sterilisasi

25
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tahapan penting yang mutlak harus dilakukan selama bekerja di ruang praktikum mikrobiologi adalah prinsip sterilisasi. Bahan atau peralatan yang digunakan harus dalam keadaan steril. Steril artinya tidak didapatkan mikroba yang tidak diharapkan kehadirannya, baik yang menganggu kehidupan dan proses yang sedang dikerjakan. Setiap proses baik fisika, kimia dan mekanik yang membunuh semua bentuk kehidupan terutama mikrooranisme disebut dengan sterilisasi. Adanya pertumbuhan mikroorganisme menunjukkan bahwa pertumbuhan bakteri masih berlangsung dan tidak sempurnanya proses sterilisasi. Jika sterilisasi berlangsung sempurna, maka spora bakteri yang merupakan bentuk paling resisten dari kehidupan mikroba, akan diluluhkan (Cappuccino, 1983) Pembiakan mikroba dalam laboratorium memerlukan medium yang berisi zat hara serta lingkungan pertumbuhan yang sesuai dengan mikroorganisme. Zat hara digunakan oleh mikroorganisme untuk

Upload: riki-rahmadhan-ks

Post on 12-Aug-2015

163 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Mikrobiologi

TRANSCRIPT

Page 1: Sterilisasi

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tahapan penting yang mutlak harus dilakukan selama bekerja di ruang

praktikum mikrobiologi adalah prinsip sterilisasi. Bahan atau peralatan yang

digunakan harus dalam keadaan steril. Steril artinya tidak didapatkan mikroba

yang tidak diharapkan kehadirannya, baik yang menganggu kehidupan dan

proses yang sedang dikerjakan. Setiap proses baik fisika, kimia dan mekanik

yang membunuh semua bentuk kehidupan terutama mikrooranisme disebut

dengan sterilisasi. Adanya pertumbuhan mikroorganisme menunjukkan bahwa

pertumbuhan bakteri masih berlangsung dan tidak sempurnanya proses

sterilisasi. Jika sterilisasi berlangsung sempurna, maka spora bakteri yang

merupakan bentuk paling resisten dari kehidupan mikroba, akan diluluhkan

(Cappuccino, 1983)

Pembiakan mikroba dalam laboratorium memerlukan medium yang

berisi zat hara serta lingkungan pertumbuhan yang sesuai dengan

mikroorganisme. Zat hara digunakan oleh mikroorganisme untuk

pertumbuhan, sintesis sel, keperluan energi dalam metabolisme, dan

pergerakan. Lazimnya, medium biakan berisi air, sumber energi, zat hara

sebagai sumber karbon, nitrogen, sulfur, fosfat, oksigen, hidrogen, serta unsur-

unsur lainnya. Dalam bahan dasar medium dapat pula ditambahkan faktor

pertumbuhan berupa asam amino, vitamin, atau nukleotida (Lim, 1998).

1.2 Tujuan

Dari latar belakang masalah yang telah dipaparkan sebelumnya, maka

penulis menyimpulkan beberapa tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:

- Dapat mengetahui konsep sterilisasi.

Page 2: Sterilisasi

2

- Mempelajari pengertian, tujuan, metoda, maupun macam-macam

teknik sterilisasi.

- Pembuatan makalah ini untuk memenuhi tugas responsi Praktikum

mikrobiologi lingkungan.

Page 3: Sterilisasi

3

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Pengertian Sterilisasi

Sterilisasi merupakan metode praktis yang dirancang untuk

membersihkan dari mikroorganisme, atau sengaja untuk menghambat

pertumbuhannya, yang nyata dari kepentingan dasar di banyak keadaan.

Jenis dari mikroorganisme sangat berbeda dalam kelemahannya terdapat

berbagai macam agen antimikroba, dan lebih banyak lagi, afek yang praktis

dari agen ini pada adanya keadaan nyatayang sangat besar dipengaruhi oleh

keadaan sekitar. Banyak yang akan bertahan, contohnya, pada cuaca tertentu

organisme memiliki kulit, pada beberapa tubuh zat cair atau pada udara, Air,

makanan, kotoran, atau ruangan berdebu. Caranya harus dirubah, oleh

karena itu, dengan masalah nyata. Hal ini tidak mungkin, bagaimanapun

pada garis besarnya tentunya prinsip dasar digaris bawahi pada umumnya

digunakan cara untuk memusnahkan dan mengontrol kehidupan mikroba

(Burdon, 1969).

