sosialisasi mesin panen dan perontok padi multigunadi mrenek maos 8466

2
Home SOSIALISASI MESIN PANEN DAN PERONTOK PADI MULTIGUNADI MRENEK MAOS Tue, 04/22/2014 - 14:22 | by bapelluh_cilacap Untuk meningkatkan produksi melalui peningkatan Indeks Pertanaman (IP) dari komoditas unggulan terpilih, diperlukan tambahan jumlah alat mesin, baik untuk tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan. Guna memenuhi tambahan kebutuhan tersebut diperlukan dana dalam bentuk investasi dan pengelolaan yang baik terutama melalui UPJA. Kebijakan pengembangan mekanisasi pertanian harus mampu meningkatkan produktivitas, efisiensi, mutu dan nilai tambah, mendorong tumbuhnya industri alat dan mesin dalam negeri dan mendorong kemitraan antara industri besar dan UKM. Strategi yang perlu ditempuh dalam pengembangan mekanisasi pertanian adalah membangun industri pertanian di pedesaan berbasis mekanisasi pertanian pada sentra produksi. Hal tersebut terungkap pada acara Sosialisasi Mesin Panen Combine Harvester Futata di Desa Mrenek Kecamatan Maos, Kamis lalu. Kepala Tata Usaha Balai Alat Mesin Pertanian dan Pengujian Mutu Hasil Pertanian Jawa Tengah, Ir. S. Cahyono M.Si. menyatakan, sosialisasi ini merupakan salah satu bagian dari upaya pemerintah dalam modernisasi pertanian menuju kemandirian pangan, sekaligus dalam upaya lebih memperkenalkan alat panen yang mampu mempercepat proses pemanenan yang multi fungsi sebagai alat mesin pengolahan lahan. “Saya kira mesin panen dan perontok padi multifungsi ini sangat bagus, karena ukurannya yang lebih kecil sehingga efektif digunakan pada lahan pertanian padi sawah yang sempit.” Jelas Cahyono Ditambahkannya, dalam sosialisasi yang terselenggara berkat kerjasama Dinas Pertaniaan dan Petenakan Propinsi Jawa Tengah, Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Cilacap dan PT. OM Hwahaha ini, selain diikuti petani dari Cilacap juga dari unsur dinas teknis Kabupaten Banyumas dan Kebumen. Menurut Kepala Tata Usaha Balai Alat Mesin Pertanian dan Pengujian Mutu Hasil Pertanian Jawa Tengah, Ir. S. Cahyono M.Si. melalui dana APBN propinsi Jawa tengah direncanakan mendapat alokasi 20 unit Alat mesin panen dan perontok padi multifungsi “Futata”, yang antara lain Kabupaten Cilacap mendapat alokasi 3 unit, Banyumas 2 unit dan Kabupaten Kebumen 2 unit. Sementara itu, Manager Marketing PT OM Hwahaha, Dra. Wahju Sintha A. menyatakan, sosialisasi ini merupakan untuk yang pertama kalinya digelar di wilayah Propinsi Jawa Tengah. Alat mesin panen dan perontok multifungsi ini diproduksi bukan untuk menjadi pesaing atau merebut tenaga kerja panen maupun tanam, namun lebih kepada untuk mengatasi semakin menurunnya tenaga keja pertanian, khususnya tenaga panen serta mendukung petani dalam penerapan teknologi pertanian, sehingga mampu meningkatkan efisiensi usaha tani dan produksinya. Diakui, alat mesin panen dan perontok multifungsi yang dapat berfungsi sebagai mesin pemanen, bajak atau rotari ini diproduksi dalam 2 jenis yaitu Futata HH-5E dan Futata HH-5Y. Dari hasil uji unjuk kerja mesin HH-5E memiliki kapasitas lapang efektif 4,79 jam/ha, susut pemanenan 1,74 %, tingkat kebersihan 98,4 %, persentase The linked image cannot be displayed. The file may have been moved, renamed, or deleted. Verify that the link points to the correct file and location.

Upload: hendricus-irfansyah

Post on 27-Dec-2015

17 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

mesin panen dan perontok padi

TRANSCRIPT

Page 1: Sosialisasi Mesin Panen Dan Perontok Padi Multigunadi Mrenek Maos 8466

Home

SOSIALISASI MESIN PANEN DAN PERONTOK PADI MULTIGUNADI MRENEK MAOS

Tue, 04/22/2014 - 14:22 | by bapelluh_cilacap Untuk meningkatkan produksi melalui peningkatan Indeks Pertanaman (IP) dari komoditas unggulan terpilih, diperlukan tambahan jumlah alat mesin, baik untuk tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan. Guna memenuhi tambahan kebutuhan tersebut diperlukan dana dalam bentuk investasi dan pengelolaan yang baik terutama melalui UPJA. Kebijakan pengembangan mekanisasi pertanian harus mampu meningkatkan produktivitas, efisiensi, mutu dan nilai tambah, mendorong tumbuhnya industri alat dan mesin dalam negeri dan mendorong kemitraan antara industri besar dan UKM. Strategi yang perlu ditempuh dalam pengembangan mekanisasi pertanian adalah membangun industri pertanian di pedesaan berbasis mekanisasi pertanian pada sentra produksi. Hal tersebut terungkap pada acara Sosialisasi Mesin Panen Combine Harvester Futata di Desa Mrenek Kecamatan Maos, Kamis lalu.

