skripsi pengaruh pembelajaran sadari terhadap …
TRANSCRIPT
SKRIPSI
PENGARUH PEMBELAJARAN SADARI TERHADAP PELAKSANAAN SADARI PADA REMAJA
DI SMA N1 PARBULUAN KABUPATEN DAIRI
TAHUN 2018
ARNI ANJUITA SINAGA P07524414005
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKESRI MEDAN JURUSAN KEBIDANANMEDAN
PRODI D-IVKEBIDANAN TAHUN 2018
SKRIPSI
PENGARUH PEMBELAJARAN SADARI TERHADAP
PELAKSANAAN SADARI PADA REMAJA DI SMA N1 PARBULUAN
KABUPATEN DAIRI TAHUN 2018
SebagaiSyaratMenyelesaikanPendidikanPorgramStudi Diploma IV
ARNI ANJUITA SINAGA P07524414005
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKESRI MEDAN JURUSAN KEBIDANANMEDAN
PRODI D-IVKEBIDANAN TAHUN 2018
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN JURUSAN D-IV KEBIDANAN SKRIPSI, 16 Juli 2018
Arni Anjuita Sinaga
Pengaruh Pembelajaran Sadari Terhadap Pelaksanaannya Pada Remaja Di SMA N1 Parbuluan Kabupaten Dairi Tahun 2018
xiii + 43 halaman, 4 tabel, 8 gambar, 11 lampiran
Abstrak
Di dunia ini lebih dari 508.000 wanita meninggal kanker payudara pada
tahun 2011. Estimasi presentasi kasus kanker payudara pada penduduk dunia tahun 2012 43.1% menyebabkan kematian.Setiap wanita diseluruh dunia memiliki risiko menderita kanker payudara. Kanker payudara merupakan penyebab kematian kedua terbesar bagi wanita saat ini. Salah satu cara untuk mendeteksi kanker payudara adalah sadari. Untuk meningkatkan sadari maka diperlukan salah satu cara yaitu pembelajaran sebagai acuan menilai pengetahuan dan keterampilan sadari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pembelajaran sadari terhadap pelaksanaan sadari pada remaja di SMA N1 PARBULUAN tahun 2018.
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimen dengan design penelitian “Rancangan One group pretest postest”. Populasi pada penelitian ini berjumlah 58 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik sampling berimbang (proportional sampling). Media yang digunakan dalam penelitian ini yaitu leaflet, SAP, dan LCD. Data dikumpulkan dengan pengisian kuesioner dan checklist yang kemudian diolah menggunkan uji wilcoxon sign rank test.
Hasil penelitian ini menemukan ada pengaruh pembelajaran sadari terhadap pelaksanaan sadari di SMA N1 Parbuluan Kabupaten Dairi Tahun 2018 dimana diperoleh hasil setelah dilakukan pembelajaran p=0,000 (<0,005). Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa pembelajaran sadari berpengaruh terhadap peningkatan pengetahuan dan keterampilan sadari.
Diharapkan kepada Petugas Kesehatan untuk lebih aktif dalam melakukan penyuluhan kesehatan agar pengetahuan dan keterampilan remaja semakin meningkat.
Kata kunci : pengaruh, pembelajaran, sadari, pengetahuan, keterampilan
MEDAN HEALTH POLYTECHNICS OF MINISTRY OF HEALTH EXTENTION PROGRAM OF APPLIED HEALTH SCIENCE IN MIDWIFERY Thesis, 16 JULI 2018 Arni Anjuita Sinaga
The Effect of Learning on Its Implementation in Adolescents in SMA N1 Parbuluan Dairi Regency 2018
xiii + 43 pages, 4 tables, 8 pictures, 11 attachments
Abstract
In this world more of 508,000 women died of breast cancer in 2011.
Estimates of the presentation of breast cancer cases in the world population in 2012 43.1% caused death. Every woman around the world is at risk of developing breast cancer. Breast cancer is the second biggest cause of death for women today. One way to detect breast cancer is to realize. To increase awareness, one method is needed, namely learning as a reference to assess knowledge and awareness skills. This study aims to determine the effect of conscious learning on the implementation of awareness in adolescents in SMA N1 PARBULUAN in 2018.
The research method used in this study is Quasi Experiment research with the design ofresearch "One group pretest posttest"design. The population in this study amounted to 58 people. Sampling is done byproportional sampling technique. The media used in this study are leaflets, SAP, and LCD. Data was collected by filling out questionnaires and checklists which were then processed using the Wilcoxon sign rank test.
The results of this study found that there was an effect of conscious learning on the realization of awareness in SMA N1 Parbuluan, Dairi District in 2018, where the results obtained after learning p = 0,000 (<0.005). The conclusion of this study is that conscious learning has an effect on increasing awareness of knowledge and skills.
It is expected that Health Officers will be more active in conducting health counseling so that the knowledge and skills of adolescents will increase.
Keywords: influence, learning, awareness, knowledge, skills
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan kasih karunia-Nyalah yang selalu dilimpahlkan sehingga peneliti dapat
menyelesaikan Skripsi ini.
Adapun judul skripsi ini adalah “Pengaruh Pembelajaran Sadari Terhadap
Pelaksanaan Sadari Pada Remaja Di SMA Negeri 1 Parbuluan Tahun 2018”.
Disusun sebagai persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan Diploma IV
Politeknik Kesehatan Kemenkes Jurusan Kebidanan Medan untuk mencapai
gelar sarjana sains terapan kebidanan.
Pada kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan terima kasih kepada
semua pihak yang telah banyak memberikan bimbingan dan bantuan dalam
menyelesaikan skripsi ini. Dengan segala kerendahan hati dan rasa hormat
peneliti mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dra. Ida Nurhayati, M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes
RI Medan yang telah memberikan kesempatan menyusun skripsi ini.
2. Betty Mangkuji, SST, M.Keb selaku Ketua Jurusan Kebidanan Politeknik
Kesehatan Kemenkes RI Medan yang telah memberikan kesempatan
menyusun skripsi ini.
3. Yusniar Siregar,SST, M.Kes selaku Ketua Prodi D-IV Kebidanan Politeknik
Kesehatan Kemenkes RI Medan dan juga Pembiming Akademik yang telah
memberikan kesempatan menyusun skripsi ini.
4. Melva Simatupang, SST,M.Kes selaku Ketua Prodi D-IV Kebidanan
Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Medan Tahun 2014-2018.
5. Idau Ginting, SST, M.Kes selaku pembimbing yang telah meluangkan waktu
dan kesempatan bagi penulis untuk berkonsultasi dan bersedia memberikan
masukkan, kritik, dan saran dalam menyelesaikan skripsi ini
6. Tri Marini, SST, M.Keb selaku pembimbing II dan penguji I yang telah
memberikan kritikan dan saran dalam penulisan sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan
7. Suswati, SST,M.Kes selaku ketua penguji yang telah memberikan masukan
berupa kritik dan saran kepada penulis demi kesempurnaan dalam skripsi
ini.
8. Seluruh Dosen dan Staff Poltiteknik Kesehatan Jurusan Kebidanan Medan
yang telah memberikan ilmu pengetahuan, memberi petunjuk dan nasehat
selama penulis menjalani pendidikan.
9. Kepala Sekolah Bapak Elmus Situmorang,S.Pd selaku pimpinan SMA
Negeri 1 Parbuluan yang telah mengizinkan untuk melakukan penelitian dan
membimbing dalam pembuatan skripsi ini.
10. Teristimewa kepada Ayahnda Walmer Sinaga/ P.Situmorang dan seluruh
Keluarga dari pihak Ayahanda, Oppung, Amangboru /Namboru, Uda/
Nanguda, dan Lilis Sinaga yang telah memberikan dukungan baik dari segi
moral dan materi sehingga penyusunan skripsi dapat selesai.
11. Teristimewa kepada Ibunda Alfine Sitorus, Hikman Nababan, dan adk-adik
saya Deni Nababan, Marihot Nababan, Kasben Nababan, Inebel Nababan,
dan seluruh Keluarga dari pihak Ibunda, Tante / Uda yang telah memberikan
dukungan baik dari segi moral dan dan materi sehingga penyusunan skripsi
dapat selesai.
12. Remaja putri kelas XI SMA Negeri 1 Parbuluan tahun 2017/2018 yang
menjadi responden.
13. Kepada teman serumah kost Uwak Min, Joti Butar-butar, Yolanda Sinaga,
Kartika Sitinjak, dan Wevi Ritonga yang sudah memberi dukungan, doa dan
menemani hari-hari bersama.
14. Kepada teman Bidan Cantik yang mau cepat nikah, Asima Rohana
Pandiangan (mantan dokter), Manti Sihombing (mantan bg veb), Afinda
Tobing (mantan pinem), Santa Monika Br Bukit (mantan haloho), Rotalina
Purba (tetap manurung), Cristina Hutauruk dan Julfaniah yang telah
memberikan dukungan dan perhatian dalam menyelesaikan skripsi ini.
15. Kepada Tulip 3, teman satu kamar waktu asrama Zakiah Azmi Simamora,
Wilfa Muslimah Sihaloho, Kakak kmar Anggrek 5 Ismira E Ginting, Apriani
Siringo-ringo, Silvia O Tarigan, Yunita Ornella Sitanggang yang telah
memberikan dukungan dan perhatian dalam menyelesaikan skripsi ini.
16. Kepada adik sayang sekaligus adik angkat Monika Sihotang, Lidia Esra
Sinaga, Marisa Manurung dan adik kembar aku Nila Tarigan yang telah
memberi doa dan dukungan dalam penyusunan skripsi ini.
17. Trimakasih kepada Memet Naomi Simanungkalit, Afinda Tobing, Manti
Sihombing. Teman terjail Sri Melati Manullang, Natasya Kristanti Saragih,
Winda Astuti Hulu yang yang telah memberi doa dan dukungan dalam
penyusunan skripsi ini.
18. Kepada sahabat saya Lianty Aritonang, Wemmy Sihombing, Merri Sitinjak,
Adnes Marsella Simamora, Isrin Nadeak dan seluruh teman SMA yang tidak
bisa saya sebutkan satu persatu yang telah memberikan dukungan dan
perhatian dalam menyelesaikan skripsi ini
19. Seluruh adek piri mulai tingkat 1 sampai tingkat 4
20. Seluruh teman D-IV Kebidanan 0 tahun angkatan I yang telah memberikan
dukungan dan perhatian dalam menyelesaikan skripsi ini.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu mencurahkan berkat dan kasih
karunia-Nya kepada semua pihak yang telah membantu penulis. Akhirnya
penulis berharap skripsi ini dapat Beguna bagi semua pihak yang
memanfaatkanya.
Medan, Agustus 2018
Peneliti
Arni Anjuita Sinaga
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................... ii
ABSTRAK ................................................................................................. iii
KATA PENGANTAR .................................................................................. v
DAFTAR ISI .............................................................................................. vi
DAFTAR TABEL ....................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar Belakang ........................................................................ .... 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 3
C.1 Tujuan Umum ......................................................................... 3
C.2 Tujuan Khusus ........................................................................ 3
D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 3
D.1 Manfaat Teoritis ...................................................................... 4
D.2 Manfaat Prakrtis ...................................................................... 4
E. Keaslian Penelitian ....................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 6
A. Tinjauan Pustaka ............................................................................ 6
A.1 Periksa Payudara Sendiri .............................................................. 6
A.1.1 Pengertian ........................................................................... 6
A.1.2 Manfaat Pemeriksaan Payudara Sendiri .............................. 7
A.1.3 Cara Mmelakukan Sadari .................................................... 7
A.2 Kanker Payudara ....................................................................... 12
A.2.1 Pengertian Kanker Payudara ............................................. 12
A.2.2 Pemicu Kanker Payudara .................................................. 13
A.2.3 Tanda-tanda Awal dan Gejala Kanker Payudara ................ 14
A.3 Belajar ....................................................................................... 16
A.3.1 Pengertian Belajar .............................................................. 16
A.3.2 Tujuan Pembelajaran ......................................................... 17
A.3.3 Strategi Pembelajaran ......................................................... 18
A.4 Pengetahuan ............................................................................. 19
A.4.1 Pengertian Pengetahuan ............................................... 19
A.4.2 Tahapan Pegetahuan .................................................... 19
A.4.3 Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan ................... 20
A.4.4 Pengukuran Pengetahuan ............................................ 21
A.5 Keterampilan ....................................................................... 21
A.5.1 Pengertian Keterampilan ............................................... 21
A.5.2 Teknik Penilaian Keterampilan ........................................................ 22
B. Kerangka Teori .............................................................................. 26
C. Kerangka Konsep .......................................................................... 26
D. Definisi Operasional ...................................................................... 27
E. Hipotesis ....................................................................................... 28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 29
A.3 Jenis dan Desain Penelitian ........................................................ 29
B.3 Lokasi dan Waktu Penelitian ....................................................... 29
B.3.1 Lokasi Penelitian ........................................................... 29
B.3.2 Waktu Penelitian ........................................................... 30
C.3 Populasi dan Sampel Penelitian.................................................. 30
C.3.1 Populasi ....................................................................... 30
C.3.2 Sampel ........................................................................ 30
C.3.3 Tehnik Sampel ............................................................. 31
C.3.4 Kriteria Inklusi dan Eksklusi.......................................... 31
D.3 Jenis dan Cara Pengumpulan Data ............................................ 31
D.3.1 Jenis Data ......................................................................
D.3.2 Cara Pengumpulan Data ............................................ 32
E.3 Alat Ukur/Instrumen dan Bahan Penelitian................................... 33
F.3 Uji Validitas dan Releabilitas ........................................................ 33
G.3 Prosedur Penelitian ..................................................................... 34
H.3 Pengolahan dan Analisis Data ................................... 34
H.3.1 Pengolahan Data ........................................................ 34
H.3.2 Analisis Data ............................................................. 33
I.3. Etika Penelitian ............................................................................. 33
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 37
A. Hasil Penelitian........................................................................... 37
A.1 Analisi Univariat ............................................................. 37
A.2 Analisi Bivariat .............................................................. 39
B. Pembahasan .............................................................................. 40
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 44
A. Kesimpulan ................................................................................. 44
B. Saran .......................................................................................... 44
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Defenisi Operasional ....................................................... 21
Tabel 2. Waktu Penelitian ............................................................. 24
Tabel 4.1 Distribusi Pengetahuan Dan Keterampilan Pre Dan Post
Pembelajaran Sadari .................................................. 38
Tabel 4.2 Distribusi Rata-Rata Pengetahuan Responden ............... 39
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Tampilan Payudara ................................................................ 8
Gambar 2. Kerutan atau lekukan pada payudara .................................... 8
Gambar 3A. Tampilan payudara (kiri ke kanan) ......................................... 8
Gambar 3B. Lengan ke atas ...................................................................... 8
Gambar 3C. Tangan di pinggung, membungkuk ........................................ 9
Gambar 4A. Teknik Spiral Untuk Pemeriksaan Payudara ........................ 10
Gambar 4B. Teknik Spiral Untuk Pemeriksaan Payudara ........................ 10
Gambar 5. Memeriksa cairan puting ..................................................... 10
Gambar 6. Memeriksa pangkal payudara ............................................. 11
Gambar 7. Kerangka teori Tampilan Payudara ..................................... 19
Gambar 8. Kerangka konsep ............................................................... 20
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kuesioner Pengetahuan
Lampiran 2. Checlist Keterampilan
Lampiran 3. Satuan Acara Penyuluhan
Lampiran 4. Surat Inform Consent
Lampiran 5 Leaflet
Lampiran 5 Hasil Uji Penelitian
Lampiran 6 Dokumentasi
Lampiran 7 Waktu Penelitian
Lampiran 8 Surat Penelitian
Lampiran 9 Etical Clearence
Lampiran 10 Biography
Lampiran 11 Kartu Bimbingan Skripsi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakangan
Di dunia ini lebih dari 508.000 wanita meninggal kanker payudara pada
tahun 2011. Estimasi presentasi kasus kanker payudara pada penduduk dunia
tahun 2012 43.1% menyebabkan kematian. Data tahun 2008 menunjukkan
angka kanker payudara di dunia sangat bervariasi. Dari 19,3 per 100.000 wanita
di Afika Timur sampai 89,7 per 100.000 wanita di Eropa Barat (Setiowati et al.,
2015).
