strata perilaku hidup bersih dan sehat (phbs) serta fungsi fisiologis keluarga di desa tambaksari...

7
Mandala of Health. Volume 4, Nomor 2, Mei 2010 Wibowo, PHBS dan Fungsi Fisiologis Keluarga 124 SURVEI CEPAT: STRATA PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) SERTA FUNGSI FISIOLOGIS KELUARGA DI DESA TAMBAKSARI KIDUL KECAMATAN KEMBARAN MEI – JUNI 2010 Yudhi Wibowo 1 1 Fakultas Kedokteran dan Ilmu-ilmu Kesehatan, Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto E-mail: [email protected] ABSTRACT In order to improve the Healthy and Clean Life Behavior (PHBS), the Community Health Center (Puskesmas) I Kembaran, Kembaran Sub-District, Banyumas District has tried to apply the health promotion strategy. But the survey of PHBS on community have not done yet by Puskesmas I Kembaran, specifically for Tambaksari Kidul village. The purpose of this rapid survey study is to know the level of PHBS and APGAR family in the households in Tambaksari Kidul, Kembaran Sub-District, Banyumas District. The population of this study is all of the 3.960 people lived in Tambaksari Kidul, Kembaran Sub- District, Kembaran District. Through the simple random sampling on the second staged, 210 heads of households of each cluster/village were selected to be the samples for this study. The data were analyzed by statistics descriptive. This study showed that the level of PHBS in Tambaksari Kidul, Kembaran Sub- district were Pratama (0,50%), Madya (21,80%), Utama (73,70%), Paripurna (3,60%) respectively. The target of PHBS by 2010 was achieved beyond 65%. The value of APGAR family were the healthy family (82,25%), enough healthy family (13,82%) and unhealthy family (0,92%) respectively. The policy makers are suggested to guarantee and to keep the availability and continuity of population-based survey for the availability data of PHBS and APGAR family. Puskesmas must be able to manage the potential of community and the available word business in its work area and to analyze the situation as the basic of the PHBS health strategy program planning and development. Puskesmas should improve the quality of inter- sectoral cooperation between the unit of government organization and that of community organization. ______________________________________________________________________________ Keywords : rapid survey, level of PHBS, APGAR family PENDAHULUAN Visi pembangunan kesehatan Indonesia adalah “Indonesia Sehat 2010” yang ditandai dengan penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku hidup bersih dan sehat. Visi ini dijabarkan menjadi masyarakat yang mandiri untuk hidup sehat, dengan mengajak serta memotivasi masyarakat dan penyelenggara pelayanan kesehatan untuk mengubah pola pikir dari sudut pandang sakit menjadi sudut pandang sehat, dan jabaran ini disebut dengan Paradigma Sehat. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan perwujudan riil paradigma sehat dalam budaya hidup perorangan, keluarga dan masyarakat yang berorientasi sehat, bertujuan untuk meningkatkan, memelihara dan melindungi kesehatannya. 1 Menurut teori HL Blum, selain perilaku masih terdapat determinan kesehatan lainnya yaitu herediter, pelayanan kesehatan dan lingkungan. Lingkungan keluarga merupakan salah satu determinan yang sangat berpengaruh terhadap kondisi sehat sakit setiap anggota keluarga. Fungsi keluarga yang tidak berjalan dengan baik menjadi faktor risiko kesehatan. Salah satu

Upload: baja-putra-hasibuan

Post on 22-Nov-2015

42 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

PHBS

TRANSCRIPT

  • Mandala of Health. Volume 4, Nomor 2, Mei 2010 Wibowo, PHBS dan Fungsi Fisiologis Keluarga

    124

    SURVEI CEPAT: STRATA PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)

    SERTA FUNGSI FISIOLOGIS KELUARGA DI DESA TAMBAKSARI KIDUL

    KECAMATAN KEMBARAN MEI JUNI 2010

    Yudhi Wibowo

    1

    1Fakultas Kedokteran dan Ilmu-ilmu Kesehatan, Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto

    E-mail: [email protected]

    ABSTRACT

    In order to improve the Healthy and Clean Life Behavior (PHBS), the Community Health Center

    (Puskesmas) I Kembaran, Kembaran Sub-District, Banyumas District has tried to apply the health

    promotion strategy. But the survey of PHBS on community have not done yet by Puskesmas I Kembaran,

    specifically for Tambaksari Kidul village. The purpose of this rapid survey study is to know the level of

    PHBS and APGAR family in the households in Tambaksari Kidul, Kembaran Sub-District, Banyumas

    District. The population of this study is all of the 3.960 people lived in Tambaksari Kidul, Kembaran Sub-

    District, Kembaran District. Through the simple random sampling on the second staged, 210 heads of

    households of each cluster/village were selected to be the samples for this study. The data were analyzed by

    statistics descriptive. This study showed that the level of PHBS in Tambaksari Kidul, Kembaran Sub-

    district were Pratama (0,50%), Madya (21,80%), Utama (73,70%), Paripurna (3,60%) respectively. The

    target of PHBS by 2010 was achieved beyond 65%. The value of APGAR family were the healthy family

    (82,25%), enough healthy family (13,82%) and unhealthy family (0,92%) respectively. The policy

    makers are suggested to guarantee and to keep the availability and continuity of population-based survey

    for the availability data of PHBS and APGAR family. Puskesmas must be able to manage the potential of

    community and the available word business in its work area and to analyze the situation as the basic of the

    PHBS health strategy program planning and development. Puskesmas should improve the quality of inter-

    sectoral cooperation between the unit of government organization and that of community organization.

    ______________________________________________________________________________ Keywords : rapid survey, level of PHBS, APGAR family

    PENDAHULUAN

    Visi pembangunan kesehatan

    Indonesia adalah Indonesia Sehat 2010

    yang ditandai dengan penduduknya hidup

    dalam lingkungan dan perilaku hidup bersih

    dan sehat. Visi ini dijabarkan menjadi

    masyarakat yang mandiri untuk hidup sehat,

    dengan mengajak serta memotivasi

    masyarakat dan penyelenggara pelayanan

    kesehatan untuk mengubah pola pikir dari

    sudut pandang sakit menjadi sudut pandang

    sehat, dan jabaran ini disebut dengan

    Paradigma Sehat. Perilaku Hidup Bersih dan

    Sehat (PHBS) merupakan perwujudan riil

    paradigma sehat dalam budaya hidup

    perorangan, keluarga dan masyarakat yang

    berorientasi sehat, bertujuan untuk

    meningkatkan, memelihara dan melindungi

    kesehatannya.1

    Menurut teori HL Blum, selain

    perilaku masih terdapat determinan

    kesehatan lainnya yaitu herediter, pelayanan

    kesehatan dan lingkungan. Lingkungan

    keluarga merupakan salah satu determinan

    yang sangat berpengaruh terhadap kondisi

    sehat sakit setiap anggota keluarga. Fungsi

    keluarga yang tidak berjalan dengan baik

    menjadi faktor risiko kesehatan. Salah satu

  • Mandala of Health. Volume 4, Nomor 2, Mei 2010 Wibowo, PHBS dan Fungsi Fisiologis Keluarga

    125

    alat yang dapat digunakan untuk menilai

    fungsi dan kepuasan setiap anggota keluarga

    terhadap keluarga adalah APGAR family.2,3

    Menurut Profil Kesehatan Indonesia

    Tahun 2007 ada tiga jenis keluhan utama

    dalam sebulan terakhir pada tahun 2007

    yaitu batuk (45%), pilek (43,7%) dan panas

    (36,6%). Sebanyak 65% dari penduduk yang

    memiliki keluhan tersebut ternyata memilih

    berobat sendiri, sementara sisanya memilih

    berobat jalan. Lokasi untuk berobat jalan

    terbanyak adalah ke Puskesmas/Pustu

    mencapai 33,9%.4 Dari Profil Kesehatan

    Indonesia Tahun 2008, tiga jenis keluhan

    utama dalam sebulan terakhir yaitu batuk

    (15,24%), pilek (14,83%) dan panas

    (11,56%). Sebanyak 65,59% penduduk

    memilih berobat sendiri. Rumah Tangga

    (RT) yang ber-PHBS secara nasional

    mencapai 38,7%.5 Sementara menurut

    Survei Kesehatan Nasional (2004)

