76697050 pdrb prov papua barat menurut lapangan usaha 2010

Upload: rismajafar

Post on 03-Mar-2018

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/26/2019 76697050 PDRB Prov Papua Barat Menurut Lapangan Usaha 2010

    1/94

  • 7/26/2019 76697050 PDRB Prov Papua Barat Menurut Lapangan Usaha 2010

    2/94

    PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

    PROVINSI PAPUA BARAT

    MENURUT LAPANGAN USAHA

    Gross Regional Domestic Product

    of Papua Barat Province

    by Industrial Origin

    2010

    BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI PAPUA BARAT

  • 7/26/2019 76697050 PDRB Prov Papua Barat Menurut Lapangan Usaha 2010

    3/94

    PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO PROVINSI PAPUA BARAT

    MENURUT LAPANGAN USAHA 2010

    Gross Regional Domestic Product of Papua Barat Province byIndustrial Origin 2010

    Katalog BPS/BPS Catalogue : 9205.9100

    I S S N : 2089-1679

    Nomor Publikasi/Publication Number : 91300.06.05

    Ukuran Buku/Book Size : 16,5 cm x 21,5 cm

    Jumlah Halaman/Number of Pages : xviii + 74halaman/pages

    Naskah/Manuscript :Bidang Neraca Wilayah dan Analisis StatistikRegional Accounts and Statistical Analysis Division

    Penyunting/Editor :Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik

    Regional Accounts and Statistical Analysis Division

    Gambar Kulit/ CoverDesign :Bidang Integrasi, Pengolahan dan Diseminasi StatistikStatistical Integrated, Processing and Disemination Division

    Diterbitkan oleh/Published by :BPS Provinsi Papua BaratBPS - Statistics Papua Barat

    Dicetak oleh/Printed by

    :

    Boleh dikutip dengan menyebut sumbernyaMay be cited with reference to the source

  • 7/26/2019 76697050 PDRB Prov Papua Barat Menurut Lapangan Usaha 2010

    4/94

    PDRB M enurut L apangan Usaha Provinsi Papua Barat Tahun 2010 iii

    GUBERNUR PAPUA BARAT

    SAMBUTAN

    Pembangunan ekonomi merupakan serangkaian usaha yang

    berkesinambungan guna menyejahterakan masyarakat melalui peningkatan

    taraf hidup, pemerataan pendapatan, memperluas lapangan kerja serta

    meningkatkan hubungan ekonomi antar wilayah.

    Dalam perencanaan, penentuan strategi dan kebijakan untuk mencapai

    tujuan di atas sangat membutuhkan ketersediaan informasi statistik yang

    relevan dengan kondisi daerah terutama potensi sumber daya yang dimiliki

    sebagai alat ukur dan analisisnya. Dengan demikian diharapkan strategi dan

    kebijakan lebih terarah sehingga sasaran dapat dicapai dengan tepat.

    Publikasi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Papua

    Barat Menurut Lapangan Usaha tahun 2010 ini merupakan bahan kajian

    secara makro dan merupakan salah satu indikator yang dapat digunakan

    untuk mengetahui tingkat keberhasilan pembangunan ekonomi di daerah.

    Dari penyajian data PDRB secara berkala dapat diketahui tingkat

    pertumbuhan ekonomi dan gambaran tingkat kemakmuran serta

    perkembangan pembangunan regional secara periodik. Untuk itu saya

    menyambut gembira dengan diterbitkannya publikasi PDRB Provinsi Papua

  • 7/26/2019 76697050 PDRB Prov Papua Barat Menurut Lapangan Usaha 2010

    5/94

    PDRB Menurut Lapangan Usaha Provinsi Papua Barat Tahun 2010 iv

    Barat Menurut Lapangan Usaha tahun 2010 ini yang menambah khazanah

    bagi informasi pembangunan di provinsi paling muda ini.

    Mengingat peran strategis informasi statistik, maka saya berharap agar

    di tahun-tahun mendatang Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat dapat

    menyajikan berbagai jenis data statistik dalam menunjang pembangunan di

    wilayah ini, juga terus melakukan koordinasi dengan instansi/sektor terkait

    baik di kalangan pemerintah maupun swasta sehingga data dan informasi

    yang disajikan dapat lebih berkualitas.

    Akhirnya kepada Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat dan

    semua pihak yang telah membantu menyusun publikasi PDRB Provinsi

    Papua Barat ini saya sampaikan penghargaan dan terima kasih.

    Manokwari, Juli 2011

    GUBERNUR PAPUA BARAT

    ABRAHAM O. ATURURI

  • 7/26/2019 76697050 PDRB Prov Papua Barat Menurut Lapangan Usaha 2010

    6/94

    PDRB M enurut L apangan Usaha Provinsi Papua Barat Tahun 2010 v

  • 7/26/2019 76697050 PDRB Prov Papua Barat Menurut Lapangan Usaha 2010

    7/94

    PDRB Menurut Lapangan Usaha Provinsi Papua Barat Tahun 2010 vi

    KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN

    DAERAH (BAPPEDA) PROVINSI PAPUA BARAT

    SAMBUTAN

    Meningkatnya usaha-usaha pembangunan di segala bidang menuntut

    tersedianya data statistik yang lengkap, akurat, mutakhir, dan

    berkesinambungan terutama untuk mengetahui tingkat keberhasilan

    pembangunan ekonomi di daerah. Dari penyajian data PDRB secara berkala

    dapat diketahui tingkat pertumbuhan ekonomi dan gambaran tingkatkemakmuran serta perkembangan pembangunan regional secara periodik.

    Data statistik yang dicakup dalam publikasi PDRB Provinsi Papua

    Barat Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010 dibutuhkan tidak hanya

    oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Papua Barat, namun

    juga oleh berbagai konsumen data. Oleh karena itu, kami mengucapkan

    terima kasih kepada Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat dan semua

    pihak yang telah membantu terbitnya publikasi ini.

    Semoga publikasi ini bermanfaat.

    Manokwari, Juli 2011

    Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

    Provinsi Papua Barat

    Kepala,

    DRS. ISHAK L. HALLATU, M.Si

    NIP. 195703241980021002

  • 7/26/2019 76697050 PDRB Prov Papua Barat Menurut Lapangan Usaha 2010

    8/94

    PDRB M enurut L apangan Usaha Provinsi Papua Barat Tahun 2010 vii

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas

    limpahan rahmat-Nya penyusunan Publikasi Produk Domestik Regional

    Bruto (PDRB) Provinsi Papua Barat Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010

    dapat terselesaikan.

    Publikasi ini terdiri dari tabel-tabel PDRB Menurut Lapangan Usaha

    dengan minyak dan gas bumi serta tabel-tabel PDRB Menurut LapanganUsaha tanpa minyak dan gas bumi. Keterangan yang dihimpun mencakup

    sembilan lapangan usaha/sektor ekonomi yaitu Pertanian; Pertambangan dan

    Penggalian; Industri Pengolahan; Listrik, Gas dan Air Bersih; Konstruksi;

    Perdagangan, Hotel dan Restoran; Pengangkutan dan Komunikasi,

    Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan; serta Jasa-jasa.

    PDRB ini akan sangat berguna bagi para perencana dalam menyusun

    program pembangunan dan bagi para pengambil kebijakan dalam mengukur

    keberhasilan pembangunan yang telah dilaksanakan.

    Dikarenakan keterbatasan data yang tersedia, maka beberapa data yang

    disajikan terutama pada tahun 2010 masih bersifat sementara yang akan

    disempurnakan pada penerbitan berikutnya. Untuk itu, kritik dan saran dari

    pembaca dan pemakai data tetap diharapkan untuk penyempurnaannya.

    Dengan diterbitkannya publikasi ini, maka diharapkan dapat

    memperkecil kesenjangan antara ketersediaan dengan kebutuhan data

  • 7/26/2019 76697050 PDRB Prov Papua Barat Menurut Lapangan Usaha 2010

    9/94

    PDRB Menurut Lapangan Usaha Provinsi Papua Barat Tahun 2010 viii

    sehingga pelaksanaan pembangunan di provinsi ini dapat lebih berhasil guna

    dan berdaya guna.

    Akhirnya kepada semua pihak yang telah membantu hingga terbitnya

    publikasi ini kami ucapkan terima kasih.

    Manokwari, Juli 2011

    Badan Pusat Statistik

    Provinsi Papua Barat

    K e p a l a ,

    Ir. TANDA SIRAIT, MM

    NIP. 195507211978011002

  • 7/26/2019 76697050 PDRB Prov Papua Barat Menurut Lapangan Usaha 2010

    10/94

    PDRB M enurut L apangan Usaha Provinsi Papua Barat Tahun 2010 ix

    PENJELASAN UMUM

    Tanda-tanda yang digunakan dalam publikasi ini, adalah sebagai berikut :

    Data belum tersedia ..

    Data tidak tersedia

    Data dapat diabaikan ....

    Tanda desimal ...

    Angka sangat sementara ...

    Angka sementara...

    :

    :

    :

    :

    :

    :

    -

    0

    ,

    **

    *

  • 7/26/2019 76697050 PDRB Prov Papua Barat Menurut Lapangan Usaha 2010

    11/94

    PDRB M enurut L apangan Usaha Provinsi Papua Barat Tahun 2010 x

    DAFTAR ISI

    Halaman

    Sambutan Gubernur ...................................................................................

    Sambutan Kepala BAPPEDA ....................................................................

    Kata Pengantar ...........................................................................................

    Penjelasan Umum ......................................................................................

    Daftar Isi ....................................................................................................

    Daftar Lampiran PDRB dengan Migas .....................................................

    Daftar Lampiran PDRB tanpa Migas ........................................................

    Penjelasan Teknis ......................................................................................

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1. Umum ..................................................................................

    1.2. Metode Pendekatan .............................................................

    1.3. Tujuan dan Kegunaan Statistik Pendapatan Regional ........

    BAB II RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN

    2.1. Sektor Pertanian ...............................................................

    2.1.1. Subsektor Tanaman Bahan Makanan .......................

    2.1.2. Subsektor Tanaman Perkebunan ..............................

    2.1.3. Subsektor Peternakan dan Hasil-hasilnya ................

    2.1.4. Subsektor Kehutanan ................................................

    2.1.5. Subsektor Perikanan .................................................

    2.2. Sektor Pertambangan dan Penggalian ............................2.2.1. Subsektor Pertambangan Migas ...............................

    2.2.2. Subsektor Penggalian ...............................................

    2.3. Sektor Industri Pengolahan .............................................

    2.3.1. Subsektor Industri Migas .........................................

    iii

    v

    vi

    viii

    ix

    xii

    xiv

    xvi

    1

    2

    5

    6

    6

    7

    7

    8

    8

    89

    10

    10

    10

  • 7/26/2019 76697050 PDRB Prov Papua Barat Menurut Lapangan Usaha 2010

    12/94

    PDRB M enurut L apangan Usaha Provinsi Papua Barat Tahun 2010 xi

    2.3.2. Subsektor Industri Besar/Sedang .............................

    2.3.3. Subsektor Industri Kecil/Kerajinan Rumah Tangga

    2.4. Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih .................................2.4.1. Subsektor Listrik ......................................................

    2.4.2. Subsektor Air Bersih ................................................

    2.5.Sektor Konstruksi .............................................................

    2.6. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran......................

    2.6.1. Subsektor Perdagangan Besar dan Eceran ...............

    2.6.2. Subsektor Hotel ........................................................

    2.6.3. Subsektor Restoran ...................................................2.7. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi ..........................

    2.7.1. Subsektor Angkutan Jalan Raya ...............................

    2.7.2. Subsektor Angkutan Laut .........................................

    2.7.3. Subsektor Angkutan Sungai, Danau dan

    Penyeberangan .........................................................

    2.7.4. Subsektor Angkutan Udara ......................................

    2.7.5. Subsektor Jasa Penunjang Angkutan ........................

    2.7.6. Subsektor Komunikasi .............................................

    2.8. Sektor Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan ......

    2.8.1. Subsektor Bank ........................................................

    2.8.2. Subsektor Lembaga Keuangan Bukan Bank ............

    2.8.3. Subsektor Jasa Penunjang Keuangan .......................

    2.8.4. Subsektor Real Estat .................................................

    2.8.5. Subsektor Jasa Perusahaan .......................................

    2.9. Sektor Jasa-jasa .................................................................2.9.1. Subsektor Pemerintahan Umum ...............................

