status dan kedudukan bank indonesia

8
STATUS DAN KEDUDUKAN BANK INDONESIA :: Lembaga Negara yang Independen Babak baru dalam sejarah Bank Indonesia sebagai Bank Sentral yang independen dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya dimulai ketika sebuah undang-undang baru, yaitu UU No. 23/1999 tentang Bank Indonesia, dinyatakan berlaku pada tanggal 17 Mei 1999 dan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Republik Indonesia No. 6/ 2009 . Undang-undang ini memberikan status dan kedudukan sebagai suatu lembaga negara yang independen dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, bebas dari campur tangan Pemerintah dan/atau pihak lain, kecuali untuk hal-hal yang secara tegas diatur dalam undang-undang ini. Bank Indonesia mempunyai otonomi penuh dalam merumuskan dan melaksanakan setiap tugas dan wewenangnya sebagaimana ditentukan dalam undang-undang tersebut. Pihak luar tidak dibenarkan mencampuri pelaksanaan tugas Bank Indonesia, dan Bank Indonesia juga berkewajiban untuk menolak atau mengabaikan intervensi dalam bentuk apapun dari pihak manapun juga. Status dan kedudukan yang khusus tersebut diperlukan agar Bank Indonesia dapat melaksanakan peran dan fungsinya sebagai otoritas moneter secara lebih efektif dan efisien. :: Sebagai Badan Hukum Status Bank Indonesia baik sebagai badan hukum publik maupun badan hukum perdata ditetapkan dengan undang-undang. Sebagai badan hukum publik Bank Indonesia berwenang menetapkan peraturan-peraturan hukum yang merupakan pelaksanaan dari undang-undang yang mengikat seluruh masyarakat luas sesuai dengan tugas dan wewenangnya. Sebagai badan hukum perdata, Bank Indonesia dapat bertindak untuk dan atas nama sendiri di dalam maupun di luar pengadilan. SAMBUTAN GUBERNUR BANK INDONESIA Para pengunjung yang budiman, Selamat datang di situs Bank Indonesia. Dunia sekarang “mengecil” karena segala macam dapat diakses di hampir setiap titik di bumi dalam sekejap atau real time. Situs yang mudah diakses dan dipahami oleh khalayak ramai dapat meningkatkan kecerdasan bangsa. Di sisi lain, bagi bank sentral, komunikasi yang efektif adalah kunci keberhasilan dari kebijakannya. Dalam kerangka pikir inilah, Bank Indonesia terus berupaya melakukan penyempurnaan situs Bank Indonesia. Peluncuran situs yang baru ini dimaksudkan agar pengunjung kian mudah memperoleh informasi baik itu dalam bidang ekonomi moneter, perbankan maupun sistem pembayaran. Dalam situs baru ini disajikan kategorisasi yang lebih jelas yang dilengkapi dengan berbagai fitur baru serta data yang terus diperbaharui agar publik memperoleh pemahaman yang lebih lengkap dan utuh. Kesemuanya itu tidak lain adalah upaya kami untuk memberikan pelayanan publik sebaik-baiknya.

Upload: amoi-jak

Post on 19-Jan-2016

21 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

perbankan

TRANSCRIPT

Page 1: Status Dan Kedudukan Bank Indonesia

STATUS DAN KEDUDUKAN BANK INDONESIA

:: Lembaga Negara yang Independen

Babak baru dalam sejarah Bank Indonesia sebagai Bank Sentral yang independen dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya dimulai ketika sebuah undang-undang baru, yaitu UU No. 23/1999 tentang Bank Indonesia, dinyatakan berlaku pada tanggal 17 Mei 1999 dan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Republik Indonesia No. 6/ 2009. Undang-undang ini memberikan status dan kedudukan sebagai suatu lembaga negara yang independen dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, bebas dari campur tangan Pemerintah dan/atau

pihak lain, kecuali untuk hal-hal yang secara tegas diatur dalam undang-undang ini. Bank Indonesia mempunyai otonomi penuh dalam merumuskan dan melaksanakan setiap tugas dan wewenangnya sebagaimana ditentukan dalam undang-undang tersebut. Pihak luar tidak dibenarkan mencampuri pelaksanaan tugas Bank Indonesia, dan Bank Indonesia juga berkewajiban untuk menolak atau mengabaikan intervensi dalam bentuk apapun dari pihak manapun juga. Status dan kedudukan yang khusus tersebut diperlukan agar Bank Indonesia dapat melaksanakan peran dan fungsinya sebagai otoritas moneter secara lebih efektif dan efisien.

