stkip muhammadiyah pringsewu lampung buku ajar...

257

Click here to load reader

Upload: phunghanh

Post on 02-Mar-2018

274 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan i

Page 2: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan i

DAFTAR ISI

halamanKATA PENGANTAR

I PENGERTIAN ADMINISTRASI PENDIDIKANA. Manajemen Pendidikan dan Administrasi

PendidikanB. Pengertian Administrasi PendidikanC. Dasar-Dasar dan Tujuan Administrasi PendidikanD. Bidang Garapan Administrasi PendidikanE. Fungsi-Fungsi Administrasi PendidikanF. Manajemen dalam Bidang Kegiatan Pendidikan

11

512171928

II LEMBAGA PENDIDIKANA. Pengertian Organisasi dan PengorganisasianB. Asas-Asas Organisasi ManajemenC. Macam-Macam OrganisasiD. Teori-Teori OrganisasiE. Pengertian Reorganisasi dan RestrukturisasiF. Pengertian dan Struktur Organisasi Lembaga

PendidikanG. Jalur, Jenjang, dan Jenis Organisasi Lembaga

PendidikanH. Kriteria Keberhasilan Organisasi Lembaga

Pendidikan

343637384041

44

50

III DESENTRALISASI SISTEM PENDIDIKANNASIONALA. Konsep Dasar DesentralisasiB. Kebijakan Desentralisasi Pendidikan dan Kendala

PelaksanaanC. Pengertian PartisipasiD. Peranan Keluarga dan Masyarakat dalam

PendidikanE. Desentralisasi dan Partisipasi Masyarakat dalam

PendidikanF. Manajemen Berbasis Sekolah

566068

7676

77

84

Page 3: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan ii

IV ADMINISTRASI SEKOLAHA. Definisi Administrasi SekolahB. Prinsip Umum Administrasi SekolahC. Macam-Macam Administrasi Sekolah

92929292

V ADMINISTRASI KELASA. Kegiatan Administratif Manajemen KelasB. Kegiatan Operatif Manajemen Kelas

99100

VI KEPEMIMPINAN PENDIDIKANA. Definisi Kepemimpinan dan Kepemimpinan

PendidikanB. Model Kepemimpinan PendidikanC. Fungsi Kepemimpinan PendidikanD. Kekuasaan dan PengaruhE. Pengelolaan ManusiaF. KepengikutanG. Kepemimpinan dalam Kelompok dan Tim KerjaH. Ciri-Ciri Kepemimpinan

104105

107115117121122124125

VII SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI 129

VIII ADMINISTRASI IMPLEMENTASI KURIKULUMA. Pengertian Implementasi KurikulumB. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Implementasi

KurikulumC. Implementasi KurikulumD. Pengembangan Aktivitas dan Kreativitas Peserta

Didik

144146148

148153

IX ADMINISTRASI PESERTA DIDIKA. Definisi Administrasi Peserta DidikB. Kegiatan Administrasi Peserta DidikC. Peranan Guru dalam Administrasi Peserta Didik

156157158168

X ADMINISTRASI PENDIDIK DAN PESERTA DIDIKA. Administrasi Pendidik dan Tenaga Kependidikan

170171

Page 4: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan iii

B. Dasar Hukum Administrasi Pendidik dan TenagaKependidikan

C. Urgensi Administrasi bagi Pendidik dan TenagaKependidikan

D. Administrasi Pendidik dan Tenaga KependidikanE. Standar Kualifikasi Tenaga KependidikanF. Jenis-jenis Tenaga KependidikanG. Tugas Tenaga KependidikanH. Fungsi Administrasi Pendidik dan Tenaga

KependidikanI. Fakta mengenai Administrasi Pendidik dan

Tenaga Kependidikan

175

176

178180182184185

187

XI ADMINISTRASI KEUANGAN PENDIDIKANA. Administrasi Keuangan SekolahB. Prinsip-Prinsip Pengelolaan Administrasi

Keuangan Sekolah

191192201

XII ADMINISTRASI PENINGKATAN MUTUPENDIDIKANA. Hakikat Mutu PendidikanB. Model dan Strategi Peningkatan Mutu Pendidikan

di Sekolah

206

209215

XIII SUPERVISI PENDIDIKANA. Pengertian Umum SupervisiB. Tujuan dan Sasaran SupervisiC. Prinsip-Prinsip SupervisiD. Fungsi SupervisiE. Tipe-Tipe SupervisiF. Teknik-Teknik Yang Digunakan Dalam

Pelaksanaan SupervisiG. Kelemahan Dan Kelebihan Teknik – Teknik

Dalam Pelaksanaan SupervisiH. Perangkat Supervisi

236236239240242242243

250

251

Page 5: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan iv

KATA PENGANTAR

Adninistrasi adalah suatu proses kerjasama antara dua orang ataulebih untuk mencapai tujuan dalam melaksanakan kegiatan yangbersifat merencanakan, mengorganisir dan memimpin, Sedangkanadministrasi pendidikan adalah suatu proses pengerahan yangberurusan dengan teknik dan prosedur penciptaan, pemeliharaan,stimulasi dan penyatuan tenaga-tenaga dala suatu lembaga pendidkandalam tujuan-tujuan yang trelah ditentukan sebelumnya. Secara luasdapat dikatakan administrasi pendidikan adalah suatu ilmu yangmempelajari penataan sumber daya untuk mencapai tujuan pendidikansecara produktif.

Istilah administrasi pendidikan tidak begitu di kenal masyarakat,karena masyarakat lebih mengenal istilah manajemen pendidikan saatini, namun demikian dalam tulisan ini penulis tidak membedakankedua istilah tersebut. Administrasi pendidikan atau manajemenpendidikan itu pada dasarnya sama dalam pengertian “Manajemenadalah proses untuk mencapai tujuan – tujuan organisasi denganmelakukan kegiatan dari empat fungsi utama yaitu merencanakan(planning), mengorganisasi (organizing), memimpin (leading), danmengendalikan (controlling) atau secara khusus pengertianmanajemen pendidikan adalalah “keseluruhan proses kerjasamadengan memanfaatkan semua sumber personil dan materil yangtersedia dan sesuai untuk mencapai tujuan pendidikan yang telahditetapkan secara efektif dan efisien” itu sama bagai mana untukmengatur atau mengelola sebuah pendidikan atau sekolah.

Buku Administrasi Pendidikan ini disusun untuk memudahkanmahasiswa memahami hal-hal terkait administrasi pendidikan,meliputi: (1) Pengertian administrasi pendidikan; (2) Lembagapendidikan; (3) Desentralisasi sistem pendidikan nasional; (4)Administrasi sekolah; (5) Administrasi kelas; (6) Kepemimpinanpendidik; (7) Sistem informasi administrasi; (8) Administrasiimplementasi kurikulum; (9) Administrasi peserta didik; (10)Administrasi pendidik dan peserta didik; (11) Administrasi keuanganpendidikan; (12) Administrasi peningkatan mutu pendidikan; dan (13)Supervisi pendidikan.

Page 6: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan v

Produk akhir dari buku ini hanya merupakan sebagian kecil darihasil telaah empirik dan pemikiran konseptual bagi pelaksanaankinerja administrasi pendidikan, sebagai prakarsa untuk meningkatkankualitas pengelolaan pendidikan. Meski tulisan yang tersaji ini mungkinbelum cukup menggugah pelaku pendidikan untukmengimplementasikannya, namun setidaknya harapan penulis, bukuini dapat berguna sebagai point of reference bagi pihak-pihak yangberkepentingan dalam pelaksanaan pengelolaan pendidikan.

Pada kesempatan ini pula penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak terutama pihak-pihak yang tulisannya penulis gunakan/kutip guna melengkapi tujuanpenulisan dalam setiap bagiannya, dan semua pihak yang telahmemberikan inspirasi sehingga tersusunnya buku ini.

Penulis

Page 7: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 1

PENGERTIAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN

A. MANAJEMEN PENDIDIKAN DAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN

Dalam konteks pendidikan, memang masih ditemukan kontroversidan inkonsistensi dalam penggunaan istilah manajemen. Di satu pihakada yang tetap cenderung menggunakan istilah manajemen, sehinggadikenal dengan istilah manajemen pendidikan. Di lain pihak, tidaksedikit pula yang menggunakan istilah administrasi sehingga dikenalistilah adminitrasi pendidikan. Namun demikian sesungguhnyakeduanya identik, sehingga kedua istilah ini dapat digunakan denganmakna yang sama.

Beberapa pengertian umum tentang manajemen yangdisampaikan oleh beberapa ahli. Dari Kathryn . M. Bartol dan David C.Martin yang dikutip oleh A.M. Kadarman SJ dan Jusuf Udaya (1995)memberikan rumusan bahwa: “Manajemen adalah proses untukmencapai tujuan – tujuan organisasi dengan melakukan kegiatan dariempat fungsi utama yaitu merencanakan (planning), mengorganisasi(organizing), memimpin (leading), dan mengendalikan (controlling).Dengan demikian, manajemen adalah sebuah kegiatan yangberkesinambungan”. Sedangkan dari Stoner sebagaimana dikutip olehT. Hani Handoko (1995) mengemukakan bahwa: “Manajemen adalahproses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, danpengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaansumber daya-sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuanorganisasi yang telah ditetapkan”. Secara khusus dalam kontekspendidikan, Djam’an Satori (1980) memberikan pengertian manajemenpendidikan dengan menggunakan istilah administrasi pendidikan yangdiartikan sebagai “keseluruhan proses kerjasama denganmemanfaatkan semua sumber personil dan materil yang tersedia dansesuai untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan secaraefektif dan efisien”. Sementara itu, Hadari Nawawi (1992)mengemukakan bahwa “administrasi pendidikan sebagai rangkaiankegiatan atau keseluruhan proses pengendalian usaha kerjasamasejumlah orang untuk mencapai tujuan pendidikan secara sistematisyang diselenggarakan di lingkungan tertentu terutama berupa lembagapendidikan formal”. Meski ditemukan pengertian manajemen atauadministrasi yang beragam, baik yang bersifat umum maupun khusus

Page 8: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 2

tentang kependidikan, namun secara esensial dapat ditarik benangmerah tentang pengertian manajemen pendidikan, bahwa: (1)manajemen pendidikan merupakan suatu kegiatan; (2)manajemen pendidikan memanfaatkan berbagai sumber daya;dan (3) manajemen pendidikan berupaya untuk mencapai tujuantertentu.

Manajemen pendidikan merupakan suatu kegiatan. Kegiatandimaksud tak lain adalah tindakan-tindakan yang mengacu kepadafungsi-fungsi manajamen. Berkenaan dengan fungsi-fungsimanajemen ini, H. Siagian (1977) mengungkapkan pandangan daribeberapa ahli, sebagai berikut: Menurut G.R. Terry terdapat empatfungsi manajemen, yaitu: (1) planning (perencanaan); (2) organizing(pengorganisasian); (3) actuating (pelaksanaan); dan (4) controlling(pengawasan). Sedangkan menurut Henry Fayol terdapat lima fungsimanajemen, meliputi: (1) planning (perencanaan); (2) organizing(pengorganisasian); (3) commanding (pengaturan); (4) coordinating(pengkoordinasian); dan (5) controlling (pengawasan). Sementara itu,Harold Koontz dan Cyril O’ Donnel mengemukakan lima fungsimanajemen, mencakup: (1) planning (perencanaan); (2) organizing(pengorganisasian); (3) staffing (penentuan staf); (4) directing(pengarahan); dan (5) controlling (pengawasan). Selanjutnya, L.Gullick mengemukakan tujuh fungsi manajemen, yaitu : (1) planning(perencanaan); (2) organizing (pengorganisasian); (3) staffing(penentuan staf); (4) directing (pengarahan); (5) coordinating(pengkoordinasian); (6) reporting (pelaporan); dan (7) budgeting(penganggaran). Untuk memahami lebih jauh tentang fungsi-fungsimanajemen pendidikan, di bawah akan dipaparkan tentang fungsi-fungsi manajemen pendidikan dalam perspektif persekolahan, denganmerujuk kepada pemikiran G.R. Terry, meliputi: (1) perencanaan(planning); (2) pengorganisasian (organizing); (3) pelaksanaan(actuating) dan (4) pengawasan (controlling).

Beberapa ahli mengemukakan pengertian administrasi sebagaiberikut: Sondang P Siagian MPA., Ph.D menyatakan bahwaAdministrasi adalah keseluruhan proses kerja sama antara dua orangatau lebih yang didasarkan atas rasionalitas tertentu untuk mencapaitujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Kemudian Drs.The Liang Giemenyatakan bahwa Administrasi adalah segenap rangkaian kegiatanpenataan terhadap pekerjaan pokok yang dilaksanakan olehsekolompok orang dalam bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu.

Page 9: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 3

Selanjutnya Drs. Soebari Trisna menyatakan bahwa Administrasiadalah keseluruhan proses penyelenggaraan dalam usaha kerja samadua orang atau lebih dengan secara rasional untuk mencapai tujuanyang telah dkitetapkan sebelumnya secara efesien. SedangkanDepdiknas RI menyatakan bahwa Administrasi ialah usaha bersamauntuk mendayagunakan semua sumber (personal maupun material)secara efektif dan efesien guna untuk menunjang tercapainya tujuanpendidikan. Dalam Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentangSistem Pendidikan Nasional, jelas disebutkan pada Bab XI pasal 39ayat (1) menyatakan tenaga kependidikan bertugas melaksanakanadministrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan danpelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuanpendidikan.

Administrasi pendidikan mempunyai pengertian kerja sama untukmencapai tujuan pendidikan. Pada tingkat sekolah, sebagai salah satubentuk kerja sama dengan pendidikan, terdapat tujuan sekolah. Untukmencapai tujuan pendidikan di sekolah itu diperlukan kerja sama diantara semua personel sekolah (guru, murid, kepala sekolah, staf tatausaha) dan orang di luar sekolah yang ada kaitannya dengan sekolah(orang tua, dokter puskesmas, Dinas Pendidikan, masyarakat yangmempunyai perhatian dan peranan dalam bidang pendidikan). Kerjasama untuk mencapai tujuan pendidikan dengan berbagai aspek inidapat dipandang sebagai administrasi pendidikan.

Administrasi pendidikan mengandung pengertian proses untukmencapai tujuan pendidikan. Proses itu dimulai dari perencanaan,pengorganisasian, pengkoordinasian, pengarahan, pemantauan danpenilaian. Perencanaan meliputi kegiatan menetapkan apa yang ingindicapai, bagaimana mencapainya, berapa lama, berapa orang yangdiperlukan, dan berapa banyak biayanya. Perencanaan ini dibuatsebelum suatu tindakan dilaksanakan. Pengorganisasian adalahkegiatan membagi tugas-tugas kepada orang yang terlibat dalam kerjasama pendidikan.

Administrasi pengertian sehari-hari sering disamakan dengan tatausaha, yaitu berupa kegiatan mencatat, mengumpulkan danmenyimpan suatu kegiatan atau hasil kegiatan untuk membantupimpinan dalam mengambil keputusan.

Penjelasan di atas adalah definisi administrasi dalam arti sempityang masih banyak ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Suatucontoh, sebuah koran/majalah/tabloid membubuhkan alamatnya

Page 10: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 4

dengan “Kantor redaksi Administrasi”. Yang dimaksud oleh lembagapers di atas tidak lain adalah tata usaha. Definisi administrasiterkadang dipersempit lagi dan disamakan dengan keuangan.Misalnya seorang pegawai kantor berucap “bereskan dulu urusanadministrasimu” yang dimaksud dengan administrasi oleh si pegawaiadalah keuangan.

Atmodiwirio (300:23) mendefinisikan “administrasi pendidikan ialahkoordinasi kegiatan alat untuk mencapai tujuan dan kegiatan yangmenyertakan banyak orang.” Dari definisi ini dapat dilihat bahwaadministrasi merupakan satu proses yang mengkoordinasikan,menyertakan banyak orang dan menggunakan sumber alat. Prosesyang berkaitan dengan fungsi pembuat keputusan, perencanaan,kepemimpinan, pengkoordinasian dan pengendalian.

Berdasarkan paparan dapat disimpulkan bahwa administrasipendidikan adalah segala rencana, pengorganisasian, pelaksanaan,pemantauan dan penilaian untuk mencapai tujuan pendidikan.

Pada awalnya ilmu administrasi bergerak di bidang perusahaan atauindustri kemudian berkembang pada pemerintahan atau negara,sehingga kita mengenal adanya Business Administration dan PublicAdministration, baru kemudian pada sekitar tahun 1965/1966administrasi dimasukkan dalam kurikulum Sekolah Pendidikan Gurudan Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan, sehingga kita kenal sebagaiAdministrasi di bidang Pendidikan atau Administrasi Pendidikan.

Pengertian administrasi berdasarkan etimologi berasal dari bahasalatin, yakni dari kata “ad” yang artinya intensif dan kata “ministrare”yang artinya melayani, membantu serta mengarahkan. Dapat kitasimpulkan bahwa pengertian administrasi ialah melayani denganintensif. Menurut Dr. Hadari Nawawi, bahwa dalam bahasa inggris kata“administrauus” disebut dengan “administration”. Sedangkan dalambahasa Belanda dikenal dengan “administratie”, tapi mempunyai artiyang lebih sempit lagi. Ini dikarenakan adanya keterbatasan padaaktivitas ketatausahaan (kegiatan penyusunan serta pencatatanketerangan yang dilakukan secara sistematis).

Administrasi sendiri sering kali dikaitkan dengan aktivitasadministrasi perkantoran, aktivitas ini adalah salah satu bidang yangdiperoleh dari aktivitas administrasi sebenarnya. Administrasi jika dilihatdari katanya memilki arti sempit dan juga arti luas. Administrasi dalamarti yang sempit memiliki arti kegiatan pencatatan data dan informasisecara tertulis serta proses penyimpanan dokumen untuk dipergunakan

Page 11: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 5

kembali dilain waktu. Tata usaha adalah salah satu bidang pekerjaanyang terdapat dalam kegiatan administrasi. Jika ditinjau dalam arti luas,maka administrasi adalah suatu bidang yang di dalamnya terdapatkegiatan manajemen atau pengelolaan pada keseluruhan komponenorganisasi yang bertujuan untuk mewujudkan program atau tujuanorganisasi. Oleh sebab itu, pekerjaan administrasi dapat dikatakansebagai manajemen dan operatif. Drs. M. Ngalim Parwanto (1997)Administrasi Pendidikan), administrasi pendidikan adalah segenapproses pengarahan dan pengitregasian segala sesuatu baik yangpersonel, spiritual dan material yang bersangkut paut denganpencapaian tujuan pendidikan. Departemen Pendidikan danKebudayaan RI, mendefinisikan administrasi pendidikan sebagai suatuproses keseluruhan, kegiatan bersama dalam bidang pendidikan yangmeiliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,pengoordinasian, pengawasan, pembiayaan, dan pelaporan denganmenggunakan atau memanfaatkan fasilitas yang tersedia, baikpersonel, material, maupun sepiritual untuk mencapai tujuan pendidikansecara efektif dan efisien.

Berdasarkan pemahaman yang dikemukakan di atas Nampakbahwa tidak ada perbedaan yang siginfikan tentang istilah ‘manajemenpendidikan’ dengan ‘administrasi pendidikan’, keduanya sama-samamemiliki bidang garapan yang sama yaitu: perencanaan,pengorganisasian, pengarahan, pengoordinasian, pengawasan,pembiayaan, dan pelaporan. Selanjutnya dalam penulisan ini, penulistidak membedakan antara istilah keduanya.

B. PENGERTIAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN

Administrasi pendidikan tersusun dari dua kata yakni administrasidan pendidikan. Secara etimologi kata administrasi berasal dari bahasaLatin yaitu “ad” yang berarti kepada dan “ministre” yang berartimelayani. Secara garis besar dan bebas kata administrasi dapatdiartikan dengan pengabdian atau pelayanan terhadap suatu objektertentu. Secara istilah Administrasi adalah upaya pencapaian tujuansecara efektif dan efisien dengan memanfaatkan orang-orang dalamsuatu pola kerjasama. Di dalam pengertian tersebut, kata efektifmerujuk kepada hal yang telah menjadi tujuan dan dihasilkan adalahsama dengan tujuan yang ditetapkan sebelumnya. Sedangkan kataefisien merujuk pada penggunaan dan pemanfaatan sumberdaya,

Page 12: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 6

dana, material, tenaga dan waktu secara ekonomis. Sedangkan katapendidikan menurut Abdurrahman An-Nahlawi (1998) adalah prosesyang mempunyai tujuan, sasaran, dan objek. Abdurahman An-Nahlawijuga memeberikan gambaran tentang pendidikan sebagai berikut:secara mutlak, pendidik yang sebenarnya adalah Allah, pencipta fitrahdan pemberi berbagai potensi; pendidikan menurut adanya langkah-langkah yang secara bertahap harus dilalui oleh berbagai kegiatanpendidikan dan pengajaran, sesuai dengan urutan yang telah disusunsecara sistematis. Kerja pendidikan harus mengikuti aturan penciptaandan pengadaan yang dilakukan Allah, sebagaimana harus mengikutisyara’ dan din Allah.

Mengacu pada gambaran-gambaran tersebut, bahwa pendidikanadalah suatu proses yaitu suatu rangkaian kegiatan yang menuju padasuatu hasil tertentu. Kegiatan atau perbuatan tersebut bisa berupasesuatu yang nampak atau tidak nampak. Pada dasarnya pendidikanadalah suatu yang tidak nampak namun pada kenyataannya sesuatuyang kita kerjakan dalam pendidikan hampir semuanya adalah hal-halyang bersifat formal, dalam artian bahwa perbuatan yang dilakukantersebut terjadi dengan sengaja dan memiliki tujuan.

Administrasi merupakan suatu kegiatan yang melibatkan sumberdaya manusia. Jika dikaitkan dengan pendidikan, maka administrasipendidikan merupakan ”kegiatan yang ditujukan untuk mengoptimalkan(efektif dan efisien) pencapaian tujuan pendidikan melalui penataanberbagai sumber daya, manusia, kurikulum dan fasilitas” (Engkoswara,dalam Burhanuddin, 1998:12). Kegiatan administrasi pendidikanmelibatkan banyak pihak seperti kepala sekolah, para pembina,pengawas, serta pejabat departemen pendidikan. Keterlibatan tersebutmeliputi fungsi dan tugas masing. Semua unsur yang terlibatberkontribusi terhadap peningkatan dan pencapaian tujuan pendidikan.Boleh dikatakan bahwa semua unsur tersebut adalah bagian dariadministrator pendidikan.

Dalam pendidikan terjadi dua proses, yaitu proses pendidikan atauyang sering disebut dengan proses teknik dan proses non pendidikanatau yang sering disebut dengan proses non teknik. An-Nahlawimengatakan bahwa proses pendidikan adalah pengembanganpengembangan kepribadian manusia.

Dari kedua pengertian tentang administrasi dan pendidikan di atas,terdapat beberapa pengertian administrasi pendidikan dan beberapapendapat dari para ahli pendidikan mengenai pengertan administrasi

Page 13: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 7

pendidikan, diantaranya: Jesse B. Sears (1950: The Nature ofAdministration Process), administrasi pendidikan adalah sebuah prosesyang didalamnya terdapat aktivitas-aktivitas perencanaan,pengorganisasian, pengarahan, pengoordinasian dan pengendalian.Administrasi pendidikan ialah suatu cara bekerja dengan orang-orang,dalam rangka usaha mencapai tujuan pendidikan yang efektif, yangberarti mendatangkan hasil yang baik dan tepat, sesuai dengan tujuanpendidikan yang telah ditentukan. Administrasi pendidikan adalahsemua kegiatan sekolah dari yang meliputi usaha-usaha besar sepertiperumusan polis, pengarahan usaha, koordinasi, konsultasi,korespondensi, kontrol dan seterusnya, sampai kepada usaha-usahakecil dan sederhana seperti menjaga sekolah, menyapu halaman dansebagainya. Mengacu pada beberapa pengertian tersebut, maka dapatdisimpulkan bahwa Administrasi pendidikan merupakan proseskeseluruhan dan kegiatan-kegiatan bersama yang harus dilakukan olehsemua pihak yang ada sangkut-pautnya dengan tugas-tugaspendidikan. Administrasi pendidikan itu mencakup kegiatan-kegiatanyang luas, yang meliputi: kegiatan perencanaan, pengoganisasian,pengarahan dan pengawasan, khususnya dalam bidang pendidikanyang diselenggarakan di sekolah-sekolah. Administrasi pendidikanbukan hanya sekedar kegiatan “tata usaha” seperti yang dilakukan dikantor-kantor tata usaha sekolah maupun kantor-kantor invasipendidikan lainnya. Mencakup beberapa pengertian di atas, secarasederhana dapat disimpulkan bahwa administrasi pendidikan adalahsuatu ilmu tentang penyelenggaraan pendidikan di sekolah agartercapai tujuan pendidikan di sekolah tersebut. Singkatnya, administrasipendidikan adalah pembinaan, pengawasan, dan pelaksanaan darisegala sesuatu yang berhubungan dengan urusan-urusan sekolah.

Pengertian administrasi pendidikan dapat ditinjau dari perpaduandua kata yaitu “administrasi dan pendidikan”. Pada hakekatnyaadministrasi pendidikan dapat diartikan sebagai penerapan ilmuadministrasi pada dunia pendidikan, diantaranya pembinaan,pengembangan, serta pengendalian dalam praktek-praktek pendidikan.Administrasi pendidikan meliputi administrasi sekolah, yaituadministrasi pendidikan yang pelaksanaannya di sekolah. Tata usahamerupakan salah satu alat administrasi pendidikan. Drs. M. NgalimPurwanto mengemukakan pendapatnya tentang administrasipendidikan ialah segenap proses pengarahan dan penintegrasiansegala sesuatu baik personal ,spiritual dan material yang bdersangkut

Page 14: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 8

paut dengan tercapainya tujuan pendidikan. Kemudian Depdiknas RImenyatakan bahwa administrasi pendidikan adalah suatu proseskseleruhan kegiatan bersama dalam dalam bidang pendidikan yangmeliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,pengkoordinasiaan, pengawasan, pembiayaan dan pelaporan denganmenggunakan atau memanfaatkan fasilitas yang tersdia, baik oersonal,material maupun spritual untuk mencapai tujuan pendidikan secaraefesien dan efektif.

Secara garis besar komponen administrasi pendidikan dapatdigolongkan menjadi:1. Administrasi personil sekolah;2. Administrasi kurikulum;3. Administrasi sarana dan prasarana pendidikan;5. Administrasi sekolah dan masyarakat (Burhanuddin, 1998)

Istilah lain yang sering dikaitkan dengan administrasi pendidikanadalah administrasi sekolah. Istilah administrasi sekolah umumnyadipahami lebih sempit dari administrasi pendidikan. Administrasipendidikan mencakup semua unsur yang terlibat dalam berbagaikegiatan pendidikan, sedangkan administrasi sekolah hanya meliputitugas tata usaha sekolah. Namun demikian, tidak berarti bahwaadministrasi sekolah bukan sesuatu yang penting. Kegiatanadministrasi sekolah sebagai bahagian dari administrasi pendidikanjustru memiliki peran yang sangat penting di sekolah. Dalam arti bahwakegiatan administrasi sekolah merupakan ujung tombak kegiatanadministrasi pendidikan secara keseluruhan. Di dalam lingkungansekolah terdapat berbagai unsur yang tiada lain adalah komponen-komponen kegiatan administrasi administrasi pendidikan. Ini berartibahwa kegiatan administrasi sekolah tiada lain adalah pelaksanaanadministrasi pendidikan secara langsung di lapangan pendidikan.Sutisna (1989:19) mengemukakan administrasi pendidikan adalah“keseluruhan proses dengan mana sumber-sumber manusia dan materiyang cocok dibuat tersedia dan efektif bagi pencapaian maksud-maksud organisasi secara efisien”. Sears (1950) sebagaimana dikutipoleh Daryanto (1998:8) mengemukakan “Education administration is theprocess as including the following activities planning, organizing,directing, coordinating, and control. Daryanto (1998:8) mengemukakanadministrasi pendidikan adalah “suatu cara bekerja dengan orang-orang, dalam rangka usaha mencapai tujuan pendidikan yang efektif”.Nawawi (Daryanto, 1998:10) mengemukakan “administrasi pendidikan

Page 15: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 9

adalah rangkaian kegiatan atau keseluruhan, proses pengendalianusaha kerjasama sejumlah orang untuk mencapai tujuan pendidikansecara berencana dan sistematis yang diselenggarakan dalamlingkungan tertentu, terutama berupa lembaga pendidikan formal”.Dasuqi dan Somantri (1992:10) mengemukakan administrasipendidikan adalah upaya menerapkan kaidah-kaidah administrasidalam bidang pendidikan. Senada dengan pendapat ini Soepardi(1988:24) mengemukakan bahwa administrasi pendidikan adalahadministrasi yang diterapkan dalam bidang pendidikan. SelanjutnyaSoepardi (1988:25) menjelaskan administrasi pendidikan adalah semuaaspek kegiatan untuk mendayagunakan berbagai sumber (manusia,sarana dan prasarana, serta media pendidikan lainnya) secara optimal,relevan, efektif, dan efisien guna menunjang pencapaian tujuanpendidikan. Sagala (2005:27) mengemukakan bahwa administrasipendidikan adalah penerapan ilmu administrasi dalam dunia pendidikanatau sebagai penerapan administrasi dalam pembinaan,pengembangan, dan pengendalian usaha dan praktek-praktekpendidikan. Berbagai definisi di atas memberikan gambaran bahwadalam administrasi pendidikan terkandung makna:1. Administrasi pendidikan dilakukan melalui kerjasama sejumlah

orang2. Orientasi pelaksanaan administrasi pendidikan diarahkan untuk

mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.3. Administrasi pendidikan memanfaatkan sumber daya pendidikan

secara optimal.4. Administrasi pendidikan dilaksanakan melalui proses perencanaan,

pelaksanaan, dan evaluasi.Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa administrasi

pendidikan adalah proses memanfaatkan sumber daya pendidikanmelalui kerjasama sejumlah orang dengan melaksanakan fungsiperencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi, untuk mencapai tujuanpendidikan secara efektif dan efisien.

Siagian (1992:2) mengemukakan administrasi adalah “keseluruhanproses kerjasama antara dua orang manusia atau lebih yangdidasarkan atas rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang telahditentukan sebelumnya”. Wayong yang dikutip The Liang Gie (1992:15)mengemukakan bahwa administrasi adalah “kegiatan yang dilakukanuntuk mengendalikan suatu usaha. Kegiatan itu bersifat merencanakan,mengorganisir dan memimpin”. Simon sebagaimana dikutip

Page 16: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 10

Handayaningrat (1996:2) mengemukakan “administration is theactivities of groups cooperating to accomplish common goals”(Administrasi sebagai kegiatan daripada kelompok yang mengadakankerjasama untuk menyelesaikan tujuan bersama)

Berdasarkan definisi administrasi sebagaimana dikemukakan di atasHandayaningrat (1996:3) mengemukakan bahwa administrasimengandung ciri-ciri sebagai berikut:1. Adanya kelompok manusia, yaitu kelompok yang terdiri atas 2 orang

atau lebih2. Adanya kerjasama dari kelompok tersebut3. Adanya kegiatan/proses/usaha4. Adanya bimbingan, kepemimpinan, dan pengawasan5. Adanya tujuan

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa administrasimerupakan suatu proses kerjasama antara dua orang atau lebih untukmencapai tujuan dalam melaksanakan kegiatan yang bersifatmerencanakan, mengorganisir dan memimpin.

Sedangkan menurut pendapat para ahli yang lainnya Adminitrasipendidikan adalah suatu cara bekerja dengan orang –orang dalamrangka usaha mencapai tujuan pendidikan yang efektif ,yang berartimendatangkan hasil yang baik dan tepat ,sesuai dengan tujuanpendidikan yang telah ditentukan.atau administrasi pendidikan adalahsemua kegiatan sekolah yang meliputi usaha-usaha besar sepertiperumusan polis, pengarahan usaha, koordinasi, konsultasi,korespondensi, kontrol dan seterusnya, sampai kepada usaha-usahakecil dan sederhana seperti menjaga sekolah, menyapu halaman danlain sebagainya.

Dengan beberapa pengertian tersebut, maka perlu ditegaskan disinisebagai berikut:1. Bahwa seluruh administrasi pendidikan itu merupakan proses

keseluruhan dan kegiatan-kegiatan bersama yang harus dilakukanoleh semua pihak yang ada sangkut pautnya dengan tugas-tugaspendidikan.

2. Bahwa administrasi pendidikan itu mencakup kegiatan-kegiatanyang luas yang meliputi kegiatan perencanaan ,pengorganisasian,pengarahan dan pengawasan, khususnya dalam bidang pendidikanyang diselenggarakan di sekolah-sekolah.

Page 17: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 11

3. Bahwa administrasi pendidikan itu bukan hanya sekedar kegiatantata usaha seperti dilakukan di kantor-kantor ,inspeksi pendidikanlainnya.Hubungan Pendidikan dengan Administrasi Negara dan Administrasi

Niaga. Berkaitan dengan tujuan pendidikan di Indonesia merupakantujuan pendidikan nasional seperti yang tertera dalam Undang-UndangDasar tahun 1945, dan penjabarannya tertera dalam Keputusan MPRyang rumusannya selalu ditinjau kembali dari tahun ke tahun, sampaisekarang tertuang dalam Undang-Undang No.20 tahun 2003 tentangSistem Pendidikan Nasional, maka setiap lembaga pendidikanmengarahkan tujuannya, yaitu tujuan institusional menuju tercapainyatujuan nasional tersebut. Penjabaran yang lebih kecil dikenal sebagaitujuan kurikuler, tujuan instruksional umum atau yang sekarang dikenalsebagai tujuan pembelajaran umum, untuk kemudian oleh parapendidik dirumuskan lagi menjadi tujuan instruksional khusus atautujuan pembelajaran khusus. Administrasi pendidikan sebagai kegiatanatau serangkaian kegiatan pelayanan, menyesuaikan kegiatannyadengan tujuan setiap lembaga yang dilayani. Berbagai alat dan teknikdiklasifikasikan sedemikian rupa sehingga membentuk satu pendekatansistem yang menjadikan kerja administrasi menjadi lebih baik. Untukkepentingan tersebut tujuan organisasi perlu dirancang secara spesifik,baik untuk keseluruhan sistem maupun sub sistem, agar kegiatanpendidikan mencapai hasil yang diinginkan secara maksimal.Pendidikan merupakan usaha yang berada dibawah pengendalian danpengawasan pemerintah, maka secara umum dapat dikatakan bahwaadministrasi pendidikan merupakan bagian dari administrasi negaraatau (Public Administration), terlepas dari penyelenggaraan lembagapendidikan yang dalam unit kerja masing-masing mewujudkan pulakegiatan administarsi pendidikan dilingkunannya. Dengan demikian biladilihat dari administrasi pendidikan di lembaga pendidikan tidakmenutup kemungkinan terdapat pula serangkaian kegiatan administrasiyang lain yang berkaitan dengan pengelolaan lembaga pendidikansebagai usaha kerjasama dalam mengatur rumah tangganya diluarkegiatan yang sudah diatur pemerintah. Sehubungan dengan haltersebut tidak berarti lembaga pendidikan yang demikian lepas daripengawasan pemerintah, karena pengawasan pemerintah diwujudkandalam pengendalian aspek kegiatan operasional kependidikan yangharus terarah pada pencapaian tujuan pendidikan nasional.

Page 18: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 12

C. DASAR-DASAR DAN TUJUAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN

1. Dasar-dasar Administrasi PendidikanSuatu administrasi pendidikan akan dapat berjalan dengan baik

dan berhasil mencapai tujuan apabila memiliki dasar-dasar yang tepat.Dasar dalam hal ini pada hakekatnya adalah suatu kebenaran yangbersifat fundamental yang dapat dijadikan pedoman dan landasan yangtepat untuk bertindak. Dalam lingkup dunia pendidikan, dasar dalamadministrasi pendidikan digunakan untuk menjadi acuan dan pedomanbagi seorang administrator untuk mendapatkan sukses dalamtugasnya.

Dari segi proses administrasi bidang apapun, baik itu perusahaan,pemerintahan maupun pendidikan hampir tidak ada perbedaan karenasemua kegiatan diawali dari perencanaan sapai denganpengevaluasian. Prinsip kerja dari semua kegiatan administrasi,administrasi perusahaan, administrasi pemerintahan maupunadministrasi pendidikan mempunyai prinsip yang sama secara umumyaitu: a. Prinsip Kerjasama, Seorang administrator akan berhasil baikdalam melaksanakan tugasnya, bila ia mampu mengembangkankerjasa diantara orang-orang yang terlibat, baik secara horizontalmaupun secara vertikal. b. Prinsip Efisiensi, Seorang administratorakan berhasil mendapatkan kesuksesan bilamana seoarangadministrator tersebut mampu menggunakan sember daya atau sumbertenaga dan fasilitas yang ada secara efisien. c. Prinsip Pengelolaan.Seorang administrator akan mendapatkan hasil yang efektif dan efisien,yakni hasil yang sesuai dengan tujuan yang ditetapkan sebelumnya darisemua sumber daya dan fasilitas yang ada apa bila ia melakukanpekerjaan manajemen, yakni merencanakan, mengorganisasikan,mengarahkan, dan mengontrol semua kegiatan dalam prosespencapaian tujuan pendidikan; d. Prinsip Pengutamaan TugasPenglolaan. Prinsip pengutamaan ini pada dasarnya penghindaran diriseorang administrator dari hal-hal yang cenderung bersifat negatifdalam melakukan administrasi pendidikan. Misalnya bila suatupekerjaan yang bersifat manajemen dan pekerjaan yang bersifatoperatif dilakukan secara bersamaan maka seorang administrator akancenderung melakukan hal-hal yang bersifat operatif. Hal ini lah yangharus dihindari oleh seorang adiministrator, karena prinsip iniberimplikasi pada taraf suatu penorganisasian dalam organisasi,semakin rendah taraf organisasi yang dimiliki maka akan semakin

Page 19: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 13

banyak kegiatan operatif yang dilakukan oleh seorang administrator. e.Prinsip Kepemimpinan yang Efektif. Seorang administrator akanberhasil dengan baik jika ia menggunakan prinsip kepemimpinan yangefektif, yakni kepemimpinan yang memperhatikan dimensi-dimensihubungan antar manusia (Human Relationship), dimensi pelaksanaantugas dan dimensi situasi dan kondisi yang ada.Dalam prinsip ini, ada beberapa hal yang harus diperhatikan olehseorang administrator untuk mencapai keberhasilan dalammelaksanakan tugasnya, antara lain: 1) Sebagai pemimpin selalumembina hubungan baik dengan seluruh anggota yang dipimpin, dalamartian dia harus mengenal bawahannya sehingga terjalin hubunganyang baik antara atasan dengan bawahannya; pengawasan terhadappenyelesaian tugas dari setiap anggota dalam oarganisasi sesuaidengan pembagian tugas, dalam artian jangan hanya karnamementingkan hubungan baik antara atasan dengan bawahan,seorang pemimpin mengabaikan terselesaikannya pekerjaan denganbaik yang dilakukan oleh anggotanya dan sebaliknya, jangan sampaiterlalu mementingkan kewajiban kerja sampai-sampai melupakankepentingan pribadi setiap anggota organisasi; 2) Sebagai pemimpinmengenal dan memperhatikan kepentingan anggota yang dipimpin,sehingga membangkitkan motivasi kerja untuk kepentingan organisasiyang dipimpin dan dapat menimbulkan kepuasan kerja bagi pribadianggota yang dipimpin tersebut; 3) Sebagai pemimpin mengetahui danmemahami kemampuan anggota yang dipimpin dalam menentukanpembagian tugas bagi anggota yang dipimpin, sehingga tepat waktudalam penyelesaian tugas; 4) Sebagai pemimpin selalumemperhitungkan taraf kematangan anggota yang dipimpin dengansituasi yang ada. Bila dalam organisasi telah terjalin hubungan baik,tetapi kesadaran kerja belum maksimal maka pemimpin harus mampumembangkitkan kesadaran untuk melaksanakan tugas bagi anggotayang dipimpin; 5) seorang administrator harus memiliki gayakepemimpinan yang tepat, yakni mampu memperhitungkan tarafkematangan pada anggota organisasi dan situasi yang ada, misalseorang administrator menemukan tidak adanya gairah pada setiap diripekerja, maka dalam hal ini seorang administrator harus mampumembangkitkan gairah setiap pekerjanya untuk penyelesaian tugasyang baik; dan f. Prinsip Kerjasama. Seorang administrator akanberhasil dengan baik jika ia mampu mengembangkan kerjasama yang

Page 20: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 14

baik diantara setiap orang yang terlibat dalam organisasinya tersebutbaik secara vertikal maupun horizontal.

Walaupun secara umum semua kegiatan administrasi mempunyaiprinsip kerja yang sama, namun administrasi pendidikan memilikikekhususan atau karakteristik tersendiri dan berbeda denganadministrasi bidang yang lain. Seperti yang dikatakan Sodiq A. Kuntoro(seorang pakar pendidikan) perbedaan administrasi pendidikan dangancabang ilmu administrasi yang lain adalah terletak pada prinsipoperasionalnya. karenanya prinsip operasional yang diterapkan padaadministrasi perusahaan atau administrasi pemerintahan belum tentubisa atau bahkan tidak mungkin diterapkan pada administrasipendidikan. a. Prinsip fleksibilitas, yakni dalam pelakasanaanadministrasi pendidikan di sekolah harus dilakukan dengan mengingatfaktor-faktor dan kemampuan untuk menyediakan fasilitas bagiberlangsungnya proses pendidikan di sekolah; Dalam penyelenggaraanpendidikan di sekolah dilakukan dengan prinsip yang bersifat adaptifkarena penerapan prinsip, dalil dan rumusnya disesuaikan kondisi,tempat, waktu dan manusianya, dalam ilmu administrasi faktor-faktortersebut dikenal sebagai faktor ekologis (lingkungan). Berdsarkan padaprinsip tersebut berarti bahwa dalam melaksanakan kegiatanadministrasi pendidikan hendaknya memperhatikan faktor-faktorekologis (lingkungan) dan kemampuan untuk menyediakan fasilitasbagi berlangsungnya program pendidikan. b. Prinsip efisien danefektivitas, yakni tidak hanya penggunaan waktu dengan tepat,melainkan juga pendayagunaan tenaga secara tepat; c. PrinsipBerorientasi dan tujuan, sesuai dengan sistem maka semua kegiatanpendidikan harus berorientasi pada tujuan, dalam artian tujuanpendidikan yang telah dirumuskan menjadi gantungan orientasi bagipelaksanaan kegiatan administrasi pendidikan di sekolah; Administrasipendidikan di sekolah merupakan input instrumental dalam sistempendidikan, untuk menjamin tercapainya tujuan tersebut, maka tujuanoperasional yang sudah dirumuskan itu dijadikan sebagai pedomanorientasi bagi pelaksanaan administrasi pendidikan di sekolah. d.Prinsip kontinuitas, terdapat hubungan kelanjutan di setiap jenjangpendidikan yang lebih tinggi dengan pendidikan sebelumnya. Misalnyapendidikan di sekolah dasar berbeda dengan pendidikan di sekolahmenengah pertama, tetapi masih terdapat hubungan hierarkinya; e.Prinsip pendidikan seumur hidup, prinsip ini berarti setiap manusiaIndonesia harus tetap berkembang sepanjang hidupnya. Dengan kata

Page 21: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 15

lain prinsip pendidikan seumur hidup dimaksudkan agar setiap manusiaIndonesia selalu mengembangkan kualitas dirinya sepanjang hidupnya,disisi lain pemerintah diharapkan akan selalu menciptakan situasi yangmenantang agar masyarakat tergerak untuk belajar sepanjang hayat.

Pelaksanaan administrasi pendidikan di suatu negara juga sangattergantung pada sistem pendidikan yang dianut. Di Indonesia, sistempendidikan yang digunakan adalah sistem pendidikan pancasila, yaknisistem pendidikan yang berdasar pada pancasila dan UUD 1945.Karena pada dasarnya administrasi pendidikan adalah sub sistem darisistem pendidikan secara luas, maka landasan idiil yang harusdigunakan di dalamnya harus berlandaskan pancasila dan UUD 1945.

Administrasi pendidikan memiliki pengertian yang tersusun daridua kata pokok, yakni administrasi dan pendidikan. Sehinggaadministrasi pendidikan adalah upaya atau proses yang dilakukanuntuk tercapainya suatu tujuan pendidikan. Adimistrasi pendidikanmerupakan subsistem dari sistem pendidikan, oleh karena itu dasar-dasar dalam administrasi pendidikan harus sesuai dengan dasar- dasarpendidikan di Indonesia, yakni Idiil Pancasila dan UUD 1945 sebagailandasan utama. Dipandang secara umum tujuan administrasipendidikan adalah untuk membantu tercapainya tujuan pendidikan.

Keberhasilan kegiatan administrasi pendidikan dalam jangkapanjang dapat dilihat dari sejauh mana tujuan pendidikan dapatdiwujudkan. Untuk mencapai hasil yang maksimal tersebut dibutuhkantenaga administrator pendidikan yang handal dan bertanggung jawab.Dalam kaitan ini administrasi pendidikan berfungsi untukmengkordinasikan perilaku manusia dalam pendidikan untuk menatasumber daya yang ada dengan sebaik-baiknya sehingga tujuanpendidikan dapat tercapai secara produktif

2. Tujuan Administrasi Pendidikan

Pada umumnya tujuan administrasi pendidikan adalah semuakegiatan yang diperuntukkan untuk mensukseskan tercapainya tujuanpendidikan. Penyebab semakin rumitnya administrasi pendidikandikarenakan orang tua murid dan masyarakat ikut terlibat langsungdalam pendidikan. Jika administrasi pendidikan semakin baik makatujuan pendidikan juga akan tercapai dengan baik. Tujuan administrasipendidikan adalah agar semua kegiatan yang mendukung tercapainyatujuan pendidikan. Menurut Sergiovani dan Carver, administrasi

Page 22: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 16

pendidikan bertujuan agar tercapainya 1) efektivitas produksi; 2)efisiensi; 3) kemampuan menyesuaikan diri (adaptivenes); dan 4)kepuasan kerja. Keempat tujuan tersebut dapat digunakan sebagaikriteria untuk menentukan keberhasilan suatu penyelenggaraansekolah. Dalam sebuah lembaga atau sekolah, administrasi pendidikanmerupakan subsistem dalam sistem pendidikan sekolah. Tujuanadministrasi pendidikan adalah berusaha untuk menunjang tercapainyatujuan pendidikan sekolah tersebut. Secara khusus administrasipendidikan di sekolah adalah untuk mempersiapkan situasi di sekolahagar pendidikan dan pengajaran di dalamnya berlangsung denganbaik.Sedangkan tujuan administrasi pendidikan di Indonesia yangdilaksanakan di sekolah juga bersumber dari tujuan pendidikanNasional yang digariskan dalam GBHN adalah meningkatkanketaqwaan kepada Tuhan yang Maha Esa, mempertinggi budi pekerti,atau memiliki kepribadian mempertebal semangat kebangsaan agarmenjadi manusia pembangunan, memiliki kecerdasan serta terampil.

Secara singkat dapat dikatakan administrasi pendidikan di sekolahbertujuan untuk menciptakan situasi yang memungkinkan anak-anakmemmpunyai sikap (baik kepada sang pencipta maupun kepadasesama manusia) – pengetahuan – ketrampilan dasar yang kuat untukmelanjutkan pendidikan dan mempunyai suatu kecakapan danketerampilan khusus untuk dapat hidup mandiri dalam masyarakatserta mempunyai sikap hidup sebagai manusia pancasila denganpengabdian untuk membangun manusia pancasila Indonesia.

Manfaat administrasi pendidikanAdministrasi pendidikan merupakan aspek yang penting dalam

pendidikan. Administrasi pendidikan merupakan keseluruhan prosesyang diperlukan dalam penyelesaian pekerjaan-pekerjaan personilsekolah untuk mendidik peserta didik. Jadi administrasi ini ditujukankepada pendidikan peserta didik secara tidak langsung. Selainmemiliki tujuan, administrasi pendidikan juga mempunyai beberapafungsi, yakni administrasi pendidikan memiliki fungsi sebagai (1)perencanaan, (2) pengorganisasian, (3) penyusunan, (4) pengarahan,(5) pengkoordinasian, (6) pelaporan, (7) penganggaran, (8)pergerakan, (9) pengawasan, dan (10) penilaian. Sehingga mampumengetahui permasalahan dalam rangka percepatan penuntasanwajar 12 tahun, menyusun rencana dan merumuskan tujuan,mengidentifikasi kelemahan, kekuatan, peluang dan ancaman dalam

Page 23: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 17

perencanaan, yang bisa dipakai sebagai acuan dalam penetapananggaran pendidikan, sebagai alat pengendalian dalam pelaksanaanpembangunan pendidikan khususnya dalam percepatan Wajar 12tahun.

D. BIDANG GARAPAN ADMINISTRASI

Ruang lingkup administrasi pendidikan secara makro meliputi tujuhbidang garapan. Ketujuh bidang garapan tersebut garis besarnyaadalah sebagai berikut:1. Bidang Administrasi Kurikulum (Pengajaran)2 Bidang Administrasi Kesiswaan (Murid)3. Bidang Administrasi Personal Sekolah4. Bidang Administrasi Keuangan Sekolah5. Bidang Administrasi Material (Perbekalan)6. Bidang Administrasi Gedung Sekolah, dan7. Hubungan Sekolah dan Masyarakat.

Dr. Hadari Nawawi menyatakan, bahwa secara umum ruanglingkup administrasi pendidikan adalah sebagai berikut: Manajemenadministratif, yakni kegiatan-kegiatan yang bertujuan mengarahkanagar semua orang dalam organisasi atau kelompok kerjasamamengerjakan hal-hal yang tepat sesuai dengan tujuan yang hendakdicapai; Manajemen operatif, yakni kegiatan-kegiatan yang bertujuanmengarahkan dan membina agar dalam mengerjakan pekerjaan yangmenjadi bahan tugas masing-masing setiap orang melaksanakandengan tepat dan benar.

Bidang-bidang yang terdapat dalam administrasi pendidikansangatlah banyak, namun yang paling penting untuk diketahui olehseorang administrator adalah sebagai berikut: Bidang Tata UsahaSekolah; Bidang personalia murid; Bidang personalia guru; Bidangpengawasan (supervisi); Bidang pelaksanaan dan pengembangankurikulum organisasi dan struktur pegawai tata usaha sekolah;anggaran belanja keuangan sekolah; masalah kepegawaian danpersonalia sekolah; keuangan dan pembukuannya; korespondensi atausurat menyurat; masalah pengangkatan, pemindahan, penempatan,laporan, pengisian buku induk, rapot dan sebagainya.

Bidang garapan administrasi pendidikan terdiri dari, administrasitata laksana sekolah, administrasi personal guru dan pegawai sekolah,administrasi murid/peserta didik, supervisi pengajaran, pelaksanaan

Page 24: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 18

dan pembinaan kurikulum, pendirian dan perencanaan bangunansekolah, dan hubungan masyarakat.

Administrasi tata laksana sekolah yang meliputi:1. Organisasi dan Struktur2. Otorisasi dan anggaran3. Kepegawaian4. Perlengkapan dan perbekalan5. Keuangan dan pembukuan6. Korespondensi/surat menyurat7. Laporan8. Pengangkatan,penempatan dan pemindahan serta pemberhentian9. Pengisian buku pokok (induk) raport, dsb.

Administrasi personal guru dan pegawai sekolah melipuiti;1. Pengangkatan dan penempatan guru2. Organisasi personal guru3. Masalah kepegawaian dan kesejahteraan guru4. Rencana orientasi bagi tenaga guru baru5. Kondite dan penilaian kemajuan guru6. Inserrvise training dan up-grading guru.

Administrasi murid melipuiti;1. Organisasi dan perkumpulan murid2. Masalah kesehatan dan kesejahteraan murid3. penilaian dan pengukuran murid4. Bimbingan dan penyuluhan.

Supervisi Pengajaran meliputi;1. Usaha membangkitkan dan merangsang semangat guru2. Usaha mengembanngkan,mencari dan menggunakan metode baru3. Mengusahakan cara-cara menilai hasil pendidikan dan pengajaran4. Usaha mempertinggi mutu dan pengalaman guru.. Pelaksanaan dan pembinaan kurikulum meliputi:1. Mempedomani dan merealisasikan apa yang tercantum dalam

kurikulum;2. Menyusun dan melaksanakan organisasi kurikulum beserta materi,

sumber dan metode;3. Menuruti atau megikuti kurikulum yang sudah ada juga berhak atau

boleh Memilih atau menambah materi atau metode yang sesuaidengan kebutuhan.Pendirian dan perencanaan bangunan sekolah meliputi;

1. cara memilih letak dan menentukan luas tanah yang dibutuhkan

Page 25: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 19

2. Mengusahakan merencanakan dan menggunakan pendirian gedungsekolah

3. Menentukan jumlah dan luas ruangan kelas, kantor, asrama,lapangan olah Raga halaman sekolah dll.

4. Cara penggunaan sarana dan prasarana serta pemeliharaannya danlain-lain.

Hubungan masyarakat meliputi:Hal ini hubungan antara sekolah dengan sekolah,

pemerintah/instransi yang terkait, dan hubungan masyarakat padaumumnya. Ruang lingkup dalam administrasi pendidikan dapat digolongkan menjadi 3 bagian, yaitu bidang administrasi material,personal dan kurikulum.

E. FUNGSI-FUNGSI ADMINISTRASI PENDIDIKAN

Untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang fungsiadministrasi pendidikan adalah sebagai berikut:

1. Perencanaan (planning)Perencanaan tidak lain merupakan kegiatan untuk menetapkan

tujuan yang akan dicapai beserta cara-cara untuk mencapai tujuantersebut. Sebagaimana disampaikan oleh Louise E. Boone dan DavidL. Kurtz (1984) bahwa: planning may be defined as the proses bywhich manager set objective, asses the future, and develop course ofaction designed to accomplish these objective. Sedangkan T. HaniHandoko (1995) mengemukakan bahwa: “Perencanaan (planning)adalah pemilihan atau penetapan tujuan organisasi dan penentuanstrategi, kebijaksanaan, proyek, program, prosedur, metode, sistem,anggaran dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan”.Pembuatan keputusan banyak terlibat dalam fungsi ini.

Arti penting perencanaan terutama adalah memberikan kejelasanarah bagi setiap kegiatan, sehingga setiap kegiatan dapat diusahakandan dilaksanakan seefisien dan seefektif mungkin. T. Hani Handokomengemukakan sembilan manfaat perencanaan bahwa perencanaan:(a) membantu manajemen untuk menyesuaikan diri denganperubahan-perubahan lingkungan; (b) membantu dalam kristalisasipersesuaian pada masalah-masalah utama; (c) memungkinkanmanajer memahami keseluruhan gambaran; (d) membantupenempatan tanggung jawab lebih tepat; (e) memberikan cara

Page 26: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 20

pemberian perintah untuk beroperasi; (f) memudahkan dalammelakukan koordinasi di antara berbagai bagian organisasi; (g)membuat tujuan lebih khusus, terperinci dan lebih mudah dipahami;(h) meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti; dan (i) menghematwaktu, usaha dan dana. Indriyo Gito Sudarmo dan Agus Mulyono(1996) mengemukakan langkah-langkah pokok dalam perencanaan,yaitu:a. Penentuan tujuan dengan memenuhi persyaratan sebagai berikut:

(a) menggunakan kata-kata yang sederhana, (b) mempunyai sifatfleksibel, (c) mempunyai sifat stabilitas, (d) ada dalam perimbangansumber daya, dan (e) meliputi semua tindakan yang diperlukan.

b. Pendefinisian gabungan situasi secara baik, yang meliputi unsursumber daya manusia, sumber daya alam, dan sumber dayamodal.

c. Merumuskan kegiatan yang akan dilaksanakan secara jelas dantegas.Hal senada dikemukakan pula oleh T. Hani Handoko (1995) bahwa

terdapat empat tahap dalam perencanaan, yaitu: (a) menetapkantujuan atau serangkaian tujuan; (b) merumuskan keadaan saat ini; (c)mengidentifikasi segala kemudahan dan hambatan; (d)mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untukpencapaian tujuan. Pada bagian lain, Indriyo Gito Sudarmo dan AgusMulyono (1996) mengemukakan bahwa atas dasar luasnya cakupanmasalah serta jangkauan yang terkandung dalam suatu perencanaan,maka perencanaan dapat dibedakan dalam tiga bentuk, yaitu: (1)rencana global yang merupakan penentuan tujuan secara menyeluruhdan jangka panjang; (2) rencana strategis merupakan rencana yangdisusun guna menentukan tujuan-tujuan kegiatan atau tugas yangmempunyai arti strategis dan mempunyai dimensi jangka panjang; dan(3) rencana operasional yang merupakan rencana kegiatan-kegiatanyang berjangka pendek guna menopang pencapaian tujuan jangkapanjang, baik dalam perencanaan global maupun perencanaanstrategis.

Perencanaan strategik akhir-akhir ini menjadi sangat pentingsejalan dengan perkembangan lingkungan yang sangat pesat dansangat sulit diprediksikan, seperti perkembangan teknologi yangsangat pesat, pekerjaan manajerial yang semakin kompleks, danpercepatan perubahan lingkungan eksternal lainnya. Pada bagian lain,

Page 27: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 21

T. Hani Handoko memaparkan secara ringkas tentang langkah-langkah dalam penyusunan perencanaan strategik, sebagai berikut:a. Penentuan misi dan tujuan, yang mencakup pernyataan umum

tentang misi, falsafah dan tujuan. Perumusan misi dan tujuan inimerupakan tanggung jawab kunci manajer puncak. Perumusan inidipengaruhi oleh nilai-nilai yang dibawakan manajer. Nilai-nilai inidapat mencakup masalah-masalah sosial dan etika, atau masalah-masalah umum seperti macam produk atau jasa yang akandiproduksi atau cara pengoperasian perusahaan.

b. Pengembangan profil perusahaan, yang mencerminkan kondisiinternal dan kemampuan perusahaan dan merupakan hasil analisisinternal untuk mengidentifikasi tujuan dan strategi sekarang, sertamemerinci kuantitas dan kualitas sumber daya -sumber dayaperusahaan yang tersedia. Profil perusahaan menunjukkankesuksesan perusahaan di masa lalu dan kemampuannya untukmendukung pelaksanaan kegiatan sebagai implementasi strategidalam pencapaian tujuan di masa yang akan datang.

c. Analisa lingkungan eksternal, dengan maksud untukmengidentifikasi cara-cara dan dalam apa perubahan-perubahanlingkungan dapat mempengaruhi organisasi. Disamping itu,perusahaan perlu mengidentifikasi lingkungan lebih khusus, sepertipara penyedia, pasar organisasi, para pesaing, pasar tenaga kerjadan lembaga-lembaga keuangan, di mana kekuatan-kekuatan iniakan mempengaruhi secara langsung operasi perusahaan.Meski pendapat di atas lebih menggambarkan perencanaan

strategik dalam konteks bisnis, namun secara esensial konsepperencanaan strategik ini dapat diterapkan pula dalam kontekspendidikan, khususnya pada tingkat persekolahan, karena memangpendidikan di Indonesia dewasa ini sedang menghadapi berbagaitantangan internal maupun eksternal, sehingga membutuhkanperencanaan yang benar-benar dapat menjamin sustanabilitaspendidikan itu sendiri.

Setiap program ataupun konsepsi memerlukan perencanaanterlebih dahulu sebelum melaksanakan perencanaan adalah caramenghampiri masalah. Dalam penghampiran masalah itu si perencanaberbuat merumuskan apa saja yang harus dikerjakan dan bagaimanamengerjakannya. Perencanaan merupakan syarat mutlak bagi kegiatanadministrasi, tanpa perencanaan suatu kegiatan akan mengalamikesulitan dan bahkan kegagalan dalam mencapai tujuan yang

Page 28: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 22

diinginkan. Didalam kegiatan perencanaan ada dua faktor yang harusdiperhatikan ,yaitu factor tujuan dan faktor sarana, baik saranapersonal maupun sarana material.Langkah-langkah dalam perencanaan meliputi;a. Menentukan dan merumuskan tujuan yang hendak dicapai.b. Meneliti masalah-masalah atau pekerjaan-pekerjaan yang akan

dilakukanc. Mengumpulkan data-data dan informasi yang diperlukan.d. Menentukan tahap-tahap atau rangkaian tindakan.e. Merumuskan bagaimana masalah-masalah itu akan dipecahkan dan

bagaimana pekerjaan-pekerjaan itu akan diselesaikan.Syarat-syarat perencanaan adalah sebagai berikut;a. Perencanaan harus didasarkan atas tujuan yang jelas.b. Bersifat sederhana ,realitas dan jelas.c. Terinci memuat segala uraian serta klasifikasi kegiatan dan

rangkaian tindakan sehingga mudah dipedomani dan dijalankan.d. Memilki fleksibelitas sehingga mudah disesuaikan dengan

kebutuhan serta situasi dan kondisi sewaktu-waktu.e. Terdapat pertimbangan antara bermacam-macam bidang akan

digarap dalam perencanaan itu .Menurut urgensi masing-masing.f. Diusahakan adanya penghematan tenaga,biaya,dan waktu serta

kemungkinan penggunaan sumber daya dan dana yang tersediadengan sebaik-baiknya,

g. Diusahakan agar sedapat mungkin tidak terjadi adanya duplikasipelaksanaan.Dengan kata lain perencanaan dapat berarti pula memikirkan

tentang penghematan tenaga, biaya dan waktu, juga membatasikesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi dan menghindari adanyaduplikasi-duplikasi atau tugas-tugas/pekerjaan rangkap yang dapatmenghambat jalan penyelesaiannya.

2. Pengorganisasian (organizing)Fungsi manajemen atau administrasi berikutnya adalah

pengorganisasian (organizing). George R. Terry (1986)mengemukakan bahwa: “Pengorganisasian adalah tindakanmengusahakan hubungan-hubungan kelakuan yang efektif antaraorang-orang, sehingga mereka dapat bekerja sama secara efisien, danmemperoleh kepuasan pribadi dalam melaksanakan tugas-tugastertentu, dalam kondisi lingkungan tertentu guna mencapai tujuan atau

Page 29: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 23

sasaran tertentu”. Sedangkan Lousie E. Boone dan David L. Kurtz(1984) mengartikan pengorganisasian adalah “ as the act of planningand implementing organization structure. It is the process of arrangingpeople and physical resources to carry out plans and acommplishmentorganizational obtective”. Berdasarkan kedua pendapat tersebut,dapat dipahami bahwa pengorganisasian pada dasarnya merupakanupaya untuk melengkapi rencana-rencana yang telah dibuat dengansusunan organisasi pelaksananya. Fokus perhatian pengorganisasianadalah bahwa setiap kegiatan harus jelas siapa yang mengerjakan,kapan dikerjakan, dan apa targetnya. Berkenaan denganpengorganisasian ini, Hadari Nawawi (1992) mengemukakanbeberapa asas dalam organisasi, diantaranya adalah: (a) organisasiharus profesional, yaitu dengan pembagian satuan kerja yang sesuaidengan kebutuhan; (b) pengelompokan satuan kerja harusmenggambarkan pembagian kerja; (c) organisasi harus mengaturpelimpahan wewenang dan tanggung jawab; (d) organisasi harusmencerminkan rentangan kontrol; (e) organisasi harus mengandungkesatuan perintah; dan (f) organisasi harus fleksibel dan seimbang.Ernest Dale seperti dikutip oleh T. Hani Handoko mengemukakan tigalangkah dalam proses pengorganisasian, yaitu : (a) pemerincianseluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuanorganisasi; (b) pembagian beban pekerjaan total menjadi kegiatan-kegiatan yang logik dapat dilaksanakan oleh satu orang; dan (c)pengadaan dan pengembangan suatu mekanisme untukmengkoordinasikan pekerjaan para anggota menjadi kesatuan yangterpadu dan harmonis.

Pengorganisasian merupakan aktivitas menyusun dan membentukhubungan-hubungan kerja antara orang-orang sehingga terwujudnyasuatu kesatuan usaha dalam mencapai tujuan-tujuan yang telahditetapkan. Pengorganisasian sebagai fungsi adminiatrsi pendidikanmenjadi tugas utama bagi para pemimpin pendidikan termasuk kepalasekolah,terutama dalam kegiatan sehari-hari di sekolah terdapatberbagai macam pekerjaan yang memerlukan kecakapan danketrampilan dan tanggung jawab yang berbeda-beda. Kemudian yangperlu diperhatikan dalam pengorganisasian antara lain ialah pembagiantugas, wewenang dan tanggung jawab, hendaknya disesuaikan denganpengalaman, bakat, minat, pengetahuan dan kepribadian masing-masing orang-orang yang diperlukan dalam menjalankan tugas.

Fungsi organisasi dapat diartikan bermacam-macam yaitu;

Page 30: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 24

b. Sebagai pemberi struktur terutama dalam penyusunan/ penempatanpersonal, pekerjaan-pekerjaan materil dan pikiran-pikiran di dalamstruktur.

c. Sebagai menetapkan hubungan antara orang-orang, kewajiban-kewajiban, hak-hak dan tanggung jawab masing-masing anggotadisusun menjadi pola-pola kegiatan yang tertuju pada tercapainyatujuan.

d. Sebagai alat untuk mempersatukan usaha-usaha untukmenyelesaikan pekerjaan.Organisasi yang baik hendaklah memiliki cirri-ciri atau sifat sebagai

berikut;a. Memiliki tujuan yang jelas.b. Tiap anggota memahami dan menerima tujuan tersebut.c. Adanya kesatuan arah sehingga dapat menimbulkan kesatuan

tindakan dan kesatruan pikiran.d. Adanya kesatuan perintah,para bahwahan hanya mempunyai

seorang atasan langsung daripadanya ia menerima perintah ataubimbingan dan kepada siapa ia harus mempertanggung jawabkanhasil pekerjaannya.

e. Adanya keseimbangan antara wewenang dan tanggung jawabmasing-masing anggota.

f. Adanya pembagian tugas atau pekerjaan yang sesuai dengankemampuan, keahlian dan bakat masing-masing. Sehingga dapatmenimbulkan kerja sama yang harmonis dan kooperatif.

3. Pelaksanaan (actuating)Dari seluruh rangkaian proses manajemen, pelaksanaan

(actuating) merupakan fungsi manajemen yang paling utama. Dalamfungsi perencanaan dan pengorganisasian lebih banyak berhubungandengan aspek-aspek abstrak proses manajemen, sedangkan fungsiactuating justru lebih menekankan pada kegiatan yang berhubunganlangsung dengan orang-orang dalam organisasi. Dalam hal ini,George R. Terry (1986) mengemukakan bahwa actuating merupakanusaha menggerakkan anggota-anggota kelompok sedemikian rupahingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaranperusahaan dan sasaran anggota-anggota perusahaan tersebut olehkarena para anggota itu juga ingin mencapai sasaran-sasarantersebut. Berdasarkan pengertian tersebut, pelaksanaan (actuating)tidak lain merupakan upaya untuk menjadikan perencanaan menjadi

Page 31: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 25

kenyataan, dengan melalui berbagai pengarahan dan pemotivasianagar setiap karyawan dapat melaksanakan kegiatan secara optimalsesuai dengan peran, tugas dan tanggung jawabnya. Fokus yangharus diperhatikan dalam pelaksanan (actuating) ini adalah bahwaseorang karyawan akan termotivasi untuk mengerjakan sesuatu jika:a. merasa yakin akan mampu mengerjakan; b. yakin bahwa pekerjaantersebut memberikan manfaat bagi dirinya; c. tidak sedang dibebanioleh problem pribadi atau tugas lain yang lebih penting ataumendesak; d. tugas tersebut merupakan kepercayaan bagi yangbersangkutan; dan e. hubungan antar teman dalam organisasitersebut harmonis.

Adanya bermacam-macam tugas/pekerjaan yang dilakukan olehbanyak orang, memerlukan adanya koordinasi dari seorang pemimpin.Adanya koordinasi yang baik dapat menghindarkan kemungkinanterjadinya persaingan yang tidak sehat atau kesimpang siuran dalamtindakan. Kita mengetahui bahwa rencana/program-program pendidikanyang harus di laksanakan di-sekolah-sekolah sifatnya sangat kompleksdan sangat mengandung banyak segi yang saling bersangkut paut satusama lain. Sifat kompleks yang dipunyai oleh program pendidikan disekolah menunjukkan sangat perlunya tindakan-tindakan yang dikoordinasi kan atau dengan kata lain koordinasi ialah aktivitasmembawa orang-orang material. pikiran-pikiran, tehnik-tehnik, tujuan-tujuan kedalam hubungan yang harmonis dan produktif dalammencapai suatu tujuan.

4. Pengawasan (controlling)/SupervisiPengawasan (controlling) merupakan fungsi manajemen yang tidak

kalah pentingnya dalam suatu organisasi. Semua fungsi terdahulu,tidak akan efektif tanpa disertai fungsi pengawasan. Dalam hal ini,Louis E. Boone dan David L. Kurtz (1984) memberikan rumusantentang pengawasan sebagai: “the process by which managerdetermine wether actual operation are consistent with plans”.Sementara itu, Robert J. Mocker sebagaimana disampaikan oleh T.Hani Handoko (1995) mengemukakan definisi pengawasan yang didalamnya memuat unsur esensial proses pengawasan, bahwa :“Pengawasan manajemen adalah suatu usaha sistematik untukmenetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan – tujuanperencanaan, merancang sistem informasi umpan balik,membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang telah ditetapkan

Page 32: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 26

sebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpangan-penyimpangan, serta mengambil tindakan koreksi yang diperlukanuntuk menjamin bahwa semua sumber daya perusahaandipergunakan dengan cara paling efektif dan efisien dalam pencapaiantujuan-tujuan perusahaan.” Dengan demikian, pengawasanmerupakan suatu kegiatan yang berusaha untuk mengendalikan agarpelaksanaan dapat berjalan sesuai dengan rencana dan memastikanapakah tujuan organisasi tercapai. Apabila terjadi penyimpangan dimana letak penyimpangan itu dan bagaimana pula tindakan yangdiperlukan untuk mengatasinya. Selanjutnya dikemukakan pula oleh T.Hani Handoko bahwa proses pengawasan memiliki lima tahapan,yaitu: (a) penetapan standar pelaksanaan; (b) penentuan pengukuranpelaksanaan kegiatan; (c) pengukuran pelaksanaan kegiatan nyata;(d) pembandingan pelaksanaan kegiatan dengan standar danpenganalisaan penyimpangan-penyimpangan; dan (e) pengambilantindakan koreksi, bila diperlukan.

Fungsi-fungsi manajemen ini berjalan saling berinteraksi dan salingkait mengkait antara satu dengan lainnya, sehingga menghasilkan apayang disebut dengan proses manajemen. Dengan demikian, prosesmanajemen sebenarnya merupakan proses interaksi antara berbagaifungsi manajemen. Dalam perspektif persekolahan, agar tujuanpendidikan di sekolah dapat tercapai secara efektif dan efisien, makaproses manajemen pendidikan memiliki peranan yang amat vital.Karena bagaimana pun sekolah merupakan suatu sistem yang didalamnya melibatkan berbagai komponen dan sejumlah kegiatan yangperlu dikelola secara baik dan tertib. Sekolah tanpa didukung prosesmanajemen yang baik, boleh jadi hanya akan menghasilkankesemrawutan lajunya organisasi, yang pada gilirannya tujuanpendidikan pun tidak akan pernah tercapai secara semestinya.Dengan demikian, setiap kegiatan pendidikan di sekolah harusmemiliki perencanaan yang jelas dan realisitis, pengorganisasian yangefektif dan efisien, pengerahan dan pemotivasian seluruh personilsekolah untuk selalu dapat meningkatkan kualitas kinerjanya, danpengawasan secara berkelanjutan.

