skripsi pengaruh baby massage terhadap kualitas tidur …repo.stikesicme-jbg.ac.id/205/1/skripsi...
TRANSCRIPT
i
SKRIPSI
PENGARUH BABY MASSAGE TERHADAP KUALITAS
TIDUR BAYI USIA 3-6 BULAN
(Di BPM Ny. Farochah SST, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang)
DESSY MUNLIDIA SARI
162120020
PROGRAM STUDI D4 KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
2017
ii
PENGARUH BABY MASSAGE TERHADAP KUALITAS
TIDUR BAYI USIA 3-6 BULAN
(Di BPM Ny.Farochah SST, Kec. Jombang, Kab. Jombang)
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada Program
Studi Diploma 4 Kebidanan Pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Insan Cendekia Medika
Jombang
Dessy Munlidia Sari
162120020
PROGRAM STUDI DIPLOMA 4 KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
2017
iii
iv
PERSETUJUAN SKRIPSI
v
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Peneliti dilahirkan di Madiun pada tanggal 17 Desember 1994 dengan
nama Dessy Munlidia Sari. Peneliti beragama Islam dan merupakan putri tunggal
dari Bapak Sudjono dan Ibu Siti Munawaroh yang beralamat di Desa Glonggong,
Kecamatan Dolopo, Kabupaten Madiun.
Peneliti memulai pendidikan formal dari SD Negeri 02 Glonggong lulus
pada tahun 2007, lulus SMP tahun 2010 dari SMP Negeri 01 Dolopo, lulus SMA
tahun 2013 dari SMAN 01 Babadan Ponorogo . Pada tahun 2013 peneliti
melanjutkan pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia
Medika Jombang dengan mengambil jurusan D-III Kebidanan lulus tahun 2016,
kemudian melanjutkan studi lagi dan mengambil progam studi D-4 Kebidanan di
STIKes ICMe Jombang.
Sekian riwayat hidup saya buat untuk diketahui, terima kasih.
vii
MOTTO
“Banyak Kegagalan Dalam Hidup Ini Dikarenakan Orang-Orang Tidak
Menyadari Betapa Dekatnya Mereka Dengan Keberhasilan Saat Mereka
Menyerah”
–Thomas Alva Edison-
viii
PERSEMBAHAN
Sujud syukur kepada Allah SWT karena-NYA skripsi ini dapat
terselesaikan. Shalawat serta salam saya haturkan kepada Nabi besar Muhammad
S.A.W. dengan penuh kecintaan dan keikhlasan saya persembahkan skripsi ini
teruntuk turut berterima kasih kepada:
Teristimewa kedua orang tuaku Ayahanda Sudjono dan Ibunda Siti
Munawaroh sebagai motivator terbesar dalam hidupku, yang selalu memberikan
semangat dan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini.
Teman-temanku semua D4 Kebidanan, terima kasih telah menemani hari-
hariku dan kebersamaan kita selama kuliah ini, kenangan itu tidak akan pernah
saya lupakan. Mari kita lanjutkan perjuangan kita di luar sana. Jaga nama baik
almamater dan buat harum nama kampus kita. (2017)
Almamaterku tercinta, terimakasih !!
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya, sehingga
peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Baby Massage
Terhadap Kualitas Tidur Bayi Usia 3-6 Bulan (Di BPM Ny. Farochah SST,
Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang)’’. Dalam penyusunan skripsi ini
peneliti banyak mendapatkan bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak. Untuk
itu peneliti mengucapkan terimakasih kepada : H. Bambang Tutuko, SH., S.Kep.
Ns.,MH selaku ketua STIKES ICMe Jombang. Hidayatun Nufus, S.SiT,. M.Kes
Selaku Ketua Program studi Diploma 4 Kebidanan, Pastria Sandra Dewi, SST,
M.Kes selaku pembimbing I, Dovi Dwi M, SST.,M.PH selaku pembimbing II
yang telah banyak memberikan arahan dan saran dalam penyusunan skripsi ini.
Bapak ibu dosen prodi D4 Kebidanan STIKES ICME Jombang beserta Stafnya,
kedua orang tua saya, serta teman-teman sejawat D4 Kebidanan yang telah
memberikan semangat dalam penyusunan skripsi ini.
Penulisan skripsi ini tentunya masih jauh dari kesempurnaan, masih banyak
kesalahan serta kekurangan yang dimiliki peneliti. Untuk itu peneliti
mengaharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi ini, dan semoga
skripsi dapat bermanfaat, amin.
Jombang, Juli 2017
Penulis
x
ABSTRAK
PENGARUH BABY MASSAGE TERHADAP KUALITAS TIDUR BAYI
USIA 3-6 BULAN
(Di BPM Ny. Farochah SST, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang)
Oleh:
Dessy Munlidia Sari
162120020
Kebutuhan tidur tidak hanya dilihat dari aspek kuantitas saja namun juga
kualitasnya. Dengan kualitas tidur yang baik, pertumbuhan dan perkembangan
bayi dapat dicapai secara optimal. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk
memenuhi kebutuhan tersebut adalah dengan baby massage. Peneliti melakukan
wawancara kepada 5 ibu bayi. Hasil wawancara didapatkan 3/5 (60%) ibu
mengatakan bahwa bayinya mudah rewel dan sering terbangun pada malam hari,
menangis dan apabila bayinya terbangun sulit untuk memulai tidur kembali. Dari
2/5 (40%) ibu mengatakan anaknya tidur pulas dan tidak pernah rewel pada
malam hari. Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh baby massage
terhadap kualitas tidur bayi usia 3-6 bulan di BPM Ny. Farochah, SST Kecamatan
Jombang, Kabupaten Jombang.
Jenis penelitian ini adalah pra eksperimental dengan rancangan one group
pretest-posttest design. Populasi penelitian ini adalah bayi usia 3-6 bulan. Sampel
penelitian sejumlah 32 bayi usia 3-6 bulan, diambil secara purposive sampling.
Variable independent adalah baby massage dan variable dependent adalah
kualitas tidur bayi usia 3-6 bulan. Instrument penelitian menggunakan kuesioner.
Pengolahan data menggunakan editing, coding, tabulating dan uji statistic
Wilcoxon.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas tidur bayi Usia 3-6 bulan
sebelum diberi baby massage sebagian besar cukup yaitu sebesar 17 orang
(53,1%) dan kualitas tidur bayi Usia 3-6 bulan sesudah diberi baby massage
sebagian besar baik yaitu sebesar 24 orang (75%). Uji statistik wilcoxon
menunjukan bahwa nilai signifikan p value = 0,001 < (0,05), sehingga H1
diterima.
Kesimpulan penelitian yang berarti ada Pengaruh Baby Massage Terhadap
Kualitas Tidur Bayi Usia 3-6 bulan Di BPM Ny. Farochah Desa Pulo Lor Kecamatan
Jombang, Kabupaten Jombang.
Kata kunci : baby massage, kualitas tidur bayi usia 3-6 bulan
xi
ABSTRACT
THE EFFECT OF BABY MASSAGE AGAINTS THE QUALITY OF BABY
SLEEPING AGES 3-6 MONTHS
(in the self-employment midwife of Mrs. Farochah SST,
sub-district of Jombang, Jombang regency)
By :
Dessy Munlidia Sari
162120020
Sleep needs were not only seen from the quantity aspect but also the
quality. With good sleep quality, baby's growth and development could be
achieved optimally. One way that could be used to meet those needs were by baby
massage. Researchers conducted interviews with 5 infant mothers. Interview
results were obtained 3/5 (60%) mothers said that their babies were easy to fuss
and often woke up at night, crying and when their babies were awakens it's hard
to start sleeping again. From 2/5 (40%) mothers said their baby slept soundly and
never fuss at night in the self-employment midwife of Mrs. Farochah, SST sub-
district of Jombang, Jombang regency.
This research design was pre exsperimental with the design of one group
pretest-posttest. The population of this research was baby ages 3-6 months. The
sample of research was a number of 32 babies ages 3-6 months, it was taken
randomly by purposive sampling. The independent variable was the baby massage
and the dependent variable was the quality of baby sleeping ages 3-6 months. The
research instrument used a questionnaire. Data processing used editing, coding,
tabulating and statistical test of Wilcoxon.
The research result showed that’s the quality of baby sleeping ages 3-6
months before being given baby massage were mostly enough namely as many as
17 people (53,1%) and the quality of baby sleeping ages 3-6 months after being
given baby massage were mostly good namely as many as 24 people (75%). The
statistical test of wilcoxon showed that’s the significant value of p value = 0,001 <
(0,05), therefore H1 was accepted.
The conclusion of research meant that there was an effect of againts the
quality of baby sleeping ages 3-6 months in the Self-employment midwife of Mrs.
Farochah village of Pulo Lor sub-district of Jombang, Jombang regency.
Keywords : baby massage, quality of baby sleeping ages 3-6 months
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
HALAMAN JUDUL DALAM ..................................................................... ii
SURAT PERNYATAAN ............................................................................... iii
PERSETUJUAN SKRIPSI ........................................................................... iv
PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................................. v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................... vi
MOTTO .......................................................................................................... vii
PERSEMBAHAN ........................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ................................................................................... ix
ABSTRAK ...................................................................................................... x
ABSTRACT ..................................................................................................... xi
DAFTAR ISI .................................................................................................. xii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xvii
DAFTAR LAMBANG DAN SINGKATAN ................................................ xviii
BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................... 4
1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................... 4
1.4 Manfaat Penelitian ....................................................................... 5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 7
2.1 Konsep Dasar Baby Massage ....................................................... 7
2.2 Konsep Dasar Tidur ..................................................................... 25
2.3. Konsep Dasar Bayi ....................................................................... 30
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN 34
3.1 Kerangka Konseptual ................................................................... 34
3.2 Hipotesis Penelitian ..................................................................... 35
BAB 4 METODE PENELITIAN ................................................................. 36
4.1 Desain Penelitian ......................................................................... 36
xiii
4.2 Jenis Penelitian ............................................................................ 36
4.3 Rancangan Penelitian ................................................................... 36
4.4 Waktu dan Tempat Penelitian ...................................................... 37
4.5 Populasi, Sampeldan Sampling .................................................... 37
4.6 Kerangka Kerja( Frame Work) .................................................... 39
4.7 Identifikasi Variabel ..................................................................... 41
4.8 Definisi Operasional..................................................................... 41
4.9 Pengumpulan Data dan Analisa Data ........................................... 43
4.10 Etika Penelitian ............................................................................ 49
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................ 50
5.1 Hasil penelitian ............................................................................... 50
5.2 Pembahasan .................................................................................... 54
BAB 6 PENUTUP ........................................................................................... 61
6.1 Kesimpulan ..................................................................................... 61
6.2 Saran ........................................................................................... 61
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 63
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Definisi Operasional Pengaruh Baby Massage Terhadap
Kualitas Tidur Bayi Usia 3-6 Bulan .............................................. 45
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Karakteristik Responden
Berdasarkan Usia Di BPM Ny. Farochah SST, Desa Pulo Lor
Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang Tanggal 24 Mei-18
Juni 2017…………………………………………………….. ..... 51
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Karakteristik Responden
Berdasarkan Jenis Kelamin Di BPM Ny. Farochah SST, Desa
Pulo Lor Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang Tanggal 24
Mei-18 Juni
2017………………………………………………................. ...... 51
Tabel5.3 Distribusi Frekuensi Responden Karakteristik Responden
Berdasarkan Status Kesehatan Di BPM Ny. Farochah SST, Desa
Pulo Lor Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang Tanggal 24
Mei-18 Juni 2017
................................................................................. ...................... 52
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Responden Karakteristik Responden
Berdasarkan Status Kesehatan Di BPM Ny. Farochah SST, Desa
Pulo Lor Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang Tanggal 24
Mei-18 Juni 2017
................................................................................. ...................... 52
Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kualitas Tidur
Bayi Usia 3-6 Bulan Setelah Dilakukan Baby Massage Di BPM Ny. Farochah SST, Desa Pulo Lor Kecamatan Jombang,
Kabupaten Jombang Tanggal 24 Mei-18Juni
2017……………………………………………….. ..................... 53
Tabel 5.6 Tabulasi Silang Pengaruh Baby Massage Terhadap Kualitas
Tidur Bayi Usia 3-6 Bulan Di BPM Ny. Farochah SST, Desa
Pulo Lor Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang Tanggal 24
Mei-18 Juni 2017 ………………………………………… ......... 53
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Kerangka Konsep Pengaruh Baby Massage Terhadap Kualitas
Tidur Bayi Usia 3-6 Bulan ............................................................ 37
Gambar 4.1 Kerangka Kerja Pengaruh Baby Massage Terhadap Kualitas Tidur
Bayi Usia 3-6 Bulan ...................................................................... 43
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Jadwal Penelitian
Lampiran 2 Persetujuan Judul
Lampiran 3 Surat Pernyataan Perpustakaan
Lampiran 4 Surat Pre Survey Data, Studi Pendahuluan dan Penelitian
Lampiran 5 Surat Balasan dari Dinkes
Lampiran 6 Surat Balasan dari Bidan
Lampiran 7 Surat Bebas Plagiasi
Lampiran 8 Surat Permohonan Calon Responden
Lampiran 9 Lembar Persetujuan Sebagai Responden
Lampiran 10 SOP Baby Massage
Lampiran 11 Lembar Kuesioner
Lampiran 12 Tabulasi Data Umum dan khusus
Lampiran 13 Hasil SPSS
Lampiran 14 Lembar Konsultasi
xvii
DAFTAR LAMBANG DAN SINGKATAN
DAFTAR LAMBANG
% : Persentase
p : Nilai Yaang di Dapat
f : Skor Yang di Dapat
N : Jumlah Populasi
n : Jumlah Sampel
α : alfa (tingkat signifikansi)
> : Lebih Besar
< : Lebih Kecil
DAFTAR SINGKATAN
ASI : Air Susus Ibu
D4 : Diploma 4
EEG : Elektroensefalografi
H : Haji
ICMe : Insan Cendekia Medika
MH : Magister Hukum
M.Kes : Magister Kesehatan
M.M : Magister Managemen
M.PH : Magister
Ns : Ners
NREM : Non-Rapid Eye Movement Sleep
RAS : Reticular Activing System
REM : Rapid Eye Movement Sleep
SH : Sarjana Hukum
S.Kep : Sarjana Keperawatan
SOP : Standard Operating Procedure
S.ST : Sarjana Sains Terapan
S.SiT : Sarjana Sains Terapan
STIKes : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masa bayi merupakan masa emas untuk pertumbuhan dan
perkembangan anak sehingga perlu mendapatkan perhatian khusus. Salah
satu faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang bayi adalah tidur dan
istirahat (Vina, 2010). Kebutuhan tidur tidak hanya dilihat dari aspek
kuantitas saja namun juga kualitasnya. Dengan kualitas tidur yang baik,
pertumbuhan dan perkembangan bayi dapat dicapai secara optimal
(Widyanti, 2008). Tidur adalah salah satu bentuk adaptasi bayi terhadap
lingkungannya. Tetapi masalah yang dialami lainnya adalah permasalahan
bagi bayi yang sulit sekali untuk tidur dimalam hari dan jika tidak ditangani
dengan serius ada gangguan perilaku, tumbuh kembang serta gangguan otak
(Ismael, 2010). Mengingat akan pentingnya waktu tidur bagi perkembangan
bayi, maka kebutuhan tidurnya harus benar-benar terpenuhi agar tidak
berpengaruh buruk terhadap perkembangannya. Salah satu cara yang dapat
digunakan untuk memenuhi kebutuhan tersebut adalah dengan baby
massage. Bayi yang dipijat akan dapat tidur dengan lelap, sedangkan pada
waktu bangun, daya konsentrasinya akan lebih penuh (Roesli, 2013). Fakta
menunjukkan masih banyak ibu-ibu yang enggan untuk melakukan
pemijatan secara rutin kepada bayinya apalagi diawal kelahirannya. Hal
tersebut karena adanya perasaan takut salah memijat bayinya, badan bayi
yang masih lemah serta tidak tahu bagaimana teknik memijat yang benar
(Anggraini, 2009).
2
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Hiscock (2002) di Melbourne
Australia didapatkan hasil 32% ibu melaporkan terdapat kejadian berulang
masalah tidur pada anak mereka. Dalam penelitian tersebut menggambarkan
bahwa masih banyak kejadian masalah tidur yang dialami bayi dan kejadian
tersebut bisa menetap ataupun terulang kembali (Hiscock et all, 2002). Di
Indonesia cukup banyak bayi yang mengalami masalah tidur, yaitu sekitar
44,2% bayi mengalami gangguan tidur seperti sering terbangun di malam
hari. Menurut Sekartini (2010), dengan jumlah responden 285 bayi,
diperoleh data 51,3% bayi mengalami gangguan tidur, 42% bayi tidur
malamnya kurang dari 9 jam, dan pada malam hari bayi terbangun lebih dari
3 kali dengan lama bangun lebih dari satu jam. Profil Dinas kesehatan kota
Jombang di laporkan data bayi usia 0 – 11 bulan pada tahun 2015 sebanyak
4.760 bayi (107,48%). Hasil penelitian Matalia (2012) didapatkan hasil
sebagian besar bayi usia 3-6 bulan di wilayah kerja Puskesmas II Denpasar
Timur mengalami peningkatan kualitas tidur setelah diberikan intervensi
baby massage yaitu 21 responden (70%), sedangkan 9 responden (30%)
tidak mengalami peningkatan kualitas tidur setelah diberikan intervensi baby
massage.
