strategi daya saing pasar tradisional di indonesia
TRANSCRIPT
i
STRATEGI DAYA SAING PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA
ii
iii
STRATEGI DAYA SAING PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA
Penulis:
Ambok Pangiuk
iv
STRATEGI DAYA SAING PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA
Penulis
Ambok Pangiuk
Editor
AA. Miftah
Rafidah
As’ad Isma
Desain Cover & Penata Isi
Tim Penerbit FP. Aswaja
Cetakan Pertama: Maret 2021
Diterbitkan Oleh:
Forum Pemuda Aswaja
Jl. Kamp. Srigangga, Tiwugalih, Praya NTB.
Telp. : 08978110101
E-mail : [email protected]
ISBN: 978-623-6636-87-9
Hak Cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak
atau memindahkan sebagian atau seluruh isi buku ke dalam bentuk
apapun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk fotokopi,
merekam, atau dengan teknik perekaman lainnya, tanpa izin
tertulis dari Penerbit. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000
tentang Hak Cipta, Bab XII Ketentuan Pidana, Pasal 72, Ayat (1),
(2), dan (6).
v
KATA PENGANTAR
Sudah tidak bisa dipungkiri bahwa keberadaan pasar
modern dewasa ini sudah menjadi tuntutan dan konsekuensi
dari gaya hidup modern yang berkembang di masyarakat.
Tidak hanya di kota metropolitan tetapi sudah merambah
sampai kota kecil di tanah air. Sangat mudah menjumpai
minimarket, supermarket bahkan hipermarket di perkotaan
maupun di pedesaan. Tempat-tempat tersebut menjanjikan
tempat belanja yang nyaman dengan harga menarik bagi
konsumen.
Kehadiran pasar modern yang memberikan banyak
kenyamanan membuat sebagian masyarakat enggan untuk
berbelanja ke pasar tradisional. Berbagai alasan mungkin akan
dilontarkan masyarakat, dari mulai kondisi pasar yang becek
dan bau, malas tawar menawar, faktor keamanan (copet, dsb),
resiko pengurangan timbangan pada barang yang dibeli, penuh
sesak, dan sejumlah alasan lainnya. Padahal pasar tradisional
juga masih memiliki beberapa kelebihan yang tidak dimiliki
pasar modern. Diantaranya adalah masih adanya kontak sosial
saat tawar menawar antara pedagang dan pembeli. Tidak
seperti pasar modern yang memaksa konsumen untuk
mematuhi harga yang sudah dipatok. Bagaimanapun juga
pasar tradisional lebih menggambarkan denyut nadi
perekonomian rakyat kebanyakan. Di pasar tradisional, masih
banyak masyarakat yang menggantungkan hidupnya, dari
mulai para pedagang kecil, kuli panggul, pedagang asongan,
hingga tukang becak.
Citra pasar tradisional yang kurang baik tersebut sudah
semestinya mendapat perhatian yang cukup besar karena
didalamnya terkait dengan hajat hidup orang banyak.
Pembenahan pasar tradisional menjadi tempat belanja yang
bercitra positif adalah suatu tantangan yang cukup berat dan
harus diupayakan sebagai rasa tanggung jawab kepada publik.
vi
Pembenahan pasar tradisional tentu saja bukan hanya tugas
pemerintah tetapi juga masyarakat, pengelola pasar dan para
pedagang tradisional untuk bersinergi menghapus kesan
negatif tersebut sehingga pasar tradisional masih tetap eksis di
tengah persaingan yang semakin ketat.
Hal ini sebagai dasar dalam penyusunan buku
sederhana ini dengan tema besar “Strategi Daya Saing Pasar
Tradisional di Indonesia”. Secara umum strategi daya saing
sudah diulas panjang lebar di dalam buku ini sebagai acuan
dasar dalam memahami bagaimana konteks strategi pasar
tradisional dengan melihat perkembangan pasar modern dan
dalam mendongkrak perekonomian di Indonesia.
Semoga buku ini bisa bermanfaat bagi semua pihak, dan
terhadap kekurangan isi dan materi, saran dan masukan
sangat diharapkan untuk kemajuan selanjutnya.
Jambi, Maret 2021
Penulis
vii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ...................................................................... v
Daftar Isi .................................................................................. vii
BAB 1
RUANG LINGKUP ILMU EKONOMI
A. Konsep Ilmu Ekonomi ................................................................... 1
B. Problematika Ekonomi ................................................................. 9
C. Sistem Perekonomian .................................................................... 12
BAB 2
KONSEPSI DAYA SAING DALAM PEREKONOMIAN
A. Definisi Daya Saing.......................................................................... 23
B. Makna dan Nilai Daya Saing ....................................................... 28
C. Indonesia Harus Berdaya Saing ................................................ 32
BAB 3
KONSEPSI PASAR
A. Pengertian dan Fungsi Pasar Tradisional ........................... 39
B. Transformasi Pasar Tradisional Menuju Semi-Modern
dan Modern ........................................................................................ 44
C. Perbedaan Pasar Tradisional dan Pasar Modern ......... 50
BAB 4
PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA
A. Defenisi Pertumbuhan Ekonomi ............................................. 59
B. Teori Pertumbuhan Ekonomi .................................................... 64
C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan
Ekonomi di Indonesia ................................................................... 71
viii
BAB 5
STRATEGI DAYA SAING DALAM USAHA EKONOMI
A. Konsep Strategi Daya Saing Usaha Ekonomi ...................... 81
B. Daya Saing Dari Segi Promosi dan Pemasaran .................. 86
C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Daya Saing............... 89
BAB 6
PERAN PASAR DALAM
PEREKONOMIAN INDONESIA
A. Fungsi Pasar dalam Perekonomian ....................................... 97
B. Peranan Pasar dalam Perekonomian ..................................... 103
C. Fungsi Pasar Tradisional ............................................................ 106
Daftar Pustaka ...................................................................................... 113
Biodata Penulis .................................................................................... 127
Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.
1
BAB 1
RUANG LINGKUP ILMU EKONOMI
A. Konsep Ilmu Ekonomi
Saat ini, dibelahan dunia manapun, ekonomi dan
perekonomian seakan menjadi perbincangan yang hangat,
bukan saja para ahli, tetapi semua kalangan membincang
mengenai perekonomian Negara. Ekonomi berasal dari
bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata, yaitu oikos dan
nomos. Oikos berarti rumah tangga dan nomos berarti, tata,
aturan. Dengan demikian secara sederhana ekonomi dalam
pengertian bahasa berarti. Ekonomi atau tata aturan rumah
tangga. Ekonomi menurut kamus Bahasa Indonesia berarti
segala hal yang bersangkutan dengan penghasilan,
pembagian dan pemakaian barang-barang dan kekayaan
(keuangan). Ekonomi berkenaan dengan setiap tindakan
atau proses yang harus dilaksanakan untuk menciptakan
barang-barang dan jasa yang ditujukan untuk memenuhi
kebutuhan atau keinginan manusia.
Pengertian diatas, dapat dibayangkan bahwa yang
dimaksud dengan Okos dan Nomos yang kemudian berubah
menjadi Ekonomi, disaat itu tidak mencakup bidang yang
luas, hanya sekedar tata laksana rumah tangga yang pada
intinya berusaha mencukupi kebutuhan yang saat itu
menjadi masalah ekonomi yang utama. Karena hubungan
antar benua didunia masih belum terlalu intensif apalagi
adannya pola penaklukan oleh bangsa-bangsa besar.
Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.
2
Sehingga ilmu ekonomi adalah sebuah bidang kajian
tentang pengurusan sumber daya material individu,
masyarakat, dan negara untuk meningkatkan kesejahteraan
hidup manusia. Karena ekonomi merupakan ilmu tentang
perilaku dan tindakan manusia untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya yang bervariasi dan berkembang dengan sumber
daya yang ada melalui pilihan-pilihan kegiatan produksi,
konsumsi dan atau distribusi.
Dari definisi diatas masih berkisar tentang pengertian
Ekonomi secara biasa dan lebih bersifat umum, belum pada
wilayah yang lebih luas serta tinjauan metode pemahaman
yang universal, dalam hal ini Profesor Paul Anthony
Samuelson, seorang ahli ekonomi dari Massachusetts
Institute Of Technology (MIT), telah mengumpulkan
sekurang-kurangnya enam buah definisi dari berbagai ahli
lain. Keenam definisi tersebut adalah sebagai berikut:
1. Ilmu Ekonomi atau ekonomi politik (Political economy),
adalah suatu studi tentang kegiatan-kegiatan tanpa
menggunakan uang, mencakup atau melibatkan
transaksi-transaksi pertukaran antar manusia
2. Ilmu ekonomi adalah suatu studi mengenai bagaimana
orang menjatuhkan pilihan yang tepat untuk
memanfaatkan sumber-sumber produktif (tanah, tenaga
kerja, barang-barang modal semisal mesin, dan
pengetahuan teknik), yang langka dan terbatas
jumlahnya, untuk menghasilkan berbagai barang
(misalnya gandum, daging, mantel, perahu layar, konser
musik, jalan raya, pesawat pembom) serta
mendistribusikan (membagikannya) kepada berbagai
anggota masyarakat untuk mereka gunakan/komsumsi
Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.
3
3. Ilmu Ekonomi adalah studi tentang manusia dalam
kegiatan hidup mereka sehari-hari, untuk mendapat dan
menikmati kehidupan.
4. Ilmu ekonomi adalah studi tentang bagaimana manusia
bertingkah pekerti untuk mengorganisasi kegiatan-
kegiatan komsumsi dan produksinya
5. Ilmu ekonomi adalah suatu studi tentang kekayaan
6. Ilmu ekonomi adalah suatu studi tentang cara-cara
memperbaiki masyarakat.1
Ilmu ekonomi merupakan suatu bidang ilmu
pengetahuan yang sangat luas liputannya. Oleh sebab itu
sangatlah sukar untuk membuat definisi yang akan
memberikan gambaran yang tepat mengenai analisis-
analisis yang diliputi oleh ilmu ekonomi. Namun demikian
ini tidaklah berarti bahwa suatu definisi yang secara ringkas
menerangkan bidang studi ilmu ekonomi sama sekali tidak
dapat dilakukan. Dalam usaha untuk memberi gambaran
ringkas mengenai bidang studi ilmu ekonomi, definisi ilmu
tersebut selalu dihubungkan kepada keadaan
ketidakseimbangan di antara kemampuan faktor-faktor
produksi untuk menghasilkan barang dan jasa, dan
keinginan masyarakat untuk mendapatkan barang dan jasa.2
Samuelson, salah seorang ahli ekonomi yang
terkemuka di dunia, yang menerima hadiah Nobel untuk
ilmu ekonomi pada tahun 1970, memberikan definisi ilmu
ekonomi adalah “Ilmu ekonomi ialah suatu studi mengenai
individu-individu dan masyarakat membuat pilihan, dengan
atau tanpa menggunakan uang, dengan menggunkan
1Munandar dkk, Jakarta: Raja Grafindo Persada, h. 61-62. 2Sadono Sukirno, Mikro Ekonomi: Teori Pengantar, Ed. 3, cet. 26, (Jakarta:
Rajawali Pers, 2011), h. 8.
Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.
4
sumber-sumber daya yang terbatas, tetapi dapat digunakan
dalam berbagi cara dalam menghasilkan berbagai jenis
barang dan jasa dan mendistribusikannya untuk kebutuhan
konsumsi, sekarang dan di masa datang, kepada berbagai
individu dan golongan masyarakat”.3
Ekonomi dalam kajian keilmuan dapat
dikelompokkan ke dalam ekonomi mikro dan ekonomi
makro. Ekonomi mikro mempelajari bagaimana perilaku
tiap-tiap individu dalam setiap unit ekonomi, yang dapat
berperan sebagai konsumen, pekerja, investor, pemiliki
tanah, ataupun perilaku dari sebuah industri. Ekonomi
mikro menjelaskan how adn why sebuah pengambilan
keputusan dalam tiap unit ekonomi. Contohnya, ekonomi
mikro menjelaskan bagaimana seorang konsumen membuat
keputusan dan pemilihan terhadap suatu produk ketika ada
perubahan pada harga atau pendapatan. Ekonomi mikro
juga dapat menjelaskan perilaku industri dalam menentukan
jumlah tenaga kerja, kuantitas, dan harga yang terbaik.
Permasalahan ekonomi mikro konvensional
didasarkan pada perilaku individu-individu yang secara
nyata terjadi di setiap unit ekonomi. Karena tidak adanya
batasan syariah yang digunakan, maka perilaku dari setiap
individu dalam unit ekonomi tersebut akan bertindak dan
berperilaku sesuai dengan norma dan aturan menurut
persepsinya masing-masing. Oleh karena itu, ekonomi mikro
konvensional memandang bahwa memasukkan tatanan
3Ibid., h. 9.
Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.
5
norma tertentu dalam pembahasan perilaku dalam
memenuhi kebutuhan ekonominya menjadi tidak relevan.4
Dalam ekonomi konvensional, tidak akan pernah
menemukan bagaimana perilaku seorang konsumen apabila
ia memasukkan unsur pelarangan bunga dan kewajiban
untuk mengeluarkan zakat dalam setiap pengambilan
keputusan. Karena pelanggaran bunga dan kewajiban
membayar zakat adalah sumber bentuk tatanan syariah
yang tidak semua orang menganutnya, maka pembahasan
perilaku konsumsi dalam ekonomi konvensional hanya
memperhatikan perubahan-perubahan pada variabel
ekonomi, seperti harga dan pendapatan. Dalam kenyataan
banyak kondisi objekif yang terjadi tidak mampu dijelaskan
secara akurat dalam ekonomi konvensional dan karena
memang tidak dijelaskan.
Ekonomi mikro membahas banyak tentang ekonomi,
salah satunya adalah teori produksi. Kegiatan ekonomi
dalam suatu masyarakat modern adalah sangat kompleks.
Kegiatan tersebut meliputi berbagai jenis kegiatan produksi,
konsumsi, dan perdagangan. Masalah ekonomi timbul
sebagai akibat ketidakseimbangan di antara keinginan
manusia untuk mendapat barang dan jasa dengan
kemampuan faktor-faktor produksi menghasilkan barang
dan jasa untuk memenuhi keinginan tersebut. Keinginan
manusia jumlahnya adalah jauh melebihi kemampuan
faktor- faktor produksi yang tersedia untuk memenuhinya.
Oleh sebab itu, masyarakat harus membuat pilihan-pilihan
sehingga mereka dapat mencapai kesejahteraan yang paling
4 Revell, Jack (2000) “Perbankan” dalam Kuper, Adam, & Kuper,
Jesica, (ed) (2000) Ensiklopedi Ilmu-ilmu Sosial, Diterjemahkan Oleh Haris
Munandar dkk, Jakarta: Raja Grafindo Persada, h. 58-60.
Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.
6
tinggi dalam menggunakan faktor-faktor produksi yang
tersedia.5
Adiwarman Azwar Karim mengatakan bahwa
berbeda dengan ekonomi konvensional, dalam pembahasan
ekonomi mikro Islam, faktor moral atau norma yang
terangkum dalam tatanan syariah akan ikut menjadi variabel
yang penting dan perlu dijadikan sebagai alat analisis.
Ekonomi mikro Islam menjelaskan bagaimana sebuah
keputusan diambil oleh setiap unit ekonomi dengan
memasukkan batasan-batasan syariah sebagai variabel yang
utama. Dalam ekonomi mikro Islam, kita menganggap
bahwa basic ekonomi (variabel-variabel ekonomi) hanya
memenuhi segi necessary condition, sedangkan moral dan
tatanan syariah akan memenuhi unsur sufficien condition
dalam ruang lingkup pembahasan ekonomi mikro.6
Penelaahan ekonomi berpangkal pada dua hal yang
berhadapan yaitu tidak terbatasnya jenis dan jumlah
kebutuhan manusia dan adanya kelangkaan alat-alat pemuas
kebutuhan (sumber-sumber produktif). Karena kebutuhan
manusia yang tidak terbatas, sedang sumberseumber yang
dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan terbatas dan
mempunyai penggunaan yang alternatif, manusia harus
melakukan tidakan ekonmi yaitu melakukan pemilihan dari
berbagai penggunaan sumber-sumber yang ada. Kenyataan
itulah yang akhirnya menimbulkan ilmu ekonomi.
Samoelson mengartikan ilmu ekonmomi sebagai ilmu
yang mempelajari tentang bagaimana manusia memilih
sumber-sumber produktif yang langka untuk menghasilkan
5Ibid., h. 51 6 Adiwarman Azwar Karim, Ekonomi Miko Islami, Ed. 3, cet. 3,
(Jakarta: Rajawali Pers, 2010), h. 2.
Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.
7
berbagai jenis barang dan mendistribusikan barang kepada
konsumen untuk dikonsumsi. 7 Dari pengertian ilmu
ekonomi itu tersirat empat prinsip dasar yang menyebabkan
manusia bertindak ekonomi. Keempat prinsip dasar tersebut
ialah:
1. Adanya kelangkaan sumber-sumber produksi
2. Berhadapan dengan kelangkaan sumber-sumber produksi
adalah kebutuhan manusia yang tidak terbatas
3. Adanya kelangkaan sumber produksi dan tidak
terbatasnya kebutuhan manusia menyebabkan manusia
memilih alternatif penggunaan sumber
4. Tidakan memilih tersebut dipedomani oleh prinsip
ekonomi yaitu dengan pengorbanan sekecil-kecilnya
untuk mendapatkan kepuasan tertentu.
Adanya kelangkaan sumber-sumber yang produktif
menimbulkan masalah pokok ekonomi. Setiap
masyarakat/bangsa dihadapkan pada tiga masalah pokok
ekonomi tersebut. Ketiga masalah pokok ekonomi itu
berkaitan dengan barang apa yang akan diproduksi dan
berapa banyaknya; Bagimana barang-barang itu diproduksi,
oleh siapa dan dengan sumbersumber serta teknologi yang
mana; kemudian utnuk siapa barang-barang itu diprosuksi.
Ketiga masalah pokok ekonomi itu akan selalau dihadapi
oleh bangsa yang hidup dalam sistem ekonomi yang
manapun dari masa ke masa. Walaupun setiap
bangsa/negara menghadapi masalah pokok ekonomi yang
sama, namun pemecahannya berbeda sesuai dengan sistem
ekonomi yang dianut. Masalah ekonomi itu tidak akan ada
seandainya sumber-sumber produksi adanya tidak terbatas.
7Samoelson, Ekonomi, Jakarta, 1985, h. 7.
Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.
8
Konsep-konsep ilmu ekonomi barsama dengan
konsep ilmu sosial yang lain dapat digunakan menganalisis
dan memecahkan masalah sosial dengan baik. Prof. Lawlente
Senesh dari University of Colorado mengemukakan lima
konsep dasar ilmu ekonomi. Kelima konsep tersebut adalah:
1. Konsep inti ilmu ekonomi adalah konsep kelangkaan.
Setiap masyarakat atau bangsa dihadapkan pada konplik
antara tidak terbatasnya kebutuhan dengan sumber-
sumber produksi yang terbatas
2. Bertolak dari konsep kelangkaan kemudian muncul
konsep-konsep baru. Karena sumber-sumber produksi
yang langka, manusia mencoba mengembangkan teknik-
teknik produksi yang lebih efisien. Berbagai jenis
spesialisasi muncul untuk mengatasi konplik antara
kebutuhan yang tidak terbatas dengan sumbersumber
yang terbatas. Misalnya spesialisasi yang didasarkan pada
letak geografi, ketrampilan dan teknologi
3. Karena spesialisasi kita menjadi saling tergantung satu
dengan yang lain, saling ketergantungan memerlukan
sistem moneter dan sistem trasportasi. Kelompok konsep
yang keempat muncul dari konsep kelangkaan dan
konsep ketergantungan
4. Manusia harus menemukan suatu mekanisme alokasi
sumber. Mekanisme itu adalah pasar, dimana melalui
interaksi pembeli dan penjual terjadilah harga.
Selanjutnya harga akan menentukan pola produksi,
teknik produksi, pembagian pendapatan, tingkat
pengeluaran konsumsi dan tabungan. Semuanya itu akan
menentukan tingkat aktivitas ekonomi secara
keseluruhan
Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.
9
5. Keputusan yang terjadi di pasar dipengaruhi oleh
kebijaksanaan pemerintah untuk menjamin tercapainya
kesejahteraan masyarakat. Ini berarti adanya
pertumbuhan ekonomi, adanya stabilitas ekonomi,
kebebasan ekonomi dan keadilan ekonomi.8
B. Problematika Ekonomi
Perekonomian merupakan aktivitas ekonomi yang
tidak bisa terlepas dari kehidupan manusia di belahan bumi
manapun. Dan dalam perkembangannya perekonomian
mengalami transformasi, modernisasi bahkan inovasi dalam
pengaplikasian penerapannya. Dan tentu saja bersumber
pada teori-teori atapun dasar-dasar ekonomi yang telah ada.
Namun, dalam praktiknya teori-teori ekonomi bersifat
fleksibel sesuai kebutuhan dari suatu negara ataupun
lingkup yang mengaplikasikannya.
Masalah ekonomi selalu menarik perhatian besar
individu, atau masyarakat, dan berbagai cara telah dilakukan
pemerintah untuk memecahkan masalah tersebut.
Realitasnya kesejahteraan masyarakat masih minim terjadi,
atau dengan kata lain tingkat kemiskinan terus bertambah.
Kemiskinan merupakan suatu masalah yang terjadi di
Negara kita, meskipun sudah memasuki era globalisasi
namun masalah tersebut selalu menjadi faktor penghambat
kemajuan Negara ini. Permasalahan kemiskinan ini tidak
hanya terdapat di Negara berkembang saja tetapi di Negara
maju juga mempunyai masalah dengan kemiskinan. Fakta
menunjukkan bahwa kemiskinan di Negara berkembang
8Fraenkel, Helping Students Trink and Value, Prectice Hall, Inc,
Jersay, 1973, h.79.
Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.
10
jauh lebih besar dibandingkan dengan Negara maju,
sehingga masalah ini dianggap menjadi masalah rumit. Hal
ini disebabkan Negara berkembang pada umumnya masih
mengalami persoalan keterbelakangan hampir di berbagai
bidang, misalnya dalam hal teknologi, dan kurangnya akses-
akses ke sektor ekonomi.
Kemiskinan menjadi masalah yang kompleks dalam
kesejahteraan yang dipengaruhi oleh berbagai faktor yang
saling berkaitan, antara lain tingkat pendapatan dari
masyarakat, tingkat pengangguran, kondisi kesehatan,
tingkat pendidikan, akses terhadap barang dan jasa, lokasi,
keadaan geografis, gender dan lokasi dari lingkungan.
Kemiskinan tidak dipahami hanya sebatas ketidakmampuan
dalam keadaan ekonomi dari suatu masyarakat, tetapi juga
merupakan suatu kegagalan memenuhi hak-hak dasar dan
perbedaan dari perlakuan bagi seseorang atau sekelompok
orang dalam menjalani kehidupannya secara bermartabat.
Secara umum hak- hak dasar yang diakui meliputi
kebutuhan pangan yang terpenuhi, kesehatan, pendidikan,
perumahan, mendapatkan air bersih, pertanahan, sumber
daya alam, lingkungan hidup, merasa aman dari perlakuan
atau ancaman tindak kekerasan dan hak dalam
berpartisipasi dalam kehidupan sosial politik.9
Disamping masalah kemiskinan tersebut, naiknya
harga BBM yang di karenakan adanya pengurangan subsidi
dari pemerintah mengakibatkan masyarakat semakin sulit
dalam memenuhi kebutuhan hidupannya, sehingga
mendorong pemerintah untuk mengadakan bantuan kepada
9Prima Sukmaraga, 2011. Analisis Pengaruh Indeks Pembangunan
Manusia, PDRB Per Kapita, dan jumlah penggangguran Terhadap Jumlah
Penduduk Miskin Di Provinsi Jawa Tengah, Universitas Diponegoro, h. 63
Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.
11
masyarakat, di antaranya yaitu Bantuan Langsung
Sementara Masyarakat (BLSM). BLSM merupakan kebijakan
pemerintah untuk membantu rumah tangga miskin dan
rentan dalam memenuhi kebutuhan hidup rumah tangga,
pembelian obatobatan kesehatan, biaya pendidikan dan
keperluan-keperluan lainnya.
Kebijakan Pemerintah dengan menggulirkan Bantuan
Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) ini bertujuan
untuk memberikan fondasi atau dasar bagi masyarakat
miskin dalam menghadapi dampak kenaikan BBM. Kenaikan
BBM yang terjadi di tahun 2013 ini, setiap warga yang
dianggap miskin berhak mendapatkan uang senilai Rp.
150.000 setiap bulan selama 4 bulan. Namun dalam
prosesnya terdapat banyak kendala yang menjadi sebab
timbulnya konflik diantara masyarakat, kendala-kendala
yang ditimbulkan antara lain:
1. Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM)
dianggap bukan solusi yang tepat dalam menyelesaikan
dampak yang terjadi akibat dari kenaikan BBM, sehingga
hanya menjadi solusi sesaat bagi masyarakat
2. Proses penyaluran BLSM kepada masyarakat belum
memiliki petunjuk teknis dan mekanisme yang tepat,
sehingga mengakibatkan kebingungan pelaksana teknis
dilapangan
3. Kategori miskin yang dipakai sebagai acuan masyarakat
yang berhak mendapatkan dana BLSM masih
menggunakan data lama yang belum diperbarui
sepenuhnya sehingga bisa menimbilkan kerancuan
4. Isu-isu politik yang mengiringi turunya kebijakan BLSM
5. Munculnya fenomena yang mungkin terlewati oleh para
ahli, yaitu tata nilai, etika, budaya kemandirian dan
Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.
12
patriotisme di tengah masyarakat yang menjadikan
kemiskinnnya sebagai suatu produk yang layak terjual.
Seseorang akan merasa terhina apabila dicela sebagai
orang miskin namun akan merasa murka apabila tidak
terdaftar sebagai warga yang berhak menerima BLSM.
Kedengarannya memang sangat ideal, tetapi Bantuan
Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) yang digulirkan
sebagai bentuk kompensasi dari kenaikan harga Bahan
Bakar Minyak (BBM) ini dinilai oleh sebagian pihak sebagai
kebijakan yang sensitif dan rentan menimbulkan konflik
mekanisme penyalurannya yang tidak tepat. Adanya indikasi
ketidaktepatan sasaran, muncullah protes, kisruh, bahkan
konflik saat penyaluran BLSM tersebut antar elemen
masyarakat, dimana masyarakat yang seharusnya berhak
menerima justru tidak mendapatkan, begitu pula sebaliknya.
