skripsi - universitas muhammadiyah malangeprints.umm.ac.id/43560/1/jiptummpp-gdl-sururunmar... ·...

74
PEMAAFAN DAN KUALITAS PERSAHABATAN REMAJA SKRIPSI Sururun Marfuah NIM : 201210230311107 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2017

Upload: others

Post on 03-Jun-2020

25 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Malangeprints.umm.ac.id/43560/1/jiptummpp-gdl-sururunmar... · 2007). Meskipun sebuah persahabatan erat kaitannya dengan kebahagian dan kepuasan

PEMAAFAN DAN KUALITAS PERSAHABATAN REMAJA

SKRIPSI

Sururun Marfuah

NIM : 201210230311107

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2017

Page 2: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Malangeprints.umm.ac.id/43560/1/jiptummpp-gdl-sururunmar... · 2007). Meskipun sebuah persahabatan erat kaitannya dengan kebahagian dan kepuasan

2

PEMAAFAN DAN KUALITAS PERSAHABATAN REMAJA

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang Sebagai

Salah Satu Persyaratan Untuk Meraih Gelar Sarjanan Psikologi

Sururun Marfuah

NIM : 201210230311107

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2017

Page 3: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Malangeprints.umm.ac.id/43560/1/jiptummpp-gdl-sururunmar... · 2007). Meskipun sebuah persahabatan erat kaitannya dengan kebahagian dan kepuasan

i

LEMBAR PENGESAHAN

1. Judul Skripsi : Pemaafan dan Kualitas Persahabatan Remaja 2. Nama Peneliti : Sururun Marfuah 3. NIM : 201210230311107 4. Fakultas : Psikologi 5. Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang 6. Waktu Penelitian : 16 Januari 2017 – 28 Januari 2017

Skripsi ini telah diuji oleh dewan penguji pada tanggal 15 April 2017

Dewan Penguji Ketua Penguji : Yuni Nurhamida, S.Psi, M.Si ( ) Anggota Penguji : 1. Diana Savitri Hidayati, S.Psi, M.Psi ( )

2. Yudi Suharsono, S.Psi, M.Si ( ) 2. Siti Maimunah, S.Psi, MA ( )

Pembimbing I Pembimbing II

Yuni Nurhamida, S.Psi, M.Si Diana Savitri Hidayati, S.Psi, M.Psi

Malang, 15 April 2017 Mengesahkan,

Dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang

Dr. Iswinarti, M.Si

Page 4: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Malangeprints.umm.ac.id/43560/1/jiptummpp-gdl-sururunmar... · 2007). Meskipun sebuah persahabatan erat kaitannya dengan kebahagian dan kepuasan

ii

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Sururun Marfuah

Nim : 201210230311107

Fakultas/Jurusan : Psikologi

Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang

Menyatakan bahwa skripsi/karya ilmiah yang berjudul:

“Pemaafan dan Kualitas Persahabatan Remaja”

1. Adalah bukan karya orang lain baik sebgain maupun keseluruhan kecuali bentukkutipan yang digunakan dalam naskah ini dan telah disebutkan sumbernya.

2. Hasil tulisan karya ilmiah/skirpsi dari penelitian yang saya lakukan merupakan Hakbebas Royalti non ekslusif, apabila digunaan sebagai sumber pustaka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, aka saya bersedia mendapat sanksi sesuai dengan undang-undang yang berlaku.

Malang, 5 April 2017

Mengetahui

Ketua Program Studi Yang menyatakan

Yuni Nurhamida, S.Psi.,M.Si Sururun Marfuah

Page 5: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Malangeprints.umm.ac.id/43560/1/jiptummpp-gdl-sururunmar... · 2007). Meskipun sebuah persahabatan erat kaitannya dengan kebahagian dan kepuasan

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang mana berkat limpahan karuniaNya penyusun dalam menyelesaikan skripsi dengan judul “Pemaafan dan Kualitas Persahabatan Remaja”, sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana (S1) Psikologi di Universitas Muhammadiyah Malang.

Dalam penulisan skripsi ini, penyusun banyak sekali mendapat bimbingan, petunjuk, dan juga bantuan yang sangat bermanfaat dari berbagai pihak. Maka dari itu, dalam kesempatan ini penyusun ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Ibu Iswinarti, M.Si selaku dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang. 2. Ibu Yuni Nurhamida, M.Si selaku dosen wali dan dosen pembimbing I yang berkenan

menyempatkan waktu untuk memberikan masukan dan semangat sehingga penyusun mampu menyelesaikan penelitian ini.

3. Ibu Diana Savitri Hidayati, M.Psi selaku dosen pembimbing II dimana selalu memberikan masukan-masukan yang berguna untuk penyusun sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan lancar.

4. Orang tua penyusun, Bapak Kusnaeni dan Ibu Siti Halimah serta keluarga yang selalu memberikan dukungan dan doa yang tidak pernah putus apapun yang terjadi.

5. Pihak SMA 1 Boyolangu Tulungagung yang bersedia memberikan ijin untuk melakukan penelitian disana.

6. Restu Aulia Chairunnisa yang selalu memberikan dorongan agar penyusun dapat segera menyelesaikan penelitian ini dan juga untuk waktu yang selalu ada untuk memberikan semangat.

7. Teman-teman Fakultas Psikologi khususnya angatan 2012 kelas F yang bersedia menerima penyusun sebagai teman sejak pertama bertemu.

8. Teman-teman Laboratorium Fakultas Psikologi yang bersedia menbagi banyak hal kepada penyusun.

9. Semua pihak yang tidak dapat penyusun sebutkan satu persatu, yang telah banyak memberikan bantuan pada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada penyusunan skripsi ini, sehingga saran dan kritik membangun sangat penyusun harapkan. Penyusun berharap semoga karya ini dapat bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.

Malang, 26 Maret 2017

Penyusun

Sururun Marfuah

Page 6: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Malangeprints.umm.ac.id/43560/1/jiptummpp-gdl-sururunmar... · 2007). Meskipun sebuah persahabatan erat kaitannya dengan kebahagian dan kepuasan

iv

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................................... i

SURAT PERNYATAAN .......................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ............................................................................................... iii

DAFTAR ISI. ............................................................................................................ iv

DAFTAR TABEL .................................................................................................... v

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. vi

ABSTRAK ................................................................................................................ 1

PENDAHULUAN ..................................................................................................... 2

LANDASAN TEORI

Kualitas Persahabatan ....................................................................................... 5

Pemaafan. ......................................................................................................... 7

Pemaafan dan Kualitas Persahabatan ............................................................... 8

Hipotesa ............................................................................................................ 9

METODE PENELITIAN

Rancangan Penelitian ...................................................................................... 9

Subjek Penelitian ............................................................................................. 9

Variabel dan Instrumen Penelitian. ................................................................. 9

Prosedur dan Analisa Data Penelitian ............................................................. 10

HASIL PENELITIAN ............................................................................................... 10

DISKUSI ................................................................................................................... 12

SIMPULAN DAN IMPLIKASI ................................................................................ 15

REFERENSI .............................................................................................................. 16

LAMPIRAN .............................................................................................................. 18

Page 7: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Malangeprints.umm.ac.id/43560/1/jiptummpp-gdl-sururunmar... · 2007). Meskipun sebuah persahabatan erat kaitannya dengan kebahagian dan kepuasan

v

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Validitas dan Reliabilitas Skala Penelitian .................................................. 10

Tabel 2. Subjek Penelitian berdasarkan Tingkatan Kelas ......................................... 11

Tabel 3. Persentase Pemaafan pada Remaja .............................................................. 11

Tabel 4. Persentase Kualitas Persahabatan pada Remaja .......................................... 11

Tabel. 5 Uji Korelasi Pemaafan dan Kualitas Persahabatan .................................... 12

Page 8: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Malangeprints.umm.ac.id/43560/1/jiptummpp-gdl-sururunmar... · 2007). Meskipun sebuah persahabatan erat kaitannya dengan kebahagian dan kepuasan

vi

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 : Skala Pemaafan dan Kualitas Persahabatan ................................... 19

LAMPIRAN 2 : Analisa Validitas Dan Reliabilitas .................................................. 23

LAMPIRAN 3 : Data Kasar Penelitian ..................................................................... 26

LAMPIRAN 4 : Hasil Penelitian ............................................................................... 63

LAMPIRAN 5 : Surat Bukti Penelitian ..................................................................... 65

Page 9: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Malangeprints.umm.ac.id/43560/1/jiptummpp-gdl-sururunmar... · 2007). Meskipun sebuah persahabatan erat kaitannya dengan kebahagian dan kepuasan

1

PEMAAFAN DAN KUALITAS PERSAHABATAN REMAJA

Sururun Marfuah

Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Malang

[email protected]

Dalam menjalin persahabatan, remaja memerlukan hubungan yang berkualitas karena dapat memunculkan efek positif. Namun karena konflik akan selalu ada dalam setiap hubungan, diperlukan pemaafan untuk mengatasi konflik tersebut, karena pemaafan dapat membantu pemahaman individu dalam melihat sebuah konflik. Sehingga pemaafan dapat meningkatkan kualitas persahabatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pemaafan dan kualitas persahabatan pada remaja. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif korelasional dengan subjek penelitian sebanyak 288 siswa SMA 1 Boyolangu yang ditentukan dengan teknik kuota sampling. Metode pengumpulan data dengan menggunakan dua skala yaitu Transgression-Related Inventory of Motivation Scale (TRIM-18) dan Friendship Quality Scale (FQS) yang telah diadaptasi kedalam Bahasa Indonesia dan telah melalui uji validitas dan reliabilitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hipotesa yang diajukan ditolak yang berarti bahwa semakin tinggi pemaafan maka tingkat kualitas persahabatan rendah (r = -0.224; p =

0.000).

Kata kunci: pemaafan, kualitas persahabatan

Adolescent need a quality in a friendship because it can build a positive effects for

them. However, conflict will always be there so someone needs to do some

forgiveness to cope the conflicts. It can help someone to see conflict in another

way. So forgiveness can increase quality of friendship. The purpose of the study is

to determine correlation of forgiveness and friendship quality in adolescent. The

method used for this research is quantitative correlational with number of subject

were 288 students of SMA 1 Boyolangu determined by quota sampling technique.

