skripsi - uin walisongo semarang | perpustakaan...
TRANSCRIPT
HUBUNGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI PENDIDIKAN PRAMUKA
DENGAN AKHLAK SISWA KELAS XI MAN SEMARANG 1
TAHUN PELAJARAN 2007/2008
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Starta 1 (S1) Fakultas Tarbiyah
Jurusan Pendidikan Agama Islam
Oleh :
FATKHURROHMAN NIM: 3102316
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2009
Drs. Raharjo M.Ed. Drs.Mahfud Junaidi, M.Ag.
Rt.01/11 Jembar Arum.Patebon Kendal Jatisari Asri Blok A/7 Mijen. SMG
NOTA PEMBIMBING
Lampiran : 5 ( lima) lembar
Hal : Pengajuan Naskah Skripsi
a.n. Fatkhurrohman
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Setelah Saya teliti dan mengadakan perbaikan seperlunya maka bersama ini kami
menyatakan skripsi saudara :
Nama : Fatkhurrohman
NIM : 3102316
Fakultas/ Jurusan : Tarbiyah /Pendidikan Agama Islam (PAI)
Judul Skripsi : Pengaruh Keaktifan Mengikuti Pendidikan
Pramuka Terhadap Kedisiplinan Siswa MAN
Semarang1 Tahun Pelajaran 2007/2008
Dengan ini saya mohon kiranya skripsi tersebut dapat segera di munaqosahkan.
Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.demikian harap menjadi Maklum
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Pembimbing 1 Pembimbing II
Drs. Raharjo M.Ed. Drs. Mahfud Junaiedi, M.Ag.
vii
ABSTRAK
Fatkhurrohman (3102316), judul hubungan keaktifan mengikuti pendidikan Pramuka dengan akhlak siswa kelas XI MAN Semarang 1 tahun pelajaran 2007/2008. Skripsi Fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan Islam tahun 2009.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara keaktifan siswa dalam mengikti pendidikan Pramuka dengan akhlak siswa kelas XI tahun ajaran 007/2008, subyek penelitian siswa kelas XI MAN Semarang 1 yang aktif mengikuti Pramuka penelitian ini merupakan penelitian populasi, karena sampelnya purpose dalam artian diambil semua sejumlah 55 siswa, sedangkan untuk pengumpulan data untuk kedua variabel yaitu keaktifan mengikuti pendidikan Pramuka sebagai variable X dan akhlak siswaswa sebagai variable Y menggunakan instrument angket. Pengujian hipotesis penelitian dengan menggunakan korelasi product moment. Berdasarkan uji statistic dengan menggunakan korelasi Poduct Moment maka hipotesis yang menyatakan: “Ada hubungan yang signifikan antara keaktifan mengikuti Pendidikan Pramuka dengan Akhlak siswa kelas XI MAN Semarang 1 Tahun Pelajaran 2007/2008, pada taraf signifikansi 5 % diterima, demikian juga pada taraf signifikansi 1 % dapat diterima hal ini dibuktikan dari analisis uji hipotesis diperoleh nilai rxy sebesar 0,611 taraf signifikansi 5% rxy =0,611>0,22 (rt) ini berarti ada pengaruh (korelasi) yang signifikan antara kedua variabel tersebut Pada taraf signifikansi 1% rxy = 0,611> 0,307 (rt) ini berarti ada hubungan (korelasi) yang signifikan antara kedua variabel. Baik pada taraf signifikansi 5% maupun 1 % menunjukan adanya angka yang lebih besar, ini artinya ada hubungan keaktifan mengikuti pendidikan Pramuka dengan akhlak siswa kelas XI MAN Semarang 1 tahun pelajaran 2007/2008, sehingga hipotesis yang diajukan diterima, dan dapat dibuktikan. Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi bahan informasi dan masukan bagi pembina pramuka agar meningkatkan dan mengaktifkan kegiatan pramuka, demikian juga seluruh siswa, orang tua, guru dan juga kepala sekolah
vi
DEKLARASI
Penyusun menyatakan dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab bahwa skripsi
ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan.
Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran orang lain, kecuali yang
terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan
Semarang, Januari 2009 Deklarator Fatkhurrohman NIM.3102316
iii
DEPARTEMEN AGAMA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
FAKULTAS TARBIYAH Jl. Prof. Dr. Hamka telp. 7601295 Semarang 50185
PENGESAHAN
Hari/tanggal Tanda tangan Drs. Djoko Widagdho, MPd. Ketua Sidang
__________________
_______________
Drs.H.Mat Solihin, M.Ag Sekretaris Sidang
__________________
_______________
Dr.Hj. Sukasih, M.Pd. Penguji I
__________________
_______________
Dra. Ani Hidayati Penguji II
__________________
_______________
iv
MOTTO
• Akhlak mulia adalah satu susunan kesuksesan (Ja’far As.Shodiq)
• Tak ada umat tanpa akhlak, tak ada akhlak tanpa aqidah, dan takkan ada
aqidah tanpa adanya pemahaman (Jamaludin al-afghani)
v
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penyusun persembahkan kepada :
1. Kedua orang tua yang penuh kasih sayang membesarkan penyusun dan yang
tak pernah hampa dari do’a
2. Mas Naibul Umam Yang telah dengan rela meminjamkan laptopnya untuk
penyusunan Skripsi ini
3. Bapak Hari Abrimono Ch sekeluarga yang telah memberikan tempat untuk
penyusunan Sekripsi ini
4. Sahabat-sahabatku di Pramuka yang selalu memberikan Motivasi Buat
Penyusun
5. Adik- adiku di Racana Walisongo IAIN Walisongo Semarang
6. Seseorang yang dijadikan Allah SWT menjadi pendampingku
7. Para pembaca yang budiman
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya, shalawat dan salam penyusun
persembahkan kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW yang kami
nantikan syafaatnya di hari akhirat nanti.
Pada kesempatan ini dengan penuh kerendahan hati penyusun sampaikan
rasa hormat dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya atas bantuan dari
berbagai pihak baik berupa petunjuk, saran maupun dorongan semangat, sehingga
penyusun dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Keaktifan
Mengikuti Pendidikan Pramuka Terhadap Kedisiplinan Siswa MAN Semarang 1
tahun Pelajaran 2007/2008” oleh karena itu tidak ada salahnya pada kesempatan
ini penyusun menyampaikan penghargaan kepada :
1. Prof.Dr.Ibnu Hajar M.Ed., Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah
2. Dra. Ani Hidayati selaku Dosen Wali studi yang telah memberikan bimbingan
dan arahan kepada penyusun
3. Bapak Drs H. Raharjo M.Ed, Bapak Drs. Mahfud Junaidi, M.Ag selaku
pembimbing yang telah banyak meluangkan waktunya untuk membimbing
penyusun selama penyusunan sekripsi ini
4. Para dosen dan staf pengajar dan karyawan di lingkungan Institut Agama
Islam Negeri Walisongo.
5. Drs.Syaefudin, M.Pd. selaku Kepala Sekolah MAN Semarang 1, yang telh
memberikn izin peneliian.
6. Irfan Dwi Putranoto, SPd., Endang Purwtiningrum, SPd., selaku Pembina
Pramuka, dan seluruh guru serta karyawan MAN Semarang 1 yang telah
membantu dalam perolehan data
7. Ayah dan ibunda tercinta serta kakak-kakaku yang senantiasa mendoakan
penyusun
ix
8. Adik-adiku di Racana Walisongo IAIN Walisongo Semarang yang telah
banyak membantu dalam proses penyusunan skripsi
Penyusun menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaannya sangat penyusun harapkan.
Akhir kata dengan segala harapan semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan
berguna bagi peneliti khususnya dan para pembaca pada umumnya.
Semarang, Januari 2009
Penyusun
Fatkhurrohman NIM: 3102316
x
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dewasa ini banyak keluhan orang tua, ahli didik dan orang orang
yang berkecimpung di bidang pendidikan, agama dan sosial, terhadap ulah,
perilaku, remaja yang sukar dikendalikan, nakal, keras kepala, berbuat
keonaran, merokok, bergaya hidup hippies, bahkan melakukan tindakan-
tidakan yang bersifat kriminal seperti pembunuhan, tawuran, pesta miras,dan
menggunakan obat-obat terlarang serta tingkah laku menyimpang lainnya.
Menghadapi fenomena tersebut, tuduhan seringkali ditujukan kepada dunia
pendidikan sebagai penyebab.
Dunia pendidikan benar-benar tercoreng wajahnya dan tampak tidak
berdaya menghadapi krisis akhlak tersebut. Hal ini dimengerti, karena dunia
pendidikan berada pada barisan depan untuk dapat menyiapkan sumber daya
menusia yang berkualitas, secara moral memang harus berbuat demikian.
Sebagaimana tujuan awal pendidikan nasional seperti yang termaktub
pada UU No 20 tahun 2003 disebutkan pendidikan nasional bertujuan untuk
mengembangkan peserta didik, agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu,
cakap, mandiri, dan menjadi warga demokratis yang bertanggungjawab1.
1 Undang – Undang RI No: 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasioanal, Mini
Jaya Abadi : Jakarta, 2003,hlm.3
2
”Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar; mereka itu orang-orang yang beruntung”2
Sejalan dengan firman Allah tersebut dan kondisi di atas untuk itu
pendidikan akhlak siswa sangat urgen untuk dilakukan dan tidak dapat
dipandang ringan mengingat psikologis usia menginjak remaja merupakan
usia kegoncangan, belum dapat berpikir panjang dan mudah terpengaruh,
belum mempunyai bekal pengetahuan, mental dan pengalaman cukup.3
Akibatnya, para siswa mudah. sekali terjerumus ke dalam perbuatan-perbuatan
kenakalan.
Timbulnya krisis akhlak tersebut, ditandai dengan meningkatnya
kenakalan siswa, salah satu cara yang dapat di tempuh untuk mendidik akhlak
siswa adalah dengan menggunakan seluruh kesempatan, berbagai sarana
termasuk teknologi modern. Kesempatan baris-berbaris, upacara,
pengembaraan, berkemah harus diterapkan sebagai peluang membina akhlak
siswa.4 Kegiatan berkemah, baris-berbaris, perlombaan dan upacara terdapat
pada kegiatan pendidikan Pramuka yang banyak diselenggarakan sekolah.
Pendidikan Pramuka merupakan salah satu jenis pendidikan nonformal
yaitu jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan
secara terstruktur dan berjenjang.5 Pendidikan nonformal diselenggarakan bagi
warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi
sebagai pengganti, penambah dan atau pelengkap pendidikan formal.
Pendidikan nonformal ini dapat berupa pendidikan kecakapan hidup,
pendidikan anak usia dini, pendidikan keterampilan dan penguasaan kerja
serta pendidikan kepemudaan.6
2 Al-Qur’an dan Terjemahanya, Surat Ali Imran 104, Soenarjo,dkk.Departemen Agama, 3 Ny.Singgih D. Gunarsa.Psikologi untuk keluarga. PT. BPK. Gunung Tinggi : Jakarta.
1982. hlm. 94 4 Ibid. hlm. 225 5 Undang – Undang op.cit hlm. 6 6 Ibid. hlm. 8
3
Pendidikan kepemudaan diselenggarakan untuk mempersiapakan kader
pemimpin bangsa, seperti organisai pemuda, keolahragaan, palang merah,
pecinta alam, kewirausahaan serta kegitan kepanduan/kepramukaan.7
Gerakan Pramuka bertujuan membentuk manusia berkepribadian dan
berwatak luhur, sehat jasmani dan rohani, serta menjadi warga negara
Republik Indonesia, yang berjiwa Pancasila, setia, dan patuh kepada Negara
Kesatuan Republik Indonesia sehingga menjadi anggota masyarakat yang
baik, berguna, dapat membangun diri, masyarakat, bangsa, dan negara. Untuk
mencapai tujuan itu, Gerakan Pramuka menghimpun anak-anak dan pemuda
berbentuk satuan Pramuka, sesuai dengan golongan usia dan jenis kelaminnya
diantaranya Satuan Pramuka Penegak untuk mereka yang berusia 17 s.d. 20
tahun.
Realitas di MAN Semarang 1 tahun pelajaran 2006/2007 yang dapat
disimpulkan sementara berdasarkan hasil observasi dan interview, tingkat
keaktifan siswa kelas XI dalam mengikuti kegiatan Pramuka cukup tinggi.
Siswa kelas XI yang tingkat keaktifannya tinggi cenderung menunjukkan
akhlak yang baik tetapi juga tidak menutup kemungkinan dalam kenyataannya
justru merupakan kebalikannya. Misalnya siswa kelas XI yang aktif mengikuti
kegiatan Pramuka tetapi juga memilki akhlak yang kurang baik. Tentunya hal
tersebut banyak dihubungani beberapa faktor baik internal maupun eksternal.
Bertolak dari uraian di atas untuk mengetahui secara lebih dekat
mengenai hubungan antara keaktifan siswa kelas XI mengikuti pendidikan
Pramuka terhadap akhlak siswa kelas XI, maka penulis mencoba membahas
mengenai masalah tersebut melalui penelitian yang berjudul “HUBUNGAN
KEAKTIFAN MENGIKUTI PENDIDIKAN PRAMUKA DENGAN
AKHLAK SISWA KELAS XI MAN SEMARANG 1 TAHUN PELAJARAN
2007/2008.”
7 Ibid. hlm. 30
4
B. IDENTIFIKASI MASALAH
Permasalahan di atas dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Keaktifan mengikuti pendidikan Pramuka Siswa kelas XI MAN
Semarang 1, mulai dari berangkat latihan rutin, pemahaman terhadap
materi yang disampaikan, pendidikan Pramuka sampai dengan aplikasi
materi yang didapat mengikuti pendidikan Pramuka
2. Akhlak siswa kelas XI meliputi bagaimana akhlak terhadap Allah, terhdap
sesame manusia,dan terhadap lingkungan.
3. Adanya keinginan peneliti untuk mengetahui seberapa jauh hubungan
antara keaktikan dalam mengikuti pendidikan pramuka terhadap akhlak
siswa kelas XI MAN Semarang 1 yang pada akhirnya akan diketahui
bahwasanya keaktifan mengikuti pendidikan Pramuka ada hubunganya
dengan akhlak siswa kelas XI.
C. PEMBATASAN MASALAH
Untuk mengantarkan kebenaran pemahaman penelitian penulis, dan
agar tidak terjadi kesalahan persepsi untuk mempertegas batasan istilah-istilah
yang dimaksud8, serta memudahkan pengertian judul di atas penulis perlu
menjelaskan maksud dan istilah penelitian ini, yaitu :
1. Hubungan
Hubungan berarti ada keterkaitan, dalam hal ini ada keterkaitan antara
variabel X dan variabel Y Selain mengetahui tentang variabel, perlu
dipahami pula hubungan antar variabel. Pemahaman yang menyeluruh
tentang hubungan ini memudahkan peneliti mengidentifikasi tentang jenis
atau status variabel, seperti variabel mana yang mendahului
8. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Rineka Cipta : Jakarta, Edisi Revisi III,
1996, hlm. 49
5
Hubungan timbal balik asimetris adalah hubungan yang teratur antara
variabel bebas (independent) dan variabel terikat (dependent) yang
cenderung bersifat satu arah. Enam pola dalam hubungan asimetris adalah
(1) hubungan antara stimulus dan respons, (2) hubungan antara disposisi
dan respons, (3) hubungan antara ciri individu dengan disposisi atau
tingkah laku, (4) hubungan antara prakondisi dengan akibat tertentu, (5)
hubungan imanen antara 2 variabel, (6) hubungan antara tujuan (ends) dan
cara (means).
2. Keaktifan
Keaktifan diartikan selalu berusaha, bekerja, atau belajar dengan sungguh-
sungguh supaya mendapat kemajuan atau prestasi yang gemilang,
keaktifan di disini berarti siswa kelas XI selalu mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler Pramuka.9dan juga mengaplikasikan ajaran-ajaran yang
didapat dari pendidikan Pramuka
3. Pendidikan
Pendidikan berarti usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengandalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlaktinggi,
serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan
negara.10
4. Pramuka
Merupakan akronim dari Praja Muda Karana, Praja berarti sekumpulan
atau rakyat, muda berarti pemuda karana berarti bekerja atau berkarya jadi
Pramuka adalah sekumpulan pemuda yang suka berkarya. Gerakan
9.Peter Salim.Yeni Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer. Modern English
Press : Jakarta. 1991. hlm.34 10 Undang – Undang RI loc.cit
6
Pramuka, yaitu gerakan kepanduan Praja Muda Karana adalah gerakan
pendidikan kaum muda yang didukung oleh orang dewasa.11
5. Akhlak
Dalam Kamus Besar bahasa Indonesia, akhlak diartikan sebagai budi
pekerti atau kelakuan. Dalam Bahasa Arab kata akhlak (akhlaq) di artikan sebagai tabiat, perangai, kebiasaan, bahkan agama. Meskipun
kata akhlak berasal dari Bahasa Arab, tetapi kata akhlak tidak
terdapat di dalam Al Qur'an. Kebanyakan kata akhlak dijumpai dalam
hadis. Satu-satunya kata yang ditemukan semakna akhlak dalam al
Qur'an adalah bentuk tunggal, yaitu khuluq, tercantum dalam surat al
Qalam ayat 4: Wa innaka la'ala khuluqin 'adzim, yang artinya:
Sesungguhnya engkau (Muhammad) berada di atas budi pekerti yang
agung. Sedangkan hadis yang sangat populer menyebut akhlak adalah
hadis riwayat Malik, Innama bu'itstu liutammima makarima al akhlagi,
yang artinya: Bahwasanya aku (Muhammad) diutus menjadi Rasul tak lain
adalah untuk menyempurnakan akhlak mulia.
