spesifikasi-khusus-slurry-seal-final-edisi-130109

12
REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA 2008 SPESIFIKASI KHUSUS INTERIM SEKSI 6.7 PEMELIHARAAN PERMUKAAN JALAN DENGAN BUBUR ASPAL EMULSI (SLURRY) DIMODIFIKASI LATEX (SKh-1.6.7)

Upload: tonni-kurniawan

Post on 30-Jun-2015

546 views

Category:

Documents


107 download

TRANSCRIPT

Page 1: Spesifikasi-Khusus-Slurry-Seal-Final-Edisi-130109

REPUBLIK INDONESIADEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA

2008

SPESIFIKASI KHUSUS INTERIMSEKSI 6.7

PEMELIHARAAN PERMUKAAN JALAN DENGAN BUBURASPAL EMULSI (SLURRY)

DIMODIFIKASI LATEX

(SKh-1.6.7)

Page 2: Spesifikasi-Khusus-Slurry-Seal-Final-Edisi-130109

SKh-1.6.7- 2

SPESIFIKASI KHUSUS-1 INTERIMSEKSI 6.7

PEMELIHARAAN PERMUKAAN JALAN DENGAN BUBUR ASPAL EMULSI (SLURRY)DIMODIFIKASI LATEX

SKh-1.6.7.1 UMUM

1) Uraian

Pekerjaan ini harus mencakup penyediaan dan penghamparan bubur aspal emulsi (slurry)dimodifikasi polimer pada permukaan yang telah disiapkan sebelumnya. Pelapisandengan bubur aspal emulsi (slurry) dimodifikasi polimer terdiri dari campuran aspalemulsi yang dimodifikasi polimer, agregat, bahan pengisi, air, dan bahan tambah yangtertentu, ditakar, dicampur dan dihampar secara merata diatas permukaan yang telahdisiapkan sebelumnya atau sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan. Bubur aspal emulsi (slurry)dimodifikasi polimer yang yang telah selesai dihampar akan membentuk lapisanhomogen, melekat kuat pada permukaan yang telah disiapkan, dan mempunyai teksturketahanan kekesatan sepanjang umur rencananya.

Spesifikasi Khusus Interim ini mengacu pada Spesifikasi Umum Direktorat Jenderal BinaMarga edisi Desember 2006.

2) Pekerjaan Seksi Lain yang Berkaitan dengan Seksi Ini

a) Pemeliharaan dan Pengaturan Lalu Lintas : Seksi 1.8b) Rekayasa Lapangan : Seksi 1.9c) Bahan dan Penyimpanan : Seksi 1.11d) Pengembalian Kondisi Perkerasan Lama : Seksi 8.1e) Pengembalian Kondisi Bahu Jalan Lama pada Jalan Ber-

penutup Aspal: Seksi 8.2

f) Pemeliharaan rutin perkerasan, bahu jalan, drainase,perlengkapan jalan dan jembatan

: Seksi 10.1

3) Toleransi

a) Takaran penghamparan campuran harus dipantau dengan penghamparan diatasbidang pengujian selebar 25 cm x 25 cm yang terbuat dari kertas resap yang bagianbawahnya kedap, yang beratnya harus ditimbang sebelum dan sesudahpenghamparan atau dengan cara lain yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan danharus dilaksanakan Kontraktor (yang selanjutnya disebut Penyedia Jasa) di bawahpetunjuk Direksi Pekerjaan. Perbedaan berat harus dipakai dalam menentukantakaran aktual pada tiap kertas dan perbedaan tiap kertas terhadap takaran rata –rata yang diukur melintang pada lebar penuh yang telah dihampar tidak bolehmelampaui 15 persen takaran rata – rata.

b) Pengukuran takaran penghamparan campuran minimum dilaksanakan pada 5penampang melintang yang berjarak sama harus dipasang 3 kertas resap yangberjarak sama, kertas tidak boleh dipasang dalam jarak kurang dari 0,5 meter daritepi bidang yang dihampar atau dalam jarak 10 m dari titik awal penghamparan.Takaran pemakaian, yang diambil sebagai harga rata – rata dari semua kertas resaptidak boleh berbeda lebih dari 5 persen dari takaran sasaran.

