soal-soal oasis edisi 13

Upload: tiffany-smith

Post on 06-Jan-2016

267 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

oasis

TRANSCRIPT

Oasis _ Pemotongan/Pemungutan PPh

SOAL-SOAL OASISPEMOTONGAN/PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILANEdisi 13

PPh PASAL 4 ayat (2)Pengalihan Hak atas Tanah dan/atau BangunanSoal 1Pengalihan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan yang Dilakukan Antara Dua Wajib Pajak Orang Pribadi

Pada tanggal 12 Agustus 2013 Theo James menjual rumahnya di kawasan Palo Alto Residence Bogor kepada Tris Taylor. NJOP atas tanah dan bangunan tersebut yang tertera pada SPPT PBB Tahun 2013 adalah Rp1.500.000.000,00. Harga transaksi yang disepakati adalah Rp1.700.000.000,00. Theo James dan Tris Taylor sepakat untuk melakukan penandatanganan Akta Jual Beli pada tanggal 15 Agustus 2013 di hadapan PPAT Antonia Mcd, S.H., M.Kn.

Bagaimana kewajiban PPh atas transaksi penjualan rumah tersebut?

Jawab:Atas penghasilan yang diterima oleh Theo James dari pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan wajib dibayar PPh Pasal 4 ayat (2) yang bersifat final.

Besarnya PPh yang wajib dibayar adalah:5% x Rp1.700.000.000,00 = Rp85.000.000,00.

Kewajiban Theo James atas transaksi tersebut adalah:1. Melakukan penyetoran PPh Pasal 4 ayat (2) dengan menggunakan SSP sebesar Rp85.000.000,00 paling lambat tanggal 15 Agustus 2013 sebelum ditandatanganinya Akta Jual Beli;2. Mengajukan formulir penelitian Surat Setoran Pajak ke Kantor Pelayanan Pajak yang wilayah kerjanya meliputi letak tanah dan/atau bangunan yang dialihkan haknya;3. Melaporkan penyetoran PPh Pasal 4 ayat (2) atas transaksi tersebut dalam SPT Masa PPh Pasal 4 ayat (2) Masa Pajak Agustus 2013 paling lambat tanggal 20 September 2013.

Sebelum menandatangani Akta Jual Beli, Antonia Mcd, S.H., M.Kn. selaku PPAT wajib memastikan terpenuhinya kewajiban PPh atas penghasilan dari pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan oleh Theo James dengan bukti fotokopi SSP yang telah diteliti oleh KPP.

Soal 2Pengalihan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan kepada Pemerintah guna Pelaksanaan Pembangunan

Dinas Perhubungan dan Transportasi melakukan pembelian tanah di Bogor untuk pembangunan kantor baru. Nilai tanah berdasarkan keputusan pejabat pengadaan adalah Rp750.000.000,00. Nicholas Cage sebagai pemilik tanah bersedia menjual dengan harga tersebut. Nia Daniati sebagai Bendahara Dinas Perhubungan dan Transportasi membayar sejumlah Rp750.000.000,00 pada tanggal 13 Juni 2013 kepada Nicholas Cage atas pembelian tanah tersebut.

Bagaimana kewajiban pemotongan atau pemungutan PPh atas pembelian tanah tersebut?

Jawab:Atas penghasilan dari pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan yang diterima oleh Nicholas Cage wajib dipungut PPh Pasal 4 ayat (2) yang bersifat final oleh Nia Daniati sebagai Bendahara Dinas Perhubungan dan Transportasi.

Besarnya PPh yang wajib dipungut adalah 5% x nilai pengalihan.

Nilai pengalihan yang menjadi dasar pengenaan pajak atas transaksi pengalihan hak kepada pemerintah adalah nilai berdasarkan keputusan pejabat yang bersangkutan.

Besarnya pemungutan PPh Pasal 4 ayat (2) adalah:5% x Rp750.000.000,00 = Rp37.500.000,00.

Kewajiban Nia Daniati sebagai bendahara adalah:1. Melakukan pemungutan PPh Pasal 4 ayat (2) sebesar Rp37.500.000,00;2. Melakukan penyetoran PPh Pasal 4 ayat (2) tersebut dengan menggunakan SSP yang telah diisi nama Nicholas Cage dan ditandatangani oleh bendahara sebelum dilakukan pembayaran;3. Melaporkan pemungutan PPh Pasal 4 ayat (2) atas transaksi tersebut dalam SPT Masa PPh Pasal 4 ayat (2) Masa Pajak Juni 2013 paling lambat tanggal 22 Juli 2013.

Soal 3Pengalihan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan kepada Pemerintah guna Pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan Umum yang Memerlukan Persyaratan Khusus

Dalam rangka proyek pembangunan bandar udara, Kementerian Perhubungan akan melakukan pembebasan tanah. Tanah milik Bryan Adams merupakan salah satu tanah yang terkena pembebasan tersebut. Nilai ganti rugi per meter persegi ditetapkan sebesar Rp700.000,00. Bagaimana perlakuan PPh atas pembebasan tanah tersebut?

Jawab:Penghasilan dari pembebasan tanah oleh pemerintah guna pelaksanaan pembangunan untuk kepentingan umum yang memerlukan persyaratan khusus yaitu untuk proyek-proyek:1. Jalan umum;2. Saluran pembuangan air, waduk, bendungan dan bangunan pengairan lainnya, saluran irigasi;3. Pelabuhan laut;4. Bandar udara;5. Fasilitas keselamatan umum seperti tanggul penanggulangan bahaya banjir, lahar dan bencana lainnya; dan6. Fasilitas Angkatan Bersenjata Republik Indonesia, dikecualikan dari kewajiban pembayaran atau pemungutan PPh atas penghasilan dari pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan.Penghasilan yang diterima oleh Bryan Adams dari pembayaran ganti rugi tanah tersebut dikecualikan dari kewajiban pembayaran atau pemungutan PPh atas penghasilan dari pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan. Pengecualian dari kewajiban pembayaran atau pemungutan PPh atas penghasilan dari pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan tersebut diberikan secara langsung tanpa Surat Keterangan Bebas.

Soal 4Pengalihan BTS

PT Sinyal Jernih TelMichaelmunikasi melakukan penjualan salah satu menara telMichaelmunikasi yang dimilikinya di kota Padang kepada PT Puting Beliung TelMichaelmunikasi seharga Rp.600.000.000,00. Transaksi tersebut dibuatkan perjanjian jual beli oleh PPAT Theo James Tornado yang berkantor di Jl. Pramuka No. 48 Padang yang oleh kedua belah pihak perjanjian tersebut ditandatangani pada tanggal 16 September 2013. Atas transaksi tersebut dilakukan pembayaran oleh PT Puting Beliung TelMichaelmunikasi kepada PT Sinyal Jernih TelMichaelmunikasi pada tanggal 16 September 2013.

Menara telMichaelmunikasi milik PT Sinyal Jernih TelMichaelmunikasi tersebut dibangun di atas tanah yang disewa dari masyarakat dan bukan dibangun di atas tanah milik PT Sinyal Jernih TelMichaelmunikasi dengan tujuan penghematan biaya pembelian lahan tanah.

Bagaimanakah kewajiban Pajak Penghasilan terkait transaksi tersebut?

Jawab:Ketentuan peraturan yang berlaku menyatakan bahwa menara telMichaelmunikasi termasuk dalam definisi bangunan, oleh karena itu penjualan menara telMichaelmunikasi merupakan penjualan bangunan yang dikenakan Pajak Penghasilan Pasal 4 ayat (2) yang bersifat final atas pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan.

Besarnya Pajak Penghasilan Pasal 4 ayat (2) yang bersifat final yang wajib dibayar adalah:5% x Rp600.000.000,00 = Rp30.000.000,00

Kewajiban PT Sinyal Jernih TelMichaelmunikasi atas transaksi tersebut adalah:1. Melakukan penyetoran Pajak Penghasilan Pasal 4 ayat (2) dengan menggunakan Surat Setoran Pajak sebesar Rp.30.000.000,00 paling lambat tanggal 16 September 2013 sebelum PPAT menandatangani akta perjanjian jual beli;2. Mengajukan formulir penelitian Surat Setoran Pajak ke Kantor Pelayanan Pajak yang wilayah kerjanya meliputi letak menara telMichaelmunikasi tersebut berada;3. Melaporkan penyetoran Pajak Penghasilan Pasal 4 ayat (2) atas transaksi tersebut dalam SPT Masa Pajak Penghasilan Pasal 4 ayat (2) Masa Pajak September 2013 paling lambat tanggal 21 Oktober 2013.

Sebelum menandatangani akta perjanjian jual beli tersebut Theo James Tornado selaku PPAT wajib memastikan terpenuhinya kewajiban PPh atas penghasilan dari pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan oleh PT Sinyal Jernih TelMichaelmunikasi dengan bukti SSP yang telah diteliti oleh KPP.

Soal 5Pengalihan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan Karena Warisan

Johnny Depp, meninggal pada tanggal 16 Juli 2013. Johnny Depp meninggalkan seorang istri, Anne Allison dan 2 orang anak, Thoms Depp dan Leonard Depp. Harta warisan yang ditinggalkan oleh Johnny Depp adalah 3 unit rumah yang terletak di Jakarta, Bogor, dan Tangerang dengan nilai masing-masing Rp600.000.000,00, Rp500.000.000,00, dan Rp300.000.000,00.

Pembagian harta warisan berdasarkan Surat Keterangan Waris adalah sebagai berikut:1. Rumah yang terletak di Jakarta diberikan kepada Anne Allison;2. Rumah yang terletak di Bogor diberikan kepada Thoms Depp;3. Rumah yang terletak di Tangerang diberikan kepada Leonard Depp.

Para ahli waris sepakat atas harta warisan tersebut kesemuanya akan diberikan kepada anak yang termuda, Leonard Depp. Akta Hibah ditandatangani tanggal 10 Oktober 2013 dihadapan PPAT Syahrini Bumi, S.H., M.Kn.

Bagaimana kewajiban PPh atas serangkaian peristiwa pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan tersebut?

Jawab:Penghasilan dari pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan karena warisan dikecualikan dari kewajiban pembayaran PPh atas Penghasilan dari pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan. Mekanisme pengecualiannya diberikan melalui penerbitan Surat Keterangan Bebas yang diajukan ke KPP tempat Johnny Depp terdaftar atau bertempat tinggal.

Setelah proses pewarisan selesai dan para ahli waris menerima haknya masing-masing, maka pada saat rumah yang diterima oleh Anne Allison dan Thoms Depp diberikan kepada Leonard Depp: pengalihan hak atas rumah yang terletak di Jakarta dari Anne Allison kepada Leonard Depp merupakan hibah yang diberikan kepada keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajat yang dikecualikan dari kewajiban pembayaran PPh atas penghasilan dari pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan, yang mekanisme pengecualiannya diberikan melalui penerbitan Surat Keterangan Bebas.

Anne Allison sebagai pihak yang mengalihkan tanah dan/atau bangunan harus mengajukan permohonan Surat Keterangan Bebas ke KPP tempat Anne Allison terdaftar dengan dilampiri Surat Pernyataan Hibah; pengalihan hak atas rumah yang terletak di Bogor dari Thoms Depp kepada Leonard Depp merupakan hibah yang tidak dikecualikan dari kewajiban pembayaran PPh atas penghasilan dari pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan, sehingga Thoms Depp sebagai pihak yang mengalihkan wajib membayar PPh sebesar 5% x Rp500.000.000,00 = Rp25.000.000,00.

Kewajiban Thoms Depp atas pengalihan hak atas rumah yang terletak di Bogor kepada Leonard Depp adalah:1. Melakukan penyetoran PPh Pasal 4 ayat (2) dengan menggunakan SSP sebesar Rp25.000.000,00 paling lambat tanggal 10 Oktober 2013 sebelum ditandatanganinya Akta Hibah;2. Mengajukan formulir penelitian Surat Setoran Pajak ke Kantor Pelayanan Pajak yang wilayah kerjanya meliputi letak tanah dan/atau bangunan yang dialihkan haknya;3. Melaporkan penyetoran PPh Pasal 4 ayat (2) atas transaksi tersebut dalam SPT Masa PPh Pasal 4 ayat (2) Masa Pajak Oktober 2013 paling lambat tanggal 20 November 2013.

Sebelum menandatangani Akta Hibah, Syahrini Bumi, S.H., M.Kn. selaku PPAT wajib memastikan terpenuhinya kewajiban PPh atas penghasilan dari pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan tersebut dengan bukti:1. SKB atas nama Anne Allison, untuk Akta Hibah dari Anne Allison kepada Leonard Depp;2. Fotokopi SSP sebesar Rp25.000.000,00 atas nama Thoms Depp yang telah diteliti oleh KPP, untuk Akta Hibah dari Thoms Depp kepada Leonard Depp.

Soal 6Perjanjian Pengikatan Jual Beli (PPJB)

PT Omah Ayem merupakan pengembang Perumahan Notting Hills di Medan melakukan PPJB dengan Albert Eninstein untuk 1 unit rumah di Blok A.10 Perumahan Notting Hills seharga Rp1.500.000.000,00. Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) atas tanah dan bangunan tersebut yang tertera pada SPPT PBB Tahun 2013 adalah Rp1.500.000.000,00. Perjanjian Perikatan Jual Beli (PPJB) ditandatangani dihadapan notaris Mawarati , S.H., C.N. pada tanggal 10 Januari 2013 dengan Nomor 02. Dalam PPJB tersebut terdapat klausul yang menyatakan bahwa apabila pembeli membatalkan PPJB sebelum ditandatanganinya Akta Jual Beli, maka pembeli harus membayar penalti sebesar 1% dari harga rumah.