Berdasarkan studi pendahuluan di BPM Ny. Farochah S.ST, Desa
Pulo Lor, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang pada tanggal 11-13
Mei 2017, peneliti melakukan wawancara kepada 5 ibu bayi. Hasil
wawancara didapatkan 3/5 (60%) ibu mengatakan bahwa bayinya mudah
rewel dan sering terbangun pada malam hari, menangis dan apabila bayinya
3
terbangun sulit untuk memulai tidur kembali. Dari 2/5 (40%) ibu
mengatakan anaknya tidur pulas dan tidak pernah rewel pada malam hari.
Peningkatan kualitas atau lama tidur bayi yang dilakukan baby
massage disebabkan oleh adanya peningkatan kadar sekresi serotonin yang
dihasilkan pada saat pemijatan. Serotonin merupakan zat transmitter utama
yang menyertai pembentukan tidur dengan menekan aktivitas sistem
pengaktivasi retikularis maupun aktivitas otak lainnya. Melatonin
mempunyai peran dalam tidur dan membuat tidur lebih lama dan lelap pada
saat malam hari. Hal ini disebabkan karena melatonin lebih banyak
diproduksi pada keadaan gelap saat cahaya yang masuk ke mata berkurang
(Roesli, 2013).
Tidur yang tidak adekuat dan kualitas tidur yang buruk dapat
mengakibatkan gangguan keseimbangan fisiologi dan psikologi. Dampak
fisiologi meliputi penurunan aktivitas sehari-hari, rasa capek, lemah,
koordinasi neuromuskular buruk, proses penyembuhan lambat dan daya
tahan tubuh menurun. Sedangkan dampak psikologinya meliputi emosi lebih
labil, cemas, tidak konsentrasi, kemampuan kognitif dan menggabungkan
pengalamannya lebih rendah (Saputra, 2009). Bayi yang mengalami
gangguan tidur akan mengalami gangguan yang sama dimasa-masa
selanjutnya terutama pada masa pertumbuhan.
Saat ini berbagai terapi telah dikembangkan, baik terapi
farmakologis maupun non farmakologis. Salah satu terapi non farmakologis
untuk mengatasi masalah tidur bayi adalah baby massage. Baby Massage
merupakan salah satu jenis stimulasi yang akan merangsang perkembangan
4
struktur maupun fungsi dari kerja sel-sel dalam otak ( Riksani, 2014).
Pijatan lembut akan membantu mengendurkan otot-ototnya sehingga bayi
menjadi tenang dan tidurnya nyenyak. Sentuhan lembut pada bayi
merupakan sarana ikatan yang indah antara bayi dan orang tuanya.
(Anggraini, 2009). Bayi yang dipijat selama kurang lebih 15 menit akan
merasa lebih rileks, tidur lebih lelap, perkembangan dan pertumbuhannya
juga semakin baik (Marta, 2014). Selain itu, solusi lain agar bayi tidur pulas
yaitu mengatur jadwal menyusu, mengganti popok ketika bayi BAK dan
BAB.
Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian mengenai Pengaruh Baby Massage Terhadap Kualitas
Tidur Bayi Usia 3-6 Bulan Di BPM Ny. Farochah Desa Pulo Lor
Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang Di Desa Badas Kecamatan
Sumobito Kabupaten Jombang.
1.2 Rumusan masalah
“Apakah ada Pengaruh Baby Massage Terhadap Kualitas Tidur Bayi Usia
3-6 Bulan Di BPM Ny. Farochah Desa Pulo Lor Kecamatan Jombang,
Kabupaten Jombang ?”
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan umum
Mengetahui Pengaruh Baby Massage Terhadap Kualitas Tidur
Bayi Usia 3-6 Bulan Di BPM Ny. Farochah Desa Pulo Lor Kecamatan
Jombang, Kabupaten Jombang.
5
1.3.2 Tujuan khusus
a. Mengidentifikasi kualitas tidur bayi Usia 3-6 bulan sebelum dilakukan
baby massage di BPM Ny. Farochah SST, Desa Pulo Lor Kecamatan
Jombang, Kabupaten Jombang..
b. Mengidentifikasi kualitas tidur bayi Usia 3-6 bulan sesudah dilakukan
baby massage di BPM Ny. Farochah SST, Desa Pulo Lor Kecamatan
Jombang, Kabupaten Jombang..
c. Menganalisis pengaruh baby massage terhadap kualitas tidur bayi Usia
3-6 bulan di BPM Ny. Farochah SST, Desa Pulo Lor Kecamatan
Jombang, Kabupaten Jombang.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi wacana ilmiah dan
menambah pengetahuan serta wawasan dalam kebidanan terutama dalam
melakukan baby massage terhadap kualitas tidur bayi Usia 3-6 bulan.
1.4.2 Praktis
1. Bagi Dosen
Sebagai bahan masukan dan menambah referensi di perpustakaan
tentang penelitian kebidanan yag sesuai dengan evidance based
terutama dalam pemberian Bagi tempat penelitian baby massage
terhadap kualitas tidur bayi Usia 3-6 bulan.
2. Bagi Bidan
Hasil penelitian ini dapat menambah informasi dan motivasi bidan
tentang manfaat baby massage sehingga dapat mengembangkan
6
intervensi dalam peningkatan/pemenuhan kebutuhan untuk melakukan
baby massage terhadap kualitas tidur bayi Usia 3-6 bulan.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya diharapkan hasil penelitian ini dapat
digunakan sebagai bahan dasar acuhan/referensi untuk
mengembangkan penelitian selanjutnya sehubungan dengan Pengaruh
Baby Massage Terhadap Kualitas Tidur Bayi Usia 3-6 Bulan.
7
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Baby Massage
2.1.1 Pengertian
Menurut Roesli (2012) baby massage adalah pemijatan yang
dilakukan lebih mendekati usapan-usapan halus atau rangsangan raba
(taktil) yang dilakukan dipermukaan kulit, manipulasi terhadap jaringan
atau organ tubuh bertujuan untuk menghasilkan efek terhadap syaraf otot,
dan system pernafasan serta memperlancar sirkulasi darah.
2.1.2 Manfaat Baby Massage
1. Membuat bayi semakin tenang
Selama pemijatan, bayi akan mengalami tekanan, peregangan, dan
relaksasi. Sirkulasi darah yang semakin meningkat, perbaikan sirkulasi
udara di kulit dan stimulasi kocokan atau goncangan merupakan
perlakuan yang berpotensi memberikan tekanan pada bayi yang baru
lahir. Karenanya, pemijatan harus dilakukan dengan hati-hati.
Perlakuan harus diimbangi dengan suara lembut dan sentuhan sayang.
2. Meningkatkan kualitas istirahat (tidur) bayi
Bayi yang otot-ototnya distimulus dengan urut atau pemijatan akan
nyaman dan mengantuk. Kebanyakan bayi akan tidur dengan waktu
yang lama begitu pemijatan usai dilakukan kepadanya. Selain lama,
bayi nampak tidur terlelap dan tidak rewel seperti sebelumnya. Hal ini
menunjukkan bahwa bayi merasa tenang tidur lelap. Kebanyakan
untuk alasan inilah mereka melakukan pemijatan bayi.
8
3. Memperbaiki konsentrasi bayi
Pemijatan berarti memperlancar peredaran darah. Darah pada tubuh
manusia mengalir ke seluruh manusia mengalir ke seluruh tubuh,
termasuk ke otaknya. Salah satu zat penting yang di bawah oleh darah
adalah oksigen. Ketika suplai oksigen untuk otak bayi tidak lancar
maka fungsi otak untuk berpikir dan konsentrasi akan terganggu.
4. Meningkatkan produksi ASI
Pijat bayi menyebabkan bayi lebih rileks dan dapat beristirahat dengan
efektif. Bayi yang tidur dengan efektif ketika bangun akan membawa
energi cukup untuk berkatifitas. Dengan aktivitas yang optimal, bayi
akan cepat lapar sehingga nafsu makannya meningkat.
5. Membantu meringankan ketidaknyaman dalam pencernaan dan
tekanan emosi
Pijat bayi berguna untuk meringankan ketidaknyamanan atau
ketidaklancaran dalam pencernaan, gangguan perut, tekanan emosi,
dan meningkatkan nafsu makan bayi. Tentunya, bila pijat bayi
dilakukan dengan baik dan benar.
6. Memacu perkembangan otak dan system saraf
Rangsangan yang diberikan pada kulit bayi akan memacu proses
penyempurnaan otak dan system saraf sehingga dapat meningkatkan
komunikasi otak ke tubuh bayi dan keaktifan neuron.
7. Meningkatkan gerak peristaltic untuk pencernaan
Pemijatan dapat meningkatkan gerak peristaltic yaitu semacam
gelombang dan kontraksi teratur saluran menuju lambung yang
9
menggerakkan bahan makanan agar dapat berproses dalam saluran
pencernaan. Jadi, jelas sudah bahwa pijat bayi membantu proses
pencernaan.
8. Menstimulasi aktivitas nervus vagus untuk perbaikan pernapasan
Aktivitas serat-serat nervus vagus berpengaruh pada paru-paru.
9. Memperkuat system kekebalan tubuh
Bagi para bayi yang sehat, penguatan system imunitas ini tentu saja
akan membuatnya lebih bertahan dalam berbagai keadaan ketika
kuman siap mengancam.
10. Mengajari bayi sejak dini tentang bagian tubuh
Memijat bayi harus disertai dengan komunikasi. Caranya dengan
tersenyum dan seolah berbicara. Seorang ibu juga dapat mengajarkan
bayi tdengan cara menggerak-gerakkan bagian tubuh yang
dipegangnya menirukan gerakan organ yang seharusnya.
11. Meningkatkan aliran oksigen dan nutrisi menuju sel
Pemijatan dapat memperlancar proses pengangkutan oksigen ke sel-sel
yang akan dituju. Pengangkutan oksigen ini penting agar sel-sel dapat
menjalankan fungsinya dengan normal
12. Meningkatkan kepercayaan diri ibu
Perlu diketahui bahwa tidak semua ibu ketika melahirkan bayi akan
langsung percaya diri untuk merawatnya.
10
13. Memudahkan orangtua mengenali bayinya
Pemijatan oleh ibu terhadap bayinya memungkinkan tangan ibu
meraba dan menyentuh seluruh tubuh bayi. Mata ibu pun akan melihat
seluruh bagian tubuh bayinya.
(Anggraini, 2011).
2.1.3 Saat Yang Tepat Untuk Memijat
Waktu terbaik untuk memijat bayi ketika bayi terjaga dan senang.
Demikian pula dengan orang tua sendiri harus dalam kondisi tenang dan
santai, sehingga bayi juga merasa tenang (Heatlh, 2007).
Murjito (2007) mengatakan pijat bayi dapat dilakukan sedini mungkin
setelah bayi dilahirkan. Lebih cepat mengawali pemijatan, bayi akan
mendapat keuntungan yang lebih besar. Apalagi jika pemijatan dapat
dilakukan setiap hari dari sejak kelahiran sampai bayi berusia 6-7 bulan.
Anggraini (2008) menyatakan bahwa beberapa hal yang harus
diperhatikan sebelum melakukan pemijatan pada bayi adalah sebagai
berikut :
1. Waktu Memijat
Pemijatan dapat dilakukan kapanpun, namun waktu yang
dianjurkan adalah pagi hari sebelum memulai aktivitas (akan mandi),
pemijatan dilakukan 15 menit setelah makan dan malam hari
(menjelang tidur).
Sedangkan menurut Roesli (2012) waktu yang terbaik memijat
bayi dapat dilakukan pada waktu-waktu berikut ini:
11
a. Pagi hari : pemijatan dapat dilakukan pagi sebelum mandi, sebab
sisa – sisa minyak pijat akan lebih mudah dibersihkan, selain itu
pemijatan pada pagi hari dapat memberikan nuansa ceria bagi bayi.
b. Malam hari : pemijatan pada malam hari sangatlah baik. Sebab
setelah pemijatan, biasanya bayi akan santai dan mengantuk, hal ini
berguna untuk membantu bayi tidur lebih nyenyak.
2. Suasana yang tenang
Ketika akan dipijat, bayi harus dalam kondisi yang tenang dan nyaman.
Kondisi yang dikatakan tenang dan nyaman antara lain. adalah saat
bayi ceria, saat kondisi perut yang sudah terisi makanan atau membuat
suasana hati pemijat sendiri harus tenang, menampilkan mimik wajah
tersenyum dan menebar kasih sayang serta bisa memutar musik klasik.
3. Ruangan yang nyaman
Ruangan yang nyaman untuk melakukan pemijatan pada bayi adalah
ruangan yang hangat tetapi tidak panas, ruangan kering dan tidak
pengap, ruangan tidak berisik, ruangan yang penerangannya cukup dan
ruangan tanpa aroma menyengat dan mengganggu.
2.1.4 Persiapan Peralatan Pijat Bayi
Sebelum memijat, sebaiknya siapkan peralatan yang dibutuhkan
antara lain :
1. Alas yang empuk dan lembut
Misalnya kasur atau busa yang dilapisi dengan kain lembut. Luas alas
ini sebesar ukuran bayi agar ibu dapat bergerak dengan bebas. Alas ini
sebaiknya dalam posisi datar.
12
2. Handuk atau lap lembut untuk kulit bayi
Handuk atau lap digunakan untuk membersihkan sisa-sisa minyak
yang menempel di kulit bayi.
3. Popok untuk menutup bagian tubuh bayi setelah dipijat
Menyiapkan popok hendaknya tidak terlambat (setelah dipijat baru
disiapkan popok). Sebab, bayi harus menunggu waktu sehingga
kedinginan.
4. Baju ganti untuk mengganti baju lama usai pemijatan
5. Minyak untuk memijat (baby oil, lotion dan minyak zaitun)
Baby oil biasanya terbuat dari minyak alami yang terkandung dalam
biji-bijian sehingga aman digunakan untuk memijat, jika menggunakan
lotion, pilih yang aman dan tidak mengandung bahan kimia berbahaya.
Minyak lainnya yaitu minyak zaitun yang sangat baik dalam perawatan
kulit, termasuk kulit bayi. Hal ini karena sifatnya yang lembut dan
melembabkan.
6. Air dan waslap (kain untuk mengelap/menyeka) Sediakan air hangat
beserta handuk kecil dan waslap untuk menyeka bayi dari bekas
minyak usai pemijatan (Anggraini, 2008).
2.1.5 Tangan yang Aman untuk Memijat
1. Dalam keadaan bersih Yaitu dengan mencuci tangan (menggunakan
sabun dan antiseptik) sebelum pemijatan, tangan yang kurang bersih
dapat menjadi penular kuman, terutama penyakit kulit.
2. Dalam keadaan kering air (diusap dengan lap setelah cuci tangan)
Tangan yang basah menyebabkan bayi kedinginan dan tidak nyaman.
13
3. Hangat Kulit bayi sangat peka dengan suhu tangan ibu dan tidak
nyaman bila tangan yang menyentuhnya itu dingin.
4. Kuku terawat dan aman Agar tangan aman, potonglah kuku dan
lembutkan (dikikir). Kuku yang panjang atau mencuat (meskipun
sedikit) dapat menyebabkan goresan pada kulit bayi yang sangat tipis
dan sensitif.
5. Tanpa perhiasan (baik cincin maupun gelang) Keberadaan cincin,
gelang dan aksesoris lain yang terbuat dari logam atau plastik dapat
melukai kulit bayi (Anggraini, 2008).
2.1.6 Memijat Sesuai Umur
Cara pemijatan untuk berbagai kelompok umur :
1. Bayi umur 0 – 1 bulan
Untuk bayi berumur 0 – 1 bulan, disarankan hanya diberi gerakan yang
lebih mendekati usapan-usapan halus. Perlu diingat bahwa sebelum tali
pusat bayi lepas sebaiknya tidak dilakukan pemijatan di daerah perut.
2. Bayi umur 1 – 3 bulan
Untuk bayi umur 1 – 3 bulan, disarankan diberi gerakan halus disertai
tekanan ringan dalam waktu yang lebih singkat.
3. Bayi umur 3 – 6 bulan
Pemijatan pada usia 3-6 bulan adalah setelah bayi melewati usia tiga
bulan ketika fisik bayi tidak lagi terlalu lemah untuk dipijat. Bayi pada
bulan ke 3 dan ke 4 mudah diatur jdwal minum dan tidurnya,
sementara setelah 6 bulan maka teknik sentuhan halus yang dilakukan
sudah berbeda (Dewi, 2010).
