standar kompetensi lulusan (skl) kursus dan...

23
Direktorat Pembinaan Kursus Dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal Dan Informal Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan 2014 STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) KURSUS DAN PELATIHAN PERPAJAKAN PEMOTONGAN DAN PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN (PASAL 22, 23, 4 AYAT 2 DAN 15) LEVEL III berbasis

Upload: tranthuy

Post on 26-May-2019

242 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Direktorat Pembinaan Kursus Dan PelatihanDirektorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal Dan Informal

Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan2014

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL)KURSUS DAN PELATIHAN PERPAJAKAN

PEMOTONGAN DAN PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN(PASAL 22, 23, 4 AYAT 2 DAN 15) LEVEL III

berbasis

i | P a g e

DAFTAR ISI

HalDaftar IsiI. Penyusunan SKL

A. Latar BelakangB. TujuanC. Uraian Program

II. PengertianA. Capaian PembelajaranB. Deskripsi umum KKNIC. Deskripsi kualifikasi sesuai dengan jenjang pada KKNID. Deskripsi capaian pembelajaran khususE. Standar Kompetensi Lulusan berbasis KKNI

1. Kompetensi2. Elemen Kompetensi3. Indikator Kelulusan

F. KurikulumG. RPL (Rekognisi Pembelajaran Lampau)

III. Profil Lulusan dan jabatan kerja

IV. Capaian Pembelajaran (Learning Outcomes)A. Deskripsi umum KKNIB. Deskripsi kualifikasi sesuai dengan jenjang pada KKNIC. Deskripsi capaian pembelajaran khusus

V. Standar Kompetensi Lulusan berbasis KKNI

VI. Rekognisi Pembelajaran Lampau

VII. Arah Pengembangan

1 | P a g e

I. PENYUSUNAN SKL

A. Latar Belakang

Indonesia memiliki berbagai keunggulan untuk mampu berkembang menjadi negaramaju. Keanekaragaman sumber daya alam, flora dan fauna, kultur, penduduk sertaletak geografis yang unik merupakan modal dasar yang kuat untuk melakukanpengembangan di berbagai sektor kehidupan yang pada saatnya dapat menciptakandaya saing yang unggul di dunia internasional. Dalam berbagai hal, kemampuanbersaing dalam sektor sumber daya manusia tidak hanya membutuhkan keunggulandalam hal mutu akan tetapi juga memerlukan upaya-upaya pengenalan, pengakuan,serta penyetaraan kualifikasi pada bidang-bidang keilmuan dan keahlian yang relevanbaik secara bilateral, regional maupun internasional.

Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) secara khusus dikembangkan untukmenjadi suatu rujukan nasional bagi upaya-upaya peningkatan mutu dan daya saingbangsa Indonesia di sektor sumber daya manusia. Pencapaian setiap tingkat kualifikasisumber daya manusia Indonesia berhubungan langsung dengan tingkat capaianpembelajaran baik yang dihasilkan melalui sistem pendidikan maupun sistem pelatihankerja yang dikembangkan dan diberlakukan secara nasional. Oleh karena itu upayapeningkatan mutu dan daya saing bangsa akan sekaligus pula memperkuat jati diribangsa Indonesia.

KKNI merupakan salah satu langkah untuk mewujudkan mutu dan jati diri bangsaIndonesia dalam sektor sumber daya manusia yang dikaitkan dengan programpengembangan sistem pendidikan dan pelatihan secara nasional. Setiap tingkatkualifikasi yang dicakup dalam KKNI memiliki makna dan kesetaraan dengan capaianpembelajaran yang dimiliki setiap insan pekerja Indonesia dalam menciptakan hasilkarya dan kontribusi yang bermutu di bidang pekerjaannya masing-masing.

Kebutuhan Indonesia untuk segera memiliki KKNI sudah sangat mendesak mengingattantangan dan persaingan global pasar tenaga kerja nasional maupun internasionalyang semakin terbuka. Pergerakan tenaga kerja dari dan ke Indonesia tidak lagi dapatdibendung dengan peraturan atau regulasi yang bersifat protektif. Ratifikasi yang telahdilakukan Indonesia untuk berbagai konvensi regional maupun internasional, secaranyata menempatkan Indonesia sebagai sebuah negara yang semakin terbuka danmudah tersusupi oleh kekuatan asing melalui berbagai sektor termasuk sektorperekonomian, pendidikan, sektor ketenagakerjaan dan lain-lain. Oleh karena itu,persaingan global tidak lagi terjadi pada ranah internasional akan tetapi sudah nyataberada pada ranah nasional.

Upaya yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi tantangan globalisasi pada sektorketenagakerjaan adalah meningkatkan ketahanan sistem pendidikan dan pelatihansecara nasional dengan berbagai cara antara lain sebagai berikut.1. Meningkatkan mutu pendidikan dan pelatihan2. Mengembangkan sistem kesetaraan kualifikasi antara capaian pembelajaran yang

diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan, pengalaman kerja maupun pengalaman

2 | P a g e

mandiri dengan kriteria kompetensi yang dipersyaratkan oleh suatu jenis bidang dantingkat pekerjaan

3. Meningkatkan kerjasama dan pengakuan timbal balik yang saling menguntungkanantara institusi penghasil dengan pengguna tenaga kerja

4. Meningkatkan pengakuan dan kesetaraan kualifikasi ketenagakerjaan Indonesiadengan negara-negara lain di dunia baik terhadap capaian pembelajaran yangditetapkan oleh institusi pendidikan dan pelatihan maupun terhadap kriteriakompetensi yang dipersyaratkan untuk suatu bidang dan tingkat pekerjaan tertentu

Secara mendasar langkah-langkah pengembangan tersebut mencakup permasalahanyang bersifat multi aspek. Keberhasilannya sangat tergantung pada sinergi dan peranproaktif dari berbagai pihak yang terkait dengan peningkatan mutu sumber dayamanusia nasional termasuk Kemdikbud, Kemnakertrans, asosiasi profesi, asosiasiindustri, institusi pendidikan dan pelatihan serta masyarakat luas.

