skripsi tata kelola kemitraan corporate social

119
SKRIPSI TATA KELOLA KEMITRAAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PT SEMEN TONASA DALAM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA BIRING ERE TONASA II KABUPATEN PANGKEP Disusun dan diusulkan oleh: SRI FAJRIANI Nomor Stambuk : 10561 04950 14 PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2020

Upload: others

Post on 25-Oct-2021

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SKRIPSI TATA KELOLA KEMITRAAN CORPORATE SOCIAL

SKRIPSI

TATA KELOLA KEMITRAAN CORPORATE SOCIAL

RESPONSIBILITY PT SEMEN TONASA DALAM PENYEDIAAN AIR

BERSIH DI DESA BIRING ERE TONASA II KABUPATEN PANGKEP

Disusun dan diusulkan oleh:

SRI FAJRIANI

Nomor Stambuk : 10561 04950 14

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020

Page 2: SKRIPSI TATA KELOLA KEMITRAAN CORPORATE SOCIAL

ii

TATA KELOLA KEMITRAAN CORPORATE SOCIAL

RESPONSIBILITY PT SEMEN TONASA DALAM PENYEDIAAN AIR

BERSIH DI DESA BIRING ERE TONASA II KABUPATEN PANGKEP

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelas Sarjana

Ilmu Administrasi Negara

Disusun dan diajukan oleh

SRI FAJRIANI

Nomor Stambuk: 10561 04950 14

Kepada

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020

Page 3: SKRIPSI TATA KELOLA KEMITRAAN CORPORATE SOCIAL

iii

iii

Page 4: SKRIPSI TATA KELOLA KEMITRAAN CORPORATE SOCIAL

iv

iv

Page 5: SKRIPSI TATA KELOLA KEMITRAAN CORPORATE SOCIAL

v

v

HALAMAN PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangaPn di bawah ini :

Nama Mahasiswa : Sri Fajriani

Nomor Induk : 10561 04950 14

Program Studi : Ilmu Administrasi Negara

Menyatakan bahwa benar karya ilmiah ini adalah penelitian saya sendiri tanpa

bantuan dari pihak lain atau telah ditulis/dipublikasikan orang lain atau melakukan

plagiat. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian

hari peryataan ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik

sesuai aturan yang berlaku, sekalipun itu pencabutan gelar akademik.

Makassar, 27 Februari 2020

Yang Menyatakan,

Sri Fajriani

Page 6: SKRIPSI TATA KELOLA KEMITRAAN CORPORATE SOCIAL

vi

vi

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan

karunia-Nyakepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

yang berjudul “Tata Kelola Kemitraan Corporate Social Responsibility PT

Semen Tonasa Dalam Penyediaan Air Bersih Di Desa Biring Ere Tonasa II

Kabupaten Pangkep”. Untuk memenuhi salah satu syarat dalam

menyelesaikan studi program Ilmu Administrasi Negara di Universitas

Muhammadiyah Makassar.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak dapat terselesaikan

dengan baik tanpa ada bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena

itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan banyak terima kasih

yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

1. Kepada Ibu Dr. Hj. Fatmawati, M.Si selaku pembimbing I dan Bapak

Dr. Abdi, M.Pd selaku pembimbing II. Terima kasih atas segala

bimbingan, ajaran dan ilmu-ilmu baru yang penulis dapatkan selama

penyusunan skripsi ini. Dengan segala kesibukan masing-masing

dalam pekerjaan maupun pendidikan, masih bersedia untuk

membimbing dan menuntun penulis dalam meyusun skripsi ini.

Terima kasih dan mohon maaf bila ada kesalahan yang penulis telah

lakukan.

2. Ibu Dr. Hj. Ihyani Malik, S.Sos, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.

Page 7: SKRIPSI TATA KELOLA KEMITRAAN CORPORATE SOCIAL

vii

vii

3. Bapak Dr. Burhanuddin, S.Sos, M.Si selaku Wakil Dekan I Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Bapak Nasrul Haq, S.Sos, M.PA selaku Ketua Jurusan Ilmu

Administrasi Negara dan Ibu Nurbiah Tahir, S.Sos, M.AP selaku

Sekretaris Jurusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.

5. Kedua orang tua penulis, Ibunda Hj. Johar, Ayahanda Jumaedi, kakak-

kakak penulis Mohammad Iqbal, S.Pd, M.Pd, Ayu Ashari, S.Ds, Dede

Rosmala, Amd.Keb Adik-adik tercinta Ananda, Hisyam, Tasya dan

seluruh keluarga besar penulis. Terima kasih atas curahan kasih

sayang, dorongan doa, nasihat, motivasi, dan pengorbanan materialnya

selam penulis menempuh studi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Program Studi Imu Administrasi Negara Universitas

Muhammadiyah Makassar.

6. Seluruh Bapak/Ibu Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Makassar

7. Segenap Staff Tata Usaha Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Makassar.

8. Teman –teman 2014 kelas D Program Studi Ilmu Administrasi Negara

yang sudah banyak membantu dan memberikan masukan oleh penulis.

9. Teruntuk sahabat penulis Andi Sulfiah, Wirda Al Mas’ud dan Hasmiati

terima kasih banyak atas dorongan semangat dan kebersamaan yang

tidak terlupakan.

Page 8: SKRIPSI TATA KELOLA KEMITRAAN CORPORATE SOCIAL

viii

viii

10. Teman-teman seperjuangan Kuliah Kerja Profesi (KKP) Desa Bonto

Bulaeng Kecematan Bonto Tiro Kabupaten Bulukumba yang selalu

menyemangati penulis dalam menyelesaikan skripsi.

11. Kepada seluruh karyawan PT. Semen Tonasa terima kasih telah

mengijikan penulis untuk melakukan penelitian dan membantu penulis

selama penelitian.

12. Kepada kepala desa Biring Ere, Forum Mitra Amanah serta

Masyarakat terima kasih telah membantu penulis dalam melengkapi

tulisan penulis

13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu yang telah

membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

Rasa hormat dan terima kasih bagi semua pihak atas segala dukungan

dan doanya semoga Allah SWT membalas segala kebaikan yang telah mereka

berikan kepada penulis, Amin. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih

jauh dari sempurna dikarenaan terbatasnya pengalaman dan pengatahuan yang

dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mengaharapkan segala bentuk saran

serta masukan bahkan kririk yang membangun dari berbagai pihak. Semoga

skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan semua pihak.

Makassar, 27 Februari 2020

Sri Fajriani

Page 9: SKRIPSI TATA KELOLA KEMITRAAN CORPORATE SOCIAL

ix

ix

ABSTRAK

SRI FAJRIANI. 2019. Tata Kelola Kemitraan Corporate Social

Responsibility Dalam Penyediaan Air Bersih Di Desa Biring Ere Tonasa II

Kabupaten Pangkep. (Dibimbing Oleh Fatmawati Dan Abdi).

Tujuan penelitiaan ini adalah untuk mengetahui tata kelola kemitraan

penyediaan air bersih di Desa Biring Ere Kabupaten Pangkep. Jenis penelitian ini

adalah penelitian kualitatif dan tipe penelitiaan menggunakan deskriptif. Sumber

data yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 6 orang. Teknik pengumpulan

data menggunakan teknik observasi, teknik wawancara, dan teknik dokumentasi.

teknik analisis data menggunakan reduksi data, penyajian data dan penarikan

kesimpulan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mekanisme kemitraan antara PT.

Semen Tonasa dan Forum Mitra Amanah Desa Biring Ere Kabupaten Pangkep

dalam penyediaan air bersih menunjukkan bahwa telah terlaksana namun pada

pemanfaatannya belum sesuai yang diharapkan.

Berdasarkan teori hollow state yang dikemukakan Profan dan Millward

yaitu mekanisme, struktur, dan insentif. Peneliti menemukan bahwa mekanisme

dalam penyediaan air bersih yaitu melalui tahap pengusulan program, peninjaun

lapangan, kontrak dan kesepakatan, bantuan dana, pelaksanaan serta monitoring.

Sedangkan pada struktur PT. Semen Tonasa bertindak sebagai pemberi anggaran

dan Forum Mitra Amanah sebagai pengelola anggaran. Dan tidak ada pemberian

insentif yang diberikan oleh PT. Semen Tonasa kepada Forum Mitra Amanah

dalam penyediaan air bersih. Tetapi dengan adanya tata kelola kemitran ini

memberikan manfaat bagi masyarakat di Desa Biring Ere Kabupten Pangkep.

Kata kunci: Tata Kelola, Kemitraan, Air Bersih

Page 10: SKRIPSI TATA KELOLA KEMITRAAN CORPORATE SOCIAL

x

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................... ii

HALAMAN PENERIMAAN TIM ............................................................... iii

HALAMAN PERNYATAAN ....................................................................... iv

KATA PENGANTAR .................................................................................... v

ABSTRAK ...................................................................................................... viii

DAFTAR ISI ................................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xii

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................ 9

C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 9

D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tata Kelola ........................................................................................... 11

B. Prinsip tata kelola yang baik ................................................................ 12

C. Tujuan dan Manfaat Tata Kelola Perusahaan ...................................... 12

D. Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Penerapan Tata

Kelola Perusahaan Yang Baik.............................................................. 13

E. Konsep Kemitraan ............................................................................... 15

F. Prinsip-Prinsip Kemitraan .................................................................... 16

G. Tujuan Kemitraan ................................................................................ 17

H. Model-Model Kemitraan...................................................................... 17

I. Indikator Keberhasilan Kemitraan ....................................................... 21

Page 11: SKRIPSI TATA KELOLA KEMITRAAN CORPORATE SOCIAL

xi

xi

J. Corporate Social Responsibility .......................................................... 22

K. Manfaat Corporate Social Responsibility ............................................ 24

L. Dimensi Dan Indikator Corporate Social Responsibility .................... 27

M. Mempertahankan Keberlangsungan Program Corporate ................... 29

N. Pengertian Air Bersih ........................................................................... 29

O. Kerangka Pikir ..................................................................................... 30

P. Fokus Penelitian .................................................................................. 33

Q. Deskripsi Fokus Penelitian .................................................................. 33

BAB III METODE PENELITIAN

A. Waktu Dan Lokasi Penelitian .............................................................. 36

B. Jenis Dan Tipe Penelitian ..................................................................... 36

C. Sumber Data ........................................................................................ 37

D. Informan Penelitian .............................................................................. 37

E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 38

F. Teknik Analisis Data ........................................................................... 38

G. Pengabsahan Data ............................................................................... 39

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian .................................................... 41

B. Mekanisme Tata Kelola Kemitraan CSR (Corporate Social

Responsibility) PT. Semen Tonasaa Dalam Penyediaan Air Bersih

di Desa Biring Ere Tonasa II Kabupaten Pangkep .............................. 51

C. Struktur Tata Kelola Kemitraan CSR (Corporate Social

Responsibility) PT. Semen Tonasa Dalam Penyediaan Air Bersih

di Desa Biring Ere Tonasa II KabupatenPangkep ............................... 73

D. Insentif Tata Kelola Kemitraan CSR (Corporate Social

Responsibility) PT. Semen Tonasa Dalam Penyediaan Air Bersih

di Desa Biring Ere Tonasa II Kabupaten Pangkep .............................. 81

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ......................................................................................... 84

B. Saran ................................................................................................... 86

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 87

Page 12: SKRIPSI TATA KELOLA KEMITRAAN CORPORATE SOCIAL

xii

xii

DAFTAR GAMBAR

Bagan Kerangka Pikir ...................................................................................... 35

Page 13: SKRIPSI TATA KELOLA KEMITRAAN CORPORATE SOCIAL

xiii

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Keaadaan Sosisl Ekonomi Penduduk Desa Biring Ere ..................... 47

Table 2. Jumlah Penduduk Berdasaran Kelompok Umur Desa Biring Ere ..... 47

Page 14: SKRIPSI TATA KELOLA KEMITRAAN CORPORATE SOCIAL

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Situasi pembangunan saat ini, tanggungjawab perusahaan tidak lagi

dihadapkan pada aspek keuntungan secara ekonomisnya saja. Namun peran

perusahaan yang menjadi perhatiaan terbesar dalam lingkungan masyarakat telah

ditingkatkan dengan adanya kepekaan dan kepeduliaan terhadap lingkungan dan

masalah etika. yaitu kondisi keuangan perusahaan menjadi mutu yang

direfleksikan, akan tetapi juga harus mengacuh pada aspek sosial dan

lingkungannya. Perusahaan tidak pula semata-mata hanya mengacu pada kegiatan

ekonomi untuk menghasilkan keuntungan demi kelangsungan usahanya, tetapi

juga bertanggungjawab terhadap sosial dan lingkungan. Dasar pemikirannya

adalah menggantungkan semata-mata kesehatan finansial tidak menjamin

perusahaan bisa tumbuh berkelanjutan.

Salah satu solusi yang dimaksud meningkatkan aspek sosial dan

lingkungan yaitu dengan meningkatkan perberdayaan dan pembangunan

masyarakat dengan memanfaatkan peran aktif pihak ketiga atau swasta ataupun

dengan bermitra dengan forum atau masyarakat sipil, melalui peran tata kelola

perusahaan yaitu CSR (Corporate Social Responsibility) misalnya dalam

penyediaan air bersih, yaitu lebih dikenal tanggung jawab sosial perusahaan atas

keberadaannya beroperasi pada sebuah wilayah.

Peraturan pemerintah No. 47 tahun 2002 tentang tanggungjawab sosial dan

lingkungan perseroaan terbatas, dimana tanggung jawab perusahaan adalah

Page 15: SKRIPSI TATA KELOLA KEMITRAAN CORPORATE SOCIAL

2

melanjutkan komitmen sebagai bisnis untuk bersikap secara ethnic, bermoral dan

berkontribusi pada pembangunan ekonomi. Dimana perusahaan juga harus

mengintegrasi antara kegiatan sosial dan masalah lingkungan, yang berhubungan

dengan operasi bisnis

Air merupakan komponen kehidupan yang sangat penting unuk

menunjang kehidupan makhluk hidup. Air sangat diperlukan oleh makhluk hidup

untuk bisa melanjutkan kelangsungan hidup, baik manusia, hewan dan tumbuhan.

Kenyataannya bahwa air sangat penting bagi kehidupan dikarenakan Separuh

bagian bumi yang kita tempati terdiri dari air.

Masyarakat berhak mendapatkan penyediaan air bersih karena sangat

berpengaruh dan memberikan kontribusi yang sangat penting dalam memajukan

kesehatan lingkungan, yakni dalam menurunkan angka penderita penyakit,

khususnya yang berkaitan dengan air dan berperang dalam meningkatkan standart

atau taraf/kualitas hidup masyarakat. Sampai saat ini, penyedian air bersih untuk

masyarakat di indonesia masih di hadapkan pada beberapa permasalahan yang

cukup kompleks dan sampai saat ini belum dapat diatasi sepenuhnya.

Penerapan tata kelola perusahaan di Indonesia beberapa tahun belakangan

ini terus mendapatkan porsi penting bagi top manajemen di berbagai perusahaan

di Indonesia. Yang dimana untuk meningkatkan kualitas penerapan tata kelola

perusahaan sangat penting dengan adanya kesadaran dan melalui perundang-

undangan dan peraturan serta ketentuan yang dibuat oleh regulator.Masing-

masing lembaga regulator tersebut memiliki beragam peraturan-peraturan,

pedoman-pedoman atau berbagai kajian tentang penerapan tata kelola

Page 16: SKRIPSI TATA KELOLA KEMITRAAN CORPORATE SOCIAL

3

perusahaan.Rujukan paling mendasar atas pelaksanaan tata kelola perusahaan bagi

seluruh perusahaan (dalam konteks ini perseroan terbatas) tentu saja mengacu

kepada Undang-undang No. 40 Tahun 2007 tentang perseroaan terbatas.

Tata kelola perusahaan adalah suatu subjek yang memiliki banyak aspek.

Salah satu topik utama dalam tata kelola perusahaan adalah menyangkut masalah

akuntabiltas dan tanggung jawab perusahaan CSR (Corporate Social

Responsibility), khususnya dalam penerapan dan mekanisme untuk memastikan

perilaku yang baik. Fokus utama lainnya adalah bagaimana untuk bisa

meningkatkan kemampuan ekonomi yang ditujukan pada sistem tata kelola

perusahaan untuk mengoptimalisasi dan mengembangkan hasil ekonomi, dengan

penekanan kuat pada kesejahtraan atau pendekatan kepada masyarakat.

Terminologi kerjasama (partnership) atau kemitraan, lazim digunakan

untuk menggambarkan sebuah jalinan kerja antara dua atau lebih

individu/organisasi untuk memproduksi suatu barang (goods) dalam memberikan

suatu pelayanan (kariem, 2003).

Kerangka kebijakan dalam sebuah kemitraan adalah bagian dari prinsip

ke-11 dari good governance, yaitu kemitraan dengan dunia usaha swasta dan

masyarakat (private and civil society partnership) menurut (Bappenas, 2007),

kemitraan harus di dasarkan pada kebutuhan riil.

Program kemitraan pada dasarnya merupakan wujud tanggung jawab

sosial kepada masyarakat. Secara umum, diwujudkan melalui upaya-upaya untuk

memberdayakan masyarakat, meningkatkan kesejahtraan sosial dan pertumbuhan

ekonomi masyarakat secara berkesinambungan, dengan tetap menjaga dan

Page 17: SKRIPSI TATA KELOLA KEMITRAAN CORPORATE SOCIAL

4

memelihara kelestarian lingkungan. Dengan itu diperlukan kerjasama kolaboratif

masing-masing pihak diikat oleh adanya satu kepentingan bersama untuk mencari

solusi terhadap masalah atau isu tertentu, yang dirasakan oleh para pihak. Kemaun

untuk malakukan kerjasama muncul karena adanya keinginan untuk mencari

solusi terhadap masalah yang dirasakan bersama oleh suatu organisasi publik

dengan mitrannya dari sektor bisnis atau swasta. Keduannya merasa bahwa

masalah atau kepentingan tersebut dapat diselesaikan secara lebih mudah apabila

mereka secara bersama-sama bekerja untuk mencari solusi terhadap masalah

kepengtingan bersama tersebut.

Menggunakan konsep yang sederhana kerjasama antara organisasi publik

dengan swasta memiliki beberapa ciri, antara lain yaitu; kerjasama bersifat

sukarela, masing-masing pihak memiliki kedudukan yang serata, masing-masing

juga memiliki otonomi dan kekuasaan untuk mengambil keputusan secara

independen walaupun mereka sepakat untuk tunduk pada kesepakatan bersama,

dan para pihak yang bekerjasama memiliki tujuan yang bersifat transformasional

atau memiliki kenginan untuk meningkatkan kapasitas sistemik.

Konsep kemitraan antara organisasi publik dan swasta, mengeliminasi

kerjasama antara organisasi publik dan swasta yang semata-mata berbasis

kontraktual, dimana masing-masing pihak hanya melaksanakan kegiatan sesuai

dengan yang diatur dalam kontrak. Kerjasama yang dituntut dalam konsep

kemitraan antara organisasi publik dan swasta adalah kerjasama yang masing-

masing pihak memiliki kepedulian melebihi apa yang diatur dalam kontrak dalam

rangka mewujudkan tujuan dan nilai yang di yakni bersama. Motivasi untuk

Page 18: SKRIPSI TATA KELOLA KEMITRAAN CORPORATE SOCIAL

5

bekerjasama lebih didorong oleh kenginan untuk mewujudkan tujuan bersama,

yang tanpa berkerjasama masing-masing pihak merasa tidak memiliki kapasitas

untuk mewujudkannya.

