status pasien gea

Download Status Pasien Gea

If you can't read please download the document

Upload: dhe-cool

Post on 12-Aug-2015

50 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA Klinik Dokter Keluarga FK UNISMA Berkas Pembinaan Keluarga No. Berkas No. RM : : 11.14.10Nama Pasien : An.E Tanggal kunjungan pertama kali : 13 Februari 2011KARAKTERISTIK DEMOGRAFI KELUARGA Nama Pasien Alamat Bentuk Keluarga : An.E : Jl. : Nuclear FamilyTabel 1. Daftar anggota keluarga yang tinggal dalam 1 rumah No Nama Kedudukan L/P Umu 1 2 3 4 5 Tn.Y Ny.R An.N An.N An.E KK istri anak anak anak L P P P P r 40 th 35 th 5 th 2 th 8 bln Pendidikan Pekerjaan Pasien Ket. S1 S1 tekhnisi IRT klinik + GEASumber: data primer, 14 Februari 2011Kesimpulan: Dalam keluarga Tn.H yang berbentuk nuclear family didapatkan An.E, perempuan umur 8 bulan yang merupakan anak ketiga dari Tn.Y. Diagnosa klinis pasien adalah Gastroentritis akut. Pasien tinggal bersama dengan ayah (Tn.Y, 40 th), ibu (Ny.R, 35 th), kakak (An.N, 5 th dan An.N, 2 th) .BAB I 1STATUS PENDERITA I. PENDAHULUAN Laporan ini berdasarkan kasus yang diambil dari seorang penderita Gastroentritis akut, berjenis kelamin perempuan dan berusia 8 bulan, dimana penderita merupakan salah satu pasien wilayah kabupaten Malang, dengan berbagai masalah yang dihadapi, tidak hanya dari segi biomedis melainkan juga mempengaruhi faktor psikologis penderita dan keluarga, serta faktor sosioekonomi. Mengingat kasus ini sering diditemukan dimasyarakat, maka penting kiranya bagi kita untuk kemudian bisa menjadikannya sebagai pengalaman dilapangan. A. IDENTITAS PENDERITA Nama Umur Jenis Kelamin Pendidikan Agama Alamat Status Perkawinan Nama Ayah Umur Ayah Pekerjaan Ayah Nama Ibu Umur Ibu Pekerjaan Ibu Suku Tanggal Periksa : An. E : 8 bulan : perempuan :: Islam : perum sri gading dlm kav.3 lowokwaru : Belum menikah : Tn. Y : 40 tahun : Teknisi computer :Ny. R : 35 tahun : Ibu Rumah Tangga : Jawa : 13 Februari 20112II.ANAMNESIS 1. Keluhan Utama : Muntah 2. Riwayat Penyakit Sekarang : Sejak 2 hari yang lalu pasien mual dan muntah disertai diare 5x sehari, muntahnya berupa makanan atau minuman yang sebelumnya dikomsumsi pasien, diare konsistensinya cair, muntahnya bertambah seusai minum ASI atau makan, berkurang jika tidak makan . Selama sakit nafsu makan pasien menurun sehingga badan terasa lemas. Setelah dua hari muntah dan diare ibu pasien mengatakan bahwa anaknya mengalami panas disertai batuk pilek pada hari kedua, karna ibu pasien merasa khawatir ibu pasien segera mengantarkan pasien kedokter terdekat sehingga pasien oleh dokter dirujuk ke RS UNISMA pada hari minggu malam. 3. Riwayat Penyakit Dahulu : Morbili (-) asma alergi (-) (-) DHF (-) Tifus (-)4. Riwayat kehamilan : An.E adalah anak ke3 dari kehamilan ke4, Pernah mengalami abortus pada kehamilan ke2 sehingga dilakukakan kuretase. Tidak ada kelainan yang berarti pada saat menghamilkan An.E, ibu pasien melakukan ANC pada setiap bulan di bidan. Selama hamil pasien sering mengkonsumsi buah-buahan dan susu untuk ibu hamil 3 kali sehari, serta vitamin yang diberikan oleh bidan. 