skripsi pengembangan objek wisata alam lejja …

82
SKRIPSI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA ALAM LEJJA DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN RETRIBUSI WISATA DI DINAS PARIWISATA, KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA KABUPATEN SOPPENG Oleh: MUHAMMAD HIDAYAT UMAR Nomor Induk Mahasiswa : 105610544615 PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTASILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2020

Upload: others

Post on 08-Nov-2021

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SKRIPSI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA ALAM LEJJA …

SKRIPSI

PENGEMBANGAN OBJEK WISATA ALAM LEJJA DALAM

MENINGKATKAN PENDAPATAN RETRIBUSI WISATA DI DINAS

PARIWISATA, KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA

KABUPATEN SOPPENG

Oleh:

MUHAMMAD HIDAYAT UMAR

Nomor Induk Mahasiswa : 105610544615

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTASILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020

Page 2: SKRIPSI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA ALAM LEJJA …

i

SKRIPSI

PENGEMBANGAN OBJEK WISATA ALAM LEJJA DALAM

MENINGKATKAN PENDAPATAN RETRIBUSI WISATA DI DINAS

PARIWISATA, KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA

KABUPATEN SOPPENG

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Studi dan Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Administrasi Negara (S.AP)

Disusun dan Diajukan Oleh:

MUHAMMAD HIDAYAT UMAR

Nomor Stambuk: 1056 10544 615

Kepada

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS

MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020

Page 3: SKRIPSI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA ALAM LEJJA …

ii

Page 4: SKRIPSI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA ALAM LEJJA …

iii

Page 5: SKRIPSI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA ALAM LEJJA …

iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : Muhammad Hidayat Umar

Nomor Induk Mahasiswa : 1056 10544 615

Program Studi : Ilmu Administrasi Negara

Menyatakan bahwa benar skripsi ini adalah karya saya sendiri dan bukan hasil

plagiat dari sumber lain. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila

dikemudian hari ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik

berupa pencabutan gelar akademik dan pemberian sanksi lainnya sesuai dengan

aturan yang berlaku di Universitas Muhammadiyah Makassar.

Makassar, 08 Februari 2020

Yang Menyatakan,

Muhammad Hidayat Umar

Page 6: SKRIPSI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA ALAM LEJJA …

v

ABSTRAK

MUHAMMAD HIDAYAT UMAR. Pengembangan Objek Wisata Alam Lejja Dalam Meningkatkan Pendapatan Retribusi Wisata di Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Soppeng (dibimbing oleh Sudarmi, Riskasari).

Penelitian ini bertujuan memberikan gambaran serta penjelasan tentang Pengembangan Objek Wisata Alam Lejja Dalam Meningkatkan Pendapatan Retribusi Wisata Di Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Soppeng. Hasil penelitian ini nantinya diharapkan menjadi masukan bagi Dinas Pariwisata dalam rangka menciptakan Pengembangan Objek Wisata sehingga dapat meningkatkan Pendapatan Retribusi Wisata. Dari segi akademik, Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu administrasi. Secara umum penelitian ini dimaksudkan untuk mendeskripsikan Pengembangan Objek Wisata Alam Lejja Dalam Meningkatkan Pendapatan Retribusi Wisata di Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Soppeng. Jenis penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif kualitatif. Instrumen pengumpulan data adalah wawancara terhadap informan atau narasumber dan observasi pada lokasi penelitian serta berdasarkan dokumen berupa literatur, dokumen, tabel, karya tulis ilmiah yang tersedia pada lembaga yang terkait dengan penelitian. Teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan secara kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan objek wisata alam lejja belum optimal. (1) kriteria menarik wisatawan (Attraction) berupa view dan keindahan alam yang alami serta kondisi keamanan yang baik (2) kriteria pengembangan wisata meliputi objek wisata yang belum didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai, promosi wisata yang masih jarang dilakukan oleh pemerintah dan dinas terkait (3) kriteria kesejahteraan masyarakat yang cukup baik bagi pedagang eceran secara langsung dalam pengelolaannya belum melibatkan masyarakat sekitar lokasi objek wisata secara maksimal. Dengan demikian objek wisata didukung oleh view dan keindahan alam serta keamanan. yang menjadi faktor pendukung berupa view dan keamanan sedangkan faktor penghambat berupa penerimaan dan pengelolaan retribusi yang belum menggunakan sistem satu pintu. Kata Kunci : Pengembangan, Objek Wisata Alam Lejja, Peningkatan Retribusi

Page 7: SKRIPSI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA ALAM LEJJA …

vi

KATA PENGANTAR

حيم نٱلر حم بسمٱللهٱلرAssalamu „Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Penulis panjatkan rasa syukur yang tidak terhingga kehadirat Allah SWT,

yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengembangan objek Wisata Alam Lejja

Dalam Meningkatkan Pendapatan Retribusi Wisata di Dinas Pariwisata,

Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Soppeng”.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud

tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada

kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang

terhormat:

1. Ibunda Dr. Sudarmi, M.Si selaku Pembimbing I dan Kakanda Riskasari,

S.Sos. M.AP selaku Pembimbing II yang senantiasa meluangkan waktunya

membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi ini dapat

diselesaikan.

2. Ibu Dr. Ihyani Malik, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Muhammadiyah Makassar

3. Kakanda Nasrul Haq, S.Sos., M.PA selaku Ketua Jurusan Ilmu Administrasi

Negara dan Kakanda Nurbiah Tahir, S.Sos., M.AP selaku Sekretaris Jurusan

Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Muhammadiyah Makassar.

4. Segenap Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang telah sudi berbagi

ilmunya kepada penulis selama ini.

5. Segenap Dosen yang berada di ruangan Tata Usaha, Simak, LP3M Unismuh

Makassar yang telah membantu pengurusan berkas selama ini.

Selanjutnya peneliti tidak lupa pula mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya dan tidak terhingga kepada :

Page 8: SKRIPSI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA ALAM LEJJA …

vii

1. Kedua orang tua penulis, ayahanda tercinta Umar Hadi Coddi dan Ibunda

tercinta Hj.Nurcahaya Atas dukungan, semangat serta doa-nya yang tidak

pernah berhentinya diberikan kepada penulis agar selalu diberikan

kemudahan dan kelancaran untuk setiap segala urusannya. Terima Kasih atas

segala perjuangan dan pengorbanannya, Semoga ayahanda dan ibunda

senantiasa di rahmati oleh Allah SWT. Banyaknya rintangan dan tantangan

yang harus penulis hadapi dalam penyelesaian skripsi ini dan menyadari

bahwa hal ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari

berbagai pihak yang selalu mengarahkan penulis untuk mencapai dan

memperoleh kebenaran untuk menyelesaikan skripsi ini.

2. Para pihak kantor, mulai dari Kantor Bupati Soppeng, Kantor Dinas

Penanaman Modal & Pelayanan Terpadu Satu Pintu, Kantor Dinas

Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga dan Destinasi Wisata Permandian Air

Panas Lejja Kabupaten Soppeng yang telah memberi izin kepada penulis

untuk melakukan penelitian

3. Segenap keluarga kecil kuliah Kerja Profesi angkatan XVIII Kelurahan

Takalar, Kecamatan Mappakasunggu Kabupaten Takalar Terima Kasih atas

persaudaraan, pengalaman berharga dan kebersamaan dalam memaknai

hidup.

4. Seluruh teman-teman kelas ADN F 015 BEFORE dan ADN F 015 AFTER

yang selama ini selalu bersama-sama mengikuti jadwal kuliah yang selalu

punya cerita dan pengalamannya tersendiri didalam kelas.

Page 9: SKRIPSI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA ALAM LEJJA …

viii

5. Kepada seluruh keluarga besar SOSPOL Universitas Muhammadiyah

Makassar terutama kepada satu angkatan penulis EXECUTIVE 2015 yang

selalu memberikan semangat dan dorongan dalam penyelesaian skripsi ini.

Demi kesempurnaan skripsi ini, saran dan kritik yang sifatnya membangun

sangat penulis harapkan. Semoga karya skripsi penelitian ini bermanfaat dan

dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan.

Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Makassar, 08 Februari 2020

Penulis,

Muhammad Hidayat Umar

Page 10: SKRIPSI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA ALAM LEJJA …

ix

DAFTAR ISI

Halaman Pengajuan Skripsi ........................................................................... i

Halaman Persetujuan ...................................................................................... ii

Halaman Penerimaan Tim ............................................................................. iii

Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah ................................................................ iv

Abstrak ........................................................................................................... v

Kata Pengantar .............................................................................................. vi

Daftar Isi........................................................................................................ ix

Daftar Tabel .................................................................................................. xi

Daftar Gambar ............................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .......................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ..................................................................... 9

C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 9

D. Manfaat Penelitian .................................................................... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Konsep dan Teori .................................................. 10

B. Kerangka Pikir ........................................................................ 21

C. Fokus Penelitian ...................................................................... 21

D. Deskripsi Fokus Penelitian ..................................................... 21

BAB III METODE PENELITIAN

A. Waktu Dan Lokasi Penelitian ................................................. 23

B. Jenis Dan Tipe Penelitian ....................................................... 23

C. Sumber Data ........................................................................... 23

D. Informan Penelitian ................................................................ 24

E. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 25

F. Teknik Analisis Data .............................................................. 26

G. Pengabsahan Data ................................................................... 26

Page 11: SKRIPSI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA ALAM LEJJA …

x

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Lokasi Penelitian ................................................... 28

B. Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga ........................ 29

C. Objek Wisata Alam Lejja ....................................................... 40

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................. 62

B. Saran ....................................................................................... 63

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 64

LAMPIRAN

Page 12: SKRIPSI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA ALAM LEJJA …

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Daftar Pengunjung dan Retribusi Kawasan Wisata Alam

Permandian Air Panas Lejja Kabupaten Soppeng ......................................... 2

Tabel 3.1 Informan Penelitian ...................................................................... 24

Tabel 4.1 Batas-Batas Wilayah .................................................................... 28

Tabel 4.2 Struktur dan Besarnya Tarif ......................................................... 38

Page 13: SKRIPSI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA ALAM LEJJA …

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pikir.......................................................................... 21

Gambar 4.1 Struktur Organisasi ................................................................... 30

Page 14: SKRIPSI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA ALAM LEJJA …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam rangka meningkatkan pendapatan asli retribusi wisata serta

mewujutkan kesejahteraan rakyat dalam hal perekonomian maka pemerintah

sebagai penyelenggara pemerintahan dan pembangunan dalam hal ini Dinas

Pariwisata Kepemudaan dan Olahraga harus berperan penting dalam menggali dan

mengembangkan potensi-potensi daerahnya disektor pariwisata, karena tidak

dapat dipungkiri bahwa Kabupaten Soppeng adalah salah satu kabupaten yang

berada di Sulawesi Selatan sebagai daerah dengan sumberdaya alam dan budaya

yang khas. Keindahan kota dengan ribuan kelelawar yang bergelantungan di

pohon jantung pusat Kota Watansoppeng merupakan daya tarik tersendiri

sehingga wisatawan lokal maupun mancanegara memberikan julukan

Watansoppeng sebagai Kota Kelelawar.

Mengenai kawasan wisata alam lejja dalam pengembangan objek wisata dinas

terkait Kabupaten Soppeng haruslah menjadi bahan penting yang di bahas secara

bersama dengan instansi-instansi terkait untuk meningkatkan kontribusi

Pendapatan Retribusi Wisata Kabupaten Soppeng, dalam artian agar semakin

maju sektor pariwisata, maka akan semakin besar kontribusi yang akan diberikan

pariwisata kepada pemerintah terkait dan tentu akan berdampak pada Pendapatan

Asli Daerah (PAD) daerah itu sendiri. Untuk mendukung hal tersebut maka

pemerintah telah mengatur semuanya dalam PERDA Kabupaten Soppeng No.3

Tahun 2012 Tentang Pajak dan Retribusi Daerah, Undang-Undang Nomor

Page 15: SKRIPSI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA ALAM LEJJA …

10

10 tahun 2009 tentang kepariwisataan, Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng

Nomor 1 Tahun 2016 Tentang rencana pembangunan jangka menengah Daerah

Kabupaten Soppeng.

Landasan yuridis yang telah dikemukakan diatas Pemerintah terkait dalam hal

ini Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga telah melaporkan atau

merancang kinerja tahunan yang salah satunya adalah laporan kinerja pendapatan

retribusi kawasan wisata alam lejja yang bersumber dari data Petugas Pengelola

Tiket Masuk Permandian Air Panas Lejja Kabupaten Soppeng sebagi berikut :

Tabel 1.1 Daftar Pengunjung dan Retribusi Kawasan Wisata Alam Permandian Air Panas Lejja Kabupaten Soppeng

Tahun Pengunjung Target PAD Penerimaan Persentase (%) WSA dan WSL

2016 139.073 Orang 1.100.000.000 1.10.115.000 91,82%

2017 115.487 Orang 1.100.000.000 1.041.621.000 94,69%

2018 111.784 Orang 1.100.000.000 948.027.000 86,18%

Sumber: Petugas Pengelola Tiket Masuk Permandian Air Panas Lejja

Informasi yang didapat oleh peneliti mengenai data tersebut yang telah

disajikan diatas yang bersumber dari Petugas Pengelola Tiket Masuk Permandian

Air Panas Lejja bahwa objek wisata alam lejja tersebut menjadi favorit di

Kabupaten Soppeng dan merupakan kawasan wisata yang cukup bagus dan

cukup diminati serta terletak tidak jauh dari pusat kota, yaitu berada di sebelah

utara Kota Wattansoppeng, sehingga tidak heran objek wisata tersebut cukup

banyak diminati oleh wisatawan asing maupun domestik. Meskipun Terdapat

kenyataan bahwa pencapaian penerimaan retribusi wisata ditahun 2018

Page 16: SKRIPSI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA ALAM LEJJA …

11

mengalami penurunan dibanding tahun-tahun sebelumnya. Tentu hal ini membuat

pertanyaan besar bagi publik terkait pencapaian target yang jauh dari apa yang

telah ditetapkan di tahun 2018, karena seharusnya melihat persentase ditahun-

tahun sebelumnya itu bisa dikatakan mencapai target atau tidak melambung jauh

dari target yang telah ditetapkan, lalu mengapa di tahun 2018 mengalami

penurunan yang terbilang drastis. Pernyataan tersebut relevan dengan fakta yang

terdapat dalam sebuah (Berita online Tribun Timur.com,soppeng,wartawan

Tribun Timur, SUDIRMAN 31/03/2019), dengan menyatakan bahwa objek wisata

yang berada di Kabupaten Soppeng yang ramai dikunjungi dan banyak diminati

oleh wisatawan lokal maupun wisatawan asing adalah Permandian air panas lejja

namun ada beberapa lagi seperti Waduk Ompo dan Villa Yuliana namun yang

paling banyak peminatnya adalah wisata permandian air panas lejja.