    2.9.2. Subsektor Jasa Sosial Kemasyarakatan ....................

    2.9.3. Subsektor Jasa Hiburan dan Rekreasi ......................

    2.9.4. Subsektor Jasa Perorangan dan Rumah Tangga .......

    11

    11

    1112

    12

    12

    13

    13

    13

    1414

    14

    15

    15

    16

    16

    17

    18

    18

    18

    19

    20

    21

    2121

    22

    23

    24

  • 7/26/2019 76697050 PDRB Prov Papua Barat Menurut Lapangan Usaha 2010

    13/94

    PDRB M enurut L apangan Usaha Provinsi Papua Barat Tahun 2010 xii

    BAB III TINJAUAN EKONOMI PAPUA BARAT

    3.1. PDRB Provinsi Papua Barat dengan Migas ...................

    3.1.1. Pertumbuhan Ekonomi .............................................3.1.2. Sumber Pertumbuhan Ekonomi ...............................

    3.1.3. Struktur Ekonomi .....................................................

    3.1.4. Perkembangan PDRB Per Kapita .............................

    3.2. PDRB Provinsi Papua Barat Tanpa Migas ....................

    3.2.1. Pertumbuhan Ekonomi (Tanpa Migas) ....................

    3.2.2. Sumber Pertumbuhan Ekonomi (Tanpa Migas) .......

    3.2.3. Struktur Ekonomi (Tanpa Migas) ............................

    3.2.4. Perkembangan PDRB Per Kapita (Tanpa Migas) ....

    BAB IV PERKEMBANGAN EKONOMI MENURUT

    KELOMPOK SEKTOR

    4.1. PDRB Provinsi Papua Barat dengan Migas...................

    4.2. PDRB Provinsi Papua Barat tanpa Migas ......................

    25

    2526

    28

    30

    31

    32

    33

    34

    37

    38

    43

  • 7/26/2019 76697050 PDRB Prov Papua Barat Menurut Lapangan Usaha 2010

    14/94

    PDRB M enurut L apangan Usaha Provinsi Papua Barat Tahun 2010 xiii

    DAFTAR LAMPIRAN PDRB DENGAN MIGAS

    Halaman

    Lampiran 1.1.

    Lampiran 1.2.

    Lampiran 1.3.

    Lampiran 1.4.

    Lampiran 1.5.

    Lampiran 1.6.

    Lampiran 1.7.

    Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga

    Berlaku menurut Lapangan Usaha (juta rupiah),

    2007-2010 ...................................................................

    Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga

    Konstan 2000 menurut Lapangan Usaha (juta

    rupiah), 2007-2010 .....................................................

    Indeks Perkembangan Produk Domestik Regional

    Bruto Atas Dasar Harga Berlaku menurut Lapangan

    Usaha (persen), 2007-2010 .........................................

    Indeks Perkembangan Produk Domestik Regional

    Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2000 menurut

    Lapangan Usaha (persen), 2007-2010 ........................

    Distribusi Persentase Produk Domestik Regional

    Bruto Atas Dasar Harga Berlaku menurut Lapangan

    Usaha (persen), 2007-2010 .........................................

    Distribusi Persentase Produk Domestik Regional

    Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2000 menurut

    Lapangan Usaha (persen), 2007-2010 ........................

    Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto

    Atas Dasar Harga Berlaku menurut Lapangan Usaha

    (persen), 2007-2010 ....................................................

    51

    52

    53

    54

    55

    56

    57

  • 7/26/2019 76697050 PDRB Prov Papua Barat Menurut Lapangan Usaha 2010

    15/94

    PDRB M enurut L apangan Usaha Provinsi Papua Barat Tahun 2010 xiv

    Lampiran 1.8.

    Lampiran 1.9.

    Lampiran 1.10.

    Lampiran 1.11.

    Lampiran 1.12.

    Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto

    Atas Dasar Harga Konstan 2000 menurut Lapangan

    Usaha (persen), 2007-2010 .........................................

    Indeks Berantai Produk Domestik Regional Bruto

    Atas Dasar Harga Berlaku menurut Lapangan Usaha

    (persen), 2007-2010 ....................................................

    Indeks Berantai Produk Domestik Regional Bruto

    Atas Dasar Harga Konstan 2000 menurut Lapangan

    Usaha (persen), 2007-2010 .........................................

    Indeks Implisit Produk Domestik Regional Bruto

    menurut Lapangan Usaha (persen), 2007-2010 ..........

    Angka Agregat Produk Domestik Regional Bruto,

    PDRB Perkapita dan Penduduk Pertengahan Tahun,

    2007-2010 ...................................................................

    58

    59

    60

    61

    62

  • 7/26/2019 76697050 PDRB Prov Papua Barat Menurut Lapangan Usaha 2010

    16/94

    PDRB M enurut L apangan Usaha Provinsi Papua Barat Tahun 2010 xv

    DAFTAR LAMPIRAN PDRB TANPA MIGAS

    Halaman

    Lampiran 2.1.

    Lampiran 2.2.

    Lampiran 2.3.

    Lampiran 2.4.

    Lampiran 2.5.

    Lampiran 2.6.

    Lampiran 2.7.

    Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga

    Berlaku menurut Lapangan Usaha (juta rupiah),

    2007-2010 ...................................................................

    Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga

    Konstan 2000 menurut Lapangan Usaha (juta

    rupiah), 2007-2010 .....................................................

    Indeks Perkembangan Produk Domestik Regional

    Bruto Atas Dasar Harga Berlaku menurut Lapangan

    Usaha (persen), 2007-2010 .........................................

    Indeks Perkembangan Produk Domestik Regional

    Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2000 menurut

    Lapangan Usaha (persen), 2007-2010 ........................

    Distribusi Persentase Produk Domestik Regional

    Bruto Atas Dasar Harga Berlaku menurut Lapangan

    Usaha (persen), 2007-2010 .........................................

    Distribusi Persentase Produk Domestik Regional

    Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2000 menurut

    Lapangan Usaha (persen), 2007-2010 ........................

    Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto

    Atas Dasar Harga Berlaku menurut Lapangan Usaha

    (persen), 2007-2010 ....................................................

    63

    64

    65

    66

    67

    68

    69

  • 7/26/2019 76697050 PDRB Prov Papua Barat Menurut Lapangan Usaha 2010

    17/94

    PDRB M enurut L apangan Usaha Provinsi Papua Barat Tahun 2010 xvi

    Lampiran 2.8.

    Lampiran 2.9.

    Lampiran 2.10.

    Lampiran 2.11.

    Lampiran 2.12.

    Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto

    Atas Dasar Harga Konstan 2000 menurut Lapangan

    Usaha (persen), 2007-2010 .........................................

    Indeks Berantai Produk Domestik Regional Bruto

    Atas Dasar Harga Berlaku menurut Lapangan Usaha

    (persen), 2007-2010 ....................................................

    Indeks Berantai Produk Domestik Regional Bruto

    Atas Dasar Harga Konstan 2000 menurut Lapangan

    Usaha (persen), 2007-2010 .........................................

    Indeks Implisit Produk Domestik Regional Bruto

    menurut Lapangan Usaha (persen), 2007-2010 ..........

    Angka Agregat Produk Domestik Regional Bruto,

    PDRB Perkapita dan Penduduk Pertengahan Tahun,

    2007-2010 ...................................................................

    70

    71

    72

    73

    74

  • 7/26/2019 76697050 PDRB Prov Papua Barat Menurut Lapangan Usaha 2010

    18/94

    PDRB M enurut L apangan Usaha Provinsi Papua Barat Tahun 2010 xvii

    PENJELASAN TEKNIS

    1. Aset (Harta): Pemilikan atas berbagai macam harta baik berwujud

    (tangible) maupun tidak berwujud (intangible) yang dimiliki oleh

    perorangan, perusahaan ataupun pemerintah. Secara praktis, biasanya

    dinilai dalam bentuk moneter.

    2. Biaya Antara: Input yang dipergunakan habis dalam proses produksi

    dan terdiri dari barang tidak tahan lama dan jasa, baik yang dibeli dari

    pihak lain ataupun yang diproduksi sendiri.

    3. Bunga Netto: Selisih antara bunga diterima dan bunga yang dibayar atas

    pinjaman (finansial) yang diberikan.

    4. Deflasi: Menghitung nilai atas dasar harga konstan dengan cara men-

    deflate nilai atas dasar harga berlaku dengan indeks harga yang

    bersangkutan.

    5. Ekstrapolasi: Menghitung nilai atas dasar harga konstan dengan cara

    mengekstrapolasi nilai pada tahun dasar dengan indeks kuantum dari

    barang/jasa yang bersangkutan.

    6. Faktor Pendapatan dari luar: Pendapatan/kompensasi yang diterima

    oleh faktor produksi atas keterlibatannya dalam suatu proses produksi di

    luar batas wilayah domestik.

  • 7/26/2019 76697050 PDRB Prov Papua Barat Menurut Lapangan Usaha 2010

    19/94

    PDRB M enurut L apangan Usaha Provinsi Papua Barat Tahun 2010 xviii

    7. Faktor Produksi: Mencakup faktor-faktor yang terlibat dalam suatu

    proses produksi baik secara langsung maupun tidak langsung, yang

    terdiri dari tanah, tenaga kerja, modal dan keahlian.

    8. Harga Berlaku: Penilaian yang dilakukan terhadap produk barang dan

    jasa yang dihasilkan ataupun yang dikonsumsi pada harga tahun

    berjalan.

    9. Harga Konstan: Penilaian yang dilakukan terhadap produk barang dan

    jasa yang dihasilkan ataupun yang dikonsumsi pada harga tahun tetap di

    satu tahun dasar.

    10.Imputasi Jasa: Perkiraan atas nilai output jasa yang dihasilkan, sebagai

    contoh imputasi jasa bank, jasa asuransi, jasa dana pensiun dan

    sebagainya.

    11.Input Primer: Disebut juga nilai tambah bruto, terdiri atas balas jasa

    tenaga kerja, surplus usaha, penyusutan dan pajak tidak langsung netto.

    12.Investasi: Dana yang disisihkan untuk ditanamkan sebagai modal dalam

    usaha dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan dengan harapan

    modal tersebut akan kembali dalam beberapa tahun.

    13.Margin Perdagangan dan Biaya Transport: Selisih nilai transaksi

    pada tingkat harga pembeli dengan tingkat harga produsen. Selisih nilai

    transaksi ini mencakup keuntungan pedagang eceran dan biaya transport

    yang timbul dalam menyalurkan barang dari produsen ke pembeli.

  • 7/26/2019 76697050 PDRB Prov Papua Barat Menurut Lapangan Usaha 2010

    20/94

    PDRB M enurut L apangan Usaha Provinsi Papua Barat Tahun 2010 xix

    14.Output Domestik: Nilai dari barang dan jasa yang dihasilkan oleh

    sektor-sektor ekonomi tanpa membedakan pelaku produksinya di

    wilayah domestik tertentu.

    15.Pajak Tidak Langsung Netto: Pajak tidak langsung dikurangi subsidi.

    16.Penyusutan: nilai susutnya (ausnya) barang-barang modal yang

    digunakan dalam proses produksi.

    17.Revaluasi: Menghitung nilai atas dasar harga konstan dengan menilai

    produksi pada tahun yang bersangkutan dengan menggunakan harga

    pada tahun dasar. Begitu pula biaya-biaya antara dinilai dengan harga

    pada tahun dasar.

    18.Tahun Dasar: Tahun terpilih sebagai referensi statistik dan digunakan

    sebagai dasar penghitungan pada tahun-tahun yang lain.

  • 7/26/2019 76697050 PDRB Prov Papua Barat Menurut Lapangan Usaha 2010

    21/94

    PDRB M enurut L apangan Usaha Provinsi Papua Barat Tahun 2010 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. Umum

    Dalam menciptakan kondisi perekonomian daerah/wilayah yang

    kondusif maka diperlukan berbagai jenis data statistik sebagai bahan analisis

    dalam menentukan dan mengarahkan program pembangunan untuk

    mencapai hasil guna dan daya guna yang tinggi.