    menunjukkan bahwa pencapaian rumah

    yang melaksanakan PHBS (klasifikasi IV)

    baru berkisar 24,38 %.6

    Di dalam Profil Kesehatan Jawa

    Tengah Tahun 2006 didapatkan bahwa

    Balita yang mendapatkan ASI eksklusif

    masih sangat rendah yaitu 28,08% jauh di

    bawah target tahun 2010 yaitu 80%.

    Sedangkan kondisi rumah yang memenuhi

    kesehatan pada 2006 sebesar 60,32%

    menurun dibanding 2005 sebesar 70,63%.

    Cakupan pelayanan air bersih baru mencapai

    69,30%, berarti masih di bawah target 80%.7

    Di Jawa Tengah pada tahun 2006,

    cakupan RT sehat yang dalam hal ini

    diwakili oleh RT strata utama dan paripurna

    mengalami penurunan yaitu 48,62%,

    53,67% (2005), 68,76% (2004).

    Dibandingkan target tahun 2010, cakupan

    RT ber-PHBS masih di bawah target 65%.7

    Sementara di Banyumas menurut Profil

    Kesehatan Kabupaten Banyumas tahun

    2008, RT yang ber-PHBS mencapai 55,94%,

    masih dibawah target tahun 2010 sebesar

    65%.8

    Khusus untuk Kecamatan Kembaran

    pada tahun 2008 pemberian ASI eksklusif

    mencapai 38,86% dari 229 bayi usia 0 6

    bulan. Sementara RT yang ber-PHBS dalam

    wilayah kerja Puskesmas I Kembaran dari

    720 RT yang dipantau yaitu berurutan 2%

    strata pratama, 58% strata madya, 40%

    strata utama, sementara strata paripurna 0 %.

    Sedangkan RT di bawah wilayah kerja

    Puskesmas II Kembaran tidak ada laporan,

    kemungkinan belum dilakukan survei PHBS

    pada tatanan RT.8 Berdasar uraian di atas,

    maka perlu untuk dilakukan pemantaun atau

    survei PHBS dan fungsi fisiologis keluarga

    pada tatanan RT di Desa Tambaksari Kidul,

    Kecamatan Kembaran, Banyumas.

    METODE PENELITIAN

    Penelitian ini merupakan penelitian

    population-based survey dengan pendekatan

    survei cepat (rapid survey), yaitu dengan

    menerapkan rancangan sampel klaster dua

  • Mandala of Health. Volume 4, Nomor 2, Mei 2010 Wibowo, PHBS dan Fungsi Fisiologis Keluarga

    126

    tahap, dengan pemilihan klaster pada tahap

    pertama secara probability proportionate to

    size. Pemilihan sampel pada tahap kedua,

    yaitu pemilihan sampel rumah tangga

    dilakukan dengan cara acak sederhana

    (simple random) atau dengan menerapkan

    rumah terdekat. Pada tahap pertama

    diperoleh empat desa yaitu Desa Tambaksari

    Kidul, Bantarwuni, Dukuh Waluh dan

    Kembaran. Selanjutnya pada tahap ke dua,

    masing-masing klaster diambil subyek

    survei yaitu KK atau istri KK sebanyak 7

    responden. Secara praktis dapat dikatakan

    bahwa jumlah sampel sebanyak 30 x 7

    responden, (30 klaster / desa x 7 orang tiap

    klaster / desa) sehingga total sampel yang

    terkumpul adalah 30 x 7 = 210 responden.9

    Subyek survei sesuai kriteria inklusi

    yaitu merupakan penduduk tetap, bersedia

    menjadi responden dengan mengisi lembar

    inform consent , serta kompeten (sadar

    penuh, mampu membaca dan menulis atau

    memahami maksud pertanyaan kuesioner).