Wisata Permandian Air Panas Lejja yang cukup banyak diminati

wisatawan asing maupun domestik ini seharusnya berbanding lurus dengan

pendapatan retribusi namun pada kenyataannya masih jauh dan belum secara

maksimal bisa mendongkrak kontribusi PAD Kabupaten Soppeng dari segi

sektor pariwisata karena masih terdapatnya masalah-masalah yang

menghambat meningkatnya pendapatan retribusi wisata seperti belum

tertatanya objek wisata secara maksimal serta sarana prasarana yang masih

kurang sehingga minat wisatawan untuk berkunjung masih rendah, serta

terbatasnya anggaran yang tersedia untuk pengembangan objek wisata yang

menjadikan retribusi wisata alam lejja belum mendongkrak target PAD yang

telah ditetapkan. Pernyataan tesebut relevan dengan hasil penelitian Yoeti

Page 17: SKRIPSI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA ALAM LEJJA …

12

(2001:303) yang mengemukakan ada tiga faktor yang menentukan keberhasilan

pengembangan kepariwisataan yaitu tersedianya objek dan daya tarik wisata,

tertatanya fasilitas sarana dan prasarana sehingga memungkinkan wisatawan

mengunjungi suatu daerah atau kawasan wisata, yaitu sarana kepariwisataan

yang dapat memberikan kenyamanan pelayanan kepada masyarakat, dan di sisi

lain sistem promosi/informasi mengenai kepariwisataan Kabupaten Soppeng

sekarang ini hanya terbatas atau masih kurang karena jaringan telekomunikasi

susah dan itu pun hanya daerah tertentu yang ada, tower ada tapi belum

mempunyai surat izin dari kehutanan sampai saat ini.

Masalah-masalah inilah yang harus menjadi perhatian Dinas Pariwisata,

Kepemudaan dan Olahraga agar bagaimana kedepannya dapat diperbaiki sehingga

akan berdampak pada jumlah pengunjung tiap tahunnya dan akan berdampak pada

peningkatan pendapatan Retrubusi wisata dan PAD dan taraf hidup masyarakat

Kabupaten Soppeng.

Meskipun Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga telah mendapat

bantuan anggaran APBD dalam kelancaran pelaksanaan tugas dan fungsi tahun

anggaran 2018 sejumlah Rp.7.328.672.667 dengan rincian total belanja tidak

langsung sejumlah Rp.2.355.715.417 dan belanja langsung sejumlah

Rp.4.972.957.250, namun belum maksimal dikelola oleh Dinas Pariwisata,

Kepemudaan dan Olahraga karena di tahun 2018 pendapatan retribusi objek

wisata alam lejja masih kurang dan tidak mencapai target atau jauh dibawah

target, hal ini menjadi tanda tanya bagi publik mengapa demikian.

Page 18: SKRIPSI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA ALAM LEJJA …

13

Seperti yang telah dibahas sebelumya dan peneliti membuktikan dengan

hasil observasi awal dilapangan bahwa dalam kenyataannya masih terdapat

masalah terkait pengembangan objek wisata dimana anggaran terealisasikan

namun sumber daya aparatur khususnya bidang teknis kepariwisataan,

perencanaan dan pelaksana, baik dari segi kualitas maupun kuantitas, masih

belum baik serta belum tertatanya objek wisata secara maksimal serta sarana

prasarana yang masih kurang sehingga minat wisatawan untuk berkunjung masih

rendah, tentu hal ini berdampak pada minat pengunjung dan PAD Kabupaten

Soppeng. Hal inilah yang menjadi latar belakang peneliti mempunyai alasan untuk

memilih dan mengangkat penelitian ini dikarenakan terdapatnya masalah yang

terjadi dari ruang lingkup internal organisasi dalam hal ini internal Dinas

Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga seperti bidang keuangan pengelola

retribusi dan bidang pengembangan objek wisata, yang dimana pengelolaan

retribusi yang dilakukan oleh instansi Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan

Olahraga masih belum efektif dan efisien, yang menandakan timbulnya berbagai

permasalahan yang telah dibahas sebelumnya diatas dan kedepannya akan

menjadi masukan kepada Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga untuk

mengelola retribusi semaksimal mungkin dan tepat sasaran sehingga efisien dan

dapat meningkatkan jumlah pengunjung.

Seharusnya manajemen pengembangan objek wisata alam lejja dalam

meningktakan retribusi wisata yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata,

Kepemudaan dan Olahraga, harusnya berdampak pada peningkatan jumlah

pengunjung dan pendapatan retribusi yang nantinya akan berkontribusi besar bagi

Page 19: SKRIPSI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA ALAM LEJJA …

14

PAD Kabupaten Soppeng, dengan tertata dan memperbanyak sarana penunjang

yang akan menjadi minat pengunjung. Namun pada kenyataannya permandian air

panas lejja belum mengalami perubahan secara signifikan dalam hal

pengembangan objek wisata yang bisa menjadi penunjang meningkatnya

pendapatan retribusi, dengan masih kurangnya sarana prasarana dan view yang

kurang tertata dan bersih serta akses jalan yang masih belum representatif seperti

yang sudah dibahas sebelumnya diatas.

Berdasarkan Hasil observasi dilapangan bahwa Pengelolaan retribusi

wisata dan anggaran APBD yang di alokasikan khusus terkait permandian air

panas lejja dan Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga belum maksimal

atau tidak efektif dan efisien. Oleh karena itu pemerintah terkait harus lebih

memperhatikan dan mengawasi serta mengkordinir jalannya anggaran dan

outcome serta realisasinya semua kegiatan agar semua kegiatan berjalan efektif

dan efisien dan berdaya guna dalam peningkatan profesionalisme sumber daya

aparatur khususnya bidang teknis kepariwisataan, perencanaan dan pelaksana, dan

juga tertatanya objek wisata secara maksimal serta sarana prasarana yang baik dan

memadai sehingga kemajuan pariwisata dapat dimaksimalkan oleh karena itu

pengembangan objek wisata alam lejja harus betul-betul diperhatikan dan

dimaksimalkan serta dikembangkan sehingga berdampak pada pengembangan

ekonomi, dan kehidupan sosial budaya masyarakat.

Pernyataan atau fakta lain dilapangan yang di dapat melalui observasi

awal peneliti pengembangan pembangunan infrastruktur objek wisata yang

masuk retribusi wisata di Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga

Page 20: SKRIPSI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA ALAM LEJJA …

15

Kabupaten Soppeng masih belum maksimal dan masih perlu perhatian penuh

dan pengelolaan yang baik dari pemerintah terkait, seperti akses jalan masuk,

fasilitas pelayanan yang menunjang serta informasi mengenai daya tarik yang

ditawarkan, sarana dan prasarana juga menjadi penunjang daya tarik objek

wisata masih kurang dan harus dikembangkan.

Adapun wisata Permandian air panas lejja yang seharusnya dapat

menarik untuk lebih di kembangkan menjadi daya tarik tersendiri ketika

wisatawan berkunjung di kawasan wisata permandian tersebut, namun

keindahan yang dimiliki itu, hingga kini belum berbanding lurus dengan

penggarapan atau pengembangan potensi wisata yang mampu menjadi salah

satu destinasi wisata terbaik di sulsel karena masih terdapatnya masalah yang

mengakibatkan menurunnya pendapatan retribusi wisata. Terdapat pula fakta

yang diperkuat dalam sebuah jurnal penelitian Nasrullah (2015) dengan

keterbatasan anggaran untuk biaya sarana dan prasarana objek wisata masih

mengandalkan dana APBD, keterbatasan APBD membuat pembangunan dan

pengembangan objek wisata permandian air panas lejja tersendak hal ini

mengakibatkan pengunjung harus mengantri ketika ingin mengganti pakaian

maka dari itu perlu penanganan lebih oleh dinas terkait.

Pernyataan tersebut juga diperkuat oleh Spillane (2004) yang

mengemukakan salah satu faktor yang menyebabkan menurunya permintaan

jasa objek wisata adalah fasilitas. Fasilitas merupakan unsur industri pariwisata

yang sangat penting. Beberapapun besarnya suatu daerah tujuan wisata, jika

fasilitasnya tidak memandai maka keinginan wisatawan untuk mengunjungi

Page 21: SKRIPSI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA ALAM LEJJA …

16

tempat wisata tersebut akan diurungkan. Seluruh fasilitas itu di bangun dengan

tujuan menimbulkan rasa betah dan nyaman kepada wisatawan untuk tinggal

lebih lama di objek wisata tersebut dan berniat kembali lagi kesana dalam lain

kesempatan.

Kondisi seperti ini memang ironis mengingat potensi yang dimiliki

objek wisata sangat berdampak pada kontribusi Pendapatan Retribusi wisata

alam lejja, oleh sebab itu Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga

Kabupaten Soppeng harus mengelola dengan baik apapun potensi wisata dari

hasil pendapatan asli retribusi wisata. Jadi dalam konteks ini pengembangan

retribusi kawasan wisata di Kabupaten Soppeng mempunyai andil yang besar

dalam upaya meningkatkan pendapatan asli daerah di Kabupaten Soppeng

dengan kata lain bahwa kedudukan kawasan pariwisata ini sangat penting

karena memberikan kontribusi signifikan bagi Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Kabupaten Soppeng melalui retribusi wisata dari kunjungan wisatawan.

Adapun pembangunan itu mewujudkan dana dimana dana itu berasal dari

banyak sektor, salah satunya dari pajak retribusi dan anggaran APBD, retribusi

yang akan diteliti adalah retribusi kawasan wisata permandian air panas alam

lejja yang ada di Kabupaten Soppeng, dalam hal ini kontribusi retribusi daerah

terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten Soppeng.

Berdasarkan uraian masalah yang telah dibahas sebelumnya diatas,

maka penulis tertarik untuk mengangkat Judul: Pengembangan objek Wisata

Alam Lejja Dalam Meningkatkan Pendapatan Retribusi Wisata Di Dinas

Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Soppeng

Page 22: SKRIPSI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA ALAM LEJJA …

17

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengembangan objek wisata alam lejja dalam

meningkatkan retribusi wisata di Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan

Olahraga Kabupaten Soppeng

2. Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam pengembangan

objek wisata Permandian Air Panas Lejja Kabupaten Soppeng

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk:

1. Untuk mengetahui pengembangan objek wisata alam lejja dalam

meningkatkan retribusi wisata di Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan

Olahraga Kabupaten Soppeng

2. Untuk mengetahui apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam

pengembangan objek wisata Permandian Air Panas Lejja Kabupaten

Soppeng.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut :

1. Dapat memberi sumbangan berupa masukan bagi Pemerintah dan

Dinas Pariwisata, kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Soppeng

dalam hal pengembangan objek wisata.

2. Sebagai bahan informasi bagi peneliti lain yang ingin meneliti

dengan hal yang sama.

Page 23: SKRIPSI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA ALAM LEJJA …

18

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Manajemen

Manajemen pada umumnya sering dikaitkan dengan aktivitas-aktivitas

dalam organisasi berupa perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan

pengawasan. Istilah manajemen berasal dari kata kerja“to manage” yang

berarti menangani, memimpin, membimbing, atau mengatur.

Sejumlah ahli memberikan batasan bahwa manajemen merupakan suatu

proses, yang diartikan sebagai usaha yang sistematis untuk menjalankan suatu

pekerjaan. Proses ini merupakan serangkaian tindakan yang berjenjang,

berlanjut dan berkaitan dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Sondang P. Siagian (Ahmad 2015:24) mengemukakan bahwa :

“Manajemen adalah kemampuan atau keterampilan untuk memperoleh suatu

hasil dalam rangka pencapaian tujuan melalui kegiatan orang lain”

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen

Adalah suatu proses/kegiatan yang dilakukan dua orang atau lebih melakukan

Kerjasama dalam organisasi dengan tindakan mengatur segala aktivitas dengan

memanfaatkan sumberdaya untuk mencapai sasaran yang ingin dicapai.

Untuk lebih jelasnya mengenai fungsi manajemen yang dikemukakan

George R. Terry 2013 dalam Buku Prinsip-prinsip Manajemen meliputi

Perencanaan (Planning), Pengorganisasian (Organizing), Pengarahan

(Actuating) dan Pengawasan (Controlling) akan dibahas lebih terperinci.

Page 24: SKRIPSI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA ALAM LEJJA …

23

a. Perencanaan (Planning)

Planning berasal dari kata plan, yang artinya rencana, rancangan,

maksud, dan niat. Planning berarti perencanaan. Perencanaan adalah proses

kegiatan, sedangkan rencana merupakan hasil perencanaan. Perencanaan

adalah kegiatan yang berkaitan dengan usaha merumuskan program yang

didalamnya memuat segala sesuatu yang akan dilaksanakan, penentuan

tujuan, kebijaksanaan, arah yang akan ditempuh, prosedur dan metode yang

akan diikuti dalam usaha pencapaian tujuan.

1) Perencanaan (planning) adalah fungsi dasar (fundamental) manajemen,

karena organizing, staffing, directing, dan controlling pun harus

terlebih dahulu dilakukan. Perencanaan ini adalah dinamis. Perencanaan

ini ditunjukan pada masa depan yang penuh dengan ketidakpastian,

karena adanya perubahan kondisi dan situasi.

2) Perencanaan dapat pula diartikan pemilihan serangkaian kegiatan dan

keputusan selanjutnya apa yang harus dilakukan, kapan, bagaimana dan

oleh siapa. Perencanaan yang baik dapat dicapai dengan

mempertimbangkan kondisi waktu yang akan datang.

b. Pengorganisasian (Organizing)

Pengorganisasian adalah fungsi manajemen dan merupakan suatu proses

yang dinamis, sedangkan organisasi merupakan alat atau wadah yang statis.

Pengorganisasian dapat diartikan penentuan pekerjaan-pekerjaan yang harus

dilakukan, pengelompokan tugas-tugas dan membagi-bagikan pekerjaan

Page 25: SKRIPSI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA ALAM LEJJA …

24

kepada setiap karyawan, penetapan-penetapan departemen (subsistem) serta

penentuan hubungan-hubungan.

Hasil dari pengorganisasian adalah organisasi. Pengorganisasian diproses

oleh organisator (manajer), hasilnya organisasi yang bersifat statis. Jika

pengorganisasian baik maka organisasi pun akan baik dan tujuan pun relative

mudah dicapai.

c. Pengarahan (Actuating)

G.R Terry mendefinisikan pengarahan:

Pengarahan adalah membuat anggota kelompok, agar mau bekerjasama

dan bekerja secara ikhlas serta bergairah untuk mencapai tujuan sesuai

dengan perencanaan dan usaha-usaha pengorganisasian.

d. Pengawasan (Controlling)

Fungsi pengawasan (controlling) adalah fungsi terakhir dari proses

manajemen. Fungsi ini sangat penting dan sangat menentukan pelaksanaan

proses manajemen, karena itu harus dilakukan dengan sebaik-baiknya.

Pengendalian ini berkaitan sangat erat sekali dengan fungsi perencanaan

dan kedua fungsi ini merupakan hal yang saling mengisi, karena :

1) Pengawasan harus terlebih dahulu direncanakan

2) Pengawasan baru dapat dilakukan jika ada rencana.

