solusi islam dalam konservasi alam

8
SOLUSI ISLAM DALAM KONSERVASI ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP Muqadimah Alam dan lingkungan hidup tidak terpisahkan dari manusia. Dan peran manusia adalah sebagai sosok yang memakmurkan bumi termasuk memelihara alam dan lingkungan hidup. Secara ekonomis alam dan lingkungannya sangat berharga dan penting. Telah banyak dicatat kerugian yang diakibatkan kerusakan alam dan lingkungan, baik secara langsung seperti permbalakan liar (ilegal logging), maupun tidak langsung seperti sedimentasi di waduk ataupun bendungan yang membuat PLTA tidak beroperasi sehingga menurunkan daya listrik. Pada kondisi tertentu keadaan ini mengakibatkan pemadaman bergilir yang akhir-akhir ini sering terjadi. Dalam skala yang lebih luas, bumi terancam oleh pemanasan global dan efek rumah kaca yang dapat menenggelamkan pulau-pulau dan kota-kota tertententu di dunia. Berbagai tindakan telah dilakukan oleh negara-negara di dunia. Dalam Konverensi Tingkat Tinggi tentang lingkungan hidup di Kyoto, Jepang beberapa kesepakatan telah dicapai untuk mengurangi emisi setiap negara. Namun, Amerika Serikat tidak ikut menandatangani perjanjian penurunan emisi tersebut. Sebuah arogansi yang untuk kesekian kalinya ditampakkan. Dalam khasanah ilmu pengetahuan barat, konservasi merupakan cabang dari ilmu yang disebut ekologi. Ekologi

Upload: rain-maker

Post on 12-Jun-2015

767 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Islamic solution on Environmental Conservationvisit me : http://www.wisata-otak.blogspot.com

TRANSCRIPT

Page 1: Solusi Islam Dalam Konservasi Alam

SOLUSI ISLAM DALAM KONSERVASI ALAM

DAN LINGKUNGAN HIDUP

Muqadimah

Alam dan lingkungan hidup tidak terpisahkan dari manusia. Dan peran manusia

adalah sebagai sosok yang memakmurkan bumi termasuk memelihara alam dan

lingkungan hidup.

Secara ekonomis alam dan lingkungannya sangat berharga dan penting. Telah

banyak dicatat kerugian yang diakibatkan kerusakan alam dan lingkungan, baik secara

langsung seperti permbalakan liar (ilegal logging), maupun tidak langsung seperti

sedimentasi di waduk ataupun bendungan yang membuat PLTA tidak beroperasi

sehingga menurunkan daya listrik. Pada kondisi tertentu keadaan ini mengakibatkan

pemadaman bergilir yang akhir-akhir ini sering terjadi. Dalam skala yang lebih luas,

bumi terancam oleh pemanasan global dan efek rumah kaca yang dapat

menenggelamkan pulau-pulau dan kota-kota tertententu di dunia.

Berbagai tindakan telah dilakukan oleh negara-negara di dunia. Dalam Konverensi

Tingkat Tinggi tentang lingkungan hidup di Kyoto, Jepang beberapa kesepakatan telah

dicapai untuk mengurangi emisi setiap negara. Namun, Amerika Serikat tidak ikut

menandatangani perjanjian penurunan emisi tersebut. Sebuah arogansi yang untuk

kesekian kalinya ditampakkan.

Dalam khasanah ilmu pengetahuan barat, konservasi merupakan cabang dari ilmu

yang disebut ekologi. Ekologi berasal dari akar kata yang sama dengan ekonomi, yaitu

oikos (rumah tangga). Sehingga ekologi adalah ilmu tentang rumah tangga makhluk

hidup, yaitu mengenai hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan benda-

benda mati disekitarnya. Dalam perspektif Islam, menjaga lingkungan hidup adalah

kewajiban, yaitu sebagai salah satu kewajiban manusia sebagai khalifah Allah di muka

bumi. Sehingga menjaga lingkungan hidup bukan hanya didorong oleh pertimbangan

ekonomis semata. Di sinilah perbedaan pandangan hidup Islam dengan yang lain.