Secara umum, kondisi awal yang dibutuhkan untuk dapat melaksanakan suatu programpenyetaraan kualifikasi ketenagakerjaan tersebut nampak belum cukup kondusif dalambeberapa hal. Indikatornya antara lain belum meratanya kesadaran mutu di kalanganinstitusi penghasil tenaga kerja, belum tumbuhnya kesadaran tentang pentingnyakesetaraan kualifikasi antara capaian pembelajaran yang dihasilkan oleh penghasiltenaga kerja dengan deskripsi keilmuan, keahlian dan keterampilan yang dibutuhkan dibidang kerja atau profesi termasuk terbatasnya pemahaman mengenai dinamikatantangan sektor tenaga kerja di tingkat dunia. Oleh karena itu upaya-upaya untukmencapai keselarasan mutu dan penjenjangan kualifikasi lulusan dari institusipendidikan formal dan non formal, dengan deskripsi kompetensi kerja yang diharapkanoleh pengguna lulusan perlu diwujudkan dengan segera.

Di jalur pendidikan non formal, pada tahun 2012 tercatat sekitar 17.000 lembaga kursusdan pelatihan yang menyelenggarakan pendidikan non formal dalam bentuk beragamjenis kursus dan pelatihan (sumber: nilek.online) di bawah pembinaan KementerianPendidikan dan Kebudayaan. Maka, salah satu infrastruktur yang penting dalammencapai keselarasan mutu dan penjenjangan kualifikasi antara lulusan dari institusipenyelenggara kursus dan pelatihan dengan deskripsi kompetensi kerja yangdiharapkan oleh pengguna lulusan adalah dokumen Standar Kompetensi Lulusandisingkat SKL, sebagaimana dinyatakan pada PP Nomor 32 tahun 2013 tentangPerubahan PP Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan danPermendiknas Nomor 47 tahun 2010 tentang SKL Kursus dan pelatihan.

Terkait dengan kepentingan yang strategis dan telah kuat aspek hukumnya, SKL disusunsebagai pelaksanaan amanah PP Nomor 32 tahun 2013 tentang Perubahan PP Nomor19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dan Permendiknas Nomor 47 tahun2010 tentang SKL Kursus dan pelatihan. Pada tahun 2009, dokumen SKL untuk 16bidang telah selesai disusun dan ditetapkan oleh Mendiknas tahun 2010. SelanjutnyaSKL 10 bidang kursus dan pelatihan telah berhasil disusun pula tahun 2010 danditetapkan tahun 2011. Dengan terbitnya Peraturan Presiden Nomor 8 tahun 2012tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia, maka SKL yang telah disusun tersebutperlu dikaji keselarasannya dengan kualifikasi pada KKNI. Revisi SKL ini juga sekaligus

3 | P a g e

dimaksudkan untuk mengakomodasi perubahan kebutuhan kompetensi kerja daripengguna lulusan di dunia kerja dan dunia industri.

B. Tujuan Penyusunan SKL

SKL disusun untuk digunakan sebagai pedoman pembelajaran dan penilaian dalampenentuan kelulusan peserta didik pada lembaga kursus dan pelatihan serta bagipeserta didik yang belajar mandiri dan sebagai acuan dalam menyusun, merevisi, ataumemutakhirkan kurikulum, baik pada aspek perencanaan maupun implementasinya.

C. Uraian Program

Memasuki tahun 2013, Pemerintah melalui Institusi Kementerian Keuanganmenetapkan Rp 1.529 triliun untuk membiayai kegiatan penyelenggaraan negara mulaidari membayar gaji pegawai, pemberian subsidi, membayar utang luar negeri danpembangunan infrastruktur. Pemerintah tetap masih mengandalkan penerimaan pajakdalam sumber penerimaan negara. Pemerintah menargetkan penerimaan pajaksebesar Rp 1.193 triliun atau sekitar 78 persen dari total penerimaan negara.

Dari sumber di Ditjen Pajak, pada tahun 2012 jumlah pajak yang terkumpul mencapaiRp 976 triliun atau mengalami pertumbuhan sebesar 19 persen dari tahun sebelumnya.Rata-rata pertumbuhan penerimaan pajak dari tahun 2009-2012 mencapai 17 persen.Dengan target pajak sekarang, maka pada tahun 2013 pemerintah mengupayakanadanya pertumbuhan penerimaan pajak sebesar 22 persen. Untuk merealisasikanangka pertumbuhan tersebut, pemerintah menginginkan adanya peningkatanpersentase kepatuhan wajib pajak.

Persentase tingkat kepatuhan wajib pajak pada tahun 2012 masih tergolong sangatrendah, tidak jauh berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Orang pribadi yangseharusnya membayar pajak atau yang mempunyai penghasilan di atas PenghasilanTidak Kena Pajak (PTKP) sebanyak 60 juta orang, tetapi jumlah yang mendaftarkandirinya sebagai wajib pajak hanya 20 juta orang dan yang membayar pajaknya/melaporSurat Pemberitahuan (SPT) Pajak Penghasilannya hanya 8,8 juta orang dengan rasioSPT sekitar 14,7 persen. Sementara badan usaha yang terdaftar sebanyak 5 juta, yangmau mendaftarkan dirinya sebagai wajib pajak hanya 1,9 juta dan yang membayarpajak/melapor Surat Pemberitahuan (SPT) Pajak Penghasilannya hanya 520 ribu badanusaha dengan rasio SPT sekitar 10,4 persen. Sehingga jika kita bandingkan dengannegara tetangga kita seperti Malaysia, dimana tingkat kepatuhan masyarakatnya dalammembayar pajak mencapai 80 persen, maka persentase kepatuhan pajak masyarakatIndonesia masih jauh dibawah kepatuhan pajak masyarakat Malaysia.

Kepatuhan pajak merupakan fenomena yang sangat kompleks yang dilihat dari banyakperspektif. Luigi Alberto Franzoni (1999) menyebutkan kepatuhan atas pajak (taxcompliance) adalah melaporkan penghasilan sesuai dengan peraturan pajak,melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) dengan tepat waktu dan membayar pajaknyadengan tepat waktu.

4 | P a g e

Jerman dengan penduduk 80 juta jiwa dan kehidupan sehari-harinya sudah serbaelektronik, mempekerjakan 110.000 petugas pajak untuk mengamankan penerimaannegara. Sedangkan Indonesia dengan penduduk 250 juta jiwa hanya mempekerjakan32.000 petugas untuk mencapai target penerimaan pajak. Berdasarkan data DitjenPajak, rasio pegawai pajak dengan jumlah penduduk Indonesia mencapai 1:7.500 (satupetugas pajak meng-cover 7.500 penduduk). Sedangkan, rasio pegawai pajak denganjumlah penduduk Jerman mencapai rasio 1:727. Sehingga berdasarkan rasio tersebutpemerintah Indonesia masih kekurangan pegawai pajak jika dibandingkan denganJerman.

Selain itu kebutuhan akan tenaga ahli perpajakan juga sangat besar apalagi sejak DitjenPajak memperketat penerapan peraturan perpajakan Indonesia, dan banyak kasusperpajakan yang melibatkan berbagai perusahaan. Perusahaan saat ini semakinberbenah dan mencari tenaga kerja yang memahami peraturan dan mekanismeperpajakan yang benar.

Adapun perusahaan-perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja di bidang perpajakandiantaranya adalah.1. Perusahaan swasta baik perusahaan lokal maupun asing2. Perusahaan BUMN3. Kementerian/lembaga pemerintah4. Kantor konsultan pajak5. Lembaga swadaya masyarakat

Oleh karena itu kursus dan pelatihan perpajakan sangat dibutuhkan untuk memenuhikebutuhan tersebut di atas.

1. Tujuan umumTujuan umum kursus dan pelatihan perpajakan ini adalah agar peserta didik mampu:Melaksanakan kegiatan memilah, memilih dan mengolah berbagai sumber datadalam rangka melaksanakan kewajiban dan pemenuhan hak perpajakan sehinggamenjadi suatu dokumen perpajakan yang benar, jelas dan lengkap.

2. Tujuan KhususSecara khusus kurikulum kursus dan pelatihan perpajakan ini bertujuan agar pesertadidik mampu.a. Menghitung pajak terutangb. Melakukan penyetoran pajak terutangc. Melakukan pengisian Surat Pemberitahuan (SPT) Masa secara manual maupun

mengoperasikan perangkat lunak elektronik dari Direktorat Jenderal Pajakd. Melakukan pelaporan Surat Pemberitahuan (SPT) berbagai jenis pajak di

Indonesiae. Melakukan permohonan penundaan dan/atau pengangsuran pembayaran pajak

yang terutang hasil pemeriksaan pajak

Pelatihan perpajakan ini dapat diikuti oleh setiap warga negara Indonesia denganpersyaratan pendidikan minimal SMA/sederajat dengan kualitas lulusan setara

5 | P a g e

dengan level III KKNI.

Lama kursus dan pelatihan perpajakan adalah 40 jam pelajaran @60 menit denganmetode pembelajaran sebagai berikut.a. Ceramahb. Diskusic. Demonstrasi/simulasid. Pemecahan masalahe. Praktik

Setiap peserta yang telah mengikuti pelatihan perpajakan ini akan diberikan evaluasiakhir yang bertujuan untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam memahamidan mempraktikkan materi yang sudah diberikan pengajar/instruktur, yaitu berupa.a. Ujian komprehensif (ujian tertulis) bagi semua mata pelajaran dalam pelatihan ini

danb. Ujian praktik membuat laporan perpajakan secara manual maupun elektronik.

Setelah peserta berhasil melalui dua jenis ujian yang dilaksanakan oleh lembagakursus dan pelatihan, akan diberikan tanda lulus bidang keahlian perpajakan.

3. Uji KompetensiUji kompetensi diperlukan peserta didik untuk mendapat pengakuan keahlian secaranasional dan internasional di bidang perpajakan. Uji kompetensi diatur dalamPetunjuk Teknis Uji Kompetensi yang diterbitkan oleh Lembaga SertifikasiKompetensi (LSK) Perpajakan dan Kemdikbud, dilaksanakan di suatu tempat yangdisebut Tempat Uji Kompetensi (TUK) yang telah diverifikasi oleh LSK Perpajakan.

4. Sertifikasi LulusanPeserta yang dinyatakan kompeten setelah mengikuti uji kompetensi akanmendapatkan satu lembar sertifikat kompetensi. Blanko sertifikat kompetensiditerbitkan oleh Kemdikbud. Pengisian blanko sertifikat kompetensi dilakukan olehLSK Perpajakan, maka sertifikat berlaku sebagai pengakuan kompeten di bidangpemotongan dan pemungutan pajak penghasilan (Pasal 22, 23, 4(2) dan 15).

6 | P a g e

II. PENGERTIAN

A. Capaian pembelajaran adalah kemampuan yang diperoleh melalui pembelajaran daninternalisasi pengetahuan, sikap, keterampilan, kompetensi, dan akumulasipengalaman kerja.1. Pengetahuan adalah penguasaan dan pemahaman tentang konsep, fakta, informasi,

teori, dan metodologi pada bidang keilmuan, keahlian, dan pekerjaan tertentu olehseseorang

2. Sikap adalah kecenderungan psikologis, sebagai hasil dari penghayatan seseorangterhadap nilai dan norma kehidupan yang tumbuh dari proses pendidikan,pengalaman kerja, serta lingkungan keluarga, dan masyarakat

3. Keterampilan adalah kemampuan psikomotorik dan kemampuan menggunakanmetode, bahan, dan instrumen, yang diperoleh melalui pendidikan, pelatihan, danpengalaman kerja

4. Kompetensi adalah akumulasi kemampuan seseorang dalam melaksanakan suatupekerjaan secara mandiri, bertanggung jawab dan terukur melalui suatu asesmenyang baik

5. Pengalaman kerja adalah akumulasi dan internalisasi kemampuan dalam melakukanpekerjaan di bidang tertentu dan dalam jangka waktu tertentu

B. Deskripsi umum KKNI adalah deskripsi menyatakan kemampuan, karakter, kepribadian,sikap dalam berkarya, etika, moral dari setiap manusia Indonesia pada setiap jenjangkualifikasi sebagaimana dinyatakan pada lampiran Peraturan Presiden Nomor 8 tahun2012.

C. Deskripsi kualifikasi KKNI adalah deskripsi yang menyatakan ilmu pengetahuan,pengetahuan praktis, pengetahuan, afeksi dan kompetensi yang dicapai seseorangsesuai dengan jenjang kualifikasi 1 sampai 9 sebagaimana dinyatakan pada lampiranPeraturan Presiden Nomor 8 tahun 2012.

D. Deskripsi capaian pembelajaran khusus adalah deskripsi capaian minimum dari setiapprogram kursus dan pelatihan yang mencakup deskripsi umum dan selaras dengandeskripsi kualifikasi KKNI.

E. Standar Kompetensi Lulusan berbasis KKNI adalah kemampuan minimum yangdibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan yang meliputi pengetahuan, keterampilandan sikap kerja dalam menyelesaikan suatu pekerjaan sesuai dengan unjuk kerja yangdipersyaratkan dan diturunkan dari capaian pembelajaran khusus pada level KKNI yangsesuai. Standar Kompetensi Lulusan berbasis KKNI dinyatakan oleh tiga parameteryaitu.1. Kompetensi : (lihat pengertian di atas)2. Elemen Kompetensi : pernyataan kompetensi yang lebih rinci3. Indikator kelulusan : unsur yang menjadi tolok ukur keberhasilan yang

menyatakan seseorang kompeten atau tidak

F. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, danbahan pelajaran serta cara penyampaian dan penilaiannya sebagai pedoman

7 | P a g e

penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk menghasilkan lulusan dengan capaianpembelajaran khusus.

G. Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) adalah pengakuan formal atas capaianpembelajaran seseorang yang diperoleh dari pengalaman kerja, pendidikan non formal,pendidikan informal, dan pendidikan formal.

8 | P a g e

III. PROFIL LULUSAN DAN JABATAN KERJA

A. Profil LulusanTerampil memilah, memilih dan mengolah berbagai sumber data dalam rangkamelaksanakan kewajiban perpajakan Wajib Pajak Pemotongan dan Pemungutan PajakPenghasilan (Pasal 22, 23, 4(2) dan 15) meliputi: menghitung pajak terutang, melakukanpenyetoran pajak terutang, melakukan pelaporan Surat Pemberitahuan (SPT) Masasehingga menjadi suatu dokumen perpajakan yang benar, jelas, dan lengkap.

Terampil memilah, memilih dan mengolah berbagai sumber data dalam rangkamelaksanakan hak perpajakan Wajib Pajak Pemotongan dan Pemungutan PajakPenghasilan (Pasal 22, 23, 4(2) dan 15) berupa penundaan dan/atau pengangsuranpembayaran pajak yang terutang hasil pemeriksaan pajak secara mandiri.

Terampil melakukan pengisian Surat Pemberitahuan (SPT) Masa secara manual danelektronik dengan menggunakan perangkat lunak elektronik dari Direktorat JenderalPajak.

Dapat berkomunikasi dengan rekan kerja, petugas pajak dan Wajib Pajak secara baik.Bertanggung jawab atas hasil kerja tim yang digunakan dalam pelaksanaanpekerjaannya.

B. Jabatan Kerja

Lulusan kursus dan pelatihan perpajakan ini mendapat sebutan: Teknisi PerpajakanPemotongan dan Pemungutan Pajak Penghasilan (Pasal 22, 23, 4(2) dan 15) Level III.

Teknisi Perpajakan yang baru lulus dari pelatihan ini, dapat mengawali karir kerja dibidang perpajakan dan dapat menghasilkan laporan pemotongan dan pemungutan pajakpenghasilan (Pasal 22, 23, 4(2) dan 15).

Dengan berjalannya waktu, pengalaman kerja dan mengikuti pendidikan lebih lanjutmemungkinkan peningkatan kualitas/level kompetensi.

9 | P a g e

IV. CAPAIAN PEMBELAJARAN

A. Deskripsi umum KKNI

Deskripsi umum KKNI sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 8 tahun 2012 yangminimum wajib dimiliki dan dihayati oleh setiap lulusan kursus dan pelatihan adalah:Sesuai dengan ideologi Negara dan budaya Bangsa Indonesia, maka implementasisistem pendidikan nasional dan sistem pelatihan kerja yang dilakukan di Indonesia padasetiap jenjang kualifikasi pada KKNI mencakup proses yang membangun karakter dankepribadian manusia Indonesia sebagai berikut.1. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa2. Memiliki moral, etika dan kepribadian yang baik di dalam menyelesaikan tugasnya3. Berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air serta mendukung

perdamaian dunia4. Mampu bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial dan kepedulian yang tinggi

terhadap masyarakat dan lingkungannya5. Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, kepercayaan, dan agama serta

pendapat/temuan original orang lain6. Menjunjung tinggi penegakan hukum serta memiliki semangat untuk mendahulukan

kepentingan bangsa dan masyarakat luas7. Mampu menjalankan tugas dengan penuh tanggung jawab terhadap laporan

pemenuhan kewajiban perpajakan yang dihasilkannya sehingga tidak memberikandampak yang dapat menimbulkan sanksi perpajakan yang tidak bertentangandengan norma hukum dan norma sosial yang berlaku

B. Deskripsi kualifikasi sesuai dengan jenjang pada KKNI

Jabatan kerja adalah Teknisi Perpajakan Pemotongan dan Pemungutan PajakPenghasilan (Pasal 22, 23, 4(2) dan 15) dengan pekerjaan perpajakan tingkat pemulasesuai dengan standar KKNI pada level III.

LEVEL III1. Mampu melaksanakan serangkaian tugas spesifik, dengan menerjemahkan informasi

dan menggunakan alat, berdasarkan sejumlah pilihan prosedur kerja, serta mampumenunjukkan kinerja dengan mutu dan kuantitas yang terukur, yang sebagianmerupakan hasil kerja sendiri dengan pengawasan tidak langsung

2. Memiliki pengetahuan operasional yang lengkap, prinsip-prinsip serta konsep umumyang terkait dengan fakta bidang keahlian tertentu, sehingga mampu menyelesaikanberbagai masalah yang lazim dengan metode yang sesuai

3. Mampu bekerja sama dan melakukan komunikasi dalam lingkup kerjanya4. Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung jawab atas

kuantitas dan mutu hasil kerja orang lain

10 | P a g e

C. Deskripsi capaian pembelajaran khusus

Membangun kesadaran dan membentuk karakter serta kepribadian Wajib Pajak yangbertanggung jawab yang memiliki sikap jujur dan anti korupsi dalam melaksanakankewajiban perpajakan.

Mampu memilah, memilih dan mengolah berbagai sumber data dalam rangkamelaksanakan kewajiban perpajakan Wajib Pajak Pemotongan dan Pemungutan PajakPenghasilan (Pasal 22, 23, 4(2) dan 15), menghitung pajak terutang, melakukanpenyetoran pajak terutang, melakukan pelaporan Surat Pemberitahuan (SPT) Masasehingga menjadi suatu dokumen perpajakan yang benar, jelas, dan lengkap.

Mampu membuat laporan perpajakan berupa Surat Pemberitahuan (SPT) Masa PasalPasal 22, 23, 4(2) dan 15 sesuai dengan ketentuan perpajakan dengan memanfaatkanperangkat lunak spreadsheet dan perangkat lunak elektronik dari Direktorat JenderalPajak

Mampu menjalankan hak perpajakan berkaitan dengan penundaan dan/ataupengangsuran pembayaran pajak yang terutang hasil pemeriksaan pajak secaraterbatas.

Mampu menguasai prinsip dasar, pengetahuan prosedural dan operasional, danpetunjuk teknis tentang penghitungan, pembayaran serta pelaporan pemotongan danpemungutan pajak penghasilan (Pasal 22, 23, 4(2) dan 15) serta petunjuk operasionaldasar dalam menggunakan perangkat lunak spreadsheet dan perangkat lunak elektronikdari Direktorat Jenderal Pajak.

Mampu bertanggung jawab atas kualitas pekerjaan sendiri serta bekerja sama danberkomunikasi dengan petugas pajak, wajib pajak dan rekan kerja divisi lain.

Capaian pembelajaran khusus lulusan perpajakan ini adalah.

PARAMETER DESKRIPSI CAPAIAN PEMBELAJARAN KHUSUSBIDANG PERPAJAKAN SESUAI KKNI LEVEL III

(KLUSTER : TEKNISI PERPAJAKAN PEMOTONGAN DAN PEMUNGUTAN PAJAKPENGHASILAN (PASAL 22, 23, 4(2) DAN 15))

SIKAP DAN TATANILAI

Membangun kesadaran dan membentuk karakter sertakepribadian Wajib Pajak yang bertanggung jawab yangmemiliki sikap jujur dan anti korupsi dalam melaksanakankewajiban perpajakan dengan ciri-ciri sebagai berikut.1. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa2. Memiliki moral, etika dan kepribadian yang baik di dalam

menyelesaikan tugasnya3. Berperan mewujudkan etika dan kepribadian yang baik

sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah airserta mendukung perdamaian dunia

4. Mampu bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial dan

11 | P a g e

kepedulian yang tinggi terhadap masyarakat danlingkungannya

5. Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan,kepercayaan, dan agama serta pendapat/temuan originalorang lain

6. Menjunjung tinggi penegakan hukum serta memilikisemangat untuk mendahulukan kepentingan bangsa sertamasyarakat luas

7. Menjalankan tugas dengan penuh tanggung jawabterhadap laporan pemenuhan kewajiban perpajakanWajib Pajak untuk menghindari dampak yang dapatmenimbulkan sanksi perpajakan bagi Wajib Pajak

8. Memiliki sikap jujur dan anti korupsi dalam melaksanakantugas pekerjaan sebagai teknisi perpajakan

KEMAMPUAN DIBIDANG KERJA

Mampu membuat laporan perpajakan berupa SuratPemberitahuan (SPT) Masa Pasal Pasal 22, 23, 4(2) dan 15sesuai dengan ketentuan perpajakan dengan memanfaatkanperangkat lunak spreadsheet dan dan dengan mengoperasikanperangkat lunak elektronik dari Direktorat Jenderal Pajak,mencakup.1. Mampu menghitung besarnya pajak terutang, menyiapkan

penyetoran dan pelaporan pajak dalam memenuhikewajiban perpajakan pemotongan dan pemungutan pajakpenghasilan (Pasal 22, 23, 4(2) dan 15) pemberipenghasilan secara mandiri

2. Mampu membuat laporan perpajakan berupa SuratPemberitahuan (SPT) Masa PPh Pasal 22, 23, 4(2) dan 15secara manual dan dan elektronik dengan menggunakanperangkat lunak elektronik dari Direktorat Jenderal Pajak

3. Mampu menyiapkan Surat Pemberitahuan (SPT) Masa PPhPasal 22, 23, 4(2) dan 15 untuk ditandatangani olehpimpinan

4. Mampu mengarsipkan kembali dokumen perpajakansetelah proses pelaporan

5. Mampu menelusuri dan mengarsipkan kembali (retrieve)dokumen perpajakan pemotongan dan pemungutan pajakpenghasilan (Pasal 22, 23, 4(2) dan 15) pemberipenghasilan untuk proses pemeriksaan perpajakan

6. Mampu melakukan permohonan penundaan dan/ataupengangsuran penyetoran pemotongan dan pemungutanpajak penghasilan (Pasal 22, 23, 4(2) dan 15) hasilpemeriksaan pajak pemberi penghasilan secara mandiri

12 | P a g e

PENGETAHUANYANG DIKUASAI

Menguasai prinsip dasar, pengetahuan prosedural danoperasional, dan petunjuk teknis tentang pemotongan danpemungutan pajak penghasilan (Pasal 22, 23, 4(2) dan 15)serta petunjuk operasional dasar dalam menggunakanperangkat lunak spreadsheet dan perangkat lunak elektronikdari Direktorat Jenderal Pajak, mencakup.1. Menguasai pengetahuan tentang dasar hukum

Pemotongan dan Pemungutan Pajak Penghasilan (Pasal22, 23, 4(2) dan 15)

2. Menguasai pengetahuan tentang hak dan kewajibanpemberi penghasilan dan penerima penghasilan

3. Menguasai pengetahuan penghitungan pemotongan danpemungutan pajak penghasilan (Pasal 22, 23, 4(2) dan15)

4. Menguasai pengetahuan tentang penyetoran danpelaporan pajak

5. Menguasai pengetahuan teknik pengarsipan dokumensecara manual maupun elektronik

Menguasai pengetahuan operasional tentang perangkat lunakspreadsheet dan perangkat lunak elektronik dari DirektoratJenderal Pajak

HAK DANTANGGUNG JAWAB

Memiliki tanggung jawab atas pekerjaan perpajakan secaramandiri atau kelompok dalam hal:1. Bertanggung jawab atas penyiapan laporan dan

pembetulan PPh Pasal 22, 23, 4(2) dan 15 yang dilakukansecara mandiri kepada atasan

2. Memiliki kewenangan untuk melakukan komunikasidengan petugas pajak, wajib pajak dan rekan kerja divisilain terkait dengan pengelolaan unit pekerjaan

3. Memiliki kewenangan menelaah kuantitas dan mutu hasilkerja dari unit kerja lain terkait dengan kebenaranpenghitungan pemotongan dan pemungutan pajakpenghasilan (Pasal 22, 23, 4(2) dan 15).

