skripsi penerapan metode penyusutan aset tetap …

107
SKRIPSI PENERAPAN METODE PENYUSUTAN ASET TETAP DAN PENGARUHNYA TERHADAP LABA PERUSAHAAN PADA PT. EASTERN PEARL FOUR MILLS MAKASSAR EKA SARI LESTARI 105730497214 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI & BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR 2018

Upload: others

Post on 02-Dec-2021

14 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SKRIPSI PENERAPAN METODE PENYUSUTAN ASET TETAP …

SKRIPSI

PENERAPAN METODE PENYUSUTAN ASET TETAP DAN PENGARUHNYA TERHADAP LABA PERUSAHAAN PADA

PT. EASTERN PEARL FOUR MILLS MAKASSAR

EKA SARI LESTARI

105730497214

JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI & BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR

2018

Page 2: SKRIPSI PENERAPAN METODE PENYUSUTAN ASET TETAP …

ii

PENERAPAN METODE PENYUSUTAN ASET TETAP DAN PENGARUHNYA TERHADAP LABA PERUSAHAAN PADA

PT. EASTERN PEARL FOUR MILLS MAKASSAR

SKRIPSI

oleh EKA SARI LESTARI

105730497214

JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI & BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR

2018

Page 3: SKRIPSI PENERAPAN METODE PENYUSUTAN ASET TETAP …
Page 4: SKRIPSI PENERAPAN METODE PENYUSUTAN ASET TETAP …
Page 5: SKRIPSI PENERAPAN METODE PENYUSUTAN ASET TETAP …
Page 6: SKRIPSI PENERAPAN METODE PENYUSUTAN ASET TETAP …

iii

PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan kepada ayahanda dan ibunda tercinta

yang telah mencurahkan kasih sayangnya yang tulus sehingga

penulis dipermudahkan dalam menyelesaikan study, teristimewa

kupersembahkan kepada suami tercinta yang selalu setia

memberikan semangat kepada penulis sehingga menjadi

semangat dan tumpuan bagiku untuk meraih kesuksesan

Terimakasih untuk semua

MOTTO HIDUP

“Berangkat dengan penuh keyakinan berjalan dengan penuh

keikhlasan bersabar dalam menghadapi cobaan, bagiku

keberhasilan bukan di nilai melalui hasilnya tetapi lihatlah proses

dan kerja keras maka keberhasilan tidak mempunyai nilai yang

berarti , kesalahan bukan kegagalan tapi bukti bahwa seseorang

sudah melakukan sesuatu”. By Eka Sari Lestari

Page 7: SKRIPSI PENERAPAN METODE PENYUSUTAN ASET TETAP …

ix

ABSTRACT

Eka Sari Lestari, 2018. Application of Fixed Asset Depreciation Methods and Their Effects on PT. Eastren Pearl Four Miills Makassar (guided by Amril and Sitti Zulaeha). This study aims to determine the method of depreciation of fixed assets applied by the company PT. Eastren Pearl Four Miills Makassar. To know the depreciation of fixed assets affect the earnings of the company PT. Eastren Pearl Four Miills Makassar. The analytical method used in this research is quantitative descriptive analysis which is an analysis that describes the fixed asset depreciation method applied by the company with other depreciation methods such as double drop method and year number. The results of this study indicate that the method of depreciation of fixed assets used by the company is the method of straight-line depreciation. Using the straight-line depreciation method the amount of depreciation expense is smaller than using the double declining balance method and the year number. The depreciation in 2015 compared to 2016, where the acquisition price in 2015 was still high, so the depreciation cost was also large. Furthermore in 2016 depreciation costs are smaller than 2015 and the smallest depreciation 2017 is depreciation costs over three years so the remaining value of the fixed assets is smaller. The method of depreciation of fixed assets affects the company's profit where the use of depreciation methods will have an impact on the greater or the smaller the profit of the company. Keywords: Method of Depreciation of Fixed Assets and Profit

Page 8: SKRIPSI PENERAPAN METODE PENYUSUTAN ASET TETAP …

viii

ABSTRAK

Eka Sari Lestari, 2018. Penerapan Metode Penyusutan Asset Tetap Dan Pengaruhnya Terhadap Laba Perusahaan PT. Eastren Pearl Four Miills Makassar (dibimbing oleh Amril dan Sitti Zulaeha).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metode penyusutan asset tetap yang diterapkan oleh perusahaan Perusahaan PT. Eastren Pearl Four Miills Makassar. Untuk mengetahui penyusutan asset tetap berpengaruh terhadap laba perusahaan Perusahaan PT. Eastren Pearl Four Miills Makassar. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kuantitatif yaitu suatu analisis yang menguraikan metode penyusutan asset tetap yang diterapkan oleh perusahaan dengan metode penyusutan lainya seperti metode menurun ganda dan angka tahun.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa metode penyusutan aktiva tetap yang digunakan perusahaan adalah metode penyusutan garis lurus. Dengan menggunakan metode penyusutan garis lurus jumlah beban penyusutan lebih kecil dibandingkan dengan menggunakan metode saldo menurun ganda dan angka tahun. Adapun penyusutan pada tahun 2015 dibandingkan dari 2016, dimana harga perolehan pada tahun 2015 masih tinggi, sehingga biaya penyusutanya juga besar. Selanjutnya pada tahun 2016 biaya penyusutan lebih kecil dari 2015 dan penyusutan terkecil 2017 adalah biaya penyusutan selama tiga tahun sehinggass nilai sisa manfaat aktiva tetap semakin kecil. Metode penyusutan aktiva tetap berpengaruh terhadap laba perusahaan dimana penggunaan metode penyusutan akan berdampak pada semakin besar atau semakin kecilnya laba perusahaan.

Kata Kunci: Metode Penyusutan Aset tetap dan Laba Perusahaan

Page 9: SKRIPSI PENERAPAN METODE PENYUSUTAN ASET TETAP …

v

KATA PENGANTAR

Assamualaikum Wr.Wb

Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam atas segala nikmat yang

tiada hentinya dialirkan kepada penulis , mulai dari awal penciptaan hingga di

hari akhir yang niscaya adanya. Shalawat dan salam tak lupa penulis kirimkan

kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat dan para

pengikutnya. Merupakan nikmat yang tiada ternilai manakala penulisan skripsi

yang berjudul “Penerapan Metode Penyusutan Asset Tetap dan Pengaruhnya

Terhadap Laba Perusahaan PT. Eastren Pearl Four Mills Makassar

Skripsi yang penulis buat ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam

menyelesaikan program (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Muhammadiyah Makassar.

Teristimewah dan terutama penulis sampaikan ucapan terima kasih

kepada kedua orang tua penulis bapak Syafruddin dan ibu Harniah yang

senantiasa memberi harapan, semangat, perhatian, kasi sayang dan doa tulus

tak pamrih. Terkhusus Suami tercinta yang selalu memberikan semangat kasih

dan terutama bantuan materi yang tak mampu kesebut satu persatu serta

saudarah-saudarahku tercinta yang senangtiasa mendukung dan memberikan

semangat hingga akhir studi ini. tak lupa pula sahabat- sahabat dan teman serta

seluruh keluarga besar yang selalu senantiasa mendoakan dan memberikan

semangat. Semoga apa yang telah mereka berikan kepada penulis menjadi

ibadah dan cahaya penerang kehidupan di dunia dan diakhirat.

Penulis menyadari bahwa penyusutan skripsi ini tidak akan terwujud

tanpa adanya bantuan dan golongan berbagai pihak. Begitu pula penghargaan

Page 10: SKRIPSI PENERAPAN METODE PENYUSUTAN ASET TETAP …

vi

yang setinggi-tingginya dan terimakasih banyak disampaikan dengan hormat

kepada :

1. Bapak Dr. H. Abd Rahman Rahim, SE.,MM., Rektor Universitas

Muhammadiyah Makassar.

2. Bapak Ismail Rasullong, SE., MM., Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Muhammadiyah Makassar.

3. Bapak Ismail Badollahi, SE.,M.Si.,AK.,CA selaku Ketua Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Dosen pembimbing Bapak Amril, SE.,M.Si.,CA dan Ibu Sitti Zulaeha , Spd

.,M.Si atas waktu yang telah diluangkan untuk membimbing dan memberi

segala pengarahan dan bantuan yang diperlukan dalam menyusun skripsi

ini.

5. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Muhammadiyah Makassar yang tak kenal lelah banyak menuangkan ilmunya

kepada penulis selama mengikuti kuliah

6. Segenap Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Muhammadiyah Makassar.

7. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi

Akuntansi Angkatan 2018 yang selalu belajar bersama yang tidak sedikit

bantuanya dan dorongan dalam aktivitas studi penulis

8. Universitas Muhammadiyah Makassar

9. Terimakasih teruntuk semua kerabat yang tidak bisa saya tulis satu persatu

yang telah memberikan semangat, kesabaran, motivasi dan dukunganya

sehingga penulis dapat merampungkan penulisan Skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh

Page 11: SKRIPSI PENERAPAN METODE PENYUSUTAN ASET TETAP …

vii

karena itu keritik dan saran yang membangun senantiasa penulis tunggu

demi kesempurnaan karya-karya mendatang. Akhirnya penulis moof maaf

senantiasa proses perkuliahan ini ada pihak-pihak yang tersakiti, semoga

pintu maaf senantiasa terbuka bagi penulis. Terimakasih sekali lagi

kepada semua yang telah memberikan bantuan selama proses study,

karna setiap intraksi yang terjadi adalah proses belajar.

Billahi fill Sabilil Haq, Fastabiqul Khaerat, Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Makassar, 14 Juli 2018

Penulis

Page 12: SKRIPSI PENERAPAN METODE PENYUSUTAN ASET TETAP …

x

DAFTAR ISI

SAMPUL .......................................................................................................... i

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... ii

HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................ iii

HALAMAN PERSETUJUAN .......................................................................... iv

KATA PENGANTAR ...................................................................................... v

ABSTRAK INDONESIA ................................................................................ viii

ABSTRACK .................................................................................................... ix

DAFTAR ISI .................................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiv

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 4

D. Manfaat Penelitian ........................................................................... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Akuntansi ...................................................................... 6

B. Pengertian Akuntansi Keuangan ..................................................... 8

C. Pengertian Aktiva Tetap .................................................................. 9

D. Pengertian Penyusutan Aktiva Tetap ............................................. 13

Page 13: SKRIPSI PENERAPAN METODE PENYUSUTAN ASET TETAP …

xi

E. Metode Penyusutan Aktiva Tetap .................................................. 16

F. Pengertian Laba Usaha .................................................................. 26

G. Hubungan Metode Penyusutan Aktiva Tetap Dengan Laba

Perusahaan ................................................................................... 27

H. Penelitian Terdahulu ....................................................................... 28

I. Kerangka Konsep ........................................................................... 32

III. METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian.............................................................................. 33

B. Lokasi Dan Tempat Penelitian ...................................................... 34

C. Definisi Operasional Variabel Dan Pengukuran ........................... 34

D. Populasi Dan Sampel .................................................................... 37

E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 38

F. Tehnis Analisis Data ...................................................................... 39

VI. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah PT. Eastern Pearl Flour Mills ............................................ 40

B. Visi Dan Misi Perusahaan .............................................................. 42

C. Struktur Organisasi PT. Eastern Pearl Flour Mills ......................... 42

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Prosedur Dan Kebijakan Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT. Eastern

Pearl Flour Mills Makassar ............................................................ 45

B. Penerapan Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT. Eastern Pearl Flour Mills

Makassar ....................................................................................... 50

Page 14: SKRIPSI PENERAPAN METODE PENYUSUTAN ASET TETAP …

xii

C. Pengaruh Penerapan Akuntansi Metode Penyusutan Aktiva Tetap

Terhadap Laba Perusahaan Pada PT. Eastern Pearl Flour Mills .58

VI. PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................... 73

B. Saran .............................................................................................. 74

DAFTAR PUSTAKA

Page 15: SKRIPSI PENERAPAN METODE PENYUSUTAN ASET TETAP …

xii

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 2.1 yang meringkas besarnya penyusutan tahunan 19

untuk seluruh umur aktiva

Tabel 2.2 Dengan menggunakan metode jumlah angka tahun, 22

besarnya penyusutan tahunan

Tabel 2.3 Saldo menurun dengan penyusutan tahunan 24

Tabe 2.4 Penelitian Terdahulu 28

Tabel 3.1 Pelaksanaan Penelitian 34

Tabel 5.1 Pengakuan Aset Tetap oleh PT Eastern Pearl Four Mills 52

Makassar Dengan pengakuan Aset Tetap

Tabel 5.2 Pencatatan yang di lakukan PT Eastern Pearl Four Mills 53

Makassar

Tabel 5.3 Pengukuran Aset Tetap oleh PT Eastern Pearl Four Mills 54

Makassar

Tabel 5.4 Pengeluaran Aset Tetap Setelah perolehan PT Eastern 56

Pearl Four Mills Makassar

Page 16: SKRIPSI PENERAPAN METODE PENYUSUTAN ASET TETAP …

xiii

Tabel 5.5 Penyusutan Aset Tetap oleh PT Eastern Pearl Four Mills 57

Makassar

Tabel 5.6 Penghentian Dan Pelepasan atas Aset Tetap oleh 59

PT Eastern Pearl Four Mills Makassar

Tabel 5.7 Penyajian Aset Tetap Pada Neraca oleh PT Eastern 60

Pearl Four Mills Makassar

Tabel 5.8 Laporan Keuangan PT Eastern Pearl Four Mills Makassar 62

Tabel 5.9 Daftar Aktiva Tetap PT Eastern Pearl Four Mills Makassar 64

Tabel 5.10 Neraca PT Eastern Pearl Four Mills Makassar 66

Tabel 5.11 Laporan Arus Kas PT Eastern Pearl Four Mills Makassar 68

Tabel 5.12 Penyusutuan Aktiva tetap Gedung Atau Bangunan Dengan 76

menggunakan Metode Garis Lrus

Tabel 5.13 Penyusutan Aktiva Peralatan Dan Mesin Dengan 77

menggunakan Metode Garis Lurus Mesin

Tabel 5.14 Penyusutan Aktiva G. Lurus Jalan,Irigasi,Jaringan 78

Dengan Menggunakan Metode Garis lurus

Tabel 5.15 Penyusutan Aktiva lainnya dengan menggunakan 78

metode garis lurus

Page 17: SKRIPSI PENERAPAN METODE PENYUSUTAN ASET TETAP …

xiv

Tabel 5.16 Penyusutan Aktiva Tetap Gedung/Bangunan dengan 81

menggunakan metode Saldo Menurun Gedung

Tabel 5.17 Penyusutan Aktiva Peralatan/Mesin dengan 81

menggunakan metode Saldo Menurun Ganda

Tabel 5.18 Penyusutan Aktiva Tetap Jalan,Irigasi,Jaringan 82

dengan menggunakan metode Saldo Menurun Ganda

Tabel 5.19 Penyusutan Aktiva Tetap Lainya dengan

menggunakan metode Saldo Menurun Ganda 83

Tabel 5.20 Penyusutan Aktiva Tetap Gedung/Bangunan 84

dengan menggunakan metode Jumlah Angka Tahun

Tabel 5.21 Penyusutan Aktiva Tetap Mesin/Peralatan 85

dengan menggunakan metode Jumlah Angka Tahun

Tabel 5.22 Penyusutan Aktiva Tetap Jalan,Irigasi,Jaringan 86

dengan menggunakan metode Angka Tahun

Tabel 5.23 Penyusutan Aktiva Tetap Lainya dengan 87

menggunakan metode Angka Tahun

Page 18: SKRIPSI PENERAPAN METODE PENYUSUTAN ASET TETAP …

xv

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran 34

Gambar 4.1 Sturktur Organisasi 42

Page 19: SKRIPSI PENERAPAN METODE PENYUSUTAN ASET TETAP …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Sebuah perusahaan yang akan didirikan atau sudah didirikan harus

mempunyai tujuan agar dapat bertahan dalam jangka waktu yang panjang.

Artinya, perusahaan tersebut dapat menjaga kelangsungan hidupnya dengan

pencapaian tujuan yang optimal. Suatu tujuan dapat dilaksanakan dengan

baik apabila perusahaan dikelola dengan baik pula, sehingga sesuai dengan

apa yang diharapkan dan ditetapkan oleh perusahaan.

Tujuan dalam suatu perusahaan adalah mendapatkan suatu laba yang

maksimal atas investasi yang ditanamkan dalam perusahaan. Salah satu

bentuk investasi dalam perusahaan adalah aset tetap yang sering digunakan

dalam kegiatan normal perusahaan yaitu aset yang mempunyai masa umur

manfaat lebih dari satu tahun.

Aset tetap merupakan salah satu pos di neraca di samping aset lancar,

investasi jangka panjang, dana cadangan, dan aset lainnya. Aset tetap

mempunyai peranan yang sangat penting karena mempunyai nilai yang cukup

signifikan bila dibandingkan dengan komponen neraca lainnya. Pada umunya

nilai ekonomis suatu aset tetap akan mengalami penurunan yang disebabkan

pemakaian, kerusakan, dan ketinggalan zaman karena faktor ekonomis dan

faktor teknis, maka aset ini memerlukan pengelolaan kebijakan yang khusus,

baik dalam penggunaan, pemeliharaan, penguasaan maupun pencatatan,

akuntansinya dan mempengaruhi peranan penting dalam aktivitas

produksinya.

