standar kompetensi

18
BAB I PENDAHULUAN Pada harian Kompas, 15/12/2005, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyinggung soal pentingnya menumbuhkan budaya unggul sebagai identitas dan budaya nasional. Budaya unggul tersebut oleh presiden didefinisikan sebagai semangat dan kultur untuk mencapai kemajuan ,dengan cara kita harus bisa, kita harus berbuat yang terbaik. Salah satu unsur budaya nasional itu adfalah budaya politik. Olehnkarena itu dari sudut ini kita dapat pula kita berbicara mengenai cara menumbuhkan dan menerapkan budaya politik unggul itu dalam kehidupan politik kita. Berikut akan diuraikan mengenai pengertian budaya politik, tipe-tipe budaya politik, budaya politik di Indonesia,pentingnya sosialisasi plitik dalam pengembangan budaya politik, serta penerapan budaya politik partisipatif. PENGERTIAN BUDAYA POLITIK : 1. Samuel Beer, budaya politik adalah nilai-nilai keyakinan dan sikap-sikap emosi tentang bagaiman pemerintahan seharusnya dilaksanakan dan tentang apa yang harus dilakukan oleh pemerintah. 2. Gabriel A. Almond dan Sidney Verba, budaya politik adalah suatu sikap orientasi yang khas dari warga negara terhadap sistem politik dengan aneka ragam bagiannya dan sikap terhadap peranan warga negara yang ada dalam sistem itu. 3. Rusdi Sumintapura, budaya politik adalah pola tingkah laku individu dan orientasinya terhadap kehidupan plitik yang dihayati oleh para anggota suatu sistem politik. 4. Mochtar Masud dan Colin McAndrews, budaya politik adalah sikap dan orientasi warga suatu negara terhadap kehidupan pemerintahan negara dan politiknya.

Upload: operator-warnet-vast-raha

Post on 20-Nov-2014

503 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

 

TRANSCRIPT

Page 1: Standar kompetensi

BAB I

PENDAHULUAN

            Pada harian Kompas, 15/12/2005, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono

menyinggung soal pentingnya menumbuhkan budaya unggul sebagai identitas dan budaya

nasional.  Budaya unggul tersebut oleh presiden didefinisikan sebagai semangat dan kultur

untuk mencapai kemajuan ,dengan cara kita harus bisa, kita harus berbuat yang terbaik.

            Salah satu unsur budaya nasional itu adfalah budaya politik.  Olehnkarena itu dari

sudut ini kita dapat pula kita berbicara mengenai cara menumbuhkan  dan menerapkan

budaya politik unggul itu dalam kehidupan politik kita.

            Berikut akan diuraikan  mengenai pengertian budaya politik, tipe-tipe budaya politik,

budaya politik di Indonesia,pentingnya sosialisasi  plitik dalam pengembangan budaya

politik, serta penerapan budaya politik partisipatif.

PENGERTIAN BUDAYA POLITIK :

1. Samuel Beer, budaya politik adalah nilai-nilai keyakinan dan sikap-sikap emosi tentang

bagaiman pemerintahan seharusnya dilaksanakan dan tentang apa yang harus dilakukan oleh

pemerintah.

2. Gabriel A. Almond dan Sidney Verba, budaya politik adalah suatu sikap orientasi yang

khas dari warga negara terhadap sistem politik dengan aneka ragam  bagiannya dan sikap 

terhadap peranan warga negara yang ada dalam sistem itu.

3. Rusdi Sumintapura, budaya politik adalah pola tingkah laku individu dan orientasinya

terhadap kehidupan plitik yang dihayati oleh para anggota suatu sistem politik.

4. Mochtar Masud dan Colin McAndrews, budaya politik adalah sikap dan orientasi warga

suatu negara terhadap kehidupan pemerintahan negara dan politiknya.

5. Larry Diamond, budaya politik adalah keyakinan, sikap, nilai, ide-ide, sentimen, dan

evaluasi suatu masyarakat tentang sistem politik negara mereka dan peran masing-masing

individu dalam sistem itu.