5. Riwayat kelahiran : An. N (kakak 1) lahir dengan SC di dokter SpOG An. N (kakak 2) lahir normal di dokter SpOG An. E (pasien) lahir normal di bidan 6. Riwayat vaksinasi : BCG Hepatitis B Polio : sudah 1x (0 bulan) : sudah 3x (0, 1 dan 6 bulan) : sudah 4x (0, 2, 4 dan 6 bulan) 3 DPT Campak: sudah 3x (2,4, dan 6 bulan) : belum7. Riwayat pertumbuhan dan perkembangan : Tumbuh sesuai umur Daya lihat: normal Daya dengar: normal Mental dan emosional : normal 8. Riwayat Penyakit Keluarga : 9. Riwayat Kebiasaan 10. Riwayat Sosial Ekonomi An.E adalah seorang anak dari ayah yang bekerja sebagai Teknisi computer, dan ibu pasien adalah seorang ibu rumah tangga. Kakak pasien yang pertama baru berumur 5 tahun dan kakak ke2 berumur 2 tahun. Dalam satu rumah pasien tinggal dengan 4 anggota keluarga yaitu ayah/Tn.Y (40th), ibu/Ny.R (35th), dan 2 orang kakak/An.N&An.N (5th&2th). Kebutuhan sehari-hari pasien ditanggung oleh ayah pasien. Hubungan An.E dengan ayah, ibu, dan kakaknya cukup harmonis. Pasien mendapat kasih sayang dan perhatian yang cukup dari keluarganya. Riwayat merokok (-) Riwayat minum alkohol (-) Riwayat olah raga (-) Riwayat pengisian waktu luang : Bermain bersama ibu atau kakaknya. Riwayat serupa (-) Riwayat asma (-). Riwayat penyakit jantung (-) Riwayat DM (-) Riwayat alergi (-) keluarga dengan penyakit411. Riwayat Gizi An.E sejak bayi hingga berumur 8 bulan minum ASI tanpa pengganti ASI, kemudian makanan pendamping ASI bubur SUN. An.E biasanya makan 3 kali sehari sebanyak 6 sendok takar SUN dicampur air hangat atau susu. Kadang-kadang makan buah-buahan seperti pisang, minum ASI 4-5 kali setiap harinya. Sebelum sakit pasien tidak ada masalah dengan nafsu makan. III. ANAMNESIS SISTEM1. Kulit 2. Kepala: Warna kulit sawo matang, kulit gatal (-). : Sakit kepala (-), ubun-ubung cekung : Ikterik (-), penglihatan kabur (-), mata cowong (+) : Epistaksis (-). : Tinitus (-). : Lidah kotor (-). : Tonsil membesar (-/-), pharing hiperemis (-/-). : sesak nafas (-), batuk (+), mengi (-). : nyeri dada (-). : mual (+), muntah (+), diare (+) 5x sehari, nafsu makan turun, nyeri perut (-), BAB cair. 11. Genitourinaria jernih. : BAK lancar, warna 10. Gastrointestinal(+)3. Mata 4. Hidung 5. Telinga 6. Mulut 7. Tenggorokan 8. Pernafasan9. Kardiovaskuler12. Neurologik 13. Psikiatrik: kejang (-), lumpuh (-), kaki kesemutan (-). : emosi stabil (+), mudah marah (-). 14. Muskuloskeletal 15. Ekstremitas atas 16. Ekstremitas bawah : kaku sendi (-), nyeri sendi : bengkak (-), sakit (-), ujung : bengkak (-), sakit (-), ujung pinggul (-), nyeri tangan dan kaki (-), nyeri otot (-). jari tangan dingin (-), telapak tangan pucat (-).5jari kaki dingin (-), telapak kaki pucat (-). A. PEMERIKSAAN FISIK Keadaan Umum : Tampak lemas, kesadaran compos mentis (GCS E4V5M6), status gizi kesan cukup. Tanda Vital : BB PB BMI Tensi Nadi Pernafasan Suhu : 6,8 kg : 63 cm : 17 kg/m2 :: 92 x/menit, reguler, isi cukup. : 30x/menit : 38 0CA. Status Generalis Kulit Sawo matang, turgor baik, ikterik (-). KepalaRambut tidak mudah dicabut, kelainan mimik wajah / bells palsy (-).MataConjunctiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), reflek kornea (+/+), warna kelopak (coklat kehitaman), mata cekung(+/+) air mata (+/+) sedikit.-HidungEpistaksis (-/-), secret (-/-).Mulut Bibir pucat (-), bibir kering (+), lidah kotor (-), gusi berdarah (-). Telinga Tinitus (-), pendengaran berkurang (-). Tenggorokan6Tonsil membesar (-/-), pharing hiperemis (-/-). LeherPembesaran (-), lesi pada kulit (-).Thoraks (tidak dilakukan) Abdomen Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi : dinding perut sejajar dinding dada, venektasi (-) : nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba : meteorismus (+) : BU (+) Abdomen :-Ektremitas (tidak dilakukan) Sistem genetalia (tidak dilakukan) B. Status Neurologik Pemeriksaan Neurologik : (tidak dilakukan, kesan tampak normal) C. Pemeriksaan Psikiatrik : (tidak dilakukan, kesan tampak normal) B. PEMERIKSAAN