status gizi anak usia 12-24 bulan dan mp asi(bab1-5,lampiran)

128

Click here to load reader

Upload: laksmi-karim

Post on 11-Aug-2015

1.409 views

Category:

Documents


15 download

DESCRIPTION

skripsi tentang status gizi di talang ratu palembang

TRANSCRIPT

Page 1: Status Gizi Anak Usia 12-24 Bulan Dan Mp Asi(Bab1-5,Lampiran)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Selama tahun pertama kehidupan terjadi masa transisi bayi dari ASI dan

atau susu formula ke makanan padat. Pada masa transisi ini, cara pemberian

makan dan jenis makanan yang diberikan pada tingkat variasi umur dapat

berdampak pada kesehatan bayi baik jangka pendek maupun jangka panjang (Sara

B. Fein dkk, 2008). Dampak kesehatan jangka pendek muncul akibat kurang

tepatnya pemberian MP ASI sesuai jangkauan tingkat perkembangan bayi,

kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan gizi yang tinggi pada bayi yang lebih

besar, dan resiko pola sifat dalam praktik pemberian makan tertentu. Dampak

jangka panjang diperoleh dari keterbatasan pengetahuan pola makan sehingga

berpengaruh pada pengetahuan pola makan pada beberapa tahun berikutnya

(Skinner JD dkk, 1997) dan menjadi dasar kuat terkait pola makan beberapa tahun

mendatang (Skinner JD dkk, 2002; Wang Y dkk, 2002). Pemberian MP ASI

merupakan salah satu dari 4 rekomendasi Global Strategy for Infant and Young

Child Feeding WHO/UNICEF, agar mendapatkan balita/anak dengan tumbuh

kembang yang optimal, karena periode emas pertumbuhan terjadi pada usia 0-24

bulan (Depkes, 2006).

MP-ASI (Makanan Pendamping Air Susu Ibu) adalah makanan atau

minuman yang mengandung zat gizi, diberikan kepada bayi/anak usia 6-24 bulan

guna memenuhi kebutuhan gizi selain dari ASI (Depkes, 2006). MP ASI

dikenalkan pada bayi saat usia 6 bulan dengan tekstur dan komposisi sesuai

dengan tingkat usia bayi. Jenis MP ASI berdasarkan pengolahanya dibagi

menjadi MP ASI buatan sendiri, MP ASI pabrikan, dan MP ASI campuran. MP

ASI buatan sendiri adalah MP-ASI yang diolah di rumah tangga, terbuat dari

bahan makanan yang tersedia setempat, mudah diperoleh dengan harga terjangkau

oleh masyarakat, dan memerlukan pengolahan sebelum dikonsumsi (Depkes,

2006), sedangkan MP ASI pabrikan adalah MP ASI siap saji hasil olahan pabrik

(Kemenkes 2011). Pemberian kedua jenis MP ASI diatas pada bayi/anak sebagai

Page 2: Status Gizi Anak Usia 12-24 Bulan Dan Mp Asi(Bab1-5,Lampiran)

2

konsumsi sehari-hari disebut jenis MP ASI campuran. MP ASI dibuat dari

makanan pokok yang disiapkan secara khusus untuk bayi dan diberikan 2-3 kali

sehari sebelum bayi berusia 12 bulan, dan ditingkatkan 3-5 kali sehari sebelum

anak berusia 24 bulan (Kemenkes RI 2010). Dalam MP ASI harus mengandung

sejumlah zat gizi terutama energi dan protein yang dibutuhkan setiap hari yaitu

sebesar 250 Kalori, 6-8 gram protein untuk bayi usia 6 – 12 bulan dan 450 Kalori,

12 - 15 gram protein untuk anak usia 12 - 24 bulan (Depkes, 2006).

Hal-hal yang mempengaruhi pemberian jenis MP ASI adalah tingkat

pendidikan, pengetahuan, penghasilan, dan ibu yang bekerja atau tidak bekarja.

Penelitian yang dilakukan Sara B. Fein dkk pada tahun 2008 di Amerika, pada

usia 6 sampai 9 bulan, mayoritas ibu yang memberikan semua atau sebagian besar

kebutuhan buah dan sayur untuk bayi mereka dengan MP ASI pabrikan, dimana

lebih dari setengah menggunakan MP ASI pabrikan (commercial baby food)

daging atau mencampurnya sampai usia 9 bulan. Diakhir tahun pertama,

mayoritas ibu memberikan jenis MP ASI not commercial baby food, hanya <47%

bayi yang masih diberi MP ASI pabrikan juice sampai usia 9 bulan dan 25%

sampai 12 bulan.

Banyak ibu-ibu yang lebih suka menggunakan MP ASI buatan sendiri

karena mereka mengira pada MP ASI pabrikan terkandung pengawet, selain itu

mereka dapat memantau atau mengukur kandungan MP ASI yang diberikan

sesuai kebutuhan dan selera bayi, serta lebih murah dan mudah didapat bahan-

bahannya di pasaran (Depkes, 2006). Ibu-ibu yang membuat MP ASI sendiri

biasanya memilih bahan dasar tergantung pengetahuan yang mereka miliki.

Kurangnya pengetahuan ibu terhadap jenis serta kualitas MP ASI berdampak pada

ketidaksesuaian komponen dan tingkat kepadatan sesuai usia bayi sehingga

mempengaruhi status gizi. Dilain pihak, banyaknya ibu-ibu yang menjadi seorang

pekerja menyebabkan mereka tidak sempat untuk membuat makanan sendiri

untuk bayi mereka dan mengharuskan untuk memberi MP ASI pabrikan. Ibu-ibu

lebih menyukai MP ASI pabrikan karena lebih praktis, lebih efisien dan dirasa

lebih lengkap kandungan gizi untuk bayi.

Page 3: Status Gizi Anak Usia 12-24 Bulan Dan Mp Asi(Bab1-5,Lampiran)

3

Dalam pemilihan MP ASI pabrikan perlu diperhatikan beberapa hal,

seperti: pemilihan tekstur yang tepat sesuai usia bayi, kandungan gula, garam serta

lemak tidak tersaturasi, kelayakan konsumsi MP ASI pabrikan (tanggal

kadaluarsa, kemasan yang tersegel), serta memilih MP ASI pabrikan yang cocok

untuk bayi sehingga tidak menyebabkan alergi (Alberta, 2008). Pemilihan MP

ASI pabrikan yang salah dapat berdampak pada status gizi.

Penelitian tentang MP ASI yang lain, lebih memfokuskan pada tingkat

pengetahuan ibu tentang pemberian MP ASI. Sedikit penelitian yang

memfokuskan pada jenis MP ASI berdasarkan pengolahanya. Oleh karena itu

peneliti tertarik melakukan penelitian yang berjudul “Status Gizi Anak Usia 12-24

Bulan Yang Mengonsumsi MP ASI Buatan Sendiri, Pabrikan, Dan Campuran Di

Wilayah Kerja Puskesmas Talang Ratu Palembang”.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Bagaimana status gizi anak usia 12-24 bulan yang mengkonsumsi MP

ASI buatan sendiri, MP ASI pabrikan dan campuran ?

1.2.2 Berapa proporsi ibu yang memberikan MP ASI buatan sendiri,

pabrikan, dan campuran?

1.2.3 Apa jenis bahan makanan dalam MP ASI buatan sendiri yang biasa

diberikan?

1.2.4 Apakah sosio-ekonomi mempengaruhi pemberian jenis MP ASI?

1.2.5 Apa saja alasan ibu-ibu memilih MP ASI buatan sendiri, MP ASI

pabrikan, MP ASI campuran ?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum:

Mengetahui status gizi anak usia 12-24 bulan yang mengkonsumsi MP

ASI buatan sendiri, MP ASI pabrikan dan campuran.

Page 4: Status Gizi Anak Usia 12-24 Bulan Dan Mp Asi(Bab1-5,Lampiran)

4

1.3.2 Tujuan Khusus:

1. Mengetahui proporsi ibu yang memberi MP ASI buatan sendiri,

pabrikan, dan campuran.

2. Mengetahui bahan makanan yang terdapat dalam MP ASI buatan

sendiri.

3. Mengetahui apakah sosio-ekonomi mempengaruhi jenis pemberian MP

ASI.

4. Mengetahui alasan ibu-ibu memilih MP ASI buatan sendiri, MP ASI

pabrikan, MP ASI campuran.

1.4 Manfaat Penelitian

Bagi Penulis:

Hasil peneliatian ini diharapkan dapat memberikan

pengetahuan serta pengalaman dalam melaksanakan penelitian di bidang

kesehatan terutama mengenai MP ASI.

Bagi Tenaga dan Instansi kesehatan:

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan pada tenaga

kesehatan untuk meningkatkan penyuluhan tentang MP ASI dalam berbagai

program untuk meningkatkan status gizi bayi/anak.

Penelitian ini dapat menjadi referensi untuk mengetahui berapa banyak

bayi yang menggunakan MP ASI yang dibuat sendiri, pabrikan, dan

campuran. Serta mengetahui status gizi anak usia 12-24 bulan yang

mengkonsumsi MP ASI buatan sendiri, pabrikan, dan campuran di wilayah

ini.

Bagi Masyarakat:

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi atau

pengetahuan tentang pemilihan MP ASI berdasarkan pengolahanya.

Bagi Penelitian Selanjutnya:

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan dan kerangka

berpikir penelitian selanjutnya.

Page 5: Status Gizi Anak Usia 12-24 Bulan Dan Mp Asi(Bab1-5,Lampiran)

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Status Gizi

Menurut Supariasa, dkk (2007) status gizi adalah ekspresi dari keadaan

keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu atau perwujudan dari nutrisi dalam

bentuk variabel tertentu. Selain itu, Almatsier (2005) menyatakan bahwa status

gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-

zat gizi. Sementara Sediaoetama (2010) mendefinisikan status gizi adalah keadaan

tubuh yang merupakan hasil akhir dari keseimbangan antara zat gizi yang masuk

ke dalam tubuh dan utilisasinya. Status gizi balita menurut WHO adalah

mencocokan umur anak (dalam bulan) dengan panjang badan atau berat badan

sesuai standart tabel WHO-NCHS (world health organitatio-national center for

health statistics)

2.1.1 Metode Pengukuran

Metode pengukuran yang umum/sering dilakukan adalah dengan

menggunakan indeks antropometri WHO. Namun secara umum metode penilaian

status gizi dapat dilihat dengan metode langsung dan tidak langsung (Proverawati,

2010).

a. Secara langsung

Penilaian status gizi secara langsung dapat dibagi menjadi empat penilaian

yaitu:

1. Antropometri

Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia.

Ditinjau dari sudut pandang gizi, maka antropometri gizi

berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi

tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan

tingkat gizi. Antropometri digunakan untuk melihat

ketidakseimbangan asupan protein dan energi. Ketidakseimbangan

Page 6: Status Gizi Anak Usia 12-24 Bulan Dan Mp Asi(Bab1-5,Lampiran)

6

ini terlihat pada pola pertumbuhan fisik dan jaringan tubuh seperti lemak, otot, dan

jumlah air dalam tubuh.

2. Klinis

Pemeriksaan klinis adalah metode yang sangat penting untuk menilai status gizi

masyarakat. Metode ini didasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi yang

dihubungkan dengan ketidakcukupan gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan

epitel seperti kulit, mata, rambut dan mukosa oral atau pada organ-organ yang

dekat dengan permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid. Metode ini umumnya

digunakan untuk survei klinis secara tepat (rapid clinical surveys). Survei ini

dirancang untuk mendeteksi secara cepat tanda-tanda klinis umum dari

kekurangan salah satu atau lebih zat gizi. Disamping itu, digunakan untuk

mengetahui tingkat gizi seseorang dengan melakukan pemeriksaan fisik yaitu

tanda (sign) dan gejala (symptom) atau riwayat penyakit.

3. Biokimia

Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan spesimen yang diuji

secara laboratoris yang dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh. Jaringan

tubuh yang digunakan antara lain darah, urine, tinja dan juga beberapa jaringan

tubuh seperti hati dan otot. Metode ini digunakan untuk suatu peringatan bahwa

kemungkinan akan terjadi keadaan malnutrisi yang lebih parah lagi. Banyak gejala

klinis yang kurang spesifik, maka penentuan kimia faali dapat banyak menolong

untuk menentukan kekurangan gizi yang spesifik.

4. Biofisik

Penentuan status gizi secara biofisik adalah metode penentuan status gizi dengan

melihat kemampuan fungsi (khususnya jaringan) dan melihat perubahan struktur.

Umumnya dapat digunakan dalam situasi tertentu seperti kejadian buta senja

epidemik (epidemic of night blindnes). Cara yang digunakan adalah tes adaptasi

gelap.

b. Secara Tidak Langsung

Penilaian status gizi secara tidak langsung dapat dibagi tiga (Proverawati,

2010) yaitu :

Page 7: Status Gizi Anak Usia 12-24 Bulan Dan Mp Asi(Bab1-5,Lampiran)

7

1. Survei Konsumsi Makanan

Survei konsumsi makanan adalah metode penentuan status gizi secara tidak

langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi. Pengumpulan

data konsumsi makanan dapat memberikan gambaran tentang konsumsi berbagai

zat gizi pada masyarakat, keluarga dan individu. Survei ini dapat

mengindentifikasikan  kelebihan dan kekurangan gizi.

2. Statistik Vital

Pengukuran status gizi dengan statistik vital adalah dengan menganalisis data

beberapa statistik kesehatan seperti angka kematian berdasarkan umur, angka

kesakitan, dan kematian akibat penyebab tertentu dan data lainnya yang

berhubungan dengan gizi. Penggunaannya dipertimbangkan sebagai bagian dari

indikator tidak langsung pengukuran status gizi masyarakat.

3. Faktor Ekologi

Teori ini mengungkapkan bahwa status gizi merupakan masalah ekologi sebagai

hasil interaksi beberapa faktor fisik, biologis, dan lingkungan budaya. Jumlah

makanan yang tersedia sangat tergantung dari keadaan ekologi seperti iklim, tanah,

irigasi, dan lain-lain. Pengukuran faktor ekologi dipandang sangat penting untuk

mengetahui penyebab gangguan gizi.

2.1.2 Cara Pengukuran Status Gizi

Berdasarkan riset kesehatan dasar 2007 (laporan nasional depkes RI)

Status gizi balita diukur berdasarkan umur, berat badan (BB) dan tinggi badan

(TB). Berat badan anak ditimbang dengan timbangan digital yang memiliki presisi

0,1 kg, panjang badan diukur dengan length-board dengan presisi 0,1 cm, dan

tinggi badan diukur dengan menggunakan microtoise dengan presisi 0,1 cm.

Variabel BB dan TB anak ini disajikan dalam bentuk tiga indikator antropometri,

yaitu: berat badan menurut umur (BB/U), tinggi badan menurut umur (TB/U), dan

berat badan menurut tinggi badan (BB/TB).

Untuk menilai status gizi anak, maka angka berat badan dan tinggi badan

setiap balita dikonversikan ke dalam bentuk nilai terstandar (Z-score) dengan

menggunakan baku antropometri WHO 2006. Selanjutnya berdasarkan nilai Z-

Page 8: Status Gizi Anak Usia 12-24 Bulan Dan Mp Asi(Bab1-5,Lampiran)

8

score masing-masing indikator tersebut ditentukan status gizi balita dengan

batasan sebagai berikut :

Tabel 1. Interpretasi Z-score

Z-scorePanjang badan

/ Umur

Berat / Umur Berat/

Panjang badan

BMI/ Umur

> 3 SDSangat tinggiSangat gemukObesitasSangat gemuk

>2 SDTinggi Gemuk Gizi LebihGemuk

-2 SD sampai dengan 2 SD NormalNormalGizi BaikNormal

-3 SD sampai dengan < -2 SDPendekKurusGizi KurangKurus

< -3 SDSangat

Pendek

Sangat KurusGizi BurukSangat Kurus

Page 9: Status Gizi Anak Usia 12-24 Bulan Dan Mp Asi(Bab1-5,Lampiran)

9

Gambar 1. Grafik growth chart anak laki-laki (WHO)

Gambar 2. Grafik growth chart anak perempuan (WHO)

Page 10: Status Gizi Anak Usia 12-24 Bulan Dan Mp Asi(Bab1-5,Lampiran)

10

Status gizi tidak terlepas dari pertumbuhan seorang anak/balita. Oleh karena

itu diperlukan pengukuran pertumbuhan anak secara teratur. Pada usia < 2 tahun

pengukuran dilakukan secara berbaring, berikut cara mengukur pertumbuhan

berdasarkan buku pedoman kader seri kesehatan anak kementrian kesehatan RI

2010:

1. Pengukuran Berat Badan (BB):

1. Menggunakan timbangan bayi.

2. Timbangan bayi digunakan untuk menimbang anak sampai umur 2 tahun

atau selama anak masih bisa berbaring/duduk tenang.