Page 3: Spesifikasi-Khusus-Slurry-Seal-Final-Edisi-130109

SKh-1.6.7- 3

4) Standar Rujukan

Standar Nasional Indonesia (SNI) :

SNI 03-6832-2002(AASHTO M82 - 75)

: Spesifikasi Aspal Emulsi Anionik

SNI 03-4798-1998(AASHTO M208 - 87)

: Spesifikasi Aspal Emulsi Kationik

SNI 03-6819-2002(ASTM D 1073)

: Spesifikasi Agregat Halus Untuk Campuran PerkerasanBeraspal

SNI 03-6723-2002(ASTM D242)

: Spesifikasi Bahan Pengisi untuk Campuran Beraspal

SNI 03-6817-2002(AASHTO T 26)

: Metode Pengujian Mutu Air untuk Digunakan dalam Beton

ASTM :

ASTM D 3910-90 : Design, Testing, and Construction of Slurry SealASTM D 244 - 04 : Standard Test methods and Practices for Emulsified Asphalts

5) Pengajuan Kesiapan Kerja

Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan berikut ini:

a) Contoh semua bahan yang disetujui untuk dipakai, yang akan disimpan olehDireksi Pekerjaan selama Periode Kontrak sebagai keperluan rujukan;

b) Laporan tertulis yang menyatakan hasil pengujian untuk sifat – sifat untuk semuabahan, sebagaimana disyaratkan dalm Pasal SKh-1.6.7.2;

c) Rumus Perbandingan Campuran (Job Mix Formula) dan hasil data pendukungpengujian, sebagaimana disyaratkan dalm Pasal SKh-1.6.7.3;

d) Pengujian pengukuran permukaan dalam formulir tertulis sebagaimana disyaratkandalm Pasal SKh-1.6.7.7.1);

e) Data pengujian Laboratorium dan Lapangan dalam formulir laporan tertulissebagaimana disyaratkan dalm Pasal SKh-1.6.7.7.4). Untuk pengendalian hariandari penimbangan campuran dan mutu campuran.

5) Kondisi Cuaca yang Diijinkan untuk Bekerja

Pekerjaan bubur aspal emulsi (slurry) dimodifikasi polimer hanya boleh dilaksanakanbila dasar jalan dalam kondisi permukaan kering dan diperkirakan tidak akan terjadihujan.

Bubur aspal emulsi (slurry) dimodifikasi polimer tidak boleh dilaksanakan bila :- Setelah hujan dengan air masih menggenang pada permukaan jalan.- Bila diperkirakan akan hujan sebelum slurry benar-benar mengering secara

sempurna.

6) Perbaikan Campuran yang Tidak Memenuhi Ketentuan

Pekerjaan perbaikan dari pelapisan aspal dilaksanakan pada lokasi dengan takaranpenghamparan tidak sesuai dengan ketentuan atau persyaratan, atau dianggap DireksiPekerjaan tidak sesuai ketentuan. Pekerjaan perbaikan mencakup pembongkaran dan

Page 4: Spesifikasi-Khusus-Slurry-Seal-Final-Edisi-130109

SKh-1.6.7- 4

penggantian, penambahan takaran penghamparan atau perbaikan lain menurut DireksiPekerjaan. Tidak ada pembayaran tambahan yang dilakukan untuk perbaikan.

8) Pengembalian Bentuk Pekerjaan Setelah Pengujian

Tempat – tempat bekas kertas resap untuk pengujian takaran penghamparan harus ditutupkembali secara manual dengan kadar yang hampir sama dengan kadar di sekitarnya.

9) Kondisi Tempat Kerja

a) Pekerjaan harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga masih memungkinkan lalulintas satu lajur tanpa merusak pekerjaan yang sedang dilaksanakan dan hanyamenimbulkan gangguan yang minimal bagi lalu lintas.

b) Bangunan-bangunan dan benda-benda lain di samping tempat kerja (struktur,pepohonan, dll.) harus dilindungi agar tidak menjadi kotor karena percikan aspal.

c) Bahan aspal tidak boleh dibuang sembarangan kecuali ke tempat yang disetujuioleh Direksi Pekerjaan.

d) Penyedia Jasa harus melengkapi tempat pemanasan dengan fasilitas pencegahandan pengendalian kebakaran yang memadai, juga pengadaan dan saranapertolongan pertama sesuai pedoman Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yangberlaku.