14
4. Bayi umur 6 bulan sampai 3 tahun
Untuk bayi umur 6 bulan – 3 tahun, disarankan agar seluruh gerakan
dilakukan dengan tekanan dan waktu yang lebih meningkat. Total
waktu pemijatan disarankan sekitar 15 menit (Dewi, 2010).
2.1.7 Siapa yang Memijat
1. Ibu
Orang yang paling dekat dengan bayi adalah ibu, karenanya ibu harus
menjadi orang pertama yang mempelopori pemijatan terhadap bayi.
2. Ayah
Ayah merupakan orang kedua yang paling dekat dengan bayi, sebab
selain membutuhkan perhatian dari ibu, bayi juga memerlukan
perhatian dari ayah.
3. Kakek dan nenek
Sering dikatakan bahwa kasih sayang kakek dan nenek kepada
cucunya melebihi kasih sayang kepada anaknya, ketika bepergian
mereka cenderung lebih merindukan cucunya dibandingkan
anakanaknya (Anggraini, 2008).
2.1.8 Kapan tidak boleh memijat
1. Jangan memijat jika bayi sedang tidak sehat.
2. Jangan pernah memijat bayi jika ia tidak ingin dipijat.
3. Jangan pijat bayi dengan minyak jika kulitnya terkena eksim karena
akan memperburuk keadaan kulitnya.
4. Jika bayi baru diimunisasi tunggu hingga 48 jam untuk melihat apakah
ada efek samping.
15
5. Hindari daerah yang memar, bengkak, meradang atau sensitif akut
(Walker, 2011).
2.1.9 Urutan Teknik Baby Massage
Menurut Roesli (2012) catatan setiap gerakan pada tahap pemijatan
ini dapat diulang sebanyak enam kali.
1. Kaki
1) Perahan cara India, peganglah kaki bayi pada pangkal paha, seperti
memegang pemukul soft ball, kemudian gerakkan tangan ke bawah
secara bergantian, seperti memerah susu.
Peras dan putar, pegang kaki bayi pada pangkal paha dengan kedua
tangan secara bersamaan, kemudian peras dan putar kaki bayi
dengan lembut dimulai dari pangkal paha kearah mata kaki.
2) Telapak kaki, urutlah telapak kaki bayi dengan kedua ibu jari
secara bergantian, dimulai dari tumit kaki menuju jari-jari
diseluruh telapak kaki.
3) Tarikan lembut jari, pijatlah jari-jarinya satu persatu dengan
gerakan memutar menjauhi telapak kaki, diakhiri dengan tarikan
kasih yang lembut pada tiap ujung jari.
4) Gerakan peregangan (strecth), dengan mempergunakan sisi dari
jari telunjuk, pijat telapak kaki mulai dari batas jari-jari ke arah
tumit, kemudian ulangi lagi dari perbatasan jari ke arah tumit,
kemudian dengan jari tangan lain regangkan dengan lembut
punggung kaki pada daerah pangkal kaki ke arah tumit.
16
5) Titik tekanan, tekan-tekanlah kedua ibu jari secara bersamaan
diseluruh permukaan telapak kaki dari arah tumit ke jari-jari.
6) Punggung kaki, dengan mempergunakan kedua ibu jari secara
bergantian pijatlah punggung kaki dan pergelangan kaki kearah
jari-jari secara bergantian.
7) Peras dan putar pergelangan kaki (ankle circles), buatlah gerakan
seperti memeras dengan mempergunakan ibu jari dan jari-jari
lainnya dipergelangan kaki bayi.
8) Perahan cara Swedia, peganglah pergelangan kaki bayi, kemudian
gerakkan tangan anda secara bergantian dari pergelangan kaki
kepangkal paha.
9) Gerakan menggulung, pegang pangkal paha dengan kedua tangan
anda kemudian buatlah gerakan menggulung dari pangkal paha
menuju pergelangan kaki.
10) Gerakan akhir, seteiah gerakan a sampai k dilakukan pada kaki
kanan dan kiri, rapatkan kedua kaki bayi, kemudian letakkan kedua
tangan anda secara bersamaan pada pantat dan pangkal paha lalu
usap kedua kaki bayi dengan tekanan lembut dari paha kearah
pergelangan kaki, ini merupakan gerakan akhir bagian kaki.
2. Perut
Catatan :
Hindari pemijatan pada tulang rusuk atau ujung tulang rusuk.
Gerakan ini hanya untuk bayi yang telah lepas tali pusat.
17
1) Mengayuh sepeda, lakukan gerakan memijat pada perut bayi
seperti mengayuh pedal sepeda, dari atas ke bawah perut,
bergantian dengan tangan kanan dan kiri.
2) Mengayuh sepeda dengan kaki diangkat, angkat kedua kaki bayi
dengan salah satu tangan, kemudian dengan tangan yang lain, pijat
perut bayi dari perut bagian atas sampai ke jari-jari kaki.
3) Ibu jari kesamping, letakkan kedua ibu jari disamping kanan dan
kiri pusar perut, lalu gerakkan kedua ibu jari kearah tepi perut
kanan dan kiri.
4) Bulan-Matahari, buat lingkaran searah jarum jam dengan jari
tangan kiri mulai dari perut sebelah kanan bawah (daerah usus
buntu) keatas, kemudian kembali kearah kanan bawah (seolah
membentuk gambar matahari {M}) beberapa kali, lalu gunakan
tangan kanan untuk membuat gerakan setengah lingkaran mulai
dari bagian kanan bawah perut bayi sampai bagian kiri perut bayi
(seolah membentuk gambar bulan {B}) dan lakukan dua gerakan
ini bersama-sama. Tangan kiri selalu membuat bulatan penuh
(Matahari), sedangkan tangan kanan membuat gerakan setengah
lingkaran (Bulan).
5) Gerakan I Love U
”I”
Pijatlah perut bayi mulai dari bagian kiri atas ke bawah dengan
menggunakan jari-jari tangan kanan seolah membentuk huruf “
I“.
18
“LOVE”
Pijatlah perut bayi membentuk huruf “L” terbalik, mulai dari kanan
atas ke kiri atas, kemudian dari kiri atas ke kiri bawah.
“YOU”
Pijatlah perut bayi membentuk huruf “U” terbalik, mulai dari
kanan bawah (daerah usus buntu) keatas, kemudian ke kiri, ke
bawah dan berakhir diperut kiri bawah.
6) Gelembung atau jari-jari berjalan (Walking fingers), letakkan
ujung jari-jari satu tangan pada perut bayi bagian kanan, kemudian
gerakkan jari-jari anda pada perut bayi dari bagian kanan ke bagian
kiri guna mengeluarkan gelembung-gelembung udara.
3. Dada
1) Jantung besar
a) Buatlah gerakan yang menggambarkan jantung dengan
meletakkan ujung-ujung jari kedua telapak tangan anda
ditengah dada bayi/ulu hati.
b) Buat gerakan ke atas sampai dibawah leher, kemudian
kesamping diatas tulang selangka, lalu kebawah membentuk
bentuk jantung dan kembali ke ulu hati.
2) Kupu - kupu
a) Buatlah gerakan diagonal seperti gambaran kupu-kupu, dimulai
dengan tangan kanan membuat gerakan memijat menyilang
dari tengah dada atau ulu hati kearah bahu kanan, dan kembali
ke ulu hati.
19
b) Gerakkan tangan kiri anda ke bahu kiri kembali ke ulu hati.
4. Tangan
1) Memijat ketiak (armpits)
Buatlah gerakan memijat pada daerah ketiak dari atas ke bawah.
Perlu diingat, kalau terdapat pembengkakan kelenjar didaerah
ketiak, sebaiknya gerakan ini tidak dilakukan.
2) Perahan cara India
a) Peganglah lengan bayi bagian pundak dengan tangan kanan
seperti memegang pemukul soft ball, tangan kiri memegang
pergelangan tangan bayi
b) Gerakkan tangan kanan mulai dari bagian pundak kearah
pergelangan tangan, kemudian gerakkan tangan kiri dari
pundak kearah pergelangan tangan.
c) Demikian seterusnya, gerakan tangan kanan dan kiri kebawah
secara bergantian dan berulang-ulang seolah memerah susu
sapi.
3) Peras dan Putar (Squeeze and twist)
Peras susu putar lengan bayi dengan lembut mulai dari pundak ke
pergelangan tangan.
4) Membuka tangan
Pijat telapak tangan dengan kedua ibu jari, dan pergelangan tangan
kearah jari-jari.
5) Putar jari-jari
20
a) Pijat lembut jari bayi satu per satu menuju kearah ujung jari
dengan gerakan memutar.
b) Akhirilah gerakan ini dengan tarikan lembut pada tiap ujung
jari.
6) Punggung tangan
a) Letakkan tangan bayi diantara kedua tangan anda.
b) Usap punggung tangannya dari pergelangan tangan kearah jari-
jari dengan lembut.
7) Peras dan putar pergelangan tangan (wrist circle)
Peraslah sekeliling pergelangan tangan dengan ibu jari dan jari
telunjuk.
8) Perahan cara Swedia
a) Gerakkan tangan kanan dan kiri anda secara bergantian mulai
dari pergelangan tangan kanan bayi ke arah pundak.
b) Lanjutkan dengan pijatan dari pergelangan kiri bayi kearah
pundak.
9) Gerakan menggulung
a) Peganglah lengan bayi bagian atas / bahu dengan kedua telapak
tangan.
b) Bentuklah gerakan menggulung dari pangkal lengan menuju ke
arah pergelangan tangan /jari-jari.
5. Muka
1) Dahi : Menyetrika dahi (open book)
a) Letakkan jari-jari kedua tangan anda pada pertengahan dahi.
21
b) Tekankan jari-jari anda dengan lembut mulai dari tengah dahi
keluar, kesamping kanan dan kiri seolah menyetrika dahi atau
membuka lembaran buku.
c) Gerakkan ke bawah kedaerah pelipis, buatlah lingkaran-
lingkaran kecil di daerah pelipis, kemudian gerakan ke dalam
melalui daerah pipi dibawah mata.
2) Alis : Menyetrika alis
a) Letakkan kedua ibu jari anda diantara kedua alis mata.
b) Gunakan kedua ibu jari untuk memijat secara lembut pada alis
mata dan diatas kelopak mata, mulai dari tengah kesamping
seolah menyetrika alis.
3) Hidung : Senyum I
a) Letakkan kedua ibu jari anda pada pertengahan alis.
b) Tekanlah ibu jari anda dari pertengahan kedua alis turun
melalui tepi hidung kearah pipi dengan membuat gerakan ke
samping dan ke atas seolah membuat bayi tersenyum.
4) Mulut bagian atas: Senyum II
a) Letakkan kedua ibu jari anda di atas mulut dibawah sekat
hidung.
b) Gerakkan kedua ibu jari anda dari tengah ke samping dan ke
atas ke daerah pipi seolah membuat bayi tersenyum.
5) Mulut bagian bawah : Senyum III
a) Letakkan kedua ibu jari anda ditengah dagu.
22
b) Tekankan dua ibu jari pada dagu dengan gerakan dari tengah
kesamping, kemudian ke atas ke arah pipi seolah membuat bayi
tersenyum.
6) Lingkaran kecil di rahang (small circlesaround jaw)
Dengan jari kedua tangan, buatlah lingkaran - lingkaran kecil
didaerah rahang bayi.
7) Belakang Telinga
a) Dengan mempergunakan ujung-ujung jari, berikan tekanan
lembut pada daerah belakang telinga kanan dan kiri.
b) Gerakkan ke arah pertengahan dagu di bawah dagu.
6. Punggung
1) Gerakan maju mundur (kursi goyang)
a) Tengkurapkan bayi melintang didepan anda dengan kepala di
sebelah kiri dan kaki disebelah kanan anda.
b) Pijatlah sepanjang punggung bayi dengan gerakan maju
mundur menggunakan kedua telapak tangan, dari bawah leher
sampai ke pantat bayi, lalu kembali lagi ke leher.
2) Gerakan menyetrika
a) Pegang pantat bayi dengan tangan kanan.
b) Dengan tangan kiri, pijatlah mulai dari leher ke bawah sampai
bertemu dengan tangan kanan yang menahan pantat bayi seolah
menyetrika punggung.
3) Gerakan menyetrika dan mengangkat kaki
23
Ulangi gerakan menyetrika punggung, hanya kali ini tangan kanan
memegang kaki bayi dan gerakan dilanjutkan sampai ketumit kaki
bayi.
4) Gerakan melingkar
a) Dengan jari-jari kedua tangan anda, buatlah gerakan-gerakan
melingkar kecil-kecil mulai dari batas tengkuk turun ke bawah
disebelah kanan dan kiri tulang punggung sampai ke pantat.
b) Mulai dengan lingkaran-lingkaran kecil didaerah leher,
kemudian lingkaran yang lebih besar didaerah pantat.
5) Gerakan menggaruk
a) Tekankan dengan lembut ke lima jari-jari tangan kanan anda
pada punggung bayi.
b) Buat gerakan menggaruk ke bawah memanjang sampai ke
pantat bayi.
7. Gerakan-Gerakan Peregangan
1) Tangan disilangkan
a) Pegang kedua pergelangan tangan bayi dan silangkan keduanya
di dada.
b) Luruskan kembali kedua tangan bayi kesamping, ulangi
gerakan ini sebanyak 4-5 kali.
2) Membentuk diagonal tangan- kaki
a) Pertemukan ujung kaki tangan dan ujung tangan kiri bayi diatas
tubuh bayi sehingga membentuk garis diagonal, Selanjutnya
tarik kembali kaki kanan dan tangan kiri bayi ke posisi semula.
24
b) Pertemukan ujung kaki kiri dengan ujung tangan kanan di atas
tubuh bayi. Selanjutnya tarik kembali tangan dan kaki bayi
keposisi semula. Gerakan membentuk diagonal ini dapat
diulang sebanyak 4-5 kali.
3) Menyilangkan kaki
a) Pegang pergelangan kaki kanan dan kiri bayi, lalu silangkan
keatas. Buatlah silangan sehingga mata kaki kanan luar
bertemu mata kaki kiri dalam.
b) Setelah itu,kembalikan posisi kaki pada posisi semula.
c) Pegang ke dua pergelangan kaki bayi dan silangkan kedua
kakinya keatas sehingga mata kaki kanan dalam bertemu
dengan mata kaki kiri luar setelah itu kembalikan pada posisi
semula. Gerakan ini dapat diulang sebanyak 4-5 kali.
4) Menekuk kaki
Pegang pergelangan kaki kanan dan kiri bayi dalam posisi kaki
lurus, lalu tekuk lutut kaki perlahan menuju ke arah perut. Gerakan
menekuk lutut ini dapat diulang sebanyak 4-5 kali.
5) Menekuk kaki bergantian
Gerakannya sama seperti menekuk kaki, tetapi dengan
mempergunakan kaki secara bergantian. (Roesli, 2009).
Hal yang perlu ditambahkan selama pemijatan berlangsung untuk
menciptakan suasana pemijatan tenang dan nyaman.
Menurut Roesli (2012) hal-hal yang dianjurkan dalam pemijatan
bayi :
25
1. Menyediakan waktu khusus yang tidak mengganggu oleh hal lain
minimum 15 menit untuk melakukan seluruh tahapan pemijatan.
2. Duduklah dengan posisi nyaman dan tenang.
3. Minta izin pada bayi sebelum melakukan pemijatan dengan cara
membelai wajah dan kepala bayi sambil mengajak bicara.
4. Pandang mata bayi selama pemijatan berlangsung.
5. Bernyanyilah atau putarkan lagu-lagu yang tenang atau lembut untuk
menciptakan suasana tenang selama pemijatan.
6. Awali pemijatan dengan sentuhan ringan, kemudian secara bertahap
tambahkan tekanan pada sentuhan tersebut, terutama bila sudah yakin
bahwa bayi mulai terbiasa dengan pemijatan yang sedang dilakukan.
7. Jika suatu saat bayi tampak merasa tidak nyaman segera hentikan
pemijatan. Dalam memijat kita harus membangun toleransi dengan
mulai beberapa gerakan, sedikit demi sedikit dengan durasi waktu
yang bertahap dari 2 – 3 menit 5 – 10 menit.
8. Tanggaplah pada isyarat yang diberikan bayi. Bila bayi menangis
cobalah untuk menenangkan sebelum pemijatan. Bila bayi menangis
lebih keras, hentikan pemijatan, karena mungkin bayi minta
digendong, disusui, atau sudah mengantuk atau ingin tidur.
2.2 Konsep Tidur
2.2.1 Pengertian Tidur
Tidur merupakan keadaan hilangnya kesadaran secara normal dan
periodik. Pada saat tidur aktivitas saraf parasimpatik akan bertambah
dengan efek perlambatan pernapasan dan turunnya kegiatan jantung serta
26
stimulasi aktivitas saluran pencernaan (peristaltik dan sekresi getah-getah
lambung diperkuat), sehingga proses pengumpulan energi dan pemulihan
tenaga dalam tubuh dipercepat. Dengan demikian, tidur dapat memberikan
kesegaran fisik dan psikis (Lenywati, 2007). Menurut Camaru (2011) tidur
merupakan fenomena alami yang dikategorikan sebagai berkurangnya atau
hilangnya kesadaran, kinerja otot dan aktivitas sensorik.