Page 20: SKRIPSI PENERAPAN METODE PENYUSUTAN ASET TETAP …

2

Bersamaan dengan berlalunya waktu, nilai ekonomis suatu aset tetap

tersebut harus dapat dibebankan secara tepat dan salah satu caranya adalah

dengan menentukan metode penyusutan. Untuk itu perlu diketahui apakah

metode penyusutan yang diterapkan perusahaan telah berpengaruh terhadap

laba perusahaan dan bagaimanakah perbedaan pengaruhnya setiap metode

yang digunakan, Yang disebabkan karena berlalunya waktu atau menurunnya

manfaat yang diberikan aset tetap tersebut. Maka untuk mngetahui apakah

metode penyusutan aset tetap yang digunakan dapat mencerminkan

kewajaran nilai aset tetap dan apakah mempengaruhi besar kecilnya laba

yang di peroleh perusahaan. Oleh karena itu perlu diadakan analisis terhadap

metode penyusutan yang diterapkan perusahaan dalam aset tetapnya. Pada

umumnya nilai ekonomis suatu aset tetap akan mengalami penurunan yang

disebabkan pemakaian dan kerusakan, keusangan karena faktor ekonomis

dan teknis.

Demikian pula halnya dengan perusahaan PT. Eastern Pearl Flour Mills

yang terletak di Jalan Hatta 302 Makassar ini khusus memproduksi jenis

Tepung Terigu. Perusahaan ini menunjukan pertumbuhan yang sangat pesat

dilihat dari jenis yang di produksi PT. Eastern Pearl Flour Mills merupakan

market reader Tepung Terigu di indonesia karna memiliki brand yang kuat di

benak konsumen dan merupakan perusahaan Terbesar dalam jenis

Pembuatan Tepung di indonesia Yang Memiliki cabang di negara Asing

Seperti Hongkong , Thailand , dan Singapore, selain itu asset tetap yang di

miliki oleh perusahaan PT. Eastern Pearl Flour Mills cukup banyak yang

artinya asset tetap akan mempengaruhi besarnya laba yang akan di peroleh.

Karena itu pihak manajemen harus berhati-hati dalam menerapkan

Page 21: SKRIPSI PENERAPAN METODE PENYUSUTAN ASET TETAP …

3

kebijaksanaan khususnya dalam menentukan metode penyusutan asset tetap,

agar laba yang didapat sesuai dengan yang diharapkan. sehingga menarik

untuk penulis melakukan penelitian tentang pengaruh beberapa metode

penyusutan dan metode yang diterapakan oleh PT. Eastern Pearl Flour Mills

terhadap laba perusahaan. Berdasarkan pembahasan yang djelaskan diatas

maka GRAND THEORY yang di gunakan dalam penyusutan aset tetap

adalah Grand Theory Signaling, teori ini membahas tentang menerapkan

kebijakan akuntansi konservatisme untuk menghasilkan laba lebih berkualitas

karena prinsip ini mencegah perusahaan melakukan tindakan membesar-

besarkan laba dan membantu pengguna laporan keuangan dengan

menyajikan laba dan aset yang tidak overstate.

Oleh karena itu hubungan Grand Theory signaling dengan asset tetap

dilihat dari perusahaan yang bertujuan mendapatkan suatu laba yang

maksimal atas investasi yang ditanamkan dalam perusahaan dimana Salah

satu bentuk investasi dalam perusahaan adalah asset tetap yang sering

digunakan dalam kegiatan normal perusahaan yaitu asset yang mempunyai

masa umur manfaat lebih dari satu tahun. Sehingga dalam laporan keuangan

Theory Signaing menerapkan kebijakan akuntansi konservatisme untuk

menghasilkan laba lebih berkualitas karena prinsip ini mencegah perusahaan

melakukan tindakan membesar-besarkan laba dan membantu pengguna

laporan keuangan dengan menyajikan laba dan aset yang tidak overstate.

Berdasarkan hal tersebut di atas, penulis melakukan penelitian terhadap

penyutuan asset tetap dan pengaruhnya terhadap laba pada perusahaan

dengan mengunakan metode garis lurus, saldo menurun ganda, dan metode

angka tahun agar dapat mengetahui perbedaan pengaruh dan memberikan

Page 22: SKRIPSI PENERAPAN METODE PENYUSUTAN ASET TETAP …

4

manfaat terhadap kewajaran nilai aset tetap dan menulis Skripsi dengan judul

: “ Penerapan Metode Penyusutan Asset tetap dan Pengaruhnya Terhadap

laba Perusahaan Pada PT. Eastern Pearl Flour Mills Makassar

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas peneliti merumuskan masalah penelitian

sebagai berikut:

1. Apakah metode penyusutan aset tetap berpengaruh terhadap laba

perusahaan pada PT. Eastern Pearl Flour Mills Makassar

2. Bagaimanakah perbedaan penerapan metode penyusutan garis lurus,

saldo menurun ganda, dan metode jumlah angka tahun terhadap laba

perusahaan pada PT. Eastern Pearl Flour Mills Makassar.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah dapat mengatasi upaya pemecahan masalah

atau merupakan kesimpulan hasil penelitian yang diharapkan oleh penulis

dengan tujuan melakukan penelitian adalah :

1. Untuk mengetahui pengaruh metode penyusutan pada penyusutan

aset tetap terhadap laba perusahaan pada PT. Eastern Pearl Flour

Mills Makassar

2. Untuk mengetahui perbedaan penerapan metode penyusutan garis

lurus, saldo menurun ganda, dan metode jumlah angka tahun

terhadap laba perusahaan pada PT. Indofood Sukses Makmur Tbk

Cabang Makassar.

Page 23: SKRIPSI PENERAPAN METODE PENYUSUTAN ASET TETAP …

5

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dengan diadakannya penelitian ini adalah:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini erat kaitanya dengan mata kuliah Akuntansi Keuangan,

sehingga dengan melakukan penelitian ini diharapkan dapat menambah

wawasan dan pengetahuan serta pola pikir penulis untuk

mengapliksaikan mengenai pentingnya penyusutan asset tetap dan

pengaruhnya terhadap laba perusahaan dalam praktek yang sebenarnya

terjadi di lapangan.

2. Manfaat Peraktis

Penelitian ini memfokuskan kepada PT. Eastern Pearl Flour Mills

Makassar Makassar. sebagai objek penelitian, hasil penelitian ini

diharapkan dapat menjadi referensi yang dapat memberikan suatu

informasi yang bermanfaat bagi pihak lain yang ingin melakukan

penelitian atau membahas lebih lanjut mengenai pemahaman tentang

metode penyusutan dan pengaruhnya terhadap laba perusahaan.

3. Manfaat Kebijakan

Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan masukan serta bahan

pertimbangan yang berguna bagi perusahaan khususnya mengenai

penyusutan aset tetap dan pengaruhnya terhadap laba perusahaan

sehingga daspat memberikan manfaat bagi perusahaan.

Page 24: SKRIPSI PENERAPAN METODE PENYUSUTAN ASET TETAP …

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Akuntansi

Akuntansi adalah suatu proses mencatat, mengklasifikasi, meringkas,

mengolah dan menyajikan data, transaksi serta kejadian yang berhubungan

dengan keuangan sehingga dapat digunakan oleh orang yang

menggunakannya dengan mudah dimengerti untuk pengambilan suatu

keputusan serta tujuan lainnya. Akuntansi berasal dari kata asing accounting

yang artinya bila diterjemahkan ke dalam bahasa indonesia adalah

menghitung atau mempertanggungjawabkan. Akuntansi digunakan di hampir

seluruh kegiatan bisnis di seluruh dunia untuk mengambil keputusan sehingga

disebut sebagai bahasa bisnis.

Pengertian menurut Horrison dan Hongren, (2011:4) menyatakan bahwa:

Akuntansi adalah sistem informasi yang mengukur aktivitas bisnis,

memproses data menjadi laporan, dan mengkomunikasikan hasilnya kepada

para pengambil keputusan. Sekalipun ada banyak pengertian ataupun definisi

akuntansi dari berbagai ahli, yang diantaranya sebagaimana dijabarkan

diatas, tetapi dalam perilaku usaha dan bisnis akuntansi lebih popular disebut

sebagai “bahasa bisnis”, atau lebih tepat disebut bahasa pengambilan

keputusan.

Dikatakan demikian karena semakin kita menguasai bahasa ini akan

semakin baik pula kita menangani berbagai aspek keuangan dalam

kehidupan, utamanya dalam usaha dan bisnis yang dilakoni. Apapun peranan

kita dalam masyarakat, pasti kita pernah mengambil keputusan yang

Page 25: SKRIPSI PENERAPAN METODE PENYUSUTAN ASET TETAP …

7

berhubungan dengan aspek keuangan, baik sebagai manajer, investor,

politisi, kepala rumah tangga, atau mahasiswa. Karenanya dapat dipastikan

kita akan merasakan manfaat dari memahami akuntansi.

Raharjaputra (2011 : 6) mengemukakan bahwa akuntansi adalah suatu

seni atau kecakapan dalam mencatatat, menggolongkan, mengikhtisarkan

dengan suatu metode tertentu (secara standar) dalam satuan uang atas

semua transaksi yang bersifat keunganan serta ditafsirkan atas hasil

pencatatan tersebut secara priodik dan historis.

Menurut Suardi (2009:2) akuntansi adalah suatusistem informasi yang

mengidentifikasi, mencatat, dan mengkomunikasikan peristiwa-peristiwa

ekonomi dari suatu organisasi kepada para pihak yang berkepentingan

(accounting is in information to interested users), akuntansi sering disebut

juga sebagai bahasa bisnis (the language of business), semakin baik kita

memahami bahasa tersebut maka semakin baik pula kita dapat mengelolah

suatu perusahaan.

Suardi (2009:2) akuntansi juga merupakan proses dari tiga aktivitas

berikut: pengidentifikasian, pencatatan, dan pengomunikasianatas peristiwa

ekonomi dari suatu organisasi baikyang mencari laba maupun nirlaba kepada

berbagai pihak yang mencari baik intern maupun ekstern.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa akuntansi adalah suatu

kegiatan jasa. Fungsinya adalah menyediakan informasi yang pada dasarnya

bersifat keuangan, tentang kesatuan-kesatuan ekonomi yang dimaksudkan

informasi tersebut bermanfaat dalam pembuatan keputusan ekonomi dengan

cara memilih di antara beberapa alternatif yang mengarah pada tindakan.

Peranan akuntansi dalam membantu melancarkan tugas manajemen sangat

Page 26: SKRIPSI PENERAPAN METODE PENYUSUTAN ASET TETAP …

8

menonjol, khususnya dalam melaksanakan fungsi perencanaan dan

pengawasan. Itulah sebabnya akuntansi semakin banyak dipelajari oleh para

usahawan dan diajarkan mulai dari sekolah menengah hingga perguruan

tinggi. Memang tidak dapat disangkal bahwa sebagian besar informasi yang

diperlukan para manajer modern adalah informasi akuntansi. Oleh karena itu

para manajer dituntut untuk memiliki kemampuan menganalisis dan

menggunakan data akuntansi.

B. Pengertian Akuntansi Keuangan

Warren Reeve Fess (2009:15) Akuntansi keuangan adalah pencatatan

dan pelaporan data serta kegiatan ekonomi perusahaan. Walaupun laporan

tersebut menghasilkan informasi yang berguna bagi manajer, namun hal itu

merupakan laporan utama bagi pemilik (owner), kreditor, lembaga

pemerintah dan masyarakat umum. Hongren and Harrison (2013:209)

akuntansi keuangan (financial accounting) adalah menyediakan laporan

keuangan yang melaporkan hasil operasi, posisi keuangan, dan arus kas baik

bagi para maneger maupun pemiik, kreditor,pemasok, pelanggang,

pemerintah, dan masyarakat.

Akuntansi keuangan (financial accounting) sangat terkait dengan

pencatatan dan pelaporan data dan aktivitas ekonomi suatu

perusahaan.Selain laporan ini berguna bagi manajer, laporan tersebut juga

menjadi laporan utama bagi pemilik usaha, kreditor, badan pemerintah, dan

masyarakat. Reeve, (2009:10). Akuntansi keuangan (financial accounting)

adalah sebuah proses yang berakhir pada pembuatan laporan keuangan

menyangkut perusahaan secara keseluruhan untuk digunakan baik oleh

Page 27: SKRIPSI PENERAPAN METODE PENYUSUTAN ASET TETAP …

9

pihak-pihak internal maupun pihak eksternal Kieso, (2011:5). Keluaran utama

akuntansi keuangan adalah laporan keuangan. Akuntansi keuangan

berhubungan dengan masalah pencatatan transaksi untuk suatu perusahaan

atau organisasi dan penyusunan berbagai laporan berkala dari hasil

pencatatan tersebut.

Akuntansi Keuangan adalah cabang dari ilmu akuntansi yang berkaitan

dengan cara pelaporan perusahaan kepada pelaku ekonomi baik internal

maupun eksternal yang berbentuk laporan neraca, rugi laba, perubahan

modal dan arus kas. Pihak eksternal seperti pemegang saham, kreditor,

investor. Semakin bagus pelaporan keuangan akan berimbas kepada baiknya

kredibilitas perusahaan. Akuntansi keuangan memiliki peran sangat penting

dan vital dalam menyajikan kondisi terkini perusahan sebagai acuan dalam

pengambilan keputusan oleh manajemen.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Laporan keuangan disusun

untuk digunakan pemilik perusahaan untuk menilai prestasi manajer atau

dipakai manajer sebagai pertanggungjawaban keuangan terhadap para

pemegang saham..Laporan keuangan dapat digunakan untuk tujuan umum.

Laporan keuangan yang disusun berdasarkan standar merupakan laporan

keuangan untuk tujuan umum dan merupakan bagian dari akuntansi

keuangan.

C. Pengertian Aset Tetap

Menurut Hery (2016:148) Aset tetap adalah aset yang secara fisik dapat

dilihat keberadaanya dan sifatnya relatif permanen serta memiliki masa

kegunaan yang panjang. Aset tetap merupakan aset yang berwujud berbeda

Page 28: SKRIPSI PENERAPAN METODE PENYUSUTAN ASET TETAP …

10

dengan aset yang tidak berwujud, yang dimana tidak memiliki wujud fisik dan

dihasilkan sebagai akibat dari sebuah kontrak hukum, ekonomi maupun

kontrak siosial. Harga perolehan aset tetap meliputi seluruh jumlah yang di

keluarkan untuk mendapatkan aset tersebut. Aset tetap akan dilaporkan

dalam neraca tidak hanya sebesar harga belinya saja, tetapi juga termaksud

seluruh biaya yang dikeluarkan sampai aset tetap tersebut siap untuk dipakai.

Sebagai contoh adalah mesin produksi dimana harga perolehanya tidak

hanya berasal dari harga beli saja tetapi juga termasuk pajak, ongkos angkut,

biaya asuransi selama dalam perjalanan, ongkos pemasangan dan biaya uji

coba, sampai mesin tersebut benar-benar dapat di oprasikan dan

dimanfaatkan. Raharjputra (2011:10) aset tetap adalah harta tetap yang

dimiliki perusahaan dalam brangka mendukung aktivitas oprasionalnya, yang

mana asset tersebut memiliki masa pakai (nilai ekonomis) ebih dari satu

tahun.

Prihadi (2013:202b) pembelian aset tetap mempunyai sifat yang berbeda

dengan pembelian persediaan. Pe mbelian persediaan dilakukan untuk dijual

lagi bagi perusahaan dagang. Pembelian aset tetap dilakukan dengan tujuan

untuk digunakan sendiri. Sebuah truk yang dibeli oleh perusahaan

pengangkutan akan dicatat sebagai aset tetap. Pembelian truk oleh

perusahaan dealer truk untbuk dijual lagi akan dianggap sebagai persediaan.

Prihadi (2013 :203) menyatakan bahwa Kreterian resmi untuk aset tetap

adalah

1. Dimiliki untuk :

a) digunakan dalam produksi atau

b) penyedian barang atau jasa

Page 29: SKRIPSI PENERAPAN METODE PENYUSUTAN ASET TETAP …

11

c) direntalkan padapihak lain

d) untuk tujuan administratif

2. diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu priode

sebuah aset tetap mempunyai umur manfaat lebih dari satu tahun

siklus operasi. boleh karena itu sebuah aset tetap yang mempunyai umur

terbatas akan dibebankan secara priodik ke laba-rugi menjadi beban

penuyusutanb

3. masa penggunaan, dapat menimbulkan:

a) pembebanan atas penyusutan untuk aset bermumur terbatas, dan

biaya perbawatan.

b) Kapitalisasi untuk pengeluaran bersifat renovsi.

Pontoh, (2013:355) Abset Tetap merupakan unsur vital lain yang akan

membantu organisasi bisnis untuk menciptakan laba. Dalam kutipan skripsi

Jurniati mengatakan bahwa PSAK 16, suatu aset tetap harus memiliki

karakteristik-karakteristik sebagai berikut:

1. Aset tersebut digunakan dalam operasi, hanya aset yang digunakan dalam

operasi normal perusahaan saja yang dapat diklasifikasikan sebagai aset

tetap.

2. Aset tersebut memilbiki masa (umur) manfaat yang panjang lebih dari satu

periode.

3. Aset tersebut memiliki substansi fisik. Aset Tetap memiliki ciri substansi fisik

kasat mata sehingga dibedakan dari aset tak berwujud seperti hak paten

dan merek dagang.

Page 30: SKRIPSI PENERAPAN METODE PENYUSUTAN ASET TETAP …

12

Pengeluaran yang terjadi dalam sebuah organisasi bisnis dapat dikategorikan

dalam 2 (dua) kelompok, yaitu pengeluaran modal (capital expenditure) dan

pengeluaran atas pendapatan (revenue expenditure).

Pengeluaran modal adalah jenis pengeluaran yang identik dengan

pemerolehan aset, dimana setelah proses pemanfaatan aset tersebut

pengeluaran ini akan dialokasikan/dibebankan secara sistematis menjadi

beban (expense) yang bersifat tidak tunai dalam beberapa periode pelaporan

tertentu. Sedangkan pengeluaran atas pendapatan atau sering disebut

sebagai beban (expense) yang bersifat tunai, yang merupakan pengeluaran

untuk memperoleh pendapatan atau manfaat pada sebuah periode

operasional, sehingga pembebanannya akan dilaporkan dalam sebuah

periode pelaporan saja.