C. Sistem Perekonomian
Istilah “sistem” berasal dari perkataan “systema”
(bahasa Yunani), yang dapat diartikan sebagai: keseluruhan
yang terdiri dari macam-macam bagian. Istilah “sistem”
berasal dari perkataan “systema” (bahasa Yunani), yang
dapat diartikan sebagai: keseluruhan yang terdiri dari
macam-macam bagian. Sistem tersusun dari seperangkat
komponen yang bekerja secara bersama-sama untuk
mencapai semua tujuan dari keseluruhan sistem tersebut.
Sebuah sistem dapat digambarkan sebagai sebuah kumpulan
dari komponen-komonen dimana beberapa dari komponen
tersebut saling berhubungan secara tetap dalam jangka
waktu tertentu.
Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.
13
Sistem perekonomian adalah sistem yang digunakan
oleh suatu negara untuk mengatur dan mengalokasikan
sumber daya, layanan dan barang yang dimilikinya baik
kepada individu maupun organisasi di negara tersebut.10
Perbedaan mendasar antara sebuah sistem ekonomi dengan
sistem ekonomi lainnya adalah bagaimana cara sistem itu
mengatur faktor produksinya. Dalam beberapa sistem,
seorang individu boleh memiliki semua faktor produksi.
Sementara dalam sistem lainnya, semua faktor tersebut
dipegang oleh pemerintah. Kebanyakan sistem ekonomi di
dunia berada di antara dua sistem ekstrem tersebut.
Selain faktor produksi, sistem ekonomi juga dapat
dibedakan dari cara sistem tersebut mengatur produksi dan
alokasi. Sebuah perekonomian terencana (planned
economies) memberikan hak kepada pemerintah untuk
mengatur faktor-faktor produksi dan alokasi hasil produksi.
Sementara pada perekonomian pasar (market economic),
pasar lah yang mengatur faktor-faktor produksi dan alokasi
barang maupun jasa melalui penawaran dan permintaan.
Sistem ekonomi memiliki peran dan fungsi yang
sangat vital dalam menjalankan perekonomian suatu negara,
yaitu:
1. Mendorong perusahaan atau penyedia untuk berproduksi
2. Mengkoordinasikan semua kegiatan individu dalam
perekonomian
3. Mengatur dalam pembagian hasil produksi semua
anggota masyarakat supaya berjalan sesuai rencana
10Griffin R dan Ronald Elbert. 2006. Business. New Jersey: Pearson
Education.
Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.
14
4. Menciptakan mekanisme tertentu supaya distribusi
barang dan jasa berjalan dengan baik.11
Berikut adalah macam macam sistem ekonomi yang
dipakai oleh banyak negara yang ada di dunia termasuk di
Indonesia:
1. Sistem ekonomi tradisional
Suatu sistem dalam organisasi kehidupan ekonomi
berdasarkan kebiasaan, tradisi masyarakat secara turun-
temurun yang mengandalkan faktor produksi apa adanya.
Kelebihan dari sistem ekonomi tradisional ini adalah
adanya semangat kekeluargaan dan kejujuran dari setiap
individu dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.12
Kelebihan dari sistem ekonomi tradisional antara
lain sebagai berikut:
a. Kegiatan perekonomian adalah berjalan atas dasar
kejujuran karena tujuannya untuk pemenuhan
kebutuhan hidup bukan untuk mencari keuntungan.
b. Hubungan antar individu di masyarakat masih sangat
kuat dan saling tolong-menolong.
c. Tidak terdapat kesenjangan ekonomi antara yang
miskin dan yang kaya karena pendapatan cenderung
merata.
d. Tidak terdapat inflasi, pengangguran, dan masalah lain
yang terdapat pada sistem lainnya.
e. Pemerintah berperan sebagai pengawas sehingga tidak
terjadi monopoli oleh pihak pemerintah.
11https: wikipedia Sistem perekonomian Sistem perekonomian adalah
system yang,maupun organisasi negara tersebut & Dalam beberapa sistem
seorang individu boleh memiliki semua factor produksi. 12 Apridar. 2009. Ekonomi Internasional : Sejarah, Teori, Konsep,
Permasalahan Dalam Aplikasinya. Yogyakarta : Graha Ilmu, h. 57
Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.
15
Adapun kekurangan dari sistem ekonomi tradisional
antaranya sebagai berikut:
a. Tidak semua kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi
dengan baik karena mengandalkan hasil alam.
b. Belum ada nilai standar dalam transaksi tukar-
menukar suatu barang.
c. Perkembangan dan pertumbuhan ekonomi sangat
lambat.
d. Kualitas barang cenderung rendah dan sulit
berkembang karena tingkat persaingan dalam pasar
sangat rendah.
e. Pola pikir masyarakat tidak dapat berkembang, karena
sebuah perubahan dianggap tabu.13
2. Sstem ekonomi komando
Sistem ekonomi terpusat adalah sistem di mana
pemerintah memiliki kekuasaan yang dominan pada
pengaturan kegiatan ekonomi. Penguasaan dilakukan
melalui pembatasan-pembatasan terhadap kegiatan
ekonomi yang dikerjakan oleh anggota masyarakat.
Negara yang menganut sistem terpusat antara lain: Rusia,
RRC, dan negara-negara Eropa Timur (bekas negara Uni
Soviet).14
Kelebihan sistem ekonomi komando ini adalah
sebagai berikut:
a. Dapat mengurangi pengangguran karena pemerintah
memegang kendali penuh terhadap semua faktor
produksi.
13Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian :Suatu Pendekatan
Praktik. Jakarta : Rineka Cipta, h. 41 14 Arsyad, Lincolin. 2007. Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta :
Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, h. 32
Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.
16
b. Tanggung jawab perekonomian pada pemerintah
sehingga pemerintah akan terus berinovasi agar
ekonomi negara tetap stabil.
c. Kebutuhan masyarakat terjamin, karena produk dan
jasa yang dihasilkan akan sesuai dengan apa yang
mereka butuhkan.
d. Mudah mengendalikan harga dan pemerataan.
e. Inflasi menjadi lebih mudah untuk dikendalikan.
f. Kondisi pasar dalam negeri akan berjalan dengan
lancer.15
Kekurangan sistem ekonomi komando ini adalah
sebagai berikut:
a. Mobilisasi yang cepat membuat sistem ini dapat
menyebabkan kurangnya kebutuhan masyarakat
karena produksi yang dihasilkan tidak selalu
didasarkan atas permintaan masyarakat.
b. Penjatahan sering menjadi kebutuhan dan solusi.
c. Ini akan menghambat inovasi dari masyarakat.
3. Sistem ekonomi liberal (kapitalis)
Sistem ekonomi berdasarkan kebebasan seluas-
luasnya bagi seluruh masyarakat dalam kegiatan
perekonomian tanpa adanya campur tangan daripada
pemerintah. Landasan dari sistem perekonomian ini
adalah bertujuan secara umum untuk mencari
keuntungan pribadi tanpa adanya pihak lain yang perlu
dipertimbangkan.
15 Bambang Kustianto dan Istikomah. 2007. Peranan Modal Asing
Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia. Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Indonesia, Vol (14) (2) : 25-36
Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.
17
Kelebihan sistem ekonomi liberal ini adalah
sebagai berikut:
a. Setiap perorangan atau perusahaan memiliki
kebebasan dan mempunyai hak untuk memiliki
kekayaan dan sumber daya produksi pribadi atau tidak
dibatasi.
b. Dapat dikembangkannya kreativitas dan inisiatif
masyarakatnya.
c. Tindakan selalu berdasar pada prinsip ekonomi
sehingga efisiensi dan efektivitas tinggi.
d. Kebebasan dalam memproduksikan produk atau jasa
menyebabkan persaingan antar produsen
(perusahaan) untuk menghasilkan barang yang
bermutu.
Adapun kekurangan sistem ekonomi liberal ini
adalah sebagai berikut:
a. Kebebasan pasar menyebabkan persaingan untuk
merebut pasar. Hal ini menimbulkan terbentuknya
monopoli, kolusi usaha dan konglomerasi sehingga
mengancam pengusaha yang lemah.
b. Mendorong semakin terlihatnya kesenjangan antara
golongan ekonomi kuat dengan ekonomi yang lemah.
c. Perekonomian mudah menghadapi ketidakstabilan.
4. Sistem ekonomi campuran
Sistem ekonomi campuran adalah suatu sistem yang
di satu sisi pemerintah memberikan kebebasan kepada
masyarakat untuk berusaha melakukan kegiatan
ekonomi. Akan tetapi di sisi lain pemerintah memiliki
campur tangan dalam perekonomian dengan tujuan
Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.
18
menghindari penguasaan secara penuh dari segolongan
masyarakat pada sumber daya ekonomi.16
Kelebihan sistem ekonomi campuran ini adalah
sebagai berikut:
a. Diakuinya setiap hak individu.
b. Penetapan harga dalam perekonomian akan terkendali.
c. Sektor ekonomi diarahkan untuk kepentingan
masyarakat.
d. Terdapat sebuah kebebasan dalam usaha.
e. Kestabilan ekonomi terjamin
Kekurangan sistem ekonomi campuran ini adalah
sebagai berikut:
a. Beban pemerintah akan lebih berat dibandingkan
dengan sektor swasta.
b. Pihak swasta kurang memaksimalkan keuntungan
yang seharusnya didapatkan.
c. Tidak ada kejelasan mengenai batasan pengaruh
pemerintah dalam kegiatan perekonomian.
d. Ketimpangan dalam persaingan bisnis dan tidak
tepatnya pengelolaan sumber daya alam dan
manusia.17
Sistem ekonomi Indonesia adalah sistem ekonomi
pancasila yaitu sistem ekonomi yang mengacu pada sila-sila
dalam Pancasila, yang terwujud dalam lima landasan
ekonomi yaitu ekonomi moralistik, ekonomi kemanusiaan,
nasionalisme, demokrasi ekonomi dan diarahkan untuk
16Ghozali, Imam. 2009. Ekonometrika : Teori, Konsep dan Aplikasi
dengan SPSS 17. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro, h. 53 17Dumairy. 1996. Perekonomian Indonesia. Jakarta : Erlangga, h. 7
Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.
19
mencapai keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.18
Subsistem dari sistem ekonomi pancasila tersebut adalah
perekonomian rakyat atau dapat disebut ekonomi
kerakyatan, dimana perekonomian ini lebih merujuk pada
obyek atau situasinya yaitu pada ekonomi sebagian besar
rakyat Indonesia, yang umumnya masih tergolong ekonomi
lemah, bercirikan subsisten (tradisional), dengan modal dan
tenaga kerja keluarga, serta teknologi sederhana.19
Dengan bersandar pada pengertian tersebut, maka
kita dapat melihat fakta bahwa ekonomi rakyat terus
berkembang dari waktu ke waktu. Namun
perkembangannya tidak sejalan dengan perkembangan
perekonomian secara keseluruhan. Dilihat dari sisi output-
nya perkembangan ekonomi rakyat lebih lamban dari
perekonomian modern dan skala besar, yang pelaku dan
kepemilikannya terbatas. Di era modern ini untuk
menjalankan sistem ekonomi kerakyatan dapat dilakukan
dengan berbagai cara, salah satunya melalui penegakkan
hukum dalam bentuk UU dan aturan lain. Hal ini
dipermudah dengan adanya sistem desentralisasi yaitu
penyerahan kewenangan dari pemerintah pusat kepada
pemerintah daerah untuk mengurusi urusan rumah
tangganya sendiri berdasarkan prakarsa dan aspirasi
rakyatnya dalam kerangka Negara Kesatuan Republik
Indonesia, dengan adanya desentralisasi maka muncullah
otonomi bagi suatu pemerintah daerah.
18 Edy Suandi Hamid, Ekonomi Indonesia dari Sentralisasi ke
Desentralisasi, Ctk. Pertama, UII Press, Yogyakarta, 2006, h. 29 19Ibid., h. 33
Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.
20
Meski masing-masing daerah otonom memiliki
kewenangan untuk membentuk Peraturan Daerah, namun
pembentukan Peraturan Daerah tidak dapat dilakukan
sesuka hati daerah yang bersangkutan. Ada rambu-rambu
hukum tertentu dalam UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah yang harus dipenuhi dalam
pembentukan Peraturan Daerah yang jika rambu-rambu
tersebut dilanggar akan menyebabkan suatu Peraturan
Daerah bisa dibatalkan atau dimintakan pembatalan.20
UU Nomor 23 tahun 2014 telah ditetapkan untuk
mengganti UU Nomor 32 Tahun 2004 yang tidak sesuai lagi
dengan perkembangan keadaan, ketatanegaraan, dan
tuntutan penyelenggaraan pemerintahan daerah. Muatan UU
Pemerintahan Daerah tersebut membawa banyak
perubahan dalam penyelenggaraan pemerintahan. Salah
satunya adalah pembagian urusan pemerintahan daerah.
Berdasarkan UU Nomor 23 tahun 2014 klasifikasi urusan
pemerintahan terdiri dari 3 urusan yaitu urusan
pemerintahan absolut, urusan pemerintahan konkuren , dan
urusan pemerintahan umum. Urusan pemerintahan absolut
adalah urusan pemerintahan yang sepenuhnya menjadi
kewenangan Pemerintah Pusat, urusan pemerintahan
konkuren adalah urusan pemerintahan yang dibagi antara
Pemerintah Pusat dan Daerah Provinsi dan Daerah
Kabupaten/Kota, sedangkan urusan pemerintahan umum
adalah urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan
Presiden sebagai kepala pemerintahan.
20Anis Ibrahim, Legislasi dan Demokrasi, in-trans publishing, Malang,
2008, h. 124.
Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.
21
Selain urusan-urusan tersebut, Pemeritah Daerah
diberi wewenang secara meluas untuk mengatur
pemerintahan di daerah dengan menggunakan dan
mengoptimalkan seluruh potensi sumber daya yang ada di
daerah baik yang sudah mampu digali maupun yang masih
berupa potensi termasuk juga pemanfaatan sumber daya
manusia daerah. Masing-masing wilayah tersebut
mempunyai kewenangan untuk mengatur urusannya sendiri
untuk memperkuat pertahanan dan keamanan dan
mewujudkan kesejahteraan bagi masyarakatnya.
Kewenangan tersebut dituangkan dalam peraturan yang
disebut Peraturan Daerah (Perda). Dalam penyusunan Perda
yang ideal tentunya diperlukan partisipasi masyarakat yang
disampaikan melalui Badan Legislatif Daerah masing-
masing, supaya Perda tersebut dapat benar-benar
memberikan rasa keadilan bagi masyarakat pada umumnya.
Laju perkembangan suatu daerah biasanya
dipengaruhi oleh pertambahan penduduk sebagai akibat
daya tarik atau nilai jual daerah tersebut. Dewasa ini pusat
pembelanjaan dan toko modern tersebut banyak
bermunculan diseluruh Kabupaten Sleman, dari yang berdiri
di tepi jalan besar sampai masuk ke pemukiman warga. Tiga
tahun terakhir, pertumbuhan bisnis retail secara
keseluruhan mencapai rata-rata 43,364 pertahun, khusus
minimarket tumbuh ratarata 7,341 pertahun yang jaraknya
antar satu dengan yang lainnya tidak lebih dari 300 meter.21
21 Ali Hasan, Managemen Bisnis Syariah, Kaya didunia hormat di
akhirat, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2009, h. 143
Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.
22
Waralaba merupakan salah satu bisnis yang populer
dikalangan masyarakat khususnya para pengusaha. Konsep
mengenai waralaba itu sendiri muncul dari hasrat para
pengusaha untuk mengembangkan usahanya hingga
menembus batas wialayah tertentu. Kosakata dari waralaba
itu sendiri berawal dari bahasa Prancis yaitu Franchise yang
berarti bebas atau bebas dari perhamaan atau perbudakan
(free from servitude). Menurut V. Winanto, “Waralaba
adalah hubungan kemitraan antara usahawan yang
usahanya sukses dengan usahawan yang relative baru atau
lemah dalam usaha tersebut dengan tujuan saling
menguntungkan khususnya dalam bidang usaha penyediaan
produk dan jasa langsung pada konsumen”.22
22 V. Winanto, “Pengembangan Waralaba (Franching) di Indonesia.
Aspek Hukum dan Non hukum”. Dalam buku Juazir Sumardi, Aspek-Aspek
Hukum Franchisee dan perusahaan Tran Nasional, PT. Citra Aditya Bakti,
Bnadung, 1995. h.1.
Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.
23
BAB 2
KONSEPSI DAYA SAING
DALAM PEREKONOMIAN
A. Definisi Daya Saing
Daya saing merupakan kemampuan menghasilkan
produk barang dan jasa yang memenuhi pengujian
internasional, dan dalam saat bersamaan juga dapat
memelihara tingkat pendapatan yang tinggi dan
berkelanjutan, atau kemampuan daerah menghasilkan
tingkat pendpatan dan kesempatan kerja yang tinggi dengan
tetap terbuka terhadap persaingan eksternal. Menurut
porter daya saing nasional sebagai iuran dari kemampuan
suatu negara dalam rangka mencapai, atau
mempertahankan posisi yang menguntungkan dibandingkan
dengan negara lain dalam sejumlah sektorsektor kuncinya.
Daya saing adalah konsep perbandingan kemampuan
dan kinerja perusahaan, sub-sektor atau negara untuk
menjual dan memasok barang dan atau jasa yang diberikan
dalam pasar. Daya saing sebuah negara dapat dicapai dari
akumulasi daya saing strategis setiap perusahaan. Proses
penciptaan nilai tambah (value added creation) berada pada
lingkup perusahaan.23
23Mudrajad Kuncoro. ‚Ekonomika Industri Indonesia : Menuju Negara
Industri Baru 2030?‛. (Yogjakarta: Penerbit Andi, 2007), h. 82
Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.
24
Menteri Pendidikan Nasional mendefinisikan daya
saing adalah kemampuan untuk menunjukkan hasil yang
lebih baik, lebih cepat atau lebih bermakna. Kemampuan
yang dimaksud adalah
1. Kemampuan memperkokoh pangsa pasarnya
2. Kemampuan menghubungkan dengan lingkungannya
3. Kemampuan meningkatkan kinerja tanpa henti
4. Kemampuan menegakkan posisi yang menguntungkan24
Word Economic Forum (WEF), suatu lembaga yang
secara rutin menerbitkan “Global Competitveness Report”
mendefinisikan daya saing sebagai kemampuan suatu
perekonomian nasional yang mencapai pertumbuhan
ekonomi yang tinggi yang berkelanjutan. Komponennya
meliputi kebijakan-kebijakan yang tepat, institusi yang
sesuai, karakter ekonomi yang lain yang mendukung,
terwujudnya pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan
berkelanjutan.
Perusahaan yang tidak mempunyai daya saing akan
ditinggalkan oleh pasar. Karena tidak memiliki daya saing
berarti tidak memiliki keunggulan, dan tidak unggul berarti
tidak ada alasan bagi suatu perusahaan untuk tetap survive
di dalam pasar persaingan untuk jangka panjang. Daya saing
berhubungan dengan bagaimana efektivitas suatu organisasi
di pasar persaingan, dibandingkan dengan organisasi
lainnya yang menawarkan produk atau jasa-jasa yang sama
atau sejenis. Perusahaan-perusahaan yang mampu
menghasilkan produk atau jasa yang berkualitas baik adalah
perusahaan yang efektif dalam arti akan mampu bersaing.
24Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 41 Tahun 2007 tentang
Standar Proses.
Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.
25
Persaingan adalah inti dari kesuksesan atau
kegagalan perusahaan. Terdapat dua sisi yang ditimbulkan
oleh persaingan, yaitu sisi kesuksesan karena mendorong
perusahaan-perusahaan untuk lebih dinamis dan bersaing
dalam menghasilkan produk serta memberikan layanan
terbaik bagi pasarnya, sehingga persaingan dianggapnya
sebagai peluang yang memotivasi. Sedangkan sisi lainnya
adalah kegagalan karena akan memperlemah perusahaan-
perusahaan yang bersifat statis, takut akan persaingan dan
tidak mampu menghasilkan produk-produk yang
berkualitas, sehingga persaingan merupakan ancaman bagi
perusahaannya.
Pengertian daya saing mengacu pada kemampuan
suatu negara untuk memasarkan produk yang dihasilkan
negara itu relatif terhadap kemampuan negara lain. Daya
saing dapat juga dikatakan sebagai kemampuan suatu
komoditi untuk memasuki pasar luar negeri dan
kemampuan untuk dapat bertahan dalam pasar tersebut,
dalam artian jika suatu produk mempunyai daya saing maka
produk tersebutlah yang banyak diminati oleh banyak
konsumen. Definisi daya saing adalah tingkat produktivitas
yang diartikan sebagai output yang dihasilkan oleh suatu
tenaga kerja.25 Sedangkan pengertian daya saing adalah
keunggulan pembeda dari yang lain yang terdiri dari
comparative advantage (faktor keunggulan komparatif) dan
competitive advantage (faktor keunggulan kompetitif).26
25Porter, M.E, 1990. The Competitive Advantage of Nations. New
York: The Free Press, h. 17. 26 Tambunan, T. 2001. Perdagangan Internasional Dan Neraca
Pembayaran: Teori dan Temuan Empiris. Jakarta: PT Pustaka LP3ES
Indonesia, h. 47.
Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.
26
Martin menyatakan konsep definisi Daya saing suatu
negara atau daerah mencakup beberapa elemen utama
sebagai berikut:
1. Meningkatkan taraf hidup masyarakat
2. Mampu berkompetensi dengan daerah maupun negara
lain.
3. Mampu memenuhi kewajibannya baik dosmetik maupun
internasional
4. Dapat menyediakan lapangan kerja, dan
5. Pembangunan yang berkesinambungan dan tidak
membebabani generasi yang akan dating.27
Menurut Tambunan terdapat beberapa faktor yang
mendukung daya saing suatu industri, diantaranya adalah
keahlian atau tingkat pendidikan pekerja, keahlian
pengusaha, ketersediaan modal, sistem organisasi dan
manajemen yang baik (sesuai kebutuhan bisnis),
ketersediaan teknologi, ketersediaan informasi, dan
ketersediaan inputinput lainnya seperti energi, bahan baku,
dan lain-lain.28
Pada dasarnya secara umum daya saing didefinisikan
sebagai kemampuan dari suatu industri untuk menunjukkan
keunggulan dalam hal tertentu, dengan cara
memperlihatkan situasi dan kondisi yang paling
menguntungkan, hasil kerja yang lebih baik dibandingkan
dengan industri lainnya. Sehingga faktor yang harus
diperhatikan dalam persaingan adalah keunggulan.
27 Anonim, Profil dan pemetaan daya saing ekonomi daerah
kabupaten/kota di Indonesia. (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008), h.
18. 28Dian Anita Sari, ‘’Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Daya Saing
Umkm Di Kabupaten Rembang’’, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yppi
Rembang, h. 18.
Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.
27
Menurut Ismail dan Syafitri untuk mengukur daya
saing ekonomi daerah, ada empat indikator yang harus
digunakan yaitu:
1. Struktur ekonomi yang meliputi kondisi ekonomi,
produktivitas, output dan nilai tambah, serta tingkat
investasi asing atau domestic
2. Potensi wilayah yang meliputi non tradeable seperti
lokasi, prasarana, sumber daya alam, serta citra daerah
3. Sumber daya manusia meliputi kualitas sumberdaya
manusia yang mendukung kegiatan ekonomi mulai dari
proses produksi, konsumsi, hingga distribusi
4. Kelembagaan meliputi konsistensi kebijakan pemerintah
dan perilaku masyarakat yang pro-pengembangan
ekonomi lokal, serta budaya yang mendukung
produktivitas.29
Porter membahas bahwa kemakmuran nasional
diciptakan bukan diwariskan. Porter menjelaskna bahwa
daya saing bangsa tergantung pada kapasitas industri untuk
berinovasi. Teori ini juga mencata bahwa tidak mungkin
suatu negara unggul disetiap jenis industri, namun suatu
negara dapat meraih sukses di industri tertentu. Porter
memperkenlakan model diamond of national advantage
untuk menjelaskan mengapa industri tertentu di suatu
negara berhasil.
Pandangan Steiner sejalan dengan Michael Barzelay
lewat kajian program STEP (Striving Toward Excellence in
Performance). Barzelay menemukan bahwa pergeseran
29 Rulyanti Susi Wardhani, Dkk, “ Analisis Faktor_Faktor Yang
Mempengaruhi Daya Saing Pada Sentra Industri Makanan Khas Bangka Di
Kota Pangkal Pinang ”, Jurnal, Fakultas Ekonomi, Universitas Bangka
Belitung, h. 74
Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.
28
paradigma itu membawa perubahan terhadap hal-hal
sebagai berikut:
1. Kedekatan hubungan (antara birokrat pemerintah)
dengan kustomer (rakyat) memperbaiki pemahaman
(birokrat) terhadap kebutuhan kustomer (rakyat).
2. Meningkatkan partisispasi pekerja (birokrat) baik dalam
hal curah pengetahuan, pengembangan, kemampuan,
maupun komitmen seluruh penyelenggara negara.
3. Meningkatkan penyebaran (pendelegasian) otoritas dari
manajer sehingga pekerja (pegawai) memperoleh
akuntabilitas (yang semakin baik) dari bawah
(masyarakat)
4. Kebersamaan yang dilakukan secara sukarela
memungkinkan terjadinya tukar-menukar pengetahuan,
keahlian, maupun sumber-sumber yang ada.
Dari paparan tersebut dapat disimpulkan bahwa
peningkatan daya saing satu bangsa dimulai dengan
komitmen pemerintah untuk secara serius menciptakan
iklim persaingan diantara warga negara maupun antar
aparatur pemerintah. Pemerintah harus mengambil porsi
sesedikit mungkin dalam dinamika sosial tetapi efektif
melindungi kepentingan yang paling mendasar dari
masyarakat luas.30
B. Makna dan Nilai Daya Saing
Aset utama organisasi atau lembaga salah satunya
ditentukan oleh kualitas human resources management
(manajemen sumber daya manusia) yang tumbuh di
30 Riswandha Imawan, Peningkatan Daya Saing: pendekatan
paradigma-politis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.
29
dalamnya sebagai penggerak suatu instansi. Penjelasan
fungsi manajemen sumber daya manusia meliputi fungsi
manajemen dan fungsi operatif. Barthos fungsi operatif
mencakup development (pengembangan), integration
(integrasi), maintenance (perawatan atau pemeliharaan),
separation (pemisahan), compensation (kompensasi) dan
procurement (pengadaan). Berbagai strategi diterapkan
dalam rangka meningkatkan kapasitas dan kapabilitas SDM
guna menciptakan lembaga yang lebih berdaya saing.31
Frasa daya saing sering dijelaskan sebagai suatu teori,
konsep multidimensional dan konsep relatif yang terkait
dengan mekanisme pasar. Daya saing juga merujuk pada
tingkat agregasi yang berbeda-beda, sebagaimana
perusahaan pada taraf individu, sektoral, industri, lokal,
regional, nasional dan bahkan supra nasional. Objek daya
saing pada akhirnya diarahkan pada entitas terbaik yang
mampu menghadapi persaingan pasar. Konsep lain seperti
produktivitas, inovasi dan ‘market share’ (pangsa pasar)
biasanya berkaitan dengan istilah ‘daya saing’ sehingga
seringkali digunakan secara bergantian.
