stategi menangkap peluang
DESCRIPTION
Bahan Ajar/SuplemenTRANSCRIPT
BAB 4
TANTANGAN BERKEWIRAUSAHAAN
E-commerce
Merupakan perkembangan dan bagian dari era teknologi informasi yang mampu menciptakan ekonomi
baru. Internet saat ini sudah umum digunakan oleh dunia usaha dalam rangka mencari informasi
dagang, promosi dagang, hubungan/kontak dagang secara internasional ke seluruh negara/dunia.
Sarana ini walaupun pada tahap awal investasinya cukup mahal, namun proses bisnis selanjutnya akan
lebih cepat dan sekaligus dapat mengakses data maupun informasi bisnis dalam tempo yang cepat.
Hampir seuluruh instansi pemerintah termasuk perwakilan Pemerintah Republik Indonesia di
luar negeri (kedutaan besar, konsulat jenderal, maupun atase perdagangan), salah satu upaya
komunikasi dan informasi sudah menggunakan e-commerce.
Usaha yang menggunakan e-commerce yang dapat diakses mengggunakan internet merupakan
suatu usaha yang sangat unik, karena hanya dengan menggunkan satu media, perusahaan dapat
melakukan usaha/bisnis, baik dengan sesama perusahaan (Business to Business-B2B) atau dapat proses
bisnis langsung antara pebisnis dengan konsumen atau penjual dengan pembeli (Business to Consumer-
B2C). Mereka dapat melakukan proses bisnis, mulai dari promosi produk, penawaran, dan permintaan
produk, tanya jawab antara konsumen dan produsen atau antara pembeli dengan penjual dapat
dilakukan secara aktif dengan e-commerce.
Business to Business (B2B)
B2B artinya proses bisnis antara penjual dengan penjual atau produsen dengan produsen atau produsen
dengan grosir, pedagang, agen, dan sejenisnya dilakukan secara online. Mereka dapat melakukan proses
bisnis, mulai dari promosi, penawaran dan permintaan produk, tanya jawab antara mereka dapat
dilakukan secara online melalui internet atau mobile phone yang memiliki fitur untuk itu.
Tidak dapat dipungkiri bahwa kekuatan teknologi internet dan mobile memang semakin hebat.
Teknologi pencarian informasi bisnis maupun informasi lainnya misal melalui situs Google.com,
diibaratkan oleh Hermawan Kertajaya sebagai malaikat pencatat amal baik dan buruk. Ketik nama merek
Anda di sana, dan akan terlihat betul perbuatan apa yang telah Anda lakukan selama ini. Kalau banyak
positif, tentunya baik karena dapat memengaruhi otak, hati, dan jiwa konsumen. Kita semua tahu bahwa
Google, yang notabene-nya perusahaan pemasang iklan merupakan fenomena internet yang telah
menjadi bagian dari wawasan kita dalam mencari informasi mulai dari produk atau jasa yang terbesar
sampai yang terkecil, melihat dunia luar (contohnya Google Earth), mendengar (Google Alert), dan
berkolaborasi dengan rekan sekantor (Google Docs, Gmail, Google Talk). Tidak hanya merevolusi industri
teknologi informasi, Google juga mengubah banyak tatanan industri mulai dari media (Google news, You
Tube/Google Video) sampai perpustakaan (Google Books, Google Schoolar). Google adalah internet, dan
internet adalah Google. Dengan misinya yang sangat horizontal, yaitu “Mengelola Informasi Dunia dan
Membuatnya Mudah Diakses dan Berguna”, Google telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat
tulen dunia, New Wave yang ingin mencari, melacak, dan menggunakan sebuah informasi. Teknologi
Web 1.0 adalah era kita hanya dapat mencari, browsing, dan read-only. Kini dunia internet telah
berubah. Teknologi internet masuk pada Web 2.0 telah membuat internet bersifat lebih interaktif dan
dinamis. Interaksi dengan komunitas menjadi lebih memungkinkan karena pada dasarnya kekuatan
sesungguhnya dari aplikasi internet yang berssifat Web 2.0 adalah read-only and write. Internet dengan
Wen 2.0 membuat proses horizontalisasi semakin cepat. Di dunia yang serba horizontal ini, berkat
perkembangan teknologi internet, semua orang sekarang punya kesempatan yang sama untuk
terhubung, dihubungi, dan menghubungi.