PT. Semen Tonasa adalah salah satu perusahaan BUMN yang

berkewajiban menerapkan CSR (Corporate Social Responsibility) di Sulawesi

Selatan salah satunya adalah dalam penyediaan air bersih. Perusahaan yang

berdiri tahun 1960 ini tercatat sebagai salah satu perusahaan yang eksis dan salah

satu produsen semen terbesar di Kawasan Timur Indonesia yang menduduki lahan

seluas 715 hektar di Desa Biringere, Kecematan Bungoro, Kabupaten Pangkep.

Perseroan yang memiliki kapasitas terpasang 5,980,000 ton semen per tahun ini.

PT. Semen Tonasa menyadari bahwa keberhasilan harmonis, dinamis serta

saling menguntungkan dengan masyarakat oleh karenanya PT. Semen Tonasa

mempunyai kewajiban dan tanggungjawab terhadap kepentingan masyarakat.

Bagi PT. Semen Tonasa kelangsungan dan pertumbuhan usaha yang berkelanjutan

tidak hanya didasarkan pada kekuatan finansial saja namun harus memperhatikan

dimensi sosial dan lingkungan hidup dimana PT. Semen Tonasa beropreasi.

Kaleidoskop CSR (Corporate Social Responsibility) PT. Semen Tonasa di bidang

kesehatan tahun 2016 Januari salah satunya memberikan bantuan air bersih

kepada 9 Desa/Kelurahan yang berada di sekitar lingkup PT. Semen Tonasa

sebanyak 9 unit dengan nilai Rp. 912,263,100. Dalam pelaksanaan PT. Semen

Tonasa melibatkan partisipasi masyarakat dan mitranya.

Forum Mitra Amanah merupakan syarat mutlak untuk dapat terus

mengakomodasikan aspirasi masyarakat desa melalui usulan program sesuai

Page 19: SKRIPSI TATA KELOLA KEMITRAAN CORPORATE SOCIAL

6

dengan kebutuhan masyarakat desa. Dalam hal ini bermitra dengan perusahaan

yaitu PT. Semen Tonasa, dimana pengurus forum harus mampu mengikuti irama

kerja dan tuntutan perusahaan, khususnya terkait dengan program-program sesuai

dengan kebutuhan masyarakat dalam wilayah lingkar perusahaan.

Forum Mitra Amanah salah satu forum lingkar desa PT. Semen Tonasa

yang mengakomodasikan kebutuhan dan kepentingan masyarakat dari perusahaan

terhadap berbagi Program CSR (Corporate Social Responsibility), baik itu

program infrastruktur maupun non infrastruktur maupun program community

development (comdev). Desa/Kelurahan lingkar PT. Semen Tonasat tersebut

adalah Desa Bulu Cindea, Desa Bowong Cindea, Kelurahan Samalewa, Kelurahan

Sapanang, Desa Biringere, Kelurahan Bontoa, Kelurahan Kalabbirang, Desa

Mangilu, Desa Bluu Tellue, Desa Taraweang, Desa Tabo-Tabo.

Sektor swasta dalam hal ini sebagai pihak pengembang atau pelaksana

seringkali sulit tumbuh karena mengalami hambatan, seperti sulitnya memperoleh

berbagai bentuk izin dan kemudahan lainnya. Indikator minimal yang diperlukan

adalah pemahaman aparat pemerintah tentang pola-pola kemitraan, lingkungan

yang kondusif bagi masyarakat yang kurang mampu untuk berkarya, sedangkan

perangkat pendukung indikatornya adalah peraturan-peraturan dan pedoman yang

mendorong kemitraan pemerintah, dunia usaha, swasta, masyarakat, peraturan

yang berpihak pada masyarakat yang kurang mampu serta adanya program-

program pemberdayaan. Melihat kondisi tersebut, perlu adanya peran PT. Semen

Tonasa dalam menemukan solusi yang dapat dilakukan yakni dengan adanya

kerjasama dengan pihak-pihak terkait dalam mengurai permasalahan yang terjadi.

Page 20: SKRIPSI TATA KELOLA KEMITRAAN CORPORATE SOCIAL

7

Penyediaan air bersih secara tidak langsung berhubungan dengan tingkat

kesehatan masyarakat yang dimana erat kaitannya dengan kualitas pembangunan

manusia yang membawa dampak pada pertumbuhan ekonomi. Namun,

pengelolaan sumber daya air saat ini yang menjadi perhatiaan yang buruk

mengakibatkan tidak meratanya penyebaran air. Tentu saja berdampak pada

kemampuan masyarakat menengah ke bawah untuk menikmati pelayanan air

bersih. Pada kenyataannya sekarang masyarakat menengah ke bawah di Desa

Biring Ere tidak mempunyai akses terhadap air bersih. Bahkan masyarakat

menengah ke bawah harus membayar jauh lebih mahal guna mendapatkan air

bersih tersebut sehingga banyak yang dari mereka tidak sanggup membayar, harus

menggunakan air yang tidak bersih. Dan disamping itu daerah yang ada di sekitar

PT. Semen Tonasa khususnya desa Biring Ere juga kesulitan memperoleh air

bersih dikarenakan topografi daerah tersebut, sehingga membutuhkan sistem

infrastruktur pasokan air bersih untuk memungkinkan masyarakat sekitar agar

dapat mengakses air bersih.

Tata kelola kemitraan khususnya dalam pelaksanan CSR (Corporate

Social Responsibility) PT. Semen Tonasa belum mampu membantu

menyelesaikan permasalahan sosial ekonomi masyarakat, karena pengelolahan di

lapangan menghadapi masalah dan kendala, seperti program tidak sinergis dengan

harapan masyarakat, program belum menyentuh persoalan utama masyarakat.

dilatarbelakangi karena kurangnya perencanaan, pengawalan sampai pada tahap

evaluasi yang terkesan normatif.

Page 21: SKRIPSI TATA KELOLA KEMITRAAN CORPORATE SOCIAL

8

Dalam penerapan tata kelola, dukungan infrastruktur dan soft struktur juga

memiliki peran yang penting dalam rangka memberikan kejelasan fungsi, hak,

kewajiban dan tanggung jawab serta kejelasan sistem yang digunakan secara

akuntabel untuk meningkatkan keberhasilan usaha dalam upaya meningkatkan

nilai perusahan jangka panjang dengan tetap memperhatikan kepentingan

stakeholder.

Melihat hal tersebut PT. Semen Tonasa berkomitmen untuk melakukan

kegiatan kemitraan dengan forum mitra amanah dalam pelaksanaan CSR

(Corporate Social Responsibility) secara berkelanjutan di bidang kesehatan

khususnya dalam penyediaan air bersih agar masyarakat yang ada disekitar

beroprasinya PT. Semen Tonasa dapat meningkatkan kesehatan masyarakat,

terutama masyarakat menengah ke bawah, meningkatkan dan memberdayakan

masyarakat dalam pembangunan sarana air bersih dan kesehatan lingkungan dan

meningkatkan efesiensi waktu dan efektifitas pemanfaatan air bersih. Secara

kuantitaf nilai ekonomis yang diperoleh oleh PT. Semen Tonasa berkurang namun

dampaknya dirasakan bagi masyarakat di sektor beroprasinya PT. Semen Tonasa

dan mampu agar meningkatkan perekonomian serta mensejahtrakan bagi

masyarakat khususnya yang ada di wilayah PT. Semen Tonasa.

Setelah mengkaji berbagai uraian diatas maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian tentang “Tata Kelola Kemitraan Corporate Social

Responsibility PT. Semen Tonasa Dalam Penyediaan Air Bersih Di Desa

Biringere Tonasa II Kabupaten Pangkep”.

Page 22: SKRIPSI TATA KELOLA KEMITRAAN CORPORATE SOCIAL

9

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimana mekanisme tata kelola kemitraan CSR (Corporate Social

Responsibility) PT Semen Tonasa dalam penyediaan air bersih di Desa

Biringere Tonasa II Kabupaten Pangkep?

2. Bagaimana struktur tata kelola kemitraan CSR (Corporate Social

Responsibility) PT Semen Tonasa dalam penyediaan air bersih di Desa

Biringere Tonasa II Kabupaten Pangkep?

3. Bagaimana insentif tata kelola kemitraan CSR (Corporate Social

Responsibility) PT Semen Tonasa dalam penyediaan air bersih di Desa

Biringere Tonasa II Kabupaten Pangkep?

B. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan Masalah pada penelitian ini sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui mekanisme tata kelola kemitraan CSR (Corporate

Social Responsibility) PT Semen Tonasa dalam penyediaan air bersih di

Desa Biringere Tonasa II Kabupaten Pangkep.

2. Untuk mengetahui struktur tata kelola kemitraan CSR (Corporate Social

Responsibility) PT Semen Tonasa dalam penyediaan air bersih di Desa

Biringere Tonasa II Kabupaten Pangkep.

3. Untuk mengetahui insentif tata kelola kemitraan CSR (Corporate Social

Responsibility) PT Semen Tonasa dalam penyediaan air bersih di Desa

Biringere Tonasa II Kabupaten Pangkep.

Page 23: SKRIPSI TATA KELOLA KEMITRAAN CORPORATE SOCIAL

10

C. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian sebagai berikut:

1. Manfaat Akademis

Diharapkan penelitian ini dapat memeberikan tambahan pengetahuan

akademis terutama bagi jurusan Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar tentang tata kelola

kemitraan pelakasanaan Corporate Social Responsibility.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi

PT. Semen Tonasa dan Organisasi Publik dalam tata kelola kemitraan

Corporate Social Responsibility lainnya, dalam memperbaiki dan

menyempurnakan konsep kemitraan pelaksanaan Corporate Social

Responsibility bidang kesehatan.

Page 24: SKRIPSI TATA KELOLA KEMITRAAN CORPORATE SOCIAL

32

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian, Konsep dan Teori

A.1. Tata Kelola

A.1.1. Pengertiaan Tata Kelola

Suatu tata kelola adalah sebagiamana mengubah kebiasaan dalam

pengambilan keputusan oleh karena itu pengambilan keputusan harus

mengacu kepada prinsip-prinsip tata kelola. Pada abad ke-19 Woodrow

Wilson (2002) mendefinisikan tata kelola sebagai sebuah pemerintah yang

benar dan berhasil melaksanakan suatu kebijakan dengan memperhatikan

tingkat efesiensi dan dengan mengeluarkan biaya dan tenaga kerja yang paling

sedikit, meskipun sudah lama dikembangkan tata kelola mendapat perhatian

yang cukup besar dari kalangan pembuat kebijakan.

Jogiyanto Abdullah (2011) menjelaskan bahwa tata kelola adalah suatu

proses yang dilakukan oleh suatu organisasi atau masyarakat untuk mengatasi

permasalahan-permasalahan yang terjadi.

Forum For Corporate GovernanceIn Indonesia (2000) mendefinisikan

bahwa tata kelola perusahaan merupakan suatu sistem yang mengatur dan

mengendalikan masalah akuntabilitas dan tanggungjawab para pemegang

kepentingan baik dari dalam maupun dari luar yang berkaitan dengan hak dan

kewajiban antara pemegang, pengurus (pengelola) perusahaan pihak kreditur,

pemerintah, karyawan maupun masyarakat.

Page 25: SKRIPSI TATA KELOLA KEMITRAAN CORPORATE SOCIAL

12

Gunasi, T. (2003) menyatakan esensi tata kelola perusahaan adalah

peningkatan kinerja perusahaan manajeman dengan adanya pengarahan yang

bersifat akuntabilitas terhadap pemangku kepentingan lainnya, berdasarkan

aturan yang berlaku

A.1.2. Prinsip Tata Kelola Yang Baik

Menurut KNKG (2006) secara umum terdapat lima prinsip tata kelola

yang disingkat dengan TARIF:

a. Transparan (transparency), penyediaan informasi, material dan relavan

yang mudah dipahami.

b. Akuntabilitas (accountability), sistem kerja atau kinerja yang harus

dipertanggungjawabkan secara transparan.

c. Pertanggungjawaban (responsibility), pedoman yang berisi peraturan

perundang-undangan yang harus dipatuhi serta dilaksanakan dengan

tanggungjawab terhadap masyarakat dan lingkungan.

d. Kemandirian (independency), suatu keaadaan pengelolaan yang dimana

program harus terlaksana secara professional dikelola tanpa benturan

kepentingan, pengaruh dan tekanan dari pahak lain.

e. Kewajaran dan kesetaraan (fairness), adanya perjanjian dan peraturan

perundang-undangan yang berlaku yang dapat memenuhi hak-hak para

stakeholder dalam keadilan dan kesetaraan.

Page 26: SKRIPSI TATA KELOLA KEMITRAAN CORPORATE SOCIAL

13

A.1.3. Tujuan Dan Manfaat Tata Kelola Perusahaan

Daniri (2006) berpendapat bahwa ada lima macam tujuan utama dari

tata kelola perusahaan, yaitu sebagai berikut:

a. Dapat melindungi segala hak dan kepentingan pemegang saham

b. Dapat melindungi para anggota stakeholders dan non pemegang saham

dalam mendapatkan haknya

c. Meningkatkan nilai perusahaan

d. Dengan adanya efesiensi dan evektifitas dapat meningkatkan kinerja dewan

pengurus

e. Meningkatkan mutu hubungan Board of Directors dengan manajemen

senior perusahaan

A.1.4. Faktor Yang Mempengaruhi Kebehasilan Penerapan Tata Kelola

Perusahaan Yang Baik

Mengacu pada pendapat Daniri (2005) ada dua faktor yang memegang

peranan terhadap keberhasilan tersebut yaitu:

1. Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah berbagai faktor yang dapat muncul dari luar

perusahaan sehingga dapat memeberikan pengaruh keberhasilan pada

sistem tata kelola perusahaan yang baik. Faktor tersebut diantaranya

adalah:

1. Terdapat supremasi hukum yang efektif dan konsisten yang mampu

menjamin jalannya tata kelola yang baik.

Page 27: SKRIPSI TATA KELOLA KEMITRAAN CORPORATE SOCIAL

14

2. Adanya dukungan pelaksanaan dari sektor publik/ lembaga

pemerintahan

3. Terdapat contoh pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik dan tepat

yang dapat menjadi standar pelaksanaan tata kelola perusahaan yang

efektif dan professional. Dengan kata lain, semacam acuan, sehingga

sistem tata nilai sosial dapat terbangun dan mendukung penerapan tata

kelola perusahaan di kalangan masyarakat.

2. Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam perusahaan yang

mengatur keberhasilan pemegang dan pelaksanaan praktik tata perusahaan

yang baik. Yaitu sebagai berikut:

1. Adanya budaya perusahaan yang mendukung penerapan tata kelola

perusahaan pada sistem mekanisme kerja manajemen dalam

perushaan.

2. Terdapat berbagai pedoman peraturan serta kebijakan yang

dikeluarkan perusahaan mengacu pada penerapan nilai-nilai tata kelola

perusahaan.

3. Adanya manajeman pengawasan yang mengatur segala resiko

perusahaan yang didasarkan pada kaidah-kaidah standar tata kelola

perusahaan.

4. Terdapat sistem audit (pemerikasaan) yang efektif dalam perusahaan

untuk menghindari setiap penyimpangan yang mungkin akan terjadi.

Page 28: SKRIPSI TATA KELOLA KEMITRAAN CORPORATE SOCIAL

15

5. Tersedianya informasi di kalangan publik sehingga publik mampu

memahami segala hal yang menyangkut setiap gerak dan langkah

manajemen dalam perusahaan dari waktu ke waktu.

A.2. Kemitraan

A.2.1. Konsep Kemitraan

Menurut Sulistiyani (2004) secara etimologis partnership, berasal dari

kata partner. Yaitu “pasangan, jodoh, sekutu, atau kampanyon”. Sedangkan

Partnership yaitu persekutuan atau perkongsian. sehingga kemitraan adalah

suatu bentuk kerjasama antara dua pihak atau lebih yang membentuk suatu

ikatan kerjasama atau bisnis, sebuah perusahaan atau gabungan yang dimiliki

bersama oleh badan hukum atau swasta, atas dasar kesepakatan dan rasa

saling membutuhkan dalam rangka meningkatkan kapasitas bidang tertentu,

atau tujuan sehingga dapat memperoleh hasil yang baik.

Sedangkan menurut Louis E. Boone dan David L. Kurtz (2002),

kemitraan juga termasuk partnership merupakan afiliasi dari dua atau lebih

perusahaan dengan tujuan bersama, yaitu saling membantu dalam mencapai

tujuan bersama.

Kemitraan dikenal dengan istilah gotong royong atau kerjasama

dengan berbagai pihak, baik secara kelompok maupun individual, menurut

Notoatmodja (2003), kemitraan merupakan kerjasama formal yang dilakukan

antara individu, kelompok, organisasi untuk mencapai suatu tugas atau tujuan

tertentu.

Page 29: SKRIPSI TATA KELOLA KEMITRAAN CORPORATE SOCIAL

16

Adapun menurut Tugimin (2004), kerjasama adalah usaha atau

kegiatan yang dilakukan oleh beberapa pihak secara bersama-sama dengan

penuh tanggungjawab untuk memperoleh hasil yang lebih baik daripada

dikerjakan secara individu.

Hafsa (2000) kemitraan adalah suatu strategi bisnis yang dilakukan

oleh dua pihak atau lebih dalam jangka waktu tertentu yang saling

membutuhkan untuk meraih keuntungan bersama dalam kegiatan yang telah

ditentukan bersama.

Berdasarkan pengertian diatas, maka kemitraan dapat terbentuk

apabila memenuhi persyaratan sebagai berikut:

Ada dua pihak atau lebih.

1) Memiliki kesamaan visi dalam mencapai tujuan.

2) Ada kesepakatan.

3) Saling membutuhkan

A.2.2. Prinsip-Prinsip Kemitraan

Kemitraan memiliki prinsip-prinsip dalam pelaksanaannya. Wibisono

(2007) berpendapat bahwa tiga rumus penting tersebut antara lain:

1. Kesetaraan atau Keseimbangan (Equity)

Hubungan yang saling menghormati, saling menghargai dan saling

percaya. Bukan mengenai kekuasaan melainkan di dalamnya terdapat

penghargaan kewajiban dan ikatan yang diberikan, untuk menghindari

perilaku antagonisme sehingga harus dibangun rasa saling percaya.

Page 30: SKRIPSI TATA KELOLA KEMITRAAN CORPORATE SOCIAL

17

2. Transparansi

Untuk menghindari rasa saling curiga antar sesama mitra diperlukan

keterbukaan, untuk menjalin kerjasama antara mitra kerja. Meliputi

transparansi pengelolaan informasi dan transparansi pengelolaan keuangan.

3. Saling menguntungkan

Adanya kerjasama yang dilakukan dengan baik sehingga dapat

memberikan pengaruh dan manfaat yang baik untuk semua pihak yang

terlibat dalam proses kemitraan.

A.2.3. Tujuan Kemitraan

Kemitraan bertujuan untuk saling menguntungkan agar mitra usaha

dapat memperoleh nilai-nilai baru dalam melakukan usaha sehingga para

mitra dapat memperluas wawasan, kreatifitas dan mampu mengambil resiko

terhadap perencanaan kerja yang telah direncanakan.

Tujuan terjadinya suatu kemitraan adalah untuk mencapai hasil yang

lebih baik, dengan saling memberikan manfaat antara pihak yang bermitra,

dan bukan sebaliknya ada suatu pihak yang dirugikan atau merugikan. Untuk

mendapatkan keseimbangan dan konsistensi antara satu dengan lain, maka

para mitra harus menguntungkan serta memperbesar manfaat (Sulistiyani,

2014).

Kemitraan dapat dilakukan oleh beberapa pihak baik perorangan

maupun badan hukum atau kelompok. Pihak yang bermitra tersebut memiliki

status yang setara dan saling melengkapi dan menutupi masalah masing-

Page 31: SKRIPSI TATA KELOLA KEMITRAAN CORPORATE SOCIAL

18

masing pihak yang salang bermitra, memiliki kesamaan misi atau visi yang

berbeda tetapi saling melengkapi secara fungsional dengan

mempertimbangkan masalah yang ada.

