solusi limbah tkks

Upload: dara-lextiany-putri

Post on 08-Jan-2016

11 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Solusi Limbah TTKS sebagai bentuk permasalahan di Indonesia yang merupakan penghasil minyak kelapa sawit terbesar

TRANSCRIPT

METODE PENGOMPOSAN TANDAN KOSONG KELAPA SAWITTahapan Pengomposan Tkks (Tandon Kosong Kelapa Sawit)1. PencacahanPencacahan bertujuan untuk memperkecil ukuran TKKS dan memperluas luas permukaan area TKKS. TKKS yang baru keluar dari pabrik pengolahan langsung dimasukkan ke mesin pencacah. Kapasitas mesin pencacah disesuaikan dengan volume TKKS yang dihasilkan pabrik. Mesin cacah ini dapat memperkecil ukuran TKKS menjadi kurang lebih 5 cm. Mesin dirancang secara khusus yang disesuaikan dengan karakteristik TKKS yang berserat-serat. Selain memperkecil ukuran, pencacahan juga akan mengurangi kadar air TKKS. Sebagian air akan menguap karena luas permukaan TKKS yang meningkat.2. Inokulasi dengan Aktivator PengomposanAgar proses pengomposan dapat berlangsung lebih cepat dapat ditambahkan activator pengomposan. Aktivator ini berbahan aktif mikroba decomposer. Mikroba-mikroba ini berperan aktif dalam pempercepat proses pengomposan. Mikroba yang umum digunakan sebagai decomposer adalah Fungi Pelapuk Putih (FPP) dan Trichoderma sp. Mikroba-mikroba ini menghasilkan enzim yang dapat mendegradasi senyawa lignoselulosa yang ada dalam TKKS secara cepat.Kadar air yang optimal untuk pengomposan berkisar 60%. Kadar air TKKS sebelum proses pengomposan dimulai harus diupayakan dalam kisaran tersebut. Apabila kadar air kurang, proses pengomposan tidak berjalan sempurna. Salah satu penyebabkan adalah karena mikroba kekurangan air dan kelembaban tidak optimum untuk bekerjanya mikroba. Apabila kadar air terlalu tinggi, oksigen yang ada di dalam TKKS hanya sedikit, sehingga proses pengomposan akan berlangsung dalam kondisi anaerob.3. InkubasiTKKS yang telah diinokulasi selanjutnya ditutup dengan terpal plastic. Penutupan ini bertujuan untuk menjaga kelembaban dan suhu kompos. Selama proses pengomposan suhu kompos akan meningkat dengan cepat. Suhu kompos dapat mencapai 70C. Suhu tinggi berlangsung dalam waktu cukup lama, kurang lebih 2 3 minggu. Suhu yang tinggi juga menunjukkan bahwa proses dekomposisi sedang berlangsung intensif. Suhu akan menurun pada akhir proses pengomposan. Salah satu ciri kompos yang sudah matang adalah apabila suhu kompos sudah kembali seperti suhu di awal proses pengomposan.

Proses pengomposan akan berlangsung dalam waktu 1,5 3 bulan.. Kompos yang sudah matang dapat dilihat dari ciri-ciri sebagai berikut: Terjadi perubahan warna menjadi coklat kehitaman Suhu sudah turun dan mendekati suhu pada awal proses pengomposan Jika diremas, TKKS mudah dihancurkan atau mudah putus serat-seratnyaPengamatan secara kimia ditunjukkan dengan rasio C/N yang sudah turun. Rasio C/N awal TKKS berkisar antara 50 -60. Setelah proses pengomposan rasio C/N akan turun dibawah 25. Apabila rasio C/N lebih tinggi dari 25 proses pengomposan belum sempurna. Pengomposan perlu dilanjutkan kembali sehingga rasio C/N di bawah 25.4. Panen KomposKompos yang sudah matang segera di panen. Kompos tersebut diangkut ke lokasi pengemasan atau tempat penampungan sementara kompos, sebelum diaplikasikan ke lapang. Rendemen kompos TKKS kurang lebih sebesar 60-65%. Dari satu ton TKKS dapat dihasilkan kompos sebanyak 600 650 kg kompos. 5. Pengeringan KomposKompos yang sudah dipanen dapat langsung diaplikasikan ke lapang, misalnya di perkebunan sawit. Namun demikian, kompos TKKS ini masih dapat ditingkatkan kualitasnya. Kualitas kompos yang dapat ditingkatkan antara lain dengan menurunkan kadar air kompos menjadi 20 30%, meningkatkan kandungan hara kompos dengan menambahkan bahan-bahan organic kaya hara lain, dan menambahkan mikroba-mikroba yang bermanfaat bagi tanaman.Untuk menurunkan kadar air kompos dilakukan dengan proses pengeringan. Cara sederhana untuk mengeringkan kompos adalah dengan menjemurnya di bawah sinar matahari atau dengan menggunakan mesin pengering kompos. Isroi.2008. Cara Mudah Mengposkan Tanda Kosong Kelapa SAWIT (http://isroi.com/2008/02/25/cara-mudah-mengomposkan-tandan-kosong-kelapa-sawit/, diakses 18 september 2015Pupuk Kalium (Abu Janjangan)

