standar asuhan keperawatan pada klien dengan tuberkulosis.fix

Download Standar Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Tuberkulosis.fix

If you can't read please download the document

Upload: trisnalugi

Post on 19-Dec-2015

36 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

A. Kuman dan Cara penularannya1. DefinisiTB adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium Tuberculosis). Sebagian besar menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya.2. Kuman TBKuman ini berbentuk batang, mempunyai sifat khusus yaitu tahan terhadap asam pada pewarnaan, cepat mati dengan sinar matahari langsung, tetapi dapat bertahan hidup beberapa jam di tempat yang gelap dan lembap. Dalam jaringan tubuh kuman ini dapat dormant, tertidur selama beberapa tahun

TRANSCRIPT

STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN TUBERKULOSIS (TB)

STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN TUBERKULOSIS (TB)

Kuman dan Cara penularannya

Definisi

TB adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium Tuberculosis). Sebagian besar menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya.

Kuman TB

Kuman ini berbentuk batang, mempunyai sifat khusus yaitu tahan terhadap asam pada pewarnaan, cepat mati dengan sinar matahari langsung, tetapi dapat bertahan hidup beberapa jam di tempat yang gelap dan lembap. Dalam jaringan tubuh kuman ini dapat dormant, tertidur selama beberapa tahun.

Cara penularannya

Sumber penularan adalah penderita TB BTA (Bakteri tahan asam) positif.

Pada waktu batuk atau bersin, penderita menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk droplet. Droplet yang mengandung kuman dapat bertahan di udara pada suhu kamar selama beberapa jam. Orang dapat terinfeksi kalau droplet tersebut terhirup ke dalam saluran pernafasan.

Setelah kuman TB masuk kedalam tubuh manusia melalui pernafasan, kuman TB tersebut menyebar dari paru kebagian tubuh lainnya melalui sistem peredaran darah, sistem saluran limfe, saluran nafas, atau penyebaran langsung ke bagian tubuh lainnya.

Daya penularan dari seorang penderita ditentukan oleh banyaknya kuman yang dikeluarkan dari parunya. Makin tinggi derajat positif hasil pemeriksaan dahak, makin menular penderita tersebut. Bila hasil pemeriksaan dahak negatif, maka penderita tersebut dianggap tidak menular. Kemungkinan seseorang terinfeksi TB ditentukan oleh konsetrasi droplet dalam udara dan lamanya menghirup udara tersebut.

Gejala TB

gejala umum

batuk terus menerus dan berdahak selama 3 minggu atau lebih.

gejala lain yang sering dijumpaidahak bercampur darahbatuk darahsesak nafas dan rasa nyeri dadabadan lemahnafsu makan menurunberat badan turunberkeringat pada malam hari walaupun tanpa melakukan aktivitasdemam lebih dari 1 bulan

DiagnosisTB

Pada Orang dewasa

Diagnosis TB paru pada orang dewasa dapat ditegakkan dengan ditemukannya BTA pada pemeriksaan dahak secara makroskopis. Hasil pemeriksaan dinyatakan positif apabila sedikitnya dua atau dari tiga spesimen SPS BTA hasilnya positif.

Bila hanya 1 spesimen yang positif perlu diadakan pemeriksaan lebih lanjut yaitu foto rontgen dada atau pemeriksaan dahak SPS diulang

kalau hasil rontgen mendukung TB, maka penderita didiagnosis sebagai penderita TB BTA positifkalau hasil rontgen tidak mendukung TB, maka pemeriksaan dahak SPS diulangi

Bila ketiga spesimen dahak hasilnya negatif, diberikan antibiotik spektrum luas (mislanya kotrimoksasol atau amoksisilin) selama 1-2 minggu. Bila tidak ada perubahan, namun gejala klinis tetap mencurigakan TB, ulangi pemeriksaan dahak SPS.

kalau hasil SPS positif, didiagnosis sebagai penderita TB BTA positifkalau hasil SPS tetap negatif, lakukan pemeriksaan foto rontgen dada untuk mendukung diagnosis TB bila hasil rontgen mendukung TB, didiagnosis sebagai penderita TB BTA negatif. Rontgen positifbila hasil rontgen tidak mendukung TB, penderita tersebut bukan TB

Periksa Rontgen dada

Hasil BTA

+ + +

+ + -

Periksa dahak Sewaktu, Pagi, sewaktu (SPS)

Tersangka penderita TB

(Suspect TB)

Hasil BTA

+ - -

Hasil BTA

- - -

Beri antibiotik spectrum luas

TB BTA Neg

Rontgen Post.

