standar pelayanan icu

4
STANDAR PELAYANAN ICU Intensive care unit (ICU) adalah sebuah ruang rawat di rumah sakit yang dilengkapi staf yang khusus dan perlengkapan yang khusus yang ditujukan untuk observasi, perawatan dan terapi pasien-pasien yang menderita penyakit, cedera atau penyulit-penyulit yang mengancam nyawa atau potensial mengancam nyawa dan masih mempunyai harapan hidup. Intensive Care Medicine adalah suatu aktifitas khusus yang mendapatkan pengesahan bukan oleh karena kompleksitas peralatan dan pemantauan pasien, tetapi oleh karena setiap sakit kritis selalu berakhir pada suatu Final Common Pathway dari kegagalan fungsi organ. Tujuan pelayanan intensive care adalah memberikan pelayanan medik tertitrasi dan berkelanjutan serta mencegah fragmentasi pengelolaan. Pasien sakit kritis meliputi: Pasien-pasien yang secara fisiologis tidak stabil dan memerlukan dokter dan perawat yang terkoordinasi dan berkelanjutan, sehingga memerlukan perhatian yang teliti agar dapat dilakukan pengawasan yang konstan dan titrasi terapi. Pasien-pasien yang dalam bahaya mengalami dekompensasi fisiologis dan karena itu memerukan pemantauan konstan dan kemampuan tim intensive care untuk melakukan intervensi segera untuk mencegah timbulnya penyulit yang merugikan. Klasifikasi pelayanan ICU Tingkat pelayanan ICU disesuaikan dengan kelas rumah sakit. Tingkat pelayanan ini ditntukan oleh jumlah staf, fasilitas, pelayanan penunjang, jumlah dan macam pasien yang dirawat. Klasifikasi pelayanan ICU di Indonesia adalah: Pelayanan ICU primer: Pelayanan ICU primer mampu memberikan pengelolaan resusitasi segera untuk pasien sakit kritis, tunjngan kardio-respirasi jangka pendek,dan mempunyai pera penting dalam pemantauan dan pencegahan penyulit pada pasien medik dan pasien bedah yang berisiko. Pada ICU primr dilakukan ventilasi mekanik dan pemantauan kardiovaskuler sederhana selama beberapa jam Pelayanan ICU sekunder: Pelayanan ICU sekunder memberikan standar ICU umum yang tinggi, yang mendukung peran RS yang lain misalnya pusat pelayanan trauma atau bedah syaraf. ICU ini mampu

Upload: maf-id

Post on 14-Jul-2015

1.415 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Standar pelayanan icu

STANDAR PELAYANAN ICU

Intensive care unit (ICU)

adalah sebuah ruang rawat di rumah sakit yang dilengkapi staf yang khusus dan perlengkapan

yang khusus yang ditujukan untuk observasi, perawatan dan terapi pasien-pasien yang menderita penyakit, cedera atau penyulit-penyulit yang mengancam nyawa atau potensial

mengancam nyawa dan masih mempunyai harapan hidup.

Intensive Care Medicine

adalah suatu aktifitas khusus yang mendapatkan pengesahan bukan oleh karena kompleksitas peralatan dan pemantauan pasien, tetapi oleh karena setiap sakit kritis selalu berakhir pada

suatu Final Common Pathway dari kegagalan fungsi organ.

Tujuan pelayanan intensive care

adalah memberikan pelayanan medik tertitrasi dan berkelanjutan serta mencegah fragmentasi pengelolaan. Pasien sakit kritis meliputi:

Pasien-pasien yang secara fisiologis tidak stabil dan memerlukan dokter dan perawat yang terkoordinasi dan berkelanjutan, sehingga memerlukan perhatian yang teliti agar dapat dilakukan pengawasan yang konstan dan titrasi terapi.

Pasien-pasien yang dalam bahaya mengalami dekompensasi fisiologis dan karena itu memerukan pemantauan konstan dan kemampuan tim intensive care untuk

melakukan intervensi segera untuk mencegah timbulnya penyulit yang merugikan.