Setiap pelaksanaan program pendidikan memerlukan adanyapengawasan atau supervisi, dimana pengawsan bertanggung jawabtentang kefektifan program. Oleh karena itu supervisi haruslah menelitiada tidaknya kondisi-kondisi yang akan memungkinkan tercapainya

Page 33: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 27

tujuan-tujuan pendidikan. Dengan kata kata lain fungsi terpentingsupervisi adalah sebagai berikut;a. Menentukan kondisi-kondisi atau syarat-syarat apakah yang

diperlukan.b. Memenuhi/mengusahan syarat-syarat yang di perlukan.

5. KomunikasiKomunikasi dalam setiap bentuk adalah suatu proses yang hendak

mempengaruhi sikap dan perbuatan orang-orang dalam strukturorganisasi. Kemudian didalam komunikasi diperlukan motivasi denganmemperhatikan unsure-unsur sebagai berikut;a. Adanya keinginan untuk berhasil.b. Kejelasan tindakan yang harus diambil/dianjurkan.c. Keyakinan bahwa perubahan yang dianjurkan akan membawa hasil

positif.d. Keyakinan adanya kesempatan yang sama bagi semua anggota.e. Keinginan akan adanya kebebasan untuk menentukan ,menolak

ataupun menerima apa yang dianjurkan.f. Adanya tendensi untuk menilai (berdasarkan moral dan etika yang

dianutnya) apa yang dianjurkan sebelum melaksanakan.

6. KepegawaianMasalah yang diperlukan dalam didalam kegiatan-kegiatan

kepegawaian ialah pemberian motivasi kepada para pegawai agarselalu bekerja giat, kesejahteraan pegawai, insentif dan penghargaanatau jasa-jasa mereka. Kondite dan bimbingan untuk dapat lebih maju.kemudian adanya kesempatan untuk mengupgrade diri, masalahpemberhentian dan pensiun pegawai.

7. PembiayaanPembiayaan ini dapat diibarakan bensin bagi sebuah mobil atau

motor. Mengingat pentingnya biaya bagi setiap organisasi, tanpa biayayang mencukupi tidak mungkin terjamin kelancaran jalannya suatuorganisasi. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalampembiayaan adalah sebagai berikut:a. Rencanakan tentang beberapa pembiayaan yang diperlukan,b. Dari mana dan bagaimana biaya itu dapat diperoleh/diusahakan.c. Bagaimana penggunaannya.d. Siapa yang melaksanakannya.e. Bagaimana pembukuan dan pertanggung jawabannnya.

Page 34: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 28

f. Bagaimana pengawasan dan lain-lain.

8. PenilaianEvaluasi sebagai fungsi administrasi pendidikan adalah aktivitas

untuk meneliti dan mengetahui sampai dimana pelaksanaan yangdilakukan didalam proses keseluruhan organisasi dalam mencapai hasilyang sesuai dengan rencana atau program yang telah ditetapkan dalamrangka pencapaian tujuan pendidikan. Dengan kata lain supervisi atauevaluasi selanjutnya dapat diusahakan bagaimana cara-caramemperbaikinya.

F. MANAJEMEN DALAM BIDANG KEGIATAN PENDIDIKAN

Berbicara tentang kegiatan pendidikan, di bawah ini beberapapandangan dari para ahli tentang bidang-bidang kegiatan yangmenjadi wilayah garapan manajemen pendidikan. Ngalim Purwanto(1986) mengelompokkannya ke dalam tiga bidang garapan yaitu :1. Administrasi material, yaitu kegiatan yang menyangkut bidang-

bidang materi/ benda-benda, seperti ketatausahaan sekolah,administrasi keuangan, gedung dan alat-alat perlengkapansekolah dan lain-lain.

2. Administrasi personal, mencakup di dalamnya administrasipersonal guru dan pegawai sekolah, juga administrasi murid.Dalam hal ini masalah kepemimpinan dan supervisi ataukepengawasan memegang peranan yang sangat penting.

3. Administrasi kurikulum, seperti tugas mengajar guru-guru,penyusunan sylabus atau rencana pengajaran tahunan,persiapan harian dan mingguan dan sebagainya.

Hal serupa dikemukakan pula oleh M. Rifa’i (1980) bahwa bidang-bidang administrasi pendidikan terdiri dari:1. Bidang kependidikan atau bidang edukatif, yang menyangkut

kurikulum, metode dan cara mengajar, evaluasi dan sebagainya.2. Bidang personil, yang mencakup unsur-unsur manusia yang

belajar, yang mengajar, dan personil lain yang berhubungandengan kegiatan belajar mengajar.

3. Bidang alat dan keuangan, sebagai alat-alat pembantu untukmelancarkan siatuasi belajar mengajar dan untuk mencapaitujuan pendidikan sebaik-baiknya.

Sementara itu, Thomas J. Sergiovani sebagimana dikutip oleh UharSuharsaputra (2002) mengemukakan delapan bidang administrasi

Page 35: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 29

pendidikan, mencakup : (1) instruction and curriculum development;(2) pupil personnel; (3) community school leadership; (4) staffpersonnel; (5) school plant; (6) school trasportation; (7) organizationand structure dan (8) School finance and business management.

Di lain pihak, Direktorat Pendidikan Menengah Umum Depdiknas(1999) telah menerbitkan buku Panduan Manajemen Sekolah, yangdidalamnya mengetengahkan bidang-bidang kegiatan manajemenpendidikan, meliputi: (1) manajemen kurikulum; (2) manajemenpersonalia; (3) manajemen kesiswaan; (4) manajemen keuangan; (5)manajemen perawatan preventif sarana dan prasarana sekolah.

Dari beberapa pendapat di atas, agaknya yang perlu digarisbawahiyaitu mengenai bidang administrasi pendidikan yang dikemukakanoleh Thomas J. Sergiovani. Dalam konteks pendidikan di Indonesiasaat ini, pandangan Thomas J. Sergiovani kiranya belum sepenuhnyadapat dilaksanakan, terutama dalam bidang school transportation danbusiness management. Dengan alasan tertentu, kebijakan umumpendidikan nasional belum dapat menjangkau ke arah sana. Kendatidemikian, dalam kerangka peningkatkan mutu pendidikan, kedepannya pemikiran ini sangat menarik untuk diterapkan menjadikebijakan pendidikan di Indonesia.

Merujuk kepada kebijakan Direktorat Pendidikan Menengah UmumDepdiknas dalam buku Panduan Manajemen Sekolah, berikut ini akandiuraikan secara ringkas tentang bidang-bidang kegiatan pendidikan disekolah, yang mencakup:

1. Manajemen kurikulumManajemen kurikulum merupakan subtansi manajemen yang

utama di sekolah. Prinsip dasar manajemen kurikulum ini adalahberusaha agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik,dengan tolok ukur pencapaian tujuan oleh siswa dan mendorong guruuntuk menyusun dan terus menerus menyempurnakan strategipembelajarannya. Tahapan manajemen kurikulum di sekolahdilakukan melalui empat tahap: (a) perencanaan; (b) pengorganisasiandan koordinasi; (c) pelaksanaan; dan (d) pengendalian.

Dalam konteks Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), TitaLestari (2006) mengemukakan tentang siklus manajemen kurikulumyang terdiri dari empat tahap:1. Tahap perencanaan; meliputi langkah-langkah sebagai: (1)

analisis kebutuhan; (2) merumuskan dan menjawab pertanyaan

Page 36: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 30

filosofis; (3) menentukan disain kurikulum; dan (4) membuatrencana induk (master plan): pengembangan, pelaksanaan, danpenilaian.

2. Tahap pengembangan; meliputi langkah-langkah: (1) perumusanrasional atau dasar pemikiran; (2) perumusan visi, misi, dantujuan; (3) penentuan struktur dan isi program; (4) pemilihan danpengorganisasian materi; (5) pengorganisasian kegiatanpembelajaran; (6) pemilihan sumber, alat, dan sarana belajar; dan(7) penentuan cara mengukur hasil belajar.

3. Tahap implementasi atau pelaksanaan; meliputi langkah-langkah:(1) penyusunan rencana dan program pembelajaran (Silabus,RPP: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran); (2) penjabaranmateri (kedalaman dan keluasan); (3) penentuan strategi danmetode pembelajaran; (4) penyediaan sumber, alat, dan saranapembelajaran; (5) penentuan cara dan alat penilaian proses danhasil belajar; dan (6) setting lingkungan pembelajaran

4. Tahap penilaian; terutama dilakukan untuk melihat sejauhmanakekuatan dan kelemahan dari kurikulum yang dikembangkan,baik bentuk penilaian formatif maupun sumatif. Penilailainkurikulum dapat mencakup Konteks, input, proses, produk(CIPP): Penilaian konteks: memfokuskan pada pendekatansistem dan tujuan, kondisi aktual, masalah-masalah dan peluang.Penilaian Input: memfokuskan pada kemampuan sistem, strategipencapaian tujuan, implementasi design dan cost benefit darirancangan. Penilaian proses memiliki fokus yaitu padapenyediaan informasi untuk pembuatan keputusan dalammelaksanakan program. Penilaian product berfokus padamengukur pencapaian proses dan pada akhir program (identikdengan evaluasi sumatif)

2. Manajemen KesiswaanDalam manajemen kesiswaan terdapat empat prinsip dasar, yaitu:

(a) siswa harus diperlakukan sebagai subyek dan bukan obyek,sehingga harus didorong untuk berperan serta dalam setiapperencanaan dan pengambilan keputusan yang terkait dengankegiatan mereka; (b) kondisi siswa sangat beragam, ditinjau darikondisi fisik, kemampuan intelektual, sosial ekonomi, minat danseterusnya. Oleh karena itu diperlukan wahana kegiatan yangberagam, sehingga setiap siswa memiliki wahana untuk berkembang

Page 37: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 31

secara optimal; (c) siswa hanya termotivasi belajar, jika merekamenyenangi apa yang diajarkan; dan (d) pengembangan potensi siswatidak hanya menyangkut ranah kognitif, tetapi juga ranah afektif, danpsikomotor.

3. Manajemen personaliaTerdapat empat prinsip dasar manajemen personalia yaitu : (a)

dalam mengembangkan sekolah, sumber daya manusia adalahkomponen paling berharga; (b) sumber daya manusia akan berperansecara optimal jika dikelola dengan baik, sehingga mendukung tujuaninstitusional; (c) kultur dan suasana organisasi di sekolah, sertaperilaku manajerial sekolah sangat berpengaruh terhadap pencapaiantujuan pengembangan sekolah; dan (d) manajemen personalia disekolah pada prinsipnya mengupayakan agar setiap warga dapatbekerja sama dan saling mendukung untuk mencapai tujuan sekolah.

Disamping faktor ketersediaan sumber daya manusia, hal yangamat penting dalam manajamen personalia adalah berkenaanpenguasaan kompetensi dari para personil di sekolah. Oleh karena itu,upaya pengembangan kompetensi dari setiap personil sekolahmenjadi mutlak diperlukan.

4. Manajemen keuanganManajemen keuangan di sekolah terutama berkenaan dengan kiat

sekolah dalam menggali dana, kiat sekolah dalam mengelola dana,pengelolaan keuangan dikaitkan dengan program tahunan sekolah,cara mengadministrasikan dana sekolah, dan cara melakukanpengawasan, pengendalian serta pemeriksaan.

Inti dari manajemen keuangan adalah pencapaian efisiensi danefektivitas. Oleh karena itu, disamping mengupayakan ketersediaandana yang memadai untuk kebutuhan pembangunan maupun kegiatanrutin operasional di sekolah, juga perlu diperhatikan faktorakuntabilitas dan transparansi setiap penggunaan keuangan baik yangbersumber pemerintah, masyarakat dan sumber-sumber lainnya.

5. Manajemen perawatan preventif sarana dan prasana sekolahManajemen perawatan preventif sarana dan prasana sekolah

merupakan tindakan yang dilakukan secara periodik dan terencanauntuk merawat fasilitas fisik, seperti gedung, mebeler, dan peralatansekolah lainnya, dengan tujuan untuk meningkatkan kinerja,

Page 38: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 32

memperpanjang usia pakai, menurunkan biaya perbaikan danmenetapkan biaya efektif perawatan sarana dan pra sarana sekolah.Dalam manajemen ini perlu dibuat program perawatan preventif disekolah dengan cara pembentukan tim pelaksana, membuat daftarsarana dan pra saran, menyiapkan jadwal kegiatan perawatan,menyiapkan lembar evaluasi untuk menilai hasil kerja perawatan padamasing-masing bagian dan memberikan penghargaan bagi merekayang berhasil meningkatkan kinerja peralatan sekolah dalam rangkameningkatkan kesadaran merawat sarana dan prasarana sekolah.

Sedangkan untuk pelaksanaannya dilakukan: pengarahan kepadatim pelaksana, mengupayakan pemantauan bulanan ke lokasi tempatsarana dan prasarana, menyebarluaskan informasi tentang programperawatan preventif untuk seluruh warga sekolah, dan membuatprogram lomba perawatan terhadap sarana dan fasilitas sekolah untukmemotivasi warga sekolah.

DAFTAR PUSTAKA

Daryanto. (2008). Administrasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Page 39: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 33

LEMBAGA PENDIDIKAN

PENDAHULUAN

Manusia sebagai mahluk yang pada dasarnya selalu ingin bergauldan berkumpul dengan sesama manusia lainnya atau sebagai mahlukyang suka bermasyarakat. Karena sifatnya yang suka bergaul satusama lain, maka manusia disebut sebagai mahluk sosial. Individu-individu tersebut bersatu menjadi sebuah perkumpulan, Perkumpulantersebut terbentuk dari satuan terkecil kelompok masyarakat yang lamakelamaan tumbuh dan berkembang menjadi satuan terbesar dalammasyarakat. Sebuah perkumpulan dalam masyarakat tersebut terjadiketika individu satu samalainnya memiliki kesepahaman yang samaakan satu pandangan. Salah satu contoh dari perkumpulan tersebutadalah organisasi. Perkumpulan itu disebut organisasi karena sebagaisuatu kelompok orang dalam suatu wadah untuk tujuan yang bersama.

Manusia adalah makhluk organisasional, karena sejak lahirmanusia tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Organisasidibentuk untuk kepentingan manusia (antroposentris) bukan manusiadiciptakan untuk kepentingan organisasi, jadi manusia jangan sampaidiperbudak oleh organisasi, tetapi manusialah yang harusmemperbudak organisasi.

Organisasi bukan merupakan tujuan, tetapi organisasi adalah alatuntuk mencapai tujuan. Maka dari itu manusia tidak dapat terpisahkandengan organisasi dalam kehidupannya, walaupun pengalamanberorganisasi itu ada yang menyenangkan dan menjengkelkan, adayang positif dan ada pula yang negatif tetapi manusia tetapmemerlukan organisasi. Adanya pertentangan ini sebagai konsekuensibahwa manusia pada hakikatnya tidak sama atau penuh denganperbedaan. Perbedaan ini tidak terjadi karena latar belakangpendidikan, pengalaman, status sosial ekonomi, budaya, usia dansebagainya yang berbeda.

Lembaga pendidikan adalah suatu lembaga yang bertujuanmengembangkan potensi manusiawi yang dimiliki anak-anak agarmampu menjalankan tugas-tugas kehidupan sebagai manuasia, baiksecara individual maupun sebagai anggota masyarakat. Kegiatan untukmengembangkan potensi itu harus dilakukan secara berencana, terarahdan sistematik guna mencapai tujuan tertentu. Untuk mencapai tujuandi atas diperlukan suatu organisasi lembaga pendidikan. Keberhasilan

Page 40: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 34

suatu lembaga pendidikan dapat ditentukan berdasarkan suatu kriteria-kriteria tertentu. Pengorganisasian suatu lembaga pendidikantergantung pada beberapa aspek antara lain: jalur, jenjang, dan jenisorganisasi lembaga pendidikan yang bersangkutan.

Organisasi sekolah dilihat dari jenjangnya terdapat : jenjang prasekolah, Taman Kanak-Kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), SekolahLanjutan Tingat Pertama/Sekolah Menengah Pertama (SLTP/SMP),Sekolah Menengah Umum/Sekolah Menengan Atas (SMU/SMA), danSekolah Menengah Kejuruan (SMK) serta perguruan Tinggi. Dilihat darijenis ada dua yaitu sekolah umum dan sekolah kejuruan, dilihat daripenyelenggara pendidikannya, terdapat sekolah negeri dan sekolahswasta.

Setelah pembelajaran ini diharapkan mahasiswa dapat mengetahui:1. Apa pengertian Organisasi dan Pengorganisasian?2. Apa saja asas-asas organisasi manejemen?3. Apa macam-macam organisasi?4. Apa saja teori-teori organisasi?5. Apa pengertian reorganisasi dan restrukturisasi?6. Apa yang dimaksud organisasi lembaga pendidikan?7. Bagaimanakah jalur,jenjang dan jenis organisasi lembaga

pendidikan?8. Bagaimanakah kriteria keberhasilan organisasi lembaga

pendidikan?

PEMBAHASAN

A. Pengertian Organisasi dan Pengorganisasian

Istilah organisasi secara etimologi berasal dari bahasa latin organumyang berarti alat. Sedangkan organize (bahasa inggris) berarti“mengorganisasikan” yang menunjukan tindakan atau usaha untukmencapai sesuatu. “Organizing” (pengorganisasian) menunjukkansebuah proses untuk mencapai sesuatu. Organisasi sebagai salah satufungsi dan elemen penting dalam manajemen sesungguhnya telahbannyak didefinisikan oleh para ahli. Seperti:

Gibson at.all (1995:6) mengartikan organisai sebagai wadah yangmemungkinkan masyarakat dapat meraih hasil yang sebelumnya tidakdapat oleh individu secara sendiri-sendiri. Robbins (1994:4)mendefinisikan organisasi sebagai kesatuan (entity) sosial yangdikoordinasikan secara sadar dengan sebuah batasan yang relatif

Page 41: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 35

dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus-menerusuntuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan.Sedang, P. Siagian mengemukakan bahwa organisasi adalah setiapbentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja bersamaserta secara formal terikat dalam rangka pencapaian suatu tujuan yangtelah ditentukan dalam ikatan di mana terdapat seseorang ataubeberapa orang yang disebut atasan dan seorang atau sekelompokorang yang disebut bawahan. Prajudi Atmosudirjo mengemukakanbahwa organisasi adalah struktur tata pembagian kerja dan struktur tatahubungan kerja antara sekelompok orang-orang memegang posisiyang bekerja sama secara tertentu untuk bersama-sama mencapaisuatu tujuan tertentu.

Organisasi selalu diartikan sebagai berbagai komponen yangdisatukan dalam suatu struktur dan sistem kerja yang terus bergerakseirama dengan sasaran tujuan yang ingin dicapai. Organisasi tidakdipahami hanya sebatas wadah (tempat) dimana terjadi interaksi danaktivitas antar personal (individu), karena organisasi adalah perpaduansumber daya manusia yang dikelompokkan berdasarkan struktur,fungsi, kewenangan dan tanggungjawab. Setiap orang memiliki hak dankewajiban dan berkepentingan untuk memajukan organisasi. Untukmenjamin berlangsungnya suatu organisasi, maka fungsipengorganisasian mutlak diperhatikan. Untuk menggerakkan sumberdaya yang dimiliki organisasi diperlukan pengorganisasian sehinggamenjamin sinergisitas dan keberlanjutan organisasi.

Beberapa pendapat para ahli mengenai pengorganisasian adalahsebagai berikut:1. Stoner, (1996) mengemukakan, mengorganisasikan adalah: proses

mempekerjakan dua orang atau lebih untuk bekerja sama dalamcara terstruktur guna mencapai sasaran spesifik atau beberapasasaran dalam kata lain, mengalokasikan pekerjaan, wewenang,dan sumber daya di antara anggota organisasi, sehingga merekadapat mencapai tujuan.

2. Hasibuan (1990), mengartikan pengorganisasian sebagai suatuproses untuk menentukan, mengelompokkan tugas, dan pengaturansecara bersama, aktivitas untuk mencapai tujuan, menentukanorang-orang yang akan melakukan aktifitas, menetapkan wewenangyang dapat didelegasikan kepada setiap individu yang akanmelaksanakan aktivitas tersebut.

Page 42: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 36

3. Asnawir menyatakan bahwa pengorganisasian adalah aktivitaspenyusunan, pembentukan hubungan kerja antara orang-orangsehingga terwujud suatu kesatuan usaha dalam mencapai tujuanyang telah ditentukan. Akitivitas mengumpulkan segala tenaga untukmembentuk suatu kekuatan baru dalam rangka mencapai tujuanmerupakan kegiatan dalam manajemen, karena pada dasarnyamengatur segala sesuatu yang ada dalam sebuah organisasimaupun suatu lembaga adalah kegiatan pengorganisasian.Beberapa pengertian tersebut menunjukkan bahwa organisasi

adalah sebuah wadah, tempat atau sistem untuk melakukan kegiatanbersama untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Sedangkanpengorganisasian (organizing) merupakan proses pembentukkanwadah atau sistem dan penyusunan anggota dalam bentuk strukturorganisasi untuk mencapai tujuan organisasi.

Jika dikaitkan dengan pendidikan (organisasi pendidikan ) adalahtempat untuk melakukan aktifitas pendidikan untuk mencapai tujuanpendidikan yang diinginkan, dan pengorganisasian pendidikan adalahsebuah proses pembentukan tempat atau sistem dalam rangkamelakukan kegiatan pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikanyang diinginkan.

Kegiatan menyusun berbagai elemen dalam sebuah lembagapendidikan maupun instansi merupakan kegiatan manajemen yangsecara khusus disebut sebagai pengorganisasian, hal ini makinmemperjelas bahwa di antara fungsi manajemen adalah menyusun danmembentuk berbagai hubungan kerja dari berbagai unit untuk menjadisebuah tim yang solid, dari tim yang solid akan memberi kekuatan.Apabila terjadi kesatuan kekuatan dari berbagai elemen sistem untukmencapai tujuan dalam lembaga maupun organisasi maka manajemendianggap berhasil.

B. Asas-Asas Organisasi Manejemen

Dalam menjalankan kerja organisasi, tentunya sebelumnya harusmengetahui secara dalam tentang asas-asas organisasi manajemenagar dalam setiap elemen organisasi dapat menjalankan tugasnyasecara efektif dan efisien, diantara asas-asas organisasi tersebut, yaitu:1. Tujuan organisasi harus dirumuskan dengan jelas. Tujuan ini yang

akan memandu setiap orang dalam organisasi. Semakin jelas tujuan

Page 43: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 37

yang akan diraih maka semakin mudah pula organisasi menentukanlangkah yang tepat.

2. Departementalisasi. Penyusunan bagian-bagian yang akanmenjalankan tugas-tugas sesuai bidang tertentu. Dapat dilakukandengan mengelompokkan tugas-tugas sejenis.

3. Pembagian kerja. Setelah dilakukan departementalisasi perlupengisian aktifitas kerja sesuai dengan bidangnya masing-masingkoordinasi. Koordinasi dimaksudkan untuk mencapai keselarasandalam organisasi.

4. Kesatuan perintah. Masing-masing pejabat dalam hirarki yangberlaku hanya bertanggungjawab kepada satu atasan tertentu danhanya menerima perintah darinya.

5. Fleksibilitas. Organisasi semestinya menyesuaikan diri denganlingkungan sekitarnya. Perubahan tersebut antara lain mencakuprevisi tujuan, teknologi, SDM yang spesialis, dll.

6. Berkesinambungan. Organisasi setelah dibentuk diharapkan terusberoperasi dan memenuhi kebutuhan stakeholders-nya.

7. Keseimbangan. Bagian atau satuan dalam organisasi yang memilikiperan yang sama pentingnya harus ditempatkan pada level yangsama pula.

8. Koordinasi. Koordinasi dimaksudkan untuk mencapai keselarasandalam 0rganisasi.

9. Pelimpahan wewenang. Pelimpahan kewenangan dari pejabat yanglebih tinggi ke pejabat yang lebih rendah atau antar pejabat yangsetara.

10.Rentang kendali (span of control). Merupakan jumlah bawahan yangdipimpin dengan baik oleh seorang pemimpin di atasnya.

11.Jenjang organisasi/hiraki. Menunjukkan adanya tingkatan-tingkatanyang perlu dilewati dalam menentukan sebuah keputusan. (kasusPTPN 5)

C. Macam-Macam Organisasi

Pada umumnya organisasi terbagi menjadi tiga macam, diantaranya:Organisasi Niaga, Organisasi Sosial dan Organisasi Regional &Internasional. Berikut ini adalah penjelasan dari ketiga Organisasitersebut:1. Organisasi Niaga. Organisasi Niaga adalah organisasi yang

tujuan utamanya mencari keuntungan. Macam-macam Organisasi

Page 44: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 38

Niaga: a. Perseroan Terbatas (PT), b. Perseroan Komanditer(CV), c. Firma (FA), d. Koperas, e. Join Ventura, f. HoldingCompany.

2. Organisasi Sosial. Organisasi Sosial adalah organisasi yangdibentuk oleh anggota masyarakat. Jalur pembentukan organisasiKemasyarakatan: a. Jalur Keagamaan, b. Jalur Profesi, c. JalurKepemudaan, d. Jalur Kemahasiswaan, e. Jalur Kepartaian &Kekaryaan.

3. Organisasi Regional & International. Organisasi Regional.Organisasi Regional adalah organisasi yang luas wilayahnyameliputi beberapa negara tertentu saja. Organisasi Internasional.Organisasi Internasional adalah organisasi yang anggota-anggotanya meliputi negara didunia. Macam-macam organisasiinternasional a. UN (United Nation – PBB – 1945), b. UNICEF(United Nations International Childrens Emergency Fund – 1946),namun namanya diganti setelah tahun 1953 menjadi: UnitedNations Children’s Fund. c. UNESCO (The United NationsEducational, Scientific and Cultural Organization – 16 November1945), e.. WHO (World Health Organization – 7 April 1948), f..IMF (International Monetary Fund – Juli 1944, 180 negara), g..OPEC (Organization of the Petroleum Exporting Countries – 1960,anggota 13 negara, termasuk Indonesia), h. ASEAN (Associationof Southeast Asian Nations = Perhimpunan Bangsa-bangsa AsiaTenggara (PERBARA) ( Dibentuk 8 Agustus 1967, memiliki 10negara anggota, Timor Leste dan Papua new Guinea hanyasebagai pemantau, dan masih mempertimbangkan akan menjadianggota), dll.

D. Teori-Teori Organisasi

Ada 9 teori dalam organisasi, yaitu teori klasik, teori organisasibirokrasi, teori organisasi human relation, teori organisasi perilaku, teoriproses, teori kepemimpinan, teori organisasi fungsi, teori organisasipembuat keputusan, dan teori organisasi kontingensi. 1. Teori Klasik.Menurut teori organisasi klasik ini, organisasi dipandang sebagaisebuah sistem tertutup dimana semua variabel diperhatikan dan beradadi bawah pengendalian pihak manajemen. Teori klasik ini ternyatamembawa hasil nyata dalam praktiknya. Terjadi kenaikan produktivitasyang berarti, yang sangat dibutuhkan pada masa itu. Tetapi satu hal

Page 45: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 39

pokok adalah bahwa, teori organisasi klasik mengabaikan faktormanusia. Nasib para pegawai/karyawan tidak diperhatikan (merekaseakan-akan dianggap sebagai bagian dari mesin). Hasil produksi(Output) dicapai dengan pengorbanan manusia yang terlampau besar.2. Teori Organisasi Birokrasi. Pada dasamya teori organisasibirokrasi menyatakan bahwa untuk mencapai tujuan, organisasi harusmenjalankan strategi sebagai berikut: a. Pembagian dan penugasanpekerjaan secara khusus; b.) Prinsip hirarki atau bawahan hanyabertanggung jawab kepada atasannya langsung; c. Promosi didasarkanpada masa kerja dan prestasi kerja, dan dilindungi dari pemberhentiansewenang-wenang dan yang demikian disebut prinsip loyalitas; d.Setiap pekerjaan dilaksanakan secara tidak memandang bulu, tidakmembeda-bedakkan status sosial, tidak pilih kasih. Strategi inidinamakan prinsip impersonal; e. Tiap-tiap tugas dan pekerjaan dalamorganisasi dilaksanakan menurut suatu sistem tertentu berdasarkankepada data peraturan yang abstrak. 3. Teori Organisasi HumanRelation. Teori ini disebut juga teori hubungan kemanusiaan, teorihubungan antara manusia, teori hubungan kerja kemanusiaaan atauthe human relations theory. Suatu hubungan dikatakan hubungankemanusiaan apabila hubungan tersebut dapat memberikan kesadarandan pengertian sehingga pihak lain merasa puas. Pengertian tersebutdapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu hubungan manusia secaraluas dan secara sempit. Dalam arti luas hubungan kemanusiaan adalahhubungan antara hubungan seseorang dengan orang lain yang terjadidalam suatu situasi dan dalam semua bidang kegiatan atau kehidupanuntuk mendapatkan suatu kepuasan hati. 4. Teori OrganisasiPerilaku. Teori ini disebut merupakan suatu teori yang memandangorganisasi dari segi perilaku anggota organisasi. Teori ini berpendapatbahwa baik atau tidaknya, berhasil tidaknya organisasi mencapaisasaran yang telah ditetapkan berasal dari para anggotanya. 5. TeoriOrganisasi Proses. Suatu teori yang memandang organisasi sebagaiproses kerjasama antara kelompok orang yang tergabung dalam suatukelompok formal. Teori ini memandang organisasi dalam arti dinamis,selalu bergerak dan didalamnya terdapat pembagian tugas dan prinsip-prinsip yang bersifat umum (Universal). 6. Teori Kepemimpinan. Teoriini beranggapan bahwa berhasil tidaknya organisasi mencapai tujuantergantung sampai seberapa jauh seorang pemimpin mampumempengaruhi para bawahan sehingga mereka mampu bekerjadengan semangat yang tinggi dan tujuan organisasi dapat dicapai

Page 46: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 40

secara efisien dan efektif, adapun sedikitnya kajian atas teori organisasiyang berhubungan dengan masalah kepemimpinan dapat dibedakanatas: a. Teori Otokratis, b. Teori Demokrasi, c. Teori kebebasan, d.Teori Patnernalisme, e. Teori Personal atau pribadi, f. Teori Non-Personal, g. Teori Organisasi Fungsi. Fungsi adalah sekelompok tugasatau kegiatan yang harus dijalankan oleh seseorang yang mempunyaikedudukan sebagai pemimpin atau manajer guna mencapai tujuanorganisasi. Sekelompok kegiatan yang menjadi fungsi seorangpemimpin atau manager terdiri dari kegiatan menyusun perencanaan(Planning), pengorganisasian (Organizing), pemberian motifasi ataubimbingan (Motivating), pengawasan (Controlling), dan pengambilankeputusan (Decision making), 8) Teori Organisasi Pembuat Keputusan.Teori ini berlandaskan pada adanya berbagai keputusan yang dibuatoleh para pejabat disetiap tingkatan, baik keputusan di tingkat puncakyang memuat ketentuan pokok atau kebijaksanaan umum, keputusan ditingkat menengah yang memuat program-progam untuk melaksanakankeputusan adminitratif, maupun keputusan di tingkat bawah, 9) TeoriOrganisasi Kontingensi. Teori ini berlandaskan pada pemikiran bahwapengelolaan organisasi dapat berjalan dengan baik dan lancar apabilapemimpin organisasi mampu memperhatikan dan memecahkan situasitertentu yang sedang dihadapi dan setiap situasi harus dianalisissendiri. Dari semua teori ini, tidak satu teori pun yang dianggap palinglengkap atau paling sempurna, teori-teori itu satu sama lain salingmengisi dan saling melengkapi. Teori dianggap baik dan tepat apabilamampu memperhatikan dan menyesuaikan dengan lingkungan danmampu memperhitungkan situasi-situasi tertentu.

E. Pengertian Reorganisasi dan Restrukturisasi

Robbins dan Fattah (2006) menyatakan suatu struktur organisasimenetapkan bagaimana tugas pekerjaan dibagi, dikelompokkan, dandikoordinasi secara formal. Pada struktur organisasi tergambar posisikerja, pembagian kerja, jenis kerja yang harus dilakukan, hubunganatasan dan bawahan, kelompok, komponen atau bagian, tingkatmanajemen dan saluran komunikasi. Dengan demikian, strukturorganisasi pelatihan akan menggambarkan pengelompokkan satuankerja pelatihan. Struktur organisasi pelatihan juga membagi kerja dalamkegiatan pelatihan termasuk pengaturan pelimpahan.

Page 47: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 41

Pengertian restrukturisasi menurut mintzeberg (1979) adalah: “in thecase of organizational, structur and design means turning those knobsthat influence the division of labour and the coordinating, mechanism,there by effecting how the organizational function, how material autority,information and decision process flow throught”.

Sementara Bennis dan Mische (1999:13) mendefinisikan“restrukturisasi sebagai rekayasa ulang yaitu menata perusahaandengan menata ulang doktrin, praktek dan aktivitas yang ada kemudiansecara inovatif menyebarkan kembali modal dan sumber dayamanusia”. rekayasa ulang adalah proses yang mengubah budayaorganisasi dan menciptakan proses sistem, struktur dan cara baruuntuk mengukur kinerja dan keberhasilan. bennis and mische dalamsudarmayanti (2002:63).

F. Pengertian dan Struktur Organisasi Lembaga Pendidikan

Organisasi lembaga pendidikan adalah suatu organisasi yang unikdan kompleks karena lembaga pendidikan tersebut merupakan suatulembaga penyelenggara pendidikan. Tujuannya antara lain adalahmenyiapkan peserta didik menjadi anggota masyaraat yang memilikikemampuan akademik dan/atau profesional yang dapat menerapkan,mengembangkan, memperkya khanazah ilmu pengetahuan, teknologi,kesenian, serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkantaraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional.Demikian komleksnya organisasi tersebut, maka dalam memberikanlayanan pendidikan kepada siswa khususnya dan masyarakat padaumumnya organisasi perlu dikelola dengan baik. Oleh sebab itulembaga pendidikan perlu menyadari adanya pergeseran dinamikainternal (perkembangan dan perubahan peran) dan tuntutan eksternalyang semakin berkembang.

Organisasi secara umum dapat diartikan memberi struktur ataususunan yakni dalam penyusunan penempatan orang-orang dalamsuatu kelompok kerja sama, dengan maksud menempatkan hubunganantara orang-orang dalam kewajiban-kewajiban, hak-hak dan tanggungjawab masing-masing. Jadi, secara sederhana organisasi adalah suatuwadah atau setiap bentuk perserikatan kerjasama manusia yangdidalamnya terdapat struktur organisasi, pembagian tugas, hak dantanggung jawab untuk mencapai suatu tujuan bersama. Organisasimenggambarkan adanya pembidangan fungsi dan tugas dari masing-

Page 48: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 42

masing kesatuan. Dalam suatu susunan atau struktur organisasi dapatdilihat bidang, tugas dan fungsi masing-masing kesatuan sertahubungan vertical-horisontal antara kesatuan-kesatuan yang ada.(Hartati Sukirman, 2009: 34-35). Lembaga pendidikan merupakanbadan atau instansi yang menyelenggarakan usaha pendidikan. Bukanhanya sekolah, termasuk kursus resmi, kursus privat, dan lain-lain yangmempunyai ciri adanya kegiatan belajar. Di Indonesia ini terdapatbanyak sekali lembaga pendidikan dengan tujuan, kurikulum danlulusan yang berbeda-beda. Namun secara umum diketahui bahwadalam lembaga pendidikan selalu terdapat komponen-komponenpenting yang menentukan eberhasilan sebuah lembaga. Komponen-komponen yang dimaksud adalah: 1. Komponen siswa, yaitu subyekbelajar yang menurut jenis dan sifat lembaganya dapat disebut sebagaisiswa, mahasiswa, peserta khusus. 2. Komponen guru, yaitu subyekyang memberikan pelajaran yang sebutannya dapat berupa guru,dosen, penyaji, penatar. 3. Komponen kurikulum, materi atau bahanpelajaran yang diajarkan, yang memberikan ciri pada lembagapendidikan dan mencerminkan kualitas lulusannya. 4. Komponensarana dan prasarana, yaitu komponen penunjang terlaksanya prosespengajaran. 5. Komponen pengelola, yaitu orang-orang yang menguruspenyelenggaraan lembaga menyangkut pengelolaan dalam memimpin,mengorganisasikan, mengarahkan, membina serta mengurustatalaksana lembaga. Termasuk dalam komponen pengelola adalahkepala sekolah, petugas bimbingan, pustakawan, staf tata usaha,bendaharawan, pesuruh, penjaga malam.

Organisasi menggambarkan adanya pembidangan fungsi dan tugasdari masing-masing kesatuan. Dalam suatu susunan atau strukturorganisasi dapat dilihat bidang, tugas dan fungsi masing-masingkesatuan serta hubungan vertical-horizontal antara kesatuan-kesatuanyang ada. (Hartati Sukirman, 2009: 34-35). Lembaga Pendidikanmerupakan badan atau instansi yang menyelenggarakan usahapendidikan. Bukan hanya sekolah, termasuk kursus resmi, kursusprivat, dan lain-lain yang mempunyai ciri adanya kegiatan belajar. Jadi,organisasi lembaga pendidikan dapat diartikan sebagai suatuorganisasi yang unik dan kompleks karena lembaga pendidikantersebut merupakan suatu lembaga penyelenggara pendidikan.Tujuannya antara lain adalah menyiapkan peserta didik menjadianggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan/atauprofesional yang dapat menerapkan, mengembangkan, memperkaya

Page 49: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 43

khazanah ilmu pengetahuan, teknologi, kesenian, serta mengupayakanpenggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat danmemperkaya kebudayaan nasional.

Struktur organisasi lembaga pendidikan adalah struktur yangmendasari keputusan para Pembina atau Pendiri sekolah untukmengawali suatu proses perencanaan organisasi lembaga pendidikanyang strategis. Struktur Organisasi pendidikan yang pokok ada duamacam yaitu sentralisasi dan desentralisasi. Di antara kedua strukturtersebut terdapat beberapa struktur campuran yakni yang lebihcenderung ke arah sentralisasi mutlak dan yang lebih mendekatidisentralisasi tetapi beberapa bagian masih diselenggarakan secarasentral. Pada umumnya, struktur campuran inilah yang berlakudikebanyakan negara dalam menyelenggarakan pendidikan danpengajaran bagi bangsanya.

Organisasi Lembaga Pendidikan. Organisasi lembaga pendidikanadalah suatu organisasi yang unik dan kompleks karena lembagapendidikan tersebut merupakan suatu lembaga penyelenggarapendidikan. Tujuannya antara lain adalah menyiapkan peserta didikmenjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademikdan/atau profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan,memperkya khanazah ilmu pengetahuan, teknologi, kesenian, sertamengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupanmasyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional.

Organisasi pendidikan dapat disebut sebagai sistem pendidikan.Dalam penyelenggaraan pendidikan lembaga pendidikan tidak dapatlepas dari organisasi untuk seluruh Negara. Untuk organisasi iniMulyani A Nurhadi membedakan menjadi dua yaitu organisasi makrodan mikro. Organisasi pendidikan makro adalah organisasipendidikan dilihat dari segi organisasi secara luas. Dalam strukturorganisasi sebelum otonomi daerah organisasi pendidikan pada tingkatmakro dibedakan atas: Departemen Pendidikan dan Kebudayaantingkat Pusat, Kantor Wilayah Departemen Pendidikan danKebudayaan, Kantor Pendidikan Dan Kebudayaan diKabupaten/Kotamadya dan Kantor Pendidikan dan Kebudayaan tingkatKecamatan. Organisasi pendidikan mikro adalah organisasipendidikan dilihat dengan titik tolak dengan unit-unit yang ada padasuatu sekolah atau lembaga pendidikan penyelenggara langsungproses belajar mengajar. Struktur disetiap sekolah atau lembaga tidakseluruhnya sama. Mungkin disuatu sekolah terdapat sesuatu unit

Page 50: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 44

sekolah yang disekolah lain tidak terdapat karena disebabkankekurangan tenaga atau sarana lain.

Pengorganisasian suatu sekolah tergantung pada jenis, tingkat dansifat sekolah yang bersangkutan. Susunan organisasi sekolah tertuangdalam Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentangsusunan organisasi dan tata kerja jenis sekolah tersebut. Lebih lanjutdijelaskan pula bahwa dari struktur organisasi terlihat hubungan danmekanisme kerja antara kepala sekolah, guru, murid, dan pegawai tatausaha sekolah serta pihak lainnya di luar sekolah. Koordinasi, integrasi,dan sinkronisasi kegiatan-kegiatan yang terarah memerlukanpendekatan pengadministrasian yang efisien dan efektif. (HartatiSukirman, 2009: 35).

G. Jalur, Jenjang, dan Jenis Organisasi Lembaga Pendidikan

1. Jalur Organisasi Lembaga PendidikanJalur pendidikan adalah wahana yang dilalui peserta didik untuk

mengembangkan potensi diri dalam suatu proses pendidikan yangsesuai dengan tujuan pendidikan. Pendidikan dapat diselenggarakandengan sistem terbuka melalui tatap muka dan/atau melalui jarak jauh.

Jalur pendidikan adalah wahana yang dilalui peserta didik untukmengembangkan potensi diri dalam suatu proses pendidikan yangsesuai dengan tujuan pendidikan. Pendidikan dapat diselenggarakandengan sistem terbuka melalui tatap muka dan/atau melalui jarak jauh.Pendidikan jarak jauh berfungsi memberikan layanan pendidikankepada kelompok masyarakat yang tidak dapat mengikuti pendidikansecara tatap muka atau reguler. Pendidikan jarak jauh diselenggarakandalam berbagai bentuk, modus, dan cakupan yang didukung olehsarana dan layanan belajar serta sistem penilaian yang menjamin mutululusan sesuai dengan standar nasional pendidikan. Jalur, jenjang, danjenis pendidikan dapat diwujudkan dalam bentuk satuan pendidikanyang diselenggarakan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan/ataumasyarakat (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab IV Pasal 16).

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab IV pasal 31 ayat 1, 2, dan 3,ada tiga jalur pendidkan yang berperanan dalam pembentukan kualitassumber daya manuasia, yaitu terdiri atas: pendidikan formal, nonformal,dan informal. Mengenai jenjang, Jenjang pendidikan formal terdiri atas

Page 51: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 45

pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi(Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 TentangSistem Pendidikan Nasional Bab IV Pasal 14), sedangkan untuk jenis,Jenis pendidikan adalah kelompok yang didasarkan pada kekhususantujuan pendidikan suatu satuan pendidikan. Jenis pendidikan mencakuppendidikan umum, kejuruan, akademik, profesi, vokasi, keagamaan,dan khusus (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab IV Pasal 15).

Pembelajaran merupakan inti dan muara segenap prosespengelolaan pendidikan. Kualitas sebuah lembaga pendidikan jugahakikatnya diukur dari kualitas proses pembelajarannya, disampingoutput dan outcome yang dihasilkan. Oleh karena itu kriteria mutu dankeberhasilan pembelajaran seharusnya dibuat secara rinci, sehinggabenar-benar measurable and observable (dapat diukur dan diamati).Sebagai salah satu komponen utama dalam sistem pendidikan,selayaknya sekolah memberikan kontribusi yang nyata dalammeningkatkan kualitas SDM. Hal ini tidak terlepas dari seberapa baiksekolah tersebut dikelola. Apabila sekolah dianalogikan sebagai mesinproduksi, maka kualitas output akan relevan dengan kualitas mesinnya.Kriteria keberhasilan berfungsi untuk menentukan nilai suatu aspekdalam suatu komponen tertentu.

Pendidikan jarak jauh diselenggarakan pada jalur, jenjang, dan jenispendidikan. Pendidikan jarak jauh berfungsi memberikan layananpendidikan kepada kelompok masyarakat yang tidak dapat mengikutipendidikan secara tatap muka atau reguler. Pendidikan jarak jauhdiselenggarakan dalam berbagai bentuk, modus, dan cakupan yangdidukung oleh sarana dan layanan belajar serta sistem penilaian yangmenjamin mutu lulusan sesuai dengan standar nasional pendidikan.(Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 TentangSistem Pendidikan Nasional Bab IV pasal 31 ayat 1, 2, dan 3) Ada tigajalur pendidkan yang berperanan dalam pembentukan kualitas sumberdaya manuasia, yaitu terdiri atas: pendidikan formal, nonformal, daninformal.a. Jalur pendidikan formal. Pendidikan formal merupakan pendidikan

yang diselenggarakan di sekolah-sekolah pada umumnya. Jalurpendidikan ini mempunyai jenjang pendidikan yang jelas, mulai daripendidikan dasar, pendidikan menengah, sampai pendidikan tinggi.Pendidikan formal dapat diwujudkan dalam bentuk satuanpendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah (pusat),

Page 52: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 46

pemerintah daerah dan masyarakat. Semua lembaga formal diberihak dan wewenang oleh pemerintah untuk memberikan gelarakademik kepada setiap peserta didik yang telah menempuhpendidikan di lembaga tersebut. Khusus bagi perguruan tinggi yangmemiliki program profesi sesuai dengan program pendidikan yangdiselenggarakan doktor berhak memberikan gelar doktorkehormatan (doktor honoris causa) kepada individu yang layakmemperoleh penghargaan berkenaan dengan jasa-jasa yang luarbiasa dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, kemasyarakatan,keagamaan, kebudayaan, atau seni.

b. Jalur pendidikan nonformal. Pendidikan nonformal adalah jalurpendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakansecara terstruktur dan berjenjang. Pendidikan nonformal jugadisebut pendidikan luar sekolah. Pendidikan luar sekolah sebagaisuatu sistem, baru dikenalkan kepada umum secara resmi kira-kiratahun 1970. Pendidikan nonformal diselenggarakan bagi wargamasyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsisebagai pengganti, penambah, dan/atau pelengkap pendidikanformal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat.Pendidikan nonformal berfungsi mengembangkan potensi pesertadidik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan danketerampilan fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadianprofesional. Pendidikan nonformal meliputi pendidikan kecakapanhidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan,pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan,pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja. Pendidikan kesetaraanmeliputi Paket A, Paket B dan Paket C, serta pendidikan lain yangditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik seperti:Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), lembaga kursus,lembaga pelatihan, kelompok belajar, majelis taklim, sanggar, danlain sebagainya, serta pendidikan lain yang ditujukan untukmengembangkan kemampuan peserta didik.

c. Jalur pendidikan informal. Kegiatan pendidikan informal yangdilakukan oleh keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajarsecara mandiri. Hasil pendidikan sama dengan pendidikan formaldan nonformal setelah peserta didik lulus ujian sesuai denganstandar nasional pendidikan. (Undang-Undang Republik IndonesiaNomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab IVPasal 27 ayat 1 dan 2). Homeschooling atau yang di-Indonesiakan

Page 53: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 47

menjadi sekolah rumah, merujuk pada UU No. 20 tahun 2003terkategori sebagai pendidikan informal. Pendidikan informal adalahpendidikan yang dilaksanakan oleh keluarga dan lingkungan.Kedudukannya setara dengan pendidikan formal dan nonformal.Hanya saja, jika anak-anak yang dididik secara informal inimenghendaki ijazah karena berniat memasuki pendidikan formalpada jenjang yang lebih tinggi, maka peserta pendidikan informalbisa mengikuti ujian persamaan melalui PKBM atau lembaganonformal sejenis yang menyelenggrakan ujian kesetaraan.Pendidikan informal berperan bagi perubahan bangsa menjadi lebihbaik. Apalagi jika hal itu didukung oleh pemerintah, menguatnyakesadaran keluarga untuk menanamkan pondasi pendidikan dirumah akan membuat anak-anak memiliki memiliki visi hidup yangjelas, rasa optimis dengan masa depan, dan memiliki sikap hidupyang lebih posisitf karena berada dalam dukungan keluarga yangpeduli dengan mereka secara keseluruhan. Hal paling khas yangmenjadi nilai lebih pendidikan informal dibandingkan modelpendidikan lainnya adalah, kemungkinan yang lebih besar akantergali dan terkelolanya potensi setiap anak secara maksimal.

2. Jenjang Organisasi Lembaga PendidikanJenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan

menengah, dan pendidikan tinggi. (Undang-Undang Republik IndonesiaNomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab IVPasal 14).a. Pendidikan dasar. Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan

yang melandasi jenjang pendidikan menengah. Pendidikan dasarberbentuk sekolah dasar (SD) dan madrasah ibtidaiyah (MI) ataubentuk lain yang sederajat serta sekolah menengah pertama (SMP)dan madrasah tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang sederajat(Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab IV Pasal 17). Pendidikandasar merupakan pendidikan sembilan tahun terdiri dari programpendidikan enam tahun di sekolah dasar dan program pendidikantiga tahun di sekolah lanjutan pertama (PP Nomor 28 tahun 1990).Sebelum memasuki jenjang pendidikan dasar, bagi anak usia 0-6tahun diselenggarakan pendidikan anak usia dini, tetapi bukanmerupakan prasyarat untuk mengikuti pendidikan dasar. MenurutUndang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang

Page 54: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 48

Sistem Pendidikan Nasional Bab IV pasal 28 disebutkan bahwa :Pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjangpendidikan dasar, dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikanformal, nonformal, dan/atau informal.Pendidikan anak usia dini padajalur pendidikan formal berbentuk taman kanak-kanak (TK), raudatulathfal (RA), atau bentuk lain yang sederajat. Pendidikan anak usiadini pada jalur pendidikan nonformal berbentuk kelompok bermain(KB), taman penitipan anak (TPA), atau bentuk lain yang sederajat.Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan informal berbentukpendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan olehlingkungan.

b. Pendidikan menengah. Pendidikan menengah merupakan lanjutanpendidikan dasar. Pendidikan menengah terdiri atas pendidikanmenengah umum dan pendidikan menengah kejuruan. Pendidikanmenengah berbentuk sekolah menengah atas (SMA), madrasahaliyah (MA), sekolah menengah kejuruan (SMK), dan madrasahaliyah kejuruan (MAK), atau bentuk lain yang sederajat. (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang SistemPendidikan Nasional Bab IV Pasal 18).

c. Pendidikan Tinggi. Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikansetelah pendidikan menengah yang mencakup program pendidikandiploma, sarjana, magister, spesialis, dan doktor yangdiselenggarakan oleh pendidikan tinggi. (Undang-Undang RepublikIndonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem PendidikanNasional Bab IV Pasal 19). Perguruan tinggi dapat berbentukakademi, politeknik, sekolah tinggi, institut, atau universitas.Perguruan tinggi berkewajiban menyelenggarakan pendidikan,penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Perguruan tinggidapat menyelenggarakan program akademik, profesi, dan/atauvokasi. (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab IV Pasal 20)

3. Jenis Organisasi Lembaga PendidikanJenis pendidikan adalah kelompok yang didasarkan pada

kekhususan tujuan pendidikan suatu satuan pendidikan. Jenispendidikan mencakup pendidikan umum, kejuruan, akademik, profesi,vokasi, keagamaan, dan khusus. (Undang-Undang Republik IndonesiaNomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab IVPasal 15).

Page 55: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 49

a. Pendidikan umum. Pendidikan umum merupakan pendidikan dasardan menengah yang mengutamakan perluasan pengetahuan yangdiperlukan oleh peserta didik untuk melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi. Bentuknya: sekolah dasar (SD), sekolahmenengah pertama (SMP), dan sekolah menengah atas (SMA).

b. Pendidikan kejuruan. Pendidikan kejuruan merupakan pendidikanmenengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untukbekerja dalam bidang tertentu. Bentuk satuan pendidikannya adalahsekolah menengah kejuruan (SMK).

c. Pendidikan akademik. Pendidikan akademik merupakan pendidikantinggi program sarjana dan pascasarjana yang diarahkan terutamapada penguasaan disiplin ilmu pengetahuan tertentu.

d. Pendidikan profesi. Pendidikan profesi merupakan pendidikantinggi setelah program sarjana yang mempersiapkan peserta didikuntuk memasuki suatu profesi atau menjadi seorang profesional.Pendidikan kedinasan merupakan pendidikan profesi yangdiselenggarakan oleh departemen atau lembaga pemerintahnondepartemen. Pendidikan kedinasan berfungsi meningkatkankemampuan dan keterampilan dalam pelaksanaan tugas kedinasanbagi pegawai dan calon pegawai negeri suatu departemen ataulembaga pemerintah nondepartemen. Pendidikan kedinasandiselenggarakan melalui jalur pendidikan formal dan nonformal.

e. Pendidikan vokasi. Pendidikan vokasi merupakan pendidikan tinggiyang mempersiapkan peserta didik untuk memiliki pekerjaan dengankeahlian terapan tertentu maksimal dalam jenjang diploma 4 setaradengan program sarjana (strata 1).

f. Pendidikan keagamaan. Pendidikan keagamaan merupakanpendidikan dasar, menengah, dan tinggi yang mempersiapkanpeserta didik untuk dapat menjalankan peranan yang menuntutpenguasaan pengetahuan dan pengalaman terhadap ajaran agamadan/atau menjadi ahli ilmu agama. Pendidikan keagamaandiselenggarakan oleh Pemerintah dan/atau kelompok masyarakatdari pemeluk agama, sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pendidikan keagamaan berfungsi mempersiapkanpeserta didik menjadi anggota masyarakat yang memahami danmengamalkan nilai-nilai ajaran agamanya dan/atau menjadi ahli ilmuagama. Pendidikan keagamaan dapat diselenggarakan pada jalurpendidikan formal, nonformal, dan informal. Pendidikan keagamaanberbentuk pendidikan diniyah, pesantren, pasraman, pabhaja

Page 56: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 50

samanera, dan bentuk lain yang sejenis. (Undang-Undang RepublikIndonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem PendidikanNasional Bab IV Pasal 30).

g. Pendidikan khusus. Pendidikan khusus merupakan pendidikan bagipeserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti prosespembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental, sosial,dan/atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa. Pesertadidik yang berkelainan atau peserta didik yang memiliki kecerdasanluar biasa yang diselenggarakan secara inklusif (bergabung dengansekolah biasa) atau berupa satuan pendidikan khusus pada tingkatpendidikan dasar dan menengah (dalam bentuk sekolah luarbiasa/SLB).

H. Kriteria Keberhasilan Organisasi Lembaga Pendidikan

Kriteria keberhasilan berfungsi untuk menentukan nilai suatu aspekdalam suatu komponen tertentu. Pengelolaan suatu lembagapendidikan yang efektif dan efisien merupakan syarat mutlakkeberhasilan organisasi tersebut. Tidak terkecuali lembaga pendidikanyang juga akan semakin dituntut menjadi suatu organisasi yang tepatsasaran dan berdayaguna. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formalmemerlukan suatu sistem pengelolaan yang profesional. Sebagai salahsatu komponen utama dalam sistem pendidikan, selayaknya sekolahmemberikan kontribusi yang nyata dalam meningkatkan kualitas SDM.Hal ini tidak terlepas dari seberapa baik sekolah tersebut dikelola.Apabila sekolah dianalogikan sebagai mesin produksi, maka kualitasoutput akan relevan dengan kualitas mesinnya. Keberhasilan suatulembaga pendidikan (sekolah) merupakan keberhasilan kepala sekolah.Kepala sekolah yang berhasil apabila mereka memahami keberadaansekolah sebagai organisasi yang kompleks dan unik, serta mampumelaksanakan peranan kepala sekolah sebagai seseorang yang diberitanggung jawab untuk memimpin sekolah. Sehingga keberhasilankepemimpinan pada hakikatnya berkaitan dengan tingkat kepedulianseorang pemimpin terlibat terhadap kedua orientasi, yaitu apa yangtelah dicapai oleh organisasi (organizational achievement) danpembinaan terhadap organisasi (organizational maintenance). Denganpendekatan ini, keberhasilan seorang pemimpin dapat dikaji denganlangkah-langkah atau cara:

Page 57: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 51

1. Pengamatan terhadap produk yang dihasilkan oleh prosestransformasi kepemimpinannya, seperti:a. Penampilan kelompokb. Tercapainya tujuan kelompokc. Kelangsungan hidup kelompokd. Pertumbuhan kelompoke. Kemajuan kelompok menghadapi krisisf. Bawahan merasa puas terhadap pemimping. Bawahan merasa bertanggung jawab terhadap tujuan kelompokh. Kesejahteraan psikologi dan perkembangan anggota kelompoki. Bawahan tetap mendukung kedudukan dan jabatan pemimpin

2. Berkaitan dengan hasil transformasi tersebut dapat dilihat pulabeberapa hal, seperti:a. Pertumbuhan keuntunganb. Batas minimal keuanganc. Peningkatan produk pelayanand. Penyebaran jasa pelayanane. Target yang tercapaif. Investasi mengalami pertumbuhanPembelajaran merupakan inti dan muara segenap proses

pengelolaan pendidikan. Kualitas sebuah lembaga pendidikan jugahakikatnya diukur dari kualitas proses pembelajarannya, disampingoutput dan outcome yang dihasilkan. Oleh karena itu kriteria mutu dankeberhasilan pembelajaran seharusnya dibuat secara rinci, sehinggabenar-benar measurable and observable (dapat diukur dan diamati).

SIMPULAN

Organisasi adalah suatu proses kerjasama dua orang atau lebihuntuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efesien. Tujuandan manfaat organisasi, antara lain untuk:a. Mengatasi terbatasnya kemampuan, kemauan, dan sumber daya

yang dimilikinya dalam mencapai tujuannyab. Mencapai tujuan secara lebih efektif dan efisien karena dikerjakan

bersama-sama (motif pencapaian tujuan)c. Wadah memanfaatkan sumber daya dan teknologi bersama-samad. Wadah mengembangkan potensi dan spesialisasi yang dimiliki

seseorang (motif berprestasi).e. Wadah mendapatkan jabatan dan pembagian kerja

Page 58: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 52

Adapun langkah-langkah pengorganisasian:a. Memahami tujuan institusionalb. Mengidentifikasi kegiatan-kegiatan yang diperlukan dalam usaha

mencapai tujuan institusionalc. Kegiatan yang serumpun (sejenis) dikelompokkan dalam satu unit

kerjad. Menetapkan fungsi, tugas, wewenang, tanggung jawab setiap unit

kerjaAsas Pengorganisasian:

a. Asas Pembagian Tugasb. Asas keseimbangan wewenang dan tanggung jawabc. Asas disiplind. Asas kesatuan komandoe. Asas mengutamakan kepentingan umumf. Asas keadilang. Asas inisiatifh. Asas kesatuan dan kebersamaan

Macam-Macam Organisasi1. Organisasi Niaga2. Ortganisasi Sosial3. Organisasi Regional dan Internasional

Teori-Teori OrganisasiAda 9 teori dalam organisasi, yaitu teori klasik, teori organisasi

birokrasi, teori organisasi human relation, teori organisasi perilaku, teoriproses, teori kepemimpinan, teori organisasi fungsi, teori organisasipembuat keputusan, dan teori organisasi kontingensi.

Pengertian RestrukturisasiMenurut Bennis and Mische (1999:13) mendefinisikan

“restrukturisasi sebagai rekayasa ulang yaitu menata perusahaandengan menata ulang doktrin, praktek dan aktivitas yang ada kemudiansecara inovatif menyebarkan kembali modal dan sumber dayamanusia”.

Organisasi lembaga pendidikan adalah suatu organisasi yang unikdan kompleks karena lembaga pendidikan tersebut merupakan suatulembaga penyelenggara pendidikan. Tujuannya antara lain adalahmenyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memilikikemampuan akademik dan/atau profesional yang dapat menerapkan,

Page 59: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 53

mengembangkan, memperkya khanazah ilmu pengetahuan, teknologi,kesenian, serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkantaraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional.Mulyani A Nurhadi membedakan menjadi dua yaitu organisasi makrodan mikro.

Jalur, Jenjang, dan Jenis Organisasi Lembaga Pendidikan, a. Jalurorganisasi lembaga pendidikan. Jalur pendidikan adalah wahana yangdilalui peserta didik untuk mengembangkan potensi diri dalam suatuproses pendidikan yang sesuai dengan tujuan pendidikan. Ada tiga jalurpendidkan yang berperanan dalam pembentukan kualitas sumber dayamanuasia, yaitu terdiri atas: pendidikan formal, nonformal, dan informal.b. Jenjang organisasi lembaga pendidikan. Jenjang pendidikan formalterdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikantinggi. (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab IV Pasal 14). c. Jenisorganisasi lembaga pendidikan. Jenis pendidikan adalah kelompokyang didasarkan pada kekhususan tujuan pendidikan suatu satuanpendidikan. Jenis pendidikan mencakup pendidikan umum, kejuruan,akademik, profesi, vokasi, keagamaan, dan khusus. (Undang-UndangRepublik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem PendidikanNasional Bab IV Pasal 15).

Kriteria Keberhasilan Organisasi Lembaga Pendidikan. Kriteriakeberhasilan berfungsi untuk menentukan nilai suatu aspek dalamsuatu komponen tertentu. Pengelolaan suatu lembaga pendidikan yangefektif dan efisien merupakan syarat mutlak keberhasilan organisasitersebut. Tidak terkecuali lembaga pendidikan yang juga akan semakindituntut menjadi suatu organisasi yang tepat sasaran dan berdayaguna.Sebagai salah satu komponen utama dalam sistem pendidikan,selayaknya sekolah memberikan kontribusi yang nyata dalammeningkatkan kualitas SDM.

Jadi, organisasi lembaga pendidikan berkisar pada pembidangantugas-tugas dalam mencapai tujuan lembaga pendidikan. Strukturorganisasi Lembaga Pendidikan perlu diadakan agar proses danperencanaan dapat terlekasana secara maksimal. Jalur, jenjang, sertajenis pendidikan terwujud dalam produk Undang-undang yang diaturoleh pemerintah. Untuk Kriteria keberhasilan, Kriteria keberhasilanberfungsi untuk menentukan nilai suatu aspek dalam suatu komponentertentu. Pengelolaan suatu lembaga pendidikan yang efektif danefisien merupakan syarat mutlak keberhasilan organisasi tersebut.

Page 60: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 54

Tidak terkecuali lembaga pendidikan yang juga akan semakin dituntutmenjadi suatu organisasi yang tepat sasaran dan berdayaguna.Sebagai salah satu komponen utama dalam sistem pendidikan,selayaknya sekolah memberikan kontribusi yang nyata dalammeningkatkan kualitas SDM.

DAFTAR PUSTAKAHidayati, Ara Dan Imam Machali, 2010. Pengelolaan Pendidikan,

Bandung: Pustaka Educa.

http://a410080205.wordpress.com/2012/01/11/pengorganisasian-organizing-dalam-manajemen-pendidikan/. Diakses pada tanggal13 Oktober 2012 Pukul 10.54

http://2frameit.blogspot.com/2011/11/tentang-restrukturisasi-organisasi.html. Diakses pada tanggal 13 Oktober 2012 Pukul11.00

http://marinnrin.wordpress.com/2010/10/05/macam-macam-organisasi/.Diakses pada tanggal 13 Oktober 2012 Pukul 10.57

http://prismamika.blogspot.com/2012/04/090-asas-asas-organisasi.html. Diakses pada tanggal 13 Oktober 2012 Pukul10.54

http://ryudi.wordpress.com/2010/12/18/teori-teori-organisasi/. Diaksespada tanggal 24 Oktober 2012 Pukul 15.34

Winardi. J, 2004. Manajemen Perilaku Organisasi. Bandung: Kencana

http://kscku.blogspot.com/2010/08/manajemen-pendidikan-suatu-tinjauan.html

http://nasrikurnialloh.blogspot.com/2011/02/budaya-organisasi-di-lembaga-pendidikan.html

http://mkpd.wordpress.com/2007/08/21/manajemen-pedidikan-suatu-tinjauan-organisasi-yang-berbudaya/

Page 61: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 55

http://id.shvoong.com/how-to/careers/2109452-kriteria-dan-indikator-keberhasilan-pembelajaran/

http://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan

http://kangsaviking.wordpress.com/lembaga-pendidikan-sebagai-agen-perubahan/

http://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan_nonformal

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003

http://pendidikan-rumah.blogspot.com/2009/06/pendidikan-informal.htmlhttp://magussudrajat.blogspot.com/2010/12/manajemen-pemasaran-

sekolah-sebagai.html

http://artikel-pendidikan.blogspot.com/

Page 62: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 56

DESENTRALISASI SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

PENDAHULUAN

Perkembangan sistem pendidikan di Indonesia telah melaluiperjalanan sejarah yang cukup panjang seirama dengan pasang surutperjalanan sejarah bangsa. Jauh sebelum Indonesia mencapaikemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945, sistem pendidikanyang berkembang di Indonesia adalah sistem pendidikan tradisionalyang sejak awal memang lahir dari tuntutan dan kebutuhanmasyarakat. Pada awal kemerdekaan RI, para pendiri republik yangsebagian besar adalah para tokoh pendidikan, memusatkan usahanyauntuk membangun sistem pendidikan nasional sebagai pengganti darisistem pendidikan kolonial yang telah berlangsung lebih dari tiga abad.Sistem pendidikan nasional mulai menampakan bentuknya sejakterbitnya Undang-Undang Nomor 4 tahun 1950 tentang Dasar-Dasarpendidikan dan Pengajaran di Sekolah. Dalam kurun waktu 70 tahunIndonesia merdeka, Indonesia telah mengalami empat kali perubahanUndang-Undang, yakni Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1950,Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1954, Undang-Undang Nomor 2Tahun 1989, dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentangsistem pendidikan Nasional. Selama kurun waktu tersebut, telah terjadiberbagai perubahan dan perkembangan, baik dari aspek substansimaupun kekuasaan dan kewenangan penyelenggaraannya.

Dari aspek substansi, telah terjadi perubahan dan perkembangan,antara lain tentang tujuan pendidikan, kurikulum, metode mengajar,penilaian pendidikan terus berlangsung dengan adanya perubahanrencana pelajaran 1964, kurikulum 1968, kurikulum 1975, kurikulum1984, kurikulum 1994, kurikulum 2006 (KTS), dan kini kurikulum 2013.Perubahan pada aspek kekuasaan dan kewenangan penyelenggaraanpendidikan, antara lain tampak pada perubahan sistem pendidikannasional yang mulanya sentralistik kini menjadi sistem pendidikannasional yang mengalami desentralisasi.

Desentralisasi sebenarnya adalah istilah dalam keorganisasian yangsecara sederhana di definisikan sebagai penyerahan kewenangan.Dalam kaitannya dengan sistem pemerintahan Indonesia,desentralisasi akhir-akhir ini seringkali dikaitkan dengan sistempemerintahan karena dengan adanya desentralisasi sekarangmenyebabkan perubahan paradigma pemerintahan di Indonesia.

Page 63: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 57

Desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintahan olehPemerintah (Pemerintah Pusat) kepada Daerah Otonom dalamkerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sejalan dengan tujuanotonomi daerah yang antara lain adalah memberdayakan masyarakat,menumbuhkan prakarsa dan kreativitas, meningkatkan peransertamasyarakat, serta mengembangkan peran dan fungsi DPRD sebagaimitra eksekutif. Otonomi daerah yang didasarkan atas Undang-UndangNo. 22 Tahun 1999 mempunyai paradigma perubahan polapenyelenggaraan pemerintahan yang serba sentralistik kepada poladesentralisasi, dengan tujuan untuk meningkatkan pelayanan publikdan sekaligus memberdayakan masyarakat. Desentralisasi sebenarnyaadalah istilah dalam keorganisasian yang secara sederhana didefinisikan sebagai penyerahan kewenangan. Dalam kaitannya dengansistem pemerintahan Indonesia, desentralisasi akhir-akhir ini seringkalidikaitkan dengan sistem pemerintahan karena dengan adanyadesentralisasi sekarang menyebabkan perubahan paradigmapemerintahan di Indonesia. Desentralisasi di bidang pemerintahanadalah pelimpahan wewenang dari Pemerintah Pusat kepada satuanorganisasi pemerintahan di wilayah untuk meyelenggarakan segenapkepentingan setempat dari sekelompok penduduk yang mendiamiwilayah tersebut.

Perubahan paradigma ini sesuai dengan pendapat Thoha (1999:2-3)yang menyatakan bahwa dengan pola desentralisasi akan terjadiperubahan: 1) dari orientasi pemerintahan ke orientasi pasar, danmasyarakat menjadi pertimbangan utama dalam mengambil kebijakandalam menyelesaikan segala persoalan; 2) dari orientasi pemerintahanyang otoritarian menjadi berorientasi demokratis, pemerintahan lebihmengutamakan peranan rakyat dan kedaulatan menjadi pertimbanganpertama dalam tatanan pemerintahan yang demokratis; 3) darisentralistik kekuasaan menjadi desentralisasi kewenangan, kekuasaantidak lagi terpusat pada satu tangan tetatpi disebarkan kepadabeberapa pusat-pusat kekuasaan dimana masing-masing mempunyaikeseimbangan kekuasaan dan kewenangan yang melakukancrosscheck; 4) perubahan sistem pemerintahan yang membatasi padabatas-batas dan aturan-aturan yang mengikat suatu negara menjaditataran pemerintahan cenderung dipengaruhi oleh tata aturan global,dan akibatnya tata aturan yang hanya menekankan pada tata aturannasional saja kurang menguntungkan dalam menghadapi percaturanglobal.

Page 64: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 58

Namun demikian dengan adanya kebijakan otonomi daerah ini tidakberarti daerah telah terbebas sepenuhnya dari peran pemerintah pusat,sebab pada prinsipnya otonomi berisi nilai-nilai antara lain: 1)demokratisasi; 2) pemberdayaan; 3) pelayanan; 4) keterbukaan; 5)wiraswasta; dan 6) akuntabel. Dengan pelaksanaan otonomi daerahmelalui penyelenggaraan pemerintah daerah yang mendorongmemberdayakan masyarakat, menumbuhkan prakarsa dan kreativitas,meningkatkan peranserta masyarakat, serta mengembangkan perandan fungsi DPRD. Upaya-upaya ini diharapkan tidak mengorbankankepentingan nasional yang lebih luas, mutu pendidikan, efisiensipengelolaan, pemerataan, dan akuntabilitas pendidikan (Nurhadi,2000:1).

