analisis parameter kependuduk prov. papua tahun 2015
TRANSCRIPT
i
Analisis-Parameter- Kependudukan-2015.
KATA PENGANTAR
Puji Syukur senantiasa kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa,
karena atas seizin-Nya-lah sehingga penyusunan Analisis Parameter
Kependudukan Provinsi Papua ini dapat terlaksana dengan baik, walaupun dalam
menganalisis masih sangat jauh dari kesempurnaan dan belum bisa mencakup
secara keseluruhan.
Dalam penyusunan Analisis Parameter Kependudukan ini masih banyak
kekurangan dan belum semua data yang diharapkan bisa diperoleh, dituangkan
dan dianalisis dalam laporan ini, namun dengan keterbatasan tenaga yang ada
kami berusaha semaksimal mungkin untuk bisa menyelesaikannya.
Proses perencanaan pembangunan Kependudukan mutlak memerlukan
data Parameter Kependudukan yang valid dan uptodate, sehingga integrasi antara
variabel demografi dengan variabel pembangunan lainnya bisa dipadukan baik
didalam perencanaannya maupun didalam pelaksanaan dilapangan. Oleh karena
itulah Analisis Parameter Kependudukan ini disusun dalam rangka membuat
analisi dan kajian terkait data yang tersedia, sehingga bisa menemukan solusi
pelaksanaan program dalam mengelola pembangunan kependudukan di masa
yang akan datang.
Dengan tersusunya Analisis Parameter Kependudukan Provinsi Papua ini
diharapkan bisa menjadikan tambahan informasi dan bahan masukan kepada
semua pihak yang berkepentingan dan terkait, sehingga menjadikan program
mpengelolaan kependudukan terutama program pengendalian kuantisa penduduk
menjadi program prioritas dan ungggulan disetiap sektor, baik ditingkat Provinsi
maupun Kabupaten/kota.
i
Analisis-Parameter- Kependudukan-2015.
Akhirnya kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan
analisis Parameter Kependudukan ini hingga selesai, kami mengucapkan terima
kasih, kami menyadari bahwa Penyusunan analisis Parameter Kependudukan
ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu saran, masukan untuk
perbaikan laporan ini sangat kami harapkan, dan semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi kita semua untuk mendukung pelaksanaan Program
Kependudukan dan Keluarga Berencana demi tercapainya Kualitas Manusia dan
kesejahteraan masyarakat khususnya di Provinsi Papua.
Jayapura, September 2015 Kepala,
Drs. NERIUS AUPARAY, M.Si NIP.19640822 199203 1 001
i
Analisis-Parameter- Kependudukan-2015.
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR .......................................................................... i DAFTAR ISI ..................................................................................... ii
I. PENDAHULUAN .......................................................................... 1
II. TELAAHAN PUSTAKA ................................................................ 4
III. METODE ANALISIS ................................................................ 6
IV. PEMBAHASAN ........................................................................... 6
Perkembangan Tingkat Fertilitas dan KB ........................................... 15 Indikator Kualitas: ........................................................................... 18 Indeks Pembangunan Manusia ........................................... 18 Melek Huruf ................................................................. 22 Rata-rata Lama Sekolah ........................................... 23 Angka Harapan Hidup ........................................... 25 Pengeluaran Riil ...................................................... 26
V. KESIMPULAN ........................................................................... 28
VI. PENUTUP ...................................................................................... 30 DAFTAR TABEL: TABEL: 1. Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, Kepadatan Penduduk di Provinsi Papua. TABEL: 2. Persebaran Penduduk Papua Berdasarkan Letak Geografis TABEL: 3. Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk Prov.Papua TABEL: 4. Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin TABEL: 5. Jumlah Penduduk Per-Kabupaten dan Sex Ratio TABEL: 6. Trend Kenaikan IPM Provinsi Papua TABEL: 7. Indeks Pembangunan Manusia Prov.Papua TABEL: 8. Angka Melek Huruf Prov. Papua TABEL: 9. Rata-rata lama Sekolah Prov.Papua TABEL:10. Angka Harapan Hidup Prov.Papua TABEL:11. Pengeluaran Riil yang disesuaikan Prov.Papua
i
Analisis-Parameter- Kependudukan-2015.
DAFTAR GAMBAR: GAMBAR: 1 Peta Pembagian Lima Wilayah Adat di Papua GAMBAR: 2 Terns laju Pertumbuhan Penduduk Papua GAMBAR: 3 Piramida Penduduk Provinsi Papua GAMBAR: 4 Trend Tingkat Fertilitas di Papua GAMBAR: 5 Trend Angka Kelahiran (TFR) di Papua GAMBAR: 6 Trend Kenaikan IPM Papua GAMBAR: 7 Trend IPM Papua dan IPM Indonesia
1
Analisis-Parameter- Kependudukan-2015.
ANALISA PARAMETER KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA
TAHUN 2015.
I. PENDAHULUAN
Sesuai amanat Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang
Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, penduduk harus
menjadi titik sentral dalam pembangunan berkelanjutan di Indonesia.
Pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan terencana di segala bidang
untuk menciptakan perbandingan ideal antara perkembangan kependudukan
dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan serta memenuhi kebutuhan
generasi sekarang tanpa harus mengurangi kemampuan dan kebutuhan
generasi mendatang, sehingga menunjang kehidupan bangsa.
Upaya pengendalian pertumbuhan penduduk dilakukan melalui Program
Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK)
dalam rangka mewujudkan norma keluarga kecil, bahagia, dan sejahtera, serta
diharapkan juga dapat memberikan kontribusi terhadap perubahan kuantitas
penduduk yang ditandai dengan perubahan jumlah, struktur, komposisi dan
persebaran penduduk yang seimbang sesuai dengan daya dukung dan daya
tampung lingkungan hidup.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah
Daerah, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana merupakan urusan
Pemerintahan Wajib yang tidak berkaitan dengan Pelayanan Dasar yang
kewenangannya secara konkuren menjadi kewenangan pusat, provinsi dan
kabupaten/kota. Dalam Undang-undang ini secara tegas dijelaskan 4 (empat)
Sub urusan yang menjadi kewenangan bersama, yaitu: 1) Pengendalian
Penduduk, 2) Keluarga Berencana (KB), 3) Keluarga Sejahtera, dan 4)
Standarisasi Pelayanan KB dan Sertifikasi Tenaga Penyuluh KB
(PKB/PLKB).
2
Analisis-Parameter- Kependudukan-2015.
Secara keseluruhan kuantitas penduduk Papua masih sedikit dibandingkan
dengan luas wilayah seluruh Provinsi Papua. Namun dengan jumlah penduduk
yang masih sedikit tersebut masih di imbangi Dengan laju pertumbuhan yang
masih relative tinggi, sehingga hasil perhitungan sudah diproyeksikan penduduk
papua pada tahun 2015 akan berjumlah sekitar 3.149.400 jiwa, dengan rincian
Penduduk Laki-laki sebesar 1.661.200 jiwa dan penduduk perempuan sebesar
1.488.200 jiwa, Sementara dari segi kualitas, penduduk Papua masih tergolong
rendah. Kualitas penduduk yang, rendah ini di tandai dengan tingkat pendidikan
yang masih rendah, angka kemiskinan yang tinggi, tingkat kematian yang masih
cukup tinggi dan secara umum Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang masih
rendah.
Selain masalah kuantitas dan kualitas penduduk,Papua juga dihadapkan
pada persoalan distribusi atau persebaran penduduk yang tidak merata.
Sebagian besar pendudukPapua tinggal pada kabupaten/kota yang telah berdiri
cukup lama, seperti :
a. Sebagian besar penduduk Papua berada di Kota Jayapura (9,06 persen),
Kabupaten Jayawijaya (6,92 persen), Merauke (6,91 persen), dan Kabupaten
Mimika (6,42 persen).
b. Sementara kabupaten yang lain memiliki persentase penduduk kurang dari
6 persen. Kabupaten dengan persentase kurang dari 1 persen adalah
Waropen (0,87 persen), Mamberamo Raya (0,65 persen), dan Supiori (0,56
persen).
Distribusi penduduk yang tidak merata dan berjejal disuatu wilayah, akan
memberikan tekanan beban yang berat bagi wilayah bersangkutan, termasuk
masalah lingkungan (envirounmental stress), seperti kerusakan hutan,
kerusakan terumbu karang, masalah air bersih (water management), sampah,
pendangkalan sungai sampai pada persoalan polusi udara yang parah.
3
Analisis-Parameter- Kependudukan-2015.
Sebenarnya jumlah penduduk yang besar, bila diikuti dengan kualitas yang baik,
produktif, maju dan mandiri, akan dapat menjadi modal pembangunan. Namun
jika tidak, jumlah penduduk yang besar akan menjadi beban berat bagi usaha
meningkatkan kesejahtraan rakyat dan upaya mewujudkan keadilan social bagi
seluruh rakyat sebagaimana diamanatkan dalam UUD 1945. Disisi lain
pertumbuhan penduduk yang besar memang tidak semata-mata akibat tingginya
angka kelahiran, tetapi juga dipengaruhi oleh peningkatan usia harapan hidup
(UHH), sejalan dengan semakin membaiknya tingkat kesehatan penduduk.
