meningkatkan daya saing sektor ritel melalui sinergi ... · pdf file•penataan dan...
TRANSCRIPT
4 Oktober 2017
Meningkatkan Daya Saing Sektor Ritel Melalui Sinergi
Antara Ritel Tradisional, Modern dan E-Commerce
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
KONFIGURASI KEBIJAKAN EKONOMI BERKEADILAN YANG MENDESAK DIPERLUKAN PADA BERBAGAI SEKTOR
Berbagai upaya
pengkajian dan
penerbitan kebijakan
baru yang berbasis
keadilan diperlukan
untuk mencapai
efisiensi yang lebih
optimal di sektor yang
berdampak pada
pemenuhan kebutuhan
masyarakat banyak
KONFIGURASI
KEBIJAKAN
EKONOMI
BERKEADILAN
Lahan
Kesempatan
Kapasitas
SDM
A
B
C
Urban Poor &
Perumahan Terjangkau
Ritel dan Pasar
Perkebunan
Pembiayaan dan
Anggaran Pemerintah
Manufaktur dan ICT
Pertanian
(Landles Farmer)
• Penetapan LP2B untuk mencegah penguasaan lahan pertanian oleh non-pertanian
• Land consolidation untuk sawah
• Riset bibit, sarana pasca panen, sinergi logistik, dan pasar bibit, alsintan dan saprodi lain
• Social Housing• Housing financing• Land bank dan harga tanah yang terjangkau• Pemerintah menegakkan kebijakan tata ruang
• Pendataan dan penegakan aturan lahan kelapa sawit termasuk pendataan land bank
• Pendataan dan penetapan kebijakan replanting komoditi perkebunan lainnya
• Mengkorporasikan koperasi yang didukung swasta dan BUMN dengan tujuan meningkatkan nilai tambah
• Dukungan riset, sinergi pasar, off-taker hasil bumi, dan rantai nilai hilirisasi
• Mengembangkan industri dengan basis SDA dan rantai nilai• Memperkecil gap bunga pembiayaan perusahaan besar dan perusahaan kecil• Melindungi segmen pasar tertentu dari bisnis terintegrasi dan bermodal kuat
• Penataan dan pendataan dari pasar tradisional / modern, toko tradisional dan toko modern• Pengaturan jarak, lokasi dan zonasi pasar maupun toko modern• Kewajiban menyerap produk setempat• Fair access ke dalam sistem distribusi
• Penyempurnaan sistem KUR ke arah pembiayaan usaha yang non-bankable
• Program pengadaan yang lebih aksesible untuk pengusaha menengah ke bawah
Reforma Agraria• Pembagian akses lahan yang adil kepada seluruh masyarakat
• Penetapan prioritas penerima TORA berdasarkan rasio gini tanah, kemiskinan, kebutuhan lahan
• Pengembangan usaha pertanian dengan metoda aglomerasi atau cluster
Nelayan & Budidaya
Rumput Laut
• Integrasi nelayan dan rumput laut
• Aquaculture dan rantai nilai nelayan
• Investasi swasta untuk pengolahan dan off-taker rumput laut
Vokasi,
Entrepreneurship dan
Pasar Tenaga Kerja
• Identifikasi dan prioritasi sektor, sub-sektor industri unggulan dan profesi
• Skema job matching antara industri dan vokasi
• Early childhood intervension
• Fokus pada skill, collaborative, flexibility dan impact (bukan semata-mata gelar)
Sistem Pajak
Berkeadilan
• Pajak progresif, capital gain tax dan unutilized asset tax
• Belanja pemerintah yang berkadilan
2
Ketidakadilan
dalam pasar
tenaga
kerja/kesempatan
usaha
Lemahnya rantai
nilai diantara
sektor usaha
Kebijakan
kurang tepat
sasaran
Ketimpangan
penguasaan
lahan dan tanah
1
4 Faktor Ketimpangan
QUICK WIN - KPE
Pemerintah memfokuskan pada 4 program quick win KEP yang memilik dampak paling besar dalam pengurangan
ketimpangan di masyakarat
Ritel & Pasar
Reforma Agraria
Perumahan
untuk
masyarakat
miskin
perkotaan
Vokasi,
Entrepreneurship,
Pasar Tenaga
Kerja
4QUICK WIN –
KPE
2
3 4
3
74.8% 67.6%
55.8%
20.2% 22.2%
21.8%
4.9% 10.2% 22.4%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
2002 2005 2011
Traditional Market Supermarket/hypermarket Minimarket
Kondisi Sektor Retail Indonesia
Sumber : AT Kearney, 2012 - 2016
Industri retail bertumbuh stabil, pada 2016 A.T. Kearney menempatkan
Indonesia di peringkat ke 5 dalam Global Retail Development Index
(GRDI) dibawah Tiongkok, India, Malaysia dan Kazakhstan.
7% 8%
15%
10%12%
4%
7% 8%
20%
10%
6%
14%
19%21%
30%
0%
5%
10%
15%
20%
25%
30%
35%
Singapore Thailand Malaysia Philippines Indonesia
Supermarkets
Hypermarkets
Convenience Stores
Pertumbuhan Jumlah Pasar Modern
CAGR 2009 - 2014
Convenience stores mengalami pertumbuhan paling pesat,
dimana Indonesia mengalami pertumbuhan tertinggi
Sumber : Euromonitor, DBS Bank
Persentase Penjualan Pasar Retail Indonesia
Sumber : USDA GAIN report 2013
16
2012
19
2013
15
2014
12
2015
52016
Peringkat Indonesia dalam Global Retail
Development Index
2x lipat
Pertumbuhan
Pasar Modern
sangat pesat,
tumbuh hampir 2
kali lipat dan
menggerus pasar
tradisional
Mulai terjadi pergeseran penjualan ke
pasar modern (mini market dan
supermarket). Pasar tradisional
tergerus menjadi hanya 55.8% pada
2011, turun drastis dibandingkan pada
tahun 2002 yang sebesar 74.8%
4
Permasalahan Barang Yang Dijual Dan Rantai Nilai Dalam Pasar Ritel
Toko Modern
Pasar Tradisional
Hyper-market
Super-market
Mini Market
Convenience
Store*
Toko
Kios
Tenda
Gerobak
Food Goods Non-food Goods
Perishable Goods
GMS* Ready to Eat
Perishable goods yang merupakan barang yang cepat rusak atau busuk. Barang ini tersedia di mini market daerah-
daerah, namun ironisnya bukan berasal dari produsen lokal/daerah
Type barang retail
Perishable goods produksi lokal tidak bisa bersaing
dengan yang dijual di mini market sehingga pasar
tradisional terus tergerus. Untuk itu, perlu kebijakan yang
mengedepankan penyerapan produk UMKM daerah
Sumber : A.T Kearney
analysis
ProduksiPemanenan dan
transport
Pengolahan dan
penyimpanan
primer
Pengolahan
sekunder
Distribusi,
pengepakan dan
handling
Wholesale dan
pasar retail
Toko modern yang mayoritas dimiliki oleh pemodal besar, memiliki supply chain
system yang terintegrasi dari hulu sampai hilir. Hal ini membuat toko modern bisa
meminimalisir biaya dan mencapai tingkat economies of scale.