This study used two kinds of scales to collecting the data, there are TRIM-18 and

FQS. Those scales were already addpoted in Bahasa and tested for validity and

reliability. The result showed that first hypothesis were rejected that means when

score of forgiveness is high, the score of friendship quality is low (r = -0.224; p =

0.000).

Keywords: forgiveness, friendship quality

Page 10: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Malangeprints.umm.ac.id/43560/1/jiptummpp-gdl-sururunmar... · 2007). Meskipun sebuah persahabatan erat kaitannya dengan kebahagian dan kepuasan

2

Interaksi antar individu dan saling menjalin hubungan adalah hal yang sangat penting, mengingat konsep dasar manusia dalam kehidupan bermasyarakat adalah makhluk sosial. Manusia sebagai makhluk sosial menjadikannya tidak dapat hidup sendiri tanpa ada hubungan dengan orang lain. Kemampuan dalam menjalin hubungan dengan orang lain akan selalu terlihat pada setiap tahap perkembangan manusia. Tidak terkecuali ketika seseorang menginjak usia remaja. Menurut Santrock (2012), seseorang dikatakan remaja ketika dia berada pada usia 10 – 12 tahun hingga usia 18 – 21 tahun.

Menurut Havighurst salah satu tugas perkembangan remaja adalah menjalin hubungan-hubungan baru dengan teman-teman sebaya baik sesama jenis maupun lain jenis kelamin (dalam Mappiare, 1982). Hal ini juga didukung oleh Santrock (2012) yang menyebutkan bahwa remaja cenderung lebih banyak tergantung pada kawan-kawan daripada orangtua untuk memenuhi kebutuhan mereka atas kebersamaan, ketentraman hati dan intimasi (Santrock, 2012). Sehingga hubungan remaja akan lebih dekat dengan teman sebayanya. Hubungan yang lebih dari sekedar teman sebaya adalah hubungan persahabatan. Menurut Berndt (2002) remaja sering mengatakan bahwa sahabat saling menceritakan segala sesuatu, atau mengungkapkan perasaan dan pemikiran yang paling pribadi. Beberapa penulis mengasumsikan bahwa kualitas persahabatan yang tinggi memiliki efek yang positif yaitu mengembangkan harga diri, penyesuaian sosial dan meningkatkan kemampuan untuk mengatasi stress (Berndt, 2002).

Persahabatan adalah hubungan dimana dua orang menghabiskan waktu bersama berinteraksi dalam berbagai situasi dan menyediakan dukungan emosional (Baron & Byrne, 2004). Memiliki hubungan persahabatan yang berkualitas adalah penting bagi remaja karena mereka selalu membutuhkan tempat untuk mengungkapkan perasaannya ketika dianggap tidak mungkin untuk mengungkapkan hal itu kepada keluarganya. Kualitas persahabatan adalah tingkat keunggulan pada persahabatan yang dilihat dari dimensi baik dan buruk secara bersamaan (Berndt dalam Phebe, 2007). Kualitas persahabatan lebih dihubungkan dengan perasaan kesejahteraan pada masa remaja dibandingkan dengan masa kanak- kanak (Santrock, 2007). Meskipun sebuah persahabatan erat kaitannya dengan kebahagian dan kepuasan diri namun, menjalin sebuah hubungan persahabatan tidak selalu tentang bersenang-senang itu sendiri. Dua orang atau lebih yang menjalin sebuah hubungan persahabatan tentunya akan sering menghabiskan waktu untuk bersama, sehingga tidak menutup kemungkinan akan munculnya konflik. Menurut Parker dan Asher (1993), konflik dan penghianatan adalah salah satu aspek dari kualitas persahabatan. Baik konflik kecil yang menyebabkan adu mulut, sampai permasalahan yang membuat individu yang bersangkutan merasakan ketidaknyamanan.

Selain itu menurut Berndt (2000) karakteristik kualitas persahabatan yang tinggi ditandai dengan tingginya tingkat perilaku menolong, keintiman dan beberapa hal positif lainnya serta rendahnya tingkat konflik, persaingan dan hal negatif lainnya. Memiliki kualitas persahabatan yang tinggi memiliki efek yang positif diantaranya adalah membantu membentuk harga diri, mengembangkan kemampuan dalam penyesuaian sosial dan meningkatkan kemampuan untuk mengatasi stress (Hartup dan Steven dalam Berndt, 2002)

Kualitas persahabatan dikatakan tinggi ketika sebuah hubungan persahabatan memiliki tingkat kegiatan positif yang tinggi, ditandai dengan perilaku prososial dan kedekatan antar sahabat serta memiliki tingkat kegiatan negatif yang rendah, ditandai dengan konflik dan persaingan

Page 11: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Malangeprints.umm.ac.id/43560/1/jiptummpp-gdl-sururunmar... · 2007). Meskipun sebuah persahabatan erat kaitannya dengan kebahagian dan kepuasan

3

yang terjadi (Berndt, 2002). Sehingga untuk meningkatkan kualitas persahabatan, diperlukan untuk mengurangi konflik yang terjadi dalam sebuah hubungan persahabatan. Hal ini juga termasuk dalam aspek kualitatif dari kualitas persahabatan yang diungkapkan oleh Parker dan Asher (1993) yaitu penyelesaian konflik dimana disini diukur sejauh mana perbedaan pendapat dapat diselesaikan secara efisien dan adil.

Beberapa tokoh menyatakan bahwa konflik adalah sebuah bentuk interaksi sosial dimana pasangan memiliki tujuan, minat, keinginan, harapan yang berbeda atau perbedaan pendapat dan dapat berkisar hingga terjadinya perkelahian verbal dan fisik yang parah (Paleari et al, 2009). Misal dari bentuk interaksi yang terjadi adalah pertukaran opini secara verbal yang dapat dengan mudah memicu terjadinya konflik, sehingga konflik pada setiap hubungan persahabatan adalah wajar terjadi.

Menurut Veran (2015) berdasarkan pengalaman pribadinya ketika memiliki masalah dengan sahabatnya yang tiba-tiba menghindarinya adalah memilih untuk diam. Namun akhirnya, sahabat Veran pun memanggilnya dan mulai membuka obrolan yang canggung. Disini ditemukan bahwa sahabat Veran merasa Veran melakukan kesalahan yang mengganggunya sehingga dia memilih untuk menghindar dari Veran karena tidak nyaman. Lalu sahabat Veran memaafkan kesalahan Veran dan akhirnya mendapatkan hubungan pershabatan yang lebih baik dari sebelumnya.

Interview telah dilakukan kepada dua orang mahasiswi dan sebuah pernyataan dikemukaan oleh DP (21 tahun), alasan memberikan maaf ketika terjadi konflik dengan sahabat, dia akan merasakan kehilangan dan tidak bisa melakukan hal-hal yang biasa dilakukan bersama. Alasan lain dikemukaan oleh FN (22 tahun), bahwa tidak akan berguna jika terjebak pada konflik, lebih baik segera memberikan maaf. Meskipun awalnya canggung karena setelah lama tidak bersama, namun mereka merasakan hal yang sama yaitu kehilangan. Akhirnya mereka mengungkapkan perasaan satu sama lain dan akhirnya hubungan mereka menjadi lebih baik bahkan dari sebelum mereka terlibat konflik.

Beberapa ulama menyatakan bahwa pemaafan dapat membantu pemahaman individu dalam melihat dan mengatasi konflik interpersonal (Paleari et al, 2009). Hal ini didukung oleh beberapa bukti empiris yang dikemukakan oleh Finchman et al (dalam Paleari et al, 2009) yang mendukung opini bahwa memaafkan pasangan merupakan resolusi konflik yang efektif. Menurut Ransley & Spy (dalam Utami, 2015) pemaafan juga merupakan salah satu cara untuk mengembangkan dan mempertahankan sebuah hubungan (Ransley & Spy dalam Utami, 2015). Cara masing-masing individu dalam menunjukkan ketidaknyamannya akan konflik yang terjadi bisa berbeda-beda. Ada yang langsung mengatakan hal yang mengganggunya tersebut, ada pula yang hanya diam dan menunggu masalah itu selesai dengan sendirinya, tergantung pada seberapa besar tingkat sakit hati yang dirasakan. Namun, kualitas persahabatan dikatakan tinggi apabila mereka dapat menemukan penyelesaian konflik secara efisien dan adil. Dan menurut Veroff pemaafan adalah salah satu strategi yang digunakan untuk mengatasi konflik personal (Paleari et al, 2009). Beberapa orang awam dan ilmuwan berpendapat bahwa pemaafan memainkan peran yang efektif dalam menangani konflik interpersonal (Paleari et al, 2009).

Konsep dari pemaafan adalah perubahan motivasi untuk tidak membalas dendam dan tidak memunculkan keinginan untuk menyakiti pelaku (McCullough et al, 1997). Salah satu hal

Page 12: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Malangeprints.umm.ac.id/43560/1/jiptummpp-gdl-sururunmar... · 2007). Meskipun sebuah persahabatan erat kaitannya dengan kebahagian dan kepuasan

4

yang mempengaruhi kemampuan seseorang dalam memaafkan adalah kedekatan (McCullough, 2000). Beberapa penelitian menunjukkan bahwa seorang pasangan akan lebih siap untuk memaafkan pasangannya karena memiliki sifat-sifat tertentu, salah satunya adalah kedekatan (McCullough, 2000). Sehingga akan ada pertimbangan untuk segera memaafkan ketika hubungan persahabatan sudah terjalin.

Menurut Enright et al (dalam American Psychological Association, 2006) salah satu tahapan dalam memaafkan adalah fase keputusan yaitu terjadi ketika seseorang mulai berpikir rasional dan memikirkan kemungkinan untuk memaafkan. McCullough (2000) menambahkan adanya beberapa faktor yang mempengaruhi seseorang dalam memaafkan, salah satunya adalah kualitas hubungan yang terdiri dari kedekatan, komitmen dan kepuasan. Jadi ketika seseorang memiliki komitmen untuk menjaga hubungan persahabatan mereka maka proses memaafkan akan menjadi lebih cepat.