American Cancer Society menyatakan bahwa kanker payudara termasuk
jenis kanker kedua yang paling mematikan setelah kanker paru-paru. Data pada
situs tersebut juga menunjukkan bahwa 1 dari 8 wanita di Amerika berpeluang
menderita kanker payudara invasif (menyebar hingga ke organ lain) dan 1 dari 36
wanita di negara tersebut meninggal karena kanker payudara. Sementara di
Singapura, Breast Cancer Fondation Singapore memberikan data bahwa 1 dari
16 wanita didiagnosa mengidap kanker payudara (Savitri et al., 2015).
Dalam Data dan Informasi, Kesehatan Profil Kesehatan 2016, angka
kejadian tumor payudara di Indonesia 2007-2016 sebanyak 4030 dan yang
masih dicurigai kanker payudara sebanyak 611. Angka kejadian tumor payudara
di Sumatera Utara 2007-2016 sekitar 127 dan yang masih dicurigai Kanker
Payudara sebanyak 18 (Kemenkes RI, 2017).
Berdasarkan data yang diperoleh dari Rumah Sakit Hasan Sadikin di
Provinsi Jawa Barat selama tahun 2011 dikutip dari Siahaan 2012 jumlah
kunjungan pasien berdasarkan penggolongan usia dengan keluhan menderita
benjolan pada payudara atau kanker payudara mengalami kenaikan yang
signifikan yaitu sebanyak 1.502. Dari jumlah tersebut yang tergolong kriteria
remaja berumur 11-24 tahun sebanyak 45 orang. Usia 25-44 tahun sebanyak
673 orang. Sedangkan usia lebih dari 45 tahun sebanyak 784 dan melebihi
angka usia 11-24 tahun (Sari et al., 2014).
Kanker payudara masih menempati urutan teratas dari 10 besar jenis
penyakit kanker yang diidap para pasien yang berobat ke RSU H Adam Malik.
Berdasarkan data lima tahun mulai 2011 hingga 2015, jumlah pengidap kanker
payudara sangat fantastis sebanyak 1.356 orang. dr H Kamal Basri Siregar
MKed (Surg) SpB (K) Onk FINACS mengatakan dari jumlah penderita kanker
payudara yang ditangani di rumah sakit ini, 80 persen sudah ganas semua,
mayoritas stadium III dan IV. Dan jumlah tersebut merupakan pasien baru, bukan
pasien yang sudah lama (Redaksi. 2016).
Setiap wanita di seluruh dunia memiliki risiko menderita kanker payudara.
Kanker payudara merupakan penyebab kematian kedua terbesar bagi wanita
saat ini. Angka kematian kanker payudara dapat diminimalisir dengan cara
melakukan Sadari untuk mendeteksi secara dini kanker payudara. Menurut
Saputri 2012, kebanyakan wanita tidak melakukan pemeriksaan sadari karena
kurangnya pengetahuan tentang pemeriksaan sadari. Hasil tingkat pengetahuan
remaja putri di MAN 1 Surakarta tentang sadari dalam kategori cukup yaitu
sebanyak 87 responden (72,5 %) untuk kategori tingkat pengetahuan kurang
sebanyak 19 responden (15,8 %), sedangkan kategori tingkat pengetahuan baik
sebanyak 14 responden (11,7%) Deteksi dini kanker payudara dapat dilakukan
dengan berbagai cara, salah satu diantaranya dengan cara pemeriksaan secara
klinis (pemeriksaan fisik), maupun dengan pemeriksaan penunjang. Adapun
deteksi dini kanker payudara, yaitu Sadari (periksa payudara sendiri) (Viviyawaty,
2014).
Pemeriksaan payudara sendiri (Sadari) adalah permeriksaan payudara
sendiri untuk dapat menemukan adanya benjolan abnormal. Pemeriksaan ini
dapat dilakukan sendiri tanpa harus pergi kepetugas kesehatan dan tanpa harus
mengeluarkan biaya. American Cancer Siciety dalam proyek skrining kanker
payudara menganjurkan pemeriksaan Sadari walaupun tidak dijumpai keluhan
apapun. Dengan melakukan deteksi dini dapat menekankan angka kematian
sebesar 25-30 %. Dengan melakukan deteksi dini seperti Sadari diperlukannya
minat dan kesadaran akan pentingnya kesehatan untuk meningkatkan kualitas
hidup seta menjaga kualitas hidup untuk lebih baik (Savitri et al., 2015)
Jika tidak melakukan Sadari maka kita tidak akan mengenali gejala
kanker payudara misalnya benjolan. Karena benjolan ini tidak terasa nyeri. Dan
awalnya benjolan ini kecil, akan tetapi semakin lama semakin besar dan melekat
pada kulit. Hal ini juga menimbulkan perubahan pada kulut dan puting payudara.
(Subagja, 2014)
Sadari optimun dilakukan sekitar 7-14 hari setelah awal siklus menstruasi
karena pada masa itu retensi cairan minimal dan payudara dalam keadaan
lembut, tidak keras, tidak membengkak sehingga jika ada pembengkakan lebih
mudah ditemukan. Manfaat dari Sadari yaitu, dapat mendeteksi keabnormalan
atau perubahan yang terjadi pada payudara, serta untuk mengetahui benjolan
yang memungkinkan adanya kanker payudara karena penemuan secara dini
adalah kunci untuk menyelamatkan hidup wanita (Mulyani dan Rinawati 2017).
Menurut Bobak dalam buku Sari, 2014 ada beberapa hambatan
melakukan sadari, seperti sulit dalam mengingat kapan harus melakukan sadari,
takut jika menemukan benjolan, merasa tidak mampu mengenali benjolan, serta
rasa malu. Untuk itu perlukan adanya pembelajaran sadari yang baik untuk
mendeteksi dini kanker payudara (Sari, E.A, et all)
Pembelajaran Sadari meliputi pendidikan kesehatan. Secara formal,
setiap individu belajar melalui berbagai interaksi sebagaimana ia berinteraksi
dengan guru, teman sebaya, lingkungan dan sebagainya. Belajar merupakan
kegiatan bagi setiap orang yang meliputi pengetahuan, keterampilan, kegemaran
dan sikap serta perkembangan. Jika dapat diasumsikan, belajar dalam diri
individu dapat terjadi suatu proses yang mengakibatkan perubahan tingkah laku.
(Delnitawati. 2012)
Dari data yang di peroleh penulis berdasarkan wawancara terhadap 35
orang remaja putri di SMA N1 PARBULUAN dua diantaranya memiliki riwayat
keluarga pernah mengalami kanker payudara. Remaja putri SMA N1
PARBULUAN belum pernah terpapar pembelajaran Sadari .Berdasarkan uraian
di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitan tentang bagaimana pengaruh
pembleajaran sadari terhadap pelaksanaan sadari pada remaja putri
A. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam
penelitian ini yaitu “adakah pengaruh pembelajaran sadari terhadap pelaksanaan
sadari pada remaja di SMA N1 PARBULUAN tahun 2018”?
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengaruh
pembelajaran terhadap pelaksanaan sadari pada remaja di SMA N1
PARBULUAN tahun 2018.
2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui pengetahuan remaja terhadap pelaksanaan sadari
pada remaja di SMA N1 PARBULUAN tahun 2018 sebelum dilakukan
pembelajaran sadari.
2. Untuk mengetahui keterampilan sadari oleh remaja di SMA N1
PARBULUAN tahun 2018 sebelum dilakukan pembelajaran sadari.
3. Untuk mengetahui pengetahuan remaja terhadap pelaksanaan sadari
pada remaja di SMA N1 PARBULUAN tahun 2018 setelah dilakukan
pembelajaran sadari
4. Untuk mengetahui keterampilan sadari oleh remaja di SMA N1
PARBULUAN tahun 2018 setelah dilakukan pembelajaran sadari.
5. Untuk mengetahui pengaruh pembelajaran sadari terhadap
pelaksanaan sadari pada remaja di SMA N1 PARBULUAN tahun
2018.
C. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Informasi hasil penelitian ini dapat digunakan menjadi tambahan informasi
dan masukan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan penerapannya bagi
masyarakat, khususnya remaja yang sudah menstruasi.
2. Manfaat Praktik
1. Bagi Sekolah
Sebagai masukan bagi siswi remaja menambah wawasan dan ilmu
pengetahuan dalam pembelajaran Sadari untuk melaksanakan sadari dengan
benar.
2. Bagi Penulis
Sebagai masukan dan penerapan pengetahuan.
3. Bagi Pendidikan
Sebagai bahan masukan untuk menambah refrensi di perpustakaan
Poltekkes jurusan Kebidanan.
D. Keaslian Penelitian
Dalam penelitian Lestari,et al,.2016 yang berjudul Pengaruh Penyuluhan
kesehtan Terhadap Pengetahuan, Sikap Dan Praktik Periksa Payudara Sendiri
(Sadari) Santri Putri Pondok Pesantren Dawar Kabupaten Boyoali 2016 adalah
1) Teradapat peningkatan pengetahuan, sikap dan praktik pada kelompok
perlakuan setelah penyuluhan Sadari. 2) Adanya perbedaan pengetahuan
pretest dan posttest kelompok perlakuan,. Kelompok kontrol nilai p 0,919 berarti
tidak ada perbedaan pengetahuan. 3) Adanya perbedaan sikap santri kelompok
perlakuan. Sedangkan pada kelompok kontrol nilai p 0,686 berarti tidak ada
perbedaan sikap.4) Adanya perbedaan praktik kelompok perlakuan. Sedangkan
1000 atau tidak ada perbedaan praktik.
Terdapat persamaan penelitian Lestari,et al,.2016 dengan penulis yang
akan lakukan yaitu dari segi sampel karena sama-sama siswi remaja. Perbedaan
nya jika dalam penelitian Lestari,et al,. Menggunakan eksperimental non
quivqlent control group design. Dan peneliti akan melakukan metode
eksperiment design Rancangan One group pretest postest”.
Dalam penelitian Delnitawati (2012) yang berjudul Pengaruh Metode
Pembelajaran Dan Gaya Belajar Terhadap Hasil Belajar adalah 1) Terdapat
pengaruh antara metode pembelajaran kooperatif dan metode pembelajaran
berbasis masalah. 2) Terdapat pengaruh antara siswa yang belajar dengan
dengan metode pembelajaran kooperatif yang memiliki gaya belajar visual dan
siswa yang belajar dengan metode berbasis masalah yang memiliki gaya belajar
visual. 3) Terdapat interaksi antara metode pembelajaran dan gaya belajar.
Pada penelitian Delnitawati (2012) terdapat persamaan metode dengan
penulis lakukan yaitu metode eksperimen. Perbedaan nya, Delnitawati 2012
menggunakan disain faktorial dan penulis dengan disain Rancangan One group
pretest postest”.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.1 Periksa Payudara Sendiri
A.1.1 Pengertian
Sadari atau pemeriksaan payudara sendiri (Breast Self-Examination/BSE)
adalah pilihan cara pencegahan kanker payudara yang baik dilakukan khususnya
mulai usia 20-an. Wanita harus mengetahui manfaat dan keterbatasan Sadari
dan harus segera menceritakan setiap perubahan payudara yang terjadi kepada
dokter ketika dugaan kanker payudara muncul (Savitri,dkk, 2015).
Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) adalah pemeriksaan payudara
sendiri untuk dapat menemukan adanya benjolan abnormal. Pemeriksaan ini
dapat dilakukan sendiri tanpa harus pergi ke petugas kesehatan dan tanpa harus
mengeluarkan biaya. American Cancer Society dalam proyek skrining kanker
payudara menganjurkan pemeriksaan sadari walaupun tidak jumpai keluhan
apapun. Melakukan deteksi dini dapat menekankan angka kematian sebesar 25-
30% (Mulyani dan Rinawati, 2017).
Sadari rutin memiliki peran besar dalam menemukan benjolan kanker
payudara dibandingkan dengan menemukan bulan. Benjolan tersebut secara
kebetulan. Banyak wanita merasa sangat nyaman melakukan sadari secara
teratur setiap bulan setelah masa menstruasi selesai. Selain itu, cara iini juga
nyam karena dilakukan sendiri dirumah kapan saja, saat mandi atau berpakaian
(Savitri,dkk, 2015).
Melakukan sadari secara teratur merupakan salah satu cara bagi wanita
untuk menegetahui bagaimana payudara normalnya terlihat dan terasa. Jika ada
perubahan, kita dapat langsung mengetahui dan merasakannya, serta segera
melaporkannya ke dokter sedini mungkin. Jika perubahan terjadi, seperti terasa
benjolan atau pembengkakan, iritasi kulit, nyeri puting atau retraksi (puting
berputar ke dalam), kemerahan pada puting atau kulit payudara, atau keluar
cairan selain ASI, temui dokter secepat mungkin untuk evaluasi (Savitri,dkk,
2015).
Melakukan sadari atau pemeriksaan payudara sendiri, kanker payudara
dapat ditemukan secara dini serta dengan dilakukannya pemeriksaan
mammografi. Deteksi dini dapat menekankan angka kematian sebesar 25-30%.
Wanita yang dianjurkan untuk melakukan sadari adalah pada saat wanita
pertama mengalami haid (Mulyani dan Rinawati, 2017).
A.1.2 Siapa Saja Yang Dianjurkan Melakukan Sadari
1. Wanita yang telah berusia 20 tahun.
2. Wanita berusia diatas 40 tahun yang tidak mempunyai anak.
3. Wanita yang memiliki anak pertama pada usia 35 tahun.
4. Wanita yang tidak menikah.
5. Wanita yang haid pertama dini (dibawah 10 tahun).
6. Wanita yang menopouse yang lambat.
7. Pernah mengalami trauma pada payudara.
8. Wanita di atas 25 tahun yang keluarganya pernah menderita
kanker payudara.
9. Wanita yang tidak menyusui
10. Pernah operasi payudar5a atau kandungan.
11. Pernah mendapat obat hormonal yang lama.
12. Cenderung kelebihan berat badan.
(Marini Tri, Idau, 2017)
A.1.3 Manfaat Pemeriksaan Payudara Sendiri
Manfaat dari sadari yaitu dapat mendeteksi dini ketidaknormalan atau
perubahan yang terjadi pada payudara, serta untuk mengetahui benjolan yang
memungkinkan adanya kanker payudara karena penemuan secara dini adalah
kunci untuk menyelamatkan hidup (Mulyani dan Rinawati, 2017).
A.1.4 Cara Melakukan Sadari
Wanita yang dianjurkan untuk melakukan Sadari adalah pada saat wanita sejak
pertama mengalami haid (Mulyani dan Rinawati, 2017:72). Saat yang paling
tepat melakukan Sadari adalah pada hari ke 5-7 setelah menstruasi, saat
payudara tidak mengeras, membesar, atau nyeri lagi. Bagi wanita yang telah
memasuki menopouse atau tidak menstruasi lagi , Sadari dapat dilakukan kapan
saja. Lakukan pemeriksaan ini satu bulan sekali, setiap awal atau akhir bulan
(Savitri,dkk, 2015).
Menurut Kemenkes 2015, pelaksanaan sadari dapat dilakukan dengan
cara sebagai berikut :
a. Inspeksi
1. Untuk langkah awal maka perlu meihat bentuk dan ukuran payudara
(Gambar 1). Perhatikan apakah ada perbedaan bentuk, ukuran, puting atau
kerutan atau lekukan pada kulit (Gambar 2). Walaupun beberapa perbedaan
dalam ukuran payudara bersifat normal, ketidakberaturan atau perbedaan
ukuran dan bentuk dapat mengindikasikan adanya massa. Pembengkakan,
kehangatan, atau nyeri yang meningkat pada salah satu atau kedua
payudara dapat berarti adanya infeksi, khususnya jika si perempuan tersebut
sedang menyusui.
Gambar 1. Tampilan Payudara Gambar 2. Kerutan atau
(Kedua Tangan di Sisi Tubuh) Lekukan Pada Payudara
2. Lihat puting susu dan perhatikan ukuran dan bentuknya serta arah
jatuhnya (misalnya apakah kedua payudara menggantung secara
seimbang?). Periksa juga apakah terdapat ruam atau nyeri pada kulit dan
apakah keluar cairan dari puting.