A.2.4. Model-model Tata Kelola Kemitraan

1. Mekanisme Tata Kelola Kemitraan

Tata kelola yang baik merupakan suatu rangkaian mekanisme atau

sistem yang mengendalikan dan mengarahkan sesuai dengan harapan para

pemangku kepentingan (Stakeholders)sebagai dasar peningkatan kinerja

(Monks, 2003). Mekanisme tata kelola merupakan suatu sistem yang

diterapkan oleh perusahan dengan tujuan utama untuk meningkatkan kinerja

jangka panjang namun tetap memperhatikan kepentingan lingkungan sekitar

lainnya sebab mekanisme tata kelola ini mempengaruhi penetapan dan

pencapaian tujuan dengan memaksimalkan sumber daya yang tersedia.

Berdasarkan pada pedoman good corporate governance indonesia (GCG)

mekanisme tata kelola merupakan suatu tata hubungan diantara menajemen

perseorangan, direksi, pemodal, masyarakat dan intitusi lainnya yang

dijalankan sesuai dengan dengan peraturan perundang-undangan yang

berlaku (Susilo dan Simarmata, 2007). Dalam pelaksanaan mekanisme tata

kelola berdasarkan pada aturan yang berlaku terbagi atas lima prinsip utama

yang terkandung didalamnya yaitu sebagai berikut:

Page 32: SKRIPSI TATA KELOLA KEMITRAAN CORPORATE SOCIAL

19

1. Transparansi

Transparansi merupakan keterbukaan dalam melaksanankan proses

pengembalian keputusan dan menyampaikan informasi material yang

relevan mengenai perusahan kepada masyarakat secara akurat dan tepat

waktu.

2. Akuntabilitas

Akuntabilitas adalah kejelasan mengenai fungsi pelaksanaan dan

pertanggungjawaban serta pengawasan sehingga pelaksanaan mekanisme

tata kelola dilaksanankan secara efektif dan efisien.

3. Pertanggungjawaban

Pertanggungjawaban merupakan kesesuaian pengelolaan terhadap

peraturan perundang-undangan yang berlaku termaksud peraturan dan

kebijakan yang telah ditetapkan sebelumnya.

4. Kemandirian

Kemandirian merupakan suatu keadaan dimana kebijiakan mekanisme

tata kelola dilaksanakan secara profesioanal tanpa benturan kepentingan

dan pengaruh/tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan

perundang-undangan yang berlaku.

Berbeda dengan pendapat Profan dan Millward (1994) mengatakan

bahwa penyelenggaraan mekanisme tata kelola menggunakan konsep hollow

state yaitu pekerjaan pemerintah lebih banyak dikontrakkan (contracting out)

kepada pihak kedua sehingga pihak pertama hanya akan menangani urusan

Page 33: SKRIPSI TATA KELOLA KEMITRAAN CORPORATE SOCIAL

20

yang essential sajasehingga dalam konsep hollow stateini akan memberikan

perbedaan pada umumnya yaitu mekanisme birokrasi, dimana dalam konsep

ini mempunyai sedikit order/perintah serta mekanisme kontrol. Terdapat

banyak potensi fleksibilitas untuk mengubah yang ada.

Mekanisme tata kelola yang dimaksud adalah bantuan dana, kesepakatan

serta kontrak, yang berdasarkan pada otoritas dan sanksi. Ketika pihak

pertama sanggup menjadi inti agensi dalam mengontrol mekanisme

kemitraan, maka proses dalam kemitraan tersebut dapat dilihat dari perspektif

Hollow State bersifat terintegrasi atau tidak terfragmentasi, dimana efektivitas

kerjasama dapat dicapai dengan baik. Sebaliknya ketiga mekanisme dalam

proses kemitraan/kerjasama terpisah, dan tidak terlihatnya peran pemerintah

sebagai inti agensi, maka mekanisme dalam proses tersebut terfragmentasi

(Profan dan Millward,1994).

Berdasarkan uraian diatas mekanisme tata kelola adalah suatu rangkaian

proses pengarahan, pengelolaan dan pengontrolan yang dilakukan agar dapat

mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya dengan memperhatikan

pada peraturan perundang-undangan yang telah ditetapkan oleh pihak pertama

dan kesepakatan pada surat perjajian kerjasama pihak pertama dan pihak

kedua sebagai tanggungjawab sosial dan lingkungan sekitarnya.

2. Struktrur Tata Kelola Kemitraan

Struktur tata kelola kemitraan ditetapkan untuk memastikan agar

penerapan tata kelola kemitraan dapat berjalan dengan efektif melalui

Page 34: SKRIPSI TATA KELOLA KEMITRAAN CORPORATE SOCIAL

21

pembagian peran, tugas dan tanggungjawab secara jelas sejalan dengan

ketentuan undang-undang perseroan terbatas No. 40 Tahun 2007 tentang

struktur tata kelola kemitraan yang terdiri dari Rapat Umum Pemegang Saham

(RUPS) atau stakeholder, Dewan Komisaris dan Direksi sebagai infrastruktur

pendukung dalam pelaksanaan tugas dan tanggungjawabnya dibawah dewan

komisariat telah dibentuk Komite Dewan Komisariat dan Sekertaris dewan

Komisariat. Demikian juga dibawah Direksi telah dibentuk unit kerja yang

bertanggungjawab dalam implementasi tata kelola kemitraan serta mitra kerja

dari Komite Dewan Komisariat.

Berdasarkan pada struktur yang dibentuk untuk mengetahui peran

penting dalam penerapan tata kelola kemitraan dan menjalankan fungsi, tugas

dan tanggungjawab untuk kepentingan bersama. Rapat Umum Pemengang

Saham (RUSP) merupakan organ perseroan yang memiliki wewenang yang

tidak dilimpahkan kepada Dewan Komisariat dan Direksi dimana Direksi

memiliki tanggungjawab penuh atas tata kelola kemitraan sesuai dengan

amanah yang diberikan maka Dewan Komisariat akan bertanggungjawab

dengan melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan tata kelola kemitraan

yang dilakukan oleh Direksi sehingga dapat melakukan penasihatan maka

Dewan Komisariat dan Direksi diangkat dan diberhentikan oleh RUSP pada

akhirnya Dewan Komisarian dan Direksi akan bertanggungjawab langsung

pada RUSP namun RSUP tidak dapat melakukan intervensi terhadap tugas,

Page 35: SKRIPSI TATA KELOLA KEMITRAAN CORPORATE SOCIAL

22

fungsi dan wewenang Dewan Komisarian dan Direksi sesuai dengan anggaran

dasar dan peraturan perundang-undangan.

3. Insentif Tata Kelola Kemitraan

Pengertian insentif berdasarkan perspektif ini, merupakan hal-hal yang

diberikan oleh pihak pemberi kerja atau pihak pertama kepada pihak kedua

dalam proses kemitraan yang dilakukan agar program kerjasama tersebut

dapat berlangsung dengan efektif. Efektifitas suatu kemitraan juga sangat

dipengaruhi oleh insentif yang terintegrasi teori ini mengemukakan bahwa

pendanaan yang baik menunjukkan performa atau kinerja yang lebih baik di

bandingkan sistem pendanaan yang minim. Sistem yang stabil, meskipun di

desain secara minim atau pendanaan tidak cukup mengizinkan individu atau

lembaga yang terdapat didalamnya sanggup memecahkan suatu masalah dan

menyetujui pembagian kerja dalam sistem tersebut.

Stabilitas memberikan keyakinan bahwa kerjasama akan memiliki hasil

yang baik karena bertindak seperti barang hak milik yang jelas untuk investor

yang berarti bahwa jika mereka berinvestasi untuk jangka panjang akan

berpeluang untuk memperoleh keuntungan, tidak menempatkan sistem

pelayanan untuk tawaran setiap tiga tahun adalah cara untuk mencegah

perilaku individu yang mungkin rasional dalam jangka pendek tetapi secara

kolektif akan merusak dalam jangka panjang. Hal tersebut menawarkan

insentif kepada provider untuk mengklarifikasi masalah tindakan kolektif

menjadi milik mereka (Tenri, 2004).

Page 36: SKRIPSI TATA KELOLA KEMITRAAN CORPORATE SOCIAL

23

Menurut Sulistiyani (2004) model-model kemitraan dapat dibedakan

menjadi:

1. Pseudo partnership (kemitraan semu)

Kemitraan semu adalah sebuah persekutuan yang terjadi antara dua pihak

atau lebih.Namuntidak sesungguhnya melakukan kerjasama secara

seimbang antara satu dengan yang lainnya. Bukan suatu pihak belum

tentu memahami secara benar akan makna suatu persekutuan yang

dilakukan dan untuk semua tujuan telah disepakati bersama.

2. Mutualism partnership (kemitraan mutualistik)

Kemitraan mutualistik, kerjasama pihak yang satu dengan pihak yang

lainnya, yang menyadari akan adanya aspek penting dalam melakukan

kemitraan yaitu saling memberikan manfaat yang lebih sehingga dapat

mencapai tujuan yang optimal. Manfaat yang saling silang antara pihak

yang berkerjasama dapat diperoleh sehingga memudahkan untuk

mewujudkan visi dan misi, dan sekaligus saling menguntungkan satu

dengan yang lainnya.

3. Conjugation partnership (kemitraan melalui peleburan dan

pengembangan)

Kemitraan konjugasi merupakan kemitraan yang dianologikan dari

kehidupan “paramicium” dua paramicium malakukan konjugasi untuk

mendapatkan energi kemudian terpisah satu sama lain, dan selanjutnya

dapat melakukan pembelahan diri, bertolah dari analogi tersebut maka

Page 37: SKRIPSI TATA KELOLA KEMITRAAN CORPORATE SOCIAL

24

organisasi, agen-agen, kelompok-kelompok atau perorangan yang

memiliki kelemahan dalam melakukan usaha atau mencapai tujuan

organisasi dapat melakukan kemitraan dengan model ini.

A.2.5. Indikator Keberhasilan Kemitraan

Dalam proses implementasinya, pelaksanaan kemitraan yang dilakukan

harus didasarkan pada kepentingan pihak yang bermitra, dalam hal ini harus

dijalankan secara ideal untuk mendapatkan hasil yang baik. Menurut Wibisono

(2007), hal yang dilakukan antara perusahaan dengan pemerintah maupun

komunitas/masyarakat dalam bermitra dapat mengarah pada tiga pola,

diantaranya:

1. Pola Kemitraan Kontra Produktif

Fokus pada pola ini yaitu mengejar profit sebesar-besarnya, yang dimana

Perusahaan berjalan dengan targetnya sendiri jika perusahaan berpijak pada

pola konvensional yang hanya mengutamakan kepentingan mitra yang

terkait. Semantara hubungan dengan pemerintah dan komunitas atau

masyarakat hanya sekedar pemanis belaka.

2. Pola Kemitraan Semiproduktif

Pola kemitraan ini bersifat jangka pendek yang mengedepankan aspek

kearifan yang dimana pemerintah, komunitas atau masyarakat dianggap

sebagai objek dan masalah diluar perusahaan.Sehinggapada pola ini lebih

mementingkan kepentingan perusahaan.

Page 38: SKRIPSI TATA KELOLA KEMITRAAN CORPORATE SOCIAL

25

3. Pola Kemitraan Produktif

Pola kemitraan ini menempatkan mitra sebagai subyek dan dalam pradigma

mommont interest.Yang dimana perusahaan dengan mitranya memberikan

keuntungan masing-masing dalam proses kerja. Sehingga mempunyai

kepedulian sosial dan lingkungan yang tinggi, Bahkan bisa menjadi mitra

dilibatkan pada hubungan resourced based partnership, dimana mitra

diberi kesempatan menjadi bagian dari shereholders.

A.3. Corporate Social Responsibility

A.3.1. Pengertian Corporate Social Responsibility

Dilihat dari asal katanya, Corporate Social Responsibility (CSR)

berasal dari literatur etika bisnis di Amerika Serikat dikenal sebagai corporate

social responsibility atau social responsibility of corporation. Kata

corporation atau perusahaan telah dipakai dalam bahasa indonesia yang

diartikan sebagai perusahaan, khususnya perusahaan besar. Dilihat dari asal

kataya, “perusahaan” berasal dari bahasa Latin “cospus/corpora” yang berarti

badan. Dalam sejarah perusahaan dijelaskan bahwa perusahaan itu merupakan

suatu badan hukum yang didirikan untuk melayani kepentingan umum, namun

dalam perkembangannya justru menumpuk keuntungan. (Isa dan Buryra

2007).

Menurut Achda (2006), Corporate Social Responsibility (CSR) dapat

diartikan sebagai komitmen perusahaan untuk mempertanggungjawabkan

dampak operasinya dalam dimensi sosial, ekonomi dan lingkungan, serta

Page 39: SKRIPSI TATA KELOLA KEMITRAAN CORPORATE SOCIAL

26

terus-menerus menjaga agar dampak tersebut menyumbang manfaat kepada

masyarakat dan lingkungan hidupnya. Konsep tanggung jawab sosial

perusahaan atau Corporate Social Responsibilty (CSR), muncul sebagai

akibat adanya kenyataan bahwa pada dasarnya karakter alami dari setiap

perusahaan adalah mancapai keuntungan semaksimal mungkin tanpa

memperdulikan kesejahtraan karyawan, masyarakat dan lingkungan alam.

Seiring dengan meningkatnya kesadaran dan kepekaan dari stakeholders

perusahaan maka konsep tanggung jawab sosial muncul dan menjadi bagian

yang tidak terpisahkan dengan kelangsungan hidup perusahaan di masa yang

akan datang. Tanggung jawab sosial perusahaan dapat didefinisikan secara

sederhana sebagai suatu konsep yang mewajibkan perusahaan untuk

memenuhi dan memperhatikan kepentingan para stakeholder dalam kegiatan

operasinya mencari keuntungan.

Lusa (2007) menyatakan bahwa tanggung jawab sosial secara lebih

sederhana dapat diartikan sebagi timbal balik perushaan kepada masyakarat

dan lingkungan sekitarnya karena perusahaan telah mengambil keuntugan atas

masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Dimana dalam proses pengambilan

keuntungan tersebut seringkali perusahaan menimbulkan kerusakan

lingkungan ataupun dampak sosial lainnya.

Corporate Sosial Responsibility (CSR) adalah tanggung jawab moral

suatu organisasi bisnis terhadap kelompok yang menjadi stakeholder-nya

Page 40: SKRIPSI TATA KELOLA KEMITRAAN CORPORATE SOCIAL

27

yang kerena pengaruh baik langsung maupun tidak langsung dari operasi

perusahaan (Nursahid, 2006).

Selain itu, ISO 26000 mengenai Guidance on Socal Responsibility

juga memberikan definisi corporate social responsibility (CRS). Meskipun

pedoman corporate social responsibility (CSR) standar internasional ini baru

akan ditetapkan tahun 2010, draf pedoman ini bisa dijadikan rujukan. Menurut

ISO 26000, corporate social responsibility (CSR) adalah tanggung jawab

sebuah organisasi terhadap dampak-dampak dari keputusan-keputusan dan

kegiatan-kegiatan pada masyarakat dan lingkungan yang diwujudkan dalam

bentuk perilaku transparan dan etis yang sejalan dengan pembangunan

berkelanjutan dan kesejahtraan masyarakat. Mempertimbangkan harapan

pemangku kepentingan, sejalan dengan hukum yang ditetapkan dan norma-

norma perilaku internsional, serta terintegrasi dalam organisasi secara

menyeluruh.

A.3.2. Manfaat Corporate Social Responsibility

Keuntungan melakukan program Corporate Social Responsibility (CSR)

menurut Suhandri M. Putri (Untung, 2008) ada 10 keuntungan yang dapat

diperoleh yaitu sebagi berikut:

1. Mempertahankan dan mendongkrak reputasi dan image perusahaan

perbuatan destrktif pasti akan menurunkan reputasi perusahaan, sebaliknya

kontribusi positif pasti akan mendongkrak image dan reputasi positif

perusahaan.

Page 41: SKRIPSI TATA KELOLA KEMITRAAN CORPORATE SOCIAL

28

2. Layak mendapatkan social licence to operate. Masyarakat sekitar adalah

komunitas utama perusahaan. Ketika mereka mendapatkan keuntungan dari

perusahaan, maka dengan sendirinya mereka akan merasa memiliki

perusahaan. Sehingga imbalan yang diberikan kepada perusahaan adalah

keleluasan untuk menjalankan roda bisnisnya di kawasan tersebut.

3. Merekduksi resiko bisnis perusahaan. Mengelola resiko di tengah

kompleksnya permasalahn perusahaan merupakan hal yang esensial untuk

suksenya usaha.

4. Melebarkan akses sumber daya. Track records yang baik dalam

pengelolaan Corporate Social Responsibility merupakan keunggulan

bersaing bagi perusahaan yang dapat membantu memuluskan jalan menuju

sumber daya yang diperlukan perusahaan.

5. Membentangkan akses menuju Market. Investasi yang ditanamkan untuk

program. Corporate Social Resonsibility ini dapat menjadi tiket bagi

perusahan menuju peluang yang lebih besar. Termasuk didalamnya

memupuk loyalitas konsumen dan menebus pangsa pasar baru.

6. Mereduksi biaya. Banyak contoh penghematan biaya yang dapat dilakukan

dengan Corporate Social Responsibility. Misalnya mendaur ulang limbah

pabrik ke dalam proses produksi. Selain dapat menghemat biaya produksi,

juga membantu agar limbah buangan ini menjadi lebih aman bagi

lingkungan.

Page 42: SKRIPSI TATA KELOLA KEMITRAAN CORPORATE SOCIAL

29

7. Memperbaiki hubungan dengan stakeholder. Implementasi Corporate

Social Rsponsibility akan membantu manambah ferkuensi komunikasi

dengan stakeholder, dimana komunikasi ini akan semakin menambah terus.

8. Memperbaiki hubungan dengan regulator. Perusahaan yang melaksanakan

Corporate Social Responsibility umumnya akan meringankan beban

pemerintah sebagai regulator yang sebenarnya beranggung jawab terhadap

kesejahtraan lingkungan dan masyarakat.

9. Meningkatkan semangat dan priduktivitas karyawan. Image perusahaan

yang baik di mata stakeholder dan kontribusi positif yang diberikan

perusahaan kepada masyarakat serta lingkungan, akan menimbulkan

kebanggan tersendiri bagi karyawan yang bekerja dalam perusahaan

mereka sehingga meningktkan motivasi kerja mereka

10. Peluang mendapatkan penghargaan banyaknya atau reward yang diberikan

kepada pelaku Corporate Social Responsibility sekarang, akan menambah

kas bagi perusahaan untuk mendapatkan award.

Susanto (2007) mengemukakan bahwa dari sisi perusahaan terdapat 6

(enam) manfaat yang dapat diperoleh dari aktivitas Corporate Social

Responsibility (CSR) yaitu sebagai berikut:

1. Mengurangi resiko dan tuduhan tehadap perlakuan tidak pantas yang

diterima perusahaan. Perusahaan yang menjalankan Corporate Social

Responsibility (CSR) secara konsisten akan mendapatkan dukungan luas

dari komunitas yang merasakan manfaat dari aktivitas yang dijalankan.

Page 43: SKRIPSI TATA KELOLA KEMITRAAN CORPORATE SOCIAL

30

2. Corporate Social Responsibility (CSR) dapat berfungsi sebagai pelindung

dan membantu perusahaan meminimalkan dampak buruk yang diakibatkan

suatu krisis.

3. Keterlibatan dan kebanggan karyawan. Karyawam akan merasa bangga

bekerja pada perusahaan yang memiliki reputasi yang baik, yang secara

konsisten melakukan upaya-upaya untuk membantu meningkatkan

kesejahtraan dan kualitas hidup masyarakat dan lingkungan sekitarnya.

