space maintainer

11
Universitas Gadjah Mada 1 SPACE MAINTAINER Perkembangan Oklusi Gigi pada Anak Dalam periode gigi desidui dikenal interdental space, primate space dan leeway space; Ketiganya memiliki kegunaan sendiri-sendiri meskipun tujuannya sama yaitu memberikan kesempatan agar gigi geligi tersusun baik dalam lengkungnya. Interdental space 1. Interdental space terjadi karena adanya pertumbuhan rahang, sedangkan ukuran gigi tidak bertambah besar. 2. Terjadi diregio incisivi, sering juga diregio posterior pada kasus tertentu, misalnya adanya kelainan ukuran gigi berhubungan iengan ektodermal displasia ringan yang menyebabkan gigi geligi ukurannya kecil. 3. Diregio anterior gigi-gigi incisivus permanen ukurannya kira-kira 11/2 kali ukuran gigi desidui, sehingga adanya interdental space memberi kesempatan untuk erupsi lurus, akan tetapi pada awal erupsinya terlihat gigi incisivus pertama permanen tidak Iangsung tertata rapi dalam lengkung, kelihatan sisi mesial dan gigi tersebut agak Iebih ke lingual danipada sisi distalnya. Kondisi mi akan terkoreksi dengan sendirinya dan kemudian nanti disusul dengan erupsinya gigi incisivus permanen kedua yang akan erupsi sedikit lebih ke distal mendorong gigi kaninus desidui kearah distal. Proses ini dinamakan distal ajustmen. 4. Dalam beberapa kasus temyata gigi kaninus desidui menjadi goyah dan tanggal akibat erupsinya gigi incisivus permanen kedua ini. Gigi incisivus permanen kedua inii mengalami ectopic eruption, yaitu pergeseran erupsi gigi keluar dan arah yang sebenarnya. Keadaan ini dapat menimbulkan berkurangnya space. 5. Ectopic eruption penyebabnya adalah heriditer, dan yang juga sering mengalami ectopic adalah gigi molar permanen pertama rahang atas. Primate space 1. Primate space lebih senng dimanfaatkan pada proses erupsinya gigi molar pertama permanen dalam mencapai oklusi normal. 2. Dalam erupsinya gigi molar pertama permanen bawah, dan kondisi flush terminal plane, mendesak ke mesial yang akan menyebabkan deretan gigi molar desidui kedua dan gigi molar pertama desidui terdesak sehingga primate space rahang bawah yang terletak antara gigi molar desidui pertama dengan gigi kaninus desidul menghilang. 3. Gigi molar pertama permanen atas desakannya tidak sebesar yang bawah, karena arah erupsi nya tidak langsung kemesial seperti gigi bawah.

Upload: denidenimarunta

Post on 22-Apr-2017

249 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Space Maintainer

Universitas Gadjah Mada 1

SPACE MAINTAINER

Perkembangan Oklusi Gigi pada Anak

Dalam periode gigi desidui dikenal interdental space, primate space dan leeway space;

Ketiganya memiliki kegunaan sendiri-sendiri meskipun tujuannya sama yaitu memberikan

kesempatan agar gigi geligi tersusun baik dalam lengkungnya.

Interdental space

1. Interdental space terjadi karena adanya pertumbuhan rahang, sedangkan ukuran gigi

tidak bertambah besar.

2. Terjadi diregio incisivi, sering juga diregio posterior pada kasus tertentu, misalnya adanya

kelainan ukuran gigi berhubungan iengan ektodermal displasia ringan yang

menyebabkan gigi geligi ukurannya kecil.

3. Diregio anterior gigi-gigi incisivus permanen ukurannya kira-kira 11/2 kali ukuran gigi

desidui, sehingga adanya interdental space memberi kesempatan untuk erupsi lurus,

akan tetapi pada awal erupsinya terlihat gigi incisivus pertama permanen tidak Iangsung

tertata rapi dalam lengkung, kelihatan sisi mesial dan gigi tersebut agak Iebih ke lingual

danipada sisi distalnya. Kondisi mi akan terkoreksi dengan sendirinya dan kemudian

nanti disusul dengan erupsinya gigi incisivus permanen kedua yang akan erupsi sedikit

lebih ke distal mendorong gigi kaninus desidui kearah distal. Proses ini dinamakan distal

ajustmen.