:: Sebagai Badan Hukum

Status Bank Indonesia baik sebagai badan hukum publik maupun badan hukum perdata ditetapkan dengan undang-undang. Sebagai badan hukum publik Bank Indonesia berwenang menetapkan peraturan-peraturan hukum yang merupakan pelaksanaan dari undang-undang yang mengikat seluruh masyarakat luas sesuai dengan tugas dan wewenangnya. Sebagai badan hukum perdata, Bank Indonesia dapat bertindak untuk dan atas nama sendiri di dalam maupun di luar pengadilan.

SAMBUTAN GUBERNUR BANK INDONESIA

Para pengunjung yang budiman, Selamat datang di situs Bank Indonesia.

Dunia sekarang “mengecil” karena segala macam dapat diakses di hampir setiap titik di bumi dalam sekejap atau real time. Situs yang mudah diakses dan dipahami oleh khalayak ramai dapat meningkatkan kecerdasan bangsa. Di sisi lain, bagi bank sentral, komunikasi yang efektif adalah kunci keberhasilan dari kebijakannya. Dalam kerangka pikir inilah, Bank Indonesia terus berupaya melakukan penyempurnaan situs Bank Indonesia. Peluncuran situs yang baru ini dimaksudkan agar pengunjung kian mudah memperoleh informasi baik itu dalam bidang ekonomi moneter, perbankan maupun sistem pembayaran. Dalam situs baru ini disajikan kategorisasi yang lebih jelas yang dilengkapi dengan berbagai fitur baru serta data yang terus diperbaharui agar publik memperoleh pemahaman yang lebih lengkap dan utuh. Kesemuanya itu tidak lain adalah upaya kami untuk memberikan pelayanan publik sebaik-baiknya.

Page 2: Status Dan Kedudukan Bank Indonesia

Besar harapan kami agar situs Bank Indonesia dapat membantu masyarakat untuk memperoleh informasi yang handal dan terpercaya di bidang keuangan dan perbankan.

Gubernur Bank Indonesia

DEWAN GUBERNUR BANK INDONESIA

:: Pengangkatan dan Pemberhentian Dewan Gubernur

Dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya Bank Indonesia dipimpin oleh Dewan Gubernur. Dewan ini terdiri atas seorang Gubernur sebagai pemimpin, dibantu oleh seorang Deputi Gubernur Senior sebagai wakil, dan sekurang-kurangnya empat atau sebanyak-banyaknya tujuh Deputi Gubernur. Masa jabatan Gubernur dan Deputi Gubernur selama 5 tahun dan dapat diangkat kembali dalam jabatan yang sama untuk sebanyak-banyaknya 1 kali masa jabatan berikutnya.

Gubernur, Deputi Gubernur Senior, dan Deputi Gubernur diusulkan dan diangkat oleh Presiden dengan persetujuan DPR. Calon Deputi Gubernur diusulkan oleh Presiden berdasarkan rekomendasi dari Gubernur Bank Indonesia. (vide Pasal 41 UU No.3 Tahun 2004 yang mengubah UU No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia). Anggota Dewan Gubernur Bank Indonesia tidak dapat diberhentikan oleh Presiden, kecuali bila mengundurkan diri, terbukti melakukan tindak pidana kejahatan, tidak dapat hadir secara fisik dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan berturut-turut tanpa alasan yang dapat dipertanggungjawabkan, dinyatakan pailit atau tidak mampu memenuhi kewajiban kepada kreditur, atau berhalangan tetap.

:: Pengambilan Keputusan

Sebagai suatu forum pengambilan keputusan tertinggi, Rapat Dewan Gubernur diselenggarakan sekurang-kurangnya sekali dalam sebulan untuk menetapkan kebijakan umum di bidang moneter, serta sekurang-kurangnya sekali dalam seminggu untuk melakukan evaluasi atas pelaksanaan kebijakan moneter atau menetapkan kebijakan lain yang bersifat prinsipil dan strategis. Pengambilan keputusan dilakukan dalam Rapat Dewan Gubernur, atas dasar prinsip musyawarah demi mufakat. Apabila mufakat tidak tercapai, Gubernur menetapkan keputusan akhir.