Kini eranya dimana kita dapat melihat sekaligus menyentuh, dan berinteraksi. Tidak hanya itu, dunia
yang serba horizontal bukan hanya disebabkan oleh perkembangan teknologi semata. Pendorong nomor
satu adalah perubahan teknologi dari yang bersifat one-to-many ke many-to-many. Perubahan teknologi
ini mengundang datangnya berbagai tren lainnya. Berbagai tren yang ada, antara lain:
Di era New Wave ini, persaingan yang sehat terjadi ketika bidang permainannya sama datar.
Semua pemain berada pada posisi yang sejajar, tidak ada yang lebih tinggi atau lebih rendah. Kita dapat
menang bila kita lebih unggul, sebaliknya dapat kalah bila kita tidak meiliki keunggulan, bukan karena
menjelek-jelekan kompetitor atau bermain licik dan kasar. Kunci untuk meredam munculnya permainan
kasar dari kompetitor, pada akhirnya ditentukan oleh siapa yang mau berkolaborasi secar adil (fair)
dengan para kompetitor. Tren yang disebut co-opetition ini menjadi contoh di era New Wave,
bagaimana pemasar pun semakin mengorizontalkan diri dengan para kompetitor potensialnya.
The Rise of New Customer: Digital Native. Salah satu dari tiga konsumen baru yang terus
berkembang adalah masyarakat tulen New Wave yang dinamakan Digital Native alias konsumen yang
asli digital. Konsumen yang well-connected dengan dunia digital. Konsumen seperti ini sifatnya
transendental (di luar pengertian dan pengalaman manusia biasa) tidak terkotak-kotakan secara umur,
demografis, strata social dan status lainnya. Benang merah dari konsumen baru ini adalah merasa
“hidup” 24 jam secara horizontal di planet New Wave. Sudah saatnya tiap pemasar untuk mengenali
mereka, dan mengenali kegelisahan zaman ini/keinginan (anxienty & desire) yang mereka miliki.
The Rise of New Customer: New Emergig Youth. Konsumen baru kedua adalah “New Emerging Youth
atau konsumen baru berumur delapan hingga dua puluh empat tahun yang merupakan generasi
muda/baru di era milenium. Merekalah yang memegang peranan berikutnya di sektor ekonomi, setelah
punahnya generasi baby-boomer dan semakin menuanya geerasi X. Beranjak dewasa dengan berbagai
alat teknologi informasi dan komunikasi, secar otomatis paradigma mereka menjadi sangat New Wave
dan serba horizontal. Sudah menjadi keharusan tersendiri bagi para New Wave Marketer untuk
mengenali, memahami, dan menghampiri mereka secara horizontal.
The Rise of New Customer: “New Urban Woman”. Konsumen ketiga pada era New Wave kaum wanita
urban yang secar metafora/kiasan datang dari planet venus, tetapi kini telah migrasi ke planet New
Wave. Kaum wanita secara alami dipandang sebagai pembawa gerakan horizontal, terutama karena isu-
isu seputar perbedaan gender yang dicatat dalam sejarah. Dengan kecanggihan alat teknologi informasi
dan komunikasi saat ini, kekuatan wanita dalam melakukan word of muoth (dari mulut ke mulut) dan
word of muose menjadi lebih besar. Mereka yang dapat mengajari para New Wave Marketer bagaimana
menjadi pemasar yang lebih menunjukan sisi emosional dan humanisme.
The Connector. Menghubungkan para pemasar dengan lingkungan bisnisnya, competitor, konsumen,
dan para change agents (agen pembaruan) yang aktif membentuk perubahan tatanan makro mulai dari
perubahan teknologi, politik dan legal, ekonomi, sosial budaya, dan pasar. Konektor terdiri atas tiga
jenis, yaitu mobile interaction, experiental events, dan Social media ada di belahan dunia online dan
offline. Dengan adanya konektor, pemasar di era New Wave dapat menerapkan apa yang dinamakan
Always-on-Connection. Setiap waktu (detik) telah terjadi koneksi yang menghubungkan perusahaan
(company) dengan 3C lainnya, yaitu Change Agents, Competitor, dan Customer. Tanpa konektor,
pemasar harus bersiap-siap menanti ajal.