3. Letakkan timbangan pada meja yang datar dan tidak mudah bergoyang.

4. Lihat posisi jarum atau angka harus menunjuk ke angka 0.

5. Bayi sebaiknya telanjang, tanpa topi, kaus kaki, sarung tangan.

6. Baringkan bayi dengan hati-hati di atas timbangan.

7. Lihat jarum timbangan sampai berhenti.

8. Baca angka yang ditunjukkan oleh jarum timbangan atau angka

timbangan.

9. Bila bayi terus menerus bergerak, perhatikan gerakan jarum, baca angka di

tengah-tengah antara gerakan jarum ke kanan dan kekiri.

2. Pengukuran Panjang Badan (PB):

1. Cara mengukur dengan posisi berbaring

2. Sebaiknya dilakukan oleh 2 orang.

3. Bayi dibaringkan telentang pada alas yang datar.

4. Kepala bayi menempel pada pembatas angka 0.

5. Petugas 1 : kedua tangan memegang kepala bayi agar tetap menempel

pada pembatas angka 0 (pembatas kepala).

6. Petugas 2 : tangan kiri menekan lutut bayi agar lurus, tangan kanan

menekan batas kaki ke telapak kaki. Petugas 2 membaca angka di tepi di

luar pengukur.

Pengukuran BB/TB bertujuan untuk menentukan status gizi anak: gizi baik,

gizi kurang, gizi buruk atau gizi lebih. Jadwal pengukuran BB/TB disesuaikan

Page 11: Status Gizi Anak Usia 12-24 Bulan Dan Mp Asi(Bab1-5,Lampiran)

11

dengan jadwal deteksi dini tumbuh kembang balita. Pengukuran dan penilaian

BB/TB dilakukan oleh tenaga kesehatan dan kader terlatih.

Di Indonesia terdapat metode pengukuran menggunakan KMS (Kartu

Menuju Sehat). Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2005) kurva

pertumbuhan pada KMS dapat mengikuti tiga arah sebagai berikut:

1. Petumbuhan baik

Bila berat badan anak hasil penimbangan berturut-turut berada pada jalur

pertumbuhan normal yaitu: jika kurva pertumbuhan bergerak secara horizontal

pada jalur pita hijau.

2. Pertumbuhan membaik

Bila berat badan anak hasil penimbangan berturut-turut menunjukkan

adanya pengejaran (cath-up) terdapat pada jalur pertumbuhan normal yaitu jika

kurva pertumbuhan menunjuk ke arah jalur pertumbuhan normalnya atau

bergerak ke arah pita hijau.

3. Pertumbuhan bayi memburuk

Bila berat badan anak hasil penimbangan berturut-turut menunjukkan

adanya penyimpangan dari jalur pertumbuhan normal yaitu : jika kurva

pertumbuhan menunjuk keluar dari jalur pertumbuhan normalnya baik ke arah

atas (gizi lebih) atau ke arah bawah (BGM).

Page 12: Status Gizi Anak Usia 12-24 Bulan Dan Mp Asi(Bab1-5,Lampiran)

12

Gambar 1. Grafik kartu menuju sehat

2.1.3 BB dan TB Normal Anak Usia 12-24 Bulan

Berat badan dan tinggi badan normal pada usia 12-24 bulan dapat dilihat

pada grafik antopometri WHO dan berdasarkan keputusan mentri kesehatan

Indonesia nomor: 1995/MENKES/SK/XII/2010 tentang standar antopometri.

2.2 MP ASI

MP-ASI (Makanan Pendamping Air Susu Ibu) adalah makanan atau

minuman yang mengandung zat gizi, diberikan kepada bayi atau anak usia 6-24

bulan guna memenuhi kebutuhan gizi selain dari ASI (Depkes, 2006). MP ASI

dikenalkan pada bayi usia 6 bulan dimulai dari makanan bubur saring, bubur tim,

bubur kasar dan akhirnya nasi sesuai dengan tingkat usia bayi (Kemenkes RI,

2010; Depkes, 2006). Hal ini berkaitan dengan perkembangan organ pencernaan,

gigi geligi dan suatu bentuk pembelajaran atau pengenalan pada anak terhadap

tekstur makanan padat. MP ASI dibuat dari makanan pokok yang disiapkan secara

Page 13: Status Gizi Anak Usia 12-24 Bulan Dan Mp Asi(Bab1-5,Lampiran)

13

khusus untuk bayi dan diberikan 2-3 kali sehari sebelum anak berusia 12 bulan,

dan ditingkatkan 3-5 kali sehari sebelum anak berusia 24 bulan (Kemenkes RI,

2010). Pemberian MP ASI pada usia 0-24 bulan yang tepat mempengaruhi

tumbuh kembang anak, baik fisik, rohani maupun intelektual dan sosial yang

berdampak kepada penyiapan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas

karena merupakan periode perkembangan bayi yang optimal (Kemenkes RI, 2010

dan 2011; Depkes, 2006).

2.2.1 Jenis MP ASI

Jenis MP ASI berdasarkan pengolahanya dibagi menjadi MP ASI buatan

sendiri, MP ASI pabrikan, dan MP ASI campuran. MP ASI buatan sendiri adalah

MP-ASI yang diolah di rumah tangga, terbuat dari bahan makanan yang tersedia

setempat, mudah diperoleh dengan harga terjangkau oleh masyarakat, dan

memerlukan pengolahan sebelum dikonsumsi bayi (Depkes, 2006), sedangkan

MP ASI pabrikan adalah MP ASI siap saji hasil olahan pabrik (Kemenkes RI,

2011). Pemberian kedua jenis MP ASI diatas pada balita sebagai konsusmsi

sehari-hari digolongkan jenis MP ASI campuran.

Sedangkan menurut buku pedoman kader seri kesehatan anak kementrian

kesehatan RI 2010, jenis MP ASI berdasarkan tingkat kepadatan terbagi menjadi:

1. Makanan Lumat adalah makanan yang dihancurkan atau disaring tampak

kurang merata dan bentuknya lebih kasar dari makanan lumat halus,

contoh : bubur susu, bubur sumsum, pisang saring yang dikerok, pepaya

saring, tomat saring, nasi tim saring, dll.

2. Makanan lunak adalah makanan yang dimasak dengan banyak air dan

tampak berair, contoh bubur nasi, bubur ayam, nasi tim, kentang puri, dll.

3. Makanan padat adalah makanan lunak yang tidak nampak berair dan

biasanya disebut makanan keluarga, contoh: lontong, nasi tim, kentang

rebus, biskuit, dll.

2.2.2 Anjuran pola makan bayi dan balita

Page 14: Status Gizi Anak Usia 12-24 Bulan Dan Mp Asi(Bab1-5,Lampiran)

14

Dalam memberikan MP ASI terdapat pola makan terkait tingkat

kepadatan MP ASI yang diberikan.

Tabel 2. Pola makan bayi dan balita (Kemenkes RI, 2010)

Umur (bulan)ASIMakanan

Lumat

Makanan

Lunak

Makanan

Padat

0 – 6

6 – 9

9 – 12

12 – 24

Keterangan:

Usia 0 – 6 bulan : hanya diberikan ASI saja.

Usia 6 – 9 bulan : diberikan ASI dan makanan lumat berseling.

Usia 9 - 12 bulan : diberikan ASI dan makanan lunak berseling.

Usia 12 - 24 bulan : diberikan ASI dan makanan padat.

Anjuran Makan untuk Anak (komposisi dan jumlah asupan)

Berdasarkan pedoman kader seri kesehatan anak kementrian kesehatan RI

2010, dianjurkan pemberian makan sebagai berikut:

1. Usia 0 – 6 Bulan

Diberikan hanya air susu saja sesuai keinginan anak, paling sedikit 8

kali sehari pagi, siang maupun malam.

2. Usia 6 – 9 bulan

a. Teruskan pemberian ASI.

b. Mulai memberikan MP ASI, seperti bubur susu, pisang, pepaya lumat

halus, air jeruk, air tomat saring, dan sebagainya.

c. Secara bertahap sesuai pertambahan umur .

d. Setiap hari makan diberikan:

6 bulan : 2 x 6 sdm peres.

7 bulan : 2-3 x 7 sdm peres.

8 bulan : 3 x 8 sdm peres.

Page 15: Status Gizi Anak Usia 12-24 Bulan Dan Mp Asi(Bab1-5,Lampiran)

15

3. Usia 9 – 12 bulan

a. Teruskan pemberian ASI.

b. MP ASI diberikan lebih padat dan kasar seperti bubur nasi, nasi tim, nasi

lembek.

c. Tambahkan telur / ayam / ikan / tempe / tahu / bayam / santan / kacang

hijau.

d. Setiap hari pagi, siang dan malam diberikan:

9 bulan : 3 x 9 sdm peres.

10 bulan : 3 x 10 sdm peres.

11 bulan : 3 x 11 sdm peres.

e. Berikan makanan selingan 2 kali sehari diantara waktu makan (buah,

biskuit, kue, bubur kacang hijau).

4. Usia 12 – 24 bulan

a. Teruskan pemberian ASI.

b. Berikan makanan keluarga secara bertahap sesuai dengan kemampuan

anak.

c. Porsi makan sebanyak 1/3 orang dewasa terdiri dari nasi, lauk pauk, sayur

dan buah.

d. Makanan selingan kaya gizi sebanyak 2 kali sehari diantara waktu makan.

e. Makanan harus bervariasi.

5. Usia lebih dari 24 bulan

a. Berikan makanan keluarga 3 kali sehari sebanyak 1/3 – 1/2 porsi makan

dewasa terdiri dari nasi, lauk pauk, sayur dan buah.

b. Berikan makanan selingan kaya gizi 2 kali sehari diantara waktu makan.

2.2.3 Jumlah Energi Yang Dibutuhkan

Kandungan gizi adalah jumlah zat gizi terutama energi dan protein. Di

dalam MP-ASI harus terkandung energi per hari sebesar 250 Kkal untuk bayi usia

6 – 8 bulan dan 450 Kkal untuk anak usia 9- 11 bulan dan 750 Kkal per hari untuk

Page 16: Status Gizi Anak Usia 12-24 Bulan Dan Mp Asi(Bab1-5,Lampiran)

16

12-24 bulan, disamping konsumsi susu (WHO). Kebutuhan gizi anak usia 6-12

bulan adalah 650 -850 Kkal dan 16 gram protein. Kandungan gizi Air Susu Ibu

(ASI) adalah 400 Kkal dan 10 gram protein, maka kebutuhan yang diperoleh dari

MP-ASI adalah 250 Kkal dan 6 gram protein. Kebutuhan gizi bayi usia 12 – 24

bulan adalah sekitar 850 -1000 Kkal dan 20 gram protein. Kandungan gizi ASI

adalah sekitar 350 Kkal dan 8 gram protein, maka kebutuhan yang diperoleh dari

MP-ASI adalah sekitar 500 Kkal dan 12 gram protein (Depkes, 2006).

Tabel 3. Energi rata-rata bayi(per orang per hari) dari tabel AKG

Kelompok umur0-6 bulan7-11 bulan1-3 tahun

Tinggi badan (cm)607190

Berat badan (kg)6.08.512.0

Energi(kkal)5506501000

Tabel 4. Cara sederhana menghitung keluaran energi bayi

Berat Jumlah energi

0-10 kg100 kkal/kg BB

11-20 kg1000 kkal + (50 kkal/kg BB diatas 10 kg)

>20 kg1500 kkal + (20 kkal/kg BB diatas 20 kg)

2.2.4 Pemilihan MP ASI

Sebelum memberikan MP ASI ada beberapa hal yang harus diperhatikan

dalam pemilihan jenis MP ASI yang baik. Kedua jenis MP ASI (pabrikan dan

buatan sendiri) dapat diberikan kepada bayi, asal memenuhi standar keamanan

untuk konsumsi bayi. Beberapa persyaratan pembuatan MP-ASI di bawah ini

yang perlu diperhatikan (Depkes, 2006):

1. Bahan makanan mudah diperoleh.

2. Bahan makanan mudah diolah.

3. Bahan makanan harga terjangkau.

Page 17: Status Gizi Anak Usia 12-24 Bulan Dan Mp Asi(Bab1-5,Lampiran)

17

4. Dapat diterima bayi dengan baik.

5. Kandungan zat gizi memenuhi kecukupan gizi bayi.

6. Mutu protein dapat memacu pertumbuhan fisik ( Protein Eficiency Ratio/PER

lebih besar atau sama dengan 70% mutu kasein, setara dengan > 1,75 ).

7. Jenis MP-ASI disesuaikan dengan umur bayi.

8. Bebas dari kuman penyakit, pengawet, pewarna, dan racun.

9. Memenuhi nilai sosial, ekonomi, budaya, dan agama.

Selain itu beberapa zat gizi yang yang terkait erat dengan tumbuh

kembang anak yang perlu diperhatikan antara lain:

a. Kepadatan energi/densitas: Tidak kurang dari 0,8 kalori per gram.

b. Protein: Tidak kurang dari 2 gr per seratus kalori dan tidak lebih dari 5.5 gr

per seratus kalori dengan mutu protein tidak kurang dari 70% kasein standar.

Nilai protein energi % mempunyai range antara 10 – 18.

c. Lemak: Kandungan Lemak mempunyai range antara 1,5 gr – 4,5 gr per seratus

kalori.

Berikut hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian MP ASI

berdasarkan jenisnya (Newfoundland labrador,2007):

A. MP ASI buatan sendiri

Pemberian MP ASI buatan sendiri dapat lebih murah dan disesuaikan

dengan selera keluarga, serta dikontrol tekstur dan kualitasnya. Beberapa hal

yang perlu diperhatikan dalam MP ASI buatan sendiri:

1. Tekstur yang diberikan harus benar sesuai dengan kebutuhan dan

kemampuan bayi.

2. Pemberian makanan bayi awal tidak dibutuhkan dalam jumlah besar. Bayi

akan dengan cepat berkembang dengan peningkatan tekstur makanan.

3. Bayi dapat diberikan jenis makanan yang sama dengan selera keluarga,

namun pemberian gula dan garam tidak sama dengan makanan dewasa

sehingga pemberian garam dan gula dalam MP ASI harus dihindarkan.

4. Hindari pemberian minyak, mentega, cabe, lada dan penyedap pada

makanan pendamping yang dibuat.

Page 18: Status Gizi Anak Usia 12-24 Bulan Dan Mp Asi(Bab1-5,Lampiran)

18

5. Perhatikan komposisi bahan makanan yang dibuat sebagai MP ASI,

sesuaikan dengan takaran kalori yang dibutuhkan bayi sesuai usia.

6. Buatlah variasi makanan pendamping sehari-hari dengan melihat berbagai

resep.

7. Pilihlah bahan makanan yang tidak menyebabkan alergi pada bayi.

8. Makanan disimpan di refrigerator dengan memperhatikan kebersihan dan

keamanan makanan serta jangka waktu penyimpanan. Jangan letakan

makanan pada suhu ruangan dalam waktu yang lama.

9. Perlengkapan yang digunakan untuk membuat makanan harus bersih.

10. Ketika memasak jangan memasukan kembali sendok pencicip ke dalam

makanan.

11. Dalam memasak daging jangan terlalu lama, untuk ayam dan ikan

pisahkan tulangnya dan jangan menambahkan garam dan bumbu yang

dihindari lainnya pada makanan. Untuk sayur pilihlah sayuran yang segar

dan bervariasi, jangan masak terlalu lama. Untuk buah-buahan lebih baik

dibuat menjadi jus, bersihkan kulit buah dari kotoran/pasir yang

menempel.

B. MP ASI pabrikan

1. Pilihlah MP ASI pabrikan yang mengajarkan kemampuan untuk

mengunyah sesuai perkembangan usia anak.

2. Baca tabel takaran nutrisi dengan baik sesuai dengan kebutuhan bayi anda.

3. Pilih makanan yang tidak mengandung gula, lemak dan garam.

4. Tidak memberikan produk buah yang berlabel “dessert”.

5. Pilih tempat penyimpanan (toples) yang rapat, pisahkan antara produk

sayur dan daging, jangan dikombinasikan dengan makanan yang bernutrisi

rendah.

6. Cek tanggal kadaluarsa pada kemasan. Jangan gunakan makanan

kadaluarsa.

