solusi agama

6
C. SOLUSI 1. Dialog antar pemeluk agama Salah satu bagian dari kerukunan antar umat beragama adalah perlu dilakukannya dialog antar agama. Agar komunikatif dan terhindar dari perdebatan teologis antar pemeluk (tokoh) agama, maka pesan-pesan agama yang sudah diinterpretasi selaras dengan universalitas kemanusiaan menjadi modal terciptanya dialog yang harmonis. Dialog antar agama adalah pertemuan hati dan pikiran antar pemeluk berbagai agama yang bertujuan mmencapai kebenaran dan kerjasama dalam masalah- masalah yang dihadapi bersama. Perhatian terhadap tema itu, tidak harus hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi menjadi tanggung jawab semua komponen bangsa, tertutama pada lingkungan tokoh agama. Menurut Ignas Kleden, dialog antar agama tampaknya hanya bisa dimulai dengan adanya keterbukaan sebuah agama terhadap agama lainnya. Sementara itu, melihat kondisi kehidupan beragama sekarang ini, konflik antar umat beragama, menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari dinamika kehidupan berbangsa dan bernegara. Konflik berwajah agama perlu dilihat dalam kaitan-kaitan politis, ekonomi, atau sosial budayanya. Apabila benar bahwa konflik itu murni konflik agama, maka masalah kerukunan sejati tetap hanya dapat dibangun atas dasar nilai-nilai keadilan, kebebasan, dan hak asasi manusia, yang menyentuh keluhuran martabat manusia. Makin mendalam rasa keagamaan, makin mendalam pula rasa keadilan dan kemanusiaan. Jika dilakukan dialog rutin antar agama maka akan terjadi pertukaran yang semakin intensif menyangkut gagasan- gagasan keagamaan melalui dialog-dialog antaragama dan kemanusiaan baik pada tingkat domestik di Indonesia maupun pada tingkat internasional. Hal ini jelas akan memperkuat perjumpaan secara damai tersebut. Melalui berbagai pertukaran semacam ini terjadi penguatan saling pengertian dan, pada gilirannya, kehidupan berdampingan secara damai. 2. Bersikap optimis Walaupun berbagai hambatan menghadang jalan kita untuk menuju sikap terbuka, saling pengertian dan saling menghargai antaragama, kita tidak perlu bersikap pesimis. Sebaliknya, kita perlu dan seharusnya mengembangkan optimisme dalam menghadapi dan menyongsong masa depan dialog. Pertama,

Upload: agnesya-dinda-ramadhani

Post on 09-Dec-2015

214 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Solusi Agama untuk Makalah Kerukunan Umat Beragama

TRANSCRIPT

Page 1: Solusi Agama

C.    SOLUSI

1.      Dialog antar pemeluk agama Salah satu bagian dari kerukunan antar umat beragama adalah perlu dilakukannya

dialog antar agama. Agar komunikatif dan terhindar dari perdebatan teologis antar pemeluk (tokoh) agama, maka pesan-pesan agama yang sudah diinterpretasi selaras dengan universalitas kemanusiaan menjadi modal terciptanya dialog yang harmonis. Dialog antar agama adalah pertemuan hati dan pikiran antar pemeluk berbagai agama yang bertujuan mmencapai kebenaran dan kerjasama dalam masalah-masalah yang dihadapi bersama.

Perhatian terhadap tema itu, tidak harus hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi menjadi tanggung jawab semua komponen bangsa, tertutama pada lingkungan tokoh agama. Menurut Ignas Kleden, dialog antar agama tampaknya hanya bisa dimulai dengan adanya keterbukaan sebuah agama terhadap agama lainnya. Sementara itu, melihat kondisi kehidupan beragama sekarang ini, konflik antar umat beragama, menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari dinamika kehidupan berbangsa dan bernegara. Konflik berwajah agama perlu dilihat dalam kaitan-kaitan politis, ekonomi, atau sosial budayanya. Apabila benar bahwa konflik itu murni konflik agama, maka masalah kerukunan sejati tetap hanya dapat dibangun atas dasar nilai-nilai keadilan, kebebasan, dan hak asasi manusia, yang menyentuh keluhuran martabat manusia. Makin mendalam rasa keagamaan, makin mendalam pula rasa keadilan dan kemanusiaan.