    Pembangunan ekonomi yang telah berjalan hendaknya dievaluasi baik

    hasil maupun dampaknya. Adapun hasilnya akan berbentuk nilai kuantitatif

    yang dapat memberikan gambaran keadaan masa lalu, masa kini, dan target-

    target yang akan dicapai pada masa mendatang.

    Pembangunan ekonomi merupakan usaha dan kebijakan yang

    bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, menambah lowongan

    pekerjaan, meningkatkan pemerataan distribusi pendapatan masyarakat,

    memperlancar hubungan ekonomi, dan mengusahakan pergeseran kegiatan

    ekonomi dari sektor primer ke sektor sekunder maupun sektor tersier.

    Guna mengetahui pertumbuhan ekonomi dan tingkat pendapatan

    masyarakat, maka perlu disajikan statistik pendapatan regional secara

    berkala sebagai bahan perencanaan pembangunan regional khususnya dibidang ekonomi.

  • 7/26/2019 76697050 PDRB Prov Papua Barat Menurut Lapangan Usaha 2010

    22/94

    PDRB M enurut L apangan Usaha Provinsi Papua Barat Tahun 2010 2

    1.2. Metode Pendekatan

    Penghitungan Pendapatan Regional dapat dilakukan melalui empat

    metode, yaitu:

    a. Pendekatan Produksi (Production Approach)

    Pendekatan dengan cara ini dilakukan untuk menghitung Nilai

    Tambah Bruto (Gross Value Added), yaitu selisih antara jumlah nilai

    output dengan biaya antara (intermediate cost).

    Biaya antara (intermediate cost) adalah barang-barang tidak tahan

    lama (umur pemakaian kurang dari satu tahun atau habis dalam satu

    kali pemakaian) dan jasa-jasa pihak lain yang digunakan dalam proses

    produksi. Jadi, apabila nilai output dikurangi dengan biaya-biaya

    antara, maka diperoleh Nilai Tambah Bruto.

    b. Pendekatan Pendapatan (I ncome Approach)

    Pendekatan dengan cara ini dapat dilakukan dengan

    menjumlahkan pendapatan, yaitu jumlah balas jasa faktor produksi

    berupa upah/gaji, bunga netto, sewa tanah, dan keuntungan, sehingga

    diperoleh Produk Domestik RegionalNettoatas dasar biaya faktor. Jika

    Produk Domestik Regional Netto atas dasar biaya faktor ditambah

    dengan penyusutan dan pajak tidak langsung netto maka akan diperoleh

    Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga pasar.

    Penghitungan dengan pendekatan pendapatan (income approach)

    ini biasanya digunakan untuk kegiatan yang sulit dihitung dengan

  • 7/26/2019 76697050 PDRB Prov Papua Barat Menurut Lapangan Usaha 2010

    23/94

    PDRB M enurut L apangan Usaha Provinsi Papua Barat Tahun 2010 3

    pendekatan produksi, seperti sektor Pemerintahan dan Jasa-jasa yang

    usahanya tidak mencari untung (non profit).

    c. Pendekatan Pengeluaran (Expenditure Approach)

    Pendekatan dengan cara ini digunakan untuk menghitung nilai

    barang dan jasa yang digunakan oleh berbagai golongan dalam

    masyarakat. Barang dan jasa yang diproduksi oleh unit-unit produksi

    akan digunakan untuk keperluan konsumsi, pembentukan modal

    (investasi), dan ekspor. Barang-barang yang digunakan ini ada yangberasal dari produksi dalam daerah (domestik) dan berasal dari luar

    daerah/luar negeri (impor).

    Karena yang dihitung nilai barang dan jasa yang berasal dari

    produksi domestik saja, maka nilai barang dan jasa yang diproduksi

    tersebut perlu dikurangi dengan nilai impor sehingga komponen nilai

    ekspor di atas akan menjadi nilai ekspor netto.

    Apabila nilai konsumsi (konsumsi rumah tangga, pemerintah, dan

    yayasan sosial), nilai pembentukan modal, dan ekspor netto

    dijumlahkan maka akan diperoleh nilai Produk Domestik Regional

    Bruto atas dasar harga pasar.

    d. Metode Alokasi (Al location Method)

    Terkadang data yang tersedia tidak memungkinkan untuk

    menggunakan ketiga metode di atas, hingga terpaksa dipakai metode

    alokasi ini. Hal ini dapat terjadi misalnya pada suatu unit produksi yang

    mempunyai kantor pusat dan kantor cabang.

  • 7/26/2019 76697050 PDRB Prov Papua Barat Menurut Lapangan Usaha 2010

    24/94

    PDRB M enurut L apangan Usaha Provinsi Papua Barat Tahun 2010 4

    Kantor pusat berada di wilayah lain, sedangkan kantor cabang

    berada di daerah tersebut. Sering kali kantor-kantor cabang ini tidak

    dapat membuat neraca untung rugi, sebab neracanya dibuat di kantor

    pusat, sehingga tidak dapat diketahui berapa keuntungan yang

    diperoleh dari kantor cabang ini.

    Padahal keuntungan adalah salah satu komponen yang diperlukan

    dalam menghitung nilai tambah. Untuk dapat mengatasi hal-hal yang

    demikian maka digunakan metode alokasi, yaitu dengan

    mengalokasikan angka-angka secara terpusat dengan memakaiindikator-indikator yang sekiranya dapat menunjukkan peranan kantor

    cabang yang ada di daerah tersebut terhadap kantor pusatnya.

    Indikator ini dapat berupa volume kerja, jumlah karyawan,

    jumlah produksi, dan lain-lain. Metode alokasi ini merupakan metode

    pendekatan tidak langsung, sedangkan yang lain merupakan metode

    langsung.

    Dengan menggunakan metode langsung akan dapat dihasilkan

    angka-angka yang bisa menggambarkan karakteristik yang lebih

    mendekati kenyataan bila dibandingkan dengan angka-angka yang

    diperoleh dari metode tidak langsung.

    Oleh karena itu, sejauh mungkin digunakan metode langsung dan

    bila hal ini tidak mungkin, baru ditempuh penghitungan dengan metode

    tidak langsung ini.

  • 7/26/2019 76697050 PDRB Prov Papua Barat Menurut Lapangan Usaha 2010

    25/94

    PDRB M enurut L apangan Usaha Provinsi Papua Barat Tahun 2010 5

    1.3. Tujuan dan Kegunaan Statistik Pendapatan Regional

    Statistik pendapatan regional yang disajikan dengan baik dan lengkap

    akan dapat menggambarkan berbagai fenomena antara lain:

    Produk Domestik Regional Bruto yang disajikan atas dasar harga

    konstan, akan menggambarkan tingkat pertumbuhan riil perekonomian suatu

    daerah baik secara agregat maupun sektoral. Pertumbuhan perekonomian

    yang timbul tersebut apabila dibandingkan dengan jumlah penduduk masing-

    masing tahun, maka akan dapat pula mencerminkan tingkat perkembangan

    pendapatan perkapita. Jika pendapatan perkapita suatu daerah dibandingkan

    dengan pendapatan per kapita daerah lain, maka angka-angka tersebut dapat

    dipakai sebagai indikator untuk membandingkan tingkat kemakmuran

    material dengan daerah lainnya.

    Penyajian Produk Domestik Regional Bruto baik atas dasar harga

    berlaku maupun atas dasar harga konstan, juga dapat digunakan sebagai

    indikator untuk melihat inflasi ataupun deflasi yang terjadi. Demikian pula

    apabila disajikan secara sektoral akan dapat juga memberi gambaran tentang

    struktur perekonomian suatu daerah.

    Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Produk Domestik

    Regional Bruto yang disajikan secara berkala, wajar, dan komprehensif akan

    berfungsi sebagai:

    a. Indikator tingkat pertumbuhan perekonomian.

    b. Indikator tingkat perkembangan pendapatan per kapita.

    c. Indikator tingkat kemakmuran masyarakat.

    d. Indikator tingkat inflasi dan deflasi.

    e. Indikator dari struktur perekonomian suatu daerah.

  • 7/26/2019 76697050 PDRB Prov Papua Barat Menurut Lapangan Usaha 2010

    26/94

    PDRB M enurut L apangan Usaha Provinsi Papua Barat Tahun 2010 6

    BAB II

    RUANG LINGKUP DAN

    METODE PENGHITUNGAN

    Pada bab ini akan disajikan ruang lingkup dan metode penghitungan

    PDRB dari masing-masing lapangan usaha/sektor ekonomi, baik atas dasar

    harga berlaku maupun atas dasar harga konstan 2000, serta sumber datanya.

    2.1. Sektor Pertanian

    Sektor pertanian mencakup subsektor tanaman bahan makanan,

    subsektor tanaman perkebunan, subsektor peternakan dan hasil-hasilnya,

    subsektor kehutanan dan subsektor perikanan.

    2.1.1.Subsektor Tanaman Bahan Makanan

    Subsektor ini mencakup komoditi tanaman bahan makanan seperti

    padi, jagung, ketela pohon, ketela rambat, kacang tanah, kacang kedelai,

    kacang hijau, sayur-sayuran, buah-buahan, tanaman bahan makanan lainnya,

    dan hasil-hasil ikutannya.

    Termasuk di sini hasil-hasil dari pengolahan yang dilakukan secara

    sederhana seperti beras tumbuk, gaplek dan sagu. Data produksi diperoleh

    dari BPS dan Dinas Pertanian, sedangkan data harga bersumber pada data

    harga yang dikumpulkan oleh BPS.

    Nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku diperoleh dengan cara

    pendekatan produksi yaitu mengalikan setiap jenis kuantum produksi dengan

    masing-masing harganya, kemudian hasilnya dikurangi dengan biaya antara

  • 7/26/2019 76697050 PDRB Prov Papua Barat Menurut Lapangan Usaha 2010

    27/94

    PDRB M enurut L apangan Usaha Provinsi Papua Barat Tahun 2010 7

    atas dasar harga berlaku pada tahun yang bersangkutan. Biaya antara

    tersebut diperoleh dengan menggunakan rasio biaya antara terhadap output

    yang diperoleh dari Survei Khusus Pendapatan Regional (SKPR).

    Nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan

    cara revaluasi, yaitu dengan mengalikan produksi pada tahun yang

    bersangkutan dengan harga pada tahun 2000, kemudian dikurangi dengan

    biaya antara yang dihitung atas dasar harga konstan 2000.

    2.1.2.Subsektor Tanaman Perkebunan

    Komoditi yang dicakup di sini adalah hasil tanaman perkebunan yang

    diusahakan oleh rakyat seperti karet, kopra, kopi, kapuk, tebu, cengkeh, pala

    dan sebagainya. Termasuk produk ikutannya dan hasil-hasil pengolahan

    sederhana seperti minyak kelapa rakyat, kopi olahan dan pala olahan. Data

    produksi dan harga diperoleh dari Dinas Perkebunan.

    Nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku dihitung dengan cara

    pendekatan produksi. Nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000

    dihitung dengan cara revaluasi, sama seperti yang dilakukan pada tanaman

    bahan makanan.

    2.1.3.Subsektor Peternakan dan Hasil-hasilnya

    Subsektor ini mencakup produksi ternak besar, ternak kecil, unggas

    maupun hasil ternak seperti sapi, kerbau, babi, kuda, kambing, domba, telur

    serta hasil pemotongan ternak. Produksi ternak diperkirakan sama dengan

    jumlah ternak yang dipotong ditambah perubahan stok populasi ternak yang

    keluar masuk di wilayah Papua Barat. Data jumlah ternak yang dipotong dan

  • 7/26/2019 76697050 PDRB Prov Papua Barat Menurut Lapangan Usaha 2010

    28/94

    PDRB M enurut L apangan Usaha Provinsi Papua Barat Tahun 2010 8

    produksi telur diperoleh dari Dinas Peternakan. Sedangkan data harga ternak

    diperoleh dari BPS. Nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku dan nilai

    tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan cara

    mengalikan nilai produksi dengan rasio nilai tambah bruto.

    2.1.4.Subsektor Kehutanan

    Sebagaimana subsektor lainnya dalam sektor pertanian, output

    subsektor kehutanan dihitung dengan cara mengalikan produksi dengan

    harga pada tahun yang bersangkutan sehingga menghasilkan output atasdasar harga berlaku dan penggunaan harga pada tahun dasar menghasilkan

    output atas dasar harga konstan 2000. Selanjutnya nilai tambah bruto

    dihitung dengan menggunakan rasio nilai tambah bruto terhadap output.