4. Dalam beberapa kasus temyata gigi kaninus desidui menjadi goyah dan tanggal akibat

erupsinya gigi incisivus permanen kedua ini. Gigi incisivus permanen kedua inii

mengalami ectopic eruption, yaitu pergeseran erupsi gigi keluar dan arah yang

sebenarnya. Keadaan ini dapat menimbulkan berkurangnya space.

5. Ectopic eruption penyebabnya adalah heriditer, dan yang juga sering mengalami ectopic

adalah gigi molar permanen pertama rahang atas.

Primate space

1. Primate space lebih senng dimanfaatkan pada proses erupsinya gigi molar pertama

permanen dalam mencapai oklusi normal.

2. Dalam erupsinya gigi molar pertama permanen bawah, dan kondisi flush terminal plane,

mendesak ke mesial yang akan menyebabkan deretan gigi molar desidui kedua dan gigi

molar pertama desidui terdesak sehingga primate space rahang bawah yang terletak

antara gigi molar desidui pertama dengan gigi kaninus desidul menghilang.

3. Gigi molar pertama permanen atas desakannya tidak sebesar yang bawah, karena arah

erupsi nya tidak langsung kemesial seperti gigi bawah.

Page 2: Space Maintainer

Universitas Gadjah Mada 2

4. Gigi molar pertama permanen rahang atas maupun rahang bawah dapat mencapai

hubungan kelas I Angle dengan memanfaatkan primate space ini dinamakan early mesial

shift.

Leeway space

1. Nance mengetengahkan pendapatnya bahwa ada perbedaan jumlah ukuran mesio distal

gigi incisivus pertama, incisivus kedua dan kantnus desidui denganjumlah ukuran mesio

distal gigi-gigi premolar pertama, premolar kedua dan kaninus permanen, dan gigi-gigi

desidui tersebut lebih besar daripada gigi permanen penggatinya.

2. Dalam penelitiannya Nance mendapatkan berbagai perbedaan antara 0-4 mm. Rata-rata

selidih tersebut adalah 0,9 mm untuk rahang atas dan 1,7 mm untuk rahang bawah

setiap kwadrannya.

3. Dalam erupsinya, dari kondisi flush terminal plane, kadang-kadang gigi molar pertama

permanen tidak menggeser gigi molar kedua dan gigi molar pertama desidui karena

memang tidak ada primate space. Pada saat terjadi pergantian gigi kaninus desidui, gigi

molar pertama desidui, gigi molar kedua desidui oleh gigi gigi kaninus, premolar pertama

dan kedua, sisa space dimanfaatkan oleh gigi molar pertama permanen menggeser

kemesial sehingga tercapai hubungan kelas 1 Angle. Ini dinamakan late mesial shift

4. Pergeseran gigi molar permanen ke mesial disebut mesial drifting tendency.

Jadi apa perbedaan antara early mesial shift dengan late mesial shift.

Di atas telah disebut adanya terminal plane, apa yang dimaksud dengan terminal plane.

Terminal plane adalah bidang yang mengenai sisi distal gigi molar kedua desidui atas dan

bawah. Ada yang lurus yang disebut flush terminal plane. ada yang mesial step ada yang

distal step dan ada yang exaggerated mesial step. Flush terminal plane ditandai dengan

adanya satu bidang lurus menyentuh sisi distal gigi molar kedua desidui rahang atas dan

bawah, hubungan kedua gigi tersebut tonjol lawan tonjol. Mesial step ditandai dengan sisi

distal gigi molar kedua desidui rahang bawah lebih kemesial , hubungan giginyan adalah

tonjol distal gigi molar kedua desidui ada di dalam cekung distal gigi atas. Yang distal step

posisi giginya adalah kebalikan dan mesial step yaitu tonjol distal gigi molar kedua rahang

atas ada di dalam cekungan gigi molar kedua desidui bawah. Mesial step yang exaggerted

atau mesial step yang berlebihan berarti tonjol distal gigi molar kedua desidui bawah berada

dalam cekung mesial gigi molar kedua desidui rahang atas. Apa jadinya bila terminal plane

pada posisi-possi tersebut. Dalam keadaan flush terminal plane dengan memanfaatkan

primate space atau leeway space bisa dicapai hubungan Angle kelas I. Pada posisi mesial

step, bila gigi molar permanen erupsi akan langsung pada keadaan Angle kl I. Pada posisi

distal step biasanya akan terjadi anomali Angle kelas II, sedang yang exaggerated akan

menjadi anomali Angle kelas III.