Dalam praktek kehidupan bernegara, sentralisasi dan desentralisasiadalah sebuah kontinum. Tidak ada sebuah negara yang secara penuhhanya menggunakan azas sentralisasi saja dalam penyelenggaraanpemerintahannya. Sebaliknya juga tidak mungkin penyelenggaraanpemerintahan hanya didasarkan pada azas desentralisasi saja.Beberapa kewenangan klasik memang lazimnya hanya dilakukansecara sentralisasi seperti kewenangan luar negeri, kewenanganpertahanan dan kewenangan peradilan. Meskipun dalam prakteknyajuga terdapat azas dekonsentrasi yang merupakan penghalusan dariazas sentralisasi. Titik temu keseimbangan antara sentralisasi dandesentralisasi dalam penyelenggaraan pemerintahan dapat dikaji dalamberbagai aspek, misalnya saja dalam aspek pembagian kewenangan,aspek intervensi pusat terhadap daerah, aspek keterlibatan daerah ditingkat pusat, dan aspek pembagian (perimbangan) sumberdayakeuangan. Sesuai dengan semangat reformasi yang terjadi pada tahun1998, format penyelenggaraan pemerintahan daerah di Indonesia jugamengalami perubahan dari pendulum sentralisasi ke pendulumdesentralisasi. Hal ini dapat dianalisis misalnya dari format pembagiankewenangan yang berpola residu dan peletakkan lokus otonomi daerahpada tingkat kabupaten/kota. Hal ini dianut secara tajam di dalam UU22 tahun 1999, dan mengalami pergeseran kembali di dalam UU 32tahun 2004.

Berbagai kewenangan yang semula dimiliki oleh pemerintah pusatdan propinsi diserahkan kepada daerah kabupaten/kota.Sesuai dengan tujuannnya, maka penguatan otonomi daerah di tingkatkabupaten/kota dimaksudkan untuk meningkatkan demokrasipartisipatif (participatory democracy) dan efisiensi dalam

Page 65: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 59

penyelenggaraan pemerintahan. Dengan kewenangan yang dimiliki,kabupaten/kota dapat menentukan sendiri prioritas pembangunandaerah sesuai dengan potensi yang dimiliki. Berbagai PeraturanDaerah yang semula harus disetujui oleh pemerintah pusat terlebihdahulu, dapat ditetapkan oleh Kepala Daerah secara mandiri. Hal yangsama juga terjadi di berbagai perizinan investasi, hal mana daerahdapat menetapkan dan memberikan izin tanpa persetujuan daripemerintah pusat. Dengan otonomi daerah diharapkan prosedurinvestasi akan semakin mudah sehingga potensi daerah dapatdimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.

Desentralisasi pendidikan merupakan salah satu model pengelolaanpendidikan yang menjadikan sekolah sebagai proses pengambilankeputusan dan merupakan salah satu upaya untuk memperbaikikualitas pendidikan serta sumber daya manusia termasukprofesionalitas guru yang belakangan ini dirisaukan oleh berbagai pihakbaik secara regional maupun secara internasional. Sistem pendidikanyang selama ini dikelola dalam suatu iklim birokratik dan sentralistikdianggap sebagai salah satu sebab yang telah membuahkanketerpurukan dalam mutu dan keunggulan pendidikan di tanah air kita.Hal ini beralasan, karena sistem birokrasi selalu menempatkan“kekuasaan” sebagai faktor yang paling menentukan dalam prosespengambilan keputusan.

Sekolah-sekolah saat ini telah terkungkung oleh kekuasaan birokrasisejak kekuasaan tingkat pusat hingga daerah bahkan terkesan semakinburuk dalam era reformasi saat ini. Ironisnya, kepala sekolah dan guru-guru sebagai pihak yang paling memahami realitas pendidikan beradapada tempat yang “dikendalikan”. Merekalah seharusnya yang palingberperan sebagai pengambil keputusan dalam mengatasi berbagaipersoalan sehari-hari yang menghadang upaya peningkatan mutupendidikan. Namun, mereka ada dalam posisi tidak berdaya dantertekan oleh berbagai pembakuan dalam bentuk juklak dan juknis yang“pasti” tidak sesuai dengan kenyataan obyektif di masing-masingsekolah.

Disamping itu pula, kekuasaan birokrasi juga yang menjadi faktorsebab dari menurunnya semangat partisipasi masyarakat terhadappenyelenggaraan pendidikan di sekolah. Dulu, sekolah sepenuhnyadimiliki oleh masyarakat, dan merekalah yang membangun danmemelihara sekolah, mengadakan sarana pendidikan, serta iuran untukmengadakan biaya operasional sekolah. Jika sekolah telah mereka

Page 66: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 60

bangun, masyarakat hanya meminta guru-guru kepada pemerintahuntuk diangkat pada sekolah mereka itu. Pada waktu itu, kitasebenarnya telah mencapai pembangunan pendidikan yangberkelanjutan (sustainable development), karena sekolah adalahsepenuhnya milik masyarakat yang senantiasa bertanggungjawabdalam pemeliharan serta operasional pendidikan sehari-hari. Padawaktu itu, Pemerintah berfungsi sebagai penyeimbang, melaluipemberian subsidi bantuan bagi sekolah-sekolah pada masyarakatyang benar-benar kurang mampu

Setelah pembelajaran ini diharapkan mahasiswa dapat mengetahui:1. Bagaimana pengertian dan bentuk desentralisasi?2. Bagaimana konsep desentralisasi pendidikan?3. Apa tujuan desentralisasi pendidikan di Indonesia?4. Bagaimana pelaksanaan otonomi daerah dalam dunia pendidikan?5. Apa prasyarat keberhasilan proses desentralisasi pendidikan?6. Apa kewenangan pemerintah pusat dan propinsi di bidang

pendidikan?7. Bagaimana desentralisasi pendidikan di tingkat sekolah?8. Bagaimana bentuk evaluasi desentralisasi pendidikan?9. Apa kelebihan dan kelemahan desentralisasi pendidikan?10.Bagaimanakah upaya dalam meningkatkan mutu pendidikan dengan

adanya desentralisasi pendidikan?11.Seperti apakah partisipasi masyarakat dalam meningkatkan mutu

pendidikan?

A. KONSEP DASAR DESENTRALISASI

Desentralisasi di Indonesia sudah ada cukup lama, dimulai sejaktahun 1973, yaitu sejak diterbitkannya UU no. 5 tahun 1973 tentangpokok-pokok pemerintahan daerah otonomi dan pokok-pokokpenyelenggaraan pemerintahan yang menjadi tugas pusat dan daerah.Dan terdapat pula pada PP No. 45 tahun 1992 dan dikuatkan lagimelalui PP No. 8 tahun 1995. Menurut UU No. 22 Tahun 1999 tentangpemerintahan daerah, desentralisasi dikonsepsikan sebagaipenyerahan wewenang yang disertai tanggung jawab pemerintah olehpemerintah pusat kepada daerah otonom. Beberapa alasan yangmendasari perlunya desentralisasi: a. Mendorong terjadinya partisipasidari bawah secara lebih luas; b. Mengakomodasi terwujudnya prinsipdemokrasi; c. Mengurangi biaya akibat alur birokrasi yang panjang

Page 67: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 61

sehingga dapat meningkatkan efisiensi; d. Memberi peluang untukmemanfaatkan potensi daerah secara optimal; e. Mengakomodasikepentingan politik; dan f. Mendorong peningkatan kualitas produk yanglebih kompetitif.

Pengertian desentralisasi pendidikan menurut Hurst (1985), bahwa“the decentralization process implies the transfer of certain functionfrom small group of policy-makers to a small group of authorities at thelokal level” dengan kata lain desentralisasi merupakan prosespenyerahan fungsi-fungsi tertentu dari sekelompok kecil pembuatkebijakan kepada satu kelompok kecil pemegang kekuasaan padatataran lokal. Definisi Hurst tersebut telah menggambarkan denganjelas proses penyerahan fungsi-fungsi pemerintahan yang kemudiandiberikan kepada pemerintah daerah.

Menurut Chau (1985: 96-97) merujuk desentralisasi pada konseppendelegasian kekuasaan kepada pemerintah daerah, dengan tujuanmeningkatkan efisiensi dalam penggunaan sumberdaya. Ia menyatakan“decentralization is a certain delegation of power to regionaladmistration, but with the sole objective of increased efficiency in theuse of resources”.

Dari berbagai definisi tersebut, konsep desentralisasi kemudiandapat dibedakan dalam tiga bentuk, yakni:

a. Deconcentration (Dekonsentrasi)Typically transfers tasks and work, but not authority, to other unit

within in organization. (secara tipikal merupakan penyerahan tugas-tugas dan pekerjaan, tetapi bukan kewenangan kepada unit lain didalam satu organisai)

b. Delegation (Delegasi)Transfers decision-making authority from higher to lower hierarchical

units. However, this authority can be withdrawn at the discretion of thedelegating unit. (menyerahkan kewenangan dalam penentuankeputusan dari unit organisasi yang lebih tinggi kepada hierarkiorganisasi yang lebih rendah, meskipun demikian kewenangan inidapat ditarik kembali kepada unit organisasi yang memberikandelegasi).

c. Devolution (Devolusi)Transfer authority to a unit that can act independently, or a unit that

can act without first asking permission. Privatization is a from of

Page 68: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 62

devolution in which responsibility and resources are transferred frompublic sector institution to private sector ones. (menyerahkankewenangan kepada unit organisasi yang dapat melaksanakannyasecara mandiri, atau unit organisasi yang dapat melaksanakan tanpaharus meminta petunjuk terlebih dahulu. Privatisasi adalah satu bentukdevolusi yang dalam tanggung jawab dan sumberdayanya telahdiberikan dari institusi sektor publik kepada institusi sektor swasta).

Desentralisasi Community Based Education mengisyaratkanterjadinya perubahan kewenangan dalam pemerintah antara lain: a.Perubahan berkaitan dengan urusan yang tidak diatur oleh pemerintahpusat, secara otomatis menjadi tanggung jawab pemerintah daerah,termasuk dalam pengelolaan pendidikan; b. Perubahan berkenaandengan desentralisasi pengelolaan pendidikan. Dalam hal inipelimpahan wewenang dalam pengelolaan pendidikan dari pemerintahpusat ke daerah otonom, yang menempatkan kabupaten/kota sebagaisentra desentralisasi.

Desentralisasi adalah pendelegasian wewenang dalam membuatkeputusan dan kebijakan kepada orang-orang pada level bawah(daerah). Pada sistem pendidikan yang terbaru tidak lagi menerapkansistem pendidikan sentralisasi, melainkan sistem otonomi daerah atauotda yang memberikan wewenang kepada pemerintah daerah untukmengambil kebijakan yang tadinya diputuskan seluruhnya olehpemerintah pusat.

Namun demikian perlu dipertimbangkan strategipengimplementasiannya berdasarkan beberapa informasi pengalamandi negara lain tentang kegagalan desentralisasi, yang diakibatkan olehbeberapa hal: 1) Masa transisi dari sistem sentralisasi ke desentralisasimemungkinkan terjadinya perubahan secara gradual dan tidakmemadai serta jadwal pelaksanaan yang tergesa-gesa; 2) Kurangjelasnya pembatasan rinci kewenangan antara pemerintah pusat,propinsi dan daerah; 3) Kemampuan keuangan daerah yang terbatas;4) Sumber daya manusia yang belum memadai; 5) Kapasitasmanajemen daerah yang belum memadai; 6) Restrukturisasikelembagaan daerah yang belum matang; dan 7) Pemerintah pusatsecara psikologis kurang siap untuk kehilangan otoritasnya.

Selain dampak negatif tentu saja desentralisasi pendidikan jugatelah membuktikan keberhasilannya antara lain; 1) Mampu memenuhitujuan politis, yaitu melaksanakan demokratisasi dalam pengelolaanpendidikan; 2) Mampu membangun partisipasi masyarakat sehingga

Page 69: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 63

melahirkan pendidikan yang relevan, karena pendidikan benar-benardari oleh dan untuk masyarakat; dan 3) Mampu menyelenggarakanpendidikan dengan memfasilitasi proses belajar mengajar yangkondusif, yang pada gilirannya akan meningkatkan kualitas belajarsiswa.

Dsentralisasi adalah merupakan penyerahan wewenangpemerintah oleh pemerintah kepada daerah otonom untuk mengaturdan mengurus urusan pemerintahan dalam sistem Negara KesatuanRepublik Indonesia. Sebagai suatu sistem yang dipakai dalam bidangpemerintahan merupakan kebalikan dari sentralisasi, dimana sebagiankewenangan pemerintah pusat dilimpahkan kepada pihak lain untukdilaksanakan.

Dalam konteks pelaksanaan otonomi daerah ditegaskan bahwasistem pendidikan nasional yang bersifat sentralistis selama ini kurangmendorong terjadinya demokratisasi dan desentralisasipenyelenggaraan pendidikan. Sebab sistem pendidikan yangsentralisasi diakui kurang bisa mengakomodasi keberagaman daerah,keberagaman sekoah, serta keberagaman peserta didik, bahkan

cendrung mematikan partisipasi masyarakat dalam pengembanganpendidikan.

Desentralisasi sebagai kebijakan politik berpengaruh pada prosespembangunan pendidikan. Meskipun desentralisasi pendidikanmerupakan sebuah keharusan, namun dalam realitasnya, pelaksanaandesentralisasi pendidikan terkesan satu tindakan yang agak tergesa-gesa dan tidak siap. Hal ini bisa dilihat dari belum memadainya sumberdaya manusia (SDM) daerah, sarana dan prasarana yang kurangmemadai, manajemen pendidikan yang belum optimal, disamping jugasekian banyak permasalahan yang masih dihadapi dunia pendidikan didaerah.

Diantara persoalan yang dihadapi pendidikan di daerah sekarangadalah menyangkut mutu lulusan yang masih rendah, kondisi fisiksekolah yang memperhatinkan, kurangnya guru dan kualifikasinya yangtidak sesuai, ketidakmerataan penyelenggaraan pendidikan,merupakan pekerjaan rumah yang cukup berat bagi pemerintah daerahdalam keragaman pelaksanaan otonomi daerah. Pemahaman dankomitmen yang kuat dari pemerintah daerah tentang pendidikan sangatdiperlukan dalam upaya menjawab berbagai permasalahan tersebut.

Otonomi daerah sebagai salah satu bentuk desentralisasipemerintahan, pada hakikatnya ditujukan untuk memenuhi kepentingan

Page 70: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 64

bangsa secara keseluruhan, yaitu upaya untuk lebih mendekati tujuan-tujuan penyelenggaraan pemerintahan untuk mewujudkan cita-citamasyarakat yang lebih baik, suatu masyarakat yang lebih adil dan lebihsejahtera. Desentralisasi diartikan sebagai penyerahan wewenangpemerintahan oleh pemerintah kepada daerah otonom untuk mengaturdan mengurus urusan pemerintahan dalam sistem Negara KesatuanRepublik Indonesia (pasal 1 ayat ( 7 ) UU Nomor 32 Tahun 2004).Menurut Bary dan Fiskey (1984, dalam buku otonomi pendidikan),desentralisasi adalah suatu proses dimana suatu lembaga yang lebihrendah kedudukannya menerima pelimpahan kewenangan untukmelaksanakan segala tugas pelaksanaan pendidikan, termasukpemanfaatna segala pasilitas yang ada serta penyusunan kebijakandan pembiayaan.

Tentang desentralisasi ini ada beberapa konsep yang dikemukakanoleh para ahli sebagai berikut:1. Desentralisasi merupakan penyerahan wewenang dari tingkat

pemerintahan yang lebih tinggi kepada pemerintah yang lebih redah,baik yang menyangkut bidang legislatif, judikatif, atau administratif(encyclopedia of the sicial scienes (1980) dalam buku otonomipendidikan).

2. Desentralisasi saebagai suatu sistem yang dipakai dalam bidangpemerintahan merupakan kebalikan dari sentralisasi, dimanasebagai kewenangan pemerintah pusat dilimpahkan kepada pihaklain untuk dilaksanakan (Soejanto, 1990) dalam buku otonomipendidikan.

3. Desentralisasi tidak hanya berarti pelimpahan wewenang daripemerintah pusat ke pemerintah yang lebih rendah, tetapi jugapelimpahan beberapa wewenang pemerintahan ke pihak swastadalam bentuk privatisasi (Mardiasmo, 2002) dalam buku otonomipendidikan.

4. Desentralisasi adalah sebagai pengakuan atau penyerahanwewenang oleh badan-badan umum yang lebih rendah untuk secaramandiri dan berdasarkan pertimbangan kepentingan sendirimengambil keputusan pengaturan pemerintahan, serta strukturwewenang yang terjadi dari hal itu (Hoogerwert, 1978) dalam bukuotonomi pendidikan.

5. Pengertian desentralisasi pada dasarnya mempunyai makna bahwamelalui proses desentralisasi urusan-urusan pemerintahan yangsemula termasuk wewenang dan tanggung jawab pemerintah pusat

Page 71: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 65

sebagaian diserahkan kepada pemerintah daerah agar menjadiurusan rumah tangga sehingga urusan tersebut beralih kepada danmenjadi wewnang dan tanggung jawab pemerintah daerah(Koswara, 1996) dalam buku otonomi pendidikan.

6. Desentralisasi atau mendesentralisasi pemerintahan bisa berartimerestrukturisasikan atau mengatur kembali kekuasaan sehinggaterdapat suatu sistem tanggung jawab bersama antara intitusi-institusi pemerintah tingkat pusat, regional, maupun lokal sesuaidengan prinsip subsidiaritas. Sehingga meningkatkan kualitaskeefektifan yang menyeluruh dari sistem pemerintahan, dan jugameningkatkan otoritas dan kapasitas tingkat subnasional (UNDP,2004:5 ).Dari beberapa konsep diatas dapat disimpulkan bahwa

desentralisasi merupakan adanya penyerahan wewenang urusan yangsemula menjadi kewenangan pemerintah pusat kepada pemerintahdaerah untuk melaksanakan urusan-urusan tersebut.

Kewenangan pengelolaan pendidikan berubah dari sistemsentralisasi kesistem desentralisasi. Desentralisasi pendidikan berartiterjadinya pelimpahan kekuasaan dan wewenang yang lebih luaskepada daerah untuk membuat perencanaan dan mengambilkeputusannya sendiri dalam mengatasi permasalahan yang dihadapipendidikan (Abdul Halim, 2001: 15 dalam buku pendidikan.

Berdasarkan PP Nomor 25 Tahun 2000 tentang kewenanganpemerintah dan kewenangan provinsi sebagai daerah Otonom, padakelompok bidang pendidikan dan kebudayaan disebutkan bahwakewenangan pemerintah meliputi hal-hal sebagai berikut:1. Penetapan standar kompetensi siswa dan warga belajar, serta

pengaturan kurikulum nasional dan penilaian hasil belajar secaranasional, serta pedoman pelaksanaannya.

2. Penetapan standar materi pelajaran.3. Penetapan persyaratan perolehan dan penggunaan gelar akademik.4. Penetapan pedoman pembiayaan penyelenggaraan pendidikan5. Penetapan persyaratan penerimaan, pemindahan, sertifikasi siswa,

warga belajar dan mahasiswa.Sementara itu, kewenangan pemerintah provinsi meliputi hal-hal

sebagai berikut:1. Penetapan kebijakan tentang penerimaan siswa dan mahasiswa dari

masyarakat minoritas, terbelakang, dan atau tidak mampu.

Page 72: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 66

2. Penyediaan bantuan pengadaan buku pelajaran pokok/modulpenidikan untuk taman kanak-kanak, pendidikan dasar, pendidikanmenengah, dan pendidikan luar sekolah.

3. Mendukung/membantu penyelenggaraan pendidikan tingi selainpengaturan kurikulum, akreditas, dan pengangkatan tenagaakademis.

4. Pertimbangan pembukaan dan penutupan perguruan tinggi5. Penyelenggaraan sekolah luar biasa dan balai pelatihan dan atau

penataran guru.6. Penyelenggaraan museum provinsi, suaka peninggalan sejarah,

kepurbakalaan, kajian sejarah dan nilai tradisional, sertapengembangan bahasa dan budaya daerah.Desentralisasi pendidikan merupakan sebuah sistem manajemen

untuk mewujudkan pembangunan pendidikan yang menekankan padakebhinnekaan. Menurut Santoso S. Hamijoyo, 199:3 (dalam bukuotonomi pendidikan), ada beberapa hal yang harus dipenuhi dalampelaksanaan desentralisasi pendidikan, yaitu:1. Pola dan pelaksanaan manajemen harus demokratis2. Pemberdayaan masyarakat harus menjadi tujuan utama3. Peranserta masyarakat harus menjadi tujuan utama4. Peranserta masyarakat bukan hanya pada stakeholders, tetapi

harus menjadi bagian mutlak dari sistem pengelolaan5. Pelayanan harus lebih cepat, efisien, efektif, melebihi pelayanan

erasentralisasi demi kepentingan peserta didik dan rakyat banyak6. Keaneka ragaman aspirasi dan nilai serta norma lokal harus dihargai

dalam kerangka dan demi penguatan sistem pendidik nasional.Dalam praktiknya, desentralisasi pendidikan berbeda dengan

desentralisasi bidang pemerintahan lainnya, kalau desentralisasibidang-bidang pemerintahan lain berada pada pemerintahan di tingkatkabupaten/kota, maka desentralisasi dibidang pendidikan tidak berhentipada tingkat kabupaten/kota, tetapi justru sampai pada lembagapendidikan atau sekolah sebagai ujung tombak pelaksanaanpendidikan.

Dampak Positif Sentralisasi dan Desentralisasi1. Segi Ekonomi. Dari segi ekonomi, efek positif yang di berikan oleh

sistem sentralisasi ini adalah perekonomian lebih terarah danteratur karena pada sistem ini hanya pusat saja yang mengaturperekonomian. Sedangkan dampak negatifnya adalah daerah

Page 73: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 67

seolah-olah hanya di jadikan sapi perahan saja dan tidak dibiarkanmengatur kebijakan perekonomiannya masing- masing sehinggaterjadi pemusatan keuangan pada Pemerintah Pusat.Dari segi ekonomi banyak sekali keuntungan dari penerapan sistemdesentralisasi ini dimana pemerintahan daerah akan mudah untukmengelola sumber daya alam yang dimilikinya, dengan demikianapabila sumber daya alam yang dimiliki telah dikelola secaramaksimal maka pendapatan daerah dan pendapatan masyarakatakan meningkat

2. Segi Sosial Budaya. Dengan di laksanakannya sistem sentralisasiini, perbedaan-perbadaan kebudayaan yang dimiliki bangsaIndonesia dapat di persatukan.Sehingga, setiap daerah tidak salingmenonjolkan kebudayaan masing-masing dan lebih menguatkansemboyan Bhinneka Tunggal Ika yang di miliki bangsa Indonesia.Dengan diadakannya desentralisasi, akan memperkuat ikatansosial budaya pada suatu daerah. Karena dengan diterapkannyasistem desentralisasi ini pemerintahan daerah akan dengan mudahuntuk mengembangkan kebudayaan yang dimiliki oleh daerahtersebut. Bahkan kebudayaan tersebut dapat dikembangkan dan diperkenalkan kepada daerah lain. Yang nantinya merupakan salahsatu potensi daerah tersebut

3. Segi Keamanan dan Politik. Dampak positif yang dirasakan dalampenerapan sentralisasi ini adalah keamanan lebih terjamin karenapada masa di terapkannya sistem ini, jarang terjadi konflik antardaerah yang dapat mengganggu stabilitas keamanan nasionalIndonesia. Tetapi, sentralisasi juga membawa dampak negatifdibidang ini. Seperti menonjolnya organisasi-organisasi kemiliteran.Sehingga, organisasi-organisasi militer tersebut mempunyai hakyang lebih daripada organisasi lain. Dampak positif yang dirasakandi bidang politik sebagai hasil penerapan sistem sentralisasi adalahpemerintah daerah tidak harus pusing-pusing pada permasalahanyang timbul akibat perbedaan pengambilan keputusan, karenaseluluh keputusan dan kebijakan dikoordinir seluruhnya olehpemerintah pusat. Sehingga keputusan yang dihasilkan dapatterlaksana secara maksimal karena pemerintah daerah hanyamenerima saja.Dengan diadakannya desentralisasi merupakan suatu upaya untukmempertahankan kesatuan Negara Indonesia, karena denganditerapkannya kebijaksanaan ini akan bisa meredam daerah-daerah

Page 74: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 68

yang ingin memisahkan diri dengan NKRI, (daerah-daerah yangmerasa kurang puas dengan sistem atau apa saja yang menyangkutNKRI). Tetapi disatu sisi desentralisasi berpotensi menyulut konflikantar daerah

B. KEBIJAKAN DESENTRALISASI PENDIDIKAN dan KENDALAPELAKSANAAN

Sejalan dengan arah kebijakan otonomi desentralisasi yangditempuh oleh pemerintah, tanggung jawab pemerintah daerah akanmengikat dan semakin luas, termasuk dalam manajewmen pendidikan.Pemerintah daerah diharapkan untuk senantiasa meningkatkankemampuannya dalam berbagai tahap pembangunan pendidikan, sejaktahap perumusan kebijakan daerah, perencanaan, pelaksanaan,sampai pemantauan atau minotoring didaerah masing-masing sejalandengan kebijakan pendidiakan nasional yang digariskan pemerintah.

Kendatipun sentralisasi pendidikan di satu sisi mempunyai nilaipositif, paling tidak dalam hal ini tercapainya standar mutu secaranasional, namun disisi lain mempunyai dampak yang tidak sedikit.Akibat sentralisasi, sekolah tidak memiliki kebebasan mengembangkandiri, sekolah yang baik akan terhambat karena dipaksa mengikutiaturan-aturan pemerintah pusat, para guru menjadi sekedar pelaksanapetunjuk, sehingga tidak kreatif mendampingi anak didik. Padagilirannya, sekolah-sekolah akan memanipulasi laporan demi kebaikandan demi tuntutan pusat yang tidak memperhatikan kepentingan lokal.

Dengan demikian, melihat plus minusnya bagaimanapundesentralisasi pendidikan merupakan suatu keharusan, disampingtuntutannya sejumlah peraturan perundang-undangan yang telahditetapkan menuntut untuk dilaksanakan. Meskipun demikian,pelaksanaan desentralisasi pendidikan sebaikknya tidak dilakukanmelalui mekanisme penyerahan “kekuasaan birokrasi” dari pusatkedeaerah, karena kekuasaan telah terbukti gagal dalam mewujudkanpendidikan yang bermutu. Melalui strategi “desentralisasi pemerintahandi bidang pendidikan”, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan tidakhanya berkepentingan dalam mengembangkan kabupaten/kota dalammengelola pendidikan, tetapi juga berkepentingan dalam mewujudkanotonomi satuan pendidikan, yaitu otonomi ditingkat sekolah.

Belajar dari pengalaman bangsa-bangsa lain dalam pelaksanaandesentralisasi pendidikan, Supriadi 200:17 (dalam buku otonomi

Page 75: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 69

pendidikan) mengelompokkan sistem desentralisasi pengelolaanpendidikan menjadi empat kemungkinan, yaitu:1. Suatu negara menganut sistem pengelolaan pendidikan strilistik

tanpa disertai dengan manajemrn berbasis sekolah.2. Suatu negara menganut sistem pengeloalan pendidikan

desentralistik (ketingkat provinsi atau kabupaten/kota), tetapi tidakdiikuti dengan manajemen berbasis sekolah.

3. Suatu negara menganut sistem pengelolaan pendidikan sentralistik,tetapi pada saat yang sama mengembangkan manajemen berbasissekolah

4. Suatu negara menganut sistem pengelolaan pendidikandesentralistik dan sekaligus melaksanakan manajemen berbasissekolah.Dari kemungkian-kemungkinan tersebut, tampaknya sekarang

Indonesia mengimplementasikan sistem keempat, yaitu desentralisasisistem pengelolaan pendidikan dan manajemen berbasis sekolah.Namun demikan, dalam beberapa hal menyangkut pembiayaanpendidikan dan kurikulum, masih cenderung terkandung padakeputusan-keputusan pemerintah pusat.

Otonomi pendidikan yang benar harus bersifat accountable, artinyakebijakan pendidikan yang diambil harus selaludipertanggungjawabkan kepada publik, karena sekolah didirikanmerupakan institusi publik atau lembaga yang melayani kebutuhanmasyarakat. Otonomi tanpa disertai dengan akuntabilitas publik bisamenjurus menjadi tindakan yang sewenang-wenang. Berangkat dan ideotonomi pendidikan muncul beberapa konsep sebagai solusi dalammenghadapi kendala dalam pelaksanaan otonomi pendidikan,yaitu:

1. Meningkatkan Manajemen Pendidikan SekolahMenurut Wardiman Djajonegoro (1995) bahwa kualitas pendidikan

dapat ditinjau dan segi proses dan produk. Pendidikan disebutberkualitas dan segi proses jika proses belajar mengajar berlangsungsecara efektif, dan peserta didik mengalami pembelajaran yangbermakna. Pendidikan disebut berkualitas dan segi produk jikamempunyai salah satu ciri-ciri sebagai berikut : a) peserta didikmenunjukkan penguasaan yang tinggi terhadap tugas-tugas belajar(learning task) yang harus dikuasai dengan tujuan dan sasaranpendidikan, diantaranya hasil belajar akademik yang dinyatakan dalamprestasi belajar (kualitas internal); b) hasil pendidikan sesuai dengan

Page 76: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 70

kebutuhan peserta didik dalam kehidupan sehingga dengan belajarpeserta didik bukan hanya mengetahui sesuatu, tetapi dapat melakukansesuatu yang fungsional dalam kehidupannya (learning and learning),c) hasil pendidikan sesuai atau relevan dengan tuntutan lingkungankhususnya dunia kerja.

2. Reformasi Lembaga Keuangan Hubungan Pusat-DaerahPerlu dilakukan penataan tentang hubungan keuangan antara

Pusat-Daerah menyangkut pengelolaan pendapatan (revenue) danpenggunaannya (expenditure) untuk kepentingan pengeluaran rutinmaupun pembangunan daerah dalam rangka memberikan pelayananpublik yang berkualitas. Sumber keuangan diperoleh dari PendapatanAsli Daerah, Dana perimbangan, pinjaman daerah dan lain-lainpendapatan yang syah dengan melakukan pemerataan diharapkandapat mendukung pelaksanaan kegiatan pada suatu daerah, terutamapada daerah miskin. Bila dimungkinkan dilakukan subsidi silang antaradaerah yang kaya kepada daerah yang miskin, agar pemerataanpendidikan untuk mendapatkan kualitas sesuai dengan standar yangtelah ditetapkan oleh pemerintah.

3. Kemauan Pemerintah Daerah Melakukan PerubahanPada era otonom, kualitas pendidikan sangat ditentukan oleh

kebijakan pemerintah daerah. Bila pemerintah daerah memiliki politicalwill yang baik dan kuat terhadap dunia pendidikan, ada peluang yangcukup luas bahwa pendidikan di daerahnya akan maju. Sebaiknya,kepala daerah yang tidak memiliki visi yang baik di bidang pendidikandapat dipastikan daerah itu akan mengalami stagnasi dan kemandeganmenuju pemberdayaan masyarakat yang well educated dan tidakpernah mendapat momentum yang baik untuk berkembang. Otonomipendidikan harus mendapat dukungan DPRD, karena DPRD-lah yangmerupakan penentu kebijakan di tingkat daerah dalam rangka otonomitersebut. Di bidang pendidikan, DPRD harus mempunyai peran yangkuat dalam membangun pradigma dan visi pendidikan di daerahnya.Oleh karena itu, badan legislatif harus diberdayakan danmemberdayakan diri agar mampu menjadi mitra yang baik. Kepalapemerintahan daerah, kota diberikan masukan secara sistematis danmembangun daerah.

Page 77: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 71

4. Membangun Pendidikan Berbasis MasyarakatKondisi Sumber Daya yang dimiliki setiap daerah tidak merata untuk

seluruh Indonesia. Untuk itu, pemerintah daerah dapat melibatkantokoh-tokoh masyarakat, ilmuwan, pakar kampus maupun pakar yangdimiliki Pemerintah Daerah Kota sebagai Brain Trust atau Think Thankuntuk turut membangun daerahnya, tidak hanya sebagai pengamat,pemerhati, pengecam kebijakan daerah. Sebaliknya, lembagapendidikan juga harus membuka diri, lebih banyak mendengar opinipublik, kinerjanya dan tentang tanggung jawabnya dalam turut sertamemecahkan masalah yang dihadapi masyarakat.

5. Pengaturan Kebijakan Pendidikan antara Pusat dan DaerahPemerintah Pusat tidak diperkenankan mencampuri urusan

pendidikan daerah Pemerintah Pusat hanya diperbolehkan memberikankebijakan-kebijakan bersifat nasional, seperti aspek mutu danpemerataan. Pemerintah pusat menetapkan standard mutu. Jadi,pemerintah pusat hanya berperan sebagai fasilitator dan katalisatorbukan regulator. Otonomi pengelolaan pendidikan berada pada tingkatsekolah, oleh karena itu lembaga pemerintah harus memberi pelayanandan mendukung proses pendidikan agar berjalan efektif dan efisien.

Untuk melaksanakan desentralisasi pendidikan secara nasionaldiseluruh wilayah indonesia tampaknya mengalami berbagai kesulitan,karena sejumlah masalah dan kendala yang perlu diatasi. Masalah-masalah yang berkaitan dengan subtansi manajemen pendidikan danperundang-undangan adalah sebagai berikut:

1. Masalah KurikulumDalam konteks otonomi daerah, kurikulum suatu lembaga

pendidikan tidak sekedar daftar nama mata pelajaran yang dituntutdidalamnya suatu jenis dan jenjang pendidikan. Dalam pengertian yangluas, kurikulum berisi konsisi yang telah melahirkan suatu rencana atauprogram pelajaran tertentu, juga berkenaan denagn proses yang terjadidi dalam lembaga ( proses pembelajaran ), fasilitas yang tersedia yangmenunjang terjadinya proses, dan akhirnya produk atau hasil dariproses tersebut.

Kurikulum adalah seluruh program, fasilitas dan kegiatan suatulembaga pendidikan atau pelatihan untuk mewujudkan visi dan misilembaganya. Oleh karena itu, pelaksanaan kurikulum untuk menunjang

Page 78: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 72

keberhasilan sebuah lembaga pendiudikan harus ditunjang hal-halberikut:1. Tersedianya tenaga pendidik (guru) yang kompeten2. Tersedianya fasilitas fisik atau fasilitas belajar yang memadai dan

menyenangka3. Tersedianya fasilitas bantu untuk proses belajar mengajar adanya

tenaga penunjang pendidikan, seperti tenaga administrasi,pembimbing, pustakawan, laboran

4. Tersedianya dana yang memadai5. Manajemen yang efektif dan efisien6. Terpeliharanya budaya yang menunjang seperti nilai-nilai religius,

moral, kebangsaan, dan lain-lain7. Kepemimpinan pendidikan yang visioner, transparan, dan akuntabel

2. Masalah Sumber Daya ManusiaSumberdaya manusia merupakan pilar yang paling utama dalam

melakukan implementasi desentralisasi pendidikan. Banyakkekhawatiran dalam bidang kesiapan SDM ini, diantaranya belumterpenuhinya lapangan kerja dengan kemampuan sumber daya yangada. Bagaimana pun sumberdaya manusia yang kurang profesioanalakan menghambat pelaksanaan sistem pendidikan. Penataan SDMyang tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan dan keahliannyamenyebabkan pelaksanaan pendidikan tidak profesional. Banyaktenaga kependidikan yang latar belakang pendidikannya tidak relevanditempatkan didunia kerja yang ditekuninya.

3. Masalah Dana, Sarana, dan Prasarana PendidikanUU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

sebenarnya sedanh mengamatkan tentang pentngnya alokasi anggarandana untuk pembiayaan dan pembanguna pendidikan ini. Dalam pasal49 ayat (1) dikemukakan bahwa “Dana pendidikan selain gaji pendidikdan biaya pendidikan kedinasan dialokasikan minimal 20% dariAnggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pada sektorpendidikan dan minimal 20% dari Anggaran Pendapatan dan BelanjaDaerah (APBD).

Dana masyarakat yang selama ini digunakan untuk membiayaipendidikan belum optimal teralokasikan secara proporsional sesuaidengan kemampuan daerah. Terserapnya dan masyarakat terpusatmembuat daerah menjadi semakin tidak berdaya membiayai

Page 79: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 73

penyelenggaraan pendidikan. Sarana dan prasarana pendidikan sangattergantung pandangannya dipemerintah pusat.

4. Masalah Organisasi KelembagaanProses desentralisasi kelembagaan pendidikan merupakan proses

yang cukup rumit. Hal ini sebagaimana yang digambarkan Soewartoyo,dkk. (2003:80-81) (dalam buku otonomi pendidikan) di sebabkankarena beberapa faktor, yaitu:a. Desentralisasi kelembagaan pendidikan akan menciptakan suatu

sistem pendidikan dengan kebijakan-kebijakan yang faktualb. Desentralisasi kelembagaan pendidikan harus mengelola sumber

dayanya dan sekaligus memanfaatkannyac. Desenmtralisasi kelembagaan pendidikan harus melatih tenaga

kependidikan dan tenaga pengelola tingkat lapangan yangprofesional

d. Desentralisasi kelembagaan pendidikan harus menyusun kurikulumyang tepat guna

e. Desentralisasi kelembagaan pendidikan juga harus dapat mengelolasistem pendidikan yang didasarkan pada kehidupan sosial budaya

5. Masalah Perundang-undanganPengaturan otonomi daerah dalam bidang pendidikan secara tegas

telah dinyatakan dalam PP Nomor 25 Tahun 2000 yang mengaturpembagian kewenangan pemerintah pusat dan provinsi. Semua urusanpendidikan diluar kewenanagn pemerintah pusat dan provinsi tersebutsepenuhnya menjadi wewnang pemerintah kabupaten/kota. Ini beratibahwa tugas dan beban pemerintah daerah kabupaten/kota dalammenangani layanan pendidikan amat besar dan berat, terutama bagidaerah yang kemampuan diri (capacity building) dan sumber dayapendidikannya kurang.

6. Masalah Pembinaan dan KoordinasiUU Nomor 32 Tahun 2004 pada dasarnya mengamanatkan bahwa

dalam rangka penyelenggaraan otonomi daerah, pemerintahberkewajiban untuk melakukan permbinaan agar permasalahan yangmuncul dapat diminimalisir. Meskipun desentralisasi sudah ada dalamperaturan regulasi otonoim daerah, tetapi dalam kelembagaan dansikap akademik guru, kepala sekolah dan jajaran dinas pendidikansebagai atasannya belum sinkron. Pemerintah daerah belum

Page 80: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 74

menunjukkan penampilan dan cara kerja yang jelas, dan yang merekalakukan masih pada pemanfaatan dana, bukan pada “academicactivity”.

Tujuan Desentralisasia. Tujuan dari desentralisasi adalah:

1. Mencegah pemusatan keuangan2. Sebagai usaha pendemokrasian Pemerintah Daerah untuk

mengikutsertakan rakyat bertanggung jawab terhadappenyelenggaraan pemerintahan

3. Penyusunan program-program untuk perbaikan sosial ekonomipada tingkat lokal sehingga lebih realistis

b. Desentralisasi dapat dilakukan melalui empat bentuk kegiatan utama,yaitu:1. Dekonsentrasi wewenang administratif

Dekonsentrasi berupa pergeseran volume pekerjaan daridepartemen pusat kepada perwakilannya yang ada di daerahtanpa adanya penyerahan atau pelimpahan kewenangan untukmengambil keputusan atau keleluasaan untuk membuatkeputusan.

2. Delegasi kepada penguasa otoritaDelegasi adalah pelimpahan pengambilan keputusan dankewewenangan manajerial untuk melakukan tugas–tugas khususkepada suatu organisasi yang secara langsung berada di bawahpengawasan pusat.

3. Devolusi kepada pemerintah daerahDevolusi adalah kondisi dimana pemerintah pusat membentukunit-unit pemerintahan di luar pemerintah pusat denganmenyerahkan sebagian fungsi-fungsi tertentu kepada unit-unit ituuntuk dilaksanakan secara mandiri. Devolusi adalah bentukdesentralisasi yang lebih ekstensif untuk merujuk pada situasi dimana pemerintah pusat mentransfer kewenangan kepadapemerintah daerah dalam hal pengambilan keputusan, keuangandan manajemen.

4. Pemindahan fungsi dari pemerintah kepada swastaYang di sebut sebagai pemindahan fungsi dari pemerintahankepada swasta atau privatisasi adalah menyerahkan beberapaotoritas dalam perencanaan dan tanggung jawab admistrasitertentu kepada organisasi swasta.

Page 81: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 75

Tujuan desentralisasi pendidikan di IndonesiaHanson berpendapat bahwa tujuan desentralisasi adalah:

1. Mempercepat pertumbuhan ekonomi (accelerated economicdevelopment)

2. Meningkatkan efesiensi manajemen (increased managementefficiency)

3. Distribusi tanggung jawab dalam bidang keuangan (redistribution offinancial responsibility)

4. Meningkatkan demokratisasi mealalui distribusi kekuasaan(increased democratization trough the distribution of power)

5. Kontrol lokal menjadi lebih besar melalui deregulasi (greater lokalcontrol trough deregulation)

6. Pendidikan berbasis kebutuhan pasar (market-based education)7. Menetralisasi pusat-pusat kekuasaan (neutralizing competing

centers of power)8. Meningkatkan kualitas pendidikan (improving the quality of

education).

Prasyarat keberhasilan proses desentralisasi pendidikanKeberhasilan desentralisasi pendidikan setidaknya akan tergantung

pada beberapa factor pendukung. Di bawah ini akan dikemukakanempat faktor penunjang keberhasilan desentralisasi pendidikan, yaitu:1. Menerapkan deregulasi, meningkatkan fleksibilitas melalui

penerapan deregulasi merupakan kunci utama untuk memacuefektivitas desentralisasi pendidikian di daerah dan sekolah.deregulasi merupakan proses pemangkasan jalur birokrasi yangterlalu ketat dan panjang. Deregulasi juga berarti menghilangkanrantai birokrasi yang terlalu banyak. Sebagai system semestinyabukan untuk mempersulit dan memperlambat proses, tetapisebaliknya memperlancar proses layanan pendidikan yangdiperlukan oleh masyarakat.

2. Menerapkan semiotonom atau melaksanakan desentralisasi secarabertahap dan berkesinambungan.

3. Melaksanakan kepemimpinan demokratis dan partisipatif dalampenyelenggaraan pendidikan di sekolah.

4. Menerapkan profesionalitas, transparansi dan akuntabilitas dalampelaksanaan desentralisasi pendidikan.

Page 82: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 76

C. PENGERTIAN PARTISIPASI

Dalam kamus bahasa indonesia, partisipasi adalah perihla turutberperan serta suatu kegatan atau keikutsertaan atau peran serta.Menurut Dr. Made Pidarta, partisipasi adalah pelibatan seseorang ataubeberapa orang dalam suatu kegiatan. Partisipasi adalah merupakanketerlibatan mental dan emosi dari seorang didalam situasi kelompokyang mendorong mereka untuk menyokong kepada pencapaian tujuanpada tujuan kelompok tersebut dan ikut bertanggung jawab terhadapkelompoknya. Pendapat lain menjelaskan bahwa partisipasi merupakanpenyertaan pikiran dan emosi dari pekerja-pekerja kedalam situasikelompok yang bersangkutan dan ikut bertanggung jawab ataskelompok itu.

D. PERANAN KELUARGA dan MASYARAKAT Dalam PENDIDIKAN

1. Peranan Keluarga dalam pendidikanKeluarga adalah merupakan lembaga pendidikan yang pertama dan

utama dalam masyarakat, karena dalam keluargalah manusiadilahirkan, berkembang menjadi dewasa. Tugas dan tanggung jawaborang tua dalam keluarga terhadap pendidikan anak-anaknya lebihbersifat pembentukan watak dan budi pekerti, latihan keterampilan danpendidikan kesosialan.

Dalam rangka pelaksanaan pendidikan nasional, peranan keluargasebagai lembaga pendidikan semakin tampak dan penting.Sehubungan dengan itu penanaman nilai-nilai pancasial, nilai-nilaikeagamaan dan nilai kepercayaan terhadap Tuhan ynag maha esadimulai dari keluarga. Agar keluarga dapat memainkan peran tersebutkeluarga perlu juga bekali dengan pengetahuan dan keterampilanpendidikan, perlu adanya bimbingan. Hal itu dapat dicapai melaluipendidikan kemasyarakatan terutama pendidikan orang dewasa danpendidikan wanita.

2. Peranan masyarakat dalam pendidikanMasyarakat merupakan lembaga pendidikan yang ketiga setelah

pendidikan dilingkungan keluarga dan pendidikan dilingkungan sekolah.Bila dilihat ruang lingkup masyarakat banyak dijumpai keanekaragamanbentuk dan sifat masyarakat. Namun justru keanekaragaman inilahdapat memperkaya budaya bangsa indonesia. Lembaga pendidikanyang diselenggarakan oleh masyarakat adalah salah satu unsur

Page 83: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 77

pelaksanaan asas pendidikan seumur hidup. Pendidikan yang diberikandilingkungan keluarga dan sekolah sangat terbatas, dimasyarakatlahorang akan meneruskannya hingga akhir hidupnya.

Tanggung jawab masyarakat terhadap pendidikan sebenarnyamasih belum jelas, tidak sejelas tanggung jawab pendidikandilingkungan keluarga dan lingkungan sekolah. Peranan masyarakattersebut dilaksanakan melalui jalur-jalur:a. Perguruan swastab. Dunia usahac. Kelompok profesid. Lembaga swasta nasional lainya.

E. DESENTRALISASI dan PARTISIPASI MASYARAKAT dalamPENDIDIKAN

Desentralisasi merupakan kecendrungan yang sangat dominandiantara berbagai fenomena global. Adapun tuntutan dan kebutuhandesentralisasi pendidikan muncul dan berkembang sebagai bagian dariagenda besar-global tentang demokratisasi dan desentralisasipemerintahan dalam rangka mewujudkan tata pemerintahan yang baik(good govermance). Sebagai salah satu isi strategis dengandesentralisasi pendidikan diusahakan pemerintah mampu memberikanpelayanan pendidikan kepada masyarakat dibidang pendidikan yanglebih baik.

Desentralisasi pendidikan ditetapkan untuk meningkatkan mutupendidikan. Hal ini didasarkan pada asumsi bahwa dampak positif ataskebijakan desentralisasi pendidikan, meliputi: peningkatan mutu,efisiensi keuangan, efisiensi administrasi dan perluasan ataupemerataan. Sebagaimana kajian yang dilakuakn oleh Tim Bank Duniabahwa desentralisasi pendidikan menyangkut masalah pembiayaanpendidikan, peningkatan efisiensi, efektifitas usaha pendidikan,pembagian kekuasaan politik, peningkatan kualitas pendidikan, danpeningkatan inovasi dalam pendidikan menjadi tanggung jawabbersama antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah.

Otonomi pendidikan menurut Undang-Undang Sistem PendidikanNasional Nomor 20 Tahun 2003 adalah terungkap pada Bab Hak danKewajiban Warga Negara, Orang tua, Masyarakat danPemerintah.Pada bagian ketiga Hak dan Kewajiban Masyarakat Pasal8 disebutkan bahwa “Masyarakat berhak berperan serta dalam

Page 84: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 78

perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi programpendidikan; pasal 9 Masyarakat berkewajiban memberikan dukungansumber daya dalam penyelenggaraan pendidikan”.

Begitu juga pada bagian keempat Hak dan Kewajiban Pemerintahdan Pemerintah Daerah, pasal 11 ayat (2) “Pemerintah dan PemerintahDaerah wajib menjamin tersedianya dana guna terselenggaranyapendidikan bagi setiap warga negara yang berusia tujuh sampai limabelas tahun”. Khusus ketentuan bagi Perguruan Tinggi, pasal 24 ayat(2) “Perguruan Tinggi memiliki otonomi untuk mengelola sendirilembaganya sebagai pusat penyelenggaraan pendidikan tinggi,penelitian ilmiah, dan pengabdian kepada masyarakat.

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa konsep otonomipendidikan mengandung pengertian yang luas, mencakup filosofi,tujuan, format dan isi pendidikan serta manajemen pendidikan itusendiri. Implikasinya adalah setiap daerah otonomi harus memiliki visidan misi pendidikan yang jelas dan jauh ke depan dengan melakukanpengkajian yang mendalam dan meluas tentang trend perkembanganpenduduk dan masyarakat untuk memperoleh konstruk masyarakat dimasa depan dan tindak lanjutnya, merancang sistem pendidikan yangsesuai dengan karakteristik budaya bangsa Indonesia yang BhinekaTunggal Ika dalam perspektif tahun 2020.

Kemandirian daerah itu harus diawali dengan evaluasi diri,melakukan analisis faktor internal dan eksternal daerah guna mendapatsuatu gambaran nyata tentang kondisi daerah sehingga dapat disusunsuatu strategi yang matang dan mantap dalam upaya mengangkatharkat dan martabat masyarakat daerah yang berbudaya dan berdayasaing tinggi melalui otonomi pendidikan yang bermutu dan produktif.

1. Partisipasi MasyarakatPartisipasi masyarakat menekankan pada “partisipasi” langsung

warga dalam pengambilan keputusan pada lembaga dan proseskepemerintahan. Gaventa dan Valderman menegaskan bahwapartisipasi masyarakat telah mengalihkan konsep partisipasi menujusuatu kepedulian dengan berbagai bentuk keikutsertaan warga dalampembuatan kebijakan dan pengambilan keputusan berbagaigealanggang kunci yang memengaruhi kehidupan masyarakat.Pengembanagn konsep dan asumsi dasar untuk meluangkan gagasandan praktik tetntang partisipasi masyarakat meliputi:

Page 85: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 79

a. Partisipasi merupakan hak politik yang melekat pada wargasebagaimana hak politik lainya.

b. Partisipasi langsung dalam pengambilan keputusan mengenaikebijakan politik di lembaga-lembaga formal dapat untuk menutupikegagalan demokrasi perwakilan.

c. Partisipasi masyarakat secara langsung dalam pengambilankeputusan publik dapat mendorong partisipasi lebih bermakna.

d. Partisipasi dilakukan secara sistematik, bukan hal yang isidental.e. Berkaitan dengan diterimanya desentralisasi sebagai instrumen

yang mendorong tata pemerintahan yang baik (good govermance).f. Partisipasi masyarakat dapat meningkatkan kepercayaan publik

terhadap penyelenggaraan dan lembaga pemerintah.

2. Bentuk PartisipasiPartisipasi menurut Effendi, terbagi atas partisipasi vertikal karena

terjadi dalam bentuk kondisi tertentu masyarakat terlibat ataumengambil bagian dalam suatu program pihak lain, dalam hubungandalam masyarakat berbeda sebagai status bawaan pengikut atau klien.Adapun dalam partisipasi horizontal, masyarakat mempunyai prakarsadimana setiap anggota atau kelompok berpartisipasi horizontal satudengan yang lainnya. Partisipasi semacam ini merupakan tandapermulaan tumbuhnya masyarakat yang mampu berkembang secaramandiri.

Menurut Basrowi partisipasi masyarakat dilihat dari bentuknyadapat dibedakan menjadi dua, yaitu partisipasi non fisik dan partisipasifisik. Partisispasi fisik adalah partisipasi adalah partisipasi masyarakat(orang tua) dalam bentuk menyelenggarakan usaha-usaha sekolah,menyelenggarakan usaha-usaha beasiswa, membangtu pemerintahmembangun gedung-gedung untuk masyarakat, danmenyelenggarakan usaha-usaha perpustakaan berupa buku ataubentuk dan bantuan lainnya. Sedangkan partisipasi non fisik adalahpartisipasi keikutsertaan masyarakat dalam menentukan arah danpendidikan nasional dan meratanya animu masyarakat untuk menuntutilmu pengetahuan melalui pendidikan, sehingga pemerintah tidak adakesulitan mengarahkan rakyat untuk bersekolah.

3. Pembinaan dan Tanggung Jawab Pendidikan oleh MasyarakatSecara kualitatif dan kuantitatif anggota masyarakat terdiri dari

berbagai ragam, pendidikan, profesi, keahlian, suku bangsa,kebudayaan, agama, lapisan sosial sehingga menjadi masyarakat yang

Page 86: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 80

majemuk. Secara makro memang demikianlah kenyataan masyarakatkarena terdiri dari berbagai anggota keluarga yang heterogen. Setiapanggota masyarakat secara tidak langsung telah mengadakankerjasama dan saling mempengaruhi untuk memenuhi kebutuhan danmencapai tujuannya. Demikianlah dinamika masyarakat berjalan sejakdahulu sampai sekarang dan seterusnya.

Dilihat dari lingkungan pendidikan, masyarakat disebut lingkunganpendidikan non formal yang memberikan pendidikan secara sengajadan berencana kepada seluruh anggotanga tetapi tidak sistematis.Secara fungsional masyarakat menerima semua anggotanya yangpluralistik (majemuk) itu dan mengarahkan menjadi anggotamasyarakat yang baik untuk tercapainya kesejahteraan sosial paraanggotanya yaitu kesejahteraan mental spiritual dan fisikal ataukesejahteraan lahir batin yang dalam GBHN disebut masyarakat adildan makmur dibawah lindungan Allah SWT. Secara fungsionalstuktural, masyarakat ikut mempengaruhterbentuknya sikat sosisl paraanggotanya, melalui berbagai pengalaman yang berulang kali.Mengingat pengalaman yang beraneka ragam, maka sikap sosialanggotanya pun beraneka ragam pula.

4. Pengaruh Timbal Balik antara Sekolah dengan Masyarakat

a. Hubungan sekolah dengan masyarakatBanyak definisi para pakar tentang masyarakat. Karena masing-

masing mempunyai pola berpijak yang berbeda. Namun secara umumdapat dikatakan bahwa masyarakat adalah kelompok manusia yangtinggal disuatu tempat, mempunyai tujuan tertentu, mempunyai aturanyang mereka sepakati bersama.

Unsur-unsur dalam masyarakat adalah:1. Adanya unsur kelompok manusia yang bertempat tinggal didaerah

tertentu2. Mempunyai tujuan yang sama3. Mempunyai nilai-nilai dan aturan yang ditaati bersama4. Mempunyai perasaan suka maupun duka5. Mempunyai organisasi yang ditaati

Sebagai masyarakat kecil dan sebagai bagian dari masyarakat,sekolah harus membina hubungan dengan masyarakat. Didalammasyarakat banyak kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan olehkelompok-kelompok masyarakat. Ikut berpartisipasi dengan masyarakatmerupakan hubungan erat antara sekolah dengan masyarakat. Namun

Page 87: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 81

perlu diingat batas-batas kerjasama tersebut sehingga tidakmengganggu dan merusakkan tugas pokok sebagai petugas danpenanggung jawab misi sekolah, dan sekolah jangan sampaidieksploitasi untuk kepentingan untuk kepentingan mereka. Pentingnyaikut berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat antara lain:1. Merupakan alat untuk mengubah citra masyarakat awam terhadap

pengerian salah tentang kebijaksanaan sekolah dan para petugassekolah

2. Memberikan informasi tentang program dan kebijaksanaan sekolah3. Menghilangkan atau mengurangi kritik-kritik tajam terhadap sekolah.

Adapun berbagai bentuk partisipasi yang dapat ditempuh antaralain:1. Mengadakan penyuluhan dan ceramah kepada masyarakat

misalnya tentang agama, bahaya narkotika, pendidikan pemuda danpengenalan tentang pelaksanaan pendidikan disekolah

2. Mengadakan bakti sosial anggota pengurus organisasi lembagaketahanan masyarakat desa maupun organisasi lainnya.

3. Menjadi anggota pengurus organisasi lembaga ketahananmasyarakat desa maupun organisasi lainnya.

b. Partisipasi Masyarakat terhadap Kebijakan PendidikanPendidikan adalah tanggung jawab antara orang tua, masyarakat

dan pemerintah dengan dasar pada kata-kata bijak itu, maka perbaikankualitas pendidikan di indonesia beban bersama orang tua, masyarakatdan pemerintah. Dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentangsistem pendidikan nasional disebutkan beberapa peran yang dapatdilakukan oleh masyarakat, pemerintah dan pemerintah daerah dalampenyelenggaraan pendidikan diantaranya adalah:1. Hak dan kewajiban masyarakat

Pada pasal 8 dan 9 UUSPD disebutkan bahwa masyarakat berhakuntuk berperan dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan danevaluasi program pendidikan, sedangkan pasal 9 menyebutkanbahwa masyarakat wajib memberikan dukungan sumber daya dalampenyelenggaraan pendidikan.

2. Hak dan kewajiban pemerintah dan pemerintah daerahPasal 10 UUSPN menyebutkan bahwa pemerintah danpemerintahan daerah berhak mengarahkan, membimbing,membantu dan mengawasi penyelenggaraan pendidikan sesuai

Page 88: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 82

dengan peraturan perundang yang berlaku. Sedangkan pasal 11disebutkan bahwa pemerintah dan pemerintah daerah:a. Wajib memberikan layanan dan kemudahan, serta menjamin

terselenggaranya pendidikan yang bermutu bagi setiap warganegara tanpa diskriminasi,

b. Wajib menjamin tersedianya daya guna dan terselenggaranyapendidikan bagi setiap warga negara yang berusia 7-15 tahun.

3. Tanggung jawab pendanaanPada pasal UUSPN menyebutkan bahwa:a. Pendanaan pendidikan menjadi tanggung jawab bersama antara

pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat.b. Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat bertanggung

jawab menyediakan anggaran pendidikan sebagaimana diaturdalam pasal 31 ayat ( 4 ) UUD 1945.

4. Peran serta masyarakat dalam pendidikan diatur dalam pasal 54UUSPN, yaitu:a. Peranserta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta

perorangan, kelompok, keluarga, organisasi profesi, pengusaha,dan organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan danpengendalian mutu pelayanan pendidikan.

b. Masyarakat dapat berperan sebagai sumber, pelaksana, danpenguasa hasil pendidikan.

5. Melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap kebijakan program,penyelenggaraan, dan keluaran pendidikan.Desentralisasi memerlukan partisipasi masyarakat. Hal ini tujuan

partisipasi sebagai upaya meningkatkan mutu pada satuan pendidikancukup variatif. Partisipasi merupakan prasyarat penting bagipeningkatan mutu. Partisipasi merupakan proses eksternalisasiindividu, dijelaskan oleh Berger bahwa eksternalisasi adalah suatupercurahan kedirian manusia secara terus-menerus ke dalam dunia.Pada proses eksternalisasi menurut Berger adalah suatu keharusankarena manusia pada prakteknya tidak bisa berhenti dari prosespencurahan diri kedalam dunia yang ditempatinya.

Partisipasi dalam peningkatan mutu antar sekolah menggambarkankondisi paryatif. Sekolah mempunyai strategi mutu yang berbeda,sehingga dinamika partisipasi cendrung tidak sama. Bentuk-bentukpartisipasi yang terjadi pada satuan pendidikan dan masalah yangdihadapi oleh sekolah. Hambatan yang dihadapi oleh sekolah untukmengajak partisipasi masyarakat dalam perbaikan mutu pendidikan

Page 89: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 83

membuktikan bahwa pendidikan belum sepenuhnya disadari sebagaipenanggung jawab bersama. Realita tersebut menguatkan asumsisebelumnya bahwa partisipasi tidak mudah diwujudkan, karena adahambatan yang bersumber dari pemerintah dan masyarakat. Dari pihakpemerintah kendala yang muncul dapat berupa:1. Lemahnya komitmen politik para pengambil keputusan didaerah

untuk secara sungguh-sungguh melibatkan masyarakat dalampengambilan keputusan yang menyangkut pelayanan publik.

2. Lemahnya dukungan SDM ynag dapat diandalkan untukmengimpementasikan strategi peningkatan partisispasi masyarakatdalam pelayanan publik.

3. Rendahnya kemampuan legislatif dalam mengkualisasikankepentingan masyarakat

4. Lemahnya dukungan anggaran. Karena kegiatan partisipasi publiksering kali hanya dilihat sebagai proyek, maka pemerintah tidakmenjalankan dana secara berlkelanjutan.Sementara dari pihak masyarakat, kendala partisipasi muncul

karena beberapa hal yakni:1. Budaya paternalisme yang dianut oleh masyarakat menyulitkan

untuk melakukan diskusi secara terbuka2. Apatisme karena selama ini masyarakat jarang dilibatkan dalam

pembuatan keputusan oleh pemerintah.3. Alasan-alasan perlunya partisipasi masyarakat dalam kebijakan

pendidikan4. Upaya meningkatkan partisipasi masyarakat dalam kebijaksanaan

pendidikan:a. Menawarkan sanksi atas masyarakat yang tidak mau

berpartisipasi. Sanksi demikian dapat berupa penghukuman,denda, dan kerugian-kerugian yang harus diderita olehsipelanggar.

b. Menawarkan hadiah kepad mereka yang mau berpartisipasi.c. Melakukan persuasi kepada masyarakat.d. Menghimbau masyarakat untuk turut berpartisipasi melalui

serangkaian kegiatan.e. Mengaitkan partisipasi masyarakat dengan layanan birokrasi

yang lebih baik.f. Mempunyai tokoh-tokoh kunci masyarakat yang mempunyai

khalayak banyak untuk ikut serta dalam kebijakansanaan.

Page 90: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 84

g. Mengikut sertaan dalam implementasi kebijkaksanaan dengankepentingan mereka.

h. Menyadarkan masyarakat untuk ikut berpartisipasi terhadapkebijaksanaan yang telah ditetapkan secara syah.

F. MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH

Desentralisasi pendidikan di tingkat sekolah merupakan satu bentukdesentralisasi yang langsung sampai ke ujung tombak pendidikan dilapangan. Jika lembaga dinas pendidikan kecamatan, dan dinaspendidikan kabupaten/kota lebih memiliki peran sebagai fasilitator dankoordinator proses pembinaan, pengarahan, pemantauan danpenilaian, maka sekolah seharusnya diberikan peran lebih nyata dalamperencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan.

Bentuk desentralisai pendidikan yang paling mendasar adalahdilaksanakan oleh sekolah, dengan menggunakan komite sekolahsebagai wadah pemberdayaan peran serta masyarakat, dan denganmenerapkan manajemen berbasis sekolah (MBS) sebagai prosespelaksanaan layanan pendidikan secara nyata di dalam masyarakat.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2000 tentangProgram Pembangunan Nasional (Propenas) 2000-2004, dalam rangkapemberdayaan dan peningkatan peran serta masyarakat perlu dibentukDewan Pendidikan di tingkat kabupaten/kota, dan Komite Sekolah ditingkat satuan pendidikian, baik di tingkat kabupaten/kota ataupunsekolah. Amanat undang-undang tersebut telah ditindaklanjuti denganKeputusan Menteri pendidikan Nasional Nomor 044/U/2002 tanggal 2April 2002 tentang Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah. dalamkeputusan tersebut dengan jelas disebutkan bahwa peran yang harusdiemban Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah adalah:1. Sebagai pemberi pertimbangan2. Pendukung kegiatan layanan pendidikan3. Pemantau kegiatan layanan pendidikan4. Mediator atau penghubung tali komunikasi antara masyarakat

dengan pemerintah.Beberapa urusan dalam bidang pendidikan yang secara langsung

dapat diserahkan kepada sekolah adalah sebagai berikut:1. Menetapkan visi, misi, strategi, tujuan, logo, lagu, dan tata tertib

sekolah

Page 91: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 85

2. Memiliki kewenangan dalam penerimaan siswa baru sesuai denganruang kelas yang tersedia, fasilitas yang ada, jumlah guru, dantenaga admistratif yang dimiliki.

3. Menetapkan kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler yangdiadakan dan dilaksanakn oleh sekolah. dalam hal ini, denganmempertimbangkan kepentingan daerah dan masa depan lulusnya,sekolah perlu diberikan kewenangan untuk melaksanakankkurikulum nasional dengan kemungkinan menambah ataumengurangi muatan kurikulum dengan meminta pertimbangankepada Komite Sekolah.

4. Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan, termasuk bukupelajaran dapat diberikan kepada sekolah, dengan memperhatikanstandar dan ketentuan yang ada.

5. Penghapusan barang dan jasa dapat dilaksanakan sendiri olehsekolah, dengan mengikuti pedoman yang ditetapkan olehpemerintah pusat, provinsi, maupun kabupaten.

6. Proses pengajaran dan pembelajaran. Ini merupakan kewenanganprofessional sejati yang dimiliki oleh lembaga pendidikan sekolah.

7. Urusan teknis edukatif yang lain sejalan dengan konsep manajemenpeningkatan mutu berbasis sekolah (MPMBS) merupakan urusanyang sejak awal harus menjadi tanggung jawab dan kewenangansekolah.Dalam praktik desentralisasi pendidikan maka dikembangkanlah

yang dinamakan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). MBS berpotensimenawarkan partisipasi masyarakat, pemerataan, efisiensi, sertamanajemen yang bertumpu pada tingkat sekolah. MBS Berfungsi untukmenjamin bahwa semakin rendahnya kontrol pemerintah pusat, tetapisemakin meningkatnya otonomi sekolah untuk menentukan sendiri apayang perlu diajarkan dan mengelola sumber daya yang ada disekolahuntuk berinovasi dan berimprovisasi.

Pada umumnya MBS dimaknai sebagai berikut:1. Dalam rangka MBS alokasi dana kepada sekolah menjadi lebih

besar dan dana tersebut dapat dimanfaatkan sesuai kebutuhansekolah sendiri.

2. Sekolah lebih bertanggung jawab terhadap perawatan, kebersihan,dan penggunaan fasilitas sekolah, termasuk pengadaan buku danbahan belajar. hal tersebut pada akhirnya akan meningkatkan mutukegiatan belajar mengajar yang berlangsung dikelas.

Page 92: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 86

3. Sekolah membuat perencanaan sendiri dan mengambil inisiatifsendiri untuk meningkatkan mutu pendidikan dengan melibatkanmasyarakat sekitarnya dalam proses tersebut.

4. MBS menciptakan rasa tanggung jawab melalui administrasi sekolahyang lebih terbuka. Kepala sekolah, guru, dan anggota masyarakatbekerjasama dengan baik untuk membuat Rencana PengembanganSekolah (RPS). Sekolah memanjangkan anggaran sekoalh danperhitungan dana secara terbuka pada papan sekolah.Istilah manajemen berbasis sekolah merupakan terjemahan dari

school-based management. Istilah ini pertama kali muncul di AmerikaSerikat ketika masyarakat mulai mempertanyakan relevansi pendidikandengan tuntutan dan perkembangan masyarakat setempat. MBSmerupakan paradigma baru dalam dunia pendidikan, yang memberikanotonomi luas pada tingkat sekolah (pelibatan masyarakat) dalamkerangka kebijakan pendidikan nasional. Otonomi diberikan agarsekolah leluasa mengelola sumber daya dan sumber dana denganmengalokasikannya sesuai dengan prioritas kebutuhan, serta lebihtanggap dengan kebutuhan setempat.

Kewenangan yang bertumpu pada sekolah merupakan inti dari MBSyang dipandang memiliki tingkat efektivitas tinggi serta memberikanbeberapa keuntungan sebagai berikut.1. Kebijakan dan kewenangan sekolah membawa pengaruh langsung

kepada peserta didik, orang tua dan guru.2. Bertujuan bagaimana memanfaatkan sumber daya lokal3. Efektif dalam melakukan pembinaan peserta didik seperti kehadiran,

hasil belajar, tingkat pengulangan, tingkat putus sekolah, moral guru,dan iklim sekolah.

4. Adanya perhatian bersama untuk mengambil keputusan,memberdayakan guru, manajemen sekolah, rancang ulang sekolah,dan perubahan perencanaan.

a. Tujuan MBSMBS yang ditandai dengan otonomi sekolah dan pelibatan

masyarakat merupakan respon pemerintah terhadap gejala-gejala yangmuncul di masyarakat, bertujuan untuk meningkatkan efisiensi, mutudan pemerataan pendidikan. Peningkatan efisiensi antara lain diperolehmelalui keleluasaan mengelola sumber daya partisipasi masyarakatdan penyederhanaan birokrasi. Sementara peningkatan mutu dapatdiperoleh antara lain melalui partisipasi orang tua terhadap sekolah,

Page 93: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 87

fleksibilitas pengelolaan sekolah dan kelas, peningkatanprofesionalisme guru dan kepala sekolah, berlakunya sistem insentifdan disinsentif. Peningkatan pemerataan antara lain diperoleh melaluipeningkatan partisipasi masyarakat yang memungkinkan pemerintahlebih berkonsentrasi pada kelompok tertentu.

b. Manfaat MBSMBS memberikan kebebasan dan kekuasaan yang besar pada

sekolah, disertai seperangkat tanggung jawab. Dengan adanya otonomiyang memberikan tanggung jawab pengelolaan sumber daya danpengembangan strategis MBS sesuai dengan kondisi setempat,sekolah dapat lebih meningkatkan kesejahteraan guru sehingga dapatlebih berkonsentrasi pada tugas. Selain itu, MBS mendorongprofesionalisme guru dan kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikandi sekolah.

c. Prinsip MBSMenurut Usman (2009:624), prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan

dalam melaksanakan MBS antara lain:1. Komitmen, kepala sekolah dan warga sekolah harus mempunyai

komitmen yang kuat dalam upaya menggerakkan semua wargasekolah untuk ber-MBS

2. Kesiapan, semua warga sekolah harus siap fisik dan mental untukber-MBS.

3. Keterlibatan, pendidikan yang efektif melibatkan semua pihak dalammendidik anak.

4. Kelembagaan, sekolah sebagai lembaga adalah unit terpenting bagipendidikan yang efektif.

5. Keputusan, segala keputusan sekolah dibuat oleh pihak yangmengerti tentang pendidikan

6. Kesadaran, guru-guru harus memiliki kesadaran untuk membantudalam pembuatan keputusan program pendidikan dan kurikulum

7. Kemandirian, sekolah harus diberi otonomi sehingga memilikikemandirian dalam membuat keputusan pengalokasian dana.

8. Ketahanan, perubahan akan bertahan lebih lama apabila melibatkanstake holder sekolah.Menurut Usman (2009:629), indikator bahwa MBS sudah berhasil di

sekolah ditunjukkan oleh beberapa hal:1. Adanya kemandirian sekolah yang kuat2. Adanya kemitraan sekolah yang efektif

Page 94: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 88

3. Adanya partisipasi yang kuat dari masyarakat4. Adanya keterbukaan yang bertanggung jawab dan meluas dari pihak

sekolah dan masyarakat5. Adanya akuntabilitas yang dapat dipertanggungjawabkan oleh

sekolah.

SIMPULAN

Desentralisasi pendidikan merupakan salah satu model pengelolaanpendidikan yang menjadikan sekolah sebagai proses pengambilankeputusan dan merupakan salah satu upaya untuk memperbaikikualitas pendidikan serta sumber daya manusia termasukprofesionalitas guru yang belakangan ini dirisaukan oleh berbagai pihakbaik secara regional maupun secara internasional. Sistem pendidikanyang selama ini dikelola dalam suatu iklim birokratik dan sentralistikdianggap sebagai salah satu sebab yang telah membuahkanketerpurukan dalam mutu dan keunggulan pendidikan di tanah air kita.Hal ini beralasan, karena sistem birokrasi selalu menempatkan“kekuasaan” sebagai faktor yang paling menentukan dalam prosespengambilan keputusan. Sekolah-sekolah saat ini telah terkungkungoleh kekuasaan birokrasi sejak kekuasaan tingkat pusat hingga daerahbahkan terkesan semakin buruk dalam era reformasi saat ini.Ironisnya, kepala sekolah dan guru-guru sebagai pihak yang palingmemahami realitas pendidikan berada pada tempat yang“dikendalikan”. Merekalah seharusnya yang paling berperan sebagaipengambil keputusan dalam mengatasi berbagai persoalan sehari-hariyang menghadang upaya peningkatan mutu pendidikan. Namun,mereka ada dalam posisi tidak berdaya dan tertekan oleh berbagaipembakuan dalam bentuk juklak dan juknis yang “pasti” tidak sesuaidengan kenyataan obyektif di masing-masing sekolah.