Pontoh (2013:358) bmenjelaskan bahwa seiring dengan waktu

pemakaian sebuah aset tetap, maka pada saat yang sama aset tetap

tersebut akan mulai berkurbang kemampuannya atau mulai mengalami

keusangan (obsolescence) untuk menciptakan barang dan jasa.

Berkurangnya kempampuan aset tetap ini disebut sebagai penyusutan atau

depresiasi (depreciation). Pontoh (2013:358-359), menyatakan bahwa faktor-

faktor yang harus diperhatikan dalam menghitung beban penyusutan adalah:

1. Biaya perolehan (initial cost/capitalized cost), yaitu jumlah keseluruhan

biaya-biaya yang dikeluarkan oleh sebuah organisasi bisnis untuk

memperoleh aset tetap.

2. Umur manfaat (usefull life), yaitu estimasi atau perkiraan lamanya waktu

penggunaan aset tetap tersebut.

Page 31: SKRIPSI PENERAPAN METODE PENYUSUTAN ASET TETAP …

13

3. Nilai sisa/residu (residual value/scrap value/salvage value/trade-in value),

yaitu estimasi nilai tunai aset tetap yang diharapkan pada akhir umur

manfaatnya.

4. Jumlah biaya yang dapat disusutkan/jumlah tersusutkan (asset’s

depreciable cost), yaitu selisih antara biaya perolehan aset tetap dengan

nilai residunya. Jumlah ini kemudian akan dialokasikan secara sistematis

sebagai beban penyusutan.

5. Jumlah tercatat/nilai buku (book value) adalah selisih antara biaya

perolehan dengan akumulasi penyusutan.

Standar Akuntansi Keuangan (2015) menyatakan bahwa “Jumlah yang

dapat disusutkan dialokasikan ke setiap periode akuntansi selama masa

manfaat aset dengan berbagai metode yang sistematis. Metode manapun

yang dipilih ,konsistensi dalam penggunannya adalah perlu, tanpa

memandang tingkat profitabilitas perusahaan dan pertimbangan perpajakan.

Aset tetap berwujud dapat disusutkan dalam beberapa metode, beberapa

jenis metode penyusutan atas aset tetap menurut PSAK 16 yang dapat

diterapkan di Indonesia adalah metode penyusutan garis lurus (straight line

method), saldo menurun ganda (double declining balance method), dan

metode jumlah angka tahun.

.

D. Pengertian Penyusutan Aset Tetap

Menurut defenisi yang digunakan dalam PSAK No. 16 (2015) Penyusutan

adalah alokasi jumlah suatu aset yang dapat disusutkan sepanjang masa

manfaat yang diestimasi”. Sedangkan mengenai metodenya menurut defenisi

yang dipergunakan PSAK No. 16 (2015) menyatakan: Berbagai metode

Page 32: SKRIPSI PENERAPAN METODE PENYUSUTAN ASET TETAP …

14

penyusutan dapat digunakan untuk mengalokasikan jumlah yang dapat

disusutkan dari suatu aset pada suatu dasar sistematis sepanjang masa

manfaatnya.

Disamping pengeluaran dana dalam masa penggunaan, masalah

penyusutan merupakan masalah yang penting selama masa penggunaan aset

tetap. Pengertian penyusutan ini tidak sama seperti pengertian dalam

ekonomi perusahaan yang menekankan bahwa penyusutan itu merupkan

cadangan untuk pembelian aset tetap yang baru setelah aset tetap yang lama

tidak bisa dipakai lagi. Dalam akuntansi bisa saja mengadakan pencadangan

untuk suatu tujuan tertentu termasuk untuk pembelian aset tetap ini.

Cadangan dimaksudkan sebagai dana yang disisihkan dalam pos tersendiri

yang dimaksudkan untuk kepentingan tertentu.

Yang dimaksud dengan penyusutan adalah berkurangnya suatu nilai

yang disebabkan karena pemakaian, keusangan, kemerosotan fisik,

ketidaktepatan, berlalunya suatu waktu atau perubahan biaya menjadi beban

dari suatu aset tetap berwujud. penyusutan bertujuan untuk mendistribusikan

secara sistematis biaya setelah dikurangi nilai residu (nilai sisa = nilai

rombeng) jika ada dari suatu aset tetap selama umur manfaat dari aset

tersebut. Ayat jurnal terhadap penyusutan mendebit rekening beban

penyusutan dan mengkredit rekening akumulasi penyusutan. Akuntansi

penyusutan merupakan suatu metode memperbandingkan beban karena

dipakainya suatu aset dengan penghasilan yang diperoleh oleh perusahaan

selama periode berjalan (current period). Karena aset tetap turut serta baik

langsung maupun tidak langsung menghasilkan penghasilan maka akuntansi

Page 33: SKRIPSI PENERAPAN METODE PENYUSUTAN ASET TETAP …

15

penyusutan mengalokasikan secara sistematis beban periodik ke dalam

penghasilan periodik (periodic expenses and revenues).

Kieso (2009 : 60). Penyusutan didefinisikan sebagai proses akuntansi

dalam mengalokasikan biaya aset berwujud ke beban dengan cara sistematis

dan rasional selama periode yang diharapkan mendapat manfaat dari

penggunaan. Pengalokasian harga perolehan diperlukan agar dapat dilakukan

penandingan yang tepat antara pendapatan dengan biaya, sebagaimana

diminta oleh prinsip penandingan. Penyusutan adalah proses pengalokasian

harga perolehan, bukan proses penilaian aset. Perubahan harga aset tetap

yang terjadi dipasar, tidak perlu dicatat dalam pembukuan perusahaan karena

aset tetap dimiliki perusahaan untuk digunakan, bukan untuk dijual kembali.

Oleh karena itu, nilai buku aset (harga perolehan dikurangi akumulasi

depresiasi), bisa sangat berbeda dengan harga pasar aset yang

bersangkutan.

Selama masa pemakaian, kemampuan suatu aset untuk menghasilkan

pendapatan dan jasa biasanya semakin menurun, baik secara fisik maupun

fungsinya, sehingga secara fisik aset tetap terlihat menurun. Mudah

dimengerti bahwa sebuah truk yang telah dipakai sejauh 100.0000 kilometer

akan dipandang kurang nilainya bila dibandingkan dengan truk yang baru

dipakai 1.000 kilometer. Demikian pula truk yang biasa beroperasi di daerah

pantai yang udara dan airnya mengandung garam akan lebih cepat haus bila

dibandingkan dengan truk yang beroperasi jauh dari pantai.

Penurunan dari segi fungsi adalah karena aset menjadi tidak memadai

dan ketinggalan jaman. Suatu aset dikatakan tidak memadai lagi, jika aset

tersebut tidak dapat memenuhi kebutuhan saat ini dan di masa datang.

Page 34: SKRIPSI PENERAPAN METODE PENYUSUTAN ASET TETAP …

16

Dipindahkannya airport Jakarta dari Halim Perdanakusumah ke Cengkareng

adalah karena airport Halim sudah tidak memadai lagi untuk menampung

penumpang yang semakin meluap. Suatu aset dikatakan ketinggalan jaman,

apabila aset atau fasilitas tertentu tidak dibutuhkan lagi di masa datang.

Sebagai contoh, ketika orang telah terbiasa dengan kereta api diesel, maka

jarang penumpang yang mau menggunakan kereta api dengan bahan bakar

batu bara. Akibatnya perusahaan kereta api terpaksa menghentikan

pemakaian kereta api batu bara. Penurunan dari segi fungsi kadang-kadang

tidak dibarengi dengan penurunan fisik. Sebagi contoh, sebuah komputer XT

yang secara fisik masih cukup baik, terasa menurun fungsinya setelah

ditemukan komputer AT yang lebih cepat.

Pengakuan atas depresiasi aset tetap tidak berakibat adanya

pengumpulan kas untuk mengganti aset lama dengan aset yang baru. Saldo

rekening akumulasi deprosiasi menggambarkan jumlah depresiasi yang telah

dibebankan sebagai biaya, bukan menggambarkan dana yang telah dihimpun.

Sebagai contoh, karena manajer sangat erat kaitannya dengan

keputusan yang berhubungan dengan aktivitas investasi maupun operasi

perusahaan, otomatis para manajer memiliki informasi yang lebih baik

mengenai prospek perusahaan di masa yang akan datang. Oleh karena itu

manajer dapat mengestimasi secara baik laba masa datang dan

diinformasikan kepada investor atau pemakai laporan keuangan lainnya.

Tujuan dalam suatu perusahaan adalah mendapatkan suatu laba yang

maksimal atas investasi yang ditanamkan dalam perusahaan. Salah satu

bentuk investasi dalam perusahaan adalah aset tetap yang sering digunakan

Page 35: SKRIPSI PENERAPAN METODE PENYUSUTAN ASET TETAP …

17

dalam kegiatan normal perusahaan yaitu aset yang mempunyai masa umur

manfaat lebih dari satu tahun.

E. Metode Penyusutan Aset Tetap

Metode penyusutan adalah suatu metode yang digunakan untuk

mengalokasikan biaya aset tetap kepada suatu beban. Variabel utama yang

harus diperhatikan didalam alokasi ini meliputi : harga perolehan aset tetap

(cost of fixed assets). Nila sisa (salvage value) dan estimasi umur manfaat

(estimated useful period). Harga perolehan aset tetap adalah segala

pengeluaran yang terjadi atau terutang sampai suatu aset tetap tersebut siap

untuk digunakan, Estimasi umur manfaat yaitu perkiraan lamanya aset tetap

yang dimana aset dapat diharapkan untuk berkontribusi pada oprasional

perusahaan, Sedangkan nilai sisa adalah nilai jual aset tetap manakala aset

tetap sudah tidak dapat dipakai lagi atau disebut nilai rombeng atau nilai tukar

terakhir.

Hery (2016:173)beberapa macam metode yang berbeda untuk

menghitung besarnya beban penyusutan. Dalam praktek, kebanyakan

perusahaan akan memilih satu metode penyusutan dan akan menggunakanya

untuk seluruh aset yang dimilikinya. Beberapa metode tersebut :

1. Metode Garis Lurus

2. Metode jumlah angka tahun

3. Metode saldo menurun ganda

Selanjutnya akan diuraikan satu persatu mengenai metode penyusutan

sebagai berikut :

1. Metode Garis Lurus

Page 36: SKRIPSI PENERAPAN METODE PENYUSUTAN ASET TETAP …

18

Hery (2016:174), model metode garis lurus cukup sederhana. Metode

ini menghubungkan alokasi biaya dengan berlaunya waktu dan mengakui

pembebanan priodik yang sama sepanjang umur aset. Asumsi yang

mendasari metode garis lurus ini adalah bahwa aset yang bersangkutan

akan memberikan manfaat yang sama untuk setiap priodenya sepanjang

umur aset, dan pembebananya tidak dipengaruhi oleh perubahan

produktivitas maupun efesiensi aset. Estimasi umur ekonomis dibuart

dalam priode bulanan atau tahunan. Selisi antara harga perolehan aset

dengan nilai residunya dibagi dengan masa manfaat aset akan

menghasilkan beban penyusutan priodik.

Hasil perhitungan beban penyusutan dengan menggunakan metode

garis lurus akan dianggap tetap (layak) hanya jika asumsi-asumis berikut

ini terpenuhi, yaitu: beban perbaikan dan pemeliharaan tetap konstan

sepanjang umur aset, tingkat efesiensi oprasi aset pada priode berjalan

sama baiknya dengan priode-priode sebelumnya. Pendapatan (harus kas

bersih) yang bisa dicapai dengan mempergunakan aset tersebut

jumlahnya tetap konstan selama tahun-tahun umur aset, dan semua

estimasi yang di perlukan termasuk estimasi masa manfaat di prediksi

dengan tingkat kepastian yang memadai.

Namun, karna adanya ketidak pastian dari sebagian besar faktor

tersebut diatas, maka untuk menemukan suatu metode penyusutan yang

dapat menampung berbagai faktor tersebut merupakan suatu hal yang

sulit. Oleh karna itu, metode garis lurus sering kali diasumsikan sama

akuratnya dengan metode lain. Selain itu, metode garis lurus dianggap

cukup mudah untuk dilaksanakan dan dipahami

Page 37: SKRIPSI PENERAPAN METODE PENYUSUTAN ASET TETAP …

19

Dengan menggunakan metode garis lurus besarnya beban

penyusutan priodik dapat dihitung sebagai berikut:

Rumus =Harga Perolehan− Estimasi Nilai Residu

Estimasi Masa Manfaat

𝐴𝑡𝑎𝑢

D =C − S

n Dalam persentase =

100 %n

=

D = Beban penyusutan (depreciation)

C = Harga perolehan

𝑆 = Salvage value (nilai residu)

n = Useful life atau estimasi masa manfaat

untuk mengilustrasikan penggunaan metode garis lurus, asumsi

bahwa pada awal bulan januari 2008 di beli sebuah aset tetap dengan

harga perolehan sebesar Rp100.000.000. berdasarkan estimasi

manajemen, akitva tetap ini memiliki umur ekonomis selama 5 tahun

dengan nilai sebesar Rp5.000.000 pada akhir tahun ke 5. Dengan

menggunakan rumus diatas maka besarnya beban penyusutan pertahun

dapat ditentukan sebagai berikut :

=Rp. 100.000.000 − Rp. 5.000.000

5 Tahun

= Rp. 19.000.000 per tahun

Dari hasil perhitungan diatas dapat disimpulkan bahwa dengan masa

manfaat 5 tahun, maka berarti besarnya tarif penyusutan pertahun adalah

20% (yaitu 100%:5), sehingga besarnya beban penyusutan pertahun

menjadi 20% dari harga perolehan aset yang dapat disusutkan

(Rp100.000.000 – Rp5.000.000 = Rp95.000.000), yaitu Rp19.000.000.

Page 38: SKRIPSI PENERAPAN METODE PENYUSUTAN ASET TETAP …

20

Tabel 2.1

yang meringkas besarnya penyusutan tahunan untuk seluruh

umur aset

(Dalam Rupiah)

Akhir tahun Beban penyusutan

Akumulasi penyusutan Nilai buku aset

100.000 2008 19.000 19.000 81.000 2009 19.000 38.000 62.000 2010 19.000 57.000 43.000 2011 19.000 76.000 24.000 2012 19.000 95.000 5.000

Jika seandainya aset tetap diatas dibeli dan ditempatkan

pemakaianya pada tanggal 14 september 2008 maka besarnya beban

penyusutan untuk tahun yang berakhir 31 desember 2008 adalah

Rp6.333.333 (yaitu 4/12 x 19 juta ).aset tetap ini berarti akan berakhir

masa manfaatnya pada akhir bulan agustus 2013, dimana besarnya

beban penyusutan selama 8 bulan tersebut adalah Rp12.666.667 (yaitu

8/12 x 19 juta). Besarnya beban penyusutan untuk tahun 2009, 2010,

2011, 2012 masing-masing adalah tetap sebesar Rp19 juta ( satu tahun

penuh). Besarnya nilai residu pada akhir bulan agustus 2013 adalah tetap

Rp5.000.000 ( sesuai estimasi manajemen)

Jika seandainya aset tetap diatas dibeli dan ditempatkan

pemakaianya pada tanggal 15 september 2008 maka besarnya beban

penyusutan untuk tahun yang berkahir 31 desember 2008 adalah

Rp4.750.000 (yaitu 3/12 x Rp19 juta). Aset tetap ini berarti akan berakhir

masa manfaatnya pada akhir bulan september 2013, dimana besarnya

beban penyusutan selama 9 bulan tersebut adalah Rp 14.250.000 ( yaitu

Page 39: SKRIPSI PENERAPAN METODE PENYUSUTAN ASET TETAP …

21

9/12 x Rp19 juta). Besarnya beban penyusutan untuk tahun 2009, 2010,

2011 dan 2012 masing-masing adalah tetap sebesar Rp19.000.000 (satu

tahun penuh). Besarnya nilai residu pada akhir bulan september 2013

adalah tetap Rp5.000.000 (sesuai estimasi manajemen). Berdasarkan

contoh-contoh diatas terlihat jelas bahwa nilai buku aset tetap pada akhir

masa manfaatnya mencerminkan estimasi nilai residu.

2. Metode jumlah angka tahun

Metode ini menghasilkan beban penyusutan yang menurun dalam

setiap tahun berikutnya. Perhitunganya dilakukan dengan mengalihkan

suatu seri pecahan ke nilai perolehan aset yang dapat di susutkan.

Besarnya nilaiv perolehan aset yang dapat disusutkan adalah selisi antara

harga perolehan aset dengan estimasi nilai residunya. Pecahan yang

dimaksud didasarkan pada masa manfaat aset yang bersangkutan. Unsur

pembilang dari pecahan ini merupakan angka tahun yang diurutkan secara

berlawanan ( dengan kata lain mencerminkan banyaknya tahun dari umur

ekonomis yang masih tersisa pada awal tahun bersangkutan), sedangkan

umur penyebut dari pecahaan di peroleh dengan cara menjumlahkan

seluruh angka tahun dari umur ekonomis aset, atau dapat pula dihitung

dengan menggunakan rumus sebagai berikut: ( variabel n yang dimaksud

dalam rumus ini adalah lamanya estimasi masa manfaat aset).

𝑛 =(𝑛 + 1 )

2

Dalam metode jumlah angka tahun ini, sesungguhnya tidak ada

pemikiran konseptual yang luar biasa, yang ada hanyalah skema ilmu

hitung yang membuat besarnya beban penyusutan priodik menurun dari

Page 40: SKRIPSI PENERAPAN METODE PENYUSUTAN ASET TETAP …

22

satu priode ke priode berikutnya dan seluruh nilai perolehan aset yang

dapat disusutkan dialokasikan sepanjang umur aset.

