soal baru
TRANSCRIPT
1. Sebutkanlah karekteristik intelektual anak berkebutuhan khusus
Anak Tunagrahita• menyadari situasi, benda, orang disekitarnya, tidak mampu memahami keberadaan dirinya. Hal tersebut disebabkan oleh faktor bahasa yang manjaadi hambatan• sulit memecahkan masalah, tidak mampu membuat rencana bagi dirinya, sulit untuk memilih alternatif pilihan yang berbeda.• Mereka sulit sekali untuk menuliskan simbol-angka, memiliki ksulitan dalam bidang membaca, menulis dan berhitung.• Kemampuan belajar anak tunagrahita terbatas. Mereka mengalami kesulitan yang berarti dalam pengetahuan yang bersifat konsep dan dalam menempatkan dirinya dengan keadaan situasi lingkungannya.
2. Anak Tuna Rungu
Kemampuan intelektualnya normal. Pada dasarnya anak tunarungu tidak mengalami permasalahan dalam segi intelektual. Namun akibat keterbatasannya, dalam berkomuniksi dan berbahasa, perkembangan intelektualnya menjadi lamban.
Perkembangan akademiknya lamban karena adanya keterbatasan bahasa. Karena keterlambatab dari segi intelektual akibat adanya hambatan dalam berkomunikasi, maka dalam segi akademiknya juga mengalami keterlambatan.
3. Anak berbakat
1. Menunjukkan atau memiliki ide-ide yang orisinal, gagasan-gagasan yang tidak lazim, pikiran-pikiran kreatif.
2. Mampu menghubungkan ide-ide yang nampak tidak berkaitan menjadi suatu konsep yang utuh.
3. Menunjukkan kemampuan bernalar yang sangat tinggi.4. Mampu menggeneralisir suatu masalah yang rumit menjadi suatu
hal yang sederhana dan mudah dipahami.5. Memiliki kecepatan yang sangat tinggi dalam memecahkan
masalah.6. Menunjukkan daya imajinasi yang luar biasa.7. Memiliki perbendaharaan kosakata yang sangat kaya dan mampu
mengartikulasikannya dengan baik.
8. Biasanya fasih dalam berkomunikasi lisan, senang bermain atau merangkai kata-kata.
9. Sangat cepat dalam memahami pembicaraan atau pelajaran yang diberikan.
10. Memiliki daya ingat jangka panjang (long term memory) yang kuat.
11. Mampu menangkap ide-ide abstrak dalam konsep matematika dan/atau sains.
12. Memiliki kemampuan membaca yang sangat cepat.
13. Banyak gagasan dan mampu menginspirasi orang lain.
14. Meikirkan sesuatu secara kompleks, abstrak, dan dalam.
15. Mampu memikirkan tentang beragam gagasan atau persoalan dalam waktu yang bersamaan dan cepat mengaitkan satu dengan yang lainnya.
4. Anak Autis2. ilustrasi prinsip-prinsip identipikasi dan asismen anak berkebutuhan khusus
PengertianIdentifikasi dini sering dimaknai sebagai proses penjaringan awal mungkin, sedangkan asesmen dimaknai sebagai penyaringan.
. Hubungan Identifikasi dengan Asesmen ABK
Identifikasi secara sederhana dapat diartikan sebagai kegiatan penjaringan sedangkan asesmen dapat diartikan sebagai kegiatan penyaringan.
Cara identifikasi awalmelakukan pendataan ke masyarakat sekitar kerjasama dengan Kepala Desa/ Lurah, RT, RW setempat. Jika pendataan tersebut ditemukan anak berkelainan, maka proses berikutnya dapat dilakukan pembicaraandengan orang tua, komite sekolah maupun perangkat desa setempat untuk mendapatkan tindak lanjutnya.
Untuk anak-anak yang sudah masuk dan menjadi siswa pada sekolah tertentu, identifikasi dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Menghimpun Data tentang Anak2. Menganalisis Data dan Mengklasifikasi Anak3. Mengadakan Pertemuan Konsultasi dengan Kepala Sekolah4. Menyelenggarakan pertemuan kasus (case conference)5. Menyusun laporan hasil pertemuan kasus
Di lanjutkan dengan asismen ASISMEN (penyaringan)
Pelaksanaan Asesmen
Asesmen Akademikkemampuan membaca, menulis dan berhitung.
Asesmen Sensorik dan Motorik:untuk mengetahui ganguan penglihatan, pendengaran. Sedangkan asesmen motorik untuk mengetahui gangguan motorik halus maupun kasar
Asesemen Psikologik, Emosi dan Sosial.mengetahui potensi intelektual dan kepribadian abak, Juga dapat diperluas dengan tingkat emosi dan sosial anak.
Asesemen lain yang dianggap perlu:Misalnya aspek kesehatan, status gizi dan perkembangan fisik anak.
Asismen adalah
PROSES PENGUMPULAN INFORMASI DENGAN MEMPERGUNAKAN ALAT DAN TEKNIK YANG SESUAI UNTUK MEMBUAT EPUTUSAN PENDIDIKAN BERKENAAN DENGAN PENEMPATAN DAN PROGRAM PENDIDIKAN BAGI SISWA TERTENTU
Langkah asismen secara umum
aspek asismen
Proses asismen
Tujuan asismen
tujuan identifikasi dan asesmen adalah untuk tan dan kelemahan anak dalam bidang tertentu, sehingga informasi ini dapat digunakan untuk penempatan atau mengembangkan pembelajaran.
Adapun tujuan identifikasi dan asesmen adalah mendapatkan informasi tentang:1. Gambaran umum keadaan anak2. Kemampuan yang dimiliki anak3. Kesulitan yang dialami anak dalam kemampuan tertentu
3. Menentukan jenis teori belajar dan prinsip‐prinsip pembelajaran mendidik yang sesuai dengan
1. Strategi pembelajaran bagi anak tunanetraStrategi pembelajaran pada dasarnya adalah pendayagunaan secara tepat dan optimal dari semua komponen yang terlibat dalam proses pembelajaran yang meliputi tujuan, materi pelajaran, media, metode, siswa, guru, lingkungan belajar dan evaluasi sehingga proses pembelajaran berjalan dengan efektif dan efesien. Beberapa hal yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan strategi pembelajaran , antara lain:
1. Berdasarkan pengolahan pesan terdapat dua strategi yaitu strategi pembelajaran deduktif dan induktf.
2. Berdasarkan pihak pengolah pesan yaitu strategi pembelajaran ekspositorik dan heuristic.
3. Berdasarkan pengaturan guru yaitu strategi pembelajaran dengan seorang guru dan beregu.
4. Berdasarkan jumlah siswa yaitu strategi klasikal, kelompok kecil dan individual.
5. Beradsarkan interaksi guru dan siswa yaitu strategi tatap muka, dan melalui media.
Prosedur Pembelajaran Anak Tuna netra
Strategi pembelajaran bagi anak tunanetra Strategi pembelajaran pada dasarnya
adalah pendayagunaan secara tepat dan optimal dari semua komponen yang terlibat dalam proses pembelajaran yang meliputi tujuan, materi pelajaran, media, metode, siswa, guru, lingkungan belajar dan evaluasi sehingga proses pembelajaran berjalan dengan efektif dan efesienSelain strategi yang telah disebutkan di atas, ada strategi lain yang dapat diterapkan yaitu strategi individualisasi, kooperatif dan modifikasi perilaku.