PENUNJANG(13 februari 2011) Darah lengkap : 1. Hemoglobin 2. Leukosit 3. Trombosit 4. PCV / Ht 5. Eritrosit EOS BAS ST Seg Lym MO 1 2 27 62 8 10,6 14.600 702.000 33,3 4, 48 g/dl /mm3 mm/3 %7C. RESUME Sejak 2 hari yang lalu pasien mual dan muntah disertai diare 5x sehari, muntahnya berupa makanan atau minuman yang sebelumnya dikomsumsi pasien, diare konsistensinya cair, muntahnya bertambah seusai minum ASI atau makan, berkurang jika tidak makan . Selama sakit nafsu makan pasien menurun sehingga badan terasa lemas. Setelah dua hari muntah dan diare ibu pasien mengatakan bahwa anaknya mengalami panas disertai batuk pilek pada hari kedua, karna ibu pasien merasa khawatir ibu pasien segera mengantarkan pasien kedokter terdekat sehingga pasien oleh dokter dirujuk ke RS UNISMA pada hari minggu malam. Pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak lemas, compos mentis, BMI 17.0 kg/m2, nadi 92 x/menit, RR 30x/menit, Suhu 38 0C. D. DIAGNOSIS HOLISTIK 1. Diagnosa dari segi biologis : Gastroentritis akut 2. Diagnosis dari segi psikologis Hubungan An.E dengan ayah, ibu, dan kakaknya cukup harmonis. Pasien mendapat kasih sayang dan perhatian yang cukup dari keluarganya. 3. Diagnosis dari segi sosial Keluarga ini tidak mempunyai kedudukan sosial tertentu di masyarakat, hanya sebagai anggota masyarakat biasa. Keluarga ini mengikuti beberapa kegiatan dilingkungannya. Hubungan dengan tetangga baik dan rukun. J. PENATALAKSANAAN 1. Medikamentosa - IVFD - Injeksi - Per Oral : : : KAEN 3B 1000 cc/24 jam cefriakson 2x1 400mg Donperidon 3x4 amp Zinkid 1x1 tab Cefadroksil 2x1 Nifural 3x1 cth82. Non Medika mentosaa) Edukasi Edukasi terhadap pasien dan keluarga mengenai: Penyakit gastroenteritis akut Komplikasi gastroenteritis akut Intervensi farmakologik dan non farmakologik b) Istirahat cukup c) Diet lunak TKTP d) Perilaku hidup bersih dan sehat Menggunakan air bersih dan sanitasi yang baik Memasak makanan dan air minuman hingga matang Menghindari makanan yang telah terkontaminasi oleh lalat, tidak memakan makanan basi, dan menghindari makanan yang dapat menimbulkan alergi tubuh. Higiene lingkungan yang lebih baikE. FOLLOW UP Tanggal 13 Februari 2011 S : Panas (+), batuk (+), pilek (+), diare (+), mual muntah (+) 5x O : KU tampak lemas, GCS 456, gizi cukup Tanda vital: T : N : 92x/menit A : GEA P :Terapi medikamentosa : inf.KAEN 3B 1000 cc/24 jam, inj.Cefriakson 400mg 2x1, inj.donperidon 4x amp, PO: zinkid 1x1 tab, Nifural 3x1 cth Terapi nonmedikamentosa : diet ASI RR : 30x/menit S : 38oC9Tanggal 14 Februari 2011 S : Panas (-), batuk (-), pilek (-), diare (berkurang), mual muntah (berkurang) O :KU tampak lemas, GCS 456, gizi cukup Tanda vital: T : N : 100 x/menit A : GEA P : Terapi medikamentosa : inf.KAEN 3B 1000 cc/24 jam, inj. Cefriakson 400mg 2x1, inj.donperidon 4x amp, PO: zinkid 1x1 tab, Nifural 3x1 cth Tanggal 15 Februari 2011 S : muntah (-) O :KU tampak cukup, GCS 456, gizi cukup Tanda vital: T : N : 100x/menit A :GEA P : infus off, injeksi stop. PO : zinkid 1x1 tab Nifural 3x1 cth Cefadroksil 2x1 cth RR : S : 36oC RR : S : 36, 8oC10BAB II IDENTIFIKASI FUNGSI- FUNGSI KELUARGA A. FUNGSI HOLISTIK 1. Fungsi Biologis Keluarga ini terdiri dari ayah (Tn.H), ibu (Ny.F), anak (An.H), anak (An.R). An.R adalah pasien dengue hemorragic fever. 