Klasifikasi pelayanan ICU

Tingkat pelayanan ICU disesuaikan dengan kelas rumah sakit. Tingkat pelayanan ini ditntukan oleh jumlah staf, fasilitas, pelayanan penunjang, jumlah dan macam pasien yang dirawat.

Klasifikasi pelayanan ICU di Indonesia adalah:

Pelayanan ICU primer:

Pelayanan ICU primer mampu memberikan pengelolaan resusitasi segera untuk pasien sakit kritis, tunjngan kardio-respirasi jangka pendek,dan mempunyai pera penting dalam

pemantauan dan pencegahan penyulit pada pasien medik dan pasien bedah yang berisiko. Pada ICU primr dilakukan ventilasi mekanik dan pemantauan kardiovaskuler sederhana

selama beberapa jam

Pelayanan ICU sekunder:

Pelayanan ICU sekunder memberikan standar ICU umum yang tinggi, yang mendukung peran RS yang lain misalnya pusat pelayanan trauma atau bedah syaraf. ICU ini mampu

Page 2: Standar pelayanan icu

memberikan terapi ventilasi mekanik jangka lama,dan memberikan terapi bantuan hidup lanjut.

Pelayanan ICU tersier:

Pelayanan ICU tersier merupakan rujukan tertinggi untuk ICU, memberikan pelayanan yang tertinggi termasuk bantuan hidup multi-sistim yang kompleks dalam jangka waktu yang tak terbatas.

ICU ini dapat memberikan terapi ventilasi mekanis, terapi renal ekstrakorporal dan pemantauan kardiovaskular invasif dalam jangka waktu yang tak terbatas dan mempunyai

dukungan pelayanan penunjang medik yang lengkap.

Lokasi ICU di Rumah Sakit Di Indonesia umumnya merupakan ICU umum artinya tidak ada pemisahan antara ICU medik dan ICU bedah. Alasan utamanya adalah segi ekonomi dan operasonal dengan

menghindari duplikasi peralatan dan pelayanan

Lokasi ICU seharusnya dekat atau di daerah critical care (critical care area) di sebuah rumah sakit, yaitu dekat dengan unit gawat darurat, kamar operasi, ruang diagnostik, ruang radiologi

dan laboratorium.

Jumlah bed ICU di rumah sakit adalah 1-4% dari kapasitas bed rumah sakit. Jumlah ini tergantung pula peran dan tipe ICU.

Desain ICU

Desain ICU tergantung tipe ICU.

Desain ICU dibagi menjadi area pasien dan area kerja. Area pasien dibagi menjadi area terbuka dengan luas 12-16m2; pada ICU primer atau sekunder diisi 2 bed dan 1 tempat cuci tangan, sedangkan ICU tersier diisi 1 bed dengan 1

tempat cuci tangan. Area tertutup atau ruang isolasi luasnya 16-20m2 untuk 1 bed dan 1 tempat cuci tangan.

Setiap bed dilengkapi outlet oksigen 1 buah pada ICU primer, 2 buah pada ICU sekunder,

dan 3 buah pada ICU tersier, outlet vakum 1 pada ICU sekunder dan 3 pada ICU tersier, dan stop kontak sejumlah 16 buah pada ICU tersier.

Area kerja harus merupakan lingkungan yang berpendingin dengan suhu 23-25 derajat C dan

kelembaban 50-70%.

Suatu ICU harus ada ruang isolasi, ruang penyimpanan peralatan dan barang bersih, ruang tempat buang kotoran, ruang perawatan, ruang staf dokter, ruang tunggu keluarga pasien, dan pada ICU sekunder dan tersier harus mempunyai laboratorium yang beroperasi 24 jam.

Peralatan di ICU

Jumlah dan jenis peralatan tergantung tipe ICU, pada ICU primer dan sekunder peralatannya akan lebih sederhana dibandingkan ICU tersier. Misalnya pada ICU tersier, alat monitor

bedside harus dilengkapi monitor invasif.

