skripsi - stikes bhmrepository.stikes-bhm.ac.id/135/1/23.pdfii skripsi pengaruh jus mengkudu dalam...
TRANSCRIPT
i
SKRIPSI
PENGARUH JUS MENGKUDU DALAM MENURUNKAN TEKANAN
DARAH TINGGI PADA LANSIA DI DESA DOLOPO KECAMATAN
DOLOPO KABUPATEN MADIUN
Oleh :
WENDA IKE PRASTIKA
NIM : 20140210
PRODI KEPERAWATAN
STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN
2018
ii
SKRIPSI
PENGARUH JUS MENGKUDU DALAM MENURUNKAN TEKANAN
DARAH TINGGI PADA LANSIA DI DESA DOLOPO KECAMATAN
DOLOPO KABUPATEN MADIUN
Diajukan untuk memenuhi
Salah satu persyaratan dalam mencapai gelar
Sarjana Keperawatan (S.Kep)
Oleh :
WENDA IKE PRASTIKA
NIM : 20140210
PRODI KEPERAWATAN
STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN
2018
iii
iv
v
LEMBAR PERSEMBAHAN
Dengan segala puja dan puji syukiur kepada Tuhan Yang Maha Esa dan atas
dukungan dan doa dari orang-orang tersayang, akhirnya skripsi ini selesai dengan
baik dan tepat pada waktunya. Oleh krena itu rasa syukur saya ucapkan terimakasih
kepada :
Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya atas izin dan karuniaNya maka skripsi
ini dapat dibuat dan selesai pada waktunya. Puji syukur yang tak terhinggapada
Tuhan penguasa alam yang meridhoi dan mengabulkan segala doa.
Kedua orang tua Bapak Choiri dan Ibu Dewi Tri Rahmawati, yang telah
memberikan dukungan moril maupun materi serta doa yang tiada henti untuk
kesuksesan saya, karena tidak ada kata yang indah dari lantunan doa dan tiada doa
yang paling khusuk selain doa dari kedua orang tua. Dan terimakasih sudah
membiayai kuliah saya selama 4 tahun ini. Ucapkan terimakasih saja takkan pernah
cukup untuk membalas kebaikan orang tua, karena ini terimalah persembahan bakti,
sayang dan cintaku untuk kedua orang tua saya.
Bapak dan Ibu Dosen khususnya pada pembimbing l saya Bapak Cholik
Harun R, M.Kes dan pembimbing ll saya Bapak Kuswanto, S.Kep.,Ns.,M.Kep, dan
dewan penguji saya Ibu Sagita Haryati, S.Kep.,Ns.M.Kes, yang selama ini telah tulus
dan iklhas meluangkan waktunya untuk menuntun dan mengarahkan saya,
memberikan bimbingan dan pengajaran yang tiada ternilai harganya, agar saya
menjadi lebih baik. Terimakasih untuk Bapak dan Ibu Dosen.
Kakek Soegijianto, nenek Suci Hartiwi dan Murtini, yang senantiasa memberi
dukungan serta motivasi, semangat, senyum, doa, kasih sayang untuk keberhasilan
ini, serta keluarga besar dan segenap saudara.
Sahabatku tercinta Helma, Indah Budi, Della, Herlina, Ermi, Binti, Kapita,
Reza, Reni dan teman- teman tersayang khususnya angkatan 2014 khususnya
terimakasih untuk Tri Wulandari yang sudah membantu saya saat mengerjakan spss
dan terimakasih untuk kalian semua atas semangat, dukungan. semoga perjuangan
yang kita lewati bersama ini menjadi kenangan indah dan manis yang telah terukir
selama ini.
Terimakasih yang untuk kalian semua, akhir kata saya persembahkan skripsi
ini untuk kalian semua, orang- orang yang saya sayangi dan semoga skripsi ini dapat
bermanfaat dan berguna untuk kemajuan ilmu pengetahuan di masa yang akan
datang, Amin.
vi
LEMBAR PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Wenda Ike Prastika
NIM : 201402109
Prodi : S1 Keperawatan
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil pekerjaan saya sendiri
dan di dalamnya tidak terdapat karya yang pernah diajukan dalam memperoleh gelar
sarjana di suatu perguruan tinggi dan lembaga pendidikan lainnya. Pengetahuan yang
diperoleh dari hasil penerbitan baik yang sudah maupun belum/ tidak di
publikasikan, sumbernya di jelaskan dalam tulisan dan daftar pustaka.
Madiun, Juli 2018
Wenda Ike Prastika
201402109
vii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Wenda Ike Prastika
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat dan Tanggal Lahir : Madiun, 26 November 1995
Agama : Islam
Alamat : Jln. Asem Payung RT 16 RW 06 No. 636 Desa
Dolopo Kecamatan Dolopo Kabupaten Madiun
E-mail : [email protected]
Riwayat Pendidikan : 1. Lulus TK Mardisiwi Dolopo tahun 2002
2. Lulus SDN Dolopo 3 tahun 2008
3. Lulus SMPN 1 Dolopo tahun 2011
4. Lulus SMAN 1 Dolopo tahun 2014
5. Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun 2014- sekarang
viii
ABSTRAK
PENGARUH JUS MENGKUDU DALAM MENURUNKAN TEKANAN
DARAH TINGGI PADA LANSIA DI DESA DOLOPO KECAMATAN
DOLOPO KABUPATEN MADIUN
WENDA IKE PRASTIKA
201402109
101 Halaman + 11 Tabel + 12 Lampiran
Peningkatan usia sering di ikuti dengan meningkatnya penyakit degeneratif
yang sering dijumpai pada kelompok lansia. Penyakit degeneratif menjadi masalah
utama, seperti penyakit jantung dan hipertensi yang mulai tampak menonjol seiring
bertambahnya umur seseorang. Jika kondisi ini dibiarkan maka akan menimbulkan
banyak dampak pada lansia. Untuk itu keluarga harus sering melihat kondisi agar
tekanan darah tinggi pada lansia berjalan normal. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui pengaruh jus mengkudu dalam menurunkan tekanan darah tinggi pada
lansia di desa dolopo kecamatan dolopo kabupaten madiun.
Desain penelitian ini menggunakan eksperimen dengan rancangan penelitian
yang digunakan adalah pre-eksperimen dengan one group pre test – post test design.
Sampel penelitian berjumlah 32 orang. Analisis data menggunakan Uji Statistik
wilcoxon.
Hasil Penelitian dengan uji wilcoxon diperoleh nilai P = 0.000, karena nilai
value = <0,05 maka Ha diterima, berarti ada pengaruh yang signifikan antara tekanan
darah sistol diastol sebelum 153/92 mmHg dan sesudah 124/80 mmHg pemberian
terapi jus buah mengkudu di desa dolopo kecamatan dolopo kabupaten madiun.
Dalam menurunkan tekanan darah pada lansia diharapkan orang tersebut
mampu mengkonsumsi jus buah mengkudu. Sehingga dapat mengurangi tekanan
darah pada penderita hipertensi pada lansia.
Kata kunci: jus mengkudu, tekanan darah tinggi, lansia.
ix
ABSTRACT
EFFECTS OF NONI JUICE REDUCE HIGH BLOOD PRESSURE IN
LANSIA IN VILLAGES DOLOPO SUB DISTRICT DOLOPO DISTRICT
MADIUN
WENDA IKE PRASTIKA
201402109
101 Pages + 11 Tables + 12 Appendix
Increased age is often followed by increasing degenerative diseases that are
often found in the elderly group. Degenerative disease becomes a major problem,
such as heart disease and hypertension that start to look prominent as one gets older.
If this condition is left it will cause a lot of impact on the elderly. For that family
should often see the condition for high blood pressure in the elderly to walk
normally. The purpose of this study to determine the influence of mengkudu juice in
lowering high blood pressure in the elderly in the village dolopo dolopo district
madiun district.
This research design using experiment with research design which used is
pre-experiment with one group pre test - post test design. The sample of the study
amounted to 32 people. Data analysis using wilcoxon statistic test.
Result of research with test obtained value P = 0.000, because value of
<0,05 then Ha accepted, meaning there is significant influence between blood
pressure of sistol diastol before 153/92 mmHg and after 124/80 mmHg giving
treatment of noni juice in dolopo village dolopo district madiun district.
In lowering blood pressure in elderly people are expected to be able to
consume noni juice. So as to reduce blood pressure in people with hypertension in
the elderly.
Keywords: juice noni, high blood pressure, elderly.
x
DAFTAR ISI
Halaman
Sampul Depan ………………………………………………………….
Sampul Dalam ..................................................................................................
i
ii
Lembar Persetujuan .......................................................................................... Iii
Lembar Pengesahan …………………………………………………….
Lembar Persembahan …………………………………………………..
Lembar Pernyataan ……………………………………………………..
Daftar Riwayat Hidup ....................................................................................
iv
v
vi
vii
Abstrak …………………………………………………………………
Abstract ………………………………………………………………...
Daftar Isi ……………………………………………………………….
Dafar Tabel .......................................................................................................
viii
ix
x
xiii
Daftar Lampiran ............................................................................................... xiv
Daftar Singkatan ............................................................................................... xv
Daftar Istilah…………………………………………………………….
Kata Pengantar .................................................................................................
xvi
xvii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 7
1.3 Tujuan Penelitian .............................................................................. 7
1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................... 8
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hipertensi .......................................................................................... 10
2.1.1 DefinisiHipertensi ................................................................. 10
2.1.2 Klasifikasi Hipertensi ............................................................ 10
2.1.3 Etiologi Hipertensi ................................................................ 15
2.1.4 Gambaran Klinis Hipertensi ..................................................
2.1.5 Komplikasi Hipertensi ..........................................................
20
21
xi
2.1.6 Pencegahan Hipertensi .........................................................
2.1.7 Penatalaksanaan Hipertensi ...................................................
2.1.8 Patofisiologi .........................................................................
22
24
26
2.2 Konsep Lansia ................................................................................... 2
2.2.1 Definisi Lansia ........................................................................ . 2
2.2.2 Klasifikasi Lansia .................................................................... . 2
2.2.3 Teori Proses Lansia ................................................................. 31
2.2.4 Faktor Proses Lansia ............................................................... . 34
2.2.5 Perubahan Yang Terjadi Pada Lansia ..................................... . 34
2.3 Mengkudu (Morinda Citrifolia I) ..................................................... 38
2.3.1 Definisi ..................................................................................... 38
2.3.2 Manfaat Mengkudu ................................................................. . 40
2.3.3 Cara Pengolahan Mengkudu Untuk Menurunkan
Hipertensi ................................................................................ .
41
2.3.4 Patofisiologi Buah Mengkudu Untuk Menurunkan
Tekanan Darah Tinggi ......................................................................................
42
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESA
PENELITIAN
3.1 Kerangka Konseptual ........................................................................ 45
3.2 Hipotesis Penelitian ........................................................................... 45
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN
4.1 Rencana Penelitian ............................................................................ 47
4.2 Populasi dan Sampel ....................................................................... 47
4.3 Teknik Sampling ............................................................................. 50
4.4 Kerangka Kerja Penelitian 50
4.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ................................. 51
4.6 Instrumen Penelitian ........................................................................ 53
4.7 Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................... 54
4.8 Prosedur Pengumpulan Data ........................................................... 54
4.9 Teknik Analisa Data ........................................................................ 55
xii
4.10 Etika Penelitian .............................................................................. 59
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Gambaran dan Lokasi Penelitian ……………………………
5.2 Hasil Penelitian………………………………………………
5.2.1 Data Umum……………………………………………
5.2.2 Data Khusus…………………………………………...
5.3 PEMBAHASAN…………………………………..…………
5.3.1 Tekanan Darah Sebelum Pemberian Jus Mengkudu…..
5.3.2 Tekanan Darah Sesudah Pemberian Jus Mengkudu…...
5.3.3 Pengaruh Jus Mengkudu………………………………
5.4 Keterbatasan Penelitian………………………………………
BAB 6 PENUTUP………………………………………………………
6.1 Kesimpulan…………………………………………………...
6.2 Saran………………………………………………………….
Daftar Pustaka .................................................................................................
61
62
62
64
67
67
69
70
74
75
75
76
77
Lampiran .................................................................................................. 79
xiii
DAFTAR TABEL
2.1 Bagan Pengolahan Jus Mengkudu ............................................................ 41
3.1 Kerangka Konsep Penelitian ..................................................................... 45
4.1 Desain Penelitian ...................................................................................... 47
4.2 Kerangka Konsep ..................................................................................... 52
4.3 Definisi Oprasional .................................................................................. 53
5.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Di
Desa Dolopo Kecamatan Dolopo Kabupaten Madiun …………………. 62
5.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis
Kelamin Di Desa Dolopo Kecamatan Dolopo Kabupaten Madiun…….. 63
5.3 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Status
Pekerjaan Di Desa Dolopo Kecamatan Dolopo Kabupaten Madiun …... 63
5.4 Tekanan Darah Sitol Dan Diastol Sebelum Di Berikan Jus Buah
Mengkudu Untuk Menurunkan Tekanan Darah Tinggi Pada Lansia Di
Desa Dolopo Kecamatan Dolopo Kabupaten Madiun Pada Bulan
Mei 2018……………………………………………………………….. 64
5.5 Tekanan Darah Sitol Dan Diastol Sesudah Di Berikan Jus Buah
Mengkudu Untuk Menurunkan Tekanan Darah Tinggi Pada Lansia Di
Desa Dolopo Kecamatan Dolopo Kabupaten Madiun Pada Bulan
Mei 2018………………………………………………………………. 65
5.6 Analisa Perubahan Tekanan Darah Sitol Dan Diastol Sesudah Di
Berikan Jus Buah Mengkudu Untuk Menurunkan Tekanan Darah
Tinggi Pada Lansia Di Desa Dolopo Kecamatan Dolopo
Kabupaten Madiun Pada Bulan Mei 2018…………………………….. 66
5.7 Pathway Kandungan Jus Mengkudu………………………………….. 73
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Pencarian Data Awal Bakesbampol .................................... 79
Lampiran 2 Surat Pengantar Penelitian Dari Kampus………………………. 80
Lampiran 3 Surat Rekomendasi Penelitian Dari Kesbangpol ………………. 81
Lampiran 4 Surat Keterangan Selesai Penelitian …………………………… 82
Lampiran 5 Surat Keterangan Menjadi Responden ………………………… 83
Lampiran 6 Lembar Persetujuan Menjadi Responden ……………………… 84
Lampiran 7 Standart Operasional Prosedur ………………………………… 85
Lampiran 8 Hasil Tabulasi Penelitian ………………………………………. 89
Lampiran 9 Hasil Uji Normalitas …………………………………………… 94
Lampiran 10 Pengolahan Data ……………………………………………… 98
Lampiran 11 Lembar Konsultasi ………………………………………….... 105
Lampiran 12 Dokumentasi …………………………………………………. 106
xv
DAFTAR SINGKATAN
Lansia : Lanjut Usia
RISKESDAS : Riset Kesahatan Dasa
Puskesmas : Pusat Kesehatan Masyarakat
SOP : Standar Operasional Prosedur
xvi
DAFTAR ISTILAH
Anonymity : Tanpa nama
Coding : Pengkodean
Confidentiality : Kerahasiaan
Degenerative : Kemunduran
Editing : Pengolahan
Informed consent : Penjelasan atau persetujuan
Mean : Jumlah dari seluruh nilai data dibagi
dengan banyaknya data
Median : Nilai tengah
Middle age : Usia pertengahan
Old : Usia Tua
One Group Pre Test Post Test Design : Desain penelitian eksperimental
Silent killer : Pembunuh diam- diam
xvii
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penyusunan skripsi dengan judul “Pengaruh Jus
Mengkudu Dalam Menurunkan Tekanan Darah Tinggi Pada Lansia Di Desa Dolopo
Kecamatan Dolopo Kabupaten Madiun”.
Adapun maksud penulis menyusun skripsi ini adalah memenuhi persyaratan
dalam menyelesaikan Pendidikan Sarjana Keperawatan di Stikes Bhakti Husada
Mulia Madiun.
Penulis sadar bahwa proposal ini dapat terselesaikan berkat dorongan dan
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis dengan setulus hati
mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Zaenal Abidin, SKM., M.Kes selaku ketua STIKES Bhakti Husada Mulia
Madiun.
2. Mega Arianti Putri, S.Kep., Ns., M.Kep selaku Ketua Prodi Sarjana
Keperawatan STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun.
3. Cholik Harun, M.Kes selaku pembimbing 1 dalam penyusunan skripsi ini.
4. Kuswanto, S.Kep.,Ns.,M.Kes selaku pembimbing 2 dalam penyunan skripsi
ini.
5. Keluarga tercinta yang selalu memberikan semangat dan dukungan dalam
penyusunan proposal ini.
6. Kepala Puskesmas Bangunsari dan Kepala Desa Dolopo yang sudah
memberikan izin untuk penelitian.
xviii
7. Teman-teman Keperawatan 7B dan semua pihak yang banyak membantu
dalam penyusunan Skripsi ini.
Penulis menyadari karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan dalam
penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu saran dan kritik
yang membangun dari pembaca sangat kami harapkan untuk kesempurnaan skripsi
ini.