7. Baca petunjuk penyajian MP ASI pabrikan yang tersedia di kemasan.

Page 19: Status Gizi Anak Usia 12-24 Bulan Dan Mp Asi(Bab1-5,Lampiran)

Faktor sosiodemografiUmurJenis kelaminPendidikan orang tuaPenghasilan orang tuaPekerjaan orang tua

Penyakit anak

Mempengaruhi pemilihan MP ASI

Pengolahannya1.Buatan sendiri2. Pabrikan3.Campuran

19

8. Simpan makanan di dalam kulkas jika tidak digunakan dalam 48 jam atau

baca aturan penyimpanan.

9. Jaga kebersihan perlengkapan meramu MP ASI pabrikan.

2.3. Kerangka Teori

Page 20: Status Gizi Anak Usia 12-24 Bulan Dan Mp Asi(Bab1-5,Lampiran)

20

Gambar 4. Bagan kerangka teori

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian survei observational deskriptif untuk

melihat satus gizi anak usia 12-24 bulan yang mengkonsumsi MP ASI buatan

sendiri, pabrikan, dan campuran dengan menggunakan rancangan potong lintang

(cross sectional).

Page 21: Status Gizi Anak Usia 12-24 Bulan Dan Mp Asi(Bab1-5,Lampiran)

21

3.2. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Oktober sampai dengan November 2012

di posyandu dan puskesmas wilayah kerja Puskesmas Talang Ratu dikecamatan

Ilir Timur I Palembang.

3.3. Populasi dan Sampel Penelitian

3.3.1 Populasi Penelitian

A. Populasi Target

Seluruh ibu beserta anaknya yang berusia 12-24 bulan.

B. Populasi Terjangkau

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh ibu beserta anaknya yang

berusia 12-24 bulan di posyandu dan puskesmas Talang Ratu Kecamatan Ilir

Timur I Palembang, laki-laki dan perempuan.

3.3.2 Sampel Penelitian

A. Besar Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian ibu beserta anaknya yang

berusia 12-24 bulan yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi di posyandu

wilayah kerja Puskesmas Talang Ratu Kecamatan Ilir Timur I Palembang.

Nilai P diambil dari prevalesi pengguna MP ASI non komersial (buatan

sendiri) yang berasal dari penelitian berjudul analisis pola asuh makan dan status

gizi pada bayi di kelurahan PB selayang medan oleh Taufik Ashar dkk. Dalam

penelitian itu diketahui pengguna MP ASI pada usia 7-12 bulan yang

menggunakan komersial 13% dan non komersial 30%.

Besar sampel minimal yang diambil sesuai rumus:

n = (Zα) 2 PQ

d2

n = besar sampel

Zα = batas kepercayaan ditentukan (1,96)

P = prevalensi penggunaan jenis MP ASI buatan sendiri (30%)

Page 22: Status Gizi Anak Usia 12-24 Bulan Dan Mp Asi(Bab1-5,Lampiran)

22

Q = 1-P

d = derajat ketepatan (0,1)

n = (1,96) 2 x 0,30x (1-0,30) = 80.673

(0.10)2

Dibulatkan maka sempel yang diambil 81 anak.

B. Cara Pengambilan Sampel

Cara pengambilan sampel pada penelitian ini adalah consecutive

sampling. Peneliti mengambil semua subjek yang datang dan memenuhi kriteria

pemilihan dimasukkan dalam penelitian sampai jumlah subjek yang diperlukan

terpenuhi.

3.3.3 Kriteria Inklusi dan Eksklusi

A. Kriteria Inklusi

1. Semua ibu beserta anak usia 12-24 bulan yang diberi MP ASI sebagai

tambahan konsumsi susu.

2. Ibu yang bersedia menjadi responden.

B. Kriteria Eksklusi

1. Ibu beserta anak usia 12-24 bulan yang tidak diberikan MP ASI.

2. Ibu yang tidak bisa berkomunikasi dengan baik.

3. Anak yang menderita penyakit kronik.

3.4. Variabel Penelitian

1. Tingkat status gizi anak 12-24 bulan.

2. Jenis MP ASI yang dikonsumsi (MP ASI buatan sendiri, MP ASI

pabrikan, dan MP ASI campuran)

3. Karakteristik sosioekonomi keluarga (pendidikan, pekerjaan dan

penghasilan orang tua).

3.5. Definisi Oprasional

Page 23: Status Gizi Anak Usia 12-24 Bulan Dan Mp Asi(Bab1-5,Lampiran)

23

1. Status Gizi

Definisi : Mencocokan umur anak (dalam bulan) dengan panjang

badan atau berat badan sesuai standart tabel WHO-NCHS

(world health organitatio-national center for health

statistics).

Alat ukur : Antropometri WHO (Z-score).

Cara ukur :Diukur berdasarkan baku standar tumbuh kembang

berdasarkan antropometri WHO 2006. Untuk menilai

status gizi anak, maka angka berat badan dan tinggi badan

setiap balita dikonversikan ke dalam bentuk nilai

terstandar (Z-score).

Hasil Ukur : Berdasarkan indikator BB/TB:

1. Kategori Gizi Buruk: Z-score < -3,0.

2. Kategori Gizi Kurang: Z-score ≥-3,0 s/d Z-score < -2,0.

3. Kategori Gizi Baik: Z-score≥ -2,0 s/d Z-score ≤ 2,0.

4. Kategori Gizi Lebih: Z-score >2,0.

2. Jenis MP ASI

Definisi : Jenis makanan pendamping ASI 12-24 bulan,

berdasarkan bentuk pengolahannya. Jenis MP ASI terbagi

menjadi MP ASI buatan sendiri (rumahan), MP ASI

pabrikan dan MP ASI campuran.

Alat ukur : Kuesioner.

Cara ukur : Wawancara.

Hasil ukur :

1. MP ASI buatan sendiri apabila MP ASI diolah

sendiri oleh ibu/pengasuh dirumah.

2. MP ASI pabrikan apabila MP ASI yang diberikan

berasal dari kemasan/produk perusahaan tertentu.

Page 24: Status Gizi Anak Usia 12-24 Bulan Dan Mp Asi(Bab1-5,Lampiran)

24

3. MP ASI campuran apabila ibu memberikan MP ASI

yang dibuat sendiri dan terkadang memberi MP ASI

instant dari pabrik.

3. Usia balita

Definisi : Usia balita yang diberi MP ASI yang datang ke Posyandu

dan Puskesmas Talang Ratu.

Alat ukur : Kuesioner. Atau akte lahir, surat keterangan lahir, KMS

balita.

Cara ukur : Self assessment dihitung dalam bulan, dikonfirmasikan

dengan tanda bukti identitas.

Hasil ukur : usia 12-24 bulan.

4. Pendidikan orang tua

Definisi : Pendidikan formal terakhir yang ditempuh orang tua.

Alat ukur : Kuesioner.

Cara ukur : Self assessment.

Hasil Ukur : Tingkat pendidikan

1. Pendidikan rendah apabila tidak bersekolah atau tamat SD.

2. Pendidikan menengah apabila pendidikan terakhir

SMP/sederajat atau SMA/sederajat.

3. Pendidikan tinggi apabila pendidikan terakhir perguruan

tinggi/ sederajat.

5. Pekerjaan orang tua

Definisi : Pekerjaan yang dimiliki orang tua

Alat ukur : Kuesioner

Cara ukur : Self assessment

Hasil Ukur : Pekerjaan orang tua

Page 25: Status Gizi Anak Usia 12-24 Bulan Dan Mp Asi(Bab1-5,Lampiran)

25

1. Kedua orang tua bekerja apabila ibu dan ayah bekerja di

luar rumah (pegawai negeri, wiraswasta, pegawai kantor

dan lain-lain) atau informal (penjaga warung).

2. Hanya satu orang tua yang bekerja apabila hanya ibu atau

ayah bekerja di luar rumah (pegawai negeri, wiraswasta,

pegawai kantor dan lain-lain) atau informal (penjaga

warung).

3. Kedua orang tua tidak bekerja apabila keduanya tidak

bekerja diluar rumah atau hanya bekerja dirumah (merajut,

menyulam, ibu rumah tangga dan lain-lain).

6. Penghasilan orang tua

Definisi : Pendapatan kedua orang tua dalam satu bulan.

Alat ukur : Kuesioner.

Cara ukur : Self assessment.

Hasil Ukur : Tingkat penghasilan

1. Tingkat penghasilan rendah apabila pendapatan perkapital

per bulan <Rp 750.000/bulan.

2. Tingkat penghasilan menengah apabila pendapatan

perkapital per bulan Rp 750.000 - <3 juta / bulan.

3. Tingkat penghasilan tinggi apabila pendapatan perkapital

per bulan >Rp 3juta

3.6. Metode /Cara Pengumpulan Data

1. Data yang diambil adalah data primer, berasal dari kuisioner yang

ditujukan kepada ibu-ibu bayi 12-24 bulan di posyandu dan

puskesmas.

Page 26: Status Gizi Anak Usia 12-24 Bulan Dan Mp Asi(Bab1-5,Lampiran)

26

2. Peneliti membagi lembar identitas kepada responden, dan kemudian

setelah responden selesai mengisi lembar identitas, dilakukan

wawancara kuisioner kepada responden dan pengukuran TB dan BB

anak.

3. Setelah wawancara kuisioner dan pengukuran TB dan BB anak

selesai, data dikumpulkan, maka peneliti mengelola data tersebut.

3.7. Cara Pengelolahan dan Analisis Data

Setelah proses pengambilan data selesai dilakukan, data yang di peroleh di

olah peneliti. Data yang didapat dikumpulkan dan di kelompokan berdasarkan

masing-masing kategori dan di sajikan secara deskriptif, baik dalam bentuk tabel-

tabel, grafik maupun narasi guna memberi penjelasan.

3.8 Etika Penelitian

Penelitian ini menggunakan manusia sebagai sumber informasi/subjek

penelitian, untuk itu diperlukan infromed consent dari ibu-ibu yang dijadikan

responden. Etika penelitian yang ditempuh oleh peneliti secara prosedural sebagai

berikut: penelitian mendapat surat pengantar dari instansi pendidikan dan

kemudian menyerahkan kepada kepala Puskesmas Talang Ratu untuk mendapat

persetujuan, setelah itu baru melakukan penelitian dengan menekankan masalah

etika yang meliputi:

3.8.1 Persetujuan (Infromed consent)

Lembar persetujuan diberikan kepada responden dengan tujuan agar

responden mengetahui maksud dan tujuan penelitian, serta meminta izin

apakah mereka bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.

3.8.2 Kerahasiaan (Confidentially)

Kerahasiaan informasi yang telah dikumpulkan dari subjek, dijamin

kerahasiaannya oleh peneliti.

Page 27: Status Gizi Anak Usia 12-24 Bulan Dan Mp Asi(Bab1-5,Lampiran)

data entry

Analisis data

Hasil dan laporan penelitian

Bayi datang ke puskesmas dan posyandu untuk pengukuran rutin

Anak usia 12-24 Bulan

Pengukuran status gizi

Wawancara Quisioner kepada ibu/pengasuh

Penggolongan jenis MP ASIPenggolongan status gizi

27

3.9 Kerangka Oprasional

Gambar 5. Bagan kerangka oprasional penelitian

3.10 Kegiatan Penelitian

Tabel 5. Jadwal kegiatan penelitian

No. Bulan

Tahun

7

2012

8

2012

9

2012

10

2012

11

2012

12

2012

1

2013

Page 28: Status Gizi Anak Usia 12-24 Bulan Dan Mp Asi(Bab1-5,Lampiran)

28

Kegiatan

1.Penentun judul dan pembagian

dosen pembimbing

2.Pembuatan proposal penelitian

3.Sidang proposal penelitian

4.Perbaikan proposal penelitian

5.Pengambilan sampel penelitian

6.Pengolahan data dan analisis

data

7.Penyusunan skripsi

8.Sidang skripsi

3.11 Anggaran

Tabel 6. Anggaran

No. Keterangan Jumlah itemHarga @Jumlah

1.Kertas 5 rimRp 35.000Rp 175.000

2.Tinta 4 botolRp 20.000Rp 80.000

3. Pena/pensil2 packRp 15.000Rp 30.000

4. Perbanyak proposalRp 150.000

5.Pelaksanaan penelitian:

QuisionerRp 300.000

6.Pengolahan dataRp 50.000

7.Pembuatan skripsiRp 150.000

8. Perbanyak skripsiRp 150.000

Total Rp 1.085.000

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Page 29: Status Gizi Anak Usia 12-24 Bulan Dan Mp Asi(Bab1-5,Lampiran)

29

4.1.1 Karekteristik responden

A. Karakteristik Usia Anak

Usia anak yang ikut dalam penelitian ini mulai 12 bulan sampai 24 bulan

dengan rerata usia 17,22 bulan dan simpangan baku 3,994. Jumlah anak yang

paling banyak menjadi sempel berusia 12 bulan (14 anak) dan paling sedikit pada

usia 18 bulan dan 22 bulan masing-masing 2 sampel. Data sebaran jumlah anak

dapat dilihat pada lampiran dan berikut diagram batang persentase anak yang ikut

dalam penelitian berdasarkan usia.

Diagram 1. Distribusi persentase usia anak yang ikut dalam penelitian.

B. Karakteristik Usia Orang Tua

Berdasarkan usia orang tua yang anaknya dijadikan subjek penelitian,

diketahui usia ayah berkisar 23 tahun sampai 61 tahun dan usia ibu 16 tahun

sampai 41 tahun dengan rerata usia ayah 34,20 tahun dan rerata usia ibu 29,64

tahun. Berdasarkan kelompok umur, usia terbanyak ayah pada penelitian ini

berkisar 20-45 tahun sekitar 77 orang (95,1%) dan usia ibu terbanyak berkisar 20-

45 tahun sebanyak 78 orang (96,3%). Terdapat 3 ibu yang berusia kurang dari 20

(% )

Page 30: Status Gizi Anak Usia 12-24 Bulan Dan Mp Asi(Bab1-5,Lampiran)

30

tahun, 2 diantarnya berusia 19 tahun dan 1 ibu berusia 16 tahun. Distribusi usia

orang tua dapat dilihat pada tabel 7 dibawah ini.

Tabel 7. Usia orang tua berdasarkan kelompok umur.

Usia

Jumlah (N)Persentase (%)

AyahIbuAyahIbu

< 20 tahun 0 3 0 3,7

20-45 tahun7778 95,1 96,3

>45 tahun 4 0 4,9 0

Total8181 100 100

C. Karakteristik Jenis Kelamin Anak

Berdasarkan distribusi jenis kelamin anak yang menjadi subjek penelitian,

jenis kelamin terbanyak dalam penelitian ini adalah perempuan, sebanyak 43

subjek (53,1%). Sebaran subjek berdasarkan jenis kelamin terdapat pada tabel 8.

Tabel 8. Distribusi jumlah anak berdasarkan jenis kelamin.Jenis Kelamin Jumlah (N) Persentase (%)

Laki-laki 38 46,9

Perempuan 43 53,1

Total 81 100

D. Karakteristik Distribusi Sosial Ekonomi Keluarga Subjek

Dalam penelitian pendidikan ayah terbanyak adalah pendidikan menengah

sebanyak 60 orang (74,1%) dan pendidikan terbanyak ibu adalah pendidikan

menengah sebanyak 54 ibu (66,7%). Sebagian besar keluarga di wilayah kerja

Puskesmas Talang Ratu dalam penelitian ini berpenghasilan menengah berkisar

Rp750.000 sampai kurang dari tiga juta rupiah, sebanyak 49 keluarga (60,5%).

Berdasarkan pekerjaan oarang tua, paling banyak adalah anak yang salah satu

orang tua bekerja, sebanyak 50 anak (61,7%) dan tidak ada anak yang kedua

orang tuanya tidak bekerja. Sebaran karakteristik sosio-ekonomi dapat dilihat

pada tabel 9.

Page 31: Status Gizi Anak Usia 12-24 Bulan Dan Mp Asi(Bab1-5,Lampiran)

31

Tabel 9. Distribusi sosio-ekonomi orang tua.

Karakteristik Sosio-ekonomi orang tua

Frekuensi

N%

Pendidikan Ayah

Tingkat pendidikan Rendah44,9

Tingkat pendidikan Menengah6074,1

Tingkat pendidikan Tinggi1721,0

Total 81 100%

Pendidikan Ibu

Tingkat pendidikan Rendah78,6

Tingkat pendidikan Menengah5466,7

Tingkat pendidikan Tinggi2024,7

Total 81 100%

Penghasilan Keluarga

Rendah 1518,5

Menengah 4960,5

Tinggi 1721,0

Total 81 100%

Pekerjaan Orang Tua

Kedua orang tua bekerja3138,3

Salah satu orang tua bekerja5061,7

Keduanya tidak bekerja00

Total 81 100%

4.1.2 Distribusi Jenis MP ASI di Wilayah Kerja Puskesmas Talang Ratu

Makanan pendamping ASI yang paling banyak dipilih dari 81 sampel

dalam penelitian ini adalah MP ASI campuran, sebanyak 51 anak (63,0%).