Bukan TB,

Penyakit lain

Hasil mendukungTB

Periksa roentgen dada

Hasil Rontgen Neg

Penderita TB BTA positif

Ada perbaikan

Hasil Mendukung TB

Hasil Tidak Mendukung TB

Tidak ada perbaikan

Ulangi periksa dahak SPS

Hasil BTA

+ + +

+ + - + - -

+--

Hasil BTA

- - -

Gambar 1. Alur diagnosis TB paru pada

orang dewasa

Diagnosis TB pada anak

Sebagian besar diagnosis TB pada anak didasarkan atas gambaran klinis, gambaran foto rontgen thorax dan uji tuberkulin. Apabila terdapat tanda-tanda yang mencurigakan atau gejala seperti di bawah ini:

seorang anak harus dicurigai menderita TB jikamempunyai sejarah kontak erat dengan penderita TB BTA positifterdapat reaksi kemerahan cepat setelah penyuntikan BCG (dalam 3-7 hari)terdapat gejala umum TBgejala umum TB pada anakberat badan turun selama 3 bulan berturut-turut tanpa sebab yang jelas dan tidak naik dalam 1 bulan meskipun sudah dengan penanganan gizi yang baiknafsu makan menurun (dengan gagal tumbuh dan berat badan tidak naik)demam lama/ berulang tanpa sebab yang jelas, dapat disertai keringat malampembesaran kelenjar limfa superfisialis yang tidak terasa sakit, biasanya multipel, paling sering di daerah leher, ketiak dan lipatan pahagejala-gejala dari saluran nafas misalnya: batuk 30 hari tanda-tanda dari saluran cerna misalnya: diare berulang yang tidak sembuh dengan pengobatan diare, benjolan di abdomenuji tuberkulin (Mantoux)

uji tuberkulin dilakukan dengan cara mantoux (penyuntikan intra kutan) dengan spuit tuberkulin 1 cc No 26. pembacaan dilakukan 48-72 jam setelah penyuntikan. Diukur diameter transversal dari indurasi yang terjadi. Ukuran dinyatakan dalam milimeter. Uji tuberkulin positif bila indurasi > 10 mm (gizi baik), atau > 5 mm pada gizi buruk.

reaksi cepat BCG

bila dalam penyuntikan BCG terjadi rekasi cepat (dalam 3-7 hari) berupa kemerahan dan indurasi > 5 mm, maka anak tersebut dicurigai telah terinfeksi mycobacterium tuberculosis.

foto rontgen dada

kemungkinan dicurigai TB apabila ditemukan infiltrat dengan pembesaran kelenjar hilus atau kelenjara para trakeal.

Gejala lain dari foto rontgen yang mencurigai TB adalah:

millieratelektasisinfiltrat dengan pembesaran kelenjar hiluskonsolidasi (lobus)reaksi pleura dan atau efusi pleurakalsifikasibronkiektasiskavitas

bila ada diskongruensi antara gambaran klinis dan gambaran rontgen, harus dicurigai TB. Foto rontgen dada sebaiknya dilakukan PA (postero-anterior) dan lateral, tetapi kalu tidak mungkin PA saja.

pemeriksaan mikrobiologi dan serologi

pemeriksaanBTA secara makroskopis langsung pada anak biasnya dilakukan dari bilasan lambung karena dahak sulit didapat pada anak.

.

Perhatian

Bila terdapat tanda-tanda bahaya seperti:

kejangkesadaran menurunkaku kudukbenjolan di punggungdan kegawatan lainrujuk ke rumah sakit

OAT diteruskan

TB

Membaik

Beri OAT

Observasi 2 bulan

Dianggap TB

Hal-hal yang mencurigakan TB:

mempunyai sejarah kontak erat dengan penderita TB BTA positiftes tuberkulin positif (> 10 mm)gambaran foto rontgen suestif TBterdapat reaksi kemerahan lebih cepat (dalam 3-7 hari) setelah imunisasi dengan BCGbatuk lebih dari 3 minggusakit dan demam lama atau berulang, tanpa sebab yang jelasberat badan turun atau tidak naik dalam 1 bulan meskipun sudah dengan penanganan gizi yang baikgejala lkinis spesifik (pada kelenjar limfe, otak, tulang)

