soal

6
Patofisiologi Dehidrasi pediatrik (anak) paling sering disebabkan oleh gastroenteritis, yang ditandai oleh adanya muntah dan diare. Namun, penyebab dehidrasi lainnya bisa jadi karena kurangnya intake oral akibat adanya penyakit seperti stomatitis, kehilangan cairan yang tidak disadari akibat demam, atau diuresis osmotik akibat diabetes melitus yang tak terkontrol. Istilah dehidrasi dan deplesi (pengurangan) volume sering digunakan secara bergantian untuk menjelaskan peristiwa berkurangnya cairan intravaskuler. Tapi penting untuk diketahui bahwa dehidrasi berbeda dengan pengurangan volume. Pengurangan volume merupakan pemyusutan dari total plasma intravaskuler sedangkan dehidrasi merupakan hilangnya air bebas pada plasma yang tidak sebanding dengan hilangnya natrium, yang merupakan zat terlarut utama dalam intravaskuler. Pembedaan ini sangat penting karena pengurangan volume dapat terjadi dengan atau tanpa dehidrasi. Begitu juga dengan dehidrasi. Dapat terjadi dengan atau tanpa pengurangan volume. Pada anak yang mengalami tanda-tanda dehidrasi, penyebab yang sebenarnya selalu mendasari hal ini adalah proses pengurangan volume cairan, bukan dehidrasi itu sendiri. Kadar natrium intravaskuler pada pasien seperti ini biasanya normal, hal ini terjadi karena keseluruhan isi plasma mengalami pengurangan . Zat terlarut (natrium) dan pelarut (air) sama-sama berkurang dalam proporsi yang sama. Penyebab pengurangan yang bersamaan ini adalah muntah dan diare. Kelompok usia anak, terutama yang berusia lebih muda dari 4 tahun, lebih mudah mengalami pengurangan volume cairan yang terjadi akibat muntah, diare, atau peningkatan insesible water loss. Kehilangan cairan yang signifikan dapat terjadi dengan cepat. Pergantian cairan dan zat terlarut pada bayi dan anak bisa mencapai 3 kali lipat orang dewasa. Hal ini disebabkan oleh hal berikut: Pada anak, laju metabolismenya masih tinggi Luas permukaan tubuh yang lebih besar dari indeks masa tubuh Tubuh anak kecil mengandung lebih banyak air Air menyusun 70% berat tubuh bayi, 65% berat tubuh anak dan 60% berat tubuh orang dewasa.

Upload: dimas

Post on 04-Sep-2015

217 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

S

TRANSCRIPT

PatofisiologiDehidrasi pediatrik (anak) paling sering disebabkan oleh gastroenteritis, yang ditandai oleh adanya muntah dan diare. Namun, penyebab dehidrasi lainnya bisa jadi karena kurangnya intake oral akibat adanya penyakit seperti stomatitis, kehilangan cairan yang tidak disadari akibat demam, atau diuresis osmotik akibat diabetes melitus yang tak terkontrol.

Istilah dehidrasi dan deplesi (pengurangan) volume sering digunakan secara bergantian untuk menjelaskan peristiwa berkurangnya cairan intravaskuler. Tapi penting untuk diketahui bahwa dehidrasi berbeda dengan pengurangan volume. Pengurangan volume merupakan pemyusutan dari total plasma intravaskuler sedangkan dehidrasi merupakan hilangnya air bebas pada plasma yang tidak sebanding dengan hilangnya natrium, yang merupakan zat terlarut utama dalam intravaskuler. Pembedaan ini sangat penting karena pengurangan volume dapat terjadi dengan atau tanpa dehidrasi. Begitu juga dengan dehidrasi. Dapat terjadi dengan atau tanpa pengurangan volume.