Dari bebagai tren tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa dengan teknologi internet dan mobile
communication yang mengalami perubahan begitu cepat, setiap pengusaha dituntut untuk mampu
memanfaatkan berbagai peluang bisnis yang begitu terbuka, transparan, cepat, sehingga pengusaha
dituntut jangan sampai ketinggalan zaman/gagap teknologi.
Business to Customer (B2C)
Increased reach. Layanan internet auction ini dapat memperluas daerah jangkauan, sehingga tentunya
mampu meningkatkan kauntungan, karena penawaran dapat menjangkau ke pelosok dunia manapun.
Economical to operate. Dengan menggunakan layanan ini makin memperkecil biaya untuk
pengembangan yang dibutuhkan.
Inspection of goods. Tidak dapat memungkinkan seseorang untuk melakukan pemekriksaan barang
secara fisik yang akan dibelinya.
Potential for fraud. Dapat memungkinkan terjadinya penipuan karena proses pembayaran dan
pengiriman barang yang akan cenderung tidak dilakukan secara bersama, sehingga memungkinkan
penjual telah mengirim barang, namun pembayaran masih belum dapat diselesaikan bersamaan
pengiriman barang.
Globalisasi
Sudah merupakan sebuah tren untuk menuju ke era ekonomi global yang menciptakan kompetisi dan
kesempatan/peluang bisnis di tingkat global. Ekonomi kesejagatan atau ekonomi global mendorong
munculnya berbagai peluang pasar di tingkat dunia bagi setiap wirausahawan. Hal itu mendorong
terjadinya globalisasi perdagangan dunia.
Globalisasi perdagangan dunia memiliki manfaat dan kerugian, sebagai berikut.
Manfaat/keuntungan dari perdagangan dunia:
- Perdagangan bebas telah diyakini sebagai “obat mujarab” untuk menciptakan efisiensi dalam
perdagangan.
- Produk murah dan bermutu akan menyingkirkan produk mahal dan yang berkualitas rendah.
- Posisi tawar-menawar antar negara akan mempunyai kekuatan yang sama.
Berdasarkan manfaat ini, seorang pengusaha dituntut harus mampu menghasilkan produk
murah, namun bermutu internasional. Hanya dengan cara itu produk akan mampu bersaing di kancah
perdagangan global.
Kerugian dari perdagangan dunia:
- Produsen di Indonesia karena proteksi oleh pemerintah akan mendapat tekanan berat dalam
perdagangan bebas.
- Pengusaha yang belum mampu bersaing di pasaran internasional akan kesulitan menghadapi
komoditas yang sama dari pesaing luar negeri.
- Ketidaksiapan pengusaha Indonesia dikhawatirkan pasar dalam negeri akan dibanjiri oleh
produk asing yang pada akhirnya akan mematikan pengusaha domestik/lokal.
- Kebebasan investasi asing di Indonesia dikhawatirkan akan menyingkirkan pengusaha
domestik/lokal.
- Sumber daya alam negara berkembang, khususnya Indonesia akan terkuras habis oleh negara
maju.
- Upah buruh yang relatif murah di negara berkembang, khususnya Indonesia akan
menguntungkan negara maju.
- Menurunkan ekspor negara berkembang, khususnya Indonesia karena kalah bersaing dengan
produk negara lain.
- Meningkatkan impor negara berkembang, khususnya Indonesia karena kalah bersaing dalam
harga maupun kualitas.
- Negara berkembang, khususnya Indonesia akan defisit dalam neraca perdagangan karena impor
lebih besar dari pada ekspornya.
- Peluang pasar yang muncul akan direbut oleh negara maju.
KESEMPATAN BERKEWIRAUSAHAAN
Kesempatan berkewirausahaan di antaranya:
a. Suatu nilai yang mampu menciptakan inovasi dalam pasar yang potensial.
b. Suatu inovasi yang tepat waktu dan diinginkanlah yang mampu menciptakan nilai tambah
bagi pembeli atau pengguna yang berminat.
MENILAI PELUANG MEMBUKA USAHA/BISNIS BARUKEUNGGULAN KOMPETITIF BAGI PERUSAHAAN YANG BERKEWIRAUSAHAANKeunggulan kompetitif dapat dicapai melalui:
Fokus pada pelangganKurangi borikrasi, puaskan pelanggan, tanggapi keluhan, jalin komunikasi yang baik, lakukan
survei kepuasan pelanggan secara rutin dan berkesinambungan. Harus care (peduli)terhadap pelanggan,
sebab pelanggan adalah pendapatan usaha Anda, semakin banyak pelanggan, akan semakin tinggi
pendapatan Anda. Sebaliknya, semakin sedikit pelanggan, semakin sedikit penghasilan. Usahakan zero
complain (tanpa komplain).