13 | P a g e

V. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI

Dalam naskah akademik SKKNI, dinyatakan beberapa informasi terkait dengan maknakompetensi dan standar kompetensi sebagaimana dinyatakan berikut ini. Berdasar pada artibahasa, standar kompetensi terbentuk atas kata standar dan kompetensi. Standar diartikansebagai "ukuran" yang disepakati, sedangkan kompetensi telah didefinisikan sebagaikemampuan seseorang yang dapat terobservasi mencakup atas pengetahuan, keterampilan,dan sikap dalam menyelesaikan suatu pekerjaan atau tugas sesuai dengan standar performayang ditetapkan.

Dengan demikian dapatlah disepakati bahwa standar kompetensi lulusan merupakankompetensi minimal yang diperlukan dan disepakati bersama oleh para pakar, yang harusdikuasai oleh peserta didik dalam bidang pekerjaan tertentu.

Dengan kata lain, yang dimaksud dengan Standar Kompetensi adalah perumusan tentangkemampuan minimal yang harus dimiliki seseorang untuk melakukan suatu tugas ataupekerjaan yang didasari atas pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja sesuai denganunjuk kerja yang dipersyaratkan.

Dengan dikuasainya standar kompetensi lulusan tersebut oleh seseorang, maka yangbersangkutan akan mampu.1. Mengerjakan suatu tugas atau pekerjaan2. Mengorganisasikannya agar pekerjaan tersebut dapat dilaksanakan3. Bertindak secara tepat bilamana terjadi sesuatu yang berbeda dari rencana semula4. Menggunakan kemampuan yang dimilikinya untuk memecahkan masalah atau

melaksanakan tugas dalam kondisi yang berbeda5. Menyesuaikan kemampuan yang dimiliki bila bekerja pada kondisi dan lingkungan yang

berbeda

Meskipun bersifat generik standar kompetensi lulusan harus memiliki indikator yang jelasdan dapat diukur secara akurat. Oleh karena itu, standar kompetensi lulusan harus.1. Terfokus pada apa yang diharapkan dapat dilakukan pekerja di tempat kerja2. Memberikan petunjuk yang cukup dan jelas untuk pelatihan dan penilaian3. Dapat diperlihatkan dalam bentuk hasil akhir yang diharapkan4. Selaras dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dan selaras dengan

standar produk dan jasa yang terkait, serta kode etik profesi bila ada

Uraian standar kompetensi lulusan berbasis KKNI terdiri atas.1. Unit Kompetensi2. Elemen Kompetensi3. Indikator Kelulusan

Sebagaimana dinyatakan pada tabel berikut ini.

14 | P a g e

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNIBIDANG PERPAJAKAN SESUAI KKNI LEVEL III

(KLUSTER : TEKNISI PERPAJAKAN PEMOTONGAN DAN PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN(PASAL 22, 23, 4(2) DAN 15))

NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSIINDIKATORKELULUSAN

Sikap dan Tata Nilai

1. Membangun kesadarandan membentuk karakterserta kepribadian WajibPajak yang bertanggungjawab yang memilikisikap jujur dan antikorupsi dalammelaksanakan kewajibanperpajakan

a. Bertakwa kepada Tuhan YangMaha Esa

Laporan pemenuhankewajiban perpajakanyang dihasilkannyatidak memberikandampak yang dapatmenimbulkan sanksiperpajakan bagi WajibPajak yang diwakili

b. Memiliki moral, etika dankepribadian yang baik di dalammenyelesaikan tugasnya

c. Berperan mewujudkan etikadan kepribadian yang baiksebagai warga negara yangbangga dan cinta tanah airserta mendukung perdamaiandunia

d. Mampu bekerja sama danmemiliki kepekaan sosial dankepedulian yang tinggiterhadap masyarakat danlingkungannya

e. Menghargai keanekaragamanbudaya, pandangan,kepercayaan, dan agama sertapendapat/temuan originalorang lain

f. Menjunjung tinggi penegakanhukum serta memilikisemangat untukmendahulukan kepentinganbangsa serta masyarakat luas

g. Menjalankan tugas denganpenuh tanggung jawabterhadap laporan pemenuhankewajiban perpajakan WajibPajak untuk menghindaridampak yang dapatmenimbulkan sanksiperpajakan bagi Wajib Pajak

h. Memiliki sikap jujur dan antikorupsi dalam melaksanakantugas pekerjaan sebagaiteknisi perpajakan

15 | P a g e

NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSIINDIKATORKELULUSAN

Kemampuan di bidang kerja

1. Mampu membuatlaporan perpajakanberupa SuratPemberitahuan (SPT)Masa Pasal Pasal 22, 23,4(2) dan 15 sesuaidengan ketentuanperpajakan denganmemanfaatkan perangkatlunak spreadsheet dandan denganmengoperasikanperangkat lunakelektronik dari DirektoratJenderal Pajak

a. Mampu menghitung besarnyapajak terutang, menyiapkanpenyetoran dan pelaporanpajak dalam memenuhikewajiban perpajakanpemotongan dan pemungutanpajak penghasilan (Pasal 22,23, 4(2) dan 15) pemberipenghasilan secara mandiri,meliputi.

1. Menghitung besarnyaPemotongan danPemungutan PajakPenghasilan (Pasal 22, 23,4(2) dan 15), yaitu.

a) Memilih, memilah danmengolah datapembayaran kepadapihak ketiga

Ketepatan hasil pilihandan pilahan data

b) Menggunakan rumuspenghitungan dan tarifbaku yang ditetapkanoleh pemerintah didalam kertas kerja atauspreadsheet pengolahdata

Akurasi dan kebenaranmemformulasikanpenghitungan dan tarifbaku

2. Menyiapkan penyetoranpajak yaitu.

a) Mengisi Surat SetoranPajak (SSP)

Ketepatan isianFormulir SSP

b) Menyesuaikan kodeakun pajak dan jenissetoran pajak

Kesesuaian kode akunpajak dan jenis setoranpajak

c) Melakukan penyetoranpajak dengan tepat

Identifikasi batas waktudan tempat penyetoran

3. Menyiapkan pelaporanpajak yaitu.

a) Mengisi SPT MasaPemotongan danPemungutan PajakPenghasilan (Pasal 22,23, 4(2) dan 15)