Beberapa penelitian menemukan bahwa seseorang cenderung memaafkan orang yang memiliki hubungan dekat dengannya (Nelson et al dalam McCullough, 2000). Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Wernli (2001) di Nebraska dengan subjek berusia 12-18 tahun dan menunjukkan bahwa kualitas hubungan mempengaruhi pemaafan itu sendiri. Komitmen pada persahabatan secara signifikan mempengaruhi pemaafan tanpa memperhatikan seberapa keras seseorang membuatnya sakit hati. Namun pada penelitian yang dilakukan oleh Poole (2011) ditemukan bahwa terdapat hubungan yang kuat pada pemaafan terhadap kepuasan sebuah hubungan.

Seseorang yang memutuskan untuk memaafkan kesalahan orang lain, dalam hal ini adalah sahabatnya sendiri, akan mempertimbangkan beberapa hal. Memberikan maaf memang hal yang susah untuk dilakukan, terlebih jika orang terdekat yang dipercaya yang telah menyakiti. Bahkan sebelum seseorang benar-benar bisa memaafkan, ada beberapa proses yang ternyata harus dilalui. Setelah seseorang merasakan sakit hati dan dendam, dia akan mulai berpikir rasional dan memikirkan kemungkinan untuk memaafkan. Oleh karena itu melakukan penghindaran adalah hal yang wajar ketika terlibat sebuah konflik dengan sahabat karena ada alasan yang kuat mengapa seseorang akhirnya mampu untuk memaafkan kesalahan sahabatnya tersebut.

Seperti yang diungkapkan oleh McCullough (2000), ada beberapa faktor yang mempengaruhi kemampuan seseorang dalam memaafkan salah satunya adalah adanya komitmen terhadap hubungan mereka. Apakah mereka rela jika hubungan baik itu berakhir tidak baik dan tentang pertimbangan seberapa besar dia menghargai hubungan persahabatan mereka. Semakin besar seseorang menghargai sebuah hubungan, maka empati yang dimunculkan juga semakin tinggi. Empati memiliki kapasitas sebagai elemen yang sangat penting dalam kesuksesan pemaafan (Anggraini & Cucuani dalam McCullough, 2000)

Bagi remaja, adanya hubungan persahabatan yang berkualitas bisa mempengaruhi kesejahteraannya di berbagai aspek kehidupan, misalnya dalam penelitian oleh Ashwin (dalam Gleckel, 2015) ditemukan bahwa kualitas persahabatan merupakan prediktor penyesuaian dalam perguruan tinggi dan prestasi akademik.

Dapat disimpulkan bahwa terdapat dua kemungkinan yang terjadi dalam sebuah hubungan persahabatan yaitu kualitas persahabatan tinggi dan kualitas persahabatan rendah. Konflik

Page 13: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Malangeprints.umm.ac.id/43560/1/jiptummpp-gdl-sururunmar... · 2007). Meskipun sebuah persahabatan erat kaitannya dengan kebahagian dan kepuasan

5

adalah salah satu hal yang mempengaruhi tinggi atau rendahnya sebuah kualitas persahabatan. Konflik juga merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan dari sebuah hubungan antar manusia karena konflik sendiri sebenarnya adalah sebuah proses sosial. Untuk membentuk sebuah kualitas hubungan, hal yang perlu diperhatikan bukan hanya konflik dan apa penyebab konflik tersebut, tetapi juga bagaimana konflik itu ditanggapi dan diselesaikan secara efisien dan adil. Pemaafan merupakan salah satu cara untuk mengatasi konflik karena secara konsep, pemaafan adalah mengurangi keinginan untuk menyakiti atau membalas dendam terhadap orang yang telah menyakiti atau berbuat salah.

Jadi pemaafan dan kualitas persahabatan memiliki hubungan secara konsep dan keduanya merupakan hal yang penting terlebih bagi remaja. Ketika muncul sebuah konflik, maka terjadi hal negatif di dalam sebuah hubungan persahabatan. Peran pemaafan disini adalah untuk mengatasi konflik interpersonal dan merupakan resolusi konflik yang efektif. Ketika konflik dalam hubungan persahabatan dapat diselesaikan dengan baik, kualitas persahabatan yang tinggi akan tercapai, dan hal itu bisa berpengaruh pada kesejahteraan sosialnya di masa remaja. Karena karakteristik kualitas persahabatan sendiri adalah rendahnya tingkat konflik yang terjadi dalam sebuah hubungan persahabatan. Sebaliknya, jika tidak ada pemaafan dalam hubungan persahabatan maka konflik yang terjadi di dalamnya tidak dapat diselesaikan dengan baik, sehingga hal itu berpengaruh pada tingkat kualitas persahabatan yang rendah.

Dari uraian di atas, rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah adakah hubungan pemaafan dengan kualitas persahabatan remaja? Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pemaafan dengan kualitas persahabatan remaja. Manfaat teoritis dari penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi baru dan memperluas wawasan dalam ranah ilmu psikologi sosial tentang hubungan pemaafan dan kualitas persahabatan dalam sebuah hubungan persahabatan remaja. Sedangkan manfaat praktis dari penelitian ini adalah memberi pengetahuan kepada masyarakat, khususnya remaja tentang hubungan pemaafan dan kualitas persahabatan.

Kualitas Persahabatan

Pengertian sahabat menurut Berndt (2002) adalah seseorang yang ada untuk saling menolong dan saling berbagi satu sama lain. Sedangkan kualitas persahabatan adalah tingkat keunggulan pada persahabatan yang dilihat dari dimensi baik dan buruk secara bersamaan (Berndt dalam Phebe, 2007). Kualitas persahabatan dikatakan tinggi ketika mereka memiliki tingkat kegiatan positif yang tinggi dan memiliki tingkat kegiatan negatif yang rendah (Berndt, 2002). Segi positif yang dimaksud bisa berupa perilaku prososial dan kedekatan, sedangkan segi negatif bisa berupa konflik dan persaingan.

Menurut Gottman & Parker (dalam Santrock, 2003), terdapat enam fungsi dari persahabatan yaitu:

1. Kebersamaan Persahabatan memberikan para remaja teman akrab, seseorang yang bersedia menghabiskan waktu dengan mereka dan bersama-sama dalam beraktivitas.

Page 14: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Malangeprints.umm.ac.id/43560/1/jiptummpp-gdl-sururunmar... · 2007). Meskipun sebuah persahabatan erat kaitannya dengan kebahagian dan kepuasan

6

2. Stimulasi Persahabatan memberikan para remaja informasi-informasi yang menarik, kegembiraan dan hiburan

3. Dukungan fisik Persahabatan memberikan waktu, kemampuan-kemampuan dan pertolongan

4. Dukungan ego Persahabatan menyediakan harapan atas dukungan, dorongan dan umpan balik yang dapat membantu remaja untuk mempertahankan kesan atas dirinya sebagai individu yang mampu, menarik dan berharga.

5. Perbandingan sosial Persahabatan menyediakan informasi tentang bagaimana cara berhubungan dengan orang lain dan apakah para remaja baik-baik saja.

6. Keakraban atau perhatian Persahabatan memberikan hubungan yang hangat, dekat, dan saling percaya dengan individu yang lain, hubungan yang berkaitan dengan pengungkapan diri sendiri.

Menurut Parker & Asher (1993), terdapat enam aspek kualitatif dari kualitas persahabatan yaitu:

1. Validation and caring (validasi dan kepedulian) Sejauh mana hubungan tersebut, ditandai dengan kepedulian, dukungan dan perhatian.

2. Conflict and betrayal (konflik dan pengkhianatan) Sejauh mana hubungan tersebut, ditandai dengan perbedaan pendapat, perselisihan pendapat, kejengkelan dan ketidakpercayaan

3. Companionship and recreation (persahabatan dan hiburan) Sejauh mana mereka mengabiskan waktu yang menyenangkan bersama-sama

4. Help and guidance (bantuan dan bimbingan) Sejauh mana mereka membantu satu sama lain dalam tugas-tugas rutin dan menantang

5. Intimate exchange (keintiman) Sejauh mana hubungan tersebut ditandai dengan pengungkapan informasi pribadi dan perasaan

6. Conflict Resolution (penyelesaian konflik) Sejauh mana perbedaan pendapat dan diselesaikan secara efisien dan adil.

Berikut adalah dimensi dari kualitas persahabatan menurut Bukowski (dalam Ponti et al, 2010):

1. Companionship (kebersamaan) Yang mengacu pada berapa lama mereka menghabiskan waktu bersama secara sukarela.

2. Conflict (konflik) Yang mengacu pada perdebatan pada sebuah hubungan persahabatan.

3. Help (pertolongan) Terdiri dari dua bagian, pertama adanya bantuan dan saling membantu, dan yang kedua adalah adanya pembelaan terhadap ketidakadilan dan penindasan dari orang lain.

4. Security (keamanan)

Page 15: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Malangeprints.umm.ac.id/43560/1/jiptummpp-gdl-sururunmar... · 2007). Meskipun sebuah persahabatan erat kaitannya dengan kebahagian dan kepuasan

7

Terdiri dari dua bagian persahabatan. Yang pertama kepercayaan yaitu keyakinan bahwa sahabat dapat dipercaya dan yang kedua adalah kemampuan untuk menghadapi masalah yaitu keyakinan bahwa persahabatan adalah ikatan yang kuat yang akan selalu ada meskipun terdapat masalah atau konflik.

5. Closeness (kedekatan) Yang mencakup aspek yang berkaitan dengan kekuatan hubungan emosi dan kedekatan pada teman, bersama dengan rasa kasih sayang.

Pemaafan

McCullough mendefinisikan bahwa pemaafan adalah satu kumpulan perubahan motivasi dimana seseorang menjadi (a) menurunnya motivasi untuk membalas dendam pelaku pada sebuah hubungan, (b) menurunnya motivasi untuk menghindari pelaku, dan (c) meningkatnya motivasi untuk berdamai dan memiliki keinginan yang baik terhadap pelaku (McCullough et al, 2003)

McCullough juga menyatakan bahwa konsep pemaafan adalah seseorang mengalami perubahan untuk tidak membalas dendam dan tidak memunculkan kecenderungan untuk menyakiti pelaku (McCullough et al, 1997).