Hidup merupakan kompetisi (life is competition)32
yang bermaksud hidup bukanlah suatu perlombaan dimana
kita harus selalu menang dengan cara apapun tetapi hidup
adalah bagaimana selalu meningkat dan belajar untuk
menjadi pribadi yang lebih baik dalam menghadapi masa
depan33 atau dalam bahasa al-Quran fastabiqul khoirot34.
31Barthos,Basir.2012.Manajemen Sumber Daya Manusia.Jakarta:Bumi
Aksara, h. 22 32 Three Idiots dalam menit 19:54. 33Wiryanto Dewobroto (2014), “Peran Kompetisi Dalam Pendidikan
Untuk Meluluskan Insinyur Yang Tangguh”, Conference Paper. Workshop
Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.
30
Kompetisi tersebut bukan hanya terjadi di muka bumi
bahkan sampai luar angkasa, star war35. Bahkan seluruh
benda-benda alam semesta harus berkompetisi,
berkembang, meluas36 dengan terus bergerak dalam sebuah
gerakan yang sangat teratur (bertasbih) 37 baik hewan
maupun manusia.
Apabila kita dasari lebih mendalam sebetulnya
kehidupan adalah kompetisi itu sendiri38. Asal mula kejadian
manusia, berawal dari kompetisi milyaran sel sperma yang
berhasil membuahi indung telur betina39. Kompetisi yang
terjadi sudah ada sejak diturunkannya Adam as ke muka
bumi40 setelah diusir oleh Allah SWT dari surga karena
memakan buah terlarang (khuldi) disebabkan tergoda oleh
rayuan Iblis la’natullah alaihi41. Setelah Nabi Adam as
Peningkatan Daya Saing Dalam Kompetisi Internasional Teknik Sipil,
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya, Sabtu, 10 Mei
2014, Ruang Sidang Jurusan Sipil Gedung A Lantai 2, Malang, h. 1. 34QS: al-Baqarah (2):148. 35Star Wars/Perang Bintang adalah seri film epik, fiksi ilmiah, opera
antariksa Amerika Serikat yang disutradarai oleh George Lucas. Semenjak
dirilisnya serial ini, film ini telah menjadi sebuah fenomena budaya dan
menghasilkan banyak produksi film, buku, permainan video, serial televisi,
dan banyak produk lainnya yang dipasarkan. 36Teori alam semesta yang terus berkembang-meluas. QS: Az-Zariyat
(51):47. 37QS: al-Hadīd (57):1, QS: al-Isrā (17):77, QS: Al-Jumu’ah (62):1,
QS: Ash-Shaff (61):1, QS: al-Hasyr (59):1, QS: At-Taghābun (64):1. 38Wiryanto Dewobroto (2014), op.cit, hal. 2. 39QS: Ghāfir (40):67, QS: as-Sajdah (32):8, QS: al-Tharīq (86):5-7.
Asal-usul manusia adalah sesuatu yang disarikan dari cairan mani –pada
masa kini diketahui bahwa komponen aktif cairan mani yang merupakan
organisme sel tunggal yang disebut spermazoon– , Maurice Bucaille (2005),
What is Origin of Man? The Answers of Science and The Holy Scriptures.
Diterjemahkan oleh Rahmani Astuti (1992), Asal-Usul Manusia Menurut
Bibel, al-Qur’an dan Sains. Mizan, Bandung, hal. 20. 40QS: al-Baqarah (2):38. 41QS: Thāha (20):116-123.
Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.
31
diturunkan dari surga, Allah SWT mengajarkan
kalimat/doa 42 “robbanā dholamnā anfusanā wa in lam
taghfirlanā watarhamnā lanā kūnannā minal khōsirīn”43, lalu
Allah SWT menerima taubat Nabi Adam as dengan kalimat
tersebut.
Setelah lama mengembara, akhirnya Nabi Adam as
bertemu dengan isterinya Siti Hawa ra di Jabal Rahmah
setelah mengembara berpuluh-puluh tahun sejak
diturunkan dari surga. Dari pertemuan Nabi Adam as dan
Siti Hawa ra tersebut lahirlah 4 anak pertama, pasangan
kembar putra-putri44. Anak Nabi Adam as banyak tetapi
yang sering disebut di antaranya ialah Qabil dan Iqlima serta
Habil dan Labuda. Saat keempat anaknya ini dewasa, Nabi
Adam as mendapat petunjuk dari Allah SWT untuk
menikahkan mereka secara bersilangan, yaitu Qabil dengan
Labuda dan Habil dengan Iqlima. Namun, Qabil menolak
karena Iqlima lebih rupawan dibandingkan Labuda45.
Dalam menerai pertikaian tersebut Allah SWT
memerintahkan kedua putra Nabi Adam as tersebut untuk
berqurban, berkompetisi untuk berbuat mana yang lebih
baik dan ikhlas dalam beramal. Dan siapa dari mereka yang
amalnya diterima, maka ialah yang berhak memilih
pasangannya. Qabil menqurbankan hasil kebun berupa
sekarung gandum yang berkualitas buruk, tetapi Habil
menqurbankan unta binatang kesayangannya. Maka Allah
42QS: al-Baqarah (2):37. 43QS: al-A'rāf (7):23. 44 Al-Imām ibn Kathīr Ad-Damishqi (700-774 H). Translated by
Muhammād Mustaphā Geme’ah, Al-Azhar (t.t), Stories of the Prophets.
Published by Darussalam, Riyadh, Saudi Arabia, h. 16. 45Al-Imām ibn Kathīr Ad-Damishqi (700-774 H), h. 16
Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.
32
SWT menerima qurban Habil dan menolak qurban Qabil46.
Di sinilah spirit berkompetisi dalam kebaikan
dimulai/fastabiqul khoirot47.
Manusia yang harus pasrah dan ikhlas berbuat
kebaikan untuk kemaslahatan hidup dunia dan akhirat, serta
pasrah terhadap ketentuan dan ketetapan yang Maha Kuasa.
Sebagaimana Allah SWT mengabadikannya dalam al-Quran:
"Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putra Adam (Habil
dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya
mempersembahkan qurban. Maka, diterima dari salah
seorang dan mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari
yang lain (Qabil). la (Qabil) berkata, 'Aku pasti
membunuhmu!' Berkata Habil, 'Sesungguhnya, Allah hanya
menerima (qurban) dari orang-orang yang bertakwa"48.
C. Indonesia Harus Berdaya Saing
Indonesia sebagai negara berkembang saat ini
membutuhkan lebih dari 2% pelaku usaha dari total
penduduk masyarakat Indonesia. Hal tersebut di sampaikan
oleh kementerian koperasi dan usaha kecil menengah Syarif
Hasan. Indonesia membutuhkan sedikitnya 4,7 juta jiwa
untuk mencapai negara yang makmur dan sejahtera
(Kompas, 12 Desember 2014). Peningkatan ekonomi di
negara ini harus di dorong ke arah yang lebih produktif dan
kreatif yaitu dengan memunculkan pengusaha–pengusaha
baru. Dampak yang di munculkan oleh para pelaku usaha
akan berpengaruh terhadap meningkatnya pendapatan
daerah dan negara serta memangkas jumlah pengagguran di
46Al-Imām ibn Kathīr Ad-Damishqi (700-774 H), Ibid., h. 17. 47QS: al-Baqarah (2):148. 48QS: al-Mā’idah (5):27.
Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.
33
Indonesia. Ditengah upaya pemerintah dalam meningkatkan
ekonomi negara terdapat kesempatan dengan adanya
masyarakat ekonomi ASEAN 2015 (MEA).
Salah satu MEA di bentuk bertujuan untuk
mendorong pertumbuhan ekonomi suatu negara, khususnya
di lingkup negara Asia Tenggara. Mengutip pernyataan
Kementerian Koordinator Perekonomian saat ini,
pemerintah sudah melakukan berbagai persiapan penting
dalam menghadapi persaingan usaha Masyarakat Ekonomi
ASEAN (MEA) 2015. Indonesia sudah meratifikasi 115
perjanjian, dari 138 perjanjian ekonomi ASEAN yang
meliputi bidang perdagangan barang dan jasa serta investasi
hingga Agustus 2014, penyelesaian cetak biru MEA
Indonesia di tingkat nasional telah mencapai 85,5%.
Sementara scorecard rata-rata ASEAN dalam pencapaian
MEA adalah 82.1 persen (Kompas, 16 Desember 2014 ).
Ancaman bagi para pelaku usaha yang minim akan
kreatifitas dan inovasi, akan menjadi permasalahan
tersendiri bagi keberlanjutan suatu industri tersebut.
Mengingat pasar bebas ASEAN pada akhir tahun 2015,
pelaku usaha dituntut untuk mengembangkan dan
berinovasi dari produk yang di hasilkan. Kurangnya daya
saing dengan negara–negara Asia Tenggara, yang tergolong
dari Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 ( MEA). Indonesia
akan terancam ketika produk dan jasa dari luar secara bebas
keluar masuk. Hal tersebut dapat di lihat dari indikator
produk domestik bruto (PDB), sumber daya manusia (SDM),
melemahnya eksport, meningkatnya import, kualitas produk
dan jasa serentak akan melemah ketika para pelaku usaha
tidak dapat bersaing dengan negara yang tergabung dalam
MEA 2015.
Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.
34
Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 (MEA) merupakan
salah satu pangsa pasar terbesar se-Asia Tenggara,
perdagangan produk atau jasa international yang
melibatkan 10 negara di Asia Tenggara akan bebas keluar
masuk ke Indonesia. Namun pertanyaan yang akan muncul,
sudah siapkah negara Indonesia bersaing. Mengingat MEA di
mulai pada akhir tahun 2015, persiapan bagi bangsa
Indonesia khususnya bagi pelaku Industri Kecil Menengah
(IKM) belum bisa terukur akan kesiapan untuk menghadapi
pasar bebas Asia Tenggara. Didukung dengan kurangnya
sosialisasi dari pemerintah terkait MEA, sebagian pelaku
usaha belum begitu paham terkait adanya MEA. Kondisi
tersebut dapat diartikan bahwa para pelaku usaha industri
kreatif belum siap akan menghadapi Masyarakat Ekonomi
ASEAN.
Daya saing dari negara Indonesia dapat di perkuat
dengan adanya industri kreatif yang saat ini banyak di
perbincangkan oleh kalayak ramai. Industri kreatif saat ini
cukup berperan dalam pembangunan ekonomi nasional.
Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS) kontribusi
industri kreatif pada tahun 2013 sebesar 9.109.129,4 miliar
rupiah, angka tersebut merupakan peningkatan atas PDB
pada tahun 2012 sebesar 8.241.864,3. Perbandingan kedua
PDB tersebut mengindikasikan pertumbuhan sebesar
10,52% (BPS, 21 Maret 2015).
Hanya saja pemerintah saat ini belum optimal dalam
mendukung industri kreatif tersebut. Indonesia mempunyai
ketetapan klasifikasi subsektor industri kreatif di antaranya
periklanan, arsitektur, pasar seni dan barang antik,
kerajinan, fesyen, multimedia (video, film dan fotografi),
permainan interaktif, seni pertunjukan, penerbit dan
Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.
35
percetakan, layanan komputer dan piranti lunak, televisi dan
radio, riset dan pengembangan.
Sesuai dengan amanat Pembukaan UUD 1945,
“Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintah
Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia
dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan
ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial” 49 .
Melihat amanat UUD di atas, bangsa Indonesia harus
memiliki kesadaran yang tinggi akan pentingnya
berkompetisi, dalam artian harus mampu untuk menjadi
negara yang mandiri, tidak bergantung kepada bantuan luar
negeri (hutang), dan mengemis kepada negara-negara lain
untuk mendapat bantuan.
Padahal apabila para petinggi negara bersifat
negarawan 50 tidak korupsi untuk kepentingan pribadi,
partai dan golongan51. Maka akan dapat melihat peluang
demografi bangsa ini yang sungguh amat luar biasa. Bangsa
ini bisa sangat berkopempetitif dan dapat bebas dari segala
permasalahan bangsa, di antaranya; bebas dari beban
hutang yang mana Institute for Development of Economics
and Finance (INDEF) pada tahun 2015 sudah memberikan
sinyal bahwa laju peningkatan. Utang Pemerintah ini
49 MPR RI (2011), Amandemen UUD 1945 Plus Atlas Berwarna.
Cetakan pertama, Penerbit Pustaka Yustisia, Slemen Yogyakarta, h. 6. 50Negarawan (seperti sukarno-hatta, agus salim, Habibie dan lain-lain,
bukan seperti pejabat – pejabat sekarang yang hanya politikus, haus
kekuasaan, penghianat negara, menjual negara marketing – untuk menjual
pulau pulau, tunduk kepada asing Cina-Amerika, Iran-Syiah dan Yahudi 51 Contoh dalam hal ini adalah kasus e-KTP yang tengah hangat,
merugikan negara sampai 2,3 trilyun rupiah, detik news. Kamis 09 Maret
2017, 06:48 WIB.
Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.
36
semakin mengkhawatirkan dan saat ini sudah mencapai
Rp3.866,45 triliun pada September 201752,.
Apabila seluruh elemen bangsa berupa Sumber Daya
Manusia (SDM)/manpower yang lebih dari 200 juta orang
agar dikoordinir mengolah Sumber Daya Alam Indonesia
(SDA) berupa materil, dan juga kekayaan negara Indonesia
immaterial berupa kebudayaan dan termasuk di dalamnya
adalah pasar tradisional yang merupakan salah satu heritage
kekayaan Indonesia, dapat dipastikan Indonesia dapat
mandiri dan mampu berkompetisi dengan negara-negara
lain.
Peran pasar tradisional sangat besar dalam
perekonomian yang lebih menggambarkan denyut nadi
perekonomian rakyat Indonesia53. Pasar tradisional sebagai
pondasi dasar ekonomi kerakyatan, sekaligus sebagai
jantungnya ekonomi masyarakat. Kekuatan ekonomi makro
bangsa berasal dari kekuatan mikro yaitu dari masyarakat
tingkat bawah yang didominasi oleh pasar tradisional yang
merupakan tulang punggung perekonomian negara 54 .
Kekuatan mikro ini sangat efektif di dalam menghadapi
krisis ekonomi global. Ini terbukti ketika terjadi krisis
ekonomi tahun 1998, pasar tradisional dapat bertahan
52 Ari Mulianta Ginting (2017), “Paradigma Utang Pemerintah
Indonesia: Peluang atau Ancaman”, Majalah Info Singkat Ekonomi dan Kebijakan Publik. Edisi Khusus 2017, Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR
RI, ISSN 2088-2351, h. 14. 53Arief Daryanto (2007), “Peran Pasar Tradisional dan Modern Dalam
Pemasaran Unggas”, Majalah. MajalahTrobos, Analisis Agribisnis, Oktober
2007, h. 63. 54 Yudha Manggala P Putra (2016), “Pasar Tradisional Tulang
Punggung Perekonomian”, Republika. Ekonomi Republika, Sabtu 17
September 2016.
Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.
37
menghadapi krisis tersebut karena tidak bersentuhan
langsung dengan dolar AS atau mata uang asing lainnya55.
Dasar dari perekonomian nasional adalah pasar
tradisional, dengan lumpuhnya ekonomi makro di beberapa
tempat tetapi kegiatan perekonomian rakyat berupa pasar
tradisional memberikan kontribusi yang sangat signifikan
terhadap pertumbuh makro ekonomi negara. Pertumbuhan
ekonomi yang dipegang oleh beberapa pengusaha kelas atas
saja merupakan pertumbuhan ekonomi yang imajiner.
Tetapi pertumbuhan ekonomi yang melibatkan masyarakat
bawah, merupakan pertumbuhan ekonomi yang real
(bottom up).
Dengan memanfaatkan seluruh potensi Sumber Daya
Alam (SDM), Sumber Daya Manusia (SDA) juga pasar
tradisional, yang didukung manajemen biokrasi yang bebas
korupsi, akan mendukung kemandirian bangsa Indonesia
yang berkompetitif handal di Mancanegara. Karena dengan
berkompetitif inilah negara bisa memiliki kemampuan untuk
mandiri tidak mengharapkan bantuan (hutang) kepada
55Ketahanan terhadap krisis moneter salah satunya disebabkan oleh
tidak bergantungnya atau bebas dengan faktor-faktor ekternal seperti
ketergantungan dengan dolar AS. Pasar tradisional jarang bersentuhan
dengan dolar AS, pembeli dan penjual langsung menggunakan sistem cash
and carry. Barang-barang banyak didatangkan langsung dari kebun atau pabrik lalu masuk langsung ke pasar tradisional. Hal tersebut sesuai dengan
penelitian dilakukan di Desa Gerbosari dan Desa Purwoharjo, kedua desa
tersebut tidak terkena dampak signifikan dari krisis moneter tahun 1997. Eny
Sulistyanigrum dan Elphiwin Adela (2001), “Implikasi Krisis Ekonomi
Terhadap Desa Idt Dan Desa Bukan Idt: Studi Komparatif Desa Purwoharjo
Dan Desa Gerbosari, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulonprogo, Diy”,
Jurnal. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol. 16, No. 1, 2001, 30 – 40,
Universitas Gadjah Mada, hal. 38.
Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.
38
bangsa dan negara lain56. Kondisi itulah yang benar-benar
dapat membuat suatu bangsa menjadi merdeka, dan tidak
tergantung negara lain. Tdak ada kata terlambat meskipun
negara ini sudah berusia 73 tahun sejak merdeka dahulu.
Lebih baik dimulai untuk berkompetisi agar mandiri, ibarat
anak kecil yang fearness untuk mulai mandiri, tetapi apabila
masa fearness itu dapat ditanggulangi dengan baik, maka
sudah tentu anak itu akan memiliki kepribadian yang
mandiri tidak tergantung dengan orang tuanya lagi, tangguh
dapat tumbuh menjadi manusia yang bermanfaat bagi
dirinya serta lingkungan sekitar, dan apabila gagal dalam
masa menanggulagi fearness ini maka hasilnya akan
sebaliknya.
Oleh karenanya, Pemerintah memiliki peranan yang
sangat fundamental untuk memajukan pasar tradisional,
yang selama ini kurang disadari bahwasannya pasar
tradisional jauh memiliki peran lebih mendalam untuk
memajukan roda ekonomi negara. Dengan peran Pemerintah
di dalam Pasar Tradisional, menjadi sandaran kuat bagi
Pasar Tradisional untuk berkompetisi dengan ritel-ritel
modern dan juga globalisasi Masyarakat Ekonomi Asean
(MEA).
56 Negara-negara yang tidak memiliki hutang di antaranya: Brunei
Darussalam, Macau, British Virgin Island, Liechtenstein, dan Palau. Zulfi
Suhendra (2017), “Negara Bebas Hutang di Dunia”, Bisnis Ekonomi. Liputan
6, 09 Januari 2017.
Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.
39
BAB 3
KONSEPSI PASAR
A. Pengertian dan Fungsi Pasar Tradisional
Secara sempit pasar dapat diartikan sebagai tempat
pertemuan penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi
jual beli barang atau jasa. Secara luas pasar merupakan
proses dimana penjual dan pembeli saling berinteraksi
untuk mendapatkan harga keseimbangan atau kesepakatan
atas tingkat harga berdasarkan permintaan dan penawaran.
Jika menggunakan pemahaman diatas, tidak perlu ada
pertemuan antara penjual dan pembeli secara langsung. Hal
ini dapat dilihat pada pasar saham.57
Pasar merupakan salah satu tempat ataupun media
untuk berjual beli, dimana penjual ingin menukar
barang/jasa dengan uang, dan pembeli yang ingin menukar
uang dengan barang/jasa. Sedangkan pengertian pasar
secara luas, yakni suatu proses dimana penjual dan pembeli
saling berinteraksi untuk menetapkan harga keseimbangan.
Pasar adalah tempat atau keadaan yang
mempertemukan antara permintaan (pembeli) dan
penawaran (penjual) untuk setiap jenis barang, jasa, atau
sumber daya. Pembeli meliputi konsumen yang
membutuhkan barang dan jasa, sedangkan bagi industri
membutuhkan tenaga kerja, modal dan barang baku
produksi baik untuk memproduksi barang maupun jasa.
57Alam S. Ekonomi untuk SMA dan MA Kelas X, (Jakarta: Erlangga,
2013) h, 126
Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.
40
Penjual termasuk juga untuk industri menawarkan hasil
produk atau jasa yang diminta oleh pembeli. Pekerja
menjual tenaga dan keahlianya, pemilik lahan menjual atau
menyewakan asetnya, sedangkan pemilik modal
menawarkan pembagian keuntungan dari kegiatan bisnis
tertentu. Secara umum semua orang akan berperan ganda
yaitu sebagai penjual dan pembeli.58
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
pasar sekarang ini tidak hanya berupa tempat untuk berjual
beli tetapi keadaan dimana saja yang mempertemukan
permintaan (pembeli) atau penawaran (penjual) untuk
setiap jenis barang, jasa atau sumber daya.
Pasar secara fisik adalah tempat pemusatan beberapa
pedagang tetap dan tidak tetap yang terdapat pada suatu
ruangan terbuka atau tertutup atau sebagian terbuka atau
sebagian bahu jalan. Selanjutnya pengelompokan para
pedagang eceran tersebut menempati bangunan-bangunan
dengan kondisi bangunan temporer, semi permanen
ataupun permanen.59
Secara sosiologis dan kultural, makna filosofis sebuah
pasar tidak hanya merupakan arena jual beli barang dan
jasa, namun merupakan tempat pertemuan warga untuk
saling berinteraksi sosial atau melakukan diskusi infolmal
atas permasalahan kota. Dalam pandangan Islam pasar
merupakan wahana atau tempat transaksi ekonomi ideal,
tetapi memiliki berbagai kelemahan yang cukup memadai
percapaian tujuan ekonomi yang Islami. Secara teoritik
58Adiwarman Karim, Ekonomi Mikro Islam, Edisi Kelima, (Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada, 2007), h. 6 59Rismayani, Manajemen Pemasaran, Cetakan Ke Enam (Bandung:
Mizzan, 1999), h, 61
Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.
41
maupun praktikal pasar memiliki beberpa kelemahan,
misalnya mengabaikan distribusi pendapatan dan keadilan,
tidak selarasnya antara prioritas individu dengan sosial
antara berbagai kebutuhan, adanya kegagalan pasar,
ketidaksempurnaan persaingan, dan lain-lain. Islam sangat
menghargai perniagaan yang halal dan baik.
Telah dijelaskan di muka, bahwasannya pasar
tradisional merupakan merupakan heritage kebudayaan asli
bangsa Indonesia. Selain sebagai salah satu kekayaan
immaterialbangsa ini, kekuatan pasar tradisional juga dapat
memberikan dampak pertumbuhan ekonomi makro bagi
bangsa. Pasar merupakan tempat pertemuan antara penjual
dan pembeli60. Pengertian tentang pasar menurut Peraturan
Menteri Dalam Negeri adalah tempat bertemunya penjual
dan pembeli untuk melaksanakan transaksi, sarana interaksi
sosial budaya masyarakat, dan pengembangan ekonomi
masyarakat61.
Pasar pada dasarnya tidak bisa diartikan sebagai
sebuah tempat atau lokasi tertentu untuk melakukan
kegiatan jual beli. Hal ini dikarenakan pasar tidak memiliki
batas geografis yang jelas. Kemudahan dan kecanggihan
sistem komukasi masa kini bahkan mampu mengaburkan
batasan geografis, sehingga juga memungkinkan penjual dan
60Toti Indrawati dan Indri Yovita (2014), “Analisis Sumber Modal
Pedagang Pasar Tradisional di Kota Pekanbaru”, Jurnal. Jurnal Ekonomi,
Volume 22, Nomor 1 Maret 2014, Jurusan Ilmu Ekonomi Prodi Ekonomi
Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Riau Kampus Bina Widya Km
12,5 Simpang Baru, Pekanbaru, h. 1. 61Peraturan Menteri Dalam Negeri, No. 42, Tahun 2007.
Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.
42
pembeli tanpa harus bertatap muka/bertemu terlebih
dahulu62.
Sedangkan pengertian pasar tradisional adalah
adalah tempat orang berjual beli yang berlangsung di suatu
tempat berdasarkan kebiasaan63, atau dengan pengertian
luas Pengertian pasar tradisional adalah pasar yang
dibangun dan dikelola oleh pemerintah, swasta, koperasi
atau swadaya masyarakat setempat dengan tempat usaha
berupa toko, kios, los dan tenda, atau nama lain sejenisnya,
yang dimiliki/dikelola oleh pedagang kecil menengah,
dengan skala usaha kecil dan modal kecil, dengan proses jual
beli melalui tawar menawar.64.
Berbagai macam barang tersedia di pasar rakyat.
Mulai dari kebutuhan sehari-hari, seperti bahan-bahan
makanan berupa ikan, sayuran, daging, buah-buahan dan
lain sebagainya. Sampai saat ini pasar rakyat masih menjadi
tempat yang disukai masyarakat untuk berbelanja
kebutuhan sehari-hari. Bahkan pasar rakyat tidak kalah
pamor dengan pasar-pasar modern. Hal ini dikarenakan
pasar rakyat memiliki tempat yang strategis dan luas,
kelengkapan barang yang dijual serta harga yang murah dan
bisa melakukan proses tawar menawar.
Kegiatan perekonomian yang terjadi di pasar pada
umumnya berdasarkan persaingan bebas antara pembeli
maupun penjual. Penjual atau produsen memiliki kebebasan
62Dengan kecanggihan tehnologi pedagangan dunia banyak dilakukan
dengan menggunakan e-Commerce/jual beli online. Contohnya
Amazon.com, Clickbank.com, TokoBagus.com, Traveloka.com,
Trivago.com, Bukalapak.com, dan lain-lain. 63Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Kamus Versi Online Dalam
Jaringan. 64Peraturan Menteri Dalam Negeri, op.cit, Tahun 2007.
Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.
43
untuk memproduksi, menjual ataupun mendistribusikan
barang maupun jasa. Demikian halnya dengan pembeli yang
juga memiliki kebebasan untuk membeli atau memilih suatu
barang dan jasa sesuai dengan kemampuan daya belinya.
Beberapa fungsi pasar tradisional yang berhasil
penulis rangkum di antaranya65:
1. Sebagai perantara untuk menyampaikan barang dan jasa
kepada konsumen. Pasar merupakan salah satu wadah
vital untuk menampung kegiatan ekonomi masyarakat.
Kegiatan jual beli di pasar akan berjalan dengan baik bila
supplai barang dan jasa juga berjalan dengan lancar.
Keterlambatan akan suatu barang atau jasa akan
mengakibatkan kelangkaan akan suatu barang.