Proses desentralisasi pendidikan di Indonesia sedang berjalandengan mencari bentuk yang diinginkan. Oleh karena itu, tarik ulurkekuasaan dan kewenangan antara unit organisasi di pusat dan daerahmasih terjadi. Hal ini harus dimaknai sebagai proses penyelarasan danpenyesuaian, agar desentralisasi pendidikan pada akhirnya dapatmenemukan bentuk yang dapat disepakati baik pemerintah pusat,pemerintah daerah maupun pihak sekolah.

Berdasarkan uraian tersebut, tampak nyata bahwa dewasa ini masihdiperlukan adanya kejelasan tentang kekuasaan dan kewenangan

Page 95: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 89

semua unit organisasi, dari pusat sampai ke sekolah. hal ini amatdiperlukan agar dalam pelaksanaannya tidak terjadi tumpang tindih dantabrakan antara unit organisasi. Selain itu, kejelasan tentangkekuasaan dan kewenangan untuk masing-masing unit organisasi itudiperlukan dalam rangka efisiensi.

Dalam UU Nomor 32 Tahun 2004, tentang Pemerintahan Daerah,desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintah olehpemerintah kepada daerah otonom untuk mengatur dan menguruspemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.Yang merupakan sebuah sistem manajemen untuk mewujudkanpembangunan pendidikan yang menekankan pada kebhinnekaan.Dalam praktiknya, desentralisasi pendidikan berbeda dengandesentralisasi bidang pemerintahan lainnya, kalau desentralisasibidang-bidang pemerintahan lain berada pada pemerintahan di tingkatkabupaten/kota, maka desentralisasi dibidang pendidikan tidak berhentipada tingkat kabupaten/kota, tetapi justru sampai pada lembagapendidikan atau sekolah sebagai ujung tombak pelaksanaanpendidikan. Dalam praktik desentralisasi pendidikan itulah makadikembangkanlah yang dinamakan Manajemen Berbasis Sekolah(MBS). MBS berpotensi menawarkan partisipasi masyarakat,pemeranataan, efisiensi, serta manajemen yang bertumpu pada tingkatsekolah. MBS Berfungsi untuk menjamin bahwa semakin rendahnyakontrol pemerintah pusat, tetapi semakin meningkatnya otonomisekolah untuk menentukan sendiri apa yang perlu diajarkan danmengelola sumber daya yang ada disekolah untuk berinovasi danberimprovisasi.

Menurut Dr. Made Pidarta, partisipasi adalah pelibatan seseorangatau beberapa orang dalam suatu kegiatan. Partisipasi adalahmerupakan keterlibatan mental dan emosi dari seorang didalam situasikelompok yang mendorong mereka untuk menyokong kepadapencapaian tujuan pada tujuan kelompok tersebut dan ikut bertanggungjawab terhadap kelompoknya. Menurut Basrowi, partisipasi masyarakatdilihat dari bentuknya dapat dibedakan menjadi dua, yaitu partisipasinon fisik dan partisipasi fisik. Partisispasi fisik adalah partisipasi adalahpartisipasi masyarakat (orang tua) dalam bentuk menyelenggarakanusaha-usaha sekolah, menyelenggarakan usaha-usaha beasiswa,membangtu pemerintah membangun gedung-gedung untukmasyarakat, dan menyelenggarakat usaha-usaha perpustakaan berupabuku atau bentuk dan bantuan lainnya. Sedangkan partisipasi non fisik

Page 96: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 90

adalah partisipasi keikutsertaan masyarakat dalam menentukan arahdan pendidikan nasional dan meratanya animu masyarakat untukmenuntut ilmu pengetahuan melalui pendidikan, sehingga pemerintahtidak ada kesulitan mengarahkan rakyat untuk bersekolah.

Oleh karena itu, partisipasi masyarakat sangat berpengaruh dalammeningkatkan mutu pendidikan. Dengan adanya desentralisasi makaproses pendidikan akan jauh lebih baik. Karena desentralisasi berjalanberdasarkan kewewnangan dari pemerintah kepada daerah otonomyang kemudian daerah otonom dibertikan kewenangan untuk mengatursendiri peningkatan pendidikan didaerahnya. Baik dalam pemenuhankebutuhan, fasilitas, dan perencanaan pendidikan itu sudah diberikanwewenang oleh pemerintah kepada daerah otonom untuk mengatursedemikian rupa, dengan tujuan yang sama yaitu meningkatkan mutupendidikan.

Kelebihan dan kelemahan desentralisasi pendidikan. Kelebihandari desentralisasi pendidikan adalah: 1) Peningkatan mutu, yaitudengan kewenangan yang dimiliki sekolah maka sekolah lebih leluasamengelola dan memberdayakan potensi sumber daya yang dimiliki; 2)Efisiensi Keuangan hal ini dapat dicapai dengan memanfaatkansumber-sumber pajak lokal dan mengurangi biaya operasional; 3)Efisiensi Administrasi, dengan memotong mata rantai birokrasi yangpanjang dengan menghilangkan prosedur yang bertingkat-tingkat; 4)Perluasan dan pemerataan, membuka peluang penyelenggaraanpendidikan pada daerah pelosok sehingga terjadi perluasan danpemerataan pendidikan. Adapun kelemahan yang mungkin timbuldalam implementasi kebijakan desentralisasi pendidikan melalui UUOtonomi Daerah adalah: 1) Kurang siapnya SDM pada daerahterpencil; 2) Tidak meratanya pendapatan asli daerah, khususnyadaera-daerah miskin; 3) Kurangnya perhatian pemerintah maupunpemerintah daerah untuk lebih melibatkan masyarakat dalampengelolaan pendidikan; 4) Otoritas pimpinan dalam hal ini Bupati,Walikota sebagai penguasa tunggal di daerah kurang memperhatikandengan sungguh-sungguh kondisi pendidikan di daerahnya sehinggaanggaran pendidikan belum menjadi prioritas utama; 5) Kondisi dansetiap daerah tidak memiliki kekuatan yang sama dalampenyelenggaraan pendidikan disebabkan perbedaan sarana, prasaranadan dana yang dimiliki.

Page 97: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 91

DAFTAR PUSTAKA

Chan, Sam. (2005). Analisis SWOT: Kebijakan Pendidikan Era OtonomiDaerah. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Hasbullah. (2010). Otonomi Pendidikan. Jakarta: PT Rajagrafindo .

Ihsan, Fuad. (2001). Dasar-dasar Kependidikan. Jakarta: PT RinekaCipta.

Imron, Ali. (1993). Kebijaksanaan Pendidikan di Indonesia. Malang:Bumi Aksara.

Kansil, C.S.T . (2005). Sistem Pemerintahan Indonesia. Jakarta: PTBumi Aksara.

Kansil, C.S.T dan Christine S.T Kansil. (2002). Pemerintahan DaerahIndonesia. Jakarta: Sinar Grafika.

MaCandrews, Colin dan Ichlasul Amal. (1993). Hubungan PusatDaerah dalam Pembangunan. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Mulyasa, E. (2002). Manajemen Berbasis Sekolah: Konsep, Strategidan Implementasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Ndraha, Talizidu. (1988). Metodologi Pemerintahan Indonesia. Jakarta:Bina Aksara.

Rodee, Clyner Carlton. (2000). Pengantar Ilmu Politik. Jakarta: PTRajagrafindo Persada.

Siti, Irene. (2011). Desentralisasi dan Partisipasi Masyarakat dalamPendidikan. Jogyakarta: Pustaka Pelajar.

Tjokroamidjojo, Bintoro. (1990). Pengantar Administrasi Pembangunan.Jakarta: LP3ES.

Usman, Husaini. (2009). Manajemen: Teori Praktik, dan RisetPendidikan (Edisi 3). Jakarta: Bumi Aksara.

Page 98: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 92

ADMINISTRASI SEKOLAH

Administrasi sekolah merupakan salah satu bagian dariadministrasi pendidikan, yaitu administrasi pendidikan yangdilaksanakan disekolah. Salah satu alat administrasi disekolah adalahtata usaha. Secara sederhana dapat dikemukakan bahwa administrasisekolah adalah semua kegiatan yang dijalankan disekolah untukmencapai tujuan pendidikan disekolah. Administrasi sekolah,memberikan kewenangan penuh kepada pihak sekolah untukmerencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, mengkoordinasi-kan, mengawasi, dan mengevaluasi komponen-komponen pendidikansekolah yang bersangkutan. Administrasi sekolah secara umummempunyai prinsip sebagai berikut:1. Administrasi Sekolah bersifat praktis dan fleksibel, dapat

dilaksanakan sesuai dengan kondisi dan situasi nyata di sekolah.2. Administrasi Sekolah berfungsi sebagai sumber informasi bagi

peningkatan pengelolaan pendidikan dan kegiatan belajar-mengajar.

3. Administrasi Sekolah dilaksanakan dengan suatu sistemmekanisme kerja yang menunjang realisasi pelaksanaan kurikulum.

A. Definisi Administrasi SekolahAdministrasi sekolah adalah segala usaha bersama untuk

mendayagunakan sumber-sumber, baik personal maupun material,secara efektif dan efisien guna menunjang tercapainya tujuanpendidikan di sekolah secara optimal.

B. Prinsip Umum Administrasi SekolahAdministrasi Sekolah bersifat praktis dan fleksibel, dapat

dilaksanakan sesuai dengan kondisi dan situasi nyata di sekolah.Administrasi Sekolah berfungsi sebagai sumber informasi bagipeningkatan pengelolaan pendidikan dan kegiatan belajar-mengajar.

C. Macam-Macam Administrasi Sekolah1. Administrasi Kesiswaan

Administrasi kesiswaan dilakukan agar transformasi siswa menjadilulusan yang dikehendaki oleh tujuan pendidikan yang telah ditetapkandapat berlangsung secara efektif dan efisien. Administrasi kesiswaanmerupakan proses pengurusan segala hal yang berkaitan dengan

Page 99: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 93

siswa, pembinaan selama siswa berada di sekolah, sampai dengansiswa menamatkan pendidikannya melalui penciptaan suasana yangkondusif terhadap berlangsungnya proses belajar mengajar yangefektif.Fungsi Administrasi Kesiswaan yaitu:a. mengetahui secara umum kondisi siswa yang sedang mengikuti

pembelajaran pada setiap tahun pembelajran;b. merencanakan jumlah siswa yang dapat direkrut untuk tahun

pembelajaran berikutnya;c. sebagai masukan dalam merencanakan Rencana Anggaran

Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS).Kegiatan dalam Administrasi Kesiswaan yaitu:b. Penerimaan Siswa adalah proses pencatatan dan layanan kepada

siswa yang baru masuk sekolah, setelah mereka memenuhipersyaratan-persyaratan yang ditentukan oleh sekolah itu;

c. Pembinaan Siswa adalah pemberian layanan kepada siswa disuatu lembaga pendidikan baik di dalam maupun di luar jambelajarnya di kelas;

d. Tamat Belajar. Tamat belajar untuk sekolah menengah, padadasarnya merupakan pencapaian salah satu tangga untukpendidikan lebih lajut, atau pencapaian suatu ketrampilan yangdapat dipergunakan untuk menopang kehidupan di masyarakat.

2. Administrasi Sarana dan PrasaranaSecara umum prasarana sekolah meliputi: a. lapangan sekolah; b.

gedung; c. ruang kelas; d. meja kursi guru dan siswa; e. gudang; f.kamar mandi; g. perpustakaan sekolah; h. laboratorium; i.telepon/faximili; dll. Sedangkan sarana sekolah adalah meliputi semuabenda/barang yang berkaitan langsung dengan proses pembelajaran.Sarana sekolah meliputi: a. kurikulum; b. buku pegangan guru; c. bukubacaan siswa; d. alat-alat laboratorium; e. Alat tulis kantor; f. alat bantumedia pembelajaran; dll.

Administrasi sarana prasarana sekolah meliputi: a. Jumlahprasarana yang dimiliki sekolah, kondisi dan statusnya nya pada tahuntertentu, yang meliputi: jumlah sarana yang dimiliki sekolah dankondisinya pada tahun tertentu, baik yang bersifat tetap dan habispakai; b. Hal-hal yang dicatat dalah administrasi sarana dan prasaranaadalah: (1) jumlah sarana prasarana, macam dan jenis sarana

Page 100: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 94

prasana; (2) tanggal pembelian/penggadaan; (3) lokasi sarana; dan (4)kondisi sarana prasarana.

Fungsi Administrasi Sarana Prasarana disamping mencatatkeberadaan sarana dan prasarana sekolah juga untuk: a. memberimasukan pada pemimpin sekolah yang berkaitan dengan perbaikanberdasarkan kondisi yang ada; dan b. penambahan sarana prasaranasekolah berdasarkan jumlah siswa yang mengikuti prosespembelajaran.

Sarana dan Prasarana adalah semua benda bergerak maupunyang tidak bergerak, yang diperlukan untuk menunjangpenyelenggaraan proses belajar mengajar baik secara langsungmaupun tidak langsung.Kegiatan dalam Administrasi Sarana dan Prasarana yaitu:a. Perencanaan Kebutuhan Penyusunan daftar kebutuhan sarana dan

prasarana didasarkan atas pertimbangan bahwa:1) Karena berkembangnya kebutuhan sekolah;2) Untuk penggantian barang-barang yang rusak, dihapuskan, atau

hilang;3) Untuk persediaan barang

b. Pengadaan Sarana dan Prasarana PendidikanPengadaan adalah kegiatan untuk meghadirkan prasarana dansarana pendidikan dalam rangka menunjang pelaksanaan tugas-tugas sekolah. Pengadaan tersebut dapat dilaksanaka dengancara: a. Pembelian; b. Buatan sendiri; c. Penerimaan hibah ataubantuan; d. Penyewaan; e. Pinjaman; f. Pendaurulangan.

c. Penyimpanan Prasarana dan sarana Pendidikan.Penyimpanan adalah kegiatan pengurusan, penyelenggaraan danpengaturan persediaan prasarana dan sarana di dalam ruangpenyimpanan/gudang.

d. Inventarisasi Prasarana dan Sarana Pendidikan.Inventarisasi adalah kegiatan melaksanakan pengurusan,penyelenggaraan, pengaturan dan pencatatan barang-barangyang menjadi milik sekolah menengah yang bersangkutan kedalam suatu daftar inventaris barang.

e. Pemeliharaan Prasarana dan Sarana Pendidikan.Pemeliharaan merupakan kegiatan penjagaan atau pencegahandari kerusakan suatu barang, sehingga barang tersebut dalamkondisi baik dan siap pakai. Pemeliharaan berbeda dengan

Page 101: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 95

rehabilitasi. Rehabilitasi adalah perbaikan berskala besar dandilakukan pada waktu tertentu saja.

f. Penghapusan Sarana dan Prasarana Pendidikan.Penghapusan adalah kegiatan meniadakan barang-barang miliknegara/daerah dari daftar inventaris karena barang itu dianggapsudah tidak mempunyai nilai guna atau sudah tidak berfungsisebagaimana diharapkan, atau biaya pemeliharaannya sudahterlalu mahal.

g. Pengawasan Sarana dan Prasarana.Pengawasan Prasarana dan Sarana merupakan kegiatanpengamatan, pemerikasaan dan penilaian terhadap pelaksanaanadministrasi sarana dan prasarana pendidikan di sekolah untukmenghindari penyimpangan, penggelapan atau penyalahgunaan.

3. Administrasi Personel (Pendidik dan Tenaga Kependidikan)Personel Pendidikan (Pendidik dan Tenaga Kependidikan) adalah

golongan petugas yang membidangi edukatif dan yang membidangikegiatan nonedukatif (ketatausahaan). Personel bidang edukatif ialahmereka yang bertanggung jawab dalam kegiatan belajar mengajar,yaitu guru/pendidik dan konselor dan konseling (BK), sedangkan yangtermasuk di dalam kelompok personal bidang nonedukatif, adalahpetugas tata usaha/tenaga kependidikan dan penjaga atau pesuruhsekolah. Tenaga pendidik, berdasarkan UU 20/2003 adalah tenagayang memiliki kompetensi sesuai dengan bidang keahliannya danditugaskan untuk mengajar/sebagai guru. Sedangkan tenagakependidikan adalah tenaga yang memiliki komptensi sesuai denganbidang keahliannya yang ditugaskan untuk mendukung pelaksanaanpembelajaran di sekolah. Tenaga kependidikan meliputi: (1)pustakawan, (2) tenaga administrasi, (3) laboran, dan (4) penjagasekolah.

Tenaga pendidik dan kependidikan bertugas: menyelenggarakankegiatan mengajar, melatih, meneliti, mengembangkan, mengelola,dan/atau memberikan pelayanan teknis dalam bidang pendidikan.Administrasi Kepegawaian antara lain meliputi: (1) Inventarisasipegawai; (2) Pengusulan formasi pegawai; (3) Pengusulanpengangkatan, kenaikan tingkat, kenaikan berkala, dan mutasi; (4)Mengatur usaha kesejahteraan; (5) Mengatur pembagian tugas.

Page 102: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 96

Adminsitrasi Pendidik dan Tenaga Kependidikan meliputi kegiatanpencatatan tentang:1. Ketersedian tenaga dan tenaga kependidikan, yang meliputi: (a)

jumlah keseluruhan tenaga pendidik, dan (b) jumlah tenagapendidikan pada setiap tahun, dan (c) distribusi bidangkeahliannnya.

2. Identitas pendidik dan tenaga kependidikan, yangmeliputi: (a) jeniskelamin, (b) umur (tempat tanggallahir), (c)latar belakangpendidikan tenaga pendidik dantenaga kependidikan, (d)ekepangkatan/golongan ruang tenaga pendidik dan tenagakependidikan, (5) masa kerja tenaga pendidik dan kependidikanterhitung mulai TMT (tanggal mulai terbit) berdasarkan SuratKeputusan.

3. Status tenaga pendidik dan tenaga kependidikan, yaiyu statuspegawai (tetap/honorer/diperbantukan).Tujuan administrasi personel meliputi: (a) untuk menghitung

ketersedian jumlah tenaga berdasarkan jumlah rombongan belajarpada tiap-tiap kelas, sehingga tidak terjadi overload jam pembelajaran;(b) untuk digunakan sebagai dasar perencanaan penambahan danpengembangan tenaga. Khusus untuk tenaga pendidik, administrasijuga mencatat: (1) distribusi tugas mengajar, dan (2) beban jampembelajaran pada tiap semester.

4. Administrasi KeuanganKomponen keuangan sekolah merupakan ketatausahaan dan

tindakan keuangan meliputi pencatatan data, perencanaan,pelaksanaan, pelaporan, dan pertanggungjawaban keuangan.Keuangan merupakan faktor penting untuk melakukan kegiatan halini sukar sekali dibayangkan pelaksanaan kegiatan tersebut tanpauang. Namun dibalik itu, mengadakan uang untuk melaksanakankegiatan itupun tidak mudah. Oleh karena itu pengadministrasiankeuangan sangat perlu demi tercapainya efektifitas dan efesiensi.

Adapun tugas keuangan yaitu antara lain: a. Perencanaan RAPBS;b. Pelaksanaan anggaran dan pertanggungjawaban keuangan –Bantuan operasional sekolah (BOS) – Bantuan operasionalPendidikan (BOP) – Komite Sekolah – Zakat, Infaq dan Shadaqah.

Page 103: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 97

5. Administrasi KurikulumAdministrasi Kurikulum meliputi kegiatan pencatatan dan

pengelolaan kurikulum. Kegiatan tersebut meliputi: Ketersediaankurikulum yang digunakan sebagai pegangan mengajar pada tiapangkatan; Ketersediaan jabaran kurikulum dari tiap-tiap mata pelajaranyang meliputi: SK (Standar Kompetensi), KD (Kompetensi Dasar), danIndikator; Ketersediaan Satuan Acara pembelajaran/RencanaPelaksanaan Pembelajaran pada tiap mata pelajaran pada setiaptingkatan kelas; Deskripsi sajian pokok bahasan dari tiap matapelajaran untuk tiap-tiap semester pembelajaran; dan ) deskripsisajian pokok bahasan dari tiap mata pelajaran untuk tiap-tiap semesterpembelajaran. Disamping mencatat pelaksanaan kurikulum nasional,administrasi kurikulum juga mencatat kurikulum lokal/muatan lokalserta pengalokasian waktu pembelajaran kurikulum muatan lokal.

6. Administrasi HumasSekolah sebagai suatu sistem sosial merupakan bagian integral

dari sistem sosial yang lebih besar, yaitu masyarakat. Maju mundurnyasumber daya manusia (SDM) pada suatu daerah, tidak hanyabergantung pada upaya-upaya yang dilakukan sekolah, namun sangatbergantung kepada tingkat partisipasi masyarakat terhadappendidikan. Semakin tinggi tingkat partisipasi masyarakat terhadappendidikan di suatu daerah, akan semakin maju pula sumber dayamanusia pada daerah tersebut, dan sebaliknya. Oleh karena itu,masyarakat hendaknya selalu dilibatkan dalam pembangunanpendidikan di daerah. Masyarakat hendaknya ditumbuhkan “rasa ikutmemiliki” sekolah di daerah sekitarnya. Maju-mundurnya sekolah dilingkungannya juga merupakan tanggungjawab bersama masyarakatsetempat

Lembaga pendidikan seperti organisasi sekolah merupakankerangka kelembagaan dimana administrasi pendidikan dapatberperan dalam mengelola organisasi untuk mencapai tujuan yangtelah ditetapkan. Dilihat dari tingkatan-tingkatan suatu organisasidalam hal ini sekolah, administrasi pendidikan dapat dilihat dalam tigatingkatan yaitu: (Murphy dan Louis, 1999):1. Tingkatan institusi (Institutional level). Tingkatan institusi berkaitan

dengan hubungan antara lembaga pendidikan (sekolah) denganlingkungan eksternal.

Page 104: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 98

2. Tingkatan manajerial (managerial level) Tingkatan manajerialberkaitan dengan kepemimpinan, dan organisasi lembaga(sekolah).

3. Tingkatan teknis (technical level) Tingkatan teknis berkaitandengan proses pembelajaran. Dengan demikian administrasipendidikan dalam konteks kelembagaan pendidikan mempunyaicakupan yang luas, disamping itu bidang-bidang yang harusditanganinya juga cukup banyak dan kompleks dari mulaisumberdaya fisik, keuangan, dan manusia yang terlibat dalamkegiatan proses pendidikan di sekolah.

7. Administrasi KearsipanAdapun pekerjaan dari tenaga administrasi kearsipan meliputi: a.

Mencatat surat masuk dan keluar; b. Membuat surat – suratkedinasan; c. Menyampaikan surat dinas kepada yang instansi terkait;dan d. Memelihara dan meyimpan arsip surat – surat.

Page 105: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 99

ADMINISTRASI KELAS

Kelas adalah sebuah ruang di lembaga pendidikan yangmerupakan wadah tempat terjadinya proses pembelajaran yangdilakukan oleh guru dengan mentransfer ilmu pengetahuan danketerampilan kepada siswa sehingga terjadilah perubahan tingkahlaku. Agar pelaksanaan kegiatannya berjalan sesuai dengan tujuan,maka diperlukan pendataan terhadap seluruh komponen pembelajaranuntuk diolah, dan dilaporkan hasilnya kepada kepala sekolah yaituberupa administrasi kelas. Dengan administrasi / pengelolaan kelasyang baik dan menarik dapat mendorong siswa untuk belajar denganbaik, yang memungkinkan tercapainya hasil yang baik pula, dan padagilirannya dapat meningkatkan mutu pendidikan secara maksimal.

A. Kegiatan Administratif Manajemen Kelas1. Perencanaan kelas. Perencanaan yang utama adalah menjabarkan

kurikulum menjadi program pembelajaran yang konkrit sesuaidengan waktu yang tetsedia. Seperti: program tahunan, programsemester, program bulanan, program mingguan, dan programharian. Selain itu perlu juga kegiatan ekstra kurikuler seperti:program pramuka, olahraga, kesenian, les, belajar tambahan,bimbingan konseling, uks, dsb.

2. Pengorganisasian kelas Guru diharapkan dapat membagi bebankerja, tanggung jawab,wewenang kepada semua pihak (guru danguru) dan juga mengikut sertakan siswa dalam pengelolaan kelas.Melengkapi alat-alat yang diperlukan dan membuat strukturorganisasi kelas.

3. Pengarahan kelas Pengarahan kelas dilakukan agar setiapkegiatan tidak menyimpang dari tujuan dan ketentuan. Hal initentunya memerlukan bimbingan dan kerjasama dengan kepalasekolah,supervisor, dan konselor dengan jalan musyawarah.

4. Koordinasi kelas Koordinasi bertujuan membawa semuamaterial,fasilitas, dan teknik-teknik kedalam hubungan kerja yangharmonis dengan tugas dan peranan masing-masing untukmenyampaikan saran, pendapat dan gagasan baik dalam bidangkerjanya sendiri maupun bidang kerja yang menjadi tanggungjawab yang bersangkutan.

Page 106: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 100

5. Komunikasi kelas Menonjolkan hubungan manusiawi yangharmonis, dengan cara musyawarah,diskusi baik hubungan pribadimaupun kelompok dengan menggunakan jaringan komunikasi yangberdaya guna.

6. Kontrol kelas Apabila ada yang menemukan kekurangan tentunyaperlu adanya upaya perbaikan, untuk itu perlu adanya control kerjaterhadap program kelas yang telah disusun. Apabila ini sudahdilakukan maka akan muncul penilaian terhadap keberhasilan dankegagalan kerja yang dilakukan.

B. Kegiatan Operatif Manajemen Kelas1. Tata usaha kelas

a. Menghimpun dan mencatat data siswa yang bersifat tetap.b. Menncatat dan membuat buku inventaris kelasc. Membuat jadwal pelajarand. Membuat dan mengirim laporan kelas tentang siswae. Menyelenggarakan surat menyurat kelas, mengagendakan,

menanggapi/menjawab, dan mengarsipkan.2. Kegiatan perbekalan kelas

a. Alat pendidikan yang berhubungan langsung dengan prosesbrelajar mengajar (papan tulis, buku sumber, alat olahraga,kesenian, dsb)

b. Alat non-kependidikan yang tidak langsung berhubungan: mejadan kursi guru dan siswa, lemari, papan absen, buku agenda,buku raport, buku pribadi murid, buku absensi, dsb

3. Kegiatan keuangan kelas Untuk melaksanakan program kelas,diperlukan sejumlah dana yang bersemuber dari: pemerintah pusat,pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota, donatur, dll

4. Kegiatan pembinaan personal kelas Pengaturan tempat duduksiswa dengan berbagai pertimbangan.Dalam rangka menunjang kegiatan belajar mengajar dapat berjalan

dengan lancar, maka perlu adanya dukungan administrasi programpengajaran yang memadai. Tanpa adanya panduan sebagaipedoman, maka seorang guru hanya akan melaksanakan tugasnyamenurut ketentuannya sendiri dan sering kali tidak sesuai denganperkembangan pendidikan. Pedoman ini dapat dijadikan sebagaipelengkap yang pada hakikatnya berfungsi untuk mengarahkankegiatan proses belajar mengajar bagi para guru di samping pedoman

Page 107: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 101

lain yang mungkin lebih lengkap. Tujuan utama dari pedoman iniadalah:1. Menjabarkan secara operasional kegiatan para guru dalam

membuat administrasi kelas yang disesuaikan dengan kurikulumyang berlaku.

2. Sebagai pegangan dan petunjuk pengelolaan administrasi kelas.3. Memberikan contoh format administrasi guru dan administrasi

kelas.4. Memudahkan pelaksanaan monitoring dan evaluasi dalam rangka

pengendalian program pengajaran.Depdiknas (1995:11) menyebutkan terdapat 8 (delapan) aspek

pengelolaan kelas, yaitu:1. Mengecek kehadiran siswa2. Mengumpulkan hasil pekerjaan siswa, memeriksa, dan menilai

pekerjaan siswa tersebut.3. Pendistribusian bahan dan alat4. Mengumpulkan informasi dari siswa5. Mencatat data siswa6. Pemeliharaan asrip7. Menyampaikan materi pembelajaran8. Memberikan tugas/PR

Terdapat 25 komponen administrasi guru dan administrasi kelas disekolah dasar yang perlu mendapatkan perhatian guru agar tujuanprogram pengajaran dapat berjalan dengan baik, yaitu:1. Kurikulum dan Bahan Pengajaran.2. Analisis Materi Pelajaran (Penjabaran & penyesuaian);3. Papan Absensi Harian:4. Buku Paket/BSE KTSP, BSE Kurikulum 20135. Buku Penghubung dengan Orangtua6. Buku Penerimaan dan Pengambilan Raport7. Buku Ulangan bergilir.8. Buku Bimbingan dan Konseling.9. Buku Kunjungan Rumah.10. Buku Berobat.11. Buku Keuangan. *)12. Buku Supervisi Kelas.13. Buku Notula Rapat.14. Program Semester/Tahunan15. Persiapan mengajar/Silabus/RPP

Page 108: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 102

16. Kriteria Ketuntasan Minimal17. Analisis Hasil Evaluasi18. Pelaksanaan Perbaikan dan Pengayaan19. Daftar Siswa Baru Kelas 1.20. Absen Murid.21. Buku Penilaian.22. Kalender Pendidikan23. Jadwal Pelajaran Umum24. Denah Kelas.25. Grafik Absen.26. Buku Mutasi Murid.27. Daftar Inventaris Kelas/Ruangan.28. Tata Tertib Sekolah/Siswa.

Pendapat lain mengatakan, bahwa bidang garapan administrasipendidikan, merupakan kegiatan catat mencatat (recording) dan lapormelapor (reporting) seluruh komponen kegiatan yang dilaksanakandidialam kelas, yang meliputi:1. Buku supervisi2. Buku peniramaan dan pengambilan rapor3. Daftar hadir siswa (absen)4. Buku penilaian5. Buku mutasi siswa6. Buku notulen rapat7. Grafik absen siswa8. Jadwal pelajaran9. Buku keuangan10. Papan absen harian11. Buku tamu12 Denah tempat duduk siswa13. Buku BP14. Daftar inventaris kelas15. Buku UKS/berobat16. Kalender pendidikan

Administrasi pendidikan memiliki cakupan yang lebih luasdaripada administrasi kelas, maupun administrasi sekolah.Administrasi pendidikan melibatkan banyak pihak diantaranya parakepala sekolah, para Pembina, pengawas, pejabat-pejabat seniordilingkungan depertemen P dan K, guru, staf sekolah serta pesertadidik yang memiliki tanggung jawab dalam pengelolaan pendidikan.

Page 109: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 103

Pada dasarnya proses administratif pendidikan meliputi:1. Perencanaan (planning)2. Pengorganisasian (organizing)3. Pemberian bimbingan (counseling)4. Pengoordinasian (coordinating)5. Pengomunikasian (communication)6. Pengontrolan (controlling)7. Penilaian (evaluating)

Page 110: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 104

KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN

PENDAHULUAN

Kepemimpinan merupakan bagian penting dari manajemen yaitumerencanakan dan mengorganisasi, tetapi peran utamakepemimpinan adalah mempengaruhi orang lain untuk mencapaitujuan yang telah ditetapkan. Hal ini merupakan bukti bahwa pemimpinboleh jadi manajer yang lemah apabila perencanaannya jelek yangmenyebabkan kelompok berjalan ke arah yang salah. Akibatnyawalaupun dapat menggerakkan tim kerja, namun mereka tidakberjalan kearah pencapaian tujuan organisasi. Kepemimpinanberkaitan dengan proses yang mempengaruhi orang sehingga merekamencapai sasaran dalam keadaan tertentu. Kepemimpinan telahdigambarkan sebagai penyelesaian pekerjaan melalui orang ataukelompok dan kinerja manajer akan tergantung pada kemampuannyasebagai manajer. Hal ini berarti mampu mempengaruhi terhadaporang atau kelompok untuk mencapai hasil yang diinginkan danditetapkan bersama.

Sebagai suatu organisasi, lembaga pendidikan memerlukan tidakhanya seorang manajer untuk mengelola sumber daya lembagapendidikan yang lebih banyak berkonsentrasi pada permasalahananggaran dan persoalan administratif lainnya, tetapi juga memerlukanpimpinan yang mampu menciptakan sebuah visi dan semuakomponen individu yang terkait dengan lembaga pendidikan.Pemimpin maupun manajer diperlukan dalam pengelolaan lembagapendidikan. Berbeda dengan organisasi lain, lembaga pendidikanmerupakan bentuk organisasi moral yang berbeda dengan bentukorganisasi lainnya. Sebagai suatu organisasi, kesuksesan lembagapendidikan,tidak hanya di tentukan oleh kepemimpinan pendidikan,tetapi juga oleh tenaga kependidikan lainnya dan proses lembagapendidikan itu sendiri. Kepemimpinan pendidikan berkewajiban untukmengkoordinasikan ketenagaan pendidikan di lembaga pendidikanuntuk menjamin teraplikasinya peraturan pada lembaga pendidikan.

Kepemimpinan pada hakikatnya merupakan kemampuan yangdimiliki seseorang untuk membina, membimbing, mengarahkan danmengerakkan orang lain agar dapat bekerjasama untuk mencapaitujuan yang telah ditetapkan. Untuk mewujudkan tujuan tersebut,

Page 111: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 105

pemimpin perlu melakukan serangkaian kegiatan diantaranya adalahmengarahkan orang-orang yang terlibat dalam organisasi yangdipimpinnya. Dengan kata lain tercapai atau tidak tujuan suatuorganisasi sangat tergantung pada pimpinannya.

Setelah pembelajaran ini diharapkan mahasiswa dapatmengetahui tentang:1. Pengertian Kepemimpinan Pendidikan;2. Model-model Kepemimpinan Pendidikan;3. Fungsi Kepemimpinan Pendidikan;4. Kekuasaan dan Pengaruh;5. Pengelolaan Manusia;6. Kepengikutan;7. Kepemimpinan dalam Kelompok dan Tim Kerja; dan8. Ciri-ciri Kepemimpinan Pendidikan

A. DEFINISI KEPEMIMPINAN dan KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN

Ada banyak definisi mengenai kepemimpinan, beberapadiantaranya:

1. Kepemimpinan adalah keseluruhan aktivitas untuk mempengaruhiserta menggiatkan orang dalam usaha bersama untuk mencapaitujuan (George Terry).

2. Kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi aktivitaskelompok yang terorganisir dalam rangka usaha untuk mencapaitujuan kelompok (Stogdill).

3. Drs. Ngalim Purwanto berpendapat bahwa Kepemimpinan adalahtindakan/perbuatan di antara perseorangan dan kelompok yangmenyebabkan baik orang seorang maupun kelompok maju ke arahtujuan-tujuan tertentu.

4. Menurut sumber dari seorang ahli yang mendefinisikankepemimpinan, seperti: George R. Terry (1977 : 410 – 411), yangmengatakan bahwa:“Leadership is the relationship in whichone person or the leader, influence other to work togetherwillingly on related task to attain that which the leaderdesires”

5. Andrew Sikula (1992 : 117), yang mengatakan bahwa:“Leadershipin an administration process that involves directing the affairsand actions of others”.

Page 112: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 106

Kepemimpinan adalah kemampuan seni mempengaruhi tingkahlaku manusia dan kemampuan untuk membimbing beberapa oranguntuk mengkordinasikan dan mengarahkan dengan maksud dantujuan tertentu. Untuk dapat menggerakkan beberapa orangpelaksana, seorang pemimpin harus memiliki kelebihan dibandingkanorang yang dipimpinnya misalnya kelebihan dalam menggunakanpikirannya, rohaniah, dan badaniah. Agar dapat menggunakankelebihanya tersebut, seorang pemimpin suatu organisasi difasilitasidengan apa yang disebut dengan tugas dan wewenang.

Tugas adalah kewajiban untuk melaksanakan dan wewenangadalah hak untuk bertindak. Wewenang seorang pemimpin adalah hakuntuk menggerakkan orang atau bawahannya supaya sukamengikutinya atau menjalankan tugas yang diperintah kepadanya.Kepengikutan timbul karena pemimpin mempunyai abhiga mika yaitudapat menarik simpati dari orang lain, pradaya yaitu selalu bertindakbijaksana,; atma sampat yaitu bermoral dan berbudi pekerti yangluhur, Sakyasanmata, yaitu selalu bertindak teliti dan cermat

Sebagaimana telah diuraikan pada terdahulu, bahwakepemimpinan merupakan salah satu kunci utama yang dapatdipergunakan untuk meningkatkan efektivitas kerja dalam organisasiperusahaan. apabila pemimpin tidak dapat menjalankan danmengkoordinir semua sumber daya yang ada di perusahaan makaakan menimbulkan masalah besar, karena dapat mengakibatkansasaran yang telah ada ditetapkan perusahaan sulit untuk dicapai.

Menurut D.E. McFarland mengemukakan bahwa kepemimpinanadalah suatu proses dimana pimpinan dilukiskan akan memberiperintah atau pengaruh, bimbingan atau proses mempengaruhipekerjaan orang lain dalam memilih dan mencapai tujuan yang telahditetapkan. J.M. Pfiffner mengemukakan bahwa kepemimpinanadalah seni mengkoordinasi dan memberi arah kepada individu ataukelompok untuk mencapai tujuan yang di inginkan. Oteng Sutisnamengemukakan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan mengambilinisiatif dalam situasi sosial untuk menciptakan bentuk dan prosesbaru, merancang dan mengatur perbuatan, dan dengan berbuat begitumembangkitkan kerja sama ke arah tercapainya tujuan.

Dari beberapa definisi kepemimpinan tersebut dapat disimpulkanbahwa Kepemimpinan adalah setiap perbuatan yang dilakukan olehindividu atau kelompok untuk mengkoordinasi dan memberi arahkepada individu atau kelompok yang tergabung di dalam wadah

Page 113: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 107

tertentu untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkansebelumnya.Kepemimpinan adalah suatu kegiatan memengaruhiorang lain agar orang tersebut mau bekerja sama (mengolaborasi danmengelaborasi potensinya) untuk mencapai tujuan yang telahditetapkan. Kepemimpinan juga sering dikenal sebagai kemampuanuntuk memperoleh consensus anggota organisasi untuk melakukantugas manajemen agar tujuan organisasi tercapai.

Kepemimpinan pendidikan adalah pemimpin pada satu lembagasatuan pendidikan. Tanpa kehadiran kepemimpinan pendidikan,proses pendidikan termasuk pembelajaran tidak akan berjalan efektif.Kepemimpinan pendidikan adalah pemimpin yang proseskeberadaannya dapat dipilih secara langsung, ditetapkan olehyayasan, atau ditetapkan oleh pemerintah.

B. MODEL KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN1. Model Kepemimpinan Kontinum (Otokratis – Demokratis)

Pemimpin memengaruhi pengikutnya melalui beberapa cara,yaitu dari cara yang menonjolkan sisi ekstrem yang disebut denganperilaku otokratis sampai dengan cara yang menonjolkan sisiekstrem lainnya yang disebut dengan perilaku demokratis. Perilakuotokratis pada umumnyab ersifat negatif, ketika sumber kuasaatau wewenang berasal dari adanya pengaruh pimpinan. Jadi,otoritas berada di tangan pemimpin karena pemusatan kekuatandan pengambilan keputusan ada pada dirinya serta memegangtanggungjawab penuh, sedangkan bawahannya dipengaruhimelalui ancaman dan hukuman. Selain bersifat negatif, gayakepemimpinan ini mempunyai manfaat, antara lain pengambilankeputusan cepat, dapat memberikan kepuasan pada pimpinanserta memberikan rasa aman dan keteraturan bagi bawahan.Selain itu, orientasi utama dari perilaku otokratisini adalah padatugas dan selalu memberikan arahan kepada bawahannya.

Perilaku demokratis adalah perilaku kepemimpinan inimemperoleh sumber kekuasaan atau wewenang yang berawal daribawahan. Hal ini terjadi jika bawahan dimotivasi dengan tepat danpimpinan dalam melaksanakan kepemimpinan berusahamengutamakan kerjasama dan team work untuk mencapai tujuan,ketika si pemimpin senang menerima saran, pendapat dan bahkankritik dari bawahannya. Kebijakan disini terbuka bagi diskusi dankeputusan kelompok. Namun, kenyataannya, perilaku

Page 114: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 108

kepemimpinan ini tidak mengacu pada dua model perilakukepemimpinan yang ekstrem di atas, tetapi memilikikecenderungan yang terdapat diantara dua sisi ektrem tersebut.

2. Model Kepemimpinan OhioDalam penelitiannya, Universitas Ohio melahirkan teori dua

faktor tentang gaya kepemimpinan, yaitu strukturinisiasi dankonsiderasi. Strukturinsiasi mengacu kepada perilaku pemimpindalam menggambarkan hubungan antara dirinya dengan anggotakelompok kerja dalam upaya membentuk pola organisasi, salurankomunikasi, dan metode atau prosedur yang ditetapkan denganbaik. Adapun konsiderasi mengacu kepada perilaku yangmenunjukan persahabatan, kepercayaan timbal balik, rasa hormat,dan kehangatan dalam hubungan antara pemimpin dengananggota staffnya (bawahan). Adapaun contoh dari faktorkonsiderasi adalah pemimpin menyediakan waktu untuk menyimakanggota kelompok, pemimpin mau mengadakan perubahan, danpemimpin bersikap bersahabat dan dapat didekati. Sedangkan,contoh untuk faktor strukturinisiasi adalah pemimpin menugaskantugas tertentu kepada anggota kelompok, pemimpin memintaanggota kelompok mematuhi tata tertib dan peraturan standar, danpemimpin memberitahu anggota kelompok tentang hal – hal yangdiharapkan dari mereka.

3. Model Kepemimpinan Likert (Likert’s Management System)Likert mengembangkan suatu pendekatan penting untuk

memahami perilaku pemimpin. Ia mengembangkan teorikepemimpinan dua dimensi, yaitu orientasi tugas dan individu.Melalui penelitian ini akhirnya Likert berhasil merancang empatsistem kepemimpinan seperti yang diungkapkan oleh Thoha, yangdikutip oleh E. Mulyasa, yaitu sistem otoriter, otoriter yangbijaksana, konsultatif, dan partisipatif.a. Sistem otoriter (sangat otokratis)

Dalam sistem ini, pemimpin menentukan semua keputusanyang berkaitan dengan pekerjaan dan pemerintah dan semuabawahan untuk menjalankannya;

b. Sistem otoriter bijak (otokratis paternalistik)

Page 115: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 109

Perbedaan dengan system sebelumnya adalah terletak kepadaadanya fleksibilitas pimpinan dalam menetapkan standar yangditandai dengan meminta kepada bawahan;

c. Sistem konsultatifKondisi lingkungan kerja pada sistem ini dicirikan adanya polakomunikasi dua arah antara pemimpin dan bawahan;

d. Sistem partisipatifPada sistem ini, pemimpin memiliki gaya kepemimpinan yanglebih menekankan pada kerja kelompok di tingkat bawah.

4. Model Kepemimpinan Managerial GridJika dalam model Ohio, kepemimpinan ditinjau dari sisi

strukturisasi dan konsideransinya. Dalam model managerial gridyang disampaikan oleh Blake dan Mouton, seperti yang dikutip olehE. Mulayasa, memperkenalkan model kepemimpinan yang ditinjaudari perhatiannya terhadap produksi atau tugas dan perhatian padaorang. Perhatian pada produksi (tugas) adalah sikap pemimpinyang menekankan mutu, keputusan, prosedur, mutu pelayananstaff, efisiensi kerja, dan jumlah pengeluaran. Sedangkan,perhatian kepada orang adalah sikap pemimpin yangmemperhatikan anak buah dalam rangka pencapaian tujuan.

5. Model Kontingensi FiedlerDalam teori kontingensi (kemungkinan) variabel – variabel yang

berhubungan dengan kepemimpinan dalam pencapaian tugasmerupakan suatu hal yang sangat menentukan pada gerakakselerasi pencapaian tujuan organisasi. Dalam memunculkan teoriini perhatian Fiedler adalah pada perbedaan gaya dan motivasionaldari pemimpin.

6. Kepemimpinan SituasionalArtinya, teori ini menekankan pada ciri – cirri pribadi pemimpin

dan situasi, mengemukakan dan mencoba untuk mengukur ataumemperkirakan ciri – ciri pribadi ini, dan membantu pimpinandengan garis pedoman perilaku yang bermanfaat yang didasarkankepada kombinasi dari kemungkinan yang bersifat kepribadian dansituasional.

Page 116: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 110

7. Model Kepemimpinan Tiga DimensiIntisari dari model ini terletak pada pemikiran, bahwa

kepemimpinan dengan kombinasi perilaku hubungan dan perilakutugas dapat saja sama, namun hal tersebut tidak menjaminmemiliki efektivitas yang sama pula. Artinya, untuk setiap empatgaya utama perilaku kepemimpinan, pada masing – masing gayatesebut ada gaya yang lebih atau kurang efektif, hal ini terjadikarena perbedaan kondisi lingkungan yang terjadi dan dihadapioleh sosok pemimpin dengan kombinasi perilaku hubungan dantugas yang sama tersebut memiliki perbedaan. Secara umum,dimensi efektivitas lingkungan terdiri dari dua bagian, yaitu dimensilingkungan yang tidak efektif dan efektif.

8. Model Kepemimpinan CombatBeberapa karakteristik dari model Combat tersebut,

sebagaimana yang dideskripsikan oleh J. Salusu, sebagai berikut:a. Seorang pemimpin harus bersedia menanggung resikob. Berusaha menjadi innovator dan untuk itu perlu secara terus

menerus belajar.c. Segera bertindak karena tanpa bergerak seseorang tidak bisa

memimpin.d. Memiliki harapan yang tinggi karena dengan mengharap

organisasi beroleh lebih banyak, seorang pemimpin akanberhasil, paling tidak setengahnya. Harapan itu tentu harusdiiringi dengan kemauan keras dan tindakan – tindakan yangpenuh perhitungan.

e. Pertahankan sikap positif, selalu berfikir yang baik, angkatlahderajat setiap orang yang bekerja disekitar organisasi karenamasing – masing mempunyai peranan yang berarti dalamkehidupan organisasi.

f. Selalu berada di depan dan tidak menyuruh orang lain untukmaju lebih dulu.

2. Gaya Kepemimpinan EfektifGaya Kepemimpinan. Gaya Kepemimpinan sejatinya ada 3 (tiga)

bentuk, yaitu:1. Otoriter (Authoritarian Leadership)

Seperti yang kita ketahui, bahwa kekuasaan otoriter gayakepemimpinan berdasarkan pada kekuasaan yang mutlak dan

Page 117: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 111

penuh. Dengan kata lain, sang pemimpin yang dalamkepemimpinan ini disebut juga sebagai diktator, bertindakmengarahkan pikiran, perasaan dan prilaku orang lain kepadasuatu tujuan yang telah ditetapkannya. Artinya segala ketentuandan keputusan berada di tangan si pemimpin. David Krech, RichardS. Crutchfield, Egerton L. Ballachey, menggambarkan mengenaikepemimpinan ini: bahwa dalam suatu kelompok yang sangat kecil,antara pemimpin dan pengikut terjadi kontak pribadi karenakomunikasi berlangsung secara interpersonal, namun ketikakelompok menjadi besar, maka hubungan antara pemimpinmenjadi semakin jauh dan melalui peringkat peringkat. Organisasihirarkis pada kelompok otoriter dapat dikaji sebagai konsekwensidari tujuan si pemimpin untuk senantiasa memelihara posisinyasebagai kekuasaan sentral. Dan menurut David Krech, Richard S.Crutchfield, Egerton L. Ballachey, Suasana seperti ini kondusifuntuk frustasi dan agresi serta meningkatnya ketegangan dankonflik intra kelompok.

2. Demokratis (Democratic Leadership)Yang dimaksud dengan gaya kepemimpinan demokratis adalah

gaya atau cara memimpin yang demokratis, dan bukan karenadipilihnya si pemimpin secara demokratis. Gaya yang demokratisseperti ini misalnya saja si pemimpin memberikan kebebasan dankeleluasaan kepada para bawahan dan pengikutnya untukmengemukakan pendapatnya, saran dan kritikkannya dan selaluberpegang pada nilai-nilai demokrasi pada umumnya.

3. Kepemimpinan Bebas (Laisez Faire Leadership)Dalam kepemimpinan jenis ini, sang pemimpin biasanya

menunjukkan suatu gaya dan prilaku yang pasif dan juga seringkalimenghindari dirinya dari tanggung jawab. Dalam prakteknya, Sipemimpin hanya menyerahkan dan menyediakan instrumen dansumber-sumber yang diperlukan oleh anak buahnya untukmelaksanakan suatu pekerjaan untuk mencapai tujuan yangditetapkan pimpinan. Pimpinan yang memiliki gaya ini memang beradadiantara anak buahnya, akan tetapi ia tidak memberikan motivasi,pengarahan dan petunjuk, dan segala pekerjaan diserahkan kepadaanak buahnya.

Page 118: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 112

Sedangkan menurut Paul Hersey dan Ken. Blanchard, terdapat 4(empat) gaya kepemimpinan yaitu:1. Memberitahukan, Menunjukkan, Memimpin, Menetapkan

(TELLING-DIRECTING)2. Menjual, Menjelaskan, Memperjelas, Membujuk (SELLING-

COACHING)3. Mengikutsertakan, memberi semangat, kerja sama

(PARTICIPATING-SUPPORTING)4. Mendelegasikan, Pengamatan, Mengawasi, Penyelesaian

(DELEGATING)

Seorang pemimpin harus memahami kematangan bawahannyasehingga dia akan tidak salah dalam menerapkan gayakepemimpinan. Tingkat kematangan yang dimaksud adalah sebagaiberikut:1. Tingkat kematangan M1 (Tidak mampu dan tidak ingin) maka

gaya kepemimpinan yang diterapkan pemimpin untuk memimpinbawahan seperti ini adalah Gaya Telling (G1), yaitu denganmemberitahukan, menunjukkan, mengistruksikan secara spesifik.

2. Tingkat kematangan M2 (tidak mampu tetapi mau), untukmenghadapi bawahan seperti ini maka gaya yang diterapkanadalah Gaya Selling/Coaching, yaitu dengan Menjual, Menjelaskan,Memperjelas, Membujuk.

3. Tingkat kematangan M3 (mampu tetapi tidak mau/ragu-ragu)maka gaya pemimpin yang tepat untuk bawahan seperti ini adalahGaya Partisipatif, yaitu Saling bertukar Ide & beri kesempatan untukmengambil keputusan.

4. Tingkat kematangan M4 (Mampu dan Mau) maka gayakepemimpinan yang tepat adalah Delegating, mendelegasikantugas dan wewenang dengan menerapkan sistem kontrol yangbaik.Seperti yang dikutip dari Careerbuilder, gaya kepemimpinan atasan

sangat berpengaruh pada semangat kerja para karyawan, karena halini memberikan dampak:

1. MotivasiGaya kepemimpinan sang atasan yang lemah lembut danbijaksana serta mampu memberikan solusi yang tepat atas setiappermasalahan dapat memotivasi para anak buahnya untuk bekerja

Page 119: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 113

lebih giat lagi dalam menciptakan ide-ide kreatif yang lebihcemerlang. Karena seorang atasan yang handal mampumenciptkan kondisi perusahan menjadi kental dengan suasanakekeluargaan, bukan menciptakan persaingan yang tidak sehatantarpara karyawan.

2. Membantu mencapai targetSiraman motivasi yang diterima para karyawan pun dapatmenimbulkan dampak positif lainnya bagi setiap karyawan. Hal initerbukti, misalnya, dari terpenuhinya target penjualan per bulan,sehingga bisa menimbulkan keuntungan yang besar bagiperusahaan. Hal itu juga semakin membuat para karyawan percayadiri dengan kemampuan yang dimiliki.

3. Memperbaiki KinerjaSeorang atasan yang baik tahu kapan waktu yang tepat untukmengambil keputusan yang penuh risiko dan melanjutkan ketahapselanjutnya. Ia mampu menjalankan program sesuai denganrencananya. Terobosan seperti inilah yang akan mengubah kinerjapara karyawan menjadi lebih produktif sehingga semakin semangatdalam bekerja.

Selanjutnya Lippite dan Whyte, berpendapat ada 3 macamkepemimpinan:

1. Kepemimpinan Otokrasi, artinya suatu bentuk kepemimpinanyang ditandai oleh: a. Ketentuan dibuat oleh pimpinan; b. Setiaplangkah diputuskan oleh pimpinan; c. Pimpinan selalu memberikantugas pada tiap anggota; dan d. Pimpinan dapat memuji ataumencela pekerjaan anggota.

2. Kepemimpinan yang Demokratisb, yakni suatu bentukkepemimpinan yang ditandai oleh: a. Segala kegiatan kelompokdibicarakan dan didiskusikan bersama; b. Anggota bebas bekerjadengan siapa saja; c. Pimpinan memuji dan mencela anggotasecara obyektif; dan d. Pimpinan berusaha bersikap dan berbuatseperti anggota.

3. Kepemimpinan yang Liberal, artinya suatu kepemimpinan yangditandai oleh: a. Pimpinan yang jarang ikut campur dalam kegiatananggota; b. Pimpinan menyiapkan kebutuhan bagi anggota; c.

Page 120: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 114

Pembagian tugas dan kerja sama diserahkan anggota; dan d.Pimpinan tidak memberi komentar selama kelompok melaksanakankegiatan, kecuali diminta pendapatnya.

Dari hasil penelitian mereka tentang gaya kepemimpinandidapatkan kesimpulan: Sikap Otoriter, membawa pengaruh 2 halpada anggota, yakni: a. Anggota kelompok menjadi apatis; dan b.Anggota kelompok bersikap agresif pada pimpinan. SikapDemokratis, membawa pengaruh antara lain: a. Ada kerukunan diantara anggota kelompok; b. Para anggota banyak mengambil inisiatif;dan c. Para anggota banyak bertanggung jawab. Sikap Liberal,membawa pengaruh: a. Para anggota bertanggung jawab besar; b.Hubungan antara anggota kurang; dan c. Ada suasana pertentanganantar anggota kelompok

Bagaimana cara kita memimpin haruslah dipengaruhi olehkematangan orang yang kita pimpin supaya tenaga kepemimpinan kitaefektif dan juga pencapaian hasil optimal. Tidak banyak orang yanglahir sebagai pemimpin. Pemimpin lebih banyak ada dan handalkarena dilatihkan. Artinya untuk menjadi pemimpin yang baik haruslahmengalami trial and error dalam menerapkan gaya kepemimpinan.

Pemimpin tidak akan pernah ada tanpa bawahan dan bawahanjuga tidak akan ada tanpa pemimpin. Kedua komponen dalamorganisasi ini merupakan sinergi dalam perusahaan dalam rangkamencapai tujuan. Paul Hersey dan Ken Blanchard telah mencobamelepar idenya tentang kepemimpinan situasional yang sangat praktisuntuk diterapkan oleh pemimpin apa saja. Tentu masih banyak teorikepemimpinan lain yang baik untuk dipelajari. Dari Hersey danBlanchard, orang tahu kalau untuk menjadi pemimpin tidaklah cukuphanya pintar dari segi kognitif saja tetapi lebih dari itu juga harusmatang secara emosional. Pemimpin harus mengetahui ataumengenal bawahan, entah itu kematangan kecakapannya ataupunkemauan/kesediaannya. Dengan mengenal tipe bawahan(kematangan dan kesediaan) maka seorang pemimpin akan dapatmemakai gaya kepemimpinan yang sesuai. Sayangnya jamansekarang banyak pemimpin yang suka main kuasa saja tanpamempedulikan bawahan. Kalaupun mempedulikan bawahan itupunkarena ada motif tertentu seperti nepotisme. Pada dasarnya, setiapmanusia memiliki jiwa sebagai pemimpin sejak lahir, namunperkembangan lingkungan dan kedewasaan dalam bersosialisasi

Page 121: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 115

dapat mempengaruhinya, apakah. dapat berkembang atau bahkanhilang sama sekali. Dalam kaitannya dengan hal ini, sebelum kitamengklasifikasikan gaya kepemimpinan seperti pada judul diatas,maka saya akan mengulas sedikit mengenai faktor-faktor yangmenyebabkan timbulnya kepemimpinan/leadership.

Dalam suatu kelompok dalam masyarakat, seperti organisasikonvensional/modern, perusahaan atau instansi maka sudah pasti adaseseorang yang bertindak sebagai pemimpin, misalnya dalamorganisasi politik ada Ketua Umum, dalam organisasi perusahaan adaAdministrator/manajer, dalam sebuah kelas ada Ketua Kelas, padaUniversitas ada Rektor dan lain sebagainya. Dengan adanyapemimpin, sudah pasti pula ada pengikutnya, akan tetapi, pengikuttidak sama dengan bawahan atau anak buah. Misalnya dalam sebuahpartai politik tidak dapat dikatakan sebagai anak buah atau bawahan,akan tetapi lebih tepat kalau disebut pengikut, simpatisan atau kader,dikatakan demikian karena pengikut umumnya dengan sendirinyatelah memberikan kepercayaan penuh kepada sang Ketua Umum atasideologi dan tindakannya. Pada sebuah struktur organisasi formal,misalnya suatu perusahaan, lazim disebut karyawan/pegawai/bawahan/anak buah, dan disini, anak buah mau atau tidak mau, sukaatau tidak suka harus tunduk dengan sang administrator/manajer danhubungan antaranya biasanya hanya sebatas pekerjaan. Namundalam suatu perusahaan juga dimungkinkan terdapat kepengikutanseperti halnya pada partai politik yang dapat diukur dari tingkatloyalitas anak buah kepada atasannya. Dan hal ini bergantung apakahadministrator/manajer/pimpinan yang bersangkutan memiliki sifatkepemimpinan atau tidak.

C. FUNGSI KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN

Secara operasional fungsi kepemimpinan dapat dibedakan dalamlima fungsi pokok, yaitu:

1. Fungsi InstruksiFungsi ini bersifat komunikasi satu arah. Pemimpin sebagaikomunikator merupakan pihak yang menentukan apa, bagaimana,bilamana, dan di mana perintah itu dikerjakan agar keputusandapat dilaksanakan secara efektif. Kepemimpinan yang efektif

Page 122: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 116

memerlukan kemampuan untuk menggerakan dan memotivasiorang lain agar mau melaksanakan perintah.

2. Fungsi KonsultasiFungsi ini bersifat komunikasi dua arah. Pada tahap pertama dalamusaha menetapkan keputusan, pemimpin kerapkali memerlukanbahan pertimbangan yang mengharuskannya berkonsultasi denganorang-orang yang dipimpinnya yang dinilai mempunyai berbagaibahan informasi yang diperlukan dalam menetapkan keputusan.Tahap berikutnya konsultasi dari pimpinan pada orang-orang yangdipimpin dapat dilakukan setelah keputusan di tetapkan dansedang dalam pelaksanaan. Konsultasi itu dimaksudkan untukmemperoleh masukan berupa umpan balik (feed back) untukmemperbaiki dan menyempurnakan keputusan-keputusan yangtelah ditetapkan dan dilaksanakan.

3. Fungsi PartisipasiDalam menjalankan fungsi ini, pemimpin berusaha mengaktifkanorang-orang yang dipimpinnya, baik dalam keikutsertaanmengambil keputusan maupun dalam melaksanakannya.Partisipasi tidak berarti bebas melakukan semuanya, tetapidilakukan secara terkendali dan terarah berupa kerja sama dengantidak mencampuri atau mengambil tugas pokok orang lain.Keikutsertaan pemimpin harus tetap dalam fungsi sebagaipemimpin dan bukan pelaksana.

4. Fungsi DelegasiFungsi Delegasi dilaksanakan dengan memberikan pelimpahanwewenang membuat atau menetapkan keputusan, baik melaluipersetujuan maupun tanpa persetujuan dari pimpinan. Fungsidelegasi pada dasarnya berarti kepercayaan. Orang-orangpenerima delegasi itu harus diyakini merupakan pembantupemimpin yang memiliki kesamaan prinsip, persepsi, dan aspirasi.

5. Fungsi PengendalianFungsi pengendalian bermaksud bahwa kepemimpinan yangsukses (efektif) mampu mengatur aktivitas anggotanya secaraterarah dan dalam koordinasi yang efektif sehingga memungkinkantercapainya tujuan bersama secara maksimal. Fungsi pengendalian

Page 123: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 117

dapat diwujudkan melalui kegiatan bimbingan, pengarahan,koordinasi, dan pengawasan.

Seluruh fungsi kepemimpinan tersebut diselenggarakan dalamaktivitas kepemimpinan secara integral, yaitu pemimpin berkewajibanmenjabarkan program kerja, mampu memberikan petunjuk yang jelas,berusaha mengembangkan kebebasan berfikir dan mengeluarkanpendapat, mengembangkan kerja sama yang harmonis, mampumemecahkan maalah dan mengambil keputusan masalah sesuaibatas tanggung jawab masing-masing, menumbuhkembangkankemampuan memikul tanggung jawab, dan pemimpin harusmendayagunakan pengawasan sebagai alat pengendali.

D. KEKUASAAN dan PENGARUH

Kekuasaan dapat didefinisikan sebagai suatu potensi pengaruh dariseorang pemimpin. Kekuasaan seringkali dipergunakan silih bergantidengan istilah pengaruh dan otoritas. Berbagai sumber dan jeniskekuasaan dari beberapa teoritikus seperti French dan Raven, AmitaiEtzioni, Kenneth W. Thomas, Organ dan Bateman, dan Stepen PRobbins telah dikemukakan dalam kegiatan belajar ini.

Kekuasaan merupakan sesuatu yang dinamis sesuai dengankondisi yang berubah dan tindakan-tindakan para pengikut. Berkaitandengan hal ini telah dikemukakan social exchange theory, strategiccontingency theory dan proses-proses politis sebagai usaha untukmempertahankan, melindungi dan me-ningkatkan kekuasaan.

Sebagai unsur pokok kepemimpinan, kekuatan dan pengaruhseorang pemimpin merupakan aspek yang paling krusial yang menjadibarometer keberhasilan kepemimpinannya. Merujuk kepada kamusbesar bahasa Indonesia (Balai Pustaka ;1988), kekuatan adalahtenaga, gaya atau kekuasaan. Sedangkan pengaruh adalah daya yangtimbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak,kepercayaan atau perbuatan seseorang.

Titik perhatian yang timbul dalam pikiran adalah menyakutkekuasaan. Dengan kekuasaan yang sejalan dengan peran dalamjabatan, seseorang dapat memerintahkan seseorang untukmelaksanakan suatu pekerjaan atau tugas yang dibebankankepadanya untuk mencapai tujuan yang telah digariskan. Jadibagaimanapun kekuasaan adalah kapasitas yang menyebabkan

Page 124: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 118

perubahan. Sebaliknya pengaruhnya adalah terkait dengan tingkatperubahan sesebenarnya dalam target seseorang kedalam sikap, nilai,kepercayaan atau perilaku. Pengaruhnya dapat diukur oleh perilakuatau sikap yang dimanifestasikan oleh para pengikut sebagai hasil daripimpinannya.

Sejalan pikiran tersebut, maka titik pusat pikiran akan terarah pulapada kekuasaan dan kepemimpinan, oleh karenanya tidak terlepasuntuk memahami mengenai sumber kekuasaan pemimpin dan motip-motip pemimpin. Dengan pikiran itu pula, perlu untuk memahami yangberkaitan dengan taktik-taktik mempengaruhi yang disebut dengan 1)persuasi rasional; 2) meminta inspirasi; 3) konsultasi; 4) intergrasi; 5)permohonan; 6) pertukaran; 7) koalisi; menekan; 9) legimitasi.

Dengan demikian kekuatan (dalam konteks kepemimpinanpendidikan) adalah daya yang ditimbulkan seorang pemimpin dalamotoritasnya pada kepemimpinan pendidikaan. Sedangkan pengaruhmerupakan representasi dan kekuatan yang dapat membentuk watak,kepercayaan atau perbuatan anggota dalam mewujudkan situasi atauiklim kerja sama dalam kepemimpinan pendidikan.

Pengaruh sebagai inti dari kepemimpinan merupakan kemampuanseseorang untuk mengubah sikap, perilaku orang atau kelompokdengan cara-cara yang spesifik. Seorang pemimpin yang efektif tidakhanya cukup memiliki kekuasaan, tetapi perlu pula mengkaji proses-proses mempengaruhi yang timbal balik yang terjadi antara pemimpindengan yang dipimpin.

Dalam menjalankan tugas kepemimpinannya, seorang pemimpinpendidikan dipengaruhi oleh faktor-faktor yang mewarnai polakepemimpinan, yaitu:

1. Faktor legalPemimpin pendidikan akan berhadapan dengan peratuan-

peraturan formal dari instansi sturuktural yang berada diatasnya.Misalnya falsafah pancasila, undang-undang 1945, KeputusanPresident, keputusan menteri, serta undang-undang lainnya akanmempengaruhi pola kepemimpinan pendidikan. Demikian pula dalamkaitannya dengan standar yang berkaitan dengan pengangkatannyasebagai pemimpin pendidikan (Misal; Sertifikasi, Pola penyeleksian,Kualifikasi Profesional).

Page 125: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 119

2. Kondisi Sosial Ekonomi dan Konsep-Konsep Pendidikan.Faktor ini memungkinkan tersedianya sumber-sumber dan fasilitas

pendidikan dalam memperlancar proses pendidikan termasukpemahaman pemimpin terhadap tujuan pendidikan yang akanmewarnai tindakan kepemimpinannya.

3. Hakekat dan Ciri SekolahMerupakan factor yang berkaitan dengan ciri dan hakikat para staf,

murid dan jenis sekolah, system administrasi, kurikulum danpendekatan yang digunakan dalam system pendidikan.

4. Kepribadian Pemimpin Pendidikan dan Latihan-Latihan.Tidak dapat dipungkiri bahwa individu (pemimpin) membawa

sesuatu dalam jabatannya. Energy, loyalitas, paradigma dan atributprofessional yang melekat padanya akan berpengaruh terhadapsystem kepemimpinan. Selain itu, pendidikn tambahan dan latihan-latihan juga akan memperkaya jabatan kepemimpinannya.

5. Perubahan-perubahan yang terjadi dalam teori pendidikan.Tugas kepemimpinan pendidikan dipengaruhi oleh berbagai

perubahan teori dan metode aktifitas belajar, konsep-konseppertumbuhan dan perkembangan anak membawa implikasi terhadapprosedur pengajaran dikelas. Prubahan dan perkembangan kurikulumjuga menghendaki persiapan kepemimpinan dan keterampilankepemimpinan yang baru. Perubahan dalam teori-teori pendidikanakan mengubah strategi pengelolaan dan kepemimpinan.

Dalam kaitan dengan kekuasaan, para pemimpin membutuhkankekuasaan tertentu agar efektif. Keberhasilan pemimpin sangattergantung pada cara penggunaan kekuasaan. Pemimpin yang efektifkemungkinan akan menggunakan kekuasaan dengan cara yang halus,hati-hati, meminimalisasi perbedaan status dan menghindari ancaman-ancaman terhadap rasa harga diri para pengikut.

Para teoretikus telah mengidentifikasi berbagai taktikmempengaruhi yang berbeda-beda seperti persuasi rasional,permintaan berinspirasi, pertukaran, tekanan, permintaan pribadi,menjilat, konsultasi, koalisi, dan taktik mengesahkan. Pilihan taktikmempengaruhi yang akan digunakan oleh seorang pemimpin dalamusaha mempengaruhi para pengikutnya tergantung pada beberapaaspek situasi tertentu. Pada umumnya, para pemimpin lebih seringmenggunakan taktik-taktik mempengaruhi yang secara sosial dapat

Page 126: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 120

diterima, feasible, memungkinkan akan efektif untuk suatu sasarantertentu, memungkinkan tidak membutuhkan banyak waktu, usahaatau biaya.

Dengan pemahaman mengenai pengaruh atas taktik dankekuasaan, maka dapat kita simpulkan untuk memahami pemimpinsecara terfokuskan maka piramid kekuasaan dapat digambarkansebagai model bagaimana mendapatkan kekuasaan melalui kekuatandari prinsip 1) kepercayaan; 2) menghargai; 3) mengakui kesalahan.Kemudian diaplikasikan menjadi kekuatan pemimpin dengankepemimpinannya untuk menuntun pengaruh karakter menjadikekuasaan dan wewenang yang dapat mempengaruhi orang lain,maka ia harus ditopang dengan prinsip yang disebut 4) jelaskan apayang menjadi tanggung jawab mereka; 5) berikan wewenang yangseimbang dengan tanggung jawan mereka; 6) rumuskan standardyang memuaskan; 7) lengkapi mereka dengan pelatihan danpengembangan agar mereka dapat memenuhi ketentuan standard;berikan pengetahuan dan informasi; 9) siapkan mereka dengan umpanbalik atas kinerja mereka; dan 10) tantang mereka dengan kemuliaandan hormati.

Sejalan dengan pemahaman pengaruh dan kekuasaan makadiperlukan pemahaman yang mendalam hal-hal yang berkaitandengan apa yang disebut dengan „Intelegensia dan Kreatifitas“ artinyadengan intelegensia maka pemimpin sesorang yang cerdas menjadilebih baik sebagai pemecah masalah karena kemampuanberhubungan, akurat membuat asumsi, kemampuan analisa data danyang lebih penting lagi kecerdasannya memandang keuntungan.Sedangkan kreatifitas dirumuskan sebagai kemampuan untukmembuat observasi atau melihat cara baru, yang kesemuanyaditunjang oleh pengalaman.

Dengan mendalami pengaruh dan kekuasaan serta intelegensiadan kreatifitas akan membuka jalan untuk memahami sebagaipemimpin untuk mengembangkan personalitas“ yang akanmembentuk, nilai dan sikap“ yang akan menuntun aktualisasi dari„perilaku kepemimpinan“ yang akan memberikan daya dorong bahwaperan pemimpin diperlukan penguasaan„ ketrampilan dasar yangmencakup komunikasi, pendengar, keyakinan, kelengkapan umpanbalik yang konstruktif, mengelola stress“

Page 127: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 121

E. PENGELOLAAN MANUSIA

Desain pekerjaanDesain pekerjaan adalah fungsi penetapan kegiatan-kegiatan kerja

seorng individu atau untuk kelompok karyawan secara organisasional.Tujuannya adalah untuk mengatur penugasan-penugasan kerja yangmemenuhi kebutuhan-kebutuhan organisasi, teknologi dankeperilakuan.