Sebagai contoh, asumsi bahwa pada Awal bulan januari 2008 dibeli

sebuah aset tetap dengan harga perolehan sebesar Rp100.000.000.

berdasarkan estimasi manajemen aset tetap ini di perkirakan memiliki

umur ekonomis selama 5 tahun dengan nilai sisa sebesar Rp 5.000.000.

pada akhir tahun ke 5. Dengan menggunakan contoh ini, besarnya unsur

penyebut dari pecahan akan menjadi 15, yang di peroleh dari hasil =

1+2+3+4+5=15. Sedangkan besarnya unsur pembilan dari pecahan akan

menurun setiap tahunya, masing-masing selisi 1. Untuk aset tetap yang

memiliki umur ekonomis lima tahun maka besarnya unsur pembilan pada

tahun pertama adalah 5, sedangkan pada tahun ke dua adalah 4, dan

seterusnya.

Tabel 2.2

Dengan menggunakan metode jumlah angka tahun, besarnya

penyusutan tahunan

(Dalam Ribuan) Akhir Tahun Beban Penyusutan Akumulasi

Penyusutan Nilai Buku Akhir

100.000

2008 5/15 x (100.000 - 5.000.000 = 31.667 31.667 68.333

2009 4/15 x (100.000 - 5.000.000 = 25.333 57.000 43.000

2010 3/15 x (100.000 - 5.000.000 = 19.000 76.000 24.000

2011 2/15 x (100.000 - 5.000.000 = 12.667 88.667 11.333

2012 1/15 x (100.000 - 5.000.000 = 6.333 95.000 5.000

Page 41: SKRIPSI PENERAPAN METODE PENYUSUTAN ASET TETAP …

23

Ketika aset telah dibeli dan ditempatkan pemakainya bukan pada

awal tahun, maka besarnya masing-masing penyusutan untuk satu tahun

penuh diatas harus dialokasikan diantara dua tahun yang memperoleh

manfaat. Sebagai contoh, asumsi bahwa aset tetap diatas dibeli dan

ditempatkan pemakaianya pada awal bulan agustus 2018. Besarnya

beban penysutan untuk tahun 2008 akan menjadi 5/12 x 5/15 x

(Rp100.000.000 – Rp5.000.000) = Rp13.194.445.

3. Metode Saldo Menurun Ganda

Metode ini menghasilkan suatu beban penyusutan priodik yang

menurun selama estimasi umur ekonomis aset. Jadi, metode ini pada

hakikatnya sama dengan metode jumlah angka tahun dimana besarnya

beban penyusutan akan menurun setiap tahunya. Beban penyusutan

priodik dihitung dengan cara mengalihkan suatu tarif prosentase (konstan)

kenilai buku aset yang kian menurun. Besarnya tarif penyusutan yang

umum dipake adalah dua kali tarif penyusutan garis lurus sehingga

dinamakan sebagai metode saldo menurun. Aset tetap dengan estimasi

masa manfaat lima tahun akan memiliki tarif penyusutan garis lurus 20%

dan tarif penyusutan saldo menurun 40%, sedangkan aset tetap dengan

estimasi masa manfaat sepuluh tahun akan memiliki tarif penyusutsn

garis lurus 10%, dan tarif penyusutan saldo menurun 20%, dan

seterusnya.

Dengan metode saldo menurun, besarnya estimasi nilai residu tidak

digunakan dalam perhitungan, dan penyusutan tidak akan dilanjutkan

apabila nilai buku aset telah sama atau mendekati estimasi nilai

residunya. Besarnya penyusutan untuk tahun terakhir dari umur ekonomis

Page 42: SKRIPSI PENERAPAN METODE PENYUSUTAN ASET TETAP …

24

aset harus disesuaikan agar supaya nilai buku di akhir masa manfaat aset

tetap tersebut mencerminkan besarnya estimasi nilai residu.

Sebagai contoh, asumsi bahwa pada awal bulan januari 2008 dibeli

sebuah aset tetap dengan harga perolehan sebesar Rp100.000.000.

berdasarkan estimasi manajemen, aset tetap ini diperkirakan memiliki

umur ekonomis selama lima tahun dengan nilai sisa sebesar

Rp5.000.000 pada akhir tahun ke lima. Dengan mengunakan contoh

tersebut dan apabila metode saldo menurun , maka besarnya penyusutan

tahunan akan dihitung sebagai berikut

Tabel 2.3

Saldo menurun dengan penyusutan tahunan

(Dalam Ribuan)

Akhir Tahun Beban Penyusutan Akumulasi Penyusutan

Nilai Buku Akhir

2009 60.000 x 40 % = 24.000 64.000 36.000

2010 36.000 x 40 % = 14.400 78.400 21.600

2011 21.600 x 40 % = 8.640 87.040 12.960

2012 95.000 - 87.040 = 7.960 95.000 5.000

Perhatikanlah bahwa besarnya beban penyusutan tiap tahun (kecuali

di akhir masa manfaatnya) di peroleh dengan tanpa memperhitungkan

nilai residu. Nilai buku pada awal tahun pertama adalah sebesar harga

perolehannya. Besarnya beban penyusutan untuk tahun pertama

pemakaian di peroleh dengan cara mengalihkan harga perolehan aset ke

suatu tarif prosentase konstan (40%) . besarnya akumulasi penyusutan

pada akhir tahun pertama (akhir tahun 2008) adalah sebesar beban

Page 43: SKRIPSI PENERAPAN METODE PENYUSUTAN ASET TETAP …

25

penyusutan untuk pemakaian tahun 2008, yaitu Rp.40.000.000. Nilai buku

pada akhir tahun 2008 (Rp.100 juta – Rp40 juta = Rp.60 juta) akan

merupakan nilai buku bagi awal tahun 2009, yang kemudian nilai buku ini

akan dikalikan dengan 40% untuk menghitung besarnya beban

penyusutan tahun 2009. Besarnya akumulasi penyusutan pada akhir

tahun 2009 diperoleh dengan cara menjumlahkan besarnya akumulasi

penyusutan pada akhir 2008 (awal tahun 2009) dengan besarnya beban

penyusutan untuk pemakaian tahun 2009, dan seterusnya.

Yang perlu mendapat perhatian khusus di sini adalah pada waktu

menghitung besarnya beban penyusutan untuk pemakaian tahun 2012,

yang dimana merupakan tahun terakhir dari estimasi umur ekonomis.

Besarnya beban penyusutan untuk pemakaian tahun 2012 tidaklah

dihitung melalui hasil perkalian antara nilai buku pada akhir tahun 2011

(Rp12.960.000) dengan tarif 40%. Ingat sekali lagi, bahwa besarnya

beban penyusutan untuk tahun terakhir dari umur ekonomis aset harus

disesuaikan agar supaya nilai buku di akhir masa manfaatnya tersebut

mencerminkan estimasi nilai residu.

Dalam contoh ini, karna besarnya estimasi nilai residu adalah

Rp5.000.000 dan agar supaya besarnya akumulasi penyusutan pada akhir

tahun 2012 menjadi Rp95.000.000 maka besarnya akumulasi penyusutan

pada akhir tahun 2012 menjadi Rp95.000.000 maka besarnya akumulasi

penyusutan pada akhir tahun 2012 ini (Rp.95.000.000) dikurangi dengan

besarnya akumulasi penyusutan pada akhir tahun 2011 (Rp.87.040.000)

akan menghasilkan besarnya beban penyusutan untuk pemakaian tahun

2012 (Rp.7.960.000). Besarnya akumulasi penyusutan pada akhir tahun

Page 44: SKRIPSI PENERAPAN METODE PENYUSUTAN ASET TETAP …

26

2012 (Rp.95.000.000) diperoleh dari hasil pengurangan harga perolehan

(Rp.100.000.000) dengan besarnya estimasi nilai residu yang telah

ditetapkan (Rp.5.000.000). Cara lain untuk menghitung besarnya beban

penyusutan untuk pemakaian tahun 2012 adalah nilai buku pada akhir

tahun 2011 (Rp.12.960.000) dikurangi dengan besarnya estimasi nilai

residu yang telah ditetapkan (Rp.5.000.000).

Dalam contoh diatas, diasumsikan bahwa aset tetap dibeli dan

ditempatkan pemakaianya pada awal tahun (awal januari 2008). Hal ini

sesungguhnya sangat jarang terjadi dalam praktek. Jika seandainya aset

dibeli dan ditempatkan penggunaanya pada awal bulan maret 2008 maka

besarnya beban penyusutan untuk pemakaian tahun 2008 akan menjadi

40% x Rp.100 juta x 10/12 = Rp33.333.333 sedangkan besarnya beban

penyusutan untuk pemakaian tahun 2009 adalah [40% x (Rp.100.000.000

– Rp.33.333.333)] = Rp.26.666.667.

F. Pengertian Laba Usaha

Horngren (2013:22) mengatakan bahwa semua perusahaan melaporkan laba

bersih atau rugi bersih pada laporan laba rugi. Namun, namun juga ada angka

lainya. Laba komprensif adalah perubahaan total ekuitas pemegang saham

perusahaan yang berasal dari semua sumber selain dari pemiliknya laba

komprehensif meliputi laba bersih ditambah sejumlah keuntungan dan

kerugian khusus sebagai berikut :

• Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi atas investasi

tertentu

• Penyusuaian translasi mata uang asing.

Page 45: SKRIPSI PENERAPAN METODE PENYUSUTAN ASET TETAP …

27

Pos-pos tersebut tidak dilibatkan dalam penetuan laba bersih namun

dilaporkan sebagai laba komprhensif lainya. Laba per saham akan diterapkan

pada laba bersih dan komponenya, laba persaham tidak dilaporkan sebagai

laba komprenshif lainya.

Dalam laporan laba komprhensif, biaya yang dikaitkan dengan

penggunaan aset tetap seperti biaya depresiasi dan biaya pemeliharaan

merupakan salah satu komponen biaya yang cukup tinggi. Semakin tinggi

biaya depresiasi aset tetap sebuah perusahaan, laba akan semakin

berkurang. Sebaliknya semakin rendah biaya depresiasi, maka akan semakin

besar laba yang diperoleh perusahaan. Selain biaya depresiasi, biaya lain dari

komponen aset tetap yang dapat mengurangi laba adalah biaya

pemeliharaan, pajak bumi dan bangunan (PBB) serta pajak kendaraan

bermotor.

Untuk mengukur apakah perusahaan sudah menggunakan kapasitas

aset tetap sepenuhnya maka digunakan rumus rasio fixed assets turn over,

yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang

ditanamkan dalam aset tetap berputar dalam satu periode. Untuk mencari

rasio ini, caranya adalah membandingkan antara penjualan bersih dengan

total aset tetap dalam satu periode. Apabila perbandingannya meningkat dari

tahun ke tahun berarti perusahaan telah mampu memaksimalkan kapasitas

aset tetap yang dimilikinya. Sebaliknya apabila menurun, maka perusahaan

belum mampu memanfaatkan kapasitas aset tetapnya.

Berdasarkan definisi diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Laba

adalah selisih antara seluruh pendapatan (revenue) dan beban (expense)

yang terjadi dalam suatu periode akuntansi. Laba merupakan suatu

Page 46: SKRIPSI PENERAPAN METODE PENYUSUTAN ASET TETAP …

28

kelebihan pendapatan atau keuntungan yang layak diterima oleh

perusahaan, karena perusahaan tersebut telah melakukan pengorbanan

untuk kepentingan lain pada jangka waktu tertentu. Informasi laba diperlukan

untuk mengetahui kontribusi produk dalam menutupi biaya nonproduksi.

G. Hubungan Metode Penyusutan Aset Tetap Dengan Laba Perusahaan

Metode penyusutan yang diterapkan didalam perusahaan dan nilai

penyusutan akan dialokasikan pada biaya oprasional dilaporan laba rugi,

sehingga besarnya nilai penyusutan akan mempengaruhi besarnya laba

yang di peroleh perusahaan. Oleh karena itu pemilihan metode penyusutan

dari beberapa metode yang ada haruslah tepat karna nilai penyusutan akan

mempengaruhi besarnya laba perusahaan

Untuk aset tetap yang diikut sertakan dalam proses produksi, maka nilai

penyusutannya akan mempengaruhi perhitungan harga pokok penjualan dan

harga pokok produksi yang secara tidak langsung akan mempengaruhi

besarnya laba yang diperoleh perusahaan dalam jangka panjang laba yang

diperoleh perusahaan akan sama. Hal tersebut berlaku pula untuk aset tetap

yang tidak diikuti sertakan dalam proses produksi, maka nilai penyusutannya

akan mempengaruhi besarnya biaya usaha yang secara tidak langsung

mempengaruhi besarnya laba perusahaan.

H. Penelitian Terdahulu

Berdasarkan uraian penelitian sebelumnya, maka akan disajikan

kembali dalam bentuk tabel berikut ini

Page 47: SKRIPSI PENERAPAN METODE PENYUSUTAN ASET TETAP …

29

Tabel 2.4

Penelitian Terdahulu

No Peneliti Judul Hasil Penelitian 1 Samuel

Mairuhu dan Jantje J. Tinangon, (2014)

Analisis Penerapan Metode Penyusutan Aset Tetap dan Implikasinya Terhadap Laba Perusahaan Pada Perum Bulog Divre Sulut dan Gorontalo.

Hasil penelitian pada Perusahaan Umum Bulog Divre Sulut dan Gorontalo yaitu bahwa tingkat laba operasi yang dipengaruhi oleh metode Garis Lurus lebih tinggi dibandingkan dengan metode Saldo Menurun Ganda dan metode Jumlah Angka Tahun. Pimpinan Perum Bulog Divre Sulut dan Gorontalo, sebaiknya tetap konsisten menggunakan metode penyusutan garis lurus yang sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan.

2 Rumiatun Wahdaniah, (2014)

Evaluasi Penerapan Metode Penyusutan Aset Tetap dan Pengaruhnya Terhadap Laba Perusahaan (Studi Kasus pada Perusahaan Kacang Shanghai Panda Tulungagung)

Dari analisis dan pembahasan diketahui bahwa laba dengan menggunakan metode garis lurus selama periode 31-12-2011 Rp 3.817.820.490,00,-menurun ganda metode saldo sebesar Rp 993.028.642,00 dan jumlah jumlah tahun Rp 2.598.392.900,00 Akuisisi penghasilan berdasarkan perhitungan metode garis lurus lebih tinggi bila dibandingkan dengan metode saldo menurun ganda dan jumlah total tahun.

3 Andy Harom Nugroho (2006)

Analisis Penerapan Metode Penyusutan Aset Tetap dan Pengaruhnya Terhadap Laba Perusahaan (Studi Kasus Pada Tomodachi Resto).

Hasil penelitian yang ditemukan bahwa penerapan metode penyusutan aset tetap bila dilaksanakan dengan tepat, maka akan berperan dalam menunjang peningkatan pendapatan perusahaan, ternyata tidak berpengaruh secara signifikan, hal ini ditunjukkan bahwa penggunaan metode garis lurus hanya lebih besar 0,08% dibandingkan dengan metode saldo menurun ganda, dan kenaikan sebesar 0,07% dibandingkan dengan metode jumlah angka tahun.

Page 48: SKRIPSI PENERAPAN METODE PENYUSUTAN ASET TETAP …

30

4 Sintia Verginia dan Rika Lidyah (2014)

Analisis Penerapan Metode Penyusutan Aset Tetap dan Dampaknya Terhadap Laba Perusahaan Pada PT. Artha Kindo Perkasa Palembang.

Hasil penelitian adalah penerapan metode garis lurus pada bangunan, mesin, inventaris kantor dan inventaris proyek telah tepat. Namun untuk alat berat, kendaraan kantor dan kendaraan proyek adalah tidak tepat dan sebaiknya diubah dengan menggunakan metode saldo menurun berganda. Kemudian metode penyusutan yang digunakan berdampak terhadap laba perusahaan. Sehingga dapat diketahui laba yang dilaporkan pada PT. Artha Kindo Perkasa Palembang dengan menggunakan metode garis lurus lebih tinggi dibandingkan dengan metode saldo menurun berganda.

5 Ienda Bagus Farhan (2014)

Analisis Penerapan Metode Penyusutan Aset Tetap dan Pengaruhnya Terhadap Laba Perusahaan (Studi Pada PT. XYZ).

Berdasarkan hasil pengolahan data menunjukkan bahwa penerapan metode penyusutan saldo menurun yang diterapkan perusahaan dengan saldo garis lurus yang dilakukan tidak berpengaruh signifikan terhadap laba perusahaan.

6 Yelliana Ela Vita Kusumaningsih (2010)

Analisis Penerapan Metode Penyusutan Aset Tetap dan Pengaruhnya Terhadap Laba PT.

United Tractors Tbk. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode penyusutan aset tetap yang digunakan sangat mempengaruhi besar atau kecilnya laba usaha yang dihasilkan oleh perusahaan. Apabila perusahaan menggunakan metode garis lurus maka pembebanan biaya penyusutan akan tetap jumlahnya dan menghasilkan laba yang relatif konstan setiap periode. Bila menggunakan metode saldo menurun ganda maka pembebanan biaya penyusutan akan lebih besar pada awal periode, sehingga laba usahanya akan semakin besar pada akhir periode. Sedangkan metode jumlah angka tahun hampir sama

Page 49: SKRIPSI PENERAPAN METODE PENYUSUTAN ASET TETAP …

31

dengan metode saldo menurun ganda tetapi hanya laba yang dihasilkan sedikit meningkat pada akhir periode.

7 Djohan Widjaja (2010)

Analisis Pengaruh Metode Penyusutan Aset Tetap Terhadap Laba Pada PT.