Namun usaha yang lebih manusiawi adalah lebih baik mengendalikan angka
kelahiran dari pada membiarkan angka kematian tinggi.
Fenomena kependudukan seperti diuraikan di atas, merupakan penomena
yang terjadi secara nasional, yang mencerminkan kondisi kependudukan secara
keseluruhan diseluruh provinsi dan Kabupaten. Secara spesifik boleh jadi trend
kependudukan secara nasional tersebut bisa sama atau juga bisa berbeda sangat
bergantung pada kondisi dan dinamika factor-factor yang mempengaruhi
variable kependudukan tersebut.
Terkait dengan persoalan tersebut, maka tulisan ini mencoba untuk
mengungkap dinamika kependudukan Papua berdasarkan data parameter
penduduk hasil Sensus Penduduk (SP) 2010, terkait dengan aspek kuantitas dan
kualitas penduduk, yang meliputi: 1). Jumlah dan laju pertumbuhan serta
persebaran penduduk, 2). Struktur penduduk menurut kelompok umur dan jenis
kelamin, 3). Perkembangan tingkat Fertilitas dan Mortalitas 4). Indikator
kualitaspenduduk, Penduduk memiliki dua matra utama yaitu aspek kuantitas
dan kualitas dimana kedua aspek ini dapat dikaji dengan melihat tren,
persebaran, pertumbuhan dan komposisinya. Sementara proses demografi
seperti fertilitas, mortalitas dan migrasi merupakan factor - factor yang
mempengaruhi dinamika dari aspek kependudukan tersebut.
4
Analisis-Parameter- Kependudukan-2015.
II. TELAAHAN PUSTAKA
Parameter kependudukan yang dimaksudkan dalam tulisan ini adalah
ukuran-ukuran yang digunakan untuk melihat struktur dan proses penduduk di
suatu wilayah yang dalam hal ini adalah Papua Struktur penduduk meliputi
jumlah, pertumbuhan, sebaran dan komposisi penduduk. Struktur penduduk
bersifatdinamis, selalu berubah karena adanya proses demografi yang
menyertainya. Proses demografi dimaksud meliputi kelahiran, kematian dan
migrasi atau perpindahan penduduk. Selain ketiga faktor tersebut, struktur
penduduk juga dipengaruhi oleh faktor lain seperti perkawinan dan perceraian.
Perubahan dalam struktur yang menyangkut perubahan dalam jumlah maupun
komposisi penduduk akan membawa dampak atau pengaruh terhadap
perubahan sosial, ekonomi dan politik bagi penduduk yang tinggal di suatu
wilayah.
Menurut Multilingual Demographic Dictionary: Demography is the
scientific study of human population in primarily with the respect to their size,
their structure (composition), and their development (change). (Demografi
adalah ilmu yang mempelajari perkembangan penduduk suatu wilayah terutama
mangenai jumlah, struktur (komposisi) dan perkembangan (perubahannya).
Dari definisi tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa demografi adalah
mempelajari struktur dan proses penduduk di suatu wilayah. Struktur penduduk
dalam hal ini meliputi jumlah, persebaran dan komposisi penduduk. Struktur
penduduk senantiasa berubah yang disebabkan karena proses demografi yaitu
adanya kelahiran (Fertility), kematian (mortality) dan migrasi penduduk.
Konsep demografi terus mengalami perkembangan dan para ahli
memberikan sudut pandang yang berbeda dari setiap konsep yang berikan.
Methors dan Sirks misalnya membedakan masalah penduduk menjadi dua yaitu
yang terkait dengan jumlah (kuantitas) dan yang terkait dengan masalah
kualitas, sementara Adolphe Loundry (Anonimous, 2012) memberikan istilah
5
Analisis-Parameter- Kependudukan-2015.
demografi yang bersifat analitis matematis yang dapat menghasilkan teknik-
teknik untuk menghitung data kependudukan.
Secara harfiah kata Demografi merupakan istilah yang berasal dari dua
kata Yunani, yaitu demos yang berarti rakyat atau penduduk dan grafein yang
berarti menggambar atau menulis. Oleh karena itu, demografi dapat dirtikan
sebagai tulisan atau gambaran tentang penduduk (dalam Adioetomo dan
Samosir, 2010).
Sejalan dengan perkembangan waktu, banyak ahli memberikan definisi
demografi, berdasarkan beberapa pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa
ilmu demografi merupakan suatu alat untuk mempelajari perubahan-perubahan
kependudukan dengan memanfaatkan data dan statistik kependudukan serta
perhitungan-perhitungan secara matematis dan statistik dari data penduduk
terutama mengenai perubahan jumlah, persebaran, dan komposisi/strukturnya
(dalam Adioetomo dan Samosir, 2010).
Dengan teknik-teknik demografi kita dapat menghitung dan
mengembangkan indikator-indikator peristiwa demografi, seperti kelahiran,
kematian, pertumbuhan penduduk, perubahan struktur penduduk, angkatan
kerja, migrasi, ataupun pengangguran. Jadi indikator-indikator demografi
merupakan alat analisis yang dipakai untuk menjelaskan kejadian-kejadian
kependudukan.
Pemakaian istilah parameter kependudukan juga merupakan satu bentuk
alat analisis untuk mempelajari kejadian/fenomena dalam kependudukan. Untuk
itu, beberapa parameter kependudukan yang akan dianalisis antara lain, yaitu
Jumlah Penduduk, Sex Ratio, Kepadatan Penduduk, Angka Harapan Hidup, Rasio
Ketergantungan, Laju Pertumbuhan Penduduk, Angka Melek Huruf, Angka Rata-
rata lama sekolah, Angka Harapan Hidup, Nominal Pengeluaran Riil
6
Analisis-Parameter- Kependudukan-2015.
III. METODE ANALISIS
Tulisan ini merupakan kajian atau analisis data sekunder dimana data
utama bersumber dari rangkaian hasil Sensus Penduduk yang dilaksanakan
oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Data tersebut antara lain meliputi jumlah
penduduk, laju pertumbuhan, persebaran dan struktur penduduk menurut
kelompok umur dan jenis kelamin. Parameter demografik lainnya yang
ditelaah mencakup fertilitas, mortalitas serta usia harapan hidup penduduk
Papua. Selain itu dilakukan kajian terhadap indikator kualitas penduduk
dimana datanya tidak hanya bersumber dari hasil Sensus Penduduk dan
Supas tetapi juga dari data Susenas. Analisis data dilakukan dengan metode
deskriptif dengan memanfaatkan tabel statistik dan grafik untuk melihat tren
atau perkembangan parameter kependudukan.
IV. PEMBAHASAN
Jumlah, Persebaran dan Laju Pertumbuhan Penduduk Provinsi Papua
Provinsi Papua secara Topografi merupakan daerah kepulauan dan
pegunungan yang terletak antara 130˚ - 140˚ Bujur Timur dan antara
2˚25̀ ̛ - 9˚ Lintang Selatan dan memiliki luas 317.062 Km2 atau sekitar 17.04
persen dari luas Indonesia (1.860.539,67 Km2), yang sekaligus merupakan
provinsi terluas di Indonesia, dengan batas wilayah: Bagian Utara berbatasan
dengan Lautan Pasifik; Bagian Selatan berbatasan dengan Selat Tores;
Bagian Barat berbatasan dengan Provinsi Papua Barat; Bagian Timur
berbatasan dengan Negara Papua New Guinea.
7
Analisis-Parameter- Kependudukan-2015.