Page 3: Space Maintainer

Universitas Gadjah Mada 3

Tentang kehilangan space.

Periode kritis yang berhubungan dengan berkurangnya space terjadi pada saat

pergantian gigi desidui dengan gigi permanen, atau pada periode gigi bercampur. Suatu

kenyataan bahwa banyak gigi molar kedua desidul sudah hilang/dicabut sebelum anak

mencapai usia 7 tahun. Pada hal gigi molar desidui masih sangat dibutuhkan perannya

dalam memacu pertumbuhan tulang rahang, yaitu dengan meneruskan rangsang

pertumbuhan dan tekanan pengunyahan yang ditenimanya.

1. Gigi desidui sendiri mempunyai fungsi sebagai space maintainer, sehingga apabila hilang

sebelum saatnya diganti akan menyebabkan pergesetan gig yang ada di mesial dan

distalnya. Ingat akan keenam tekanan yang menyebabkan gigi tetap pada posisinya. Gigi

akan bergerak kearah yang tekanannya mekmak atau hilang..

2. Kekuatan tekanan ke mesial dari gigi molar permanen saat erupsi sangat besar sehingga

akan menyita space yang ada akibat pencabutan gigi desidui yang terlalu dini.

3. Dalam mencapai deretan yang baik gigi-gigi incisivus bawah bergeser kedistal, kondisi ini

disebabkan karena ukuran gigi nsicivus permanen lebih besar dan yang desidui sehingga

membutuhkan ruang lebih, akibatnya gigi incisivus permanen bawah menggeser ke distal

agar tersusun dengan baik. Ini dinamakan distal ajustmen. dengan demikian ada

sebagian space yang tersita dalam proses ini.

4. Ankylosis adalah penulangan dan jaringan periodontium sehingga akar gigi menjadi satu

dengan tulang alveolus, Ankylosis menyebabkan gigi tidak dapat erupsi terus sehingga

akan tertinggal tetap renclah mengakibatkan infra okiusi. Akibat infra okiusi maka titiktitik

kontak antara gigi tersebut dengan gigi di mesiat dan distanya. Akibatnya gigi-gigi

tersebut menggeser kearah gigi yang ankylosis. Ingat prinsip bahwa gigi akan

menggeser ketempat yang tekanannya melemah atau hilang..

5. Agenese atau tidak adanya gigi secara kongenital. Agenese mi juga dapat karena suatu

kelainan seperti ektodermal displasia. Bial karena ektodermal displasia maka biasanya

disertai kelainan pada organ-organ yang terbentuk dan janingan ektoclermal, seperti

rambut. Agenese dapat partial dan dapat pula total. Gigi yang sening mengalami

agenese adalah Incisivus lateral permanen atas, insicivus central permanen bawah,

premolar pertama dan premolar kedua.

6. Karies proksimal akan menyebabkan hilangnya titik kontak antar gigi sehingga terjadi

pergeseran gigi karena tekanannya berkurang

7. Inklinasi gigi incisivus dan kaninus juga mengakibatkan titik kontak bergeser dan

lingkaran terbesar kearah posisi lain sehingga posisi gigi di mesial dan distanya akan

menempati sedikit space yang terbentuk, Iebih-lebih bila perubahan inklinasinya ekstrim

sepert kasus gigitan silang atau crossbite.

Page 4: Space Maintainer

Universitas Gadjah Mada 4

8. Gigitan tebalik atau gigitan silang atau crossbite menyebabkan hilangnya keseimbangan

tekanan karena titik kontaknya hilang sehingga gigi akan menggeser yang berakibat

space berkurang..

Analisa Space

Ada empat hal yang perlu diperhatikan dalam space management yang tentu saja semuanya

berhubungna dengan soal space, baik itu kekurangan maupun kelebihan.

Untuk mengetahui ada tidaknya problem dengan space maka perlu dilakukan suatu

observasi dan pengukuran kemudian dilakukan analisa space. Dari hasil analisa space ini

dapat ditentukan perawatan yang dlbutuhkan adalah maintain space (mempertahankan

space), regain space ( mengambil kembali space ), create space ( menciptakan space) atau

eliminate space( menghilangkan space).

Yang di observasi adalah kondisi lengkung gigi, apakah ada perubahan atau ada tanda-

tanda kemungkinan akan terjadi pengurangan space.

Yang dianalisa adalah basil-basil pengukuran dan pengamatan secara langsung dalam

mulut maupun dalam model dan Rontgenogram.