2. Fungsi Psikologis Hubungan An.R dengan kedua orang tuanya saling mendukung, saling memberi perhatian dan saling pengertian, hal ini terlihat dengan perhatian dan kasih sayang yang diberikan kepada An.E ketika sakit. An.E ditunggu 24 jam dirumah sakit oleh ibunya. Namun An.E jarang sekalipun dikunjungi oleh kakaknya karena masih kecil sehingga jangan seringsering keRS. 3. Fungsi Sosial Keluarga ini tidak mempunyai kedudukan sosial tertentu di masyarakat, hanya sebagai anggota masyarakat biasa, tapi keluarga ini seringkali mengikuti kegiatan dikampungnya. Kesimpulan: Fungsi psikologis An.E cukup baik. B. FUNGSI FISIOLOGIS DENGAN ALAT APGAR SCORE Untuk menilai fungsi fisiologis digunakan APGAR score. APGAR score adalah skor yang digunakan untuk menilai fungsi keluarga ditinjau dari sudut11pandang setiap anggota keluarga terhadap hubungannya dengan anggota keluarga yang lain. APGAR score meliputi: 1. Adaptation Kemampuan anggota keluarga tersebut beradaptasi dengan anggota keluarga yang lain, serta penerimaan, dukungan dan saran dari anggota keluarga yang lain. 2. Partnership Menggambarkan komunikasi, saling membagi, saling mengisi antara anggota keluarga dalam segala masalah yang dialami oleh keluarga tersebut. 3. Growth Menggambarkan dukungan keluarga terhadap hal-hal baru yang dilakukan anggota keluarga tersebut. 4. Affection Menggambarkan hubungan kasih saying dan interaksi antar anggota kaluarga. 5. Resolve Menggambarkan kepuasan anggota keluarga tentang kebersamaan dan waktu yang dihabiskan bersama anggota keluarga yang lain. Terdapat 3 kategori penilaian yaitu: nilai rata-rata 5 kurang, 6-7 cukup dan 8-10 adalah baik. Dimana score untuk masing-masing kategori adalah: 1 : sering/selalu 2 3 : kadang-kadang : jarang/tidak sama sekalia. Tn.Y (40 thn) APGAR score Tn.H terhadap keluarga APGAR Tn.H terhadap kaluarga 2 A Saya puas bahwa saya dapat kembali ke keluarga saya bila saya menghadapi masalah P Saya puas dengan cara keluarga saya membahas dan 1012G A Rmembagi masalah dengan saya Saya puas dengan cara keluarga saya menerima dan mendukung keinginan saya untuk melakukan kegiatan baru atau arah hidup yang baru Saya puas dengan cara keluarga saya mengekspresikan kasih sayangnya dan merespon emosi saya seperti kemarahan, perhatian dll Saya puas dengan cara keluarga saya dan saya membagi waktu bersama-samaUntuk Tn.H APGAR score dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. AdaptationTn.Y selalu mendapat dukungan, saran dan bantuan dari keluarganya jika menghadapi suatu masalah dan memerlukan bantuan. Tn.Y biasanyamenceritakan masalahnya kepada istrinya dan anak-anaknya terutama anak keduanya. Score: 1 2. Partnership Hubungan Tn.Y dengan keluarganya cukup akrab, Tn.Y seringkali membicarakan masalah yang dihadapinya kepada istri dan anak-anaknya. Score: 2 3. GrowthTn.H selalu mendapat dukungan dari anggota keluarganya untukmelakukan hal-hal baru yang positif karena masing-masing anggota keluarga yang saling memperhatikan. Score : 2 4. Affection Antara anggota keluarga saling menyayangi dan saling memberikan perhatian Score: 2 5. ResolveTn.H merasa puas dengan kebersamaan dan waktu yang diberikan olehkeluarganya untuknya. Karena keluarga ini sering menghabiskan waktu13bersama dirumah. Score: 2 Total APGAR score Tn.Y = 9 (fungsi keluarga dalam keadaan baik) b. Ny.F (35 thn) APGAR score Ny.R terhadap keluarga APGAR Ny.R terhadap kaluarga A Saya puas bahwa saya dapat kembali ke keluarga saya bila saya menghadapi masalah P Saya puas dengan cara keluarga saya membahas dan membagi masalah dengan saya G Saya puas dengan cara keluarga saya menerima dan mendukung keinginan saya untuk melakukan kegiatan baru atau arah hidup yang baru A Saya puas dengan cara keluarga saya mengekspresikan kasih sayangnya dan merespon emosi saya