Pasar Tradisional
PRODUSEN DISTRIBUTOR RETAIL
Permasalahan rantai nilai pasar tradisional
Perlu proteksi terhadap perishable goods produksi
lokal, bisa dilakukan dengan white labeling
White
labeling
* General
Merchandise
Stock
5
Perkembangan Pasar Ritel Modern
Pada saat ini pola perkembangan pasar ritel modern sudah bergeser, dari sentralisasi (Hypermart,
Carrefour, dll) menjadi lebih dekat kepada masyarakat dalam bentuk mini market (alfamart, indomart, dll)
• Beberapa waktu lalu pola sektor ritel dan pasar modern menggunakan pola sentralisasi
• Namun pola sentralisasi melalui supermarket mengalami beberapa kekurangan karena sangat bergantung pada 1) ketersediaan
waktu konsumen, 2) kemampuan bepergian konsumen, dan 3) kapasitas penyimpanan konsumen
• Akibat banyaknya kekurangan dari sentralisasi terutama di kota-kota besar maka pola ritel modern mendekat kepada konsumer dan
mengambil secara langsung pangsa pasar toko dan pasar tradisional
Keterangan
Faktor yang Mempengaruhi PerubahanKondisi Sentralisasi Pasar Ritel Modern
(Masa yang lalu)
Kondisi Ritel Indonesia Saat Ini
(Masa Terkini)Ketersediaan Waktu
Konsumen pada sekarang ini tidak
memiliki waktu yang banyak untuk
berbelanja
1
Kemampuan Bepergian
Mahalnya biaya transportasi dan
kemacetan merubah pola konsumsi
masyarakat
2
Kapasitas Penyimpanan
Konsumen perkotan pada umumnya
tidak memiliki tempat penyimpanan
yang besar
3
Perumahan
Pasar
Supermarket/
Hypermarket
Warung
Warung
Mini Market
Pasar
Mini Market
Perumahan
6
SOLUSI JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG
Untuk meningkatkan daya saing sektor ritel serta memperkuat sinergitas ritel tradisional dan modern beberapa
kebijakan perlu diterbitkan oleh pemerintah dan diaplikasikan dalam jangka pendek dan jangka panjang :
Pemerataan Ekonomi Bidang Retail
Pasar Tradisional
Pasar Swayalan
Perumahan
Pusat
Perbelanjaan
Jam Operasional
10:00 – 22:00
Jam Operasional
Tidak Terbatas
Jarak
Cth: ~2 KM
Ilustrasi
1Pengaturan tata lokasi dan waktu bagi pasar/toko/warung
tradisional sehingga mampu bersaing dan hidup berdampingan
dengan pasar/toko/retail modern
JANGKA PENDEK
2
Pengaturan white labeling pada produk UMKM sehingga
produk-produk yang dijual di retail modern bukan hanya produk
industri terintegrasi
Produk UMKM akan mendapatkan bantuan sertifikasi BPOM
dan BSN maupun akses terhadap listing di toko modern
JANGKA PANJANG
4Menggangdeng UMKM untuk masuk kedalam rantai distribusi
perusahaan ritel modern yang menggunakan perdagangan
berbasis e-commerce
3Pengaturan agar retail modern dapat lebih mengangkat produk-
produk lokal ke level nasional dengan membantu mereka
memenuhi standard sehingga dapat dijual di retail modern
7
Perkembangan Pasar Ritel Modern
Stock-Up Products
Sabun Mandi 33%
Shampoo 31%
Pasta Gigi 31%
Kosmetik 27%
Detergent 27%
Produk yang banyak diminati adalah kebutuhan harian
pribadi seperti sabun, shampoo, dll (stock-up product), serta
produk dengan profit margin tinggi sehingga memungkinkan
untuk memberikan banyak diskon (price-sensitive product).
Perishable Products
Sayuran segar 16%
Seafood beku 11%
Sayuran Beku 10%
Source : Global Intent Purchase Intent,
Nielsen
Source : Global Intent Purchase Intent, NielsenSedangkan produk-produk seperti obat-obatan (urgency
needs products) dan makanan yang tidak tahan lama
(perishable products) kurang banyak diminati.
Berkembangnya pasar ritel modern juga didorong oleh inovasi teknologi, teknologi menciptakan pasar
online yang semakin mendekatkan supply pasar modern kepada demand barang tersebut
9%
17%
22%
30%
28%
35%
48%
57%
57%
55%
Silent Generation
Baby Boomers
Generation X
Millenials
Generation Z
13%
12%
13%
19%
37%
50%
55%
65%
58%
53%
Europe
North America
Latin America
Middle East/ Africa
Asia-Pacific
Tingkat Willingness Untuk Melakukan
Pesanan Online Berdasarkan Generasi
Tingkat Willingness Untuk Melakukan Pesanan
Online Berdasarkan Region
Dengan mulai bertumbuhnya generasi Millenial dan generasi Z ke usia
produktif, maka ada tren peningkatan pada penggunaan teknologi
termasuk dari bagaimana cara mereka berbelanja
Peningkatan e-commerce paling besar ada di kawasan Asia-Pasifik,
terutama di negera-negara berkembang dimana hal ini didorong oleh
peningkatan pada penggunaan smartphone dan penetrasi internet
Source : Nielsen E-commerce
and New Retail Survey, 2014
Sudah Menggunakan
Ingin Menggunakan
8
Peran eCommerce Bagi Masyarakat
Dulu, masyarakat pedesaan membeli barang dari wholesale yang dijual dengan harga lebih tinggi saat
sudah sampai di desa. Namun, penjualan hasil usaha mikro dan kecil mereka justru mendapatkan harga
termurah.
eCommerce berhasil memotong rantai pasokan sehingga masyarakat desa dapat
membeli barang dengan harga lebih murah✓
? Namun, masih belum terjawab bagaimana hasil UMK mereka dapat bersaing
secara global melalui eCommerce.