Dalam pengukuran sebaiknya diikuti prosedur dengan membagi beberapa segmen dalam

lengkung gigi, yaitu segmen posterior, segmen kaninus dan segmen incisivus.

Setiap gigi harus diukur diameter mesiodistanya dan kemudian di jumlahkan.

Pelaksanaan pengukuran.

Untuk gigi yang sudah erupsi dapat dilakukan langsung di dalam mulut atau pada model.

Yang harus diingat disini adalah bahwa gips yang dipergunakan untu membuat model

haruslah yang tidak mengkerut, sepert Glass stone atau new plast stone. Pengukuran

dilakuka.n dengan Boley gauge atau sliding calipers dapat pula dengan jangka dan mistar.

Sebab biasanya sangat sulit mengukur langsung dengan sliding calipers pada gigi-gigi yang

rapat berjejal. Jadi ukur dulu dengan jangka, barn deviasi jangka diukur dengan sliding

calipers.

Untuk gigi yang belum erupsi pengukuran dilakukan dalam Rontgenogram, namun perlu

diingat bahwa ukuran dalam Rontgenogram bukanlah ukuran yang sebenamya, kebanyakan

gambamya Iebih besar daripada aslinya. Untuk mendaptkan ukuran yang mendekati benar

dipergunakan suatu rumus dengan membandingkan nya pada gigi yang telah erupsi.

Dasarnya adalah sebagai berikut: Besarnya gigi yang telah erupsi yang diukur dan model

atau dan mulut bila dibagi dengan besarnya gigi tersebut di dalam Rontgenogram sama

dengan besarnya gigi yang belum erupsi yang dicari (X ) dibagi besarnya gigi tersebut dalam

Rontgenogram .Besar gigi hash perhitungan ini dikatakan hanya mendekati ukuran

Page 5: Space Maintainer

Universitas Gadjah Mada 5

sebenarnya karena adakalnya gigi tersebut posisinya rotasi, sehingga ukuran yang didapat

bukan ukuran mesiodistalnya.

Moyers menyusun rumus untuk menentukan atau memperkiranan besamya gigi-gigi kaninus

permanen, premolar pertama dan premolar kedua yang belum erupsi.

Sebagai dasamya adalah ukuran mesiodistal gigi-gigi incisivus pertama dan kedua

permanen rahang bawah. Jadi syarat utamanya adalab keempat gigi incisivus permanen

rahang bawah harus sudah erupsi. Jumlah ukuran keempat gigi tersebut dicocokan dengan

tabel Moyers, lalu ambil kemungkinan yang 75% dan dilihat berapa angkanya, maka angka

tersebut merupakan jumlah ukuran kaninus,premolar pertama dan premolar kedua. Timbul

pertanyaan yaitu apabila salah satu gigi incisivus tersebut agenese, bagaimana

mengukurnya.

Pengukuran lengkung gigi dilakukan dan sisi mesial gigi molar pertama permanen dan satu

sisi kesisi yang lain melewati deretan gigi-gigi yang ada, dengan menggunakan kawat

sehingga terlihat bentu engkung yang baik. Tandailah kawat tersebut dengan tinta tepat di

sisi mesial gigi molar pertama permanen. Kemudian luruskan kawat dn lakukan pengukuran

dengan mistar atau sliding calipers.

Dari hasil pengukuran panjang Iengkung dan ukuran msiodistal gigi-geliga dapat dilihat ada

tidaknya kehilangan space.

Tentang kebutu ban alat space maintainer

Adakalanya setelah erupsinya gigi molar pertama permanen pada lengkung gigi

desidul tidak terlihat adanya sisa space, dan hash perhitungan ternyata jumlah ukuran

mesiodistal kaninus desidui, molar pertama dan kedua desidui sama besamya dengan

kaninus permanen, premolar pertama dan kedua. Dalam hal seperti ini apabila ada gigi

molar desidui yang terkpaksa dicabut maka space maintainer mutlak diperlukan, sebab

sudah tidah ada cadangan space.

Seandainya terjadi pencabutan gigi desidui dan ternyata tulang alveolus di bawah

gigi tersebut sudah hilang, misalnya pada keadaan gigi ganggren dan sering kali mengalami

absces maka erupsi gigi penggantinya akan menjadi lebih cepat, sehingga alat space

maintainer tidak dibutuhkan pada kasus seperti ini.

Apabila ruang untuk erupsi gigi cukup dan tidak ada gejala penutupan space,

misalnya bertepatan dengan saat erupsinya gigi molar pertama permanen, maka space

maintainer juga tidak diperlukan

Dalam perawatan Orthodonsi seringkali dilakukan pencabutan gigi premolar

pertama untuk mencukupi kebutuhan space. Adakalanya setelah selesai perawatan terdapat

sisa space, maka hal mi janganha dipertahankan, namun dibiarkan agar menutup.

Page 6: Space Maintainer

Universitas Gadjah Mada 6

Agenese gigi incisivus kedua permanen sering terjadi, baik unilateral maupun

bilateral. Keadaan ini sering dibiarkan agar gigi kaninus menempati spacenya, namun bila

jaraknya terlalu lebar dapat dibuatkan space maintainer berupa gigi tiruan sebagian.

Tentang persyaratan alat space maintainer

Alat space maintainer adalah alat Orthodonsi yang bersifat pasif dan kadang-

kadang aktif yang dipergunakan untuk mempertahankan space bekas gigi desidul yang

hilang terlalu awal sampai dengan saat erupsinya gigi penganti, yang alkan dilepas bila tidak

diperlukan lagi.

Alat space maintainer harus mampu mempertahankan proksimal dimensi yang

diperlukan, berarti alat in harus mampu menahan desakan dan mesial maupun distalnya

sehingga space yang dipertahankan tetap ukurannya.

Tidak menggangu erupsi gigi antagonisnya, berarti alat ini tidak boleh prematur

kontak dengan gigi antagonis. Dalam pembuatan sentrik oklusi harus mendapat perhatian

khusus, sebab pengambilan sentrik oklusi yang tidak benar akan mengakibatkan timbulnya

kelainan yang lai, atau bahkn memperparah kelainan yan telah ada.

Tidak mengganggu erupsi gigi permanen. Alat space maintainer yang senng

menggangu erupsi gigi permanen adalah jenis distal shoe atau Willet shoe. Pembuatan

distal shoe yang kurang cermat dapat mengakibatkan distal shoe tersebitjatuh tepat diatas

gigi molar pertama permenen yang sedang erupsi sehingga gigi tersebut terhalang

erupsinya. Apabila distal shoe nya terlalu ke depan maka justru akan mengganggu erupsi

gigi premolar yang akan erupsi. Perlu diingat bahwa distal shoe biasa di pasang pada kasus

pencabutan gigi molar kedua desidui sebelum gigi molar pertama permanen erupsi. Distal

shoe atau Willet shoe ini biasanya dipasang bersamaan dengan pencabutan gigi molar

kedua desidui ybs, sehingga memanfaatkan anesthesi pada pencabutan. Bila dilaksanakan

beberapa waktu setelah pencabutan maka dalam pemasangannya memerlukan anesthesi

lagi, karena harus membuka gingiva untuk mencapai ujung prosesus alveolaris.

Memberi ruang yang cukup bagi lurusnya erupsi gigi permanen di bawahnya. Ini

dimaksudkan agar alat space maintainer dipasang pada keadaan spacenya cukup untuk gigi

yang akan erupsi, jadi jangan sampai space memang kurang dari space maintainer tetap

dipasang. Perhitungan atau analisa space tidak boleh gegabah, dan kemungkinan bahwa

akan terjadi kekurangan space harus tetap dinomersatukan sehingga tidak akan terjadi salah

hitung, yang seharusnya membutuhkan space disimpulkan sebagai cukup space. Akibatnya

space yang dipertahankan justru space yang kurang untuk erupsi gigi yang ada di

bawahnya. Ini akan berakibat gigi erupsi kearah lain atau impaksi.

Page 7: Space Maintainer

Universitas Gadjah Mada 7

Alat space maintainer yang dibuat haruslah sederhana dan enak dipakai. tidak

mengganggu lidah dan tidak menyesakkan rongga mulut. Plat yang tebal dan besar akan

menyita ruang gerak lidah sehingga fungsi bicara terganggu.

Semakin sederhana dan semakin kecil alat space maintainer semakin disukai

sipemakai, karena sangat mudah untuk adaptasinya dan mudah pemeliharaannya., tentu

saja harus dengan peringatan keras agar retensinya benar-benar baik supaya alat tidak

terlepas saat dipakai karena alat yang kecil ada kemungkinan bisa tertelan atau masuk

dalam saluran pemafasan yang akan sangat membahayakan pasien.

