model solusi pendirian rumah ibadah gereja batak...

92
MODEL SOLUSI PENDIRIAN RUMAH IBADAH GEREJA BATAK KARO PROTESTAN DI PERUMAHAN VILA PAMULANG KOTA TANGERANG SELATAN : Memelihara Hubungan Toleransi Masyarakat Beda Agama Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag) Oleh : Wahyu Vebry Putra NIM: 11140321000007 PRODI STUDI AGAMA-AGAMA FAKULTAS USHULUDDIN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019

Upload: others

Post on 29-Feb-2020

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MODEL SOLUSI PENDIRIAN RUMAH IBADAH GEREJA BATAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · lain. Agama Kristen juga begitu, misalnya gereja Kristen/ Katolik pada

MODEL SOLUSI PENDIRIAN RUMAH IBADAH GEREJA BATAK

KARO PROTESTAN DI PERUMAHAN VILA PAMULANG KOTA

TANGERANG SELATAN : Memelihara Hubungan Toleransi Masyarakat

Beda Agama

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh

Gelar Sarjana Agama (S.Ag)

Oleh :

Wahyu Vebry Putra

NIM: 11140321000007

PRODI STUDI AGAMA-AGAMA

FAKULTAS USHULUDDIN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2019

Page 2: MODEL SOLUSI PENDIRIAN RUMAH IBADAH GEREJA BATAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · lain. Agama Kristen juga begitu, misalnya gereja Kristen/ Katolik pada

LEMBARPERSETUJUAN

MODEL SOLUSI PENDIRIAN RUMAII IBADAH GEREJA BATAK

KARO PROTESTAN DI PERI]MAHAN \TLA PAMULANG KOTA

TANGERANG SELATAN : MemeliharallubunganToleransi Masyarakat

Beda Agama

Skipsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan MemperolehGelar Sarjana Agama (S.Ag)

Oleh:

NIM: 11140321000007

Prof. Dr, H.M. Ridrvanlubis. MANIDK: 88212 800 18

PROGRAM STI'DI AGAMA-AGAMA

FAKI]LTAS USHULI]DDIN

IINIVERSITAS ISLAM NEGERI (TIIN)SYARIF' HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019

Pembimbing

Page 3: MODEL SOLUSI PENDIRIAN RUMAH IBADAH GEREJA BATAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · lain. Agama Kristen juga begitu, misalnya gereja Kristen/ Katolik pada

LEMBAR PERNYATAAN

Yang benandatangan di bawah ini:

Nama

NIM

Fakultas

Jurusan/prodi

Judul Skripsi

Wahlu Vebry Putra

11140321000007

Ushuluddin

Studi Agama-agama

"Model Solusi Pendirian Rumah Ibadah Gereja Karo

Batak Protestan di Perumahan Villa Pamulang Kota

Tangerang Selatan: Memelihara Hubungan

Masyarakat Beda Agama"

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

I . Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar Stara Satu (S-1) di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika kemudian hari terbukti bahwa karya saya ini bukan hasil karya asli

saya atau merupakan hasil jiplakan dari orang lain, maka saya bersedia

menerima sarksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakdrta.

15 October 2019

Wahyu Vebry Putra

Page 4: MODEL SOLUSI PENDIRIAN RUMAH IBADAH GEREJA BATAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · lain. Agama Kristen juga begitu, misalnya gereja Kristen/ Katolik pada

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Sklipsi berjudul 'fodel Solusi Pendirian Rumah Ibadah Gereja Karo Batak

Protestan di Perumahan Yilla Pamulang Kota Tangegarang Selatan:

Nllemelihara Hubungan N'lasyarahat Betla Agama telah diujikan tlalatn sidang

munaqasyah Fakultas Ushuluddin Uin Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal

24 Jttni 2019. skripsi ini telah diterima scbagai salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana Agarna (S Ag ) Program Strata Satu (S-1) pada jurusan Studi Agama-

Agarna

Jakarta, 15 October 2019

Panitia Sidang Munaqasyah

Ketua Merangkap Anggota, Sekretads Merar.rgkap Anggota,

Lisfh Sentosa Ars),ah. iv{ A

NrP. 19750506 200501 2 0031 005

Hennay'vati. MA

19541226 198603 2 002

Anggota,

Drs.

NIP.

llroi-Dt -H.14-Bidwan-Luhis-MeNIDK. 88212 800 t3

t

r10t9q70i

Pengu.ji I, Penguji lI,

siti

Page 5: MODEL SOLUSI PENDIRIAN RUMAH IBADAH GEREJA BATAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · lain. Agama Kristen juga begitu, misalnya gereja Kristen/ Katolik pada

ABSTRAK

WAHYU VEBRY PUTRA. ,'Moclel Solusi pendirian Rumah Ibatlah GerejaKaro Batak Protestan di perumahan Villa pamularg l<on hrg"gorang Selatan :Memelihara Hubungan Masyarakat Beda Agama" Stipu. rutu.tu, Jurusan StudiAgama-Agama Fakultas Ushuluddin UIN Sy-anf Hidayaiuttut lutunu, ZOIS.

Penelitian yang dilakukan dalam skripsi ini adalah untuk mengetahuisecara pasti apa alasan masyarakat malakukan penolakan terhadap d;i;;;bangunan Gereja Batak Karo protestan di daerah pelumaian vitta pamulang KotaTangerang Selatan dan Bagaimana solusi autu,, p"ry"t"rlian permasalahan antarapihak masyarakat perumahan Villa pamulang i"r.*-prfr* Gereja Batak KaroProtestas.sehingga terwujudnya sebuah komiro-i1"t,,i" kelompok Muslim danKristen di Perumahan Villa pamulang Kota Tangerang Selatan

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (Field Research) yangbersifat kualitatif Sumber dita dan'infonnuri yu'ng i"n"iir dapatkan dari proseswawancara langsung maupun dari. buku_bukr1 jtilal, dan artikel yang sesuaidengan tema dan judul yang dibahas. penelitiai irrl -,,.rggrrut-

pendekatanyaitu pendekatan Sosiologis. penulis berusahu untuf. ."";"fu.kan hasii p;;;lii;berdasarkan pengamatan vang relah penulis Iakukan -rlfu,nu

beberapa hari diCereja Batak Karo protesran aip.-rnut rn Vilf. prrri^rg.Hasil da_ri penelitian ini adalah mengetahui bagaimana alasan masyarakatVilla Pamulang menolak adanya bangun"", C".";"-S"r"k Karo protestan diPerumahan Villa pamulang Ko.ta Tangering S.tutan'fung Outam permasalahan inialasan masyarakat monalak dikamafan U"U.."p" il;f;rg dirasa oleh pihakmasyarakat telah menyalahi aturan, yang pertama jumlal-lamaah yang semakinterus bertambah, kedua p"rggrnuun ..Ol*r* gl."j,

-yung seharunya hanya

,diryrbglghkan hari minggu namun pihak-g"*.;u'r"#ggrnukannya setiap hari,ketiga lokasi gereja berada ditengah.perumaL"r;d;;;; yang keempat adanyasikap arogan dari pihak gerejalerhadap -;;y";;;.;;ain atasan penolakanwarga- terhadap Gereja Batak Karo protestan penelitian ini juga berusaha untukmenjelaskan bagimana solusi, yang dilak-ukan ""t"." pifr"t masyarakat dengan

tTL ,"r."1, untuk menyelesaiian permasar"f,- '[rr"urt dimana dalammenyelesa (an permasalahan Gereja Batak Karo protestan a"ngur, _u.yu.ukut,solusi yang dilakukan antara pihak g"r"ju d"rg* .u.yuiakat perumahan VillaPamulang adalali dengan musyawarah.

Kata Kunci : Model Solusi pendirian Rumah Ibadah

Page 6: MODEL SOLUSI PENDIRIAN RUMAH IBADAH GEREJA BATAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · lain. Agama Kristen juga begitu, misalnya gereja Kristen/ Katolik pada

v

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi

ini.

Model Solusi Pendirian Rumah Ibadah Gereja Karo Batak Protestan di

Perumahan Villa Pamulang Kota Tangegarang Selatan : Memelihara Hubungan

Masyarakat Beda Agama di Perumahan Villa Pamulang disusun guna memenuhi

salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu, Jurusan Studi

Agama-Agama, Fakultas Ushuluddin, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari bahwa skripsi yang jauh dari

sempurna ini tidak akan dapat selesai tanpa adanya dukungan dan banyak pihak

baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, pada kesempatan

ini penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak yang telah membantu

dalam penyelesaian skripsi ini, khususnya kepada:

1. Kedua Orang tua tercinta yang selalu memberikan kasih sayang, doa, nasihat,

motivasi, saran, dukungan dan dorongan moril maupun materil. Semoga

ananda dapat membalas semua perjuangan Ayahanda Tarlan Subarno dan

Ibunda Nurlina. Beserta Adek tersayang Wandy Rizky Pangestu yang telah

memberikan semangat, dukungan, doa dan keceriaan.

2. Bapak Drs. Dadi Darmadi, MA, sebagai dosen Pembimbing Akademik yang

selalu memberikan pencerahan dan arahan dalam membimbing pembuatan

proposal skripsi sampai selesai.

3. Bapak Prof. Dr. M. Ridwan Lubis, MA. sebagai dosen pembimbing yang

selalu meluangkan waktu serta kesabaran memberikan arahan dan bimbingan

sehingga membuka cakrawala berpikir dan nuansa ilmu yang baru.

4. Bapak Syaiful Azmi, MA., selaku Kepala Jurusan Studi Agama-Agama dan

Ibu Lisfa Sentosa Aisyah, MA., selaku Sekertaris Jurusan Studi Agama-

Page 7: MODEL SOLUSI PENDIRIAN RUMAH IBADAH GEREJA BATAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · lain. Agama Kristen juga begitu, misalnya gereja Kristen/ Katolik pada

vi

Agama yang memberikan arahan serta motivasi yang luar biasa kepada

penulis dan selalu memberikan pelayanan kepada mahasiswa/i dengan baik.

5. Seluruh dosen Studi Agama-Agama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang

tidak dapat disebutkan satu per satu tanpa mengurangi rasa hormat atas ilmu

dan pelajaran dalam perkuliahan atau di luar perkuliahan.

6. Seluruh jajaran pimpinan dan staff Fakultas Ushuluddin atas bantuan dalam

persiapan pelaksanaan seminar proposal dan ujian komprehensif.

7. Ibu Sembiring selaku pimpinan Gereja Batak Karo Protestan di Perumahan

Villa Pamulang dan Ibu Ratna selaku Pendeta Gereja Batak Karo Protestan

yang telah berkenan memberikan izin penelitian sekaligus menjadi

narasumber untuk melengkapi isi skripsi.

8. Sahabat-sahabat terbaik penulis yang selalu memberikan semangat untuk ke

perpustakaan dan menulis skripsi hingga selesai Siti Pheunna Tiara Hati,

Muhammad Wahyu, Ridwan Efendi, Salwa Anwar, Zikri Sulthoni,

Muhammad Samtoni, Binna Ridhatul Shaumi, Qonita, Nur Afifah, Eka

Sulistya Ningsih dan Teti Eliza. Kebaikan dan kekonyolan kalian akan selalu

penulis ingat sampai tua nanti.

9. Kelurga Gibah: Muhammad Wahyu, Ridwan Efendi, dan Salwa Anwar

terimakasih sudah bersedia mendengarkan keluh kesah dan selalu

memberikan semangat kepada penulis hingga skripsi selesai. dan terima kasih

sudah mengajarkan arti Gibah yang sesunguhnya.

10. Farid Ulumuddin, Guntur Wibowo dan Afifudin Al-amin sebagai teman satu

kost yang selalu menemani dari awal kuliah hingga lulus, terimakasih banyak

atas doa, dukungan, motivasi, kebersamaan serta dorongan yang telah

diberikan.

11. PC IPNU Tangerang Selatan, terimakasih banyak atas keceriaan yang selalu

diberikan selama berada di ciputat.

12. Seluruh teman-teman Studi Agama-Agama angkatan 2014 terimakasih kalian

sudah memberikan warna kehidupan di Fakultas Ushuluddin.

13. Semua pihak yang telah membantu yang belum disebutkan tanpa mengurangi

rasa hormat. Terimakasih banyak.

Page 8: MODEL SOLUSI PENDIRIAN RUMAH IBADAH GEREJA BATAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · lain. Agama Kristen juga begitu, misalnya gereja Kristen/ Katolik pada

vii

Sebagai manusia biasa yang tidak pernah luput dari kekurangan dan

keterbatasan, penulis menyadari bahwa penelitian ini mungkin masih banyak

kekurangannya. Oleh sebab itu, penulis menerima kritik dan saran yang bersifat

membangun untuk menyempurnakan penelitian ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan. Penulis mengharapkan penelitian ini bermanfaat bagi semua pihak

dan dapat memenuhi apa yang diharapkan oleh semua pihak. Semoga Allah SWT

memberikan keberkahan kepada kita semua. Aamiin Ya Rabbal ‘Alamin.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Jakarta, 15 October 2019

Wahyu Vebry Putra

Page 9: MODEL SOLUSI PENDIRIAN RUMAH IBADAH GEREJA BATAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · lain. Agama Kristen juga begitu, misalnya gereja Kristen/ Katolik pada

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN…………………………………………………...i

LEMBAR PERNYATAAN…………………………………………………....ii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN…………………………………………....iii

ABSTRAK………………………………………………………………………iv

KATA PENGANTAR………………………………………………………….v

DAFTAR ISI…………………………………………………………………...viii

DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………...x

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………....1

A. Latar Belakang……………………………………………………………1

B. Rumusan masalah…………………………………………………………9

C. Tujuan dan Manfaat penelitian…………………………………………..10

D. Tinjauan Pustaka………………………………………………………....11

E. Metodologi Penelitian…………………………………………………....13

F. Sistematika Penulisan………………………………………………….....16

BAB II GAGASAN PENDIRIAN RUMAH IBADAH GBKP……………......17

A. Latar Belakang Gagasan Pendirian Rumah Ibadah……………………....17

B. Kondisi Demografi Kawasan………………………………………….....18

C. Gagasan Pendirian GBKP……………………………………………......22

D. Riwayat Jamaat GBKP……………………………………………….......24

BAB III KELENGKAPAN PERSARATAN PENDIRIAN RUMAH

IBADAH………………………………………………………………………...25

A. Data Kepemilikan………………………………………………………..25

B. Dukungan Masyarakat…………………………………………………...27

C. Fungsi dan Bentuk Komunikasi Sosial…………………………………..28

D. Ketentuan Peraturan Pemerintah………………………………………...30

Page 10: MODEL SOLUSI PENDIRIAN RUMAH IBADAH GEREJA BATAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · lain. Agama Kristen juga begitu, misalnya gereja Kristen/ Katolik pada

ix

E. Respon Pemerintah Kota……………………………………………….32

BAB IV KONTROVERSI PENDIRIAN GEREJA BATAK KARO

PROTESTAN…………………………………………………………………..37

A. Status lahan Pendirian Rumah Ibadah………………………………….37

B. Proses Pendekatan Kemasyarakat……………………………………....39

C. Alasan Penolakan Masyarakat…………………………………………..41

D. Dinamika Pembangunan Rumah Ibadah GKBP………………………..43

E. Telaah Terhadap akar Konflik…………………………………………..46

F. Solusi Konflik…………………………………………………………...50

BAB V PENUTUP ……………………………………………………………52

A. Kesimpulan……………………………………………………………...52

B. Saran ……………………………………………………………………53

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………55

LAMPIRAN …………………………………………………………………...59

Page 11: MODEL SOLUSI PENDIRIAN RUMAH IBADAH GEREJA BATAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · lain. Agama Kristen juga begitu, misalnya gereja Kristen/ Katolik pada

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I : Lembar Pernyataan Wawancara dengan Ibu Sembiring,

Lembar Pernyataan Wawancara dengan Ibu Dian

Lembar Pernyataan Wawancara dengan Bapak Fidon

Lembar Pernyataan Wawancara dengan Bapak KH. Hasan Mustofi

Lembar Pernyataan Wawancara dengan Bapak Nur Hasan

Lampiran II : Dokumentasi

Lampiran III : Dokumentasi

Lampiran IV: Permohonan Bimbingan Skripsi

Lampiran V: Surat Izin Penelitian Skripsi

Lampiran VI: Hasil Ujian Proposal Skripsi

Lampiran VII: Hasil Ujian Komprehensif

Lampiran VIII: Sertifikat OPAK

Lampiran IX: Sertifikat KKN

Lampiran X: Hasil Ujian Toefl dan Toafl

Page 12: MODEL SOLUSI PENDIRIAN RUMAH IBADAH GEREJA BATAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · lain. Agama Kristen juga begitu, misalnya gereja Kristen/ Katolik pada

1

BAB I

A. Latar Belakang

Bangsa Indonesia sebagaimana yang diketahui terdiri dari berbagai

suku, ras budaya dan agama. Diantaranya adalah agama Islam, Katholik,

Protestan, Hindu, Buddha dan Konghucu. Agama di Indonesia memegang

peranan penting dalam kehidupan masyarakat, hal ini dinyatakan dalam

ideologi Pancasila yang berbunyi “Ketuhanan Yang Maha Esa” dan Undang-

Undang Dasar Negara yang berada dalam pasal 29 ayat 2 yaitu “Negara

Menjamin Kemerdekaan Tiap-Tiap Penduduk Untuk Memeluk Agamanya,

dan Peribadatan Menurut Agamanya Dan Kepercayaan yaitu.”1

Dilihat dari segi kenyataan sosial dan budaya, bangsa Indonesia

Merupakan bangsa yang religius, bangsa yang agamis, bangsa yang percaya

pada Tuhan Yang Maha Esa. Dengan demikian Indonesia tidak dapat

dipisahkan dari kehadiran dan perkembangan agama-agama besar, seperti

Islam, Buddha, Hindu, Kristen, Konghucu. Semua agama tersebut hidup dan

tumbuh subur di Indonesia dengan jumlah pemeluk yang bervariasi2.