            Menurut Almond dan Powell ada 2 orientasi Politik yaitu tingkat Masyarakat dan

tingkat Individu :

1. Orientasi individu dalam system politik  dapat dilihat dari 3 komponen :

a. Orientasi kognitif berbagai keyakinan dan pengetahuan seseorang tentang :

- system politik.

- tokoh pemerintahan

- kebijakan pemerintahan

- Simbol-simbol yang dimiliki oleh system politik seperti : ibukota negara,                              

lambang negara, kepala negara, batas negara, mata uang, dll.

Page 2: Standar kompetensi

b. Orientasi Afektif menunjuk pada aspek perasaan atau ikatan emosional individu     pada

system politik.  Seperti – perasaan khusus terhadap aspek     system politik tertentu yang

membuatnya menerima dan menolak system       politik.  Orientasi   afektif       ini

dipengaruhi oleh keluarga dan lingkungan.       

c. Orientasi Evaluatif berkaitan dengan penilaian moral seseorang terhadap sistem politik,

kinerja sistem politik, komitmen terhadap nilai dan   pertimbangan politik.                                                   

2. Orienrtasi Tingkat masyarakat adalah pandangan dan sikap sesama warga negara yang

meliputi rasa percaya dan permusuhanantar individu, kelompok maupau         golongan. 

Sikap saling percaya menumbuhkan saling kerja sama sedang sikap          permusuhan

menimbuklkan konplik

Menurt Muhtar Masoed dan Colin MacAndrews ada 3 model  budaya politik :

             a. Model masyarakat demokratis industrial Yang terdiri dari aktivis politik, kritikus

politik.( Identik dengan budaya politik partisipan).

             b. Model Sistem politik otoriter rakyat sebagai subyek yang pasif, tunduk pada

hukumnya tapi tidak melibatkan diri dalam urusan politik dan                                        

pemerintahan(Identik dengan budaya politik subjek).

            c. Model masyarakat system demokratis  pra –industrial masyarakat pedesaan,

petani, buta hurup, kontak politik sangat kecil, (budaya politik Parokial).

BUDAYA POLITIK DI INDONESIA

    

Herbert Feith, Indonesia memiliki 2 budaya politik yang dominan :

            1. Aristokrasi Jawa

            2. Wiraswasta Islam

Clifford Geertz, Indonesia memiliki 3 subbudaya yaitu :

1. Santri : pemeluk agama islam yang taat yang terdiri dari pedagang di kota dan petani

yang berkecukupan.

2.  Abangan : yang terdiri dari petani kecil.

3. Priyayi : golongan yang masih memiliki pandangan hindu budha, yang kebanyakan dari

golongan terpelajar, golongan atas penduduk kota terutama golongan pegawai.

                             

Afan Gaffar, budaya politik indonesia memiliki 3 ciri dominan :

Page 3: Standar kompetensi

1. Hirarki yang tegar/ketat : adanya pemilahan tegas antar penguasa (wong Gedhe) dengan

    Rakyat kebanyakan ( wong cilik).

2. Kecendrungan Patronage ( hubungan antara orang berkuasa dan rakyat biasa) seperti

majikan   majikan dengan buruh.

3. Kecendrungan Neo Patrimonialistik, yaitu perilaku negara masih memperlihatkan tradisi

dan budaya politik yang berkarakter patrimonial.

            Menurut Max Weber,dalam negara yang patrimonialistik penyelenggaraan

pemerinbtahan berada dibawah kontrol langsung pimpinan negara.  Menurutnya karakteristik

negara patrimonialistik adalah :

a. Cenderung mempertukarkan sumber daya yang dimiliki seseorang penguasa kepada teman-

temannya.

b. Kebijakan sering kali lebih bersifat partikularistik dari pada bersifat universalistik.

c. Rule of Law lebihbersifat sekunder bila dibandingkan dengan kekuasaan penguasa (rule of

man)

d. Penguasa politik sering kali mengaburkan antara kepentingan umum dan kepentingan

publik.