Madiun, Juli 2018
Peneliti
Wenda Ike Prastika
20140210
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hasil pembangunan yang pesat dewasa ini khususnya dalam bidang medis,
dapat meningkatkan umur harapan hidup sehingga jumlah lansia bertambah tiap
tahunnya. Peningkatan usia tersebut sering di ikuti dengan meningkatnya
penyakit degeneratif yang sering dijumpai pada kelompok lansia. Penyakit
degeneratif menjadi masalah utama, seperti penyakit jantung dan hipertensi yang
mulai tampak menonjol seiring bertambahnya umur seseorang Depkes, 2012).
Salah satu penyakit degeneratife yang sering di jumpai pada kelompok lansia
adalah penyakit hipertensi. Penyakit hipertensi termasuk penyakit yang banyak di
derita orang tanpa mereka sendiri mengetahuinya. Penyakit hipertensi dapat
menyebabkan berbagai hal menyusahkan, bahkan membahayakan jiwa. Namun
diera globalisasi ini berbagai akibat yang ditimbulkan oleh hipertensi dapat
dicegah dengan perawatan dini oleh para ahli dibidang medis (Abdullah, 2005).
Diseluruh dunia satu milyar orang menderita hipetensi. Dua pertiga
penyakit hipertensi ini terjadi di Negara berkembang. Tahun 2015 di perkirakan
1.5 milyar orang menderita hipertensi. Hipertensi mengakibatkan juta orang
meninggal setiap tahunnya. 1.5 juta orang meninggal dunia akibat hipertensi di
asia tenggara. Diperkirakan sepertiga populasi penduduk di asia tenggara
mempunyai penyakit hipertensi Lianamasari, 2015). Menurut Depkes RI (2008),
hipertensi merupakan penyebab kematian nomor tiga setelah stroke (15,4 %) dan
2
tuberkulosis (7,5 %), dengan presentasi mencapai 6,8 % dari populasi kematian
pada semua umur di Indonesia (Arif, dkk, 2013). Angka kejadian hipertensi
berdasarkan riset kesehatan dasar (Riskesdas) depertemen kesehatan tahun 2013
menunjukan kecenderungan prevalensi hipertensi sebanyak 9,5 % hasil ini lebih
tinggi dibanding tahun 2007 sebanyak 7,6 % (Riskesdas, 2013).
Prevalensi hipertensi di Indonesia melebihi rata-rata nasional, dari 33
Provinsi di Indonesia 8 provinsi yang kasus penderita hipertensi tinggi yaitu:
Sulawesi Selatan (27%), Sumatra Barat (27%) Jawa Barat (26%) Jawa Timur
(26%), Sumatra Utara (24%), Riau (23%) dan Kalimantan (22%). Sedangkan
dalam perbandingan kota di Indonesia kasus hipertensi cenderung tinggi di daerah
urban seperti: Jabodetabek, Medan, Bandung, Surabaya, Makassar yang mencapai
(30-34%), (Tyas, 2015). Secara keseluruhan jumlah penderita hipertensi di Jawa
Timur mencapai 275 ribu orang, daerah yang paling banyak menderita hipertensi
adalah kabupaten Malang dengan jumlah penderita 31.789 penderita, kemudian
Surabaya dengan jumlah 28.970 penderita dan Madura sebanyak 28.955
penderita, dengan rincian daerah Bangkalan sebanyak 11.292 penderita,
pamekasan 313 penderita, Sampang 8933 penderita dan Sumenep 8417 penderita,
(Portal Rakyat, 2011). Di Kabupaten Madiun 10.645 penderita hipertensi dan di
Puskesmas Bangunsari sebanyak 35 lansia penderita hipertensi selama tahun 2017
(Dinkes Kabupaten Madiun, 2017).
Tekanan darah tinggi adalah tekanan darah yang di definisikan sebagai
tekanan sistolik lebih dari 140mmhg dan diastolic lebih dari 0 mmhg (Trisha,
2007). Penyakit darah tinggi atau hipertensi pada lansia adalah penyakit dimana
3
tekanan darah batas atas (systole) lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah bawah
(diastole) lebih dari 90 mmHg (Maryam, 2008:192). Banyak orang beranggapan
bahwa terdapat banyak keluhandan tanda-tanda hipertensi, padahal tidak
demikian. Hipertensi tidak mempunyai keluhan dan tanda khas, karena itulah
disebut sebagai silent killer. Bahkan fakta membuktikan bahwa satu dari empat
penderita tidak mengetahui jika mereka penderita hipertensi. Karena itu penyakit
ini cukup mengancam jiwa (Dewi S & familia, 2010).
Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan
manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup yang tidak hanya
dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi sejak permulaan kehidupan. Menjadi tua
merupakan proses alamiah yang berarti sesorang telah melalui tahap- tahap
kehidupannya, yaitu neonates, toodler, pra school, school, remaja, dewasa dan
lansia. Tahap berbeda ini di mulai baik secara biologis mapupun psikologis
(Padila, 2013).
Hipertensi pada usia lanjut dikarenakan pembuluh darah arteri mengalami
penurunan elastisitas atau kekakuan, sehingga respon pembuluh darah untuk
membesar atau mengecil menjadi berkurang. Gangguan elastisitas pembuluh
darah ini menyebabkan tekanan darah sistolik meningkat sehingga volume darah
aorta (pembuluh darah dari jantung keseluruh tubuh) berkurang yang pada
akhirnya menyebabkan tekanan darah diastolik menurun. Semakin besar
perbedaan antara tekanan darah sistolik dan diastolik, semakin besar pula resiko
komplikasi ke pembuluh darah jantung dan akibatnya akan mempengaruhi
organ-organ seperti jantung, otak, dan ginjal (Sustrani, 2006). Dan serangkaian
4
pembuluh darah arteri dan vena yang mengangkut darah. Arteri membawa darah
yang kaya oksigen menjauhi jantung. Vena membawa darah yang kandungan
oksigennya sudah diambil kembali menuju jantung. Jantung ngandung banyak
otot dan bertugas memompa darah keseluruh tubuh. Jantung terdiri dari empat
ruang atrium kanan dan atrium kiri & ventrikel kanan dan ventrikel kiri) yang
tertutup oleh lapisan otot. Selama satu denyut jantung, otot jantung berkontraksi
dan keempat ruang dinding jantung ini tertekan seperti tangan yang terkepal.
Kejadian ini mendorong darah dari atrium ke ventrikel dan kemudian dari
ventrikel kesirkumulasi tubuh. Kerja pompa yang sederhana dan hambatan yang
dialami pompa tersebut dalam sistem sirkulasi yang tertutup sehingga terjadinya
tekanan darah Macnair, 2007).
Apabila tekanan darah tidak terkontrol, maka akan mengalami komplikasi
serius seperti: gagal ginjal, angina, serangan jantung dn stroke. Gagal jantung
dapat di artikan suatu keadaan diamana secara progresif jantung tidak dapat
memompa darah keseluruh tubuh secara efisien dan fungsinya semakin buruk ,
maka akan terjadi kebocoran cairan dari kapiler terkecil paru. Angina dapat
diartikan ketidak nyamanan atau nyeri dada. Serangan jantung atau infark
miokard, serangannya biasanya dipicu dari gumpalan darah yang terbentuk dalam
arteri. Stroke dibagi menjadi dua yaitu, iskemik terjadi apabila aliran darah di
arteri otak terganggu dengan mekanisme yang mirip dengan gangguan aliran
darah di arteri koroner saat serangan jantung dan hemoragik terjadi apabila
pembuluh darah otak atau di dekat otak pecah Trisha, 2007).
5
Pengobatan hipertensi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu famakologi dan
non farmakologi Ardiansyah, 2012). Pengobatan non farmakologi merupakan
pengobatan tanpa menggunakan bahan kimia. Upaya tersebut dapat dilakukan
dengan memanfaatkan bahan obat herbal) yang ada di sekitar sebagai obat
tradisional, salah satu contohnya adalah buah mengkudu.
Berdasarkan penelitian Cici 2015) membuktikan bahwa buah mengkudu
dapat menurunkan tekanan darah karena kandungan bahan aktif diantaranya
adalah scopoletin dapat menurunkan resistensi periferdan xeronin bekerja sebagai
diuretic yang dapat meningkatkan volume urine. Penelitian menurut Hartin 2011)
jus buah mengkudu juga dapat menurunkan tekanan darah. Penelitian Anik 2015)
juga membuktikan bahwa jus buah mengkudu dapat digunakan menurunkan
tekanan darah pada lansia.
Mengkudu (Morinda citrifolia L.) merupakan tanaman tropis yang telah
digunakan sebagai makanan dan pengobatan herbal. Mengkudu (Morinda
citrifolia L.) mulai dikenal secara luas sejak bangsa Polynesia bermigrasi ke Asia
Tenggara 2000 tahun yang lalu. Tanaman mengkudu (Morinda citrifolia L.)
diklasifikasikan ke dalam Filum Angiospermae, subfilum Dycotiledones, divisi
Lignosae,famili Rubiaceae, genus Morinda, dan spesies Morinda citrifolia L Cici,
2015).
Jus buah mengkudu telah diuji preklinis terhadap hewan uji coba tikus
putihdan uji klinis terhadap manusia yang telah dilakukan peneliti direktorat
teknologi farmasi dan medika, deputi TAB – BPP teknologi memperlihatkan
6
bahwa jus buah mengkudu ternyata dapat menurunkan tekanan darah Hendri
Toni, 200 ).
Berdasarkan hasil study pendahuluan yang dilakukan peneliti pada tanggal 5
Desember 2017. Data yang diperoleh di Puskesmas Bangunsari bahwa 35
responden lansia pada Desa Dolopo Kecamatan Dolopo penderita hipertensi. Dari
35 responden lansia, sebanyak 15 responden menderita hipertensi sejak 3 bulan
yang lalu. Usaha yang dilakukan untuk menurunkan tekanan darah tinggi adalah
dengan mengonsumsi obat penurun hipertensi, mengurangi asupan garam dan
menghindari makanan tinggi berkolesterol. Peneliti melakukan pengukuran
tekanan darah terhadap 15 responden, di peroleh hasil bahwa 10 dari 15 responden
masih menderita tekanan darah tinggi. Peneliti juga menanyakan kepada
responden apakah sudah pernah mengkonsumsi jus buah mengkudu. Hasil yang
diperoleh adalah responden belum pernah mengkonsumsi buah mengkudu.
Peneliti menganjurkan untuk mengkonsumsi jus buah mengkudu dengan 1x/hari
20- 30 menit sebelum makan.
Mengkudu (Morinda citrifolia L.) mengandung beberapa zat aktif utama.
Bahan aktif diantaranya adalah scopoletin, octoanoic acid, kalium, vitamin C,
alkaloid, antrakuinon, b-sitosterol, karoten, vitamin A, glikosida flavon, linoleat
acid, alizarin, amino acid, acubin, L-asperuloside, kaproat acid, kaprilat acid,
ursolat acid, rutin, pro-xeroninedanterpenoid. Mengkudu (Morinda citrifolia L.)
diketahui memiliki banyak manfaat untuk kesehatan manusia. Efek buah
mengkudu diantaranya sebagai anti trombolitik, antioksidan, analgesik, anti
inflamasi dan aktifitas xanthine oxidase inhibitor. Mengkudu juga dapat
7
menurunkan tekanan darah dan vasodilatasi pembuluh darah. Efek positif jus buah
mengkudu untuk pemeliharaan kesehatan dan membantu protes penyembuhan
penyakit tekanan darah juga dapat sebagai pengobatan kanker, sistem pencernaan,
menghilangkan rasa sakit atau nyeri, memperbaiki mood atau emosi Hendri Toni,
200 ). Efek negative jus buah mengkudu akan mengalami diare pada 1- 2 hari
pertama pengeluaran racun dalam tubuh) dan semua orang akan mengalami
proses detoksifikasi yang berbeda- beda.
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk meneliti dan
mengkaji lebih dalam melalui penelitian dan dipaparkan dalam bentuk proposal
yang berjudul “Pengaruh Jus Mengkudu Dalam Menurunkan Tekanan Darah
Tinggi Pada Lansia Di Desa Dolopo Kecamatan Dolopo Kabupatan Madiun”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis merumuskan masalah yaitu:
“Adakah Pengaruh Jus Mengkudu Dalam Menurunkan Tekanan Darah Tinggi
Pada Lansia di Desa Dolopo Kecamatan Dolopo Kabupaten Madiun”.
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 TujuanUmum
Untuk mengetahui Pengaruh Jus Mengkudu Dalam Menurunkan Tekanan
Darah Pada Lansia di Desa Dolopo Kecamatan Dolopo Kabupaten Madiun.
1.3.2 Tujuan Khusus
1.3.2.1 Mengukur tekanan darah pada lansia di Desa Dolopo Kecamatan Dolopo
Kabupaten Madiun sebelum mengkonsumsi jus mengkudu.
8
1.3.2.1 Mengukur tekanan darah pada lansia di Desa Dolopo Kecamatan Dolopo
Kabupaten Madiun sesudah mengkonsumsi jus mengkudu.
1.3.2.3 Menganalisis pengaruh jus mengkudu dalam menurunkan tekanan darah
pada lansia di Desa Dolopo Kecamatan Dolopo Kabupaten Madiun
sebelum dan sesusah mengkonsumsi jus mengkudu.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan diharapkan agar dapat digunakan
sebagai sumber informasi dan pengembangan ilmu keperawatan khususnya
keperawatan gerontik.
1.4.2 Manfaat Praktis
1.4.2.1 Bagi Lahan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan untuk
bahan evaluasi dalam melayani klien dan membuat program- program yang dapat
mempertahankan kesehatan lansia, serta menginformasikan manfaat jus
mengkudu pada lansia.
1.4.2.2 Bagi Institusi Pendidikan
Menambah kepustakaan khususnya tentang pengaruh jus mengkudu
dengan hipertensi pada lansia dan sebagai bahan pertimbangan bagi mahasiswa
yang akan dan sedang praktek keperawatan komunitas.
9
1.4.2.3 Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan atau sumber untuk
penelitian selanjutnya, dan mendorong bagi yang berkepentingan untuk
melakukan penelitian lebih lanjut.
10
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hipertensi
2.1.1 Definisi Hipertensi
Hipertensi adalah sesuatu kondisi tekanan darah seseprang berada di atas
angka normal yaitu 120/80 mmHg. Maksudnya, bila tekanan darah sistotiknya
mencapai nilai 120 mmHg atau lebih tinggi dan tekanan darah diastoliknya
mencapai nilai 80 mmHg atau lebih tinggi (Yekti, 2011). Menurut Trisha (2007)
tekanan darah adalah tekanan darah yang di definisikan sebagai tekanan sistolik
lebih dari 140 mmHg dan diastolic lebih dari 90 mmHg.Tekanan darah tinggi
adalah tekanan darah sistotik lebih dari 140 mmHg dan tekanvan darah diastolic
lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit
dalam keadaan cukup istirahat atau tenang (Kemenkes RI, 2013).
2.1.2 Klasifikasi Hipertensi
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi dua Yekti, 2011) ,
yaitu:
1. Hipertensi utama (primary hypertension)
Suatu kondisi yang jauh lebih sering dan meliputi 5% dari
hipertensi atau tekanan darah tinggi penyebab dan hipertensi utama
adalah berbagai factor yang memiliki efek – efek kombinanya
11
sehingga menyebabkan tekanan darah.Pada hipertensi sekunder yang
meliputi 5% dari tekanan darah di sebabkan oleh sesuatu kelainan
spesifik pada salah satu organ atau sistem tubuh.
Hipertensi utama mempengaruhi hamper 75 juta penduduk
Amerika tetapi penyebab – penyebab dasarnya atau kerusakan –
kerusakan yang mendasarinya tidak selalu di ketahui. Meskipun
demikian, hubungan – hubungan tertentu telah di kenal atau di ketahui
pada orang - orang dengan tekanan darah primer. Contoh, tekanan
darah primer berkembang hanya pada kelompok – kelompok atau
masyarakat- masyarakat yang mempunyai masukan garam yang cukup
tinggi, melampau 5, gram setiap hari. Faktanya, masukan garam
mungkin adalah sesuatu faktor penting dalam hubungannya dengan
tekanan darah primer pada beberapa situasi tertentu. Jadi, kelebihan
garam mungkin terlibat dalam tekanan darah yang di hubungkan
dengan umur lanjut, kegemukan obesitas), kepekaan atau keturunan
turun - menurun generic) dan gagal ginjal renal insufficiency).
Factor – factor genetic di perkirakan menjadi factor penyebab
yang menonjol dalam pengembangan tekanan darah utama. Gen – gen
penyebab tekanan darah masih belum dapat di identifikasikan secara
pasti. Penelitian pada bidang tekanan darahhingga satin masih di
fokusnya pada factor – factor genetic yang mempengaruhi sistem
rennin – angiotension – aldosterone.Sistem ini dapat membantu
12
mengatur tekanan darah dengan mengontrol keseimbangan garam dan
kelenturan dari pembuluh darah.