Tabel: 1
Khusus di Provinsi Papua terdapat pembagian 5 (lima) wilayah adat,
(a) Anim Ha yang terdiri dari 4 (empat) Kabupaten yaitu Merauke, Asmat,
Luas Wilayah, Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk di Provinsi Papua Menurut Kabupaten/Kota
2012 - 2013
TahunKepadatan
Penddk
Population
Kepadatan
Penduduk
Km2 % Jumlah % (orang/km2 Km2 % Jumlah % (orang/km2)(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
[01] Merauke 47406,897 14,98 213075 6,78 4,49 47 406,897 14.976 209 980 6,92 4,43
[02] Jayawijaya 2331,188 0,74 223443 7,11 95,85 2 331,188 0,736 203 085 6,70 87,12
[03] Jayapura 14390,155 4,55 119117 3,79 8,28 14 390,155 4.546 118 789 3,92 8,25
[04] Nabire 4549,747 1,44 145248 4,62 31,92 4 549,747 1.437 137 283 4,53 30,17
[08] Kepulauan Yapen 4936,373 1,56 88611 2,82 17,95 4 936,373 1.559 88 187 2,91 17,86
[09] Biak Numfor 13017,447 4,11 134917 4,29 10,36 13 017,447 4.112 135 080 4,45 10,38
[10] Paniai 20686,542 6,54 176807 5,62 8,55 20 686,542 6.535 161 324 5,32 7,80
[11] Puncak Jaya 2446,503 0,77 115015 3,66 47,01 2 446,503 0,773 112 010 3,69 45,78
[12] Mimika 2300,366 0,73 202359 6,44 87,97 2 300,366 0,727 196 401 6,48 85,38
[13] Boven Digoel 24665,981 7,79 62503 1,99 2,53 24 665,981 7.792 60 403 1,99 2,45
[14] Mappi 23178,446 7,32 87156 2,77 3,76 23 178,446 7.322 88 006 2,90 3,80
[15] Asmat 24687,568 7,80 81696 2,6 3,31 24 687,568 7.799 85 000 2,80 3,44
[16] Yahukimo 15057,901 4,76 175698 5,59 11,67 15 057,901 4.757 175 086 5,77 11,63
[17] Peg. Bintang 14655,357 4,63 72269 2,3 4,93 14 655,357 4.630 69 304 2,29 4,73
[18] Tolikara 6149,666 1,94 134646 4,28 21,89 6 149,666 1.943 125 326 4,13 20,38
[19] Sarmi 13965,578 4,41 36638 1,17 2,62 13 965,578 4.412 35 508 1,17 2,54
[20] Keerom 9015,034 2,85 51818 1,65 5,75 9 015,034 2.848 51 772 1,71 5,74
[26] Waropen 5381,470 1,70 26081 0,83 4,85 5 381,470 1.700 26 905 0,89 5,00
[27] Supiori 634,241 0,20 16894 0,54 26,64 634.241 0,200 16 976 0,56 26,77
[28] Mamb. Raya 28034,865 8,86 19997 0,64 0,71 28 034,865 8.856 19 776 0,65 0,71
[29] Nduga 5825,218 1,84 95229 3,03 16,35 5 825,218 1.840 85 894 2,83 14,75
[30] Lanny Jaya 3439,788 1,09 173212 5,51 50,36 3 439,788 1.087 161 077 5,31 46,83
[31] Mamb. Tengah 3384,142 1,07 45370 1,44 13,41 3 384,142 1.069 42 687 1,41 12,61
[32] Yalimo 3658,763 1,16 56668 1,8 15,49 3 658,763 1.156 54 911 1,81 15,01
[33] Puncak 5618,836 1,78 103108 3,28 18,35 5 618,836 1.775 99 926 3,30 17,78
[34] Dogiyai 4522,146 1,43 93028 2,96 20,57 4 522,146 1.429 89 327 2,95 19,75
[35] Intan Jaya 2325,875 0,74 43182 1,37 18,57 2 325,875 0,735 43 405 1,43 18,66
[36] Deiyai 9336,602 2,95 76869 2,44 8,23 9 336,602 2.949 66 516 2,19 7,12
[71] Kota Jayapura 950,378 0,30 273928 8,71 288,23 950.378 0,300 272 544 8,99 286,77
Papua 316553,074 100,00 3144581 100,00 9,93 316 553,074 100.000 3 032 488 100,00 9,58
Sumber: BPS Papua
2012 2013
Kabupaten/KotaLuas*) Penduduk (orang)**) Luas*) Penduduk (orang)**)
8
Analisis-Parameter- Kependudukan-2015.
Mappi, Boven Digul; (b) La Pago terdiri dari 6 (enam) Kabupaten yaitu:
Mimika, Nabire, Paniai, Dogiyai, Deiyai dan Intan Jaya; (c) Mamta terdiri
dari 5 (lima) Kabupaten Yaitu: Kota Jayapura, Kab.Jayapura, Keerom, Sarmi
dan Mamberamo Raya; (d) Saireri terdiri dari 4 (empat) Kabupaten yaitu:
Biak Numfor, Kepulauan Yapen, Waropen dan Supiori; (e) Mee Pago terdiri
dari 10 (sepuluh) Kabupaten yaitu: Pegunungan Bintang, Jayawijaya, Lanny
Jaya, Yahukimo, Tolikara, Yalimo, Nduga, Puncak Jaya, Mamberamo Tengah
dan Puncak.
GAMBAR: 1
PETA PEMBAGIAN 5 (LIMA) WILAYAH ADAT DI PAPUA
9
Analisis-Parameter- Kependudukan-2015.
Dengan memperhatikan pembagian menurut 5 (lima) wilayah adat
tersebut, maka dalam melaksanakan program KKBPK melalui pendekatan
kewilayahan dan kearifan lokal, sehingga tidak berbenturan dengan wilayah
adat sebagai garapan pelaksanaan program.
Persoalan kependudukan di Provinsi Papua tidak jauh berbeda dengan
persoalan kependudukan di Provinsi-provinsi lainnya bahkan secara nasional,
dimana persebarannya penduduk yang tidak merata, juga struktur
penduduknya didomnasi oleh kelompok umur usia muda dan anak- anak.
Jumlah penduduk Provinsi Papua tahun 2010 sebanyak 2.833.381 jiwa,
terdiri dari 1.505.883 jiwa penduduk laki-laki dan 1.327.498 jiwa penduduk
perempuan. Dibandingkan dengan sensus penduduk tahun 2000, penduduk
papua mengalami kenaikan yang sangat signifikan. Persebaran penduduk
Papua tergolong timpang karena dari 2.822.381 jiwa penduduk 49,16 persen
tinggal di bagian tengah (Jayawijaya, Paniai, Puncak Jaya, Yahukimo,
Pegunungan Bintang, Tolikara, Nduga, Lanny Jaya, Mamberamo Tengah,
Yalimo, Puncak, Intan Jaya, Dogiyai, dan Deiyai), dan 29,95 persen tinggal
dibagian Utara (Jayapura, Nabire Kepulauan Yapen, Biak Numfor, Sarmi,
Keerom, Waropen, Supiori, Mamberamo Raya, dan Kota Jayapura) sisanya
20,88 persen tinggal dibagian selatan (Merauke, Boven Digoel, Mappi,
Asmat, dan Mimika). Demikian pula persebaran penduduk perkabupaten
kondisinya tidak jauh berbeda dimana dari 29 kabupaten kota yang ada di
Papua Sebagian besar penduduk Papua berada di Kota Jayapura (9,06
persen), Kabupaten Jayawijaya (6,92 persen), Merauke (6,91 persen), dan
Kabupaten Mimika (6,42 persen.
10
Analisis-Parameter- Kependudukan-2015.
Tabel 2. Persebaran Penduduk Papua Berdasarkan Letak
Geografis, 2010
Papua
Kabupaten/Kota Penduduk (Jiwa)
%
Bagian Selatan
Merauke, Boven Digoel, Mappi, Asmat, dan Mimika
591.736
20,88
Bagian Tengah
Jayawijaya, Paniai, Puncak Jaya, Yahukimo, Pegunungan Bintang, Tolikara, Nduga, Lanny Jaya, Mamberamo Tengah, Yalimo, Puncak, Intan Jaya, Dogiyai, dan Deiyai
1.392.970
49,16
Bagian Utara
Jayapura, Nabire Kepulauan Yapen, Biak Numfor, Sarmi, Keerom, Waropen, Supiori, Mamberamo Raya, dan Kota Jayapura
848.675
29,95
2.833.381
100,00 Sumber : SP 2010-BPS Papua
Laju pertumbuhan penduduk (LPP) Provinsi Papua dalam kurun waktu
beberapa dekade terahir menunjukkan tren yang meningkat. Pada periode
tahun 1971- 1980, pertumbuhan penduduk Papua masih tinggi yaitu
mencapai 2,60 persen. Sepuluh tahun kemudian yaitu periode 1980-1990
naik menjadi 3,29 persen, pada periode 1990-2000 naik menjadi 3,27 persen
dan pada pereode tahun 2000-2010, Berdasarkan SP 2010 laju pertumbuhan
penduduk Papua mencapai angka 5,39 persen, ini sekaligus mendudukan
Provinsi Papua yang mempunyai LPP tertinggi di Indonesia dari seluruh
Provinsi yang ada.
11
Analisis-Parameter- Kependudukan-2015.
Gambar: 2 TREND LAJU PERTUMBUHAN PENDUDUK PAPUA 1971 - 2010
Sumber: Hasil Sensus Penduduk 1971,1980,1990,2000,2010, BPS Papua
Tabel 3. Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk
Provinsi Papua Tahun 1980-2010
Sumber Data Jumlah Penduduk Tingkat Pertumbuhan
Sensus Penduduk 1980
Sensus Penduduk 1990
Sensus Penduduk 2000
Sensus Penduduk 2010
890.382 jiwa
1.230.264 jiwa
1.684.144 jiwa
2.833.381 jiwa
2,60%
3,29%
3,27%
5,39%
Sumber: Hasil Sensus Penduduk 1980,1990,2000,2010, BPS Papua
Struktur Penduduk Papua
12
Analisis-Parameter- Kependudukan-2015.
Struktur penduduk Papua sebagaimana terlihat dalam piramida
penduduk di bawah ini memperlihatkan bahwa jumlah penduduk pada
kelompok umur 0-4 tahun, 5-9 tahun dan 10-14 tahun yaitu sebanyak
994.270 jiwa atau 35,09 persen dari jumlah penduduk Papua. Sementara
penduduk pada usia 15- 64 tahun sebanyak 1.811.919 jiwa atau 63,95
persen dari jumlah penduduk Papua dan yang usia 65 – keatas sebanyak
27.192 jiwa atau 0,96 persen dari jumlah penduduk papua. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa struktur penduduk Papua adalah
didominasi oleh kelompok umur usia kerja (umur 15 – 64 tahun).
Gambar: 3
PIRAMIDA PENDUDUK PROVINSI PAPUA
Sumber Data: SP 2010 – BPS Papua
TABEL: 4
13
Analisis-Parameter- Kependudukan-2015.
