sop pemasangan infuse

10
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PEMASANGAN INFUSE PADA ANAK 1. Definisi Prosedur pemberian cairan melalui infus yaitu dengan memasukkan cairan melalui intravena dengan bantuan set infus, yang bertujuan memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit dan sebagai tindakan pengobatan serta pemberian makan. 2. Tujuan 2.1. Memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit. 2.2. Infuse pengobatan dan pemberian nutrisi (Aziz, musrifah. 2004. Buku saku praktikum kebutuhan dasar manusia. Jakarta: EGC) 2.3. Memulai dan mempertahankan terapi cairan IV. (Eni Kusyati 2006. hal:267) 3. Pedoman Pemilihan Vena 3.1 Gunakan vena distal terlebih dahulu 3.2 Gunakan lengan pasien yang tidak dominan jika mungkin 3.3 Pilih vena diatas area fleksi 3.4 Pilih vena yang cukup besar untuk memungkinkan aliran darah yang adekuat kedalam kateter 3.5 Palpasi vena untuk menentukan kondisinya. Selalu pilih vena yang lunak, penuh. KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN BANTEN JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG

Upload: siti-nurjanah

Post on 29-Sep-2015

18 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

SOP Pemasangan infuse pada anak

TRANSCRIPT

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN BANTEN

JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)PEMASANGAN INFUSE PADA ANAK1. DefinisiProsedur pemberian cairan melalui infus yaitu dengan memasukkan cairan melalui intravena dengan bantuan set infus, yang bertujuan memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit dan sebagai tindakan pengobatan serta pemberian makan.2. Tujuan2.1. Memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit.2.2. Infuse pengobatan dan pemberian nutrisi (Aziz, musrifah. 2004. Buku saku praktikum kebutuhan dasar manusia. Jakarta: EGC)2.3. Memulai dan mempertahankan terapi cairan IV. (Eni Kusyati 2006. hal:267)3. Pedoman Pemilihan Vena

3.1 Gunakan vena distal terlebih dahulu3.2 Gunakan lengan pasien yang tidak dominan jika mungkin3.3 Pilih vena diatas area fleksi3.4 Pilih vena yang cukup besar untuk memungkinkan aliran darah yang adekuat kedalam kateter3.5 Palpasi vena untuk menentukan kondisinya. Selalu pilih vena yang lunak, penuh.3.6 Pastikan lokasi yang dipilih tidak mengganggu aktifitas pasien3.7 Pilih lokasi yang tidak mempengaruhi pembedahan atau prosedur yang direncanakan.4. Jenis-jenis Cairan Intravena4.1 Cairan bisa bersifat isotonis(contohnya: NaCl 0,9 %, Dekstrosa 5 % dalam air, Ringer Laktat/ RL ,dll)

4.2 Cairan bersifat hipotonis(contohnya NaCl 5%)

4.3 Cairan bersifat hipertonis

(contohnya: Dekstrosa 10% dalam NaCl, Dekstrosa 10% dalam air, Dekstrosa 20% dalam air)

5. Jenis-jenis set infuse

5.1 Makro tetesan 20

5.2 Mikro tetesan 60

6. Jenis jenis AbocathMenurut Potter (1999) ukuran jarum infuse yang biasa digunakan adalah :6.1 Ukuran 16G warna abu-abu Guna : Dewasa, Bedah Mayor, Trauma, Apabila sejumlah besar cairan perlu diinfuskan.

Pertimbangan Perawat : Sakit pada insersi, Butuh vena besar6.2 Ukuran 18G Warna hijau Guna : Anak dan dewasa, Untuk darah, komponen darah, dan infus kental lainnya.

Pertimbangan Perawat : Sakit pada insersi, Butuh vena besar6.3 Ukuran 20G Warna merah muda Guna : Anak dan dewasa, Sesuai untuk kebanyakan cairan infus, darah, komponen darah, dan infus kental lainnyaPertimbangan Perawat : Umum dipakai6.4 Ukuran 22G Warna biru Guna : Bayi, anak, dan dewasa (terutama usia lanjut), Cocok untuk sebagian besar cairan infus.

Pertimbangan Perawat : Lebih mudah untuk insersi ke vena yang kecil, tipis dan rapuh, Kecepatan tetesan harus dipertahankan lambat, Sulit insersi melalui kulit yang keras.

6.5 Ukuran 24G Warna kuning, 26 Warna putih Guna : Nenonatus, bayi, anak dewasa (terutama usia lanjut), Sesuai untuk sebagian besar cairan infus, tetapi kecepatan tetesan lebih lambat.Pertimbangan Perawat : Untuk vena yang sangat kecil, Sulit insersi melalui kulit keras 7. Indikasi7.1 Pemberian cairan intravena (intravenous fluids).7.2 Pemberian nutrisi parenteral (langsung masuk ke dalam darah) dalam jumlah terbatas.7.3 Pemberian kantong darah dan produk darah.7.4 Pemberian obat yang terus-menerus (kontinyu).7.5 Upaya profilaksis (tindakan pencegahan) sebelum prosedur (misalnya pada operasi besar dengan risiko perdarahan, dipasang jalur infus intravena untuk persiapan jika terjadi syok, juga untuk memudahkan pemberian obat)7.6 Upaya profilaksis pada pasien-pasien yang tidak stabil, misalnya risiko dehidrasi (kekurangan cairan) dan syok (mengancam nyawa), sebelum pembuluh darah kolaps (tidak teraba), sehingga tidak dapat dipasang jalur infus8. Kontraindikasi8.1 Inflamasi (bengkak, nyeri, demam) dan infeksi di lokasi pemasangan infus.8.2 Daerah lengan bawah pada pasien gagal ginjal, karena lokasi ini akan digunakan untuk pemasangan fistula arteri-vena (A-V shunt) pada tindakan hemodialisis (cuci darah).8.3 Obat-obatan yang berpotensi iritan terhadap pembuluh vena kecil yang aliran darahnya lambat (misalnya pembuluh vena di tungkai dan kaki).9. PROSEDUR