Hampir 30% kasus tekanan darah primer di akibatkan oleh
factor- factor genetic. Contohnya di Amerika, timbulnya penyakit
tekanan darah adalah lebih besar pada orang orang Ameriks keturunan
Afrika dari pada orang- orang Caucasians atau orang- orang Asia.
Demikian juga, pada individu- individu yang mempunyai satu atau dua
orang tua dengan tekanan darah atau hipertensi.Biasanya pasien –
pasien hipertensi primer atau tekanan darah mempunnyai suatu
kelainan dalam pembuluh darahnya, seperti kekuatan atau kehilangan
kelenturan pada pembuluh darah – pembuluh darah kecilnya yang
paling jauh dari jantung peripheral arteriesatau arterioles).
Pembuluh darah kecil tersebut mensuplay darah yang
mengandug oksigen dan nutrisi – nutrisi pada seluruh jaringan
tubuh.Mereka di hubungkan oleh kapiler – kapiler di dalam jaringan
dengan vena – vena the venous system), yang membalikan darah ke
jantung dan paru – paru.
Apa yang membuat pembuluh darah peripheral menjadi kaku
belum di ketahui secara pasti. Namun, peningkatan kekakuan dari
peripheral arteriolar ini hadir pada individu – individu yang hipertensi
atau tekanan darah primer di hubungkan dengan factor – factor genetic,
kegemukan, kurang olahraga, penggunaan garam yang berlebihan, dan
13
umur yang menua. Peradangan juga dapat menjadi penyebab hipertensi
atau tekanan darah karena munculnya hipertensi atau tekanan darah
dapat terjadi dari adanya peningkatan reaktif protein yang di bentuk
oleh peradangan pada beberapa individu- individu.
2. Hipertensi sekunder secondary hypertension)
Seperti disebutkan sebelumnya, 5% dari orang – orang dengan
hipertensi atau tekanan darah mempunyai apa yag di sebut hipertensi
sekunder. Tekanan darah tinggi atau hipertensi pada individu- individu
ini di sebabkan oleh suatu kelaianan spesifik dari suatu organ tertentu
atau pembuluh darah, seperti ginjal, kelenjar adrenal – adrenal, atau
pembuluh darah aorta. Penyakit- npenyakit ginjal dapat mennyebabkan
hipertensi sekunder.
Tipe dari hipertensi sekunder ini di sebut hipertensi ginjal atau
hipertensi renal karena adanya suatu persoalan di dalam ginjal.Satu
penyebab penting dari hipertensi ginjal adalah penyempitan stenosis)
pembuluh darah yang mensuplay darah ke ginjall- ginjal pembuluh
darah ginjal atau renal arteri).
Pada individu- individu lebih muda, terutama pada perempuan,
penyempitan pembuluh darah di sebabkan oleh suatu penebalan otot
dinding pembuluh darah yang menuju ke ginjal fibromuscular
hyperplasia).Pada individu- individu yang lebih tua, penyempitan
pembuluh darah umumnya oleh plak – plak yang mengandung lemak
14
atherosclerotic) yang mengeras dan menghalangi pembuluh darah
ginjal.
Bagaimana penyempitan pembuluh darah ginjal menyebabkan
hipertensi atau tekanan darah?. Penyempitan pembuluh darah ginjal
akan merusak dan atau mmengganggu sirkulasi darah ke ginjal yang di
pengaruhinya. Kehilangan darah in kemudian menstimulasi ginjal
untuk memproduksi hormone- hormone, rennin dan angiotension.
Hormon- hormon ini, bersama – sama dengan aldosterone dari kelenjar
adrenal, menyebabkan suatu penyempitan dan meningkatkan kekakuan
resisten) pada pembuluh darah sekeliling perpheral arteries) seluruh
tubuh yang berakibat pada hipertensi atau tekanan darah.
Hipertensi renal umumnya pertama kali di curigai ketika
hipertensi atau tekanan darah di temukan pada seorang individu muda
atau suatu serangan hipertensi di temukan pada seseorang yang lebih
tua.Penyaringan sekrening) penyempitan pembuluh darah ginjal
kemudian dapat termasuk renal isotope radioactive imaging),
ultrasonographic sound wave imaging) atau magnetic resonance
imaging MRI) dari pembuluh darah ginjal.
Klasifikasi hipertensi dengan memperhatikan usia dan jenis
kelamin menurut Kaplan dalam Udjianti (2013):
15
a. Pria usia < 45 tahun, dikatakan hipertensi bila tekanan darah pada
waktu berbaring ≥ 130/90 mmHg.
b. Pria usia > 45 tahun, di katakan hipertensi bila tekanan darahnya >
145/95 mmHg.
c. Wanita hipertensi tekanan darah ≥ 160/95 mmHg.
2.1.3 Etiologi Hipertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi di sebebakan oleh berbagai factor
yang sangat mempengaruhi satu sama lain. Kondisi masing- masig orang tidak
sama sehingga factor penyebab hipertensi pada setiap orang sangan berkalinan
Yekti, 2011).
Berikut ini factor- factor yang menyeybankan terjadinya hipertensi secara
umum. Salah satu saja mengenai tubuh kita maka dengan mudah kita akan
menderita hipertensi Yekti, 2011).
1. Toksin
Toksin adalah zat- zat sisa pembuangan yang seharusnya di buang
karena bersifat racun. Dalam keadaan biasa, hati kita akan
mengeluarkan sisa- sisa pembuangan melalui saluran usus dan
kulit. Sementara ginjal mengeluarkan sisa – sisa pembuangan
melalui saluran kencing atau kantung kencing
2. Factor Genetik
Adanya faktor genetic pada keluarga tertentu akan menyebabkan
keluarga dengan orang tua hipertensi mempunyai resiko dua kali
16
lebih besar untuk menderita hipertensi atau tekanan darah dari pada
idividu yang tidak mempunyai keluarga dengan riwayat hipertensi
atau tekanan darah. Ada baiknya mulai sekarang kita memeriksa
riwayat kesehatan keluarga sehingga kita dapat melakukan
antisipasi dan pencegahan.
3. Umur
Kepekaan terhadap hipertensi akan meningkat seiring dengan
bertambahnya umur seseorang. Individu yang berumur diatas 0
tahun, 50- 0% mempunyai tekanan darah lebih besar atau sama
dengan 140/0 mmHg. Hal itu merupakan pengaruh degenerasi
yang terjadi pada orang yang bertambah usianya.Proses menua
adalah hal alami yang tidak bisa kita hindari. Namun, menjadi tua
dengan tetap sehat adalah hal yang bisa kita usahakan sejak dulu.
Kesehatan adalah anugrah yang pal,ing berharga bagi kehidupan
kita bselain iman.
4. Jenis Kelamin
Setiap jenis kelamin memiliki struktur organ dan hormone yang
berbeda.Demikian juga pada perempuan dan laki- laki.Berkaitan
dengan hipertensi atau tekanan darah, laki- laki mempunyai resiko
lebioh tinggi untuk menderita hipertensi lebih awal.Laki- laki juga
mempunyai resiko yang lebih besar terhadap morgibitas dan
mortalitas kardiovaskuler.Sedangkan pada perempuan, biasanya
lebih rentan terhadap hipertensi atau tekanan darah ketika merwka
17
sudah berumur duatas 50 tahun.Sangatlah penting bagi kita untuk
menjaga kesehatan sejak dini.Terutama mereka yang memiliki
sejak keluarga atau riwayat keluarga terkena penyakit.
5. Etnis
Setiap etnis memiliki kekhasan masing-masing yang menjadi cirri
khas dan pembeda satu dengan lainnya.Hipertensi atau tekanan
darah lebih banyak pada orang berkulit hitam dari pada yang
berkulit putih. Pada orang kulit hitam ditemukan kadar rennin yang
lebih rendah dan sensitifitas terhadap vasofresin yang lebih besar
6. Stres
Stress akan meningkatkan resistensi pembuluh darah perifer dan
curah jantung sehingga akan menstimulasi aktivitas saraf
simpatetik. Stress yang dialami seseorang akan membangkitkan
saraf simpatetis yang akan memicu kerja jantung dan menyebabkan
peningkatan tekanan darah.
7. Kegemukan Obesitas)
Penelitian epidemiologi menyebutkan adanya hubungan anatar
berat badan dengan tekanan darah baik pasien hipertensi maupun
normotensi.Pada populasi yang tidak ada peningkatan berat badan
seiring umur, tidak dijumpai peningkatan tekanan darah sesuai
peningkatan umur. Yang sangat mempengaruhi peningkatan
tekanan darah adalah kegemukan pada tubuh bagian atas dengan
18
peningkatan jnumlah lemak pada bagian perut atau kegemukan
terpusar .
8. Nutrisi
Sodium adalah penyebab penting terjadinya hipertensi primer.
Asupan garam tinggi akan menyebabkan pengeluaran berlebiohan
dari hormone natrioureti yang sacara tidak langsung akan
meningkatkan tekanan darah. Asupan garam tinggi dapat terdeteksi
yaitu lebih dari 14 gram perhari atau jika dikonversi ke dalam
takaran sendok makan adalah lebih dari 2 sendok makan.Bukan
berarti kita makan garam 2 sendok perhari tetapi garam tersebut
terdapat dalam makanan- makanan asin atau gurih yang kikta
makan setiap hari.
9. Merokok
Merokok menjadi salah satu factor resiko hipertensi atau tekanan
darah yang dapat dimodifikasi. Merokok adalah factor resiko yang
potensial untuk ditiadakan dalam upaya melawan arus peningkatan
tekanan darah khususnya dan penyakit kardiovaskuler secaraumur
di Indonesia.
10. Narkoba
Komponen zzat aditif dalam narkoba juga akan memicu
peningkatan tekanan darah. Penyakit kecanduan narkoba
kelihatannya sepele tetapi sangat mematikan .efek buruk yang di
timbulkannya sangatlah besar. Ada banyak pihak, terutama
19
generasi muda yang beralasan menggunakan narkoba dengan
alasan life style dan pergaulan, akan tetapi mereka tidak mengerti
bahwa itu adalah hidup sehat dan terbebas dari kematiann sia- sia.
11. Alkohol
Penggunakan alcohol secara berlebihan juga akan memicu tekanan
darah seseorang. Selain tidak bagus bagi tekanan darah kita,
alcohol juga membuat kita kecanduan yang akan sangat
menyuklitkan untuk lepas. Menghentikan kebiasaan
mengkonsumsi alcohol sangatlah baik, tidak hanya bagi hipertensi
tetapi juga untuk kesehatan kita secara keseluruhan.
12. Kafein
Kopi adalah bahan minuman yang banyak mengandung
kafein.Demikian pula dengan the walaupun kandungannya tidak
sebanyak dari kopi. Kandungan kafein selain tidak baik pada
tekanan darah dalam jangka panjang, pada orang- orang tertentu
juga menimbulkan efek yang tidak baik seperti tidak bisa tidur,
jantung berdebar- debar, sesak nafas, dll.
13. Kurang Olahraga
Zaman modern seperti saat ini, banyak kegiatan yang dapat
dilakukan dengan cara cepat dan praktis, sehingga secara otomatis
tubuh akan tidak mudah bergerak. Selain itu, dengan adanya
kesibukan yang luar biasa, manusia pun merasa tidak punya waktu
untuk berolahraga.Akibatnya, kondisi inilah yang memicu
20
kolesterol tinggi dan juga adanya tekanan darah yang terus
menguat sehingga memubculkan tekanan darah atau hipertensi.
14. Kolesterol Tinggi
Kandungan lemak yang berlebihan dalah darah dapat menyebabkan
timbulnya kolesterol pada dinding pembuluh darah. Hal ini dapat
membuat pembuluh darah menyempitdan akibatnya tekanan darah
akan meningkat.
2.1.4 Gambaran Klinis Hipertensi
Beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya berhubungan
dengan hipertensi atau tekanan darah tinggi padahal sesungguhnya bukan
hipertensi.Gejala yang dimaksud adalah sakit kepala, perdarahan dari hidung
mimisan), migren atau sakit kepala sebelah, wajah kemerahan, mata berkunang-
kunang, sakit tengkuk dan kelelahan. Jika hipertensinya berat atau menahun dan
tidak diobati, bisa timbul gejala sakit kepala, kelelahan, mual, muntah, sesak
napas, gelisah, pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan
pada otak, mata jantung dan gijnal.
Kadang- kadang penderita tekanan darah berat mengalami
penurunan kasadaran dan bahkan koma karena terjadi pembengkakan otak.
Keadaan ini disebut ensefalopati hipertensi yang memerlukan penanganan segera,
apabila tidak di tangani keadaannya akan semakin parah dan dapat memicu
kematian. Kita dapat mencegah dan mengantisipasinya dengan cara rutin
memeriksakantekanan darah kita Yekti, 2011).
21
2.1.5 Komplikasi Hipertensi
Apabila seseorang mengalami tekanan darah maka dia akan
mengalami komplikasi dengan penyakit lainnya seperti: Yekti, 2011)
1. Ginjal
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah salah satu penyebab
penyakit ginjal kronis. Penyakit ginjal kronis merupakan penyakit
yang di derita oleh satu dari sepuluh orang dewasa..yang harus
membuat ginjal harus bekerja lebih keras.
2. Merusak kinerja otak
Kemampuan otak juga akan terpengaruh. Penderita tekanan darah
tinggi pada usia tengah baya umumnya akan mengalami
kehilangan kemampuan kognitif- memori, kehilangan pemecahan
masalah, kurang konsentrasi dan kehilangan daya sehat
pertimbangan salama 25 tahun kemudian.
3. Merusak kinerja jantung
Tekanan darah tinggi yeng terus menerus menyebabkan jantung
seseorang bekerja keras ektra.Pada akhirnya kondisi ini berakibat
terjadinya kerusakan pada pembuluh darah jantung, ginjal, otak
dan mata.Jantung yang bertugas mendistribusikan darah keseluruh
tubuh tidak bisa lagi menjalankan fungsinya.
4. Kerusakan mata
Adanya gangguan dalam tekanan darah akan menyebabkan
perubahan- perubahan dalam retina pada belakang mata.
22
Pemeriksaan mata pada pasien dengan hipertensi berat dapat
mengungkapkan kerusakan, penyempitan pembuluh darah kecil,
kebocoran darah kecil, pada retina dan pembengkakan retina mata.
5. Resintensi pembuluh darah
Peningkatan resistensi ini menyebabkan otot jantung bekerja lebih
keras untuk memopa darah melalui pembuluh- pembuluh
darah.Peningkatan beban kerja ini dapat menegangkan jantung
yang dapat menjurus pada kelainan- kelainan jantung yang
umumnya pertama kali terlihat sebagai pembesaran otot jantung.
6. Stroke
Stroke umumnya di sebabkan oleh suatu hemorrhage kebocoran
darah atau leaking blood) atau suatu gumpulan darah thrombosis)
dari pembuluh- pembuluh darah yang mensuplay darah keotak.
Gejala- gejala dan tanda- tanda pasien dievaluasi untuk menilai
kerusakan saraf.Stroke dapat menyebabkan kelemahan, kaki
kesemutan, kesulitan bicara dan penglihatan menjadi kabur atau
tidak dapat melihat.
2.1.6 Pencegahan Hipertensi
Sebagai langkah antisipasi yang paling jitu adalah menjalankan
pola makan sehat dan pola hidup sehat. Pola ini, walaupun sangat manjur untuk
mencegah berbagai macam penyakit tetapi tidak banyak orang yang mau
melakukan karena di anggap membosankan dan sangat tidak menyenangkan.
23
Padahal kalau mereka atau carabagaimana mngaturnya, pola hidup sehat dan pola
makan sehat tetap bisa dibuat dengan menyenangkan (Yekti, 2011).
1. Pola makan sehat
Makanan yang mengandung kalori dan kebutuhan nutrisi sesuai
dengan keperluan kita. Ada beberapa patokan pola makan sehat
yang dapat dijadikan panduan bagi para penderita tekanan darah,
yaitu:
a. Kurangi konsumsi garam
b. Konsumsi makanan yang mngandung kalium, magnesium dan
kalium.
c. Kurangi minum minuman yang berakohol.
d. Makan sayuran dan buahan yang berserat tinggi, seperti sayuran
hijau, pisang wortel, melon dan jeruk.
e. Kendalikan kadar kolesterol.
f. Kendalikan diabetes bila ternyata kita juga menderita diabetes.
2. Pola hidup sehat
Pola hidup sehat membuat hidup kita sehat secara keseluruhan,
termasuk terhindar dari penyakit oleh penderita tekanan darah. Pola
hidup sehat yang harus dijalani sebagai berikut, yaitu:
a. Melakukan olahraga secara tertur.
b. Jalankan terapi antisetres agar mengurangi stress dan kita
mampu mengendalikan emosi secara stabil.
24
c. Berhenti merokok juga berperan besar untuk mengurangi
tekanan darah.
d. Mendekatkan diri pada Tuhan sehingga setiap persoalan besar
tidak langsung emosi tinggi dan stress yang memicu naiknnya
tekanan darah.
2.1.7 Penatalaksaan Hipertensi
Pengobatan bisa dilakukan dengan pengobatan tradisional (non
faramkologi) dan pengobatan modern (farmakologi).Tujuannya untuk
menghindari terjadinya komplikasi dan dampak yang lebih serius terhadap
kesehatan dr. yekti, 2011).
1. Pengobatan tradisional (non farmakologi)
Pengobatan ini menggunakan bahan- bahan alami yang
ada di sekitar kita. Pengobatan ini tidak memiliki efek samping
tetapi pengobatannya tidak bisa secara langsung, perlu sabar,
ketelatenan dan manfaatnya baru akan kelihatan dalam jangka
panjang. Bahan- bahan alami yang sudah terbiasa dan terbukti
ampuh untuk mengobati tekanan darah yaitu, mengkudu
morinda citrifolia l), daun salam syzigium polyanthum),
rumput laut lamina japonica), mentimun cucumis sativus)
dan temu hitam curcuma aeruginoa roxb). Mengkudu di sini
mengandung zat aktif seperti scopoletin danxeronin dapat
menurunkan tekanan darah.Scopoletin bekerja dengan cara
25
menurunkan tahanan atau resistensi perifer. Besarnya tahan
perifer sangat bergantung pada kontraktilitas otot polos
pembuluh darah.Otot polos pembuluh darah diatur oleh sistem
saraf simpatis melalui pengeluaran neurotransmiter
noradrenalin di ujung saraf simpatis pada dinding pembuluh
darah.Kontraktilitas otot polos pembuluh darah juga
dipengaruhi oleh fungsi endotel pembuluh darah, karena pada
endotel disintesis dan disekresi berbagai bahan vasokonstriktor
dan vasodilator (cici, 2015).
Terpenoid adalah salah satu zat yang terkandung pada
buah dan daun mengkudu.Terpenoid merupakan senyawa
kimia, berfungsi sebagai pertahanan tumbuhan dalam bentuk
metabolit sekunder. Zat aktif dari metabolit sekunder terpenoid
memiliki efek farmakologis dengan membantu proses sintesis
organik tubuh dan pemulihan sel-sel tubuh manusia. Sebagai
fungsinya dalam pertahanan tubuh, terpenoid memiliki efek
farmakologis dan efek toksik (cici, 2015).
2. Pengobatan modern farmakologi)
Pengobatan ini menggunakan obat- obatan kimia, biasanya
obat- obatan kimia ini di tangani dan diawasi oleh dokter
setelah pasien penderita tekanan darah menjalani serangkaian
proses pemeriksaan. Namun untuk penggunaan dan pemakaian
haruslah dengan resep ndan pengawasan dokter, mengingat
26
adanya efek samping dan indikasi- indikasi tertentu yang hanya
di mengerti dokter, yaitu dieuretik tiazide merupakan obat
pertama yang diberikan untuk mengobati tekanan darah, juga
dapat membantu ginjal membuang garam dan air dan
penghambatan adrenergic yang menghambat efek sistem saraf
simpatis.
2.1.8. Patofisiologi
Meningkatnya tekanan darah dalam arteri bila terjadi melalui beberapa
cara yaitu jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan
setiap detiknya arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku sehingga
mereka tidak dapat mengembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri
tersebut. Darah setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui pembuluh yang
sempit dari pada biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan. Ini terjadi pada usia
lanjut. Dengan cara yang sama tekanan darah juga meningkat pada saat terjadi
vasokontriksi, yaitu jika arteri kecil untuk sementara waktu mengkerut karena
perangsangan saraf atau hormone di dalam darah. Bertambahnya cairan dalam
srikulasi dapat menyebabkan meningkatnya tekanan darah.Hal ini terjadi jika
terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga tidak mampu membuang sejumlah garam
dan air di dalam tubuh.
Sebaliknya jika aktifitas mempo jantung berkurang arteri mengalami
pelebaran, banyak cairan keluar dari sirkulasi, maka tekanan darah akan menurun.
Penyesuaian terhadap factor- factor tersebut dilaksakan oleh perubahan di dalam
fungsi ginjal dan sistem saraf otonom bagian dari sistem syaraf yang mengatur
27
berbagai fungsi tubuh secara otomatis). Perubahan fungsi ginjal, ginjal
mengendalikan tekanan darah melalui beberapa cara, jika tekanan darah
meningkat, ginjal akan menambah pengeluaran garam dan air yang akan
menyebabkan berkurangnya volume tekanan darah ke normal.
Sistem saraf simpatis merupakan bagian dari sistem saraf otonom yang
sementara waktu akan meningkatkan tekanan darah selama respon fight- or- fight
reaksi fisik tubuh terhadap ancaman dari luar) meningkatnya arteriola di daerah
tertentu (misalnya otot rangka yang memerlukan pasokan darah yang lebih banyak
mengurangi pembuangan air dan garam oleh ginjal sehingga akan meningkatkan
volume darah dalam tubuh melepaskan hormon epinefrin (adrenalin) dan
norepinefrin (nonadrenalin) yang merangsang jantung dan pembuluh darah. Factor
stress merupakan satu factor pencetus terjadinya peningkatan tekanan darah
dengan proses pelepasan hormone epinefrin dan nonepinefrin (Endang, 2014).
Pada saat bersamaan dimanasystem syaraf simpatismerangsang pembuluh
darah sebagai respon rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang,
menambahnkan aktivitas vasokontriksi.Medulla adrenal mensekresi epinefrin,
yang menyebabkan vasokontriksi.Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid
lain, yang dapat memperkuat respon vasokontriktor pembuluh
darah.Vasokontriksi yang mengakibatkan penurunan aliran ginjal, menyebabkan
pelepasan rennin.Rennin merangsang pembentukan angiotensin 1 yang kemudian
di ubah menjadi angiotensin ll, suatu vasokontriksi kuat, yang pada gilirannya
merangsang sekresi aldesteron oleh korteks adrenal.Hormonini menyebabkan
28
retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, meningkatkan volume intra
vaskuler.Semua factor ini cenderung mencetus pada hipertensi.
Untuk pertimbangan gerontology.Perubahan structural dan fungsional
pada sistem pembuluh perifer bertanggung jawab pada perubahan tekanan darah
yang terjadi pada lansia. Perubahan tersebut karena hilangnya elastisitas jaringan
ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada
gilirannya menurunkan kemampuan daya regang pembuluh darah.
Konsekuensinya aorta dan arteri besarberkurang kemampuan dalam
mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung, mengakibatkan
penurunan curah jantung dan peningkatan tahanan perifer (Diane C & Baughman,
88u002).
2.2 Konsep Lansia
2.2.1 Defini Lansia
Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam
kehidupan manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup yang tidak
hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi sejak permulaan kehidupan.
Menjadi tua merupakan proses alamiah yang berarti sesorang telah melalui tahap-
tahap kehidupannya, yaitu neonates, toodler, pra school, school, remaja, dewasa
dan lansia. Tahap berbeda ini di mulai baik secara biologis mapupun psikologis
(padila, 2013).
29
Memasuki usia tua banyak mengalami kemunduran misalnya kemunduran
fisik yang di tandai dengan kulit menjadi keriput Karena berkurangnya bantalan
lemak, rambut memutih, pendengaran berkurang, penglihatan memburuk, gigi
mulai ompong, aktifitas menjadi terlambat, napsu makan berkurang dan kondisi
tubuh yang lain juga mengalami kemunduran.
Menurut WHO dan UU no.13 Tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut
usia pada pasal 1 ayat 2 yang menyebutkan bahwa umur 60 tahun adalah usia
permulaan tua. Menua bukanlah suatu penyakit, akan tetapi merupakan proses
yang berangsur- angsur yang mengakibatkan perubahan yang kumulatif,
merupakan proses menurunnya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan
dari dalam dan luar tubuh yang berarkhir dengan kematiian.
Proses penuaan terdiri atas teori- teori atas penuaan, aspek biologis pada
proses menua, proses penuaan pada tingkat sel, proses penuaan menurut sistim
tubuh dan aspek psikologis pada proses penuaan.
2.2.2 Klasifikasi Lansia
Usia yang dijadikan patokan untuk lanjut usi berbeda- beda,
umumnya berkisar antara 60- 65 tahun. Beberapa pendapat para ahli tentang
batasan usia adalah sebagai berikut (padila, 2013):
a. Menurut organisasi kesehatan dunia (WHO), ada 4 tahapan
yaitu:
1. Usia pertengahan (middie age) usia 45- 59 tahun.
2. Lanjut usia (elderty) usia 60-74 tahun.
30
3. Lanjut usia tua (very old) usia >90 tahun.
b. Menurut Hurlock (1979):
1. Early old age (usia 60-70 tahun)
2. Advanced old age (usia > 70 tahun)
c. Menurut Burnsie (1979):
1. Young old (usia 60- 69 tahun)
2. Middle age old (usia 70-79 tahun)
3. Old- old (usia 80-89 tahun)
4. Very old- old (usia >90 tahun)
d. Menurut Bee (1996):
1. Masa dewasa muda (usia 18- 25 tahun)
2. Masa deasa awal (usia 25- 40 tahun)
3. Masa dewasa tengah (usia 40- 65 tahun)
4. Masa dewasa lanjut (usia 65- 75 tahun)
5. Masa dewasa sangat lanjut (usia > 75 tahun)
e. Menurut Prof. Dr. Koesoemanto setyonegoro:
1. Usia dewasa muda (elderly adulthood) usia 18/20-25 tahun
2. Usia dewasa penuh (middle years) atau maturitas uasia 25-
60/65 tahun
3. Lanjutusia (geriatric age) usia > 65/70 tahun, terbagi atas:
a. Young old (usia 70-75 tahun)
b. Old usia 75-0 tahun)
c. Very old usia > 0 tahun)
31
f. Menurut sumber lain:
1. Elderly usia 0- 5 tahun)
2. Junior old age usia > 5- 75 tahun)
3. Formal old age usia > 75- 0)
4. Longevity old age (usia > 0- 120 tahun)
Di Indonesia batasan usia lanjut adalah 0 tahun ke atas, terdapat
pada UU no. 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia. Menurut UU
tersebut diatas lanjut usia adalah seseorang yang mencapai usia 0 tahun ke atas,
baik pria maupun wanita.
2.2.3 Teori Proses Lansia
Teori- teori penuaan sudah banyak yang di kemukakan, namun tdiak
semuanya bisa diterima. Teori- teori itu dapat digolongkan dalam dua kelompok,
yaitu termasuk kelompok teori biologis dan teori psikososial (padila, 2013)
A. Teori Biologis
Teori yang merupakan teori biologis adalah sebagai berikut:
1. Teori jam genetic
Menurut Hay ick 1 5), secara genetic sudah terprogram
bahwa material di dalam inti sel di katakana bagaikan memiliki
jam genetis terkait dengan frukuensi mitosis.Teori ini di dasarkan
pada kenyataan bahwa spesies- spesies tertentu memiliki harapan
hidup lifh span) yang tertentu pula.
32
a. Teori cross- linkage rantai silang)
Kolagen yang merupakan unsure penyusun tulang di antara
susunan molecular, lama kelamaan akan meningkat
kekakuannya elastis). Hal ini di sebabkan oleh karena sel sel
yang sudah tua dan reaksi kimianya menyebabkan jaringan
yang sangat kuat.
b. Teori radikal bebas
Radikal bebas merusak membrane sel yang menyebabkan
kerusakan dan munduran secara fisik.
c. Teori genetic
Menurut teori ini menua telah terprogram secara genetic untuk
sepsis- sepsis tertentu. Menua terjadi sebagai akibat dari
perubahan biokimia yang di program oleh molekul- molekul /
DNA danm setiap sel pada saatnya akan mengalami mulasi.
d. Teori imonologi
Di dalam proses metabolism tubuh, suatu saat di produksi
suatu zat khusus. Ada jaringan tuuh tertentu yang tidak dapat
tahan terhadap zat tersebut sehungga jaringan tubuh menjadi
lemah.
B. Psikososial
Teori yang merupakan teori psikososial adalah sebagai berikut:
1. Teori integritas ego
33
Teori perkembangan ini mengidentifikasi tugas- tugas yang harus
di capai dalam tiap tahap perkembangan.Tugas perkembangan
terakhir merefleksikan kehidupan seseorang dan pencapaiannya.
Hasil akhir dari penyelesaiian konflik antara integritas ego dan
keputusan adalah kebebasan.
2. Teori stabilitas personal
Kepribadian seseorang terbentuk pada masa kanak- kanak dan
tetap bertahan secara stabil. Perubahan yang radikat pada usia tua
bisa jadi mengindikasinkan penyakit otak.
C. Teori sosiokultural
1. Teori pembebasan disengagement theory)
Teori ini menyatakan bahwa dengan bertambahnya usia seseorang
berangsur- angsur mulai melepaskan diri dari kehidupan sosialnya,
atau menarik diri dari pergaulan sekitarnya. Hal in mengakibatkan
interaksi social lanjut usia menurun, sehingga sering terjadi
kehilangan ganda meliputi:
a. Kehilangan peran
b. Hambatan kontak soasial
c. Berkurangnya komitmen
2. Teori aktifitas
Teori ini menyatakan bahwa pemulaan yang sukses tergantung dari
bagaimana seorangusia lanjut merasakan kepuasan dalam
34
beraktifitas dan mempertahankan aktifitas tersebut selama
mungkin.
D. Teori konsekuensi fungsional
Teori yang merupakan treori fungsional sebagai berikut:
1. Teori ini mengatakan tentang konsekuensi fungsional usia lanjut
yang berhungan dengan perubahan- perubahan karena usia factor
resiko dan tambahan.
2. Tanpa intervensi maka beberapa konsekuensi fungsional akan
negative, dengan intervensi menjadi positif.
2.2.4 Faktor proses lansia
Faktor yang mempengaruhi penuaan dan penyakit yang sering
terjadi pada lansia di antaranya hereditas atau keturunan genetic, nutrisi atau
makanan, status kesehatan, pengalaman hidup, lingkungan dan stress (santoso,
2009).
2.2.5 Perubahan yang terjadi pada lansia
Perubahan- perubahan yang terjadi pada lansia diantaranya menurut
(Padila, 2013), anatara lain:
1. Perubahan dan konsekuensi fisiologis usia lanjut pada sistem
kardiovaskuler.
a. Elastic dinding aorta menurun
b. Perubahan miokara atrofi menurun
c. Lemak subendoikar menurun, fiorosis, menebal, sclerosis
35
d. Pada otot jantung
e. Penurunan elastic pada dinding vena
f. Respon baro reseptor menurun.
2. Perubahan dan koseuensi fisiologis usia lanjur sistim gastrointestinal.
a. Terjadi artropi mukosa
b. Arttropi darin sel kelenjar, sel pariental dan sel cif akan
menyebabkan sekresi asal lambung, pepsin dan factor intrinsic
berkurang.
c. Ukuran lambunhg pada lansia lebih kecil, sehingga daya tamping
makanan menjadi lebih berkurangfg.
3. Perubahan dan koensekuensi fisiologis usia lanjut sistim respiratori
a. Perubahan seperti hilangnya sillia dan menurunya reflek batuk dan
muntak merubah ketebatasan fisiologis dan kemampuan
perlindungan pada sistem pulmonal.
b. Perubahan anatomis seperti penurunan kompleans paru dan dinding
dada turun berperan dalam peningjkatan kerja pernafasan sekitar
20% pada usia 60 tahun.
c. Atrofi otot- otot pernafasan dan penuruanan kekuatan otot- otot
pernafasan dapat meningktkan resiko berkembangnya keletiuihan
otot- otot pada lansia
4. Perubahan dan konsekuensi fisiologis usia lanjur sistim
muscoluskeltal:
36
a. Penurunan kekuatan oto yang di sebabkan oleh penurunan masa
otot (atrofi otot)
b. Ukuran otot mrngrcil dan penurunan masa otot lebih banyak terjadi
pada ektrimitas bawah.
c. Sel otot yang mati di gantikan oleh jaringan ikat dan lemak.
5. Perubahan dan kosneskuensi fisiologis usia lanjut sistim ondokrin:
Sitem endokrin mempunyai fungsi yaitu sebagai sitem yang utama
dalam mengontrol seluruh sistim tubuh melalui hormone, sistim
endrokrin menstimulus seperti proses yang berkesinambungan dalam
tubuh sebagai pertumbuhan dan perkembangan, mentabolisme dalam
tubuh, reproduksi dan pertahanan tubuh terhadap serangan- serangan
penyakit atau firus.
6. Perubahan dan konsekuensi fisiologis usia lanjut sistim integumen.
Perubahan pada sistim integumenttari yang terjadi pada dewasa
lanjut yaitu kulit keriput akibat kehilangan jaringan lemak, kulit kering
dan kurang keelastisannya larena menurunnya cairan dan hilangnya
jaringan adipose, kelenjar- kelenjar keringat mulai dengan tak bekerja
dengan baik, sehingga tidak begitu tahan terhadap panas dengan
temperature yang tinggi, kulit pucat dan terdapat bintik hitam akibat
menurunnya aliran darah dan menurunnya sel- sel yang memproduksi
pigmen, menurunnya aliran darah dalam kulit juga menyebabbkan
menyembuhan luka- luka kurang baik, kuku pada jari tangan dan kaki
37
menjadi tebal dan rapuh dan temperature tubuh menurun akibat
kecepatan metabolism yang menurun.
7. Perubahan dan konsekuensi fisiologis usia lanjut sistim neorologi
Perubahan- prubahan yang terjadi pada sistim syaraf pada dewasa
lanjut atau lansia yaitu berat otak menurun, hubungan persyarafan
cepat menurun, lambat dalam respond an waktu untuk berfikir.
Berkurangnya penglihatan, hilangnya pendengaran, pengecilnya syaraf
pencium dan perasa lebih sensitive terhadap perubahan suhu dengan
rendahnya ketahanan terhadap dingin, kurang sensitive terhadap
sentuhan, cepat menurunkan hubungan persyarafan, reflex tubuh
semakin berkurang pada serta terjadi kurang keordinasi tubuh, dan
membuat dewasa lanjut menjadi cepat pikun dalam mengingat sesuatu.
8. Perubahan dan konsekuensi fisiologis usia lanjut sistim genetourinari
Perubahan yang terjadi pada sistim perkemihan pada dewasa lanjut
yaitu oto- otot pengatur fungsi saluran kencin menjadi lemah,
frekuensi buang air kecil meningkat, terkadang terjadi ngompol, dan
aliran darah keginjal menurun sampai 50%. Fungsi tubulus berkurang
akibatnya kurang kemampuan mengkonsentrasi urine.
9. Perubahan dan konsekuensi fisiologis usia lanjut sistim sensori (panca
indra)
Perubahan pada panca indra pada hakikatnya panca indra
merupakan suatu organ yang tersusun dari jaringan, sedangkan
jaringan sendiri merupakan kumpulan sel yang mempunyai fungsi
38
yang sama karena memngalami proses penuaan (aging) sel telah
mengalami peryubahan bentuk maupun komposisis sel tidak normal.
Maka secara otomatis fungsi indra pun akan mengalami penurunan.
2.3 Mengkudu (Morinda citrifolia l)
2.3.1 Definisi
Mengkudu (morinda citrifolia l) merupakan tanaman tropis yang telah
digunakan sebagai makanan dan pengobatan herbal. Mengkudu di kenal secara
luas sejak bangsa Polynesia bermigrasi ke Asia Tenggara 2000 tahun yang lalu.
Tanaman mengkudu (Morinda citrifolia L.) diklasifikasikan ke dalam Filum
Angiospermae, subfilum Dycotiledones, divisi Lignosae,famili Rubiaceae, genus
Morinda, dan spesies Morinda citrifolia L (Cici, 2015).
Tanaman mengkudu (Morinda citrifolia L.) memiliki ciri umum yaitu
pohon dengan tinggi 4-6 meter.Batang berkelok-kelok, dahan kaku, kulit
berwarna coklat keabu-abuan dan tidak berbulu.Daun tebal berwarna hijau,
berbentuk jorong lanset dengan ukuran 15-50 x 5-17 cm, tepi daun rata, serat daun
menyirip dan tidak berbulu.Akar tanaman mengkudu berwarna coklat kehitaman
dan merupakan akar tunggang. Bunga tanaman mengkudu yang masih kuncup
berwarna hijau, saat mengembang akanberubah menjadi berwarna putih dan
harum. Buah mengkudu berbentuk bulat lonjong dengan diameter mencapai 7,5-
10 cm, permukaan terbagi dalam sel-sel polygonal berbintik-bintik. Buah
mengkudu muda berwarna hijau, saat tua warna akan berubah menjadi kuning.
Buah yang matang akan berwarna putih transparan dan lunak. Aroma buah
39
mengkudu (Morinda citrifolia L.)seperti keju busuk karena percampuran asam
kaprik dan asam kaproat.Mengkudu (Morinda citrifolia L.) mengandung beberapa
zat aktif utama.Bahan aktif diantaranya adalah scopoletin, octoanoic acid, kalium,
vitamin C, alkaloid, antrakuinon, b-sitosterol, karoten, vitamin A, glikosida
flavon, linoleat acid, alizarin, amino acid, acubin, L-asperuloside, kaproat acid,
kaprilat acid, ursolat acid, rutin, pro-xeroninedanterpenoid. Mengkudu (Morinda
citrifolia L.) diketahui memiliki banyakmanfaat untuk kesehatan manusia.Efek
buah mengkudu diantaranya sebagai antitrombolitik, antioksidan, analgesik, anti
inflamasi dan aktifitas xanthine oxidase inhibitor. Mengkudu juga dapat
menurunkan tekanan darah dan vasodilatasi pembuluh darah (cici, 2015).
Akar mengkudu mengandung senyawa antrakuinon, berfungsi sebagai
antibakteri. Jenis bakteri yang dapat dihambat seperti Pseudomonas aeruginosa,
Proteus morganii, Staphylococcus aureus, Bacilus subtilis, Escherichia coli,
Salmonella sp dan Shigella sp. Karena kandungan antrakuinon, mengkudu
(Morinda citrifolia L.) dapat digunakan untuk pengobatan infeksi kulit, demam,
pilek dan berbagai masalah kesehatan yang disebabkan oleh bakteri. Buah
mengkudu(Morinda citrifolia L.) juga memiliki efek sebagai antitumor dan
antikanker.Efek antitumor dan antikankerdiketahui dari hasil penelitian American
Association for Cancer Researchyang (cici 2015).
Zat aktif dalam mengkudu yaitu scopoletin danxeronin dapat menurunkan
tekanan darah. Scopoletin bekerja dengan cara menurunkan tahanan atau
resistensi perifer. Besarnya tahan perifer sangat bergantung pada kontraktilitas
otot polos pembuluh darah.Otot polos pembuluh darah diatur oleh sistem saraf
40
simpatis melalui pengeluaran neurotransmiter noradrenalin di ujung saraf simpatis
pada dinding pembuluh darah.Kontraktilitas otot polos pembuluh darah juga
dipengaruhi oleh fungsi endotel pembuluh darah, karena pada endotel disintesis
dan disekresi berbagai bahan vasokonstriktor dan vasodilator (cici, 2015).
Terpenoid adalah salah satu zat yang terkandung pada buah dan daun
mengkudu.Terpenoid merupakan senyawa kimia, berfungsi sebagai pertahanan
tumbuhan dalam bentuk metabolit sekunder. Zat aktif dari metabolit sekunder
terpenoid memiliki efek farmakologis dengan membantu proses sintesis organik
tubuh dan pemulihan sel-sel tubuh manusia. Sebagai fungsinya dalam pertahanan
tubuh, terpenoid memiliki efek farmakologis dan efek toksik (cici, 2015).
2.3.2 Manfaat mengkudu
Buah mengkudu mempunyai banyak manfaat, tidak hanya bermanfaat
untuk menurunkan tekanan darah tetapi juga dapat dipergunakan sebagai
kosmetik, perawatan kulit, rambut dan lain lain (Hendri, 2009). Juga bermanfaat
untuk menurunkan tekanan darah mencapai kualitas hidup yang optimal dengan
biaya yang murah, pencarian buah mengkudu yang mudah, dan dapat bekerja
dengan efektif dan mencegah terjadinya komplikasi pada penderita tekanan darah
atau hipertensi (BPJS kesehatan, 2014).
41
2.3.3 Cara Pengolahan Buah Mengkudu Untuk Menurunkan Hipertensi
(Hendri, 2009):
Gambar 2.1 Bagan Pengolahan Jus Buah Mengkudu
Berdasarkan gambar diatas, langkah-langkah dalam pembuatan jus
mengkudu sebagai berikut:
1. Memilih buah mengkudu yang berkualitas, dengan warna
kulit buah mengkudu putih kekuningan merata, tapi kondisi
daging cukup keras, tidak cacat/ tidak rusak dan tidak
busuk.
2. Bersihkan buah mengkudu dengan cara mencuci dengan air
yang mengalir atau mengupasnya. Buah mengkudu
mengalami tiga proses pencucian yang berfungsi untuk:
Memilih buah
mengkudu yang
berkualitas
Membersihkan
buah mengkudu
dengan air yang
mengalir
Mempersiapkan
alat
Proses pembuatan jus:
a. Potong buah
mengkudu
b. Masukkan buah
mengkudu, gula,
dan air pada
blender
c. Setelah halus,
saring sampai
kandungan air
keluar
d. Tuang ke dalam
gelas
42
a. Membersihkan kotoran serta gumpulan tanah pada buah
mengkudu.
b. Membersihkan buah mengkudu dari jamur.
c. Membersihkan buah mengkudu dari kuman.
3. Persiapkan alat yang akan dibutuhkan untuk membuat jus
mengkudu.
4. Proses pembuatan jus:
a. Potong- potong buah mengkudu
b. Masukan buah mengkudu, sedikit gula dan air pada
blender. Tekstur buah mengkudu yang sangat lunak
sehingga proses penghalusan jadi cepat dan mudah.
c. Setelah halus, saring hasil blender dengan penyaring
halus sampai kandungan air keluar.
d. Masukan sari- sari mengkudu dari blender ke dalam
gelas sebanyak 200ml dan akan di konsumsi dalam 1x/
hari. Konsumsi pada pagi hari sebelum makan dengan
selisih waktu 20- 30 menit. Jangan lupa control tekanan
darah setelah mengonsumsi, agar tekanan darah tidak
drop (Cici, 2015).
2.3.4 Patofisiologi buah mengkudu untuk menurunkan tekanan darah
Menurut penelitian Suidah (2011) membuktikan bahwa mengkudu
berpengaruh dalam menurukan tekanan darah. Nelson (2010) mengidentifikasi
kandungan mengkudu berupa scopeletin dapat bekerja secara sinergis untuk efek
43
adaptogenik dari buah mengkudu, melalui beragam efek farmakologi yang
dimilikinya. Manfaat dari scopeletin ternyata terlihat dari efeknya dalam
menurunkan tekanan darah dari keadaan hipertensi (tekanan darah tinggi).
Mekanisme kerja scopoletin dalam penurunan tekanan darah adalah sebagai
vasodilator yeng menurunkan tekanan darah dengan merelaksasi otot polos
vascular sehingga tekanan darah arteri menurun, akibatnya tekanan darah juga
menurun.
Penelitian Rastini (2010) membuktikan bahwa mengkudu juga
mengandung zat aktif xeronine yang berfungsi sebagai diuretic atau meningkatkan
produksi air kencing. Mekanisme kerja xeronine dalam menurunkan tekanan
darah adalah dengan mengurangi volume darah dan mengeluarkan simpanan
natrium dari dalam tubuh sehingga tekanan darah menurun.
Proxeronine adalah jenis asam kloid yang tidak mengandun gula, asam
aminoatau asam nukleat seperti kloid- kloid lainnya dengan bobot molekul
relative besar berfungsi mengatur bentuk dan kekerasan protein spesifik yang
terdapat dalam sel (Aninim, 2012).Senyawa- senyawa tersebut yang terkandung
dalam buah mengkudu berperan aktif dalam menghambat pertumbuhan candida
albicans.Sari buah mengkudu mengandung senyawa- senyawa yang bersifat anti
mikroba yang dapat diekstraksikan dengan menggunakan auades steril sehingga
mampu menghambat pertumbuhan candida albicans.
44
Pathway Kandungan Dalam Jus Buah Mengkudu
Kandungan buah mengkudu
Scopeletin Xeronine Proxeronine
Vasodilator pembuluh darah, Fungsi diuretic Mengandung asam koloid
relaksasi otot polos, vascular. Penurunan volume darah
dan mengeluarkan natrium
Mengatur bentuk kekerasan
protein spesifik dalam sel
Tekanan darah arteri menurun
Menghambat pertumbuhan
candida albicans
Penurunan Tekanan Darah
45
BAB 3
KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS
3.1 Kerangka konseptual
Kerangka konseptual adalah suatu uraian dan visualisasi hubungan
atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya, atau antara
variable yang satu dengan variable yang lain dari masalah yang diteliti
(Notoatmodjo, 2010).
Factor penyebab:
- Toksin
- Factor genetic
- Umur
- Jenis kelamin
- Etnis
- Stress
- Kegemukan (Obesitas)
- Nutrisi
- Merokok
- Narkoba
- Alcohol
- Kafein
- Kurang olahraga
- Kolesterol tinggi
- Usia lanjut
Tatalaksana
Farmakologis:
Diuretic tiazide,
penghambatan adrenergic.
Nonfarmakologis:
- Daun salam
- Rumput laut
- Mentimun
- Temu hitam
- Jus buah segar
(mengkudu)
Tekanan darah tinggi atau Hipertensi
46
Keterangan:
: Diteliti
: Tidak diteliti
Gambar 3.1 Kerangka konsep penelitian Pengaruh jus mengkudu dalam
menurunkan tekanan darah pada lansia di Desa Dolopo Kecamatan
Dolopo Kabupaten Madiun.
3.2 Hipotesis penelitian
Hipotesis adalah sebuah pernyataan tentang sesuatu yang diduga atau
hubungan yang diharapkanantara dua variable atau lebih yang dapat diuji secara
empiris. Hipotesis atau dugaan (bukti) sementara diperlukan untuk memandu jalan
pikiran kearah tujuan yang dicapai (Notoatmodjo, 2010).
Ha: Ada pengaruh jus mengkudu dengan angka kejadian hipertensi di
Desa Dolopo Kecamatan Dolopo Kabupaten Madiun.
47
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini akan di bahas rencana penelitian, populasi dan sampel, tehnik
sampling, kerangka kerja, identifikasi variable penelitian dan definisi oprasional,
instrument penelitian, uji validitas, lokasi dan waktu penelitian, analisa dan etika
penelitian.
4.1 Rencara Penelitian
Jenis penelitian ini adalah eksperimen dengan rancangan penelitian yang
digunakan adalah pre-eksperimen dengan one group pre test – post test design.
Ciri dan tipe penelitian ini adalah mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan
cara melibatkan satu kelompok subjek. Kelompok subjek diobservasi sebelum
dilakukan intervensi, kemudian diobservasi lagi setelah intervensi. Dalam
penelitian ini dipilih penderita hipertensi yang diawali dengan observasi
melakukan tekanan darah (pretest), kemudian diberi perlakuan terapi jus
mengkudu selama 3 hari sehari 1x minum. Setelah diberikan dilakukan observasi
lagi terhadap tekanan darah (posttest). Adapun desain dalam penelitian ini dapat
dijelaskan pada skema berikut (Nursalam, 2016).
Subjek Pra Perlakuan Post
K O1 X1 O2
Table 4.1 Skema Desain Penelitian Selama 3 Hari
48
Keterangan:
K-A :subjek perlakuan
O1 :observasi sebelum perlakuan
X1 : intervensi
O2 :observasi setelah perlakuan
4.2 Populasi dan Sampel
4.2.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau subjek yang diteliti
yang memenuhi criteria yang telah di tetapkan (Notoadmojo, 2012). Populasi
dalam penelitian ini adalah warga Desa Dolopo yang berjumlah 35 lansia
penderita hipertensi didasarkan pada laporan kunjungan setiap tahun 2017 di
Puskesms Bangunsari Desa Dolopo Kabupaten Madiun.
4.2.2 Sampel
Sampel adalah sebagai yang di ambil dari keseluruhan objek yang diteliti
dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoadmojo, 2012).Sampel yang
digunakan pada penelitian ini adalah sebagian penderita hipertensi di Desa
Dolopo Kabupaten Madiun.
Penentuan jumlah sampel ditentukan dengan rumus Slovin dalam bukunya
Nursalam (2016) tentang Metode penelitian ilmu keperawatan:
49
n=
Keterangan:
n : Besar sampel
N : Besar populasi
d : Tingkat signifiansi p(0,05)
n=
n=
n=
n= 32
n= 32 responden
Berdasarkan rumus tersebut, maka jumlah sampel akhir yang dibutuhkan
adalah 32 responden.
4.2.3 Kriteria Sampel Inkusi dan Ekslusi
Penentuan criteria sampel sangat membantu peneliti untuk mempengaruhi
bias hasil penelitian, khusunya jika terhadap veribel- variable control ternyata
mempunyai pengaruh terhadap variable yang kita teliti. Criteria sampel dapat
dibedakan menjadi dua bagian yaitu inklusi dan eks lusi dalam penelitian ini
(Nursalam, 2008):
50
1. Criteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari suatu
populasi target yang terjangkau dan akan diteliti. Pertimbangan ilmiah
harus menjadi pedoman saat menentukan criteria inklusi. Kriteria
dalam penelitian ini adalah:
a. Lansia penderita tekanan darah tinggi.
b. Lansia penderita tekanan darah tinggi yang mengonsumsi obat dari
puskesmas juga tetap di beri terapi jus buah mengkudu tanpa di
stop obat dari puskesmas.
c. Penderita yang kooperatif.
d. Lansia bersedia menjadi responden.
2. Criteria ekslusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan subjek yang
memenuhi criteria inklusi dari studi karena dari berbagai sebab.
Criteria eklusi dalam penelitian ini adalah:
a. Lansia yang mengalami sakit keras atau kritis yang dirawat di
rumah sakit.
b. Lansia yang menderita Diabetes.
4.3 Teknik Sampling
Pengambilan sampel dilakukan dengan non probability sampling dengan
tehnik purposive sampling suatu tehnik penetapan sampel dengan cara memilih
sampel diantara populasi sesuai dengan yang di kehendaki peneliti, berdasarkan
criteria inklusi peneliti, sehingga sampel tersebut dapat mewakili karakteristik
populasi yang telah di kenal sebelumnya (Nursalam, 2016). Pada data Puskesmas
Bangunsari penderita tekanan darah tinggi Desa Dolopo Kecamatan Dolopo
51
Kabupaten Madiun terdapat 35 warga yang menderita hipertensi peneliti
mengambil sampel 32 responden dengan cara menentukan berdasarkan criteria
peneliti.
4.4 Kerangka Kerja Penelitian
Kerangka kerja merupakan bagian kerja terhadap rencangan kegiatan
penelitian yang akan dilakukan, meliputi siapa yang akan diteliti (subjek
penelitian), variable yang akan di teliti dan variable yang akan di pengaruhi dalam
penelitian (Hidayat, 2007).
52
Populasi
Semua penderita hipertensi di Desa Dolopo Kecamatan Dolopo Kabupaten
Madiun sebesar 35 orang lansia
Sampel
Sebagian penderita hipertensi yang sesuai criteria inklusi yang mengalami
hipertensi pada lansia di Desa Dolopo Kecamatan Dolopo Kabupaten Madiun
sebesar 32 responden
Sampling :Purposive sampling
Desain Penelitian
Eksperimen dengan rancangan penelitian pre eksperiment dengan pretest-
posttest design
Pengumpulan Data
Mengukur tekanan darah sebelum dan sesudah di berikan terapi
jus mengkudu
Independent variable
- Terapi Jus Mengkudu
Dependent variable
Tekanan Darah
Pengolahan Data
Editing, Coding, Scoring, Tsbulating
Analisis Data
Uji T- test Dependent
Hasil, Pembahasan dan Kesimpulan
Gambar 4.2 Kerangka Konsep
53
4.5 Variabel Penelitian Dan Definisi Oprasional Variabel
4.5.1 Variabel Penelitian
Variable dalam penelitian ini adalah Variabel Independent. Variable
Independent:
1. Variabel Independent (Bebas)
Variabel Independent dalam penelitian ini adalah terapi jus mengkudu.
2. Variabel Dependent (Terkait)
Variabel dependent dalam penelitian ini adalah tekanan darah pada
penderita hipertensi.
4.5.2 Definisi Oprasional Variabel
Table 4.3 Denifisi Oprasional
Variable Definisi
Oprasional
Parameter Alat Ukur Skala
Data
Skor
Independe
nt Terapi
jus
mengkudu
Terapi jus
buah
mengkudu
pada lansia
Presensi
lansia
mengonsum
si jus buah
mengkudu
Gelas
dengan jus
mengkudu
200ml
Dependent
Tekanan
darah
Besar tekanan
darah yang
digunakan
dalam aliran
darah saat
berkontraksi
pada lansia
Tekanan
darah sistol
dan tekanan
darah
diastole
Tensimete
r stetoskop
dan
lembar
observasi
Ratio Nilai
sistol
Diastole
dalam
mmHg
(120/ 0
mmHg).
54
4.6 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tensimeter
dan stetoskop untuk mengukur tekanan darah, lembar observasi, SOP terapi jus
mengkudu dan jus mengkudu.
4.7 Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penetilian akan dilakukan pada Desa Dolopo Kecamatan Dolopo
Kabupaten Madiun pada tanggal 5 Mei 2018 – 8 Mei 2018.
4.8 Prosedur Pengumpulan Data
Beberapa langkah- langkah yang dilakukan peneliti dalam pengumpulan
data:
1. Mengurus surat izin peneliti dengan membawa surat dari Stikes Bhakti
Husada Mulia Madiun untuk ditujukan diberikan keepada
BangkesBangpol Kabupaten Madiun, stelah diizinkan dilanjutkan ke Dinas
Kesehatan Kabupaten Madiun.
2. Setelah mendapat izin dilanjutkan dari Dinkes Kabupaten Madiun, surat
izin ditujukan kepada kepala Puskesmas Bangunsari dan kemudian
diarahkan Ke Desa Dolopo Peneliti bekerjasama dengan perawat Desa
Dolopo.
3. Memberikan penjelasan kepada responden tentang tujuan, kegunaa, dan
prosedur dari terapi jus mengkudu.
55
4. Memberikan lembar informed consent sebagai bentuk persetujuan dengan
responden dan memberikan tanda tangannya pada lembar persetujuan
tersebut.
5. Melakukan pengukuran tekanan darah sebelum diberikan terapi buah jus
mengkudu.
6. Memberikan terapi buah jus mengkudu pada 32 responden yang diberikan
pada pagi hari selama 3 hari dan akan di konsumsi sebelum makan.
7. Melakukan pengukuran tekanan darah setelah diberikam terapi buah jus
mengkudu dan sebelum dilakukan pengukuran tekanan darah setelah
konsumsi jus buah mengkudu.
4.9 Teknik Analisa Data
4.9.1 Pengolahan Data
Dalam penelitian ini pengolah dan menggunakan sofhware statistik.
Menurut Notoatmodjo (2012), pengolahan data meliputi:
1. Editing
Hasil data lapangan harus dilakukan penyuntingan (editing) terlebih
dahulu.Secara umum editing merupakan kegiatan untuk pengecekan dan
perbaikan.Apabila ada data- data yang belum lengkap, jika memungkinkan
perlu dilakukan pengambilan data ulang melengkapi data- data tersebut.
Terapi apabila tidak memungkinkan, maka data yang tidak lengkap
tersebut tidak diolah atau dimasukkan dalam pengolahan “data missing”
(Notoatmodjo, 2012).
56
2. Coding
Coding adalah peng “kodem” atau “coding”, yaitu mengubah data
berbentuk kalimat atau huruf menjadi angka atau bilangan (Notoatmodjo,
2012). Data demografi jenis kelamin meliputi laki- laki dan perempuan,
pendidikan meliputi tidak sekolah, SD, SMP, SMA, Perguruan Tinggi,
pekerjaan meliputi ridak bekerja, ibu runah tangga, wiraswasta, buruh tani,
pegawai, umur meliputi 36- 45 tahun, 56- 67 tahun.
a. Jenis kelamin:
- Laki- laki : diberi kode 1
- Perempuan : diberi kode 2
b. Pendidikan
- Tidak sekolah :diberi kode 1
- SD : diberi kode 2
- SMP : diberi kode 3
- SMA : diberi kode 4
- Perguruan tinggi : diberi kode 5
c. Pekerjaan
- Tidak bekerja : diberikan kode 1
- Ibu rumah tangga : diberikan kode 2
- Wiraswasta : diberikan kode 3
- Buruh tani : diberikan kode 4
- Pegawai : diberikan kode 5
d. Umur
57
- 36- 45 tahun : diberikan kode 1
- 46- 55 tahun : diberikan kode 2
- 55- 67 tahun : diberikan kode 3
3. Tabulating
Tabulating adalah membuat table- table data sesuai dengan tujuan
penelitian atau yang diinginkan peneliti (Notoatmodjo, 2012).
4. Data entry
Pemprosesan data yang dilakukan oleh peneliti dalah memasukkan data
yang telah dikumpulkan ke dalam master table atau bisa juga dengan
membuat table kontingensi. Proses ini memasukkan data dalam bentuk
kode ke dalam program computer (Notoatmodjo, 2012).
5. Cleaning
Cleaning disebut juga pembersihan data. Apabila semua data dari setiap
sumber data atau responden selesai dimasukkan, perlu dicek kembali
untuk melihat kemungkinan- kemungkinan adanya kesalahan- kesalahan
kode, ketidak lengkapan dan sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan
atau koreksi (Notoatmodjo, 2012).
4.9.2 Analisa Data
T eknik analisa data yang digunakan dalam peneliti ini adalah analisis
statistik menggunakan program SPSS 16. Menurut Nursalam (2007), analisis
statistik inferensial bertujuan untuk mengetahui ada/ tidaknya pengaruh,
perbedaan, hubungan anatara sampel yang diteliti pada taraf signifikasi
58
tertentu.Peneliti menggunakan analisis inferensial untuk mengetahui pengaruh jus
buah mengkudu terhadap perubahan tekanan darah pada penderita hipertensi.
Analisa data penelitian ini menggunakan:
1. Univariat
Analisis univariat adalah analisis yang digunakan terhadap tiap variable
dari hasil penelitian (Notoatmodjo, 2012). Analisis ini digunakan untuk
mendeskripsikan jus buah mengkudu terhadap tekanan darah pada
penderita hipertensi. Sifat data secara umum dibedakan atas dua macam
yaitu, data kategori berupa skala nominal dan data numeric berupa skala
rasio dan interval. Pada penelitian ini peneliti menganalisis pengaruh jus
mengkudu terhadap perubahan tekanan darah pada penderita hipertensi.
Semua karakteristik responden dalam penelitian ini seperti: usia, jenis
kelamin, tingkat pendidikan dan pekerjaan berbentuk kategori yang
dianalisis menggunakan analisis proporsi dan dituangkan table distribusi
frekuensi.
2. Bivariat
Analisa bivariat adalah anlisa yang dilakukan terhadap dua variable yang
diduga berhubungan atau berkolerasi (Notoatmodjo, 2012). Analisa
bivariat dalam penelitian ini adalah untuk mengalisis pengaruh jus
mengkudu terhadap perubahan tekanan darah pada penderita hipertensi.
Untuk menentukan analisa bivariat Dari penelitian melakukan analisa data
terlebih dahulu. Peneliti melakukan uji T-test dependent karena tidak
memenuhi syarat peneliti menggunakan uji alternative yaitu wilcoxon
59
dengan kemaknaan ɑ = 0.05, deengan menggunakan data yang di olah
adalah data pada pemerikasaan hari ketiga. Adapun uji statistiknya
menggunakan SPSS 16. Interpretasi data dapat dilihat dari nilai signifikasi
yaitu jikia nilai signifikasi < 0.05 berarti ada perbedaan yang signifikasi
antara sebelum dan sesudah pemberian. Sehingga dapat disimpulkan dari
hasil statistik akan didapatkan nilai signifikasi yang menunjukan bahwa
jika nilai signifikasi p ≥ 0.05 maka Ho diterima Ha ditolak, sebaliknya jika
p < 0.05 maka Ho ditolak Ha diterima (Dahlan, 2011).
4.10 Etika Penelitian
Dalam melakukan penelitian, peneliti memandang perlu adanya
rekomendasi dari pihak lain dengan mengajukan permohonan ijin kepada
Puskesmas dan Desa tempat penelitian. Setelah memperoleh ijin dari Puskesmas
Bangunsari Kecamatan Dolopo Kabupaten Madiun, penelitian dilakukan dengan
menekankan masalah etika meliputi :
1. Informend consent
Lembaran persetujuan diberikan kepada setiap responden dan responen bersedia
untuk diteliti yang memenuhi kriteria inklusi. Bila calon responden menolak,
maka peneliti tidak dapat memeriksa dan tetap menghormati hak-hak yang
bersangkutan.
2. Anonymity (Tanpa nama)
Untuk menjaga kerahasiaan peneliti tidak mencantumkan nama responden, tetapi
lembar tersebut diberi kode tertentu.
60
3. Confidentiality (Kerahasiaan)
Kerahasiaan informasi responden dijamin oleh peneliti, hanya kelompok data
tertentu yang akan dilaporkan sebagai hasil penelitian.
61
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dipaparkan hasil penelitian yang berjudul “Pengaruh Jus
Mengkudu Dalam Menurunkan Tekanan Darah Tinggi Pada Lansia Di Desa
Dolopo Kecamatan Dolopo Kabupaten Madiun”.
Pengumpulan data dilakukan pada tanggal 5 Mei sampai Mei 201 .
Dengan tahap pelaksanaan dari rumah ke rumah berjumlah 32 responden. Data
umum terdiri dari karakteristik responden didaerah tersebut meliputi: umur dan
jenis kelamin, setelah data umum dipaparkan dilajutkan dengan data khusus yaitu
pada variable yang di ukur, yaitu tekanan darah pada lansia didaerah Dolopo.
5.1 Gambaran dan Lokasi Penelitian
Desa Dolopo merupakan salah satu Desa yang berada di Kecamatan
Dolopo Kabupaten Madiun yang memiliki jumlah penduduk 6.000 jiwa, Desa
Dolopo terdapat Puskesmas yang membawahi 12 Desa, fasilitas yang tersedia di
Puskesmas meliputi Poli Gigi, BP umum, KIA, dan fasilitas yang membantu
meningkatkan kesehatan masyarakat meliputi kesehatan masyarakat meliputi
Posyandu Balita, Posyandu Lansia dan senam.
62
5.2 Hasil Penelitian
5.2.1 Data Umum
Data umum akan menyajikan mengenai karakteristik responden berdasarkan
usia, karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin, karakteristik responden
berdasarkan pekerjaan.
1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Di Desa Dolopo Kecamatan Dolopo Kabupaten Madiun.
Umur Frekuensi (f) Persetase (%)
60 Tahun 9 28.16
61 Tahun 4 12.5
62 Tahun 2 6.2
63 Tahun 3 9.4
64 Tahun 2 6.2
65 Tahun 9 28.1
67 Tahun 3 9.4
Total 32 100
(Sumber : Data primer hasil penelitian bulan mei 2018)
Terdapat perbedaan proporsi responden berasarkan usia. Dari tabel 5.1
dapat diketahui bahwa sebagian besar usia responden adalah usia 65 tahun
sebanyak 12 responden (28,1%) dan paling sedikit adalah usia 62-64 tahun
masing-masing 2 responden (6,2%).
63
2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis
Kelamin Di Desa Dolopo Kecamatan Dolopo Kabupaten Madiun.
Jenis Kelamin Frekuensi(f) Presentase (%)
Laki- laki 12 37.5
Perempuan 20 62.5
Total 32 100
(Sumber : Data primer hasil penelitian bulan mei 2018)
Terdapat perbedaan proporsi responden berasarkan jenis kelamin. Dari tabel
5.2 dapat diketahui bahwa jenis kelamin responden laki-laki sebanyak 12
responden (37,5%) dan jenis kelamin responden perempuan sebanyak 20
responden (62,5%).
3. Karakteristik Responden Berdasarkan Status Pekerjaan
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Status
Pekerjaan Di Desa Dolopo Kecamatan Dolopo Kabupaten
Madiun.
Pekerjaan Frekuensi (f) Presentase (%)
Ibu rumah tangga 12 37.5
Swasta 11 34.4
Pegawai 1 3.1
Tani 8 25.0
Total 32 100
(Sumber : Data primer hasil penelitian bulan mei 2018)
Terdapat perbedaan proporsi responden berasarkan status pekerjaan. Dari
tabel 5.3 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden Ibu Rumah Tangga
64
sebanyak 12 responden (37,5%) dan paling sedikit adalah pegawai sebanyak 1
responden (3,1%).
5.2.2 Data Khusus
Data khusus menyajikan data pengukuran tekanan darah pada lansia
sebelum mengkonsumsi jus mengkudu, pengukuran tekanan darah pada lansia
sesudah mengkonsumsi jus mengkudu dan menganalisis pengaruh jus mengkudu
dalam menurunkan tekanan darah pada lansia di Desa Dolopo Kecamatan Dolopo
Kabupaten Madiun hasil statistik Wilcoxon Rank Test.
1. Tekanan Darah Sebelum Diberikan Terapi Jus Mengkudu Dalam
Menurunkan Tekanan Darah Tinggi Pada Lansia Di Desa Dolopo
Kecamatan Dolopo Kabupaten Madiun
Tabel 5.4 Tekanan darah sistol dan diastol sebelum diberi jus buah
mengkudu untuk menurunkan tekanan darah tinggi pada
lansia di Desa Dolopo Kecamatan Dolopo Kabupaten Madiun
pada bulan Mei 2018.
Tekanan
darah
N Mean Median Modus Standart
Deviasi
Min –max
Sistol 32 153.75 150 150 7.931 140-170
Diastol 32 92.812 90 90 4.568 90-100
Sumber : hasil olah data responden pada SPSS di Desa Dolopo, 2018
Terdapat hasil proporsi responden berdasarkan tekanan darah
sebelum diberikan terapi jus mengkudu. Tabel 5.4 menunjukkan
bahwa dari 32 responden rata-rata tekanan darah sebelum diberikan
65
jus buah mengkudu adalah 153 92 mmHg dan tekanan yang paling
banyak adalah 150 90 mmHg.
2. Tekanan Darah Sesudah Diberikan Terapi Jus Mengkudu
Dalam Menurunkan Tekanan Darah Tinggi Pada Lansia Di Desa
Dolopo Kecamatan Dolopo Kabupaten Madiun
Tabel 5.5 Tekanan darah sistol dan diastol diberi jus buah
mengkudu untuk menurunkan tekanan darah tinggi pada lansia di Desa
Dolopo Kecamatan Dolopo Kabupaten Madiun pada bulan Mei 2018.
Tekanan
darah
N Mean Median Modus Standart
Deviasi
Min –max
Sistol 32 124.68 120 120 5.070 120-130
Diastol 32 80.625 80 80 2.459 80- 90
Sumber : hasil olah data responden pada SPSS di Desa Dolopo, 2018
Terdapat hasil proporsi responden berdasarkan tekanan darah
sesudah diberikan terapi jus mengkudu.Tabel 5.5 menunjukkan bahwa
dari 32 responden rata-rata tekanan darah sistol sesudah diberi jus buah
mengkudu adalah 124/80 mmHg dan tekanan darah yang paling
banyak adalah 120/80 mmHg.
66
3. Pengaruh Pemberian Terapi Jus Mengkudu dalam menurunkan
tekanan darah tinggi pada lansia di Desa Dolopo Kecamatan
Dolopo Kabupaten Madiun
Tabel 5.6 Analisa Perubahan Tekanan Darah Sistol Dan Diastol
Sesudah Diberikan Terapi Jus Buah Mengkudu dalam menurunkan
tekanan darah tinggi pada lansia di Desa Dolopo Kecamatan Dolopo
Kabupaten Madiun Pada bulan Mei 2018
TD Sistol N P
Post Pre Penurunan 32 0.000
Penaikan 0
Tidak berubah 0
Total 32
Sumber : hasil olah data responden pada SPSS di Desa Dolopo,2018
TD Diastol N P
Post Pre Penurunan 28 0.000
Penaikan 1
Tidak berubah 3
Total 32
Uji statistik yang digunakan adalah Wilcoxon Sign Rank Test
sehubung dengan data tidak normal, hasil analisa tekanan darah sistol
menunjukkan nilai p = 0,000 < α = 0,05, hal ini berarti Ho ditolak Hı
diterima artinya ada pengaruh yang signifikan antara tekanan darah
sistol sebelum dan sesudah pemberian terapi jus buah mengkudu.
Kesimpulan dari uji statistik diatas adalah ada pengaruh terapi jus buah
67
mengkudu terhadap perubahan tekanan darah sistol pada penderita
hipertensi. Berdasarkan penelitian sebelum dilakukan pemberian jus
mengkudu tidak ada tekanan darah yang normal atau menurun, setelah
diberikan jus mengkudu terjadi penurunan tekanan darah pada 32
responden.
Uji statistik yang digunakan adalah Wilcoxon Sign Rank Tests
sehubung dengan data tidak normal, hasil analisa tekanan darah diastol
menunjukkan nilai p = 0,000 < α = 0,05, hal ini berarti Ho ditolak Hı
diterima artinya ada pengaruh yang signifikan antara tekanan darah
diastol sebelum dan sesudah pemberian terapi jus buah mengkudu.
Kesimpulan dari uji statistik diatas adalah ada pengaruh terapi jus buah
mengkudu terhadap perubahan tekanan darah diastol pada penderita
hipertensi.
5.3 Pembahasan
5.3.1 Tekanan Darah Sebelum Diberikan Terapi Jus Buah Mengkudu Pada
Lansia
Hasil penelitian terhadap 32 responden di Desa Dolopo sebelum
diberikan terapi jus buah mengkudu didapatkan rata-rata tekanan darah sebesar
153/92 mmHg, apabila ditransformasikan kedalam klasifikasi tekanan darah
tinggi berada pada hipertensi stadium 1. Tekanan darah terendah adalah 140/90
mmHg dan tekanan darah tertinggi adalah 170/ 100 mmHg.
68
Rata – rata tekanan darah 153/92 untuk responden terapi jus buah.. Dari
hasil penelitian didapatkan karakteristik usia terbanyak berada pada usia 60-65
tahun yaitu 9 responden (28.1%) dan terendah 62-64 tahun yaitu 2 (6.2%). Hasil
penelitian ini didukung oleh teori Ulfa (2011) yang mengatakan bahwa faktor
usia merupakan salah satu penyebab terjadinya hipertensi meningkat. Individu
yang berumur diatas 60 tahun (50-60%) mempunyai tekanan darah lebih besar
atau sama dengan 140/90 mmHg. Hal ini pengaruh degenerasi yang terjadi pada
orang yang bertambah usia.
Faktor – faktor lain yang mempengaruhi tekanan darah tinggi menurut
(Ulfa, 2011), yaitu ada faktor yang dapat diubah, dan faktor yang tidak dapat
diubah. Faktor yang dapat diubah yaitu diantaranya stres, berat badan,
penggunaan kontrasepsi oral pada wanita, konsumsi garam berlebihan dan
kebiasaan merokok. Sedangkan faktor yang tidak dapat diubah yaitu usia,
keturunan, dan jenis kelamin. Teori ini menunjang hasil penelitian bahwa
kebanyakan yang menderita hipertensi berjenis kelamin perempuan.
Karakteristik responden pada terapi jus buah mengkudu berdasarkan
pekerjaan dari 32 responden, dapat diketahui bahwa sebagian besar responden
ibu rumah tangga sebanyak 12 responden (37.5) dan paling sedikit adalah
peagawai sebanyak 1 responden (3.2%).
Karakteristik responden pada terapi jus buah mngkudu berdasarkan jenis
kelamin dari 32 responden dapat di ketahui bahwa, jenis kelamin responden laki-
laki sebanyak 12 responden (37.5%) dan Janis kelamin responden perempuan
69
sebanyak 20 responden (62.5%).
Dari uraian diatas peneliti berpendapat, bahwa usia merupakan faktor dari
penyebab tekanan darah tinggi yaitu terbanyak pada usia 65 tahun, faktor lain
yang dapat mempengaruhinya yaitu pekerjaan.
5.3.2 Tekanan Darah Sesudah Diberikan Terapi Jus Buah Mengkudu Pada
Lansia
Hasil penelitian terhadap 32 responden pada terapi jus buah mengkudu
sebelum dilakukan terapi jus buah mengkudu didapatkan rata – rata tekanan darah
sebesar 153/92 mmHg dan ternyata setelah diberikan terapi jus buah mengkudu
rata – rata tekanan darah menurun yaitu menjadi 124/80 mmHg. Karakteristik usia
yang paling banyak menderita tekanan darah tinggi 65 tahun. Namun dalam
penelitian disini terdapat nilai minimal – maksimal tekanan darah yaitu 120/80 –
130/90 mmHg. Dari hasil observasi terdapat nilai tekanan darah menurun, jadi ada
pengaruh pada lansia setelah mengonsumsi jus mengkudu dengan angka kejadian
hipertensi di Desa Dolopo Kecamatan Dolopo Kabupaten Madiun.
70
5.3.3 Pengaruh Jus Buah Mengkudu Dalam Menurunkan Tekanan Darah
Tinggi Pada Lansia Di Desa Dolopo Kecamatan Dolopo Kabupaten
Madiun
Berdasarkan tabel 5.4 sebelum pemberian jus mengkudu menunjukan
tekanan darah dengan rata- rata sistol 153 dan diastole 92 (153/92 mmHg).
Berdasarkan tabel 5.5 sesudah pemberian jus mengkudu terdapat rata rata sistol
124 dan diastole 80 (124/80 mmHg). Dan berdasarkan 5.8 menunjukkan hasil
penelitian tekanan darah sistol dan diastol sesudah diberikan terapi jus buah
mengkudu, bahwa hasil tekanan darah sistol dan diastole dari uji statistik
Wilcoxon Sign Rank menunjukan nilai p value= 0,000 < α =0,05, hal ini berarti Ho
ditolak dan H1 diterima artinya terdapat perngaruh yang signifikan terhadap
tekanan darah sistol sesudah diberikan terapi Jus Buah Mengkudu. Kesimpulan
dari uji statistik ini adalah ada pengaruh terapi jus buah mengkudu terhadap
perubahan tekanan darah sistol pada penderita tekanan darah tinggi.
Ada pengaruh yang signifikan dari jus mengkudu berdasarkan rata- rata
penurunan tekanan darah pada lansia Di Desa Dolopo Kecamatan Dolopo
Kabupaten Madiun. Buah mengkudu ini dapat menurunkan tekanan darah dan
juga mudah di dapat, karena tananamannya merakyat, murah dan ada manfaatnya.
Tekanan darah yang turun setelah mendapatkan terapi jus buah mengkudu
dapat dijelaskan bahwa di dalam buah mengkudu (Morinda citrifolia L.)
mengandung beberapa zat aktif utama. Bahan aktif diantaranya adalah scopoletin,
octoanoic acid, kalium, vitamin C, alkaloid, antrakuinon, b-sitosterol, karoten,
vitamin A, glikosida flavon, linoleat acid, alizarin, amino acid, acubin, L-
71
asperuloside, kaproat acid, kaprilat acid, ursolat acid, rutin, pro-
xeroninedanterpenoid. Mengkudu (Morinda citrifolia L.) diketahui memiliki
banyak manfaat untuk kesehatan manusia.
Zat aktif dalam mengkudu yaitu scopoletin danxeronin dapat menurunkan
tekanan darah. Scopoletin bekerja dengan cara menurunkan tahanan atau
resistensi perifer. Besarnya tahan perifer sangat bergantung pada kontraktilitas
otot polos pembuluh darah. Otot polos pembuluh darah diatur oleh sistem saraf
simpatis melalui pengeluaran neurotransmiter noradrenalin di ujung saraf simpatis
pada dinding pembuluh darah.Kontraktilitas otot polos pembuluh darah juga
dipengaruhi oleh fungsi endotel pembuluh darah, karena pada endotel disintesis
dan disekresi berbagai bahan vasokonstriktor dan vasodilator (cici, 2015).
Terpenoid adalah salah satu zat yang terkandung pada buah dan daun
mengkudu. Terpenoid merupakan senyawa kimia, berfungsi sebagai pertahanan
tumbuhan dalam bentuk metabolit sekunder. Zat aktif dari metabolit sekunder
terpenoid memiliki efek farmakologis dengan membantu proses sintesis organik
tubuh dan pemulihan sel-sel tubuh manusia. Sebagai fungsinya dalam pertahanan
tubuh, terpenoid memiliki efek farmakologis dan efek toksik (cici, 2015).
Efek buah mengkudu diantaranya sebagai anti trombolitik, antioksidan,
analgesik, anti inflamasi dan aktifitas xanthine oxidase inhibitor. Mengkudu juga
dapat menurunkan tekanan darah dan vasodilatasi pembuluh darah. Efek positif
jus buah mengkudu untuk pemeliharaan kesehatan dan membantu protes
penyembuhan penyakit tekanan darah juga dapat sebagai pengobatan kanker,
72
sistem pencernaan, menghilangkan rasa sakit atau nyeri, memperbaiki mood atau
emosi Hendri Toni, 200 ).
73
Pathway Kandungan Jus Buah Mengkudu
Kandungan buah mengkudu
Scopeletin Xeronine Proxeronine
Vasodilator pembuluh darah, Fungsi diuretic Mengandung asam koloid
relaksasi otot polos, vascular. Penurunan volume darah
dan mengeluarkan natrium
Mengatur bentuk kekerasan
protein spesifik dalam sel
Tekanan darah arteri menurun
Menghambat pertumbuhan
candida albicans
Gambar 5.7 Pathway Kandungan Jus Mengkudu
Penurunan Tekanan Darah
74
5.4 Keterbatasan Penelitian
Dalam melaksanakan penelitian ini, peneliti mengakui adanya banyak
kelemahan dan kekurangan sehingga memungkinkan hasil yang ada belum
optimal tau bisa dikatakan sempurna. Banyak sekali kekurangan tersebut
anatara lain:
1. Dalam peneliti ini peneliti menggunakan metode pre-eksperimen (one
group pre-post test design dimana penelitian ini dilakukan pada satu
kelompok subyek yang diobservasi tanpa melakukan perbandingan
dengan pengaruh perlakuan yang dikenakan pada kelompok lain.
2. Besar sampel sebanyak 32 responden, dimana keterbatasan dalam
penelitian adalah dengan sampel yang lebih banyak diperkirakan akan
mewakili populasi yang ada dan diharapkan peneliti akan lebih baik.
3. Penggunakaan obat penurun tekanan darah pada responden tidak ikut
dalam pendataan pada penelitian ini. Adapun responden yang
mengkonsumsi obat peneurun tekanan darah tingi, ini juga dapat
mempengaruhi tekanan darah yang akan menurun drastis. Peneliti harus
waspada saat responden mengalami penurunan tekanan darah (drop).
75
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan serta diuraikan pada
pembahasan yang terpapar di bab 5, maka peneliti dapat memberikan kesimpulan
sebagai berikut :
1. Rata – rata tekanan darah sebelum diberikan terapi jus buah
mengkudu adalah 153/92 mmHg.
2. Rata – rata tekanan darah sesudah diberikan terapi jus buah
mengkudu 124/80 mmHg.
3. Terapi jus mengkudu berpengaruh dalam menurunkan tekanan darah
tinggi pada lansia di Desa Dolopo Kecamatan Dolopo Kabupaten
Madiun terhadap perubahan dengan nilai p = 0.000.
76
6.2 Saran
1. Bagi Penderita Tekanan Darah Tinggi
Hasil penelitian ini dapat digunakan bagi penderita hipertensi dalam
menurunkan tekanan darah dengan menggunakan terapi jus buah
mengkudu.
2. Bagi Institusi STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun
Diharapkan Skripsi ini dapat dijadikan referensi dan digunakan bagi
mahasiswa yang akan melakukan penelitian selanjutnya, sehingga
mahasiswa akan mampu mengetahui mengenai pembelajaran
pemberian jus buah mengkudu terhadap perubahan tekanan darah
pada penderita hipertensi.
3. Bagi Penelitian Selanjutnya
Buah mengkudu ini dapat menurunkan tekanan darah, tetapi buah ini
sangat sulit untuk di dapat. Dan di dalam penelitian ini untuk dapat
mengetahui pengaruh yang sesungguhnya diharapkan metode yang kuat
menggunakan rancangan ekperimen sungguhan (True eksperimen) yaitu
dengan pre test dan post test dengan pemilihan. Dan diharapkan peneliti
lain mampu mengembangkan penelitian lain mengenahi kejadian
hipertensi dari segi factor dan variabel yang berbeda agar dapat
mengembangkan penelitian dimasa yang akan mendatang. Warning, dan
harus hati- hati bagi lansia yang mengonsumsi obat- obatan herbal.
77
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Masqon. 2005. Faktor Yang Berhungan Dengan Kejadian Hipertensi
Pada Kelompok Usia Lanjut. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta
Departermen Kesehatan. 2012. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
Indonesia Tahun 2012. Jakarta: Balitbangkes - Depkes RI
Departermen Kesehatan. 2013. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
Indonesia Tahun 2012. Jakarta: Balitbangkes - Depkes RI
Dewi, S dan Familia. 2010:31. D. Hidup Bahagia Bersama Hipertensi. A Plus
Books. Jakarta
Hendri, Toni. 2003. Mengkudu: Khasiat dan Peluang Usahanya. Semarang, CV.
Aneka Ilmue
Maryam. 2008. Mengenai Usia Lanjut Dan Perawatannya. Jakarta: Salemba
Medika
Macnair, Trisha. 2007. Tekanan Darah Tinggi. Jakarta: Erlangga
Megawati, Annik. 2015. Pengaruh Jus Mengkudu Terhadap Penurunan Tekanan
Darah Pada Lanjut Usia Dengan Hipertensi di Unit Rehabilitasi Sosial
Margo Mukti Rembang. Program Studi Farmasi STIKES Cendekia Utama
Kudus.
Notoadmojo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta
Notoadmojo, Soekidjo. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta
Nursalam. 2008. Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Nursalam. 2016. Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Padila. 2013. Buku Ajaran Keperawatan Medika Gerontik. Yogyakarta: Nuha
Medika
Suidah, Hartin. 2011. Pengaruh Mengkudu Terhadap Penurunan Tekanan Darah
Pada Penderita Hipertensi Di Desa Wedoroklurak Kecamatan Candi
Kabupaten Sidoarjo. Jurnal Keperawatan
Susilo, Yekti. 2011. Cara Jitu Mengatasi Hipertensi. Yogyakarta: Andi
78
Yuliana, Cici. 2015. Penggunaan Buah Mengkudu (Morinda Citrifolial) Untuk
Menurunkan Tekanan Darah Tinggi. Faculty Of Medicine, Universitas
Lampung
79
Lampiran 1
SURAT PENCARIAN DATA AWAL BAKESBAMPOL
80
Lampiran 2
SURAT PENGANTAR PENELITIAN DARI KAMPUS
81
Lampiran 3
SURAT REKOMENDASI PENELITIAN DARI BANKESBANGPOL
82
Lampiran 4
SURAT KETERANGAN SELESAI PENELITIAN
83
Lampiran 5
SURAT KETERANGAN MENJADI RESPONDEN
Kepada
Yth, Calon Responden
Di Tempat
Dengan Hormat,
Saya yang bertandatangan dibawah ini adalah mahasiswa S1 Keperawatan
Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun.
