sri_nurul_kuraini_k11111307.pdf

17
HUBUNGAN MUTU PELAYANAN PENDAFTARAN DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH KARANGANYAR Hendri Nofiana 1 , Sri Sugiarsi 2 Mahasiswa APIKES Mitra Husada 1 , Dosen APIKES Mitra Husada Karanganyar 2 ABSTRAK Berdasarkan hasil survei pendahuluan di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Karanganyar menunjukkan bahwa sebesar 4 responden (40%) menyatakan puas dan 6 responden (60%) menyatakan tidak puas terhadap mutu pelayanan pasien dari 10 responden. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan kepuasan pasien rawat jalan dengan mutu pelayanan pendaftaran di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Karanganyar. Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Teknik sampel yang digunakan yaitu quota sampling. Instrumen penelitian ini menggunakan kuesioner dengan jumlah sampel 54 responden yaitu pasien rawat jalan yang berkunjung di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Karanganyar pada bulan April 2012. Uji statistik dengan mengunakan chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang merasa puas dan menilai mutu pelayanan pendaftaran dalam kategori baik sebanyak 22 responden (48,1%), responden yang merasa puas dan menilai mutu pelayanan pendaftaran dalam kategori cukup sebanyak 26 responden (48,1%), reponden yang merasa tidak puas dan menilai mutu pelayanan pendaftaran dalam kategori baik sebanyak 1 responden (1,9%), reponden yang merasa tidak puas dan menilai mutu pelayanan pendaftaran dalam kategori cukup sebanyak 3 responden (5,5%), responden yang merasa tidak puas dan menilai mutu pelayanan pendaftaran dalam kategori kurang sebanyak 2 responden (3,7%). Hasil uji statistik chi square diperoleh nilai signifikan p sebesar 0,000 < 0,05 dan X² hitung (17,082) ≥ X² tabel (5,591). Simpulan dari penelitian ini yaitu terdapat hubungan yang signifikan antara mutu pelayanan pendaftaran dengan kepuasan pasien di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Karanganyar. Rumah sakit disarankan mempertahankan pelayanan yang sudah baik untuk menjadi yang lebih baik lagi dalam hal keramahan petugas, kesinambungan pelayanan, kejelasan informasi karena hal tersebut adalah suatu pelayanan kesehatan yang sangat penting. Kata kunci : Mutu Pelayanan, Kepuasan Pasien. Kepustakaan : 10 (1997-2010) Latar Belakang Masalah Berdasarkan UU RI No 36 th 2009 bahwa kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita- cita bangsa Indonesia. Tujuan pelayanan kesehatan adalah tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang memuaskan harapan dan kebutuhan masyarakat, melalui pelayanan yang efektif oleh pemberi pelayanan. Pelayanan yang baik dari suatu rumah sakit akan membuktikan bahwa rumah sakit tersebut bermutu baik. Salah satu indikator keberhasilan pelayanan kesehatan di rumah sakit adalah kepuasan pasien. Kepuasan merupakan fungsi dari kesan kinerja dan harapan, pasien baru akan merasa puas apabila kinerja layanan kesehatan yang diperolehnya sama atau melebihi harapannya dan sebaliknya, ketidakpuasan atau perasaan kecewa pasien akan muncul apabila kinerja 90 Jurnal Kesehatan, ISSN.1979-9551, VOL. V. NO.1, MARET 2011, Hal 90-106

Upload: ukhti-ana

Post on 17-Dec-2015

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • HUBUNGAN MUTU PELAYANAN PENDAFTARAN DENGAN

    KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT

    PKU MUHAMMADIYAH KARANGANYAR

    Hendri Nofiana

    1, Sri Sugiarsi

    2

    Mahasiswa APIKES Mitra Husada1, Dosen APIKES Mitra Husada Karanganyar

    2

    ABSTRAK Berdasarkan hasil survei pendahuluan di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Karanganyar

    menunjukkan bahwa sebesar 4 responden (40%) menyatakan puas dan 6 responden (60%)

    menyatakan tidak puas terhadap mutu pelayanan pasien dari 10 responden. Tujuan penelitian

    adalah untuk mengetahui hubungan kepuasan pasien rawat jalan dengan mutu pelayanan

    pendaftaran di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Karanganyar.

    Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Teknik

    sampel yang digunakan yaitu quota sampling. Instrumen penelitian ini menggunakan kuesioner

    dengan jumlah sampel 54 responden yaitu pasien rawat jalan yang berkunjung di Rumah Sakit

    PKU Muhammadiyah Karanganyar pada bulan April 2012. Uji statistik dengan mengunakan chi

    square.

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang merasa puas dan menilai mutu pelayanan

    pendaftaran dalam kategori baik sebanyak 22 responden (48,1%), responden yang merasa puas dan

    menilai mutu pelayanan pendaftaran dalam kategori cukup sebanyak 26 responden (48,1%),

    reponden yang merasa tidak puas dan menilai mutu pelayanan pendaftaran dalam kategori baik

    sebanyak 1 responden (1,9%), reponden yang merasa tidak puas dan menilai mutu pelayanan

    pendaftaran dalam kategori cukup sebanyak 3 responden (5,5%), responden yang merasa tidak

    puas dan menilai mutu pelayanan pendaftaran dalam kategori kurang sebanyak 2 responden

    (3,7%). Hasil uji statistik chi square diperoleh nilai signifikan p sebesar 0,000 < 0,05 dan X

    hitung (17,082) X tabel (5,591). Simpulan dari penelitian ini yaitu terdapat hubungan yang signifikan antara mutu pelayanan

    pendaftaran dengan kepuasan pasien di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Karanganyar. Rumah

    sakit disarankan mempertahankan pelayanan yang sudah baik untuk menjadi yang lebih baik lagi

    dalam hal keramahan petugas, kesinambungan pelayanan, kejelasan informasi karena hal tersebut

    adalah suatu pelayanan kesehatan yang sangat penting.

    Kata kunci : Mutu Pelayanan, Kepuasan Pasien.

    Kepustakaan : 10 (1997-2010)

    Latar Belakang Masalah

    Berdasarkan UU RI No 36 th 2009

    bahwa kesehatan merupakan hak asasi

    manusia dan salah satu unsur kesejahteraan

    yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-

    cita bangsa Indonesia. Tujuan pelayanan

    kesehatan adalah tercapainya derajat

    kesehatan masyarakat yang memuaskan

    harapan dan kebutuhan masyarakat, melalui

    pelayanan yang efektif oleh pemberi

    pelayanan.