3. Minta ibu/klien untuk mengangkat kedua tangan ke atas kepala (Gambar
3a) kemudian menekan kedua tangan di pinggang untuk mengencangkan
otot dadanya (m.pectoral/otot pektoralis) (Gambar 3b). Pada setiap posisi,
periksa ukuran, bentuk dan simetri, lekukan puting atau kulit payudara dan
lihat apakah ada kelainan. (Kedua posisi tersebut juga dapat terlihat jeruk
atau lekukan pada kulit jika ada.) Kemudian minta klien untuk
membungkukkan badannya ke depan untuk melihat apakah kedua payudara
tergantung secara seimbang (Gambar 3c).
a b
c
Gambar – 3 a, b dan c. Tampilan Payudara (kiri ke kanan): Lengan ke Atas,
Tangan di Pinggang, Membungkuk
b. Palpasi
1. Minta klien untuk berbaring di meja periksa.
2. Dengan meletakkan sebuah bantal di bawah punggung pada sisi yang
akan diperiksa akan membuat jaringan ikat payudara menyebar, sehingga
dapat membantu pemeriksaan payudara.
3. Letakkan kain bersih di atas perut ibu/klien
4. Letakkan lengan kiri ibu ke atas kepala. Perhatikan payudaranya untuk
melihat apakah tampak sama dengan payudara sebelah kanan dan apakah
terdapat lipatan atau lekukan.
5. Gunakan permukaan tiga jari tengah Anda (Gambar 4a), lakukan palpasi
payudara dengan menggunakan teknik spiral. Mulai pada sisi terluar
payudara (Gambar 4b). Tekan jaringan ikat payudara dengan kuat pada
tulang rusuk setelah selesai tiap satu putaran dan secara bertahap
pindahkan jari-jari Anda menuju areola. Lanjutkan sampai semua bagian
selesai diperiksa. Perhatikan apakah terdapat benjolan atau nyeri
(tenderness)
Gambar 4 a dan b. Teknik spiral untuk pemeriksaan payudara
6. Dengan menggunakan ibu jari dan jari telunjuk, tekan puting payudara
dengan lembut (Gambar 5). Lihat apakah keluar cairan: bening, keruh, atau
berdarah. Cairan keruh atau berdarah yang keluar dari puting harus ditulis
dalam catatan ibu/klien. Walaupun cairan keruh dari salah satu atau kedua
payudara dianggap normal sampai selama 1 tahun setelah melahirkan atau
berhenti menyusui, hal tersebut jarang disebabkan karena kanker, infeksi,
tumor, atau kista jinak.
Gambar 5. Memeriksa Cairan Puting (Payudara Kiri).
7. Ulangi langkah tersebut pada payudara sebelah kiri.
8. Jika ada keraguan tentang temuan (misalnya apakah terdapat benjolan)
ulangi langkah-langkah, ibu duduk dengan kedua lengan di sisi badannya.
9. Untuk melakukan palpasi bagian pangkal payudara, minta ibu duduk dan
mengangkat lengan kirinya setinggi bahu. Bila perlu, minta ibu meletakkan
tangannya di bahu Anda. Tekan sisi luar dari otot pektoralis sambil bertahap
menggerakkan jari-jari ke pangkal ketiak untuk memeriksa apakah terdapat
pembesaran kelenjar getah bening (lymph nodes) atau kekenyalan (Gambar
6). Penting untuk melakukan palpasi pada pangkal payudara karena disini
biasanya terdapat kanker.
Gambar 6 Memeriksa Pangkal Payudara (Payudara Kiri)
10. Ulangi langkah tersebut untuk payudara sebelah kiri.
11. Jelaskan temuan kelainan jika ada, dan hal yang perlu dilakukan.
Jika pemeriksaan sepenuhnya normal, katakana bahwa semua normal dan
sehat dan waktunya untuk kembali melakukan pemeriksaan (misalnya tiap
tahun atau jika ibu menemukan adanya perubahan pada pemeriksaan
payudara sendiri).Untuk memudahkan pemeriksaan, dapat menggunakan
cairan pelicin seperti minyak kelapa, baby oil atau lotion 16
12. Tunjukkan kepada ibu cara melakukan pemeriksaan payudara
sendiri (lihat di bawah).
13. Catat temuan.
Program American Cancer Society, yang dalam program nya menganjurkan
sebagai berikut ((Mulyani dan Rinawati, 2017) :
a. Wanita > 20 tahun melakukan Sadari tiap tiga bulan
b. Wanita > 35-40 tahun melakukan mammografi.
c. Wanita > 40 tahun melakukan check up rutin pada dokter ahli.
d. Wanita > 50 tahun check up rutin / mammografi setiap tahun.
e. Wanita yang mempunyai faktor resiko tinggi (misalnya ada yang
menderita kanker)n pemeriksaan ke dokter lebih rutin dan lebih sering.
Pemeriksaan payudara sendiri (Sadari) dapat di lakukan Mulyani dan Rinawati,
2017) :
1. Ketika Mandi
Periksa payudara sewaktu anda mandi. Tangan dapat lebih mudah
bergerak pada kulit yangb basah. Mulailah melakukan pemijatan di bawah
ketiak da berputar (ke arah dalam ) dengan menggerakkan ujung jari-jari
anda. Lakukan pemijatan ini pada kedua payudara
2. Berbaring
Berbaring dan letakkan sebuah bantal di bawah pundak kanan (untuk
memeriksa payudraa kiri). Letakkan tangan kanan anda di bawah kepala.
Cara pemeriksaan sama dengan pada saat mandi. Lakukan hal yang
sama untuk pemeriksaan payudara kanan.
A. 2 Kanker Payudara
A. 2.1 Pengertian Kanker Payudara
Kanker payudara terjadi ketika sejumlah sel di dalam payudara tumbuh
dan berkembang dengan tidak terkendali. Kanker Payudara (Carcinoma
Mammae) merupakan salah satu kanker yang sangat di takuti oleh kaum wanita,
setelah kanker serviks. Kanker payudara merupakan suatu kondisi dimana sel
telah kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya, sehingga terjadi
petumbuhan yang tidak normal, cepat dan tidak terkendali yang terjadi pada
jaringan payudara. Kanker payudara pada umumnya menyerang pada kaum
wanita, tetapi tidak menutup kemungkinan juga dapat menyerang laki-laki itu
sangat kecil sekali yaitu 1 : 1000. Kanker payudara ini adalah suatu jenis kanker
yang juga menjadi penyebab kematian terbesarkaum wanita di dunia, termasuk
di Indonesia (Mulyani dan Rinawati, 2017).
Kanker payudara merupakan keganasan yang berasal dari kelenjar,
saluran kelenjar, dan jaringan penunjang tidak termasuk kulit payudara.
Payudara secara umum terdiri dari dua tipe jaringan, jaringan galandular
(kelenjar) dan jaringan stormal (penopang). Jaringan kelenjar mencakup kelenjar
susu (lobules) dan saluran susu (the milk passage, milk duct). Untuk jaringan
penopang meliputi jaringan lemak dan jaringan serat konektif. Payudara juga di
bentuk oleh jaingan lymphatic, sebuah jaringan yang berisi sistem kekebalan
yang bertugas mengeluarkan cairan serta kotoran selular. Sel kanker payudara
yang pertama dapat tumbuh menjadi tumor sebesar 1 cm dalam waktu 8-12
tahun. Sel kanker tersebut diam pada kelenjar payudara. Sel-sel kanker
payudara ini dapat menyebar melalui aliran darah ke seluruh tubuh. Kapan
penyebaran ini berlangsung, kita tidak tahu (Mulyani dan Rinawati, 2017).
A.2.2 Pemicu Kanker Payudara
Faktor pemicu atu faktor resiko tumbuhnya sel kanker payudara antara
lain :
1. Keturunan
2. Usia reproduksi
3. Penggunaan hormon buatan
4. Konsumsi lemak berlebih
5. Radiasi
6. Periode usia subur (menstruasi)
7. Faktor usia dan ras
8. Kepadatan paydura
9. Masa menyusui
10. Pemakian obat DES (Diethilstilbestrol)
11. Konsumsi alkohol
12. Kebiasaan merokok
13. Makanan
(Viviyawati, 2014)
A.2.3 Tanda-tanda Awal Dan Gejala Kanker Payudara
Salah satu cara yang dapat membantu mendeteksi tanda tanda kanker
payudara sedini mungkin adalah dengan mengenali gejala gejalanya. Selain itu,
melakukan pemeriksaan sendiri pada payudara setiap 5-7 hari setelah masa
menstruasi sangat membantu mengetahui apakah ada benjolan atau perubahan
lain pada payudara (Savitri,dkk 2015).
Tanda tanda awal kanker payudara tidak sama pada setiap wanita. Tanda
yang paling umum terjadi adalah perubahan bentuk payudara dan putting,
perubahan yang terasa saat perabaan dan keluarnya cairan dan putting.
Beberapa gejala kanker payudara yang dapat terasa dan terlihat cukup jelas,
antara lain (Savitri,dkk 2015) :
1. Munculnya benjolan dan payudara
Banyak wanita mungkin merasakan munculnya benjolan pada
payudaranya, dalam banyak kasus, benjolan jangan terlalu dikhawatirkan, jika
benjolannya terasa lunak serta terasa di seluruh payudara dan juga payudara
disebelahnya, mungkin hal tersebut hanya jaringan payudara normal.
Benjolan di payudara atau ketiak yang muncul setelah siklus menstruasi
seringkali menjadi gejala awal kanker payudara yang paling jelas. Benjolan yang
berhubungan dengan kanker payudara biasanya tidak menimbulkan rasa sakit,
meskipun kadang kadang dapat menyebabkan sensai tajam pada beberapa
pemderita.
Jika benjolan terasa keras atau tidak terasa di payudara sebelahnya,
kemungkinan hal tersebut adalah tanda dari kenker payudara atau tumor jinak
(benign breast condition,misalnya kista atau fibroadenoma). segera temui dokter
apabila :
1. Menemukan benjolan (atau perubahan) yang terasa berbeda
dengan bagian di sekitarnya
2. Menemukan benjolan atau perubahan yang terasa berbeda
dengan payudara sebelahnya
3. Merasakan sesuatu pada payudara yang berbeda dari biasanya
Jika tidak yakin apabila benjolan tersebut harus di periksa atau tidak,
sebaiknya tetaplah periksa ke deokter. Meskpun benjolan atau kelaianan yang
terjadi mungkin bukan penyakit yang serius, setidaknya pikiran kita lebih tenang
apabila sudah mengetahui hasilnya (Savitri,dkk 2015).
2. Munculnya benjolan di ketiak (Aksila)
Kadang kadang benjolan kecil dank eras muncul di ketiak dan bisa
menjadi tanda bahwa kanker payudara telah menyebar hingga kelenjar getah
bening. Benjolan ini terasa lunak, tetapi seringkali terasa menyakitkan
3. Perubahan bentuk dan ukuran payudara
Bentuk dan ukuran salah satu payudara mungkin terlihat berubah. Bisa lebih
kecil atau lebih besar daripada payudara sebelahnya. Bisa juga terlihat turun.
4. Keluarnya cairan dan putting (Nipple Discharge)
Jika putting susu ditekan, secara umum tubuh bereaksi dengan mengeluarkan
cairan. Namun, apabila cairan keluar tanpa menekan putting susu, terjadi hanya
pad asalah satu payudara, disertai darah atau nanah berwarna kuning sampai
kehijuan, mungkin ini merupakan tanda kanker payudara.
5. Perubahan pada putting susu
Putting susu terasa seperti terbakar, gatal dan muncul luka yang sulit/ lama
sembuh. Selain itu putting terlihat tertarik masuk ke dalam (retraksi), berubah
bentuk atau posisi, memerah atau berkerak. Kerak, bisul atau sisik pada putting
susu mungkin merupakan tanda dari beberapa jenis kanker payudara yang
jarang terjadi (Savitri,dkk 2015).
6. Kulit payudara berkerut
Muncul kerutan kerutan seperti jeruk purut pada kulit payudara. Selain itu kulit
payudara terlihat memerah dan terasa panas.
7. Tanda tanda kanker telah menyebar
Pada stadium lanjut bisa timbul tanda tanda dan gejala yang
menunjukkan bahwa kanker telah tumbuh membesar atau menyebar ke bagian
lain dari tubuh lainnya. Tanda tanda yang muncul seperti nyeri tulang,
pembengkaaan lengan atau luka pada kulit, penumpukan cairan di sekitar paru
paru (efusi pleura), mual, kehilangan nafsu makan, penurunan berat badan,
penyakit kuning, sesak napas adan penglihatan kabur
A.3 Belajar
A.3.1 Pengertian Belajar
Belajar adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku. Perubahan ini terjadi karena adanya interaksi
antara sesorang dengan lingkungannya. Belajar dapat terjadi kapan saja dan
dimana saja. Menurut Asayad dalam buku Zainiyati, (2017) menyatakan bahwa
salah satu tanda sesorang telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku
pada diri orang itu yang mungkin disebabkan oleh terjadinya perubahan tingkah
laku pada diri orang itu yang mungkin disebabkan terjadinya perubahan pada
tingkat pengetahuan, keterampilan, dan sikapnya (Zainiyati, 2017).
Menurut Slameto dalam buku Afandi,et al., (2013) mendefinisikan belajar
sebagai suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Baharuddin
belajar merupakan aktivitas yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan
perubahan dalam dirinya melalui pelatihan-pelatihan atau pengalaman-
pengalaman (Afandi,et al.,)
Mengajar pada hakikatnya adalah suatu proses mengorganisasi
lingkungan yang ada di sekitar sehingga pada diri siswa terjadi proses belajar.
Menurut Nana Sudjana dalam buku Zainiyati (2017), mengatakan bahwa
mengajar adalah membimbing kegiatan siswa belajar. Mengajar adalah mengatur
dan mengorganisasi lingkungan yang ada disekitar siswa sehingga dapat
mendorong dan menumbuhkan siswa melakukan kegiatan belajar. Menurut
Oentar Hamalik dalam buku Zainiyati, (2017) di kutip oleh Oentar Hamalik,
mengartikan mengajar sebagai usaha pemberian bimbingan kepada siswa untuk
belajar (Zainiyati, 2017).
Menurut Miarso dalam buku Zainiyati, (2017) pembelajaran merupakan
suatu usaha yang disengaja, bertujuan dan terkendali agar orang lain belajar
atau terjadi perubahan yang relatif menetap pada diri orang lain. Pembelajaran
sebagai upaya membelajarkan peserta didik melalui penataan faktor eksternal
agar terjadi dalam proses belajar (internal) untuk mencapai hasil belajar.
Pemebelajaran mengandung makna yang menggambarkan interaksi yang
dinamis antara komponen-komponen yang terlibat (Zainiyati, 2017).
Menurut Gagnes, Briggs, dan Wager dalam buku Rusmono (2014),
pembelajaran adalah serangakaian kegiatan yang dirancang untuk
memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa. Instructions is set of events
that effect learns is a away that learning is facilitated. Menurut Miarso dalam buku
Rusmono (2014) mengemukakan bahwa pembelajaran adalah suatu usaha yang
disengaja, bertujuan dan terkendali agar orang lain belajar atau terjadi perubahan
yang relatif menetap pada diri orang lain. Usaha ini dapat dilakukan oleh
seseorang atau suatu yang memiliki suatu kemampuan atau kompetensi dalam
merancang atau mnegembangkan suatu sumber belajar yang dperlukan
(Rusmono, 2014).
A.3.2 Tujuan Pembelajaran
Tujuan dari interaksi antara pendidik dengan peserta didik yang dilakukan
secara sadar, terencana baik didalam maupun di luar ruangan untuk meningkat
kan kemampuan peserta didik baik perubahan kemampuan intelektual (kognitif),
kemampuan minat atau emosi (afektif) dan kemampuan motorik halus dan kasar
(psikomotor) pada peserta didik sebagaimana yang dikemukakan dalam buku
Afandi,et al., di kutip oleh Usman bahwa hasil belajar yang dicapai oleh siswa
sangat erat kaitannya dengan rumusan tujuan instruksional yang direncanakan
guru sebelumnya (Afandi,et al.,).
Tujuan pembelajaran adalah salah satu komponen sisitem pembelajaran.