1Undang-undang dasar, pedoman Penghayatan dan Pengalaman Pancasila (Ketetapan

MPR No.11/MPR/1997/. Garis-garis besar haluan Negara (ketetapan MPR No.

11/MPR/1983), Sekretaris Negara Republik Indonesia. 2Harsja W.Bachtiar, Agama dan Perubahan Sosial di Indonesia dalam buku Kajian

Agama Dan Masyarakat (Jakarta:Departemen Agama RI Badan Penelitian dan

Pengembangan Agama,1993),h.168.

Page 13: MODEL SOLUSI PENDIRIAN RUMAH IBADAH GEREJA BATAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · lain. Agama Kristen juga begitu, misalnya gereja Kristen/ Katolik pada

2

Di Indonesia penduduk Islam sekitar 200 juta orang, dari 245 juta total

jumlah penduduk itu memiliki 250 ribu masjid dan 550 ribu musala/langgar,

jadi totalnya 800 ribu. Itu artinya setiap 250 umat Islam ada satu rumah

ibadah, itu luar biasa banyaknya di dunia. Tidak akan kita jumpai di negara

lain. Agama Kristen juga begitu, misalnya gereja Kristen/ Katolik pada 2004,

terdapat 50 ribu gereja, mungkin sekarang sudah 60 ribu. Itu dengan

penduduk 30 juta orang, artinya setiap 500 penduduk ada satu rumah ibadah,

dan jika ditambah dengan gereja yang kecil yang jumlahnya 150 ribu, berarti

setiap 220 orang ada satu rumah ibadah. Indonesia sendiri merupakan negara

yang memiliki masjid terbanyak di dunia. Namun yang perlu diingat dari itu

adalah,, bahwah pertumbuhan gereja lebih pesat daripada masjid. Dalam

kurun waktu 27 tahun, dari tahun 1977-2004, pertumbuhan gereja sebanyak

131 persen, sementara masjid 64 persen.3

Pertumbuhan rumah Ibadah di Indonesia sangat pesat karena

keberagaman kita yang sangat tinggi. Inilah yang sebenarnya memberikan kita

suatu kekuatan, bahwa Indonesia ini merupakan suatu bangsa yang sangat

plural sekaligus sama kuatnya di antara masing-masing agama.

3HM. Jusuf Kalla, Harmoni dan Damai Dalam Perbedaan (Jakarta: Grafindo Books

Media ,2013).h.24-25

Page 14: MODEL SOLUSI PENDIRIAN RUMAH IBADAH GEREJA BATAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · lain. Agama Kristen juga begitu, misalnya gereja Kristen/ Katolik pada

3

Dengan adanya pluralitas dalam segi agama, maka semua kelompok

agama berupaya mengekspresikan keberagamaan yang menjadi keyakinan

agama masing-masing ekspresi keberagamaan itu menjadi sebuah indikasi

atau penanda adanya suatu penganut suatu agama di daerah tertentu. Tempat

yang dimaksud tersebut adalah rumah ibadah. Rumah ibadah menjadi

kebutuhan yang mendasar bagi semua umat beragama yang keberadaanya

tidak dapat dipisahkan dari kepercayaan masing-masing agama.

Berbicara mengenai konteks budaya, rumah ibadah bagi masyarakat

Indonesia bukan hanya dimaknai sekedar simbol keagamaan saja, tetapi juga

sebagai sebuah aktualisasi bukti kehadiran tiap-tiap pemeluk keyakinan umat

beragama sehingga keberadaan rumah ibadah sering menimbulkan persepsi

yang berkaitan dengan aspek kehidupan sosial.4 Diantaranya persoalan yang

dapat menimbulkan keresahan dalam masyarakat. Jika keresahan dalam

masyarakat ini dibiarkan terus berlarut-larut dan tidak dilakukan suatu

penanganan maka akan menimbulkan suatu masalah konflik. Masalah yang

timbul dan hampir sering dijumpai oleh setiap pemeluk agama adalah tentang

perizinan mendirikan rumah ibadah yang hampir selalu menjadi persoalan di

seluruh wilayah Indonesia.

Masalah izin, menjadi titik bidik pertama bagi pihak-pihak yang

keberatan dengan keberadaan rumah ibadah tertentu, sehingga yang kemudian

terjadi adalah kerukunan terusik, kemudian konflik antar warga terjadi. Dalam

4Puslitbang Kehidupan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama

Republik Indonesia (Jurnal Harmoni, Vol. IX, No 33, Januari-Maret 2010),h.5.

Page 15: MODEL SOLUSI PENDIRIAN RUMAH IBADAH GEREJA BATAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · lain. Agama Kristen juga begitu, misalnya gereja Kristen/ Katolik pada

4

rumusan Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negri No 9

dan 8 Tahun 2006 yang salah satunya mengatur tentang pendirian rumah

ibadah. Pada pasal 13 sampai pasal 20 Peraturan Bersama tersebut

memberikan legalisasi terhadap rencana pemberian izin pendirian rumah

ibadah agama.5

Beberapa waktu yang lalu muncul sebuah pemberitaan mengenai

kasus penyerangan “Gereja di Gamping” yang di beritakan oleh krjogya.com

yang terjadi pada Minggu, 11 Februari 2018/11:08 WIB. Krjogya.com

memberitakan terjadi penyerangan terhadap umat dan pastur yang sedang

melaksanakan ibadah di Gereja Santa Lidwina Bedog Tri Hanggo Gamping

Sleman Minggu pagi.6 Dalam surat kabar elektronik diatas tidak secara

spesifik menjelaskan motif penyerangan terhadap gereja, namun dalam surat

kabar elektronik lain penulis menemukan bagaimana sebetulnya motif pelaku.

Seperti yang dikabarkan oleh detiknews.com pada hari Minggu,11 Februari

2018, pukul 16:39 WIB 7. Pelaku penyerangan diindentifikasi bernama

Sulyono dan merupakan mahasiswa. Alasan kuat Sulyono menyerang Gereja

Gamping karena ada indikasi kuat yang bersangkutan ini terkena paham

5Peraturan bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri no: 9 Tahun 2016,

dan no.8 Tahun 2006 tanggal 21 Maret 2016, tentang pedoman pelaksanaan tugas Kepala

Derah/Wakil Kepala Derah dalam pemeliharaan kerukunan umat beragama, pemberdayaan

forum kerukunan umat bergama, dan pendirian rumah ibadah. Lih. Ismardi, “Pendirian rumah

Ibadat Menurut Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri nomor 8 dan

Nomor 9 Tahun 2006” Toleransi 3, no.2 (Juli-Desember 2011), h. 220-222. 6Lihat:http://Krjogja.com/web/news/read/57599/Begini_kronologi-penyerangan-

Gereja-di-Gamping. di akses pada tanggal 6 november 2018. 7Lihat:https://m.detik.com/news/berita-jawa-tengah/d-3861562/kronologi-

penyerangan-gereja-lidwina-sleman. Diakses tanggal 6 november 2018.

Page 16: MODEL SOLUSI PENDIRIAN RUMAH IBADAH GEREJA BATAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · lain. Agama Kristen juga begitu, misalnya gereja Kristen/ Katolik pada

5

radikal yang pro kekerasan.8 Kejadian yang seperti ini bukan hanya terjadi di

Sleman dan Pamulang saja, namun kasus penolakan terhadap gereja juga

terjadi di Bekasi. Dimana kasus penolakan ini terjadi karena adanya

penolakan yang dilakukan oleh massa terhadap pembangunan gereja Santa

Clara dengan alasan karena Bekasi dihuni oleh mayoritas muslim dan dengan

adanya rencana pembangunan gereja terbesar di Asia tersebut dianggap

melukai perasaan umat muslim.9

Masalah yang sering muncul di seputar rumah ibadah yang hampir

setiap saat kita jumpai, sering sekali dikarenakan tidak adanya izin dari kantor

Kementerian Agama Kabupaten atau Kota, protes terhadap pemanfaatan

rumah tinggal ibadah secara rutin, penolakan pendirian rumah ibadah tanpa

adanya rekomendari dari FKUB, keluhan kesulitan pendirian rumah ibadah

minoritas, arogansi minoritas terhadap pendirian rumah ibadah, manipulasi

data tanda tangan persyaratan pengguna dan dukungan pendirian rumah

ibadah, administrasi pemerintah yang kurang akurat, penolakan pendiriaan

rumah ibadah oleh masyarakat dan pencabutan IMB oleh pemerintah tertentu

dengan alasan dan pertimbangan keresahan, gangguan keagamaan dan

ketertiban masyarakat.

Meski secara jelas izin mendirikan rumah ibadah di Indonesia sudah

diatur dalam Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri

8Lihat: https:/nasional.compas.com/read/2018/02/12/18441831/wiranto-pelaku-

penyerang-gereja-santa-lidwina-adalah-teroris. Diakses pada tanggal 6 november 2018. 9Lihat: https://www.kompas.com/adamfadhlurahman/penolakan-pembangunan-

rumah-ibadah-tidak-hanya-monopoli-indonesia. Diakses tanggal 7 november 2018.

Page 17: MODEL SOLUSI PENDIRIAN RUMAH IBADAH GEREJA BATAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · lain. Agama Kristen juga begitu, misalnya gereja Kristen/ Katolik pada

6

Nomor 9 dan 8 Tahun 2006, namun tetap saja permasalahan diatas sering

terjadi dalam kasus pendirian rumah ibadah yang dikarenakan banyaknya

kasus dalam pendirian rumah ibadah tidak berpedoman kepada peraturan SKB

2 Menteri .

Agama tidak lain adalah kepercayaan yang bersifat supernatural, yang

memberi pengaruh secara emosional kepada pemeluk agama tersebut

sehingga membuatnya berbuat sesuatu yang menjurus pada mendekati

kenyataan supernatural tersebut. Agama melahirkan sistem moralitas yang

menjadi pegangan hidup para pemeluknya, yang membuat manusia mampu

membedakan tindakan baik dan buruk, benar dan salah adil dan semenah-

menah.10

Saat ini perjumpaan antara agama-agama dan keyakinan dirasakan

semakin intens dan kompleks. Dengan sebab itu, muncul masalah-masalah

teologis dan sosial yang semakin rumit dan tak terduga yang memerlukan

pemecahan komprensif, baik dari sisi politis, dalam arti mesti ada regulasi

politik yang inklusif yang dapat mengakomodasi semua kepentingan para

pemeluk agama dan keyakinan, maupun solusi dari sudut pandangan

keagamaan yang telah diredefinisi atau agama dalam tafsirnya yang

kontekstual. Wacana pluralitas agama yang telah di rumuskan oleh tokoh-

tokohnya masih relevan dan memadai untuk menjadi alternatif pandangan

dalam memahami kenyataan kemajemukan. Dengan paradigma dan sikap

10Mubyarto, agama, Kemiskinan dan Ilmu Ekonomi dalam buku “Kajian Agama dan

Masyarakat”(Jakarta:Departemen Agama RI Badan Penelitian dan Pengembangan

Agama,1993).h.112.

Page 18: MODEL SOLUSI PENDIRIAN RUMAH IBADAH GEREJA BATAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · lain. Agama Kristen juga begitu, misalnya gereja Kristen/ Katolik pada

7

pluralis, seseorang sejatinya memiliki pandangan dan sikap keagamaan yang

otentik, kaya sekaligus moderat dan bijak (humanis). 11

Suatu interaksi dapat menimbulkan terjadinya konflik antara mereka

yang berintaksi, salah satunya yaitu suatu konflik yang disebabkan oleh

sebuah penyimpangan persepsi dimana orang cenderung bias dalam cara

melihat seseorang atau sesuatu. Pada umumnya, terkadang kita cenderung

melihat situasi dengan cara yang menguntungkan diri sendiri. Hal tersebut

karena terjadi distorsi dalam persepsi kita sehingga dapat tidak menjadi

objektif dalam memandang sesuatu.12

Konflik berkaitan dengan rumah ibadah di Indonesia sering menjadi

sebuah problematika yang sulit untuk dipecahkan hal ini disebabkan oleh

banyak faktor yang mempengaruhinya. Seperti faktor sosial, faktor ekonomi,

faktor politik dan faktor lain yang menyangkut pembentukan struktur sosial.

Konflik pendirian GBKP diperumahan villa pamulang Kota

Tangerang Selatan terjadi pada tahun 2014 dan hingga saat ini masih belum

terselesaikan. GBKP diperumahan villa pamulang merupakan hasil dari

sebuah usaha pelebaran gereja GBKP karena terjadi peningkatan jumlah

anggota jamaat yang semakin terus bertambah. Dalam proses pembangunan

gereja, muncul sebuah permasalahan dengan developer (pihak ketiga) yang

mengklaim bahwa tanah yang telah ditempati oleh gereja merupakan miliknya

11Media Zainul Bahri, Satu Tuhan Banyak Agama (Jakarta: PT Mizan Publika,2011).

h. 368. 12Prof. Dr. Wibowo, S.E.,M.Phill. Manajemen Perubahan edisi kedua (Jakarta : PT

Raja Grafindo Persada,2007). H. 46-47.

Page 19: MODEL SOLUSI PENDIRIAN RUMAH IBADAH GEREJA BATAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · lain. Agama Kristen juga begitu, misalnya gereja Kristen/ Katolik pada

8

sehingga menimbulkan sebuah konflik lahan diantara kedua pihak yang

bersangkutan. Kondisi ini juga diperparah dengan adanya sebuah respon

penolakan dari masyarakat sekitar gereja terhadap bangunan gereja GBKP

yang dimana gereja tersebut menurut masyarakat telah menyalahi fungsi awal

bangunan serta jumlah jamaat dari luar perumahan yang dirasa semakin terus

bertambah banyak sehingga sangat menggangu kenyamanan masyarakat yang

tinggal disekitar gereja. Penolakan pendirian GBKP semakin menjadi sebuah

sorotan dikarenakan munculnya sebuah spanduk dari masyarakat yang

menyatakan larangan kepada pihak gereja untuk melakukan aktifitas apapun

di lokasi bangunan gereja.

Dari konflik permasalahan pendirian gereja GBKP diatas tentu

permasalahan terhadap pendirian rumah ibadah non-muslim selalu menjadi

permasalahan yang sangat sering kita jumpai didalam lingkungan

bermasyarakat, dimana hal ini terjadi dikarnakan kebutuhan setiap pemeluk

agama terhadap rumah ibadah yang semakin meningkat dikarnakan jumlah

jamaat yang semakin terus bertambah. Hal inilah yang terkadang

menumbuhkan sebuah sikap arogan dalam proses pembangunan rumah

ibadah.

Melihat permasalahan di atas, penulis tertarik untuk meneliti dalam

bentuk penulisan skripsi dengan judul “Model Solusi Pendirian Rumah

Ibadah Gereja Batak Karo Protestan di Perumahan Villa Pamulang

Kota Tangerang Selatan: Memelihara Hubungan Toleransi Masyarakat

Beda Agama”

Page 20: MODEL SOLUSI PENDIRIAN RUMAH IBADAH GEREJA BATAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · lain. Agama Kristen juga begitu, misalnya gereja Kristen/ Katolik pada

9

Penelitian ini berusaha untuk memahami bagaimana solusi

permasalahan yang dilakukan antara pihak masyarakat dengan pihak gereja

untuk menyelesaiakan sebuah konflik rumah ibadah Gereja Batak Karo

Protestan. Serta mencoba untuk memelihara hubungan toleransi antara pihak

Gereja Batak Karo Protestan dengan masyarakat villa pamulang yang

penduduknya merupakan mayorita muslim. Karna pada dasarnya agama Islam

merupakan agama yang memiliki sikap toleransi terhadap semua pemeluk

agama lain. Di samping itu, agama Islam merupakan agama yang

mengajarkan nilai-nilai yang mengatur kehidupan masyarakat.