6) Pengendalian Lalu Lintas

a) Pengendalian lalu lintas harus memenuhi ketentuan Seksi 1.8, Pemeliharaan danPengaturan Lalu Lintas dan Pasal 6.1.5 dari Spesifikasi Umum.

b) Penyedia Jasa bertanggung jawab penuh terhadap dampak yang terjadi bila lalulintas yang dijinkan lewat di atas slurry yang baru dikerjakan.

SKh-1.6.7.2 BAHAN

1) Agregat

Agregat harus terdiri dari batu alam atau hasil pemecah batu seperti granit, batu kapuratau agregat berkualitas tinggi lainnya atau gabungan dari padanya yang memenuhipersyaratan kualitas menurut SNI 03-6819-2002 dan harus bebas dari kotoran, bahanorganik, gumpalan lempung, debu atau material lainnya yang tidak dikehendaki. Agregatmengandung sedikitnya 50% volume batu pecah, untuk jalan dengan LHR lebih besardari 500 disyaratkan 100% batu pecah.

Agregat harus memenuhi persyaratan mutu pada Tabel SKh-1.6.7.2.(1), dan gradasiagregat pada Tabel SKh-1.6.7.2.(2).

Tabel SKh-1.6.7.2.(1) Persyaratan Mutu Agregat

No. Pengujian Metode Persyaratan1. Keausan agregat dengan

mesin abrasi Los AngelesSNI 03-2417-1991 Maks 35 %

2. Nilai Setara Pasir SNI 03-4428-1997 Min 60 %3. Kelekatan agregat

terhadap aspalSNI 03-2439-1991 Min 95%

4. Penyerapan air SNI 03-1970-1990 Maks 3%5. Kekekalan bentuk agregat

terhadap larutan natriumdan magnesium sulfat

SNI 03-3407-1994 Maks 20 %

Page 5: Spesifikasi-Khusus-Slurry-Seal-Final-Edisi-130109

SKh-1.6.7- 5

Tabel SKh-1.6.7.2.(2) Gradasi Agregat

% Berat yang LolosUkuran AyakanTipe I Tipe II Tipe III

3/8 (9,5 mm) 100¼ (6,25 mm) 100 85 – 95

No. 4 (4,75 mm) 100 85 – 95 70 – 90No. 8 (2,36 mm) 85 – 95 65 – 90 45 – 70

No. 16 (1,18 mm) 60 – 85 45 – 70 28 – 50

No. 30 (600 ) 40 – 60 30 – 50 18 – 33

No. 50 (330 ) 25 – 45 18 – 35 12 – 25

No. 100 (150 ) 15 – 30 10 – 25 7 – 17

No. 200 (75) 12 - 20 7 - 15 5 - 10

Catatan :Tipe I cocok untuk pelaburan, pengisian rongga pada permukaan, perbaikan erosi permukaanyang lebih parah atau akibat teroksidasi berat dan untuk meningkatkan ketahanan gelincirjalan. Jenis ini digunakan pada perkerasan bandar udara, jalan antar kota atau perkotaandengan lalu lintas sedang sampai berat.Tipe II cocok untuk memperbaiki kondisi permukaan yang terkelupas berat, meningkatkanketahanan gelincir jalan atau membentuk permukaan aus yang baru. Juga digunakan di daerahluar kota maupun perkotaan dengan lali lintas padat.Tipe III mempunyai manfaat serupa dengan Tipe II namun memberikan tekstur makro yanglebih besar.

Pasir dengan tekstur yang licin dengan penyerapan air lebih dari 1,25 % (SNI 03-1970-1990) tidak boleh digunakan lebih dari 50% dari total gabungan agregat.

