spesifikasi teknis mako polsek nanusa edit

24
Spesifikasi Teknis Hal | 1 SPESIFIKASI TEKNIS URAIAN .1. Keterangan Umum. a. Pekerjaan : REHABILITASI MAKO POLSEK NANUSA TIPE 125 – 1 (satu) Unit, b. Lokasi Pekerjaan : Kompleks MAKO POLSEK NANUSA, Desa Karatung Kecamatan Nanusa Kabupaten Kepulauan Talaud .2. Pekerjaan yang akan dilaksanakan : Sesuai dengan BQ ( Bill of Quantity) yang terlampir .3. Pada akhir kerja, Penyedia Jasa Pemborongan diharuskan membersihkan sisa bahan dari segala kotoran akibat kegiatan pembangunan, termasuk sisa-sisa material bangunan serta gundukan tanah, bekas tanah dan lain sebagainya. .4. Menyediakan Direksi Keet yang berupa Ruang Rapat dengan kapasitas 6 (enam) orang, ruang kerja Penyedia Jasa Konsultan Pengawas dan Los Kerja untuk menyimpan bahan- bahan bangunan yang akan digunakan. .5. Dalam melaksanakan pekerjaan tersebut di atas termasuk juga mendatangkan bahan-bahan bangunan dan peralatan dalam jumlah yang cukup untuk pelaksanaan pekerjaan. PEKERJAAN YANG HARUS DILAKSANAKAN .1. Menurut Dokumen Pengadaan Barang/Jasa antara lain : a. Rencana Kerja dan Syarat-syarat b. Gambar Kerja/Gambar Rencana (Bestek) c. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanvoelling) d. Perubahan-perubahan dalam pelaksanaan (bila ada) yang telah disahkan oleh Pembuat Komitmen dan instansi yang Berwenang terkait. .2. Menurut syarat dan ketentuan sebagai berikut : a. PUBI 1982:Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia REHABILITASI MAKO POLSEK NANUSA TIPE 125

Upload: athoe-sasauw

Post on 15-Dec-2015

23 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Spesifikasi Teknis Mako Polsek Nanusa Edit

S p e s i f i k a s i T e k n i s H a l | 1

SPESIFIKASI TEKNIS1. URAIAN

1.1. Keterangan Umum.a. Pekerjaan : REHABILITASI MAKO POLSEK NANUSA TIPE 125 – 1 (satu) Unit,b. Lokasi Pekerjaan : Kompleks MAKO POLSEK NANUSA, Desa Karatung Kecamatan

Nanusa Kabupaten Kepulauan Talaud1.2. Pekerjaan yang akan dilaksanakan :

Sesuai dengan BQ ( Bill of Quantity) yang terlampir1.3. Pada akhir kerja, Penyedia Jasa Pemborongan diharuskan membersihkan sisa bahan

dari segala kotoran akibat kegiatan pembangunan, termasuk sisa-sisa material bangunan serta gundukan tanah, bekas tanah dan lain sebagainya.

1.4. Menyediakan Direksi Keet yang berupa Ruang Rapat dengan kapasitas 6 (enam) orang, ruang kerja Penyedia Jasa Konsultan Pengawas dan Los Kerja untuk menyimpan bahan-bahan bangunan yang akan digunakan.

1.5. Dalam melaksanakan pekerjaan tersebut di atas termasuk juga mendatangkan bahan-bahan bangunan dan peralatan dalam jumlah yang cukup untuk pelaksanaan pekerjaan.

2. PEKERJAAN YANG HARUS DILAKSANAKAN2.1. Menurut Dokumen Pengadaan Barang/Jasa antara lain :

a. Rencana Kerja dan Syarat-syaratb. Gambar Kerja/Gambar Rencana (Bestek)c. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanvoelling)d. Perubahan-perubahan dalam pelaksanaan (bila ada) yang telah disahkan oleh

Pembuat Komitmen dan instansi yang Berwenang terkait.2.2. Menurut syarat dan ketentuan sebagai berikut :

a. PUBI – 1982:Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesiab. NI – 8:Peraturan Semen Portland Indonesiac. PPI – 1983:Peraturan pembebanan Indonesiad. ASTM:American Society for Testing & Materialse. NI – 10:Bata Merah Sebagai bahan bangunanf. PBI – 1971:Peraturan Beton Bertulang Indonesiag. SII:Standar Industri Indonesiah. PPBBI:Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesiai. AV 1941:Algemene Voorwardenj. AISC:American Institute of Steel Construcionk. AWS:American Welding Societyl. Peraturan Nasional Pembangunan Indonesiam. Peraturan Kontruksi Kayu Indonesia (PKKI NI-5/1961).n. Peraturan Direktorat Jendral Perawatan Depnaker tentang penggunaan Tenaga

Kerja, Keselamatan Kerja dan Kesehatan Kerja.o. Persyaratan Umum dari Dewan Teknik Pembangunan Indonesia disingkat DTPI

1980.p. Pedoman Tata Cara Penyelenggaraan Pembangunan Gedung Negara oleh

Departemen Pekerjaan Umum.

q. Menurut peraturan setempat yang berhubungan dengan penyelenggaraan pembangunan dari instansi yang berwenang.

Apabila ternyata terdapat revisi terakhir dari peraturan-peraturan tersebut diatas, maka revisi terakhir yang menjadi acuan dalam pelaksanaannya. Demikian pula apabila bertentangan dengan Spesifikasi Teknik berikut ini

REHABILITASI MAKO POLSEK NANUSA TIPE 125

Page 2: Spesifikasi Teknis Mako Polsek Nanusa Edit

S p e s i f i k a s i T e k n i s H a l | 2

maka yang berlaku adalah Spesifikasi atau berdasarkan keputusan Direksi Pengawas.

2.3. Pekerjaan tersebut harus diserahkan kepada Pembuat Komitmen dalam keadaan selesai 100% (seratus Persen), sesuai dengan Dokumen Pengadaan Barang/Jasa, Surat Perjanjian Pemborongan dan Berita Acara Perubahan Pekerjaan (bila ada) yang telah disahkan oleh Pembuat Komitmen.

3. KUASA PENYEDIA JASA PEMBORONGAN DAN KEAMANAN DILAPANGAN3.1. Di lokasi pekerjaan, Penyedia Jasa Pemborongan wajib menunjuk seorang kuasa

Penyedia Jasa Pemborongan atau biasa disebut Pelaksana Kepala yang cakap untuk memimpin pelaksanaan pekerjaan di lapangan dan mendapat kuasa penuh dari Penyedia Jasa Pemborongan, berpendidikan minimum :

a. Tenaga Pelaksana Lapangan, pengalaman 5 th, pendidikan STM/D3/S1, 1 orangb. Tenaga Administrasi, pendidikan D3 pengalaman 3 tahun atau pendidikan SMK

pengalaman 5 tahun, 1 orang3.2. Meskipun demikian tanggung jawab sepenuhnya tetap pada Penyedia Jasa

Pemborongan.3.3. Apabila pelaksana yang ada kurang mampu atau tidak cukup cakap dalam

memimpin jalannya pelaksanaan pekerjaan, maka Penyedia Jasa Konsultan Pengawas dan Tim Pengawas Teknik Proyek ( PTP ) berhak mengusulkan untuk disediakan penggantinya.