Jika dilakukan dialog rutin antar agama maka akan terjadi pertukaran yang semakin intensif menyangkut gagasan-gagasan keagamaan melalui dialog-dialog antaragama dan kemanusiaan baik pada tingkat domestik di Indonesia maupun pada tingkat internasional. Hal ini jelas akan memperkuat perjumpaan secara damai tersebut. Melalui berbagai pertukaran semacam ini terjadi penguatan saling pengertian dan, pada gilirannya, kehidupan berdampingan secara damai.

2.      Bersikap optimis Walaupun berbagai hambatan menghadang jalan kita untuk menuju sikap terbuka, saling pengertian dan saling menghargai antaragama, kita tidak perlu bersikap pesimis. Sebaliknya, kita perlu dan seharusnya mengembangkan optimisme dalam menghadapi dan menyongsong masa depan dialog. Pertama, pada beberapa dekade terakhir ini studi agama-agama, termasuk juga dialog antaragama, semakin merebak dan berkembang di berbagai universitas, baik di dalam maupun di luar negeri. Selain di berbagai perguruan tinggi juga telah didirikan Pusat Studi Agama-agama dan Lintas Budaya. Meskipun baru seumur jagung, hal itu bisa menjadi pertanda dan sekaligus harapan bagi pengembangan paham keagamaan yang lebih toleran dan pada akhirnya lebih manusiawi. Jika tiga hal ini bisa dikembangkan dan kemudian diwariskan kepada generasi selanjutnya, maka setidaknya kita para pemeluk agama masih mempunyai harapan untuk dapat berkomunikasi dengan baik dan pada gilirannya bisa hidup berdampingan lebih sebagai kawan dan mitra daripada sebagai lawan.

D.    Upaya Menjaga Kerukuna Antar Umat Beragama1.      Menjunjung tinggi rasa toleransi antar umat beragama, baik sesame antar pemeluk agama

yang sama maupun yang berbeda Rasa toleransi bisa berbentuk dalam macam-macam hal. Misal, perijinan

pembangunan tempat ibadah oleh pemerintah, tidak saling mengejek dan mengganggu umat lain, atau memberi waktu pada umat lain untuk beribadah bila memang sudah waktunya. Banyak hal yang bisa dilakukan untuk menunjukkan sikap toleransi. Hal ini sangat penting demi menjaga tali kerukunan umat beragama di Indonesia.

Page 2: Solusi Agama

2.      Selalu siap membantu sesama Jangan melakukan diskriminasi terhadap suatu agama, terutama saat mereka

membutuhkan bantuan. Misalnya, disuatu daerah di Indonesia mengalami bencana alam. Mayoritas penduduknya adalah pemeluk agama Kristen. Bagi Anda yang memeluk agama lain, jangan lantas malas membantu saudara sebangsa yang sedang kesusahan hanya karena perbedaan agama.

3.      Menghormati orang lain Selalu jagalah rasa hormat pada orang lain tanpa memandang agama apa yang mereka

anut. Misalnya dengan selalu berbicara halus dan tidak sinis. Hal ini tentu akan mempererat kerukunan umat beragama di Indonesia.

4.      Menyelesaikan masalah dengan kepala dingin Bila terjadi masalah yang menyangkut agama, tetap selesaikan dengan kepala dingin

tanpa harus saling menyalahkan. Para pemuka agama, tokoh masyarakat, dan pemerintah sangat diperlukan peranannya dalam pencapaian solusi yang baik dan tidak merugikan pihak manapun, atau mungkin malah menguntungkan semua pihak.