    2.1.5.Subsektor Perikanan

    Komoditi yang dicakup adalah semua hasil dari kegiatan perikanan

    laut, perairan umum, tambak, kolam, keramba, serta pengolahan sederhana

    (penggaraman dan pengasapan ikan). Data produksi diperoleh dari Dinas

    Perikanan, sedangkan data harga diperoleh dari BPS. Penghitungan nilai

    tambah bruto atas dasar harga berlaku dan nilai tambah bruto atas dasar

    harga konstan 2000 dilakukan dengan mengalikan rasio nilai tambah bruto

    terhadap output.

    2.2. Sektor Pertambangan dan Penggalian

    Seluruh jenis komoditi yang dicakup dalam sektor pertambangan dan

    penggalian, dikelompokkan dalam tiga subsektor, yaitu subsektor

  • 7/26/2019 76697050 PDRB Prov Papua Barat Menurut Lapangan Usaha 2010

    29/94

    PDRB M enurut L apangan Usaha Provinsi Papua Barat Tahun 2010 9

    pertambangan migas, subsektor pertambangan tanpa migas dan subsektor

    penggalian. Kegiatan sektor pertambangan dan penggalian yang terdapat di

    Papua Barat hanya meliputi subsektor pertambangan migas dan subsektor

    penggalian.

    2.2.1.Subsektor Pertambangan Migas

    Pertambangan migas (minyak dan gas bumi) meliputi kegiatan

    pencarian kandungan minyak dan gas bumi, penyiapan pengeboran,

    penambangan, penguapan, pemisahan serta penampungan untuk dapat dijualatau dipasarkan. Komoditi yang dihasilkan adalah minyak bumi, kondensat

    dan gas bumi.

    Metode penghitungan yang digunakan untuk subsektor ini adalah

    pendekatan produksi. Output atas dasar harga berlaku diperoleh melalui

    perkalian antara kuantum produksi barang yang dihasilkan dengan harga per

    unit produksi pada tahun yang bersangkutan. Nilai Tambah Bruto (NTB)

    atas dasar harga berlaku diperoleh dengan mengalikan output tersebut

    dengan rasio NTB terhadap output pada tahun yang bersangkutan.

    Sedangkan output atas dasar harga konstan 2000 diperoleh dengan cara

    revaluasi, yaitu mengalikan kuantum produksi barang yang dihasilkan pada

    tahun yang bersangkutan dengan harga per unit produksi pada tahun 2000.

    Melalui perkalian antara output dengan rasio NTB terhadap output tahun

    2000, maka diperoleh NTB atas dasar harga konstan 2000.

  • 7/26/2019 76697050 PDRB Prov Papua Barat Menurut Lapangan Usaha 2010

    30/94

    PDRB M enurut L apangan Usaha Provinsi Papua Barat Tahun 2010 10

    2.2.2.Subsektor Penggalian

    Komoditi yang tercakup dalam subsektor penggalian terdiri atas

    garam kasar dan penggalian lainnya seperti karang, pasir, tanah urug, tanah

    liat dan jenis penggalian lainnya. Output atas dasar harga berlaku diperoleh

    berdasarkan perkalian antara kuantum barang yang dihasilkan dengan harga

    per unit barang tersebut pada tahun yang bersangkutan, ditambah nilai jasa

    lainnya yang merupakan produk sampingan usaha penggalian tersebut.

    Selanjutnya untuk memperoleh NTB atas dasar harga berlaku, output atas

    dasar harga berlaku dikalikan dengan rasio NTB terhadap output pada tahun

    yang bersangkutan. Sedangkan output penggalian atas dasar harga konstan

    2000 diperoleh dengan cara deflasi dengan Indeks Harga Perdagangan Besar

    subsektor penggalian.

    2.3. Sektor Industri Pengolahan

    Sektor ini mencakup industri besar/sedang, industri kecil/kerajinan

    rumahtangga dan industri migas. Industri besar/sedang adalah perusahaan

    industri yang mempunyai tenaga kerja 20 orang lebih. Industri kecil

    mempunyai tenaga kerja 5 - 19 orang. Sedangkan industri kerajinan rumah

    tangga mempunyai tenaga kerja 1-4 orang.

    2.3.1.Subsektor Industri Migas

    Output industri migas diperoleh dari hasil kali antara produksi dengan

    harga pada tahun yang bersangkutan. Sedangkan output atas dasar harga

    konstan memakai cara revaluasi yakni mengalikan produksi masing-masing

    tahun dengan harga pada tahun dasar. Penghitungan nilai tambah bruto atas

  • 7/26/2019 76697050 PDRB Prov Papua Barat Menurut Lapangan Usaha 2010

    31/94

    PDRB M enurut L apangan Usaha Provinsi Papua Barat Tahun 2010 11

    dasar harga berlaku dan nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000

    dilakukan dengan mengalikan rasio nilai tambah bruto terhadap output.

    2.3.2.Subsektor Industri Besar/Sedang

    Penghitungan output atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan

    cara ekstrapolasi menggunakan indeks produksi. Kemudian output atas dasar

    harga berlaku diperoleh dengan meng-inflateoutput atas dasar harga konstan

    2000 dengan Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) barang-barang

    industri. Penghitungan nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku dan atasdasar harga konstan 2000 dilakukan dengan mengalikan rasio nilai tambah

    bruto terhadap output.

    2.3.3.Subsektor Industri Kecil/Kerajinan Rumah Tangga

    Output atas dasar harga berlaku diperoleh dari hasil perkalian antara

    rata-rata output per tenaga kerja dengan jumlah tenaga kerja. Sedangkan

    untuk menghitung output atas dasar harga konstan 2000 melalui metode

    ekstrapolasi dengan menggunakan indeks perkembangan jumlah tenaga

    kerja. Penghitungan nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku dan nilai

    tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 dilakukan dengan mengalikan

    rasio nilai tambah bruto terhadap output.

    2.4. Sektor Listrik dan Air Bersih

    Output masing-masing subsektor mencakup semua produksi yang

    dihasilkan dari berbagai kegiatan sesuai dengan ruang lingkup dan

    definisinya.

  • 7/26/2019 76697050 PDRB Prov Papua Barat Menurut Lapangan Usaha 2010

    32/94

    PDRB M enurut L apangan Usaha Provinsi Papua Barat Tahun 2010 12

    2.4.1.Subsektor Listrik

    Data produksi diperoleh dari Perusahaan Listrik Negara (PLN).

    Demikian pula data harga (rata-rata tarif/Kwh) memakai rata-rata tarif/Kwh

    PLN Wilayah X Papua.

    Nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku dihitung dengan

    pendekatan produksi. Sedangkan nilai tambah bruto atas dasar harga konstan

    2000 dihitung dengan cara deflasi, dimana indeks tarif per Kwh digunakan

    sebagai deflator.

    2.4.2.Subsektor Air Bersih

    Subsektor ini mencakup air bersih yang diusahakan oleh Perusahaan

    Air Minum. Data produksi dan harga diperoleh langsung dari Perusahaan Air

    Minum. Nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku dihitung dengan

    pendekatan produksi. Sedangkan penghitungan atas dasar harga konstan

    2000 dihitung dengan cara deflasi, dimana indeks tarif digunakan sebagai

    deflator.

    2.5. Sektor Konstruksi

    Sektor konstruksi mencakup segala kegiatan pembangunan fisik baik

    berupa gedung, jalan, jembatan dan konstruksi lainnya. Untuk memperoleh

    nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku dihitung dengan cara mengalikan

    output dengan rasio nilai tambah bruto berdasarkan hasil survei tahunan

    konstruksi. Perhitungan nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000

    memakai cara deflasi, dimana Indeks Harga Perdagangan Besar barang-

    barang konstruksi digunakan sebagai deflator.

  • 7/26/2019 76697050 PDRB Prov Papua Barat Menurut Lapangan Usaha 2010

    33/94

    PDRB M enurut L apangan Usaha Provinsi Papua Barat Tahun 2010 13

    2.6. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran

    2.6.1.Subsektor Perdagangan Besar dan Eceran

    Penghitungan nilai tambah subsektor perdagangan besar dan eceran

    dilakukan dengan cara pendekatan arus barang yaitu menghitung jumlah dari

    nilai margin perdagangan komoditi sektor pertanian, sektor pertambangan

    dan penggalian, sektor industri pengolahan serta komoditi impor (impor luar

    negeri dan impor antar provinsi) yang diperdagangkan di Papua Barat. Nilai

    tambah bruto atas dasar harga berlaku diperoleh dengan cara mengalikan

    nilai output dengan rasio nilai tambah bruto terhadap output. Rasio nilai

    tambah bruto tersebut diperoleh dari hasil Survei Khusus Pendapatan

    Regional. Nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan

    cara deflasi dengan Indeks Harga Perdagangan Besar sebagai deflator.

    2.6.2.Subsektor Hotel

    Subsektor ini mencakup semua hotel dan akomodasi lainnya. Output

    atas dasar harga berlaku dihitung dengan cara mengalikan jumlah kamar

    terjual dengan rata-rata output per kamar, yaitu jumlah kamar dikali tingkat

    penghunian kamar dikali rata-rata tarif kamar dikali 365 hari. Nilai tambah

    bruto atas dasar harga berlaku diperoleh dengan cara mengalikan nilai output

    dengan rasio nilai tambah. Data jumlah kamar, jumlah tempat tidur dan

    tingkat penghunian kamar diperoleh dari Badan Pusat Statistik Provinsi

    Papua Barat, sedangkan data mengenai rata-rata output per kamar dan rasio

    biaya antara diperoleh dari Survei Khusus Pendapatan Regional. Nilai

    tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan cara deflasi

    dengan indeks harga konsumen sebagai deflator.

  • 7/26/2019 76697050 PDRB Prov Papua Barat Menurut Lapangan Usaha 2010

    34/94

    PDRB M enurut L apangan Usaha Provinsi Papua Barat Tahun 2010 14

    2.6.3.Subsektor Restoran

    Subsektor ini mencakup kegiatan penyediaan dan penjualan makanan

    dan minuman jadi. Nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku diperkirakan

    dengan cara mengalikan jumlah tenaga kerja dengan rata-rata output per

    tenaga kerja, kemudian dikurangkan dengan biaya antara. Nilai tambah bruto

    atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan cara deflasi dengan IHK

    makanan sebagai deflator.

    2.7. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi

    Sektor ini mencakup kegiatan pengangkutan umum untuk barang dan

    penumpang baik melalui darat, laut, sungai/danau dan udara, termasuk jasa

    penunjang angkutan dan komunikasi.

    2.7.1.Subsektor Angkutan Jalan Raya

    Subsektor ini meliputi kegiatan pengangkutan barang dan penumpang

    yang dilakukan oleh perusahaan angkutan umum baik bermotor ataupun

    tidak bermotor seperti bis, truk, taksi, becak dan sebagainya. Perkiraan

    output atas dasar harga berlaku didasarkan pada jumlah armada angkutan

    umum barang dan penumpang yang diperoleh dari Dinas Lalu Lintas

    Angkutan Jalan Raya Provinsi dan Badan Pusat Statistik serta rata-rata

    output dan rasio biaya antara menurut jenis kendaraan yang diperoleh dari

    hasil Survei Khusus Pendapatan Regional. Penghitungan output atas dasar

    harga konstan 2000 memakai cara ekstrapolasi dengan menggunakan indeks

    produksi masing-masing jenis angkutan jalan raya.

  • 7/26/2019 76697050 PDRB Prov Papua Barat Menurut Lapangan Usaha 2010

    35/94

    PDRB M enurut L apangan Usaha Provinsi Papua Barat Tahun 2010 15

    2.7.2.Subsektor Angkutan Laut

    Meliputi kegiatan pengangkutan penumpang dan barang dengan

    menggunakan kapal yang diusahakan oleh perusahaan pelayaran milik

    nasional, baik yang melakukan trayek dalam negeri maupun internasional.

    Output atas dasar harga berlaku diperkirakan dengan perkalian antara jumlah

    barang dan penumpang yang diangkut dengan rata-rata tarif per unit muatan

    angkut.

    Nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan

    cara ekstrapolasi dengan menggunakan indeks gabungan tertimbang jumlah

    barang yang diekspor/diimpor dan bongkar muat antar pulau.