            Di masa Orde Baru kekuasaan patrimonialistik telajh menyebabkan kekuasaan tak

terkontrol sehingga negara menjadi sangat kuat sehingga peluang tumbuhnya civil

society terhambat.  Contoh budaya politik Neo Patrimonialistik adalah :

            a. proyek di pegang pejabat.

            b. Promosi jabatan tidak melalui prosedur yang berlaku ( surat sakti).

            c. Anak pejabat menjadi pengusaha besar, memamfaatkan kekuasaan orang tuanya   

dan mendapatkan perlakuan istimewa.

            d. anak pejabat memegang posisi strategis baik di pemerintahan maupun politik    

Nazarudin Samsudin, menyatakan dalam sebuah budaya ciri utama yang menjadi identitas

adalah sesuatu nilai atau orientasi yang menonjol dan diakui oleh masyarakat atau bangsa

secara keseluruhan.  Jadi simbol yang selama initelah diakui dan dikenal masyarakat

adalah Bhineka Tunggal Ika, maka budaya politik kita di Indonesia adakah Bhineka Tunggal

Ika.

SOSIALISASI  POLITIK

1. Pengertian sosialisasi politik :

   a. Kenneth P. Langton, Sosialisasi politik adalah cara bagaimana masyarakat meneruskan

kebudayaan politiknya.

Page 4: Standar kompetensi

   b. Gabriel  A. Almond, Sosialisasi politik adalah proses dimana sikap-sikap politik dan pola

–       pola tingkah laku  diperoleh atau dibentuk, dan merupakan sarana bagi generasi muda

untuk menyampaikan patokan politik dan keyakinan politik.

  c. Richard E. Dawson, sosialisasi  politik adalah pewarisan pengetahuan , nilai dan

pandangan politik darimorang tua, guru dan sarana sosialisasi lainnya bagi warga baru dan

yang beranjak dewasa.

 d.  Dennis Kavanagh, sosialisasi politik adalah istilah untuk mengganbarkan proses dimana

seseorang mempelajari dan menumbuhkan pandangannya tentang politik.

 e.  Ramlan Surbakti, sosialisasi politik adalah proses pembentukan sikap dan orientasi politik

anggota masyarakatnya.

 f. Alfian, sosialisasi Politik adalah usaha sadar untuk mengubah proses  sosialisasi politik

masyarakat, sehingga mereka mengalami dan menghayati nilai-nilai yang terkandung dalam

suatu sistem politik yang ideal yang hendak dibangun.

Sosialisasi politik dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya:

1). Dalam Lingkungan Keluarga, orang tua bisa mengajarkan kepada anak-anak beberapa

cara tingkah laku politik tertentu.  Melalui obrolan politik ringan sehingga tak disadarai telah

menanamkan nilai-nilai politik kepada anak-anaknya.

2). Di Lingkungan Sekolah,dengan memasukkan pendidikan kewarganegaraan.  Siswa dan

guru bertukar informasdi dan berinteraksi dalam membahas topik tentang politik.

3). Di lIngkungan Negara, secara hati-hati bisa menyebarkan dan menanamkan ideologi-

ideologi resminya.

4). Di Lingkungan Partai politik, Salah satu fungsi partai politik adalah dapat memainkan

perannya sebagai sosioalisasi politik.  Artinya parpol itu telah merekrut anggota atau kader

danpartisipannya secara periodik.  Partai politik harus mampu menciptakan kesan

atau imagememperjuangkan kepentingan umum.

Menurut Ramlan Surbakti ada dua macam sosialisasi politik dilihat dari metode penyampaian

pesan :

a.    Pendidikan Politik Yaitu proses dialogis diantara pemberi dan penerima pesan.  Dari sini

anggota masyarakat mempelajari simbol politik negaranya, norma maupun nilai politik.

Page 5: Standar kompetensi

b.    Indoktrinasi Politik, yaitu proses sepihak ketika penguasa memobilisasi dan

memanipulasi warga masyarakat untuk menerima nilai , norma dan simbol yang dianggap

pihak berkuasa sebagai ideal dan baik.   