Kerukunan umat beragama di Indonesia adalah harapan semua orang. semua menginginkan hidup aman dan tenteram. Untuk itu, diperlukan kesadaran didalam dirinya masing-masing untuk hidup rukun dan damai.Tidak ada lagi pertikaian antara agama karena berbeda agama atau pertikaian antara aliran agama karena perbedaan aliran. Semua orang itu memiliki hak yang sama untuk memeluk agama dan menganut aliran manapun. Hal yang penting adalah kembali lagi pada sikap diri masing-masing. Apakah dirinya sendiri sudah mencerminkan orang yang beragama. Karena semua agama mengajarkan tentang hidup rukun dan damai. Tidak ada agama yang mengajarkan tentang kejelekan.Apabila orang yang beragama tersebut dapat mempelajari agamanya dengan sungguh-sungguh, maka orang tersebut dapat menjadi orang yang membawa ketenangan, bukan kekacauan. Kedamaian di negara ini akan tercipta dengan orang-orang seperti itu. Apabila negara ini tenang dan damai, maka semua orang akan tenang dalam menjalani ibadahnya juga. Tidak ada yang mengganggu atau memusuhi.

Page 3: Solusi Agama

2.3 Solusi Yang Dapat Dilakukan Untuk Mengatasi Konflik Antar Umat Beragama di Indonesia

Konflik yang banyak memakan korban jiwa, maupun harta itu ada yang relatif ditemukan penyelesaiannya, namun ada yang sampai sekarang masih menggantung dan berlansung. Konflik seperti itu telah merusak pertemanan, hubungan manusia yang telah terjalin,dan tentu diperlukan waktu yang panjang untuk memulihkan trauma dan sakit hati.

Salah satu langkah yang dilakukan pemerintah terutama Kementerian agama adalah dengan mengeluarkan SKB 2 Menteri Tentang PENDIRIAN RUMAH IBADAH SP No. 8 dan No. 9 /2006. Beberapa waktu yang lalu, terjadi konflik antarumat beragama di Kota Bekasi ketika ada massa yang membubarkan kegiatan ibadah jemaat Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) karena dinilai tidak memenuhi aturan dengan menggunakan rumah tempat tinggal. Kerusuhan terjadi karena warga tidak menyetujui pendirian tempat peribadatan di tempat tersebut, apalagi para jemaat diduga melakukan kegiatan ibadah tanpa izin. Tanah yang digunakan sebagai tempat ibadah itu belum mendapatkan izin, namun telah digunakan jemaat HKBP untuk melakukan ibadah rutin. Terkait dengan ketegangan yang muncul dari kasus tersebut, MUI mengingatkan agar umat Muslim dan umat Protestan untuk tidak melakukan tindakan-tindakan yang dapat membawa konflik antarumat beragama itu lebih jauh. "Pimpinan umat dan pemerintah agar segera menggelar dialog untuk membicarakan mengenai penyelesaian permasalahan ini," kata Ketua MUI Bidang Kerukunan Antar-Umat Beragama, Slamet Effendi Yusuf di Jakarta dalam taushiah MUI menyambut Ramadhan 1431 Hijriah di Kantor MUI. Pemerintah juga diminta bersikap jelas dan tegas sehingga umat Kristiani mendapat solusi yang tepat terhadap permasalahan itu. Peraturan Bersama Dua Menteri tahun 2006 yang mengatur tata cara mendirikan rumah ibadah secara prinsipil peraturan tersebut memang menjamin pendirian rumah ibadah. Namun, kalau diteliti lebih mendalam, prinsip tersebut dikhianati prosedur teknis di lapangan yang mensyaratkan izin pendirian rumah ibadah harus melalui rekomendasi masyarakat dan izin kepala daerah setempat Dalam hal ini juga dapat mempersulit bagi setiap pemeluk agama yang akan mendirikan rumah ibadah. Tindakan pemerintah dalam mengeluarkan SKB 2 Menteri adalah tindakan yang tidak bijaksana dan tidak sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. Pada sila pertama Pancasila dalam butir ke-6 telah jelas mengatakan bahwa “Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing”.