2. Distribusi hasil produksi. Pasar juga berperan sebagai
distributor untuk semua sumber daya. Untuk setiap
barang atau jasa, pasar akan menyalurkan pembayaran
kepada setaip pelaku pasar. Barang atau jasa dengan
produktifitas tinggi juga akan menerima pembayaran
yang paling banyak.
3. Mengorganisir produksi. Fungsi pasar yang ketiga adalah
pasar sebagai organisator untuk mendapatkan metode
produksi yang lebih efisien. Pengusaha selaku pelaku
ekonomi akan selalu mencari metode produksi yang tepat
sehingga menghasilkan produk yang maksimal. Kemudian
pasar sebagai distributor menjadi wadah untuk para
65Victor M. Manek Kiik (2006), Kajian Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Tidak Optimalnya Fungsi Pasar Tradisional Lolowa Dan
Pasar Tradisional Fatubenao Kecamatan Kota Atambua - Kabupaten Belu,
Tesis. Program Pasca Sarjana Magister Pembangunan Wilayah Dan Kota
Universitas Diponegoro Semarang, h. 58.
Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.
44
pengusaha/produsen untuk mendistribusikan hasil
produksi kepada pembeli.
4. Mengadakan penjatahan. Pasar juga melakukan
penjatahan akan setiap barang dan jasa yang tersedia.
Pembeli akan mendapatkan jatah barang dan jasa sesuai
dengan kemampuan daya belinya. Sehingga, pembeli
dengan penghasilan lebih atau daya beli kuat akan
mendapatkan jatah barang dan jasa yang juga lebih
banyak.
5. Penyediaan barang/jasa untuk masa mendatang. Pasar
juga berfungsi sebagai penyedia barang dan jasa untuk
masa mendatang atau fungsi tabungan dan investasi.
Tabungan dan investasi berguna untuk pengadaan barang
dan jasa dimasa mendatang.
6. Pasar Tradisional mempunyai fungsi dan peranan yang
tidak hanya sebagai tempat berdagang tetapi lebih dari
itu sebagai peninggalan kebudayaan yang ada sejak
zaman dahulu (Heritage)66.
B. Transformasi Pasar Tradisional Menuju Semi-Modern
dan Modern
Sejarah peradaban manusia semua tidak lepas dari
air67. Timbulnya peradaban dikarenakan di sana terdapat
sumber air yang melimpah khususnya sungai sebagai wadah
munculnya peradaban umat manusia 68 . Sebagai contoh
66 Rahadi Wasi Bintoro (2010), “Aspek Hukum Zonasi Pasar
Tradisional dan Pasar Modern”, Jurnal. Jurnal Dinamika Hukum, Vol. 10,
No. 3, September 2010, h. 361. 67QS: al-Anbiyā’(21):30. 68 Nurlidiawati (2014), “Sungai Sebagai Wadah Awal Munculnya
Peradaban Umat Manusia”, Jurnal. Jurnal Rihlah Vol. 1. No. 2. 2014,
Fakultas Adab dan Humaniora UIN Alauddin Makassar, hal. 93.
Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.
45
lembah Sungai Nil (Mesir tahun 4000 SM) Afrika, lembah
Sungai Eufrat dan Tigris (Mesopotamia-Irak 3000 SM) Asia
Barat, lembah Sungai Indus dan Sungai Gangga (India 3000
SM) Asia, lembah Sungai Huang Ho (Kuning) Cina Utara69. Di
tempat aliran-aliran sungai itu tumbuh pelabuhan-
pelabuhan dagang (pasar-pasar) dimana manusia
melakukan transaksi. Begitupun dengan pasar tradisional
Angso Duo Kota Jambi, pasar tradisional 16 Ilir Kota
Palembang dan pasar tradisional Kelapa Gading Kota Jakarta
Utara, yang cikal bakalnya berasal dari peradaban manusia
tepian sungai dan pelabuhan.
Dalam mentransformasikan pasar tradisional
menjadi pasar modern tanpa menghilangkan ciri khas dari
pasar tradisional itu sendiri 70 . Transformasi tersebut
haruslah dimulai dari pembangunan infrastruktur untuk
membangun keperluan asas manusia/masyarakat yaitu;
tersedianya air pdam yang melimpah, energy/listrik yang
murah dan fasilitas jalan sebagai urat nadi perekonomian71.
69Nurlidiawati (2014), Ibid., hal. 96-102.
70 Secara referensi memang belum disebutkan ciri-ciri khas pasar
tradisional; tetapi dapat kita dapati bahwasanya pasar tradisional memiliki
perbedaan yang mencolok dengan pasar modern yaitu di pasar tradisional
terdapat sisi-sisi perekat hubungan sosial-masyarakat, kekeluargaan seperti
adanya daya tawar menawar dalam proses jual beli, gotong-royong, saling
bekerja sama, pusat pertemuan, pusat pertukaran informasi, terdapatnya
aktivitas kesenian rakyat. Reza Sasanto, Muhammad Yusuf (2010),
“Identifikasi Karakteristik Pasar Tradisional Di Wilayah Jakarta Selatan (Studi Kasus: Pasar Cipulir, Pasar Kebayoran Lama, Pasar Bata Putih, Dan
Pasar Santa)”, Jurnal. Jurnal PLANESATM Vol. 1, No. 1, Mei 2010,
Jurusan Teknik Planologi – Universitas Esa Unggul, Jakarta, hal. 5. 71Hansen Rusliani (2014), “Muamalah Negara Terhadap Sumber Daya
Alam Dan Sumber Daya Manusia Menuju Negara Maju: Studi Kritis
Terhadap Kebijakan Pemerintah”, Jurnal. Jurnal Syari’ah, Vol. II, No. II,
Oktober 2014, Fakultas Ilmu Agama Islam, Universitas Islam Indragiri Hilir,
hal. 66.
Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.
46
Dengan pembangunan infrastruktur yang dapat mencukupi
keperluan asas manusia, dengan otomatis suatu peradaban
akan berkembang pesat. Begitupun dengan pembangunan
infrastruktur pasar tradisional, yang sebelumnya terkesan
kumuh, kotor, becek, sanitasi air yang tidak lancar dan lain
sebagainya, kini imej tersebut akan berganti apabila
infrastruktur dibangun dalam memenuhi keperluan asas
yang terdapat di pasar tradisional tersebut.
Berdasarkan permasalahan yang sangat asas di atas,
maka diperlukan adanya pasar tradisional dengan penataan
modern khususnya di Pasar Angso Duo, Pasar 16 Ilir
Palembang dan Pasar Cipulir Jakarta Selatan, juga seluruh
pasar tradisional yang berada di seluruh Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI) sebagai pasar tradisional yang
dapat mengakomodir keamanan, kebersihan, dan
kenyamanan dalam bertransaksi, sehingga dapat
mewujudkan pasar tradisional yang aman, sehat juga
nyaman. Pasar tradisional dengan membawa konsep
modern ini juga diharapkan mampu menyediakan fasilitas-
fasilitas perdagangan demi kelancaran aktifitas perdagangan
di kota-kota tersebut.
Pasar tradisional dengan penataan modern ini bukan
berarti sama dengan supermarket atau swalayan, melainkan
masih tetap sama dengan pasar tradisional. Pasar Modern
ini akan menghasilkan pasar tradisional yang terkesan
bersih dan tidak berbau, tidak becek dan tidak kumuh
seperti halnya di pasar tradisional yang sering kita jumpai
saat ini. Pembeli dan penjual masih tetap dapat berjumpa
dan melakukan tawar-menawar ataupun bersilaturrahmi
karena kita juga pasti tau ikatan penjual di pasar tradisional
sangat erat dengan langganannya. Setelah kebutuhan asas
Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.
47
terpenuhi, fasilitas pendukung lain pun harus dipenuhi
dalam rangka menaik-tarafkan pasar tradisional menjadi
pasar modern.
Untuk pengertian modern di sini adalah sistem yang
mengatur pasar agar teratur, tertib, bersih dan nyaman tidak
seperti imej negatif tentang pasar tradisional. Penataan
modern dimulai dengan keadaan pasar yang ramah
lingkungan di mana luas lahan yang tidak terbangun sebesar
2/3 sebagai open space/ruang terbuka yang mana di
dalamnya terdiri dari tempat parkir, jalan yang luas, taman
hijau, taman bermain anak-anak dan kafetaria. Sedangkan
penggunaan lahan bangunan efektif untuk pasar tradisional
adalah 1/3 dari luas dengan menyediakan ruang terbuka.
Pasar modern harus mampu mengatasi pasar tumpah
dengan disediakan tempat luas dibelakang bangunan utama
agar tidak mengganggu lalu lintas di Jalan Raya. Kejadian
yang terdapat di Pasar Tradisional Angso Duo adalah
keadaan pasar dimana puluhan pedagang menggunakan
fasilitas jalan umum untuk berjualan, bahkan bukan hanya
itu, jalan umum pun yang diberi nama jalan Sulthan Thaha
Saifuddin dijadikan tempat berjualan dan tempat parkir.
Keadaan ini mengakibatkan kemacetan setiap hari. Mungkin
pasar tumpah di Pulau Jawa hanya terjadi ketika menjelang
perayaan hari raya seperti hari raya Idul Fitri, hari raya Idul
Adha, perayaan tahun baru dan lain sebagainya. Tetapi di
Pasar Angso Duo setiap hari terjadi pasar tumpah
dikarenakan migrasinya para pedagang di dalam pasar ke
jalan umum akibat sering terjadi air pasang Sungai
Batanghari.
Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.
48
Begitu juga dengan Pasar Tradisional 16 Ilir,
pemandangan pasar tumpah ruah dimana pedagang kaki
lima memenuhi badan, meskipun telah ditertibkan oleh
Polisi Pamong Praja. Pasar tumpah ini banyak mengambil
sebagian badan jalan terutama yang berada di depan pasar.
Penampakan sama juga ditemukan di Jalan Masjid Lama
yang tidak kalah semrawutnya menyebabkan lalu lintas
terganggu oleh pedangang kali lima yang menjajakan
jualannya di sepanjang jalan tersebut.
Berbeda dengan kondisi Pasar Tradisional Cipulir
yang terletak di Jalan Raya Cileduk, Kelurahan Cipulir,
Kecamatan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Posisi pasar
berada langung di tepi jalan raya, bangunan pasar sudah
semi-modern. Pasar tumpah tidak terjadi di sini, tetapi
kemacetan kerap kali terjadi disebabkan drop barang atau
pun penumpang yang keluar masuk pasar. Selain dari itu, di
Pasar Cipulir menjadi kawasan langganan banjir kiriman
berasan dari kawasan Puncak Kabupaten Bogor melalui Kali
Pesanggrahan. Genangan air mencapai 50 centimeter yang
merembes melalui 30 titik rembesan di tepian kali tersebut.
Revitalisasi Pasar Tradisional Cipulir menjadi solusi terbaik.
Fasilitas lain yang harus dipenuhi adalah zona publik
yang terdiri dari lahan parkir yang luas, ruang bersantai,
ruang terbuka hijau, empat bermain anak-anak, dan food
court yang diletakkan pada zone yang udah dicapai dan
dekat dari jalan utama. Zona semi-publik merupakan daerah
sebagai ruang-ruang administrasi, maupun ruang
mengunggu diletakkan pada zona yang mempunyai tingkat
kebisingan sedang. Zona privat yang merupakan area
perkantoran diletakkan pada zona yang mempunyai tingkat
kebisingan rendah. Zona servis ditempatkan pada zona yang
Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.
49
mudah diakses oleh kendaraan roda dua, empat atau lebih
sehingga mudah dalam proses maintenance.
Dalam menaikkan taraf pasar tradisional menjadi
semi modern dan modern haruslah memperhatikan sistem
utilitas bangunan di antaranya72:
1. Sistem fire protection atau disebut juga dengan sistem fire
alarm (Sistem Pengindra Api) adalah suatu sistem
terintegrasi yang didesain untuk mendeteksi adanya
gejala kebakaran, untuk kemudian memberi peringatan
(warning) dalam sistem evakuasi dan ditindaklanjuti
secara otomatis maupun manual dengan sistem instalasi
pemadam kebakaran.
2. Penggunaan dinding dari material kaca akan membantu
dalam memaksimalkan pemanfaatan cahaya matahari.
Adapun penggunaan material kaca yang digunakan yaitu
kaca stopsol yang memberikan perlindungan yang bagus
dari panas matahari dengan cara merefleksikan kembali
panas yang datang dari matahari sehingga tidak merusak
barang dagangan yang ada di dalam bangunan.
3. Pencahayaan buatan menggunakan lampu TL pada area
lapak-lapak dagangan dan areafood court. Sedangkan
untuk lampu LED digunakan pada area kantor pengelola,
administrasi dan lavatory.
4. Penghawaan alami yang digunakan dengan
memaksimalkan bukaan untuk aliran udara dari selatan
ke utara. Sementara untuk penghawaan bukaan
72 Wasilah, Aisyah Rahman Dan Muhammad Misbahuddin (2017),
“Pasar Tradisional Dengan Penataan Modern di Kota Makassar”, Jurnal.
Jurnal Nature, National Academic Journal Of Architecture, Volume 4,
Nomor 1, 2017, p-ISSN: 2302-6073, e-ISSN: 2579-4809, h. 8-9.
Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.
50
digunakan AC Split pada area kantor pengelola dan
administrasi.
5. Jaringan air bersih berasal dari PDAM dan pembuatan
sumur bor yang dilengkapi pompa deep weel.
6. Untuk kotoran padat dan cair yang berasal dari lavatory
dialirkan pada saluran tertutup ke septicktank kemudian
ke bak peresapan. Pembuangan air bekas cucian, air
bekas pembersihan pada ruang penjualan disalurkan
melalui saluran semi terbuka yang mudah dibersihkan
dan selanjutnya ke roil kota.
7. Escalator digunakan untuk memperlancar aksebilitas
manusia dan barang di dalam bangunan.
8. Menerapkan pengelolaan sampah, yaitu adanya
pemisahan antara sampah organic dan anorganik yang
tersedia di setiap blok ruang pasar baik di dalam
bangunan atau di luar bangunan kemudian diangkut ke
TPS untuk diolah menjadi pupuk, barang daur ulang, dan
sisanya diangkut ke TPA.
C. Perbedaan Pasar Tradisional dan Pasar Modern
Perkembangan pasar di Indonesia sekarang ini dapat
dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu pasar modern dan
tradisional, dimana kedua pasar tersebut memilik
keunggulan dan kelemahan masing-masing. Disisi lain
masyarakat Indonesia memiliki selera belanja yang
multimode, yang artinya dalam sesaat berbelanja ke pasar
tradisional dan sesaat kemudian berbelanja di pasar
modern. Menurut Utami mengemukakan paradigma ritel
tradisional merupakan pandangan yang menekankan
pengelolaan ritel dengan menggunakan pendekatan
konvensional dan tradisional.
Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.
51
Selain itu Utami mengemukakan juga paradigma ritel
modern merupakan pandangan yang menekankan
pengelolaan ritel dengan menggunakan pendekatan modern
di mana konsep pengelolaan peritel lebih ditekankan dari
sisi pandang pemenuhan kebutuhan konsumen yang
menjadi pasar sasarannya.73
Pasar tradisional memiliki keunggulan dan
kelemahan yang berbeda dengan pasar modern. Adapun
keunggulan yang dimiliki oleh pasar tradisional yaitu
memiliki area yang luas, harga yang rendah, sistem tawar
menawar harga barang antara penjual dan pembeli dimana
akan menimbulkan keakraban. Kelemahan yang dimiliki
oleh pasar tradisional yaitu tampilan pasar, atmosfir, tidak
adanya promosi dan iklan, jam operasional yang terbatas,
tata ruang dan tata letak pasar.74
Selain pasar tradisional, pasar modern juga memiliki
keunggulan yaitu faktor desain dan tampilan pasar yang
bersih dan bagus, atmosfir, tata ruang, tata letak yang rapi,
keragaman dan kualitas barang, promosi penjualan, jam
operasional pasar yang tidak terbatas. Selain itu kelemahan
yang dimiliki oleh pasar modern yaitu tidak adanya sistem
tawar menawar, harga yang lebih mahal dibandingkan
dengan pasar tradisional. Pada pasar modern juga
menawarkan teknologi dan pelayanan yang berbeda dengan
pasar tradisional dengan konsep one stop shopping dan
kemudahan dalam sistem pembayaran.75
73 Chistina Whidya Utami,2010.Manajemen Ritel: Strategi dan
Implementasi Ritel Modern,Jakarta: Salemba Empat, h. 8 74 Santoso, Slamet (2013). Stasistika Ekonomi plus Aplikasi SPSS,
Ponorogo : Umpo Press, h. 31 75Ibid, h. 32
Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.
52
Terkait dengan keunggulan yang dimiliki oleh pasar
tradisional, maka dituntut adanya perlindungan bagi
pedagang pasar tradisional dalam menghadapi pesaingnya
yaitu pasar modern. Mengenai pasar tradisional pemerintah
telah memberikan kebijakan yaitu “pemerintah tahun ini
menganggarkan Rp 400 miliar untuk program revitalisasi
pasar yang tujuannya agar tidak kalah dengan menjalarnya
pasar modern. Saat ini sebanyak 85% pasar tradisional di
Indonesia kurang pemeliharaan dan perawatan” (IKAPPI,
2013). Tetapi menurut Aris mengatakan bahwa “nasib pasar
tradisional di Surabaya semakin hari semakin
memprihatinkan. Kebijakan investasi pembangunan kota
lebih berorientasi pada pembangunan investasi dengan pola
modernisasi pasar”.76
Selain itu ada kebijakan mengenai penggusuran pasar
tradisional yang dinilai bukan kebijakan yang tepat. Hal itu
dapat menyebabkan meningkatnya masyarakat miskin dan
jumlah pengangguran dan angka kemiskinan di Indonesia.
Untuk itu pasar tradisional diharapkan dapat mencerminkan
suatu nilai positif kepada konsumen agar image pasar
tradisional dapat bergeser paradigma menjadi pasar yang
bersih, bukan pasar yang “kumuh”. Menurut Pemerintahan
Daerah Kota Surabaya pada pasal 1 nomor 31 menyebutkan
bahwa “izin usaha pengelolaan pasar tradisional, izin usaha
pusat perbelanjaan dan izin usaha toko modern adalah izin
untuk melaksanakan usaha pengelolaan pasar tradisional,
pusat perbelanjaan dan toko modern yang diterbitkan oleh
pemerintah daerah setempat”.
76 Aris Mardiyono, 2010, Pengaruh Orientasi Pasar, Pembelajaran
Organisasi terhadap Keunggulan Bersaing dalam Meningkatkan Kinerja
Pemasraan, Serat Acitya-Jurnal Ilmiah Untag Semarang, h. 1
Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.
53
Selain itu pada pasal 1 nomor 32/2010 menyebutkan
bahwa “pasar tradisional adalah pasar yang dibangun dan
dikelola oleh pemerintah, pemerintah daerah, swasta, Badan
Usaha Milik Daerah termasuk kerjasama dengan swasta
dengan tempat usaha berupa toko, kios, los dan tenda yang
dimiliki/dikelola oleh pedagang kecil, menengah, swadaya
masyarakat atau koperasi dengan usaha skala kecil, modal
kecil dan dengan proses jual beli barang dagangan melalui
tawar menawar”.
Perkembangan pasar modern semakin pesat
dikarenakan prospek yang lebih terjamin karena lebih
banyak konsumen yang berbelanja kebutuhannya pada
pasar modern. Pasar tradisional pun tidak berkembang pada
kota besar, namun pada kota kecil dan daerah yang terpencil
pasar tradisional tetap dijadikan tempat utama untuk
membeli kebutuhan konsumen. Hal ini dikarenakan selisih
harga yang cukup tinggi. Pengembangan pasar tersebut,
mempengaruhi perilaku belanja konsumen dan pemilihan
tempat untuk berbelanja. Perilaku konsumen dapat dilihat
dari kebiasaan, persepsi, suka, memenuhi kebutuhan sehari-
hari.
Pembeli di pasar tradisional yang biasanya kaum ibu
rumah tangga mempunyai perilaku yang senang
bertransaksi dengan berkomunikasi/berdialog dalam hal
penetapan harga, mencari kualitas barang, memesan barang
yang dia inginkan, dan perkembangan harga barang-barang
lainnya.77 Selain itu, pembeli di pasar modern biasanya para
ibu yang sibuk bekerja saat pagi hari sehingga tidak sempat
77Sinaga, E. 2008.Amomum cardamomum Willd.Pusat Penelitian dan
Pengembangan Tumbuhan Obat. UNAS. Jakarta, h. 47
Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.
54
untuk berbelanja di pasar tradisional dan lebih memilih
berbelanja di pasar modern. Munculnya pasar-pasar modern
selain menguntungkan bagi konsumen juga menjadi
ancaman bagi keberadaan pasar-pasar tradisional.78
Menurut Sinaga yang telah mengumpulkan data,
menyebutkan bahwa negara-negara Asia Pasifik (kecuali
Jepang) pada tahun 1999-2004 rasio keinginan masyarakat
berbelanja di pasar tradisional sebesar 65% (1999), 63%
(2000), 52% (2002), 56% (2003), dan 53% (2004).
Sedangkan di pasar modern 35% (1999), 37% (2000), 40%
(2001), 43% (2002), 44% (2003), dan 47% (2004). Di pasar
tradisional menurun dengan tingkat kenaikan/penurunan
rata-rata 2% per tahun (Nielson, 2005 dalam Sinaga, 2008).
Terjadi pergeseran perilaku konsumen yang lebih suka
memilih belanja di Hypermart atau pasar modern lainnya di
bandingkan ke pasar tradidional. Hal tersebut disebabkan
karena konsumen lebih menyukai berbelanja di tempat yang
suasananya nyaman, bersih, rapi, ada pendingin udara (AC),
produk yang dijual dikelompokkan sehingga konsumen
mudah mencari barang yang dijual relatif lengkap dan
mempunyai persediaan yang banyak, dan informasi tentang
produk yang dicari dapat dilihat melalui computer.79
78 Ibid., h. 49 79Ibid., h. 50
Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.
55
Dapat dilihat dari aspek perbedaan pada struktur dan
bagan pasar tradisional dan pasar modern sebagai berikut:
No Pasar Tradisional Pasar Modern
1. Peninggalan
kebudayaan sejak
zaman dulu (Heritage)
Berkembang baru saat ini
2. Perekat hubungan
sosial masyarakat
Kurang menjadi perekat
hubungan masyarakat,
mereka hanya berbelanja
saja
3.
Terdapat sisi hubungan
kekeluargaan seperti;
tawar-menawar
Tidak ada tawar menawar,
sudah dengan label harga
yang pasti
4. Terdapatnya aktivitas
kesenian
Tidak terdapatnya aktivitas
kesenian
5.
Sumber Usaha Mikro
Kecil Menengah
(UMKM)
Partai besar
6. Sokoguru
perekonomian Negara
Bukan sokoguru
perekonomian Negara
7. Lebih mendominasi
barang-barang lokal
Banyak terdapat barang
Impor dan local
8. Masih adanya sikap
gotong-royong
Tidak adanya sikap gotong-
royong
9.
Kualitas barang kurang
karena penyotiran yang
kurang ketat
Kualitas barang lebih baik
karena penyotiran lebih
ketat
10.
Dalam segi kuantitas
jumlah barang yang
disediakan banyak
Dalam segi kuantitas jumlah
barang eceran, lebih sedikit
dan swalayan (layan sendiri)
Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.
56
11.
Rantai distribusi yang
panjang terdiri dari
produsen, distributor,
sub distributor,
pengecer dan
konsumen
Rantai distribusi lebih
pendek hanya dalam
beberapa tangan saja dari
produsen, distributor,
pengecer dan konsumen
12.
Memiliki kontribusi
yang lebih kepada
pendapatan daerah
melalui pasar yang
diambil setian hari
bahkan setiap bulan
salah satunya adalah
parkir, dan lain
sebagainya80
Kurang maksimal dalam
berkontribusi kepada
pendapatan daerah karena
berkontribusi melalui
perijinan sebelum
mendirikan pasar modern
melalui IMB (Izin
mendirikan bangunan) dan
HO (Izin gangguan). Dan
banyak pengusaha yang
menggunakan nama pribadi
sehingga kurang diketahui
besarnya kontribusi dari
pasar modern81
13.
Pembeli bertransaksi
secara langsung
Pembeli tidak bertransaksi
secara langsung, tetapi
melalui chasier dan
pramuniaga
80Dewi Azimah, Rina Martini, Dzunuwanus Ghulam Manar (2013),
“Kontribusi Pasar Tradisional Dan Pasar Modern Terhadap Pendapatan Asli
Daerah Kota Semarang Tahun 2011 (Studi Kasus Di Wilayah Kecamatan
Banyumanik)”, Jurnal. Jurnal Ilmu Pemerintahan, Volume 2, Nomor 2.
Jurusan Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedharto, Tembalang, Semarang, h. 1. 81Dewi Azimah, Rina Martini, Dzunuwanus Ghulam Manar (2013), h.
2.
Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.
57
14.
Fasilitas dan
infrastruktur yang
kurang menyebabkan
terkesan kumuh, becek,
bau dan kurang nyaman
Fasilitas dan infrastruktur
memadai
dan disediakan pendingin
udara menyebabkan lebih
sejuk, suasana lebih nyaman,
dan bersih
15. Segi pelayanan agak
kurang memadai
Segi pelayanan lebih baik
Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.
58
Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.
59
BAB 4
PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA
A. Defenisi Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi suatu bangsa atau negara dapat
terlihat dengan pertumbuhan dan pendapatan negara
tersebut. Meskipun bukan merupakan satu-satunya ukuran
untuk menilai pertumbuhan ekonomi Output suatu bangsa.
Pendapatan bukan hanya berguna unutk menilai
perkembangan ekonomi suatu negara dari waktu ke waktu.
Tetapi juga membandingkan dengan negara lain. Disamping
itu, dari pendapatan nasional selanjutnya pula diperoleh
pertumbuhan ekonomi dan pendapatan negara.
Pertumbuhan ekonomi adalah bagian dari proses
pembangunan suatu negara. Pertumbuhan ekonomi yang
merupakan syarat keharusan (necessary condition) maupun
syarat kecukupan (sufficient condition) dalam mengurangi
kemiskinan. Menurut W. Arthur Lewis dalam teorinya model
dua sektor Lewis (Lewis two sector model) di negara sedang
berkembang terjadi transformasi struktur perekonomian
dari pola perekonomian pertanian subsisten tradisional ke
perekonomian yang lebih modern, lebih berorientasi ke
kehidupan perkotaan serta memiliki sektor industri
manufaktur yang lebih bervariasi dan sektor- sektor jasa
yang tangguh.82
82 Putri, 2014. Hubungan Efikasi Diri Dan Kecerdasan Emosional
Dengan Prestasi Belajar Mata Kuliah Statistika Ekonomi Mahasiswa
Angkatan 2013 Jurusan Pendidikan Ekonomi Universitas Negeri Medan T.A.