Page 3: Standar pelayanan icu

Setiap alat harus dilengkapi dengan prosedur pemerksaan berkala untuk keamanan alat, dan masing2 alat harus dilengkapi sistem alarm yang berfungsi baik.

Ketenagaan di ICU

Ketenagaan tergantung pada tipe ICU. Pada ICU sekunder dan tersier dipimpin oleh intensivist, sedangkan ICU primer oleh spesialis anestesiologi.

Tim dokter ICU harus mempunyai ketrampilan dalam bidang resusitasi lanjut dan

pengetahuan dasar critical care.

Tim perawat dengan rasio perawat: pasien = 1:2, bahkan rasio perawat:pasien bisa lebih dari 1:1 untuk kasus berat dan tidak stabil.

Peran perawat ICU diperluas dalam menangani pasien ICU, misalnya:

dalam proses weaning ventilasi mekanik, dapat menyesuaikan pola, frekwensi nafas

atau tekanan dengan mengacu pada klinis, data laboratorium dan monitor bedside. Dalam terapi titrasi vasopresor, inotropik, sedasi, analgetik, insulin dll.dapat

dilakukan penyesuaian oleh perawat ICU berdasar data klinis dan laboratorium. Pada kasus hipotensi dapat melakukan chalenge test lebih dahulu berdasarkan data

klinis dan monitor bedside.

Tenaga lain di ICU

adalah fisioterapi, farmasi, radiologi dan tenaga administrasi serta tenaga non medik yang

diperlukan untuk memperlancar pelayanan ICU.

Ruang lingkup pelayanan yang diberikan di ICU

diagnosis dan penatalaksanaan spesifik penyakit-penyakit akut yang mengancam nyawa dan dapat menimbulkan kematian dalam beberapa menit sampai beberapa hari.

memberi bantuan dan mengambil alih fungsi vital tubuh sekaligus melakukan pelaksaan spesifik problem dasar

pemantauan fungsi vital dan penatalaksanaan tehadap komplikasi yang ditimbulkan oleh penyakit atau iatrogenik.

Indikasi masuk dan keluar ICU Indikasi Masuk ICU

Pasien yang masuk ICU dikirim oleh dokter disiplin lain diluar ICU setelah konsultasi

dengan intensivist atau dokter ICU. Transportasi ke ICU masi mejadi tanggung jawab dokter pengirim, kecuali bila transportasi pasien memerlukan bantuan khusus.

Sesuai dengan definisi ICU, maka pasien yang masuk ICU adalah pasien yang dalam keadaan

terancam nyawanya sewaktu-waktu karena kegagalan atau disfungsi satu atau lebih organ atau sistem dan masih ada kemungkinan dapat sembuh kembali melalui perawatan,

pemantauan dan pengobatan intensif.

Dengan keterbatasan fasilitas dengan teknologi tinggi di ICU sering diperlukan suatu mekanisme untuk membuat prioritas sebagai panduan indikasi masuk ICU, yaitu:

Page 4: Standar pelayanan icu

Prioritas 1, yaitu pasien kritis, tidak stabil yang memerlukan terapi intensif seperti ventilasi mekanik, atau infusi obat vasoaktif.

Prioritas 2, yaitu pasien yang memerlukan pemantauan intensif, yang sewaktu-waktu memerlukan terapi intensif segera.

Prioritas 3, yaitu pasien sakit kritisatau terminal dengan prognosis yang jelek untuk sembuh.

Indikasi Keluar ICU :

Prioritas 1 dikeluarkan dari ICU bila kebutuhan untk terapi intensif telah tidak ada

lagi,atau bila terapi telah gagal dan prognosis jangka pendek jelek dengan kesembuhan atau manfaat dari terapi intensif kecil.

Prioritas 2 dikeluarkan bila kemungkinan untu mendadak memerlukan terapi intensif

telah berkurang. Prioritas 3 dikeluarkan dari ICU bila kebutuhan untuk terapi intensif telah tidak ada

lagi, tetapi mungkin pasien dikeluarkan lebih dini bila kemungkinan kesembuhannya atau manfaat dari terapi intensif kecil.