Aspek-aspek pemaafan menurut McCullough (2000) yaitu:

a. Avoidance Motivation

Merupakan sebuah motivasi untuk menghindari kontak pribadi dan psikologis dengan pelaku, sesuai dengan perasaan sakit hati yang dirasakan.

b. Revenge Motivation

Merupakan sebuah perasaan ingin membalas dendam atau melihat sesuatu yang buruk terjadi pada pelaku sesuai dengan rasa marah yang dirasakan.

c. Benevolence Motivation

Merupakan motivasi yang berbeda, yaitu ke arah yang lebih baik (bukan motivasi untuk menghina atau menyinggung perasaan pelaku) untuk menciptakan keadaan psikologis yang lebih baik.

Memaafkan merupakan sebuah proses dan melalui tahapan-tahapan. Enright et al (dalam American Psychological Association, 2006) mengungkapkan adanya empat tahapan dalam pemaafan yaitu:

1. Fase pengungkapan (uncovering phase), yaitu seseorang mengidentifikasi luka psikologis yang dia alami kemudian merasa marah dan sakit hati.

2. Fase keputusan (decision phase), yaitu seseorang mulai berfikir rasional dan memikirkan kemungkinan untuk memaafkan.

3. Fase tindakan (work phase),yaitu seseorang berusaha untuk memahami perspektif pelaku dan akhirnya memutuskan untuk memaafkan.

4. Fase pendalaman (outcame atau deepening phase), yaitu seseorang yang memaafkan mengakui bahwa manusia mudah sekali sakit hati. Dia akan menemukan dan memahami makna baru dari apa yang terjadi, kemudian akan melepaskan amarahnya. Dan dia akan paham bahwa dengan memaafkan maka dirinya akan memiliki tujuan hidup yang baru.

Terdapat beberapa faktor seseorang dapat memaafkan. Menurut McCullough (2000) tiga hal yang dapat mempengaruhi kemampuan seseorang dalam memaafkan adalah (a) proses

Page 16: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Malangeprints.umm.ac.id/43560/1/jiptummpp-gdl-sururunmar... · 2007). Meskipun sebuah persahabatan erat kaitannya dengan kebahagian dan kepuasan

8

kognitif dan emosi seperti empati, pengambilan keputusan, perenungan dan supresi; (b) kualitas hubungan seperti kedekatan, komitmen dan kepuasan; (c) faktor situasional seperti permintaan maaf.

Pemaafan dan Kualitas Persahabatan

Konsep pemaafan adalah perubahan motivasi untuk tidak membalas dendam dan tidak memunculkan kecenderungan untuk menyakiti pelaku (McCullough et al, 1997).

Ketika terdapat konflik dalam sebuah hubungan persahabatan, akan memungkinkan sakit hati yang lebih kuat dibandingkan ketika memiliki konflik dengan orang lain. Hal ini dipengaruhi karena adanya rasa dikhianati oleh orang terdekatnya, sehingga akan sulit untuk menerima dengan mudah terhadap kesalahan yang dilakukan pelaku. Namun hal itu wajar terjadi karena dalam memaafkan, seseorang akan melalui beberapa tahapan terlebih dahulu. Ada empat tahapan yang dilalui dalam pemaafan menurut Enright et al (dalam American Psychological

Association, 2006) yaitu fase pengungkapan, fase keputusan, fase tindakan dan fase pendalaman. Ketika seseorang masih merasakan sakit hati yang sangat besar, dia masih berada pada fase pertama yaitu fase pengungkapan.

Semakin lama sebuah hubungan persahabatan terjalin, maka semakin tingi kedekatan yang terjadi, sehingga ketika individu terlibat konflik dengan sahabatnya, dia akan mempertimbangkan beberapa hal. Dalam hal ini, individu tersebut sudah masuk pada fase kedua yaitu fase keputusan dimana individu akan mulai berpikir rasional tentang kemungkinan apakah dia akan memaafkan atau tidak. Terdapat tiga faktor yang mempengaruhi seseorang dalam memaafkan yaitu proses kognitif dan emosi seperti empati, perspektif, perenungan dan penindasan; kualitas hubungan seperti kedekatan, komitmen dan kepuasan terhadap hubungan; dan faktor situasi seperti permintaan maaf dari pelaku (McCullough, 2000).

Kualitas hubungan persahabatan adalah hal yang penting bagi kehidupan remaja karena dalam usia ini mereka akan cenderung bergantung pada sahabatnya dibanding denga keluarganya sehingga mereka cenderung mengungkapkan semua yang dia rasakan kepada sahabatnya. Oleh karena itu hubungan persahabatan sebaiknya terjalin denga baik dan memiliki kualitas yang tinggi. Kualitas yang tinggi dari sebuah hubungan persahabatan diantaranya dapat dilihat dari rendahnya konflik yang terjadi dan seberapa mampu mereka dalam menyelesaikan konflik tersebut secara adil dan efisien.

Pemaafan dan kualitas persahabatan memiliki hubungan yang positif dimana ketika terjadi konflik dalam sebuah hubungan persahabatan diperlukan pemaafan agar kualitas persahabatan dapat tetap terjaga dengan baik. Karena memiliki hubungan persahabatan yang berkualitas memiliki pengaruh langsung dalam sikap dan perilaku seseorang.

Hipotesa

Page 17: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Malangeprints.umm.ac.id/43560/1/jiptummpp-gdl-sururunmar... · 2007). Meskipun sebuah persahabatan erat kaitannya dengan kebahagian dan kepuasan

9

Terdapat hubungan positif antara pemaafan dan kualitas persahabatan. Semakin tinggi pemaafan maka semakin tinggi tingkat kualitas persahabatan yang terjadi.

METODE PENELITIAN

Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian korelasional yang bertujuan untuk adanya hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat. Dalam penelitian kali ini yang menjadi variabel bebas adalah pemaafan dan yang menjadi variabel terikat adalah kualitas persahabatan.

Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa SMA 1 Boyolangu, Tulungagung dengan usia 16-18 tahun. Pengambilan sampel dengan menggunakan teknik quota sampling yaitu peneliti menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah quota yang diinginkan, dimana ciri-ciri subjek adalah memiliki sahabat dan pernah mengalami konflik dengan sahabat. Berdasarkan table Issac dan Michael dengan taraf kesalahan 5% jumlah sampel minimal yang digunakan dalah 286 siswa.

Variabel dan Instrumen Penelitian

Pada penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y). Variabel bebas disini yaitu pemaafan (forgiveness) dan variabel terikatnya yaitu kualitas persahabatan (quality of friendship)

Pemaafan adalah kemampuan seseorang untuk mengurangi tingkat keinginan untuk membalas dendam dan menyakiti pelaku yang membuatnya sakit hati, diukur dengan skala pemaafan yaitu Transgression-Related Inventory of Motivation Scale (TRIM-18) dengan 18 item skala dan didasari oleh teori dari McCullough (2006) yang menyatakan adanya 3 dimensi dari pemaafan yaitu avoidance motivation, revenge motivation dan benevolence motivation. Dimana semakin tinggi skor total dari skala maka semakin tinggi pula keinginan seseorang untuk tidak membalas dendam dan tidak menyakiti pelaku. Sebaliknya, semakin rendah skor total dari skala maka semakin rendah pula keinginan seseorang untuk tidak membalas dendam dan tidak menyakiti pelaku.

Kualitas persahabatan adalah tinggi rendahnya tingkat kegiatan saling menolong, saling berbagi dan keintiman antar sahabat maupun konflik dan persaingan pada sebuah hubungan persahabatan, diukur dari skala kualitas persahabatan yaitu Friendship Quality Scale (FQS)

dengan 22 item skala yang dibuat oleh Bukowski (Ponti et al, 2010) yang dikembangkan dari teori Berndt dan Perry (1983), dan berdasarkan 5 dimensi dari kualitas persahabatan yaitu

Page 18: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Malangeprints.umm.ac.id/43560/1/jiptummpp-gdl-sururunmar... · 2007). Meskipun sebuah persahabatan erat kaitannya dengan kebahagian dan kepuasan

10

companionship, conflict, help, security dan closeness dimana semakin tinggi skor total dari skala maka semakin tinggi pula tingkat perilaku kegiatan saling menolong, saling berbagi dan keintiman antar sahabat. Dan sebaliknya, semakin rendah skor total dari skala maka semakin rendah pula tingkat perilaku prososial dan keintiman.

Kedua skala ini merupaka skala likert dengan 4 rentang nilai untuk masing-masing skala yaitu sangat tidak setuju (STS), tidak setuju (TS), setuju (S) dan sangat setuju (SS).

Karena kedua skala ini menggunakan bahasa inggris, sehingga dilakukan adaptasi ke dalam Bahasa Indonesia. Setelah dilakukan adaptasi, maka harus dilakukan uji validitas dan reliabilitas dengan menggunakan program SPSS 21. Berikut adalah tabel hasil uji validitas dan reliabilitas dari kedua skala yang diujikan pada 60 subjek:

Tabel 1 : Validitas dan Reliabilitas Skala Penelitian

Instrumen Penelitian Jumlah Item yang Diujikan

Jumlah Item yang Valid

Indeks Validitas

Indeks Reliabilitas

Transgression-Related Inventory of Motivation

Scale (TRIM-18)

18 15 0.281 – 0.720 0.816

Friendship Quality Scale (FQS)

22 20 0.292 – 0.676 0.878

Prosedur dan Analisa Data Penelitian

Secara umum, prosedur penelitian ini dilakukan dalam 4 tahap. Tahap pertama adalah persiapan dimana peneliti mempersiapkan kebutuhan penelitian mulai rancangan penelitian hingga melakukan try out. Setelah dilakukan try out maka penelitian masuk ke tahap kedua yaitu turun lapang. Turun lapang dilakukan setelah ditemukan item-item yang valid. Setelah selesai melakukan turun lapang, penelitian masuk ke tahap selanjutnya yaitu tahap analisa data untuk menemukan sesuai atau tidaknya hasil turun lapang dan hipotesa yang dibuat. Setelah itu, penelitian masuk ke tahap terakhir yaitu pembuatan pembahasan dan kesimpulan.