Pencapaian kualitas
Kualitas tidak terbatas hanya pada perusahaan besar. Kualitas memegang peranan penting
dalam usaha, baik kualitas produk dan atau jasa, lebih-lebih kualitas lainnya seperti kualitas pelayanan.
Integritas dan tanggung jawab
Sebuah reputasi yang utuh dalam membangun jejaring pelanggan yang loyal/setia sangat
diperlukan. Penuh tanggung jawab dan integritas kepada setiap tuntutan, utamanya pelanggan dan juga
kepada pemangku kepentingan.
Inovasi dan kreativitas
UKM-UKM merupakan sumber yang menonjol sebagai sumber inovasi dan kreativitas. Inovasi
dan kreativitas akan membawa keunggulan bersaing.
Produksi rendah biaya
Manajemen yang serasi dapat mewujudkan produksi rendah biaya. Bila produk dan atau jasa
dapat dihasilkan dengan biaya minimum, kita akan mampu bersaing dari sisi harga. Pembeli yang sensitif
terhadap harga dan kualitas umumnya akan menjadi pertimbangan penting dalam membeli ulang atas
suatu produk dan atau jasa yang bersangkutan.
STRATEGI MENANGKAP PELUANG USAHA
Harga produk/jasa harus kompetitif (mampu membuat harga lebih murah, tetapi dengan kualitas yang
lebih baik dibandingkan dengan pesaing) (produksi rendah biaya), sehingga harga dapat ditekan.
Jika dari poin 1 sampai 4 terutama dari unsur inovasi, kualitas, dan harga produk/jasa tersebut masih
tetap kalah dibandingkan dengan produk sejenis atau pesaing terdekat, maka unsur pelayanan (service)
harus lebih unggul dibandingkan dengan pelayanan yang diberikan oleh perusahaan sejenis atau
kompetitor terdekat kita.
PENYEBAB UTAMA KEGAGALAN MENANGKAP PELUANG USAHA
Berbagai penyebab utama kegagalan menangkap peluang usaha:
Dalam berusaha kita sering bersikap hangat-hangat tahi ayam atau bagai buih sabun (bersemangat pada
tahap awal-awal saja, namun lama-kelamaan dingin, putus asa atau menyerah), setelah itu berhenti,
menyerah dan lenyap/hilang tidak terdengar lagi.
Dalam berusaha kita sering kali sekadar ikut-ikutan atau mengikuti tren yang ada disekitar kita atau
ikut-ikutan teman dekat.
Kurang dedikasi atau tidak sepenuh hati atas bisnis yang telah dirintisnya.
Perencanaan dan pengelolaan keuangan yang buruk (tidak memisahkan keuangan untuk
perusahaan/usaha dengan keuangan untuk pengeluaran pribadi atau keluarga).
Pengalaman manajemen/pengelolaan usaha yang minim dan buruk, kurang disiplin atau tidak terencana
dengan matang dan tidak bersistem/kurang sistematis.
Memilih lokasi usaha awal yang sering kali asal-asalan, lokasi usaha yang tidak strategis.
Pengendalian bisnis yang tidak konsisten, kurang telitu (kutil).
Manajemen piutang atau penagihan yang buruk dan tidak tegas.
Kurang diyakini bahwa bisnisnya dapat berhasil, kurang iman (kuman).
BEBERAPA KEKURANGAN YANG MENJADI PENYEBAB KEGAGALAN USAHA
Kegagalan seorang dalam berusaha sering kali disebabkan oleh hal-hal yang remeh atau sepele yang
sebenarnya dapat dicatat, sehingga di kemudian hari dapat dihindari atau tidak mengulang kekurangan-
kekurangan yang sama. Menurut penulis, ada sembilan kekurangan dalam bisnis yang sering menjadi
pembuat kegagalan usaha, yakni:
Kuna akronim dari kurang bijaksana. Dalam mengelola bisnis terutama dalam pengelolaan keuangan
rumah tangga dan perusahaan/usaha, Anda tidak ada pemisahan. Penggunaan uang harus selalu secara
bijaksana. Bagaimana sulitnya memperoleh uang dan bagaimana memberi nilai uang agar bermakna.