seperti kemarahan, perhatian dll R Saya puas dengan cara keluarga saya dan saya membagi waktu bersama-sama Untuk Ny.R APGAR score dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Adaptation Ny.R selalu mendapat dukungan, saran dan bantuan dari keluarganya jika menghadapi suatu masalah dan memerlukan bantuan. Ny.R biasanya menceritakan masalahnya kepada istrinya dan anak-anaknya terutama anak keduanya. Score: 1 2. Partnership Hubungan Ny.R dengan keluarganya cukup akrab, Ny.R seringkali membicarakan masalah yang dihadapinya kepada istri dan anak-anaknya. Score: 2 3. GrowthNy.R selalu mendapat dukungan dari anggota keluarganya untuk2 10melakukan hal-hal baru yang positif karena masing-masing anggota keluarga yang saling memperhatikan.14Score : 2 4. Affection Antara anggota keluarga saling menyayangi dan saling memberikan perhatian Score: 2 5. ResolveNy.F merasa puas dengan kebersamaan dan waktu yang diberikan olehkeluarganya untuknya. Karena keluarga ini sering menghabiskan waktu bersama dirumah. Score: 2 Total APGAR score Ny.R = 10 (fungsi keluarga dalam keadaan baik) Kesimpulan: Total APGAR score keluarga Tn.Y adalah : (9+10):2 = 9,5 Fungsi fisiologis keluarga Tn.Y BAIK C. FUNGSI PATOLOGIS Fungsi patologis dari keluarga Tn.H dinilai dengan menggunakan alat S.C.R.E.E.M sebagai berikut : Tabel 4. SCREEM keluarga penderitaSUMBER Social Culture Religious PATOLOGIS Ikut berpartisipasi dalam kegiatan di lingkungannya Menggunakan adat- istiadat Jawa dalam kehidupan seharihari Anggota keluarga menjalankan sholat 5 waktu di rumah Penghasilan Tn.Y sebagai teknisi computer cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarganya Tingkat pendidikan keluarga Tn.H termaksud tinggi, yaitu Tn.Y adalah lulusan S1, Ny.Rlulusan S1, Keluarga Tn.Y mempunyai kesadaran yang cukup tinggi terhadap masalah kesehatan, hal ini terbukti ketika An.R sakit langsung dibawa ke dokter KET -Economic EducationalMedicalKesimpulan15Ny.RDalam keluarga An.E tidak ditemukan fungsi patologis.D. POLA INTERAKSI KELUARGA Diagram 1. Pola interaksi keluarga An.R berdasar atas keterangan Ny.FKeterangan : Hubungan baik Hubungan tidak baik Kesimpulan Berdasarkan keterangan yang didapat, antar keluarga An.R yang tinggal 1 rumah mempunyai hubungan yang cukup baik satu sama lain. E. GENOGRAM KELUARGA Ny.F Alamat lengkap : Jl. Muria II/74A Kecamatan Klojen Genogram keluarga An.RKeterangan: = perempuan = laki-laki= pasien Kesimpulan: An.R adalah pasien dengue hemorragic fever16BAB III IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN A. IDENTIFIKASI KELUARGA 1. Faktor Perilaku Keluarga Pengetahuan Keluarga ini memiliki pengetahuan yang cukup tentang masalah kesehatan, hal ini dibuktikan jika ada salah satu anggota keluarga yang sakit, maka akan cepat-cepat dibawa ke dokter. Pendidikan Meskipun orang tua An.E memiliki pendidikan yang cukup tinggi, namun keluarga ini mengerti bahwa sakit An.E ini perlu penanganan intensif dari dokter. Sikap dan Tindakan Setelah mengetahui anaknya sakit, maka orang tua An.E langsung membawanya ke dokter, dan oleh dokter disarankan rawat inap, maka FAKTOR PERILAKU DAN NON PERILAKU17n.E segera dibawa ke RSI oleh suaminya Pengetahuan esehatan, karena jika sakit, langsung berobat ke dokter Lingkungan: rumah kecil adanya faktor keturunan yang mempengaruhi kesehatan Keturunan : Tidak ditemukantetapi bersih, dan cukup memenuhi standar kesehatan Pelayanan Kesehatan : lokasi rumah cukup dekat dengan pelayanan kesehatan an: Pendidikan cukup tinggi sehingga An.R pasien segera membawa kedokterFaktor Perilaku keluarga ini dengan cepat menyetujui. Setelah keluar dari rumah sakitpun, An.E tetap dibawa kontrol rutin ke dokter. 