6. Siswa kelas XI
Undang – undang Sisdiknas disebut peserta didik yaitu anggota
masyarakat yang mengembangkan potensi diri melalui proses
pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan
tertentu.12 Siswa kelas XI yang dimaksud penulis adalah seluruh siswa
kelas XI kelas 11 (sebelas) MAN Semarang 1 Tahun 2007/2008 yang
aktif mengikuti pendidikan Pramuka dengan alasan sebagai berikut:
a. Efesiensi waktu dan biaya,
b. Hasil penelitian lebih fokus karena hanya kelas XI saja, dan
c. Untuk kelas XI memiliki waktu yang tepat karena keaktifan mengikuti
pendidikan Pramuka bukan karena diwajibkan melainkan sukarela,
11 Anggaran rumah Tangga Gerakan Pramuk., WWW.Pramuka.co.id. 2006 12 Asma’ Umar Hasan fad’aq. Mengungkapkan makna dan hikmah sabar.PT.Lentera
Basritama: Jakarta.2000. hlm.17
7
kelas X kurang tepat karena masih tergolong baru dan masih dalam
pengenalan lingkungan disamping itu keaktifan pendidikan
Pramukanya juga belum terlihat karena ada unsur diwajibkan dan
hanya sekedar menggugurkan kewajiban, sedangkan kelas XII tidak
diperkenankan aktif Pendidikan Pramuka karena persiapan UAN.
D. PERUMUSAN MASALAH
Kerangka pemikiran dan latar belakang masalah di atas menjadi acuan
permasalahan yang menjadi pokok kajian penelitian ini yaitu :
Adakah hubungan antara keaktifan mengikuti pendidikan Pramuka dengan
akhlak siswa kelas XI MAN Semarang 1 tahun pelajaran 2007/2008?
E. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
Setiap orang yang melakukan penelitian pasti mempunyai maksud dan
tujuan yang berbeda sesuai dengan bidang penelitian berdasarkan pokok
permasalahan yang dikemukakan di atas maka penelitian ini memiliki tujuan
antara lain untuk mengetahui ada tidaknya hubungan keaktifan siswa dalam
mengikuti pendidikan Pramuka terhadap akhlak Siswa kelas XI
Sedangkan manfaat dari penelitian ini yaitu menjadi bahan bagi pihak-
pihak yang berkepentingan, antara lain:
1. Manfaat Praktis
Sebagai informasi tambahan bagi siswa kelas XI, maupun guru tentang
pendidikan Pramuka dan akhlak dan juga agar siswa kelas XI lebih aktif
aktu mengikuti pendidikan Pramuka serta lebih berakhlak mulia
2. Manfaat Teoritis
Sumber referensi sehubungan pengetahuan literatur ilmu pendidikan
khususnya PAI dan menjadi bahan rujukan bagi peneliti lain yang ingin
mengkaji lebih dalam tentang hubungan keaktifan mengikuti pendidikan
Pramuka terhadap akhlak siswa.
8
8
BAB II
LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN
1. Pengartian dan Sejarah Gerakan Pramuka
Pendidikan berarti usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengandalian diri, kepribadian, kecerdasan, nilai-nilai akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara.1
Gerakan Kepanduan Praja Muda Karana (Pramuka) adalah gerakan
pendidikan kaum muda yang didukung oleh orang dewasa. Gerakan
Pramuka menyelenggarakan kepramukaan sebagai cara mendidik kaum
muda, dengan bimbingan orang dewasa.2 Menurut Lord Baden Powel
pendiri pertama pendidikan kepramukaan menyebutkan :
“SCOUTING is not secience to be solemnly studeied, NOT is it a collection of doctrine and texts. No! It is ajolly game in the out of doors, where boy man and boys can go adventuring together as leader and younger brothers picking up health and happiness, handicraft and helpfulness”.3 Artinya: Kepramukaan bukanlah suatu ilmu yang harus dipelajari secara
tekun, bukan pula merupakan suatu kumpulan dari ajaran-ajaran naskah
buku. Bukan ! Kepramukaan suatu permainan yang menyenangkan di
alam terbuka, tempat orang dewasa dan anak-anak pergi bersama-sama,
mengadakan pengembaraan separti kakak beradik, membina kesehatan dan
kebahagiaan, ketrampilan dan kesediaan memberi pertolongan.
Pendidikan Pramuka merupakan salah satu jenis pendidikan
nonformal yaitu jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat
dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang.4 Pendidikan nonformal
1 Undang – Undang op.cit. hlm. 5 2 Anggaran Dasar op.cit 3 Bahan Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Lanjutan. Kwarda 11 Jawa Tengah:
Semarang. 2001. hlm.21 4 Undang – Undang op.cit. hlm. 6
9
diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan
pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah dan atau
pelengkap pendidikan formal. Pendidikan nonformal ini dapat berupa
pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan
ketrampilan dan penguasaan kerja serta pendidikan kepemudaan.5
Pendidikan kepemudaan diselenggarakan untuk mempersiapakan
kader pemimpin bangsa, separti organisai pemuda, keolah ragaan, palang
merah, pecinta alam, kewirausahaan serta kegitan
kepanduan/kepramukaan.6
Gerakan Pramuka merupakan satu-satunya organisasi yang
diperkenankan dan ditugaskan menyelenggarakan Pendidikan
Kepramukaan/Kepanduan bagi anak-anak dan pemuda Indonesia, dengan
menggunakan Prinsip Dasar Metodik Pendidikan Kepramukaan yang
pelaksanaannya disesuaikan dengan perkembangan, keadaan dan
kepentingan masyarakat, bangsa, dan negara7.
Gerakan Pramuka bertujuan membentuk manusia berkepribadian
dan berwatak luhur, sehat jasmani rohani, serta menjadi warga negara
Republik Indonesia, berjiwa Pancasila, setia, patuh kepada Negara
Kesatuan Republik Indonesia sehingga menjadi anggota masyarakat baik
dan berguna, dapat membangun dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
Serulah (manusia) kepada jalan Rabbmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. Sesungguhnya Rabbmu Dia-lah yang lebih mengetahui tentang siapa yang
5 Ibid. hlm. 19 6 Ibid. hlm. 60 7 Sejarah pramuka Indonesia, http//www.pramadewa.com/conten/view/11/34
10
tersesat dari jalan-Nya dan Dia-lah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.8
Gerakan Pramuka lahir pada 1961, jadi kalau akan menyimak latar
belakang Gerakan Pramuka, orang perlu mengkaji keadaan, kejadian dan
peristiwa pada sekitar tahun 1900 sampai dengan 1960. Organisasi
kepramukaan di Indonesia dimulai adanya cabang Nederlandse
Padvinders Organisatie (NPO) tahun 1912, bertepatan pecahnya Perang
Dunia I memiliki kwartir besar sendiri serta kemudian berganti nama
menjadi Nederlands-Indische Padvinders Vereenigin (NIPV) tahun 19169
Organisasi kepramukaan yang diprakarsai oleh bangsa Indonesia
Javaanse Padvinders Organisatie (JPO) yang berdiri atas prakarsa
S.P.Mangkunegara VII tahun 1916. Kenyataan bahwa kepramukaan itu
senapas dengan pergerakan nasional, separti di atas dapat diperhatikan
pada adanya Padvinder Muhammadiyah yang pada 1920 berganti nama
menjadi Hisbul Wathon (HW), Nationale Padvinderij yang didirikan oleh
Budi Utomo. 10 Syarikat Islam mendirikan Syarikat Islam Afdeling
Padvinderij yang kemudian diganti menjadi Syarikat Islam Afdeling
Pandu dan lebih dikenal dengan SIAP, Nationale Islamietishe Padvinderij
(NATIPIJ) didirikan oleh Jong Islamieten Bond (JIB) dan Indonesisch
Nationale Padvinders Organisatie (INPO) didirikan oleh Pemuda
Indonesia.
Hasrat bersatu bagi organisasi kepramukaan Indonesia waktu itu
tampak mulai terbentuknya PAPI yaitu Persaudaraan Antara Pandu
Indonesia merupakan federasi dari Pandu Kebangsaan, INPO, SIAP,
NATIPIJ dan PPS pada 23 Mei 1928. Federasi ini tidak dapat bertahan
lama, karena niat adanya fusi, akibatnya pada 1930 berdirilah Kepanduan
Bangsa Indonesia (KBI) yang dirintis oleh tokoh dari Jong Java
Padvinders/Pandu Kebangsaan (JJP/PK), INPO dan PPS (JJP-Jong Java
Padvinderij) PK-Pandu Kebangsaan). PAPI kemudian berkembang
8 Al-Qur’an dan Terjemahanya, Departemen Agama, Surat An-nahl125 9 Sejarah Pramuka. WWW. Wikipedia.com.2006 10 Bahan Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar Loc.Cit31
11
menjadi Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia (BPPKI) pada
April 1938. Antara 1928-1935 bermuncullah gerakan kepramukaan
Indonesia baik yang bernafas utama kebangsaan maupun bernafas agama.
Kepramukaan yang bernafas kebangsaan dapat dicatat Pandu
Indonesia (PI), Padvinders Organisatie Pasundan (POP), Pandu
Kesultanan (PK), Sinar Pandu Kita (SPK) dan Kepanduan Rakyat
Indonesia (KRI). Sedangkan yang bernafas agama Pandu Ansor, Al
Wathoni, Hizbul Wathon, Kepanduan Islam Indonesia (KII), Islamitische
Padvinders Organisatie (IPO), Tri Darma (Kristen), Kepanduan Azas
Katholik Indonesia (KAKI), Kepanduan Masehi Indonesia (KMI).11
Sebulan sesudah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia,
beberapa tokoh kepramukaan berkumpul di Yogyakarta dan bersepakat
untuk membentuk Panitia Kesatuan Kepanduan Indonesia sebagai suatu
panitia kerja, menunjukkan pembentukan satu wadah organisasi
kepramukaan untuk seluruh bangsa Indonesia dan segera mengadakan
Konggres Kesatuan Kepanduan Indonesia.12 Kongres yang dimaksud,
dilaksanakan pada tanggal 27-29 Desember 1945 di Surakarta dengan hasil
terbentuknya Pandu Rakyat Indonesia. Perkumpulan ini didukung oleh
segenap pimpinan dan tokoh serta dikuatkan dengan "Janji Ikatan Sakti",
lalu pemerintah RI mengakui sebagai satu-satunya organisasi
kepramukaan.
Tertuang dalam keppres no.238 tahun 1961 tentang Gerakan
Pramuka pada tanggal 20 Mei 1961 ditandatangani oleh Pjs. Presiden RI
Ir. Juanda karena Presiden Sukarno sedang berkunjung ke Jepang. Gerakan
Pramuka oleh pemerintah ditetapkan sebagai satu-satunya badan di
wilayah Indonesia yang diperkenankan menyelenggarakan pendidikan
11 Ibid. hlm. 32 12 Andri Bob Sumardi.Boy man ragam latih pramuka.Nuansa Muda: Bandung. 2001.
hlm.29
12
kepramukaan, sehingga organisasi lain yang menyerupai dan sama sifatnya
dengan gerakan pramuka dilarang keberadaanya13.
2. Tujuan dan Sasaran Gerakan Pendidikan Pramuka
Gerakan Pramuka mempunyai tugas pokok melaksanakan
pendidikan kaum muda di lingkungan luar sekolah yang melengkapi
pendidikan di lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah dengan tujuan:
a. Membentuk kader bangsa dan sekaligus kader pembangunan yang
beriman, bertakwa, berwawasan ilmu pengetahuan teknologi( IPTEK).
b. Membentuk sikap perilaku positif, menguasai keterampilan kecakapan
memiliki ketahanan mental, moral, spiritual, emosional, sosial,
intelektual dan fisik sehingga dapat menjadi manusia berkepribadian
Indonesia, percaya kepada kemampuan sendiri, sanggup membangun
dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggungjawab atas
pembangunan masyarakat, bangsa negara.
Sasaran kepramukaan mempersiapkan kader bangsa yang memiliki :
a. Kepribadian dan kepemimpinan yang berjiwa Pancasila
b. Akhlak yaitu berpikir, bersikap dan bartingkah laku tartib
c. Kesehatan mental, moral dan fisik
d. Jiwa patriot berwawasan luas berjiwa nilai-nilai kejuangan yang
diwariskan oleh para pejuang bangsa.
e. Kemampuan berkarya dengan semangat kemandirian, kebersamaan,
kepedulian, bertanggungjawab, berpikir kreatif, inovatif, dapat
dipercaya, berani dan mampu menghadapi tugas-tugas serta memiliki
komitmen.14
3. Fungsi Gerakan Pramuka
Gerakan Pramuka berfungsi sebagai lembaga pendidikan di luar sekolah keluarga, sebagai wadah pembinaan, pengembangan sumber daya generasi muda, berlandaskan sistem among menerapkan prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan yang pelaksanaannya disesuaikan
13 Ringsung Suratno, Sejarah Kepramukaan Indonesia,http://www.pramuka
net.org/index.php?option=com 14 Anggaran Dasar op.cit
13
dengan keadaan, kepentingan, perkembangan bangsa serta masyarakat Indonesia.15
Kepramukaan merupakan proses pendidikan dengan bentuk
kegiatan yang menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang
dilakukan di alam terbuka dengan prinsip dasar metode kepramukaan,
yang sasaran akhir pembentukan watak. Nilai-nilai akhlak dan budi
pekarti luhur. Kepramukaan merupakan proses kegiatan belajar sendiri
yang progresif bagi kaum muda untuk mengembangkan diri pribadi
seutuhnya baik mental, moral, spiritual, emosional, sosial, intelektual,
fisik, sebagai individu maupun anggota masyarakat.
Pendidikan kepramukaan diartikan secara luas sebagai suatu proses
pembinaan yang berkesinambungan bagi sumber daya manusia Pramuka,
baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat, sasarannya
menjadikan mereka sebagai manusia yang mandiri, peduli, bertanggung
jawab dan berpegang teguh pada nilai dan norma masyarakat. Dengan
landasan uraian di atas, Kepramukaan mempunyai fungsi :
a. Kegiatan menarik bagi anak atau pemuda
Kegiatan menarik (game) di sini dimaksudkan kegiatan yang
menyenangkan dan mengandung pendidikan.
b. Pengabdian (job) bagi orang dewasa
c. Bagi orang dewasa Pramuka bukan lagi permainan, tetapi suatu tugas
yang memerlukan keikhlasan, kerelaan, dan pengabdian. Orang dewasa
mempunyai kewajiban untuk secara sukarela membaktikan dirinya demi
sukesnya pencapaian tujuan organisasi.
d. Alat (means) bagi masyarakat dan organisasi
Kepramukaan merupakan alat masyarakat untuk memenuhi kebutuhan,
dan juga alat bagi organisasi untuk mencapai tujuan organisasinya. 16
15 Bahan Kursus Pembina op.cit. hlm 20 16 Bahan Kursus Pembina ibid. hlm.22
14
Agar Fungsi Pendidikan Pramuka dapat tercapai dengan maksimal
para pelaksana pendidikan dalam kepramukaan agar menghayati dan
menyadari bahwa:
1) Karya di bidang pendidikan adalah karya peningkatan mutu mental,
moral, spiritual, emosional, sosial intelektual dan fisiknya
2) Pendidikan berbeda dengan pengajaran, proses pendidikan lebih pelan
daripada proses pengajaran
3) Pada hakekatnya yang menjadi pendidik sebenarnya adalah pihak yang
dididik, pendidik hanya pemberi bahan pendidikan yang selanjutnya
diproses oleh penerima bahan pendidikan tersebut sendiri
4) Dasar dan landasan pendidikan adalah meniru. Ada yang meniru dan
harus ada yang ditiru. Yang ditiru harus berharga/bernilai untuk ditiru.
4. Sifat Gerakan Pramuka
Gerakan Pramuka dapat didirikan di seluruh wilayah tanah air
Indonesia dan diikuti oleh seluruh bangsa Indonesia tanpa membedakan
Suku dan Ras Gerakan Pramuka tidak terlepas dari idealisme, prinsip dasar
dan metode gerakan kepanduan sedunia. Keanggotaan Gerakan Pramuka
bersifat sukarela, yang berarti tidak ada unsur kewajiban dan paksaan.
Gerakan Pramuka berpegang pada peraturan perundang-undangan negara
dan kebijakan umum pemerintah Republik Indonesia dan bukan organisasi
kekuatan sosial politik dan bukan bagian dari salah satu organisasi
kekuatan sosial politik manapun. Semua jajaran Gerakan Pramuka tidak
dibenarkan ikut serta dalam kegiatan yang bersifat politik praktis.
Gerakan Pramuka memberi kebebasan kepada anggotanya untuk
beribadat menurut agama dan kepercayaan masing-masing, membina
anggotanya agar meningkatkan ketakwaan dan menjalankan kewajiban
terhadap Tuhan Yang Maha Esa serta menumbuhkan dan memupuk
kerukunan hidup beragama dan kerukunan antar umat beragama dengan
saling menghormati dan menghargai agama dan kepercayaan orang lain.
15
5. Metode Pendidikan Pramuka
Metode Kepramukaan sebagai suatu sistem, terdiri atas unsur-
unsur yang merupakan subsistem terpadu dan terkait, yang tiap unsurnya
mempunyai fungsi pendidikan yang dan saling memperkuat serta
menunjang tercapainya tujuan. Metode Kepramukaan merupakan cara
belajar interaktif progresif melalui:17
a. Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka
Kode Kehormatan Pramuka yang terdiri atas Janji yang disebut
Satya dan Ketentuan Moral yang disebut Darma merupakan satu unsur
dari Metode Kepramukaan dan alat pelaksanaan Prinsip Dasar
Kepramukaan.
Kode Kehormatan Pramuka dalam bentuk Janji yang disebut
Satya yaitu janji yang diucapkan secara sukarela oleh seorang calon
anggota Gerakan Pramuka setelah memenuhi persyaratan keanggotaan.
Pengucapan janji tersebut merupakan tindakan pribadi untuk mengikat
diri secara sukarela menerapkan dan mengamalkan janji dan juga
merupakan titik tolak memasuki proses pendidikan sendiri guna
mengembangkan visi, mental, moral, ranah spiritual, emosional, sosial,
intelektual dan fisiknya, baik sebagai pribadi maupun anggota
masyarakat lingkungannya. Janji yang disebut Trisatya selengkapnya
berbunyi sebagai berikut:
Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh:
1) Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan
Republik Indonesia dan mengamalkan Pancasila.