Tentang jenis alat space maintainer.

Seperti halnya alat Orthodonsi alat space maintainer dapat dibedakan antara yang

lepasan atau removable dengan yang cekat atau fixed. Alat space maintainer yang lepasan

terbuat dan akrilik dan alat yang lepasan mi memiliki beberapa keuntungan disamping

kerugiannya. Keuntungan alat removable mudah dibersihkan. Dengan melepas alat dan

dalam mulut maka alat tersebut dapat dibersihkan dengan saksama. Plak dan sisa makanan

dapat menempel pada plat alat removable, sehingga bila tidak dibersihkan dengan balk

dapat mengiritasi jaringan lunak mulut seperti gingiva maupun gigi yang berdekatan. Dengan

dilepaskannya alat removable mi maka gig-gigi dapat dibersihkan dengan baik pula. Apabila

alat dipakai dan proses pembersihan dilakukan maka ada bagian-bagian dan permukaan gigi

yang tidak terjangkau oleh bulu sikat gigi, sehingga memungkinkan plak dan sisa makanan

tetap tinggal diantara plat dengan permukaan gigi.

Vertikal dimensi akan berubah apabila seseorang kehilangan beberapa gigi

terutama gigigigi posterior. Untuk mengembalikan profil wajah pasien tersebut perlu

dinaikkan vertikan dimensinya sehingga ukuran wajah menjadi seimbang. Dengan alat

removable hal mi dapat dilaksanakan dengan memasang gigi tiruan yang sedikit Iebih tinggi,

tentunya dengan pengukuran yang tepat.

Prosedur preventif lain dapat di buat bersama dengan alat removable, misalnya

untuk menghilangkan kebiasaan menghisap atau menggigit bibir bawah , maka alat tersebut

diberi tonjolan yang akan menimbulkan rasa sakit bila bibir dihisap atau digigit.

Alat removable dapat dilepas dan dipasang sendiri oleh penderita. Namun

adakalanya anak enggan untuk melepas alat mi karena sudab merasa terbiasa. Pemakaian

yang terus menerus dapat menggangu sirkulasi darah pada jaringan dibawahnya , maka

untuk mengatasinya maka alat mi hanya dipakai beberapa jam saja seharinya.

Alat reovable untuk regio anterior biasanya dibuat untuk tujuan psikologis disamping

juga untuk menghindarkan terjadinya kebiasaan buruk yaitu meletakkan Iidah pada tempat

yang ompong. Tujuan psikologis dapat tercapai dengan memasang gigi tiruan yang sesuai

Page 8: Space Maintainer

Universitas Gadjah Mada 8

dengan gigi yang ada sehingga kesan ompong tertutupi. Inilab tujuan psikologis tersebut,

anak tidak minder.

Dengan hilangnya beberapa gigi terutama gigi molar, meskipun hanya gigi desidui,

namun pengunyahan tetap terganggu, rangsang pertumbuhan juga terganggu, maka dengan

memasang gigi tiruan path alat removable tekanan pengunyahan dapat disalurkan, dan

makanan dapat lebih halus dikunyah daripada tanpa gigi. Untuk regio anterior maupun

posterior dengan tertutupnya tempat yang ompong dapat menghilangkan gangguan

pembicaraan. Gangguan pembicaraan ini disebabkan oleh berkurangnya kemampuan

mengucapkan lafal kata karena adanya celah, atau karena bentuk lidah yang tidak rata

akibat lidah bemsaha memenuhi ruang yang ada.

Dalam keadaan relaks, lidah akan memenuhi seluruh ruang yang ada di dalam

mulut. Gigigeligi yang utuh akan membatasi lidah pada posisi di dalam lengkung. Namun

apabila ada gigi yang hilang maka lidah ditempat gigi yang hilang akan menonjol ke dalam

bekas gigi yang hilang tersebut, sehingga bentuknya akan berubah, semakin banyak gigi

yang hilang semakin berubah bentuk lidahnya, dan kondisi seperti ini juga akan

menimbulkan gangguan pembicaraan

Alat removable terutama yang fungsional membantu meneruskan rangsang

pertumbuhan yang akan memacu enipsi gigi yang ada di bawahnya.

Pemeriksaan gigi dan prosedur untuk perawatan gigi tidak terhalangi oleh alat

removable sebab setiap kali pemeriksaan ataupun perawatan alat mi dapat dilepas.