    2.7.3.Subsektor Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan

    Kegiatan yang dicakup meliputi kegiatan pengangkutan barang dan

    penumpang dengan menggunakan kapal/angkutan sungai dan danau, serta

    kegiatan penyeberangan dengan alat angkut kapal ferry. Metode yang

    digunakan untuk mengestimasi nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku

    adalah pendekatan produksi. Indikator produksi yang digunakan adalah

    jumlah penumpang dan barang yang diangkut. Output atas dasar harga

    berlaku diperoleh berdasarkan perkalian indikator produksi dengan indikator

    harga yang terdiri dari angkutan sungai, danau dan penyeberangan.

    Untuk output atas dasar harga konstan 2000 diperoleh dengan metode

    ekstrapolasi, sebagai ekstrapolatornya adalah indeks rata-rata tertimbang

    penumpang dan barang yang diangkut. Sedangkan NTB diperoleh

    berdasarkan perkalian antara rasio NTB terhadap outputnya.

  • 7/26/2019 76697050 PDRB Prov Papua Barat Menurut Lapangan Usaha 2010

    36/94

    PDRB M enurut L apangan Usaha Provinsi Papua Barat Tahun 2010 16

    2.7.4.Subsektor Angkutan Udara

    Mencakup kegiatan pengangkutan penumpang, barang dan kegiatan

    lain berkaitan dengan penerbangan yang dilakukan oleh perusahaan

    penerbangan milik nasional dalam negeri, yang diangkut dengan tarif yang

    ada dari bandara asal ke bandara tujuan. Data lalu lintas angkutan udara

    diperoleh dari Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat. Nilai tambah

    bruto baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan 2000

    dihitung dengan cara yang sama seperti pada subsektor angkutan laut.

    2.7.5.Subsektor Jasa Penunjang Angkutan

    Pada dasarnya kegiatan yang dicakup di kegiatan jasa penunjang

    angkutan adalah kegiatan pemberian jasa dan penyediaan fasilitas yang

    bersifat menunjang dan memperlancar kegiatan pengangkutan, seperti

    terminal dan parkir, keagenan barang dan penumpang, ekspedisi, bongkar

    muat, penyimpanan dan pergudangan serta jasa penunjang lainnya.

    Output dan nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku diperoleh

    dengan pendekatan produksi. Sedangkan nilai tambah bruto atas dasar harga

    konstan 2000 dihitung dengan cara ekstrapolasi dengan menggunakan indeks

    masing-masing unit produksi.

    2.7.6.Subsektor Komunikasi

    Subsektor ini mencakup kegiatan jasa pos dan giro, telekomunikasi

    serta jasa penunjang komunikasi.

  • 7/26/2019 76697050 PDRB Prov Papua Barat Menurut Lapangan Usaha 2010

    37/94

    PDRB M enurut L apangan Usaha Provinsi Papua Barat Tahun 2010 17

    a. Pos dan Giro serta Telekomunikasi

    Meliputi kegiatan pemberian jasa pos dan giro serta telekomunikasi.

    Adapun jasa pos dan giro antara lain meliputi pengiriman surat, wesel, paket,

    jasa giro, jasa tabungan, penjualan benda pos dan sebagainya. Perkiraan

    NTB atas dasar harga berlaku didasarkan pada data produksi yang diperoleh

    dari PT. Pos dan Giro serta perusahaan jasa kurir. Penghitungan NTB atas

    dasar harga konstan 2000 dengan cara ekstrapolasi dengan indeks gabungan

    produksi Pos dan Giro sebagai ekstrapolatornya.

    Sedangkan telekomunikasi mencakup kegiatan pemberian jasa dalam

    hal pemakaian hubungan telepon, telegram, telegraf, dan teleks. Perkiraan

    nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku dihitung berdasarkan data yang

    diperoleh dari PT. Telkom dan perusahaan telekomunikasi swasta.

    Penghitungan nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 dengan cara

    deflasi dengan IHPB umum sebagai deflator.

    b. Jasa Penunjang Komunikasi

    Mencakup kegiatan wartel, warnet dan jasa penunjang komunikasi

    lainnya. Output atas dasar harga berlaku diperoleh dari perkalian antara

    indikator produksi masing-masing kegiatan dengan output per indikatornya.

    Sedangkan nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku diperoleh dengan

    mengalikan nilai output dengan rasio nilai tambah bruto. Nilai tambah brutoatas dasar harga konstan 2000 dihitung secara ekstrapolasi dengan indikator

    produksi masing-masing kegiatan sebagai ekstrapolator.

  • 7/26/2019 76697050 PDRB Prov Papua Barat Menurut Lapangan Usaha 2010

    38/94

    PDRB M enurut L apangan Usaha Provinsi Papua Barat Tahun 2010 18

    2.8. Sektor Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan

    Sektor ini meliputi subsektor bank, subsektor lembaga keuangan

    bukan bank, subsektor sewa bangunan serta subsektor jasa perusahaan.

    2.8.1.Subsektor Bank

    Penghitungan nilai tambah bruto bank atas dasar harga berlaku

    diperoleh dari Bank Indonesia. Untuk perkiraan nilai tambah bruto atas dasar

    harga konstan 2000 diperoleh dengan cara deflasi dengan indeks harga

    konsumen atau indeks harga implisit PDRB tanpa subsektor bank dan

    lembaga keuangan lainnya sebagai deflator.

    2.8.2.Subsektor Lembaga Keuangan Bukan Bank

    Mencakup kegiatan asuransi, koperasi, lembaga pembiayaan,

    pegadaian dan dana pensiun. Asuransi merupakan salah satu jenis lembaga

    keuangan bukan bank yang usaha pokoknya menanggung resiko atas

    terjadinya musibah/kecelakaan atas barang atau orang tersebut, yang

    mengakibatkan hancur/rusaknya barang atau menyebabkan terjadinya

    kematian.

    Output atas dasar harga berlaku dari kegiatan asuransi merupakan

    rekapitulasi dari output asuransi jiwa dan asuransi bukan jiwa. Nilai tambah

    bruto atas dasar harga berlaku diperoleh dari selisih antara output dan biaya

    antara. Sedangkan nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000

    diperoleh dengan metode deflasi menggunakan Indeks Harga Konsumen

    Umum sebagai deflator.

  • 7/26/2019 76697050 PDRB Prov Papua Barat Menurut Lapangan Usaha 2010

    39/94

    PDRB M enurut L apangan Usaha Provinsi Papua Barat Tahun 2010 19

    Lembaga pembiayaan mencakup sewa guna usaha, modal ventura,

    anjak piutang, kartu kredit, dan pembiayaan konsumen. Output atas dasar

    harga berlaku diperoleh dari Direktorat Perbankan dan Usaha Jasa

    Pembiayaan (Dirjen Lembaga Keuangan, Departemen Keuangan).

    Sedangkan output dan nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000

    diperoleh dengan menggunakan metode ekstrapolasi dan sebagai

    ekstrapolatornya adalah jumlah perusahaan.

    Output dan nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku dari kegiatan

    pegadaian diperoleh dari hasil pengolahan laporan keuangan (LaporanRugi/Laba). Output dari pegadaian adalah berupa sewa modal, bunga

    deposito dan lain-lain. Sedangkan output dan nilai tambah bruto atas dasar

    harga konstan 2000 diperoleh dengan menggunakan metode ekstrapolasi dan

    sebagai ekstrapolatornya adalah jumlah nasabah atau omzet dari perusahaan

    pegadaian.

    Output dan nilai tambah atas dasar harga berlaku dari kegiatan dana

    pensiun diperoleh dari hasil pengolahan laporan keuangan (Necara

    Rugi/Laba). Sedangkan output dan nilai tambah atas dasar harga konstan

    2000 diperoleh dengan menggunakan cara deflasi/ekstrapolasi dan sebagai

    deflator/ekstrapolatornya adalah IHK Umum atau jumlah peserta.

    2.8.3.Subsektor Jasa Penunjang Keuangan

    Mencakup kegiatan pedagang valuta asing, pasar modal, dan jasa

    penunjangnya seperti: underwriter (penjamin emisi), Lembaga Kliring

    Penyelesaian dan Penyimpanan (LKPP), manajer investasi, penasehat

    investasi, reksa dana, biro administrasi efek, tempat penitipan harta

  • 7/26/2019 76697050 PDRB Prov Papua Barat Menurut Lapangan Usaha 2010

    40/94

    PDRB M enurut L apangan Usaha Provinsi Papua Barat Tahun 2010 20

    (custodian), dan sejenisnya. Nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku

    diperoleh dengan mengalikan nilai output dengan rasio nilai tambah bruto.

    Sedangkan nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 dihitung

    dengan cara deflasi menggunakan indeks harga saham gabungan untuk

    kegiatan bursa dan indeks harga konsumen untuk kegiatan lainnya.

    2.8.4.Subsektor Real Estat

    Subsektor ini meliputi usaha persewaan bangunan dan tanah, baik

    yang menyangkut bangunan tempat tinggal maupun bangunan bukan tempattinggal seperti perkantoran, pertokoan serta usaha persewaan tanah. Output

    atas dasar harga berlaku untuk persewaan bangunan tempat tinggal diperoleh

    dari perkalian antara jumlah penduduk pertengahan tahun dengan

    pengeluaran konsumsi rumahtangga per kapita untuk sewa rumah, kontrak

    rumah, sewa beli rumah dinas, perkiraan sewa rumah milik sendiri, pajak

    dan pemeliharaan rumah. Sedangkan output atas dasar harga berlaku usaha

    persewaan bangunan bukan tempat tinggal diperoleh dari perkalian antara

    luas bangunan yang disewakan dengan rata-rata tarif sewa per meter persegi.

    Nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku diperoleh dari hasil

    perkalian antara rasio nilai tambah bruto dengan outputnya. Sedangkan nilai

    tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 diperoleh dengan metode deflasi

    menggunakan Indeks Harga Konsumen tempat tinggal.

    2.8.5.Subsektor Jasa Perusahaan

    Mencakup kegiatan pemberian jasa hukum (advokat dan notaris), jasa

    akuntansi dan pembukuan, jasa pengolahan dan penyajian data, jasa

  • 7/26/2019 76697050 PDRB Prov Papua Barat Menurut Lapangan Usaha 2010

    41/94

    PDRB M enurut L apangan Usaha Provinsi Papua Barat Tahun 2010 21

    bangunan/arsitek dan teknik, jasa periklanan dan riset pemasaran, jasa

    persewaan mesin dan peralatan, jasa fotocopydan jasa perusahaan lainnya.

    Output atas dasar harga berlaku untuk jasa perusahaan diperoleh dari

    perkalian antara indikator produksi (jumlah perusahaan atau jumlah tenaga

    kerja) dengan indikator harga (rata-rata output per perusahaan atau rata-rata

    output per tenaga kerja). Selanjutnya nilai tambah bruto atas dasar harga

    berlaku diperoleh dari hasil perkalian antara rasio nilai tambah bruto dengan

    outputnya.

    Sedangkan output dan nilai tambah atas dasar harga konstan 2000diperoleh dengan cara ekstrapolasi dengan jumlah tenaga kerja sebagai

    ekstrapolatornya.

    2.9. Sektor Jasa-jasa

    Mencakup subsektor pemerintahan umum, subsektor jasa sosial

    kemasyarakatan, subsektor jasa hiburan dan rekreasi serta jasa perorangandan rumahtangga.

    2.9.1.Subsektor Pemerintahan Umum

    Cakupan subsektor pemerintahan umum dalam penghitungan tahun

    dasar 2000, terdiri dari (1) administrasi, pemerintahan dan pertahanan; (2)

    jasa pemerintahan lainnya (pelayanan/jasa yang diberikan oleh badan-badan

    di bawah kementrian dan non kementrian). Nilai tambah bruto atas dasar

    harga berlaku untuk subsektor pemerintahan umum didasarkan pada

    pengeluaran pemerintah untuk belanja pegawai dan perkiraan penyusutan.