Bila > 3 positif

Memburuk / tetap

TB kebal obat (MDR)

Bukan TB

Pemeriksaan lanjutan di RS

gejala klinisuji tuberkulinfoto roentgen parupemeriksaan mikrobiologi dan serologipemeriksaan patologi anatomi

prosedur diagnostic dan tatalaksana sesuai dengan prosedur di RS yang bersangkutan

Rujukan ke RS

Gambar 2. Alur deteksi dini dan rujukan TB anak

Indikasi pemeriksaan foto rontgen dada

suspect dengan BTA negatif

setelah diberikan antibiotik spektrum luas tanpa ada perubahan, periksa ulang dahak SPS. Bila hasilnya tetap negatif, lakukan pemeriksaan foto rontgen dada.

penderita dengan BTA positif

penderita dengan hasil pemeriksaan BTA positif, perlu dilakukan pemeriksaan foto rontgen dada bila:

penderita tersebut diduga mengalami komplikasi misalnya: sesak nafas berat yang memerlukan penanganan khususpenderita yang sering hemoptisis berat untuk menyingkirkan kemungkinan bronkiektasishanya 1 dari 3 spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif.

Klasifikasi penyakit

Berdasarkan hasil pemeriksaan dahak, TB paru dibagi menjadi:

TB paru BTA positifsekurang-kurangnya 2 dari 3 spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif1 spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif dan foto rontgen dada menunjukkan gambaran tuberkulosis aktifTB paru BTA negatif

Pemeriksaan 3 spesimen dahak SPS hasilnya BTA negatif dan foto rontgen dada menunjukkan gambaran tuberkulosis aktif. TB paru BTA negatif, rontgen positif dibagi berdasarkan tingkat keparahan penyakitnya yaitu: berat dan ringan.

Pengumpulan dahak

Pelaksanaan pengumpulan dahak SPS

S (sewaktu): dahak dikumpulkan pada saat suspect TB datang berkunjung pertama kali. Pada saat pulang, suspect TB membawa sebuah pot dahak untuk mengumpulkan pada hari kedua

P (Pagi):dahak dikumpulkan dirumah pada pagi hari kedua, segera setelah bangun tidur.

S (Sewaktu): dahak di bawa ke RS atau UPK pada ari kedua saat menyerahkan dahak pagi.

Jenis dan dosis OAT

Isoniazid (H) : dikenal dengan INH bersifat bakterisid, dapat membunuh 90% populasi kuman dalam beberapa hari pertama pengobatan. Obat ini sangat efektif terhadap kuman dalam keadaan metabolik aktif, yaitu kuman yang sedang berkembang. Dosis harian yang dianjurkan 5 mg/Kg BB, sedangkan untuk pengobatan intermiten 3 kali seminggu diberikan dengan dosis 10 mg/KgBB.

Rifampisin (R): bersifat bakterisid. Dapat membunuh kuman semi dormant yang tidak dapat dibunuh oleh isoniazid. Dosis 10 mg/KgBB diberikan sama untuk pengobatan harian maupun intermiten 3 kali seminggu.

Pirasinamid (Z): besifat bakterisid. Dapat membunuh kuman yang berada dalam sel dalam suasana asam. Dosis harian yang dianjurkan 25 mg/KgBB, sedangkan untuk pengobatan intermiten 3 kali seminggu, diberikan dengan dosis 35 mg/KgBB.

Streptomisin (S): bersifat bakterisid. Dosis harian yang dinajurkan 15 mg/KgBB, sedangkan untuk pengobatan intermiten 3 kali seminggu digunakan dosis sama. Penderita berumur sampai 60 tahun dosisnya 0,75 g/hari, sedangkan untuk berumur 60 tahun atau lebih diberikan 0,50 g/hari.

Etambutol (E): bersifat bakteriostatik. Dosis harian yang dianjurkan 15 mg/KgBB sedangkan untuk pengobatan intermmiten 3 kali seminggu digunakan dosis 30 mg/KgBB.