Kepala Tata Usaha Balai Alat Mesin Pertanian dan Pengujian Mutu Hasil Pertanian Jawa Tengah, Ir. S. Cahyono M.Si. menyatakan, sosialisasi ini merupakan salah satu bagian dari upaya pemerintah dalam modernisasi pertanian menuju kemandirian pangan, sekaligus dalam upaya lebih memperkenalkan alat panen yang mampu mempercepat proses pemanenan yang multi fungsi sebagai alat mesin pengolahan lahan. “Saya kira mesin panen dan perontok padi multifungsi ini sangat bagus, karena ukurannya yang lebih kecil sehingga efektif digunakan pada lahan pertanian padi sawah yang sempit.” Jelas Cahyono

Ditambahkannya, dalam sosialisasi yang terselenggara berkat kerjasama Dinas Pertaniaan dan Petenakan Propinsi Jawa Tengah, Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Cilacap dan PT. OM Hwahaha ini, selain diikuti petani dari Cilacap juga dari unsur dinas teknis Kabupaten Banyumas dan Kebumen. Menurut Kepala Tata Usaha Balai Alat Mesin Pertanian dan Pengujian Mutu Hasil Pertanian Jawa Tengah, Ir. S. Cahyono M.Si. melalui dana APBN propinsi Jawa tengah direncanakan mendapat alokasi 20 unit Alat mesin panen dan perontok padi multifungsi “Futata”, yang antara lain Kabupaten Cilacap mendapat alokasi 3 unit, Banyumas 2 unit dan Kabupaten Kebumen 2 unit.

Sementara itu, Manager Marketing PT OM Hwahaha, Dra. Wahju Sintha A. menyatakan, sosialisasi ini merupakan untuk yang pertama kalinya digelar di wilayah Propinsi Jawa Tengah. Alat mesin panen dan perontok multifungsi ini diproduksi bukan untuk menjadi pesaing atau merebut tenaga kerja panen maupun tanam, namun lebih kepada untuk mengatasi semakin menurunnya tenaga keja pertanian, khususnya tenaga panen serta mendukung petani dalam penerapan teknologi pertanian, sehingga mampu meningkatkan efisiensi usaha tani dan produksinya. Diakui, alat mesin panen dan perontok multifungsi yang dapat berfungsi sebagai mesin pemanen, bajak atau rotari ini diproduksi dalam 2 jenis yaitu Futata HH-5E dan Futata HH-5Y. Dari hasil uji unjuk kerja mesin HH-5E memiliki kapasitas lapang efektif 4,79 jam/ha, susut pemanenan 1,74 %, tingkat kebersihan 98,4 %, persentase

The linked image cannot be displayed. The file may have been moved, renamed, or deleted. Verify that the link points to the correct file and location.

Page 2: Sosialisasi Mesin Panen Dan Perontok Padi Multigunadi Mrenek Maos 8466

peningkatan gabah rusak 0.05 % dan efisiensi perontokan 99,4 %. Sedangkan untuk HH-5Y dari hasil uji unjuk kerja mesin dengan kapasitas lapang efektif 4,90 jam/ha, susut pemanenan 1,69 %,tingkat kebersihan 98,6 %, persentase peningkatan gabah rusak 0.11 % dan efisiensi perontokan 99,5 %.

Dalam sosialisasi yang berlangsung selama 1 (satu) hari itu, juga dilaksanakan pemanenan dengan menggunakan Alat Mesin Panen dan Perontok Multifungsi Futata HH-5E yang disambut antusias para petani dan disaksikan langsung oleh unsur Dinas teknis dan tamu undangan lainnya. Kepala UPT Dinas Pertanian dan Peternakan Wilayah Kroya, Risun, SP mengakui, tingkat kehilangan hasil panen petani di wilayah Kecamatan Kroya, Maos, Sampang, Adipala, Binangun dan Nusawungu relatif cukup besar antara 10% sampai dengan 20 %. Melalui sosialisasi ini diharapkan, petani tidak saja mampu menggunakannya dengan baik, namun juga memiliki kesanggupan untuk membeli mesin panen dan perontok multifungsi ini sesuai tingkat kebutuhannya. Menanggapi harapan tersebut, Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kecamatan Maos, Sudarjo menyatakan, petani di 10 desa dalam wilayah Kecamatan Maos kini sudah menyiapkan lahan masing-masing seluas 5 hektar untuk operasionalisasi mekanisasi pertanian di wilayah kecamatannya. Namun diakui, kelembagaan Unit Usaha Pengelola Jasa Alsintan (UPJA) baru terbentuk di tingkat Kecamatan, sedangkan di tingkat desa baru sebatas Koordinator Pengolahan Tanah/lahan. Pokoknya Kami petani di Kecamatan Maos siap menerapkan teknologi pertanian tapat guna, tidak terkecuali yang berupa alat mesin pertanian,” tegas Sudarjo. (ap)

_________________________________________________________ Kementerian Pertanian Republik Indonesia -- http://epetani.deptan.go.id