Tanggal 7 Juni 2013, Albert membatalkan PPJB tersebut dan sesuai klausul penalti dalam PPJB maka Albert Eninstein harus membayar penalti kepada PT Omah Ayem sebesar Rp15.000.000,00.

Selanjutnya oleh PT Omah Ayem, atas unit rumah di Blok A.10 Perumaha Notting Hills dijual kepada Juminem Julaeha seharga Rp1.500.000.000,00. Pada tanggal 13 September 2013 dilakukan penandatanganan Akta Jual Beli rumah tersebut di hadapan PPAT Herman Wasino, S.H., M.Kn.

Bagaimana kewajiban PPh atas serangkaian transaksi tersebut?

Jawab:Saat terjadinya pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan sehubungan dengan penjualan adalah pada saat ditandatanganinya Akta Jual Beli.

Orang pribadi atau badan yang mengalihkan hak atas tanah dan/ atau bangunan wajib membayar sendiri PPh atas penghasilan dari pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan yang bersifat final.

Atas penghasilan dari penjualan rumah di Blok A.10 yang diterima oleh PT Omah Ayem wajib dibayar PPh atas penghasilan dari pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan yang bersifat final.

PPh yang wajib dibayar sendiri oleh PT Omah Ayem adalah:5% x Rp1.500.000.000,00 = Rp75.000.000,00.

Kewajiban PT Omah Ayem adalah:1. Melakukan penyetoran PPh Pasal 4 ayat (2) dengan menggunakan SSP sebesar Rp75.000.000,00 paling lambat tanggal 13 September 2013 sebelum ditandatanganinya Akta Jual Beli;2. Mengajukan permohonan penelitian Surat Setoran Pajak ke Kantor Pelayanan Pajak yang wilayah kerjanya meliputi letak tanah dan/atau bangunan yang dialihkan haknya;3. Melaporkan penyetoran PPh Pasal 4 ayat (2) atas transaksi tersebut dalam SPT Masa PPh Pasal 4 ayat (2) Masa Pajak September 2013 paling lambat tanggal 21 Oktober 2013.

Sebelum menandatangani Akta Jual Beli antara PT Omah Ayem dan Juminem Julaeha, Herman Wasino, S.H., M.Kn. selaku PPAT wajib memastikan pelunasan PPh atas penghasilan dari pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan tersebut dengan bukti fotokopi SSP sebesar Rp75.000.000,00 atas nama PT Omah Ayem yang telah diteliti oleh KPP. Pembayaran penalti yang diterima oleh PT Omah Ayem dari Albert Eninstein sebesar Rp15.000.000,00 merupakan penghasilan yang wajib dilaporkan dalam SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Badan PT Omah Ayem.

Persewaan Tanah dan/atau Bangunan

Soal 7Penentuan Jumlah Bruto Nilai Persewaan Tanah dan/atau Bangunan

PT Global Towerindo merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang persewaan gedung yang bernama Jakarta Tower. PT Hapehape Telecommunication menyewa sebagian ruangan di lantai 11 Jakarta Tower. Harga sewa yang disepakati adalah Rp150.000.000,00 per tahun. Biaya service charge per tahun Rp12.000.000,00 dibayar dimuka. PT Hapehape Telecommunication akan menyewa untuk jangka waktu 1 tahun mulai tanggal 1 Juni 2013 s.d. 31 Mei 2014. Pembayaran dilakukan pada tanggal 31 Mei 2013.

Bagaimana kewajiban pemotongan atau pemungutan PPh atas transaksi tersebut?

Jawab:Penghasilan yang diterima atau diperoleh dari persewaan atas tanah dan/atau bangunan berupa tanah, rumah, rumah susun, apartemen, kondominium, gedung perkantoran, rumah kantor, toko, rumah toko, gudang dan industri, wajib dibayar PPh yang bersifat final sebesar 10% (sepuluh persen) dari jumlah bruto nilai persewaan tanah dan/atau bangunan.

Yang dimaksud jumlah bruto nilai persewaan adalah semua jumlah yang dibayarkan atau terutang oleh penyewa dengan nama dan dalam bentuk apapun juga yang berkaitan dengan tanah dan/ atau bangunan yang disewa termasuk biaya perawatan, biaya pemeliharaan, biaya keamanan, biaya fasilitas lainnya dan service charge baik yang perjanjiannya dibuat secara terpisah maupun yang disatukan.

Atas penghasilan yang diterima oleh PT Global Towerindo dari PT Hapehape Telecommunication wajib dipotong PPh atas penghasilan dari persewaan tanah dan/atau bangunan oleh PT Hapehape Telecommunication.

PPh yang wajib dipotong adalah:10% x (Rp150.000.000,00 + Rp12.000.000,00) = Rp16.200.000,00.

Kewajiban PT Hapehape Telecommunication sebagai pemotong PPh Pasal 4 ayat (2) adalah:1. Melakukan pemotongan PPh Pasal 4 ayat (2) sebesar Rp16.200.000,00 dan memberikan bukti pemotongan PPh Pasal 4 ayat (2) kepada PT Global Towerindo pada saat dilakukannya pemotongan;2. Melakukan penyetoran atas PPh Pasal 4 ayat (2) tersebut paling lambat tanggal 10 Juni 2013;3. Melaporkan pemotongan PPh Pasal 4 ayat (2) atas transaksi tersebut dalam SPT Masa PPh Pasal 4 ayat (2) Masa Pajak Mei 2013 paling lambat tanggal 20 Juni 2013.

Soal 8Pihak Penyewa Merupakan Wajib Pajak Orang Pribadi yang Tidak Ditunjuk sebagai Pemotong PPh

PT Build Ruko selalu menyewakan 1 unit ruko kepada Via Vallen, pemilik salon kecantikan Bonndhing. Harga sewa yang disepakati adalah Rp20.000.000,00 per tahun. Via Vallen menyewa ruko tersebut untuk jangka waktu 1 tahun mulai tanggal 1 September 2013 s.d. 31 Agustus 2014. Pembayaran dilakukan pada tanggal 26 Agustus 2013. Via Vallen tidak termasuk orang pribadi yang ditunjuk sebagai pemotong PPh atas penghasilan dari persewaan tanah dan/atau bangunan.

Bagaimana pengenaan PPh atas transaksi tersebut?

Jawab:Mengingat Via Vallen tidak termasuk sebagai orang pribadi yang ditunjuk sebagai pemotong pajak, maka PPh atas penghasilan yang diterima dari persewaan ruko wajib dibayar sendiri oleh PT Build Ruko.

PPh yang wajib dibayar sendiri adalah:10% x Rp20.000.000,00 = Rp2.000.000,00.

Kewajiban PT Build Ruko adalah:1. Melakukan penyetoran atas PPh Pasal 4 ayat (2) sebesar Rp2.000.000,00 paling lambat tanggal 16 September 2013;2. Melaporkan penyetoran PPh Pasal 4 ayat (2) atas transaksi tersebut dalam SPT Masa PPh Pasal 4 ayat (2) Masa Pajak Agustus 2013 paling lambat tanggal 20 September 2013.

Soal 9Pihak Penyewa Merupakan Wajib Pajak Orang Pribadi yang Ditunjuk sebagai Pemotong PPh

Pieter Vandos adalah seorang dokter spesialis anak yang telah ditunjuk oleh Kepala Kantor Pelayanan Pajak sebagai pemotong PPh atas penghasilan dari persewaan tanah dan/atau bangunan. Pieter Vandos menyewa rumah toko dari Nanang untuk membuka apotik dengan biaya sewa sebesar Rp60.000.000,00 untuk jangka waktu 1 tahun. Pembayaran sewa dilakukan Pieter Vandos pada tanggal 4 Januari 2013.

Bagaimana kewajiban pemotongan atau pemungutan PPh atas transaksi tersebut?

Jawab:Dokter berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-50/PJ./1996 merupakan salah satu profesi orang pribadi yang ditunjuk sebagai pemotong Pajak Penghasilan atas penghasilan dari persewaan tanah dan/atau bangunan. Sehingga Pieter Vandos wajib melakukan pemotongan PPh atas pembayaran sewa rumah tersebut.

PPh yang wajib dipotong oleh Pieter Vandos adalah:10% x Rp60.000.000,00 = Rp6.000.000,00.

Kewajiban Pieter Vandos sebagai pemotong PPh Pasal 4 ayat (2) adalah:1. Melakukan pemotongan PPh Pasal 4 ayat (2) sebesar Rp6.000.000,00 dan memberikan bukti pemotongan PPh Pasal 4 ayat (2) kepada Nanang;2. Melakukan penyetoran atas PPh Pasal 4 ayat (2) tersebut paling lambat tanggal 11 Februari 2013;3. Melaporkan pemotongan PPh Pasal 4 ayat (2) atas transaksi tersebut dalam SPT Masa PPh Pasal 4 ayat (2) Masa Pajak Januari 2013 paling lambat tanggal 21 Februari 2013.

Soal 10Service Charge yang Dibayarkan kepada Pemilik Gedung Melalui Pengelola Gedung yang Bukan Merupakan Pemilik

PT Tinggi Semampai merupakan pemilik gedung perkantoran Duwur Mego Building. Duwur Mego Building merupakan perkantoran yang disewakan untuk umum. Untuk mengelola Duwur Mego Building, PT Tinggi Semampai mengadakan perjanjian kerja sama dengan PT Resik Rapi. PT Resik Rapi berkewajiban untuk mengelola keamanan, kebersihan, dan melakukan perawatan di Duwur Mego Building. PT Resik Rapi menerima fee atas pengelolaan Duwur Mego Building sebesar Rp800.000.000,00 per tahun dari PT Tinggi Semampai. Pembayaran fee tersebut dibayarkan pada tanggal 11 Februari 2013.

Salah satu penyewa di Duwur Mego Building adalah PT Radio Cetar. PT Radio Cetar membayar biaya sewa sebesar Rp200.000.000,00 dan service charge untuk 1 tahun sebesar Rp15.000.000,00. PT Resik Rapi membantu penagihan biaya sewa dan service charge (penyediaan jasa keamanan, kebersihan dan perawatan) kepada para penyewa berdasarkan tagihan yang telah dibuat oleh PT Tinggi Semampai sebagai pemilik Duwur Mego Building. PT Radio Cetar melakukan pembayaran atas tagihan tersebut pada tanggal 28 Februari 2013.

Bagaimana kewajiban pemotongan atau pemungutan PPh atas transaksi tersebut?

Jawab:a. Atas penghasilan yang diterima oleh PT Tinggi Semampai dari persewaan tanah dan/atau bangunan wajib dibayar PPh yang bersifat final atas penghasilan dari persewaan tanah dan/atau bangunan. PT Radio Cetar sebagai penyewa wajib memotong PPh yang bersifat final atas penghasilan dari persewaan tanah dan/atau bangunan yang diterima oleh PT Tinggi Semampai.

Meskipun pembayaran sewa dan service charge diserahkan kepada PT Resik Rapi namun karena PT Radio Cetar menyewa ruangan di Duwur Mego Building milik PT Tinggi Semampai dan penyediaan jasa keamanan, kebersihan dan perawatan tersebut pada prinsipnya merupakan kewajiban PT Tinggi Semampai sebagai pemilik Duwur Mego Building untuk menyediakannya kepada para penyewa termasuk PT Radio Cetar, maka pembayaran sewa dan service charge tersebut merupakan pembayaran yang berkaitan dengan sewa tanah dan bangunan yang wajib dipotong PPh Pasal 4 ayat (2) atas sewa tanah dan/atau bangunan yang bersifat final sebesar 10% oleh PT Radio Cetar.

PPh yang wajib dipotong oleh PT Radio Cetar adalah:= 10% x jumlah bruto nilai persewaan (Rp200.000.000,00 + Rp15.000.000,00)= Rp21.500.000,00

Kewajiban PT Radio Cetar sebagai pemotong PPh Pasal 4 ayat (2) adalah:1. Melakukan pemotongan PPh Pasal 4 ayat (2) sebesar Rp21.500.000,00 dan memberikan bukti pemotongan PPh Pasal 4 ayat (2) kepada PT Tinggi Semampai;2. Melakukan penyetoran atas PPh Pasal 4 ayat (2) tersebut paling lambat tanggal 11 Maret 2013;3. Melaporkan pemotongan PPh Pasal 4 ayat (2) atas transaksi tersebut dalam SPT Masa PPh Pasal 4 ayat (2) Masa Pajak Februari 2013 paling lambat tanggal 20 Maret 2013.

b. Kegiatan pengelolaan Duwur Mego Building yang dilakukan oleh PT Resik Rapi kepada PT Tinggi Semampai termasuk dalam pengertian jasa manajemen yang atas imbalannya wajib dipotong PPh Pasal 23 oleh pihak yang wajib membayarkan.

Atas fee yang dibayarkan kepada PT Resik Rapi wajib dipotong PPh Pasal 23 oleh PT Tinggi Semampai.

Besarnya PPh yang wajib dipotong adalah:= 2% x Rp800.000.000,00 = Rp16.000.000,00.Kewajiban PT Tinggi Semampai sebagai pemotong PPh Pasal 23 adalah:1. Melakukan pemotongan PPh Pasal 23 sebesar Rp16.000.000,00 dan memberikan bukti pemotongan PPh Pasal 23 kepada PT Resik Rapi;2. Melakukan penyetoran atas PPh Pasal 23 tersebut paling lambat tanggal 11 Maret 2013;3. Melaporkan pemotongan PPh Pasal 23 atas transaksi tersebut dalam SPT Masa PPh Pasal 23 Masa Pajak Februari 2013 paling lambat tanggal 20 Maret 2013.