Pada anak yang mengalami tanda-tanda dehidrasi, penyebab yang sebenarnya selalu mendasari hal ini adalah proses pengurangan volume cairan, bukan dehidrasi itu sendiri. Kadar natrium intravaskuler pada pasien seperti ini biasanya normal, hal ini terjadi karena keseluruhan isi plasma mengalami pengurangan . Zat terlarut (natrium) dan pelarut (air) sama-sama berkurang dalam proporsi yang sama. Penyebab pengurangan yang bersamaan ini adalah muntah dan diare.

Kelompok usia anak, terutama yang berusia lebih muda dari 4 tahun, lebih mudah mengalami pengurangan volume cairan yang terjadi akibat muntah, diare, atau peningkatan insesible water loss. Kehilangan cairan yang signifikan dapat terjadi dengan cepat. Pergantian cairan dan zat terlarut pada bayi dan anak bisa mencapai 3 kali lipat orang dewasa. Hal ini disebabkan oleh hal berikut: Pada anak, laju metabolismenya masih tinggi Luas permukaan tubuh yang lebih besar dari indeks masa tubuh Tubuh anak kecil mengandung lebih banyak air

Air menyusun 70% berat tubuh bayi, 65% berat tubuh anak dan 60% berat tubuh orang dewasa.

Mempertimbangkan NatriumPengurangan volume cairan bisa terjadi bersamaan dengan hiponatremia. Hal ini ditandai oleh adanya pengurangan volume plasma yang disertai oleh kelebihan air bebas. Kondisi seperti ini dapat terjadi pada seorang anak yang mengalami diare lalu diberikan air biasa sebagai pengganti cairan yang hilang. Hal ini menyebabkan air bebas meningkat dalam tubuh, namun natrium dan zat terlarut lainnya tidak mengalami penggantian.

Pada hiponatremia yang disebabkan oleh pengurangan volume, pasien kelihatan lebih sakit secara klinis meskipun itu tidak sesuai dengan banyaknya volume cairan yang hilang. Derajat hilangnya cairan akibat pengurangan volume terkadang ditaksir terlalu tinggi. Kadar natrium plasma yang kurang dari 120 mEq/L dapat mengakibatkan kejang. Jika air bebas yang berada di intravaskuler tidak dikoreksi selama proses pergantian cairan, maka akan terjadi pergeseran air bebas menuju kompartemen cairan intraseluler yang dapat berakibat pada edema serebral.

Pada pasien yang mengalami dehidrasi sejati, volume plasma mengalami pengurangan yang tidak sebanding dengan hilangnya air bebas yang lebih banyak. Hal bisa terjadi pada seorang anak yang mengalami diare lalu cairan tubuhnya yang hilang digantikan dengan sup yang hipertonis, susu, campuran air soda, atau formula cairan lain yang tidak tepat. Volume plasma memang mengalami perbaikan, namun air bebas dalam plasma belum terkoreksi.

Kondisi seperti itu dapat menyebabkan hipernatremia. Seperti halnya dengan hiponatremia, hipernatremia dapat menyebabkan gangguan sistem saraf pusat (SSP) yang serius. Kalau pada hiponatremia terjadi edema serebral, maka pada hipernatremia terjadi penyusutan serebral. Hal ini dapat mengakibatkan perdarahan intraserebral, kejang, koma, dan kematian. Sedangkan koreksi hipernatremia yang terlalu cepat bisa juga mengakibatkan edema serebral. Karena alasan inilah maka, restorasi volume cairan tubuh haru silakukan secara bertahap selama 24 jam atau lebih. Restorasi yang bertahap mencegah terjadinya pergeseran cairan melewati sawar darah otak dan kompartemen intraseluler.

Mempertimbangkan kaliumPergeseran kalium di antara kompartemen intraseluler dan ekstraselular terjadi lebih lambat dibandingkan pergeseran air bebas. Kadar kalium dama serum belum tentu menunjukkan kadar kalium intraseluler. Meskipun defisit kalium terjadi pada semua pasien dengan pengurangan volume, biasanya hal tersebut tidaklah signifikan. Namun, kegagalan dalam mengkoreksi defisit kalium selama proses pengembalian cairan dapat berakibat pada hipokalemia yang menimbulkan manifestasi klinis. Penggantian kalium sebaiknya tidak dilakukan hingga ada bukti bahwa output urin sudah adekuat.