PENDUDUK MENURUT KELOMPOK UMUR DAN JENIS KELAMIN
TAHUNJ 2010
Sumber Data; SP 2010 – BPS Papua
Selain didominasi oleh penduduk usia kerja , struktur penduduk Papua
juga ditunjukkan oleh lebih banyaknya penduduk laki-laki dibandingkan
penduduk perempua, dari penduduk usia 0 tahun sampai usia 95 keatas, Rasio
jenis kelamin di papua sesuai sensus penduduk tahun 2010 sebesar 113 dan
pada tahun 2014 sex ratio di papua sebesar 111,89 artinya dalam 100 penduduk
perempuan terdapat 113 penduduk laki-laki pada tahun 2010 dan pada tahun
2014 dari 100 penduduk perempuan terdapat 111-112 penduduk laki-laki, di
Kelompok Umur
Jenis Kelamin
Laki-laki PerempuanLaki-laki + Peremp.
0-4 165.184 148.211 313.3955-9 185.795 161.573 347.36810-14 182.143 150.913 333.05615-19 148.198 127.822 276.02020-24 129.635 129.564 259.19925-29 135.313 142.647 277.96030-34 138.186 135.431 273.61735-39 126.304 116.332 242.63640-44 107.826 83.557 191.38345-49 78.679 56.840 135.51950-54 48.883 33.079 81.96255-59 27.577 18.792 46.36960-64 16.498 11.209 27.70765-69 8.178 5.638 13.81670-74 4.199 3.145 7.34475-79 1.962 1.573 3.53580-84 792 670 1.46285-89 317 279 59690-94 138 127 26595+ 76 96 172Jumlah 1.505.883 1.327.498 2.833.381
14
Analisis-Parameter- Kependudukan-2015.
papua di setiap kabupaten/kota dari 29 kabu/kota yang ada, jumlah
penduduknya laki-laki lebih banyk dibandingkan penduduk perempuan, ini
dimungkinkan bahwa di papua adalah provinsi dan kabupaten pengembangan,
sehingga ada migran dari luar papua khususnya tenaga kerja laki-laki pada
mencari pekerjaan di papua.
Tabel: 5 JUMLAH PENDUDUK PERKABUPATEN DAN SEX RATIO TAHUN 2010
Sumber: SP 2010 BPS-papua
Perkembangan Tingkat Fertilitas dan Keluarga Berencana
KODE
CODE
KABUPATEN/KOTA
REGENCIES
LAKI-LAKI
MEN
PEREMPUAN
WOMENTOTAL SEX RATIO
1 2 3 4 5 6
9401 MERAUKE 103 078 92 638 195 716 111,3
9402 JAYAWIJAYA 101 217 94 868 196 085 106,7
9403 JAYAPURA 59 527 52 416 111 943 113,6
9404 NABIRE 69 369 60 524 129 893 114,6
9408 KEPULAUAN YAPEN 42 965 39 986 82 951 107,5
9409 BIAK NUMFOR 65 600 61 198 126 798 107,2
9410 PANIAI 80 437 72 995 153 432 110,2
9411 PUNCAK JAYA 54 779 46 369 101 148 118,1
9412 MIMIKA 103 027 78 974 182 001 130,5
9413 BOVEN DIGOEL 30 408 25 376 55 784 119,8
9414 MAPPI 42 765 38 893 81 658 110,0
9415 ASMAT 40 220 36 357 76 577 110,6
9416 YAHUKIMO 86 735 77 777 164 512 111,5
9417 PEGUNUNGAN BINTANG 35 305 30 129 65 434 117,2
9418 TOLIKARA 61 801 52 626 114 427 117,4
9419 SARMI 18 257 14 714 32 971 124,1
9420 KEEROM 26 526 22 010 48 536 120,5
9426 WAROPEN 13 137 11 502 24 639 114,2
9427 SUPIORI 8 342 7 532 15 874 110,8
9428 MAMBERAMO RAYA 9 763 8 602 18 365 113,5
9429 NDUGA 43 097 35 956 79 053 119,9
9430 LANNY JAYA 79 691 68 831 148 522 115,8
9431 MAMBERANO TENGAH 21 327 18 210 39 537 117,1
9432 YALIMO 26 985 23 778 50 763 113,5
9433 PUNCAK 49 260 43 958 93 218 112,1
9434 DOGIYAI 42 542 41 688 84 230 102,0
9435 INTAN JAYA 20 745 19 745 40 490 105,1
9436 DEIYAI 32 391 29 728 62 119 109,0
9471 KOTA JAYAPURA 136 587 120 118 256 705 113,7
9400 PAPUA 1 505 883 1 327 498 2 833 381 113,4
15
Analisis-Parameter- Kependudukan-2015.
Pandangan bahwa luas wilayah yang cukup besar dikawasan timur
Indonesia masih memerlukan jumlah penduduk yang besar acapkali
menjadi tantangan dalam pelaksanaan program pengendalian penduduk
di wilayah tersebut, termasuk di Provinsi Papua.
Birdsall dan Sinding (2011) mengemukakan bahwa dari berbagai
hasil penelitian terdahulu diperoleh kesimpulan bahwa pertumbuhan
penduduk mempunyai hubungan kuat-negatif dan signifikan terhadap laju
pertumbuhan ekonomi, dan penurunan pesat dari fertilitas memberikan
kontribusi yang relevan terhadap penurunan kemiskinan. Bahkan di
Negara berkembang fertilitas ternyata merupakan salah satu sebab dari
kemiskinan yang terus menerus, baik pada tingkat keluarga ataupun pada
tingkat makro (Adioetomo, 2005).
Oleh sebab itu Program Pengendalian Penduduk di Papua sangat
penting, upaya yang telah dilakukan pemerintah pusat dan daerah hingga
saat ini salah satunya melalui program Keluarga Berencana. Salah satu
faktor yang kuat dalam mempengaruhi fertilitas adalah “Usia Kawin
Pertama Perempuan”, semakin tinggi usia kawin perempuan maka
semakin pendek usia reproduksinya. Selain itu, perempuan yang kawin di
usia ideal akan mengurangi resiko kematian ibu dan anak pada masa
kehamilan atau melahirkan. Menurut hasil Susenas 2014, rata-rata usia
kawin pertama perempuan di Papua adalah 20 tahun, sudah sesuai
dengan usia ideal yang dianjurkan oleh BKKBN. Tidak terdapat banyak
perbedaan antara perkotaan dan perdesaan, dimana rata-rata usia kawin
pertama perempuan di perkotaan adalah 21 tahun sedangkan di
perdesaan 20 tahun. Sementara itu rata-rata usia kawin pertama
perempuan yang paling tinggi adalah 25 tahun di Kabupaten Deiyai dan
paling rendah adalah 18 tahun di Kabupaten Yalimo.
16
Analisis-Parameter- Kependudukan-2015.
Selain peningkatan usia kawin pertama bagi perempuan, upaya
yang dilakukan pemerintah untuk mengendalikan laju pertumbuhan
penduduk dan menurunkan tingkat kelahiran adalah melalui penggunaan
alat kontrasepsi modern yang sudah disedaiakan.
Fertilitas merupakan hasil reproduksi riil dari seorang wanita atau
sekelompok wanita, juga bisa didefinisikan sebagi banyaknya anak yang
dilahirkan dalam keadaan hidup. Perkembangan tingkat fertilitas (TFR) di
Papua dari berbagai data sensus, cukup menggembirakan dimana trennya
menunjukkan penurunan yang cukup signifikan. Pada tahun 2010 di
Papua rata-rata seorang ibu sampai batas masa reproduksinya bisa
melahir 2-3 orang anak.
Gambar: 4 Trend Tingkat Fertilitas (TFR) di Papua sesuai SP 1971 – SP 2010
Sumber Data: SP 1971-2010 BPS Papua.
Papua; SP71; 7,20
Papua; SP80; 5,35 Papua; SP90;
4,70
Papua; SP2000; 3,28 Papua;
SP2010; 2,87
Indonesia; SP71; 5,61
Indonesia; SP80; 4,68
Indonesia; SP90; 3,33
Indonesia; SP2000; 2,34
Indonesia; SP2010; 2,41
Perkembangan TFR
Papua Indonesia
17
Analisis-Parameter- Kependudukan-2015.
Perkembangan fertilitas di Papua sejak tahun 1971-2010
menunjukkan bahwa TFR Papua mengalami penurunan. TFR Papua pada
tahun 1971 mencapai 7,20 per wanita, menurun menjadi 5,35 pada tahun
1980, Ini Penurunan yang sangat tajam. Sementara pada kurun waktu
1990-2000 yaitu dari rata-rata 4,70 per wanita menjadi 3,28 per wanita,
dan pada tahun 2010 turun menjadi 2,87 per wanita. Hal ini terjadi berkat
keberhasilan pelaksanaan program KKBPK di Provinsi Papua. Melalui
program KB bisa mengendalikan pertumbuhan Penduduk dan mampu
menurunkan Tingkat Fertilitas.
