reduksi data, peneliti memberikan kode pada aspek

tertentu, yaitu :

a. Kode Q menunjukkan daftar pertanyaan.

b. Kode , , , , dan seterusnya menunjukkan daftar urutan pertanyaan.

c. Kode I menunjukkan informan.

d. Kode , , , , , menunjukkan daftar urutan informan dari

kategori Instansi yaitu terdiri dari Dinas Kesehatan Kota Serang.

Page 113: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

93

e. Kode , , menunjukkan daftar urutan informan kategori pihak lain

yang terkait kesehatan lingkungan.

f. Kode , menunjukkan daftar urutan informan kategori masyarakat yaitu

dari Kader Kesehatan Lingkungan, ketua RW/Tokoh Masyarakat dan masyarakat

umum.

g. Kode P menunjukkan Peneliti.

Setelah pembuatan koding pada tahap reduksi data, langkah selanjutnya

adalah penyajian data, dimaksudkan agar lebih mempermudah bagi peneliti untuk

dapat melihat gambaran secara keseluruhan atau bagian-bagian tertentu dari data

penelitian. Data-data tersebut kemudian dipilih-pilih dan disisikan untuk disortir

menurut kelompoknya dan disusun sesusai dengan kategori yang sejenis untuk

ditampilkan agar selaras dengan permasalahan yang dihadapi, termasuk kesimpulan-

kesimpulan sementara diperoleh pada waktu data direduksi. Selanjutnya dengan

triangulasi yaitu proses check dan recheck antara sumber data dengan sumber data

lainnya. Setelah semua proses analisis data telah dilakukan peneliti dapat melakukan

penyimpulan akhir. Kesimpulan akhir dapat diambil ketika peneliti telah merasa

bahwa data peneliti sudah jenuh.

4.2.2 Data Informan

Pada penelitian ini, mengenai strategi Dinas Kesehatan dalam

penyelenggaraan kesehatan lingkungan di Kota Serang Adapun informan-informan

Page 114: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

94

yang peneliti tentukan, merupakan orang-orang yang menurut peneliti memiliki

informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini.

Informan dalam penelitian ini adalah stakeholders (semua pihak) baik

pemerintah daerah sebagai pembuat kebijakan dan fasilitator, pelaksana

penyelenggaraan kesehatan lingkungan di Kota Serang, serta pihak lainnya yang

memahami terhadap permasalahan kesehatan lingkungan di Kota Serang yang

dijadikan informan dalam penelitian ini adalah Kepala Seksi Kesehatan Lingkungan

Dinas Kesehatan Kota Serang, Staff Kesehatan Lingkungnan, Sanitarian UPT

PUSKESMAS. Stakeholders yang terkait dalam penelitian ini sebagai informan

adalah Badan Lingkungan Hidup Daerah, Camat dan Pengurus Forum Kota Serang

Sehat. Masyarakat yang menjadi informan adalah Kader Kesehatan Lingkungan,

Ketua RW/Tokoh Masyarakat. Adapun informan-informan pada penelitian ini dapat

dilihat pada tebel berikut ini.

Page 115: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

95

Tabel 4.5

Informan Penelitian

No Informan Status Informan (SI) Jenis Kelamin Usia

Kode

Informan

(I)

1 Yetty Hermans, SKM,

M.Si

Kasi Kesling (Kesehatan

Lingkungan) Dinas

Kesehatan

Perempuan 42

2 R. Bambang Tri

Wibowo, SKM

Staff Kesling (Kesehatan

Lingkungan)

Laki-laki 37

3 Darusmini Staff Kesling (Kesehatan

Lingkungan)

Perempuan 45

4 Arif Rahman Staff Kesling (Kesehatan

Lingkungan)

Laki-laki 32

5 Diyah Ayu Affiam, SKM Sanitarian UPT

PUSKESMAS Curug

Perempuan 35

6 Dian Oktaviana, SKM Sanitarian UPT

PUSKESMAS Serang

Kota

Laki-laki 40

7 Hendra Yoga P Kesubid Media

Lingkungan Hidup

Laki-laki 45

8 H. Iwan Darmawan,

S.Sos

Camat Curug Laki-laki 48

9 Dr. Rahmi winangsih,

M.Si

Wakil Sekretaris Forum

Kota Serang Sehat/

Dosen FISIP Untirta

Laki-laki 47

10 Fahruroji Wiraswasta/Tokoh

Masyarakat

Laki-laki 54

11 Mafudoh Kader Kesling/Posyandu Peremuan 43

(Sumber, Peneliti 2015)

4.3 Temuan Lapangan

Page 116: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

96

Data lapangan dalam penelitian ini merupakan data dan fakta yang peneliti

dapatkan langsung dari lapangan serta disesuaikan dengan teori yang peneliti

gunkaan yaitu analisis SWOT. Dimana dalam analisis SWOT dapat menentukan

strategi apa yang sebaiknya dilakukan dalam penyelenggaraan kesehatan lingkungan,

Analisis SWOT membantu memilih strategi alternatif untuk meningkatkan derajat

kesehatan lingkungan di Kota Serang.

4.3.1 Strengths (kekuatan)

Stengths merupakan kondisi kekuatan yang terdapat dalam organisasi, proyek,

atau konsep bisnis yang ada. Kekuatan yang dianalisis merupakan faktor yang

terdapat dalam tubuh organisasi yaitu hal-hal positif yang menjadi kekuatan dalam

mencapai tujuan. Strengths bersifat internal bukan hal-hal yang datang dari luar,

strengths biasanya berisi manfaat organisasi, anggaran organisasi, Sumber Daya

Manusia (SDM), kemampuan teknologi. Tujuan dari penilaian kekuatan dalam

organisasi ialah untuk melihat keunggulan dari suatu organisasi agar dapat

mengurangi kelemahan dan menutupi ancaman agar dapat mencapai tujuan organisasi

tersebut. Kesehatan lingkungan merupakan aspek yang sangat penting dalam

kehidupan, Karena kesehatan lingkungan sangat mempengaruhi bagi

keberlangsungan hidup manusia yang menempatinya. Kesehatan lingkungan

memiliki peran yang sangat penting maka dari itu kesehatan lingkungan tentunya

harus menjadi perhatian khusus agar terwujudnya kondisi kesehatan lingkungan yang

optimal. Seperti yang disampaikan oleh sebagai berikut :

Page 117: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

97

“Kesehatan lingkungan itu yah sangat penting, karena lingkungan

mempengaruhi kesehatan mayarakat. Jadi jika kesehatan lingkungannya

baik maka kesehatan masyrakatnya pun akan baik dan sebaliknya apabila

disuatu tempat kondisi kesehatan lingkungannya masih rendah

katakanalah maka kesehatan masyarakatnya pun akan rendah pula”.

(wawancara, di Kantor Dinas Kesehatan Kota Serang, tanggal 24

November pukul 09.30)

Seperti yang disampaikan yang menyatakan bahwa kesehatan lingkungan

itu sangat penting, karena lingkungan mempengaruhi kesehatan masyarakat. Ketika

lingkungan sehat maka maka masyarakat akan sehat dan akan lebih produktif dalam

bekerja dan melakukan aktivitas sehari-hari. seperti yang disampaikan oleh

sebagai berikut :

“Kesehatan lingkungan itu sangat penting sekali, setidaknya jika

lingkungan kita sehat maka masyarakat akan sehat dan lebih produktif

dalam bekerja dan melakukan apa saja, melakukan aktivitas sehari-hari’.

(wawancara, di Kampus Untirta, tanggal 03 Desember pukul 13.00)

Berdasarkan hasil wawancara dengan bahwa begitu pentingnya

kesehatan lingkungan dalam kehidupan kita karena memang suatu hal yang tidak

terpisahkan dari kehidupan kita segala aspek akan dipengaruhi oleh lingkungan.

berbagai upaya terus dilakukan untuk terwujudnya kesehatan lingkungan yang

optimal di Kota Serang. Dalam hal ini, Dinas Kesehatan selaku SKPD yang

membidangi urusan kesehatan memiliki tugas dan tanggung jawab dalam

penyelenggaraan kesehatan lingkungan yang mana tugas tersebut dilimpahkan kepada

Seksi Kesehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kota Serang. Adapun upaya-upaya

yang dilakukan Dinas Kesehatan Kota Serang antara lain seperti yang disampaikan

oleh sebagai berikut :

Page 118: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

98

“Dalam penyelenggraan kesehatan lingkungan Dinkes lebih mengarah

pada pemicuan yang mana fokus utamanya adalah mengubah perilaku

masyarakat yang sadar akan lingkungan sehingga meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat”. (wawancara, di Kantor Dinas Kesehatan Kota

Serang, tanggal 24 November pukul 09.30)

Seperti yang disampaikan yang menyatakan bahwa tugas Dinas

Kesehatan Kota Serang dalam penyelenggaraan kesehatan lingkungan lebih

mengarah pada pemicuan untuk mendorong masyarakat untuk sadar dan peduli

terhadap kesehatan lingungan. seperti yang disampaikan oleh sebagai berikut :

Kita berupaya menyadarkan kesadaran masyarakat dalam kesehatan

lingkungan kita bentuk dan agar melahirkan rasa kesadaran sehingga

masyarakat secara mandiri peduli dengan kesehatan lingkungan.

Prinsipnya kita melakukan ini bukan menggurui masyarakat dan mereka

tidak merasa di gurui. (wawancara, di Kantor Dinas Kesehatan Kota

Serang, tanggal 26 November pukul 15.00)

Berdasarkan pernyataan bahwa pemicuan yang dilakukan oleh Seksi

Kesehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kota Serang bertujuan untuk membentuk

kesadaran masyarakat agar peduli dengan kesehatan lingkungannya serta membentuk

kemandirian masyarakat untuk menjaga lingkungannya karena partisipasi

masyarakatlah yang menjadi objek perubahan dari kesadaran menjadi tindakan atau

perilaku.

Permasalahan kesehatan lingkungan menjadi isu strategis yang sedang

menjadi topik hangat baik lingkup nasional maupun internasional. Mengingat masih

sangat rendahnya kondisi kesehatan lingkungan di banyak negara. Di Indonesia

Pemerintah Pusat melalui Kementrian Kesehatan yang membidangi persoalan

kesehatan terus melakukan upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan lingkungan

Page 119: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

99

dan implemntasi komitmen Pemerintah dalam Millennium Development Goals

(MDGs) untuk memperbaiki dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

Salah satu upaya yaitu Menteri Kesehatan mengelurkan Keputusan Menteri

Kesehatan Republik Indonesia Nomor 852/MENKES/SK/IX/2008 Tentang Strategi

Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). Strategi nasional ini

merupakan bentuk upaya pemerintah dalam mengatasi persoalan kesehatan

lingkungan. Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) menjadi pedoman dalam

penyelenggaraan kesehatan lingkungan mengingat masih banyak daerah-daerah yang

masih sangat buruk kesehatan lingkungannya. Maka Keputusan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 852/MENKES/SK/IX/2008 Tentang Strategi Nasional

Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) merupakan kekuatan yang dimiliki

Dinas Kesehatan sebagai landasan bagi Dinas Kesehatan Kota Serang dalam

penyelenggaraan kesehatan lingkungan.

“Kita memiliki dasar dalam melakukan program-program kesehatan

lingkungan salah satunya yaitu keputusan menteri kesehatan tentang STBM.

Jadi itu dasarnya sudah jelas dari pusat. Kita di daerah mengacu pada aturan

itu”. (wawancara, di Kantor Dinas Kesehatan Kota Serang, tanggal 24

November pukul 09.30)

Berdasarkan hasil wawancara dengan , menerangkan bahwa Keputusan

Menteri Kesehatan tentang Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat

merupakan landasan Dinas Kesehatan dalam penyelenggaraan kesehatan lingkungan.

Landasan tersebut menjadi dasar kekuatan yang dimiliki Dinas Kesehatan Kota

Page 120: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

100

Serang dalam penyelenggaraan kesehatan lingkungan. Pernyataan selanjutnya juga

disampaikan , sebagai berikut :

“Dinas Kesehatan dalam penyelenggraan kesehatan lingkungan mengacu

pada aturan dari mentri kesehatan salah satu strategi atau programnya yaitu

STBM (Sanitasi Totaal Berbasis Masyarakat) yang mana STBM ini menjadi

acuan bagi kami dalam penyelenggaraan kesehatan lingkungan. STBM ini

merupakan pendekatan yang untuk merubah perilaku hidup sehaat dan bersih

masyarakat dengan memberdayakan masyarakat itu sendiri dengan metode

pemicuan”. (wawancara, di Kantor Dinas Kesehatan Kota Serang, tanggal

26 November pukul 15.00)

Berdasarkan pernyataan , menerangkan bahwa dalam penyelenggaraan

kesehatan lingkungan Dinas Kesehatan Kota Serang mengacu pada Strategi Nasional

yaitu Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) yang merupakan strategi nasional

untuk memperbaiki dan meningkatkan derajat kesehatan lingkungan.