2) Bahan Pengisi (Filler)

Bahan pengisi yang digunakan terdiri atas 2 jenis, yakni yang aktif dan tidak aktif secarakimiawi. Bahan pengisi yang aktif secara kimiawi diantaranya semen portland, kapurTOHOR, amonium sulfat, sedangkan bahan pengisi yang tidak aktif diantaranya abu batukapur, abu arang batu, dan abu batu. Bahan pengisi harus memenuhi persyaratan SNI 03-6723-2002. Bahan pengisi yang diperlukan 0,5% sampai 3% dari berat kering agregatdidalam perencanaan campuran. Bahan pengisi harus dianggap sebagai bagian dariagregat kering.

3) Air

Air yang digunakan harus bersih, tidak mengandung kotoran organik, garam-garamberbahaya, debu, atau lanau. Air harus diuji sesuai dan memenuhi persyaratan SNI 03-6817-2002. Air dengan kualitas dapat diminum boleh dipakai tanpa pengujian.Kesesuaian air menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa. Prosentase air dalam perencanaancampuran yang diperlukan seperti yang diperlukan untuk dapat menghasilkan kekentalancampuran yang memadai.

4) Aspal Emulsi

Aspal emulsi harus homogen dan menunjukkan tidak adanya pemisahan setelahdicampur. Sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan, jenis emulsi yang digunakan:

1. Aspal Emulsi mutu SS-1h – memenuhi persyaratan SNI 03-6832-2002;2. Aspal Emulsi mutu CSS-1h dan CQS-1h – memenuhi persyaratan SNI 03-4798-

1998.

Jenis aspal emulsi ditentukan dengan persetujuan Direksi Pekerjaan. Aspal emulsi jenisCQS-1h ditetapkan di lapangan bilamana waktu penutupan lalu lintas sangat terbatas.

Page 6: Spesifikasi-Khusus-Slurry-Seal-Final-Edisi-130109

SKh-1.6.7- 6

5) Latex Modifier

Kadar latex adalah 1% - 3% berdasarkan berat bitumen di dalam aspal emulsi, yangdisertifikasi oleh pemasok emulsi dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan, dan harus diadukkedalam aspal emulsi.

6) Aspal Emulsi yang Dimodifikasi Latex

Setiap aspal emulsi yang dicampur dengan latex modifier harus diaduk sebelum prosesemulsifikasi. Aspal Emulsi yang Dimodifikasi Latex harus sesuai dengan persyaratandalam Tabel SKh-1.6.7.2.(3).

Tabel SKh-1.6.7.2.(3) Persyaratan Mutu Aspal Emulsi yang Dimodifikasi Latex

No. Pengujian Metode Persyaratan1. Viskositas Aspal, SSF (detik) SNI 03-6721-2002 15 - 1002. Sisa (residu) Minimum Destilasi (%) SNI 03-3642-1994 Min 603. Pengujian dari hasil pengujian destilasi:

- Penetrasi- Titik Lembek (oC)- Daktilitas (cm)

SNI 06-2456-1991SNI 06-2434-1991SNI 06-2432-1991

40 – 80Min 48Min 50

7) Bahan Tambah

Setiap bahan tambah yang digunakan untuk mempercepat atau memperlambat settingdari slurry harus mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan dan sebagai bagian daridesain campuran. Jumlah dan jenis bahan tambah harus dicantumkan dalam dsaincampuran.

8) Sumber Pasokan

Persetujuan sumber pemasokan agregat, aspal, dan bahan pengisi (filler) harus disetujuiterlebih dahulu oleh Direksi Pekerjaan sebelum pengiriman bahan. Setiap jenis bahanharus diserahkan seperti diperintahkan Direksi Pekerjaan.

SKh-1.6.7.3 CAMPURAN

1) Komposisi Umum Campuran

Bubur aspal emulsi (slurry) dimodifikasi latex terdiri dari agregat, bahan pengisi, aspalemulsi, air, latex modifier, dan bahan tambah yang ditambahkan bila diperlukan untukmenjamin sifat – sifat campuran memenuhi ketentuan yang disyaratkan Tabel SKh-1.6.7.2.(4).