Soal 11Sewa Rumah Kos

Tom Cruise memiliki tanah yang terletak di sebelah Universitas Maju Pemuda Bangsa dengan luas 500 meter persegi. Di atas tanah tersebut telah didirikan bangunan berupa rumah kos 3 lantai yang terdiri dari 20 kamar. Pembayaran sewa kamar kos oleh para penghuni dilakukan paling lambat tanggal 5 setiap bulan. Pada bulan Mei 2013 Tom Cruise menerima penghasilan dari sewa kamar kos sebesar Rp18.000.000,00. Para penghuni kos tersebut kesemuanya adalah mahasiswi Universitas Maju Pemuda Bangsa yang tidak ditunjuk sebagai pemotong PPh atas penghasilan dari persewaan tanah dan/atau bangunan.

Bagaimana pengenaan PPh atas penghasilan yang diterima oleh Tom Cruise dari persewaan kamar kos?

Jawab:Penghasilan yang diterima oleh Tom Cruise dari persewaan kamar kos dikenakan PPh atas penghasilan dari persewaan tanah dan/atau bangunan dengan tarif sebesar 10% dari jumlah bruto pembayaran. Penyewa kamar kos adalah orang pribadi yang bukan merupakan pemotong PPh sehingga Tom Cruise wajib menyetorkan sendiri PPh atas penghasilan dari persewaan tanah dan/atau bangunan tersebut dengan menggunakan SSP.

PPh yang wajib dibayar sendiri adalah:=10% x Rp18.000.000,00 = Rp1.800.000,00.

Kewajiban Tom Cruise adalah:1. Melakukan penyetoran atas PPh Pasal 4 ayat (2) sebesar Rp1.800.000,00 paling lambat tanggal 17 Juni 2013;2. Melaporkan penyetoran PPh Pasal 4 ayat (2) atas transaksi tersebut dalam SPT Masa PPh Pasal 4 ayat (2) Masa Pajak Mei 2013 paling lambat tanggal 20 Juni 2013.

Soal 12Sewa Tanah dan/atau Bangunan yang Disewakan Kembali

Jackie Chan menyewa rumah milik Haji Nicholas Hidayatulloh selama 5 tahun dari tahun Desember 2010 sampai dengan Desember 2015 sebesar Rp200.000.000,00 yang dibayar pada awal sewa. Atas pembayaran sewa tersebut Haji Nicholas Hidayatulloh telah membayar Pajak Penghasilan Pasal 4 ayat (2) yang bersifat final atas penghasilan berupa sewa tanah dan/atau bangunan sebesar Rp20.000.000,00. Dalam perjanjian dimasukkan syarat bahwa Jackie Chan dapat menyewakan kembali rumah yang disewanya tersebut kepada orang lain meskipun tanggung jawabnya tetap berada di Jackie Chan.

Pada bulan Juli 2013 Jackie Chan, tanpa membatalkan sewa dengan Haji Nicholas Hidayatulloh, menyewakan rumah tersebut kepada adik kandungnya Kinan Pali yang berprofesi sebagai pedagang kue sampai dengan Desember 2015 sebesar Rp80.000.000,00 yang dibayar pada tanggal 3 Juli 2013.

Bagaimanakah kewajiban Pajak Penghasilan terkait transaksi sewa antara Jackie Chan dan Kinan Pali tersebut?

Jawab:Meskipun rumah yang disewakan Jackie Chan kepada Kinan Pali adalah rumah yang disewa dari Haji Nicholas Hidayatulloh, namun atas transaksi tersebut tetap termasuk dalam kriteria sewa atas tanah dan/atau bangunan yang dikenai Pajak Penghasilan Pasal 4 ayat (2) yang bersifat final. Dengan demikian atas penghasilan yang diterima oleh Jackie Chandari Kinan Pali tersebut harus dibayar Pajak Penghasilannya.

Mengingat Kinan Pali bukan merupakan pemotong pajak, maka Jackie Chan wajib menyetorkan sendiri Pajak Penghasilan yang terutang tersebut ke KPP tempat dia terdaftar.

Besarnya Pajak Penghasilan yang Pasal 4 ayat (2) yang bersifat final yang wajib disetorkan adalah:10% x Rp80.000.000,00 = Rp8.000.000,00

Kewajiban Jackie Chan atas transaksi tersebut adalah:1. Melakukan penyetoran Pajak Penghasilan Pasal 4 ayat (2) sebesar Rp8.000.000,00 paling lambat tanggal 15 Agustus 2013;2. Melaporkan penyetoran Pajak Penghasilan Pasal 4 ayat (2) atas transaksi tersebut dalam SPT Masa Pajak Penghasilan Pasal 4 ayat (2) Masa Pajak Juli 2013 paling lambat tanggal 20 Agustus 2013.

Soal 13Persewaan Tanah dan/atau Bangunan dengan bentuk Bagi Hasil PT Wangi HTerbang, yang mempunyai bidang usaha perdagangan, membuat perjanjian penggunaan satu lantai di pusat perbelanjaan yang ada di Jakarta milik PT Bangun Karsa. Dalam perjanjian penggunaan tempat berjualan tersebut disepakati PT Wangi HTerbang akan membayar biaya penggunaan dengan cara bagi hasil dengan PT Bangun Karsa dengan dasar persentase tertentu dari omset perbulannya, yaitu sebesar 15% dari omset perbulannya. Pada bulan September 2013 PT Wangi HTerbang mempunyai omset sebesar Rp.500.000.000,00. Pembayaran bagi hasil tersebut dibayar oleh PT Wangi HTerbang setiap minggu pertama bulan berikutnya dan untuk pembayaran bulan September dilakukan pada tanggal 3 Oktober 2013.

Bagaimanakah kewajiban pemotongan dan/atau pemungutan Pajak Penghasilan terkait transaksi penggunaan tempat berjualan antara PT Wangi HTerbang dan PT Bangun Karsa tersebut?

Jawab:Transaksi penggunaan tempat berjualan antara PT Wangi HTerbang dan PT Bangun Karsa tersebut termasuk dalam kriteria persewaan tanah dan/atau bangunan yang dikenai Pajak Penghasilan Pasal 4 ayat (2) yang bersifat final. Dasar pengenaan Pajak Penghasilan atas persewaan tanah dan/atau bangunan adalah jumlah bruto nilai persewaan yaitu semua jumlah yang dibayarkan atau terutang oleh penyewa dengan nama dan dalam bentuk apapun juga yang berkaitan dengan tanah dan/atau bangunan yang disewa termasuk biaya perawatan, biaya pemeliharaan, biaya keamanan, biaya fasilitas lainnya dan service charge baik yang perjanjiannya dibuat secara terpisah maupun yang disatukan. Mengingat dasar pembayaran penggunaan tempat berjualan tersebut adalah persentase tertentu nilai bagi hasil dari omset PT Wangi HTerbang, maka dasar pengenaan Pajak Penghasilan Pasal 4 ayat (2) yang bersifat final atas persewaan tanah dan/atau bangunan atas transaksi tersebut adalah sebesar nilai bagi hasil tersebut.

Sehingga atas transaksi penggunaan tempat berjualan antara PT Wangi HTerbang dan PT Bangun Karsa di bulan September 2013 tersebut dikenai pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 4 ayat (2) yang bersifat final atas persewaan tanah dan/atau bangunan sebesar:10% x (15% x Rp500.000.000,00) = Rp7.500.000,00

Kewajiban PT Wangi HTerbang atas transaksi tersebut adalah:1. Melakukan pemotongan Pajak Penghasilan yang bersifat final atas penghasilan dari persewaan tanah dan/atau bangunan sebesar Rp7.500.000,00 dan memberikan bukti pemotongan Pajak Penghasilan yang bersifat final atas penghasilan dari persewaan tanah dan/atau bangunan kepada PT Bangun Karsa;2. Melakukan penyetoran Pajak Penghasilan Pasal 4 ayat (2) sebesar Rp7.500.000,00 paling lambat tanggal 11 November 2013;3. Melaporkan pemotongan Pajak Penghasilan yang bersifat final atas penghasilan dari persewaan tanah dan/atau bangunan tersebut dalam SPT Masa Pajak Penghasilan Pasal 4 ayat (2) Masa Pajak Oktober 2013 paling lambat tanggal 20 November 2013.

Bunga Simpanan Koperasi dan Dividen

Soal 14Bunga Simpanan Koperasi

Koperasi Bangun Deso membagikan bunga simpanan koperasi kepada anggotanya setiap bulan yang dibayarkan setiap tanggal 25, anggota koperasi yang memperoleh bunga simpanan, antara lain Angel Lelga dan Koperasi Sumber Madha (bukan merupakan koperasi simpan pinjam). Dari data yang ada, Angel Lelga mendapatkan bunga simpanan sebagai berikut: Januari 2013: Rp 350.000,00 Februari 2013: Rp 200.000,00 Maret 2013: Rp 500.000,00 April 2013: Rp 240.000,00 Mei 2013: Rp 250.000,00 Juni 2013: Rp 300.000,00Sedangkan Koperasi Sumber Madha mendapatkan bunga simpanan sebagai berikut: Januari 2013: Rp1.000.000,00 Februari 2013 : Rp 600.000,00 Maret 2013: Rp1.300.000,00 April 2013: Rp 650.000,00 Mei 2013: Rp 700.000,00 Juni 2013: Rp 850.000,00

Bagaimana kewajiban pemotongan atau pemungutan PPh atas bunga simpanan tersebut?

Jawab:Atas penghasilan yang diterima Angel Lelga dari pembagian bunga simpanan koperasi tersebut wajib dipotong PPh yang bersifat final oleh Koperasi Bangun Deso.

Tarif PPh bunga simpanan koperasi yang dibayarkan kepada orang pribadi adalah sebagai berikut: 0% (nol persen) untuk penghasilan berupa bunga simpanan sampai dengan Rp240.000,00 (dua ratus empat puluh ribu rupiah) per bulan; atau 10% (sepuluh persen) dari jumlah bruto bunga untuk penghasilan berupa bunga simpanan lebih dari Rp240.000,00 (dua ratus empat puluh ribu rupiah) per bulan.

Sehingga penghitungan PPh atas bunga simpanan koperasi yang diperoleh Angel Lelga adalah sebagai berikut: Januari 2013: 10% x Rp350.000,00 = Rp35.000,00 Februari 2013: 0% x Rp200.000,00 = Rp 0,00 Maret 2013: 10% x Rp500.000,00 = Rp50.000,00 April 2013: 0% x Rp240.000,00 = Rp 0,00 Mei 2013: 10% x Rp250.000,00 = Rp25.000,00 Juni 2013: 10% x Rp300.000,00 = Rp30.000,00Sedangkan atas penghasilan yang diterima oleh Koperasi Sumber Madha dari pembagian bunga simpanan koperasi tersebut tidak termasuk yang dikenai PPh yang bersifat final. Namun sesuai dengan Pasal 23 ayat (4) UU PPh jo. PMK Nomor 251/PMK.03/2008 Koperasi Sumber Madha bukan merupakan koperasi simpan pinjam, sehingga atas penghasilan bunga simpanan termasuk dalam pengertian bunga yang wajib dipotong PPh Pasal 23 oleh Koperasi Bangun Deso sebesar 15%, sehingga pemotongan PPh Pasal 23 setiap bulannya sebagai berikut: Januari 2013: 15% x Rp1.000.000,00 = Rp150.000,00 Februari 2013: 15% x Rp 600.000,00 = Rp 90.000,00 Maret 2013: 15% x Rp1.300.000,00 = Rp195.000,00 April 2013: 15% x Rp 650.000,00 = Rp 97.500,00 Mei 2013: 15% x Rp 700.000,00 = Rp105.000,00 Juni 2013: 15% x Rp 850.000,00 = Rp127.500,00Kewajiban Koperasi Bangun Deso sebagai pemotong PPh atas pembagian bunga simpanan adalah:1. Melakukan pemotongan PPh Pasal 4 ayat (2) atas bunga simpanan Angel Lelga setiap bulan sebagai berikut: Januari 2013 sebesarRp35.000,00; Februari 2013 sebesarRp 0,00; Maret 2013 sebesar Rp50.000,00; April 2013 sebesarRp 0,00; Mei 2013 sebesar Rp25.000,00; Juni 2013 sebesar Rp 30.000,00.2. Melakukan pemotongan PPh Pasal 23 atas bunga simpanan Koperasi Sumber Madha setiap bulan: Januari 2013 sebesarRp150.000,00; Februari 2013 sebesarRp 90.000,00; Maret 2013 sebesar Rp195.000,00; April 2013 sebesar Rp 97.500,00; Mei 2013 sebesar Rp105.000,00; Juni 2013 sebesar Rp127.500,00.3. Memberikan bukti pemotongan PPh Pasal 4 ayat (2) kepada Angel Lelga dan bukti pemotongan PPh Pasal 23 kepada Koperasi Sumber Rezeki;4. Melakukan penyetoran PPh Pasal 4 ayat (2) paling lambat tanggal: 11 Februari 2013 untuk masa Januari 2013; 11 Maret 2013 untuk masa Februari 2013; 10 April 2013 untuk masa Maret 2013; 10 Mei 2013 untuk masa April 2013; 10 Juni 2013 untuk masa Mei 2013; 10 Juli 2013 untuk masa Juni 2013.dan melakukan penyetoran PPh Pasal 23 yang telah dipotong tersebut paling lambat tanggal: 11 Februari 2013 untuk masa Januari 2013; 11 Maret 2013 untuk masa Februari 2013; 10 April 2013 untuk masa Maret 2013; 10 Mei 2013 untuk masa April 2013; 10 Juni 2013 untuk masa Mei 2013; 10 Juli 2013 untuk masa Juni 2013.5. Melaporkan pemotongan: PPh Pasal 4 ayat (2) dalam SPT Masa PPh Pasal 4 ayat (2) paling lambat tanggal: 20 Februari 2013 untuk Masa Januari 2013; 20 Maret 2013 untuk Masa Februari 2013; 22 April 2013 untuk Masa Maret 2013; 20 Mei 2013 untuk Masa April 2013; 20 Juni 2013untuk Masa Mei 2013; 22 Juli 2013 untuk Masa Juni 2013. PPh Pasal 23 dalam SPT Masa PPh Pasal 23 paling lambat tanggal: 20 Februari 2013 untuk Masa Januari 2013; 20 Maret 2013 untuk Masa Februari 2013; 22April 2013 untuk Masa Maret 2013; 20 Mei 2013 untuk Masa April 2013; 20 Juni 2013 untuk Masa Mei 2013; 22 Juli 2013 untuk Masa Juni 2013.