3.4. Penyedia Jasa Pemborongan bertanggung jawab penuh atas keamanan di lokasi pekerjaan yang antara lain kehilangan, kebakaran, kecelakaan (baik barang maupun jiwa).

3.5. Peralatan yang di butuhkan dalam pekerjaan ini adalah :

No. Jenis Alat / Type Jumlah KapasitasMinimal

Kondisi(%)

StatusKepimilikan

1. Peralatan Tuk. Batu 1 Milik / Sewa2. PickUP 1 5 m3 Milik / Sewa3. Waterpass 1 Milik / Sewa4. Peralatan Tuk. Kayu 1 30 m3/Hr Milik / Sewa

4. JAMINAN KESELAMATAN KERJA4.1. Penyedia Jasa Pemborongan wajib menyediakan obat-obatan sesuai dengan

ketentuan dan syarat Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (PPPK) yang selalu dalam keadaan siap digunakan di lapangan, untuk musibah yang terjadi.

4.2. Penyedia Jasa Pemborongan wajib menyediakan air minum yang bersih dan memenuhi syarat kesehatan bagi semua petugas yang terkait dan pekerja yang ada dibawah tanggung jawabnya.

4.3. Penyedia Jasa Pemborongan wajib mengasuransikan semua petugas yang terkait dan pekerja pada Asuransi Tenaga Kerja.

5. TIMBANGAN DUGA (PEILHOOTGE)5.1. Timbangan Duga (Peilhootge) ditentukan sesuai gambar rencana atau pada saat

peninjauan ke lokasi pekerjaan (dalam rangka uitzet).5.2. Penyedia Jasa Pemborongan harus membuat patok duga, letak patok ditentukan

kemudian.

6. UKURAN POKOK DAN BATAS DAERAH KERJA6.1. Ukuran pokok dicantumkan dalam gambar bestek, ukuran yang belum tercantum

dalam gambar bestek dapat ditanyakan pada Penyedia Jasa Konsultan Perencana dan atau Penyedia Jasa Konsultan Pengawas.

6.2. Penyedia Jasa Pemborongan harus memeriksa kecocokan semua ukuran di dalam REHABILITASI MAKO POLSEK NANUSA TIPE 125

Page 3: Spesifikasi Teknis Mako Polsek Nanusa Edit

S p e s i f i k a s i T e k n i s H a l | 3

gambar, apabila terjadi ketidakcocokan wajib segera memberitahukan kepada Penyedia Jasa Konsultan Pengawas atau Penyedia Jasa Konsultan Perencana untuk minta pertimbangan. Apabila terjadi kesalahan pelaksanaan di luar ijin atau pertimbangan Penyedia Jasa Konsultan Pengawas atau Penyedia Jasa Konsultan Perencana, maka menjadi tanggungjawab Penyedia Jasa Pemborongan.

6.3. Apabila dalam gambar Bestek tergambar, sedang pada SDP/Spesifikasi Teknis dan BQ tidak tertulis,maka Gambar Bestek yang mengikat.

6.4. Apabila dalam SDP dan Spesifikasi Teknis tertulis sedangkan didalam Gambar Bestek dan BQ tidak tergambar/tidak tertulis,maka SDP/Spesifikasi Teknis yang mengikat.

6.5. Apabila dalam BQ tertulis sedangkan didalam Gambar Bestek dan SDP/Spesifikasi Teknis tidak tergambar/tidak tertulis,maka BQ yang mengikat.

6.6. Jika ada perbedaan pada Gambar Bestek maka gambar detail (gambar besar) yang mengikat.

7. PEKERJAAN PERSIAPANLingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan, sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.7.1. Direksi Keet, Gudang Bahan dan Bangsal Kerja

a. Penyedia Jasa wajib menyediakan bangsal Direksi secukupnya dengan memakai bahan sederhana, dapat dikunci dengan baik, dilengkapi peralatan kerja sederhana.

b. Penyedia Jasa harus menyediakan ruang (gudang) untuk menyimpan barang-barang atau alat-alat lainnya, dan untuk kantor pelaksana.

c. Cara-cara menimbun bahan-bahan dilapangan maupun digudang harus memenuhi syarat teknis dan dapat dipertanggungjawabkan.

d. Penyedia Jasa harus membuat papan informasi proyek yang ukuran dan modelnya ditentukan oleh Direksi.

e. Persyaratan penyediaan Bangsal Direksi, bangsal Kerja dan Gudang bahan dikonsultasikan / dikordinasikan serta atas persetujuan Direksi Teknis.

7.2. Pekerjaan Pembongkarana. Sebelum memulai pekerjaan pembongkaran, pelaksana pekerjaan harus

memberitahukan kepada Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas (MK) dan pihak terkait (Pengelola Gedung) guna pemeriksaan awal dan ijin pelaksanaan pekerjaan.

b. Waktu pemberitahuan minimal 2 x 24 jam sebelum memulai pekerjaan.7.3. Pemeriksaan Tempat Kerja.

Pelaksanaan pembongkaran sebelumnya harus yakin akan kesiapan dan segala akibat yang mungkin dapat timbul dalam proses pelaksanaan pekerjaan pembongkaran.Persetujuan ijin mulai pelaksanaan pekerjaan adalah setelah dilakukan pemeriksaan kondisi lokasi bersama-sama Konsultan Pengawas (MK), Perencana dan Pemberi Tugas.

7.4. Pengamanan/pemutusan Jalur-jalur Instalasi.a. Amankan jalur-jalur air, listrik, gas, Air Conditioning (AC) atau instalasi lain dengan

menutupnya dengan bahan yang diijinkan atau disyaratkan oleh Konsultan Pengawas, Pemilik bangunan (Pengelola gedung) dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.

7.5. Pembongkarana. Pembongkaran dilakukan dengan alat-alat yang mencukupi, tepat guna dan aman.

Pengawasan agar dilakukan tehadap timbulnya debu, suara dan getaran yang mempengaruhi lingkungan sekitar/sekelilingnya.

REHABILITASI MAKO POLSEK NANUSA TIPE 125

Page 4: Spesifikasi Teknis Mako Polsek Nanusa Edit

S p e s i f i k a s i T e k n i s H a l | 4

b. Agar diusahakan alat-alat atau cara-cara pengamanan, baik untuk bangunan yang tidak dibongkar atau kesiapan-kesiapan pekerjaannya

c. Segala kerusakan yang terkadi menjadi Tanggung jawab pelaksana pembongkaran/kontaktor.

d. Puing-puing hasil pembongkaran harus segera dibuang dari lokasi pekerjaan (proyek).

e. Semua bongkaran berupa barang yang masih utuh (seperti lampu, dll) dan dapat digunakan kembali, disimpan dan diserahkan kepada Pemberi Tugas dengan diketahui oleh Konsultan Pengawas dengan disertai daftra/list item barang- barang tersebut.

7.6. Pekerjaan Pengamanan.a. Apabila dalam pelaksanaan pekerjaan terdapat barang-barang kantor/peralatan

di lokasi proyek, maka kontraktor wajib mengamankan/melindungi barang-barang tersebut dari akibat pekerjaan bongkaran. Material pelindung yang dipakai adalah berupa plastik lembaran atau karton kardus atau material lain yang disetujui Konsultan Pengawas.

b. Pemasangan alat Bantu Scalf Holding atau bekisting atau tangga harus dipasang secara hati-hati.

c. Area yang tidak menjadi bagian pekerjaan, harus dibangun pagar atau panel partisi pembatas setinggi ruangan atau sekat lainnya yang diizinkan/disetujui oleh Konsultan Pengawas.