2) Menolong sesama hidup dan mempersiapkan (untuk Pramuka
Penggalang diri)/ikut serta ( Pramuka penegak dan dewasa)
membangun masyarakat
3) Menepati Dasadarma.18
17 Anggaran Dasar loc.cit 18 Anggaran Dasar loc.cit
16
Kode kehormatan Pramuka dalam bentuk ketentuan moral yang
disebut Darma sebagai alat proses pendidikan sendiri yang progresif
untuk mengembangkan budi pekarti luhur, upaya memberi pengalaman
praktis yang mendorong anggota Gerakan Pramuka menemukan,
menghayati, mematuhi sistem nilai yang dimiliki masyarakat dimana
ia hidup dan menjadi anggota. Ketentuan moral yang disebut
Dasadarma selengkapnya berbunyi sebagai berikut:
Dasadarma Pramuka itu :
1. Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia
3. Patriot yang sopan dan kesatria
4. Patuh dan suka berMusyawarah
5. Rela menolong dan tabah
6. Rajin, terampil, dan gembira
7. Hemat, cermat, dan bersahaja
8. Disiplin, berani, dan setia
9. Bertanggungjawab dan dapat dipercaya
10. Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan.19
Kode Kehormatan dilaksanakan dengan:
a. Menjalankan ibadah menurut agama dan kepercayaan masing-
masing.
b. Membina kesadaran berbangsa dan bernegara.
c. Mengenal, memelihara dan melestarikan lingkungan beserta alam
seisinya.
d. Memiliki sikap kebersamaan, tidak mementingkan diri sendiri,
baik dalam lingkungan keluarga maupun dalam kehidupan
bermasyarakat, membina persaudaraan dengan Pramuka sedunia.
e. Hidup secara sehat jasmani dan rohani.
19 ibid
17
f. Belajar mendengar, menghargai dan menerima pendapat/gagasan
orang lain, membina sikap mawas diri, bersikap terbuka,
mematuhi kesepakatan dan memperhatikan kepentingan bersama,
mengutamakan kesatuan dan persatuan serta membina diri dalam
upaya bertutur kata dan bertingkah laku sopan, ramah dan sabar.
g. Membiasakan diri memberikan pertolongan dan berpartisipasi
dalam kegiatan bakti maupun sosial, membina kesukarelaan dan
kesetiakawanan, membina ketabahan dan kesabaran dalam
menghadapi/mengatasi rintangan dan tantangan tanpa mengenal
sikap putus asa.
h. Kesediaan dan keikhlasan menerima tugas yang ditawarkan,
sebagai upaya persiapan pribadi menghadapi masa depan,
berupaya melatih keterampilan dan pengetahuan sesuai
kemampuannya, riang gembira dalam menjalankan tugas dan
menghadapi kesulitan maupun tantangan
i. Bertindak dan hidup secara hemat, serasi dan tidak berlebihan,
teliti, waspada dan tidak melakukan hal yang mubazir, dengan
membiasakan hidup secara bersahaja sebagai persiapan diri agar
mampu dan mau mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi.
j. Mengendalikan dan mengatur diri, berani menghadapi tantangan
dan kenyataan, berani dalam kebenaran, berani mengakui
kesalahan, memegang teguh prinsip dan tatanan yang benar, taat
terhadap aturan dan kesepakatan
k. Membiasakan diri menepati janji, mematuhi aturan dan ketentuan
yang berlaku, kesediaan untuk bertanggungjawab atas segala
tindakan dan perbuatan, bersikap jujur dalam hal perbuatan
maupun materi.
l. Memiliki daya pikir dan daya nalar yang baik, dalam upaya
membuat gagasan dan menyelesaikan permasalahan, berhati-hati
dalam bertindak, bersikap dan berbicara.
18
b. Belajar sambil melakukan
Belajar sambil melakukan dilaksanakan dengan:
1) Kegiatan dalam kepramukaan dilakukan sebanyak mungkin
praktek secara praktis dalam upaya memberikan bekal pengalaman
dan keterampilan yang bermanfaat bagi anggota muda dan anggota
dewasa muda.
2) Mengarahkan perhatian anggota muda dan anggota dewasa muda
untuk berbuat hal-hal nyata dan merangsangnya agar rasa
keingintahuan akan hal-hal baru dan keinginan untuk berpartisipasi
dalam segala kegiatan timbul, daripada hanya menjadi penonton.
c. Sistem berkelompok/beregu
Sistem berkelompok/beregu pada hakikatnya menetapkan anak-
anak/pemuda dalam kelompok yang masing-masing terdiri dari 5
sampai 10 orang, 20 hal tersebut dilaksanakan agar anggota muda dan
anggota dewasa muda memperoleh kesempatan belajar memimpin dan
dipimpin, berorganisasi, memikul tanggungjawab, mengatur diri,
menempatkan diri, bekerja dan bekerjasama dalam kerukunan. Sistem
kelompok dapat meningkatkan kecerdasan interpersonal (interpersonal
intelligence) yaitu kemampuan untuk memahami dan berintraksi
dengan orang lain.21 Kaum muda dikelompokkan dalam satuan gerak,
yang masing-masing dipimpin oleh kaum muda sendiri, yang
merupakan wadah kerukunan di antara mereka.
d. Kegiatan di alam terbuka
Kegiatan di alam terbuka, kegiatan rekreasi edukatif dengan
mengutamakan kesehatan, keselamatan dan keamanan. Kegiatan ini
memberikan pengalaman adanya saling ketergantungan antara unsur-
unsur alam dan kebutuhan untuk melestarikannya, selain itu
20 Bahan Kursus Pembina loc.cit 21 Linda cambel. Metode praktis pembelajaran barbasis multiple intelligences. Intuisi
Pers: Jakarta. 2004. hlm. 3
19
mengembangkan suatu sikap bertanggungjawab akan masa depan yang
menghormati keseimbangan alam.
Bagi anggota muda dan anggota dewasa muda menjaga
lingkungan adalah hal yang utama yang harus ditaati dan dikenali
sebagai aturan dasar dalam tiap kegiatan yang selaras dengan alam.
Kegiatan di alam terbuka mengembangkan kemampuan diri mengatasi
tantangan yang dihadapi, menyadari tidak ada sesuatu yang berlebihan
di dalam dirinya, menemukan kembali cara hidup yang menyenangkan
dalam kesederhanaan, membina kerjasama dan rasa memiliki.
e. Sistem tanda kecakapan
Tanda kecakapan tanda yang menunjukkan keterampilan dan kecakapan tertentu yang dimiliki seorang anggota muda dan anggota dewasa muda. Sistem tanda kecakapan bertujuan mendorong dan merangsang para Pramuka supaya berusaha memperoleh keterampilan dan kecakapan. Setiap Pramuka wajib berusaha memperoleh keterampilan dan kecakapan yang berguna bagi kehidupan diri dan baktinya kepada masyarakat22.
f. Kegiatan yang menantang.
Kegiatan menantang dan progresif serta mengandung pendidikan
yang sesuai dengan perkembangan rohani dan jasmani anggota muda
dan anggota dewasa muda. Maksud penggunaan prinsip penyesuaian
dengan perkembangan rohani dan pertumbuhan jasmani itu agar proses
pendidikan Pramuka dapat mengenai sasarannya dengan pasti dan
tepat dalam tiap peserta didik.
Segala kegiatan disesuaikan dengan kemampuan mental dan
jasmani peserta didik meskipun perencanaan kegiatan kepramukaan
dirumuskan secara umum namun pelaksanaannya harus diikuti oleh
setiap peserta didik sesuai dengan kemampuan mental dan fisiknya.23.
Untuk mempermudah pelaksanaan prinsip penyesuaian maka peserta
22 Bahan Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar.Loc.Cit,hlm.66 23 ibid hlm.70
20
didik di golongkan yaitu, Golongan anak-anak yaitu Pramuka Siaga,
Golongan remaja yaitu Pramuka Penggalang, Golongan Pemuda yaitu
Pramuka Penegak, Golongan pemuda dewasa yaitu Pramuka Pandega
g. Sistem satuan terpisah untuk putera dan untuk puteri
Sistem satuan terpisah lengkapnya sistem satuan-satuan
terpisah untuk anggota-anggota putera dan untuk anggota puteri.24
Satuan Pramuka Puteri dibina oleh Pembina Puteri, satuan Pramuka
Putera dibina oleh Pembina Putera. Tidak dibenarkan Satuan Pramuka
Puteri dibina oleh Pembina Putera dan sebaliknya, kecuali Perindukan
Siaga Putera dapat dibina oleh Pembina Puteri. Jika kegiatan itu
diselenggarakan dalam bentuk perkemahan, harus dijamin dan dijaga
agar tempat perkemahan puteri dan tempat perkemahan putera
terpisah; perkemahan puteri dipimpin oleh Pembina Puteri dan
perkemahan putera dipimpin oleh Pembina Putera.
h. Kiasan dasar
Kiasan dasar alam pikiran yang mengandung kiasan (gambar)
sesuatu yang disanjung dan didambakan yang menjadi kiasan dasar
Gerakan Pramuka adalah romantika perjuangan besar bangsa
Indonesia.25 Penggunaan kiasan dasar, sebagai salah satu unsur terpadu
dalam Kepramukaan, dimaksudkan untuk mengembangkan imajinasi,
sesuai dengan usia dan perkembangannya yang mendorong kreativitas
dan keikutsertaan dalam kegiatan.
Kiasan Dasar tidak hanya menarik, menantang, dan
merangsang tetapi harus disesuaikan dengan minat, kebutuhan, situasi
dan kondisi anggota muda dan anggota dewasa muda. Kiasan dasar
disusun atau dirancang untuk mencapai tujuan, dan sasaran pendidikan
dalam Kepramukaan untuk tiap golongan serta merupakan proses
Metode Kepramukaan yang bersifat tidak memberatkan anggota muda
dan anggota dewasa muda tetapi memperkaya pengalaman.
24 ibid.hlm.67 25 Ibid. hlm.46
21
6. Keaktifan Mengikuti Pendidikan Pramuka
Keaktifan siswa kelas XI MAN Semarang 1 dalam mengikuti
Pendidikan Pramuka dapat dilihat dari beberapa faktor yaitu;
a. Frekuensi kehadiran mengikuti latihan
Frekuensi dapat diartikan suatu kejadian yang berkelanjutan.
Jumlah kehadiran dalam mengikuti pendidikan Pramuka secara
berkelanjutan. Biasanya dihitung dalam jumlah kehadiran tiap minggu
perbulanya dari daftar hadir.
b. Motivasi siswa mengikuti Pendidikan Pramuka
Kata motif diartikan sebagai daya upaya yang mendorong
seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan “sebagai
daya penggerak dari dalam dan di dalam subyek untuk melakukan
kreativitas tertentu demi mencapai suatu tujuan.”26 Menurut Sumadi
Suryabrata, motif adalah “keadaan dalam pribadi orang yang
mendorong individu untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu guna
mencari suatu tujuan.”27 Seseorang melakukan aktivitas pramuka
karena ada yang mendorongnya. Dalam hal ini motivasi sebagai dasar
penggeraknya yang mendorong seseorang untuk mengikuti pendidikan
Pamuka.
c. Minat mengikuti Pendidikan Pramuka
Minat Secara bahasa berarti “kecenderungan hati yang tinggi
terhadap sesuatu28.” Minat merupakan sifat yang relatif menetap pada
diri seseorang. Minat besar sekali pengaruhnya terhadap kegiatan
seseorang sebab dengan minat ia akan melakukan sesuatu yang
26 Sardiman A. M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: CV. Rajawali,1988)
hlm. 73 27 Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: CV. Rajawali, 1989). hlm. 32. 28 Tim Penyusun Kamus Pusat Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kamus Besar
Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1990), hlm. 583
22
diminatinya. Sebaliknya tanpa minat seseorang tidak mungkin
melakukan sesuatu. Sedangkan pengertian minat secara istilah telah
banyak dikemukakan oleh para ahli, di antaranya yang dikemukakan
oleh Hilgard yang dikutip oleh Slameto menyatakan “Interest is
persisting tendency to pay attention to end enjoy some activity and
content.”29
Sardiman A. M. berpendapat bahwa “minat diartikan sebagai
suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti
sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau
kebutuhan-kebutuhannya sendiri.”30Selanjutnya menurut Zakiah
Daradjat, mengartikan minat adalah “kecenderungan jiwa yang tetap
ke jurusan sesuatu hal yang berharga bagi orang.”Dari beberapa
definisi yang dikemukakan oleh para ahli seperti yang dikutip di atas
dapat disimpulkan bahwa, minat adalah kecenderungan seseorang
terhadap obyek atau sesuatu kegiatan yang digemari yang disertai
dengan perasaan senang, adanya perhatian, dan keaktifan berbuat31.
d. Perhatian mengikuti Pendidikan Pramuka
Perhatian sangatlah penting dalam mengikuti kegiatan dengan
baik, dan hal ini akan berpengaruh pula terhadap minat siswa dalam
mengikuti kegiatan Pramuka. Menurut Sumadi Suryabrata “perhatian
adalah banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai sesuatu aktivitas
yang dilakukan.”32 Kemudian Wasti Sumanto berpendapat “perhatian
adalah pemusatan tenaga atau kekuatan jiwa tertentu kepada suatu
obyek, atau pendayagunaan kesadaran untuk menyertai suatu
29 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka
Cipta,1991), hlm. 57 30 Sardiman A. M, Op.Cit h. 76 31 Zakiah Drajat.Membina nilai-nilai Moral di Indonesia.Bulan Bintang.Jakarta.1977.hlm
56 32 Sumadi Suryabrata, Op.Cit 14
23
aktivitas.”33 Aktivitas yang disertai dengan perhatian intensif akan
lebih sukses dan prestasinya pun akan lebih tinggi.
Maka dari itu sebagai seorang Pembina Pramuka harus selalu
berusaha untuk menarik perhatian anak didiknya sehingga mereka
mempunyai minat terhadap pendidikan Pramuka yang diajarkannya.
Orang yang menaruh minat pada suatu aktivitas akan memberikan
perhatian yang besar. Ia tidak segan mengorbankan waktu dan tenaga
demi aktivitas tersebut. Oleh karena itu seorang siswa yang
mempunyai perhatian terhadap pendidikan pramuka, ia pasti akan
berusaha keras untuk menerapkan materi yang ada di Pramuka
e. Perasaan mengikuti Pendidikan Pramuka
Unsur tak kalah penting adalah perasaan siswa terhadap
materi pramuka. Perasaan didefinisikan “sebagai gejala psikis yang
bersifat subjektif umumnya berhubungan dengan gejala-gejala
mengenal dan dialami dalam kualitas senang atau tidak dalam berbagai
taraf.”34 Tiap aktivitas dan pengalaman yang dilakukan akan selalu
diliputi oleh suatu perasaan, baik perasaan senang maupun perasaan
tidak senang.
Perasaan umumnya bersangkutan dengan fungsi mengenal
artinya perasaan dapat timbul karena mengamati, menganggap,
mengingat-ingat atau memikirkan sesuatu. Perasaan di sini adalah
perasaan senang dan perasaan tertarik. “Perasaan merupakan aktivitas
psikis yang di dalamnya subjek menghayati nilai-nilai dari suatu
objek.”35 Perasaan sebagai faktor psikis non intelektual, yang khusus
berpengaruh terhadap semangat belajar.
Jika seorang siswa mengadakan penilaian agak spontan
melalui perasaannya tentang pengalaman latihan Pramuka, dan
33 Wasty Sumanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Bina Aksara, 1984), h. 32. 34 Sumadi Suryabrata, Op.Cit., hlm. 66. 35 W.S. Winkell, Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar, (Jakarta: Gramedia,
1983),hlm.30
24
penilaian itu menghasilkan penilaian yang positif maka akan timbul
perasaan senang di hatinya akan tetapi jika penilaiannya negatif maka
timbul perasaan tidak senang. Perasaan senang akan menimbulkan
minat, yang diperkuat dengan sikap yang positif. Sedangkan perasaan
tidak senang akan menghambat dalam mengajar, karena tidak adanya
sikap yang positif sehingga tidak menunjang minat dalam mengikuti
pendidikan Pramuka.
B. AKHLAK
1. Pengartian Akhlak
a. Menurut Bahasa: Kata akhlak berasal dari bahasa Arab ( الخا bentuk jamak dari (ق
( ولخ yang biasa berartikan tabiat, perangai, tingkah laku, kebiasaan (ق
bahkan agama,36 kalimat tersebut menganduang segi persesuaian dengan
perkataan ( ) yang berarti kejadian yang erat hubungannya dengan ( قلاخ )
yang berarti pencipta dan ( قولخم ) yang berarti diciptakan.37 Namun kata
(akhlak arab) tidak ditemukan dalam Al-Quran. Yang ditemukan hanyalah
bentuk tunggalnya kata tersebut yaitu ( ولخ -yang tercantum dalam Al (ق
Quran surat Al-Qalam ayat 4.
Sesungguhnya engkau (Muhammad) berada di atas budi pekarti yang agung (QS Al-Qalam [68]: 4)38. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata akhlak diartikan sebagai
budi pekarti atau kelakuan39.
b. Menurut Istilah
Akhlak ialah suatu haiat atau bentuk dari suatu jiwa yang benar-
benar telah meresap dari situlah timbulnya perbuatan-perbuatan yang
36 kamus bahasa arab 37 Drs. Hamzah Ja’cub. Etika Islam. CV. Publica: Jakarta. 1978. hlm.10
38 Departemen agama. Al-Qur’an dan Terjemahanya,Lubuk Agung: Bandung.1989.hlm.960
39 Poerwdarminta op.cit
25
spontanitas dan mudah, tanpa dibuat-buat dan tanpa membutuhkan
pemikiran atau angan-angan. Apabila dari haihat tadi timbul kelakuan-
kelakuan yang baik maka yang demikian itulah yang dinamakan budi
pekarti yang baik. Sebaliknya apabila yang timbul kelakuan-kelakuan yang
buruk, maka haiat yang demikian dinamakan budi pekarti yang buruk.40
Jadi apabila seseorang memaksakan diri untuk mendermakan
hartanya, dilakukan jarang sekali dan tiba-tiba, maka bukanlah orang yang
sedemikian ini disebut dermawan sebagai dasar budi pekartinya, selama
keadaan yang semacam itu tidak meresap, menetap benar-benar dalam
jiwanya dan dilakukan tanpa angan-angan.
c. Akhlak Menurut Beberapa tokoh
1) Imam Al-Ghazali menyebut akhlak ialah suatu sifat yang tertanam
dalam jiwa. Daripada jiwa itu, timbul perbuatan-perbuatan dengan
mudah tanpa melakukan partimbangan fikiran41.