    Belanja pegawai untuk jasa pendidikan, jasa kesehatan, jasa kemasyarakatan,

  • 7/26/2019 76697050 PDRB Prov Papua Barat Menurut Lapangan Usaha 2010

    42/94

    PDRB M enurut L apangan Usaha Provinsi Papua Barat Tahun 2010 22

    jasa hiburan dan rekreasi yang tercakup dalam pengeluaran pemerintah pusat

    dan pemerintah daerah, baik rutin maupun pembangunan dipisahkan dari

    kegiatan administrasi, pemerintahan dan pertahanan, kemudian dimasukkan

    ke dalam kegiatan jasa pemerintahan lainnya.

    NTB atas dasar harga berlaku untuk kegiatan administrasi,

    pemerintahan dan pertahanan diperoleh dari selisih NTB atas dasar harga

    berlaku subsektor pemerintahan umum dengan NTB atas dasar harga berlaku

    kegiatan jasa pemerintahan lainnya. Nilai tambah bruto atas dasar harga

    konstan 2000 untuk jasa pemerintahan dihitung dengan cara ekstrapolasi

    menggunakan indeks tertimbang jumlah pegawai negeri (guru, tenaga medis,

    dan lain-lain) menurut golongan kepangkatan. Sedangkan NTB atas dasar

    harga konstan 2000 untuk kegiatan administrasi, pemerintahan dan

    pertahanan merupakan selisih antara NTB atas dasar harga konstan 2000

    subsektor pemerintahan umum dengan NTB atas dasar harga konstan 2000

    kegiatan jasa pemerintahan lainnya.

    2.9.2.Subsektor Jasa Sosial Kemasyarakatan

    Meliputi jasa pendidikan, jasa kesehatan serta jasa kemasyarakatan

    lainnya, seperti jasa penelitian, panti asuhan, panti werdha, yayasan

    pemeliharaan anak cacat, palang merah, rumah ibadah, dan sebagainya,

    terbatas yang dikelola oleh swasta saja. Kegiatan-kegiatan sejenis yangdikelola oleh pemerintah termasuk dalam subsektor pemerintahan umum

    yaitu kegiatan jasa pemerintahan lainnya. Output atas dasar harga berlaku

    diperoleh dari hasil perkalian rata-rata output dengan jumlah murid menurut

    tingkatan, jumlah tempat tidur rumah sakit, jumlah dokter, jumlah anak yang

  • 7/26/2019 76697050 PDRB Prov Papua Barat Menurut Lapangan Usaha 2010

    43/94

    PDRB M enurut L apangan Usaha Provinsi Papua Barat Tahun 2010 23

    diasuh, jumlah orang tua yang dirawat dan sebagainya. Nilai tambah bruto

    atas dasar harga berlaku diperoleh dari perkalian rasio nilai tambah bruto

    terhadap output. Nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 dihitung

    dengan cara ekstrapolasi dengan perkembangan masing-masing indikator

    produksi sebagai ekstrapolatornya.

    2.9.3.Subsektor Jasa Hiburan dan Rekreasi

    Meliputi kegiatan produksi dan distribusi film, reproduksi film video,

    jasa bioskop dan panggung hiburan, perpustakaan, museum, gedungolahraga, kolam renang, klub malam, taman hiburan, lapangan golf,

    lapangan tenis, billiard, klub olahraga, artis film, artis panggung, pub, bar,

    karaoke, video klip, studio televisi, stasiun pemancar radio yang dikelola

    oleh swasta, dan sebagainya.

    Output atas dasar harga berlaku untuk subsektor jasa hiburan dan

    rekreasi diperoleh dengan menggunakan metode pendekatan produksi, yaitu

    perkalian antara jumlah perusahaan atau jumlah tenaga kerja masing-masing

    perusahaan jasa hiburan dan rekreasi tersebut dengan rata-rata outputnya.

    Sedangkan output atas dasar harga konstan menggunakan metode deflasi

    dengan IHK hiburan dan rekreasi sebagai deflatornya. Atau menggunakan

    metode ekstrapolasi dengan indikator produksi sebagai ekstrapolatornya.

    Nilai tambah bruto diperoleh dari hasil perkalian output dengan rasio nilai

    tambah bruto.

    2.9.4.Subsektor Jasa Perorangan dan Rumahtangga

    Meliputi segala jenis kegiatan jasa yang pada umumnya melayani

    perorangan dan rumahtangga, terdiri dari jasa perbengkelan/reparasi, jasa

  • 7/26/2019 76697050 PDRB Prov Papua Barat Menurut Lapangan Usaha 2010

    44/94

    PDRB M enurut L apangan Usaha Provinsi Papua Barat Tahun 2010 24

    pembantu rumahtangga dan jasa perorangan lainnya seperti tukang binatu

    (laundry), tukang cukur, tukang jahit, tukang semir sepatu dan sejenisnya.

    Output atas dasar harga berlaku untuk jasa perbengkelan serta jasa

    perorangan dan rumahtangga lainnya diperoleh dari hasil perkalian antara

    rata-rata output per tenaga kerja dengan jumlah tenaga kerja. Sedangkan

    output atas dasar harga berlaku untuk jasa pembantu rumahtangga, pengasuh

    bayi dan sejenisnya diperoleh dari perkalian antara pengeluaran per kapita

    untuk pembantu rumahtangga dengan jumlah penduduk pertengahan tahun.

    Selanjutnya nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku diperoleh darihasil perkalian antara output dengan rasio nilai tambah bruto terhadap

    output. Sedangkan nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000

    diperoleh dengan cara ekstrapolasi menggunakan indeks/indikator produksi

    masing-masing kegiatan.

  • 7/26/2019 76697050 PDRB Prov Papua Barat Menurut Lapangan Usaha 2010

    45/94

    PDRB M enurut L apangan Usaha Provinsi Papua Barat Tahun 2010 25

    BAB III

    TINJAUAN EKONOMI PAPUA BARAT

    3.1. PDRB Provinsi Papua Barat dengan Migas

    Perekonomian Papua Barat selama tahun 2010 menunjukkan

    pertumbuhan yang positif apabila dibandingkan dengan tahun 2009. Bahkan

    beberapa sektor terlihat mengalami percepatan pertumbuhan. Pada tahun

    2010, besaran nilai PDRB atas dasar harga berlaku yang tercipta mencapai

    22,53 triliun rupiah. Nilai tersebut jauh lebih besar dibandingkan keadaan

    tahun 2009 yang mencapai 17,21 triliun rupiah. Eksploitasi gas alam

    Tangguh menjadi pendorong utama peningkatan yang terjadi.

    3.1.1.Pertumbuhan Ekonomi

    Dalam kurun waktu tahun 2007-2010 kondisi perekonomian PapuaBarat dapat dikatakan stabil memperlihatkan pertumbuhan yang tinggi dan

    menunjukkan percepatan setiap tahunnya. Hal ini jelas terlihat dari

    pertumbuhan ekonomi yang mencapai 26,82 persen pada tahun 2010 setelah

    memasukkan nilai tambah gas alam cair (LNG). Sementara pertumbuhan

    tanpa migas mencapai 6,83 persen.

    Pada tahun 2010, pertumbuhan tertinggi sebesar 149,52 persen dicapai

    oleh sektor industri pengolahan. Pertumbuhan tersebut didorong oleh

    pertumbuhan subsektor migas terutama pertumbuhan gas alam cair akibat

    tercakupnya produksi gas alam cair di Teluk Bintuni. Sementara sektor

    pertambangan dan penggalian justru mengalami kontraksi mencapai minus

  • 7/26/2019 76697050 PDRB Prov Papua Barat Menurut Lapangan Usaha 2010

    46/94

    PDRB M enurut L apangan Usaha Provinsi Papua Barat Tahun 2010 26

    0,84 persen. Keadaan tersebut terjadi sebagai akibat kontraksi subsektor

    minyak dan gas bumi.

    Tabel 3.1. Laju Pertumbuhan Ekonomi menurut Lapangan Usaha (persen),

    2007-2010

    3.1.2.Sumber Pertumbuhan Ekonomi

    Pertumbuhan ekonomi dibangun oleh pertumbuhan sektor-sektor

    ekonomi. Semakin besar pertumbuhan yang terjadi pada sektor tertentu

    maka semakin besar pula kontribusi sektor tersebut dalam menciptakan

    pertumbuhan ekonomi. Dengan melihat kontribusi sektor tersebut dapat

    diketahui sumber pertumbuhan ekonomi.

    2007 2008 2009* 2010**

    (2) (3) (4) (5)

    1. Pertanian 5,22 6,89 3,83 6,20

    2. Pertambangan dan Penggalian 0,51 1,27 - 0,16 - 0,84

    3. Industri Pengolahan 8,22 7,61 14,76 149,52

    4. Listrik dan Air Bersih 9,29 8,29 9,03 7,30

    5. Konstruksi 12,97 16,35 12,96 9,77

    6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 9,69 9,01 6,49 3,99

    7. Pengangkutan dan Komunikasi 10,89 7,72 16,36 10,93

    8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 24,91 27,14 1,32 11,02

    9. Jasa-jasa 9,19 10,63 7,33 7,34

    6,95 7,84 7,02 26,82

    Catatan: * Angka Sementara

    ** Angka Sangat Sementara

    PDRB

    Lapangan Usaha

    (1)

  • 7/26/2019 76697050 PDRB Prov Papua Barat Menurut Lapangan Usaha 2010

    47/94

    PDRB M enurut L apangan Usaha Provinsi Papua Barat Tahun 2010 27

    2007 2008 2009* 2010**

    (2) (3) (4) (5)

    1. Pertanian 1,53 1,99 1,09 1,72

    2. Pertambangan dan Penggalian 0,10 0,23 - 0,03 - 0,13

    3. Industri Pengolahan 1,11 1,04 2,02 21,94

    4. Listrik dan Air Bersih 0,04 0,04 0,04 0,03

    5. Konstruksi 1,03 1,37 1,17 0,93

    6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 0,98 0,94 0,68 0,42

    7. Pengangkutan dan Komunikasi 0,78 0,57 1,21 0,88

    8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 0,43 0,54 0,03 0,25

    9. Jasa-jasa 0,95 1,12 0,79 0,80

    6,95 7,84 7,02 26,82

    Catatan: * Angka Sementara

    ** Angka Sangat Sementara

    PDRB

    Lapangan Usaha

    (1)

    Selama periode 2007-2010 terlihat bahwa sektor pertanian, sektor

    industri pengolahan dan sektor bangunan tetap menjadi sumber utama

    pertumbuhan ekonomi. Bahkan 21,94 persen dari pertumbuhan ekonomi

    26,82 persen pada tahun 2010 berasal dari sektor industri pengolahan. Sektor

    pertanian memberikan kontribusi pertumbuhan sebesar 1,72 persen.

    Sementara bangunan memberikan kontribusi pertumbuhan sebesar 0,93

    persen.

    Tabel 3.2. Sumber Pertumbuhan Ekonomi menurut Lapangan Usaha

    (persen), 2007-2010

    Sektor-sektor lainya juga memberikan kontribusi perumbuhan positif

    kecuali sektor pertambangan dan penggalian. Sektor listrik dan air bersih

  • 7/26/2019 76697050 PDRB Prov Papua Barat Menurut Lapangan Usaha 2010

    48/94

    PDRB M enurut L apangan Usaha Provinsi Papua Barat Tahun 2010 28

    memberikan kontribusi pertumbuhan 0,03 persen; sektor perdagangan, hotel

    dan restoran 0,42 persen; sektor pengangkutan dan komunikasi 0,88 persen;

    sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan 0,25 persen; jasa-jasa 0,80

    persen. Sementara sektor pertambangan dan penggalian berkontribusi

    sebesar minus 0,13 terhadap pertumbuhan ekonomi.

    3.1.3.Struktur Ekonomi

    Struktur ekonomi menggambarkan kontribusi masing-masing sektor

    ekonomi terhadap PDRB. Semakin besar kontribusi suatu sektor semakinbesar pula peranannya di dalam perekonomian. Sektor-sektor utama dalam

    perekonomian adalah sektor-sektor yang memberikan kontribusi terbesar

    dalam perekonomian.

    Sektor-sektor utama perekonomian Papua Barat pada periode 2007-

    2010 adalah sektor pertanian, sektor industri pengolahan dan sektor

    pertambangan dan penggalian. Ketiga sektor tersebut memberikan kontribusi

    lebih dari 60 persen PDRB Papua Barat.