GAMBAR : 5
Sumber data : BPS Papua (SDKI 1994, 1997, 2007, 2012)
Sementara itu kalau kita lihat TFR (Total Fertility Rate) sesuai hasil
SDKI yang dilaksanakan di Papua mulai dari tahun 1994 sampai dengan SDKI
Tahun 2012, menunjukan Trend fluktuasi yang cenderung meningkat, pada
SDKI 1994 TFR Papua sebesar 3,15 per wanita; dan pada SDKI 1997 TFR
Papua menunjukkan angka sebesar 3,38 per Wanita, pada kurun waktu
antara tahun 1994-1997 TFR di Papua ada kenaikan sebesar 0,23 point,
sementara SDKI 2007 TFR papua menunjukkan angka sebesar 2,80 per
wanita, sehingga dari kurun waktu antara hasil SDKI 1997 dan SDKI 2007
18
Analisis-Parameter- Kependudukan-2015.
TFR Papua mengalami penurunan sebesar 0,58 point, untuk hasil SDKI tahun
2012 TFR Papua sebesar 3,50 per wanita, pada kurun waktu hasil SDKI
antara tahun 2007 dan 2012 mengalami kenaikan sebesar 0,70 point,
sehingga kalau diambil kesimpulan bahwa pelaksanaan Program
Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan di papua mengalami
pasang surut, dan pada dekade tahun-tahun terakhir ini pelaksanaan
Program KKBPK mengalami kemunduran.
Indikator Kualitas Penduduk:
Indeks Pembangunan Manusia
Kualitas penduduk mencakup kualitas fisik dan kualitas non-fisik.
Kualitas fisik meliputi sedikitnya tiga indikator yaitu gizi/ukuran
antropometrik (tinggi,berat badan dan lainnya), kesehatan serta
kesegaran jasmani. Kualitas non-fisik dapat berupa kecerdasan,kesehatan
mental, pendidikan, religiusitas dan lainlain. Pengukurannya dapat
dibedakan atas indikator individu dan kelompok/agregat. Indikator
individu menunjukkan kualitas yang melekat pada masingmasing individu.
Kualitas kelompok menunjukkan kualitas rata-rata sekumpulan manusia
yang menjadi penduduk suatu wilayah. Ukuran kualitas yang banyak
digunakan adalah kelompok/agregat, karena lebih mudah dalam evaluasi
dan intervensi kebijakan. Dalam kajian ini, indikator yang digunakan untuk
mengukur kualitas penduduk adalah Indeks Pembagunan Manusia (IPM)
atau Human Development Index (HDI). Indeks ini semakin populer di
Indonesia, sejak dihitung pada tahun 1996 walaupun IPM sebenarnya
sudah diperkenalkan sejak tahun 1990 melalui serial laporan tahunan
berjudul Human Development Report yang diterbitkan oleh UNDP.
19
Analisis-Parameter- Kependudukan-2015.
TABEL: 6
Gambar: 6
Trend Kenaikan IPM Provinsi Papua
TAHUN NILAI IPM KENAIKAN
2004 60,91
2005 62,10 1,20
2006 62,75 0,70
2007 63,41 0,61
2008 64,00 0,59
2009 64,53 0,55
2010 64,94 0,39
2011 65,36 0,42
2012 65,86 0,50
2013 66,25 0,39
Sumber: BPS Papua.
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
NILAI IPM 60,90 62,10 62,75 63,41 64,00 64,53 64,94 65,36 65,86 66,25
Trend Kenaikan IPM Papua 2004-2013
20
Analisis-Parameter- Kependudukan-2015.
Gambar : 7
IPM Papua terus meningkat seiring peningktan IPM Indonesia
… namun peningkatannya masih di bawah rata-rata nasional
Gambar 6 menunjukkan bahwa IPM provinsi Papua relatif rendah
dibandingkan rata-rata nasional. Walaupun terjadi perbaikan kinerja atau
percepatan peningkatan IPM dalam 7 tahun terakhir tetapi laju
peningkatannya tidak jauh beda dengan laju peningkatan rata-rata
nasional. Tabel 5 menunjukkan bahwa IPM tampak mencolok antara
kabupaten dan kota dan antar kabupaten di wilayah Papua. Kota
jayapura, Kab Jayapura, Kep. Yapen, Biak Numfor dan Kab. Mimika
mencatat IPM yang jauh di atas rata-rata provinsi. Kabupaten
menunjukkan IPM tertinggi melebihi rata–rata provinsi 77,12 dan
Kabupaten dengan IPM Terendah adalah Kabupaten Nduga dengan angka
sebesar 49,29.
21
Analisis-Parameter- Kependudukan-2015.
Tabel: 7
Penyebab rendahnya IPM di papua adalah indikator pendidikan
yang mencakup angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah penduduk
usia 15 tahun ke atas serta indikator kesehatan yang diproksi dengan usia
harapan hidup yang masih rendah. Angka melek huruf penduduk Papua
No Kabupaten/Kota 1996 1999 2002 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Papua 60,2 58,8 60,1 60,91 62,1 62,75 63,41 64,00 64,53 64,94 65,36 65,86 66,25
1 Merauke 56,8 57 58 65,33 61,50 62,55 64,03 64,44 64,77 65,73 66,19 66,52 67,48
2 Jayawi jaya 43,9 48,7 46,9 52,75 47,60 52,44 52,97 54,72 55,09 56,24 56,60 57,22 57,55
3 Jayapura 66,7 65,6 64,9 70,08 67,50 68,76 69,97 71,02 71,66 72,25 72,75 73,09 73,79
4 Nabire 48,9 43,6 54 63,02 65,10 65,19 65,60 66,10 66,54 66,81 67,33 68,03 68,49
5 Yapen Waropen 60,8 60,8 61,2 69,62 66,40 67,00 68,06 68,68 69,13 69,69 70,19 70,98 71,40
6 Biak Namfor 69,6 66 66,5 67,02 66,90 67,25 68,55 68,99 69,35 69,95 70,33 70,68 71,03
7 Pania i na na 48,5 51,85 58,60 58,47 58,74 59,17 59,53 59,90 60,22 60,54 60,81
8 Puncak Jaya na na 46,8 59,40 66,80 67,02 67,20 67,78 68,21 68,27 68,34 68,37 68,68
9 Mimika na na 67,4 71,78 66,10 67,13 67,84 67,99 68,49 69,09 69,68 70,02 70,39
10 Boven Digoel na na na 55,48 47,60 48,33 48,65 49,20 49,56 50,21 50,64 51,43 51,93
11 Mappi na na na 50,83 47,00 47,95 49,04 49,59 49,88 50,45 50,83 51,53 52,08
12 Asmat na na na 53,92 47,20 48,27 49,53 50,27 50,86 51,55 51,92 52,19 52,44
13 Yahukimo na na na 44,85 47,40 47,95 48,31 48,85 49,22 49,59 50,30 50,73 51,14
14 Peg. Bintang na na na 44,74 46,90 47,24 47,38 47,94 48,54 48,99 49,45 49,83 50,32
15 Tol ikara na na na 47,24 49,20 49,62 50,38 50,85 51,48 52,00 52,43 52,66 53,06
16 Sarmi na na na 63,56 64,80 65,17 65,90 66,35 66,65 66,84 67,15 67,73 68,18
17 Keerom na na na 68,81 66,50 66,93 67,99 68,55 68,89 69,26 69,64 69,95 70,42
18 Waropen na na na 59,79 61,30 61,60 61,97 62,46 62,85 63,27 63,71 64,24 64,77
19 Supiori na na na na 65,90 66,23 66,92 67,55 68,06 68,46 68,92 69,19 69,50
20 Memb. Raya na na na na na na 57,31 57,78 58,57 59,39 59,86 60,18 60,64
21 Nduga na na na na na na na 47,45 47,74 48,02 48,43 48,80 49,29
22 Lanny Jaya na na na na na na na 48,12 48,57 49,90 50,20 50,60 51,07
23 Mamb. Tengah na na na na na na na 47,90 48,18 48,96 49,32 49,73 50,11
24 Yal imo na na na na na na na 47,75 48,16 48,55 48,90 49,31 49,86
25 Puncak na na na na na na na 48,43 48,71 49,00 49,35 49,77 50,18
26 Dogiya i na na na na na na na 48,60 49,23 50,03 50,49 51,09 51,42
27 Intan Jaya na na na na na na na na 47,94 48,42 48,74 49,17 49,61
28 Deiya i na na na na na na na na 48,02 48,57 49,31 49,80 50,19
29 Kota Jayapura 71,0 69,7 71,9 72,17 72,10 73,15 73,84 74,56 75,16 75,76 76,29 76,64 77,12
Sumber: BPS Papua..
Ket. Tahun 1996-2002 , total Provinsi masih gabung dengan Papua Barat
na --> data masih gabung dengan kabupaten induk
Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Papua Menurut Kabupaten/Kota Tahun 1996-2013
22
Analisis-Parameter- Kependudukan-2015.
pada tahun 2010 tercatat 75,6 persen. Sementara angka rata-rata lama
sekolah pada tahun yang sama sebesar 6,66 tahun, Selain itu, usia
harapan hidup juga menjadi penyebab rendahnya IPM Papua. Pada tahun
2010, usia harapan hidup penduduk papua adalah 68,46 tahun.
