strata perilaku hidup bersih dan sehat (phbs) serta fungsi fisiologis keluarga di desa tambaksari...
DESCRIPTION
PHBSTRANSCRIPT
-
Mandala of Health. Volume 4, Nomor 2, Mei 2010 Wibowo, PHBS dan Fungsi Fisiologis Keluarga
124
SURVEI CEPAT: STRATA PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)
SERTA FUNGSI FISIOLOGIS KELUARGA DI DESA TAMBAKSARI KIDUL
KECAMATAN KEMBARAN MEI JUNI 2010
Yudhi Wibowo
1
1Fakultas Kedokteran dan Ilmu-ilmu Kesehatan, Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto
E-mail: [email protected]
ABSTRACT
In order to improve the Healthy and Clean Life Behavior (PHBS), the Community Health Center
(Puskesmas) I Kembaran, Kembaran Sub-District, Banyumas District has tried to apply the health
promotion strategy. But the survey of PHBS on community have not done yet by Puskesmas I Kembaran,
specifically for Tambaksari Kidul village. The purpose of this rapid survey study is to know the level of
PHBS and APGAR family in the households in Tambaksari Kidul, Kembaran Sub-District, Banyumas
District. The population of this study is all of the 3.960 people lived in Tambaksari Kidul, Kembaran Sub-
District, Kembaran District. Through the simple random sampling on the second staged, 210 heads of
households of each cluster/village were selected to be the samples for this study. The data were analyzed by
statistics descriptive. This study showed that the level of PHBS in Tambaksari Kidul, Kembaran Sub-
district were Pratama (0,50%), Madya (21,80%), Utama (73,70%), Paripurna (3,60%) respectively. The
target of PHBS by 2010 was achieved beyond 65%. The value of APGAR family were the healthy family
(82,25%), enough healthy family (13,82%) and unhealthy family (0,92%) respectively. The policy
makers are suggested to guarantee and to keep the availability and continuity of population-based survey
for the availability data of PHBS and APGAR family. Puskesmas must be able to manage the potential of
community and the available word business in its work area and to analyze the situation as the basic of the
PHBS health strategy program planning and development. Puskesmas should improve the quality of inter-
sectoral cooperation between the unit of government organization and that of community organization.
______________________________________________________________________________ Keywords : rapid survey, level of PHBS, APGAR family
PENDAHULUAN
Visi pembangunan kesehatan
Indonesia adalah Indonesia Sehat 2010
yang ditandai dengan penduduknya hidup
dalam lingkungan dan perilaku hidup bersih
dan sehat. Visi ini dijabarkan menjadi
masyarakat yang mandiri untuk hidup sehat,
dengan mengajak serta memotivasi
masyarakat dan penyelenggara pelayanan
kesehatan untuk mengubah pola pikir dari
sudut pandang sakit menjadi sudut pandang
sehat, dan jabaran ini disebut dengan
Paradigma Sehat. Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS) merupakan perwujudan riil
paradigma sehat dalam budaya hidup
perorangan, keluarga dan masyarakat yang
berorientasi sehat, bertujuan untuk
meningkatkan, memelihara dan melindungi
kesehatannya.1
Menurut teori HL Blum, selain
perilaku masih terdapat determinan
kesehatan lainnya yaitu herediter, pelayanan
kesehatan dan lingkungan. Lingkungan
keluarga merupakan salah satu determinan
yang sangat berpengaruh terhadap kondisi
sehat sakit setiap anggota keluarga. Fungsi
keluarga yang tidak berjalan dengan baik
menjadi faktor risiko kesehatan. Salah satu
-
Mandala of Health. Volume 4, Nomor 2, Mei 2010 Wibowo, PHBS dan Fungsi Fisiologis Keluarga
125
alat yang dapat digunakan untuk menilai
fungsi dan kepuasan setiap anggota keluarga
terhadap keluarga adalah APGAR family.2,3
Menurut Profil Kesehatan Indonesia
Tahun 2007 ada tiga jenis keluhan utama
dalam sebulan terakhir pada tahun 2007
yaitu batuk (45%), pilek (43,7%) dan panas
(36,6%). Sebanyak 65% dari penduduk yang
memiliki keluhan tersebut ternyata memilih
berobat sendiri, sementara sisanya memilih
berobat jalan. Lokasi untuk berobat jalan
terbanyak adalah ke Puskesmas/Pustu
mencapai 33,9%.4 Dari Profil Kesehatan
Indonesia Tahun 2008, tiga jenis keluhan
utama dalam sebulan terakhir yaitu batuk
(15,24%), pilek (14,83%) dan panas
(11,56%). Sebanyak 65,59% penduduk
memilih berobat sendiri. Rumah Tangga
(RT) yang ber-PHBS secara nasional
mencapai 38,7%.5 Sementara menurut
Survei Kesehatan Nasional (2004)
menunjukkan bahwa pencapaian rumah
yang melaksanakan PHBS (klasifikasi IV)
baru berkisar 24,38 %.6
Di dalam Profil Kesehatan Jawa
Tengah Tahun 2006 didapatkan bahwa
Balita yang mendapatkan ASI eksklusif
masih sangat rendah yaitu 28,08% jauh di
bawah target tahun 2010 yaitu 80%.