Tidur adalah suatu keadaan organisme yang teratur, berulang dan
mudah dibalikkan (dibangunkan) yang ditandai oleh keadan tubuh yang
relatif tidak bergerak dan kurang responsif (Gunawan, 2006). Tidur
merupakan salah satu kebutuhan dasar untuk tumbuh kembang optimal
bagi seorang anak. Pola tidur dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor
internal pada diri anak dan faktor lingkungan fisik (Sekartani, 2006).
2.2.2 Manfaat Tidur Bagi Bayi
Bayi yang otot-ototnya distimulus dengan urut atau pemijatan akan
nyaman dan mengantuk. Kebanyakan bayi akan tidur dengan waktu yang
lama begitu pemijatan usai dilakukan. Selain lama, bayi nampak tidur
terlelap dan tidak rewel seperti sebelumnya, hal ini menunjukkan bahwa
bayi merasa tenang setelah dipijat. Ketika bayi tidur, maka saat bangun
akan menjadi bugar sehingga menjadi faktor yang mendukung konsentrasi
dan kerja otak bayi (Anggraini, 2009).
Tidur bayi tidak hanya berpengaruh pada perkembangan fisik, tapi
juga sikapnya keesokan hari. Bayi yang tidur cukup tanpa sering terbangun
akan lebih bugar dan tidak gampang rewel. Bayi dikatakan mengalami
gangguan tidur jika pada malam hari tidurnya kurang dari 9 jam,
27
terbangun lebih dari 3 kali dan lama terbangunnya lebih dari 1 jam.
Selama tidur bayi terlihat selalu rewel, menangis dan sulit tidur kembali
(Wahyuni, 2008).
Tidur memegang peranan penting dalam meningkatkan daya tahan
tubuh bayi terhadap infeksi. Jika tidurnya sampai terganggu, kadar sel
darah putih dalam tubuh akan menurun dan efektivitas sistem daya tahan
tubuh bayi juga menurun. Sehingga bayi mudah sakit dan pertumbuhannya
akan terganggu. Bayi yang tidurnya kurang memiliki pertumbuhan fisik
yang terhambat, dibandingkan bayi yang tidurnya cukup. Hal ini karena
pada saat tidur pertumbuhan fisik bayi akan terpacu, dan berkaitan erat
dengan pertambahan berat badan, tinggi badan, dan kesehatan fisiknya
secara umum (Stirling, 2005).
2.2.3 Lama Tidur Bayi
Lama tidur setiap golongan usia secara umum berbeda-beda.
Golongan usia dibagi menjadi tujuh kategori berdasarkan rata-rata lama
tidur yang dibutuhkan.
Tabel 1. Kebutuhan Tidur Manusia
Kelompok Usia Lama Tidur
0 – 2 bulan 18 jam
3 – 12 bulan 15 jam
1 – 3 tahun 14 jam
3 – 5 tahun 13 jam
5 – 12 tahun 11 jam
12 – 18 tahun 10 jam
> 18 tahun 7,5 jam
(Camaru, 2011).
28
2.2.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Tidur
Pemenuhan kebutuhan tidur bagi setiap orang berbeda – beda , ada
yang yang dapat terpenuhi dengan baik bahkan sebaliknya. Seseorang bisa
tidur ataupun tidak dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu diantaranya
sebagai berikut, (Asmadi, 2009).
a. Status kesehatan
Seseorang yang kondisi tubuhnya sehat memungkinkan ia dapat tidur
dengan nyenyak, sedangkan untuk seseorang yang kondisinya kurang
sehat (sakit) dan rasa nyeri , makan kebutuhan tidurnya akan tidak
nyenyak (Asmadi, 2009).
b. Lingkungan
Lingkungan dapat meningkatkan atau menghalangi seseorang untuk
tidur. Pada lingkungan bersih, bersuhu dingin, suasana yang tidak
gaduh (tenang), dan penerangan yang tidak terlalu terang akan
membuat seseorang tersebut tertidur dengan nyenyak, begitupun
sebaliknya jika lingkungan kotor, bersuhu panas, susana yang ramai
dan penerangan yang sangat terang, dapat mempengaruhi kualitas
tidurnya (Asmadi, 2009).
c. Stres psikologis
Cemas dan depresi akan menyebabkan gangguan pada frekwensi tidur.
Hal ini disebabkan karena kondisi cemas akan meningkatkan
norepineprin darah melalui sistem saraf simpatis. Zat ini akan
mengurangi tahap IV NREM dan REM (Asmadi, 2009).
29
d. Diet
Makanan yang banyak menandung L – Triptofan seperti keju, susu,
daging, dan ikan tuna dapat menyebabkan seseorang mudah tidur.
Sebaliknya minuman yang menandung kafein maupun alkohol akan
mengganggu tidur (Asmadi, 2009).
e. Gaya hidup
Kelelahan yang dirasakan seseorang dapat pula memengaruhi kualitas
tidur seseorang. Kelelahan tingkat menengah orang dapat tidur dengan
nyenyak. Sedangkan pada kelelahan yang berlebih akan menyebabkan
periode tidur REM lebih pendek (Asmadi, 2009).
f. Obat – obatan
Obat – obatan yang dikonsumsi seseorang ada yang berefek
menyebabkan tidur, adapula yang sebaliknya mengganggu tidur
(Asmadi, 2009).
2.2.5 Pola Tidur Bayi
Tahapan tidur pada anak dan orang dewasa ternyata terdapat pula
pada bayi baru lahir, yaitu tidur tenang atau nonREM dan tidur aktif atau
REM. Pada bayi normal, anak dan orang dewasa mempunyai periode
REM dan nonREM yang berubah-ubah, beberapa kali selama tidur malam
hari (Medise, 2011).
2.2.6 Mengukur Kualitas Tidur Bayi
Untuk mengukur kualitas tidur bayi digunakan skala guttman untuk
pernyataan positif bila di jawab ya nilainya 1 dan untuk tidak nilainya 0,
30
sedangkan untuk pernyataan negatif bila di jawab ya nilainya 0 dan tidak
jawabnya 1. Untuk mengetahui pola tidur dianalisis dengan rumus :
p = N
fx 100
Keterangan :
p : Nilai yang didapat.
F : Skor yang didapat.
N : Skor maksimal
Kriteria :
Baik (76-100%)
Cukup (56-75%)
Kurang (< 56%)
(Nursalam, 2013)
2.3 Konsep Bayi
2.3.1 Bayi
Masa bayi berlangsung selama dua tahun pertama kehidupan pertama
kehidupan setelah periode baru lahir selama dua minggu. Masa bayi sering
dianggap sebagai keadaan tidak berdaya dimana bayi setiap hari belajar
untuk semakin mandiri, sehingga di akhir masa bayi dikenal sebagai anak
kecil yang baru belajar berjalan (Jhaquin, 2010).
Masa bayi adalah dasar periode kehidupan yang sesungguhnya
karena pada saat ini banyak pola prilaku, sikap, dan pola ekspresi emosi
terbentuk (Mansur, 2011).
2.3.2 Karakteristik Perkembangan Pada Masa Bayi
1. Perkembangan Fisik
31
Selama dua tahun pertama kehidupannya, perkembangan fisik bayi
berlangsung sangat ekstensif. Pada saat lahir, bayi memiliki kepala
yang sangat besar dibandingkan dengan bagian tubuh lain. Tubuhnya
bergerak terus-menerus ke kiri dan ke kanan, sering kali tidak dapat
dikendalikan. Mereka juga memiliki refleks yang di dominasi oleh
gerakan-gerakan yang terus berkembang. Dalam rentang waktu 12
bulan bayi dapat duduk, berdiri, membungkuk, memanjat, dan bahkan
berjalan. Kemudian selama dua tahun, pertumbuhan fisiknya
melambat, tetapi pada aktivitasnya seperti berlari dan memanjat
pertumbuhannya justru berlangsung cepat (Mansur, 2011).
2. Perkembangan Refleks
Pada masa bayi terlihat gerakan-gerakan spontan, yang disebut refleks.
Refleks adalah gerakan-gerakan bayi yang bersifat otomatis dan tidak
terkoordinasi sebagai reaksi terhadap rangsangan tertentu serta
memberi bayi respons penyesuaian diri terhadap lingkungannya.
Sepanjang bulan pertama kehidupannya, kebanyakan refleks disengaja
atau penuh arti. Pada saat anak menguasai kemampuan tersebut, maka
ia disebut sudah memiliki skill atau keterampilan.
3. Pola Tidur dan Bangun
Bayi yang baru lahir menghabiskan lebih banyak waktunya untuk
tidur. Rata-rata bayi baru lahir tidur selama 16-17 jam sehari,
walaupun ada beberapa bayi yang rata-rata tidurnya lebih sedikit, yaitu
sekitar 10 hingga 11 jam per hari dan ada pula yang lebih lama, yaitu
32
selama 21 jam per hari. Biasanya jumlah tidur bayi akan berkurang
secara teratur setiap bulan.
4. Pola Makan dan Minum
Perkembangn fisik bayi bergantung pada makanan yang baik selama 2
tahun pertama. Bayi membutuhkan makanan yang mengandung
sejumlah protein, kalori, vitamin dan mineral. Bagi bayi usia 6 bulan
pertama, ASI merupakan sumber makanan dan energi yang utama,
karena ASI adalah susu yang bersih dan dapat dicerna serta
mengandung zat antibodi.
5. Pola Buang Air
Buang air yang terkendali atau terlatih merupakan suatu bentuk
keterampilan fisik dan motorik yang harus dicapai oleh bayi.
Kemampuan untuk mengendalikan buang air ini sangat bergantung
pada kematangan otot dan motivasi yang memiliki. Ketika baru lahir
bayi belum mampu mengendalikan buang airnya, sehingga buang air
dilakukan setiap saat. Pada usia 4 bulan, interval buang airnya
dilakukan setiap saat. Pada usia 4 bulan, interval buang airnya sudah
dapat diramalkan.
6. Perkembangan Intelegensi
Sejak tahun pertama dari usia anak, fungsi intelegensi sudah mulai
tampak dalam tingkah lakunya, umpamanya dalam tingkah lakunya
motorik dan berbicara. Anak yang cerdas menunjukkan gerakan-
gerakan yang lancar, serasi dan terkoordinasi.
33
7. Perkembangan Bahasa
Emosi adalah perasaan atau afeksi yang melibatkan kombinasi antara
gejolak fisiologis dan perilaku yang tampak. Untuk dapat memahami
secara pasti mengenai kondisi emosi bayi bukanlah hal mudah, sebab
informasi mengenai aspek emosi yang subjektif hanya dapat diperoleh
dengan cara intropeksi, sedangkan bayi masih sangat muda tidak dapat
menggunakan cara tersebut dengan baik.
8. Perkembangan Moral
Seorang anak yang baru dilahirkan belum memiliki konsep tentang apa
itu baik atau apa itu buruk. Pada masa ini tingkah laku bayi hampir
semuanya didominasi oleh dominan naluriah belaka (Mansur, 2011).
2.3.3 Psikologi Pada Bayi
Bayi yang secara emosi stabil dan nyaman biasanya akan lebih
mudah di berikan asupan makanan sehingga pertumbuhan fisiknya bagus,
lebih mudah di ajak berkomunikasi sehingga informasi yang masuk dapat
memperkaya pengetahuannya, lebih kreatif, lebih tenang, dan sebagainya.
Untuk menata emosi bayi beberapa hal yang bisa di lakukan orang tua
sejak bayi di kandungan maupun setelah dilahirkan. Jika ibu membiarkan
emosinya meledak-ledak, marah, takut, sedih, atau bahkan terlalu gembira
akan berpengaruh pada pertumbuhan psikis bayi karena ikut merasakan
apa yang dirasakan ibunya.
34
BAB 3
KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS
3.1 Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah model konseptual yang berkaitan dengan
bagaimana seorang peneliti menyusun teori atau menghubungkan secara
logis beberapa faktor yang dianggap penting untuk masalah (Hidayat, 2014).
Keterangan :
: Variabel yang diteliti
: Variabel yang tidak diteliti
: Mempengaruhi
Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Pengaruh Baby Massage Terhadap Kualitas
Tidur Bayi Usia 3-6 Bulan Di BPM Ny. Farochah Desa SST, Pulo
Lor Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang
Faktor yang mempengaruhi
kualitas tidur :
1. Status kesehatan
2. Lingkungan
3. Stres psikologis
4. Diet
5. Gaya hidup
6. Obat – obatan
kualitas tidur bayi
usia 3-6 bulan
Baik
Cukup
Kurang
Baby massage
35
3.2 Hipotesis
Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap
permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul
(Arikunto, 2010).
Dari kajian di atas tersebut maka hipotesis dalam penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut:
H1 : Ada Pengaruh Baby Massage Terhadap Kualitas Tidur Bayi Usia 3-6
Bulan Di BPM Ny. Farochah SST, Desa Pulo Lor Kecamatan
Jombang, Kabupaten Jombang.
36
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian
Desain penelitian adalah sesuatu yang vital dalam penelitian yang
memungkinkan memaksimalkan suatu kontrol beberapa faktor yang bisa
mempengaruhi validiti suatu hasil. Desain riset sebagai petunjuk peneliti
dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian untuk mencapai suatu tujuan
atau menjawab suatu pertanyaan (Nursalam, 2013).
4.2 Jenis Penelitian
Penelitian ini, menggunakan rencana penelitian eksperimental.
Penelitian eksperimental adalah suatu rancangan penelitian yang
digunakan untuk mencari hubungan sebab akibat dengan adanya
keterlibatan penelitian dalam melakukan manipulasi terhadap variabel
bebas (Nursalam, 2016). Jenis penelitian ini menggunakan pra
eksperimental.
4.3 Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian pra eksperimental dengan tipe
one group pretest-posttest design. Ciri tipe ini adalah mengungkapkan
hubungan sebab akibat dengan cara melibatkan satu kelompok subyek.
Kelompok subyek diobservasi sebelum dilakukan intervensi, kemudian
diobservasi lagi setelah intervensi (Nursalam, 2016).
Subjek Pre test Perlakuan Post test
K Kuesioner
Kualitas Tidur Bayi
Usia 3-6 Bulan
X Kuesioner
Kualitas Tidur
Bayi Usia 3-6
Bulan
37
Keterangan
K: Subjek (Bayi Usia 3-6 bulan)
X : Baby Massage
4.4 Waktu dan Tempat Penelitian
4.4.1 Waktu Penelitian
Penelitian ini direncanakan mulai penyusunan proposal bulan Februari sampai
Mei 2017 sampai dengan penyusunan laporan skripsi mulai bulan Februari
2017 sampai dengan Juni 2017. Pengambilan data pada bulan Mei-Juni
2017.
4.4.1 Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di BPM Ny. Farochah SST, Desa Pulo Lor
Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang.
4.5 Populasi, Sampel dan Sampling
4.5.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Arikunto, 2010). Dalam
penelitian ini populasi yang digunakan adalah semua ibu yang mempunyai
bayi usia 3-6 bulan di BPM Ny. Farochah SST, Desa Pulo Lor Kecamatan
Jombang, Kabupaten Jombang yang berjumlah 35 bayi.
4.5.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti atau sebagian
jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, 2014).
Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian ibu yang mempunyai bayi
usia 3-6 bulan di BPM Ny. Farochah SST, Desa Pulo Lor Kecamatan
Jombang, Kabupaten Jombang yang berjumlah 32 bayi.
38
Penentuan sampel < 1000 menggunakan rumus :
2)(1 N
Nn
Keterangan:
N = jumlah populasi
n = jumlah sampel
= tingkat kesalahan
2)05,0(351
35
n
)0025,0(351
35
n
0875.1
35n
= 32,18
= 32 orang (Slovin).
4.5.3 Sampling
Sampling penelitian adalah suatu proses seleksi sampel yang
digunakan dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah
sampel akan mewakili keseluruhan populasi yang ada (Hidayat , 2010).
Tekhnik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah ”non
probability sampling” dengan metode purposive sampling yaitu tekhnik
penetapan sampel dengan cara memilih sampel diantara populasi sesuai
dengan yang dikehendaki peneliti (tujuan/masalah dalam penelitian),
sehingga sampel tersebut dapat mewakili karateristik populasi yang telah
dikenal sebelumnya (Nursalam, 2016).
Kriteria sampel meliputi kriteria inklusi dan kriteria eksklusi, dimana
kriteria tersebut menentukan dapat dan tidaknya sampel tersebut
digunakan (Hidayat, 2010). Kriteria inklusi dan kriteria eksklusi dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
39
1. Kriteria inklusi penelitian ini antara lain:
a. Bayi usia 3-6 bulan yang datang ke BPM Ny. Farochah SST.
b. Bayi usia 3-6 bulan yang sehat / tidak sakit (panas).
c. Ibu bayi usia 3-6 bulan yang bersedia menjadi responden.