2) Prof. Dr. Ahmad Amin mendefinasikan akhlak sebagai kehendak yang
dibiasakan. Maksudnya, sesuatu yang mencirikan akhlak itu ialah
kehendak yang dibiasakan. Artinya, kehendak itu apabila
membiasakan sesuatu, maka kebiasaan itu dinamakan akhlak. Ahmad
Amin menjelaskan arti kehendak itu ialah ketentuan daripada
beberapa keinginan manusia. Manakala kebiasaan pula ialah perbuatan
yang diulang-ulang sehingga mudah melakukanya. Daripada kehendak
dan kebiasaan ini mempunyai kekuatan ke arah menimbulkan apa
yang disebut sebagai akhlak42.
3) Ibnu Maskawayh mengatakan akhlak ialah suatu keadaan bagi diri
atau jiwa yang mendorong (diri atau jiwa itu) untuk melakukan
perbuatan dengan senang tanpa didahului oleh daya pemikiran kerana
sudah menjadi kebiasaan. Sikap jiwa seseorang yang mendorongnya
40 Muhammad Jamaludin Alqasimi Addimasyqi. Bimbingan untuk mencapai tingkat
mu’min. CV. Diponegoro : Bandung. 1988. hlm.505 41 Pengartian Akhlak Menurut Sarjana lslam
http://aliasppd.tripod.com/pengartianakhlak.htm 42 Ibid
26
untuk melakukan perbuatan-perbuatan tanpa melalui partimbangan
(terlebih dahulu)43
2. Perbedaan Moral Akhlak Dan Etika
Kata akhlak sering juga disebut dengan moral, etika dan budi
pekarti hal tersebut tidak ada bedanya sama-sama membahas baik-buruk
laku manusia. Bukti dari persamaan diantaranya bahwa itu berasasal dari
bahasa arab (arab) bentuk jamak dari (arab) yang berarti tabiat, budi
pekarti, watak. Dalam hal ini juga terdapat beberapa kata ganti lain atau
sinonim untuk perkataan akhlak separti kesusilaan, sopan santun dalam
bahasa Indonesia juga mempunyai arti moral dan etika. Sedangkan
menurut bahasa inggris dengan nama ethos, ethikos dalam bahasa
yunani.44
Menurut istilah, moral berasal daripada bahasa latin moralis atau
mores yaitu jamak kepada perkataan mos yang berarti kebiasaan yaitu
perbuatan, budi pekarti dan perangai. Dictionary of Education menyatakan
bahawa moral ialah suatu istilah yang digunakan untuk menetukan batas-
batas dari sifat, perangai, kehendak, pendapat atau perbuatan secara layak
dapat diaktakan benar, salah, baik, atau buruk.
Moral merupakan tindakan lahiriyyah manusia dalam hubungan
sesama manusia berdasarkan kepada pemikiran dan pandangan umum
dalam sesuatu kumpulan, masyarakat, pada sesuatu kumpulan, masyarakat,
pada sesuatu masa dan tempat tertentu. Nilai-nilai yang bersifat relative,
subjektif dan temporal. Oleh itu, moral mungkin berubah menurut sesuatu
lingkungan pemikiran, suasana dan tempat.
Etika (ethica) juga berbicara tentang baik buruk, tetapi konsep baik
buruk dalam ethika bersumber kepada kebudayaan, sementara konsep baik
buruk dalam ilmu akhlak bertumpu kepada konsep wahyu, meskipun akal
juga mempunyai kontribusi dalam menentukannya. Dari segi ini maka
43 Ibid 44 Dra.Hj. Aisyah Syukur. Aqidah Akhlak Untuk MA Kelas X. C.V. Gani & Son :
Semarang. 2004. hlm.21
27
dalam ethica dikenal ada ethica Barat, ethika Timur dan sebagainya,
sementara al akhlaq al karimah tidak mengenal konsep regional,
meskipun perbedaan pendapat juga tak dapat dihindarkan. Etika juga
sering diartikan sebagai norma-norma kepantasan (etiket), yakni apa
yang dalam bahasa Arab disebut adab atau tatakrama. Secara harfiahnya,
kedua-dua istilah tersebut dapatlah disamakan dengan istilah akhlak
daripada bahasa Arab yang membawa arti perangai, tingkah laku, perilaku,
tata susila dan budi pekarti45.
Sedangkan kata moral meski sering digunakan juga untuk
menyebut akhlak, atau etika tetapi tekanannya pada sikap seseorang
terhadap nilai, sehingga moral sering dihubungkan dengan kesusilaan atau
perilaku susila. Jika etika itu masih ada dalam tataran konsep maka
moral sudah ada pada tataran terapan. Melihat akhlak, etika atau moral
seseorang, harus dibedakan antara perbuatan yang bersifat tempe ramental dengan perbuatan yang bersumber dari karakter kepriba diannya.
Temperamen merupakan corak reaksi seseorang terhadap berbagai rangsang yang berasal dari lingkungan dan dari dalam diri sendiri. Temperamen berhubungan erat dengan kondisi biopsikologi
seseorang, oleh karena itu sulit untuk berubah. Sedangkan karakter
berkaitan erat dengan penilaian baik buruknya tingkahlaku seseorang
didasari oleh bermacam-macam tolok ukur yang dianut masyarakat.
Karakter seseorang terbentuk melalui perjalanan hidupnya, oleh karena
itu bisa berubah46.
Islam sebagai agama yang komprehensif dan sempurna,
menjadikan akhlak sebagai satu cabang yang asasi dalam program hidup
individu, merupakan tuntutan wajib bagi setiap orang. Ilmu akhlak
berusaha membina dan memupuk rohaniah manusia, membina insaniyyah,
45 Agus Syafi’i.Akhlakul Karimah dan Pengertiannya http://groups.yahoo.com/ group/
ppiindia/message/68918 46 Agus Syafi’i. Ibid
28
membentuk tingkah laku dan mengarahkan individu ke arah kebaikan dan
ketinggian di samping mengingakan bahaya-bahaya keburukan dan
kejahatan supaya masing-masing berusaha menjauhkan diri daripada
terjebak dengan pengaruh-pengaruh sifat negatif.
Oleh kerana ilmu akhlak ini menyentuh tentang tingkah laku
manusia, tentang ketinggian budi dan rohaniah, ia juga dinamakan Ilmu
Al-Suluk (Ilmu Tingkah Laku), Ilmu Hikmah dan Ilmu Tahdhib Al-Akhlak
(Ilmu Penceriaan Akhlak). Jika dihubungkan ilmu ini dengan agama, tidak
menjadi salah jika kita menamakan ilmu ini sebagai Ilmu Aqliyy.
Sekarang dapat dilihat persamaan antara ilmu akhlak, moral dan
etika, yaitu menetukan hukum atau nilai perbuatan manusia dengan
keputusan baik atau buruk. Perbedaannya pula terletak pada ukuran
masing-masing, di mana ilmu akhlak dalam menilai perbuatan manusia
menurut ukuran Al-Quran dan As-Sunnah, etika dengan pertimbangan akal
fikiran dan moral dengan adat kebiasaan yang umum berlaku dalam
masyarakat.
3. Pembagian Akhlak
Akhlak dibagi menjadi 2 (dua) akhlak baik (mahmudah) akhlak
buruk (madzmummah). Para filosof dan teolog sering membahas tentang
arti baik dan buruk, serta tentang pencipta kelakuan tersebut, yakni
apakah kelakuan itu merupakan hasil pilihan atau perbuatan manusia
sendiri, ataukah berada di luar kemampuannya.
Secara nyata terlihat dan sekaligus kita akui bahwa terdapat
manusia yang berkelakuan baik, dan juga sebaliknya. Ini berarti bahwa
manusia memiliki kedua potensi tersebut.Terdapat sekian banyak ayat
Al-Quran yang dipahami menguraikan hal hakikat ini, antara lain:
29
Maka Kami telah memberi petunjuk (kepada)-nya (manusia) dua jalan mendaki (baik dan buruk) (QS Al-Balad [90]: 10)47.
Dan (demi) jiwa serta penyempurnaaaan ciptaannya, maka Allah mengilhami (jiwa manusia) kedurhakaan dan ketakwaan (QS Asy-Syams [91]: 7-8)48.
Walaupun kedua potensi ini terdapat dalam diri manusia, namun
ditemukan isyarat-isyarat dalam Al-Quran bahwa kebajikan lebih dahulu
menghiasi diri manusia daripada kejahatan, dan bahwa manusia pada
dasarnya cenderung kepada kebajikan. Al-Quran surat Thaha menguraikan
bahwa iblis menggoda Adam sehingga, durhakalah Adam kepada Tuhannya
dan sesatlah ia.
Kecenderungan manusia kepada kebaikan terbukti dari persamaan
konsep-konsep pokok moral pada setiap peradaban dan zaman. Perbedaan
jika terjadi terletak pada bentuk, penerapan atau pengartian yang tidak
sempurna terhadap konsep-konsep moral, yang disebut ma'ruf dalam bahasa
Al-Quran.
Potensi yang dimiliki manusia untuk melakukan kebaikan dan
keburukan, serta kecenderungannya yang mendasar kepada kebaikan,
seharusnya mengantarkan manusia memperkenankan perintah Allah
(agama-Nya) yang dinyatakan-Nya sesuai dengan fithrah (asal kejadian
manusia). Dalam Al-Quran surat Ar-Rum(30): 30 dinyatakan,
.
47 Departemen Agama Op.cithlm.1061 48 Ibid. hlm.1064
30
Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahu (QS. Ar-Rum(30): 30)49.
Itulah fithrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fithrah
itu. Di sisi lain, karena kebajikan merupakan pilihan dasar manusia,
kelak di hari kemudian pada saat pertanggungjawaban, sang manusia
dihadapkan kepada dirinya sendiri.
Tolok ukur akhlak yang baik menurut Elizabeth Hur lock adalah :
True morality is behaviour wich conforms to social standards and wich also carried out poluntary by the individual.
Yang pokok dari kutipan itu adalah, moralitas yang sungguh-
sungguh itu sebagai berikut :
1. Kelakuan yang sesuai dengan ukuran masyarakat, yang timbul dari hati
sendiri(bukan paksaan luar)
2. Rasa tanggungjawab atas tindakan itu
3. Mendahulukan kepantingan umum dari pada keinginan pribadi.50
Kelakuan baik dan buruk mestilah merujuk kepada ketentuan
Allah. Demikian rumus yang diberikan oleh kebanyakan ulama. Perlu
ditambahkan, bahwa apa yang dinilai baik oleh Allah, pasti baik dalam
esensinya. Demikian pula sebaliknya, tidak mungkin Dia menilai
kebohongan sebagai kelakuan baik, karena kebohongan esensinya buruk.
Di sisi lain, Allah selalu memperagakan kebaikan, bahkan Dia
memiliki segala sifat yang terpuji. Al-Quran suci surat Thaha (20): 8
menegaskan:
49 Ibid. hlm. 645 50 Dr. Zakiah Drajat.Membina nilai-nilai moral di Indonesia.Bulan Bintang:
Jakarta.1977. hlm 8
31
(Dialah) Allah tiada Tuhan selain Dia, Dia mempunyai Sifat-sifat yang terpuji (Al-Asma' Al-Husna) (QS Thaha [20]: 8)51.
4. Sasaran Akhlak
Akhlak mencakup beberapa hal yang tidak merupakan sifat
lahiriah. Misalnya yang berkaitan dengan sikap batin maupun pikiran.
Akhlak diniah (agama) mencakup berbagai aspek, dimulai dari akhlak
terhadap Allah, hingga kepada sesama makhluk (manusia, binatang,
tumbuh-tumbuhan, dan benda-benda tak bernyawa).Berikut upaya
pemaparan sekilas beberapa sasaran akhlak Islamiyah.
a. Akhlak terhadap Allah
Titik tolak akhlak terhadap Allah adalah pengakuan dan
kesadaran bahwa tiada Tuhan melainkan Allah. Dia memiliki
sifat-sifat terpuji; demikian agung sifat itu, yang jangankan manusia,
malaikat pun tidak akan mampu menjangkau hakikat-Nya. Mahasuci
engkau --Wahai Allah-- kami tidak mampu memuji-Mu; Pujian
atas-Mu, adalah yang Engkau pujikan kepada diri-Mu. Demikian
ucapan para malaikat. Itulah sebabnya mengapa Al-Quran
mengajarkan kepada manusia untuk memuji-Nya, Wa qul al-
hamdulillah (Katakanlah "al-hamdulillah"). Dalam Al-Quran surat
An-Nam1 (27): 93,secara tegas dinyatakan-Nya bahwa,
Dan katakanlah, "Segala puji bagi Allah, Dia akan memperlihatkan kepadamu tanda-tanda kebesaran-Nya, maka kamu akan mengetahuinya. Dan Tuhanmu tiada lalai dari apa yang kamu kerjakan52."
Akhlak mulia kepada Allah berati mengikuti seluruh perintah
yang telah disampikan Allah kepada Rasul yang Maha Mulia 51 Departemen Agama.loc.cit 476
52 Ibid.hlm.605
32
Muhammad SAW. Seluruh perintah tersebut sudah tercatat dalam
Al-Quran dan Hadist.
b. Akhlak Terhadap Sesama Manusia
Banyak sekali rincian yang dikemukakan Al-Quran
berkaitan dengan perlakuan terhadap sesama manusia. Petunjuk
mengenai hal ini bukan hanya dalam bentuk larangan melakukan
hal-hal negatif separti membunuh, menyakiti badan, atau
mengambil harta tanpa alasan yang benar, melainkan juga sampai
kepada menyakiti hati dengan jalan menceritakan aib seseorang di
belakangnya, tidak peduli aib itu benar atau salah, walaupun sambil
memberikan materi kepada yang disakiti hatinya itu.
.
Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik daripada sedekah yang disertai dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima) (QS Al-Baqarah [2]: 263)53.
c. Akhlak Terhadap Lingkungan
Yang dimaksud lingkungan di sini adalah segala sesuatu
yang berada di sekitar manusia54, baik binatang, tumbuh-
tumbuhan, maupun benda-benda tak bernyawa. Pada dasarnya,
akhlak yang diajarkan Al-Quran terhadap lingkungan bersumber
dari fungsi manusia sebagai khalifah.
Kekhalifahan menuntut adanya interaksi antara manusia
dengan sesamanya dan manusia terhadap alam. Kekhalifahan
mengandung arti pengayoman, pemeliharaan, serta pembimbingan,
agar setiap makhluk mencapai tujuan penciptaannya. Dalam
pandangan akhlak Islam, seseorang tidak dibenarkan mengambil
53 Ibid.hlm.66 54 Peter Salim Loc.cit.hlm.877
33
buah sebelum matang, atau memetik bunga sebelum mekar, karena
hal ini berarti tidak memberi kesempatan kepada makhluk untuk
mencapai tujuan penciptaannya.
Manusia dituntut untuk mampu menghormati proses-proses
yang sedang berjalan, dan terhadap semua proses yang sedang
terjadi. Yang demikian mengantarkan manusia bertanggung jawab,
sehingga ia tidak melakukan perusakan, bahkan dengan kata lain
setiap perusakan terhadap lingkungan harus dinilai sebagai
perusakan pada diri manusia sendiri.
Karena itu dalam Al-Quran surat Al-An'am (6): 38 ditegaskan,
Bahwa binatang melata dan burung-burung pun adalah umat separti manusia juga, sehingga semuanya tidak bolehdiperlakukan secara aniaya55.
Bahwa semuanya adalah milik Allah, mengantarkan manusia
kepada kesadaran bahwa apa pun yang berada di dalam
genggaman tangannya, tidak lain kecuali amanat yang
harus dipertanggungjawabkan. Setiap jengkal tanah yang terhampar
di bumi, setiap angin sepoi yang berhembus di udara, dan setiap
tetes hujan yang tercurah dari langit akan dimintakan
pertanggungjawaban manusia menyangkut pemeliharaan dan
pemanfatannya, demikian kandungan penjelasan Nabi Saw.
Dengan demikian bukan saja dituntut agar tidak alpa dan
angkuh terhadap sumber daya yang dimilikinya, melainkan juga
dituntut untuk memperhatikan apa yang sebenarnya dikehendaki
55 Departemen Agama Op.Cit.192
34
oleh Pemilik (Tuhan) menyangkut apa yang berada di sekitar
manusia.
Pernyataan Allah ini mengundang seluruh manusia untuk
tidak hanya memikirkan kepentingan diri sendiri, kelompok, atau
bangsa, dan jenisnya saja, melainkan juga harus berpikir dan
bersikap demi kemaslahatan semua pihak. Ia tidak boleh
bersikap sebagai penakluk alam atau berlaku sewenang-wenang
terhadapnya. Memang, istilah penaklukan alam tidak dikenal
dalam ajaran Islam.
Istilah itu muncul dari pandangan mitos Yunani yang
beranggapan bahwa benda-benda alam merupakan dewa-dewa
yang memusuhi manusia sehingga harus ditaklukkan.
Yang menundukkan alam menurut Al-Quran adalah Allah.
Manusia tidak sedikit pun mempunyai kemampuan kecuali berkat
kemampuan yang dianugerahkan Allah kepadanya. Maha suci Allah
yang menjadikan (binatang) ini mudah bagi kami, sedangkan kami
sendiri tidak mempunyai kemampuan untuk itu (QS Az-Zukhruf
[43]: 13)
5. Faktor Pembentukan Akhlak Siswa
Akhlak adakalanya merupakan insting yang tumbuh tanpa
memerlukan latihan, namun mayoritas akhlak manusia terbentuk karena
latihan atau pengaruh dari dalam dan luar diri manusia.56 Seseorang yang
jiwanya sudah rusak sudah senantiasa dikalahkan oleh nafsu kebatilan,
orang yang demikian sukar untuk melatih diri berakhlak yang baik
sehingga beranggapan bahwa ahlak seseorang tidak dapat dirubah.57
56 ibnu arabi. Hiasilah Dirimu Dengan Ahlak Mulia. Cahaya Hikmah:Yogyakarta 2004
.hlm.9 57 Muhamad Jamaludin Alqasimi Addimasyqi.Bimbingan Untuk Mencapai Tingkat
Mu,Min . CV. Diponegoro: Bandung.1988.hlm.508
35
Jika pendapat yang demikian itu benar tentu tidak berguna lagi
pemerintah untuk memberikan wasiat, nasehat pesan dan pendidikan dan
juga pastilah rasulullah tidak bersabda yang artinya perbaikilah akhlakmu
jadi jelas bahwa ahlak seseorang itu dapat dirubah, sebagaimana manusia
dapat mengubah tabiat binatang yang liar menjadi jinak. segala yang
wujud di dunia dibagi menjadi 2 dua macam pertama, segala sesuatu yang
tidak ada pengaruh manusia sejak awal mulanya separti langit, bintang-
bintang dan lain sebagainya. Kedua sesuatu yang telah ada dan masih
dalam keadaan kurang tetapi di dalamnya dikaruniai Allah SWT.