Tujuan memiliki nilai yang sangat penting didalam pembelajaran Dimiyanti,dkk.
menguraikan nilai-nilai tujuan dalam pembelajaran sebagai berikut :
1. Tujuan pendiidkan mengarahkan dan membimbing, kegiatan pendidik dan
peserta didik dalam proses pengajaran.
2. Tujuan pendidikan memberikan motivasi kepada pendidik dan peserta
didik
3. Tujuan pendidikan memberikan pedoman dan petujuk kepada pendiidk
dalam rangka memilih dan menentukan metode mengajar atau
meneyediakan lingkungan belajar bagi peserta didik.
4. Tujuan pendidikan penting maknanya dalam rangka memilih dan
menetukan alat peraga pendidikan yang akan digunakan.
5. Tujuan pendidikan penting dalam menentukan alat/ teknik penilaian
pendidik terhadp hasil belajar peserta didik (Zainiyati, 2017).
Menurut Djmarah dalam buku Zainiyati (2017) mengatakan bahwa suatu
tujuan pembelajaran adalah deskripsi tentang penampilan perilaku
(performance) peserta didik yang kita harapkan setelah merasa memepelajari
bahan pelajaran yang kita ajarkan. Tujuan pembelajaran mengatakan suatu hasil
yang kita harapkan dari pembelajaran dan bukan sekedar suatu proses dari
pembelajaran itu sendiri (Zainiyati, 2017)
A.3.3 Strategi Pembelajaran
Menurut Reigeluth dalam buku Sutikno (2016) mendefenisikan strategi
pembelajaran adalah „‟usually an integrated set of strategy component, such as :
the particular way the content ideas are sequenced, the use of overview and
smmaries, the use examples, the use of practice, and the use of different strategy
for motivating the student‟‟. Strategi pembelajaran merupakan pedoman umum
(blueprint) yang berisi komponen-komponen yang berebeda dari pembelajaran
agar mampu mancapai keluaran yang diinginkan secara optimal dibawah kondisi-
kondisi yang diciptakan (Sutikno, 2016)
Menurut Dick & Carey dalam buku Zainiyati (2017), strategi
pemebelajaran menjelaskan komponen-komponen umum dari seperangkat
bahan pembelajaran dan prosedur yang akan digunakan bersama bahan-bahan
tersebut untuk menghasilkan belajar tertentu pada peserta didik.
1. Strategi Pemebelajaran Mandiri
Strategi pemebelajaran mandiri merupakan salah satu diantara strategi yang lain
dipandang tepat untuk dilaksanakan dalam mata pelajaran produtif si SMK.
Praktik mandiri (independent practice) merupakan bentuk latihan keterampilan
peserta didik, dimana perencanaan dimana perencanaan dan konsep-konsep
dibuat secara mandiri tanpa keterlibatan pendidik (Zainiyati, 2017).
2. Strategi Pembelajaran terbimbing
Pembelajaran praktik produktif pada level terbimbing diarahkan untuk
membentuk basik komptensi, menekankan pada pembentukan kemampuan
bagaimana melakukan suatu pekerjaan dengan benar (how to do). Kompetensi-
kompetensi pada level terbimbing ini ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut: (a)
melaksanakan / melakukan pekerjaan atas dasar intruksi-intruksi secara detail
dan terbimbing. (b) melaksanakan pekerjaan rutin yang hasilnya sudah dapat
diprediksi. (c) jenis pekerjaannya sederhana, banyak menggunakan alat-alat
manual (hands tool). Melaui pembelajaran ini dioeroleh mental disiplin dan
behavioristik (Zainiyati, 2017).
A.4 Pengetahuan
A.4.1 Pengertian Pengetahuan
Menurut Wawan dan Dewi dalam teori Vivijayawaty (2014), pengetahuan
merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang mengadakan penginderaan
terhadap suatu obyek. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang
sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang.
Menurut Joy Anonymous dalam teori Fitriyesta.I.R., (2015) pengetahuan
adalah informasi yang telah diproses dan diorganisasikan untuk memperoleh
pemahaman, pembelajaran dan pengalaman yang terakumulasi sehingga bisa
diaplikasikan ke dalam masalah / proses tertentu.
Menurut Notoadmojo dalam teori Fitriyesta.I.R., (2015)pengetahuan merupakan
domain yang sangat penting untuk membentuk tindakan seseorang (over
behavior). Berdasarkan pengalaman bahwa perilaku yang dilatarbelakangi oleh
pengetahuan akan lebih baik daripada perilaku yang tidak dilatarbelakangi oleh
pengetahuan.
A.4.2 Tahapan Pengetahuan
Menurut Fitriani, Mubarak dan Notoadmojo dalam teori Pratama (2014)
tahapan pengetahuan sebagai berikut :
1. Tahu (know)
Diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.
Mengingat kembali termasuk (recall) terhadapi suatu yang spesifik dari
seluruh bahan atau rangsangan yang telah diterima. Cara untuk mengetahui
bahwa seseorang dianggap tahu tentang apa yang telah di pelajari.
2. Memahami (comprehension)
Yaitu suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang obyek
yang diketahui dan dapat mengintrepetasikan materi tersebut secara benar.
3. Aplikasi (aplication)
Adalah suatu kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari
pada situasi atau kondisi nyata.
4. Analisis (analisis)
Suatu kemepuan untuk menjabarkan materi atau objek ke dalam komponen-
komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan
masih ada kaitanya satu sama lain.
5. Sintesis (synthesis)
Menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang
baru.
6. Evaluai (evaluation)
Eveluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penelitian
terhadap suatu materi dan obyek.
A.4.3 Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan
Menurut Naila dalam teori Fauziatin (2016), terdapat tujuh faktor yang
dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang yaitu :
1. Pendiidkan
Pendiidkan berarti hubungan yang diberikan seseorang kepada orang lain
agar dapat memahami sesuau hal. Tidak dapat dipungkiri bahwa semakin
tinggi pendidikan seseorang, semakin mudah pula mereka menerima
informasi, dan pada akhirnya pengetahuan yang dimilki akan semakin
banyak.
2. Pekerjaan
Lingkungan pekerjaan dapat membuat seseorang memeperoleh
pengalaman dan pengetahuan, baik secara langsung maupun tidak
langsung
3. Umur
Denagn bertambahnya umur seseorang akan mengalami perubahan aspek
fisik dan psikologi (mental).
4. Minat
Minat sebagai suatu kecenderungan atau keunginan yang tinggi terhadap
sesuatu. Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni suatu
hal, sehingga seseorang memperoleh pengetahuan yang lebih mendalam.
5. Pengalaman
Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami seseorang dalam
berinteraksi dengan lingkungannya.
6. Kebudayaan
Lingkungan sangat berpengaruh dalam pembentukan sikap pribadi atau
sikap seseorang. Kebudayaan lingkungan tempat kita hidup dan dibesarkan
mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan sikap.
7. Informasi
Kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat mempercepat
seseorang memperoleh pengetahuan yang baru.
A.4.4 Pengukuran Pengetahuan
Menurut Notoadmojo dalam teori Fitriyesta.I.R. (2015), pengetahuan
dapat diukur dengan pengetahuan dapat dilakukan wawancara atau angket yang
menyataan tentang isi materi yang ingin diukur dari responden. Pengkuran
pengetahuan dapat dilakukan melalui pengajuan pertanyaan-pertanyaan secara
langsung maupun tidak langsung berupa pertanyaan tertulis atau angket.
Indikator pengetahuan adalah tingginya pengetahuan responden tentang
kesehatan atau besarnya presentase kelompok responden . pengetahuan dapat
dikategorikan menjadi baik dengan nilai benar antara 80%-100%, di kategorikan
cukup dengan nilai benar 56%-79%, dan di kategorikan kurang dengan nilai
benar <50%.
A. 5 Keterampilan
A.5.1 Pengertian Keterampilan
Ruang lingkup keterampilan cukup luas, meliputi kegiatan berupa perbuatan,
berpikir, melihat, mendengarkan, berbicara, dan sebagainya. Akan tetapi dalam
pengertian sempit biasanya keterampilan lebih ditujukan kepada kegiatan-
kegiatan yang berupa perbuatan. Keterampilan bukanlah sesuatu yang dapat
diajarkan melalui uraian atau penjelasan semata. Siswa tidak dapat memperoleh
keterampilan hanya dengan duduk mendengarkan ceramah dari guru dan
mencatat apa yang didengar ke dalam buku tulisnya.
Dalam buku Khotijah, 2013 di kutip Sudjana, “Keterampilan adalah pola
kegiatan yang bertujuan, yang memerlukan manipulasi dan koordinasi informasi
yang dipelajari. Keterampilan bergerak dari yang teramat sederhana ke yang
sangat kompleks. Dalam buku Khotijah arti keterampilan dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia adalah kecakapan untuk menyelesaikan tugas.
Dalam buku Sari, 2013 dikutip dari Akbar Sutawidjaja, dkk menyatakan
bahwa kata keterampilan sama artinya dengan kata kecekatan. Terampil atau
cekatan adalah kepandaian melakukan suatu pekerjaan dengan benar dan
cepat. Seseorang dapat melakukan sesuatu dengan benar tetapi lambat, tidak
dapat dikatakan terampil. Demikian pula apabila seseorang yang dapat
melakukan sesuatu dengan cepat tetapi salah juga tidak dapat dikatakan
terampil. Seseorang yang terampil dalam suatu bidang tidak ragu-ragu dalam
melakukan pekerjaan tersebut, seakan-akan tidak perlu dipikirkan lagi
bagaimana melaksanakannya, tidak ada lagi kesulitan-kesulitan yang
menghambat pekerjaannya.
Menurut Sudijo dalam buku Melina, Fitria.dkk., 2014 keterampilan adalah
kemampuan individu untuk melaksanakan tindakan yang diawali dengan
menerima pengalaman belajar tertentu. Keterampilan meenunjukkan perilaku
atau perubahan tertentu dengan makna yang terkandung dalam aktifitas mental
atau otak seseorang yang pada dasarnya merupakan tahap lanjutan dari hasil
belajar kognitif (memahami sesuatu) dan hasil belajar efektif. Menurut
PNotoatmodjo pengetahuan, sikap dan ketersediaan fasilitas serta perilaku para
petugas kesehatan sebagai fasilitator merupakan komponen-komponen yang
dapat menentukan keterampilan seseorang.
A.5.2 Teknik Penilaian Kompetensi Keterampilan
a) Penilaian Praktik
Penilaian praktik adalah penilaian yang menurut respon berupa
keterampilan melakukan suatu aktivitas atau perilaku sesuai dengan tuntutan
kompetensi. Penilaian praktik dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta
didik dalam melakukan sesuatu. Penilaian digunakan untuk menilai
kertercapaian kompetensi yang menuntut peserta didikmelakukan tugas
tertentu.
Dalam buku panduan praktik kesehatan reproduksi, 2017/2018, penilaian
keterampilan diperoleh dengan :
Ʃ = nilai diperoleh X100 %
Jumlah keseluruhan
b. Perencanaan Penilaian Tes Praktiik
Langkah yang harus dilakukan dalam merencanakan tes praktik adalah :
1. Menentukan kompetensi yang penting untuk dinilai melalui tes praktik.
2. Menyusun indikator hasil belajar berdasarkan kompetensi yang akan
dinilai.
3. Menguraikan kriteria yang menunjukkan capaian indikator hasil
pencapaian kompetensi..
4. Menyusun kriteria ke dalam rubrik penilaian.
5. Menyusun tugas sesuai dengan rubrik penlaian.
6. Mengujicobakan tugas jika terkait dengan kegiatan praktikum atau
penggunaan alat.
7. Memperbaiki berdasarkan hasil uji coba jika dilakukan uji coba.
8. Menyusun kriteria / batas kelulusan/ batas standar minimal capaian
kompetensi peserta didik (Alimuddin, 2013)
c. Pelaksanaan Penilaian Tes Praktik
Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam melaksanakan tes praktik :
1. Menyampaikan rubrik sebelum pelaksanaan penilaian kepada peserta
didik.
2. Memberikan pemahaman yang sama kepada peserta didik tentang
kriteria penilaian.
3. Menyampaikan tugas pada peserta didik
4. Memeriksa kesediaan alat dan bahan yang digunakan untuk tes praktik.
5. Melaksanakan penilaian selama rentang waktu yang direncanakan.
6. Membandingkan kinerja peserta didik dengan rubrik penilaian.
7. Melakukan penilaian yang dilakukan secara individual.
8. Mencatat hasil penilaian.
9. Mendokumentasikan hasil penilaian (Alimuddin, 2013)
d. Pelaporan Hasil Penilaian Tes Praktik
Hal-hal yang harus di perhatikan dalam pelaporan hasil penilaian sebagai
umpan balik terhadap penilaian melalui tes praktik :
1. Keptusan diambil berdasarkan tingkat capaian kompetensi peserta didik.
2. Pelaporan diberikan dalam bentuk angka atau kategori kemampuan
dengan dilengkapi oleh deskripsi yang bermakna.
3. Pelaporan bersifat tertulis.
4. Pelaporan disampaikan kepada peserta didik dan orangtua peserta didik.
5. Pelaporan bersifat komunikatif, dapat dipahami oleh peserta didik dan
orangtua peserta didik.
6. Pelaporan mencantumkan pertimbangan atau keptusan terhadap capaian
kinerja peserta didik (Alimuddin, 2013)
B. Kerangka Teori
Peneliti menggambarkan kerangka teori yang menunjukkan mengenai Pengaruh
Pembelajaran Terhadap Pelaksanaan Sadari Pada Remaja di SMA NEGERI 1
PARBULUAN seperti berikut :
Gambar 7. Kerangka Teori
Pebelajaran Sadari
Perubahan
Keterampilan Pengetahuan
Pelaksanaan Sadari
C. Kerangka Konsep
Kerangka konsep terdiri dari variabel terikat (dependen) dan variabel
bebas (independen). Variable bebas terdiri dari pelaksanaan sadari. Variabel
terikat nya adalah pembelajaran Sadari.
Variabel independen Variabel dependen
Gambar 8. Kerangka Konsep
P
elaksanaan Sadari
Pengetahuan
Keterampilan
P
embelajaran Sadari
D. Defenisi Operasional
Defenisi Operasional
No. Variabel Defenisi Cara Ukur Alat Ukur Skala
Ukur Kategori
1. Pembelajaran
Sadari
Proses yang di lakukan
peneliti untuk
memperoleh suatu
perubahan pengetahuan
dan keterampilan dalam
pelaksanaan sadari
Memberikan
pembelajaran sadari
berdasarkan sap,
pemutaran video
pelaksanaan sadari,
demonstarsi dan
juga leaflet
Sap, video,
leaflet
ordinal 1= ya, dilakukan
0 = tidak dilakukan
2. Pengetahuan Kemampuan responden
menjawab pertanyaan
dalam kuesioner yang di
berikan
Mengisi kuesioner
pertanyaan
pengetahuan. Dan
akan di hitung
jumlahnya
Kuesioner
Ordinal Baik = jika hasil
persentase 76-100%
jawaban benar (12-
17 )
Cukup = jika
hasil persentase 56-
75% jawaban benar
(10-12)
Kurang jika
jawaban benar
dibawah 55 % (1-9)
3. Keterampilan Kemampuan responden
dalam melaksanakan
pemeriksaan payudara
sendiri (sadari)
Mengisi kuesioner
check list
keterampilan yang di
lakukan oleh peniliti
terhadap responden
yang melakukan
sadari.
Check list
ordinal Kompeten jika
memperoleh nilai
≥ 60 (nilai 19-33)
Tidak kompeten
jika memperoleh
nilai < 60 (nilai 0-18)
Tabel 1. Defenisi Operasional
E. Hipotesis
Adanya pengaruh pembelajaran Sadari terhadap pengetahuan dan
keterampilan dalam pelaksanaan Sadari
29
BAB III
METODE PENELITIAN
A.3 Jenis Dan Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian
Quasi Eksperimen dengan design penelitian “Rancangan One group pretest
postest”. Arikunto (2010) mengatakan bahwa One Group Pretest Posttest Design
adalah kegiatan penelitian yang memberikan test awal (pretest) sebelum
diberikan perlakuan, setelah diberikan perlakuan barulah memberikan test akhir
(posttest). Model ini lebih sempurna karena sudah menggunakan test awal
sehingga efek dari eksperimen dapat diketahui dengan pasti (suharsimi, 2013).