    Pelayanan yang baik dari suatu rumah

    sakit akan membuktikan bahwa rumah sakit

    tersebut bermutu baik. Salah satu indikator

    keberhasilan pelayanan kesehatan di rumah

    sakit adalah kepuasan pasien. Kepuasan

    merupakan fungsi dari kesan kinerja dan

    harapan, pasien baru akan merasa puas

    apabila kinerja layanan kesehatan yang

    diperolehnya sama atau melebihi harapannya

    dan sebaliknya, ketidakpuasan atau perasaan

    kecewa pasien akan muncul apabila kinerja

    90 Jurnal Kesehatan, ISSN.1979-9551, VOL. V. NO.1, MARET 2011, Hal 90-106

  • Hubungan Mutu Pelayanan Pendaftaran ...( Hendri N, Sri Sugiarsi) 91

    layanan kesehatan yang diperolehnya itu

    tidak sesuai dengan harapannya (Pohan,

    2002).

    Mutu pelayanan menjadi pemicu bagi

    profesi kesehatan untuk meningkatkan

    pelayanannya. Pelayanan profesional dalam

    pendaftaran dapat dilakukan melalui;

    kemampuan petugas dalam memberikan

    informasi, kecepatan dan ketepatan waktu

    layanan, ketanggapan dan keandalan.

    Pelayanan kesehatan bermutu yaitu

    yang memenuhi kebutuhan dan keinginan

    pasien agar pasien merasa puas terhadap

    pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit

    dengan melakukan pelayanan prima. Melalui

    pelayanan prima, rumah sakit diharapkan

    akan menghasilkan keunggulan kompetitif

    (competitive advantage) dengan pelayanan

    bermutu dan efisien.

    Rumah Sakit PKU Muhammadiyah

    Karanganyar telah mengupayakan

    memberikan pelayanan kesehatan yang

    bermutu, namun dalam perjalanannya

    mendapat keluhan dari pasien.

    Berdasarkan hasil survei pendahuluan

    di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah

    Karanganyar menunjukkan bahwa dari 10

    responden yang menyatakan puas terhadap

    mutu pelayanan pendaftaran sebanyak 4

    responden (40%) dan tidak puas sebanyak 6

    responden (60%). Oleh karena itu, peneliti

    tertarik untuk melakukan penelitian

    mengenai Hubungan Mutu Pelayanan

    Pendaftaran Dengan Kepuasan Pasien Di

    Rumah Sakit PKU Muhammadiyah

    Karanganyar.

    Tujuan penelitian adalah mengetahui

    hubungan mutu pelayanan pendaftaran

    dengan kepuasan pasien di rumah sakit PKU

    Muhammadiyah Karanganyar, mengetahui

    gambaran mutu pelayanan pendaftaran

    pasien rawat jalan, mengetahui gambaran

    kepuasan pasien rawat jalan, menganalisis

    hubungan mutu pelayanan pendaftaran

    dengan kepuasan pasien rawat jalan.

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Mutu Pelayanan

    1. Pengertian Mutu Pelayanan

    Mutu pelayanan kesehatan adalah

    suatu langkah kearah peningkatan

    pelayanan kesehatan baik untuk

    individu maupun untuk populasi sesuai

    dengan keluaran (outcome) kesehatan

    yang diharapkan dan sesuai dengan

    pengetahuan profesional terkini.

    Mutu pelayanan adalah kinerja yang

    menunjukkan pada tingkat

    kesempurnaan pelayanan kesehatan

    yang disatu pihak dapat menimbulkan

    kepuasan pada setiap pasien sesuai

    dengan tingkat kepuasan rata-rata

    penduduk, serta dipihak lain tata cara

    penyelenggaraannya sesuai dengan

    standart kode etik profesi yang telah

    ditetapkan (Depkes RI, 2006).

    2. Pelayanan kesehatan yang bermutu

    Pelayanan kesehatan bermutu adalah

    pelayanan yang memenuhi tujuan

    pelayanan kesehatan untuk

    meningkatkan derajat kesehatan

    masyarakat yang memuaskan harapan

    dan kebutuhan derajat masyarakat

  • (consumer satisfaction), melalui

    pelayanan yang efektif oleh pemberi

    pelayanan yang memuaskan harapan

    dan kebutuhan pemberi pelayanan

    (provider satisfaction), pada institusi

    pelayanan yang diselenggarakan secara

    efisien (institutional satisfaction).

    Interaksi ketiga pihak utama pelayanan

    kesehatan yang serasi, selaras dan

    seimbang, merupakan paduan dari

    kepuasan tiga pihak, dan ini merupakan

    pelayanan kesehatan yang memuaskan

    (satisfactory healty care) (Wijono,

    1999).

    Berbagai fakta menunjukkan adanya

    masalah serius dalam mutu pelayanan

    kesehatan di Indonesia. Hal ini

    disebabkan karena belum adanya

    sistem pengendali mutu yang terbaik

    yang dapat diterapkan. Pemahaman

    secara lebih mendalam tentang good

    governance merupakan salah satu

    upaya terhadap perwujudan pelayanan

    kesehatan yang lebih bermutu.

    Upaya peningkatan mutu adalah

    aksioma yang lemah capaian

    individunya, pada umumnya

    mencerminkan kegagalan sistem atau

    ketidakmampuan dari suatu organisasi

    memandang dan mengimprovisasikan

    sistem jaminan mutu. Gagasan

    peningkatan kualitas mutu merupakan

    tantangan di dalam suatu organisasi

    pelayanan kesehatan.

    B. Unsur-Unsur Yang Mempengaruhi

    Kualitas Pelayanan

    Donabedian memperkenalkan tiga

    kategori pendekatan mutu yaitu struktur,

    proses dan keluaran sebagai indikator mutu.

    1. Struktur (input) adalah seluruh

    kelengkapan yang diperlukan dalam

    pelayanan kesehatan yang meliputi:

    a. Sumber daya material, seperti

    fasilitas peralatan dan dana

    b. Sumber daya manusia, seperti

    jumlah dan kualifikasi tenaga

    c. Struktur organisasi dan prosedur

    operasional baku.

    2. Proses adalah seluruh kegiatan yang

    betul-betul dilakukan dalam

    memberikan dan menerima pelayanan

    kesehatan yang meliputi kegiatan

    tenaga medis dalam upaya penegakan

    diagnosis dan dalam memberikan saran

    serta menerapkan penatalaksanaan

    pengobatan serta kegiatan atau upaya

    pasien dalam mencari dan

    mendapatkan pelayanan kesehatan.

    Secara ringkas dapat dikemukakan

    yang dimaksud dengan proses meliputi:

    a. Mutu pelayanan teknis dan

    pelayanan klinis

    b. Mutu dari interaksi pasien dan

    pemberi jasa pelayanan (provider)

    c. Ketepatan pelayanan

    3. Keluaran adalah seluruh akibat dari

    pelayanan kesehatan terhadap status

    kesehatan pasien dan masyarakat

    termasuk peningkatan dari pengetahuan

    pasien dan perubahan dari perilaku

    pasien yang berpengaruh terhadap

    92 Jurnal Kesehatan, ISSN.1979-9551, VOL. V. NO.1, MARET 2011, Hal 90-106

  • Hubungan Mutu Pelayanan Pendaftaran ...( Hendri N, Sri Sugiarsi) 93

    status kesehatan juga derajat kepuasan

    pasien terhadap pelayanan kesehatan.