2. Strategi pembelajaran bagi anak berbakat
Strategi pembelajaran yang sesuai denagan kebutuhan anak berbakat akan mendorong anak tersebut untuk berprestasi. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam meneentukan strategi pembelajaran adalah :
1. Pembelajaran harus diwarnai dengan kecepatan dan tingkat kompleksitas.
2. Tidak hanya mengembangkan kecerdasan intelektual semata tetapi juga mengembangkan kecerdasan emosional.
3. Berorientasi pada modifikasi proses, content dan produk.
Model-model layanan yang biasa diberikan pada anak berbakat yaitu model layanan perkembangan kognitif-afektif, nilai, moral, kreativitas dan bidang khusus.
4. Strategi pembelajaran bagi anak tunagrahita
Strtegi pembelajaran anak tunagrahita ringan yang belajar di sekolah umum akan berbeda dengan strategi anak tunagrahita yang belajar di sekolah luar biasa. Strategi yang dapat digunakan dalam mengajar anak tunagrahita antara lain;
1. Strategi pembelajaran yang diindividualisasikan2. Strategi kooperatif3. Strategi modifikasi tingkah laku
4. Strategi pembelajaran bagi anak tunadaksaStrategi yang bias diterapkan bagi anak tunadaksa yaitu melalui pengorganisasian tempat pendidikan, sebagai berikut:
1. Pendidikan integrasi (terpadu)2. Pendidikan segresi (terpisah)3. Penataan lingkungan belajar
5. Strategi pembelajaran bagi anak tunalaras
Untuk memberikan layanan kepada anak tunalaras, Kauffman (1985) mengemukakan model-model pendekatan sebagai berikut;
1. Model biogenetic2. Model behavioral/tingkah laku3. Model psikodinamika4. Model ekologis
6. Strategi pembelajaran bagi anak dengan kesulitan belajar 1. Anak berkesulitan belajar membaca yaitu melalui program delivery
dan remedial teaching2. Anak berkesulitan belajar menulis yaitu melalui remedial sesuai
dengan tingkat kesalahan.3. Anak berkesulitan belajar berhitung yaitu melalui program remidi yang
sistematis sesuai dengan urutan dari tingkat konkret, semi konkret dan tingkat abstrak.7. Strategi pembelajaran bagi anak tunarunguStrategi yang biasa digunakan untuk anak tunarungu antara lain: strategi deduktif, induktif, heuristic, ekspositorik, klasikal, kelompok, individual, kooperatif dan modifikasi perilaku.
3. Metode belajar bagi anak tunarungu
Bahasa
1) Belajar Bahasa Melalui Membaca Ujaran (Speechreading)
Orang dapat memahami pembicaraan orang lain dengan “membaca” ujarannya melalui gerakan bibirnya.
1997).
2) Belajar Bahasa Melalui Pendengaran
3) Belajar Bahasa secara Manual
Secara alami, individu tunarungu cenderung mengembangkan cara komunikasi manual atau bahasa isyarat.
Pendekatan dalam Pengajaran Bahasa bagi Anak Tunarungu
pendekatan auditori-verbal
dan auditori-oral.
Metode Pembelajaran bina diri
Pengertian
Tujuan
2. Tujuan pembelajaran menolong diri sendiriPembelajaran menolong diri sendiri sebenarnya mengaktualkan kemampuan dalam kegiatan sehari-hari. Tujuan menolong diri sendiri diberikan kepada anak tunagrahita agar dapat:a. Dapat hidup secara wajar dan mampu menyesuaikan diri di tengah-tengah kehidupan keluarga.b. Menyesuaikan diri dalam pergaulan dengan teman sebaya, baik di sekolah maupun di masyarakat.c. Menjaga kebersihan dan kesehatan dirinya sendiri tanpa bantuan orang lain.d. Mengurus keperluan dirinya sendiri dan dapat memecahkan masalah sederhana.e. Membantu orang tua dalam mengurus rumah tangga, baik dalam kebersihan, ketertiban dan pemeliharaan dalam rumah tangga.3. Pendekatan dalam pembelajaran menolong diri sendiri.
PENDEKATAN Pendekatan baselin yaitu melihat kemampuan yang dimiliki anak
sebelum mendapat perlakuan dari latihan menolong diri sendiri. Kriteria yaitu menetapkan sejumlah trial (betul) yang harus dicapai
dalam satu pertemuan. Reinforcement yaitu perangsang yang diberikan guru kepada anak segera setelah anak itu melakukan suatu perbuatan yang dikehendaki oleh guru agar anak terdorong melakukan perbuatan lagi.
4. Prinsip pembelajaran menolong diri sendiri.
a. Pembelajaran menolong diri sendiri dilaksanakan ketika kebutuhan muncul. Misalnya berikan pembelajaran ketika anak mau memakai baju.b. Bahan yang diajarkan hendaknya dirumuskan secara operasional.
Misalnya “anak belajar memakai baju” maka harus dispesifikasikan menjadi “anak belajar memakai baju berkancing”.c. Bahan yang baru hendaknya bersambung dengan bahan sebelumnya. Misalnya belajar mengancingkan baju merupakan kelanjutan dari anak belajar mengenakan baju.d. Satuan-satuan bahan yang terkecil hendaknya terdiri atas perbuatan-perbuatan. Misalnya mengancingkan, menanggalkan, memasang, dsb.e. Gunakan bahasa yang sederhana, berikan instruksi satu demi satu, bila perlu dilengkapi dengan mimik dan is
Metode ceramahMetode demonstrasi tepat digunakan bila :Metode PenampilanLATIHAN
Prinsip membahas tentang aktivitas yang dilakukan seseorang dalam
memenuhi kebutuhan hariannya dalam hal perawatan atau pemeliharaan diri berkaitan dengan fungsi dari kegiatan mengembangkan keterampilan-keterampilan pokok/penting untuk memelihara (maintenance) dalam memenuhi kebutuhan -kebutuhan personal.
Untuk melengkapi tugas-tugas pokok secara efisien dalam kontak social sehingga dapat diterima di lingkungan kehidupannya,
Meningkatkan kemandirian.
PRINSIP UMUM
1. Asismen2. Observasi secara alamian, menemukan hal-hal yang sudah
dan belum dimilikianak dalam berbagai bidan menemukan kebutuhan anak
3. Keselamatan4. Kehati-hatiankemendirrian5. Tradisi yang berlaku sekitar anak berada6. Percaya diri7. Sesuai dengan usia
3. Strategi Pembelajaran Bagi Anak Berkebutuhan Khusus
Di bawah ini beberapa strategi pembelajaran bagi anak berkebutuhan khusus:
1. Strategi pembelajaran bagi anak tunanetraStrategi pembelajaran pada dasarnya adalah pendayagunaan secara tepat dan optimal dari semua komponen yang terlibat dalam proses pembelajaran yang meliputi tujuan, materi pelajaran, media, metode, siswa, guru, lingkungan belajar dan evaluasi sehingga proses pembelajaran berjalan dengan efektif dan efesien. Beberapa hal yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan strategi pembelajaran , antara lain:
5. • Berdasarkan pengolahan pesan terdapat dua strategi yaitustrategi pembelajaran deduktif dan induktf.• Berdasarkan pihak pengolah pesan yaitu strategi pembelajaranekspositorik dan heuristic.• Berdasarkan pengaturan guru yaitu strategi pembelajaran denganseorang guru dan beregu.• Berdasarkan jumlah siswa yaitu strategi klasikal, kelompok kecildan individual.• Beradsarkan interaksi guru dan siswa yaitu strategi tatap muka,dan melalui media.Selain strategi yang telah disebutkan di atas, ada strategi lain yang dapat diterapkan yaitu strategi individualisasi, kooperatif dan modifikasi perilaku.
2. Strategi pembelajaran bagi anak berbakat
1. Pembelajaran harus diwarnai dengan kecepatan dan tingkatkompleksitas.2. Tidak hanya mengembangkan kecerdasan intelektual semata tetapi juga mengembangkan kecerdasan emosional.3. Berorientasi pada modifikasi proses, content dan produk.
Model-model layanan yang bias diberikan pada anak berbakat yaitu model layanan perkembangan kognitif-afektif, nilai, moral, kreativitas dan bidang khusus.
3. Strategi pembelajaran bagi anak tunagrahitaStrategi pembelajaran anak tunagrahita ringan yang belajar di sekolah umum akan berbeda dengan strategi anak tunagrahita yang belajar di sekolah luar biasa. Strategi yang dapat digunakan dalam mengajar anak tunagrahita antara lain;• Strategi pembelajaran yang diindividualisasikan• Strategi kooperatif• Strategi modifikasi tingkah laku
5. Strategi pembelajaran bagi anak tunadaksaStrategi yang bias diterapkan bagi anak tunadaksa yaitu melalui pengorganisasian tempat pendidikan, sebagai berikut:• Pendidikan integrasi (terpadu)• Pendidikan segresi (terpisah)• Penataan lingkungan belajar
6. Strategi pembelajaran bagi anak tunalarasUntuk memberikan layanan kepada anak tunalaras, Kauffman (1985) mengemukakan model-model pendekatan sebagai berikut;• Model biogenetic• Model behavioral/tingkah laku• Model psikodinamika• Model ekologis
7. Strategi pembelajaran bagi anak dengan kesulitan belajar• Anak berkesulitan belajar membaca yaitu melalui program deliverydan remedial teaching• Anak berkesulitan belajar menulis yaitu melalui remedial sesuaidengan tingkat kesalahan.• Anak berkesulitan belajar berhitung yaitu melalui program remidiyang sistematis sesuai dengan urutan dari tingkat konkret, semikonkret dan tingkat abstrak.
7. Strategi pembelajaran bagi anak tunarunguStrategi yang biasa digunakan untuk anak tunarungu antara lain: strategi deduktif, induktif, heuristic, ekspositorik, klasikal, kelompok, individual, kooperatif dan modifikasi perilaku.
Prinsip pembelajaran Orientasi
1. prinsip Individual
2) Prinsip kekonkritan/pengalaman penginderaan
Secara umum, harus ada beberapa perbedaan layanan pendidikan antara anak low vision dan anak buta total harus berbeda
3) Prinsip totalitas 4) Prinsip aktivitas mandiri (selfactivity)
ORIENTASI
1. tujuan utama pembelajaran orientasi mobilitas bagi siswa tunanetra
Orientasi dan Mobilitas bertujuan untuk memberikan
keterampilan agar siswa tunanetra dapat memasuki berbagai
lingkungan baik yang sudah dikenal maupun yang belum
dikenal dengan aman, efektif dan efisien tanpa banyak
meminta bantuan orang lain.
Dengan demikian siswa akan memiliki kesempatan dan kemudahan untuk bepergian ke luar rumah sehingga akan memperkaya konsep dan keanekaragaman pengalaman
2. prinsip-prinsip pembelajaran orientasi mobilitas Tuna netra harus mengetahui Dimana saya berada Kemana tujuan saya Bagimana sampai kesana
3. teknik pembelajaran orientasi mobilitas a.Teknik berjalan sendiri
Menyusuru Trailing. Permukaan yang datar dengan menggunakan punggung jari manis kelingking dll. Untuk arah yang sejajar
Ancang-ancang sikap tegak sempurna Suqwaring contoh untuk diri disuatu tempat diambang pintu
Tangan menyilang tubuh atas Tangan menyilang tubuh bawah Menentukan arah Mencari benda jatuh Berjabat tangan
b.Teknik dengan pendamping awas
Teknik membuat kontak dengan menyentuh punggung dan telapak tangannya kepunggun penyandang tunanetra
Penyandang tuna netra Berada setengah langkah kebelakang menyamping dari pendamping
Bahu lurus dan sejajar dibelakang bahu pendamping
4. prosedur pembelajaran orientasi mobilitas Persepsi.. mengenalkan bau, pendengaran, peraba,
penglihatan Analisis setelah persepsi dinalisis Seleksi Perencanaan Pelaksanaan
5. teknik bepergian dengan menggunakan tongkat dengan benar pada siswa tunanetra. a. Teknik dalam ruangan
Teknik Diagonal Teknik menelusuri Teknik naik dan turun tangga Teknik diluar ruangan Teknik dua sentuhan Teknik tiga sentuhan Teknik mendorong dan menggeser tongkat Teknik menyeberang jalan
6. model pembelajaran orientasi mobilitas pada siswa tunanetra penggunaan alat ukur yang standar, pengetahuannya dapat dikembangkan dengan mempergunakan bagian-bagian tubuh atau benda-benda, seperti: jengkal, tongkat, reglet, rokok, dsb.,
untuk mendapatkan pengukuran kira-kira dan perbandingan, misalnya: setinggi pinggang, dalamnya selutut, dsb.
BKPBI
39. Tujuan BKPBI
Secara umum BKPBI bertujuan agar kepekaan sisa pendengaran anak dan perasaanvibrasi anak semakin terlatih untuk memahami makna berbagai macam bunyi, terutama bunyi bahasa yang sangat menentukan keberhasilan dalam berkomunikasi dengan lingkungannya dengan menggunakan ABM atau tanpa ABM.
Secara khusus tujuan BKPBI adalah sebagai berikut :
Agar kehidupan emosi anak tunarungu berkembang dengan lebihseimbang.
Agar anak tunarungu dapat terhindar dari cara hidup yang semata-mata tergantung pada daya penglihatan saja
Agar penyesuaian anak tunarungu menjadi lebih baik berkat dunia pengalamannya yang lebih luas.
Agar motorik anak tunarungu berkembang lebih sempurna. Agar anak tunarungu mempunyai kemungkinan untuk
mengadakan kontak yanglebih baik sebagai bekal hidup di masyarakat yang mendengar.
40. prinsip-prinsip pembelajaran BKPBI Diskriminasi fonem dalam suku kata. Diskriminasi perkataan dalam ungkapan Memori auditori. Bahasa dikembangkan melalui peningkatan pendengaran dengan
menggunakan wicaranya berulang-ulang dan dengan perbedaan akuistik yang baik.
41. teknik pembelajaran BKPBI (1)Aliran Oral : ada yang secara murni + membaca ujaran, ada
juga secara oral + aural (memanfaatkan sisa pendengarannya).
(2) Aliran Manual : Ada juga dengan isyarat/gesti saja. Ada pula yang dengan isyarat baku + abjad jar ... Tunarungu
42. prosedur pembelajaran BKPBI pada siswa tunarungu (langkah-langkah pembelajaran)
(1)Pendahuluan (kegiatan awal)(2)kegiatan inti; (3)kegiatan akhir dan (4)tindaklanjut :
44. Memilih jenis-jenis metode pembelajaran BKPBI Belajar adalah bermain Metode pemberian tugas Metode demonstrasi Metode observasi
TUNAGRAHITA
45. tujuan utama pembelajaran bina diri bagi siswa tunagrahita
a. Dapat hidup secara wajar dan mampu menyesuaikan diri di tengah-tengah kehidupan keluarga.b. Menyesuaikan diri dalam pergaulan dengan teman sebaya, baik di sekolah maupun di masyarakat.c. Menjaga kebersihan dan kesehatan dirinya sendiri tanpa bantuan orang lain.d. Mengurus keperluan dirinya sendiri dan dapat memecahkan masalah sederhana.e. Membantu orang tua dalam mengurus rumah tangga, baik dalam kebersihan, ketertiban dan pemeliharaan dalam rumah tangga.
46. Pendekatan dalam pembelajaran menolong diri sendiri.PENDEKATAN
Pendekatan baselin yaitu melihat kemampuan yang dimiliki anak sebelum mendapat perlakuan dari latihan menolong diri sendiri.
Kriteria yaitu menetapkan sejumlah trial (betul) yang harus dicapai dalam satu pertemuan. Reinforcement yaitu perangsang yang diberikan guru kepada anak
segera setelah anak itu melakukan suatu perbuatan yang dikehendaki oleh guru agar anak terdorong melakukan perbuatan lagi.
47. prinsip-prinsip pembelajaran bina diri
1. dilaksanakan ketika kebutuhan muncul. Misalnya berikan pembelajaran ketika anak mau memakai baju.
2. Bahan yang diajarkan hendaknya dirumuskan secara operasional. Misalnya “anak belajar memakai baju” maka harus dispesifikasikan menjadi “anak belajar memakai baju berkancing”.
3. Bahan yang baru hendaknya bersambung dengan bahan sebelumnya. Misalnya belajar mengancingkan baju merupakan kelanjutan dari anak belajar mengenakan baju.
4. Satuan-satuan bahan yang terkecil hendaknya terdiri atas perbuatan-perbuatan. Misalnya mengancingkan, menanggalkan, memasang, dsb.. Gunakan bahasa yang sederhana, berikan instruksi satu demi satu, bila perlu dilengkapi dengan mimik dan is
48. Prinsip
membahas tentang aktivitas yang dilakukan seseorang dalam memenuhi kebutuhan hariannya dalam hal perawatan atau pemeliharaan diri
48. teknik pembelajaran
BINA GERAK
49. Tujuan Bina Gerak
Agar anak Mampu menggerakkan ototnya dengan serasi, sehat dan kuat sehingga mampu melakukan gerakan sesuai dengan fungsinya.
Mampu rnenyesuaikan diri dengan Iingkungan dan mampu mengatasi kesulitan dalam kehidupan sehari-hari.
50.prinsip-prinsip pembelajaran bina gerak
prinsip dasar program pendidikannya meliputi:1. Keseluruhan anak (All the children)2. Kenyataan (Reality)3. Program yang dinamis (A dynamic program)4. Kesempatan yang sama (Equality of opportunity)5. Kerjasama (Cooperative)
Sedangkan prinsip khusus pendidikannya terdiri dari
prinsip multisensori prinsip individualisasi.
Model layanannya dapat berbentuk individual dan klasikal pada individu yang cenderung memiliki kemampuan yang hampir sama, bahan pelajaran yang diberikan pada siswa sesuai dengan kemampuan masing-masing anak.
Teknik Layanan pendidikan untuk anak Tunadaksa dapat dilakukan dengan pendekatan guru kelas, guru mata pelajaran/bidang studi, campuran dan pengajaran tim.Pembelajaran di sekolah idealnya sebagai berikut:a. Perencanaan kegiatan belajar mengajar: Program pendidikan yang diindividualisasikanb. Prinsip Pembelajaran: Prinsip multisensori dan prinsip individualisasic. Penataan Lingkungan Belajar
Langkah-langkah Prosedur kegiatannya meliputi:
1. Semua gerak sendi dan urutan gerak dalam melakukan kegiatan
hidup sehari-hari diajarkan sesuai dengan gerakan normal.
2. Urutan gerakannya dijadikan analisis tugas.
3. Menggunakan alat bantu modifikas
meTODE BINA GERAK
Banyak teknik yang dapat digunakan untuk melatih kemampuan gerak anak-anak dengan gangguan motorik. Diantaranya:
1. Aktivitas gerak persepsual (perceptual motor activities)
2. Pendekatan keterampilan (Skills approach)
3. Pendekatan tematik (Thematic approach)
4. Pendekatan permainan (Games approach)
5. Pendidikan olahraga (Sport Education)
. Pendekatan keterampilan (Skills approach)
Latihan keterampilan tertentu dapat digunakan sebagai wahana menanamkan kemampuan gerak anak-anak yang mengalami gangguan motorik. Misalnya keterampilan memegang, menjepit, menangkap, melempar, keterampilan dalam kegiatan hidup sehari-hari (ADL), bina diri, keterampilan menulis, menggambar, dll.
3. Pendekatan tematik (Thematic approach)
Pendekatan tematik menggunakan tema tertentu sebagai sentral/focus perhatian yang digunakan untuk membina kemampuan gerak anak-anak yang mengalami gangguan motorik.Misalnya tema tentang kebersihan sekolah. Seorang guru dapat memanfaatkan tema kebersihan sekolah tersebut untuk melatihan penguatan otot, pelemasan otot, memperbaiki gerak persendian, melatih kemampuan koordinasi, dsb.
Permainan
o Pendekatan permainan (Games approach) Permainan gerak atau fungsi Permainan distruktif Permainan konstruktif Permainan peranan Permainan prestasi
5. Pendidikan olahraga (Sport Education)
6. Bina Gerak melalui Terapi Fisik (physio therapy)
Terapi fisik atau physio therapy merupakan seni dan ilmu pengobatan dengan menggunakan tenaga dan daya alam, seperti air (panas, dingin, kandungan kimia), listrik, sinar, pemijatan, gerakan/gosokan, dsb.
Para guru dapat melatih kemampuan gerak anak dengan mengajak mereka melakukan kegiatan-kegiatan yang bermakna terapeutik yang terkandung dalam cakupan terapi fisik. Misalnya:
Mendorong gerobak yang dapat dimuati berbagai macam pemberat.
Menarik tambang atau katrol yang diberi berbagai pemberat Melempar atau menangkap bola dari berbagai ukuran, dari
yang kecil sampai yang besar Memegang pipa dengan berbagai ukuran dari yang kecil
sampai yang besar Mengangkat benda-benda bermain dari yang ringan sampai
yang berat Memutar kincir atau gilingan yang memakai bunyi-bunyian Memukul pasak-pasak Memukul-mukul air di kolam renang Menahan semprotan air
Terapi psikis ialah suatu usaha penyumbuhan kelainan jiwa atau emosi yang dapat disalurkan melalui berbagai aktivitas
TUNA LARAS
tujuan utama pembelajaran bina pribadi sosial bagi siswa tunalaras.
agar mereka mampu memiliki dan mengembangkan nilai-nilai baru sebagai pedoman untuk bertingkah laku, menggantikan nilai-nilai lama yang dianut sebelumnya. Nilai-nilai baru tersebut adalah nilai-nilai yang dianggap positif dan selaras dengan nilai dasar dari falsafah kehidupan berbangsa dan bernegara kita, yaitu UUD 45 dan Pancasila.
Strategi pembelajaran bagi anak tunalaras Teknik
Model biogenetic Model behavioral/tingkah laku Model psikodinamika Model ekologis
Pendekatan
Pendekatan Psikoanalisi Pendekatan Psiko-Educatio Pendekatan Humanisti Pendekatan Ekolog e. Pendekatan Perilak
8. prinsip-prinsip pembelajaran
Berpusat pada siswa, Memperhatikan kebutuhan siswa, Menggunakan pendekatan humanistis, CBSA, Multi metode, multi media, dan multi evaluasi, Menggunakan kerja kelompok Dukungan lingkungan yang kondusif (positif dan
merangsang), Konsistensi guru sebagai pelaksana nilai yang diajarkan, Tidak berhenti sampai pada tahap mengetahui, tetapi sampai
pada tahap bertingkah laku, Relevan dengan nilai-nilai yang dianut lingkungan, Tidak hanya bersifat pemberian informasi, tetapi sampai pada
terciptanya komunikasi Tidak dilakukan secara dogmatis atau indoktriner, tetapi harus
dipupuk dengan
teknik pembelajaran bina pribadi dan sosial
sosiodrama, role play
secara khusus dapat dilakukan melalui
pendekatan Value Clarification Tecniques (VCT
1. Evocation
Siswa diminta untuk melakukan ekspresi spontan.
2. Inculcation56
Yaitu pendekatan sugestif terarah.
3. Awarenees
Melalui kegiatan tertentu anak diminta untuk mengklarifikasikan nilainilainya sendiri atau nilai-nilai orang lain.
4. Moral Reasoning
Disajikan dengan menampilkan dilema-dilema moral (seperti yang
digunakan oleh Kohlberg), sehingga akan diketahui tahapan moralnya
(orientasi hukuman, timbale balik, anak manis, tertib social, kewajiban
social, atau dasar diri sendiri) dan upaya peningkatannya
5. Analisis
Dilakukan dengan menganlisis nilai dari yang sederhana atau apa
adanya menuju ke yang lebih teliti atau akurat atau kompleks.
6. Klarifikasi
Dilakukan dengan teknik pengungkapan nilai dengan membina
kesadaran emosional dan melalui cara-cara yang kritis rasional.
7. Commitment Approach
Dilakukan dengan dasar kesepakatan.57
8. Union Approach
Dilakukan dengan mempersatukan atau mengintegrasikan siswa pada
situasi riil yang sengaja dirancang oleh gur
prosedur pembelajaran bina pribad
materi pembelajaran untuk membina rasa ke-Tuhanan dan budi pekerti pada siswa tunalara
pendidikan agama PKN
ANAK BERBAKAT
Tujuan pendidikan anak berbakat adalah agar mereka menguasai sistem konseptual yang penting sesuai dengan kemampuannya, memiliki keterampilan yang menjadikannya mandiri dan kreatif, serta mengembangkan kesenangan dan kegairahan belajar untuk berprestasi.
konsep bina potensi kecerdasan pada anak CIBI. Kemampuan umum (kapasitas intelektual) dan/atau
kemampuan khusus di atas rata-rata Kreativitas yang tinggi Komitmen terhadap tugas yang tinggi
prinsip-prinsip pengembangan Proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang
berlangsung sepanjang hayat, di dalamnya harus ada pendidik yang memberikan:
keteladanan
mampu membangun kemauan
mengembangkan potensi dan karakteristik peserta didik.
teknik pengembangan bina potensi dan kecerdasan pada anakSalah satu upaya meningkatkan kualitas dan kuantitaspelayanan
danpendidikan anak autisme diperlukan pendidikan integrasi danimplementasinya dalam bentuk group/kelas (sekolah), individu (one on one) sertapembelajaran individual melalui modifikasi perilaku
strategi pembelajaran bahwa strtategi pembelajaran yang dipilih harus dapat mengembangkan kemampuan intetelektual dan non intelektual serta dapat mendorong cara belajar anak berbakat. Karena itu anak berbakat membutuhkan model layanan khusus seperti bidang kognitif-afektif, moral, nilai, kreativitas, dan bidang-bidang khusus.
Prosedur pengembangan
pengembangan proses individu dan membangun serta mengorganisasikan dirinya sendiri. Model memfokuskan pada konsep diri yang kuat dan realistis untuk membantu membangun hubungan yang produkti ...
Layanan anak berbakat membutuhkan menu spesisial sesuai keberbakatannnya. Oleh karena itu kurikulum berdiferensiasi merupakan kurikulum yang direkomendasikan untuk layanan pendidikan CIBI. Prinsip dasar KB adalah memberikan layanan individual dalam suasana klasikal yang bisa memberikan ruang ekspresi perkembangan keberbakatan siswa. Kurikulum berdiferensiasi memuat pokok-pokok materi kurikulum nasional dan muatan lokal, yang lantas diperkaya dan diperdalam dengan berbagai esensi keberbakatan yang dimiliki setiap siswa. KB juga memberi ruang psikologis untuk mengembangkan semua aspek tumbuhkembang keberbakatan siswa secara komprehensif (social, emosional dan spiritual).
AUTISME
METODE PEMBELAJARAN BAGI ANAK AUTISMEAda Beberapa Pendekatan Pembelajaran Anak Autistik Antara Lain
1. Discrete Tial Training (DTT) : Training ini didasarkan pada Teori
Lovaas yang mempergunakan pembelajaran perilaku. Dalam pembelajarannya digunakan stimulus respon atau yang dikenal dengan orperand conditioning. Dalam prakteknya guru memberikan stimulus pada anak agar anak memberi respon. Apabila perilaku anak itu baik, guru memberikan reinforcement (penguatan). Sebaliknya perilaku anak yang buruk dihilangkan melalui time out/ hukuman/kata “tidak”
2. Intervensi LEAP (Learning Experience and Alternative Programfor Preschoolers and Parents) menggunakan stimulus respon (sama dengan DTT) tetapi anak langsung berada dalam lingkungan sosial (dengan teman-teman). Anak auitistik belajar berperilaku melalui pengamatan perilaku orang lain.
3. Floor Time merupakan teknik pembelajaran melalui kegiatan intervensi interaktif. Interaksi anak dalam hubungan dan pola keluarga merupakan kondisi penting dalam menstimulasi perkembangan dan pertumbuhan kemampuan anak dari segi kumunikasi, sosial, dan perilaku anak.
4. TEACCH (Treatment and Education for Autistic Childrent and Related Communication Handicaps) merupakan pembelajaran bagi anak dengan memperhatikan seluruh aspek layanan untuk pengembangan komunikasi anak. Pelayanan diprogramkan dari segi diagnosa, terapi/treatment, konsultasi, kerjasama, dan layanan lain yang dibutuhkan baik oleh anak maupun orangtua.
Pendekatan PembelajaranAnak autistik dapat dilatih melalui terapi sesuai dengan kondisi dan kebutuhan anak antara lain:1. Terapi Wicara: Untuk melancarkan otot-otot mulut agar dapat berbicara lebih baik. 2. Terapi Okupasi : untuk melatih motorik halus anak. 3. Terapi Bermain : untuk melatih mengajarkan anak melalui belajar sambil bermain. 4. Terapi medikamentosa/obat-obatan (drug therapy) : untuk menenangkan anak melalui pemberian obat-obatan oleh dokter yang berwenang. 5. Terapi melalui makan (diet therapy) : untuk mencegah/mengurangi tingkat gangguan autisme. 6. Sensory Integration therapy : untuk melatih kepekaan dan kordinasi daya indra anak autis (pendengaran, penglihatan, perabaan)
7. Auditory Integration Therapy : untuk melatih kepekaan pendengaran anak lebih sempurna 8. Biomedical treatment/therapy : untuk perbaikan dan kebugaran kondisi tubuh agar terlepas dari faktor-faktor yang merusak (dari keracunan logam berat, efek casomorphine dan gliadorphine, allergen, dsb) 9. Hydro Therapy : membantu anak autistik untuk melepaskan energi yang berlebihan pada diri anak melalui aktifitas di air. 10. Terapi Musik : untuk melatih auditori anak, menekan emosi, melatih kontak mata dan konsentrasi.
KONSEP DASAR
ASESMEN
OLEH
TJUTJU SOENDARI
PLB-FIP-UPIPOKOK BAHASAN
• Pengertian Asesmen
• Tujuan Asesmen
• Fungsi asesmen
• Ruang lingkup Asesmen ABK
• Pengertian Asesmen
• Tujuan Asesmen
• Fungsi asesmen
• Ruang lingkup Asesmen ABKPENGERTIAN ASESMEN
• Asesmen “To assess” (kk: menaksir);
• Assessment (kb: taksiran) deskriptif
“menggambarkan” sesuatu secara holistik
• Sifat atau cara kerja asesmen menjadi
komprehensif Artinya asesmen bekerja
secara utuh dan menyeluruh.
PENGERTIAN ASESMEN
• Asesmen “To assess” (kk: menaksir);
• Assessment (kb: taksiran) deskriptif
“menggambarkan” sesuatu secara holistik
• Sifat atau cara kerja asesmen menjadi
komprehensif Artinya asesmen bekerja
secara utuh dan menyeluruh.DEFINISI ASESMEN
• Wallace & Longlin (1979) Asesmen merupakan suatu proses
sistematis dengan menggunakan instrumen yang sesuai untuk
mengetahui perilaku belajar, penempatan, dan pembelajaran.
• Rosenberg (1982) Asesmen merupakan suatu proses pengumpulan
informasi yang akan digunakan untuk membuat pertimbangan dan
keputusan yang berkaitan dengan pembelajaran anak.
• Robert M. Smith (2002) “Asesmen adalah suatu penilaian yang
komprehensif dan melibatkan anggota tim untuk mengetahui
kelemahan dan kekuatan anak, yang mana hasil keputusannya
dapat digunakan untuk menentukan layanan pendidikan yang
dibutuhkan anak sebagai dasar untuk menyusun suatu rancangan
pembelajaran”.
• Wallace & Longlin (1979) Asesmen merupakan suatu proses
sistematis dengan menggunakan instrumen yang sesuai untuk
mengetahui perilaku belajar, penempatan, dan pembelajaran.
• Rosenberg (1982) Asesmen merupakan suatu proses pengumpulan
informasi yang akan digunakan untuk membuat pertimbangan dan
keputusan yang berkaitan dengan pembelajaran anak.
• Robert M. Smith (2002) “Asesmen adalah suatu penilaian yang
komprehensif dan melibatkan anggota tim untuk mengetahui
kelemahan dan kekuatan anak, yang mana hasil keputusannya
dapat digunakan untuk menentukan layanan pendidikan yang
dibutuhkan anak sebagai dasar untuk menyusun suatu rancangan
pembelajaran”.• McLounghlin & Lewis (1986) Asesmen adalah proses yang
sistematis dalam mengumpulkan data seorang anak yang berfungsi
untuk melihat kemampuan dan kesulitan yang dihadapi seseorang
saat itu, sebagai bahan untuk menentukan apa yang sesungguhnya
dibutuhkan. Berdasarkan informasi tersebut, guru akan dapat
menyusun program pembelajaran yang bersifat realistis sesuai
dengan kenyataan yang obyektif.
• Fallen & Umansky (1988) Asesmen adalah proses pengumpulan
data untuk tujuan pembuatan keputusan dan menerapkan seluruh
proses pembuatan keputusan tersebut, mulai diagnosa paling awal
terhadap problem perkembangan sampai penentuan akhir terhadap
program anak.
• Mangungsong (1995) asesmen adalah suatu proses yang dilakukan
untuk mengumpulkan informasi, data-data yang berkaitan dalam
membantu seseorang mengambil keputusan yang berkaitan dengan
masalah pendidikan.
• McLounghlin & Lewis (1986) Asesmen adalah proses yang
sistematis dalam mengumpulkan data seorang anak yang berfungsi
untuk melihat kemampuan dan kesulitan yang dihadapi seseorang
saat itu, sebagai bahan untuk menentukan apa yang sesungguhnya
dibutuhkan. Berdasarkan informasi tersebut, guru akan dapat
menyusun program pembelajaran yang bersifat realistis sesuai
dengan kenyataan yang obyektif.
• Fallen & Umansky (1988) Asesmen adalah proses pengumpulan
data untuk tujuan pembuatan keputusan dan menerapkan seluruh
proses pembuatan keputusan tersebut, mulai diagnosa paling awal
terhadap problem perkembangan sampai penentuan akhir terhadap
program anak.
• Mangungsong (1995) asesmen adalah suatu proses yang dilakukan
untuk mengumpulkan informasi, data-data yang berkaitan dalam
membantu seseorang mengambil keputusan yang berkaitan dengan
masalah pendidikan.ASESMEN
• Proses sistematis yang bersifat komprehensip,
• Berupa informasi (data/fakta/evidence) untuk mengetahui gejala
dan intensitasnya, kendala-kendala yang dialami, serta
kelemahan dan kekuatan anak,
• Adanya pembanding informasi tersebut dengan suatu
parameter/ukuran dengan menggunakan instrumen,
• Adanya pelaku “asesor” (melibatkan tim) yang mengumpulkan
informasi,
• Digunakan untuk menyusun suatu program pembelajaran yang
dibutuhkan anak yang bersifat realistis, sesuai dengan kenyataan
secara objektif.
• Proses sistematis yang bersifat komprehensip,
• Berupa informasi (data/fakta/evidence) untuk mengetahui gejala
dan intensitasnya, kendala-kendala yang dialami, serta
kelemahan dan kekuatan anak,
• Adanya pembanding informasi tersebut dengan suatu
parameter/ukuran dengan menggunakan instrumen,
• Adanya pelaku “asesor” (melibatkan tim) yang mengumpulkan
informasi,
• Digunakan untuk menyusun suatu program pembelajaran yang
dibutuhkan anak yang bersifat realistis, sesuai dengan kenyataan
secara objektif.TUJUAN ASESMEN
• Memperoleh data yang relevan, obyektif, akurat,
dan komprehensif tentang kondisi anak saat ini
• Mengetahui profil anak secara utuh terutama
permasalahan dan hambatan belajar yang
dihadapi, potensi yang dimiliki, kebutuhankebutuhan khususnya, serta daya dukung
lingkungan yang dibutuhkan anak
• Menentukan layanan yang dibutuhkan dalam
rangka memenuhi kebutuhan-kebutuhan
khususnya serta untuk memonitor kemajuannya
(Sunardi & Sunaryo,2006)
• Memperoleh data yang relevan, obyektif, akurat,
dan komprehensif tentang kondisi anak saat ini
• Mengetahui profil anak secara utuh terutama
permasalahan dan hambatan belajar yang
dihadapi, potensi yang dimiliki, kebutuhankebutuhan khususnya, serta daya dukung
lingkungan yang dibutuhkan anak
• Menentukan layanan yang dibutuhkan dalam
rangka memenuhi kebutuhan-kebutuhan
khususnya serta untuk memonitor kemajuannya
(Sunardi & Sunaryo,2006)• Moh.Amin (1995) Kegiatan asesmen yang dilakukan
setelah ditemukan bahwa seseorang itu ABK atau setelah
kegiatan deteksi, maka asesmen diperlukan untuk:
1) Menyaring kemampuan ABK
2) Untuk keperluan pengklasifikasian, penempatan, dan
penemuan program pendidikan ABK
3) Untuk menentukan arah atau tujuan pendidikan serta
kebutuhan ABK.
4) Untuk mengembangkan program pendidikan yang
diindividualisasikan
5) Untuk menentukan strategi, lingkungan belajar, dan
evaluasi pengajaran.
• Moh.Amin (1995) Kegiatan asesmen yang dilakukan
setelah ditemukan bahwa seseorang itu ABK atau setelah
kegiatan deteksi, maka asesmen diperlukan untuk:
1) Menyaring kemampuan ABK
2) Untuk keperluan pengklasifikasian, penempatan, dan
penemuan program pendidikan ABK
3) Untuk menentukan arah atau tujuan pendidikan serta
kebutuhan ABK.
4) Untuk mengembangkan program pendidikan yang
diindividualisasikan
5) Untuk menentukan strategi, lingkungan belajar, dan
evaluasi pengajaran.FUNGSI ASESMEN
• Sebagai alat/bahan untuk melihat kemampuan dan
kesulitan yang dihadapi seseorang saat itu,
• Sebagai bahan untuk menentukan apa yang
sesungguhnya dibutuhkan dalam pembelajaran siswa.
• Asesmen digunakan untuk menemukan dan
menetapkan di mana letak masalah yang dihadapi serta
apa yang menjadi kebutuhan belajar seorang anak.
• Guru akan dapat menyusun program pembelajaran
yang bersifat realistis dan obyektif Sesuai dengan
kesulitan yang dihadapi
• Sebagai alat/bahan untuk melihat kemampuan dan
kesulitan yang dihadapi seseorang saat itu,
• Sebagai bahan untuk menentukan apa yang
sesungguhnya dibutuhkan dalam pembelajaran siswa.
• Asesmen digunakan untuk menemukan dan
menetapkan di mana letak masalah yang dihadapi serta
apa yang menjadi kebutuhan belajar seorang anak.
• Guru akan dapat menyusun program pembelajaran
yang bersifat realistis dan obyektif Sesuai dengan
kesulitan yang dihadapiMENGAPA ASESMEN???
• Moh. Amin (1995) mengemukakan
tentang perlunya asesmen dalam
pendidikan bagi ABK
• Pertama, kegiatan asesmen
merupakan tindak lanjut dari kegiatan
deteksi.
• Kedua, perbedaan individual.
• Moh. Amin (1995) mengemukakan
tentang perlunya asesmen dalam
pendidikan bagi ABK
• Pertama, kegiatan asesmen
merupakan tindak lanjut dari kegiatan
deteksi.
• Kedua, perbedaan individual.Perbandingan Asesmen dan Evaluasi
Komponen Asesmen Evaluasi
Pelaksanaan
Konten
(instrumen)
Tujuan
Sebelum, saat, dan akhir
pembelajaran, shg terus
bergulir tanpa henti
(dynamics assessment)
Didasarkan kepada
masalah dan
kemampuan yang dimilki
siswa
Untuk melihat kondisi
siswa saat ini baik
kemampuan, kesulitan,
maupun kebutuhan
belajarnya.
Saat dan akhir
pembelajaran
Didasarkan pada materi
yang telah diberikan
Untuk mengukur
seberapa jauh materi
yang telah diberikan
dapat diserap/dikuasai
siswa
Pelaksanaan
Konten
(instrumen)
Tujuan
Sebelum, saat, dan akhir
pembelajaran, shg terus
bergulir tanpa henti
(dynamics assessment)
Didasarkan kepada
masalah dan
kemampuan yang dimilki
siswa
Untuk melihat kondisi
siswa saat ini baik
kemampuan, kesulitan,
maupun kebutuhan
belajarnya.
Saat dan akhir
pembelajaran
Didasarkan pada materi
yang telah diberikan
Untuk mengukur
seberapa jauh materi
yang telah diberikan
dapat diserap/dikuasai
siswaKapan asesmen dilakukan?
• Sebelum – saat – setelah
intervensi/pembelajaran (kontinyu --
berkesinambungan).
• Mampu memfasilitasi belajar siswa dan
keterampilan yang diperoleh dari hasil
belajar menjadi fungsional
• Sebelum – saat – setelah
intervensi/pembelajaran (kontinyu --
berkesinambungan).
• Mampu memfasilitasi belajar siswa dan
keterampilan yang diperoleh dari hasil
belajar menjadi fungsionalDi mana asesmen dilakukan?
• Dalam situasi alamiah (seperti di rumah,
di dalam kelas, di kantin, di asrama, dsb.
di mana anak tinggal).
• Melihat perilaku nyata anak dalam
berbagai ragam situasi/lingkungan.
• Dalam situasi alamiah (seperti di rumah,
di dalam kelas, di kantin, di asrama, dsb.
di mana anak tinggal).
• Melihat perilaku nyata anak dalam
berbagai ragam situasi/lingkungan.Bagaimana asesmen dilakukan?
• Observasi Mengadakan pengamatan terhadap suatu obyek,
gejala, peristiwa, atau proses yang terjadi dalam suatu situasi
baik yang terjadi pada manusia atau pada lingkungannya
• Wawancara Wawancara merupakan salah satu teknik
pengumpulan data yang dilakukan melalui komunikasi verbal
dengan cara mengadakan tanya jawab baik langsung atau tidak
langsung dengan responden
• Tesalat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau
mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturanaturan yang sudah ditentukan.
• Inventori Alat pengumpul data yang sifatnya mengukur
kecenderungan karakteristik perilaku individu.
• Observasi Mengadakan pengamatan terhadap suatu obyek,
gejala, peristiwa, atau proses yang terjadi dalam suatu situasi
baik yang terjadi pada manusia atau pada lingkungannya
• Wawancara Wawancara merupakan salah satu teknik
pengumpulan data yang dilakukan melalui komunikasi verbal
dengan cara mengadakan tanya jawab baik langsung atau tidak
langsung dengan responden
• Tesalat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau
mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturanaturan yang sudah ditentukan.