STRUKTUR ORGANISASI

Page 3: Status Dan Kedudukan Bank Indonesia

UNDANG-UNDANG TERKAIT BANK INDONESIA

1. Undang-Undang tentang Bank Indonesia

Tahun Undang-Undang/PERPU

2009

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2009 Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 Tentang Bank Indonesia Menjadi Undang-Undang [pdf]

2008 Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 Tentang Bank Indonesia [pdf]

2004

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2004 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1999 Tentang Bank Indonesia [pdf]

Penjelasan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2004 [pdf]

1999

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia [html]

Penjelasan atas Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia [pdf]

Ikhtisar Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia [pdf]

1968 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 1968 Tentang Bank Sentral [pdf]

Page 4: Status Dan Kedudukan Bank Indonesia

1958 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 84 Tahun 1958 Tentang Pengubahan Pasal-pasal 16 Dan 19 Undang-undang Pokok Bank Indonesia (Undang-undang No. 11 Tahun 1953) [pdf]

1953 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 1953 Tentang Penetapan Undang-undang Pokok Bank Indonesia [pdf]

2. Undang-Undang No. 21 Tahun 2008

• Undang-Undang Republik Indonesia No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah (pdf)

• Ikhtisar Undang-undang Republik Indonesia No.21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah (pdf)

3. Undang-Undang No. 24 Tahun 1999

• Undang-Undang Republik Indonesia No. 24 Tahun 1999 tentang Lalu Lintas Devisa dan Sistem Nilai Tukar (pdf)

4. Undang-Undang Tentang Perbankan

• Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 tahun 1992 Tentang Perbankan Sebagaimana diubah dengan Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 (pdf)

5. Undang-Undang Tentang Transfer Dana

• Undang-undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2011 Tentang Transfer Dana (pdf)

:: Undang-Undang Terkait

1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan

2. Undang-Undang No. 15 Tahun 2002 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang • Undang-undang Republik Indonesia No.15 tahun 2002 tentang Tindak Pidana

Pencucian Uang sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang No. 25 tahun 2003 (PDF)

• Undang-undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2002 Tentang Tindak Pidana Pencucian Uang (HTML)

• Penjelasan atas Undang-undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2002 Tentang Tindak Pidana Pencucian Uang (PDF)

3. Undang-Undang No.24 Tahun 2002 Tentang Surat Utang Negara • Undang-Undang Republik Indonesia No.24 Tahun 2002 Tentang Surat Utang

Negara (PDF) 4. Undang-Undang No.25 Tahun 2003 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang No. 15

Tahun 2002 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang • Undang-Undang Republik Indonesia No.25 Tahun 2003 Tentang Perubahan

Atas Undang-Undang No. 15 Tahun 2002 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang (PDF)

Page 5: Status Dan Kedudukan Bank Indonesia

• Penjelasan atas Undang-Undang Republik Indonesia No.25 Tahun 2003 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang No. 15 Tahun 2002 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang (PDF)

5. Undang-Undang No.24 Tahun 2004 Tentang Lembaga Penjamin Simpanan • Undang-Undang Republik Indonesia No.24 Tahun 2004 Tentang Lembaga

Penjamin Simpanan (PDF) • Penjelasan atas Undang-Undang Republik Indonesia No.24 Tahun 2004

Tentang Lembaga Penjamin Simpanan (PDF) 6. Undang-Undang No.25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal

• Undang-Undang Republik Indonesia No.25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal (PDF)

7. Undang-Undang No.20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah • Undang-Undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2008 Tentang Usaha

Mikro, Kecil dan Menengah (PDF) 8. Undang-Undang No.19 Tahun 2008 Tentang Surat Berharga Syariah Negara

• Undang-Undang Republik Indonesia No.19 Tahun 2008 Tentang Surat Berharga Syariah Negara (PDF)

:: Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang

1. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No.3 tahun 2008 tentang Perubahan atas Undang-Undang No.24 tahun 2004 Tentang Lembaga Penjamin Simpanan

• Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No.3 tahun 2008 tentang Perubahan atas Undang-Undang No.24 tahun 2004 Tentang Lembaga Penjamin Simpanan (PDF)

2. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No.4 tahun 2008 tentang Jaring Pengaman Sistem Keuangan

• Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No.4 tahun 2008 tentang Jaring Pengaman Sistem Keuangan (PDF)

KEDUDUKAN BANK INDONESIA SEBAGAI LEMBAGA NEGARA

Dilhat dari sistem ketatanegaraan Republik Indonesia, kedudukan BI sebagai lembaga negara yang independen tidak sejajar dengan lembaga tinggi negara seperti Dewan Perwakilan Rakyat, Badan Pemeriksa Keuangan, dan Mahkamah Agung. Kedudukan BI juga tidak sama dengan Departemen karena kedudukan BI berada di luar pemerintahan. Status dan kedudukan yang khusus tersebut diperlukan agar BI dapat melaksanakan peran dan fungsinya sebagai Otoritas Moneter secara lebih efektif dan efisien. Meskipun BI berkedudukan sebagai lembaga negara independen, dalam melaksanakan tugasnya, BI mempunyai hubungan kerja dan koordinasi yang baik dengan DPR, BPK, Pemerintah dan pihak lainnya.