Kategori 1: 2HRZE / 4H3R3

Tahap intensif terdiri dari isoniazid (H), rifampisin (R), pirasinamid (Z), dan etambutol (E). Obat-obat tersenut diberikan setiap hari selama 2 bulan (2HRZE). Diteruskan dengan tahap lanjutan yang terdiri dari isoniazid (H), rifampisin (R) diberikan tiga kali seminggu selama 4 bulan (4H3R3).

Obat ini diberikan untuk

penderita baru TB paru BTA positifpenderita TB paru BTA negatif, rontgen positif yang sakit beratpenderita TB ekstra paru berat

Tabel 1. Panduan OAT kategori 1

Tahap

pengobatan

Lamanya pengobatan

Dosis per hari / kali

Jumlah hari / kali menelan obat

Tablet Isoniazid @ 300 mg

Tablet Rifampisin

@ 450 mg

Tablet

Pirasinamid

@ 500 mg

Tablet etambutol

@ 250 mg

Tahap Intensif

(dosis harian)

2 bulan

1

1

3

3

60

Tahap lanjutan (dosis 3 x seminggu)

4 bulan

2

1

-

-

54

Satu paket kombipak kategori 1 berisi 114 blister harian yang terdiri dari 60 blister HRZE untuk tahap intensif, dan 54 blister HR untuk tahap lanjutan. Masing-masing dikemas dalam dos kecil dan disatukan dalam dos besar.

Kategori 2: 2HRZES / HRZE / 5H3R3E3

Tahap intensif diberikan selama 3 bulan yang terdiri dari 2 bulan dengan isoniazid (H), rifampisin (R), pirasinamid (Z), dan etambutol (E) dan injeksi streptomisin setiap kali datang ke RS. Dilanjutkan 1 bulan dengan isoniazid (H), rifampisin (R), pirasinamid (Z), dan etambutol (E) setiap hari. Diteruskan dengan taap lanjutan selama 5 bulan dengan HRE yang diberikan 3 kali dalam satu minggu. Injeksi streptomisin diberikan setelah penderita selesai meminum obat.

Obat ini diberikan untuk:

penderita kambuh (relaps)penderita gagal (failure)penderita dengan pengobatan setelah lalai (after default)

Tabel 2. Panduan OAT kategori 2

Tahap pengobatan

Lamanya pengobatan

Tablet Isoniazid @ 300 mg

Tablet Rifampisin

@ 450 mg

Tablet

Pirasinamid

@ 500 mg

Etambutol

Streptomisin injeksi

Jumlah hari atau kali menelan obat

Tablet @ 250 mg

Tablet @ 500 mg

Tahap intensif (dosis harian)

2 bulan

1 bulan

1

1

1

1

3

3

3

3

-

-

0,75 g

-

60

30

Tahap lanjutan (dosis 3x seminggu)

5 bulan

2

1

-

1

2

-

66

Satu pasket kombipak kategori 2 berisi 156 blister harian yang terdiri dari 90 blister HRZE untuk tahap intensif, dan 66 blister HRE untuk tahap lanjutan. Masing-masing dikemas dalam dos kecil dan disatukan dalam 1 dos besar. Disediakan streptomisin @ 1,5 g dan pelengkap pengobatan (60 spuit dan aquabidest) untuk tahap intensif.

Kategori 3: 2HRZ / 4H3R3

Tahap intensif terdiri dari HRZ diberikan setiap hari selama 2 bulan (2HRZ), diteruskan dengan tahap lanjutan terdiri dari HR selama 4 bulan diberikan 3 kali seminggu (4H3R3).

Obat ini diberikan untuk:

penderita baru BTA negatif dan rontgen positif sakit ringanpendeita ekstra paru ringan yaitu TB kelenjar limfe, pleuritis eksudativa unilateral, TB kulit, TB tulang (kecuali tulang belakang), sendi dan kelenjar adrenal).

Tabel 3. Panduan OAT kategori 3

Tahap

pengobatan

Lamanya pengobatan

Tablet Isoniazid @ 300 mg

Tablet Rifampisin @ 450 mg

Tablet Pirasinamid @ 500 mg

Jumlah hari / kali menelan obat

Tahap intensif

(dosis harian)

2 bulan

1

1

3

60

Tahap lanjutan

(dosis 3x seminggu)

4 bulan

2

1

-

54

Satu paket kombipak kategori 3 berisi 114 blister yang terdiri dari 60 blister HRZ untuk tahap intensif, dan 54 blister HR untuk tahap lanjutan. Masing-masing dikemas dalam dos kecil dan disatukan dalam 1 dos besar.