 Dalam upaya pengembangan budaya politik, sosialisasi politik sangant penting karena dapat

membentuk dan mentransmisikan kebudayaan politik suatu bangsa, serta dapat memelihara 

kebudayaan politik suatu bangsa, penyampaian  dari generasi tua ke generasi muda, dapat

pula sosialisasi politik dapat mengubah kebudayaan politik.

Menurut Gabriel A. Almond, sosialisasi politik dapat membentuk dan mentransmisikan

kebudayaan politik suatu bangsa dan mememlihara kebudayaan politik suatu bangsa dengan

bentuk penyampaian dari generasi tua kepada generasi muda.  Terdapat  6 sarana atau agen

sosialisasi politik menurut Mochtar Masoed danColin MacAndrews, adalah :

a.    Keluarga  yaitu lembaga pertama yang dijumpai sesorang individu saat lahir.  Dalam

keluarga anak ditanamkan sikap patuh dan hormat yang mungkin dapat mempengaruhi sikap

seseorang dalam sistem politik setelah dewasa.

b.    Sekolah  yaitu sekolah sebagai agen sosialisasi politik memberi pengetahuan bagi kaum

muda tentang dunia politik dan peranan mereka di dalamnya.  Disekolah memberi kesadaran

pada anak tentang pentingnya kehidupan berbangsa dan bernegara, cinta tanah air.

c.    Kelompk bermain yaitu kelompok bermain masa anak-anak yang dapat membentuk

sikap politik seseorang, kelompok bermain saling memiliki ikatan erat antar anggota bermain.

Seseorang dapat melakukan tindakan tertentu karena temannya melakukan hal itu.

d.    Tempat kerja yaitu organisasi formal maupun nonformal yang dibentuk atas dasar

pekerjaan seperti serikat kerja, sderikat buruh.  Organisasi seperti ini dapat berfungsi sebagai

penyuluh  di bidang politik.

e.    Media massa yaitu informasi tentang peristiwa yang terjadi dimana saja dengan cepat

diketahui masyarakat sehingga dapat memberi pengetahuan dan informasi tentang politik.

f.     Kontak-kontak politik langsung yaitu pengalaman nyata yang dirasakan oleh seseorang

dapat berpengaruh terhadap sikap dan keputusan politik seseorang.  Seperti diabaikan

partainya, ditipu, rasa tidak aman,dll.

BUDAYA POLITIK PARTISIPAN      

1. Gabriel A. Almond dan Sidney Verba, budaya politik partisipatif atau disebut juga budaya

politik demokrasi adalah  suatu kumpulan sistem keyakinan, sikap, norma, persepsi dan

sejenisnya, yang menopang terwujudnya partisipasi.  Untuk terwujudnya partisipasi itu warga

Page 6: Standar kompetensi

negara harus yakin akan kompetensinya  untukterlibat dalam proses politik dan pemerintah

memperhatikan kepentingan rakyat agar rakyat tidak kecewa dan apatis terhadap pemerintah.

2. Ramlan Surbakti, partisipasi politik adalah keikutsertaan warga negara biasa dalam

menentukan  segala keputusan yang menyangkut atau mempengaruhi hidupnya.  Ciri-cirinya

adalah :

a. Perilaku warga negara yang bisa diamati bukan batiniah (sikap dan orientasi).

b. Perilaku atau kegiatan itu mem,pengaruhi pemerintah (pemegang kebijakan)

c. Kegiatan atau prilaku yang gagal ataupun berhasil termasuk partisipasi politik.

d. Kedgiatan mempengaruhui pemerintah dapat dilakukan secara :

·         Langsung yaitu individu tidak menggunakan perantara dalam memepengaruhi

pemerintah.