    Pada awal periode tersebut sektor pertanian merupakan sektor

    terbesar. Tetapi dalam perkembangannya kontribusi sektor pertanian

    menunjukkan kecenderungan menurun dan mulai tergeser oleh kontribusi

    sektor industri pengolahan. Kontribusi sektor pertanian mencapai 26,65

    persen pada tahun 2007 dan pada tahun 2010 hanya memberikan 20,71

    persen. Sementara sektor industri pengolahan pada tahun 2007 memberikan

    kontribusi sebesar 20,11 persen. Pada tahun 2010 sektor industri pengolahan

    menjadi sektor utama dengan kontribusi sebesar 35,45 persen.

  • 7/26/2019 76697050 PDRB Prov Papua Barat Menurut Lapangan Usaha 2010

    49/94

    PDRB Menurut Lapangan Usaha Provinsi Papua Barat Tahun 2010 29

    Kontribusi sektor pertambangan dan penggalian menunjukkan

    kecenderungan yang menurun. Hal ini terlihat dari share sektor

    pertambangan dan penggalian pada tahun 2007 sebesar 15,96 persen menjadi

    sebesar 10,22 persen pada tahun 2010.

    Gambar 3.1. Peranan Sektor Dominan terhadap Penciptaan PDRB Atas

    Dasar Harga Berlaku (persen), 2007-2010

    Kontribusi sektor-sektor lainnya juga menunjukkan kecenderungan

    menurun pada tahun 2010. Walaupun sebenarnya sektor-sektor tersebut

    mengalami peningkatan tetapi peningkatan tersebut jauh lebih kecil

  • 7/26/2019 76697050 PDRB Prov Papua Barat Menurut Lapangan Usaha 2010

    50/94

    PDRB M enurut L apangan Usaha Provinsi Papua Barat Tahun 2010 30

    dibandingkan peningkatan yang terjadi di sektor industri pengolahan akibat

    adanya eksploitasi penuh gas alam cair pada tahun tersebut.

    Tabel 3.3. Peranan Sektor Ekonomi terhadap Penciptaan PDRB Atas Dasar

    Harga Berlaku (persen), 2007-2010

    3.1.4.Perkembangan PDRB Per Kapita

    PDRB per kapita adalah besaran kasar yang menunjukkan tingkat

    kesejahteraan penduduk di suatu wilayah pada suatu waktu tertentu. PDRB

    per kapita diperoleh dengan cara membagi PDRB dengan jumlah penduduk

    pertengahan tahun di wilayah tersebut.

    2007 2008 2009* 2010**

    (2) (3) (4) (5)

    1. Pertanian 26,65 24,83 24,40 20,71

    2. Pertambangan dan Penggalian 15,96 14,80 13,18 10,22

    3. Industri Pengolahan 20,11 22,64 24,71 35,45

    4. Listrik dan Air Bersih 0,56 0,53 0,51 0,43

    5. Konstruksi 8,62 9,36 9,75 9,03

    6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 10,57 10,33 9,94 8,38

    7. Pengangkutan dan Komunikasi 7,44 6,93 7,25 6,38

    8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 2,07 2,43 2,38 2,18

    9. Jasa-jasa 8,03 8,15 7,88 7,23

    100,00 100,00 100,00 100,00

    Catatan: * Angka Sementara

    ** Angka Sangat Sementara

    PDRB

    Lapangan Usaha

    (1)

  • 7/26/2019 76697050 PDRB Prov Papua Barat Menurut Lapangan Usaha 2010

    51/94

    PDRB M enurut L apangan Usaha Provinsi Papua Barat Tahun 2010 31

    Tabel 3.4. PDRB Per Kapita Provinsi Papua Barat (rupiah), 2007-2010

    Atas Dasar Atas Dasar

    Harga Berlaku Harga Konstan

    (1) (2) (3)

    2007 15 143 225 8 668 107

    2008 19 689 544 9 016 290

    2009* 23 395 354 9 307 721

    2010** 29 624 820 11 422 142

    Catatan: * Angka Sementara

    ** Angka Sangat Sementara

    Tahun

    PDRB per kapita Papua Barat atas dasar harga berlaku pada tahun

    2010 meningkat 26,63 persen terhadap tahun 2009, yaitu dari 23,40 juta

    rupiah menjadi 29,62 juta rupiah. PDRB per kapita atas dasar harga konstan

    menunjukkan nilai PDRB per kapita secara riil. Pada tahun 2010 PDRB per

    kapita Papua Barat atas dasar harga konstan mencapai 11,42 juta rupiah atau

    meningkat 22,72 persen terhadap tahun 2009 (9,31 juta rupiah).

    3.2. PDRB Provinsi Papua Barat Tanpa Migas

    Penyajian data PDRB tanpa migas ditujukan untuk melihat

    keterbandingan nilai PDRB dengan nilai PDB atau PDRB daerah lain.

    Analisis PDRB tanpa migas dilakukan dengan mengeliminir subsektor

    pertambangan minyak dan gas bumi dan subsektor industri minyak dan gas

    bumi.

  • 7/26/2019 76697050 PDRB Prov Papua Barat Menurut Lapangan Usaha 2010

    52/94

    PDRB M enurut L apangan Usaha Provinsi Papua Barat Tahun 2010 32

    Peran migas dalam perekonomian Papua Barat sangat besar. Peranan

    tersebut semakin besar sejak eksploitasi secara penuh terhadap gas alam cair

    Tangguh pada tahun 2010. Besarnya sumbangan migas terhadap

    perekonomian Papua Barat mencapai hampir 40 persen, sehingga sangat

    mempengaruhi perekonomian Provinsi Papua Barat secara menyeluruh.

    Nilai PDRB Provinsi Papua Barat tanpa migas pada tahun 2010

    sebesar 13,70 triliun rupiah. Bila dilihat dari perkembangan riilnya atau atas

    dasar harga konstan 2000 maka PDRB Papua Barat mencapai 5,74 triliun

    rupiah.

    3.2.1.Pertumbuhan Ekonomi (Tanpa Migas)

    Pertumbuhan perekonomian Provinsi Papua Barat tanpa migas tidak

    selalu seirama dengan pertumbuhan perekonomian Provinsi Papua Barat

    dengan migas. Dalam artian bahwa pertumbuhan ekonomi tanpa migas bisa

    lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi dengan migas ataupun sebaliknya.

    Selama kurun waktu tahun 2007-2010 kondisi pertumbuhan ekonomi

    Papua Barat dengan migas cenderung mengalami percepatan setiap

    tahunnya. Sementara perekonomian Papua Barat tanpa migas menunjukkan

    perlambatan pertumbuhan. Perbedaan signifikan terlihat pada pertumbuhan

    tahun 2010. Perbedaan tersebut dipengaruhi oleh adanya peningkatan

    subsektor gas alam cair pada perekonomian Papua Barat.

    Pertumbuhan ekonomi tanpa migas yang tercipta pada tahun 2010

    sebesar 6,83 persen. Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh sektor

    pertambangan dan penggalian yang tumbuh 12,20 persen. Kemudian diikuti

    oleh pertumbuhan di sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan

  • 7/26/2019 76697050 PDRB Prov Papua Barat Menurut Lapangan Usaha 2010

    53/94

    PDRB M enurut L apangan Usaha Provinsi Papua Barat Tahun 2010 33

    2007 2008 2009* 2010**

    (2) (3) (4) (5)

    1. Pertanian 5,22 6,89 3,83 6,20

    2. Pertambangan dan Penggalian 11,94 12,19 11,88 12,20

    3. Industri Pengolahan 8,70 5,59 10,82 2,77

    4. Listrik dan Air Bersih 9,29 8,29 9,03 7,30

    5. Konstruksi 12,97 16,35 12,96 9,77

    6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 9,69 9,01 6,49 3,99

    7. Pengangkutan dan Komunikasi 10,89 7,72 16,36 10,93

    8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 24,91 27,14 1,32 11,02

    9. Jasa-jasa 9,19 10,63 7,33 7,34

    8,61 9,25 7,68 6,83

    Catatan: * Angka Sementara

    ** Angka Sangat Sementara

    PDRB

    Lapangan Usaha

    (1)

    sebesar 11,02 persen; sektor pengangkutan dan komunikasi 10,93 persen;

    sektor bangunan 9,77 persen; sektor jasa-jasa 7,34 persen; sektor listrik dan

    air bersih 7,30 persen; sektor pertanian 6,20 persen; sektor pengangkutan

    dan komunikasi 3,99 persen. Sementara sektor industri pengolahan hanya

    tumbuh 2,77 persen.

    Tabel 3.5. Laju Pertumbuhan Ekonomi Tanpa Migas menurut Lapangan

    Usaha (persen), 2007-2010

    3.2.2.Sumber Pertumbuhan Ekonomi (Tanpa Migas)

    Dengan dikeluarkannya migas, perekonomian Papua Barat tumbuh

    6,83 persen pada tahun 2010. Dari pertumbuhan tanpa migas tersebut sektor

  • 7/26/2019 76697050 PDRB Prov Papua Barat Menurut Lapangan Usaha 2010

    54/94

    PDRB M enurut L apangan Usaha Provinsi Papua Barat Tahun 2010 34

    2007 2008 2009* 2010**

    (2) (3) (4) (5)

    1. Pertanian 2,02 2,58 1,40 2,19

    2. Pertambangan dan Penggalian 0,12 0,13 0,13 0,14

    3. Industri Pengolahan 0,92 0,59 1,11 0,29

    4. Listrik dan Air Bersih 0,05 0,05 0,05 0,04

    5. Konstruksi 1,36 1,78 1,51 1,19

    6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 1,30 1,22 0,87 0,53

    7. Pengangkutan dan Komunikasi 1,03 0,74 1,56 1,12

    8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 0,56 0,70 0,04 0,31

    9. Jasa-jasa 1,25 1,45 1,02 1,01

    8,61 9,25 7,68 6,83

    Catatan: * Angka Sementara

    ** Angka Sangat Sementara

    PDRB

    Lapangan Usaha

    (1)

    yang menyumbangkan pertumbuhan terbesar pada tahun 2010 adalah sektor

    pertanian sebesar 2,19 persen. Selanjutnya di urutan kedua adalah sektor

    bangunan sebesar 1,19 persen. Urutan ketiga dan keempat diduduki oleh

    sektor pengangkutan dan komunikasi serta sektor jasa-jasa dengan

    sumbangan masing-masing sebesar 1,12 persen dan 1,01 persen. Sementara

    sektor lainnya hanya memberikan sumbangan di bawah satu persen.

    Tabel 3.6. Sumber Pertumbuhan Ekonomi Tanpa Migas menurut Lapangan

    Usaha (persen), 2007-2010

    3.2.3.Struktur Ekonomi (Tanpa Migas)

    Dengan dieliminirnya subsektor pertambangan migas dan subsektor

    industri migas, kontribusi yang diberikan terhadap struktur perekonomian

  • 7/26/2019 76697050 PDRB Prov Papua Barat Menurut Lapangan Usaha 2010

    55/94

    PDRB M enurut L apangan Usaha Provinsi Papua Barat Tahun 2010 35

    2007 2008 2009* 2010**

    (2) (3) (4) (5)

    1. Pertanian 37,08 35,49 34,91 34,05

    2. Pertambangan dan Penggalian 1,05 1,18 1,28 1,36

    3. Industri Pengolahan 9,98 9,41 9,85 9,28

    4. Listrik dan Air Bersih 0,78 0,76 0,73 0,71

    5. Konstruksi 11,99 13,37 13,95 14,85

    6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 14,71 14,77 14,22 13,79

    7. Pengangkutan dan Komunikasi 10,35 9,90 10,38 10,49

    8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 2,88 3,47 3,41 3,58

    9. Jasa-jasa 11,17 11,65 11,27 11,88

    100,00 100,00 100,00 100,00

    Catatan: * Angka Sementara

    ** Angka Sangat Sementara

    PDRB

    Lapangan Usaha

    (1)

    Provinsi Papua Barat tanpa migas masih didominasi oleh sektor pertanian.

    Namun peranan sektor pertanian menunjukkan kecenderungan penurunan,

    yang berarti bahwa peningkatan sektor-sektor lainnya lebih besar

    dibandingkan dengan peningkatan yang terjadi di sektor pertanian.