Analisa data disini adalah untuk menguji hipotesis yang telah diajukan. Karena penelitian ini berbentuk kuantitatif korelasional 2 variabel, maka data-data yang telah didapatkan nantinya akan diolah dengan menggunakan analisa product moment.

HASIL PENELITIAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, didapatkan hasil penelitian yang dapat dilihat dari tabel-tabel berikut:

Tabel 2 : Subjek Penelitian Berdasarkan Tingkatan Kelas

Page 19: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Malangeprints.umm.ac.id/43560/1/jiptummpp-gdl-sururunmar... · 2007). Meskipun sebuah persahabatan erat kaitannya dengan kebahagian dan kepuasan

11

Tingkatan Kelas Frekuensi Presentase X 98 34.00% XI 90 31.30% XII 100 34.70%

Total 288 100%

Dalam penelitian ini, subjek yang digunakan adalah 288 siswa SMA Negeri 1 Boyolangu. Tabel 2 menunjukkan sebaran subjek penelitian yang dilihat berdasarkan tingkatan kelas dimana jumlah sebaran di setiap tingkatan tergolong setara yaitu di sekitar angka 30 %.

Tabel 3 : Persentase Pemaafan pada Remaja

Kategori Frekuensi Presentase Rendah 149 51.7% Tinggi 139 48.3% Total 288 100%

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa tingkat pemaafan pada remaja, yang termasuk dalam kategori rendah lebih banyak dibandingkan dengan kategori tinggi.

Tabel 4 : Persentase Kualitas Persahabatan pada Remaja

Kategori Frekuensi Presentase Rendah 136 47.2 % Tinggi 152 52.8 % Total 288 100%

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa tingkat kualitas persahabatan pada remaja, yang termasuk dalam kategori tinggi lebih banyak dibandingkan dengan kategori rendah.

Uji Normalitas

Untuk mengetahui apakah data yang didapatkan dalam penelitian ini normal, peneliti harus melakukan uji normalitas dengan menggunakan One Sample Kolomogorov-Sminorv. Data dikatakan normal jika nilai Asymp Sig (2-tailed) lebih dari ½ nilai alpha (Trihendradi, 2013). Dalam penelitian ini ditemukan bahwa nilai Asymp Sig (2-tailed) dari skor TRIM-18 adalah 0.130 dan pada skor FQS adalah 0.092. Karena kedua nilai Asymp Sig (2-tailed) bernilai lebih dari ½ nilai alpha yaitu 0.025 maka data dalam penelitian ini berdistribusi normal.

Uji Linearitas

Analisis anova merupakan salah satu cara untuk melakukan uji linearitas. Penarikan kesimpulan dapat dilakukan dengan menggunakan perbandingan Sig dengan nilai probabilitas (Trihendradi, 2013). Berdasarkan perhitungan uji linearitas ditemukan nilai sebesar 0.000 < 0.05, sehingga hubungan antara pemaafan dan kualitas persahabatan memiliki hubungan yang linier.

Page 20: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Malangeprints.umm.ac.id/43560/1/jiptummpp-gdl-sururunmar... · 2007). Meskipun sebuah persahabatan erat kaitannya dengan kebahagian dan kepuasan

12

Uji Korelasi Pemaafan dan Kualitas Pemaafan

Tabel di bawah menunjukkan hasil analisa korelasi pemaafan dan kualitas persahabatan:

Tabel 5 : Uji Korelasi Pemaafan dan Kualitas Persahabatan

Indeks Analisis Koefisien Korelasi (r) -0.224 Koefisien Determinasi (r2) 0.05 Taraf Signifikansi 0.01 (1%) Nilai Signifikansi (p) 0.000

Dengan menggunakan analisa korelasi product-moment pearsons diperoleh nilai p sebesar 0.000 yang mengartikan bahwa nilai tersebut lebih kecil dari taraf signifikansi yang digunakan yaitu 0.01. Hal itu menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pemaafan dan kualitas persahabatan. Tabel di atas juga menunjukkan nilai r yaitu -0.224 yang menunjukkan arah hubungan kedua variabel negatif yaitu ketika pemaafan yang dilakukan tinggi maka tingkat kualitas persahabatan akan semakin rendah dan sebaliknya, ketika pemaafan yang dilakukan rendah maka tingkat kualitas persahabatan akan semakin tinggi. Nilai dari koefisien determinasi menunjukkan seberapa besar sumbangan pemaafan terhadap kualitas persahabatan yaitu 0.05 (5%) yang berarti pemaafan memberikan pengaruh sebesar 5% pada kualitas persahabatan remaja sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Jadi, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hipotesa yang diajukan ditolak.

DISKUSI

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara pemaafan dan kualitas persahabatan. Arah korelasi dari penelitian ini adalah negatif yaitu, semakin tinggi pemaafan yang dilakukan oleh remaja, maka tingkat kualitas persahabatan yang terjalin akan semakin rendah. Hal tersebut tidak sesuai dengan hipotesa awal yang dikemukakan pada penelitian ini.

Meskipun memiliki arah yang negatif, kedua variabel ini tetap memiliki hubungan yang signifikan, sehingga pemaafan tetap memiliki kontribusi terhadap tingkat kualitas persahabatan yang dimiliki pada sebuah hubungan persahabatan. Hal ini karena pada sebuah hubungan persahabatan tidak terlepas dari adanya konflik. Konflik yang terjadi bisa memicu terjadi sakit hati atau dianggap sebagai peristiwa yang menyakitkan pada orang yang bersangkutan.

Bagi remaja, kelompok teman sebaya adalah hal yang sangat penting karena sebagian besar waktu yang dihabiskan adalah di luar lingkungan keluarga, melainkan dengan teman sebaya. Sekolah, kegiatan tambahan dan bimbingan belajar menjadi sebab utama seorang remaja akan terbiasa berbaur dengan teman sebaya. Salah satu jenis dari kelompok teman sebaya yang terpenting adalah persahabatan (Wernli, 2001). Dengan didasari oleh kebersamaan, kedekatan,

Page 21: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Malangeprints.umm.ac.id/43560/1/jiptummpp-gdl-sururunmar... · 2007). Meskipun sebuah persahabatan erat kaitannya dengan kebahagian dan kepuasan

13

pertolongan dan saling menjaga, tidak menutup kemungkinan persahabatan remaja akan terganggu. Karena semakin banyak remaja menghabiskan waktu untuk bersama, kemungkinan terjadinya sakit hati akan terbuka.

Pada sebuah hubungan persahabatan, seseorang akan terlibat pada keseluruhan pribadi berdasarkan kepercayaan yang mendalam dengan saling berbagi (Mussen, dkk dalam Wardani, 2015). Seseorang yang memiliki kepercayaan yang tinggi kepada sahabatnya cenderung bisa memaafkan kesalahan sahabatnya. Kepercayaan yang terbentuk bisa berupa kemampuan dalam memenuhi janji, selalu mendengarkan ketika dia menceritakan hal-hal yang dianggap privasi dan melakukan sesuatu yang bisa membuat sahabatnya dalam suasana hati yang selalu baik. Kesalahan-kesalahan dalam pemenuhan kepercayaan ini yang bisa menimbulkan sakit hati hingga terjadinya konflik yang berkepanjangan.

Lalu mengapa arah hubungan yang dihasilkan negatif? Meskipun hipotesa dalam penelitian ini tidak diterima, ada beberapa hal yang bisa melatarbelakangi hasil penelitian yang didapatkan.

Menurut Girard dan Mullet (2012), remaja pada usia 11-18 tahun memiliki alasan untuk melakukan pemaafan, salah satunya adalah pembatalan konsekuensi. Ketika konsekuensi dari kesalahan yang dilakukan seseorang tidak lagi dirasakan, maka remaja akan memunculkan niat untuk melakukan pemaafan. Sebenarnya ketika melakukan pemaafan, seseorang akan menurunkan motivasi untuk membalas dendam dan penghindaran dari orang yang melakukan kesalahan, serta meningkatkan keinginan untuk berdamai. Sehingga ketika seseorang mampu melakukannya, hal tersebut akan memberikan reaksi emosi positif yang kemudian akan memunculkan pemberian maaf yang dapat memperbaiki hubungan (Enright dalam Utami, 2015). Namun tidak semua pemaafan menyebabkan rekonsiliasi atau melanjutkan hubungan karena memaafkan bukan berarti menghilangkan sakit hati dari memori seseorang (Enright dalam McCullough, 2008).

Pemaafan merupakan hal yang penting dan sensitif jika seseorang ingin melanjutkan sebuah hubungan, namun terdapat kemungkinan lain kenapa pemaafan justru bisa menurunkan kualitas persahabatan. Meskipun hubungan dengan orang lain dapat berkembang, namun perkembangan tersebut dapat berbeda pada konteks yang berbeda, misalnya budaya. Pada penelitian ini diketahui bahwa rata-rata siswa memiliki lebih dari 10 sahabat atau tergolong banyak. Menurut Barrera (TT) terdapat dua jenis budaya yaitu budaya individualistik dan budaya kolektifistik. Pada budaya individualistik terdapat kecenderungan untuk hidup mandiri dari kelompok. Sebaliknya, budaya kolektifistik melihat diri sebagai bagian dari kelompok. Kecenderungan penduduk Indonesia adalah menerapkan budaya kolektifistik, terlebih pada masyarakat Jawa. Budaya Jawa selalu menjaga keseimbangan, tidak pernah menempatkan sesuatu pada posisi yang dapat menimbulkan kekacauan (Handayani dan Novianto dalam Ghuzairoh, 2015). Sehingga alasan seseorang melakukan pemaafan karena takut mengambil resiko timbulnya konflik yang lebih parah pemaafan dilakukan tanpa memikirkan tentang kesalahan itu sendiri dan lebih berfokus kepada kewajiban sosialnya terhadap kelompok. Pemaafan dalam budaya kolektifistik dilakukan sebagai sebuah kewajiban sosial karena tanggungjawab pada sebuah hubungan, sedangkan dalam budaya individualistik, pemaafan diberikan secara pribadi dan dengan sadar membuat keputusan untuk melakukan pemaafan (Barrera, TT).