3) Pelaksanaan rencana akan baik, jika Pengawasan dilakukan dengan baik.

4) Tujuan baru dapat diketahui tercapai dengan baik atau tidak setelah

Pengawasan atau penilaian dilakukan

Page 26: SKRIPSI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA ALAM LEJJA …

25

Dengan demikian peranan pengawasan ini sangat menentukan baik atau

buruknya pelaksanaan suatu rencana.

Untuk lebih jelasnya mengenai pendekatan pariwisata di indonesia

menurut teori James J. Spillane, S.J. ada beberapa pendekatan pariwisata yaitu

sebagai berikut :

1. Kriteria daya tarik minat wisatawan (Attraction) adalah daya tarik

pariwisata atau hal-hal yang menarik perhatian wisatawan yang dimiliki

oleh suatu daerah tujuan wisata seperti objek dan daya tarik wisata ciptaan

tuhan yang berwujud keadaan alam, flora dan fauna atau berwujud

musium, peninggalan purbakala, peninggalan bersejarah, wisata

petualangan maupun taman rekreasi dan komplek hiburan/keindahan alam,

iklim dan cuaca, kebudayaan, sejarah, sifat kesukuan, kemampuan atau

kemudahan berjalan atau ketempat tertentu.

2. Kriteria pengembangan kawasan wisata adalah sebuah sistem perencanaan

pembangunan yang harus didasarkan pada kondisi dan daya pendukung

dengan tujuan menciptakan atraksi jangka panjang yang saling

menguntungkan dan menciptakan peningkatan kesejahtraan masyarakat

setempat sehingga menjadikan icon destinasi wisata dapat dilihat dan

diminati dunia luar maupun mancanegara seperti pembangunan destinasi

wisata yaitu objek wisata, sarana dan prasarana, pasar dan promosi wisata

3. Kriteria kesejahtraan masyarakat mempunyai pengaruh yang signifikan

pada sejumlah sektor ekonomis termasuk transportasi, penjual eceran,

Page 27: SKRIPSI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA ALAM LEJJA …

26

usaha grosir, dll, salah satu isu yang penting adalah pengaruh dari

pariwisata terhadap kesenian dan kerajinan.

Faktor pendukung :

1. Panorama Alam yang Indah, Sejuk dan Masih Asli/Alami

2. Sumber Air Panas yang melimpah

3. Kondisi Keamanan yang Baik

Faktor penghambat :

1. Keterbatasan Anggaran untuk Biaya Sarana dan Prasarana

2. Lokasi Jauh dari Pusat Kota

3. Sarana dan Prasarana yang masih kurang memadai

B. Pengertian Retribusi

Berdasarkan Undang-Undang No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah

dan Retribusi Daerah, yang dimaksud dengan retribusi daerah yang selanjutnya

disebut dengan retribusi adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa

atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh

pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan.

Menurut Samudra (1995:51) retribusi merupakan pungutan langsung

yang dikenakan untuk pelayanan tertentu dari pemerintah daerah. Pungutan ini

dibedakan dari pajak daerah, yang dipungut tanpa menunjuk langsung

pelayanan yang diberikan. Menurut Siahaan, (2010:5) retribusi adalah

pembayaran wajib dari penduduk kepada negara karena adanya jasa tertentu

yang diberikan oleh negara bagi penduduknya secara perorangan.

Page 28: SKRIPSI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA ALAM LEJJA …

27

Ciri yang melekat pada retribusi daerah yang saat ini dipungut di

Indonesia adalah sebagai berikut Siahaan, (2010:5) :

a. Retribusi merupakan pungutan yang dipungut berdasarkan undang-

undang dan peraturan daerah yang berkenaan.

b. Hasil penerimaan retribusi masuk ke kas pemerintah daerah.

c. Pihak yang membayar retribusi mendapatkan kontra prestasi (balas

jasa) secara langsung dari pemerintah daerah atas pembayaran yang

dilakukannya.

d. Retribusi terutang apabila ada jasa yang diselenggarakan oleh

pemerintah daerah yang dinikmati oleh orang atau badan.

e. Sanksi yang dikenakan pada retribusi adalah sanksi secara ekonomis,

yaitu jika tidak membayar retribusi, tidak akan memperoleh jasa yang

diselenggarakan oleh pemerintah daerah.

C. Pajak Daerah dan Retribusi Wisata

Menurut rohmat (Mardiasmo:2002),„‟pajak adalah uraian rakyat kepada

kas negara berdasarkan undang-undang yang dapat dipaksakan dengan tidak

mendapat jasa timbal balik (kontra prestasi) yang langsung dapat ditunjukkan

dan digunakan untuk membayar pengeluaran umum‟‟. Pada sisi lain Feldman

(2008:64) memandang bahwa pajak adalah prestasi yang dipaksakan sepihak

oleh terutang kepada pengusaha menurut norma-norma yang ditetapkanya

secara umum, tanpa adanya kontraprestasi dan semata-mata digunakan untuk

menutup pengeluaran umum.

Page 29: SKRIPSI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA ALAM LEJJA …

28

Pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pajak adalah kewajiban

pembayaran iuran kepada negara yang telah ditetapkan oleh undang-undang

bersifat memaksa tanpa ada jasa timbal balik langsung, yang digunakan oleh

negara untuk membiayai pengeluaran-pengeluarannya. Sementara retribusi

menurut Bastian (2001:107) merupakan pungutan-pungutan yang dilakukan

oleh pemerintah daerah atas pelayanan dan pengunaan fasiitas-fasilitas umum

yang disediakan oleh pemerintah daerah bagi kepentingan masyarakat, sesuai

dengan peraturan daerah yang berlaku.

Pajak daerah dan retribusi daerah merupakan sumber pendapatan

daerah yang penting untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan dan

pembangunan daerah, merupakan salah satu bentuk peran serta masyarakat

dalam penyelenggaraan otonomi daerah. Permasalahan yang dihadapi oleh

daerah pada umumnya dalam kaitan penggalian sember-sumber pajak daerah

dan retribusi daerah dan retribusi daerah yang merupakan dalah satu komponen

dari PAD yang kurang memberikan kontribusi yang signifikan terhadap

penerimaan daerah secara keseluruhan.

Pemberian kewenangan dalam pananganan pajak dan retribusi daerah,

diharapkan dapat lebih mendorong pemerintah daerah terus berupaya untuk

mengoptimalkan Pendapatan Asli Daerah PAD khusunya yang berasal dari

pajak daerah dan retribusi daerah berbagai macam respon timbul dari daerah-

daerah untuk meningkatkan PAD melalui pajak daerah, namun kreativitas

pemerintah yang berlebihan dan tak terkontrol dalam memungut pajak daerah

Page 30: SKRIPSI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA ALAM LEJJA …

29

dan retribusi daerah akan menimbulkan dampak yang merugikan bagi

masyarakat.

Sementara itu apabila diperhatikan sistem perpajakan yang dianut oleh

banyak negara di dunia maka prinsip-prinsip umum perpajakan daerah pada

umumnya tetap sama yaitu harus memenuhi kriteria umum tentang perpajakan

daerah sebagai berikut:

a. Prinsip memberikan pendapatan yang cukup dan elastis artinya

dapat mudah naik turun mengikuti naik turunya tingkat

pendapatan masyarakat

b. Adil dan merata secara vertikal artinya sesuai dengan tingkat

kelompok masyarakat sehingga tidak ada yang kebal pajak

c. Administrasi yang fleksibel artinya sederhana , mudah dihitung,

pelayanan memuaskan bagi yang wajib pajak

d. Secara politis dapat diterima oleh masyarakat, sehingga timbul

motivasi dan kesadaran pribadi untuk membayar pajak (ketaatan

membayar pajaknya yang tinggi)

e. Non distorsi terhadap perekonomian dimana implikasinya pajak

atau pungutan akan menimbulkan suatu beban baik bagi

konsumen maupun produsen

D. Wisata Alam Permandian Air Panas Lejja

Permandian air panas alam lejja berada di kawasan hutang lindung

berbukit dengan panorama yang indah di Desa BuluE Kecamatan Marioriawa

ditempat ini memiliki sumber air panas dengan suhu mencapai 60°C dan kadar

Page 31: SKRIPSI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA ALAM LEJJA …

30

belerangnya 1,5% yang dipercaya bisa menyembuhkan gatal-gatal dan rematik,

peryataan tersebut diperkuat oleh Amiruddin kepada Tribun Soppeng,Rabu

(13/4/2016) permandian ini merupakan objek wisata andalan yang banyak

dikunjungi oleh wisatawan domestik maupun mancanegara mata air

permandian air panas lejja mengalir secara alami dari dalam akar batang pohon

dengan diameter sekitar 50 cm dan mengeluarkan uap.

Keunikan lainya dari Destinasi Wisata Alam Permandian Air Panas

Lejja adalah banyaknya botol dan plastik yang digantung diatas pohon yang

menjadi sumber mata air belerang, Menurut beberapa pengunjung mereka

percaya jika menggantung botol/plastik maka permohonan akan segera

terkabul.

E. Konsep PAD

Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan semua penerimaan daerah

yang berasal dari sumber ekonomi asli daerah. Kelompok PAD dipisahkan

menjadi empat jenis pendapatan, yaitu:

a. Pajak Daerah. Pajak Daerah adalah iuran wajib yang dibayarkan oleh

orang pribadi atau badan yang dibayarkan kepada pemerintah daerah

tanpa imbalan langsung, yang bersifat dipaksakan menurut aturan

Undang-Undang yang berlaku. Dari hasil pemunguta tersebut

digunakan oleh pemerintah daerah untuk mengelola dan membangun

daerah tersebut.

b. Sesuai UU 34 Tahun 2000 tentang pajak daerah dan retribusi daerah

jenis pendapatan pajak untuk kabupaten/kota terdiri atas: Pajak Hotel,

Page 32: SKRIPSI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA ALAM LEJJA …

31

Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Pajak Penerangan

Jalan, Pajak Pariwisata dan Pajak Parkir. Diantara klasifikasi PAD

Pajak merupakan penyumbang terbesar dalam komposisi PAD,

sehingga muncul anggapan bahwa PAD identik dengan Pajak Daerah.

c. Retribusi Daerah. Retribusi Daerah adalah pungutan daerah sebagai

pembayaran atas jasa atau

d. pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan atau diberikan oleh

pemerintah untuk kepentingan orang pribadi atau badan. Retribusi

daerah dapat digolongkan menjadi tiga:

1) Retribusi jasa umum, adalah retribusi atas jasa yang disediakan

oleh pemerintah daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan

umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan.

2) Retribusi jasa usaha, yaitu retribusi atas jasa yang disediakan oleh

pemerintah daerah dengan menganut prinsip komersil karena pada

dasarnya dapat pula disediakan oleh sektor swasta.

3) Retribusi perizinan tertentu, adalah retribusi atas kegiatan

pemerintah dalam rangka pemberian izin kepada orang pribadi atau

badan yang dimaksudkan untuk pembinaan, pengaturan,

pengendalian, dan pengawasan atas kegiatan, pemanfaatan ruang,

penggunaan sumber daya alam, barang, prasarana, sarana, atau

fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan umum dan menjaga

kelestarian lingkungan.

Page 33: SKRIPSI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA ALAM LEJJA …

32

e. Hasil Pengelolaan Kekayaan Milik Daerah Yang Dipisahkan

merupakan pendapatan daerah dari keuntungan atau laba bersih

perusahaan daerah untuk anggaran belanja daerah yang disetor ke kas

daerah baik perusahaan daerah yang modalnya sebagian maupun

seutuhnya terdiri dari kekayaan daerah yang dipisahkan. Perusahaan

daerah seperti Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), Perusahaan

Listrik Negara (PLN), Bank Pembangunan Daerah (BPD), hotel,

percetakan, perusahaan transportasi kota, pariwisata dan pasar adalah

jenis-jenis BUMD yang memiliki potensi sebagai sumber-sumber

Pendapatan Asli Daeah (PAD).

F. Kerangka Pikir

Penelitian ini berjudul “ Pengembangan objek wisata alam lejja dalam

meningkatkan pendapatan retribusi wisata di Dinas Pariwisata, Kepemudaaan

dan Olahraga Kabupaten Soppeng”. Penelitian ini akan dianalisis

menggunakan model pengembangan objek wisata di indonesia dikemukakan

menurut James J spillane S.J (1994) yaitu dalam pengembangan objek wisata

harus ada Kriteria menarik minat wisatawan (Attractions), Kriteria

pengembangan kawasan wisata, Kriteria kesejahteraan masyarakat disamping

itu, penelitian ini juga akan menganalisis tentang faktor pendukung dan

penghambat dalam pengelolaan wisata alam lejja adapun Bagan sebagai

berikut :

Page 34: SKRIPSI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA ALAM LEJJA …

33

Tabel 2.1 Bagan Kerangka Pikir

G. Fokus Penelitian

Penelitian yang akan dilakukan ini akan di fokuskan pada Pengembangan

Objek Wisata Alam Lejja dalam Meningkatkan Pendapatan Retribusi Wisata di

Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Soppeng

H. Deskripsi Fokus Penelitian

1. Kriteria (Attraction) menarik minat wisatwan, yaitu berkaitan dengan

suatu pokok penunjang yang menjadi minat para wisatawan yang menjadi

ciri khas suatu daerah yang sudah menjadi budaya atau ciri khas dari

zaman dahulu atau yang mempunyai sejarah wisata yang menarik atau bisa

Meningkatkan Pendapatan Retribusi Wisata

dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) di

Kabupaten Soppeng

Pengembangan objek Wisata Alam Lejja Dalam

Meningkatkan Pendapatan Retribusi Wisata di

Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga

Kabupaten Soppeng

Indikator Pengembangan objek

wisata :

1. Kriteria menarik minat wisatawan (Attractions)

2. Kriteria pengembangan kawasan wisata

3. Kriteria kesejahteraan masyarakat

Teori James J. Spillane, S.J.

Faktor Pendukung 1. View dan

keindahan alam 2. Sumber Air

Panas yang melimpah

3. Kondisi keamanan yang baik

Faktor Penghambat

1. Keterbatasan Anggaran untuk Biaya Sarana dan Prasarana

2. Lokasi Jauh dari Pusat Kota

3. Sarana dan Prasarana yang masih kurang memadai

Page 35: SKRIPSI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA ALAM LEJJA …

34

dikatakan view dari wisata alam lejja tersebut seperti observasi awal

peneliti di destinasi wisata alam lejja bahwa terdapatnya panorama alam

yang indah, sejuk masih asli/alami dan pepohonan yang rindang dan

sumber air panas yang melimpah di kawasan destinasi wisata alam lejja

Kabupaten Soppeng yang memberikan kenyamanan bagi para wisatawan

baik domestik maupun mancanegara.