Dalam hubungannya dengan Presiden dan DPR, BI setiap awal tahun anggaran menyampaikan informasi tertulis mengenai evaluasi pelaksanaan kebijakan moneter dan rencana kebijakan moneter yang akan datang. Khusus kepada DPR, pelaksanaan tugas dan wewenang setiap triwulan dan sewaktu-waktu bila diminta oleh DPR. Selain itu, BI menyampaikan rencana dan realiasasi anggaran tahunan kepada Pemerintah dan DPR. Dalam hubungannya dengan BPK, BI wajib menyampaikan laporan keuangan tahunan kepada BPK.

:: Hubungan BI dengan Pemerintah : Hubungan Keuangan

Page 6: Status Dan Kedudukan Bank Indonesia

Dalam hal hubungan keuangan dengan Pemerintah, Bank Indonesia membantu menerbitkan dan menempatkan surat-surat hutang negara guna membiayai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tanpa diperbolehkan membeli sendiri surat-surat hutang negara tersebut.

Bank Indonesia juga bertindak sebagai kasir Pemerintah yang menatausahakan rekening Pemerintah di Bank Indonesia, dan atas permintaan Pemerintah, dapat menerima pinjaman luar negeri untuk dan atas nama Pemerintah Indonesia.

Namun demikian, agar pelaksanaan tugas Bank Indonesia benar-benar terfokus serta agar efektivitas pengendalian moneter tidak terganggu, pemberian kredit kepada Pemerintah guna mengatasi deficit spending - yang selama ini dilakukan oleh Bank Indonesia berdasarkan undang-undang yang lama - kini tidak dapat lagi dilakukan oleh Bank Indonesia.

:: Hubungan BI dengan Pemerintah : Independensi dalam Interdependensi

Meskipun Bank Indonesia merupakan lembaga negara yang independen, tetap diperlukan koordinasi yang bersifat konsultatif dengan Pemerintah, sebab tugas-tugas Bank Indonesia merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kebijakan-kebijakan ekonomi nasional secara keseluruhan.

Koordinasi di antara Bank Indonesia dan Pemerintah diperlukan pada sidang kabinet yang membahas masalah ekonomi, perbankan dan keuangan yang berkaitan dengan tugas-tugas Bank Indonesia. Dalam sidang kabinet tersebut Pemerintah dapat meminta pendapat Bank Indonesia.

Selain itu, Bank Indonesia juga dapat memberikan masukan, pendapat serta pertimbangan kepada Pemerintah mengenai Rancangan APBN serta kebijakan-kebijakan lain yang berkaitan dengan tugas dan wewenangnya.

Di lain pihak, Pemerintah juga dapat menghadiri Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia dengan hak bicara tetapi tanpa hak suara. Oleh sebab itu, implementasi independensi justru sangat dipengaruhi oleh kemantapan hubungan kerja yang proporsional di antara Bank Indonesia di satu pihak dan Pemerintah serta lembaga-lembaga terkait lainnya di lain pihak, dengan tetap berlandaskan pembagian tugas dan wewenang masing-masing.

:: Kerjasama BI dengan Lembaga Lain

Menyadari pentingnya dukungan dari berbagai pihak bagi keberhasilan tugasnya, BI senantiasa bekerja sama dan berkoordinasi dengan berbagai lembaga negara dan unsur masyarakat lainnya. Beberapa kerjasama ini dituangkan dalam nota kesepahaman (MoU), keputusan bersama (SKB), serta perjanjian-perjanjian, yang ditujukan untuk menciptakan sinergi dan kejelasan pembagian tugas antar lembaga serta mendorong penegakan hukum yang lebih efektif.