2.2. Cara Kerja Sterilisasi

Cara kerja sterilisasi adalah cara kerja agar terhindar dari

kontaminasi, cara kerja steril ini digunakan pada pembuatan media,

pemeriksaan kultur dan pembuatan preparat. Sterilisasi dapat dilakukan

secara, antara lain :

(1) Fisik di bagi menjadi beberapa bagian antara lain :

(a) dengan ”Hot air Sterilization” oven. Bahan dari gelas

dibungkus dengan alumunium foil, suhu 170-250°C

selama 2 jam.

Page 4: Sterilisasi

4

(b) panas basah dengan tekanan, suhu 121°C selama 15

menit. Alat yang digunakan adalah autoclave, caranya:

alat-alat gelas dibungkus lagi dengan alumunium foil.

(c) Pressure Cooker, caranya: panaskan air mendidih, biarkan

klep uap terbuka agar keluar uap kemudian klep uap

ditutup, lihat suhu dan tekanan, bila suhu telah 121°C

dengan tekanan 1,5 atm, dijaga konstan selama 15 menit.

Kemudian buka klep uap hingga tercapai tekanan nol,

dan setelah suhu mencapai suhu kamar, alat dan bahan

dikeluarkan.

(2) Kimia yaitu dengan menggunakan zat-zat kimia seperti

desinfektan, antiseptik.

(3) Radiasi yaitu dengan menggunakan sinar Ultraviolet, biasanya

digunakan pada ruangan dan alat-alat plastik.

(4) Filter yaitu dengan menggunakan membran filter dan Vacum

Pump.

(Anonim, 2007).

Page 5: Sterilisasi

5

BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Definisi Sterilisasi

Sterilisasi merupakan proses penting yang harus dilalui sebelum

melakukan penelitian yang berhubungan dengan mikroorganisme. Sterilisasi

dilakukan pada semua alat dan dan bahan yang akan digunakan dalam

percobaan, baik peralatan laboratorium maupun medium pertumbuhan

mikroba. Melalui sterilisasi, seluruh mikroba patogen dapat mati, sehingga

tidak sempat berkembang biak. Sterilisasi pada percobaan ini merupakan

sterilisasi secara fisik yang menggunakan panas dari dalam autoklaf, di

mana panas yang digunakan berasal dari uap air sehingga disebut strerilisasi

basah. Dengan kondensasi akan terbentuk embun yang dapat menyebabkan

keadaan lembab yang cukup untuk membunuh kuman, sehingga bahan

menjadi steril .

Sterilisasi adalah suatu cara untuk membebaskan sesuatu (alat,

bahan, media, dan lain-lain) dari mikroorganisme yang tidak diharapkan

kehadirannya baik yang patogen maupun yang apatogen. Atau bisa juga

dikatakan sebagai proses untuk membebaskan suatu benda dari semua

mikroorganisme, baik bentuk vegetatif maupun bentuk spora.

Proses sterilisasi dipergunakan pada bidang mikrobiologi untuk

mencegah pencernaan organisme luar, pada bidang bedah untuk

mempertahankan keadaan aseptis, pada pembuatan makanan dan obat-

obatan untuk menjamin keamanan terhadap pencemaran oleh

miroorganisme dan di dalam bidang-bidang lain pun sterilisasi ini juga

penting.

Sterilisasi juga dikatakan sebagai tindakan untuk membunuh kuman

patogen atau kuman apatogen beserta spora yang terdapat pada alat yang

digunakan untuk menguji mikroorganisme dengan menggunakan panas

Page 6: Sterilisasi

6

tinggi, atau bahan kimia. Jenis sterilisasi antara lain sterilisasi cepat,

sterilisasi panas kering, steralisasi gas , dan radiasi ionnisasi.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam steralisasi di antaranya:

a. Sterilisator (alat untuk mensteril) harus siap pakai, bersih, dan masih

berfungsi.

b. Peralatan yang akan di steralisasi harus dibungkus dan diberi label yang

jelas dengan menyebutkan jenis peralatan, jumlah, dan tanggal

pelaksanaan  sterilisasi.

c. Penataan alat harus berprinsip bahwa semua bagian dapat steril.

d. Tidak boleh menambah peralatan dalam sterilisator sebelum waktu

mensteril selesai.

e.   Memindahklan alat steril ke dalam tempatnya dengan korentang steril.

f.    Saat mendinginkan alat steril tidak boleh membuka pembungkusnya,

bila terbuka harus dilakukan steralisasi ulang.

3.2. Tujuan Sterilisasi

Adapun tujuan dari sterilisasi antara lain:

- Mencegah terjadinya infeksi.

- Mencegah makanan menjadi rusak.

- Mencegah kontaminasi mikroorganisme dalam industry.

