soft skill
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Manusia yang berkualitas dan profesional dituntut memiliki kemampuan
hard skill dan soft skill. Hard skill merupakan penguasaan Ilmu pengetahuan,
teknologi dan keterampilan teknis yang berhubungan dengan bidang ilmunya,
sedangkan soft skill adalah keerampilan seseorang dalam berhubungan dengan
orang lain (Interpersonal skills) dan keterampilan mengatur dirinya (Intrapersonal
Skills) yang mampu mengembangkan secara maksimal unjuk kerja (performans)
seseorang
Keterampilan soft skill ini mencakup kemampuan untuk berkomunikasi,
membangun hubungan dengan orang lain, kemampuan memmeberikan motivasi,
kemampuan untuk memimpin, dll. Dalam dunia kerja kesuksesan seseorang
tergantung dari kualitas soft skill yang dipunyai (80%), dan hard skill (20%)
Berdasarkan data diatas soft skill merupakan hala yang penting untuk
dikuasai untuk mencapai kesuksesan, dan untuk ituk makalah ini dibuat dengan
pemahaman berupa kasus.
2. TUJUAN
A. Tujuan Umum
Untuk memahami apa Itu Soft Skills, dengan harapan bisa diaplikasikan dalam
kehidupan sehari-hari
B. Tujuan Khusus
Supaya kita paham dan mengerti apa itu soft skill
Untuk memenuhi tugas caring yang diberikan oleh dosen pembimbing
Untuk melatih menulis makalah yang baik
Untuk melatih diskusi dan meningkatkan kemampuan soft skill pada diri
sendiri
1
BAB II
ISI
SOFT SKILL
1. KASUS
Disuatu Puskesmas ada klien yang dirawat dengan diagnosa medis Diabetes
Militus. Klien ini bernama Nn.Y yang sudah berumur 53 tahun. Nn.Y sudah
sekitar 1 minggu di rawat, Kaki kiri Nn Y mengalamai ulkus dibetikum yang
cukup luas dengan bau yang cukup menyengat yang dibalut perban dan tampak
cairan pus bercmpur darah.
Suatu Ketika di pagi hari, saatnya perawat melakukan kewajiban dan
perannya dalam pemberian asuhan keperawatan kepada klienya termasuk pada
Nn.Y ini. Perawat pun masuk dengan wajah kusut mungkin karena bau ulkus dari
Nn.Y, tampak dari wajah perawat ini wajah yang tidak tulus dan jijik melihat
keadaan kaki Nn.Y. Perawat pun melakukan tindakan, perawat mengukur TTV
Nn.Y dengan teliti, mengobservasi keadaan NnY dan akhirnya smapai pada
tindakan Redresing sebelum tindakan tampak perawat melakukan tindakan
proteksi dirinya dan mempersiapkan peralatan redresing tampak perawat sangat
trampil dalam melakukan tindakan. Namun perawat ini jijik sehingga dengan
ketusnya perawat bilang ”Buk buka selimutnya”. Nn.Y balik bertanya ”buat apa
suster”, perawat ini malah makin ketus ”buk mau sembuh atau tidak, jelas lah saya
mau mebersihkan luka ini buk, memangnya ibu bisa sendiri membersihkan luka
ini”. Nn Y dengan agak kesal tapi tidak bisa berbuat banyak hanya bisa bilang
”baik suster” Perawat pun membersihkan luka klien ini dengan wajah yang jijik,
hal ini membuat Nn.Y merasa tersinggung tindakan pergung dan merasa malu
terhadap apa yang dia derita, karena tindakan perawat ini agak kasar membuat Nn
Y merasa kesakitan tampak wajah NnY meringis dan kakinya banyak bergerak.
Hal ini mebuat Perawat malah memarahi klien ” Buk kakinya jangan digerakan
dong, Ibuk ini bagaimana sich.Tanhan sakitnya buk kok cengeng gitu jadi orang”.
Hal ini sentak membuat NnY terpaksa menahan sakit karena Nn Y taku di marahi
lagi.
Sekitar 5 menit akhirnya perawat ini selesai membersihkan luka dengan
cekatan , kaki klien sudah tidak bau lagi dan tampak bersih Yang kemudian di
balut dengan kasa. Dan perwat membereskan pekerjaan. ” Buk lukanya sudah
2
dibersihkan ini obat ibuk minum ya setelah makan” kemudian perawat tersebut
langsung pergi. Tetapi Nn.Y ini mau mengatakan sesuatu kepada perawat tersebut.
”Suster terimakasih ya, kaki saya suster bersihkan dengan baik sehingga tampak
bersih dan tidak bau”. Spontan perawat tersebut terkejut dan sadar dan sedikit
merasa malu karena sikapnya.