2. Kriteria Pengembangan Kawasan Wisata, yaitu berkaitan dengan

kebutuhan atau fasilitas penunjang bagi wisatawan yang berkunjung

selama mereka tinggal atau datang di Kabupaten Soppeng. Seperti

observasi awal peneliti saat terjun langsung kelapangan dan mencocokkan

dengan teori yang peneliti pakai bahwa diperlukan sarana dan prasaran

yang baik dan memadai atau infrastruktur,transportasi,pasar atau promosi

agar wisatawan menjadi tahu, nyaman dan dapat dengan mudah

mengakses atau mengunjungi tempat-tempat yang menjadi tujuan

wisatawan, hal ini tentu sebagai suatu pelayanan yang berkualitas pula

bagi pariwisata.

3. Kriteria Kesejahteraan Masyarakat mempunyai pengaruh yang signifikan

pada sejumlah sektor ekonomis termasuk transportasi, penjual eceran,

usaha grosir, dll, salah satu isu yang penting adalah pengaruh dari

pariwisata terhadap kesenian dan kerajinan.

Page 36: SKRIPSI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA ALAM LEJJA …

35

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Lokasi Penelitian

Waktu Penelitian ini akan dilaksanakan kurang lebih 2 bulan setelah ujian

proposal. Objek penelitian dilaksanakan di Kota Soppeng .

B. Jenis Dan Tipe Penelitian

1. Jenis Peneliitian

Jenis penelitian yakni penelitian kualitatif ini digunakan untuk

memberikan gambaran mengenai pengembangan objek wisata alam lejja

Kabupaten Soppeng

2. Tipe Penelitian

Tipe penelitian yakni digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah

Fenomenologi yang dimaksudkan ialah untuk memberi gambaran secara

jelas mengenai fenomena yang terjadi berdasarkan pengalaman yang

dialami oleh informan.

C. Sumber Data

1. Data primer, yang diperoleh secara langsung dari informan dari Kepala

Dinas dan beberapa pegawai yang ada di Dinas Pariwisata, penerima dana

pariwisata, masyarakat di sekitar permandian air panas lejja dan beberapa

pengunjung.

2. Data Sekunder yaitu diperoleh melalui beberapa majalah ilmiah, sumber

arsip dokumen pribadi, data online, dokumen resmi buku dan jurnal yang

berkaitan dengan. : Pengembangan objek Wisata Alam Lejja Dalam

Page 37: SKRIPSI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA ALAM LEJJA …

36

Meningkatkan Pendapatan Retribusi Wisata di Dinas Pariwisata,

Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Soppeng

D. Informan Penelitian

Dalam penelitian ini memerlukan informan yang mempunyai pengetahuan

tentang masalah penelitian yang akan diteliti guna memperoleh data dan

informasi yang lebih akurat (James J Spillane S.J). Oleh sebab itu, informan yang

dimaksud adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1 Informan Penelitian

No Nama Informan Inisial Jabatan

1 Andi Unru Mappejanci AUM Kepala Dinas Kebudayaan

dan Pariwisata Kabupaten

Soppeng

2 Hj. A. Isa Tenri Sumpala ITS Kabid Pengembangan

Sumber Daya Pariwisata

3 Isikki IS Petugas Pengelola Villa di

Objek Wisata Alam Lejja

4 Rusmin RN Petugas Pengelola Objek

Wisata Alam Lejja

5 Ceka CK Pedagang

6 Ahmadi AD Pengunjung

7 Anggriawasa AG Petugas Parkir

Page 38: SKRIPSI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA ALAM LEJJA …

28

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

a. Observasi

Observasi yaitu suatu metode atau cara untuk menganalisis dan melakukan

pencatatan yang dilakukan secara sistematis, tidak hanya terbatas dari orang tetapi

juga objek yang lain. Observasi dilakukan pada lokasi penelitian dengan

mengidentifikasi „Pengembangan objek Wisata Alam Lejja Dalam Meningkatkan

Pendapatan Retribusi Wisata di Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga

Kabupaten Soppeng.‟‟

b. Wawancara

Wawancara yaitu percakapan dengan maksud tertentu, yang dilakukan oleh

dua pihak yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan yang

diwawancarai yang memberikan jawaban atas pertanyaan yang telah diberikan.

wawancara dilakukan untuk memperoleh data tentang “Pengembangan objek

Wisata Alam Lejja Dalam Meningkatkan Pendapatan Retribusi Wisata di Dinas

Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Soppeng.

c. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu peneliti mengumpulkan segala macam gambar atau

hasil pemotretan dokumentasi peristiwa yang sudah berlalu, dan sebagai

pelengkap dari penggunaan metode wawancara dan observasi.

Page 39: SKRIPSI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA ALAM LEJJA …

29

F. Teknik Analisis Data

a. Reduksi Data

Data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara dan dokumentasi

merupakan data mentah dari lapangan. Untuk itu perlu dilakukan pemilihan data

yang relevan untuk disajikan dan dapat menjawab pertanyaan.

b. Penyajian Data

Data yang telah disusun dari hasil reduksi data kemudian disajikan dalam

bentuk narasi deskripsi, data yang disajikan merupakan data yang dapat digunakan

untuk menjawab permasalahan yang diteliti. Setelah data disajikan secara rinci

langka selanjutnya adalah membahas data yang telah disajikan tersebut.

c. Penarikan Kesimpulan

Setelah data tersebut dibahas maka, selanjutnya data tersebut diambil

kesimpulannya. Kesimpulan digunakan sebagai jawaban dari permasalahan yang

diteliti.

G. Pengabsahan Data

Untuk memperoleh data yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah

perlu dilakukan pemeriksaaan keabsahan data. untuk menganalisis dan memeriksa

keabsahan data, teknik yang digunakan adalah teknik:

a. Triangulasi Sumber

Triangulasi sumber dilakukan dengan cara mengecek data yang sudah di

peroleh dari beberapa sumber. Dalam hal ini peneliti melakukan pengumpulan dan

menguji data yang telah didapatkan dengan hasil pengamatan, wawancara dan

dokumen-dokumen yang ada. Kemudian peneliti membandingkan hasil

Page 40: SKRIPSI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA ALAM LEJJA …

30

pengamatan dari wawancara dan membandingkan hasil wawancara dengan

dokumen yang ada.

b. Triangulasi Teknik

Triangulasi teknik dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber

yang sama dengan teknik yang berbeda. Misalnya data didapatkan dengan

wawancara lalu dicek dengan observasi dan dokumentasi, apabila dengan dua

teknik pengujian kredibilitas data tersebut menghasilkan data yang berbeda-beda,

maka peneliti harus melakukan diskusi kepada sumber data yang bersangkutan

atau yang lain, untuk memastikan data mana yang dianggap benar. Atau mungkin

semuanya benar, karena sudut pandangnya berbeda-beda.

c. Triangulasi Waktu

Waktu juga sering mememgaruhi kredibilitas data. Data yang

dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat narasumber masih

segar, belum banyak masalah, akan memberikan data yang lebih valid sehingga

lebih kredibel. Untuk itu dalam menguji kredibilitas data dapat dilakukan dengan

cara melakukan pengecekan dengan wawancara, obervasi atau teknik lain dalam

waktu atau situasi yang berbeda. Jika hasil uji memperoleh data yang berbeda,

maka dilakukan secara berulang-ulang sehingga sampai ditemukan kepastian

datanya.

Page 41: SKRIPSI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA ALAM LEJJA …

31

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Karakteristik Objek Penelitian

1. Sejarah Singkat Kabupaten Soppeng

Kabupaten Soppeng ialah salah satu Kabupaten yang ada di provinsi

Sulawesi Selatan, Indonesia . Kabupaten ini memiliki luas wilayah 1.500,00 km2

dan jumlah penduduk kurang lebih 226.116 jiwa. Berada pada 4.600-4,3200◦

Lintang Selatan dan 119,4718-120,0613◦ Bujur Timur. Ibukota kabupaten ini

berada di Watansoppeng yang berbatasan dengan 4 kabupaten lain antara lain :

Tabel 4.1 Batas-Batas Wilayah

Utara Kabupaten Sidenreng Rappang

Timur Kabupaten Wajo dan Kabupaten Bone

Selatan Kabupaten Bone

Barat Kabupaten Barru

Soppeng terletak pada depresiasi sungai walannaE yang terdiri dari

daratan dan perbukitan dengan luas daratan ± 700 serta berada pada

ketinggian rata-rata antara 100-200 m di atas permukaan laut. Ibu kota soppeng

yaitu kota Watansoppeng yang berada pada ketinggian 120 m di atas permukaan

laut. Kabupaten Soppeng tidak memiliki wilayah pantai, wilayah perairan hanya

sebagian dari Danau Tempe.

Page 42: SKRIPSI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA ALAM LEJJA …

62

Kabupaten Soppeng memiliki 8 kecamatan yaitu, Citta, Donri-donri,

Ganra, Lalabata, Lliliriaja, Lilirilau, Marioriawa, dan Marioriwawo dan memiliki

sebanyak 21 kelurahan dan 49 Desa.

2. Sejarah Singkat Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten Soppeng

Kantor Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Soppeng

berlokasi Jl.Salotungo Kabupaten Soppeng.

a. Visi dan Misi

Visi :

Pemerintahan Yang Melayani dan Lebih Baik

Misi :

1. Menetapkan arah kebijakan pertanian yang melayani dan pro petani

2. Mewujudkan pendidikan yang unggul yang murah dan berkeadilan bagi

semua warga.

3. Menjadikan Kabupaten Soppeng yang lebih baik dalam pelayanan public.

4. Menata kepariwisataan dan sistem transportasi yang mulus dan nyaman.

5. Menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih bebas korupsi.

6. Menjamin ketersediaan system pelayanan kesehatan unggul dan murah.

7. Mendorong peningkatan kehidupan beragama serta partisipasi pemuda dan

perempuan dalam pembangunan.

8. Menjadikan Kabupaten Soppeng sebagai pilar utama pembangunan

Sulawesi-Selatan, dan

9. Menjadikan Kabupaten Soppeng sebagai daerah yang nyaman dan terdepan

dalam investasi.

Page 43: SKRIPSI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA ALAM LEJJA …

63

Gambar 4.1 Struktur Organisasi

b. Struktur Organisasi

KEPALA DINAS

SEKERTARIAT

SUB BAGIAN PERENCANAAN

SUB BAGIAN UMUM DAN

KEPEGAWAIAN

SUB BAGIAN UMUM DAN

KEPEGAWAIAN

BIDANG KEPEMUDAAN BIDANG KEOLAHRAGAAN

SEKSI PEMBERDAYAAN PEMUDA

SEKSI PENGEMBANGAN

PEMUDA

SEKSI INFRASTRUKTUR DAN KEMITRAAN

PEMUDA

SEKSI PEMBUDAYAAN OLAHRAGA

SEKSI PENINGKATAN PRESTASI

OLAHRAGA

SEKSI INFRASTRUKTUR DAN KEMITRAAN

OLAHRAGA

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

BIDANG DESTINASI DAN PROMOSI

PARIWISATA

BIDANG PENGEMBANGAN SUMBER DAYA PARIWISATA

SEKSI PENGELOLAAN DAYA TARIK DAN

KAWASAN STRATEGIS PARIWISATA

SEKSI DESTINASI WISATA UNGGULAN

SEKSI PENGELOLAAN USAHA PARIWISATA

SEKSI SARANA DAN PRASARANA

OBJEK WISATA

SEKSI PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF

SEKSI PENGEMBANGAN

SUMBER DAYA MANUSIA

KEPARIWISATAAN

UPTD

Page 44: SKRIPSI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA ALAM LEJJA …

64

Struktur Organisasi Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga

Kabupaten Soppeng dibentuk berdarakan Peraturan Bupati Soppeng NOMOR : 41

Tahun 2019 Tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta

Tata Kerja Pada Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga, struktur organisasi

ini bertujuan untuk menggambarkan hirarki tanggung jawab dan pembagian tugas

dalam organisasi tersebut adapun susunan Organisasi Dinas Pariwisata,

Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Soppeng.

c. Uraian Tugas Pokok dan Fungsi

Berdasarkan Peraturan Bupati Soppeng Nomor : 41 Tahun 2019 tentang

Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Pada Dinas

Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Soppeng.

a. Kepala Dinas

b. Sekertariat

1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

2. Sub Bagian Perencanaan dan Pelaporan

3. Sub Bagian Keuangan

c. Bidang Destinasi dan Promosi Pariwisata

1. Seksi Pengelolaan Daya Tarik dan Kawasan Strategis Kawasan

Pariwisata

2. Seksi Destinasi Wisata Unggulan

3. Seksi Pengelolaan Usaha Pariwisata

d. Bidang Pengembangan Sumber Daya Pariwisata

1. Seksi Sarana dan Prasarana Objek Wisata

Page 45: SKRIPSI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA ALAM LEJJA …

65

2. Seksi Pengembangan Ekonomi Kreatif

3. Seksi Pengembangan Sumber Daya Manusia Kepariwisataan

e. Bidang Kepemudaan

1. Seksi Pemberdayaan Pemuda

2. Seksi Pengembangan Pemuda

3. Seksi Infrastruktur dan Kemitraan Pemuda

f. Bidang Keolahragaan

1. Seksi Pembudayaan Olahraga

2. Seksi Peningkatan Prestasi Olahraga

3. Seksi Infrastruktur dan Kemitraan Olahraga

g. Unit Pelaksana Teknis Daerah

h. Kelompok Jabatan Fungsional

Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga dipimpin oleh seorang

Kepala Dinas mempunyai tugas untuk membantu Bupati dalam memimpin dan

menyelenggarakan urusan pemerintah Bidang Pariwisata dan urusan pemerintahan

Bidang Kepemudaan dan Olahraga yang menjadi urusan pemerintah daerah dan

tugas pembantuan yang ditugaskan kepada daerah yang menjadi kewenangan

sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Dalam menyelenggarakan tugas

sebagaimana dimaksud pada ayat (1), kepala Dinas mempunyai fungsi :

1. Kepala Dinas

a. Menyusun rencana kegiatan dinas sebagai pedoman dalam pelaksanaan

tugas.

b. Mendistribusikan dan memberikan petunjuk pelaksanaan tugas.

Page 46: SKRIPSI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA ALAM LEJJA …

66

c. Memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dalam

lingkungan Dinas untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan tugas.

d. Menyusun rancangan, mengoreksi, memeraf dan/atau menandatangani

naskah Dinas sesuai prosedur yang berlaku agar diperoleh hasil kerja yang

benar dan akurat.

e. Mengikuti rapat sesuai dengan bidang tugasnya.

f. Merencanakan dan merumuskan kebijakan bidang destinasi dan promosi

pariwisata, bidang pengembangan, sumber daya pariwisata, bidang

Kepemudaan dan Olahraga

2. Sekertariat

a. Pengordinasian pelaksanaan tugas dalam lingkungan Dinas

b. Pengordinasian urusan umum dan kepegawaian

c. Pengordinasian perencanaan dan pelaporan

d. Pengordinasian administrasi keuangan

e. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai tugas dan

fungsinya

3. Sub Bagaib Umum dan Kepegawaian

a. Menyusun Rencana Kegiatan Sub Bagian Umum Kepegawaian sebagai

pedoman dalam melaksanakan tugas

b. Melakukan koordinasi dan konsultasi dengan lembaga pemerintah dan

lembaga non pemerintah dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas dan

fungsi dinas

c. Menilai kinerja bawahan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan

Page 47: SKRIPSI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA ALAM LEJJA …

67

d. Melakukan penyusunan laporan dan pendokumentasian kegiatan kepala

Subbagian Umum dan Kepegawaian dan memberikan saran pertimbangan

kepada atasan sebagai bahan perumusan kebijakan, dan

e. Melakukan tugas kedinasan lainnya yang diperintahkan oleh pimpinan baik

lisan maupun tertulis.