Perlakuan dalam penelitian ini adalah peneliti mengobservasi pelaksanaan
Sadari sebelum diberikan perlakuan, kemudian diobservasi lagi pelaksanaan
Sadari setelah diberi perlakuan setelah 7 hari, setelah itu menganalisa pengaruh
pelaksanaan Sadari pada remaja sebelum dan sesudah diberikan pembelajaran
sadari.
B.3 Lokasi Dan Waktu Penelitan
B.3.1 Lokasi penelitian
Penelitian dilakukan di SMA N1 PARBULUAN. Peneliti memilih SMA N1
PARBULUAN karena SMA N1 PARBULUAN belum pernah dilakukan penelitian
tentang pembelajaran Sadari dan ada beberapa orang tua dari siswi di wilayah
tersebut terkena kanker payudara. Maka menurut peneliti perlu dilakukan
pembelajaran pelaksaan Sadari pada remaja untuk mendeteksi adanya benjolan
atau awal dari kanker payudara.
B.3.2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilakukan dari bulan November sampai dengan juli 2018
C.3 Populasi dan Sampel Penelitian
C.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah sisiwi di SMA N1 PARBULUAN kelas
XI yang terdiri dari 7 kelas. Jurusan IPA ada 3 buah kelas dan IPS ada 4 buah
kelas. Jumlah siswa kelas XI SMA N1 PARBULUAN adalah 144 orang.
C.3.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik sampling berimbang
(proportional sampling). Sampling berimbang selalu dikombinasikan dengan
tehnik lain yang berhubungan populasi yang tidak homogen. Kata berimbang
merujuk pada ukuran jumlah yang tidak sama , disesuaikan dengan jumlah
annggota tiap-tiap kelompok yang lebih besar. Dengan pengertian itu maka
dalam menentukan anggota sampel, peneliti mengambil wakil-wakil dari tiap-tiap
kelompok yang ada dalam populasi yang jumlahnya disesuaikan dengan jumlah
anggota subjek yang ada didalam masing-masing kelompok tersebut.
Peneliti ingin meneliti subyek siswi kelas XI SMA N1 PARBULUAN.
Jumlah kelas XI SMA N1 PARBULUAN ada 7 buah kelas. Jurusan IPA ada 3
buah kelas, dan IPS ada 4 buah kelas. Dalam pengambilan sampel dibutuhkan
langkah langkah sebagai berikut :
a. Menghitung jumlah siswa yang ada di 7 kelas tersebut yaitu sebanyak
144 orang
b. Menetukan besar sampel. Peneliti membutuhkan 40% sehingga jumlah
anggota sampel = 40/100 x 144 = 58 +10 %
58 10 % = 64
c. Pengambilan angota sampel disesuaikan dengan jumlah siswa dalam
tiap-tiap jurusan.
Untuk jurusan XI- IPA 1 = 40/100 x 26 orang = 10 orang + 10% = 11
Untuk jurusan XI- IPA 2 = 40/100 x 25 orang = 10 orang + 10% = 11
Untuk jurusan XI- IPA 3 = 40/100 x 25 orang = 10 orang + 10% = 11
Untuk jurusan XI- IPS 1 = 40/100 x 20 orang = 8 orang. + 10% = 9
Untuk jurusan XI- IPS 2 = 40/100 x 14 orang = 6 orang. + 10% = 7
Untuk jurusan XI- IPS 3 = 40/100 x 17 orang = 7 orang + 10% = 8
Untuk jurusan XI- IPS 4 = 40/100 x 17 orang = 7 orang + 10% = 8
C.3.3.Tehnik sampling
Tenik sampling adalah tehnik pengambilan sampel dari populasi dalam
penelitian. Dalam penelitian ini penulis menggunakan tehnik pengambilan sampel
dengan cara Systemic Random Sampling. Systemic Random Sampling
merupakan pengambilan sampel secara acak sistematis, yaitu dengan cara
membagi jumlah atau anggota populasi dengan jumlah perkiraan jumlah sampel
yang dinginkan dan hasilnya adalah interval (Riyanto, 2017)
C.3.4 Kriteria inklusi dan Eksklusi
Kriteria inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri yang perlu di penuhi oleh setiap
anggota populasi yang dapat diambil sebagai sampel. Sedangkan kriteria
eksklusi adalah ciri-ciri yang perlu di penuhi oleh setiap anggota populasi yang
tidak dapat dambil sebagai sampel.
Kriteria inklusi
1. Siswi yang sudah menstruasi di SMA N1 PARBULUAN
2. Bersedia mengikuti penelitian
Kriteria eksklusi
1. Siswi yang belum menstruasi di SMA N1 PARBULUAN
2. Tidak bersedia mengikuti penelitian
D.3 Jenis dan Cara Pengumpulan Data
D.3.1 Jenis data
Data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri atas 2 (dua) jenis,
yaitu : data primer dan data sekunder.
a. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang sudah tersedia sehingga kita tinggai
mencari dan mengumpulkan. Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari
SMA N1 PARBULUAN.
b. Data Primer
Data primer adalah data yang hanya dapat kita peroleh dari sumber asli
atau pertama. Data primer dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh
langsung dari remaja yang bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.
Data ini diperoleh dengan melakukan wawancara kepada responden. Subjek
yang memenuhi kriteria diberi penjelasan mengenai maksud dan tujuan dari
penelitian. Kemudian subjek mengisi informed consent untuk kesedian menjadi
responden dalam penelitian.
D.3.2 Cara pengumpulan data
Pengumpulan data dilakukan setelah peneliti mendapatkan surat izin
pelaksanaan penelitian dari jurusan kebidanan Politeknik Kemenkes RI Medan.
Pengumpulan data di lakukan dengan mengunjungi SMA N1 PARBULUAN.
Setelah mendapatkan data SMA N1 PARBULUAN, peneliti membuat
kesepakatan dengan responden.
Pengumpulan data primer pada tahap pretest dilakukan dengan
membagikan kuesioner kepada responden yang terlebih dahulu menjelaskan
tujuan penelitian. Bila bersedia menjadi responden, dipersilahkan untuk
menandatangani surat persetujuan dan selanjutnya diberikan penjelasan tentang
cara pengisian kuesioner pada responden dan menanyakan bila ada hal-hal yang
tidak di mengerti oleh responden. . Selanjutnya peneliti menjelaskan terkait
dengan penelitian yang akan dilakukan.
Pada awal pertemuan, peneliti akan membagikan kusioner untuk di isi.
Kemudian peneliti akan memberi pembelajaran sadari yang berupa pengetahuan
dan keterampilan pelaksanaan Sadari kepada responden. Setelah dijelaskan,
peneliti akan meminta kembali responden mengulangi penjelasan yang telah
diberikan. Kemudian pada 7 hari berikutnya setelah pertemuan pertama, peneliti
datang kembali ke SMA N1 PARBULUAN bertemu dengan responden. Pada
kesempatan ini peneliti akan menilai kembali responden dengan cara
membagikan kuesioner yang diberikan sebelum nya. Peneliti akan menilai
pengaruh pembelajaran sadari yang diberikan pada remaja di SMA N1
PARBULUAN.
E.3 Alat Ukur/Instrumen dan bahan penelitian
Jenis instrumen yang digunakan adalah kuesioner dan cheklist.
Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang telah disusun untuk memperoleh data
sesuai yang diinginkan pada penelitian. Bentuk pertanyaan yang digunakan
adalah tertutup jenis Dictomous Choice. Dalam pertanyaan ini hanya di sediakan
dua jawaban / alternatif, dan responden hanya memilih salah satu diantaranya.
Check list yaitu daftar variabel yang akan dikumpulkan datanya. Dalam hal ini
peneliti tinngal memberikan tanda atau tally setiap pemunculan gejala yang
dimaksud (Arikunto, 2013)
Penulis menggunakan kuesioner Dictomous Choice pada untuk menguji
pengetahuan responden. Sementara check list untuk menguji keterampilan
responden. Kuesioner pegetahuan diambil dari penelitian Efektifitas Pendidikan
Kesehatan Terhadap Nilai Pengetahuan Mengenai Pemeriksaan Payudara
Sendiri (Sadari) Pada Remaja Putri di SMP N3 Tangerang Selatan oleh Laras
Ayunda Pratama, 2014. Sementara chek list diambil dari penelitian Faktor-Faktor
Yang Berhubungan Dengan Praktek Deteksi Dini Kanker Payudara Pada Wanita
Usia Klimakterium Di Kelurahan Bulustalan Kota Semarang oleh Naila Fauziatin
2016.
F.3 Validitas dan Releabilitas
Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk
mendapatkan data (mengukur) ini valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat
digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur. Instrumen yang reliabel
berarti instrumen yang digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang
sama, akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2015).
Uji validitas dan Uji Realibitas pada pengetahuan sudah di lakukan dalam
penelitian Efektifitas Pendidikan Kesehatan Terhadap Nilai Pengetahuan
Mengenai Pemeriksaan Payudara Sendiri (Sadari) Pada Remaja Putri di SMP N3
Tangerang Selatan oleh Laras Ayunda Pratama, 2014. Dan untuk keterampilan
uji validitas dan realibilitas tidak dilakukan lagi karena sudah berdasarkan SOP
Buku Panduan Praktikum Asuhan Kesehatan Reproduksi dan Keluarga
Berencana ta 2017/2018
G.3 Prosedur Penelitian
Adapun langkah-langkah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Meminta surat izin dari program studi D-IV Kebidnan Poltekkes
Kemenkes Medan tentang rekomendasi data penelitian, mengajukan izin
ke Kaprodi D-IV kebidanan untuk meminta data (survey awal) di SMA N1
PARBULUAN.
b. Meminta surat izin dari program studi D-IV kebidanan Poltekkes Medan
untuk melakukan penelitian di SMA N1 PARBULUAN.
c. Setelah mendapat persetujuan dari kepala sekolah di SMA N1
PARBULUAN peneliti melakukan penelitian terhadap responden dengan
terlebih dahulu memberikan penjelasan tentang maksud dan tujuan
penelitian
d. Memberikan lembar persetujuan untuk menjadi subjek bersedia menjadi
responden, kemudian subjek diminta untuk mendatangani persetujuan
untuk menjadi responden
e. Pengumpulan data oleh peneliti sendiri dengan mengisi kusioner yang di
berikan peneliti. Kemudian peneliti akan memberikan motivasi
pelaksanaan Sadari pada Remaja di SMA N1 PARBULUAN
f. Setelah mendapatkan hasil, peneliti akan memperhatikan intervensi pree
test dan post test.
H.3 Pengelolahan Dan Analisis Data
H.3.1 Pengolahan Data
Data yang telah diperoleh dari proses pengumpulan data akan diubah
kedalam bentuk tabel - tabel, kemudian data diolah menggunakan program
software uji statistic.
Proses pengolahan data menggunakan program computer ini terdiri
beberapa langkah :
a. Editing, untuk pengecekan dan perbaikan isian formulir atau kuesioner
tersebut. Dalam editing, peneliti akan memeriksa ulang kuesioner
ataupun daftar cheklist yang sudah diberikan kepada responden untuk
mengetahui kekurangan ataupun kesalahan data yang sudah didapatkan.
b. Coding, untuk mengkonversikan (menerjemahkan) data yang
dikumpulkan selama penelitian kedalam simbol yang cocok untuk
keperluan analisis. Dalam proses coding peneliti akan melakukan
pengelompokkan atau memberi kode agar data yang sudah diperoleh
dapat dimengerti dan lebih mudah dipahami peneliti untuk melanjutkan
proses hasil penelitian.
c. Data entry, memasukkan data kedalam computer. Dalam tahap ini,
peneliti akan memasukkan data yang sudah dikumpulkan dan yang sudah
dicoding ke dalam komputer. Pada saat ini peneliti sudah bisa
memasukkan data yang di kerjakan dalam master tabel ke dalam uji
statistik
d. Verifikasi, memasukkan data pemeriksaan secara visual terhadap data
yang telah dimasukkan kedalam komputer. Sebelum menemukan hasil
peneliti akan melakukan verifikasi, agar tidak terjadi kesalahan saat
keluar hasil penelitian.
e. Output komputer, hasil yang telah dianalisis oleh computer kemudian
dicetak. Saat melakukan verifikasi maka data yang sudah kita kumpulkan
tadi sudah bisa lihat hasil kemudian hasil tersebut bisa dicetak yang
dimana gunanya sebagai bukti untuk penelitian ini.
H.3.2 Analisis Data
a. Analisis Univariat
Analiis univariat adalah analisa yang dilakukan menganalisa tiap varaiabel dari
hasil penelitian, disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi dan persentase.
Analisis dalam penelitian ini adalah data remaja putri sebelum diberi
pembelajaran sadari terhadap pelaksanaan sadari pada remaja putri dan
sesudah dilakukan pembelajaran sadari.
b. Analisis Bivariat
Analisa bivariat adalah analisis yang dilakukan untuk mengetahui keterkaitan dua
variabel. Analisa digunakan untuk menguji pengaruh pembelajaran sadari
terhadap pelaksanaan sadari yang melingkupi pengetahuan remaja putri tentang
pelaksanaan sadari dan pengaruh pembelajaran sadari terhadap keterampilan
remaja putri tentang pelaksanaan sadari. Menganalisis data secara bivariat untuk
menguji sebelum dan sesduah pembelajaran sadari terhadap tingkat
pengetahuan dan keterampilan remaja putri tentang pelaksanaan sadari
menggunakan Uji Wilcoxon Rank Test.
Menghitung rata-rata peningkatan pengetahuan dan keterampilan setelah
mendapat pembelajaran sadari di hitung dengan nilai taraf signifikan α= 0,05.
Kaidah keputusan nya jika nilai p-value < dari α= 0,05 maka H0 diterima dan
sebaliknya jika nilai p-value > dari α= 0,05 maka H0 ditolak.
I.3 Etika Penelitian
Dalam penelitian ini segi etik yang diperlukan oleh peneliti adalah:
a. lembar persetujuan(informed consent)
Informed Consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan
responden. Informed Consent diberikan sebelum peneliti melakukan penelitian
terhadap responden.
b. kerahasiaan (confidentaly)
Masalah ini merupakan masalah etik dengan memberikan jaminan hasil
kerahasiaan penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya. Semua
informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti.
BAB IV
HASIL
A. Hasil Penelitian
Penelitan ini dilaksanakan di SMA N1 Parbuluan Kabupaten Dairi dengan
alamat Jl. Sm Raja Km 20 Sigalingging, Parbuluan IV, Kec.Parbuluan Kabupaten
Dairi Provinsi Sumatera Utara. SMA N1 Parbuluan berstatus negeri yang berdiri
sejak tahun 2001 dengan jumlah guru 35 orang, siswa laki-laki 267 orang dan
siswi perempuan berjumlah 378 orang.
Jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 58 orang. Penelitian ini
di lakukan sebanyak dua kali pertemuan, pertemuan pertama dilakukan pre-test
dan pertemuan selanjutnya dilakukan post test kepada responden yang sama
seperti pada hari pertama.
A.1 Analisis Univariat
A.1.1 Gambaran Responden
Dari hasil wawancara, pengisian kuesioner dan lembar checklist
gambaran responden remaja putri mayoritas belum pernah mendapatkan
informasi sebanyak 56 orang (97 %) dan yang sudah mendapat informasi sadari
senamyak 2 orang (3 %).
A.1.2 Pengetahuan Dan Keterampilan Remaja Putri Tentang Sadari
Hasil penilaian tingkat pengetahuan dan keterampilan siswi sebelum dan
sesudah pembelajaran sadari dapat dilihat pada tabel 4.1.