Rumah ibadah tidaklah sama dengan bangunan sekuler lainnya. Dalam konteks negara Pancasila yang mengakui dan memuliakan Tuhan, sekecil apapun bangunannya, rumah ibadah, agama apapun, sejatinya adalah simbol agama yang harus dilindungi negara. Itu artinya logika teknis pendirian rumah ibadah tidak bisa disamakan dengan logika izin pendirian bangunan sekuler. Karenanya logika teknis pendirian rumah ibadah dalam Peraturan Kedua Menteri tersebut harus diperbaharui secara fundamental.

Maka solusi yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan berbagai konflik agama di Indonesia adalah sebagai berikut :

1. Dialog Antar Agama Pada dasarnya dialog agama ini adalah suatu percakapan bebas, terus terang dan bertanggung jawab yang didasari rasa saling pengertian dalam menanggulangi masalah kehidupan bangsa baik berupa materil maupun spiritual. Dialog ini adalah langkah yang sangat bermanfaat besar dalam mengatasi konflik yang tengah terjadi. Pada dialog ini masing-masing setiap agama harus memberi masukan atau hal-hal yang perlu dilakukan dalam menjalankan agama

Page 4: Solusi Agama

masing-masing. Dan lewat diadakannya dialog antar agama ini maka tidak ada lagi yang namanya kesalahpahaman sehingga masing-masing agama dan mengerti serta menghormati agama lainnya.

2. Pendidikan Multikultural Perlu ditanamkannya pemahaman mengenai pentingnya toleransi antar umat beragama sejak dini. Hal ini dapat dilakukan melalui jalur pendidikan. Sebagai Negara yang memiliki keanekaragaman kita harus saling menghormati dan menghargai antar sesama. Apalagi di Indonesia yang memiliki keanekaragaman dalam hal adat-istiadat, suku, ras/etnis, bahasa dan agama. Perbedaan yang ada tersebut jangan sampai membuat kita tercerai berai. Namun sebaliknya perbedaan yang ada tersebut kita anggap sebagai kekayaan bangsa yang menjadi ciri khas bangsa kita. Perlunya ditanamkannya rasa nasionalisme dan cinta tanah air dalam diri generasi penerus bangsa sejak dapat membuat mereka semakin memahami dan akhirnya dapat saling menghargai setiap perbedaan yang ada.

3. Menonjolkan segi-segi persamaan dalam agama, tidak memperdebatkan segi-segi perbedaan dalam agama. Banyak perdebatan yang dilakukan antar umat beragama dan yang mengakibatkan saling mengejek atau menghina. Sikap ini harus dibuang jauh-jauh agar umat beragama dapat hidup rukun.

4. Melakukan kegiatan sosial yang melibatkan para pemeluk agama yang berbeda.

5. Menjunjung tinggai toleransi antar umat beragama di Indonesia. Toleransi agama adalah suatu sikap saling pengertian dan menghargai tanpa adanya perbedaan dalam hal apapun, khususnya dalam masalah agama.

6. Meningkatkan pembinaan individu yang mengarah pada terbentuknya pribadi yang memiliki budi pekerti luhur dan akhlakul karimah. Solusi tersebut tidak lain merupakan perwujudan dari sikap toleransi yang harus dimiliki agar tidak lagi terjadi konflik antar umat beragama di Indonesia.

7. Kerja sama antar umat beragama. Dapat tercipta bila diantara mereka terdapat rasa saling percaya. Bila rasa saling percaya itu belum tumbuh pada masing-masing kelompok agama, sangat sukar untuk menciptakan kerja sama antar umat beragama. Untuk menumbuhkan rasa saling percaya tersebut, perlu dilakukan semacam dialog, seminar, temu karya, untuk membicarakan hal-hal yang kemungkinan dapat dikerja samakan. Dalam kerja sama rasa saling percaya itu sangat diperlukan. Oleh sebab itu diasumsikan bahwa trust mempunyai pengaruh terhadap kerja sama antarumat beragama.