Analisis pekerjaanAnalisis pekerjaan mencangkup dua unsur, yaitu; uraian pekerjaan

dan spesifikasi pekerjaan. Uraian memperhatikan isi pekerjaan, tugas-tugas dan tanggung jawab. Spesifikasi menekankan kepadapengalaman, pendidikan dan keterampilan yang harus dimiliki olehjabatan atas pekerjaan itu. Ada beberpa elemen keperilakuan yangdipertimbangkan dalam desain pekerjaan, yaitu;1. Otonomi, tanggung jawab atas apa yang dilakukan;2. Variasi, adanya kombinasi dalam bekerja agar tidak menjenuhkan

dan membosankan;3. Identitas tugas, agar timbul kepuasan dalam bekerja;4. Umpam balik, seberapa baik pelaksanaan pekerjaan, maka

karyawan akan mempunyai pedoman atau motivasi untukmelaksanakan pekerjaan dengan lebih baik

Pengelolaan (Manajemen) Sumber Daya ManusiaManajemen adalah suatu seni mengatur orang lain guna mencapai

suatu tujuan atau menyelesaiankan pekerjaan. Manajemen sumberdaya manusia merupakan suatu proses yang terdiri dari:1. Perekrutan sumber daya manusia2. Seleksi sumber daya manusia3. Pemgembangan sumber daya manusia4. Pemeliharaan sumber daya manusia5. Penggunaan sumber daya manusia

Tujuan sumber daya manusiaTujuan utama dari manajemen sumber daya manusia adalah untuk

meningkatkan kontribusi sumber daya manusia terhadap organisasidalam rangka mencapai produktifitas organisasi yang bersangkutan.

Page 128: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 122

Fungsi-fungsi manajemenFungsi-fungsi Manajemen yang mencangkup: Planing

(Perencanaan); Organizing and Staffing (Pengaturan dan PenyediaanStaf); Direction (Pengarahan); Controlling (Pengawasan), danCoordinating (Pengkoordinasian). Sementara itu fungsi oprasionalyang terdiri dari; Pengadaan SDM; Pengembangan, konpensasi(imbalan); Integrasi; Pemeliharaan; dan Pemutusan hubungan kerja.

F. KEPENGIKUTAN

Menurut Prof. Drs. Onong Uchjana Effendy, M.A, dalam PsikologiManajemen dan Administrasi (1989: 169), kepengikutan dapatdiklasifikasikan sebagai berikut:1. Kepengikutan Berdasarkan Naluri

Dalam klasifikasi ini, terjadinya kepengikutan pada sejumlah orangdisebabkan timbulnya dorongan untuk menaruh kepercayaan kepadaseseorang, sehingga mereka bersedia untuk melakukan tindakan-tindakan tertentu yang dikehendaki orang yang memperolehkepercayaan itu. Orang yang menerima kepercayaan itu diakuisebagai pemimpin karena dianggapnya mampu melindungikepentingan atau mewujudkan aspirasi orang-orang yang menaruhkepercayaan tadi. Kepemimpinan dan kepengikutan jenis inidinamakan kepemimpinan kharismatik (charismatic leadership).2. Kepengikutan Berdasarkan Tradisi

Kepengikutan ini timbul disebabkan adanya kebiasaan secaraturun menurun. Kepengikutan jenis ini terdapat baik dalam masyarakatskala besar seperti negara, maupun dalam skala kecil seperti desa.Dalam kepengikutan jenis ini, orang-orang yang menjadi pengikutnyatidak melakukan penilaian terhadap benar salahnya atau baikburuknya kebijakan yang dijalankan pemimpin.3. Kepengikutan Berdasarkan Agama

Para pengikut berdasarkan agama acapkali bersifat fanatik, beranimati, karena matinya itu demi Tuhan penguasa dunia akhirat.Khalayak yang menjadi pengikut pimpinannya berdasarkan agamamenganggap bahwa pimpinannya itu adalah orang yang dapatdiandalkan dan dapat dipercaya, karena sebagai tokoh agama iaselain menguasai ketentuan-ketentuan agama mengenai apa yangharus dilakukan dan mana yang tidak boleh dilakukan, ia sendiri yangpertama-tama akan mematuhinya.

Page 129: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 123

4. Kepengikutan Berdasarkan RasioKepengikutan ini dapat dijumpai di kalangan orang-orang terpelajar

dalam suatu masyarakat. Mereka mengakui seseorang sebagaipimpinannya berdasarkan pertimbangan rasional, berlandaskanpenalaran (reasoning). Biasanya, khalayak yang secara rasionalmengakui seseorang sebagai pemimpinnya karena orang ituberpendidikan tinggi dan berwawasan luas. Oleh karena itu, khalayakmenganggap bahwa prilaku sang pemimpin itu didasari pemikiranyang matang dengan menyadari akibat prilakunya itu, sertamengetahui pula tindakan apa yang dijadikan antisipasi jikakegiatannya itu keliru.5. Kepengikutan Berdasarkan Peraturan.

Kepengikutan berdasarkan peraturan terdapat pada masyarakatmodern, dimana orang-orang mengelompokkan diri untuk mencapaisuatu tujuan berdasarkan kepentingan yang sama secara bersama-sama.

Dari 5 (lima) klasifikasi kepengikutan diatas, dapat diketahui bahwakepengikutan itu bisa timbul dengan sendirinya tanpa adanya persuasi(kharismatik) atau juga bisa muncul dengan adanya paksaan. Diantarapara pemimpin kharismatis di dunia, Nabi Muhammad SAW dinilaisebagai pemimpin kharismatis yang tidak ada tandingannya. Dalambukunya yang berjudul “Seratus Tokoh Yang Paling BerpengaruhDalam Sejarah”, Michael H. Hart, yang diterjemahkan oleh H. MahbubDjunaedi, mencantumkan Nabi Muhammad SAW sebagai tokoh nomorsatu. Hart beralasan bahwa “Jatuhnya pilihan saya kepada NabiMuhammad dalam urutan pertama daftar Seratus Tokoh yangberpengaruh di dunia mungkin mengejutkan sementara pembaca danmungkin jadi tanda tanya sebagian yang lain. Tapi saya berpegangpada keyakinan saya, dialah Nabi Muhammad satu-satunya manusiadalam sejarah yang berhasil meraih sukses-sukses luar biasa baikditilik dari ukuran agama maupun ruang lingkup duniawi.

Berasal usul dari keluarga sederhana, Muhammad menegakkandan menyebarkan salah satu dari agama terbesar di dunia, AgamaIslam. Dan pada saat yang bersamaan tampil sebagai seorangpemimpin tangguh, tulen, dan efektif. Kini tiga belas abad sesudahwafatnya, pengaruhnya tetap kuat dan mendalam serta berakar.”

Orang yang digerakkan untuk mencapai tujuan yang dikehendakioleh pemimpin dinamakan pengikut. Pengikut adalah orang yangmenuruti garis perintah atau garis kerja yang mengaturnya. Macam-

Page 130: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 124

macam kepengikutan: 1. Kepengikutan karena naluri dannafsu/keinginan, Kepengikutan model ini dilihat dimana seorangpemimpin dapat dimenggerakkan sekelompok orang denganmemberikan kepuasan pada kebutuhan hidup tertentu yang dapatbersifat individual dan sosial. Kepengikutan model ini melenyapkankepribadian individu dan kemudian menjadi kepribadian massa.Sehingga pemimpinya dikatakan pemimpin massa; 2. Kepengikutankarena tradisi atau adat, Kepengikutan karena tradisi atau adat padaumumnya disebabkan oleh dua hal, pertama yaitu ketaatan dalammenjalankan aturan-aturan yang berlaku dengan konsekuensi sanksi-sanksi yang ada. Kedua karena sayang dan setia pada tradisi atauadat nenek moyang; 3. Kepengikutan karena agama dan budipekerti, Kepengikutan karena agama dan budi pekerti lebih banyakdidorong oleh suara hati nurani untuk membedakan yang baik danyang tidak baik, karena hati nurani bersumber pada agama yangmembawa kita ke jalan yang baik; 4. Kepengikutan karena Rasio,Seorang mengikuti pemimpin karena telah dipikirkan masak-masakbahwa ia mendapatkan keuntungan, baik keuntungan yang bersifatmaterial, maupun keuntungan yang bersifat spiritual. Untuk dapatmenggerakkan orang atau golongan rasional/golongan intelektualdiperlukan metode yang rasional.

G. KEPEMIMPINAN dalam KELOMPOK dan TIM KERJA

Berkaitan dengan hal-hal yang terkait dengan kelompok yangmencakup apa yang disebut dengan 1) ukuran kelompok 2) tingkatanpengembangan kelompok; 3) norma-norma kelompok; 4) jaringan-jaringan komunikasi dalam kelompok; dan 5) perhubungan kelompok.Sejalan dengan pikiran tersebut maka sebaiknya kita mulai daripemahaman atas difinisi kelompok. Kelompok adalah dapat dipikirkansebagai dua orang atau lebih yang saling berintraksi satu samalainnya dan setiap orang satu sama lain dapat saling mempengaruhi,sehingga dalam studi mengenai kepemimpinan kita temukan tigaaspek yaitu: 1) terkait dengan difinisi kedalam konsep korporasi yangmengungkapkan pengruh diantara pemimpin dan pengikut; 2) anggotakelompok saling berinteraksi dan mempengaruhi; 3) difinisi yang tidakperlu memperhatikan keterbatasan individu dalam satu kelompok,dimana setiap orang dapat saja mlik klompok yang terkait dalampengelompokan kegiatan.

Page 131: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 125

Berdasarkan uraian ini dapat dipahami tentang perbedaanpemahaman arti kelompok dengan tim. Setiap orang tahu apa itu tim,tapi perlu diingat bahwa membentuk tim tidak sekadar hanya dalammengumpulkan orang karena dapat dibentuk berdasarkan fungsi,beban kerja, suasana keharmonisan, penunjukan, secara sukarela,buku pedoman. Jadi membentuk tim bukan sekedar membagi tugasmelainkan jenis peran di dalam tim yang biasa disebut dengan driver,planner, enabler, exec dan controller. Jadi tim adalah sekelompokorang yang bekerja sama sesuai dengan peran yang dibutuhkankarena sifat spesialisasinya. Dengan demikian membangun tim dankaretristik tim yang benar-benar mampu bekerja dapat dipahamimelalui model kepemimpinan kedalam tim yang efektif yang disebutdengan (Systems Approach to Teams“ (input – proses – outputs).

H. CIRI-CIRI KEPEMIMPINAN

Keberhasilan suatu organisasi lebih banyak ditentukan dariprilaku seseorang sehingga kita harus tahu kemampuan apa yangsebenarnya harus dimiliki oleh seseorang pemimpin. Hadari Nawawimenyebutkan ada beberapa persyaratan yang umumnya harus dimikioleh sesorang pemimpin yaitu:1. Memiliki kecerdasan intelegensi yang cukup baik;2. Percaya diri;3. Cakap, bergaul, dan ramah tamah;4. Kreatif, penuh inisiatif, dan memiliki hasrat kemauan untuk maju

dan berkembang menjadi lebih baik;5. Organisatoris yang berpengaruh dan berwibawa;6. Memiliki keahlian dan keterampilan dalam bidangnya;7. Suka menolong, memberi petunjuk dan dapat menghukum secara

konsekuen dan bijaksana;8. Memiliki keseimbangan/kestabilan emosional dan bersifat sabar;9. Memiliki semangat pengabdian dan kesetiaan yang tinggi;10. Berani mengambil keputusan dan tanggungjawab;11. Jujur, rendah hati, sederhana, dan dapat dipercaya;12. Bijaksana dan berlaku adil;13. Disiplin;14. Berpengetahuan dan berpandangan luas;15. Sehat jasmani dan rohani.

Page 132: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 126

SIMPULAN

Berawal dari pemahaman mengenai konsepsi kepemimpinansebagai suatu proses bukan yang berkaitan dengan posisi, makauntuk dapat mengaktualisasi kedalam pola pikir sebagai pemicubersikap dan berperilaku untuk terus menumbuh kembangkan apayang disebut dengan ‘efektivitas pribadi’ artinya suatu kerangka untukmembangun konsep diri yang berkelanjutan melalui suatu prosespemberdayaan pribadi dalam usaha untuk menempatkan pada posisidaur hidup yang prima untuk mencapai keunggulan, keseimbangandan pembaharuan. Oleh karena itu dibutuhkan pemikiran yangterfokuskan untuk mendalami apa yang disebut pemimpin, pengikutdan situasi sebagai faktor penentu untuk mewujudkan kepemimpinanyang efektif.

Dengan mendalami faktor pemimpin, pengikut dan situasi berartipula sebagai langkah untuk meningkatkan efektivitas pribadi dariimpian menjadi satu kenyataan sebagai aktualisasi diri kedalamKredibilitas (bagaimana pemimpin mendapatkan kepercayaan dankeyakinan dari stakeholders), Kebiasaan (mendewasakan intelektual,emosional, sosial dan rohaniah untuk mencoba mencari arti dalamhidup ini dan mengkomunikasikannya hasil guna yang dicapai kepadaorang lain secara prapmatis) dan Proaktivitas (kemampuanmenganalisa dan diagnosis terhadap persoalan potensial untukmenghindari masalah dan mengidentifikasi peluang).

Untuk memahami konsepsi kepemimpinan sebagai prosesmembutuhkan pemahaman peminpin, pengikut dan situasi dalamrangka meningkatkan efektivitas pribadi melalui usaha membangunkredibilitas, kebiasaan dan proaktivitas dalam usaha mewujudkankepemimpinan yang efektif sebagai suatu pemahaman kedalamkonsepsi proses bukan posisi.

Kepemimpinan pendidikan adalah pemimpin pada satu lembagasatuan pendidikan. Tanpa kehadiran kepemimpinan pendidikan,proses pendidikan termasuk pembelajaran tidak akan berjalan efektif.Kepemimpinan pendidikan adalah pemimpin yang proseskeberadaannya dapat dipilih secara langsung, ditetapkan olehyayasan, atau ditetapkan oleh pemerintah.

Dengan mengetahui model-model, ciri-ciri dan fungsi darikepemimpinan pendidikan yang telah diuraikan, maka kita bisamerumuskan bagaimana cara memanajemen kepemimpinan

Page 133: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 127

pendidikan. Selain itu, kepemimpinan pendidikan juga sangat pentinguntuk di aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari terutama bagi parapengemban profesi kependidikan, karena dalam sebuah lembagapendidikan sosok pemimpin itu sangat dibutuhkan sebagaiorganisator dalam mendukung kesuksesan tercapainya sebuahtujuan lembaga pendidikan.

Oleh karena itu ciri-ciri kepemimpinan yang telah dipaparkandiatas harapannya dapat diterapkan dalam diri setiap individu,sehingga dalam diri setiap individu akan tertanam rasakepemimpinan, sehingga menuntun setiap individu untukbertanggung jawab terhadap segala hal yang terjadi dalamkehidupannya.

DAFTAR PUSTAKA

Bernardin, H.J and Russel, JEA. (993). Human ResourcesManagement. New York: Mc. Graw Hill, Inc.

Bernardine R. Wirjana, M.S.W. & Prof. Dr. Susilo Supardo, M.Hum.(2002), Kepemimpinan, (Dasar-dasar dan Pengembangannya)Jogyakarta: ANDI.

Cascio, WF. (1998). Managing Human Resources, New York :Mc.Graw Hill, Inc.

Dessler Garry. (1997). Managing Human Resources, New York.:Mc.Graw Hill, Inc.

Danim, Sudarwan. (2010). Kepemimpinan Pendidikan. Bandung:Alfabeta.

Hadari Nawawi dan M. Martini Hadari, (1995), Kepemimpinan YangEfektif, Cet. II, Yogyakarta: UGM.

Heijrachman R & Suad Husnan. (1997). Manajemen Personalia.Yogyakarta.

Hidayat, Ara, Machali, Imam. (2010). Pengelolaan Pendidikan.Bandung: Pustaka Educa,.

Page 134: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 128

I G. Wursanto. (1989). Manajemen Kepegawaian, Yogyakarta:Kanisius.

Kurniadin, Didin, Machali, Imam. (2012) Manajemen PendidikanKonsep dan Prinsip Pengelolaan Pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

________. Kamus Besar Bahasa Indonesia. (1988). Jakarta: BalaiPustaka.

Milkovich. G.T. and Boudreau J.W. (1997). Human ResourcesManagement, Boston. Irwin, Inc.

Madhi, Jamal,. (2001). Menjadi Pemimpin Yang Efektif danBerpengaruh, Bandung: Syaamil Cipta Media.

Siagian, Sondang P., (1991). Teori dan Praktek Kepemimpinan,Jakarta; Rineka Cipta.

Sujak, Agi, (1990). Kepemimpinan Manajer; Eksistensinya DalamPrilaku Organisasi, Jakarta: Rajawali.

Wahab, Abd, Umiarso. (20111). ,Kepemimpinan Pendidikan danKecerdasan Spiritual. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Page 135: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 129

SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI

PENDAHULUAN

Peningkatan kualitas pendidikan dan pengajaran harusmerupakan fokus dari setiap penyelenggaraan sekolah. Sekolah tidakboleh terjebak dalam rutinitas proses administrasi. Di samping itusekolah harus cepat mengambil keputusan-keputusan penting dalammengembangkan dirinya. Untuk pengambilan keputusan-keputusantersebut dibutuhkan data-data yang akurat. Sistem Informasi Sekolahyang baik merupakan solusinya. Pra sekolah mengembangkan SistemInformasi Sekolah dengan modul-modul yang didisain mempercepatadministrasi sehingga meningkatkan kualitas belajar mengajar. Disamping itu juga dikembangkan laporan-laporan yang sangatmembantu dalam pengambilan-pengambilan keputusan yang penting.

PEMBAHASAN

Sistem Informasi adalah kumpulan elemen-elemen ataukomponen yang berhubungan yang mengumpulkan (input),memanipulasi (proses), dan menghasilkan (output) data dan informasiserta menyediakan mekanisme balasan untuk mencapai suatu tujuan.Mekanisme balasan membantu organisasi dalam mencapai tujuannyaseperti meningkatkan keuntungan atau memperbaiki pelayananpelanggan (Ralph dan George, 2006: 5). Sistem Informasi Administrasimerupakan kumpulan dari komponen-komponen atau elemen-elemenyang saling berhubungan untuk melakukan proses pencatatan,pengaturan, pengalokasian suatu kegiatan untuk mencapai tujuantertentu dengan menggunakan sarana perlengkapan dan peralatanyang ada.

Sistem informasi manajemen merupakan pengembangan darikonsep sistem pengolahan data elektronik (electronic dataprocessing/EDP), biasa juga disebut sebagai sistem pengolahantransaksi (transactions processing system/TPS), yang telah diterapkansejak tahun 1950-an pada organisasi bisnis. Mulai tahun 1960-an,dengan adanya pengaruh dari perkembangan teknologi dan carapenggunaan komputer, konsep SIM mulai diperkenalkan. Kalaukonsep EDP fokus pada data (transaksi) dengan penekanan lebihbanyak ke masalah bagaimana mempercepat pengolahan data dan

Page 136: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 130

meningkatkan akurasi, maka konsep SIM fokus pada informasidengan penekanan lebih banyak pada kualitas informasi. Padaperkembangan selanjutnya konsep SIM lebih disempurnakan denganmunculnya konsep-konsep baru, yaitu: sistem pendukung keputusan(decision support system/DSS), sistem otomatisasi perkantoran,sistem informasi eksekutif (executive information system/EIS), sistemahli (expert system), sistem berbasis pengetahuan, serta sistemkomunikasi dan kolaborasi.

Dengan adanya perkembangan konsep sebagaimana di atas,maka sampai saat ini belum ada kesepakatan para ahli mengenaipengertian sistem informasi manajemen, hubungan danpengklasifikasian konsep SIM dalam kaitannya dengan konsep-konseplain tersebut, bahkan dalam penggunaan istilah itu sendiri (misalnyasebagai disiplin akademik dan fungsi organisasi. (Davis, 1991: 4).Sebagian ahli mendefinisikan sistem informasi manajemen (SIM)mencakup sistem-sistem lainnya (EDP, DSS, EIS,dst.) misalnya:a. George M. Scott: Sistem Informasi Manajemen (SIM) adalahserangkaian sub-sistem informasi yang menyeluruh dan terkoordinasidan secara rasional terpadu yang mampu mentransformasi datasehingga menjadi informasi lewat serangkaian cara gunameningkatkan produktivitas yang sesuai dengan gaya dan sifatmanajer atas dasar kriteria mutu yang telah ditetapkan. (Scott, 2004:100-104). b. Murdick dkk. (1987: 15) menyatakan definisi sisteminformasi manajemen sebagai berikut: "A group of people, a set ofmanuals, and data processing equipment (a set of elements) select,store, process, and retrieve data (operate on data and matter) toreduce the uncertainty in decision-making (seek a common goal) byyielding information for managers at the time they can most efficientlyuse it (yield information in a time reference)." Lebih lanjut Murdick dkk.menyatakan bahwa definisi SIM mencakup sistem pendukungkeputusan (DSS), dengan kata lain SIM merupakan superset dariDSS. DSS adalah langkah evolusi berikutnya setelah SIM (saatMurdick dkk. menerbitkan bukunya pada tahun 1984, konsep lain yangmuncul setelah DSS belum dikenal). Lebih lanjut mereka menyatakansebagai berikut:1. SIM menunjang pengambilan keputusan pada lingkungan

permasalahan terstruktur maupun yang tidak terstruktur.2. SIM menunjang pengambilan keputusan pada semua tingkat

organisasi. (Bandingkan K.C. Laudon dan J.P. Laudon, 2005: 45)

Page 137: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 131

3. SIM dimaksudkan untuk "dianyam" psfs "tenunan" organisasi danbukan sesuatu yang berdiri sendiri.

4. SIM menunjang semua aspek pada proses pengambilankeputusan.

5. SIM terdiri dari orang, komputer, prosedur, database, fasilitasbertanya interaktif (Bandingkan K.C. Laudon dan J.P. Laudon,2005: 45), dan sebagainya.Semua dimaksudkan agar evolusioner/adaptif dan mudah bagi

orang untuk menggunakannya. (Murdick et al, 1987: 7). C. Davis(1991: 7) memperbaharui definisi sistem informasi manajemen yangpernah dikemukakan sebelumnya, sebagai berikut: "The system is anintegrated, user-machine system providing information and informationprocessing to support the strategy, operations, management, analysis,and decision making functions in an organization. The system usesinformation technology, manual procedures, models, and knalefficiency, improve and innovate functions, or restructure businesssystems. (Bandingkan dengan Davis and Olson, 1984: 6)Davis (1999: 3) juga menyatakan bahwa sistem informasi manajemenadalah sebuah konsep dan suatu orientasi ke arah mana menujunyasebuah rancangan sistem informasi, dan bukan merupakan keadaanmutlak. Yang paling penting adalah sampai batas mana sebuahsistem informasi menerapkan orientasi SIM, atau mendukung fungsimanajemen sebuah organisasi. Jawabannya berkisar pada tarafmana dan bukan sekedar "ya" atau "tidak". Dengan kata lain, sisteminformasi manajemen bisa saja dibahas tanpa mengaitkannya denganpenerapan komputerisasi. Keberadaan suatu sistem informasimanajemen juga tidak bisa diukur berdasarkan kerumitan dankemutakhiran model analitis dan pengambilan keputusannya atauapakah tersedia jawaban seketika (online) dst.

Pandangan-pandangan seperti di atas merupakan definisi sisteminformasi manajemen (SIM) dalam arti luas. Sistem informasimanajemen dalam hal ini mencakup seluruh tipe atau aplikasi atau subsistem informasi yang ada dalam suatu organisasi. SIM lebih dianggapsebagai sistem terpadu (integrated system) ketimbang sebagai totalsistem. Definisi sistem informasi manajemen (SIM) demikian ini,sejajar/sama (bukan subset) dengan istilah sistem informasi berbasiskomputer (CBIS) yang dikemukakan oleh Mc Leod (2001: 4) ataudengan istilah sistem informasi (Whitten dkk., 2004; Laudon danLaudon, 2005).

Page 138: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 132

Di samping pandangan di atas, sebagian pakar sistem informasilainnya mendefinisikan sistem informasi manajemen dalam arti sempitdan khusus. Secara umum, mereka tidak menyamakan ataumenyejajarkan istilah sistem informasi manajemen dengan istilahsistem informasi atau sistem informasi berbasis komputer. Dalam halini, SIM dianggap sebagai salah satu tipe/aplikasi/sub dari sisteminformasi yang ada dalam organisasi (McLeod, 2001; Whitten dkk.,2004; Laudon dan Laudon, 2005).

Untuk lebih memahami pengertian sistem informasi manajemen, disamping mempertimbangkan definisi-definisi para ahli sebagaimanadikemukakan sebelumnya, kiranya perlu dipahami juga konsep-konsepyang terkandung dalam istilah sistem informasi manajemen, yakni:sistem, informasi, dan manajemen. Analisis terhadap ketiga konseptersebut akan membuat pemahaman terhadap sistem informasimanajemen menjadi lebih baik dan konseptual.

a. SistemSuatu sistem dapat dijelaskan dengan sederhana sebagai

seperangkat elemen yang digabungkan satu dengan lainnya untuksuatu tujuan bersama. Suatu subsistem adalah bagian dari sistemyang lebih besar dan semua sistem adalah bagian dari sistem yanglebih besar. Dalam kaitannya dengan maksud tulisan ini, organisasiadalah sistem dan bagiannya (divisi, departemen, fungsi, satuan dansebagainya) adalah subsistem. Definisi sistem dikemukakan Murdicket.al. (1987: 15) sebagai berikut: A System is a set of elements formingan activity or a processing procedure/scheme seeking a common goalor goals by operating on data and/or energy and/or matter in a timereference to yield information and/or energy and/or matter.

Sebuah organisasi yang baik dari sudut pandangan sistem adalahorganisasi yang di dalamnya terdapat sinergi (Murdick et al., 1987: 6).Konsep sinergi diterapkan pada organisasi dengan adanya integrasi

subsistem melalui pertukaran informasi. Dengan demikian, terjadinyabidang-bidang fungsional yang berada pada lintasan yang berbedadan bekerja untuk suatu maksud yang bersilangan dapat dihindari.Prinsip dasar teori sistem adalah bahwa tiap elemen (subsistem) diikatoleh tujuan bersama yang hanya dapat dicapai dengan baik apabilaterjadi pertukaran informasi antar subsistem.

Konsep sistem pada SIM karenanya yang mengoptimasikankeluaran organisasi dengan menghubungkan subsistem operasi dan

Page 139: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 133

level-level organisasi melalui media pertukaran dan pelaporaninformasi. Berkaitan dengan hal ini, Murdick et al. (1987: 6)menyatakan bahwa tujuan suatu SIM adalah menyajikan informasiuntuk pengambilan keputusan pada perencanaan, pemrakarsaan,pengorganisasian, pengendalian kegiatan operasi subsistem suatuperusahaan (organisasi) dan menyajikan sinergi organisasi padaproses. Uraian lebih lanjut mengenai kegiatan/proses manajemendapat dilihat pada bagian ketiga (manajemen).

b. InformasiInformasi sudah merupakan sumber daya dan komoditi yang

nilainya semakin meningkat dan yang dibutuhkan oleh pejabat(manajemen) untuk merencanakan dan mengontrol kegiatanorganisasi secara efektif. Kedudukan informasi sebagai sumber dayasama halnya dengan jenis sumber daya lain yang sering dikenaldengan 4 M (men, machine, material, money). Bahkan informasidapat diibaratkan sebagai darah yang mengalir dalam tubuhorganisasi dan menentukan kehidupan organisasi. Dengan informasisebuah sistem atau organisasi akan dapat menghindari proseskeberakhiran yang biasa disebut entropy atau lebih tepatnyanegentropy (Jogiyanto, 1999: 7-8). Davis (1999a: 27-28) menyatakanbahwa informasi sering digunakan secara tidak tepat. Data mentah,data tersusun, dsb, kadang dikaitkan dan dianggap sebagai informasi.Secara umum, informasi dalam konteks sistem informasi adalah "data

yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagipenerimanya dan bermanfaat dalam mengambil keputusan saat iniatau mendatang." Menurutnya, informasi memperkaya penyajian,mempunyai nilai kejutan, atau mengungkap sesuatu yangmenerimanya tidak tahu atau tidak tersangka. Dalam dunia yang tidakmenentu, informasi mengurangi ketidakpastian. Ia mengubahkemungkinan-kemungkinan hasil yang diharapkan dalam sebuahsituasi keputusan dan karena itu mempunyai nilai dalam proseskeputusan.

Adapun data, sebagaiman dijelaskan Davis (1999a: 29), yangmerupakan bahan baku informasi adalah "kelompok teratur simbol-simbol yang mewakili kuantitas, tindakan, benda, dan sebagainya."Data terbentuk dari karakter, yang dapat berupa alfabet, angka,

maupun simbol khusus seperti *,$, dan /. Data disusun untuk diolahdalam bentuk struktur data, struktur file, dan database.

Page 140: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 134

Dalam praktek, rnaka antara informasi dan data, kedudukannyasangat relatif. Informasi yang diproduksi dari sekumpulan data, padasituasi tertentu yang baru serta mempunyai kekhususannya, dapatberubah menjadi data mentah yang masih perlu diproses kembaliuntuk menjadi informasi baru. Oleh karena itu maka sangat diperlukanadanya informasi tersebut. Dengan konsep yang ada, akan menjadisuatu kerangka acuan (frame of reference) yang akan digunakanuntuk mengindentifikasikan data yang diperlukan.

Informasi sangat erat hubungannya dengan pengambilankeputusan (decision making). Dalam hubungan dengan pengambilankeputusan ini, maka Oxenfeldt (Riley, 1981: 5) mengemukakan bahwainformasi dapat berfungsi untuk: menggambarkan (to describe), men-jelaskan/menerangkan (to explain), memperkirakan (to predict),mengevaluasi (to evaluate) dan mengadakan pembaharuan (toinnovate). lnformasi yang deskriptif membantu pimpinan untukmenentukan apakah sesuatu itu akan salah atau apakah kondisilingkungan itu akan mengalami perubahan. Informasi yangmenjelaskan akan sangat berhubungan dengan kemampuanseseorang untuk menyusun atau merancang model. Dengan modelyang ada, maka akan dapat memperjelas apa yang dimaksudkan sertahubungan-hubungan yang ada. Informasi prediktif sangat membantupimpinan untuk memprediksi dan mengestimasi keadaan pada masayang akan datang dihubungkan dengan keadaan pada masa lampau.Informasi yang evaluatif membantu pimpinan untuk mengadakanevaluasi periodik mengenai performans serta aktivitas penting lainnya,baik yang nampak sekarang maupun yang akan terjadi pada masayang akan datang. Informasi yang inovatif adalah hal-hal yang berupaide-ide atau gagasan-gagasan baru, rancangan-rancangan danhipotesa-hipotesa yang dirasakan akan dapat membantumempercepat usaha pengembangan dan pembangunan.

Di samping data dan informasi sebagai elemen entitas dari sisteminformasi, dewasa ini diperkenalkan juga dua konsep lainnya yaknipengetahuan dan kebijaksanaan. Pengetahuan adalah rangkaianinformasi dan data, yang membentuk jaringan semantik di dalamingatan seseorang. Jaringan semantik tersebut bisa dibentuk olehrelasi logika atau intuisi berdasarkan pengalaman maupun prosesbelajar. Dengan kata lain pengetahuan merupakan informasiditambah pengolahan kesimpulan. Bentuk umum dari pengetahuanadalah sekumpulan data tentang fakta dan aturan (prolog) tentang

Page 141: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 135

beberapa subyek tertentu. Adapun kebijaksanaan (wisdom) adalahsifat dan kemampuan untuk menggunakan pengetahuan, pemahaman,pengalaman, akal sehat dan wawasan yang dalam. Data, informasi,pengetahuan, dan kebijaksanaan (D-I-P-K) merupakan 4 elemenentitas dari sistem informasi (Witarto, 2004: 8 dst.; lihat juga Whitten etal., 2004: 23 & 57-60).

c. ManajemenSebagian pakar menyatakan bahwa manajemen adalah seni

mencapai tujuan dengan menggunakan keahlian orang lain, sebagianlagi menyatakan manajemen adalah proses pencapaian tujuan melaluikeahlian orang lain (Stoner, 1986; Atmodiwirio, 2000; Fattah, 2000).Pemahaman manajemen sebagai seni menunjukkan bahwa aktivitas

manajemen tidak bisa distrukturisasi dengan pasti karena berbagaimacam keadaan yang tidak pasti (uncertainty) dan secara terusmenerus mempengaruhi jalannya suatu organisasi. Sedangkankonsep manajemen sebagai suatu proses menunjukkan bahwaaktivitas harus dilakukan secara terstruktur dan sistematis.

Murdick et al. (1987:5-6) menyatakan bahwa manajemen terdiridari proses atau kegiatan yang menjelaskan apa yang dilakukanmanajer pada operasi organisasi mereka, yakni: merencanakan,mengorganisasikan, memprakarsai, dan mengendalikan operasi.Keempat macam proses ini biasa pula disebut sebagai fungsi-fungsi

manajemen. Meskipun para ahli memberi rumusan yang berbedamengenai hal ini (lihat Atmodiwirio, 2000; Fattah, 2000), tetapi secaraumum fungsi-fungsi manajemen terdiri dari: perencanaan (planning),pengorganisasian (organizing), kepemimpinan (leadership), danpengendalian (controlling).

Manajer dapat ditemukan pada berbagai tingkat di dalamorganisasi. Manajer pada puncak hirarki organisasi, seperti direkturdan para wakil direktur, sering disebut berada pada tingkat (level)perencanaan strategis (strategic planning level). Istilah inimenunjukkan pengaruh atas keputusan-keputusan yang diambil padaseluruh organisasi selama beberapa tahun mendatang. Istilaheksekutif sering pula digunakan untuk menggambarkan manajer padatingkat perencanaan strategis. Manajer tingkat menengah mencakupmanajer wilayah, direktur produk, dan kepala divisi. Tingkat merekadinamakan tingkat pengendalian manajemen (management controllevel) yang menyadari bahwa tanggung jawab mereka mengubah

Page 142: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 136

rencana menjadi tindakan dan memastikan agar tujuan tercapai.Manajer tingkat bawah mencakup kepala departemen, penyelia

(supervisor), dan pemimpin proyek, yang bertanggung jawabmenyelesaikan rencana-rencana yang telah ditetapkan oleh paramanajer di tingkat yang lebih tinggi. Tingkat terendah ini disebuttingkat pengendalian operasional (operational control level), karena disinilah operasi organisasi berlangsung. (McLeod, 2001: 7).

Manajer dapat pula ditemukan pada berbagai bidang fungsionalorganisasi, tempat berbagai sumber daya dipisahkan menurutpekerjaan yang dilakukan. Tiga bidang fungsional yang tradisionaladalah pemasaran, manufaktur, dan keuangan. Pembagian bidangfungsional dapat berkembang atau berubah sesuai dengan kebutuhandan kondisi tiap-tiap organisasi (lihat Witarto, 2004: 55-58).

Semua manajer, apapun tingkatan atau bidang fungsionalnya,melaksanakan fungsi-fungsi manajemen: perencanaan,pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian, walau mungkindengan penekanan yang berlainan. Mengenai hal ini McLeodmenggambarkannya dengan cukup jelas. (lihat McLeod, 2001: 9).Terkait dengan SIM, Murdick dkk. (1987: 6) menyatakan bahwapengambilan keputusan merupakan persyaratan mendasar bagi tiapproses/fungsi manajemen tersebut. Artinya, pada semua fungsimanajemen tersebut terjadi proses pengambilan keputusan. PeranSIM dalam hal ini—sebagaimana telah dikemukakan di atas—adalahmenyajikan informasi untuk pengambilan keputusan pada

perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, pengendaliankegiatan operasi subsistem suatu organisasi dan menyajikan sinergiorganisasi pada proses-proses tersebut.

Perlu juga dikemukakan bahwa penggunaan kata manajemendalam SIM bukan berarti hanya manajer yang mengambil manfaat danmenjadi subyek SIM. Kroenke (1989: 6) menyatakan bahwa selainmanajer, pihak-pihak lain dalam organisasi atau dalam struktur dandesain organisasi adalah pelaku (subyek) SIM. Hal samadikemukakan McLeod (2001: 7) yang menyatakan bahwa selainmanajer, non-manajer dan staf ahli juga menggunakan output SIM.Dari luar organisasi, pemegang saham, pelanggan/klien, danpemerintah adalah juga pemakai sistem. Menurutnya, istilah SIMsebenarnya tidak memberikan gambaran yang menyeluruh. SIMbukanlah suatu sistem untuk memproduksi informasi manajemen,melainkan informasi pemecahan masalah. Oleh karena itu, Kroenke

Page 143: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 137

(1989: 6) menyatakan bahwa istilah organizational informationsystems (sistem informasi keorganisasian) adalah lebih tepat,sedangkan management information systems adalah sebuah konsepyang kurang jelas (an ill-defined concept). Meskipun demikian, istilahsistem informasi manajemen (management information systems)sudah terlanjur terbangun dan diterima luas. Hal ini juga menunjukkanbahwa SIM berorientasi manajemen (management oriented) dandiarahkan oleh manajemen (management directed) (Anwar dkk:1989:32).

Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dikemukakan definisisistem informasi manajemen, yakni: sistem, yang terdiri darisekelompok orang, pedoman, dan perangkat pengolah data, yangmemantau dan mengambil kembali data dari lingkungan, yangmemperoleh data dari transaksi dan operasi dalam organisasi, danyang menyaring, mengatur, dan memilih data serta menyajikannyasebagai informasi terutama bagi para manajer (terdapat juga pemakainon manajer), di semua level dan fungsi organisasi, untuk mendukungpengambilan keputusan dalam menjalankan fungsi-fungsi manajemen,untuk mendukung komunikasi, dan untuk mendukung kegiatanoperasional.

Sistem Informasi Pendidikan merupakan bagian dari suatu sisteminformasi manajemen. Terdiri dari tiga istilah yaitu sistem, informasi,dan manajemen. Sebelum mengambil definisi mengenai sisteminformasi pendidikan, maka harus mengerti dan memahami apa yangdimaksud dengan sistem, informasi, dan manajemen. Secara universalkata sistem memiliki pengertian sebagai seperangkat komponen yangterdiri dari dua atau lebih, yang saling berhubungan dan salingketergantungan satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama.Terdapat pengertian yang dikemukakan oleh berbagai ahlidiantaranya:1. Prajudio Atmosudirdjo (1979:231), sistem adalah setiap sesuatu

yang terdiri atas objek-objek, atau unsur-unsur, atau komponen-komponen yang bertata-kaitan dan bertata-hubungan satu samalain sedemikian rupa sehingga unsur-unsur tersebut merupakansuatu kesatuan pemrosesan atau pengolahan yang tertentu.

2. Starter (1979:9), mengemukakan bahwa “suatu sistem dapatdirumuskan sebagai setiap kumpulan bagian-bagian atausubsistem-subsistem yang disatukan, yang dirancang untukmencapai suatu tujuan.

Page 144: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 138

Maka dapat disimpulkan bahwa sistem merupakan seperangkatkomponen, unsur, dan objek yang saling berkaitan dan berinterelasisatu sama lain yang diolah untuk mencapai suatu tujuan tertentu.Informasi merupakan unsur inti dalam sistem informasi manajemen.Informasi sangat erat hubungannya dengan data karena informasiberasal dari data. Data adalah fakta atau fenomena yang belumdianalisis, seperti jumlah, angka, nama, lambang, yangmenggambarkan suatu objek, ide kondisi ataupun situasi. MenurutShrode dan Voich (1994), informasi merupakan sumber dasar bagiorganisasi dan esensial agar operasionalisasi dan manajemenberfungsi secara efektif. Dengan kata lain informasi itu sendirimerupakan data yang telah diolah, dianalisis melalui suatu carasehingga memiliki arti dan makna.

Komponen ketiga dalam istilah sistem informasi dalam manajemenadalah manajemen yang merupakan proses pengelolaan dari mulaipengumpulan data, hingga menjadi informasi, termasuk prosespertransferan informasi kepada yang memerlukan. Manajemen adalahsuatu proses tertentu yang terdiri atas perencanaan,pengorganisasian, penggerakan, dan penggawasan yang dilakukanuntuk menentukan dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan secaraefektif dan efisien serta produktif. Maka sistem informasi manajemendapat diartikan sebagai keseluruhan jaringan informasi yang ditujukankepada pembuatan keterangan-keterangan bagi para manajer danpara pengguna lainnya yang berfungsi untuk pengambilan keputusanatau kebutuhan lain dalam cakupan organisasi atau perorangan.

Pengertian tersebut dilandasi dari sudut pandang para ahlidiantaranya:1. Gordon Davis (1994), mengartikan sistem informasi manajemen

sebagai sebuah sistem manusia/mesin yang terpadu untukmenyajikan informasi guna mendukung fungsi operasi, manajemen,dan pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi.

2. Mcleod (1995) mendefinisikan sistem informasi manajemensebagai suatu system berbasis komputer yang menyediakaninformasi bagi para pemakai dengan kebutuhan yang serupa.

3. The Liang Gie (1976), mengemukakan sistem informasimanajemen adalah keseluruhan jalinan hubungan dan jaringan lalulintas keterangan-keterangan dalam organisasi mulai dari sumberyang melahirkan bahan keterangan melalui proses pengumpulan,pengolahan, penahanan, sampai penyebarannya kepada para

Page 145: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 139

pejabat yang berkepentingan dapat melaksanakan tugas-tugasdengan sebaik-baiknya dan terakhir tiba pada pimpinan untukkeperluan pembuatan keputusan-keputusan yang tepat.Pada dasarnya yang terlibat dalam upaya pengembangan suatu

sistem informasi manajemen untuk manajemen suatu organisasiadalah analisis sistem dan manajer. Terdapat berbagai langkah-langkah dasar yang dapat dilakukan dalam mengembangkan sisteminformasi diantaranya:1. Studi fisibilitas;2. Menentukan persyaratan system;3. Merancang dan menerapkan sistem yang perangkatnya terdiri dari

atas basis data (data base), persiapan fisik, langkah-langkah kerjadan solusi program;

4. Perubahan keorganisasian;5. Pengetesan solusi;6. Konservasi;7. Manajemen proyek;

Dalam keterkaitan seperti ini suatu proses pengembangan systeminformasi manajemen memungkinkan mencapai taraf kualitas yangmemadai tetapi kunci utama untuk mencapai perkembangan tersebutbergantung pada unsur manusia itu sendiri.

Sistem Informasi Manajemen Pendidikan.Setelah membahas mengenai sistem informasi manajemen

pendidikan secara parsial kemudian akan dikemukakan beberapasistem informasi manajemen secara umum menurut beberapa ahliberikut: Gordon B. Davis (1995) menyatakan bahwa sistem informasimanajemen merupakan sebuah sistem manusia dan mesin yangterpadu untuk menyajikan informasi guna mendukung fungsi operasi,manajemen, dan proses pengambilan keputusan dalam sebuahorganisasi. Soetedjo Moeljodihardjo (1992), menyatakan pendapatnyabahwa sistem informasi manajemen adalah suatu metode yangmenghasilkan informasi yang tepat waktu (timely) bagi manajemententang lingkungan ekstemal dan operasi internal sebuah organisasi,dengan tujuan untuk menunjang pengambilan keputusan dalamrangka memperbaiki perencanaan dan pengendalian. Padakesempatan lain Komarudin (1997) mengatakan bahwa sisteminformasi manajemen adalah suatu sistem informal yangmemungkinkan pimpinan organisasi mendapatkan informasi dengan

Page 146: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 140

kuantitas dan kualitas yang tepat untuk digunakan dalam prosespengambilan keputusan.

Robert W Holmes (1992) mengatakan bahwa sistem informasimanajemen adalah sistem yang dirancang untuk menyajikan informasipilihan yang berorientasi kepada keputusan yang diperlukan olehmanajemen guna merencanakan, mengawasi, dan menilai aktivitasorganisasi yang dirancang dalam kerangka kerja yang menitikberatkanpada perencanaan keuntungan, perencanaan penampilan, danpengawasan pada semua tahap.

Roberl G. Murdick (1995) menyatakan konsepnya tentang sisteminformasi manajemen adalah proses komunikasi di mana inputdirekam, disimpan, dan diambil kembali untuk menyajikan keputusanyang berbentuk output mengenai perencanaan, pengoperasian, danpengendalian. Joseph F Kelly (1990) mengatakan bahwa sisteminformasi manajemen merupakan perpaduan antara sumber dayamanusia dan sumber daya lainnya yang berlandaskan komputer yangmenghasilkan kumpulan penyimpanan, perolehan kembali,komunikasi, dan penggunaan dan untuk tujuan operasi manajemenyang efisien dan bagi perencanaan bisnis. Raymond McLeod, Jr(2003) menyatakan bahwa sistem informasi manajemen adalahsebuah sistem berbasis computer yang menyediakan informasi untukkebutuhan bagi pemakainya. James A.F. Stoner (1992)mengemukakan pendapatnya tentang sistem informasi manajemenadalah metode yang formal yang menyediakan bagi pihak manajemensebuah informasi yang tepat waktu, dapat dipercaya, untukmendukung proses pengambilan keputusan bagi perencanaan,pengawasan, dan fungsi oprasi sebuah organisasi yang lebih efektif.

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkanbahwa sistem informasi manajemen pendidikan merupakan perpaduanantara sumber daya manusia dan aplikasi teknologi informasi untukmemilih, menyimpan, mengolah dan mengambil kembali data dalamrangka mendukung proses pengambilan keputusan bidang pendidikan.Pengertian lain sistem informasi manajemen pendidikan adalah suatusistem yang dirancang untuk menyediakan informasi guna mendukungpengambilan keputusan dalam rangka mendukung pengambilankeputusan bidang pendidikan.

Untuk menerapkan sistem informasi manajemen pendidikan yangterpadu dan memiliki kapabilitas dalam mendukung keberhasilan duniapendidikan diperlukan keseimbangan sumber daya yang tersedia

Page 147: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 141

antara ketersediaan sumber daya yang dimiliki keterampilan dalammengoperasikan teknologi informasi seperti komputer danketersediaan dana untuk pengadaan perangkat komputer yang sudahsemakin canggih. Di pihak informasi yang disajikan oleh sisteminformasi manajemen pendidikan dapat diharapkan nantinya akanmemberikan kontribusi yang sangat berharga dalam prosespengambilan keputusan bidang pendidikan seperti informasikebutuhan tenaga pendidikan, informasi jumlah lembaga pendidikanmulai tingat dasar, menengah maupun pendidikan tinggi. Sisteminformasi manajemen pendidikan diharapkan sangat bermafaat tidakhanya bagi para pengambilan keputusan bidang pendidikan tapiberguna bagi masyarakat sebagai salah satu sub sistem dan controlsociety terutma dalam proses operasional lembaga pendidikan danpenyajian kualitas jasa pendidikan yang bisa dipertanggung jawabkan.

SIMPULAN

Dari pembahasan mengenai sistem informasi manajemen pendidikan,dapat kami simpulkan sebagai berikut:1. Sistem adalah kumpulan elemen yang saling berhubungan satu

sama lain yang membentuk satu kesatuan dalam usaha mencapaisuatu tujuan.

2. Informasi adalah sebuah pernyataan yang menjelaskan suatuperistiwa (suatu obyek atau konsep) sehingga manusia dapatmembedakan sesuau dengan yang lainnya. Informasi jugamerupakan kumpulan data yang telah diolah, baik bersifat kualitatifatau kuantitatif dalam memiliki arti lebih luas.

3. Manajemen adalah merupakan proses yang khas yang terdiri daritindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, pergerakan,dan pengawasan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkanmelalui pemanfaatan sumber daya manusia maupun sumber dayalainnya.

4. Pendidikan adalah usaha sadar yang terencana untuk mewujudkansuasana Belajar dan proses pembelajaran agar peserta didiksecara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memilikikekuatan spiritual keagamaan, Pengendalian diri, kepribadian,kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukandrinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

Page 148: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 142

5. Sistem Informasi Manajemen Pendidikan merupakan perpaduanantara sumber daya manusia dan aplikasi teknologi informasi untukmemilih, menyimpan, mengolah, dan mengambil kembali datadalam rangka mendukung proses pengambilan keputusan bidangpendidikan.Sistem Informasi Manajemen Pendidikan adalah suatu system

yang dirancang untuk menyediakan informasi guna mendukungpengambilan keputusan pada kegiatan manajemen (perencanaan,pergerakan, pengorganisasia, dan pengendalian) dalam lembagapendidikan.

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, I. dkk. (1982). Sistem Informasi Manajemen dan PerencanaanPembangunan Pendidikan. Bandung: Angkasa.

Atmodiwirio, S. (2000). Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta:P.T. Ardadizya Jaya.

Davis, G.B. (1991). The Emergence of Information Systems asBusiness Function and Academic Discipline. Dalam WorkingPaper Series MISRC University of Minnesota. [Online]. Tersedia:http://www.misrc.umn.edu/workingpapers/fullpapers/1992/9201.pdf [12 Maret 2008]

______. (1999). Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen:Bagian I Pengantar (terjemahan). Jakarta: PT Pustaka BinamanPressindo.

______ and Olson, M.H. (1984). Management Information Systems:Conceptual, Foundation, Structure, and Development. Singapore:McGraw Hill.

Fattah, N. (2000). Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: PT.Remaja Rosda Karya.

Page 149: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 143

Ibrahim, R.M.S. (2004). Penelitian Bidang Sistem InformasiManagemen di Indonesia (SIMDI): Quo Vadis?[Online].Tersedia: http://rms46.vlsm.org/2/114.pdf. [6 Januari 2005].

Jogiyanto, HM. (1999).Analisis dan Desain Sistem Informasi:Pendekatan Terstruktur, Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis.Yogyakarta: ANDI.

Kroenke, D. (1989). Management Information Systems. (InternationalEd.). Singapore: McGraw-Hill.

Laudon, K.C. and Laudon, J.P. (2005). Essential of ManagementInformation Systems: Managing the Digital Firm. (sixth ed.). NewJersey: Pearson Prentice Hall.

McLeod Jr., R. (2001). Sistem Informasi Manjemen Jilid 1. (seventh ed.)(terjemahan). Jakarta: PT. Prenhallindo.

Murdick, R.G., Ross, J.E, and Clagget, J.R. (1987). InformationSystems for Modern Management. (third ed.). New Delhi:Prentice Hall of India.

Scott, G.M. (2004). Prinsip-prinsip Sistem Informasi Manajemen(terjemahan). Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Witarto. (2004). Memahami Sistem Informasi: Pendekatan PraktisRekayasa Sistem Informasi melalui Kasus-kasus SistemInformasi di Sekitar Kita.

Whitten, J.L., Bentley, L.D. and Dittman, K.C. (2004). Metode Desaindan Analisis Sistem. (sixth ed.).(terjemahan). Yogyakarta: Andi

Page 150: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 144

ADMINISTRASI IMPLEMENTASI KURIKULUM

PENDAHULUAN

Penyelenggaraan pendidikan menuntut suatu sistem pengelolaanyang teratur, terarah dan terencana, karena pendidikan bukanlahsuatu pekerjaan yang dapat dikerjakan secara sembarangan, atauacak-acakan, karena yang dihadapi adalah makhluk hidup (manusia).Pendidikan merupakan upaya sadar yang dirancang untuk membantuseseorang atau sekelompok orang dalam mengembangkan iImupengetahuan, pandangan hidup, sikap hidup, dan keterampilan hidupbaik yang bersifat manual individual dan sosial. Dalam prosespendidikan hubungan timbal balik antara pendidik dan anak didikberkelanjutan ke arah tujuan yang hendak diwujudkan bersama yaitutujuan pendidikan atau tujuan proses belajar mengajar dengan hasilyang berkualitas. Kualitas itu sangat sulit diukur sebagaimana yangdikemukakan oleh Sagala (2000) bahwa persoalan kualitas amat rumitdan kompleks, bukan hanya konsep kualitas itu amat relatif tetapifaktor yang terkait begitu kompleks dan tidak sederhana. Oleh sebabitu, untuk mencapai hal tersebut tentunya sangat perlu adamanajemen yang mengaturnya. Kompleksitas yang ada dalam prosespendidikan tidaklah sederhana karena berkaitan denganpembelajaran, kurikulum, tenaga kependidikan yang profesional,fasilitas, anggaran dan sebagainya. Dengan adanya administrasidalam pendidikan maka semua komponen tersebut di atas dapatdiatur dan dikelola sebaik-baiknya. Dalam hal ini seorang kepalasekolah yang sejatinya adalah seorang top leader mempunyaikewajiban dalam menjalankan administrasi di lembaga/ sekolah yangdipimpinnya.

Salah satu komponen yang sangat perlu mendapat perhatianadalah kurikulum. Karena memang kurikulum merupakan alat yangsangat penting bagi keberhasilan suatu pendidikan. Tanpa kurikulumyang sesuai dan tepat akan sulit untuk mencapai tujuan dan sasaranpendidikan yang di inginkan. Menurut Daryanto, pada jenis dan tingkatsekolah apapun, yang menjadi tugas utama kepala sekolah ialahmenjamin adanya program pengajaran yang baik bagi murid-murid.Inilah tanggung jawab kepala sekolah yang paling banyaktantangannya, sedangkan stafnya mendapat bagian tanggung jawab

Page 151: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 145

dalam membantu usaha pelaksanaan dan pengembangan programpengajaran yang efektif.

Dalam kata pengantar Buku Undang-Undang Republik IndonesiaNomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan inimemberikan dasar hukum untuk membangun pendidikan nasionaldengan menerapkan prinsip demokrasi, desentralisasi, otonomi,keadilan dan menjungjung tinggi hak azasi manusia. Sistempendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan pendidikan,peningkatan mutu serta relevansi dan efisiensi manajemen pendidkanuntuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntunan perubahanlokal, nasional dan global sehingga perlu adanya pembaharuanpendidikan secara terencana, terarah, dan berkesinambungan.

Upaya dan pengembangan peningkatan mutu pendidikan diIndonesia secara terencana dimulai sejak tahun 1969 dalam programpembangunan lima tahun pertama (pelita I), melalui pembangunandan peningkatan mutu dasar menengah serta pendidikan tinggi, baikmenggunkan dana APBN maupun dana pinjaman luar negeri. Standarnasional pendidikan berfungsi sebagai pengikat kurikulum tingakatsatuan pendidikan yang dikembangkan oleh setiap sekolah dan satuanpendidikan di berbagai wilayah dan daerah. Implementasi kurikulummarupakan proses penerapan ide, konsep, kebijakan, atau inovasidalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan perunahanpengetahuan, keterampilan maupun nilai dan sikap, sedangakanimplementasi kurikulum adalah suatu proses penerapan kurikulumdalam komponen satuan mata pelajaran sebagai aktualisasikurukulum tertulis kedalam bentuk pembelajaran. Kurikulum sangatpenting dalam suatu lembaga pendidikan khususnya disekolahmaupun dalam perguruan tinggi untuk pedoman pengajaran.

Administrasi kurikulum merupakan seluruh proses kegiatan yangdirencanakan dan diusahakan secara sengaja dan bersungguh-sungguh serta pembinaan secara kontinyu terhadap situasi belajarmengajar secara efektif dan efisien demi membantu tercapainya tujuanpendidikan yang telah ditetapkan. Seperti telah disebutkansebelumnya bahwa pada tingkat sekolah apapun, yang menjadi tugasutama kepala sekolah ialah menjamin adanya program pengajaranyang baik bagi murid-murid. Karena pada dasarnyapengelolaan/manajemen pendidikan fokus segala usahanya adalahterletak pada Praktek Belajar mengajar (PBM). Hal ini nampak jelas

Page 152: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 146

bahwa pada hakikatnya segala upaya dan kegiatan yang dilaksanakandidalam sekolah/lembaga pendidikan senantiasa diarahkan padasuksesnya PBM. Di samping hal di atas, menurut Murni Yusuf yangmengutip pendapat Nana Syaodih, bahwa dalam kaitannya dengankurikulum, maka ada tiga konsep yang terkait dengan kurikulum:1. Kurikulum merupakan inti pokok yang menjadi substansi kegiatan

di sekolah. Kurikulum berisi perencanaan kegiatan belajar sertatujuan yang akan dicapai.

2. Kurikulum dipandang sebagai suatu sistem yang meliputi sistemsekolah, sistem pendidikan dan bahkan sistem masyarakat. Dalamhal ini, tercakup tata laksana perencanaan kurikulum, pelaksanaanserta evaluasi dan penyempurnaan kurikulum.

3. Kurikulum sebagai suatu studi yang dikaji oleh para ahli di bidangkurikulum. Dalam kaitan ini, para ahli kurikulum berupayamelakukan pengembangan dan inovasi di bidang kurikulum.

Dengan demikian, kegiatan dalam administrasi kurikulum tiadalain adalah berbagai kegiatan yang bertujuan untuk melaksanakan danmengembangkan kurikulum sehingga kurikulum dapat dijadikansebagai instrumen dalam mencapai tujuan dan sasaran pendidikan.Dengan menerapkan prinsip-prinsip administrasi, kurikulum kemudiandikembangkan, sehingga dalam pelaksanaannya kurikulum dapatmencapai sasaran pendidikan yang diharapkan. Setidaknya, kegiatanadministrasi kurikulum menghendaki agar rumusan kurikulum benar-benar berangkat dari kebutuhan akan sebuah instrumen yangterencana dengan baik, sehingga dalam pelaksanaannya dapatberjalan dengan baik pula.

Setelah pembelajaran ini diharapkan mahasiswa dapat mengetahuitentang:1. Pengertian impementasi kurikulum;2. Faktor yang mempengaruhi implementasi kurikulum;3. Implementasi kurikulum;4. Bagaimana implementasi kurikulum.

PEMBAHASAN

A. Pengertian Implementasi KurikulumIstilah kurikulum pada awalnya bukan dipakai dalam dunia

pendidikan, yaitu dipakai sebagai istilah dalam dunia olah raga. Dalambuku Asas-asas Kurikulum, S. Nasution menyebutkan bahwa dalam

Page 153: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 147

kamus Webster kata kurikulum timbul untuk pertama kalinya padatahun 1856. Artinya pada waktu itu ialah: a race course; a place forrunning; a chariot. Artinya “suatu jarak yang harus ditempuh oleh pelariatau kereta dalam perlombaan dari awal sampai akhir”.

Kurikulum juga berarti “chariot” semacam kereta pacu zaman dulu,yakni suatu alat yang membawa seseorang dari keberangkatansampai ketibaan. Disamping itu, penggunaan kurikulum yang semuladalam bidang olah raga, kemudian dipakai dalam bidang pendidikan,yang dalam kamus webster disebut “applied particulary to the courseof study in a university” kemudian Nasution menambahkan bahwapada tahun 1955 dalam kamus Webster kurikulum diberi arti “sejumlahmata pelajaran disekolah atau mata kuliah di perguruan tinggi, yangharus ditempuh untuk mencapai suatu ijazah atau tingkat. Juga berartikeseluruhan pelajaran yang disajikan oleh suatu lembaga pendidikan.Dengan mengacu pada definisi klasik tersebut, yang mengemukakanbahwa kurikulum hanya terbatas pada mata pelajaran saja, berarti adabeberapa kegiatan dan pengalaman murid yang tidak cocok denganbatasan kurikulum ini. Kegiatan-kegiatan yang disebut ekstrakurikuler(extra curiculer activities) berada di luar kurikulum, jadi pengalaman-pengalaman di sekolah tidak termasuk di dalamnya. Pengalaman-pengalaman seperti bermain di halaman sekolah, jalan, istirahat danlain-lain sejenisnya tidak termasuk kurikulum, dianggap bukanpengalaman belajar. Namun, dewasa ini para pemuka pendidikanmenonjolkan kenyataan bahwa belajar pada tiap anak merupakanproses yang berlangsung selama 24 jam tiap hari. Merekaberpendapat pengalaman-pengalaman dalam perkumpulan keseniandan olah raga disekolah dalam darmawisata dan lain-lain,kesemuanya merupakan situasi-situasi belajar yang kaya akanpendidikan. Karena kurikulum meliputi segala pengalaman yangsengaja diberikan sekolah untuk memupuk perkembangan anak-anakdengan jalan menciptakan situasi belajar-mengajar.

Pengertian secara bahasa sebagaimana dalam Oxford AdvanceLeraner’s Dictionary yang dikutip dalam Mulyasa Implementasi adalahpenerapan suatu yang memberikan efek atau dampak. Lebih lanjutdisebutkan implementasi adalah proses penerapan ide, konsep,kebijakan atau inovasi dalam suatu tindakan praktis sehinggmemberiksn dampak baik berupa perubahan pengetahuan,keterampilan, ataupun nilai dan sikap.

Page 154: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 148

Kemudian implementasi kurikulum dapat juga diartikan sebagaiaktualisasi kurikulum tertulis (written curriculum) kedalam bentukpembelajaraan. Implementasi dapat juga diartika sebagai pelaksanaandan penerapan. Ada beberapa pendapat yang dikutip dari BintiMaunah diantaranya pendapat Majone dan Wildavky (1979) yangmenegemukakan bahwa implementasi adalah perluasan aktivitas yangsaling menyesuaikan (dalam pressma. dan Wildavzky, 1984).Implementasi juga dapat diartikan sebagai suatu proses penerapan idedan konsep. Adapun kurikulum dapat diartikan dokumen kurikulum(kurikulum potensial). Dikemukakan juga bahwa implementasikurikulum merupakan proses interaksi antara fasilitator sebagaipengembangan kurikulum, dan peserta didik sebagai subjek belajar.

Maka implementasi kurikulum adalah penerapan, ide, konsepkurikulum potensial (dalam bentuk dokumen kurikulum) kedalamkurikulum aktual dalam bentuk proses pembelajaraan.

B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Implementasi Kurikulum

Implementasi Kurikulum dipengaruhi oleh tiga faktor berikut:a. Karakteristik kurikulum; yang mencakup ruang lingkup ide baru

suatu kurikulum dan kejelasanya bagi pengguna di lapangan;b. Strategi implementasi: yaitu strategi yang digunakan dalam

implementasi, seperti diskusi profesi, seminar, penataran,lokakarya, penyediaan buku kurikulum, dan kegiatan-kegiatan yangdapat mendorong penggunaan kurikulum di lapangan;

c. Karakteristik pengguna kurikulum yang meliputi pengetahuan,keterampilan, nilai, dan sikap guru terhadap kurikulum, sertakemampuannya untuk merealisasikan kurikulum dalampembelajaran.

Sejalan dengan uraian tersebut, Mars (1998) mengemukakan tigafaktor yang mempengaruhi implementasi kurikulum, yaitu dukungankepala sekolah, dukungan rekan sejawat guru, dan dukungan internalyang datang dalam diri guru sendiri. Dari beberapa faktor tersebutguru merupakan faktor penentu di samping faktor-faktor yang lain.

C. Implementasi Kurikulum

Kurikulum merupakan program pengajaran yang harus dicapaioleh murid. Kurikulum berisi bidang studi serta materi yang harusdipelajari, kegiatan yang harus dilakukan, metode mengajar guru, dan

Page 155: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 149

teknik evaluasi yang digunakan di dalam kelas. Dalampelaksanaannya, kurikulum itu fleksibel. Isi kurikulum, materi, metodemengajar dan teknik evaluasi yang digunakan oleh seorang guruberbeda dengan guru lainnya meskipun kurikulumnya sama.

Kepala sekolah mempunyai tanggung jawab dalam menentukankurikulum yang akan di terapkan di sekolah yang dipimpinnya. Olehsebab itu, kepala sekolah harus mengetahui hal-hal yang menyangkutpengelolan kurikulum yang nantinya akan menentukan tercapai atautidaknya tujuan pembelajaran yang diharapkan. Menurut Imron Fauzipelaksanaan dan pembinaan kurikulum meliputi tiga hal, yakni:1. Mempedomani dan merealisasikan apa yang tercantum di dalam

kurikulum sekolah yang bersangkutan dalam usaha mencapaidasar-dasar dan tujuan pendidikan dan pengajaran.

2. Menyusun dan melaksanakan organisasi kurikulum beserta materi-materi, sumber-sumber dan metode-metode pelaksanaanya,disesuaikan dengan pembaharuan pendidikan dan pengajaranserta kebutuhan mesyarakat dan lingkungan sekolah.

3. Kurikulum bukanlah merupakan sesuatu yang harus di ikuti danditurut begitu saja dengan mutlak tanpa perubahan danpenyimpangan sedikit pun. Kurikulum merupakan pedoman bagipara guru dalam menjalankan tugasnya.Administrasi kurikulum yang harus dilaksanakan oleh guru di

dalam kelas harus mengikuti kurikulum yang berlaku, sebab programyang tercantum di dalamnya telah direncanakan dan dipilih oleh paraahli dalam bidangnya masing-masing. Guru melengkapi kurikulumtersebut dengan gagasan dan keahliannya sendiri. Semua gurumemiliki program, keahlian, dan pengalaman yang dapat diguakanuntuk memperkaya pelaksanaan kurikulum, khususnya yangmenyangkut muatan lokal.

Seorang guru perlu mengatur tujuan yang ingin dicapai dankegiatan yang akan kegiatan yang akan dilakukan untuk mengaturtujuan seorang guru harus merencanakan pengajaran individualsehingga pengajaran langsung diberikan untuk mengajarkan fakta,pengertian dan keterampilan. Agar tujuan pembelajaran bisa dicapaidengan baik maka seorang guru harus melaksanakan tehnik mengajardengan: Memusatkan perhatian pada murid; Menghemat waktu;Menyesuaikan dengan kecepatan murid; Mengusahakan masa transisiyang harus dari satu bidang studi ke bidang studi selanjutnya; danMeminta murid untuk membuat ikhtisar yang telah di pelajari.

Page 156: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 150

Kurikulum tingkat satuan pendidikan adalah kurikulum operasionalyang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuanpendidikan. Dokumen KTSP yang dihasilkan oleh satuan pendidikanbaik sekolah maupun madrasah akan diimplementasikan dalambentuk kegiatan pembelajaran. Maka seluruh komponen-komponensekolah baik madrasah harus mempersiapkan dengan baik terutamapihak guru. Sedangakan implementasi kurikulum berbasis kompetensi(KBK) dapat didefinisikan sebagai suatu proses penerapan ide,konsep, dan kebijaksanaan kurikulum (kurikulum potensial) dalamsuatu aktifitas pembelajaran, sehingga peserta didik menguasaiseperangakat kompetensi tertentu, sebagai hasil interaksi denganlingkungan. Dalam garis besarnya implementasi kurikulum berbasiskompetensi mencakup tiga kegiatan pokok, yaitu pengembanganprogram, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi.

Adapun implementasi kurikulum dalam bentuk pembelajaranberdasar Standar Nasional Pendidikan terutama Standar Proses,sebagaimana dalam Permendiknas Nomor 41 tahun 2007 danPermendikbud Nomor 65 tahun 2013 tentang Standar Proses untukSatuan Pendidikan Dasar dan Menengah, mencakup perencanaanproses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaianhasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran.

1. Perencanaan Proses PembelajaranPerencanaan proses pembelajaraan meliputi silabus dan rencana

pembelajaran (RPP) yang memuat identitas mata pelajaran, standar isi(SK), kompetensi dasar (KD), indikator pencapaian kompetensi, tujuanpembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar, dansumber belajar.

a. SilabusSilabus sebagai acuan pengembangan RPP memuat identitas mata

pelajaran atau tema pelajaran, SK, KD, materi pembelajaran, kegiatanpembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilain, alokasiwaktu, dan sumber belajar. Silabus dikembangkan oleh satuanpendidikan berdasarkan Standar isi dan Standar Kopetensi Lulusan.

b. Rencana Pelaksanaan PembelajaranRPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan peserta

didik dan upaya mencapai KD. RPP disusun untuk setiap KD yang

Page 157: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 151

dapat dilaksanakan dalam satu pertemuan atau lebih. Gurumerancang penggalan RPP untuk setiap pertemuan yang disesuaikandengan penjadwalan disatuan pendidikan. Komponen-komponen RPP:1) Identitas mata pelajaran; 2) Standar Kompetensi; 3) KompetensiDasar; 4) Indikator pencapaian kompetensi; 5) Tujuan pembelajaran;6) Materi ajar; 7) Alokasi waktu; 8) Metode pembelajaran; 9) KegiatanPembelajaran.

Dalam kegiatan pembelajaran terdiri dari tiga proses yaitu: 1)Pembukaan, Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatupertemuan pembelajraan yang ditunjukan untuk membangkitkanmotivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik untukberpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. 2) Pembentukankompetensi, Pembentukan kompetensi peserta didik merupakankegiatan inti pembelajaran, antara lain mencakup penyampaian materipokok maupun materi standar, membahas materi standar untukmembentuk kompetensi pesrta didik. Pembentukan kompetensi iniditandai dengan keikutsertaan peseta didik dalam pengelolaanpembelajaran, berkaitan dengan tugas dan tanggung jawab merekadalam penyelengaraan program pembelajaran. Pembentukankompetensi mencakup berbagai langkah yang perlu ditempuh olehpeserta didik dan guru sebagai fasilitator untuk mewujudkan standarkompetensi dasar.

Prosedur yang harus ditempuh untuk pembentukan kompetensidasar adalah:a) Berdasarkan kompetensi dasat dan materi standar yang telah

dituangkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), gurumenjelaskan standar secara kompetensi minimal.

b) Guru meteri standar secara logis dan sistematis.c) Membagikan materi standar dan sumber belajar.d) Membagikan lembaran kegiatan untuk setiap peserta didik.e) Guru memantau dan memeriksa kegiatan peserta didik dalam

mengerjakan lembaran tugas.f) Setelah selesai diperiksa bersama-sama dengan cara menukar

pekerjaan.g) Kekeliruan dan kesalahan jawaban diperbaiki oleh peserta didik.

3) Penutup, Penutup merupakan kegiatan akhir dalam aktivitaspembelajaran yang dapat dilakukan untuk mengakhiri yang dapatdilakukan dalam bentuk rangkuman atau kesimpulan, penilaian danrefleksi, umpan balik dan tindak lanjut.

Page 158: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 152

.c. Prinsip-prinsip penyusunan RPPDalam menyusun RPP beberapa prinsip yang harus dipedomani

sebagai berikut:1) Memperhatikan perbedaan individu peserta didik. RPP disusun

dengan memperhatikan perbedaan jenis kelamin, kemampuanawal, tingkat intelektual, minat, motivasi belajar, bakat, potensi,kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus,kecepatan belajar, latar belakng budaya, norma, nilai danlingkungan peserta didik;

2) Mendorong partisipasi peserta didik proses pembelajarandirancanakan dengan berpusat pada peserta didik untukmendorong motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi.Kemandirian, dan semangat belajar;

3) Mengembangkan budaya membaca dan menulis;4) Memberikan umpan balik dan tindak lanjut. RPP memuat

rancangan pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan,dan remedial;

5) Keterkaitan dan keterpaduan. RPP disusun dengan memperhatikanketerkaitan dan keterpaduan antara SK, KD, dan materipembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaiankompetensi, penilaian dan sumber belajar dalam satu keutuhanpengalaman belajar;

6) Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi RPP disusundengan mempertimbangkan penerapan teknologi informasi dankomunikasi.

2. Pelaksanaan Proses PembelajaranPersayaratan pelaksanaan proses pembelajaran

a. Rombongan belajarb. Beban kerja minimal guruc. Buku teks pembelajarand. Pengelolaan kelas

3. Penilaian Hasil PembelajraanPenilaian dilakukan oleh guru terjadap hasil pembelajaran untuk

mengukur tingakat pencapaian kompetensi peserta didik, sertadigunakan sebagai lahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar,dan memperbaiki proses pembelajaran. Penilaian dilakukan secarakonsisiten, sistematik, dan terprogram dengan menggunakan tes dan

Page 159: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 153

nontes dalam bentuk tertulis maupun lisan, pengamatan kinerja,pengukuran sikap, penilain hasil karya berupa tugas, proyek atauproduk, portofolio, dan penilain diri. Penilain hasil pembelajaranmenggunakan standar penilain pendidikan dan panduan penilainkelompok mata pelajaran.