4. Sub Bagian Keuangan

a. Mengumpulkan bahan, menyusun, dan mengelola administrasi keuangan

dinas

b. Melakukan verifikasi kelengkapan administrasi penataausahaan keuangan

dinas

c. Mengkoordisakan pelaksanaan akuntansi pengeluaran dan penerimaan

keuangan

d. Menyiapkan bahan dan menyusun laporan keuangan

e. Menyusun realisasi perhitungan anggaran

f. Mengevaluasi pelaksanaan tugas bendaharawan

g. Mengumpulkan bahan dan mengkoordinasikan data sebagai bahan

penyusunan laporan hasil pemeriksaan keuangan

5. Bidang Destinasi dan Promosi Pariwisata

a. Perumusan kebijakan teknis Bidang Destinasi dan Promosi Pariwisata

b. Menginventarisir permasalahan yang berhubungan dengan bidang

pengelolaan daya tarik wisata, dan kawasan strategis pariwisata,

pengelolaan destinasi wisata unggulan serta pengelolaan usaha pariwisata

serta menyiapkan bahan petunjuk pemecahan masalah.

Page 48: SKRIPSI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA ALAM LEJJA …

68

c. Melaksanakan pembinaan dan pelaksanaan tugas yang terkait dengan bidang

Destinasi dan Promosi Pariwisata meliputi pengelolaan daya tarik wisata,

sesuai ketentuan perundang-undangan

d. Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas Kepala Bidang Destinasi dan

Promosi Pariwisata dan memberikan saran pertimbangan kepada atasan

sebagai bahan perumusan kebijakan.

6. Seksi Pengelolaan Daya Tarik dan Kawasan Strategis Pariwisata

a. Menyiapkan bahan dan melakukan perencanaan kebijakan teknis

pengelolaan daya tarik dan kawasan strategis pariwisata.

b. Melakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait kebijakan yang berkaitan

dengan program dan kegiatan pengelolaan daya tarik dan kawasan strategis

pariwisata.

c. Melakukan penyiapan bahan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan

seksi Pengelolaan Daya Tarik dan Kawasan Strategis Pariwisata.

d. Melakukan koordinasi dan konsultasi dengan lembaga pemerintah dan non

pemerintah dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi dinas.

7. Seksi Destinasi Wisata Unggulan

a. Menyusun rencana kegiatan seksi Destinasi Wisata Unggulan

b. Menyusun rancangan, mengoreksi, memaraf dan/atau menandatangani

naskah dinas sesuai prosedur yang berlaku agar diperoleh hasil kerja yang

benar dan akurat.

c. Melakukan kegiatan promosi destinasi wisata unggulan

Page 49: SKRIPSI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA ALAM LEJJA …

69

d. Melakukan penyiapan bahan penyusunan pemantauan dan evaluasi

pelaksanaan kegiatan destinasi wisata unggulan.

e. Melakukan koordinasi dan konsultasi dengan lembaga pemerintah dan

lembaga non pemerintah dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas dan

fungsi dinas.

f. Menilai kineja bawahan sesuai ketentuan peraturan perundang-undang.

g. Melakukan penyusunan laporan dan pendokumentasian kegiatan kepala

seksi Destinasi Wisata Unggulan dan memberikan saran pertimbangan

kepada atasan sebagai bahan perumusan kebijakan dan.

h. Melakukan tugas kedinasan lainnya yang diperintahkan oleh pimpinan baik

lisan maupun tertulis.

8. Bidang Pengembangan Sumber Daya Pariwisata

a. Mengiventarisis permasalahan yang berhubungan dengan bidang

pengembangan sumber daya pariwisata yang meliputi sarana dan prasarana

objek wisata, pengembangan ekonomi kreatif serta perkembangan sumber

daya manusia kepariwisataan serta menyiapkan bahan petunjuk pemecahan

masalah.

b. Melaksanakan penyusunan kebijakan dibidang pengembangan sumber daya

pariwisata, meliputi sarana dan prasana objek wisata, pengembangan

ekonomi kreatif serta pengembangan SDM kepariwisataan.

c. Melaksanakan urusan pemerintahan dan pelayanan umum dibidang

pengembangan SDM pariwisata yang meliputi sarana dan prasarana objek

Page 50: SKRIPSI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA ALAM LEJJA …

70

wisata, pengembangan ekonomi kreatif serta pengembangan sumberdaya

kepariwisataan yang menjadi kewenangan daerah.

d. Melaksanakan pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan

daerah dibidang pengembangan sumber daya pariwisata.

e. Melaksanakan pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang pengembangan

sumber daya pariwisata.

f. Melaksanakan urusan pemerintah dan pelayanan umum dibidang

pengembangan sumber daya pariwisata yang meliputi sarana dan prasarana

objek wisata, pengembangan ekonomi kreatif serta pengembangan sumber

daya kepariwisataan.

g. Melaksanakan pengembangan dan peningkatan persediaan sarana prasarana

objek wisata (Zona Kreatif/Ruang Kreatif Berekspriensi, Berpromosi dan

Berinteraksi bagi insan kreatif di daerah. Melaksanakan pengembangan dan

peningkatan kapasitas sumber daya manusia pariwisata dan ekonomi kreatif

tingkat dasar.

d) Struktur dan Besarnya Tarif

1. Struktur tarif digolongkan berdasarkan jenis fasilitas, lokasi dan jangka

waktu pemakaian.

2. Besarnya tarif ditetapkan berdasarkan jumlah pengguna jasa yang dijadikan

dasar alokasi beban biaya yang dipikul pemerintah daerah untuk

penyelenggaraan jasa yang bersangkutan.

Page 51: SKRIPSI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA ALAM LEJJA …

71

3. Dalam hal alokasi beban biaya berdasarkan tarif yang berlaku, maka tarif

ditetapkan sebagai jumlah pembayaran persatuan unit pelayanan jasa yang

meliputi unsur-unsur sebagai berikut.

a. Unsur biaya persatuan penyediaan biaya langsung.

b. Unsur persatuan biaya tidak langsung.

c. Unsur biaya persatuan penyusutan aktiva tetap dan tidak tetap.

d. Unsur biaya persatuan lain-lain berkenaan dengan penyediaan jasa yang

bersangkutan, dan

e. Unsur persatuan keuntungan yang dikehendaki.

Adapun Struktur dan besarnya tarif ditetapkan adalah sebagai berikut :

Tabel 4.2 Struktur dan Besarnya Tarif

No Jenis Tarif Tarif Ket

A. 1.Tarif Masuk Permandian

a. Orang Dewasa 5,000 Per orang

b. Anak-Anak 3,000 Per orang

c. Kendaraan Masuk Melewati Pintu Gerbang Wisata

- Kendaraan Roda 4 10,000 Per mobil

- Kendaraan Roda 2 5,000 Per Motor

2. Tarif Persewaan fasilitas

a. Balai Pertemuan (Baruga) 500,000 Per hari

b. Guest House (Villa)

Page 52: SKRIPSI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA ALAM LEJJA …

72

- Long Time 200,000 Per hari

- Short Time 100,000 Per jam

c. Penginapan / Kamar

- Long Time 200,000 Per hari

- Short Time 100,000 Per jam/kamar

d. Gasebo Kolam Berendang 50,000 Perjam

e. Gasebo Tempat Makan 50,000 Perjam

f. Ruang Makan 50,000 Perjam

g. Lapangan Tenis 50,000 Perjam

3. Tarif Persewaan Alat

a. Ban Ukuran Besar 5,000 Perjam

b. Ban Ukuran Kecil 3,000 Perjam

c. Pakaian Renang 10,000 Perjam

d. Tikar Plastik 10,000 Perjam

e. WC / Kamar Ganti 2,000 1 x masuk

4. Tarif Masuk Kolam Utama dan Kolam Mainan Anak-Anak

a. Orang Dewasa 3,000 Per orang

b. Anak-Anak 2,000 Per orang

5. Tarif Masuk Lokasi Taman Satwa,Taman Bunga

a. Orang Dewasa 3,000 Per orang b. Anak-Anak 2,000 Per orang

6. Tarif Sewa Tempat untuk penjual

- Orang Lama 100,000 Per Bulan

- Orang Baru / Temporer 7,000 Per hari

Page 53: SKRIPSI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA ALAM LEJJA …

73

Sumber : Sekertariat Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Soppeng di olah 22 November 2019

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa ada 6 komponen yang

menjadi penetapan struktur dan besarnya tarif di Dinas Pariwisata, Kepemudaan

dan Olahraga yaitu, tarif masuk permandian, tarif penyewaan fasilitas, tarif

penyewaan alat, tarif masuk kolam utama dan kolam anak-anak, tarif masuk

lokasi taman satwa/taman bunga, dan tarif sewa tempat untuk penjual. Dengan

tarif dan keterangan yang berbeda-beda, yang dapat dilihat sendiri dari tabel yang

terlampir di atas.

e) Sejarah Singkat Permandian Air Panas Lejja

Pemandian Air Panas Lejja terletak di Desa BuluE, Kecamatan

Marioriawa, Kabupaten Soppeng dengan batas kawasan Sebelah Utara Kampong

Lejja, Sebelah Selatan Kampong DataE, Sebelah Barat Gunung Pangesoren,

Sebelah Timur Desa BuluE atau Kampong Galung Kalunge. Dan berjarak sekitar

49 km sebelah utara Kota Watansoppeng atau sekitar 14 km dari Ibu Kota

Kecamatan Marioriawa. Untuk menuju objek wisata ini, dapat dicapai dengan

menggunakan kendaraan roda 2 dan roda 4 dengan rute perjalanan Makassar-

Soppeng-Desa BuluE. Jarak sekitar 175 km dengan waktu tempuh 4 jam melalui

jalan aspal.. Tipe ekosistem di kawasan ini adalah hutan hujan tropis daratan

rendah

Tabel 4.3 Daftar Pengunjung dan Retribusi Kawasan Wisata Alam Permandian Air Panas Lejja Kabupaten Soppeng tiga tahun terakhir.

Tahun Pengunjung Target PAD Penerimaan Persentase (%) WSA dan WSL

2016 139.073 Orang 1.100.000.000 1.10.115.000 91,82%

Page 54: SKRIPSI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA ALAM LEJJA …

74

2017 115.487 Orang 1.100.000.000 1.041.621.000 94,69%

2018 111.784 Orang 1.100.000.000 948.027.000 86,18%

Sumber: Petugas Pengelola Tiket Masuk Permandian Air Panas Lejja

Berdasarkan Tabel di atas menunjukkan bahwa Daftar Pengunjung dan

Retribusi Kawasan Wisata Alam Permandian Air Panas Lejja Kabupaten Soppeng

tiga tahun terakhir yaitu di tahun 2016 pengunjung WSA dan WSL sejumlah

139.073 Orang dengan target PAD 1.100.000.000 dan penerimaan 1.10.115.000

dengan hasil presentase 91,82%. Ditahun 2017 pengunjung WSA dan WSL

sejumlah 115.487 Orang dengan target PAD 1.100.000.000 dengan hasil

penerimaan 1.041.621.000 dengan hasil presentase 94,69% dan Ditahun 2018

pengunjung WSA dan WSL sejumlah 111.784 Orang dengan target PAD

1.100.000.000 dengan hasil penerimaan 948.027.000 dengan hasil presentase

86,18%

B. Pengembangan Objek Wisata Alam Lejja Dalam Meningkatkan

Pendapatan Retribusi Wisata di Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan

Olahraga Kabupaten Soppeng

1. Kriteria Attractions

Kriteria Attractions adalah daya tarik pariwisata atau hal-hal yang

menarik perhatian wisatawan yang dimiliki oleh suatu daerah tujuan wisata seperti

objek dan daya tarik wisata ciptaan tuhan yang berwujud keadaan alam, flora dan

fauna atau berwujud musium, peninggalan purbakala, peninggalan bersejarah,

wisata petualangan maupun taman rekreasi dan komplek hiburan/keindahan alam,

iklim dan cuaca, kebudayaan, sejarah, sifat kesukuan, kemampuan atau

Page 55: SKRIPSI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA ALAM LEJJA …

75

kemudahan berjalan atau ketempat tertentu dan didukung dengan kondisi

keamanan dalam objek wisata itu sendiri. Untuk lebih jelasnya peneliti akan

uraikan satu persatu sebagai berikut :

a. View Keindahan Alam

Menurut teori James J. Spillane S.J (1994) bahwa View keindahan alam

adalah yang dimaksudkan berkaitan dengan Panorama alam yang indah, sejuk

masih asli/alami dan pepohonan yang rindang dan sumber air panas yang

melimpah, yang memberikan kenyamanan bagi pengunjung itu sendiri yang

melakukan perjalanan wisata ke tempat atau objek-objek wisata. Untuk lebih

jelasnya peneliti akan menguraikan hasil wawancara dengan beberapa informan di

lapangan yang berkaitan dengan View Keindahan Alam seperti yang ada di bawah

ini.

Berdasarkan hasil wawancara dengan AUM, selaku kepala dinas

pariwasata mengatakan bahwa :

“Wisatawan asing suka berkunjung ke objek Wisata Alam Lejja karena memiliki keunikan tersendiri mulai dari suhu air panasnya pemandangan yang masih sejuk dan alami dll WSA (Wisatawan Asing) di waktu tertentu seperti pada bulan Januari. Setiap tahun wisatawan asing kita dapat dari Kementerian Luar Negeri dan itu campur-campur ada dari Pakistan, Malaysia, Singapura, Amerika, Eropa, ada dari Tanzania, India dan biasanya 8 sampai 10 orang. Terakhir datang dari Bulgaria 18 orang dan bermalam sampai 3 malam di objek wisata Pemandian Air Panas Lejja.”

(Hasil wawancara dengan AUM, tanggal 21/11/2019) Hasil wawancara diatas menunjukkan bahwa objek wisata alam lejja

banyak diminati oleh wisatawan mancanegara karena objek wisata alam lejja

mempunyai keunikan tersendiri yaitu bukan hanya permandian air panas yang ada

Page 56: SKRIPSI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA ALAM LEJJA …

76

namun juga pemandangan disekitar destinasi objek wisata sangat bagus, indah dan

sejuk.