Kota Serang merupakan salah satu daerah dengan kondisi kesehatan

lingkungan yang masih rendah. Pada Profil Kesehatan Kota Serang Tahun 2012

mencatat tingkat PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) di kota Serang hanya

mencapai 37%. Selain itu pula rumah sehat di kota serang masih rendah, tinggkat

kepemilikan sanitasi dasar seperti jamban, SPAL dan tempat sampah juga masih

cukup rendah. Sehingga membutuhkan penanganan yang serius untuk mengatasi

permasalahan ini dan membutuhkan peran serta dari semua stakeholders untuk

memecahkan permasalahan ini. Kebijakan Pemerintah Kota Serang saat ini

menjadi kekuatan untuk memperbaiki kesehatan lingkungan di Kota Serang. Seperti

yang disampaikan oleh sebagai berikut :

Page 121: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

101

“Kebijakan pemerintah kayaknya sih sudah mulai melirik kita. Karena di

BAPPEDA sudah mengetahui mengenai masih buruknya kondisi kesling

di Kota Serang. Kalo dulu masih dipandang sebelah mata. Tapi sekarang

sudah melirik dan semoga besok-besok kita di pelototin. Artinya kita

diberi perhatian khusus mengingat kondisi kesling di Kota Serang masih

sangat kurang. Bukan permasalahan duit. Tapi program apapun bisa di

dukung. Pa walikota sudah mulai melirik itu juga atas bantuan pa

kosasih yang dulunya kepala DINKES sekarang menjadi ASDA dan baru

kali itu kepala DINKES yang memperhatikan kesling. Awalnya kita

kesulitan anggaran ketika tahun 2009 anggaran kita cuma sekitar 80

juta. Sekarang 400 juta. Karena memang kesling dianggap siapa si lo?

Ngapain aja kerjanya? Karena memang merubah orang dari perilaku

yang tidak baik menjadi baik ga seperti orang sakit pergi ke dokter yang

di kasih obat sembuh. Kalo kesling yah pasti tidak secepat dan

manfaatnya tidak secara langsung”. (wawancara, di Kantor Dinas

Kesehatan Kota Serang, tanggal 26 November pukul 15.00)

Berdasarkan hasil wawancara dengan , menerangkan bahwa kebijakan

Pemerintah Kota Serang untuk saat ini sudah mulai melirik dalam artian Pemerintah

Kota Serang sudah mulai memberikan perhatian terhadap kesehatan lingkungan

dibandingkan sebelumnya. Hal tersebut menjadi angin segar karena memang

sebelumnya kesehatan lingkungan dipandang sebelah mata. Hal tersebut bisa terjadi

mungkin atas masukan-masukan yang disampaikan oleh Asisten Daerah yang

sebelumnya menjabat sebagai Kepala Dinas Kesehatan Kota Serang yang dianggap

peduli terhadap kesehatan lingkungan. Bentuk dukungannya bisa dilihat dari alokasi

anggaran untuk kesehatan lingkungan mengalami peningkatan tiap tahunnya yang

sebelumnya pada tahun 2009 anggaran untuk program kesehatan lingkungan sebesar

Rp. 80.000.000 dan saat ini anggaran yang diberikan mencapai Rp. 400.000.000

walaupun belum cukup memang namun setidaknya mengalami peningkatan. Selain

itu juga BAPPEDA sudah mengetahui data dan fakta mengenai kesehatan lingkungan

Page 122: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

102

di Kota Serang seperti apa. Sehingga harapannya kedepan secara bertahap Pemerintah

Kota Serang dengan kebijakannya untuk memberikan dukungan secara penuh

terhadap kesehatan lingkungan dan dianggap penting. Pernyataan selanjutnya juga

disampaikan , sebagai berikut :

“Sejak tahun 2013 kebijakan pemerintah Kota Serang sudah mulai

melirik dan mendukung program-program kesehatan lingkungan.

Walikota sudah mengetahui kondisi kesehatan lingkungan dan pada acara

kemarin deklarasi stop BABS (buang air besar sembarangan) di

Kecamatan Serang walikota berkomitmen untuk memperhatikan

kesehatan lingkungan”. (wawancara, di Kantor Dinas Kesehatan Kota

Serang, tanggal 01 Desember pukul 10.00)

Berdasarkan pernyataan yang disampaikan oleh , menerangkan bahwa

Pemerintah Kota Serang sejak tahun 2013 sudah mulai memberikan perhatian

terhadap kesehatan lingkungan dan memberikan dukungan. Pada saat acara Deklarasi

Stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS) yang dilakukan oleh 4 (empat)

kelurahan di Kecamatan Serang yaitu Kelurahan Serang, Kelurahan Lontar Baru,

Kelurahan Lopang dan Kelurahan Sumur Pecung pada tanggal 11 November 2015

peneliti yang pada saat itu ada di lokasi kegiatan juga mendengarkan sambutan

Walikota Serang dan dalam sambutannya Walikota Serang memiliki komitmen untuk

memperhatikan kesehatan lingkungan dan akan memberikan perhatian khusus dan

salah satu bentuk perhatian Pemerintah Kota Serang ialah dengan adanya Forum Kota

Serang Sehat. Seperti yang disampaikan oleh sebagai berikut :.

“Dengan adanya Forum Kota Serang Sehat (FKSS) merupkan salah satu

bentuk perhatian pemerintah sudah ada. satu langkah lebih baik. Cuma

pemerintah harus lebih konsen dan komitmen terhadap terwujudnya kota

sehat ini harus menjadi acuan SKPD untuk bekerjasama dalam mengatasi

Page 123: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

103

permasalahan kesehatan lingkungan ini”. (wawancara, di Kampus

Untirta, tanggal 03 Desember pukul 13.00)

Berdasarkan pernyataan yang disampaikan oleh , menerangkan bahwa

perhatian pemerintah dalam penyelenggaraan kesehatan lingkungan saat ini sudah ada

salah satunya dengan pembentukan Forum Kota Serang Sehat (FKSS) ini

menunjukan dukungan pemerintah yang diharapkan menjadi wadah dan memberikan

kontribusi untuk turut terlibat dalam memperbaiki kesehatan lingkungan di Kota

Serang. Akan tetapi perlu komitmen dari semua pihak agar terjalin kerjasama dengan

optimal.

Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor yang amat penting dalam

suatu organisasi. Kualitas sumber daya manusia menjadi salah satu kekuatan untuk

tercapainya suatu tujuan organisasi. Berkaitan dengan penyelenggaraan kesehatan

lingkungan. Tenaga kesehatan lingkungan atau sanitarian diatur dalam Peraturan

Menteri Kesehatan Nomor 32 Tahun 2013 Tentang Penyelenggaraan Pekerjaan

Tenaga Sanitarian. Sehingga sumber daya manusia yang dimiliki oleh Dinas

Kesehatan Seksi Kesehatan Lingkungan merupakan para professional yang mengerti

tentang mengenai kesehatan lingkungan karena para pegawai atau sanitarian memiliki

pendidikan yang mempuni tentang kesehatan lingkungan. Seperti yang disampaikan

adalah sebagai berikut :

“Untuk pegawai di Seksi Kesihatan Lingungan, alhamdulilah untuk

sekarang semua berlatar belakang pendidikan yang sesuai dengan

tugasnya. Ada pendidikan khusus mengenai kesehatan lingkungan. Dari

mulai struktural, JFU (jabatan fungsional umum), serta para sanitarian

Page 124: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

104

mereka memiliki pendidikan yang mempuni, baik D3 kesehatan

lingkungan bahkan skrang sudah banyak yang S1, ibu juga berasal dari

SKM. (wawancara, di Kantor Dinas Kesehatan Kota Serang, tanggal 24

November pukul 09.30)

Seperti yang disampaikan oleh yang menyatakan bahwa kualitas

pegawai atau SDM yang dimiliki oleh Seksi Kesihatan Lingungan sudah sangat baik

karena mereka dari latar belakang pendidikan kesehatan lingkungan yang khusus

untuk tenaga kesehatan lingkungan atau sanitarian ini. Mengenai tenaga kesehatan

lingkungan diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 32 Tahun 2013

Tentang Penyelenggaraan Pekerjaan Tenaga Sanitarian. Selain itu untuk

meningkatkan kualitas para pegawai perlu dilakukan pelatihan-pelatihan. Seperti

yang disampaikan oleh sebagai berikut :

“Kita selalu ada pelatihan mengenai alat sanitasi, kita ulang lagi kita

refresh takut lupa, terus pelatihan klinik sanitasi, STBM, air kadang-

kadang juga Provinsi ngadain kita ngirim, biasanya kalo pelatihan

diadakan oleh Provinsi terus kita bikin program pelatihan untuk pegawai

supaya berbagi pengetahuan”. (wawancara, di Kantor Dinas Kesehatan

Kota Serang, tanggal 26 November pukul 15.00)

Pernyataan serupa disampaikan oleh :

“Untuk SDM di Kesling yah sudah memadai. Karena basicnya dari

pendidikan kesling jadi pasti tau tugas dan perannya”. (wawancara, di

Kantor Dinas Kesehatan Kota Serang, tanggal 24 November pukul 09.30)

Berdasarkan pernyataan yang dikemukakan oleh bahwa pelatihan

dilakukan sebagai upaya penguatan untuk meningkatkan kualitas pegawai atau SDM

kesehatan lingkungan dalam melakukan tugas dan fungsinya serta saling belajar

Page 125: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

105

ketika ada kebijakan atau pengetahuan-pengetahuan yang terbaru sehingga

memfasilitasi untuk saling belajar.

Dari data lapangan yang telah dijelaskan di atas peneliti dapat menarik

kesimpulan bahwa yang menjadi faktor kekuatan (strengths) Dinas Kesehatan Kota

Serang dalam penyelenggaraan kesehatan lingkungan diantaranya adalah adanya

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 852 Tahun 2008 Tentang

Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) yang mendorong

Pemerintah Daerah untuk mewujudkan kesehatan lingkungan yang optimal.

Kebijakan Pemerintah Kota Serang saat ini sudah berorientasi dan mendukung pada

kesehatan lingkungan dilihat dari misi Kota Serang dalam bidang kesehatan yaitu

pembangunan dan peningkatan kualitas kesehatan menunjukan komitmennya untuk

meningkatkan pembangunan dalam bidang kesehatan dan dalam program unggulan

Pemerintah Kota Serang pada RPJMD 2014-2018 memilik program pemerataan

akses dan layanan mutu kesehatan, penataan lingkungan terpadu, kawasan kumuh dan

kantong kemiskinan serta menuju Kota Serang Sehat. Selain itu tenaga kesehatan

lingkungan atau sanitarian memiliki kualitas yang baik dan profesional karena

berlatar belakang dari pendidikan kesehatan lingkungan.

4.3.2 Weaknesses (Kelemahan)

Kelemahan merupakan kondisi kekurangan yang terdapat didalam organisasi.

Kelemahan yang dianalisis merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi.

Kelemahan Dinas Kesehatan khususnya Seksi Kesehatan Lingkungan dilihat dari

Page 126: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

106

kekurangan yang ada dalam penyelenggaraan kesehatan lingkungan di Kota Serang

yang dapat menghambat penyelenggaraan kesehatan lingkungan.