Page 22: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Malangeprints.umm.ac.id/43560/1/jiptummpp-gdl-sururunmar... · 2007). Meskipun sebuah persahabatan erat kaitannya dengan kebahagian dan kepuasan

14

Budaya tersebut sudah diajarkan sejak kecil dan diterapkan di kehidupan selanjutnya. Sehingga dugaan dari peneliti adalah terdapat perbedaan dalam melakukan pemaafan antara masyarakat Indonesia dan masyarakat di luar Indonesia. Hal ini yang bisa menjadi penyebab mengapa hasil dari penelitian ini tidak sesuai dengan hipotesa awal. Berkiblat dengan beberapa sumber dari luar negeri, namun ternyata budaya menjadi hal yang sangat berpengaruh untuk seseorang bisa melakukan pemaafan.

Kelley (dalam Merolla, 2008) menyebutkan adanya 3 cara dalam melakukan pemaafan yaitu direct forgiveness atau pemaafan langsung, yang dilakukan dengan mengatakan bahwa dirinya telah memaafkan secara jelas dan terang, indirect forgiveness atau pemaafan tidak langsung, yaitu dilakukan dengan bentuk lain dari ucapan, misalnya humor, pelukan dan kontak mata, dan conditional forgiveness atau pemaafan bersyarat, yaitu dilakukan dengan memberikan sebuah syarat. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa cara yang paling banyak dilakukan adalah dengan pemaafan langsung.

Dari ketiga cara tersebut, cara yang paling baik untuk melakukan pemaafan adalah dengan conditional forgiveness. Sebuah syarat diberikan untuk membangun sebuah hubungan yang lebih baik, oleh karena itu cara ini lebih sering digunakan dalam sebuah hubungan percintaan daripada dalam hubungan persahabatan (Merolla, 2008). Cara ini dilakukan dengan membicarakan semua kesalahan atau konflik yang terjadi dan memberikan syarat untuk tidak memberikan toleransi pada kesalahan berikutnya. Namun cara ini memang memungkinkan munculnya resiko yang lebih buruk, misalnya orang yang melakukan kesalahan merasa tidak dipercayai lagi oleh sahabatnya, atau mungkin mereka tidak bisa membangun komitmen yang lebih kuat lagi setelah terjadinya konflik. Untuk remaja pada umumnya, dan segaris dengan bagaimana budaya Jawa berlaku, seseorang akan melakukan pemaafan tidak langsung sebagai pengalihan, untuk menghindari keadaan yang lebih ekstrem yang menimbulkan kekacauan (Handayani dan Novianto dalam Ghuzairoh, 2015). Daripada mendiskusikannya terlalu serius dan membahas hal-hal yang menyakitkan yang telah terjadi, humor atau pelukan bisa menjadi pengalihan yang sesuai bagi remaja. Namun, kelemahan dari pemaafan tidak langsung adalah, tidak ada komitmen dan konflik yang terjadi tidak benar-benar terselesaikan dan menimbulkan kesan munculnya pengabaian. Karena konsep dari pemaafan tidak langsung adalah menjaga hubungan lebih penting daripada meluruskan pelanggaran di sebuah hubungan (Merolla, 2008). Sehingga tidak menutup kemungkinan akan terjadi konflik-konflik lagi setelah pemaafan dilakukan.

Beberapa subjek mengungkapkan bahwa konflik yang dialami adalah salah paham ketika mengerjakan tugas, berlanjut kepada sikap yang saling dingin dan tidak bertegur sapa. Namun hal itu sudah bisa teratasi ketika salah seorang dari mereka memutuskan untuk angkat bicara dan pemaafan terjadi seiring dengan waktu. Beberapa subjek yang lain mengungkapkan konflik yang lebih serius hingga melibatkan orangtua masing-masing dan membuat mereka tidak pernah saling sapa lagi sampai saat ini.

Pernyataan-pernyataan tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan dalam melakukan pemaafan, dan hal tersebut bisa dipengaruhi oleh seperti apa konflik yang terjadi dan sejauh apa tingkat sakit hati yang dialami oleh seseorang. Didukung oleh penelitian Wernli (2001) dalam penelitiannya yang menyebutkan bahwa pemaafan dapat mempengaruhi kualitas persahabatan secara signifikan hanya pada tingkat pelanggaran atau sakit hati yang rendah.

Page 23: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Malangeprints.umm.ac.id/43560/1/jiptummpp-gdl-sururunmar... · 2007). Meskipun sebuah persahabatan erat kaitannya dengan kebahagian dan kepuasan

15

Dalam penelitian ini, kontribusi pemaafan terhadap kualitas persahabatan hanya sebesar 5%, sedangkan 95% lainnya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini yang mempengaruhi terjadinya pemaafan maupun tinggi rendahnya kualitas persahabatan. Empati, atribusi, tingkat kelukaan, dan karakteristik kepribadian adalah faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi terjadinya pemaafan (Anggraini dan Cucuani, 2014). Sedangkan kepedulian, konflik, hiburan, bantuan, keintiman, konflik dan resolusinya merupakan faktor-faktor lain yang bisa mempengaruhi kualitas persahabatan (Parker & Asher, 1993). Hasil penelitian menunjukkan hipotesa awal telah ditolak yang dapat dikarenakan penelitian dilakukan di dalam kelas dan jawaban dari masing-masing subjek terkesan tidak mencerminkan kondisinya saat itu karena sahabat atau teman dekatnya ada di sebelahnya. Keterbatasan penelitian adalah karena peneliti kurang memberikan batasan konflik dan kriteria sahabat sehingga persepsi dari masing-masing subjek berbeda. Selain itu, skala kualitas persahabatan yang dibuat kurang sesuai dengan konteks persahabatan, dan lebih kepada konsep pertemanan.

SIMPULAN DAN IMPLIKASI

Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh hasil bahwa hipotesa penelitian ditolak yang berarti bahwa terdapat hubungan negatif antara pemaafan dan kualitas persahabatan. Sehingga ketika pemaafan tinggi maka tingkat kualitas persahabatan akan semakin rendah. Pemaafan telah diketahui memiliki pengaruh sebesar 5% terhadap kualitas persahabatan, sedangkan 95% lainnya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian kali ini.

Implikasi dari penelitian kali ini adalah agar remaja dapat mengkomunikasikan konflik dengan baik yang terjadi dengan sahabatnya. Kesalahan memang seharusnya dimaafkan namun bagaimana cara memaafkan itulah hal yang terpenting. Hal yang bisa dilakukan adalah dengan memikirkan kesalahan atau konflik yang dialami dengan sahabatnya. Memikirkan kesalahan disini berarti memikirkan juga baik buruk atau apa yang terjadi jika remaja mau memaafkan ataupun tidak mau memaafkan, sehingga ada pertimbangan untuk melakukan pemaafan. Karena dengan melakukan pemaafan akan muncul reaksi positif dari dalam diri sehingga hubungan persahabatan yang dibangun tetap terjaga.

Untuk peneliti selanjutnya disarankan untuk melakukan penelitian dengan memperhatikan faktor-faktor lain yang mempengaruhi kualitas persahabatan yaitu kepedulian, konflik, hiburan, bantuan, keintiman, konflik dan resolusinya, serta lebih fokus kepada proses pengerjaan skala dari subjek sehingga tidak terjadi kesalahan dalam pemahaman dan pengisian. Selain itu ketika membuat sebuah penelitian dengan tema persahabatan, seharusnya ditentukan karakteristik yang seperti apa yang bisa dimasukkan dalam kategori sahabat sehingga perspektif dari subjek bisa disamakan.

REFERENSI

Page 24: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Malangeprints.umm.ac.id/43560/1/jiptummpp-gdl-sururunmar... · 2007). Meskipun sebuah persahabatan erat kaitannya dengan kebahagian dan kepuasan

16

American Psychological Asociation. (2006). Forgiveness: A sampling of research results. Washington, DC: Office of International Affairs.

Anggraini, D., & Cucuani, H. (2014). Hubungan kualitas persahabatan dan empati pada pemaafan remaja akhir. Jurnal Psikologi, Vol. 10 (1).

Barrera, Sonia. (TT). The effect of culture and forgiveness in the recall and imagery of an

offense. Bethel College, Indiana.

Baron, R. A., & Byrne, D. (2004). Psikologi sosial 2. Jakarta: Erlangga.

Berndt, T. J. (2002). Friendship quality and social development. Journal of Psychological

Science Department, Purdue University (pp. 7-10).

Ghuzairoh, Tahmidiyah. (2015). Perbedaan forgiveness ditinjau dari jenis kelamin pada

budaya jawa. Skripsi, Fakultas Psikologi, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, Malang.

Girard, M., & Mullet, E. (2012). Development of forgiveness schema in adolescence. Journal

of Universitas Psychology Bogota, Vol. 11(4).

Gleckel, Emma. (2015). Friendship quality and personality as predictors of psychological

well-being in emerging adults. Honors Theses, University of Richmond, Virginia.

Mappiare, Andi. (1982). Psikologi remaja. Surabaya: Usaha Nasional.

McCullough, M. E., Worthington, E. L., & Rachal, K. C. (1997). Interpersonal Forgiving in close relationships. Journal of Personality and Social Psychology, Vol. 73, (2), 321-336.

McCullough, M. E., Sandage, S. J., Brown, S. W., Rachal, K. C., Worthington, E. L., & Hight, T. L. (1998). Interpersonal forgiving in close relationships: ii. theoretical elaboration and measurement. Journal of Personality and Social Psychology, Vol 75, (6), 1586-1603.

McCullough, M. E. (2000). Forgiveness as human strength: theory, measurement, and links to well-being. Journal of Social and Clinical Psychology, Vol. 19, (1), 43-55.

McCullough, M. E., Fincham, F. D., & Tsan, J. A. (2003). Forgiveness, forbearance, and time: the temporal unfolding of transgression-related interpersonal motivations. Journal of

Personality and Social Psychology, Vol. 84, (3), 540-557.

McCullough, M. E. (2006). Writing about the benefits of an interpersonal transgression facilitates forgiveness. Journal of Consulting and Clinical Psychology, Vol. 74, (5), 887-897.