Hal tersebut sejalan dengan pernyataan oleh ITS selaku Kabid

Pengembangan Sumber Daya Pariwisata, di Dinas Pariwisata, mengatakan bahwa

“ Mengenai view di permandian air panas lejja itu masih alami dan sejuk,

hal itu di tandai dengan permandian air panas lejja yang dominan pepohonan yang rindang dan masih masuk kategori hutan lindung. Jadi keindahan itu yang membuat wisatawan mungkin tertarik sehingga mau mengunjungi permandian air panas lejja. (wawancara dengan ITS, tanggal 21/11/2019).

Berdasarkan hasil wawancara diatas dijelaskan bahwa permandian air

panas lejja memiliki keunikan tersendiri dengan pemandangan yang indah dan

masih mayoritas pepohonan serta dedaunan yang indah dan sejuk, menjadikan

permandian air panas lejja banyak di minati oleh wisatawan lokal maupun

wisatawan asing. Hal itu ditandai dengan pernyataan informan di atas bahwa

wisatawan asing kebanyakan memilih untuk menginap di villa sekitaran

permandian air panas lejja.

Berdasarkan hasil wawancara dengan IS selaku Pengelola Villa di

destinasi permandian air panas lejja, mengatakan bahwa :

“ selama ini sejak saya menjadi pengelola villa di sini sudah banyak orang

atau wisatawan yang pernah menginap di sini, bahkan mereka menginap lebih dari satu hari dan tentu mereka puas dan menikmati keindahan atau pemandangan yang ada di sini di tambah lagi adanya wahana bermain yang menambah minat bagi wisatawan untuk tetap tinggal menikmati dan menghabiskan waktunya di sini. Jadi itulah semua hal yang menjadikan alam lejja ini begitu banyak peminatnya. (wawancara dengan IS,tanggal 22/11/2019). Hasil wawancara diatas menunjukkan bahwasanya wisatawan sangat

senang datang berkunjung di objek wisata alam lejja dikarenakan keindahan alam

Page 57: SKRIPSI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA ALAM LEJJA …

77

yang asli/alami dan adanya wahana bermain yang menjadikan wisatawan tetap

tinggal dan menghabiskan waktunya untuk berwisata.

Hal tersebut sejalan dengan pernyataan oleh pengunjung di destinasi

permandian air panas lejja yang bernama AD, mengatakan bahwa :

“pemandangan di sini sangat indah dan sejuk dengan banyaknya pepohonan dan dedaunan serta wahana bermain dan kolam permandian air panas. Saya dan keluarga sudah 5 kali kesini dan saya rasa sarana prasarana di sini sudah cukup bagus dan menunjang dengan objek wisata yang menarik, jadi saya sendiri tidak bosan-bosan untuk kembali untuk mengunjungi tempat ini. (wawancara dengan AD, tanggal 22/11/2019).

Berdasarkan hasil wawancara di atas di jelaskan bahwa permandian air

panas lejja sudah memenuhi syarat dengan view atau objek wisata yang bagus dan

indah dan sangat di minati oleh wisatawan karena ada keunikan tersendiri dengan

pemandangan yang indah dan banyaknya wahana serta fasilitas yang mendukung

dalam memanjakan wisatawan, sehingga dalam banyaknya jumlah pengunjung

yang datang dengan view yang di kelola dengan baik serta fasilitas yang baik akan

mendatangkan retribusi yang banyak pula sehingga permandian air panas lejja ini

dapat berkontribusi dalam PAD Kabupaten Soppeng.

Berdasarkan wawancara dengan seluruh informan di atas, maka, peneliti

menyimpulkan dan mengaitkan observasi di lapangan dengan kerangka pikir

menurut James J. Spillane, S.J (1994), yaitu dalam mengukur tingkat kesuksesan

pariwisata di indonesia harus meliputi adanya View atau objek pemandangan

yang menarik bagi wisatawan. Dan hal itu terdapat keselarasan atau sejalannya

pendapat James J. Spillane, S.J dengan penelitian di lapangan yang membuktikan

bahwa banyaknya peminat dari wisatawan untuk mengunjungi permandian air

panas lejja karena dengan adanya view yang menarik sehingga wisatawan

Page 58: SKRIPSI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA ALAM LEJJA …

78

meminati objek wisata tersebut dan ingin kembali berwisata di permandian air

panas lejja.

b. Kondisi keamanan yang baik

Adalah daya tarik pariwisata atau hal-hal yang menarik perhatian

wisatawan yang dimiliki oleh suatu daerah tujuan wisata seperti kenyamanan

dalam berwisata tanpa ada gangguan dan fasilitas yang aman ke suatu tempat

dengan ke tempat objek wisata tertentu atau yang lainnya. Untuk lebih jelasnya

peneliti akan menguraikan hasil wawancara dengan beberapa informan yang

berkaitan dengan kondisi ke amanan yang baik dalam objek wisata. Seperti di

bawah ini .

Berdasarkan hasil wawancara dengan ITS, selaku Kabid Pengembangan

Sumber Daya Pariwisata, di Dinas Pariwisata, mengatakan bahwa :

“ Mengenai keamanan di permandian air panas lejja selama ini tidak adanya kasus atau masalah mengenai pencurian atau tindak kriminal yang di laporkan oleh petugas pengelola objek wisata alam lejja kepada kami di dinas pariwisata dan mengenai kemanan fasilitas atau sarana prasaran yang ada itu semuanya kami jamin semuanya aman dan apabila ada yang rusak pasti kami akan segera memperbaiki, namun dalam pengembangan objek wisata di permandian air panas lejja itu kami adakan atas arahan dari kepala dinas, jadi tidak serta merta kami lakukan pengembangan objek wisata tanpa adanya arahan langsung dari atasan. (wawancara dengan ITS, tanggal 21/11/2019).

Hasil wawancara diatas menunjukkan bahwa selama ini tidak adanya

tindak kriminal yang terjadi dan semua fasilitas atau sarana prasarana yang ada

semuanya sudah dijamin keamanannya dan apabila ada yang rusak akan segera

diperbaiki oleh dinas pariwisata, kepemudaan dan olahraga.

Page 59: SKRIPSI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA ALAM LEJJA …

79

Hal ini sejalan dengan pernyataan hasil wawancara dengan AG, selaku

petugas parkir di permandian air panas lejja mengatakan bahwa :

“Pengunjung sangat banyak, kalau hari biasa atau hari kerja pengamanannya tidak terlalu ketat tidak seperti pada hari raya. Pada hari raya keamanan objek wisata Pemandian Air Panas Lejja bekerjasama dengan Kepolisian Polsek Marioriawa terdekat, Dinas Perhubungan (LLAJ) dan Pengelola objek wisata Pemandian Air Panas Lejja” jadi para

wisatawan disini sudah di jamin keamanan mereka dengan adanya petugas keamanan dan selama ini belum saya dapati masalah atau tindak kriminal di sini. (Hasil wawancara dengan AG 23/11/2019)

Berdasarkan hasil wawancara di atas bahwa pengamanan yang dilakukan

oleh aparat di hari-hari biasa tidak terlalu ketat tidak seperti di hari-hari besar

contohnya dihari raya idul fitri, dan adapun petugas dinas perhubungan yang

melakukan pengamanan dibantu oleh aparat kepolisian yang ikut menjaga

keamanan di destinasi permandian tersebut.

Berdasarkan hasil wawancara dengan MH selaku pengunjung di Destinasi

wisata Permandian Air Panas lejja, mengatakan bahwa :

“ keamanan di sini sudah bagus karena saya lihat juga adanya aparat yang berjaga-jaga di sekitaran wisata ini, dan saya sendiri juga merasakan aman berada disini, mengenai keamanan sarana prasarana di sini saya rasa juga sudah aman dan bagus-bagus jadi saya tidak merasa khawatir dengan fasilitas yang saya gunakan karena saya lihat sudah bagus dan aman. (Wawancara dengan MH, tanggal 23/11/2019). Hal ini sejalan dengan pernyataan hasil wawancara dengan pengunjung

yang bernama AD di permandian air panas lejja mengatakan bahwa :

“ Fasilitas di yang ada menurut saya sudah aman apalagi wahana bermain yang ada di sini juga menurut saya sudah aman dan anak saya sendiri sudah menggunakan wahana bermain itu dan semuanya aman tidak ada yang perlu di takutkan, keamanan dari sisi pengunjung juga menurut saya sudah aman, saaya tidak pernah mendapati adanya pencuri atau orang nakal di dalam objek wisata ini. (wawancara dengan AD, tanggal 22/11/2019).

Page 60: SKRIPSI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA ALAM LEJJA …

80

Berdasarkan hasil wawancara ke 2 informan di atas di jelaskan bahwa

tingkat keamanan objek wisata permandian air panas lejja beserta fasilitas yang

ada itu sudah bagus dengan adanya petugas yang berjaga-jaga di sekitaran objek

wisata dan semua fasilitas yang ada itu sudah di perbaharui semua sehingga

pengunjung tidak merasa khawatir dengan menggunakan segala fasilitas yang ada.

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa informan di atas, kemudian

peneliti menyimpulkan secara keseluruhan dengan mengaitkan hasil observasi dan

teori yang peneliti pakai di kerangka pikir yaitu Kondisi keamanan yang baik,

menurut teori James J. Spillane S.J (1994). Bahwa sudah sejalannya teori tersebut

dengan hasil penelitian di lapangan yang di tandai dengan pernyataan seluruh

informan di atas yang mengatakan bahwa kondisi keamanan di objek wisata

permandian air panas lejja sudah baik dengan tidak terdapatnya tindak kriminal

serta fasilitas yang memadai dan juga aman bagi para pengunjung. Sehingga

dengan tigkat keamanan yang baik ini nantinya akan berpengaruh dan bedampak

dengan jumlah minat dan datangnya pengunjung atau wisatawan dan berdampak

pula terhadap peningkatan retribusi wisata alam lejja serta akan berdampak pada

peningkatan kontribusi PAD Kabupaten Soppeng.

2. Kriteria pengembangan kawasan wisata

Pengembangan kawasan wisata adalah salah satu cara untuk membuat suatu

objek wisata menjadi menarik dan dapat membuat para pengunjung tertarik

mengunjunginya pengembangan dilakukan baik dalam objek wisata maupun

fasilitas-fasilitas yang ada dalam objek wisata tersebut.

a. Objek wisata

Page 61: SKRIPSI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA ALAM LEJJA …

81

Objek Wisata adalah perwujudan dari ciptaan manusia, tata hidup, seni

budaya, serta sejarah bangsa dan tempat atau keadaan alam yang mempunyai

daya tarik untuk dikunjungi wisatawan Demikian dikatakan James J. Spillane S.J

(1994) Untuk lebih jelasnya peneliti akan menguraikan hasil wawancara dengan

beberapa informan yang berkaitan dengan objek wisata. Seperti di bawah ini.

Berdasarkan hasil wawancara dengan ITS, selaku Kabid Pengembangan

Sumber Daya Pariwisa, di Dinas Pariwisata Kabupaten Soppeng, mengatakan

bahwa :

“ Objek wisata permandian air panas lejja itu dulunya masih minim fasilitas dan objek atau spot-spot yang kurang, yaitu dulunya hanya ada kolam air panas saja namun itu tentu akan kami lakukan pengembangan objek wisata agar bukan cuma kolam saja yang ada di sana, tetapi kami selalu mengadakan rapat bersama dalam membahas apa-apa saja yang harus di kembangkan di objek wisata tersebut yang nantinya akan membuat para wisatawan atau pengunjung berminat untuk mendatangi objek wisata lejja, agar kiranya pendapatan retribusi itu meningkat, dan sampai saat ini keinginan itu sudah terwujud dan dapat kita lihat sendiri disana itu sudah kami kembangkan objek wisatanya dengan ditambahnya gazebo-gazebo tempat penginapan, kita juga menambahkan di sana spot-spot atau tempat berfoto yang bagus dan indah dan saya rasa sesuai dengan apa yang di inginkan kebanyakan pengunjung yaitu dengan adanya objek-objek menarik yang lainya, kita juga sudah mengadakan pengembangan objek wisata di sana yaitu adanya wahana bermain yaitu sepeda layang untuk memanjakan para wisatawan ataupun pengunjung, agar wisatawan juga bisa melihat keindahan atau pemandangan dari atas. (wawancara dengan ITS, tanggal 21/11/2019).

Hasil wawancara diatas menunjukkan bahwa dulunya permandian air panas

lejja masih minim fasilitas hanya ada kolam air panas di destinasi wisata alam

lejja, namun untuk sekarang ini sudah objek wisata alam lejja sudah mengalami

perubahan/pengembangan objek wisata yaitu sudah terdapatnya gazebo,

villa/penginapan dan ada juga spot-spot tempat berfoto yang bagus dan indah serta

Page 62: SKRIPSI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA ALAM LEJJA …

82

adanya wahana bermain seperti sepeda layang, semua itu bertujuan dalam menarik

minat dan memanjakan wisatawan atau pengunjung.

Hal ini sejalan dengan pernyataan oleh AUM, selaku kepala dinas

pariwasata, di Dinas Pariwisata Kabupaten Soppeng, mengatakan bahwa :

“ Terkait pengembangan objek wisata di permandian air panas lejja itu

sudah kami lakukan pengembangan objek wisata, dapat dilihat di objek wisata tersebut adanya tempat foto-foto yang menarik dan adanya wahana bermain, semua itu di peruntukkan oleh pengunjung yanag datang agar mereka menikmati segala fasilitas yang ada, jadi bukan hanya kolam air panas saja mereka nikmati namun ada juga yang lainnya yang harus mereka nikmati, dan sering saya melihat ketika berkunjung langsung ke objek tersebut banyaknya wisatawan yang berkunjung dan ada juga yang bermalam dengan menggunakan villa yang kami fasilitasi khusus buat pengunjung. ( wawancara dengan AUM, tanggal 21/11/2019). Hasil wawancara diatas menunjukkan bahwa di destinasi wisata permandian

air panas lejja sudah dilakukan pengembangan objek wisata seperti adanya tempat

berfoto yang menarik dan adanya wahana bermain serta villa tempat pengujung

menginap.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Pengelola Objek wisata alam

lejja yang bernama RN, di Destinasi Objek Wisata Alam Lejja, mengatakan

bahwa :

“ seperti kita lihat di sini sudah banyaknya fasilitas-fasilitas dan objek-objek menarik di permandian air panas lejja ini yang bisa pengunjung nikmati mulai dari kolam air panas,wahana bermain,tempat-tempat foto yang indah,villa-villa tempat menginap,gazebo-gazebo tempat beristirahat, taman-taman satwa serta menikmati pemandangan alam yang ada disini, semua itu dari hasil di kembangkannya objek wisata alam lejja ini dengan bertujuan untuk menarik jumlah wisatawan untuk datang berkunjung dan saya rasa tiap tahun itu retribusi yang ada menjadi meningkat karena pengunjung banyak yang datang kesini dengan tertarik untuk menikmati semua fasilitas yang ada beserta objek-objek dan view yang ada. (wawancara dengan RN, tanggal 23/11/2019).