Institusi Konservasi Dalam Syariat Islam

1. Hima’

Hima’ adalah kawasan hukum dimana dilarang untuk diolah dan dimiliki

seseorang (pribadi), sehingga ia tetap menjadi wilayah yang dipergunakan bagi

siapapun sebagai tempat tumbuhnya padang rumput dan tempat mengembalakan

hewan. Al Mawardi dalam Al Ahkaamus-sulthaaniyah menyebutkan bahwa

Page 2: Solusi Islam Dalam Konservasi Alam

Rasulullah SAW pernah menetapkan suatu tempat seluas 6 mil menjadi hima’ bagi

kuda-kuda kaum muslimin dari kalangan Muhajirin dan Anshar.

Menurut As Suyuti dan para fuqoha, sebuah kawasan dapat menjadi hima’ dengan

empat syarat, yaitu :

2. Ditentukan berdasarkan keputusan pemerintah

3. Dibangun berdasarkan ajaran Allah SWT – untuk tujuan-tujuan yang berkaitan

dengan kesejahtraan umum

4. Tidak boleh menimbulkan kesulitan bagi masyarakat sekitar

5. Harus mewujudkan manfaat yang nyata bagi masyarakat

Maka, hima’ adalah istilah yang paling tepat untuk mewakili istilah daerah

konservasi dalam Islam. Berdasarkan kekhususannya ada 5 jenis Hima’ :

a. Wilayah dimana menggembalakan hewan tidak diperbolehkan

b. Wilayah dimana menggembalakan hewan diperbolehkan hanya pada musim

tertentu

c. Wilayah perlindungan lebah; menggembalakan hewan dilarang pada musim

bunga/semi

d. Wilayah hutan; dilarang menebang pohon

e. Wilayah suaka lingkungan untuk daerah/komunitas tertentu (kota, desa, dusun

atau suku tertentu), misalnya hutan kota, hutan adat dll

Hima’ – yang telah diakui oleh FAO – memiliki ukuran berbeda-beda. Hima’ Al-

Rabadha, yang dibangun oleh Khalifah Umar ibn Khatan dan kemudian diperluas

oleh Khalifah Utsman, adalah salah satu yang terbesar. Membentang dari Ar

Rabadhah di barat Najd hingga ke daerah sekitar kampung Dariyah. Pada tahun

1965 ada kurang lebih 3000 hima’ di Arab Saudi. Sebagai peninggalan Islam,

sampai sekarang banyak hima’-hima’ di Arab Saudi yang masih memiliki

keanekaragaman hayati dan habitat-habitat biologi penting.

6. Iqta

Iqta merupakan lahan (garap) yang dipinjamkan oleh negara kepada para investor

atau pengembang dengan pernjanjian kesanggupan untuk mengadakan reklamasi

(perbaikan lahan yang digarap). Oleh karena itu dalam menggarap Iqta, harus ada

jaminan tanggung jawab dan keuntungan baik untuk investor penggarap maupun

untuk masyarakat sekitarnya. Apabila penggarap telah membangun lahan tersebut

menjadi produktif, maka dia tidak bisa memindahtangankan lahan tersebut kepada

orang lain. Apabila lahan tersebut selama 3 tahun ditelantarkan, maka penguasa

Page 3: Solusi Islam Dalam Konservasi Alam

negara bisa mencabut hak pakai penggarap lahan dan mengalihkannya kepada

pihak lain yang ingin menghidupkan tanah tersebut. Lahan yang digunakan untuk

Iqta adalah lahan yang di dalamnya tidak ada kepentingan umum, misalnya

sumber daya air, kepentingan ekosistem dan tidak menimbulkan masalah baru bagi

daerah sekitar pada masa penggarapan. Dalam kawasan tersebut juga harus

dipastikan tidak terdapat sumber daya mineral atau keuntungan umum lain yang

seharusnya dikuasai oleh pemerintah untuk kemaslahatan orang banyak.

7. Harim

Harim adalah lahan atau kawasan yang sengaja dilindungi untuk melestarikan

sumber-sumber air. Harim dapat dimiliki atau dicadangkan oleh kelompok atau

individu ataupun kelompok.

Biasanya harim terbentuk bersamaan dengan keberadaan ladang dan persawahan,

tentu saja luas kawasan ini berbeda. Di dalam sebuah desa, harim dapat

difungsikan untuk menggembalakan hewan ternak atau mencari kayu bakar. Akses

masyarakat ke tempat ini pun dimudahkan; dapat ditempuh tidak lebih dari satu

hari pada hari yang sama. Yang penting dalam harim ini adalah adanya kawasan

yang masih asli (belum dirambah), tidak dimiliki individu namun menjadi hak

milik umum. Pemerintah dapat mengadministrasikan atau melegalisasi kawasan ini

untuk keperluan bersama.