·         Tak langsung yaitu menggunakan pihak lain yang dapat meyakinkan pemerintah.

e. Kegiatan mempengaruhi pemerintah dapat dilakukan dengan prosedur wajar

(konvensional) tidak berupa kekerasan (nonviolence) seperti : ikut memeilih dalam pemilihan

umum,mengajukan petisi, melakukan kontak tatap muka, menulis surat, dll,dan ada yang

melalui cara –cara diluar prosedur yang wajar (tidak Konvensional) dan berupa kekerasan

(violence), seperti : demonstrasi (unjuk rasa), pembangkangan halus (golput),hura-hura,

mogok, serangan senjata, gerakan-gerakan politik, dan revolusi, kudeta, makar,dll

3. Prof. Dr. Miriam Budiardjo, partisipasi politik adalah kegiatan seseorang dalampartai plitik

yang mencakup semua kegiatamnnsukarela dimana seseorang turut dalam proses pemilihan

pemimpin plitik dan turut langsung atau tidak lanmgsung dalam  pembentukan kebijakan

umum.

PARTAI POLITIK

1. Prof. Dr. Miriam Budiardjo, partai plitik adalah organisasi atau golongan yang berusaha

untuk memperoleh dan menggunakan kekuasaan.

2. Sigmund Neuman, partai politik adalah organisasi tempat kegiatan politik yang berusaha

untuk menguasai kekuasaan pemerintah serta merebut dukungan rakyat atas dasar persaingan

melawan suatu golongan  atau golongan-golongan lain yang tidak sepaham.

3. Carl J. Friedrich, partai politik adalah sekelompok manusia yang terorganisir secara stabil

dengan tujuan merebut atau mempertahankan penguasaan terhadap pemerintah bagi pimpinan

partainya sehingga penguasaan itu memberikan mamfaat kepada anggota partainya baik

bersifat ideal maupun material.

Page 7: Standar kompetensi

FUNGSI PARTAI POLITIK

1. Sarana komunikasi politik, yaitu penyalur aspirasi pendapat rakyat, menggabungkan

berbagai macam kepentingan dan merumuskan kepentingan yang menjadi dasar

kebijaksanaannya.  Upaya Partai politik dalah mencapai fungsi ini adalah :

·         Memperjuangkan aspirasi rakyat agar menjadi kebijaksanaan umum oleh pemerintah

·         Menyebarluaskan rencana-rencana dan kebijaksanaan pemerintah

·         Perantara (broker) dalam suatu bursa ide-ide

·         Bagi pemerintah bertindak sebagai alat  pendengar, sedangkan bagi warga masyarakat

sebagai pengeras suara.

2. Sarana Sosialisasi Politik, yaitusarana untuk memmberikan penanaman nilai-nilai, norma,

dan sikap serta orientasi terhadap fenomena politik tertentu.  Upaya yang dilakukan untuk

mencapai fungsi ini adalah :

·         Penguasaan pemerintah dengan memenangkan setiap pemilu

·         Menciptakan image bahwa ia memperjuangkan kepentingan umum

·         Menanamkan solidaritas dan tanggung jawab terhadap para anggotanya maupun

anggota lain

3. Sarana Rekrutmen Politik, yaitu mencari dan mengajakorang berbakat untuk turut aktif

dalam kegiatan plitik.  Dengan demikian memperluas partisipasi politik.  Upaya yang

dilakukan parpol adalah :

·         Melalui kontak pribadi maupun persuasi

·         Menarik golongan muda untuk didddik menjadi kader di masa depan

4. Sarana Pengatur Konplik, yaitu mengatasi berbagai macam konplik yang muncul sebagai

konsekuensi dari negara demokrasi yang di dalamnya terdapat ersaingan dan perbedaan

pendapat.  Biasanya masalah tersebut cukup mengganggu stabilitas nasional.  Hal ini

mungkin saja dimunculkan oleh kelompok tertentu untukkepentingan ppularitasnya.  Upaya

yang dilakukan partai politik adalah :

·         Bilaanggta partai plitikyang memberikan informasi justru menimbulkan kegelisahan

dan perpecahan masyarakat,pimpinan partai politik harus segera klarifikasi atau diselesaikan

dengan baik.

·         Adanya kemungkinsn anggota partai plitik lebih mengejar kepentingan

pribadi/golongannya, sehingga berakibat  terjadi pengkotakan politik atau konplik

yangbharus segera diselesaikan dengan tuntas.