2. Kriteria inklusi penelitian ini antara lain:
a. Bayi usia 3-6 bulan yang sakit (panas).
b. Ibu bayi usia 3-6 bulan yang tidak bersedia menjadi responden.
4.6 Kerangka Kerja (Frame Work)
Kerangka kerja merupakan langkah-langkah yang akan dilakukan
dalam penelitian yang berbentuk kerangkahingga analisis datanya (Hidayat,
2010). Kerangka kerja dalam penelitian ini akan dijelaskan secara rinci pada
pada gambar 4.1 yaitu kerangka kerja pengaruh baby massage terhadap
kualitas tidur bayi usia 3-6 bulan, yang dimulai dari perumusan masalah
sampai penyusunan laporan akhir.
40
Gambar 4.1 : Kerangka Kerja Pengaruh Baby Massage Terhadap Kualitas
Tidur Bayi Usia 3-6 Bulan Di BPM Ny. Farochah SST, Desa
Pulo Lor Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang.
Rancangan Penelitian
Pra eksperimental dengan one grup pretest-
posttest design
Variabel terikat
Kualitas tidur bayi
usia 3-6 bulan
Sample
Sebagian ibu yang mempunyai bayi usia 3-6 bulan di BPM Ny. Farochah
SST, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang berjumlah 32 bayi
Variabel bebas
Baby Massage
Sampling
Purposive sampling
Populasi
Semua ibu yang mempunyai bayi usia 3-6 bulan di BPM Ny.
Farochah SST, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang
berjumlah 35 bayi
Pengolahan
Editing, coding
Tabulating
Analisa Data
Univariate, Bivariate, Wilcoxon
Penyusunan Laporan Akhir
Penyusunan Proposal Penelitian
Penyajian Hasil Penelitian
Instrumen
SOP
Instrumen
Kuesioner
41
4.7 Identifikasi Variabel
Variabel adalah perilaku atau karakteristik yang memberikan nilai
beda terhadap sesuatu (benda, manusia, dan lain-lain). Nursalam (2016).
Variabel yang digunaan dalam penelitian ini adalah :
1. Variabel Independent (bebas)
Variabel independent adalah variable yang nilainya menentukan variabel
lain (Nursalam, 2016). Variabel independent pada penelitian ini adalah
baby massage.
2. Variabel Dependent (terikat)
Variabel dependent adalah variable yang nilainya ditentukan oleh
variabel lain (Nursalam, 2016). Variabel dependent dalam penelitian ini
adalah kualitas tidur bayi Usia 3-6 bulan.
4.8 Definisi Operasional
Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara
operasional berdasarkan karakteristik yang diamati, memungkinkan peneliti
untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu
objek atau fenomena (Hidayat, 2014).
42
Tabel 4.2 Definisi Operasional Pengaruh Baby Massage Terhadap
Kualitas Tidur Bayi Usia 3-6 Bulan Di BPM Ny. Farochah
SST, Desa Pulo Lor Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang.
Variabel Definisi
Operasional Parameter Alat Ukur Skala Skor
Variabel
Independent : baby massage
Terapi
sentuhan
yang
dilakukan
lebih
mendekati
usapan-
usapan halus
atau
rangsangan
raba (taktil)
yang
dilakukan
dipermukaan
kulit
Tekhnik baby
massage :
1. Kaki
2. Perut 3. Dada 4. Tangan 5. Muka 6. Punggung
7. Gerakan-
Gerakan
Peregangan
SOP
Variabel
dependent :
kualitas tidur
bayi usia 3-6
bulan
kualitas tidur
dapat
digambarkan
dengan lama
waktu tidur,
dan keluhan
– keluhan
yang
dirasakan
saat tidur
ataupun
sehabis
bangun tidur
1.Bayi tidur
malam ≥ 9 jam
dan terbangun ≤
3 kali, dan lama
terbangunnya ≤
1 jam dan bayi
tidak rewel saat
bangun.
Lembar
Kuesioner Ordinal
Skor ya 1
dan tidak 0,
skor
ya 0 dan
tidak 1 Kriteria : 1. Baik (76-100%)
2. Cukup (56-75%) 3. Kurang (< 56%)
(Nursalam,
2013).
43
4.8 Pengolahan dan Analisa Data
4.8.1 Bahan dan alat
Bahan dan alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, alas yang
empuk dan lembut misalnya kasur atau busa yang dilapisi dengan kain
lembut, handuk atau lap, baju ganti untuk mengganti baju lama usai
pemijatan, minyak untuk memijat (baby oil, lotion dan minyak zaitun)
untuk memijat.
4.8.2 Instrumen
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini untuk variabel
independen yaitu baby massage menggunakan SOP teknik baby
massage sedangkan untuk kualitas tidur menggunakan lembar
kuesioner. Kuesioner yaitu sejumlah pernyataan tertulis yang
digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti
laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang responden ketahui
(Arikunto, 2006).
Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner
tertutup. Kuesioner tertutup adalah kuesioner yang sudah disediakan
jawabannya sehingga responden tinggal memilih (Arikunto, 2006).
Kuesioner yang digunakan berupa pertanyaan dan sudah dilakukan uji
validitas oleh peneliti sebelumnya.
4.8.3 Prosedur penelitian
Prosedur dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengurus surat pengantar penelitian ke STIKES ICME Jombang.
44
2. Mengurus perizinan penelitian dan pengambilan data di BPM Ny.
Farochah SST, Desa Pulo Lor Kecamatan Jombang, Kabupaten
Jombang.
3. Melakukan studi pendahuluan.
4. Melengkapi proposal penelitian sampai dengan pelaksanaan ujian
proposal penelitian.
5. Menjelaskan pada calon responden tentang tujuan penelitian dan
bila bersedia menjadi responden dipersilakan untuk menandatangai
informconsent.
6. Memberikan kuesioner tentang kualitas tidur bayi usia 3-6 bulan
pada responden dan menjelaskan kepada responden tentang cara
pengisian kuesioner, setelah diisi lembar kuesioner dikembalikan
ke peneliti.
7. Melakukan pengolahan data.
8. Melakukan pemijatan 1 kali sehari dalam 4 hari berturut- turut.
9. Memberikan kuesioner tentang kualitas tidur pada responden untuk
mengetahui kualitas tidur bayi usia 3-6 bulan setelah dilakukan
pemijatan selama 4 hari, setelah diisi lembar kuesioner
dikembalikan ke peneliti.
10. Setelah data terkumpul makadilakukan pengumpulan data
kemudian peneliti melakukan pengolahan datadan analisa data.
11. Melakukan penyusunan laporan hasil penelitian.
45
4.8.4 Cara Analisa Data
1. Pengolahan Data
Menurut Hidayat (2014) setelah angket dari responden terkumpul,
selanjutnya dilakukan pengolahan data dengan cara sebagai berikut:
a. Editing
Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran
data yang diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan
pada tahap pengumpulan data atau setelah data terkumpul.
b. Coding
Coding merupakan kegiatan pemberian kode numeric
(angka) terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori.
Pemberian kode ini sangat penting bila pengolahan dan analisis
data menggunakan komputer. Biasanya dalam pemberian kode
dibuat juga daftar kode dan artinya dalam satu buku (code book)
untuk memudahkan kembali melihat dan arti suatu kode dari
suatu variabel.
1) Data umum
a) Responden
Responden 1 = R1
Responden 2 = R2
Responden 3 = R3
b) Usia Bayi
3 bulan = U1
6 bulan = U2
46
7 bulan = U3
c) Jenis Kelamin
Laki-laki = Jk1
Perempuan = Jk2
d) Status Kesehatan
Sakit = Sk1
Sehat = Sk2
2) Data Khusus
a) Kriteria Kualitas Tidur Bayi Usia 3-6 Bulan
Baik = Pt3
Cukup = Pt2
Kurang = Pt1
c. Scoring
Skoring kualitas tidur
Skor untuk pernyataan ya skor 1 dan tidak skor 0.
Skor untuk pernyataan tidak skor 0 dan ya skor 1.
a) Baik skor 3
b) Cukup skor 2
c) Kurang skor 1
d. Tabulating
Tabulating adalah mengelompokkan data ke dalam satu tabel
tertentu menurut sifat-sifat yang dimiliki. Pada data ini
dianggap bahwa data telah diproses sehingga harus segera
disusun dalam suatu pola format yang telah dirancang.
47
Adapun hasil pengolahan data tersebut diinterprestasikan
menggunakan skala kumulatif :
100 % = Seluruhnya
76 % - 99 % = Hampir seluruhnya
51 % - 75 % = Sebagian besar dari responden
50 % = Setengah responden
26 % - 49 % = Hampir dari setengahnya
1 % - 25 % = Sebagian kecil dari responden
0 % = Tidak ada satupun dari responden
(Arikunto, 2010).
2. Analisa Data
a. Analisis Univariate
Analisis univariate dilakukan terhadap tiap variabel dari
hasil penelitian. Pada umumnya dalam analisis ini hanya
menghasilkan distribusi dan persentase dari tiap variabel
(Notoatmodjo, 2010). yaitu variabel baby massage dan kualitas
tidur bayi Usia 3-6 bulan.
Kualitas tidur bayi
Untuk mengukur kualitas tidur bayi digunakan skala
guttman untuk pernyataan positif bila di jawab ya nilainya 1
dan untuk tidak nilainya 0, sedangkan untuk pernyataan negatif
bila di jawab ya nilainya 0 dan tidak jawabnya 1. Untuk
mengetahui pola tidur siang dianalisis dengan rumus :
p = N
fx 100
48
Keterangan :
p : Nilai yang didapat.
F : Skor yang didapat.
N : Skor maksimal
Kriteria :
Baik (76-100%)
Cukup (56-75%)
Kurang (< 56%)
(Nursalam, 2013)
b. Analisis bivariate
Analisis yang dilakukan terhadap dua variabel yang
diduga berhubungan atau berkorelasi (Notoatmodjo, 2010),
yaitu kriteria variabel baby massage dan kualitas tidur bayi
Usia 3-6 bulan.
Untuk mengetahui hubungan antara dua variabel
apakah signifikansi atau tidak dengan signifikan atau
kebenaran 0,05 dengan menggunakan uji wilcoxon dengan
software SPSS, dimana < = 0,05 maka ada pengaruh baby
massage terhadap kualitas tidur bayi Usia 3-6 bulan di BPM
Ny. Farochah SST, Desa Pulo Lor Kecamatan Jombang,
Kabupaten Jombang, sedangkan > = 0,05 tidak ada
pengaruh baby massage terhadap kualitas tidur bayi Usia 3-6
bulan di BPM Ny. Farochah SST, Desa Pulo Lor Kecamatan
Jombang, Kabupaten Jombang.
49
4.9 Etika Penelitian
4.9.1 Informed Consent
Informed Consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan
responden. Informed Consent tersebut diberikan sebelum penelitian
dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi
responden. Tujuan Informed Consent adalah agar subjek mengerti maksud
dan tujuan penelitian, mengetahui dampaknya.
4.92 Anonimity (tanpa nama)
Masalah etika merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam
penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau
mencantumkan nama. Responden pada lembar alat ukur dan hanya
menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang
akan disajikan.
4.9.3 Confidentiality (kerahasiaan)
Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan
kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah
lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaan
oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada
hasil riset (Hidayat, 2014).
50
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini peneliti menyajikan hasil penelitian dan pembahasan dari
pengumpulan data dengan judul “Pengaruh Baby Massage Terhadap Kualitas
Tidur Bayi Usia 3-6 Bulan di BPM Ny. Farochah SST, Desa Pulo Lor Kecamatan
Jombang Kabupaten Jombang”. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 24 Mei-
18 Juni 2017 di BPM Ny. Farochah Desa Pulo Lor Kecamatan Jombang
Kabupaten Jombang. Pada penelitian ini jumlah sampel 32 bayi usia 3-6 bulan
dari 35 populasi. Hasil penelitian disajikan dalam dua bagian yaitu data umum
dan khusus. Data umum menyajikan umur, jenis kelamin, status kesehatan, serta
data khusus menyajikan Kualitas Tidur Bayi Usia 3-6 Bulan sebelum dilakukan
Baby Massage, Kualitas Tidur Bayi Usia 3-6 Bulan setelah dilakukan Baby
Massage dan Pengaruh Baby Massage Terhadap Kualitas Tidur Bayi Usia 3-6
Bulan di BPM Ny. Farochah SST, Desa Pulo Lor Kecamatan Jombang,
Kabupaten Jombang.
5.1 Hasil Penelitian
5.1.1 Data umum
Data umum menyajikan karakteristik responden berdasarkan usia bayi,
jenis kelamin bayi, dan status kesehatan bayi. Berdasarkan penelitian
dilakukan pada tanggal 24 Mei-18 Juni 2017 di BPM Ny. Farochah SST,
Desa Pulo Lor, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang diperoleh data
sebagai berikut :
51
1. Karakteristik responden berdasarkan usia
Karakteristik responden berdasarkan usia dikategorikan menjadi 4
yaitu usia 3 bulan, 4 bulan, 5 bulan dan 6 bulan, yang dapat dilihat
pada tabel 5.1 berikut :
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Karakteristik Responden
Berdasarkan Usia Di BPM Ny. Farochah SST, Desa Pulo Lor
Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang Tanggal 24 Mei-18
Juni 2017
No Umur Frekuensi Persentase (%)
1 3 bulan 1 3,1
2 4 bulan 6 18,8
3 5 bulan 8 25,0
4 6 bulan 17 53,1
Total 32 100,0
Sumber : Data Primer 2017
Berdasarkan tabel 5.1 menunjukkan bahwa sebagian besar
dari responden yaitu 17 bayi umurnya 6 bulan (53,1%).
2. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin
Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dikategorikan
menjadi 2 yaitu laki-laki dan perempuan, yang dapat dilihat pada tabel
5.2 berikut :
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Karakteristik Responden
Berdasarkan Jenis Kelamin Di BPM Ny. Farochah SST, Desa
Pulo Lor Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang Tanggal
24 Mei-18 Juni 2017
No Jenis kelamin Frekuensi Persentase (%)
1 laki-laki 12 37,5
2 Perempuan 20 62,5
Total 32 100,0
Sumber : Data Primer 2017
Berdasarkan tabel 5.2 menunjukkan bahwa sebagian besar dari
responden yaitu 20 bayi jenis kelamin perempuan (62,5%).
52
3. Karakteristik responden berdasarkan status kesehatan
Karakteristik responden berdasarkan status kesehatan dikategorikan
menjadi 2 yaitu sehat dan sakit, yang dapat dilihat pada tabel 5.3
berikut :
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Responden Karakteristik Responden
Berdasarkan Status Kesehatan Di BPM Ny. Farochah SST,
Desa Pulo Lor Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang
Tanggal 24 Mei-18 Juni 2017
No Status kesehatan Frekuensi Persentase (%)
1 Sehat 32 100,0
2 Sakit 0 0
Total 32 100,0
Sumber : Data Primer 2017
Berdasarkan tabel 5.3 menunjukkan bahwa seluruhnya bayi
usia 3-6 bulan dalam kondisi sehat yaitu 32 responden (100,0%).
5.1.2 Data Khusus
Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada tanggal 24 Mei-18
Juni 2017 pada bayi usia 3-6 bulan di BPM Ny. Farochah SST, Desa Pulo
Lor Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang diperoleh data khusus sebagai
berikut :
1. Kualitas tidur bayi usia 3-6 bulan sebelum dilakukan baby massage
Kualitas tidur bayi usia 3-6 bulan sebelum dilakukan baby massage
terbagi menjadi 3 kriteria yaitu baik, cukup dan kurang.
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kualitas Tidur
Bayi Usia 3-6 Bulan Sebelum Dilakukan Baby Massage di BPM
Ny. Farochah SST, Desa Pulo Lor Kecamatan Jombang,
Kabupaten Jombang tanggal 24 Mei-18 Juni 2017
No Pre test Frekuensi Persentase (%)
1 Baik 5 15,6
2 Cukup 17 53.1
3 Kurang 10 31,3
Total 32 100,0
Sumber : Data Primer 2017
53
Berdasarkan tabel 5.4 menunjukkan bahwa kualitas tidur bayi
usia 3-6 bulan sebelum dilakukan baby massage sebagian besar dari
responden cukup yaitu sebesar 17 responden (53,1%).
2. Kualitas tidur bayi usia 3-6 bulan setelah dilakukan baby massage
Kualitas tidur bayi usia 3-6 bulan setelah dilakukan baby massage
terbagi menjadi 3 kriteria yaitu baik, cukup dan kurang.
Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kualitas Tidur
Bayi Usia 3-6 Bulan Setelah Dilakukan Baby Massage Di BPM
Ny. Farochah SST, Desa Pulo Lor Kecamatan Jombang,
Kabupaten Jombang Tanggal 24 Mei-18 Juni 2017
No Post test Frekuensi Persentase (%)
1 Baik 24 75,0
2 Cukup 6 18,8
3 Kurang 2 6,2
Total 32 100,0
Sumber : Data Primer 2017
Berdasarkan tabel 5.5 menunjukkan bahwa kualitas tidur bayi
usia 3-6 bulan setelah dilakukan baby massage sebagian besar dari
responden baik yaitu sebesar 24 responden (75,0%).