Sebaran jenis MP ASI yang dikonsumsi dapat dilihat pada tabal 10.

Page 32: Status Gizi Anak Usia 12-24 Bulan Dan Mp Asi(Bab1-5,Lampiran)

32

Tabel 10. Distribusi anak yang mengkonsumsi MP ASI buatan sendiri, pabrikan, dan campuran di wilayah kerja Puskesmas Talang Ratu.

Jenis MP ASI Jumlah (N) Persentase (%)

MP ASI Buatan Sendiri 16 19,8

MP ASI Pabrikan 14 17,3

MP ASI Campuran 51 63,0

Total 81 100

Status Gizi Jumlah (N) Persentase (%)

Gizi Buruk

Gizi Kurang

0

2

0

2,5

Gizi Baik 78 96,3

Gizi Lebih

Obesitas

1

0

1,2

0

Total 81 100

Jenis MP ASI

Status GiziTotal Buruk KurangBaikLebihObesitas

N(%)N(%)N(%)N(%)N(%)N(%)

MP ASI Buatan Sendiri000016100000016100

MP ASI Pabrikan00001392,817,140014100

MP ASI Campuran0023,94996,1000051100

Total0022,57896,411,20081100

Penghasilan

Orang Tua

Jenis MP ASITotal Buatan SendiriPabrikanCampuran

N(%)N(%)N(%) N (%)

Tinggi 423,5529,4847,1 17 100

Menengah1020,448,23571,4 49 100

Rendah 213,3533,3853,3 15 100

Total 1619,71417,35163 81 100

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di wilayah kerja Puskesmas

Talang Ratu Palembang, diperoleh distribusi jenis MP ASI yang dikonsumsi

dengan tingkat pendidikan ibu bahwa sebagian besar memilih MP ASI campuran.

Page 33: Status Gizi Anak Usia 12-24 Bulan Dan Mp Asi(Bab1-5,Lampiran)

33

Diketahui 34 ibu (63%) dari 54 ibu berpendidikan menengah memilih MP ASI

campuran. Distribusi secara lengkap disajikan dalam tabel 14.

Tabel 14. Distribusi jenis MP ASI yang dikonsumsi dengan tingkat pendidikan ibu di wilayah kerja Puskesmas Talang Ratu.

Tingkat Pendidikan Ibu

Jenis MP ASITotal Buatan SendiriPabrikanCampuran

N(%)N(%)N(%)N(%)

Pendidikan Rendah 114,3 00 6 85,7 7100

Pendidikan Menengah 1018,51018,5 34 63,0 54100

Pendidikan Tinggi 525,0 420,0 11 55,0 20100

Total 1619,71417,3 51 63,0 81100

4.1.7 Distribusi Pekerjaan Orang Tua dan MP ASI

Berdasarkan distribusi pekerjaaan diketahui sebagian besar memilih MP

ASI campuran. Sebanyak 54,8% dari 31orang tua yang keduanya bekerja dan

68% dari 50 orang tua yang salah satu bekerja memilih MP ASI campuran.

Distribusi pekerjaan orang tua dengan MP ASI yang dikonsumsi dapat dilihat

pada tabel 15.

Tabel 15. Distribusi jenis MP ASI yang dikonsumsi dengan pekerjaan orang tua di wilayah kerja Puskesmas Talang Ratu.

Pekerjaan orang tua

Jenis MP ASI

Total Buatan SendiriPabrikanCampuran

N(%)N(%)N(%)N(%)

Kedua orang tua bekerja 9 295 16,117 54,831100

Kedua orang tua tidak bekerja 0 00 00 000

Hanya 1 orang tua bekerja 7 149 18,034 68,050100

Total 1619,7 14 17,351 6381100

Page 34: Status Gizi Anak Usia 12-24 Bulan Dan Mp Asi(Bab1-5,Lampiran)

34

4.1.8 Distribusi Usia dan Jenis MP ASI Pertama serta Frekuensi dan

Takaran Pemberian MP ASI Sekarang

Dalam penelitian ini, paling banyak ibu/wali memberikan MP ASI pada usia

6-8 bulan, sebanyak 43 ibu/wali (53,1%) dan tidak ada yang memberi anaknya

MP ASI pertama pada usia diatas 12 bulan. Sebagian besar anak mendapat bubur

susu/nasi tim saring sebagai makanan pertama mereka, baik yang pabrikan atau

buat sendiri yaitu sebanyak 70 anak (86,4%).

Pada saat penelitian ini dilakukan, frekuensi pemberian MP ASI paling

banyak dilakukan 3 kali sehari sekitar 68 anak (84,0%), sedangkan takaran

pemberian MP ASI diketahui paling banyak mendapat 4-6 sendok setiap makan,

sebanyak 43 anak (53,1%). Data tentang sebaran pemberian MP ASI berdasarkan

usia dan jenis MP ASI pertama serta frekuensi dan takaran pemberian MP ASI

sekarang dapat dilihat pada tabel 16 di halaman berikutnya.

Page 35: Status Gizi Anak Usia 12-24 Bulan Dan Mp Asi(Bab1-5,Lampiran)

35

Tabel 16. Distribusi usia dan jenis MP ASI pertama serta frekuensi dan takaran pemberian MP ASI saat penelitian.

Distribusi Pemberian MP ASI Frekuensi N %

Usia MP ASI Pertama

0-4 bulan911,1

4-6 bulan2834,6

6-8 bulan4353,1

8-12 bulan11,2

>12 bulan0 0

Total81100%

Jenis MP ASI Pertama

Pisang78,6

Bubur susu/nasi tim saring7086,4

Nasi tim/bubur saring22,5

Jus,air tajin/air nasi11,2

Lain-lain1 1,2

Page 36: Status Gizi Anak Usia 12-24 Bulan Dan Mp Asi(Bab1-5,Lampiran)

36

Total 81 100%

Frekuensi pemberian MP ASI Sekarang

2 kali911,1

3 kali6884,0

4 kali33,7

>4 kali11,2

Total81100%

Takaran Pemberian MP ASI sekarang

2-3 sdm3138,3

4-6 sdm4353,1

7-8 sdm44,9

9-11 sdm33,7

Total81100%

4.1.9 Distribusi Bahan Makanan dalam MP ASI yang Sering Diberikan

Bahan makanan yang paling banyak diberikan pada anak yang berusia

kurang dari 12 bulan adalah sayur-mayur sebanyak 66 anak (81,5%) dan ikan air

tawar sebanyak 52 anak (64,5%). Pada usia diatas 12 bulan bahan makanan yang

diberikan dalam MP ASI hampir sama persentasenya pada setiap bahan makanan.

Bahan makanan yang paling banyak tidak diberikan kepada anak sampai

penelitian ini dilakukan adalah daging sapi, sebanyak 55 anak (67,9%). Secara

lengkap pemberian bahan makanan dalam MP ASI dapat dilihat pada tabel 17.

Tabel 17. Bahan makanan yang diberikan dalam MP ASI.

Pemberian

Bahan Makanan

Bahan Makanan

TelurIkan

Laut

Ikan Air

Tawar

Daging

Sapi

Daging

Ayam

Sayur-

mayur

N%N%N%N%N%N%

< 12 bulan4353,13239,55264,2 8 9,94049,46681,5

≥ 12 bulan2530,92328,42530,91822,22530,91316,0

Tidak diberikan1316,02632,1 4 4,95567,91619,7 2 2,5

Total 811008110081100811008110081100

Page 37: Status Gizi Anak Usia 12-24 Bulan Dan Mp Asi(Bab1-5,Lampiran)

37

Sayur-mayur terbanyak yang diberikan pada anak adalah sayur dalam sop

(wortel dan kentang). Wortel dan kentang diberikan pada 40 anak (49,4%).

Hanya 2 anak yang tidak mengonsumsi sayur-mayur dalam MP ASI mereka.

Sebaran data dapat dilihat pada tabel 18.

Tabel 18. Sayur mayur yang menjadi bahan makanan dalam MP ASI.Sayur-mayurJumlah Persentase (%)

Bayam 2 2,5

Sayur sop (Wortel/kentang/kol)4049,4

Campuran (jagung, wortel, kentang, bayam dll)3745,7

Tidak diberi sayur dalam MP ASI2 2,5

Total 81 100

4.1.10 Distribusi Alasan Pemilihan MP ASI

Berdasarkan hasil penelitian, dari 14 ibu/wali yang memberi MP ASI

pabrikan, 6 ibu/wali (42,8%) menyatakan lebih praktis dan mereka sibuk/tidak

sempat sehingga memilih MP ASI pabrikan. Pada anak yang mendapat MP ASI

buatan sendiri dari 16 ibu/wali, 6 diantaranya (37,5%) menyatakan kualitas lebih

terjamin, higinis dan lebih sehat, dan 6 ibu/wali (37,5%) lain memiliki lebih dari 1

alasan. Pada 51 ibu/wali anak yang memilih MP ASI campuran diketahui, 44

ibu/wali (86,3%) memiliki lebih dari 1 alasan memilih MP ASI campuran.

Penjabaran alasan pemilihan MP ASI untuk anak dapat dilihat di tabel 19.

Tabel 19. Alasan umum ibu/wali memilih MP ASI untuk anaknya.

Alasan Pemberian MP ASI

Jenis MP ASITotal Buatan

sendiriPabrikanCampuran

N%N%N%N%Alasan lebih dari 16 37,54 28,644 86,354 66,7

Kualitas terjamin/ lebih sehat/ higenis

6 37,50 0,00 0,06 7,4

Page 38: Status Gizi Anak Usia 12-24 Bulan Dan Mp Asi(Bab1-5,Lampiran)

38

Praktis/kalau sibuk0 0,06 42,84 7,810 12,3

Anak suka/ banyak rasa/ variasi rasa

1 6,254 28,61 2,06 7,4

Lengkap kandungan gizi

1 6,250 0,00 0,01 1,2

Murah/hemat2 12,50 0,00 0,02 2,5

Tambahan/ tidak cukup tanpa kombinasi/ anak masih laper

0 0,00 0,02 3,92 2,5

Total 16 100 1410051 100 81100

Catatan: Persentase alasan dibagi pada setiap jenis MP ASI, (jumlah alasan memilih MP ASI tertentu/jumlah total pemilih MP ASI tertentu) x 100%

Setelah dijabarkan lebih lanjut pada ibu-ibu yang memiliki alasan lebih

dari 1 dan dibagi berdasarkan pemilihan jenis MP ASI pabrikan, buatan sendiri,

dan campuran diketahui beberapa alasan terbanyak. Pada ibu-ibu yang memilih

MP ASI pabrikan sebanyak 10 ibu/wali memilih karena praktis terutama bila

sibuk. Sedangkan alasan memilih MP ASI buatan sendiri diketahui 12 ibu/wali

merasa lebih berkualitas dan higenis. Bagi yang memilih MP ASI campuran, 36

ibu/wali merasa lebih praktis dan mudah. Sebaran alasan pemberian MP ASI ini

dapat dilihat pada tabel 20.

Tabel 20. Jumlah ibu/wali dan alasan pemberian MP ASI.

Alasan pemberian MP ASI

Jenis MP ASI

Buatan SendiriPabrikanCampuran

N%N%N%

Kualitas terjamin/lebih sehat/higinis12480 016 14

Praktis/mudah/kalau sibuk 31210 55,53631,6

Anak suka/banyak rasa/ variasi rasa 287392017,5

Lengkap kandungan gizi 281 5,5 87

Murah/ hemat 5200 01513,2

Page 39: Status Gizi Anak Usia 12-24 Bulan Dan Mp Asi(Bab1-5,Lampiran)

39

Tidak cukup tanpa kombinasi/anak

masih suka lapar

000 01513,2

Lain-lain 140 0 4 3,5

Total 2518114

Catatan: Persentase berdasarkan alasan yang diberikan oleh ibu/wali setelah alasan yang lebih dari satu dijabarkan sesuai masing-masing alasan, setiap alasan di bagi per alasan setiap jenis MP ASInya. (jumlah alasan/jumlah total alasan per MP ASI tertentu) x100%

Alasan lain-lain= bebas dari pengawet/takut mengandung pengawet; sesuai usia bayi/tekstur tepat

4.2 Pembahasan

Sebagian besar ibu di wilayah kerja Puskesmas Talang Ratu memberikan

MP ASI pertama pada usia lebih dari 6 bulan. Sebesar 54,3% ibu-ibu

memberikan MP ASI saat anak berusia 6 bulan ke atas dan 45,7% memberikan

MP ASI pada usia kurang dari 6 bulan. Hal ini sesuai dengan anjuran WHO dan

depkes RI untuk memberikan MP ASI pada usia 6 bulan keatas. Walaupun masih

banyak bayi/anak yang mendapat MP ASI saat berusia kurang dari 6 bulan

(45,7%). Sama seperti penelitian yang dilakukan Sara B Fein dkk. (2008) yang

menunjukan masih banyak MP ASI yang diberikan saat usia kurang dari 6 bulan.

Dalam penelitian itu, diketahui 21% ibu-ibu memberikan pengenalan makanan

padat pertama pada usia kurang dari 4 bulan, 23% memberikan anaknya jus

sebelum usia 6 bulan dan hanya 7% memberikan setelah 6 bulan. Kenyataan ini

menandakan tidak tercapainya program terkait ASI ekslusif di wilayah Puskesmas

Talang Ratu, cakupan ASI ekslusifnya sekitar 54,3%. Walaupun kesadaran

mengenai pentingnya ASI semakin meningkat, terutama di perkotaan, tingkat

pemberian ASI eksklusif di Indonesia masih rendah. Kurangnya pengetahuan

Page 40: Status Gizi Anak Usia 12-24 Bulan Dan Mp Asi(Bab1-5,Lampiran)

40

tentang manfaat ASI dan gencarnya promosi produk susu formula dan makanan

pendamping tertentu membuat banyak ibu gagal menyusui secara ekslusif.

Cakupan ASI ekslusif di kota Palembang pada tahun 2010 sekitar 41,51% dan

untuk Puskesmas Talang Ratu pada tahun 2010 sekitar 42,42%, hal ini masih jauh

dari target cakupan ASI ekslusif di Indonesia yaitu 80%. Banyak faktor terkait

gagalnya program ASI ekslusif dan solusi yang dirancang untuk mengatasinya.

Menurut dr. Minarto dalam Media Indonesia online, masih rendahnya jumlah ibu

yang memberikan ASI eksklusif disebabkan, pertama, ibu tidak yakin akan

manfaat menyusui dan kurangnya informasi yang didapat ibu secara benar.

Kedua, kondisi lingkungan yang belum sepenuhnya mendukung/ melindungi ibu

untuk menyusui. Ketiga, pemasaran susu formula yang belum tertib dan

melibatkan petugas maupun institusi kesehatan atau gencarnya promosi susu

formula di berbagai media massa. Keempat, keberadaan konselor yang belum

memadai di setiap daerah. Faktor lain yang ikut mempengaruhi diantaranya,

belum semua rumah sakit menerapkan 10 LMKM (Langkah Menunju

Keberhasilan Menyusui), belum semua kantor dan fasilitas umum yang

menyediakan ruang menyusui, belum semua bayi memeroleh inisiasi menyusui

dini (Slamet Riyadi dalam kompas.com, 2012), serta adanya mitos tentang anak

yang tidak cukup hanya diberi ASI karena anak masih lapar dan perlu tambahan

makan. Upaya yang sukses untuk mempromosikan praktik pemberian makan yang

baik, tidak hanya fokus pada ibu tetapi harus fokus pada orang-orang yang

mempengaruhi keputusan seorang ibu, seperti orang tua, mertua, dan suaminya.

UNICEF memuji langkah yang diambil oleh pemerintah Indonesia untuk

meningkatkan angka menyusui, termasuk peraturan kesehatan baru yang melarang

promosi pengganti ASI di fasilitas kesehatan, dan hak perempuan untuk

menyusui yang telah di dukung oleh peraturan pemerintah.

Di wilayah kerja Puskesmas Talang Ratu, kebanyakan MP ASI yang

diberikan pertama kali berupa bubur susu/tim saring (86,4%). Sama seperti

penelitian Manulu (2007) bahwa sebagian besar (92,68%) telah mendapat

makanan tambahan berupa bubur susu. Di wilayah ini, pada usia antara 12-24

bulan diketahui frekuensi pemberian MP ASI paling banyak 3 kali sehari (84%).