Sedangkan pengeluaran riil di papua pada tahun 2010 yang disesuaikan
sebesar Rp. 606.38,-
Melek Huruf
Angka Melek huruf di Papua makin tahun mengalami peningkatan,
ini berarti bahwa penduduk Papua sebagai besar sudah tahu baca tulis,
kalau dilihat sejak Papua terbagi menjadi dua Provinsi (Papua dan Papua
Barat) pada tahun 2004, provinsi papua terus mengalami peningkatan dan
pada tahun 2013 angka melek huruf sudah mencapai 75,92 %, kalau kita
bandingkan antar Kabupaten/Kota, angka Melek Huruf tertinggi adalah
Kota Jayapura yaitu sebesar 99,86 %, sementara yang terendah adalah
Kabupaten Intan Jaya yaitu sebesar 28,08 %, untuk lebih jelasnya sebagai
mana tertuang dalam tabel 6 berikut
23
Analisis-Parameter- Kependudukan-2015.
Tabel: 8
Rata-rata Lama Sekolah
Angka Rata‐rata Lama Sekolah di Propinsi Papua pada tahun 2013
sebesar 6,87 tahun. Dengan kata lain, rata‐rata penduduk di Propinsi Papua
sudah dapat mengenyam pendidikan hingga menamatkan SD dan memasuki
tingkat pendidikan SMP, namun belum bisa menuntaskan program wajib belajar
(Wajar) 9 tahun.
No Kabupaten/Kota 1996* 1999* 2002* 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Papua 67,40 71,20 74,50 74,20 74,9 75,41 75,41 75,41 75,58 75,6 75,81 75,83 75,92
1 Merauke 73,7 79,1 84,4 94,13 86,3 87,10 87,10 87,10 87,37 87,99 88,22 88,22 88,55
2 Jayawijaya 29,3 36 32 36,68 31,9 47,21 47,21 51,63 51,65 52,52 52,76 52,77 53,08
3 Jayapura 83,9 90,3 88,8 95,11 92,8 93,60 96,00 96,00 96,31 96,65 96,89 96,90 97,21
4 Nabire 49,8 49,8 75,5 83,17 83,2 83,20 83,20 83,20 83,52 83,59 83,66 83,67 83,73
5 Yapen Waropen 77,8 85,5 84,2 90,23 86 86,60 88,12 88,12 88,28 88,82 89,11 90,87 90,94
6 Biak Namfor 95,8 94,6 87 96,42 95,6 96,60 97,48 97,48 97,75 98,27 98,67 98,68 99,01
7 Paniai N.A N.A 32,6 35,73 64,3 62,90 62,90 62,90 62,91 62,93 62,94 62,95 62,97
8 Puncak Jaya N.A N.A 16 53,63 86,4 86,80 86,80 86,80 86,81 86,81 86,82 86,82 86,83
9 Mimika N.A N.A 90,1 94,85 84 86,90 86,90 86,90 87,29 87,96 88,19 88,20 88,27
10 Boven Digoel N.A N.A N.A 65,00 31,4 31,70 31,70 31,70 31,75 32,94 33,25 35,25 35,28
11 Mappi N.A N.A N.A 54,00 31,2 31,30 31,30 31,30 31,35 31,43 31,46 33,47 33,50
12 Asmat N.A N.A N.A 58,50 30,9 31,00 31,00 31,00 31,07 31,1 31,13 31,15 31,18
13 Yahukimo N.A N.A N.A 27,12 31,7 31,80 31,80 31,80 31,81 32,52 32,76 32,77 32,77
14 Peg.Bintang N.A N.A N.A 25,56 31,4 31,60 31,60 31,60 31,76 32,32 32,50 32,50 32,64
15 Tolikara N.A N.A N.A 26,09 32 32,00 32,86 32,86 32,87 33,2 33,44 33,45 33,56
16 Sarmi N.A N.A N.A 83,39 87 87,10 87,10 87,10 87,11 87,55 87,67 87,68 87,77
17 Keerom N.A N.A N.A 95,43 90,9 91,10 91,10 91,10 91,12 92,15 92,38 92,39 92,50
18 Waropen N.A N.A N.A 71,08 76 76,50 76,50 76,50 76,88 77,11 77,26 78,27 78,35
19 Supiori N.A N.A N.A N.A 93,5 94,10 95,37 95,37 95,71 96,19 96,68 96,69 96,76
20 Memb. Raya N.A N.A N.A N.A N.A N.A 64,10 64,10 64,11 65,04 65,36 65,36 65,43
21 Nduga N.A N.A N.A N.A N.A N.A N.A 30,52 30,53 30,53 30,54 30,54 30,61
22 Lanny Jaya N.A N.A N.A N.A N.A N.A N.A 32,65 32,68 36,72 36,91 36,92 36,93
23 Mamb. Tengah N.A N.A N.A N.A N.A N.A N.A 32,12 32,13 34,34 34,52 34,53 34,58
24 Yalimo N.A N.A N.A N.A N.A N.A N.A 32,24 32,77 33,3 33,51 33,52 33,72
25 Puncak N.A N.A N.A N.A N.A N.A N.A 32,10 32,11 32,11 32,13 32,15 32,17
26 Dogiyai N.A N.A N.A N.A N.A N.A N.A 32,53 32,99 34,02 34,23 34,65 34,68
27 Intan Jaya N.A N.A N.A N.A N.A N.A N.A N.A 27,00 27,39 27,78 28,08 28,08
28 Deiyai N.A N.A N.A N.A N.A N.A N.A N.A 26,87 28,45 30,12 31,02 31,05
29 Kota Jayapura 95,0 96,8 97,7 97,99 96,7 97,94 98,41 99,09 99,10 99,58 99,83 99,84 99,86
Keterangan :
N.A : data tidak tersedia (masih gabung dengan kabupaten induk)
* Masih gabung dengan Papua Barat
Angka Melek Huruf Provinsi Papua 1996-2013
24
Analisis-Parameter- Kependudukan-2015.
Besarnya angka rata‐rata lama sekolah pada beberapa kota/kabupaten
yang melebihi angka propinsi dan dapat menuntaskan Wajar 9 tahun terutama
di Kota Jayapura (11,07 tahun) tertinggi di Propinsi Papua, kabupaten Jayapura
(9,79 tahun) Kabupaten Biak Numfor (9,67 tahun), Kabupaten Merauke (9,47
tahun).
Angka rata‐rata lama sekolah terrendah dan dapat diindikasikan anak
usia sekolah (Sekolah Dasar) tidak dapat menyelesaikan pendidikan sekolah kecil
(3 tahun) terdapat pada kabupaten Intan Jaya (2,30 tahun), Pegunungan
Bintang (2,62 tahun), Nduga (2,82 tahun), Yalimo (2,85 tahun), Puncak (2,86
tahun), Yahukimo (2,93 tahun), Mamberamo Tengah (2,94 tahun), Deiyai (2,97
tahun. Untuk lebih jelasnya tertuang pada Tabel 7 berikut.
Tabel: 9
No Kabupaten/Kota 1996 1999 2002 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Papua 5,00 5,60 6,00 6,10 6,2 6,30 6,52 6,52 6,57 6,66 6,69 6,87 6,87
1 Merauke 5,0 5,2 6,0 7,35 6,5 7,00 8,48 8,48 8,63 9,33 9,35 9,46 9,47
2 Jayawijaya 2,0 2,6 2,1 6,50 2,4 2,85 3,38 3,77 3,79 4,82 4,84 5,31 5,32
3 Jayapura 6,7 7,8 6,6 8,42 7,6 8,00 8,00 8,75 9,05 9,54 9,56 9,56 9,79
4 Nabire 3,5 3,6 4,9 6,10 6,1 6,10 6,46 6,46 6,48 6,55 6,78 7,29 7,33
5 Yapen Waropen 5,2 5,4 6,2 8,50 6,4 6,50 6,50 6,50 6,53 6,58 6,63 6,74 6,76
6 Biak Namfor 6,9 7,6 8,1 8,34 7,9 8,00 9,25 9,25 9,26 9,55 9,58 9,64 9,67
7 Paniai N.A N.A 2,4 6,10 6,2 6,20 6,20 6,20 6,21 6,21 6,22 6,22 6,23
8 Puncak Jaya N.A N.A 0,9 6,10 6,1 6,10 6,10 6,10 6,11 6,11 6,12 6,12 6,13
9 Mimika N.A N.A 7,9 8,98 6,4 6,70 6,70 6,70 6,71 6,79 6,87 6,93 6,94
10 Boven Digoel N.A N.A N.A 6,28 2,4 3,00 3,00 3,00 3,10 3,37 3,39 3,65 3,65
11 Mappi N.A N.A N.A 4,90 2,2 2,80 3,80 3,80 3,89 4,27 4,30 4,36 4,37
12 Asmat N.A N.A N.A 5,36 3,1 3,70 3,86 3,86 3,94 4,33 4,35 4,42 4,44
13 Yahukimo N.A N.A N.A 5,20 2,4 2,40 2,40 2,40 2,42 2,47 2,86 2,92 2,93
14 Peg.Bintang N.A N.A N.A 4,18 2,2 2,20 2,20 2,20 2,45 2,46 2,54 2,59 2,62
15 Tolikara N.A N.A N.A 5,75 2,4 2,40 2,40 2,40 2,94 3,35 3,38 3,38 3,48
16 Sarmi N.A N.A N.A 6,58 6,4 6,40 6,40 6,40 6,41 6,44 6,55 7,00 7,02
17 Keerom N.A N.A N.A 7,77 7,3 7,30 7,30 7,30 7,32 7,36 7,39 7,43 7,45
18 Waropen N.A N.A N.A 6,77 6,2 6,20 6,27 6,27 6,29 6,33 6,37 6,55 6,56
19 Supiori N.A N.A N.A N.A 7,7 7,70 7,70 7,70 7,97 8,03 8,08 8,10 8,15
20 Memb.Raya N.A N.A N.A N.A N.A N.A 4,32 4,32 4,46 5,17 5,20 5,20 5,21
21 Nduga N.A N.A N.A N.A N.A N.A N.A 2,78 2,79 2,79 2,80 2,81 2,82
22 Lanny Jaya N.A N.A N.A N.A N.A N.A N.A 3,10 3,33 3,7 3,72 3,75 3,75
23 Mamb.Tengah N.A N.A N.A N.A N.A N.A N.A 2,89 2,90 2,9 2,91 2,93 2,94
24 Yalimo N.A N.A N.A N.A N.A N.A N.A 2,71 2,72 2,74 2,75 2,81 2,85
25 Puncak N.A N.A N.A N.A N.A N.A N.A 2,78 2,79 2,8 2,82 2,85 2,86
26 Dogiyai N.A N.A N.A N.A N.A N.A N.A 3,04 3,43 3,87 3,89 4,16 4,17
27 Intan Jaya N.A N.A N.A N.A N.A N.A N.A N.A 1,81 2,07 2,10 2,30 2,30
28 Deiyai N.A N.A N.A N.A N.A N.A N.A N.A 2,24 2,5 2,79 2,96 2,97
29 Kota Jayapura 8,5 9,8 10,3 10,28 10,4 10,70 10,76 10,86 10,88 11 11,03 11,06 11,07
Keterangan :
N.A : data tidak tersedia (masih gabung dengan kabupaten induk)
* Masih gabung dengan Papua Barat
Rata-rata Lama Sekolah Provinsi Papua 1996-2013
25
Analisis-Parameter- Kependudukan-2015.