Jika pada saatnya nanti gigi yang ada di bawah alat removable akan erupsi dan telah

memberikan tanda-tanda, seperti gingiva yang mulai membesar, maka plat pada bagian

tersebut dikurang agar nanti dapat ditempati gigi yang erupsi tadi.

Kerugian alat space maintainer removable.

Alat removable dapat dilepas oleh pemakai, maka ada kemungkinan alat tersebut

dilepas dan diletakkan disembarang tempat, sehingga ada kemungkinan hilang karena lupa

meletakkannya. Sering juga saat makan di rumah makan alat tersebut dilepas dan lupa

membawanya. Yang namanya anak, seringkali alat tersebut menjadi bahan mainan atau

untuk melucu dihadapan teman sekolah atau teman bermain sehingga ada kemungkinan

terjatuh entah dimana.

Banyak anak yang kurang menyadari kegunaan alat space maintainer, yang

dirasakannya adalah tersiksa bila menggunakan alat mi maka seringkali anak tidak mau

memakainya.

Alat yang mudah dipasang dan dilepas sendiri , bahkan untuk dipermainkan akan

menyebabkan rusak.

Page 9: Space Maintainer

Universitas Gadjah Mada 9

Alat removable terutama yang bilateral, apabila dipergunakan dalam waktu yang

lama tanpa kontrol yang ketat dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan rahang

kearah lateral.

Dalam pembuatan alat removable hendaknya dipenuhi kriteria yang ada, seperti

sederhana dan agar tidak mengiritasi jaringan maka hendaknya dibuat pas dan halus.

Permukaan yang kasar akan mempermudah penempelan plak yang akan menimbulkan

masalah lain. Seperti telah kita ketahui bahwa plak dapat menimbulkan karies dan

penyakitjaringan periodontal.

Meskipun jarang terjadi namun ada kemüngkinan seseorang tidak tahan terhadap

akrilik atau alergi . Untuk kondisi seperti ini hanya ada fixed yang dapat dibuat untuknya.

Alat removable yang sering hilang atau rusak atau tidak pernah dipakai

menunjukkan bahwa pasien tersebut kurang kooperatif, maka sebaiknya alat fixed yang

dipasang.

Dalam gambaran Rontgenogram terlihat benih gigi yang akan erupsi, demikian pula

jaringan tulang di atasnya. Gigi yang dataran oklusalnya sudah setinggi servik gigi yang telah

erupsi tidak memerlukan alat space maintainer. Untuk menganalisa gambaran rontgenogram

tuan Nolla mengklasifikasi dan stage 1 yalta sebelum adanya crypta sampai stage 10 setelah

apeks gigi sempuma.

Alat spacemaintainer yang fixed memiliki keuntungan Iebih banyak namun

pembuatannya yang sukar.

Tuan Sannerrud menggunakan kawat ligatur dan closed coil spring untuk

mempertahan kan space yang ada diatara dua gigi. Misalnya saja pada kasus gigi molar

kedua desidul yang terpaksa dicabut pada anak usia 7 tahun. Saat itu gigi molar pertama

permanen sudah erupsi. Untuk menjaga jangan sampai gigi molar pertama permanen

menggeser kemesial maka dibuatlah Sannerud’s space maintainer, caranya ukur space,

potong koil spring sesuai ukuran tadi, ambil kawat ligatur kira-kira 3x panjang koil spring,

kalungkan kawat ligatur pada gigi molar pertama permanen, kedua ujung kawat disatukan

dan diplinitir pada bagian yang menempel gigi molar tadi, masukkan koil spring, ujung kawat

ligatur dilingkarkan pada servik gigi molar pertama desidui, dipelintir kemudian dipotng

secukupnya dan ujungnya disembunyikan didaerah interdental supaya tidak mengintasi

lidah. Untuk melepas alat ini bila gigi telah erupsi dilakukan dengan menggunting kawat

ligatur.

Dengan resin komposit, space maintainer dapat pula dibuat, caranya dengan

menyediakan kawat klamer 0.9 mm sepanjang ukuran dan titik tengah gigi yang ada di distal

dan mesial bagian yang hilang giginya. Kedua ujung kawal klamer tersebut dibengkoknan

atau ditempa untuk retensi. Bagian tengah dan sisi bukal gigi dietsa, dicuci dan dikeringkan,

aplikasikan resin komposit pada permukaan gigi, benamkan ujung-ujung kawat tadi ke

Page 10: Space Maintainer

Universitas Gadjah Mada 10

dalamnya, haluskan kemudian polimerisasikan resinnya. Harus diingat, jangan sampai resin

ini tergigit oleh gigi antagonisnya.