3. Tabulasi silang pengaruh baby massage terhadap kualitas tidur bayi
Usia 3-6 bulan
Tabel 5.6 Tabulasi Silang Pengaruh Baby Massage Terhadap Kualitas
Tidur Bayi Usia 3-6 Bulan Di BPM Ny. Farochah SST, Desa
Pulo Lor Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang Tanggal
24 Mei-18 Juni 2017
No Kualitas Tidur Bayi Usia
3-6 Bulan
Kualitas Tidur Bayi Usia 3-6 Bulan
Sebelum Sesudah
N % N %
1 Baik 5 15,6 24 75,0
2 Cukup 17 53,1 6 18,8
3 Kurang 10 31,3 2 6,2
Total 32 100,0 32 100,0
Uji wilcoxon p (0,001) < α (0,05)
Sumber : Data Primer 2017
54
Berdasarkan tabel 5.6 menunjukkan bahwa kualitas tidur bayi
usia 3-6 bulan sebelum dilakukan baby massage sebagian besar dari
responden cukup yaitu sebesar 17 responden (53,1%), kualitas tidur
bayi usia 3-6 bulan setelah dilakukan baby massage sebagian besar dari
responden baik yaitu sebesar 24 responden (75,0%).
Berdasarkan data di atas dan menurut hasil uji statistik Wilcoxon
diperoleh angka signifikan atau nilai probabilitas (0,001) jauh lebih
rendah standart signifikan dari 0,05 atau (p < ), maka data Ho ditolak
dan H1 diterima yang berarti ada Pengaruh Baby Massage Terhadap
Kualitas Tidur Bayi Usia 3-6 bulan Di BPM Ny. Farochah Desa Pulo
Lor Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang.
5.2 Pembahasan
5.2.1 Kualitas Tidur Bayi Usia 3-6 Bulan sebelum dilakukan Baby Massage
Berdasarkan tabel 5.4 menunjukkan bahwa kualitas tidur bayi usia 3-
6 bulan sebelum dilakukan baby massage sebagian besar dari responden
cukup yaitu sebesar 17 responden (53,1%). Kuesioner untuk mengukur
kualitas tidur bayi terdapat 7 soal. Kualitas tidur bayi usia 3-6 bulan
sebelum dilakukan baby massage didukung rendahnya hasil pada
kuesioner yang terdapat pada item soal no 4 mendapatkan nilai rata-rata
0,43 yaitu dengan pernyataan ”Apakah bayi rewel saat akan tidur”.
Menurut pendapat peneliti kualitas tidur yang kurang pada bayi bisa
membuat daya tahan tubuh rendah, anak mudah menangis, rewel dan bisa
menganggu pertumbuhan bayi pada masa pertumbuhan. Mengingat akan
pentingnya waktu tidur bagi perkembangan bayi, maka kebutuhan tidurnya
55
harus benar-benar terpenuhi agar tidak berpengaruh buruk terhadap
perkembangannya. Menurut Saputra (2009) tidur yang tidak adekuat dan
kualitas tidur yang buruk dapat mengakibatkan gangguan keseimbangan
fisiologi dan psikologi. Dampak fisiologi meliputi penurunan aktivitas
sehari-hari, rasa capek, lemah, koordinasi neuromuskular buruk, proses
penyembuhan lambat dan daya tahan tubuh menurun. Sedangkan dampak
psikologinya meliputi emosi lebih labil, cemas, tidak konsentrasi,
kemampuan kognitif dan menggabungkan pengalamannya lebih rendah.
Bayi yang mengalami gangguan tidur akan mengalami gangguan yang
sama dimasa-masa selanjutnya terutama pada masa pertumbuhan.
Faktor yang mempengaruhi kualitas tidur cukup dikarenakan faktor
usia dan status kesehatan, Berdasarkan tabel 5.1 menunjukkan bahwa
sebagian besar responden yaitu 17 bayi usianya 6 bulan (53,1%) dan
berdasarkan tabulasi silang antara usia bayi dengan kualitas tidur bayi
menunjukkan bahwa hampir dari setengahnya bayi usia 3-6 bulan yang
kualitas tidurnya cukup sejumlah 9 responden (28,1%). Menurut peneliti
pada usia 3-6 bulan adalah dimana bayi setelah melewati usia 3 bulan
ketika fisik bayi tidak lagi terlalu lemah untuk dipijat. Karena bayi banyak
menghabiskan waktunya untuk tidur, pada saat umur 3-6 bulan adalah saat
yang baik untuk mengatur pola tidurnya mengingat jumlah tidur bayi akan
berkurang secara teratur setiap bulannya. Hal ini sesuai pendapat Dewi
(2010) bayi pada bulan ke 3 dan ke 4 mudah diatur jadwal minum dan
tidurnya, sementara setelah 6 bulan maka teknik sentuhan halus yang
dilakukan sudah berbeda.
56
Berdasarkan tabel 5.2 menunjukkan bahwa seluruhnya responden
yaitu 32 bayi status kesehatannya adalah sehat (100%) dan berdasarkan
tabulasi silang antara status kesehatan bayi dengan kualitas tidur bayi usia
3-6 bulan menunjukkan bahwa sebagian besar dari bayi usia 3-6 bulan
yang kualitas tidurnya cukup sejumlah 17 responden (53,1%). Menurut
peneliti hal ini menunjukkan bahwa bayi yang dikategorikan kualitas tidur
yang cukup yaitu tidur pada malam sekurang-kurangnya adalah 9-11 jam,
demikian halnya bayi dalam kondisi fisik yang sehat atau sedang tidak
sakit, karena bayi dengan kondisi yang tidak sehat akan memperburuk
keadaan bayi tersebut jika dilakukan baby massage. Hal ini sesuai
pendapat Wahyuni (2008) Bayi yang tidur cukup tanpa sering terbangun
akan lebih bugar dan tidak gampang rewel. Bayi dikatakan mengalami
gangguan tidur jika malam hari tidurnya kurang dari 9 jam, terbangun
lebih dari 3 kali dan lama bangunnya lebih dari 1 jam.
5.2.2 Kualitas Tidur Bayi Usia 3-6 Bulan setelah dilakukan Baby Massage
Berdasarkan tabel 5.5 menunjukkan bahwa sebagian besar kualitas
tidur bayi Usia 3-6 bulan setelah dilakukan baby massage mengalami
kualitas tidur baik yaitu sebesar 24 responden (75%). Kuesioner untuk
mengukur kualitas tidur bayi terdapat 7 soal. Kualitas tidur bayi usia 3-6
bulan setelah dilakukan baby massage didukung tingginya hasil pada
kuesioner yang terdapat pada item soal nomor 6 mendapatkan rata-rata 0,9
dengan soal pernyataan ”Apakah bayi terlihat lemas dan menangis saat
bangun dipagi hari”. Menurut peneliti tidur sangat memegang peranan
penting dalam meningkatkan daya tahan tubuh bayi terhadap infeksi, jika
57
tidurnya sampai terganggu efektivitas daya tahan tubuh bayi bisa menurun
sehingga bayi mudah terangsang dan gelisah. Hal ini sesuai pendapat
Sekartini (2012) Kualitas dan kuantitas tidur bayi berpengaruh tidak hanya
pada perkembangan fisik, juga terhadap perkembangan emosionalnya.
Bayi yang tidur cukup tanpa terbangun lebih bugar dan tidak gampang
rewel keesokan harinya.
Berdasarkan tabel 5.1 menunjukkan bahwa sebagian besar
responden yaitu 17 bayi usianya 6 bulan (53,1%) dan berdasarkan tabulasi
silang antara usia bayi dengan kualitas tidur bayi menunjukkan bahwa
hampir dari setengahnya bayi usia 3-6 bulan yang kualitas tidurnya cukup
sejumlah 12 responden (37,5%). Menurut peneliti bayi yang berumur 6
bulan lebih mudah diatur jadwal tidurnya, sehingga bayi kualitas tidurnya
dan tergolong dikategorikan memiliki kualitas tidur baik. Oleh karena itu
kebutuhan tidur pada bayi sesuai usianya perlu mendapat perhatian dari
keluarga agar nantinya bayi dapat mencapai pertumbuhan dan
perkembangan yang optimal. Hal ini sesuai pendapat Anggraini (2008)
Bayi umur 3–6 bulan memerlukan waktu tidur kurang lebih 16,5 jam
perhari. Tidur tipe III diharapkan adalaha tertidur cukup pulas, rileks
sekali, tonus otot lenyap sama sekali pasca dilakukan tindakan baby
massage diharapkan ke tipe tidur tahap IV. Cirinya adalah tidur paling
nyenyak, tanpa mimpi dan sulit dibangunkan, memerlukan waktu beberapa
menit untuk meresponnya, pola pernafasan dan denyut jantungnya teratur,
pada bayi timbul keringat banyak.
58
Berdasarkan tabel 5.2 menunjukkan bahwa seluruhnya responden
yaitu 32 bayi status kesehatannya adalah sehat (100%) dan berdasarkan
tabulasi silang antara status kesehatan bayi dengan kualitas tidur bayi usia
3-6 bulan menunjukkan bahwa sebagian besar dari bayi usia 3-6 bulan
yang kualitas tidurnya baik sejumlah 24 responden (75,0%). Menurut
peneliti status kesehatan bayi dikategorikan baik menunjukkan bayi yang
sehat dan kualitas tidurnya baik akan meningkatkan pertumbuhan bayi
yang normal. Selain itu bayi dengan kualitas tidurnya baik dikarenakan
sudah mendapatkan baby masssage sehingga bayi dengan refleks akan
tidur dengan nyenyak dan bayi tidak mudah sakit karena tidur cukup lama
sehingga bayi tidak mudah terganggu di malam hari dan pada bangun
dipagi hari menunjukkan keadaan bayi yang bugar dan ceria. Menurut
pendapat Anggraini (2006) Bayi yang otot-ototnya distimulus dengan urut
atau pemijatan akan nyaman dan mengantuk. Kebanyakan bayi akan tidur
dengan waktu yang lama begitu pemijatan usai dilakukan. Selain lama,
bayi nampak tidur terlelap dan tidak rewel seperti sebelumnya, hal ini
menunjukkan bahwa bayi merasa tenang setelah dipijat. Ketika bayi tidur,
maka saat bangun akan menjadi bugar sehingga menjadi faktor yang
mendukung konsentrasi dan kerja otak bayi.
Pijat bayi dilakukan 15-30 menit menggunakan oil. Baby massage
dapat membuat bayi tidur semakin lelap sehingga meningkatkan
kecerdasan. Sesuai dengan pengamat (Field, 2010) seperti dikutip Hull,
ahli virologi molekuler dari Inggris, dalam makalah berjudul touch
therapy: Science confirms instinct, menyebutkan terapi pijat 30 menit
59
perhari bisa mengurangi depresi dan kecemasan. Tidurnya bertambah
tenang, meningkatkan kesiagaan (alertness), dan tangisannya berkurang,
selain itu juga hal ini dibuktikan pada penelitian yang dilansir di London
tahun 1998. Penelitian ini mengungkapakan bahwa bayi yang tidur
banyak, perkembangan otaknya akan optimal. Penelitian dari
Queeensland, Australia, mengungkapkan juga bahwa baby massage tidak
hanya mempengaruhi kondisi fisik anak. Penelitian tersebut menunjukkan
bahwa baby massage juga dapat meningkatkan kinerja otak anak sehingga
membuatnya lebih pintar (Schoefer Y et al, 2010).
5.2.3 Pengaruh baby massage terhadap kualitas tidur bayi Usia 3-6 bulan
Berdasarkan tabel 5.6 menunjukkan bahwa kualitas tidur bayi usia
3-6 bulan sebelum dilakukan baby massage sebagian besar dari responden
cukup yaitu sebesar 17 responden (53,1%), kualitas tidur bayi usia 3-6
bulan setelah dilakukan baby massage sebagian besar dari responden baik
yaitu sebesar 24 responden (75%). Pada penelitian ini berdasarkan analisa
menggunakan uji statistik Wilcoxon dengan bantuan program SPSS 16
pada taraf kesalahan 5% dilakukan perhitungan untuk mengetahui ada
tidaknya pengaruh antara variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat.
Hasil dari Berdasarkan data di atas dan menurut hasil uji statistik Wilcoxon
diperoleh angka signifikan atau nilai probabilitas (0,001) jauh lebih rendah
standart signifikan dari 0,05 atau (p < ), maka data Ho ditolak dan H1
diterima yang berarti ada Pengaruh Baby Massage Terhadap Kualitas
Tidur Bayi Usia 3-6 bulan Di BPM Ny. Farochah Desa Pulo Lor
Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang. Menurut peneliti Mengingat
60
akan pentingnya waktu tidur bagi perkembangan bayi, maka kebutuhan
tidurnya harus benar-benar terpenuhi agar tidak berpengaruh buruk
terhadap perkembangannya. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk
memenuhi kebutuhan tersebut adalah dengan baby massage. Bayi yang
dipijat akan dapat tidur dengan lelap, sedangkan pada waktu bangun, daya
konsentrasinya akan lebih penuh. Salah satu terapi non farmakologis untuk
mengatasi masalah tidur bayi adalah baby massage. Baby Massage
merupakan salah satu jenis stimulasi yang akan merangsang
perkembangan struktur maupun fungsi dari kerja sel-sel dalam otak
(Riksani, 2014). Pijatan lembut akan membantu mengendurkan otot-
ototnya sehingga bayi menjadi tenang dan tidurnya nyenyak. Sentuhan
lembut pada bayi merupakan sarana ikatan yang indah antara bayi dan
orang tuanya. (Anggraini, 2009). Bayi yang dipijat selama kurang lebih 15
menit akan merasa lebih rileks, tidur lebih lelap, perkembangan dan
pertumbuhannya juga semakin baik (Marta, 2014).
Penelitian ini di dukung oleh beberapa penelitian sebelumnya yaitu
penelitian dari Matalia (2012) yang berjudul Pengaruh pijat bayi terhadap
kualitas tidur bayi usia 3-6 bulan di wilayah kerja Puskesmas II Denpasar
Timur. Terdapat pengaruh pijat bayi terhadap kualitas tidur bayi usia 3-6
bulan di wilayah kerja Puskesmas II Denpasar Timur.
61
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian tentang Pengaruh Baby
Massage Terhadap Kualitas Tidur Bayi Usia 3-6 Bulan, maka dapat
disimpulkan bahwa :
1. Kualitas Tidur Bayi Usia 3-6 Bulan Sebelum Diberi Baby Massage Di
BPM Ny. Farochah SST, Desa Pulo Lor Kecamatan Jombang,
Kabupaten Jombang Dalam Kategori Cukup.
2. Kualitas Tidur Bayi Usia 3-6 Bulan Sebelum Diberi Baby Massage Di
BPM Ny. Farochah SST, Desa Pulo Lor Kecamatan Jombang,
Kabupaten Jombang Dalam Kategori Baik.
3. Ada Pengaruh Baby Massage Terhadap Kualitas Tidur Bayi Usia 3-6
Bulan Di BPM Ny. Farochah SST, Desa Pulo Lor Kecamatan Jombang,
Kabupaten Jombang.
6.2. Saran
1. Bagi Bidan
Diharapkan bidan perlu mengembangkan promosi dan edukasi tentang
baby massage kepada masyarakat khususnya orangtua untuk
meningkatkan kualitas tidur bayi. Hal ini dapat dilakukan dengan cara
memberikan penyuluhan yang disertai dengan demonstrasi dan pemberian
leaflet yang dapat dilakukan setiap 1 bulan sekali melalui posyandu-
posyandu oleh petugas kesehatan.
62
2. Bagi Kaprodi D4 Kebidanan
Diharapkan dapat mengembangkan pendidikan entrepreneur dengan
memenuhi fasilitas di bidang entrepeneur dan memfasilitasi kegiatan
pengabdian kepada masyarakat di Desa Binaan sekaligus memberikan
dana setiap 6 bulan sekali khususnya tentang pelatihan baby massage.
3. Bagi peneliti selanjutnya
Penelitian selanjutnya sebaiknya menggunakan sampel dengan jumlah
yang lebih besar. Pemberian perlakuan pemijatan hendaknya dilakukan
oleh peneliti sendiri agar pemijatan yang dilakukan dapat sama antara bayi
yang satu dengan yang lainnya. Penelitian selanjutnya dapat dilakukan
dengan menilai kualitas tidur bayi bukan hanya kuantitasnya.
63
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, 2009. Pijat bayi. http://ojs.unud.ac.id/index.php. Diakses 22/02/2017.
Anggraini, 2009. Teknik memijat bayi. Universitas Udayana
http://ojs.unud.ac.id/index.php. Diakses 22/02/2017
Anggraini, 2011. Manfaat pijat bayi. http://digilib.unimus.ac.id/files/disk.pdf.
Diakses 23/02/2017.
Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:Rineka
Cipta.
Asmadi, 2009. Tehnik Prosedural Keperawatan Konsep Aplikasi Kebutuhan
Dasar Klien. Jakarta. Salemba Medika.