Soal 15Dividen yang Dibagikan oleh Perusahaan yang Belum Go Public kepada Wajib Pajak Orang Pribadi

PT Merdeka Tanpa Batasmerupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang kehutanan yang berlokasi di Kalimantan dan terdaftar di KPP Pratama Banjarmasin. Karena PT Merdeka Tanpa Batas merupakan perusahaan yang mempunyai kontribusi pembayaran pajak yang besar, maka selain terdaftar sebagai Wajib Pajak lokasi, PT Merdeka Tanpa Batas juga terdaftar di KPP Wajib Pajak Besar Jakarta sebagai KPP tempat pengadministrasian SPT Tahunan PPh badan PT Merdeka Tanpa Batas.

Berdasarkan hasil RUPS tanggal 19 November 2013, PT Merdeka Tanpa Batas akan membagikan dividen kepada para pemegang sahamnya dengan mekanisme sebagai berikut: dividen yang dibagikan adalah sebesar Rp250,00 per lembar saham; pembagian dividen akan didistribusikan pada tanggal 6 Januari 2014, kepada para pemegang saham yang tercatat pada tanggal 2 Desember 2013.

Komposisi pemegang saham yang tercatat pada tanggal 2 Desember 2013 yaitu: Agus Kiyat Santoso, dengan kepemiikan sebesar 1.000.000 lembar saham; Ageng Riski Wibowo, dengan kepemilikan sebesar 1.000.000 lembar saham; dan Melita Hapsari Azizah, dengan kepemilikan sebesar 3.000.000 lembar saham.

Bagaimana kewajiban pemotongan dan pemungutan PPh atas transaksi pembagian dividen tersebut?

Jawab:Atas pembagian dividen yang diterima oleh Wajib Pajak orang pribadi dipotong PPh Pasal 4 ayat (2) sebesar 10% dari jumlah bruto oleh pihak yang membayarkan.

Mengingat data dan informasi keuangan mengenai dividen wajib dilaporkan dalam laporan keuangan sebagai lampiran SPT Tahunan PPh badan Wajib Pajak, maka PT Merdeka Tanpa Batas wajib melakukan pemotongan dan penyetoran PPh atas dividen tersebut dan melaporkannya ke KPP Wajib Pajak Besar Jakarta.

Besarnya PPh Pasal 4 ayat (2) yang wajib dipotong oleh PT Merdeka Tanpa Batas adalah sebagai berikut: atas dividen yang diterima atau diperoleh oleh Agus Kiyat Santoso:=10% x Rp250,00 x 1.000.000 = Rp25.000.000,00 atas dividen yang diterima atau diperoleh oleh Ageng Riski Wibowo:=10% x Rp250,00 x 1.000.000 = Rp25.000.000,00 atas dividen yang diterima atau diperoleh oleh Melita Hapsari Azizah:=10% x Rp250,00 x 3.000.000 = Rp.75.000.000,00

Kewajiban PT Merdeka Tanpa Batas sebagai pemotong PPh Pasal 4 ayat (2) adalah:1. Melakukan pemotongan PPh Pasal 4 ayat (2) atas dividen dan memberikan bukti pemotongan PPh Pasal 4 ayat (2) kepada Agus Kiyat Santoso, Ageng Riski Wibowo, dan Melita Hapsari Azizah;2. Melakukan penyetoran PPh Pasal 4 ayat (2) tersebut paling lambat tanggal 10 Desember 2013;3. Melaporkan pemotongan PPh Pasal 4 ayat (2) atas transaksi tersebut dalam SPT Masa PPh Pasal 4 ayat (2) Masa Pajak Desember 2013 ke KPP Wajib Pajak Besar Jakarta paling lambat tanggal 20 Desember 2013.

Soal 16 Dividen yang Dibagikan oleh Perusahaan yang Go Public kepada Wajib Pajak Orang Pribadi

PT Martha Tilaar Tbk. adalah perusahaan go public. Pada tanggal 10 Agustus 2013 mengadakan RUPS yang memutuskan diantaranya bahwa perusahaan membagikan dividen bagi pemegang saham. Tanggal penentuan kepemilikan pemegang saham yang berhak atas dividen (recording date) adalah pada tanggal 26 Agustus 2013, dan tanggal pembayaran adalah tanggal 16 September 2013. Pemegang saham yang berhak atas dividen tersebut salah satunya adalah Agus Yudhoyono, yang memperoleh dividen sebesar Rp50.000.000,00.

Bagaimana kewajiban pemotongan atau pemungutan PPh atas pembayaran dividen tersebut?

Jawab:Atas penghasilan berupa dividen yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri dipotong PPh Pasal 4 ayat (2) oleh PT Martha Tilaar Tbk sebagai pihak yang membayarkan sebesar 10% (sepuluh persen) dari jumlah bruto dan bersifat final.

PPh Pasal 4 ayat (2) yang wajib dipotong adalah:10% x Rp50.000.000,00 = Rp5.000.000,00.

Kewajiban PT Martha Tilaar Tbk. sebagai pemotong PPh Pasal 4 ayat (2) adalah:1. Melakukan pemotongan PPh pasal 4 ayat (2) sebesar Rp5.000.000,00 pada tanggal 26 Agustus 2013 (saat recording date) dan memberikan bukti pemotongan PPh Pasal 4 ayat (2) kepada Agus Yudhoyono;2. Melakukan penyetoran PPh Pasal 4 ayat (2) tersebut paling lambat tanggal 10 September 2013;3. Melaporkan pemotongan PPh Pasal 4 ayat (2) tersebut dalam SPT Masa PPh Pasal 4 ayat (2) Masa Pajak Agustus 2013 paling lambat tanggal 20 September 2013.

Soal 17Pengeluaran Untuk Kepentingan Pemegang Saham

Zayn Malik merupakan pemegang saham PT Putar Dunia Property . Pada tanggal 29 Desember 2013 Zayn Malik melakukan perjalanan liburan bersama keluarganya ke Korea Selatan dengan biaya yang ditanggung sepenuhnya oleh PT Putar Dunia Property . Pada tanggal 9 Desember 2013 PT Putar Dunia Property mencatat pengeluaran untuk keperluan tersebut sebesar Rp100.000.000,00 dan menyerahkan langsung secara tunai kepada sekretaris pribadi Zayn Malik.

Bagaimana kewajiban pemotongan dan pemungutan PPh atas transaksi tersebut?

Jawab:Pengeluaran perusahaan untuk keperluan pribadi pemegang saham yang dibebankan sebagai biaya oleh perusahaan termasuk dalam pengertian dividen. Atas pengeluaran biaya tersebut yang diterima atau diperoleh orang pribadi wajib dipotong PPh Pasal 4 ayat (2) sebesar 10% dari jumlah bruto oleh pihak yang membayarkan.

Dengan demikian atas pengeluaran perusahaan PT Putar Dunia Property untuk keperluan pribadi Zayn Malik sebagai pemegang saham wajib dipotong PPh Pasal 4 ayat (2).

Besarnya PPh Pasal 4 ayat (2) yang wajib dipotong oleh PT Putar Dunia Property adalah:10% x Rp100.000.000,00 = Rp10.000.000,00

Kewajiban PT Putar Dunia Property sebagai pemotong PPh Pasal 4 ayat (2) adalah:1. Melakukan pemotongan PPh Pasal 4 ayat (2) atas dividen sebesar Rp10.000.000,00 dan memberikan bukti pemotongan PPh Pasal 4 ayat (2) kepada Zayn Malik;2. Melakukan penyetoran PPh Pasal 4 ayat (2) tersebut paling lambat tanggal 10 Januari 2014;3. Melaporkan pemotongan PPh Pasal 4 ayat (2) atas transaksi tersebut dalam SPT Masa PPh Pasal 4 ayat (2) Masa Pajak Desember 2013 paling lambat tanggal 20 Januari 2014.

Soal 18Dividen Interim

Alfa Edison, merupakan pemegang saham PT Bakrie and Brother dengan kepemilikan sebesar 95%. Sedangkan sisa saham PT Bakrie and Brother sebesar 5% dimiliki oleh Cyntia Edward. Jumlah saham PT Bakrie and Brother adalah sebesar 1.000.000 lembar saham. PT Bakrie and Brother akan melakukan pembagian dividen interim tahun buku 2013 dengan mekanisme sebagai berikut: dividen interim akan didistribusikan pada tanggal 16 September 2013 berdasarkan komposisi pemegang saham pada tanggal 1 Agustus 2013; komposisi pemegang saham PT Bakrie and Brother pada tanggal 1 Agustus 2013 adalah 95% dimiliki oleh Alfa Edison dan 5% dimiliki oleh Cyntia Edward; dividen interim yang akan dibagikan adalah sebesar Rp50,00 per lembar saham.

Bagaimana kewajiban pemotongan dan pemungutan PPh atas transaksi pembagian dividen interim tersebut?

Jawab:Pembagian laba secara langsung dan/atau tidak langsung yang berasal dari saldo laba termasuk saldo laba berdasarkan proyeksi laba tahun berjalan merupakan objek pajak, kecuali bagian laba sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) huruf f Undang-Undang Pajak Penghasilan.

Atas pembagian dividen yang diterima oleh Wajib Pajak orang pribadi dipotong PPh Pasal 4 ayat (2) sebesar 10% dari jumlah bruto oleh pihak yang membayarkan.

Dengan demikian karena pembagian dividen interim PT Bakrie and Brother tidak memenuhi kriteria sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) huruf f Undang-Undang Pajak Penghasilan, maka atas pembagian dividen interim tersebut wajib dipotong PPh Pasal 4 ayat (2) sebesar 10% dari jumlah bruto oleh pihak yang wajib membayarkan.

Besarnya PPh Pasal 4 ayat (2) yang wajib dipotong oleh PT Bakrie and Brother adalah: atas dividen interim yang diterima atau diperoleh Alfa Edison:10% x {(95% x 1.000.000) x Rp50,00} = Rp4.750.000,00 atas dividen interim yang diterima atau diperoleh Cyntia Edward:10% x {(5% x 1.000.000) x Rp50,00} = Rp250.000,00

Kewajiban PT Bakrie and Brother sebagai pemotong PPh Pasal 4 ayat (2) adalah:1. Melakukan pemotongan PPh Pasal 4 ayat (2) atas dividen sebesar Rp4.750.000,00 dan Rp250.000,00 serta memberikan Bukti Pemotongan PPh Pasal 4 ayat (2) kepada Alfa Edison dan Cyntia Edward;2. Melakukan penyetoran PPh Pasal 4 ayat (2) tersebut paling lambat tanggal 10 September 2013;3. Melaporkan pemotongan PPh Pasal 4 ayat (2) atas transaksi tersebut dalam SPT Masa PPh Pasal 4 ayat (2) Masa Pajak Agustus 2013 paling lambat tanggal 20 September 2013.

Bunga Deposito, Tabungan, dan Sertifikat Bank Indonesia

Soal 19Bunga Tabungan

Cinta Laura memiliki tabungan di PT Bank Danamoney Indonesia Cabang Jakarta dengan saldo rata-rata bulan September 2013 adalah Rp450.000.000,00. Bunga yang diberikan oleh PT Bank Danamoney Indonesia Cabang Jakarta adalah 9% per tahun. Pembayaran bunga dilakukan pada saat jatuh tempo yaitu tanggal 30 September 2013. Bunga yang diterima oleh Cinta Laura pada bulan September 2013 adalah sebesar Rp3.375.000,00

Bagaimana kewajiban pemotongan atau pemungutan PPh terkait transaksi tersebut?

Jawab:Bunga tabungan yang diterima oleh Cinta Laura dari PT Bank Danamoney Indonesia Cabang Jakarta termasuk penghasilan yang dipotong PPh Pasal 4 ayat (2) oleh PT Bank Danamoney Indonesia Cabang Jakarta sebagai pihak yang membayarkan penghasilan.

Besarnya pemotongan PPh Pasal 4 ayat (2) adalah:20% x Rp3.375.000,00 = Rp675.000,00.

Kewajiban PT Bank Danamoney Indonesia Cabang Jakarta sebagai pemotong PPh Pasal 4 ayat (2) adalah:1. Melakukan pemotongan PPh Pasal 4 ayat (2) sebesar Rp675.000,00 dan memberikan bukti pemotongan PPh Pasal 4 ayat (2) kepada Cinta Laura;2. Melakukan penyetoran atas PPh Pasal 4 ayat (2) tersebut paling lambat 10 Oktober 2013;3. Melaporkan pemotongan PPh Pasal 4 ayat (2) atas transaksi tersebut dalam SPT Masa PPh yang bersifat final Pasal 4 ayat (2) Masa Pajak September 2013 paling lambat tanggal 21 Oktober 2013.

Soal 20Bagi Hasil Bank Syariah

Bachruddin Muhammad Soleh menempatkan dananya dalam tabungan mudharabah di Bank Halalan Syariah sebesar Rp100.000.000,00. Nisbah/bagi hasil yang disepakati adalah 70% untuk bank dan 30% untuk nasabah. Pada bulan September 2013, Bank Halalan Syariah memperoleh keuntungan sebesar Rp100.000.000.000,00 dari total dana nasabah yang dikelola Rp2,5 triliun. Pada tanggal 8 Oktober 2013 Bank Halalan Syariah membayarkan bagi hasil sebesar Rp1.200.000,00 kepada Bachruddin Muhammad Soleh.