Triton Permai. Berdasarkan hasil analisis terhadap penyusutan aset tetap, beban penyusutan dengan metode garis lurus yang digunakan perusahaan lebih rendah pada awal-awal perolehan aset tetap dibandingkan dengan metode saldo menurun ganda yang mempunyai beban penyusutan yang tinggi pada awal-awal tahun perolehannya. Dengan demikian pada awal-awal tahun perolehan, laba usaha yang dihasilkan apabila menggunakan metode garis lurus lebih besar dibandingkan dengan laba usaha apabila perusahaan menggunakan metode saldo menurun ganda. Dengan demikian besar kecilnya pembebanan biaya penyusutan karena penerapan suatu metode penyusutan akan mempengaruhi tingkat laba perusahaan secara keseluruhan.

8 Paramita Wijayanti (2015)

Analisa Penarapan Kebijakan Akuntansi Aset Tetap dan Penyusutan Pada Pengaruhnya Terhadap Peningkatan Laba Perusahaan di PT. XYZ.

Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa besarnya penyusutan aset tetap yang dihitung dengan metode garis lurus besarnya akan berbeda dengan beban penyusutan yang dihitung menggunakan metode jumlah angka tahun, saldo menurun, dan unit produksi. Kenaikan beban penyusutan pada suatu periode akuntansi disebabkan oleh adanya penambahan kuantitas aset tetap, adanya kegiatan perluasan atau peningkatan mutu aset tetap. Sebaliknya, penurunan besarnya beban penyusutan pada suatu periode akuntansi dikarenakan adanya penghentian penggunaan aset tetap yang dimiliki perusahaan.

Page 50: SKRIPSI PENERAPAN METODE PENYUSUTAN ASET TETAP …

32

9 Lisa Ayu Arini (2015)

Analisis Kebijakan Metode Penyusutan Aset Tetap dan Pengaruhnya Terhadap Laba Perusahaan Pada PT. Perkebunan Nusantara X (Studi Kasus PG. Pesantren Baru Kediri).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode yang paling efektif dalam memaksimalkan laba perusahaan adalah metode penyusutan garis lurus.

10

Eni Srihastuti (2014)

Evaluasi penerapan Metode Penyusutan Asset tetap dan Pengaruhnya terhadap Laba Perusahaan Kacang Shanghai Panda Tulungagung

Dari hasil analisis disimpulkan bahwa terdapat perbedaan perhitungan penyusutan asset tetap menurut perusahaan dengan yang sebenarnya. Perbedaan tersebut mengakibatkan penyajian neraca dan laporan laba rugi juga berbeda serta berpengaruh terhadap laba bersih pada perusahaan sebesar Rp345.004.228. menurut laporan laba rugi sebenarnya pada metode garis lurus tercatat laba bersih sebesar Rp306.588.488.

Page 51: SKRIPSI PENERAPAN METODE PENYUSUTAN ASET TETAP …

33

I. Kerangka Konsep

Berikut ini akan dikemukakan bagan kerangka pikir dapat dilihat melalui

gambar dibawah ini :

Gambar 2.1

Kerangka Fikir

PT. Eastern Pearl Flour Mills Makassar

Penyusutan aset tetap

Laba Perusahaan

Page 52: SKRIPSI PENERAPAN METODE PENYUSUTAN ASET TETAP …

34

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis data dapat dibagi berdasrkan sifatnya, sumbernya, cara

memperolehnya, dan waktu pengumpulanya, sedangkan sumber data adalah

salah satu perimbangan dalam memilih masalah penelitian dan subyek dari

mana data dapat diperoleh.

1. Jenis data yang digunakan oleh penulis pada peneltian ini adalah :

a. Data kualitatif yaitu data yang diperoleh dari hasil studi pustaka yang

hampir mencakup hampir semua data non numerik. Seperti data yang

menyangkut aset tetap yang diperoleh dari stadi pustaka.

b. Data kuantitatif yaitu berupa angka-angka yang meliputi laporan

keuangan bagian neraca.

2. Sumber data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Data primer, yaitu data yang diperoleh dari hasil dari interview.

b. Data sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung melalui

media perantara seperti catatan, dokumen atau laporan perusahaan,

sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi serta literatur yang

berhubungan dengan tujuan penelitian.

Page 53: SKRIPSI PENERAPAN METODE PENYUSUTAN ASET TETAP …

35

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi penelitian

Penelitian ini dilakukan pada perusahaan PT. Eastern Pearl Flour

Mills Makassar. Di jalan Hatta No 302 kota makassar, sulawesi selatan.

2. Waktu penelitian

Waktu penelitian ini dilaksanakan mulai dari bulan Mei 2018 sampai

dengan bulan Juni 2018. Berikut ini penyajian tabel waktu penelitiaan

C. Definisi Oprasional Variabel Dan Pengukuran

Defenisi oprasional merupakan penjelasan mengenai cara-cara tertentu

yang digunakan oleh peneliti untuk mengukur construct menjadi variabel

peneltian yang dapat dituju. Oprasional variabel juga merupakan unsur

penelitian yang berfungsi memberikan arah yang jelas dalam pengukuran

variabel. Sesuai dalam perumusan masalah yang ada maka dalam penelitian

ini menggunakan dua variabel, yaitu:

1. Variabel X (metode penyusutan aset tetap)

metode yang digunakan untuk mengalokasikan biaya aset tetap

kepada suatu beban yang memperhitungkan harga perolehan, estimasi

umur, dan nilai sisa. Adapun metode yanng digunakan dalam

penyusutana aset tetap yaitu metode garis lurus , saldo menurun ganda

dan metode jumlah angka tahun. Dimana metode ini di dasarkan atas

asumsi bahwa sebuah aset tetap akan menurun kegunaanya dengan

memilihki perbedaan dan dapat di dibandingkan bahwa metode apa yang

baik untuk digunakan seharusnya dalam perusahaan. Adapun asumsi

dari ketiga metode ini yaitu:

Page 54: SKRIPSI PENERAPAN METODE PENYUSUTAN ASET TETAP …

36

a. Metode Garis Lurus

model metode garis lurus cukup sederhana. Metode ini

menghubungkan alokasi biaya dengan berlaunya waktu dan

mengakui pembebanan priodik yang sama sepanjang umur aset.

Rumus =Harga Perolehan− Estimasi Nilai Residu

Estimasi Masa Manfaat

𝐴𝑡𝑎𝑢

D = C−Sn

Dalam persentase = 100 %n

= d %

D = Beban penyusutan (depreciation)

C = Harga perolehan

𝑆 = Salvage value (nilai residu)

n = Useful life atau estimasi masa manfaat

b. Metode jumlah angka tahun

Perhitunganya dilakukan dengan mengalihkan suatu seri pecahan

ke nilai perolehan aset yang dapat di susutkan. Besarnya nilai

perolehan aset yang dapat disusutkan adalah selisi antara harga

perolehan aset dengan estimasi nilai residunya.

Unsur pembilang dari pecahan ini merupakan angka tahun yang

diurutkan secara berlawanan ( dengan kata lain mencerminkan

banyaknya tahun dari umur ekonomis yang masih tersisa pada awal

tahun bersangkutan), sedangkan umur penyebut dari pecahaan di

peroleh dengan cara menjumlahkan seluruh angka tahun dari umur

Page 55: SKRIPSI PENERAPAN METODE PENYUSUTAN ASET TETAP …

37

ekonomis aset, atau dapat pula dihitung dengan menggunakan

rumus sebagai berikut: ( variabel n yang dimaksud dalam rumus ini

adalah lamanya estimasi masa manfaat aset).

𝑛 =(𝑛 + 1 )

2

c. Metode Saldo Menurun ganda

Metode ini menghasilkan suatu beban penyusutan priodik yang

menurun selama estimasi umur ekonomis aset. Jadi, metode ini pada

hakikatnya sama dengan metode jumlah angka tahun dimana

besarnya beban penyusutan akan menurun setiap tahunya. Beban

penyusutan priodik dihitung dengan cara mengalihkan suatu tarif

prosentase (konstan) kenilai buku aset yang kian menurun. Besarnya

tarif penyusutan yang umum dipake adalah dua kali tarif penyusutan

garis lurus sehingga dinamakan sebagai metode saldo menurun. Aset

tetap dengan estimasi masa manfaat lima tahun akan memiliki tarif

penyusutan garis lurus 20% dan tarif penyusutan saldo menurun 40%,

sedangkan aset tetap dengan estimasi masa manfaat sepuluh tahun

akan memiliki tarif penyusutsn garis lurus 10%, dan tarif penyusutan

saldo menurun 20%, dan seterusnya.

2. Variabel Y (laba perusahaan)

selisih antara seluruh pendapatan (revenue) dan beban (expense)

yang terjadi dalam suatu periode akuntansi. Dalam laporan rugi laba,

depresiasi dan biaya pemeliharaan merupakan salah satu komponen

biaya yang cukup tinggi, karena semakin tinggi biaya depresiasi maka

laba akan smakin berkurang dan begitupun sebaiknya.

Page 56: SKRIPSI PENERAPAN METODE PENYUSUTAN ASET TETAP …

38

Maka bisa ditarik kesimpulan bahwa laba adalah selisi antara seluruh

pendapatan dan beban yang terjadi dalam satu priode akuntansi. Laba

juga merupakan keuntungan yang layak diterima oleh perusahaan karena

perusahaan telah melakukan pengorbanan untuk kepentingan

perusahaan. Dimana informasi laba diperlukan untuk mengetahui

konstribusi produk dalam menutupi non produksi.

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau

subjek yang mempunyai karaktristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Adapun populasi yang

diambil oleh penulis adalah laporan keuangan neraca.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut. Adapun penentuan jumlah sample yang akan diolah

dari jumlah populasi, maka harus dilakukan dengan tehnik pengambilan

sampling yang tepat. Untuk penentuan sampling tehnik yang digunakan

sesuai dengan judul penulis yaitu aset tetap.

E. Tehnik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan adalah cara-cara yang digunakan untuk

mengumpulkan data dan informasi lainya yang diperlukan dalam penelitian.

Dalam penulisan ini, metode pengumpulan data yang penulis tempuh adalah

sebagai berikut:

Page 57: SKRIPSI PENERAPAN METODE PENYUSUTAN ASET TETAP …

39

1. Observasi

Penelitian ini dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan atau

peninjauan secara langsung pada obyek penelitian yakni PT. Eastern

Pearl Flour Mills Makassar. untuk melihat dari dekat kegiatan yang

dilakukan dan untuk mendapatkan data-data yang diperlukan

sehubungan dengan penelitian ini.

2. Interview

Penelitian ini dilakukan dengan mengadakan wawancara atau tanya

jawab secara langsung dengan pimpinan perusahaan atas nama Bapak

Irfan selaku manajemer di perusahaan PT. Eastren Pearl Flour Mills

Makassar yang ada hubungannya dengan penyusutan aset tetap

khususnya pada bagian akuntansi, yang ada kaitannya dengan masalah

yang akan dibahas dalam penelitian ini.

3. Dokumentasi

Dalam penelitian ini tehnik pengumpulan data yang digunakan

adalah dokumentasi yaitu data yang di peroleh seperti : laporan

keuangan, dan laba rugi

F. Tehnik Analisis Data

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif kuantitatif yaitu penelitian yang berdasarkan data yang dikumpulkan

selama penelitian secara sistematis mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat dari

objek yang di teliti dengan menggabungkan antara variabel yang terlibat di

dalamnya, kemudian diinterprestasikan berdasarkan teori-teori dan literatur

yangsalingberhubungan

Page 58: SKRIPSI PENERAPAN METODE PENYUSUTAN ASET TETAP …

40

Page 59: SKRIPSI PENERAPAN METODE PENYUSUTAN ASET TETAP …

40

BAB IV

A. Sejarah PT.Eastern Pearl Flour Mills

Pabrik tepung terigu di Makassar didirikan pada tahun 1972 dengan status

PMA (Penanaman Modal Asing) dengan nama PT. Prima Indonesia sampai

dengan tahun 1984. Kemudian tahun 1984 menjadi PMDN (Penanaman Modal

Dalam Negeri) dengan nama PT. Berdikari Sari Utama Flour Mills, yang

beralamat di Jalan Hatta no 302 dan jalan Nusantara Baru no 36 Makassar.

Namun sejak tahun 2000. PT. Eastern Pearl Flour Mills diambil alih oleh investor

asing Interflour Group yang berkantor pusat di Swiss kemudian terakhir tahun

2004 berganti nama menjadi PT. Eastern Pearl Flour Mills.

Produk utama PT. Eastern Pearl Flour Mills Makassar ada empat merek

terigu yaitu merek Gunung, Kompas, Gerbang dan Gatotkaca, semua terigu

yang dihasilkan merupakan kualitas utama.Tetapi biasanya dalam

penggunaannya terdapat spesifikasi penggunaan yang berbeda.

Untuk memuaskan konsumen terigu, dalam mendapatkan terigu dengan

mudah didirikan gudang-gudang terigu di beberapa ibu kota provinsi, seperti

Samarinda, Banjarmasin, Manado, Lombok, Gorontalo dan Kupang. Untuk

menyebarluaskan pengetahuan pembuatan roti didirikan Pusat Pelatihan Bakery

(Baking School) di setiap kota yang memiliki gudang terigu PT. Eastern Pearl

Flour Mills. Total kapasitas penggilingan gandum pada pabrik sebesar 2.800

Page 60: SKRIPSI PENERAPAN METODE PENYUSUTAN ASET TETAP …

41

ton/hari. Dengan bahan baku pokok adalah biji gandum. Biji gandum diimpor

dari Australia, Kanada, Amerika Serikat dan Argentina.

Adapun Fasilitas Pabrik PT. Eastern Pearl Flour Mills sebagai berikut :

1. Unit milling

2. Penerimaan gandum

3. Silo gandum

4. Silo tepung dan packing produk dan by produk

5. Pelletizing (penggilingan dedak yang diolah menjadi pakanternak)

6. Gudang tepung dan pellet silo

7. Energi meliputi listrik dan air

8. Laboratorium

9. Kantor seaside and cityside

10. Fasilitas lainnya

Adapun fasilitas lain yang dimiliki oleh PT. Eastern Pearl Flour Mills selain

tersebut di atas, yaitu: workshop, masjid, mushola, koperasi, toko koperasi,

kantor serikat pekerja, kantin, dan poliklinik.

Page 61: SKRIPSI PENERAPAN METODE PENYUSUTAN ASET TETAP …

42

B. Visi Dan Misi Perusahaan

1. Visi EPFM

“Menjadi perusahaan penghasil tepung terigu kelas dunia yang

memberikan mutu yang konsisten, untuk memenuhi kepuasaan pelanggan”.

Misi EPFM

“Berkomitmen penuh terhadap produk yang berkualitas dan pelayanan

yang memuaskan melalui penerapan sistem pengendalian manajemen yang

baik”.

C. Struktur Organisasi PT. Eatern Pearl Flour Mills

Struktur organisasi perusahaan pada dasarnya memperlihatkan hubungan

antara wewenang, tanggung jawab, tugas dan kedudukan para personel dalam

perusahaan.Struktur organisasi juga dimaksudkan sebagai alat kontrol serta

pengawasan bahkan dapat menciptakan persatuan dan dinamika suatu

perusahaan.

1. Job decriptionPT. EasternPearl Flour Mills Makassar

Dengan melihat struktur organisasi perusahaan tersebut di atas, maka dapat

diuraikan tugas dan tanggung jawab dari beberapa bagian yang bertanggung

jawab secara langsung dengan proses produksi dan pengendalian mutu dari

struktur tersebut:

a. Production Development Quality Control Manager (PDQC)

Merencanakan, mengkoordinasikan, memastikan seluruh fungsi dan

tanggung jawab PDQC berjalan secara efektif yang mencakup dari

Page 62: SKRIPSI PENERAPAN METODE PENYUSUTAN ASET TETAP …

43

gandum yang masuk sampai produk tepung terigu siap

dikirim.Memastikan semua produk tepung terigu yang keluar dari pabrik

memenuhi kriteria kualitas sesuai dengan peruntukkannya. Menentukan

gandum yang akan digiling tepat sesuai dengan ketersediaan gandum

yang ada.

b. Production Manager

Merencanakan, mengkoordinasikan, mengarahkan serta mengendalikan

semua kegiatan dalam departemen produksi, seperti proses cleaning dan

milling. Membuat prosedur untuk program pelaksanaan pekerjaan,

memastikan kelancaran dan efisiensi semua jenis pekerjaan di

departemen produksi.Memastikan sanitasi dan hygiene terhadap mesin

dan peralatan produksi.

c. Shipping Manager

Mengkoordinasikan dan mengontrol harian kegiatan shipping, loading dan

unloading untuk incoming raw material dan pengisian di silo.Mendukung

dan melaksanakan semua cakupan ISO 9.000–22.000.

d. Quality Assurance

Tugas utama Quality Assurance Manager adalah mengkoordinasikan

pengembang aktivitas jaminan mutu di PT. Eastern Pearl Flour Mills.

Bertanggung jawab atas kebenaran hasil audit yang objektif. Bertanggung

jawab terhadap implementasi process control system di lapangan.

Memonitor kontraktor untuk semua proses sertifikasi dan memelihara

hubungan baik dengan external auditor

Page 63: SKRIPSI PENERAPAN METODE PENYUSUTAN ASET TETAP …

44

e. Packing-Warehouse

Manager Merencanakan produksi harian, pengambilan material,

mengontrol jalannya produksi, dan kebersihan pada area flour packing

serta menganalisa hasil produksi. Memastikan pencapaian hasil produksi

sesuai dengan target yang telah direncanakan setiap bulan dan

memastikan bahwa dalam pengoperasian mesin- mesin pendukung selalu

dalam keadaan normal dan sesuai dengan batas toleransi yang diizinkan

untuk pencapaian hasil produksi yang maksimal.