Page 41: Status Gizi Anak Usia 12-24 Bulan Dan Mp Asi(Bab1-5,Lampiran)

41

Hal ini sesuai dengan anjuran kemenkes RI yaitu, peningkatan pemberian MP ASI

dari 2-3 kali sehari menjadi 3-5 kali sehari, terjadi setelah usia 12 bulan sampai

sebelum usia 24 bulan.

Pada penelitian ini diketahui sebagian besar ibu-ibu (63,0%) di wilayah

kerja Puskesmas Talang Ratu memberikan MP ASI campuran sebagai makanan

pendamping untuk anak mereka saat usia 6-12 bulan. Sedangkan anak yang

mendapat MP ASI buatan sendiri sekitar 19,8% dan 17,3% anak mendapat MP

ASI pabrikan. Sebagian besar ibu-ibu memberikan MP ASI pabrikan pada awal

pemberian MP ASI anaknya. Seiring bertambahnya usia, banyak anak di wilayah

Puskesmas Talang Ratu di berikan MP ASI buatan sendiri terutama ketika

beranjak 12 bulan. Sehingga di wilayah Puskesmas Talang Ratu jumlah pengguna

MP ASI campuran paling banyak. Pada penelitian yang dilakukan Laurence dkk.

(2008), diketahui bahwa sebelum anak berusia 12 bulan ibu-ibu sudah mencampur

MP ASI pabrikan dengan buatan sendiri, hanya 46% yang masih murni

memberikan MP ASI pabrikan sampai usia 12 bulan. Dalam penelitian Laurence

dkk. tersebut, 18% bayi mengkonsumsi sereal bayi (MP ASI pabrikan) pada usia 3

bulan, dan 40% mengonsumsinya pada usia 4 bulan. Rata-rata usia bayi saat

dikenalkan sereal bayi lebih dari 4 bulan sampai pertengahan 8 bulan. Mendekati

usia 12 bulan konsumsi sereal bayi berkurang, hanya 46% yang masih

mengonsumsi sereal bayi sampai usia 1 tahun. Penelitian Sara B Fein dkk.(2008)

juga menyatakan hal yang sama bahwa pada akhir tahun pertama, mayoritas ibu

tidak memberikan makanan bayi komersial lagi pada anaknya. Kurang dari 42%

bayi diberi makan jus kemasan sampai usia 9 bulan dan hanya 25% pada usia 12

bulan. Dalam penelitian tersebut, pada usia 6 sampai 9 bulan, mayoritas ibu-ibu

memberikan semua atau sebagian besar kebutuhan buah-buahan dan sayuran pada

bayi mereka melalui makanan bayi komersial. Pada penelitian di wilayah

Puskesmas Talang Ratu, jumlah pengguna MP ASI buatan sendiri (19,8%) lebih

banyak dari pada yang menggunakan MP ASI pabrikan (17,9%). Pada penelitian

yang dilakukan Taufik Ashar dkk. (2008) juga mendapati bahwa pengguna MP

ASI buatan sendiri (non-komersial) lebih banyak dari MP ASI pabrikan, hal ini

dikarenakan MP ASI pabrikan sangat mahal sedangkan penghasilan keluarga

Page 42: Status Gizi Anak Usia 12-24 Bulan Dan Mp Asi(Bab1-5,Lampiran)

42

relative rendah sehingga ibu cenderung memberikan MP ASI buatan sendiri.

Namun, alasan MP ASI buatan sendiri lebih banyak dibanding pabrikan di

wilayah kerja Puskesma Talang Ratu berbeda dengan penelitian Taufik. Pada

penelitian ini ibu-ibu memilih buatan sendiri karena kualitasnya lebih terjamin,

sehat dan higenis, bukan karena penghasilan relatif rendah sebab sebagian besar

berpenghasilan menengah.

Dalam penelitian ini, 81 sampel di wilayah Puskesmas Talang Ratu

diketahui tidak ada anak yang mengalami gizi buruk atau obesitas, 2,5% anak

berstatus gizi kurang, 96,2% anak berstatus gizi baik dan 1,2% anak berstatus gizi

lebih. Hasil penelitian ini tidak jauh berbeda dengan profil kesehatan dinas

kesehatan kota Palembang tentang status gizi balita di Puskesmas Talang Ratu

pada tahun 2010 diketahui 2,95% berstatus gizi lebih, 96,17% berstatus gizi baik,

0,88% berstatus gizi kurang. Sedikit perbedaan yang terjadi pada status gizi lebih

dan kurang pada dua penelitian ini dapat dikarenakan beberapa hal seperti,

perbedaan jumlah sampel, usia anak, waktu pengambilan data, serta perbedaan

sampel yang berarti perbedaan tingkat pendidikan, penghasilan, pekerjaan orang

tua yang mempengaruhi status gizi anak.

Hasil penelitian di wilayah kerja Puskesmas Talang Ratu Palembang, rata-

rata responden berpenghasilan menengah (60,5%) dan sebagian besar responden

memilih MP ASI campuran, baik yang berpenghasilan tinggi (47,1%), menengah

(71,4%) dan rendah (53,3%). Untuk anak yang memiliki orang tua berpenghasilan

rendah diketahui 13,3% anak diberikan MP ASI buatan sendiri dan 33,5% anak

diberikan MP ASI pabrikan. Pada keluarga yang berpenghasilan rendah, anak

yang diberi MP ASI pabrikan lebih banyak dari MP ASI buatan sendiri, hal ini

berlawanan dengan penelitian Taufik dkk. (2008) yang menyatakan bahwa

penghasilan rendah dapat mempengaruhi pemilihan MP ASI, ibu yang

berpenghasilan rendah lebih cenderung memilih MP ASI buatan sendiri daripada

pabrikan, karena lebih hemat dan terjangkau. Hal ini mungkin dikarenakan

menurut ibu dalam penelitian ini, MP ASI pabrikan lebih praktis, mudah dibuat

apalagi jika sedang sibuk, selain itu wilayah kerja Puskesmas Talang Ratu yang

berada di perkotaan mempermudah akses untuk mendapatkan MP ASI pabrikan

Page 43: Status Gizi Anak Usia 12-24 Bulan Dan Mp Asi(Bab1-5,Lampiran)

43

karena cukup dengan membeli di warung. Menurut Chessa K. Lutter dkk. (2011)

ada 2 hal yang mempengaruhi dalam pemberian MP ASI yaitu, memadainya akses

ekonomi dan kualitas/kuantitas MP ASI, serta cakupan dan kualitas konseling

atau dukungan lingkungan sekitar.

Berdasarkan tingkat pendidikan, sebagaian besar memilih MP ASI

campuran. Diketahui 55% ibu yang berpendidikan tinggi, 63% ibu berpendidikan

menengah dan 85,7% ibu yang berpendidikan rendah memberikan MP ASI

campuran. Ibu berpendidikan rendah tidak ada yang memberi MP ASI pabrikan

pada anaknya. Ada satu ibu berpendidikan rendah memilih MP ASI buatan sendiri

karena beranggapan bahwa MP ASI pabrikan mengandung bahan pengawet

sehingga tidak mau memberikan MP ASI pabrikan pada anak, padahal pada MP

ASI pabrikan tidak terkandung bahan pengawet. Menurut penelitian Sara B Fain

dkk. (2008), pendidikan ibu yang rendah lebih sering salah dalam pemberian

makanan pendamping. Dan menurut Ansori (2008) dalam skripsi Ghina C.P

(2012), pendidikan tinggi dari seorang ibu memudahkan dirinya untuk mencerna

dan memahami informasi, sedangkan pendidikan rendah menyulitkan orang untuk

memahami informasi yang disampaikan sehingga sering melakukan kesalahan

dalam pemenuhan gizi dan perawatan bayi. Berdasarkan pekerjaan sebagian besar

juga memilih MP ASI campuran, 54,8% anak dengan kedua orang tua bekerja dan

68% anak dengan satu orang tua bekerja memilih MP ASI campuran. Keluarga

yang kedua orang tunya bekerja atau hanya salah satu yang bekerja diketahui MP

ASI campuran dapat menjadi pilihan terbaik, karena jika sedang sibuk anak dapat

diberikan MP ASI pabrikan dan ketika dirumah dapat dibuat MP ASI sendiri.

Menurut Chessa K. Lutter dkk.(2011) data untuk menentukan penyebab pemilihan

makanan yang buruk memang belum ada, tetapi budaya dan paradigma

pengetahuan mempengaruhi praktek pemberian MP ASI. Menurut peneliti, tidak

ada hubungan karakteristik sosial-ekonomi dengan pemilihan MP ASI

berdasarkan pengolahanya untuk anak di wilayah kerja Puskesmas Talang Ratu,

karena berdasarkan karakteristik sosio-ekonominya, seluruh tingkatan sosio-

ekonomi dalam penelitian ini memilih MP ASI campuran.

Page 44: Status Gizi Anak Usia 12-24 Bulan Dan Mp Asi(Bab1-5,Lampiran)

44

Paradigma masyarakat di wilayah ini yang mengonsumsi MP ASI

campuran pada setiap jenjang sosio-ekonomi menunjukan adanya dinamika dalam

masyarakat yang menandakan sebuah perubahan pola pikir dalam pemilihan MP

ASI. Ibu yang berpenghasilan rendah tidak banyak yang memilih MP ASI buatan

sendiri murni, padahal MP ASI buatan sendiri dikenal lebih murah dibanding

dengan pabrikan. Kebanyakan ibu berpendapat bahwa pemberian MP ASI

pabrikan lebih praktis, baik ibu yang berpenghasilan tinggi, menengah ataupun

rendah. Banyak hal yang mempengaruhi paradigma masyarakat tentang pemilihan

MP ASI selain informasi dan akses untuk memperolehnya, pengaruh media/

gencarnya promosi produk tertentu di masyarakat sangat mempengaruhi

pemilihan MP ASI ini. Bukan tidak mungkin dikemudian hari banyak masyarakat

yang akhirnya memilih untuk memberi MP ASI pabrikan di awal pengenalan

makanan padat pada anak seperti yang telah terjadi di negara maju sehingga

jumlah ibu yang memberikan MP ASI buatan sendiri semakin sedikit.

Pada tabel 12 diketahui dari 16 anak yang mendapat MP ASI buatan

sendiri semuanya berstatus gizi baik, 14 anak yang mendapat MP ASI pabrikan

92,8% berstatus gizi baik dan dari 51 anak yang mendapat MP ASI campuran,

96,1% anak berstatus gizi baik. Tidak ada hubungan secara deskriptif dalam

pemilihan MP ASI dan status gizi. Hal ini menunjukan bahwa pemilihan jenis MP

ASI berdasarkan pengolahanya bukan penentu status gizi anak, terdapat hal-hal

lain yang menentukan status gizi anak. Menurut Ansori (2007) dalam skripsi

Ghina Chitra P (2012), MP ASI yang diberikan harus memperhatikan kebutuhan

gizi anak, waktu pemberian, frekuensi dan porsi, pemilihan bahan maknan, cara

pembutan dan pemberiannya. Anak kekurangan gizi disebabkan karena asupan

makanan yang kurang, susunan makanan yang salah, kebiasaan makan yang salah,

ketidaktahuan tentang gizi (Ghina C.P, 2012). Terdapat 2 anak berstatus gizi

kurang, keduanya diketahui mengonsusmsi MP ASI campuran. Setelah dilihat

data lebih lanjut ternyata keduanya berasal dari keluarga yang berpenghasilan

rendah. Pada penelitian yang dilakukan Taufik Ashar dkk. (2008) penghasilan

keluarga yang rendah menyebabkan ibu mengurangi frekuensi makan atau takaran

atau komposisi makanan. Diketahui ibu kedua anak yang bergizi kurang tersebut

Page 45: Status Gizi Anak Usia 12-24 Bulan Dan Mp Asi(Bab1-5,Lampiran)

45

dalam membuat MP ASI, bahan makanan yang diberikan kurang komposisinya.

Jika dilihat dari komposisi makanan pada anak yang bergizi kurang, anak pertama

(13bulan) diberikan sayur dan daging ayam pada usia 7 bulan (tapi tidak sering),

telur pada usia 9 bulan dan yang lainnya belum diberikan. Pada anak kedua (16

bulan) sayur dan ayam baru diberikan pada usia 10 bulan, telur dan ikan usia 16

bulan, yang lain belum diberikan, sedangkan pada usia 6-10 bulan diberikan

bubur susu. Kebutuhan energi yang didapat kedua anak ini tidaklah mencukupi,

bubur susu/nasi tim hanya memberikan 175 kalori per 1 gelas (200 gr) dan bila

dikali 3 berarti 525 kalori per hari. Kebutuhan anak usia 7-11 bulan adalah 650

kalori. Satu potong sedang daging ayam (50 gr) sama dengan 95 kalori yang

artinya paling tidak anak usia 7-11 bulan harus mengonsumsi 2 potong sedang

daging ayam dan 3 kali nasi tim 200 gr. Jika anak hanya diberikan nasi tim

dengan sayur tanpa tambahan bahan makanan lain sebagai pelengkap kebutuhan

energi anak serta berlangsung terus menerus akan meningkatkan resiko

kekurangan gizi pada anak. Untuk anak yang bergizi lebih pada penelitian ini,

diketahui sering diberikan cemilan dan banyak mengonsumsi susu disamping MP

ASI.

Pada tabel 12 dan 13 kita dapat membentuk sebuah analisis dimana pada 4

anak yang orang tuanya berpenghasilan menengah yang mengonsumsi MP ASI

pabrikan diketahui 1 anak (25%) bergizi lebih dan 3 anak (75%) begizi baik. Pada

8 anak yang orang tuanya berpenghasilan rendah yang mengonsumsi MP ASI

campuran diketahui 2 anak (25%) bergizi kurang dan 6 anak (75%) bergizi baik.

Pada 16 anak yang bergizi baik yang mengonsumsi MP ASI buatan sendiri

diketahui 2 anak (12,5%) orang tuanya berpenghasilan rendah, 4 anak (25%)

berpenghasilan tinggi, 10 anak (62,5%) berpenghasilan menengah. Anak yang

bergizi lebih diketahui mengonsumsi MP ASI pabrikan memiliki orang tua

berpenghasilan menengah dan untuk 13 anak yang bergizi baik yang

mengonsumsi MP ASI pabrikan diketahui 4 anak (23%) orang tuanya

berpenghasilan menengah, 5 anak (38,5%) berpenghasilan rendah dan 5 anak

(38,5%) berpenghasilan tinggi. Dua anak yang bergizi kurang yang mengonsumsi

MP ASI campuran semuanya berasal dari orang tua yang berpenghasilan rendah

Page 46: Status Gizi Anak Usia 12-24 Bulan Dan Mp Asi(Bab1-5,Lampiran)

46

dan untuk 49 anak yang bergizi baik yang mengonsumsi MP ASI campuran

diketahui 35 anak (71,4%) orang tuanya berpenghasilan menengah, 8 anak

(16,3%) berpenghasilan tinggi dan 6 anak (12,2%) berpenghasilan rendah.

Berdasarkan analisis berjenjang diatas, jenis MP ASI tidak mempengaruhi status

gizi anak. Pada anak yang berstatus gizi kurang, keduanya berasal dari tingkat

penghasilan rendah, namun 13 anak yang orang tuanya berpenghasilan rendah

lainnya berstatus gizi baik. Hal ini menunjukan tingkat penghasilan memiliki

pengaruh terhadap status gizi anak, namun korelasinya rendah.

Pada penelitian ini diketahui bahan makanan yang sering/banyak diberikan

pada usia kurang dari 12 bulan berdasarkan urutannya sebagai berikut, sayur-

mayur (81,5%), ikan air tawar (64,2%), telur (53,1%), daging ayam (49,4%), ikan

air laut (39,5%), dan daging sapi (9,9%). Sebagian besar bahan makanan yang

ditanyakan dalam penelitian ini sudah ada yang memberikan kepada anak sebelum

usia 12 bulan. Sama seperti penelitian Laurance dkk. (2007) yang menyatakan

pada usia 1 tahun, lebih dari setengah bayi sudah mengkonsumsi berbagai jenis

makanan seperti sereal, buah-buahan, sayuran, daging, dan produk susu, selain itu

makanan yang tinggi gula atau lemak tetapi rendah nutrisi juga sudah diberikan.