    C. Dimensi Mutu Pelayanan

    Menurut Parasuraman dimensi mutu

    difokuskan menjadi 5 dimensi (ukuran)

    kualitas jasa/pelayanan, yaitu:

    1. Tangible (berwujud)

    Yaitu pelayanan yang dapat dilihat

    (berwujud) meliputi penampilan fisik

    dari fasilitas, peralatan, karyawan dan

    alat-alat komunikasi.

    2. Realibility (keandalan)

    Yaitu dimensi yang mengukur

    keandalan suatu pelayanan jasa kepada

    konsumen. Dimensi keandalan

    didefinisikan sebagai kemampuan

    untuk memberikan jasa yang dijanjikan

    dengan terpercaya dan akurat.

    3. Responsiveness (cepat tanggap)

    Yaitu kemauan untuk membantu

    dan memberikan jasa dengan cepat

    kepada konsumen yang meliputi

    kesiapan tenaga kerja dalam melayani

    konsumen.

    Kecepatan tenaga kerja dalam

    menangani transaksi dan penanganan

    atas keluhan konsumen. Dimensi daya

    tanggap merupakan dimensi yang

    bersifat paling dinamis. Hal ini

    dipengaruhi oleh faktor perkembangan

    teknologi. Salah satu contoh aspek

    daya tanggap dalam pelayanan adalah

    kecepatan.

    4. Assurance (kepastian)

    Yaitu dimensi kualitas pelayanan

    yang berhubungan dengan kemampuan

    dalam menanamkan kepercayaan dan

    keyakinan kepada konsumen. Dimensi

    kepastian meliputi kemampuan tenaga

    kerja atas pengetahuan terhadap produk

    meliputi kemampuan karyawan atas

    pengetahuan terhadap produk secara

    tepat, kualitas keramah-tamahan,

    perhatian dan kesopanan dalam

    memberi pelayanan, ketrampilan dalam

    memberikan keamanan didalam

    memanfaatkan jasa yang ditawarkan

    dan kemampuan di dalam menanamkan

    kepercayaan konsumen terhadap jasa

    yang ditawarkan.

    Dimensi kepastian atau jaminan ini

    merupakan gabungan dari aspek-aspek:

    a. Kompetensi (competence)

    Yaitu ketrampilan dan pengetahuan

    yang dimiliki oleh para tenaga kerja

    untuk melakukan pelayanan.

    b. Kesopanan (coutesy)

    Yang meliputi keramahan,

    perhatian dan sikap para tenaga

    kerja.

    c. Kredibilitas (credibility)

    Yang meliputi hal-hal yang

    berhubungan dengan kepercayaan

    kepada penyedia jasa seperti

    reputasi, prestasi dan sebagainya.

    d. Keamanan (security)

    Yang meliputi hal-hal yang

    berhubungan dengan kemampuan

    tenaga kerja untuk memberikan rasa

    aman pada konsumen.

    5. Empaty (empati)

    Merupakan kesediaan untuk peduli

    dan memberikan perhatian pribadi

    kepada pengguna jasa. Pelayanan yang

  • empatik sangat memerlukan

    sentuhan/perasaan pribadi. Dimensi

    empati adalah dimensi yang

    memberikan peluang besar untuk

    menciptakan pelayanan yang

    surprise yaitu sesuatu yang tidak

    diharapkan pengguna jasa tetapi

    ternyata diberikan oleh penyedia jasa.

    Dimensi empati ini merupakan

    penggabungan dari aspek:

    a. Akses (acces) meliputi kemudahan

    memanfaatkan jasa yang

    ditawarkan penyedia jasa.

    b. Komunikasi (communication), yaitu

    merupakan kemampuan melakukan

    komunikasi untuk menyampaikan

    informasi kepada konsumen atau

    memperoleh masukan dari

    konsumen.

    c. Pemahaman pada konsumen

    (understanding the customer),

    meliputi usaha penyedia jasa untuk

    mengetahui dan memahami

    kebutuhan dan keinginan

    konsumen.

    Menurut Wijono Agar hasil

    pelaksanaan kegiatan jasa pelayanan

    kesehatan dapat bermutu, yang perlu

    dipersiapkan adalah berkaitan dengan input-

    input sumber daya yang bermutu pula antara

    lain:

    a. Tenaga medis, paramedik yang

    pintar, terlatih, sehat dan

    bertanggungjawab serta bermoral

    baik akan sangat mempengaruhi

    hasilnya

    b. Peralatan kedokteran, obat-obatan

    yang cukup dan bermutu akan lebih

    menjamin, memberikan kepuasan

    pada tenaga medis dan paramedik

    pelaksana pelayanan

    c. Metode diagnosis, terapi yang

    sesuai dalam upaya pengobatan

    tersebut akan lebih menjamin,

    memberikan keberhasilan

    d. Ruang operasi atau ruang lingkup

    yang memenuhi syarat, steril,

    terang, tenang akan lebih menjamin

    keberhasilan pertolongan

    e. Didukung dengan penyampaian

    atau pemberian informasi

    sebelumnya tentang hak-hak

    pasien, hak-hak dokter dan hak-hak

    paramedik beserta kewajiban

    masing-masing akan lebih

    menunjang keberhasilan dan

    memberikan kepuasan tersendiri

    f. Pencatatan dan pelaporan medik

    yang memenuhi syarat selain

    bermanfaat untuk evaluasi

    pelaporan juga menjamin keadilan

    dan kepuasan pasien maupan dokter

    g. Memberikan informasi dan

    memberitahukan sebelumnya

    (informed consent) hal-hal yang

    berkaitan dengan upaya

    pertolongan atau tindakan medik

    yang akan dilaksanakan tentu akan

    lebih menyenangkan pasien

    D. Penilaian Mutu

    Dalam upaya meningkatkan mutu

    pelayanan kesehatan dasar (PKD) atau

    menyelesaikan masalah-masalah mutu,

    94 Jurnal Kesehatan, ISSN.1979-9551, VOL. V. NO.1, MARET 2011, Hal 90-106

  • Hubungan Mutu Pelayanan Pendaftaran ...( Hendri N, Sri Sugiarsi) 95

    dengan program QA, dilakukan dengan

    pendekatan sistem, artinya memperhatikan

    proses manajemen mutu sejak input, proses,

    output dan outcome melalui penilaian mutu

    pelayanan.

    1. Input atau Struktur

    Meliputi jumlah, distribusi, dan

    kualifikasi dari tenaga profesional,

    peralatan dan geografi dari rumah

    sakit dan fasilitas lain, termasuk

    asuransi kesehatan.

    Struktur mempengaruhi secara

    tidak langsung baik tidaknya

    pelayanan atau kinerjanya, karena

    struktur sebagai alat penilai mutu

    pelayanan kesehatan adalah tidak

    tajam dan bersifat umum. Karena

    tidak dapat memberikan gambaran

    yang jelas atau spesifik

    pengaruhnya terhadap kinerja.