Bagaimana perlakuan PPh atas pembayaran bagi hasil tersebut?

Jawab:Berdasarkan ketentuan perpajakan telah diatur mengenai penghasilan, biaya, dan pemotongan pajak atau pemungutan pajak dari kegiatan usaha perbankan syariah berlaku mutatis mutandis ketentuan dalam Undang-Undang PPh.

Atas penghasilan yang diterima atau diperoleh nasabah penyimpan atau nasabah investor dari perbankan syariah dengan nama dan dalam bentuk apapun termasuk bonus, bagi hasil, dan penghasilan lainnya atas dana yang dipercayakan atau ditempatkan dikenai PPh sesuai ketentuan pengenaan PPh atas bunga.

Atas penghasilan berupa bunga deposito dan tabungan serta diskonto Sertifikat Bank Indonesia dipotong PPh yang bersifat final sebesar 20% dari jumlah bruto.

Dengan demikian atas bagi hasil yang diterima atau diperoleh Bachruddin Muhammad Soleh dari Bank Halalan Syariah terutang PPh atas bunga yang wajib dipotong oleh pihak yang membayarkan.

Besarnya PPh yang wajib dipotong oleh Bank Halalan Syariah adalah:20% x Rp1.200.000,00 = Rp240.000,00

Kewajiban Bank Halalan Syariah sebagai pemotong PPh Pasal 4 ayat (2) adalah:1. Melakukan pemotongan PPh Pasal 4 ayat (2) atas dividen sebesar Rp240.000,00 dan memberikan bukti pemotongan PPh Pasal 4 ayat (2) kepada Bachruddin Muhammad Soleh;2. Melakukan penyetoran PPh Pasal 4 ayat (2) tersebut paling lambat tanggal 10 November 2013;3. Melaporkan pemotongan PPh Pasal 4 ayat (2) atas transaksi tersebut dalam SPT Masa PPh Pasal 4 ayat (2) Masa Pajak Oktober 2013 paling lambat tanggal 20 November 2013.

Soal 21Penghasilan yang Diterima oleh Bukan Subjek Pajak

Salah satu kantor perwakilan negara asing di Indonesia pada bulan Januari 2013 menempatkan dananya di Bank XYZ cabang Jakarta. Atas penempatan dananya tersebut, kedutaan besar negara asing memperoleh penghasilan berupa jasa giro sebesarRp50.000.000,00.

Bagaimana pengenaan PPh atas penghasilan yang diperoleh kedutaan besar negara asing berupa jasa giro tersebut?

Jawab:PPh dikenakan terhadap subjek pajak atas penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam tahun pajak, sehingga atas penghasilan yang diterima oleh yang bukan subjek pajak tidak dikenakan PPh.

Sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 3 ayat (1) huruf a Undang-undang PPh, kantor perwakilan negara asing tidak termasuk subjek pajak, dengan demikian atas penghasilan berupa jasa giro yang diterima oleh kedutaan besar negara asing tersebut tidak dipotong PPh Pasal 4 ayat (2).

Soal 22Diskonto Sertifikat Bank Indonesia

Dana Pensiun ManukLifeyang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan membeli Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dari Bank Indonesia dengan nominal Rp1.000.000.000,00 dengan memperoleh diskonto sebesar Rp20.000.000,00. Pada tanggal 1 April 2013, Dana Pensiun ManukLife menjual SBI tersebut kepada PT Ambyarukmo dengan harga Rp980.000.000,00 dan dibayarkan pada saat yang sama.

Bagaimana kewajiban pemotongan atau pemungutan PPh atas transaksi tersebut?

Jawab:Atas penghasilan berupa diskonto SBI dipotong PPh Pasal 4 ayat (2) yang bersifat final. Dana Pensiun ManukLife wajib memotong PPh Pasal 4 ayat (2) atas diskonto SBI yang diperoleh PT Ambyarukmo dengan tarif 20% x jumlah bruto diskonto.

Besarnya diskonto SBI yang diperoleh PT Ambyarukmo adalah:=Rp1.000.000.000,00 Rp980.000.000,00 = Rp20.000.000,00

PPh yang wajib dipotong oleh Dana Pensiun ManukLife adalah:=20% x Rp20.000.000,00 = Rp4.000.000,00.

Kewajiban Dana Pensiun ManukLife sebagai pemotong PPh Pasal 4 ayat (2) adalah:1. Melakukan pemotongan PPh Pasal 4 ayat (2) sebesar Rp4.000.000,00 dan memberikan bukti pemotongan PPh Pasal 4 ayat (2) kepada PT Ambyarukmo;2. Melakukan penyetoran atas PPh Pasal 4 ayat (2) tersebut paling lambat 10 Mei 2013;3. Melaporkan pemotongan PPh Pasal 4 ayat (2) atas transaksi tersebut dalam SPT Masa PPh yang bersifat final Pasal 4 ayat (2) Masa Pajak April 2013 paling lambat tanggal 20 Mei 2013.

Soal 23SKB Dana Pensiun

PT Gemah Ripah Dana Pensiun merupakan lembaga dana pensiun yang telah telah ditetapkan oleh Menteri Keuangan. Pada tanggal 16 Desember 2013, PT Gemah Ripah Dana Pensiun menerima bunga sebesar Rp100.000.000,00 dari deposito yang ditempatkan di Bank Begjo Djoyo. PT Gemah Ripah Dana Pensiun telah memperoleh SKB Pemotongan/Pemungutan PPh atas bunga deposito, tabungan, dan SBI yang diterbitkan oleh KPP tempat PT Gemah Ripah Dana Pensiun terdaftar.

Bagaimana perlakuan PPh atas pembayaran bunga deposito yang diterima atau diperoleh PT Gemah Ripah Dana Pensiun?

Jawab:Penghasilan yang diterima atau diperoleh dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan Menteri Keuangan dari penanaman modal berupa bunga deposito dikecualikan dari objek Pajak Penghasilan. Pengecualian tersebut diberikan melalui penerbitan SKB Pemotongan/Pemungutan PPh atas bunga deposito, tabungan, dan SBI.

Mengingat PT Gemah Ripah Dana Pensiun telah memperoleh SKB Pemotongan/Pemungutan PPh atas bunga deposito, tabungan, dan SBI, maka atas penghasilan berupa deposito dari penempatan dana di Bank Begjo Djoyo tidak dipotong PPh.

Hadiah Undian

Soal 24Hadiah Undian Berupa Uang Tunai

PT Bank Mutiara Tbk. menyelenggarakan program tabungan berhadiah Mutiara Menjemput Impian. Program hadiah tersebut diikuti oleh nasabah produk tabungan Mutiara Investa. Hadiah diberikan secara rutin kepada nasabah yang terpilih melalui undian. Hadiah yang disediakan adalah berupa hadiah tabungan sebesar Rp200.000.000,00 dengan ketentuan pajak atas hadiah undian ditanggung oleh pemenang. Penarikan undian Mutiara Menjemput Impian dilakukan pada tanggal 12 Juli 2013 dengan pemenang adalah Tere Liye. Hadiah dibayarkan pada tanggal 15 Juli 2013.

Bagaimana kewajiban pemotongan atau pemungutan PPh atas hadiah undian tersebut?

Jawab:Atas penghasilan berupa hadiah undian dengan nama dan dalam bentuk apapun dipotong atau dipungut PPh Pasal 4 ayat (2) yang bersifat final.

PT Bank Mutiara Tbk. wajib memotong PPh Pasal 4 ayat (2) atas penghasilan berupa hadiah undian yang diterima oleh Tere Liye dengan tarif 25% dari jumlah bruto hadiah undian.

PPh yang wajib dipotong oleh PT Bank Mutiara Tbk. adalah:=25% x Rp200.000.000,00 = Rp50.000.000,00.

Kewajiban PT Bank Mutiara Tbk. sebagai pemotong PPh Pasal 4 ayat (2) adalah:1. Melakukan pemotongan PPh Pasal 4 ayat (2) sebesar Rp50.000.000,00 dan memberikan bukti pemotongan PPh Pasal 4 ayat (2) kepada Tere Liye;2. Melakukan penyetoran atas PPh Pasal 4 ayat (2) tersebut paling lambat 12 Agustus 2013;3. Melaporkan pemotongan PPh Pasal 4 ayat (2) atas transaksi tersebut dalam SPT Masa PPh yang bersifat final Pasal 4 ayat (2) Masa Pajak Juli 2013 paling lambat tanggal 20 Agustus 2013.

Soal 25Hadiah Undian Berupa Rumah

PT Signale SeTerong, sebuah perusahaan operator seluler, mengadakan program undian Telepon Terus Untung Terus dengan hadiah sebuah rumah senilai Rp500.000.000,00 dengan ketentuan pajak atas hadiah undian ditanggung oleh pemenang. Berdasarkan hasil penarikan undian tanggal 16 Januari 2013 yang keluar sebagai pemenang adalah Karmoy Johan. Serah terima hadiah kepada Karmoy dilaksanakan pada tanggal 25 Januari 2013.

Bagaimana kewajiban pemotongan atau pemungutan PPh atas hadiah undian berupa rumah tersebut?

Jawab:Atas penghasilan berupa hadiah undian dengan nama dan dalam bentuk apapun dipotong atau dipungut PPh Pasal 4 ayat (2) yang bersifat final. PT Signale SeTerong wajib memungut PPh Pasal 4 ayat (2) atas penghasilan berupa hadiah undian yang diterima oleh Karmoy Johan dengan tariff 25% dari jumlah bruto hadiah undian yaitu sebesar nilai pasar hadiah undian berupa rumah.

PPh yang wajib dipungut oleh PT Signale SeTerong dari Karmoy Johan adalah:25% x Rp500.000.000,00 = Rp125.000.000,00

Kewajiban PT Signale SeTerong sebagai pemungut PPh Pasal 4 ayat (2) adalah:1. Melakukan pemungutan PPh Pasal 4 ayat (2) sebesar Rp125.000.000,00 dan memberikan bukti pemungutan PPh Pasal 4 ayat (2) kepada Karmoy Johan;2. Melakukan penyetoran atas PPh Pasal 4 ayat (2) tersebut paling lambat 11 Februari 2013;3. Melaporkan pemungutan PPh Pasal 4 ayat (2) atas transaksi tersebut dalam SPT Masa PPh yang bersifat final Pasal 4 ayat (2) Masa Pajak Januari 2013 paling lambat tanggal 20 Februari 2013.

Bunga Obligasi

Soal 26Bunga Obligasi yang Diperoleh Wajib Pajak Badan

Pada tanggal 1 Juli 2013, PT Mekar Mewangi menerbitkan obligasi dengan kupon (interest bearing debt securities) sebagai berikut: Nilai nominal Rp10.000.000,00 per lembar. Jangka waktu obligasi 5 tahun (jatuh tempo tanggal 30 Juni 2018). Bunga tetap (fixed rate) sebesar 18% per tahun, jatuh tempo bunga setiap tanggal 30 Juni dan 31 Desember.Penerbitan perdana tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI).

PT Bank Koes and Dunk merupakan kustodian yang ditunjuk sebagai agen pembayaran. PT Batavora Pick Puck pada saat penerbitan perdana membeli 20 lembar obligasi dengan harga di bawah nilai nominal (at discount) yaitu sebesar Rp9.000.000,00 per lembar.

Bagaimana kewajiban pemotongan dan pemungutan PPh pada saat jatuh tempo bunga tanggal 31 Desember 2013?

Jawab:Atas penghasilan yang diterima PT Batavora Pick Puck berupa bunga obligasi dikenai pemotongan PPh Pasal 4 ayat (2) yang bersifat final.

Besarnya PPh bagi Wajib Pajak badan dalam negeri yang menerima penghasilan berupa bunga obligasi dengan kupon adalah 15% x jumlah bruto bunga sesuai masa kepemilikan (holding period) obligasi.

PT Bank Koes and Dunk yang ditunjuk sebagai agen pembayaran wajib memotong PPh atas bunga obligasi yang diterima oleh PT Batavora Pick Puck.

Penghitungan bunga yang diterima PT Batavora Pick Puck pada saat jatuh tempo bunga tanggal 31 Desember 2013 adalah:(6/12 x 18% x Rp10.000.000,00) x 20 lembar = Rp18.000.000,00.

PPh yang wajib dipotong adalah:15% x Rp18.000.000,00 = Rp2.700.000,00.

Kewajiban PT Bank Koes and Dunk sebagai pemotong PPh Pasal 4 ayat (2) adalah:1. Melakukan pemotongan PPh Pasal 4 ayat (2) sebesar Rp2.700.000,00 dan memberikan bukti pemotongan PPh Pasal 4 ayat (2) kepada PT Batavia Pick Puck;2. Melakukan penyetoran atas PPh Pasal 4 ayat (2) tersebut paling lambat 10 Januari 2014;3. Melaporkan pemotongan PPh Pasal 4 ayat (2) atas transaksi tersebut dalam SPT Masa PPh yang bersifat final Pasal 4 ayat (2) Masa Pajak Desember 2013 paling lambat tanggal 20 Januari 2014.

Soal 27Bunga Obligasi yang Diperoleh Perusahaan Reksadana

Pada tanggal 1 April 2013, PT Boengsoe Indonesia menerbitkan obligasi dengan kupon (interest bearing debt securities) sebagai berikut: Nilai nominal Rp25.000.000,00 per lembar. Jangka waktu obligasi 3 tahun (jatuh tempo tanggal 31 Maret 2016). Bunga tetap (fixed rate) sebesar 15% per tahun, jatuh tempo bunga setiap tanggal 31 Maret dan 31 Oktober.Penerbitan perdana tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI).

PT Bank Setyo Utami merupakan kustodian yang ditunjuk sebagai agen pembayaran.