Dewi. 2010. Teknik dan Prosedur Pemijatan Pada Bayi. Jakarta : Salemba
Medika.
Heath dan Bainbridge. 2007. Baby Massage. Dian Rakyat : Jakarta.
Hidayat, AA. 2006. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak Untuk Pendidikan
Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika
Hidayat. 2014. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa Data. Jakarta:
Salemba Medika
Hiscock 2002. Data masalah tidur bayi. . http://ojs.unud.ac.id/index.php. Diakses
22/02/2017
Ismael, 2010. Kualitas tidur bayi. Universitas Muhammadiyah
http://digilib.unimuh.ac.id/files/disk.pdf. Diakses 23/02/2017.
Jhaquin, A. 2010. Psikologi untuk Kebidanan. Yogyakarta. Nuha Medika
Lenywati. 2007. Keajaiban Pijat Bayi dan Balita. Jakarta : Wahyu Medika
Mansur, H. 2011. Psikologi Ibu dan Anak untuk Kebidanan. Jakarta. Salemba
Medika.
Marta, 2014. Manfaat tidur bayi. . http://ojs.unud.ac.id/index.php. Diakses
22/02/2017
Matalia, Ni Putu Ike Windari. 2012. Pengruh Pijat Bayi Terhadap Kualitas Tidur
Bayi Usia 3-6 Bulan Di Wilayah Kera Puskesmas II Denpasar Timur.
Diakses 22/2/2017
64
Medise, 2011. Pola tidur bayi. Universitas Muhammadiyah
http://digilib.unimuh.ac.id/files/disk.pdf. Diakses 23/02/2017
Murjito. 2007. Pedoman Pijat Bayi. Universitas Udayana
http://ojs.unud.ac.id/index.php. Diakses 25/02/2017
Notoaymodjo, S. 2010. Metode Peneliyian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
Nursalam. 2013. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan : Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian. Jakarta.
Salemba Medika.
Nursalam, 2014. Proses dan Dokumentasi Keperawatan Salemba Medika. Jakarta.
Potter dan Perry. 2010. Kualitas tidur bayi.
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk.pdf. Diakses 23/02/2017.
Prasetyono, D.S. 2012. Buku Pintar Pijat Bayi. Jogjakarta : BukuBiru
Profil Dinas Kesehatan Kota Jombang, 2015. Data Bayi usia 0-11 bulan.
Didapatkan 27/02/2017
Riksani, 2014. Pijat bayi. . http://ojs.unud.ac.id/index.php. Diakses 22/02/2017
Roesli. 2012. Pedoman Pijat Bayi. Jakarta. Puspa Swara.
Roesli, 2013. Pedoman Pijat Bayi. Jakarta : Trubus Agriwidya.
Saputra, 2009. Kualitas tidur bayi. . http://ojs.unud.ac.id/index.php. Diakses
22/02/2017
Sekartini. 2010. Data masalah gangguan tidur bayi. Universitas Udayana
http://ojs.unud.ac.id/index.php. Diakses 22/02/2017
Soedjatmiko. 2006.Pijat Bayi, seberapa penting ?.
http//www.republica.comhttm(diakses pada tanggal 25 Mei 2017)
Stirling. 2005. Tips Cerdas Merawat Bayi. Yogyakarta : Luna Publisher.
Tarwoto. 2011. Kebutuhan dasar manusia dan proses keperawatan. Jakarta.
Salemba Medika.
Vina. 2010. Kualitas Tidur Sangat Penting Bagi Pertumbuhan Anak. http://ojs.unud.ac.id/index.php. Diakses 20/02/2017
65
Widiyanti, M. dkk. 2008. Hubungan Pijat Bayi Dengan Pola Tidur Bayi Usia 3 –
6 Bulan Di Bidan Praktek Swasta . http://ojs.unud.ac.id/index.php. Diakses
22/02/2017
66
Lampiran 1 Jadwal Penelitian
JADWAL PENELITIAN
No.
Kegiatan
Bulan
Februari Maret April Mei Juni Juli
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Konsultasi judul
2. Penyusunan proposal
3. Pendaftaran ujian proposal
4. Ujian proposal
5. Revisi proposal
6. Pengambilan dan pengolahan data
7. Konsultasi hasil
8. Pendaftaran ujian hasil
9. Ujian hasil
10. Revisi hasil
11. Penggandaan dan pengumpulan skripsi
Keterangan :
: Melakukan Kegiatan
: Praktek Klinik Kebidanan
67
Lampiran 2 Persetujuan Judul
68
Lampiran 3 Surat Pernyataan Perpustakaan
69
Lampiran 4 Surat Pre Survey Data, Studi Pendahuluan dan Penelitian
70
Lampiran 5 Surat Balasan dari Dinkes
71
Lampiran 6 Surat Balasan dari Bidan
72
Lampiran 7 Surat Bebas Plagiasi
73
Lampiran 8 Surat Permohonan Calon Responden
SURAT PERMOHONAN CALON RESPONDEN
Kepada
Yth. Calon Responden
Di
Tempat.
Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah mahasiswa Program Studi D4
Kebidanan Stikes Icme Jombang:
Nama : Dessy Munlidia Sari
Nim : 162120020
Saat ini sedang mengadakan penelitian dengan Judul: “Pengaruh Baby Massage
Terhadap Kualitas Tidur Bayi Usia 3-6 Bulan (Di BPM Ny. Farochah SST,
Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang).”
Adapun dari tujuan ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Baby Massage
Terhadap Kualitas Tidur Bayi Usia 3-6 Bulan.
Penelitian ini tidak berbahaya dan tidak merugikan bayi dan ibu bayi
sebagai reponden. Kerahasian semua inormasi yang telah diberikan akan dijaga
dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian saja. Jika bayi dan ibu bayi
tidak bersedia menjadi responden, maka diperbolehkan untuk tidak ikut
berpartisipasi dalam penelitian ini dan apabila selama pengambilan data terdapat
hal-hal yang tidak diinginkan, maka bayi dan ibu bayi berhak mengundurkan diri.
Apabila ibu bayi menyetujuinya, maka kami mohon kesediaanya untuk
menandatangani lembar persetujuan untuk pelaksanaaan penelitian ini. Atas
perhatian dan kerjasamanya, kami ucapkan terimakasih.
Hormat Kami,
(Dessy Munlidia Sari)
74
Lampiran 9 Lembar Persetujuan Sebagai Responden
LEMBAR PERSETUJUAN SEBAGAI RESPONDEN
Judul Penelitian : Pengaruh Baby Massage Terhadap Kualitas Tidur Bayi
Usia 3-6 Bulan (Di BPM Ny. Farochah SST, Kecamatan
Jombang, Kabupaten Jombang).
Peneliti : Dessy Munlidia Sari
Penelitian ini sudah menjelaskan tentang penelitian yang sedang
dilaksanakan oleh peneliti, ibu yang memiliki bayi usia 3-6 bulan diminta untuk
bersedia diteliti.
Saya mengerti, bahwa resiko yang terjadi kecil. Apabila ada proses
penelitian dapat menimbulkan respon emosional yang tidak nyaman, maka
peneliti akan menghentikan dan akan memberikan dukungan. Saya berhak
mengundurkan diri dari penelitian tanpa ada sanksi atau kehilangan hak.
Saya mengerti, bahwa catatan penelitian ini akan dirahasiakan dan dijamin
selegal mungkin. Semua berkas yang mencantumkan identitas dan semua jawaban
yang saya berikan hanya digunakan untuk keperluan pengolahan data. Bila sudah
tidak digunakan akan dimusnahkan dan hanya peneliti yang mengetahui
kerahasiaan data.
Demikian secara sukarela dan tidak ada paksaan dari pihak manapun,
siswa bersedia berperan serta dalam peneliti ini.
Responden
(…………………………..)
75
Lampiran 10 SOP Baby Massage
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
Topik : Baby Massage
Sasaran : Bayi usia 3-6 bulan
Tempat :BPM Ny. Farochah Desa Pulo Lor Kecamatan Jombang,
Kabupaten Jombang.
Hari/tanggal : Bulan Mei-Juni 2017
Waktu : 15 menit
A. Tujuan Umum
Setelah dilakukan metode Baby Massage, diharapkan dapat meningkatkan
kualitas tidur bayi. Usia 3-6 bulan.
B. Metode
1. Baby massage
C. Bahan dan Alat
Alas yang empuk dan lembut misalnya kasur atau busa yang dilapisi dengan
kain lembut,handuk atau lap, baju ganti untuk mengganti baju lama usai
pemijatan, minyak untuk memijat (baby oil, lotion dan minyak zaitun) untuk
memijat.
D. Pelaksanaan
No Peneliti Responden Waktu
1 Memastikan
kualitas tidur bayi
setelah dilakukan
baby massage
Pijat meliputi:
8. Kaki
9. Perut
10.Dada
11.Tangan
12.Muka
13.Punggung
14.Gerakan-Gerakan Peregangan
30
menit
76
Tata cara baby massage
Menurut Roesli (2012) catatan setiap gerakan pada tahap pemijatan
ini dapat diulang sebanyak enam kali.
3. Kaki
11) Perahan cara India, peganglah kaki bayi pada pangkal paha, seperti
memegang pemukul soft ball, kemudian gerakkan tangan ke bawah
secara bergantian, seperti memerah susu.
Peras dan putar, pegang kaki bayi pada pangkal paha dengan kedua
tangan secara bersamaan, kemudian peras dan putar kaki bayi
dengan lembut dimulai dari pangkal paha kearah mata kaki.
12) Telapak kaki, urutlah telapak kaki bayi dengan kedua ibu jari
secara bergantian, dimulai dari tumit kaki menuju jari-jari
diseluruh telapak kaki.
13) Tarikan lembut jari, pijatlah jari-jarinya satu persatu dengan
gerakan memutar menjauhi telapak kaki, diakhiri dengan tarikan
kasih yang lembut pada tiap ujung jari.
14) Gerakan peregangan (strecth), dengan mempergunakan sisi dari
jari telunjuk, pijat telapak kaki mulai dari batas jari-jari ke arah
tumit, kemudian ulangi lagi dari perbatasan jari ke arah tumit,
kemudian dengan jari tangan lain regangkan dengan lembut
punggung kaki pada daerah pangkal kaki ke arah tumit.
15) Titik tekanan, tekan-tekanlah kedua ibu jari secara bersamaan
diseluruh permukaan telapak kaki dari arah tumit ke jari-jari.
16) Punggung kaki, dengan mempergunakan kedua ibu jari secara
bergantian pijatlah punggung kaki dan pergelangan kaki kearah
jari-jari secara bergantian.
17) Peras dan putar pergelangan kaki (ankle circles), buatlah gerakan
seperti memeras dengan mempergunakan ibu jari dan jari-jari
lainnya dipergelangan kaki bayi.
18) Perahan cara Swedia, peganglah pergelangan kaki bayi, kemudian
gerakkan tangan anda secara bergantian dari pergelangan kaki
kepangkal paha.
77
19) Gerakan menggulung, pegang pangkal paha dengan kedua tangan
anda kemudian buatlah gerakan menggulung dari pangkal paha
menuju pergelangan kaki.
20) Gerakan akhir, seteiah gerakan a sampai k dilakukan pada kaki
kanan dan kiri, rapatkan kedua kaki bayi, kemudian letakkan kedua
tangan anda secara bersamaan pada pantat dan pangkal paha lalu
usap kedua kaki bayi dengan tekanan lembut dari paha kearah
pergelangan kaki, ini merupakan gerakan akhir bagian kaki.
4. Perut
Catatan :
Hindari pemijatan pada tulang rusuk atau ujung tulang rusuk.
Gerakan ini hanya untuk bayi yang telah lepas tali pusat.
7) Mengayuh sepeda, lakukan gerakan memijat pada perut bayi
seperti mengayuh pedal sepeda, dari atas ke bawah perut,
bergantian dengan tangan kanan dan kiri.
8) Mengayuh sepeda dengan kaki diangkat, angkat kedua kaki bayi
dengan salah satu tangan, kemudian dengan tangan yang lain, pijat
perut bayi dari perut bagian atas sampai ke jari-jari kaki.
9) Ibu jari kesamping, letakkan kedua ibu jari disamping kanan dan
kiri pusar perut, lalu gerakkan kedua ibu jari kearah tepi perut
kanan dan kiri.
10) Bulan-Matahari, buat lingkaran searah jarum jam dengan jari
tangan kiri mulai dari perut sebelah kanan bawah (daerah usus
buntu) keatas, kemudian kembali kearah kanan bawah (seolah
membentuk gambar matahari {M}) beberapa kali, lalu gunakan
tangan kanan untuk membuat gerakan setengah lingkaran mulai
dari bagian kanan bawah perut bayi sampai bagian kiri perut bayi
(seolah membentuk gambar bulan {B}) dan lakukan dua gerakan
ini bersama-sama. Tangan kiri selalu membuat bulatan penuh
(Matahari), sedangkan tangan kanan membuat gerakan setengah
lingkaran (Bulan).
11) Gerakan I Love U
78
”I”
Pijatlah perut bayi mulai dari bagian kiri atas ke bawah dengan
menggunakan jari-jari tangan kanan seolah membentuk huruf “
I“.
“LOVE”
Pijatlah perut bayi membentuk huruf “L” terbalik, mulai dari kanan
atas ke kiri atas, kemudian dari kiri atas ke kiri bawah.
“YOU”
Pijatlah perut bayi membentuk huruf “U” terbalik, mulai dari
kanan bawah (daerah usus buntu) keatas, kemudian ke kiri, ke
bawah dan berakhir diperut kiri bawah.
12) Gelembung atau jari-jari berjalan (Walking fingers), letakkan
ujung jari-jari satu tangan pada perut bayi bagian kanan, kemudian
gerakkan jari-jari anda pada perut bayi dari bagian kanan ke bagian
kiri guna mengeluarkan gelembung-gelembung udara.
3. Dada
3) Jantung besar
c) Buatlah gerakan yang menggambarkan jantung dengan
meletakkan ujung-ujung jari kedua telapak tangan anda
ditengah dada bayi/ulu hati.
d) Buat gerakan ke atas sampai dibawah leher, kemudian
kesamping diatas tulang selangka, lalu kebawah membentuk
bentuk jantung dan kembali ke ulu hati.
4) Kupu - kupu
c) Buatlah gerakan diagonal seperti gambaran kupu-kupu, dimulai
dengan tangan kanan membuat gerakan memijat menyilang
dari tengah dada atau ulu hati kearah bahu kanan, dan kembali
ke ulu hati.
d) Gerakkan tangan kiri anda ke bahu kiri kembali ke ulu hati.
79
4. Tangan
10) Memijat ketiak (armpits)
Buatlah gerakan memijat pada daerah ketiak dari atas ke bawah.
Perlu diingat, kalau terdapat pembengkakan kelenjar didaerah
ketiak, sebaiknya gerakan ini tidak dilakukan.
11) Perahan cara India
d) Peganglah lengan bayi bagian pundak dengan tangan kanan
seperti memegang pemukul soft ball, tangan kiri memegang
pergelangan tangan bayi
e) Gerakkan tangan kanan mulai dari bagian pundak kearah
pergelangan tangan, kemudian gerakkan tangan kiri dari
pundak kearah pergelangan tangan.
f) Demikian seterusnya, gerakan tangan kanan dan kiri kebawah
secara bergantian dan berulang-ulang seolah memerah susu
sapi.
12) Peras dan Putar (Squeeze and twist)
Peras susu putar lengan bayi dengan lembut mulai dari pundak ke
pergelangan tangan.
13) Membuka tangan
Pijat telapak tangan dengan kedua ibu jari, dan pergelangan tangan
kearah jari-jari.
14) Putar jari-jari
c) Pijat lembut jari bayi satu per satu menuju kearah ujung jari
dengan gerakan memutar.
d) Akhirilah gerakan ini dengan tarikan lembut pada tiap ujung
jari.
15) Punggung tangan
c) Letakkan tangan bayi diantara kedua tangan anda.
d) Usap punggung tangannya dari pergelangan tangan kearah jari-
jari dengan lembut.
16) Peras dan putar pergelangan tangan (wrist circle)
80
Peraslah sekeliling pergelangan tangan dengan ibu jari dan jari
telunjuk.
17) Perahan cara Swedia
c) Gerakkan tangan kanan dan kiri anda secara bergantian mulai
dari pergelangan tangan kanan bayi ke arah pundak.
d) Lanjutkan dengan pijatan dari pergelangan kiri bayi kearah
pundak.
18) Gerakan menggulung
a) Peganglah lengan bayi bagian atas / bahu dengan kedua telapak
tangan.
b) Bentuklah gerakan menggulung dari pangkal lengan menuju ke
arah pergelangan tangan /jari-jari.
5. Muka
8) Dahi : Menyetrika dahi (open book)
d) Letakkan jari-jari kedua tangan anda pada pertengahan dahi.
e) Tekankan jari-jari anda dengan lembut mulai dari tengah dahi
keluar, kesamping kanan dan kiri seolah menyetrika dahi atau
membuka lembaran buku.
f) Gerakkan ke bawah kedaerah pelipis, buatlah lingkaran-
lingkaran kecil di daerah pelipis, kemudian gerakan ke dalam
melalui daerah pipi dibawah mata.