- Mencegah kontaminasi terhadap bahan- bahan yg dipakai dalam

melakukan biakan murni.

3.3. Metode Sterilisasi

Hampir semua tindakan yang dilakukan dalam diagnosa mikrobilogi,

sterilisasi sangat diutamakan baik alat-alat yang dipakai maupun medianya.

Bila penanaman spesimen dalam media, petri, ose maupun media yang

digunakan tidak steril, maka sangat tidak mungkin untuk membedakan

Page 7: Sterilisasi

7

apakah kuman yang berhasil diisolasi tersebut berasal dari penderita atau

merupakan hasil kontaminasi dari alat-alat atau media yang digunakan.

Suatu alat atau bahan dikatakan steril bila alat/bahan tersebut bebas

dari mikroba baik dalam bentuk vegetatif maupun sopra. Tindakan untuk

membebaskan alat atau media dari jasad renik disebut sterilisasi. Ada

beberapa cara sterilisasi, untuk pemilihannya tergantung dari bahan/alat

yang akan disterilkan atau suatu proses membunuh semua mikroorganisme

termasuk spora bakteri pada benda yang telah didekontaminasi dengan

tepat. Tujuan sterilisasi yaitu untuk memusnahkan semua bentuk kehidupan

mikroorganisme patogen termasuk spora, yang mungkin telah ada pada

peralatan kedokteran dan perawatan yang dipakai. Hal yang perlu

dipertimbangkan dalam memilih metode sterilisasi yaitu sifat bahan yang

akan disterilkan. Metode sterilisasi antara lain :

a. Sterilisasi secara fisik

Sterilisasi secara fisik dipakai bila selama sterilisasi dengan

bahan kimia tidak akan berubah akibat temperatur tinggi atau tekanan

tinggi. Cara membunuh mikroorganisme tersebut adalah dengan panas.

Panas kering membunuh bakteri karena oksidasi komponen-komponen

sel. Daya bunuh panas kering tidak sebaik panas basah. Pemanasan

basah dapat memakai autoklaf, tyndalisasi dan pasteurisasi. Autoklaf

adalah alat serupa tangki minyak yang dapat diisi dengan uap air.

Tyndalisasi merupakan metode dengan mendidihkan medium dengan

uap beberapa menit saja. Pasteurisasi adalah suatu cara disinfeksi

dengan pemanasan untuk mengurangi jumlah mikrooranisme tanpa

merusak fisik suatu bahan. Pemanasan kering dapat memakai oven dan

pembakaran. Selain itu dapat dilakukan penyinaran dengan sinar

gelombang pendek (Waluyo, 2005).

Page 8: Sterilisasi

8

b. Sterilisasi secara kimia

Sterilisasi secara kimia dapat memakai antiseptik kimia.

Pemilihan antiseptik terutama tergantung pada kebutuhan daripada

tujuan tertentu serta efek yang dikehendaki. Perlu juga diperhatikan

bahwa beberapa senyawa bersifat iritatif, dan kepekaan kulit sangat

bervariasi. Zat-zat kimia yang dapat dipakai untuk sterilisasi antara

lain halogen (senyawa klorin, yodium), alkohol, fenol, hidrogen

peroksida, zat warna ungu kristal, derivat akridin, rosalin, deterjen,

logam-logam berat, aldehida, ETO, uap formaldehid ataupun beta-

propilakton (Volk, 1993).

c. Sterilisasi secara mekanik

Sterilisasi secara mekanik dapat dilakukan dengan penyaringan.

Penyaringan dengan mengalirkan gas atau cairan melalui suatu bahan

penyaring /filter.

3.4. Cara-Cara Sterilisasi

3.4.1. Sterilisasi dengan pemanasan kering

a.      Pemijaran/flambir

Cara ini dipakai langsung, sederhana, cepat dan dapat

menjamin sterilisasinya, namun penggunaannya terbatas pada

beberapa alat saja, misalnya: benda-benda dari logam (instrument),

benda-benda dari kaca, benda-benda dari porselen.

Caranya yaitu:

1. Siapkan bahan yang disterilkan, baskom besar yang bersih,

brand spritus, korek api.

2. Kemudian brand spritus dituangkan secukupnya ke dalam

waskom tersebut. Selanjutnya dinyalakan dengan api.

3. Alat-alat instrumen dimasukkan ke dalam nyala api.

Page 9: Sterilisasi

9

b.      Dengan cara udara panas kering

Cara ini pada dasarnya adalah merupakan suatu proses

oksidasi, cara ini memerlukan suhu yang lebih tinggi bila

dibandingkan dengan sterilisasi pemanasan basah. Adapun alat yang

dapat dilakukan dengan cara ini yaitu benda-benda dari logam, zat-

zat seperti bubuk, talk, vaselin, dan kaca.