D. Prosedur dan Kebijakan Akuntansi Aset Tetap pada PT. Eastern Pearl Four Mills Makassar

Sistem akuntansi adalah serangkaian prosedur manual maupun yang

terkomputerisasi mulai dari pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran,

sampai dengan pelaporan posisi keuangan. Aset tetap (fixed asset) adalah aset

yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun terlebih dahulu,

yang digunakan dalam operasi entitas, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam

rangka kegiatan normal entitas dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu

tahun.

Aset tetap adalah harta kekayaan atau sumber daya entitas bisnis

(perusahaan) yang diperoleh serta dikuasai dari hasil kegiatan ekonomi

(transaksi) pada masa yang lalu. aset tetap diguanakan dalam menjalankan

aktivitas operasional usaha entitas bisnis guna menghasilkan barang atau jasa.

dalam menghasilkan barang dan jasa, peranan aset tetap sangat signifikan.

misalnya tanah/lahan dan banguan tempat produksi, mesin dan berbagai

Page 64: SKRIPSI PENERAPAN METODE PENYUSUTAN ASET TETAP …

45

peralatan lainnya yang digunakan sebagai alat produksi dan yang lainnya.

Sedangkan menurut PSAK 16 (2015)menuturkan bahwa aset tetap ialah

Aset yang berwujud yang didapat/diperoleh dengan kondisi siap pakai ataupun

dibangun terlebih dahulu dan dipakai dalam aktivitas operasi entitas binis, tidak

ditujukan dijual kembali dlam rangka aktivitas normal perusahaan serta memiliki

manfaat ekonomi lebih dari satu tahun buku (lebih dari satu periode).

Karakteristik aset tetap sebagai berikut:

1. Milik perusahaan

2. Digunakan untuk aktivitas perusahaan

3. Tidak dimaksudkan untuk dijual

4. Masa manfaat lebih dari satu tahun

5. Harga perolehan berada di atas jumlah minimal yang ditetapkan oleh direksi

dan harta pemisahaan yang jumlahnya cukup besar sehingga diperlukan suatu

sistem administrasi yang baik dalam pengelolaan dan pemakaiannya.

Praktek akuntansi aset tetap pada PT. Eastern Pearl Four Mills

Makassar pada dasarnya masih secara bertahap mengalami penyempurnaan-

penyempurnaa dari bagian keuangan PT. Eastern Pearl Four Mills Makassar.

Adapun prosedur diuraikan sebagai berikut:

1. Tanah

a. Klasifikasi

Tanah yang, dikelompokkan sebagai aset tetap adalah tanah yang

diperoleh dengan maksud untuk dipakai dalam kegiatan operasional PT.

Eastern Pearl Four Mills Makassar dan dalam kondisi siap dipakai. Mapping

Page 65: SKRIPSI PENERAPAN METODE PENYUSUTAN ASET TETAP …

46

PMK No.29/PMK.06/2010 ke Perkiraan-perkiraan Aset Tetap berupa Tanah

dalam Neraca.

b. Pengakuan Tanah

Kepemilikan atas Tanah ditunjukkan dengan adanya bukti bahwa telah

terjadi perpindahan hak kepemilikan dan/atau penguasaan secara hukum

seperti sertifikat tanah. Apabila perolehan tanah belum didukung dengan

bukti secara hukum maka tanah tersebut harus diakui pada saat terdapat

bukti bahwa penguasaannya telah berpindah, misalnya telah terjadi

pembayaran dan penguasaan atas sertifikat tanah atas nama pemilik

sebelumnya.

c. Pengukuran Tanah

Tanah dinilai dengan biaya perolehan. Biaya perolehan mencakup harga

pembelian atau biaya pembebasan tanah, biaya yang dikeluarkan dalam

rangka memperoleh hak, biaya dan biaya lainnya yang dikeluarkan sampai

tanah tersebut siap pakai. Nilai tanah juga meliputi nilai bangunan tua yang

terletak pada tanah yang dibeli tersebut jika bangunan tua tersebut

dimaksudkan untuk dimusnahkan.Apabila penilaian tanah dengan

menggunakan biaya perolehan tidak memungkinkan .maka nilai tanah

didasarkan pada nilai wajar/harga taksiran padasaat perolehan.

2. Gedung dan Bangunan

a. Klasifikasi

Gedung dan bangunan mencakup seluruh gedung dan bangunan yang

dibeli atau dibangun dengan maksud untuk dipakai dalam kegiatan

Page 66: SKRIPSI PENERAPAN METODE PENYUSUTAN ASET TETAP …

47

operasional perusahaan dan dalam kondisi siap dipakai.

b. Pengakuan Gedung dan Bangunan

Gedung dan Bangunan yang diperoleh dari pembelian diakui/dicatat pada

periode akuntansi ketika aset tersebut siap digunakan berdasarkan jumlah

belanja modal yang dikeluarkan sampai dengan aset tersebut siap

digunakan, sedangkan Gedung dan Bangunan yang diperoleh dari donasi

dicatat diakui pada saat Gedung dan Bangunan tersebut diterima dan hak

kepemilikannya berpindah berdasarkan berita acara serah terima

donasi/hibah.

Pengakuan atas Gedung dan Bangunan berdasarkan jenis

transaksinya meliputi:

1) Penambahan adalah peningkatan nilai Gedung dan Bangunan yang

disebabkan pengadaan baru, diperluas atau diperbesar. Biaya

penambahan dikapitalisasi dan ditambahkan pada harga perolehan

Gedung dan Bangunan tersebut.

2) Pengembangan adalah peningkatan nilai Gedung dan Bangunan

karena peningkatan manfaat yang berakibat pada: durasi masa

manfaat, peningkatan efisiensiensi dan penurunan biaya

pengoperasian.

3) Pengurangan adalah penurunan nilai Gedung dan Bangunan

dikarenakan berkl,Jrangnyakuantitasaset tersebut.

c. Pengukuran Gedung dan Bangunan

Gedung dan Bangunan diukur dari penilaian/pencatatan sebesar biaya

Page 67: SKRIPSI PENERAPAN METODE PENYUSUTAN ASET TETAP …

48

perolehan, Apabila penilaian Gedung dan Bangunan dengan menggunakan

biaya perolehan tidak memungkinkan maka nilai asset tetap didasarkan

pada nilai wajar/taksiran pada saat perolehan.

Biaya perolehan Gedung. dan Bangunan yang dibangun dengan

cara swakelola meliputi biaya langsung untuk tenaga kerja, bahan baku,

dan biaya tidak langsung termasuk biaya perencanaan dan pengawasan,

perlengkapan;tenaga listrik, sewa peralatan, dan semua biaya lainnya yang

terjadi berk~naan dengan pembangunan aset tetap tersebut.

Gedung dan Bangunan diperoleh melalui kontrak, biaya perolehan meliputi

nilai kontrak, biaya perencanaan dan pengawasan, biaya perizinan, serta

jasa konsultan.

3. Peralatan dan Mesin

a. Klasifikasi

Peralatan dan mesin mencakup mesin-mesin dan kendaraan bermotor, alat

elektronik, dan seluruh inventaris kantor yang nilainya signifikan dan masa

manfaatnya lebih dari 12 (dua belas) bulan dan dalam kondisi siap pakai.

Wujud fisik peralatan dan Mesin bisa meliputi: Alat Besar, Alat Angkutan,

Alat Bengkel dan Alat Ukur, Alat Pertanian, Alat Kantor dan Rumah Tangga,

Alat Studio, Komunikasi dan Pemancar, Alat Kedokteran dan Kesehatan,

Alat Laboratorium, Alat Persenjataan, Komputer, Alat Eksplorasi, Alat

Pemboran, Alat Produksi, Pengolahan dan Pemurnian, Alat Bantu

Eksplorasi, Alat Keselamatan Kerja, Alat Peraga, serta Unit

Proses/Produksi.

Page 68: SKRIPSI PENERAPAN METODE PENYUSUTAN ASET TETAP …

49

b. Pengakuan Peralatan dan Mesin

Peralatan dan Mesin yang,diperoleh bukan dari donasi diakui pada periode

akuntansi ketika aset tersebut siap digunakan berdasarkan jumlah belanja

modal yang diakui untuk aset tersebut. Peralatan dan Mesin yang diperoleh

dari donasi diakui pada saat Peralatan dan Mesin tersebut diterima dan hak

kepemilikannya berpindah.

Pengakuan atas Peralatan dan Mesin ditentukan jenis transaksinya

meliputi:

1) Penambahan adalah peningkatan nilai Peralatan dan Mesin yang

disebabkan pengadaan baru, diperluas atau diperbesar. Biaya

penambahan dikapitalisasi dan ditambahkan pada harga perolehan

peralatan dan mesin tersebut.

2) Pengembangan adalah peningkatan nilai Peralatan dan Mesin karena

peningkatan manfaat yang berakibat pada: durasi masa manfaat,

peningkatan efisiensiensi dan penurunan biaya pengoperasian.

3) Pengurangan adalah penurunan nilai Peralatan dan Mesin dikarenakan

berkurangnya kuantitas aset tersebut.

c. Pengukuran Peralatan dan Mesin

Peralatan dan mesin diukur sebesar biaya perolehanya yang

menggambarkan seluruh jumlah pengeluaran yang telah dilakukan untuk

memperoleh peralatan dan mesin tersebut sampai siap pakai. Biaya

perolehan atas Peralatan dan Mesin yang berasal dari pembelian meliputi

harga pembelian, biaya pengangkutan, biaya instalasi, serta biaya langsung

Page 69: SKRIPSI PENERAPAN METODE PENYUSUTAN ASET TETAP …

50

lainnya untuk memperoleh dan mempersiapkan sampai peralatan dan

mesin tersebut siap digunakan.

Biaya perolehan Peralatan dan Mesin yang diperoleh melalui

kontrak meliputi nilai kontrak, biaya perencanaan dan pengawasan, biaya

perizinan dan jasa konsultan. Biaya perolehan Peralatan dan Mesin yang

dibangun dengan cara swakelola meliputi biaya langsung untuk tenaga

kerja, bahan baku, dan biaya tidak langsung termasuk biaya perencanaan

dan pengawasan, perlengkapan, tenaga Iistrik, sewa peralatan, dan semua

biaya lainnya yang terjadi berkenaan dengan pembangunan Peralatan dan

Mesin tersebut.

E. Penerapan Akuntansi Aset Tetap pada PT. Eastern Pearl Four Mills Makassar

1. Pengakuan Aset Tetap pada PT. Eastern Pearl Four Mills Makassar

PT. Eastern Pearl FourMills Makassar mengklasifikasikan aset tetap nya

kedalam 3 kategori yaitu : Bangunan, inventaris kantor, dan sparepart. PT.

Eastern Pearl Four Mills Makassar mengakui aset sebagai aset yang dimiliki

dengan ketentuan yaitu:

a. Aset yang dimiliki atau yang diperoleh adalah aset yang memiliki masa

manfaat dan memberikan manfaat ekonomis lebih dari satu periode, dan

mampu mendukung kegiatan operasional perusahaan. Manfaat ekonomis

ditentukan menurut kebijakan PT. Eastern PearlFourMills Makassar sendiri

yang dalam penentuannya didasari oleh nilai dan penggunaan Aset Tetap.

b. Biaya perolehan aset tetap yang dapat diukur secara handal, karena ada

Page 70: SKRIPSI PENERAPAN METODE PENYUSUTAN ASET TETAP …

51

dokumen atau catatan pendukung atas perolehan aset tetap.

Dalam hal ini, pengakuan atas aset tetap pada PT. Eastern Pearl Four Mills

Makassar sudah baik, dengan kata lain tidak menyimpang dari PSAK No.16.

(2015) Aset tetap yang ada pada PT. Eastern Pearl Four Mills Makassardiperoleh

dengan berbagai cara yang penilaian dari aset tetap tersebut akan dijelaskan di

bawah ini

Tabel 4.1

Pengakuan Aset Tetap oleh PT. Eastern Pearl Four Mills Makassardengan

Pengakuan Aset Tetap

No PT. Eastern Pearl Four Mills Makassar

1 Mengakui aset sebagai aset yang dimiliki dengan ketentuan aset yang dimiliki atau diperoleh adalah aset yang memiliki masa manfaat dan yang memberikan manfaat dan perusahaan. mampu mendukung kegiatan operasional ekonomis lebih dari satu periode.

2 Biaya perolehan aset tetap yang dimiliki PT. Eastern Pearl Four MillsMakassar dapat diukur secara handal, karena ada dokumen atau catatan pendukung atas perolehan aset tetap.

2. Penyusutan

Perusahaan menerapkan kebijakan penyusutan yang ditentukan dari

manajemen PT. Eastern Pearl Four Mills Makassar sendiri. Ada tarif penyusutan

yang juga ditentukan olehPT. Eastern Pearl Four Mills Makassar sendiri, 10%

untuk aset tetap yang memiliki umur manfaat 10 - 30 tahun dan 25% untuk aset

Page 71: SKRIPSI PENERAPAN METODE PENYUSUTAN ASET TETAP …

52

tetap yang memiliki umur manfaat 5 - 8 tahun. Perhitungan penyusutan dilakukan

tiap setahun sekali. Perhitungan penyusutannya dilakukan dengan cara

mengalikan tarif penyusutan dengan harga perolehan untuk tahun pertama dan

untuk tahun selanjutnya mengalikan tarif penyusutan dengan nilai buku.

Perusahaan melakukan pencatatan penyusutan bangunan pada bulan Desember

tahun 2017 dengan jurnal :

Beban penyusutan Bangunan Rp 224.394.113.996

Akumulasi penyusutan bangunan Rp 22.439.411.400

Hal ini belum sesuai dengan PSAK No 16(2015), karena menurut PSAK

No 16(2015) ada beberapa metode yang dapat digunakan dalam menghitung

penyusutan. Dibawah ini penulis akan menggunakan salah satu metode

penyusutan yang sesuai PSAK No 16 (2015)yaitu metode garis lurus.

Beban Penyusutan = Harga perolehan− nilai sisa

umur manfaat

Beban Penyusutan bangunan =224.394.113.996 − 0

20

Beban Penyusutan bangunan = 11.219.705.700

Jadi pencatatan yang seharusnya di tahun 2017 adalah :

Beban penyusutan bangunan Rp 𝟏𝟏.𝟐𝟏𝟗.𝟕𝟎𝟓.𝟕𝟎𝟎

Akumulasi penyusutan bangunan Rp 𝟏𝟏.𝟐𝟏𝟗.𝟕𝟎𝟓.𝟕𝟎𝟎

Page 72: SKRIPSI PENERAPAN METODE PENYUSUTAN ASET TETAP …

53

Tabel 4.2 Penyusutan Aset Tetap olehPT. Eastern Pearl Four Mills Makassar

No PT. Eastern Pearl Four Mills Makassar 1 Setiap aset tetap yang dimiliki PT. Eastern Pearl Four

MillsMakassarakan disusutkan berdasarkan kebijakan. 2 Penyusutan aset tetap dilakukan berdasarkan manfaat aset tetap yang

bersangkutan. 3 PT. Eastern Pearl Four Millstidak ada menggunakan metode penyusutan

akuntansi, kebijakan penyusutannya hanya dengan mengalikan 10%

(untuk umur manfaat 10 – 30 tahun) dengan harga perolehan untuk

tahun pertama dan selanjutnya tariff dikalikan dengan nilai buku dan 25%

(untuk umur manfaat 5 – 8 tahun). 3. Penghentian dan pelepasan

PT. Eastern Pearl Four Mills Makassarbelum pernah menjual aset tetap

yang dimilikinya dan belum pernah melakukan pertukaran aset dalam bentuk

apapun semenjak perusahaan didirikan, baik pertukaran sejenis maupun tidak

sejenis serta belum membuat kebijakan terkait pada pertukaran aset tetap. Aset

tetapPT. Eastern Pearl Four Mills Makassardihapuskan dari neraca bila aset telah

disusutkan sepenuhnya dan bila aset yang dimiliki rusak berat, akan dihentikan

juga penggunaannya meskipun aset tersebut belum disusutkan secara penuh.

PT. Eastern Pearl Four Mills Makassar mangakui keuntungan dan

kerugian yang terjadi atas penghentian aset tetapnya. Pada tanggal 21 Desember

2017, perusahaan menghentikan asetnya berupa satu mesin olah dengan tahun

perolehan 2010 yang mengalami kerusakan pada alat sparepart mesin olah nya

dengan posisi sebagai spareparet Rp 1.288.545.975 dan belum disusutkan

Page 73: SKRIPSI PENERAPAN METODE PENYUSUTAN ASET TETAP …

54

secara penuh, dimana akumulasi penyusutan Rp 1.288.545.975. PT.

EasternPearl Four Mills mencatatnya:

Akumulasi penyusutan sparepart mesin olah Rp 231.938.275.5

Rugi karena diperbaiki Rp 128.854.597.5

Inventaris sparepart mesin Rp. 927.753.102

Berdasarkan pencatatan diatas, perusahaan telah melakukan

penghentian aset tetap sesuai dengan PSAK No.16 (2015)

Tabel 4.3

Penghentian dan Pelepasan atas Aset Tetap oleh

PT. Eastern Pearl Four Mills

No PT. Eastern Pearl Four Mills 1 Aset tetap PT. Eastern Pearl Four Mills dihapuskan dari neraca bila aset

telah disusutkan sepenuhnya dan bila aset yang dimiliki rusak berat,

akan dihentikan juga penggunaannya meskipun aset tersebut belum

disusutkan secara penuh. 2 PT. Eastern Pearl Four Millsmengakui adanya keuntungan dan

kerugian yang timbul dari penghentian aset tetap yang dilakukan

dengan cara diapker/dibiarkan. 3 Pelepasan aset dilakukan dengan cara di apker/ di biarkan.