    Beberapa kegiatan QA yang

    berhubungan dengan Input atau

    struktur adalah berkaitan dengan

    mutu:

    a. Standar dan prosedur (standard

    operating procedure) pelayanan

    medis.

    Supaya diketahui apakah

    pelayanan medis yang

    dilaksanakan sesungguhnya

    adalah bermutu, tentu diukur

    berdasarkan standar dan

    prosedur pelayanan medis

    professional (bukan menurut

    ukuran sendiri).

    Oleh karenanya setiap jenis

    pelayanan medis sesuai dengan

    jenis penyakit yang

    bersangkutan berdasarkan

    standar dan prosedur pelayanan

    medis yang sesuai, berdasarkan

    kesepakatan profesi yang

    bersangkutan.

    b. Perizinan (Licencure)

    Suatu pernyataan boleh

    melakukan kegiatan teretentu

    dan dimaksudkan untuk

    melindungi masyarakat dari

    praktek-praktek yang tidak

    bertanggung jawab atau

    merugikan.

    c. Sertifikasi (Certification)

    Bahwa tenaga medis atau

    paramedis tersebut telah

    memenuhi syarat atau mampu

    dan diizinkan untuk

    melakukan tindakan medis/

    pelayanan medis sebagaimana

    dimaksudkan dalam

    pemberian sertifikat atau

    ijazah tersebut.

    2. Proses

    Mutu proses diketahui dari hasil

    pengamatan langsung atau review

    dari catatan dan informasi yang

    merupakan rekonstruksi yang

    cermat tentang yang lebih kurang

    terjadi.

    Proses adalah obyek utama

    penilaian, maka dasar penetapan

    mutu adalah hubungan antara

    karakter-karakter dari proses

    pelayanan medis dan

  • konsekuensinya terhadap

    kesehatan.

    Menjaga mutu pelayanan kesehatan

    pada sisi proses pelayanan

    kesehatan, berhubungan secara

    langsung dengan praktek medis

    dokter atau para medis dengan

    pasien. Sejak anamnese,

    pemeriksaan fisik, pemeriksaan

    penunjang lainnya seperti

    laboratorium, radiology, diagnosa,

    terapiu, perawatan dan atau

    konsultasi lanjutan serta rujukan,

    apakah telah mengacu pada standar

    dan prosedur pelayanan medis yang

    ditetapkan secara professional.

    Kepatuhan para tenaga medis atau

    para medis dalam memberikan

    pelayanan mengacu kepada standar

    dan prosedur tersebut sangat

    mempengaruhi mutu pelayanan

    kesehatan terhadap pasien.

    3. Output atau Outcome

    Output dalam hal ini adalah hasil

    pelaksanaan pelayanan medis oleh

    petugas kesehatan telah sesuai

    dengan standar, dan Outcome

    adalah umpan balik yang dihasilkan

    dari hasil pelayanan.

    Outcome secara tidak langsung

    dapat digunakan sebagai

    pendekatan untuk manilai

    pelayanan kesehatan. Hasil

    pelayanan tidak bermutu apabila

    berbeda atau tidak seperti yang

    diharapkan atau tidak sesuai dengan

    standar hasil yang ditetapkan. Pada

    dasarnya penilaian hasil ini untuk

    menjawab pertanyaan apakah hasil

    dari pelayanan medis yang

    dikerjakan telah sesuai dengan

    standar hasil sebagaimana

    seharusnya.

    E. Kepuasan Pasien

    1. Pengertian Kepuasan

    Kepuasan pasien adalah suatu tingkat

    perasaan pasien yang timbul sebagai

    akibat dari kinerja layanan kesehatan

    yang diperolehnya setelah pasien

    membandingkannya dengan yang

    diharapkan. Kepuasan pasien menjadi

    bagian yang integral dan menyeluruh

    dari kegiatan jaminan mutu pelayanan

    kesehatan. Artinya, pengukuran tingkat

    kepuasan pasien harus menjadi

    kegiatan yang tidak dapat dipisahkan

    dari pengukuran mutu pelayanan

    kesehatan. Konsekuensi dari pola pikir

    yang demikian adalah dimensi

    kepuasan pasien menjadi salah satu

    dimensi mutu pelayanan kesehatan

    yang penting (Pohan, 2002).

    a. Mendapat informasi yang

    menyeluruh, artinya mendapat

    informasi tentang nama penyakit,

    bagaimana merawatnya di rumah,

    dan informasi tanda-tanda bahaya

    untuk segera membawanya kembali

    berobat.

    b. Mendapat jawaban yang dimengerti

    terhadap pertanyaan pasien, artinya

    apakah pasien mengerti jawaban

    yang diberikan oleh petugas

    96 Jurnal Kesehatan, ISSN.1979-9551, VOL. V. NO.1, MARET 2011, Hal 90-106

  • Hubungan Mutu Pelayanan Pendaftaran ...( Hendri N, Sri Sugiarsi) 97

    kesehatan terhadap pertanyaan yang

    diajukannya.

    c. Memberikan kesempatan bertanya,

    artinya apakah petugas kesehatan

    memberikan kesempatan kepada

    pasien untuk bertanya.

    d. Penggunaan bahasa daerah, apakah

    petugas kesehatan menggunakan

    bahasa daerah dalam melayani

    pasien.

    e. Kesinambungan pelayanan, artinya

    pasien mendapat pelayanan yang

    lengkap tanpa harus berhenti atau

    mengulangi prosedur diagnose.

    f. Waktu tunggu, yaitu waktu yang

    diperlukan sebelum kontak dengan

    petugas kesehtan, bukan dengan

    petugas kartu atau rekam medik.

    g. Tersedianya toilet, artinya apakah

    puskesmas terdapat toilet yang

    dapat digunakan oleh pasien dan

    airnya tersedia.

    h. Biaya pelayanan, seluruh biaya

    yang dikeluarkan pasien jika

    berobat ke rumah sakit.

    i. Tersedianya tempat duduk atau

    bangku untuk pasien pada ruang

    tunggu. Masing-masing aspek yang

    berpengaruh terhadap kepuasan

    pasien akan dianalisis berdasarkan

    penilaian pasien tentang tingkat

    harapan terhadap aspek tersebut

    serta bagaimana penilaian pasien

    terhadap aspek kepuasan pasien

    tersebut yang diperolehnya sewaktu

    meminta pertolongan di Rumah

    Sakit.

    2. Faktor-faktor yang mempengaruhi

    kepuasan pasien

    Dalam mengevaluasi kepuasan

    terhadap jasa pelayanan yang diterima

    mengacu pada beberapa faktor, antara

    lain:

    a. Kualitas produk atau jasa hasil

    evaluasi

    Pasien akan merasa puas bila

    mereka menunjukkan produk atau

    jasa yang digunakan berkualitas.