2) Prosedur Rancangan Campuran

a) Sebelum diperkenankan untuk menghampar setiap campuran slurry dalam Pekerjaan,Penyedia Jasa disyaratkan untuk menunjukkan semua usulan metode kerja, agregat,aspal emulsi dimodifikasi latex, dan campuran yang memadai dengan membuat danmenguji campuran percobaan di laboratorium dan juga dengan penghamparancampuran percobaan yang telah dibuat.

b) Pengujian yang diperlukan meliputi analisa saringan agregat, dan sifat lainnya sepertidiminta oleh Direksi Pekerjaan. Pengujian pada campuran percobaan meliputipengujian konsistensi, pengujian waktu reaksi dan waktu pengeringan, dan pengujianabrasi jalur basah.

Page 7: Spesifikasi-Khusus-Slurry-Seal-Final-Edisi-130109

SKh-1.6.7- 7

c) Pengujian percobaan campuran laboratorium harus dilaksanakan dalam beberapalangkah dasar berikut ini:

i. Penentuan Proporsi Campuran Agregat

Tentukan proporsi campuran agregat, termasuk bahan pengisi, secara grafissedemikian rupa sehingga menghasilkan gradasi yang sesuai dengan persyaratanpada Tabel SKh-1.6.7.2.(2). Apabila digunakan semen portland sebagai bahanpengisi, jumlah diijinkan berkisar 1% - 3%.

ii. Penentuan Kadar Residu Aspal Emulsi Dimodifikasi Latex Perkiraan

Tentukan kadar residu Aspal Emulsi Dimodifikasi Latex perkiraan berdasarkangradasi agregat campuran dengan rumus dibawah ini.

p = (0,05A + 0,1B + 0,5C) x 0,7

dimana :p = persen residu Aspal Emulsi Dimodifikasi Latex perkiraan terhadap berat

kering agregatA= persen agregat tertahan saringan No.8 (2,36 mm)B = persen agregat lolos saringan No.8 (2,36 mm) dan tertahan saringan No.200

(0,75 mm)C = persen agregat lolos saringan No.200 (0,75 mm)

Bila kadar residu Aspal Emulsi Dimodifikasi Latex lebih kecil dari persyaratanminimum atau lebih besar dari persyaratan maksimum pada Tabel SKh-1.6.7.2.(5), maka yang diambil adalah kadar minimum atau kadar maksimum.

Berdasarkan persen residu, kadar aspal emulsi dimodifikasi latex perkiraandihitung dengan rumus berikut ini.

AE = (p/R) x 100

dimana :AE = persen aspal emulsi dimodifikasi latex terhadap berat kering agregatR = persen residu Aspal Emulsi Dimodifikasi Latex yang digunakan (basil

percobaan)

iii. Penentuan Kadar Air untuk Mencapai Konsistensi Optimum Campuran

Kadar air campuran adalah kadar air yang memberikan nilai konsistensi optimumcampuran dengan melakukan pengujian konsistensi campuran.

iv. Pengujian Waktu Pemantapan dan Waktu Perawatan

Pengujian dilakukan untuk memperoleh waktu pemantapan (setting time) danwaktu perawatan (curing time) dari campuran slurry. Waktu yang diperoleh dilaboratorium dapat berbeda dengan yang diperoleh di lapangan. Faktor yangpaling penting adalah bahwa sesudah pencampuran dan penghamparan,campuran cepat mengalami reaksi sehingga memungkinkan jalan dibuka untuklalu lintas.

3) Persyaratan Campuran

Persyaratan yang harus dipenuhi oleh campuran slurry adalah sebagai berikut:

Page 8: Spesifikasi-Khusus-Slurry-Seal-Final-Edisi-130109

SKh-1.6.7- 8

Tabel SKh-1.6.7.2.(4) Persyaratan Campuran Slurry

Sifat – Sifat Campuran Tipe I Tipe II Tipe IIITakaran Pemakaian(kg/m2)

MinMax

58

812

1112

Kadar Residu AspalEmulsi DimodifikasiLatex (%)

MinMax

7,5010,00

6,508,50

5,508,00

Bahan Pengisi (%) MinMax

0,502,00

0,502,00

0,502,00

Kadar Latex (%) MinMax

1,003,00

1,003,00

1,003,00

Kohesion (kg cm)30 min60 min90 min

MinMinMin

122124

122124

122124

Abrasi Jalur Basah(gr/m2)

Max 500 500 500

4) Toleransi

Toleransi bahan secara individual untuk campuran slurry adalah sebagai berikut :a. Setelah disain kadar residu aspal emulsi dimodifikasi latex ditentukan, toleransi

diberikan adalah kurang lebih satu persen.b. Prosentase agregat lolos harus berada pada rentang amplop gradasi.c. Tingkat takaran pemakaian, setelah sekali ditetapkan, tidak boleh bervariasi 0,91

kg/m2 dan harus ada pada rentang tingkat pemakaian yang direncanakan.