Tabel 4.1
Distribusi Pengetahuan Dan Keterampilan Pre-pembelajaran Dan Post-
pembelajaran Pembelajaran Sadari Terhadap Pelaksanaan Sadari
Di SMA Negeri 1 Parbuluan Kabupaten Dairi
NO Variabel Pre pembelajaran Post pembelajaran
f % f %
1 Pengetahuan
Baik
Cukup
kurang
6
20
32
10.3
34.5
55.2
48
10
0
82.8
17.2
0
Jumlah 58 100 58 100
2 Keterampilan
Kompeten
Tidak Kompeten
1
57
1.7
98.3
41
17
70.7
29.3
Jumlah 58 100 58 100
Dari tabel 4.1 dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan responden
sebelum dilakukan pembelajaran sadari terhadap pelaksanaan sadari pada
umumnya berpengetahuan kurang sebanyak 32 orang (55.2 %) dan cukup 20
orang (34,5 %). Setelah diberikan pembelajaran sadari terhadap pelaksanaan
sadari tingkat pengetahuan responden meningkat menjadi kategori baik
sebanyak 48 orang (82.8 %) dan masih ditemukan berpengetahuan cukup
sebanyak 10 orang (17.2 %).
Keterampilan responden dalam pelaksanaan sadari sebelum diberikan
pembelajaran sadari, mayoritas remaja putri memiliki keterampilan tidak
kompeten sebanyak 57 orang (98.3 %) dan yang kompeten sebanyak 1 orang
(1.7 %). Keterampilan responden dalam pelaksanaan sadari sesudah diberikan
pembelajaran sadari terjadi perubahan dimana remaja putri memiliki
keterampilan yang kompeten sebanyak 41 orang (70.7 %) dan masih ditemukan
yang tidak kompeten sebanyak 17 orang (29.3).
A.2 Analisis Bivariat
Pengaruh pembelajaran sadari terhadap pelaksanaan sadari yang
meliputi pengetahuan dan keterampilan dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Pengaruh Pembelajaran Terhadap Pelaksanaan Sadari Pada Remaja
di SMA N1 Parbuluan Kabupaten Dairi
Tabel 4.2
Distribusi Perbedaan Pengetahuan Dan Keterampilan Responden Sebelum
Dan Sesudah Di Berikan Pembelajaran Sadari Terhadap Pelaksanaan
Sadari di SMA N1 Parbuluan Kabupaten Dairi Tahun 2018
No variabel pre post perbedaan keterangan
f % f % f %
1 Pengetahuan
Baik
Cukup
Kurang
6
20
32
10.3
34.5
55.2
48
10
0
82.8
17.2
0
42
10
0
72.2
17.2
0
meningkat
meningkat
meningkat
2 Keterampilan
Kompeten
Tidak Kompeten
1
57
1.7
98.3
41
17
70.7
29.3
57
40
98.3
68.9
Meningkat
Meningkat
Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat perbedan nilai sebelum dan sesudah
dilakukan intervensi. Perbedaan sebelum dan sesudah pada pengetahuan
mayoritas baik dengan nilai 42 (72,4 %). Pengetahuan kurang mengalami
perubahan nilai menjadi tidak ada dikatakan meningkat karena tidak ditemukan
lagi remaja berpengetahuan kurang.
Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat perbedan nilai keterampilan sebelum
dan sesudah dilakukan intervensi. Ditemukan perbedaan keterampilan mayoritas
kompeten mengalami peningkatan dengan perbedaan 57 (98.3 %)
Berdasarkan hasl uji statistik wilcoxon pengetahuan diperoleh nilai
probabilitas p=0,000 lebih kecil dari α 0,005 (0,000<0,005), maka disimpulkan
bahwa ha diterima artinya ada perbedaan yang bermakna antara pengetahuan
sebelum dan sesudah diberikan intervensi. Dapat disimpulkan adanya pengaruh
pembelajaran terhadap pengetahuan pelaksanaan sadari pada remaja.
Berdasarkan hasl uji statistik wilcoxon keterampilan diperoleh nilai
probabilitas p=0,000 lebih kecil dari α 0,005 (0,000<0,005), maka disimpulkan
bahwa ha diterima artinya ada perbedaan yang bermakna antara keterampilan
sebelum dan sesudah diberikan intervensi. Dapat disimpulkan adanya pengaruh
pembelajaran terhadap keterampilan pelaksanaan sadari pada remaja.
B. Pembahasan
B.1 Gambaran Responden
Hasil peneltian menunjukkan bahwa mayoritas responden belum
mendapatkan informasi tentang sadari sebanyak 56 orang (97%). Minimnya
informasi disebabkan kurang aktifnya petugas kesehatan di wilayah tersebut dan
keterbatasan media informasi mengenai kesehatan baik dari lingkungan dan juga
media sosial.
B.2 Pengaruh Pembelajaran Sadari Terhadap Pengetahuan
Pelaksanaan Sadari
Dari tabel 4.1 diatas dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan responden
sebelum dilakukan pembelajaran terhadap pelaksanaan sadari pada umumnya
berpengetahuan kurang sebanyak 32 orang (55.2 %) dan cukup 20 orang (34,5
%). Hal ini bisa disebabkan oleh keterbatasan informasi yang diperoleh baik dari
petugas kesehatan, lingkungan, dan media sosial lainnya.
Sesuai dengan buku Wawan dan Dewi dalam teori Vivijayawaty (2014),
yang menyatakan pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah
orang mengadakan penginderaan terhadap suatu obyek. Pengetahuan atau
kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan
seseorang.
Setelah diberikan pembelajaran terhadap pelaksanaan sadari tingkat
pengetahuan responden meningkat menjadi kategori baik sebanyak 48 orang
(82.8 %) dan masih ditemukan berpengetahuan cukup sebanyak 10 orang (17.2
%). Hal ini sejalan dengan pemahaman Joy Anonymous dalam teori
Fitriyesta.I.R., (2015) pengetahuan adalah informasi yang telah diproses dan
diorganisasikan untuk memperoleh pemahaman, pembelajaran dan pengalaman
yang terakumulasi sehingga bisa diaplikasikan ke dalam masalah / proses
tertentu.
Berdasarkan hasl uji statistik wilcoxon diperoleh nilai probabilitas p=0,000
lebih kecil dari α 0,005 (0,000<0,005), maka disimpulkan bahwa ha diterima
artinya ada perbedaan yang bermakna antara pengetahuan sebelum dan
sesudah diberikan intervensi. Dapat disimpulkan adanya pengaruh pembelajaran
terhadap pengetahuan pelaksanaan sadari pada remaja.
Dalam penelitian ini ditemukan pengaruh pemebelajaran sadari terhadap
pengetahuan sebelum dan sesudah. Peningkatan pengetahuan sesudah di
berikan intervensi memiliki perubahan. Untuk meningkatakan pengetahuan
remaja di SMA N1 Parbuluan Kabupaten Dairi maka peneliti memberikan
Pembelajaran sadari, dimana peneliti mengharapkan ada perubahan yang
semakin baik pada saat pembelajaran sadari. Mediator yang digunakan peneliti
adalah leaflet, video dan LCD sebagai upaya peningkatan pengetahuan dalam
pembelajaran sadari. Peningkatan pengetahuan responden setelah diberikan
perlakuan merupakan akibat dari pembelajaran sadari. Hal ini sejalan dengan
penelitian Delnitawati (2012) terdapat yang menyatakan ada pengaruh antara
metode pembelajaran dan gaya belajar terhadap hasil belajar.
B.3 Pengaruh Pembelajaran Sadari Terhadap Keterampilan
Pelaksanaan Sadari
Keterampilan responden dalam pelaksanaan sadari sebelum diberikan
pembelajaran mayoritas remaja putri memiliki keterampilan tidak kompeten
sebanyak 57 orang (98.3 %) dan yang kompeten sebanyak 1 orang (1.7 %).
Menurut Sudijo dalam buku Melina, Fitria.dkk., (2014) keterampilan
adalah kemampuan individu untuk melaksanakan tindakan yang diawali dengan
menerima pengalaman belajar tertentu. Keterampilan menunjukkan perilaku atau
perubahan tertentu dengan makna yang terkandung dalam aktifitas mental atau
otak seseorang yang pada dasarnya merupakan tahap lanjutan dari hasil belajar
kognitif (memahami sesuatu) dan hasil belajar efektif. Menurut Notoatmodjo
pengetahuan, sikap dan ketersediaan fasilitas serta perilaku para petugas
kesehatan sebagai fasilitator merupakan komponen-komponen yang dapat
menentukan keterampilan seseorang.
Menurut asumsi penulis hasil yang diperoleh sebelum diberikan
pembelajaran mayoritas remaja putri memiliki keterampilan tidak kompeten
sebanyak 57 orang (98.3 %) dan yang kompeten sebanyak 1 orang (1.7 %) hal
ini wajar karena sebelumnya para remaja tersebut belum mempunyai
pengalaman belajar tentang sadari. Keterampilan responden sesudah diberikan
pembelajaran sadari terjadi perubahan dimana remaja putri memeiliki
keterampilan yang kompeten sebanyak 41 orang (70.7 %) dan masih ditemukan
yang tidak kompeten sebanyak 17 orang (29.3 %).
Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa jumlah responden yang
memiliki nilai posttest lebih besar daripada nilai pretest berjumlah 58 orang dan
tidak ada yang mengalami penurunan. Dapat disimpulkan bahwa terjadi
peningkatan nilai pada saat posttest keterampilan. Berdasarkan hasl uji statistik
wilcoxon diperoleh nilai probabilitas p=0,000 lebih kecil dari α 0,005
(0,000<0,005), maka disimpulkan bahwa ha diterima artinya ada perbedaan yang
bermakna antara keterampilan sebelum dan sesudah diberikan intervensi.
Sehingga dapat disimpulkan adanya pengaruh pembelajaran terhadap
keterampilan pelaksanaan sadari pada remaja
Rusmono (2014) mengemukakan bahwa pembelajaran adalah suatu
usaha yang disengaja, bertujuan dan terkendali agar orang lain belajar atau
terjadi perubahan yang relatif menetap pada diri orang lain. Usaha ini dapat
dilakukan oleh seseorang atau suatu yang memiliki suatu kemampuan atau
kompetensi dalam merancang atau mnegembangkan suatu sumber belajar yang
diperlukan.
Teori sejalan dengan penelitian Khotijah 2013 yang menyatakan terdapat
peningkatan keterampilan siswa dengan model explicit instruction karena
merupakan sebuah model yang baru diterapkan di sekolah sehingga siswa
tertarik dan termotivasi untuk belajar kearsipan. Artinya tejadi peningkatan
keterampilan saat di berikan intervensi dengan model explicit instruction.
Menurut asumsi peneliti bahwa peningkatan keterampilan pada remaja
putri yang signifikan ini di pengaruhi oleh intervensi yaitu pembelajaran sadari.
Melalui pembelajaran sadari ini, remaja putri akan memiliki pengetahuan dan
keterampilan yang lebih baik. Pembelajaran sadari ini juga akan menjadi sebuah
pengalaman belajar bagi remaja putri sebagai pedoman untuk rutin mendeteksi
kanker payudara.
B.4 Pengaruh Pembelajaran Sadari Terhadap Pengetahuan Dan
Keterampilan Pelaksanaan Sadari
Setelah dilakukan pembelajaran sadari terhadap pengetahuan dan
keteramplan maka terjadi perubahan yang meningkat. Berdasarkan uji wilcoxon
terhadap pengetahuan dan keterampilan ditemukan hasil p<0,005. Artinya
pembelajaran berpengaruh terhadap pengetahuan dan keterampilan.
Menurut Miarso dalam buku Zainiyati, (2017) pembelajaran merupakan
suatu usaha yang disengaja, bertujuan dan terkendali agar orang lain belajar
atau terjadi perubahan yang relatif menetap pada diri orang lain. Pembelajaran
sebagai upaya membelajarkan peserta didik melalui penataan faktor eksternal
agar terjadi dalam proses belajar (internal) untuk mencapai hasil belajar.
Pemebelajaran mengandung makna yang menggambarkan interaksi yang
dinamis antara komponen-komponen yang terlibat
Teori Zainiyati, (2017) menyatakan bahwa salah satu tanda seseorang
telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku pada diri orang itu yang
mungkin disebabkan oleh terjadinya perubahan tingkah laku pada diri orang itu
yang mungkin disebabkan terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan,
keterampilan, dan sikapnya.
Dalam penelitian A, Patricia (2014), permainan kotak misteri yang
diterapkan dalam pembelajaran ternyata mampu meningkatkan keterampilan
belajar siswa (keterampilan membaca, mengingat, dan mencatat). Melalui situasi
bermain siswa diharapkan mendapatkan pemahaman mendalam dan memiliki
keterampilan khusus.
Menurut asumsi penulis pembelajaran sangat berpengaruh terhadap
pengetahuan dan keterampilan remaja. Karena dalam hal pembelajaran penelfti
akan melakukan usaha yang disengaja, dimana peneliti akan mengendaikan
responden agar terjadi perubahan, peningkatan pengetahuan dan keterampilan
di dalam diri responden. Pengetaahuan dan keterampilan sejalan dalam
pembelajaran. Pengetahuan akan berpengaruh terhadap keterampilan dan
begitu juga sebaliknya.
DAFTAR PUSTAKA
Afandi,M., Chammalah.E, Wardani,O.P. 2013. Model dan Metode Pemebelajaran
Di Sekolah. Cetakan Pertama. Unisulla. Semarang
Alimuddin. 2014. Penilaian Dalam Kurikulum 2013. Prosiding Seminar Nasional.
Universitas Negeri Makassar.
Delnitawati, Sujarwo. 2012. Pengaruh Metode Pembelajaran Dan Gaya Belajar
Terhadap Hasil Belajar. Universitas Muslim Nusantara (UMN) Al-
Washliyah. Medan
Ginting, I., dan Tri Marini. 2017. Buku Panduan Praktikum Kesehatan
Reproduksi. Prodi D-IV Kebidanan. Poltekkes Medan. Medan
Kemenkes.2017. Profil Kesehatan Indonesia , 2016: Jakarta
http://www.kemenkes.go.id
Kemenkes. 2015. Buletin Jendela Data dan Informasi, Jakarta
http://www.depkes.go.id/download.php?file=download/pusdatin/buletin/bule
tin-kanker.pdf.
Fauziatin,N. 2016. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Praktik Deteksi Dini
Kanker Payudara Pada Wanita Usia Klimakterium Di Kelurahan Bulutalan
Kota Semarang. Skripsi. Universitas Muhammadiyah. Semarang
Fitriyesta, R.R. 2016. Pengaruh Penyuluhan Pemeriksaan Payudara Sendiri
(Sadari) Dengan Penggunaan Media Video Terhadap Pengetahahuan Dan
Sikap Deteksi Dini Kanker Payudara Pada Sisiwi SMA NEGERI 1
Sumbawa. Skripsi. Universitas Airlangga.Surabaya
Khotijah, Siti. 2013. Meningkatkan Keterampilan Dan Hasil Belajar Dengan Model
Explicit Instruction. Skripsi. Jurusan Pendidikan Ekonomi Fakultas
Ekonomi. Universitas Negeri Semarang. Semarang
http://lib.unnes.ac.id/17486/1/7101409104.pdf
Melina, Fitria.dkk. 2014. Perbedaan Media Pembelajaran (Leaflet Dan Video)
Terhadap Keterampilan Sadari Ditinjau Dari Motivasi. Jurnal. Stikes
Yogyakarta
Mulyani, S.M. dan Nuryani. 2017. Kanker Payudara Dan PMS Pada Kehamilan.
Cetakan Kedua,Nuha Medika, Yogyakarta
Redaksi. 2016. Kanker Payudara Urutan Teratas Pasien di RSU Adam Malik.
Metro 24, 18 Agustus. Sumut.
http://www.metro24.co/sumatera-utara/kanker-payudara-urutan-teratas-
pasien-di-rsu-adam-malik/
Pratama.L.A.2014. efektifitas pendidikan kesehtan terhadap nilai pengetahuan
mengenai pemeriksaan payudara sendiri (sadari) pada remaja putri di SMP
N3 Tangerang Selatan. Skripsi. Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah. Jakarta.
Riyanto, Agus. 2017. Aplikasi Metodolog Penelitian Kesehatan. Cetakan Kedua.
Nuha Medika. Yogyakarta
Rusmono. 2017. Strategi Pembelajaran Dengan Problem Based Learning Itu
Perlu. Edisi Kedua. Cetakan Pertama. Ghalia Indonesia. Bogor
Sari,E.A, I.Maryati, dan M.Komariah.2016. Motivasi Mahasiswa Keperwatan
Dalam Pemeriksaan Payudara Sendiri Sebagai Deteksi Dini Kanker
Payudara. Jurnal Ilmu Keperawatan. Universitas Padjajaran.