    Persepsi konsumen terhdap kualitas

    produk atau jasa dipengaruhi oleh

    dua hal yaitu kenyamanan kualitas

    produk atau jasa yang

    sesungguhnya dan komunikasi

    dalam mempromosikan rumah

    sakit.

    b. Kualitas pelayanan

    c. Memegang peranan penting dalam

    industri jasa. Pelanggan dalam hal

    ini pasien akan merasa puas jika

    mereka memperoleh pelayanan

    yang baik atau sesuai dengan yang

    diharapkan

    d. Faktor emosional

    e. Faktor emosional pasien yang

    merasa bangga dan yakin bahwa

    orang lain kagum terhadap

    konsumen bila dalam hal ini pasien

    melihat rumah sakit yang sudah

    mempunyai pandangan rumah

    sakit mahal, cenderung memiliki

    tingkat kepuasan yang lebih tinggi.

  • 3. Aspek-aspek yang mempengaruhi

    kepuasan pasien

    Ada empat aspek yang dapat diukur yaitu

    kenyamanan, hubungan pelangan dengan

    petugas, kompetensi petugas dan biaya:

    a. Kenyamanan, aspek ini dijabarkan

    dalam pertanyaan tentang lokasi

    rumah sakit, kebersihan, kenyamanan

    ruangan, makanan dan minuman,

    peralatan ruangan, tata letak,

    penerangan, kebersihan wc,

    pembuangan sampah, kesegaran

    ruangan dll.

    b. Hubungan pelanggan dengan petugas

    rumah sakit, dapat dijabarkan dengan

    pertanyaan yang menyangkut

    keramahan, informasi yang diberikan,

    sejauh mana tingkat komunikasi,

    responsi, support.

    c. Kompetensi teknis petugas, dapat

    dijabarkan dalam pertanyaan

    kecepatan pelayanan pendaftaran,

    keterampilan dalam penggunaan

    teknologi, pengalaman petugas

    medis, gelar medis yang dimiliki,

    terkenal, keberanian mengambil

    keputusan, dsb.

    d. Biaya, dapat dijabarkan dalam

    pertanyaan kewajaran biaya,

    kejelasan komponen biaya-biaya,

    tingkat masyarakat yang berobat, ada

    tidaknya keringanan masyarakat

    miskin.

    F. Tempat Pendaftaran Pasien Rawat

    Jalan (TPPRJ)

    Tempat Pendaftaran Pasien Rawat jalan

    (TPPRJ) sebagai pusat informasi pasien

    rawat jalan dan merupakan salah satu

    bagian unit pencatatan data identitas pasien

    di rumah sakit. Bagian TPPRJ bertanggung

    jawab dalam mengatur penerimaan dan

    pendaftaran pasien yang akan rawat jalan

    (Shofari, 2002).

    1. Tugas pokok TPPRJ dalam pelayanan

    rekam medis :

    a. Menerima pendaftaran pasien yang

    akan berobat di rawat jalan.

    b. Melakukan pencatatan pendaftaran

    (registrasi).

    c. Menyediakan formulir-formulir

    rekam medis dalam folder dokumen

    rekam medis bagi pasien yang baru

    pertama kali berobat (pasien baru)

    dan pasien yang berkunjung

    berikutnya (pasien lama).

    d. Mengarahkan pasien ke URJ atau

    Poliklinik yang sesuai dengan

    keluhannya.

    e. Memberi informasi tentang

    pelayanan-pelayanan di rumah sakit

    yang bersangkutan.

    2. 2. Fungsi TPPRJ dalam Pelayanan

    rekam medis :

    a. Pencatat identitas ke formulir

    rekam medis rawat jalan, data dasar

    pasien, KIB, KIUP, dan buku

    register pendaftaran pasien rawat

    jalan.

    b. Pemberi dan pencatat nomor rekam

    medis sesuai dengan kebijakan

    penomoran yang ditetapkan.

    c. Penyedia dokumen rekam medis

    baru untuk pasien baru.

    98 Jurnal Kesehatan, ISSN.1979-9551, VOL. V. NO.1, MARET 2011, Hal 90-106

  • Hubungan Mutu Pelayanan Pendaftaran ...( Hendri N, Sri Sugiarsi) 99

    d. Penyedia dokumen rekam medis

    lama untuk pasien lama melalui

    bagian Filling.

    e. Penyimpan dan pengguna KIUP.

    f. Pendistribusi dokumen rekam

    medis untuk pelayanan rawat jaaln.

    g. Penyedia informasi jumlah

    kunjungan pasien rawat jalan.

    3. Penerimaan pasien baru dan lama di

    TPPRJ sebagai berikut :

    a. Penerimaan pasien baru

    1) Membuat formulir KIB, KIUP,

    formulir rawat jalan baru sesuai

    kasus penyakit pasien dan

    mencatat setiap penggunaan

    formulir pada buku catatan

    penggunaan formulir rawat

    jalan.

    2) Menulis nomor rekam medis

    baru pada formulir KIB, KIUP,

    formulir rekam medis rawat

    jalan berdasarkan buku catatan

    penggunaan nomor rekam medis

    rawat jalan atau buku

    pengendalian nomor rekam

    medis bagi pasien rawat jalan.

    3) Mencatat identitas pasien pada

    buku register pendaftaran pasien

    rawat jalan.

    4) Menyerahkan formuilr KIB baru

    kepada pasien.

    5) Mengisi buku ekspedisi TPPRJ.

    6) Mendistribusikan pasien dan

    berkas rekam medis ke unit

    rawat jalan dengan

    menggunakan buku ekspedisi

    TPPRJ.

    7) Menerima SHRJ dan berkas

    rekam medis pasien yang selesai

    pelayanan.

    b. Penerimaan pasien lama di TPPRJ

    1) Meminta KIB dari pasien atau

    keluarganya (pasien pernah

    berobat)

    2) Mencatat nomor rekam medis

    dari KIB ke Tracer (slip

    peminjaman) untuk meminjam

    berkas rekam medis lama pasien

    ke bagian filling. Apabila tidak

    membawa KIB maka dicarikan

    nomor rekam medis pasien di

    KIUP, setelah KIUP ditemukan

    kemudian dicarikan berkas

    rekam medis kunjungan pasien

    yang lalu dicari di bagian

    filling.

    3) Menerima berkas rekam medis

    dari filling dengan

    menandatangani buku ekspedisi

    filling.

    4) Menambahkan formulir rekam

    medis rawat jalan yang telah

    habis sesuai kasus penyakit dan

    mencatat setiap penggunan

    formulir pada buku pencatatan

    penggunaan formulir rawat

    jalan.

    5) Mencatat pada buku register

    pendaftaran pasien rawat jalan.

    6) Menyerahkan kembali KIB pada

    pasien dengan berpesan jika

    kelak berobat lagi, KIB harap

    dibawa.

  • 7) Mengisi buku ekspedisi TPPRJ

    sebagai bukti serah terima

    berkas rekam medis.

    8) Mendistribusikan berkas rekam

    medis dan pasien ke Unit Rawat

    Jalan dengan menggunakan

    buku ekspedisi TPPRJ.