Reksa Dana Blarak Sempal yang berbentuk KIK (Kontrak Investasi Kolektif) yang dikelola oleh PT Andalas Sekuritas sebagai manajer investasi pada saat penerbitan perdana membeli 10 lembar obligasi dengan harga di bawah nilai nominal (at discount) yaitu sebesar Rp23.500.000,00 per lembar. Reksa Dana Blarak Sempal telah mendapat pernyataan efektif dari BAPEPAM-LK/OJK.

Bagaimana kewajiban pemotongan atau pemungutan PPh pada saat jatuh tempo bunga tanggal 31 Oktober 2013?

Jawab:Atas penghasilan yang diterima oleh Reksa Dana Blarak Sempal berupa bunga obligasi dikenai pemotongan PPh Pasal 4 ayat (2) yang bersifat final.

Besarnya PPh bagi Wajib Pajak reksa dana yang telah mendapat pernyataan efektif dari BAPEPAM-LK/OJK atas penghasilan berupa bunga obligasi mulai tahun 2013 sampai dengan tahun 2015 adalah 5% x jumlah bruto bunga sesuai masa kepemilikan (holding period) obligasi.

PT Bank Setyo Utami yang ditunjuk sebagai agen pembayaran wajib memotong PPh atas bunga obligasi yang diterima oleh Reksa Dana Blarak Sempal.

Penghitungan bunga yang diterima Reksa Dana Blarak Sempalpada saat jatuh tempo bunga tanggal 31 Oktober 2013 adalah:(6/12 x 15% x Rp25.000.000,00) x 10 lembar = Rp18.750.000,00.

PPh yang wajib dipotong adalah:5% x Rp18.750.000,00 = Rp937.500,00.

Kewajiban PT Bank Setyo Utami sebagai pemotong PPh Pasal 4 ayat (2) adalah:1. Melakukan pemotongan PPh Pasal 4 ayat (2) sebesar Rp937.500,00 dan memberikan bukti pemotongan PPh Pasal 4 ayat (2) kepada Reksa Dana Blarak Sempal;2. Melakukan penyetoran atas PPh Pasal 4 ayat (2) tersebut paling lambat 11 November 2013;3. Melaporkan pemotongan PPh Pasal 4 ayat (2) atas transaksi tersebut dalam SPT Masa PPh yang bersifat final Pasal 4 ayat (2) Masa Pajak Oktober 2013 paling lambat tanggal 20 November 2013.

Usaha Jasa Konstruksi

Soal 28Jasa Konstruksi yang Dilakukan oleh Badan Usaha

PT Jreng si Jreng merupakan perusahaan yang mempunyai Sertifikat Badan Usaha Jasa Pelaksanaan Konstruksi yang diterbitkan oleh Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) sebagai Badan Usaha Jasa Pelaksanaan Konstruksi Bidang Sipil Sub Bidang Bangunan-bangunan non perumahan lainnya dengan kualifikasi besar gred 6.

PT Jreng si Jreng pada tahun 2013 ditunjuk oleh CV Lukulo selaku pemilik Rumah Sakit Rossalinda untuk membangun gedung baru yang akan digunakan sebagai unit kesehatan ibu dan anak dengan nilai kontrak sebesar Rp25.000.000.000,00 tidak PPN. PT Jreng si Jreng menerima uang muka kontrak pada saat dimulai pembangunan yaitu pada tanggal 15 Juli 2013 sebesar Rp5.000.000.000,00.

Termin pembayaran akan dilakukan sesuai dengan tingkat penyelesaian, yaitu: Termin pertama sebesar Rp5.000.000.000,00 setelah pekerjaan selesai 25%; Termin kedua sebesar Rp5.000.000.000,00 setelah pekerjaan selesai 50% Termin ketiga sebesar Rp5.000.000.000,00 setelah pekerjaan selesai 75%;

Sisa Rp5.000.000.000,00 akan dibayarkan setelah pekerjaan dan masa pemeliharaan selesai. Pembangunan rumah sakit tersebut harus diselesaikan oleh PT Jreng si Jreng paling lama tanggal 31 Desember 2015 dengan masa pemeliharaan selama 6 bulan.

Bagaimana kewajiban pemotongan atau pemungutan PPh yang dilakukan oleh CV Lukulo terkait pembayaran:1. uang muka kontrak; dan2. termin pertama apabila dilakukan pada tanggal 31 Desember 2013?

Jawab:Atas penghasilan dari usaha jasa konstruksi dikenai PPh yang bersifat final. Dalam hal pengguna jasa merupakan pemotong pajak maka penghasilan dari usaha jasa konstruksi tersebut dipotong oleh pengguna jasa pada saat pembayaran bagian nilai kontrak jasa konstruksi.

Tarif PPh atas penghasilan dari pelaksanaan konstruksi:NoPenyedia Jasa Pelaksanaan KonstruksiTarif

1kualifikasi usaha kecil2% (dua Persen)

2kualifikasi usaha menengah dan besar3% (tiga persen)

3Tidak memiliki kualifikasi usaha4% (empat persen)

1. Pembayaran uang muka kontrak:Besarnya pemotongan PPh yang bersifat final atas penghasilan dari jasa konstruksi adalah sebesar:3% x Rp5.000.000.000,00 = Rp 150.000.000,00.Kewajiban CV Lukulo sebagai pengguna jasa adalah:a. melakukan pemotongan PPh yang bersifat final atas penghasilan dari usaha jasa konstruksi sebesar Rp150.000.000,00 dan memberikan bukti pemotongan PPh yang bersifat final atas penghasilan dari usaha jasa konstruksi kepada PT Bumen Adigung;b. melakukan penyetoran atas pemotongan PPh yang bersifat final atas penghasilan dari usaha jasa konstruksi tersebut paling lambat tanggal 12 Agustus 2013;c. melaporkan pemotongan PPh yang bersifat final atas penghasilan dari usaha jasa konstruksi tersebut dalam SPT Masa PPh Pasal 4 ayat (2) Masa Pajak Juli 2013 paling lambat tanggal 20 Agustus 2013.

2. Pembayaran termin pertama:Besarnya pemotongan PPh yang bersifat final atas penghasilan dari jasa kontruksi adalah sebesar:3% x Rp5.000.000.000,00 = Rp150.000.000,00.Kewajiban CV Lukulo sebagai pengguna jasa adalah:a. melakukan pemotongan PPh yang bersifat final atas penghasilan dari usaha jasa konstruksi sebesar Rp150.000.000,00 dan memberikan bukti pemotongan PPh yang bersifat final atas penghasilan dari usaha jasa konstruksi kepada PT Jreng si Jreng;b. melakukan penyetoran atas pemotongan PPh yang bersifat final atas penghasilan dari usaha jasa kontruksi tersebut paling lambat tanggal 10 Januari 2014;c. melaporkan pemotongan PPh yang bersifat final atas penghasilan dari usaha jasa konstruksi tersebut dalam SPT Masa PPh Pasal 4 ayat (2) Masa Pajak Desember 2013 paling lambat tanggal 20 Januari 2014.

Soal 29Penyetoran Kekurangan Pembayaran PPh yang Bersifat Final atas Usaha Jasa Konstruksi

PT Mbangun Kutho Konstruksi sebagai Konsultan Pengawas pekerjaan pembangunan unit kesehatan ibu dan anak Rumah Sakit Rossalinda yang dimiliki oleh CV Lukulo, dengan nilai kontrak Rp500.000.000,00.

PT Mbangun Kutho Konstruksi merupakan perusahaan yang mempunyai Sertifikat Badan Usaha Jasa Pengawasan Konstruksi yang diterbitkan oleh Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) sebagai Badan Usaha Jasa Pengawasan Konstruksi Layanan Jasa Inspeksi Teknis Sub layanan Jasa Enjiniring Fase Konstruksi dan Instalasi Bangunan dengan kualifikasi besar gred 4.

Atas pembayaran nilai kontrak sebesar Rp500.000.000,00 yang dilakukan pada tanggal 16 September 2013, CV Lukulo hanya memotong PPh yang bersifat final atas penghasilan dari usaha jasa konstruksi sebesar Rp19.000.000,00 yang seharusnya sebesar Rp20.000.000,00.

Atas kekurangan pemotongan PPh yang bersifat final atas penghasilan dari usaha jasa konstruksi sebesar Rp1.000.000,00 siapakah yang wajib melunasinya?

Jawab:Penghasilan dari usaha jasa konstruksi yang diterima dari pengguna jasa sebagai pemotong pajak dipotong PPh yang bersifat final oleh pengguna jasa dengan tarif sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Dalam hal terdapat selisih kekurangan PPh atas penghasilan yang terutang berdasarkan Nilai Kontrak Jasa Konstruksi dengan PPh yang telah dipotong berdasarkan pembayaran yang telah dipotong, selisih kekurangan tersebut disetor sendiri oleh Penyedia Jasa. Dengan demikian kekurangan PPh yang bersifat final atas penghasilan dari jasa kontruksi sebesar Rp1.000.000,00 harus dilunasi oleh PT Mbangun Kutho Konstruksi.

Tarif PPh atas penghasilan dari jasa pengawasan konstruksi:NoPenyedia Jasa Pengawasan KonstruksiTarif

1memiliki kualifikasi usaha4% (empat persen)

2tidak memiliki kualifikasi usaha6% (enam persen)

Pembayaran kontrak pengawasan jasa kontruksi sebesar Rp500.000.000,00.PPh yang bersifat final atas penghasilan dari jasa konstruksi (4% x Rp500.000.000,00)= Rp20.000.000,00

PPh yang bersifat final atas penghasilan dari jasa konstruksi yang dipotong= Rp19.000.000,00

Kekurangan PPh atas penghasilan dari jasaKonstruksi= Rp1.000.000,00

Kewajiban PT Mbangun Kutho Konstruksi sebagai penyedia jasa konstruksi adalah:1. melakukan penyetoran kekurangan PPh yang bersifat final atas penghasilan dari jasa konstruksi sebesar Rp1.000.000,00 dengan SSP atas nama PT Mbangun Kutho Konstruksi paling lambat tanggal 16 Oktober 2013;2. melaporkan penyetoran PPh yang bersifat final atas penghasilan dari usaha jasa konstruksi tersebut dalam SPT Masa PPh Pasal 4 ayat (2) Masa Pajak September 2013 paling lambat tanggal 21 Oktober 2013.

Soal 30Usaha Jasa Konstruksi oleh Wajib Pajak Orang Pribadi.

Tuan Hamengku Buwono merupakan pengusaha yang bergerak dalam bidang konstruksi. Tuan Hamengku Buwono memiliki sertifikasi yang diterbitkan oleh LPJK sebagai pengusaha jasa pelaksanaan konstuksi gred 1. Tuan Hamengku Buwono pada tahun 2013 mendapat pekerjaan untuk membangun pos satpam di pintu depan dan pintu belakang perumahan Ceger Permai senilai Rp50.000.000,00. Pembangunan pos satpam dimulai pada tanggal 15 Maret 2013 dan selesai pada tanggal 16 April 2013. Pembayaran atas pekerjaan pembangunan pos satpam tersebut dilakukan oleh PT Jegur Jurang Adigung selaku pengembang perumahan Ceger Permai pada tanggal 17 April 2013.

Bagaimana kewajiban pemotongan atau pemungutan PPh PT Jegur Jurang Adigung terkait pembayaran pekerjaan pembangunan dua pos satpam kepada Tuan Hamengku Buwono?

Jawab:Tuan Hamengku Buwono merupakan Wajib Pajak orang pribadi yang menyerahkan jasa kepada PT Jegur Jurang Adigung. Atas penghasilan yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak orang pribadi dari penyerahan jasa merupakan objek pemotongan PPh Pasal 21.

Namun demikian, dalam hal penghasilan dari pemberian jasa tersebut termasuk dalam objek PPh yang bersifat final yang diatur tersendiri dalam Peraturan Pemerintah, maka atas penghasilan tersebut tidak dikenakan pemotongan PPh Pasal 21 tetapi dikenai PPh yang bersifat final sesuai dengan pengaturan dalam Peraturan Pemerintah yang mendasarinya.

Mengingat jasa yang dilakukan oleh Tuan Hamengku Buwono kepada PT Jegur Jurang Adigung merupakan jasa konstruksi, maka atas penghasilan yang diterima oleh Tuan Samidi dikenai pemotongan PPh yang bersifat final atas penghasilan dari usaha jasa konstruksi, bukan PPh Pasal 21.

Dalam Peraturan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi, pengusaha jasa pelaksanaan kontruksi orang pribadi (gred 1) dikelompokan sebagai pengusaha yang memiliki kualifikasi usaha kecil. Dengan demikian atas penghasilan yang diterima oleh Tuan Hamengku Buwono dari pekerjaan pembangunan dua pos satpam di perumahan Ceger Permai dikenai pemotongan dengan tariff sebesar 2%.

PPh yang bersifat final atas penghasilan dari usaha jasa kontruksi:2% x Rp50.000.000,00 = Rp1.000.000,00.

Kewajiban PT Jegur Jurang Adigung sebagai pengguna jasa adalah:1. melakukan pemotongan PPh yang bersifat final atas penghasilan dari usaha jasa konstruksi sebesar Rp1.000.000,00 dan memberikan bukti pemotongan PPh yang bersifat final atas penghasilan dari usaha jasa konstruksi kepada Tuan Hamengku Buwono;2. Melakukan penyetoran atas pemotongan PPh yang bersifat final atas penghasilan dari usaha jasa kontruksi tersebut paling lambat tanggal 10 Mei 2013;3. Melaporkan pemotongan PPh yang bersifat final atas penghasilan dari usaha jasa konstruksi tersebut dalam SPT Masa PPh Pasal 4 ayat (2) Masa Pajak April 2013 paling lambat tanggal 20 Mei 2013.