Topik ini sangat menarik untuk dikaji, karena akan memberikan

sebuah pemikiran yang luas terhadap permasalahan-permasalahan yang terjadi

didalam masyarakat terutama dalam permasalahan yang menyangkut rumah

ibadah non-muslim. Serta mencoba untuk menumbuhkan sebuah sikap

toleransi antara pemeluk agama yang berbeda, sehingga dapat menciptakan

kerukunan antara umat beragama dan membuat regulasi yang adil, demokratis

dan menghargai satu sama lain.

B. Rumusan Masalah

1. Apa alasan masyarakat menolak bangunan gereja GBKP di Perumahan

Villa Pamulang Kota Tangerang Selatan ?

2. Apa solusi yang ditempuh oleh masyarakat dan pihak gereja sehingga

terwujud kompromi antara kelompok muslim dan Kristen ?

Page 21: MODEL SOLUSI PENDIRIAN RUMAH IBADAH GEREJA BATAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · lain. Agama Kristen juga begitu, misalnya gereja Kristen/ Katolik pada

10

C. Tujuan dan Kegunaan penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui secara lebih jelas apa yang menyebabkan

masyarakat menolak adanya bangunan Gereja Batak Karo Protestan di

Perumahan Villa Pamulang Kota Tangerang Selatan.

b. Untuk mengetahui bagaimana solusi yang lakukan untuk

menyelesaikan konflik rumah ibadah yang terjadi di perumahan Villa

Pamulang Kota Tangerang Selatan

2. Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian dibagi menjadi tiga, yaitu kegunaan teoritis, praktis,

dan akademis.

a. Kegunaan Teotitis

Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai

sumbangan data ilmiah dan mampu memperkaya khasanah keilmuan

dalam memahami dan menginterprestasikan hasil karya penulis

mengenai Model Solusi Pendirian Rumah Ibadah Gereja Batak Karo

Protestan di Perumahan Villa Pamulang Kota Tangerang Selatan:

memelihara hubungan toleransi masyarakat beda agama.

b. Kegunaan Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan acuan bagi para

mahasiswa/I, khususnya jurusan studi agama-agama agar labih

subjektif lagi dalam menginterprestasikan setiap hasil karya orang

Page 22: MODEL SOLUSI PENDIRIAN RUMAH IBADAH GEREJA BATAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · lain. Agama Kristen juga begitu, misalnya gereja Kristen/ Katolik pada

11

lain, dan hasil penelitian ini dapat menjadi rujukan para peneliti lain

dengan tema atau judul yang serupa.

c. Kegunaan Akademis

Penelitian ini dilakukan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi

persyaratan akhir perkuliahan guna untuk mendapatkan gelar Sarjana

Agama (S.Ag) jurusan Studi Agama-Agama Fakultas Ushuluddin

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

D. Tinjauan Pustaka

Peneliti telah berusaha melakukan penelitian terhadap pustaka yang

ada, berupa karya-karya penelitian terdahulu yang mempunyai relevansi

dengan topik yang di teliti, di antaranya :

Pertama, Skripsi Yudi Sulistio mahasiswa Fakultas Adab dan

Humaniora prodi Jurusan Sejarah dan Peradaban Islam Universitas Islam

Negri Sunan Gunung Jati Bandung dengan Judul “Studi kasus penolakan

peribadatan Gereja HKBP Filadelifia di Desa Jejalen Jaya Tahun 2007-2012”.

Skripsi ini memfokuskan pada bagaimana latar belakang kronologis, peran

pemerintah Kabupaten Bekasi, serta dampak yang terjadi atas konflik

peribadatan Gereja HKBP Filadelifia di desa Jejalen Jaya.

Kedua ,Skripsi karya Pajri Akromani Mahasiswa Fakultas Usuluddin

dan Filsafat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan judul “Problema

Pendirian Rumah Ibadat di Indonesia (studi kasus pendirian Gereja

St.Bernadet di Kelurahan Sudimara Pinang, Kota Tangerang)”. Skripsi ini

Page 23: MODEL SOLUSI PENDIRIAN RUMAH IBADAH GEREJA BATAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · lain. Agama Kristen juga begitu, misalnya gereja Kristen/ Katolik pada

12

membahas tentang masalah terhadap pendirian rumah ibadah yang terjadi di

tangerang.

Ketiga, Skripsi karya Bisril Hadi Mahasiswa Fakultas Usuluddin prodi

Studi Agama-Agama dengan judul “Problematika Pendirian Rumah Ibadah di

Aceh (Analisis terhadap Peraturan Gubernur Nomor 25 Tahun 2007)”. Skripsi

ini membahas mengenai bagaimana realisasi pelaksanaan peraturan Gubernur

Aceh Nomor 25 Tahun 2007 dan bagaimana respon umat beragama dan

pemerintahan daerah tentang muatan peraturan Gubernur Aceh Nomor 25

Tahun 2007

Berbeda dari ketiga skripsi diatas, tema yang penulis bahas adalah

Model Solusi Pendirian Rumah Ibadah Gereja Batak Karo Protestan di

Perumahan Villa Pamulang Kota Tangerang Selatan: memelihara hubungan

toleransi masyarakat beda agama. Penulis ingin lebih menekankan kepada

pembaca tentang baimana latar belakang masalah yang terjadi sehingga

menimbulkan sebuah konflik pembangunan Gereja Batak Karo Protestan di

perumahan Villa Pamulang Kota Tangerang Selatan, dan memberikan solusi

konflik masalah yang terjadi agar dapat menciptakan sebuah sikap saling

mengerti dan memahami atas kebutuhan masing-masing setiap individu serta

mampu menumbuhkan sikap toleransi yang tinggi dalam menjaga

keharmonisan masyarakat beda agama.

Page 24: MODEL SOLUSI PENDIRIAN RUMAH IBADAH GEREJA BATAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · lain. Agama Kristen juga begitu, misalnya gereja Kristen/ Katolik pada

13

E. Metodologi Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Adapun yang menjadi lokasi penelitian adalah Perumahan Villa

Pamulang Kota Tangerang Selatan. Penelitian dilakukan 15 April s/d 30

April 2019.

2. Jenis penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (Field Research) yang

bersifat penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah jenis penelitian

yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai

(diperoleh) dengan mengunakan prosedur statistic atau dengan cara-cara

lain dari kuantifikasi.13

3. Sumber Data

Terdapat dua model data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

sumber data primer dan sekunder. Data primer merupakan data yang

secara langsung berkaitan dengan objek material penelitian. Sedangkan

data sekunder penulis dapatkan dari buku-buku, jurnal, dan artikel yang

berkaitan dengan bahan yang sedang penulis teliti.14

13Syamsir Salam, Metodologi Penelitian Sosial (Jakarta:UIN Jakarta press,2006)

h.30. 14Sanapiah Faisal, Format-Format Penelitian Sosial (Jakarta: Rajawali Pers,2008)

h.32.

Page 25: MODEL SOLUSI PENDIRIAN RUMAH IBADAH GEREJA BATAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · lain. Agama Kristen juga begitu, misalnya gereja Kristen/ Katolik pada

14

4. Teknik Pengumpulan Data

a. Studi Kepustakaan (Library Research)

Penelitian kepustakaan yaitu penelitian yang sumber datanya

adalah bahan-bahan pustaka dan literatur-literatur lainnya dengan

tujuan sebagai dasar untuk mendapatkan data-data baik itu data primer

maupun data sekunder.15

b. Wawancara Mendalam (Indepth Interview)

Wawancara mendalam adalah metode pengumpulan data yang

dilakukan dengan berpedoman pada panduan atau petunjuk

wawancara yang berisi pokok-pokok yang ditanyakan dalam proses

dengan maksud agar pokok-pokok yang direncanakan tersebut

mencakup seluruhnya dengan melakukan dialog antar pewawancara

dan informan terkait dengan tema penelitian. Dalam penelitian ini

yang menjadi responden adalah pihak masyarakat, jamaat gereja,

serta perwakilan dari Pemerintah Kota Tangerang Selatan.

selanjutnya hasil wawancara dituangkan dalam catatan data

lapangan.16

15Sumardi Suryabrata, Metodologi Penelitian (Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada,1998) h.18. 16Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (Bandung: Penerbit

Alfabeta, 2013) h.326.

Page 26: MODEL SOLUSI PENDIRIAN RUMAH IBADAH GEREJA BATAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · lain. Agama Kristen juga begitu, misalnya gereja Kristen/ Katolik pada

15

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah suatu teknik pengumpulan data dengan

menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen

tertulis, gambar maupun elektronik.17

5. Pendekatan Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, penulis mengunakan pendekatan

sosiologis. Pendekatan sosiologis terhadap agama bermaksud mencari

relevansi dan pengaruh agama terhadap fenomena sosial. Michael S.

Northcott menjelaskan bahwa pendekatan sosiologis dibedakan dari

pendekatan lainnya karena fokusnya pada intraksi agama dan masyarakat.

Pendekatan sosiologis dalam studi agama berfokus kepada masyarakat

yang memahami dan mempraktikkan agama, bagaimana pengaruh

masyarakat terhadap agama dan pengaruh agama terhadap masyarakat.18

Penulis menggunakan pendekatan sosiologis karena pendekatan

sosiologis merupakan pendekatan yang interaktif masyarakat dengan

agama, maka saya rasa cocok untuk digunakan dalam skripsi saya.

17Supardi, Metodologi Penelitian Bisnis (Yogyakarta: UII Press, 2005) h.138. 18Media Zainul Bahri, Wajah Study Agama-Agama (Yogyakarta: PUSTAKA

PELAJAR, 2015),h.43- 44.

Page 27: MODEL SOLUSI PENDIRIAN RUMAH IBADAH GEREJA BATAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · lain. Agama Kristen juga begitu, misalnya gereja Kristen/ Katolik pada

16

F. Sistematiaka Penulisan

Penulisan ini terdiri dari lima bab. Dan beberapa bab terdiri dari sub

pembahasan, yaitu:

Bab I Merupakan pendahuluan yang didalamnya terdiri dari latar

belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian dan

manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metodologi penelitian dan

sistematika penulisan.

Bab II Dalam bab ini menjelaskan bagaiamana sejarah dan

perkembangan GBKP di Perumahan Villa Pamulang.

Bab III Dalam bab ini menjelaskan bagaimana kelengkapan persayaratan

administrasi pihak GBKP

Bab IV Dalam bab ini membahas tentang apa yang menyebabkan

masyarakat menolak bangunan GBKP sehingga terjadinya

sebuah konflik di antara masyarakat dengan pihak gereja, serta

bagaimana solusi yang digunakan untuk menyelesaikan konflik

yang terjadi di antara masyarakat dan pihak gereja.

Bab V Penutup, yang menguraikan tentang kesimpulan dan saran

Page 28: MODEL SOLUSI PENDIRIAN RUMAH IBADAH GEREJA BATAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · lain. Agama Kristen juga begitu, misalnya gereja Kristen/ Katolik pada

17

BAB II

GAGASAN PENDIRIAN RUMAH IBADAH GBKP

A. Latar Belakang Pendirian Rumah Ibadah

Berbicara mengenai konteks budaya, rumah ibadah bagi masyarakat

Indonesia bukan hanya dimaknai sekedar simbol keagamaan saja, tetapi juga

sebagai sebuah aktualisasi keyakinan bagi tiap-tiap pemeluk umat beragama

sehingga keberadaan rumah ibadah sering menimbulkan persepsi yang

berkaitan dengan aspek kehidupan sosial.19

Undang-Undang Dasar Negara yang berada dalam pasal 29 ayat 2

yaitu “Negara Menjamin Kemerdekaan Tiap-Tiap Penduduk Untuk Memeluk

Agamanya, dan Peribadatan Menurut Agamanya Dan Kepercayaannya itu.

Menejelaskan bahwa tiap-tiap individu warga negara memiliki hak dalam

memeluk agamanya masing-masing serta berhak untuk melakukan

peribadatan agamanya dan kepercayanya secara aman.20

Dalam Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri

Nomor 9 dan 8 Tahun 2006 menjelaskan pedoman tentang pelaksanaan tugas

kepala daerah dan Wakil Kepala Daerah dalam memilihara kerukunan umat

beragama, pemberdayaaan forum kerukunan umat beragama, dan

pemerdayaan pendirian rumah ibadah merupakan landasan pemerintah untuk

menentukan perijinan rumah ibadah.

19Puslitbang Kehidupan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama

Republik Indonesia (Jurnal Harmoni, Vol. IX, No 33, Januari-Maret 2010),h.5. 20Undang-Undang Dasar, pedoman Penghayatan dan Pengalaman Pancasil

(Ketetapan MPR No.11/MPR/1997/. Garis-garis besar haluan Negara (ketetapan MPR No.

11/MPR/1983), Sekretaris Negara Republik Indonesia

Page 29: MODEL SOLUSI PENDIRIAN RUMAH IBADAH GEREJA BATAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · lain. Agama Kristen juga begitu, misalnya gereja Kristen/ Katolik pada

18

Paul M.Taylor rmenjelaskan bahwah hak untuk beribadah dalam

hubungannya dengan rumah ibadah tidak hanya mencakup hak mendirikan

rumah ibadah (to establish), tetapi bagaimana juga hak untuk menjalankan

atau menjaga rumah ibadah tersebut (to maintain). Dalam perkembangannya,

ternyata ada kewajiban negara dalam hubungannya dengan rumah ibadah

sebagaimana kewajiban untuk mendaftarkan perijinan rumah ibadah sering

kali dipakai oleh pemerintah untuk mengontrol keberadaan rumah ibadah dan

dilakukan dengan cara yang sangat diskriminatif.21

B. Demografis

1. Kota Tangerang Selatan

a. Wilayah Pemerintah Kota Tangerang Selatan

Kota Tangerang Selatan terdirindari 7 kecamatan dan 54 kelurahan

yaitu:

Kecamatan Ciputat Ciputat

Timut

Pamulang Pondok

Aren

Serpong Setu

Kelurahan Cipayung Cempaka

Putih

Bambu

Apus

Jurang

Mangu

Barat

Kelurahan

Buarann

Babakan

K.Ciputat Cirendeu Benda

Baru

Jurang

Mangu

Timur

Ciater Bakti Jaya

21Siti Aminah, Uli Parulian Sihombing, Memahami Kebijakan Rumah Ibadah (

Jakarta : The Indonesia Legal Resource Center, 2010). h. 5-6

Page 30: MODEL SOLUSI PENDIRIAN RUMAH IBADAH GEREJA BATAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · lain. Agama Kristen juga begitu, misalnya gereja Kristen/ Katolik pada

19

Jombang Pisangan Kedaung Perigi Cilengang Kadimangan

Sawa

Baru

Rempoa Pamulang

Barat

Perigi

Baru

Lekong

Gudang

Muncul

Sawa

lama

Rengas Pamulang

Timur

Pondok

Aren

Lekong

Timur

Setu

Serua Pondok

Benda

Pondok

Betung

Lekong

Wetan

Serua

Indah

Pondok

Cabe Ilir

Pondok

jaya

Rawa

Mekar

Jaya

Pondok

Cabe Udik

Pondok

Kacang

Timur

Rawa

Buntu

Pondok

Kacang

Barat

Kelurahan

Serpong

Serpong

Utara

Page 31: MODEL SOLUSI PENDIRIAN RUMAH IBADAH GEREJA BATAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · lain. Agama Kristen juga begitu, misalnya gereja Kristen/ Katolik pada

20

b. Jumlah Penduduk Kota Tangerang Selatan

Pada hasil registrasi penduduk dari tahun 2010 hingga tahun 2017

,penduduk Kota Tangerang Selatan berjumlah 1.298.504, yang dimana setiap

masing-masing kemcamatan memiliki jumlah penduduk yang bervariasi. Setu

66.667 jiwa, Serpong 138.177 jiwa, Pamulang 287.955 jiwa, Ciputat

193.369, Ciputat Timur 179.792 jiwa, Pondok Aren 30.507 jiwa, dan

Serpong Utara 127.471 jiwa.22

Sementara wilayah terjadinya konflik terkait pendirian rumah ibadah

yakni kecamatan Pamulang. Yang dimana konflik ini berlangsung dari tahun

2014 hingga sekarang.