4. Corporate Social Responsibility yang dilaksanakan secara konsisten akan

mampu memperbaiki dan mempererat hubungan antara perusahaan dengan

para stakeholdersnya.

5. Meningkatkan penjualan. Konsumen akan lebih menyukai produk yang

dihasilkan oleh perusahan yang secara konsisten menjalankan Corporate

Social Responsibility (CSR) sehingga memiliki reputasi yang baik.

6. Insentif-insentif lainnya seperti insentif pajak dan berbagai perlakuan

khusus lainnya.

A.3.3. Dimensi dan Indikator Corporate Social Responsibility

Menurut Mazurkiewicz (2004) perbedaan persepsi dari konsep-konsep

diantara sektor swasta, pemerintah, dan organisasi masyarakat berdasarkan

perspektif tersebut CSR yaitu:

1. Sebuah perusahaan yang menjalankan usahanya secara bertanggung

jawab dalam hubungan dengan kepentingan stakeholders internal

(pemegang saham, karyawan, pelanggan dan pemasok).

Page 44: SKRIPSI TATA KELOLA KEMITRAAN CORPORATE SOCIAL

31

2. Peran bisnis dalam hubungan dengan negara, lokal dan nasional, serta

lembaga-lembaga antar negara atau standart.

3. Kinerja bisnis yang bertanggung jawab sebagai anggota masyarakat di

mana ia beroprasi dan komunikasi global.

Perspektif pertama meliputi tata kelola perusahaan yang baik, tanggung

jawab produk, kondisi kerja, hak pekerja, pelatihan dan pendidikan. Kedua

yaitu meliputi kepatuhan perusahaan dengan peraturan yang relavan, dan

tanggung jawab perusahaan sebagai wajib pajak, memastikan bahwa negara

dapat berfungsi secara efektif. Perspekti ketiga yaitu multi-layered (berbagai

lapisan) dan bisa melibatkan hubungan perusahaan dengan orang-orang dan

lingkungan di masyarakat di mana ia beroprasi, dan orang-orang untuk yang

eksport.

Sedangkan menurut Girvy Kavei (Wibisono 2007) ada 3 area corporate

social responsibility CSR yang harus diperhatikan oleh perusahaan:

1. Ditempat kerja, yatu seperti aspek keselamatn dan kesehatan kerja,

pengembangan skill karyawan, dan kepemilikan saham.

2. Dikomunitas, antara lain dengan memberikan beasiswa dan pemberdayaan

ekonomi.

3. Dilingkungan, misalnya pelestarian lingkungan dan proses produksi yang

ramah lingkungan.

Page 45: SKRIPSI TATA KELOLA KEMITRAAN CORPORATE SOCIAL

32

A.3.4. Mempertahankan Keberlangsungan Program Corporate Social

Responsibility

Radyati (2008) menjelaskan kiat-kiat yang diberikan oleh peserta untuk

tetap dapat mempertahankan keberlangsungan program corporate social

responsibility (CSR) yang telah diterepkan oleh perusahaan, diantaranya:

1. Jangan memberikan uang kepada komunitas, tetapi beri mereka bekal

pengetahuan melalui palatihan-palatihan.

2. Melatih kader-kader penerus kegiatan CSR, yang disebut dengan duplikasi

kader-kader kepemimpinan atau cloning kader. Kepemimpinan informal

diciptakan, dapat berasal dari dalam perushaan (karyawan), atau dari luar,

seperti tokoh pemuda atau tokoh masyarakat. Misalnya unilever, mereka

mendidik kader yang disebut dengan “Environmental Carde”

3. Program CSR yang sudah berhasil dapat dijadikan proyek percontohan

untuk diterapkan didaerah lain, tetapi harus disesuaikan dengan kearifan

lokal pada daerah tersebut. Hal ini disebabkan karakteristik masyarakat

disuatu daerah belum tentu sama dengan daerah lan.

A.4. Air Bersih

A.4.1. Pengertian air bersih

Berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

1405/ MENKES/ SK/ XI/ 2002 Tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan

Kerja Perkantoran dan Industry terdapat pengertian mengenai air bersih yaitu

air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari dan kualitas memenuhi

Page 46: SKRIPSI TATA KELOLA KEMITRAAN CORPORATE SOCIAL

33

persyaratan kesehatan air bersih sesuai dengan sistem peraturan perundang-

undangan yang berlaku dan dapat diminum dan dimasak.

Sumber-sumber air yang berada di sekitar pemukiman baik itu air alam,

maupun setelah mengalami proses pengelolahan terlebih dahulu, dalam

memenuhin kebutuhan air bersih manusia dapat dimanfaatkan. Menurut

Sugiharto (1987) tempat sumber air dibedakan menjadi tiga yaitu:

1. Air hujan, air angkasa dan wujud lainnya dapat berupa salju

2. Air pemukiman, air yang berada di permukaan bumi dapat berupa air

sungai, air danau, air laut

3. Air tanah, terbentuk dari sebagian dari air hujan yang jatuh ke

permukaan dan sebagian meresap ke dalam tanah melalui pori-pori dan

akar tanaman.

Di Indonesia, sebagai besar masyarakat (khususnya di daerah pedesaan)

menggunakan air tanah untuk memenuhi kebutuhan air bersihnya. Mereka

menggunakan sarana sumur galian untuk mengambil air tanah.Sumur galian

merupakan sarana air bersih yang paling sederhana dan sudah lama dikenal

masyarakat.

B. Kerangka Pikir

PT. Semen Tonasa sebagai salah satu pemangku kepentingan, dimana

masyarakat sekitar merupakan bagian dari perseroan yang menjadi indikator

sekaligus pihak yang mendapat multiflier effect dari perkembangan bisnis PT. Semen

Tonasa salah satunya adalah Desa Biringere Kecematan Bungoro Kabupaten

Page 47: SKRIPSI TATA KELOLA KEMITRAAN CORPORATE SOCIAL

34

Pangkep. PT. Semen Tonasa turut bertanggung jawab dan mendorong kemajuan

masyarakat atau mengurangi dampak operasi, kelestarian lingkungan dan dukungan

energi.

Tata kelola perusahaan merupakan proses penting yang mengatur dalam

pengelolaan biaya dan keuntungan yang didapatkan pada kegiatan bisnis dengan

stakeholders baik secara internal maupun eksternal. dimana bantuan yang diberikan

tidak menutup kemungkinan diberikan untuk mengembangkan usaha yang

dikembangkan,tapi konsepnya luas dan tidak bersifat statis dan pasif, tetapi

merupakan hak dan kewajiban yang dimilki bersama.

Implementasi CSR (Corporate Social Responsibility) yaitu mengenai program

peningkatan kesejahtraan masyarakat misalnya di bidang kesehatan, pembangunan

masyarakat serta pembinaan wilayah yang secara berkesinambungan tersebut ternyata

membawa dampak yang cukup signifikan. Dalam mengeimplementasikan suatu

program kerja kemitraan CSR (Corporate Social Responsibility) dalam peneyediaan

air bersih, masing-masing pihak dituntut memiliki kepedulian melebihi apa yang

sudah disepakati bersama didalam kontrak dalam rangka mewujudkan tujuan dan

nilai yang diyakini bersama.

Kemitraan pemerintah dan swasta merupakan program strategis yang penting

dilakukan sebab tidak mungkin seluruh permasalahan pembangunanmasyarakat dapat

diselesaikan oleh pemerintah daerah sendiri.Olehkarena itu perlu dikembang-kan

kemitraan antara pemerintah dengan berbagai pihak, baik sektor swasta ataupun

sektor ketiga melalui skema kemitraan pemerintah daerah.

Page 48: SKRIPSI TATA KELOLA KEMITRAAN CORPORATE SOCIAL

35

Menurut Provan dan Mildward (1994) dalam konsep hollow state yaitu dalam

penyelenggaraan pelayanan publik melibatkan intensitas pihak ketiga pelaksanaan

program-program pembangunan dari pemerintah, Dalam konsep ini ada 3 hal utama

yang menjadi fokus dalam hubungan kemitraan antara pemerintah dan swasta: (1)

Mekanisme, (2) Struktur dan (3) Insentif.

Dari paparan diatas, maka dapat disimpulkan kerangka pikir sebagai berikut:

C. Fokus Penelititian

Untuk mempermudah penulis dalam menganalisis hasil penelitian, maka

penelitian ini difokuskan pada tata kelola kemitraan salah satu program corporate

social responsibility (CSR) bidang kesehatan dalam penyediaan air sebagai upaya

membentuk citra perusahaan PT. Semen Tonasa.

Penyediaan Air Bersih

Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomer/

1405/MENKES/SK/XI/2002

Insentif

Tata Kelola Kemitraan Corporate Social Responsibility PT Semen Tonasa Dalam

Penyediaan Air Bersih Di Desa Biringere

Mekanisme

Struktur

Page 49: SKRIPSI TATA KELOLA KEMITRAAN CORPORATE SOCIAL

36

D. Deskripsi Fokus Penelitian

Tata kelola atau yang lebih dikenal dengan sebutan good governance, adalah

segala sesuatu yang terkait dengan tindakan atau tingkah laku yang bersifat

mengarahkan, mengendalikan atau mempengaruhi urusan publik untuk mewujudkan

nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Dimana dalam konsep kemitraan

merupakan upaya untuk melibatkan berbagai sektor, kelompok masyarakat, lembaga

pemerintah maupun bukan pemerintah, untuk bekerjasama dalam mencapai suatu

tujuan bersama berdasarkan kesepakatan prinsip dan peran masing-masing. Pada

konsep hollow state, ada tiga hal utama yang menjadi fokus dalam hubungan

kemitraan:

1. Mekanisme

Mekaniasme yang terdapat dalam Hollow State yang membedakan dengan

konsep kemitraan lainnya pada umumnya, dimana Hollow State memiliki

sedikit order/perintah dan mekanisme kontrol. Terdapat banyak potensi

fleksibilitas untuk mengubah dan mengadaptasi sesuai dengan kebutuhan

yang ada. Mekanisme yang dimaksud di dalamnya seperti bantuan dana,

kontrak dan kesepakatan, dan tidak berdasarkan semata-mata pada otoritas

dan sanksi dari pihak pemberi kerja. Ketika pihak pemberi kerja mampu

menjadi inti agency dalam mengontrol mekanisme kemitraan maka proses

kemitraan tersebut dilihat dari perspektif Hollow State bersifat terintegrasi

dimana efektifitas kerjasama bisa dicapai dengan baik.

Page 50: SKRIPSI TATA KELOLA KEMITRAAN CORPORATE SOCIAL

37

2. Struktur

Tipe struktur dalam teori konsep Hollow State berfokus pada suatu kemitraan

yang dilakukan pihak pertama kepada pihak kedua. pembahasan struktur

dalam Hollow State tidak ada pemahaman konvesional mengenai struktur

organisasi/kerja pada suatu kemitraan, melainkan membahas tentang peran

aktor dan tugas aktor-aktor yang terlibat pada kegiatan kerjasama. Tipe

struktur dalam teori Hollow State menyatakan bahwa struktur akan efektif

ketika jaringan-jaringan aktor-aktor terintegrasi dimana hanya ketika integrasi

ini tersentralisasikan melalui satu inti agensi. Struktur ini menfasilitasi

terciptanya integrasi dan koordinasi dan relatif lebih efesien.

3. Insentif

Pengertian insentif berdasarkan berdasarkan perspektif ini merupakan hal-hal

yang diberikan oleh pihak pemberi kerja kepada pihak kedua dalam proses

kemitraan yang dilakukan agar program kerjasama tersebut dapat berlangsung

dengan efektif. Efektifitas suatu kemitraan juga sangat dipengaruhi oleh

inentif yang terintegrasi. Teori ini mengemukakan bahwa pendanaan yang

baik menunjukkan performa atau kinerja yang lebih baik dibandingkan sistem

pendanaan yang minim. Ketika tingkat kewajaran dari pendanaan

dikombinasikan dengan desain kemitraan yang sesuai stabilitas hubungan

pihak pertama dengan pihak kedua juga berpengaruh. Sistem yang stabil,

meskipun di desain secara minim atau pendanaan tidak cukup, mengizinkan

Page 51: SKRIPSI TATA KELOLA KEMITRAAN CORPORATE SOCIAL

38

individu atau lembaga yang terdapat didalamnya mampu untuk memecahkan

masalah dan menyepakati pembagian kerjasama sistem tersebut.

Page 52: SKRIPSI TATA KELOLA KEMITRAAN CORPORATE SOCIAL

39

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di lokasi Desa Biringere Kecematan Bungoro Kabupaten

Pangkep dan PT. Semen Tonasa. Waktu penelitian dilakukan pada bulan April

sampai Juni 2019, dengan dasar untuk mengetahui tata kelola kemitraan CSR

(Corporate Social Responsibility) PT. Semen Tonasa dalam penyediaan air bersih di

Desa Biringere Tonasa II Kabupaten Pangkep.

B. Jenis dan Tipe penelitian

a. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah pendekatan deskriptif kualitatif, yaitu

berupa tulisan atau kata-kata lisan dari orang-orang dan perilaku yang

diamati guna mendapat data-data yang diperlukan.

b. Tipe Penelitian

Tipe penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah fenomenologi dimana

peneliti berusaha mengungkap atau menjelaskan apapun yang terjadi

dilapangan, atau fenomena-fenomena pengalaman yang terjadi yang bersifat

rasional yang dilandasi dengan kesadaran yang terjadi pada beberapa

individu atau informan yang terkait.

39

Page 53: SKRIPSI TATA KELOLA KEMITRAAN CORPORATE SOCIAL

40

A. Sumber Data

a. Data Primer

Data primer yaitu berupa data yang diperoleh dari partisipan.Dataprimer

maksudnya adalah pengamatan yang bersifat partisipatoris artinya dengan

wawancara bersama mitra CSR (Corporate Social Responsibility) PT.

Semen Tonasa yaitu Forum Mitra Amanah dan staff dari PT. Semen Tonasa

tersebut.

b. Data Sekunder

Data sekunder yaitu berupa catatan atau dokumen yang diambil dari

berbagai literatur, buku-buku, internet atau tulisan yang berkaitan dengan

apa yang akan diteliti oleh peneliti.

D. Informan Penelitian

Dalam penulisan kualitatif, informant dipilih secara purposive.informant

dipilih yang memiliki power atau jabatan tinggi pada objek yang akan diteliti oleh

peneliti. Informan penelitian dapat dilihat sebagai berikut:

Nama Jabatan Jumlah

Ir. H. Ilyas HM Kepala Biro CSR 1

Mursalam Ketua umum forum mitra amanah 1

Nurmiati Bendahara Forum Mitra Amanah 1

Andi. Alan S. Ago Kepala Desa Biring Ere 1

Masyarakat Masyarakat 2

Page 54: SKRIPSI TATA KELOLA KEMITRAAN CORPORATE SOCIAL

41

E. Teknik pengumpulan data

a. Teknik Wawancara

Adanya pertemuan antara pihak satu dengan pihak lannya, dengan

melakukan tanya jawab untuk bertukar informasi dan ide, sehingga dapat

memberikan masukan untuk mengisi data yang sudah disiapkan oleh

peneliti.

b. Teknik Observasi

Observasi (pengamatan) sebagai teknik pengumpulan data, mempunyai ciri

yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik pengumpulan data yang lain.

Suatu kegiatan yang tidak terbatas, tetapi juga mengarah pada objek-objek

alam yang lain. Dalam teknik observasi, peneliti terlibat dalam kegiatan

sehari-hari sehingga peneliti bisa mendapakan sumber data yang akan

sedang diamati.

c. Study Dokumentasi

Dokumentasi bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya momumental

dari seseorang. Dokumen yang berbentu tulisan misalnya berkas mengenai

hal yang terkait atau catatan harian, sejarah kehidupan, biografi. Dokumen

berbentuk gambar, misalnya foto, gambar hidup, sketsa, dan lain-lain.

F. Teknik analisis data

Miles and Huberman dalam Sugiyono (2014) merumuskan tiga teknik analisis

data dan peneliti menggunakan teknik analisis data menurut Miles and Huberman

dalam Sugiono yaitu:

Page 55: SKRIPSI TATA KELOLA KEMITRAAN CORPORATE SOCIAL

42

a. Data Reduction

Mereduksi data berarti merangkum, atau melihat hal-hal yang pokok pada

suatu penelitian, sehingga data yang direduksi dapat memberikan gambaran

yang lebih jelas, sehingga dapat memudahkan peneliti untuk

mengumpulkan data yang diperlukan.

b. Data Display

Penyajian data dalam penelitian kualitatif biasanya dilakukan dengan teks

naratif, bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori dan

sejenisnya. Sehingga dapat memudahkan penyajian data yang akan

dilakukan, berdasarkan apa yang telah dipahami.

c. Conculasion Drawing/Verification

Langkah ketiga dalam analisis data kuantitaf adalah penerikan kesimpulan

dan verifikasi. Dilakukan verifikasi karena kesimpulan awal yang

dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak

ditemukan bukti-bukti tentang kuat yang mendukung pada tahap

pengumpulan data berikutnya.

G. Pengasahan data

Keabsahan data adalah data yang diperoleh, data yang telah teruji dan

valid, maka dari itu peneliti menggunakan metode triangulasi menurut Patton

dalam Sulstiany (1999) yaitu:

Page 56: SKRIPSI TATA KELOLA KEMITRAAN CORPORATE SOCIAL

43

a. Triangulasi Data

Berisi dokumen, arsip, hasil wawancara, dan hasil observasi yang memiliki

sudut pandang yang berbeda.

b. Triangulasi Pengamat

Dalam hal ini, dosen pembimbing bertindak sebagai pengamat yang dapat

memberikan masukan terhadap hasil penelitian yang akan diamati untuk

menghasilkan data.

c. Triangulasi Teori

Menggunakan berbagai teori yang berlainan untuk melengkapi penelitian

yang diteliti oleh peneliti sehingga dapat memasuki syarat penelitian.

d. Triangulsi Metode

Dalam penelitian ini, peneliti melakukakn metode wawancara pada objek

yang akan diteliti yang dibarengi dengan metode observasi pada saat

melakukan wawancara.

Page 57: SKRIPSI TATA KELOLA KEMITRAAN CORPORATE SOCIAL

44

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

Wilayah penelitian merupakan hal yang diperlukan untuk memberikan

pendalaman dan pemahaman mengenai permasalahan yang akan diteliti lebih lanjut.

Berikut gambaran mengenai Kabupaten Pangkep, Desa Biringere, PT. Semen Tonasa

dan Forum Mitra Amanah.

A.1. Gambaran umum Kabupaten Pangkep (Pangkajene dan Kepulauan)

Kabupaten Pangkep (Pangkajene dan Kepulauan) terletak di bagian

barat dari Provinsi Sulawesi Selatan, dengan Ibukota Pangkajene sebagai pusat

pelayanan wilayah bagi Kabupaten Pangkep (Pangkajene dan Kepulauan)

dengan luas wilayah 1.112,29 km² atau 111.229 Ha dan mempunyai ketinggian

tempat rata-rata 8 meter diatas permukaan laut. Secara geografis Kabupaten

Pangkep (Pangkajene dan Kepulauan) terletak diantara 4°40´ LS sampai 8°00´

LS diantara 110° BT sampai dengan 119°48´67´ BT. Dimana Kabupaten

Pangkep (Pangkajene dan Kepulauan) terdiri dari 9 Kecematan terletak pada

wilayah daratan dan 4 Kecematan terletak di wilayah Kepulauan.