Sedangkan kondisi rumah yang memenuhi
kesehatan pada 2006 sebesar 60,32%
menurun dibanding 2005 sebesar 70,63%.
Cakupan pelayanan air bersih baru mencapai
69,30%, berarti masih di bawah target 80%.7
Di Jawa Tengah pada tahun 2006,
cakupan RT sehat yang dalam hal ini
diwakili oleh RT strata utama dan paripurna
mengalami penurunan yaitu 48,62%,
53,67% (2005), 68,76% (2004).
Dibandingkan target tahun 2010, cakupan
RT ber-PHBS masih di bawah target 65%.7
Sementara di Banyumas menurut Profil
Kesehatan Kabupaten Banyumas tahun
2008, RT yang ber-PHBS mencapai 55,94%,
masih dibawah target tahun 2010 sebesar
65%.8
Khusus untuk Kecamatan Kembaran
pada tahun 2008 pemberian ASI eksklusif
mencapai 38,86% dari 229 bayi usia 0 6
bulan. Sementara RT yang ber-PHBS dalam
wilayah kerja Puskesmas I Kembaran dari
720 RT yang dipantau yaitu berurutan 2%
strata pratama, 58% strata madya, 40%
strata utama, sementara strata paripurna 0 %.
Sedangkan RT di bawah wilayah kerja
Puskesmas II Kembaran tidak ada laporan,
kemungkinan belum dilakukan survei PHBS
pada tatanan RT.8 Berdasar uraian di atas,
maka perlu untuk dilakukan pemantaun atau
survei PHBS dan fungsi fisiologis keluarga
pada tatanan RT di Desa Tambaksari Kidul,
Kecamatan Kembaran, Banyumas.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian
population-based survey dengan pendekatan
survei cepat (rapid survey), yaitu dengan
menerapkan rancangan sampel klaster dua
-
Mandala of Health. Volume 4, Nomor 2, Mei 2010 Wibowo, PHBS dan Fungsi Fisiologis Keluarga
126
tahap, dengan pemilihan klaster pada tahap
pertama secara probability proportionate to
size. Pemilihan sampel pada tahap kedua,
yaitu pemilihan sampel rumah tangga
dilakukan dengan cara acak sederhana
(simple random) atau dengan menerapkan
rumah terdekat. Pada tahap pertama
diperoleh empat desa yaitu Desa Tambaksari
Kidul, Bantarwuni, Dukuh Waluh dan
Kembaran. Selanjutnya pada tahap ke dua,
masing-masing klaster diambil subyek
survei yaitu KK atau istri KK sebanyak 7
responden. Secara praktis dapat dikatakan
bahwa jumlah sampel sebanyak 30 x 7
responden, (30 klaster / desa x 7 orang tiap
klaster / desa) sehingga total sampel yang
terkumpul adalah 30 x 7 = 210 responden.9
Subyek survei sesuai kriteria inklusi
yaitu merupakan penduduk tetap, bersedia
menjadi responden dengan mengisi lembar
inform consent , serta kompeten (sadar
penuh, mampu membaca dan menulis atau
memahami maksud pertanyaan kuesioner).
Besar sampel setiap desa ditentukan
berdasarkan rumus d2 / Z
2 = p x q / n = v (p)
dan v(p) = (p x q / n x m) x (ROH (m-1)
+1). Asumsi bahwa pervalensi PHBS dalam
populasi sampel 45%, maksimum dapat
diterima dalam 90% confidence interval
adalah 10 % atau upper limit 55% dan lower
limit 35%, dengan design effect kategori
low (2), dan 1 orang per eligible household
dengan 30 kluster tepilih pada tahap pertama
dan 7 household pada tahap kedua maka
besar sampel pada Survei Cepat = 210
responden. Dengan target standart error of
proportion (variance maksimum) sebesar
0.0589 dan actual standart error of
proportion (varian dari besar sampel yang
dikehendaki/direncanakan) sebesar 0.0486.