2. Pamulang

Dari penjelasan letak Geografis dan jumlah penduduk Kota

Tangerang Selatan penulis mencoba untuk merincikan kembali spesifik daerah

yang menjadi sasaran penelitian. Yaitu daerah Perumahan Villa Pamulang

yang terletak di Kota Tangerang Selatan.

a. Dalam hal ini masyarakat Villa Pamulang yang rata-rata memiliki

Pendidikan tinggi.23

22Peraturan Menteri Dalam Negeri RI No. 56 Tahun 2015 Tentang Kode dan Data

Wilayah Administrasi Pemerintahan 23Wawancara dengan Ibu Dian ketua RW di Perumahan Villa Pamulang, 28 oktober

2019.

Page 32: MODEL SOLUSI PENDIRIAN RUMAH IBADAH GEREJA BATAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · lain. Agama Kristen juga begitu, misalnya gereja Kristen/ Katolik pada

21

Tabel 2.

Tingkat Pendidikan Terakhir.

No. Tingkat Pendidikan Jumlah warga

1. SD 0

2. SMP 0

3. SMA 20

4. PTN 60

Total 80

b. Etnis

Masyarakat perumahan Villa Pamulang terdiri dari berbagai etnis,

etnis Sunda, Jawa, Batak dan Betawi.

c. Agama

Sebagian besar masyarakat perumahan Villa pamulang memeluk

agama Islam. Sementara untuk agama lainya yang dibawa oleh para

pendatang seperi Kristen, Katolik, Hindu, Budha, dan Konghuchu. Untuk

lebih jelasnya dapat di lihat dalam table berikut.24

24 Ibu Dian ketua RW Villa Pamulang, 28 oktober 2019.

Page 33: MODEL SOLUSI PENDIRIAN RUMAH IBADAH GEREJA BATAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · lain. Agama Kristen juga begitu, misalnya gereja Kristen/ Katolik pada

22

Tabel 3.

Distribusi Pemeluk Agama Perumahan Villa Pamulang

Agama Islam Kristen Katolik Hindu Budha Konghuchu

70 10 - - - -

Total 80

Sesungguhnya dilihat dari komposisi penduduk antara masyarakat yang

beragama Muslim dengan masyarakat yang beragama Kristen yang tinggal di

Perumahan Villa Pamulang, saharusnya bangunan GBKP tersebut tidak dapat

dibangun. Hal ini dikarenakan persyaratan mengenai minimal dukungan 60 tanda

tangan dari pemeluk agama Kristen itu sendiri tidak dapat tepenuhi. Namun

dikarenakan gereja tersebut sudah lebih dulu ada, serta masyarakat yang tidak

keberatan dan mempermasalahkan dengan tidak diberlakukanya peraturan SKB 2

Menteri terhadap pihak gereja maka bangunan gereja tersebut tetap boleh berada di

lingkungan Perumahan Villa Pamulang.25

C. Gagasan Pendirian GBKP Di Villa Pamulang

Pada awal sebelum berdirinya sebuah bangunan Gereja Batak Karo

Protestan di Perumahan Villa Pamulang Kota Tangerang Selatan, tempat tersebut

merupakan sebuah lahan kosong, yang hanya berfungsi sebagai sebuah tempat

pembuangan sampah saja yang luasnya berkisar 1500 meter persegi. Dimana

waktu pembeliannya pada saat itu tempat tersebut tidak ada sama sekali satu

25Ibu Dian. Villa Pamulang, 28 oktober 2019.

Page 34: MODEL SOLUSI PENDIRIAN RUMAH IBADAH GEREJA BATAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · lain. Agama Kristen juga begitu, misalnya gereja Kristen/ Katolik pada

23

wargapun yang tinggal, yang ada hanyalah sebuah tumpukan sampah dan pohon-

pohon pisang saja. Hingga saat itu akhirnya pihak Gereja Batak Karo Protestan

memutuskan untuk membeli tanah tersebut dari pihak Developer (pihak pertama)

yang kemudian tanah yang telah dibeli dibangunlah sebuah gereja untuk

menampung jamaah gereja yang semakin terus bertambah.26

Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) di Perumahan Villa Pamulang Kota

Tangerang Selatan secara resmi berdiri pada tahun 1995. Dimana salah satu alasan

pembangunan GBKP itu sendiri karena semakin kuatnya dorongan dari para

jamaah GBKP kepada pihak gereja untuk membangun rumah ibadah mereka

sendiri. Hal ini dilakukan karena pada saat itu komunitas GBKP belum sama

sekali memiliki tempat ibadah dan hanya mampu menumpang untuk melakukan

ibadah dengan komunitas Kristen yang lain. Sehingga inilah yang membuat para

jamaah dari GBKP meminta untuk segera diadakannya sebuah proses

pembangunan gereja. Tidak hanya itu, Pada saat bersamaan para jamaah gereja

juga harus melakukan ibadah dengan komunitas Kristen yang lain, dimana para

jamaah GBKP melakukan ibadah mereka di tempat yang telah disediakan oleh

deplover. Namun dalam melakukan ibadah jamaah GBKP tidak sendiri, para

jamaah GBKP harus melakukan ibadah dengan lima komunitas Kristen yang lain

dalam satu waktu dan tempat yang sama.

Dalam hal ini, pihak GBKP merasa bahwa waktu dan tempat ibadah yang

dilakukan secara bersamaan dengan pihak komunitas Kristen yang lain dirasa

26Wawancara dengan Ketua Pendiri Gereja Batak Karo Protestan Ibu Sembiring, di

Gereja Batak Karo Protestan Villa Pamulang, 15 April 2019.

Page 35: MODEL SOLUSI PENDIRIAN RUMAH IBADAH GEREJA BATAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · lain. Agama Kristen juga begitu, misalnya gereja Kristen/ Katolik pada

24

sangat kurang, yang disebabkan banyaknya acara dan disertai semakin terus

bertambah jumlah jamaah dari setiap komunitas Kristen.27

D. Riwayat Jamaah GBKP

Gereja Batak Karo Protestan di Villa Pamulang Kota Tangerang Selatan

berawal dari sebuah keinginan dari pihak gereja untuk merangkul seluruh jamaah

Batak Karo Kristen Protestan untuk menjadi manusia yang lebih baik agar selalu

berada di jalan kebenaran. Saat itu para jamaah melakukan ibadah dan kegiatan-

kegiatan mereka di sebuah tempat yang telah disediakan developer untuk mereka

gunakan sebagai tempat beribadah dan melakukan kegiatan-kegiatan di tempat

tersebut. Namun, para jamaah GBKP tidak hanya sendiri dalam mengunakan

tempat tersebut yang telah disediakan. Mereka harus berbagi tempat dan berbagi

waktu dengan empat komunitas kristen yang lain.

Selanjutnya, pada tahun 1995 diadakan musyawarah dengan para jamaah

GBKP tentang pembuatan rumah ibadah mereka sendiri. Pada saat itu jumlah

jamaah GBKP sendiri berkisar 40 jamaah yang terdiri dari orang-orang yang

datang dari berbagai tempat dan profesi yang dirangkul oleh pihak GBKP

Pamulang agar mereka memiliki tempat yang lebih layak dan agar memiliki

keimanan yang lebih baik. 28

27Ibu Sembiring, Villa Pamulang, 21 April 2019 28Ibu Sembiring, Villa Pamulang, 21 April 2019.

Page 36: MODEL SOLUSI PENDIRIAN RUMAH IBADAH GEREJA BATAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · lain. Agama Kristen juga begitu, misalnya gereja Kristen/ Katolik pada

25

BAB III

KELENGKAPAN PERSYARATAN PENDIRIAN RUMAH IBADAH

A. Data Kepemilikan

1. Sertifukat Tanah

Secara administratif, Gereja Batak Karo Protestan ini sudah terdaftar

sesuai dengan akta tanah NO. 41 Tahun 1973 yang dibeli oleh pihak gereja

dari pihak pertama pada tahun 1995 yang luasnya berkisar 1.500 m2 (seribu

lima ratus meter persegi). Hal ini membuktikan bahwa dalam proses

pembangunannya, gereja ini didirikan secara legal meskipun dalam

pengerjaannya terdapat berbagai macam penolakan dari masyarakat sekitar.

Gambar Sertifikat Tanah Gereja GBKP.

Melalui akta tanah ini, selain membuktikan bahwa bangunan ini legal

secara hukum, juga mengindikasikan bahwa dalam hal apapun yang dilakukan

oleh umat kristiani melalui jemaah di gereja ini selalu taat hukum dan

mengikuti segala peraturan yang sudah ditetapkan pemerintah.

Page 37: MODEL SOLUSI PENDIRIAN RUMAH IBADAH GEREJA BATAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · lain. Agama Kristen juga begitu, misalnya gereja Kristen/ Katolik pada

26

Selain pihak gereja yang memiliki hak kepemilikan tanah, ada juga

pihak lain yang mengakui bahwa tanah yang telah di beli oleh gereja dari

pihak pertama merupakan tanah miliknya, namun dalam pembuktian secara

administrasi pihak ketiga tidak bisa membuktikan bahwa tanah yang telah

dibangun oleh gereja merupakan tanah miliknya.Menurut pihak gereja, alasan

pihak ketiga tidak mampu membuktikan tanah tersebut miliknya, dikarenakan

pihak ketiga mengaku bahwa sertifikat tanah tersebut telah hilang dan sedang

diproses di notaris.29

2. Izin Mendirikan Bangunan (IMB)

Berbicara mengenai surat Izin Mendirikan Bangunan (IMB), tentu

merupakan suatu kewajiban yang harus dilakukan serta ditaati oleh setiap

kelompok atau pemeluk agama yang ingin mendirikan bangunan gereja. Hal

ini dikarenakan IMB merupakan suatu bukti bahwa bangunan tersebut

merupakan bangunan yang sudah mendapatkan izin dari pihak pemerintahan

setempat. Hal ini juga berlaku untuk pihak Gereja Batak Karo Protestan yang

memiliki kewajiaban untuk memiliki IMB dalam pendirian GBKP. Namun

pihak gereja menjelaskan kepada pihak masyarakat dan pemerintah bahwa

untuk saat ini surat IMB sedang dalam proses pengurusan di notaris hal ini

terjadi karena pihak gereja harus membeli ulang tanah tersebut dari Developer

(Pihak Ketiga). Dalam kasus tersebut pihak gereja megatakan bahwa pada

awal pembelian tanah pertama kali dari Developer (pihak Pertama) pihak

gereja sudah dalam proses pembuatan surat Izin Pendirian Rumah Ibadah

29Sembiring, Villa Pamulang, 15 April 2019

Page 38: MODEL SOLUSI PENDIRIAN RUMAH IBADAH GEREJA BATAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · lain. Agama Kristen juga begitu, misalnya gereja Kristen/ Katolik pada

27

namun hal ini batal terjadi dikarnakan adanya konflik dengan pihak Ketiga.

Sehingga dari konflik inilah yang akhirnya menghambat proses pembuatan

surat Izin Mendirikan Rumah ibadah sampai saat ini dan masih dalam proses

pembuatan di notaries. Dari penjelasan ini pihak gereja meminta meminta

waktu kepada pemerintah dalam proses pembuatan IMB.30

B. Dukungan Masyarakat

Pada awal berdirinya bangunan Gereja Batak Karo Protestan ditengah

masyarakat, awalnya masyarakat tidak memberikan dukungan, hal ini

dikarenakan posisi gereja yang berada ditengah-tengah perumahan warga

sehingga dirasa akan menggangu masyarakat yang tinggal. Menurut warga

tidak adanya dukungan dari masyarakat bukan hanya karena letak bangunan

saja, namun hal tersebut terjadi dikarenakan mayoritas jamaah gereja bukan

berasal dari warga sekitar, kebanyakan jamaah gereja berasal dari luar

sehingga dari alasan inilah yang menyebabkan masyarakat pada awal adanya

bangunan gereja tidak memberikan sebuah dukungan. Namun dikarenakan

masyarakat menyadari bahwa gereja GBKP sudah lebih dulu berada di

Perumahan Villa Pamulang maka masyarakat harus menerima dan menyetujui

adanya bangun GBKP ditengah-tengah masyarakat. Dari penjelasan diatas

bukan berarti sepenuhnya masyarakat tidak mendukung adanya gereja GBKP

ditengah-tengah masyarakat, dalam hal ini masyarakat menjelaskan bahwa

ada juga dukungan dari masyarakat kepada pihak GBKP dukungan itu

dilakukan karena masyarakat mencoba untuk menbangun semangat

30 Ibu Sembiring, Villa Pamulang, 21 April 2019

Page 39: MODEL SOLUSI PENDIRIAN RUMAH IBADAH GEREJA BATAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · lain. Agama Kristen juga begitu, misalnya gereja Kristen/ Katolik pada

28

kebersamaan dan mencoba untuk memelihara sebuah sikap toleransi

masyarakat terhadap pemeluk agama yang berbeda. Bukan hanya itu saja

sikap dukungan yang dilakukan oleh masyarakat terhadap gereja GBKP, salah

satu bentuk dukungan yang dilakukan oleh masyarakat terhadap gereja GBKP

adalah tidak adanya penolakan terhadap setiap kegiatan apapun yang

dilakukan oleh pihak gereja. 31

C. Fungsi dan Bentuk Komunikasi Sosial

Komunikasi memiliki fungsi tidak hanya sebagai sebuah pertukaran

informasi saja, tetapi juga bisa sebagai suatu kegiatan individu dan kelompok

mengenai tukar menukar data, fakta dan ide. Agar komunikasi berlangsung

efektif dan infomasi yang disampaikan oleh seorang komunikator dapat

diterima dan dipahami dengan baik oleh komunikan. Maka seseorang

komunikator harus menetapkan komunikasi yang baik pula.32

Masyarakat Indonesia sejak dulu sudah dikenal sangat heterogen

dalam berbagai aspek, seperti adanya keberagamaan suku bangsa, agama,

bahasa, adat istiadat dan sebagainya. Oleh karnanya masyarakat harus sudah

siap dalam menghadapi situasi-situasi baru dalam konteks keberagamaan

kebudayaan atau apapun namanya. Interaksi dan komunikasi akan melibatkan

orang-orang dari latar belakang sosial. Dalam berkomunikasi dengan konteks

keberagamaan latar belakang sosial, sering kali menemui masalah atau sebuah

hambatan-hambatan yang tidak diharapkan sebelumnya.

31Ibu Dian. Villa Pamulang, 28 oktober 2019 32Asnawir dan Basyiruddin Utsman, Media Pembelajaran, (Jakarta : Ciputat Press,

2002), h . 11.

Page 40: MODEL SOLUSI PENDIRIAN RUMAH IBADAH GEREJA BATAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · lain. Agama Kristen juga begitu, misalnya gereja Kristen/ Katolik pada

29

Dalam proses komunikasi sosial, terdapat beberapa bentuk

komunikasi, yaitu :

1. Komunikasi Pribadi

Komunikasi pribadi terdiri dari dua jenis, Pertama: komunikasi intrapribadi.

Komunikasi intrapribadi adalah komunikasi yang berlangsung dalam diri

seseorang. Kedua: komunikasi antar pribadi yaitu komunikasi yang

berlangsung secara dialogis antara dua orang atau lebih.33

2. Komunikasi Kelompok

Komunikasi kelompok yaitu intraksi tatap muka, jumlah partisipan yang

terlibat dalam intraksi yang dilakukan, maksud dan tujuan yang dikehendaki

dan kemampuan anggota untuk dapat menumbuhkan karakteristik pribadi

anggota lain.34

3. Komunikasi Massa

Komunikasi massa merupakan sebuah proses penyampaian pesan melalui

saluran-saluran media massa, seperti surat kabar, radio, televisi dan film yang

di pertunjukan di gedung-gedung bisokop.35

33Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi edisi 1 cet.5, (Jakarta: Raja Grafindo

Persada 1998), h. 30. 34S. Djuarsa Sendjaja, Teori Komunikasi (Jakarta :Universitas Terbuka Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1994), H.41. 35 Wiryanto, Teori Komunikasi Massa, (Jakarta: Grasindo, 2001), h,1-3.

Page 41: MODEL SOLUSI PENDIRIAN RUMAH IBADAH GEREJA BATAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · lain. Agama Kristen juga begitu, misalnya gereja Kristen/ Katolik pada

30

D. Ketentuan Peraturan Pemerintah

Dalam setahun, Indonesia merayakan berbagai jenis hari raya

keagamaan yang telah di anggap sah oleh hukum dan telah di tetapkan oleh

pemerintah. Namun untuk bisa memenuhi kebutuhan spiritual, maka rumah

ibadah tentunya membutuhkan sebuah izin dan tata cara yang telah di atur

pemerintah.