OAT sisipan (HRZE)

Bila pada akhir tahap intensif pengobatan penderita BTA positif dengan kategori 1 atau penderita BTA positif pengobatan ulang dengan kategori 2. hasil pemeriksaan dahak masih BTA positif, diberikan obat sisipan HRZE setiap hari selama 1bulan.

Tabel 4. Panduan OAT sisipan

Tahap

pengobatan

Lamanya pengobatan

Dosis per hari / kali

Jumlah hari / kali menelan obat

Tablet Isoniazid @ 300 mg

Tablet Rifampisin @ 450 mg

Tablet Pirasinamid @ 500 mg

Tablet etambutol

@ 250 mg

Tahap intensif (dosis harian)

2 bulan

1

1

3

3

60

Satu paket obat sisipan berisi 30 blister RZE yang dikemas dalam 1 dos kecil.

Tindak lanjut hasil pemeriksaan ulang dahak

Tabel 5. Tindak lanjut hasil pemeriksaan ulang dahak

Tipe penderita TB

Uraian

Hasil BTA

Tindak lanjut

Penderita baru BTA positif dengan pengobatan kategori 1

Akhir tetap intensif

Negatif

Tahap lanjutan dimulai

Positif

Dilanjutkan dengan OAT sisipan selama 1 bulan jika setelah sisipan masih tetap positif. Tahap lanjutan tetap diberikan

Sebulan sebelum akhir pengobatan atau akhir pengobatan (AP)

Negatif keduanya

sembuh

Positif

Gagal, ganti dengan OAT kategori 2 mulai dari awal

Penderita BTA positif dengan pengobatan ulang kategori 2

Akhir intensif

Negatif

teruskan pengobatan dengan tahap lanjutan

Positif

beri sisipan 1 bulan. Jika setelah sisipan masih tetap positif teruskan pengobatan tahap lanjutan. Jika ada fasilitas, rujuk untuk uji kepekaan obat

Sebulan sebelum akhir pengobatan atau pada akhir pengobatan

Negatif

keduanya

sembuh

Positif

belum ada pengobatan, disebut kasus kronik. Jika mungkin, rujuk kepada unit pelayanan spesialist, bila tidak mungkin beri INH seumur hidup

Penderita BTA (-) & Ro (+) dengan pengobatan kategori 3 (ringan) atau kategori 1 (berat)

Akhir intensif

Negatif

terus ke tahap lanjutan

Positif

ganti dengan kategori 2 mulai dari awal

Hasil pengobatan dan tindak lanjut

Hasil pengobatan seseorang penderita dapat dikategorikan sebagai sembuh, pengobatan lengkap, meninggal, pindah, dan gagal.

sembuh

penderita dinyatakan sembuh bila hasil pemeriksaan ulang dahak paling sedikit 2 kali berturut-turt negatif. Salah satu diantaranya haruslah pemeriksaan pada akhir pengobatan (AP):

bila hasil pemeriksaan ulang dahak negatif pada akhir pengobatan dan sebulan sebelum akhir pengobatan tanpa atau dengan sisipanbila hasil pemeriksaan ulang dahak negatif pada akhir pengobatan dan pada akhir tahap intensif (tanpa atau dengan sisipan), dimana pemeriksaan ulang dahak pada sebulan sebelum akhir pengobatan tidak diketahui hasilnya

tindak lanjut: penderita diberitahu apabila gejala muncul kembali supaya memeriksakan diri dengan mengikuti prosedur tetap

pengobatan lengkap

penderita telah menyelesaikan pengobatannya secara lengkap tapi tidak ada hasil pemeriksaan ulang dahak khususnya pada akhir pengobatan.

Tindak lanjut: penderita diberitahu apabila gejala muncul kembali supaya memeriksakan diri dengan mengikuti prosedur tetap. Seharusnya terhadap semua penderita BTA positif dilakukan pemeriksaan ulang dahak.

meninggal

penderita yang dalam masa pengobatan diketahui meninggal karena sebab apapun.

pindah

penderita yang pindah berobat ke daerah atau kabupaten atau kota lain.