2. Faktor Non Perilaku Faktor Lingkungan Rumah yang dihuni keluarga ini terletak diperkampungan yang cukup padat. Tapi keadaan rumah An.E terlihat cukup terawat dan bersih, namun karena perabotan rumah tangga yang cukup banyak, sehingga rumah terkesan sempit. Ventilasi cukup, air cukup tersedia, listrik sudah ada, kamar mandi cukup bersih, ada dapur yang juga cukup bersih. Faktor Keturunan Tidak ditemukan adanya keturunan yang menderita penyakit serupa.-Faktor pelayanan kesehatan Lokasi dokter atau rumah sakit dari tempat tinggal keluarga An.Ecukup jauh, namun karena kesadaran yang tinggi tentang masalah kesehatan pada keluarga ini, maka keluarga ini tidak segan-segan untuk berobat ke dokter meskipun lokasinya jauh dari tempat tinggal mereka. Faktor perilaku dan Faktor non perilaku18Kesimpulan : Identifikasi faktor perilaku dan faktor non perilaku keluarga An.E cukup mendukung kesehatannya.B. IDENTIFIKASI LINGKUNGAN RUMAH Rumah yang dihuni keluarga ini berukuran 8x12 meter, mempunyai 3 kamar tidur, dapur dan satu kamar mandi, untuk dihuni oleh 4 orang: cukup luas. Ventilasi rumah cukup memenuhi syarat, penderita tinggal di lingkungan yang cukup padat dengan rumah dikiri kanan, jaraknya hampir berdempetan. Penerangan dan ketersediaan air bersih cukup.Kesimpulan :19Lingkungan rumah cukup bersih dan sudah memenuhi syarat kesehatan, karena sudah memiliki ventilasi yang cukup disetiap ruangan.BAB IV DAFTAR MASALAH A. MASALAH MEDIS : Gastroentritis akut B. MASALAH NON MEDIS : Tidak didapatkan masalah non medis Kesimpulan: Adanya masalah medis , tidak teradapat masalah non medis20BAB VHUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA DENGAN GASTROENTERITISA. HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA DENGAN GASTROENTERITIS Gastroenteritis Penyakit diare sering disebut Gastroenteritis masih merupakan salah satu masalah kesehatan utama dari masyarakat di Indonesia. Data survey tahun 2002 menunjukkan angka kesakitannya adalah sekitar 200-400 kejadian diare diantara 1000 penduduk setiap tahunnya. Dengan demikian di Indonesia dapat ditemukan penderita diare sekitar 60 juta kejadian setiap tahunnya, sebagian besar (70-80%) dari penderita ini adalah anak dibawah 5 th (40 juta kejadian). Kelompok ini setiap tahunnya mengalami lebih dari satu kejadian diare (Suharyono dkk., 1994). Diare atau gastroenteritis (GE) adalah peningkatan frekuensi dan penurunan konsistensi pengeluaran tinja dibandingkan individu dengan keadaan usus besar yang normal (Dipiro et.al., 2005). Gastroenteritis Akut (GEA) diartikan sebagai buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cairan/setengah cair (setengah 21padat) dengan demikian kandungan air pada tinja lebih banyak dari biasanya berlangsung kurang dari 7 hari terjadi secara mendadak (Soebagyo, 2008). Kehilangan cairan dan garam dalam tubuh yang lebih besar dari normal menyebabkan dehidrasi. Dehidrasi timbul bila pengeluaran cairan dan garam lebih besar dari pada masukan. Lebih banyak tinja cair dikeluarkan, lebih banyak cairan dan garam yang hilang. Dehidrasi dapat diperburuk oleh muntah, yang sering menyertai diare (Andrianto, 1995). Diare akut disebabkan oleh banyak penyebab antara lain infeksi (bakteri, parasit, virus), malabsorpsi, alergi. Faktor infeksi: Infeksi enteral yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama diare pada anak, ini meliputi infeksi bakteri (E. coli, Salmonella, Vibrio