Sumber daya manusia merupakan faktor yang penting untuk menjalankan

fungsi organisasi agar tercapainya tujuan organisasi. Tugas dan tanggung jawab

untuk menjalankan organisasi tentunya harus proporsional dalam artian harus sesuai

antara tugas yang dijalankan dengan jumlah SDM yang dibutuhkan untuk

tercapaianya tujuan tersebut. Namun perlu diketahui bahwa SDM yang dimiliki

Dinas Kesehatan Kota Serang dalam penyelenggaraan kesehatan lingkungan masih

sangat terbatas dalam artian belum proporsional karena jumlah SDM yang dimiliki

masih sangat kurang. Hal tersebut merupakan kelemahan yang menjadi hambatan

Dinas Kesehatan Kota Serang dalam penyelenggaraan kesehatan lingkungan. Seperti

yang disampaikan oleh sebagai berikut :

“Dari segi kuantitas kami masih sangat kekurangan karena untuk

menangani permasalahan kesling yang sangat kompleks kesling hanya

memiliki 6 orang termasuk ibu serta dibantu 11 sanitarian yang bertugas

di wilayah kerja puskesmasnya. Kita masih sangat kurang SDM, idealnya

untuk 1 sanitarian menangani 1 kelurahan. Namun di Kota Serang dengan

jumlah 66 kelurahan hanya memiliki 11 sanitarian dan kami pun termasuk

sanitarian jadi jumlahnya 17 orang. Di Seksi Kesehatan Lingkungan pun

kita ber 6. Kita bekerja kebanyakan di lapangan selalu membuat laporan

untuk evaluasi dan lain sebagianya. Terus banyak pertemuan pelatihan

atau rapat dan lainnya hari ini saja kita 3 orang dibagi-bagi untuk menghadiri kegiatan. Tapi prinsipnya kita berdayakan yang ada saat ini

kita saling membantu kerja keroyokan. Kewenangan penambahan itu dari

pihak terkait berkaitan pada formasi mungkin kaitannya juga dengan

anggaran dan lain.”. (wawancara, di Kantor Dinas Kesehatan Kota

Serang, tanggal 24 November pukul 09.30)

Page 127: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

107

Berdasarkan hasil wawancara dengan bahwa SDM yang dimiliki untuk

menangani permasalahan kesehatan lingkungan di Kota Serang jumlahnya sedikit

dan belum proporsional. Jika mengacu pada prinsip yang proporsional untuk

mengatasi permasalahan kesehatan lingkungan di Kota Serang membutuhkan 66

tenaga kesehatan lingkungan atau sanitarian karena idealnya 1 kelurahan 1 sanitarian

agar lebih fokus dan program-program bisa berjalan dengan baik. Namun pada

realitanya selain jumlah sanitarian yang sedikit. Para sanitarian tersebut tidak sedikit

yang diberikan tugas lain di PUSKESMAS karena memang tenaga kesahatan lainpun

terbatas. Selanjutnya pendapat yang disampaikan dari adalah sebagai berikut :

“kita bekerja sesuai tupoksi ditempatkan di kesling walaupun di

puskesmas terkadang kita merangkap berbagai bidang pekerjaan ada yang

jadi promkes (promosi kesehatan) ada yang jadi surveler ada yang macem-

macem lah, bendahara pun terkadang ada karena di puskesmas terkadang

kekurangan orang juga jadi harus serba bisa.” (wawancara di UPT

PUSKESMAS Curug, tanggal 26 November 2015 pukul 10.00 WIB)

Berdasarkan pernyataan oleh yang menyatakan bahwa selain

menjalankan tugasnya sebagai sanitarian di wilayah kerja puskesmanya ternyata

banyak juga sanitarian dibeberapa puskesmas di Kota Serang yang memiliki tugas

tambahan yang diberikan oleh puskesmas untuk membantu pelayanan seperti

diantaranya sanitarian menjabat bendahara atau mengerjakan tugas lainnya seperti

surveler, promkes dan tugas-tugas lainnya karena tenaga kesehatan yang ada di

puskesmas ternyata masih kurang sehingga untuk terselenggaranya pelayanan secara

optimal harus memaksimalkan SDM yang ada di puskesmas tersebut. Hal itu menjadi

Page 128: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

108

salah satu hambatan bagi sanitarian dalam menjalankan tugasnya karena dirasa berat

tugas dan tanggung jawabnya. Seperti yang disampaikan oleh sebagai berikut :

“Sanitarian kita sedikit, namun pada kenyataannya sanitarian di

Puskesmas diberikan tugas lain seperti promkes dan tugas lain karena

kurangnya tenaga kesehatan di puskesmas. Itu mungkin menjadi salah

satu kenapa banyak yang pindah karena dari kesling sendiri sudah berat

tugasnya”. (wawancara, di Kantor Dinas Kesehatan Kota Serang, tanggal

26 November pukul 15.00)

Berdasarkan pernyataan yang disampaikan oleh bahwa sanitarian bekerja

tidak hanya sesuai tugas pokok dan fungsinya saja melainakan sanitarian

mengerjakan tugas lain yang diberikan di puskesmas wilayah sanitarian bekerja

karena tenaga kesehatan yang dimiliki puskesmas masih kurang jadi untuk

terselenggaranya pelayanan maka memberdayakan tenaga kesehatan yang ada di

puskesmas dengan memaksimalkan tugas yang diberikan walaupun dianggap berat

tugas dan tanggung jawabnya. Selain itu juga ternyata dengan jumlah SDM yang

sangat minim dan pekerjaan yang cukup banyak memotivasi SDM mengajukan

pindah dan jelas menghambat dalam penyelenggaraan kesehatan lingkungan di Kota

Serang. Seperti yang disampaikan oleh sebagai berikut :

“Eksodus juga menjadi hambatan karena mereka pindah di kabupaten

atau kota lain atau pindah SKPD lain dan kita ga bisa bisa nahan-nahan.

Karena memang mungkin tugas atau kerjanya berat. Walaupun sudah

kota tapi kita masih ngurusin masalah jamban, sampah dan sanitasi dasar

lainnya kota itu seharusnya sudah masuk ke pengelolaan makanan, hotel,

tempat-tempat umum”. (wawancara, di Kantor Dinas Kesehatan Kota

Serang, tanggal 26 November pukul 15.00)

Berdasarkan pernyataan yang disampaikan oleh yang menyatakan bahwa

untuk mengajukan pindah tempat tugas baik pindah SKPD maupun pindah ke daerah

Page 129: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

109

lain adalah hal yang wajar. Pekerjaan seorang sanitarian di Kota Serang terbilang

masih cukup berat karena walaupun sudah menjadi kota namun perilaku

masyarakatnya masih sangat rendah dalam menjaga kesehatan lingkungan. Tugas

sanitarian masih mengurusi hal-hal yang mendasar seperti sanitasi dasar. Seharusnya

untuk daerah kota sudah mengurusi hal yang lainnya.

Belum optimalnya anggaran yang dialokasikan untuk penyelenggaraan

kesehatan lingkungan di Kota Serang. Selain SDM, Faktor lain yang sangat penting

dalam organisasi ialah anggaran. Anggaran dibutuhkan untuk menjalankan organisasi

sehingga tercapai tujuan organisasi tersebut. Jika dalam organisasi keterbatasan

anggaran maka akan menjadi hambatan dalam mecapai tujuan organisasi tersebut.

Dalam penyelenggaraan kesehatan lingkungan di Kota Serang yang dilakukan oleh

Dinas Kesehatan ternyata anggaran yang dialokasikan untuk penyelenggaraan

kesehatan masih sangat minim. Seperti yang disampaikan oleh sebagai berikut :

“Mengenai anggaran, saya rasa masih dapat dikatakan belum optimal

karena anggaran untuk kesling sendiri masih kurang. Namun pada

prinsipnya dengan berapapun anggaran kesling selalu mengoptimalkan

program-program tentunya dengan menggunakan prioritas dalam

mengunkan anggaran”. (wawancara, di Kantor Dinas Kesehatan Kota

Serang, tanggal 24 November pukul 09.30)

Berdasarkan hasil wawancara dengan yang menyatakan bahwa anggaran

untuk penyelenggaraan kesehatan lingkungan masih belum optimal. Karena dengan

kondisi kesehatan lingkungan yang masih rendah di Kota Serang perlu adanya

perhatian dan penangan khusus agar program yang dilakukan berjalan dengan baik.

Seperti yang disampaikan oleh sebagai berikut :

Page 130: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

110

“Sebenarnya masih kurang, karena masih ada bebrapa program yang

tidak terlaksana, sebenarnya tiap tahun kita mengalami kenaikan

anggaran untuk program saat ini sekitar 400 juta per tahun. Namun

masih dirasa belum maksimal. Awalnya kita kesulitan anggaran ketika

tahun 2009 anggaran kita cuma sekitar 80 juta”. (wawancara, di Kantor

Dinas Kesehatan Kota Serang, tanggal 26 November pukul 15.00)

Berdasarkan hasil wawancara dengan yang menyatakan bahwa anggaran

untuk penyelenggaraan kesehatan lingkungan di Kota Serang masih kurang.

walaupun tiap tahunnya anggaran yang di alokasikan untuk kesehatan lingkungan

mengalami kenaikan. Pada tahun 2015 anggaran yang diberikan untuk program

kesehatan lingkungan mencapai Rp. 400.000.000. Anggaran tersebut dirasa belum

optimal untuk menunjang dalam membangun kesehatan lingkungan di Kota Serang

yang masih buruk. Pada awal-awal anggaran yang diberikan sangat minim sehingga

hal tersebut menjadi hambatan dalam penyelenggaraan kesehatan lingkungan di Kota

Serang. Seperti yang disampaikan oleh sebagai berikut :

“Anggaranpun kurang mendukung menurut saya. Anggaran untuk

orientasi kesehatan lingkungan masih sangat minim. Seharusnya idealnya

seperti anggaran pendidikan 20%. Namun realitanya kesehatan

lingkungan paling sekitar belum nyampe kali 5% gitu. Belum orientasi

pada kesehatan lingkungan”. (wawancara, di Kampus Untirta, tanggal 03

Desember pukul 13.00)

Berdasarkan pernyataan yang disampaikan oleh yang menyatakan bahwa

anggaran yang dialokasikan untuk penyelenggaraan kesehatan lingkungan masih

sangat kurang dan pemerintah belum berorientasi untuk perbaikan kesehatan

lingkungan. Menurutnya seharusnya anggaran yang dialokasikan untuk

penyelenggaraan kesehatan lingkungan harus diberikan perhatian khusus dari

Page 131: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

111

pemerintah mengingat saat ini kondisi kesehatan lingkungan di Kota Serang masih

membutuhkan penanganan khusus.

Belum terpenuhinya sarana dan prasarana yang mendukung dalam

penyelenggaraan kesehatan lingkungan di Kota Serang seperti kendaraan oprasional

dan komputer menjadi suatu hambatan dalam penyelenggaraan di Kota Serang.

Seperti yang disampaikan oleh sebagai berikut :

“Sarana prasarana yah. Untuk sarana dan prasarana ada perkantoran

dan prasarana di lapangan. Untuk sarpras kantor kita masih kekurangan

computer/ laptop karena terkadang kita harus bergantian dalam

mengerjakan laporan sedangan tugas kita banyak di lapangan sedangkan

setiap saat harus membuat laporan triwulan atau laporan lain yang di

butuhkan oleh instansi lain sewaktu-waktu termasuk seperti penelitian ade

ini. Selain itu kamera kita hanya punya 1 sedangkan kita sering

melakukan kegiatan diwaktu yang sama namun tempat yang berbeda.

Motor dinas pun hanya ada 2 butuh mobil kesling untuk menunjang

kegiatan dilapangan. Pengajuan sering dilakukan namun belum di acc

sampai saat ini.Untuk sarpras di lapangan kita juga masih kekurangan

karena para sanitarian ini belum di bekali motor dinas. Namun untuk

logistik seperti famplet, spanduk atau perlengkapan selalu kita cetak. Kita

juga ingin ada mobil kesling untuk memudahkan kita dalam melakukan

kegiatan seperti inspeksi-inspeksi”. (wawancara, di Kantor Dinas

Kesehatan Kota Serang, tanggal 24 November pukul 09.30)

Berdasarkan hasil wawancara dengan yang menyatakan bahwa sarana

dan prasarana yang dimiliki Seksi Kesehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kota

Serang untuk menunjang kegiatan masih terbatas seperti laptop dan kendaraan

oprasional untuk para sanitarian karena mereka bekerja lebih banyak di lapangan agar

bergerak lebih cepat. Namun pengadaan sarana dan prasarana yang dilakukan Dinas

Kesehatan Kota Serang masih belum maksimal karena mengingat anggaran yang

terbatas. Pernyataan sama di samapaikan oleh sebagai berikut :

“Sarana dan prasarana belum lah belum mencukupi. Motor oprasional

untuk para sanitarian karena mereka bekerja kebanyakan di luar kantor.

Mobil oprasional kesling juga peru agar bergeraknya lebih cepat untuk

Page 132: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

112

inspeksi atau kegiatan lainnya di lapangan. Untuk alat dan logistik seperti

sanitarian kit, media untuk sosialisasi lain sih saya rasa cukup untuk

bekal teman-teman sanitarian”. (wawancara, di Kantor Dinas Kesehatan

Kota Serang, tanggal 01 Desember pukul 09.00)

Berdasarkan pernyataan yang disampaikan oleh yang menyatakan bahwa

masih kurangnya sarana untuk menunjang kegiatan seperti laptop dan kendaraan

oprasional. Namun untuk logistik seperti alat atau media untuk yang lain sudah

cukup.

Penyelenggaraan kesehatan lingkungan dirasa sangat perlu untuk menerapkan

media sosialisasi secara kekinian guna melakukan sosialisasi yang lebih luas kepada

masyarakat. Tidak adanya media sosialisasi pada media massa seperti via website

resmi yang dikelola oleh Dinas Kesehatan menjadi kelemahan untuk

mensosialisasikan tentang kesehatan lingkungan di Kota Serang. Seperti yang

disampaikan oleh sebagai berikut :

“kami sudah merencanakan akan dikembangkan SIMKESLING (sistem

informasi manajeman kesehatan lingkungan) yang mana harapannya

akan menjadi media informasi yang memberikan informasi serta

menerima masukan atau laporan terkait kesling”. (wawancara, di Kantor

Dinas Kesehatan Kota Serang, tanggal 24 November pukul 09.30)

Pernyataan sama di samapaikan oleh sebagai berikut :

“Untuk web khusus belum ada, mungkin nanti akan kita kembangkan

SIMKESLING”. (wawancara, di Kantor Dinas Kesehatan Kota Serang,

tanggal 26 November pukul 15.00)

Berdasarkan hasil wawancara dengan dan yang menerangkan

bahwa dalam penyelenggaraan kesehatan lingkungan Dinas Kesehatan Kota Serang

belum mengunakan media elektonik seperti website. Pada penjelasannya pula

Page 133: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

113

menerangkan bahwa akan mengembangkan SIMKESLING (sistem informasi

manajeman kesehatan lingkungan) sebagai media sosialisasi agar berjalan efektif.

Sering terjadinya rotasi jabatan menjadi suatu hambatan karena dinamika

kerja akan mengalami perubahan karena perlu beradaptasi. Di dalam pemerintahan

seperti PNS (Pegawai Negeri Sipil) atau yang sekarang dikenal dengan sebutan ASN

(Aparatur Sipil Negara) terjadinya rotasi jabatan hal yang biasa dan wajar terjadi.

Baik karena jenjang karir maupun karena faktor politis karena kewenangan kepala

daerah. Rotasi jabatan akan menjadi hambatan apabila tidak sesuai dengan

kompetensinya. Seperti yang disampaikan oleh sebagai berikut :

"Rotasi jabatan menjadi hambatan jelas, kita hampir setahun sekali

kasinya ganti, masalah kita itu juga. Jadi kadang-kadang meninggalkan

pekerjaan berat untuk kasi yang baru. Kadang-kadang yang baru tidak

mengerti, ancaman banget karena kadang tidak mau belajar. Kalo bu yeti

kasi yang sekarang mending. Beliau dari latar belakang pendidikan atau

backgroundnya kesling. Biasanya ada yang mau belajar ada yang tidak

belajar bahkan ada yang bukan dari kesling pernah menjabat kasi

kesling”. (wawancara, di Kantor Dinas Kesehatan Kota Serang, tanggal

26 November pukul 15.00

Berdasarkan pernyataan yang disampaikan oleh yang menerangkan

bahwa rotasi jabatan sering terjadi khususnya pada jabatan Kepala Seksi. Rotasi

jabatan pasti memiliki pengaruh baik itu pengaruh yang positif maupun negatif

karena ada perpindahan pekerjaan dan tanggung jawab. Kadang rotasi jabatan

tersebut menjadi ancaman ketika orang tersebut sulit untuk beradaptasi dan tidak mau

untuk belajar sehingga pekerjaan akan terhambat karena peran dari leader untuk

Page 134: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

114

mengarahkan bawahannya tidak optimal hal itu yang akan menghambat dalam

penyelenggaraan kesehatan lingkungan

Dari data lapangan yang telah dijelaskan di atas peneliti dapat menarik

kesimpulan bahwa yang menjadi faktor kelemahan (weaknesses) Dinas Kesehatan

Kota Serang dalam penyelenggaraan kesehatan lingkungan diantaranya adalah masih

sangat kurang tenaga kesehatan atau sanitarian di Kota Serang, para sanitarian ini

memiliki tugas lain yang diberikan puskesmas wilayah kerjanya, alokasi anggaran

dalam penyelenggaraan kesehatan lingkungan masih belum optimal, masih kurangnya

sarana dan prasarana yang menunjang dalam penyelenggaraan kesehatan lingkungan,

penyelenggaraan kesehatan lingkungan di Kota Serang belum memanfaatkan media

elektonik dalam melakukan sosialisasi sehingga masih kurang masif serta rotasi

jabatan yang sering terjadi khususnya untuk jabatan Kepala Seksi sehingga

menghambat kinerja dalam penyelenggaraan kesehatan lingkungan.

4.3.3 Opportunities (Peluang)

Opportunities merupakan kondisi peluang berkembang di masa yang akan

datang. Kondisi yang terjadi merupakan peluang dari luar organisasi itu sendiri.

Mengatasi buruknya kesehatan lingkungan di Kota Serang perlu mengoptimalkan

segala peluang dan potensi yang ada guna memperbaiki atau meningkatkan sekaligus

menciptakan lingkungan yang sehat serta mengubah perilaku masyarakat agar

melakukan perilaku hidup sehat dan bersih agar terwujudnya kondisi Kota Serang

Sehat. Peluang atau potensi yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kesehatan

Page 135: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

115

lingkungan dapat dilihat dari penataan potensi pengembangan wilayah Kota Serang

karena akan berpengaruh terhadap adanya perubahan secara nyata bagi masyarakat

sekitar dan akan menjadi sorotan pemerintah dan stakeholders. Potensi

pengembangan wilayah yang tertuang pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Daerah (RPJMD) Kota Serang Tahun 2014-2018 dan secara umum pengembangan

potensi wilayah di Kota Serang terdapat pada sejumlah kawasan yang memiliki nilai

strategis, sesuai dengan rencana tata ruang, yaitu:

a) Pengembangan potensi pariwisata di kawasan cagar budaya Banten Lama

b) Pengembangan potensi cagar alam di kawasan margasatwa Pulau Dua

c) Pengembangan potensi perumahan, perkantoran, wisata belanja, dan kawasan

sport center atau pusat perkotaan olahraga di kota satelit Curug dan

Kemanisan Curug

d) Pengembangan potensi perdagangan dan jasa serta pendidikan di koridor

kawasan cepat tumbuh Cipocok Jaya dan Curug

e) Pengembangan Water Front City di Kecamatan Kasemen

f) Pengembangan Kawasan Agropolitan di Taktakan

g) Pengembangan potensi kawasan Agrowisata buatan di Kecamatan Curug dan

Cipocok Jaya

Pengembangan potensi wilayah memiliki kaitan erat dengan kondisi

kesehatan lingkungan. Karena hakikatnya setiap pembangunan akan berdampak pada

perubahan yang terjadi di lingkungan sekitar. Jika dibagi per Kecamatan Kota Serang

Page 136: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

116

memiliki 6 (enam) kecamatan yang mana 2 (dua) Kecamatan diantaranya Kecamatan

Serang dan Kecamatan Cipocok Jaya menjadi pusat perkotaan sehingga

pembangunan yang terjadi sangat pesat ditandai dengan pesatnya pembangunan

perumahan, pusat perbelanjaan dan pertokoan. Hal tersebut memberikan perubahan

pada lingkungan sekitar termasuk kebiasaan masyarakat. Karena berkembangnya

perumahan dan pertokoan mengakibatkan sempitnya lahan-lahan kosong sehingga

memaksa masyarakat untuk membuat jamban untuk BAB kemudian perubahan lain

ialah masuknya pendatang mempengaruhi kebiasaan masyarakat. Terjadi perbedaan

yang signifikan antara kecamatan yang menjadi pusat kota dengan kecamatan lain

seperti Kecamatan Kasemen, Kecamatan Taktakan, Kecamatan Curug dan

Kecamamatn Walantaka yang masih sangat minim perumahan dan pusat perbelanjaan

sehingga kesehataan yang masih buruk terjadi pada 4 (empat) Kecamatan tersebut.

Seperti yang disampaikan oleh sebagai berikut :

“Kondisi kesehatan lingkungan di Kota Serang masih kurang,

indikatornya rendahnya rumah sehat, kepemilikan jamban atau sanitasi

dasar lainnya. Kecamatan yang kondisi kesehatan lingkungannya sudah

baik yaitu Kecamatan Serang dan Kecamatan Cipocok Jaya. Untuk

Kecamatan Kasemen, Curug, Walantaka dan Taktakan masih rendah.

Untuk Kecamatan Kasemen dalam katagori merah. Curug kuning,

Walantaka kuning, dan Taktakan kuning. warna merah merupakan tanda

di bawah atau masih sangat buruk, kuning itu sedang. Kalau hijau seperti Kecamatan Serang dan Kecamatan Cipocok Jaya sudah baik. Hal itu

terbantu karena adanya perumahan-perumahan. Perumahan itu

menaikan cakupan. Menjadi pusat perkotaan sehingga berkembangnya

perumhan dan perdagangan dan itu mengubah kebiasaan masyarakat”.

(wawancara, di Kantor Dinas Kesehatan Kota Serang, tanggal 26

November pukul 15.00

Page 137: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

117

Berdasarkan hasil wawancara dengan , pembangunan memiliki pengaruh

untuk meningkatkan kesehatan lingkungan. Karena pembangunan akan memiliki

dampak pada lingkungan sekitar seperti yang telah dijelaskan di atas Kecamatan

Serang dan Kecamatan Cipocok Jaya memiliki memiliki kondisi kesehatan

lingkungan yang baik dibandingkan dengan kecamatan yang lain karena ada

pengaruh dari Kecamatan Serang dan Kecamatan Cipocok Jaya menjadi salah satu

pusat perkotaan sehingga perkembangnya pembangunan perumahan dan pusat

perbelanjaan yang membawa perubahan semakin berkurangnya lahan kosong

sehingga masyarakat tidak lagi dolbon atau BABS (Buang Air Besar Sembarangan),

tidak lagi membuang sampah sembarangan. Menjadi pusat perkotaan dan

perdagangan menjadikan 2 (dua) kecamatan tersebut menjadi sasaran pendatang dan

hal tersebut membawa dampak pada perubahan kebiasaan masyarakat. Sedangakan

kondisi kesehatan lingkungan di Kecamatan Kasemen, Kecamatan Taktakan,

Kecamatan Curug dan Kecamatan Walantaka masih rendah dipengaruhi oleh sangat

minim pengembangan wilayah yang belum optimal.

Penataan potensi pengembangan wilayah di Kota Serang sudah menjadi

perhatian pemerintah sehingga dalam pengembangan wilayah tersebut memberikan

diharapkan memberikan dampak positif untuk kemajuan Kota Serang dan

memperhatikan potensi yang ada sehingga pengembangan wilayah di Kota Serang

menjadi lebih optimal. Penataan potensi wilayah menjadi peluang untuk memperbaiki

kesehatan lingkungan di Kota Serang. Karena pengembangan wilayah tidak terfokus

Page 138: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

118

di satu titik saja melainkan merata dan tertata dengan baik sesuai dengan potensi yang

ada. Hal tersebut diharapkan akan berdampak pada perubahan kebiasaan masyarakat

yang kurang baik menjadi baik serta meningkatnya kesehatan lingkungan di Kota

Serang.