Kudis akronim dari kurangnya disiplin. Dalam berusaha tidak disiplin, terutama kurang disiplin (tidak
tepat waktu) dalam melayani order kepada pelanggan Anda atau tidak disiplin dalam
pengelolaan/manajemen umum/pengawasan/pengendalian, dan lain-lain.
Kutu akronim kurang bermutu. Terutama produk dan atau jasa serta layanan yang diberikan kepada
calon ataupun pelanggan atau para pemangku kepentingan perusahaan tidak atau kurang bermutu.
Kurap akronis dari kurang rapi. Dalam banyak hal, mulai rapi dalam perencanaan, pengelolaan,
pengorganisasian, dan pengendalian usaha Anda. Apalagi sering kurang rapi dalam pengepakan produk
atau kurang rapi dalam pelayanan jasa Anda kepada pelanggan.
Kutang akronis dari kurang tanggung jawab. Terutama dalam menanggapi setiap keluhan produk-produk
cacat atau yang diretur/ditolak/dikembalikan karena tidak sesuai selera konsumen dan atau jasa yang
diberikan. Atau kurang tanggung jawab dalam menanggapi keluhan yang ada dari para pelanggan atau
pembeli produk dan atau jasa Anda. Dapatkah prinsip zero complain diupayakan.
Kutil akronim dari kurang teliti. Dari banyak hal kurang teliti, terutama dalam pencarian bahan baku
produk (ingat kualitas produk 85% ditentukan oleh bahan baku). Kurang teliti dalam perencanaan dan
kurang teliti dalam pembukuan serta pengawasan usaha.
Kusir akronim dari kurang serius. Dalam menjalankan usaha kurang serius, terutama dalam pengelolaan
usaha Anda, sering kali hanya sambil lalu atau sebagai usaha sampingan/iseng-iseng saja dan tidak serius
menjalankannya.
Kujur akronim dengan kurang jujur. Kurang jujur dengan konsumen, pemasok, atau kujur kepada para
pemangku kepentingan.
Kuman akronim dari kurang beriman. Sering kali dalam berusaha kurang dilandasi oleh iman yang kuat.
Seharusnya, dalam bisnis, ada keyakinan kuat bahwa bisnis yang dipilih dan digelutinya akan berhasil
dengan baik di kemudian hari bila dikerjakan dengan dilandasi iman yang kuat. Karena dengan iman,
Anda diawasi oleh-Nya. Bila Anda takut dengan-Nya, kejujuran, kelemahan, kerendahan hati, sopan
santun, tidak korup, dan sebagainya harus diupayakan dalam sepak terjang bisnis Anda.
Jika kesembilan kekurangan tersebut terjadi pada bisnis atau usaha Anda, kekurangan-
kekurangan tersebut harus diminimalkan atau dilawan (versus) dengan tindakan-tindakan yang
seharusnya, misalnya seharusnya kekurangan-kekurangan tersebut dapat diantisipasi dengan keharusan
atau seharusnya, seperti pada Tabel 4.1 berikut ini.
STRATEGI MEMILIH JENIS USAHA
Sebaiknya jangan memilih bisnis yang telah besar kemampuan keuangan Anda mungkin cukup
memenuhi. Lebih baik usaha dari yang kecil agar Anda dapat belajar dari setiap proses dan persoalan
bisnis yang terjadi, karena masalah pasti ada dan akan selalu datang. Masalah dapat diselesaikan jika
masalah itu ada, dan masih skala kecil, namun dapat belajar dari masalah yang kecil/ringan terlebih
dahulu.
Jangan memilih jenis usaha secara musiman. Lebih baik berusaha/berdagang kecil-kecilan, karena
berusaha/berdagang kecil-kecilan akan memiliki peluang untuk berkembang. Usaha musiman bukan saja
tidak dapat berkembang, melainkan akan menghadapi masalah modal atau ketersediaan dana yang siap
dicairkan, lebih baik “Alon-alon asal kelakon” dari pada “Kelakon alon-alon”. Maksudnya, pelan-pelan,
tetapi jalan dari pada perjalanan usahanya tiba-tiba menjadi pelan-pelan.