Hal ini telah di atur dalam Peraturan Bersama Menteri Agama dan

Menteri Dalam Negeri No.9 Tahun 2006 dan No.8 Tahun 2006 yang memuat

ketentuan tentang pedoman pelaksanaan tugas kepala daerah dan wakil kepala

daerah dalam memelihara kerukunan umat beragama, pemberdayaan forum

kerukunan umat beragama, dan pendirian rumah ibadah merupakan landasan

pemerintah untuk menentukan perizinan rumah ibadah. Menurut peraturan

bersama, pendirian rumah ibadah harus memenuhi syarat formal dan

subtansial yaitu sebagai berikut:

a. Syarat formal (pasal 16 Peraturan bersama Menteri Agama dan Menteri dalam

Negeri).

1. Pendirian rumah ibadah harus diajukan kepada Bupati/Walikota untuk

memperoleh Izin mendirikan Bangunan (IMB).

2. Bupati atau Wali Kota memberikan keputusan paling lambat 90 hari sejak

pendirian rumah Ibadah diajukan.

b. Syarat substansi (pasal 13 sampai dengan 14 Peraturan bersama).

1. Pendirian Rumah Ibadah didasarkan pada keperluan nyata dan sungguh-

sungguh berdasarkan komposisi jumlah penduduk bagi pelayanan umat

Page 42: MODEL SOLUSI PENDIRIAN RUMAH IBADAH GEREJA BATAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · lain. Agama Kristen juga begitu, misalnya gereja Kristen/ Katolik pada

31

beragama yang bersangkutan di wilayah kelurahan atau desa (pasal 13

ayat 1).

2. Pendirian rumah ibadah sebagaimana di maksud point 1 dilakukan dengan

tetap menjaga kerukunan umat beragama, tidak menggangu ketentraman

dan ketertiban umum, serta mematuhi peraturan perundang-undang (pasal

13 ayat 3).

3. Dalam keperluan nyata bagi pelayanan umat beragama di wilayah

kelurahan atau desa sebagai mana di maksud dalam point 1 tidak

terpenuhi, pertimbangan komposisi penduduk digunakan batas wilayah

kecamatan atau kabupaten atau kota atau provinsi (pasal 13 ayat 3).

4. Pendirian rumah ibadah harus memenuhi persyaratan administrasi dan

persyaratan teknis bangunan (pasal 14 ayat 1).

5. Persyaratan khusus (pasal 14 ayat 2) yaitu :

a. Daftar nama dan kartu tanda penduduk (KTP) pengguna rumah ibadah

paling sedikit 90 orang yang disahkan oleh pejabat setempat sesuai

dengan tingkat batas wilayah sebagai mana dimaksud dalam pasal 13

ayat 3.

Dalam hasil pertemuan antara pihak gereja dengan masyarakat yang di

hadiri oleh perwakilan dari Pemerintah Kota Tangerang Selatan,

Kementerian Agama, dan Forum Kerukunan Umat Beragama,

dijelaskan bahwa pihak masyarakat tidak mepermasalahkan

persyaratan minimum 90 tanda tangan dari jamaah gereja. hal ini

dilakukan kerena pihak masyarakat menghargai pihak gereja yang

Page 43: MODEL SOLUSI PENDIRIAN RUMAH IBADAH GEREJA BATAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · lain. Agama Kristen juga begitu, misalnya gereja Kristen/ Katolik pada

32

sudah lebih dulu berada di Perumahan Villa Pamulang yang dimana

pada saat itu wilayah tersebut hanya sebuah tempat pembuangan

sampah. Namun pihak masyarakat meminta kepada pihak GBKP

untuk menaati kesepatan yang telah dibuat bersama.

b. Dukungan masyarakat setempat paling sedikit 60 orang yang disahkan

oleh lurah/kepala desa.

Tidak jauh berbeda dari penjelasan diatas, pihak gereja tidak

diwajibkan dan dituntut untuk memiliki paling sedikit setidaknya 60

dukungan dari masyarakat setempat. Hal ini dikarenakan masyarakat

yang telah menerima dan menyetujui adanya bangunan gereja di

Perumahan Villa Pamulang.

6. Jika persyaratan point 5.a terpenuhi dan point 5.b belum terpenuhi, maka

pemerintah daerah berkewajiban memfasilitasi tersedianya lokasi

pembangunan rumah ibadah. (pasal 14 ayat 3).36

E. Respon Pemerintah Kota Tangerang Selatan

Konflik antar umat beragama secara umum sering terjadi dan itu

merupakan bagian dari intraksi sosial yang sering terjadi didalam masyarakat.

Hal ini terjadi ketika pihak-pihak yang bersangkutan tidak menemukan

kesepakatan pehaman yang sama antara satu sama lain serta adanya sebuah

ketidakpatuhan terhadap peraturan-peraturan yang telah ditetapkan oleh

36Siti Aminah, Uli Parulian Sihombing Memahami Kebijakan Rumah Ibadah . h.7-

10.

Page 44: MODEL SOLUSI PENDIRIAN RUMAH IBADAH GEREJA BATAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · lain. Agama Kristen juga begitu, misalnya gereja Kristen/ Katolik pada

33

pemerintah sehingga akhirnya menimbulkan sebuah konflik didalam

lingkungan bermasyarakat.37

Dalam kasus penolakan rumah ibadah Gereja Batak Karo Protestan di

Perumahan Villa Pamulang Kota Tengerang Selatan pihak pemerintah kota

tangerang selatan sendiri memiliki sikap yang berbeda, hal ini dikarenakan

bahwa pihak pemerintah kota tengerang selatan harus memiliki sikap yang

adil dan tidak membedakan satu sama lain. Sehingga dengan adanya sebuah

sikap yang tidak membedakan satu sama lain inilah yang dapat menyelesaikan

permasalahan yang terjadi antara pihak-pihak yang bersangkutan. Namun

masih saja ada pihak-pihak yang merasa dibedakan dan kurang diperhatikan

dari sisi penganut agamanya sehingga seolah-olah pihak pemerintah sendiri

membedakan setiap penganut agama yang berbeda hal itu dirasa semakin

besar ketika menyangkut sebuah proses pembangunan rumah ibadah.38

Dalam hal ini pihak pemerintah sendiri menjelaskan bahwa tidak ada

sama sekali sikap menbeda-bedakan antara penganut agama yang satu dengan

agama yang lain, selama patuh dan taat terhadap peraturan yang telah

ditetapkan maka permasalahan atau konflik rumah ibadah akan dapat

terselesaikan dengan baik. Namun yang selalu jadi permasalahan dalam kasus

pendirian rumah ibadah terutama gereja adalah menyangkut izin dan tidak

adanya dukungan dari masyarakat sekitar terhadap pendirian gereja

37Wawancara dengan Ketua Komisi V MUI (Kurukunan Agama dan Peraturan

Perundang-undangan) KH. Hasan Mustofi, di Kantor MUI Kota Tangerang Selatan, 25

Oktober 2019. 38 Wawancara dengan Perwakilan dari Kementerian Agama Kota Tangerang Selatan

Bapak Nur Hasan, di Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang Selatan, 28 Oktober 2019.

Page 45: MODEL SOLUSI PENDIRIAN RUMAH IBADAH GEREJA BATAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · lain. Agama Kristen juga begitu, misalnya gereja Kristen/ Katolik pada

34

dilingkungannya. Dalam kasus penolakan gereja GBKP di Perumahan Villa

Pamulang pemerintah menjelaskan bahwa sebenarnya pemerintah sendiri

dilema dalam permasalahan tersebut hal ini dikarenakan pihak GBKP sendiri

menuntut keadilan terhadap pemerintah Kota Tangerang Selatan, dimana

tuntutan tersebut pihak gereja membahas proses pembangunan masjid yang

hampir tidak memiliki izin dalam proses pembangunanya sehingga inilah

yang menjadi sebuah permasalahan yang sampai saat ini belum terselesaikan.

Dari permasalahan antara pihak gereja GBKP dengan masyarakat perumahan

Villa Pamulang akhirnya pihak pemerintah sendiri mengambil tindakan untuk

mencari solusi dari permasalahan pembangunan gereja GBKP tersebut. 39

Dalam tindakan tersebut pemerintah mencoba untuk melakukan

sebuah pertemuan kedua pihak yang bersangkutan dalam satu tempat dan

waktu yang sama untuk membicara mengenai bagaimana baiknya untuk

menyelesaikan permasalahan yang sedang terjadi. Untuk hal ini pemerintah

mencoba menjadi mediator dan penentu keputusan yang adil dalam pertemuan

tersebut hal ini dilakukan agar tidak ada lagi yang merasa dibedakan terhadap

agamanya.

Dalam pertemuan tersebut pihak pemerintah kota tengerang selatan

memberikan kesempatan kepada setiap pihak baik dari masyarakat maupun

dari pihak gereja untuk memberikan penjelasan tehadap permasalahan yang

sedang terjadi. Namun dari apa yang dijelaskan oleh pihak-pihak yang

39 Nur Hasan. Kementerian Agama Kota Tangerang Selatan, 28 oktober 2019

Page 46: MODEL SOLUSI PENDIRIAN RUMAH IBADAH GEREJA BATAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · lain. Agama Kristen juga begitu, misalnya gereja Kristen/ Katolik pada

35

bersangkutan lantas tidak mebuat pihak pemerintah langsung mengambil

kesimpulan untuk menentukan siapa yang benar dan siapa yang salah, hal ini

dikarenakan pihak pemerintah mencoba untuk menyimpulkan dan menyaring

secara hati-hati dari apa saja yang telah di sampaikan dan dijelaskan oleh

pihak gereja maupun dari pihak masyarakat. Dari pertemuan tersebut

membahas beberapa persoalan yang menjadi masalah diantara kedua pihak

yang bersangkutan diantaranya, Pertama pihak masyarakat menuntut untuk

gereja yang berada di perumahan villa pamulang untuk segera diberhentikan,

hal ini dikarenakan bahwa gereja tersebut telah menyalahi aturan, kedua pihak

masyarakat meminta kepada pihak gereja untuk membatasi aktifitas di gereja

dan yang ketiga pihak gereja menghimbau kepada masyarakat untuk menarik

kembali spanduk larangan yang telah dipasang di lingkungan gereja. 40

Namun sebelum kesepatan tersebut disepakati antara kedua pihak yang

bersangkutan pemerintah Kota Tangerang Selatan memberikan sebuah

penjelasan kepada pihak-pihak yang bersangkutan bahwa ibadah merupakan

hak setiap pemeluk agama apapun agamanya mereka memiliki hak untuk

beribadah, namun hal ini berbeda ketika membahas mengenai rumah ibadah.

Ini dikarnakan dalam mendirikan rumah ibadah memiliki peraturan dan

aturan-aturan yang telah di tetapkan dan harus dipatuhi apapun agamanya

ketika berbicara mengenai rumah ibadah atau sebuah keinginan untuk

membangun sebuah rumah ibadah tentu sudah pasti terikat terhadap aturan-

40Nur Hasan. Kementerian Agama Kota Tangerang Selatan, 28 oktober 2019

Page 47: MODEL SOLUSI PENDIRIAN RUMAH IBADAH GEREJA BATAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · lain. Agama Kristen juga begitu, misalnya gereja Kristen/ Katolik pada

36

aturan yang telah ditetapkan. Jadi dalam pertemuan tersebut pihak pemerintah

menghimbau kepada seluruh elemen masyarakat yang terlibat dalam

permasalahan gereja GBKP untuk sama-sama mematuhi aturan-aturang yang

telah ditetapkan oleh pemerintah. Dan meminta kepada pihak gereja untuk

segera menyelesaikan izin bangunan gereja GBKP secara dministratif.

Page 48: MODEL SOLUSI PENDIRIAN RUMAH IBADAH GEREJA BATAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · lain. Agama Kristen juga begitu, misalnya gereja Kristen/ Katolik pada

37

BAB IV

KONTROVERSI PENDIRIAN

GEREJA BATAK KARO PROTESTAN

A. Status lahan Pendirian Rumah Ibadah

Pada mulanya status lahan yang ditempati dan dibangun GBKP

oleh pihak gereja merupakan lahan yang telah dibeli secara legal dan

memiliki sertifikat dari pihak pertama dengan luas sekitar 1500 meter

persegi, namun pada tahun 2005 tanah yang telah mereka beli tersebut

mengalami masalah yang dikarnakan muculnya developer (pihak ketiga)

yang juga mengaku bahwa tanah tersebut merupakan miliknya. Sehingga

dari pangakuan pihak ketiga inilah menimbulkan sebuah konflik sosial.41

Dari permasalahan diatas akhirnya diadakan sebuah pertemuan

antara pihak gereja, masyarakat, Forum Kerukunan Umat Beragama Kota

Tangerang Selatan dan Kementerian Agama Kota Tangerang Selatan

untuk melakukan sebuah negosiasi dan musyawarah agar permasalahan

tersebut dapat segera terselesaikan dan menemukan kesepatan yang dapat

diterima dan tidak merugikan satu sama lain. Dalam pertemuan tersebut

pihak gereja menuntut kepada developer (pihak ketiga) untuk

membuktikan kepada pihak gereja bahwa tanah yang telah dibeli dan

bangun sebuah gereja diatasnya merupakan tanah miliknya. Dari tuntutan

41Sembiring, Villa Pamulang 21 April 2019

Page 49: MODEL SOLUSI PENDIRIAN RUMAH IBADAH GEREJA BATAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · lain. Agama Kristen juga begitu, misalnya gereja Kristen/ Katolik pada

38

tersebut pihak ketiga menjelaskan bahwa sertifikat tanah dengan luas 1500

meter tersebut pada saat itu telah hilang dan untuk sertifikat yang baru

sedang dalam proses dinotaris. Dari penjelasan pihak ketiga, pihak gereja

merasa bahwa alasan tersebut dirasa belum cukup kuat untuk

membuktikan bahwa tanah dengan luas 1500 meter persegi itu adalah

miliknya namun pihak ketiga pada saat itu memberikan sebuah bukti

kepada pihak gereja bahwa seluruh tanah yang berada diperumahan villa

pamulang memiliki sertifikat atas namanya. Dengan terus adanya rasa

saling mengakui sama lain, pihak pemerintah akhirnya memberikan

sebuah pilihan kepada pihak gereja dengan pihak ketiga untuk sama-sama

segera menyelesaikan permasalahan tersebut agar permasalahan yang

terjadi dapat segera terselesaikan.42

Dari hasil pertemuan antara keduanya akhirnya ada beberapa

kesepakatan yang dibuat oleh pihak gereja dengan pihak ketiga yang

dimana kesepakatan tersebut pihak gereja akan membeli kembali tanah

dari pihak ketiga namun dalam pembelian tersebut pihak gereja hanya

membayar setengah dari luas tanah yang telah ditempati atau lebih

jelasnya pihak gereja membeli ulang tanah tersebut dengan luas 800 meter

pesegi hal ini dilakukan oleh pihak gereja dikarnakan pihak gereja merasa

bahwa mereka sangat membutuhkan sebuah tempat ibadah dan ingin

segara masalah tersebut dapat segera terselesaikan dengan cepat dan tidak

menimbulkan permasalahan yang berkepanjangan dikemudian hari

42 Sembiring, Villa Pamulang 21 April 2019

Page 50: MODEL SOLUSI PENDIRIAN RUMAH IBADAH GEREJA BATAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · lain. Agama Kristen juga begitu, misalnya gereja Kristen/ Katolik pada

39

sehingga hal inilah yang membuat pihak gereja bersedia untuk membeli

ulang tanah tersebut. Namun dikarnakan sampai saat ini sertifikat dari

pihak tersebut belum ada dan masih dibuat yang baru dinotaris maka

bangunan gereja sampai saat ini masih belum memiliki surat Izin

Mendirikan Bangunan sehingga hal inilah yang dirasa sangat membatasi

ruang gerak jamaat gereja.43

Dari penjelasan diatas berbicara mengenai kekuatan secara

administrasi dan hukum, status lahan GBKP tentu masih sangat kurang

karena ini dikarnakan belum adanya IMB. Namun secara legalitas tentu

GBKP itu sendiri berdiri secara legal karna ini dibuktikan dengan adanya

sertifikat pembelian tanah pertama yang dilakukan oleh pihak gereja.

B. Proses Pendekatan Kemasyarakat

Dalam pembangunannya Gereja Batak Karo Protestan melakukan

berbagai macam proses pendekatan kemasyarakat baik secara individu

maupun secara berkelompok. Menurut pihak gereja untuk pendekatan

kemasyarakat tentu ada, baik itu secara individu maupun berkelompok hal

ini dijelaskan oleh pihak gereja bahwa pendekatan tersebut dilakukan

dalam berbagai macam cara salah satunya adalah dengan pihak gereja

yang mencoba untuk mendukung setiap acara apapun yang akan diadakan

oleh masyarakat sekitar gereja. Dalam dukungan tersebut pihak gereja

mencoba untuk memberikan bantuan berupa materi hal ini lakukan oleh

43Sembiring, Villa Pamulang 21 April 2019.