Dinas Kesehatan Kota Serang memiliki tugas dan tanggung jawab dalam

bidang kesehatan termasuk dalam penyelenggaraan kesehatan lingkungan. Namun

peran Dinas Kesehatan dalam penyelenggaraan kesehatan lingkungan tidak

menyeluruh dalam artian Dinas Kesehatan bertugas untuk memeriksa kesehatan

lingkungan serta melakukan pemicuan atau mengubah kesadaran masyarakat agar

berperilaku sehat. seperti yang disampaikan adalah sebagai berikut :

”Dalam penyelenggraan kesehatan lingkungan DINKES lebih mengarah

pada pemicuan yang mana fokus utamanya adalah mengubah perilaku

masyarakat yang sadar akan lingkungan sehingga meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat. Untuk penanganan sarana dan lainnya menjadi

kewenangan SKPD yang terkait”. (wawancara, di Kantor Dinas

Kesehatan Kota Serang, tanggal 24 November pukul 09.30)

Pernyataan selanjutnya juga disampaikan , sebagai berikut :

“Fokus kita dari Seksi Kesehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kota

Serang yaitu pada pemicuan, salah satunya program STBM (Sanitasi

Total Berbasis Masyarakat) yang secara nasional terus menerus di

deklarasikan. Kita berupaya menyadarkan kesadaran masyarakat dalam

kesehatan lingkungan kita bentuk dan agar melahirkan rasa kesadaran

sehingga masyarakat secara mandiri peduli dengan kesehatan

lingkungan. Prinsipnya kita melakukan ini bukan menggurui masyarakat

dan mereka tidak merasa di gurui. Dan kita melakukan pemeriksaan dan

pengawasan kesehatan lingkungan”. (wawancara, di Kantor Dinas

Kesehatan Kota Serang, tanggal 26 November pukul 15.00)

Page 139: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

119

Berdasarkan hasil wawancara menyimpulkan bahwa tugas Dinas Kesehatan

Kota Serang dalam penyelenggaraan kesehatan lingkungan yakni melakukan

pembinanan pada masyarakat, melakukan pemeriksaan dan pengawasan terhadap

sanitasi dasar, air serta sanitasi tempat-tempat umum namun untuk program lain

seperti pengadaan sarana parasarana seperti tempat sampah, jamban atau MCK

umum, pemenuhan air bersih merupakan tugas dari SKPD lain.

Penyelenggaraan kesehatan lingkungan tentunya tidak sepenuhnya menjadi

tanggung jawab Dinas Kesehatan. Karena banyak SKPD dan lembaga lain yang

terlibat atau memiliki tanggung jawab dalam penyelenggaraan kesehatan lingkungan

seperti diantaranya: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA), Dinas

Tata Kota, Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD), Dinas Pekerjaan Umum,

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Kecamatan dan Kelurahan, Forum Kota Serang

Sehat, LSM dan mahasiswa serta SKPD atau lembaga lainnya yang terkait.

Banyaknya SKPD yang terlibat menjadi sebuah peluang dalam penyelenggaraan

kesehatan lingkungan di Kota Serang jika dioptimalkan dengan baik tentunya. Seperti

yang disampaikan oleh sebagai berikut :

“Sebenernya untuk menangani kesehatan lingkungan ini banyak pihak

yang terlibat dan menjalin kerjasama seperti BLH, Dinas PU, Dinas Tata Kota, Dindik, BAPPEDA, Disperindagkop, BPMPKB, PKK Forum Kota

Serang Sehat, HAKLI, Kecamatan, Kelurahan dan pihak pihak lainnya”.

(wawancara, di Kantor Dinas Kesehatan Kota Serang, tanggal 24

November pukul 09.30)

Pernyataan selanjutnya juga disampaikan , sebagai berikut :

Page 140: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

120

“Peluang atau potensi di Kota Serang banyak sebenarnya dalam urusan

kesling ini. Dalam mengurusi kesling ini selain Dinas Kesehatan dinas

lain pun berkaitan seperti Dinas PU, BLHD, Tata Kota dan SKPD

lainnya. Jika hal ini di manfaatkan maka permasalahan kesehatan

lingkungan bisa segera teratasi. Selain itu LSM, NGO,perusahaan,

mahasiswa serta adanya Forum Kota Serang Sehat adalah potensi”.

(wawancara, di Kantor Dinas Kesehatan Kota Serang, tanggal 26

November pukul 15.00)

Berdasarkan hasil wawancara menyimpulkan bahwa sebenarnya peluang

untuk mewujudkan kesehatan lingkungan yang baik di Kota Serang sangat terbuka

karena sebenarnya banyak SKPD terkait yang memiliki tanggung jawab dalam

penyelenggaraan kesehatan lingungan seperti Badan Perencanaan Pembangunan

Daerah, Dinas Tata Kota, Badan Lingkungan Hidup Daerah, Dinas Pekerjaan Umum,

Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koprasi, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan

Kecamatan dan Kelurahan. Selain itu banyak lembaga atau forum yang bisa

dilibatkan guna membantu penyelenggaraan kesehatan lingkungan seperti Forum

Kota Serang Sehat, LSM, Mahasiswa, Perusahaan, NGO, Kader Kesehatan, RT, RW

serta yang lainnya.

Dari data lapangan yang telah dijelaskan di atas peneliti dapat menarik

kesimpulan bahwa yang menjadi faktor peluang (opportunities) Dinas Kesehatan

Kota Serang dalam penyelenggaraan kesehatan lingkungan diantaranya adalah Kota

Serang memiliki perancanaan tata ruang yang dalam pembangunan maka perlu di

dorong pembangunan potensi wilayah yang berwawasan lingkungan dan berdampak

pada perubahan perilaku masyarakat yang lebih sehat, dalam penyelenggaraan

kesehatan lingkungan sebenarnya banyak SKPD yang terlibat diantaraanya Dinas

Page 141: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

121

Kesehatan, Dinas Tata Ruang, Badan Lingkungan Hidup Daerah, Dinas Pekerjaan

Umum dan sebagianya, peluang juga bisa dimanfaatkan dari masyarakat itu sendiri

dengan cara memberdayakan dan juga banyak stakeholders yang bisa menjadi mitra

seperti komunitas sosial, NGO dan sebagain serta perusahaan, di era perkembangan

teknologi ini perlu memanfaatkan media elektonik untuk melakukan sosialisasi-

sosialisasi secara kreatif dan masif.

4.3.3 Threats (Ancaman)

Threats Merupakan kondisi yang mengancam dari luar. Ancaman ini dapat

mengganggu organisasi itu sendiri. Kondisi yang terjadi merupakan ancaman dari

luar organisasi itu sendiri, misalnya kompetitor, kebijakan pemerintah, kondisi

lingkungan sekitar.

Dinas Kesehatan Kota Serang dalam penyelenggaraan kesehatan lingkungan

juga memiliki hambatan yang disebabkan oleh faktor eksternal atau hambatan yang

berasal dari luar organisasi, sehingga akibatnya penyelenggaraan kesehatan

lingkungan di Kota Serang belum optimal. Salah satu hambatan tersebut adalah

masyarakat yang masih kurang peduli terhadap kesehatan lingkungan. Seperti yang

disampaikan yang menyatakan sebagai berikut :

“Masyarakat masih banyak yang belum memahami tentang kesehatan

lingkungan sehingga mereka kurangnya kesadaran dan kurang respek.

Selain itu faktor ekonomi juga menjadi ancaman karena masih banyak

masyarakat yang belum terpenuhinya kebutuhan tersebut. Dan yang

menjadi ancaman lainnya adalah tanah masih luas. Selama tanah masih

luas mereka akan buang sampah sembarangan, BAB sembarangan atau

Page 142: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

122

dolbon dan limbah juga. Jadi menganggap belum menjadi kebutuhan

utama sanitasi dasar itu. Kalo tanah sudah tidak ada yang kosong pasti

akan sadar.Partisipasi dari masyarakat juga baik sih, ada masyarakat

yang peduli dan proaktif. Tidak semua masyarakat menjadi hambatan

karena mereka juga ada yang membatu kita juga. Seperti kader kesling

banyak peran yang mereka lakukan misalnya ada kejadian diare,

keracunan makanan dan sejenisnya mereka adalah ujung tombak yang

melaporkan kepada kami nanti kita follow up. Mereka bukan bawahan

kita tapi mereka adalah mitra kita secara sukarela”. (wawancara, di

Kantor Dinas Kesehatan Kota Serang, tanggal 24 November pukul 09.30)

Pernyataan selanjutnya juga disampaikan , sebagai berikut :

“Masyarakat menjadi kendala, ekonomi masyarakat juga tapi ada juga

dari segi ekonomi dia mampu udah kebeli motor, hp bagus dan alat

elektroniknya tapi belum memiliki jamban karena menganggap jamban

adalah bukan kebutuhan yang penting dianggapnya belum butuh jamban

dan sanitasi lain karena lahan juga masih luas makanya banyak yang

masih BAB sembarangan atau disebut dolbon lah. Sarana air bersih di

Kota Serang masih sangat minim”. (wawancara di UPT PUSKESMAS

Curug, tanggal 26 November 2015 pukul 10.00 WIB

Berdasarkan hasil wawancara menerangkan bahwa yang menjadi hambatan

paling mendasar ada pada masyarakat itu sendiri, seperti diantaranya kurangnya

memahami arti pentingnya kesehatan lingkungan sehingga banyak masyarakat yang

tidak peduli terhadap kesehatan lingkungan, kemudian hambatan lain disebabkan oleh

faktor ekonomi masyarakat yang masih belum tercukupi sehingga banyak yang belum

memiliki sarana sanitasi dasar, selain itu juga karena di Kota Serang masih banyak

lahan kosong yang cukup luas sehingga masyarakat masih merasa belum

membutuhkan sanitasi dasar tersebut. Walaupun tidak semua masyarakat seperti itu,

ada juga masyarakat yang proaktif bahkan turut membantu secara sukarela seperti

kader kesehatan lingkungan yang menjadi ujung tombak ketika ada suatu kejadian

Page 143: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

123

penyakit yang berbasis lingkungan menimpa masyarakat kader tersebut melapor agar

segera dilakukan tindakan. Pembangunan sarana umum seperti MCK umum dan

tempat sampah masih dianggap tidak efektif karena dalam kenyataanya sarana umum

yang dibangun tidak berfungsi dengan baik serta partisipasi masyarakat dalam

kepedulian untuk merawat sarana tersebut masih rendah dan sarana air bersih di Kota

Serang sangat minim. Seperti yang disampaikan yang menyatakan sebagai

berikut:

“Untuk membuat jamban saja ga cukup 1 juta, sekitar 1,5 juta realnya

untuk membuat jamban dari mulai bahan dan upah. Mereka masih banyak

tidak punya sumber mata pencaharian atau penghasilan yang tetap.

Buruh harian leapas seperti tukang bangunan contohnya yang tidak pasti

proyeknya tidak setiap hari dan penghasilannya rendah. Pembanguna

MCK umum juga tidak efektif. Karena masyarakat juga harus siap untuk

menyediakan tanah hibah dan itu yang menjadi berat. Selain itu

pembangunan MCK tidak berfungsi dengan baik karena lokasi yang tidak

tepat karena berhubungan dengan tanah hibah jadi dimana saja asallah

yang penting terbangun bagi pemerinatah akhirnya ga berfungsi baik

bahkan perawatannya juga yang masyarakat tidak merasa memiliki

akanya awal-awal dong berfungsinya 2 bulan kemudian pasti udah ga

berfungsi dan tak terawat dan banyak yg hilang kaya lampu, pintu rusak

bahkan closed yang sudah tak terawat. Tempat sampah pun saya rasa

kasusnya sama seperti tadi tidak terawat”. (wawancara, di lakukan di Kp.

Limpar Kelurahan/Kecamatan Curug, tanggal 28 November pukul 14.00)

Kemampuan ekonomi masyarakat yang terbatas ternyata menjadi hambatan

dalam penyelenggaraan kesehatan lingkungan untuk membangun sarana dan

prasarana seperti sanitasi dasar. Karena penghasilan yang sangat minim sedangkan

untuk memenuhi kebutuhan tinggi. Program pemerintah untuk membangun sarana

prasarana seperti tempat samapah atau bak sampah, MCK umum tidak optimal

dikarenakan program-program memiliki keterbatasan. Kesadaran masyarakat juga

Page 144: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

124

masih kurang kepeduliannya untuk menjaga dan merawat fasilitas tersebut sehingga

fungsi fasilitas tersebut tidak berlangsung lama. Seperti yang disampaikan

adalah sebagai berikut:

“Sarana prasarana untuk beberapa fasilitas pun belum terpenuhi seperti

tempat sampah di pemukiman sih belum mendukung. Kalo di perumahan-

perumahan tiap rumah sudah ada tapi di pemukiman banyak yang belum

memiliki jamban juga. Ada juga fasilitas umum yang sudah di bangun

namun tidak dijaga dan dirawat makanya sering kali rusak karena

masyarakat masih sangat rendah dalam menjaga dan memiliki fasilitas

umum tersebut. Selain itu permasalahan sampah numpuk masyarakat

bingung harus dikemanakan”. (wawancara, di Kampus Untirta, tanggal

03 Desember pukul 13.00)

Berdasarkan pernyataan yang disampaikan oleh , menerangkan sarana dan

prasarana yang menunjang dalam penyelenggaraan kesehatan lingkungan di Kota

Serang masih sangat minim khususnya dipemukiman. Selain itu kepedulian

masyarakat yang masih rendah dalam kepedulian terhadap kesehatan lingkungan.

Sarana atau fasilitas umum yang dibangun tidak efektif dan perawatannya masih

buruk serta masyarakat masih kesulitan untuk mengatasi permasalahan sampah.

Peran dari stakeholders sangat penting dalam penanganan kesehatan

lingkungan di Kota Serang ini mengingat banyak stakeholders yang harus teribat

untuk mengatasi permasalahan tersebut seuai tugas pokok dan fungsinya seperti

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA), Dinas Tata Kota, Badan

Lingkungan Hidup Daerah (BLHD), Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Pendidikan dan

Kebudayaan Kecamatan dan Kelurahan untuk itu kerjasama menjadi hal yang sangat

penting untuk mengatasi permasalahan tersebut. Namun saat ini kerjasama menjadi

Page 145: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

125

sebuah hambatan dalam mengatasi permasalahan kesehatan lingkungan karena belum

berjalan dengan baik. Seperti yang disampaikan adalah sebagai berikut :

“Sejauh ini memang kerjasama sudah terjalin karena dalam

penyelenggaraan kesehatan lingkungan ini melibatkan banyak pihak atau

lintas sektor yang harus berperan. Namun dirasa masih kurang. Sejauh

ini belum ada dukungan dari komunitas-komunitas mahasiswa atau

kepemudaan lainnya. Paling hanya dengan lintas sekotor saja”.

(wawancara, di Kantor Dinas Kesehatan Kota Serang, tanggal 24

November pukul 09.30)

Berdasarkan hasil wawancara dengan , menerangkan bahwa kerjasama

dengan lintas sektor sudah berjalan namun belum optimal dalam pelaksanaannya.

Selain itu juga belum adanya komunitas baik dari mahasiswa atau komunitas lainnya

yang turut melibatkan diri dalam penyelenggaraan kesehatan lingkungan. Seperti

yang disampaikan adalah sebagai berikut :

“Sebenarnya pada tahun 2011/2012 kita ada pokja AMPL (air minum

dan penyehatan lingkungan) jadi limbah sanitasi segala macam. Jadi

disitu ada LH, Tata Kota, DINKES dan SKPD lain. Kita saling

bekerjsama dan kordinasi. Kalau dulu berjalan bagus, sekarang sudah

tidak berjalan entah kenapa, itu bagus banget sebenarnya dan kabupaten

atau kota yang berhasil karena pokjanya berjalan baik sanitasinya bagus.

Tapi sekarang mungkin masih dikatakan kurang dalam kerjasamanya.

Sebenarnya mengatasi permasalahan lingkungan ini kan banyak yang

berperan seperti Dinas PU untuk mngatasi sarana, persampahan ada

yang bertanggung jawab, air bersih juga. Kalo kita bekerjasama dan

punya komitmen dan semangat yang sama maka optimis bisa

terselesaikan”. (wawancara, di Kantor Dinas Kesehatan Kota Serang,

tanggal 26 November pukul 15.00)

Berdasarkan hasil wawancara dengan , menerangkan bahwa hubungan

kerjasama dengan lintas sektor pada tahun 2011/2012 sudah berjalan baik karena

adanya kelompok kerja atau pokja sehingga kita SKPD terkait melakukan kerjasama

Page 146: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

126

dan saling melengkapi untuk mengatasi permasalahan kesehatan lingkungan tersebut.

Namun saat ini pokja tersebut sudah tidak berjalan dan hal ini yang menjadi

hambatan karna kurangnya kerja sama lintas sektor padahal permasalahan kesehatan

ini harus menjadi perhatian bersama dan harus bekerjasama dan sinergi sesuai

dengan tugas dan fungsinya. Pernyataan selanjutnya juga disampaikan , sebagai

berikut :

“SKPD terkait harus bekerjasama karena yang saya lihat masih ego

sentris, berjalan masing-masing dan belum sinergi. Kerjasama antara

DINKES dan FKSS saat ini sudah berjalan baik. Kita saling membantu

mensosialisasikan untuk berperilaku hidup bersih dan sehat di

masyarakat, sekolah-sekolah juga membentuk pokja walaupun belum

secara maksimal. Namun kerjasama yang dilakukan antar SKPD masih

sangat sangat lemah atau sangat kurang menurut saya. Karena memang

kerjasama baru sebatas di atas meja rapat saja, wacana aja wacana

terus. Tindakan nyatanya kurang dalam masyarakat. Harusnya saling

melengkapi sesuai dengan perannya”. (wawancara, di Kampus Untirta,

tanggal 03 Desember pukul 13.00)

Berdasarkan pernyataan , menerangkan bahwa kerjasama antara Dinas

Kesehatan Kota Serang dan Forum Kota Serang Sehat sudah berjalan baik karena

sudah melakukan kerjasama untuk melakukan sosialisasi dan pembinaan kepada

masyarakat di sekolah-sekolah dan membentuk pokja sebagai bentuk kerjasama.

Namun hubungan kerjasama antar SKPD yang terkait atau lintas sektor masih sangat

kurang. masih ada ego sentris sehingga dalam perannya masih berjalan masing-

masing. Kerjasama yang dilakukan lintas sektor masih sebatas wacana di atas meja

rapat. Namun pada pelaksanannya belum berjalan dengan baik. Selain itu limbah dari

Page 147: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

127

perusahaan juga menjadi ancaman. Seperti pernyataan yang disampaikan ,

sebagai berikut :

“Perusahaan atau industri-industri juga menjadi salah satu ancaman

karena limbah yang dihasilkan jika tidak diolah dengan baik maka akan

berdampak pada pencemaran dan mengancam kesehatan lingkungan.

Saya rasa masih banyak perusahaan atau industri lain masih tidak

memperhatikan dampak itu”. (wawancara, di lakukan di Kp. Limpar

Kelurahan/Kecamatan Curug, tanggal 28 November pukul 14.00)

Berdasarkan pernyataan yang disampaikan oleh , menerangkan bahwa

perusahaan atau pelaku usaha juga menjadi salah satu ancaman jika tidak

memperhatikan dampak lingkungan. Contohnya limbah industri yang mencemari

sungai cibanten di Kecamatan Kasemen walaupun Kota Serang sangat sedikit industri

namun dampak tersebut tidak terlepas dari industri-industri yang berada di sekitar

Kota Serang seperti Kabupaten serang. Selain itu di Kecamatan Curug sebagai

kecamatan dengan potensi pengembangan di bidang peternakan ternyata menjadi

ancaman karena banyak pula peternak ayam yang tidak memperhatikan kesehatan

lingkungan tersebut.

Dari data lapangan yang telah dijelaskan di atas peneliti dapat menarik

kesimpulan bahwa yang menjadi faktor ancaman (threats) Dinas Kesehatan Kota

Serang dalam penyelenggaraan kesehatan lingkungan diantaranya adalah masih

banyak masyarakat yang tidak peduli dan sadar untuk menjaga kesehatan lingkungan,

kondisi ekonomi masyarakat banyak yang belum tercukupi untuk memiliki sanitasi

dasar, Kota Serang masih memiliki banyak lahan kosong sehingga masyarakat masih

BABS dan buang sampah sembarangan, tidak terpenuhinya sarana penunjang seperti

Page 148: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

128

air bersih, tempat sampah umum seta sarana lainnya, masih lemahnya kerjasama antar

SKPD dan stakeholders lain dan perusahaan atau pelaku usaha yang tidak

memperhatikan kesehatan lingkungan.

4.4 Pembahasan

Dari pemaparan di atas mengenai gambaran umum analisis SWOT Dinas

Kesehatan dalam penyelenggaraan kesehatan lingkungan di Kota Serang dapat

diketahui bahwa dalam penyelenggaraan kesehatan lingkungan di Kota Serang Dinas

Kesehatan masih mengalami permasalahan yang cukup kompleks sehingga perlu

analisis yang lebih mendalam.

Permasalahan yang kompleks dalam penyelenggaraan kesehatan lingkungan di

Kota Serang sehingga dalam identifikasi masalah peneliti mengamati masih

identifikasi diantaranya masih rendahnya kepemilikan Rumah Sehat di Kota Serang,

masih rendahnya pemanfaatan air bersih di Kota Serang, masih rendahnya

kepemilikan sarana Sanitasi Dasar di Kota Serang yang mencakup kepemilikan

jamban, kepemilikan tempat sampah dan juga kepemilikan pembuangan air limbah

dan tingginya angka penyakit berbasis lingkungan seperti Diare, ISPA dan Demam

Berdarah (DBD).

Untuk mengatasi permasalahan tersebut perlu kiranya menganalisis lebih

mendalam untuk menentukan strategi yang tepat dalam mengatasi permasalahan

kesehatan lingkungan. Dalam analisis SWOT akan dianalisis apa yang menjadi

Page 149: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

129

kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman sehingga dapat merumuskan strategi

yang tepat. Faktor-faktor tersebut diantaranya:

Faktor kekuatan (strengths) Dinas Kesehatan Kota Serang dalam

penyelenggaraan kesehatan lingkungan diantaranya adalah adanya Keputusan

Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 852 Tahun 2008 Tentang Strategi

Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) yang mendorong Pemerintah

Daerah untuk mewujudkan kesehatan lingkungan yang optimal. Kebijakan

Pemerintah Kota Serang saat ini sudah berorientasi dan mendukung pada kesehatan

lingkungan dilihat dari misi Kota Serang dalam bidang kesehatan yaitu Pembangunan

dan Peningkatan Kualitas Kesehatan menunjukan komitmennya untuk meningkatkan

pembangunan dalam bidang kesehatan dan dalam program unggulan Pemerintah Kota

Serang pada RPJMD 2014-2018 memilik program pemerataan akses dan layanan

mutu kesehatan, penataan lingkungan terpadu, kawasan kumuh dan kantong

kemiskinan serta menuju Kota Serang Sehat. Selain itu tenaga kesehatan lingkungan

atau sanitarian memiliki kualitas yang baik dan profesional karena berlatar belakang

dari pendidikan kesehatan lingkungan.

Faktor kelemahan (weaknesses) Dinas Kesehatan Kota Serang dalam

penyelenggaraan kesehatan lingkungan diantaranya adalah masih sangat kurang

tenaga kesehatan atau sanitarian di Kota Serang, para sanitarian ini memiliki tugas

lain yang di puskesmas wilayah kerjanya, alokasi anggaran dalam penyelenggaraan

kesehatan lingkungan masih belum optimal, masih kurangnya sarana dan prasarana

Page 150: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

130

yang menunjang dalam penyelenggaraan kesehatan lingkungan, penyelenggaraan

kesehatan lingkungan di Kota Serang belum memanfaatkan media massa dalam

menyosialisasikan sehingga masih kurang massif dan rotasi jabatan yang sering terjai

khususnya untuk jabatan Kepala Seksi sehingga menghambat kinerja dalam

penyelenggaraan kesehatan lingkungan.

Faktor peluang (opportunities) Dinas Kesehatan Kota Serang dalam

penyelenggaraan kesehatan lingkungan diantaranya adalah Kota Serang memiliki

perancanaan tata ruang yang dalam pembangunan maka perlu di dorong

pembangunan potensi wilayah yang berwawasan lingkungan yang akan berdampak

pada perubahan perilaku masyarakat yang lebih sehat, dalam penyelenggaraan

kesehatan lingkungan sebenarnya banyak SKPD yang terlibat diantaraanya Dinas

Kesehatan, Dinas Tata Ruang, Badan Lingkungan Hidup Daerah, Dinas Pekerjaan

Umum dan sebagainya, peluang juga bisa dimanfaatkan dari masyarakat itu sendiri

dengan cara memberdayakan dan juga banyak stakeholders yang bisa menjadi mitra

seperti komunitas sosial, NGO, serta perusahaan. Pada era perkembangan teknologi

ini perlu memanfaatkan media elektonik untuk melakukan sosialisasi-sosialisasi

secara kreatif dan masif.

Faktor ancaman (threats) Dinas Kesehatan Kota Serang dalam

penyelenggaraan kesehatan lingkungan diantaranya adalah masih banyak masyarakat

yang tidak peduli dan sadar untuk menjaaga kesehatan lingkungan, kondisi ekonomi

masyarakat banyak yang belum tercukupi untuk memiliki sanitasi dasar, Kota Serang

Page 151: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

131

masih memiliki banyak lahan kosong sehingga masyarakat masih BABS dan buang

sampah sembarangan, tidak terpenuhinya sarana penunjang seperti air bersih, tempat

sampah umum serta sarana lainnya, masih lemahnya kerjasama antar SKPD dan

stakeholders lain dan perusahaan atau pelaku usaha yang tidak memperhatikan

kesehatan lingkungan. Jika digambarkan menggunakan Matriks SWOT dapat dilihat

sebagai berikut:

Tabel 4.6

Matriks SWOT

Faktor Internal

Faktor Eksternal

Strengths (S) Weaknesses (W)

a. Keputusan Menteri

Kesehatan Nomor 852

Tahun 2008 Tentang

Strategi Nasional

Sanitasi Total Berbasis

Masyarakat (STBM)

b. Kebijakan Pemerintah

Kota Serang sudah

mulai memperhatikan

kesehatan lingkungan.

c. Kualitas tenaga

kesehatan lingkungan

(sanitarian) sudah baik

a. Kurangnya tenaga

kesehatan lingkungan

(sanitarian)

b. Adanya tugas lain yang

diberikan kepada sanitarian

c. Alokasi anggaran untuk

kesehatan lingkungan

belum optimal

d. Kurangnya sarana dan

prasarana penunjang dalam

penyelenggaraan kesehatan

lingkungan

e. Belum adanya media

sosialisasi elektronik

f. Sering terjadi Rotasi

Jabatan.

Opportunities (O) Strategi SO Strategi WO

Page 152: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

132

a. Pengembangan

potensi wilayah kota

akan berdampak pada

perubahan

masyarakat

b. Banyak intansi/SKPD

yang harusnya teribat.

c. Banyak masyarakat

dan stakeholders

yang bisa dijadikan

mitra seperti NGO,

Komunitas Sosial dan

Perusahaan.

d. Pemanfaatan media

massa.

a. Mendorong

pembangunan dengan

orientasi kesehatan

lingkungan.

b. Membangun kelompok

kerja dan sinkronisasi

program kesehatan

lingkungan dengan

SKPD terkait.

c. Merangkul stakeholders

yang bisa dijadikan

mitra seperti NGO,

Komunitas Sosial dan

Perusahaan untuk peduli

dan melakukan gerakan

dalam bidang kesehatan

lingkungan.

d. Mengembangkan media

massa untuk

akuntabilitas serta

mensosialisasikan

kepada masyarakat luas.

a. Membangun koordinasi dan

kerjasama yang baik antar

dengan SKPD lain.

b. Mengoptimalkan SDM

yang ada dan melibatkan

stakeholders.

c. Mengoptimalkan anggaran

yang ada serta membangun

kemitraan dengan

stakeholders.

d. Mengoptimalkan peran

media elektonik dalam

melaksanakan program

kesehatan lingkungan.

Threats (Ancaman) Strategi ST Strategi WT

a. Masih banyak

masyarakat yang tidak

paham dan peduli

terhadap kesehatan

lingkungan.

b. Keadaan ekonomi

masyarakat yang

rendah

c. Banyak lahan yang

masih kosong.

d. Belum terpenuhinya

sarana dan prasarana

penujang kesehatan

lingkungan

e. Kerjasama antar

SKPD dan

stakeholders tidak

berjalan baik

a. Melakukan sosialisasi

secara masif dan kreatif

agar masyarakat akan

sadar dan peduli

terhadap kesehatan

lingkungan.

b. Memotivasi dan

memfasilitasi

masyarakat yang

keadaan ekonominya

masih rendah untuk

memiliki sarana dan

prasarana.

c. Membangun koordinasi

dan kerjasama antar

SKPD serta stakeholder

agar terintegrasi dan

bersama-sama

a. Melakukan pengadaan

sarana dan prasarana

penunjang.

b. Menambah jumlah tenaga

sanitarian serta memperjelas

dan memfokuskan tugas dan

fungsi sanitarian.

c. Membuat media elektonik

yang membantu dalam

program penyadaran

masyarakat tentang

kesehatan lingkungan.

d. Melakukan kerjasama dan

singronisasi program antar

SKPD yang terkait dalam

penyelenggaraan kesehatan

lingkungan.

e. Membangun kemitraan

Page 153: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

133

f. Dampak lingkungan

dari perusahaan atau

pelaku usaha.

mengatasi permasalahan

kesehatan lingkungan.

d. Melakukan pengawasan

dan pembinaan kepada

pelaku usaha.

dengan stakeholder dan

pihak swasta untuk

membantu mengatasi

permasalahan ini.

Sumber : (Penelitian diolah, 2015)

1. Strategi SO (Strengths – Opportunities)

Berdasarkan hasil penelitian lapangan dengan menggunakan teknik wawancara,

bahwa strategi penyelenggaraan kesehatan lingkungan di Kota Serang

berdasarkan strategi SO (Strengths – Opportunities) yang dapat dilakukan

diantaranya : Mendorong pembangunan dengan orientasi kesehatan lingkungan

karena setiap pembangunan tentunya memiliki dampak dalam lingkungan baik

secara fisik ataupun lingkungan sosial dalam penyelanggaraan kesehatan

lingkungan pembangunan yang berorientasi pada kesehatan lingkungan perlu

dilakukan agar terciptanya perubahan kebiasaan masyarakat dalam BABS

(Buang Air Besar Sembarangan), Buang sampah sembarangan dan perilaku

tidak sehat lainnya akan secara bertahap dapaat berubah. Membangun

kelompok kerja dan sinkronisasi program kesehatan lingkungan dengan SKPD

terkait karena persoalan kesehatan lingkungan ini bukaan hanya tugas Dinas

Kesehatan semata namun SKPD lain memiliki peran seperti BLHD, Dinas

Pekerjaan Umum dan SKPD lain harus turut terintegrasi dan bersama-sama

mengatasi permasalahan ini. Merangkul stakeholders yang bisa dijadikan mitra

seperti NGO, Komunitas Sosial dan Perusahaan untuk peduli dan melakukan

Page 154: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

134

gerakan dalam bidang kesehatan lingkungan. Merangkul dan mendorong peran

serta masyarakat atau komunitas sosial untuk turut membantu mengatasi

permasalahan kesehatan lingkungan di Kota Serang ini. Mengembangkan

media massa sebagai sarana akuntabilitas serta mensosialisasikan kepada

masyarakat luas karena peran media massa sangat penting di era globalisasi ini

agar mudah mengakses serta lebih efektif untuk menyampakan informasi.

2. Strategi ST (Strengths – Thretas)

Berdasarkan hasil penelitian lapangan dengan menggunakan teknik wawancara,

bahwa strategi penyelenggaraan kesehatan lingkungan di Kota Serang, strategi

ST (Strengths – Thretas) yang dapat dilakukan diantaranya : Membangun

koordinasi dan kerjasama yang baik antar dengan SKPD lain, dengan

melakukan koordinasi dan kerjasama akan lebih mudah dalam mengatasi

permasalahan kesehatan lingkungan. Mengoptimalkan SDM yang ada dan

melibatkan stakeholders, dengan keterbatasan SDM yang ada perlu kiranya

melibatkan partisipasi dari stakeholders seperti komunitas sosial, mahasiswa,

NGO dan lain sebagaianya untuk terlibat dalam melakukan penyelenggaraan

lingkungan secara masif. Mengoptimalkan anggaran yang ada serta

membangun kemitraan dengan stakeholders, memang anggaran merupakan

sangat penting dalam organisasi namun keterbatasan anggaran bisa diantisipasi

dengan membangun kemitraan dengan perusahaan yang memiliki dana CSR

Page 155: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

135

dan pihak swasta untuk turut serta mengatasi permasalahan kesehatan di Kota

Serang. Mengoptimalkan peran media massa dalam melaksanakan program

kesehatan lingkungan karena dengan cara mensosialisasikan tentang pentingnya

kesehatan lingkungan dengan fakta-fakta yang ada sehingga menumbukan

kesadaran dan kepedulian masyarakat serta mengubah perilaku-perilaku yang

bertentangan dengan hidup sehat.

3. Strategi WO (Weakneses – Opportunities)

Berdasarkan hasil penelitian lapangan dengan menggunakan teknik wawancara,

bahwa strategi penyelenggaraan kesehatan lingkungan di Kota Serang, strategi

WO (Weakneses – Opportunities) yang dapat dilakukan diantaranya :

Melakukan sosialisasi secara masif dan kreatif agar masyarakat akan sadar dan

peduli terhadap kesehatan lingkungan, dengan cara ini akan terlihat perubahan

yang terjadi perlu sosialisasi dan pembinaan yang berkala dan kreatif agar

masyarakaat tidak bosan serta sasaran tidak hanya orang tua melainkan para

pemuda dan anak-anak perlu dibina. Memotivasi dan memfasilitasi masyarakat

yang keadaan ekonominya masih rendah untuk memiliki sarana dan prasarana,

dengan mendorong masyarakat untuk memiliki jamban dengan keadaan

ekonomi yang tidak memadai ini tantangan memang namun seperti inilah tugas

dari Dinas Kesehatan bukan memberikan bantuan fisik untuk membantu

masyarakat Dinas Kesehatan perlu bekerjasama dengan SKPD terkait dan

Page 156: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

136

memberikan rekomendasi agar bantuan yang diberikan menjadi efektif.

Membangun koordinasi dan kerjasama antar SKPD serta stakeholder agar

terintegrasi dan bersama-sama mengatasi permasalahan kesehatan lingkungan.

Melakukan pengawasan dan pembinaan kepada pelaku usaha, cara ini perlu

dilakukan agar para pelaku usaha memperhatikan dampak pada kesehatan

lingkungan.

4. Strategi WT (Weaknesses – Threats)

Berdasarkan hasil penelitian lapangan dengan menggunakan teknik wawancara

bahwa strategi penyelenggaraan kesehatan lingkungan di Kota Serang, strategi

WT (Weaknesses – Threats) yang harus dilakukan diantaranya : Melakukan

pengadaan sarana dan prasarana penunjang, untuk melancarkan pelaksanan

program sangat penting sekali sarana dan prasarana terutama kendaraan seperti

motor dan mobil oprasional kesehatan lingkungan yang dirasa perlu selain itu

juga komputer yang sangat dibutuhkan. Menambah jumlah tenaga sanitarian

serta memperjelas dan memfokuskan tugas dan fungsi sanitarian, agar

terciptanya pola kerja yang optimal. Membuat media elektonik yang membantu

dalam program penyadaran masyarakat tentang kesehatan lingkungan.

Melakukan kerjasama dan singronisasi program antar SKPD yang terkait dalam

penyelenggaraan kesehatan lingkungan. Membangun kemitraan dengan

stakeholder dan pihak swasta untuk membantu mengatasi permasalahan ini.

Page 157: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

137

Berdasarkan strategi analisis SWOT yang telah disajikan di atas, peneliti

mencoba merumuskan strategi alternative yang dapat dilakukan oleh Dinas Kesehatan

dalam mengatasi permasalahan kesehatan lingkungan di Kota Serang, strategi

alternative tersebut diantaranya ialah:

1. Strategi I, Strategi penguatan kelembagaan organisasi Dinas Kesehatan Kota

Serang. Pada strategi ini Dinas Kesehatan Kota Serang perlu melakukan

penguatan kelembagaan dengan cara meningkatkan manajemen organisasi

dengan memperhatikan perencanaan program-program dalam upaya mengatasi

permasalahan kesehatan lingkungan, meningkatkan kekuatan SDM dengan

meningkatkan kualitas serta menambah tenaga sanitarian secara proporsional,

meningkatkan koordinasi dan kerjasama antar bidang, meningkatkan alokasi

dana untuk program kesehatan lingkungan, meningkatkan sarana dan prasarana

guna menunjang penyelenggaraan kesehatan lingkungan, mengembangkan media

massa seperti websate untuk memberikan informasi serta menjadi media

sosialisasi secara kreatif terkait kesehatan lingkungan.

2. Strategi II, Strategi memperkuat kerjasama lintas sektor dalam penyelenggaraan

kesehatan lingkungan. Pada strategi ini Dinas Kesehatan perlu meningkatkan

komunikasi lintas sektor baik secara formal maupun informal. Meningkatkan

kerjasama dengan stakeholders atau SKPD memiliki peran untuk mengatasi

permasalahan kesehatan lingkungan seperti Badan Perencanaan Pembangunan

Daerah, Dinas Tata Kota, Badan Lingkungan Hidup Daerah, Dinas Pekerjaan

Page 158: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

138

Umum, Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koprasi, Dinas Pendidikan dan

Kebudayaan Kecamatan dan Kelurahan. Melakukan sinkronisasi program kerja

SKPD terkait kesehatan lingkungan agar terintegrasinya program yang terarah

dan efektif sehingga SKPD berjalan beriringan tidak tumpang tindih dan berjalan

masing-masing. Membentuk kelompok kerja yang melibatkan lintas sektor untuk

berperan dalam penyelenggaraan kesehatan lingkungan.