Berarti bahwa varians dari besar sampel
yang direncanakan kurang dari varians
maksimum, maka besar sampel tersebut
memadai.10
Teknik pengumpulan data berupa
wawancara dan observasi langsung.
Instrument pengumpulan data menggunakan
kuesioner PHBS mengadopsi dari pedoman
PHBS DinKes Prop. Jawa Tengah yang
meliputi 10 indikator nasional dan 6
indikator lokal.11 Sedangkan untuk menilai
fungsi fisiologis keluarga menggunakan
angket APGAR family yang menilai fungsi
adaptation, partnership, growth, affection,
resolve.2,3
HASIL DAN PEMBAHASAN
Desa Tambaksari Kidul, Kecamatan
Kembaran berpenduduk 3.960 jiwa yang
terdiri dari penduduk laki-laki sebanyak
1.990 jiwa dan jumlah penduduk perempuan
sebanyak 1.970 jiwa. Lebih dari 72% (2889
jiwa) penduduk berusia lebih dari 18 tahun.
Sebagian besar penduduk yaitu 58,54%
lulusan SD. Mata pencaharian penduduk
sebagaian besar adalah buruh yaitu sebesar
64,04%. Sarana pendidikan berupa 1 unit
TK, 1 unit SD dan 2 unit sarana pendidikan
-
Mandala of Health. Volume 4, Nomor 2, Mei 2010 Wibowo, PHBS dan Fungsi Fisiologis Keluarga
127
agama. Untuk sarana kesehatan terdiri dari 1
unit puskesmas pembantu, 1 unit poliklinik,
1 unit apotik, 7 unit posyandu, 1 unit toko
obat, dan 1 unit tempat dokter praktik.
Sedangkan tenaga kesehatannya, terdapat 1
orang dokter umum, 12 orang paramedis, 2
orang dukun terlatih, dan 3 orang bidan
desa.
Dari hasil survei diperoleh bahwa
sebagian besar anggota keluarga (50,23%)
berjumlah 3 - 4 orang, 67,28% merupakan
keluarga inti (nuclear family) seperti terlihat
dalam Tabel 1.
Sebagian besar keluarga dalam tahap
keluarga dengan anak sekolah (24,88%),
keluarga dengan orang tua usia menengah
(23,04%) dan keluarga dengan anak remaja
(20,74%). Sebesar 49,77 % pendidikan
Kepala Keluarga (KK) atau istri KK adalah
lulusan SD, pekerjaan terbesar adalah
sebagai buruh (29,94%) dan lain-lain seperti
buruh tani, serabutan yaitu sebesar 54,84%
dengan penghasilan kurang dari Rp
650.000,00 per bulan sebesar 55,30% seperti
terlihat di Tabel 2.
Strata PHBS terbesar adalah strata
utama (73,70%), sedangkan fungsi fisiologis
yang dinilai menggunakan skor APGAR
family sebagian besar merupakan keluarga
sehat (healthy family) yaitu sebesar 85,25%.
Hal ini seperti terlihat pada Gambar 1 dan 2.
Tabel 1. Distribusi Responden Menurut Usia, Jenis Kelamin, Jumlah Anggota Keluarga
dan Bentuk Keluarga
No Karateristik Jumlah %
1 USIA RESPONDEN
< 20 Tahun 0 0,00%
20 - 40 Tahun 92 42,40%
41 - 60 Tahun 96 44,24%
> 60 Tahun 29 13,36%
2 JENIS KELAMIN RESPONDEN
Laki-laki 106 48,85%
Perempuan 111 51,15%
3 JUMLAH ANGGOTA KEL
< 2 Orang 1 0,46%
2 Orang 21 9,68%
3-4 Orang 109 50,23%
> 4 Orang 86 39,63%
4 BENTUK KELUARGA
Nuclear Family (Keluarga Inti) 146 67,28%
Extended Family (Keluarga Besar) 38 17,51%
Blended Family (Keluarga Campuran) 2 0,92%
Three Generation Family (Keluarga Tiga Generasi) 31 14,29%
-
Mandala of Health. Volume 4, Nomor 2, Mei 2010 Wibowo, PHBS dan Fungsi Fisiologis Keluarga
128
Menurut data demografi Desa
Tambaksari Kidul, sebagian besar penduduk
adalah bekerja sebagai buruh, buruh tani dan
serabutan. Tingkat pendidikan KK atau istri
KK sebagian besar lulusan SD. Tingkat
pendidikan akan mempermudah untuk
menerima informasi kesehatan, khususnya
pengetahuan PHBS. Meskipun demikian
tingkat pengetahuan tidak berhubungan
dengan terapan PHBS.12 Saranan prasarana
pendidikan dan kesehatan sudah mencukupi
sebagai dukungan sosial terhadap keluarga