WAHANA POLITIK PRAKTIS

Page 8: Standar kompetensi

1. Sistem Pemilihan Umum (dari segi tujuan penyelenggaraannya) :

·         Sistem Pemilihan Langsung : pemilihan yang para pemilihnya langsung memilih

anggota-anggota Badan Perwakilan Rakyat yang akan mewakilinya.

·         Sistem Pemilihan Bertingkat : Pemilihan yang dalampemilihan tahap pertama  memilih

wali pemilih, kemudian walim pemilih itu memilih anggota-anggota Dewan Perwakilan

Rakyat.

2. Sistem Pemilihan Umum (dari segi tujuan pandangan rakyat) :

·         Sistem Pemilihan Mekanis : pemilihan yang melihat rakyat sebagai masa/kelompok 

individu yang mempunyai hubungan yang sama, masing-masing individu  dianggap sebagai

satu-satunya pengendalian hak pilih aktif, sama-sama mempunyai satu suara dalam

pemilihan.

·         Sistem Pemilihan Organis : pemilihan yang menempatkan rakyat sebagai sejumlah

individu, seperti halnya kelompok keluarga, kelompok daerah/wilayah, kelompok

cendekiawan, buruh, tani, (lapisan sosial), lembaga-lembaga lainnya.  Persekutuan itulah

yang diutamakan sebagai pengendali hak pilih.

Sistem pemilihan mekanis di tinjau dari rakyat pemilih pada umumnya berkisar pada dua

prinsip pokok yaitu distrik dimana satu daerah pemilihan memilih satu wakil,  proporsional

berimbang yaitu satu daerah pemilihan beberapa wakil.

3. Sistem Distrik :

            Dimana negara terbagi dalam dalam daerah-daerah bagian (distrik).  Dalam sistem

distrik hanya diwakili  oleh satu orang dengan suara mayoritas.

No Kelebihan sistem distrik No Kekurangan sistem distrik

1 Rakyat mengenal dengan baik orang yang

mewakili daerah (distriknya)

1 Suara dari eserta pemilu yang kalah akan

hilang, tidak dapat digabungkan

2 Wakil setiap distrik sangat mengenal

daerah dan kepentingan rakyat

2 Meskipun partai besar berkuasa, jika satu

distrik kalah dalam pemilu, maka

suaranya tidak terwakili di distrik itu

3 Adanya hubungan yang erat antara wakil

distrik dengan rakyatnya

3 Wakil rakyat yang menang dalamsatu

distrik lebih memperhatikan distriknya,

Page 9: Standar kompetensi

terkadang mengabaikan kepentingan

nasional

4 Wakil distrik sangat memperhatikan dan

memperjuangkan  distriknya

4 Golongan minoritas kurang terwakili

4. Sistem Proporsional :

            Setiaporganisasi peserta pemilu akan memperoleh sejumlah kursi parlemen sesuai

dengan jumlah suara pemilu yang di peroleh di seluruh wilayah negara.   Terbuka

kemungkinan terjadi penggabungan partai kecil (koalisi)  untuk memperoleh kursi di

parlemen.

No Kelebihan sistem prporsional No Kekurangan sistem proporsional

1 Lebih demokratis karena semua partai

dapat terwakili di parlemen

1 Peranan pemimpin partai sangat

menentukan dalam penetapan daftar calon

Badan Perwakilan Rakyat

2 Tidak ada suara yang hilang karena

semua digabung secara nasional

2 Calon-calon yang diikutsertakan

dalampemilu kurang atau tidak dikenal

oleh pemilih

3 Badan Perwakilan Rakyat benar-benar

menjadi wadah  dan aspirasi seluruh

rakyat

3 Wakil-wakilrakyat yang duduk di pusat

kurang memahami dan memperhatikan

kepentingan daerah

5. Sistem gabungan :

            Mengabungkan antara sistem distrik dengan sistem proporsional.  Sistem ini membagi

wilayah negara dalam beberapa daerah pemilihan.  Sisa suara pemilu tidak hilang melainkan

diperhitungkan dengan jumlah kursi yang dibagi.