Pada penelitian di wilayah Puskesmas Talang Ratu ini, ada bahan makanan yang

di berikan dalam MP ASI yang lain seperti tahu, tempe, hati, udang, cumi dan

lain-lain sebagai sumber protein. Dalam penelitian Endang dkk. (2007) konsumsi

protein nabati pada anak dapat berasal dari sejumlah bahan makanan seperti

tempe, tahu, kacang tanah, kacang hijau dan kacang kedelai. Sedangkan sumber

protein hewani dari telur, daging, ikan kering, dan lain-lain. Di wilayah kerja

Pukesmas Talang Ratu, sayuran menjadi pilihan terbanyak ibu sebagai bahan

makanan dalam MP ASI. Sekitar 97,7% anak mendapatkan sayuran sebagai

komposisi makananya, 81,5% mendapat sayur sejak berusia kurang dari 12 bulan

dan 16,2% baru diberi pada usia 12 bulan keatas. Sayuran yang sering diberikan

pada MP ASI dalam penelitian ini adalah wortel dan kentang. Pada penelitian

Laurance dkk. (2008), >90% bayi mengonsumsi buah dan sayur, yang dikenalkan

pada makanan bayi rata-rata pada usia 5 sampai 6 bulan dan 712

bulan.

Page 47: Status Gizi Anak Usia 12-24 Bulan Dan Mp Asi(Bab1-5,Lampiran)

47

Pada penelitian ini juga diketahui, 53,1% memberikan telur pada anak saat

usia kurang dari 12 bulan, 30,9% memberikan telur pada usia 12 bulan keatas,

sedangkan 16% tidak memberikan telur kepada anak mereka. Sebagian ibu tidak

memberikan telur kepada anaknya, karena ada beberapa anak yang alergi telur dan

ada juga yang anaknya tidak suka memakan telur. Persentase anak yang mendapat

telur sebagai bahan makanan pada penelitian ini tidak jauh berbeda dengan

penelitian Laurance dkk. (2008) yaitu, 60% mengonsumsi telur, 25% kacang-

kacangan, 18 % mengonsumsi ikan, 6% mengonsumsi produk kedelai. Di wilayah

Puskesmas Talang Ratu, 39,5% ibu memberikan ikan laut saat anak berusia

kurang dari 12 bulan, 28,4% diberikan ketika berumur 12 bulan keatas, sedangkan

32,1% anak tidak diberi ikan laut. Anak-anak yang mendapat ikan air tawar pada

usia dibawah 12 bulan ada 64,2%, ada 30,9% diberi pada usia 12 bulan keatas

dan sisa 4,9% anak belum diberi ikan air tawar. Ikan air tawar lebih banyak dipilih

daripada ikan air laut dikarenakan di Palembang lebih banyak dijual ikan air tawar

dan harganya lebih terjangkau dibanding ikan air laut.

Untuk daging ayam, 49,4% anak sudah diberi daging ayam sebelum usia

12 bulan dan 30,9% anak diberi saat berusia 12 bulan keatas. Daging ayam

teksturnya lebih halus dibanding daging sapi dan harganya lebih murah sehingga

ibu-ibu lebih banyak memilih daging ayam dibanding daging sapi untuk

memenuhi kebutuhan gizi anak. Sekitar 67,9% anak saat dilakukan penelitian ini

belum diberi daging sapi. Pada usia kurang dari 12 bulan sistem pencernaan anak

belum sempurna untuk mencerna daging, seiring pertambahan usia maka

konsumsi daging akan semakin meningkat sehingga jumlah ibu yang memberi

daging sapi pada anaknya saat berusia 12 bulan keatas (22,2%) lebih banyak

daripada saat berusia 12 bulan kebawah (9,9%). Sama seperti penelitian Laurance

dkk. (2008), bahwa sebagian besar bayi tidak dikenalkan dengan daging sampai

mereka berusia 8 bulan, daging dikenalkan ketika pertengahan usia 8 bulan.

Target pada tabel 17 ini adalah mengetahui jenis bahan makanan yang

sering diberikan kepada anak sebagai bahan makanan dalam MP ASI saat berusia

kurang dari 12 bulan, persentase pemberiannya ketika lebih dari 12 bulan dan

untuk mengetahui bahan makanan yang jarang diberikan dalam MP ASI.

Page 48: Status Gizi Anak Usia 12-24 Bulan Dan Mp Asi(Bab1-5,Lampiran)

48

Pembahasan tentang hasil tabel 17 telah dijabarkan pada beberapa paragraf di

atas. Pola pemberian jenis bahan makanan dalam MP ASI ini menimbulkan pola

makan tertentu pada anak. Pengenalan makan yang terlambat, memungkinkan

terjadinya masalah sulit makan, anak tidak terbiasa mengunyah akhirnya sulit

menelan, gampang tersedak, dan makannya mengemut (Ayu, dkk. 2012). Pada

16% anak yang baru diberi sayur saat usia lebih dari 12 bulan atau 2,5% yang

belum diberi sayur dapat menyebabkan beberapa hal di atas. Kecenderungan ini

membuat anak nantinya sulit atau tidak mau mengonsumsi sayur dikemudian hari.

Pengenalan awal daging/bahan makanan dengan sumber protein memiliki

keuntungan, karena menyediakan sumber zat besi dan seng yang baik dalam

bentuk yang sangat bioability dan bubur dengan daging telah dapat ditoleransi

dengan baik oleh bayi sebagai makanan pelengkap pertama (Laurance. M dkk,

2008). Malnutrisi di beberapa negara berkembang umumnya disebabkan

kekurangan asupan makan dan kekurangan protein tubuh meliputi transferrin yang

menstransfor zat besi. Selanjutnya defisiensi zat besi akan merusak mikrokondria

dan menyebabkan stress oksidatif, sama halnya dengan kekurangan asupan makan

yang memainkan peran penting dalam kerusakan mitrokondria sekunder yang

berkontribusi pada prevalensi status gizi kurang anak (Endang, dkk.,2007).

Meskipun pola makan anak dapat berubah seiring waktu, pola makan sehat telah

dimulai pada awal kehidupan, membentuk pondasi yang mungkin dilanjutkan

untuk beberapa tahun berikutnya, begitu juga dengan pola makan yang tidak

sehat. Konseling yang dilakukan orang tua tentang pentingnya nutrisi yang baik

dapat menolong meningkatkan jumlah anak dengan kebiasaan makan yang sehat,

dan menurunkan resiko obesitas dan penyakit kronik lain yang berkaitan dengan

makan (Laurance. M dkk., 2008).

Pada tabel 19 menyatakan terdapat 54 ibu (66,7%) yang memiliki alasan

lebih dari 1 dalam memilih MP ASI untuk anaknya. Setelah dijabarkan dan

ditambah dengan alasan yang lain, pada tabel 20 diketahui beberapa alasan

terbanyak dalam pemilihan MP ASI. Dari kedua tabel tersebut diketahui lebih dari

42,8% ibu-ibu yang memilih MP ASI pabrikan beralasan lebih praktis dan mudah

apa lagi jika sedang sibuk. Hasil penelitian ini hampir sama persentasenya dengan

Page 49: Status Gizi Anak Usia 12-24 Bulan Dan Mp Asi(Bab1-5,Lampiran)

49

penelitian Renata (2009) dimana 30,4% ibu memberikan makanan tambahan

karena sibuk bekerja. Untuk MP ASI buatan sendiri paling banyak dipilih karena

buatan sendiri lebih berkualitas, sehat dan higenis (>37,5%). Sedangkan ibu-ibu

yang memilih MP ASI campuran, merasa lebih praktis dan mudah, dapat

memberikan variasi rasa dan anak menyukainya serta sebagai tambahan makan.

Menurut penelitian Endang D.L dkk. (2007), sekitar 65% anak mendapat sereal

(MP ASI pabrikan) selain buatan sendiri sebagai tambahan makan untuk

memenuhi kebutuhan anak. Sedangkan menurut Renata (2009), alasan ibu

memberi makanan tambahan adalah agar lebih sehat.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai status gizi anak usia 12-24 bulan

yang mengonsumsi MP ASI buatan sendiri, pabrikan dan campuran di wilayah

kerja Puskesmas Talang Ratu Palembang dapat diambil beberapa kesimpulan

sebagai berikut:

1. Status gizi anak usia 12-24 bulan berdasarkan tinggi badan terhadap berat

badan pada 81 anak diketahui sebagian besar anak berstatus gizi baik

(96,3%). Dari 16 anak yang mengkonsumsi MP ASI buatan sendiri,

seluruhnya berstatus gizi baik. Dari 14 anak yang mengkonsumsi MP ASI

pabrikan sebanyak 92,8% anak berstatus gizi baik. Sedangkan dari 51 anak

yang mengonsumsi MP ASI campuran sebanyak 96,1% anak berstatus gizi

baik.

Page 50: Status Gizi Anak Usia 12-24 Bulan Dan Mp Asi(Bab1-5,Lampiran)

50

2. Persentase anak yang mengkonsumsi MP ASI buatan sendiri sebesar

19,8%, MP ASI pabrikan 17,3% dan MP ASI campuran 63,0%.

3. Bahan makanan yang sering diberikan pada usia kurang dari 12 bulan

berdasarkan urutannya: sayur-mayur (81,5%), ikan air tawar (64,2%), telur

(53,1%), daging ayam (49,4%), ikan air laut (39,5%), dan daging sapi

(9,9%). Sayur mayur yang sering diberikan adalah wortel dan kentang, ada

juga jagung, bayam dll. Selain itu, ada bahan makanan lain seperti tahu,

tempe dan hati ayam yang juga sering menjadi bahan makanan dalam MP

ASI.

4. Dalam penelitian ini, tidak ada hubungan karakteristik sosial-ekonomi

dengan pemilihan MP ASI untuk anak di wilayah kerja Puskesmas Talang

Ratu, karena berdasarkan karakteristik sosio-ekonomi, seluruh tingkatan

sosio-ekonomi dalam penelitian ini sebagian besar memilih MP ASI

campuran. Walaupun sosio-ekonomi berpengaruh terhadap pemilihan

kualitas dan kuantitas MP ASI, namun tidak menentukan pemilihan jenis

MP ASI tertentu.

5. Alasan pemberian MP ASI buatan sendiri, pabrikan dan campuran sangat

beragam. Ibu-ibu memilih MP ASI pabrikan kebanyakan beralasan lebih

praktis dan mudah apa lagi jika sedang sibuk. Ibu-ibu memilih MP ASI

buatan sendiri paling banyak karena buat sendiri lebih berkualitas, sehat

dan higenis. Sedangkan ibu-ibu yang memilih MP ASI campuran, karena

beralasan lebih praktis dan mudah, dapat memberikan variasi rasa

sehingga anak tidak bosan dan anak menyukainya.

5.2 Saran

1. Bagi orang tua agar dapat memberikan MP ASI yang tepat kepada

bayi/anak mereka agar gizi bayi/anak terpenuhi sehingga pertumbuhan dan

perkembangan bayi/anak optimal.

2. Bagi penelitian berikutnya, diharapkan dapat mengembangkan hasil-hasil

survei deskriptif dalam penelitian ini menjadi sebuah penelitian baru.

Page 51: Status Gizi Anak Usia 12-24 Bulan Dan Mp Asi(Bab1-5,Lampiran)

51

3. Bagi petugas kesehatan hendaknya dapat meningkatkan promosi kesehatan

terkait MP ASI, agar pemberian dan pemilihan MP ASI pada anak tepat.

Daftar Pustaka

Alberta. 2008. Feeding Baby Solid Food From 6 to 12 Months of Age. Diakses

11 Agustus 2012 di http://www.healthyalberta.com/Documents/Infant-

feeding-guideoct_20.pdf.

Arisman. 2004. Gizi Dalam Daur Kehidupan. EGC, Jakarta, Indonesia.

Ashar, Taufik, dkk.2008. Analisis Pola Asuh Makan dan Status Gizi Pada Bayi di

Kelurahan PB Selayang Medan. Jurnal Penelitian Rekayasa.Vol 1, No.2.

Fakultas Kesehatan Masyarakat USU. Diakses tanggal 25 september 2012

di repositori.usu.ac.id/bitstream/123456789/1967811/kpr-des-2008-

1(7).pdf .

Chitra P, Ginda. 2012. Pengetahuan Ibu tentang Pemberian Makanan Pendamping

ASI pada Bayi Usia 6-12 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Ariodillah

Kota Palembang. Skripsi Fakultas Kedokteran Unsri, Palembang.

Page 52: Status Gizi Anak Usia 12-24 Bulan Dan Mp Asi(Bab1-5,Lampiran)

52

Daneswari, Prita . 2012. Pemberian ASI Eksklusif di Indonesia Masih Rendah.

Media Indonesia (Koran online). Diakses 14 Januari 2013 di

http://www.mediaindonesia.com/mediahidupsehat/index.php/read/2012/0

8/04/5473/5/Pemberian-ASI-Eksklusif-di-Indonesia-Masih-Rendah

Departemen Kesehatan. 2008. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2007,

Laporan Nasional 2007, Jakarta, hal.34

Departemen Kesehatan RI. 2006. Pedoman Umum Pemberian Makanan

Pendamping Air Susu Ibu Lokal Tahun 2006, Jakarta hal. 1,4,26,27

Dewi A, Bulan FK, dkk. 2012. Ilmu Gizi Untuk Praktisi Kesehatan. Graha Ilmu,

Yogyakarta, Indonesia.

Dewi, Endang, dkk. 2007. Relation of Complemetary Food and Anemia in Urban

Underprevileged Children in Surakarta. Pediatrica Indonesiana. Vol 47.

No 5

Dinas Kesehatan. 2010.Profil kesehatan kota palembang 2010, Palembang hal

Fein. Sara B, dkk. 2008. Selected Complementary Feeding Practices and Their

Association with Maternal Education. Pediatrics. 122(2): 591-597

Grummer-Strawn. Laurence M., dkk. 2008. Infant Feeding and Feeding

Transitions During the Frist Years of Life. Pediatrics. 122:536-542.

Huh, Susanna Y, et al. 2011. Timing of Solid Food Introduction An Risk of

Obesity in Preschool-Aged Children. Pediatrics. 127: 551-554

IGB. Supariasa. 2007. Pengantar Ilmu Gizi. Jakarta. Pustaka Pelajar.

Kementrian Kesehatan RI. 2011. Panduan Penyelenggaraan PMT Pemulihan Bagi

Balita Gizi Kurang, Jakarta.

Kementrian Kesehatan RI. 2010. Pedoman Kader Seri Kesehatan Anak, Jakarta

hal. 27-29;41-43

Kementrian Kesehatan RI. 2011. Standar Antopometri Penilaian Status Gizi

Anak, Jakarta hal.1-35

Lutter. ChessaK, dkk. 2011. Undernutritions, Poor Feeding Practices, and Low

Coverage of Key Nutrition Interventions. Pediatrics.128: 1418-1427

Manulu A. 2008. Pola Makan dan Penyapihan serta Hubungan dengan Status

Batita di Desa Palip Kecamatan Silima Punggu-Punggu Kabupaten Dairi

Page 53: Status Gizi Anak Usia 12-24 Bulan Dan Mp Asi(Bab1-5,Lampiran)

53

Tahun 2008. Tesis FKM USU

Mikail, B., dan Asep C. 2012. 5 Penyebab Rendahnya Pemberian ASI Eksklusif.

Kompas (Koran online). Diakses 14 Januari 2013 di

http://health.kompas.com/read/2012/06/08/17055699/5.Penyebab.Rendahn

ya.Pemberian.ASI.Eksklusif

Newfoundland labrador. 2007. Feeding Your Baby: 6-12 Months. Health Canada.

Hal 21-26

Owino, Victor O, dkk. 2011. Breast-Milk Intake Of 9-10-Mo-Old Rural Infant

Given A Ready-to Use Complemetary Food in South Kivu, Democratic

Republic of Congo. Am J Clin Nutr. 93: 1300-1304

Praktiknya AW. 2007. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kedokteran dan

Kesehatan. Raja Grafindo Persada, Jakarta, Indonesia.

Proverawati. 2010. Buku Ajara Gizi untuk Kebidanan. Nuha Meidka, Jogjakarta

Renata. 2009. Perilaku Ibu dalam Pemberian Makanan Tambahan pada Bayi Usia

Kurang dari Enam Bulan di Kelurahan Mangga Perumnas Simalingkir

Medan. Fakultas Keperawatan USU. Diakses tanggal 4 Januari 2013 di

repositori.usu.ac.id/bitstream/123456789/1497/2013-1/09E02620

Sastroasmoro S, Ismael S. 2002. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis.

Sagung Seto, Jakarta, Indonesia.

Sediaoetama, 2010. Ilmu Gizi untuk Mahasiswa dan Profesi. Dian Rakjat,

Jakarta.