    G. Statistik dan Parameter

    Statistik adalah ukuran yang

    menyimpulkan karakter sampel sedang

    ukuran yang menyimpulkan karakter

    populasi disebut parameter. Metode statistik

    parametrik adalah metode analisis data yang

    mengunakan asumsi, bahwa sampel harus

    berdistribusi normal yang diambil secara

    random,dan datanya berskala interval dan

    rasio. Sedangkan metode statistik parametrik

    tidak memerlukan persyaratan tersebut.

    1. Jenis data

    a. Data dikotomi atau data nominal

    Data dikotomi atau nominal disebut

    pula data diskrit. Data ini

    digunakan untuk mengkatagorikan

    data atas dasar kriteria yang jelas

    dan tegas dan bersifat diskrit.

    b. Data Ordinal

    Adalah data yang sudah diurutkan

    dari jenjang paling atas sampai

    bawah atau sebaliknya. Disebut

    juga data berurutan, data

    berjenjang, data bertingkat.

    2. Karateristik Data

    Suatu data statistik seharusnya

    mempunyai karakter yang sama atau

    hampir sama dengan ciri sumber data.

    Hal tersebut diawali dengan teknik

    pengumpulan data yang memenuhi

    syarat sebagai berikut :

    a. Ketelitian

    Data yang dikumpulkan sama atau

    mendekati angka atau nilai sumber

    data yang sama.

    b. Ketepatan

    Stabilitas dan konsistensi data yang

    dikumpulkan sama dengan data

    yang ada, bila dilakukan

    pengukuran kembali hasilnya harus

    sama dengan hasil yang pertama.

    c. Penyajian Data

    Data yang dikumpulkan dari

    populasi atau sampel, untuk

    keperluan laporan atau penelitian

    perlu ditata, diatur, diolah, dan

    disajikan dalam bentuk yang mudah

    dipahami. Penyajian data pada

    umumnya dapat berbentuk tabel

    atau daftar dan grafik atau diagram

    H. Kerangka Konsep

    I. Hipotesis

    Ada hubungan mutu pelayanan petugas

    pendaftaran dengan kepuasan pasien

    rawat jalan di rumah sakit PKU

    Muhammadiyah Karanganyar.

    Kepua

    san

    pasien Mutu pelayanan

    Dimensi mutu

    1. Tangibles (bukti langsung)

    2. Reliability (keandalan)

    3. Responsiveness(cepat tanggap)

    4. Assurance (kepastian)

    5. Empaty ( empati)

    100 Jurnal Kesehatan, ISSN.1979-9551, VOL. V. NO.1, MARET 2011, Hal 90-106

  • METODE PENELITIAN

    A. Jenis Penelitian dan Rancangan

    Penelitian

    Jenis penelitian adalah observasional

    analitik yaitu penelitian yang dilakukan

    untuk mencari hubungan antar variabel

    bebas dan terikat yang analisisnya untuk

    menentukan ada tidaknya hubungan variabel

    yang kemudian dilanjutkan sampai pada

    taraf pengambilan kesimpulan yang berlaku

    secara umum dan sudah memiliki hipotesis

    (Arikunto, 2010).

    Rancangan penelitian yang digunakan

    adalah Cross Sectional yaitu variabel

    dependen dan independen diobservasi hanya

    sekali pada saat yang sama (Arief, 2008).

    B. Variabel Penelitian dan Definisi

    Operasional

    Tabel 1. Variabel dan Definisi

    Operasional

    Variabel Definisi

    Operasional

    Skala

    Kepuasan

    pasien

    Perasaan senang atau

    kecewa seseorang

    yang dialami setelah

    membandingkan

    antara pelayanan

    yang diterima dengan

    harapan-harapannya,

    yang diukur dengan

    mengunakan

    indikator:

    a. Mendapat informasi yang

    jelas

    b. Kecepatan petugas dalam

    memberikan

    pelayanan

    c. Kesinambungan pelayanan

    Nominal

    dengan kriteria

    1. Puas jika skor > 50

    %

    2. Tidak puas

    jika skor 50 %

    Variabel Definisi

    Operasional

    Skala

    Mutu

    Pelayanan

    Kemampuan rumah

    sakit dalam

    memberikan

    pelayanan yang

    sesuai dengan

    harapan pasien, yang

    diukur berdasarkan

    indikator:

    a. Kemampuan memberikan

    informasi

    b. Kesinambungan pelayanan

    c. Kecepatan petugas

    pendaftaran

    dalam

    memberikan

    pelayanan

    Nominal

    dengan kriteria

    Baik, 76-100%

    Cukup, 56-

    75%,Kurang,

    < 56%

    (Nursalam,

    2008)

    C. Populasi dan Sampel

    1. Populasi

    Populasi merupakan wilayah

    generalisasi yang terdiri dari obyek/ subyek

    yang mempunyai kualitas dan karakteristik

    tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

    dipelajari dan kemudian ditarik

    kesimpulannya (Sugiyono, 2010). Populasi

    dalam penelitian ini yaitu pasien rawat jalan

    yang berkunjung ke Rumah Sakit PKU

    Muhammadiyah Karanganyar .

    2. Sampel

    Sampel adalah bagian dari jumlah dan

    karakteristik yang dimiliki oleh populasi

    merupakan hasil pemilihan subjek dari

    populasi untuk memperoleh karakteristik

    populasi tersebut.

    Pengambilan sampel yang digunakan

    dengan jenis teknik quota sampling, teknik

    untuk menentukan sampel dari populasi

    yang diinginkan (Sugiyono, 2010).

    Sampel yang digunakan dalam

    penelitian ini adalah pasien rawat jalan yang

    Hubungan Mutu Pelayanan Pendaftaran ...( Hendri N, Sri Sugiarsi) 101

  • 102 Jurnal Kesehatan, ISSN.1979-9551, VOL. V. NO.2, MARET 2011, Hal 90-106

    22

    1

    26

    3 0 2

    0

    10

    20

    30

    Baik Cukup kurang

    Kepuasan Pasien Rawat Jalan Puas

    Kepuasan Pasien Rawat Jalan Tidak puas

    berkunjung ke Rumah Sakit PKU

    Muhammadiyah Karanganyar sejumlah 54

    responden.

    HASIL PENELITIAN DAN

    PEMBAHASAN

    A. Hasil Penelitian

    1. Gambaran Mutu Pelayanan

    Pendaftaran

    Dalam penelitian ini mutu pelayanan

    pendaftaran dikategorikan dalam 3 kategori

    yaitu baik, cukup dan kurang. Dari hasil

    penyebaran kuesioner dapat disajikan dalam

    gambar berikut :

    Gambar 1. Mutu Pelayanan Pendaftaran di

    Rumah Sakit PKU Muhammadiyah

    Karanganyar

    Berdasarkan gambar 1 menunjukkan

    bahwa responden yang berpendapat mutu

    pelayanan pendaftaran termasuk dalam

    kategori baik berjumlah 23 responden

    (42,6%), kategori cukup berjumlah 29

    responden (53,7%), dan kategori kurang

    berjumlah 2 responden (3,7%).