Masalah Asam-BasaGangguan keseimbangan asam-basa dapat terjadi selama proses pengurangan volume. Metabolik asidosis sering ditemukan, terutama pada bayi. Mekanisme terjadinya asidosis metabolik meliputi proses hilangnya bikarbonat melalui tinja dan produksi badan keton. Hipovolemia menyebabkan penurunan perfusi jaringan dan peningkatan produksi asam laktat. Penurunan perfusi ginjal menyebabkan penurunan laju filtrasi glomerulus yang pada gilirannya akan menyebabkan penurunan ekskresi ion hidrogen. Semua faktor ini bila dikombinasikan akan menyebabkan asidosis metabolik.

Pada kebanyakan pasien, asidosis yang ringan dapat dengan mudah diatasi dengan restorasi cairan. Peningkatan perfusi ginjal akan memperlancar proses ekskresi ino hidrogen melalui urin. Dan pemberian cairan yang mengandung glukosa dapat menurunkan produksi benda keton.

EtiologiMuntah dapat diebsbkan oleh gangguan sistem saraf pusat, gastrointestinal, endokrin atau proses di ginjal. Muntah psikogenik tidak pernah ditemukan pada bayi dan sangat jarang pada anak. Gangguan SSP yang sering menyebabkan muntah adalah proses infeksi dan adanya massa pada SSP.Gangguan gastrointestinal yang menyebabkan muntah antara lain: Gastroenteritis Obstruksi Hepatitis Gagal hati Apendisitis Pertonitis Intususepsi Volvulus Stenosis pilori Keracunan obatGangguan endokrin yang menyebabkan muntah antara lain: Ketoasisdosis diabetikum Hipoplasia adrenal kongenital Krisis AddisonGangguan ginjal yang dapat menyebabkan muntah antara lain: Infeksi Pielonefritis Gagal ginjal Asidosis tubular ginjal

Diare dapat disebabkan oleh gangguan GI atau endokrin atau kecemasan. Gangguan GI yang menyebabkan diare antara lain: Gastroenteritis Malabsorpsi Intususepsi Irritable Bowel Inflamatory bowel disease Shor gut syndromeGangguan endokrin yang dapat menyebabkan diare antara lain: Tirotoksikosis Hipoplasia adrenal kongenital Krisis addison Enteropati diabetik

Pengurangan volume yang tidak disebabkan oleh muntah dan diare dapat diakibatkan oleh gangguan renal atau ekstrarenal. Gangguan renal termasuk penggunaan diuretik, asisdosis tubular ginjal, dan gangguan ginjal (seperti trauma obstruksi, nefritis boros-natrium). Efek dari diabetes insipidus, hipotiroidisme, dan insufisuensi ginjal juga termasuk dalam kategori ini.

Penyebab deplesi volume ekstrarenal antara lain: Ekstravasasi cairan intravaskuler ke dalam ruang potensial seperti pada peritonitis, pankreatitis, sepsis, dan gagal hati Insesible water loss akibat demam, berkeringat, terbakar, atau proses pulmonal Kurangnya intake oral Perdarahan

IkhtisarDehidrasi yang berasal dari deplesi volume merupakan komplikasi yang paling sering ditemukan pada pasien anak yang masuk ke unit gawat darurat. Pendeteksian dan penanggulangan dini sangat penting untuk mencegah perkembangan penyakit ke arah syok dan gangguan kardiovaskuler.

Pada kebanyakan kasus, deplesi volume pada anak disebabkan oleh kehilangan cairan akibat muntah atau diare. Pada pemeriksaan fisik, sejumlah temuan klinis dapat digunakan untuk menentukan derajat dehidrasi. Pemeriksaan laboratorium tidak terlalu sering digunakan untuk mendiagnosis dehidrasi ringan, tapi hal ini sangat dianjurkan pada pasien dehidrasi berat.