    Besar sampel setiap desa ditentukan

    berdasarkan rumus d2 / Z

    2 = p x q / n = v (p)

    dan v(p) = (p x q / n x m) x (ROH (m-1)

    +1). Asumsi bahwa pervalensi PHBS dalam

    populasi sampel 45%, maksimum dapat

    diterima dalam 90% confidence interval

    adalah 10 % atau upper limit 55% dan lower

    limit 35%, dengan design effect kategori

    low (2), dan 1 orang per eligible household

    dengan 30 kluster tepilih pada tahap pertama

    dan 7 household pada tahap kedua maka

    besar sampel pada Survei Cepat = 210

    responden. Dengan target standart error of

    proportion (variance maksimum) sebesar

    0.0589 dan actual standart error of

    proportion (varian dari besar sampel yang

    dikehendaki/direncanakan) sebesar 0.0486.

    Berarti bahwa varians dari besar sampel

    yang direncanakan kurang dari varians

    maksimum, maka besar sampel tersebut

    memadai.10

    Teknik pengumpulan data berupa

    wawancara dan observasi langsung.

    Instrument pengumpulan data menggunakan

    kuesioner PHBS mengadopsi dari pedoman

    PHBS DinKes Prop. Jawa Tengah yang

    meliputi 10 indikator nasional dan 6

    indikator lokal.11 Sedangkan untuk menilai

    fungsi fisiologis keluarga menggunakan

    angket APGAR family yang menilai fungsi

    adaptation, partnership, growth, affection,

    resolve.2,3

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Desa Tambaksari Kidul, Kecamatan

    Kembaran berpenduduk 3.960 jiwa yang

    terdiri dari penduduk laki-laki sebanyak

    1.990 jiwa dan jumlah penduduk perempuan

    sebanyak 1.970 jiwa. Lebih dari 72% (2889

    jiwa) penduduk berusia lebih dari 18 tahun.

    Sebagian besar penduduk yaitu 58,54%

    lulusan SD. Mata pencaharian penduduk

    sebagaian besar adalah buruh yaitu sebesar

    64,04%. Sarana pendidikan berupa 1 unit

    TK, 1 unit SD dan 2 unit sarana pendidikan

  • Mandala of Health. Volume 4, Nomor 2, Mei 2010 Wibowo, PHBS dan Fungsi Fisiologis Keluarga

    127

    agama. Untuk sarana kesehatan terdiri dari 1

    unit puskesmas pembantu, 1 unit poliklinik,

    1 unit apotik, 7 unit posyandu, 1 unit toko

    obat, dan 1 unit tempat dokter praktik.

    Sedangkan tenaga kesehatannya, terdapat 1

    orang dokter umum, 12 orang paramedis, 2

    orang dukun terlatih, dan 3 orang bidan

    desa.

    Dari hasil survei diperoleh bahwa

    sebagian besar anggota keluarga (50,23%)

    berjumlah 3 - 4 orang, 67,28% merupakan

    keluarga inti (nuclear family) seperti terlihat

    dalam Tabel 1.

    Sebagian besar keluarga dalam tahap

    keluarga dengan anak sekolah (24,88%),

    keluarga dengan orang tua usia menengah

    (23,04%) dan keluarga dengan anak remaja

    (20,74%). Sebesar 49,77 % pendidikan

    Kepala Keluarga (KK) atau istri KK adalah

    lulusan SD, pekerjaan terbesar adalah

    sebagai buruh (29,94%) dan lain-lain seperti

    buruh tani, serabutan yaitu sebesar 54,84%

    dengan penghasilan kurang dari Rp

    650.000,00 per bulan sebesar 55,30% seperti

    terlihat di Tabel 2.