3. Strategi III, Strategi medorong peran serta masyarakat untuk berperan aktif

dalam menangani permasalahan kesehatan lingkungan. Stratregi ini diharapkan

Dinas Kesehatan Kota Serang merangkul masyarakat atau komunitas-komunitas

sosial untuk bersama-sama terlibat dalam mengatasi permasalahan kesehatan

lingkungan, Dinas Kesehatan melakukan pembinaan terhadap komunitas-

komunitas sosial untuk membantu dalam penyelenggaraan kesehatan lingkungan,

memfasilitasi dan mendorong komunitas-komunitas sosial dalam melaksanakan

kegiatan yang berkaitan dengan kesehatan lingkungan baik melalui kerjasama

ataupun kompetisi perlombaan agar menumbuhkan rasa tanggung jawab serta

semangat melakukan perubahan dalam masyarakat. Selain itu Dinas Kesehatan

harus membangun kemitraan dengan perusahaan untuk turut memberikan

dukungan dalam penyelenggaraan kesehatan lingkungan dengan pemanfataan

dana CSR untuk dioptimalkan guna memperbaiki permasalahan kesehatan

lingkungan di Kota Serang.

Page 159: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

139

4. Strategi IV, Strategi penguatan kesadaran dan kepedulian masyarakat mengenai

kesehatan lingkungan. Pada strategi ini Dinas Kesehatan perlu meningkatkan

pemahaman masyarakat melalui sosialisasi atau pembinaan yang dilakukan

secara continue atau berjalan terus-menerus dan dilakukan secara masif dan

kreatif maksudnya ialah dengan memanfaatkan media massa, melakukan

sosialisasi/pembinaan di sekolah-sekolah, pembinaan masyarakat secara

kelompok, memotivasi atau mendorong kemandirian masyarakat untuk

menyadari bahwa memiliki rumah sehat, sanitasi dasar serta melakukan perilaku

hidup bersih dan sehat merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting.

Page 160: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

138

BAB V

KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian mengenai strategi Dinas Kesehatan dalam

penyelenggaraan kesehatan lingkungan di Kota Serang yang di dalamnya

menggunakan teknik analisis SWOT yang menyatakan adanya faktor-faktor yang

mempengaruhi keberhasilan organisasi guna mencapai tujuannya. Berdasarkan hasil

analisa dan perumusan strategi yang telah dilakukan, maka alternatif yang dapat

dijadikan rumusan strategi Dinas Kesehatan dalam penyelenggaraan kesehatan

lingkungan di Kota Serang adalah sebagai berikut :

a. Strategi penguatan kelembagaan organisasi Dinas Kesehatan Kota Serang.

b. Strategi memperkuat kerjasama lintas sektor dalam penyelenggaraan kesehatan

lingkungan.

c. Strategi medorong peran serta masyarakat untuk berperan aktif dalam menangani

permasalahan kesehatan lingkungan.

d. Strategi penguatan kesadaran dan kepedulian masyarakat mengenai kesehatan

lingkungan.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian mengenai Strategi Dinas Kesehatan dalam

Penyelenggaraan kesehatan lingkungan di Kota Serang, maka peneliti mencoba

Page 161: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

139

memberikan saran dari hasil penelitiannya agar dapat membantu dalam

penyelenggaraan kesehatan lingkungan adalah sebagai berikut :

1. Dinas Kesehatan perlu memberikan perhatian khusus terhadap kesehatan

lingkungan dengan memperhatikan kendala tenaga sanitarian, meningkatkan

pendanaan dan meningkatkan sarana prasarana guna menunjang program-

program kesehatan lingkungan.

2. Dinas Kesehatan perlu mengoptimalkan kerjasama lintas sektor dengan

melakukan koordinasi secara intensif serta mengoptimalkan peran Forum Kota

Serang Sehat (FKSS).

3. Dinas Kesehatan perlu merangkul komunitas-komunitas sosial seperti LSM,

mahasiswa, NGO serta perusahaan untuk turut serta dalam mengatasi

permaslahan kesehatan lingkungan dengan melibatkan dalam kegiatan-kegiatan

serta mengadakan kompetisi-kompetisi guna menarik perhatian serta

memfasilitasi gagasan ide untuk melakukan perbaikan kesehatan lingkungan.

4. Dinas Kesehatan perlu meningkatkan pemahaman dan kepedulian masyarakat

dengan melakukan sosialisasi atau pembinaan secara continue atau berjalan

terus-menerus secara masif dan kreatif dengan memanfaatkan media massa,

melakukan sosialisasi/pembinaan di sekolah-sekolah, pembinaan masyarakat

secara kelompok, memotivasi atau mendorong kemandirian masyarakat untuk

menyadari bahwa memiliki rumah sehat, sanitasi dasar serta melakukan perilaku

hidup bersih dan sehat merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting.

Page 162: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

vi

DAFTAR PUSTAKA

Buku :

David, R. Fred. 2010. Strategic Management. Jakarta: Selemba Empat

Handoko, T. Hani . 2001. Manajemen. Yogyakarta: PT BPFC

Hasibuan, Melayu. S. P. Manajemen (Dasar, Pengertian dan Masalah). 2011,

Jakarta : PT. Gunung Agung

Hunger, David and Thomas, L. Wheelen. 2003 Manajemen Strategis. Yogyakarta:

Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Mubarok, I. Wahid dan Cahyatin, Nurul. 2009. Ilmu Kesehatan Lingkungan.

Jakarta : Salemba Medika

Nawawi, Hadari. 2000. Manajemen Strategik Organisasi Non Profit di Bidang

Pemerintah dengan Ilustrasi di Bidang Pendidikan. Yogyakarta: Gadjah

Mada University Press

Notoatmojo, Suekidjo. 2007. Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta

Pearch, A. John and Robinson, B. Richard. 2011. Manajemen Strategi –

Formulasi, Implementasi, dan Pengendalian Edisi 10. Jakarta: Salemba

Empat

Robbins, Stephen. P. & Coulter Mary. 2009. Manajemen Eight Edition. Jakarta:

PT. Indeks

Siagian, P. Sondang. 2007. Manajemen Stratejik. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Soedjadi. 1995, O&M Penunjang Berhasilnya Proses Manajemen, Gunung

Agung : Jakarta

Page 163: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

vii

Sugiyono. 2008, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Alfabeta:

Bandung

_______. 2009. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta

_______. 2012. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta

Sukarni, Mariyati. 1994, Kesehatan Keluarga dan Lingkungan, Kanisius :

Yogyakarta

Tripomo, Tedjo dan Udin. 2005. Manajemen Strategis. Bandung: Rekayasa Sains

Dokumen :

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, 2014. Profil Kota Serang. Serang

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, 2014. RPJMD Kota Serang Tahun

2014-2018. Serang

Dinas Kesehatan, 2013. Data Kesehatan Lingkungan Kota Serang. Serang

Dinas Kesehatan, 2013. Profil Dinas Kesehatan Kota Serang. Serang

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :

852/MENKES/SK/IX/2008 Tentang Strategi Nasional Sanitasi Total

Berbasis Masyarakat (STBM)

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2014 Tentang

KESEHATAN LINGKUNGAN

Undang-Undang Nomor : 4 Tahun 1982 Tentang

KETENTUAN-KETENTUAN POKOK PENGELOLAAN

LINGKUNGAN HIDUP.1982

Page 164: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

viii

UPT PUSKESMAS Kasemen. 2013. Laporan Kesehatan Lingkungan Puskesmas

Kasemen. Serang

UPT PUSKESMAS Kilasah. 2013. Laporan Kesehatan Lingkungan Puskesmas

Kilasah. Serang

UPT PUSKESMAS Sawah Luhur. 2013. Laporan Kesehatan Lingkungan

Puskesmas Sawah Luhur. Serang

Sumber Lain :

Dzakwan, Mufid. 2013. Prinsip dan Langkah Manajemen Strategik.

Melalui,<yayasanyamka.blogspot.com/2013/05/prinsip-dan-langkah-

manajemen-strategik.html?m=1> [25/10/2014]

Suryana. 2010. Manajemen Strategik Untuk Bisnis dan Organisasi Non Profit.

Melalui,

<http://docs.google.com/document/d/1P3a_2Yppm_EPH10dhAyQNyN-

BW1uBE7UPyATCDvLcKY/mobilebasic?hl=en> [25/10/2014]

Yunita. 2015. Strategi Pengembangan Pariwisata di Desa Sawarna Kecamatan

Bayah Kabupaten Lebak. Serang: Ilmu Administrasi Negara FISIP-

UNTIRTA

Page 165: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

DOKUMENTASI PENELITIAN DI DINAS KESEHATAN KOTA SERANG

Keterangan : Narasumber : Yetty Hermans, SKM, M.Si

Jabatan : Kepala Seksi Kesehatan Lingkungan Dinas Kesehatan

Kota Serang

Keterangan : Narasumber : Darusmini

Jabatan : Staff Kesling (Kesehatan Lingkungan)

Page 166: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

Keterangan : Narasumber : Arif Rahman

Jabatan : Staff Kesling (Kesehatan Lingkungan)

Keterangan : Narasumber : R. Bambang Tri Wibowo, SKM

Jabatan : Staff Kesling (Kesehatan Lingkungan)

Page 167: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

DOKUMENTASI PENELITIAN

Keterangan : Narasumber : Dian Oktaviana, SKM

Jabatan : Sanitarian UPT PUSKESMAS Serang Kota

Keterangan : Narasumber : Diyah Ayu Affiam, SKM

Jabatan : Sanitarian UPT PUSKESMAS Curug

Page 168: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

Keterangan : Narasumber : Hendra Yoga P

Jabatan : Kesubid Media Lingkungan Hidup-BLHD

Keterangan : Narasumber : H. Iwan Darmawan, S.Sos

Jabatan : Camat Curug

Page 169: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

Keterangan : Narasumber : Dr. Rahmi winangsih, M.Si

Jabatan : Wakil Sekretaris Forum Kota Serang Sehat/ Dosen

FISIP Untirta

Page 170: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

DOKUMENTASI PENELITIAN MASYARAKAT

Keterangan : Narasumber : Fahruroji

Jabatan : Tokoh Masyarakat

Keterangan : Narasumber : Mafudoh

Jabatan : Kader Kesling/Posyandu

Page 171: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

DOKUMENTASI LAPANGAN

Page 172: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus
Page 173: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus
Page 174: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

Sumber : Peneliti, 2016

Page 175: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

RIWAYAT HIDUP

Nama : Mursi

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tempat Tanggal Lahir : Cilegon, 11 Maret 1994

Agama : Islam

Alamat : Jl. Teuku Cik Ditiro Link. Seruni RT 04/03

Kelurahan Kedaleman Kecamatan Cibeber Kota Cilegon,

Banten 42422

Email : [email protected]

Motto Hidup : Kesadaran dan kepekaan yang akan menggerakan langkah

kita.

Pendidikan Formal :

1999-2005 : SD Negeri Kedaleman III

2005-2008 : SMP Negeri 5 Cilegon

2008-2011 : SMA Negeri 3 Cilegon

2011-2016 : Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Page 176: STRATEGI DINAS KESEHATAN DALAM …repository.fisip-untirta.ac.id/619/1/STRATEGI DINAS KESEHATAN DALA… · Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : ... 3.2 Ruang Lingkup/Fokus

Pengalaman Organisasi:

2011 : Ketua Cabang Karate UKM Ikatan Beladiri UNTIRTA

2012 : Pengurus HIMANE (Himpunan Mahasiswa Ilmu Administrasi

Negara) FISIP UNTIRTA Divisi Pengkajian dan Pengembangan

Sumber Daya Mahasiswa

2012 : Anggota Laskar Muda FOSMAI (Forum Silaturahmi Mahasiswa

Islam) FISIP UNTIRTA.

2013 : Ketua HIMANE ((Himpunan Mahasiswa Ilmu Administrasi

Negara) FISIP UNTIRTA

2014 : Ketua Gerakan Mahasiswa Anti Korupsi UNTIRTA (GERASI

UNTIRTA)