Tabel 2. Distribusi Responden Menurut Stage Keluarga, Pendidikan, Pekerjaan dan
Penghasilan Kepala Keluarga
No Karateristik Jumlah %
1 STAGE KELUARGA
Perkawinan Awal 3 1,38%
Keluarga dengan Bayi 7 3,23%
Keluarga dengan Anak Prasekolah 23 10,60%
Keluarga dengan anak sekolah 54 24,88%
Keluarga dengan anak remaja 45 20,74%
Keluarga dengan anak meninggalkan keluarga 19 8,76%
Orang Tua Usia Menengah 50 23,04%
Keluarga Jompo 16 7,37%
2 PENDIDIKAN KEPALA KELUARGA (KK) ATAU ISTRI KK
Tidak Sekolah 10 4,61%
SD 108 49,77%
SLTP 42 19,35%
SLTA 45 20,74%
D3 6 2,76%
S1 5 2,30%
S2 1 0,46%
3 PEKERJAAN KK
PNS 9 4,15%
BUMN 1 0,46%
Karyawan Swasta 13 5,99%
Petani 11 5,07%
Buruh 64 29,49%
Lain-lain 119 54,84%
4 PENGHASILAN RATA-RATA/BULAN
< Rp 650.000 120 55,30%
Rp 700.000 - Rp 1.500.000 68 31,34%
RP 1.500.000 - Rp 3.000.000 24 11,06%
> 3.000.000 5 2,30%
-
Mandala of Health. Volume 4, Nomor
yang tinggal di desa tersebut. Dukungan
social yang baik sangat berpengaruh
terhadap PHBS.13
RT yang ber-PHBS dalam hal ini
diwakili oleh keluarga dengan strata utama
dan paripurna sudah mencapai 77,4%,
meningkat dibandingkan tahun 2008 yang
baru mencapai 55, 94%. Dengan demikian
RT yang ber-PHBS di Desa Tambaksari
Kidul sudah melampaui target tahun 2010
(DinKes Kab.Banyumas, 2008).
Masyarakat khususnya di Desa Tambaksari
Kidul sudah semakin menyadari akan
pentingnya hidup sehat, sesuai dengan
tujuan pembangunan kesehatan Indonesia
menuju Indonesia Sehat 2010.
yang ber-PHBS dapat terus dipertahankan
dan ditingkatankan, maka upaya
kesehatan perlu untuk terus dilakukan, hal
ini sesuai dengan hasil penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Suci Hati
tahun 2008.14 Sebagian besar keluarga di
Desa Tambaksari Kidul merupakan keluarga
sehat (healthy family) yaitu mencapai
strata phbs
utamamadyapratama
Percent
80
60
40
20
0
strata phbs
Gambar 1. Distribusi Responden Menurut
Strata PHBS.
Volume 4, Nomor 2, Mei 2010 Wibowo, PHBS dan Fungsi Fisiologis Keluarga
yang tinggal di desa tersebut. Dukungan
social yang baik sangat berpengaruh
PHBS dalam hal ini
keluarga dengan strata utama
dan paripurna sudah mencapai 77,4%,
meningkat dibandingkan tahun 2008 yang
baru mencapai 55, 94%. Dengan demikian
PHBS di Desa Tambaksari
Kidul sudah melampaui target tahun 2010
(DinKes Kab.Banyumas, 2008).8
akat khususnya di Desa Tambaksari
Kidul sudah semakin menyadari akan
pentingnya hidup sehat, sesuai dengan
tujuan pembangunan kesehatan Indonesia
menuju Indonesia Sehat 2010.11 Agar RT
PHBS dapat terus dipertahankan
dan ditingkatankan, maka upaya promosi
kesehatan perlu untuk terus dilakukan, hal
ini sesuai dengan hasil penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Suci Hati
Sebagian besar keluarga di
Desa Tambaksari Kidul merupakan keluarga
) yaitu mencapai
82,25%, artinya fungsi-fungsi keluarga di
dalam keluarga tersebut sudah berjalan
dengan baik. Dinamika keluarga seperti pola
interaksi, dukungan, komunikasi antar
anggota keluarga yang tidak berjalan dengan
baik sangat mempengaruhi kesehatan setiap
anggota individu keluarga.2,3
dengan Skor APGAR family
mempunyai kemungkinan dua kali
mengalami masalah psikososial pada anak
anaknya.15 Pasien yang mengalami
gangguan kecemasan (anxiety disorder
mood disorder memiliki nilai kepuasan
terhadap dukungan keluarga yang lebih
rendah.16
KESIMPULAN
Strata PHBS Desa Tambaksari
Kidul dalam hal ini diwakili oleh keluarga
dengan strata utama dan paripurna sudah
melampaui target cakupan RT yang ber