4. Pengawasan Proses Pembelajarana. Pemantauan

Pemantauan proses pembelajaran dilakukan pada tahapperencanaan, pelaksanaan dan penilain hasil belajar. Pemantauanjuga dilakukan dengan cara diskusi kelompok terfokus,pengamatan, pencatatan, perekaman wawancara dandokumentasi. Sedangakan kegiatan pemantauan dilaksankan olehkepala sekolah dan pengawas satuan pendidikan.b. Supervisi

Sepervisi merupakan proses pembelajaran yang dilakukandengan tahapan-tahapan yaitu, perencanaan, pelaksanaan, danpenilaian hasil pembelajaran. Supervisi pembalajarandiselenggarakan dengan cara pemberian contoh, diskusi, pelatihan,dan konsultasi dan juga supervisi dalakukan oleh kepala sekolahdan pengawas satuan pendidikan.

c. EvaluasiEvaluasi proses pembelajaran untuk menentukan kualitas

pembelajaran secara keseluruhan, mencakup tahap perencanaanproses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaraan danpenilaian hasil pemebalajaran. Evaluasi proses pembelajarandiselenggarakan dengan cara: (a). Membendingkan prosespembelajaran yang dilaksanakan guru satandar proses, (b).Mengidentifikasi kinerja guru dalam proses pembelajaraan sesuaidengan kompetensi guru.

D. Pengembangan Aktivitas dan Kreativitas Peserta Didik

Proses pembelajaraan pada hakikatnya untuk mengembangkanaktivitas dan kreativitas peserta didik melaui berbagai interaksi danpengalaman belajar. Peningkatan kualifitas pembelajaran dalamimplementasi KTSP menutut kemandirian guru untuk menciptakansuasana belajar yang kondusif, agar para peserta didik dapatmengembangakan kreativitas dan aktivitas belajarnya secra optimal,

Page 160: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 154

sesuai dengan kemampuan masing-masing. Penerapanya dalampembelajaran dapat dilakukan dengan cara:1. Mengembangkan keberanian dan percaya diri peserta didik.2. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk

berkomunikasi secara aktif dan terarah.3. Melibatkan pserta didik dalam menetukan tujuan belajar dan

penilain hasilnya.4. Memberikan pangawasan yang tidak terlalu ketat dan otoriter.5. Melibatkan mereka secara aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan

dalam proses pembelajaran secara keseluruhan.Apa yang dikemukakan di atas tidak terlalu sulit untuk dilakukan

dalam pembelajaran, guru dapat melakukanya antara lain denganmengembangkan modul pembelajaran yang heuristik dan hipotetik.Melalui modul, peran guru dalam pembelajaran bisa dikurangi karenamereka memposisikan dirinya sebagai fasilitator dan mengembangkanmodul-modul pembelajaran yang efektif dan menyenagkan. Perluditekankan bahwa implementasi KTSP menuntut kemandirian gurudan kepala sekolah, antara lain dalam mengembangkan program-program pembelajaran.

SIMPULAN

Implementasi Kurikulum merupakan suatu proses penerapankonsep, ide, program, atau tatanan kurikulum kedalam praktekpembelajaran atau aktivitas-aktivitas baru sehingga terjadi perubahanpada sekelompok orang diharapkan untuk berubah. Implementasikurikulum juga bisa diartikan sebagai aktualisasi kurikulum tertulisdalam bentuk pembelajaran. Kurikulum tingkat satuan pendidikanadalah kurikulum operasional yang di susun dan dilaksanakan olehmasing-masing satuan pendidikan. Dalam garis besarnya KTSPmencakup lima kegiatan pokok, yaitu pelaksanaan prosespembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan prosespembelajaran.

Sedangakan implementasi kurikulum berbasis kompetensi (KBK)dapat didefinisikan sebagai suatu proses penerapan ide, konsep, dankebijaksanaan kurikulum (kurikulum potensial) dalam suatu aktifitaspembelajaran, sehingga peserta didik menguasai seperangkatkompetensi tertentu, sebagai hasil interaksi dengan lingkungan. Dalamgaris besarnya implementasi kurikulum berbasis kompetensi

Page 161: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 155

mencakup tiga kegiatan pokok, yaitu pengembangan program,pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi. Faktor-faktor yangmempengaruhi implementasi kurikulum adalah dilihat dari karakteristikkurikulum, strategi kurikulum dan karakteristik pengguna kurikulum.

DAFTAR PUSTAKA

Mulyasa. (2003). Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya

Mulyasa. (2009). Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.Jakarta: Bumi Aksara

Suderadjat, Hari. (2004). Implementasi Kurikulum BerbasisKompetensi. Bandung: CV Cipta Cekas Grafika

Hidayati, Wiji. (2012). Pengembangan Kurikulum. Yogyakarta:Pedagogia

Page 162: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 156

ADMINISTRASI PESERTA DIDIK

PENDAHULUAN

Dalam dunia pendidikan di Indonesia administrasi pendidikanmasih baru diadaptasi seiring dengan perkembangan zaman yangmenuju “Millenium Goals” yang dipercepat dari tahun 2025 menjaditahun 2015. Dalam pemerataan pendidikan, di Indonesiamembutuhkan sebuah pengelolaan di bidang pendidikan agar dapatmemperbaiki sistem dan kualitas pendidikan di Indonesia. Di negara-negara yang sudah maju, administrasi pendidikan mulai berkembangdengan pesat sejak pertengahan pertama abad ke-20, terutama sejakberakhirnya perang dunia kedua. Administrasi pendidikan barudiperkenalkan melalui IKIP sejak tahun 1960 dan baru dimasukkansebagai mata pelajaran ujian di SGA/SPG sejak tahun ajaran1965/1966. Sehingga tidak mengherankan banyak para pendidik yangbelum memahami akan pentingnya administrasi pendidikan dalampenyelenggaraan dan pengembangan pendidikan. Disampingadministrasi pendidikan sebagai Ilmu, terus mengalami perkembangansesuai dengan perkembangan pendidikan negara masing-masing.(Purwanto, 2007:1). Administrasi diartikan sebagai suatu kegiatan atauusaha untuk membantu, melayani, mengarahkan atau mengatursemua kegiatan didalam mencapai suatu tujuan (Purwanto, 2007:1).Fungsi administrasi adalah perencanaan, pengorganisasian,koordinasi, komunikasi, supervisi dan evaluasi. Dalam administrasipendidikan.

Salah satu ruang lingkup administrasi pendidikan adalahadministrasi peserta didik. Administrasi peserta didik meliputi: 1)organisasi dan perkumpulan peserta didik, 2) masalah kesehatan dankesejahteraan peserta didik, 3) penilaian dan pengukuran kemajuanpeserta didik, serta 4) bimbingan dan penyuluhan bagi peserta didik(guidance and counseling).

Peserta didik merupakan masukan mentah dalam prosespengelolaan sekolah. Ketercapaian tujuan pendidikandimanifestasikan dalam perubahan pribadi peserta didik dengansegala aspeknya. Oleh karena itu, sebenarnya semua sumber danadan daya pada akhirnya bermuara pada kepentingan peserta didiktersebut. Administrasi peserta didik merupakan bagaian integral dari

Page 163: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 157

pelaksanaan strategi pendidikan dalam rangka memenuhi kebutuhanpeserta didik itu sendiri sesuai dengan perkembangan mental danfisiknya. Untuk mencapai tujuan pengelolaan peserta didik tersebut,ada beberapa hal atau kegiatan yang dapat dan harus dilakukan olehsekolah. Dalam pengelolaan itu, guru memegang peranan penting.Oleh karena itu harus mempunyai bekal pengetahuan maupunpengalaman yang cukup dalam administrasi peserta didik di sekolah.Proses pengelolaan dilakukan agar tujuan dapat dicapai secara efektifdan efisien.(Tsauri, 2007:2). Oleh sebab itu administrasi peserta didikmerupakan salah satu administrasi yang harus dilaksanakan diSekolah. Kepala Sekolah dan guru kelas bersama-sama memikultanggung jawab dalam hal mengurus administrasi peserta didik.

Setelah pembelajaran ini diharapkan mahasiswa dapatmengetahui:1. Bagaimanakah pelaksanaan administrasi peserta didik di Sekolah?2. Apa sajakah masalah yang sering timbul pada pelaksanaan

administrasi peserta didik di Sekolah?, dan3. Bagaimanakah solusi untuk mengatasi permasalahan yang timbul

pada pelaksanaan administrasi peserta didik di Sekolah?

PEMBAHASAN

D. Definisi Administrasi Peserta DidikAdministrasi peserta didik adalah proses pengurusan serta layanan

dalam hal-hal yang berkaitan dengan murid di suatu sekolah mulai dariperencanaan penerimaan murid baru, pembinaan selama muridberada di sekolah, sampai dengan murid menamatkan pendidikannya.Administrasi peserta didik dilaksanakan melalui upaya menciptakansuasana yang kondusif untuk terjadinya proses belajar yang efektif.Tugas kepala sekolah dan para guru adalah memberikan layanandengan memperlihatkan apa yang dibutuhkan, dirasakan dan dicita-citakan murid dalam batas kewenangan, keinginan serta peraturandan ketentuan sekolah yang berlaku. Administrasi peserta didikmerupakan kegiatan pencatatan murid dari proses penerimaan hinggamurid tamat dari sekolah atau keluar karena pindah sekolah atausebab lain.(Wijono, 1989:113).

Page 164: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 158

B. Kegiatan Administrasi Peserta DidikKegiatan yang dilaksanakan dalam rangka administrasi peserta

didik dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu kegiatan administrasi padaawal tahun pelajaran, administrasi selama tahun pelajaran danadministrasi akhir tahun pelajaran. Adapun perinciannya adalahsebagai berikut:

1. Kegiatan Awal Tahun PelajaranKegiatan awal tahun pelajaran yang dilaksanakan setiap

Sekolah Dasar adalah melaksanakan penerimaan peserta didikbaru. Penerimaan peserta didik adalah proses seleksi danpencatatan peserta didik yang memasuki sekolah tertentu setelahmemenuhi persyaratan-persyaratan yang ditentukan oleh sekolahitu. Kegiatan-kegiatan dalam penerimaan murid baru ada beberapakegiatan yang harus dilakukan yaitu:

a. Penetapan Daya TampungPenetapan daya tampung dimaksudkan untuk mengetahui

banyak peserta didik yang akan diterima sesuai dengankemampuan sekolah. Penetapan daya tampung dilakukan denganantara lain mempertimbangkan jumlah ruangan/kelas, meja dankursi yang tersedia serta peserta didik yang tinggal dikelas. Secarasederhana dan lebih konkret, penetapan daya tampung itu dapatdihitung dengan menggunakan formula berikut, dimana:1) DYT = daya tamping2) JM = jumlah meja3) JK = jumlah kelas4) MTK = murid (peserta didik) tinggal kelas5) JL = jumlah lokal/ruangan kelas

Dari perhitungan di atas, didapatkan jumlah daya tampungmaksimal suatu sekolah dalam menerima peserta didik baru.Namun demikian kadang-kadang jumlah penerimaan peserta didikbaru ini (terutama jumlah maksimal yang boleh diterima) sudahditentukan oleh dinas pendidikan setempat, sehingga sekolahtinggal melaksanakan ketentuan itu. Seringkali penetapan dayatampung ini tidak perlu dilakukan. Hal ini terjadi karena dayatampung yang tersedia tidak terisi akibat berbagai faktor, sepertisuksesnya program keluarga berencana, atau karena sekolahterpencil jumlah murid yang mendaftar sangat sedikit. Di samping

Page 165: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 159

itu tidak sedikit sekolah dasar yang pada waktu sekarang sudahmempunyai lokal yang berlebih dibandingkan dengan jumlah calonmurid yang mendaftar.

b. Penetapan Syarat-syarat peserta didik baruSekolah biasanya menetapkan persyaratan yang harus

dipenuhi oleh calon peserta didik sebelum calon pesrta didik itumendaftarkan diri disekolah yang dimaksud. Persyaratan utamauntuk memasuki sekolah adalah umur calon peserta didik harusberumur sesuai dengan persyaratan umur pada jenjang sekolah(PAUD, SD, SMP, SMA sederajat). Akan tetapi sekolah masihharus mendahulukan calon peserta didik yang berusia lebih daripersyaratan umur pada jenjang sekolah tersebut, jika itu masih ada.Dengan ketentuan persyaratan administratif kepada calon pesertadidik. Persyaratan-persyaratan itu diantaranya adalah:1) Surat keterangan kelahiran;2) Surat keterangan kesehatan;3) Pasfoto;4) Uang pendaftaran;5) Pengisian formulir pendaftaran. Format ini disediakan sekolah.

Setiap orang tua/wali yang ingin mendaftarkan anaknya harusmengisi format tersebut dengan informasi dan latar belakangkeluarga anak tersebut.

c. Pembentukan Panitia/Petugas Penerimaan peserta didik baruBeberapa tugas yang dilaksanakan oleh panitia penerimaan murid

baru ini adalah:1) Menerima pendaftaran calon peserta didik baru. Kemudian

membuat daftar calon peserta didik baru. Format ini untukmerangkum data pendaftaran peserta didik baru. Data yangterkumpul dalam ini digunakan untuk mengambil keputusanditerima atau tidaknya calon peserta didik baru tersebut.

2) Melakukan seleksi terhadap calon peserta didik.3) Bersama-sama kepala sekolah mengumumkan hasil seleksi.4) Mendaftar ulang para calon peserta didik yang dinyatakan lulus

seleksi.5) Melaporkan pertanggung jawaban pelaksanaan penerimaan

peserta didik baru kepada Kepala Sekolah.

Page 166: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 160

6) Membuat Daftar peserta didik baru. Peserta didik yang diterimadimasukkan di format ini dan dilaporkan kepada UPT Kecamatansebagai bahan pertimbangan menganalisis daya tampung sekolah-sekolah diwilayahnya dan untuk menghitung jumlah format bukulaporan penilaian (rapor).Kepala sekolah sering kali memandang bahwa pembentukan

panitia penerimaan peserta didik baru itu tidak perlu, karena dapatdilaksanakan oleh petugas administrasi sekolah yang ada sebagaibagian dari tugas harian mereka. Setelah peserta didik dinyatakanmasuk menjadi peserta didik baru maka akan dibuatkan data pribadipeserta didik yang berupa:1) Buku Induk Siswa. Buku ini berisi data mengenai identitas siswa,

latar belakang orang tua/wali dan perkembangan siswa selama disekolah.

2) Buku Klapper. Buku klapper adalah buku pelengkap buku indukuntuk memudahkan menelusuri informasi peserta didik yangdisusun berdasarkan alfabet nama peserta didik.Kegiatan yang dilakukan setelah mendapatkan peserta didik baru,

maka harus membuat administrasi/pencatatan mengenai keadaanpeserta didik pada awal tahun pelajaran yang berupa:1) Jumlah peserta didik menurut Asal, Kelas dan Jenis Kelamin. Data

ini bersumber dari format data peserta didik baru, data peserta didikpindahan dan data peserta didik naik kelas dan mengulang.

2) Jumlah peserta didik menurut Usia, Kelas dan Jenis Kelamin. Datatentang usia peserta didik, terutama kelompok 7-12 tahundiperlukan dalam rangka pelaksanaan program wajib belajar.

2. Selama Tahun PelajaranKegiatan/langkah lebih lanjut setelah peserta didik diterima di

sekolah adalah membina peserta didik tersebut sehingga berkembangkemampuannya secara maksimal sesuai dengan tujuan sekolah.Pembinaan peserta didik dilakukan agar peserta didik mengenallingkungan tempat belajar mereka, dan dapat menyesuaikan diridengan tuntunan sekolah. Dengan pemahaman terhadap lingkunganitu diharapkan dapat tercipta suatu keadaan di mana peserta didiklebih tertib dan lebih mementingkan tugas-tugas belajarnya,dibandingkan dengan kegiatan pribadi lainnya di sekolah. Beberapahal yang dapat dilakukan dalam rangka pembinaan peserta didik iniadalah:

Page 167: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 161

a. Orientasi untuk peserta didik baruHari-hari pertama masuk sekolah, selama tiga hari, dapat diisi

dengan serangkaian kegiatan orientasi (Depdagri, 1983). Hal inidimaksudkan agar peserta didik baru dapat mengenal fasilitas ataulingkungan, program, personal sekolah serta peserta didik lainnya.Kegiatan-kegiatan yang diberikan dalam masa orientasi ini adalah:1) Perkenalan. Semua peserta didik baru diperkenalkan kepada

kepala sekolah, guru kelas, guru-guru dan staf sekolah lainnyaserta kakak-kakak kelas mereka. Guru kelas perlu menciptakansituasi sehingga peserta didik baru saling mengenal satudengan yang lainnya.

2) Penjelasan Tata Tertib Sekolah. Penjelasan tata tertib sekolahdilakukan pada awal pendidikan atau tahun ajaran. Hal inipenting untuk diperhatikan karena tatatertib sekolah adalahsalah satu alat yang dapat digunakan untuk membentuk sikapdan disiplin peserta didik.

3) Penjelasan tentang Fasilitas sekolah. Penjelasan tentangfasilitas yang dimiliki oleh sekolah dimaksudkan agar pesertadidik mengetahui kegunaan dan aturan yang ditaati dalammemanfaatkan fasilitas tersebut. Fasilitas yang penting untukdiinformasikan kepada peserta didik di antaranya adalah:Perpustakaan, alat-alat UKS, alat-alat olahraga dan alat-alatyang dapat digunakan untuk memupuk kreatifitas peserta didikdi bidang kesenian.

b. Peraturan Kehadiran Peserta DidikRajin dan tidaknya peserta didik dapat diketahui dengan melihat

hasil pencatatan kehadiran mereka setiap hari. Kerajinan peserta didikdapat digunakan untuk bahan pertimbangan penilaian dan ataukenaikan kelas peserta didik. Oleh karena itu laporan kehadiranpeserta didik di sekolah dasar mutlak diperlukan. Kepala Sekolah danguru kelas bersama-sama memikul tanggung jawab dalam halmengurus administrasi kesiswaan khususnya dalam menghimpun,mencatat, dan memelihara data atau informasi mengenai seluruhaspek perkembangan peserta didik. Beberapa alat yang dapatdigunakan untuk melakukan pencatatan kehadiran peserta didik ini diantaranya adalah:

Page 168: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 162

1) Papan Absensi Harian peserta didik. Papan absensi harianpeserta didik per Kelas berukuran 30 cm x 50 cm ditempelkan padamasing-masing dinding kelas dan diisi oleh guru kelas. Papan itudiisi nama peserta didik yang tidak masuk hari itu secara berurutanlengkap dengan alasannya. Hal ini dimaksudkan agar para pesertadidik dan guru dengan cepat mengetahui dan mengingat pesertadidik yang tidak dapat belajar pada hari yang dimaksud.

2) Buku Absensi Harian peserta didik. Buku ini dimiliki oleh semuaguru kelas. Data ini dapat mereka gunakan untuk bahanpertimbangan laporan kemajuan belajar peserta didik. Contoh bukuabsensi ini dapat dilihat pada lampiran.

3) Buku Rekapitulasi Absensi Harian peserta didik Sekolah. Bukuabsensi ini merupakan rekapitulasi papan absensi peserta didik tiapkelas, buku ini berada di ruang Kepala Sekolah.

4) Papan Rekapitulasi Absensi Harian peserta didik Sekolah.Papan Absensi Harian peserta didik sekolah diletakkan dikantorKepala Sekolah. Papan absensi ini merupakan rekapitulasi papanabsensi harian peserta didik tiap kelas.

5) Buku Absensi Bulanan peserta didik. Setiap guru memiliki bukuabsensi harian untuk mencatat ketidakhadiran tiap harinya. Dataabsensi peserta didik diperlukan sebagai bahan yang akan dimuatdalam laporan pendidikan.

6) Buku Rekapitulasi Absensi Tahunan peserta didik. Data inidiperlukan Kepala Sekolah dan UPT Kecamatan untukmeningkatkan pembinaan selanjutnya. Dalam rangka pembinaanperlu juga dilakukan pencatatan dikelas. Pencatatan itu dapatmenggunakan: a) Daftar peserta didik di kelas. Daftar pesertadidik di kelas ini diperlukan terutama pada awal tahun ajaran baru.Daftar ini dapat digunakan oleh guru maupun peserta didik untukmenghafal nama-nama peserta didik yang ada dikelas yangbersangkutan. Lebih cepat menghafal nama-nama peserta didikatau teman yang ada berarti meningkatkan kualitas hubungan antarpribadi di antara peserta didik dengan guru dan antar peserta didik.b) Grafik Prestasi Belajar. Grafik prestasi belajar perlu adadisetiap kelas. Grafik ini berguna untuk memotivasi peserta didikagar mereka berkompetisi untuk mencapai prestasi yang lebihtinggi. Grafik prestasi belajar dapat dibuat berdasarkan nilai tiapmata pelajaran per semester atau berdasarkan nilai rata-rata dariseluruh mata pelajaran per semester. c) Daftar Kegiatan peserta

Page 169: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 163

didik. Agar semua peserta didik senantiasa mengingat kegiatanyang sudah dan sedang mereka laksanakan, pada masing-masingkelas perlu dibuat daftar kegiatan peserta didik. Daftar kegiatan inidapat berupa daftar yang menjelaskan hal-hal yang secara rutindilaksanakan pada setiap minggu atau kegiatan-kegiatan lain yangsifatnya insidental. Suatu hal yang perlu diperhatikan dalampengelolaan peserta didik ini adalah, bahwa pengelolaan pesertadidik bukan bertujuan untuk menghasilkan catatan-catatan ini.Pencatatan hanya merupakan wahana untuk menciptakan kondisiagar peserta didik termotivasi untuk belajar lebih baik.

c. Promosi dan Mutasi Peserta DidikPromosi atau kenaikan kelas adalah perpindahan peserta didik dari

suatu kelas ke kelas lainnya yang lebih tinggi setelah memenuhipersyaratan tertentu. Promosi atau kenaikan kelas dilaksanakandengan berpedoman kepada norma-norma kenaikan kelas yangditetapkan bersama antara guru dan kepala sekolah. Keputusankenaikan kelas ini hendaknya diambil dari landasan yang mewakilisosok peserta didik secara utuh, baik ditinjau dari aspek kognitif,afektif maupun psikomotornya. Tujuan kenaikan kelas ini:1) Agar peserta didik dapat mengikuti pendidikan lebih lanjut2) Merangsang peserta didik untuk belajar lebih giat3) Memberi hak kepada peserta didik untuk belajar atau mengikuti

program pendidikan di tingkat berikutnya.

1) Prinsip-Prinsip PromosiAda beberapa dasar yang harus diperhatikan untuk melaksanakan

promosi, yaitu:(a) Promosi harus dilaksanakan atas dasar pertimbangan berbagai hal

tentang peserta didik secara pribadi.;(b) Promosi harus mempertimbangkan aspek kognitif, afektif dan

psikomotor yang dicapai oleh peserta didik;(c) Promosi harus mempertimbangkan laju perkembangan prestasi

yang dicapai peserta didik;(d) Promosi harus mempertimbangkan pelajaran yang akan dipelajari

peserta didik di kelas yang lebih tinggi.

Page 170: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 164

2) MutasiMutasi adalah perpindahan peserta didik dari satu sekolah ke

sekolah lainnya karena alasan-alasan tertentu. Mutasi merupakan haksetiap peserta didik, oleh karena itu sekolah harus dapat memberikesempatan kepada peserta didik yang akan menggunakan haknyaitu. Untuk membuat agar pelaksanaan mutasi tidak mengganggudokumentasi data sekolah, maka mutasi harus dilakukan melaluiprosedur tertentu dan dicatat oleh kedua sekolah, sekolah asal dansekolah tujuan.

3) Prosedur MutasiAda beberapa langkah yang dilakukan untuk melakukan mutasi

yaitu sebagai berikut:(a) Orang tua atau wali peserta didik mengajukan surat permohonan

pindah sekolah anaknya kepada kepala sekolah asal, denganmenggunakan Format pada lampiran dan dibuat rangkap tiga;

(b) Setelah kepala sekolah asal mempelajari dan menyetujuiperpindahan tersebut, maka kepala sekolah mengeluarkan suratpindah seperti pada lampiran dan dibuat rangkap tiga;

(c) Orang tua/wali peserta didik mendatangi sekolah tujuan denganmengemukakan maksud kepindahan anak atau asuhannya;

(d) Setelah kepala sekolah tujuan menyetujui dan menerimaperpindahan itu, maka kepala sekolah tujuan mengirimkan kembaliformat kepada sekolah asal.Agar mutasi ini tidak mengganggu pengelolaan pendidikan di

sekolah, maka sekolah harus menyediakan buku atau catatan khususuntuk mutasi. Salah satu contoh format untuk pencatatan mutasipeserta didik adalah seperti tertuang pada lampiran.

d. Pembinaan Disiplin Peserta DidikDisiplin merupakan aspek penting di dalam pembinaan peserta

didik, karena peserta didik harus menyadari bahwa di dalamkehidupan bermasyarakat diperlukan kedisiplinan anggotanya. Tanpadisiplin semua bentuk lembaga kemasyarakatan akan mengalamikekacauan. Disiplin adalah suatu keadaan di mana sikap, penampilandan tingkah laku peserta didik sesuai dengan tatanan nilai, norma danketentuan-ketentuan yang berlaku di sekolah/kelas dimana merekaberada. Disiplin berasal dari kata latin ”disciplina” yang artinyamengejar. Dalam bahasa Inggris ”disciple” berarti seseorang yang

Page 171: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 165

belajar atau secara sukarela mengikuti seorang pemimpin (Hurlock,Elizabeth B, 1978). Disiplin adalah cara suatu masyarakat untukmengajarkan konsep tentang moral serta perilaku yang berhubungandengan moral kepada anak-anak mereka. Disiplin merupakanpembentukan kebiasaan yang mengandung empat unsur penting,yaitu: (a) peserta didik harus berbuat atau bertingkah laku sesuaidengan aturan atau sesuatu yang diinginkan masyarakat danmenghilangkan perilaku yang tidak diinginkan atau tidak cocok dengannilai-nilai yang ada di masyarakat, (b) peserta didik merasakan adanyasuatu kepuasan batin sesudah berperilaku seperti yang diharuskandan merasakan tidak puas atau merasa salah apabila tidak melakukanseperti yang ada dalam aturan, (c) dalam berbuat, peserta didikmelaksanakannya secara otomatis tanpa adanya pengawasan, dan (d)peserta didik dapat memperbaiki perilaku yang tidak baik tanpadipaksa oleh orang lain. Teknik yang dipakai untuk membina disiplinharus mempunyai elemen sebagai berikut: (a) ada aturan yang jelas,(b) ada keajegan (i) dalam menjalankan disiplin, dan (c) ada hukumandan ganjaran. Beberapa teknik yang dapat digunakan dalammendisiplinkan peserta didik adalah dengan (a) teknik yang bersifatotoriter, (b) teknik yang bersifat permisif (longgar, serba boleh), dan (c)teknik yang bersifat demokratis (Hurlock, elizabeth B, 1978). Teknikyang bersifat otoriter menggunakan paksaan dengan hukuman(biasanya bersifat badaniah) bagi peserta didik yang melanggarnyayang melanggarnya. Teknik yang permisif merupakan teknik yangdidasarkan atas harapan bahwa disiplin itu tumbuh dari peserta didiksendiri tanpa ada tindakan yang keras dari sekolah. Teknik yangbersifat demokratis adalah teknik yang memberi kemungkinan kepadapeserta didik untuk mendapat penjelasan atau melakukan diskusitentang perilaku yang diharapkan dilakukan oleh mereka dan yangtidak diharapkan. Dengan demikian mereka mengetahui alasanperilakunya itu.

e. Tata Tertib SekolahTata tertib sekolah merupakan salah satu alat untuk melatih

peserta didik mempraktekkan disiplin disekolah. Suatu hal yang harusdiperhatikan sekolah dalam melaksanakan tata tertib adalahbagaimana membuat peserta didik tidak merasa terpaksa mentaatiaturan tata tertib, sementara nerasa bersalah apabila tidak melakukanapa yang tertuang dalam tata tertib sekolah.

Page 172: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 166

Tata tertib sekolah sebaiknya mengatur tentang: (1) waktupelajaran dimulai dan diakhiri serta berapa lama peserta didik bolehterlambat atau meninggalkan pelajaran, (2) kegiatan-kegiatan yangharus diikuti peserta didik dalam menunjang pendidikan disekolahnya,termasuk di dalamnya pemanfaatan waktu-waktu kosong, (3) sopansantun pergaulan selama berada di sekolah, (4) pengaturan pakaiandan seragam sekolah, (5) keamanan dan kebersihan lingkungansekolah, (6) sanksi-sanksi yang dapat diberikan apabila peserta didikmelakukan pelanggaran terhadap aturan tata tertib yang ada.

f. Ganjaran dan HukumanGanjaran adalah imbalan yang menyenangkan yang diterima

peserta didik karena prestasinya dalam berusaha untuk mengerjakansesuatu. Hukuman adalah imbalan yang tidak menyenangkan yangharus diterima peserta didik akibat tingkah laku mereka dinilai sekolahtidak pada tempatnya. Ganjaran perlu diberikan kepada peserta didikuntuk memacu mereka melakukan hal-hal positif yang dapatmeningkatkan prestasi belajarnya. Ganjaran harus diberikan kepadapeserta didik yang benar-benar pantas menerimanya. Kalau tidak,ganjaran malah dapat menimbulkan akibat negatif. Diantara ganjaran-ganjaran yang dapat diberikan kepada peserta didik menurut M.E.Carolyn, et.al, (1984) adalah:1) Simbol-simbol, seperti nilai (baik angka maupun huruf), raut muka

yang nampak gembira, tanda cek (V) atau tanda plus (+);2) Pengakuan, misalnya dengan menampilkan hasil kerja peserta

didik, atau dengan memberi sertifikat;3) Kegiatan-kegiatan, misalnya dengan memberi kepada peserta didik

hak untuk membaca bebas, bermain game dan mengunjungiperpustakaan sekolah;

4) Insentif yang berwujud benda, misalnya makanan, pensil ataupenghapus, permainan anak-anak atau dengan memberi buku;

5) Hukuman juga dapat diberikan dalam berbagai bentuk antara lain:(a) Pengurangan nilai/skor. Hal ini dikenakan kepada peserta didikyang terlambat, tidak melengkapi atau mengerjakan tugas-tugas;(b) Pencabutan hak, misalnya dari mereka yang sedangmenyandang predikat ”bintang kelas”; (c) Denda, misalnya denganmeminta peserta didik menggandakan satu paragraf wajib padasuatu mata pelajaran atau tabel-tabel matematika; (d) Penahananyang dilakukan setelah seluruh jam pelajaran selesai.

Page 173: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 167

(e) Memberi tanda cek (v) atau nilai kurang; (f) Menyerahkanmasalahnya kepada kepala sekolah, biasanya untuk pelanggaranyang lebih serius; (g) Ganti rugi, misalnya membayar dengan uangtunai, atau memperbaiki kerusakan yang telah dibuatnya; (h)Menyita, hal ini dilakukan terhadap peserta didik yang membawaatau memperjualbelikan barang-barang atau benda yang dilarangdibawa ke sekolah.

3. Akhir Tahun PelajaranAdapun kegiatan pada akhir tahun adalah pelaksanaan Ujian

Nasional dan Ujian Akhir Semester. Administrasi yang dilakukanberhubungan dengan kegiatan tersebut diantaranya:a. Pelaksanaan Ujian Nasional

a) Daftar Calon Peserta;b) Pelaksanaan Ujian Nasional;c) Pengumuman Ujian Nasional;d) Pendataan Alumni yang Masuk SLTP/MTs.

b. Kenaikan Kelasa) Pelaksanaan Ujian Akhir Semester;b) Daftar Naik Kelas;c) Rekapitulasi Berhasil Tidaknya Siswa.Apabila peserta didik telah menamatkan (selesai dan lulus) semua

mata pelajaran atau kurikulum sekolah, maka peserta didik berhakmendapatkan surat tanda tamat belajar (STTB) dari kepala sekolah.Dalam hal yang demikian peserta didik sudah tidak mempunyai haklagi untuk tetap ”tinggal” di sekolah yang bersangkutan karenadianggap telah mampu menguasai semua mata pelajaran ataukurikulum sekolah.

Tamat belajar pada suatu jenjang pendidikan pada dasarnya hanyamerupakan pencapaian salah satu tangga untuk ienjang pendidikanyang lebih lanjut. Dikatakan demikian karena tamat sekolah belumdianggap mempunyai suatu ketrampilan khusus yang dapatdiandalkan untuk digunakan di masyarakat. Oleh karena itudiharapkan mereka terus melanjutkan ke jenjang pendidikan yanglebih tinggi. Sesuai PerPres No 12 Tahun 2008, tentang KerangkaKualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) jenjang pendidikan di Indonesiaterdiri dari 9 (sembilan) level, yaitu: SD – SMP sederajat (level 1), SMA– SMK sedreajat (level 2), D1/Diploma 1 (level 3), D2/Diploma 2 (level4), D3/Diploma 3 (level 5), D4/Diploma 4 – S1 (level 6), Profesi (level

Page 174: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 168

7), S2 (akademik – terapan)/Spesialis 1 (level 8), dan S3 (akademik –terapan)/Spesialis 2 (level (). Dengan demikian makan sebagaicontoh. sistem pendidikan dasar (level 1), yang merupakanpenggabungan antara pendidikan Sekolah Dasar dan SekolahMenengah Pertama, tamat belajar yang disertai dengan pemberianIjazah atau Surat Tanda Tamat Belajar harus dianggap bukan sebagaiselesai belajar, akan tetapi harus dianggap sebagai kemampuan telahmendapatkan ”kunci” untuk membuka ”pintu” pendidikan berikutnya,demikian seterusnya sampai pada level 9, sebagai level tertinggidalam KKNI.

C. Peranan Guru dalam Administrasi Peserta DidikKeterlibatan guru dalam pengelolaan peserta didik sudah barang

tentu tidak sebanyak keterlibatannya di dalam mengajar. Dalampengelolaan peserta didk, guru lebih banyak berperan tidak langsungdibandingkan dengan kepala sekolah yang memegang pucukpimpinan dalam pengelolaan. Diantara peranan guru dalampengelolaan peserta didik adalah:1. Guru dapat dilibatkan dalam penerimaan peserta didik baru,

dengan menunjuk mereka sebagai panitia penerimaan yang dapatmelaksanakan tugas-tugas teknis mulai dari pencatatanpenerimaan sampai dengan pelaporan pelaksanaan tugas;

2. Peranan yang besar dalam masa orientasi dipegang oleh gurukelas satu, disamping kepala sekolah. Tugas guru adalah membuatpeserta didik dapat lebih cepat beradaptasi dengan lingkungansekolah. Peranan guru dalam hal ini sangat penting, karenakekeliruan dalam orientasi dapat berakibat kurang menguntungkanbagi jiwa anak pada waktu-waktu selanjutnya.

3. Untuk pengaturan kehadiran peserta didik di kelas, guru punmempunyai andil yang besar. Guru diharapkan mampumencatat/merekam kehadiran peserta didik secara kontinyu danteliti. Data kehadiran ini dipakai sebagai bahan pertimbangan untukkenaikan kelas.

4. Guru harus mampu menciptakan suasana yang mendorongtimbulnya motivasi peserta didik untuk senantiasa berprestasitinggi. Hal ini dapat dilakukan misalnya dengan membuat grafikprestasi belajar peserta didiknya, dan peserta didik melihat grafikprestasi. Meskipun hal ini kelihatannya sederhana, tetapi hal ini

Page 175: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 169

penting agar peserta didik berlomba-lomba meraih prestasipuncaknya.

5. Guru juga harus berperanan besar dalam menciptakan disiplinsekolah atau kelas yang baik, karena di sekolah dasar merupakanmasa pembentukan disiplin yang sangat menentukan untuk masaselanjutnya. Untuk membuat peserta didik disiplin, guru diharapkanmampu menjadi contoh atau panutan bagi peserta didiknya.

DAFTAR PUSTAKA

Burhanuddin, Yusak, Drs. (2005). Administrasi Pendidikan. Bandung:CV Pustaka Setia.

Depdiknas. (2000). Pedoman Administrasi Sekolah Dasar. Jakarta:Depdiknas.

Purwanto, Ngalim. (2007). Administrasi pendidikan dan SupervisiPendidikan. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Sutjipto, dkk. (1992). Administrasi Pendidikan. Jakarta: DirektoratJenderal Pendidikan Tinggi, Proyek Pembinaan TenagaKependidikan.

Tsauri, Sofyan. (2007). Administrasi dan Supervisi pendidikan.Jember: Center for society studies Pengolahan ide dari LuthfiMay.

Wijiono, Drs. (1989). Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Jakarta:Depdikbud Dirjen Dikti.

Page 176: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 170

ADMINISTRASI PENDIDIK DAN PESERTA DIDIK

PENDAHULUAN

Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugasmerencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasilpembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, sertamelakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutamabagi pendidik pada perguruan tinggi. Tertuang dalam PP No. 19Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, pendidik harusmemiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agenpembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuanuntuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kualifikasi akademikadalah tingkat pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorangpendidik yang dibuktikan dengan ijazah dan/atau sertifikat keahlianyang relevan sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.Pendidik pada SMK memiliki kualifikasi akademik pendidikanminimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) dengan latarbelakang pendidikan tinggi dengan program pendidikan yang sesuaidengan mata pelajaran yang diajarkan, serta memiliki sertifikat profesiguru untuk SMK. Kompetensi sebagai agen pembelajaran padajenjang pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan anak usiadini meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,kompetensi profesional, dan kompetensi sosial..

Tertuang dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentangSistem Pendidikan Nasional, tenaga kependidikan adalah anggotamasyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjangpenyelenggaraan pendidikan. Tenaga kependidikan bertugasmelaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan,pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang prosespendidikan pada satuan pendidikan. Tenaga kependidikan meliputipengelola satuan pendidikan, penilik, pamong belajar, pengawas,peneliti, pengembang, pustakawan, laboran, dan teknisi sumberbelajar. PP No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan,menyebutkan tenaga kependidikan di SMK/MAK atau bentuk lain yangsederajat sekurang-kurangnya terdiri atas kepala sekolah/madrasah,tenaga administrasi, tenaga perpustakaan, tenaga laboratorium, dantenaga kebersihan sekolah/madrasah.

Page 177: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 171

Permendiknas No. 24 Tahun 2008, tentang Standar TenagaAdministrasi Sekolah/Madrasah, menyebutkan standar tenagaadministrasi sekolah/madrasah mencakup kepala tenaga administrasi,pelaksana urusan, dan petugas layanan khusus sekolah/madrasah.Pelaksana urusan terdiri atas Urusan Administrasi Kepegawaian,Urusan Administrasi Keuangan, Urusan Administrasi Sarana danPrasarana, Urusan Administrasi Hubungan Sekolah denganMasyarakat, Urusan Administrasi Persuratan dan Pengarsipan,Urusan Administrasi Kesiswaan, dan Urusan Administrasi Kurikulum.Petugas layanan khusus terdiri atas penjaga sekolah/madrasah,tukang kebun, tenaga kebersihan, pengemudi, dan lain-lain.

PEMBAHASAN

A. Administrasi Pendidik dan Tenaga Kependidikan1. Pengertian Administrasi

Sebelum bicara lebih mikro tentang administrasi pendidik dantenaga kependidikan, alangkah baiknya kita pahami terlebih dahuluapa yang dimaksud dengan administrasi. Administrasi dalampengertian secara harfiah, kata “administrasi”berasl dari bahasa latinyang terdiri atas kata ad dan ministrare.kata ad mempunyai arti yangsama dengan kata to dalam bahasa inggris yang berarti“ke”atau”kepada”.Dan kata ministrare sam artinya dengan kata toserve atau to conduct yang berarti”melayani,membantu danmengarahkan”.Dalam bahasa inggris to administer berartipula”mengatur,memelihara dan mengarahkan”.

Jadi kata”administrasi” secara harfiah dapat di artikan sebagaisuatu kegiatan atau usaha untuk membantu,malayani,mengarahkanatau mengatur semua kegiatan didalam mencapai suatutujuan.(Purwanto:1:2007)

Administrasi dalam pengertian yang sempit yaitu kegiatanketatausahaan yang intinya adalah kegiatan ruti catat-mencatat,mendokumentasika kegiatan, menyelenggarakan surat-menyuratdengan segala aspeknya serta mempersiapkan laporan.

Fungsi administrasi, jika dihubungkan dengan administrasipendidik maka bisa diartikan bahwa hal ini merupakan upayapeningkatan efektifitas guru, dosen dan lain-lain untuk mencapaitujuan pendidikan itu sendiri.

Page 178: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 172

2. PendidikSecara umum pendidik di Indonesia lebih dikenal dengan

pengajar, adalah tenaga kependidikan yang berpartisipasi dalammenyelenggarakan pendidikan dengan tugas khusus sebagai profesipendidik. Pendidik mempunyai sebutan lain sesuai kekhususannyayaitu: Guru, Dosen, Konselor, Pamong belajar, widyaiswara, tutor,instruktur, fasilitator. Sedangkan dalam UU No. 20 thn 2003 BAB XIPendidik dan tenaga kependidikan pasal 39 mengatakan bahwapendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakandan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran,melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitiandan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik padaperguruan tinggi.

Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensisebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memilikikemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kualifikasiakademik yang dimaksudkan di atas adalah tingkat pendidikanminimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikandengan ijazah dan/atau sertifikat keahlian yang relevan sesuaiketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Tenaga kependidikan meliputi kepala sekolah/madrasah,pengawas satuan pendidikan, tenaga administrasi, tenagaperpustakaan, tenaga laboratorium, teknisi, pengelola kelompokbelajar, pamong belajar, dan tenaga kebersihan. Berikut ini, PeraturanMenteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia yang berkaitandengan Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan:a. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 12

Tahun 2007 tentang Standar Pengawas Sekolah/Madrasah.b. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 13

Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah.c. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 16

Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan KompetensiGuru.

d. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 24Tahun 2008 tentang Standar Tenaga Administrasi Sekolah.

e. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 25Tahun 2008 tentang Standar Tenaga PerpustakaanSekolah/Madrasah.

Page 179: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 173

f. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 27Tahun 2008 tentang Standar Kulifikasi Akademik dan KompetensiKonselor.

g. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 40Tahun 2009 tentang Standar Penguji pada kursus dan pelatihan.

h. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 41Tahun 2009 tentang Standar kualifikasi pembimbing pada kursusdan pelatihan.

i. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 42Tahun 2009 tentang Standar Pengelola Kursus dan Pelatihan.

j. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 43Tahun 2009 Standar Tenaga administrasi pendidikan pada programPaket A, Paket B, dan Paket C.

k. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor44 Tahun 2009 Standar Pengelola pendidikan pada Program PaketA, Paket B, dan Paket C.

Pendidik merupakan: 1)tenaga profesional, 2)merencanakanpembelajaran. 3)melaksanakan pembelajaran. 4)menilai hasilpembelajaran. 5)membimbing. 6)melatih. 7)meniliti. 8)mengabdi kepadamasyarakat.

Jadi, jika diatas dikatakan bahwa pendidik adalah guru. makaadministrasi yang dimaksud disini adalah perangkat pembelajaran.Apa saja yang harus disiapkan oleh guru berkaitan perangkat atauadministrasi pembelajaran yaitu sebagai berikut:

No. Jenis Perangkat Administrasi1. Silabus2. Kalender Pendidikan3. Program Tahunan4. Program Semester5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran6. Rencana Pelaksanaan Harian7. Buku Pelaksanaan Harian8. Presensi Siswa9. Catatan Hambatan Belajar Siswa

Page 180: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 174

10. Daftar Buku Pegangan GuruKegiatan Penilaian

11. Analisis KKM12. Kisi-kisi Soal13. Soal-soal Ulangan14. Buku Informasi Penilaian15. Analisis Butir Soal16. Analisis Hasil Ulangan17. Program/Pelaksanaan Perbaikan18. Program/Pelaksanaan Pengayaan19. Daftar Pengembalian Hasil Ulangan20. Buku Ulangan Bergilir21. Daftar Nilai22. Laporan Penilaian Akhlak Mulia dan Kepribadian Siswa23. Buku Tugas Terstruktur24. Buku Tugas Mandiri

Perangkat Tambahan1. SK Pembagian Tugas2. Mengisi Buku Kemajuan Kelas3. Jadwal Mengajar

3 . Tenaga KependidikanUU No. 20 thn 2003 BAB XI Pendidik dan tenaga kependidikan

pasal 39 yaitu: Tenaga kependidikan bertugas melaksanakanadministrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, danpelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuanpendidikan. Tenaga kependidikan meliputi kepala sekolah/madrasah,pengawas satuan pendidikan, tenaga administrasi, tenagaperpustakaan, tenaga laboratorium, teknisi, pengelola kelompokbelajar, pamong belajar, dan tenaga kebersihan. TenagaKependidikan lainnya, Orang yang berpartisipasi dalampenyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan, walaupun secaratidak langsung terlibat dalam proses pendidikan, diantaranya: Wakil-

Page 181: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 175

wakil/Kepala urusan umumnya pendidik yang mempunyai tugastambahan dalam bidang yang khusus, untuk membantu KepalaSatuan Pendidikan dalam penyelenggaraan pendidikan pada institusitersebut. Contoh: Kepala Urusan Kurikulum. Tata usaha, adalahTenaga Kependidikan yang bertugas dalam bidang administrasiinstansi tersebut. Bidang administrasi yang dikelola diantaranya;Administrasi surat menyurat dan pengarsipan, AdministrasiKepegawaian, Administrasi Peserta Didik, Administrasi Keuangan,Administrasi Inventaris dan lain-lain. Laboran, adalah petugas khususyang bertanggung jawab terhadap alat dan bahan di Laboratorium.Pustakawan (lihat perpustakaan). Pelatih ekstrakurikuler, Petugaskeamanan (penjaga sekolah), Petugas kebersihan, dan lainya.Berdasarkan uraian tersebut maka dapat disimpulkan bahwaadministrasi pendidik dan tenaga kependidikan adalah proseskeseluruhan kegiatan pendidik yang meliputi perencanaan,pengorganisasian, pengarahan, pelaporan, pengkoordinasian,pengawasan dan pembiayaan, dengan menggunakan ataumemanfaatkan fasilitas yang tersedia, baik personil, materiil, maupunspirituil untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.

B. Dasar Hukum Administrasi Pendidik dan Tenaga Kependidikan

1. No. 20 thn 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional2. PP No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan3. Permendiknas No. 24 Tahun 2008 tentang Standar Tenaga

Administrasi Sekolah/Madrasah1. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 25

Tahun 2008 tentang Standar Tenaga PerpustakaanSekolah/Madrasah.

2. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 27Tahun 2008 tentang Standar Kulifikasi Akademik dan KompetensiKonselor

Esensi dalam Pasal 40 UU No. 20 thn 2003 tentang hak dankewajiban pendidik dan tenaga kependidikan.

Page 182: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 176

Pendidik dan tenaga kependidikan berhak memperoleh:1. penghasilan dan jaminan kesejahteraan sosial yang pantas dan

memadai;2. penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja;3. pembinaan karier sesuai dengan tuntutan pengembangan kualitas;4. perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas dan hak atas hasil

kekayaan intelektual; dan5. kesempatan untuk menggunakan sarana, prasarana, dan fasilitas

pendidikan untuk menunjang kelancaran pelaksanaan tugas.

Pendidik dan tenaga kependidikan berkewajiban:1. menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan,

kreatif, dinamis, dan dialogis;2. mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu

pendidikan; dan3. memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan

kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya.

C. Urgensi Administrasi bagi Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Pengertian urgensi di dalam kamus bahasan Indonesia adalahkeharusan yang mendesak, hal yang sangat penting. Jadi urgensi itusendiri merupakan sesuatu yang penting yang ingin dilakukan hinggamencapai tujuan yang diinginkan. Misalkan seperti administrasi guruyang merupakan hal terpenting di dalam mencapai tujuanpembelajaran, karena guru merupakan kunci untuk pencapaian tujuandalam proses belajar mengajar .

Demi mewujudkan apa yang diamanatkan oleh PP No. 19 Tahun2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan maka sangat penting bagiseorang pendidik dan tenaga kependidikan memenuhi administrasisesuai dengan jenjang atau sekolah menjadi tempat pengabdiannya.Hal ini dilakukan demi tercapainya tujuan pendidikan nasional yaitupendidikan yang berkualitas dan bermutu tinggi. Bicara masalahadministrasi pendidik maupun kualitas dan profesionalitas makasecara sederhada bisa kita lihat apakah pendidik atau guru tersebutsudah memiliki ijazah/sertifikat mengajar atau tidak dan apakah ijazahtersebut sesuai dengan bidang dan tempat ia mengabdi? Artinyaketika seorang guru mengajar di tingkat SMA maka setidaknya standarkualifikasi administrasinya minimal berstatus Strata 1 begitu pula

Page 183: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 177

dalam hal bidang keilmuan. Seorang guru yang memiliki keahliandalam bidang IPS (PPKn) maka seharusnya ia mengajar PKn tidakpada mata pelajaran yang lain. Lebih lanjut mengenai pentingnyaadministrasi pendidik memiliki kaitan erat dengan kompetensipedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dankompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.

Berdasarkan Permendiknas No. 16 Tahun 2007, guru harusmemiliki empat kompentensi, antara lain:

Kompetensi Pedagogik1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial,

kultural, emosional, dan intelektual;2. Menguasai teori belajar dan prinsip pembelajaran yang mendidik.3. Mengembangkan kurikulum yang terkait mata pelajaran yang

diampu.4. Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik.5. Memanfaatkan TIK untuk kepentingan pembelajaran.6. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik.7. Berkomunikasi efektif, empatik, dan santun ke peserta didik.8. Menyelenggarakan penilaian evaluasi proses dan hasil belajar.

Kompentensi Keahlian1. Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial dan budaya

bangsa2. Penampilan yang jujur, berakhlak mulia, teladan bagi peserta didik

dan masyarakat.3. Menampilkan dirisebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif

dan berwibawa4. Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga

menjadi guru, dan rasa percaya diri.5. Menjunjjung tinggi kode etik profesi guru.

Kompentensi Sosial1. Bersikap inkulif, bertindak obyektif, serta tidak diskriminatif karena

pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi, fisik, latarbelakang keluarga, dan status sosial keluarga.

2. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesamapendidik, tenaga kependidikan, orang tua dan masyarakat.

3. Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah RI yang memilikikeragaman social budaya.

Page 184: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 178

4. Berkomunikasi dengan lisan maupun tulisan

Kompentensi Profesional1. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang

mendukung pelajaran yang dimampu2. Mengusai standar kompentensi dan kompetensi dasar mata

pelajaran/bidang pengembangan yang dimampu3. Mengembangkan materi pembelajaran yang dimampu secara

kreatif.4. Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan

melakukan tindakan reflektif5. Memanfaatkan TIK untuk berkomunikasi dan mengembangakan

diri.Artinya dari uraian diatas mempertegas bahwa administrasi

pendiddik dan tenaga kependidikan bahwa tidak hanya administrasipendidik yang dibutuhkan, melainkan juga kualitas dari administrasipendidik dan tenaga kependidikan juga penting diperhatikan. Hal inidemi mewujudkan pendidikan Indonesia yang berkualitas.

D. Administrasi Pendidik dan Tenaga Kependidikanmeliputi hal-hal sebagai berikut:

1. Pendayagunaan Ketenagaan.a. Kelayakan Guru Mengajar

1) Kualitas guru dapat dilihat dari kualitas mengajarnya, danguru yang profesional tentu akan memperlihatkan kinerjanyadengan baik. Kinerja guru yang baik diharapkan dapatmemperlancar proses pembelajaran dan berdampakterhadap prestasi belajarsiswa.

2) Pelaksanaan pembagian tugas Guru, Tenaga Teknis, danTenaga Tata Laksana

3) Pemberian tugas tambahan kepada Guru, dan TenagaTeknis yang belum memenuhi jumlah jam wajib mengajarminimal.

b. Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) mengenai tugasKepala Sekolah yang berhubungan dengan:1) Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan terhadap masing-

masing guru, tenaga teknis dan tata laksana.

Page 185: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 179

2) Pencatatan kegiatan guru, tenaga teknis dan tenagatatalaksana sebagai bahan pembuatan penilaianpelaksanaan pekerjaan tahunan.

c. Daftar Urut Kepangkatan (DUK)1) Daftar urut kepangkatan Guru, Tenaga Teknis dan Kepala

Tata Usaha di lingkungan sekolah.2) Daftar urut kepangkatan disusun sesuai dengan ketentuan

dan perubahan formasi sekolah.

d. Mutasi Kepangkatan1) Pemberitahuan kenaikan gaji berkala kepada KPN bagi guru,

tenaga teknis, dan tenaga tatalaksana yang dilaksanakansesuai dengan ketentuan yang berlaku.

2) Pengusulan kenaikan pangkat/tingkat guru, tenaga teknisdan tenaga tata laksana yang dilaksanakan sesuai denganketentuan yang berlaku.

3) Pemberitahuan dan pengusulan mutasi guru, tenaga teknisdan tenaga tata laksana.

e. Pengembangan Ketenagaan1) Daftar urut prioritas guru, tenaga teknis dan tenaga tata

laksana untuk mengikuti penataran/ pelatihan antara lain:LKG, SPKG, MGMP, Laboran, Perpustakaan danBendaharawan.

2) Pembinaan secara teratur terhadap guru, tenaga teknis dantenaga tata laksana dalam melaksanakan tugas sehari-hari.

3) Langganan majalah profesi untuk guru, tenaga teknis dantenaga tata laksana.

4) Pemberian dorongan terhadap guru, tenaga teknis dantenaga tata laksana untuk menambah pengetahuan.

f. Usaha Kesejahteraan Pegawai1) Penyelesaian keanggotaan Taspen dan Asuransi Kesehatan

Guru, Tenaga Teknis dan Tenaga Tata Laksana dilingkungan sekolah.

2) Peningkatan kesejahteraan (Koperasi, arisan, kegiatanrekreasi dan olah raga).

Page 186: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 180

g. Tata Tertib Kerja1) Pedoman Tata Tertib Guru, Tenaga Teknis lainnya dan

Tenaga Tata Laksana.2) Sumber penyusunan tata tertib kerja tersebut (ketentuan,

peraturan, dan kesepakatan yang mendukung tata tertibkerja).

E. Standar Kualifikasi Tenaga KependidikanTenaga kependidikan adalah tenaga/pegawai yang bekerja pada

satuan pendidikan selain tenaga pendidik. Tenaga kependidikanbertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan,pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang prosespendidikan pada satuan pendidikan.

1. Standar Kualifikasi Tenaga Kependidikana. Kepala Tenaga Administrasi SD/MI/SDLB

1) Berpendidikan minimal lulusan SMK atau yang sederajat,program studi yang relevan dengan pengalaman kerjasebagai tenaga administrasi sekolah/madrasah minimal 4(empat) tahun.

2) Memiliki sertifikat kepala tenaga administrasisekolah/madrasah dari lembaga yang ditetapkan olehpemerintah.

b. Kepala Tenaga Administrasi SMP/MTs/SMPLB1) Berpendidikan minimal lulusan D3 atau yang sederajat,

program studi yang relevan, dengan pengalaman kerjasebagai tenaga administrasi sekolah/ madrasah minimal 4(empat) tahun.

2) Memiliki sertifikat kepala tenaga administrasisekolah/madrasah dari lembaga yang ditetapkan olehpemerintah.

c. Kepala Tenaga Administrasi SMA/MA/SMK/MAK/SMALB1) Berpendidikan S1 program studi yang relevan dengan

pengalaman kerja sebagai tenaga administrasisekolah/madrasah minimal 4 (empat) tahun, atau D3 danyang sederajat, program studi yang relevan, denganpengalaman kerja sebagai tenaga administrasisekolah/madrasah minimal 8 (delapan) tahun.

Page 187: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 181

2) Memiliki sertifikat kepala tenaga administrasisekolah/madrasah dari lembaga yang ditetapkan olehpemerintah.

e. Pelaksana Urusan Administrasi KepegawaianBerpendidikan minimal lulusan SMA/MA/SMK/MAK atau yangsederajat, dan dapat diangkat apabila jumlah pendidik dan tenagakependidikan minimal 50 orang.

f. Pelaksana Urusan Administrasi KeuanganBerpendidikan minimal lulusan SMK/MAK, program studi yangrelevan, atau SMA/MA dan memiliki sertfikat yang relevan.

g. Pelaksana Urusan Administrasi Sarana dan PrasaranaBerpendidikan minimal lulusan SMA/MA/SMK/MAK atau yangsederajat.

h. Pelaksana Urusan Administrasi Hubungan Sekolah denganMasyarakatBerpendidikan minimal lulusan SMA/MA/SMK/MAK atau yangsederajat, dan dapat diangkat apabila sekolah/madrasah memilikiminimal 9 (sembilan) rombongan belajar.

i. Pelaksana Urusan Administrasi Persuratan dan Pengarsipanj. Pelaksana Urusan Administrasi Kesiswaan

Berpendidikan minimal lulusan SMA/MA/SMK/MAK atau yangsederajat dan dapat diangkat apabila sekolah/madrasah memilikiminimal 9 (sembilan) rombongan belajar.

k. Pelaksana Urusan Administrasi KurikulumBerpendidikan minimal lulusan SMA/MA/SMK/MAK atau yangsederajat dan diangkat apabila sekolah/madrasah memilikiminimal 12 rombongan belajar.

l. Pelaksana Urusan Administrasi Umum untuk SD/MI/SDLBBerpendidikan minimal SMK/MAK/SMA/MA atau yang sederajat.

m. Petugas Layanan Khususn. Penjaga Sekolah/Madrasah

Berpendidikan minimal lulusan SMP/MTs atau yang sederajat.o. Tukang Kebun

Berpendidikan minimal lulusan SMP/MTs atau yang sederajat dandiangkat apabila luas lahan kebun sekolah/madrasah minimal 500m2 .

p. Tenaga KebersihanBerpendidikan minimal lulusan SMP/MTs atau yang sederajat.

Page 188: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 182

q. PengemudiBerpendidikan minimal lulusan SMP/MTs atau yang sederajat,memiliki SIM yang sesuai, dan diangkat apabilasekolah/madrasah memiliki kendaraan roda empat.

r. PesuruhBerpendidikan minimal lulusan SMP/MTs atau yang sederajat

2. Kompetensia. Kepala Tenaga Administrasi Sekolah/Madrasah

1) Kompetensi kepribadian2) Kompetensi Sosial3) Kompetensi Teknis4) Kompetensi manajerial bagi kepala tenaga administrasi

sekolah/madrasahb. Pelaksana Urusan

1) Kompetensi kepribadian2) Kompetensi sosial3) Kompetensi teknis pelaksana urusan

c. Petugas Layanan Khusus1) Kompetensi kepribadian2) Kompetensi sosial3) Kompetensi teknis petugas layanan khusus

F. Jenis-jenis Tenaga KependidikanDilihat dari jabatannya, tenaga kependidikan dibedakan menjadi

tenaga struktural, tenaga fungsional dan tenaga teknis penyelenggarapendidikan. Tenaga struktural merupakan tenaga kependidikan yangmenempati jabatan-jabatan eksekutif umum (pimpinan) yangbertanggung jawab baik langsung maupun tidak langsung atas satuanpendidikan. Tenaga fungsional merupakan tenaga kependidikanyang menempati jabatan fungsional yaitu jabatan yang dalampelaksanaan pekerjaannya mengandalkan keahlian akademiskependidikan. Sedangkan tenaga teknis kependidikan merupakantenaga kependidikan yang dalam pelaksanaan pekerjaannya lebihdituntut kecakapan teknis operasional atau teknis administratif.

Page 189: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 183

Tabel 1. Jenis-jenis tenaga kependidikan untuk lingkungan DepartemenPendidikan dan Kebudayaan

StatusKetenagaan

Tempat Kerja diSekolah

Tempat Kerjadi LuarSekolah

TenagaStruktural

Kepala Sekolah Wakil Kepala Sekolah

- Urusan Kurikulum- Urusan Kesiswaan- Urusan Sarana dan

Prasarana- Urusan Pelayanan

Khusus

* Pusat :Menteri,Sekjen, Dirjen

* KadisdikPropinsi,Sekretaris,KaBid, Kasi

* KadisdikKab/Kota,Sekretaris,KaBid, Kasi

* UPT Kec, KasiTenagaFungsional

Guru Pembimbing/Penyuluh

(Guru BP) Pengembangan

Kurikulum dan TeknologiKependidikan

Pengembang tes * Pustakawan

* Penilik* Pengawas* Pelatih* Tutor &

Fasilitator* Pengembangan

Pendidikan

TenagaTeknis

Laboran Teknisi Sumber Belajar Pelatih (Olahraga) ;

Kesenian & Keterampilan * Petugas TU

* Teknisi SumberBelajar/SanggarBelajar

* Petugas TU

Tenaga kependidikan merupakan hasil analisis jabatan yangdibutuhkan oleh suatu sekolah atau satuan organisasi yang lebih luas.Sejalan dengan UU No.22 Tahun 1999 tentang pemerintahan daerahdan PP No.25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah danKewenangan Provinsi sebagai daerah otonom, maka jenis-jenis

Page 190: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 184

tenaga kependidikan dapat bervariasi sesuai kebutuhan organisasiyang bersangkutan.

G. Tugas Tenaga KependidikanPasal 39 ayat (1) Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

No.20 Tahun 2003 menjelaskan bahwa tugas tenaga kependidikan ituadalah melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan,pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang prosespendidikan pada satuan pendidikan.

Tabel 2. Jabatan dan Deskripsi JabatanTenaga Kependidikan di Sekolah

Jabatan Deskripsi Tugas

Kepala Sekolah

Bertanggung jawab atas keseluruhankegiatan penyelenggaraan pendidikan disekolahnya baik ke dalam maupun ke luaryakni dengan melaksanakan segalakebijaksanaan, peraturan dan ketentuan-ketentuan yang ditetapkan oleh lembaga yanglebih tinggi.

Wakil KepalaSekolah (UrusanKurikulum)

Bertanggung jawab membantu KepalaSekolah dalam penyelenggaraan kegiatan-kegiatan yang berkaitan langsung denganpelaksanaan kurikulum dan proses belajarmengajar

Wakil KepalaSekolah (UrusanKesiswaan)

Bertanggung jawab membantu KepalaSekolah dalam penyelenggaraan kegiatankesiswaan dan ekstrakurikuler

Wakil KepalaSekolah (UrusanSarana danPrasarana)

Bertanggung jawab atas kegiatan-kegiataninventaris pendayagunaan dan pemeliharaansarana dan prasarana serta keuangansekolah

Wakil KepalaSekolah (UrusanPelayananKhusus)

Bertanggung jawab membantu KepalaSekolah dalam penyelenggaraan pelayanan-pelayanan khusus, seperti hubunganmasyarakat, bimbingan dan penyuluhan,usaha kesehatan sekolah dan perpustakaan

Page 191: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 185

sekolah.PengembangKurikulum danTeknologiPendidikan

Bertanggung jawab atas penyelenggaraanprogram program-program pengembangankurikulum dan pengembangan kurikulum danpengembangan alat bantu pengajaran

Pengembang Tes

Bertanggung jawab atas penyelenggaraanprogram-program pengembangan alatpengukuran dan evaluasi kegiatan-kegiatanbelajar dan kepribadian peserta didik

PustakawanBertanggung jawab atas penyelenggaraanprogram kegiatan pengelolaan perpustakaansekolah

LaboranBertanggung jawab atas penyelenggaraanprogram kegiatan pengelolaan laboratorium disekolah

Teknisi SumberBelajar

Bertanggung jawab atas pengelolaan danpemberian bantuan teknis sumber-semberbelajar bagi kepentingan belajar peserta didikdan pengajaran guru

Pelatih

Bertanggung jawab atas penyelenggaraanprogram-program kegiatan latihan sepertiolahraga, kesenian, keterampilan yangdiselenggarakan

Petugas TataUsaha

Bertanggung jawab atas penyelenggaraankegiatan-kegiatan dan pelayanan administratifatau teknis operasional pendidikan di sekolah

H. Fungsi Administrasi Pendidik dan Tenaga KependidikanSebagaimana yang disampaikan diatas bahwa fungsi

administrasi, jika dihubungkan dengan administrasi pendidik makabisa diartikan bahwa hal ini merupakan upaya peningkatan efektifitasguru, dosen dan lain-lain untuk mencapai tujuan pendidikan itu sendiri.

Semua kegiatan sekolah akan dapat berjalan lancar dan berhasilbaik jika pelaksanaannya melalui proses-proses yang menurut garisfungsi-fungsi administrasi pendidik/guru tersebut. yang mana fungsi-fungsi tersebut adalah:1. Perencanaan

Page 192: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 186

Fungsi perencanaan administrasi guru ialah untuk mendapatkancalon tenaga pengajar yang memang dibutuhkan. Perencanaanmerupakan proses awal dalam pelaksanaan untuk itu lembagamampu merencanakan kebutuhan dimasa yang akan datang gunamendapatkan kebutuhan yang diperlukan dan guna mencapaitujuan pendidikan yang diinginkan. Jadi dengan adanyaperencanaan yang terarah dan sistematis pelaksanaan kegiatanakan berjalan lancar.

2. SeleksiFungsi seleksi administrasi guru ialah penyeleksian calon tenagapengajar untuk direkrut atau diambil atas kebutuhan pada lembagatersebut, yang mana penyeleksian juga harus dapat disesuaikandengan persyaratan-persyaratan yang telah ditetapkan olehlembaga misalnya : persyaratan administrasi, ujian (tes), danwawancara dan persyaratan lainnya.

3. Pengangkatan atau PenempatanFungsi pengangkatan dan penempatan administrasi guru adalahmengangkat calon tenaga pengajar yang memang sudah diseleksidan sudah dipertimbangkan oleh lembaga guna mendapatkancalon tenaga pengajar yang profesional. Sedangkan penempatancalon tenaga pengajar harus disesuaikan dengan bidangkeahliannya masing-masing agar pelaksanaan tujuan pendidikandapat dicapai secara efektif.

4. PembinaanFungsi pembinaan administrasi guru ialah untuk membina tenagapengajar agar dapat meningkatkan kompetensi, peningkatan moral,disiplin kerja, melalui pendidikan dan pelatihan. Pembinaan harusdilakukan terus menerus sesuai dengan tuntutan perkembanganzaman.

5. KesejahteraanFungsi kesejahteraan administrasi guru ialah untuk meningkatkanprestasi kerja dengan memberikan motivasi dan kepuasan kerjamelalui kompensas. Kompensasi adalah segala sesuatu yangditerima para tenaga pengajar sebagai balasan jasa untuk kerjamereka. Kesejahteraan tidak harus berupa materi sematamelainkan juga pujian-pujian atas prestasi yang diraih oleh tenagapengajar atau personil.

Page 193: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 187

6. Penilaian atau EvaluasiFungsi penilaian atau evaluasi administrasi guru ialah sebagaicontrol terhadap pelaksanaan yang sudah dijalankan sesuaidengan tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya. Untuk itupelaksanan evaluasi atau penilaian dapat berjalan secara efektifbila pelaksanaanya berjalan dengan baik.

7. Pemutusan Hubungan kerjaFungsi pemutusan hubungan kerja administrasi guru ialah untukmempertegas atau memperjelas keterikatan masa kerja yangsudah tidak ada. Hal ini misalnya adanya surat SK (suratketerangan) pensiun bahwa masa kerja dilembaga tersebut sudahselesai oleh sebab itu pelaksanaan pemutusan hubungan kerjadilakukan akhir selesai masa kerja.

I. Fakta mengenai Administrasi Pendidik dan Tenaga KependidikanFakta sederhana yang sering kita temui di lapangan adalah tugas

guru dibenturkan dengan berbagai pekerjaan administrasi sekolahsehinnga kefokusan pendidik terpecah dan terbagi dan pada akhirnyafungsi pokok guru dilakukan dengan tidak maksimal.Pada waktu yanglampau, pada umumnya tugas kewajiban guru hampir seluruhnyamengenai pekerjaan mengajar terus dalam arti menyampaikanketerangan-keterangan dan fakta-fakta dari buku kepada murid,memberi tugas-tugas dan memeriksanya. Sekarang, guru harus jugamemperhatikan kepentingan-kepentingan sekolah, ikut sertamenyelesaikan berbagai persoalan yang dihadapi sekolah, yangkadang-kadang sangat kompleks sifatnya.

Dalam banyak hal pekerjaannya berhubungan erat sekali denganpekerjaan seorang pengawas, Kepala sekolah, pegawai tata-usahasekolah, dan berbagai pejabat lainnya. Secara berangsur-angsurtekanan makin diberikan kepada partisipasi guru dalam administrasipendidikan/sekolah, yakni penyelenggaraan dan managementsekolah. Tokoh-tokoh pendidikan sekarang menekankan kepadagagasan tentang demokrasi dalam hidup sekolah: guru-guruhendaknya didorong untuk ikut serta dalam pemecahan masalah-masalah administratif yang langsung mempengaruhi status profesionilguru.

Page 194: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 188

SIMPULANDi dalam Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) BAB XII, Tahun

2005 Pasal 139, Pasal 1 dinyatakan bahwa pendidik mencakup guru,dosen, konselor, pamong belajar, pamong widyaiswara, tutor,instruktur, fasilitator, pelatih, dan sebutan lain dari profesi yangberfungsi sebagai agen pembelajaran peserta didik. Adapun,mengenai tenaga kependidikan dinyatakan di dalam Pasal 140 Ayat 1(RPP, Bab XII/2005) sebagai berikut. Tenaga kependidikan mencakuppimpinan satuan pendidikan, penilik satuan pendidikan nonformal,pengawas satuan pendidikan formal, tenaga perpustakaan, tenagalaboratorium, teknisi sumber belajar, tenaga lapangan pendidikan,tenaga administrasi, psokolog, pekerja sosial, terapis, tenagakebersihan sekolah, dan sebutan lain untuk petugas sejenis yangbekerja pada satuan pendidikan.

Pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasipeserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

Administrasi pendidik dan tenaga kependidikan adalah proseskeseluruhan kegiatan pendidik yang meliputi perencanaan,pengorganisasian, pengarahan, pelaporan, pengkoordinasian,pengawasan dan pembiayaan, dengan menggunakan ataumemanfaatkan fasilitas yang tersedia, baik personil, materiil, maupunspirituil untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.

Mewujudkan apa yang diamanatkan oleh PP No. 19 Tahun 2005Tentang Standar Nasional Pendidikan maka sangat penting bagiseorang pendidik dan tenaga kependidikan memenuhi administrasisesuai dengan jenjang atau sekolah menjadi tempat pengabdiannya.Hal ini dilakukan demi tercapainya tujuan pendidikan nasional yaitupendidikan yang berkualitas dan bermutu tinggi.

Administrasi pendidik merupakan mediator untuk kelancar dankeberhasil serta peningkatan efektifitas dan lain-lain untuk mencapaitujuan pendidikan itu sendiri.

Sekarang, guru harus memperhatikan kepentingan-kepentingansekolah, ikut serta menyelesaikan berbagai persoalan yang dihadapisekolah, yang kadang-kadang sangat kompleks sifatnya, masalah-masalah administratif seperti ini sangat mempengaruhi statusprofesionil guru.