7.7. Pemindahan Barang-barang.Pemindahan barang-barang di lokasi proyek harus disetujui dan disaksikan oleh Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas.

7.8. Marking.Sebelum dimulainya pelaksanaan konstruksi di lokasi proyek, untuk menyamakan persepsi ukuran-ukuran yang akan dilaksanakan antara gambar perencanaan dengan ukuran sebenarnya di lokasi, perlu dilakukan marking oleh kontraktor untuk penentuan ukuran- ukuran yang akan dilaksanakan atas dasar kondisi sebenarnya di lokasi proyek. Hasil markingtersebut harus disetujui oleh Konsultan Pengawas dan Perencana.

a. Sambungan partisi gypsum board diberi compound dengan sebelumnya diberi paper tape khusus gypsum. Setelah compound kering, diamplas sampai rata dan garis sambungan setiap unit gypsum board hilang.

b. Bagian sudut partisi gypsum board yang tidak terlindung oleh material lain, diberi corner bead dan dicompound dan diamplas dengan baik.

c. Setelah panel gypsum board terpasang, bidang permukaan partisi harus rata, lurus dan siku, dan antara unit-unit gypsum board tidak terlihat bergelombang dan sambungan. Kecuali bila dinyatakan lain, misal : permukaan merupakan bidang miring atau melengkung sesuai yang ditunjukkan dalam gambar.

d. Untuk menguji kesikuan/kerataan bidang partisi gypsum, dilakukan dengan menggunakan waterpas khusus, dan diperiksa bersama-sama Konsultan Pengawas.

P E K E R J A A N A R S I T E K T U R A L8. PEKERJAAN TANAH (GALIAN DAN URUGAN)

8.1. Pekerjaan Galian.

REHABILITASI MAKO POLSEK NANUSA TIPE 125

Page 5: Spesifikasi Teknis Mako Polsek Nanusa Edit

S p e s i f i k a s i T e k n i s H a l | 5

a. Segala pekerjaan galian dilaksanakan sesuai dengan panjang, dalam, pemiringan dan lengkungan sesuai dengan kebutuhan konstruksinya atau sebagaimana ditunjukkan dalam gambar.

b. Bilamana tanah yang digali ternyata baik untuk digunakan sebagai lapisan permukaan atau pembatas maka tanah ini perlu diamankan dahulu untuk penggunaan tersebut di atas.

c. Tanah/galian yang tidak berguna harus disingkirkan dan diangkut ke luar dari halaman. Penyingkiran dan pengangkutan di atas merupakan tanggung jawab Penyedia Jasa atau bilamana perlu memindahkan tanah-tanah atau bahan yang tidak dipakai atau kelebihan-kelebihan tanah yang digunakan untuk urugan atau sebagaimana yang diinstruksikan oleh Pengawas.

8.2. Persiapan Untuk Urugana. Permukaan tanah yang sudah diambil lapisan atasnya, harus digilas sehingga

kepadatannya mencapai 90% dari kepadatan maksimum sampai kedalaman 15 cm.b. Di atas permukaan tanah yang telah dipadatkan tersebut, baru dapat dilakukan

pengurugan tanah.8.3. Pengurugan

a. Semua bahan-bahan yang akan digunakan untuk urugan atau urugan kembali dengan sirtu harus dengan persetujuan Pengawas.

b. Pengurugan harus dilakukan sampai diperoleh peil-peil yang dikehendaki, sebagaimana dibutuhkan konstruksi atau sesuai dengan yang tertera dalam gambar kerja.

8.4. Pemadatana. Hanya bahan-bahan yang telah disetujui yang dapat digunakan untuk pengurugan

dan harus dilakukan lapis demi lapis dengan tebal sebesar-besarnya 20 cm.b. Setiap lapis harus ditimbris dan dipadatkan, dan sedapat-dapatnya dilakukan

dengan mesin giling (tumbuk) atau stamper dengan menambahkan air dan disetujui Pengawas.

8.5. Pemiringan tanahPenyedia Jasa diharuskan memelihara segala tanggul-tanggul dan pemiringan-pemiringan tanah yang ada dan bertanggung jawab atas segala stabilitas dari tanggul-tanggul ini sampai batas periode kestabilan dan harus mempersiapkan segala sesuatunya atas tanggungan sendiri untuk menjaga terhadap hal tersebut di atas.

8.6. Pemeriksaan Penggalian dan Pengurugana. Galian dan urugan harus terlebih dahulu diperiksa oleh Konsultan Pengawas

sebelum memulai dengan tahap selanjutnya. Dalam hal pengurugan, Konsultan Pengawas akan segera menunjukkan bagian-bagian tanah mana yang dipadatkan yang harus siap dilaksanakan pengujian pemadatannya.

b. Pengurugan bagi pondasi atau struktur lainnya yang tercakup atau tersembunyi oleh tanah tidak boleh dilaksanakan sebelum diadakan pemeriksaan oleh Pengawas.

9. PEKERJAAN PONDASI BATU KALI/BELAH/GUNUNG9.1. Lingkup pekerjaan

Pekerjaan pondasi batu merupakan pasangan batu Kali/Belah/Gunung meliputi pekerjaan pemasangan pondasi batu kali/belah/gunung sesuai dengan ukuran dan profil pada gambar rencana hingga pekerjaan selanjutnya bisa dilaksanakan.

9.2. Pekerjaan pasangan batu kali/belah/gunungPelaksanaan pekerjaan :

REHABILITASI MAKO POLSEK NANUSA TIPE 125

Page 6: Spesifikasi Teknis Mako Polsek Nanusa Edit

S p e s i f i k a s i T e k n i s H a l | 6

a. Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 hari, penyedia Jasa konstruksi harus menyiapkan rencana kerja pekerjaan pondasi batu kali/belah/gunung meliputi volume pekerjaan, jumlah tenaga kerja dan alat, jadwal pelaksanaan dan alur pekerjaan, serta contoh material yang akan dipakai disertai hasil pengujian material untuk mendapat persetujuan dari Tim Teknis dan Konsultan Pengawas, di sertai gambar shop drawing.

b. Pekerjaan pasangan harus dimulai dengan membuat profil-frofil pondasi dari kayu/bambu pada ujung galian dengan bentuk dan ukuran sesuai dengan penampang pondasi.

c. Permukaan dasar pondasi harus ditimbun dengan pasir setebal 5 cm dan dipadatkan.

d. Spesi pasangan batu belah hitam menggunakan campuran dengan perbandingan 1 PC : 4 pasir.

e. Pasangan batu dipasang lurus mengikuti benang yang diikatkan pada profil yang sudah dibuat, sehingga menghasilkan pasangan batu yang lurus dan rapi.

f. Untuk pembesian sloof, dibuat stek-stek per jarak 1M sedalam 30 cm ke dalam pasangan pondasi batu kali untuk memberikan ikatan pada sloof dan pasangan batu kali.

9.3. Material :a. Semen :

1) Semen yang dipakai adalah semen jenis Portland Cement (PC) sekualitas “Tiga Roda/Bosowa/Tonasa”.