2013/2014.
Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.
60
Pertumbuhan ekonomi merupakan sebuah keadaan
ekonomi dalam suatu negara yang menjalankan suatu proses
untuk mencapai peningkatan pendapatan negara.
Pertumbuhan ekonomi telah memperkuat integrasi dan
solidaritas sosial, serta memperluas kemampuan dan akses
masyarakat terhadap pelayanan kesehatan, pendidikan,
tempat tinggal dan perlindungan sosial.83 Pentingnya suatu
sektor dalam ekonomi tidak hanya terkait dengan PDB dan
saham ketenagakerjaan, tetapi juga perannya dalam
mendorong pertumbuhan ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu
indikator keberhasilan pembangunan. Dengan demikian
makin tingginya pertumbuhan ekonomi makin tinggi pula
kesejahteraan masyarakat Menurut Undang-Undang No. 11
Tahun 2009, Kesejahteraan masyarakat adalah kondisi
terpenuhinya kebutuhan material, spiritual dan sosial warga
negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan
diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya. Untuk
melihat sejauh mana keberhasilan pembangunan dan
kesejahteraan masyarakat, United Nations Development
Programme (UNDP) telah menerbitkan suatu indikator yaitu
Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
Indeks Pembangunan Manusia adalah suatu tolak ukur
angka kesejahteraan suatu daerah ataunegara yang dilihat
berdasarkan tiga dimensi yaitu, angka harapan hidup pada
waktu lahir (life expectancy at birth), angka melek huruf
(literacy rate) dan rata-rata lama sekolah (mean years of
83Prastowo, 2002. Analisis Laporan Keuangan. Cetakan Kedua.AMP
YKPN: Yogjakarta, h. 73
Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.
61
schooling), dan kemampuan daya beli (purchasing power
parity).
Teori Lewis diakui sebagai teori umum yang
membahas proses pembangunan di Negara-negara dunia
ketiga yang mengalami kelebihan penawaran tenaga kerja.84
Untuk dapat tumbuh secara cepat, suatu negara perlu
memilih satu atau lebih pusat-pusat pertumbuhan regional
yang memiliki potensi paling kuat.
Pertumbuhan ekonomi merupakan perkembangan
fiskal produksi barang dan jasa yang berlaku disuatu negara,
seperti pertambahan dan jumlah produksi barang industri,
perkembangan infrastruktur, pertambahan jumlah sekolah,
pertambahan produksi sektor jasa dan pertambahan
produksi barang modal. Namun sangat sulit untuk
menggambarkan pertumbuhan ekonomi yang dicapai suatu
negara, sehingga ukuran yang selalu digunakan adalah
tingkat pertumbuhan pendapatan nasional riil yang
dicapai.85
Segala sesuatu yang berkaitan dengan kehidupan
khususnya kehidupan manusia tentunya mengalami sebuah
perkembangan atau suatu perubahan. Disetiap daerah yang
memiliki masyarakat majemuk akan mengalami sebuah
perubahan baik secara lambat maupun secara cepat.
Perkembangan atau perubahan ini merupakan hal yang
wajar yang terjadi dikalangan kehidupan masyarakat, hal ini
disebabkan karena setiap individu dalam masyarakat
memiliki suatu keinginan yang tidak terbatas, sehingga
84 Todaro, Michael P. dan Stephen C. Smith. 2006. Pembangunan
Ekonomi (edisi kesembilan, jilid I). Jakarta : Erlangga, h. 23 85 Sadono Sukirno, Makro Ekonomi Modern (Jakarta : PT.Raja
Grafindo Persada, 2007) h. 423
Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.
62
dengan adanya keinginan tersebut mendorong suatu
masyarakat tertentu untuk membuat perubahan-perubahan.
Perubahan yang dilakukan oleh suatu masyarakat semata-
mata hanya ingin membuat suatu daerah yang mereka
tempati agar lebih maju.
Perubahan yang terjadi dalam masyarakat sudah ada
sejak zaman dahulu kala, perubahan akan terjadi dengan
adanya usaha-usaha masyarakat setempat. Setiap
masyarakat dengan sendirinya mengalami perubahan,
perubahanperubahan yang terjadi dikalangan masyarakat
ini merupakan fenomena yang wajar dalam kehidupan
bermasyarakat. Karena manusia mempunyai suatu
kepentingan yang tak terbatas, sehingga untuk mencapainya
manusia mengalami perubahan-perubahan. Perubahan
dalam masyarakat telah dialami oleh masyarakat sejak
zaman dahulu kala, perubahan tersebut terjadi karena ada
usaha masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan
keperluan, keadaan, kondisi baru yang timbul sejalan
dengan pertumbuhan penduduk.
Penduduk merupakan unsur penting dalam kegiatan
ekonomi penduduk memegang peranan yang penting karena
ia menyediakan tenaga kerja, tenaga ahli, pimpinan
perusahaan dan tenaga keusahawan yang diperlukan untuk
menciptakan kegiatan ekonomi. Sebagai akibat dari
beberapa fungsinya ini maka penduduk bukan saja
merupakan salah satu faktor produksi, akan tetapi yang
lebih penting lagi penduduk merupakan unsur yang
menciptakan dan mengembangkan teknologi dan yang
mengorganisasi penggunaan berbagai faktor produksi. Sejak
lama telah disadari bahwa kemampuan sesuatu masyarakat
dalam mengembangkan teknologi dan menggunakan faktor-
Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.
63
faktor produksi lainnya dengan efisien tergantung kepada
taraf kemahiran dan pengetahuan masyarakat tersebut.
Oleh sebab itu dalam menguraikan hal-hal yang
berkaitan dengan masalah dengan masalah penduduk bukan
saja harus ditelaah mengenai jumlahnya, tetapi perlu pula
dperhatikan mengenai kwalitasnya. Taraf pendidikan
masyarakat merupakan salah satu faktor penting yang
menentukan kemampuan penduduk disesuatu negara, oleh
sebab itu masalah pendidikan perlu diperhatikan dalam
analisis pembangunan.86
Pertumbuhan ekonomi sendiri merupakan konsep
yang menjelaskan mengenai faktor-faktor apa saja yang
menentukan kenaikan output dalam jangka panjang serta
penjelasan mengenai bagaimana faktor-faktor tersebut
berinteraksi satu sama lain.87 Output yang dimiliki suatu
wilayah yang nantinya digunakan dalam pengukuran
pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut dipengaruhi oleh
banyak faktor baik dari dalam maupun dari luar wilayah itu
sendiri.88
Meningkatkan pertumbuhan ekonomi mutlak
dilakukan oleh negara-negara berkembang untuk mengejar
ketinggalan di bidang ekonomi dari negara-negara maju,
seperti halnya dengan Indonesia sendiri, pertumbuhan
ekonomi di Indonesia pada hakikatnya bertujuan untuk
86Sadono Sukirno. 1985. Ekonomi Pembanguna proses, masalah, dan
dasar kebijaksanaan. Jakarta, Fakultas ekonomi UI dengan Bima Grafika, h.
174 87Boediono, Gideon. 2005. Kualitas Laba: Studi Pengaruh Mekanisme
Corporate Governance dan Dampak Manajemen Laba dengan Menggunakan
Analisis Jalur. Simposium Nasional Akuntansi (SNA) VIII Solo 88Agus Saputra, 2011, Trik dan Solusi Jitu Pemrograman PHP, PT.
Elex Media Komputindo, Jakarta, h. 14
Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.
64
meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat
secara adil. 89 Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan
berkelanjutan merupakan kondisi utama menunjukan
bahwa pembangunan ekonomi sedang berjalan. Pada
mulanya upaya pembangunan negara yang sedang
berkembang berkaitan dengan upaya peningkatan
pendapatan per kapita, atau biasa disebut dengan
pertumbuhan ekonomi.90
Semula banyak yang beranggapan bahwa untuk
membedakan antara negara yang sedang berkembang
dengan negara maju yakni dilihat dari pendapatan
masyarakatnya. Indikator berhasil atau tidaknya
pembangunan semata-mata dilihat dari meningkatnya
pendapatan nasional per kapita riil, dalam arti tingkat
pertumbuhan pendapatan nasional dalam harga konstan
(setelah dideflasi dengan indeks harga) harus lebih tinggi
dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan penduduk.91
B. Teori Pertumbuhan Ekonomi
Teori pertumbuhan secara umum terbagi dalam tiga
kelompok pendekatan yaitu pendekatan klasik yang
dipelopori oleh Adam Smith, David Ricardo, Thomas Robert
Malthus dan Jhon Stuart Mill, Neo Klasik (Solow-Swan,
89 lvandry Tandiawan, Amran Naukoko dan Patrick Wauran. 2013.
Pengaruh Investasi Swasta dan Belanja Pemerintah Terhadap Pertumbuhan
Ekonomi dan Dampaknya Terhadap Kesempatan Kerja di Kota Manado Tahun 2001-2012. Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis Ekonomi
Pembangunan. Universitas Sam Ratulangi Manado, h.95 90Arsa, I Ketut, 2015.Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Alokasi
Belanja Modal Dan Pertumbuhan Ekonomi Pemerintah Kabupaten/ Kota
SeProvinsi Bali Tahun 2006 S.D. 2013.Tesis Fakultas Ekonomi dan Bisnis,
Universitas Udayana, Denpasar, h. 56 91Agustini, Hesti (2012). Studi Kualitas Pelayanan Kereta Api Tawang
Jaya Kelas Ekonomi DAOP IV Semarang. Artikel Administrasi Publik.
Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.
65
Schumpeter dan Alfred Marshall) dan modern yang dianut
oleh Rostow, HarrodDomar, Kutznet dan teori
ketergantungan.
1. Teori Pertumbuhan Klasik.92
Adam Smith dalam bukunya “An Inquiry Into the
Nature and Causes of the Wealth of Nations”,
mengemukakan faktor-faktor yang menimbulkan
pembangunan ekonomi. Menurut pandangan Adam
Smith, kebijaksanaan Laissezfaire atau sistem mekanisme
pasar akan memaksimalkan tingkat pembangunan
ekonomi yang dapat dicapai oleh suatu masyarakat.
Penduduk yang bertambah akan memperluas pasar, dan
perluasan pasar akan mendorong tingkat spesialisasi.
Dengan adanya spesialisasi akan mempertinggi tingkat
kegiatan ekonomi atau mempercepat proses
pembangunan ekonomi, karena spesialisasi akan
mendorong produktivitas tenaga kerja dan mendorong
tingkat perkembangan teknologi. Mengenai corak dan
proses pertumbuhan ekonomi, Adam Smith
mengemukakan bahwa apabila pembangunan sudah
terjadi maka proses tersebut akan terus-menerus
berlangsung secara kumulatif. Pandangan Smith yang
optimis terhadap pola proses pembangunan di atas
sangat bertentangan dengan pendapat David Ricardo dan
Malthus, yang lebih pesimis terhadap proses
pembangunan dalam jangka panjang. Karena dalam
jangka panjang menurut mereka perekonomian akan
92Widodo, Tri. 2006. Perencanaan Pembangunan. Yogyakarta: UPP
STIM YKPN .
Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.
66
mencapai “stationary state”, yaitu suatu keadaan di mana
perkembangan ekonomi tidak terjadi sama sekali.
Sedangkan perkembangan penduduk menurut
pendapat mereka, akan menurunkan kembali tingkat
pembangunan ke tahap yang rendah. Menurut David
Ricardo, pertumbuhan ekonomi merupakan proses tarik
menarik antara Law of Deminishing Return dengan
kemajuan teknologi. Sedangkan menurut Thomas Robert
Malthus, dalam pembangunan ekonomi diperlukan
pembangunan berimbang antar sektor pertanian dan
industri serta perlunya menaikkan permintaan efektif.
Dalam analisis selanjutnya, John Stuart Mill
mengemukakan bahwa dalam pembangunan ekonomi
diperlukan tabungan, tingkat laba, kemajuan teknologi,
distribusi yang adil, perluasan perdagangan luar negeri,
dan perubahan kelembagaan.
2. Teori Pertumbuhan Neo-Klasik.93
Teori pertumbuhan ekonomi Neo-Klasik
berkembang sejak tahun 1950-an. Teori ini berdasarkan
analisis-analisis mengenai pertumbuhan ekonomi
menurut pandangan ekonomi klasik. Ekonom yang
menjadi perintis pengembangan teori ini adalah Robert
Solow dan Trevor Swan yang memunculkan teori
pertumbuhan ekonomi Solow-Swan. Menurut teori ini,
pertumbuhan ekonomi tergantung kepada pertambahan
penyediaan faktor-faktor produksi (penduduk, tenaga
kerja dan akumulasi modal) dan tingkat kemajuan
teknologi.
93Widarjono, Agus. 2009. Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya.
Yogyakarta : Ekonisia, h. 62
Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.
67
Ahli ekonomi Neo-Klasik yang terkenal yaitu Yoseph
Schumpeter dalam bukunya “The Theory of Economics
Development”, menekankan tentang peranan pengusaha
dalam pembangunan. Menurutnya pembangunan
ekonomi bukan merupakan proses yang harmonis atau
gradual, tetapi merupakan perubahan yang spontan dan
terputus-putus (discontinuous). Sebagai kunci dari teori
Schumpeter adalah bahwa untuk perkembangan
ekonomi, faktor yang terpenting adalah entrepreneur,
yaitu orang yang memiliki inisiatif untuk perkembangan
produk nasional. Tokoh Neo-Klasik lainnya adalah Alfred
Marshall, menyatakan bahwa dengan tidak mengurangi
pentingnya penemuan-penemuan, baik investasi maupun
penggunaan teknik baru merupakan proses yang gradual
dan terus menerus, serta merupakan suatu mata rantai
atau rentetan dari penemuan penemuan lain.
3. Teori Pertumbuhan Ekonomi Modern.94
a. Teori Pertumbuhan Rostow
Menurut Rostow, pembangunan ekonomi adalah
suatu transformasi masyarakat tradisional menjadi
masyarakat modern, melalui tahapan:
1) Masyarakat tradisional, yaitu suatu masyarakat
yang strukturnya berkembang di dalam fungsi
produksi yang terbatas yang didasarkan pada
teknologi dan ilmu pengetahuan dan sikap yang
masih primitif, dan berfikir irasional.
2) Prasyarat lepas landas, adalah suatu masa transisi di
mana suatu masyarakat mempersiapkan dirinya
94Todaro, Michael, P. dan Stephen C. Smith. 2003 . Pembangunan
Ekonomi di Dunia. Jakarta: Erlangga, h. 31
Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.
68
atau dipersiapkan dari luar untuk mencapai
pertumbuhan yang mempunyai kekuatan untuk
terus berkembang (self-sustained growth).
3) Lepas landas, adalah suatu masa di mana
berlakunya perubahan yang sangat drastis dalam
masyarakat seperti revolusi politik, terciptanya
kemajuan yang pesat dalam inovasi, atau berupa
terbentuknya pasar baru
4) Tahap kematangan, adalah suatu masa di mana
suatu masyarakat secara efektif menggunakan
teknologi modern pada sebagian besar faktor-faktor
produksi dan kekayaan alam.
5) Tahap konsumsi tinggi, adalah suatu masyarakat di
mana perhatiannya lebih menekankan pada
masalah konsumsi dan kesejahteraan masyarakat,
bukan lagi pada masalah produksi.95
b. Teori Pertumbuhan Kuznet
Menurut Kuznets, pertumbuhan ekonomi adalah
kenaikan kapasitas dalam jangka panjang dari negara
yang bersangkutan untuk menyediakan berbagai
barang ekonomi kepada penduduknya. Kenaikan
kapasitas itu sendiri ditentukan atau dimungkinkan
oleh adanya kemajuan atau penyesuaian-penyesuaian
teknologi, institusional (kelembagaan) dan ideologis
terhadap berbagai tuntutan yang ada. Masing-masing
dari ketiga komponen pokok, yaitu:
95 Sumodiningrat, Gunawan.1994. Ekonomi Produksi. Yogyakarta :
Gajahmada University Press, h. 87
Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.
69
1) Kenaikan output secara berkesinambungan adalah
manifestasi atau perwujudan dari apa yang disebut
sebagai pertumbuhan ekonomi, sedangkan
kemampuan menyediakan berbagai jenis barang itu
sendiri merupakan tanda kematangan ekonomi
(economic maturity) di suatu negara yang
bersangkutan.
2) Perkembangan teknologi merupakan dasar atau
prakondisi bagi berlangsungnya suatu pertumbuhan
ekonomi secara berkesinambungan, ini adalah suatu
kondisi yang sangat diperlukan, tetapi tidak cukup
itu saja (jadi, disamping perkembangan atau
kemajuan teknologi, masih dibutuhkan faktor-faktor
lain).
3) Guna mewujudkan potensi pertumbuhan yang
terkandung di dalam teknologi baru, maka perlu
diadakan serangkaian penyesuaian kelembagaan,
sikap, dan ideologi. Inovasi di bidang teknologi
tanpa dibarengi inovasi sosial berarti potensi ada,
akan tetapi tanpa input komplementernya maka hal
itu tidak bisa membuahkan hasil apapun.96
c. Teori Pertumbuhan Harrod-Domar
Harrod-Domar adalah ahli ekonomi yang
mengembangkan analisis Keynes yang menekankan
tentang perlunya penanaman modal dalam
menciptakan pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu
menurutnya setiap usaha ekonomi harus
menyelamatkan proporsi tertentu dari pendapatan
96Sukirno, Sadono. 2004. Makroekonomi: Teori Pengantar. Jakarta :
PT Raja Grafindo Pustaka, h. 65
Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.
70
nasional yaitu untuk menambah stok modal yang akan
digunakan dalam investasi baru. Menurut Harrod-
Domar, ada hubungan ekonomi yang langsung antar
besarnya stok modal dan jumlah produksi nasional.97
d. Teori Ketergantungan
Teori ketergantungan ini pertama kali
dikembangkan di Amerika Latin pada tahun 1960-an.
Menurut para pengikut teori ini, keterbelakangan
(underdevelopment) negara-negara Amerika Latin
terjadi pada saat masyarakat prakapitalis tersebut
tergabung ke dalam sistem ekonomi dunia kapitalis.
Dengan demikian masyarakat tersebut kehilangan
otonominya dan menjadi daerah pinggiran dari
daerah-daerah metropolitan yang kapitalis. Dalam
teori ketergantungan ini ada dua aliran yaitu aliran
Marxis-Neo Marxis dan aliran NonMarxis.
Aliran yang pertama menggunakan kerangka
teori imperialisme yang tidak membedakan secara
tajam antara struktur internal dan eksternal, karena
kedua struktur tersebut dipandang sebagai faktor yang
berasal dari sistem kapitalis dunia itu sendiri. Selain
itu, aliran ini mengambil perspektif perjuangan
internasional antara pemilik modal dengan kaum
buruh. Oleh karena itu, menurut teori ini,
pembangunan ekonomi untuk daerah pinggiran adalah
dengan cara melakukan revolusi. Sedangkan aliran
kedua melihat masalah ketergantungan dari perspektif
nasional atau regional. Di mana aliran ini dengan tegas
97 Sugiyono. 2007. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : CV
ALFABETA, h. 13
Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.
71
membedakan keadaan di dalam negeri dan luar negeri.
Menurut aliran ini, struktur dan kondisi internal dilihat
sebagai faktor yang berasal dari sistem itu sendiri
walaupun tetap dipengaruhi oleh faktor eksternal.
Sehingga yang perlu ditekankan untuk melakukan
pertumbuhan ekonomi adalah melakukan
pembaharuan yang diperlukan secara internal untuk
menentukan sikap terhadap faktor eksternal.98
C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan
Ekonomi di Indonesia
Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan
kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang
dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat bertambah dan
kemakmuran masyarakat meningkat. Masalah pertumbuhan
ekonomi dapat dipandang sebagai masalah makroekonomi
dalam jangka panjang. Dari satu periode ke periode lainnya
kemampuan suatu negara untuk menghasilkan barang dan
jasa akan meningkat. Kemampuan yang meningkat ini
disebabkan karena faktor-faktor produksi akan selalu
mengalami pertambahan dalam jumlah dan kualitasnya.
Investasi akan menambah jumlah barang modal. Teknologi
yang digunakan menjadi berkembang.
Disamping itu tenaga kerja bertambah sebagai akibat
perkembangan penduduk, dan pengalaman kerja dan
pendidikan menambah ketrampilan mereka. Perkembangan
kemampuan memproduksi barang dan jasa sebagai akibat
pertambahan faktor-faktor produksi pada umumnya tidak
98Samuelson, Paul A. Dan Nordhaus William D. 2004. Ilmu Makro
Ekonomi. Jakarta : PT Media Global Edukasi, h. 42
Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.
72
selalu diikuti oleh pertambahan produksi barang dan jasa
yang sama besarnya. Pertambahan potensi memproduksi
kerap kali lebih besar dari pertambahan produksi yang
sebenarnya. Dengan demikian perkembangan ekonomi
adalah lebih lambat dari potensinya. Pertumbuhan ekonomi
mencerminkan kegiatan ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi sebagai suatu proses yang
mengukur keberadaan kegiatan ekonomi yang dilakukan
dalam menciptakan output. Hal ini mengandung makna
bahwa untuk menghasilkan suatu output dalam proses
produksi maka penggunaan faktor-faktor produksi akan
sangat menentukan. Tentunya dilakukan dengan bertitik
tolak kepada prinsip efisiensi sehingga memberikan hasil
yang lebih bagi kepentingan pertumbuhan ekonomi itu
sendiri. Demikian pula keberadaan faktor-faktor produksi
untuk memacu pertumbuhan ekonomi saling berkaitan
penggunaannya dalam memacu pertumbuhan ekonomi.99
1. Sumber daya manusia atau penduduk
Dalam proses pembangunan sebagaimana proses
produksi bahwa keberadaan penduduk adalah faktor
utama sebagai motivator (penggerak) dan keberadaannya
perlu mendapat perhatian yang serius dan dapat
membahayakan pembangunan itu sendiri dalam
perkembangannya. Penduduk yang terus mengalami
kenaikan sekaligus akan memperbesar perkembangan
jumlah tenaga kerja sehingga diperlukan upaya
menyediakan dan meningkatkan barang kebutuhan
penduduk itu sendiri. Kuantitas penduduk terus
99Syahrir Hakim Nasution, 2013. “Peran Kredit Usaha Rakyat (KUR)
Bagi Pengembangan UMKM Di Kota Medan : Studi Kasus Bank BRI”,
Jurnal Ekonomi dan Keuangan, Vol. 1, No. 3.
Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.
73
menunjukkan peningkatan, tetapi bagaimana dengan
aspek kualitas penduduk itu sendiri. Tingkat pendidikan
dan keterampilan menjadi masalah utama sehingga
peningkatan kedua aspek ini tidak hanya akan
meningkatkan produktivitas, tetapi lebih jauh
mengakibatkan peningkatan produksi.
Masalah utama yang dihadapi berbagai negara
dalam perkembangannya dewasa ini tidak hanya
menyangkut bagaimana upaya yang perlu dilakukan
untuk memacu pertumbuhan ekonomi tetapi bagaimana
mengendalikan jumlah penduduk yang semakin
meningkat. Keberhasilan program keluarga berencana
dan peningkatan kualitas penduduk merupakan salah
satu jawaban yang tepat, namun masih menunggu waktu
dalam perjalanannya disebabkan oleh tekanan penduduk
yang terus meningkat.100
2. Sumber daya lahan dan kekayaan lainnya
Lahan dan kekayaan lainnya merupakan karunia
illahi yang perlu dijaga kelestariannya dalam proses
keberhasilan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.
Pemanfaatan lahan dan sumber daya lainnya perlu
dilakukan secara efektif disebabkan oleh keberadaannya
yang terbatas sehingga warisan leluhur ini dapat benar-
benar berguna bagi perkembangan penduduk sepanjang
masa. Kegagalan meningkatkan kesejahteraan penduduk
tidak hanya disebabkan oleh kenaikan penduduk yang
begitu cepat dibandingkan pertumbuhan ekonomi, tetapi
100 Kusmuljono, B.S. 2009. Menciptakan Kesempatan Rakyat
Berusaha. Bogor : IPB Press.
Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.
74
dapat disebabkan oleh kegagalan memanfaatkan sumber
daya yang tersedia.
Pemanfaatan sumber daya lahan dan kekayaan
lainnya tidak hanya mampu meningkatkan produksi
nasional, tetapi lebih jauh dapat memberikan keuntungan
bagi pihak yang mengelolanya. Indonesia yang dikarunia
lahan dan sumber daya lainnya dalam perkembangannya
belum mampu meningkatkan kesejahteraan penduduk
yang berarti dibanding Belanda, Jepang dan Korea yang
tidak mempunyai kekayaan alam yang berarti. Dalam
kenyataannya sumber daya manusia yang tersedia
mampu memanfaatkan ketersediaan lahan dan sumber
daya lainnya di negara tersebut ternyata mampu untuk
meningkatkan kesejahteraan penduduk. Hal ini
mengungkapkan bagaimana keterkaitan diantara
penduduk sekaligus tenaga dengan sumber daya lahan
dan kekayaan lainnya dalam pembangunan ekonomi.101
3. Barang-barang modal dan teknologi
Barang modal memegang peranan penting dalam
memacu pertumbuhan ekonomi dalam rangka efisiensi
sehingga perannya sangat tinggi. Tanpa adanya teknologi
maka tidak akan mungkin menghasilkan kain, bercocok
tanam kurang menghasilkan buah dan sayur yang baik
dan lainnya sehingga pengertian barang-barang modal
menjadi lebih luas. Barang-barang modal dan teknologi
memegang peranan penting dalam mewujudkan
kemajuan ekonomi yang maju. Apabila penggunaan
101 Nursandy, Michell Rinda. 2013. Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Pendapatan Pengusaha Tape di Desa Sumber Tengah
Kecamatan Binakal Kabupaten Bondowoso. Jember: Universitas Jember, h.
13
Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.
75
barang-barang modal meningkat dan tidak diikuti oleh
penggunaan teknologi yang maju maka kemajuan yang
akan dicapai tidak akan terwujud. Hal ini berarti bahwa
antara barang-barang modal dan teknologi akan berjalan
seiringan, tanpa penggunaan teknologi tinggi maka
produktivitas barang-barang modal tidak akan
mengalami perubahan. Kemajuan teknologi menimbulkan
efek positif dalam pertumbuhan ekonomi, dan oleh
karenanya pertumbuhan ekonomi menjadi lebih pesat.
Efek yang utama adalah:102
a. Kemajuan teknologi dapat mempertinggi keefisienan
kegiatan memproduksi sesuatu barang. Kemajuan
seperti itu akan menurunkan biaya produksi dan
meninggikan jumlah produksi.
b. Kemajuan teknologi menimbulkan penemuan barang-
barang baru yang belum pernah diproduksikan
sebelumnya. Kemajuan seperti itu menambah barang
dan jasa yang dapat digunakan masyarakat
c. Kemajuan teknologi dapat meninggikan mutu barang-
barang yang diproduksikan tanpa meningkatkan
harganya.