Page 63: SKRIPSI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA ALAM LEJJA …

83

Hasil wawancara diatas menunjukkan bahwa sudah terdapatnya fasilitas-

fasilitas dan objek-objek menarik di permandian air panas lejja yang bisa

pengunjung nikmati, seperti kolam air panas wahana bermain,tempat-tempat foto

yang indah,villa-villa tempat menginap,gazebo-gazebo tempat beristirahat, taman-

taman satwa, semua itu dari hasil pengembangan sudah terealisasikan dan dari

hasil pengembangan tersebut akan menjadikan objek wisata dapat menarik

pengujung dan pendapatan retribusi pun ikut meningkat.

Hal ini sejalan dengan pernyataan hasil wawancara dengan penjual yang

menetap di sekitaran destinasi objek wisata alam lejja dengan ibu CK,

mengatakan bahwa :

“ Tiap harinya di sini banyak pengunjung yang datang karena ada kolam air

panas yang jarang di temui di sekitaran sulawesi, ada juga wahana bermain, ada juga villa-vila,gazebo-gazebo, dan tempat ini bagus untuk berfoto-foto juga bersama keluarga dan kerabat-kerabat, sering saya melihat orang-orang berfoto-foto di tempat ini dan saya beryukur sekali berada disini dengan membuka usaha kecil-kecilan, ternyata banyak juga yang datang membeli makanan dan minuman serta lain sebagainya, pendapatan saya pun di sini menjadi meningkat dan lancar, namun yang paling banyak itu ketika hari libur dan hari-hari besar bahkan sampe-sampe lahan parkir di sini tidak cukup menampung banyaknya kendaraan dari pengunjung. (wawancara dengan CK, tanggal 23/11/2019). Hasil wawancara diatas menunjukkan bahwa banyaknya pengujung yang

datang dengan menikmati kolam air panas yang jarang ditemui di daerah lain, juga

wahana bermain dan villa serta gazebo dan spot-spot foto yang banyak diminati

oleh pengujung. Adapun penjual disekitaran objek wisata sangat merasa puas dan

bersyukur karena banyak pengujung atau wisatawan pada saat libur atau hari-hari

besar datang berwisata dan berbelanja minuman dan makanan, namun lahan parkir

Page 64: SKRIPSI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA ALAM LEJJA …

84

disekitaran objek wisata belum memadai atau belum cukup menampung

banyaknya jumlah kendaraan pengunjung yang datang tujuan berwisata.

Berdasarkan wawancara dari beberapa informan di atas kemudian peneliti

menyimpulkan secara keseluruhan dan membandingkan dengan observasi dan

teori di kerangka pikir menurut James J. Spillane S.J (1994). bahwa pernyataan

dari beberapa informan di atas sudah sejalan dengan pendapat dari teori James J.

Spillane S.J yaitu Objek wisata harus memiliki Objek kawasan wisata yang

menarik beserta pengembangan-pengembangan objek wisata yang harus

dilakukan. Sehingga peneliti berpendapat bahwa objek wisata alam lejja sudah

memiliki objek yang menarik dan sudah dilakukan pula pengembangan objek

wisata dalam memikat perhatian wisatawan atau pengunjung untuk datang

berwisata, sehingga dalam rangka banyaknya pengunjung yang datang akan

meningkatkan retribusi pendapatan destinasi kawasan wisata alam lejja, yang akan

berpengaruh pada PAD Kabupaten Soppeng. Meskipun lahan parkir yang ada di

destinasi kawasan wisata alam lejja masih kurang atau minim dalam menampung

jumlah kendaraan dari pengunjung.

b. Sarana & prasarana wisata

Sarana & prasarana wisata adalah seperangkat alat yang digunakan untuk

suatu kegiatan, alat tersebut bisa berupa alat utama atau alat yang yang membantu

proses kegiatan, sehingga tujuan dari kegiatan tersebut dapat tercapai. Untuk lebih

jelasnya peneliti akan menguraikan hasil wawancara dengan beberapa informan

yang berkaitan dengan sarana & Prasarana wisata, Seperti di bawah ini.

Page 65: SKRIPSI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA ALAM LEJJA …

85

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan AUM, selaku kepala dinas

pariwasata, di Dinas Pariwisata Kabupaten Soppeng, mengatakan bahwa :

“ sarana prasarana yang ada baik itu di dinas pariwiasta dan di objek

wisata permandian air panas lejja sudah memadai dan adapun sarana seperti gazebo,villa,wc tempat pengunjung untuk berganti pakaian itu sudah bagus dan selalu kami pantau di sana apabila ada kerusakan dan kami akan perbaiki, walaupun seharusnya sarana seperti wc tempat ganti baju dan lahan parkir serta tempat-tempat duduk di destinasi wisata alam lejja harus di tambah karena untuk mengantisipasi agar ketika banyaknya pengunjung yang datang tidak ada lagi yang mengantri, karena yang paling utama saya lihat wc di sana itu masih kurang dan harus di tambah. (Wawancara dengan AUM, tanngal 21/11/2019).

Hasil wawancara diatas menunjukkan bahwa sarana dan prasarana objek

wisata sudah dikelola dengan baik oleh dinas pariwisata, kepemudaan dan

olahraga dengan terdapatnya gazebo,villa,wc tempat pengunjung untuk berganti

pakaian itu sudah bagus dan apabila ada kerusakan akan diperbaiki, namun sarana

seperti wc tempat ganti baju dan lahan parkir serta tempat-tempat duduk di

destinasi wisata alam lejja harus di tambah karena untuk mengantisipasi agar

ketika banyaknya pengunjung yang datang tidak ada lagi yang mengantri,

Hal Tersebut sejalan dengan hasil wawancara dengan ITS selaku Kabid

Pengembangan Sumber Daya Pariwisata, di Dinas Pariwisata Kabupaten

Soppeng, mengatakan bahwa :

“ mengenai sarana prasarana di yang ada di lejja itu adanya

Villa,Gazebo,Tempat duduk, Wc dan adanya tempat foto-foto yang kami buat khusus diperuntukkan untuk pengunjung dan itu hasil dari retribusi permandian air panas lejja selama ini. Namun sarana wc di sana memang belum cukup memadai masih banyaknya pengunjung yang biasa mengantri untuk berganti pakean. (wawancara dengan ITS, tanggal 21/11/2019).

Hasil wawancara diatas di jelaskan bahwa sarana prasarana terkait

pelayanan kepada pengunjung di objek wisata alam lejja sudah bagus dan

Page 66: SKRIPSI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA ALAM LEJJA …

86

memadai, meskipun wc tempat ganti baju dan mandi bagi pengunjung masih

kurang, namun dengan retribusi yang semakin meningkat nantinya akan dilakukan

penambahan wc sehingga pengunjung tidak ada yang mengantri ketika ingin

berganti pakaian.

Berdasarkan Hasil wawancara dengan salah satu pengunjung yang

bernama BR, di destinasi objek wisata alam lejja, mengatakan bahwa

“ sudah bagus dan lengkap sarana prasarananya di sini, kami puas dengan adanya wahana bermain,gazebo,villa dan kolam serta tempat duduk yang ada di sini semuanya ada dan masih baru-baru saya lihat. (wawancara dengan BR, tanggal 23/11/2019).

Hal ini sejalan dengan pernyataan salah satu pengunjung yang bernama

AM yang mengatakan bahwa :

“ sarana prasarana disini sudah lengkap saya rasa hanya perlu masukan

dari saya untuk menambah wc dan Gazebonya, karena kita biasa mengantri ketika ingin memakai wc dan gazebo juga seperti itu biasanya sudah penuh padahal kami juga ingin duduk dan beristirahat di gazebo-gazebo yang ada di sini, jadi itu saja harus di tambah, mengenai yang lainnya saya rasa sudah lengkap dan bagus di tambah lagi alamnya yang sejuk dengan dedaunan dan pepohonan yang indah dan sejuk di pandang. (wawancara dengan AM, tanggal 22/11/2019).

Berdasarkan hasil wawancara 2 informan di atas di jelaskan bahwa dalam

hal sarana prasarana di objek wisata alam lejja sudah bagus namun hanya yang

menjadi keluh kesah sebagian pengunjung di atas mengeluhkan terkait sarana

yaitu Wc dan gazebo yang masih kurang dan harus di tambah, karena kurang

sebanding dengan meningkatnya jumlah peminat atau jumlah pengunjung yang

datang.

Berdasarkan hasil wawancara berbagai informan di atas kemudian peneliti

menyimpulkan dengan mengaitkan hasil observasi dilapangan dengan teori

Page 67: SKRIPSI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA ALAM LEJJA …

87

menurut James J. Spillane S.J (1994). Bahwa sudah sejalannya teori tersebut yaitu

Kriteria pengembangan kawasan wisata melalui indikator Sarana Prasarana Objek

Wisata dengan kenyataan di lapangan bahwa sarana prasarana yang ada di objek

permandian air panas lejja sudah memenuhi syarat lengkapnya sarana prasarana

yang ada, namun masih ada beberapa sarana prasarana yang masih kurang dan

harus di tambah yaitu Wc dan Gazebo seperti keluhan pengunjung yang sudah

peneliti wawancarai di atas. Harusnya dengan objek wisata alam lejja yang begitu

bagus dan indah harusnya di dukung berbagai bidang baik itu sarana prasarana

yang baik atau infrastruktur yang baik agar pengunjung betah dan ingin lagi

datang untuk menikmati suasana objek wisata yang ada, sehingga retribusi wisata

itu akan meningkat dan berpengaruh pada peningkatan pengembangan objek

wisata alam lejja yang lebih bagus dan juga akan meningkatkan kontribusi PAD di

sektor wisata khususnya wisata alam lejja.

c. Pasar dan promosi wisata

Pemasaran dalam bidang promosi wisata sangat diperlukan karena dengan

adanya pemasaran objek wisata tersebut menjadi dikenal masyarakat luas dan

dapat menarik banyak wisatawan asing untuk datang berkunjung ke objek wisata.

Untuk lebih jelasnya peneliti akan menguraikan hasil wawancara dengan beberapa

informan yang berkaitan dengan Pasar dan promosi wisata, Seperti di bawah ini.

Berdasarkan hasil wawancara dengan ITS, selaku Kabid Pengembangan Sumber

Daya Pariwisata, di Dinas Pariwisata Kabupaten Soppeng, mengatakan bahwa :

“ Pasar dan promosi wisata permandian alam lejja sudah di lakukan dan itu

sering dapat dilihat di sosial media yang ada, surat kabar,internet dan media televisi seperti trans 7,trans Tv dan tvri dengan brand atau hastag

Page 68: SKRIPSI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA ALAM LEJJA …

88

(Ayo ke Soppeng), biasa itu saya lihat di tivi dia siarkan setiap pagi-pagi, jadi anda coba lihat sendiri promosi itu, promosi itu sering kami lakukan agar masyarakat keseluruhan menjadi tahu bahwa adanya wisata alam lejja beserta objek-objek barunya yang akan memanjakan pengunjung yang datang. (wawancara dengan ITS, tanggal 21/11/2019). Hasil wawancara diatas menunjukkan bahwa promosi wisata mengenai

permandian air panas lejja sudah dilakukan yaitu melalui sosial media yang ada

surat kabar dan internet serta media televisi utamanya Trans 7 dengan hastag Ayo

Ke Soppeng.

Hal Tersebut sejalan dengan hasil wawancara bersama AUM, selaku

kepala dinas pariwasata, di Dinas Pariwisata Kabupaten Soppeng, mengatakan

bahwa :

“ Tentu untuk memperkenalkan dan memberi tahukan kepada publik mengenai objek wisata yang ada di soppeng khususnya permandian air panas lejja harus mempromosikan atau mensosialisasikan wisata itu melalui berbagai media dan itu sudah kami lakukan secara berkesinambungan, dengan tujuan menarik banyak pelanggan atau pengunjung untuk datang ke soppeng dan berwisata di wisata permandian alam lejja. (wawancara dengan AUM, tanggal 21/11/2019).

Hasil wawancara diatas menunjukkan bahwa pasar promosi yang

dilakukan keberbagai media, dengan tujuan menarik banyak pelanggan atau

pengunjung untuk datang ke soppeng berwisata.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala pengelola Objek wisata alam

lejja yang bernama RN, di Destinasi Objek Wisata Alam Lejja, mengatakan

bahwa :

“ untuk memperkenalkan dan memberitahukan kepada seluruh masyarakat

bahwa adanya wisata permandian air panas lejja dengan fasilitas-fasilitas yang lengkap dan pemandangan yang indah, dengan mempromosikan melalui berbagai media, coba anda lihat di tv setiap pagi di situ ada pasti siaran mengenai permandian air panas lejja dengan berbagai wisata-wisata

Page 69: SKRIPSI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA ALAM LEJJA …

89

yang ada di kabupaten soppeng. (wawancara dengan RN,tanggal 23/11/2019).

Hal ini sejalan dengan pernyataan salah satu pengunjung yang bernama

AD yang mengatakan bahwa :

“ memang betul wisata alam lejja ini sering saya lihat baik itu melalui

internet bahkan melalui media Tv dengan memperkenalkan keindahan alamnya beserta objek-objek wisata yang ada di kabupaten soppeng termasuk wisata alam lejja ini. (wawancara dengan AD, tanggal 22/11/2019).

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan diatas di jelaskan bahwa

pasar promoosi wisata alam lejja yang ada di kabupaten soppeng sering di lakukan

dengan bukti yang dapat di lihat melalui internet dan media tv yang di siarkan saat

pagi-pagi dengan tujuan mensosialisasikan kepada maasyarakat keseluruhan

bahwa adanya wisata alam lejja yang ada di Kabupaten Soppeng yang sangat

bagus dan indah mulai dari pemandangan alamnya sampai kepada fasilitas-

fasilitas yang ada beserta wahana bermainnya dan kolam air panas yang melimpah

yang airnya itu langsung dari mata air alam.

Berdasarkan beberpa pernyataan informan di atas kemudian peneliti

menyimpulkan secara keseluruhan dengan mengaitkan hasil observasi di lapangan

dengan apa yang ada di kerangka pikir menurut James J. Spillane S.J (1994), yaitu

indikatornya Pasar Promosi Wisata, bahwa hal tersebut sudah sejalan dengan apa

yang di sampaikan oleh keseluruhan informan bahwa pasar promosi wisata itu

sudah di lakukan oleh dinas pariwisata melalui berbagai media yang ada dengan

bukti-bukti juga dari informan pengunjung yang mengatakan bahwa benar

promosi wisata alam lejja sudah sering mereka lihat dan akhirnya tertarik untuk

datang mengunjungi wisata alam lejja, karena tujuan pasar promosi tersebut

Page 70: SKRIPSI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA ALAM LEJJA …

90

memang untuk menarik perhatian masyarakat keseluruhan agar datang berkunjung

ke kabupaten soppeng dan berwisata di permandian air panas lejja. Sehingga

dalam hal ini pengunjung akan semakin meningkat dan retribusi juga akan

meningkat pula dan akan berkontribusi juga pada peningkatan PAD Kabupaten

Soppeng di sektor wisata, terkhusus wisata alam lejja.