PHBS pada tahun 2010. Berdasar skor
APGAR family, sebagian besar penduduk
merupakan keluarga sehat (healthy family
paripurna85.25%
13.82%0.92%
FAMILY APGAR
SEHAT
KURANG
SEHAT
TIDAK SEHAT
Gambar 1. Distribusi Responden Menurut Gambar 2. Distribusi Responden Menurut
Skor APGAR Family
dan Fungsi Fisiologis Keluarga
129
fungsi keluarga di
dalam keluarga tersebut sudah berjalan
dengan baik. Dinamika keluarga seperti pola
interaksi, dukungan, komunikasi antar
anggota keluarga yang tidak berjalan dengan
baik sangat mempengaruhi kesehatan setiap
2,3 Keluarga
APGAR family yang rendah
mempunyai kemungkinan dua kali
mengalami masalah psikososial pada anak-
Pasien yang mengalami
anxiety disorder) dan
memiliki nilai kepuasan
terhadap dukungan keluarga yang lebih
Strata PHBS Desa Tambaksari
Kidul dalam hal ini diwakili oleh keluarga
dengan strata utama dan paripurna sudah
melampaui target cakupan RT yang ber-
PHBS pada tahun 2010. Berdasar skor
, sebagian besar penduduk
healthy family),
FAMILY APGAR
SEHAT
KURANG
SEHAT
TIDAK SEHAT
Gambar 2. Distribusi Responden Menurut
-
Mandala of Health. Volume 4, Nomor 2, Mei 2010 Wibowo, PHBS dan Fungsi Fisiologis Keluarga
130
artinya setiap anggota keluarga saling
mendukung satu sama lain.
DAFTAR PUSTAKA
1. Departemen Kesehatan RI, Jakarta, 2006, Panduan Pembinaan Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat di Rumah Tangga Melalui Tim
Penggerak PKK.
2. Azwar A., 1995. Pengantar Pelayanan Dokter Keluarga. Ikatan Dokter Indonesia.
Jakarta.
3. Goh, LG; Azwar A.; Wonodirekso S. 2004. A Primer on Family Medicine Practice.
Singapore International Foundation.
Singapore.
4. Departemen Kesehatan Republik IndonesiaI, Jakarta 2008. Profil Kesehatan Indonesia
Tahun 2007.
5. Departemen Kesehatan RI.Jakarta 2009. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2008.
6. Survei Kesehatan Nasional, 2004. 7. DinKes Prop. Jawa Tengah. Semarang 2006.
Profil Kesehatan Jawa Tengah tahun 2006.
8. DinKes Kab. Banyumas. Purwokerto 2008. Resume Profil Kesehatan Kabupaten
Banyumas Tahun 2008.
9. Wibowo, Arif. 2005. Teknik Sampling Pada Rapid Survei. Fakultas Ilmu Kesehatan
Masyarakat, Universitas Airlangga:
Surabaya.
10. Farid, MN & Frerichs, RR, Los Angeles 2007. Software and Manual CSurvey.
11. DinKes Prop. Jawa Tengah. Semarang 2006. Pedoman Program Pembinaan Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat Tatanan Rumah
Tangga.
12. Siti Nurhamidah EW., 2007. Hubungah Antara Pengetahuan Ibu Rumah Tangga
dengan Terapan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat pada Tatanan Rumah Tangga Desa
Dempet Kabupaten Demak.
13. Sondha S., 2009. Pengaruh Persepsi dan Dukungan Sosial terhadap Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat pada Masyarakat Nelayan
Desa Bagan Kuala Kecamatan Tanjung
Beringin Kabupaten Serdang Bedagai.
14. Suci Hati. 2008. Pengaruh Stategi Promosi Kesehatan Terhadap Tingkat Perilaku Hidup
Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Tatanan
Rumah Tangga DI Kecamatan Patumbak
Kabupaten Deli Serdang,
15. William D. Smucker, MD; Beth G. Wildman, PhD; Thomas R. Lynch, MA;
Mary C. Revolinsky, MD. 1995.
Relationship Between the Family APGAR
and Behavioral Problems in Children. Arch
Fam Med. 1995;4:535-539.
16. Annamarie C., Scaturo DJ., Sparfkin RP., Lantinga LJ., Fiese BH., Brand F. 2003.
Family Support, Self-Rated Health, And
Psychological Distress. Primary Care
Companion J Clin Psychiatry;5(3).