Angka Harapan Hidup
Angka Harapan Hidup merupakan alat untuk mengevaluasi kinerja
pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk pada
umumnya, dan meningkatkan derajat kesehatan pada khususnya. Angka
Harapan Hidup yang rendah di suatu daerah harus diikuti dengan program
pembangunan kesehatan, dan program sosial lainnya termasuk kesehatan
lingkungan, kecukupan gizi dan kalori termasuk program pemberantasan
kemiskinan.Sebagai indikator kualitas kesehatan dan kesejahteraan, AHH
tentu saja dipengaruhi oleh banyak faktor. Sebut saja kualitas lingkungan,
kualitas pelayanan kesehatan, pola hidup dan gaya hidup individu.
Dengan mengetahui indikator Angka Harapan Hidup ini, kita bisa
membantu pemerintah dalam meningkatkan faktor-faktor yang bisa
meningkatkan AHH. Karena AHH merupakan salah satu indikator
penyusun Indeks Pembangunan Manusia (IPM) suatu daerah.
Kalau kita lihat secara angka Provinsi, bahwa di provinsi papua
Angka Harapan Hidup setiap tahunnya mengalami peningkatan, ini berarti
bahwa kondisi kesejahteraan, Kesehatan masyarakat, pola hidup sehat di
Papua sudah semakin meningkat, pada tahun 2013 rata-rata angka
harapan hidup papua sebesar 69,13 tahun, dan kalau kita lihat per
kabupaten angka harapan hidup yang terendah adalah Kabupaten
Merauke (63,85 tahun) dang angka harapan hidup tertinggi adalah
Kabupaten Mimika (70,88 Tahun), untuk lebih jelasnya tertuang pada
Tabel 8 berikut.
26
Analisis-Parameter- Kependudukan-2015.
Tabel: 10
Pengeluaran Riil
Rata‐rata pengeluaran riil penduduk Propinsi Papua pada tahun
2013 sebesar Rp.616.76/tahun, lebih rendah dibandingkan dengan
pengeluaran riil yang ideal sebesar Rp.737.720, sehingga bisa dikatakan
kemampuan penduduk Propinsi Papua untuk memenuhi penghidupan
yang layak masih jauh dari target seharusnya.
No Kabupaten/Kota 1996* 1999* 2002* 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Papua 62,70 64,50 65,20 65,80 66,20 67,60 67,90 68,10 68,35 68,60 68,85 69,12 69,13
1 Merauke 56,20 58,00 59,20 61,20 61,40 61,90 62,03 62,13 62,25 62,76 62,88 63,00 63,85
2 Jayawijaya 62,5 64,4 64,7 65,70 65,60 65,70 65,93 66,06 66,24 66,42 66,63 66,84 66,86
3 Jayapura 65,4 65,6 65,7 66,60 66,40 66,60 66,83 66,96 67,14 67,32 67,53 67,74 67,74
4 Nabire 64,2 66 66,1 66,10 66,60 66,70 66,96 67,12 67,33 67,55 67,80 68,05 68,05
5 Yapen Waropen 60,9 62,8 63,1 64,90 65,70 66,00 66,57 67,01 67,52 68,04 68,55 68,88 69,10
6 Biak Namfor 63,2 64,1 64,4 64,81 65,10 65,40 65,72 65,94 66,21 66,48 66,75 67,01 67,06
7 Paniai N.A N.A 66,3 66,40 66,50 66,50 66,85 67,10 67,40 67,70 68,00 68,30 68,36
8 Puncak Jaya N.A N.A 66,3 66,40 66,50 66,60 66,96 67,21 67,52 67,62 67,70 67,71 67,86
9 Mimika N.A N.A 68,2 68,60 68,80 68,90 69,26 69,55 69,87 70,20 70,53 70,87 70,88
10 Boven Digoel N.A N.A N.A 60,60 65,60 65,80 66,17 66,43 66,75 67,03 67,13 67,15 67,62
11 Mappi N.A N.A N.A 59,20 65,20 65,40 65,64 65,79 65,99 66,18 66,28 66,30 66,66
12 Asmat N.A N.A N.A 60,10 64,50 65,00 65,62 66,10 66,66 67,22 67,32 67,34 67,34
13 Yahukimo N.A N.A N.A 63,80 65,20 65,70 66,03 66,25 66,53 66,81 67,09 67,38 67,44
14 Peg.Bintang N.A N.A N.A 62,20 64,60 64,90 65,17 65,33 65,55 65,76 66,00 66,24 66,24
15 Tolikara N.A N.A N.A 63,90 65,40 65,50 65,66 65,72 65,84 65,95 66,09 66,24 66,24
16 Sarmi N.A N.A N.A 65,80 65,80 66,00 66,13 66,17 66,26 66,35 66,46 66,58 66,58
17 Keerom N.A N.A N.A 65,10 66,20 66,40 66,62 66,75 66,93 67,10 67,31 67,51 67,53
18 Waropen N.A N.A N.A 63,50 64,10 64,20 64,59 64,86 65,19 65,53 65,86 66,03 66,24
19 Supiori N.A N.A N.A 67,20 64,80 65,00 65,29 65,48 65,72 65,96 66,23 66,49 66,53
20 Memb. Raya N.A N.A N.A N.A N.A N.A 64,70 64,86 65,95 66,06 66,20 66,34 66,34
21 Nduga N.A N.A N.A N.A N.A N.A N.A 65,36 65,50 65,65 65,83 66,02 66,02
22 Lanny Jaya N.A N.A N.A N.A N.A N.A N.A 65,95 66,12 66,29 66,49 66,70 66,70
23 Mamb.Tengah N.A N.A N.A N.A N.A N.A N.A 66,00 66,13 66,27 66,44 66,62 66,62
24 Yalimo N.A N.A N.A N.A N.A N.A N.A 65,99 66,17 66,35 66,56 66,77 66,78
25 Puncak N.A N.A N.A N.A N.A N.A N.A 67,09 67,26 67,44 67,64 67,84 67,85
26 Dogiyai N.A N.A N.A N.A N.A N.A N.A 66,80 66,95 67,09 67,27 67,44 67,44
27 Intan Jaya N.A N.A N.A N.A N.A N.A N.A N.A 66,80 66,80 66,83 66,87 66,87
28 Deiyai N.A N.A N.A N.A N.A N.A N.A N.A 66,59 66,59 66,62 66,64 66,64
29 Kota Jayapura 64,8 66,7 67 69,6 67,50 68,00 68,16 68,23 68,34 68,46 68,61 68,77 68,77
Keterangan :
N.A : data tidak tersedia (masih gabung dengan kabupaten induk)
* Masih gabung dengan Papua Barat
Angka Harapan Hidup Provinsi Papua Tahun 1996 - 2013
27
Analisis-Parameter- Kependudukan-2015.