Suatu kekuatan untuk menerima kesempurnaan apabila telah
memenuhi syarat-syarat untuk mencapai kesempurnaan, syarat-syarat
tersebut adakalanya berhubungan dengan manusia separti biji buah apel
tidak akan dapat menjadi buah apel tanpa diolah (ditanam dan dirawat)
oleh manusia begitu juga ahlak.
6. Upaya Dalam Mendidik Akhlak Siswa.
Pendidikan akhlak bagi siswa mutlak harus dilaksanakan upaya-upaya
yang dapat dilaksanakan antara lain:
a. Memantapkan pelaksanaan pendidikan agama, yang tidak hanya
terbatas pada shalat, puasa, haji, zakat tetapi harus mencakup
keseluruhan hidup dan menjadi pengendali dalam segala tindakan58.
Model pengajaran yang dilakukan tidak hanya pengalihan pengetahuan
agama (transfer of religion knowledge) tapi juga harus untuk
mewujudkan perilaku manusia yang sesuai dengan tuntutan agama.59
Pendidikan yang dilakukan harus melibatkan seluruh guru bukan
hanya tanggung jawab guru agama semata.selain itu sekolah juga harus
menajalin dengan pihak keluarga.
58 Zakiah Drajat.Membina nilai-nilai Moral di Indonesia.Bulan Bintang.Jakarta, 1977
.hlm 66 59 Abudin Nata.manajemen Pendidikan mengatasi kelemahan Pendidikan Islam di
Indonesia,Prenada Media:Jakarta edisi pertama, 2003,hlm 202.
36
b. Menciptakan rasa aman dalam keluarga dan masyarakat, rasa aman
merupakan faktor yang mempengaruhi akhlak,diantara faktor timblnya
kerusakan moral adalah perasaan gelisah dan kurang aman. Rasa aman
ini harus diciptakan oleh keluarga, pemerintah (aparat terkait)
c. Memperbanyak bimbingan dan penyuluhan untuk mengurangi
kegelisahan siswa dalam menghadapi problem hidup perlu adanya biro
konsultasi atau badan yang dapat memmberikan penyeuluhan.60
d. Menyediakan sarana-sarana dan menciptakan suasana yang optimal
demi perkembangan pribadi yang wajar.61
e. Pengisian waktu luang (leisure time), pengaturan untuk mengisi waktu
luang harus terprogram dengan baik dan menyenangkan. Hal tersebut
dapat dilakukan dengan memberikan latihan ketrampilan, dapat
memberikan kegembiraan dan kepuasan bagi yang mempuanyai
bakat.62
f. Pendidikan akhlak harus menggunakan seluruh kesempatan, berbagai
sarana termasuk teknologi modern, kesempatan berekreasi, pameran,
kunjungan, berkemah, dan sebagainya harus digunakan sebagai
peluang untuk membina akhlak. Demikian juga sarana masjid, radio,
televisi, internet dan sebagainya.
C. PENDIDIKAN PRAMUKA IMPLEMENTASINYA DALAM
PEMBINAAN AKHLAK SISWA
Masalah akhlak adalah suatu masalah yang menjadi perhatian orang
di mana saja baik masyarakat yang masih terbelakang maupun telah maju.
Misi diutusnya Nabi Muhammad SAW adalah untuk meyempurnakan agama-
agama sebelumnya karenanya Islam yang beliau bawa misinya universal dan
abadi, universal artinya untuk seluruh umat manusia dan abadi maksudnya
untuk seluruh zaman. Dalam inti ajaran islam ialah mengadakan bimbingan
60 Zakiah darajat ibid.hlm 73 61 singgih Gunarsa.psikologi remaja.PT.BPK Gunung Mulia: Jakarta.1983.hlm.162 62 zakiah darajat op.cit hlm 78
37
bagi kehidupan mental dan jiwa manusia, sebab dalam bidang inilah terletak
hakekat manusia. Sikap mental dan jiwa itulah yang menentukan bentuk
kehidupan lahir. Nabi Muhammad bersabda :
امنا تثعب ممتال مركم الخلا ق Sesungguhnya aku diutus hanyalah untuk menyempurnakan akhlak.( HR. Ahmad dan Bayhaqy)63
Menurut ajaran islam pendidikan Akahlak merupakan hal yang
penting dalam membina umat atau membangun suatu bangsa. Suatu
pembangunan tidak semata-mata ditenukan oleh besarnya investasi materil,64
karena betapun melimpahnya investasi materil kalau pelaksananya tidak
mempunyai akhlak niscaya semuanya akan berantakan karena penyelewengan.
Akhlak dari suatu bangsa menentukan sikap hidup dan perbuatannya.
Betapa pentingnya akhlak, termasuk dalam kehidupan sehari-hari.
Apalagi menurut Gerakan Pramuka merupakan pendidikan non formal yang
berperan sebagai komplemen dan suplemen terhadap pendidikan formal untuk
melahirkan generasi yang bertanggungjawab pada masa depan. Diperlukan
sikap akhlak yang baik, dan itu perlu ditanamkan dari sekarang dalam kurun
waktu 47 tahun Gerakan Pramuka telah melaksanakan pelbagai kegiatan
dalam rangka pembentukan akhlak para generasi muda itu. rasulullah
bersabda yang artinya:
Seorang muslim wajib mendengar dan taat, baik dalam hal yang disukainya maupun hal yang dibencinya, kecuali bila ia diperintah untuk mengerjakan maksiat. Apabila ia diperintah untuk mengerjakan maksiat, maka ia tidak wajib untuk mendengar dan taat. (HR. Bukhori)
Gerakan Pramuka memiliki banyak kegiatan positif bagi pembinaan
kaum muda. Apabila berbagai kegiatan ini dapat diselenggarakan dengan
baik, tujuan Gerakan Pramuka, seperti yang tercantum dalam AD/ART,
63 Hadits 64 Drs. Nasarudin Razak. Dienul islam. PT.Alma’rif : Bandung. 1996. hlm.37
38
yakni membentuk generasi muda yang berkepribadian, berwatak dan
berbudi pekerti luhur, beriman dan bertakwa, cerdas dan terampil serta kuat
dan sehat, akan dapat dicapai dengan memuaskan, yang kesemuanya ini
apabila dapat diwujudkan pada gilirannya akan berperan sangat signifikan
dalam mencegah terjadinya pelbagai hal negatif diantara generasi
muda.beberapa kegiatan yang positif diantaranya:
1) Keagamaan, untuk meningkatkan iman dan ketakwaan kepada Tuhan
Yang Maha Esa menurut agama masing-masing
2) Kerukunan antar umat seagama dan antar umat pemeluk agama yang
satu dengan yang lain.
3) Penghayatan dan pengamalan pancasila untuk memantapkan jiwa
pancasila dan mempertebal kesdaran sebagai warga negara yang
bertanggung jawab terhadap kehidupan dan masa depan bangsa dan
negara.
4) Kepedulian terhadap sesama hidup dan alam seisinya
5) Pembinaan dan pengembangan minat terhadap kemajuan teknologi
dengan keimanan dan ketakwaan.
Selain untuk membina akhlak siswa kegiatan-kegiatan Pramuka
juga bertujuan untuk memupuk dan mengembangkan rasa cinta dan setia
kepada tanah air dan bangsa memupuk dan mengembangkan persatuan dan
kebangsaan, memupuk dan mengembangkan persaudaraan dan
persahabatan baik nasional maupun internasional, menumbuh kembangkan
pada para anggota rasa percaya diri, sikap dan perilaku yang kreatif, dan
inovatif, rasa tanggung jawab, menumbuh kembangkan jiwa dan sikap
kewirausahaan, memupuk dan mengembangkan kepemimpinan, membina
dan melatih jasmani, panca indra, daya pikir, penelitian, kemandirian dan
sikap otonom, ketrampilan, dan hasta karya.
39
D. KAJIAN PENELITIAN YANG RELEVAN
Dalam penelitian yang penulis lakukan ternyata bukan merupakan
penelitian yang pertama kali yang berkaitan dengan pendidikan pramuka dan
akhlak , akan tetapi sebelum penulis melakukan penelitian ada orang lain
yang meneliti hampir mirip dengan yang penulis lakukan sebut saja
skripsinya M.Nurrofik Fakultas Dakwah IAIN Walisongo 2003 dengan
judul Skripsi Kontribusi Racana Walisongo Semarang Dalam
Pengembangan Kehidupan Beragama Di Dukuh Jamal Sari Kelurahan
Kedungpane Mijen Kota Semarang, dalam skripsi ini berisi mengenai sejauh
mana kontribusi Unit Kegiatan Mahasiswa Gerakan Pramuka Racana
Walisongo dalam mengembangkan kehidupan beragama masyarakat Jamal
Sari terutama dari sisi dakwahnya, yang kedua skripsinya Lukluil maknun
Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo 2002 yang berjudul Dasa Dharma
Implementasinya Dalam Kepemimpinan Islam skripsi ini lebih fokus ke
Dasa Dharma dan kepemimpinan Islam apakah anggota gerakan Pramuka
yang betul-betul menerapkan makna dasadharma sesuai dengan kepribadian
para pemimpin muslim,
Kedudukan penelitian kali ini berbeda dengan penelitian
sebelumnya.dari beberapa penelitian diatas, maka peneliti mencoba
mengembangkan penelitian sebelumnya dengan memfokuskan pembahasan
mengenai pengaruh keaktifan mengikuti pendidikan Pramuka terhadap
akhlak siswa jadi apakah keaktifan siswa dalam mengikuti pendidikan
memiliki peranan penting dalam pembentukan akhlak siswa.
E. PENGAJUAN HIPOTESIS
Hipotesis adalah dugaan sementara yang mungkin benar dan
mungkin salah. Dengan kata lain ”hipotesis” merupakan prediksi terhadap
hasil penelitian yang diusulkan.65Untuk menghindari penelitian yang tidak
terarah dan untuk memberikan tujuan yang tegas maka diperlukan hipotesa.
65 Ibnu hajar, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif Dalam Pendidikan,
(Jakarta: Rajawali Press,1996,hlm.61)
40
Kata hipotesis berasal dari bahasa yunani yang berarti suatu jawaban yang
bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui
data yang terkumpul.66
Sesuai dengan judul yang ada, maka hipotesis yang penulis ajukan
adalah “ Bahwa kegiatan pendidikan Pramuka mempunyai hubungan positif
dengan akhlak siswa kelas XI MAN Semarang 1 tahun pelajaran
2007/2008” dengan kata lain semakin aktif siswa mengikuti pendidikan
Pramuka maka akhlak siswa semakin baik.maka yang perlu dibuktikan
kebenaranya adalah:
1. Ada hubungan keaktifan mengikuti pendidikian pramuka terhadap
akhlak siswa
2. Berapakah taraf signifikansi hubungan keaktifan mengikuti pendidikan
Pramuka terhadap akhlak siswa
66 Sutrisno Hadi .Metodologi Reseach Jilid I. Andi Offset : Yogyakarta. 1973. hlm.63
41
BAB III
METODE PENELITIAN
A. TUJUAN PENELITIAN
Setiap orang yang melakukan penelitian pasti mempunyai maksud dan
tujuan yang berbeda sesuai dengan bidang penelitianya. Berdasarkan pokok
permasalahan yang dikemukakan, maka penelitian ini memilki tujuan Untuk
mengetahui hubungan keaktifan dalam mengikuti pendidikan Pramuka
terhadap akhlak siswa kelas XI MAN Semarang 1 Tahun pelajaran
2007/2008.
B. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN
Penelitian dilakukan oleh penyusun selama satu bulan yaitu mulai
tanggal 10 Januari sampai dengan 10 Februari 2008 adapun tempat
penilitianya di MAN Semarang 1
C. VARIABEL PENELITIAN
Dalam penulisan skripsi ini penyusun menggunakan dua variabel,
yaitu :
1. Keaktifan siswa mengikuti kegiatan Pramuka sebagai variabel X dengan
indikator sebagai berikut :
a. Frekuensi kehadiran mengikuti latihan
b. Motivasi siswa mengikuti Pendidikan Pramuka
c. Minat mengikuti Pendidikan Pramuka
d. Perhatian mengikuti Pendidikan Pramuka
e. Perasaan mengikuti Pendidikan Pramuka
2. Akhlak siswa sebagai variabel Y dengan indikator sebagai berikut :
a. Akhlak siswa terhadap Allah.
42
b. Akhlak siswa terhadap sesama manusia
c. Akhlak siswa terhadap lingkungan
D. METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik
penghitungan menggunakan rumus korelasi product moment, menggunakan
survey dengan angket sebagai alat pengumpul data.
E. POPULASI, SAMPEL DAN TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL
Populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit analisis yang ciri-cirinya
akan diduga.1 Istilah populasi dan sampel tepat digunakan jika penelitian yang
dilakukan mengambil sampel sebagai subjek penelitian. Akan tetapi jika
sasaran penelitiannya adalah seluruh anggota populasi, akan lebih cocok
digunakan istilah subjek penelitian, terutama dalam penelitian eksperimental.
Dalam survai, sumber data lazim disebut responden dan dalam penelitian
kualitatif disebut informan atau subjek tergantung pada cara pengambilan
datanya.
Penjelasan yang akurat tentang karakteristik populasi penelitian perlu
diberikan agar besarnya sampel dan cara pengambilannya dapat ditentukan
secara tepat. Tujuannya adalah agar sampel yang dipilih benar-benar
representatif, dalam arti dapat mencerminkan keadaan populasinya secara
cermat. Kerepresentatifan sampel merupakan kriteria terpenting dalam
pemilihan sampel dalam kaitannya dengan maksud menggeneralisasikan hasil-
hasil penelitian sampel terhadap populasinya. Jika keadaan sampel semakin
berbeda dengan kakarteristik populasinya, maka semakin besar kemungkinan
kekeliruan dalam generalisasinya.
Populasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah siswa –siswi kelas
XI MAN Semarang 1 adapun yang menjadi obyek penelitian adalah seluruh
1. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Aneka Cipta : Jakarta, 1993, hlm. 102
43
siswa MAN Semarang 1 kelas XI tahun pelajaran 2007/2008 yang mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler Pramuka siswa, dalam hal ini seluruh siswa kelas XI
yang mengikuti Pendidikan Pramuka sejumlah 66 siswa sehingga penelitian
ini dapat disebut penelitian populasi. Hal ini berdasarkan teori yang
dikemukakan Dr. Suharsimi Arikunto bahwa populasi yang kurang dari 100
orang sebaiknya diambil semua.
F. METODE PENGUMPULAN DATA
Untuk memperoleh data yang dibutuhkan penyusun menggunakan
metode pengumpulan data sebagai berikut :
1. Angket
Angket yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memeperoleh informasi dari responden dalam artian laporan tentang
pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui.2 Angket diberikan kepada seluruh
siswa kelas XI yang aktif mengikuti pendidikan pramuka yang berjumlah
55 siswa dari seluruh angket yang dibagikan untuk diisi kemudian
dikumpulkan lagi. Angket yang di ajukan berupa angket tertutup hal ini
memudahkan jawaban responden dan memperlancar dalam menganalisa
data. Metode ini dilakukan untuk mengetahui data X dan Y yang terdiri
dari angket motivasi, minat dan perhatian siswa dalam mengikuti kegiatan
pendidikan Pramuka, serta akhlak siswa.
2. Observasi
Observasi diartikan sebagai memperhatikan sesuatu dengan mata. di
Dalam pengertian psikologi observasi atau yang disebut pula pengamatan,
meliputi kegiatan pemuatan terhadap sesuatu objek dengan menggunakan
seluruh alat indra. pengamatan dan pendataan secara sistematis terhadap
fenomena-fenomena yang diselidikinya.3 Penggunaan metode ini untuk
mendapatkan data – data mengenai aktivitas siswa dalam mengikuti
2 Ibid. hlm. 139
3. Suharsimi Arikunto, Opcit hlm.145.
44
kegiatan Pramuka, mulai dari latihan, sampai pulang latihan dan kegiatan
pramuka yang dilakukan diluar sekolah, serta keseharian siswa yang aktif
mengikuti pendidikan Pramuka
3. Interview
Interview yaitu dialog yang yang dilakukan interviewer untuk
memperoleh informasi dari interviewe.4 Metode ini penyusun gunakan
untuk mengadakan wawancara dengan pihak sekolah berkaitan dengan
sekolahan, Pembina Pramuka, yang meliputi keaktifan mengikuti
pendidikan Pramuka juga akhlak siswa yang mengikuti pendidikan
Pramuka.
4. Dokumentasi
Dokumentasi dengan cara mencari data mengenai hal-hal variabel
yang berupa catatan-catatan, transkip, buku kegiatan, majalah, agenda dan
sebagainya. Operasional metode ini dipakai untuk mendapatkan data yang
bersifat dokumenter atau yang didokumentasikan.5metode ini digunakan
untuk mendapatkan data tentang sekolah, kegiatan siswa pada saat
mengikuti Pendidikan Pramuka.