Tindak lanjut: penderita yang ingin pindah dibuatkan surat pindah dan bersama sisa obat dikirim ke RS atau UPK yang baru. Haisl pengobatan penderita dikirim kembali ke RS atau UPK asal.

Droup out

Penderita yang tidak mengambil obat 2 bulan berturut-turut atau lebih sebelum masa pengobatannya selesai. Tindak lanjut: lacak penderita tersebut dan beri penyuluhan pentingnya berobat secara teratur. Apabila penderita akan melanjutkan pengobatan lakukan pemeriksaan dahak. Bila positif mulai pengobatan dengan kategori 2, bila negatif sisa pengobatan kategori 1 dilanjutkan

gagalpendeirta BTA positif yang hasil pemeriksaan dahaknya tetap positif atau kembali menjadi positif pada satu bulan sebelum akhir pengobatan atau pada akhir pengobatan.

Tindak lanjut: penderita BTA positif baru dengan kategori 1 diberikan kategori 2 mulai dari awal

Penderita BTA positif pengobatan ulang dengan kategori 2 dirujuk ke UPK spesialist atau berikan INH seumur hidup

penderita BTA negatif yang hasil pemeriksaan dahaknya pada akhir bulan ke 2 menjadi positif.

Tindak lanjut: berikan pengobatan kategori 2 mulai dari awal

Tatalaksana penderita baru BTA positif yang berobat tidak teratur

Tabel 6. Tatalaksana penderita baru BTA positif yang berobat tidak teratur

Lama pengobatan sebelumnya

Lamanya pengobatan terputus

Perlu / tidaknya pemeriksaan dahak

Hasil pemeriksaan dahak

Di register kembali sebagai

Tindakan pengobatan

< 1 bulan

< 2 minggu

Tidak

-

-

Lanjutkan Kategori 1

2-8 minggu

tidak

-

-

Mulai lagi kategori 1 dari awal

> 8 minggu

ya

Positif

-

Mulai lagi kategori 1 dari awal

Negatif

-

lanjutkan kategori 1

1-2 bulan

< 2 minggu

tidak

-

-

lanjutkan kategori 1

2 8 minggu

ya

positif

-

Tambahkan 1 bulan sisipan

negatif

-

lanjutkan kategori 1

> 8 minggu

ya

positif

pengobatan setelah default

mulai dengan kategori 2 dari awal

negatif

pengobatan setelah default

lanjutkan kategori 1

> 2 bulan

< 2 minggu

tidak

-

-

lanjutkan kategori 1

2-8 minggu

ya

positif

-

mulai dengan kategori 2 dari awal

negatif

-

lanjutkan kategori 1

> 8 minggu

ya

positif

pengobatan setelah default

mulai dengan kategori 2 dari awal

negatif

pengobatan setelah default

lanjutkan kategori 1

Tabel 7. Pengobatan penderita dengan kategori 2 yang berobat tidak teratur

Lama pengobatan sebelumnya

Lamanya pengobatan terputus

Perlu / tidaknya pemeriksaan dahak

Hasil pemeriksaan dahak

Di register kembali sebagai

Tindakan pengobatan

< 1 bulan

< 2 minggu

Tidak

-

-

Lanjutkan Kategori 2

2-8 minggu

tidak

-

-

Mulai lagi kategori 2 dari awal

> 8 minggu

ya

Positif

-

Mulai lagi kategori 2 dari awal

Negatif

-

lanjutkan kategori 2

1-2 bulan

< 2 minggu

tidak

-

-

lanjutkan kategori 2

2 8 minggu

ya

positif

-

Tambahkan 1 bulan sisipan

negatif

-

lanjutkan kategori 2

> 8 minggu

ya

positif

pengobatan setelah default

mulai dengan kategori 2 dari awal

negatif

pengobatan setelah default

lanjutkan kategori 2

> 2 bulan

< 2 minggu

tidak

-

-

lanjutkan kategori 2

2-8 minggu

ya

positif

-

mulai dengan kategori 2 dari awal

negatif

-

lanjutkan kategori 2

> 8 minggu

ya

positif

pengobatan setelah default

mulai dengan kategori 2 dari awal

negatif

pengobatan setelah default

lanjutkan kategori 2

Pengobatan TB pada anak

Ada beberapa hal yang memerlukan perhatian

pemberian obat baik pada tahap intensif maupun tahap lanjutan diberikan setiap haridosis obat harus disesuaikan dengan berat badan anak

Susunan panduan obat TB anak adalah 2HRZ/4HR

Tahap intensif terdiri dari isoniazid (H), rimfapisin (R), dan pirasinamid (Z) selama 2 bulan. Diberikan setiap hari (2HRZ), tahap lanjutan terdiri dari isoniazid (H) dan rimfapisin (R) selama 4 bulan diberikan setiap hari (4HR).