Hasil UMK orang desa justru dibeli
dengan harga termurah
Wholesale
Barang di jual ke desa dengan
harga lebih mahal
Barang di bawa
ke desa
KOTA
Barang di bawa
ke kota
DESA
9
Dalam memastikan agar barang lokal bisa bersaing dengan barang luar negeri maka dibutuhkan peran
aggregator yang mampu memastikan kualitas serta peningkatan kapabilitas yang memenuhi standar
GLOBAL SELL GLOBAL BUY
Banyaknya bisnis
kecil yang belum
memiliki
kapabilitas dan
kualitas cukup
untuk bersaing
dalam pasar global
AGGREGATOR
1. Mengumpulkan barang-barang dari bisnis kecil
2. Melakukan Perencanaan logistik
3. Memastikan standarisasi ekspor
4. Ketepatan waktu pengiriman
5. Pengawasan kualitas (quality control)
Peran Aggregator:
Produk lokal yang mampu bersaing
dengan produk luar negeri
Kebutuhan Suatu Usaha untuk Peningkatan Daya Saing Pelaku Bisnis Online
BUY
10
Pentingnya Cashless Society
Dengan kondisi geografis Indonesia yang sangat besar dan berupa kepulauan, maka sangat penting untuk
membangun suatu cashless society untuk memberikan kemudahan dan mengembangkan UMKM.
11
Koneksi Internet
Dengan kondisi dimana ada sistem pembayaran yang baik yang didukung dengan jaringan logistik dan koneksi
broadband yang baik pula, pengusaha-pengusaha baru akan muncul dan pasar akan terbentuk dengan sendirinya
Sistem Pembayaran
Logistik
UMKM
Memastikan UMKM mendapatkan
kemudahan akses terhadap pendanaan dan
pembayaran
11
Tidak hanya pelatihan untuk sumber daya manusia agar bisa menggunakan platform e-commerce akan
tetapi juga perlu suatu usaha untuk meningkatkan daya saing pelaku industri digital di Indonesia
1. Perusahaan BUMN besar (mis. BCA, Telkomsel, Mandiri) turut membantu
memberi pelatihan para aggregator agar para pemain kecil mampu berkompetisi
2. Membuat convergence business forum mengingat pentingnya kolaborasi antar
pihak cross-sector
3. Melibatkan dan memberdayakan KPPU agar mereka aware dengan isu yang
ada dalam perkembangan eCommerce
perusahaan-perusahaan perintis yang bermunculan di
Indonesia namun masih minim kapabilitas untuk
membentuk sebuah network effect
PEMERINTAH
Peran Pemerintah:
Maraknya perusahaan perintis berbasis digital di Indonesia
Potensi menjadi “gubuk” kecil saja. Bukan
menjadi sebuah platform yang bisa bersaing
dengan luar negeri
Platform lokal yang dapat digunakan para pelaku bisnis lokal tanpa
mengandalkan platform luar negeri
Kebutuhan Peningkatan Kapabilitas Perusahaan Perintis Berbasis Digital
12
Pentingnya Konsolidasi dan Sinergi Antar BUMN
13
Pemerintah juga dapat memanfaatkan data yang dimiliki oleh perusahaan telekomunikasi dan perbankan
milik negara (BUMN) untuk dapat bersaing dengan perusahaan eCommerce swasta demi kepentingan
masyarakat.
Dengan adanya konsolidasi
antar BUMN, maka akan
menghasilkan database
customer yang lengkap dan
juga reliable
Mendorong terciptanya
iklusi keuangan dan
cashless society yang bisa
menjadi platform
pemerataan ekonomi
Perusahaan
Telekomunikasi LainnyaPerbankan