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jk/article/view/305.
Sari,H,R. Peningkatan Keterampilan Berbicara Menggunakan Metode
Sosiodrama Siswa Kelas VB Negeri Keputran I Yogyakarta. Skripsi.
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Pendidikan
Prasekolah Dan Sekolah Dasar. Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Negeri Yogyakarta. Yogyakarta.
http://eprints.uny.ac.id/15738/1/SKRIPSI%20HESTI%20RATNA%20SARI%
2009108241033.pdf
Sari, Y.P., N.L.Lubis, dan E.Syahrial. Determinan Perilaku Sadari Remaja Putri
Dalam Upaya Deteksi Dini Kanker Payudara Di SMK NEGERI 8 MEDAN
TAHUN 2014. Jurnal FKM USU, Medan
https://media.neliti.com/media/publications/14356-ID-determinan-perilaku-
sadari-remaja-putri-dalam-upaya-deteksi-dini-kanker-payudara.pdf
Savitri, Astrid dkk. 2015. Kupas Tuntas Kanker Payudara, Leher Rahim dan
Rahim. Pustaka Baru, Yogyakarta
Setiowaty,D.A.I., E.H. Tanggo., dan R.I. Soebijanto.2015. Hubungan Antara
Pemakaian Kb Hormonal Dengan Kejadian Kanker Payudara Di Poli
Onkologi Satu Atap Rsud Dr. Soetomo. Jurnal of Cancer vol.10, no 1.
Universitas Airlangga, Surabaya
https://media.neliti.com/media/publications/66170-ID-hubungan-antara-
pemakaian-kb-hormonal-de.pdf
Sugiyono.2015. Statistika Untuk Penelitian. Alfabeta. Bandung
Sutikno.2016. Desain Pembelajaran Dalam Transformasi Pendiidkan Teknologi.
Lentera Kreasindo. Jakarta
Vivijayawaty, Tri.2014. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Pemeriksaan
Sadari Sebagai Deteksi Dini Kanker Payudara Terhadap Pengetahuan Dan
Sikap Remaja Putri di SMK N1 Karanganyar. Skripsi. Program studi S-1
Keperwatan. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada. Surakarta
http://digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-triviviyaw-551-
1-sekripsi-4.pdf
Wawan A. Dan M. Dewi. 2011. Teori & Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan
Perilaku Manusia. Cetakan Kedua. Nuha Medika. Yogyakarta
Zainiyati, Husniyatus Salamah. 2017. Pengembangan Media Pembelajaran
Berbasis ICT. Edisi Pertama. Cetakan Pertama. Kencana. Jakarta
PENGETAHUAN TENTANG SADARI
No Responden :
DATA DEMOGRAFI RESPONDEN
1. Nama Lengap :
2. Umur : Tahun
3. Kelas :
4. Jurusan :
5. Pernah mendapat informasi tentang pemeriksaan payudara sendiri
(SADARI) ?
( ) pernah ( ) tidak pernah (lanjut ke praktik selanjutnya)
6. Jika pernah kapan anda mendapat informasi sadari?
( ) satu bulan yang lalu ( ) enam bulan yang lalu ( ) .
7. Informasi tentang sadari didapatkan dari?
( ) tv/radio ( ) media massa ( ) petugas kesehatan ( ) teman
( ) orangtua ( ) saudara kandung
NO PERNYATAAN B S
1 Sadari adalah suatu teknik pemeriksaan dimana
seseorang perempuan memeriksa payudaranya sendiri
untuk melihat dan merasakan dengan menggunakan jari
sebagai cara mendeteksi apakah ada benjolan atau tidak
pada payudaranya
2 Sadari merupakan pemeriksaan payudara sendiri yang
dilakukan sekali seumur hidup
3 Sadari bertujuan untuk mencegah masalah atau gangguan
kesehatan pada payudara.
4 Sadari juga dapat mendeteksi adanya tumor jinak pada
payudara dan ketiak
5 Pengobatan akan lebih efektif jika maslah kesehatan
payudara dapat dideteksi secara dini melalui sadari
6 Hanya perempuan yang berusia lebih dari 20 tahun boleh
melakukan sadari
7 Setiap perempuan yang telah memasuki masa pubertas
dapat melakukan sadari
8 Sadari dilakukan pada saat menstruasi setiap bulannya
9 Pemeriksaan klinis oleh petugas kesehatan sebaiknya
dilakukan pada perempuan berusia 30-50 tahun setiap tiga
tahun sekali
10 Sadari hanya boleh dilakukan olh tenaga kesehatan
11 Sadari dilakukan pada hari ke-7 sampai hari ke-10 yang
dihitung sejak hari pertama mulai menstruasi
12 Sadari dilakukan hanya ketika ada keluhan pada payudara
atau ketiak
13 Sadari dilakukan pada tanggal yang sama setiap bulannya
pada perempuan yang telah memasuki masa menopouse
14 Praktik Sadari tidak memerlukan biaya yang mahal
15 Penting untuk memeriksakan diri ke rumah sakit atau
pelayanankesehatan terdekat jika terdapat benjolan pada
payudara.
16 Kanker payudara dapat di deteksi melalui Sadari
17 Kanker payudara hanya menyerang perempuan berusia 30
tahun keatas
CHEKLIST KETERAMPILAN SADARI
No Responden :
DATA DEMOGRAFI RESPONDEN
7. Nama Lengap :
8. Umur : Tahun
9. Kelas :
10. Jurusan :
11. Pernah mendapat informasi tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) ?
( ) pernah ( ) tidak pernah (lanjut ke praktik selanjutnya)
12. Jika pernah kapan anda mendapat informasi sadari?
( ) satu bulan yang lalu ( ) enam bulan yang lalu ( ) .
13. Informasi tentang sadari didapatkan dari?
( ) tv/radio ( ) media massa ( ) petugas kesehatan ( ) teman
( ) orangtua ( ) saudara kandung
Pemeriksaan Payudara Sendiri Dengan Berdiri Didepan Cermin
No Langkah-langkah Sadari 0 1 2 3
1 Berdiri didepan cermin dalam ruangan tertutup,
kemudian bukalah baju yang menutupi payudara
2 Letakan tangan disamping badan dengan rilek
3 Perhatikan dengan seksama payudara saudara
apakah ada kelainan atau perubahan sekecil
apapun. Beritahu penyedia pelayanan kesehatan
bila saudara adanya perubahan atau sesuatu yang
aneh.
4 Bandingkan payudara Anda saat berbalik dari sisi ke
sisi (kanan-kiri). Carilah setiap perubahan pada
payudara dalam segi ukuran, bentuk, tekstur kulit
atau warna termasuk kemerahan, atau retraksi
(penarikan kulit).
5 Perhatikan perubahan pada puting susu, seperti
penarikan ke satu sisi, atau perubahan arah ke
samping atau dalam.
6 Tempatkan tangan Anda pada pinggang lalu
kencangkan dada, kemudian berbalik dari sisi ke sisi
bandingkan kanan-kiri untuk mencatat setiap
perubahan
7 Mengencangkan otot dada dengan cara lain juga
dapat membantu Anda untuk melihat perubahan,
Dengan cara mencoba berbagai posisi, seperti
menempatkan tangan di atas kepala dan mengubah
dari sisi ke sisi
8 Tempatkan tangan di pinggang merunduk didepan
cermin, biarkan payudara menggantung. Lalu
perhatikan setiap perubahan bentuk.
9 Perhatikan apakah ada cairan yang keluar dari
puting susu dan bisa juga dilihat pakaian, tetapi
janganlah memencet puting atau mencoba
mengeluarkan cairan tersebut. Beritahu penyedia
iayanan kesehatan jika Anda melıhat adanya cairan
yang keluar
10 Meraba dacrah atas dan bawah tulang selangka
(clavicula) apakah ada benjolan atau penebalan
Gunakanlah lotion kulit untuk mempermudah
prosedur.
11 Periksalah apakah ada benjolan atau penebalan di
bawah lengan di sekitar ketiak kearah bawah dan
depan (payudara) secara merata kanan dan kiri.
Perhatikan setiap perubahan dari permeriksaan
(SADARI)
Sumber : Buku Panduan Praktikum Kesehatan Resproduksi Ta : 2017/2018 Prodi D-IV Kebidanan Medan
Penilaian kinerja langkah yang di laksanakan sebagai berikut :
0 = langkah klinik tidak dilakukan
1 = perlu perbaikan : langkah atau tugas tidak dikerjakan dengan benar atau dihilangkan.
2 = mampu : langkah benar dan berurutan, tetapi kurang tepat atau pelatih perlu
membantu/ mengingatkan hal-hal kecil yang tidak terlalu berarti
3 = mahir : langkah di kerjakan dengan benar, tanpa ragu-ragu atau tanpa perlu ragu-
ragu atau tanpa perlu bantuan dengan sesuai urutan.
SATUAN ACARA PENYULUHAN
A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Peserta penyuluhan dapat melakukan deteksi kanker payudara dengan
SADARI
2. Tujuan Khusus
Peserta penyuluhan mampu menjelaskan :
a. Pengertian dari SADARI
b. Tujuan SADARI
c. Manfaat SADARI
d. Teknik-tekni SADARI
B. Metode Pelaksanaan
Metode yang digunakan adalah ceramah, tanya jawab, demonstrasi.
C. Media
1. Laptop
2. Leaflet
D. Strategi Pelaksanaan
No Waktu Tahap Kegiatan
1.
menit Pembukaan - Memberikan salam kepada peserta
- Memperkenalkan diri
- Menjelaskan maksud dan tujuan
- Menyebutkan materi pokok
- Membagikan leaflet
2. 40
menit
Pelaksanaan - Menggali pengetahuan peserta tentang
SADARI
Pokok Bahasan :Kanker Payudara
Sub Pokok Bahasan :Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)
Sasaran :Remaja Putri
Tempat : SMA N1 PARBULUAN
Hari/Tanggal :
Waktu :60 menit
- Menjelaskan materi
- Mendemonstrasikan cara SADARI
- Memberikan kesempatan kepada peserta
untuk bertanya
- Melakukan evaluasi kepada peserta dengan
mengulas materi yang telah disampaikan
- Meminta peserta untuk mendemonstrasikan
kembali cara melakukan SADARI
3
.
1
5 menit
P
enutup
- Menyimpulkan materi
- Menutup kegiatan
- Memberikan salam
E. Materi
Terlampir
Lampiran
A. SADARI
SADARI adalah pemeriksaan payudara sendiri yang bertujuan untuk
mengetahui ada tidaknya kanker payudara pada wanita. Pemeriksaan ini
dilakukan dengan menggunakan cermin dan dilakukan oleh wanita yang
sudah menstruasi. Pemeriksaan payudara sendiri dilakukan se- tiap 1 bulan
sekali dan dapat menjadi instrumen bagian penting dari perawatan kesehatan,
yang dapat melindungi perempuan dari resiko kanker payudara dan
merupakan penapisan yang efektif untuk mengetahui lesi payudara.
Pemeriksaan payudara sendiri dapat dilakukan hari ke – 5 dan ke – 10 dari
siklus menstruasi, dengan menghitung hari pertama haid sebagai hari pertama
karena pada masa itu retensi cairan minimal dan payudara dalam keadaan
lembut, tidak keras, membengkak sehingga jika ada pemebengkakan akan
lebih mudah ditemukan ( Mulyani, 2013).
SADARI sebaiknya mulai dilakukan saat seorang wanita telah mengalami
menstruasi. Tingkat sensitivitasnya (kemampuannya untuk mendeteksi kanker
payudara) dalah sekitar 20-30% (Nisman, 2011).
B. Manfaat SADARI
1. Dapat mendeteksi adanya tumor dalam ukuran kecil.
2. Dapat mendeteksi adanya kanker payudara stadium dini.
3. Dapat mencegah penyakit kanker payudara.
4. Dapat menemukan adanya kelainan pada payudara.
5. Dapat menurunkan angka kematian wanita akibat kanker payudara
C. Waktu pemeriksaan SADARI
1. Usia 20 tahun melakukan SADARI setiap 3 bulan sekali. Wanita usia
20 tahun di- anjurkan melakukan SADARI selama 3 bulan sekali agar
kanker dapat terdeteksi secara dini. Jika ada benjolan atau hal-hal
yang mencurigakan segeralah meng- hubungi dokter.
2. Usia 35-40 tahun melakukan mamografi.
3. Di atas 40 tahun melakukan check-up pada dokter ahli.
4. Lebih dari 50 tahun check-up rutin dan mamografi setiap tahun.
D. Cara Pemeriksaan Payudara Sendiri
1. Buka baju dan tanggalkan pakaian-bra Anda dan berdiri tegak di
depan cermin dengan kedua lengan lurus ke bawah. Perhatikan ada-
tidaknya perubahan ukuran dan bentuk dari payudara Anda, seperti
lekukan atau kerutan dari kulit.
2. Melihat Perubahan di Hadapan Cermin. Lihat pada cermin, bentuk dan
keseimbangan bentuk payudara (simetris atau tidak), perubahan
puting susu, serta kulit payudara didepan kaca. Cara melakukan:
3. Berdiri Tegak didepan cermin
- Posisi kedua lengan lurus ke bawah disamping badan.
- Perhatikan bentuk dan ukuran payudara. Normal jika ukuran satu
dengan yang lain tidak sama.
- Kemudian, perhatikan juga bentuk puting dan warna kulit. Apakah
payudara berkerut, cekung ke dalam, atau menonjol ke depan
karena benjolan. Puting yang berubah posisi di mana seharusnya
menonjol keluar, malahan tertarik ke dalam, dengan warna
memerah, kasar, dan terasa sakit.
- Kedua tangan diangkat
- Tangan diangkat diatas kepala. Dengan maksud untuk melihat
retraksi kulit, perlekatan tumor terhadap otot atau fascia
dibawahnya atau kelainan pada kedua payudara. Kembali amati
perubahan yang terjadi pada payudara Anda, seperti perubahan
warna, tarikan, tonjolan, kerutan, perubahan bentuk puting atau
permukaan kulit menjadi kasar.
- Berdiri tegak didepan cermin dengan tangan disamping kanan dan
kiri. Miringkan badan ke kanan dan kiri untuk melihat perubahan
pada payudara.
- Menegangkan otot-otot bagian dada dengan memegang pinggang /
tangan menekan pinggul dimaksudkan untuk menegangkan otot di
daerah axilla. Lalu perhatikan apakah ada terjadi perubahan pada
bentuk payudara. Masih dengan posisi demikian, bungkukkan
badan dan tandai apakah ada perubahan yang mencurigakan
perubahan atau kelainan pada bagian puting.
- Angkat lengan kiri. Basahi telapak tiga jari tengah tangan kanan
dengan body lotion, telusuri payudara kiri. Rabalah dengan tekanan
mantap dengan menggerakkan jari-jari tangan secara memutar
(membentuk lingkaran kecil) mulai dari tepi luar payudara lalu
bergerak ke arah dalam sampai ke puting susu, dari tulang clavicula
kearah payudara bawah (arah vertikal), atau dari arah ketiak
menuju dada bagian tengah (arah horizontal). Rasakan setiap
benjolan atau massa di bawah kulit.
Putar dan tekan kuat untuk merasakan benjolan. Gerakkan tangan
Anda perlahan-lahan ke bawah bra line dengan putaran ringan dan
tekan kuat di setiap tempat. Berawal dari bagian atas payudara
Anda, buat putaran yang besar. Bergeraklah sekeliling payudara
dengan memperhatikan benjolan yang luar biasa. Buatlah
sekurang-kurangnya tiga putaran kecil sampai ke puting payudara.
Lakukan sebanyak 2 kali. Sekali dengan tekanan ringan dan sekali
dengan tekanan kuat. Jangan lupa periksa bagian bawah areola
mammae. Tekanan payudara memutar searah jarum jam dengan
bidang datar dari jari-jari Anda yang dirapatkan. Dimulai dari posisi
jan 12.00 pada bagian puting susu.
Menggunakan kedua tangan, kemudian tekan payudara Anda untuk melihat
adanya cairan abnormal dari puting payudara.
Letakkan tangan kanan
Anda ke samping dan rasakan
ketiak Anda ke samping dan rasakan ketiak Anda dengan teliti, apakah teraba
benjolan abnormal atau tidak.