Ketepatan dankebenaran isianformulir SPT MasaPemotongan danPemungutan Pajak

16 | P a g e

NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSIINDIKATORKELULUSAN

Penghasilan (Pasal 22,23, 4(2) dan 15)

b) Menyusun kelengkapanpelaporan SPT MasaPemotongan danPemungutan PajakPenghasilan (Pasal 22,23, 4(2) dan 15)

Kelengkapan lampiranSPT Masa Pemotongandan Pemungutan PajakPenghasilan (Pasal 22,23, 4(2) dan 15)

c) Melaporkan SPTTahunan MasaPemotongan danPemungutan PajakPenghasilan (Pasal 22,23, 4(2) dan 15)

Identifikasi batas waktupelaporan

b. Mampu membuat laporanperpajakan berupa SuratPemberitahuan (SPT) MasaPPh Pasal 22, 23, 4(2) dan 15secara manual dan elektronikdengan menggunakanperangkat lunak elektronik dariDirektorat Jenderal Pajak,meliputi.

1. Menggunakan perangkatlunak spreadsheet dalammenghitung Pemotongandan Pemungutan PajakPenghasilan (Pasal 22, 23,4(2) dan 15)

Ketepatan membuatdan menggunakan fiturformulasi spreadsheetuntuk penghitunganPemotongan danPemungutan PajakPenghasilan (Pasal 22,23, 4(2) dan 15)

2. Melakukan Pengisian untukSPT Masa PPh Pasal 22, 23,4(2) dan 15 denganperangkat lunak elektronikdari Direktorat JenderalPajak

a) Ketepatan,kelengkapan dankebenaranPengisian SPT MasaPemotongan danPemungutan PajakPenghasilan (Pasal22, 23, 4(2) dan 15)

b) Akurasi pengisianPerangkat LunakElektronik dariDirektorat JenderalPajak

17 | P a g e

NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSIINDIKATORKELULUSAN

c. Mampu menyiapkan SuratPemberitahuan (SPT) Masa PPhPasal 22, 23, 4(2) dan 15 untukditandatangani oleh pimpinan,meliputi.

1. Menelaah kembali SuratPemberitahuan (SPT) MasaPPh Pasal 22, 23, 4(2) dan15 yang sudah dibuat

Surat Pemberitahuan(SPT) Masa PPh Pasal22, 23, 4(2) dan 15yang dipastikan tidakada kesalahan

2. Melakukan komunikasidengan Wajib Pajak terkaitdengan SuratPemberitahuan (SPT) MasaPPh Pasal 22, 23, 4(2) dan15 yang akanditandatangani

SPT ditandatangani

d. Mampu mengarsipkan kembalidokumen perpajakan setelahproses pelaporan, meliputi.

1. Mengarsipkan salinan SPTMasa Pemotongan danPemungutan PajakPenghasilan (Pasal 22, 23,4(2) dan 15) beserta tandaterima pelaporan

Arsip salinanterkodifikasikan dengantepat sesuai denganstandar kearsipan

2. Membuat daftar rincianpenyetoran dan pelaporanSPT Masa Pemotongan danPemungutan PajakPenghasilan (Pasal 22, 23,4(2) dan 15)

Daftar rincian sesuaidengan bukti fisik

e. Mampu menelusuri danmengarsipkan kembali(retrieve) dokumen perpajakanpemotongan dan pemungutanpajak penghasilan (Pasal 22, 23,4(2) dan 15) pemberipenghasilan untuk prosespemeriksaan perpajakan,meliputi.

1. Menyiapkan dokumen atasinstruksi atasan untukkeperluan pemeriksaanpajak

Ketepatan dankelengkapan dokumen

18 | P a g e

NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSIINDIKATORKELULUSAN

2. Mengarsipkan kembalidokumen perpajakanPemotongan danPemungutan PajakPenghasilan (Pasal 22, 23,4(2) dan 15) sesuai dengankodifikasinya

Ketepatan pengarsipandokumen sesuaidengan standarkearsipan

f. Mampu melakukanpermohonan penundaandan/atau pengangsuranpenyetoran pemotongan danpemungutan pajak penghasilan(Pasal 22, 23, 4(2) dan 15) hasilpemeriksaan pajak pemberipenghasilan secara mandiri

a) Kebenaran danKelengkapandokumen suratpermohonan

b) Identifikasi bataswaktupenyampaian suratPermohonan

Pengetahuan Yang Dikuasai

1. Menguasai prinsip dasar,pengetahuan proseduraldan operasional, danpetunjuk teknis tentangpemotongan danpemungutan pajakpenghasilan (Pasal 22,23, 4(2) dan 15) sertapetunjuk operasionaldasar dalammenggunakan perangkatlunak spreadsheet danperangkat lunakelektronik dari DirektoratJenderal Pajak

a. Menguasai pengetahuantentang dasar hukumPemotongan dan PemungutanPajak Penghasilan (Pasal 22, 23,4(2) dan 15)

MekanismePemotongan PPh Pasal22, 23, 4(2) dan 15disebutkan denganbenar

b. Menguasai pengetahuantentang hak dan kewajibanpemberi penghasilan danpenerima penghasilan

Hak dan kewajibandisebutkan denganbenar

c. Menguasai pengetahuanpenghitungan Pemotongan danPemungutan Pajak Penghasilan(Pasal 22, 23, 4(2) dan 15)

Ketepatan menjelaskanpenghitungan PPhPasal 22, 23, 4(2) dan15

d. Menguasai pengetahuantentang penyetoran danpelaporan pajak

Batas waktupenyetoran danpelaporan disebutkandengan benar

e. Menguasai pengetahuan teknikpengarsipan dokumen secaramanual maupun elektronik

Teknik pengarsipandokumen disebutkandengan benar

f. Menguasai pengetahuanoperasional tentang perangkatlunak spreadsheet danperangkat lunak elektronik dariDirektorat Jenderal Pajak,meliputi.