Bisnis waralaba. Bagi calon wirausahawan yang memiliki modal dapat memilih bisnis wirausaha dengan
modal atau sistem waralaba (franchise) terutama memilih yang telah terbukti sukses dalam jangka
panjang dan bahkan tahan terhadap krisis moneter. Jenis usaha ini dapat dijadikan jalan pintas karena
tidak repot dengan sistem atau format bisnis, tidak memakan waktu lama untuk memperkenalkan
produk, dan umumnya tidak direpotkan dalm pembuatan produk dari awal. Beberapa industri/usaha
yang sudah diwaralabakan, baik untuk tingkat nasional maupun internasional yang dapat dipilih
disesuaikan dengan modal yang Anda miliki seperti usaha:
Automotive dengan ikutan bisnisnya (service, car, wash, rental, dll.).
Rumah makan (Fastfood/food and beverages) dan sejenisnya.
Kesehatan dan olahraga (fitness center, poliklinik, klinik, salon kesehatan, dll.).
Penginapan, seperti losmen, motel, hotel jenis penginapan lainnya.
Salon (personal care & beuty, dll.)
Printing/copying/neon signing dll.
Agen property, ticketing, real estates, dll.
Pelayanan komunikasi.
Usaha wisata-tourism (tour & travel), wisata rohani, dll.
Rental and service (mobil, bus, truk, rumah, alat-alat berat, dll.).
Renovasi (Repairs, decoration services rumah, kantor, dll.).
Konsultan-consultant (tax, construktion, manajemen, dll.).
Hubungan masyarakat dan periklanan.
Jasa pendidikan dan pelayanan bagi anak-anak.
Jasa rekreasi, wisata, dan hiburan.
Jasa bimbingan belajar.
Jasa titipan kilat, pengangkutan
Jasa tenaga kerja (recruitment, head hunter and outsourcing).
Jasa pendidikan, pelatihan, dan pendidikan keahlian (kursus-kursus).
Jasa penyelenggaraan seminar, meeting, event organizer (EO).
PELUANG USAHA MULTILEVEL MARKETING (MLM) DAN NETWORKING
Untuk topik bisnis waralaba silakan dibaca/disimak lebih detail pada Bab 9 pada buku ini dan baca juga
buku Manajemen Usaha Waralaba, Peluang Usaha dan Perlisensian (2009) oleh Leonardus Saiman.
Kekurangan Bisnis MLM
Harga produk cenderung lebih mahal dibandingkan dengan produk sejenis yang dijual dengan sistem
konvensional.
Negara kehilangan devisa yang relatif cukup banyak sebab bisnis MLM yang terbanyak adalah produk-
produk impor (dari luar negeri).
Pemegang bisnis MLM meskipun seseorang sebelumnya telah menduduki posisi di level atas dapat
kembali terjun ke level bewah.
Informasi produk sering kali tidak jujur atau tidak terbuka.
Sering di tuduh sebagi ajang permainan uang (money game).
SIFAT-SIFAT YANG HARUS DIMILIKI OLEH SEORANG PEDAGANG/USAHAWAN SUKSES
Rekan/Mitra Bisnis. Jika ingin mencari rekan bisnis, carilah yang dapat dipercaya (jujur). Jika sekadar
kawan dekat belum menjamin iaakan setia dan tidak akan menghianati kawannya. Kepercayaan,
kesetiaan dan kejujuran adalah modal untuk menjaga mitra usaha (jujur kepada mitra pemasok bahan
baku, maupun mitra dagang/pelanggan lainnya, pemerintah, dan para pemangku kepentingan bisnis
lainnya, dengan prinsip saling menguntungkan kedua belah pihak atau menerapkan prinsip win-win-
solution (solusi menang-menang).
PELUANG WIRAUSAHA WANITA
Tambah dan bertambah lagi wirausaha wanita
Di AS, wanita memiliki 38 persen dari seluruh bisnis.
Angkatan kerja pada bisnis yang dimiliki wanita telah meningkat 108 persen sejak tahun 1992.
Wanita telah beralih ke industri-industri non-tradisional.
Masalah yang dihadapi oleh wirausaha wanita
Corak baru peranan berkewirausahaan.
Kurangnya akses mendapatkan kredit.
Kurangnya koneksi jejaring personal di dalam komunitas bisnis yang ada.