Adapun batas wilayah administrasi Kabupaten Pangkep (Pangkajene dan

Kepulauan) adalah:

a) Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Barru

b) Sebalah selatan berbatasan dengan Kabupaten Maros

c) Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Bone dan Kabupaten Maros

44

Page 58: SKRIPSI TATA KELOLA KEMITRAAN CORPORATE SOCIAL

45

d) Sebelah barat berbatasan dengan Pulau Kalimantan, Pulau Jawa dan

Maduran, Pulau Nusa Tenggara dan Pulau Bali, Kabupaten Pangkep

(Pangkajene dan Kepulauan) merupakan Kabupaten yang sturuktur

wilayahnya terdiri dari atas 2 bagian utama yang membantuk kabupaten ini

yaitu:

1. Wilayah daratan

Secara garis besar wilayah daratan Kabupaten Pangkep

(Pangkajene dan Kepulauan) ditandai dengan alam wilayah dari daerah

daratan rendah sampai pegunungan, dimana potensi nya cukup besar

yang ditandai dengan terdapatmya seumber daya alam berupa hasil

tambang, seperti batu bara, marmer dan semen.

2. Wilayah kepulauan

Wilayah kepulauan Kabupaten Pangkep (Pangkajene dan

Kepulauan) merupakan wilayah yang memiliki kompleksitas wilayah

yang sangat urgen untuk dibahas, dan memiliki potensi wilayah yang

sangat besar untuk dikembangkan secara optimal, untuk mendukung

perkembangan wilayah Kabupaten Pangkep (Pangkajene dan

Kepulauan) yaitu: Kecematan Liukang Tupabiring, Kecematan

Liukang Tupabiring Utara, Kecematan Liukang Kalmas dang

Kecematan Liukang Tangaya.

Page 59: SKRIPSI TATA KELOLA KEMITRAAN CORPORATE SOCIAL

46

A.2. Gambaran umum Desa Biringere

A.2.1 Letak dan Luas Wilayah

Berdasarkan data monografi desa Biringere yang luas wilayahnya

923,767 km² ini berbatasan dengan Desa Mangilu di sebelah Utara dan

Timurnya, dengan Kelurahan Bontoa di sebalah Selatannya, dan dengan Desa

Taraweang di sebelah Baratnya. Masyarakat desa Biringere berpenuturan

Bugis dan Makassar, terdiri dari empat kampung yanitu Borong Untia,

Palattae, Balang dan Biring Ere. Desa Birig Ere terletak 11 km ke arah Timur

dari Kecematan Bungoro. Desa yang terdiri dari 2 Dusun dan 1 kompleks

perumahan Karyawan PT. Semen Tonasa. Desa Biring Ere mempunyai luas

wilayah seluas 923,767 M2 dengan ketinggian atas permukaan laut 100 M.

adapun batas-batas wilayah Desa Biring Ere sebagai berikut:

Sebelah utara dengan Kampung Sela Desa Mangilu

Sebelah utara dengan Kampung Bontoa, Kecematan Minasate’ne

Sebelah timur dengan Kampung Siloro Desa Mangilu

Sebelah barat dengan sungai Pangkajene dan desa taraweang

Kecematan Labakkang.

A.2.2 Keadaan Sosial Ekonomi Penduduk

1. Jumlah penuduk

Desa Biring Ere mempunyai jumlah penduduk 3.759 jiwa yang tersebar

dalam 2 wilayah dusun, 1 kompleks perumahan karyawan PT. Semen

Page 60: SKRIPSI TATA KELOLA KEMITRAAN CORPORATE SOCIAL

47

Tonasa, 7 RK, 17 RT dengan perinciaan verdsarkan jenis kelamin dari warga

sebagai berikut :

Table 1. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis kelamin Jumlah

Laki-laki 1887

Perempuan 1872

Jumlah 3759

Sumber data : Kantor Desa Biring Ere

2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur

Jumlah penduduk produktif di Desa Biring Ere adalah sebanyak 854 jiwa

yaitu 17 sampai 56 tahun sedangkan jumlah non produktif adalah sebesar

381 jiwa. Sehingga yang termasuk kategori penduduk yang produktif

termasuk dengan kategori angkatan kerja.

Table 2. jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur

No Umur Jumlah

1 00-03 Tahun 236

2 >03-05 Tahun 229

3 >05-06 Tahun 176

4 >06-12 Tahun 643

5 >12-15 Tahun 301

6 >15-18 Tahun 311

7 >18-60 Tahun 1737

8 >60 Tahun 127

Jumlah 3759

Sumber : Data Desa Biring Ere tahun 2014

Page 61: SKRIPSI TATA KELOLA KEMITRAAN CORPORATE SOCIAL

48

3. Sarana dan prasarana

Sarana dan prasarana adalah salah satu faktor yang sangat penting bagi

suatu desa di suatu wilayah. Untuk mendukung pembangunan yang sedang

berjalan, maka tersedianya sarana dan prasarana di berbagai bidang sangat

dibutuhkan. Adapun sarana dan prasarana yang terdapat di Desa Biring Ere

adalah sebagai berikut:

1. Sarana pemerintahan

Desa Biring Ere memiliki datu kantor desa

2. Sarana pendidikan

Desa Biring Ere memiliki satu gedung taman kanak0kanakn dan dua

gedung sekolah dasar

3. Sarana kesehatan

Terdapat satu buah poskesdes

4. Sarana ibadah

Terdapat 2 mesjid dan satu gereja

5. Sarana transportasi

Sarana pembangunan desa biring ere cukup memadai, dimana semua

pemukiman dijangkau jalan yang terdiri atas aspal pengerassan dan

rintisan. Terdapat lima jalan desa dan satu jalan kecematan

6. Sarana olahraga

Memiliki dua buah lapangan sepak bola dan satu buah lapangan volli

Page 62: SKRIPSI TATA KELOLA KEMITRAAN CORPORATE SOCIAL

49

A.3. Gambaran Umum Perusahaan

PT. Semen Tonasa merupakan BUMN (Badan Usaha Milik Negara) yang

didirikan berdasarkan ketetapan Majelis Permusyawaratan Perwakilan Rakyat

Sementara (MPRS) Republik Indoesia No.II/MPRS/1960, mengenai pola

umum pembangunan nasional Sementara Berencana Tahapan 1961-1969

tentang proyek bidang industri Golongan A1 1953 bidang No.54.

PT. Semen Tonasa adalah produsen semen terbesar di kawasan timur

Indonesia yang menempati lahan seluas 715 hektar di desa Biringere,

Kecematan Bungoro Kabupaten Pangkep, sekitar 68 km dari kota Makassar.

Perseroan yang memiliki kapasitas terpasang 5.980.000 tonsemen pertahun

yang mempunyai 4 unit pabrik yaitu, Pabrik Tonasa I, Pabrik II, Pabrik III,

Pabrik IV.

a) Pabrik Semen Tonasa unit I

Pabrik semen tonasa unit I dirikan berdasarkan Tap MPRS RI

No.II/MPRS/1960 pada tanggal 5 Desember 1960 tentang pola

pembangunan Nasional Sementara Berencana tahapan 1961-1969.Pabrik

yang berlokasi di desa Tonasa Kec. Balocci Kab. Pangkep (Pangkajene

dan Kepulauan) ini sejak tahun 1984 dihentikan operasinya atas

pertimbangan ekonomisnya.

b) Pabrik Semen Tonasa unit II

Pabrik semen tonasa II yang berlokasi di Desa Biringere Kec. Bungoro

Kab. Pangkep (Pangkajene dan Kepulauan), sekitar 23 km dari lokasi

Page 63: SKRIPSI TATA KELOLA KEMITRAAN CORPORATE SOCIAL

50

pabrik unit I yang didirikan berdasarkan persetujuan BAPPENAS

No.023/XL-LC/B.V/76 dan No.268/D.I/IX/76 pada tanggal 2 September

1976.

c) Pabrik Semen Tonasa unit III

Pabrik semen tonasa III yang berlokasi sama dengan pabrik Semen Tonasa

II, di bangun berdasarkan persetujuan BAPPENAS No.32/exc-lc/b.v/1981

dan No.2177/WK/10/1981 pada tanggal 30 oktober 1981.

d) Pabrik Semen Tonasa IV

Pabrik Semen Tonasa IV didirikan SK Menteri Perindustrian

No.182/MPP.IX/1990, tanggal 2 Oktober 1990 dan SK Menteri Keuangan

RI No.s.1549/MK 013/1999 tanggal 29 November 1990, Pabrik Semen

Tonasa ini berlokasi yang sama dengan Tonasa II,III,IV.

1) Visi PT Semen Tonasa

”Menjadi perusahaan persemenan terkemuka di Asia dengan tingkat

efisiensi tinggi”.

2) Misi PT Semen Tonasa

a. Meningkatkan nilai perusahaan sesuai keinginan stakeholders.

b. Memproduksi semen untuk memenuhi kebutuhan konsumen

dengan kualitas dan harga bersaing serta penyerahan tapat waktu.

c. Senantiasa berupaya melakukan improvement di segala bidang,

guna meningkatkan daya saing di pasar.

Page 64: SKRIPSI TATA KELOLA KEMITRAAN CORPORATE SOCIAL

51

d. Membangun lingkungan kerja yang mampu membangkitkan

motivasi karyawan untuk bekerja secara profesional.

A.4. Visi CSR PT Semen Tonasa

Menjadi produsen persemenan di tingkat internasional yang senantiasa

meningkatkan nilai tambah bagi stakeholder dan lingkungan.

A.5. Tujuan CSR PT Semen Tonasa

Meningkatkan reputasi dan kredibilitas semen tonasa melalui kegiatan

TJSL (tanggung jawab sosial dan lingkungan) yang terintegrasi dengan

strategi bisnis.

A.6. Strategi CSR PT Semen Tonasa

Prioritas di wilayah terkena dampak, mengatasi dampak operasi, fokus

pada program konservasi energi yang mendukung ketahanan pangan, saling

memberikan manfaat dan berkelanjutan, sosialisasi dan publikasi yang

efektif.

A.7. Inisiatif CSR PT Semen Tonasa

Terkait stategi bisnis, pemberdayaan masyarakat melalui kesehatan,

pendidikan dan kewirausahaan (termasuk pola pikir, perilaku, pelatihan

keterampilan, mengurangi emisi debu dan karbo) dilaksanakan secara tuntas.

A.8. Struktur Organisasi CSR PT.Semen Tonasa

1. Fasilitator (Ir. H. Ilyas HM)

2. Koordinator (ABD. Kadir.F, SE)

3. Ketua (Enos, SE)

Page 65: SKRIPSI TATA KELOLA KEMITRAAN CORPORATE SOCIAL

52

4. Sekretaris (Akhmad Salahuddin)

5. Bendahara (Suradi)

6. Anggota

A.9.Forum Mitra Amanah

Forum Mitra Amanah adalah forum yang dibentuk oleh masyarakat

yang ada di Desa Birng Ere yang berfungsi sebagai penyambung aspirasi

masyarakat ke PT. Semen Tonasa terhadap dampak yang ditimbulkan

perusahaan.

Visi Forum Mitra Amanah:

1) Forum ini bertujuan untuk membangun tatanana perekonomian

masyarakat, tatanan sosial masyarakat dana tatanan lingkungan

masyarakat Desa Biring Ere terhadap dampak yang ditimbulkan

perusahaan, baik yang ditimbulkan oleh PT. Semen Tonasa, maupun

perusahaan lainnya.

2) Forum ini berfungsi membangun dan mengembangkkan potensi

ekonomi masyarakat, sosial dan lingkungannya.

3) Forum ini berperan untuk mengadvokasi dan menyalurkan aspirasi

masyarakat terhadap dampak yang ditimbulkan perusahaan.

Misi Forum Mitra Amanah:

1) Usaha ekonomi;

2) Usaha pertanian tanaman pangan dan holtikultura;

3) Usaha peternakan, perindustrian dan perdagangan;

Page 66: SKRIPSI TATA KELOLA KEMITRAAN CORPORATE SOCIAL

53

4) Usaha simpan pinjam dan perkreditan;

5) Usaha pendidikan, penelitian dan pengembangan;

6) Usaha-usaha lain yang tidak bertentagaan dengan per undang-

undangan dan peraturan lainnya.

Struktur Forum Mitra Amanah Desa Biring Ere:

1) Koordinator (Mursalam)

2) Bendahara (Hj.Nurmiati)

3) Sekretaris (Basri)

4) Pokja Sosial

Koordinator (Rustam)

Anggota

5) Pokja Ekonomi

Koordinator (Abd. Sahid)

Anggota

6) Pokja Lingkungan

Koordinator (Hj. Hartati)

Anggota

7) Pokja Infrastruktur

Koordinator (Mansyur)

Anggota.

Page 67: SKRIPSI TATA KELOLA KEMITRAAN CORPORATE SOCIAL

54

B.1.1 Mekanisme Tata Kelola Kemitraan Corporate Social Responsibility PT.

Semen Tonasa Dalam Penyediaan Air Bersih Di Desa Biringere Tonasa II

Kabupaten Pangkep

Pada bagain ini peneliti menjelaskan tentang bagaimana mekanisme dalam

penyediaan air bersih yang dilakukan oleh pihak pertama yaitu PT. Semen Tonasa

kepada pihak kedua yaitu Forum Mita Amanah yang merupakan suatu bagian

interaksi sistem yang secara keseluruhan untuk mengahsilkan fungsi atau kegiatan

sesuai dengan tujuannya.

Ketika pemerintah mampu menjadi inti agency dalam mengotrol mekanisme

tata kelola kemitraan maka proses kemitraan tersebut dilihat dari perspektif Hollow

State bersifat terintegrasi atau tidak terfragmentasi, dimana efektivitas kerjasama bisa

dicapai dengan baik. Sebaliknya ketika mekanisme tata kelola kemitraan terpisah-

pisah, dan tidak terlihatnya peran pihak pertama sebagai inti agency, maka

mekanisme tersebut terfragmentasi. Yang akan diklasifiksikan sebagai berikut:

1. Usulan program CSR (Corporate Social Responsibility) dalam hal ini

Forum Mitra Amanah ke PT. Semen Tonasa

Usulan program CSR (Corporate Social Responsibilit) merupakan salah

satu dasar untuk melaksanakan pekerjaan dalam hal ini penyediaan air bersih.

Tujuan dari pada usulan ini adalah untuk menghindari terjadinya kegiatan

yang sama baik waktu maupun bentuk kegiatan antar lembaga, dan tujuan

lainnya agar dapat melaksanakan kegiatannya dan di klasifikasikan atau

dikelompokkan mana kegiatan yang sifatnya umum atau lebih terarah.

Page 68: SKRIPSI TATA KELOLA KEMITRAAN CORPORATE SOCIAL

55

Pelaksanaan pembangunan penyediaan air bersih di Desa Biring Ere

dilaksanakan oleh pihak kedua yaitu Forum Mitra Amanah sesuai dengan

Surat Keputusan (SK) Nomor 01 Tahun 2012 Tentang Komisi Pengurusan

Forum Mitra Amanah Desa Biring Ere yang selanjutnya disebut sebagai pihak

kedua yang telah setuju dan sepakat untuk mengikat diri dalam suatu

perjanjian dan ketentuan serta syarat-syarat dalam penyediaan air bersih.

Berikut ini pendapat I selaku Supervisor CSR(Corporate Social

Responsibility) PT Semen Tonasa tentang usulan program CSR(Corporate

Social Responsibility) dalam penyediaan air bersih ini adalah:

“Usulan program CSR (Corporate Social Responsibility) oleh Forum

Mitra Amanah ke PT. Semen Tonasa merupakan salah satu bentuk

mekanisme partisipasi mayarakat yang dilimpahkan ke Forum Mitra

Amanah dalam halnya penyediaan air bersih, usulan ini disampaikan

dalam pertemuan kedua pihak yang akan bermitra yaitu PT. Semen

Tonasa dan Forum Mitra Amanah” (Hasil wawancara oleh I pada hari

Jumat tanggal 31 Mei 2019 pukul 08:00)

Menurut informan I selaku Supervisor CSR (Corporate Social

Responsibility) PT Semen Tonasa mengungkapkan bahwa usulan program

CSR (Corporate Social Responsibility) dalam penyediaan air bersih

merupakan salah satu bentuk mekanisme partisipasi masyarakat untuk

mendapatkan penyediaan air bersih khusus nya bagi masyarakat yang kurang

mampu.

Berikut pendapat M selaku ketua Forum Mitrah Amanah dalam

penyediaan air bersih di Desa Biring Ere Tonasa II Kabupaten Pangkep:

Page 69: SKRIPSI TATA KELOLA KEMITRAAN CORPORATE SOCIAL

56

“Kami Forum Mitra Amanah melakukan usulan program CSR dalam

penyediaan air bersih sebagai pendukung pembangunan sarana

prasarana yang akan datang atau kedepan untuk membantu masyarakat

desa mendapatkan penyediaan bersih” Hasil wawancara I pada hari

Minggu tanggal 09 Juni pukul 17:00 )

Menurut informan M selaku Ketua Forum Mitra Amanah

mengungkapkan bahwa mengetahui perhal kerjasama program penyediaan air

bersih ini karena sebelumnya Forum Mitra Amanah dengan Mitranya

melakukan pertemuan untuk membicarakan perjanjian kontrak yang akan

dijalankan untuk melaksanakan program penyediaan air bersih sehingga dapat

berjalan dengan baik.

Ditambahkan oleh A Kepala Desa Biring Ere mengatakan bahwa:

“usulan program ini dibicarakan bersama Forum Mitra Amanah serta

masyarakat tentang apa yang dibutuhkan oleh masyarakat desa saat ini

salah satu dalam penyediaan air bersih, setelah di usulka maka

diteruskan ke CSR PT. Semen Tonasa” Hasil wawancara oleh A selaku

Kepala Desa Biring Ere pada ari Minggu tanggal 9 Juni pukul 15.30)

Selanjutnya ditambah oleh informan J selaku Masyarakat penerima

program penyediaan air bersih:

“Disini kita sebagai perwakilan dari masyarakat dipanggil duduk

bersama untuk mengeluarkan aspirasi apa yang dibutuhkan di Desa

yaitu salah satunya dalam penyediaan air bersih.”(Hasil wawancara

oleh J pada hari Minggu tanggal 9 Juni pukul 15:00)

Sama halnya yang di katakan D selaku masyarakat penerima program

penyediaan air bersih:

“Masyarakat hanya dipanggil mendengarkan apa yang menjadi

kesepakatan bersama apa yang menjadi usulan dalam program CSR.”

(hasil wawancara oleh D pada hari minggu tanggal 09 juni pukul

16.00)

Page 70: SKRIPSI TATA KELOLA KEMITRAAN CORPORATE SOCIAL

57

Dari pendapat informan menjelaskan bahwa Aparat Desa dan

masyarakat melakukan pertemuan dengan Forum Mitra Amanah

membicarakan usulan program CSR (Corporate Social Responsibility) dalam

penyediaan air bersih sebagai pendukung pembangunan sarana prasarana,

karena masyarakat berhak mendapatkan penyediaan air bersih karena sangat

berpengaruh dan memberikan kontribusi yang sangat penting dalam

memajukan kesehatan lingkungan, yakni dalam menurunkan angka penderita

penyakit, khususnya yang berkaitan dengan air dan berperang dalam

meningkatkan standart atau taraf/kualitas hidup masyarakat. Setlah usulan

program telah dibuat maka usulan program CSR (Corporate Social

Responsibility) diteruskan ke PT. Semen Tonasa. Setelah usulan di setuju oleh

pihak pertama maka pihak pertama mengutus LCO dari pihak pertama ke

lapangan untuk meninjau bagaimana kondisi Desa yang akan mendapatkan

penyediaan air bersih.

2. Peninjauan Lapangan

Pada tahap ini dimana tenaga ahli turun langasung ke lapangan dan

membantu para atasan langsung dalam penilain mereka tentang apa saja yang

dibutuhkan dan bagiaman kondisi di lapangan mengenai program yang akan

dijalankan.