Tabel 8. Jenis dan dosis obat TB anak

Jenis

obat

BB

5-10 kg

BB

10-20 kg

BB

20-33 kg

Isoniazid

50 mg

100 mg

200 mg

Rimfapisin

75 mg

150 mg

300 mg

Pirazinamid

< 5 kg

5-10 kg

400 mg

800 mg

100 mg

200 mg

Pada semua anak, terutama balita yang tinggal serumah dengan penderita TB BTA positif perlu dilakukan pemeriksaan

bila anak mempunyai gejala seperti TB harus dilakukan pemeriksaan lebih lanjut sesuai dengan alur deteksi dini TB anakbila anak balita tidak mempunyai gejala-gejala seperti TB, harus diberikan pengobatan pencegahan dengan isoniazid (INH) dengan dosis 5 mg per kg BB/hari selama 6 bulan. Bila anak tersebut belum pernah mendapat imunisasi BCG, perlu diber BCG setelah pengobatan pencegahan dengan INH selesai.

Efek samping obat

Tabel 9. Efek samping ringan dari OAT

Efek samping

Penyebab

Penanganan

tidak ada nafsu makan, mual, sakit perut

Rifampicin

Obat diminum malam sebelum tidur

nyeri sendi

Pirazinamid

beri aspirin

kesemutan s/d rasa terbakar di kaki

Isoniazid (INH)

beri vitamin B6 100 mg/ hari

warna kemerahan pada urin

Rifampicin

tidak perlu diberi apa-apa, tapi perlu penjelasan kepada penderita

Tabel 10. Efek samping berat OAT

Efek samping

Penyebab

Penanganan

gatal dan kemerahan kulit

Semua jenis OAT

ikuti petunjuk pelaksanaan dibawah

Tuli

Streptomicin

Streptomicin dihentikan, ganti etambutol

gangguan keseimbangan

Streptomicin

Streptomicin dihentikan, ganti etambutol

ikterus tanpa penyebab lain

Hampir semua obat

hentikan semua OAT sampai ikterus menghilang

bingung dan muntah-muntah

Hampir semua obat

hentikan semua OAT, segera lakukan tes fungsi hati

gangguan penglihatan

Etambutol

hantikan etambutol

purpura dan syok

Rifampicin

hentikan rifampicin

Penatalaksanaan penderita dengan efek samping gatal dan kemerahan:

Jika seorang penderita dalam pengobatan dengan OAT mulai mengeluh gatal-gatal, singkirkan dulu kemungkinan penyebab lain. Berikan anti histamin, sambil meneruskan OAT dengan pengawasan ketat.

(Anonim, 2001, Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis, Cetakan ke 6, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta)

Diagnosa Keperawatan dan Intervensi keperawatan

No

Diagnosa Keperawatan

NOC (Tujuan keperawatan)

NIC (Intervensi keperawatan)

1.

Ketidakefektifan pola nafas b.d

kelelahan otot respirasi

Setelah dilakukan tindakan keperawatan pada klien selama 5 x 24 jam, klien akan menunjukkan Status pernafasan: ventilasi tidak terganggu dengan kriteria hasil:

Kedalaman inspirasi dan kemudahan bernafasTidak ada penggunaan otot bantuBunyi nafas tambahan tidak adaNafas pendek tidak ada

Pengelolaan jalan nafas

pantau adanya sianosis dan pucatinformasikan kepada pasien dan keluarga tentang tekhnik relaksasi untuk meningkatkan pola pernafasanajarkan cara batuk efektiflaporkan perubahan sensori, bunyi nafas, pola pernafasan, nilai GDA, sputum, dan seterusnya, sesuai dengan kebutuhan kolaborasi pemberian obat nyeri untuk mengoptimalisasikan pola pernafasan hubungkan dan dokumentasikan semua data pengkajian (mis: sensori, bunyi nafas, pola pernafasan, nilai GDA, spuutm dan efek obat pada pasien)anjurkan nafas dalam selam a periode distress pernafasanlakukan pengisapan sesuai dengan kebutuhan untuk memberihkan sekresiminta psien untuk berpindah, batuk, dan nafaspertahankan oksigen aliran rendah dengan kanul nasal, masker sungkup atau tenda. Spesifikkan kecepatan aliransinkronisasikan antara kecepatan pola pernafasan klien dengan kecepatan ventilasi

2.

Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d

Obstruksi jalan napas :

Spasme jalan napasProduksi mucus berlebihan

Setelah dilakukan tindakan keperawatan pada klien selama 5 x 24 jam klien menunjukkan : Status respiratori : pertukaran gas dengan Kriteria hasil :

Kesadaran Compos mentisMudah bernapasTidak ada sianosisTidak ada somnolenPaO2 dalam batas normal (80-100 gr%)PaCO2 dalam batas normal (35-45gr%)pH arteri dalam batas normalSaturasi O2 dalam batas normal

Suction jalan nafas:

Tentukan kebutuhan suctioningAuskultasi suara nafas sebelum dan sesudah suctioningObservasi respon klien pada saat dilakukan suctionGunakan universal precaution Instruksikan klien untuk menarik nafas panjang sebelum dilakukan nasotracheal suctionGunakan peralatan steril disposable selama suctioningMonitor status oksigen pasien (SaO2) dan status hemodinamikCatat tipe dan jumlah sekret yang keluar

3.

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d

Penyakit kronisHilangnya nafsu makanMual atau muntah

Setelah dilakukan tindakan keperawatan, klien dapat mencapai status nutrisi: intake makanan dan cairan yang adekuat

kriteria hasil

BB dalam rentang normalTidak ada tanda-tanda malnutrisiIntake nutrisi adekuat

Manajemen nutrisi

Kaji adanya alergi makanan Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan untuk tubuhMonitor jumlah nutrisi dan kandungan kaloriBerikan informasi tentang kebutuhan nutrisiKaji kemampuan klien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan

Monitor nutrisi

Monitor adanya penurunan BBMonitor tipe dan jumlah aktivitas biasa dilakukan Monitor lingkungan selama makanMonitor kulit kering dan perubahan turgor pigmentasiMonitor turgor kulitMonitor kekeringan, rambut kusam, dan mudah pecahMonitor mual dan muntahMonitor kadar albumin, total protein, Hb, dan kadar hematokritMonitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan conjungtivaCatat adanya edama, hiperemik, hipertonik papila lidah dan cavitas oralCatat jika lidah berwarna magenta

4.

Defisit Pengetahuan b.d kurang paparan, tidak mengenal/familiar terhadap sumber informasi

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam si RS klien dapat menunjukkan Knowledge : Illness Care

Kriteria :

Diit Proses penyakit Pengobatan pengobatan Regimen/aturan pengobatan

Teaching : Dissease Process

Tentukan tingkat pengetahuan klien dan keluarga tentang proses penyakit

Jelaskan tentang patofisiologi penyakit

Gambarkan tentang tanda dan gejala penyakit

Jelaskan tentang proses penyakit

Identifikasi tentang penyebab yang mungkin

Sediakan informasi tentang kondisi klien

Siapkan keluarga atau orang-orang yang berarti dengan informasi tentang perkembangan klien

Sediakan informasi tentang diagnosa klien

Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan untuk mencegah komplikasi di masa yang akan datang dan atau kontrol proses penyakit

Diskusikan tentang pilihan tentang terapi atau pengobatan

Jelaskan alasan dilaksanakannya tindakan atau terapi

Dorong klien untuk menggali pilihan-pilihan atau memperoleh alternatif pilihan

Gambarkan komplikasi yang mungkin terjadi

Anjurkan klien untuk mencegah efek samping dari penyakit

Gali sumber-sumber atau dukungan yang ada

Anjurkan klien untuk melaporkan tanda dan gejala yang muncul pada petugas kesehatan

Pertegas informasi kepada anggota tim kesehatan yang lainberikan reinforcment positif pada klien jika klien dapat memahami atau menjelaskan kembali informasi yang diberikan