   

PERILAKU POLITIK

            Perilaku politik adalah  tingkah laku politikm para aktor politik dan warganegara atau

interaksi antara pemerintah danmasyarakat, lembaga-lembaga pemerintah, antara kelompok

Page 10: Standar kompetensi

dan individu dalam masyarakat dalam proses pembuatan, pelaksanaan dan penegakan

keputusan politik. 

Aktor politik ada dua macam :

a. Aktor bertipe pemimpin yang mempunyai tugas, tanggung jawab, kewenangan untuk

membuat dan melaksanakan keputusan politik.

b. Warga negara biasa yang memiliki hak sarta kewajiban untuk mengajukan tuntutan dan

dukungan terhadap aktor yang bertipe pemimpin.

Macam-macam perilku politik :

a. Radikal : adalah perilaku warganegara tidak puas terhadap keadaan yang ada serta

menginginkan perubahan yang cepat dan mendasar, tidak kenal kompromi dan tidak

mengindahkan orang lain cenderung ingin menang sendiri.

b. Moderat : adalah perilaku politik masyarakat yang telah cukup puas dengan keadaan dan

bersedia maju, tetapi tidak menerima sepenuhnya perubahan apalagi perubahan yang serba

cepat seperti kelompok radikal.

c. Status Quo : adalah sikap politik dari warga negara yang sudah puas dengan keadaan yang

ada/berlaku dan berusaha tetap mempertahankan keadaan itu.

d. Konservatif : adalah sikap perilaku politik masyarakat yang sudah puas dengan keadaan

yang sudah ada dan cenderung bertahan dari perubahan.

e. Liberal : adalah sikapperilaku politik masyarakat yang berrpikir  bebas dan ingin maju

terus.  Menginginkan perubahan progresif dan cepat, berdasarkan hukum atau kekuatan legal

untuk mencapai tujuan.

KOMUNIKASI POLITIK

Bentuk-bentuk komunikasi politik ada 2 yaitu :

1. Posisi horizontal : Komunikator danmasyarakat terlibat menerima danmemberi relatif

seimbang sehingga terjadi sharing. Momunikasi horizontalini meerefleksikan  nilai

demokrasi.

2. Pola-pola linier: arus komunikasi politiksatu arah yang cenderung vertikal. Bentuk

komuniukasi ini merefleksikan  nilai feodalistik dan pola kepemimpinan otoriter.

DEBAT POLITIK

Debat politik merupakan proses pendewasaan politik masyarakat melalui tukar pikiran yang

mengandung mnakna sebagai berikut :

Page 11: Standar kompetensi

1. Makna politis yaitu debat harus dapat menjadi wahana pendidikan politik masyarakat.

2. Makna sosiologis yaitu  debat politik harus mampu mewujudkan kehidupan masyarakat

yang senakin sadar hak dan kewajibannya,  memiliki perilkau politikmsantun, tidak anarkis, 

kooperatif dll.

   

Dasar hukum debat politik adalah :

1. Pasal 28 UUD 1945, yaituKemerdekaan berserikan dan berkumpul  mengeluarkan pikiran

dengan lisan dan tulisan dansebagainya ditetapkan dengan undang-undang.

2. Pasal 28 E  ayat 3 UUD 1945, yaitu setiap orang berhak atas kebebasan berserikat,

berkumpul,dan mengeluarkan pendapat.

3. Ketetapan MPR Nomor XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia pada pasal 19

menyatakan setiaporang berhak atas kemerdekaan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan

pendapat.

4. UU Nomor 9 tahun 1998,  kemerdekaan menyampaikan pendapat di muka umum,

disebutkan setiap warga negara secara perorangan atau kelompok bebas menyampaikan

pendapat sebagai perwujudan hak dan tanggung jawab berdemokrasi dalam kehidupan

bermasyarakat berbangsa dan bernegara.  

Print Halaman Ini dan kirim komentarnya kawan...Terima Kasih

 

Page 12: Standar kompetensi

TUGAS KELOMPOK PKN

BUDAYA POLITIK

MENURUT GABRIEL A. ALMOND

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK III

SMA NEGERI 1 RAHA

2013