Rata-rata pengeluaran riil tertinggi menurut kota/kabupaten,
bahkan melebihi angka propinsi adalah Kota Jayapura (Rp.650.99), kab
Yapen (Rp.641.47), kabupaten Jayapura (Rp. 635.13), Puncak jaya
(Rp.632.95), Keerom (Rp.628.84), Nabire (Rp.626.51) Sarmi (Rp.624.57)
Mikika (Rp. 621.51) dan Kabupaten Tolikara (Rp. 621.15). Sedangkan
rata-rata pengeluaran riil 3 kabupaten terrendah, terdapat di kabupaten
Lanny Jaya (Rp.579.59), Dogiyai (Rp.581.24) dan kabupaten Yalimo
(Rp.581.32). Untuk lebih jelasnya sebagaimana tertuang pada Tabel9
berikut.
Tabel: 11
No Kabupaten/Kota 1996 1999 2002 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Papua 566,9 579,9 578 583,80 585,2 589,30 593,42 599,65 603,88 606,38 609,18 611,99 616,76
1 Merauke 551,6 583,3 565 604,73 582,6 587,29 591,40 595,94 597,20 597,46 601,71 604,01 609,35
2 Jayawijaya 495,9 579,5 570 582,99 569,8 583,68 583,70 589,09 592,33 593,5 595,72 597,80 600,90
3 Jayapura 568,3 583,4 589 614,38 598,1 605,61 612,80 618,26 621,43 622,12 626,25 629,04 635,13
4 Nabire 475,1 451,7 499 583,10 606,2 606,90 606,90 612,26 615,25 616,41 618,79 621,17 626,51
5 Yapen Waropen 556,0 578,5 577 634,00 620,2 621,74 627,00 631,91 633,24 634,83 636,30 638,05 641,47
6 Biak Namfor 584,8 588,9 582 584,60 585,2 586,05 586,10 590,18 592,01 593,5 595,16 597,19 600,19
7 Paniai N.A N.A 575 572,80 577,3 578,66 579,60 583,44 585,77 588,34 590,27 592,22 595,13
8 Puncak Jaya N.A N.A 615 619,10 620,1 620,71 620,71 626,46 629,72 629,72 629,82 630,17 632,95
9 Mimika N.A N.A 587 617,46 598,3 599,75 606,30 606,30 609,20 611,86 615,71 617,07 621,51
10 Boven Digoel N.A N.A N.A 575,61 571,1 572,84 574,40 579,57 580,88 581,19 585,04 586,86 589,86
11 Mappi N.A N.A N.A 570,26 569,9 573,89 576,60 582,77 584,06 586,21 590,07 592,62 596,97
12 Asmat N.A N.A N.A 586,46 569,2 573,12 583,50 589,58 592,21 593,31 597,16 599,78 602,78
13 Yahukimo N.A N.A N.A 534,15 570,1 574,15 576,40 581,79 584,45 584,54 587,40 590,33 595,08
14 Peg.Bintang N.A N.A N.A 558,60 571,8 573,14 573,14 579,20 582,55 585,04 588,02 590,78 596,51
15 Tolikara N.A N.A N.A 562,11 592,4 596,62 602,89 608,49 610,64 611,64 615,39 617,19 621,15
16 Sarmi N.A N.A N.A 587,02 594,3 597,57 606,00 611,65 614,73 614,89 616,74 619,10 624,57
17 Keerom N.A N.A N.A 614,01 593,4 597,30 609,40 615,84 618,70 618,86 621,33 623,51 628,84
18 Waropen N.A N.A N.A 588,33 594,5 596,70 598,00 602,42 603,76 605,71 608,26 609,31 614,24
19 Supiori N.A N.A N.A N.A 584,2 585,81 588,97 595,83 597,09 598,6 600,65 602,17 605,17
20 Memb.Raya N.A N.A N.A N.A N.A N.A 591,23 596,11 597,25 597,45 601,40 604,49 610,20
21 Nduga N.A N.A N.A N.A N.A N.A N.A 570,21 572,79 575,39 579,24 582,51 588,62
22 Lanny Jaya N.A N.A N.A N.A N.A N.A N.A 565,35 567,59 568,59 570,21 573,53 579,59
23 Mamb.Tengah N.A N.A N.A N.A N.A N.A N.A 565,67 568,31 570,95 573,80 577,58 582,29
24 Yalimo N.A N.A N.A N.A N.A N.A N.A 565,21 567,52 569,66 571,90 575,10 581,32
25 Puncak N.A N.A N.A N.A N.A N.A N.A 565,78 568,13 570,4 573,36 576,99 582,12
26 Dogiyai N.A N.A N.A N.A N.A N.A N.A 566,32 568,42 570,51 574,37 577,17 581,24
27 Intan Jaya N.A N.A N.A N.A N.A N.A N.A N.A 585,55 588,12 590,70 593,30 598,91
28 Deiyai N.A N.A N.A N.A N.A N.A N.A N.A 584,35 584,45 586,30 588,19 593,06
29 Kota Jayapura 579,1 590,3 610 611,00 611,4 614,05 620,00 625,93 632,54 636,93 641,78 644,80 650,99
Keterangan :
N.A : data tidak tersedia (masih gabung dengan kabupaten induk)
* Masih gabung dengan Papua Barat
Pengeluaran Riil Yang Disesuaikan Provinsi Papua 1996-2013
Sumber Data: BPS Papua
28
Analisis-Parameter- Kependudukan-2015.
V. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis serta pembahasan, dapat disimpulkan beberapa
hal sebagai berikut:
1. Laju pertumbuhan penduduk (LPP) Papua mengalami kenaikan yang cukup
tajam dalam 3 dekade terakhir, bahkan mencapai tertinggi pada pereode
tahun 2000-2010; LPP Papua sebesar 5,39, dari seluruh provinsi di Indonesia,
LPP Papua yang paling tinggi. Persebaran penduduk tidak merata di mana
sebagian besar penduduk terkonsentrasi di Kabupaten Lama/Induk, dari 29
Kabupaten/Kota yang terpadat adalah di Kota Jayapura yaitu dengan tingkat
kepadatan sebesar 339 orang per kilometer persegi, disusun kabupaten
Jayawijaya dengan tingkat kepadatan 74 orang perkilometer persegi,
sementara yang tingkat kepadatannya rendah adalah kabupaten Mambaramo
Raya hanya 1 orang perkilomtere persegi.
2. Rasio jenis kelamin penduduk Papua yaitu 113, ini berarti dari 100 penduduk
perempuan terdapat 113 penduduk laki-laki, di papua npenduduk laki-laki
lebih banya dikarenakan papua merupakan provinsi dan kabupaten
pemekaran sehingga banyak migrasi dari luar papua yang masuk ke
papuakhususnya penduduk laki-laki, karena di papu merupakan daerah
pengembangan sehingga banyak tenaga kerja laki-laki yang mencari
pekerjaan di papua.
3. Tingkat fertilitas atau Total Fertility Rate (TFR) turun dari 7,20 pada tahun
1971 menjadi 2,87 tahun 2010 dan penurunan paling drastis tercatat pada
periode 1971-1980 dimana TFR turun sebesar 73,00 persen dari 7,20 menjadi
5,25 dan melamban pada periode berikutnya.
29
Analisis-Parameter- Kependudukan-2015.
4. Kualitas penduduk Papua tergolong masih rendah sebagaimana ditunjukkan
oleh Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang menempatkan provinsi Papua
pada peringkat terakhir dari 33 Provinsi yang ada di Indonesia Papua
mencatat IPM 64,94 jauh di bawah IPM nasional 72,27, pada tahun 2010,
sementara angka IPM di Papua kalau dilihat trendnya dari tahun ke tahun
ada kenaikan namun kenaikannya hanya kecil sehingga masih ada dibawah
dari provinsi-provinsi lainnya, untuk IPM Papua tahun 2011 menunjukkan
angka sebesar 65,36 sementara IPM Nasional mencapai angka 72,77, untuk
tahun 2012 IPM Papua sebesar 65,86, angka IPM Nasional sebesar 73,29,
dan tahun 2013 IPM Papua menunjukkan angka sebesar 66,25, sementara
IPM Nasional sebesar 73,81.
30
Analisis-Parameter- Kependudukan-2015.
VI. PENUTUP
Data Parameter Kependudukan merupakan data yang sangat krusial
dan dangat diperlukan kebenarannya, karena parameter kependudukan
menyangkut segala aspek terkait dengan permasalahan penduduk, baik
dalam merencanakan/merancang kegiatan program maupun dalam
mengambil kebijakan dalam operasional disetiap sektor. Data parameter
sangatlah diperlukan, karena dengan data yang akurat dan valid, maka
perencanaan pembangunan kependudukan secara keberlanjutan bisa
direncanakan dengan baik dan tepat.
Dengan adanya analisis parameter penduduk ini diharapkan bisa
memberikan gambaran situasi penduduk di Papua dan sebagai bahan
masukan kepada komponen bidang teknis terkait dalam perencanaan
pembangunan pada periode berikutnya. Telaah yang lebih mendalam
menganalisa parameter penduduk ini akan bermanfaat dalam memotret lebih
dalam dan detail situasi kependudukan di Papua.
Akhir kata, saran dan masukan dalam penyusunan analisa parameter
penduduk ini sangat diperlukan demi penyempurnaan isi dan relevansi data
parameter penduduk ini terhadap situasi kependudukan di Papua, dalam
upaya mengidentifikasi masalah-masalah yang ada, serta merumuskan
alternatif dan solusi pemecahannya.-