Pertumbuhan ekonomi dapat bernilai positif dan
dapat pula bernilai negatif. Jika pada suatu periode
perekonomian mengalami pertumbuhan positif, berarti
kegiatan ekonomi pada periode tersebut mengalami
peningkatan. Sedangkan jika pada suatu periode
perekonomian mengalami pertumbuhan negatif, berarti
kegiatan ekonomi pada periode tersebut mengalami
102Kasmir. 2004. Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta: PT Bumi Aksara
Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.
76
penurunan. “Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah
ekonomi dalam jangka panjang”.103
Hal ini didasari oleh tiga alasan. Pertama, penduduk
selalu bertambah. Bertambahnya jumlah penduduk berarti
angkatan kerja juga selalu bertambah. Pertumbuhan
ekonomi akan mampu menyediakan lapangan kerja bagi
angkatan kerja. Jika pertumbuhan ekonomi yang mampu
diciptakan lebih kecil dari pada pertumbuhan angkatan
kerja, hal ini mendorong terjadinya pengangguran. Kedua,
selama keinginan dan kebutuhan selalu tidak terbatas,
perekonomian harus selalu mampu memproduksi lebih
banyak barang dan jasa untuk memenuhi keinginan dan
kebutuhan tersebut. Ketiga, usaha menciptakan kemerataan
ekonomi (economic stability) melalui retribusi pendapatan
(income redistribution) akan lebih mudah dicapai dalam
periode pertumbuhan ekonomi yang tinggi.
Menurut Kuznet pertumbuhan ekonomi adalah
proses peningkatan kapasitas produksi dalam jangka
panjang dari suatu negara untuk menyediakan barang
ekonomi kepada penduduknya. Menurut Todaro
pertumbuhan ekonomi dapat dipengaruhi oleh beberapa
faktor, yaitu:104
1. Pertumbuhan penduduk dan angkatan kerja
Pertumbuhan penduduk sangat berkaitan dengan
jumlah angkatan kerja yang bekerja yang notabenya
merupakan salah satu faktor yang akan mempengaruhi
pertumbuhan ekonomi. Kemampuan pertumbuhan
103Sadono Sukirno, Teori Pengantar Makro Ekonomi, Edisi Ketiga,
Cetakan 15, Jakarta: Grafindo Persada, 2004, h. 421 104Kuznets, Simon. 1955. Economic Growth and Income Inequality.
The American Economic Review. Volume XLV, h. 95
Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.
77
penduduk ini dipengaruhi seberapa besar perekonomian
dapat menyerap angkatan kerja yang bekerja produktif
2. Akumulasi modal
Akumulasi modal merupakan gabungan dari
investasi baru yang di dalamya mencakup lahan,
peralatan fiskal dan sumber daya manusia yang digabung
dengan pendapatan sekarang untuk dipergunakan
memperbesar output pada masa datang.
3. Kemajuan teknologi
Kemajuan teknologi menurut para ekonom
merupakan faktor terpenting dalam terjadinya
pertumbuhan ekonomi. Hal ini disebabkan karena
kemajuan teknologi memberikan dampak besar karena
dapat memberikan cara-cara baru dan menyempurnakan
cara lama dalam melakukan suatu pekerjaan.105
Menurut Sadono alat untuk mengukur keberhasilan
perekonomian suatu wilayah adalah pertumbuhan ekonomi
wilayah itu sendiri. Perekonomian wilayah akan mengalami
kenaikan dari tahun ketahun dikarenakan adanya
penambahan pada faktor produksi. Selain faktor produksi,
jumlah angkatan kerja yang bekerja juga akan meningkat
dari tahun ke tahun sehingga apabila dimanfaatkan dengan
maksimal maka akan meningkatkan pertumbuhan
ekonomi.106
Ada beberapa alat pengukur dalam pertumbuhan
ekonomi, yaitu:
105Todaro, M.P. dan Smith Stephen. C. 2003. Pembangunan Ekonomi
di Dunia Ketiga. Edisi kedelapan. Jilid 2. Jakarta: Erlangga, h. 54 106 Sukirno, Sadono, 2000. Makro Ekonomika Modern, PT. Rasa
Grafindo Persada : Jakarta, h. 31
Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.
78
1. Produk domestik bruto (PDB)
Produk Domestik Bruto/Produk Domestik Regional
Bruto apabila ditingkat nasional adalah jumlah barang
dan jasa yang dihasilkan oleh suatu perekonomian dalam
satu tahun dan dinyatakan dalam harga pasar.
2. Produk domestik regional bruto per kapita
Produk domestik bruto per kapita dapat digunakan
sebagai alat ukur pertumbuhan yang lebih baik dalam
mencerminkan kesejahteraan penduduk dalam skala
daerah. Model pertumbuhan ekonomi neoklasik yang
dikemukakan oleh Solow menyatakan bahwa persediaan
modal dan angkatan yang bekerja dan asumsi bahwa
produksi memiliki pengembalian konstan merupakan hal-
hal yang mempengaruhi besaranya output. Model
pertumbuhan Solow juga dirancang untuk mengetahui
apakah tingkat tabungan, stok modal, tingkat populasi
dan kemajuan teknologi mempunyai dampak terhadap
pertumbuhan ekonomi.107
Pembangunan ekonomi dan pertumbuhan ekonomi
merupakan dua aspek yang tidak dapat dipisahkan.
Pertumbuhan ekonomi dapat dilihat dari pertumbuhan
Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) menurut
harga konstan. Pertumbuhan ekonomi di daerah dapat
dilihat menggunakan PDRB per kapita sehingga diketahui
apakah kesejahteraan masyarakat sudah tercapai atau
belum.
107Solow, Robert. 1956. A Contribution to The Theory of Economic
Growth. Quarterly Journal of Economics (The MIT Press), h. 65
Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.
79
Menurut pandangan ahli ekonomi klasik, beberapa
faktor yang mempengaruhi dalam pertumbuhan ekonomi
antara lain Penduduk, Tenaga kerja, Kapital, Sumber Daya
Alam berupa tanah dan kekayaan alam dan Tekhnologi. Neo
klasikal Ekonom juga percaya bahwa untuk meningkatkan
perekonomian jangka panjang dalam laju pertumbuhan
ekonomi yaitu dengan cara peningkatan produktivitas
tenaga kerja dan modal.108
Faktor yang menunjang dalam peningkatan jumlah
modal dapat berasal dari lembaga keuangan seperti bank
yang berupa pinjaman atau kredit yang memiliki proksi
dengan modal. Kredit merupakan perjanjian-pinjaman yang
diberikan oleh pihak bank kepada debitur, dimana debitur
diberikan kewajiban untuk membayar dikemudian hari
dengan bunga dan pembagian keuntungan bersama. Kredit
sangat berguna untuk menambah jumlah produktivitas
modal fisik. Dengan pinjaman kredit maka akan bertambah
jumlah pengusaha yang sangat berperan dalam
pertumbuhan ekonomi. Fenomena yang terjadi dalam
perekonomian adalah kondisi kebutuhan dalam
perekonomian yang terus meningkat tanpa dibarengi
dengan pertambahan pendapatan.
Bertambahnya kebutuhan membuat manusia sebagai
makhluk ekonomi berupaya memenuhi segala
kebutuhannya yang semakin kompleks. Sejatinya kebutuhan
pokok tidak akan dapat di elakkan, jika kebutuhan ini tidak
dapat dipenuhi akan mengganggu kelangsungan hidup
seseorang. Kebutuhan yang terus bertambah agaknya tidak
108 Kerlinger, Fred. N. 2002. Asas-asas Penelitian Beharioral. Edisi
Ketiga (Penerjemah: Landung R. Simatupang). Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.
80
diiringi dengan bertambahnya penghasilan yang dimiliki,
sehingga masyarakat terus berupaya untuk dapat memenuhi
kebutuhannya dengan beragam cara agar dapat
memaksimumkan kepuasannya salah satunya dengan
pinjaman/kredit. Hal ini berguna meningkatkan
kesejahteraan dalam kehidupannya di masa sekarang dan
masa yang akan datang.
Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.
81
BAB 5
STRATEGI DAYA SAING DALAM
USAHA EKONOMI
A. Konsep Strategi Daya Saing Usaha Ekonomi
Seorang ahli strategi dari Amerika bernama Lewit
pada tahun 1960 mengemukakan teorinya mengenai siklus
hidup produk. Penekanan lewit adalah pada kebutuhan
konsumen dan diferesiansi produk untuk mendapatkan
posisi produk sesuai dengan keragaman faktor teknik,
komersial dan keuangan. Konsep klasik berorientasi pada
diverisifikasi yang melibatkan faktor ekonomi, bisnis,
teknologi dan keuangan. Dalam hal ini keuntungan strategi
adalah yang terkait dengan spesifikasi konsumen, biaya
rendah dan kombinasi keduanya melalui tahapan diagnostik,
posisi citra dan perumusan strategi.109
Sedangkan Konsep strategi modern dapat dibedakan
dalam kriteria sederhana yang berisi aspek marketing,
keuangan dan teknologi. Konsep strategi modern dengan
prinsip multikriteria, pada konsep ini ditekankan aspek
ekonomi industry dan analisis strategi sektoral dengan
luaran berupa strategi generik. Konsep modern berorientasi
pada strengths, weaknesses, oputunities, dan threats, yang
menghasilkan faktor pendorong, penghambat dan potensi.
Asumsi dasar yang melandasi adalah organisasi harus
109Musa Hubeis Dan Muhamad Najib, Managemen Strategi Dalam
Pengembangan Daya Saing Organisasi, (Jakarta: PT Elex Media
Komputindo, 2014), h. 13.
Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.
82
menyelaraskan aktivitas internalnya dengan realitas
eksternal agar dapat mencapai tujuan yang ditetapkan.
Peluang tidak akan berarti manakala perusahaan tidak
mampu memanfaatkan peluang tersebut.110
Adapun konsep strategi alternatif dapat digunakan
organisasi untuk membangun daya saingnya, Hubeis
menkombinasikan konsep klasik dan modern dengan
merumuskan metode PRECOM (pre- Commercialuation)
metode PRECOM merupakan teknik pendekatan diagnosis
komprehensif terpadu dan dinamis dalam kontes
industrialisasi atau pendekatan produk (barang/jasa) yang
didukung oleh seperangkat analisis yang saling mendukung
dan melengkapi untuk mendapatkan beberapa perubahan
penting dari hal yang dikaji, metode PRECOM memiliki
kemampuan untuk mengidentifikasi dan mendeskripsikan
memberikan pemecahan dri suatu kegiatan tertentu
berdasarkan data primer dan sekunder.111
Dalam berkompetisi memerlukan strategi. Setiap
strategi memiliki keunikan. Tidak ada suatu strategi
kompetisi khususnya dalam usaha ekonomi yang paten dan
dapat menjadi rumusan yang unggul dan sesuai dengan
semua usaha ekonomi. Karena setiap usaha memiliki
kebutuhan, tujuan dan lingkungan yang berdeda. Oleh
karenanya setiap usaha memiliki strategi yang berbeda
dalam memenuhi keperluan sehari-hari. Perbedaan tersebut
dipengaruhi oleh beberapa faktor:
110Ibid., h. 15 111Ibid., h. 17
Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.
83
1. Struktur segmentasi112, bagaimana cara membagi pasar
berdasarkan variable-variabel tertentu seperti geografi,
demografi, psikologi, perilaku, pasar persaingan
sempurna, pasar monopoli, pasar monopolistis, pasar
oligopoli dan akhirnya ke variaber terkecil yaitu individu.
2. Jenis usaha dan produk113, barang yang ditawarkan ke
pasar dan juga usaha haruslah yang baik. Perbedaan
usaha dan produk akan membedakan strategi yang
dipergunakan.
3. Intensitas kompetisi, menyebabkan kompetisi akan
berkembang sejalan dengan intensitas di lapangan secara
dinamis.
4. Posisi tempat114. Tempat sangat mempengaruhi di dalam
pemasaran produk. Tempat pasar sebagai market leader,
market follower, maupun market nicher sudah pasti akan
mempengaruhi strategi kompetisi yang akan diambil.
5. Adanya kompetitor utama 115 . Untuk merebut pasar,
perusahaan harus memiliki strategi dengan para
112Thorik Gunara dan Utus Hardiono Sudibyo (2007), Marketing Nabi
Muhammad SAW, Strategi Andal dan Jitu Praktik Bisnis Nabi Muhammad
SAW. MadaniA Prima, Imprint dari Salamadani Pustaka Semesta, PT Karya
Kita, Bandung-Indonesia, h. 12. 113 Abdullah Sahroni (2015), “Implementasi Strategi Pemasaran
Rasulullah Dalam Konteks Kontemporer (Analisis di Swalayan Pamella
Yogyakarta dan La Tansa Gontor Ponorogo)”, Jurnal. Jurnal Millah Vol. XV, No. 1, Agustus 2015, h. 122.
114Abdullah Sahroni (2015), Ibid., h. 123. 115Claudia Vanesha Pitoy, Altje Tumbel dan Maria Tielung (2013),
“Analisis Strategi Bersaing Dalam Persaingan Usaha Bisnis Document
Solution (Studi Kasus Pada PT. Astragraphia, Tbk Manado)”, Jurnal. Jurnal
Berkala Ilmiah Efisiensi Volume 16 No. 03 Tahun 2016, Jurusan
Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Sam Ratulangi,
Manado 95115, Indonesia, h. 311.
Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.
84
kompetitor, agar dapat mempermudah perusahaan
membuat langkah kebijakan strategis untuk maju.
6. Penetapan harga 116 sangat penting karena dalam
realitanya harga berpengaruh terhadap kepuasan dan
persepsi konsumen.
Strategi umum yang digunakan dalam berkompetisi
sebagaimana diadopsi dari strategi perang117, adalah;
1. Strategi bertahan. Strategi ini dipergunakan dalam
menghadapi serangan para persaingan dengan cara
berusaha meningkatkan penjualan melalui perluasan
jangkauan pemasaran. Dengan demikian menjadi
tantangan bagi perusahaan agar tetap semangat dalam
berkompetisi melangkah untuk dapat maju ke depan.
Salah satu langkahnya adalah dengan meluncurkan
produk baru.
2. Strategi menyerang. Cara ini sering dilakukan oleh
perusahaan besar yang sudah memiliki kekuatan untuk
116Mariza Shabastian dan Hatane Samuel (2013), Pengaruh Strategi
Harga dan Strategi Produk Terhadap Brand Loyalty di Tator Café Surabaya
Town Square”, Jurnal. Jurnal Manajemen Pemasaran Vol. 1, No. 1, (2013)
1-9, Manajemen Pemasaran, Universitas Kristen Petra. Jl. Siwalankerto 121-
131, Surabaya, h. 3. 117 Buku yang terkenal dalam strategi berperang secara efektif dan
efisien adalah “The Art of War” Yang ditulis oleh Sun Tzu, kebangsaan Cina.
Buku ini digunakan sebagai panduan dalam hidup secara umum, mulai dari
mengasah kemampuan personal, bergerak bersama orang-orang sekitar dalam
mencapai tujuan, hingga mencapai karir yang lebih tinggi lagi dalam pekerjaan. Pemikiran Sun Tzu yang tertuang di dalam buku ini awalnya
sangat terkenal dan berpengaruh pada militer Cina klasik, dan hingga saat ini
sangat berpengaruh pada segala aspek kehidupan, terutama di bidang
manajemen bisnis/pedagangan. Bukunya sudah diterjemahkan dalam ke
dalam bahasa Prancis, Inggris dan berbagai bahasa di dunia. Buku ini ditulis
dalam Bahasa Inggris yang diambil dari pemikiran Sun Tzu oleh, Robert
Green (2006), The 33 Strategies of War. Viking Published by the Peguin
Group (USA) Inc., 375 Hudson Street, New York 10014, U.S.A.
Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.
85
melakukan penyerangan di pasar, dengan memiliki
market leader yang sudah menguasai pangsa pasar secara
solid.
3. Strategi serangan lambung. Strategi ini digunakan untuk
menyerang titik kelemahan lawan dengan memberikan
sebuah surprise. Berupa harga promosi yang rendah,
bentuk produk baru, memiliki ciri khas dalam kemasan
dan bonus-bonus/hadiah untuk para konsumen. Dengan
cara ini dapat meningkatkan keberhasilan dalam
berkompetisi.
4. Strategi gerilya. Merupakan strategi pemasaran yang
kreatif, berbiaya rendah, dan non-konvensional, yang
didesain untuk memberikan keunggulan bersaing
perusahaan kecil terhadap pesaing yang lebih besar, lebih
makmur, dan lebih kuat. Keberhasilan memasarkan suatu
produk tidak harus menghabiskan banyak uang
5. Strategi penyerangan udara. Strategi udara biasa
dipergunakan melalui media elektronik berupa iklan.
Strategi ini dilakukan oleh perusahaan yang memiliki
anggaran iklan yang bernilai besar. Dengan adanya iklan
ini, jangkauan pasar akan semakin besar dan nyata.
Strategi serangan udara memerlukan anggaran yang
besar, tetapi dengan pengelolaan yang baik akan tetap
bisa efisien.
6. Strategi serangan darat. Strategi serangan darat
mengandalkan kekuatan tenaga penjual dan promosi
penjualan. Promosi ini dapat dilakukan di level pedagang
atau langsung ke level konsumen. Promosi penjualan
yang dikomunikasikan secara baik akan menghasilkan
peluang yang mengawali gerakan penjualan yang
meningkat.
Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.
86
B. Daya Saing Dari Segi Promosi dan Pemasaran
Strategi dari segi promosi adalah cara untuk
mensosialisasikan produk yang ditawarkan suatu
perusahaan melalui berbagai media dan cara. Dalam
mempromosikan suatu produk harus mengedepankan
kejujuran dan menjauhi unsur penipuan. Promotion mix
adalah kombinasi yang paling baik dari variabel-variabel
periklananan (advertising, pemasaran langsung (dirret
marketing), promosi penjualan (sales marketing), hubungan
masyarakat (public relation) dan penjualan perseorangan
personal selling yang semuanya direncanakan untuk
membantu pencapaian tujuan program penjualan
perusahaan.118 Dalam islam mempromosikan suatu barang
boleh saja, hanya saja dalam berpromosi tersebut seseorang
harus mengedepankan faktor kejujuran dan menjauhi faktor
penipuan, disamping itu faktor yang digunakan tidak
bertentangan dengan syariat islam.
Dalam kegiatan promosi terdapat keutamaan yang
menjadi fokus dalam mempromosikan suatu produk, antara
lain:
1. Jumlah dan promosi
2. Pembeli sasaran yang dituju
3. Personal selling
4. Mess selling
5. Promosi penjualan
6. Public relation
118 Musa Hubeis dan Muhamad Najib, Managemen Strategi Dalam
Pengembangan Daya Saing Organisasi, (Jakarta: PT Elex Media
Komputindo, 2014), h. 17
Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.
87
Kotler dan Amstrong mendefinisikan bauran
pemasaran sebagai perangkat alat pemasaran Praktis yang
dapat dikendalian, yang dipadukan oleh perusahaan untuk
menghasilkan respon yang diinginkan dalam pasar sasaran.
Bauran pemasaran terdiri dari segala sesuatu yang dapat
mempengaruhi permintaan produk. Kemungkinan yang
banya itu dapat digolongkan menjadi empat kelompok
variabel yang dikenal sebagai “empat P”: Produk, price, place
and promotion. (produk, harga, distribusi, promosi). 119
Empat P dalam marketing mix yaitu:
1. Product (Produk)
Menurut Philip kotler produk adalah sesuatu yang
dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian
untuk dibeli, untuk digunakan, atau untuk dikonsumsi,
yang dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan. 120
Dalam strategi produk yang harus kita lakukan dalam
mengembangkan produk adalah:
a. Menentuan logo dan moto, logo merupakan ciri khas
suatu perusahaan sedangkan, moto merupakan
serangkaian visi misi
b. Menciptakan merek, karena jasa memiliki beraneka
ragam, maka setiap jasa harus memiliki nama.
Tujuannya agar mudah dikenal dan diingat
c. Menciptakan kemasan. Kemasan merupakan
pembungkus suatu produk. Dalam hal ini kemasan
lebih diartikan kepada pemberian pelayanan atau jasa
kepada para konsumen
119Tjiptono, Strategi Bauran Pemasaran, h. 25. 120 Kotler Dan Amstrong, Prinsip-Prinsip Pemasaran, ( Jakarta:
Erlangga, 2001), Jilid Led. CET 8. h. 346.
Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.
88
Dalam strategi produk, perusahaan harus dapat
melihat produk apa yang lebih dibutuhkan dan diinginkan
oleh pembeli sehingga perusahaan dapat memperoleh
banyak konsumen. Selain itu kualitas dan keberadaan
produk juga harus diperhatikan sehingga tidak berpotensi
terjadi penipuan.
2. Price (Harga)
Harga adalah jumlah uang yang harus dibayar oleh
pelanggan untuk memperoleh suatu produk. Dalam
konsep islam, penentuan harga ditentukan oleh
mekanisme pasar, yakni bergantung pada kekuatan-
kekuatan permintaan dan penawaran. Dan pertemuan
antara permintaan dan penawaran itu harus berlangsung
secara sukarela. Ini berkmakna tidak ada yang
menganiaya dan menzalimi.
3. Place (Tempat Distribusi)
Distribusi termasuk aktivitas perusahaan untuk
membuat produk tersedia bagi konsumen sasaran. Setiap
perusahaan haruslah memiliki pandangan saluran
distribusi keseluruhan terhadap masalah distribusi dari
produknya ke pemakai akhir. Dalam usaha untuk
menapai tujuan sasaran dan sasaran perusahaan
melakuan kegiatan penyaluran. Penyaluran merupakan
kegiatan penyampaian produk sampai ke tangan si
pemakai atau konsumen pada waktu yang tepat.
4. Promotion (Promosi)
Secara garis besar ada tiga macam sarana promosi
yang dapat digunakan oleh perusahaan yaitu:121
121Asmir, Pemasaran Bank, (Jakarta, Kencana,2004), h. 176-177.
Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.
89
a. Periklanan (advertising) merupakan promosi yang
dilakukan dalam bentuk tayangan atau gambar atau
kata-kata yang tertuang dalam spanduk, brosur, koran,
majalah, televisi atau radio
b. Publisitas (publicity), merupakan promosi yang
dilakukan untuk meningkatkan citra
c. Penjualan pribadi, merupakan promosi yang dilakukan
melalui pribadi-pribadi karyawan setempat yang
mempengaruhi nasabah.
C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Daya Saing
Indonesia merupakan sebuah negara yang menganut
sistem perekonomian terbuka. Hal ini mengakibatkan arus
perdagangan antara Indonesia dan negara lainnya semakin
meningkat. Dasar suatu negara melakukan perdagangan
dengan negara lain dikarenakan tidak semua kebutuhan
dapat dipenuhi di dalam negeri. Masing-masing negara akan
memproduksi jenis produk yang berbeda karena adanya
perbedaan kondisi iklim, potensi lahan dan budaya satu
sama lain. Namun, tidak semua produk diperdagangkan
karena daya saing yang rendah atau bahkan tidak memiliki
daya saing. Kemajuan perekonomian suatu negara di pasar
internasional dapat diukurdari keberhasilannya
meningkatkan daya saingnya secara terus menerus. Daya
saing suatu negara akan meningkat seiring dengan
peningkatan ekspor dari negara tersebut.
Semakin terbukanya perdagangan dunia menuju
bebas hambatan menyebabkan ekspor menjadi perhatian
dalam memicu pertumbuhan ekonomi.
Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.
90
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi daya saing
adalah sebagai berikut:122
1. Lokasi
Memperhatikan lokasi usaha sangat penting untuk
kemudahan konsumen dan menjadi faktor utama bagi
kelangsungan usaha. Menurut frans letak atau lokasi akan
menjadi sangat penting untuk memenuhi kebutuhan
pelanggan dalam berkunjung.
2. Harga
Menurut Sunarto harga adalah jumlah dari seluruh
nilai yang ditukar kemampuan atas manfaat-manfaat
memiliki atau menggunakan produk atau jasa tersebut.
Harga menentukan apakah sebuah supermarket,
minimaret, atau swalayan banyak dikunjungi konsumen
atau tidak. Faktor harga juga mempengaruhi pada
seorang membeli untuk mengambil keputusan. Harga
juga berhubungan dengan diskon, pemberian kupon
berhadiah dan kebijaan penjualan.
3. Pelayanan
Program pelayanan seringkali menjadi pokok
pemikiran pertama seorang pengelola supermarket atau
minimarket. Pelayanan melalui produk berarti konsumen
dilayani sepenuhnya melalui persediaan produk yang ada,
Produk yang bermutu, Pelayanan melalui kemampuan
fisik lebih mengacu kepada kenyamanan peralatan,
tempat parkir yang nyaman, penerangan ruangan yang
baik, juga keramahan dari karyawan.
122Kasmir, Kcwirausahaan Edisi Revisi Cet Ke 10,(PT.RajaGrafindo
Persada, Jakarta, 2014), h. 42
Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.
91
4. Mutu dan kualitas
Keyakinan untuk menenangkan persaingan pasar
akan sangat ditentukan oleh kualitas produk yang
dihasilkan perusahaan. Berkenaan dengan kualitas
produk, kualitas produk ditujukan oleh kesesuaian
spesifikasi desainnya. Jadi suatu perusahaan memiliki
daya saing apabila perusahaan itu menghasilkan produk
yang berkualitas dalam arti sesuai dengan kebutuhan
pasarnya.
5. Promosi
Semakin sering suatu supermarket atau swalayan
melakukan promosi, semakin banyak pengunjung dalam
memenuhi kebutuhannya. Promosi bisa dilakukan melalui
berbagai iklan baik media cetak, elektronik, maupun
media lain
Pada masa lalu strategi lebih ditekankan pada
persaingan dan meminimumkan pentingnya pelanggan.
Saat ini penekanan terhadap kedua hal tersebut
diseimbangkan strategi thinking menawarkan pandangan
yang lebih seimbang terhadap pelanggan dan pesaing
sebagai sumber keunggulan bersaing. Setiap perencanaan
berusaha mengidentifikasi arah persaingan di masa
mendatang, kebutuhan akan pelanggan, perilaku pesaing,
dan cara meraih keunggulan bersaing. Dengan demikian,
konsep keunggulan bersaing berlawanan dengan model
ekonomi persaingan sempurna.123
123Fandy Tjiptono, Prinsip Dan Dinamika Pemasaran,(J&J Learning,
2000), Edisi Pertama Et Pertama, h. 12
Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.