Merolla, A. J. (2008). Comunicating forgiveness in friendship and dating relationships.

communication studies, Vol. 59, (2), 114-131.

Page 25: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Malangeprints.umm.ac.id/43560/1/jiptummpp-gdl-sururunmar... · 2007). Meskipun sebuah persahabatan erat kaitannya dengan kebahagian dan kepuasan

17

Paleari, F. G., Regalia, C., & Fincham, F. D. (2009). Forgiveness and conflict resolution in close relationship: within and cross partner effect. Journal of Universitas

Psychologica, Vol. 9 (1), 35-56.

Parker, J. G., & Asher, S. R. (1993). Friendship and friendship quality in middle childhood: links with peer group acceptance and feelings of loneliness and social dissatisfaction. Developmental Psychology, 29, (4), 611-621.

Phebe, L. F. W. (2007). Peer relations in preadolescence: associations between friendship

quality, peer acceptance, and parental management in peer relations. Disertasi, City University of Hong Kong.

Poole, L. (2011). A research study examining forgiveness, emphaty, commitment, trust and

relational satisfaction among adult friends after relational transgressions. Electronic Theses and Disertation, University of Denver.

Ponti, L., Guarnieri, S., Smorti, A., & Tani, F. (2010). A measure for the study of friendship and romantic relationship quality from adolescence to early-adulthood. The Open

Psychology Journal, (3), 76-87.

Santrock, J. W. (2003). Adolescence. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Santrock, J. W. (2007). Remaja. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Santrock, J. W. (2012). Life span development. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Trihendradi, Cornelius. (2013). Step by step IBM SPSS 21: Analisis data statistik. Yogyakarta: Andi.

Utami, D.A. (2015). Kepercayaan interpersonal dengan pemaafan dalam hubungan persahabatan. Jurnal Psikologi, Vol. 03, No.01.

Veran, Ajeng. (11 Juni 2015). Untuk sahabat yang pernah bertengkar hebat denganku, izinkan

aku mengenang cerita kita yang pernah hampir beku. Diambil pada 19 Maret 2016 dari http://www.hipwee.com/

Wardani, K. A. (2015). Rumination dan forgiveness remaja akhir dalam hubungan

persahabatan. Skripsi, Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang, Malang.

Wernli, Molly. A. (2001). Interpersonal forgiveness in adolescent friendships. Theses of University of Nebraska Omaha, Nebraska.

Younger, J. W., Piferi, R. L., Jobe, R. L., & Lawler, K. A. (2004). Dimensions of forgiveness: The views of laypersons. Journal of Social and Personal Relationship, Vol. 21,(6), 837-855.

Page 26: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Malangeprints.umm.ac.id/43560/1/jiptummpp-gdl-sururunmar... · 2007). Meskipun sebuah persahabatan erat kaitannya dengan kebahagian dan kepuasan

18

LAMPIRAN - LAMPIRAN

Page 27: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Malangeprints.umm.ac.id/43560/1/jiptummpp-gdl-sururunmar... · 2007). Meskipun sebuah persahabatan erat kaitannya dengan kebahagian dan kepuasan

19

LAMPIRAN 1 Skala Pemaafan dan Kualitas Persahabatan

Page 28: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Malangeprints.umm.ac.id/43560/1/jiptummpp-gdl-sururunmar... · 2007). Meskipun sebuah persahabatan erat kaitannya dengan kebahagian dan kepuasan

20

Assalamualaikum Wr. Wb

Dalam rangka penyelesaian tugas akhir, saya Sururun Marfuah, mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang akan melakukan penelitian sebagai salah satu persyaratan meraih gelar sarjana. Oleh karena itu, saya mengharapkan bantuan Anda untuk memberikan penilaian terhadap pernyataan-pernyataan di bawah ini berdasarkan diri Anda sendiri. Semua jawaban yang Anda berikan akan digunakan untuk kepentingan penelitian ilmiah semata dan saya sebagai peneliti akan menjamin kerahasiaan dari jawaban yang Anda berikan. sehingga Anda tidak perlu ragu-ragu dalam memberi penilaian pada setiap pernyataan dalam skala.

Atas partisipasi dan bantuan Anda, saya ucapkan terimakasih.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

ISILAH BIODATA ANDA

Nama (boleh inisial) :

_____________________________________________

Usia :

_____________________________________________

Kelas :

_____________________________________________

Jumlah sahabat/teman dekat :

_____________________________________________

Kapan terakhir berkonflik dengan sahabat :

_____________________________________________

SELAMAT MENGERJAKAN

Page 29: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Malangeprints.umm.ac.id/43560/1/jiptummpp-gdl-sururunmar... · 2007). Meskipun sebuah persahabatan erat kaitannya dengan kebahagian dan kepuasan

21

PETUNJUK PENGISIAN

Dibawah ini terdapat beberapa pernyataan, silahkan menjawab sesuai dengan diri Anda. Pilihlah satu jawaban yang paling mendekati perasaan dan keadaan Anda. Berikan tanda centang (√) pada kolom yang telah disediakan. Terdapat 4 pilihan yang tersedia, yaitu:

STS : bila Anda merasa sangat tidak setuju dengan pernyataan

TS : bila Anda merasa tidak setuju dengan pernyataan

S : bila Anda merasa setuju dengan pernyataan

SS : bila Anda merasa sangat setuju dengan pernyataan

SKALA 1

NO PERNYATAAN STS TS S SS 1 Saya akan membuatnya membayar perilakunya 2 Saya mencoba untuk menjaga jarak sejauh mungkin

3 Meskipun perilakunya menyakiti saya, saya tetap memiliki niat baik terhadapnya

4 Saya berharap hal buruk terjadi padanya 5 Saya merasa seolah-olah tidak ada dia di sekitar saya Saya tidak mempercayainya

7 Saya ingin dia mengalami apa yang telah dia lakukan kepada saya

8 Saya sulit untuk bersikap hangat terhadapnya 9 Saya menghindarinya

10 Saya akan membalas perbuatan buruk yang telah dilakukannya

11 Saya telah membuang sakit hati dan kemarahan saya 12 Saya memutuskan persahabatan dengannya

13 Saya sudah membuang kemarahan saya sehingga saya bisa melanjutkan hubungan kami

14 Saya ingin melihat dia terluka dan menderita 15 Saya menarik diri darinya.

Page 30: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Malangeprints.umm.ac.id/43560/1/jiptummpp-gdl-sururunmar... · 2007). Meskipun sebuah persahabatan erat kaitannya dengan kebahagian dan kepuasan

22

SKALA 2

NO PERNYATAAN STS TS S SS 1 Saya dan teman saya menghabiskan seluruh waktu

senggang kami bersama

2 Jika saya memiliki masalah di sekolah, di tempat kerja atau di rumah, saya dapat membicarakannya kepada teman saya

3 Jika ada orang yang mengganggu saya, teman saya akan menolong saya

4 Teman saya memikirkan hal yang menyenangkan untuk kami lakukan bersama

5 Teman saya menolong saya ketika saya memiliki sebuah masalah

6 Jika teman saya pergi, saya akan merindukannya 7 Ketika saya melakukan sesuatu dengan baik, teman saya

akan ikut senang

8 Terkadang teman saya melakukan sesuatu untuk saya dan membuat saya merasa spesial

9 Terkadang saya bertengkar dengan teman saya 10 Teman saya akan membela saya jika seseorang membuat

masalah dengan saya

11 Teman saya biasa mengganggu saya bahkan ketika saya sudah melarangnya

12 Jika saya membutuhkan uang, teman saya akan meminjamkan uangnya kepada saya

13 Terkadang saya dan teman saya hanya duduk dan membicarakan tentang hal yang kami sukai

14 Teman saya akan membantu jika saya butuhkan 15 Jika sesuatu mengganggu saya, saya bisa memberitahu

teman saya tentang itu bahkan jika hal itu tidak bisa saya katakan pada orang lain

16 Jika saya atau teman saya melakukan sesuatu yang mengganggu satu sama lain, kami dapat menyelesaikannya dengan mudah

17 Saya dan teman saya memperdebatkan banyak hal 18 Jika saya dan teman saya berdebat dengan keras, kami bisa

meminta maaf dan semuanya akan baik-baik saja

19 Saya merasa senang ketika saya bersama teman saya 20 Saya memikirkan teman saya bahkan ketika dia tidak ada

TERIMA KASIH

Page 31: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Malangeprints.umm.ac.id/43560/1/jiptummpp-gdl-sururunmar... · 2007). Meskipun sebuah persahabatan erat kaitannya dengan kebahagian dan kepuasan

23

LAMPIRAN 2 Analisa Validitas dan Reliabilitas

Page 32: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Malangeprints.umm.ac.id/43560/1/jiptummpp-gdl-sururunmar... · 2007). Meskipun sebuah persahabatan erat kaitannya dengan kebahagian dan kepuasan

24

Skala Pemaafan

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

N of Items

.816 18

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

item1 42.600 40.990 .558 .797 item2 42.650 41.519 .561 .798 item3 42.317 44.729 .316 .812 item4 42.883 39.664 .637 .791 item5 42.367 39.253 .666 .789 item6 41.200 48.603 -.159 .834 item7 42.350 42.503 .490 .802 item8 41.017 48.118 -.120 .826 item9 42.333 41.243 .462 .803 item10 42.317 42.830 .400 .807 item11 42.517 39.474 .720 .787 item12 41.350 49.519 -.246 .839 item13 42.800 41.349 .535 .799 item14 41.500 44.492 .281 .813 item15 42.700 42.417 .354 .811 item16 41.750 44.157 .306 .812 item17 42.883 40.749 .619 .794 item18 42.650 40.299 .580 .795

Page 33: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Malangeprints.umm.ac.id/43560/1/jiptummpp-gdl-sururunmar... · 2007). Meskipun sebuah persahabatan erat kaitannya dengan kebahagian dan kepuasan