Menurut I selaku Supervisor CSR (Corporate Social Responsibility) PT.

Semen Tonasa berpendapat bahwa:

Page 71: SKRIPSI TATA KELOLA KEMITRAAN CORPORATE SOCIAL

58

“Sebelum memberikan batuan dan ke pihak kedua maka dilakukan

terlebih dahulu penijauan lapangan untuk mengatahui apa yang

dibutuhkan di Desa.” Hasil wawancara oleh I pada hari jumat 31 Mei

2019 pukul 08:00)

Pernyataan selanjutnya dipaparkan oleh M selaku Ketua Forum Mitra

Amanah yaitu:

“Peninjaun lapangan sangat diperlukan dalam hal ini kerena untuk

mengetahui kondisi lapangan yang akan mendapatkan penyediaan air

bersih, peninjaun lapangan di lakukan oleh pihak pertama yang

bertindak sebagai pemberi anggran.” (Hasil wawancara oleh I pada hari

Minggu 9 Juni 2019 pukul 17:00 )

Ditambahkan oleh informan S selaku Kepala Desa Biring Ere

berpendapat bahwa:

“Peninjauan lapangan langsung dilakukan oleh pihak pertama yaitu

LCO yang di utus langsung oleh PT. Semen Tonasa.” (Hasil wawancara

oleh S pada hari Kamis tanggal 13 Juni pukul 13:30)

Berdasarkan hasil wawancara yang diperoleh dari berbagai informan

peninjauan lapangan dilakukan oleh LCO bentukan langsung PT. Semen

Tonasa. LCO bertugas turun langsung ke lapangan untuk mengetahui kondisi

lapangan yang akan mendapatkan penyediaan air bersih, setelah melakukan

penijuan lapangan maka kembali diteruskan oleh PT. Semen Tonasa untuk

mendapatkan persetujuan pelaksanaan dan pemberiaan bantuan dana.

3. Kontrak dan Kesepakatan

Pada bagain ini peneliti menjelaskan tentang pelaksanaan tata kelola

kemitraan PT. Semen Tonasa dengan Forum Mitra Amanah dalam penyediaan

air bersih di bidang kontrak dan kesepkatan. Di dalam kontrak akan tersebar

Page 72: SKRIPSI TATA KELOLA KEMITRAAN CORPORATE SOCIAL

59

kesepakatan-kesepakatan dalam proses kerja sama seperti kesepakatan tanggal

pelaksanaan, waktu dan lokasi, pembagian kerja dan lainnya. Jadi, bisa

dikatakan hampir seluruh kontak isinya adalah kesepakatan-kesepakatan, dari

yang umum sampai kesepakatan khusus, dan kesepakatan khusus ini

umumnya merinci ke kesepakatan utama. Karena kesepakatan merupakan

syarat sahnya kontrak, maka ada pasal yang mengikat pada kesepakatan

masing-masing pihak yang bekerja sama tentang objek utama kontak. PT.

Semen Tonasa melakukan kerjasamaa dengan Forum Mitra Amanah yang

ditandai dengan adanya suratperjanjian kerjasama (SPK) pelaksanaan

pekerjaan pembangunan sarana air bersih SK Direksi No.69/KPTS/HK.02.-

2012 tentang Pengesahan Blue Print TJSL Tonasa (CSR) dan Program

Tematik.kerjasama ini berlangsung selama 90 hari kelender terhitung dari

tanggal masuknya dana termin/tahap pertama di rekening pihak kedua.

Selanjutnya secara singkat pembangunan penyediaan air bersih

memiliki ketentuan sebagai berikut:

1. Pihak kedua berkewajiban dan bertanggung jawab penuh terhadap proses

pelaksanaan dan hasil pembangunan sarana air bersih baikkuantitas

maupun kualitas dengan tetap mengacu kepada panduan pelaksanaan dan

panduan teknis.

2. Pihak kedua menjamin dana yang diberikan pihak pertama hanya akan

digunakan untuk keperluan program pembangunan sarana air bersih yang

dimaksud.

Page 73: SKRIPSI TATA KELOLA KEMITRAAN CORPORATE SOCIAL

60

3. Pihak kedua didampingi konsultan teknis dan LCO/CDO berkewajiban

menyiapkan, berkewajiban memerikas dan meneliti rincian teknis dan

rincian anggaran biaya (RAB) pembangunan sarana air bersih disesuaikan

dengan ketersediaan dan harga sumber daya bahan, alat dantenaga kerja

di lokasi pembangunan sarana air bersih,dan memastikan bahwa seluruh

anggraan yang disediakan sesuai dengan SPK (Surat Perjanjian Kerja).

4. Pihak kedua berkewajiban dan bertanggung jawab atas penggunaan dana

pertanggungjawaban keuangan pembangunan sesuai dengan tata cara

pengelolaan keuangan negara.

5. Pihak kedua melakukan konsultsi dan koordinasi dengan konsultasn CSR

lapangan/(atau konsultan CSR yang ditunjuk pihak pertama) dan tim

konsultan teknis. Yang ditunjuk oleh konsultan lapangan/(atau konsultan

CSR yang ditunjuk oleh piak pertama).

6. Pihak kedua berkewajiban membayar hak-hak konsultan teknis secara

tepat waktu sejumlah biaya yang telah tertuang dalam RAB sesuai

kemajuan yang dilaksnakan/diselesaikan.

PT. Semen Tonasa melakukan kerjasama dengan Forum Mitra

Amanah yang saling menguntungkan dengan menggunakan bentuk kemitraan

sharing cost. Masing-masing pihak terikat satu sama lain dan menimbulkan

hak dan kewajiban diantara para pihak yang membuat perjanjian, sedangkan

dalam praktiknya bukan hanya orang perorangan saja yang membuat

kontrak/perjanjian, tetapi seluruh anggota yang bermitra dalam perjanjian itu.

Page 74: SKRIPSI TATA KELOLA KEMITRAAN CORPORATE SOCIAL

61

Berikut ini pendapat I selaku Supervisor CSR(Corporate Social

Responsibility) PT Semen Tonasa tentang kontrak yang disepakati dalam

kemitraan dalam penyediaan air bersih ini adalah:

“Kami selaku pihak pertama dalam hal ini pastinya ada kontrak yang

berlaku dalam program penyediaan air bersih ini kami terikat kontrak

dengan forum yang bermitra, masing-masing ada perjanjan yang

berlaku dalam menjalankan program ini. Seperti kontrak terkait, biaya

pelaksanaan dan waktu pelaksanaan program penyediaan air bersih

terikat di dalam kontrak.”(Hasil wawancara oleh I pada hari Jumat

tanggal 31 Mei 2019 pukul 08:00)

Menurut informan I selaku Supervisor CSR (Corporate Social

Responsibility) PT Semen Tonasa mengungkapkan bahwa PT Semen Tonasa

pastinya mengetahui perihal perjanjian kerjasama program ini karena PT

Semen Tonasa sebagai penyediaan anggaran dalam program penyediaan air

bersih.

Jangka waktu pelaksanaan pembangunan penyediaan air bersih sampai

selesai 100% ditetapkan selama 90 (sembilan puluh) hari kelender, terhitung

dari tanggal masuknya dana termin/tahap pertama di rekening pihak kedua

yaitu Forum Mitra Amanah.

Berikut pendapat M selaku ketua Forum Mitrah Amanah mitra PT.

Semen Tonasa tentang kontrak yang berlaku dalam penyediaan air bersih di

Desa Biring Ere Tonasa II Kabupaten Pangkep:

“Kontrak yang dijalankan Forum Mitrah Amanah adalah perjanjiaan

sebelum dan setelah pembangunan program penyediaan air bersih yaitu

sebelum pembangunan yaitu Forum berperan sebagai pengelola dana

yang diberikan dan setelah pembangunan membantu masyarakat untuk

melakukan pemeliharaan terhadap apa yang sudah disediakan, apabila

Page 75: SKRIPSI TATA KELOLA KEMITRAAN CORPORATE SOCIAL

62

ada kerusakan kecil maka masyarakat yang turun tangan untuk

memperbaiki kerusakan yang terjadi. PT. Semen Tonasa tidak

mempunyai tanggungan lagi terhadap pemeliharaan selanjutnya karena

masyarakat di Desa Biring Ere dituntut untuk menjadi mandiri.”(Hasil

wawancara I pada hari Minggu tanggal 09 Juni pukul 17:00 )

Menurut informan M selaku Ketua Forum Mitra Amanah

mengungkapkan bahwa mengetahui perhal kerjasama program penyediaan air

bersih ini karene sebelumnya Forum Mitra Amanah dengan Mitranya

melakukan pertemuan untuk membicarakan perjanjian kontrak yang akan

dijalankan untuk melaksanakan program penyediaan air bersih sehingga dapat

berjalan dengan baik.

Dalam kontrak yang berlaku Forum Mitra Amanah sebagai pengelola

dana yang dimana berkewajiban melaksanakan dan bertanggungjawab penuh

terhadap pelaksanaan penyediaan air bersih tersebut, dengan biaya

Rp.95.915.000 (Sembilan Puluh Lima Juta Sembilan Ratus Lima Belas Ribu

Rupiah). dengan rincian kegiatan sebagaimana tertuang dalam rekapitulasi

rencana anggaran biaya hasil kesepakatan. Hal serupa diungkapkan oleh N

selaku Bendahara Forum Mitra Amanah yaitu:

“Kontrak kemitraan ini pada penyediaan air bersih jelas adanya PT.

Semen Tonasa sebagai penyedia anggaran, Forum Mitra Amanah

sebagai pengelolaan anggaran dalam penyediaan air bersih dan

masyarakat sebagai pemelihara. Yang dimana Forum Mitra Amanah

atau pihak kedua mempunyai kewajiban dan tanggung jawab dalam

penyediaan air bersih ini. Kontrak kemitraan ini memiliki niat yang

sama dalam mewujudkan ketersediaan penyediaan air bersih bagi

masyarakat. Program penyediaan air bersih ini di inisiasi oleh

masyarakat di desa biring ere kemudian diteruskan ke Forum yang

tergabung beberapa aliansi masyarakat yang ada di desa biring ere

Page 76: SKRIPSI TATA KELOLA KEMITRAAN CORPORATE SOCIAL

63

setelah merupakan kerjasama dengan PT. Semen Tonasa.”(Hasil

wawancara oleh N pada hari Senin tanggal 10 Juni pukul 10:15)

Hasil wawancara informan atas nama N selaku Bendahara Forum Mitra

Amanah memberikan penjelasan secara lengkap tentang perjanjiaan/kontrak

yang disepakati bersama sehingga tidak terjadi kesalahpahaman dalam

melaksanakan program penyediaan air bersih.

Forum Mitra Amanah berkewajiban dan bertanggung jawab penuh

terhadap proses pelaksanaan dan hasil pembangunan penyedian air bersih baik

kuantitas maupun kualitas dengan tetap mengacu kepada panduan

pelaksanaan dan panduan teknis. Dan menjamin bahwa dana yang diberikan

pihak pertama hanya akan digunakan untuk keperluan program penyediaan air

bersih yang dimaksud.

Forum mitra amanah didampingi konsultan teknis dan LCO

berkewajiban menyiapkan, dan berkewajiban memerikasa dan meneliti rincian

rangcangan teknis dan rincian anggaran biaya penyedian air bersih

disesuaikan dengan ketersediaan dan harga sumber daya bahan, alat dan

tenaga ahli di lokasi dan memastikan bahwa seluruh anggaran yang

disediakan sesuai dengan surat perjanjian kerjasama yang sudah disepakati

bersama. Ditambahkan oleh A Kepala Desa Biring Ere mengatakan bahwa:

“Semua yang menjadi kesepakatan dalam progama penyediaan air

bersih ini pihak yang terlibat semuanya di kumpulkan untuk mendengar

isi dari kesepakatan yang telah di buat dalam pemyediaan air bersih

supaya tidak ada kesalapahaman dalam pembanguanan penyadiaan air

bersih”(Hasil wawancara oleh A selaku Kepala Desa Biring Ere pada

ari Minggu tanggal 9 Juni pukul 15.30)

Page 77: SKRIPSI TATA KELOLA KEMITRAAN CORPORATE SOCIAL

64

Selanjutnya ditambah oleh informan J selaku Masyarakat penerima

program penyediaan air bersih:

“Disini kita sebagai perwakilan dari masyarakat dipanggil duduk

bersama dengan PT. Semen Tonasa dan Forum Mitra Amanah untuk

mendengarkan atau memberikan masukan dalam pelaksanaan program

penyediaan air bersih.Sehinggakita juga mengetahui perjanjian kontrak

yang disepakati Bersama.”(Hasil wawancara oleh J pada hari Minggu

tanggal 9 Juni pukul 15:00)

Sama halnya yang di katakan D selaku masyarakat penerima program

penyediaan air bersih:

“Masyarakat hanya dipanggil mendengarkan apa yang menjadi

kesepakatan bersama adalam program penyediaan air bersih ini’ (hasil

wawancara oleh D pada hari minggu tanggal 09 juni pukul 16.00)

Dari pendapat informan menjelaskan bahwa masyarakat mengetahui

masalah kontrak yang disepakati oleh PT. Semen Tonasa dan Forum Mitra

Amanah. Berdasarkan surat perjanjian kerjasama dalam penyediaan air bersih

di Desa Biring Ere bahwa ada dasar-dasar untuk melaksanakan pekerjaan

pelaksanaan penyediaan air bersih yang dilakasanakan oleh pihak kedua,

sesuai dengan Permen BUMN No. 05./MBU/2007 tentang PKBL. SK

DIREKSI No. 69/ KPTS/HK.02-2012 tentang pengesahan BLUEprintTJSL

Tonasa (CSR) dan program tematik dan usulan Program CSR Forum Desa/

Kelurahan Lingkar (dalam hal ini Forum CSR FITRAH Desa Biringere

Kecematan Bungoro Kabupaten Pangkep).

Page 78: SKRIPSI TATA KELOLA KEMITRAAN CORPORATE SOCIAL

65

4. Bantuan Dana

Pada bagian ini peneliti menjelaskan pelaksanaan mekanisa tata kelola

kemitraan dalam penyediaan air bersih bantuan dana. Tata kelola kemitraan

penyediaan air bersih di desa Biring Ere dalam hal ini PT. Semen Tonasa

bermitra dengan Forum Mitra Amanah untuk penyediaan air bersih khususnya

bagi masyarakat di Desa Biring Ere yang harus membayar untuk mendapatkan

air bersih.

Pembiayaan atau financing adalah pendanaan yang diberikan oleh suatu

pihak kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang direncanakan,

dikeluarkan berdasarkan apa yang yang diinginkan atau apa yang dibutuhkan

oleh masing-masing pihak yang berkerja sama melalui persetujuan atau

kesepakatan pihak yang satu dengan pihak lain yang saling bekerja sama

dalam jangka waktu tertentu.

Skema pembiayaan tata kelola kemitraan dalam penyediaan air bersih di

Desa Biring Ere yaitu Forum Mitra Amanah membuat rincian anggaran yang

langsung diawasi oleh pengawas teknik lapangan atau LCO bentukan

langsung PT. Semen Tonasa, untuk diteruskan ke PT. Semen Tonasa, setelah

pembiayan telah disetujui oleh PT. Semen Tonasa maka dikembalikan ke

LCO untuk diteruskan ke Forum Mitra Amanah. Biaya yang diberikan PT.

Semen Tonasa ke Forum Mitra Amanah yang bertindak sebagai pengelola

anggaran dalam tata kelola kemitraan dalam penyediaan air bersih yaitu

Page 79: SKRIPSI TATA KELOLA KEMITRAAN CORPORATE SOCIAL

66

Rp.95.915.000 (Sembilan Puluh Lima Juta Sembilan Ratus Lima Belas Ribu

Rupiah).

Menurut I selaku Supervisor CSR (Corporate Social Responsibility) PT.

Semen Tonasa berpendapat bahwa:

“Tata Kelola Kemitraan yang dilakukan dalam program CSR (Corporate

Social Responsibility) merupakan suatu bentuk kerja sama sosial yang

dimana kita mendengarkan aspirasi masyarakat yang kemudian

membuat forum yang tergabung dari masyarakat sekitar yang ada di

desa itu yang dinamakan forum mitra amanah (FITRAH). Setelah sudah

ditemukan titik temu apa yang diingikan oleh masyarakat diteruskanlah

ke PT. Semen Tonasa, disini bukan PT. Semen Tonasa yang turun

langsung tapi kita ada yang namanya LCO yang akan menangani semua

apa yang terjadi dilapangan. Setalah LCO sudah menyampaikan ke PT

Semen Tonasa, PT Semen Tonasa akan mengkalkulasikan semua dana

yang dibutuhkan dalam penyediaan air bersih setelah PT. Semen Tonasa

menyetujui anggaran yang diusulkan oleh Forum selanjutnya di

kembalikan lagi ke LCO untuk diteruskan ke Forum untuk melakukan

program penyediaan air bersih ini.”(Hasil wawancara oleh I pada hari

jumat 31 Mei 2019 pukul 08:00)

Berdasarkan dari hasil wawancara di atas dengan supervisor CSR

(Corporate Social Responsibility) PT. Semen Tonasa dijelaskan bahwa tata

kelola kemitraan CSR (Corporate Social Responsibility) PT Semen Tonasa

dalam penyediaan air bersih mengetahui tentang pembiayaan pada program

CSR (Corporate Social Responsibility) dalam penyediaan air bersih yang

dimana PT. Semen Tonasa bertindak sebagai penyedia anggaran pembiayaan

sedangkan Forum Mitra Amanah sebagai pengelola anggaran yang di awasi

langsung oleh pengawas teknik lapangan atau LCO yang merupakan bentukan

dari PT. Semen Tonasa.

Page 80: SKRIPSI TATA KELOLA KEMITRAAN CORPORATE SOCIAL

67

Pernyataan yang sama dipaparkan oleh M selaku Ketua Forum Mitra

Amanah yaitu:

“Semua pembiayaan dalam penyediaan air bersih ini ditanggung sama

PT. Semen Tonasa yaitu berkisar Rp.95.915.000 (Sembilan Puluh Lima

Juta Sembilan Ratus Lima Belas Ribu Rupiah)., setelah anggarannya

sudah tersedia PT. Semen Tonasa menyerahkan kepada kami Forum

Mitrah Amanah lewat LCO yang ditunjuk langsung oleh PT. Semen

Tonasa. Setalah Anggaran sudah tersedia kita akan mengelolah

anggaran yang diberikan ini membuat penyediaan air bersih ini, kita

sebagai forum disini yang tergabung dari masyarakat hanya sebagai

pengelola dana dan pemelihara jika ada kerusakan selanjutnya seperti

mesin maka masyarakat lah yang akan berpartisipasi mengeumpulkan

uang untuk mengganti mesin yang rusak.” (Hasil wawancara oleh I

pada hari Minggu 9 Juni 2019 pukul 17:00 )

Berdasarkan pernyataan M selaku Ketua Forum Mitrah Amanah (Fitrah)

bahwa pembiayaan awal kemitraan CSR (Corporate Social Responsibility)

PT. Semen Tonasa dalam penyediaan air bersih berdasarkan pada Sharing

Cost yaitu pembiayaan masih di tanggung oleh pihak pertama yaitu PT.

Semen Tonasa yang dimana total biaya yang dikeluarkan yaitu Rp.95.915.000

(Sembilan Puluh Lima Juta Sembilan Ratus Lima Belas Ribu Rupiah). dan

apabila ada kerusakan kecil yang terjadi maka akan ditanggung oleh Forum

dan masyarakat.

Sedangkan menurut N selaku Bendahara Forum mitrah Amanah

berpendapat bahwa:

“Pembiayaan dalam tata kelola kemitraan dalam penyediaan air bersih

ini pada tahap awal pembangunan sampai selesai ditanggung oleh PT.