2) Harus dipakai 1 (satu) merk semen untuk seluruh pekerjaan.3) Semen harus didatangkan dalam zak yang tidak pecah/utuh, tidak terdapat

kekurangan berat dari apa yang tercantum pada zak.4) Semen masih harus dalam keadaan fresh (belum mulai mengeras).5) Penyimpanan semen tidak akan segera digunakan harus menjamin mutu

semen, dengan menyediakan tempat penyimpanan yang kedap air dan tetutup rapat.

6) Semen yang sudah disimpan lebih dari 6 bulan sejak dibuat perlu diuji sebelum digunakan, jika sudah rusak harus ditolak.

b. Batu kali/belah/gunung1) Batu kali/belah/gunung yang digunakan adalah tidak retak 2) Ukuran batu kali/belah/gunung belah maksimal 20 cm.

c. Agregat halus1) Pasir harus terdiri dari butir-butir yang tajam, kuat dan bersudut.2) Bebas dari bahan-bahan organis, lumpur, tanah lempung dan sebagainya,

jumlah kandungan bahan ini maksimal 5% dan tidak mengandung garam.

3) Mempunyai variasi besar butir (gradasi ) yang baik dengan ditunjukan dengan nilai Modulus halus butir antara 1,50-3,80.

4) Pasir harus dalam keadaan jenuh kering muka.10. PASANGAN BATAKO

10.1. Lingkup Pekerjaan :

Bagian pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, pemasangan untuk semua pasangan bata seperti yang tertera pada gambar, pelaksanaan pemasangan harus benar-benar mengikuti garis-garis ketinggian, siku dan bentuk-bentuk yang terlihat pada gambar dan disebutkan dalam spesifikasi ini.

10.2. Referensi :

Persyaratan-persyaratan standar mengenai pekerjaan ini tertera pada PUBI N-3 1970 dan N-10 1973 dan SNI 1728-1989; SKBI 1.3.53.1989, tentang Tata Cara Pelaksanaan Mendirikan Bangunan Gedung.

REHABILITASI MAKO POLSEK NANUSA TIPE 125

Page 7: Spesifikasi Teknis Mako Polsek Nanusa Edit

S p e s i f i k a s i T e k n i s H a l | 7

10.3. Material :

a. Batu bata yang digunakan harus baru, dengan pembakaran yang cukup sehingga masak, keras, kering dan tidak mudah patah. Jika diketuk menimbulkan suara nyaring. Ukuran yang dianjurkan adalah 5 cm x 11 cm x 23 cm dengan toleransi 0,5 cm.

b.c. Adukan yang digunakan untuk pasangan dinding biasa adalah campuran 1 PC :

5 Pasir. Untuk daerah kedap air (transram) pada KM/WC setinggi 150 cm, untuk seluruh dinding setinggi 30 cm dari lantai menggunakan spesi transram campuran 1 PC : 2 Pasir.

10.4. Pengerjaan dan Penyimpanan.

Bahan-bahan yang akan digunakan pada pekerjaan ini disimpan dengan cara-cara yang disetujui Direksi, untuk menghindari dari segala hal yang dapat mengakibatkan kerusakan pada bahan-bahan tersebut.

10.5. Contoh-contoh.

Contoh bahan yang diusulkan untuk dipakai harus diserahkan kepada Direksi dan persetujuan atas bahan-bahan tersebut sudah ada sebelum bahan yang dimaksud dipergunakan. Pengambilan contoh atas bahan yang telah ada dilapangan akan diadakan sewaktu-waktu sesuai dengan kebutuhan Direksi guna keperluan pengujian.

a. Pelaksanaan :

1) Pasangan dinding bata cetak umumnya adalah ¼ bata, kecuali direksi memberi petunjuk lain.

2) Pemasangan Bata cetak harus lurus dan tegak, lajur penaikkannya diukur tepat dengan tiang lot, kecuali bilamana tidak diperlihatkan dalam gambar maka setiap lajur bata cetak harus putus dengan sambungan lajur di bawahnya. Selain itu pola ikatan pasangan harus harus terjaga baik dis seluruh pekerjaan.

3) Pada jarak-jarak tertentu pasangan batu tersebut perlu diperkuat dengan kolom praktis (beton bertulang) dengan dimensi, penulangan dan penempatan sesuai gambar.

4) Segera setelah pasangan bata cetak selesai, siar-siarnya dikeruk sedalam 1 cm agar plesteran dapat melekat dengan baik.

5) Pemsangan harus rapi sesuai dengan syarat pekerjaan yang baik. Bata cetak potongan tidak boleh dipakai/dipasang, terkecuali pada pertemuan-pertemuan dengan kusen atau kolom.

11. PEKERJAAN BETON BERTULANG11.1. Lingkup Pekerjaan :

Bagian pekerjaan ini meliputi pengadaan dan pemasangan dari semua macam beton biasa, beton bertulang dengan penulangannya termasuk bekisting, finishing dan pekerjaan-pekerjaan lain yang nyata-nyata termasuk dalam pekerjaan ini.Pekerjaan beton bertulang dengan adukan 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr dilaksanakan untuk:

a. Balok, Plat Lantai, Sloof, kolom dan Ringbalk.b. Lain-lain seperti ditentukan dalam gambar.

11.2. Material :Bahan-bahan/material yang dipergunakan untuk pekerjaan ini harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

REHABILITASI MAKO POLSEK NANUSA TIPE 125

Page 8: Spesifikasi Teknis Mako Polsek Nanusa Edit

S p e s i f i k a s i T e k n i s H a l | 8

a. Agregat :Agregat harus terdiri dari gradasi-gradasi yang halus sampai kasar, dan harus sesuai dengan persyaratan dalam ketentuan-ketentuan beton. Penyimpanan harus dilaksanakan sedemikian rupa, sehingga bebas dari kontaminasi dengan bahan-bahan yang dapat merusak.

b. S e m e n :1) Semen yang dipakai harus bermutu baik, tidak berbatu, seperti

disyaratkan dalam NI-8 Bab 3-2;2) Semen ini harus dibawah ketempat pekerjaan dalam kemasan standard

dari pabrik dan terlindung.3) Untuk pelaksanaan pekerjaan beton ini Kontraktor harus mengusahakan

hanya menggunakan satu merk semen saja.c. Besi Tulangan :

1) Besi untuk tulangan penyimpanannya harus bebas dari kontaminasi langsung dengan udara, tanah lembab, aspal, olie (minyak) dan gemuk.

2) Pengikat tulangan beton harus menggunakan kawat beton yang berukuran garis tengah minimal 1 mm.

d. A i r :Air yang dipakai untuk pengecoran harus bersih, dalam arti tidak mengadung lumpur dan bahan-bahan kimia yang dapat mempengaruhi kekuatan beton.

e. Bekisting :Bahan cetakan beton (bekisting) menggunakan kayu klas III, kecuali Direksi/Pengawas menegaskan lain.

11.3. Pelaksanaan :a. Proporsi :

Kecuali gambar menentukan lain, maka adukan beton harus mencapai Kekuatan Tekan Beton karakteristik K-175 untuk semua struktur beton.

b. Pengecoran Beton :1) Sebelum pengecoran dilaksanakan, bekisting harus bersih dari kotoran-

kotoran dan bahan-bahan lain. Alat-alat pengaduk beton (beton molen) dan alat pembawa juga harus bersih. Penulangan harus dimatikan pada posisinya, serta harus diperiksa terlebih dahulu.

2) Dimensi semua bagian beton tertera pada gambar bestek dan detail. Jika terdapat ketidak cocokan pada ukuran Kontraktor diwajibkan untuk minta pertimbangan terlebih dahulu dari Direksi.

