stek
DESCRIPTION
Stek tanaman merupakan salah satu teknologi pertanian yang bertujuan mencari varietas bibit unggul. Perbanyakan tanaman dengan cara stek tidak memerlukan teknik yang rumit. Cukup memotong dan menancapkan salah satu bagian tanaman. Stek umumnya dilakukan pada tanaman dikotil. Tanaman monokotil, teknik stek masih jarang diterapkan meskipun ada beberapa tanaman monokotil yang bias distek, seperti asparagusTRANSCRIPT
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hormon tumbuhan atau lebih sering disebut fitohormon merupakan
senyawa organik yang disintesis di salah satu bagian tumbuhan untuk dipindahkan
ke bagian lain dan mampu menimbulkan suatu respon fisiologis meskipun
konsentrasinya rendah. Respon pada organ sasaran tidak perlu bersifat memacu
karena proses seperti pertumbuhan ataupun diferensiasi terkadang malah
terhambat oleh suatu hormon. Hormon mempengaruhi respon pada beberapa
bagian tumbuhan dan respon tersebut bergantung pada spesies, bagian tumbuhan,
fase tumbuh, interaksi antar hormon, serta beberapa faktor lingkungan.
Istilah auksin berasal dari bahasa yunani auxein, meningkatkan. Auksin
ini merupakan senyawa yang belum dapat dicirikan mungkin meyebabkan
pembengkokan koleoptil ke arah cahaya. Koleoptil yang terjadi akibat terpacunya
pemanjangan pada sisi yang ditempeli potongan akar. Pengaruh auksin terhadap
pemanjangan dapat dipelajari dari hasil berdasarkan penelitian pada ujung
koleoptil kecambah sejenis gandum. Sudah lama diketahui bahwa ujung koleoptil
itu penting untuk pemanjangan koleoptil dan ujung bawah batangnya, bila ujung
dipotong pertumbuhan akan terhambat beberapa jam, dan akan tumbuh lagi
apabila ujung batang yang terpotong itu telah memproduksi auksin kembali.
Stek tanaman merupakan salah satu teknologi pertanian yang bertujuan
mencari varietas bibit unggul. Perbanyakan tanaman dengan cara stek tidak
memerlukan teknik yang rumit. Cukup memotong dan menancapkan salah satu
bagian tanaman. Stek umumnya dilakukan pada tanaman dikotil. Tanaman
monokotil, teknik stek masih jarang diterapkan meskipun ada beberapa tanaman
monokotil yang bias distek, seperti asparagus.
B. Tujuan
1. Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh berbagai konsentrasi zat
pengatur tumbuh IAA dan NAA serta akuades.
II. MATERI DAN METODE
A. Materi
Alat yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah timbangan analitik,
gelas piala, batang pengaduk, serta botol untuk menanam stek.
Bahan yang digunakan yaitu stek batang puring (Codiaeum variegatum)
tinggi ±20 cm, diameter 1,5 cm, akuades, serta zat pengatur tumbuh IAA (Indole
Acetic Acid) dan NAA (Napthalene Acetic Acid).
B. Metode
1. Cara Kerja
Stek batang puring (Codiaeum variegatum) disiapkan.
Larutan zat pengatur tumbuh IAA dan NAA dibuat dengan konsentrasi 0
ppm, 50 ppm, dan 100 ppm.
Pangkal stek puring direndam ke dalam zat pengatur tumbuh setinggi 2 cm.
kelembaban media penanaman selama 3 minggu dijaga.
Setelah diamati selama 4 minggu, diukur dan dihitung jumlah akar yang
tumbuh dan panjang akar terpanjang.
2. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah