statistik kesejahteraan rakyat prov. papua barat 2009.pdf
TRANSCRIPT
8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 1/110
STATISTIK
KESEJAHTERAAN RAKYAT
PROVINSI PAPUA BARAT 2009
WELFARE STATISTICS OF
PAPUA BARAT PROVINCE2009
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI PAPUA BARAT
8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 2/110
STATISTIK KESEJAHTERAAN RAKYAT
PROVINSI PAPUA BARAT 2009
WELFARE STATISTICS OF
PAPUA BARAT PROVINCE 2009
ISSN :
No. Publikasi/Publication Number : 91522.1013
Katalog BPS/BPS Catalogue : 4101002.9100
Ukuran Buku/Book Size : 21 cm x 29,7 cm
Jumlah Halaman/Total Pages : viii + 104 halaman /112 halaman
Naskah/Manuscript :
Bidang Statistik Sosial BPS Provinsi Papua Barat
Gambar Kulit/Cover Design :
Bidang Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik
BPS Provinsi Papua Barat
Diterbitkan Oleh/Published by :
Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat
Dicetak Oleh/Printed by :
Boleh dikutip dengan menyebut sumbernya
May be cited with reference to the source
8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 3/110
i
Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi Papua Barat 2009 merupakan publikasi
tahunan yang dipublikasikan oleh BPS Provinsi Papua Barat. Ini adalah edisi ketiga
sejak edisi pertamanya diterbitkan pada tahun 2008. Publikasi ini memberikan
gambaran pencapaian kesejahteraan rakyat di Provinsi Papua Barat pada tahun 2009
dan disajikan sampai level kabupaten/kota. Data berasal dari hasil Survei Sosial
Ekonomi Nasional (Susenas) yang mengacu pada kondisi Juli 2009.
Publikasi ini mencakup beberapa aspek yang terukur kesejahteraan manusia yang
tentu saja mengacu pada data yang tersedia. Penafsiran dari tren yang dianalisis
dalam tujuh bagian, yaitu populasi, kesehatan dan gizi, pendidikan, fertilitas,
ketenagakerjaan, perumahan dan lingkungan serta keadaan sosial lainnya.
Untuk semua yang telah terlibat dalam penyusunan publikasi ini, saya ingin
menyampaikan penghargaan yang tinggi dan rasa syukur. Akhirnya, kami selalu
menghargai komentar atas publikasi ini untuk perbaikan lebih lanjut publikasi lain
yang serupa di tahun‐tahun mendatang.
Manokwari, Nopember 2010
Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat
Kepala,
Ir. Tanda Sirait, MM
KATA
PENGANTAR
8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 4/110
ii
The 2009 Papua Barat Welfare Statistics is an annual publication of StatisticsPapua
Barat Province. It is the third edition since the first edition was published in 2008. It
provides welfare status of Papua Barat Province in 2009. The main data source of this
publication are from data collections that conducted by Papua Barat Regional Statis‐
tics Office.
This publication covers several measurable aspects of human welfares which certainly
refer to the available data. The interpretations of the trends are analyzed in seven
parts, i.e. population, health and nutrition, education, fertility, employment, housing
and environment, and other social concern.
To all who has involved in the preparation of this publication, I would like to express
my high appreciation and gratitude. Finally, we always appreciate any comments on
this publication for further improvement of other similar publications in the coming
years.
Manokwari, July 2010
Papua Barat – Province Statistics Office,
Ir. Tanda Sirait, MM
PREFACE
8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 5/110
iii
DAFTAR
ISI
TABLE OF
CONTENTS
Halaman Depan / Front Page
Kata Pengantar i
Preface ii
Daftar Isi / Table Of Contents iii
Daftar Tabel / List Of Tables v
Daftar Gambar / List Of Pictures vii
Bab I Pendahuluan / Chapter I Introduction
1.1 Umum / General 1
1.2 Sistematika Penyajian / Order of Presentatton 2
Bab II Metodologi/ Chapter II Methodology
2.1 Kerangka Sampel / Sampling Frame 5
2.2 Rancangan Penarikan Sampel / Sampling Design 6
2.3 Jumlah Sampel Blok Sensus dan Rumah Tangga /
The number of Census Blocks and The Households
7
2.4 Metode Pengumpulan Data / Data Collection Method 7
2.5 Konsep dan Definisi / The Concept and The Definition 8
8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 6/110
iv
Bab III Kependudukan / Chapter III Population 17
Bab IV Kesehatan / Chapter IV Health 25
Bab V Pendidikan/ Chapter V Education 55
Bab VI Fertilitas dan Keluarga Berencana/
Chapter V Fertility and Family Planning
69
Bab VII Perumahan/ Chapter VII Housing 81
Bab VIII Sosial Lainnya/ Chapter VIII Other Condition 95
8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 7/110
v
DAFTAR
TABEL
LIST OF
TABLES
Bab III Kependudukan
3.1 Persentase Penduduk Menurut Jenis Kelamin Dirinci Menurut Kabupaten/Kotadi Provinsi Papua Barat Tahun 2009
21
3.2 Persentase Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur Dirinci
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat Tahun 2009
22
3.3 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun atau Lebih Menurut Jenis Kelamin
dan Status Perkawinan Dirinci Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Papua
Barat Tahun 2009
23
4.1 Persentase Penduduk Yang Mempunyai Keluhan Kesehatan Selama
Bulan Referensi Dirinci Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota di Provinsi
Papua Barat Tahun 2009
2931
4.2 Persentase Penduduk Yang Menderita Sakit Selama Bulan Referensi
Dirinci Menurut Jumlah Hari Sakit dan Kabupaten/Kota di Provinsi
Papua Barat Tahun 2009
3234
Bab IV Kesehatan
4.3 Persentase Penduduk Yang Berobat Jalan dan Mengobati Sendiri Selama
Bulan Referensi Dirinci Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota di
Provinsi Papua Barat Tahun 2009
35
4.4 Persentase Penduduk Yang Berobat Jalan Selama Bulan Referensi Dirinci
Menurut Tempat/Cara Berobat, Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota di
Provinsi Papua Barat Tahun 2009
3638
4.5 Persentase Penduduk Yang Mengobati Sendiri Selama Bulan Referensi
Dirinci Menurut Tempat/Cara Berobat, Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota di
Provinsi Papua Barat Tahun 2009
39
4.6A Persentase Balita Menurut Penolong Kelahiran Pertama, Jenis Kelamin dan
Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat Tahun 2009
4042
8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 8/110
vi
4.6B Persentase Balita Menurut Penolong Kelahiran Terakhir, Jenis Kelamin dan
Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat Tahun 2009
4345
4.7 Persentase Anak Usia 2 - 4 Tahun Yang Pernah Disusui Menurut Lamanya
Disusui, Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat Tahun
4648
4.8 Persentase Balita yang Pernah Mendapat Imunisasi Menurut Jenis Imunisasi,
Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat Tahun 2009
4951
4.9 Persentase Balita yang Pernah Mendapat Imunisasi DPT, POLIO, dan
HEATITIS B, Menurut Frekuensi Imunisasi, Jenis Kelamin dan Kabupaten/
Kota di Provinsi Papua Barat Tahun 2009
5254
Bab V Pendidikan
5.1 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun Menurut Status Pendidikan,
Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat Tahun 2009
5961
5.2 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun Menurut Status Pendidikan,
Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat Tahun 2009
62
5.3 Angka Partisipasi Murni Menurut Jenjang Pendidikan dan Jenis Kelamin
Dirinci Menurut Kabupaten Kota di Provinsi Papua Barat Tahun 2009
63
5.4 Angka Partisipasi Kasar Menurut Jenjang Pendidikan dan Jenis KelaminDirinci Menurut Kabupaten Kota di Provinsi Papua Barat Tahun 2009
64
5.5 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun atau Lebih Menurut Ijazah Tertinggi
Yang Dimiliki, Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat
Tahun 2009
6567
5.6 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun Menurut Kepandaian Membaca dan
Menulis Huruf, Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat
Tahun 2009
68
6.1 Persentase Wanita Berumur 10 Tahun ke Atas yang Pernah Kawin Menurut
Umur Kawin Pertama dan Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat Tahun
2009
73
Bab VI Fertilitas dan Keluarga Berencana
6.2 Persentase Wanita Berumur 10 Tahun ke Atas yang Pernah Kawin Menurut
Penggunaan Kontrasepsi dan Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat Tahun
2009
74
8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 9/110
vii
6.3 Persentase Wanita Berumur 10 Tahun ke Atas yang Pernah Kawin Menurut
Alat/Cara Kontrasepsi yang Digunakan dan Kabupaten/Kota di Provinsi
75
6.4 Persentase Wanita Berumur 10 Tahun ke Atas yang Pernah Kawin menurut
Jumlah Anak Lahir Hidup dan Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat Tahun
76
6.5 Persentase Wanita Berumur 10 Tahun ke Atas yang Pernah Kawin menurut
Jumlah Anak Masih Hidup dan Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat Tahun
77
6.6 Persentase Wanita Berumur 10 Tahun ke Atas yang Pernah Kawin menurut
Jumlah Anak Sudah Meninggal dan Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat
Tahun 2009
78
6.7 Rata-rata Anak Lahir Hidup dari Wanita Pernah Kawin Berumur 15 - 49 Tahun
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat Tahun 2009
79
6.8 Rata-rata Anak Masih Hidup dari Wanita Pernah Kawin Berumur 15 - 49
Tahun Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat Tahun 2009
80
Bab VII Perumahan
7.1 Persentase Rumah Tangga Menurut Penguasaan Tempat Tinggal dan
Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat Tahun 2009
84
7.2 Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis Lantai dan Dinding Terluas
dan Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat Tahun 2009
85
7.3 Tabel 7.3 Persentase Rumah Tangga Menurut Luas Lantai dan
Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat Tahun 2009
86
7.4 Tabel 7.4 Persentase Rumah Tangga Menurut Sumber Air Minum dan
Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat Tahun 2009
87
7.5 Tabel 7.5 Persentase Rumah Tangga Dengan Sumber Air Minum Pompa,
Sumur Atau Mata Air dan Jarak Sumber Air Minum ke Tempat Penampungan
Kotoran/Tinja dan Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat Tahun 2009
88
7.6 Tabel 7.6 Persentase Rumah Tangga Menurut Fasilitas Air Minum dan
Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat Tahun 2009
88
7.7 Tabel 7.7 Persentase Rumah Tangga Menurut Cara Memperoleh Air Minum
dan Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat Tahun 2009
89
8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 10/110
viii
7.8 Persentase Rumah Tangga Menurut Fasilitas Tempat Buang Air Besar dan
Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat Tahun 2009
89
7.9 Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis Kloset dan Kabupaten/Kota di
Provinsi Papua Barat Tahun 2009
90
7.10 Persentase Rumah Tangga Menurut Tempat Pembuangan Akhir Kotoran/Tinja
dan Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat Tahun 2009
91
7.11 Persentase Rumah Tangga Menurut Sumber Penerangan dan Kabupaten/
Kota di Provinsi Papua Barat Tahun 2009
92
7.12 Persentase Rumah Tangga Pengguna PLN Menurut Daya Terpasang dan
Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat Tahun 2009
93
7.13 Persentase Rumah Tangga Bahan Bakar Utama untuk Memasak danKabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat Tahun 2009
95
Bab VIII Keadaan Sosial Ekonomi Rumah Tangga Lainnya
8.1 Persentase Rumah Tangga Yang Mendapatkan Pelayanan Kesehatan
Gratis dan Kartu Yang Digunakan Dirinci Menurut Kabupaten/Kota di
100
8.2 Persentase Rumah Tangga Yang Membeli Beras Miskin Dirinci Menurut
Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat Tahun 2009
101
8.3 Persentase Rumah Tangga Yang Menerima Kredit Usaha Menurut
Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat Tahun 2009
102
8.4 Persentase Rumah Tangga Yang Menguasai Telepon, Hand Phone, Desktop
dan Laptop Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat Tahun 2009
103
8.5 Persentase Rumah Tangga Yang Mengakses Internet Menurut Kabupaten/
Kota di Provinsi Papua Barat Tahun 2009
104
8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 11/110
1
1.1 Umum Pembangunan adalah suatu
proses perubahan ke arah yang lebih
baik melalui upaya yang dilakukan
s e c a r a t e r e n c a n a . K a r e n a
pembangunan merupakan sebuah
proses, maka setiap tahapan
pembangunan mulai dari perencanaan
sampai dengan evaluasi membutuhkan
data.
Apapun program pembangunan
yang direncanakan dampak akhirnya
bermuara pada upaya peningkatan
kesejahteraan rakyat. Tingkat
kesejahteraan rakyat tergambar pada
berbagai dimensi sosial dan ekonomi
seperti kesehatan, pendidikan,ke te na ga ke rja a n, pe ruma ha n,
penurunan tingkat kemiskinan dan
akses terhadap perkembangan
teknologi, komunikasi dan informasi.
Informasi tingkat kesejahteraan
di atas, secara berkala dimonitor
melalui survei berskala nasional yaitu
Survei Sosial Ekonomi Nasional atau
1.1 General Development is a process of
change for the better through a
planned effort. Because development is
a process, then each stage of
development from planning to
evaluation requires data.
Whatever the impact of the
planned development program ends up
in efforts to increase people's welfare.
The level of welfare of the people
described in the various social and
economic dimensions such as health,
education, employment, housing,
poverty reduction and access to
technology, communication and
information.
The information of the level of
welfare above, regularly monitored
through a national survey of the
National
Social
Economic
Survey,
or
BAB I
PENDAHULUAN
CHAPTER I
INTRODUCTION
8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 12/110
2
Susenas. Susenas mengumpulkan
informasi mengenai kondisi sosial
ekonomi masyarakat sebagai dasar
untuk memperoleh berbagai indikatorpencapaian kesejahteraan rakyat.
Indikator kesejahteraan rakyat yang
dihasilkan dari Susenas meliputi angka
partisipasi sekolah dan angka melek
huruf di bidang pendidikan; angka
morbiditas, pemanfaatan fasilitas
kesehatan, pemberian ASI, imunisasi
dan penolong persalinan di bidang
kesehatan; akses terhadap air bersih,
status kepemilikan rumah, dan akses
terhadap penguasaan teknologi,
informasi dan komunikasi di bidang
perumahan; serta indikator
kesejahteraan rakyat lainnya.
1.2 Sistematika Penyajian
Publikasi ini merupakan
himpunan data yang dihasilkan dari
pengumpulan data Susenas tahun
2009. BPS Provinsi Papua Barat telah
menerbitkan publikasi serupa sejak
tahun 2007. Dengan demikian,
publikasi Statistik Kesejahteraan
Rakyat Provinsi Papua Barat baru
tersajikan secara terpisah untuk tahun
2007, 2008 dan 2009.
Publikasi ini disusun dalam
tujuh bab. Bab I sebagaimana saat ini
Anda baca memuat gambaran umum
dan sistematika penyajian. Bab dua
mengulas metode survei yang
dilengkapi dengan konsep dan definisi
dari beberapa variabel terpilih. Bab
SUSENAS. SUSENAS collected
information on socio economic
conditions of society as a basis for
obtaining a variety of indicators of
achievement of public welfare.
Indicators of public welfare resulting
from SUSENAS include school
enrollment and literacy rates in the
education dimension; rate of morbidity,
utilization of health facilities,
breastfeeding, immunization and birth
attendants in health, access to clean
water, home ownership status, and
access control technology, information
and communication in the field of
housing, as well as indicators of other
people's welfare.
1.2 c This publication is a set of data
generated from SUSENAS data
collection in 2009. Statistics of Papua
Barat Province has issued a similar
publication since 2007. Thus, the
publication of Social Welfare Statistics
of Papua Barat Province presented
separately for the years 2007, 2008 and
2009.
This publication is arranged in
seven chapters. Chapter I, as you
currently reading involve general
overview and order of presentation.
Chapter two reviews the methods of the
survey which is equipped with the
concepts and definitions of some
8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 13/110
3
tiga sampai dengan bab delapan
menyajikan data kependudukan,
kesehatan, pendidikan fertilitas dan
keluarga berencana, perumahan dankeadaan sosial ekonomi rumah tangga
lainnya. Keenam bab tersebut juga
disertai ulasan singkat dari masing‐
masing data terkait.
selected variables. Chapters three
through eight chapters present data on
population, health, fertility and family
planning education, housing and social
and economic conditions and other
household. The six chapters are also
accompanied by a brief review of each
of the related data.
8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 14/110
5
BAB II
METODOLOGI
2.1 Kerangka Sampel Kerangka sampel yang
digunakan dalam Susenas 2009 terdiri
dari 3 jenis, yaitu: kerangka sampel
untuk pemilihan blok sensus,
kerangka sampel untuk pemilihan
subblok sensus (khusus untuk blok
sensus yang bermuatan rumah tangga
lebih dari 150 rumah tangga), dan
kerangka sampel untuk pemilihan
rumah tangga dalam blok sensus/
subblok sensus terpilih.
Kerangka sampel blok sensus
adalah daftar blok sensus biasa hasil
Sensus Ekonomi 2006 (Frame BS
SE06) yang dipilih secara proportional
probability to size dengan size jumlah
rumah tangga hasil pencacahan
Pendaftaran Pemilih dan Pendataan
Penduduk Berkelanjutan (P4B).
Kerangka sampel blok sensus ini
mencakup blok sensus di 471
kabupaten/kota dan dibedakan
menurut daerah perkotaan dan
perdesaan.
2.1 Sampling Frame For the 2009 Susenas, three kinds of
sampling frames were used, i.e., a
sample frame for selecting enumeration
areas called census blocks, a sample
frame for selecting sub census block
(especially census blocks containing
more than 150 households) and a
sample frame for selecting households.
The sample frame for selecting census
blocks were from the 2006 Economic
Census master sampling frames of
census
blocks
using
the
p.p.s,
size
using
the number of households of the
respective census block which data was
provided by the 2003 pre election data
collection. This frame of census block
covered all census blocks in 471
regency/municipality and was
separated
into
urban
and
rural
areas.
CHAPTER II
METHODOLOGY
8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 15/110
6
Kerangka sampel rumah tangga
adalah daftar rumah tangga hasil
pendaftaran rumah tangga yang
menggunakan Daftar VSEN2009.L.Kerangka sampel rumah tangga ini
dibedakan menurut tiga kelompok
golongan pengeluaran rumah tangga
sebulan.
2.2 Rancangan Penarikan Sampel Rancangan penarikan sampel Susenas
2009 adalah rancangan penarikansampel dua tahap. Penarikan sampel
untuk daerah perkotaan dan
perdesaan dilakukan secara terpisah.
Prosedur penarikan sampel Susenas
2009 untuk suatu kabupaten/kota
adalah sebagai berikut:
a. Tahap pertama, dari master
sampling frame (MSF ), dipilih nh
blok sensus biasa (h = 1, untuk
perkotaan ; h = 2, untuk perdesaan).
Untuk blok sensus yang muatannya
lebih dari 150 rumah tangga,
dilakukan pemilihan satu subblok
sensus secara PPS ‐sistematik
dengan size banyaknya rumah
tangga hasil pencacahan P4B.
Listing rumah tangga dilakukan
pada seluruh blok sensus/sub‐blok
sensus terpilih
b. Tahap kedua, dari setiap blok
sensus/subblok sensus terpilih
kemudian dipilih sebanyak 16
rumah tangga dari hasil listing
secara sistematik.
The households sampling frames were
the list of households collected by
VSEN2009.L questioner. These frames
were divided into three kinds of
households expenditures classification
in a month.
2.2 Sampling Design The procedure for selecting sample of
the
2009
Susenas
were
two
stage
sampling. The procedure for selecting
sample in urban and rural areas was
conducted separately. The procedure
for selecting sampling at a certain
regency/municipality as follows:
a. The first stage, from master sampling
frame (MSF), a number of nh ordinary
census blocks were selected (h = 1, for
urban; h = 2 for rural). For census
blocks containing more than 150
households, must be conducted
selection one sub census block using
systematicp.p.s, which size using
the number of households of pre
election data collection. Then listing
households were conducted in every
selected census block or sub census
block.
b. The second stage, for every selected
census block/ sub census block was
selected 16 households
systematically.
8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 16/110
8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 17/110
8
bersangkutan, sedangkan keterangan
tentang rumah tangga dikumpulkan
melalui wawancara dengan kepala
rumah tangga, suami/istri kepala
rumah tangga, atau anggota rumah
tangga lain yang mengetahui
karakteristik rumah tangga.
2.5 Konsep dan Definisi Blok Sensus
Blok sensus adalah bagian dari
suatu wilayah desa/kelurahan
yang merupakan daerah kerja dari
seorang Pencacah.
Blok sensus biasa (B) adalah
blok sensus yang muatannya
antara 80 sampai 120 rumah
tangga atau bangunan sensustempat tinggal atau bangunan
sensus bukan tempat tinggal atau
gabungan keduanya dan sudah
jenuh.
Blok sensus khusus (K) adalah
blok sensus yang mempunyai
muatan sekurang‐kurangnya 100
orang, kecuali untuk lembaga
pemasyarakatan tidak ada batas
muatan. Tempat‐tempat yang bisa
dijadikan blok sensus khusus
antara lain: asrama militer
(tangsi) dan daerah perumahan
militer dengan pintu keluar masuk
yang dijaga.
Blok sensus persiapan (P) adalah
blok sensus yang kosong. Contoh:
Sawah, kebun, tegalan, rawa,
from interview with head of households,
housewife, or another household
member who knew the characteristic of
the household.
2.5 The Concept and The Definition Census Block
A Census Block was defined as a
work area of an interviewer where
it was a part of a village.
An ordinary census block ( B ) was defined as census blocks containing
80 to 120 households or dwelling
units,
or
non dwelling
unit
census
buildings or a combination of the
two and were already saturated.
A special census block ( K ) was defined as census blocks containing
at least 100 persons, except in case
of prison, for which no limit was set.
The places usually designated as
special census blocks were, among
others: military barracks and
military dormitory, which entrance
is constantly guarded.
A prepared census block ( P ) was defined as empty census blocks such
as rice fields, gardens, meadows,
8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 18/110
9
hutan, daerah yang dikosongkan
(digusur) atau bekas permukiman
yang terbakar.
Rumah Tangga
Rumah tangga biasa adalah
seorang atau sekelompok orang
yang mendiami sebagian atau
seluruh bangunan fisik atau
sensus, dan biasanya tinggal
bersama serta makan dari satu
dapur.
Rumah tangga khusus adalah orang‐orang yang tinggal di
asrama, tangsi, panti asuhan,
lembaga permasyarakatan, rumah
tahanan, dan kelompok orang yang
mondok dengan makan (indekos)
dan berjumlah 10 orang atau lebih.
Rumah tangga khusus tidak
dicakup dalam kegiatan
Susenas.
Anggota rumah tangga (art)
adalah semua orang yang biasanya
bertempat tinggal di suatu rumah
tangga (krt, suami/istri, anak,
menantu, cucu, orang tua/mertua,
famili lain, pembantu rumah
tangga atau art lainnya), baik yang
berada di rumah tangga responden
maupun sementara tidak ada pada
waktu pencacahan.
Kepala rumah tangga (krt) adalah seseorang dari sekelompok
art yang bertanggung jawab atas
kebutuhan sehari‐hari rumah
tangga, atau orang yang dianggap/
ditunjuk sebagai krt.
swamps, forest, emptied (removal of
people) area, and burned down
residential area.
Household
Ordinary household was defined as one or more persons living
together in a part or entire census
or physical building, and usually
sharing the same pot.
Special household was defined to
include those who lived in
dormitory, barracks, orphanage,
prison, jail, and the group of ten or
more who board with meal.
Special households were not
covered in Susenas.
Household member was defined to
include all people who usually live
in a household (head of the
household, husband / wife, son,
daughter, grandchildren, parents /
in laws, other relatives, domestic
servants or other art), both located
in the respondent household or
temporarily absent at the time of
enumeration.
Household head (hhh) was defined as one of the household member
who was responsible for fulfilling
everyday’s needs of the household
or one who was regarded or
appointed as the head of the hhh.
8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 19/110
10
Status Perkawinan
Kawin adalah seseorang
mempunyai istri (bagi laki‐laki)atau suami (bagi perempuan)
pada saat pencacahan, baik
tinggal bersama maupun
terpisah. Dalam hal ini yang
dicakup tidak saja mereka yang
kawin sah secara hukum (adat,
agama, negara dan sebagainya),
tetapi juga mereka yang hidup
bersama dan oleh masyarakat
sekelilingnya dianggap sebagai
suami‐istri.
Cerai hidup adalah seseorang
yang telah berpisah sebagai
suami‐istri karena bercerai dan
belum kawin lagi. Dalam hal ini
termasuk mereka yang mengaku
cerai walaupun belum resmi
secara hukum. Sebaliknya tidak
termasuk mereka yang hanya
hidup terpisah tetapi masih
berstatus kawin, misalnya
suami/istri ditinggalkan oleh
istri/suami ke tempat lain
karena sekolah, bekerja,
mencari pekerjaan, atau untuk
keperluan lain. Wanita yang
mengaku belum pernah kawintetapi pernah hamil, dianggap
cerai hidup. Cerai mati adalah seseorang
ditinggal mati oleh suami atau
istrinya dan belum kawin lagi.
Marital status Married was defined as locked in
marriage
to
a
wife
(for
a
man)
or
a
husband (for a women) at
enumeration date, regardless of
whether they where living together
or separately. In this case, included
not only those who where legally
married, state, etc.), but also those
living together and considered as
husband and wife by the neighbors.
Divorced was defined as separated as husband /wife due to divorce and
not yet remarried. In this case,
included those who confessed
separation although legal
procedure were still to commence.
On the other hand, those who lived
separately but still in married
status, e.g., husband or wife left by
his wife or her husband to seek
education, work, income or other
things to other place. Women who
admitted that she was not yet
married but had ever been pregnant
was considered as divorced.
Widowed was defined as men o
women whose wife or husband had
died.
8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 20/110
11
Keluhan Kesehatan
Keluhan kesehatan adalah
gangguan terhadap kondisi fisik maupun jiwa, termasuk karena
kecelakaan, atah hal lain. Orang
yang menderita kronis dianggap
mempunyai keluhan kesehatan
walaupun pada waktu survei
(satu bulan terakhir) yang
bersangkutan tidak kambuh
penyakitnya.
Berobat jalan adalah
memeriksakan dan mengatasi
gangguan keluhan kesehatan
dengan perawatan di tempat‐
tempat pelayanan kesehatan
moderen atau tradisional tanpa
menginap, termasuk perawatan
dengan mendatangkan petugas
medis ke rumah.
Pendidikan Tidak/belum pernah bersekolah adalah tidak atau
belum pernah bersekolah di
sekolah formal, misalnya tamat/
belum tamat taman kanak‐
kanak tetapi tidak melanjutkan
ke sekolah dasar. Masih bersekolah sedang
mengikuti mengikuti
pendidikan di suatu jenjang
pendidikan formal: pendidikan
dasar, menengah atau tinggi.
Tidak bersekolah lagi adalah
pernah sekolah tetapi pada saat
Health complains Health complains was defined as physical
or
mental
disturbances,
including those caused by accidents,
or other causes. People who suffered
chronic diseases were considered to
have health complaint even though
the disease did not resurface during
the survey period (the last 30 days).
Outpatient care was defined as medical service rendered to
overcome health disturbance by
modern or traditional health centre
having to stay in the health centre’s
building for care, including
treatment at own home by inviting
medical personnel.
Education No/some elementary school was defined as didn’t go at all to or
hasn’t been going any formal
school, e.g.., didn’t continue to
elementary school after finishing
kindergarten or were going to but
hadn’t.
Still going to school was defined as attending any one of the formal
school : elementary, secondary,
university.
Not longer going to school as was going to school, however, no longer
8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 21/110
12
pencacahan tidak lagi terdaftar
dan tidak lagi bersekolah.
Fertilitas dan Keluarga Berencana Anak kandung lahir hidup
adalah anak kandung yang pada
waktu dilahirkan menunjukkan
tanda‐tanda kehidupan,
walaupun mungkin hanya
beberapa saat saja, seperti
jantung berdenyut, bernafas,
dan menangis.
MOW (medis operasi wanita)/
tubektomi (sterilisasi wanita)
adalah operasi yang dilakukan
pada wanita, yaitu mengikat
saluran telur untuk mencegah
terjadinya kehamilan
dimaksudkan agar wanita tidak
dapat mempunyai anak lagi.
Operasi untuk mengambil rahimatau indung telur yang
dilakukan karena alasan lain,
bukan untuk mencegah wanita
mempunyai anak lagi tidak
termasuk sterilisasi.
MOP (medis operasi pria)/vasektomi (sterilisasi pria)
adalah suatu operasi ringan
yang dilakukan pria dengan
maksud untuk mencegah
terjadinya kehamilan pada
pasangannya.
Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR)/spiral adalah alat yang
so at the time of enumeration.
Fertility and family planning Live birth was defined as showing signs
of life at the time of birth even tough
only a moment such as heart pulsing,
breathing, and crying. A birth where
none of these signs present was defined
as still birth.
Women sterilization or tubectomy was defined as an operation performed
on a women, i. e, tying up ovum channel
to prevent conception, with a purpose
so that the women can no longer bear a
child. An operation to remove the
uterus for other reasons, i e. not to
prevent conception, was not defined as
sterilization.
Man sterilization or vasectomy was defined as small operation performed
on man with a purpose to prevent
pregnancy happening to his spouse.
Intra uterus device (IUD) or spiral was
defined
as
a
spiral
shaped,
T shape
8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 22/110
13
dibuat dari palstik halus/
tembaga berukuran kecil,
berbentuk spiral, T, kipas dan
lainnya, dipasang di dalamrahim untuk mencegah
terjadinya kehamilan
Suntikan KB adalah salah satu
cara pencegahan kehamilan
dengan jalan menyuntikkan
cairan tertentu ke dalam tubuh
secara periodik, misalnya satu,
tiga atau enam bulan sekali.
Susuk KB/norplan/implanon/
alwalit (Alat Kontrasepsi Bawah Kulit) adalah enam
batang logam kecil yang
dimasukkan ke bawah kulit
lengan atas untuk mencegah
terjadinya kehamilan.
Pil KB adalah pil yang diminumuntuk mencegah terjadinya
kehamilan. Pil ini harus
diminum secara teratur setiap
hari.
Kondom/karet KB adalah alat
yang terbuat dari karet,
berbentuk seperti balon, yang
dipakai oleh krt/art laki‐lakiselama bersenggama dengan
maksud agar istrinya/
pasangannya tidak menjadi
hamil.
Intravag/tisue/kondom wanita adalah tisue KB yang
dimasukkan ke dalam vagina
sebelum kumpul.
or fan shaped small device of smooth
plastic or copper fit into the uterus to
prevent pregnancy.
Family planning injection was defined as a means of preventing pregnancy by
injection a certain liquid into the body,
once in one, three or six months.
Family planning implant/Norplant/
Imp anon was defined as sub skin
contraception device, i.e., insertion of
six metal pins under the upper arm skin
to prevent pregnancy.
Family planning pill was defined as a
certain pill taken to prevent pregnancy.
The pill ought to be taken regularly
daily.
Condom or family planning rubber was defined as a device made of rubber ,
balloon shaped, wore by men during
cupling for preventing pregnancy to his
wife or partner.
Intravag tissue/women’s condom was defined as family planning tissue
inserted into women’s vagina before
coupling.
8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 23/110
14
Cara tradisional Pantang berkala/sistim kalender didasarkan pada
pemikiran bahwa dengan tidak
melakukan senggama pada hari‐
hari tertentu, yaitu pada masa
subur dalam siklus bulanan,
seorang wanita dapat
menghindarkan terjadinya
kehamilan.
Senggama
terputus
adalah cara
yang dilakukan oleh krt/art laki‐laki untuk mencegah masuknya
air mani ke dalam rahim wanita,
yaitu dengan menarik alat
kelaminnya sebelum terjadi
ejakulasi (klimaks).
Cara tradisional lainnya misalnya menyusui dengan
sengaja untuk KB, tidak campur
(puasa), jamu, dan urut.
Perumahan Luas lantai adalah luas lantai yang
ditempati dan digunakan untuk
keperluan sehari‐hari (sebatas atap).
Leding adalah sumber air yang airnya
telah diproses dalam instalasi
penyaringan sehingga menjadi jernih,
sebelum dialirkan kepada konsumen
melalui pipa saluran air.
Fasilitas Air Minum adalah instalasi
air minum yang dikelola oleh PAM/
PDAM atau non‐PAM/PDAM, termasuk
sumur dan pompa.
Traditional family planning Periodic abstinence/calendar system was defined as a method based on the thought that by not doing coitus on certain days, i .e, on monthly cycle of fertile days, a woman can avoid getting pregnant. This method was not the same as abstinence, i. e, not doing coitus for a few. Interrupted
coitus
was
defined
as
a
method utilized by men to prevent the semen to reach the woman’s uterus, i.e., by drawing out his organ right before climax. The reference period was 30 days before enumeration date.
Other traditional method , e.g., abstinence, traditional concoction and massage.
Housing Floor area was defined as the amount of floor occupied for everyday’s need. Pipe was defined as water source which
water has been processed in a
refinement installation to make it clear
before it is channeled to consumers
through water pipe.
Drinking water fasility was defined as drinking water installation that
managed by PAM/PDAM (state water
drinking enterprise) or private water
8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 24/110
15
Teknologi dan Informasi Telepon adalah media yang
menyalurkan percakapan jarak jauh
melalui kawat dan listrik.
Komputer adalah mesin
penghitung elektronik yang cepat
dan dapat menerima informasi
input digital, kemudian
memprosesnya sesuai dengan
program yang tersimpan di
memorinya, dan menghasilkan
output berupa informasi.
Internet (Interconnected Network) adalah sebuah sistim
komunikasi global yang
menghubungkan komputer‐
komputer dan jaringan‐jaringan
komputer di seluruh dunia.
drinking enterprise, including well and
pomp.
Technology and Information Telephone was defined as an
instrument which sent long distance
conversation through wire and
electricity.
Computer was defined as a fast electronic computing machine which could receive digital input information and process it according to the set of instructions stored in its memory to produce information output.
Internet (interconnected network) was defined as a global communication system that connected
computers
and
computer
networks around the word.
8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 25/110
17
BAB III
KEPENDUDUKAN
Data dan informasi
kependudukan masih
sangat dibutuhkan. Dalam
perencanaan pembangunan, informasi
kependudukan seperti jumlah (size),
komposisi dan distribusi penduduk
merupakan input penting agarpembangunan tepat sasaran.
Penduduk selain sebagai objek juga
sebagai subjek (pelaku)
pembangunan.
Hingga pertengahan tahun 2009,
Provinsi Papua Barat diperkirakan
dihuni oleh 743.860 jiwa. Jumlahpenduduk laki‐laki sedikit lebih
banyak daripada penduduk
perempuan dengan persentase 50,96
berbanding 49,04 persen. Rasio jenis
kelamin 103,93 penduduk laki‐laki per
100,00 penduduk perempuan. Kecuali
Kabupaten Kaimana dan Kabupaten
Data and population information
are still be needed. In development
planning, population information such
as size, composition and distribution of
population are important input for
development planning right on target.
The population is object and actor for
development.
By mid 2009, Papua Barat Province is
estimated inhabited by 743.860
population.
There
are
more
male
population than female with their
percentage 50,96 percents and 49,04
percents. Sex ratio consists of 103,93
male to 100 females. Unless Kaimana
and Sorong Regency, all of regency/
municipality in Papua Barat Province
CHAPTER III
DEMOGRAPHY
8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 26/110
18
Sorong, semua kabupaten/kota di
Papua Barat dihuni oleh lebih banyak
laki‐laki daripada perempuan (Lihat Gambar 3.1).
Gambaran ini menunjukkan
bahwa Papua Barat dan Papua pada
umumnya bukan menjadi daerah
tujuan migran bagi komunitas
perempuan. Jarak yang sangat jauh
(dari wilayah barat dan tengahIndonesia) dan biaya transportasi
yang sangat mahal menjadi faktor
penghambat bagi kaum migran untuk
datang bermigrasi ke Papua. Menurut
hukum migrasi (The Law of Migration),
perempuan cenderung bermigrasi
pada jarak yang relatif dekat.
are inhabited by more males than
females. (see Picture 3.1).
These figures show that Papua
Barat and Papua in general not be a
regional destination for the community
of migrant women. Very long distances
(from the western and central of
Indonesia)
and
transportation
costs
are
very expensive to be barriers factors for
migrants to come to migrate to Papua
Barat. According to the migration law ,
women tend to migrate at a relatively
close distance.
Gambar/Picture 3.1.
Komposisi Penduduk Menurut Jenis KelaminDisajikan Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat Tahun 2009
Population Composition By Sex and Regency/Municipality in Papua Barat Province in 2009
Perempuan/Female
Laki‐laki/ Male
8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 27/110
19
Dilihat dari struktur umur
penduduk, Papua Barat masih
tergolong penduduk transisi dari
penduduk muda menuju penduduk
intermediet . Hal ini ditunjukkan
dengan persentase penduduk berumur
kurang dari 15 tahun sedikitnya 35
persen (35,16 persen) tetapi median
umur penduduk berada di antara 20 –
29 tahun (23 tahun). Kabupaten
Manokwari dan Kota Sorong
merupakan dua wilayah yang telah
memasuki fase penduduk intermediet
di mana persentase penduduk
berumur di bawah 15 tahun kurang
dari 35 persen.
Viewed from the age structure of
population, the population of Papua
Barat is in transition from young to
intermediate population. This is shown
by percentage of population aged less
than 15 years at least 35 percent (35.16
percent) but the median age of the
population is between 20 29 years (23
years). Manokwari regency and Sorong
Municipality are two areas that have
entered an intermediate phase in which
the percentage of resident population
aged under 15 years of less than 35
percent.
Gambar/Picture 3.2
Struktur Umur Penduduk Papua Barat Tahun 2009
Age Structure of Papua Barat in 2009
Laki‐laki/
Male
Perempuan/
Female
8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 28/110
20
Komposisi penduduk menurut
status perkawinan menunjukkan
persentase penduduk yang berstatus
belum kawin pada kelompok laki‐laki
lebih besar dibandingkan perempuan.
Tabel 3.3 memperlihatkan persentase
penduduk laki‐laki dan perempuan
yang berstatus belum kawin di Papua
Barat sebesar 41,30 persen dan 34,72
persen. Fakta ini mengindikasikan
bahwa kelompok perempuan lebih
awal memasuki jenjang perkawinan
daripada laki‐laki.
The composition of the population
by marital status shows the percentage
of population who have the status of
unmarried in the group of men larger
than females. Table 3.3 shows the
percentage of men and women who are
unmarried status of Papua Barat for
41.30 percent and 34.72 percent. This
fact indicates that the group of women
entered the ladder earlier than men
marriage.
0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00
Kab. Fakfak
Kab. Kaimana
Kab. Teluk Wondama
Kab. Teluk Bintuni
Kab. Manokwari
Kab. Sorong Selatan
Kab. Sorong
Kab. Raja Ampat
Kota Sorong
Provinsi Papua Barat
Perempuan/Female Laki‐laki/Male
Gambar/Picture 3.2
Penduduk Papua Barat Yang Belum Kawin Tahun 2009
Unmarried Population of Papua Barat in 2009
8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 29/110
21
Kabupaten/kotaJenis kelamin
Laki-laki Perempuan Total
Kab. Fakfak 51.41 48.59 100.00
Kab. Kaimana 46.73 53.27 100.00
Kab. Teluk Wondama 51.93 48.07 100.00
Kab. Teluk Bintuni 52.71 47.29 100.00
Kab. Manokwari 50.00 50.00 100.00
Kab. Sorong Selatan 51.78 48.22 100.00
Kab. Sorong 49.31 50.69 100.00
Kab. Raja Ampat 54.56 45.44 100.00
Kota Sorong 51.92 48.08 100.00
Provinsi Papua Barat 50.96 49.04 100.00
Tabel 3.1 Persentase Penduduk Menurut Jenis Kelamin Dirinci Menurut Kabupaten/Kota di
Provinsi Papua Barat Tahun 2009
Sumber: BPS Provinsi Papua Barat, Susenas Juli 2009
8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 30/110
22 Sum
ber: BPS Provinsi Papua Barat, Susenas Juli 2009
K
abupaten/Kota
Jenis kelamin
Laki-laki
Perempuan
Total
Kelompok Umur
Kelompok Umur
Kelompok Umur
0 - 14
15 - 64
65+
Total
0 -
14
15 - 64
65+
Tota
l
0 - 14
15 - 64
65+
Total
Kab
. Fakfak
36.03
61
.24
2.73
100.00
34.45
63.07
2.47
100.0
0
35.26
62.13
2.60
100.00
Kab
. Kaimana
38.24
60
.32
1.44
100.00
35.98
62.61
1.41
100.0
0
37.04
61.54
1.42
100.00
Kab
. Teluk Wondama
41.16
56
.81
2.03
100.00
42.50
55.36
2.14
100.0
0
41.80
56.11
2.08
100.00
Kab
. Teluk Bintuni
36.43
62
.27
1.30
100.00
42.22
56.71
1.07
100.0
0
39.17
59.64
1.19
100.00
Kab
. Manokwari
33.72
64
.23
2.06
100.00
32.63
65.35
2.03
100.0
0
33.17
64.79
2.04
100.00
Kab
. Sorong Selatan
39.53
59
.75
0.72
100.00
39.51
59.98
0.51
100.0
0
39.52
59.86
0.62
100.00
Kab
. Sorong
32.30
64
.64
3.06
100.00
38.64
59.10
2.26
100.0
0
35.52
61.83
2.65
100.00
Kab
. Raja Ampat
39.53
57
.83
2.64
100.00
32.94
65.97
1.09
100.0
0
36.54
61.53
1.94
100.00
Kota Sorong
29.99
68
.59
1.42
100.00
34.98
63.49
1.54
100.0
0
32.39
66.14
1.48
100.00
Pro
v. Papua Barat
34.40
63
.67
1.93
100.00
35.
96
62.33
1.71
100.0
0
35.16
63.02
1.82
100.00
Tab
el 3.2 Persentase Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok U
mur Dirinci Menurut Kabupaten/Ko
ta di Provinsi Papua Barat Tahun 2
009
8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 31/110
23 Sum
ber: BPS Provinsi Papua Barat, Susenas Juli 2009
K
abupaten/Kota
Jenis kelamin
Laki-laki
Perempuan
Total
Status perkawinan
Status perkawinan
Status perkawinan
Belum
kawin
Kaw
in
Cerai
hidup
Cerai
mati
Total
Belum
kaw
in
Kawin
Cerai
hidup
Cerai
mati
To
tal
Belum
kawin
Kawin
Cerai
hidup
Cerai
m
ati
Total
Kab. Fakfak
42.56
53.7
0
0.00
3.74
100.00 36.02
53.80
3.80
6.38
100
.00 39.38
53.75
1.85
5
.02
100.00
Kab. Kaimana
42.96
53.0
8
0.62
3.34
100.00 33.54
58.68
0.83
6.94
100
.00 37.94
56.06
0.73
5
.26
100.00
Kab. Teluk Wondama 45.84
49.1
4
1.48
3.54
100.00 37.73
52.10
2.26
7.91
100
.00 42.00
50.54
1.85
5
.61
100.00
Kab. Teluk Bintuni
44.36
54.5
2
0.31
0.81
100.00 30.06
63.07
0.60
6.27
100
.00 37.79
58.45
0.44
3
.32
100.00
Kab. Manokwari
39.50
57.4
7
0.44
2.59
100.00 35.56
58.54
1.08
4.81
100
.00 37.53
58.01
0.76
3
.70
100.00
Kab. Sorong Selatan
41.70
55.7
4
0.00
2.56
100.00 35.10
58.21
0.68
6.01
100
.00 38.55
56.92
0.32
4
.21
100.00
Kab. Sorong
35.61
61.9
3
1.06
1.39
100.00 31.29
63.51
0.73
4.47
100
.00 33.53
62.69
0.90
2
.88
100.00
Kab. Raja Ampat
45.57
48.9
6
0.91
4.56
100.00 36.02
57.72
0.70
5.55
100
.00 41.10
53.07
0.81
5
.03
100.00
Kota Sorong
42.66
55.0
8
1.05
1.20
100.00 36.07
58.85
1.17
3.91
100
.00 39.51
56.89
1.11
2
.50
100.00
Pro
v. Papua Barat
41.30
55.8
0
0.65
2.25
100.00 34.72
58.88
1.25
5.16
100
.00 38.10
57.30
0.94
3
.66
100.00
Tab
el 3.3 Persentase Penduduk Berum
ur 10 Tahun atau Lebih Menurut J
enis Kelamin dan Status Perkawinan Dirinci Menurut Kabupaten/Kota
di Provinsi
Papua Barat Tahun 2009
8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 32/110
25
BAB IV
KESEHATAN
Pelayanan di bidang kesehatanmasyarakat merupakan hak dan
kebutuhan yang mendasar yang harus
d ipe nuhi ole h pe me rinta h.
Pembangunan di bidang ini bertujuan
agar masyarakat dapat memperoleh
pelayanan kesehatan secara mudah
dan berkualitas serta terjangkau untuk se mua pe nd ud uk, se hingga
diharapkan derajat kesehatan
masyarakat akan semakin meningkat.
Penyediaan fasilitas kesehatan
umum seperti rumah sakit,
puskesmas, puskesmas pembantu,
termasuk tenaga kesehatan baik dari
segi jumlah maupun kualitas serta
pusat pelayanan lainnya merupakan
faktor yang sangat menentukan
keberhasilan pembangunan di bidang
kesehatan.
Services
in
the
field
of
public
health
is
a
right and a fundamental requirement
that must be met by the government.
Development in this field aims so that
people can easily obtain health care
quality, and affordable for all residents,
so the expected degree of public health
will
increase.
Provision of public health
facilities such as hospitals, health
centers, sub health centers, including
health personnel both in terms of both
quantity and quality as well as other
service centers are factors that
determine the success of development in
the field of health.
CHAPTER IV
HEALTH
8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 33/110
26
Oleh karena kesehatan adalah
hal yang sangat vital bagi manusia,
peningkatan jangkauan pelayanan
kesehatan harus semakin diperbaiki.
Salah satu indikator keberhasilan
pembangunan di bidang ini ialah
intensitas dan kuantitas masyarakat
yang menderita gangguan kesehatan.
Sebanyak 30,18 persen
penduduk di Papua barat mengalamigangguan kesehatan. Sebanyak 15,29
persen penduduk di provinsi ini
menderita batuk, kemudian gangguan
paling banyak selanjutnya adalah pilek
dan panas ( masing‐masing 13,82 dan
13,72 persen). Batuk, pilek, dan panas
terkadang disebabkan oleh infeksi
virus, debu, atau kondisi lingkungan
yang tidak bersahabat. Oleh karena itu,
penambahan obat‐obatan yang
dibutuhkan untuk jenis gangguan ini
tentunya akan semakin membantu
penduduk dalam proses penyembuhan
maupun pencegahan terhadap
penyakit yang lebih serius.
Kabupaten Teluk Bintuni paling
tinggi dalam hal persentase penduduk
yang mengalami gangguan kesehatan
(45,71 persen). Kabupaten Teluk
Bintuni sebagai kabupaten pemekaran
yang masih baru, masih mengalami
Because of health is a vital matter
for human beings, improving health
care coverage should be more
improved. One indicator of success of
development in this field is the intensity
and quantity of people who suffer
health problems.
A total of 30.18 percent of the
population
in
western
Papua
experiencing health problems. A total of
15.29 percent of the population in this
province suffering from cough, then the
next most disorders are cold and hot
(respectively 13.82 and 13.72 per cent).
Coughs, colds, and sometimes heat
caused by viral infections, dust, or
environmental conditions are
unfavorable. Therefore, the addition of
medicines needed for this type of
disorder will certainly be more helpful
people in the process of healing and
prevention of serious diseases.
Teluk Bintuni District in terms of
highest percentage of residents who
experienced health problems (45.71
percent). Teluk Bintuni District as a
district division is still new, still have
limited manpower and health facilities.
8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 34/110
27
keterbatasan tenaga dan sarana
kesehatan. Pembangunan sarana
kesehatan di Teluk Bintuni masih
terus berlanjut hingga saat ini. Rumah
sakit umum sudah mulai didirikan
demi menunjang sarana kesehatan di
kabupaten ini.
Sedangkan jika diamati dari sisi
gender, perempuan cenderung lebih
rentan menderita gangguan kesehatan.Sebanyak 31,15 persen perempuan
Papua Barat mengalami gangguan
kesehatan, sedangkan laki‐laki sedikit
lebih kecil (29,24 persen).
Semakin sering dan semakin
lama seseorang mengalami sakit
berarti bahwa semakin lemah daya
tahan tubuhnya terhadap penyakit.
Berdasarkan intensitas sakit,
penduduk Papua Barat paling banyak
menderita sakit selama tidak lebih
dari 3 hari (58,39 persen). Sebanyak
43,82 persen penduduk yang sakit
memilih untuk berobat jalan daripada
rawat inap. Dan sebagian besar
penduduk memilih berobat di
puskesmas/puskesmas pembantu
( 56,86 persen). Masih terdapat
sebagian orang yang melakukan
pengobatan ke batra atau dukun (0,5
persen). Obat yang paling banyak
Construction of health facilities in the
Teluk Bintuni continues to this day.
Public hospitals have been set up in
order to support health facilities in the
district.
Meanwhile, if observed from the
side of the gender, women tend to be
more prone to suffer health problems.
As many as 31.15 percent of West
Papuan women experience health
problems, while men slightly smaller
(29.24 percent).
The more frequent and the longer
a person experiences pain means that
the weaker the body resistance to
disease. Based on pain intensity, the
people of West Papua's most ill for not
more than 3 days (58.39 percent). A
total of 43.82 percent of the population
are ill choose to outpatient rather than
inpatient. And most people choose to go
at health centers / sub health centers
(56.86 percent). Still there are some
people who take medication to Batra or
shaman (0.5 percent). The most widely
used drug to treat the disease, is
modern medicine.
8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 35/110
28
digunakan untuk mengobati penyakit,
adalah obat‐obatan modern.
Selain hal di atas, keberhasilandi bidang kesehatan juga dapat dilihat
dari menurunnya angka kematian ibu
dan angka kematian balita. Kesehatan
ibu dan anak secara umum dapat
dilihat dari data penolong kelahiran.
Penolong kelahiran yang dilakukan
oleh dokter atau tenaga medis lainnyadianggap lebih baik jika dibandingkan
dengan dukun atau famili. Sebesar
41,11 persen kelahiran balita di Papua
Barat dibantu oleh bidan, dan hanya
8,8 persen yang menggunakan jasa
dokter sebagai penolong pertama
kelahiran. Peran dukun di Papua
Barat dalam hal ini masih sangat
berpengaruh (23,76 persen kelahiran
dibantu oleh dukun).
Selain memperhatikan penolong
kelahiran anak, ketercukupan nutrisi
dan gizi anak juga harus diperhatikan.
Hal ini bertujuan agar anak kuat dan
cerdas. . ASI sebagai makanan pertama
untuk balita menyediakan asupan gizi
yang sempurna dan sesuai kebutuhan
balita. Sebagian besar anak berusia
24 tahun pernah disusui selama 2
tahun atau lebih (43,66 persen).
In
addition
to
the
above,
success
in the health sector can also be seen
from the decline in maternal mortality
and child mortality. Maternal and child
health in general can be seen from the
data of birth helper. Helper births
performed by doctors or other medical
personnel
deemed
better
than
shaman
or family. Amounted to 41.11 per cent
of infants born in West Papua is
assisted by a midwife, and only 8.8
percent who use the services of first
born physician as helper. The role of
shaman in West Papua in this case is
still
highly
influential
(23.76
percent
of
births assisted by a shaman).
In addition to considering the
child's birth helper, adequacy of
nutrition and child nutrition should also
be considered. It is intended that a
strong and intelligent children. . Breast
milk as first food for infants provides
perfect nutrition and toddler needs.
Most children aged 2 4 years of never
breast fed for 2 years or more (43.66
percent).
8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 36/110
29
Kabupaten/Kota
Pan
as
Batuk
Pilek
Asma/
napas
sesak/
cepat
Diare/
buang air
Sakit
kepala
berulan
g
Sakit gigi
Lainnya
Keluhan
K
esehatan
(1)
(2
)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
Ka
b. Kaimana
5.50
11.79
4.99
0.73
2.34
2.73
0.27
0.80
17.13
Ka
b. Teluk Wondama
20.55
22.21
18.19
1.99
2.85
14.63
1.63
6.65
36.11
Ka
b. Teluk Bintuni
12.10
13.56
11.36
1.75
2.71
9.12
1.76
17.28
39.46
Ka
b. Manokwari
21.94
20.34
19.18
3.02
2.71
5.77
1.48
20.42
38.90
Ka
b. Sorong Selatan
11.90
18.24
13.35
0.00
1.14
1.17
3.05
5.20
27.63
Ka
b. Sorong
11.97
16.99
14.27
3.01
0.79
5.83
1.11
7.95
28.42
Ka
b. Raja Ampat
11.01
10.99
7.21
2.01
1.35
2.24
1.12
2.65
18.58
Ko
ta Sorong
13.26
15.25
12.26
1.59
3.80
6.15
3.20
10.87
27.24
Provinsi Papua Barat
14.07
15.90
13.36
1.89
2.32
5.39
1.82
10.73
29.24
Tabel 4.1 Persentase Penduduk Ya
ng Mempunyai Keluhan Keseha
tan Selama Bulan Referensi Diri
nci Jenis Kelamin dan Kabupate
n/Kota di
Provinsi Papua Barat Tahun 2009
Laki-laki
Sum
ber: BPS Provinsi Papua Barat, Susenas Juli 2009
8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 37/110
30 Sum
ber: BPS Provinsi Papua Barat, Susenas Juli 2009
Kabupaten/Kota
Pana
s
Batuk
Pilek
Asma/
napas
sesak/
cepat
Diare/
buang air
Sakit
kepala
berulang
Sakit gigi
Lainnya
Keluhan
Kesehatan
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
Kab. Fakfak
4.71
6.31
8.34
0.46
0.00
2.38
0.48
1.60
12.12
Kab. Kaimana
5.61
9.70
5.56
0.79
1.82
3.45
0.91
1.55
18.08
Kab. Teluk Wondama
25.96
27.51
23.70
2.15
2.48
20.08
0.19
6.70
41.79
Kab. Teluk Bintuni
12.40
10.95
11.33
0.90
1.90
10.25
1.48
31.55
52.67
Kab. Manokwari
22.59
23.38
23.65
2.39
0.62
4.84
2.18
24.31
42.89
Kab. Sorong Selatan
8.36
16.26
12.07
0.50
1.23
2.47
3.21
5.68
27.58
Kab. Sorong
11.46
15.22
16.98
1.49
1.74
6.25
1.24
7.48
28.97
Kab. Raja Ampat
8.22
8.77
5.76
1.09
0.55
2.73
0.28
2.47
14.25
Kota Sorong
11.88
9.96
9.93
1.27
2.66
5.49
1.51
13.22
28.02
Pro
vinsi Papua Barat
13.37
14.67
14.30
1.40
1.46
5.43
1.54
13.27
31.15
(1)
Tabel 4.1 Persentase Penduduk Ya
ng Mempunyai Keluhan Keseha
tan Selama Bulan Referensi Diri
nci Jenis Kelamin dan Kabupate
n/Kota di
Provinsi Papua Barat Tahun 2009
Perempuan
8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 38/110
31 Sum
ber: BPS Provinsi Papua Barat, Susenas Juli 2009
Kabupaten/Kota
Pana
s
Batuk
Pilek
Asma/
napas
sesak/
cepat
Diare/
buang air
Sakit
kepala
berulang
Sakit gigi
Lainnya
Keluhan
Kesehatan
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
Kab. Fakfak
6.13
7.14
8.65
0.58
0.45
2.68
0.47
1.68
13.86
Kab. Kaimana
5.56
10.68
5.30
0.76
2.06
3.11
0.61
1.20
17.64
Kab. Teluk Wondama
23.15
24.76
20.84
2.07
2.67
17.25
0.94
6.67
38.84
Kab. Teluk Bintuni
12.24
12.32
11.35
1.35
2.33
9.65
1.63
24.03
45.71
Kab. Manokwari
22.26
21.86
21.42
2.70
1.66
5.31
1.83
22.37
40.89
Kab. Sorong Selatan
10.19
17.28
12.73
0.24
1.18
1.80
3.13
5.43
27.60
Kab. Sorong
11.71
16.09
15.64
2.24
1.27
6.05
1.18
7.71
28.70
Kab. Raja Ampat
9.74
9.98
6.55
1.59
0.98
2.46
0.74
2.56
16.61
Kota Sorong
12.59
12.71
11.14
1.44
3.25
5.84
2.39
12.00
27.62
Pro
vinsi Papua Barat
13.72
15.29
13.82
1.65
1.89
5.41
1.68
11.98
30.18
(1)
Tabel 4.1 Persentase Penduduk Ya
ng Mempunyai Keluhan Keseha
tan Selama Bulan Referensi Diri
nci Jenis Kelamin dan Kabupate
n/Kota di
Provinsi Papua Barat Tahun 2009
Laki-laki dan Perempuan
8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 39/110
8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 40/110
33 Sum
ber: BPS Provinsi Papua Barat, Susenas Juli 2009
Kabupaten/Kota
Jumlah Ha
ri Sakit
<= 3
4 - 7
8 - 14
1
5 - 21
22 - 30
Total
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Kab
. Fakfak
56.87
36.14
4.64
0.00
2.35
1
00.00
Kab
. Kaimana
63.03
36.97
0.00
0.00
0.00
1
00.00
Kab
. Teluk Wondama
37.21
53.95
6.72
1.39
0.73
1
00.00
Kab
. Teluk Bintuni
74.00
16.85
6.35
2.80
0.00
1
00.00
Kab
. Manokwari
58.43
33.95
4.34
1.64
1.64
1
00.00
Kab
. Sorong Selatan
75.98
20.03
3.98
0.00
0.00
1
00.00
Kab
. Sorong
63.87
27.45
5.78
0.00
2.90
1
00.00
Kab
. Raja Ampat
48.82
43.92
4.85
2.40
0.00
1
00.00
Kota Sorong
54.38
36.37
5.93
1.32
2.00
1
00.00
Pro
vinsi Papua Barat
60.10
32.28
4.91
1.25
1.47
1
00.00
Tabel 4.2 Persentase Penduduk Ya
ng Menderita Sakit Selama Bula
n Referensi Dirinci Menurut Jum
lah Hari Sakit dan Kabupaten/K
ota di
Provinsi Papua Barat Tah
un 2009
Perempuan
8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 41/110
34 Sum
ber: BPS Provinsi Papua Barat, Susenas Juli 2009
Kabupaten/Kota
Jumlah Ha
ri Sakit
<= 3
4 - 7
8 - 14
1
5 - 21
22 - 30
Total
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Kab
. Fakfak
55.45
37.90
4.71
0.00
1.94
1
00.00
Kab
. Kaimana
57.39
41.51
0.00
1.10
0.00
1
00.00
Kab
. Teluk Wondama
31.84
54.94
9.94
2.19
1.09
1
00.00
Kab
. Teluk Bintuni
70.77
21.83
4.47
2.93
0.00
1
00.00
Kab
. Manokwari
57.17
35.52
3.83
2.07
1.41
1
00.00
Kab
. Sorong Selatan
73.47
23.97
1.91
0.66
0.00
1
00.00
Kab
. Sorong
65.32
24.58
6.96
0.00
3.14
1
00.00
Kab
. Raja Ampat
59.65
35.89
3.56
0.89
0.00
1
00.00
Kota Sorong
51.57
41.09
4.32
1.37
1.64
1
00.00
Pro
vinsi Papua Barat
58.39
34.44
4.36
1.47
1.35
1
00.00
Tabel 4.2 Persentase Penduduk Ya
ng Menderita Sakit Selama Bula
n Referensi Dirinci Menurut Jum
lah Hari Sakit dan Kabupaten/K
ota di
Provinsi Papua Barat Tah
un 2009
Laki-laki dan Perempuan
8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 42/110
35 Sum
ber: BPS Provinsi Papua Barat, Susenas Juli 2009
Tabel 4.3 Persentase Penduduk Ya
ng Berobat Jalan dan Mengobati Sendiri Selama Bulan Referensi Dirinci Menurut Jenis Kelamin
dan
Kabupaten/Kota di Provin
si Papua Barat Tahun 2009
Kabupaten/Kota
Perempuan
Total
Berobat Jalan
Mengobati Sendiri
Berobat Jalan
Mengobati Se
ndiri
Berobat Jalan
Mengobati Sendiri
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Kab. Fakfak
46
.63
91.46
40.01
94.72
43.82
92.85
Kab. Kaimana
11
.96
63.38
5.85
65.99
8.62
64.81
Kab. Teluk Wondama
38
.19
53.81
35.08
47.39
36.58
50.49
Kab. Teluk Bintuni
23
.85
47.59
18.67
32.30
21.03
39.26
Kab. Manokwari
29
.88
69.28
30.37
68.32
30.13
68.78
Kab. Sorong Selatan
14
.47
74.65
16.08
71.38
15.25
73.07
Kab. Sorong
20
.91
81.11
23.25
67.17
22.11
73.98
Kab. Raja Ampat
13
.15
24.12
17.20
44.26
14.73
31.97
Kota
Sorong
39
.79
65.15
31.42
60.44
35.70
62.85
Provinsi Papua Barat
29
.01
66.58
26.52
61.78
27.75
64.15
Laki-laki
8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 43/110
36
Kabupaten/Kota
Rumah
Sakit
Pemerintah
Rumah
Sakit
Swasta
Pra
ktek
dokter/
poli
klinik
Puskesmas/
pustu
Praktek
nakes
Praktek
batra
Dukun
bersalin
Lainnya
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
Ka
b. Kaimana
4.01
0.00
16
.04
83.96
0.00
0.00
0.00
0.00
Ka
b. Teluk Wondama
12.90
0.00
0.00
87.10
0.00
0.00
0.00
0.00
Ka
b. Teluk Bintuni
0.00
7.90
0.00
86.20
0.00
0.00
0.00
13.84
Ka
b. Manokwari
5.72
16.94
19
.98
56.68
1.44
0.00
0.00
1.46
Ka
b. Sorong Selatan
17.37
0.00
5.95
76.69
0.00
0.00
0.00
0.00
Ka
b. Sorong
9.35
4.32
18
.35
45.32
18.32
0.00
0.00
4.32
Ka
b. Raja Ampat
9.02
0.00
0.00
100.00
0.00
0.00
0.00
0.00
Ko
ta Sorong
8.59
4.71
43
.69
41.43
10.58
0.00
0.00
0.78
Provinsi Papua Barat
8.52
7.91
22
.91
56.85
6.08
0.50
0.00
2.29
Ka
b. Fakfak
21.14
0.00
15
.58
53.69
9.66
6.33
0.00
0.00
Tabel 4.4 Persentase Penduduk Ya
ng Berobat Jalan Selama Bulan Referensi Dirinci Menurut Temp
at/Cara Berobat, Jenis Kelamin dan
Kabupaten/Kota di Provin
si Papua Barat Tahun 2009
Laki-laki
Sum
ber: BPS Provinsi Papua Barat, Susenas Juli 2009
8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 44/110
37 Tabel 4.4 Persentase Penduduk Ya
ng Berobat Jalan Selama Bulan Referensi Dirinci Menurut Temp
at/Cara Berobat, Jenis Kelamin dan
Kabupaten/Kota di Provin
si Papua Barat Tahun 2009
Perempuan
Sum
ber: BPS Provinsi Papua Barat, Susenas Juli 2009
Kabupaten/Kota
Rumah
Sakit
Pemerintah
Rumah
Sakit
Swasta
Pra
ktek
dokter/
poli
klinik
Puskesmas/
pustu
Praktek
nakes
Praktek
batra
Dukun
bersalin
Lainnya
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
Ka
b. Kaimana
6.81
6.81
26
.81
66.38
0.00
6.81
0.00
0.00
Ka
b. Teluk Wondama
9.03
0.00
0.00
93.63
0.00
0.00
0.00
1.36
Ka
b. Teluk Bintuni
4.59
12.58
2.10
89.12
2.10
2.10
2.10
6.29
Ka
b. Manokwari
9.86
8.62
30
.36
49.84
0.00
0.00
0.00
1.98
Ka
b. Sorong Selatan
27.63
0.00
5.53
66.85
0.00
0.00
0.00
5.53
Ka
b. Sorong
3.71
0.00
18
.53
62.96
14.79
0.00
0.00
0.00
Ka
b. Raja Ampat
11.01
11.23
0.00
88.77
0.00
0.00
0.00
0.00
Ko
ta Sorong
12.37
5.10
36
.70
42.76
3.07
0.00
0.00
2.05
Provinsi Papua Barat
10.70
6.11
24
.23
56.87
2.59
0.50
0.18
2.12
Ka
b. Fakfak
21.90
5.06
18
.76
49.30
0.00
4.99
0.00
0.00
8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 45/110
38 Tabel 4.4 Persentase Penduduk Ya
ng Berobat Jalan Selama Bulan Referensi Dirinci Menurut Temp
at/Cara Berobat, Jenis Kelamin dan
Kabupaten/Kota di Provin
si Papua Barat Tahun 2009
Laki-laki dan Perempuan
Sum
ber: BPS Provinsi Papua Barat, Susenas Juli 2009
Kabupaten/Kota
Rumah
Sakit
Pemerintah
Rumah
Sakit
Swasta
Pra
ktek
dokter/
poli
klinik
Puskesmas/
pustu
Praktek
nakes
Praktek
batra
Dukun
bersalin
Lainnya
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
Ka
b. Kaimana
5.05
2.52
20
.03
77.44
0.00
2.52
0.00
0.00
Ka
b. Teluk Wondama
10.98
0.00
0.00
90.34
0.00
0.00
0.00
0.67
Ka
b. Teluk Bintuni
2.22
10.16
1.01
87.61
1.01
1.01
1.01
10.18
Ka
b. Manokwari
7.91
12.54
25
.46
53.06
0.68
0.00
0.00
1.73
Ka
b. Sorong Selatan
22.58
0.00
5.73
71.68
0.00
0.00
0.00
2.81
Ka
b. Sorong
6.32
2.00
18
.45
54.82
16.42
0.00
0.00
2.00
Ka
b. Raja Ampat
9.93
5.12
0.00
94.88
0.00
0.00
0.00
0.00
Ko
ta Sorong
10.21
4.88
40
.69
42.00
7.35
0.00
0.00
1.33
Provinsi Papua Barat
9.57
7.04
23
.55
56.86
4.39
0.50
0.09
2.20
Ka
b. Fakfak
21.44
1.96
16
.82
51.99
5.91
5.81
0.00
0.00
8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 46/110
8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 47/110
40 Sum
ber: BPS Provinsi Papua Barat, Susenas Juli 2009
Kabupaten/Kota
Penolong Kelahiran Per
tama
Dokter
Bidan
Tenaga
paramedis lain
Dukun
F
amili/keluarga
TT
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(8)
Kab
. Fakfak
4.73
61.97
0.00
29.76
3.54
0.00
Kab
. Kaimana
6.63
35.76
22.28
21.60
13.73
0.00
Kab
. Teluk Wondama
8.32
29.34
1.40
12.51
48.44
0.00
Kab
. Teluk Bintuni
6.98
25.60
5.57
36.39
22.66
0.00
Kab
. Manokwari
11.40
52.16
0.94
10.36
23.28
0.00
Kab
. Sorong Selatan
3.22
29.02
14.52
32.27
20.97
0.00
Kab
. Sorong
4.45
37.79
4.45
22.18
24.45
0.00
Kab
. Raja Ampat
0.00
5.16
0.00
39.65
51.78
0.00
Kota Sorong
15.30
60.12
1.54
21.49
1.56
0.00
Pro
vinsi Papua Barat
8.24
43.23
4.42
23.76
18.64
0.00
Lainnya
(7)
0.00
0.00
0.00
2.81
1.86
0.00
6.66
3.40
0.00
1.71
Tabel 4.6A Persentase Balita Menu
rut Penolong Kelahiran Pertama
, Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat Ta
hun 2009
Laki-laki
8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 48/110
41 Sum
ber: BPS Provinsi Papua Barat, Susenas Juli 2009
Kabupaten/Kota
Penolong Kelahiran Per
tama
Dokter
Bidan
Tenaga
paramedis lain
Dukun
F
amili/keluarga
TT
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(8)
Kab
. Fakfak
9.84
59.32
0.00
30.83
0.00
0.00
Kab
. Kaimana
5.59
31.19
14.85
31.63
16.74
0.00
Kab
. Teluk Wondama
11.57
33.71
0.00
16.85
37.87
0.00
Kab
. Teluk Bintuni
3.11
24.33
15.51
38.56
16.96
0.00
Kab
. Manokwari
14.50
49.61
0.00
11.32
23.09
0.00
Kab
. Sorong Selatan
0.00
19.22
24.98
36.58
19.22
0.00
Kab
. Sorong
2.07
35.47
0.00
37.47
18.75
0.00
Kab
. Raja Ampat
0.00
0.00
0.00
40.09
59.91
0.00
Kota Sorong
18.18
46.25
1.85
27.41
5.39
0.00
Pro
vinsi Papua Barat
9.38
38.88
4.90
27.40
17.86
0.00
Lainnya
(7)
0.00
0.00
0.00
1.54
1.49
0.00
6.23
0.00
0.91
1.58
Tabel 4.6A Persentase Balita Menu
rut Penolong Kelahiran Pertama
, Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat Ta
hun 2009
Perempuan
8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 49/110
42 Sum
ber: BPS Provinsi Papua Barat, Susenas Juli 2009
Kabupaten/Kota
Penolong Kelahiran Per
tama
Dokter
Bidan
Tenaga
paramedis lain
Dukun
F
amili/keluarga
TT
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(8)
Kab
. Fakfak
7.07
60.76
0.00
30.25
1.92
0.00
Kab
. Kaimana
6.10
33.41
18.46
26.75
15.28
0.00
Kab
. Teluk Wondama
10.00
31.60
0.68
14.75
42.98
0.00
Kab
. Teluk Bintuni
5.14
25.00
10.29
37.42
19.95
0.00
Kab
. Manokwari
13.12
50.74
0.42
10.89
23.17
0.00
Kab
. Sorong Selatan
1.75
24.55
19.29
34.23
20.17
0.00
Kab
. Sorong
3.23
36.59
2.16
30.07
21.51
0.00
Kab
. Raja Ampat
0.00
3.22
0.00
39.82
54.84
0.00
Kota Sorong
16.61
53.78
1.68
24.20
3.31
0.00
Pro
vinsi Papua Barat
8.80
41.11
4.66
25.54
18.26
0.00
Lainnya
(7)
0.00
0.00
0.00
2.21
1.65
0.00
6.44
2.12
0.42
1.65
Tabel 4.6A Persentase Balita Menu
rut Penolong Kelahiran Pertama
, Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat Ta
hun 2009
Laki-laki dan Perempuan
8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 50/110
43 Sum
ber: BPS Provinsi Papua Barat, Susenas Juli 2009
Kabupaten/Kota
Penolong Kelahiran Per
tama
Dokter
Bidan
Tenaga
paramedis lain
Dukun
F
amili/keluarga
TT
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(8)
Kab
. Fakfak
17.12
65.35
0.00
17.53
0.00
0.00
Kab
. Kaimana
8.59
35.80
24.23
21.60
9.78
0.00
Kab
. Teluk Wondama
8.38
40.25
4.19
26.41
20.76
0.00
Kab
. Teluk Bintuni
8.37
25.62
6.96
34.97
21.27
0.00
Kab
. Manokwari
19.07
44.46
0.94
13.17
20.49
0.00
Kab
. Sorong Selatan
1.61
33.86
16.13
30.66
17.74
0.00
Kab
. Sorong
8.91
37.78
4.45
35.51
8.91
0.00
Kab
. Raja Ampat
1.73
24.13
3.47
68.98
1.70
0.00
Kota Sorong
21.40
54.01
3.08
19.96
1.56
0.00
Pro
vinsi Papua Barat
13.09
42.99
5.51
26.66
10.57
0.00
Lainnya
(7)
0.00
0.00
0.00
2.81
1.86
0.00
4.44
0.00
0.00
1.18
Tabel 4.6B Persentase Balita Menu
rut Penolong Kelahiran Terakhir, Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat Ta
hun 2009
Laki-laki
8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 51/110
44 Sum
ber: BPS Provinsi Papua Barat, Susenas Juli 2009
Kabupaten/Kota
Penolong Kelahiran Per
tama
Dokter
Bidan
Tenaga
paramedis lain
Dukun
F
amili/keluarga
TT
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(8)
Kab
. Fakfak
18.02
69.60
2.10
10.28
0.00
0.00
Kab
. Kaimana
5.59
34.93
16.70
31.63
11.15
0.00
Kab
. Teluk Wondama
11.57
44.09
2.61
19.53
20.90
0.00
Kab
. Teluk Bintuni
4.65
22.82
17.04
36.99
16.96
0.00
Kab
. Manokwari
17.57
48.02
0.00
11.32
21.61
0.00
Kab
. Sorong Selatan
0.00
23.09
26.93
30.77
19.22
0.00
Kab
. Sorong
2.07
47.97
0.00
43.72
4.16
0.00
Kab
. Raja Ampat
0.00
2.87
0.00
94.26
2.87
0.00
Kota Sorong
20.03
45.33
2.78
25.56
5.39
0.00
Pro
vinsi Papua Barat
11.37
42.05
5.80
27.89
11.86
0.00
Lainnya
(7)
0.00
0.00
1.31
1.54
1.49
0.00
2.07
0.00
0.91
1.03
Tabel 4.6B Persentase Balita Menu
rut Penolong Kelahiran Terakhir, Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat Ta
hun 2009
Perempuan
8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 52/110
45 Sum
ber: BPS Provinsi Papua Barat, Susenas Juli 2009
Kabupaten/Kota
Penolong Kelahiran Per
tama
Dokter
Bidan
Tenaga
paramedis lain
Dukun
F
amili/keluarga
TT
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(8)
Kab
. Fakfak
17.53
67.29
0.96
14.21
0.00
0.00
Kab
. Kaimana
7.05
35.35
20.36
26.75
10.48
0.00
Kab
. Teluk Wondama
10.03
42.24
3.38
22.85
20.83
0.00
Kab
. Teluk Bintuni
6.60
24.29
11.75
35.93
19.22
0.00
Kab
. Manokwari
18.23
46.44
0.42
12.14
21.11
0.00
Kab
. Sorong Selatan
0.88
28.94
21.06
30.71
18.42
0.00
Kab
. Sorong
5.38
43.04
2.16
39.75
6.46
0.00
Kab
. Raja Ampat
1.08
16.13
2.16
78.49
2.14
0.00
Kota Sorong
20.77
50.04
2.94
22.52
3.31
0.00
Pro
vinsi Papua Barat
12.25
42.53
5.65
27.26
11.20
0.00
Lainnya
(7)
0.00
0.00
0.68
2.21
1.65
0.00
3.22
0.00
0.42
1.11
Tabel 4.6B Persentase Balita Menu
rut Penolong Kelahiran Terakhir, Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat Ta
hun 2009
Laki-laki dan Perempuan
8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 53/110
8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 54/110
47 Sum
ber: BPS Provinsi Papua Barat, Susenas Juli 2009
Kabupaten/Kota
Lama Disusui (bu
lan)
<= 5
6 - 11
12 - 17
1
8 - 23
>= 24
Total
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Kab
. Fakfak
0.00
10.66
31.61
3.55
54.18
100.00
Kab
. Kaimana
1.19
20.67
43.72
2
0.67
13.75
100.00
Kab
. Teluk Wondama
6.07
8.22
18.40
3
0.63
36.69
100.00
Kab
. Teluk Bintuni
7.95
12.91
20.39
2
2.40
36.34
100.00
Kab
. Manokwari
1.26
0.00
27.02
1
9.18
52.54
100.00
Kab
. Sorong Selatan
0.00
0.00
25.82
1
2.93
61.25
100.00
Kab
. Sorong
6.66
6.66
29.96
1
3.38
43.34
100.00
Kab
. Raja Ampat
0.00
0.00
43.94
3
2.05
24.02
100.00
Kota Sorong
8.13
24.15
16.27
1
4.35
37.10
100.00
Pro
vinsi Papua Barat
3.85
9.07
26.64
1
6.95
43.48
100.00
Tabel 4.7 Persentase Anak Usia 2 -
4 Tahun Yang Pernah Disusui M
enurut Lamanya Disusui, Jenis
Kelamin dan Kabupaten/Kota d
i Provinsi
Papua Barat Tahun 2009
Perempuan
8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 55/110
48 Sum
ber: BPS Provinsi Papua Barat, Susenas Juli 2009
Kabupaten/Kota
Lama Disusui (bu
lan)
<= 5
6 - 11
12 - 17
1
8 - 23
>= 24
Total
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Kab
. Fakfak
0.00
7.56
27.07
5.91
59.45
100.00
Kab
. Kaimana
3.45
28.67
41.22
1
8.40
8.26
100.00
Kab
. Teluk Wondama
5.42
7.60
22.92
3
4.79
29.27
100.00
Kab
. Teluk Bintuni
3.99
16.92
20.25
1
7.74
41.11
100.00
Kab
. Manokwari
0.68
0.00
19.97
2
1.39
57.96
100.00
Kab
. Sorong Selatan
0.00
5.79
40.59
1
0.15
43.47
100.00
Kab
. Sorong
7.68
7.68
28.82
1
1.57
44.25
100.00
Kab
. Raja Ampat
0.00
0.00
40.94
2
1.34
37.71
100.00
Kota Sorong
6.87
26.44
20.56
9.80
36.33
100.00
Pro
vinsi Papua Barat
3.25
11.06
26.86
1
5.17
43.66
100.00
Tabel 4.7 Persentase Anak Usia 2 -
4 Tahun Yang Pernah Disusui M
enurut Lamanya Disusui, Jenis
Kelamin dan Kabupaten/Kota d
i Provinsi
Papua Barat Tahun 2009
Laki-laki dan Perempuan
8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 56/110
49 Sum
ber: BPS Provinsi Papua Barat, Susenas Juli 2009
Kabupaten/Kota
Jenis Imunisasi
BCG
DPT
POLIO
CAMPAK
HEPATITIS B
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Kab
. Fakfak
98.23
100.00
96.65
91.34
93.11
Kab
. Kaimana
97.36
94.73
94.73
88.86
88.18
Kab
. Teluk Wondama
86.09
81.84
77.64
66.60
57.02
Kab
. Teluk Bintuni
100.00
100.00
98.35
88.26
1
00.00
Kab
. Manokwari
71.96
71.97
73.81
58.79
63.58
Kab
. Sorong Selatan
93.56
90.31
91.94
83.87
88.72
Kab
. Sorong
93.34
93.34
93.34
82.22
73.36
Kab
. Raja Ampat
84.54
84.54
84.54
79.34
82.81
Kota Sorong
96.89
94.57
94.57
80.71
92.25
Pro
vinsi Papua Barat
90.56
89.59
89.47
78.73
82.64
Tabel 4.8 Persentase Balita yang P
ernah Mendapat Imunisasi Menu
rut Jenis Imunisasi, Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota di Prov
insi Papua
Barat Tahun 2009
Laki-laki
8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 57/110
50 Sum
ber: BPS Provinsi Papua Barat, Susenas Juli 2009
Kabupaten/Kota
Jenis Imunisasi
BCG
DPT
POLIO
CAMPAK
HEPATITIS B
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Kab
. Fakfak
100.00
98.12
91.82
85.52
96.02
Kab
. Kaimana
100.00
100.00
95.65
81.45
87.04
Kab
. Teluk Wondama
84.39
80.47
84.39
70.09
68.78
Kab
. Teluk Bintuni
98.43
95.38
98.46
89.23
90.71
Kab
. Manokwari
68.01
67.91
71.74
59.67
56.66
Kab
. Sorong Selatan
94.21
88.46
90.35
76.89
76.86
Kab
. Sorong
91.68
89.59
87.50
81.25
77.10
Kab
. Raja Ampat
77.20
74.32
74.32
71.51
74.32
Kota Sorong
89.07
89.07
89.99
81.67
89.99
Pro
vinsi Papua Barat
86.47
84.89
85.47
75.80
77.56
Tabel 4.8 Persentase Balita yang P
ernah Mendapat Imunisasi Menu
rut Jenis Imunisasi, Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota di Prov
insi Papua
Barat Tahun 2009
Perempuan
8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 58/110
51 Sum
ber: BPS Provinsi Papua Barat, Susenas Juli 2009
Kabupaten/Kota
Jenis Imunisasi
BCG
DPT
POLIO
CAMPAK
HEPATITIS B
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Kab
. Fakfak
99.04
99.14
94.44
88.68
94.44
Kab
. Kaimana
98.72
97.44
95.20
85.05
87.60
Kab
. Teluk Wondama
85.21
81.13
81.13
68.40
63.10
Kab
. Teluk Bintuni
99.26
97.81
98.40
88.72
95.59
Kab
. Manokwari
69.76
69.71
72.66
59.28
59.74
Kab
. Sorong Selatan
93.86
89.46
91.22
80.68
83.31
Kab
. Sorong
92.48
91.40
90.32
81.72
75.29
Kab
. Raja Ampat
81.78
80.70
80.70
76.39
79.61
Kota Sorong
93.31
92.06
92.48
81.15
91.22
Pro
vinsi Papua Barat
88.56
87.29
87.52
77.29
80.16
Tabel 4.8 Persentase Balita yang P
ernah Mendapat Imunisasi Menu
rut Jenis Imunisasi, Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota di Prov
insi Papua
Barat Tahun 2009
Laki-laki dan Perempuan
8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 59/110
52 Sum
ber: BPS Provinsi Papua Barat, Susenas Juli 2009
Tabel 4.9 Persentase Balita yang P
ernah Mendapat Imunisasi DPT,
POLIO, dan HEATITIS B, Menur
ut Frekuensi Imunisasi, Jenis Kelamin dan
Kabupaten/Kota di Provin
si Papua Barat Tahun 2009
Kabupaten/Kota
POLIO
HEPATITIS B
1
3+
1
3+
1
3+
(1)
(2)
(4)
(5)
(7)
(8)
(10)
Kab
. Fakfak
15.56
82.67
18
.33
72.52
20.93
75.27
Kab
. Kaimana
35.55
56.15
28
.59
64.45
44.17
45.32
Kab
. Teluk Wondama
71.14
27.15
69
.58
28.62
53.56
39.09
Kab
. Teluk Bintuni
17.06
68.18
15
.94
74.75
18.75
69.31
Kab
. Manokwari
33.88
51.57
31
.73
54.25
35.57
55.44
Kab
. Sorong Selatan
17.84
76.81
8
.79
73.69
23.63
74.55
Kab
. Sorong
16.71
73.79
9
.53
78.54
27.30
66.63
Kab
. Raja Ampat
16.32
73.43
18
.37
75.48
20.80
75.01
Kota Sorong
45.07
49.19
45
.88
50.01
45.36
49.58
Pro
vinsi Papua Barat
28.82
62.87
26
.59
63.93
32.07
61.62
DPT
2
(3)
1.77
8.30
1.71
14.75
14.55
5.35
9.51
10.25
5.74
8.31
2
(6)
9.15
6.96
1.80
9.32
14.02
17.52
11.93
6.15
4.11
9.48
2
(9)
3.80
10.51
7.35
11.95
8.98
1.82
6.07
4.19
5.05
6.30
Laki-laki
8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 60/110
53 Sum
ber: BPS Provinsi Papua Barat, Susenas Juli 2009
Tabel 4.9 Persentase Balita yang P
ernah Mendapat Imunisasi DPT,
POLIO, dan HEATITIS B, Menur
ut Frekuensi Imunisasi, Jenis Kelamin dan
Kabupaten/Kota di Provin
si Papua Barat Tahun 2009
Kabupaten/Kota
POLIO
HEPATITIS B
1
3+
1
3+
1
3+
(1)
(2)
(4)
(5)
(7)
(8)
(10)
Kab
. Fakfak
19.26
76.47
18
.32
74.82
13.12
80.32
Kab
. Kaimana
42.78
51.03
36
.31
55.95
38.51
57.19
Kab
. Teluk Wondama
61.28
38.72
60
.06
39.94
49.10
47.11
Kab
. Teluk Bintuni
16.50
65.05
19
.11
68.00
14.24
70.10
Kab
. Manokwari
39.81
56.91
41
.94
48.57
38.54
58.85
Kab
. Sorong Selatan
19.59
76.07
17
.03
76.60
14.98
77.52
Kab
. Sorong
9.33
81.40
4
.78
83.36
13.53
81.08
Kab
. Raja Ampat
26.82
61.67
34
.55
57.80
34.55
61.59
Kota Sorong
19.56
66.07
18
.34
63.52
25.35
60.43
Pro
vinsi Papua Barat
25.20
66.28
24
.65
64.52
24.73
67.24
DPT
2
(3)
4.28
6.20
0.00
18.45
3.28
4.34
9.27
11.52
14.37
8.52
2
(6)
6.86
7.74
0.00
12.89
9.49
6.37
11.86
7.65
18.14
10.82
2
(9)
6.56
4.30
3.80
15.65
2.61
7.49
5.40
3.86
14.22
8.03
Perempuan
8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 61/110
54 Sum
ber: BPS Provinsi Papua Barat, Susenas Juli 2009
Tabel 4.9 Persentase Balita yang P
ernah Mendapat Imunisasi DPT,
POLIO, dan HEATITIS B, Menur
ut Frekuensi Imunisasi, Jenis Kelamin dan
Kabupaten/Kota di Provin
si Papua Barat Tahun 2009
Kabupaten/Kota
POLIO
HEPATITIS B
1
3+
1
3+
1
3+
(1)
(2)
(4)
(5)
(7)
(8)
(10)
Kab
. Fakfak
17.23
79.86
18
.33
73.54
17.30
77.62
Kab
. Kaimana
39.36
53.45
32
.57
60.07
41.28
51.38
Kab
. Teluk Wondama
66.09
33.08
64
.46
34.71
51.04
43.61
Kab
. Teluk Bintuni
16.80
66.73
17
.44
71.54
16.72
69.67
Kab
. Manokwari
37.09
54.46
37
.34
51.13
37.14
57.24
Kab
. Sorong Selatan
18.63
76.48
12
.51
75.01
19.99
75.80
Kab
. Sorong
12.97
77.64
7
.15
80.95
20.02
74.26
Kab
. Raja Ampat
19.96
69.35
23
.98
69.35
25.63
70.30
Kota Sorong
33.79
56.65
33
.64
56.02
36.34
54.47
Pro
vinsi Papua Barat
27.10
64.49
25
.66
64.22
28.60
64.28
DPT
2
(3)
2.91
7.19
0.83
16.46
8.45
4.90
9.39
10.69
9.55
8.41
2
(6)
8.13
7.36
0.83
11.01
11.53
12.48
11.90
6.67
10.34
10.12
2
(9)
5.08
7.34
5.35
13.62
5.62
4.21
5.72
4.07
9.19
7.12
Laki-laki dan Perempuan
8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 62/110
55
BAB V
PENDIDIKAN
Menjadi bangsa yang maju tentumenjadi cita‐cita yang ingin dicapai
oleh setiap negara. Salah satu faktor
yang mendorong kemajuan bangsa
adalah pendidikan. Begitu pentingnya
pendidikan, hingga tolak ukur
kemajuan suatu bangsa dapat diukur
dari kemajuan di bidang pendidikan.
Pembangunan pendidikan di
Indonesia dititikberatkan pada
peningkatan pelayanan pendidikan
dan perluasan jangkauan pelayanan
pendidikan. Secara sederhana
indikator keberhasilan pembangunan
di bidang ini dilihat dari banyaknya
penduduk yang buta huruf dan tingkat
partisipasi sekolah. Pemerintah
memiliki komitmen untuk membasmi
buta huruf di Indonesia. Di Papua
Barat, sebanyak 23,02 persen
penduduk usia 10 tahun ke atas masih
buta huruf. Masih adanya penduduk
To become a developed nation would be
ideal of a nation . To be achieved One
factor that drives the progress of the
nation is education. Once the
importance of education, to measure
the progress of a nation can be
measured by progress in education.
Development of education in Indonesia
focused on improving and expanding
the reach of educational services. In a
simple indicator of the success of
development in this field seen by the
number of illiterate population and the
level of school participation. The
Government is committed to eradicate
illiteracy in Indonesia. In West Papua,
as much as 23.02 percent of the
population aged 10 years and over are
illiterate. There is still illiterate
population would require local
governments to promote literacy
CHAPTER V
EDUCATION
8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 63/110
56
yang buta huruf tentunya menuntut
pemerintah setempat untuk
menggalakkan program
pemberantasan buta huruf.
Pemberantasan buta huruf dapat
dilakukan dengan cara meningkatkan
partisipasi penduduk baik melalui
pendidikan formal maupun informal.
Indikator selanjutnya adalah
tingkat partisipasi sekolah. Semakintinggi tingkat partisipasi sekolah maka
dapat dikatakan bahwa jangkauan
pelayanan pendidikan semakin luas.
Sebesar 28,81 persen penduduk usia
10 tahun ke atas di Papua Barat masih
sekolah, sedangkan 6,98 persennya
tidak/belum pernah bersekolah.
Partisipasi sekolah laki‐laki lebih
tinggi dari pada perempuan. Tabel 5.1
menunjukkan bahwa persentase laki‐
laki usia 10 tahun ke atas yang masih
sekolah sebesar 29,54 persen, artinya
adalah bahwa dari 100 orang laki‐laki
usia 10 tahun terdapat 29‐30 orang
yang masih sekolah. Sedangkan
persentase perempuan usia 10 tahun
ke atas yang masih sekolah adalah
28,04 persen.
Keberadaan penduduk usia 10
tahun ke atas yang tidak/belum
pernah sekolah menunjukkan bahwa
programs. Eradication of illiteracy can
be done by increasing the participation
of the population either through formal
or informal education.
The next indicator is the level of school
participation. The higher the level of
school participation, it can be said that
the increasingly wide range of
educational services. Amounted to
28.81 percent of the population aged 10
years and over in West Papua are still
in school, while 6.98 percent did not /
have never been to school.
School participation of men is higher
than women. Table 5.1 shows that the
percentage of men aged 10 years and
over who are still in school at 29.54
percent, meaning is that of 100 men
aged 10 years there were 29 30 people
who
are
still
in
school.
While
the
percentage of women aged 10 years
and over who are still in school is 28.04
percent.
The existence of population aged 10
years and over who did not/ never
8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 64/110
57
jangkauan pelayanan pendidikan
masih perlu peningkatan, sehingga
semua orang mendapatkan
pendidikan yang layak. Untuk mengukur jangkauan
layanan pendidikan dapat dilihat dari
daya serap sistem pendidikan
terhadap penduduk usia sekolah atau
biasa disebut dengan angka partisipasi
sekolah. Angka partisipasi sekolahmenunjukkan seberapa banyak
penduduk yang sudah memanfaatkan
fasilitas pendidikan yang ada.
Meningkatnya APS menunjuk‐
kan adanya keberhasilan
pembangunan di bidang pendidikan.
APS penduduk Papua Barat usia 712
tahun bernilai sebesar 93,35 persen,
artinya adalah dari 100 penduduk usia
712 tahun, 93 diantaranya yang
masih sekolah. APS SD dan SMP Kota
school shown that the reach of
education services are still need to
increasing, so that all people get decent
education.
To measure the coverage of
education services can be seen from the
absorption of the educational system of
the school age population or referred by
school enrollment. Enrollment rates
indicate
how
many
people
who
already
take advantage of existing educational
facilities.
Increasing the APS showed the success
of development in education. APS of
West Papuan population aged 7 12
years worth of 93.35 percent, meaning
that out of 100 people aged 7 12 years,
93 of which are still in school. APS
elementary and junior high Sorong is
highest among the other districts,
94,37 92,34 93,3588,77 88,37 88,59
61,79
53,5
57,95
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
L P L+P
7 12 1315 1618
8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 65/110
58
Sorong paling tinggi diantara
kabupaten lainnya, yakni masing‐
masing 98,26 dan 96,81 persen (Lihat
Tabel ).
Semakin tinggi jenjang usia, nilai
APS cenderung semakin menurun,
mengingat semakin berkurangnya
komposisi penduduk yang
berpartisipasi dalam pendidikan. APS
laki‐laki di seluruh jenjang usiamempunyai nilai yang lebih tinggi dari
pada perempuan. Sebagai warga
negara laki‐laki dan perempuan
memiliki kesempatan yang sama
untuk memperoleh pendidikan. Oleh
karena itu, disparitas gender dalam
pendidikan diharapkan mampu diubah
dengan cara memberikan kesempatan
yang seluas‐luasnya kepada
perempuan untuk memperolah
pendidikan yang layak.
Indikator selanjutnya yang
digunakan untuk mengukur
pencapaian pembangunan di bidang
pendidikan ialah tingkat pendidikan.
Tingkat pendidikan secara umum
dapat dilihat dari ijazah terakhir yang
dimiliki. Sebesar 33,62 persen
penduduk usia 10 tahun ke atas tidak
mempunyai ijazah.
namely respectively 98.26 and 96.81
per cent.
The higher levels of age, APS
values tend to decline, given the
reduction in the composition of the
population who participate in
education. APS men at all levels of age
have
a
higher
value
than
in
women.
As
a citizen of men and women have equal
opportunity to obtain education.
Therefore, gender disparities in
education are expected to be changed
in a way to give the widest opportunity
for women to obtain a decent
education.
The next indicator used to
measure the achievement of
development in the field of education is
the level of education. The level of
education in general can be seen from
the last diploma had. Amounted to
33.62 percent of the population aged 10
years and over have no diploma.
8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 66/110
59 Tabel 5.1 Persentase Penduduk Be
rumur 10 Tahun Menurut Status
Pendidikan, Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota di Provinsi Pap
ua Barat
Tahun 2009
Laki-laki
Sum
ber: BPS Provinsi Papua Barat, Susenas Juli 2009
Tidak/
Belum
Pernah
Sekolah
Masih Sekolah
Jumlah
yang Masih
Sekolah
Tidak
BErsekolah
Lagi
Jumlah
SD/MI
SMP
/MTs
SMA/MA/
SMK
Diploma/
Universitas
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
Ka
b. Fakfak
6.96
17.07
4.21
4.27
1.50
27.05
65.99
100.00
Ka
b. Kaimana
8.02
21.09
3.79
3.89
0.00
28.77
63.21
100.00
Ka
b. Teluk Wondama
7.54
27.85
4.01
2.41
0.40
34.68
57.78
100.00
Ka
b. Teluk Bintuni
9.34
18.94
6.51
2.56
0.25
28.26
62.39
100.00
Ka
b. Manokwari
8.87
19.49
6.89
7.10
2.09
35.58
55.56
100.00
Ka
b. Sorong Selatan
8.33
23.68
1.60
2.93
0.53
28.74
62.93
100.00
Ka
b. Sorong
6.86
17.96
2.03
3.48
0.87
24.34
68.80
100.00
Ka
b. Raja Ampat
7.04
22.93
3.69
7.63
0.00
34.25
58.71
100.00
Ko
ta Sorong
3.63
14.88
5.09
4.98
1.31
26.27
70.11
100.00
Provinsi Papua Barat
6.98
18.83
4.68
4.89
1.14
29.54
63.48
100.00
Kabupaten/Kota
8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 67/110
60
Perempuan
Sum
ber: BPS Provinsi Papua Barat, Susenas Juli 2009
Tidak/
Belum
Pernah
Sekolah
Masih Sekolah
Jumlah
yang Masih
Sekolah
Tidak
BErsekolah
Lagi
Jumlah
SD/MI
SMP
/MTs
SMA/MA/
SMK
Diploma/
Universitas
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
Ka
b. Fakfak
8.60
17.96
5
.14
5.09
1.57
29.75
61.65
100.00
Ka
b. Kaimana
8.34
21.00
2
.21
3.78
0.08
27.06
64.59
100.00
Ka
b. Teluk Wondama
12.10
26.02
4
.24
2.23
0.00
32.48
55.42
100.00
Ka
b. Teluk Bintuni
18.15
23.37
4
.57
0.70
0.53
29.16
52.69
100.00
Ka
b. Manokwari
17.55
15.79
3
.67
4.90
3.62
27.98
54.47
100.00
Ka
b. Sorong Selatan
10.69
20.25
4
.50
1.69
0.56
27.00
62.31
100.00
Ka
b. Sorong
16.26
20.10
3
.41
3.39
0.28
27.19
56.55
100.00
Ka
b. Raja Ampat
10.31
18.23
4
.23
6.08
0.30
28.84
60.85
100.00
Ko
ta Sorong
5.05
17.78
5
.52
2.00
2.18
27.48
67.47
100.00
Provinsi Papua Barat
12.02
18.70
4
.28
3.39
1.67
28.04
59.94
100.00
Kabupaten/Kota
Tabel 5.1 Persentase Penduduk Be
rumur 10 Tahun Menurut Status
Pendidikan, Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota di Provinsi Pap
ua Barat
Tahun 2009
8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 68/110
61
Laki-laki dan Perempuan
Sum
ber: BPS Provinsi Papua Barat, Susenas Juli 2009
Tidak/
Belum
Pernah
Sekolah
Masih Sekolah
Jumlah
yang Masih
Sekolah
Tidak
BErsekolah
Lagi
Jumlah
SD/MI
SMP
/MTs
SMA/MA/
SMK
Diploma/
Universitas
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
Ka
b. Fakfak
7.76
17.50
4
.67
4.67
1.53
28.37
63.86
100.00
Ka
b. Kaimana
8.19
21.04
2
.94
3.83
0.04
27.86
63.95
100.00
Ka
b. Teluk Wondama
9.71
26.98
4
.12
2.32
0.21
33.64
56.66
100.00
Ka
b. Teluk Bintuni
13.50
21.03
5
.59
1.68
0.38
28.69
57.81
100.00
Ka
b. Manokwari
13.15
17.67
5
.30
6.02
2.84
31.83
55.02
100.00
Ka
b. Sorong Selatan
9.48
22.01
3
.01
2.32
0.55
27.89
62.63
100.00
Ka
b. Sorong
11.62
19.05
2
.72
3.44
0.57
25.78
62.60
100.00
Ka
b. Raja Ampat
8.56
20.74
3
.94
6.91
0.14
31.74
59.70
100.00
Ko
ta Sorong
4.31
16.28
5
.30
3.54
1.73
26.85
68.83
100.00
Provinsi Papua Barat
9.45
18.77
4
.48
4.16
1.40
28.81
61.74
100.00
Kabupaten/Kota
Tabel 5.1 Persentase Penduduk Be
rumur 10 Tahun Menurut Status
Pendidikan, Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota di Provinsi Pap
ua Barat
Tahun 2009
8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 69/110
62
Kab/Kota
712
1315
1618
L
P
L+P
L
P
L
+P
L
P
L+P
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
Kab
. Fakfak
89.18
98.18
93.65
86.24
89.98
8
7.97
35.44
68.27
53.02
Kab
. Kaimana
1
00.00
94.36
97.20
78.72
85.35
8
2.31
33.44
43.9
39.03
Kab
. Teluk Wondama
90.28
87.51
89.07
93.23
89.99
9
1.35
60.84
64.24
62.31
Kab
. Teluk Bintuni
97.23
95.18
96.12
80.96
81.4
8
1.18
71.49
26.9
56.94
Kab
. Manokwari
94.42
87.26
91.24
94.46
84.59
8
9.79
89.73
66.49
79.15
Kab
. Sorong Selatan
90.4
91.19
90.78
64.02
79.94
7
1.09
46.41
37.08
41.83
Kab
. Sorong
93.48
85.72
88.79
84.61
88.88
8
6.36
47.36
59.02
53.62
Kab
. Raja Ampat
94.90
93.64
94.34
94.77
95.8
9
5.17
63.29
59.94
61.76
Kota Sorong
97.03
99.35
98.26
97.19
96.31
9
6.81
52.52
36.58
45.93
Pro
vinsi Papua Barat
94.37
92.34
93.35
88.77
88.37
8
8.59
61.79
53.50
57.95
Tabel 5.2 Angka Partisipasi Sekolah Menurut Jenj ang Pendidikan d
an Jenis Kelamin Dirinci Menur
ut Kabupaten Kota di Provinsi P
apua Barat
Tahun 2009
Sum
ber: BPS Provinsi Papua Barat, Susenas Juli 2009
8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 70/110
63
Kab/Kota
SD
SMP
SMA
L
P
L+P
L
P
L
+P
L
P
L+P
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
Kab
. Fakfak
89.18
94.74
91.94
46.82
47.68
4
7.22
31.75
54.68
44.03
Kab
. Kaimana
99.03
94.36
96.71
40.06
23.39
3
1.05
25.77
40.55
33.67
Kab
. Teluk Wondama
88.50
87.51
88.07
13.86
25.03
2
0.35
30.42
32.12
31.16
Kab
. Teluk Bintuni
95.85
93.79
94.73
54.85
44.14
4
9.33
36.73
12.53
28.83
Kab
. Manokwari
91.56
84.45
88.40
68.02
40.85
5
5.16
71.01
39.68
56.74
Kab
. Sorong Selatan
90.40
91.19
90.78
8.04
39.97
2
2.22
35.7
18.54
27.27
Kab
. Sorong
93.48
85.72
88.79
26.9
50.02
3
6.37
47.36
40.83
43.86
Kab
. Raja Ampat
94.90
91.51
93.40
36.85
33.2
3
5.44
60.00
43.99
52.70
Kota Sorong
94.79
91.61
93.10
90.91
79.77
7
3.85
51.15
21.34
38.82
Pro
vinsi Papua Barat
92.94
89.59
91.25
49.55
48.41
4
9.03
50.96
34.96
43.55
Tabel 5.3 Angka Partisipasi Murni M
enurut Jenj ang Pendidikan dan
Jenis Kelamin Dirinci Menurut Kabupaten Kota di Provinsi Pap
ua Barat
Tahun 2009
Sum
ber: BPS Provinsi Papua Barat, Susenas Juli 2009
8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 71/110
64
Kab/Kota
SD
SMP
SMA
L
P
L+P
L
P
L
+P
L
P
L+P
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
Kab
. Fakfak
1
18.60
121.49
120.04
46.82
63.69
5
4.63
67.93
67.39
67.64
Kab
. Kaimana
1
09.32
126.92
118.07
60.04
34.25
4
6.11
55.55
54.14
54.80
Kab
. Teluk Wondama
1
23.09
133.06
127.47
68.98
47.56
5
6.54
36.54
40.15
38.10
Kab
. Teluk Bintuni
1
20.46
112.97
116.41
96.77
57.38
7
6.48
37.92
19.04
31.76
Kab
. Manokwari
1
14.25
113.04
113.71
100.09
57.75
8
0.05
86.37
69.49
78.68
Kab
. Sorong Selatan
1
21.92
105.90
114.19
24.00
80.01
4
8.88
39.27
22.24
30.90
Kab
. Sorong
1
34.82
101.43
114.67
26.90
66.65
4
3.18
63.15
54.46
58.49
Kab
. Raja Ampat
1
47.35
127.60
138.59
36.85
58.32
4
5.14
96.84
79.89
89.12
Kota Sorong
1
18.37
116.11
117.17
76.35
101.57
8
7.26
72.80
38.85
58.76
Pro
vinsi Papua Barat
1
21.00
114.05
117.50
64.97
67.86
6
6.29
69.34
53.60
62.04
Tabel 5.4 Angka Partisipasi Kasar Menurut Jenj ang Pendidikan dan
Jenis Kelamin Dirinci Menurut Kabupaten Kota di Provinsi Pap
ua Barat
Tahun 2009
Sum
ber: BPS Provinsi Papua Barat, Susenas Juli 2009
8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 72/110
65
Kab/Kota
Tidak
Mempun
yai
Ijazah
SD/MI
SLTP/MTs
SMU/SMA
SM Kejuruan Diplom
a I/II
Akademi/
Diploma III
Diploma IV/
Universitas/
S2/S3
Jumlha
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
Kab
. Fakfak
26.82
25.71
16.59
19.51
4.67
1.1
1
0.49
5.11
100.00
Kab
. Kaimana
34.46
39.56
16.97
5.09
1.38
0.8
0
0.43
1.31
100.00
Kab
. Teluk Wondama
46.80
26.34
11.23
9.54
4.30
0.6
8
0.23
0.89
100.00
Kab
. Teluk Bintuni
34.08
27.56
18.56
14.15
1.80
1.2
3
0.28
2.34
100.00
Kab
. Manokwari
28.10
18.87
16.53
18.39
5.74
1.3
9
1.39
9.58
100.00
Kab
. Sorong Selatan
39.39
29.67
19.57
8.07
1.22
0.0
0
0.00
2.09
100.00
Kab
. Sorong
42.84
21.19
15.82
10.79
5.00
0.6
7
1.01
2.67
100.00
Kab
. Raja Ampat
35.36
24.55
24.14
12.67
1.09
0.2
7
0.54
1.37
100.00
Kota Sorong
25.45
16.57
17.27
17.80
14.57
0.4
0
1.64
6.30
100.00
Pro
vinsi Papua Barat
31.96
22.40
17.33
14.89
6.52
0.7
8
0.99
5.13
100.00
Ijazah/STTB tertinggi yang Dimiliki
Tabel 5.5 Persentase Penduduk Be
rumur 10 Tahun atau Lebih Men
urut Ij azah Tertinggi Yang Dimil
iki, Jenis Kelamin dan Kabupate
n/Kota di
Provinsi Papua Barat Tah
un 2009
Sum
ber: BPS Provinsi Papua Barat, Susenas Juli 2009
Laki-laki
8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 73/110
66
Kab/Kota
Tidak
Mempunyai
Ijazah
SD/MI
SLTP/MTs
SMU/SMA SM Kejuruan Diploma I/II
Akademi/
Diploma III
Diploma IV/
Universitas/
S2/S3
L+P
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
Kab
. Fakfak
29.06
26.63
19.99
15.38
4.21
1.67
1.12
1.94
100.00
Kab
. Kaimana
36.00
40.85
15.60
5.34
1.25
0.63
0.25
0.09
100.00
Kab
. Teluk Wondama
50.92
30.00
10.13
5.37
2.54
0.50
0.54
0.00
100.00
Kab
. Teluk Bintuni
40.95
36.01
10.67
7.96
1.32
0.46
1.45
1.17
100.00
Kab
. Manokwari
27.79
20.62
15.37
17.98
4.14
1.10
3.13
9.88
100.00
Kab
. Sorong Selatan
44.81
36.61
14.48
2.52
0.31
0.00
0.31
0.94
100.00
Kab
. Sorong
52.57
18.62
17.27
6.77
1.72
0.68
1.36
1.01
100.00
Kab
. Raja Ampat
31.80
36.80
19.94
9.46
1.01
0.33
0.00
0.67
100.00
Kota Sorong
30.05
17.67
17.55
18.11
7.71
0.53
3.56
4.82
100.00
Pro
vinsi Papua Barat
35.44
25.00
16.32
12.69
3.81
0.73
2.04
3.96
100.00
Ijazah/STTB tertinggi yang Dimiliki
Tabel 5.5 Persentase Penduduk Be
rumur 10 Tahun atau Lebih Men
urut Ij azah Tertinggi Yang Dimil
iki, Jenis Kelamin dan Kabupate
n/Kota di
Provinsi Papua Barat Tah
un 2009
Sum
ber: BPS Provinsi Papua Barat, Susenas Juli 2009
Perempuan
8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 74/110
67
Kab/Kota
Tidak
Mempunyai
Ijazah
SD/MI
SLTP/MTs
SMU/SMA SM Kejuruan Diploma I/II
Akademi/
Diploma III
Diploma IV/
Universitas/
S2/S3
L+P
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
Kab
. Fakfak
27.91
26.16
18.24
17.51
4.45
1.38
0.80
3.57
100.00
Kab
. Kaimana
35.28
40.25
16.24
5.22
1.31
0.71
0.33
0.66
100.00
Kab
. Teluk Wondama
48.70
28.03
10.72
7.61
3.48
0.59
0.37
0.48
100.00
Kab
. Teluk Bintuni
37.15
31.34
15.03
11.38
1.59
0.89
0.81
1.82
100.00
Kab
. Manokwari
27.96
19.69
15.99
18.19
4.99
1.26
2.20
9.72
100.00
Kab
. Sorong Selatan
41.99
33.00
17.13
5.41
0.78
0.00
0.15
1.54
100.00
Kab
. Sorong
47.50
19.96
16.52
8.87
3.43
0.68
1.18
1.88
100.00
Kab
. Raja Ampat
33.74
30.13
22.23
11.20
1.05
0.30
0.29
1.05
100.00
Kota Sorong
27.66
17.10
17.40
17.95
11.28
0.46
2.56
5.59
100.00
Pro
vinsi Papua Barat
33.62
23.64
16.85
13.85
5.23
0.76
1.49
4.57
100.00
Ijazah/STTB tertinggi yang Dimiliki
Tabel 5.5 Persentase Penduduk Be
rumur 10 Tahun atau Lebih Men
urut Ij azah Tertinggi Yang Dimil
iki, Jenis Kelamin dan Kabupate
n/Kota di
Provinsi Papua Barat Tah
un 2009
Sum
ber: BPS Provinsi Papua Barat, Susenas Juli 2009
Laki-laki dan Perempuan
8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 75/110
8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 76/110
69
CHAPTER VI
FERTILITY
BAB VI
FERTILITAS
Seperti halnya negara‐negaralain, terutama negara yang sedang
berkembang, sejak akhir abad ke‐20
ini Indonesia tidak luput dari gejala
duma yakni peledakan penduduk
(Population Exploition). Laju
pertumbuhan penduduk yang cepat
tidak lepas dari akibat tingginyatingkat kelahiran dan menurunnya
tingkat kematian (naiknya angka
harapan hidup).
Permasalahan yang ditimbulkan
akibat tingginya angka kelahiran
adalah semakin besarnya komposisi
anak‐anak sebagai bagian dari
penduduk usia tidak produktif ( 0‐14
tahun). Besarnya komposisi tersebut
mengakibatkan angka ketergantungan
hidup yang semakin tinggi. Peledakan
jumlah penduduk juga membuat
kebutuhan pangan semakin
meningkat, dimana pemerintah harus
Like other countries, especially
developing countries, since the late 20th
century, Indonesia was not spared of
the symptoms Duma blasting
population (Population Exploition).
Rapid population growth rate can not
be separated from due to high birth
rates
and
declining
mortality
rates
(increase in life expectancy).
The problems caused by the high birth
rate is growing children's composition
as the population ages unproductive (0
14 years). The amount of composition
has resulted in rate dependence of the
higher life. Population explosion is also
making increasing food needs, which
the government must be able to
increase food production in line with
population growth.
8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 77/110
70
mampu meningkatkan produksi
pangan seiring dengan pertambahan
jumlah penduduk.
Untuk mengatasi itu semua,
pemerintah menggalakkan program
keluarga berencana guna menekan
tingkat pertumbuhan penduduk agar
sejalan dengan pertumbuhan ekonomi.
Tingkat kelahiran yang tinggi tidak
lepas dari banyaknya wanita usiasubur (WUS) dan pasangan usia subur
(PUS). Umur perkawinan pertama
merupakan salah satu indikator untuk
menggambarkan tingkat fertilitas
suatu wilayah, karena semakin muda
seseorang melakukan perkawinan
maka akan semakin panjang masa
reproduksinya sehingga akan semakin
besar peluangnya untuk melahirkan
banyak anak. Dengan demikian, hal ini
memungkinkan terjadinya tingkat
fertilitas yang lebih tinggi. Gambaran
yang lebih jelas mengenai usia
perkawinan pertama wanita umur 10
tahun ke atas di Papua Barat dapat
dilihat pada Tabel 6.1.
Tabel 6.1 menunjukkan bahwa
terdapat 8,02 persen perempuan yang
menikah di bawah umur (kurang dari
16 tahun). Perempuan di Papua Barat
paling banyak menikah di usia 19‐24
To overcome it all, the government
promote family planning program to
curb population growth rates in line
with economic growth. High birth rates
can not be separated from the number
of women of childbearing age (WUS)
and couples of childbearing age (EFA).
The first marriage age is one indicator
to describe the level of fertility of a
region, as more young people to do the
marriage will be more long term
reproduction so that the greater the
chances of giving birth to many
children. Thus, this allows a higher
fertility rate. A clearer description
about the age of first marriage age of
women 10 years and over in West
Papua can be seen in Table 6.1.
Table 6.1 shows that there are 8.02
percent of married women under age
(less than 16 years). Women in West
Papua's most lots married at age 19 24
years (51.27 percent). Although the
8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 78/110
71
tahun (51,27 persen). Meskipun
jumlah penduduk Papua Barat adalah
yang paling sedikit di indonesia akan
tetapi penggalakan keluarga
berencana tetap digalakkan disini.
Program keluarga berencana tidak
hanya untuk menekan angka kelahiran
akan tetapi untuk mengatur jarak
kelahiran demi membentuk generasi
berencana seperti yang didengung‐
dengungkan BKKBN.
Berdasarkan penggunaan alat
KB, sebanyak 46,78 persen perempuan
usia 10 tahun ke atas yang pernah
kawin tidak pernah menggunakan alat
KB. Sedangkan 29,02 persennya
sedang menggunakan alat KB dan
sisanya sudah tidak menggunakan lagi
alat KB. Dari perempuan yang sedang
menggunakan KB, 60,55 persennya
menggunakan KB Suntik dan 27,65
persennya menggunakan Pil KB. KB
suntik dan pil KB banyak dipilih oleh
perempuan di Papua Barat dengan
alasan lebih praktis dan ekonomis.
Program keluarga berencana
mempromosikan kepada masyarakat
untuk memiliki dua anak cukup. Untuk
melihat seberapa jauh keberhasilan
program KB dapat dilihat dari jumlah
anak yang dilahirkan. Tabel 6.4
population of West Papua is the least in
Indonesia but the promotion of family
planning remain encouraged here.
Family planning programs not only to
reduce the birth rate but to adjust the
spacing to form a plan generation
touted as BKKBN.
Based on contraceptive use, as much as
46.78 per cent of women aged 10 years
and over who ever married have never
used contraceptive. While 29.02 percent
of currently used contraceptive and the
rest
are
not
using
birth
control
again.
Of the women who are using family
planning, 60.55 percent use family
planning Injection and 27.65 percent
using birth control pills. Family
planning and birth control pills
injecting chosen by many women in
West Papua with more practical and
economical reasons.
Family planning programs to promote
to the public to have two children
enough. To see how far the success of
family planning programs can be seen
from the number of children born.
Table 6.4 shows that as many as 22.17
8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 79/110
72
menunjukkan bahwa sebanyak 22,17
persen perempuan usia 10 tahun ke
atas yang pernah kawin melahirkan
dua anak lahir hidup.
percents of women 10 years and over
who had ever married gave birth two
children born alive.
15.55
16.61
17.37
19.68
20.56
21.66
22.17
23.62
24.59
24.86
0 5 10 15 20 25 30
Kab. Teluk Wondama
Kab. Raja Ampat
Kab. Sorong Selatan
Kab. Teluk Bintuni
Kab. Sorong
Kab. Fakfak
Provinsi Papua Barat
Kab. Kaimana
Kab. Manokwari
Kota Sorong
Persentase Perempuan Pernah Kawin yang Melahirkan Dua Anak Lahir Hidup Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat Tahun 2009 Gambar
Picture 6.1
The Percentage of Ever Married Women Gave Birth Two Children Born ALive by Regency / Municipality in the Province of Papua Barat in 2009
8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 80/110
73 Tabel 6.1 Persentase Wanita Berum
ur 10 Tahun ke Atas yang Pernah Kawin Menurut Umur Kawin Pertama dan Kabupaten/Kota di Provinsi
Papua Barat Tahun 2009
Sum
ber: BPS Provinsi Papua Barat, Susenas Juli 2009
Kabupaten/Kota
Umur Perkawinan Pertama
< 16
16 - 18
19 - 24
> 24
T
otal
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Kab
. Fakfak
7.74
16.21
57.40
18.65
10
0.00
Kab
. Kaimana
2.17
17.86
61.64
18.32
10
0.00
Kab
. Teluk Wondama
7.77
25.58
49.29
17.35
10
0.00
Kab
. Teluk Bintuni
16.06
22.50
47.64
13.80
10
0.00
Kab
. Manokwari
8.10
30.71
43.67
17.52
10
0.00
Kab
. Sorong Selatan
7.37
27.93
53.66
11.04
10
0.00
Kab
. Sorong
13.88
23.04
50.73
12.35
10
0.00
Kab
. Raja Ampat
2.78
25.06
56.59
15.57
10
0.00
Kota Sorong
5.08
26.51
53.71
14.70
10
0.00
Provinsi Papua Barat
8.02
25.29
51.27
15.42
10
0.00
8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 81/110
74 Tabel 6.2 Persentase Wanita Berum
ur 10 Tahun ke Atas yang Pernah Kawin Menurut Penggunaan
Kontrasepsi dan Kabupaten/Kota di
Provinsi Papua Barat Tah
un 2009
Sum
ber: BPS Provinsi Papua Barat, Susenas Juli 2009
Kabupaten/Kota
Pengguna/memakai alat/cara K
B
Sedang menggunakan
Tidak m
enggunakan lagi
Tdk pernah
menggunakan
Tota
l
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Kab
. Fakfak
24.66
23.39
5
1.95
100.0
0
Kab
. Kaimana
23.18
19.54
5
7.29
100.0
0
Kab
. Teluk Wondama
15.86
18.28
6
5.87
100.0
0
Kab
. Teluk Bintuni
28.58
17.89
5
3.53
100.0
0
Kab
. Manokwari
22.80
27.80
4
9.40
100.0
0
Kab
. Sorong Selatan
35.14
16.90
4
7.96
100.0
0
Kab
. Sorong
30.14
31.78
3
8.08
100.0
0
Kab
. Raja Ampat
19.45
22.75
5
7.80
100.0
0
Kota Sorong
40.09
22.98
3
6.93
100.0
0
Pro
vinsi Papua Barat
29.02
24.20
4
6.78
100.0
0
8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 82/110
75 Tabel 6.3 Persentase Wanita Berum
ur 10 Tahun ke Atas yang Pernah Kawin Menurut Alat/Cara Kon
trasepsi yang Digunakan dan K
abupaten/
Kota di Provinsi Papua B
arat Tahun 2009
Sum
ber: BPS Provinsi Papua Barat, Susenas Juli 2009
Kabupaten/Kota
Alat/cara KB yg sedang digunakan
MOW/
Tubektomi
MOP/
Vasektomi
AKDR/IUD Suntikan
KB Susuk KB
Pil KB
Kondom
Intervag/
Tisue
Cara
Tradisional
Total
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
Kab
. Fakfak
1.77
1.97
1.97
66.14
7.45
20.70
0.00
0.00
0.00
100.00
Kab
. Kaimana
1.79
0.00
1.79
84.17
0.00
12.24
0.00
0.00
0.00
100.00
Kab
. Teluk Wondama
0.00
0.00
5.17
67.66
0.00
13.58
0.00
0.00
13.58
100.00
Kab
. Teluk Bintuni
0.00
0.25
1.49
58.31
1.49
38.46
0.00
0.00
0.00
100.00
Kab
. Manokwari
1.54
0.00
3.94
66.40
5.37
21.20
0.00
0.00
1.54
100.00
Kab
. Sorong Selatan
0.00
0.00
0.00
77.60
0.00
7.46
0.00
0.00
14.94
100.00
Kab
. Sorong
3.40
1.68
1.68
50.86
5.08
33.91
0.00
0.00
3.38
100.00
Kab
. Raja Ampat
0.00
0.00
2.82
85.73
0.00
8.57
0.00
0.00
2.88
100.00
Kota Sorong
1.82
0.46
3.63
48.49
3.56
39.33
0.00
0.45
2.27
100.00
Provinsi Papua Barat
1.59
0.56
2.68
60.55
3.58
27.65
0.00
0.14
3.25
100.00
8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 83/110
8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 84/110
77 Tabel 6.5 Persentase Wanita Berum
ur 10 Tahun ke Atas yang Pernah Kawin menurut Jumlah Anak Masih Hidup dan Kabupaten/Kota di
Provinsi Papua Barat Tah
un 2009
Sum
ber: BPS Provinsi Papua Barat, Susenas Juli 2009
Kabupaten/Kota
Anak Masih Hidup
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10+
Total
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
Kab
. Fakfak
11.07
19.70
22.64
19.84
9.88
10.06
2.94
1.48
1.40
0.99
0.00
100.00
Kab
. Kaimana
9.86
27.21
23.47
15.48
12.11
7.47
3.12
0.88
0.42
0.00
0.00
100.00
Kab
. Teluk Wondama
7.36
18.09
16.84
18.28
13.93
10.77
4.33
4.37
3.45
1.72
0.86
100.00
Kab
. Teluk Bintuni
10.52
20.88
19.76
19.40
14.73
7.05
4.33
1.01
1.47
0.85
0.00
100.00
Kab
. Manokwari
11.89
17.20
25.82
16.68
14.86
5.77
4.72
1.43
0.90
0.00
0.72
100.00
Kab
. Sorong Selatan
10.00
13.66
18.41
18.43
16.34
14.18
3.15
3.72
1.57
0.55
0.00
100.00
Kab
. Sorong
8.73
19.95
22.60
12.82
14.97
10.73
4.08
4.09
1.02
0.51
0.51
100.00
Kab
. Raja Ampat
12.79
17.81
17.72
17.75
12.77
10.01
5.04
4.43
1.12
0.00
0.56
100.00
Kota Sorong
14.36
15.77
25.41
19.99
9.21
5.80
3.86
2.70
1.98
0.36
0.55
100.00
Pro
vinsi Papua Barat
11.49
18.16
23.14
17.56
12.91
8.09
4.02
2.45
1.36
0.40
0.43
100.00
8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 85/110
78 Tabel 6.6 Persentase Wanita Berum
ur 10 Tahun ke Atas yang Pernah Kawin menurut Jumlah Anak
Sudah Meninggal dan Kabupaten/Kota di
Provinsi Papua Barat Tah
un 2009
Sum
ber: BPS Provinsi Papua Barat, Susenas Juli 2009
Kabupaten/Kota
Anak Masih Hidup
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10+
Total
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
Kab
. Fakfak
92.33
5.26
1.50
0.00
0.49
0.00
0.00
0.00
0.43
0.00
0.00
100.00
Kab
. Kaimana
99.51
0.49
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
100.00
Kab
. Teluk Wondama
84.86
10.44
2.56
1.72
0.41
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
100.00
Kab
. Teluk Bintuni
88.99
5.21
1.88
0.93
0.85
0.86
0.43
0.43
0.00
0.43
0.00
100.00
Kab
. Manokwari
86.77
7.62
4.03
0.70
0.53
0.00
0.00
0.35
0.00
0.00
0.00
100.00
Kab
. Sorong Selatan
79.46
9.98
4.72
4.27
0.52
1.05
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
100.00
Kab
. Sorong
80.44
10.33
4.60
2.55
1.06
1.02
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
100.00
Kab
. Raja Ampat
82.28
10.04
4.41
2.74
0.00
0.53
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
100.00
Kota Sorong
86.03
8.56
1.28
1.97
1.79
0.00
0.18
0.00
0.18
0.00
0.00
100.00
Pro
vinsi Papua Barat
86.33
7.76
2.86
1.58
0.85
0.31
0.07
0.12
0.08
0.03
0.00
100.00
8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 86/110
79 Tabel 6.7 Rata-rata Anak Lahir Hidup dari Wanita Pernah Kawin Be
rumur 15 - 49 Tahun Menurut Ka
bupaten/Kota di Provinsi Papua
Barat
Tahun 2009
Sum
ber: BPS Provinsi Papua Barat, Susenas Juli 2009
Kabupaten/Kota
Kelompok Umur Ibu
15 - 19
20 - 24
25 - 29
30 - 34
35 - 39
40 - 44
45 - 49
Rata-rata
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
Kab
. Fakfak
1.00
1.10
1.67
2.48
3.10
2.84
3.59
2.08
Kab
. Kaimana
0.34
0.85
1.50
2.22
2.64
3.59
2.90
1.83
Kab
. Teluk Wondama
1.00
1.50
1.75
3.79
3.77
4.51
4.70
2.69
Kab
. Teluk Bintuni
0.66
1.38
2.24
3.39
3.82
3.60
3.78
2.47
Kab
. Manokwari
0.46
1.48
1.71
2.52
3.23
4.10
3.07
2.13
Kab
. Sorong Selatan
0.67
1.73
2.56
3.45
3.69
3.55
3.51
2.59
Kab
. Sorong
0.67
1.00
1.79
2.60
3.53
4.39
4.58
2.58
Kab
. Raja Ampat
0.40
1.06
1.88
2.39
3.31
4.16
5.26
2.14
Kota Sorong
0.31
0.91
1.81
2.59
2.67
3.14
4.88
2.06
Provinsi Papua Barat
0.53
1.19
1.85
2.68
3.21
3.75
4.01
2.23
8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 87/110
80 Tabel 6.8 Rata-rata Anak Masih Hid
up dari Wanita Pernah Kawin Berumur 15 - 49 Tahun Menurut K
abupaten/Kota di Provinsi Papu
a Barat
Tahun 2009
Sum
ber: BPS Provinsi Papua Barat, Susenas Juli 2009
Kabupaten/Kota
Kelompok Umur Ibu
15 - 19
20 - 24
25 - 29
30 - 34
35 - 39
40 - 44
45 - 59
Rata-rata
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
Kab
. Fakfak
1.00
1.10
1.61
2.42
3.10
2.75
3.49
2.04
Kab
. Kaimana
0.34
0.85
1.49
2.22
2.64
3.59
2.90
1.83
Kab
. Teluk Wondama
1.00
1.46
1.73
3.21
3.50
4.37
4.36
2.53
Kab
. Teluk Bintuni
0.66
1.38
2.18
3.10
3.42
2.88
3.76
2.29
Kab
. Manokwari
0.46
1.39
1.64
2.46
2.95
3.76
2.62
1.98
Kab
. Sorong Selatan
0.67
1.64
2.41
3.03
3.37
3.17
3.10
2.36
Kab
. Sorong
0.67
1.00
1.70
2.43
3.16
3.69
4.04
2.32
Kab
. Raja Ampat
0.40
1.06
1.73
2.14
3.14
3.89
4.82
2.00
Kota Sorong
0.31
0.88
1.79
2.32
2.60
2.98
4.56
1.96
Provinsi Papua Barat
0.53
1.15
1.79
2.49
3.00
3.41
3.67
2.09
8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 88/110
81
BAB VII
PERUMAHAN
Perumahan dan permukimanyang layak, sehat, aman, serasi, dan
teratur merupakan salah satu
kebutuhan dasar manusia dan
merupakan faktor penting dalam
peningkatan harkat dan martabat
mutu kehidupan serta kesejahteraan
rakyat. Setiap warga negaramempunyai hak untuk menempati,
menikmati, atau memiliki rumah yang
layak dalam lingkungan yang sehat
aman, serasi dan teratur (Undang‐
Undang Nomor 4 Tahun 1992 Bab III
Perumahan Pasal 5 ).
Idealnya, setiap rumah tangga
memiliki rumah sendiri. Tetapi, karena
ketidakseimbangan antara
pertumbuhan perumahan dan rumah
tangga serta keterbatasan kemampuan
rumah tangga baru untuk memiliki
rumah maka belum semua rumah
tangga menempati rumah sendiri.
Decent, healthy, savety, harmonious,
and integrated homes and settlement
are human basic need and main factor
in increasing the values of living quality
and human welfare. Every citizen has
the right to settle, take benefit and take
control the decent, healthy, savety,
harmonious
and
integrated
homes
(Law Number 4 of 1992 on Housing
Chapter III Housing Article 3).
Ideally, every household has their own
home. However, due to the imbalance
between housing growth and household
growth and the limited ability of new
households to own a house then not all
households stay in their own home.
SUSENAS 2009 showed only 67.71
percent of the households who occupy
CHAPTER VII
HOUSING
8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 89/110
82
Susenas 2009 menunjukkan hanya
67,71 persen rumah tangga yang
menempati rumah sendiri. Sisanya
yaitu 32,29 persen menempati rumah
kontrak, sewa, rumah dinas atau
rumah bebas sewa (Lihat Gambar 7.1
atau Tabel 7.1).
Kualitas perumahan di Papua
Barat pada tahun 2009 seperti terlihat
pada Gambar 7.2. Lebih dari 90persen perumahan di Papua Barat
berlantai bukan tanah (keramik, tegel,
atau bambu) dan beratap layak (bukan
dari bahan dedaunan). Tetapi,
persentase rumah berdinding
permanen sekitar 52,27 persen.
Terdapat 38,36 persen rumah dengan
luas lantai per kapita kurang dari 10
meter per segi.
their own homes. The remaining 32.29
per cent stayed in a house contract,
rent, housing or rent free house (See
Picture 7.1 or Table 7.1).
The quality of housing in West Papua in
2009 as shown in Figure 7.2. More than
90 percent of housing in West Papua,
were not the ground floors (ceramics,
tiles, or bamboo) and roofed feasible
(rather than the material leaves).
However, the percentage of permanent
walled houses of about 52.27 percent.
There are 38.36 percent of homes with
floor area per capita of less than 10
square meters.
91.6 93.6
52.27
38.36
0
10
20
30
40
50
60
7080
90
100
Lantai
Bukan
Atap
Layak
*) Dinding
Luas
lantai
pe r
Keterangan: * Tidak Beratap Dedaunan
Gambar 7.1 Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis Lantai Terluas, Jenis Atap Terluas, Jenis
Dinding Terluas dan Luas Lantai Per Kapita di Papua Barat Tahun 2009.
8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 90/110
83
Masalah penerangan juga
merupakan bagian penting dari
informasi perumahan. Di daerah yang
cukup maju, sumber penerangan
utama di malam hari menggunakan
listrik. Di Papua Barat sendiri, listrik
baru bisa dinikmati oleh 68,98 persen
rumah tangga di mana 57,67
persennya bersumber dari listrik PLN
dan 11,31 persen sisanya bersumber
dari listrik non PLN (Genset atau
PLTD). Dengan demikian masih
terdapat 31,02 persen wilayah di
Papua Barat yang belum dimasuki
listrik.
Penggunaan kayu bakar sebagai
bahan bakar untuk memasak masih
cukup dominan di Papua Barat. Tabel
7.13 memperlihatkan 55,25 persen
rumah tangga memanfaatkan kayu
bakar sebagai bahan bakar utama
untuk memasak. Selain kayu bakar,
minyak tanah dimanfaatkan oleh
41,25 persen rumah tangga untuk
memasak. Hanya 3,04 persen rumah
tangga yang menggunakan gas untuk
memasak.
The problem of lighting is also an
important part of housing information.
In fairly advanced areas, main source
of lighting at night use electricity. In
West Papua alone, the electricity can be
enjoyed by 68.98 percent of households
in which 57.67 per cent sourced from
the PLN, a State Electricity Company,
and the remaining 11.31 per cent of
electricity comes from non PLN (Genset
or diesel). Thus there are 31.02 percent
of the territory of West Papua who have
not affordable electricity yet.
The use of firewood as fuel for cooking
is still quite dominant in West Papua.
Table 7:13 shows 55.25 percent of
households use firewood as main fuel
for cooking. Besides firewood, kerosene
used by 41.25 percent of households for
cooking. Only 3.04 percent of
households using gas for cooking.
8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 91/110
84 Tabel 7.1 Persentase Rumah Tangg
a Menurut Penguasaan Tempat
Tinggal dan Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat Tahun 2009
Kabupaten/Kota
Status penguasaan bangunan tempat tin
ggal
Milik sendiri
Kontrak
Sewa
Bebas sewa
Dinas
Rumah Milik
Orang Tua/
Sanak/Saudara
Lainnya
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
Kab
. Fakfak
60.06
3.00
6.91
13.01
8.30
8.72
0.00
100.00
Kab
. Kaimana
83.88
1.09
1.86
5.31
4.55
3.32
0.00
100.00
Kab
. Teluk Wondama
74.06
0.79
1.19
3.59
4.78
15.18
0.40
100.00
Kab
. Teluk Bintuni
74.70
1.41
4.98
11.36
4.95
1.74
0.86
100.00
Kab
. Manokwari
54.23
0.79
3.27
3.46
27.03
11.23
0.00
100.00
Kab
. Sorong Selatan
85.42
0.00
0.00
0.52
0.00
14.06
0.00
100.00
Kab
. Sorong
83.86
1.04
2.08
5.21
3.12
4.69
0.00
100.00
Kab
. Raja Ampat
88.02
1.05
0.52
0.52
3.12
6.76
0.00
100.00
Kota Sorong
57.24
3.18
23.41
6.12
4.20
5.85
0.00
100.00
Pro
vinsi Papua Barat
67.71
1.55
7.28
5.46
10.00
7.93
0.07
100.00
8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 92/110
85 Tabel 7.2 Persentase Rumah Tangg
a Menurut Jenis Lantai dan Din
ding Terluas dan Kabupaten/Ko
ta di Provinsi Papua Barat Tahun 2009
Kabupaten/Kota
Jen
is Dinding Terluas
Bukan tanah
Tanah
Jumlah
Tembok
Kayu
Bambu
Lainnya
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
Kab
. Fakfak
93.21
6.79
100.00
75.32
23.42
0.00
1.26
100.00
Kab
. Kaimana
75.37
24.63
100.00
53.99
45.62
0.39
0.00
100.00
Kab
. Teluk Wondama
97.20
2.80
100.00
14.79
81.98
0.00
3.23
100.00
Kab
. Teluk Bintuni
96.86
3.14
100.00
8.30
91.70
0.00
0.00
100.00
Kab
. Manokwari
96.40
3.60
100.00
51.72
45.45
0.63
2.20
100.00
Kab
. Sorong Selatan
96.87
3.13
100.00
18.23
57.81
1.05
22.92
100.00
Kab
. Sorong
80.20
19.80
100.00
42.71
53.13
4.16
0.00
100.00
Kab
. Raja Ampat
91.65
8.35
100.00
56.78
34.93
3.11
5.18
100.00
Kota Sorong
92.35
7.65
100.00
80.59
17.48
1.33
0.60
100.00
Pro
vinsi Papua Barat
91.60
8.40
100.00
52.27
43.34
1.32
3.07
100.00
Jenis Lantai Terluas
8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 93/110
8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 94/110
87 Tabel 7.4 Persentase Rumah Tangg
a Menurut Sumber Air Minum d
an Kabupaten/Kota di Provinsi P
apua Barat Tahun 2009
K
abupaten/Kota
Sumber air minum
Air
kemasan
bermerk
Air isi
ulang
Leding
meteran
Leding
eceran
Sumur
bor/
pompa
Sumur
terlindung
Sumur tak
terlindung
Mata air
terlindung M
ata air
tak
terlindung A
ir sungai
Air
hujan
Lainn
ya
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
Kab. Fakfak
0.00
1.26
32.89
4.66
0.00
5.59
8.31
8.37
0.93
0.46
37.53
0.00
100.00
Kab. Kaimana
0.46
1.41
2.52
0.69
1.55
36.79
14.97
1.53
6.56
0.92
32.60
0.00
100.00
Kab. Teluk Wondama
0.40
0.40
0.40
3.57
3.59
6.43
0.40
41.18
10.83
32.80
0.00
0.00
100.00
Kab. Teluk Bintuni
0.00
8.92
0.44
4.32
5.19
25.37
5.84
6.49
0.86
4.35
37.34
0.86
100.00
Kab. Manokwari
0.16
7.16
18.78
0.16
5.92
20.80
5.20
14.15
17.13
7.08
3.47
0.00
100.00
Kab. Sorong Selatan
0.00
0.00
0.00
1.57
0.00
1.05
1.04
4.69
14.04
25.03
50.50
2.08
100.00
Kab. Sorong
1.04
3.13
0.00
0.00
0.00
18.75
13.02
4.16
1.04
13.02
45.84
0.00
100.00
Kab. Raja Ampat
0.00
0.00
0.00
0.00
9.92
44.26
18.71
17.72
8.87
0.00
0.00
0.52
100.00
Kota
Sorong
12.58
44.93
11.70
1.39
1.80
13.70
2.60
4.39
0.40
0.20
5.92
0.40
100.00
Provinsi Papua Barat
2.89
12.64
10.66
1.36
2.99
17.89
6.88
9.13
7.10
7.22
20.89
0.34
100.00
8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 95/110
88
Tabel 7.5 Persentase Rumah Tangga Dengan Sumber Air Minum Pompa, Sumur Atau
Mata Air dan Jarak Sumber Air Minum ke Tempat Penampungan Kotoran/Tinja
dan Kabupaten/Kota di Provins i Papua Barat Tahun 2009
Kabupaten/KotaJarak ketempat penampungan kotoran/tinja
=< 10 m > 10 m Tidak tahu Jumlah
(1) (2) (3) (4) (5)
Kab. Fakfak 13.75 76.22 10.03 100.00
Kab. Kaimana 11.73 80.62 7.64 100.00
Kab. Teluk Wondama 38.29 39.85 21.86 100.00
Kab. Teluk Bintuni 15.25 66.52 18.24 100.00
Kab. Manokwari 11.42 48.71 39.87 100.00
Kab. Sorong Selatan 5.02 87.50 7.48 100.00
Kab. Sorong 15.50 49.30 35.21 100.00
Kab. Raja Ampat 47.68 17.78 34.54 100.00
Kota Sorong 38.65 30.55 30.80 100.00
Provinsi Papua Barat 20.63 49.21 30.17 100.00
Kabupaten/KotaPenggunaan fasilitas air minum
Sendiri Bersama Umum Tidak ada Jumlah
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Kab. Fakfak 64.08 11.73 9.90 14.29 100.00
Kab. Kaimana 24.41 31.20 31.34 13.05 100.00
Kab. Teluk Wondama 15.03 45.59 35.17 4.21 100.00
Kab. Teluk Bintuni 63.21 21.62 11.65 3.51 100.00
Kab. Manokwari 48.68 28.70 17.52 5.10 100.00
Kab. Sorong Selatan 49.19 3.17 5.82 41.82 100.00
Kab. Sorong 48.91 20.65 17.40 13.04 100.00
Kab. Raja Ampat 4.68 44.79 50.53 0.00 100.00
Kota Sorong 55.30 25.27 16.52 2.91 100.00
Provinsi Papua Barat 46.65 23.95 18.61 10.79 100.00
Tabel 7.6 Persentase Rumah Tangga Menurut Fasilitas Ai r Minum dan Kabupaten/Kota di
Provins i Papua Barat Tahun 2009
8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 96/110
89
Tabel 7.7 Persentase Rumah Tangga Menurut Cara Memperoleh Ai r Minum dan
Kabupaten/Kota di Provins i Papua Barat Tahun 2009
Tabel 7.8 Persentase Rumah Tangga Menurut Fasilitas Tempat Buang Ai r Besar dan
Kabupaten/Kota di Provins i Papua Barat Tahun 2009
Kabupaten/Kota
Cara memperoleh air minum
Membeli Tidak membeli Jumlah
(1) (2) (3) (4)
Kab. Fakfak 30.98 69.02 100.00
Kab. Kaimana 4.27 95.73 100.00
Kab. Teluk Wondama 2.40 97.60 100.00
Kab. Teluk Bintuni 13.25 86.75 100.00
Kab. Manokwari 18.03 81.97 100.00
Kab. Sorong Selatan 0.00 100.00 100.00
Kab. Sorong 6.77 93.23 100.00
Kab. Raja Ampat 0.52 99.48 100.00
Kota Sorong 68.47 31.53 100.00
Provinsi Papua Barat 24.37 75.63 100.00
Kabupaten/KotaPenggunaan fasilitas tempat buang air besar
Sendiri Bersama Umum Tidak ada Jumlah
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Kab. Fakfak 65.83 10.56 11.16 12.44 100.00
Kab. Kaimana 19.96 13.98 36.03 30.04 100.00
Kab. Teluk Wondama 24.73 31.14 19.25 24.88 100.00
Kab. Teluk Bintuni 77.87 7.40 5.62 9.10 100.00
Kab. Manokwari 57.58 15.41 4.06 22.96 100.00
Kab. Sorong Selatan 58.31 4.18 7.82 29.69 100.00
Kab. Sorong 55.72 10.94 12.50 20.83 100.00
Kab. Raja Ampat 13.56 20.82 49.97 15.65 100.00
Kota Sorong 82.58 9.97 3.92 3.53 100.00
Provinsi Papua Barat 59.49 12.37 10.98 17.16 100.00
8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 97/110
90
Tabel 7.9 Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis Kloset dan Kabupaten/Kota di
Provinsi Papua Barat Tahun 2009
Kabupaten/Kota
Jenis kloset
Leher angsa PlengsenganCemplung/
CublukTidak pakai Jumlah
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Kab. Fakfak 47.46 31.27 19.68 1.59 100.00
Kab. Kaimana 43.10 29.10 25.58 2.22 100.00
Kab. Teluk Wondama 1.06 73.44 21.80 3.70 100.00
Kab. Teluk Bintuni 43.06 24.78 31.69 0.47 100.00
Kab. Manokwari 60.43 26.10 11.84 1.63 100.00
Kab. Sorong Selatan 27.41 51.09 20.76 0.74 100.00
Kab. Sorong 39.46 15.79 40.80 3.95 100.00
Kab. Raja Ampat 56.85 36.40 4.28 2.47 100.00
Kota Sorong 44.75 50.78 4.06 0.41 100.00
Provinsi Papua Barat 46.04 34.97 17.36 1.63 100.00
8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 98/110
91 Tabel 7.10 Persentase Rumah Tang
ga Menurut Tempat Pembuangan Akhir Kotoran/Tinj a dan Kabu
paten/Kota di Provinsi Papua Barat
Tahun 2009
Kabupaten/Kota
Tempat pembuangan akhir tinja
Tangk
i/SPAL
Kolam/sawah
Sungai/ danau/
laut
Lobang tanah
Pan
tai/ tanah la-
pang/ kebun
Lainnya
Jumlah
(1)
(
2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
Kab
. Fakfak
50
.40
0.00
2
1.87
21.27
6.06
0.40
100.00
Kab
. Kaimana
32
.39
0.77
3.25
35.09
28.50
0.00
100.00
Kab
. Teluk Wondama
55
.52
1.61
1
9.64
16.03
7.20
0.00
100.00
Kab
. Teluk Bintuni
40
.53
0.87
1
9.02
37.85
1.31
0.43
100.00
Kab
. Manokwari
57
.45
0.16
6.77
24.00
11.46
0.16
100.00
Kab
. Sorong Selatan
23
.45
1.56
3
1.26
41.12
0.00
2.60
100.00
Kab
. Sorong
36
.97
3.13
1
3.54
33.86
11.98
0.52
100.00
Kab
. Raja Ampat
47
.96
1.04
1
1.47
36.41
2.60
0.52
100.00
Kota Sorong
91
.22
0.40
2.79
2.66
2.93
0.00
100.00
Pro
vinsi Papua Barat
55
.09
0.91
1
1.69
24.01
7.87
0.43
100.00
8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 99/110
92 Tabel 7.11 Persentase Rumah Tang
ga Menurut Sumber Penerangan dan Kabupaten/Kota di Provin
si Papua Barat Tahun 2009
Kabupaten/Kota
Sumber penerangan
L
istrik PLN
Listrik non PLN
Petromak/ aladin
Pelita/sentir/obor
Lainnya
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Kab
. Fakfak
70.69
7.90
3.26
18.15
0.00
100.00
Kab
. Kaimana
12.58
44.67
22.40
19.19
1.16
100.00
Kab
. Teluk Wondama
4.01
15.20
12.85
57.54
10.40
100.00
Kab
. Teluk Bintuni
17.61
49.31
0.87
28.31
3.90
100.00
Kab
. Manokwari
66.41
4.36
1.55
27.52
0.16
100.00
Kab
. Sorong Selatan
35.39
2.60
0.00
61.48
0.52
100.00
Kab
. Sorong
48.96
10.42
2.61
38.02
0.00
100.00
Kab
. Raja Ampat
39.04
15.09
5.74
40.13
0.00
100.00
Kota Sorong
92.95
2.79
0.00
4.26
0.00
100.00
Pro
vinsi Papua Barat
57.67
11.31
3.06
27.21
0.74
100.00
8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 100/110
93 Tabel 7.12 Persentase Rumah Tang
ga Pengguna PLN Menurut Day
a Terpasang dan Kabupaten/Ko
ta di Provinsi Papua Barat Tahu
n 2009
Kabupaten/Kota
Daya Terpasang (Watt)
45
0.00
900.00
1.30
2.20
> 2.200
Tanpa Meteran
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
Kab
. Fakfak
33.04
35.92
18.80
2.54
1.23
8.47
100.00
Kab
. Kaimana
26.57
26.66
23.47
3.77
1.26
18.27
100.00
Kab
. Teluk Wondama
9.91
29.73
50.00
10.36
0.00
0.00
100.00
Kab
. Teluk Bintuni
43.79
24.13
16.75
2.45
0.00
12.87
100.00
Kab
. Manokwari
30.16
31.65
20.14
3.98
0.00
14.06
100.00
Kab
. Sorong Selatan
11.76
5.89
1.47
0.00
0.00
80.88
100.00
Kab
. Sorong
63.83
22.33
2.13
0.00
1.06
10.64
100.00
Kab
. Raja Ampat
41.39
4.00
49.33
0.00
0.00
5.28
100.00
Kota Sorong
28.04
29.76
22.76
1.08
1.71
16.65
100.00
Pro
vinsi Papua Barat
33.60
27.86
18.80
1.97
0.88
16.90
100.00
8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 101/110
94 Tabel 7.13 Persentase Rumah Tang
ga Bahan Bakar Utama untuk M
emasak dan Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat Tahun 20
09
Kabupaten/Kota
Bahan Bakar Utama untuk Mema
sak
Listrik
Gas/LPG
Miny
ak Tanah
Arang/Briket
Kayu Bakar
Lainnya
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
Kab
. Fakfak
0.00
1.33
4
8.38
0.00
50.29
0.00
100.00
Kab
. Kaimana
0.00
0.16
1
3.80
0.00
85.66
0.39
100.00
Kab
. Teluk Wondama
0.00
0.00
9.97
0.40
89.64
0.00
100.00
Kab
. Teluk Bintuni
0.00
2.25
1
5.56
0.00
81.67
0.52
100.00
Kab
. Manokwari
0.00
3.89
4
9.62
0.31
46.18
0.00
100.00
Kab
. Sorong Selatan
0.00
0.00
0.00
0.00
99.48
0.52
100.00
Kab
. Sorong
0.00
1.04
2
3.96
0.52
74.48
0.00
100.00
Kab
. Raja Ampat
0.00
0.00
5.20
0.51
94.28
0.00
100.00
Kota Sorong
0.00
7.51
8
4.70
0.20
6.99
0.60
100.00
Pro
vinsi Papua Barat
0.00
3.04
4
1.25
0.24
55.25
0.23
100.00
8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 102/110
95
BAB VIII
SOSIAL LAINNYA
Indikator sosial lainnya yangmenunjukkan tingkat kesejahteraan
penduduk adalah akses penduduk
terhadap program pengentasan
kemiskinan dan akses terhadap
teknologi dan informasi (TI). Program
penanggulangan kemiskinan yang
dihimpun melalui pengumpulan dataSusenas meliputi pengurangan
pengeluaran rumah tangga miskin
untuk kebutuhan dasar yaitu biaya
kesehatan dan pembelian beras miskin
(raskin) dan peningkatan pendapatan
rumah tangga miskin melalui bantuan
langsung tunai (BLT) dan kredit usaha.Akses penduduk terhadap TI meliputi
penguasaan media komunikasi seperti
telepon, komputer, dan handphone;
dan akses penduduk terhadap media
internet.
Pengarusutamaan penanggula‐
ngan kemiskinan mencakup dua
Other social indicators show the level of welfare of the population is in access of population to poverty reduction programs and access to technology and information (IT). Poverty reduction programs are collected through SUSENAS data collection involves the reduction of expenditures of poor households to basic needs of health care costs and the purchase of poor rice (raskin) and increased income for poor households through direct cash transfer (BLT) of and credits for microenterprises. Population access to IT include the ownership of communication media such as telephones, computers, and mobile phones, and access to the Internet media.
Poverty reduction mainstreaming involve two objectives. First, reduce the
CHAPTER VIII
OTHER CONDITIONS
8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 103/110
96
sasaran. Pertama, mengurangi beban
rumah tangga miskin untuk kebutuhan
dasar dan kedua, meningkatkan
pendapatannya. Pengurangan beban
rumah tangga miskin antara lain
melalui program raskin, pembebasan
biaya kesehatan dan dana BOS.
Gambar 8.1 memperlihatkan
bahwa akses masyarakat terhadap
layanan kesehatan gratis berbedaantar satu kabupaten/kota. Akses
tertinggi tercatat di Kabupaten Teluk
Wondama. Lebih dari 85 persen
penduduk Kabupaten Teluk Wondama
telah menikmati layanan kesehatan
gratis. Sementara layanan kesehatan
gratis di Kabupaten Teluk Bintuni,
Kabupaten Sorong Selatan, dan
Kabupaten Raja Ampat telah dinikmati
oleh lebih dari separuh penduduk.
Layanan kesehatan gratis di
kabupaten lainnya dinikmati oleh
kurang dari 25 persen penduduk
dengan persentase terendah di
Kabupaten Kaimana (15,47 persen).
Dibandingkan dengan akses
layanan kesehatan gratis, lebih banyak
rumah tangga yang dapat mengakses
program raskin (Tabel 8.2). Di
Kabupaten Raja Ampat, lebih dari 90
persen rumah tangga menyatakan
expenditure of poor households on basic needs such as free health services, free education services and rice for poor. The second is to increase their income.
Picture 8.1 shows that the access of people to free health services were different between region. The highest access was in Teluk Wondama Regency. More than 85 percents of Teluk Wondama People had accessed the free health services. The Free Health Services in Teluk Bintuni Regency, Sorong Selatan Regency and Raja Ampat Regency had been accessed by a half of all people. In another regencies, the program has been accessed by less than 25 percents of the people and the lowest access was in Kaimana Regency (15,47 percents).
Compared to the free health services, more households could access rice for poor program (See Table 8.2). In Raja Ampat Regency, more than 90 percents of households stated that they had bought the rice. The percentage of
8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 104/110
97
membeli beras raskin. Persentase
rumah tangga yang membeli raskin di
Kabupaten Kaimana, Kabupaten
Sorong, Kabupaten Teluk Wondama,
dan Kabupaten Fakfak cukup tinggi
dengan besaran masing‐masing 86,59;
77,09; 76,01 dan 71,87 persen. Di
tingkat provinsi sendiri layanan raskin
telah dinikmati oleh 59,06 persen.
Program peningkatanpendapatan rumah tangga miskin
dibagi menjadi tiga kluster. Kluster
pertama adalah rumah tangga yang
sangat miskin dalam pengertian harus
diberi “ikan” melalui BLT (Bantuan
Langsung Tunai) yang telah
dilaksanakan pada tahun 2005, 2006
dan 2008. Program ini pada awalnya
untuk meringankan dampak langsung
kenaikan bahan‐bakar minyak akibat
melonjaknya harga minyak mentah di
pasar internasional. Kenaikan BBM
pada tahun 2005 terjadi dua kali yaitu
pada bulan Mei dan Oktober.
Kluster kedua adalah rumah
tangga yang mendekati miskin yang
harus diberi “kail”. Umumnya rumah
tangga ini telah memiliki usaha namun
tidak dapat berkembang karena
keterbatasan modal. Untuk itu
pemerintah menyediakan program
households who had bought the rice for poor in Kaimana Regency, Sorong Regency, Teluk Wondama Regency and Fakfak Regency were high enough. The percentage were 86,59; 77,09; 76,01 and 71,87 percents. At province level, the rice for poor program has been accessed by 59,06 percents.
The program of improving income of poor households was divided into three clusters. The first cluster was the very poor and poor households in the meaning they must be given “ the fishes” through direct cash transfer that has been conducted in 2005, 2006 and 2008. The purpose of this program in the earlier to reduce the direct impact of the increasing fuel price policy to poor people. The increasing of fuel price was two times in 2005, that was in Mei and October.
The second cluster was near poor. Generally, these households had a job but did not developed by constrain of modal. Thus, the government has created a program of empowering society. The program were implemented through Independent
8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 105/110
98
kredit usaha agar rakyat miskin
memiliki akses pinjaman kredit usaha
melalui PNPM Mandiri. Kluster ketiga
adalah rumah tangga yang
membutuhkan bantuan pemasaran
hasil “tangkapan ikannya.” Bentuknya
berupa KUR, atau Koperasi.
Informasi penanggulangan
kemiskinan yang dapat diperoleh dari
Susenas 2009 terbatas pada BLT,raskin dan kredit usaha. Tabel 8.3
memperlihatkan rumah tangga yang
menyatakan menerima BLT pada
tahun 2008/2009 adalah 55,59 persen
dengan persentase tertinggi di
Kabupaten Sorong Selatan (93,75
persen) dan terendah di Kota Sorong
(20,36 persen).
Akses penduduk terhadap kredit
usaha masih sangat terbatas. Kurang
dari lima persen rumah tangga yang
mengakses kredit usaha. Persentase
tertinggi di Kabupaten Kaimana yaitu
14,72 persen.
Selain informasi penanggulangan
kemiskinan, perkembangan akses
teknologi komunikasi dan informasi di
Papua Barat juga dimonitor. Pada
tahun 2009, delapan dari sepuluh
rumah tangga di Papua Barat telah
menguasai telepon seluler
PNPM. The third cluster was empowering microenterprises through KUR or cooperation
The information of reducing poverty program that could be gained from Susenas in 2009 just only direct cash transfer, rice for poor, and credits for microenterprises. Table 8.3 showed the households that had received the direct cash transfer in 2008/2009 were 55,59 percents with the highest percentage in Sorong selatan Regency (93,75 percents) and the lowest one in Sorong City (20,36 percents). The access of the people to credits for microenterprises was very small. Less than five percents of households that accessed this credits. The highest percentage was in Kaimana Regency, that was 14,72 percents. Besides the reducing poverty informations, the developing access to information and communication technology in Papua Barat was monitored also. In 2009, eight from ten households in Papua Barat had cellular telephone (handphone). The highest
8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 106/110
99
(handphone). Persentase rumah
tangga pengguna telepon selular
tertinggi di Kota Sorong dan terendah
di Kabupaten Raja Ampat. Hal ini
dapat dimaklumi karena pembukaan
jaringan telepon selular pertama di
Papua Barat pertama kali di Kota
Sorong. Sementara di Kabupaten Raja
Ampat akses telepon selular masih
terbatas di ibu kota kabupaten dan
pembukaan jaringan baru
membutuhkan biaya yang sangat
besar karena kondisi geografis
Kabupaten Raja Ampat berupa
kepulauan. Informasi teknologi dan
komunikasi lainnya seperrti
penguasaan komputer dan akses
internet dapat dilihat pada Tabel 8.4
dan Tabel 8.5.
percentage of households using cellular telephone was Sorong City and the lowest one was Raja Ampat Regency. This could be make sense because the cellular telephone infrastructures was operated in Sorong for the first time. In Raja Ampat Regency, the using cellular telephone was bounded in the capital city of regency and to operate new network needed high cost because of the islands geographically. The information of another technology and communication such as computers and internet access could be found in Table 8.4 and Table 8.5.
8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 107/110
100 Tabel 8.1 Persentase Rumah Tangga Yang Mendapatkan Pelayanan Kesehatan Gratis dan Kartu Ya
ng Digunakan Dirinci Menurut K
abupaten/
Kota di Provinsi Papua B
arat Tahun 2009
Sum
ber: BPS Provinsi Papua Barat, Susenas Juli 2009
Kabupaten/Kota
% Rumah T
angga
yang Men
dapat
Pelayanan
KEsehatan
Gratis
Askeskin
KKB
Kartu Sehat
Lainnya
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Kab
. Fakfak
24.06
26.22
5.54
62.96
5.27
1
00.00
Kab
. Kaimana
15.47
59.78
2.45
34.29
3.48
1
00.00
Kab
. Teluk Wondama
86.01
17.63
18.07
33.06
31.23
1
00.00
Kab
. Teluk Bintuni
58.33
79.06
11.08
1.49
8.37
1
00.00
Kab
. Manokwari
18.68
46.38
20.17
14.31
19.14
1
00.00
Kab
. Sorong Selatan
62.49
5.85
2.49
79.98
11.68
1
00.00
Kab
. Sorong
16.14
80.64
6.45
0.00
12.91
1
00.00
Kab
. Raja Ampat
57.26
54.54
12.69
29.13
3.64
1
00.00
Kota Sorong
15.63
44.29
15.72
11.04
28.95
1
00.00
Provinsi Papua Barat
28.53
43.23
11.36
30.60
14.80
1
00.00
Jumlah
8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 108/110
101 Tabel 8.2 Persentase Rumah Tangga Yang Membeli Beras Miskin D
irinci Menurut Kabupaten/Kota
di Provinsi Papua Barat Tahun 2
009
Sum
ber: BPS Provinsi Papua Barat, Susenas Juli 2009
Kabupaten/Kota
Jumlah
< 1.0
00
1.000
1.001 2.000
> 2.000
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Kab
. Fakfak
77.29
1.30
11.02
10.40
100.00
Kab
. Kaimana
14.17
15.75
45.08
25.01
100.00
Kab
. Teluk Wondama
67.29
0.52
10.55
21.64
100.00
Kab
. Teluk Bintuni
2.15
17.54
54.49
25.82
100.00
Kab
. Manokwari
45.99
0.00
30.68
23.33
100.00
Kab
. Sorong Selatan
30.81
0.85
67.49
0.85
100.00
Kab
. Sorong
12.17
0.00
45.26
42.57
100.00
Kab
. Raja Ampat
29.43
0.00
1.65
68.91
100.00
Kota Sorong
3.02
0.00
19.37
77.61
100.00
Provinsi Papua Barat
31.14
1.90
30.89
36.06
100.00
Harga Beras Pe
r Kg (Rp.)
Rata
-rata Harga
Per Kg
(7)
1986.33
1981.14
1981.40
1996.75
1970.83
1882.31
2288.86
2705.49
2498.57
2172.14
8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 109/110
102 Tabel 8.3 Persentase Rumah Tangga Yang Menerima Kredit Usaha Menurut Kabupaten/Kota di Pro
vinsi Papua Barat Tahun 2009
Sum
ber: BPS Provinsi Papua Barat, Susenas Juli 2009
Kabupaten/Kota
% R
umah
Tang
ga Yang
Menerima Kredit
Usaha
Program
Nasional
Pemberdayaan
Masyarakat
(PNPM) Mandiri
Program
Pemerintah
lainnya
Program Bank
Program
K
operasi/
Yayasan
Perorangan
Lainnya
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
Kab
. Fakfak
3.92
0.93
1.86
1.66
0.86
0.46
0.00
Kab
. Kaimana
14.72
13.09
0.78
1.24
0.00
0.00
0.00
Kab
. Teluk Wondama
6.41
3.21
3.61
0.40
0.00
0.81
0.00
Kab
. Teluk Bintuni
2.96
0.43
0.00
1.14
0.86
0.96
0.00
Kab
. Manokwari
3.74
0.77
0.00
0.63
2.02
0.32
0.16
Kab
. Sorong Selatan
2.08
2.08
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
Kab
. Sorong
1.04
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
1.04
Kab
. Raja Ampat
3.12
2.07
1.05
0.52
0.00
0.00
0.00
Kota
Sorong
6.72
0.20
0.60
5.32
0.80
0.00
0.00
Provinsi Papua Barat
4.45
1.45
0.52
1.64
0.83
0.22
0.19
8/7/2019 Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat 2009.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/statistik-kesejahteraan-rakyat-prov-papua-barat-2009pdf 110/110
Menguasai Telepon, Hand Phone, Desktop dan Laptop
Menurut Kabupaten/Kota di Pro
vinsi Papua
9 R
umah
H
andphone
Des
top/PC
Laptop/no
tebook
2)
(3)
(4)
(5)
91
47.98
1
0.71
7.4
5
32
15.85
3.03
1.7
0
00
25.94
1.99
3.1
8
86
39.41
5.23
6.1
0
05
61.25
8.55
12.7
2
00
8.85
1.04
2.0
8
04
29.16
2.08
2.0
8
00
7.84
0.52
0.5
2
91
80.92
7.84
9.3
0
90
47.30
5.90
7.0
8