19 | P a g e

NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSIINDIKATORKELULUSAN

1. Pengetahuanpengoperasian perangkatlunak spreadsheet

Ketepatan menjelaskantahapan pengoperasianPerangkat lunakspreadsheet

2. Pengetahuanpengoperasian pengisianSPT Masa Pemotongan danPemungutan PajakPenghasilan (Pasal 22, 23,4(2) dan 15) denganperangkat lunak elektronikdari Direktorat JenderalPajak

Ketepatan menjelaskantahapan pengoperasianSPT Masa Pemotongandan Pemungutan PajakPenghasilan (Pasal 22,23, 4(2) dan 15) secaraelektronik

Hak dan Tanggung Jawab

1. Memiliki tanggungjawab atas pekerjaanperpajakan secaramandiri atau kelompok

a. Bertanggung jawab atasPenyiapan laporan danpembetulan PPh Pasal 22, 23,4(2) dan 15 yang dilakukansecara mandiri kepada atasan

Hak dan kewajibanperpajakan disebutkandengan benar

b. Memiliki kewenangan untukmelakukan komunikasi denganpetugas pajak, wajib pajak danrekan kerja divisi lain terkaitdengan pengelolaan unitpekerjaan

Unit pekerjaan yangterkait dengan petugaspajak, wajib pajak, danrekan kerja diselesaikandengan tepat

c. Memiliki kewenanganmenelaah kuantitas dan mutuhasil kerja dari unit kerja lainterkait dengan kebenaranpenghitungan Pemotongan danPemungutan Pajak Penghasilan(Pasal 22, 23, 4(2) dan 15)

Data yang disajikanoleh divisi lain tidak adakesalahan

20 | P a g e

VI. REKOGNISI PEMBELAJARAN LAMPAU

Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) adalah proses penilaian dan pengakuan berbasisKKNI, atas capaian pembelajaran seseorang yang diperoleh selama hidupnya, baik melaluiprogram pendidikan formal, informal, non-formal maupun secara otodidak.

RPL dapat dikembangkan pada sektor pendidikan, sektor ketenagakerjaan (kenaikanpangkat, jenjang karir) atau pemberian penghargaan dan pengakuan oleh masyarakatterhadap seseorang yang telah menunjukkan bukti-bukti unggul dalam keahlian ataukompetensi tertentu.

RPL diharapkan dapat memperluas akses dan kesempatan serta mempercepat waktu bagimasyarakat luas dalam meningkatkan kemampuan maupun keahliannya melalui programkursus dan pelatihan.

Pengembangan dan pelaksanaan RPL harus didasari oleh beberapa prinsip, antara lainsebagai berikut.

1. Mengutamakan transparasi dan akuntabilitas. Informasi tentang proses penyelenggaraandan persyaratan untuk mengikuti RPL harus dapat diakses secara luas baik oleh pengguna(indvidu yang membutuhkan) maupun masyarakat umum

2. Institusi atau lembaga penyelenggara RPL harus telah terakreditasi oleh badan akreditasitingkat nasional, memiliki mandat yang sah dari institusi atau badan yang relevan danberwenang untuk hal tersebut

3. Menunjukkan kesadaran mutu terhadap penyelenggaraan dan implikasi RPL padalulusan, khususnya dan masyarakat luas pada umumnya

4. Setiap institusi atau lembaga penyelenggara RPL harus melakukan evaluasi secaraberkelanjutan untuk menjamin pencapaian mutu lulusan sesuai dengan standar yang ditetapkan

5. Penyelenggara kursus dan pelatihan yang memiliki sifat multi disiplin perlumempertimbangkan kemungkinan untuk menyelenggarakan program RPL

Terkait dengan kursus dan pelatihan Perpajakan, maka pembelajaran lampau yang dapatdiakui sebagai bagian dari capaian pembelajaran khusus adalah masyarakat yang belajarmandiri, pengalaman yang didapatkan di tempat kerja perpajakan, dan pendidikan formalyang menyelenggarakan kurikuler perpajakan dengan memperhatikan standar kriteria danstandar penilaian yang berlaku.

21 | P a g e

VII. ARAH PENGEMBANGAN

Program kursus dan pelatihan telah mulai berkembang sejak lama di berbagai negara maju,sehingga banyak jenis kursus dan pelatihan yang dikembangkan di Indonesia telah pulaberkembang dengan baik di negara-negara lain. Oleh karena itu arah pengembanganlembaga kursus dan pelatihan di Indonesia pada waktu yang akan datang harus menuju kearah global, sehingga dapat dicapai kesetaraan baik capaian pembelajaran, standarkompetensi atau mutu lulusan pada tingkat Internasional.

Tendensi pergerakan pekerja antar negara akan semakin besar di waktu yang akan datangsebagai implikasi dari globalisasi. Oleh karena itu lembaga kursus dan pelatihan di Indonesiaakan menjadi salah satu penyedia tenaga kerja terampil yang potensial baik untuk Indonesiasendiri maupun untuk negara-negara lain yang membutuhkan. Hal ini menuntut perlunyaditumbuhkan kesadaran yang tinggi akan penjaminan mutu berkelanjutan, baik dalamlingkungan internal lembaga penyelenggara maupun eksternal melalui badan-badanakreditasi dan sertifikasi. Keunggulan dalam memenangkan persaingan antara lulusanlembaga kursus dan pelatihan nasional dengan lembaga kursus dan pelatihan internasionalharus menjadi salah satu fokus pengembangan di masa yang akan datang.

Sebagai bangsa yang memiliki penduduk lebih dari 250 juta dan membutuhkan dana untukpembangunan nasional yang diambil dari penerimaan pajak maka berbagai kursus danpelatihan perpajakan akan berkembang dengan pesat di kemudian hari. Walaupundemikian, masih diperlukan upaya untuk memperoleh pengakuan yang lebih luas baik ditingkat nasional maupun internasional, dengan cara mengembangkan standar kompetensilulusan.

Terkait dengan kursus dan pelatihan perpajakan ini, maka arah pengembangan spesifik yangakan dilakukan adalah lulusan dapat mengawali karir kerja perpajakan dengan menghasilkanlaporan Perpajakan. Karir kerja lulusan pada level ini akan mengisi kebutuhan tenaga kerjadi perusahaan swasta, lembaga pemerintah, kantor konsultan pajak, lembaga swadayamasyarakat, dan lainnya. Kursus dan pelatihan yang diselenggarakan dengan menggunakankurikulum yang sudah distandarisasi ini dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas denganmengacu kepada standar uji kompetensi yang telah ditetapkan. Dengan berjalannya waktudalam kerja memungkinan pengalaman kerja dan pendidikan lebih lanjut, lulusan dapatmeningkatkan kualitas profil ataupun beralih profil dalam ahli perpajakan di industritertentu dengan standar kriteria dan standar pengujian yang berlaku.