Nama : Wenda Ike Prastika
NIM : 20140210
Akan mengadakan penelitian di dengan judul “Pengaruh Jus Mengkudu
Dalam Menurunkan Tekanan Darah Tinggi Pada Lansia Di Desa Dolopo
Kecamatan Dolopo Kabupaten Madiun”.
Sehubung dengan judul penelitian diatas, data yang diperoleh dari
penelitian akan sangat bermanfaat bagi peneliti untuk melakuka penelitian. Untuk
kepentingan tersebut peneliti akan memohon anda untuk memberikan jawaban
atas pertanyaan yang saya ajukan dengan jujur. Semua data yang dikumpulkan
akan dirahasiakan.
Atas perhatian, kerjasama dan kesediaan dalam berpartisipasi sebagai
responden dalam penelitian ini, saya menyampaikan terinakasih dan berharap
infomasi anda akan berguna, khususnya dalam penelitian ini.
Hormat Saya
Wenda Ike Prastika
84
Lampiran 6
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
(Inform Consent)
Dengan hormat,
Saya sebagai mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES
Bhakti Husada Mulia Madiun,
Nama : Wenda Ike Prastika
Nim : 20140210
Bermaksud melakukan penelitian tentang “Pengaruh Jus Mengkudu
Dalam Menurunkan Tekanan Darah Tinggi Pada Lansia di Desa Dolopo
Kecamatan Dolopo Kabupaten Madiun”.
Adapun informasi yang saudara berikan akan dijamin kerahasiaan saya
tanggung jawab apabila informasi yang diberikan merugikan saudara.
Sehubungan dengan hal tersebut, apabila saudara setuju ikut serta dalam
penelitian ini dimohon untuk mendatangani kolom yang telah disedialkan.
Untuk kesediaan dan kerjasamanya saya mengucapkan terimakasih.
Madiun, Mei 201
Peneliti Responden
Wenda Ike Prastika
85
Lampran 7
STANDART OPERASIONAL PROSEDUR
Pengukuran Tekanan Darah
Pengertian :
Merupakan tata cara pengukuran tekanan darah. Tekanan darah merupakan
indikator untuk menilai sistem kardiovaskuler.
Tujuan :
Untuk mengetahui nilai tekanan darah.
Kebijakan :
1. Mengontrol makanan sebelum di konsumsi.
2. Dilakukan pada pagi hari.
3. Pengukuran dilakukan dengan posisi duduk.
4. Pengukuran dilakukan sebanyak 2x dalam 3 hari dengan orang yang sama
pada pagi hari jam 06.30 sebelum pemberikan jus buah mengkudu dan
sesudah pemberikan jus buah mengkudu dalam waktu selisih 1 jam setelah
mengonsumsi jus buah mengkudu.
Persiapan alat :
1. Alat ukur yang digunakan adalah sphygmomanometer jarum dan
stetoskop.
2. Alat tulis.
86
Prosedur :
1. Jelaskan prosedur pada responden.
2. Cuci tangan.
3. Atur posisi responden.
4. Letakkan tangan yang hendak diukur pada posisi terlenytang.
5. Lengan baju diangkat.
6. Pasang manset pada lengan kanan atas sekitar 3 cm di atas fossa cubiti.
7. Tentukan denyut nadi arteri radialis.
8. Pompa balon udara manset sampai denyut nadi arteri tidak teraba.
9. Letakkan diafragma stetoskop diatas nadi branchialis dan dengarkan.
10. Kempeskan balon udara manset secara perlahan dan berkesinambungana
dengan memutar skrup pada pompa udara berlawanan arah jarum jam.
11. Catat tinggi air raksa manometer saat pertama kali terdengar dan catat
tinggi air raksa manometer saat terakir kali terdengar.
12. Suara Korotkoff I : menunjukkan besarnya tekanan sistolik.
13. Suara Korotkoff IV/V : menunjukkan besarnya tekanan diastolik.
87
STANDART OPERASIONAL PROSEDUR
Jus mengkudu
1. Memilih buah mengkudu yang berkualitas, dengan warna kulit buah
mengkudu putih kekuningan merata, tapi kondisi daging cukup keras,
tidak cacat/ tidak rusak dan tidak busuk.
2. Bersihkan buah mengkudu dengan cara mencuci dengan air yang mengalir
atau mengupasnya. Buah mengkudu mengalami tiga proses pencucian
yang berfungsi untuk:
a. Membersihkan kotoran serta gumpulan tanah pada buah
mengkudu.
b. Membersihkan buah mengkudu dari jamur.
c. Membersihkan buah mengkudu dari kuman.
3. Persiapkan alat yang akan dibutuhkan untuk membuat jus mengkudu.
4. Proses pembuatan jus:
a. Potong- potong buah mengkudu
b. Masukan buah mengkudu, gula dan air pada blender.
Tekstur buah mengkudu yang sangat lunak sehingga proses
penghalusan jadi cepat dan mudah.
c. Setelah halus, saring hasil blender dengan penyaring halus
sampai kandungan air keluar.
5. Masukan sari- sari mengkudu dari blender dengan air 1 liter, buah
mengkudu 500gram, jadi kandungan jus buah mengkudu di dalam gelas
sebanyak 100gr setelah buah mengkudu di blender masukan jus buah
mengkudu di dalam gelas sebanyak 200ml/ gelas dan akan di konsumsi
dalam 1x/ hari. Konsumsi pada pagi hari sebelum makan dengan selisih
waktu 20- 30 menit. Jangan lupa control tekanan darah 1 jam setelah
mengonsumsi, agar tekanan darah tidak drop (Cici, 2015).
88
Lampiran 8
HASIL TABULASI PENELITIAN
HARI KE-1
NO INISIAL
RESPON
DEN
USIA JENISKE
LAMIN
PEKE
RJAA
N
TEKAN
AN
DARAH
SEBEL
UM
TEKANAN
DARAH
SESUDAH
1 NY. T 60 P Irt 160/90 150/90
2 NY. B 61 P Irt 150/90 130/90
3 NY. Y 60 P Irt 140/90 130/80
4 TN. Z 65 L Swasta 160/100 140/90
5 TN. Q 61 L Swasta 150/90 130/80
6 NY. U 60 P Swasta 150/90 140/90
7 TN. P 64 L Pegawa
i
170/100 150/90
8 TN. O 65 L Tani 160/90 140/90
9 TN. L 65 L Tani 150/90 130/80
10 NY. K 61 P Irt 160/100 150/90
11 NY. W 63 L Irt 160/100 140/80
12 TN. I 67 L Tani 160/90 140/80
13 TN. N 64 L Tani 160/90 140/90
14 NY. A 60 P Irt 140/90 130/90
15 NY. Q 60 P Irt 140/90 120/90
16 TN. L 67 L Tani 160/100 150/90
17 NY. L 60 P Swasta 160/100 140/90
18 NY. E 63 P Swasta 150/90 140/90
19 NY. L 65 P Swasta 150/90 130/90
20 NY. S 65 P Tani 150/90 130/90
21 NY. U 60 P Tani 150/90 130/80
22 NY. L 61 P Swasta 160/100 140/90
23 NY. P 65 P Irt 150/90 130/80
24 NY. R 60 P Irt 140/90 130/90
25 TN. Y 65 L Swasta 150/90 140/90
26 TN. W 67 L Swasta 170/100 150/90
27 TN. T 65 L Swasta 150/90 130/90
28 NY. Q 65 P Tani 150/90 140/90
29 NY. W 62 P Irt 160/100 130/80
89
30 NY. O 62 P Irt 160/90 140/90
31 NY. R 63 P Irt 150/90 130/80
32 NY. L 60 P Swasta 160/90 140/80
90
HARI KE- 2
NO INISIAL
RESPO
NDEN
USI
A
JENIS
KELA
MIN
PEKERJ
AAN
TEKANAN
DARAH
SEBELUM
NYA
TEKANANDA
RAH
SESUDAH
1 Ny. T 60 P Irt 150/90 140/ 0
2 Ny. B 61 P Irt 160/90 130/ 0
3 Ny. Y 60 P Irt 140/90 130/ 0
4 Tn. Z 65 L Swasta 150/100 140/ 0
5 Tn. Q 61 L Swasta 140/90 130/ 0
6 Ny. U 60 P Swasta 150/90 120/ 0
7 Tn. P 64 L Pegawai 150/90 130/ 0
Tn. O 65 L Tani 150/90 130/ 0
9 Tn. L 65 L Tani 150/90 130/90
10 Ny. K 61 P Irt 150/100 130/ 0
11 NY. W 63 L Irt 150/90 130/ 0
12 TN. I 67 L Tani 150/90 140/ 0
13 TN. N 64 L Tani 150/90 130/ 0
14 NY. A 60 P Irt 150/ 0 120/ 0
15 NY. Q 60 P Irt 140/90 120/ 0
16 TN. K 67 L Tani 150/100 130/ 0
17 NY. L 60 P Swasta 150/90 130/ 0
1 NY. E 63 P Swasta 150/90 120/ 0
19 NY. L 65 P Swasta 150/90 130/ 0
20 NY. S 65 P Tani 150/90 130/90
21 NY. U 60 P Tani 160/90 130/ 0
22 NY. L 61 P Swasta 150/90 130/90
23 NY. P 65 P Irt 150/90 140/90
24 NY. R 60 P Irt 140/100 130/ O
25 TN. Y 65 L Swasta 150/90 130/90
91
26 TN. W 67 L Swasta 150/90 130/ 0
27 TN. T 65 L Swasta 150/90 140/ 0
2 NY. Q 65 P Tani 140/90 130/ 0
29 NY. W 62 P Irt 160/100 120/ 0
30 NY. O 62 P Irt 160/90 140/ 0
31 NY. R 63 P Irt 150/90 130/ 0
32 NY. L 60 P Swasta 150/90 130/90
92
HARI KE- 3
N
O
INISIAL
RESPON
DEN
USI
A
JENIS
KELA
MIN
PEKERJ
AAN
TEKANAN
DARAH
SEBELUM
NYA
TEKANANDA
RAH
SESUDAH
1 Ny. T 60 P Irt 140/90 120/ 0
2 Ny. B 61 P Irt 140/90 130/ 0
3 Ny. Y 60 P Irt 130/90 120/ 0
4 Tn. Z 65 L Swasta 150/90 130/ 0
5 Tn. Q 61 L Swasta 140/90 130/ 0
6 Ny. U 60 P Swasta 150/90 120/ 0
7 Tn. P 64 L Pegawai 150/90 130/ 0
Tn. O 65 L Tani 160/90 130/ 0
9 Tn. L 65 L Tani 150/90 120/ 0
10 Ny. K 61 P Irt 150/90 120/ 0
11 NY. W 63 L Irt 150/90 120/ 0
12 TN. I 67 L Tani 150/90 130/ 0
13 TN. N 64 L Tani 140/90 120/ 0
14 NY. A 60 P Irt 140/ 0 120/ 0
15 NY. Q 60 P Irt 140/90 120/ 0
16 TN. K 67 L Tani 150/90 130/ 0
17 NY. L 60 P Swasta 150/90 120/ 0
1 NY. E 63 P Swasta 150/90 120/90
19 NY. L 65 P Swasta 140/90 120/ 0
20 NY. S 65 P Tani 140/90 130/90
21 NY. U 60 P Tani 150/90 130/ 0
22 NY. L 61 P Swasta 150/90 130/90
23 NY. P 65 P Irt 150/ 0 130/ 0
24 NY. R 60 P Irt 140/90 120/ O
25 TN. Y 65 L Swasta 150/90 130/ 0
93
26 TN. W 67 L Swasta 140/ 0 120/ 0
27 TN. T 65 L Swasta 154/90 130/ 0
2 NY. Q 65 P Tani 140/90 120/ 0
29 NY. W 62 P Irt 140/90 130/ 0
30 NY. O 62 P Irt 150/90 120/ 0
31 NY. R 63 P Irt 150/90 120/ 0
32 NY. L 60 P Swasta 150/90 130/ 0
94
Lampiran 9
HASIL UJI NORMALITAS
SPSS 16
Uji Normalitas
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
pretestsistol 32 100.0% 0 .0% 32 100.0%
pretestdiastol 32 100.0% 0 .0% 32 100.0%
posttestsistol 32 100.0% 0 .0% 32 100.0%
posttestdiastol 32 100.0% 0 .0% 32 100.0%
Descriptives
Statistic Std. Error
pretestsistol Mean 1.5375E2 1.40204
95% Confidence
Interval for Mean
Lower Bound 1.5089E2
Upper Bound 1.5661E2
5% Trimmed Mean 1.5361E2
Median 1.5000E2
Variance 62.903
Std. Deviation 7.93116
95
Minimum 140.00
Maximum 170.00
Range 30.00
Interquartile Range 10.00
Skewness .026 .414
Kurtosis -.310 .809
pretestdiastol Mean 92.8125 .80752
95% Confidence
Interval for Mean
Lower Bound 91.1655
Upper Bound 94.4595
5% Trimmed Mean 92.5694
Median 90.0000
Variance 20.867
Std. Deviation 4.56803
Minimum 90.00
Maximum 100.00
Range 10.00
Interquartile Range 10.00
Skewness 1.022 .414
Kurtosis -1.025 .809
posttestsistol Mean 1.2469E2 .89627
95% Confidence Lower Bound 1.2286E2
96
Interval for Mean Upper Bound 1.2652E2
5% Trimmed Mean 1.2465E2
Median 1.2000E2
Variance 25.706
Std. Deviation 5.07007
Minimum 120.00
Maximum 130.00
Range 10.00
Interquartile Range 10.00
Skewness .131 .414
Kurtosis -2.119 .809
posttestdiastol Mean 80.6250 .43476
95% Confidence
Interval for Mean
Lower Bound 79.7383
Upper Bound 81.5117
5% Trimmed Mean 80.1389
Median 80.0000
Variance 6.048
Std. Deviation 2.45935
Minimum 80.00
Maximum 90.00
Range 10.00
97
Interquartile Range .00
Skewness 3.795 .414
Kurtosis 13.227 .809
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.
pretestsistol .244 32 .000 .864 32 .001
pretestdiastol .450 32 .000 .565 32 .000
posttestsistol .354 32 .000 .637 32 .000
posttestdiastol .538 32 .000 .265 32 .000
a. Lilliefors Significance Correction
98
Lampiran 10
PENGOLAHAN DATA
SPSS 16
FREKUENSI BERDASARKAN UMUR, JENIS KELAMIN, DAN
PEKERJAAN
Statistics
umur jeniskelamin Pekerjaan
N Valid 32 32 32
Missing 0 0 0
Mean 62.8438 1.6250 2.1562
Std. Deviation 2.43773 .49187 1.19432
Minimum 60.00 1.00 1.00
Maximum 67.00 2.00 4.00
99
Umur
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid 60 9 28.1 28.1 28.1
61 4 12.5 12.5 40.6
62 2 6.2 6.2 46.9
63 3 9.4 9.4 56.2
64 2 6.2 6.2 62.5
65 9 28.1 28.1 90.6
67 3 9.4 9.4 100.0
Total 32 100.0 100.0
Jenis Kelamin
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid laki-laki 12 37.5 37.5 37.5
perempuan 20 62.5 62.5 100.0
Total 32 100.0 100.0
100
Pekerjaan
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid irt 12 37.5 37.5 37.5
swasta 11 34.4 34.4 71.9
pegawai 1 3.1 3.1 75.0
tani 8 25.0 25.0 100.0
Total 32 100.0 100.0
101
Tekanan darah sebelum diberi mengkudu
Statistics
pretestsistol Pretestdiastol
N Valid 32 32
Missing 0 0
Mean 153.7500 92.8125
Median 150.0000 90.0000
Mode 150.00 90.00
Std. Deviation 7.93116 4.56803
Minimum 140.00 90.00
Maximum 170.00 100.00
Sum 4920.00 2970.00
102
Setelah diberikan jus mengkudu
Statistics
posttestsistol
Posttestdiasto
l
N Valid 32 32
Missing 0 0
Mean 124.6875 80.6250
Median 120.0000 80.0000
Mode 120.00 80.00
Std. Deviation 5.07007 2.45935
Minimum 120.00 80.00
Maximum 130.00 90.00
Sum 3990.00 2580.00
103
Uji Wilcoxon
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
sistol_post -
sistol_pre
Negative Ranks 32a 16.50 528.00
Positive Ranks 0b .00 .00
Ties 0c
Total 32
a. sistol_post < sistol_pre
b. sistol_post > sistol_pre
c. sistol_post = sistol_pre
Test Statisticsb
sistol_post -
sistol_pre
Z -5.015a
Asymp. Sig. (2-
tailed) .000
a. Based on positive ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test
104
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
diastol_post -
diastol_pre
Negative Ranks 28a 15.14 424.00
Positive Ranks 1b 11.00 11.00
Ties 3c
Total 32
a. diastol_post < diastol_pre
b. diastol_post > diastol_pre
c. diastol_post = diastol_pre
Test Statisticsb
diastol_post -
diastol_pre
Z -4.689a
Asymp. Sig. (2-
tailed) .000
a. Based on positive ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test
105
Lampiran 11
LEMBAR KONSULTASI
106
Lampiran 12
DOKUMENTASI
Hari ke-1
Hari ke-2
Hari ke-3