    2. Kepuasan Pasien Rawat Jalan

    Hasil data yang diperoleh tentang

    kepuasan pasien rawat jalan dikategorikan

    dalam 2 kategori yaitu puas dan tidak puas.

    Dari hasil penyebaran kuesioner dapat

    disajikan dalam gambar berikut :

    Gambar 2. Kepuasan Pasien Rawat Jalan

    di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah

    Karanganyar

    Berdasarkan gambar 4.2 menunjukkan

    bahwa responden yang merasa puas dengan

    mutu pelayanan petugas pendaftaran

    berjumlah 48 responden (88,9%) dan

    responden yang merasa tidak puas berjumlah

    6 responden (11,1%).

    3. Distribusi Mutu Pelayanan Pendaftaran

    dengan Kepuasan Pasien Rawat Jalan

    di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah

    Karangnayar.

    Ganbar 3. Distribusi Mutu Pelayanan

    Pendaftaran dengan Kepuasan Pasien

    Rawat Jalan di Rumah Sakit PKU

    Muhammadiyah Karanganyar

    23

    29

    2

    0

    5

    10

    15

    20

    25

    30

    Baik Cukup Kurang

    48

    6

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    Puas Tidak Puas

  • Berdasarkan gambar 3 diperoleh hasil

    bahwa responden yang merasa puas dengan

    mutu pelayanan pendaftaran yang baik

    berjumlah 22 responden (40,8%).

    Responden yang merasa puas dengan mutu

    pelayanan pendaftaran yang cukup

    berjumlah 26 responden (48,1%). Reponden

    yang merasa tidak puas dengan mutu

    pelayanan pendaftaran yang baik sebanyak 1

    responden (1,9%), reponden yang merasa

    tidak puas dengan mutu pelayanan

    pendaftaran yang cukup sebanyak 3

    responden (5,5%) dan responden yang

    merasa tidak puas dengan mutu pelayanan

    pendaftaran yang kurang sebanyak 2

    responden (3,7%).

    4. Analisis Data

    Hasil uji statistik hubungan mutu

    pelayanan pendaftaran dengan kepuasan

    pasien di rumah sakit PKU Muhammadiyah

    Karanganyar dengan menggunakan uji

    statistik chi square menggunakan program

    SPSS version 16 for windows diperoleh

    nilai signifikan p sebesar 0,000 dan X

    hitung 17,082 yang kemudian dibandingkan

    dengan X tabel dengan taraf signifikan 5%

    dan df=2 maka diperoleh X tabel 5,591.

    Kriteria pengambilan kesimpulan

    dilakukan dengan aturan H0 ditolak apabila

    assymptom sign < 0,05 dan X2 hitung X2

    tabel. Dimana nilai signifikan p < 0,05 dan

    X hitung lebih besar dari X tabel (17,082

    5,591) maka Ha diterima dan Ho ditolak.

    Berdasarkan hasil uji statistik diatas

    diketahui bahwa terdapat hubungan antara

    mutu pelayanan pendaftaran dengan

    kepuasan pasien rawat jalan di rumah sakit

    PKU Muhammadiyah Karanganyar.

    B. Pembahasan

    1. Gambaran Mutu Pelayanan

    Pendaftaran

    Gambaran mutu pelayanan pendaftaran

    dalam penelitian ini meliputi:

    kecepatan petugas pendaftaran dalam

    melayani transaksi pendaftaran,

    kemampuan petugas pendaftaran

    memberikan pelayanan, memberi tahu

    poli yang dituju, kemampuan

    komunikasi yang baik dalam

    melakukan pelayanan, kemampuan

    menjaga kesinambungan pelayanan,

    kemampuan memberikan informasi

    secara jelas dan tepat.

    Responden yang berpendapat mutu

    pelayanan pendaftaran termasuk dalam

    kategori baik berjumlah 23 responden

    (42,6%), kategori cukup berjumlah 29

    responden (53,7%), dan kategori

    kurang berjumlah 2 responden (3,7%).

    Mutu pelayanan pendaftaran terendah

    terdapat pada item pernyataan nomor 1

    tentang kecepatan petugas pendaftaran

    dalam melayani transaksi pendaftaran.

    Kurangnya kecepatan petugas

    pendaftaran dalam melayani transaksi

    pendaftaran dapat mempengaruhi

    tingkat kepuasan pasien terhadap mutu

    pelayanan pendaftaran.

    Mutu pelayanan pendaftaran paling

    baik terdapat pada item pernyataan

    nomor 7 dimana kedatangan petugas

    tepat waktu, hal ini akan berpengaruh

    pada kepuasan pasien dalam pelayanan

    Hubungan Mutu Pelayanan Pendaftaran ...( Hendri N, Sri Sugiarsi) 103

  • kesehatan terutama pada pendaftaran

    pasien.

    2. Gambaran Kepuasan Pasien Rawat

    Jalan

    Responden yang merasa puas dengan

    mutu pelayanan pendaftaran di rumah

    sakit PKU Muhammadiyah

    Karanganyar dikarenakan ada

    beberapa faktor seperti petugas

    pendaftaran datang tepat waktu,

    petugas pendaftaran cepat dalam

    menulis data identitas pasien,

    pelayanan pendaftaran pasien baru

    maupun lama dilayani dengan cepat,

    pencarian berkas rekam medis oleh

    petugas dilayani dengan cepat, petugas

    pendaftaran memberikan informasi

    tentang macam-macam poli yang ada

    di rumah sakit, petugas memberikan

    syarat-syarat informasi pendaftaran

    dengan tepat, petugas pendaftaran

    memberikan informasi tidak berbelit-

    belit dan petugas pendaftaran

    memberikan informasi tentang dokter

    praktik yang ada di rumah sakit.

    Responden yang merasa puas dengan

    mutu pelayanan petugas pendaftaran

    berjumlah 48 responden (88,9%) dan

    responden yang merasa tidak puas

    berjumlah 6 responden (11,1%).

    Tingkat kepuasan pasien terendah

    terdapat pada item pernyataan nomor 7

    tentang pelayanan pendaftaran pasien

    baru maupun lama dilayani dengan

    cepat dengan total skor 126.

    Sedangkan tingkat kepuasan pasien

    tertinggi terdapat pada item pernyataan

    nomor 9 tentang petugas memberikan

    satu nomor kepada pasien selama

    kunjungan dengan skor total 164.

    3. Distribusi Mutu Pelayanan Pendaftaran

    dengan Kepuasan Pasien Rawat Jalan

    Mutu pelayanan menjadi pemicu bagi

    profesi kesehatan untuk meningkatkan

    pelayanannya. Pelayanan profesional

    dalam pendaftaran dapat dilakukan

    melalui; kemampuan petugas dalam

    memberikan informasi, kecepatan dan

    ketepatan waktu layanan, ketanggapan

    dan keandalan. Pelayanan kesehatan

    bermutu yaitu yang memenuhi

    kebutuhan dan keinginan pasien agar

    pasien merasa puas terhadap pelayanan

    yang diberikan oleh rumah sakit

    dengan melakukan pelayanan prima.