Page 51: MODEL SOLUSI PENDIRIAN RUMAH IBADAH GEREJA BATAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · lain. Agama Kristen juga begitu, misalnya gereja Kristen/ Katolik pada

40

pihak gereja agar masyarakat sekitar gereja menerima dan mengakui

keberadaan gereja disekitar mereka.44

Hal ini dijelaskan juga oleh salah satu warga Perumahan Villa

Pamulang. Menurut salah satu warga tersebut dalam pendekatan

kemasyarat pihak gereja memang mencoba untuk memberikan sebuah

bantuan kepada masyarakat baik secara materi maupun dalam bentuk

tenaga, namun dalam hal bantuan secara materi dari pihak gereja pihak

masyarakat disini mencoba untuk tidak sepenuhnya menerima bantuan

berupa materi tersebut hal ini menurut warga dikarenakan masyarakat

takut ketika bantuan berupa materi tersebut diterima sepenuhnya maka

akan membuat pihak gereja dapat melakukan sesuatu dengan seenaknya di

lingkungan sekitar Perumahan Villa Pamulang.45

Dari penjelasan diatas tentu ada sebuah usaha pendekatan yang

dilakukan oleh pihak gereja GBKP kepada masyarakat. Hal tersebut

dilakukan pihak gereja agar eksistensi dari gereja GBKP itu sendiri tetap

terjaga dan dapat diterima oleh masyarakat Villa Pamulang, serta

menghindari sebuah kesalahpahaman yang pada akhirnya dapat

menimbulkan sebuah konflik berkepanjangan antara pihak gereja GBKP

dengan masyarakat Villa Pamulang.

44 Sembiring, Villa Pamulang 21 April 2019. 45Ibu Dian. Villa Pamulang, 28 oktober 2019

Page 52: MODEL SOLUSI PENDIRIAN RUMAH IBADAH GEREJA BATAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · lain. Agama Kristen juga begitu, misalnya gereja Kristen/ Katolik pada

41

C. Alasan Penolakan Masyarakat

Dalam mendirikan rumah ibadah tentu tidak terlepas dari masalah-

masalah yang terjadi di lingkungan sosial atau masyarakat hal ini

disebabkan banyak faktor, baik itu di sebabkan oleh perbedaan cara

pandang, kepentingan pribadi maupun adanya sebuah perbedaan

keagamaan. Dalam mendirikan rumah ibadah tentu tidak selamanya

berjalan dengan baik atau berjalan dengan semestinya ada saja hambatan-

hambatan yang dialami baik penolakan secara langsung maupun tidak

langsung yang dilakukan oleh masyarakat. Tentu saja penolakan tersebut

memiliki berbagai macam alasan seperti halnya kasus penolakan Gereja

Batak Karo Protestan (GBKP) di perumahan Villa Pamulang Kota

Tangerang Selatan.

Dalam kasus yang terjadi digereja GBKP diperumahan villa

pamulang Pihak masyarakat melakukan penolakan terhadap gereja di

karenakan beberapa hal. Pertama bangunan yang dijadikan sebuah gereja

merupakan rumah sehingga hal ini menurut warga menyalahi aturan, yang

awalnya warga menilai bahwa bangunan yang telah dibangun tersebut

merupakan rumah namun teryata bangunan tersebut digunakan sebagai

gereja oleh pihak GBKP hal inilah yang membuat warga menolak

bangunan gereja tersebut.46 kedua alasan pihak masyarakat menolak

adanya bangunan gereja dikarnakan lokasi gereja berada ditengah rumah

warga dan dirasa tidak cocok bila ada gereja di tengah-tengah perumahan

46 Ibu Dian. Villa Pamulang, 28 oktober 2019

Page 53: MODEL SOLUSI PENDIRIAN RUMAH IBADAH GEREJA BATAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · lain. Agama Kristen juga begitu, misalnya gereja Kristen/ Katolik pada

42

warga karna akan mengganggu masyarakat yang tinggal disekitar gereja,

ketiga masyarakat mengatakan bahwa yang menjadi masalah penolakan

gereja tersebut dikarnakan jamaah gereja yang semakin terus bertambah

dan bukan mayoritas berasal dari warga sekitar villa pamulang malainkan

kebanyakan dari luar atau bukan warga asli villa pamulang sehingga

ketika jamaah gereja berkumpul dalam lingkungan gereja tersebut

kendaraan dari para jamaah gereja sangat menggangu kenyamanan

masyarakat yang berada dlingkungan villa pamulang47. Keempat

masyarakat mengatakan bahwa ada sebuah sikap arogan dari pihak gereja

GBKP terhadap masyarakat, dimana hal ini dijelaskan oleh masyarakat

bahwa pihak gereja telah melanggar atau tidak mendengarkan perkataan

warga tersebut. Menurut salah satu warga tersebut seharusnya gereja

GBKP hanya boleh digunakan saat hari minggu dan tidak boleh

dipergunakan setiap hari, namun ternyata pihak GBKP melakukan

kegiatan gereja setiap hari. Hal inilah yang membuat masyarakat pada

akhirnya melakukan penolakan keras terhadap bangunan gereja GBKP.

Dari keempat alasan itulah yang mebuat masyarakat secara bersamaan

melakukan tindakan penolakan terhadap bangunan gereja GBKP.48

47 Wawancara dengan Bapak Fidon Warga Perumahan Villa Pamulang, 28 oktober

2019. 48Ibu Dian. Villa Pamulang, 28 oktober 2019

Page 54: MODEL SOLUSI PENDIRIAN RUMAH IBADAH GEREJA BATAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · lain. Agama Kristen juga begitu, misalnya gereja Kristen/ Katolik pada

43

D. Dinamika Pembangunan Rumah Ibadah GBKP

Berbicara mengenai proses pembangunan rumah ibadah tentu tidak

terlepas dari adanya sebuah hambatan-hambatan yang terjadi, hal ini

dikarnakan setiap proses pembangunan rumah ibadah tentu saja memiliki

prosedur dan aturan-aturan sendiri. Dalam proses pendirian Gereja Batak

Karo Protestan (GBKP) selama kurang lebih 10 tahun pihak gereja

melakukan sebuah upaya untuk melakukan pembuatan surat izin hal ini

dilakukan agar GBKP dapat diakui oleh pemerintah dan dapat diterima

oleh masyarakat. Serta lebih menyakinkan kepada pemerintah maupun

masyarakat bahwa Gereja Batak Karo Protestan merupakan bangunan

yang berdiri secara legal serta memiliki surat izin yang lengkap dan taat

akan peraturan-peraturan yang telah ditetapkan, baik dari segi lahan atau

pun pembangunannya. Menurut salah satu pendiri gereja perizinan

pembangunan Gereja Batak Karo Protestan ini merupakan perolehan

waktu yang cukup lama dalam proses kelengkapan surat-surat izin.49

Hal ini terjadi karena ada beberapa hambatan yang dirasa sangat

berpengaruh dalam proses pembuatan surat Izin Mendirikan Bangunan

(IMB) salah satunya belum tersedianya atau adanya sertifikat tanah dari

pihak ketiga hal inilah yang sampai saat ini membuat Gereja Batak Karo

Protestan belum memiliki IMB. Selain persoalan dengan pihak ketiga

yang sampai saat ini belum selesai muncul juga respon penolakan dari

masyarakat yang berada dilingkungan gereja hal inilah yang membuat

49Sembiring, Villa Pamulang 21 April 2019

Page 55: MODEL SOLUSI PENDIRIAN RUMAH IBADAH GEREJA BATAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · lain. Agama Kristen juga begitu, misalnya gereja Kristen/ Katolik pada

44

pihak gereja melalukan sebuah tindakan negosiasi dan musyawarah

dengan masyarakat untuk menyelesaikan permasalahan terjadi, dari

negosiasi dan musyawarah tersebut menciptakan beberapa kesepatan

antara pihak gereja dengan masyarakat, yaitu :

1. Penggunaan bangunan gereja hanya digunakan sebagai tempat untuk

beribadah.

2. Untuk penggunaan bangunan gereja hanya dapat digunakan saat hari

minggu.

3. Jamaah gereja tidak dianjurkan untuk menaruh kendaraan pribadi di

sekitar gereja.

4. Tidak boleh melakukan acara apapun di gereja tersebut kecuali hari

Minggu.

Setelah kesepakatan dengan masyarakat dibuat, proses

pembangunan pun dilanjutkan dan memerlukan waktu yang cukup lama

dalam proses pembangunannya. Namun setelah pembangunan sedang

berjalan timbul lagi sebuah reaksi penolakan dari masyarakat setempat

kepada pihak gereja dimana ini terjadi dikarenakan masyarakat yang pada

saat itu merasa bahwa pihak gereja tidak mengunakan bangunan dengan

semanamestinya yang awalnya bangunan itu dikira oleh warga merupakan

rumah ternyata digunakan oleh pihak gereja sebagai tempat ibadah.50

Masyarakat menjelaskan bahwa tidak ada sebuah sosialisasi

terlebih dahulu yang dilakukan oleh pihak gereja kepada masyarakat untuk

50Ibu Dian. Villa Pamulang, 28 oktober 2019.

Page 56: MODEL SOLUSI PENDIRIAN RUMAH IBADAH GEREJA BATAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · lain. Agama Kristen juga begitu, misalnya gereja Kristen/ Katolik pada

45

memperluas gereja dan juga masyarakat menjelaskan bahwa bangunan

yang dibangun oleh pihak gereja tidak seperti gereja pada umumnya hal

ini dirasa oleh masyarakat bahwa bangunan tersebut merupakan rumah

dan dirasa oleh masyarakat sebagai sebuah bentuk penyalahgunaan

bangunan.51

Namun pihak gereja menjelaskan bahwa bangunan yang seperti

rumah tersebut merupakan gereja yang memang bentuknya kecil dan mirip

seperti rumah hal ini dikarenakan bahwa lahan mereka sudah tidak muat

lagi untuk membangun gereja dalam bentuk yang lebih besar.52 Dari

permasalahan inilah akhirnya membuat pihak gereja dengan masyarakat

pada saat mengambil sebuah tindakan cepat dan pada saat itu langsung

mengadakan sebuah pertemuan kembali oleh pihak gereja kepada

masyarakat perumahan villa pamulang yang bertempat di Aula Kecamatan

Pamulang, pertemuan tersebut diadakan untuk menyelesaikan adanya

sebuah kesalahpahaman yang terjadi yang akhirnya menimbulkan sebuah

konflik sosial antara masyarakat dan pihak gereja.

Dalam pertemuan tersebut dihadiri oleh Camat Pamulang, Kepala

Kepolisian Pamulang yang dalam pertemuan tersebut mencoba untuk

memberikan kesempatan kepada masing-masing warga maupun dari pihak

gereja untuk memberikan penjelasan dan dapat menyampaikan keinginan

masing-masing dengan tertib, dengan kesepakatan bahwa hasil dari rapat

51Ibu Dian. Villa Pamulang, 28 oktober 2019 52 Sembiring, Villa Pamulang 21 April 2019

Page 57: MODEL SOLUSI PENDIRIAN RUMAH IBADAH GEREJA BATAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · lain. Agama Kristen juga begitu, misalnya gereja Kristen/ Katolik pada

46

permasalahan tersebut diserahkan ke Kementerian Agama Kota Tangerang

Selatan.

Dalam pertemuan tersebut mendapat beberapa kesepatan, yaitu :

1. Pihak gereja harus lebih dahulu mensosialisasikan bangunan gereja

yang akan dibangun.

2. Pihak gereja saat ada acara hanya boleh mengunakan gereja saat

malam hari.

3. Pihak gereja dihimbau untuk memparkirkan kendaraan pribadinya

diluar perumahan Villa Pamulang.

4. Serta pihak gereja dihambau untuk melaporkan segala seusatu

kegiatan apapun terlebih dahulu kepada Rt/Rw Perumahan Villa

Pamulang.

E. Telaah Terhadap akar Konflik

Seperti yang telah kita ketahui bahwa konflik merupakan suatu

permasalahan sosial yang umumnya dipicu karena tidak adanya sebuah rasa

saling mengerti, memahami satu sama lain, tidak adanya sebuah sikap

toleransi terhadap kebutuhan dari masing-masing setiap individu serta adanya

sebuah sikap arogan dari setiap individu atau kelompok.

Konflik sudah menjadi bagian dari kehidupan manusia. Ketika orang

memperebutkan sebuah area mereka tidak hanya akan memperebutkan

sebidang tanah saja namun banyak hal yang menjadi perebutan dari setiap

individu tersebut. Konflik merupakan kenyataan hidup, tidak terhindarkan

Page 58: MODEL SOLUSI PENDIRIAN RUMAH IBADAH GEREJA BATAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · lain. Agama Kristen juga begitu, misalnya gereja Kristen/ Katolik pada

47

dan sering bersifat kreatif. Konflik terjadi ketika tujuan masyarakat tidak

sejalan dan disertai dengan munculnya sebuah perbedaan pendapat.

Menurut Soerjono Soekanto menyebut bahwa konflik merupakan

suatu proses sosial individu atau kelompok yang berusaha untuk memenuhi

tujuannya dengan cara menentang pihak lawan yang disertai dengan ancaman

dan kekerasan. Sedangkan menurut Lewis A. Coser berpendapat bahwa

konflik adalah sebuah perjuangan mengenai nilai atau tuntutan atas status,

kekuasan dan sumber daya yang bersifat langkah dengan maksud

menetralkan, menyederai dan melenyapkan lawan.53

Melihat dari kasus penolakan masyarakat terhadap gereja GBKP di

Perumahan Villa Pamulang Kota Tangerang selatan tentu saja terdapat

banyak faktor yang menyebabkan terjadinya konflik antara pihak gereja

GBKP dengan warga di Perumahan Villa Pamulang Kota Tangerang Selatan,

adapun faktor-faktor yang menyebabkan konflik pendirian rumah ibadah

GBKP di perumahan Villa Pamulang terjadi adalah:

1. Perbedaan Cara Pandang Masyarakat

Perbedaan pendapat tentu bisa membuat adanya sebuah konflik. Hal

tersebut dapat terjadi dikarenakan bahwa setiap cara pandang seseorang dapat

menciptakan suatu keputusan-keputusan baru atau sebuah peraturan baru, hal

inilah yang dirasa menjadi salah satu faktor yang menyebabkan konflik

penolakan gereja GBKP terjadi di perumahan Villa Pamulang. Dengan adanya

53Drs. Mustamin Studi Konflik Sosial di Desa Bugis dan Parangina Kecamatan Sape

Kabupaten Bima 2014(Jurnal Ilmiah Mandala Education, Vol. 2, No 2, Oktober 2016),h.185-

185.

Page 59: MODEL SOLUSI PENDIRIAN RUMAH IBADAH GEREJA BATAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · lain. Agama Kristen juga begitu, misalnya gereja Kristen/ Katolik pada

48

sebuah cara pandang yang berbeda antara masyarakat dengan pihak gereja

GBKP tentang pendirian rumah ibadah tentu saja akan melahirkan sebuah

perselisihan antara keduanya yang dikarenakan tidak adanya sikap saling

memahami satu sama lain.

2. Munculnya Sikap Arogan

Proses terjadinya konflik terhadap bangunan gereja GBKP di

Perumahan Villa Pamulang Kota Tangerang Selatan juga disebabkan karena

adanya sebuah sikap arogan dari pihak gereja terhadap masyarakat dan sikap

arogan masyarakat terhadap gereja. Sikap arogan yang dilakukan oleh pihak

gereja terhadap masyarakat Villa Pamulang ini adalah dengan tidak patuhnya

pihak gereja terhadap peraturan-peraturan yang telah diatur oleh pemerintah,

dan kurangnya kesadaran pihak gereja terhadap kesapatan yang telah dibuat

oleh masyarakat Villa Pamulang. Dalam hal ini pihak gereja menjelaskan

mengapa hanya ketika mendirikan gereja saja peraturan SKB 2 Menteri dan

IMB itu diberlakukan mengapa aturan tersebut tidak diberlakukan dalam

proses pembangunan masjid. Ini sama saja menurut gereja ada sebuah

diskriminasi terhadap penganut keyakinan yang berbeda. Dan sikap arogan

masyarakat terhadap gereja adalah sikap membatasi gereja dalam melakukan

setiap acara atau kegiatan yang dimana seperti yang telah dijelaskan diatas

bahwa masyarakat pada awalnya memang sudah mengetahui keberadaan

gereja GBKP tersebut sudah lebih dulu ada sebelum warga menempati

wilayah tersebut namun banyak dari hasil kesepakatan tersebut pihak

masyarakat mencoba untuk membatasi aktifitas gereja. Dari sikap arogan

Page 60: MODEL SOLUSI PENDIRIAN RUMAH IBADAH GEREJA BATAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · lain. Agama Kristen juga begitu, misalnya gereja Kristen/ Katolik pada

49

inilah yang akhirnya melahirkan sebuah konflik sosial terhadap agama yang

berkepanjangan.