    Tabel 3.7. Peranan Sektor Ekonomi terhadap Penciptaan PDRB Tanpa Migas

    Atas Dasar Harga Berlaku (persen), 2007-2010

    Besarnya sumbangan dari sektor pertanian pada tahun 2010 mencapai

    34,05 persen.Padahal pada tahun 2007 sektor pertanian menyumbang 37,08

    persen. Sementara sektor-sektor yang mengalami peningkatan kontribusi

    pada tahun 2010 dibandingkan keadaan tahun 2009 yaitu sektor bangunan,

  • 7/26/2019 76697050 PDRB Prov Papua Barat Menurut Lapangan Usaha 2010

    56/94

    PDRB Menurut Lapangan Usaha Provinsi Papua Barat Tahun 2010 36

    jasa-jasa, dan pengangkutan-komunikasi. Kontribusi yang diberikan masing-

    masing secara berurutan sebesar 14,85 persen, 11,88 persen, dan 10,49

    persen.

    Dalam rentang waktu empat tahun terakhir, tiga sektor utama yang

    mendominasi penciptaan PDRB tanpa migas di Papua Barat adalah sektor

    pertanian, sektor bangunan dan sektor perdagangan, hotel dan restoran.

    Ketiga sektor tersebut memberikan kontribusi lebih dari 60 persen terhadap

    PDRB (tanpa migas) Papua Barat.

    Gambar 3.2. Peranan Sektor Dominan terhadap Penciptaan PDRB Tanpa

    Migas Atas Dasar Harga Berlaku (persen), 2007-2010

  • 7/26/2019 76697050 PDRB Prov Papua Barat Menurut Lapangan Usaha 2010

    57/94

    PDRB M enurut L apangan Usaha Provinsi Papua Barat Tahun 2010 37

    Atas Dasar Atas Dasar

    Harga Berlaku Harga Konstan

    (1) (2) (3)

    2007 10 881 512 6 669 539

    2008 13 777 552 7 028 224

    2009* 16 351 772 7 300 602

    2010** 18 012 273 7 546 621

    Catatan: * Angka Sementara ** Angka Sangat Sementara

    Tahun

    Struktur ekonomi berdasarkan PDRB tanpa migas sangat berbeda dari

    struktur ekonomi PDRB dengan migas. Terlihat dari tiga sektor utama yang

    menjadi pilar perekonomian. Dengan demikian memang terbukti bahwa

    pengaruh migas sangat besar terhadap perekonomian Papua Barat.

    3.2.4.Perkembangan PDRB Per Kapita (Tanpa Migas)

    PDRB per kapita atas dasar harga berlaku mencapai 18,01 juta rupiah.

    Nilai tersebut mengalami peningkatan sebesar 10,15 persen dibandingkan

    dengan PDRB per kapita pada tahun 2009. Sementara PDRB per kapita atasdasar harga konstan 2000 bernilai 7,55 juta rupiah dan mengalami

    pertumbuhan sebesar 3,37 persen dibandingkan keadaan tahun 2009.

    Tabel 3.8. PDRB Per Kapita Tanpa Migas Provinsi Papua Barat (rupiah),

    2007-2010

  • 7/26/2019 76697050 PDRB Prov Papua Barat Menurut Lapangan Usaha 2010

    58/94

    PDRB M enurut L apangan Usaha Provinsi Papua Barat Tahun 2010 38

    BAB IV

    PERKEMBANGAN EKONOMI

    MENURUT KELOMPOK SEKTOR

    Pengelompokan PDRB menurut kelompok sektor yaitu kelompok

    sektor primer, kelompok sektor sekunder dan kelompok sektor tersier

    didasarkan atas output maupun input menurut asal terjadinya proses produksi

    masing-masing produsen. Suatu unit dikelompokkan atas kelompok sektor

    primer apabila output yang dihasilkan merupakan proses tingkat awal

    (dasar). Sektor yang masuk dalam kategori ini adalah sektor pertanian serta

    sektor pertambangan dan penggalian.

    Kelompok sektor sekunder adalah unit-unit kegiatan ekonomi yang

    bahan-bahan produksinya (inputnya) sebagian besar berasal dari kelompok

    sektor primer. Sektor-sektor yang termasuk kelompok ini adalah sektor

    industri pengolahan, sektor listrik dan air bersih serta sektor bangunan.

    Sedangkan sisanya termasuk ke dalam kelompok sektor tersier yaitu terdiri

    dari sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor pengangkutan dan

    komunikasi, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan serta sektor

    jasa-jasa.

    4.1. PDRB Provinsi Papua Barat dengan Migas

    Berdasarkan kelompok sektor, nilai tambah terbesar pada tahun 2010

    terbentuk pada kelompok sektor sekunder yang mencapai 10,12 triliun

    rupiah. Sementara di tempat kedua adalah kelompok sektor primer yang

  • 7/26/2019 76697050 PDRB Prov Papua Barat Menurut Lapangan Usaha 2010

    59/94

    PDRB M enurut L apangan Usaha Provinsi Papua Barat Tahun 2010 39

    memberikan nilai tambah sebesar 6,97 triliun rupiah dan berikutnya adalah

    kelompok sektor tersier dengan nilai tambah sebesar 5,44 triliun rupiah.

    Dari tahun ke tahun terdapat perkembangan yang memperlihatkan

    pergeseran antar kelompok sektor. Kemajuan perekonomian suatu wilayah

    bisa ditandai dengan perubahan kelompok sektor utama. Pergeseran

    kelompok sektor utama dari kelompok sektor primer menjadi kelompok

    sektor tersier atau bahkan menjadi kelompok tersier menunjukkan adanya

    kemajuan perekonomian yang dicapai.

    Ketiga kelompok sektor memperlihatkan perkembangan yangsiginifikan setiap tahun. Berdasarkan harga berlaku, kelompok sektor primer

    pada tahun 2007 memiliki nilai tambah mencapai 4,42 triliun rupiah.

    Kemudian pada tahun 2010 nilai tambah tersebut meningkat menjadi 6,97

    triliun rupiah. Akselerasi peningkatan nilai tambah terjadi pada kelompok

    sektor sekunder. Pada tahun 2007 nilai tambah kelompok sekunder mencapai

    3,04 triliun rupiah dan pada tahun 2010 mencapai 10,12 triliun rupiah.

    Sementara nilai tambah kelompok tersier pada tahun 2007 mencapai 2,91

    triliun rupiah dan pada tahun 2010 meningkat menjadi 5,44 triliun rupiah.

    Berdasarkan harga konstan 2000, nilai tambah kelompok primer pada

    tahun 2007 mencapai 2,80 triliun rupiah dan pada tahun 2010 mencapai 3,10

    triliun rupiah. Seiring dengan nilai tambah atas dasar harga berlaku, nilai

    tambah kelompok sekunder atas dasar harga konstan juga mengalami

    akselerasi pertumbuhan. Pada tahun 2007 nilai tambah kelompok sekunder

    mencapai 1,34 triliun rupiah dan pada tahun 2010 mencapai 3,26 triliun

    rupiah. Sementara nilai tambah kelompok tersier pada tahun 2007 mencapai

    1,80 triliun rupiah dan 2,32 triliun rupiah pada tahun 2010.

  • 7/26/2019 76697050 PDRB Prov Papua Barat Menurut Lapangan Usaha 2010

    60/94

    PDRB M enurut L apangan Usaha Provinsi Papua Barat Tahun 2010 40

    Tahun Primer Sekunder Tersier Jumlah(1) (2) (3) (4) (5)

    Atas Dasar Harga Berlaku

    2007 4 417 531,96 3 035 463,77 2 914 282,95 10 367 278,69

    2008 5 538 752,28 4 545 859,84 3 890 514,38 13 975 126,50

    2009* 6 468 321,69 6 020 270,08 4 725 545,87 17 214 137,63

    2010** 6 967 238,27 10 117 069,30 5 443 057,24 22 527 364,81

    Atas Dasar Harga Konstan 2000

    2007 2 796 214,23 1 338 568,45 1 799 533,13 5 934 315,82

    2008 2 927 876,25 1 484 115,42 1 987 536,57 6 399 528,24

    2009* 2 996 080,46 1 691 131,08 2 161 344,37 6 848 555,91

    2010** 3 104 375,92 3 259 844,46 2 321 427,61 8 685 647,99

    Catatan: * Angka Sementara ** Angka Sangat Sementara

    Tabel 4.1. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2000

    menurut Kelompok Sektor (juta rupiah), 2007-2010

    Dari ketiga kelompok sektor tersebut yang paling cepat

    perkembangannya adalah kelompok sektor sekunder, kemudian disusul oleh

    kelompok sektor tersier. Sedangkan kelompok sektor primer

    perkembangannya lebih lambat dibandingkan dengan yang lain.

    Jika melihat laju pertumbuhan riil yang diperoleh dari PDRB

    kelompok sektor atas dasar harga konstan 2000 maka tingkat pertumbuhan

    terbesar pada tahun 2010 terjadi pada kelompok sektor sekunder yaitu

    sebesar 92,76 persen, kemudian disusul oleh kelompok sektor tersier sebesar

  • 7/26/2019 76697050 PDRB Prov Papua Barat Menurut Lapangan Usaha 2010

    61/94

    PDRB M enurut L apangan Usaha Provinsi Papua Barat Tahun 2010 41

    Kelompok Sektor 2007 2008 2009* 2010**

    (1) (2) (3) (4) (5)

    Primer 3,34 4,71 2,33 3,61

    Sekunder 9,96 10,87 13,95 92,76

    Tersier 10,70 10,45 8,74 7,41

    PDRB 6,95 7,84 7,02 26,82

    Catatan: * Angka Sementara

    ** Angka Sangat Sementara

    7,41 persen dan terakhir adalah kelompok sektor primer dengan

    pertumbuhan riil sebesar 3,61 persen.

    Tabel 4.2. Laju Pertumbuhan Ekonomi menurut Kelompok Sektor (persen),

    2007-2010

    Pada periode 2007-2009 kelompok sektor primer memberikan

    kontribusi terbesar namun terlihat kontribusi tersebut setiap tahunnya

    mengalami penurunan. Puncaknya pada tahun 2010 kontribusi terbesar

    bukan lagi kelompok sektor primer melainkan kelompok sektor sekunder.

    Hal ini menunjukkan adanya pergesaran kegiatan ekonomi dari kelompok

    sektor primer menjadi kelompok sektor sekunder. Sementara kelompok

    sektor tersier relatif stabil kontribusinya. Namun pada tahun 2010 juga

    mengalami penurunan dikarenakan akselerasi luar biasa yang terjadi pada

    kelompok sektor sekunder.

    Kontribusi kelompok sektor primer pada tahun 2010 mencapai 30,93

    persen. Padahal pada tahun 2007 kontribusinya mencapai 42,61 persen.

    Sementara kontribusi kelompok sektor sekunder mengalami peningkatan

  • 7/26/2019 76697050 PDRB Prov Papua Barat Menurut Lapangan Usaha 2010

    62/94

    PDRB M enurut L apangan Usaha Provinsi Papua Barat Tahun 2010 42

    Kelompok Sektor 2007 2008 2009* 2010**

    (1) (2) (3) (4) (5)

    Primer 42,61 39,63 37,58 30,93

    Sekunder 29,28 32,53 34,97 44,91

    Tersier 28,11 27,84 27,45 24,16

    PDRB 100,00 100,00 100,00 100,00

    Catatan: * Angka Sementara

    ** Angka Sangat Sementara

    luar biasa. Pada tahun 2010 kontribusi kelompok sektor sekunder mencapai

    44,91 persen. Sebelumnya kontribusi pada tahun 2007 hanya mencapai

    29,28 persen. Kelompok sektor tersier pada tahun 2010 memiliki kontribusi

    sebesar 24,16 persen. Pada tahun 2007 kontribusi kelompok sektor sekunder

    mencapai 28,11 persen.

    Tabel 4.3. Peranan Kelompok Sektor Ekonomi terhadap Penciptaan PDRB

    Atas Dasar Harga Berlaku (persen), 2007-2010

    Pergeseran kelompok sektor utama dari kelompok sektor primer

    menjadi kelompok sektor sekunder terlihat jelas pada gambar di bawah ini.

    Hanya kelompok sektor sekunder yang memperlihatkan peningkatan setiap

    tahunnya. Peningkatan kontribusi yang sangat signifikan terjadi pada tahun

    2010