cholera), virus (enterovirus, adenovirus, rotavirus), parasit (cacing, protozoa). Infeksi parenteral yaitu infeksi yang berasal dari bagian tubuh yang lain diluar alat pencernaan, seperti otitis media akut (OMA), tonsilofaringitis, bronkopneumonia. Keadaan ini terutama pada bayi berumur dibawah 2 tahun. Faktor malabsorbsi: Gangguan penyerapan makanan akibat malabsorbsi karbohidrat, pada bayi dan anak tersering karena intoleransi laktosa, malabsorbsi lemak dan protein. Faktor alergi makanan: Faktor makanan misalnya makanan basi, beracun, atau alergi terhadap makanan. Penularan melalui kontak dengan tinja yang terinfeksi secara langsung,seperti : Makanan dan minuman yang sudah terkontaminasi, baik yang sudah dicemari oleh serangga atau kontaminasi oleh tangan yang kotor. Penggunaan sumber air yang sudah tercemar dan tidak memasak air dengan benar. Tidak mencuci tangan dengan bersih setelah buang air besar. Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare adalah: Gangguan osmotik Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik meninggi, sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga usus yang berlebihan ini akan merangsang usus untuk mengeluarkannya22sehingga timbul diare. Gangguan sekresi Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan selanjutnya diare timbul karena terdapat peningkatan isi rongga usus. Gangguan motilitas usus Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan, sehingga timbul diare. Sebaliknya jika peristaltik menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan yang selanjutnya akan menimbulkan diare. Gejala klinis gastroenteritis adalah diare, muntah, demam, nyeri abdomen, membran mukosa mulut dan bibir kering, fontanel cekung, kehilangan berat badan, tidak nafsu makan, berat terasa lemah. Komplikasi yang dapat terjadi pada gastroenteritis adalah dehidrasi, renjatan hipovolemik, kejang, bakterimia, malnutrisi, hipoglikemia, intoleransi sekunder akibat kerusakan mukosa usus. Penularan gastroenteritis bisa melalui fekal-oral dari satu penderita ke penderita yang lainnya dan beberapa kasus ditemui penyebaran patogen dikarenakan makanan dan minuman yang terkontaminasi. Oleh karena itu pegetahuan tentang perilaku hidup bersih dan sehat seperti membiasakan cuci tangan, menjaga kebersihan lingkungan, mengkonsumsi makanan dan minuman yang bersih serta menjaga higine diri sangat membantu dalam upaya pencegahan terjadinya gastroenteritis akut.23BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN1. KESIMPULAN HOLISTIK Diagnosa holistik : An. E (8 Bulan) adalah seorang penderita gastroenteritis akut dengan kondisi keluarga yang harmonis, sosial ekonomi yang cukup dan lingkungan rumah yang cukup sehat. a. Segi biologis An. E (8 Bulan) adalah seorang penderita gastroenteritis akut. b. Segi psikologis Hubungan antar keluarga harmonis. c. Segi sosial Penderita hanya anggota masyarakat biasa dilingkungannya. 2. SARAN KOMPREHENSIF 3. Promotif Tn.Y dan Ny. R perlu diberikan penjelasan mengenai perilaku hidup24bersih dan sehat. Selain itu, Tn.Y dan Ny.R perlu mendapatkan penjelasan dan pengetahuan yang benar tentang penyakit gastroenteritis dan komplikasinya. 2. Preventif Budayakan cukup.2. Kuratifmencucitangan,menjagakebersihanrumahdanlingkungan,mengkonsumsi makanan dan minuman yang bersih, istirahatTerapi yang diteruskan adalah zinkid 1x1 tab, sefadroksil 2x1, Nifural 2x1 cth3. Rehabilitatif Edukasi dan motivasi terhadap orang tua pasien bahwa penderita gastroenteritis perlu istirahat cukup, diet lunak, menjaga kebersihan.25