Tandan kosong kelapa sawit sebagai limbah padat dapat dibakar dan menghasilkan abu tandan. Abu tersebut mengandung 30 - 40% K2O, 7% P2O5, 9% CaO dan 3% MgO. Selain itu juga mengandung unsur hara mikro yaitu 1.200 ppm Fe, 1.000 ppm Mn, 400 ppm Zn, dan 100 ppm Cu. Sebagai Gambaran Umum bahwa pabrik yang mengolah kelapa sawit dengan 1.200 ton TBS/hari akan menghasilkan abu tandan sebesar 10.8% atau sekitar 129.6 ton abu/hari, setara dengan 5.8 ton KCL, 2.2 ton Kiserite dan 0.7 ton TSP. dengan penambahan polimer tertentu pada abu tandan dapat dibuat pupuk butiran berkadar K2O 30 - 38% dengan pH 8 - 9

Kelangkaan pupuk KCL yang kerap kali dihadapi oleh perkebunan dapat diatasi dengan menggantinya menggunakan abu tandan. Biaya produksinya pun lebih rendah dibandingkan dengan harga pupuk KCL.

Limban Tandan Kosong Kelapa Sawit Sebagai Biogas

Semua jenis limbah organik bisa diproses untuk menghasilkan biogas. Cara membuat pengolahan limbah tersebut menjadi biogas, diawali dengan memasukan bahan organik ke dalam ruang yang berfungsi sebagai perombak (digester) sehingga bakteri anaerob akan membusukkan bahan organik di dalamnya dan dapat menghasilkan gas. Biogas dari digester kemudian dialirkan melalui pipa penyalur menuju tabung penyimpan gas, atau bisa langsung ke tempat penggunaannya seperti ke tungku.

Nilai kalori dari 1 meter kubik biogas sekitar 6.000 watt jam, atau setara dengan setengah liter minyak diesel. Biogas dapat dibakar setelah dilakukan dengan mencampur sebagian oksigen (O2) di dalam prosespembakarannya. Namun demikian, untuk mendapatkan hasil pembakaran yang optimal, perlu dilakukan pra-kondisi sebelum biogas dibakar, yaitu melalui proses pemurnian/penyaringan karena biogas mengandung beberapa gas lain yang tidak menguntungkan. Salah satu cara menentukan bahan organik yang sesuai untuk menjadi bahan biogas adalah dengan mengetahui perbandingan karbon (C) dan nitrogen (N), karena aktifitas metabolisme dari bakteri metanogenik yang akan menghasilkan gas akan optimal pada nilai rasio C/N sekitar8-20%.

Komposisi gas yang terdapat di dalam biogas dapat dilihat pada tabel berikut:Jenis GasVolume (%)

Methana (CH4)40 70

Karbondioksida (CO2)30 60

Hidrogen (H2)0 1

Hidrogen Sulfida (H2S)0 3

Artikel ini ditulis olehR. Haryo Bimo Setiarto : Warta Kita, Oktober 2010

Artikel ini diunggah olehPramonopada tanggal 03 Desember 2010http://www.biologi.lipi.go.id/bio_indonesia/