3. Kurangnya Sosialisai

Dalam hidup bermasyarakat tentu sosialisasi sangat dibutuhkan, hal ini

diperlukan untuk dapat saling mengenal dan memahami antara satu sama lain

dengan baik. Namun dalam kasus gereja GBKP di Perumahan Villa

Pamulang, salah satu faktor yang menyebabkan konflik terjadi dikarenakan

sangat kurangnya sosialisasi yang dilakukan oleh pihak gereja GBKP kepada

masyarakat Villa Pamulang, sehingga dari kurangnya sosialisasi tersebutlah

yang kemudian melahirkan sebuah kesalahpahaman antara pihak gereja

dengan pihak masyarakat.

4. Kurangnya kesadaran akan peraturan-peraturan yang telah ditetapkan

Dalam mendirikan bangunan entah itu gereja, vihara, maupun masjid

tentu segala sesuatunya sudah diatur dan ditetapkan oleh pemerintah, berbeda

halnya dengan beribadah, dalam beribadah setiap penganut agama memiliki

hak untuk beribadah dan tidak ada larangan dalam hal tersebut. Namun

berebeda ketika kita membahas mengenai pendirian rumah ibadah, tentu ada

proses dan aturanya sendiri. Dalam kasus penolakan gereja GBKP

diperumahan Villa Pamulang salah satunya dipicu dengan kurangnya

kesadaran akan aturan-aturan yang telah ditetapkan sehingga dari kurangnya

kesadaran tersebut menimbulkan berbagai macam permasalahan salah satunya

menyangkut administrasi. Karena kebanyakan konflik pendirian rumah ibadah

terutama rumah ibadah non-muslim sering terjadi dikarenakan permasalahan

Page 61: MODEL SOLUSI PENDIRIAN RUMAH IBADAH GEREJA BATAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · lain. Agama Kristen juga begitu, misalnya gereja Kristen/ Katolik pada

50

yang menyangkut sebuah izin dalam mendirikan sebuah bangunan ibadah, ini

terjadi dikarenakan kebanyakan pembangunan rumah ibadah dalam proses

pembangunannya tidak izin terlebih dahulu.

F. Solusi Konflik

Bapak Nur Hasan selaku perwakilan dari Kementerian Agama yang

menangani kasus pendirian rumah ibadah gereja GBKP, meminta konflik

yang terjadi dalam pembangunan rumah ibadah gereja GBKP harus

diselesaikan secara musyawarah. Seluruh umat beragama di Perumahan Villa

Pamulang diharapkan mengedepankan sebuah sikap saling menghormati serta

mengahargai masing-masing agama.54

Untuk menjaga toleransi dan hubungan yang harmonis antara umat

beragama, Nur Hasan meminta agar setiap pihak tidak memaksakan kehendak

dan pandangan masing-masing. Sebab, kerukunan antar umat serta persatuan

dan kesatuan bangsa harus ditempatkan pada tujuan tertinggi dalam

menyelesaikan masalah.

Menurut Nur Hasan, banyak konflik antar agama di Indonesia yang

diawali dari persoalan rumah ibadah. Untuk itu, ia menghimbau kepada

seluruh umat beragama, agar dalam pendirian rumah ibadah, tetap

berpedoman pada aturan serta Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri

Agama dan Mendagri.

54 Nur Hasan. Kementerian Agama Kota Tangerang Selatan, 28 oktober 2019

Page 62: MODEL SOLUSI PENDIRIAN RUMAH IBADAH GEREJA BATAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · lain. Agama Kristen juga begitu, misalnya gereja Kristen/ Katolik pada

51

Nur Hasan mengatakan banyak kasus terjadi, belum ada izi, rumah

ibadah sudah didirikan. Ketika berdiri terjadilah pro kontra ditengah

masyarakat. Mungkin saja ada faktor ketidaktahuan, tapi dalam komponen

masyarakat itu tidak dibenarkan. Seharusnya, sebelum mendirikan rumah

ibadah harus terlebih dahulu dilengkapi persyaratannya. Seperti hak

kepemilikan tanah, dilengkapi persyaratan SKB 2 Menteri, dan IMB. Selain

kelengkapan syarat, menurut Nur Hasan, dalam pendiriannya rumah ibadah

juga harus melibatkan tokoh adat setempat dan memperhatikan aspek kearifan

lokal. Sehingga keberadaan rumah ibadah didukung semua pihak.55

Selain penjelasan diatas Nur Hasan juga menjelaskan bahwa

pemerintah juga harus menengahi dengan cara mencarikan lokasi lain jiga

rumah ibadah sudah terlanjur berdiri. Sehingga tidak menimbulkan konflik

dimasyarakat. Dan juga yang telah terlanjur mendirikan, juga harus menerima

dengan sabar dan berlapang dada saat dipindahkan. Sementara bagi

masyarakat yang kontra, ketika persyaratan telah terpenuhi maka tidak boleh

melarang lagi pendirian rumah ibadah. Karena semua warga negara pada

prinsipya memiliki hak hidup dengan memeluk dan menjalankan kepercayaan

masing-masing.

55Nur Hasan. Kementerian Agama Kota Tangerang Selatan, 28 oktober 2019

Page 63: MODEL SOLUSI PENDIRIAN RUMAH IBADAH GEREJA BATAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · lain. Agama Kristen juga begitu, misalnya gereja Kristen/ Katolik pada

52

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Latar belakang terjadinya konflik Gereja Batak Karo Protestan di

daerah Perumahan Villa Pamulang Kota Tangerang Selatan ini disebakan

karena Pertama bangunan yang dijadikan sebuah gereja merupakan rumah

sehingga hal ini menurut warga menyalahi aturan, yang awalnya warga

menilai bahwa bangunan yang telah dibangun tersebut merupakan rumah

namun teryata bangunan tersebut digunakan sebagai gereja oleh pihak GBKP.

Kedua alasan pihak masyarakat menolak adanya bangunan gereja GBKP

dikarenakan lokasi gereja berada ditengah rumah warga dan dirasa tidak

cocok bila ada gereja di tengah-tengah perumahan warga karena akan

mengganggu masyarakat yang tinggal disekitar gereja. Ketiga masyarakat

mengatakan bahwa yang menjadi masalah penolakan gereja tersebut

dikarenakan jumlah jamaah gereja yang semakin terus bertambah dan bukan

mayoritas berasal dari warga sekitar villa pamulang malainkan kebanyakan

dari luar atau bukan warga asli villa pamulang. Keempat masyarakat

mengatakan bahwa adanya sebuah sikap arogan dari pihak gereja GBKP

terhadap masyarakat.

Model solusi dalam menyelesaikan permasalahan yang terjadi antara

pihak gereja GBKP dengan masyarakat Perumahan Villa Pamulang adalah

dengan cara musyawarah yang dimana dalam musyawarah tersebut seluruh

Page 64: MODEL SOLUSI PENDIRIAN RUMAH IBADAH GEREJA BATAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · lain. Agama Kristen juga begitu, misalnya gereja Kristen/ Katolik pada

53

pihak yang terkait diharapkan mengedepankan sebuah sikap saling

menghormati serta menghargai setiap pemeluk agama yang berbeda. Dan juga

diharapkan untuk menjaga toleransi dan hubungan yang harmonis antara umat

beragama serta selalu berpedoman pada aturan Surat Keputusan Bersama

(SKB) Menteri Agama dan Mendagri dalam proses pembangunan rumah

ibadah.

1. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan ada hal-hal yang

menarik untuk dilakukan, yaitu :

1. Dengan adanya keragaman umat beragama dan aturan yang telah ditetapkan

seharusnya masyarakat dapat memahami bagaimana sikap toleransi dan saling

menjaga kerukunan antar umat beragama sehingga dapat hidup tentram dan

nyaman tanpa memicu sebuah konflik antar umat beragama yang dapat

menimbulkan kerugian terhadap semua kalangan.

2. Melihat dari permasalahan diatas, seharusnya pihak Pemerintah Kota

Tangerang Selatan dapat lebih dalam menerapkan Peraturan Bersama Menteri

Agama dan Menteri Dalam Negri No 9 dan 8 Tahun 2006 kepada setiap

pemeluk agama yang berbeda, serta mampu lebih memelihara kerukunan

antar masyarakat beda agama.

3. Untuk setiap pemeluk agama yang ingin mendirikan rumah ibadah harus tetap

berpedoman dan patuh terhadap peraturan-peraturan yang telah dibuat oleh

pemerintah.

Page 65: MODEL SOLUSI PENDIRIAN RUMAH IBADAH GEREJA BATAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · lain. Agama Kristen juga begitu, misalnya gereja Kristen/ Katolik pada

54

4. Penulis mengharapkan kepada peneliti yang ingin meneliti tentang konflik

pendirian rumah ibadah Non-Muslim di Kota Tangerang Selatan, dan ingin

mengetahuilebih dalam bagaimana latar belakang masalah yang terjadi serta

bagaimana solusi yang diambil untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.

Maka penulis mengharapkan agar peneliti untuk lebih mengkaji dan

mengamati secara mendalam akar-akar permasalahan yang terjadi agar dapat

dijadikan sebuah sumber pengetahuan untuk masyarakat di daerah tersebut.

Page 66: MODEL SOLUSI PENDIRIAN RUMAH IBADAH GEREJA BATAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · lain. Agama Kristen juga begitu, misalnya gereja Kristen/ Katolik pada

55

DAFTAR PUSTAKA

Basyiruddin Utsman , Asnawir dan, Media Pembelajaran, Jakarta : Ciputat Press,

2002.

Bahri, Media Zainul, Wajah Studi Agama-Agama. Yogyakarta: PUSTAKA

PELAKAR,2015.

Bahri, Media Zainul, Satu Tuhan Banyak Agama. Jakarta: PT Mizan Publika,2011.

Bachtiar, Harsja W, Agama dan Perubahan Sosial di Indonesia dalam buku “kajian

Agama dan Masyarakat”. Jakarta: Departemen Agama RI Badan Penelitian dan

Pengembangan Agama,1993.

Cangara, Hafied, Pengantar Ilmu Komunikasi edisi 1 cet.5, Jakarta: Raja Grafindo

Persada,1998.

Dr. Wibowo, S.E.,M.Phill. Manajemen Perubahan edisi kedua, Jakarta : PT Raja

Grafindo Persada,2007.

Djuarsa Sendjaja, S. Teori Komunikasi, Jakarta: Universitas Terbuka Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1994.

Faisal, Sanapiah, Format-Format Penelitian Sosial. Jakarta: Rajawali Pers,2008.

Hayat, Bahrul, Mengelola Kemajemukan Umat Beragama, Jakarta : PT Saadah Cipta

Mandiri,2012

Page 67: MODEL SOLUSI PENDIRIAN RUMAH IBADAH GEREJA BATAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · lain. Agama Kristen juga begitu, misalnya gereja Kristen/ Katolik pada

56

Jusuf, M Kalla, Harmoni dan Damai Dalam Perbedaan. Jakarta: Grafindo Books Media

,2013.

Mustamin, Drs. Studi Konflik Sosial di Desa Bugis dan Parangina Kecamatan Sape

Kabupaten Bima 2014 (Jurnal Ilmiah Mandala Education, Vol. 2, No 2, Oktober,

2016

Mubyarto, Kemiskinan dan Ilmu Ekonomi dalam buku “Kajian Agama dan

Masyarakat”. Jakarta: Departemen Agama RI Badan Penelitian dan

Pengembangan Agama,1993

Puslitbang Kehidupan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama

Republik Indonesia (JurnalHarmoni, Vol. IX, No 33, Januari-Maret 2010

Sumartama TH dkk, Agama dan Negara, perspektif: Islam, Budha, Hindu, Konghucu,

Protestan,

Suryabrata, Sumardi, Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada,1998.

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&. Bandung: Penerbit

Alfabeta,2013.

Supardi, Metodologi Penelitian Bisnis, Yogyakarta: UII Press,2005.

Salam, Syamsir, Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: UIN Jakarta press,2006

Page 68: MODEL SOLUSI PENDIRIAN RUMAH IBADAH GEREJA BATAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · lain. Agama Kristen juga begitu, misalnya gereja Kristen/ Katolik pada

57

Uli Parulian Sihombing, siti Aminah, Memahami Kebijakan Rumah Ibadah, jakarta :

The Indonesia Legal Resource Center, 2010.

Undang-Undang Dasar, pedoman Penghayatan dan Pengalaman Pancasil (Ketetapan

MPR No.11/MPR/1997/. Garis-garis besar haluan Negara (ketetapan MPR No.

11/MPR/1983), Sekretaris Negara Republik Indonesia.

Wiryanto, Teori Komunikasi Massa, Jakarta: Grasindo, 2001.

Zarkasi, Ahmad. “Metodologi Studi Agama”. Vol XI, No.1. Januari-Juni 2016

Lihat:http://Krjogja.com/web/news/read/57599/Begini_kronologi-penyerangan-

Gereja-di-Gamping. di akses pada tanggal 6 november 2018.

Lihat:https://m.detik.com/news/berita-jawa-tengah/d-3861562/kronologi-

penyerangan-gereja-lidwina-sleman. Diakses tanggal 6 november 2018.

Lihat:https:/nasional.compas.com/read/2018/02/12/18441831/wiranto-pelaku-

penyerang-gereja-santa-lidwina-adalah-teroris. Diakses pada tanggal 6 november

2018.

Lihat:https://www.kompas.com/adamfadhlurahman/penolakan-pembangunan-rumah-

ibadah-tidak-hanya-monopoli-indonesia. Diakses tanggal 7 november 2018.

Lihat:http://www.google.co.id/amp/s/republika.co.id/amp/diaksestanggal 7

November 2018.

Sumber Wawancara

Wawancara Pribadi Dengan Ibu Sembiring, Villa Pamulang 15 April 2019.

Page 69: MODEL SOLUSI PENDIRIAN RUMAH IBADAH GEREJA BATAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · lain. Agama Kristen juga begitu, misalnya gereja Kristen/ Katolik pada

58

Wawancara Pibadi Dengan Ibu Dian, Villa Pamulang 28 October 2019.

Wawancara Pribadi Dengan Bapak Fidon, Villa Pamulang 25 October 2019.

Wawancara Pribadi Dengan Bapak Nur Hasan, Kantor Kementerian Agama Kota

Tangerang Selatan 28 October 2019.

Wawancara Pribadi Dengan Bapak KH. Hasan Mustofi, Kantor Majelis Ulama Kota

Tangerang Selatan 25 October 2019.

Page 70: MODEL SOLUSI PENDIRIAN RUMAH IBADAH GEREJA BATAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · lain. Agama Kristen juga begitu, misalnya gereja Kristen/ Katolik pada

59

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 71: MODEL SOLUSI PENDIRIAN RUMAH IBADAH GEREJA BATAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · lain. Agama Kristen juga begitu, misalnya gereja Kristen/ Katolik pada

PEDOMAN WAWANCARA

1. Tahun berapa pihak GBKP membeli tanah di Perumahan Villa Pamulang?

2. Tahun berapa GBKP di dirikan?

3. Bagaimana sejarah GBKP didirikan dan Apa alasan berdirinya GBKP di

Perumahan Villa Pamulang?

4. Berapa jumlah jamaah sejak pertama kali GBKP ini dibangun sampai

sekarang?

5. Apakah ada penambahan jumlah jamaah dari waktu ke waktu?

6. Bagaimana riwayat jamaah GBKP di Perumahan Villa Pamulang?

7. Apakah ada dukungan dari masyarakat sekitar terhadap bangunan GBKP

di Perumahan Villa Pamulang?

8. Bagaimana respon Pemerintah Kota Tangerang selatan terhadap GBKP di

Perumahan Villa Pamulang?

9. Bagaimana status lahan bagunan GBKP saat ini?

10. Adakah penolakan dari masyarakat terhadap GBKP di Perumahan Villa

Pamulang?

11. Apa alasan masyarakat menolak adanya bangunan GBKP di Perumahan

Villa Pamulang?

12. Bagaimana proses pendekatan pihak GBKP kepada masyarakat sekitar?

13. Dinamika seperti apa yang dirasakan pihak GBKP dalam proses

perkembangan gereja di Perumahan Villa Pamulang?