G. METODE ANALISIS DATA
Setelah data-data terkumpul lalu dianalisis dengan menggunakan
pendekatan. dan selanjutnya digunakan data-data statistik dengan langkah-
langkah sebagai berikut :
1. Analisis Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskritif bertujuan untuk memberikan deskripsi
mengenai subjek penelitian berdasarkan tujuan data variable yang
diperoleh dan kelompok subyek yang diteliti6.Yang termasuk dalam
4 .Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Aneka Cipta : Jakarta, 1993, hlm.. 144 5 Sukardi. Metodologi Penelitian Pendidikan. 2003 Bumi Aksara : Jakarta. Hlm. 81 6 Saifudin Azwar, Metode Penelitian, Cet.I (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998)
45
analisis data statistic adalah penyajian data melalui tabel distribusi
frekuensi, table histogram, mean dan skor deviasi
Dalam analisis ini, data dari masing-masing variable akan ditentukan
a) Penskoran
Pada pensekoran ini langkah yang ditempuh adalah memasukan data-
data angket yang telah diperoleh, kemudian menjumlahkan masing-
masing jawaban yang telah diberikan responden angket penelitian ini
terdiri dari 20 soal (10 soal untuk Variabel X dan 10 soal untuk
Variabel Y). Dengan menggunakan skala likert (walaupun sebenarnya
skala likert sendiri bukan merupakan skala, melainkan suatu cara yang
lebih sistematis untuk memberikan skor pada indeks) Pada tahap ini
data diperoleh dari hasil angket yang disebarkan selama penelitian
dimasukkan dalam tabel persiapan dan diberi skor atau bobot nilai
pada setiap alternatif jawaban responden, yaitu dengan mengubah data
tersebut dengan angket – angket kualitatif. Dengan menggunakan
kriteria sebagai berikut :
1) Untuk alternatif jawaban a dengan skor 4
2) Untuk alternatif jawaban b dengan skor 3
3) Untuk alternatif jawaban c dengan skor 2
4) Untuk alternatif jawaban d dengan skor 1
hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Masri Singarimbun7
b) Menentukan kualifikasi dan interval nilai, dengan menentukan:
• Menentukan rentang, yaitu data terbesar dikurangi data terkecil.R =
NT-NR
• Menentukan banyak kelas Interval dengan membagi R dengan
jumlah kelas
c) Menentukan tabel frekuensi
d) Mencari nilai rata-rata(mean) dari Variabel (X) dan Variabel (Y)
2. Analisis Statistik Infersial
7 Masri Singarimbun dkk, Metode Penelitian Survei, (Yogyakarta: LP3S, 1989), hlm.
219
46
Analisis ini untuk menguji hipotesis dengan cara mengadakan
perhitungan lebih lanjut dengan analisis statistik dengan menggunakan
menggunakan teknik korelasi product moment, adapun jalan analisisnya
adalah melalui pengolahan data yang akan mencari hubungan variabel (X)
terhadap variabel (Y). Dalam penelitian yang berjudul Hubungan keaktifan
mengikuti pendidikan Pramuka terhadap akhlak Siswa kelas XI MAN
Semarang 1 Tahun Pelajaran 2007/2008, ini mempunyai variabel (X)
keaktifan mengikuti pendidikan Pramuka dan variabel (Y) yaitu akhlak
siswa adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:
a. Menghitung rata-rata X dan Y dengan rumus:
NY
Y
NX
X
∑
∑
=
=
b. Mencari score deviasi
( )∑ ∑∑ −=
NX
Xx2
22
( )∑ ∑∑ −=
NY
Yy2
22
( )∑ ∑∑∑ −=
NYY
XYxy)(
c. Mencari koefisien korelasi:
∑ ∑∑=
))(( 22 yx
xyrxy
3. Pembahasan Penelitian
Tahap ini merupakan analisis data lebih lanjut dari deskripsi data
penelitian dan pengujian hipotesis. Ini merupakan interpretasi lebih jauh
47
setelah hipotesis dapat dibuktikan kebenarannya dalam penelitian. Dalam
tahap ini terdapat dua kemungkinan:
1. Dalam taraf kepercayaan 5% dan 1%, apabila rxy yang diperoleh sama
atau lebih besar dari pada nilai r dalam tabel (rt ) maka hasil penelitian
dinyatakan signifikan dan ada hubungan positif X terhadap Y
2. Apabila rxy yang diperoleh sama atau lebih kecil dari pada tabel (rt )
maka hasil penelitian dinyatakan non signifikan dan tidak ada hubungan
positif X terhadap Y
47
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. DESKRIPSI DATA HASIL PENELITIAN
1.Gambaran Umum MAN semarang 1
a. Historis
MAN Semarang 1 sampai saat ini usianya sudah menginjak dua
puluh enam tahun, merupakan perubahan dari SP IAIN Sunan Kalijaga
dengan SK Menteri Agama No.17 Th. 1978. MAN Semarang 1
mengalami pergantian pimpinan sebanyak sebelas kali. Saat ini dipimpin
oleh Drs. Syaefudin, MPd. Pada usia yang kedua puluh enam tahun ini
MAN 1 Semarang telah mengalami pergantian kepala madrasah
sebanyak sebelas kali, yaitu:
1) K.H. Ahmad Daroji
2) Drs. K. Abdul Karim Husein
3) H. Abdul Fatah
4) Drs. Suhadi Rachmat
5) Drs.H Ismono
6) Drs.H Rachmat Shofi
7) Drs.H. Mahmudi
8) Drs.Agus Hadi Susanto
9) Drs.H.Haryono
10) Drs. H Basuki,M.Ag.
11) Drs.Syaefudin, M.Pd.
b. Letak Geografis
Lokasi gedung MAN Semarang 1 terletak Kelurahan Pedurungan
Kidul, tepatnya di jalan brigjen Sudiarto, kec. Pedurungan. Dari simpang
lima kurang lebih 6 Km.
48
Arah Purwodadi
Jl. Brigjen Sudiarto
Jl. P
lam
onga
n Sa
ri R
aya
Gambar. 1
Denah Lokasi MAN Semarang 1
KETERANGAN :
= Gedung MAN 1
= STEKOM
c. Visi dan misi MAN 1 semarang
Visi:
Terwujudnya tamatan yang iman, taqwa, berprestasi dan berakhlakul
karimah
Misi: MAN Semarang 1
1) Menyiapkan calon pemimpin dan mubalighul islam yang kreatif,
inovativ dan aspiratif, dengan bekal ilmu pengetahuan dan
teknologi berlandaskan iman dan takwa kepada Allah SWT.
2) Meningkatkan kemampuan profesional tenaga pendidikan sesuai
perkembangan zaman
3) Menjadikan MAN Semarang 1 sebagai madrasah yang
mengembangkan pengajaran iptek dan imtaq
4) Diterimanya lulusan MAN Semarang 1 diperguruan tinggi dan
punya prestasi akademik yang baik
Arah Simpanglima
49
5) Terciptanya lingkungan yang islami penuh ukhuwah, sederhana
disiplin dan berkreasi.
d. Keadaan Gedung dan Fasilitas
Keadaan MAN Semarang 1 saat ini: Gedung yang dimiki oleh
Madrasah Aliyah Negeri Semarang 1 adalah :
1) Luas tanah : 11.463 m2
2) Luas Bangunan : 3.763m2
3) Jumlah Kelas : 32 kelas terdiri dari :
- Kelas X 11 Kelas
- Kelas XI 11 kelas
- Kelas XIII 11 kelas
4) Jumlah Siswa : 1.238 siswa
1) Gedung
Gambar.2
Denah Ruang MAN Semarang 1
P P P P P P P P P
R R R R R R R R R
KETERANGAN :
A1 = Kelas III IPA1 L = RUANG MUSIK
A2 = Kelas III IPA2 M = LAB. KOMPUTER
K1 U
K2 A1 B2 B1 C D
E G
H
J L M NI
O1 LH
O4 LB
Q
A3 A2
F
M M
U
LKLK
O2 O3 Oa Oa Oa LH
50
A3 = Kelas III IPA3 N = RUANG GURU
B1 = Kelas III BAHASA 1 O1 = KELAS IPS 1
B2 = Kelas III BAHASA 2 O2 = KELAS IPS 2
C = RUANG MULTIMEDIA O3 = KELAS IPS 3
D = RUMAH PENJAGA Oa = KELAS IMERSI
E = AULA LK = LAB. KIMIA
F = MASJID LH = LAB.BAHASA
G = RUANG TU LB = LAB.BIOLOGI
H = RUANG KEPALA SEKOLAH P = KELAS X
I = POS SATPAM R = KELAS XI
J = PERPUSTAKAAN Q = KANTIN
K1 = ASRAMA PUTRI K2 = ASRAMA PUTRA
2) Fasilitas
a) Laboratorium 6 ruang (Fisika, kimia/ biologi, bahasa, IPS,
Komputer)
b) Perpustakaan
c) Masjid
d) Ruang BK
e) Ruang OSIS
f) Ruang UKS/ PMR
g) Sanggar Pramuka
h) Kantin
i) Toko Koperasi/Foto Copy
j) Lapangan basket/tenis/volly ball
e. Keadaan Guru dan Karyawan
Guru dan karyawan MAN Semarang 1 berjumlah 100 orang yang
terdiri dari :
1) Guru : 80 Orang
2) TU : 20 Orang
3) Pesuruh : 4 Orang
51
f. Keadaan Siswa
Yang dimaksud siswa disini semua peserta didik MAN Semarang 1
Pada tahun pelajaran 2007/2008 seluruhnya berjumlah 1.238 siswa
g. Kegiatan Belajar Mengajar
Guna meningkatkan prestasi MAN Semarang 1 Dalam kegiatan
belajar mengajar memakai KTSP untuk semua mata pelajaran Kegiatan
belajar mengajar dimulai dari jam 07.00 WIB sampai dengan 13.30
WIB. Berangkat hari senin sampai sabtu, ahad libur.
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar menggunakan manajemen
peningkatan mutu berbasis sekolah disamping itu dalam proses
pengajaran menggunakan kreatifitas dan penggunaan media
pembelajaran, juga mengadakan latihan dasar kepemimpinan bagi
pengurus OSIS, Perwakilan Kelas, Pramuka dan PMR juga kegiatan
Workshop in House training guru Tu dan komite sekolah
h. Kegiatan Intra Kurikuler
Kegiatan ini dilaksanakan sesuai dengan struktur program seperti
terdapat dalam kurikulum kegiatan ini sering disebut sebagai kegiatan
tatap muka di depan kelas. Selain itu boarding school atau system asrama
merupakan sistem yang telah berjalan di MAN Semarang 1 tujuanya
yaitu mengadakan pembinaan siswa selama 24 Jam, titik beratnya adalah
pada pelaksanaan ibadah, kajian kitab kuning, pelaksanaan pelatihan
mubaligh dan efektifitas bimbingan belajar serta penguasaan bahasa
asing dan daerah.
i. Kegiatan Kokurikuler
Kegiatan ini dilaksanakan di luar jam tatap muka, sehingga
kegiatan ini dilaksanakan di luar jam sekolah dan di luar sekolah.
j. Kegiatan Ekstra Kurikuler
Kegiatan ekstra kurikuler adalah kegiatan di luar jam pelajaran atau
di luar jam tatap muka, kegiatan ini dimaksudkan untuk memperluas
pengetahuan. Kegiatan ektrakurikuler yang terdapat MAN Semarang 1
adalah kegiatan Pramuka, PMR, Pencak Silat, Basket, Karya Ilmiah
52
Remaja, Bahasa, Karate, Majalah Dinding, Teater,Tilawatil Qur’an dan
seni rebana, yang dilaksanakan secara rutin dan telah terprogram.
2. Pendidikan Kepramukaan di MAN Semarang 1
Gambaran Umum Pendidikan Pramuka di MAN Semarang 1
Kegiatan Pramuka merupakan salah satu kegiatan ekstra yang telah
lama diselenggarakan di MAN Semarang 1. Kegiatan Pramuka diikuti oleh
siswa MAN Semarang 1 untuk siswa kelas X diwajibkan jadi semua ikut
pendidikan Pramuka sedangkan untuk kelas XI dengan sukarela tidak ada
paksaan untuk mengikuti kegiatan ini jumlah siswa kelas XI yang aktif
berjumlah 66 siswa meskipun demikian siswa sangat antusias untuk
mengikuti kegiatan Pramuka, tapi ada juga yang ikut kegiatan Pramuka
tetapi kurang aktif, ada juga yang mengikuti kegiatan ekstra lain. Kegiatan
Pramuka di MAN 1 di pimpin oleh seorang pembina dan dibantu oleh
pembantu pembina
Program kerja kegiatan Pramuka di MAN Semarang 1 dibuat
dalam sebuah musyawarah setiap satu tahun sekali yang dikuti oleh
pengurus Gugus Depan yang terdiri dari dewan guru dengan bimbingan
Majlis Pembimbing Gugus Depan (Mabigus) yang di ketuai oleh Kepala
Sekolah dalam musyawarah tersebut pengurus Gugus Depan yang lama
mempertanggungjawabkan kegiatan yang telah dilaksanakan, pembahasan
dilanjutkan dengan perencanaan kegiatan tahun berikutnya selain itu juga
ditetapkan pengurus baru Gugus Depan.
Untuk lebih lengkapnya pengurus Gugus Depan dapat dilihat pada
gambar 03, Sedangkan untuk Pengurus Dewan Ambalan yaitu untuk
ambalan putra yaitu Sunan kalijogo dan untuk ambalan putri yaitu Cut
Nyak Dien susunan kepengurusanya sebagai berikut:
Pradana Putra : Hafiz Fahmiar
Pradana putri : Siti Nurkhikmah
Sekretaris : Iwan Setyawan, Ikeu Maryani
Juru Uang : Sahli, Eva Alfiana
53
Giat Ops : Sutrisno M.Iksan, Puji Fitriani, Wisda Amalia
Tekpram : Dimas Fahmi, Nurakhmad, Kusaeni, Sri Wahyuni,
Endang Retnasih
Ev. dan Penelitian : Joko, Zumrotul, Dwizuliati
Bin.Bang : Mita susanti
Humas : Anggi Surya, Heri budianto, Umi Solihati
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam bagan struktur organisasi
dewan Ambalan pada gambar.4
Gambar.3
Struktur Pengurus Gugus Depan 04.039-04.040 Pangkalan MAN Semarang 1 Masa Bakti 2007/2008
PEMBINA PUTERI Endang
Purwatiningrum,Spd.
MABIGUS Drs. H.Syaifudin, MPd
KA. HAR. MABIGUS
Drs. Isnandar
PEMBINA PUTERA Irfan Dwi Putranoto, SPd
PRADANA PUTERA
M.Hafis Fahmiar
ANGGOTA PUTERA
PRADANA PUTERI
Noorkhikmah
ANGGOTA PUTERI
54
Gambar. 4
STRUKTUR DEWAN AMBALAN SUNAN KALIJAGA DAN CUT NYAK DIEN
GUDEP 04.039-04.040
Salah satu kegiatan yang telah diprogramkan dalam musyawarah
Gugus Depan adalah latihan rutin yang diselenggarakan setiap hari jum'at
mulai jam 14.00 WIB sampai dengan jam 16.00 kegiatan latihan
dilaksanakan oleh peserta didik sendiri artinya siswa yang sudah senior
melatih adik kelasnya yang yunior dengan pengawasan dari seorang
pembina putera dan pembina puteri.
Pelaksanaan latihan/ kegiatan dilakukan secara terpisah bagi
anggota putra dan anggota putri dengan praktek secara praktis. Kegiatan
PRADANA PUTRA HAFIS FAHMIAR
PRADANA PUTRI
SITI NUR HIKMAH
KERANI PUTRA IWAN SETYAWAN
KERANI PUTRI IKEUMARYANI
JURU UANG PUTRA SAHLI
JURU UANG PUTRI
EVA ALFIANA
PEMANGKU ADAT PUTRA MUSLIKHUN
PEMANGKU ADAT PUTRI HANIF
GIAT OPS PUTRA
SUTRISNO GIAT OPS PUTRI
PUJI FITRIANI
TEKPRAM PUTRA
DIMAS FAHMI TEKPRAM
PUTRI ENDANG
EVALIT PUTRA JOKO
EVALIT PUTRI DWI YULIANTI
BINBANG PUTRA
AHMAD K
BINBANG PUTRI MITA SUSANTI
HUMAS PUTRA ANGGI SURYA
HUMAS PUTRI UMI SOLIHATI
55
latihan dibagi menjadi 2 jenis kegiatan yaitu kegiatan di dalam ruangan
dan kegitan di luar ruangan, kegiatan di dalam ruangan meliputi kegiatan
pemberian materi kepramukaan dan materi lain yang berhubungan dengan
Pramuka (agama, sejarah, ilmu teknologi dan lain-lain) oleh senior dan
atau pembina sedang untuk kegiatan di luar ruangan meliputi latihan
peraturan baris berbari (PBB), permainan yang mendidik, jelajah alam,
halang rintang, bakti sosial dan lain-lain.
Kegiatan dilakukan dengan lebih banyak praktek, berupa kegiatan
nyata yang memberi kesempatan kepada peserta didik menerapkan
pengetahuan dan kecakapan. Kegiatan Pramuka Yang ada di MAN
Semarang 1 tidak hanya latihan rutin saja setiap tahun ada program yang
telah di rencanakaan oleh dewan ambalan diantaranya kemah penerimaan
anggota baru, pelantikan bantara, memperingati ultah ambalan dan ultah
Pramuka, pelantikan Bantara dan lain sebagainya yang dapat dilihat pada
gambar program kerja dewan ambalan
Pelaksanaan kegiatan juga dilakukan secara praktis, yaitu
sederhana, mudah, memanfaatkan sumber daya yang ada dan menghemat
biaya, tetapi berhasil guna, dan bertepat guna. Selain kegiatan- kegiatan
yang diselenggarakan oleh sekolah siswa MAN Semarang 1 juga aktif
mengikuti kegiatan-kegiatan Pramuka yang diselenggarakan oleh Kwartir
baik di tingkat Ranting (Kecamatan), Cabang (Kabupaten) bahkan
Nasional.
Kegiatan yang pernah diikuti antara lain Raimuna cabang dan
Raimuna Nasional, ROVER SCOUT COMPETITION (ajang kompetisi
Pramuka Penegak) yang diadakan IKIP PGRI Semarang pada kegiatan
tersebut MAN Semarang 1 menjadi peserta tergiat ketiga, kegiatan
Raimuna Cabang di Bumi Perkemahan Karangmalang, kegiatan Raimuna
Nasional mewakili kontingan Jawa Tengah di Bumi perkemahan Cibubur
Jakarta. Selain kegiatan-kegiatan yang telah disebutkan di atas masih
banyak kegiatan-kegiatan yang diselengarakan oleh sekolah.