Untuk membimbing gigi molar pertama permanen yang akan erupsi pada kasus gigi

molar kedua desidui sudah dicabut, dipergunakan band atau crown dengan distal shoe atau

Willet shoe. Untuk membuat alat mi diperlukan pen gukuran yang tepat dan akurat sebab,

adakalanya distal shoe yang dipasang justru menghambat erupsi gigi molar pertama

permanen atau gigi premolar kedua yang ada di bawahnya, misalnya distal shoe tersebut

terletak di dataran okiusal gigi molat pertama permenen atau premolar kedua. Distal shoe

seharusnya terletak tepat diujung prosesus alveolanis antara gigi molar dengan premolar.

Karena ujung distal shoe terletak di dalam jaringan maka pemasangannya membutuhkan

anesthesi. Dianjurkan pemasangan alat mi bersamaan dengan saat pencabutan gigi molar

kedua desidui tersebut, sehingga tidak membutuhkan anesthesi lagi.

Interseptif Orthodonsi

Inklinasi gigi dapat normal dapat pula abnormal. Bila inklinasi gigi abnormal maka

akan meninibulkan kelainan. Inklinasi abnormal dani satu gigi atau beberapa gigi dapat

menimbulkan crossbite, terutama di regio anterior apabila inklinasi gigi incisivus abnormal

maka akan terlihat terjadinya crossbite gigi anterior.

Adakalanya dalam mencapai pergeseran tiang rahang bawah ke depan karena adanya

prematur kontak pada giginya. Rahang yang terdorong dapat menimbulkan hubungan

crossbite..

Inklinasi abnormal disebabkan oleh faktor keturunan. Yang diturunkan adala posisi

gigi yang tidak balk tersebut. Kebiasaan memajukan rahang bawah dapat pula menimbulkan

crossbite.

Gigi akan tertata baik bila jumlah ukuran mesiodistal gigi-geligi sama dengan ukuran

panjang lengkungnya. Bila panjang lengkung kurang maka akan ada kemungkinan satu atau

beberapa gigi berubah arah. Dalam hal mi maka inklinasi gigi menjadi abnormal.

Gigi desidui yang tidak tanggal sampai saatnya digantikan gigi permanen di

bawahnya akan menyebabkan gigi pengganti berganti arah saat erupsi . Gigi desidui yang

nonvital akan mengalami gangguan pada resorpsi akamya karena odontokias dalam pulpa

sudah tidak ada lagi. Pada proses resorpsi akar gigi desidui odontokias dan dalam pulpa

berperan sangat besar, sehingga resorpsi akar gigi desidui bila diperhatikan banyak terjadi

dan dalam ruang pulpa akar nya. Pada gigi molar desidui yang tidak dapat tanggal sendiri

dapat mengakibatkan gigi premolar berganti arah atau..bahkan impaksi.

Gigi permanen pengganti gigi desidui terletak di atas akar gigi desidui, apabila

terjadi trauma, misalnya gigi desidui intrusi maka ada kemungkinan ujung akar gigi desidui

tersebut menyentuh mahkota gigi penggantinya sehingga membelokkan arah erupsinya.

Page 11: Space Maintainer

Universitas Gadjah Mada 11

Gigi tambahan atau supernumerary jelas menyita tempat. Bila gigi tambahan ini terletak

disebelah labial dan gigi yang aslinya maka gigi tersebut akan menggeser kepalatinal.

Tentang alat inklined bite plane untuk koreksi gejala crossbite gigi anterior yang

perlu diperhatikan adalah :bahwa dataran tersebut miringnya 45 derajat terhadap aksis gigi

yang bersangkutan dan tingginya tidak terlalu tinggi, artinya pada saat rahang mengatup dan

gigi berkontak, gigi incsivus yang dikoreksi berkontak pula dengan dataran miringnya. jadi

tidak boleh traumatik atau ticlak mengenai dataran tersebut. Alat inkline bite plane biasanya

dipasang hanya pada siang hari saja, karena alat tersebut tidak berklamer, dikawatirkan

disaat tidur alat tersebut terlepas. Bandingkan dengan alat space maintainer yang hanya

dipakai pada malam hari saja.