9.1. Tanggung jawab dan wewenang9.1.1. Bagian akademik sebagai penanggung jawab pembelajaran 9.1.2. Koordinator mata ajaran keperawatan anak, Bertanggung Jawab atas pencapaian kompetensi SOP ini diraboratorium keperawatan9.1.3. Pembimbing klinik bertanggung jawab terhadap pelaksanaan praktek dilahan praktek9.2. Pelaksanaan9.2.1. Pastikan kebutuhan klien untuk pemasangan infuse9.2.2. Persiapan klien9.2.2.1. Periksa rekam medis untuk mengetahui riwayat penyakit, alergi dan rencana perawatan.9.2.2.2. Periksa ulang perintah dokter mengenai cairan yang harus diberikan dan kecepatan tetesan.9.2.2.3. Mengucapkan salam dengan ramah (lihat SOP komunikasi terapeutik)9.2.2.4. Melakukan pendekatan klien dengan memberikan penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan.9.2.3. Persiapan alat9.2.4. Baki + alas

9.2.5. Standar infuse

9.2.6. Set infuse

9.2.7. Tourniquet

9.2.8. Jarum infuse/abocath dengan ukuran yang sesuai

9.2.9. Perlak + alas

9.2.10. Plester dan gunting

9.2.11. Kapas alcohol

9.2.12. Kassa steril

9.2.13. Kom sedang dan tutup9.2.14. Kassa gulung9.2.15. Betadin

9.2.16. Spalk9.2.17. Handscoon 9.2.18. Persiapan LingkunganJaga privasi klien dan ciptakan lingkungan yang aman dan nyaman, cuci tangan (lihat SOP cuci tangan)9.2.19. Langkah kerja :

9.2.19.1. Awali interaksi dengan mengucapkan salam (lihat SOP komunikasi terapeutik).9.2.19.2. Jelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan pada anak dan orang tua9.2.19.3. Dekatkan alat9.2.19.4. Persiapan lingkungan: Jaga privasi klien9.2.19.5. Cuci tangan (lihat SOP Cuci tangan)9.2.19.6. Pasang handscoon9.2.19.7. Buka kemasan steril dengan meggunakan teknik antisetic9.2.19.8. Periksa larutan dengan lima benar (benar pasien, jenis cairan, dosis, cara pemberian dan waktu pemberian)9.2.19.9. Buka set infuse dan pertahankan sterilitas pada kedua ujung9.2.19.10. Pasang klem rol 2-4 cm dibawah bilik drip dan pindahkan klem rol pada posisi off9.2.19.11. Hubungkan cairan dan infus set dengan menusukkan spike ke botol infus (cairan).9.2.19.12. Isi cairan kedalam set infus dengan menekan bagian ruang tetesan sampai ruangan tetesan terisi sebagian,buka penutup sampai slang terisi dan udara keluar9.2.19.13. Letakkan alas9.2.19.14. Atur posisi dengan tidur terlentang dan minta bantuan untuk memegangi anak.9.2.19.15. Lakukan pembendungan dengan torniket/pita karet.9.2.19.16. Desinfeksi daerah yang akan ditusuk dengan gerakan sirkulasi9.2.19.17. Lakukan penusukkan dengan lubang jarum ke arah atas9.2.19.18. Perhatikan keluarnya darah melalui selang jarum yang menandakan bahwa jarum telah memasuki vena. Turunkan jarum sampai hampir menyentuh kulit. Dorong jarum sampai menempel dengan tempat pungsi vena9.2.19.19. Buka tetesan lalu lepaskan touniket9.2.19.20. Lakukan desinfeksi dengan betadin dan tutup dengan kasa steril9.2.19.21. Gunakan spalk untuk fiksasi daerah infus.9.2.19.22. Tenangkan anak dan pastikan infus diperlukan untuk membuat kondisi anak lebih baik9.2.19.23. Lepaskan handscoon9.2.19.24. Puji anak atas kerja samanya9.2.19.25. Tuliskan tanggal dan waktu pemasangan serta ukuran jarum pada balutan9.2.19.26. Rapihkan alat dan pasien9.2.19.27. Buka sampiran9.2.19.28. Cuci tangan9.2.19.29. Dokumentasi10. PENGENDALIAN/PEMANTAUAN5.1 Absensi mahasiswa dan dosen yang telah ditanda tangani5.2 Dokumentasi laporan asuhan keperawatan5.3 Format penilaian asuhan keperawatan5.4 Pedoman penilaian kompetensi11. DOKUMEN6.1 SOP komunikasi terapeutik6.2 SOP cuci tangan12. PENGESAHAN

Disusun oleh

Diperiksa oleh

Disetujui dan disahkan oleh

Tim Mata Ajaran:

Unit Akademik: Ketua Pengelola:

Tanggal:

Tanggal:

Tanggal: