slide presentasi
TRANSCRIPT
PENGARUH BANDOTAN (Ageratum conyzoides L.) TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA MENCIT
BETINA GALUR SWISS WEBSTER
Andrea Hertanto0410135
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar BelakangBandotan telah lama digunakan dalam
pengobatan tradisional di berbagai tempat untuk menyembuhkan luka.
1.2 Identifikasi MasalahApakah bandotan (Ageratum conyzoides
L.) dapat mempercepat proses penyembuhan luka.
BAB IPENDAHULUAN
1.3 Maksud dan TujuanMaksud penelitian adalah untuk
mengetahui pengaruh pemberian bandotan terhadap proses penyembuhan luka
Tujuan penelitian adalah untuk menjadikan bandotan sebagai obat penyembuh luka alternatif
BAB IPENDAHULUAN
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat AkademisMemberikan informasi ilmiah dalam bidang
farmakologi mengenai bandotan sebagai salah satu tumbuhan obat yang dapat mempercepat proses penyembuhan luka.
1.4.2 Manfaat PraktisMenjadikan bandotan sebagai salah satu
pilihan tumbuhan obat untuk penyembuhan luka.
BAB IPENDAHULUAN
1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis
1.5.1 Kerangka PemikiranBandotan Quercetin (bioflavonoid)
Quercetin : proliferasi sel proses kontraksi luka antioksidan proses penyembuhan luka
Sifat anti inflamasi proses inflamasi Sifat anti bakteri mencegah terjadinya infeksi
BAB IPENDAHULUAN
1.5.2 Hipotesis
Pemberian bandotan pada luka mempercepat proses penyembuhan luka.
BAB IPENDAHULUAN
1.6 Metode Penelitian
Penelitian ini bersifat prospektif eksperimental sungguhan, memakai rancangan percobaan acak lengkap (RAL), bersifat komparatif. Data yang diambil adalah kecepatan penyembuhan luka dari ketiga kelompok mencit yang telah dibuat luka sayat pada paha kanannya dengan menggunakan pisau bedah steril pada hari pertama setiap hari sampai luka benar-benar sembuh
BAB IPENDAHULUAN
Kelompok :I (kontrol - ) luka tidak diobatiII (kontrol + ) povidone iodine 10%III (perlakuan) bandotan
Analisis data menggunakan metode one way ANOVA yang kemudian dilanjutkan dengan uji Duncan dengan α = 0,05.
1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian Laboratorium Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Februari 2007 – November 2007
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
Definisi luka
Hilang atau rusaknya sebagian jaringan tubuh yang dapat disebabkan oleh trauma benda tajam atau tumpul, perubahan suhu, zat kimia, ledakan, sengatan listrik, atau gigitan hewan.
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
Berdasarkan penyebab :
1. Trauma mekanik
kontusio (luka memar)
ekskoriasi (luka lecet atau gores)
vulnus scisum (luka sayat atau luka iris)
vulnus laceratum (luka robek yaitu luka dengan tepi yang tidak beraturan)
vulnus punctum (luka tusuk)
vulnus morsum (luka karena gigitan binatang)
2. Trauma listrik
3. Trauma zat kimia
4. Trauma radiasi dan ionisasi
5. Trauma suhu
vulnus combutio (luka bakar)
cedera suhu dingin
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
Proses penyembuhan luka terdiri dari 3 fase :
1. Fase Inflamasi (hari 1-5)
Terjadi reaksi hemostasis trombosit keluar dari pembuluh darah saling melengket dan bersama jala fibrin yang terbentuk membekukan darah
Sel mast serotonin & histamin permeabilitas kapiler eksudasi, penyebukan sel radang, vasodilatasi edem dan pembengkakan
Leukosit enzim hidrolitik mencerna bakteri & kotoran
Limfosit & monosit menghancurkan & memakan kotoran & bakteri (fagositosis)
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
Tanda radang :
rubor kemerahan karena kapiler melebar
kalor rasa hangat
dolor nyeri
tumor pembengkakan
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
2. Fase Proliferasi (akhir fase inflamasi – minggu ke-3)
Fase fibroplasia proliferasi fibroblas Luka dipenuhi sel radang, fibroblas, & kolagen kemerahan, permukaan berbenjol jaringan granulasi
Serat kolagen dibentuk dan dihancurkan kembali penyesuaian tegangan pada luka yang cenderung mengerut
Epitel tepi luka (sel basal) berpindah mengisi permukaan luka, tempatnya kemudian diisi oleh sel baru dari proses mitosis
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
Migrasi hanya ke arah yang lebih rendah atau datar.
Epitel saling menyentuh permukaan luka tertutup berhenti
Kekuatan regangan 25% dari jaringan normal
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
3. Fase Remodeling (> minggu ke-3)
Kolagen yang terdegradasi & terdeposisi seimbang tidak terjadi perubahan jumlah kolagen pada tempat luka
Terjadi proses kontraksi luka oleh miofibroblas (~kontraksi sel otot polos)
Kontraksi luka > luas pada penyembuhan sekunder dibandingkan primer
Kekuatan regangan 80 % dari jaringan normal
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
Jenis penyembuhan luka :
sanatio per primam intentionem (primer)
luka insisi bedah
sanatio per secundam intentionam (sekunder)
luka bakar luas
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
Bandotan (Ageratum conyzoides L.)
Bandotan atau telah digunakan secara luas dalam pengobatan-pengobatan tradisional di daerah manapun tumbuhan ini dapat ditemukan
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
Salah satu zat yang terkandung dalam bandotan adalah Quercetin (bioflavonoid)
QuercetinQuercetinCC1515HH1010OO77
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
Efek quercetin terhadap penyembuhan luka :
Proliferasi sel mempercepat proses kontraksi luka
melawan radikal bebas mempercepat proses penyembuhan luka
anti inflamasi :
menstabilkan membran sel mast
menghambat pelepasan histamin
menghambat kerja dari enzim-enzim seperti lipoksigenase
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
• Mencegah terbentuknya hypertrophic scar (anti fibrotik)
hypertrophic scar yang merupakan komplikasi dari penyembuhan luka yang diakibatkan proliferasi yang berlebihan dari fibroblas karena pemanjangan fase inflamasi pada proses penyembuhan luka. Pembatasan fase inflamasi adalah hal yang terpenting dalam mencegah terbentuknya jaringan parut, oleh karena itu sifat anti inflamasi yang dimiliki quercetin merupakan suatu penjelasan dari sifat anti fibrotik quercetin
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
Efek lain bandotan terhadap penyembuhan luka :
Menghilangkan rasa nyeri
Membunuh bakteri (anti bakteri) mencegah terjadinya infeksi
Mencegah pembentukan ulkus
Menghentikan perdarahan
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
Efek lain terhadap tubuh :• Mengurangi spasme • Relaksasi otot • Membunuh serangga (insektisida)• Pereda demam • Mengurangi mukus • Mengeluarkan gas • Laksatif • Mengobati arthritis
BAB IIIBAHAN DAN METODE PENELITIANAlat-alat Penelitian :
Sarung tangan
Gunting
Pisau cukur
Pisau bedah steril
Kapas
Kain kasa steril
Cotton bud
Jangka sorong
Mortir penggerus
Bahan-bahan Penelitian :
Daun bandotan
Povidone iodine 10%
Alkohol 70%
Akuades
BAB IIIBAHAN DAN METODE PENELITIAN
Hewan coba :
30 ekor mencit usia 7 minggu dengan berat rata-rata 27,17 gr, diperoleh dari Laboratorium Jurusan Biologi Fakultas MIPA Institut Teknologi Bandung
Desain penelitian :
Penelitian bersifat prospektif eksperimental sungguhan
Memakai rancangan percobaan acak lengkap (RAL), bersifat komparatif
Data : rata-rata hari yang dibutuhkan oleh setiap kelompok mencit untuk menutupnya luka dengan sempurna.
BAB IIIBAHAN DAN METODE PENELITIANPenentuan jumlah sampel
Digunakan 10 mencit untuk tiap kelompok berdasarkan
Formulasi Sukhatme :
nilai F hanya dapat dihitung bila error degree of freedom besarnya 15 atau lebih
( t – 1 ) ( r – 1 ) ≥ 15
t : Banyak perlakuan pada penelitian (treatment)
r : Pengulangan (replication) atau n (jumlah sampel minimal yang dibutuhkan dalam tiap kelompok perlakuan)
BAB IIIBAHAN DAN METODE PENELITIAN
maka,
( t – 1 ) ( r – 1 ) ≥ 15
( 3 – 1 ) ( r – 1 ) ≥ 15
2 ( r – 1 ) ≥ 15
( r – 1 ) ≥ 7,5
r ≥ 8,5
r ≥ 9
BAB IIIBAHAN DAN METODE PENELITIAN
Variabel penelitian
Variabel perlakuan :
Povidone iodine 10%
Daun bandotan
Variabel Respon :
Panjang luka mencit dalam mm
Prosedur penelitian
Sebelum dilakukan penelitian, mencit diadaptasikan selama 7 hari diberi makan pelet dan minum air suling. Mencit dikelompokkan secara acak menjadi 3 kelompok, masing-masing kelompok 10 mencit
BAB IIIBAHAN DAN METODE PENELITIAN
Kelompok :I (kontrol - ) luka tidak diobatiII (kontrol + ) povidone iodine 10%III (perlakuan) bandotan
bulu pada salah satu kaki mencit dicukur lalu dibuat luka sayat sepanjang 8mm setelah sebelumnya dilakukan tindakan antiseptik
BAB IIIBAHAN DAN METODE PENELITIAN
Kemudian dilakukan penanganan yang berbeda sesuai dengan kelompoknya
Bandotan
Kontrol (-)
Kontrol (+)
BAB IIIBAHAN DAN METODE PENELITIAN
Daun bandotan yang digunakan, ditumbuk, lalu hasil tumbukan diperas dengan kain kasa sampai keluar cairannya, cairan tersebut yang digunakan untuk mengobati luka
Pengobatan dan pengukuran
panjang luka dilakukan satu kali
setiap hari pada waktu yang
sama sampai luka sembuh
(menutup sempurna)
BAB IIIBAHAN DAN METODE PENELITIAN
Metode analisis
Analisis data menggunakan metode one way ANOVA yang dilanjutkan dengan uji Duncan, dengan α = 0,05
Hipotesis statistik
H0 : Tidak ada perbedaan dalam waktu yang dibutuhkan untuk proses menutupnya luka antar kelompok setelah perlakuan
H1 : Paling sedikit terdapat satu perlakuan yang menghasilkan perbedaan dalam waktu yang dibutuhkan untuk proses menutupnya luka
Kriteria Uji
Tolak H0 apabila p < 0,05 dan terima dalam hal lainnya
BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN
Didapatkan proses penyembuhan luka dengan kecepatan penyembuhan yang berbeda untuk tiap kelompok
Kelompok Rata-rata panjang luka (mm) pada hari ke :
1 2 3 4 5 6 7 8
Kontrol negatif 8.00 6.22 5.37 4.74 4.44 3.74 2.88 1.56
Kontrol positif 8.00 5.82 4.18 3.46 2.57 1.68 0.61 0.00
Bandotan 8.00 5.66 4.73 3.66 3.05 2.05 1.01 0.00
Tabel 4.1 Rata-rata panjang luka (mm) pada kelompok I (kontrol negatif),kelompok II (kontrol positif), dan kelompok III (bandotan)
BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN
Grafik 4.1 Grafik rata-rata panjang luka pada kelompok 1, kelompok 2, dan kelompok 3
BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN
Dari grafik terlihat bahwa, pada kelompok 1 yaitu kontrol negatif, luka menutup dengan sempurna lebih lama, yakni pada hari ke-9, sedangkan pada kelompok 3, yaitu kelompok mencit yang lukanya diobati dengan bandotan, maka luka lebih cepat menutup yaitu paling lama pada hari ke-8. Hal ini sama dengan kelompok 2 atau kontrol positif yaitu kelompok mencit yang lukanya diobati dengan povidone iodine 10 %.
BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN
Nomor mencit Waktu
Kontrol negatif Kontrol Positif Bandotan
1 9 8 8
2 8 8 7
3 9 6 8
4 9 8 6
5 7 7 8
6 6 8 8
7 8 7 8
8 8 6 8
9 9 7 4
10 9 8 7
Rata-rata 8.2 7.3 7.2
Tabel 4.2 Waktu yang dibutuhkan setiap mencit dalam proses menutupnya luka
BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN
Dari tabel 4.2 terlihat bahwa rata-rata waktu yang dibutuhkan oleh mencit dalam proses menutupnya luka pada kelompok 3 (bandotan) adalah selama 7,2 hari. Hal ini berarti lebih cepat dibandingkan dengan kelompok 1 (kontrol negatif) yaitu selama 8,2 hari, dan lebih cepat dibandingkan kelompok 2 (kontrol positif) yaitu 7,3 hari.
BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN
Variabel ResponKelompok Perlakuan ( n= 10)
Kontrol negatif Kontrol positif Lidah buaya
Waktu (hari) 8,2 7,3 7,2
F hitung = 0,231 p = 0,795F0.05 = 3,35
Tabel 4.3 Hasil uji ANOVA waktu penyembuhan luka
BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN
• Hasil uji statistik ANOVA dengan uji F pada rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk proses menutupnya luka, setelah perlakuan didapatkan bahwa F hitung < Ftabel dan nilai p > 0,05, berarti tidak ada perbedaan yang sifnifikan dalam waktu penutupan luka setelah diberi perlakuan.
• Hal ini diperkuat lagi dengan hasil uji Duncan pada tabel 4.4 yang menunjukkan tidak ada kelompok yang berbeda.
BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN
Kelompok N = 0,05
1kontrol positif 8 3,2900
bandotan 8 3,5200kontrol negatif 9 4,1056
Sig. 0,547
Tabel 4.4 Hasil uji Duncan
BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN
Uji Hipotesis
Hipotesis Penelitian
Bandotan mempercepat proses penyembuhan luka.
Hipotesis Statistik
H0 : Tidak ada perbedaan dalam waktu yang dibutuhkan untuk proses menutupnya luka antar kelompok setelah perlakuan
H1 : Paling sedikit terdapat satu perlakuan yang menghasilkan perbedaan dalam waktu yang dibutuhkan untuk proses menutupnya luka
Kriteria Uji :
Tolak H0 bila F hitung > F tabel atau nilai p < 0,05
Terima H0 bila F hitung < F tabel atau nilai p > 0,05
BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa hasil analisis statistik oneway ANOVA dengan
F hitung < F tabel dan dilanjutkan dengan uji Duncan dengan nilai p > 0,05, maka hipotesis penelitian tidak terbukti.
BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN
Hal yang mendukung :
Waktu penyembuhan luka yang diberi bandotan lebih pendek daripada luka yang tidak diberi perlakuan (kontrol negatif).
Hal-hal yang tidak mendukung :
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa waktu yang dibutuhkan dalam proses menutupnya luka pada ketiga kelompok tidak berbeda secara statistik.
Kesimpulan
Hipotesis ditolak dan tidak teruji oleh data secara statistik
BAB VKESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KesimpulanBandotan (Ageratum conyzoides L.) dapat
mempercepat penyembuhan luka iris pada mencit bila dibandingkan dengan kontrol negatif, akan tetapi secara statistik tidak berbeda signifikan dibandingkan dengan kontrol negatif maupun kontrol positif (povidone iodine 10%).
5.2 Saran• Penelitian lebih lanjut tentang efek bandotan terhadap
penyembuhan luka dengan bandotan yang diekstrak menggunakan minyak kelapa maupun penggunaan bandotan secara oral.
• Penelitian lebih lanjut untuk mengetahui manfaat lain dari bandotan pada manusia.
• Penelitian lebih lanjut untuk mengetahui efek samping yang mungkin ditimbulkan oleh bandotan pada hewan coba dan manusia.