3. Kriteria Kesejahtraan Masyarakat

Kriteria kesejahtraan masyarakat mempunyai pengaruh yang signifikan

pada sejumlah sektor ekonomis termasuk transportasi, penjual eceran, usaha

grosir, dll, salah satu isu yang penting adalah pengaruh dari pariwisata terhadap

kesenian dan kerajinan. Ada perbedaan pendapat yang tajam, selain pekerjaan

pendapatan merupakan manfaat pokok dari pariwisata bagi masyarakat setempat

atau lokal, pengeluaran masyarakat merupakan pendapatan langsung dan melalui

akibat pengganda akan dapat memperbesar pendapatan tak langsung, sehingga

pendapatan yang diciptakan akan sangat besar sebagaimana dengan pekerjaan

akibat yang pasti sulit ditentukan secara teoritis dan akan bergantung pada struktur

perekonomian lokal dan industri pariwisata.

Berdasarkan hasil wawancara dengan ITS, selaku Kabid Pengembangan Sumber

Daya Pariwisata, di Dinas Pariwisata Kabupaten Soppeng, mengatakan bahwa :

“ Mengenai kesejahtraan masyarakat sekitaran objek wisata alam lejja

tentu mengalami peningkatan taraf perekonomian dengan telah dikembangkannya wisata alam lejja yang tadinya hanya kolam saja namun untuk sekarang ini sudah ada wahana bermain spot-spot foto penambahan Gazebo, Wc, Villa dll. Jadi semua itu tentu berdampak pada perekonomian para pedagang yang ada disekitaran objek wisata maupun pedagang yang tidak menetap serta masyarakat yang bermukiman disekitaran objek wisata. (wawancara dengan ITS 21/11/2019)

Page 71: SKRIPSI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA ALAM LEJJA …

91

Hasil wawancara diatas menunjukkan bahwa kesejahteraan masyarakat

disekitaran objek wisata alam lejja mengalami peningkatan taraf perekonomian

seperti meningkatnya jumlah penjualan mereka dan bertambahnya jumlah

pedagang, karena dampak dari dikembangkanya objek wisata alam lejja.

Hal Tersebut sejalan dengan hasil wawancara dengan AUM, selaku kepala

dinas pariwasata, di Dinas Pariwisata Kabupaten Soppeng, mengatakan bahwa :

„‟ keberadaan objek wisata alam lejja sangat berdampak pada

perekonomian masyarakat yang ada disekitaran objek keutungan dari adanya pengembangan objek wisata hal tersebut terbukti dengan banyaknya atau meningkatnya jumlah pedagang yang ada di sekitaran objek wisata dan dibuktikan pula dengan adanya pedagang baru yang membuka tempat atau kios untuk berdagang contohnya menjual baju sofenir khas lejja jadi itu yang membuat masyarakat yang dulunya tidak mempunyai pekerjaan sekarang sudah mendapat pekerjaan dengan berjualan disekitar objek wisata. (wawancara dengan AUM, tanggal 21/11/2019)

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan diatas di jelaskan bahwa

betul sudah meningkatnya perekonomian masyarakat disekitaran objek wisata

alam lejja yang ditandai dengan pernyataan informan diatas bahwa adanya

peningkatan jumlah pedagang yang berjualan disekitaran objek wisata.

Berdasarkan wawancara dengan penjual di sekitaran destinasi objek wisata

alam lejja yang bernama ibu CK, mengatakan bahwa :

„‟Semenjak adanya objek wisata alam lejja ini membuat saya sangat

merasa senang karna bisa membantu perekonomian keluarga dan pendapatan saya disini sudah terbilang cukup bagus kalau dibandingkan dengan yang dulu kalau untuk sekarang ini dengan telah dikembangkannya objek wisata alam lejja serta diperbaharuinya sarana dan prasarana yang ada menjadikan objek wisata alam lejja banyak diminati dan dikunjungi oleh wisatawan dan pendapatan saya disini juga terbilang meningkat seiring dengan meningkatnya pula jumlah pengunjung. Banyak juga disini pedagang-pedang seperti saya membuka kios yang baru mungkin karna

Page 72: SKRIPSI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA ALAM LEJJA …

92

melihat semakin hari semakin bertambahnya jumlah pengujung jadi mereka berinisiatif untuk membuka kios juga sehingga dapat merubah perekonomian.nya. namun kami tidak dilibatkan untuk ikut mengelola objek wisata alam lejja ini seperti berkontribusi atau diperkerjakan di objek wisata alam lejja sehingga pendapatan kami bukan hanya dari penjualan eceran saja namun juga dari upah/gaji pekerja mengelola objek wisata. (wawancara dengan CK Pedagang yang ada disekitaran Objek Wisata Alam Lejja tanggal 22/11/2019)

. Hasil wawancara diatas menunjukkan bahwa dengan adanya

pengembangan objek wisata yang dilakukan oleh dinas terkait masyarakat

disekitar objek wisata menjadi inisiatif dengan ikut berpartisipasi sekaligus ingin

meningkatkan ekonomi mereka dengan berjualan atau membuka usaha disekitaran

objek wisata, dan untuk pedagang yang sudah lama berjualan ditempat tersebut

menjelaskan bahwa pendapatan mereka sudah meningkat pula semenjak adanya

pengembangan objek wisata alam lejja ini.

Berdasarkan hasil dari beberapa wawancara diatas, kemudian peneliti

menyimpulkan secara keseluruhan dengan mengaitkan hasil observasi dilapangan

dengan teori yang peneliti guanakan di kerangka pikir menurut James J Spillane

SJ (1994) dalam hal ini peningkatan perekonomian masyarakat sudah sejalan

dengan hasil penelitian dilapangan bahwa terkait pengembangan objek wisata

yang telah dilakukan oleh dinas terkait sudah memberi dampak pada peningkatan

perekonomian masyarakat sekitaran objek wisata, hal itu ditandai dengan

beberapa pernyataan informan diatas menjelaskan bahwa pendapatan mereka

sudah meningkat dibandingkan sebelum adanya pengembangan objek wisata alam

lejja.

Page 73: SKRIPSI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA ALAM LEJJA …

93

C. Faktor Pendukung dan Penghambat Pengembangan Objek Wisata

Permandian Air Panas Lejja

Faktor pendukung :

1. Panorama Alam yang Indah, Sejuk dan Masih Asli/Alami.Keindahan

alam tercermin dari sumber air panas yang melimpah serta pepohonan

yang rindang di sekitar objek wisata merupakan daya tarik tersendiri

bagi wisatawan. Selain itu adanya atraksi fauna langka seperti

monyet/kera diatas pohon yang dapat disaksikan oleh pengunjung

Objek Wisata Pemandian Air Panas Lejja.

2. Sumber Air Panas yang melimpah. Objek Wisata Pemandian Air

Panas Lejja mempunyai sumber mata air panas yang jernih dan

melimpah. Suhu airnya mencapai 600 Celcius, ditambah kandungan

sulfur dengan kadar belerang mencapai 1,5 persen yang berkhasiat

menyembuhkan penyakit kulit, rematik, dan gatal-gatal.

3. Kondisi Keamanan yang Baik. Keamanan Objek Wisata Pemandian

Air Panas Lejja cukup baik karena melibatkan warga sekitar dan

polsek terdekat untuk menjaga objek tersebut. Keamanan diperlukan

untuk menjaga barang-barang pengunjung yang ditinggal bermain

ataupun berjalan-jalan di sekitar objek dari tindakan pencurian yang

dilakukan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Selain itu

khusus di hari libur seperti Hari Raya keamananannya sangat dijaga.

Page 74: SKRIPSI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA ALAM LEJJA …

94

Faktor penghambat

1. Keterbatasan Anggaran untuk Biaya Sarana dan Prasarana Objek

Wisata. Dana pengembangan dan pembangunan Objek Wisata

Pemandian Air Panas Lejja masih mengandalkan dana APBD.

Keterbatasan APBD membuat pembangunan dan pengembangan

Objek Wisata Pemandian Air Panas Lejja tersendat.

2. Lokasi Jauh dari Pusat Kota. Letak Objek Wisata Pemandian Air

Panas Lejja jauh dari pusat kota Kabupaten Soppeng. Untuk

mencapai Objek Wisata Pemandian Air Panas Lejja harus menempuh

jarak 49 km dengan jalanan yang berliku dan terjal.

3. Sarana dan Prasarana yang masih kurang memadai di objek wisata

alam lejja seperti Air bersih, Area Parkir, Jalan Beraspal, Guest House

Villa, Gazebo, Toilet/WC, Kamar Ganti Pakaian.

Page 75: SKRIPSI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA ALAM LEJJA …

95

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Attraction, banyaknya peminat dari wisatawan untuk mengunjungi

permandian air panas lejja karena adanya view yang menarik serta di

dukung oleh kondisi keamanan yang baik, bahwa dipermandian air panas

lejja tidak pernah terdapatnya kasus tindak kriminal sehingga aman bagi

pengunjung

2. Pengembangan kawasan wisata alam lejja belum optimal yang meliputi

pengadaan sarana berupa wahana bermain dan spot-spot foto sebagai daya

tarik bagi pengunjung hal ini disebabkan adanya keterbatasan anggaran

3. Kriteria Kesejahteraan Masyarakat yang cukup baik bagi pedagang eceran

secara langsung dalam pengelolaan.nya belum melibatkan masyarakat

sekitar lokasi objek wisata secara maksimal.

4. Ada beberapa faktor yang dapat mendukung peningkatan objek wisata alam

lejja diantaranya Panorama Alam yang Indah, Sejuk dan masih asli atau

alami, sumber air panas yang melimpah, kondisi keamanan yang baik.

Sementara itu, masih terdapat pula beberapa faktor penghambat berupa

keterbatasan anggaran untuk biaya pengembangan

Page 76: SKRIPSI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA ALAM LEJJA …

ii

objek wisata sehingga sarana dan prasarana yang belum memadai

disebabkan oleh pengelolaan retribusi belum dilaksanakan satu pintu.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas,terdapat beberapa saran sebagai berikut:

1. Konsistensi pengelolaan retribusi secara terbuka dan transparan dari dinas

pariwisata bersama dengan dispenda untuk pengembangan objek wisata

alam lejja, berupa penambahan wahana dan fasilitas bermain

2. Perlunya partisipasi masyarakat dalam pengelolaan objek wisata berupa

penyerapan tenaga kerja/tenaga honorer yang memproritaskan masyarakat

lokal sehingga secara otomatis berdampak pada kesejahteraan masyarakat.

3. Optimalisasi pengembangan objek wisata alam lejja melalui retribusi wisata

satu pintu.

Page 77: SKRIPSI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA ALAM LEJJA …

iii

DAFTAR PUSATAKA

Bastian.2001. Akuntansi Sektor Publik Yogyakarta: Penerbit BPFE, Universitas Gajah Mada.

Feldman.2008. Tentang Pengertian Pajak. Jakarta: PT, Raja Grafindo Persada. George R. Terry.2013 Dalam Buku Prinsip-prinsip Manajemen. Jakarta: Bumi

Aksara. Mardiasmo.2002. Perpajakan Edisi Revisi. Yogyakarta: Penerbit Andi Offset. Nasrullah.2015.„‟Strategi Pengembangan Objek Wisata Permandian Air Panas

Lejja Dalam Meningkatkan Kunjungan Wisatawan Di Kabupaten Soppeng Sulawesi-Selatan‟‟. Volume 2 Diakses pada Hari Minggu,25,Agustus,2019, Pukul 23.28 WITA.

Samudra.1995. Retribusi Perpajakan Pungutan Langsung Dari Pemerintah

Daerah Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Siahaan.2010. Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Edisi Revisi Jakarta: Rajawali

Pers. Sondang P. Siagian.2015. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi

Aksara. Spillane S.J.1994 James J. Dalam Buku Pariwisata Indonesia.Yogyakarta:

Penerbit KANISIUS (Anggota IKAPI). PERDA Kabupaten Soppeng No 3 Tahun 2012 Tentang Pajak Daerah dan

Retribusi Daerah. Peraturan Bupati Soppeng Nomor 41 tahun 2019 Tentang Kedudukan, Susunan

Organisasi Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Pada Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Soppeng.

Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 1 Tahun 2016 Tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Soppeng. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan. Yoeti.2001. Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata. Jakarta: PT Pradnya

Paramita.

Page 78: SKRIPSI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA ALAM LEJJA …

iv

L A M P I R A N

Page 79: SKRIPSI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA ALAM LEJJA …

v

Gambar 1.Wawancara dengan ITS, Selaku Kabid Pengembangan Sumber Daya Pariwisata, di Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Soppeng

tanggal 21,23,26/11/2019).

Gambar 2. Wawancara dengan bapak RN, Selaku Kepala pengelola Objek wisata alam lejja tanggal 23,27/11/2019.

Page 80: SKRIPSI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA ALAM LEJJA …

vi

Gambar 3. Wawancara dengan bapak AG selaku petugas Parkir di permandian air panas lejja 23,27/11/2019

Gambar 4. Wawancara dengan Ibu CK, selaku penjual di sekitaran objek wisata alam lejja tanggal 23/11/2019

Page 81: SKRIPSI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA ALAM LEJJA …

vii

Gambar 5. Wawancara dengan bapak AD selaku pengunjung objek wisata alam lejja, tanggal 23/11/2019.

Gambar 6. Wawancara dengan bapak BR selaku pengunjung objek wisata alam lejja, tanggal 23/11/2019.

Page 82: SKRIPSI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA ALAM LEJJA …

viii

RIWAYAT HIDUP

MUHAMMAD HIDAYAT UMAR, Lahir pada

tanggal 14 April 1997 dilingkungan Kelurahan Attang

Salo Kecamatan Marioriawa Kabupaten Soppeng.

Anak Pertama dari pasangan Suami Istri Umar Hadi

Coddi dan Hj.Nurcahaya.

Penulis menempuh pendidikan dasar di SD Negeri 56

Madining Kabupaten Soppeng dan tamat pada tahun 2009. Pada tahun yang sama

penulis melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 2 Padali dan tamat pada tahun

2012. Kemudian melanjutkan pendidikan tingkat sekolah menengah kejuruan di

SMK Negeri 1 Marioriawa dan tamat pada tahun 2015. Berkat usaha dan kerja

keras yang disertai doa pada tahun 2015 penulis berhasil lulus di jurusan Ilmu

Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Muhammadiyah Makassar Program Strata Satu (S1). Penulis sangat bersyukur

diberi kesempatan oleh Allah SWT bisa menimba ilmu yang merupakan bekal

dimasa depan. Saat ini penulis berharap dapat mengamalkan ilmu yang telah

diperoleh dengan baik dan membahagiakan orang tua serta berusaha menjadi

manusia yang berguna bagi Agama, Keluarga, Masyarakat, Bangsa dan Negara.