25

Skala Kualitas Persahabatan

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.878 22

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

item1 64.87 53.406 .562 .869 item2 64.72 53.969 .644 .868 item3 64.70 53.095 .635 .867 item4 64.55 52.828 .676 .866 item5 64.37 53.897 .604 .869 item6 64.55 54.184 .524 .871 item7 64.40 53.125 .634 .867 item8 64.78 53.969 .566 .870 item9 65.00 55.763 .369 .875 item10 64.70 55.095 .489 .872 item11 65.13 53.440 .492 .872 item12 64.68 53.644 .499 .871 item13 65.35 59.418 -.044 .891 item14 64.55 54.286 .513 .871 item15 64.52 54.322 .524 .871 item16 64.87 55.914 .292 .878 item17 64.75 53.953 .603 .869 item18 64.83 52.582 .560 .869 item19 65.38 60.715 -.159 .890 item20 64.75 53.852 .583 .869 item21 64.42 55.264 .382 .875 item22 64.63 53.558 .550 .870

Page 34: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Malangeprints.umm.ac.id/43560/1/jiptummpp-gdl-sururunmar... · 2007). Meskipun sebuah persahabatan erat kaitannya dengan kebahagian dan kepuasan

26

LAMPIRAN 3 Data Kasar Penelitian

Page 35: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Malangeprints.umm.ac.id/43560/1/jiptummpp-gdl-sururunmar... · 2007). Meskipun sebuah persahabatan erat kaitannya dengan kebahagian dan kepuasan

27

Page 36: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Malangeprints.umm.ac.id/43560/1/jiptummpp-gdl-sururunmar... · 2007). Meskipun sebuah persahabatan erat kaitannya dengan kebahagian dan kepuasan

28

Page 37: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Malangeprints.umm.ac.id/43560/1/jiptummpp-gdl-sururunmar... · 2007). Meskipun sebuah persahabatan erat kaitannya dengan kebahagian dan kepuasan

29

Page 38: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Malangeprints.umm.ac.id/43560/1/jiptummpp-gdl-sururunmar... · 2007). Meskipun sebuah persahabatan erat kaitannya dengan kebahagian dan kepuasan

30

Page 39: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Malangeprints.umm.ac.id/43560/1/jiptummpp-gdl-sururunmar... · 2007). Meskipun sebuah persahabatan erat kaitannya dengan kebahagian dan kepuasan

31

Page 40: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Malangeprints.umm.ac.id/43560/1/jiptummpp-gdl-sururunmar... · 2007). Meskipun sebuah persahabatan erat kaitannya dengan kebahagian dan kepuasan

32

Page 41: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Malangeprints.umm.ac.id/43560/1/jiptummpp-gdl-sururunmar... · 2007). Meskipun sebuah persahabatan erat kaitannya dengan kebahagian dan kepuasan

33

Page 42: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Malangeprints.umm.ac.id/43560/1/jiptummpp-gdl-sururunmar... · 2007). Meskipun sebuah persahabatan erat kaitannya dengan kebahagian dan kepuasan

34

Page 43: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Malangeprints.umm.ac.id/43560/1/jiptummpp-gdl-sururunmar... · 2007). Meskipun sebuah persahabatan erat kaitannya dengan kebahagian dan kepuasan

35

Page 44: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Malangeprints.umm.ac.id/43560/1/jiptummpp-gdl-sururunmar... · 2007). Meskipun sebuah persahabatan erat kaitannya dengan kebahagian dan kepuasan

36

Page 45: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Malangeprints.umm.ac.id/43560/1/jiptummpp-gdl-sururunmar... · 2007). Meskipun sebuah persahabatan erat kaitannya dengan kebahagian dan kepuasan

37

Page 46: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Malangeprints.umm.ac.id/43560/1/jiptummpp-gdl-sururunmar... · 2007). Meskipun sebuah persahabatan erat kaitannya dengan kebahagian dan kepuasan

38

Page 47: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Malangeprints.umm.ac.id/43560/1/jiptummpp-gdl-sururunmar... · 2007). Meskipun sebuah persahabatan erat kaitannya dengan kebahagian dan kepuasan

39

Page 48: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Malangeprints.umm.ac.id/43560/1/jiptummpp-gdl-sururunmar... · 2007). Meskipun sebuah persahabatan erat kaitannya dengan kebahagian dan kepuasan

40

Page 49: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Malangeprints.umm.ac.id/43560/1/jiptummpp-gdl-sururunmar... · 2007). Meskipun sebuah persahabatan erat kaitannya dengan kebahagian dan kepuasan

41

Page 50: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Malangeprints.umm.ac.id/43560/1/jiptummpp-gdl-sururunmar... · 2007). Meskipun sebuah persahabatan erat kaitannya dengan kebahagian dan kepuasan

42

Page 51: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Malangeprints.umm.ac.id/43560/1/jiptummpp-gdl-sururunmar... · 2007). Meskipun sebuah persahabatan erat kaitannya dengan kebahagian dan kepuasan

43

Page 52: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Malangeprints.umm.ac.id/43560/1/jiptummpp-gdl-sururunmar... · 2007). Meskipun sebuah persahabatan erat kaitannya dengan kebahagian dan kepuasan

44

Page 53: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Malangeprints.umm.ac.id/43560/1/jiptummpp-gdl-sururunmar... · 2007). Meskipun sebuah persahabatan erat kaitannya dengan kebahagian dan kepuasan

45

Page 54: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Malangeprints.umm.ac.id/43560/1/jiptummpp-gdl-sururunmar... · 2007). Meskipun sebuah persahabatan erat kaitannya dengan kebahagian dan kepuasan

46

Page 55: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Malangeprints.umm.ac.id/43560/1/jiptummpp-gdl-sururunmar... · 2007). Meskipun sebuah persahabatan erat kaitannya dengan kebahagian dan kepuasan

47

Page 56: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Malangeprints.umm.ac.id/43560/1/jiptummpp-gdl-sururunmar... · 2007). Meskipun sebuah persahabatan erat kaitannya dengan kebahagian dan kepuasan

48

Page 57: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Malangeprints.umm.ac.id/43560/1/jiptummpp-gdl-sururunmar... · 2007). Meskipun sebuah persahabatan erat kaitannya dengan kebahagian dan kepuasan

49

Page 58: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Malangeprints.umm.ac.id/43560/1/jiptummpp-gdl-sururunmar... · 2007). Meskipun sebuah persahabatan erat kaitannya dengan kebahagian dan kepuasan

50

Page 59: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Malangeprints.umm.ac.id/43560/1/jiptummpp-gdl-sururunmar... · 2007). Meskipun sebuah persahabatan erat kaitannya dengan kebahagian dan kepuasan

51

Page 60: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Malangeprints.umm.ac.id/43560/1/jiptummpp-gdl-sururunmar... · 2007). Meskipun sebuah persahabatan erat kaitannya dengan kebahagian dan kepuasan

52

Page 61: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Malangeprints.umm.ac.id/43560/1/jiptummpp-gdl-sururunmar... · 2007). Meskipun sebuah persahabatan erat kaitannya dengan kebahagian dan kepuasan

53

Page 62: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Malangeprints.umm.ac.id/43560/1/jiptummpp-gdl-sururunmar... · 2007). Meskipun sebuah persahabatan erat kaitannya dengan kebahagian dan kepuasan

54

Page 63: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Malangeprints.umm.ac.id/43560/1/jiptummpp-gdl-sururunmar... · 2007). Meskipun sebuah persahabatan erat kaitannya dengan kebahagian dan kepuasan

55

Page 64: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Malangeprints.umm.ac.id/43560/1/jiptummpp-gdl-sururunmar... · 2007). Meskipun sebuah persahabatan erat kaitannya dengan kebahagian dan kepuasan

56

Page 65: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Malangeprints.umm.ac.id/43560/1/jiptummpp-gdl-sururunmar... · 2007). Meskipun sebuah persahabatan erat kaitannya dengan kebahagian dan kepuasan

57

Page 66: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Malangeprints.umm.ac.id/43560/1/jiptummpp-gdl-sururunmar... · 2007). Meskipun sebuah persahabatan erat kaitannya dengan kebahagian dan kepuasan

58

Page 67: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Malangeprints.umm.ac.id/43560/1/jiptummpp-gdl-sururunmar... · 2007). Meskipun sebuah persahabatan erat kaitannya dengan kebahagian dan kepuasan

59

Page 68: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Malangeprints.umm.ac.id/43560/1/jiptummpp-gdl-sururunmar... · 2007). Meskipun sebuah persahabatan erat kaitannya dengan kebahagian dan kepuasan

60

Page 69: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Malangeprints.umm.ac.id/43560/1/jiptummpp-gdl-sururunmar... · 2007). Meskipun sebuah persahabatan erat kaitannya dengan kebahagian dan kepuasan

61

Page 70: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Malangeprints.umm.ac.id/43560/1/jiptummpp-gdl-sururunmar... · 2007). Meskipun sebuah persahabatan erat kaitannya dengan kebahagian dan kepuasan

62

Page 71: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Malangeprints.umm.ac.id/43560/1/jiptummpp-gdl-sururunmar... · 2007). Meskipun sebuah persahabatan erat kaitannya dengan kebahagian dan kepuasan

63

LAMPIRAN 4 Hasil Penelitian

Page 72: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Malangeprints.umm.ac.id/43560/1/jiptummpp-gdl-sururunmar... · 2007). Meskipun sebuah persahabatan erat kaitannya dengan kebahagian dan kepuasan

64

Uji Kenormalan Data

Uji Korelasi Pemaafan dan Kualitas Persahabatan

Correlations

PEMAAFAN KUALITAS_PE

RSAHABATAN

PEMAAFAN

Pearson Correlation 1 -.224**

Sig. (2-tailed) .000

N 288 288

KUALITAS_PERSAHABATAN

Pearson Correlation -.224** 1

Sig. (2-tailed) .000

N 288 288

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Page 73: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Malangeprints.umm.ac.id/43560/1/jiptummpp-gdl-sururunmar... · 2007). Meskipun sebuah persahabatan erat kaitannya dengan kebahagian dan kepuasan

65

LAMPIRAN 5 SURAT BUKTI PENELITIAN

Page 74: SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Malangeprints.umm.ac.id/43560/1/jiptummpp-gdl-sururunmar... · 2007). Meskipun sebuah persahabatan erat kaitannya dengan kebahagian dan kepuasan

66