92
1. Konsep daya saing
Li membagi subjek daya saing menjadi 3 tingkatan
yaitu mikro, meso dan makro yang selanjutnya
diaplikasikan menjadi daya saing perusahaan (mikro),
daya saing industri (meso), daya saing nasional (makro).
Dari mikro-meso perspektif, daya saing dibangun di
tingkat perusahaan atau industri. Menurut Krugman daya
saing dalam tingkat perusahaan individu adalah konsep
komparatif dari kemampuan dan kinerja perusahaan
untuk melihat dan memasok barang atau jasa dalam
sebuah pasar tertentu.124 Menurut Gal setidaknya ada dua
konsensus yang menjadi rujukan penelaahan daya saing
suatu perusahaan yaitu:
a. Daya saing perusahaan tidak dapat dipisahkan dengan
daya saing produk dan jasa yang dihasilkan, karena
keduanya dipengaruhi faktor harga dan non harga
b. Daya saing perusahaan merupakan kombinasi dari
sejumlah faktor yang membentuk daya saing yang
perlu dievaluasi dari waktu ke waktu berdasarkan
perubahan yang dinamis.125
World Economic Forum (WEF) menyebukan definisi
daya saing sebagai seperangkat institusi, kebijakan, dan
faktor-faktor yang menentukan tingkat produktivitas suatu
negara. Mann menganalisis tingkat daya saing UKM dengan
menggabungkan antara konsep daya saing dengan
124 Krugman, Paul, 1997, “Firesale FDI”, Working Paper,
Massachusets Institute Of Technology, h. 61 125Gal, H. & Linchevski L. (2010). To see or not to see: analyzing
difficulties in geometry from the perspective of visual perception. Educ Stud
Math, h. 163
Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.
93
kewirausahaan. 126 Selanjutnya menurut Tambunan daya
saing perusahaan tercermin dari daya saing produk yang
dihasilkannya. 127 Beberapa literatur studi menyatakan
bahwa kemampuan IKM bersaing di era global tergantung
pada beberapa variabel karakteristik.
Nicolescu membagi variabel tersebut menjadi
variabel internal dan eksternal. Variabel internal
memasukkan faktor seperti besaran perusahaan,
stakeholder personality dan latar belakang pendidikan
(pemilik dan pekerja), serta budaya perusahaan. Sementara,
faktor eksternal yang dapat mempengaruhi kinerja adalah
budaya nasional, sistem ekonomi suatu negara, integrasi
ekonomi regional, dan daya beli masyarakat.128
2. Konsep strategi bersaing
Strategi bersaing adalah pencarian akan posisi
bersaing yang menguntungkan di dalam suatu industri,
arena fundamental tempat persaingan yang
menguntungkan terjadi. Strategi bersaing bertujuan
menegakkan posisi yang menguntungkan dan dapat
dipertahankan terhadap kekuatankekuatan yang
menentukan persaingan industry. Porter Selanjutnya
mengemukakan bahwa strategi bersaing digunakan untuk
menemukan posisi unit usaha dalam industri sehingga
perusahaan dapat mempertahankan diri terhadap
126Mann, J. dan Truswell, A, S. 2002. Essentials of Human Nutrition .
Oxfod University Press. New York. 127Tambunan, Rudi M. 2008. Standard Operating Procedures (SOP).
Jakarta: Maiestas Publishing. 128Nicolescu, O., 2009. Main Features of SMEs Organisation System.
Review of International Comparative Management Volume 10.
Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.
94
kekuatan kompetitif atau dapat mempengaruhinya. 129
Secara umum perusahaan memiliki keunggulan bersaing
ketika perusahaan tersebut mampu menciptakan nilai
ekonomi yang lebih dibandingkan perusahaan pesaing.
Nilai ekonomi yang akan menbedakan antara manfaat
yang diterima konsumen dari produk atau pelayanan
yang diberikan perusahaan dengan total biaya ekonomi
dari produk dan pelayanan tersebut. Selanjutnya Porter
menjelaskan bahwa keunggulan bersaing adalah
kemampuan suatu perusahaan untuk meraih keuntungan
ekonomis di atas laba yang mampu diraih oleh pesaing di
pasar dalam industri yang sama. Perusahaan yang
memiliki keunggulan kompetitif senantiasa memiliki
kemampuan dalam memahami perubahan struktur pasar
dan mampu memilih strategi pemasaran yang efektif.130
3. Konsep keunggulan kompetitif
David mengatakan bahwa keunggulan kompetitif
dapat didefinisikan sebagai segala sesuatu yang dilakukan
dengan sangat baik oleh sebuah perusahaan
dibandingkan dengan pesaingnya. 131 Keunggulan
kompetitif merupakan posisi yang terus berlaku untuk
lebih superior dari para pesaing, yaitu dalam konteks
lebih disukai oleh konsumen. Keunggulan kompetitif
tidak dapat dipahami hanya dengan melihat perusahaan
sebagai suatu bagian, tetapi juga harus dilihat dari segala
aktivitas perusahaan, yaitu dalam perencanaan, proses
129 Porter, Michael. 1980. Competitive Strategy, Techniques for
Analyzing Industries and Competitors. New York: The Free Press, h. 15 130Ibid., h. 21 131David, Fred R. 2006. Manajemen Strategis : Konsep. Edisi Sepuluh.
Jakarta : Salemba Empat
Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.
95
produksi, pemasaran, dan kegiatan lain yang berperan
sebagai pendukung produknya. Aktivitas tersebutlah yang
memberikan peran bagi perusahaan dalam memperoleh
evisiensi dan diferensiasi dengan pesaingnya.132
132Porter, Michael, E. (1994). Keunggulan Bersaing (Binapura Aksara,
Penerjemah). Jakarta, Binapura Aksara, h. 12
Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.
96
Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.
97
BAB 6
PERAN PASAR DALAM
PEREKONOMIAN INDONESIA
A. Fungsi Pasar dalam Perekonomian
Pasar memegang peran penting dalam menggerakkan
ekonomi masyarakat Indonesia selain sebagai muara dari
produk-produk rakyat, pasar juga berfungsi sebagai tempat
untuk bekerja yang sangat berarti bagi masyarakat. Sejak
zaman penjajahan kegiatan pasar beserta para pedagangnya
berkembang secara ilmiah. Pasar sebagai pusat kegiatan
ekonomi, merupakan tempat bertemunya penjual dan
pembeli. Disini para penjual dan pembeli mengadakan
komunikasi dan interaksi yang bertujuan untuk mengadakan
transaksi pertukaran benda dan jasa ekonomi dan uang
berdasarkan sistem harga yang di sepakati bersama.133
Pasar juga memiliki peranan lain sebagai berikut:
Pasar berperan bagi produsen yaitu sebagai tempat untuk
mempromosikan barang, tempat untuk menjual hasil
produksi dan sabagai tempat untuk memperoleh bahan
produksi. Peranan pasar bagi konsumen yaitu pasar
berperan penting karena memudahkan mereka untuk
mendapatkan barang-barang yang dibutuhkan. Semakin
banyak jenis barang yang tersedia di pasar maka akan
semakin banyak konsumen yang datang, karena konsumen
133Kalli, Batu. 1990. Peranan Pasar Pada Masyarakat Pedesaan Daerah
Nusa Tenggara Timur. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.
98
akan semakin mudah mencari barang-barang yang
dibutuhkan. Peranan pasar untuk sumber daya manusia
yaitu keberadaan pasar dapat membuka peluang untuk
masyarakat dalam memperoleh pekerjaan dan
berwiraswasta. Pasar yang ramai dikunjungi konsumen akan
dapat berkembang dan mampu menyerap tenaga kerja.
Dalam jumlah besar sehingga mampu membantu dalam
menekan angka pengangguran. Peranan Pasar untuk
pembangunan yaitu pasar yang berkembang akan membawa
dampak positif bagi kehidupan masyarakat. Masyarakat
akan semakin sejahtera. Kebutuhan akan pembangunan juga
diperoleh di pasar. Selain itu negara memperoleh
pemasukan dari aktifitas pasar melalui pajak dan retribusi.
Penerimaan tersebut dapat digunakan sebagai salah satu
sumber pembangunan daerah maupun nasional.
Saat ini pasar dikenal dengan adanya pasar
tradisional dan pasar modern. Pasar tradisional merupakan
tempat bertemunya penjual dan pembeli serta ditandai
dengan adanya transaksi penjual pembeli secara langsung
dan biasanya ada proses tawar-menawar yang terjadi.
Kebanyakan menjual kebutuhan seharisehari seperti bahan-
bahan makanan berupa ikan, buah, sayur-sayuran, telur,
daging, kain, pakaian, barang elektronik, jasa dan lain-lain.
Selain itu, ada pula yang menjual kue-kue dan barang-
barang lainnya. Pasar seperti ini masih banyak ditemukan di
Indonesia dan umumnya terletak dekat kawasan perumahan
agar memudahkan pembeli untuk mencapai pasar. Sisi
negatif dari pasar tradisional adalah keadaannya yang
cenderung kotor dan kumuh sehingga banyak orang yang
segan berbelanja disana.
Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.
99
Peranan pasar disuatu wilayah sangat dipengaruhi
oleh ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai
untuk menggerakkan aktivitas pasar, sedangkan sumber
dana sangat diperlukan untuk membangun sarana dan
prasarana pasar. Ditengah pembangunan bangsa Indonesia,
peran pasar tradisional yang semestinya bisa menjadi pilar
pembangunan ekonomi kerakyatan, justru terabaikan dan
tidak jarang manajemennya salah urus. Pengelolaan pasar
tradisional masih bermasalahan sehingga memberikan
persepsi negatif kepada masyarakat, persoalan utama adalah
pengelolaan yang bermasalah sehingga pasar tradisional
tidak berjalan optimal, contoh dari pengelolaan pasar yang
bermasalah adalah pasar yang memiliki dana pemeliharaan
pasar yang minim, sarana dan prasarana yang kurang
memadai, gang pasar sempit sehingga para masyarakat lebih
memilih belanja di pasar modern.
Pasar juga memiliki peranan yang sangat signifikan
untuk perekonomian suatu bangsa yang mana di dalamnya
menyangkut hajat hidup orang banyak. Hampir setiap orang
dalam masyarakat membutuhkan eksistensi pasar untuk
menunjang kebutuhan sehari-hari. Sedikitnya ada 10
peranan pasar dalam perekonomian Indonesia:
1. Menetapkan harga.
Dalam perekonomian, pasar merupakan tempat
penetapan harga jual. Ketiadaan pasar menyebabkan
suatu barang akan menjadi sangat mahal, murah atau
tidak berharga bahkan dapat menjadikan perekonomian
masyarakat menjadi bangkrut.
2. Mengorganisir suatu produk.
Dalam perkonomian, pasar dapat mengorganisiran
sebuah produk. Pasar dapat menentukan berbagai macam
Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.
100
produk yang bisa masuk ke dalamnya dan juga
kuantitasnya. Tanpa melakukan seperti itu, kemungkinan
besar pasar akan kelebihan produk dan mengakibatkan
harga produk menjadi terlalu murah dan dapat
merugikan lain pihak.
3. Tempat aktifitas distribusi
Pasar dalam perekonomian merupakan tempat
berkumpulnya barang-barang kebutuhan masyarakat.
Setelah barang-barang itu terkumpul barulah
didistribusikan kepada masyarakat.
4. Tempat berbagi barang dan jasa.
Pasarlah yang mengatur tempat mana yang
mendapatkan barang dengan jumlah yang lebih banyak
dan mana yang tidak. Hal ini tentu saja dilakukan atas
dasar data, survei dan analisa yang dilakukan oleh pasar.
5. Menjaga stock barang
Pasar berperan dalam menjaga stock barang, agar
tidak terjadi kelangkaan barang untuk masa yang akan
datang. Kelangkaan barang dapat mengakibatkan harga
barang tidak terkendali.
6. Sarana promosi untuk produk baru
Pasar selain tempat bertemunya penjual dan
pembeli, ternyata berfungsi juga sebagai tempat
produsen memperkenalkan produk terbaru kepada
masyarakat. Tidak hanya dari produk lokal, produsen
mancanegara pun banyak masuk ke pasar Indonesia
mempromosikan produk-produk terbaru. Hal demikian
menciptakan hubungan perdagangan Internasional.
7. Tempat memenuhi keperluan hidup
Pasar merupakan tempat melakukan aktifitas jual
beli. Oleh karenanya banyak orang menggantungkan
Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.
101
dalam memenuhi hidunya di pasar. Berbagai macam
produk dapat didapati di pasar baik lokal maupun
interlokal dan multilokal.
8. Membantu menunjang pembangunan
Selain membantu masyarakat dalam pemenuhan
kebutuhan hidupnya sehari-hari, ternyata pasar juga
dapat membantu penunjang program pembangunan yang
dilakukan oleh pemerintah dalam hal pengadaan bahan-
bahan keperluan pembangunan.
9. Tempat mendapatkan pekerjaan
Pasar merupakan tempat yang sangat efektif untuk
mendapatkan perkerjaan, khususnya dalam
berwirausaha. Karena di pasar merupakan tempat untuk
memenuhi keperluan hidup sehari-hari.
Kegiatan pasar merupakan salah satu jalur perantara
dalam penyampaian barang dan jasa kepada konsumen atau
dengan kata lain, pasar adalah wadah untuk segala aktivitas
ekonomi masyarakat. Pasar akan berjalan dengan baik
apabila distribusi barangdan jasa berjalan dengan baik pula,
keterlambatan distribusi akan berakibat terhadap
tersendatnya keberadaan barang dan jasa di pasar, yang
kemudian dapat mengakibatkan terhambatnya kegiatan
manusia untuk memenuhi kebutuhanya. Dalam usah
produksi, kedudukan produsen dan konsumen sama
pentingnya satu pihak menghasilkan, sedangkan pihak lain
membutuhkanya.
Untuk menyampaikan barang dan jasa pada
konsumen, banyak cara yang dilakukan salah satunya adalah
melalui pasar. Masyarakat datang ke pasar membeli
berbagai macam kebutuhan, terjadi transaksi, dan
mengakibatkan perputaran uang. Oleh karena itu, pasar
Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.
102
menjadi penggerak ekonomi rakyat. Pasar juga memiliki
peranan lain sebagai berikut:
1. Peranan pasar untuk produsen
Peranan penting pasar bagi produsen anatara lain:
a. Sebagai tempat untuk memperkenalkan barang
b. Sebagai tempat untuk menjual hasil produksi
c. Sebagai tempat memperoleh bahan produksi atau
faktor produksi.
2. Peranan pasar untuk konsumen
Bagi konsumen, pasar berperan penting karena
memudahkan mereka untuk mendapatkan barang-barang
yang dibutuhkan. Semakin banyak jenis barang yang
tersedia di pasar, maka akan semakin banyak konsumen
yang datang, karena konsumen akan semakin mudah
mencari barang-barang yang dibutuhkan.
3. Peranan pasar untuk sumber daya manusia
Keberadaan pasar dapat membuka peluang untuk
masyarakat dalam memperoleh pekerjaan dan
berwiraswasta. Pasar yang ramai dikujungi konsumen
akan dapat berkembang dan mampu menyerap tenaga
kerja dalam jumlah besar sehingga mampu membantu
dalam menekan angka pengangguran.
4. Peran pasar untuk pembangunan
Pasar yang berkembang akan membawa dampak
positif bagi kehidupan masyarakat. Masyarakat akan
semakin sejahtera. Kebutuhan akan pembangunan juga
diperoleh di pasar, selain itu negara memperoleh
pemasukan dari aktifitas pasar melalui pajak dan
retribusi. Penerimaan tersebut dapat digunakan sebagai
salah satu sumber pembangunan daerah maupun
nasional. Menurut Prof. Simon Kuznets, ada beberapa
Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.
103
indikator peningkatan perekonomian masyarakat yaitu,
terjadi laju pertumbuhan masyarakat dan produk, adanya
peningkatan produktifitas masyarakat, terjadi perubahan
struktural masyarakat serta terjadinya arus barang dan
modal.
B. Peranan Pasar dalam Perekonomian
Peran pasar dalam perekonomian merupakan bukti
bahwa pasar adalah sesuatu yang sangat vital atau penting
karena menyangkut hajat hidup orang banyak. Karena
hampir semua orang membutuhkan keberadaan pasar untuk
dapat memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Dan 9 peran
pasar dalam perekonomian tersebut adalah:
1. Menetapkan harga jual
Poin pertama dari 10 peran pasar dalam
perekonomian adalah sebagai penetap harga jual. Poin ini
sangat penting agar tidak ada ketimpangan atau
perbedaan harga jual sebuah produk yang selisihnya
terlalu jauh dari harga ditempat lainnya. Poin inilah yang
menjadi salah satu peran Indonesia di era globalisasi:
mentapkan harga barang ekspor yang dijual ke negara
lain. Tanpa adanya pasar, harga sebuah produk bisa
menjadi sangat mahal atau sangat murah bahkan tidak
berharga dan menjadikan perekonomian masyarakat
anjlok.
2. Menorganisir sebuah produk
Peran lain pasar dalam perkonomian adalah dalam
hal pengorganisiran sebuah produk. Maksud dari
pengorganisirian ini adalah pasar sebagai pihak yang
menentukan produk apa saja yang bisa masuk dan berapa
jumlahnya. Tanpa melakukan ini, bisa-bisa pasar akan
Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.
104
kelebihan produk dan mengakibatkan harga produk
menjadi terlalu murah dan merugikan banyak pihaks.
3. Tempat aktifitas distribusi
Ketika pasar sudah mendapatkan produk untuk
dipasarkan, selanjutnya peran pasar dalam perekonomian
adalah mendistribusikannya kepada masyarakat. Sama
seperti poin sebelumnya, hal ini perlu dilakukan agar
produk-produk tersebut tidak terkumpul disatu tempat
dan menjadikan produk tersebut menjadi tidak habis
terjual atau bahkan tidak laku
4. Tempat aktifitas penjatahan
Masih menyangkut masalah distribusi, salah satu
dari 10 peran pasar dalam perekonomian adalah
penjatahan. Pasarlah yang mengatur ‘tempat mana yang
mendapatkan barang dengan jumlah yang lebih banyak
dan mana yang tidak’. Hal ini tentu saja dilakukan atas
dasar survei dan analisa yang dilakukan oleh pasar.
5. Menjaga stock barang untuk masa yang akan datang
Selain mendistribusikannya, pasar berperan dalam
menjaga stock produk agar produk tersebut tidak cepat
habis sehingga menjadikan produk tersebut menjadi
susah didapatkan dan memiliki harga yang mahal.
6. Sarana promosi atau memperkenalkan produk baru
Selain tempat bertemunya penjual dan pembeli,
ternyata pasar juga menjadi tempat produsen
memperkenalkan produk terbaru mereka kepada
masyarakat. Tidak hanya produsen produk lokal yang
melakukannya karena terkadang produsen dari negara
lain juga ikut mempromosikan produk terbaru mereka di
pasar Indonesia. Promosi produk terbaru sudah menjadi
Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.
105
salah satu sarana hubungan internasional antar
negara dalam perdagangan internasional.
7. Tempat pemenuhan kebutuhan hidup
Pasar memang terkenal dengan ramainya aktifitas
jual beli disana. Inilah kenapa banyak orang
menggantungkan pemenuhan kebutuhan hidupnya
disana. Tidak hanya produk lokal yang bisa didapatkan.
Seperti contoh barang ekspor dan impor juga bisa
didapatkan disana.
8. Membantu menunjang pembangunan
Selain membantu masyarakat dalam pemenuhan
kebutuhan hidupnya sehari-hari, ternyata pasar juga
dapat membantu penunjang program pembangunan yang
dilakukan oleh pemerintah dalam hal pengadaan bahan-
bahan keperluan pembangunan.
9. Tempat mencari pekerjaan
Peran pasar dalam perekonomian adalah sebagai
tempat mendapatkan penghasilan. Seperti sudah
disinggung diawal, banyak pihak yang menggantungkan
hidupnya di pasar. Salah satunya adalah sebagai pekerja
dalam membantu aktifitas pedagang yang berdagang
disana.
Itulah 10 peran pasar dalam perekonomian yang bisa
dijadikan acuan bahwa pasar adalah sesuatu yang sangat
vital atau penting. Tidak hanya pasar dalam skala lokal
karena pasar skala internasional juga memiliki peran yang
tidak jauh berbeda. Tidak ada perbedaan ekspor dan
impor karena pada dasarnya perekonomian dunia bisa
tumbuh karena adanya pasar internasional.
Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.
106
C. Fungsi Pasar Tradisional
Tujuan utama diberlakukannya Masyarakat Ekonomi
Asean yang lebih dikenal dengan MEA adalahuntuk
menjadikan ASEAN sebagai pasar tunggal dan basis
produksi, yang mana terjadi arus barang, jasa, investasi dan
tenaga terampil yang bebas serta aliran modal yang lebih
luas134. Dalam artian Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)
merupakan suatu upaya untuk membentuk pasar bebas
antara negara-negara Asia Tenggara yang mana bea masuk
barang dan jasa akan dihapus135. Ini akan berdampak
terhadap arus lalu lintas produk dari negara ASEAN,
termasuk dalam hal ini adalah persaingan barang-barang
dari ASEAN ke dalam negeri khususnya di pasar tradisional.
Berdasarkan Kamus Umum Bahasa Indonesia pasar
berarti tempat orang berjual beli sedangkan tradisional
dimaknai sikap dan cara berfikir serta bertindak yang selalu
berpegang kepada norma dan adat kebiasaan yang ada
secara turun temurun136. Berdasarkan arti di atas, maka
134 Kementerian Perdagangan Republik Indonesia (2015), Warta
Ekspor. “Peluang dan Tantangan Indonesia Pasar Bebas Asean, Masyarakat
Ekonomi Asean (MEA)”. Ditjen PEN/WRT/04/I/2015 edisi Januari, hal. 2. 135 M. Ari Sabilah Rahman (2015), “Daya Saing Tenaga Kerja
Indonesia Dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)”,
ejournal. eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik, Universitas Mulawarman, h. 118. 136 Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Kamus Versi Online
Dalam Jaringan.Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 112 Tahun 2007, menjelaskan definisi pasar dan pasar tradisional; pasar adalah area
tempat jual beli barang dengan jumlah penjual lebih dari satu baik yang
disebut sebagai pusat perbelanjaan, pasar tradisional, pertokoan, mall, plasa,
pusat perdagangan maupun sebutan lainnya. Sedangkan pasar tradisional
adalah pasar yang dibangun dan dikelola oleh Pemerintah, Pemerintah
Daerah, Swasta, Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah
termasuk kerjasama dengan swasta dengan tempat usaha berupa toko, kios,
los dan tenda yang dimiliki/dikelola oleh pedagang kecil, menengah,
Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.
107
pasar tradisional adalah tempat orang berjual beli yang
berlangsung di suatu tempat berdasarkan kebiasaan. Di
Indonesia, keberadaan pasar tradisional bukan semata
urusan ekonomi tetapi lebih jauh kepada norma, ranah
budaya, sekaligus peradaban yang berlangsung sejak lama di
berbagai wilayah Indonesia.137
Sebagai pusat kegiatan sosial ekonomi kerakyatan,
pola hubungan ekonomi yang terjadi di pasar tradisional
menghasilkan terjalinnya interaksi sosial yang akrab antara
pedagang-pembeli, pedagang-pedagang dan pedagang-
pemasok yang merupakan warisan sosial representasi
kebutuhan bersosialisasi antar-individu138 . Fungsi pasar
tradisional selanjutnya menjadi pusat pertemuan, pusat
pertukaran informasi, aktivitas kesenian rakyat, bahkan
menjadi paket wisata yang ditawarkan. Dalam pemikiran
tersebut, pasar tradisional merupakan aset ekonomi daerah
sekaligus perekat hubungan sosial dalam masyarakat.
Dengan demikian, pasar tradisional bukan hanya sekedar
ruang, akan tetapi sebagai lembaga sosial yang terbentuk
karena proses interaksi sosial dan kebutuhan
masyarakatnya139. Pasar tradisional mempunyai fungsi dan
peran yang tidak hanya sebagai tempat perdagangan tetapi
swadaya masyarakat atau koperasi dengan usaha skala kecil, modal kecil dan
dengan proses jual beli barang dagangan melalui tawar menawar. 137 Rahadi Wasi Bintoro (2010), “Aspek Hukum Zonasi Pasar
Tradisional dan Pasar Modern”, Jurnal. Jurnal Dinamika Hukum, Vol. 10,
No. 3, September 2010, Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman, h.
361. 138Rahadi Wasi Bintoro (2010), Ibid., h. 361. 139Rahadi Wasi Bintoro (2010), Ibid., h. 361.
Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.
108
juga sebagai peninggalan kebudayaan yang telah ada sejak
zaman dahulu.140
Pasar tradisional merupakan pasar yang memiliki
keunggulan bersaing alamiah yang tidak dimiliki secara
langsung oleh derasnya pasar-pasar modern141. Dalam pasar
tradisional perputaran ekonomi masyarakat terjadi. Di pasar
tradisional uang beredar dibanyak tangan, tertuju dan
tersimpan dibanyak saku, rantai perpindahannya lebih
panjang sehingga kelipatan perputaran yang panjang itu
berdampak pada pergerakan perekonomian bagi kota dan
daerah. Sedangkan pasar modern, semua uang yang
dibelanjakan tersedot pada hanya segelintir penerima yang
disebut dengan kasir dan efeknya bagi perputaran ekonomi
lebih pendek, karena itu sesungguhnya tidak terlalu
membawa dampak pada perputaran sektor lain diluar
dirinya142. Berbeda dengan pasar tradisional yang banyak
terdapat usaha mikro atau UMKM, dimana usaha mikro ini
menjadi pilar utama ekonomi Indonesia dibandingkan
dengan skala usaha makro143.
Selain daripada itu pasar tradisional memiliki sisi
kekeluargaan, kegotong-royongan antara penjual dan
pembeli yang menjadi salah satu pemandangan yang indah
140Rahadi Wasi Bintoro (2010), Ibid., h. 361. 141 Tri Widodo dan Bertha Kusuma Wardani (2012), “Strategi
Equilibrium Pasar Tradisional Mensiasati Kepungan Pasar Modern”, Jurnal.Jurnal IlmiahAmong Makarti Vol.5 No.10, Desember 2012, Sekolah
Tinggi Ilmu Ekonomi "AMA" Salatiga, h. 8. 142Tri Widodo dan Bertha Kusuma Wardani (2012), Ibid., h. 2. 143 Supriyanto (2006), “Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah (UMKM) Sebagai Salah Satu Upaya Penanggulangan
Kemiskinan”, Jurnal. Jurnal Ekonomi & Pendidikan, Volume 3 Nomor 1,
April 2006, Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi, Universitas Negeri
Yogyakarta, h. 1.
Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.
109
kala berada di pasar dan bahkan ada juga yang namanya
langsung dan itu bisa menjadi hubungan baik dan tak dapat
dipisahkan bagaikan persaudaraan yang erat sekali 144 .