Semen Tonasa setelah pembangunan selesai jikalau ada kerusakan kecil

masyarakat yang akan mengumpulkan dana untuk memperbaikan

kerusakan yang ada.” (Hasil wawancara oleh N pada hari Senin

tanggal 10 Juni 2019 pukul 10:15)

Page 81: SKRIPSI TATA KELOLA KEMITRAAN CORPORATE SOCIAL

68

Berdasarkan hasil wawancara dengan N selaku bendahara Forum Mitrah

Amanah bahwa semua pembiayan dalam penyediaan air bersih ditanggung

oleh pihak pertama yang bertindak sebagai penyedia angaran

Ditambahkan oleh informan S selaku Kepala Desa Biring Ere

berpendapat bahwa:

“Pembiayaan dalam penyediaan air bersih di Desa Biring Ere semua

dalam tahap pembagunan awal sampai selesai ditanggung oleh PT.

Semen Tonasa selaku pihak pertama.”(Hasil wawancara oleh S pada

hari Kamis tanggal 13 Juni pukul 13:30)

Dari pernyataan S menjelaskan bahwa biaya yang dikeluarka

ditanggung oleh pihak pertama kemudaian diteruskan ke Forum sebagai

mitranya.

Berdasarkan hasil wawancara yang diperoleh dari berbagai informan

seperti PT. Semen Tonasa, Koordinator Forum Mitrah Amanah, Aparat Desa

Biring Ere. berdasarkan pada Sharing cost. Artinya, pembiayaan ditanggung

bersama oleh pihak pertama dan masyarakatsebagai pengguna.

Pada awal pelaksanaan program penyediaan air bersih di Desa Biring

Ere Tonasa II Kabupaten Pangkep. Pembiayaan sepenuhnya ditanggung oleh

pihak pertama yaitu PT. Semen Tonasa jika ada kerusakan kecil yang terjadi

pada saat selesainya pembangunan dalam penyediaan air bersih ditanggung

Forum dan masyarakat sebagai pemelihara dan penerima penyedian air bersih.

Namun, biaya bahan dan material serta gaji tukang ditanggung

sepenuhnya oleh PT. Semen Tonasa, Forum Mitrah Amanah hanya mengelola

anggaran yang diberikan oeh PT. Semen Tonasa, sedangkan pengawasan

Page 82: SKRIPSI TATA KELOLA KEMITRAAN CORPORATE SOCIAL

69

dilakukan oleh LCO yang merupakan bentukan dari PT. Semen Tonasa.

Masyarakat sebagai penerima air bersih hanya menanggung jika ada

kerusakan kecil yang terjadi pembangunan selesai dan masyarakat juga

sebagai pemeliharan.

Biaya pembangunan pada penyediaan air bersih di Desa Biring Ere

membutuhkan dana yang besar, besaran dana berkisar Rp.95.915.000

(Sembilan Puluh Lima Juta Sembilan Ratus Lima Belas Ribu Rupiah). apabila

ada kerusakan kecil selanjutnya setelah terselesaikannya pembangunan

penyedian air bersih maka biayanya dibebakankan oleh masyarakat.

Sebagai penyedia anggaran, PT. Semen Tonasa hanya menanggung

biaya-biaya terkait material dan peralatan pembangunan seperti pipa,selang,

kerangka bak beserta baknya, katup atau keran, dan pompa air, serta biaya gaji

tukang. Biaya yang sifatnya operasional pascakonstruksi ditanggung oleh

pengguna/user.

Dengan adanya kemitraan berdasarkan Sharing Cost, PT. Semen Tonasa

dan mitra yaitu Forum Mitrah Amanah dan masyarakat mendapatkan masing-

masing keuntungan. Keuntungan dari PT. Semen Tonasa yaitu selain visi dan

misi yang sama dengan Forum Mitra Amanah dalam meningkatkan kualitas

hidup masyarakat terealisasi. Sedangkan keuntungan yang diperoleh dari

Forum Mitra Amanah yaitu visi dan misi dalam menciptakan energi alternatif

bagi masyarakat terlaksana dengan baik, masyarakat mendapatkan air bersih

serta berkontribusi terhadap kesehatan.

Page 83: SKRIPSI TATA KELOLA KEMITRAAN CORPORATE SOCIAL

70

5. Pelaksanaan dan Monitoring

Pelaksanaa merupakan suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh suatu

badan atau wadah secara berencana, teratur dan terarah guna mencapai tujuan

yang diharapkan. Pelaksanaan yang aktifitas atau usaha-usaha yang

dilaksanakan untuk melaksanakan semua rencana dan kebijaksanaan yang

telah dirumuskan dan ditetapkan dengan dilengkapi segala kebutuhan, alat-

alat yang dibutuhkam, siapa yang melaksanakan, dimana tempat

pelaksanaannya mulai dan bagaimana cara yang harus dilaksanakan, suatu

proses rangkaian kegiatan tindak lanjut setalah program atau kebijaksanaan

ditetapkan yang terdiri atas pengambilan keputusan, langkah yang strategis

maupun operasional atau kebijaksnaan menjadi kenyataan guna mencapai

sasaran dari program yang ditetapkan semula.

Sedangkan monitoring kegiatan yang dilakukan untuk mengecek

penampilan dari aktivitas yang sedang dikerjakan. Monitoring adalah bagian

dari kegiatan pengawasan, dalam pengawasan ada aktivitas memantau

(monitoring). Pemantauan umumnya dilakukan untuk tujuan tertentu, untuk

memeriksa apakah program yang telah berjalan itu sesuai dengan sasaran atau

sesuai dengan tujuan dari program.

Menurut I selaku Supervisor CSR (Corporate Social Responsibility) PT.

Semen Tonasa berpendapat bahwa:

“Pelaksanaan dan monotoring dilakukan berdasarkan perjanjian yang

telah disepakati sebelumnya. Mengenai kapan dan jangka waktu

pelaksanaannya. Khususnya dalam monitoring dilakukan langsung oleh

Page 84: SKRIPSI TATA KELOLA KEMITRAAN CORPORATE SOCIAL

71

pihak dari kita PT. Semen Tonasa untuk mengetahui bagaimana dan apa

saja kendala dalam program penyediaan air bersih ini” Hasil wawancara

oleh I pada hari jumat 31 Mei 2019 pukul 08:00)

Pernyataan yang sama dipaparkan oleh M selaku Ketua Forum Mitra

Amanah yaitu:

“Pelaksanaan dalam penyediaan air bersih dilakukan secara bersama

yaitu pihak pertama sebagai penyedia anggaran sedangkan kami pihak

kedua sebagai pengelola dan pelaksana dilapangan yang langsung di

monitoring oleh pihak pertama agar apa yang menjadi kendala di

lapangan akan di berikan arahan oleh pihak pertama PT. Semen Tonasa

yaitu berkisar RP. 100.000.000, setelah.” (Hasil wawancara oleh I pada

hari Minggu 9 Juni 2019 pukul 17:00 )

Ditambahkan oleh informan S selaku Kepala Desa Biring Ere

berpendapat bahwa:

“Penyediaan air bersih dilaksanakan sesuai dengan kesepatan yang telah

disepakati bersama sebelumnya, yang didampingi langsung oleh pihak

pertama yang bertugas untuk memonitoring pelaksanaan pembangunan

penyediaan air.”(Hasil wawancara oleh S pada hari Kamis tanggal 13

Juni pukul 13:30.

Berdasarkan hasil wawancara yang diperoleh dari berbagai informan

seperti PT. Semen Tonasa, Koordinator Forum Mitrah Amanah, Aparat Desa

Biring Ere. Pelaksnaan pembanguna penyediaan air bersih harus dilaksnakan

oleh pihak kedua yaitu Forum Mitra Amanah berdsarakan SK Direksi No.

69/KPTS/HK.02-2012 tentang Pengesahan Blue Print TJSL Tonasa

(CSR)DAN Program Tematik, serta Usulan Program CSR Forum

Desa/Kelurahan Lingkar (Dalam hal ini Forum Mitra Amanah Desa Birng Ere

Kecematan Bungoro Kabupaten Pangkep).

Page 85: SKRIPSI TATA KELOLA KEMITRAAN CORPORATE SOCIAL

72

Forum Mitra Amanah berkewajiban melaksanakan dan

bertanggungjawab penuh terhadap pelaksanaan penyediaan air bersih tersebut,

dengan biasa sebesar Rp.95.915.000 (Sembilan Puluh Lima Juta Sembilan

Ratus Lima Belas Ribu Rupiah). Jangka waktu pelaksanaan sampai selesai

100% ditetapkan selama 90 (Sembilan Puluh) hari kelender, terhitung dari

tanggal masuknya dana termin/ tahap pertama di rekening pihak kedua. Dan

lokasi pembangunan penyediaan air bersih berlokasi di Desa Biring Ere

Kecematan Bungoro Kabupaten Pangkep, yang terdiri dari 3 titik

pembangunan yaitu dusun Balang, Dusun Biring Ere dan Dusun Borong

Untia.

Pihak kedua berkewajiban melakukan konsultasi dan koordinasi dengan

konsultan teknis atau LCO yang mempunyai tugas dan tanggung jawab

membantu terselenggaranya seluruh program penyediaan air bersih, menjadi

nara sumber tentang mekanisme pelaksanaan pembangunan penyediaan air

bersih serta melakukan kontrol terhadap kelancaran pelaksanaan memastikan

keterlaksanaan program sesuai dnegan mekaniasme pelaksanaan dan dokumen

perjanjian yang telah disepakti sebelumnya.dan memberikan saran dan

pemecahan masalah yang dihadapi dilapangan.

Page 86: SKRIPSI TATA KELOLA KEMITRAAN CORPORATE SOCIAL

73

B. Struktur tata kelola kemitraan CSR (Corporate Social Responsibility) PT

Semen Tonasa dalam penyediaan air bersih di Desa Biringere Tonasa II

Kabupaten Pangkep?

Pada bagian ini peneliti menjelaskan tentang bagaimana peran dan

tugas pihak pertama dan pihak kedua yaitu PT.Semen Tonasa dalam hal ini

adalah Dapertemen CSR dengan Forum Mitra Amanah dalam tata kelola

kemitraan dalam penyediaan air bersih. Struktur yang baik adalah Sebuah

susunan atau hubungan berbagai komponen atau unit-unit kerja dalam sebuah

organisasi atau perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional untuk

mencapai tujuan yang diharapkan dan di inginkan.

Dalam struktur PT. Semen Tonasa Dapertemen CSR dengan Forum

Mitra Amanah menggambarkan dengan jelas pemisahan kegiatan pekerjaan

antara yang satu dengan yang lainnya dan bagaimana hubungan aktivitas dan

fungsi terbatas. Dalam struktur tersebut yang baik harus menjelaskan

hubungan dan wewenang pihak pertama dan pihak kedua sehingga ada

pertanggungjawaban dalam melakukan suatu pekerjaan. Dengan adanya

struktur organisasi maka kita bisa melihat pembagian kerja dan bagaimana

fungsi atau kegiatan yang berbeda bisa dikoordinasikan dengan baik. Selain

itu, dengan adanya struktur tersebut maka kita bisa mengetahui beberapa

spesialisasi dari sebuah pekerjaan, saluran perintah, maupun penyampaian

laporan.

Page 87: SKRIPSI TATA KELOLA KEMITRAAN CORPORATE SOCIAL

74

Dalam struktur tersebut Struktur Organisasi PT. Semen Tonasa terdiri dari:

1. Fasilitator ialah sebagai seseorang yang melakukan fasilitas, yakni

membantu mengelola suatu proses pertukaran informasi antara PT. Semen

Tonasa dan Forum Mitra Amanah dalam suatu kelompok kerja.

2. Koordinator dalam penyediaan air bersih bertugas sebagai

memberikan arahan atau solusi jika ada kesalahan atau permasalahan yang

terjadi dalam penyediaan air bersih, mengetahui apa yang dikerjakan orang-

orang yang terlibat, memastikan bahwa setiap orang yang terlibat memiliki

pekerjaan sesuai dengan pekerjaan yang diterima masing-masing serta

bertanggung jawab atas pekerjaan yang diberikan.

3. Ketua disini mengkoordinasikan dan mengorganisasikan seluruh

penyelenggaran dalam program kerja penyediaan air bersih dan

mempertanggungjawabkan secara internal.

4. Sekretaris bertugas sebagai pelayan kepala, meyiapkan, menerima,

memeriksa atau mengingatkan kepemimpinannya akan kewajiban atau

perjanjian resminya dan melakukan banyak kewajiban lainnya terkait untuk

meningkatkan efektifitas kepemimpinan.

5. Bendahara adalah orang yang ditunjuk untuk menerima, menyimpan,

membayar, menatausahakn dan mempertanggungjawabkan uang atau

keperluan belanja serta anggaran yang disedikan oleh PT. Semen Tonasa

khususnya dalam penyediaan air bersih ini serta

Page 88: SKRIPSI TATA KELOLA KEMITRAAN CORPORATE SOCIAL

75

6. Anggota, yang terlibat dalam penyediaan air bersih membantu untuk

tercapainya pembangunan penyediaan air bersih di Desa Biring Ere

Berdasarkan dari pernyataan yang diperkuat oleh I selaku Supervisor CSR

(Corporate Social Responsibility)PT Semen Tonasa yaitu:

“Kami dari Dapertemen CSR PT. Semen Tonasa sebagai penyedia

anggran pada program CSR (Corporate Social Responsibility)

penyedian air bersih sangat mendukung untuk menjalankan penyediaan

air bersih ini. Untuk membantu masyrakat sekitar desa Biring ere

mengatasi kesulitan memperoleh air bersih.”(hasil wawancara I pada

hari jumat tanggal 31 Mei 2019 pukul 08:00)

Dari pernyataan I menjelaskan bahwa program CSR (Corporate Social

Responsibility)dalam penyediaan air bersih semua biaya pembangunan

ditanggung oleh PT. Seman Tonasa untuk membangun 3 unit penyediaan

bersih, semuanya biasa terealisasikan atas dasar musyawarah bersama

masyarakat desa Biring ere.

Dapertemen CSR PT. Semen Tonasa adalah pihak pertama atau eleman

pertama dalam program penyediaan air bersih di desa Biring Ere. Dukungan

aktif dari PT. Semen Tonasa merupakan faktor utama pada keberhasilan

penyediaan air bersih di Desa Biring Ere. Berdasakan data yang diperoleh dari

berbagi informan peran Dapertemen CSR PT. Semen Tonasa dalam

penyedian air bersih adalah:

1) Penyedia Anggaran

Pembangunan program penyedian air bersih membutuhan dana

berkisar Rp. Rp.95.915.000 (Sembilan Puluh Lima Juta Sembilan

Page 89: SKRIPSI TATA KELOLA KEMITRAAN CORPORATE SOCIAL

76

Ratus Lima Belas Ribu Rupiah). tergantung berapa titik yang akan

dibanguni penyedian air bersih. PT. Semen Tonasa sebagai penyedia

anggran selanjutnya di serahkan oleh Forum Mitra Amanah sebagai

pengelola anggaran dan masyarakat sebagai pemelihara. Ketika ada

kerusakan setalah pembangunan penyedian air bersih maka Forum

Mitra Amanah dan Masyarakat yang mengumpulkan dana untuk

memperbaiki kerusakan-kerusakan kecil yang terjadi.

Sebagai penyedia anggran Dapertemen CSR PT. Semen Tonasa

hanya sebagai penyadia anggaran, serta biaya-biaya terkait material

dan peralatan pembangunan penyedian air bersih. Biaya yang sifatnya

operasional pascakonstruksi ditanggung oleh pengguna/user.

2) Penentu Calon Pengguna dan Calon Lokasi

Pengguna/user adalah masyarakat yang kurang mampu atau

masyarakt yang kesulitan mendapakan air bersih yang ditunjuk

langsung oleh PT. Semen Tonasa dan Forum Mitra Amanah.

Sedangkan calon lokasi adalah lahan yang dimiliki oleh PT. Semen

Tonasa sendiri.

Berikut ini pendapat M selaku Ketua Forum Mitra Amanah yaitu:

“Pelaksanaan program CSR dalam penyediaan air bersih disini kita

Asebagai forum hanya sebagai pengelola anggran dan

pemelihara.”(Hasil wawancara M pada hari minggu tanggal 9 juni

2019 pukul 17:00)

Page 90: SKRIPSI TATA KELOLA KEMITRAAN CORPORATE SOCIAL

77

Berdasarkan pernyataan M selaku Ketua Forum Mitra Amanah yaitu

Forum Mitra Amanah sebagai pihak kedua untuk mengelola semua anggaran

yang diberikan PT. Semen Tonasa dalam penyediaan air bersih.

Dalam hal ini struktur organisasi Forum Mitra Amanah, yaitu:

1. Ketua bertugas untuk membuat dan mengesahakan seluruh program-

program kerja, keputusan-keputusan dan kebijakan-kebijkan yang bersifat

strategis melalui kesepakatan dalam forum. Serta bertanggungjawab dalam

mengkoordinasikan seluruh penyelenggaran program kerja.

2. Wakil ketua Forum mengkoordinakasiakan dan mewakili kepentingan

organisasi di seluruh bidang, mewakili ketua apabila berhalangan untuk setiap

aktivitas dalam roda organisasi.

3. Sekretaris, bersama ketua menangdatangani surat masuk dan keluar

pengurus, bersama ketua dan bendahara merupakan tim kerja keuangan,

bertanggungjawab setiap aktifitas yang dikerjakan.

4. Bendahara, membantu dan mengesahkan keputusan dan kebijakan

bersama-sama ketua dalam hal keuangan dan kekayaan forum untuk

mengelolan anggaran yang diberikan oleh mitra yang terkait.

5. Bidang usahan kesejahtaraan sosial, menyelenggarakan segala ktivitas

usaha kesejahtraan sosial yang terkait dengan pelaksanaan fungsi-fungsi KT

dalam pelaksanaan bantuan pelayanan dan rehabilitas sosial khususnya kepada

Page 91: SKRIPSI TATA KELOLA KEMITRAAN CORPORATE SOCIAL

78

para penyandang masalah kesejahtraan sosial, mulai dari perencanaan hingga

laporan.

6. Bidang kelompok usaha bersama, merumuskan dan mengusulkan

segala peraturan organisasi tentang sistem dan mekanisme pelaksanaan

program kerja bidang kelompok usaha bersama sesuai dengan visi dan misi

organisasi untuk menjadi kebijakan organisasi.

7. Bidang lingkungan hidup, merumuskan dan mengusulkan segala

peraturan organisasi tentang sistem dan mekanisme pelaksanaan program

kerja bidang lingkungan hidup sesuai dengan visi misi organisasi untuk

menjadi kebijakan organisasi.

8. Bidang hubungan masyarakat dan kerjasama kemitraan, merumuskan

dan mengusulkan segala peraturan organisasi tentang sistem dan mekanisme

pelaksanaan program kerja bidang hubungan masyrakat dan kerjasama

kemitraan sesuai dengan visi dan misi organisasi. Mandata dan

menginventarisir aktivitas hubungan masyarakat dan kerjasama kemitraan

yang sudah ada untuk diteliti dan dikaji menjadi bahan pengembangan lebih

lanjut, serta membanguan hubungan kerjasama kemitraan dengan pihak lain

untuk mengembangkan aktivitas hubungan masyarakat dan kerjasama

kemitraan khususnya bagi warga KT maupun masyarakat pada umumnya.

Page 92: SKRIPSI TATA KELOLA KEMITRAAN CORPORATE SOCIAL

79

Sedangkan menurut A yang merupakan Kepala Desa Biring Ere yang

terlibat dalam Forum Mitra Amanah ini adalah:

“Disini saya selaku kepala desa dan orang yang terlibat di dalam

Forum hanya sebagai pengawas dalam pelaksanaan penyadiaan air

bersih ini, jelas Forum Mitra Amanah sebagai pengelola anggaran

yang dimana diberikan langsung oleh PT. Semen Tonasa.” (hasil

wawancara pada hari kamis tanggal 13 juni pukul 13:15)

Berdasarkan hasil wawancara diatas, A salaku Kepala Desa Biring ere

mengungkapkan bahwa struktur pelaksanaan CSR (Corporate Social

Responsibility) dalam penyediaan air bersih berjalan dengan baik.

Forum Mitra Amanah adalah forum yang dibentuk oleh masyarakat

desa Biringere melalui musyawarah bersama yang tergabung dari berbagai

elemen yang ada di desa biring ere, lembaga sosial yang dibentuk oleh

masyarakat yang berfokus pada peningkatan taraf hidup masyarakat di Desa

Biring ere.

Dalam program CSR penyediaan air bersih Forum Mitra Amanah

hanya sebagai pengelola anggaran yang dimana anggarannya berasal dari PT.

Semen Tonasa.Program penyediaan air bersih sendiri di buat oleh masyarakat

yang tergabung di dalam Forum, ketika program yang buat sudah

terencanakan selanjutnya diteruskan oleh pengawas lapangan yang di tunjuk

langsung oleh PT. Semen Tonasa untuk merealisasikan program tersebut.

Berikut pendapat J selaku Masyarakat penerima penyediaan air bersih

adalah:

Page 93: SKRIPSI TATA KELOLA KEMITRAAN CORPORATE SOCIAL

80

“Setahu saya kita sebagai masyarakat hanya sebagai pemelihara saja,

masyarakat disini sangat bersyukur mendapatkan penyediaan air bersih

sebab kita terlindungi dari penyakit yang dapat menyerang dari air, dan

juga air bersih ini dapat digunkan untuk keperluan sehari-

hari.Aopabila ada kerusakan kecil seperti pipa penyaluran bocor

masyarakatlah yang berkontribusi untuk mengganti pipa yang bocor

tersebut.”(Hasil wawancara pada hari minggu tanggal 9 juni 2019

pukul 15:00)

Penjelasan informan J diatas selaku masyarakat umum yang

mendapatkan penyaluran penyediaan air bersih yang berada di Desa Biring

Ere Tonasa II Kecematan Bungoro Kabupaten Pangkep menngemukakan

bahwa pelaksanaanya sudah tersturktur dengan baik semua mitra yang

terlibat juga melaksanakan tugasnya dengan baik. Sehingga tata kelola

program CSR (Corporate Social Responsibility) dalam penyediaan air bersih

ini terealisasikan dengan baik dan apa yang menjadi keluhan masyarakat

selama ini terjawabkan.

Masyarakat hanya sebagai pemelihara dalam pogram CSR penyediaan

air bersih di Desa Biring Ere, jika ada terjadi kerusakan kecil setalah pasca

pembangunan, misalnya pipa yang digunakan bocor maka yang

menanggung biaya kerusakan adalah masyarakat yang menerima penyediaan

air berish.Biaya nya didapatkan dari uang yang dikumpulkan oleh

masyarakat itu sendiri yang menerima penyediaan air bersih. Sedangkan

apabila terjadi kerusakan besar masyarakat tidak menanggu biaya kerusakan

seperti mesin bor penyediaan air bersih rusak, maka menanggu biaya belum

Page 94: SKRIPSI TATA KELOLA KEMITRAAN CORPORATE SOCIAL

81

jelas, sebab Forum Mitra Amanah harus melakukan pengadaan untuk proses

pembaikan.

C. Insentif tata kelola kemitraan CSR (Corporate Social Responsibility)

PTSemen Tonasa dalam penyediaan air bersih di Desa Biringere Tonasa II

Kabupaten Pangkep?

Insentif berdasarkan Provan dan Mildward (1994) dalam konsep hollow state

perspektif ini merupakan hal-hal yang diberikan oleh pihak pemberi kerja kepada

pihak kedua dalam proses kemitraan yang dilakukan agar program kerjasama

tersebut dapat berlangsung dengan efektif. Efektifitas suatu kemitraan juga sangat

dipengaruhi oleh inentif yang terintegrasi. Teori ini mengemukakan bahwa

pendanaan yang baik menunjukkan performa atau kinerja yang lebih baik

dibandingkan sistem pendanaan yang minim. Ketika tingkat kewajaran dari

pendanaan dikombinasikan dengan desain kemitraan yang sesuai stabilitas

hubungan pihak pertama dengan pihak kedua juga berpengaruh. Sistem yang

stabil, meskipun di desain secara minim atau pendanaan tidak cukup,

mengizinkan individu atau lembaga yang terdapat didalamnya mampu untuk

memecahkan masalah dan menyepakati pembagian kerjasama sistem tersebut.

Tetapi pada kenyataannya Disini PT. Semen Tonasa hanya memberikan

bantuan awal berupa anggaran dana yang kesemua meliputi pembangunan dari

awal sampai akhir. Setalah pembangunan selesai PT. Semen Tonasa tidak

mempunyai peran aktif lagi atau tidak memberikan biaya tambahan jika terjadi

Page 95: SKRIPSI TATA KELOLA KEMITRAAN CORPORATE SOCIAL

82

kerusakan pada penyediaaan air bersih tersebut. Disini cuma Masyarakat lah yang

kembali berperan aktif untuk menyediakan anggaran yang dikumpulkan dari

masyarakat penerima air bersih kemudian di berikan kepada Forum Mitra

Amanah sebagai biaya tambahan atau biaya pemelihraan jika ada kerusakan yang

terjadi setalah pasca pembangunan.

Untuk menjelaskan data tersebut peneliti melakukan wawancara dengan I

selaku Supervisor CSR PT. Semen Tonasa

“kita tidak memberikan biaya tambahan atau insentif setalah pasca

pembangunan karena semua anggran yang diberikan sudah meliputi

semua, yang kita ketahui disini biaya tambahan akan diberikan atau

dikumpulkan dari masyaralat itu sendiri yang menerima penyediaan air

bersih.” (Hail wawancara I pada hari jumat tanggal 31 Mei 2019 pukul

08:00)

Selanjutnya ditambahan oleh M selaku Ketua Forum Mitra Amanah

mengemukakan bahwa:

“PT. Semen Tonasa hanya menyediakan anggaran awal tidak

memberikan insentif dalam hal pembangunan yang di lakukan karena

semua anggaran yang diberikan sudah memiliki rinciaan masing-

masing. Kalau berbicara mengenai insentif atau biaya tambahan kita

hanya memungut dari masyarakat, itu digunakan jika ada kerusakan

yang terjadi setalah pasca pembangunan penyediaan air bersih

ini.”(Hasil wawancara M pada hari minggu tanggal 9 juni 2019 pukul

17:00)

Dari hasil wawancara diatas maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa

PT. Semen Tonasa tidak memberikan insentif dalam pembanguan penyediaan

air bersih, karena dana yang berikan dari awal semua sudah meliputi hal-hal

apa saja yang diperlukan dalam pembangunan penyediaan air bersih. Di sini

sebaliknya masyarakat lah yang memberikan biaya tambahan yang di

Page 96: SKRIPSI TATA KELOLA KEMITRAAN CORPORATE SOCIAL

83

kumpulkan dari masyaraat yang menerima penyediaan air bersih, biaya

tersebut digunkan jika ada keruskan yang terjadi setalah pasca pembangunan

penyediaan air bersih di Desa Biring Ere Tonasa II Kabupaten Pangkep.

Page 97: SKRIPSI TATA KELOLA KEMITRAAN CORPORATE SOCIAL

84

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan rumusan masalah, hasil penelitian dan pembahasan yang

diperoleh pada bab sebelumnya maka kesimpulan pada penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Mekanisme tata kelola kemitraan PT. Semen Tonasa dan Forum Mitra

Amanah pada program CSR dalam penyediaan air bersih yaitu adanya a)

usulan dari Forum Mitra Amanah ke PT. Semen Tonasa melalui program

CSR dalam penyediaan air bersih. b). Peninjauan lapangan dilakukan oleh

pihak pertama yaitu PT. Semen Tonasa. c). pemberiaan bantuan dana, PT.

Semen bertindak sebagai pemberi dana anggaran sedangkan Forum Mitra

Amanah sebagai pengelola anggaran. d). Pelaksanaan dan Monitoring,

pelaksanaan penyediaan air berish dilakukan oleh pihak kedua yaitu

Forum Mitra Amanah sampai selesai selama 90 hari kelender di Desa

Biring Ere sedangkan Monitoring dilakukan oleh pihak kedua yaitu LCO

bentukan dari PT. Semen Tonasa untuk melakukan kontrol terhadap

kelancaran pelaksanaan pembangunan penyediaan air bersih dan

memastikan keterlaksanaan program sesuai dengan panduan mekanisme

pelaksanaan.

84

Page 98: SKRIPSI TATA KELOLA KEMITRAAN CORPORATE SOCIAL

85

2. Dalam struktur tata kelola kemitraan CSR PT. Semen Tonasa dan Forum

Mitra Amanah di Desa Biringere Tonasa II Kabupaten Pangkep adalah

sutau susunan yang dibentuk atau aktor yang terlibat dalam kemitraan

ialah PT. Semen Tonasa dan Forum Mitra Amanah. PT. Semen Tonasa

bertugas sebagai penyedia anggaran dalam program penyediaan air

bersih, melakukan kontrol terhadap kelancaran pelaksanaan

pembangaunan air bersih dan memastikan keterlaksanaan program sesuai

dengan panduan serta memberikan saran dan pemecahan masalah yang

dihadapi dilapangan. sedangkan Forum Mitra Amanah bertugas sebagai

pengelola anggran dana yang diberikan oleh PT. Semen Tonasa dan

menjamin bahwa dana yang diberikan pihak pertama hanya akan

digunakan untuk keperluan program penyediaan air bersih serta

berkewajiban memeriksa dan meneliti rincian anggaran biaya penyediaan

air bersih disesuaikan dengan ketersediaan dan hagra sumber daya bahan,

alat dan tenaga kejra di lokasi pembangunan penyediaan air bersih dan

memastikan bahwa seluruh anggaran yang disediakan sesuai dengan surat

perjanjian kerja saya yang sudah disepakati.

3. Insentif tata kelola kemitraan CSR PT. Semen Tonasa dan Forum Mitra

Amanah yaitu pemberiaan biaya tambahan yang dapat digunakan apabila

terjadi kerusakan kecil setelah pasca pembangunan, tetapi pada

kenyataannya tidak adanya biaya tambahan yang diberikan untuk

Page 99: SKRIPSI TATA KELOLA KEMITRAAN CORPORATE SOCIAL

86

memperbaiki kerusakan yang terjadi setalah pasca pembangunan, biaya

tambahan hanya dikumpulkan dari masing-masing masyarakat yang

menerima penyediaan air bersih.

B. Saran

Berdasarkan uraian kesimpulan diatas, maka dari itu penulis

merekomendasikan saran-saran mengenai tata kelola kemittraan CSR PT.

Semen Tonasa dan Forum Mitra Amananah berserta masyarakat dalam

penyediaan air bersih di Desa Biring Ere Tonasa II Kabupaten Pangkep yaitu

sebagai berikut:

1. PT. Semen Tonasa diharapkan akan selalu menjadi inti agensi dalam

pelakasanaan program. Dukungan ini paling dibutuhkan oleh masyarakat

penerima air bersih. Dukungan PT. Semen Tonasa dalam hal pemberian

dana agar program penyediaan air bersih dapat berjalan dengan baik. Dan

Forum Mitra Amanah diharapkan tetap berfungsi membantu masyarakat

untuk mengelola anggaran yang diberikan oleh PT. Semen Tonasa.

2. Forum Mitra Amanah diharapkan dalam pengelolaan dana yang diberikan

dikelola dengan baik sehingga tidak ada kekurangan pada saat melakukan

pembangunan penyediaan air bersih.

3. Masyarakat harus dapat selalu menjaga atau memeilihara penyediaan air

bersih yang disediakan agar masyarakat yang menerima air bersih dapat

meningkatkan taraf hidupnya.

Page 100: SKRIPSI TATA KELOLA KEMITRAAN CORPORATE SOCIAL

87

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Mas Daniri. 2005. Good Corporate Governance: Konsep Dan Penerapannya

Dalam Konteks Indoesia. Ray Indonesia: Jakarta.

Annual. 2017. Laporan tahun 2016 PT. Semen Tonasa.

http://sementonasa.co.id>68-685csrtonasa.html. Diakses 09/02/2018.

Bappenas.2007. Laporan Pencapaian Millenium Development Goals Indonesia.

UNNES: Jakarta.

Dwiyanto, Agus. 2011. Manajemen Pelayanan Publik: Peduli, Inklusif, Dan

Kolaboratif Edisi Kedua. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta.

Fitroh. 2009. Penilaian tingkat kemampuan teknologi informasi pada sistem

informasi manajemen akademik. Yogyakarta: seminar nasional aplikasi teknologi

informasi.

Hafsah, Muhammad Jafar. 2002. Kemitraan Usaha. Pustaka Sinar Harapan: Jakarta.

Jogiyanto. 2011. Sistem Tata Kelola Teknologi Informasi. Andi: Yogyakarta.

Kariem. 2003. Prinsip Kemitraan. Genta Press: Yogyakarta.

Kadir, Nurhayati. 2012. Penerapan Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan

(PKBL) PT. Semen Tonasa (Studi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Di Desa

Biringere Kabupaten Pangkep Sulawesi Selatan). Universitas Gadjah Mada:

Yogyakarta.

http://etd.repository-ugm.ac.id. Diakses 26/04/2018

La’orte, 2002.Tata Kelola Sebagai Sebuah Pemerintah Yang Benar. PT Gramedia

Pustaka Utama: Jakarta.

Louis E Boone, David L Kurtz. 2002. Pengantar Bisnis. Erlangga: Jakarta.

Menteri Kesehatan Reublik Indonesia Nomor 1405/MENKES/SK/XI/2002 tentang

persyaratan kesehatan lingkungan kerja perkantoran dan industry

Sulistiyani, Ambar Teguh. 2004. Kemitraan Dan Model-Model Pemberdayaan. Gaya

Media: Yogyakarta.

Sulistiany.(1999). Skripsi. Depok: fakultas psikologi universitas Indonesia.

87

Page 101: SKRIPSI TATA KELOLA KEMITRAAN CORPORATE SOCIAL

88

Sugiyono, 2014.Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Alfabeta:

Bandung.

Sugiharto. 1987. Dasar-Dasar Pengelolaan Air Limbah. UI-Press: Jakarta.

Syukur, Abdullah. 1987. Study Implementasi Latar Nelakang Konsep Pendekatan dan

Relevansinya Dlam Pembangunan. Persadi. Ujung Pandang. Hal 40.

Rahmatullah. 2014 .Kemitraan CSR Antara Pemerintah, Perusahaan, Dan

LSM.Samudra Buku: Yogyakarta.

Tugimin. 2004. Kewarganegaraan. CV Grahadi: Surakarta.

Tenri, Yanti. 2004. Kemitraan Pemerintah dan Swasta dalam Pembangunan Bandara

Swadaya Sangia Nibandera Kabupaten Kolaka Sulawesi

Tenggara.Https://media.neliti.com>publications. Diakses tanggal 3 Mei 2018,

13:45 Pm.

Undang-undang No. 40 Tahun 2007 tentang perseroaan terbatas.

Profan, Keith G. and Milward H. Briton. 1994. Governing The Hollow State (Jurnal

Yanti Tenri. Kemitraan Pemerintah Dan Swasta Dalam Pembangunan Bandara

Swadaya Sangia Nibandera Kabupaten Kolaka).

Https://media.neliti.com>publications. Diakses tanggal 3 Mei 2018, 13:41 Pm,.

364/J Part 10 April 2000.

Peraturan Pemerintah No. 47 Tahun 2002 Tentang Tanggung Jawab Sosial Dan

Lingkungan Perseroan Terbatas

Wibisiono, Yusuf. 2007. Membedah Konsep Dan Aplikasi CSR. Fascho Publishing:

Gresik.

Page 102: SKRIPSI TATA KELOLA KEMITRAAN CORPORATE SOCIAL

89

LAMPIRAN

Page 103: SKRIPSI TATA KELOLA KEMITRAAN CORPORATE SOCIAL

90

Page 104: SKRIPSI TATA KELOLA KEMITRAAN CORPORATE SOCIAL

91

Page 105: SKRIPSI TATA KELOLA KEMITRAAN CORPORATE SOCIAL

92

Page 106: SKRIPSI TATA KELOLA KEMITRAAN CORPORATE SOCIAL

93

Page 107: SKRIPSI TATA KELOLA KEMITRAAN CORPORATE SOCIAL

94

Page 108: SKRIPSI TATA KELOLA KEMITRAAN CORPORATE SOCIAL

95

Page 109: SKRIPSI TATA KELOLA KEMITRAAN CORPORATE SOCIAL

96

Page 110: SKRIPSI TATA KELOLA KEMITRAAN CORPORATE SOCIAL

97

Page 111: SKRIPSI TATA KELOLA KEMITRAAN CORPORATE SOCIAL

98

Page 112: SKRIPSI TATA KELOLA KEMITRAAN CORPORATE SOCIAL

99

Page 113: SKRIPSI TATA KELOLA KEMITRAAN CORPORATE SOCIAL

100

Page 114: SKRIPSI TATA KELOLA KEMITRAAN CORPORATE SOCIAL

101

Dokumentasi Isi Lembar Penelitian

Gambar penyediaan air bersih di Desa

Biring Ere Dusun Balang

Page 115: SKRIPSI TATA KELOLA KEMITRAAN CORPORATE SOCIAL

102

Gambar penyediaan air bersih di Desa

Biring Ere, Dusun Biring Ere

Page 116: SKRIPSI TATA KELOLA KEMITRAAN CORPORATE SOCIAL

103

Gambar penyediaan air bersih di Desa

Biring Ere, Dusun Borong Utia

Page 117: SKRIPSI TATA KELOLA KEMITRAAN CORPORATE SOCIAL

104

Dokumentasi Wawancara

Wawancara ketua Forum Mitra Amanah

Page 118: SKRIPSI TATA KELOLA KEMITRAAN CORPORATE SOCIAL

105

Wawancara Kepala Biro CSR (Corporate Social Responsibility)

PT. Semen Tonasa

Page 119: SKRIPSI TATA KELOLA KEMITRAAN CORPORATE SOCIAL

106

RIWAYAT HIDUP

Sri Fajriani, dilahirkan di Desa Biring Ere Tonasa II

Kecematan Bungoro Kabupaten Pangkep, pada tanggal

03ketiga dari empat bersaudara dari pasangan Jumaedi dan

Johar. Pada tahun 2002 penulis memasuki sekolah dasar di

SDN 35 Tonasa II dan lulus pada tahun 2008, kemudia penulis

melajutkan pendidikan ke SMPS Semen Tonasa II dan lulus

pada tahun 2011. Pada tahun 2011 penulis melanjutkan pendidikan ke SMAN 1

Bungoro dan lulus pada tahun 2014. Pada tahun 2014 penulis melanjutkan pendidikan

ke Program Studu Ilmu Administrasi Negara, Jurusan Ilmu Administrasi Negara,

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar. Dalam

rangka menyelesaikan pendidikan dan merupakan syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Ilmu Administrasi Negara penulis melakukan penelitian dengan judul “Tata

Kelola Kemitraan Corporate Social Responsibility PT Semen Tonasa Dalam

Penyediaan Air Bersih Di Desa Biring Ere Tonasa II Kabupaten Pangkep” yang

dibimbing oleh Ibu Dr. Hj Fatmawati, M.Si dan Bapak Dr. Abdi, M.Pd.