Caranya yaitu:

1.    Alat bahan harus dicuci, sikat dan desinfeksi terlebih dahulu

2.    Dikeringkan dengan lap dan diset menurut kegunaannya

3.    Berilah indikator pada setiap set

4.    Bila menggunakan pembungkus, dapat memakai aluminium foil.

5.    Oven harus dipanaskan dahulu sampai temperatur yang

diperlukan.

6.    Kemudian alat dimasukkan dan diperhatikan derajat

pemanasannya.

3.4.2.      Sterilisasi dengan pemanasan basah.

Ada beberapa cara sterilisasi ini, yaitu:

a) Dimasak dalam air biasa

Suhu tertinggi 100 ºC, tapi pada suhu ini bentuk vegetatif

dapat dibinasakan tetapi bentuk yang spora masih bertahan. Oleh

karna itu agar efektif membunuh spora maka dapat ditambahkan

natrium nitrat 1% dan phenol 5%.

Caranya yaitu:

1.    Alat atau bahan instrumen dicuci bersih dari sisa-sisa darah,

nanah atau kotoran lain.

2.    Kemudian dimasukkan langsung ke dalam air mendidih.

3.    Tambahkan nitrit 1% dan phenol 5%, agar bentuk sporanya mati

Page 10: Sterilisasi

10

4.    Waktu pensterilan 30-60 menit (menurut pharmacope –Rusia).

5.    Seluruh permukaan harus terendam.

b) Dengan uap air

Cara ini cukup efektif dan sangat sederhana. Dapat dipakai

dengan dandang/panci dengan penangas air yang bagiannya diberi

lubang/sorongan, agar uap air dapat mengalir bagian alat yang akan

disterilkan.waktu sterilisasi 30 menit.

Caranya yaitu:

1.      Alat-alat yang akan disterilkan dicuci, dibersihkan, disikat serta

didesinfeksi.

2.      Kemudian dibungkus dengan kertas perkamen dan dimasukkan

dalam dandang.

c)      Sterilisasi dengan uap air bertekanan tinggi

Jenis sterilisasi dengan cara ini merupakan cara yang paling

umum digunakan dengan menggunakan alat yang disebut autoklaf.

Caranya sediaan yang akan disterilkan diisikan kedalam wadah yang

cocok, kemudian ditutup kedap. Jika volume dalam wadah tidak

lebih dari 100 ml, sterilisasi dilakukan dengan uap air jenuh pada

suhu 115 oC sampai 116 oC dalam waktu 30 menit. Jika volume

dalam dalam tiap wadah lebih dari 100 ml, waktu sterilisasi

diperpanjang, hingga seluruh isi tiap wadah berada pada suhu 115 oC

sampai suhu 116 oC selama 30 menit.

3.4.3.      Sterilisasi dengan penambahan zat-zat kimia

Cara ini tidak begitu efektif bila dibandingkan dengan cara

pemanasan kering. Cara ini dipergunakan pada bahan-bahan yang

tidak tahan pemanasan atau cara lain tidak bisa dilaksanakan karena

keadaan. Contoh zat kimia : Formaldehyda, hibitane, Cidex.

Page 11: Sterilisasi

11

3.4.4.      Sterilisasi dengan radiasi ultraviolet

Karena disemua tempat itu terdapat kuman, maka dilakukan

sterilisasi udara dan biasanya dilakukan di tempat-tempat

khusus.Misalnya: di kamar operasi, kamar isolasi, dsb. dan udaranya

harus steril. Hal ini dapat dilakukan dengan sterilisasi udara (air

sterilization) yang memakai radiasi ultraviolet.

3.4.5.       Sterilisasi dengan filtrasi

Cara ini digunakan untuk udara atau bahan-bahan berbentuk

cairan. Filtrasi udara disebut HEPA (Hight Efficiency Particulate

Air). Tujuannya adalah untuk filtrasi cairan secara luas hanya

digunakan dalam produksi obat-obatan atau pada sistem irigasi

dalam ruang operasi, maupun dalam perawatan medik lainnya yang

membutuhkan adanya cairan steril. Jenis filternya yang penting ialah

pori-porinya harus lebih kecil dari jenis kuman. Pori-pori filter

ukurannya minimal 0,22 mikron.