4. Penyajian aset tetap dalam laporan keuangan

PT. Eastern Pearl Four Millsmenyajikan posisi aset tetap di neraca

secara terpisah seperti : bangunan, inventaris kantor, dan sparepart. Nilai aset

tetap yang disajikan pada neraca merupakan nilai bersih atas aset - aset tetap

Page 74: SKRIPSI PENERAPAN METODE PENYUSUTAN ASET TETAP …

55

tersebut pada tahun pelaporan, yakni setelah harga perolehan dikurangi

akumulasi penyusutan.

PT. Eastern Pearl Four Mills telah menyajikan posisi aset tetapnya

dengan benar, hanya perusahaan tidak menyajikan terpisah antara nilai

perolehan dan akumulasi penyusutan, sehingga tidak dapat dilihat langsung

berapa nilai perolehan dan akumulasi penyusutan untuk masing - masing

kelompok aset tetap. Perusahaan menyajikan aset tetap pada neraca sebagai

berikut:

Aset Tetap Bangunan Rp.224.394.113.996

Akumulasi Penyusutan Bangunan (Rp. 22.439.411.400)

Rp. 201.954.702.596

Mesin olah Rp. 4.251.957.351.

Akumulasi Penyusutan sparepart mesin (Rp. 425.195.735.1)

Rp 3.826.761.616

Total nilai tercatat aset tetap Rp.205.781.464.2

Tabel 4.4

Penyajian Aset Tetap pada Neraca oleh PT. Eastern Pearl Four Mills

No PT. Eastern Pearl Four Mills 1 Nilai aset tetap yang disajikan pada neraca adalah nilai bersih

atas aset-aset tetap tersebut pada tahun pelaporan, yakni setelah

harga perolehan dikurangi akumulasi penyusutan.

2 Di dalam penyajian aset tetap pada neraca, PT. Eastern

PearlFour Mills menyajikannya secara terpisah

Page 75: SKRIPSI PENERAPAN METODE PENYUSUTAN ASET TETAP …

56

Berdasarkan uraian diatas maka diperoleh bahwa:

1. PT. Eastern Pearl Four Mills dalam pengukuran awalnya dimana biaya-biaya

yang dikeluarkan sehubungan dengan perolehan aset tetap sampai siap

digunakan, tidak dikapitalisasi sebagai harga perolehan aset tetap yang

bersangkutan. Tetapi hanya untuk beberapa aset tetapnya yang dibeli secara

tunai.

2. Pada pengeluaran setelah perolehan, kebijakan yang dilakukan oleh

perusahaan belum menerapkan kebijaksanaan kapitalisasi terhadap biaya-

biaya yang dikeluarkan selama penggunaan aset tetap yang jelas dapat

menambah umur ekonomis aset tetap atau dapat memberikan manfaat lebih

dari satu periode akuntansi.

3. Kebijakan penyusutan yang dilakukan oleh perusahaan dimana perhitungan

penyusutannya tidak menggunakan salah satu metode penyusutan yang

terdapat dalam PSAK No 16(2015), Perusahaan menerapkan kebijakan

penyusutan yang ditentukan dari manajemen perusahaan. Tarif penyusutan

yang juga ditentukan oleh PT. Eastern Pearl Four Mills, 10% untuk aset tetap

yang memiliki umur manfaat 10 - 30 tahun dan 25% untuk aset tetap yang

memiliki umur manfaat 5-8 tahun. Perhitungan penyusutan dilakukan tiap

setahun sekali.

4. PT. Eastern Pearl Four Mills melakukan penyajian aset tetap pada laporan

keuangan perusahaan. nilai aset tetap yang disajikan pada neraca tidak

disajikan terpisah antara nilai perolehan dengan akumulasi penyusutannya.

Page 76: SKRIPSI PENERAPAN METODE PENYUSUTAN ASET TETAP …

57

Tabel 4.5

Daftar Aset Tetap PT. Eastern Pearl Four Mills

No Jenis Aset Masa Manfaat (Tahun) 1 Tanah 2 Peralatan dan Mesin kelompok 1 s/d 5 kelompok 2 5 s/d 10 kelompok 3 10 s/d 15 kelompok 4 20 3 Kendaraan Roda 2 s/d 5 Diatas roda dua 5 s/d 10 4 Aset tetap Lainnya s/d 5 5 Aset Tak berwujud s/d 10

F. Pengaruh Penerapan Metode Penyusutan Aset Tetap terhadap Laba

Perusahaan pada PT. Eastern Pearl Four Mills Makassar

PT. Eastern Pearl Four MillsMakassar mengklasifikasikan aset tetap

berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dibangun terlebih dahulu

dan aset tersebut digunakan dalam kegiatan operasional perusahaan, tidak

dimaksudkan untuk dijual dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun.

. Adapun metode penyusutan yang digunakan oleh PT. Eastern Pearl

Four Mills Makassar adalah metode garis lurus yang dapat dilihat pada tabel

berikut:

Page 77: SKRIPSI PENERAPAN METODE PENYUSUTAN ASET TETAP …

58

Tabel 4.6

Metode Garis Lurus di Gunakan Perusahaan

Uraian Harga perolehan Tarif

Penyusutan

Masa Manfaat Biaya Penyusutan

Gedung/bangunan 224,394,113,996 5% 5-20 Tahun 11,219,705,700

Mesin peralatan dan perlengkapan 4,251,957,351 5% 5-20 Tahun 425,195,735.10

Jalan, irigasi, dan jaringan 13,332,570,611 5% 5-10 Tahun 1,333,257,061

Aset lainnya 925,881,682 5% 1-5 Tahun 185,176,336.40

Jumlah 242,904,523,640 13,163,334,833

Sumber: Laporan Keuangan PT. Eastern Pearl Four Mills Makassar

Berdasarkan hal tersebut aset tetap yang dimiliki oleh PT. Eastern Pearl

Four MillsMakassar adalah sebagai berikut:

1. Gedung/ Bangunan

2. Mesin Peralatan dan Perlengkapan

3. Jalan, irigasi, dan jaringan

4. Aset lainnya

Metode penyusutan yang digunakan oleh perusahaan adalah metode

penyusutan garis lurus.Berikut adalah perhitungan biaya penyusutan aset tetap

perusahaan untuk tahun 2015 sampai dengan 2017. Untuk memperoleh nilai

yang seragam dan mempermudah analisis ini penulis menggunakan posisi

laporan keuangan perusahaan tahun 2015 dengan asumsi nilai aset tahun

2016 merupakan nilai perolehan dan nilai aset selanjutnya merupakan nilai buku.

Page 78: SKRIPSI PENERAPAN METODE PENYUSUTAN ASET TETAP …

59

1. Metode garis lurus Aset tetap

Model metode garis lurus cukup sederhana. Metode ini menghubungkan

alokasi biaya dengan beralalunya waktu dan mengakui pembebanan periodic

yang sama sepanjang umur aset. Asumsi yang mendasari metode garis lurus ini

adalah bahwa aset yang bersangkutan akan memberikan manfaat yang sama

untuk setiap periodenya sepanjang umur aset, dan pembebanannya tidak

dipengaruhi oleh perubahan produktifitas maupun efisiensi aset. Estimasi umur

ekonomis dibuat dalam periode bulanan atau tahunan. Selisih antara harga

perolehan aset dengan nilai residunya dibagi dengan masa manfaat aset akan

menghasilkan beban penyusutan periodic.

Hasil perhitungan beban penyusutan dengan menggunakan metode garis

lurus akan dianggap tepat (layak) hanya jika asumsi-asumsi berikut ini terpenuhi,

yaitu: beban perbaikan dan pemeliharaan tetap konstan sepanjang umur aset,

tingkat efisiensi operasi aset pada periode berjalan sama baiknya dengan

periode-periode sebelumnya, pendapatan (arus kas bersih) yang bisa dicapai

dengan mempergunakan aset tersebut jumlahnya tetap konstan selama tahun-

tahun umur aset, dan semua estimasi yang diperluka termasuk estimasi masa

manfaat diprediksi dengan tingkat kepastian yang memadai.

Namun, karena adanya ketidakpastian dari sebagian besar factor tersebut

diatas, maka untuk menemukan suatu metode penyusutan yang dapat

menampung bebagai factor tersebut merupakan suatu hal yang sulit. Oleh karena

itu, metode garis lurus seringkali diasumsikan sama akuratnya dengan metode

lain. Selain itu, metode garis lurus dianggap cukup mudah untuk dilaksanakan

Page 79: SKRIPSI PENERAPAN METODE PENYUSUTAN ASET TETAP …

60

Dengan menggunakan metode garis lurus, besarnya beban penyusutan

periodic dapat dihitung sebagai berikut:

Depresiasi =𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛 − 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑠𝑖𝑠𝑎𝑡𝑎𝑘𝑠𝑖𝑟𝑎𝑛 𝑢𝑚𝑢𝑟 𝑘𝑒𝑔𝑢𝑛𝑎𝑎𝑛

Tarif penyusutan =100%

𝑢𝑚𝑢𝑟 𝑘𝑒𝑔𝑢𝑛𝑎𝑎𝑛

a. Bangunan

Harga perolehan : Rp. 224.394.113.996

Nilai Sisa : Rp. 22.439.411.400

Masa Manfaat : 20 tahun

Tariff penyusutan : 5%

Biaya penyusutan : (harga perolehan-nilai sisa)/masa manfaat

:(Rp. 224.394.113.996-Rp22.439.411.400)/20

:Rp. 11.219.705.700

Tabel 4.7 Penyusutan Aset Tetap Gedung/Bangunan dengan menggunakan

MetodeGaris Lurus (Dalam Ribuan)

Tahun Biaya Perolehan Tarif

Penyusutan

Beban Penyusutan

Akumulasi Penyusutan

Nilai Buku Akhir Tahun (Rp)

2015 224.394.113.996 5% 11.219.705.700 11.219.705.700 213.174.408.296

2016 213.174.408.296 5% 10.658.720.415 21.878.426.115 202.515.687.881

2017 202.515.687.881 5% 10.125.784.394 32.00.210.509 192.389.903.487 Sumber: Hasil olahan 2018

Page 80: SKRIPSI PENERAPAN METODE PENYUSUTAN ASET TETAP …

61

Biaya penyusutan dengan menggunakan metode garis lurus untuk

gedung/bangunan PT. Eastern Pearl Four Millssetiap tahun sebesar

Rp11.219.705.700,-. Sehingga diperoleh tarif penyusutan sebesar 5%.

b. Peralatan dan Mesin

Harga perolehan : Rp. 4.251.957.351

Nilai Sisa : Rp. 425.195.735.1

Masa Manfaat : 5 s/d 10 tahun

Biaya penyusutan : (harga perolehan-nilai sisa)/masa manfaat

:(Rp. 4.251.957.351-Rp.425.195.735.1)/10

:Rp. 425.195.735.1

Tabel 4.8 Penyusutan Aset Peralatan dan Mesin dengan menggunakan Metode

Garis Lurus (Dalam Ribuan)

Tahun Biaya Perolehan Tarif Penyusutan

Beban Penyusutan

Akumulasi Penyusutan

Nilai Buku Akhir Tahun (Rp)

2015 4.251.957.351 10% 425.195.735.1 425.195.735.1 3.826.761.616

2016 3.826.761.616 10% 382.676.161.6 807.871.896.7 3.444.085.454

2017 3.444.085.454 10% 344.408.545.4 1.152.280.442 3.099.676.909

Sumber: Hasil olahan 2018

Biaya penyusutan dengan menggunakan metode garis lurus untuk peralatan

dan mesin PT. Eastern Pearl Four Millssetiap tahun sebesar Rp425.195.735.1,-.

Sehingga diperoleh tarif penyusutan sebesar 10%.

c. Jalan , Irigasi, dan Jaringan

Page 81: SKRIPSI PENERAPAN METODE PENYUSUTAN ASET TETAP …

62

Harga perolehan : Rp. 13.332.570.611

Nilai Sisa : Rp. 11.999.313.550

Masa Manfaat : 5 s/d 10 tahun

Biaya penyusutan : (harga perolehan-nilai sisa)/masa manfaat

:(Rp. 13.332.570.611-Rp11.999.313.550)/10

:Rp. 1.333.257.061

Tabel 4.9 Penyusutan Aset jalan, irigasi, dan jaringan dengan menggunakan

Metode Garis Lurus (Dalam Ribuan)

Tahun Biaya Perolehan Tarif Penyusutan

Beban Penyusutan

Akumulasi Penyusutan

Nilai Buku Akhir Tahun

(Rp)

2015 13.332.570.611 10% 1.333.257.061 1.333.257.061 11.999.313.550

2016 11.999.313.550 10% 1.199.931.355 2.533.188.416 10.799.382.195

2017 10.799.382.195 10% 1.079.938.219 3.613.126.636 9.719.443.975

Sumber: Hasil olahan 2018

Biaya penyusutan dengan menggunakan metode garis lurus untuk jalan,

irigasi, dan jaringan PT. Eastern Pearl Four Mills setiap tahun sebesar

Rp1.333.257.061,-. Sehingga diperoleh tarif penyusutan sebesar 10%.

d. Aset Lainnya

Harga perolehan : Rp. 925.881.682

Nilai Sisa : Rp. 92,588,168.2

Page 82: SKRIPSI PENERAPAN METODE PENYUSUTAN ASET TETAP …

63

Masa Manfaat : 1 s/d 5 tahun

Biaya penyusutan : (harga perolehan-nilai sisa)/masa manfaat

:(Rp. 925.881.682-Rp92,588,168.2)/5

:Rp. 185.176.336.4

Tabel 4.10 Penyusutan Aset lainnya dengan menggunakan Metode Garis Lurus

(Dalam Ribuan)

Tahun Biaya Perolehan

Tarif Penyusutan

Beban Penyusutan

Akumulasi Penyusutan

Nilai Buku Akhir Tahun

(Rp) 2015 925.881.682 20% 185.176.336.4 185.176.336.4 740.705.346 2016 740.705.346 20% 148.141.069.1 333.317.405.5 592.564.276 2017 592.564.276 20% 118.512.855.3 451.830.260.8 474.051.421

Sumber: Hasil olahan 2018

Biaya penyusutan dengan menggunakan metode garis lurus untuk aset

lainnya PT. Eastern Pearl Four Mills setiap tahun sebesar Rp185.176.336.4,-.

Sehingga diperoleh tarif penyusutan sebesar 20%.

2. Metode Saldo menurun Ganda

Metode menurun ganda disebut juga metode Double Declining Balance

Methode, menurut metode ini maka penyusutan aset tetap ditentukan

berdasarkan persentase tertentu yang dihitung dari harga buku pada tahun yang

bersangkutan.Persentase penyusutan dapat dicari atau dihitung dengan

mengalikan persentase penyusutan dengan metode garis lurus dengan angka 2

(dua). Dengan ungkapan lain persentase penyusutan besarnya 2x Persentase

atau tarif penyusutan metode garis lurus.

Page 83: SKRIPSI PENERAPAN METODE PENYUSUTAN ASET TETAP …

64

Metode ini menghasilkan suatu beban penyusutan periodic yang menurun

selama estimasi umur ekonomis aset. Jadi, metode ini pada hakikatnya sama

dengan metode jumlah angka tahun dimana besarnya beban penyusutan akan

menurun setiap tahunnya. Beban penyusutan periodic dihitung dengan cara

mengalikan suatu tariff persentase (konstan) ke nilai buku aset yang kian

menurun. Besarnya tariff penyusutan yang umum dipakai adalah dua kali tariff

penyusutan garis lurus, sehingga dinamakan sebagai metode saldo menurun

ganda. Aset tetap dengan estimasi masa manfaat 5 tahun akan memiliki tariff

penyusutan garis lurus 20% dan tariff penyusutan saldo menurun ganda 40%,

sedangkan aset tetap dengan estimasi masa manfaat 10 tahun akan memiliki

tariff penyusutan garis lurus 10% dan tariff penyusutan saldo menurun ganda

20%, dan seterusnya.

Dengan metode saldo menurun ganda, besarnya estimasi nilai residu tidak

digunakan dalam perhitungan, dan penyusutan tidak akan dilanjutkan apabila

nilai buku aset telah sama atau mendekati estimasi nilai residunya. Besarnya

penyusutan untuk tahun terakhir dari umur ekonomis aset harus disesuaikan agar

supaya nilai buku diakhir masa manfaat aset tetap tersebut mencerminkan

besarnya estimasi nilai residu.

Penyusutan = 2 𝑋 �100%

𝑢𝑚𝑢𝑟 𝑘𝑒𝑔𝑢𝑛𝑎𝑎𝑛� 𝑋 ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑏𝑢𝑘𝑢 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑓𝑎 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝

Berikut analisis perhitungn aset tetapmetode saldo menurun ganda pada

PT. Eastern Pearl Four Mills.