4. Saat mandi
5. Berbaring
E. Hal-hal yang harus dilakukan jika menemukan benjolan
Pertama sadarilah bahwa upaya SADARI yang kita lakukan adalah
untuk melakukan deteksi dini- sangat awal-sehingga kita punya harapan
besar bahwa masalah yang kita temui adalah masalah yang ringan, bisa
diobati, dan penyembuhannya dapat dilakukan dengan baik. Yang kedua
adalah berusahalah untuk tenang jika menemukan benjolan. Jangan
berusaha memijat-mijat benjolan tersebut karena pemijatan tidak akan
membuat benjolan menegecil, sebaliknya justru dapat membuat masalah
menjadi lebih berat jika benjolan ini merupakan masalah atau penyakit.
Yang ketiga adalah segera konsultasikan dengan dokter yang tepat untuk
mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut.
a. Mammografi
b. Biopsi
c. Mammogram digital
F. Daftar Pustaka
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/52137/Cha
pter%20II.pdf?sequence=4
Pjj kemenkes Modul Praktikum Kesehatan Reproduksi dan KB
“Pedoman Praktek Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI).
(https://www.slideshare.net/pjj_kemenkes/pedoman-praktikum-1)
1. Keturunan 2. Usia reproduksi 3. Penggunaan hormon buatan 4. Konsumsi lemak berlebih
5. Radiasi 6. Periode usia subur (menstruasi) 7. Faktor usia dan ras 8. Kepadatan payudara 9. Masa menyusui 10. Pemakian obat DES (Diethilstilbestrol) 11. Konsumsi alcohol
12. Kebiasaan merokok
13. Makanan
KANKER PAYUDARA
Kanker payudara merupakan keganasan yang berasal dari kelenjar, saluran kelenjar, dan jaringan penunjang tidak termasuk kulit payudara.
Di dunia ini lebih dari 508.000 wanita meninggal
kanker payudara pada tahun 2011. Estimasi
presentasi kasus kanker payudara pada
penduduk dunia tahun 2012 43.1% menyebabkan
kematian.
1. MAMMOGRAFI
2. USG
3. SADARI
A
pa Itu Kanker Payudara?
Seberapa Sering Kejadian Kanker Payudara?
Apa saja pemicu faktor resiko
terjadinya kanker payudara ?
Tanda dan gejala kanker payudara
Bagaimana Cara Memeriksa Kanker
Payudara?
1. Perbanyak konsumsi makanan serat
seperti sayur dan buah
2. Perbanyak konsumsi makanan
mengandung vitamin C dan A
4. Tekan payudara
melingkar seperti
pada gambar dan
rasakan apakah ada
benjolan
KANKER PAYUDARA
DAN
SADARI
Oleh : Arni Anjuita Sinaga
APA MANFAAT SADARI ??
Manfaat dari sadari yaitu dapat
mendeteksi dini ketidaknormalan atau
perubahan yang terjadi pada payudara, serta
untuk mengetahui benjolan yang memungkinkan
adanya kanker payudara karena penemuan
secara dini adalah kunci untuk menyelamatkan
hidup.
PEMERIKSAAN SADARI
1
. Berdiri di depan
cermin, letakkan
tangan di pinggang
dan periksa apakah
ada kemerahan dan
bengkak pada
payudara atau
kelainan yang lain.
2
. Angkat kedua
tangan, dan periksa
apakah ada
kemerahan dan
bengkak pada
payudara atau
kelainan yang lain
3
. Tekan payudara dari
atas ke bawah
seperti pada gambar
dan rasakan apakah
5
. tekan payudara ke
arah puting dan
lihat apakah ada
cairan yang keluar.
B
eritahu penyedia
layanan kesehatan jika
anda melihat adanya
cairan yang keluar.
Pence
gahan Kanker Payudara
Ka
pan sadari di lakukan ??
Sa
at yang paling tepat melakukan
sadari adalah 5-7 hari setelah
menstruasi.
MASTER TABEL
No
Responden
Pretest Post test
Jumlah Kategori Jumlah Kategori
R1 12 Cukup 15 Baik
R2 12 Cukup 15 Baik
R3 10 Cukup 15 Baik
R4 8 Kurang 14 Baik
R5 4 Kurang 15 Baik
R6 8 Kurang 15 Baik
R7 6 Kurang 15 Baik
R8 13 Baik 15 Baik
R9 6 Kurang 16 Baik
R10 9 Kurang 14 Baik
R11 10 Cukup 14 Baik
R12 3 Kurang 16 Baik
R13 4 Kurang 12 Cukup
R14 10 Cukup 16 Baik
R15 5 Kurang 11 Cukup
R16 11 Cukup 15 Baik
R17 13 Baik 16 Baik
R18 10 Cukup 16 Baik
R19 6 Kurang 13 Baik
R20 4 Kurang 15 Baik
R21 6 Kurang 13 Baik
R22 7 Kurang 15 Baik
R23 4 Kurang 14 Baik
R24 12 Cukup 16 Baik
R25 13 Baik 16 Baik
R26 12 Cukup 15 Baik
R27 11 Cukup 14 Baik
R28 8 Kurang 12 Cukup
R29 6 Kurang 12 Cukup
R30 7 Kurang 12 Cukup
R31 8 Kurang 14 Baik
R32 10 Cukup 14 Baik
R33 8 Kurang 13 Baik
R34 7 Kurang 15 Baik
R35 8 Kurang 10 Cukup
R36 12 Cukup 14 Baik
R37 7 Kurang 11 Cukup
R38 10 Cukup 15 Baik
R39 11 Cukup 15 Baik
R40 8 Kurang 15 Baik
R41 9 Kurang 10 Cukup
R42 10 Cukup 16 Baik
R43 13 Baik 15 Baik
R44 8 Kurang 12 Cukup
R45 7 Kurang 15 Baik
R46 11 Cukup 15 Baik
R47 9 Kurang 14 Baik
R48 8 Kurang 14 Baik
R49 7 Kurang 14 Baik
R50 6 Kurang 14 Baik
R51 12 Cukup 15 Baik
R52 11 Cukup 15 Baik
R53 8 Kurang 13 Baik
R54 11 Cukup 15 Baik
R55 13 Baik 15 Baik
R56 13 Baik 15 Baik
R57 10 Cukup 13 Baik
R58 8 Kurang 12 Cukup
Keterampilan
No Responden Pretest Post test
Jumlah Kategori Jumlah Kategori
R1 2 Tidak Kompeten 23 Kompeten
R2 10 Tidak Kompeten 28 Kompeten
R3 2 Tidak Kompeten 24 Kompeten
R4 3 Tidak Kompeten 11 Tidak Kompeten
R5 13 Tidak Kompeten 19 Kompeten
R6 0 Tidak Kompeten 11 Tidak Kompeten
R7 2 Tidak Kompeten 19 Kompeten
R8 0 Tidak Kompeten 11 Tidak Kompeten
R9 0 Tidak Kompeten 23 Kompeten
R10 11 Tidak Kompeten 32 Kompeten
R11 0 Tidak Kompeten 13 Tidak Kompeten
R12 10 Tidak Kompeten 24 Kompeten
R13 0 Tidak Kompeten 20 Kompeten
R14 7 Tidak Kompeten 22 Kompeten
R15 0 Tidak Kompeten 20 Kompeten
R16 8 Tidak Kompeten 25 Kompeten
R17 17 Tidak Kompeten 25 Kompeten
R18 10 Tidak Kompeten 25 Kompeten
R19 1 Tidak Kompeten 11 Tidak Kompeten
R20 6 Tidak Kompeten 19 Kompeten
R21 0 Tidak Kompeten 14 Tidak Kompeten
R22 6 Tidak Kompeten 18 Tidak Kompeten
R23 11 Tidak Kompeten 27 Kompeten
R24 7 Tidak Kompeten 22 Kompeten
R25 20 Kompeten 31 Kompeten
R26 0 Tidak Kompeten 16 Tidak Kompeten
R27 0 Tidak Kompeten 18 Tidak Kompeten
R28 8 Tidak Kompeten 22 Kompeten
R29 12 Tidak Kompeten 30 Kompeten
R30 0 Tidak Kompeten 26 Kompeten
R31 17 Tidak Kompeten 23 Kompeten
R32 10 Tidak Kompeten 22 Kompeten
R33 16 Tidak Kompeten 22 Kompeten
R34 7 Tidak Kompeten 24 Kompeten
R35 17 Tidak Kompeten 33 Kompeten
R36 0 Tidak Kompeten 9 Tidak Kompeten
R37 13 Tidak Kompeten 23 Kompeten
R38 5 Tidak Kompeten 24 Kompeten
R39 9 Tidak Kompeten 33 Kompeten
R40 9 Tidak Kompeten 25 Kompeten
R41 0 Tidak Kompeten 20 Kompeten
R42 13 Tidak Kompeten 22 Kompeten
R43 16 Tidak Kompeten 30 Kompeten
R44 0 Tidak Kompeten 14 Tidak Kompeten
R45 6 Tidak Kompeten 25 Kompeten
R46 0 Tidak Kompeten 17 Tidak Kompeten
R47 0 Tidak Kompeten 19 Kompeten
R48 0 Tidak Kompeten 25 Kompeten
R49 0 Tidak Kompeten 11 Tidak Kompeten
R50 0 Tidak Kompeten 10 Tidak Kompeten
R51 10 Tidak Kompeten 20 Kompeten
R52 0 Tidak Kompeten 10 Tidak Kompeten
R53 0 Tidak Kompeten 11 Tidak Kompeten
R54 0 Tidak Kompeten 29 Kompeten
R55 11 Tidak Kompeten 21 Kompeten
R56 0 Tidak Kompeten 3 Tidak Kompeten
R57 11 Tidak Kompeten 20 Kompeten
R58 8 Tidak Kompeten 25 Kompeten
Test Normalitas Pre dan Post Pengetahuan Explore
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Pre
Pengetahuan 58 100,0% 0 0,0% 58 100,0%
Post
Pengetahuan 58 100,0% 0 0,0% 58 100,0%
Descriptives
Statisti
c
Std.
Error
Pre
Pengetahuan
Mean 8,84 ,357
95% Confidence
Interval for Mean
Lower
Bound 8,13
Upper
Bound 9,56
5% Trimmed Mean 8,90
Median 8,50
Variance 7,397
Std. Deviation 2,720
Minimum 3
Maximum 13
Range 10
Interquartile Range 4
Skewness -,183 ,314
Kurtosis -,819 ,618
Post
Pengetahuan
Mean 14,14 ,200
95% Confidence
Interval for Mean
Lower
Bound 13,74
Upper
Bound 14,54
5% Trimmed Mean 14,25
Median 15,00
Variance 2,332
Std. Deviation 1,527
Minimum 10
Maximum 16
Range 6
Interquartile Range 2
Skewness -1,037 ,314
Kurtosis ,503 ,618
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statisti
c
Df Sig. Statisti
c
df Sig.
Pre
Pengetahuan ,122 58 ,032 ,954 58 ,028
Post
Pengetahuan ,248 58 ,000 ,864 58 ,000
a. Lilliefors Significance Correction
NPar Tests
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Pre
Pengetahua
n
Post
Pengetahua
n
N 58 58
Normal
Parametersa,b
Mean 8,84 14,14
Std.
Deviation 2,720 1,527
Most Extreme
Differences
Absolute ,122 ,248
Positive ,122 ,148
Negative -,113 -,248
Kolmogorov-Smirnov Z ,929 1,891
Asymp. Sig. (2-tailed) ,354 ,002
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Test Normalitas Pre dan Post Keterampilan Explore
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percen
t
N Percen
t
N Perce
nt
Pre
Keterampilan 58
100,0
% 0 0,0% 58
100,0
%
Post
Keterampilan 58
100,0
% 0 0,0% 58
100,0
%
Descriptives
Statisti
c
Std.
Error
Pre
Keterampilan
Mean 5,93 ,784
95% Confidence
Interval for Mean
Lower
Bound 4,36
Upper
Bound 7,50
5% Trimmed Mean 5,59
Median 6,00
Variance 35,609
Std. Deviation 5,967
Minimum 0
Maximum 20
Range 20
Interquartile Range 10
Skewness ,531 ,314
Kurtosis -,913 ,618
Post Mean 20,67 ,880
Keterampilan
95% Confidence
Interval for Mean
Lower
Bound 18,91
Upper
Bound 22,43
5% Trimmed Mean 20,75
Median 22,00
Variance 44,926
Std. Deviation 6,703
Minimum 3
Maximum 33
Range 30
Interquartile Range 8
Skewness -,371 ,314
Kurtosis -,218 ,618
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statisti
c
df Sig. Statisti
c
Df Sig.
Pre
Keterampilan ,219 58 ,000 ,861 58 ,000
Post
Keterampilan ,113 58 ,063 ,964 58 ,087
a. Lilliefors Significance Correction
NPar Tests
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Pre
Keterampila
n
Post
Keterampila
n
N 58 58
Normal Mean 5,93 20,67
Parametersa,b Std.
Deviation 5,967 6,703
Most Extreme
Differences
Absolute ,219 ,113
Positive ,219 ,098
Negative -,160 -,113
Kolmogorov-Smirnov Z 1,669 ,860
Asymp. Sig. (2-tailed) ,008 ,450
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
UJI WILCOXON
HASIL PENGETAHUAN
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
POSTTEST
PENGETAHUAN -
PRETEST PENGETAHUAN
Negative Ranks 0a ,00 ,00
Positive Ranks 58b 29,50 1711,00
Ties 0c
Total 58
a. POSTTEST PENGETAHUAN < PRETEST PENGETAHUAN
b. POSTTEST PENGETAHUAN > PRETEST PENGETAHUAN
c. POSTTEST PENGETAHUAN = PRETEST PENGETAHUAN
Test Statisticsa
POSTTEST
PENGETAHUA
N - PRETEST
PENGETAHUA
N
Z -6,638b
Asymp. Sig. (2-tailed) ,000
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on negative ranks.
HASIL KETERAMPILAN
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
POST KETERAMPILAN -
PRE KETERAMPILAN
Negative Ranks 0a ,00 ,00
Positive Ranks 58b 29,50 1711,00
Ties 0c
Total 58
a. POST KETERAMPILAN < PRE KETERAMPILAN
b. POST KETERAMPILAN > PRE KETERAMPILAN
c. POST KETERAMPILAN = PRE KETERAMPILAN
Test Statisticsa
POST
KETERAMPILA
N - PRE
KETERAMPILA
N
Z -6,627b
Asymp. Sig. (2-tailed) ,000
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on negative ranks.
LAMPIRAN DOKUMENTASI
Waktu Penelitian
No Kegiatan Jangka Waktu
November Desember Januari Februari Maret April Mei juni juli
1 Mengajukan Judul
2 Acc Judul
3 Konsultasi BAB I
4 Konsultasi BAB II
5 Konsultasi BAB III
6 Seminar Proposal
7 Izin Melakukan Penelitian
8 Melaksanakan Penelitian
9 Mengolah Data Hasil
Penelitian
10 Menyusun Hasil Penelitian
11 Konsultasi BAB IV
12 Konsultasi BAB V
13 Seminar Hasil Penelitian
14 Perbaikan Hasil Penelitaian
15 Menyusun Naskah Publikasi
16 Mempublikasikan Penelitian
BIOGRAPHY
A. PERSONAL DATA
Name : Arni Anjuita Sinaga
Date of Brith : Sitohang, 17 June 1994
Adress : Pangiringan, Kec. Parbuluan, Kab. Dairi
Citizemship : Indonesia
Status : Not Merried
Relligion : Christian Protestan
Parent’s name
Father : Walmer Sinaga
Mother : Alfine Sitorus
No HP : 081360255771
Email : [email protected] & [email protected]
B. FORMAL EDUCATION
1. SD N 030396 GUMUNTUR 2, LAE PANGINUMAN
2. SMP NEGERI 2 SILIMA PUNGGA-PUNGGA
3. SMA NEGERI 1 PARBULUAN
4. POLTEKKES KEMENKES RI MEDAN JURUSAN D-IV
KEBIDANAN
Quate : Proverbs 19: 21
A man’s heart may be full of designs, but the purpose of the Lord is
unchanging