Tetapi hal demikian akan terlibas apabila pasar tradisional
tidak memiliki strategi untuk bersaing dalam Masyarakat
Ekonomi Asean (MEA). Hal ini disebabkan menjamurnya
pasar-pasar modern di Indonesia yang memungkinkan pasar
tradisional semakin berkurang145. Sehingga, produk-produk
impor akan membanjiri pasar tradisional dan bersaing
dengan produk lokal. Apabila masyarakat Indonesia tidak
siap menghadapi pasar bebas ASEAN, khususnya pasar
tradisional, maka kita akan menjadi penonton kesuksesan
negara lain dalam hal perdagangan di negeri sendiri.
Berbenah atau hanya menjadi penonton saja jika tidak
memiliki strategi untuk bersaing dengan mereka146.
Melihat daya saing Indonesia dalam skala
mancanegara, merujuk pada survei Forum Ekonomi Dunia
(WEF) tahun 2012, Indonesia menduduki peringkat ke-50
dari 144 negara yang disurvei. Pada tahun 2011 Indonesia
mengalami penurunan indeks daya saing global, dari posisi
ke-46 menjadi ke-50 pada tahun 2012. Peringkat terbaik
Indonesia adalah pada tahun 2010 berada pada urutan ke-
144 Pemerintah Kab. Pati (2014), “Kelebihan Dan Kelemahan Pasar
Tradisional, Pasar Tradisional dan Pasar Modern” Situs Resmi. Pemerintah
Kabupaten Pati, Pati Bumi Mina Tani. Senin 10 Maret 2014. 145 Endi Sarwoko (2008), “Dampak Keberadaan Pasar Modern
Terhadap Kinerja Pedagang Pasar Tradisional di Wilayah Kabupaten
Malang”, Jurnal. Jurnal Ekonomi MODERNISASI, Volume 4, Nomor 2,
Juni 2008, Fakultas Ekonomi – Universitas Kanjuruhan Malang, h. 102. 146 Bank Indonesia (2012), “Masyarakat Ekonomi Asean (MEA),
Berbenah Atau Jadi Penonton”, Jurnal. Jurnal Gerai Info, Edisi 28, Juli 2012,
Newsletter Bank Indonesia, Humas Bank Indonesia, Jl. M. H. Thamrin 2 –
Jakarta, h. 1.
Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.
110
44, yang meloncat dari posisi ke-54 dari tahun sebelumnya.
Jika diranking pada level ASEAN, Indonesia berada pada
peringkat ke-5. Indonesia masih kalah dari Singapura,
Malaysia, Brunei Darussalam dan Thailand. Sedangkan
Negara tetangga Timor-Leste menempati urutan terakhir ke-
136 dalam skala global147. Wakil Presiden Jusuf Kalla
mengakui, dalam menghadapi MEA ini, Indonesia masih
memiliki sejumlah kelemahan, antaranya daya saing yang
masih rendah, biokrasi yang belum efisien dan mahalnya
energy listrik148.
Memasuki pasar bebas yang sudah dimulai tahun
2015 lalu, namun, gejala-gejalanya sudah terlihat sejak
tahun 2007, salah satunya yaitu, penurunan kuantitas pasar
tradisional. Berdasarkan data dari Kementerian
Perindusrian (Kemenpeerin) pada tahun 2007 dan
Kementrian Perdagangan (Kemendag) pada tahun 2011
jumlah pasar tradisional di Indonesia mengalami penurunan
cukup drastis dari tahun 2007-2011. Pada tahun 2007,
jumlah pasar tradisional di Indonesia mencapai 13.450. Tapi
pada tahun 2011, jumlahnya tinggal 9.950149.
Menurut Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI)
Pasar tradisional berkurang lebih dari tiga ribu selama
periode 2007-2011. Pada waktu yang bersamaan, Asosiasi
147 Kementerian BAPPENAS (2012), Penurunan Peringkat Daya
Saing Indonesia Tahun 2012. Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) Jalan
Taman Suropati No.2 Jakarta 10310, Telp. 021 3193 6207 Fax 021 3145 374. 148Marsela (2016), “Hadapi MEA, Siapkan UKM, Tingkatkan Daya
Saing”, Majalah. Marsela, Majalah Sekretariat Wakil Presiden, Volume
1/Tahun XI/2016, Medan Merdeka Selatan, Sekretariat Wakil Presiden Jl.
Kebon Sirih No. 14, Jakarta Pusat, h. 6. 149 Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (2014), “IKAPPI: UU
Perdagangan Lemahkan Pasar Tradisional”, Artikel. Harian Ekonomi Neraca.
Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.
111
Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) juga merilis kenaikan
jumlah retail modern yang cukup signifikan tahun 2007-
2011. Kenaikannya hampir delapan ribu retail modern150.
Jadi, pasar tradisional mengalami penurunan lebih dari tiga
ribu, sedangkan pasar modern mengalami kenaikan sekitar
delapan ribu.
Sedangkan pada tahun 2013 data Badan Pusat
Statistik (BPS) menunjukan, pasar modern mengalami
peningkatan sebesar 31,4% sedangkan pasar tradisional
mengalami penurunan 81%151.
Jumlah Pasar Tradisional berdasarkan data Badan Pusat
Statistik
No Tahun Pasar Tradisional/Unit
1 2016 15.776
2 2017 15.003
3 2018 14.000
Bila di lihat trend di atas perkembangan pasar
tradisional dari tahun ke tahun selalu mengalami
kemunduran. Kurang lebih ada 1,625 juta pedagang pasar
tradisional terpaksa gulung tikar akibat menjamurnya pasar
modern, minimarket, dan supermarket152.Menurut Asosiasi
Franchise Indonesia, ada sekitar 400 waralaba asing atau
franchise dengan 15.000 gerai yang telah dan akan segera
150 Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (2014), Ibid., Harian Ekonomi
Neraca. 151Endi Sarwoko (2008), op.cit, h. 98. 152Nur Diyahfitriani (2015), “Strategi Hadapi MEA; Revitalisasi Pasar
Tradisional”, Artikel. Koran Muria, Koran Online Lokal-Berani Beda, Tak
Asal Bicara, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, Selasa 26 Mei 2015.
Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.
112
beroperasi di Indonesia153. Apabila problem itu dibiarkan
seiring berjalannya waktu pasar tradisional yang merupakan
warisan kebudayaan bangsa ini akan hilang “tertelan
zaman”.
Tetapi keberadaan Masyarakat Ekonomi ASEAN
menjadi sesuatu yang tidak bisa untuk dihindari, dan ianya
merupakan suatu keniscayaan. Oleh karena itu peran
Pemerintah sangat diperlukan dan juga Pasar Tradisional
yang harus bersama-sama bersinergi untuk dapat
memformulasikan suatu strategi agar pasar tradisional
dapat berdaya saing tinggi dan tetap eksis di bumi Indonesia
dalam kancang penguatan pasar tradisional di Indonesia.
153 Pandasurya Wijaya (2012), “8 Waralaba asing antre masuk
Indonesia”, Artikel. Merdeka.com, Selasa 4 September 2012.
Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.
113
DAFTAR PUSTAKA
Adiwarman Azwar Karim, Ekonomi Miko Islami, Ed. 3, cet. 3,
Jakarta: Rajawali Pers, 2010
Adiwarman Karim, Ekonomi Mikro Islam, Edisi Kelima,
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007
Agus Saputra, 2011, Trik dan Solusi Jitu Pemrograman PHP,
PT. Elex Media Komputindo, Jakarta
Agustini, Hesti, 2012. Studi Kualitas Pelayanan Kereta Api
Tawang Jaya Kelas Ekonomi DAOP IV Semarang.
Artikel Administrasi Publik.
Alam S. Ekonomi untuk SMA dan MA Kelas X, Jakarta:
Erlangga, 2013
Ali Hasan, Managemen Bisnis Syariah, Kaya didunia hormat
di akhirat, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2009
Al-Imām ibn Kathīr Ad-Damishqi 700-774 H. Translated by
Muhammād Mustaphā Geme’ah, Al-Azhar (t.t), Stories
of the Prophets. Published by Darussalam, Riyadh,
Saudi Arabia
Anis Ibrahim, Legislasi dan Demokrasi, in-trans publishing,
Malang, 2008
Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.
114
Anonim, Profil dan pemetaan daya saing ekonomi daerah
kabupaten/kota di Indonesia. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2008
Apridar. 2009. Ekonomi Internasional: Sejarah, Teori,
Konsep, Permasalahan Dalam Aplikasinya. Yogyakarta :
Graha Ilmu
Ari Mulianta Ginting, 2017, “Paradigma Utang Pemerintah
Indonesia: Peluang atau Ancaman”, Majalah Info
Singkat Ekonomi dan Kebijakan Publik. Edisi Khusus
2017, Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI, ISSN
2088-2351
Arief Daryanto, 2007, “Peran Pasar Tradisional dan Modern
Dalam Pemasaran Unggas”, Majalah. MajalahTrobos,
Analisis Agribisnis, Oktober 2007
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian :Suatu
Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta
Aris Mardiyono, 2010, Pengaruh Orientasi Pasar,
Pembelajaran Organisasi terhadap Keunggulan
Bersaing dalam Meningkatkan Kinerja Pemasraan,
Serat Acitya-Jurnal Ilmiah Untag Semarang
Arsa, I Ketut, 2015. Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap
Alokasi Belanja Modal Dan Pertumbuhan Ekonomi
Pemerintah Kabupaten/Kota SeProvinsi Bali Tahun
2006 S.D. 2013.Tesis Fakultas Ekonomi dan Bisnis,
Universitas Udayana, Denpasar
Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.
115
Arsyad, Lincolin. 2007. Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta :
Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN
Asmir, Pemasaran Bank, Jakarta, Kencana,2004
Bambang Kustianto dan Istikomah. 2007. Peranan Modal
Asing Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia.
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol (14)
Barthos, Basir. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia.
Jakarta: Bumi Aksar
Boediono, Gideon. 2005. Kualitas Laba: Studi Pengaruh
Mekanisme Corporate Governance dan Dampak
Manajemen Laba dengan Menggunakan Analisis Jalur.
Simposium Nasional Akuntansi (SNA) VIII Solo
Chistina Whidya Utami,2010.Manajemen Ritel: Strategi dan
Implementasi Ritel Modern,Jakarta: Salemba Empat
Claudia Vanesha Pitoy, Altje Tumbel dan Maria Tielung
(2013), “Analisis Strategi Bersaing Dalam Persaingan
Usaha Bisnis Document Solution (Studi Kasus Pada PT.
Astragraphia, Tbk Manado)”, Jurnal. Jurnal Berkala
Ilmiah Efisiensi Volume 16 No. 03 Tahun 2016,
Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis,
Universitas Sam Ratulangi, Manado 95115, Indonesia
David, Fred R. 2006. Manajemen Strategis : Konsep. Edisi
Sepuluh. Jakarta: Salemba Empat
Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.
116
Dewi Azimah, Rina Martini, Dzunuwanus Ghulam Manar,
2013. “Kontribusi Pasar Tradisional Dan Pasar Modern
Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Semarang
Tahun 2011 (Studi Kasus Di Wilayah Kecamatan
Banyumanik)”, Jurnal. Jurnal Ilmu Pemerintahan,
Volume 2, Nomor 2. Jurusan Ilmu Pemerintahan,
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas
Diponegoro Jl. Prof. Soedharto, Tembalang, Semarang
Dewi Azimah, Rina Martini, Dzunuwanus Ghulam Manar
2013
Dian Anita Sari, ‘’Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Daya
Saing Umkm Di Kabupaten Rembang’’, Sekolah Tinggi
Ilmu Ekonomi Yppi Rembang
Dumairy. Perekonomian Indonesia. Jakarta: Erlangg, 1996.
Edy Suandi Hamid, Ekonomi Indonesia dari Sentralisasi ke
Desentralisasi, Ctk. Pertama, UII Press, Yogyakarta,
2006
Endi Sarwoko, 2008, “Dampak Keberadaan Pasar Modern
Terhadap Kinerja Pedagang Pasar Tradisional di
Wilayah Kabupaten Malang”, Jurnal. Jurnal Ekonomi
MODERNISASI, Volume 4, Nomor 2, Juni 2008, Fakultas
Ekonomi-Universitas Kanjuruhan Malang
Fandy Tjiptono, Prinsip Dan Dinamika Pemasaran, (J&J)
Learning, 2000 Edisi Pertama Et Pertama
Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.
117
Fraenkel, Helping Students Trink and Value, Prectice Hall, Inc,
Jersay, 1973
Gal, H. & Linchevski L. 2010. To see or not to see: analyzing
difficulties in geometry from the perspective of visual
perception. Educ Stud Math
Ghozali, Imam. 2009. Ekonometrika: Teori, Konsep dan
Aplikasi dengan SPSS 17. Semarang: Badan Penerbit
Universitas Diponegoro
Griffin R dan Ronald Elbert. 2006. Business. New Jersey:
Pearson Education.
Hansen Rusliani, 2014, “Muamalah Negara Terhadap
Sumber Daya Alam Dan Sumber Daya Manusia Menuju
Negara Maju: Studi Kritis Terhadap Kebijakan
Pemerintah”, Jurnal. Jurnal Syari’ah, Vol. II, No. II,
Oktober 2014, Fakultas Ilmu Agama Islam, Universitas
Islam Indragiri Hilir
https: wikipedia Sistem perekonomian Sistem
perekonomian adalah system yang,maupun organisasi
negara tersebut & Dalam beberapa sistem seorang
individu boleh memiliki semua factor produksi.
Kalli, Batu. 1990. Peranan Pasar Pada Masyarakat Pedesaan
Daerah Nusa Tenggara Timur. Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Kamus Versi Online
Dalam Jaringan.
Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.
118
Kasmir, Kcwirausahaan Edisi Revisi Cet Ke 10,
PT.RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2014
Kasmir. 2004. Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta: PT Bumi
Aksara
Kementerian BAPPENAS, 2012, Penurunan Peringkat Daya
Saing Indonesia Tahun 2012. Kementerian Perencanaan
Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional (BAPPENAS) Jalan Taman
Suropati No.2 Jakarta 10310, Telp. 021 3193 6207 Fax
021 3145 374.
Kementerian Perdagangan Republik Indonesia (2015),
Warta Ekspor. “Peluang dan Tantangan Indonesia
Pasar Bebas Asean, Masyarakat Ekonomi Asean
(MEA)”. Ditjen PEN/WRT/04/I/2015 edisi Januari
Kerlinger, Fred. N. 2002. Asas-asas Penelitian Beharioral.
Edisi Ketiga (Penerjemah: Landung R. Simatupang).
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Kotler Dan Amstrong, Prinsip-Prinsip Pemasaran, Jakarta:
Erlangga, 2001, Jilid Led. CET 8.
Krugman, Paul, 1997, “Firesale FDI”, Working Paper,
Massachusets Institute Of Technology
Kusmuljono, B.S. 2009. Menciptakan Kesempatan Rakyat
Berusaha. Bogor : IPB Press
Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.
119
Kuznets, Simon. 1955. Economic Growth and Income
Inequality. The American Economic Review. Volume
XLV
lvandry Tandiawan, Amran Naukoko dan Patrick Wauran.
2013. Pengaruh Investasi Swasta dan Belanja
Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi dan
Dampaknya Terhadap Kesempatan Kerja di Kota
Manado Tahun 2001-2012. Jurnal Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Ekonomi Pembangunan. Universitas Sam
Ratulangi Manado
M. Ari Sabilah Rahman, 2015. “Daya Saing Tenaga Kerja
Indonesia Dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi
Asean (MEA)”, ejournal. eJournal Ilmu Hubungan
Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Mulawarman
Mann, J. dan Truswell, A, S. 2002. Essentials of Human
Nutrition. Oxfod University Press. New York.
Mariza Shabastian dan Hatane Samuel, 2013, Pengaruh
Strategi Harga dan Strategi Produk Terhadap Brand
Loyalty di Tator Café Surabaya Town Square”, Jurnal.
Jurnal Manajemen Pemasaran Vol. 1, No. 1, (2013) 1-9,
Manajemen Pemasaran, Universitas Kristen Petra. Jl.
Siwalankerto 121-131, Surabaya
Marsela, 2016, “Hadapi MEA, Siapkan UKM, Tingkatkan Daya
Saing”, Majalah. Marsela, Majalah Sekretariat Wakil
Presiden, Volume 1/Tahun XI/2016, Medan Merdeka
Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.
120
Selatan, Sekretariat Wakil Presiden Jl. Kebon Sirih No.
14, Jakarta Pusat
Mudrajad Kuncoro. ‚Ekonomika Industri Indonesia : Menuju
Negara Industri Baru 2030. Yogjakarta: Penerbit Andi,
2007
Musa Hubeis Dan Muhamad Najib, Managemen Strategi
Dalam Pengembangan Daya Saing Organisasi, Jakarta:
PT Elex Media Komputindo, 2014
Musa Hubeis dan Muhamad Najib, Managemen Strategi
Dalam Pengembangan Daya Saing Organisasi, Jakarta:
PT Elex Media Komputindo, 2014
Nicolescu, O., 2009. Main Features of SMEs Organisation
System. Review of International Comparative
Management Volume 10
Nur Diyahfitriani, 2015, “Strategi Hadapi MEA; Revitalisasi
Pasar Tradisional”, Artikel. Koran Muria, Koran Online
Lokal-Berani Beda, Tak Asal Bicara, Kabupaten Kudus,
Jawa Tengah, Selasa 26 Mei 2015
Nurlidiawati, 2014, “Sungai Sebagai Wadah Awal Munculnya
Peradaban Umat Manusia”, Jurnal. Jurnal Rihlah Vol. 1.
No. 2. 2014, Fakultas Adab dan Humaniora UIN
Alauddin Makassar
Nursandy, Michell Rinda. 2013. Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Pendapatan Pengusaha Tape di Desa
Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.
121
Sumber Tengah Kecamatan Binakal Kabupaten
Bondowoso. Jember: Universitas Jember
Pandasurya Wijaya, 2012. “8 Waralaba asing antre masuk
Indonesia”, Artikel. Merdeka.com, Selasa 4 September
2012.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 41 Tahun 2007
tentang standar proses
Porter, M.E, 1990. The Competitive Advantage of Nations.
New York: The Free Press
Porter, Michael, E. 1994. Keunggulan Bersaing (Binapura
Aksara, Penerjemah). Jakarta, Binapura Aksara
Porter, Michael. 1980. Competitive Strategy, Techniques for
Analyzing Industries and Competitors. New York: The
Free Press
Prastowo, 2002. Analisis Laporan Keuangan. Cetakan
Kedua.AMP YKPN: Yogjakarta
Prima Sukmaraga, 2011. Analisis Pengaruh Indeks
Pembangunan Manusia, PDRB Per Kapita, dan jumlah
penggangguran Terhadap Jumlah Penduduk Miskin Di
Provinsi Jawa Tengah, Universitas Diponegoro
Putri, 2014. Hubungan Efikasi Diri Dan Kecerdasan
Emosional Dengan Prestasi Belajar Mata Kuliah
Statistika Ekonomi Mahasiswa Angkatan 2013 Jurusan
Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.
122
Pendidikan Ekonomi Universitas Negeri Medan T.A.
2013/2014.
Rahadi Wasi Bintoro, 2010. “Aspek Hukum Zonasi Pasar
Tradisional dan Pasar Modern”, Jurnal. Jurnal Dinamika
Hukum, Vol. 10, No. 3, September 2010
Rahadi Wasi Bintoro 2010., “Aspek Hukum Zonasi Pasar
Tradisional dan Pasar Modern”, Jurnal. Jurnal Dinamika
Hukum, Vol. 10, No. 3, September 2010, Fakultas
Hukum Universitas Jenderal Soedirman
Revell, Jack, 2000 “Perbankan” dalam Kuper, Adam, & Kuper,
Jesica, 2000. Ensiklopedi Ilmu-ilmu Sosial,
Diterjemahkan Oleh Haris Munandar dkk, Jakarta: Raja
Grafindo Persada
Rismayani, Manajemen Pemasaran, Cetakan Ke Enam.
Bandung: Mizzan, 1999
Riswandha Imawan, Peningkatan Daya Saing: pendekatan
paradigma-politis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Rulyanti Susi Wardhani, Dkk, “ Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Daya Saing Pada Sentra Industri
Makanan Khas Bangka Di Kota Pangkal Pinang ”, Jurnal,
Fakultas Ekonomi, Universitas Bangka Belitung
Sadono Sukirno, Makro Ekonomi Modern. Jakarta : PT.Raja
Grafindo Persada, 2007
Sadono Sukirno, Mikro Ekonomi: Teori Pengantar, Ed. 3, cet.
26, Jakarta: Rajawali Pers, 2011
Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.
123
Sadono Sukirno, Teori Pengantar Makro Ekonomi, Edisi
Ketiga, Cetakan 15, Jakarta: Grafindo Persada, 2004
Sadono Sukirno. 1985. Ekonomi Pembanguna proses,
masalah, dan dasar kebijaksanaan. Jakarta, Fakultas
ekonomi UI dengan Bima Grafika
Samuelson, Paul A. Dan Nordhaus William D. 2004. Ilmu
Makro Ekonomi. Jakarta : PT Media Global Edukasi
Santoso, Slamet, 2013. Stasistika Ekonomi plus Aplikasi
SPSS, Ponorogo: Umpo Press
Sinaga, E. 2008.Amomum cardamomum Willd.Pusat
Penelitian dan Pengembangan Tumbuhan Obat. UNAS.
Jakarta
Solow, Robert. 1956. A Contribution to The Theory of
Economic Growth. Quarterly Journal of Economics
(The MIT Press)
Sugiyono. 2007. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : CV
ALFABETA
Sukirno, Sadono, 2000. Makro Ekonomika Modern, PT. Rasa
Grafindo Persada: Jakarta
Sukirno, Sadono. 2004. Makroekonomi: Teori Pengantar.
Jakarta: PT Raja Grafindo Pustaka
Sumodiningrat, Gunawan. 1994. Ekonomi Produksi.
Yogyakarta : Gajahmada University Press
Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.
124
Supriyanto, 2006. “Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah (UMKM) Sebagai Salah Satu Upaya
Penanggulangan Kemiskinan”, Jurnal. Jurnal Ekonomi
& Pendidikan, Volume 3 Nomor 1, April 2006, Fakultas
Ilmu Sosial dan Ekonomi, Universitas Negeri
Yogyakarta
Syahrir Hakim Nasution, 2013. “Peran Kredit Usaha Rakyat
(KUR) Bagi Pengembangan UMKM Di Kota Medan :
Studi Kasus Bank BRI”, Jurnal Ekonomi dan Keuangan,
Vol. 1, No. 3
Tambunan, Rudi M. 2008. Standard Operating Procedures
(SOP). Jakarta: Maiestas Publishing
Tambunan, T. 2001. Perdagangan Internasional Dan Neraca
Pembayaran: Teori dan Temuan Empiris. Jakarta: PT
Pustaka LP3ES Indonesia
Thorik Gunara dan Utus Hardiono Sudibyo (2007),
Marketing Nabi Muhammad SAW, Strategi Andal dan
Jitu Praktik Bisnis Nabi Muhammad SAW. MadaniA
Prima, Imprint dari Salamadani Pustaka Semesta, PT
Karya Kita, Bandung-Indonesia
Todaro, M.P. dan Smith Stephen. C. 2003. Pembangunan
Ekonomi di Dunia Ketiga. Edisi kedelapan. Jilid 2.
Jakarta: Erlangga
Todaro, Michael P. dan Stephen C. Smith. 2006.
Pembangunan Ekonomi (edisi kesembilan, jilid I).
Jakarta: Erlangga
Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.
125
Todaro, Michael, P. dan Stephen C. Smith. 2003 .
Pembangunan Ekonomi di Dunia. Jakarta: Erlangga
Toti Indrawati dan Indri Yovita, 2014. “Analisis Sumber
Modal Pedagang Pasar Tradisional di Kota Pekanbaru”,
Jurnal. Jurnal Ekonomi, Volume 22, Nomor 1 Maret
2014, Jurusan Ilmu Ekonomi Prodi Ekonomi
Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Riau
Kampus Bina Widya Km 12,5 Simpang Baru,
Pekanbaru
Tri Widodo dan Bertha Kusuma Wardani, 2012. “Strategi
Equilibrium Pasar Tradisional Mensiasati Kepungan
Pasar Modern”, Jurnal.Jurnal IlmiahAmong Makarti
Vol.5 No.10, Desember 2012, Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi "AMA" Salatiga
V. Winanto, “Pengembangan Waralaba (Franching) di
Indonesia. Aspek Hukum dan Non hukum”. Dalam buku
Juazir Sumardi, Aspek-Aspek Hukum Franchisee dan
perusahaan Tran Nasional, PT. Citra Aditya Bakti,
Bnadung, 1995.
Victor M. Manek Kiik, 2006. Kajian Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Tidak Optimalnya Fungsi Pasar
Tradisional Lolowa Dan Pasar Tradisional Fatubenao
Kecamatan Kota Atambua-Kabupaten Belu, Tesis.
Program Pasca Sarjana Magister Pembangunan
Wilayah Dan Kota Universitas Diponegoro Semarang
Wasilah, Aisyah Rahman Dan Muhammad Misbahuddin,
2017. “Pasar Tradisional Dengan Penataan Modern di
Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.
126
Kota Makassar”, Jurnal. Jurnal Nature, National
Academic Journal Of Architecture, Volume 4, Nomor 1,
2017, p-ISSN: 2302-6073, e-ISSN: 2579-4809
Widarjono, Agus. 2009. Ekonometrika Pengantar dan
Aplikasinya. Yogyakarta: Ekonisia
Widodo, Tri, 2006. Perencanaan Pembangunan. Yogyakarta:
UPP STIM YKPN
Wiryanto Dewobroto, 2014. “Peran Kompetisi Dalam
Pendidikan Untuk Meluluskan Insinyur Yang Tangguh”,
Conference Paper. Workshop Peningkatan Daya Saing
Dalam Kompetisi Internasional Teknik Sipil, Jurusan
Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya,
Sabtu, 10 Mei 2014, Ruang Sidang Jurusan Sipil Gedung
A Lantai 2, Malang
Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.
127
BIODATA PENULIS
Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si., Tamat
S1 dengan Jurusan Aqidah Filsafat
(1999) di IAIN Sunan Kalijaga,
kemudian S2 Jurusan Ekonomi Islam
pada Program Magister Studi Islam
tahun 2001.
Penulis merupakan Peneliti dan
Pemerhati tentang zakat, Usaha mikro
kecil dan menengah, Lembaga
Perbankan dan Keuangan Syariah. Selain disibukkan
sebagai pendidik, penulis juga aktif dalam melakukan
pengabdian dengan menjalankan Tri Dharma Perguruan
Tinggi, yakni sebagai penulis produktif. Banyak karya-
karyanya yang sudah dipublikasi dalam bentuk buku.