56
Mengenai kegiatan tersebut dapat dilihat dari program kerja Gugus
Depan pangkalan MAN Semarang 1 berikut ini :
Tebel 01
Program Kerja Dewan Ambalan Sunan Kalijaga Cut Nyak Dien Gugus Depan Pangkalan MAN Semarang 1
SEMESTER I SEMESTER II
BULAN BULAN NO BIDANG URAIN TUGAS/KEGIATAN7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6
Merencanakan/menyusun materi latihan X X
I TEKPRAM Memberikan materi kepada peserta didik X X X X X X X X X X X X
Renungan dan ulang janji X Upacara Hari Pramuka X Mengikuti lomba-lomba X X Pelantikan anggota baru X Ziarah pendiri Ambalan X
Ultah Ambalan/ Gudep X Latihan rutin X X X X X X X X X X X X
Penerimaan penegak tamu X
Pelaksanaan ujian SKU penegak bantara X X X
Pelantikan bantara/laksana X
Partisipasi Kegiatan Kwartir X
Perkemahan Bakti & Persami X
DIAN PINSAT/LPK X Musyawarah Gugus Depan Pengembaraan Hiking X
II GIAT OPS.
Perkemahan/ KBPP Evaluasi materi X X X X X X X X X X X X Mengaktifkan latihan/kegiatan X X X X X X X X X X X XIII
PENELITIAN DAN
EVALUASI Evaluasi pelaksaan kegiatan X X X X
57
Pembahasan tentang hasil penelitian ini akan penulis sajikan hasil dari
penyebaran angket kepada peserta didik yang terpilih menjadi subjek
penelitian yaitu sejumlah 55 orang peserta didik kelas XI dari keseluruhan
peserta didik yang aktif mengikuti pendidikan Pramuka.di MAN Semarang 1
Adapun langkah-langkah yang penulis lakukan untuk memudahkan
jalannya analisis adalah dengan melalui tahapan yaitu analisis pendahuluan,
analisis uji hipotesis dan analisis lanjut.
1. Analisis Pendahuluan
Analisis pendahuluan yaitu analisis untuk mentabulasi data yang
telah diperoleh dengan cara menggunakan tabel distribusi frekuensi dari
Variabel pengaruh dan variabel bebas dan variabel terkait. Pada analisis
pendahuluan hanya dipaparkan angket tentang keaktifan mengikuti
pendidikan pramuka dan kedisiplinan siswa adapun cara yang ditempuh
berdasarkan pada jawaban responden dalam suatu alternatif jawaban pada
tiap-tiap item pertanyaan dengan menggunakan chek list untuk itu
dilakukan penggolongan penilaian pada setiap point jawaban pada masing-
masing pertanyaan dalam angket.
Untuk memperoleh data tentang keaktifan siswa dan Akhlak siswa
MAN Semarang 1, maka penulis menentukan 2 (dua) variabel X dan Y.
Variabel. X diperoleh dengan cara menyebarkan angket kepada respoden
yang telah ditentukan yaitu 55 siswa, menjawab pertanyaan yang diajukan
sebanyak 10 soal yaitu nomor 1 sampai dengan 10 dalam angket (soal
terlampir) dengan option jawaban a,b,c dan d dengan masing-masing
option mempunyai bobot sebagai berikut :
- Untuk option jawaban a dengan angka 4
- Untuk option jawaban b dengan angka 3
- Untuk option jawaban c dengan angka 2
- Untuk option jawaban d dengan angka 1
Data tersebut akan didistribusikan sebagai berikut :
58
1. Data tentang keaktifan mengikuti Pendidikan Pramuka
Untuk mengetahui nilai kuantitatif data tentang keaktifan
mengikuti pendidikan Pramuka dapat dilakukan dengan menjumlahkan
skor jawaban angket dari responden. Hal ini dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 02
Data Hasil Angket Keaktifan Mengikuti Pendidikan Pramuka
No Responden Jumlah skor No Responden Jumlah Skor
1 R_1 37 29 R_29 38
2 R_2 38 30 R_30 37
3 R_3 38 31 R_31 37
4 R_4 36 32 R_32 38
5 R_5 37 33 R_33 37
6 R_6 39 34 R_34 39
7 R_7 37 35 R_35 36
8 R_8 36 36 R_36 35
9 R_9 36 37 R_37 38
10 R_10 35 38 R_38 37
11 R_11 39 39 R_39 37
12 R_12 37 40 R_40 36
13 R_13 37 41 R_41 39
14 R_14 36 42 R_42 36
15 R_15 34 43 R_43 35
16 R_16 34 44 R_44 37
17 R_17 34 45 R_45 36
18 R_18 36 46 R_46 38
19 R_19 37 47 R_47 33
20 R_20 37 48 R_48 39
21 R_21 33 49 R_49 36
59
22 R_22 40 50 R_50 38
23 R_23 34 51 R_51 36
24 R_24 37 52 R_52 37
25 R_25 34 53 R_53 37
26 R_26 37 54 R_54 37
27 R_27 37 55 R_55 37
28 R_28 37
2. Data Tentang Akhlak Siswa
Variabel Y diperoleh dengan cara menyebarkan angket kepada
respoden yang telah ditentukan yaitu 55 siswa, menjawab pertanyaan yang
diajukan sebanyak 15 soal yaitu nomor 11 sampai dengan 20 dalam angket
(soal terlampir) dengan option jawaban a,b,c dan d dengan masing-masing
option mempunyai bobot sebagai berikut :
- Untuk option jawaban a dengan angka 4
- Untuk option jawaban b dengan angka 3
- Untuk option jawaban c dengan angka 2
- Untuk option jawaban d dengan angka 1
Kemudian hasil skor yang diperoleh dari jawaban a,b,c dan d
dijumlahkan maka di ketahui kedisiplinan siswa. Dengan cara tersebut
diatas hasil penelitian yang diperoleh penulis dapat dilihat pada table
berikut :
Tabel 03
Data Hasil Angket Akhak Siswa
no Responden Jumlah
skor
No Responden Jumlah skor
1 R_1 37 29 R_29 39
2 R_2 38 30 R_30 38
3 R_3 36 31 R_31 37
60
4 R_4 37 32 R_32 38
5 R_5 38 33 R_33 36
6 R_6 39 34 R_34 39
7 R_7 38 35 R_35 38
8 R_8 36 36 R_36 37
9 R_9 38 37 R_37 35
10 R_10 34 38 R_38 38
11 R_11 39 39 R_39 36
12 R_12 39 40 R_40 36
13 R_13 39 41 R_41 37
14 R_14 38 42 R_42 35
15 R_15 34 43 R_43 30
16 R_16 38 44 R_44 38
17 R_17 36 45 R_45 36
18 R_18 36 46 R_46 39
19 R_19 38 47 R_47 33
20 R_20 37 48 R_48 39
21 R_21 35 49 R_49 36
22 R_22 39 50 R_50 38
23 R_23 35 51 R_51 36
24 R_24 37 52 R_52 39
25 R_25 34 53 R_53 37
26 R_26 37 54 R_54 37
27 R_27 37 55 R_55 37
28 R_28 37 56 R_56
2. Analisis Uji Hipotesa
Pengujian Hipotesis merupakan analisis yang dilakukan untuk
membuktikan diterima atau ditolaknya hipotesis yang diajukan. Adapun
61
hipotesis yang penulis ajukan adalah terdapat hubungan positif antara
keaktifan mengikuti pendidikan Pramuka dengan Akhlak siswa.
Tabel 04
Pengaruh keaktifan mengikuti pendidikan Pramuka
Terhadap kedisiplinan Siswa
No. Res.
X Y
x2 y2 xy
1 37 37 0.38 0.09 0.15 0.01 0.03 2 38 38 1.38 1.09 1.91 1.19 1.51 3 38 36 1.38 -0.91 1.91 0.83 -1.26 4 36 37 -0.62 0.09 0.38 0.01 -0.06 5 37 38 0.38 1.09 0.15 1.19 0.42 6 39 39 2.38 2.09 5.67 4.37 4.98 7 37 38 0.38 1.09 0.15 1.19 0.42 8 36 36 -0.62 -0.91 0.38 0.83 0.56 9 36 38 -0.62 1.09 0.38 1.19 -0.67 10 35 34 -1.62 -2.91 2.62 8.46 4.71 11 39 39 2.38 2.09 5.67 4.37 4.98 12 37 39 0.38 2.09 0.15 4.37 0.80 13 37 39 0.38 2.09 0.15 4.37 0.80 14 36 38 -0.62 1.09 0.38 1.19 -0.67 15 34 34 -2.62 -2.91 6.85 8.46 7.62 16 32 38 -4.62 1.09 21.33 1.19 -5.04 17 34 36 -2.62 -0.91 6.85 0.83 2.38 18 36 36 -0.62 -0.91 0.38 0.83 0.56 19 37 38 0.38 1.09 0.15 1.19 0.42 20 37 37 0.38 0.09 0.15 0.01 0.03 21 33 35 -3.62 -1.91 13.09 3.64 6.91 22 40 39 3.38 2.09 11.44 4.37 7.07 23 34 35 -2.62 -1.91 6.85 3.64 5.00 24 37 37 0.38 0.09 0.15 0.01 0.03 25 34 34 -2.62 -2.91 6.85 8.46 7.62 26 37 37 0.38 0.09 0.15 0.01 0.03 27 37 37 0.38 0.09 0.15 0.01 0.03 28 37 37 0.38 0.09 0.15 0.01 0.03 29 38 39 1.38 2.09 1.91 4.37 2.89 30 37 38 0.38 1.09 0.15 1.19 0.42 31 37 37 0.38 0.09 0.15 0.01 0.03
XXx −= YYy −=
62
32 38 38 1.38 1.09 1.91 1.19 1.51 33 37 36 0.38 -0.91 0.15 0.83 -0.35 34 39 39 2.38 2.09 5.67 4.37 4.98 35 36 38 -0.62 1.09 0.38 1.19 -0.67 36 35 37 -1.62 0.09 2.62 0.01 -0.15 37 38 35 1.38 -1.91 1.91 3.64 -2.64 38 38 38 1.38 1.09 1.91 1.19 1.51 39 37 36 0.38 -0.91 0.15 0.83 -0.35 40 36 36 -0.62 -0.91 0.38 0.83 0.56 41 39 37 2.38 0.09 5.67 0.01 0.22 42 36 35 -0.62 -1.91 0.38 3.64 1.18 43 35 30 -1.62 -6.91 2.62 47.74 11.18 44 37 38 0.38 1.09 0.15 1.19 0.42 45 36 36 -0.62 -0.91 0.38 0.83 0.56 46 38 39 1.38 2.09 1.91 4.37 2.89 47 33 33 -3.62 -3.91 13.09 15.28 14.14 48 39 39 2.38 2.09 5.67 4.37 4.98 49 36 36 -0.62 -0.91 0.38 0.83 0.56 50 38 38 1.38 1.09 1.91 1.19 1.51 51 36 36 -0.62 -0.91 0.38 0.83 0.56 52 37 39 0.38 2.09 0.15 4.37 0.80 53 37 37 0.38 0.09 0.15 0.01 0.03 54 37 37 0.38 0.09 0.15 0.01 0.03 55 37 37 0.38 0.09 0.15 0.01 0.03
N=55 ΣX= 2014
ΣY=2030
ΣX2 = 144,98
ΣY2 = 170.55
ΣXY=96.09
Dari tabel kerja di atas diketahui nilai-nilai sebagai berikut:
N = 55
ΣX = 2014
ΣY = 2030
ΣX2 = 144.98
ΣY2 = 170.55
ΣXY = 96.09
63
1. Menghitung rata-rata X dan Y dengan rumus:
NY
Y
NX
X
∑
∑
=
=
36,9155
2030
36,6255
2014
===
===
∑
∑
NY
Y
NX
X
2. Mencari koefisien korelasi:
∑ ∑∑=
))(( 22 yx
xyrxy
)982,144)(5,170(091,96
=rxy
339,24726091,96
=rxy
246,157091,96
=rxy
rxy = 0,611
Setelah hasil data tersebut diketahui, langkah selanjutnya adalah
mengujinya dengan r tabel apakah hasilnya lebih kecil dari r tabel atau lebih
besar dri r tabel, sehingga dapat diketahui ada atau tidak adanya hubungan
3. Analisis Lanjut
Untuk membuktikan adanya Hubungan (korelasi) dua variabel dan
sekaligus merupakan pengujian terhadap hipotesis ”Ada hubungan yang
signifikan antara keaktifan mengikuti pendidikan pramuka terhadap
kedisiplinan siswa MAN Semarang 1”. Dilakukan uji hipotesis dengan
menggunakan rumus korelasi Product Moment. Sebelum masuk pada tahap
64
analisis lanjut perlu disajikan nilai r Product Moment untuk taraf
signifikansi 5% dan 1% dengan ketentuan N=55, r tabel untuk 5%=0,220,
sedangkan r tabel untuk 1%=0,375.
Guna mengetahui nilai r yang diperoleh dalamproses analisis uji
hipotesis signifikan atau tidak, maka nilai tersebut dibandingkan dengan
nilai r dalam tabel Product Moment, dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Dalam taraf kepercayaan 5% dan 1%, apabila rxy yang diperoleh sama
atau lebih besar dari pada nilai r dalam tabel (rt ) maka hasil penelitian
dinyatakan signifikan dan ada hubungan positif X terhadap Y
b. Apabila rxy yang diperoleh sama atau lebih kecil dari pada tabel (rt )
maka hasil penelitian dinyatakan non signifikan dan tidak ada hubungan
positif X terhadap Y
Nilai rxy yang diperoleh dari analisis uji hipotesis adalah sebesar
0,611 jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa:
a. Pada taraf signifikansi 5% rxy =0,611 0,22 (rt) ini berarti ada pengaruh
(korelasi) yang signifikan antara kedua variabel tersebut
b. Pada taraf signifikansi 1% rxy = 0,611> 0,307 (rt) ini berarti ada
hubungan (korelasi) yang signifikan antara kedua variabel tersebut.
c. Baik pada taraf signifikansi 5% maupun 1 % menunjukan adanya angka
yang lebih besar, ini artinya ada hubungan keaktifan mengikuti
pendidikan Pramuka dengan akhlak siswa kelas XI MAN Semarang 1
tahun pelajaran 2007/2008, sehingga hipotesis yang diajukan diterima.
B. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Dari hasil penghitungan di atas diperoleh nilai rxy lebih dari nilai r
tabel, berarti signifikan. Hal tersebut membuktikan bahwa keaktifan
mengikuti pendidikan Pramuka berpengaruh positif terhadap akhlak Siswa
MAN semarang 1
65
Ada faktor-faktor yang menyebabkan keaktifan mengikuti
pendidikan Pramuka mempunyai hubungan positif dengan akhlak Siswa
MAN Semarang 1 di antaranya:
1. Pramuka Penegak yang ada di MAN Semarang 1 dalam proses
pembinanya dilaksanakan dengan posisi pembina ing madyo mangun
karso dimana kegiatannya dari mulai merencanakan sampai evaluasi
dilakukan oleh anggota sendiri pembina hanya memberikan motivasi dan
bimbingan bila diperlukan ini membiasakan anggotanya mandiri.dan
lebih bertanggung jawab.
2. Dalam Gerakan Pramuka terdapat ”kode kehormatan yang juga dapat
disebut kode etik atau kode tingkah laku, dalam bentuk janji dan dalam
bentuk ketentuan moral makna kode kehormatan itu sendiri merupakan
suatu norma atau ukuran kesadaran mengenai akhlak (budi dan
perbuatan baik) yang tersimpan dalam hati orang sebagai konsekuensi
orang tersebut tahu akan harga dirinya sedangkan kode kehormatan
Pramuka adalah suatu norma dalam kehidupan dan penghidupan para
anggota gerakan Pramuka yang merupakan ukuran norma atau standar
tingkah laku seorang pramuka Indonesia.
3. Kode kehormatan yang disebut trisatya itu mempunyai 3 makna Satya
pertama, bahwa setiap manusia pada umumnya dan anggota pramuka
pada khususnya, mengakui adanya Tuhan yang Maha kuasa yang telah
menciptakan alam semesta ini, serta melaksanakan kewajibannya
terhadap tuhan dengan menyembahnya, menjalankan segala perintahnya
serta menjauhi segala laranganya. Sebagai warga negara indonesia
mereka berjanji akan mempertahankan dan memikul tanggung jawab
untuk mengisi dan dan membela negara kesatuan Republik Indonesia
serta selalu berusaha mengamalkan pancasila di dalam kehidupan sehari-
hari
4. Satya kedua, di dalam janji ini anggota Pramuka bersungguh-sungguh
menolong sesama hidup, terutama manusia, namun tidak terlupakan pula
untuk flora dan fauna. Hal ini dilakukan demi perkembangan tujuan
66
tersebut., mereka telah mempersiapkan diri dengan mengadakan
berbagai program dan kegiatan agar mampu membangun masyarakat.
Setelah itu, mereka berusaha terjun langsung berperan serta di dalam
pelaksanaan pembaharuan dan pembangunan bangsa dan negara.
5. Satya ketiga, yaitu menepati Dasa Darma. Disini benar-benar
diungkapkan nilai-nilai moral yang sangat luhur, baik nilai-nilai
keagamaan, nilai-nilai sosial budaya maupun nilai-nilai sosial ekonomi.
Nilai-nilai ini sebagai pedoman dalam bertingkah laku sehari-hari baik
dalam kehidupan pribadi maupun di dalam pergaulan dengan sesama
manusia dari tri satya tersbut mengandung 6 kewajiban yang tidak hanya
dihafalkan saja tetapi tetapi lebih penting dan harus diusahakan
semaksimal mungkin untuk dijalankan dan diamalkan dalam kehidupan,
yaitu:kewajiban terhadap Tuhan, Kewajiban terhadap Negara, kewajiban
terhadap Pancasila, Kewajiban terahdap sesama hidup, kewajiban
terhadap masyarakat, kewajiban terhadap pelaksanaan dasa dasa darma
6. Kode kehormatan pramuka yang disebut dasa darma yang pertama
Takwa kepada tuhan yang maha Esa mempunyai makna pelaksanaan
seluruh perintah Allah SWT dan meninggalkan segala larangan-Nya dan
suka melakukan perbuatan terpuji, menghindari dari perbuatan tercela.