Page 195: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 189

Semua kegiatan sekolah akan dapat berjalan baik jikapelaksanaannya melalui proses-proses yang menurut garis fungsi-fungsi administrasi pendidik/guru tersebut.

DAFTAR PUSTAKA:

Arikunto, Suharsimi. (1993). Organisasi dan Administrasi PendidikanTeknologi dan Kejuruan. Yogyakarta: Grafindo Persada.

Burhanuddin. (1994). Analisis Administrasi Manajemen danKepemimpinan Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara,

Daryanto, H.M, .(2005). Administrasi Pendidikan. Jakarta: RinekaCipta,

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, (1981). AdministrasiSekolah Penataran Loka Karya Tahap 2 PengembanganPendidikan Guru (P3G). Jakarta.

Handani, Nawawi, (1988). Administrasi Pendidikan. Jakarta, CV HajiMasagung.

Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar NasionalPendidikan.

Permendiknas No. 24 Tahun 2008 Tentang Standar TenagaAdministrasi Sekolah/Madrasah

Permendiknas No._25_th-2008_standar-tenaga-perpustakaan-sekolah

Permendiknas No._27_th-2008_standar-kualifikasi-akademik-dan-kompetensi-konselor

Peter, dkk. (1991). Kamus Bahasa Indonesia kontemporer. Jakarta:Modern English PRESS,

Piet Suhertian, (23003)..Dimensi-Dimensi Administrasi Pendidikan diSekolah. Bandung: Rosda Karya.

Page 196: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 190

Anwar, Moch, Idochi, (2004). .Administrasi Pendidikan danManajemen Biaya Pendidikan. Bandung: CV.Alpabeta.

Tim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan UPI. (2005). PengantarPengelolaan Pendidikan. Bandung.

Usman Uzer, (1999). Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT RemajaRosda Karya,

WJS. Poerwadarmita,(1991). Kamus Umum Bahasa Indonesia.Jakarta: Balai Pustaka,

Page 197: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 191

ADMINISTRASI KEUANGAN PENDIDIKAN

PENDAHULUAN

Dalam penyeleggaraan pendidikan, keuangan dan pembiayaanmerupakan potensi yang sangat menentukan dan merupakan bagianyang tak terpisahkan dalam kajian administrasi dan manajemenpendidikan. Komponen pembiayaan dan keuangan pada tingat satuanpendidikan merupakn komponen produksi yang menentukan prosesterlaksananya kegiatan-kegiatan proses belajar-mengajar di sekolahbersama komponen-komponen lain. Dengan kata lain, setiap kegiatanyang dilakukan sekolah memerlukan biaya, baik disadari maupuntidak.

Komponen keuangan dan pembiayaan ini perlu dikelola sebaik-baiknya agar dana yang ada dapat dimanfaatan secara optimal untukmenunjang tercapainya tujuan pendidikan. Hal ini penting, terutamadalam rangka implementasi Manajemen Berbasis Sekolah, yangmemberikan kewenangan sekolah untuk mencari dan memanfaatkanberbagai sumber dana sesuai dengan keperluan sekolah. Disebabkanpada umumnya dunia pendidikan selalu dihadapkan pada masalahketerbatasan dana. Apalagi dalam berbagai kondisi pereokonomiandunia yang sedag dilanda krisis.

Setiap kegiatan perlu diatur agar kegiatan berjalan tertib, lancar,efektif dan efisien. Kegiatan di sekolah yang sangat kompleksmembutuhkan pengaturan yang baik. Keuangan di sekolah merupakanbagian yang amat penting karena setiap kegiatan butuh uang.Keuangan juga perlu diatur sebaik-baiknya. Untuk itu perluadministrasi keuangan yang baik. Sebagaimana yang terjadi disubstansi administrasi pendidikan pada umumnya, kegiatanadministrasi keuangan dilakukan melalui proses perencanaan,pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian, pengawasan ataupengendalian. Beberapa kegiatan administrasi keuangan yaitumemperoleh dan menetapkan sumber-sumber pendanaan,pemanfaatan dana, pelaporan, pemeriksaan danpertanggungjawaban.

Dalam administrasi keuangan sekolah terdapat rangkaian aktivitasterdiri dari perencanaan program sekolah, perkiraan anggaran, danpendapatan yang diperlukan dalam pelaksanaan program,

Page 198: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 192

pengesahan dan penggunaan anggaran sekolah. Administrasikeuangan dapat diartikan sebagai tindakanpengurusan/ketatausahaan keuangan yang meliputi pencatatan,perencanaan, pelaksanaan, pertanggungjawaban dan pelaporan.Sebagai suatu lembaga pendidikan perlu ditingkatkan dan disesuaikandenagan kebutuhan dan perkembangan pembangunan disegalabidang baik segi sarana dan prasarana Pendidikan, fasilitas kerjamaupun kesejahtraan yang layak bagi seluruh tenaga pendidik. Untukmemenuhi sasaran tersebut sangat diperlukan biaya yang cukup danadministrasi yang tertib

Berdasarkan pemikiran di atas, pengelolaan keuangan pendidikanlebih difokuskan dalam proses merencanakan alokasi secara teliti danpenuh perhitungan serta mengawasi pelaksanaan dana, bak biayaoperasional maupun biaya kapital, disertai bukti-bukti secaraadministratif dan fisik (material) sesuai dengan dana yang dikeluarkan.

Setelah pembelajaran ini diharapkan mahasiswa dapat mengetahuitentang:1. Administrasi keuangan sekolah;2. Bagaimana seharusnya pengelolaan administrasi keuangan di

sekolah.

PEMBAHASAN

A. Administrasi Keuangan Sekolah1. Pengertian Administrasi Keuangan Sekolah

Administrasi keuangan sekolah merupakan langkah pengolahankeuangan sekolah mulai dari penerimaan sampai dengan bagaimanamempertanggungjawabkan keuangan yang digunakan secara obyektifdan sistematis. Langkah tersebut sangat penting sekali diperhatikan,karena masalah pembiayaan adalah menjadi sarana vital bagi matihidupnya suatu organisasi sekolah.

Selain itu Mulyono, MA. berpendapat bahwa administrasi keuangansekolah adalah seluruh proses kegiatan yang direncanakan dandilaksanakan atau diusahakan secara sengaja dan sungguh-sungguh,serta pembinaan secara kontinu terhadap biaya operasional sekolahsehingga kegiatan pendidikan lebih efektif dan efisien serta membantupencapaian tujuan pendidikan.

Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa administrasi keuangansekolah adalah sebuah analisis terhadap sumber-sumber pendapatan

Page 199: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 193

(revenue) dan penggunaan biaya (expenditure) yang diperuntukkansebagai pengelolaan pendidikan secara efektif dan efisien dalamrangka mencapai tujuan yang telah ditentukan.

2. Konsep Administrasi Keuangan SekolahAdministrasi keuangan merupakan salah satu substansi

administrasi sekolah yang akan turut menentukan berjalannyakegiatan pendidikan di sekolah. Sebagaimana yang terjadi disubstansi administrasi pendidikan pada umumnya, kegiatanadministrasi keuangan dilakukan melalui proses perencanaan,pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian, pengawasan ataupengendalian. Beberapa kegiatan administrasi keuangan yaitumemperoleh dan menetapkan sumber-sumber pendanaan,pemanfaatan dana, pelaporan, pemeriksaan dan pertanggungjawaban(Lipham, 1985; Keith, 1991). Menurut Depdiknas (2000) bahwaadministrasi keuangan merupakan tindakanpengurusan/ketatausahaan keuangan yang meliputi pencatatan,perencanaan, pelaksanaan, pertanggungjawaban dan pelaporanDengan demikian, administrasi keuangan sekolah dapat diartikansebagai rangkaian aktivitas mengatur keuangan sekolah mulai dariperencanaan, pembukuan, pembelanjaan, pengawasan danpertanggungjawaban keuangan sekolah.

Pembiayaan pendidikan hendaknya dilakukan secara efisien. Makinefisien suatu sistem pendidikan, semakin kecil dana yang diperlukanuntuk pencapaian tujuan-tujuan pendidikan. Untuk itu, bila sistemkeuangan sekolah dikelola secara baik akan meningkatkan efisiensipenyelenggaraan pendidikan. Artinya, dengan anggaran yangtersedia, dapat mencapai tujuan-tujuan pendidikan secara produktif,efektif, efisien, dan relevan antara kebutuhan di bidang pendidikandengan pembangunan masyarakat. Untuk mencapai hal-hal seperti diatas maka diperlukan adanya proses merencanakan,mengorganisasikan, mengarahkan, mengkoordinasikan, mengawasi,dan melaporkan kegiatan bidang keuangan agar tujuan sekolah dapattercapai secara efektif dan efisien.

Melalui kegiatan administrasi keuangan maka kebutuhanpendanaan kegiatan sekolah dapat direncanakan, diupayakanpengadaannya, dibukukan secara transparan, dan digunakan untukmembiayai pelaksanaan program sekolah secara efektif dan efisien.Untuk itu tujuan manajemen keuangan adalah:

Page 200: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 194

a. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi penggunaan keuangansekolah

b. Meningkatkan akuntabilitas dan transparansi keuangan sekolah.c. Meminimalkan penyalahgunaan anggaran sekolah.

Untuk mencapai tujuan tersebut, maka dibutuhkan kreativitaskepala sekolah dalam menggali sumber-sumber dana, menempatkanbendaharawan yang menguasai dalam pembukuan dan pertanggung-jawaban keuangan serta memanfaatkannya secara benar sesuaiperaturan perundangan yang berlaku.

Manajemen keuangan merupakan aspek yang tidak bisadilepaskan dalam suatu manajemen sekolah. Oleh karena itu,manajemen keuangan sekolah pada dasarnya adalah bagian daripembiayaan pendidikan yang tercermin dari anggaran yang ditetapkanoleh sekolah, sehingga untuk bidang ini diperlukan penanganan yangserius, agar senantiasa dicapai suatu pengelolaan yang efektif danefisien dalam mengelola anggaran serta program-program yangdibiayainya dalam mencapai tujuan pendidikan di sekolah.

Manajemen keuangan menyangkut dua hal, yaitu bagaimanamemperoleh dana dan bagaimana menggunakan ataumengalokasikan dana tersebut dalam lingkungan berbeda di tingkatpendidikan yang berbeda pula, secara efektif dan efisien. Sumberdana dan pembiayaan pada suatu sekolah secara garis besar dapatdikelompokkan atas tiga sumber, yaitu:a. Pemerintah, baik pemerintah pusat, daerah mau pun kedua-duanya

yang bersifat umum atau khusus dan diperuntukkan bagikepentingan pendidikan;

b. Orangtua atau peserta didik;c. Masyarakat, baik mengikat mau pun tidak mengikat.

Berkaitan dengan penerimaan dari orangtua dan masyarakatditegaskan dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Tahun1989 bahwa karena keterbatasan kemampuan pemerintah dalampemenuhan kebutuhan dana pendidikan, tanggung jawab ataspemenuhan kebutuhan dana pendidikan merupakan tanggung jawabbersama antara pemerintah, masyarakat dan orangtua.

Ada pun dilihat dari sisi pengeluarannya (Dana) meliputi biaya rutindan biaya pembangunan. Biaya rutin adalah biaya yang harusdikeluarkan dari tahun ke tahun seperti gaji pegawai (Guru dan nonguru), serta biaya operasional, biaya pemeliharaan gedung, fasilitas,dan alat-alat pengajaran (Barang-barang habis pakai). Sedangkan

Page 201: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 195

biaya pembangunan misalnya biaya pembelian atau pengembangantanah, pembangunan gedung, perbaikan atau rehab gedung,penambahan furniture serta biaya atau pengeluaran lain untuk barang-barang yang tidak habis pakai.

Dengan demikian, keuangan sekolah merupakan sumber danayang diterima dan digunakan untuk penyelenggaraan pendidikan disekolah yang mengandung konsekuensi bagi sekolah, yaitu sekolahharus mengelola sumber dana tersebut secara efektif dan efesienuntuk menunjang pelaksanaan pendidikan. Semakin efisien suatusistem pendidikan, semakin kecil dana yang diperlukan untukpencapaian tujuan-tujuan pendidikan. Untuk itu, bila sistem keuangansekolah dikelola secara baik akan meningkatkan efisiensipenyelenggaraan pendidikan. Artinya, dengan anggaran yangtersedia, dapat mencapai tujuan-tujuan pendidikan secara produktif,efektif, efisien, dan relevan antara kebutuhan di bidang pendidikandengan pembangunan masyarakat. Untuk mencapai hal-hal seperti diatas maka diperlukan adanya proses merencanakan,mengorganisasikan, mengarahkan, mengkoordinasikan, mengawasi,dan melaporkan kegiatan bidang keuangan agar tujuan sekolah dapattercapai secara efektif dan efisien.

Melalui kegiatan manajemen keuangan maka kebutuhanpendanaan kegiatan sekolah dapat direncanakan, diupayakanpengadaannya, dibukukan secara transparan, dan digunakan untukmembiayai pelaksanaan program sekolah secara efektif dan efisien.Untuk itu tujuan manajemen keuangan adalah:a. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi penggunaan keuangan

sekolahb. Meningkatkan akuntabilitas dan transparansi keuangan sekolah.c. Meminimalkan penyalahgunaan anggaran sekolah.

Untuk mencapai tujuan tersebut, maka dibutuhkan kreativitaskepala sekolah dalam menggali sumber-sumber dana, menempatkanbendaharawan yang menguasai dalam pembukuan dan pertanggung-jawaban keuangan serta memanfaatkannya secara benar sesuaiperaturan perundangan yang berlaku.

3. Tahap-Tahap Menejemen Keuangana. Perencanaan/Penganggaran Keuangan (Budgeting)

Menurut Nanang Fattah (2000:47), penganggaran merupakankegiatan atau proses penyusunan anggaran (budget). Sementara itu

Page 202: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 196

anggaran atau budget adalah merupakan rencana operasional yangdinyatakan secara kuantitatif dalam bentuk satuan uang yngdigunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan-kegiatanlembaga dalam kurun waktu tertentu. Sementara itu menurutDjamaluddin (1977:11), anggaran adalah sejenis rencana yangmenggambarkan rangkaian tindakan atau kegiatan dalam bentukangka-angka dari segi uang untuk suatu jangka tertentu.

Dari pengertian di atas, tampak bahwa penganggaran dan anggarntidak semata-mata berkaitan dengan uang, namun juga memberigambaran tentang program kegiatan yang akan dilaksanakan disertaidengan besaran dana/biaya yang dialokasikannya, sehingga terdapatdua hal yang perlu mendapat perhatian, yaitu besaran dana untukmembiayai kegiatan serta kegiatannya sendiri.

Dalam setiap anggaran tergambar dua sisi penting yaitu sisipenerimaan dan atau rencana penerimaan dan sisi pengeluaran. Sisipenerimaan menunjukkan sumber-sumber dari mana dana itudiperoleh apakah dari pemerintah, baik pemerintah pusat maupunpemerintah daerah, dari orang tua, dari masyarakat, atau dari sumberlain yang dibenarkan, sedangkan sisi pengeluaran menggambarkanalokasi besarnya biaya pendidikan untuk setiap komponen yang harusdibiayai (Nanang Fattah, 2000:48). Dengan demikian, anggaran suatulembaga dapat menggambarkan kegiatan/program yang akan atausudah dilaksanakan serta besaran biaya yang dikeluarkan sehinggadapat diketahui efektifitas dan efesiensi pelaksanaan program yangtecantum dalam anggran.

Perencanaan atau planning sebagaimana dikatakan oleh LutherM.Gulick: “Planning that is working out broad outline the things thatneed to be done and the methods for doing them to acomplish thepurpose set for enterprise” (Percy E.Burrup, 1962: 114). Perencanaanadalah aktivitas atau kegiatan menyusun garis-garis besar yang luastentang hal-hal yang akan dikerjakan dan cara-cara mengerjakannyauntuk mecapai tujuan tertentu. Perencanaan dapat diartikan sebagaiproses penyusunan berbagai keputusan yang akan dilaksanakan padamasa yang akan datang untk mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dalam menyusunrencana keuangan sekolah sebagai berikut.1) Perencanaan harus realistis

Page 203: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 197

Perencanaan harus mampu menilai bahwa alternatif yang dipilihsesuai dengan kemampuan sarana/fasilitas, daya/ tenaga, dana,maupu waktu.

2) Perlunya koordinasi dalam perencanaanPerencanaan harus mampu memperhatikan cakupan dan sarana/volume kegiatan sekolah yang kompleks.

3) Perencanaan harus berdasarkan pengalaman, pengetahuan, danintuisi.Pengalaman, pengetahuan, dan intuisi, mampu menganalisaberbagai kemungkinan yang terbaik dalam menyususnperencanaan.

4) Perencanaan harus fleksible (luwes).Perencanaan mampu menyesuaikan dengan segala kemungkinanyang tidak diperhatikan sebelumnya tanpa harus membuat revisi.

5) Perencanaan yang didasrkan penelitianPerencanaan yang berkualitas perlu didukung suatu data yanglengkap dan akurat melalui suatu penelitian.

6) Perencanaan akan menghindari under dan over planning.Perencanaan yang baik akan menentukan mutu kegiatan-kegiatanyang diselenggarakan.

Fungsi AnggaranAnggaran disampin sebagai alat untuk perencanaan dan

pengendalian manajemen, juga merupakan alat bantu bagimanajemen dalam mengarahkan suatu organisasi dalam posisi yangkuat atau lemah (Nanang Fattah, 2000:49). Sementara beberapafungsi anggaran dalam manajemen organisasi sektor publik menurutDedy Noriawan adalah sebagai berikut:1) Anggaran sebagai alat perencanaan

Dengan fungsi ini organisasi tahu apa yang harus dilakukan dankearah mana kebijakan dibuat.

2) Anggaran sebagai alat pengendalianDengan adanya anggaran organisasi sektor publik dapatmenghindari adanya pengeluaran yang terlalu besar (overpending)atau adanya penggunaan dana yang tidak semestinya(misspending).

3) Anggaran sebagai alat kebijakanDengan adanya anggaran organisasi sektor publik dapatmenentukan arah atas kebikan tertentu.

Page 204: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 198

4) Anggaran sebagai alat politikDengan adanya anggaran dapat dilihat komitmen pengelola dalammelaksanakan proram-program yang telah dijanjikan.

5) Anggaran sebagai alat koordinasi dan komunikasiDengan dokumen-dokumen anggaran yang bersifat komprehesifsebuah bagian atau unit kerja atau depertemen dapat mengetahuiapa yang akan dilakukan oleh masing-masing bagian atu unit kerjalainnya.

6) Anggaran sebagai alat penilaian kinerjaAnggaran adalah suatu ukuran yang bisa menjadi patokan apakahsuatu bagian/unit kerja telah memenuhi target baik berupaterlaksananya aktivitas maupun terpenuhinya efesiensi biaya.

7) Anggaran sebagai alat motivasiAnggaran dapat digunakan sebagai alat komunikasi denganmenjadikan nilai-nilai nominal yang tercantum sebagai targetpencapaian. Dengan catatan anggran akan menjadi alat motivasiyang baik jika memenuhi sifat menantang tetapi masih mungkindicapai. Maksudnya adalah suatu anggaran itu hendaknya janganterlalu tinggi sehingga tidak dapat dipenuhi juga jangan terlalurendah sehingga terlalu mudah dicapai.

Prinsip-prinsip dan Prosedur AnggaranPrinsip-prinsip penyusunan anggaran bila dikaitkan dengan

anggaran sebagai alat perencanaan dan pengendalian menurutNanang Fattah adalah sebagai berikut:1) Adanya pembagian wewenang dan tanggung jawab yang jelas

dalam sistem manajemen organisasi.2) Adanya sistem akuntansi yang memadai dalam melaksanakan

anggarannya.3) Adanya penelitian dan analisis untuk menilai organisasi4) Adanya dukungan dari pelaksanaan dari tingkat atas hingga yang

paling bawah.Sedangkan prosedur penyusunan anggaran adalah sebagai berikut:1) Mengidentifikasi kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan selama

periode anggaran.2) Mengidentifikasi sumber-sumber yang dinyatakan dalam uang, jasa

dan barang.3) Semua sumber dinyatakan dalam bentuk uang sebab anggaran

pada dasarnya merupakan pernyataan finansial.

Page 205: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 199

4) Memformulasikan anggaran dalam bentuk format yang telahdisetujui dan dipergunakan oleh instansi tertentu.

5) Menyusun usulan anggaran untuk memperoleh persetujuan danpihak-pihak yang berwenang.

6) Melakukan revisi usulan anggaran.7) Persetujuan revisi usulan anggaran.8) Pengesahan anggaran.

b. Tahap Pelaksanaan (Akunting)Arens dan Loebbecke menjelaskan bahwa akuntansi merupakan

proses pencatatan, pengelompokkan dan pengikhtisaran kejadian-kejadian ekonomi dalam bentukyang teratur dan logis dengan tujuanmenyajikan informsi keuangan yang dibutuhkan untuk pengambilankeputusan. Agar penyajian informasi tepat, maka seorang akuntanharus memiliki pengetahuan yang baik mengenai prinsip-prinsip danaturan-aturan dalam penyusunan informasi akntansi. Disamping itu,seorang akuntan harus mengembangkan sistem yang dapatmenjamin bahwa semua peristiwa ekonomi yang terjadi dalamorganisasi dapat tercatat dengan mencukupi pada saat yang tepatdengn biaya yang pantas.

Tujuan dari sistem akuntansi ini adalah untuk memastikan bahwadata keuangan dan transaksi ekonomi diinputkan secara tepatkedalam catatan akuntansi, serta laporan-laporan yang perludisajikan secara akurat dan tepat waktu.

Komponen-komponen sistem akuntansi, secara tradisional sistemakuntansi terdiri dari komponen-komponen berikut:

1) Bagan Perkiraan/akunBagan perkiraan adalah daftar masing-msing item, di manapencatatannya dibagi dalam lima katagori.a) Aktivab) Utangc) Aktiva bersihd) Pendapatane) BelanjaMasing-masing pencatatan ditetukan dengan mengidentifikasikanangka yang diinput ke sistem akuntansi.

Page 206: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 200

2) Buku BesarBuku besar mengklasifikasikan informasi pencatatan, dimana

bagan perkiraan atau akun bertindak sebagai daftar isi buku besar.Dalam sistem manual, ringkasan total dari seluruh jurnaldimasukkan ke dalam buku besar setiap bulannya dimana halinilikakukan selama satu tahun dan dilaporkan pada tanggalneraca. Dalam sistem komputerisasi, data secara khususdimasukkan ke sistem sekali saja. Saat entri data telah disetujuioleh pemakai, perangkat lunak memasukkan informasi itu keseluruh laporan, dimana angka yang dicatat akan muncul.

3) JurnalJurnal digunakan untuk mencatat semua transaksi akuntansi

sebelum diklasifikasikan ke buku besar. Jurnal mengatur informasisecara kronologis dan sesuai dengan jenis transakasi. Contoh:a) Jurnal untuk mencatat transaksi pengeluaran kas adalah

pencatatan secara kronologis atas cek yang ditulis, yangdikategorikan menurut bagan perkiraan/akun.

b) Jurnal untuk mencatat transakasi penerimaan kas adalahpencatatan secara kronologis atas seluruh setoran yang dibuat,yang dikatagorikan menurut bagan perkiraan/akun.

c) Jurnal untuk mencatat transaksi gaji, yaitu jurnal yang mencatatseluruh transakasi yang berkaitan dengan penggajian.

d) Jurnal untuk mencatat transaksi pengeluaran kas dan piutangmerupakan bagian akun pertambahan biaya dan pendapatan.Juranal ini bermanfaat untuk mengelompokkan transaksipertambahan biaya dan/atau pendapatan yang terlalu banyakmelalui jurnal.

4) Buku CekBuku cek menyajikan kombinasi jurnal dan buku besar. Sebagian

besar transaksi keuangan akn dicatat melalui buku cek, dimana tandapenerimaan yang disetor ke dan dari saldo pembayaran akan buat.

c. Tahap Penilaian (Auditing)Auditing adalah proses pengumpulan dan pengevalusian bahan

bukti tentang informasi yang dapat diukur mengenai entinitas ekonomiyang dilakukan seseorang yang kompeten dan independen untukmenentukan dan melaporkan kesesuaian informasi dimaksud dengankriteria-kriteria yang telah ditetapkan. auditing seharusnya dilakukanoleh seorang yang independen dan kompeten.

Page 207: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 201

Untuk melaksanakan audit diperlukan informasi yang dapatdiverifikasi dan sejumlah standar atau kriteria yang dapat digunkanasebagai pegangan pengevalusian informasi tersebut. Agar dapatdiverifikasi, informasi harus dapat diukur.

Dalam auditing data akuntansiyang menjadi pokok adalahmenentukan apakah informasi yang tercatat telah tercermin denganbenar kejadian ekonomi pada periode akuntansi. Oleh karena itukriterianya adala aturan-aturan akuntansi, maka seorang auditor harusmemahami aturan-aturan dikasud dengan baiak. Dalam asuditlaporan keuangan, aturan-aturan dimaksud adalahprinsip-prinsipakuntansi yang berlaku umum. Dalam sistem akkuntansi Indonesia,maka standara akauntansi keuangan ditetapkan oleh IAI (IkatanAkuntan Indonesia).

B. Prinsip-Prinsip Pengelolaan Administrasi Keuangan SekolahManajemen keuangan sekolah perlu memperhatikan sejumlah

prinsip. Undang-undang No 20 Tahun 2003 pasal 48 menyatakanbahwa pengelolaan dana pendidikan berdasarkan pada prinsipkeadilan, efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas publik. Disampingitu prinsip efektivitas juga perlu mendapat penekanan. Berikut inidibahas masing-masing prinsip tersebut, yaitu transparansi,akuntabilitas, efektivitas, dan efisiensi.

1. TransparansiTransparan berarti adanya keterbukaan. Transparan di bidang

manajemen berarti adanya keterbukaan dalam mengelola suatukegiatan. Di lembaga pendidikan, bidang manajemen keuangan yangtransparan berarti adanya keterbukaan dalam manajemen keuanganlembaga pendidikan, yaitu keterbukaan sumber keuangan danjumlahnya, rincian penggunaan, dan pertanggungjawabannya harusjelas sehingga bisa memudahkan pihak-pihak yang berkepentinganuntuk mengetahuinya.

Transparansi keuangan sangat diperlukan dalam rangkameningkatkan dukungan orang tua, masyarakat dan pemerintah dalampenyelenggaraan seluruh program pendidikan di sekolah. Disampingitu transparansi dapat menciptakan kepercayaan timbal balik antarapemerintah, masyarakat, orang tua siswa dan warga sekolah melaluipenyediaan informasi dan menjamin kemudahan di dalammemperoleh informasi yang akurat dan memadai.

Page 208: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 202

Beberapa informasi keuangan yang bebas diketahui oleh semuawarga sekolah dan orang tua siswa misalnya Rencana AnggaranPendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS) bisa ditempel di papanpengumuman di ruang guru atau di depan ruang tata usaha sehinggabagi siapa saja yang membutuhkan informasi itu dapat dengan mudahmendapatkannya. Orang tua siswa bisa mengetahui berapa jumlahuang yang diterima sekolah dari orang tua siswa dan digunakan untukapa saja uang itu. Perolehan informasi ini menambah kepercayaanorang tua siswa terhadap sekolah.

2. AkuntabilitasAkuntabilitas adalah kondisi seseorang yang dinilai oleh orang lain

karena kualitas performansinya dalam menyelesaikan tugas untukmencapai tujuan yang menjadi tanggung jawabnya. Akuntabilitas didalam manajemen keuangan berarti penggunaan uang sekolah dapatdipertanggungjawabkan sesuai dengan perencanaan yang telahditetapkan. Berdasarkan perencanaan yang telah ditetapkan danperaturan yang berlaku maka pihak sekolah membelanjakan uangsecara bertanggung jawab. Pertanggungjawaban dapat dilakukankepada orang tua, masyarakat dan pemerintah. Ada tiga pilar utamayang menjadi prasyarat terbangunnya akuntabilitas, yaitu:a. Adanya transparansi para penyelenggara sekolah dengan

menerima masukan dan mengikutsertakan berbagai komponendalam mengelola sekolah

b. Adanya standar kinerja di setiap institusi yang dapat diukur dalammelaksanakan tugas, fungsi dan wewenangnya,

c. Adanya partisipasi untuk saling menciptakan suasana kondusifdalam menciptakan pelayanan masyarakat dengan prosedur yangmudah, biaya yang murah dan pelayanan yang cepat

3. EfektivitasEfektif seringkali diartikan sebagai pencapaian tujuan yang telah

ditetapkan. Garner (2004) mendefinisikan efektivitas lebih dalam lagi,karena sebenarnya efektivitas tidak berhenti sampai tujuan tercapaitetapi sampai pada kualitatif hasil yang dikaitkan dengan pencapaianvisi lembaga. Effectiveness ”characterized by qualitative outcomes”.Efektivitas lebih menekankan pada kualitatif outcomes. Manajemenkeuangan dikatakan memenuhi prinsip efektivitas kalau kegiatan yangdilakukan dapat mengatur keuangan untuk membiayai aktivitas dalam

Page 209: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 203

rangka mencapai tujuan lembaga yang bersangkutan dan kualitatifoutcomes-nya sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.

4. EfisiensiEfisiensi berkaitan dengan kuantitas hasil suatu kegiatan. Efficiency

”characterized by quantitative outputs” (Garner,2004). Efisiensi adalahperbandingan yang terbaik antara masukan (input) dan keluaran (output) atau antara daya dan hasil. Daya yang dimaksud meliputi tenaga,pikiran, waktu, biaya. Perbandingan tersebut dapat dilihat dari dua hal:a. Dilihat dari segi penggunaan waktu, tenaga dan biaya:Kegiatan dapat dikatakan efisien kalau penggunaan waktu, tenaga danbiaya yang sekecil-kecilnya dapat mencapai hasil yang ditetapkan.b. Dilihat dari segi hasilKegiatan dapat dikatakan efisien kalau dengan penggunaan waktu,tenaga dan biaya tertentu memberikan hasil sebanyak-banyaknya baikkuantitas maupun kualitasnya.

2. Tata Laksana SekolahTata laksana pendidikan sering disebut dengan istilah administrasi

tata usaha, yaitu segenap proses kegiatan pengelolaan surat-menyurat yang dimulai dari menghimpun (menerima), mencatat,mengelola, menggandakan, mengirim dan menyimpan semua bahanketerangan yang di perlukan oleh organisasi. Dengan pengertian inimaka tata laksana atau tata usaha bukan hanya meliputi surat-suratsaja tetapi semua bahan keterangan atau informasi yang berwujudwarkat. Warkat ini adalah catatan tertulis atau bergambar mengenaisesuatu hal untuk keperluan pengingatan agar apabila sewaktu-waktudiperlukan dapat disiapkan.

Menurut Wililiam Leffingwe dan Edwin Robinson yang telah diterjemahkan oleh The Liang Gie (2000: 60) pekerjaan kantor atau tatalaksana ini pekerjaannya menyangkut segala usaha perbuatanmenyangkut warkat, pemakaian warkat-warkat dan pemeliharaannyaguna dipakai untuk mencari keterangan dikemudian hari.

Tata Laksana/Tata Usaha Sekolah/Pendidikan merupakan seluruhproses kegiatan yang direncanakan dan dilaksanakan secara sengajadan bersungguh-sungguh, serta membina kegiatan-kegiatan yangbersifat tulis menulis di sekolah, agar PBM semakin efektif dan efisienuntuk membantu tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.

Page 210: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 204

Administrasi Tata Laksana merupakan serangkaian kegiatanmencatat, menyimpan, menggandakan, menghimpun, mengolah, danmengirim benda-benda tertulis serta warkat yang pada hakikatnyamenunjang seluruh garapan administrasi sekolah/pendidikan.Menurut The Liang Gie (2000:50).a. Menghimpun yaitu kegiatan mencari dan mengusahakan

tersedianya segala keterangan yang tadinya belum ada atauberserakan dimana-mana sehingga siap dipergunakan bila manadiperlukan.

b. Mencatat yaitu meliputi kegiatan yang membutuhkan denganberbagai alat tulis-menulis mengenai keterangan-keterangan yangdiperlukan sehingga terwujudnya tulisan-tulisan yang dapat dibaca,dikirim atau disimpan.

c. Mengolah yaitu bermacam-macam kegiatan mengerjakanketerangan-keterangan dengan maksud menyajikan dalam bentukyang lebih berguna atau lebih jelas untuk dipakai.

d. Menggandakan yaitu kegiatan memperbanyak dengan berbagaicara dan alat sebanyak jumlah yang diperlukan.

e. Mengirim yaitu kegiatan menyampaikan dengan berbagai cara danalat dari pihak pertama ke pihak yang lain.

f. Menyimpan yaitu kegiatan menaruh dengan berbagai cara dan alatditempat tertentu yang aman.

SIMPULANAdministrasi keuangan merupakan salah satu substansi

administrasi sekolah yang akan turut menentukan berjalannyakegiatan pendidikan di sekolah. Administrasi keuangan merupakantindakan pengurusan/ketatausahaan keuangan yang meliputipencatatan, perencanaan, pelaksanaan, pertanggungjawaban danpelaporan Dengan demikian, administrasi keuangan sekolah dapatdiartikan sebagai rangkaian aktivitas mengatur keuangan sekolahmulai dari perencanaan, pembukuan, pembelanjaan, pengawasan danpertanggungjawaban keuangan sekolah.

Melalui kegiatan administrasi keuangan maka kebutuhanpendanaan kegiatan sekolah dapat direncanakan, diupayakanpengadaannya, dibukukan secara transparan, dan digunakan untukmembiayai pelaksanaan program sekolah secara efektif dan efisien.Untuk itu tujuan manajemen keuangan adalah untuk Meningkatkanefektivitas dan efisiensi penggunaan keuangan sekolah, meningkatkan

Page 211: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 205

akuntabilitas dan transparansi keuangan sekolah dan untukmeminimalkan penyalahgunaan anggaran sekolah.

Pengelolaan administrasi keuangan sekolah perlu diawali denganperencanaan yang sebaik-baiknya karena perencanaan akan menjadipeta atau pedoman jalannya pengelolaan administrasi keuangansekolah. Pengelolaan administrasi keuangan juga perlu menerapkanprinsip-prinsip agar dalam pelaksanaannya dapat berjalan sesuaidengan perencanaan, dapat berjalan dengan transparan, efektif danefisien, serta dapat dipertanggungjawabkan.

Administrasi Tata Laksana merupakan serangkaian kegiatanmencatat, menyimpan, menggandakan, menghimpun, mengolah, danmengirim benda-benda tertulis serta warkat yang pada hakikatnyamenunjang seluruh garapan administrasi sekolah/pendidikan.

DAFTAR PUSTAKA

Burhanuddin. (1994). Analisis Administrasi dan KepemimpinanPendidikan, Jakarta: Bumi Aksara.

Mulyono, (2009). Manajemen Administrasi & Organisasi Pendidikan,Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA,

Uhar Suharsaputra, (2013). Administrasi Pendidikan, Bandung: PTRefika Aditama,

E. Mulyasa, (2012). Manajemen Berbasis Sekolah, Bandung: PTRemaja Rosdakarya.

Kadarman, A.M. dan Udaya, Jusuf. (1992). Pengantar IlmuManajemen. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Tim Dosen ADM Pendidikan Universitas Pendidikn Indonesia, (2013).Manajemen Pendidikan, Bandung: Alfabeta,

Manullang, M.. (1990). Dasar-dasar Manajemen. (akarta: GhaliaIndonesia.

Suharsimi, Arikunto. Lia Yuliana. (2008). Manajemen Pendidikan.Yogyakarta: Aditya Media.

Page 212: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 206

ADMINISTRASI PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN

PENDAHULUANPendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi

manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atauburuknya pribadi manusia menurut ukuran normatif. Menyadari akanhal tersebut, pemerintah sangat serius menangani bidang pendidikan,sebab dengan sistem pendidikan yang baik diharapkan munculgenerasi penerus bangsa yang berkualitas dan mampu menyesuaikandiri untuk hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dalampersfektif makro banyak faktor yang mempengaruhi mutu pendidikan,diantaranya faktor kurikulum, kebijakan pendidikan, fasilitaspendidikan, aplikasi teknologi informasi dan komunikasi dalam duniapendidikan, khususnya dalam kegiatan proses belajar mengajar,aplikasi metode, strategi dan pendekatan pendidikan yang mutakhirdan modern, metode evaluasi pendidikan yang tepat, biaya pendidikanyang memadai, manajement pendidikan yang dilaksanakan secaraprofesional, sumberdaya manusia para pelaku pendidikan yangterlatih, berpengetahuan, berpengalaman dan profesional (Hadis danNurhayati, 2010:3).

Untuk meningkatkan mutu pendidikan perlu dilihat dari banyaksudut pandang. Banyak pakar pendidikan mengemukakanpendapatnya tentang faktor penyebab dan pemecahan masalah untukmengatasi kemerosotan mutu pendidikan di lndonesia. Denganmasukan ilmiah ahli itu, pemerintah tak berdiam diri sehingga tujuanpendidikan nasional tercapai. Masukan ilmiah yang disampaikan paraahli dari negara-negara yang berhasil menerapkannya, sepertiAmerika Serikat, Australia, Kanada, Selandia Baru dan Singapuraselalu memunculkan konsep yang tidak selalu bisa diadopsi dandiadaptasi. Karena berbagai macam latar belakang yang berbeda,seperti: situasi, kondisi, latar budaya dan pola pikir bangsa kitatentunya tidak homogen dengan negara-negara yang diteladani.Malahan, konsep yang diadopsi tersebut terkesan dijadikan sebagai“proyek” yang bertendensi pada kepentingan pribadi atau kelompoktertentu. Artinya, proyek bukan sebagai alat melainkan sebagai tujuan.Beberapa penerapan pola peningkatan mutu di Indonesia telah banyakdilakukan, namun masih belum dapat secara langsung memberikanefek perbaikan mutu. Di antaranya adalah usaha peningkatan mutudengan perubahan kurikulum dan proyek peningkatan lain; Proyek

Page 213: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 207

Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS), ProyekPerpustakaan, Proyek Bantuan Meningkatkan Manajemen Mutu(BOMM), Proyek Bantuan lmbal Swadaya (BIS), Proyek PengadaanBuku Paket, Proyek Peningkatan Mutu Guru, Dana Bantuan Langsung(DBL), Bantuan Operasioanal Sekolah (BOS) dan Bantuan KhususMurid (BKM). Dengan memperhatikan sejumlah proyek itu, dapatlahkita simpulkan bahwa pemerintah telah banyak menghabiskananggaran dana untuk membiayai proyek itu sebagai upayameningkatkan mutu pendidikan.

Peningkatan mutu pendidikan melalui standarisasi danprofesionalisasi yang sedang dilakukan dewasa ini menuntutpemahaman berbagai pihak terhadap perubahan yang terjadi dalamberbagai komponen sistem pendidikan. Perubahan kebijakanpendidikan dari sentralisasi menjadi desentralisasi telah menekanknbahwa pengambilan kebijakan berpindah dari pemerintah pusat (topgovernment) ke pemerintahan daerah (district government), yangberpusat pada pemerintahan kabupaten/kota. Dengan demikian,kewenangan-kewenangan penyelenggaraan pendidikan, khususnyapendidikan dasar dan menengah berada di pundak Pemerintahkabupaten/kota, sehingga implementasinya akan diwarnai olehpolitical will pemerintah daerah, yang dituangkan dalam PeraturanDaerah (Perda). Dalam hal ini, tentu saja yang paling menentukanadaah Bupati/Walikota, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD),dan Kepala Dinas Pendidikan beserta jajarannya. Oleh karena itu,merekalah yang paling bertanggung jawab terhadap peningkatanmutu/kualitas pendidikan di daerahnya, meskipun tidak selamanyademikian, karena dalam pelaksanaannya tidak sedikit penyimpangandan salah penafsiran terhadap kebijakan yang digulirkan, sehinggamenimbulkan berbagai kerancuan bahkan penurunan kualitas.

Dalam konteks otonomi daerah dan desentralisasi pendidikan,keberhasilan dan kegagalan pendidikan di sekolah/madrasah sangatbergantung pada guru, kepala sekolah/madrasah dan pengawas,karena ketiga figur tersebut merupakan kunci yang menetukan sertamenggerakan berbagai komponen dan dimensi sekolah/madrasahyang lain. Dalam posisi tersebut baik buruknya komponensekolah/madrasah yang lain sangat ditentukan oleh kualitas guru,kepala sekolah/madrasah, dan pengawas, tanpa mengurangi artipenting tenaga pendidikan yang lain. Implementasi desentralisasipendidikan menuntut kepala sekolah/madrasah dan pengawas untuk

Page 214: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 208

mengembangkan sekolah/madrasah yang efektif dan produktif,dengan penuh kemandirian dan akuntabilitas.

Pendidikan bangsa Indonesia sekarang ini sangatmemprihatinkan banyak kasus-kasus yang terjadi di setiap penjurunegeri. Masalah pendidikan yang ada di Indonesia semakin harisemakin rumit, bertambah banyak dan komplek. Salah satupermasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesiaadalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuanpendidikan, meskipun mungkin telah banyak upaya dilakukan untukmeningkatkan mutu pendidikan nasional, misalnya kurikulum nasionaldan lokal, peningkatan kompetensi guru melalui pengadaan buku danalat pelajaran, pengadaan dan perbaikan sarana dan prasarana danpeningkatan mutu manajemen sekolah/madrasah. Namun demikian,berbagai indikator mutu pendidikan belum menunjukkan peningkatanyang berarti. Sebagian sekolah, terutama di kota-kota menunjukkanpeningkatan mutu pendidikan yang cukup menggembirakan, tetapisebagian lainnya masih memprihatinkan.

Dalam persfektif mikro atau tinjauan secara sempit dan khusus,faktor dominan yang berpengaruh dan berkontribusi besar terhadapmutu pendidikan ialah guru yang profesional dan guru yang sejahtera(Hadis dan Nurhayati, 2010:3). Oleh karena itu, guru sebagai suatuprofesi harus profesional dalam melaksanakan berbagai tugaspendidikan dan pengajaran, pembimbingan dan pelatihan yangdiamanahkan kepadanya. Dalam proses pendidikan guru memilikiperanan sangat penting dan strategis dalam membimbing pessertadidik kearah kedewasaan, kematangan dan kemandirian, sehinggaguru sering dikatakan ujung tombak pendidikan. Dalam melaksanakantugasnya seorang guru tidak hanya menguasai bahan ajar danmemiliki kemampuan teknis edukatif tetapi memiliki juga kepribadiandan integritas pribadi yang dapat diandalkan sehingga menjadi sosokpanutan bagi peserta didik, keluarga maupun masyarakat (Sagala,2007:99).

Upaya pemerintah yang begitu mahal belum menunjukkan hasilmenggembirakan. Ada yang berpendapat mungkin manajemennyayang kurang tepat dan ada pula yang mengatakan bahwa pemerintahkurang konsisten dengan upaya yang dijalankan. Karena itu, kembalipada apa yang kita sebut sebagai kekayaan lokal, bahwa tidaksepenuhnya apa yang dapat dipraktikkan dengan baik di luar negeribisa seratus persen juga berhasil di Indonesia, semua itu

Page 215: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 209

membutuhkan tahapan, namun dengan kerangka yang jelas dan tidakdibebani oleh proyek yang demi kepentingan sesaat atau golongan.Hal-hal berikut adalah elemen dasar bagaimana kita dapatmeningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.

Manajemen Sumber Daya Manusia mengatakan penghargaandiberikan untuk menarik dan mempertahankan SDM karena diperlukanuntuk mencapai sasaran-sasaran organisasi. Staf (guru) akantermotivasi jika diberikan penghargaan ekstrinsik (gaji, tunjangan,bonus dan komisi) maupun penghargaan instrinsik (pujian, tantangan,pengakuan, tanggung jawab, kesempatan dan pengembangan karir).Mc. Keena & Beech (1995 : 161). Menurut Abraham H. Maslowmanusia mempunyai sejumlah kebutuhan yang memiliki lima tingkatan(hierarchy of needs) yakni, mulai dari kebutuhan fisiologis (pangan,sandang dan papan), kebutuhan rasa aman (terhindar dari rasa takutakan gangguan keamanan), kebutuhan sosial (bermasyarakat),kebutuhan yang mencerminkan harga diri, dan kebutuhanmengaktualisasikan diri di tengah masyarakat.

Pendidik dan pengajar sebagai manusia yang diharapkan sebagaiujung tombak meningkatkan mutu berhasrat mengangkat harkat danmartabatnya. Jasanya yang besar dalam dunia pendidikan pantasuntuk mendapatkan penghargaan intrinsik dan ekstrinsik agar tidaktermarjinalkan dalam kehidupan masyarakat.

Setelah pembelajaran pada bab ini diharapkan mahasiswamengetahui tentang:1. Hakikat Mutu Pendidikan;2. Model dan Strategi Peningkatan Mutu Pendidikan di Sekolah.

A. Hakikat Mutu PendidikanDalam dunia pendidikan, mutu adalah agenda utama dan

senantiasa menjadi tugas yang paling penting. Walaupun demikian,mutu bagi sebagaian orang dianggapnya sebagai sebuah konsep yangpenuh dengan teka teki, membingungkan, sulit untuk di ukur. Mutumemiliki presepsi yang berbeda-beda, disesuaikan dengan pandanganmasing-masing orang. Para pakar pendidikan pun memiliki kesimpulanyang berbeda tentang bagaimana cara menciptakan lembagapendidikan yang bermutu dengan baik.

Secara umum, mutu dapat diartikan sebagai gambaran dankarakteristik menyeluruh dari barang dan jasa yang menunjukkankemamapuannya dalam memuasakan kebutuhan yang diharapakan

Page 216: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 210

atau yang tersirat. Dalam konteks pendidikan, pengertian mutumencakup input, proses, dan output pendidikan (Depdiknas, 2001).

Input pendidikan adalah segala sesuatu yang harus tersediakarena dibutuhkan untuk berlangsungnya proses. Sesuatu yangdimaksud berupa sumber daya dan perangkat lunak serta harapan-harapan sebagai pemandu bagi berlangsungnya proses. Input sumberdaya meliputi sumber daya manusia (kepala sekolah/madrasah, gurutermasuk guru BP, karyawan dan siswa) dan sumber daya selebihnya(peralatan, perlengkapan, uang, bahan dan sebagainya). Inputmerupakan perangkat lunak yang meliputi struktur organisasisekolah/madrasah, peraturan perundang-undangan, deskripsi tugas,rencana dan program. Input harapan-harapan berupa visi, misi, tujuandan sasaran-sasaran yang ingin dicapai oleh sekolah/madrasah.Kesiapan input sangat diperlukan agar proses dapat berlangsungdengan baik. Oleh karean itu rendahnya mutu input dapat diukur daritingkt kesiapan input. Makin tinggi tingkat kesiapan input, makin tinggipula mutu input tersebut.

Proses pendidikan merupakan berubahnya sesuatu menjadisesuatu yang lain. Sesuatu yang berpengaruh terhadapberlangsungnya proses tersebut disebut input, sedang sesuatu hasildari proses disebut output. Dalam pendidikan berskala mikro(sekolah/madrasah), proses yang dimaksud adalah prosespengambilan keputusan, proses pengelolaan kelembagaan, prosespengelolaan program, proses belajar mengajar, dan proses monitoringdan evaluasi, dengan catatan bahwa proses belajar mengajar memilkitingkat kepentingan tertinggi dibandingkan dengan proses-proseslainnya. Proses dikatakan bermutu tinggi apabila pengkoordinasiandan penyerasian serta pemaduan input sekolah (guru, siswa,kurikulum, uang, peralatan, dan sebagainya) dilakukan secaraharmonis, sehingga mampu menciptakan situasi pembelajaran yangmenyenangan (enjoyable learning), mampu mendorong motivasi danminat belajar dan benar-benar mampu memberdayakan peserta didik.Kata memberdayakan mengandung arti bahwa peserta didik tidaksekedar menguasai pengetahuan yang diajarkan oleh gurunya, tetapipengetahuan tesebut juga telah menjadi muatan nurani peserta didik,dihayati, diamalkan dalam kehidupan sehari-hari dan yang lebihpenting lagi peserta didik tersebut mampu belajar cara belajar (mampumengembangkan dirinya).

Page 217: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 211

Output pendidikan merupakan kinerja sekolah/madrasah. Kinerjasekolah/madrasah adalah prestasi sekolah/madrasah yang dihasilkandari proses/perilaku sekolah. Kinerja sekolah dapat diukur darikualitasnya, efektivitasnya, produktivitasnya, efesiensinya, inovasinya,kualitas kehidupan kerjanya dan moral kerjanya. Khusus yangberkaitan dengan mutu output sekolah/madrasah, dapat dijelaskanbahwa output sekolah/madrasah dikatakan berkualitas atau bermututinggi jika prestasi sekolah/madrasah, khususnya prestasi siswa,menunjukkan pencapaian yang tinggi dalam: (1) prestasi akademik,berupa nilai ulangan umum, nilai ujian akhir, karya ilmiah, lomba-lomba akademik; dan (2) prestasi non-akademik, seperti misalnyaIMTAQ, kejujuran, kesopanan, olahraga, kesenian, keterampilan dankegiatan-kegiatan ekstrakurikuler lainnya. mutu sekolah/madrasahdipengaruhi oleh banyak tahapan kegiatan yang saling berhubungan(proses) seperti misalnya perencanaaan, pelaksanan, danpengawasan. Dalam konteks pendidikan mikro (tingkatsekolah/madrasah) proses dimaksud adalah pengambilan keputusan,proses pengelolaan kelembagaan, proses pengelolaan program,proses belajar mengajar, dan proses monitoring dan evaluasi.

Hasil pendidik dipandang bermutu jika mampu melahirkankeunggulan akademik dan ekstrakurikuler pada peserta didik yangdinyatakan lulus dari suatu jenjang pendidikan tertentu. Keunggulanakademik dinyatakan dengan nilai yang dicapai peserta didik.Keunggulan ekstrakurikuler dinyatakan dengan aneka jenisketerampilan yang diperolah siswa selama mengikuti programekstrakurikuler.

Menurut Jerome S. Arcaro, (2007) mutu adalah sebuah prosesstruktur untuk memperbaiki keluaran yang di hasilkan. Filosofimanajemen mutu Menurut Dr. W. Edward Deming, mutudikembangkan berdasarkan kebutuhan untuk memperbaiki kondisikerja bagi setiap pegawai atau mutu merupakan kesesuaian dengankebutuhan pasar atau konsumen. Menurut Crosby mutu ialahconformance to requirement, yaitu sesuai yang diisyaratkan ataudistandarkan. Suatu produk memiliki mutu apabila sesuai denganstandar yang telah ditentukan, standar mutu tersebut meliputi bahanbaku, proses produksi, dan produk jadi (Crosby, dalam Hadis danNurhayati, 2010:85). Pendapat Garvi (dalam Hadis dan Nurhayati,2010:86), menyatakan mutu adalah suatu kondisi dinamik yangberhubungan dengan produk, tenaga kerja, proses dan tugas serta

Page 218: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 212

lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan. Denganperubahan mutu tersebut, diperlukan peningkatan atau perubahanketerampilan tenaga kerja, proses produksi dan tugas, sertaperubahan lingkungan perusahaan agar produk dapat memenuhi danmelebihi harapan konsumen. Kemudian dalam pandangan Zamroni(2007:2) dikatakan bahwa peningkatan mutu sekolah adalah suatuproses yang sistematis yang terus menerus meningkatkan kualitasproses belajar mengajar dan faktor-faktor yang berkaitan dengan itu,dengan tujuan agar menjadi target sekolah dapat dicapai dengan lebihefektif dan efisien

Sedangkan menurut Edward Sallis, (2008) Mutu khususnya dalamkontek Total Quality Managemet (TQM) adalah merupakan sebuahfilosofi yang membantu institusi untuk merencanakan perubahan danmengatur agenda dalam menghadapi tekanan-tekanan eksternal yangberlebihan. Lebih lanjut Edward Sallis (2008) menurutnya, mutu dapatdipandang sebagai sebuah konsep yang absolut sekaligus relatif. Mutudalam percakapan sehari-hari sebagian besar dipahami sebagaisesuatu yang absolut, misalnya restoran yang mahal dan mobil-mobilyang mewah yang mahal. Sebagai suatu konsep yang absolut, mutusama halnya dengan sifat baik, cantik, dan benar, ini merupakan suatuidealisme yang tidak dapat dikompromikan. Dalam defenisi yangabsolut, sesuatu yang bermutu merupakan bagian dari standar yangsangat tinggi dan tidak dapat diungguli. Sedangkan mutu yang relatifdipandang sebagai sesuatu yang melekat pada sebuah produk yangsesuai dengan kebutuhan pelanggan. Untuk itu dalam defenisi relatifini produk atau layanan akan dianggap bermutu, bukan karena iamahal dan eksklusif, tetapi ia memiliki nilai misalnya keaslian produk,wajar dan familiar. Sedangkan Mutu dalam konteks pendidikan,pengertiannya meliputi input, proses dan output pendidikan. Inputpendidikan adalah segala sesuatu yang harus tersedia karenadibutuhkan untuk berlangsungnya proses. Misalnya, sumberdaya,perangkat lunak serta harapan-harapan sebagai pemandu bagiberlangsungnya proses. Proses pendidikan merupakan berubahnyasesuatu menjadi sesuatu yang lain. Sesuatu yang berpengaruhterhadap berlangsungnya proses disebut input, sedangkan sesuatudari proses disebut output.

Dalam rangka peningkatan pendidikan maka peningkatan materiperlu sekali mendapat perhatian karena dengan lengkapnya materiyang diberikan tentu akan menambah lebih luas akan pengetahuan.

Page 219: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 213

Hal ini akan memungkinkan peserta didik dalam menjalankan danmengamalkan pengetahuan yang telah diperoleh dengan baik danbenar. Materi yang disampaikan pendidik harus mampu menjabarkansesuai yang tercantum dalam kurikulum. Pendidik harus menguasaimateri dengan ditambah bahan atau sumber lain yang berkaitan danlebih actual dan hangat. Sehingga peserta didik tertarik dantermotivasi mempelajari pelajaran.

Metode merupakan alat yang dipakai untuk mencapai tujuan, makasebagai salah satu indikator dalam peningkatan kualitas pendidikanperlu adanya peningkatan dalam pemakaian metode. Yang dimakuddengan peningkatan metode disini, bukanlah menciptakan ataumembuat metode baru, akan tetapi bagaimana caranya penerapannyaatau penggunaanya yang sesuai dengan materi yang disajikan,sehingga mmperoleh hasil yang memuaskan dalam proses belajarmengajar. Pemakaian metode ini hendaknya bervariasi sesuai denganmateri yang akan disampaikan sehingga peserta didik tidak akanmerasa bosan dan jenuh atau monoton. Untuk itulah dalampenyampaian metode pendidik harus memperhatikan hal-hal sebagaiberikut: 1) Selalu berorientasi pada tujuan; 2) Tidak hanya terikat padasuatu alternatif saja; 3) Mempergunakan berbagai metode sebagaisuatu kombinasi, misalnya: metode ceramah dengan tanya jawab.

Sarana adalah alat atau metode dan teknik yang dipergunakandalam rangka meningkatkan efektivitas komunikasi dan interaksiedukatif antara pendidik dan peserta didik dalam proses pendidikandan pengajaran di sekolah. Dari segi sarana tersebut perludiperhatikan adanya usaha meningkatkan sebagai berikut: 1) Mengertisecara mendalam tentang fungsi atau kegunaan media pendidikan; 2)Mengerti pengunaan media pendidikan secara tepat dalam interaksibelaja mengajar; 3) Pembuatan media harus sederhana dan mudah;4) Memilih media yang tepat sesuai dengan tujuan dan isi materi yangakan diajarkan. Semua sekolah meliputi peralatan dan perlengkapantentang sarana dan prasarana, ini dijelaskan dalam buku “AdmitrasiPendidikan” yang disusun oleh Tim Dosen IP IKIP Malangmenjelaskan: sarana sekolah meliputi semua peralatan sertaperlengkapan yang langsung digunakan dalam proses pendidikan disekolah, contoh: gedung sekolah (school building), ruangan meja,kursi, alat peraga, dan lain-lainnya. Sedangkan prasarana merupakansemua komponen yang secara tidak langung menunjang jalannyaproses belajar mngajar atau pendidikan di sekolah, sebagai contoh:

Page 220: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 214

jalan menuju sekolah, halaman sekolah, tata tertib sekolah dansemuanya yang berkenaan dengan sekolah.

Dalam setiap proses belajar mengajar yang dialami peserta didikselamanya lancar seperti yang diharapkan, kadang-kadang mengalamikesulitan atau hambatan dalam belajar. Kendala tersebut perlu diatasidengan berbagai usaha sebagai berikut: 1) Memberi Rangsangan.Minat belajar seseorang berhubungan dengan perasaan seseorang.Pendidikan harus menggunakan metode yang sesuai sehinggamerangsang minat untuk belajar dan mempelajari baik dari segibahasa maupun mimik dari wajah dengan memvariasikan setiapmetode yang dipakai. Dari sini menimbulkan yang namanya cintaterhadap bidang studi, sebab pendidik mampu memberikan ransanganterhadap peserta didik untuk belajar, karena yang disajikan benar-benar mengenai atau mengarah pada diri peserta didik yang dilakukandalam kehidupan sehari-hari. Selanjutnya setelah peserta didikterangsang terhadap pendidikan maka pendidik tinggal memberikanmotivasi secara kontinyu. Oleh karena itu pendidik atau lembagatinggal memberikan atau menyediakan sarana dan prasarana saja,sehingga peserta didik dapat menerima pengalaman yang dapatmenyenangkan hati para peserta didik sehingga menjadikan pesertadidik belajar semangat. 2) Memberikan Motivasi Belajar. Motivasiadalah sebagai pendorong peserta didik yang berguna untukmenumbuhkan dan menggerakkan bakat peserta didik secara integraldalam dunia belajar, yaitu dengan diambil dari sisitem nilai hiduppeserta didik dan ditujukan kepada penjelasan tugas-tugas. Motivasimerupakan daya penggerak yang besar dalam proses belajarmengajar, motivasi yang diberikan kepada peserta didik dapat berupa:a. Memberikan penghargaan. Usaha-usaha meyenangkan yangdiberikan kepada peserta didik yang berprestasi yang bagus, baikberupa kata-kata, benda, simbul atau berupa angka (nilai).Penghargaan ini bertujuan agar peserta didik selalu termotivasi untuklebih giat belajar dan mampu bersaing dengan teman-temannyasecara sehat, karena dengan itu pendidik akan mudah meningkatkankualita pendidikan. b. Memberikan hukuman. Pemberian hukuman inibersifat mendidik artinya bentuk hukuman itu sendiri berkaitan denganpembelajaran. Hal ini bertujuan untuk memperbaiki kesalahan. c.Mengadakan kompetisi dan lomba. Pengadaan ini dipergunakan untukmeningkatkan prestasi peserta didik untuk membantu peserta didikdalam pembentukan mental yang tangguh selain pembentukan

Page 221: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 215

pengetahuan.untuk membantu proses pengajaran yang selalu dimulaidari hal-hal yang nyata bagi siswa.

B. Model dan Strategi Peningkatan Mutu Pendidikan di Sekolah

Untuk meningkatkan mutu pendidikan kita perlu melihat dari banyaksisi. Telah banyak pakar pendidikan mengemukakan pendapatnyatentang faktor penyebab dan solusi mengatasi kemerosotan mutupendidikan di lndonesia. Dengan masukan ilmiah ahli itu, pemerintahtak berdiam diri sehingga tujuan pendidikan nasional tercapai. Dalampersfektif makro banyak faktor yang mempengaruhi mutu pendidikan,diantaranya faktor kurikulum, kebijakan pendidikan, fasilitaspendidikan, aplikasi teknologi informasi dan komunikasi dalam duniapendidikan, khususnya dalam kegiatan proses belajar mengajar,aplikasi metode, strategi dan pendekatan pendidikan yang mutakhirdan modern, metode evaluasi pendidikan yang tepat, biaya pendidikanyang memadai, manajement pendidikan yang dilaksanakan secaraprofesional, sumberdaya manusia para pelaku pendidikan yangterlatih, berpengetahuan, berpengalaman dan profesional (Hadis danNurhayati, 2010:3).

1. Teori dan model peningkatan mutu pendidikanTeori merupakan serangkaian konsep, variabel dan proposisi yang

memiliki keterkaitan kausalitas sehingga merupakan satu kesatuanyang utuh yang dapat menjelaskan suatu fenomena. Modelmerupakan terminologi yang seringkali dipergunakan untuk menunjukteori.a. Teori Total Quality Management (TQM)

Teori ini menjelaskan bahwa mutu sekolah/madrasah mencakupdan menekankan pada tiga kemampuan, yaitu kemampuanakademik, kemampuan sosial, dan kemampuan moral. Menurutteori ini, mutu sekolah/madrasah ditentukan oleh tiga variabel,yakni kultur sekolah/madrasah, proses belajar mengajar danrealitas sekolah/madrasah. Kultur sekolah/madrasah merupakannilai-nilai, kebiasaan-kebiasaan, upacara-upacara, slogan-slogan,dan berbagai perilaku yang telah lama terbentuk disekolah/madrasah dan diteruskan dari satu angkatan ke angkatanberikutnya baik secara sadar maupun tidak. Kultur ini diyakinimempengaruhi perilaku komponen sekolah/madrasah, yaitu guru,

Page 222: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 216

kepala sekolah/madrasah, staf administrasi, siswa, dan juga orangtua siswa. Kultur yang kondusif bagi peningkatan mutu akanmendorong perilaku warga sekolah/madrasah kearah peningkatanmutu sekolah/madrasah, sebaliknya kultur sekolah/madrasah yangtidak kondusif akan menghambat upaya menuju peningkatan mutusekolah/madrasah.

Kultur sekolah/madrasah dipengaruhi dua variabel, yaknivariabel pengaruh eksternal dan realitas sekolah itu sendiri.Pengaruh eksternal dapat berupa kebijakan pendidikan yangdikeluarkan pemerintah, perkembangan media massa dan lainsebagainya. Realitas adalah keadaan dan kondisi faktual yang adadi sekolah/madrasah, baik kondisi fisik seperti gedung danfasilitasnya, maupun non fisik seperti; hubungan antar guru yangtidak harmonis dan peraturan sekolah yang kelewat kaku. Realitassekolah/madrasah mempengaruhi mutu sekolah/madrasah.Sekolah/madrasah yang memilki peraturan yang diterima dandilaksanakan oleh warga sekolah/madrasah akan memiliki dampakats mutu yang berbeda dengan sekolah/madrasah yang memlikiperaturan tetapi tidak diterima warga sekolah/madrasah.

Kualitas kurikulum dan proses belajar mengajar merupakanvariabel ketiga yang mempengaruhi mutu sekolah. Variabel inimerupakan variabel yang paling dekat dan paling menentukanmutu lulusan. Kualitas kurikulum dan PBM memilki hubungantimbal balik dengan realitas sekolah/madrasah. Di samping itu jugadipengaruhi oleh faktor internal sekolah/madrasah. Faktor internaladalah aspek kelembagaan dari sekolah/madrasah seperti strukturorganisasi, bagaimana pemilihan kepala sekolah/madrasah,pengangkatan guru. Faktor internal ini akan mempengaruhipandangan dan pengalaman sekolah/madrasah. Selain itu,pandangan dan pengalaman sekolah juga akan di pengaruhi olehfaktor eksternal.

b. Teori Organizing Business for ExcelencyTeori ini dikembangkan oleh Andrew Tani (2004), yang

menekankan pada keberadaan sistem organisasi yang mampumerumuskan dengan jelas visi, misi dan strategi untuk mencapaitujuan yang optimal. Teori ini menjelaskan bahwa peningkatan mutusekolah/madrasah berawal dari dan dimulai dari dirumuskannya visisekolah/madrasah. Dalam rumusan visi ini terkandung mutu

Page 223: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 217

sekolah/madrasah yang diharapkan di masa mendatang. Visi sebagaigambaran masa depan dapat dijabarkan dalam wujud yang lebihkonkrit dalam bentik misi. Yakni suatu pernyataan yang menyatakanapa yang akan dilakukan untuk bisa mewujudkan gambaran masadepan menjadi realitas. Konsep misi mengandung dua aspek, yaituaspek abstrak dan konkrit. Misi mengandung aspek abstrak dalambentuk perlunya kepemimpinan. Kepemimpinan adalah sesuatu yangtidak tampak. Kepemimpinan yang hidup di sekolah/madrasah akanmelahirkan kultur sekolah/madrasah. Bagaimana bentuk dan sifatkultur sekolah sangat dipengaruhi oleh kepemimpinan disekolah/madrasah. Jadi kepemimpinan dan kultur sekolah/madrasahmerupakan sisi abstrak dari konsep misi.

Di satu sisi, misi juga mengandung sesuatu yang bersifat konkrityaitu strategi dan program, yang dapat dirumuskan dalam rancangantertulis. Strategi dan program dapat diketahui secara umum, biasanyaberkaitan erat dengan infrastruktur sekolah/madrasah, sepertikeberadaan wakasek, wali kelas, komite, perpustakaan, laboratorium,dan sebagainya yang dibutuhkan. Program belajar mengajar yangmerupakan basis dari mutu sekolah/madrasah sangat ditentukan olehdua variabel di atas yakni kultur sekolah dan infrastrutur yang ada.Kualitas interaksi antara guru dan siswa sebagai wujud proses belajarmengajar disatu sisi sangat dipengaruhi oleh ketersediaan sarana danprasarana sebagai salah satu wujud infrastruktur sekolah/madrasah.Dan disisi lain, kualitas interaksi tersebut sangat ditentukan oleh kultursekolah. Keduanya memberikan dampak atas proses belajar mengajarsecara simultan, berkesinambungan, tidak bisa direduksi, dan tidakbias dipilah-pilah.

c. Model Peningkatan Mutu Faktor EmpatTeori ini menjelaskan bahwa mutu sekolah/madrasah merupakan

hail dari pengaruh langsung proses belajar mengajar. Seberapa tinggikualitas proses belajar akan menunjukkan seberapa tinggi kualitassekolah/madrasah. Kualitas sekolah berawal dari adanya visisekolah/madrasah, yang kemudian dijabarkan dalam misisekolah/masdrasah. Sebagaimana dijelaskan dalam teori ekselansiorganisasi, maka misi mengandung dua aspek, yaitu aspek abstrakdan konkrit.

Misi mengandung nilai-nilai seperti menjunjung tinggi kejujuran,kerja keras, kebersamaan. Pada tahap berikutnya nilai-nilai itu akan

Page 224: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 218

berpengaruh pada terhadap kultur sekolah/madrasah. Karena memilikinilai-nilai kejujuran maka interkasi antar warga sekolah/madrasahdidasari pada saling percaya mempercayai, sehingga suasanasekolah/madrasah enak, harmonis dan nyaman. Karena memiliki nilaikerja keras, maka kultur sekolah/madrasah menunjukkan adanyakebiasaan untuk tidak menunda-nunda pekerjan. Disisi lain juga, misijuga mengandung aspek konkrit, yakni berupa strategi dan program,yang menuntut keberadaan infrastruktur. Berbeda dengan teoriekselensi organisasi, pada teori ini baik aspek abstrak maupun konkritdari misi berpengaruh langsing terhadap kepemimpinan. Dalam kaitanini kepemimpinan memiliki dua aspek, yaitu kepemimpinan dengankemampuan untuk menggerakkan, menanamkan dan mempengaruhiaspek abstrak, dan juga aspek manajerial yang merupakankemampuan konrit dalam mengorganisir, mengeksekusi, memonitordan mengontrol. Dua variabel kepemimpinan dan manajerial inilahyang akan menentukan kualitas PBM bersama-sama dengankeberadaan kultur sekolah dan infrastruktur yang dimilki sekolah. Jadi,pada “Model Empat” ini kualitas proses belajar mengajar ditentukanoleh kultur sekolah, kepemimpinan, manajerial dan infrastruktur yangada.

2. Strategi Peningkatan Mutu Pendidikan di Sekolah

Strategi merupakan penentuan suatu tujuan jangka panjang darisuatu lembaga dan aktivitas yang harus dilakukan guna mewujudkantujuan tersebut, disertai alokasi sumber yang ada sehingga tujuandapat diwujudkan secara efektif dan efesien. Penentuan tujuan danaktivitas yang dilakukan bermula dari kondisi saat ini yang ada dankondisi yang akan dicapai masa depan sebagai tujuan. Terdapat tigaperencanaan strategis yang berkaitan dengan peningkatan mutusekolah, yaitu strategi yang menekankan pada hasil (the outputoriented strategy), strategi yang menekankan pada proses (theprocess oriented strategy), dan strategi komprehensif (thecomprehensive strategy).

Strategi yang menekankan pada hasil bersifat top down, di manahasil yang akan dicapai baik kuantitas maupun kualitas telahditentukan dari atas, bias dari pemeritah pusat, pemerintah daerahpropinsi, ataupun pemerintah daerah kabupaten/kota. Kasus diIndonesia saat ini, hasil yang herus dicapai telah dirumuskan dalam

Page 225: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 219

Standar Kopetensi Lulusan dan Standar Kompetensi Dasar. untukmencapai standar yang telah ditetapkan pemerintah juga akanmenetapkan berbagai standar yang lain , seperti standar proses,standar pengelolaan, standar fasilitas, dan standar tenaga pendidik.

Strategi yang menekankan pada hasil ini akan sangat efektif karenasasarannya jelas dan umum, sehingga apabila diikuti denganpedoman, pengendalian dan pengorganisasian yang baik sertakebijakan yang memberikan dorongan sekaligus ancaman bagi yangmenyimpang, strategi ini akan akan sangat efesien. Namun, dibalikkebaikan tersebut strategi ini juaga mengandung sisi kelemahan yakniakan terjadi kesenjangan yang semakin besar antara sekolah yangmaju dan sekolah yang terbelakang. Sekolah yang sudah siap untukmencapai hasil yang ditentukan akan dengan mudah mencapainya,sebaliknya sekolah yang tidak siap sulit untuk mencapai hasil yangditentukan dan akan muncul upaya-upaya yang tidak sehat ataumuncul keputusasaan.

Untuk strategi yang menekankan pada prosesi muncul, tumbuhberkembang dan digerakkan mulai dari bawah, yakni sekolah sendiri.Pelaksanaan strategi ini sangat ditentukan oleh inisiatif dankemampuan dari sekolah. Karena sekolah memilki peran yang sangatmenentukan dan sekaligus pengambil inisiatif, maka akan munculsemangat dan kekuatan dari sekolah sesuai kondisi dari masing-masing sekolah. Gerakan untuk memperkuat diri dengan bekerjasamadiantara sekolah akan lahir yang akan diikuti dengan munculnyaberbagai inovasi dan kreasi dari bawah. Namun, strategi ini memilikikelemahan yaitu arah dan kualitas sekolah tidak seragam, sehinggasulit untuk melihat dan meningkatkan kualitas secara nasional.

Layaknya, kalau ada dua pendapat yang bertolak belakang akanmuncul pendapat ke tiga yang merupakan perpaduan diantaranya.Demikian pula dalam kaitan dengan strategi, muncul strategipeningkatan mutu sekolah yang ketiga yang merupakan kombinasidari dua strategi yang sudah ada. Strategi ini disebit strategi yangkomprehensif (the comprehensive strategy).