    Strata PHBS terbesar adalah strata

    utama (73,70%), sedangkan fungsi fisiologis

    yang dinilai menggunakan skor APGAR

    family sebagian besar merupakan keluarga

    sehat (healthy family) yaitu sebesar 85,25%.

    Hal ini seperti terlihat pada Gambar 1 dan 2.

    Tabel 1. Distribusi Responden Menurut Usia, Jenis Kelamin, Jumlah Anggota Keluarga

    dan Bentuk Keluarga

    No Karateristik Jumlah %

    1 USIA RESPONDEN

    < 20 Tahun 0 0,00%

    20 - 40 Tahun 92 42,40%

    41 - 60 Tahun 96 44,24%

    > 60 Tahun 29 13,36%

    2 JENIS KELAMIN RESPONDEN

    Laki-laki 106 48,85%

    Perempuan 111 51,15%

    3 JUMLAH ANGGOTA KEL

    < 2 Orang 1 0,46%

    2 Orang 21 9,68%

    3-4 Orang 109 50,23%

    > 4 Orang 86 39,63%

    4 BENTUK KELUARGA

    Nuclear Family (Keluarga Inti) 146 67,28%

    Extended Family (Keluarga Besar) 38 17,51%

    Blended Family (Keluarga Campuran) 2 0,92%

    Three Generation Family (Keluarga Tiga Generasi) 31 14,29%

  • Mandala of Health. Volume 4, Nomor 2, Mei 2010 Wibowo, PHBS dan Fungsi Fisiologis Keluarga

    128

    Menurut data demografi Desa

    Tambaksari Kidul, sebagian besar penduduk

    adalah bekerja sebagai buruh, buruh tani dan

    serabutan. Tingkat pendidikan KK atau istri

    KK sebagian besar lulusan SD. Tingkat

    pendidikan akan mempermudah untuk

    menerima informasi kesehatan, khususnya

    pengetahuan PHBS. Meskipun demikian

    tingkat pengetahuan tidak berhubungan

    dengan terapan PHBS.12 Saranan prasarana

    pendidikan dan kesehatan sudah mencukupi

    sebagai dukungan sosial terhadap keluarga

    Tabel 2. Distribusi Responden Menurut Stage Keluarga, Pendidikan, Pekerjaan dan

    Penghasilan Kepala Keluarga

    No Karateristik Jumlah %

    1 STAGE KELUARGA

    Perkawinan Awal 3 1,38%

    Keluarga dengan Bayi 7 3,23%

    Keluarga dengan Anak Prasekolah 23 10,60%

    Keluarga dengan anak sekolah 54 24,88%

    Keluarga dengan anak remaja 45 20,74%

    Keluarga dengan anak meninggalkan keluarga 19 8,76%

    Orang Tua Usia Menengah 50 23,04%

    Keluarga Jompo 16 7,37%

    2 PENDIDIKAN KEPALA KELUARGA (KK) ATAU ISTRI KK

    Tidak Sekolah 10 4,61%

    SD 108 49,77%

    SLTP 42 19,35%

    SLTA 45 20,74%

    D3 6 2,76%

    S1 5 2,30%

    S2 1 0,46%

    3 PEKERJAAN KK

    PNS 9 4,15%

    BUMN 1 0,46%

    Karyawan Swasta 13 5,99%

    Petani 11 5,07%

    Buruh 64 29,49%

    Lain-lain 119 54,84%

    4 PENGHASILAN RATA-RATA/BULAN

    < Rp 650.000 120 55,30%

    Rp 700.000 - Rp 1.500.000 68 31,34%

    RP 1.500.000 - Rp 3.000.000 24 11,06%

    > 3.000.000 5 2,30%

  • Mandala of Health. Volume 4, Nomor

    yang tinggal di desa tersebut. Dukungan

    social yang baik sangat berpengaruh

    terhadap PHBS.13

    RT yang ber-PHBS dalam hal ini

    diwakili oleh keluarga dengan strata utama

    dan paripurna sudah mencapai 77,4%,

    meningkat dibandingkan tahun 2008 yang

    baru mencapai 55, 94%. Dengan demikian

    RT yang ber-PHBS di Desa Tambaksari

    Kidul sudah melampaui target tahun 2010

    (DinKes Kab.Banyumas, 2008).