2. ANALISA KASUS
Dari kasus diatas dapat disimpulkan kalau perawat yang memberikan
asuhan kepada Nn.Y memiliki kompetensi dan keterampilan di bidangnya, namun
semua itu tidak cukup untuk menjadi pribadi yang profesional, perawat ini
memiliki kemampuan (Hard Skill) yang tinggi namun kurang pada soft skill nya ,
perawat belum mampu berinteraksi dengan baik dengan klien yaitu Nn.Y, ini
tampak pada raut wajah, sikap yang tidak empati, dan kasar. Perawat ini sering
membentak sehingga Nn Y takut terhadap perawat ini Harusnya perawat dan
Klien adalah mitra yang kedudukanya harus sejajar. Dan perawat harus
menganggap itu dan harus memiliki rasa tanggung jawab terhadap klien supaya
klien mencapai kesejahteraan kesehatan dan merasa nyaman setelah dilakukan
tindakan oleh perawat.
Inti dari kasus ini adalah perawat tidak menunjukan kemampuan sof skill
untuk berinteraksi dengan Nn.Y, namun Nn.Y ini walaupun dikasari oleh perawat
malah memberikan reward kepada perawat dengan ucapan terima kasih pada
perawat, namun perawat baru sadar, harusnya perawat senang dan puas
melakukan tindakan tetapi karena soft skill yang kurang, kepuasan hati tidak ada
dan perawat malu dan langsung pergi
.
3. PEMBAHASAN KASUS
Soft skill adalah Keterampilan seseorang dalam berhubungan dengan
orang lain (Interpersonal Skills) dan keterampilan mengatur dirinya sendiri ( Intra
personal Skills) yang mampu mengembangkan secara maksimal unjuk kerja
(performans) seseorang.
Pengertian soft skills adalah keterampilan non teknis (non hard skill) yang
dapat melengkapi kemampuan akademik membentuk generic dan ransferable
skills (Nursalam, 2006)
3
Beberapa atribut Soft Skills (Nursalam, 2006):
Menunjukkan hubungan interpersonal yang efektif
Menunjukkan strategi manajemen diri
Bekerjasama dalam tim
Penyelesaian permasalahan secara kreatif
Pengambilan keputusan
Berkooperasi dengan yang lain
Interaktif di tempat kerja
Bertanggungjawab terhadap perusahaan
Terbuka menerima bimbingan
Mampu bekerja pada lingkungan yang beragam
Mampu meresolusikan konflik
DAFTAR KEMAMPUAN SOFT SKILL
Kejujuran
Tanggung jawab
Berlaku adil
Kemampuan bekerja sama
Kemampuan beradaptasi
Kemampuan berkomunikasi
Toleran
Hormat terhadap sesama
Kemampuan mengambil keputusan
Kemampuan memecahkan masalah,
Soft Skill penting pada pekerjaan perawat karena:
Ners berhubungan dengan klien
Sikap, etika dan karaakter sangat penting dalam tugas ners.
Hubungan Intra dan interpersonal yang sangat kental.
Berdasarkan penjelasan konsep soft skill diatas jika dihubungkan dengan kasus NnY,
tersirat bahwa kalau sikap perawat menggambarkan tidak soft skill terhadap klien
(Nn.Y) ini tampak kalau perawat tidak memiliki keterampilan interpersonal yang
4
baik perawat ini memang memiliki keterampilan, kecerdasan dan kemampuan yang
baik dalam membersihkan luka namun sikap, dan etika perawattidak disukai oloeh
Nn.Y bahkan Klien ini sempat takut. Ini tidak menggambarkan keahlian soft skill.
5
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Perawat dalam kasus ini memiliki keterampilan yang baik dalam Hard Skill
dalam tindakan redresing, namun itu semua tidak cukup karena sikap dari perawat
dalam berhubungan dengan klienya tidak baik dengan sikap yang kasar, dan membuat
klien marah bukan peran perawat sesungguhnya, dalam kasus ini walaupun klien
mengucapkkan terimakasih, teapi tujuan klien ini supaya perawat sadar kalau, soft
skill dalam dunia perawat sangap penting, dan soft skill lebih penting dari hard skill
ini dibuktikan dengan kemampuan soft skill 80% membuat orang berhasil, sedangkan
hard skill hanya 20 %
6
DAFTAR PUSTAKA
Elfindri, Elmiasana, Mitayani, dkk. 2009. Soft Skills Panduan bagi Bidan dan
Perawat. Baduaose Media. Padang.
http//www.google.co.id.softskill
7