Pramuka harus berusaha dengan sungguh-sungguh dan terus menerus
untuk memelihara diri agar tetap taat dan selalu beribadah kepada Allah
SWT demi mendapatkan kedudukan di sisi Allah. Realisasi dari
pengertian Taqwa adalah dengan meningkatkan keimanan dan
ketaqwaan kepada Allah SWT, beribadah sesuai dengan tata cara agama
serta menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-
Nya
67
C. KETERBATASAN PENELITIAN
Dalam penelitian yang penulis lakukan terdapat keterbatasan-
keterbatasan di antaranya:
1. Ada banyak faktor yang mempengaruhi Akhlak siswa, seperti faktor guru,
media, lingkungan sosial, sarana prasarana dan lain sebagainya. Namun
penulis hanya meneliti faktor keaktifan mengikuti pendidikan pramuka
saja, agar lebih terkonsentrasi pada obyek penelitian tersebut. Untuk itu
penulis menyarankan pada peneliti yang lain untuk meneliti faktor-faktor
lain yang berpengaruh terhadap kedisiplinan siswa, sehingga dapat
diketahui seberapa besar peran masing-masing faktor.
2. Sampel yang dipilih tidak bisa secara persis mencerminkan seluruh peserta
didik MAN Semarang 1 yang ada. Maka hasil penelitian ini tidak bisa
dikategorikan sebagai keaktifan mengikuti pendidikan Pramuka di
korelasikan dengan kedisiplinan siswa secara umum. Meskipun hasil
penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan status keilmiahannya, namun
temuan yang dihasilkan tetap bersifat kasuistik.
3. Metode yang digunakan penulis untuk memperoleh data tentang hubungan
keaktifan mengikuti pendidikan Pramuka terhadap akhlak siswa MAN
Semarang 1 dengan menggunakan metode angket yang diisi oleh peserta
didik dan juga observasi. Peneliti tidak menggunakan metode intervew
secara langsung kepada peserta didik. Sehingga hasil penelitian tidak
sevalid apabila menggunakan berbagai metode pengumpulan data.
Dari beberapa keterbatasan di atas maka penulis menegaskan bahwa
hasil penelitian ini tidak bisa digeneralisasikan untuk seluruh peserta didik di
Indonesia, tetapi hanya bisa digeneralisasi untuk sekolah yang diteliti saja
yaitu MAN Semarang.1
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
NAMA : Fatkhurrohman
JENIS KELAMIN : Laki - laki
TEMPAT / TGL. LAHIR : Tegal 2 Maret 1983
ALAMAT : RT 13/Rw 01 Grobog kulon Pangkah Tegal
AGAMA : Islam
NAMA AYAH : Soleh
NAMA IBU : Watnah
PENDIDIKAN
a. SD N II Pecabean lulus 1996
b. MTs Roudlotut Tholibin Kalikangkung lulus 1999
c. SMA N I Panglah lulus tahun 2002
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Abi Bakar As-Suyuti Jalaludin Abdurrohman, Al-Jami’ As-Shogir
Fil Ahaditsil Bashir An-Nadhir.
Alqasimi Addimasyiki, Muhamad Jamaludin Bimbingan Untuk
Mencapai Tingkat Muk,min.CV. Diponegoro Bandung 1988
Al Asqolany, Al Hafids Ibnu Hajar, Bulughul marom.nur asia
Alwasit,”Mengamalkan Nilai Kedisiplinan dalam Keseharian”
http://www.alwasit.com/pilih majalahku_ detail &mod = yes&aksi = lihat
&id=17.
Anggaran rumah Tangga Gerakan Pramuk.,
WWW.Pramuka.co.id. 2006
Arikunto, Suharsini, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta,1988),cet.11
Asma’ Umar Hasan fad’aq. Mengungkapkan Makna Dan Hikmah
Sabar.(JakartaPT.Lentera Basritama:.2000).
Azhad ”Masalah Disiplin Sekolah” http://www.blog. azhad. com.
/2007 /08/masalah disiplin sekolah.htm.
Bahan Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar. Kwarda
Pramuka: (Semarang. 2005).
Bahan Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Lanjutan. Kwarda
Pramuka: (Semarang. 2005)
Drajat Zakiyah.Membina nilai-nilai moral di Indonesia. Bulan
Bintang Jakarta. 1977
Data berkaitan MAN Semarang 1 diperoleh dari Sekolahan MAN
Semarang 1 ketika melakukan penelitian
Efendi Anom, Pengaruh Penguasaan Materi Akhlak dan
Keharmonisan Keluarga Terhadap Perilaku Keagamaan Siswa siswi SMP
Muhamadiyah 8 Mijen, Skripsi SI IAIN Walisongo Semarang :
(Perpustakaan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2007)
Elfiky Ibrahim,10 kunci sukses (Mengelola Potensi Diri Untuk
Mewujudkan Mimpi-Mimpi Anda) Mizan Jakarta.tth
Fad’aq Asma Umar Hasan. Mengungkapkan Makna dan hikmah
Sabar. PT Lentera Basritama: Jakarta 2000
Fakultas Tarbiyah, Pedoman Penulisan Skripsi , Tarbiyah Press
Semarang2007
Gunarso Ny.Singgih. Psikologi remaja PT. BPK Gunung Mulia :
Jakarta 1983
Gunarso Ny.Singgih. Psikologi untuk keluarga PT. BPK Gunung
Mulia : Jakarta 1983
Hadi Sutrisno Metodologi Research jilid 1 Fakultas Psikologi
UGM:Yogyakarta.1973
Hadi Sutrisno Metodologi Research jilid 1 Fakultas Psikologi
UGM:Yogyakarta.
Hajar Ibnu, Dasar-dasar metodologi penelitian kuantitatif dalam
Pendidikan, jakarta: Rajawali Press,1996,
Ibnu ’Arabi.Hisilah dirimu dengan Akhlak mulia.Cahaya Hikmah:
Yogyakarta 2004
Linda Cambel. Metode Praktis Pembelajaran Barbasis Multiple
Intelligences. (Jakarta) Intuisi Pers: 2004.
Maknun Lukluil ”Dasa Darma Implementasinya Dalam
Kepemimpinan Islam” Skripsi SI IAIN Walisongo Semarang :Perpustakaan
Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang,2004.
Miri, Jamaludin Tarbiyatul Aulad fil Islam terjemah. Pustaka
Amani Yakarta 1995
Muchsin, menggagas Etika di tngah Modrnitas.CV Adis
Surabaya:2002
Munawir, Ahmad Warson.Al Munawir kamus bahasa arab
Indonesia.Pustaka Progresif.1997
Nata, Abudin. Manajemen Pendidikan Mengatasi Kelemahan
Pendidikan Islm di Indonesia. Prenada Media: Yakarta,edisi pertama.2003
Nurofik,”Kontribusi Racana Walisongo Semarang dalam
pengembangan Kehidupan Beragama Di Dukuh Jamal Sari Kelurahan
Kedungpane Mijen Kota Semarang, Skripsi SI IAIN Walisongo Semarang
:Perpustakaan Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang,2006.
Panji, Populasi dan Sampel http://ta-tugasakhir .blog spot .com/
2007 / 10/populasi-dan-sampel.htmljakarta. 1982.
Peter Salim.Yeni Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer.
Modern English Press : Jakarta. 1991.
Poerwodarminto, W.J.S. Kamus Umum Bahasa Indonesia.Balai
Pustaka Jakarta.1984
Rasidi, M.Etika dan Agama. PT. Sinar Budaya; Jakarta.1972
Razak Nasirudin. Dinul Islam PT. Al-Ma’rif;Bandung 1996.
Shihab Quraish.Wawasan Al-Qur’an http://WWW.Quraish
Shihab.com.2006
Solichin.Nashoihul ’ibad terjemah.Pustaka Amani:Jakarta.2002
Singarimbun, Masri,dkk, Metode Penelitian Survei,
(Yogyakarta:LP3S,1989)
Slameto, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Menmpengaruhinya,
(Jakarta:Rineka Cipta.1995)
Soenarjo, dkk, Al-Qur’an dan Terjemahanya, Jakarta: Departemen
Agama RI,1971
Sumardi Bob Andri.Boy man ragam latih pramuka.(Bandung
Nuansa Muda:. 2001)
Sudijono Anas, Pengantar Statistik Pendidikan,(Jakarta: Raja
Grasindo Persada, ,2001)
Undang – Undang RI No: 20 Tahun 2003 Tentang Sisem
Pendidikan Nasioanal, Mini Jaya Abadi : Jakarta, 2003.
Sejarah Pramuka http//www.pramadewa.com/conten/view/11/34
Sudrsono.Etika Islam Tentang Kenakalan Remaja.Rineka
Cipta:Jakarta 1991
Tatapangarsa, Humaidi. Akhlak yang mulia. PT.Bina Ilmu
Surabaya 1980
Usman Hunaini. Pengantar Statistika. Bumi Aksara
Jakarta.2003.
Daftar Pertanyaan Pengantar Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Daftar pertanyaan dibawah ini disusun untuk menggali informasi berkaitan dengan
keaktifan siswa dalam mengikuti Pramuka dan kedisiplinan siswa yang aktif mengikuti
pendidikan Pramuka.
Adik-adik dimohon kesediaanya untuk mengisi dan menjawab pertanyaan-pertanyaan
dibawah ini sesuai dengan keadaan yang dialami, seluruh jawaban tidak memiliki pengaruh
terhadap prestasi belajar adik, karena daftar pertanyaan ini murni untuk kepentingan peneliti.
Isi jawaban adik-adik tetap dirahasiakan.
Peneliti sangat berterimakasih atas kesediaan adik-adik memberikan jawaban
sejujurnya dengan iringan do’a semoga keberhasilan belajar senantiasa menyertai adik.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Petunjuk Pengisian 1. Pertanyaan dibawah ini sudah ada jawabanya, adik-adik diminta untuk melingkari huruf di
depan jawaban yang sesuai dengan keadaan.
2. Untuk data pribadi siswa tulislah dengan jelas dan mudah dibaca Nama lengkap :………………………………...........(L / P) Alamat :............................................................ ............................................................ Kelas :............................................................
1. Selama satu bulan berapa kali adik mengikuti latihan pramuka?
a. 4 kali
b. 3 kali
c. 2 kali
d. 1 Kali
2. Selama latihan apakah adik terlambat datang?
a. Tidak Pernah
b. Pernah
c. Sering
d. Selalu
3. Apakah adik mendapat dukungan dari guru, orang tua dan teman-teman adik?
a. Selalu
b. Sering
c. pernah
d. Tidak pernah
4. Menurut adik apakah latihan pramuka menarik?
a. Sangat menarik
b. Menarik
c. Kurang menarik
d. Tidak menarik
5. Apakah adik merasa malu mengenakan atribut Pramuka?
a. Tidak pernah
b. Kadang-kadang
c. Sering
d. Selalu
6. Dalam mengikuti latihan apakah adik membawa peralatan latihan yang
dibutuhkan/dipakai misalnya: (semaphore/tongkat, tali, first aid kit, peluit dsb)?
a. Selalu
b. Sering
c. Pernah
d. Tidak pernah
7. Apakah adik merasa jelas dengan materi yang disampaikan oleh kakak Pembina,
pelatih, atau senior?
a. Sangat jelas
b. Jelas
c. Kurang jelas
d. Tidak jelas
8. Apa adik mempraktekan materi keparamukaan dalam kehidupan sehari-hari?
a. Selalu
b. Sering
c. Pernah
d. Tidak pernah
9. Apakah adik senang mengikuti latihan pramuka?
a. Sangat senang
b. Senang
c. Kurang senang
d. Tidak senang
10. Apakah adik bosan dengan latihan dan Pramuka?
a. Tidak bosan
b. Agak bosan
c. Bosan
d. Sangat bosan
11. apakah adik melaksanakan Shalat 5 waktu tepat pada waktunya?
a. Selalu
b. Sering
c. pernah
d. Tidak pernah
12. Apakah adik suka berbohong?
a. Tidak pernah
b. Pernah
c. Sering
d. Selalu
13. Apakah adik berdo’a sebelum dan sesudah beraktifitas?
a. Selalu
b. Sering
c. pernah
d. Tidak pernah
14. Apakah adik takut berbut dosa?
a. Sangat takut
b. Takut
c. Agak takut
d. Tidak takut
15. Apakah adik mematuhi perintah bapak ibu?
a. Selalu
b. Sering
c. Pernah
d. Tidak pernah
16. Apakah adik berlaku sopan terhadap orang tua, guru, dan orang yang lebih tua?
a. Selalu
b. Sering
c. Pernah
d. Tidak pernah
17. apakah adik menolong orang lain yang membutuhkn pertolongan?
a. Selalu
b. Sering
c. Pernah
d. Tidak pernah
18. Apakah adik membuang sampah pada tempatnya?
a. Selalu
b. Sering
c. Pernah
d. Tidak pernah
19. Apakah adik suka merusak tanaman atau membunuh binatang?
a. Tidak pernah
b. pernah
c. sering
d. selalu
20. Apakah adik mengotori sungai ?
a. Tidak pernah
b. Pernah
c. Sering
d. Selalu
Nama No.Urut Nama No.Urut
Responden Responden
1 UMI SOLIKHATI 30 AISAH NURKHASANAH 2 IWAN SETIAWAN 31 NUR ISNAINI 3 EVA ALVIANA 32 UMI FATIHAH
4 MITA SUSANTI 33 DWI KURNIA RAHMAWATI
5 DIAN OKTAVIANI 34 HARYANTI 6 SUTRISNO 35 DIMAS FAHMILA 7 ENDANG RATNAASIH 36 SURYAH 8 DWI ZULIANTIN 37 SOLEHATUN 9 NANDIROTUL UMAH 38 DZULIYANTI 10 SRI WAHYUNI 39 NURHIDAYAH 11 NURMA PW 40 YULI INDAH SARI 12 SAHLI 41 ULFAH R 13 IKEUMARYANI 42 SICHA TS 14 RATNA U RAHAYU 43 SITI MUZAYANAH 15 MASLICHA 44 DWI KIRANA 16 NAFISA ROFADA 45 RACHMAWATI 17 NILA FAUZIAH 46 YULI NUR LAELA 18 AGUSTIN P 47 NURUL AZMI 19 ARISA ZULFA M 48 RINA JAMILATUN 20 UMI RASYIDAH 49 AHMAD HIDAYAT 21 AJENG SARWENDAH 50 M. HAKIM 22 NURUL QARIYAH 51 ALI RAMDLON 23 SURIYAH 52 ADAM SENJA 24 NURFAIQATUL J 53 PUTRA NUGROHO 25 SICHA 54 MUSTOFIAH 26 SITI MUZAYANAH 55 FITRIA LINA
Tabel
Variabel, Indikator dan Item
Variabel Indikator Item Keaktifan mengikuti pendidikan Pramuka (X)
1.Frekuensi kehadiran
mengikuti latihan.
2.Motivasi mengikuti
pendidikan Pramuka
3.Minat mengikuti
Pendidikan Pramuka
4.Perhatian mengikuti
Pendidikan Pramuka
1) Jumlah kehadiran latihan Pramuka
2) Ketepatan waktu pada saat latihan
Pramuka
1) Mendapatkan duungan dari guru,
orang tua dan teman-teman
2) Ketertarikan dengan latihan
pramuka
1) Tidak malu dalam memakai atribut
Pramuka
2) Berminat dalam setiap latihan pramuka.
1) Jelas dengan materi yang
disampaikan oleh kakak pelatih,
atau senior
2) Mempraktikan materi kepramukaan
dalam kehidupan sehari-hari
Variabel Indikator Item Akhlak Siswa (X) 1. Akhlak siswa kepada
Allah
2. Akhlak siswa kepada
sesama manusia
3. akhlak siswa terhadap
lingkungan
1) selalu melaksanakan shalat 5 waktu
tepat pada waktunya
2) selalu berkata jujur
3) ber’do’a sesbelum dan sesudah
beraktifitas
4) takut berbuat dosa
1) mematuhi perintah orang tua
2) berlaku sopan terhdap orang yng
lebih tua
3) menolong orang lain yang
membutuhkan
1) menjaga kebersihan lingkungan
2) tidak merusak alam
3) tidak mencemari lingkungan
TABEL PEMBAGIAN DAFTAR PERTANYAAN
I Keaktifan Siswa mengikuti Kegiatan Pramuka sebagai variable
pengaruh (independensi variabel) dengan Indikator
+ / -
1 Frekuensi Kehadiran Siswa Mengikuti Pendidikan Pramuka
1 Selama satu Bulan berapa kali adik mengikuti latihan pramuka?
2. apakah adik terlambat datang latihan
+
-
2 Motivasi Siswa Mengikuti Pendidikan Pramuka
3. Apakah adik mendapatkan dukungan
4. Menurut adik apakah latihan pramuka menarik?
+
+
3 Minat mengikuti Pendidikan Pramuka
5. Apakah adik merasa malu menggunakan atribut pramuka?
6. Dalam mengikuti latihan apakah adik membawa peralatan latihan yang
dipakai (semaphore,tongkat, tali, peluitdsb ?
_
+
4 Perhatian mengikuti Pendidikan Pramuka
7. Apakah adik merasa jelas dengan materi yang disampaikan oleh kakak
pelatih, atau senior ?
8. Apakah adik mempraktikan materi kepramukaan dalam kehidupan
sehari-hari
+
+
5 Perasaan mengikuti pendidikan Pramuka
9. apakah adik senang mengkuti pendidikan Pramuka?
10. Apakah adik bosan dengan latihan dan Pramuka
+
-
II
Akhlak siswa sebagai Variabel Y
1 Akhlak terhadap Allah SWT
11. Apakah adik melaksanakan shalat 5 waktu tepat pada waktunya?
12. Apakah adik suka bohong?
13. Apakah berdo’a sebelum dan sesudah beraktifitas?
14. Apakah adik takut berbuat dosa?
+
_
+
+
2 Akhlak terhadap sesama manusia
15. Apakah adik mematuhi perintah bapak ibu?
16. Apakah adik berlaku sopan terhadap orang tua, guru, serta orang yang
lebih tua?
17. apakah adik menolong orang lain yang membutuhkan?
+
+
-
3 Aklak terhadap lingkungan
18. Apakah adik ikut menjaga kebersihan lingkungan?
19. apakah adik merusak alam?
20. Apakah adik suka mencemari lingkungan?
+
+
-