    Masyarakat khususnya di Desa Tambaksari

    Kidul sudah semakin menyadari akan

    pentingnya hidup sehat, sesuai dengan

    tujuan pembangunan kesehatan Indonesia

    menuju Indonesia Sehat 2010.

    yang ber-PHBS dapat terus dipertahankan

    dan ditingkatankan, maka upaya

    kesehatan perlu untuk terus dilakukan, hal

    ini sesuai dengan hasil penelitian

    sebelumnya yang dilakukan oleh Suci Hati

    tahun 2008.14 Sebagian besar keluarga di

    Desa Tambaksari Kidul merupakan keluarga

    sehat (healthy family) yaitu mencapai

    strata phbs

    utamamadyapratama

    Percent

    80

    60

    40

    20

    0

    strata phbs

    Gambar 1. Distribusi Responden Menurut

    Strata PHBS.

    Volume 4, Nomor 2, Mei 2010 Wibowo, PHBS dan Fungsi Fisiologis Keluarga

    yang tinggal di desa tersebut. Dukungan

    social yang baik sangat berpengaruh

    PHBS dalam hal ini

    keluarga dengan strata utama

    dan paripurna sudah mencapai 77,4%,

    meningkat dibandingkan tahun 2008 yang

    baru mencapai 55, 94%. Dengan demikian

    PHBS di Desa Tambaksari

    Kidul sudah melampaui target tahun 2010

    (DinKes Kab.Banyumas, 2008).8

    akat khususnya di Desa Tambaksari

    Kidul sudah semakin menyadari akan

    pentingnya hidup sehat, sesuai dengan

    tujuan pembangunan kesehatan Indonesia

    menuju Indonesia Sehat 2010.11 Agar RT

    PHBS dapat terus dipertahankan

    dan ditingkatankan, maka upaya promosi

    kesehatan perlu untuk terus dilakukan, hal

    ini sesuai dengan hasil penelitian

    sebelumnya yang dilakukan oleh Suci Hati

    Sebagian besar keluarga di

    Desa Tambaksari Kidul merupakan keluarga

    ) yaitu mencapai

    82,25%, artinya fungsi-fungsi keluarga di

    dalam keluarga tersebut sudah berjalan

    dengan baik. Dinamika keluarga seperti pola

    interaksi, dukungan, komunikasi antar

    anggota keluarga yang tidak berjalan dengan

    baik sangat mempengaruhi kesehatan setiap

    anggota individu keluarga.2,3

    dengan Skor APGAR family

    mempunyai kemungkinan dua kali

    mengalami masalah psikososial pada anak

    anaknya.15 Pasien yang mengalami

    gangguan kecemasan (anxiety disorder

    mood disorder memiliki nilai kepuasan

    terhadap dukungan keluarga yang lebih

    rendah.16

    KESIMPULAN

    Strata PHBS Desa Tambaksari

    Kidul dalam hal ini diwakili oleh keluarga

    dengan strata utama dan paripurna sudah

    melampaui target cakupan RT yang ber

    PHBS pada tahun 2010. Berdasar skor

    APGAR family, sebagian besar penduduk

    merupakan keluarga sehat (healthy family

    paripurna85.25%

    13.82%0.92%

    FAMILY APGAR

    SEHAT

    KURANG

    SEHAT

    TIDAK SEHAT

    Gambar 1. Distribusi Responden Menurut Gambar 2. Distribusi Responden Menurut

    Skor APGAR Family

    dan Fungsi Fisiologis Keluarga

    129

    fungsi keluarga di

    dalam keluarga tersebut sudah berjalan

    dengan baik. Dinamika keluarga seperti pola

    interaksi, dukungan, komunikasi antar

    anggota keluarga yang tidak berjalan dengan

    baik sangat mempengaruhi kesehatan setiap