Beberapa Kerjasama dimaksud adalah dengan pihak-pihak sbb :

1. Departemen Keuangan (MoU tentang Mekanisme Penetapan Sasaran, Pemantauan, dan Pengendalian Inflasi di Indonesia, MoU tentang BI sebagai Process Agent di

Page 7: Status Dan Kedudukan Bank Indonesia

bidang pinjaman dan hibah luar negeri Pemerintah, SKB tentang Penatausahaan Penerbitan Surat Utang Negara (SUN) dalam rangka penyehatan perbankan)

2. Kejaksaan Agung & Kepolisian Negara : SKB tentang kerjasama penanganan tindak pidana di bidang perbankan

3. Kepolisian Negara RI dan Badan Intelijen Negara : MoU tentang Pemberantasan uang palsu

4. Menkokesra, Kementrian Koperasi dan UKM : MoU bidang Pemberdayaan dan Pengembangan UMKM

5. Perhimpunan Pedagang SUN (Himdasun) : MoU tentang Penyusunan Master Repurchase Agreement (MRA)

6. Keputusan Bersama Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia tentang Koordinasi Pengelolaan Uang Negara (.pdf)

INTERNAL GOVERNANCE DAN AUDIT BANK INDONESIA

Dalam rangka pelaksanaan tugasnya, Bank Indonesia memiliki prosedur internal yang menerapkan dan mendukung pelaksanaan prinsip-prinsip Good Governance. Prinsip Good Governance tersebut dituangkan dalam berbagai ketentuan sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas antara lain :

• Proses pengambilan keputusan melalui Rapat Dewan Gubernur (RDG). • Pendelegasian wewenang. • Penyediaan informasi pelaksanaan tugas Bank Indonesia kepada stakeholders. • Pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan wewenang Bank Indonesia kepada

stakeholders. • Penerapan manajemen risiko. • Proses pengadaan barang dan jasa yang dilaksanakan dengan prinsip efektif, efisien,

transparan, akuntabel, adil dan tidak diskriminatif. • Pengelolaan sumber daya manusia dan organisasi serta anggaran dengan

mempertimbangkan efektivitas dan efiensi.

Pelaksanaan internal governance Bank Indonesia tersebut di atas didukung oleh fungsi audit intern yang independen, profesional, dan obyektif. Penerapannya mengacu pada kode etik dan standar profesi audit intern dari The Institute of Internal Auditors, yang mencakup:

• Misi: Memberikan opini dan rekomendasi terhadap proses governance, manajemen risiko, dan pengendalian intern melalui kegiatan assurance dan konsultasi dalam rangka mencapai tujuan organisasi.

• Visi: Menjadi satuan kerja audit intern yang profesional dan bereputasi dalam lingkup nasional dan internasional.

• Ruang lingkup evaluasi: Evaluasi atas kecukupan dan efektivitas proses governance manajemen risiko dan pengendalian intern.

• Tanggungjawab: Memberikan jasa assurance dan konsultasi pengendalian, manajemen risiko dan good governance, serta penugasan khusus lainnya sepanjang tidak bertentangan dengan standar The Institute of Internal Auditors.

Page 8: Status Dan Kedudukan Bank Indonesia

• Kewenangan: Memiliki akses penuh untuk melakukan audit terhadap properti/asset, personil, serta segala data dan informasi milik Bank Indonesia.

Kode Etik Bank Indonesia merupakan pedoman standar perilaku yang mencerminkan integritas Pegawai Bank Indonesia. Setiap Pegawai Bank Indonesia bertanggungjawab, tidak hanya untuk mengetahui Kode Etik ini, melainkan juga menerapkannya dalam tindakan sehari-hari.

1. Pegawai dilarang menyalahgunakan jabatan, wewenang, dan atau fasilitas yang diberikan oleh Bank Indonesia.

2. Pejabat Bank Indonesia wajib untuk melaporkan harta kekayaannya kepada Bank Indonesia dan atau Komisi Pemberantasan Korupsi.

3. Pegawai dilarang meminta/menerima, memberi persetujuan untuk menerima, mengizinkan atau membiarkan keluarga untuk meminta/menerima fasilitas dan hal-hal lain yang dapat dinilai dengan uang dari perorangan atau badan yang diketahui atau patut diduga bahwa hal tersebut mempunyai hubungan, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan jabatan atau pekerjaan Pegawai yang bersangkutan.

4. Pegawai wajib menjaga rahasia Bank Indonesia untuk hal yang dikategorikan rahasia. 5. Pegawai dilarang menjadi anggota, pengurus partai politik, dan atau melakukan

kegiatan untuk kepentingan partai politik.

Pegawai yang terbukti melakukan pelanggaran terhadap Kode Etik ini akan dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.