9) Alis : Menyetrika alis
a) Letakkan kedua ibu jari anda diantara kedua alis mata.
b) Gunakan kedua ibu jari untuk memijat secara lembut pada alis
mata dan diatas kelopak mata, mulai dari tengah kesamping
seolah menyetrika alis.
10) Hidung : Senyum I
c) Letakkan kedua ibu jari anda pada pertengahan alis.
d) Tekanlah ibu jari anda dari pertengahan kedua alis turun
melalui tepi hidung kearah pipi dengan membuat gerakan ke
samping dan ke atas seolah membuat bayi tersenyum.
11) Mulut bagian atas: Senyum II
81
c) Letakkan kedua ibu jari anda di atas mulut dibawah sekat
hidung.
d) Gerakkan kedua ibu jari anda dari tengah ke samping dan ke
atas ke daerah pipi seolah membuat bayi tersenyum.
12) Mulut bagian bawah : Senyum III
c) Letakkan kedua ibu jari anda ditengah dagu.
d) Tekankan dua ibu jari pada dagu dengan gerakan dari tengah
kesamping, kemudian ke atas ke arah pipi seolah membuat bayi
tersenyum.
13) Lingkaran kecil di rahang (small circlesaround jaw)
Dengan jari kedua tangan, buatlah lingkaran - lingkaran kecil
didaerah rahang bayi.
14) Belakang Telinga
c) Dengan mempergunakan ujung-ujung jari, berikan tekanan
lembut pada daerah belakang telinga kanan dan kiri.
d) Gerakkan ke arah pertengahan dagu di bawah dagu.
6. Punggung
6) Gerakan maju mundur (kursi goyang)
c) Tengkurapkan bayi melintang didepan anda dengan kepala di
sebelah kiri dan kaki disebelah kanan anda.
d) Pijatlah sepanjang punggung bayi dengan gerakan maju
mundur menggunakan kedua telapak tangan, dari bawah leher
sampai ke pantat bayi, lalu kembali lagi ke leher.
7) Gerakan menyetrika
a) Pegang pantat bayi dengan tangan kanan.
b) Dengan tangan kiri, pijatlah mulai dari leher ke bawah sampai
bertemu dengan tangan kanan yang menahan pantat bayi seolah
menyetrika punggung.
8) Gerakan menyetrika dan mengangkat kaki
82
Ulangi gerakan menyetrika punggung, hanya kali ini tangan kanan
memegang kaki bayi dan gerakan dilanjutkan sampai ketumit kaki
bayi.
9) Gerakan melingkar
c) Dengan jari-jari kedua tangan anda, buatlah gerakan-gerakan
melingkar kecil-kecil mulai dari batas tengkuk turun ke bawah
disebelah kanan dan kiri tulang punggung sampai ke pantat.
d) Mulai dengan lingkaran-lingkaran kecil didaerah leher,
kemudian lingkaran yang lebih besar didaerah pantat.
10) Gerakan menggaruk
a) Tekankan dengan lembut ke lima jari-jari tangan kanan anda
pada punggung bayi.
b) Buat gerakan menggaruk ke bawah memanjang sampai ke
pantat bayi.
7. Gerakan-Gerakan Peregangan
6) Tangan disilangkan
c) Pegang kedua pergelangan tangan bayi dan silangkan keduanya
di dada.
d) Luruskan kembali kedua tangan bayi kesamping, ulangi
gerakan ini sebanyak 4-5 kali.
7) Membentuk diagonal tangan- kaki
a) Pertemukan ujung kaki tangan dan ujung tangan kiri bayi diatas
tubuh bayi sehingga membentuk garis diagonal, Selanjutnya
tarik kembali kaki kanan dan tangan kiri bayi ke posisi semula.
b) Pertemukan ujung kaki kiri dengan ujung tangan kanan di atas
tubuh bayi. Selanjutnya tarik kembali tangan dan kaki bayi
keposisi semula. Gerakan membentuk diagonal ini dapat
diulang sebanyak 4-5 kali.
8) Menyilangkan kaki
d) Pegang pergelangan kaki kanan dan kiri bayi, lalu silangkan
keatas. Buatlah silangan sehingga mata kaki kanan luar
bertemu mata kaki kiri dalam.
83
e) Setelah itu,kembalikan posisi kaki pada posisi semula.
f) Pegang ke dua pergelangan kaki bayi dan silangkan kedua
kakinya keatas sehingga mata kaki kanan dalam bertemu
dengan mata kaki kiri luar setelah itu kembalikan pada posisi
semula. Gerakan ini dapat diulang sebanyak 4-5 kali.
9) Menekuk kaki
Pegang pergelangan kaki kanan dan kiri bayi dalam posisi kaki
lurus, lalu tekuk lutut kaki perlahan menuju ke arah perut. Gerakan
menekuk lutut ini dapat diulang sebanyak 4-5 kali.
10) Menekuk kaki bergantian
Gerakannya sama seperti menekuk kaki, tetapi dengan
mempergunakan kaki secara bergantian. (Roesli, 2009).
84
Lampiran 11 Lembar Kuesioner
LEMBAR KUESIONER
Judul :
Kode Kuesioner :
Nama :
Alamat :
Hari /Tanggal :
Berilah tanda ( ) pertanyaan di bawah ini.
A. Data Umum
1. Responden
2. Usia Bayi
1. 3 bulan
2. 4 bulan
3. 5 bulan
4. 6 bulan
3. Jenis Kelamin
1. Laki-laki
2. Perempuan
4. Status Kesehatan
1. Sehat
2. Sakit
B. Kualitas tidur
No Pernyataan YA TIDAK
1 Apakah bayi tidur malam ≥ 9 jam ?
2 Apakah bayi tidur malam terbangun ≤ 3 kali ?
3 Apakah bayi terbangun lamanya ≤ 1 jam pada
malam hari ?
4 Apakah bayi rewel saat akan tidur ?
5 Apakah bayi terlihat bugar dan ceria saat
bangun pagi ?
6 Apakah bayi terlihat lemas dan menangis saat
bangun dipagi hari ?
7 Apakah bayi terlihat selalu rewel, menangis dan
sulit tidur kembali ?
85
KISI-KISI KUESIONER
Dipijat Soal nomor Nyenyak
Ya 1, 2, 3, 4 Ya
5, 6 Tidak
86
Lampiran 12 Tabulasi Data Umum dan khusus
DATA UMUM
Responden umur jenis kelamin status kesehatan
1 1 1 1
2 3 1 1
3 2 1 1
4 3 2 1
5 2 1 1
6 2 1 1
7 3 1 1
8 2 1 1
9 2 1 1
10 3 1 1
11 3 1 1
12 2 2 1
13 3 1 1
14 4 1 1
15 3 2 1
16 3 2 1
17 4 2 1
18 4 2 1
19 4 2 1
20 4 2 1
21 4 2 1
22 4 2 1
23 4 2 1
24 4 2 1
25 4 2 1
26 4 2 1
27 4 2 1
28 4 2 1
29 4 2 1
30 4 2 1
31 4 2 1
32 4 2 1
UMUR
kode 1 = 3 bulan kode 1= sehat
kode 2 = 4 bulan kode 2 = tidak sehat
kode 3 = 5 bulan
kode 4 = 6 bulan
jenis kelamin
kode 1 = laki-laki
kode 2 =
perempuan
87
TABULASI PRE TEST
Resp. Soal 1 2 3 4 5 6 7 JUMLAH % Kode
1 1 0 1 1 1 1 0 5 71.43 2
2 1 0 0 1 1 1 1 5 71.43 2
3 1 1 0 0 1 1 1 5 71.43 2
4 1 0 1 0 1 1 1 5 71.43 1
5 1 0 1 0 0 1 0 3 42.86 1
6 1 1 0 0 1 1 1 5 71.43 2
7 1 1 1 0 1 1 0 5 71.43 3
8 0 1 0 0 0 1 0 2 28.57 1
9 0 1 1 1 1 1 1 6 85.71 3
10 1 0 1 1 1 1 0 5 71.43 2
11 1 1 0 0 0 0 1 3 42.86 1
12 1 0 0 1 1 1 1 5 71.43 2
13 1 1 0 0 1 1 1 5 71.43 2
14 0 1 0 0 0 1 1 3 42.86 1
15 1 1 0 0 1 1 1 5 71.43 2
16 0 0 0 1 0 1 1 3 42.86 1
17 1 1 1 0 0 1 1 5 71.43 2
18 1 1 1 1 0 1 0 5 71.43 2
19 1 0 0 1 1 1 1 5 71.43 2
20 1 1 0 1 1 1 1 6 85.71 3
21 0 0 1 1 1 0 0 3 42.86 1
22 1 1 1 1 1 1 0 6 85.71 3
23 1 0 1 0 1 1 1 5 71.43 2
24 1 0 1 1 1 1 1 6 85.71 3
25 1 1 1 0 0 1 1 5 71.43 2
26 0 1 1 0 1 0 0 3 42.86 1
27 1 1 0 0 1 1 1 5 71.43 2
28 1 0 0 1 1 1 1 5 71.43 2
29 1 0 1 0 0 0 1 3 42.86 1
30 1 1 0 1 0 1 1 5 71.43 2
31 1 1 0 0 1 1 1 5 71.43 2
32 0 0 1 0 0 0 1 2 28.57 1
total 25 18 16 14 21 27 23 144
rata2 0.781 0.563 0.5 0.438 0.66 0.84 0.72
% 17.36 12.5 11.11 9.722 14.6 18.8 16
kode 1= kurang
kode 2 = cukup
kode 3 = baik
88
TABULASI POST TEST
Resp.
Soal
1 2 3 4 5 6 7 JUMLAH
% Kode
1 1 1 1 1 1 1 0 6 85.71 3
2 1 0 1 1 1 1 1 6 85.71 3
3 1 1 1 0 1 1 1 6 85.71 3
4 1 0 1 0 1 1 1 5 71.43 2
5 1 0 1 1 1 1 1 6 85.71 3
6 1 1 1 0 1 1 1 6 85.71 3
7 1 1 1 0 0 0 0 3 42.86 1
8 0 1 1 1 1 1 1 6 85.71 3
9 1 1 1 1 1 1 1 7 100 3
10 1 1 1 1 1 1 0 6 85.71 3
11 1 1 1 1 1 0 1 6 85.71 3
12 1 0 0 1 1 1 1 5 71.43 2
13 1 1 1 0 1 1 1 6 85.71 3
14 0 1 1 1 1 1 1 6 85.71 3
15 1 1 1 1 1 1 1 7 100 3
16 0 1 1 1 1 1 1 6 85.71 3
17 1 1 1 1 0 1 1 6 85.71 3
18 1 1 1 1 1 1 0 6 85.71 3
19 1 0 0 0 0 1 1 3 42.86 1
20 1 1 0 0 1 1 1 5 71.43 2
21 1 1 1 1 1 1 0 6 85.71 3
22 1 1 1 1 1 1 0 6 85.71 3
23 1 0 1 0 1 1 1 5 71.43 2
24 1 0 1 0 1 1 1 5 71.43 2
25 1 1 1 0 0 1 1 5 71.43 2
26 0 1 1 1 1 1 1 6 85.71 3
27 1 1 0 1 1 1 1 6 85.71 3
28 1 0 1 1 1 1 1 6 85.71 3
29 1 0 1 1 1 1 1 6 85.71 3
30 1 1 1 1 1 1 1 7 100 3
31 1 1 1 1 0 1 1 6 85.71 3
32 0 1 1 1 1 1 1 6 85.71 3
total 27 23 28 22 27 30 26 183
rata2 0.84 0.72 0.88 0.7 0.84 0.9 0.8
% 14.8 12.57 15.3 12 14.8 16.4 14.2
kode 1= kurang
kode 2 = cukup
kode 3 = baik
89
Lampiran 13 Hasil SPSS
Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
umur * pre test 32 100.0% 0 .0% 32 100.0%
jenis kelamin * pre test 32 100.0% 0 .0% 32 100.0%
status kesehatan * pre test 32 100.0% 0 .0% 32 100.0%
umur * pre test Crosstabulation
pre test
Total kurang cukup baik
umur 3 bulan Count 0 1 0 1
% within umur .0% 100.0% .0% 100.0%
% of Total .0% 3.1% .0% 3.1%
4 bulan Count 2 3 1 6
% within umur 33.3% 50.0% 16.7% 100.0%
% of Total 6.2% 9.4% 3.1% 18.8%
5 bulan Count 3 4 1 8
% within umur 37.5% 50.0% 12.5% 100.0%
% of Total 9.4% 12.5% 3.1% 25.0%
6 bulan Count 5 9 3 17
% within umur 29.4% 52.9% 17.6% 100.0%
% of Total 15.6% 28.1% 9.4% 53.1%
Total Count 10 17 5 32
% within umur 31.2% 53.1% 15.6% 100.0%
% of Total 31.2% 53.1% 15.6% 100.0%
90
jenis kelamin * pre test Crosstabulation
pre test
Total kurang cukup baik
jenis kelamin laki-laki Count 4 6 2 12
% within jenis kelamin 33.3% 50.0% 16.7% 100.0%
% of Total 12.5% 18.8% 6.2% 37.5%
perempuan Count 6 11 3 20
% within jenis kelamin 30.0% 55.0% 15.0% 100.0%
% of Total 18.8% 34.4% 9.4% 62.5%
Total Count 10 17 5 32
% within jenis kelamin 31.2% 53.1% 15.6% 100.0%
% of Total 31.2% 53.1% 15.6% 100.0%
status kesehatan * pre test Crosstabulation
pre test
Total kurang cukup baik
status kesehatan sehat Count 10 17 5 32
% within status kesehatan 31.2% 53.1% 15.6% 100.0%
% of Total 31.2% 53.1% 15.6% 100.0%
Total Count 10 17 5 32
% within status kesehatan 31.2% 53.1% 15.6% 100.0%
% of Total 31.2% 53.1% 15.6% 100.0%
91
jenis kelamin * post test Crosstabulation
post test
Total kurang cukup baik
jenis kelamin laki-laki Count 1 0 11 12
% within jenis kelamin 8.3% .0% 91.7% 100.0%
% of Total 3.1% .0% 34.4% 37.5%
perempuan Count 1 6 13 20
% within jenis kelamin 5.0% 30.0% 65.0% 100.0%
% of Total 3.1% 18.8% 40.6% 62.5%
Total Count 2 6 24 32
% within jenis kelamin 6.2% 18.8% 75.0% 100.0%
% of Total 6.2% 18.8% 75.0% 100.0%
status kesehatan * post test Crosstabulation
post test
Total kurang cukup baik
status kesehatan sehat Count 2 6 24 32
% within status kesehatan 6.2% 18.8% 75.0% 100.0%
% of Total 6.2% 18.8% 75.0% 100.0%
Total Count 2 6 24 32
% within status kesehatan 6.2% 18.8% 75.0% 100.0%
% of Total 6.2% 18.8% 75.0% 100.0%
92
Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
pre test * post test 32 100.0% 0 .0% 32 100.0%
pre test * post test Crosstabulation
post test
Total kurang cukup baik
pre test kurang Count 0 1 9 10
% of Total .0% 3.1% 28.1% 31.2%
cukup Count 1 3 13 17
% of Total 3.1% 9.4% 40.6% 53.1%
baik Count 1 2 2 5
% of Total 3.1% 6.2% 6.2% 15.6%
Total Count 2 6 24 32
% of Total 6.2% 18.8% 75.0% 100.0%
NPar Tests
Wilcoxon Signed Ranks Test
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
post test - pre test Negative Ranks 4a 12.38 49.50
Positive Ranks 23b 14.28 328.50
Ties 5c
Total 32
a. post test < pre test
b. post test > pre test
c. post test = pre test
Test Statisticsb
post test - pre
test
Z -3.477a
Asymp. Sig. (2-tailed) .001
a. Based on negative ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test
93
Frequencies
Statistics
pre test post test umur jenis kelamin status kesehatan
N Valid 32 32 32 32 32
Missing 0 0 0 0 0
Frequency Table
pre test
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid kurang 10 31.2 31.2 31.2
cukup 17 53.1 53.1 84.4
baik 5 15.6 15.6 100.0
Total 32 100.0 100.0
post test
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid kurang 2 6.2 6.2 6.2
cukup 6 18.8 18.8 25.0
baik 24 75.0 75.0 100.0
Total 32 100.0 100.0
umur
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 3 bulan 1 3.1 3.1 3.1
4 bulan 6 18.8 18.8 21.9
5 bulan 8 25.0 25.0 46.9
6 bulan 17 53.1 53.1 100.0
Total 32 100.0 100.0
94
jenis kelamin
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid laki-laki 12 37.5 37.5 37.5
perempuan 20 62.5 62.5 100.0
Total 32 100.0 100.0
status kesehatan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid sehat 32 100.0 100.0 100.0
95
Lampiran 14 Lembar Konsultasi
96
97
98