    2,3 Keluarga

    APGAR family yang rendah

    mempunyai kemungkinan dua kali

    mengalami masalah psikososial pada anak-

    Pasien yang mengalami

    anxiety disorder) dan

    memiliki nilai kepuasan

    terhadap dukungan keluarga yang lebih

    Strata PHBS Desa Tambaksari

    Kidul dalam hal ini diwakili oleh keluarga

    dengan strata utama dan paripurna sudah

    melampaui target cakupan RT yang ber-

    PHBS pada tahun 2010. Berdasar skor

    , sebagian besar penduduk

    healthy family),

    FAMILY APGAR

    SEHAT

    KURANG

    SEHAT

    TIDAK SEHAT

    Gambar 2. Distribusi Responden Menurut

  • Mandala of Health. Volume 4, Nomor 2, Mei 2010 Wibowo, PHBS dan Fungsi Fisiologis Keluarga

    130

    artinya setiap anggota keluarga saling

    mendukung satu sama lain.

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Departemen Kesehatan RI, Jakarta, 2006, Panduan Pembinaan Perilaku Hidup Bersih

    dan Sehat di Rumah Tangga Melalui Tim

    Penggerak PKK.

    2. Azwar A., 1995. Pengantar Pelayanan Dokter Keluarga. Ikatan Dokter Indonesia.

    Jakarta.

    3. Goh, LG; Azwar A.; Wonodirekso S. 2004. A Primer on Family Medicine Practice.

    Singapore International Foundation.

    Singapore.

    4. Departemen Kesehatan Republik IndonesiaI, Jakarta 2008. Profil Kesehatan Indonesia

    Tahun 2007.

    5. Departemen Kesehatan RI.Jakarta 2009. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2008.

    6. Survei Kesehatan Nasional, 2004. 7. DinKes Prop. Jawa Tengah. Semarang 2006.

    Profil Kesehatan Jawa Tengah tahun 2006.

    8. DinKes Kab. Banyumas. Purwokerto 2008. Resume Profil Kesehatan Kabupaten

    Banyumas Tahun 2008.

    9. Wibowo, Arif. 2005. Teknik Sampling Pada Rapid Survei. Fakultas Ilmu Kesehatan

    Masyarakat, Universitas Airlangga:

    Surabaya.

    10. Farid, MN & Frerichs, RR, Los Angeles 2007. Software and Manual CSurvey.

    11. DinKes Prop. Jawa Tengah. Semarang 2006. Pedoman Program Pembinaan Perilaku

    Hidup Bersih dan Sehat Tatanan Rumah

    Tangga.

    12. Siti Nurhamidah EW., 2007. Hubungah Antara Pengetahuan Ibu Rumah Tangga

    dengan Terapan Perilaku Hidup Bersih dan

    Sehat pada Tatanan Rumah Tangga Desa

    Dempet Kabupaten Demak.

    13. Sondha S., 2009. Pengaruh Persepsi dan Dukungan Sosial terhadap Perilaku Hidup

    Bersih dan Sehat pada Masyarakat Nelayan

    Desa Bagan Kuala Kecamatan Tanjung

    Beringin Kabupaten Serdang Bedagai.

    14. Suci Hati. 2008. Pengaruh Stategi Promosi Kesehatan Terhadap Tingkat Perilaku Hidup

    Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Tatanan

    Rumah Tangga DI Kecamatan Patumbak

    Kabupaten Deli Serdang,

    15. William D. Smucker, MD; Beth G. Wildman, PhD; Thomas R. Lynch, MA;

    Mary C. Revolinsky, MD. 1995.

    Relationship Between the Family APGAR

    and Behavioral Problems in Children. Arch

    Fam Med. 1995;4:535-539.

    16. Annamarie C., Scaturo DJ., Sparfkin RP., Lantinga LJ., Fiese BH., Brand F. 2003.

    Family Support, Self-Rated Health, And

    Psychological Distress. Primary Care

    Companion J Clin Psychiatry;5(3).