SKh-1.6.7.4 PERALATAN

1) Umum

Semua metoda dan peralatan yang digunakan dalam melaksanakan pekerjaan harusmendapat persetujuan Direksi Pekerjaan sebelum digunakan dan bila ditemukan ketidaksesuaian peralatan harus diperbaiki seperti yang disyaratkan. Semua peralatan harusterpelihara dan pada kondisi yang memuaskan.

2) Mesin Pencampur

Mesin yang digunakan harus dirancang secara khusus dan dapat memproduksi hamparanslurry seal. Bahan harus dicampur dengan mesin pencampur baik yang terpasang padatruk atau yang direncanakan secara menerus. Mesin yang berproduksi secara menerusharus dilengkapi material pemasukan tersendiri sambil terus menghampar slurry seal.Setiap jenis mesin harus mampu mengirimkan dan menakar agregat, aspal emulsi, bahanpengisi, bahan tambah, dan air secara akurat ke alat pencampur dan mengeluarkan hasilcampuran mengalir secara menerus. Mesin harus mempunyai kapasitas penyimpananyang mencukupi untuk agregat, aspal emulsi, bahan pengisi, bahan tambah dan air untukmenjaga pemasokan yang memenuhi pengendalian takaran.

Mesin yang terpasang pada truk akan lebih cocok untuk pelaksanaan dengan lebarterbatas, dan pelataran parkir.

Page 9: Spesifikasi-Khusus-Slurry-Seal-Final-Edisi-130109

SKh-1.6.7- 9

3) Peralatan Penakaran

Pengukur volume atau berat tersendiri untuk penakaran setiap material yang akan dipakaipada campuran (seperti agregat, bahan pengisi, aspal emulsi, dan bahan tambah) harustersedia dan mempunyai tanda batas secara jelas.

Alat penakaran biasanya berupa konter berputar dan digunakan pada kalibrasi materialserta penentuan keluaran hasil campuran pada setiap waktu.

4) Peralatan Penghampar

Kotak penghampar harus dilengkapi pencegah terbuangnya slurry seal dari semua sisidan dengan penyipat yang lentur yang dapat diatur. Alat juga harus mampu meratakanagar dapat mengkompensasi deviasi pada geometri perkerasan. Kotak penghampar harusbebas dari penumpukan aspal dan agregat. Alat penyipat harus tetap lentur pada setiapsaat.

5) Kalibrasi

Setiap bagian slurry seal yang akan digunakan harus dikalibrasi dan disaksikan olehDireksi Pekerjaan sebelum pelaksanaan. Tidak diizinkan penggunaan peralatan untukpelaksanaan pekerjaan sebelum dikalibrasi secara menyeluruh dan/atau diterima.

SKh-1.6.7.5 PEMBUATAN DAN PRODUKSI CAMPURAN SLURRY

1) Kemajuan Pekerjaan

Campuran slurry tidak boleh diproduksi bilamana tidak cukup tersedia peralatanpengangkutan, penghamparan, atau pembentukan, atau pekerja, yang dapat menjaminkemajuan pekerjaan dengan tingkat kecepatan minimum 60% kapasitas mesinpencampur.

2) Penyiapan Bahan Aspal Emulsi

Bahan aspal emulsi harus disimpan sedemikian rupa sehingga tidak terjadi perubahansifat – sifat aspal emulsi selama masa penyimpanan sampai dengan pencampuran dilapangan. Sebelum pencampuran dimulai setiap hari, harus ada aspal emulsi yang siapdikirim ke mesin pencampur.

3) Penyiapan Agregat

a) Agregat untuk campuran harus memenuhi persyaratan agregat, dikeringkan danbersih dari kotoran, dan setiap pengangkutan agregat ke lokasi pekerjaan harus selaluditimbang dan dicatat.

b) Bila diperlukan untuk memenuhi gradasi yang disyaratkan, maka bahan pengisi(filler) harus ditakar sehingga kebutuhan per satuan pengukuran agregat dapatdiketahui secara pasti.

4) Penyiapan Campuran

Agregat kering yang disiapkan harus digabung dalam pusat pengolah mesin pencampurdalam proporsi yang akan menghasilkan fraksi agregat sesuai yang disyaratkan. Bahanaspal emulsi harus diukur dan dimasukkan ke dalam mesin pencampur.

Page 10: Spesifikasi-Khusus-Slurry-Seal-Final-Edisi-130109

SKh-1.6.7- 10

SKh-1.6.7.6 PENYIAPAN PELAKSANAAN PEKERJAAN

1) Verifikasi

Lokasi percobaan yang akan dihampar ditentukan oleh Direksi Pekerjaan sebelumpelaksanaan dimulai. Direksi Pekerjaan akan memeriksa pekerjaan percobaan untukdiverifikasi kesesuaiannya dengan spesifikasi yang disyaratkan. Bila terjadi kegagalandalam percobaan penghamparan ini, maka harus dilakukan percobaan kembali, sampaididapatkan pecobaan yang memuaskan.

2) Pengendalian Lalu Lintas

Kewajiban Penyedia Jasa untuk menyediakan pengaturan lalu lintas, seperti penghalang,pengarah, konus, tanda peringatan, personil pemegang bendera dll, untuk melindungislurry yang belum mengering dari lalu lintas dan menyediakan keselamatan pada daerahpekerjaan. Setiap kerusakan pada slurry yang belum mengering akan menjadi tangungjawab Penyedia Jasa dan harus diperbaiki sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan.

3) Persiapan Permukaan Perkerasan

Segera sebelum penghamparan slurry, perkerasan harus dibersihkan secara menyeluruh,terbebas dari material lepas, tumbuhan, tanah dan material lainnya yang tidak diharapkan.Setiap lobang, atau kerusakan lainnya harus diperbaiki sebelum penghamparan slurryseal.

4) Lapis Perekat

Bila diperlukan, Penyedia Jasa harus memberikan lapis Perekat atau penutup kedua slurryseal pada perkerasan beton, atau pada perkerasan yang menyerap slurry cukup tinggi.Apabila diperlukan lapis perekat, campurkan satu bagian emulsi dengan tiga bagian airuntuk lapis perekat dengan menggunakan jenis aspal emulsi yang sama seperti untukyang dipakai pada slurry.

Tingkat penyemprotan yang diperlukan adalah 0,22 lt/m2 sampai 0,44 lt/m2. Semuakotoran dan bahan yang tidak dipergunakan harus dibuang.

SKh-1.6.7.7 PELAKSANAAN PEKERJAAN

1) Penyemprotan Air

Bila kondisi memerlukan, maka perkerasan harus disemprot dengan kabut air didepankotak penghampar. Air yang digunakan pada penyemprotan di permukaan tersebut agarpermukaan cukup basah tapi tidak ada air yang menggenang didepan kotak penghampar.Penyemprotan air 0,22 lt/m2 sampai 0,68 lt/m2.

2) Kestabilan Campuran

Slurry harus cukup stabil saat dihampar sehingga emulsi tidak pecah, tidak adapemisahan bagian agregat yang halus dengan yang kasar dan cairan campuran tidakmengalir di permukaan perkerasan.

3) Sambungan

Tidak terbentuk penimbunan yang berlebihan atau ketidak rapihan diizinkan padasambungan melintang atau memanjang. Tumpang tindih yang berlebihan tidak diizinkanpada sambungan memanjang. Penyedia Jasa harus menyediakan peralatan penghampar

Page 11: Spesifikasi-Khusus-Slurry-Seal-Final-Edisi-130109

SKh-1.6.7- 11

dengan lebar yang memadai untuk dapat menghasilkan jumlah sambungan memanjangseminimum mungkin. Sambungan memanjang harus ditempatkan sepanjang lajurperkerasan.

4) Pekerjaan Manual

Pada daerah dimana kotak penghampar tidak dapat digunakan, slurry harus dihamparkansecara manual untuk mendapatkan penutupan yang menyeluruh dan merata. Setiapsambungan atau retak yang tidak terisi oleh slurry harus diperbaiki secara manual.Seluruh pekerjaan secara manual harus selesai sewaktu proses penghamparan denganmesin.

5) Kerapihan Pekerjaan

Garis lurus sepanjang kereb dan bahu jalan harus rapih. Tidak boleh ada bagian tercecerpada bagian ini yang diizinkan. Garis sepanjang simpangan jalan harus dipelihara tetaplurus. Slurry harus dihampar dekat dengan kereb atau pada suatu jarak tertentu sesuaipetunjuk Direksi Pekerjaan.

6) Penggilasan

Penggilasan dan pemadatan secara umum tidak diperlukan, namun untuk daerah denganvolume lalu lintas berat dan adanya belokan dengan kecepatan rendah, umpamanya padasimpangan jalan, penggilasan mungkin akan diperlukan. Perkerasan slurry harus digilasoleh pemadat roda pneumatik dan dilengkapi dengan sistem penyemprot air. Perkerasanslurry harus digilas minimum 5 gilasan dengan alat pemadat. Penggilasan tidak bolehdilakukan sebelum slurry telah cukup matang sehingga tidak terdapat bagian yangmelekat pada roda penggilas.

7) Perawatan

Lalu lintas tidak diizinkan lewat diatas slurry sampai benar - benar matang, sehinggacukup kuat agar slurry tidak rusak. Setiap slurry yang rusak sebelum matang harusdiperbaiki sampai memuaskan dengan biaya dari Penyedia Jasa.

8) Pembersihan

Semua perlengkapan jalan yang ada seperti lobang saluran, dll, harus dikembalikan padaposisi awal. Penyedia Jasa harus membuang semua bahan yang tidak digunakan dan debudari lokasi penghamparan sebelum penerimaan pekerjaan akhir.

SKh-1.6.7.8 PENGENDALIAN MUTU DAN PEMERIKSAAN DI LAPANGAN

1) Pengambilan Contoh untuk Pengendalian Mutu Campuran

Contoh yang perlu diambil untuk pengujian harian:i) Agregat dari penampung untuk gradasi agregatii) Campuran agregat untuk penentuan gradasi dengan cara pencucianiii) Bahan aspal emulsi dimodifikasi latex

2) Pengujian Pengendalian Mutu Campuran

Penyedia Jasa harus menyimpan catatan dari seluruh pengujian dan catatan ini harusdikirimkan kepada Direksi Pekerjaan secara terus – menerus tanpa keterlambatan.

Page 12: Spesifikasi-Khusus-Slurry-Seal-Final-Edisi-130109

SKh-1.6.7- 12

SKh-1.6.7.9 PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN

1) Pengukuran Pekerjaan

a) Kuantitas yang diukur untuk pembayaran pelapisan campuran slurry adalah meterpersegi yang terhampar di lapangan, disetujui/diterima oleh Direksi Pekerjaan.Dihitung sebagai hasil perkalian panjang ruas yang diukur dan lebar yang diterima.

b) Kuantitas yang diterima untuk pengukuran tidak boleh meliputi lokasi dengantakaran penghamparan kurang dari yang dapat diterima atau setiap bagian yangterkelupas. Lokasi dengan kadar aspal yang tidak memenuhi ketentuan toleransi tidakakan diterima untuk pembayaran.

2) Dasar Pembayaran

Daerah yang dilapisi campuran slurry dan diterima oleh Direksi akan diukur dilapanganyaitu panjang dan lebar dalam meter persegi. Pembayaran ini akan dipertimbangkansebagai kompensasi penuh dari pembersihan, pembuangan kotoran, seluruh bahantermasuk bahan pengisi, air dan bahan tambah, pekerja, peralatan, alat bantu,pemeliharaan dan pengendalian lalu lintas yang diperlukan untuk menyelesaikanpekerjaan.

No MataPembayaran

Uraian UnitPengukuran

Skh-1.6.7.(1) Bubur Aspal Emulsi (Slurry) Dimodifikasi denganLatex

m2