Strategi ini menggariskan bahwa hasil yang akan dicapai sekolahditentukan secara nasional, yang diwujudkan dalam dalam standarnasional. Untuk mencapainya maka berbagai standar yang berkaitandengan hasil juga ditentukan sebagai jaminan hasil akan dicapai.Maka lahir lah pula standar proses, standar pengelolaansekolah,standar guru, kepala sekolah dan pengawas, standar keuangan,

Page 226: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 220

standar isi kurikulum, serta standar sarana prasarana. Di balik standaryang telah ditentukan dari atas tersebut, sekolah memiliki kekuasaandan otoritas yang besar untuk mengelola sekolah dalam rangkamencapai standar hasil di atas. Berdasarkan strategi ini diperkiarakanakan muncul berbagai inovasi kegiatan dari sekolah. Bahkan, tidakmustahi akan muncul kenekaragaman dalam pengelolaan sekolah.Dengan demikian kondisi dan kebutuhan lokal terakomodasi denganstrategi komprehensif. Tujuannya bersifat nasional tetapi caramencapainya sesuai dengan kondisi lokal.

Strategi peningktan mutu sekolah yang ada di Indonesia cenderungpada strategi yang ketiga ini, sebagimana dapat ditunjukkan denganadanya berbagai standar nasional yang menjadi acuan sekolah,namun sekolah diberi kebebasan dalam bentuk kebijakan manajemenberbasis sekolah dan kurikulum berbasis kompetensi dengankewenangan sekolah mengembangkan Kurikulum Tingkat SatuanPendidikan (KTSP).

Setiap strategi mengandung kegiatan yang harus dilaksanakanuntuk mewujudkan tujuan yang telah ditentukan. Kegiatan ini padaintinya adalah menggerakkan semua komponen sekolah yangbermuara pada peningkatan kualitas lulusan. Strategi untukmeningkatkan mutu mencakup membangun kapasitas level birokrat,sekolah dan kelas.

a. Membangun kapasitas level birokratMembangun kapasitas (capacity building) adalah sesuatu yang

berkaitan dengan penciptaan kesempatan bagi siapa saja untukmengambil manfaat dari bekerjasama dalam suatu sistem kerja yangbaru (Harris & Lambert, 2003). Konsep ini menekankan pada kerjasama sebagai prinsip dalam organisasi untuk mencapai tujuanbersama yang telah ditetapkan. Capacity building yang diperlukanmencakup tiga hal; 1) pengembangn nilai-nilai atau budaya kerja yangmenjadi jiwa pelaksanaan kegiatan, 2) infrastruktur yang mejnadilandasan untuk melaksanakan kerja, dan 3) pengembangn tenagapendidik, khususnya guru, sebagai inti pelaksana kegiatan yang harusdilaksanakan.

Membangun kapasitas level birokrat berarti mengembangkansuasana kerja di kalangan staf dan pegawai kantor pendidikan disegala jenjang, yang menenkankan pada penciptaan kondisi kerja yangdidasarkan pada saling percaya mempercayai untuk dapat melayani

Page 227: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 221

sekolah sebaik mungkin, agar sekolah dapat mengelola proses belajarmengajar (PBM) dan meningkatkan mutunya masing-masing sesuaidengan kondisi dan situasi yang ada. Variable yang diperluakan dalampengembangan kapasitas birokrat kantoran antara lain visi, skills,incentive, sumber daya, dan program.

Di bidang infrastruktur, pembangunan kapasitas pada level birokratkantoran, keberadaan operation room mutlak diperlukan. Padaoperation room paling tidak memiliki peta sekolah dan kualitasnya, petaguru, jumlah, penyebaran, kesesuaian, dan kualifikasi pendidikannyadan data yang senantiasa dimutakhirkan dari tahun ke tahun.Disamping itu diperlukan juga suatu sistem, mekanisme dan danprosedur pelatihan, pemilihan, pengangkatan dan pemberhentiankepala sekolah dan pengawas. Berdasarkan data dan fakta yang adapada operation room bias dikembangkan berbagai skenariopeningkatan mutu sekolah, mutu kepala sekolah, mutu guru, di suatudaerah atau wilayah. Di samping itu, dalam pembangunan kapasitassekolah pada level birokrat kantoran perlu dikaji dan ditentukanskenario bagaimana pemberdayaan guru, pengembangan danpeningkatan kemampuan guru secara berkesinambungandilaksanakan. Dalam peningkatan mutu guru harus ditekankan padapemberdayaan dan pendinamisian KKG, MGMP, dan MKKS.Dinamisasi ini ditujukan ubtuk dua hal, yaitu: 1) meningkatkan interaksiakademik antara guru dan kepala sekolah; 2) untuk mengembangkankemampuan di kalangan guru melalui refleksi secara sistematis atasapa yang dilakukan dalam proses belajar mengajar.

Dalam aspek pengembangan tenaga pendidikan ini pula birokratkantoran harus mempersiapkan rancangan pengadaan guru, baikkarena lingkaran proses pensiun sudah mulai muncul maupunperluasan pelayanan pendidikan yang semakin lebar, sehinggapenambahan lembaga pendidikan baru tidak dapat ditunda lagi.Peningkatan kemapuan profesioanalitas guru yang harus dimiliki olehguru ada empat sasaran, yaitu; 1) kemampuan melaksanakan PBMsecara individual, 2) kemampuan melaksanakan PBM danmengembangkan kurikulum secara berkelompok, 3) kemampuanmengorganisir, memimpin, menjalin, hubungan, dan memecahkanmasalah secara individual dan, 4) kemampuan untuk bekerjasamamemajukan sekolah.

Page 228: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 222

b. Membangun kapasitas level sekolahMembangun kapasitas berarti membangun kerjasama, membangun

trust, dan membangun kelompok atau masyarakat sehingga memilikipersepsi yang sama kemana akan menuju dan dapat bekerjasamauntuk mewujudkan tujuan itu. Membangun kapasitas diarahkan padasekolah sebgai suatu sistem dan juga level kelas sebagai inti darisekolah. Secara teoritis dalam membangun kapasaitas sekolah adabeberapa konsep yang diidentifikasi oleh Hopkins & Jackson (2002),yaitu: 1) dalam membangun kapasitas sekolah individu memegangperanan penting. Individu dalam hal ini bisa kepala sekolah, guruataupun siswa. 2) hubungan dan kaitan kerja diantara individu-individuyang dirangkum dalam suatu aturan sehingga mereka dapat bekerjasebagai suatu tim yang solid. 3) terdapat suatu sistem dan meanismeyang mendorong dan memfasilitasi terjadinya kesatuan kerja danjaringan kerja internl yang akan meningkatkan kemampuan individudan kualitas kerjasama. 4) keberadaan pemimpin yang mampumengembangkan nilai-nilai, kultur, kepercayaan/trust, keutuhan sosial,dan kebersamaan yang tulus. Jadi membangun kapaistas mencakupmembangun diri idividu, kelompok dan organisasi di satu sisi danmembangun kepemimpinan di sisi lain. Membangun kapasitas levelsekolah mencakup: mengembangkan visi dan misi; mengembangkankepemimpinan dan manajemen sekolah; mengembangkan kultursekolah; mengembangkan e-learning school, dan melibatkan orangtua, alumni dan masyarakat serta memahami tantangan yang dihadapikepala sekolah.

c. Membangun kapasitas level kelasInti dari mutu pendidikan terletak pada apa yang terjadi di ruang

kelas. Meningkatkan mutu sekolah pada intinya berujung padapeningkatan mutu belajar mengajar di ruang kelas. Oleh karenanya,membangun kapasitas sekolah harus membangun kapasitas kelas.Kapasitas kelas merupakan proses yang memungkinkan interaksiakademik antara guru dan siswa, dan antara komponen di sekolahyang berlangsung secara positif. Interaksi anatar guru dan siswamerupakan inti dari kegiatan di sekolah. Interaksi m emiliki duamacam sifat, yakni: sifat positif dan negatif. Interaksi yang positif akanmelahirkan energi yang positif yang akan mendukung peningkatanmutu. Sebaliknya interaksi negatif akan menghasilkan dampak negatifbagi upaya penigkatan mutu. Dengan demikian, kepala sekolah harus

Page 229: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 223

melakukan rekayasa agar di kelas muncul interaksi guru dan siswayang bersifat positif.

Beberapa asumsi dasar berkaitan dengan pembangunan kapasitaslevel kelas antara lain; 1) memahami hakekat proses belajar mengajar;2) memahami karakteristik kerja guru; 3) mengembangkankepemimpinan pembelajaran; 4) meningkatkan kemampuanmengelola kelas; dan 5) tantangan guru.

Guru memiliki posisi dan merupakan strategi yang sangat pentingdalam pengembangan potensi yang dimiliki peerta didik. Pada dirigurulah kejayaan dan keselamatan masa depan bangsa denganpenanaman nilai-nilai dasar yang luhur sebagai cita-cita pendidikannasional dengan membentuk kepribadian sejahtera lahir dan bathin,yang ditempuh melalui pendidikan agama dan pendidikan umum. Olehkarena itu peningkatan kualitas guru sudah harus menjadi sebuahkeniscayaan, karena guru harus mampu menjadi seorang pendidikanyang proporsional diberbagai hal. Hal ini sebagai suatu upaya agarmampu mendidik peserta didik dalam kreativitas dan kehidupansehari-harinya. Untuk meningkatkan profesionalisme pendidik dalampembelajaran, perlu ditingkatkan melalui cara-cara sebagai berikut:1. Mengikuti Penataran

Menurut para ahli bahwa penataran adalah semua usahapendidikan dan pengalaman untuk meningkatkan keahlian gurumenyelaraskan pengetahuan dan keterampilan mereka sesuai dengankemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dalam bidang-bidangmasing-masing.Sedangkan kegiatan penataran itu sendiri di tujukan:a. Mempertinggi mutu petugas sebagai profesinya masing-masing.b. Meningkatkan efesiensi kerja menuju arah tercapainya hasil yang

optimal.c. Perkembangan kegairahan kerja dan peningkatan kesejahteraan.

Jadi penataran itu dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensikerja, keahlian dan peningkatan terutama pendidikan untukmenghadapi arus globaliasi.2. Mengikuti Kursus-Kursus Pendidikan

Hal ini akan menambah wawasan, adapun kursus-kursus biasanyameliputi pendidikan arab dan inggris serta komputer.3. Memperbanyak Membaca

Menjadi guru professional tidak hanya menguasai atau membacadan hanya berpedoman pada satu atau beberapa buku saja, guruyang berprofesional haruslah banyak membaca berbagai macam buku

Page 230: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 224

untuk menambah bahan materi yang akan disampaikan sehinggasebagai pendidik tidak akan kekurangab pengetahuan-pengetahuandan informasi-informasi yang muncul dan berkembang di dalammayarakat.4. Mengadakan Kunjungan Kesekolah Lain (studi komparatif)

Suatu hal yang sangat penting seorang guru mengadakankunjungan antar sekolah sehingga akan menambah wawasanpengetahuan, bertukar pikiran dan informasi tentang kemajuansekolah. Ini akan menambah dan melengkapi pengetahuan yangdimilikinya serta mengatai permasalahan-permasalahan dankekurangan yang terjadi sehingga peningkatan pendidikan akan bisatercapai dengan cepat.5. Mengadakan Hubungan Dengan Wali Siswa

Mengadakan pertemuan dengan wali siswa sangatlah pentingsekali, karena dengan ini guru dan orang tua akan dapat salingberkomunikasi, mengetahui dan menjaga peserta didik serta bisamengarahkan pada perbuatan yang positif. Karena jam pendidikanyang diberikan di sekolah lebih sedikit apabila dibandingkan jampendidikan di dalam keluarga.

3. Peningkatan Mutu Pendidikan melalui Manajemen BerbasisSekolah (MBS)

MBS di pandang sebgai alternatif dari pola umum pengoperasiansekolah yang selama ini memusatkan wewenang di kantor pusat dandaerah. MBS adalah strategi untuk meningkatkan pendidikan dengnamendelegasikan kewenangan pengambilan keputusan dari pusat dandaerah ke tingkat sekolah. Dengan demikian, MBS pada dasarnyamerupakan system manajemen dimana sekolah merupakan unitpengambilan keputusan penting tentang penyelenggaraan pendidikansecara mandiri. MBS memberikan kesempatan pengendalian lebihbesar kepada kepala sekolah, guru, murid dan orang tua atas prosespendidikan di sekolah mereka.

Dalam pendekatan ini, tanggung jawab pegambilan keputusantertentu mengenai anggaran, kepegawaian dan kurikulum ditempatkanditingkat sekolah dan bukan di tingkat daerah apalagi pusat. Melauiketerlibatan guru, orang tua dan anggota masyarakat lainnya dalamkeputusan-keputusan penting, MBS dipandang dapat menciptakanlingkungan belajar yang efektif bagi para murid. Dengan demikian,

Page 231: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 225

pada dasrnya MBS adalah upaya memandirikan sekolah denganmemberdayakannya. Para pendukung MBS berpendapat bahwaprestasi belajar murid lebih mungkin meningkat jika manajemenpendidikan dipusatkan di sekolah ketimbang di tingkaat daerah. Parakepala sekolah cenderung lebih peka dan sangat mengetahuikebutuhan murid dan sekolahnya ketimbang para birokrat di tingkatpusat dan daeraah. Lebih lanjut dinyatakan bahwa reformasipendidikan yang bagus sekalipun tidak akan berhasil jika para guruyang harus menerapkannya tidak berperan serta dalammerencanakannya.

Berdasarkan MBS maka tugas-tugas manajemen sekolahditetapkan menurut karakteristik dan kebutuhan sekolah itu sendiri.Oleh karena itu, sekolah mempunyai otonomi dan tanggung jawabyang lebih besar atas penggunaan sumber daya sekolahgunamemecahkan masalah sekolah dan menyelenggarakan aktivitaspendidikan yang efektif demi pekembangan jangka panjang sekolah.Model MBS yang diterapkan di Indonesia adalah ManajemenPeningkatan Mutu Berbasai Sekolah (MPMBS). Konsep dasarMPMBS adalah adanya otonomi dan pengambilan keputusanpartispatif. Artinya MPMBS memberikan otonomi yang lebih luaskepada masing-masing sekolah secara individual dalam menjalankanprogram seklahnya dan dalam menyelesaikan permasalahan yangterjadi. Sebagai suatu sistem, MPMBS memiliki komponen-komponenyang saling terkait secara sistematis satu sama lain, yaitu contxt, input,process, output, dan outcome (Depdiknas, 2003: 52). Muara darisemua kegiatan sekolah adalah mutu hasil belajar siswa. Kemajuansuatu sekolah akan dilihat dari sejauh mana kualitas hasil belajarsiswanya. Oleh karena itu, indikator keberhasilan pelaksanaanMPMBS di sekolah adalah kualitas kinerja siswa atau kualitas hasilbelajar siswa. Hasil belajar siswa dapat bersifat akademik maupunnon-akademik. Dalam hal ini, sekolah harus dapat menunjukkansejauh mana kinerja siswa ini meningkat (secara kuantitatif dankualitatif) setelah program MPBMS dilakukan. Dalam mengukurkeberhasilan kinerja siswa ini, sekolah hendaknya memiliki indikator-indikator yang jelas, diketahui oleh semua pihak, dan dapat diukurdengan mudah. Selain terdapat keluaran (output), sekolah juga harusmemiliki kriteria keberhasilan yang jelas terhadap dampak (outcome)program-program sekolah terhadap sekolah sendiri, lulusannya, danmasyarakat. Setelah berlangsung sejak 1999, kiranya efektivitas

Page 232: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 226

implementasi MPMBS di sekolah rintisan sudah layak untukdievaluasi. Evaluasi efektivitas MPMBS perlu dilakukan terhadapkomponen-komponen context, input, proses, output, dan outcome.Evaluasi ini akan menunjukan tingkat efektivitas dari masing-masingkomponen serta aspek-aspek dari komponen itu. Berkaitan denganinilah, penelitian evaluatif efektivitas MPMBS di sekolah perludilakukan.

Tabel 1. Komponen MPMBS

KomponenMPMBS.

Indikator

KomponenKonten

2. Kebijakan dalam bidang pendidikan3. Kondisi geografis dan sosial ekonomi

masyarakat4. Tantangan masa depan bagi lulusan5. Aspirasi pendidikan masyarakat sekitar

sekolah6. Daya dukung masyarakat terhadap program

pendidikanKomponenInput

1. Kebijakan, tujuan, dan sasaran mutu;2. Sumber daya manusia;3. Sumber daya lain(dana, peralatan,

perlengkapan, bahan);4. Harapan prestasi tinggi;5. Fokus pada pelanggan;6. Manajemen yang terdiri dari tugas, rencana,

program, regenerasi.KomponenProcess

1. Proses belajar mengajar yang efektif;2. Kepemimpinan sekolah yang kuat;3. Penciptaan lingkungan sekolah yang aman

dan tertib;4. Pengelolaan tenaga pendidikan yang efektif;5. Budaya mutu;6. Kerjasama tim;7. Partisipasi warga sekolah dan masyarakat;8. Keterbukaan;9. Kemauan untuk berubah (inovasi);

10. Evaluasi dan perbaikan;

Page 233: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 227

11. Responsif terhadap kebutuhan;12. Komunikasi yang baik;13. Akuntabilitas;14. Sustainabilitas.

KomponenProductOutputOutcome.

1. Hasil belajar yang bersifat akademik;2. Imam dan taqwa;3. Masalah dan hambatan yang dihadapi siswa;4. Siswa yang diterima di PT;5. Popularitas Sekolah;6. Gaji/pengasilan Guru;7. Masa tunggu mencarai pekerjaan;8. Kesesuaian dengan pasar kerja.

a. Tujuan MBSTujuan penerapan MBS adalah untuk memandirikan atau

memberdayakan sekolah melalui kewenangan/otonomi kepadasekolah dan mendorong sekolah untuk melakukan pengambilankeputusan secara partisipatif. Lebih rincinya MBS bertujuan untuk:1) Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif

sekolah dalam mengelola dan memberdayakan sumber daya yantersedia;

2) Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalampenyelenggraan pendidikan melalui pengambilan keputusanbersama;

3) Meningkatkan tanggung jawab kepala sekolah kepada orang tua,masyarakat dan pemerintah tentang mutu sekolahnya;

4) Meningkatkan kompetensi yang sehat antar sekolah tentang mutupendidikan yang akan dicapai.

b. Prinsip dan implementasi MBS1) Fokus pada mutu;2) Bottom up planning dan decision making;3) Mnajemen yang transparan;4) Pemberdayaan masyarakat;5) Peningkatan mutu yang berkelanjutan;

Page 234: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 228

4. Meningkatkan Profesionalisme Guru dan PendidikKurikulum dan panduan manajemen sekolah sebaik apapun tidak

akan berarti jika tidak ditangani oleh guru profesional. Karena itutuntutan terhadap profesinalisme guru yang sering dilontarkanmasyarakat dunia usaha/industri, legislatif, dan pemerintah adalah halyang wajar untuk disikapi secara arif dan bijaksana. Konsep tentangguru profesional ini selalu dikaitkan dengan pengetahuan tentangwawasan dan kebijakan pendidikan, teori belajar dan pembelajaran,penelitian pendidikan (tindakan kelas), evaluasi pembelajaran,kepemimpinan pendidikan, manajemen pengelolaan kelas/sekolah,serta tekhnologi informasi dan komunikasi. Sebagian besar tentangindikator itu sudah diperoleh di LPTK. Fenomena menunjukkan bahwakualitas profesionalisme guru kita masih rendah. Faktor-faktor internalseperti penghasilan guru yang belum mampu memenuhi kebutuhanfisiologis dan profesi masih dianggap sebagai faktor determinan.Akibatnya, upaya untuk menambah pengetahuan dan wawasanmenjadi terhambat karena ketidakmampuan guru secara finansialdalam pengembangan SDM melalui peningkatan jenjang pendidikan.

Hal itu juga telah disadari pemerintah sehingga program pelatihanmutlak diperlukan karena terbatasnya anggaran untuk meningkatkanpendidikan guru. Program pelatihan ini dimaksudkan untukmenghasilkan guru sebagai tenaga yang terampil (skill labour) ataudengan istilah lain guru yang memiliki kompetensi. UU Sisdiknas No.20/2003 Pasal 42 ayat (1) menyebutkan pendidik harus memilikikualifikasi minimum dan sertifikasi sesuai dengan jenjang kewenanganmengajar, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untukmewujudkan tujuan pendidikan nasional. Uraian pasal 42 itu cukupjelas bahwa untuk menjadi guru sebagai tahapan awal harusmemenuhi persyaratan kualifikasi minimal (latar belakang pendidikankeguruan/umum dan memiliki akta mengajar). Setelah guru memenuhipersyaratan kualifikasi, maka guru akan dan sedang berada padatahapan kompetensi. Namun, fenomena menunjukkan bahwa pendidikdi sekolah masih banyak yang tidak memenuhi persyaratan tersebut.Hal ini mengindikasikan bahwa lapangan pekerjaan guru sangatmudah untuk dimasuki oleh siapa saja. Dengan diberlakukannyakurikulum 2006 dan dalam proses penyempurnaan saat ini adalahkurikulum 2013, kini guru lebih dituntut untuk mengkontekstualkanpembelajarannya dengan dunia nyata, atau minimal siswa mendapatgambaran miniatur tentang dunia nyata. Harapan itu tidak mungkin

Page 235: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 229

tercapai tanpa bantuan alat-alat pembelajaran (sarana dan prasaranapendidikan) yang memadai. Menurut Kepmendikbud No. 053/U/2001tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM), sekolah harus memilikipersyaratan minimal untuk menyelenggarakan pendidikan denganserba lengkap dan cukup seperti, luas lahan, perabot lengkap,peralatan/laboratorium/media, infrastruktur, sarana olahraga, dan bukurasio 1:2. Kehadiran Kepmendiknas itu dirasakan sangat tepat karenadengan keputusan ini diharapkan penyelenggaraan pendidikan disekolah tidak “kebablasan cepat” atau “keterlaluan tertinggal” di bawahpersyaratan minimal sehingga kualitas pendidikan menjadi semakinterpuruk. Selanjutnya, UU Sisdiknas No. 20/2003 pasal 45 ayat (1)berbunyi, setiap satuan pendidikan menyediakan sarana danprasarana yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai denganpertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual,sosial, emosional, dan kejiwaan peserta didik. Jika kita lihat kenyataandi lapangan bahwa hanya sekolah-sekolah tertentu di beberapa kota diIndonesia saja yang memenuhi persyaratan SPM, umumnya sekolahnegeri dan swasta favorit. Berdasarkan fakta ini, keterbatasan saranadan prasarana pada sekolah-sekolah tertentu, pengadaannya selaludibebankan kepada masyarakat. Alasannya pun telah dilegalkanberdasarkan Kepmendiknas No. 044/U/2002 dan UU Sisdiknas No.20/2003 pasal 56 ayat (1). Dalam peningkatan mutu pelayananpendidikan yang meliputi perencanaan, pengawasan dan evaluasiprogram pendidikan melalui dewan pendidikan dan komitesekolah/madrasah, ayat (2) Dewan pendidikan, sebagai lembagamandiri dibentuk dan berperan dalam meningkatkan mutu pelayananpendidikan dengan memberikan pertimbangan, arahan dan dukungantenaga, sarana dan prasarana, serta pengawasan pendidikan ditingkatnasional, provinsi dan kabupaten/kota yang tidak mempunyaihubungan hierarkis, dan ayat (3) Komite sekolah/madrasah sebagailembaga mandiri dibentuk dan berperan dalam peningkatan mutupelayanan dan memberikan pertimbangan, arahan dan dukungantenaga, sarana dan prasarana serta pengawasan pendidikan padatingkat satuan pendidikan.

Menyikapi keadaan yang demikian sulit, apalagi kondisi negarayang kian kritis, solusi yang ditawarkan adalah manfaatkan seluruhpotensi sumber daya sekolah dan masyarkat sekitar, termasukmemberdayakan dewan pendidikan dan komite sekolah. Mudah-mudahan dengan sistem anggaran pendidikan yang mengacu pada

Page 236: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 230

UU Sisdiknas No. 20/2003 pasal 46 dan 49 permasalahan ini dapatdiatasi dengan membangun kebersamaan dan kepercayaan antarakeluarga, masyarakat, dan pemerintah.

Dalam rangka peningkatan pendidikan maka peningkatan materiperlu sekali mendapat perhatian karena dengan lengkapnya materiyang diberikan tentu akan menambah lebih luas akan pengetahuan.Hal ini akan memungkinkan peserta didik dalam menjalankan danmengamalkan pengetahuan yang telah diperoleh dengan baik danbenar. Materi yang disampaikan pendidik harus mampu menjabarkansesuai yang tercantum dalam kurikulum. Pendidik harus menguasaimateri dengan ditambah bahan atau sumber lain yang berkaitan danlebih actual dan hangat. Sehingga peserta didik tertarik dantermotivasi mempelajari pelajaran.

Metode merupakan alat yang dipakai untuk mencapai tujuan,maka sebagai salah satu indikator dalam peningkatan kualitaspendidikan perlu adanya peningkatan dalam pemakaian metode.Yang dimakud dengan peningkatan metode disini, bukanlahmenciptakan atau membuat metode baru, akan tetapi bagaimanacaranya penerapannya atau penggunaanya yang sesuai denganmateri yang disajikan, sehingga mmperoleh hasil yang memuaskandalam proses belajar mengajar. Pemakaian metode ini hendaknyabervariasi sesuai dengan materi yang akan disampaikan sehinggapeserta didik tidak akan merasa bosan dan jenuh atau monoton. Untukitulah dalam penyampaian metode pendidik harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1) Selalu berorientasi pada tujuan; 2) Tidak hanyaterikat pada suatu alternatif saja; 3) Mempergunakan berbagai metodesebagai suatu kombinasi, misalnya: metode ceramah dengan tanyajawab.

Sarana adalah alat atau metode dan teknik yang dipergunakandalam rangka meningkatkan efektivitas komunikasi dan interaksiedukatif antara pendidik dan peserta didik dalam proses pendidikandan pengajaran di sekolah.Dari segi sarana tersebut perlu diperhatikanadanya usaha meningkatkan sebagai berikut: 1) Mengerti secaramendalam tentang fungsi atau kegunaan media pendidikan; 2)Mengerti pengunaan media pendidikan secara tepat dalam interaksibelaja mengajar; 3) Pembuatan media harus sederhana dan mudah;4) Memilih media yang tepat sesuai dengan tujuan dan isi materi yangakan diajarkan. Semua sekolah meliputi peralatan dan perlengkapantentang sarana dan prasarana, ini dijelaskan dalam buku “Admitrasi

Page 237: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 231

Pendidikan” yang disusun oleh Tim Dosen IP IKIP Malangmenjelaskan: sarana sekolah meliputi semua peralatan sertaperlengkapan yang langsung digunakan dalam proses pendidikan disekolah, contoh: gedung sekolah (school building), ruangan meja,kursi, alat peraga, dan lain-lainnya. Sedangkan prasarana merupakansemua komponen yang secara tidak langung menunjang jalannyaproses belajar mngajar atau pendidikan di sekolah, sebagai contoh:jalan menuju sekolah, halaman sekolah, tata tertib sekolah dansemuanya yang berkenaan dengan sekolah.

Dalam setiap proses belajar mengajar yang dialami peserta didikselamanya lancar seperti yang diharapkan, kadang-kadang mengalamikesulitan atau hambatan dalam belajar. Kendala tersebut perlu diatasidengan berbagai usaha sebagai berikut: 1) Memberi Rangsangan.Minat belajar seseorang berhubungan dengan perasaan seseorang.Pendidikan harus menggunakan metode yang sesuai sehinggamerangsang minat untuk belajar dan mempelajari baik dari segibahasa maupun mimic dari wajah dengan memvariasikan setiapmetode yang dipakai. Dari sini menimbulkan yang namanya cintaterhadap bidang studi, sebab pendidik mampu memberikan ransanganterhadap peserta didik untuk belajar, karena yang disajikan benar-benar mengenai atau mengarah pada diri peserta didik yang dilakukandalam kehidupan sehari-hari. Selanjutnya setelah peserta didikterangsang terhadap pendidikan maka pendidik tinggal memberikanmotivasi secara kontinew. Oleh karena itu pendidik atau lembagatinggal memberikan atau menyediakan sarana dan prasarana saja,sehingga peserta didik dapat menerima pengalaman yang dapatmenyenangkan hati para peserta didik sehingga menjadikan pesertadidik belajar semangat. 2) Memberikan Motivasi Belajar. Motivasiadalah sebagai pendorong peserta didik yang berguna untukmenumbuhkan dan menggerakkan bakat peserta didik secara integraldalam dunia belajar, yaitu dengan diambil dari sisitem nilai hiduppeserta didik dan ditujukan kepada penjelasan tugas-tugas. Motivasimerupakan daya penggerak yang besar dalam proses belajarmengajar, motivasi yang diberikan kepada peserta didik dapat berupa:a. Memberikan penghargaan. Usaha-usaha meyenangkan yangdiberikan kepada peserta didik yang berprestasi yang bagus, baikberupa kata-kata, benda, simbul atau berupa angka (nilai).Penghargaan ini bertujuan agar peserta didik selalu termotivasi untuklebih giat belajar dan mampu bersaing dengan teman-temannya

Page 238: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 232

secara sehat, karena dengan itu pendidik akan mudah meningkatkankualita pendidikan. b. Memberikan hukuman. Pemberian hukuman inibersifat mendidik artinya bentuk hukuman itu sendiri berkaitan denganpembelajaran. Hal ini bertujuan untuk memperbaiki kesalahan. c.Mengadakan kompetisi dan lomba. Pengadaan ini dipergunakan untukmeningkatkan prestasi peserta didik untuk membantu peserta didikdalam pembentukan mental yang tangguh selain pembentukanpengetahuan.untuk membantu proses pengajaran yang selalu dimulaidari hal-hal yang nyata bagi siswa.5. Tantangan Peningkatan Mutu Pendidikan di Sekolah

Berikut beberapa tantangan peningkatan kualitas pendidikan disekolah secara umum, yaitu:

a. Efektifitas pendidikan di Indonesia yang masih rendahEfektifitas pendidikan di Indonesia sangat rendah. Setelah praktisi

pendidikan melakukan penelitian dan survey ke lapangan, salah satupenyebabnya adalah tidak adanya tujuan pendidikan yang jelassebelm kegiatan pembelajaran dilaksanakan. Hal ini menyebabkanpeserta didik dan pendidik tidak tahu “goal (tujuan)” apa yang akandihasilkan sehingga tidak mempunyai gambaran yang jelas dalamproses pendidikan.

b. Efisiensi pengajaran di sekolah yang masih bermasalahEfisien adalah bagaimana menghasilkan efektifitas dari suatu

tujuan dengan proses yang lebih ‘murah’. Dalam proses pendidikanakan jauh lebih baik jika kita memperhitungkan untuk memperolehhasil yang baik tanpa melupakan proses yang baik pula. Hal-hal itujugalah yang kurang jika kita lihat pendidikan di Indonesia. Kita kurangmempertimbangkan prosesnya, hanya bagaimana dapat meraihstandar hasil yang telah disepakati. Beberapa masalah efisiensipengajaran di dindonesia adalah mahalnya biaya pendidikan, waktuyang digunakan dalam proses pendidikan, mutu pengajar, sistempendidikan dan banyak hal lain yang menyebabkan kurang efisiennyaproses pendidikan di Indonesia. Yang juga berpengaruh dalampeningkatan sumber daya manusia Indonesia yang lebih baik. Konsepefisiensi selalu dikaitkan dengan efektivitas. Efektivitas merupakanbagian dari konsep efisiensi karena tingkat efektivitas berkaitan eratdengan pencapaian tujuan relatif terhadap harganya. Apabila dikaitkandengan dunia pendidikan, maka suatu program pendidikan yang

Page 239: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 233

efisien cenderung ditandai dengan pola penyebaran danpendayagunaan sumber-sumber pendidikan yang sudah ditata secaraefisien. Program pendidikan yang efisien adalah program yang mampumenciptakan keseimbangan antara penyediaan dan kebutuhan akansumber-sumber pendidikan sehingga upaya pencapaian tujuan tidakmengalami hambatan.

c. Standardisasi pendidikan di IndonesiaSeperti yang kita lihat sekarang ini, standar dan kompetensi

dalam pendidikan formal maupun informal terlihat hanya keranjinganterhadap standar dan kompetensi. Kualitas pendidikan diukur olehstandar dan kompetensi di dalam berbagai versi, demikian pulasehingga dibentuk badan-badan baru untuk melaksanakanstandardisasi dan kompetensi tersebut seperti Badan StandardisasiNasional Pendidikan (BSNP). Peserta didik terkadang hanyamemikirkan bagaimana agar mencapai standar pendidikan saja, bukanbagaimana agar pendidikan yang diambil efektif dan dapat digunakan.Tidak perduli bagaimana cara agar memperoleh hasil atau lebihspesifiknya nilai yang diperoleh, yang terpenting adalah memenuhinilai di atas standar saja. Hal seperti di atas sangat disayangkankarena berarti pendidikan seperti kehilangan makna saja karena terlalumenuntun standar kompetensi. Hal itu jelas salah satu penyebabrendahnya mutu pendidikan di Indonesia.

d. Perubahan Sikap dan perilaku birokrasi pendidikan dari sikapsebagai birokrat menjadi sikap dan perilaku sebagai pelayanpendidikan yang masih sulit dilaksanakan.

e. Alokasi anggaran yang langsung berkaitan dengan prosesbelajar mengajar masih terbatas

f. Tidak meratanya tenaga guru di sekolah-sekoalh akibatdistribusi tenaga guru di Indonesia yang timpang.

g. Penerapan pola manajemen berbasis sekolah bertentnagankebijakan pendidikan gratis yang disalahgunakan olehkepentingan politik tetrtentu di daereh, sehingga masyarakatsalah memahami prinsip kebijakan pendidikan gratis itusendiri.

h. Adanya kesenjangan kualitas pendidikan antara daerahperkotaan dengan daerah pedesaan.

Page 240: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 234

SIMPULAN

Masalah pendidikan yang ada di Indonesia semakin hari semakinrumit, bertambah banyak dan komplek. Salah satu permasalahanpendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah rendahnyamutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan. Berbagaiindikator mutu pendidikan belum menunjukkan peningkatan yangberarti. Sebagian sekolah, terutama di kota-kota menunjukkanpeningkatan mutu pendidikan yang cukup menggembirakan, tetapisebagian lainnya masih memprihatinkan.

Rendahnya mutu pendidikan di sekolah desebabkan olehberbagai faktor antara lain: a. Rendahnya sarana fisik sekolah; b.Rendahnya kualitas guru; c. Rendahnya kesejahteraan guru; d.Kurangnya kesempatan pemerataan pendidikan; e. Redahnyarelevansi pendidikan dengan kebutuhan; f. Mahalnya biayapendidikan

Untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah dapat ditempuhberbagai model manajemn dan strategi peningkatan mutu antara lain:a. Teori Total Quality Management; b. Teori Organizing BusinessFor Excelency; c. Model Peningkatan Mutu Faktor Empat; d.Peningkatan Mutu Pendidikan melalui Manajemen Berbasis Sekolah.Strategi peningkatan mutu pendidikan di sekolah dapat dilakukandengan cara: yaitu strategi yang menekankan pada hasil (the outputoriented strategy), strategi yang menekankan pada proses (theprocess oriented strategy), dan strategi komprehensif (thecomprehensive strategy).

Adapun yang menjadi tantangan dalam upaya peningkatan mutupendidikan di sekolah sangat banyak tetapi pada intinya adalahsumber daya pelaku pendidikan di sekolah yang belum memadai,political will (kebijakan politik) dari pemegang kebijakan dan kebijakanpendidikan itu sendiri.

DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas. (2003). Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah;Buku 1. Konsep Dasar. Jakarta: Depdiknas.

Hadis, Abdul dan Nurhayati. (2010). Manajemen Mutu Pendidikan.Bandung: Penerbit Alfabeta.

Page 241: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 235

Mulyasa, E. (2003). Manajemen Berbasis Sekolah: Konsep, strategi,dan implementasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

__________. 2012. Manajemen & Kepemimpinan Kepala Sekolahi.Jakarta: Bumi Aksara.

Nanang, F. (2000). Manajemen Berbasis Sekolah; Pemberdayaansekolah dalam rangka Peningkatan Mutu dan KemandirianSekolah. Bandung: CV Andira.

Rivai, V & Murni, S. (2010). Education Management: Analisis Teoridan Praktik. Jakarta: Rajawali Pers

Sudarwan, Danim. (2008). Visi Baru Manajemen Sekolah dari UnitBirokrasi ke Lembaga Akademik. Jakarta: Bumi Aksara.

Syaifuddin, M, dkk. (2008). Manajemen Berbasis Sekolah. Jakarta:Depdiknas.

Syaodih, N, dkk. 2007. Pengendalian Mutu Pendidikan SekolahMenengah (Konsep, Prinsip dan Instrumen). Bandung: RefikaAditama.

Zamroni. (2007). Meningkatkan Mutu Sekolah, Teori, Strategi danProsedur. Jakarta: PSAP Muhammadiyah.

Page 242: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 236

SUPERVISI PENDIDIKAN

A. Pengertian Umum SupervisiSupervisi menurut asal usul (etimologi), bentuk perkataannya

(morfologi), maupun isi yang terkandung dalam perkataan itu. Secaramorfologis, Supervisi berasal dari dua kata bahasa Inggris, yaitusuper dan vision. Super berarti diatas dan vision berarti melihat, masihserumpun dengan inspeksi, pemeriksaan dan pengawasan, danpenilikan, dalam arti kegiatan yang dilakukan oleh atasan – orangyang berposisi diatas, pimpinan – terhadap hal-hal yang adadibawahnya. Supervisi juga merupakan kegiatan pengawasan tetapisifatnya lebih human, manusiawi. Kegiatan supervisi bukan mencari-cari kesalahan tetapi lebih banyak mengandung unsur pembinnaan,agar kondisi pekerjaan yang sedang disupervisi dapat diketahuikekurangannya (bukan semata – mata kesalahannya) untuk dapatdiberitahu bagian yang perlu diperbaiki. Secara sematik, Supervisipendidikan adalah pembinaan yang berupa bimbingan atau tuntunanke arah perbaikan situasi pendidikan pada umumnya dan peningkatanmutu mengajar dan belajar dan belajar pada khususnya. SecaraEtimologi, supervisi diambil dalam perkataan bahasa Inggris“Supervision” artinya pengawasan di bidang pendidikan. Orang yangmelakukan supervisi disebut supervisor.

1. Pengertian Supervisi Menurut Pendapat Para Ahli:a. Good Carter,

Memberi pengertian supervisi adalah usaha dari petugas-petugassekolah dalam memimpin guru-guru dan petugas lainnya, dalammemperbaiki pengajaran, termasuk menstimulir, menyeleksipertumbuhan jabatan dan perkembangan guru-guru dan merevisitujuan-tujuan pendidikan, bahan-bahan pengajaran, dan metodemengajar dan evaluasi pengajaran. God Carter melihatnya sebagaiusaha memimpin guru-guru dalam jabatan mengajar,

b. Boardman.Menyebutkan supervisi adalah salah satu usaha menstimulir,mengkoordinir dan membimbing secara kontinyu pertumbuhanguru-guru di sekolah baik secara individual maupun secara kolektif,agar lebih mengerti dan lebih efektif dalam mewujudkan seluruhfungsi pengajaran dengan demikian mereka dapat menstimulir danmembimbing pertumbuhan tiap-tiap peserta didik secara kontinyu,

Page 243: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 237

serta mampu dan lebih cakap berpartsipasi dlm masyarakatdemokrasi modern. Boardman. Melihat supervisi sebagai lebihsanggup berpartisipasi dlm masyarakat modern.

c. Wilem MantjaMengatakan bahwa, supervisi diartikan sebagai kegiatansupervisor (jabatan resmi) yang dilakukan untuk perbaikan prosesbelajar mengajar (PBM). Ada dua tujuan (tujuan ganda) yang harusdiwujudkan oleh supervisi, yaitu; perbaikan (guru murid) danpeningkatan mutu pendidikan. Willem Mantja memandang supervisisebagai kegiatan untuk perbaikan (guru murid) dan peningkatanmutu pendidikan

d. Kimball WilesKonsep supervisi modern dirumuskan sebagai berikut: “Supervisionis assistance in the development of a better teaching learningsituation”. Kimball Wiles beranggapan bahwa faktor manusia ygmemiliki kecakapan (skill) sangat penting untuk menciptakansuasana belajar mengajar yg lebih baik.

e. MulyasaSupervisi sesungguhnya dapat dilaksanakan oleh kepala sekolahyang berperan sebagai supervisor, tetapi dalam sistem organisasimodern diperlukan supervisor khusus yang lebih independent, dandapat meningkatkan obyektivitas dalam pembinaan danpelaksanaan tugas.

f. Ross LSupervisi sesungguhnya adalah pelayanan kapada guru-guru yangbertujuan menghasilkan perbaikan pengajaran, pembelajaran dankurikulum. Ross L memandang supervisi sebagai pelayanankapada guru – guru yang bertujuan menghasilkan perbaikan.

g. PurwantoSupervisi ialah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untukmembantu para guru dan pegawai sekolah dalam melakukanpekerjaan secara efektif.

Kegiatan supervisi dahulu banyak dilakukan adalah Inspeksi,pemeriksaan, pengawasan atau penilikan. Supervisi masih serumpundengan inspeksi, pemeriksaan dan pengawasan, dan penilikan, dalamarti kegiatan yang dilakukan oleh atasan ‘orang yang berposisi diatas’,‘pimpinan’ terhadap hal-hal yang ada dibawahnya. Inspeksi: inspectie(belanda) yang artinya memeriksa dalam arti melihat untuk mencari

Page 244: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 238

kesalahan. Orang yang menginsipeksi disebut inspektur. Inspekturdalam hal ini mengadakan:a. Controlling: memeriksa apakah semuanya dijalankan sebagaimana

mestinyab. Correcting: memeriksa apakah semuanya sesuai dengan apa yang

telah ditetapkan/digariskanc. Judging: mengadili dalam arti memberikan penilaian atau

keputusan sepihakd. Directing: pengarahan, menentukan ketetapan/garise. Demonstration: memperlihatkan bagaimana mengajar yang baik

Pemeriksaan artinya melihat apa yg terjadi dlm kegiatan sedangkanPengawasan adalah melihat apa yg positif & negatif. Adapun supervisijuga merupakan kegiatan pengawasan tetapi sifatnya lebih human,manusiawi. Kegiatan supervisi bukan mencari – cari kesalahan tetapilebih banyak mengandung unsur pembinnaan, agar kondisi pekerjaanyang sedang disupervisi dapat diketahui kekurangannya (bukansemata-mata kesalahannya) untuk dapat diberitahu bagian yang perludiperbaiki. Supervisi dilakukan untuk melihat bagian mana darikegiatan sekolah yg masih negatif untuk diupayakan menjadi positif, &melihat mana yang sudah positif untuk ditingkatkan menjadi lebihpositif lagi dan yang terpenting adalah pembinaannya

Orang yang melakukan supervisi disebut supervisor. Dibidangpendidikan disebut supervisor pendidikan. Menurut keputusan menteripendidikan dan kebudayaan nomor 0134/0/1977, temasuk kategorisupervisor dalam pendidikan adalah kepala sekolah, penelik sekolah,dan para pengawas ditingkatkan kabupaten/kotamadya, serta staf dikantor bidang yang ada di tiap provinsi.

Jika supervisi dilaksanakan oleh kepala sekolah, maka ia harusmampu melakukan berbagai pengawasan dan pengendalian untukmeningkatkan kinerja tenaga kependidikan. Pengawasan danpengendalian ini merupakan kontrol agar kegiatan pendidikan disekolah terarah pada tujuan yang telah ditetapkan. Pengawasan danpengendalian juga merupakan tindakan preventif untuk mencegahagar para tenaga kependidikan tidak melakukan penyimpangan danlebih berhati-hati dalam melaksanakan pekerjaannya.

Page 245: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 239

B. Tujuan dan Sasaran Supervisia. Tujuan Supervisi

Tujuan utama supervisi adalah memperbaiki pengajaran (Neagly& Evans, 1980; Oliva, 1984; Hoy & Forsyth, 1986; Wiles dan Bondi,1986; Glickman, 1990). Tujuan umum Supervisi adalah memberikanbantuan teknis dan bimbingan kepada guru dan staf agar personiltersebut mampu meningkatkan kwalitas kinerjanya, dalammelaksanakan tugas dan melaksanakan proses belajar mengajar.

Secara operasional dapat dikemukakan beberapa tujuan konkritdari supervisi pendidikan yaitu:1. Meningkatkan mutu kinerja guru

a) Membantu guru dalam memahami tujuan pendidikan dan apaperan sekolah dalam mencapai tujuan tersebut

b) Membantu guru dalam melihat secara lebih jelas dalammemahami keadaan dan kebutuhan siswanya.

c) Membentuk moral kelompok yang kuat dan mempersatukanguru dalam satu tim yang efektif, bekerjasama secara akrab danbersahabat serta saling menghargai satu dengan lainnya.

d) Meningkatkan kualitas pembelajaran yang pada akhirnyameningkatkan prestasi belajar siswa.

e) Meningkatkan kualitas pengajaran guru baik itu dari segistrategi, keahlian dan alat pengajaran.

f) Menyediakan sebuah sistim yang berupa penggunaan teknologiyang dapat membantu guru dalam pengajaran.

g) Sebagai salah satu dasar pengambilan keputusan bagi kepalasekolah untuk reposisi guru.

2. Meningkatkan keefektifan kurikulum sehingga berdaya guna danterlaksana dengan baik;

3. Meningkatkan keefektifan dan keefesiensian sarana dan prasaranayang ada untuk dikelola dan dimanfaatkan dengan baik sehinggamampu mengoptimalkan keberhasilan siswa;

4. Meningkatkan kualitas pengelolaan sekolah khususnya dalammendukung terciptanya suasana kerja yang optimal yangselanjutnya siswa dapat mencapai prestasi belajar sebagaimanayang diharapkan;

5. Meningkatkan kualitas situasi umum sekolah sehingga terciptasituasi yang tenang dan tentram serta kondusif yang akanmeningkatkan kualitas pembelajaran yang menunjukkankeberhasilan lulusan.

Page 246: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 240

b. Sasaran SupervisiAdapun sasaran utama dari pelaksanaan kegiatan supervisi

tersebut adalah peningkatan kemampuan profesional guru(Depdiknas, 1986; 1994 & 1995). Sasaran Supervisi Ditinjau dari objekyang disupervisi, ada 3 macam bentuk supervisi:1) Supervisi Akademik, Menitikberatkan pengamatan supervisor pada

masalah-masalah akademik, yaitu hal-hal yang berlangsung beradadalam lingkungan kegiatan pembelajaran pada waktu siswa sedangdalam proses mempelajari sesuatu

2) Supervisi Administrasi, Menitikberatkan pengamatan supervisorpada aspek-aspek administrasi yang berfungsi sebagai pendukungdan pelancar terlaksananya pembelajaran.

3) Supervisi Lembaga, Menyebarkan objek pengamatan supervisorpada aspek-aspek yang berada di sekolah. Supervisi inidimaksudskan untuk meningkatkan nama baik sekolah atau kinerjasekolah secara keseluruhan. Misalnya: Ruang UKS (UnitKesehatan Sekolah), Perpustakaan dan lain-lain.

C. Prinsip-Prinsip Supervisi

Secara sederhana prinsip-prinsip Supervisi adalah sebagai berikut:1. Supervisi hendaknya memberikan rasa aman kepada pihak yang

disupervisi.2. Supervisi hendaknya bersifat Kontrukstif dan Kreatif3. Supervisi hendaknya realistis didasarkan pada keadaan dan

kenyataan sebenarnya.4. Kegiatan supervisi hendaknya terlaksana dengan sederhana.5. Dalam pelaksanaan supervisi hendaknya terjalin hubungan

profesional, bukan didasarkan atas hubungan pribadi.6. Supervisi hendaknya didasarkan pada kemampuan, kesanggupan,

kondisi dan sikap pihak yang disupervisi.7. Supervisi harus menolong guru agar senantiasa tumbuh sendiri

tidak tergantung pada kepala sekolah

Page 247: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 241

Pendapat lain mengenai Prinsip-prinsip Supervisi adalah:1. Supervisi bersifat memberikan bimbingan dan memberikan bantuan

kepada guru dan staf sekolah lain untuk mengatasi masalah danmengatasi kesulitan dan bukan mencari-cari kesalahan.

2. Pemberian bantuan dan bimbingan dilakukan secara langsung,artinya bahwa pihak yang mendapat bantuan dan bimbingantersebut tanpa dipaksa atau dibukakan hatinya dapat merasasendiri serta sepadan dengan kemampuan untuk dapat mengatasisendiri.

3. Apabila supervisor merencanakan akan memberikan saran atauumpan balik, sebaiknya disampaikan sesegera mungkin agar tidaklupa. Sebaiknya supervisor memberikan kesempatan kepada pihakyang disupervisi untuk mengajukan pertanyaan atau tanggapan.

4. Kegiatan supervisi sebaiknya dilakukan secara berkala misalnya 3bulan sekali, bukan menurut minat dan kesempatan yang dimilikioleh supervisor.

5. Suasana yang terjadi selama supervisi berlangsung hendaknyamencerminkan adanya hubungan yang baik antara supervisor danyang disupervisi tercipta suasana kemitraan yang akrab. Hal inibertujuan agar pihak yang disupervisi tidak akan segan-seganmengemukakan pendapat tentang kesulitan yang dihadapi ataukekurangan yang dimiliki.

6. Untuk menjaga agar apa yang dilakukan dan yang ditemukan tidakhilang atau terlupakan, sebaiknya supervisor membuat catatansingkat, berisi hal – hal penting yang diperlukan untuk membuatlaporan.Sedangkan menurut Tahalele dan Indrafachrudi (1975) prinsip-

prinsip supervisi sebagai berikut :1. Supervisi harus dilaksanakan secara demokratis dan kooperatif,2. Supervisi harus kreatif dan konstruktif,3. Supervisi harus ”scientific” dan efektif,4. Supervisi harus dapat memberi perasaan aman pada guru-guru,5. Supervisi harus berdasarkan kenyataan,6. Supervisi harus memberi kesempatan kepada supervisor dan guru-

guru untuk mengadakan “self evaluation”

Karena prinsip-prinsip supervisi di atas merupakan kaidah-kaidahyang harus dipedomani atau dijadikan landasan di dalam melakukansupervisi, maka hal itu mendapat perhatian yang sungguh – sungguh

Page 248: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 242

dari para supervisor, baik dalam konteks hubungan supervisor – guru,maupun di dalam proses pelaksanaan supervisi.

D. Fungsi Supervisi1. Fungsi Meningkatkan Mutu Pembelajaran Ruang lingkupnya

sempit, hanya tertuju pada aspek akademik, khususnya yangterjadi di ruang kelas ketika guru sedang memberikan bantuan danarahan kepada siswa.

2. Fungsi Memicu Unsur yang Terkait dengan Pembelajaran Lebihdikenal dengan nama Supervisi Administrasi

3. Fungsi Membina dan Memimpin

E. Tipe-Tipe Supervisi1. Tipe Otokratis

Tipe seperti ini biasanya terjadi dalam administrasi dan modelkepemimpinan yang otokratis, mengutamakan pada upaya mencarikesalahan orang lain, bertindak sebagai “Inspektur” yang bertugasmengawasi pekerjaan guru. Supervisi ini dijalankan terutama untukmengawasi, meneliti dan mencermati apakah guru dan petugas disekolah sudah melaksanakan seluruh tugas yang diperintahkan sertaditentukan oleh atasannya.2. Tipe Laisses Faire

Tipe ini kebalikan dari tipe sebelumnya. Kalau dalam supervisiinspeksi bawahan diawasi secara ketat dan harus menurut perintahatasan, pada supervisi Laisses Faire para pegawai dibiarkan sajabekerja sekehendaknya tanpa diberi petunjuk yang benar. Misalnya:guru boleh mengajar sebagaimana yang mereka inginkan baikpengembangan materi, pemilihan metode ataupun alat pelajaran.3. Tipe Coersive

Tipe ini tidak jauh berbeda dengan tipe inspeksi. Sifatnyamemaksakan kehendaknya. Apa yang diperkirakannya sebagaisesuatu yang baik, meskipun tidak cocok dengan kondisi ataukemampuan pihak yang disupervisi tetap saja dipaksakan berlakunya.Guru sama sekali tidak diberi kesempatan untuk bertanya mengapaharus demikian. Supervisi ini mungkin masih bisa diterapkan secaratepat untuk hal-hal yang bersifat awal. Contoh supervisi yangdilakukan kepada guru yang baru mulai mengajar. Dalam keadaandemikian, apabila supervisor tidak bertindak tegas, yang disupervisimungkin menjadi ragu-ragu dan bahkan kehilangan arah yang pasti.

Page 249: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 243

4. Tipe Training dan GuidanceTipe ini diartikan sebagai memberikan latihan dan bimbingan. Hal

yang positif dari supervisi ini yaitu guru dan staf tata usaha selalumendapatkan latihan dan bimbingan dari kepala sekolah. Sedangkandari sisi negatifnya kurang adanya kepercayaan pada guru dankaryawan bahwa mereka mampu mengembangkan diri tanpa selaludiawasi, dilatih dan dibimbing oleh atasannya.5. Tipe Demokratis

Selain kepemimpinan yang bersifat demokratis, tipe ini jugamemerlukan kondisi dan situasi yang khusus. Tanggung jawab bukanhanya seorang pemimpin saja yang memegangnya, tetapididistribusikan atau didelegasikan kepada para anggota atau wargasekolah sesuai dengan kemampuan dan keahlian masing-masing.

F. Teknik-Teknik Yang Digunakan Dalam Pelaksanaan SupervisiTeknik supervisi Pendidikan adalah atat yang digunakan oleh

supervisor untuk mencapai tujuan supervisi itu sendiri yang pada akhirdapat melakukan perbaikan pengajaran yang sesuai dengan situasidan kondisi. Dalam pelaksanaan supervisi pendidikan, sebagaisupervisor harus mengetahui dan memahami serta melaksanakanteknik – teknik dalam supervisi. Berbagai macam teknik dapatdigunakan oleh supervisor dalam membantu guru meningkatkansituasi belajar mengajar, baik secara kelompok maupun secaraperorangan ataupun dengan cara langsung bertatap muka dan caratak langsung bertatap muka atau melalui media komunikasi (Sagala2010 : 210). Adapun teknik – teknik Supervisi adalah sebagai berikut:

1. Teknik Supervisi yang bersifat kelompokTeknik Supervisi yang bersifat kelompok ialah teknik supervisi

yang dilaksanakan dalam pembinaan guru secara bersama – samaoleh supervisor dengan sejumlah guru dalam satu kelompok(Sahertian 2008 : 86). Teknik Supervisi yang bersifat kelompokantara lain: (Sagala 2010: 210 – 227)

a. Pertemuan Orientasi bagi guru baru.Pertemuan orientasi adalah pertemuan anatar supervisor dengan

supervisee (Terutama guru baru) yang bertujuan menghantarsupervisee memasuki suasana kerja yang baru dikutip menurutpendapat Sagala (2010: 210) dan Sahertian (2008: 86). Pada

Page 250: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 244

pertemuan Orientasi supervisor diharapkan dapat menyampaikan ataumenguraikan kepada supervisee hal – hal sebagai berikut (Sahertian2008: 86):1) Sistem kerja yang berlaku di sekolah itu.2) Proses dan mekanisme administrasi dan organisasi sekolah.3) Biasanya diiringi dengan tanya jawab dan penyajian seluruh

kegiatan dan situasi sekolah.4) Sering juga pertemuan orientasi ini juga diikuti dengan tindak lanjut

dalam bentuk diskusi kelompok dan lokakarya.5) Ada juga melalui perkunjungan ke tempat – tempat tertentu yang

berkaitan atau berhubungan dengan sumber belajar.6) Salah satu ciri yang sangat berkesan bagi pembinaan segi sosial

dalam orientasi ini adalah makan bersama.7) Aspek lain yang membantu terciptanya suasana kerja ialah bahwa

guru baru tidak merasa asing tetapi guru baru merasa diterimadalam kelompok guru lain.

b. Rapat guruRapat Guru adalah teknik supervisi kelompok melalui rapat guru

yang dilakukan untuk membicarakan proses pembelajaan, dan upayaatau cara meningkatkan profesi guru. (Pidarta 2009: 71). Tujuan tekniksupervisi rapat guru yang dikutip menurut pendapat Sagala (2010:212) dan Pidarta (2009: 171) adalah sebagai berikut:1) Menyatukan pandangan – pandangan guru tentang masalah –

masalah dalam mencapai makna dan tujuan pendidikan.2) Memberikan motivasi kepada guru untuk menerima dan

melaksanakan tugas – tugasnya dengan baik serta dapatmengembangkan diri dan jabatan mereka secara maksimal.

3) Menyatukan pendapat tentang metode kerja yang baik gunapencapaian pengajaran yang maksimal.

4) Membicarakan sesuatu melalui rapat guru yang bertalian denganproses pembelajaran.

5) Menyampaikan informasi baru seputar belajar dan pembelajaran,kesulitan – kesulitan mengajar, dan cara mengatasi kesulitanmengajar secara bersama dengan semua guru disekolah.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam suatu rapat guruyang dikutip menurut pendapat Sagala (2010: 211), antara lain:1) Tujuan – tujuan yang hendak dicapai harus jelas dan konkrit.

Page 251: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 245

2) Masalah – masalah yang akan menjadi bahan rapat harusmerupakan masalah yang timbul dari guru – guru yang dianggappenting dan sesuai dengan kebutuhan mereka.

3) Masalah pribadi yang menyangkut guru di lembaga pendidikantersebut perlu mendapat perhatian.

4) Pengalaman – pengalaman baru yang diperoleh dalam rapattersebut harus membawa mereka pada peningkatan pembelajaranterhadap siswa.

5) Partisipasi guru pada pelaksanaan rapat hendaknya dipikirkandengan sebaik – baiknya.

6) Persoalan kondisi setempa, waktu, dan tempat rapat menjadibahan pertimbangan dalam perencanaan rapat guru.

c. Studi kelompok antar guruStudi kelompok antara guru adalah suatu kegiatan yang dilakukan

oleh sejumlah guru yang memiliki keahlian dibidang studi tertentu,seperti MIPA, Bahasa, IPS dan sebagainya, dan dikontrol olehsupervisor agar kegiatan dimaksud tidak berubah menjadi ngobrol hal– hal yang tidak ada kaitannya dengan materi. Topik yang akandibahas dalam kegiatan ini telah dirumuskan dan disepakati terlebihdahulu. Tujuan pelaksanaan teknik supervisi ini adalah sebagaiberikut:1) Meningkatkan kualitas penguasaan materi dan kualitas dalam

memberi layanan belajar.2) Memberi kemudahan bagi guru – guru untuk mendapatkan bantuan

pemechan masalah pada materi pengajaran.3) Bertukar pikiran dan berbicara dengan sesama guru pada satu

bidang studi atau bidang – bidang studi yang serumpun.

d. DiskusiDiskusi adalah pertukaran pikiran atau pendapat melalui suatu

percakapan tentang suatu masalah untuk mencari alternatifpemecahannya. Diskusi merupakan salah satu teknik supervisikelompok yang digunakan supervisor untuk mengembangkan berbagaiketrampilan pada diri para guru dalam mengatasi berbagai masalahatau kesulitan dengan cara melakukan tukar pikiran antara satudengan yang lain. Melalui teknik ini supervisor dapat membantu paraguru untuk saling mengetahui, memahami, atau mendalami suatupermasalahan, sehingga secara bersama – sama akan berusaha

Page 252: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 246

mencari alternatif pemecahan masalah tersebut (Sagala 2010 : 213).Tujuan pelaksanaan supervisi diskusi adalah untuk memecahkanmasalah – masalah yang dihadapi guru dalam pekerjaannya sehari –hari dan upaya meningkatkan profesi melaluii diskusi.

Hal – hal yang harus diperhatikan supervisor sebagai pemimpindiskusi sehingga setiap anggota mau berpartisipasi selama diskusiberlangsung supervisor harus mampu:1) Menentukan tema perbincangan yang lebih spesifik ;2) Melihat bahwa setiap anggota diskusi senang dengan keadaan dan

topik yang dibahas dalam diskusi.3) Melihat bahwa masalah yang dibahas dapat dimengerti oleh semua

anggota dan dapat memecahkan masalah dalam pengajaran.4) Melihat bahwa kelompok merasa diperlukan dan diikutsertakan

untuk mencapai hasil bersama.5) Mengakui pentingnya peranan setiap anggota yang dipimpinnya.

e. WorkshopWorkshop adalah suatu kegiatan belajar kelompok yang terjadi

dari sejumlah pendidik yang sedang memecahkan masalah melaluipercakapan dan bekerja secara kelompok. Hal – hal yang perludiperhatikan pada waktu pelaksanaan workshop antara lain:1) Masalah yang dibahas bersifat “Life cntred” dan muncul dari guru

tersebut,2) Selalu menggunakan secara maksimal aktivitas mental dan fisik

dalam kegiatan sehingga tercapai perubahan profesi yang lebihtinggi dan lebih baik.

f. Tukar menukar pengalamanTukar menukar pengalaman “Sharing of Experince” suatu teknik

perjumpaan dimana guru menyampaikan pengalaman masing-masingdalam mengajar terhadap topik-topik yang sudah diajarkan, salingmemberi dan menerima tanggapan dan saling belajar satu denganyang lain. Langkah – langkah melakukang sharing antara lain:1) Menentukan tujuan yang akan dicapai.2) Menentukan pokok masalah yang akan dibahas.3) Memberikan kesempatan pada setiap peserta untuk

menyumbangkan pendapat pendapat mereka4) Merumuskan kesimpulan.

Page 253: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 247

2. Teknik Individual dalam SupervisiTeknik Individual Menurut Sahertian yang dikutip oleh Sagala

(2010 : 216) adalah teknik pelaksanaan supervisi yang digunakansupervisor kepada pribadi – pribadi guru guna peningkatan kualitaspengajaran disekolah. Teknik – teknik individual dalam pelaksanaansupervisi antara lain:

a. Teknik Kunjungan kelas.Teknik kunjungan kelas adalah suatu teknik kunjungan yang

dilakukan supervisor ke dalam satu kelas pada saat guru sedangmengajar dengan tujuan untuk membantu guru menghadapimasalah/kesulitan mengajar selama melaksanakan kegiatanpembelajaran. Kunjungan kelas dilakukan dalam upaya supervisormemperoleh data tentang keadaan sebenarnya mengenaikemampuan dan ketrampilan guru mengajar. Kemudian dengan yangada kemudian melakukan perbincangan untuk mencari pemecahanatas kesulitan – kesulitan yang dihadapi oleh guru. Sehingga kegiatanpembelajaran dapat ditingkatkan. Kunjungan kelas dapat dilakukandengan 3 cara, yatiu:1) Kunjungan kelas tanpa diberitahu,2) Kunjungan kelas dengan pemberitahuan,3) Kunjungan kelas atas undangan guru,4) Saling mengunjungi kelas.

b. Teknik Observasi KelasTeknik observasi kelas dilakukan pada saat guru mengajar.

Supervisor mengobservasi kelas dengan tujuan untuk memperolehdata tentang segala sesuatu yang terjadi proses belajar mengajar.Data ini sebagai dasar bagi supervisor melakukan pembinaanterhadap guru yang diobservasi. Tentang waktu supervisormengobservasi kelas ada yang diberitahu dan ada juga tidak diberitahu sebelumnya, tetapi setelah melalui izin supaya tidak menggangguproses belajar mengajar. Selama berada dikelas supervisormelakukan pengamatan dengan teliti, dan menggunakan instrumenyang ada terhada lingkungan kelas yang diciptakan oleh guru selamajam pelajaran.

Page 254: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 248

c. Percakapan PribadiPercakapan pribadi merupakan Dialog yang dilakukan oleh guru

dan supervisornya, yang membahas tentang keluhan – keluhan ataukekurangan yang dikeluarkan oleh guru dalam bidang mengajar, dimana di sini supervisor dapat memberikan jalan keluarnya. Dalampercakapan ini supervisor berusaha menyadarkan guru akankelebihan dan kekurangannya. mendorong agar yang sudah baik lebihdi tingkatkan dan yang masih kurang atau keliru agar diupayakanuntuk memperbaikinya.

d. Intervisitasi (mengunjungi sekolah lain)Teknik ini dilakukan oleh sekolah-sekolah yang masih kurang

maju dengan menyuruh beberapa orang guru untuk mengunjungisekolah – sekolah yang ternama dan maju dalam pengelolaannyauntuk mengetahui kiat – kiat yang telah diambil sampai seekolahtersebut maju. Manfaat yang dapat diperoleh dari teknik supervisi iniadalah dapat saling membandingkan dan belajar atas kelebihan dankekurangan berdasarkan pengalaman masing – masing. Sehinggamasing – masing guru dapat memperbaiki kualitasnya dalam memberilayanan belajar kepada peserta didiknya.

e. Penyeleksi berbagai sumber materi untuk mengajar.Teknik pelaksanaan supervisi ini berkaitan dengan aspek – aspek

belajar mengajar. Dalam usaha memberikan pelayanan profesionalkepada guru, supervisor pendidikan akan menaruh perhatian terhadapaspek – aspek proses belajar mengajar sehingga diperoleh hasil yangefektif. supervisor harus mempunyai kemampuan menyeleksi berbagaisumber materi yang digunakan guru untuk mengajar. Adapun carauntuk mengikuti perkembangan keguruan kita, ialah dengan berusahamengikuti perkembangan itu melalui kepustakaan profesional, denganmengadakan “profesional reading“. Ini digunakan untuk menambahpengetahuan dan meningkatkan situasi belajar mengajar yang lebihbaik. Hal ini menyatakan bahwa teknik penyeleksian berbagai subermateri untuk mengajar memiliki arti bahwa Teknik ini yang menitikberatkan kepada kemampuan Supervisor dalam menyeleksi buku –buku yang dimiliki oleh guru pada saat mengajar yang sesuai dengankebutuhan kegiatan belajar mengajar.

Page 255: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 249

f. Menilai diri sendiriGuru dan supervisor melihat kekurangan masing-masing yang

mana ini dapat memberikan nilai tambah pada hubungan guru dansupervisor tersebut, yang akhirnya akan memberikan nilai positif bagikegiatan belajar mengajar yang baik. Menilai diri sendiri merupakantugas yang tidak mudah bagi guru, karena suatu pengukuran terbalikkarena selama ini guru hanya menilai murid-muridnya. Ada beberapacara atau alat yang dapat digunakan untuk menilai diri sendiri, antaralain membuat daftar pandangan atau pendapat yang disampaikankepada murid-murid untuk menilai pekerjaan atau suatu aktivitas gurudi muka kelas. Yaitu dengan menyususun pertanyaan yang tertutupmaupun terbuka, tanpa perlu menyebutkan nama siswa.

3. Diskusi PanelTeknik ini dilakukan dihadapan guru oleh para pakar dari

bermacam sudut ilmu dan pengalaman terhadap suatu masalah yangtelah ditetapkan. Mereka akan melihat suatu masalah itu sesuaidengan pandangan ilmu dan pengalaman masing-masing sehinggaguru dapat masukan yang sangat lengkap dalam menghadapi ataumemecahkan suatu masalah. Manfaat dari kegiatan ini adalah lahirnyasifat cekatan dalam memecahkan masalah dari berbagai sudutpandang ahli.

4. SeminarSeminar adalah suatu rangkaian kajian yang diikuti oleh suatu

kelompok untuk mendiskusikan, membahas dan memperdebatkansuatu masalah yang berhubungan dengan topik. Berkaitan denganpelaksanaan supervisi, dalam seminar ini dapat dibahas sepertibagaimana menyusun silabus sesuai standar isi, bagaimanamengatasi masalah disiplin sebagai aspek moral sekolah, bagaimanamengatasi anak – anak yang selalu membuat keributan dikelas, dll.Pada waktu pelaksanaan seminar kelompok mendengarkan laporanatau ide – ide menyangkut permasalahan pendidikan dari salahseorang anggotanya.

5. SimposiumKegiatan mendatangkan seorang ahli pendidikan untuk

membahas masalah pendidikan. Simposium menyuguhkan pidato-pidato pendek yang meninjau suatu topik dari aspek-aspek yang

Page 256: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 250

berbeda. Penyuguh pidato biasanya tiga orang dimana guru sebagaipengikut diharapkan dapat mengambil bekal dengan mendengarkanpidato-pidato tersebut.

6. Demonstrasi mengajarUsaha peningkatan belajar mengajar dengan cara

mendemonstrasikan cara mengajar dihadapan guru dalammengenalkan berbagai aspek dalam mengajar di kelas olehsupervisor.

7. Buletin supervisiSuatu media yang bersifat cetak dimana disana didapati

peristiwaperistiwa pendidikan yang berkaitan dengan cara-caramengajar,tingkah laku siswa,dan sebagainnuya.Diharapkan ini dapatmembantu guru untuk menjadi lebih baik.

G. Kelemahan Dan Kelebihan Teknik – Teknik Dalam PelaksanaanSupervisi

1. Kelemahan Teknik – Teknik Dalam Pelaksanaan Supervisib. Perlu biaya yang banyak, waktu yang tepat, sekolah jadi kurang

efektif.c. Perlu penyediaan waktu yang tepatd. Tidak mencerminkan keadaan sehari-harie. Kurang demokratisf. Mengganggu kelas lain dalam KBM, kelas sendiri ditinggalkang. Agak sulit menentukan dan cukup menyita waktuh. Agak sulit menemukan waktui. Guru merasa canggung dan kurang bebas

2. Kelebihan Teknik – Teknik Dalam Pelaksanaan Supervisia. Dapat mengetahui kelebihan yang dapat dikembangkan,

mengetahui kelemahan untuk perbaikan, memberikan saransesuai dengan kebutuhan

b. Bantuan diberikan kepada seluruh guru dalam satu kalipertemuan, pertukaran pikiran secara umum

c. Hal-hal yang baik dapat dijadikan contoh, hal yang kurang dapatdidiskusikan

d. Dapat memberikan bimbingan aktual

Page 257: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar ...elearning.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/pluginfile.php/25/mod_forum... · STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Buku Ajar Administrasi Pendidikan 251

e. Guru dapat menunjukan hasil usahanyaf. Dapat melayani kebutuhan khusus setempatg. Dapat mengetahui kelebihan yang dapat dikembangkan,

mengetahui kelemahan untuk perbaikan, memberikan saransesuai dengan kebutuhan.

H. PERANGKAT SUPERVISISalah satu perangkat yang digunakan dalam melaksankan

supervisi ialah instrument observasi pembelajaran/check list terutamauntuk supervisi kelas, supervisi klinis, dengan demikian diharapkanindikator yang diamati untuk setiap unsure yang diamati, antara lain:1. Persiapan dan aperisepsi2. Relevansi materi dengan tujuan instruksional3. Penguasaan materi4. Strategi5. Metode6. Manajemen kelas7. Pemberian metivasi kepada siswa8. Nada dan suara9. Penggunaan bahasa10. Gaya dan sikap perilaku.