Skinner JD, dkk. 1997. Longitudinal Study of Nutrient and Food Intakes of Infant

Aged 2 to 24 Month. J AM Diet Assoc.97(5):496-504

Skinner JD, dkk. 2002. Do Food-Related Experience in the First 2 Years of Life

Predict Dietary Variety in School-Aged Children?. J Nutr Educ Behav.;

34:310-315

Soetjiningsih. 2012. Tumbuh Kembang Anak. EGC, Jakarta.

Sunita. 2005. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Page 54: Status Gizi Anak Usia 12-24 Bulan Dan Mp Asi(Bab1-5,Lampiran)

54

Unicef. ASI Eksklusif, Artinya ASI, Tanpa Tambahan Apapun. Diakses 14

Januari 2013 di http://www.unicef.org/indonesia/id/reallives_19398.html

Y. Wang, dkk. 2002. Tracking of Dietary Intake Patterns of Chinese from

Childhood to Adolescence of Six-Year Follow-Up Period. J

Nurt.;132:430-438

World Health Organization. 2008. Indicator for Assessing Infant and Yong Child

Feeding Practices: Part 1 Definition. Geneva, Switzerland: WHO.

Lampiran 1

LEMBAR PERSETUJUAN IKUT DALAM PENELITIAN

Saya yang bertandatangan dibawah ini:

Nama : ……………………………………………………………..

Alamat : ……………………………………………………………..

.……………………………………………………………..

...……………………………………………………………

Selaku ibu / wali dari bayi yang ikut dalam penelitian "Status gizi bayi

usia 6-12 bulan yang mengkonsumsi MP ASI buatan sendiri, pabrikan, dan

Page 55: Status Gizi Anak Usia 12-24 Bulan Dan Mp Asi(Bab1-5,Lampiran)

55

campuran di wilayah kerja Puskesmas Talang Ratu Palembang" yang dilakukan di

posyandu wilayah kerja puskesmas Talang Ratu Kecamatan Ilir Timur I

Palembang, Sumatra Selatan menyatakan setuju untuk mengisi kuisioner

penelitian setelah mendengar penjelasan mengenai tujuan, prosedur, manfaat dan

risiko penelitian yang dilakukan oleh Putri Laksmi Karim.

Pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya tanpa paksaan dan dalam

keadaan sadar sepenuhnya.

Peneliti, Wali subjek penelitian,

Putri Laksmi Karim ………………………

Lampiran 2

Lembar Identitas Subjek Penelitian

Identitas peribadi (anak yang ikut dalam penelitian) :

Nama anak : ……………………………………………………………………

Jenis kelamin : Perempuan/ Laki-laki

Tanggal lahir : …………………… Umur: ...........................................................

Anak ke : ………..dari………..bersaudara

TB sekarang : …………………………cm

BB sekarang : …………………………gram

Alamat : ……………………………………………………………………

……………………………………………………………………

Data orang tua

Page 56: Status Gizi Anak Usia 12-24 Bulan Dan Mp Asi(Bab1-5,Lampiran)

56

Ayah Ibu

Nama : ............................................ ......................................................

Umur : ............................................. .....................................................

Pendidikan: 1. SD 1. SD

2. SMP 2. SMP

3. SMA 3. SMA

4. Perguruan Tinggi 4. Perguruan Tinggi

5. Tidak Sekolah 5. Tidak Sekolah

Pekerjaan : 1. Buruh 1. Buruh

2. Wiraswasta 2. Wiraswasta

3. Pegawai Negeri 3. Pegawai Negeri

4. Tidak Bekerja 4. Tidak Bekerja

5. ……………. 5. …………….

Pendapatan/bulan: (pendapatan total ibu dan ayah)

3. Rp 3juta- < Rp 9 juta /bulan

4. >9 juta / bulan

1. < Rp 750.000/bulan

2. Rp 750.000 - <3 juta /bulan

Page 57: Status Gizi Anak Usia 12-24 Bulan Dan Mp Asi(Bab1-5,Lampiran)

56

Lampiran 3

KUESIONER MP ASI

1. Usia berapa anak ibu mendapatkan makanan padat pertama kali

a. 0-4 bulan

b. 4-6 bulan

c. 6-8 bulan

d. 8-12 bulan

e. >12 bulan

2. Makanan padat yang diberikan pertama kali adalah

a. Pisang

b. Bubur susu/nasi tim saring

c. Nasi tim/bubur nasi

d. Jus, air tajin/ air nasi

e. .........................................

3. Disamping makanan pendamping, anak ibu masih diberi

a. ASI(air susu ibu)

b. Susu formula

c. ASI+ susu formula

d. .............................................

4. Jenis makanan pendamping ASI yang diberikan pada anak ibu (pilih salah

satu)

a. Makanan pendamping yang dibuat sendiri

Apa isinya/ bahan komposisi

makanan? ................................................................................................

.................................................................................................................

....................................

……………………………………………………………..

Page 58: Status Gizi Anak Usia 12-24 Bulan Dan Mp Asi(Bab1-5,Lampiran)

57

………………………………………………………………...………..

Alasan dan hal yang perlu diperhatikan: ………………………………

………………………………………………………………………….

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

b. Makanan pendamping dari pabrikan

Sebutkan merek/produknya(boleh >1

a. Promina

b. Milna

c. Sun

d. Cerelaks

e. ..........................

Sejak kapan?...........................................................................................

Alasan dan hal yang perlu diperhatikan: ………………………………

………………………………………………………………………….

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

c. Kedua-duanya ( jawab pertanyaan a dan b diatas)

5. Pada usia sekarang, berapa kali biasanya bayi ibu diberi makan selama 24

jam? (lingkari salah satu dibawah)

1 2 3 4 5 6 7 >8 kali/hari

6. Tekaran setiap sajian....

a. 2-3 sdm(sendok makan)

b. 4-6 sdm(sendok makan)

c. 7-8 sdm(sendok makan)

d. 9-11 sdm(sendok makan)

e. .......................................

Page 59: Status Gizi Anak Usia 12-24 Bulan Dan Mp Asi(Bab1-5,Lampiran)

58

7. Usia berapa ibu memberi jenis makanan berikut untuk pertama kali (jika

belum diberikan dikosongkan)

Jenis makananUsia pertama kali diberikan (bulan)Biscuit Bubur susu kemasanBubur susu buatan sendiriPisangBuah selain pisangNasi tim saring(sebutkan isinya)Nasi tim(sebutkan isinya)TelurIkan laut Ikan air tawarDaging sapiDaging ayamSayurMakanan bersantan

8. Mulai usia berapa ibu membubuhkan bumbu berikut pada masakan anak ibu

(jika belum diberikan kosongkan)

Jenis bumbuMulai diberikan usiaGulaGaramLadaBawangCabaiPenyedap rasaMentega/minyak

9. Apakah diantara waktu makan anak ibu diberikan cemilan? YA/ TIDAK

Jika ya, sebutkan…………………….………………………………………

Berapa kali dalam sehari? ………….………………………………………..

Sejak usia berapa diberi cemilan?....................................................................

10. Apakah anak anda sudah diberikan/dikenalkan dengan makanan yang sama

dengan yang dikonsumsi ibu (lauk pauk/nasi)? YA/ TIDAK

Page 60: Status Gizi Anak Usia 12-24 Bulan Dan Mp Asi(Bab1-5,Lampiran)

59

Jika ya sebutkan

……………………………………………………………..

Lampiran 4.

Tabel Data Subjek Penelitian

Data 81 subjek penelitian terdapat dalam beberapa tabel di bawah ini, disertai keterangan di akhir/belakang:

No.

NAJKUATABASGJ.MPN.Ay

U.Ay

N.I

U.I

Pend.A

Pend.I

1

Sn1241031

Fdh42

Nn3433

2

MdO2128,833DH26

Mgw2822

3ZAA1141032

AS33

EN3444

4Afs1201033

Prj41SF4133

5Cls2201131

Dn26

Dn2123

6NTP1231132

AI32

SN2833

7AKR2211133

AR28

Mrl2944

8MRK2211033

Ad33

Rn2744

9AN1241133

MS31En2733

10MRR2141033

Rzl32

Mly2832

11

Dw11470,5833

Adm28Ss2433

12ANT1241232Mm

35Nn

3222

Page 61: Status Gizi Anak Usia 12-24 Bulan Dan Mp Asi(Bab1-5,Lampiran)

60

r13

EAT21779,

1033

TCT28

MT2933

14Dr1241032

Dfd28

Nhj2833

15TNR1211133

Er29Ds2944

16Psp116933

AH37

Eyt3733

17RA217

12,42

Rht61It3933

18RDP213

73,833

FA32

Msy2332

19Dlh124932

Mt50

An4032

20MDP212733

Rsd36Ns2633

21AI2161031

Ed27

Tts2533

22AR215933

Sto25Sr2322

23AR1151033

SA33

WL3234

24Rhw117

68,831

Jw43

Idw3031

25MI2159,533

MR40

Ynn3543

26

RMB212931

MRn35

Jln3033

27Egl1211233

Hl41

Erw4033

28Fra1171031

Hyt28

Yyn2733

29Adt2161031

LS27

NL2133

30

Rf2129,531

Myh44

YVR3233

31

MR2231033

Smu35

Msl3522

32SP1126,733Kh

25Isw

1911

Page 62: Status Gizi Anak Usia 12-24 Bulan Dan Mp Asi(Bab1-5,Lampiran)

61

d33

AHS2241532SR27

Nkm2344

34Sbn1127,533

Thr40

Els3944

35

ASP1221333

Sdn44

Mrn3633

36FSK2151031

DG30

AN2844

37TMV116

74,933

MA36

NS3344

38MZA2231133Ji39

Hky3732

39AA121

83,1233Jn38

Rsh3642

40Rf221

11,33

FJ36

Rni3644

41Zhr112833

DH41

Frw3133

42MhR212

10,33IS36Ik3134

43ARA224

11,33

MF30IJ2543

44

Fry21833

Pyn34

RP3033

45AM213

74,32

MH34

DO3234

46HAD221

12,33

YH32

Lsm3043

47SA1179,533

Pta29

Hni2911

48MF21433

Sni32

Sni3033

49Rsy2149,532

DJ25

DS2033

50Rfy22033

Tbi29

Wln2021

51SW2137,523

Irw28

Yla2133

52RAP2168,123

Npi30

Jmt3032

53NZA1218,432F29Ds2322

Page 63: Status Gizi Anak Usia 12-24 Bulan Dan Mp Asi(Bab1-5,Lampiran)

62

uzi

54AW112

10,33

Bn51

Ctr2133

55SR12431

Nsr40Nt3022

56API2158,431

HS34Sr3044

57DTA12233

EH41

FO3633

58NA1188,532

NC30

Sst1932

59Rnd21733

Rfk34

Drm2822

60AF1128,532

JS37

Fdh3634

61

Amr11233

Umr36

Lth3611

62Alf2179,533

Bld30

DS2833

63RA21633

KF24

LP1621

64ZRR1158,833

MI38Isr2633

65Agh2179,533

Yd32

Ynt2823

66

Dv1126,933

Kml30

Nra2932

67Ksy2158,933

Nsr31Ln2333

68

YPH11631

Hrm35

Yuj3334

69Sba1199,533

Jks56

Mra4111

70Aul1127,132

Hrs33

SA3133

71AP117

11,33

ST30SI2433

72Id12133

TW36

Rn3233

73PCO1168,831Sp

33Aryi

2933

Page 64: Status Gizi Anak Usia 12-24 Bulan Dan Mp Asi(Bab1-5,Lampiran)

63

o74

Atk11569,

31MM39

Fnr3544

75

CA12433

Ano23

Psp2333

76MA117

11,32

Yhr35

Ult3322

77Asy119

77,9,831

Mrh30

Inh3044

78

AG21531

Drw30Ev3233

79

Nbl11933Sto38

Rma3834

80MID21433

DZ35

Rna2344

81Nzp11233

Nrz39

SL3833

Lanjutan......

No.T.Pend.A

T.Pend.I

P.OPh.O

Kel.U. A

Kel.U.I

U.MP1

J.MP1

Alasan

F.MP.S

T.MP. S

122132231132222222232721333232222332423222221731522212213732622222232322733122222332833122232732

Page 65: Status Gizi Anak Usia 12-24 Bulan Dan Mp Asi(Bab1-5,Lampiran)

64

9222222127321022122222631112212222274212222322322221322222232733142221223233215331322227311622112232732172222323233218222222227331922213222232202212222273221222222347322222122212732232322222273124212222321212532232222732262222222233227222222327322822222232731292212223273230222222324323122222222721321121213573233331322322313433222222722352212222273236331422317323733232232734382222223273239321222227324033132222732412222221273142232222327324332222232732442222223273145231322227324632122232721471122222273148221222227324922122212231502121222273251222122227225222212232731

Page 66: Status Gizi Anak Usia 12-24 Bulan Dan Mp Asi(Bab1-5,Lampiran)

65

53222122322325422233231734552211221253156331322437315722222212732582221212273159222222227326023132232734611122221273162222222327316321222132742642221223275165221122322336622222232641672222223273168231222325316911223222731702221222273171222122327317222132232232732222223213174331322321317522222232232762212222222177331222321327822122232131792312223173280331322112328122232221733

Lanjutan.....

No.U.P.T

U.P.IL

U.P.IT

U.P.DS

U.P.DA

U.P.S

J.SM.LCemilan

19999992tahu,tempe22888--82hati,tahu,tempe1

Page 67: Status Gizi Anak Usia 12-24 Bulan Dan Mp Asi(Bab1-5,Lampiran)

66

3121212181212224-88-88225--6-6622612-18-221222710-8121282udang,cumi28666--62katu,tahu,tempe2912-6-864tahu,tempe210-88-1082tahu,tempe2118-8108--hati,tempe,tahu2121212121812124213-66-662tempe, tahu2141212121212124tahu,tempe21588810882udang21612-12-10104tahu,tempe2171212121414--218-1111121282219--12-121222207-77774221121212-12104tahu,tempe22212-12--64223766-664224888--82tempe,tahu2258810121282tahu,tempe22612-10-884227101010-1282228121212-128422912-7--742307-8-862tahu,tempe231999121292232-1111--84tempe,tahu233121212--122234666-664235-1212-884236888-88423712126121262238812812884239-10101288424088-128822418-8-864sawi242888128842438108-884244888-884245121212-1212424699999922

Page 68: Status Gizi Anak Usia 12-24 Bulan Dan Mp Asi(Bab1-5,Lampiran)

67

47444--42tempe,tahu248121212-1292hati ayam249121212-12122250777-974tahu,tempe,buncis2519---774tahu,tempe25216-16-1010215312-12-121222549-9-994tempe,tahu255--12-1262tempe,tahu25610-10-12102257121212-1244sosis,258121212--122tempe159888-1064buncis,tempe,tehu2601212121212124161999--61262666--64ceker2636129121264katu.hati,26461291212841656866664hati ayam,tempe,tahu2666129111081katu,hatiayam2678128-882tahu,tempe268-661266226910-10-10102tahu,tempe27012-12-121222718128-884tempe2721212101310104tempe,tahu2738-8-864tempe,tahu,hati ayam274--12--92tahu,tempe,katu,hati ayam2759-10-992276121212--1222776868664tahu,tempe,hati,katu278--12--9427988--882tahu280888--821818----82tahu,tempe2

Page 69: Status Gizi Anak Usia 12-24 Bulan Dan Mp Asi(Bab1-5,Lampiran)

68

Keterangan:

N.A=nama anak

JK= jenis kelamin (1= perempuan; 2= laki-laki)

UA= Usia Anak (bulan) TA= tinggi badan anak (cm) BA=berat badan anak (kg)

SG= status gizi (1=gizi buruk;2= gizi kurang; 3= gizi baik; 4= gizi lebih; 5= obesitas)

J.MP= jenis MP ASI(1= MP ASI Buatan sendiri; 2= MP ASI Pabrikan; 3= MP ASI Campuran)

N. Ay = nama ayah U. Ay= umur ayah (tahun) N.I= nama ibu U.I= umur ibu (tahun)

Pend.A= pendidikan ayah (1=SD; 2=SMP; 3=SMA; 4= PT/sederajat)

Pend.I= pendidikan ibu (1=SD; 2=SMP; 3=SMA; 4= PT/sederajat)

T.Pend.A = tingkat pendidikan ayah (1= pendidikan rendah; 2=pendidikan menengah;3= pendidikan tinggi)

T.Pend.I = tingkat pendidikan ibu(1= pendidikan rendah; 2=pendidikan menengah;3= pendidikan tinggi)