Soal 31Pelaksanaan Konstruksi Menara TelMichaelmunikasi

PT Adigang Telemetrik merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang pelaksanaan konstruksi menara telMichaelmunikasi dan penjualan peralatan teknis telMichaelmunikasi serta jasa instalasi, perawatan, pemeliharaan, dan perbaikannya. PT Adigang Telemetrik mempunyai sertifikasi badan usaha dari LPJK untuk bidang elektrikal sub bidang jaringan transmisi telMichaelmunikasi dan atau telepon dengan kualifikasi besar gred 7.

PT Adigang Telemetrik mendapatkan kontrak untuk membangun menara telMichaelmunikasi dari PT Adiguno sebuah perusahaan telMichaelmunikasi baru yang sedang memperluas jaringannya. Nilai kontrak pekerjaan pembangunan menara telMichaelmunikasi tersebut adalah sebesar Rp26.000.000.000,00 dengan lingkup pekerjaan: pelaksanaan konstruksi menara telMichaelmunikasi, mewujudkan suatu hasil perencanaan menjadi menara telMichaelmunikasi, yang mencakup juga pemasangan perangkat telMichaelmunikasi, land clearing, konstruksi sipil, sipil mekanikal dan elektrikal, pembangunan shelter, koneksi listrik dan lain-lain; pengadaan dan instalasi perangkat telMichaelmunikasi pada menara telMichaelmunikasi, meliputi pengadaan dan pengiriman perangkat, instalasi, integrasi, testing and commisioning, uji terima, serah terima pekerjaan, dokumentasi, dan pelatihan; masa penyempurnaan selama 3 bulan dan masa pemeliharaan selama masa garansi.

Pembayaran atas nilai kontrak sebesar Rp26.000.000.000,00 tersebut dilakukan dalam tiga termin: Termin pertama pada tanggal 1 Maret 2013 sebesar Rp10.000.000.000,00; Termin kedua pada tanggal 8 Agustus 2013 sebesar Rp10.000.000.000,00; Termin ketiga dilakukan setelah selesai masa pemeliharaan.Pekerjaan pembangunan menara telMichaelmunikasi tersebut dimulai pada tanggal 1 Februari 2013 dan harus selesai tanggal 31 Desember 2013.

Bagaimana kewajiban pemotongan atau pemungutan PPh PT Adiguno terkait pembayaran termin pertama dan kedua kepada PT Adigang Telemetrik?

Jawab:Pelaksanaan konstruksi adalah pemberian jasa oleh orang pribadi atau badan yang dinyatakan ahli yang profesional di bidang pelaksanaan jasa konstruksi yang mampu menyelenggarakan kegiatannya untuk mewujudkan suatu hasil perencanaan menjadi bentuk bangunan atau bentuk fisik lain, termasuk di dalamnya pekerjaan konstruksi terintegrasi, yaitu penggabungan fungsi layanan dalam model penggabungan perencanaan, pengadaan, dan pembangunan (engineering, procurement, and construction) serta model penggabungan perencanaan dan pembangunan (design and build).

Dasar pengenaan PPh atas penghasilan dari usaha jasa konstruksi dalam hal merupakan pekerjaan konstruksi terintegrasi adalah nilai keseluruhan pembayaran atas perencanaan, pengadaan, dan pembangunan.

Dengan demikian seluruh pembayaran nilai kontrak pembangunan menara telMichaelmunikasi sejumlah Rp26.000.000.000,00 merupakan penghasilan yang dikenai PPh yang bersifat final dengan tarif 3%.

PPh yang bersifat final atas penghasilan dari usaha jasa konstruksi: Pembayaran termin pertama:3% x Rp10.000.000.000,00 = Rp300.000.000,00; Pembayaran termin kedua:3% x Rp10.000.000.000,00 = Rp300.000.000,00.

Kewajiban PT Adiguno sebagai pengguna jasa adalah:1. Atas pembayaran termin pertama:a. melakukan pemotongan PPh yang bersifat final atas penghasilan dari usaha jasa konstruksi sebesar Rp300.000.000,00 dan memberikan bukti pemotongan PPh yang bersifat final atas penghasilan dari usaha jasa konstruksi kepada PT Adigang Telemetrik;b. melakukan penyetoran atas pemotongan PPh yang bersifat final atas penghasilan dari usaha jasa konstruksi tersebut paling lambat tanggal 10 April 2013;c. melaporkan pemotongan PPh yang bersifat final atas penghasilan dari usaha jasa konstruksi tersebut dalam SPT Masa PPh Pasal 4 ayat (2) Masa Pajak Maret 2013 paling lambat tanggal 22 April 2013.2. Atas pembayaran termin kedua:a. melakukan pemotongan PPh yang bersifat final atas penghasilan dari usaha jasa konstruksi sebesar Rp300.000.000,00 dan memberikan bukti pemotongan PPh yang bersifat final atas penghasilan dari usaha jasa konstruksi kepada PT Adigang Telemetrik;b. melakukan penyetoran atas pemotongan PPh yang bersifat final atas penghasilan dari usaha jasa kontruksi tersebut paling lambat tanggal 10 September 2013;c. melaporkan pemotongan PPh yang bersifat final atas penghasilan dari usaha jasa konstruksi tersebut dalam SPT Masa PPh Pasal 4 ayat (2) Masa Pajak Agustus 2013 paling lambat tanggal 20 September 2013.

Soal 32Jasa Instalasi Listrik oleh Pengusaha Konstruksi yang Bersertifikasi

PT Adigung Teknik merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha perdagangan perlengkapan instalasi listrik beserta jasa pemasangannya. Pada tahun 2013 PT Adigung Teknik mendapatkan order pembelian perlengkapan listrik dari PT Gajah Madha beserta pemasangannya untuk mengganti instalasi listrik di gedung kantor pusat PT Gajah Madha di Jalan Gajah Mada Jakarta Barat.

Nilai kontrak pembelian material dan jasa instalasi listrik sebesar Rp2.000.000.000,00 tidak termasuk Pajak Pertambahan Nilai dan dibayarkan pada tanggal 13 November 2013. PT Adigung Teknik mempunyai sertifikasi dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi sebagai Badan Usaha Jasa Pelaksanaan Konstruksi bidang elektrikal sub bidang instalasi listrik gedung dan pabrik dengan kualifikasi besar gred 7.

Bagaimana kewajiban pemotongan atau pemungutan PPh PT Gajah Madha terkait pembayaran kontrak kepada PT Adigung Teknik?

Jawab:Pekerjaan instalasi listrik selain yang dilakukan oleh Wajib Pajak yang ruang lingkupnya di bidang konstruksi termasuk dalam jenis jasa lain sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 244/PMK.03/2008. Oleh karena PT Adigung Teknik mempunyai sertifikasi dari LPJK sebagai Badan Usaha Jasa Pelaksanaan Konstruksi dan pekerjaan instalasi listrik gedung termasuk dalam lingkup pekerjaan pelaksanaan konstruksi dalam Peraturan LPJK yaitu bidang elektrikal sub bidang instalasi listrik gedung dan pabrik maka atas penghasilan dari pekerjaan instalasi listrik gedung yang diterima oleh PT Adigung Teknik tidak dikenakan pemotongan PPh Pasal 23 tetapi dikenakan pemotongan PPh final atas penghasilan dari usaha jasa kontruksi dengan tarif 3%.

PPh yang bersifat final atas penghasilan dari usaha jasa kontruksi:3% x Rp2.000.000.000,00 = Rp60.000.000,00.

Kewajiban PT Gajah Madha sebagai pengguna jasa adalah:1. Melakukan pemotongan PPh yang bersifat final atas penghasilan dari usaha jasa konstruksi sebesar Rp60.000.000,00 dan memberikan bukti pemotongan PPh yang bersifat final atas penghasilan dari usaha jasa konstruksi kepada PT Adigung Teknik;2. Melakukan penyetoran atas pemotongan PPh yang bersifat final atas penghasilan dari usaha jasa konstruksi tersebut paling lambat tanggal 10 Desember 2013;3. Melaporkan pemotongan PPh yang bersifat final atas Penghasilan dari usaha jasa konstruksi tersebut dalam SPT Masa PPh Pasal 4 ayat (2) Masa Pajak November 2013 paling lambat tanggal 20 Desember 2013.

Soal 33Jasa Perbaikan Jaringan Listrik

Untuk perbaikan jaringan listrik di pabriknya, PT Gajah Madha menunjuk PT Cahyo Elektrik untuk melakukan perbaikan jaringan listrik dengan nilai kontrak Rp500.000.000,00. Dalam nilai kontrak perbaikan jaringan listrik senilai Rp500.000.000,00 yang diajukan oleh PT Cahyo Eletrik tersebut tidak dipisahkan antara harga material dengan jasa perbaikan jaringan listrik yang dilakukan. Pembayaran pekerjaan perbaikan jaringan listrik dilakukan setelah pekerjaan selesai, yaitu pada tanggal 16 September 2013. PT Cahyo Elektrik tidak mempunyai sertifikasi dari LPJK sebagai badan usaha jasa pelaksanaan konstruksi.

Bagaimana kewajiban pemotongan atau pemungutan PPh PT Gajah Madha terkait pembayaran pekerjaan perbaikan jaringan listrik kepada PT Cahyo Elektrik?

Jawab:Jasa perawatan/perbaikan jaringan listrik selain yang dilakukan oleh Wajib Pajak yang ruang lingkupnya di bidang konstruksi termasuk dalam jenis jasa lain sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 244/PMK.03/2008. Oleh karena PT Cahyo Elektrik tidak mempunyai sertifikasi dari LPJK sebagai badan usaha penyedia jasa konstruksi maka atas jasa perbaikan jaringan listrik yang dilakukan oleh PT Cahyo Elektrik merupakan jenis jasa lain yang dikenai PPh Pasal 23 dengan tarif 2% dari jumlah bruto.

Oleh karena nilai kontrak pekerjaan perbaikan jaringan listrik yang diajukan oleh PT Cahyo Elektrik tidak memisahkan nilai jasa perbaikan dan material yang digunakan, maka jumlah bruto sebagai dasar pemotongan PPh Pasal 23 adalah sebesar nilai kontrak pekerjaan perbaikan jaringan listrik tersebut, yaitu Rp500.000.000,00.

PPh Pasal 23 atas penghasilan dari jasa perbaikan jaringan listrik:2% x Rp500.000.000,00 = Rp10.000.000,00.

Kewajiban PT Gajah Madha terkait pembayaran pekerjaan perbaikan jaringan listrik kepada PT Cahyo Elektrik adalah:1. Melakukan pemotongan PPh Pasal 23 atas penghasilan dari jasa perbaikan jaringan listrik sebesar Rp10.000.000,00 dan memberikan bukti pemotongan PPh Pasal 23 atas penghasilan dari jasa perbaikan jaringan listrik kepada PT Cahyo Elektrik;2. Melakukan penyetoran atas pemotongan PPh Pasal 23 atas penghasilan dari jasa perbaikan jaringan listrik tersebut paling lambat tanggal 10 Oktober 2013;3. Melaporkan pemotongan PPh Pasal 23 atas penghasilan dari jasa perbaikan listrik tersebut dalam SPT Masa PPh Pasal 23 Masa Pajak September 2013 paling lambat tanggal 21 Oktober 2013.

Soal 34Jasa Konstruksi oleh BUT

Bangun Global, Ltd. sebuah perusahaan yang termasuk dalam definisi Badan Usaha Tetap (BUT) mempunyai bidang usaha konstruksi. Dalam tahun 2013 menerima pembayaran atas jasa konstruksi pembangunan hotel dari PT Ritz Carlton mengingat telah memenuhi termin penyelesaian pekerjaan kedua sebesar 50% pada tanggal 8 Oktober 2013 sebesar Rp25.000.000.000,00.

Bangun Global, Ltd. tidak memiliki Sertifikasi Badan Usaha Jasa Pelaksanaan Konstruksi yang diterbitkan oleh Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK).

Bagaimana kewajiban pemotongan atau pemungutan Pajak Penghasilan yang dilakukan PT Ritz Carlton terkait dengan transaksi tersebut?

Jawab:Atas penghasilan dari usaha jasa konstruksi dikenai Pajak Penghasilan yang bersifat final. Dalam hal pengguna jasa merupakan pemotong pajak maka penghasilan dari usaha jasa konstruksi tersebut dipotong oleh pengguna jasa pada saat pembayaran bagian nilai kontrak jasa konstruksi.

Mengingat PT Bangun Global tidak memiliki Sertifikasi Badan Usaha Jasa Pelaksanaan Konstruksi maka besarnya pemotongan Pajak Penghasilan yang bersifat final atas penghasilan dari jasa konstruksi adalah sebesar:4% x Rp25.000.000.000,00 = Rp1.000.000.000,00

Kewajiban PT Ritz Carlton sebagai pengguna jasa adalah:1. Melakukan pemotongan Pajak Penghasilan yang bersifat final atas penghasilan dari usaha jasa konstruksi sebesar Rp.1.000.000.000,00 dan memberikan bukti pemotongan Pajak Penghasilan yang bersifat final atas penghasilan dari usaha jasa konstruksi kepada Bangun Global, Ltd.;2. Melakukan penyetoran atas pemotongan Pajak Penghasilan yang bersifat final atas penghasilan dari usaha jasa konstruksi tersebut paling lambat tanggal 11 November 2013;3. Melaporkan pemotongan Pajak Penghasilan yang bersifat final atas penghasilan dari usaha jasa konstruksi tersebut dalam SPT Masa Pajak Penghasilan Pasal 4 ayat (2) Masa Pajak Oktober 2013 paling lambat tanggal 20 November 2013.

Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013

Soal 35

PT Merpati Terbang Perkasa bergerak di bidang penjualan alat tulis kantor sejak tahun 2008. Peredaran bruto berdasarkan Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Badan Tahun 2012 sebesar Rp3.600.000.000,00. Penghasilan yang diterima atau diperoleh PT Merpati Terbang Perkasa hanya dari penjualan alat tulis kantor. Total peredaran bruto atas penjualan alat tulis kantor pada bulan Oktober 2013 sebesar Rp500.000.000,00. Pada tanggal 1 Oktober 2013 PT Merpati Terbang Perkasa mengajukan permohonan pembebasan dari pemotongan dan/atau pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22 atas penjualan alat tulis kantor kepada bendahara Pemerintah Kota Solotigo sebesar Rp40.000.000,00. Pada tanggal 7 Oktober 2013, Kantor Pelayanan Pajak (KPP) tempat PT Merpati Terbang Perkasa menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan telah menerbitkan Surat Keterangan Bebas (SKB) Pajak Penghasilan Pasal 22 karena PT Merpati Terbang Perkasa telah memenuhi persyaratan yang diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-32/PJ/2013.

Bagaimana perlakuan PPh atas transaksi di atas?

Jawab:Penghasilan yang diterima atau diperoleh PT Merpati Terbang Perkasa dari penjualan alat tulis kantor termasuk penghasilan yang diterima atau diperoleh dari usaha dan kriteria jumlah peredaran bruto yang diterima atau diperoleh pada tahun pajak sebelumnya tidak melebihi Rp4.800.000.000,00 maka PT Merpati Terbang Perkasa memenuhi kriteria yang diatur dalam berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013.

Penghasilan atas penjualan alat tulis kantor kepada bendahara Pemerintah Kota Solotigo wajib dipungut PPh Pasal 22 sebesar 1,5% (satu koma lima persen) dari dari harga pembelian. Bendahara Pemerintah Kota Solotigo wajib melakukan pemungutan PPh Pasal 22 atas pembelian alat tulis kantor yang dibayarkan kepada PT Merpati Terbang Perkasa, namun demikian mengingat PT Merpati Terbang Perkasa mengajukan legalisasi Surat Keterangan Bebas Pajak Penghasilan Pasal 22 bulan Oktober 2013 atas penjualan alat tulis kantor kepada bendahara Pemerintah Kota Solotigo, maka PT Merpati Terbang Perkasa tidak dipungut PPh Pasal 22 dengan menyetor 1% dari harga pembelian alat tulis kantor sebesar :1% x Rp40.000.000,00 = Rp400.000,00.

Besarnya peredaran bruto bulan Oktober 2013:Rp500.000.000,00-Rp40.000.000,00 = Rp460.000.000,00

Dengan demikian besarnya PPh final yang wajib disetor sendiri oleh PT Merpati Terbang Perkasa adalah sebagai berikut:1% X Rp460.000.000,00 = Rp4.600.000,00

Kewajiban PT Merpati Terbang Perkasa adalah:1. Menyetorkan PPh Pasal 4 ayat (2) atas usahanya sebesar Rp4.600.000,00 ke kas Negara melalui Kantor Pos atau bank yang ditunjuk Menteri Keuangan paling lama tanggal 15 November 2013;2. Apabila Surat Setoran Pajak atau sarana administrasi lain yang dipersamakan telah mendapatkan validasi NTPN maka dianggap telah menyampaikan SPT Masa PPh Pasal 4 ayat (2) Masa Oktober 2013.

Soal 36PT Jamie Campbell terdaftar sebagai Wajib Pajak pada bulan April 2013 dengan peredaran bruto selama 3 (tiga) bulan sebesar Rp 150.000.000,00. PT Jamie Campbell bergerak dalam bidang usaha apotik. Pada bulan November 2013 menyewakan alat kesehatan yang dimiliki kepada Rumah Sakit Mitra Sahabat selama 1 tahun sebesar Rp100.000.000,00. Total peredaran bruto dari usaha apotik pada bulan November 2013 sebesar Rp60.000.000,00. Pada bulan Oktober 2013 PT Jamie Campbell telah memiliki Surat Keterangan Bebas Pajak Penghasilan Pasal 23 berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-32/PJ/2013.

Bagaimana perlakuan PPh atas transaksi di atas?

Jawab:Peredaran bruto selama 3 bulan yang disetahunkan:Rp150.000.000 X 12/3 = Rp600.000.000,00

Karena peredaran bruto disetahunkan untuk 3 bulan tersebut tidak melebihi Rp4.800.000.00,00, maka penghasilan yang diperoleh mulai pada bulan berlakunya Peraturan Pemerintah ini sampai dengan akhir tahun pajak bersangkutan (Juli s.d. Desember 2013) maka penghasilan yang diterima atau diperoleh dikenai Pajak Penghasilan bersifat final berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013.

Penghasilan atas menyewakan alat kesehatan kepada Rumah Sakit Mitra Sahabat wajib dipotong PPh Pasal 23 sebesar 2% dari jumlah bruto. Rumah Sakit Mitra Sahabat wajib melakukan pemotongan PPh Pasal 23 atas sewa alat kesehatan yang dibayarkan kepada PT Jamie Campbell, namun demikian mengingat PT Jamie Campbell mengajukan legalisasi Surat Keterangan Bebas Pajak Penghasilan Pasal 23 bulan November 2013 atas penghasilan dari menyewakan alat kesehatan kepada PT Jamie Campbell, maka PT Jamie Campbell tidak dipotong PPh Pasal 23 dengan menyetor 1% dari peredaran bruto atas sewa alat kesehatan sebesar:1% x Rp60.000.000,00= Rp600.000,00.

Besarnya peredaran bruto bulan November 2013:Rp100.000.000,00-Rp60.000.000,00 = Rp40.000.000,00

Dengan demikian besarnya PPh final yang wajib disetor sendiri oleh PT Jamie Campbell adalah sebagai berikut:1% X Rp40.000.000,00 = Rp400.000,00.

Kewajiban PT Jamie Campbell adalah:1. Menyetorkan PPh Pasal 4 ayat (2) atas usahanya sebesar Rp400.000,00 ke kas Negara melalui Kantor Pos atau bank yang ditunjuk Menteri Keuangan paling lama tanggal 15 Agustus 2013;2. Apabila Surat Setoran Pajak atau sarana administrasi lain yang dipersamakan telah mendapatkan validasi NTPN maka dianggap telah menyampaikan SPT Masa PPh Pasal 4 ayat (2) Masa Agustus 2013.

Soal 37Christiano Ronaldo menjalankan usaha bengkel reparasi mobil sekaligus menjual suku cadang. Christiano Ronaldo terdaftar sebagai Wajib Pajak sejak tahun 2010 dan memiliki 2 buah bengkel. Berdasarkan pencatatan tahun 2013 masing-masing bengkel memiliki peredaran bruto sebagai berikut:1. Peredaran bruto bengkel Elang Terbang Rp150.000.000,002. Peredaran bruto bengkel Daus Mini Magic Rp 100.000.000,00.

Pada bulan Januari 2014 Christiano Ronaldo memperoleh peredaran bruto dari bengkel Kupu Kupu Terbang sebesar Rp35.000.000,00 dan dari bengkel Daus Mini Magic sebesar Rp15.000.000,00. Pada bulan Februari 2013 perusahaan swasta PT Montor Rent Car melakukan perawatan dan reparasi mobil 5 (lima) mobil perusahaan di bengkel Elang Terbang. Tagihan yang dibuat PT Montor atas jasa perawatan dan reparasi sebesar Rp2.500.000,00. Pada tanggal 2 Januari 2014 Christiano Ronaldo telah mengajukan permohonan pembebasan dari pemotongan dan/atau pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 21 atas jasa jasa perawatan dan reparasi mobil. Kantor Pelayanan Pajak (KPP) tempat Christiano Ronaldo menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan telah menerbitkan Surat Keterangan Bebas (SKB) berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-32/PJ/2013.

Bagaimanakah perlakuan PPh atas transaksi di atas?

Jawab:Peredaran bruto yang dijadikan dasar penentuan tarif PPh yang bersifat final :

Jumlah peredaran bruto bengkel Elang Terbang dan bengkel Daus Mini magic, sehingga perhitungannya sebagai berikut:Rp150.000.000,00 + Rp100.000.000,00 = Rp250.000.000,00

Karena peredaran bruto tahun 2013 tidak melebihi Rp4.800.000.00,00. Maka atas penghasilan Christiano Ronaldo pada tahun 2014 dikenai Pajak Penghasilan bersifat final berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013.

Dengan demikian atas penghasilan yang diterima atau diperoleh Christiano Ronaldo dikenai Pajak Penghasilan yang bersifat final sebesar 1% dari peredaran bruto setiap bulan, Pajak Penghasilan yang bersifat final disetor sendiri oleh Christiano Ronaldo, sehingga perhitungannya sebagai berikut:

Bengkel Elang TerbangPenghasilan atas jasa perawatan dan reparasi kepada PT Montor Rent Car wajib dipotong PPh Pasal 21 sebesar 50% dari jumlah bruto. PT Montor Rent Car wajib melakukan pemotongan PPh Pasal 21 atas jasa perawatan dan reparasi yang dibayarkan kepada Christiano Ronaldo, namun demikian mengingat Christiano Ronaldo mengajukan legalisasi Surat Keterangan Bebas Pajak Penghasilan Pasal 21 bulan Januari 2014 atas jasa perawatan dan reparasi kepada PT Montor Rent Car, maka Christiano Ronaldo tidak dipotong PPh Pasal 21 dengan menyetor 1% dari peredaran bruto atas sewa alat kesehatan sebesar:1% x Rp2.500.000,00= Rp25.000,00.

Besarnya peredaran bruto bulan Januari 2014:Rp35.000.000,00 Rp2.500.000,00 = Rp32.500.000,00

Besarnya PPh final yang wajib disetor sendiri oleh Christiano Ronaldo untuk bengkel Elang Terbang adalah:1% X Rp32.500.000,00 = Rp325.000,00.

Kewajiban Christiano Ronaldo adalah:1. Menyetorkan PPh Pasal 4 ayat (2) atas usahanya sebesar Rp325.000,00 ke kas Negara melalui Kantor Pos atau bank yang ditunjuk Menteri Keuangan paling lama tanggal 17 Februari 2014;2. Apabila Surat Setoran Pajak atau sarana administrasi lain yang dipersamakan telah mendapatkan validasi NTPN maka dianggap telah menyampaikan SPT Masa PPh Pasal 4 ayat (2) Masa Januari 2014.

Bengkel Daus Mini Magic

Besarnya PPh final yang wajib disetor sendiri oleh Christiano Ronaldo untuk bengkel Daus Mini Magic adalah:1% X Rp15.000.000,00 = Rp150.000,00.

Kewajiban Christiano Ronaldo adalah:1. Menyetorkan PPh Pasal 4 ayat (2) atas usahanya sebesar Rp150.000,00 ke kas Negara melalui Kantor Pos atau bank yang ditunjuk Menteri Keuangan paling lama tanggal 17 Februari 2014;2. Melaporkan SPT Masa PPh Pasal 4 ayat (2) Masa Januari 2014 ke KPP tempat Bengkel Daus Mini Magic terdaftar karena Surat Setoran Pajak atau sarana administrasi lain yang dipersamakan telah tidak mendapatkan validasi NTPN paling lama tanggal 20 Februari 2014.

Soal 38

PT Cetak Karya adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang percetakan. Dibulan September 2013 dikontrak oleh PT Tunas Kembang untuk mencetak poster. Atas kontrak tersebut pada tanggal 3 Oktober 2013 PT Tunas kembang membayar Rp300.000.000,00 kepada PT Cetak Karya. Peredaran bruto bulan Oktober 2013 adalah Rp300.000.000,00

SPT Tahunan PPh badan PT Cetak Karya melaporkan peredaran bruto perusahaan selama tahun 2012 sebesar Rp4.200.000.000,00.

Bagaimana kewajiban PPh terkait transaksi tersebut?

Jawab:Mengingat peredaran bruto pada tahun 2012 dibawah Rp.4.800.000.000,00, maka PT Cetak Karya wajib melaksanakan ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013. Dengan demikian atas penghasilan yang diterima atau diperoleh PT Cetak Karya dikenai Pajak Penghasilan yang bersifat final sebesar 1% dari peredaran bruto setiap bulan, Pajak Penghasilan yang bersifat final disetor sendiri oleh PT Tunas Kembang, dengan perhitungannya sebagai berikut:1% X Rp300.000.000,00 = Rp3.000.000,00.

Kewajiban PT Tunas Kembang adalah:1. Menyetorkan PPh Pasal 4 ayat (2) atas usahanya sebesar Rp3.000.000,00 ke kas Negara melalui Kantor Pos atau bank yang ditunjuk Menteri Keuangan paling lama tanggal 15 November 2013;2. Apabila Surat Setoran Pajak atau sarana administrasi lain yang dipersamakan telah mendapatkan validasi NTPN maka dianggap telah menyampaikan SPT Masa PPh Pasal 4 ayat (2) Masa Oktober 2013

PASAL 15Jasa Pelayaran oleh Perusahaan Pelayaran Dalam Negeri

Soal 39Penghasilan atas Jasa Pelayaran dan Sewa Kapal Floating Storage Offloading (FSO)

PT Berlayar Tirta merupakan perusahaan pelayaran dalam negeri yang melakukan usaha jasa pelayaran termasuk penyewaan kapal. Pada tanggal 7 Oktober 2013 PT Berlayar Tirta melakukan kontrak dengan PT Adigung Pulp dalam rangka pengangkutan bahan setengah jadi untuk pembuatan kertas (pulp) dari Surabaya ke Jakarta sebesar Rp200.000.000,00 dan dibayarkan pada tanggal 28 Oktober 2013. Pada tanggal 16 Oktober 2013 PT Berlayar Tirta melakukan kontrak dengan PT Hardjo Oil berupa persewaan kapa