• Inventori Alat pengumpul data yang sifatnya mengukur
kecenderungan karakteristik perilaku individu.RUANG LINGKUP ASESMEN RUANG LINGKUP ASESMENR
U
A
N
G
L
I
N
G
K
U
P
A
S
E
S
M
E
N
PERKEMBANGAN
Kognitif (persepsi, bahasa
& komunikasi)
Motorik
Adaptive Behavior
R
U
A
N
G
L
I
N
G
K
U
P
A
S
E
S
M
E
N
AKADEMIK
Membaca
Menulis
Berhitung/MatematikaMenentukan ruang lingkup dan urutan
keterampilan-keterampilan yang akan
diaseskan
•Berdasarkan kurikulum yang berlaku
( KUR.2004 - KTSP 2006)
•Bahan ajar
•Referensi terkait bidang yang diases
•Modifikasi/gabungan dari ketiganyaPERKEMBANGAN
PERSEPSI
AUDITORIS
• kesadaran fonologis
• diskriminasi auditoris
• ingatan auditoris
• urutan auditoris
• perpaduan auditoris
•hubungan keruangan
•diskriminasi visual
•diskriminasi bentuk dan latar
•visual closure
•mengenal obyek
VISUAL
PERKEMBANGAN
PERSEPSI
HEPTIK
TAKTIL
KINESTETIK
•hubungan keruangan
•diskriminasi visual
•diskriminasi bentuk dan latar
•visual closure
•mengenal obyek
Ruang lingkup bidang perkembangan persepsiK
E
M
A
M
P
U
A
N
B
E
R
B
A
H
A
S
A
RESEPTIF
Menyimak
(Mendengarkan)
Membaca
1. FONEM (huruf)
2. MORFEM (kata)
3. SINTAKSIS
(kalimat)
4. SEMANTIK
(makna
kata/kalimat)
5. PROSODI (irama,
intonasi,
tekanan pola
bahasa)
6. PRAGMATIK(cara
penggunaan bhs
dlm siatuasi sosial)
Wicara
1. Artikulasi (kejelasan
pengujaran kata)
2. Suara (nada,
kenyaringan,
kualitas wicara)
3. Kelancaran
(kecepatan dan
ketepatan wicara)
PERSEPSI AUDITORIS
K
E
M
A
M
P
U
A
N
B
E
R
B
A
H
A
S
A
PRODUKTIF/
EKSPRESIF
1. FONEM (huruf)
2. MORFEM (kata)
3. SINTAKSIS
(kalimat)
4. SEMANTIK
(makna
kata/kalimat)
5. PROSODI (irama,
intonasi,
tekanan pola
bahasa)
6. PRAGMATIK(cara
penggunaan bhs
dlm siatuasi sosial)
Wicara
Menulis
1. Artikulasi (kejelasan
pengujaran kata)
2. Suara (nada,
kenyaringan,
kualitas wicara)
3. Kelancaran
(kecepatan dan
ketepatan wicara)P
E
R
K
E
M
B
A
N
G
A
N
M
O
T
O
R
I
K
Gross Motor
Sensory Stimulation (Menerima rangsangan)
Position Tolerance (daya tahan thd posisi ttt)
Equilibrium Reactions
Head Control (Kontrol kepala)
Rolling (Berguling)
Sitting (duduk)
Reach & Strike (menjangkau & menyerang)
Crawling (merayap)
Kneewalk (Berjalan dgn lutut)
Standing (Berdiri)
Walking (Berjalan)
P
E
R
K
E
M
B
A
N
G
A
N
M
O
T
O
R
I
K
Fine Motor
Grasp (menggenggam)
Object Manipulation
Object Formation
Sensory Stimulation (Menerima rangsangan)
Position Tolerance (daya tahan thd posisi ttt)
Equilibrium Reactions
Head Control (Kontrol kepala)
Rolling (Berguling)
Sitting (duduk)
Reach & Strike (menjangkau & menyerang)
Crawling (merayap)
Kneewalk (Berjalan dgn lutut)
Standing (Berdiri)
Walking (Berjalan)P
E
R
I
L
A
K
U
A
D
A
P
T
I
F
SELF HELP
Keterampilan makan,
Keterampilan minum,
Keterampilan menggunakan toilet,
Kebersihan (mandi, gosok gigi & cuci tangan)
Penampilan,
Berpakaian,
Mobilitas (Penggunaan transport umum)
COMMUNICATION
Pemahaman (Comprehension)
Ekspresi (Expression)
Artikulasi (Articulation)
P
E
R
I
L
A
K
U
A
D
A
P
T
I
F VOCATIONAL
Kemampuan dalam aktivitas di rumah,
Kemampuan dalam aktivitas sekolah
SOCIALIZATION
Kerjasama,
Perhatian terhadap orang lain,
Partisipasi dalam kegiatan kelompok,
Interaksi dengan yang lainK
E
T
R
P
R
E
A
K
A
D
E
M
I
K
KLASIFIKASI
ORDERING/
SERIASI
Mengelompokkan obyek berdasarkan warna
Mengelompokkan obyek berdasarkan bentuk
Mengelompokkan obyek berdasarkan ukuran
Mengurutkan obyek berdasarkan pola ukuran bentuk
Mengurutkan obyek berdasarkan pola ukuran warna
menghitung setiap obyek hanya satu kali secara
berurutan,
Menyusun obyek berdasarkan ukuran panjang &
pendek
Menyusun obyek berdasarkan ukuran besar & kecil
K
E
T
R
P
R
E
A
K
A
D
E
M
I
K
KORESPONDENSI
KONSERVASI
Mengurutkan obyek berdasarkan pola ukuran bentuk
Mengurutkan obyek berdasarkan pola ukuran warna
menghitung setiap obyek hanya satu kali secara
berurutan,
Menyusun obyek berdasarkan ukuran panjang &
pendek
Menyusun obyek berdasarkan ukuran besar & kecil
memahami jumlah dari dua kelompok obyek yang
memiliki karakteristik yang berbeda, tetapi memiliki
nilai yang sama
memahami jumlah dari tiga kelompok obyek yang
memiliki karakteristik yang berbeda, tetapi memiliki
nilai yang sama
Memahami kekekalan jumlahM
E
M
B
A
C
A
TEKNIS
•Mengenal huruf
•Mengenal bunyi huruf (k-v-diftong)
•Menggabungkan bunyi membentuk kata
•Variasi bunyi
•Meggunakan analisa konteks
•Menggunakan analisa struktural (bentuk kata)
M
E
M
B
A
C
A
PEMAHAMAN
•Pengembangan kosakata
•Pemahaman literal (memahami &mengingat informasi
tersurat dr wacana)
•Pemahaman inferensial (menarik kesimpulan dr
wacana)
•Membaca kritis/evaluatif (penilaian thd materi
wacana)
•Apresiasi (kepekaan emosi/estetik thd materi wacana)
RUANG LINGKUP PELAJARAN MEMBACAM
ENULIS
PERMULAAN
PRA MENULIS
(a) Meraih, meraba, memegang, dan melepas benda
(b) Mencari perbedaan/persamaan berbagai obyek,bentuk, warna, ukuran
(c) Orientasi ruang dan arah (kiri-kanan, atas-bawah, depan belakang)
(a) Memegang alat tulis
(b) Menggerakkan alat tulis (atas-bawah,kiri-kanan,melingkar)
(c) Menyalin huruf, kata, kalimat dengan huruf balok
(d) Menulis namanya dengan huruf balok
(e) Menyalin huruf balok dari jarak jauh
(f) Menyalin huruf, kata, kalimat dengan tulisan bersambung
(g) Menyalin tulisan bersambung dari jarak jauh
(a) Mengenal huruf abjad, kata
(b) Mengucapkan kata yang diketahuinya
(c) Mengenal perbedaan/persamaan konfigurasi kata
(d) Mengasosiasikan bunyi dengan huruf
(e) Mengeja kata
(f) Menemukan aturan ejaan kata
(g) Menuliskan kata dengan ejaan yang benar
RUANG LINGKUP PELAJARAN MENULIS
MENULIS MENGEJA EKSPRESIF
(mengarang/ Lanjutan)
(a) Reproduksi
(b) Deskripsi (uraian)
(c) Ciptaan
(d) Penjelasan
(a) Mengenal huruf abjad, kata
(b) Mengucapkan kata yang diketahuinya
(c) Mengenal perbedaan/persamaan konfigurasi kata
(d) Mengasosiasikan bunyi dengan huruf
(e) Mengeja kata
(f) Menemukan aturan ejaan kata
(g) Menuliskan kata dengan ejaan yang benarCONTENT/ISI MATERI
(Dali S Naga, 1980)
Bersifat Spiral
ARITMETIKA/
ALJABAR
GEOMETRI
PENGUKURAN
MATEMATIKA
Bilangan
Komputasi
+-x:
BIDANG DATAR
BIDANG RUANG
PANJANG
KELILING
LUAS
ISI
BERAT
WAKTU
HASIL BELAJAR
YANG DIHARAPKAN
(Lerner, 1989)
DIMENSI KUANTITATIF
DIMENSI KUALITATIF
Ruang Lingkup pembelajaran
Matematika
MATEMATIKA
PANJANG
KELILING
LUAS
ISI
BERAT
WAKTU
PEMAHAMAN
KONSEP
KETERAMPILAN
PEMECAHAN
MASALAHTUGAS !!!
Jelaskan pengertian, fungsi, tujuan, dan
jenis dari:
• Observasi
• Wawancara
• Tes
• Inventori
Tulislah referensi yang digunakan
Jelaskan pengertian, fungsi, tujuan, dan
jenis dari:
• Observasi
• Wawancara
• Tes
• Inventori
Tulislah referensi yang digunakanWassalam & Terima kasih
soend