3) Besar diameter besi tulangan harus sesuai dengan ketentuan dalam gambar. Jika

4) suatu diameter tidak terdapat dipasaran, Kontraktor diwajibkan membicarakan terlebih dahulu dengan Direksi

5) Peraturan-peraturan mengenai pelaksanaan pekerjaan beton yang tidak tercantum dalam SPESIFIKASI TEKNIS INI ini, dipakai peraturan yang termuat dalam PBI 1971 sebagai syarat.

c. Bahan Additive :Pemakainan bahan additive harus disertai percobaan laboratorium guna mendapatkan hasil yang baik dan disetujui Direksi/Pengawas. Bahan additive ini harus memenuhi persyaratan ASTM atau JIS.

REHABILITASI MAKO POLSEK NANUSA TIPE 125

Page 9: Spesifikasi Teknis Mako Polsek Nanusa Edit

S p e s i f i k a s i T e k n i s H a l | 9

d. Bekesting :1) Seluruh bahan pekerjaan bekisting menggunakan papan terentang (kayu klas

III) dan balok 5/10 cm, kecuali Direksi/Pengawas menegaskan lain, dan untuk mendapatkan hasil cetakan yang menenuhi syarat pekerjaan bekisting harus dikerjakan oleh tukang yang ahli.

2) Bekesting boleh harus dibongkar setelah bagian struktur beton vertikal setelah 7 (tujuh) hari, dengan syarat bahwa betonnya cukup keras dan tidak cacat karena pembongkaran tersebut.

11.4. Contoh-contoh :Sebelum pelaksanaan pemasangan, terlebih dahulu Kontraktor harus memberikan contoh-contoh material yang akan dipakai guna mendapatkan persetujuan dari Direksi/Pengawas.

11.5. Koordinasi dengan Pemasangan Instalasi :Sebelum pengecoran dimulai, Kontraktor harus sudah mengkoordinasikan pemasangan dan letak-letak intstalasi listrik, plumbing dan lain-lainnya.

12. PEKERJAAN BETON TAK BERTULANG12.1. Lingkup Pekerjaan :

Bagian pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan-bahan, pemasangan dan semua pekerjaan beton tak bertulang dan campuran yang dipergunakan adalah 1 Pc : 3 Ps : 5 Kr, dan dilaksanakan untuk neut-neut kosen, neut-neut kolom kayu, lantai kerja, lantai cor beton, rabat beton dan lainnya yang ditentukan dalam gambar.

12.2. Material :Bahan-bahan/material yang dipergunakan untuk pekerjaan ini harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

a. Agregat :Agregat harus terdiri dari gradasi-gradasi yang halus sampai kasar, dan harus sesuai dengan persyaratan dalam ketentuan-ketentuan beton. Penyimpanan harus dilaksanakan sedemikian rupa, sehingga bebas dari kontaminasi dengan bahan-bahan yang dapat merusak.

b. S e m e n :1) Semen yang dipakai harus bermutu baik, tidak berbatu, seperti

disyaratkan dalam NI-8 Bab 3-2;2) Semen ini harus dibawah ketempat pekerjaan dalam kemasan standard

dari pabrik dan terlindung.3) Untuk pelaksanaan pekerjaan beton ini Kontraktor harus mengusahakan

hanya menggunakan satu merk semen saja.c. A i r :

Air yang dipakai untuk pengecoran harus bersih, dalam arti tidak mengadung lumpur dan bahan-bahan kimia yang dapat mempengaruhi kekuatan beton.

d. Bekisting :Bahan cetakan beton (bekisting) menggunakan kayu klas III, kecuali Direksi/Pengawas menegaskan lain.

13. PEKERJAAN PLESTERAN13.1. Lingkup Pekerjaan :

Bagian ini meliputi seluruh pekerjaan plesteran dan kebutuhan persyaratan adukan sebagai berikut :

a. Untuk semua plesteran dinding biasa terdiri dari 1 Pc : 4 Ps.b. Plesteran kedap air (transram) menggunakan adukan 1 Pc : 3 Ps.c. Untuk semua plesteran beton dan kaki pondasi digunakan 1 Pc : 4 Ps.

13.2. Material :

REHABILITASI MAKO POLSEK NANUSA TIPE 125

Page 10: Spesifikasi Teknis Mako Polsek Nanusa Edit

S p e s i f i k a s i T e k n i s H a l | 10

a. Pasir untuk plesteran harus diayak cukup halus, dan pasir laut atau pasir yang memiliki kandungan tanah tidak diperkenankan untuk digunakan.

b. Semen yang digunakan harus baru, tidak ada bagian yang membatu serta dalam kemasan standard pabrik dan terlindung.

13.3. Pelaksanaan :a. Sebelum pekerjaan plesteran dikerjakan, semua bidang yang akan diplester

harus disiram air sampai jenuh, dan siar-siarnya telah dikeruk sedalam lebih kurang 1 cm.

b. Tebal plesteran dinding ditentukan ketebalannya 1 cm dikerjakan dengan lurus dan rata dan bidang-bidang yang berombak/retak harus dibongkar dan diperbaiki.

c. Semua bidang plesteran yang kelihatan harus diaci menggunakan adukan semen.

14. PEKERJAAN ATAP14.1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, tenaga kerja dan pemasangan kuda-kuda rangka atap, gording, penutup atap, dan nok/bubungan pada tempat-tempat sesuai dengan yang ditunjukan dalam gambar rencana.

14.2. Material :a. Kuda-kuda/Rangka atap adalah kayu lokal dengan ukuran 8/12 kelas kuat II

dan kelas awet I termasuk gording menggunakan kayu lokal dengan ukuran 5/7 kelas kuat II dan kelas awet I

b. Bahan atap yang akan dipergunakan adalah Seng Gelombang ALuminium (Zincalume) K-23

14.3. Pemasangan :a. Penyambungan Kayu utk Kuda-kuda mengikuti kaidah-kaidah sambungan kayu

yang tertera dalam peraturan tentang penggunaan kayu dalam konstruksi.b. Pemborong diharuskan mengajukan contoh-contoh Material (PCM) untuk

mendapatkan persetujuan Direksi/Pengawas.

15. PEKERJAAN PINTU/JENDELA KAYU15.1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan pembuatan kusen kayu dan daun pintu/jendela meliputi seluruh detail yang dinyatakan / ditunjukkan dalam gambar.

15.2. Persyaratan Bahana. Bahan kusen dari kayu Lokal (GEHE) yang telah dikeringkan / oven mutu kelas A,

kelas kuat I-II dan kelas awet II.b. Pengawetan kayu

Seluruh bahan kayu diawetkan dengan cara-cara yang diusulkan oleh Kontraktor dan harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Konsultan Pengawas.

REHABILITASI MAKO POLSEK NANUSA TIPE 125

Page 11: Spesifikasi Teknis Mako Polsek Nanusa Edit

S p e s i f i k a s i T e k n i s H a l | 11

1) Ukuran finish kusen sesuai detail gambar.2) Kayu yang dipakai harus cukup tua, lurus, kering dengan permukaan rata,

bebas dari cacat seperti retak-retak, mata kayu dan cacat lainnya.3) Bahan-bahan penutup daun pintu/jendela adalah :

(i) Daun Pintu Panil Kayu Kls. II (GEHE) dgn ketebalan 3,5 cm dengan mutu kelas A, kayu yang sudah kering (kadar air 0%) dan sudah diawetkan atau bebas dari serangan serangga perusak kayu.