Page 72: MODEL SOLUSI PENDIRIAN RUMAH IBADAH GEREJA BATAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · lain. Agama Kristen juga begitu, misalnya gereja Kristen/ Katolik pada

Lampiran I

HASIL WAWANCARA

Nama :Ibu Sembiring

Jabatan : Pimpinan GBKP Pamulang

Waktu Wawancara : 15-21 April 2019

1. Tahun berapa pihak GBKP membeli tanah di Perumahan Villa

Pamulang?

Jawab:

Pihak gereja membeli tanah dari pihak pertama pada tahun 1995

2. Tahun berapa GBKP didirikan?

Jawab:

Gereja berdiri pada tahun 1995 tidak lama setelah tanah dibeli dari pihak

pertama.

3. Bagaimana sejarah GBKP didirikan dan alasan berdirinya GBKP di

Perumahan Villa Pamulang?

Jawab:

Pada awalnya lahan kosong yang akan di tempati pihak GBKP untuk

dibangun sebuh rumah ibadah adalah sebuah tempat pembuangan sampah

yang memiliki luas berkisar 1.500 meter persegi.Gereja Batak Karo

Protestan (GBKP) di Perumahan Villa Pamulang secara resmi berdiri

pada tahun 1995 dimana pembangunan GBKP itu sendiri karena kuatnya

dorongan dari para jamaat GBKP untuk membangun rumah ibadah mereka

sendiri. Hal ini dilakukan karena pada saat itu komunitas GBKP belum

Page 73: MODEL SOLUSI PENDIRIAN RUMAH IBADAH GEREJA BATAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · lain. Agama Kristen juga begitu, misalnya gereja Kristen/ Katolik pada

sama sekali memiliki tempat ibadah mereka sendiri. Sehingga hal ini

membuat para jamaat dari GBKP melakukan ibadah secara bersamaan

dengan komunitas kristen yang lain, dimana para jamaat GBKP

melakukan ibadah mereka ditempat yang telah disediakan oleh Deplover.

Namun dalam melakukan ibadah GBKP tidak sendiri, para jamaat GBKP

harus melakukan ibadah dengan lima komunitas kristen yang lain dalam

satu waktu.Dalam hal ini, pihak GBKP merasa bahwa waktu dan tempat

ibadah yang dilakukan secara bersamaan dengan pihak komunitas kristen

yang lain dirasa sangat kurang, yang disebabkan banyaknya acara dan

disertai semakin terus bertambahjumlah jamaat dari setiap komunitas

kristen.

4. Berapa jumlah jamaah sejak pertama kali GBKP ini dibangun

sampai sekarang?

Jawab :

Pada awal pembangunan GBKP di Perumahan Villa Pamulang jumlah

jamaah gereja berkisar 40 orang, dan untuk sekarang jumlah jamaah

GBKP berkisar 200 orang.

5. Apakah ada penambahan jumlah jamaah dari waktu ke waktu?

Jawab :

Setiap tahunnya di GBKP ini jumlah jamaah meningkat.

6. Bagaimana riwayat jamaah GBKP di Perumahan Villa Pamulang?

Jawab:

Gereja Batak Karo Protestan Pamulang berawal dari sebuah keinginan

untuk merangkul seluruh jamaat Batak Karo Kristen untuk menjadi

Page 74: MODEL SOLUSI PENDIRIAN RUMAH IBADAH GEREJA BATAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · lain. Agama Kristen juga begitu, misalnya gereja Kristen/ Katolik pada

manusia yang lebih baik agar selalu berada di jalan kebenaran. Saat itu

para jamaat melakukan ibadah dan kegiatan-kegiatan mereka di sebuah

Gereja yang telah disediakan developer untuk mereka gunakan sebagai

tempat ibadah dan melakukan kegiatan-kegiatan di gereja tersebut.

Namun, komutitas GBKP tidak hanya sendiri dalam mengunakan Gereja

yang di sediakan. Mereka harus berbagi tempat dan berbagi waktu dengan

empat komunitas Kristen yang lain. Pada tahun 1995 di adakan

musyawarah dengan para jamaat GBKP tentang pembuatan Rumah Ibadah

mereka sendiri.

7. Bagaimana status lahan bagunan GBKP saat ini?

Jawab:

Untuk status lahan, tanah yang dibeli oleh gereja dari pihak pertama itu

legal, ini dikarnakan pihak gereja sendiri memiliki bukti-bukti secara

administrasi.

8. Dinamika seperti apa yang dirasakan pihak GBKP dalam proses

perkembangan gereja di Perumahan Villa Pamulang?

Jawab :

proses pembangunan rumah ibadah tentu tidak terlepas dari adanya sebuah

hambatan-hambatan yang terjadi, hal ini dikarnakan setiap proses

pembangunan rumah ibadah tentu saja memiliki prosedur dan aturan-

aturan sendiri. Dalam proses pendirian Gereja Batak Karo Protestan

(GBKP) selama kurang lebih 10 tahun pihak gereja melakukan sebuah

upaya untuk melakukan pembuatan surat izin hal ini dilakukan agar GBKP

dapat diakui oleh pemerintah dan dapat diterima oleh masyarakat. Serta

Page 75: MODEL SOLUSI PENDIRIAN RUMAH IBADAH GEREJA BATAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · lain. Agama Kristen juga begitu, misalnya gereja Kristen/ Katolik pada

lebih menyakinkan kepada pemerintah maupun masyarakat bahwa Gereja

Batak Karo Protestan merupakan bangunan yang berdiri secara legal serta

memiliki surat izin yang lengkap dan taat akan peraturan-peraturan yang

telah ditetapkan, baik dari segi lahan atau pun pembangunannya. Menurut

salah satu pendiri gereja perizinan pembangunan Gereja Batak Karo

Protestan ini merupakan perolehan waktu yang cukup lama dalam proses

kelengkapan surat-surat izin.

Page 76: MODEL SOLUSI PENDIRIAN RUMAH IBADAH GEREJA BATAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · lain. Agama Kristen juga begitu, misalnya gereja Kristen/ Katolik pada

HASIL WAWANCARA

Nama : Ibu Dian

Jabatan : Ketua RW Perumahan Villa Pamulang

Waktu Wawancara : 28 October 2019

1. Apakah ada dukungan dari masyarakat sekitar terhadap bangunan

GBKP di Perumahan Villa Pamulang?

Jawab:

Pada awal adanya bangunan gereaja GBKP di tengah-tengah masyarakat,

awalnya masyarakat sendiri tidak mendukung. Namun dikarenakan

mencoba untuk menciptakan sebuah sikap toleransi akhirnya masyarakat

menerima adanya bangunan gereja GBKP ditengah-tengah masyarakat.

Selain itu alasan masyarakat menerima karena gereja tersebut sudah lebih

dulu ada.

2. Adakah penolakan dari masyarakat terhadap GBKP di Perumahan

Villa Pamulang?

Jawab:

Penolakan terhadap gereja ada. Banyak dari masyarakat menolak

keberadaan gereja di Perumahan Villa Pamulang.

3. Apa alasan masyarakat menolak adanya bangunan GBKP di

Perumahan Villa Pamulang?

Jawab:

Alasan masyarakat menolak GBKP di Perumahan Villa Pamulang

dikarenakan jumlah jamaah yang semakin terus bertambah dan pihak

gereja yang mengunakan gereja setiap hari, padahal masyarakat sekitar

Page 77: MODEL SOLUSI PENDIRIAN RUMAH IBADAH GEREJA BATAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · lain. Agama Kristen juga begitu, misalnya gereja Kristen/ Katolik pada

sudah menghimbau kepada pihak gereja agar bangunan gereja tersebut

digunakan hanya pada hari minggu.

4. Bagaimana proses pendekatan pihak GBKP kepada masyarakat

sekitar?

Pendekatan yang dilakukan oleh pihak gereja kepada masyarakat adalah

dengan mendukung setiap acara yang akan diadakan oleh masyarakat,

dukungan tersebut berupa materi, namun pihak masyarakat tidak

sepenuhnya menerima bantuan tersebut hal ini dikarnakan masyarakat

takut ketika bantuan tersebut diterima pihak gereja akan berlaku

seenaknya.

Page 78: MODEL SOLUSI PENDIRIAN RUMAH IBADAH GEREJA BATAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · lain. Agama Kristen juga begitu, misalnya gereja Kristen/ Katolik pada

HASIL WAWANCARA

Nama : Bapak Fidon

Jabatan : Warga Perumahan Villa Pamulang

Waktu Wawancara : 25 October 2019

1. Apa alasan masyarakat menolak adanya bangunan GBKP di

Perumahan Villa Pamulang?

Alasan masyarakat menolak dikarnakan bahwa jamaah gereja GBKP

mayoritas bukan berasal dari Perumahan Villa Pamulang, dan jumlah

jamaahnya semakin terus bertambah hal inilah yang membuat masyarakat

pada akhirnya menolak keberadaan gereja di Perumahan Villa Pamulang.

2. Bagaimana proses pendekatan pihak GBKP kepada masyarakat

sekitar?

Pendekatan yang dilakukan oleh pihak gereja kepada masyarakat adalah

dengan mendukung setiap acara yang akan diadakan oleh masyarakat,

dukungan tersebut berupa materi, namun pihak masyarakat tidak

sepenuhnya menerima bantuan tersebut hal ini dikarnakan masyarakat

takut ketika bantuan tersebut diterima pihak gereja akan berlaku

seenaknya.

Page 79: MODEL SOLUSI PENDIRIAN RUMAH IBADAH GEREJA BATAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · lain. Agama Kristen juga begitu, misalnya gereja Kristen/ Katolik pada

HASIL WAWANCARA

Nama : KH. Hasan Mustofi

Jabatan : Ketua Komisi V MUI (kerukunan agama dan

Perundang-undangan)

Waktu Wawancara : 25 October 2019

1. Bagaimana respon Pemerintah Kota Tangerang selatan

terhadap GBKP di Perumahan Villa Pamulang?

Jawab:

Konflik antar umat beragama secara umum sering terjadi dan itu

merupakan bagian dari intraksi sosial yang sering terjadi didalam

masyarakat. Hal ini terjadi ketika pihak-pihak yang bersangkutan tidak

menemukan kesepakatan pehaman yang sama antara satu sama lain serta

adanya sebuah ketidakpatuhan terhadap peraturan-peraturan yang telah

ditetapkan oleh pemerintah sehingga akhirnya menimbulkan sebuah

konflik didalam lingkungan bermasyarakat. Pemerintah dalam hal ini

bersikap netral, tidak memihak terhadap salah satu pihak, hal dilakukan

agar tidak adanya pihak yang merasa dibedakan satu sama lain, pihak

pemerintah sendiri menghimbau kepada kedua pihak yang terlibat untuk

sama-sama taat terhadap aturan-aturan yang telah ditetapkan, dan sama-

sama mengedepankan sikap toleransi dan tidak mementingkan ego

masing-masing.

Page 80: MODEL SOLUSI PENDIRIAN RUMAH IBADAH GEREJA BATAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · lain. Agama Kristen juga begitu, misalnya gereja Kristen/ Katolik pada

HASIL WAWANCARA

Nama : Bapak Nur Hasan

Jabatan : Kasubag Kementerian Agama Kota Tangsel

Waktu Wawancara : 25 October 2019

1. Bagaimana respon Pemerintah Kota Tangerang selatan terhadap

GBKP di Perumahan Villa Pamulang?

Dalam kasus penolakan rumah ibadah Gereja Batak Karo Protestan di

Perumahan Villa Pamulang Kota Tengerang Selatan pihak pemerintah

kota tangerang selatan sendiri memiliki sikap yang berbeda, hal ini

dikarenakan bahwa pihak pemerintah kota tengerang selatan harus

memiliki sikap yang adil dan tidak membedakan satu sama lain. Sehingga

dengan adanya sebuah sikap yang tidak membedakan satu sama lain inilah

yang dapat menyelesaikan permasalahan yang terjadi antara pihak-pihak

yang bersangkutan. Namun masih saja ada pihak-pihak yang merasa

dibedakan dan kurang diperhatikan dari sisi penganut agamanya sehingga

seolah-olah pihak pemerintah sendiri membedakan setiap penganut agama

yang berbeda hal itu dirasa semakin besar ketika menyangkut sebuah

proses pembangunan rumah ibadah. Dalam hal ini pihak pemerintah

sendiri menjelaskan bahwa tidak ada sama sekali sikap menbeda-bedakan

antara penganut agama yang satu dengan agama yang lain, selama patuh

dan taat terhadap peraturan yang telah ditetapkan maka permasalahan atau

konflik rumah ibadah akan dapat terselesaikan dengan baik. Namun yang

selalu jadi permasalahan dalam kasus pendirian rumah ibadah terutama

Page 81: MODEL SOLUSI PENDIRIAN RUMAH IBADAH GEREJA BATAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · lain. Agama Kristen juga begitu, misalnya gereja Kristen/ Katolik pada

gereja adalah menyangkut izin dan tidak adanya dukungan dari masyarakat

sekitar terhadap pendirian gereja dilingkungannya2.

2. Solusi seperti apa dalam menyelesaikan konflik antara pihak

masyarakat dengan pihak GBKP?

Jawab:

Solusi yang dilakukan menyelesaikan permasalahan yang terjadi antara

pihak gereja GBKP dengan masyarakat Perumahan Villa Pamulang adalah

dengan cara musyawarah yang dimana dalam musyawarah tersebut

seluruh pihak yang terkait diharapkan mengedepankan sebuah sikap saling

menghormati serta menghargai setiap pemeluk agama yang berbeda. Dan

juga diharapkan untuk menjaga toleransi dan hubungan yang harmonis

antara umat beragama serta selalu berpedoman pada aturan Surat

Keputusan Bersama (SKB) Menteri Agama dan Mendagri dalam proses

pembangunan rumah ibadah.

Page 82: MODEL SOLUSI PENDIRIAN RUMAH IBADAH GEREJA BATAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · lain. Agama Kristen juga begitu, misalnya gereja Kristen/ Katolik pada

Lampiran II

Sertifikat Tanah Gereja Karo Batak Protestan

Page 83: MODEL SOLUSI PENDIRIAN RUMAH IBADAH GEREJA BATAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · lain. Agama Kristen juga begitu, misalnya gereja Kristen/ Katolik pada

Sertifikat Gereja Batak Karo Protestan yang di beli dari pihak pertama

Page 84: MODEL SOLUSI PENDIRIAN RUMAH IBADAH GEREJA BATAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · lain. Agama Kristen juga begitu, misalnya gereja Kristen/ Katolik pada

Lampiran III

Wawancara dengan Ibu Dian Ketua RW di Perumahan Villa Pamulang

Wawancara Dengan Bapak Fidon warga Perumahan Villa Pamulang

Page 85: MODEL SOLUSI PENDIRIAN RUMAH IBADAH GEREJA BATAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · lain. Agama Kristen juga begitu, misalnya gereja Kristen/ Katolik pada

Wawancara Dengan Bapak Nur Hasan Kementerian Agama

Proses Wawancara Dengan Bapak Nur Hasan

Page 86: MODEL SOLUSI PENDIRIAN RUMAH IBADAH GEREJA BATAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · lain. Agama Kristen juga begitu, misalnya gereja Kristen/ Katolik pada

Wawancara Dengan KH. Hasan Mustofi

Foto Dengan Pimpinan GBKP Ibu Sembiring. Nama Pengurus GBKP Villa

Pamulang.

Tampak Depan Gereja

Page 87: MODEL SOLUSI PENDIRIAN RUMAH IBADAH GEREJA BATAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · lain. Agama Kristen juga begitu, misalnya gereja Kristen/ Katolik pada

Gereja Tampak Depan

Gereja Tampak Samping

Page 88: MODEL SOLUSI PENDIRIAN RUMAH IBADAH GEREJA BATAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · lain. Agama Kristen juga begitu, misalnya gereja Kristen/ Katolik pada

Lampiran IV

Page 89: MODEL SOLUSI PENDIRIAN RUMAH IBADAH GEREJA BATAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · lain. Agama Kristen juga begitu, misalnya gereja Kristen/ Katolik pada

Lampiran V

Page 90: MODEL SOLUSI PENDIRIAN RUMAH IBADAH GEREJA BATAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · lain. Agama Kristen juga begitu, misalnya gereja Kristen/ Katolik pada

Lampiran VI

Page 91: MODEL SOLUSI PENDIRIAN RUMAH IBADAH GEREJA BATAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · lain. Agama Kristen juga begitu, misalnya gereja Kristen/ Katolik pada

Lampiran VII

Page 92: MODEL SOLUSI PENDIRIAN RUMAH IBADAH GEREJA BATAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · lain. Agama Kristen juga begitu, misalnya gereja Kristen/ Katolik pada