Pada era Turki Utsmani harim digunakan untuk menunjukkan suatu area (di sekitar

rumah) yang terlarang bagi laki-laki asing (untuk memasukinya). Kata harim

sendiri berarti suatu hal yang pribadi, sangat dihormati dan dimulyakan.

Ihya al-Mawat

Tanah sebagai unsur lingkungan paling mendasar mendapat perhatian lebih dalam

Islam. Semangat menghidupkan (Ihya) kawasan mati/tidak produktif (al mawat)

merupakan anjuran kepada setiap muslim untuk mengelola lahan supaya tidak ada

kawasan yang terlantar. Menghidupkan di sini termasuk juga menjaga dan memelihara

kawasan tertentu untuk kemaslahatan umum dan mencegah bencana. Semangat

menghidupkan lahan ini penting sebagai landasan untuk memakmurkan bumi. Tentu

saja pemerintah dan perundang-undangan harus akomadatif dalam mengelola dan

menerapkan peraturan pemilikan lahan secara konsisten.

Daya Dukung Lingkungan

Sumber daya alam yang ada sebenarnya telah disediakan oleh Allah SWT lebih

dari cukup untuk semua makhluk di muka bumi, termasuk manusia. Namun, berbagai

Page 4: Solusi Islam Dalam Konservasi Alam

pelanggaran dan ketamakan membuat sumber daya yang ada rusak dan tidak

terdistribusikan dengan baik sehingga tidak bisa dimanfaatkan dengan adil dan

maksimal. Oleh karena itu, diperlukan perencanaan yang matang dalam memanfaatkan

sumber daya alam yang ada termasuk air, hutan, tanah, minyak dan gas dll.

Daya dukung lingkungan terhadap semua bentuk aktifitas manusia mesti

diperhatikan. Daya dukung lingkungan adalah total potensi lingkungan yang dapat

dimanfaatkan untuk aktifitas produktif. Misalnya, penggunaan tanah sebagai lahan

penggembalaan seperti terlihat pada gambar 1, menunjukkan bahwa daya dukung

lingkungan yang baik akan tercapai pada tingkat penggunaan lahan sebesar 30 % - 70 %

dari keseluruhan potensi yang ada.

Dalam diagram 1, daya dukung lingkungan bisa digunakan hingga 100 %. Namun,

bila digunakan maksimal hingga 100 % (Q1) maka kualitas lingkungan akan menjadi

sangat buruk, karena lahan habis untuk penggembalaan, tidak ada saluran pengairan,

putusnya rantai makanan karena species yang homogen dan akhirnya keseimbangan

ekosistem pun rusak. sebaliknya. Sementara bila potensi lingkungan yang digunakan

terlalu sedikit maka lahan yang ada tidak memberikan manfaat maksimal. Oleh karena

itu, penggunaan potensi lahan hingga 50 % dipandang sebagai pemakaian maksimal.

Dengan toleransi kerusakan yang maksimal yaitu pada angka 1.

Penutup

Syariat Islam mempunyai bentuk-bentuk dasar dan semangat konservasi yang

jelas. Beberapa prinsip di atas dapat digunakan dalam usaha konservasi lingkungan

dalam payung syariat Islam. Dewasa ini masalah konservasi lingkungan berkaitan

dengan berbagai persoalan yang kompleks. Oleh karena itu, 3 institusi tadi harus

didukung oleh konsistensi pemerintah menerapkan kebijakan ekonomi yang adil, karena

lingkungan selalu jadi korban ketika ekonomi masyarakat terpinggirkan. Peran politik

dan penegakkan hukum juga tidak boleh ditinggalkan, terutama ketika harus menekan

perusahaan-perusahaan multinasional untuk memenuhi kewajiban mereka memperbaiki

lahan dan lingkungan yang telah mereka eksploitasi.

Page 5: Solusi Islam Dalam Konservasi Alam

Daftar Pustka

Al Mawardi. 2000. Al Ahkaamus-sulthaaniyah wal-wilaayatud-diiniyah. Terj. Jakarta.

Gema Insani Pers

Soerjani, Mohammad. 1987. Lingkungan: Sumber Daya Alam dan Kependudukan

dalam Pembangunan. Jakarta. UI Pers

Majalah

Mangunjaya, Fachrudin Majeri. Lingkungan Hidup dan Konservasi Alam dalam

Perspektif Islam. Majalah Islamia Vol. III No. 2