(ii) Daun Pintu Rangka Kayu KLs. II (GEHE) dengan ketebalan 3 cm, dengan mutu kelas A, kayu yang sudah kering (kadar air 0%) dan ditutup dengan Teakwood 3 mm pada bagian dalam dan luar.

c. Kesemua bahan di atas harus disetujui oleh Konsultan Pengawas, Perencana dan Pemberi Tugas.

d. Accessories daun pintu/jendela lihat di pasal pekerjaan Hardware.15.3. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambar-gambar yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran dan lubang-lubang), termasuk mempelajari bentuk, pola, layout / penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan detail-detail sesuai gambar.

b. Sebelum pemasangan, penimbunan kayu di tempat pekerjaan harus ditempatkan pada ruang / tempat dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca langsung dan terlindung dari kerusakan dan kelembaban.

c. Harus diperhatikan semua sambungan dalam pemasangan klos-klos, baut, angker-angker dan penguat lain yang diperlukan hingga terjamin kekuatannya dengan memperhatikan / menjaga kerapihan terutama untuk bidang-bidang tampak tidak boleh ada lubang-lubang atau cacat bekas penyetelan.

d. Semua kayu tampak harus diserut halus, rata, lurus dan siku-siku satu sama lain sisi- sisinya dan dilapangan sudah dalam keadaan siap untuk penyetelan/pemasangan, kecuali bila ditentukan lain.

e. Semua ukuran harus sesuai ukuran gambar dan merupakan ukuran jadi. Pemotongan dan pembuatan profil kayu dilakukan dengan mesin di luar tempat pekerjaan/ pemasangan.

REHABILITASI MAKO POLSEK NANUSA TIPE 125

Page 12: Spesifikasi Teknis Mako Polsek Nanusa Edit

S p e s i f i k a s i T e k n i s H a l | 12

f. Kusen yang terpasang harus sesuai petunjuk gambar dan diperhatikan ukuran, bentuk profil, type kusen dan arah pembukaan pintu/jendela.

g. Detail kusen dan sambungan dengan material lain harus disesuaikan dengan type pintu/ jendela yang akan terpasang.

h. Pembuatan dan penyetelan/pemasangan kusen-kusen harus lurus dan siku, sehingga mekanisme pembukaan pintu/jendela bekerja dengan sempurna.

i. Kusen tidak diperkenankan dipulas dengan cat, vernis, meni atau finishing lainnya sebelum diperiksa dan diteliti oleh Konsultan Pengawas.

j. Semua kusen yang melekat pada dinding beton / bata diberi penguat angker diameter minimum 10 mm. Pada setiap sisi kusen pintu yang tegak dipasang 3 angker dan untuk sisi kusen jendela 2 angker.

k. Setelah kusen dan daun pintu/jendela dipasang, antara kusen dan daun pintu/jendela tidak terjadi gap/jarak yang besar, maksimal toleransi adalah 2mm.

l. Pola serat decorative Teakwood adalah sesuai dengan yang ditunjukkan oleh gambar kerja.

m. Setelah terpasang perlu diberi pelindung terhadap benturan dan pengotoran dari pelaksanaan pekerjaan lain.

n. Penutup rangka panel pintu menggunakan Teakwood dengan ketebalan yang diijinkan (6+3mm) pemasangan menggunakan lem khusus serta bahan pembantu paku yang ditumpulkan ujungnya, kemudian ditutup dengan dempul. Bahan penutup Teakwood yang sudah dinyatakan kerataannya baru dilapis cat sesuai spesifikasi dan setelah disetujui Konsultan Pengawas.

16. PEKERJAAN PENGECATAN DINDING & PLAFON16.1. Lingkup Pekerjaan.

Definisi pekerjaan cat adalah semua pelapisan permukaan pada berbagai material untuk maksud-maksud perlindungan, pemberian warna, pemberian teksture.Penggunaan :

a. Untuk Interior (Permukaan dinding, kolom-kolom, atau sesuai petunjuk pada gambar kerja).

b. Untuk Plafond dan plester/aci halus (skim coat) yang ditunjukkan dalam gambar kerja.

c. Untuk pengecatan kembali acoustic ceiling exisiting.16.2. Persyaratan Bahan.

a. Bahan yang digunakan adalah cat Emusion Paint water base ex METROLITE.b. Tipe atau jenis yang dipilih ditentukan kemudian atau yang sudah ditunjukkan

pada gambar kerja.c. Pengecatan seluruh pekerjaan harus sesuai dengan NI-3 dan NI-4 atau sesuai

dengan spesifikasi dari pabrik cat yang digunakan.d. Standard dari bahan prosedur cat ditentukan pabrik pembuat cat dan kontrak

tidak dibenarkan merubah standar dengan jalan mencampur dan mencairkan yang tidak sesuai

e. dengan instruksi pabrik atau tanpa ijin dari Konsultan Pengawas.f. Kontraktor diwajibkan membuat mock-up cat yang akan dipakai pada semua

penggunaannya , yaitu pada bidang yang lebih besar di salah satu ruangan proyek. Dan harus diajukan dan disetujui oleh Konsultan Pengawas, Perencana dan Pemberi Tugas.

16.3. Syarat-syarat Pelaksanaan

REHABILITASI MAKO POLSEK NANUSA TIPE 125

Page 13: Spesifikasi Teknis Mako Polsek Nanusa Edit

S p e s i f i k a s i T e k n i s H a l | 13

a. Plamur yang digunakan adalah plamur tembok Danplamur wall putty 550-1967 merk Danapaint.

b. Sebelum dinding plamur, plesteran sudah harus betul-betul kering, tidak ada retak-retak dan Kontraktor meminta persetujuan kepada Konsultan Pengawas.

c. Pekerjaan plamur dilaksanakan dengan pisau plamur dari plat baja tipis dan lapisan plamur dibuat setipis mungkin sampai membentuk bidang yang rata.

d. Sesudah plamur kering, diamplas, kemudian dibersihkan dengan bulu ayam sampai bersih betul. Selanjutnya dinding dicat dengan menggunakan Roller.

e. Lapisan pengecatan dinding dalam terdiri-dari 3 (tiga) lapis dengan kekentalan cat sebagai berikut :

1) Lapisan I encer yaitu dengan tambahan 20% air bersih.2) Lapisan II dan III kental yaitu dengan tambahan 10% air bersih.

f. Setelah pekerjaan cat selesai, bidang dinding dan plafond merupakan bidang utuh, rata, licin, tidak ada bagian yang belang dan bidang dinding dijaga terhadap pengotoran-pengotoran.

g. Untuk pengecatan acoustic ceiling existing, kontraktor wajib memperhatikan metode kerja yang akan digunakan dan sudah disetujui oleh MK. Semua komponen/armatur di luar acoustic yang terdapat pada permukaan/bidang ceiling harus terhindar dari akibat pekerjaan pengecatan acoustic ceiling.

h. Setelah pekerjaan pengecatan acoustic ceiling selesai, semua komponen/armatur tesebut harus bersih dari hasil pekerjaan pengecatan. Komponen/armatur tersebut adalah : rangka plafond (main tee dan cross tee), komponen fire fighting (sprinkler, smoke detector, dsb), armatur penerangan/lighting existing dan baru, grill/diffuser AC, komponen indoor antenna, dsb.