P.O= pekerjaan orang tua (1= kedua orang tua bekerja; 2= satu orang tua bekerja; 3=kedua orang tua tidak bekerja)

Ph. O=penghasilan orang tua (1=penghasilan rendah; 2=penghasilan menengah; 3= penghasilan tinggi; 4= penghasilan tinggi)

Kel.U.A =kelompok umur ayah (1=<20 tahun; 2= 20-45 tahun; 3=>45 tahun)

Kel.U.I = kelompok umur ibu

Page 70: Status Gizi Anak Usia 12-24 Bulan Dan Mp Asi(Bab1-5,Lampiran)

69

(1=<20 tahun; 2= 20-45 tahun; 3=>45 tahun)

U.MP1= usia MP ASI pertama(1= 0-4 bulan; 2= 4-6 bulan; 3= 6-8 bulan; 4=8-12 bulan; 5= >12 bulan)

J.MP1 = jenis MP ASI pertama (1= Pisang;2= Bubur susu/nasi tim saring; 3= Nasi tim/bubur nasi; 4= Jus, air tajin/ air nasi)

Alasan = alasan pemberian MP ASI (1 = kualitas terjamin/lebih sehat/higinis; 2 = praktis/kalau sibuk; 3 = anak suka/banyak rasa/variasi rasa; 4 = lengkap kandungan gizi; 5 = murah/hemat; 6=tambahan/tidak cukup tanpa kombinasi/masih laper; 7=alasan lebih dari 1)

F.MP.S = frekuensi MP ASI sekarang (1= 1x; 2= 2x; 3=3x; 4=4x; 5= >4x)

T.MP.S = takaran MP ASI sekarang (1= 2-3 sdm; 2= 4-6 sdm; 3= 7-8 sdm; 4= 9-11 sdm)

U.P.T = usia pemberian telur (bulan) U.P.IL =usia pemberian ikan laut (bulan) U.P.IT = usia pemberian ikan air tawar (bulan) U.P.DS =usia pemberian daging sapi (bulan) U.P.DA = usia pemberian daging ayam (bulan)

U.P.S =usia pemberian sayuran (bulan)

J.S = jenis sayuran (1= Bayam;2= Sayur sop (Wortel/kentang/kol);3= Campuran (jagung, wortel, kentang, bayam dll);4= Tidak diberi sayur dalam MP ASI)

M.L= makanan lain

Cemilan=pemberian cemilan (1= tidak diberikan cemilan; 2= diberikan cemilan)

Page 71: Status Gizi Anak Usia 12-24 Bulan Dan Mp Asi(Bab1-5,Lampiran)

70

Lampiran 5. Hasil Analisis Data Menggunakan SPSS 19.0

UsiaStatistics

Umur (bulan)Umur ayah

(tahun)Umur ibu

(tahun)NValid818181

Missing000Mean17,2234,2029,64Median17,0033,0030,00Std. Deviation3,9946,9115,832Variance15,95047,76034,008Range123825

Usia Anak (Bulan)Umur (bulan)

FrequencyPercentValid PercentCumulative

PercentValid121417,317,317,3

1333,73,721,01467,47,428,415911,111,139,51689,99,949,4171012,312,361,71822,52,564,21933,73,767,92033,73,771,621911,111,182,72222,52,585,22333,73,788,924911,111,1100,0Total81100,0100,0

kelopok umur ayah

Frequency Percent Valid PercentCumulative

PercentValid 20-45 tahun 77 95,1 95,1 95,1

>45 tahun 4 4,9 4,9 100,0Total 81 100,0 100,0

kelompok umur ibu

Frequency Percent Valid PercentCumulative

PercentValid <20 tahun 3 3,7 3,7 3,7

20-45 tahun 78 96,3 96,3 100,0Total 81 100,0 100,0

Page 72: Status Gizi Anak Usia 12-24 Bulan Dan Mp Asi(Bab1-5,Lampiran)

71

Usia Ayah (Tahun)Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid

2311,21,21,22411,21,22,52533,73,76,22622,52,58,62733,73,712,32867,47,419,82944,94,924,730911,111,135,83122,52,538,33267,47,445,73356,26,251,93444,94,956,83567,47,464,23667,47,471,63722,52,574,13833,73,777,83933,73,781,54033,73,785,24144,94,990,14211,21,291,44311,21,292,64422,52,595,15011,21,296,35111,21,297,55611,21,298,86111,21,2100,0

Total81100,0100,0

Usia IbuUmur (tahun)

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid

1611,21,21,21922,52,53,72022,52,56,22144,94,911,12378,68,619,82422,52,522,22522,52,524,72622,52,527,22733,73,730,92889,99,940,72967,47,448,130911,111,159,33133,73,763,03267,47,470,43333,73,774,13422,52,576,53533,73,780,23667,47,487,73722,52,590,13822,52,592,63922,52,595,14022,52,597,54122,52,5100,0

Total81100,0100,0

Jenis Kelamin AnakJenis kelamin

FrequencyPercentValid PercentCumulative

PercentValidperempuan4353,153,153,1

laki-laki3846,946,9100,0Total81100,0100,0

Page 73: Status Gizi Anak Usia 12-24 Bulan Dan Mp Asi(Bab1-5,Lampiran)

72

Jenis MP ASIjenis.MP.ASI

FrequencyPercentValid PercentCumulative

PercentValidMP ASI Buatan

sendiri1619,819,819,8

MP ASI Pabrikan1417,317,337,0MP ASI Campuran5163,063,0100,0Total81100,0100,0

Distribusi SosioekonomiPendidikan Ayah

FrequencyPercentValid PercentCumulative Percent

ValidSD44,94,94,9SMP1214,814,819,8SMA4859,359,379,0Perguruan tinggi1721,021,0100,0Total81100,0100,0

Tingkat pendidikan ayah

FrequencyPercentValid

PercentCumulative

PercentValidPendidikan Rendah44,94,94,9

Pendidikan Menengah6074,174,179,0Pendidikan Tinggi1721,021,0100,0Total81100,0100,0

Pendidikan Ibu

FrequencyPercentValid PercentCumulative

PercentValidSD78,68,68,6

SMP1619,819,828,4SMA3948,148,176,5Perguruan Tinggi1923,523,5100,0Total81100,0100,0

Tingkat Pendidikan Ibu

FrequencyPercentValid

PercentCumulative

PercentValidPendidikan Rendah78,68,68,6

Pendidikan Menengah5466,766,775,3Pendidikan Tinggi2024,724,7100,0Total81100,0100,0

Pekerjaan Orang Tua

FrequencyPercentValid

PercentCumulative

Percent

Page 74: Status Gizi Anak Usia 12-24 Bulan Dan Mp Asi(Bab1-5,Lampiran)

73

Pendidikan Ayah

FrequencyPercentValid PercentCumulative Percent

ValidSD44,94,94,9SMP1214,814,819,8SMA4859,359,379,0

Validkedua orang tua bekerja3138,338,338,3

satu orang tua bekerja5061,761,7100,0

Total81100,0100,0

Penghasilan

FrequencyPercentValid

PercentCumulative

PercentValidpenghasilan rendah1518,518,518,5

penghasilan menengah4960,560,579,0

penghasilan tinggi1619,819,898,8

penghasilan tinggi11,21,2100,0

Total81100,0100,0

Sosio-ekonomi dan jenis MP ASI

Penghasilan * jenis.MP.ASI Crosstabulation

Penghasilan jenis.MP.ASI

Total

MP ASI Buatan sendiri

MP ASI Pabrikan

MP ASI Campuran

penghasilan rendahCount25815

% within Penghasilan

13,3%33,3%53,3%100,0%

% of Total2,5%6,2%9,9%18,5%

penghasilan menengahCount1043549

Page 75: Status Gizi Anak Usia 12-24 Bulan Dan Mp Asi(Bab1-5,Lampiran)

74

% within Penghasilan

20,4%8,2%71,4%100,0%

% of Total12,3%4,9%43,2%60,5%

penghasilan tinggiCount35816

% within Penghasilan

18,8%31,3%50,0%100,0%

% of Total3,7%6,2%9,9%19,8%

penghasilan tinggiCount1001

% within Penghasilan

100,0%,0%,0%100,0%

% of Total1,2%,0%,0%1,2%

TotalCount16145181

% within Penghasilan

19,8%17,3%63,0%100,0%

% of Total19,8%17,3%63,0%100,0%

Tingkat Pendidikan Ibu * jenis.MP.ASI Crosstabulation

Tingkat Pendidiakan Ibu

jenis.MP.ASI

Total

MP ASI Buatan sendiri

MP ASI Pabrikan

MP ASI Campuran

Pendidikan RendahCount1067% within Tingkat Pendidiakan Ibu

14,3%,0%85,7%100,0%

% of Total1,2%,0%7,4%8,6%Pendidikan MenengahCount10103454

% within Tingkat Pendidiakan Ibu

18,5%18,5%63,0%100,0%

% of Total12,3%12,3%42,0%66,7%Pendidikan TinggiCount541120

% within Tingkat Pendidiakan Ibu

25,0%20,0%55,0%100,0%

% of Total6,2%4,9%13,6%24,7%TotalCount16145181

% within Tingkat Pendidiakan Ibu

19,8%17,3%63,0%100,0%

% of Total19,8%17,3%63,0%100,0%

Page 76: Status Gizi Anak Usia 12-24 Bulan Dan Mp Asi(Bab1-5,Lampiran)

75

Pekerjaan Orang Tua * jenis.MP.ASI Crosstabulation

Pekerjaan Orang Tua

jenis.MP.ASI

Total

MP ASI Buatan sendiri

MP ASI Pabrikan

MP ASI Campuran

kedua orang tua bekerjaCount951731% within Pekerjaan Orang Tua

29,0%16,1%54,8%100,0%

% of Total11,1%6,2%21,0%38,3%satu orang tua bekerjaCount793450

% within Pekerjaan Orang Tua

14,0%18,0%68,0%100,0%

% of Total8,6%11,1%42,0%61,7%TotalCount16145181

% within Pekerjaan Orang Tua

19,8%17,3%63,0%100,0%

% of Total19,8%17,3%63,0%100,0%

Status gizi anakStatus.gizi

FrequencyPercentValid PercentCumulative

PercentValidgizi kurang22,52,52,5

gizi baik7896,396,398,8gizi lebih11,21,2100,0Total81100,0100,0

Jenis MP ASI dan status gizijenis.MP.ASI * Status.gizi Crosstabulation

Status.gizi

Totalgizi

kuranggizi baikgizi

lebihjenis.MP.ASIMP ASI Buatan

sendiriCount016016% within jenis.MP.ASI

,0%100,0%,0%100,0%

% of Total,0%19,8%,0%19,8%MP ASI PabrikanCount013114

% within jenis.MP.ASI

,0%92,9%7,1%100,0%

% of Total,0%16,0%1,2%17,3%MP ASI CampuranCount249051

% within jenis.MP.ASI

3,9%96,1%,0%100,0%

% of Total2,5%60,5%,0%63,0%TotalCount278181

% within jenis.MP.ASI

2,5%96,3%1,2%100,0%

Page 77: Status Gizi Anak Usia 12-24 Bulan Dan Mp Asi(Bab1-5,Lampiran)

76

% of Total2,5%96,3%1,2%100,0%

Sebaran Usia MP ASI PertamausiaMP1st

FrequencyPercentValid PercentCumulative

PercentValid0-4 bulan911,111,111,1

4-6 bulan2834,634,645,76-8 bulan4353,153,198,88-12 bulan11,21,2100,0Total81100,0100,0

Sebaran Jenis MP ASI PertamajenisMP1st

FrequencyPercentValid PercentCumulative

PercentValidPisang78,68,68,6

bubur susu/nasi tim saring

7086,486,495,1

nasi tim/bubur saring22,52,597,5jus,air tajin/air nasi11,21,298,8lain-lain11,21,2100,0Total81100,0100,0

Sebaran frekuensi pemberian MP ASI sekarangfrekuensiMPsekarang

FrequencyPercentValid PercentCumulative

PercentValid2 kali911,111,111,1

3 kali6884,084,095,14 kali33,73,798,8>4 kali11,21,2100,0Total81100,0100,0

Sebaran takaran pemberian MP ASI sekarangtakaransekarang

FrequencyPercentValid PercentCumulative

PercentValid2-3 sdm3138,338,338,3

4-6 sdm4353,153,191,47-8 sdm44,94,996,39-11 sdm33,73,7100,0Total81100,0100,0

Jenis sayur-mayur dalam MP ASI

Page 78: Status Gizi Anak Usia 12-24 Bulan Dan Mp Asi(Bab1-5,Lampiran)

77

jenis sayur

FrequencyPercentValid PercentCumulative

PercentValidBayam22,52,52,5

sop-sopan(wortel/ kentang/ kubis)

4049,450,653,2

campuran(bayam,sop/ jagung,sop)

3745,746,8100,0

Total7997,5100,0MissingSystem22,5

Total81100,0Alasan pemberian MP ASI

alasan pemberian

FrequencyPercentValid PercentCumulative

PercentValidkualitas terjamin/lebih

sehat/higinis/takut pengawet

67,47,47,4

praktis/kalau sibuk1012,312,319,8anak suka/banyak rasa/variasi rasa

67,47,427,2

lengkap kandungan gizi11,21,228,4murah/hemat22,52,530,9tambahan/tidak cukup tanpa kombinasi/masih laper

22,52,533,3

alasan lebih dari 15466,766,7100,0Total81100,0100,0

alasan pemberian * jenis.MP.ASI CrosstabulationCount

jenis.MP.ASI

Total

MP ASI Buatan sendiri

MP ASI Pabrikan

MP ASI Campuran

alasan pemberiankualitas terjamin/lebih sehat/higinis/takut pengawet

6006

praktis/kalau sibuk06410anak suka/banyak rasa/variasi rasa

1416

lengkap kandungan gizi1001murah/hemat2002tambahan/tidak cukup tanpa kombinasi/masih laper

0022

alasan lebih dari 1644454Total16145181

Lampiran 6. Surat Izin Pengambilan Data Dari FK Unsri

Page 79: Status Gizi Anak Usia 12-24 Bulan Dan Mp Asi(Bab1-5,Lampiran)

78

Page 80: Status Gizi Anak Usia 12-24 Bulan Dan Mp Asi(Bab1-5,Lampiran)

79

Lampiran 7. Surat Izin Pengambilan Data Dari Badan Kesatuan Bangsa, Politik, Dan Perlindungan Masyarakan Palembang

Page 81: Status Gizi Anak Usia 12-24 Bulan Dan Mp Asi(Bab1-5,Lampiran)

80

Page 82: Status Gizi Anak Usia 12-24 Bulan Dan Mp Asi(Bab1-5,Lampiran)

81

Lampiran 8. Surat Izin Pengambilan Data Dari Dinas Kesehatan

Page 83: Status Gizi Anak Usia 12-24 Bulan Dan Mp Asi(Bab1-5,Lampiran)

82

Page 84: Status Gizi Anak Usia 12-24 Bulan Dan Mp Asi(Bab1-5,Lampiran)

83

Lampiran 9. Surat Selesai Penelitian dari Puskesmas

Page 85: Status Gizi Anak Usia 12-24 Bulan Dan Mp Asi(Bab1-5,Lampiran)

84

Page 86: Status Gizi Anak Usia 12-24 Bulan Dan Mp Asi(Bab1-5,Lampiran)

85

Lampiran 10. Lembar Lembar Konsultasi

Page 87: Status Gizi Anak Usia 12-24 Bulan Dan Mp Asi(Bab1-5,Lampiran)

86

Page 88: Status Gizi Anak Usia 12-24 Bulan Dan Mp Asi(Bab1-5,Lampiran)

87

BIODATA

Nama : Putri Laksmi Karim

Tempat tanggal lahir : Pendopo, 4 Maret 1992

Alamat : Jalan Kasnariyansah no 1432, KM 4,5

Palembang, Sumatra Selatan

Telp/Hp : 085273638057

Email : [email protected]

Agama : Islam

Nama Orang Tua

Ayah : dr. H. Zaiful Karim, MM

Ibu : Hj.Nanik Sulaksmi

Jumlah Saudara : 4 (empat)

Anak Ke : 4 (empat)

Riwayat pendidikan : SDN 22 Pangkalpinang, Babel

SMP N 3 Pangkalpinang, Babel

SMA N 1 Pangkalpinang, Babel

Palembang, 10 Januari 2013

Putri Laksmi Karim

Page 89: Status Gizi Anak Usia 12-24 Bulan Dan Mp Asi(Bab1-5,Lampiran)

88

Page 90: Status Gizi Anak Usia 12-24 Bulan Dan Mp Asi(Bab1-5,Lampiran)