Deplesi volume ringan atau sedang dapat diterapi dengan dehidrasi oral. Terapi cairan intravena diguanakan bila terapi oral gagal atau deplesi volumenya terlampau berat.

EpidemiologiDehidrasi pediatrik, terutama yang disebabkan oleh gastroenteritis, meruapakn keluhan yang sering ditemukan pada unit gawat darurat. Setiap tahun, sekitar 200.000 pasien masuk dan 300 kematian disebabkan oleh gastroenteritis.

Di seluruh dunia, menurut CDC, untuk anak yang berusia di bawah 5 tahun, insidensi penyakit diarenya mencapai 1,5 milyar, sedangkan yang mati sekitar 1,5 hingga 2,5 juta jiwa. Meskipun angka ini mengejutkan, sesungguhnya catatan ini lebih baik dibandingkan pada tahun 1980-an di mana jumlah kematian mencapai 5 juta jiwa.

Bayi dan anak lebih ,udah mengalami deplesi volume jika dibandingkan orang dewasa. Namun secara umum, pasien anak yang mengalami deplesi volume memiliki prognosis yang baik bila diterapi secara adekuat.Manajemen terapi cairan yang tidak tepat dapat meningkatkan morbiditas pada pasien dehidrasi.1. Seorang wanita usia 50 tahun datang berobat membawa hasil medical check up SGOT: 42, SGPT: 178, gamma GT: 178, GDP: 110 s/dL, 2JPP: 140s/dL, kolestrol 289 s/dL, trigliserida 250 s/dL, HDL: 34 s/dl, dan LDL: 146 s/dL.Pada pemeriksaan fisik didapatkan penderita obese. TD 120/80 mmHg, non ikterik, tidak ada tanda-tanda stigmata penyakit hati kronik. Hepar 2cm BAC, lien tidak teraba.Kemungkinan diagnosis pada penderita ini adalah:a. Sindroma metabolikb. DMT2c. Hpt st 1d. Non alkoholik fatty liver disease (NAFLD)e. Storage disease2. Seorang pria usia 21 tahun, dirujuk dengan keterangan hepatitis C.Pasien sendiri hanya merasa kadang agak lemas dan demam pada akhir-akhir ini.Tidak ada mual, sakit perut (-)Pasien sebelumnya pengguna obat narkotika suntik yang telah berhenti 5 tahun laluPada pemeriksaan jasmani hanya ditemukan hepatomegali ringanHasil laboratorium:Anti HCV (+)SGOT 57Hb 12,4Platelet 131.000Anti HIV (+)SGPT 78Leukosit 5300Masalah pada pasien diatas adalaha. Hepatitis C, infeksi HIV, bisitopeniab. Hepatitis C, AIDS, bisitopeniac. Hepatitis C, infeksi HIV, sirosis hatid. Hepatitis C, AIDS, curiga demam berdarah denguee. Bukan salah satu diatas3. Seorang laki-laki 50 tahun dibawa ke IGD dengan perut membesar dan muntah. Perut membesar sejak 1 tahun yang lalu, muntah sejak 1 minggu yang lalu, BAB berwarna hitam disangkal. Pada pemeriksaan fisik didapatkan nyeri tekan di daerah epigastrium, hepar teraba 4cm BAC, lien tidak teraba. Hasil laboratorium didapatkan Hb 13,5 leukosit 7800, trombosit 244000, SGOT 42, SGPT 47, albumin 2,8 dan globulin 3,8. Langkah diagnostik yang menjadi prioritas selanjutnya pada pasien diatasa. Endoskopib. USG abdomenc. Pemeriksaan amilase lipased. Pemeriksaan MACPe. Tidak perlu dilakukan pemeriksaan tambahan karena diagnosis HCC sudah dapat ditegakkan

[email protected][email protected]