17. PEKERJAAN CAT DAN POLITUR17.1. Lingkup Pekerjaan :

Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan/material, tenaga kerja dan pengecatan kayu, tembok, plafond, atap dan residu kap.

17.2. Material :a. Jenis cat kayu yang digunakan adalah merek AVIAN/GLOTEX atau setara.b. Thinner.c. Politur/teakoil digunakan pada permukaan teakwood, bingkai jendela, jalusi ventilasi

dan daun pintu panil17.3. Pelaksanaan :

a. Pekerjaan Cat Kayu :1) B i d a n g ya n g a k a n d i c a t h a r u s b e r s i h d a r i s e g a l a m a c a m k o t

o r a n , s e b e l u m p e n g e c a t a n d i l a k s a n a k a n K o n t r a k t o r h a r u s m e m p e r l i h a t k a n b a g ian ya ng a k a n d i c a t k e p a d a D i r e k s i u n t u k d i p e r i k s a .

2) S e m u a p e r m u k a a n k a yu ya n g a k a n d i c a t / d i p o l i t u r h a r u s d i a m p l a s , dan l o b a n g - l o b a n g b e k a s p a k u h a r u s d i d e m p u l d a n d i a m p l a s k e m b a l i s a m p a i r a t a .

3) P e n g e c e t a n k a yu d i l a k s a n a k a n s a t u k a l i m e n i e , s a t u k a l i c a t d a s a r da n s a t u k a l i p l a m u r , k e m u d i a n d i g o s o k d e n g a n a m p l a s , d a n a k h i r n ya d u a k a l i c a t a k h i r .

REHABILITASI MAKO POLSEK NANUSA TIPE 125

Page 14: Spesifikasi Teknis Mako Polsek Nanusa Edit

S p e s i f i k a s i T e k n i s H a l | 14

4) W a r n a C a t k a yu y a n g d i g u n a k a n u n t u k k o s e n , d a u n p i n t u , b i n g k a i j e n d e l a d a n l i s t p l a n k a k a n d i t e n t u k a n k e m u d i a n .

5) Untuk kap/kuda-kuda dan gording harus dicat dengan residu sampai rata pada seluruh permukaannya s a m p a i r a t a d a n h a l u s .

6) S e m u a b i d a n g t e m b o k d a n p l a f o n d d i c a t t e m b o k m i n i m a l 2 (d ua) k a l I sampai k e l i h a t a n r a t a d a n c u k u p t e b a l .

b. Pekerjaan Politur/Teakoil :Semua daun pintu teekwood dan dinding papan harus dipolitur. Persiapan dilakukan dengan membersihkan dan mengamplas bagian/permukaan yang akan dipolitur. Selanjutnya dapat dipolitur dengan menggunakan Ultra Politur P-01.

18. KUNCI DAN PENGGANTUNG18.1. Lingkup Pekerjaan :

Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan/material, tenaga kerja dan pemasangan kunci serta alat-alat penggantung, seperti : engsel, kunci, handle dan sebagainya.

18.2. Material :a. Semua daun pintu dipasang kunci tanam buatan dalam negeri 2 (dua) slaag

kualitas baik, setara Yale.b. Engsel yang digunakan pada pekerjaan ini adalah untuk daun pintu engsel

Nylon Ring 4", untuk jendela engsel nylon ring 3".c. Grendel tanam lengkap untuk Pintu 2 daun, grendel biasa untuk pintu

tunggal dan jendela. Semua Grendel buatan dalam negeri dengan kualitas baik.d. Semua daun jendela dilengkapi satu pasang Haq Angin buatan dalam negeri.e. Sebelum dipasang, kunci-kunci dan alat-alat penggantung harus diperlihatkan

contohnya kepada Direksi/Pengawas.18.3. Pelaksanaan :

a. Semua daun pintu menggunakan engsel Stainless Steel Ring 4" buatan dalam negeri masing-masing 3 (tiga) buah.

b. Untuk pintu-pintu 2 (dua) daun harus dilengkapi dengan grendel tanam yang dipasang pada bagian atas dan bawah.

c. Semua daun jendela bingkai menggunakan engsel nylon ring 3" buatan dalam negeri masing-masing 2 (dua) buah, haq angin 2 (dua) buah dan untuk pengunci dipasang grendel 1 (satu) buah.

d. Kunci-kunci harus berfungsi dengan baik dan pada saat diserahkan anak kunci harus diserahkan lengkap dengan cadangannya.

19. PEKERJAAN SALURAN PEMBUANGAN19.1. Saluran Air Kotor :

REHABILITASI MAKO POLSEK NANUSA TIPE 125

Page 15: Spesifikasi Teknis Mako Polsek Nanusa Edit

S p e s i f i k a s i T e k n i s H a l | 15

a. Pipa pembuangan air kotor dari KM/WC menggunakan pipa PVC diameter 2" yang untuk selanjutnya dihubungkan ke saluran air hujan sedangkan pipa pembuangan dari WC menggunakan PVC diameter 4" dan dihubungkan ke septictank.

b. Pemasangan pipa-pipa tersebut dibuat dengan kemiringan 2% dan sambungan dilaksanakan dengan menggunakan sambungan pipa serta lem PVC.

c. Pemasangan harus dilakukan dengan baik, tertutup/tidak kelihatan. Dalam arah mendatar pipa-pipa tidak boleh membuat siku-siku ditempat-tempat percabangan dan tiap jarak maksimum 12 meter pada pipa- pipa dibawah tanah harus dibuat bak kontrol.

d. Untuk menghindari adanya penyumbatan dikemudian hari, pada tiap- tiap lobang pembuangan KM harus dipasang floordrain.

e. Perletakan instalasi air kotor/air buangan disesuaikan dengan gambar rencana/detail.

19.2. Saluran Air Hujan :a. Saluran Air hujan dari atap diterima dan disalurkan melalui saluran air hujan

disekeliling bangunan, yang dibuat dari cor beton 1 pc : 3 ps : 5 kr dengan ketinggian dan lebar disesuaikan pada gambar kerja perencanaan dan diplester 1 pc : 3 ps.

b. Saluran air hujan dibuat dengan kemiringan 2 % dan pada tiap jarak tertentu dibuat bak kontrol.

c. Air buangan dari saluran air hujan, wastafel dan urinoir disalurkan ke saluran utama.

20. PEKERJAAN INSTALASI AIR20.1. Lingkup Pekerjaan :

Termasuk dalam pekerjaan ini adalah :a. Sistem Pemipaan Air Bersih : Sistem pemipaan air bersih dari jaringan

air bersih keseluruh bangunan, yang terdiri dari : Kamar mandi/WC, kran-kran dalam ruangan dsbnya.

b. Pengujian (test run) sistem plumbing air bersih secara keseluruhan untuk mengetahui sistem itu bekerja baik, benar dan aman.

c. Pengadaan dan pemasangan perlengkapan-perlengkapan lainnya agar instalasi bekerja dengan baik, benar, aman walaupun dalam gambar dan spesifikasi tekniknya tidak dicantumkan secara jelas, misalnya fitting-fitting dan accesoriesnya.

20.2. Bahan yang dipakai :a. Semua instalasi air bersih menggunakan pipa PVC dari jenis medium.b. Pipa PVC yang digunakan untuk air bersih harus menggunakan yang memenuhi

Standar Industri Indonesia (SII)c. Semua kran yang terpasang harus menggunakan kran stainless stell yang

berkepala kristal, penempatan dan ukurannya harus sesuai dengan gambar rencana/detail.

20.3. Pemasangan :a. Pipa PVC penyambungannya dilakukan dengan sambungan (draad) berulir dan

lem pipa, dan pada bagian ulir jantannya dilapisi dengan seal tape.b. Pemasangan pipa harus dilaksanakan dengan baik dan tertutup, terkecuali

apabila menggunakan water moer harus dipasang pada tempat yang mudah dicapai dan tidak tertutup oleh dinding maupun lantai.

20.4. Pengujian :

REHABILITASI MAKO POLSEK NANUSA TIPE 125

Page 16: Spesifikasi Teknis Mako Polsek Nanusa Edit

S p e s i f i k a s i T e k n i s H a l | 16

a. Semua instalasi pipa yang terpasang sebelum ditutup harus diuji terlebih dahulu untuk menghindari terjadinya kebocoran.

b. Bila dalam pengujian ditemukan adanya kerusakan, kebocoran atau penyumbatan, Kontraktor harus segera mengganti/memperbaiki kerusakan tersebut, kemudian dilakukan pengujuian/pemeriksaan kembali.

20.5. Sumber Air Bersih :Pengadaan dan sumber air bersih diambil dari sumber air terdekat.

21. PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK21.1. Lingkup Pekerjaan :

Termasuk dalam pekerjaan instalsi listrik ini adalah :a. pengadaan kabel-kabel, stop kontak, sacklaar, fitting-fitting, pipa, material

bantu, termasuk pemasangannyab. Penyerahan Surat Jaminan oleh Instalatur/Pemborong beserta pembuatan

gambar instalasi yang terpasang.21.2. Bahan yang dipakai :

a. Kabel-kabel yang dipakai adalah dari jenisnya NYA yang memenuhi standard PLN (SPLN) serta berinitial LMK.

b. Stop kontak, sacklar dan fitting serta peralatan listrik yang digunakan harus buatan dalam negeri yang telah memenuhi standard PLN.

c. Untuk trafo neon yang digunakan harus setara merk Broco atau Ballast, sedangkan balon

d. pijar/TL harus sekualitas merk Phillips atau Tungsram.e. Penempatan zakering kast harus mengikuti petunjuk dalam gambar, dan

zakering kast yang dipakai adalah dari bahan ebonit.21.3. Pemasangan :

a. Pemasangan instalasi listrik harus berpedoman pada Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 1977 yang diterbitkan Yayasan Normalisasi Indonesia.

b. Untuk menangani pekerjaan ini harus ditunjuk Instalatir yang telah mememiliki Surat

c. Pengesahan Instalatir (SPI) dan Surat Ijin Kerja (SIKA) dari PLN setempat.d. Inslatasi yang terpasang harus disesuaikan dengan tegangan yang terpasang

di area proyek.21.4. Untuk penerangan dan stop kontak biasa kabel yang digunakan adalah jenis NYA

diameter 2,5 mm dengan pelindung PVC diameter 5/8" dan dipasang inbouw.21.5. Untuk semua penyambung kabel harus menggunakan terminal box atau ditutup

dengan las dop, serta ditempatkan pada kedudukan yang aman.21.6. Pemasangan instalasi listrik umumnya dikerjakan sebelum plafon ditutup dan

pelesteran diding dikerjakan.21.7. Pada semua stop kontak dan zekering kast harus di beri arde dengan menggunakan

kawat21.8. BC, dan khusus pengetanahan pada zekering kast dibagian yang tertanam kedalam

tanah harus dikerjakan sampai mendapatkan tahanan yang diisyaratkan, serta diberi pelindung pipa PVC diameter 1/2".

22. D O K U M E N T A S I22.1. Untuk kelengkapan laporan, Kontraktor harus membuat foto-foto dokumentasi

dibuat sebelum pekerjaan di mulai ( 0 % ), tahap pelaksanaan hingga selesai ( 25 %, 50 %, 75 % dan 100 % ), foto dokumentasi harus selalu diambil pada posisi yang sama untuk setiap kemajuan (tampak delapan, samping dan belakang) dan setiap bagian yang penting antara lain penulangan, pondasi dan lain- lain.

22.2. Foto-foto tersebut dimasukan kedalam album dan diserahkan kepada bouwhoer

REHABILITASI MAKO POLSEK NANUSA TIPE 125

Page 17: Spesifikasi Teknis Mako Polsek Nanusa Edit

S p e s i f i k a s i T e k n i s H a l | 17

sebanyak 2 (dua) set.

23. GAMBAR PELAKSANAAN (AS BUILT DRAWING)23.1. Setelah selesainya seluruh pekerjaan, Kontraktor harus membuat gambar

terlaksana (as built drawing) dari seluruh sistem, termasuk apabila terjadi perubahan letak, denah maupun konstruksi.

23.2. Instalasi listrik, instalasi air bersih dan instalasi air kotor harus dibuat oleh Kontraktor sesuai dengan keadaan yang terpasang dan diserahkan kepada Pemberi Tugas pada saat Serah Terima Pekerjaan.

24. P E N G A W A S A N24.1. Pengawasan setiap hari terhadap pelaksanaan pekerjaan akan dilakukan oleh

Direksi/ Pengawas.24.2. Setiap saat Direksi/Pengawas atau petugas-petugasnya harus dapat mengawasi,

memeriksa atau menguji setiap bagian pekerjaan, bahan dan peralatan. Untuk itu pemborong harus mengadakan fasilitas-fasilitas yang diperlukan.

24.3. Bagian-bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan tetapi luput dari pengamatan Direksi/Pengawas adalah menjadi tanggung jawab Kontraktor. Pekerjaan tersebut bila diperlukan harus dapat diperiksa sebagian atau seluruhnya untuk keperluan/ kepentingan pemeriksaan.

24.4. Jika diperlukan pengawasan oleh Pengawas Harian diluar jam kerja yang resmi, maka segala biaya yang diperlukan untuk hal tersebut menjadi beban Kontraktor. permohonan untuk mengadakaan pemeriksaan tersebut harus dengan surat yang disampaikan kepada Direksi/pengawas.

25. PEKERJAAN AKHIR25.1. Pada akhir pekerjaan, seluruh ruangan termasuk dinding, plafond, lantai dan

sebagainya harus bersih dari sisa-sisa semen, cat dan kotoran lainnya.25.2. Halaman bangunan harus dibersihkan dari sisa-sisa bahan-bahan bangunan, kotoran-

kotoran dan gundukan-gundukan tanah bekas galian harus diratakan serta bahan-bahan yang tidak terpakai lagi harus diangkut keluar lokasi pekerjaan.

26. P E N U T U P26.1. Pekerjaan-pekerjaan yang belum/tidak tercantum/dijelaskan dalan SPESIFIKASI

TEKNIS ini dapat dilihat pada gambar atau di tanyakan pada saat Rapat Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing).

26.2. Perubahan-perubahan yang terjadi terhadap SPESIFIKASI TEKNIS ini pada saat Rapat Penjelasan Pekerjaan akan dibuat suatu Berita Acara Penjelasan Pekerjaan yang mengikat, dan merupakan satu kesatuan dengan SPESIFIKASI TEKNIS ini.

REHABILITASI MAKO POLSEK NANUSA TIPE 125