    Melalui pelayanan prima, rumah sakit

    diharapkan akan menghasilkan

    keunggulan kompetitif (competitive

    advantage) dengan pelayanan bermutu

    dan efisien. Sebaliknya, ketidakpuasan

    atau perasaan kecewa pasien akan

    muncul apabila kinerja layanan

    kesehatan yang diperolehnya itu tidak

    sesuai dengan harapannya.

    Berdasarkan hasil penyebaran

    kuesioner kepada 54 responden

    diperoleh mayoritas responden yang

    merasa puas dengan mutu pelayanan

    pendaftaran yang baik berjumlah 22

    responden (40,8%). Responden yang

    merasa puas dengan mutu pelayanan

    pendaftaran yang cukup berjumlah 26

    responden (48,1%). Reponden yang

    merasa tidak puas dengan mutu

    104 Jurnal Kesehatan, ISSN.1979-9551, VOL. V. NO.1, MARET 2011, Hal 90-106

  • pelayanan pendaftaran yang baik

    sebanyak 1 responden (1,9%),

    reponden yang merasa tidak puas

    dengan mutu pelayanan pendaftaran

    yang cukup sebanyak 3 responden

    (5,5%) dan responden yang merasa

    tidak puas dengan mutu pelayanan

    pendaftaran yang kurang sebanyak 2

    responden (3,7%).

    4. Analisis Data

    Hasil uji statistik hubungan mutu

    pelayanan pendaftaran dengan

    kepuasan pasien di rumah sakit PKU

    Muhammadiyah Karanganyar dengan

    menggunakan uji statistik chi square

    menggunakan program SPSS version

    16 for windows diperoleh nilai

    signifikan p sebesar 0,000 dan X

    hitung 17,082 yang kemudian

    dibandingkan dengan X tabel dengan

    taraf signifikan 5% dan df=2 maka

    diperoleh X tabel 5,591.

    Kriteria pengambilan kesimpulan

    dilakukan dengan aturan H0 ditolak

    apabila assymptom sign < 0,05 dan X2

    hitung X2 tabel. Dimana nilai

    signifikan p < 0,05 dan X hitung lebih

    besar dari X tabel (17,082 5,591)

    maka Ha diterima dan Ho ditolak.

    Berdasarkan hasil uji statistik diatas

    diketahui bahwa terdapat hubungan

    antara mutu pelayanan pendaftaran

    dengan kepuasan pasien rawat jalan di

    rumah sakit PKU Muhammadiyah

    Karanganyar.

    KESIMPULAN DAN SARAN

    A. Kesimpulan

    1. Responden yang berpendapat bahwa

    mutu pelayanan pendaftaran di rumah

    sakit PKU Muhammadiyah

    Karanganyar termasuk termasuk dalam

    kategori baik berjumlah 23 responden

    (42,6%), kategori cukup berjumlah 29

    responden (53,7%), dan kategori

    kurang berjumlah 2 responden (3,7%).

    2. Responden yang merasa puas dengan

    mutu pelayanan petugas pendaftaran

    berjumlah 48 responden (88,9%) dan

    responden yang merasa tidak puas

    berjumlah 6 responden (11,1%).

    3. Responden yang merasa puas dengan

    mutu pelayanan pendaftaran yang

    cukup berjumlah 26 responden

    (48,1%). Reponden yang merasa tidak

    puas dengan mutu pelayanan

    pendaftaran yang baik sebanyak 1

    responden (1,9%), reponden yang

    merasa tidak puas dengan mutu

    pelayanan pendaftaran yang cukup

    sebanyak 3 responden (5,5%) dan

    responden yang merasa tidak puas

    dengan mutu pelayanan pendaftaran

    yang kurang sebanyak 2 responden

    (3,7%).

    4. Terdapat hubungan antara mutu

    pelayanan pendaftaran dengan

    kepuasan pasien rawat jalan dengan

    nilai signifikan p = 0,000 dan X2 hitung

    = 17,082.

    Hubungan Mutu Pelayanan Pendaftaran ...( Hendri N, Sri Sugiarsi) 105

  • B. Saran

    1. Sebaiknya Rumah Sakit

    mempertahankan mutu pelayanan

    pendaftaran dalam hal keramahan

    petugas, keterampilan, kecepatan

    pelayanan, dan kejelasan informasi

    agar merasa puas, senang terhadap

    pelayanan yang sudah diberikan oleh

    petugas.

    2. Sebaiknya Rumah Sakit menyediakan

    leaflet, brosur, dan informasi yang

    menampilkan profil rumah sakit sarana

    dan prasarana agar mutu pelayanan

    pendaftaran lebih meningkat.

    DAFTAR PUSTAKA

    Arief TQ. 2008. Metodologi Penelitian

    Kedokteran dan Kesehatan CSGF

    (community of self help group forum

    ). Klaten: LPP UNS & UNS Press

    Arikunto S.2010. Prosedur penelitian Edisi

    Revisi. Jakarta: Rineka Cipta

    DepKes RI. 1997. Pedoman Pengelolaan

    Rekam Medis Rumah Sakit Di

    Indonesia. Revisi 1, Direktorat

    Jenderal Pelayanan Medik

    DepKes RI. 2006. Pedoman Pengelolaan

    Rekam Medis Rumah Sakit Di

    Indonesia. Revisi 1I, Direktorat

    Jenderal Pelayanan Medik

    Hatta G. 2008. Pedoman Manajemen

    Informasi Kesehatan Di Sarana

    Pelayanan Kesehatan. Universitas

    Indonesia. Jakarta

    Notoatmodjo S. 2005. Metodologi Penelitian

    Kesehatan Edisi Revisi. Jakarta:

    Rineka Cipta

    Pohan I. 2002. Jaminan Mutu Pelayanan

    Kesehatan. Jakarta: Buku Kedokteran

    ECG.

    Shofari B. 2002. Pengelolaan Sistem Rekam

    Medik 01. Perhimpunan Perekam

    Medik dan Informasi Kesehatan

    Indonesia. Semarang

    Santoso S. 2005. Menggunakan SPSS dan

    Excel untuk Mengetahui Hubungan

    Mutu Pelayanan dan Kepuasan

    Pasien. Jakarta: PT Elex Media

    Komputindo, Kelompok Gramedia

    Sugiyono P. 2010. Metode Penelitian

    Pendidikan (pendekatan kuantitatif,

    kualitatif, dan R&D. Bandung:

    alfabeta

    Wijono Dj. 1999. Manajemen Mutu

    Pelayanan Kesehatan. Teori, Strategi dan

    Aplikasi Volume 1. Surabaya: A

    106 Jurnal Kesehatan, ISSN.1979-9551, VOL. V. NO.1, MARET 2011, Hal 90-106