3.5 Jenis-Jenis Sterilisasi

3.5.1 Sterilisasi cairan

Cairan yang disterilisasi umumnya adalah media fermentasi

yang mengandung gula, garam fosfat, ammonium, trace metals,

vitamin, dan lain-lain.  Secara umum ada dua cara sterilisasi cairan

yaitu dengan panas dan disaring (filtrasi).  Sterilasi dengan panas

dilakukan di dalam autoclave, di mana steam tekanan tinggi

diinjeksikan ke dalam chamber untuk mencapai temperatur 121 oC

dan tekanan tinggi (sekitar 15 psig). Durasinya bervariasi, namun

umumnya diinginkan cairan dipertahankan pada 121 oC selama

minimal 15 menit. Jika termasuk waktu untuk heating dan cooling

steps, total waktu berkisar 1-2 jam tergantung volume cairan yang

Page 12: Sterilisasi

12

disterilisasi. Terkadang temperatur bisa diset pada 134 oC (untuk

medis).

Untuk skala industri, cairan disterilisasi dengan panas

menggunakan beberapa pilihan teknik. Gambar di bawah menjelaskan

salah satu bagan proses sterilisasi cairan media di industri. Banyak

jenis proses baik secara batch atau continuous yang diterapkan di

industri, misalnya direct steam, indirect heating, indirect steam, dan

lainnya.

3.5.2 Sterilisasi padatan

Padatan yang umum disterilkan adalah glassware, biosafety

cabinet, dan beberapa jenis tabung dan kontainer. Pada glassware dan

plastik tahan panas umumnya dilakukan dengan autoclave mirip

seperti sterilisasi cairan namun ditambah proses pengeringan.

Biosafety cabinet disterilkan dengan bantuan radiasi UV dan

disemprot ethanol 70 %. Udara dalam cabinet disaring dengan filter

(detilnya akan dibahas di  bagian ke-2 tentang sterilisasi gas).

3.6. Gambar Alat dan Teknik Sterilisasi

Gambar 3.6.1. Sterilisasi dengan filter

Page 14: Sterilisasi

14

Gambar 3.6.3. Teknik sterilisasi memindahkan biakan dari cawan

Page 15: Sterilisasi

15

Gambar 3.6.4. Teknik Sterilisasi memindahkan cairan dengan pipet

Page 16: Sterilisasi

16

Gambar 3.6.5. Teknik sterilisasi pada saat menuang media

Page 17: Sterilisasi

17

BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

1. Sterilisasi yaitu proses atau kegiatan membebaskan suatu bahan atau

benda dari semua bentuk kehidupan dengan bahan kimia atau secara

fisik, hal ini dapat mengurangi kemungkinan terjadi infeksi dengan jalan

membunuh mikroorganisme patogen.

2. Tujuan sterilisasi Mencegah terjadinya infeksi Mencegah makanan

menjadi rusak Mencegah kontaminasi mikroorganisme dalam industri

Mencegah kontaminasi terhadap bahan-bahan yg dipakai dalam

melakukan biakan murni.

3. Sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara mekanik, fisik dan

kimiawi.

4.2. Saran

Sterilisasi apabila dilakukan secara baik dan sempurna akan

menjamin keselamatan kerja dan berkurangnya resiko terpapar

mikroorganisme. Dan dapat juga dilakukan untuk mencegah ataupun

mengendalikan infeksi.

Page 18: Sterilisasi

18

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2007. “Cara Kerja Sterilisasi”. www.wikipedia.com (diakses pada

tanggal 21 Desember 2012)

Burdon. 1969. “Sterilisasi”. www.wikipedia.com (diakses pada tanggal 21

Desember 2012)

Waluyo, L. 2005. “Mikrobiologi Umum”. MM Press: Malang.

Irwanto. 2009. ”Sterilisasi dan Desinfeksi”. http://irwanto-

fk04usk.blogspot.com/2009/08/sterilisasi-dan desinfeksi.html (diakses

pada tanggal 21 Desember 2012)

Yalun, January. 2009. “Teknik-teknik sterilisasi (bagian 1: cairan dan padatan)”.

http://yalun.wordpress.com/2009/01/09/teknik-teknik-sterilisasi-

bagian-1-cairan-dan-padata/ (diakses pada tanggal 21 Desember

2012)

E. I. Pradhika. 2008. “Mikrobiologi Dasar BAB 3 SETERILISASI”.

http://ekmonsaurus.blogspot.com/2008/11/bab-3-sterilisasi.html

(diakses pada tanggal 21 Desember 2012)

Cappuccino, J.G and N. Sherman. 1983. “Microbiology: a Laboratory Manual”.

Adison-Wesley Publishing company: California