Penyusutan = 2 𝑋 �100%

20� 𝑋 ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑏𝑢𝑘𝑢 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑓𝑎 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝

Page 84: SKRIPSI PENERAPAN METODE PENYUSUTAN ASET TETAP …

65

Penyusutan = 2 𝑋 (5) 𝑋 ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑏𝑢𝑘𝑢 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑓𝑎 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝

Penyusutan = 10% 𝑋 ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑏𝑢𝑘𝑢 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑓𝑎 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝

a. Bangunan

Harga perolehan : Rp. 224.394.113.996

Masa Manfaat : 5 s/d 20 tahun

Biaya penyusutan : (harga perolehan-nilai sisa)/masa manfaat

: 10% 𝑋 224.394.113.996

: 22.439.411.400

Tabel 4.11 Penyusutan Aset Tetap Gedung/Bangunan dengan menggunakan

Metode Saldo Menurun Ganda (Dalam Ribuan)

Tahun Biaya Perolehan Tarif Beban Penyusutan

Akumulasi Penyusutan

Nilai Buku Akhir Tahun (Rp)

2015 224.394.113.996 10% 22.439.411.400 22.429.411.400 201.954.702.596

2016 201.954.702.596 10% 20.195.470.260 42.634.881.659 181.759.232.337

2017 181.753.232.337 10% 18.175.923.234 60.810.804.893 163.583.309.103 Sumber: Hasil olahan 2018

Perhitungan metode garis lurus diperoleh tarif penyusutan untuk gedung

sebesar 5% sehingga tarif penyusutan dengan menggunakan metode saldo

menurun ganda adalah 2 kali 5% sebesar 10%.

b. Peralatan dan Mesin

Harga perolehan : Rp. 4.251.957.351

Masa Manfaat : 5 s/d 10 tahun

Biaya penyusutan : (harga perolehan-nilai sisa)/masa manfaat

Page 85: SKRIPSI PENERAPAN METODE PENYUSUTAN ASET TETAP …

66

: 20% 𝑋 4.251.957.351

: 850,391,470.2

Tabel 4.12 Penyusutan Aset Peralatan dan Mesin dengan menggunakan Metode

Saldo Menurun Ganda (Dalam Ribuan)

Tahun Biaya Perolehan Tarif Penyusutan

Beban Penyusutan

Akumulasi Penyusutan

Nilai Buku Akhir Tahun

(Rp) 2015 4.251.957.351 20% 850,391,470.2 850,391,470.2 3.401.565.881

2016 3.401.565.881 20% 680,313,176.2 1,530,104,646 2.721.252.705

2017 2.721.252.705 20% 544.250.540.9 2.074.922.087 2.177.002.164

Sumber: Hasil olahan 2018

Perhitungan metode garis lurus diperoleh tarif penyusutan untuk aset

peralatan dan mesin sebesar 10% sehingga tarif penyusutan dengan menggunakan

metode saldo menurun ganda adalah 2 kali 10% sebesar 20%.

Page 86: SKRIPSI PENERAPAN METODE PENYUSUTAN ASET TETAP …

67

c. Jalan, Irigasi, dan Jaringan

Harga perolehan : Rp. 13.332.570.611

Masa Manfaat : 5 s/d 10 tahun

Biaya penyusutan : (harga perolehan-nilai sisa)/masa manfaat

20% 𝑋 13.332.570.611

: 2,666,514,122

Tabel 4.13 Penyusutan Aset jalan, irigasi, dan jaringan dengan menggunakan

Metode Saldo Menurun Ganda (Dalam Ribuan)

Tahun Biaya Perolehan

Tarif Penyusutan

Beban Penyusutan

Akumulasi Penyusutan

Nilai Buku Akhir Tahun

(Rp) 2015 13.332.570.611 20% 2,666,514,122 2,666,514,122 10.666.056.489

2016 10.666.056.489 20% 2.133.211.298 4.799.725.420 8.532.845.191

2015 8.532.845.191 20% 1.706.569.038 6.506.294.458 6.826.276.153

Sumber: Hasil olahan 2018

Perhitungan metode garis lurus diperoleh tarif penyusutan untuk gedung

sebesar 10% sehingga tarif penyusutan dengan menggunakan metode saldo

menurun ganda adalah 2 kali 10% sebesar 20%.

d. Aset Tetap Lainya Harga perolehan : Rp. 925.881.682

Masa Manfaat : 1 s/d 5 tahun

Biaya penyusutan : (harga perolehan-nilai sisa)/masa manfaat

40% 𝑋 925.881.682

: 370,352,672.

Page 87: SKRIPSI PENERAPAN METODE PENYUSUTAN ASET TETAP …

68

Tabel 4.14

Penyusutan Aset tetap lainnya dengan menggunakan Metode Saldo Menurun Ganda

(Dalam Ribuan)

Tahun Biaya Perolehan

Tarif Penyusutan

Beban Penyusutan

Akumulasi Penyusutan

Nilai Buku Akhir Tahun

(Rp) 2015 925.881.682 40% 370,352,672.8 370,352,672.8 555.529.009

2016 555.529.009 40% 222,211,603.7 592,564,276.5 333.317.406

2017 333.317.406 40% 133.326.962.2 725.891.238.7 199.990.443

Sumber: Hasil olahan 2018

Perhitungan metode garis lurus diperoleh tarif penyusutan untuk aset tetap

lainnya sebesar 20% sehingga tarif penyusutan dengan menggunakan metode

saldo menurun ganda adalah 2 kali 20% sebesar 40%.

3. Metode Jumlah Angka Tahun

Metode Jumlah Angka Tahun disebut juga sum of the years digit method,

Berdasarkan metode jumlah angka tahun besarnya penyusutan aset tetap tiap

tahun jumlahnya semakin menurun.

Rumus metode penyusutan aset tetap metode Jumlah angka Tahun

Penyusutan = 𝑆𝑖𝑠𝑎 𝑢𝑚𝑢𝑟 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑔𝑢𝑛𝑎𝑎𝑛 𝑋 (𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛

− 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑟𝑒𝑠𝑖𝑑𝑢 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛)

Maka diperoleh:

Sisa Umur Penggunaan = umur ekonomis 20 tahun, maka pada tahun pertama

sisa umur penggunaan jumlahnya 20, tahun kedua 19 dan seterusnya.

Jumlah angka taun = umur ekonomis 20 tahun, maka jumlah angka tahun

dihitung=> 1+2+3+4+5+…..+20 = 210

Page 88: SKRIPSI PENERAPAN METODE PENYUSUTAN ASET TETAP …

69

a. Bangunan

Harga perolehan : Rp. 224.394.113.996

Nilai sisa : Rp. 22.439.411.400

Masa Manfaat : 5 s/d 20 tahun

Biaya penyusutan : (harga perolehan-nilai sisa)/masa manfaat

: 224.394.113.996 − 22.439.411.400/20

: 21.370.868.000

Tabel 4.15 Penyusutan Aset Tetap Gedung/Bangunan dengan menggunakan

Metode Jumlah angka tahun (Dalam Ribuan)

Tahun Biaya Perolehan Tarif Penyusutan

Beban Penyusutan

Akumulasi Penyusutan

Nilai Buku Akhir Tahun (Rp)

2015 224.394.113.996 20/210 213.708.680 213.708.680 224.180.405.316

2016 224.180.405.316 19/210 202.829.890.5 416.538.570.5 223.977.575.425

2017 223.977.575.425 18/210 191.980.778.9 608.519.349.5 223.785.594.647

Sumber: Hasil olahan 2018

Perhitungan menggunakan metode jumlah angka tahun nilai buku aset tetap

(gedung) menurun tiap tahunnya. Pada tahun 2015 beban penyusutan sebesar

Rp. 213.708.680 sampai pada tahun 2016 beban penyusutannya Rp.

202.829.890.5, dan tahun 2017 sebesar Rp. 191.980.778.9.

Page 89: SKRIPSI PENERAPAN METODE PENYUSUTAN ASET TETAP …

70

b. Peralatan dan Mesin

Harga perolehan : Rp. 4.251.957.351

Nilai sisa : Rp.425.195.735

Masa Manfaat : 5 s/d 10 tahun

Biaya penyusutan : (harga perolehan-nilai sisa)/masa manfaat

: 4.251.957.351 − 425.195.735

: 382.676.162

Tabel 4.16 Penyusutan Aset Tetap Peralatan/Mesin dengan menggunakan

Metode Jumlah angka tahun (Dalam Ribuan)

Tahun Biaya Perolehan Tarif Penyusutan

Beban Penyusutan

Akumulasi Penyusutan

Nilai Buku Akhir Tahun (Rp)

2015 4.251.957.351 20/210 4.049.483 4.049.483 4.247.907.868

2016 4.247.907.868 19/210 3.843.345 7.892.828 4.244.064.523

2017 4.244.064.523 18/210 3.637.769 11.530.598 4.240.426.753

Sumber: Hasil olahan 2018

Perhitungan menggunakan metode jumlah angka tahun nilai buku aset tetap

(gedung) menurun tiap tahunnya. Pada tahun 2015 beban penyusutan sebesar

Rp. 4.049.483sampai pada tahun 2016 beban penyusutannya Rp. 3.843.345, dan

tahun 2017 sebesar Rp. 3.637.769.

Page 90: SKRIPSI PENERAPAN METODE PENYUSUTAN ASET TETAP …

71

c. Jalan, irigasi, dan jaringan

Harga perolehan : Rp. 13.332.570.611

Nilai sisa : RP, 1.333.257.061

Masa Manfaat : 5 s/d 10 tahun

Biaya penyusutan : (harga perolehan-nilai sisa)/masa manfaat

: 13.332.570.611 − 1.333.257.061

: 11.999.313.550

Tabel 4.17 Penyusutan Aset Tetap jalan, irigasi, dan jaringan dengan

menggunakan Metode Jumlah angka tahun (Dalam Ribuan)

Tahun Biaya Perolehan Tarif Penyusutan

Beban Penyusutan

Akumulasi Penyusutan

Nilai Buku Akhir Tahun (Rp)

2015 13.332.570.611 20/210 12.697.686 12.697.686 13.319.872.925

2016 13.319.872.925 19/210 12.051.313 24.748.999 13.307.821.611

2017 13.907.821.611 18/210 11.406.704 36.155.704 13.296.414.907

Sumber: Hasil olahan 2018

Perhitungan menggunakan metode jumlah angka tahun nilai buku aset tetap

(gedung) menurun tiap tahunnya. Pada tahun 2015 beban penyusutan sebesar

Rp. 12.697.686 sampai pada tahun 2016 beban penyusutannya Rp. 12.051.313,

dan tahun 2017 sebesar Rp. 11.406.704.

Page 91: SKRIPSI PENERAPAN METODE PENYUSUTAN ASET TETAP …

72

d. Aset Lainnya

Harga perolehan : Rp.925.881.682

Nilai sisa : 92.288.168

Masa Manfaat : 1 s/d 5 tahun

Biaya penyusutan : (harga perolehan-nilai sisa)/masa manfaat

: 925.881.682 − 92.288.168

: 907.364.048.4

Tabel 4.18 Penyusutan Aset lainnya dengan menggunakan Metode Jumlah

angka tahun (Dalam Ribuan)

Tahun Biaya Perolehan

Tarif Penyusutan

Beban Penyusutan

Akumulasi Penyusutan

Nilai Buku Akhir Tahun (Rp)

2015 925.881.682 20/210 881.792 881.792 924.999.890

2016 924.999.890 19/210 836.904 1.718.696 924.162.985

2017 924.162.985 18/210 792.139 2.510.836 923.370.846

Sumber: Hasil olahan 2018

Perhitungan menggunakan metode jumlah angka tahun nilai buku aset tetap

(gedung) menurun tiap tahunnya. Pada tahun 2015 beban penyusutan sebesar

Rp. 881.792 sampai pada tahun 2016 beban penyusutannya Rp. 836.904, dan

tahun 2017 sebesar Rp. 792.139.

Besarnya biaya penyusutan tentunya akan sangat berpengaruh terhadap

laba perusahaan. Semakin besar biaya penyusutan perusahaan maka akan semakin

kecil laba yang didapat oleh perusahaan. Oleh karenanya metode penyusutan yang

diterapkan oleh perusahaan mempunyai pengaruh terhadap besarnya laba

perusahaan selama masa manfaat dari aset tersebut.Maka dapat dilihat

Page 92: SKRIPSI PENERAPAN METODE PENYUSUTAN ASET TETAP …

73

perbandngan antara metode yang digunakan perusahaan dengan metode yang di

buat oleh penulis adalah sebagai berikut:

Tabel 4.19 Perbandingan Metode

Metode Gedung/bangunan

2015 2016 2017

Perusahaan 11,219,705,700 10.658.720.41 5 10.125.784.394

Metode Garis Lurus 11,219,705,700 10.658.720.416 10.125.784.395 Metode saldo menurun ganda 22.439.411.400 20.195.470.260 18.175.923.234

Metode Jumlah Angka Tahun 213.708.680 202.829.890.5 191.980.778.9

Pada tahun 2015 dengan menggunakan metode penyusutan garis lurus beban

penyusutan perusahaan akan lebih kecil dibandingkan dengan menggunakan

penyusutansaldo menurun ganda sehingga laba kotor yang dihasilkan dengan

metode garis lurus menggunakan akan lebih besar dari pada menggunakan metode

menurun ganda begitupulah pada tahun 2015, 2016 dan 2017, laba kotor dihasilkan

perusahaan dengan menggunakan metode garis lurus lebih besar dibandingkan

menggunakan metode menurun ganda dan jika dibandingkan untuk metode angka

tahun jumlah penyusutaya lebih kecil dari jumlah penyusutan dengan perhitungan

metode menurun ganda dan garis lurus dimana dengan hasil pengunaan metode

garis lurus diperoleh laba lebih kecil dibandingkan dengan yang menggunakan

metode angka tahun dikarenakan dalam nilai beban penyusutan yang dikeluarkan

oleh metode garis lurus lebih besar dari pada beban penyusutan yang dikeluarkan

dengan metode angka tahuntetapi metode angka tahun kuran efektif dalam

memprediksi atau menutupi terjadinya pengeluaran dimasa yang akan datang.

Page 93: SKRIPSI PENERAPAN METODE PENYUSUTAN ASET TETAP …

74

Adapun besaran laba yang diperoleh dari penggunaan metode penyusutan

diperoleh bahwa dengan penggunaan penyusutan metode garis lurus dipeorleh laba

yang diuraikan sebagai berikut:

Laba usaha 31 Desember

2017 Rp 31 Desember

2016 Rp 31 Desember

2015 Rp Metode Garis Lurus 682,842,981,330 739,293,287,227 399,678,121,834 Saldo Menurun Ganda 669,842,981,330 728,451,549,889 390,786,696,073 Angka Tahun 695,938,313,354 751,463,194,775 411,138,948,457

Dari perhitungan metode persediaan perusahaan yang telah dilakukan oleh

penulis diketahui bahwa dengan menggunakan metode penyusutan garis lurus

jumlah beban penyusutan akan selalu lebih kecil dari metode saldo menurun

ganda. Dan jika dibandingkan untuk metode saldo menurun ganda, jumlah

penyusutan lebih besar dari jumlah penyusutan dengan perhitungan metode jumlah

angka tahun.

Besar kecilnya jumlah penyusutan akan sangat berpengaruh pada laba

perusahaan, dengan jumlah penyusutan yang lebih kecil menggunakan metodegaris

lurus dibandingkan dengan menggunakan metode alternatif lainnya, maka jumlah

laba yang dihasilkan akan lebih besar. Dengan demikian dapat dilihatbahwa metode

angka tahun jauh lebih besar laba diperolah daripada saldso menurun dan meode garis

lurus

Page 94: SKRIPSI PENERAPAN METODE PENYUSUTAN ASET TETAP …

75

Page 95: SKRIPSI PENERAPAN METODE PENYUSUTAN ASET TETAP …

73

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa metode penyusutan

aset tetap yang digunakan oleh perusahaan adalah metode penyusutan garis

lurus. Dengan menggunakan metode garis lurus, jumlah beban penyusutan

lebih kecil dibandingkan dengan menggunakan metode saldo menurun ganda

sehingga laba kotor yang dihasilkan dengan metode garis lurus akan lebih

besar dari pada menggunakan metode menurun ganda begitupulah pada

tahun 2015, 2016 dan 2017, laba kotor dihasilkan perusahaan dengan

menggunakan metode garis lurus lebih besar dibandingkan menggunakan

metode menurun ganda dan jika dibandingkan untuk metode angka tahun

jumlah penyusutaya lebih kecil dari jumlah penyusutan dengan perhitungan

metode menurun ganda dan garis lurus dimana dengan hasil pengunaan

metode garis lurus diperoleh laba lebih kecil dibandingkan dengan yang

menggunakan metode angka tahun dikarenakan dalam nilai beban

penyusutan yang dikeluarkan oleh metode garis lurus lebih besar dari pada

beban penyusutan yang dikeluarkan dengan metode angka tahun tetapi

metode angka tahun kuran efektif untuk menutupi terjadinya pengeluaran

dimasa yang akan datang

Adapun penyusutan pada tahun 2015 lebih besar dibanding dari 2016,

dimana harga perolehan pada tahun 2015 masih tinggi, sehingga biaya

penyusutannya juga besar. Selanjutnya pada tahun 2016 baiay

penyusutannya lebih kecil dari 2015 dan penyusutan paling terkecil adalah

tahun 2017. Dimana biaya penyusutan tahun 2017 adalah biaya penyusutan

Page 96: SKRIPSI PENERAPAN METODE PENYUSUTAN ASET TETAP …

74

selama 3 tahun, sehingga nilai sisa manfaat aset tetap semakin kecil.

Metode penyusutan aset tetap berpengaruh pada laba perusahaan

dimana penggunaan metode penyusutan akan berdampak pada semakin

besar atau semakin kecilnya laba perusahaan. Dimana dari hasil penelitian

dan perhitungan yang telah dilakukan, dengan menggunakan metode

penyusutan garis lurus jumlah laba yang dihasilkan lebih besar dari metode

saldo menurun ganda tapi lebih kecil dari angka tahun jika dibandingkan untuk

metode angka tahun jumlah penyusutaya lebih kecil dari jumlah penyusutan

dengan perhitungan metode menurun ganda dan garis lurus dimana dengan

hasil pengunaan metode garis lurus diperoleh laba lebih kecil dibandingkan

dengan yang menggunakan metode angka tahun dikarenakan dalam nilai

beban penyusutan yang dikeluarkan oleh metode garis lurus lebih besar dari

pada beban penyusutan yang dikeluarkan dengan metode angka tahun tetapii

metode angka tahun kuran efektif untuk menutupi terjadinya pengeluaran

dimasa yang akan datang

Dari perhitungan metode persediaan perusahaan yang telah dilakukan

oleh penulis diketahui bahwa dengan menggunakan metode penyusutan

garis lurus jumlah beban penyusutan akan selalu lebih kecil dari metode saldo

menurun ganda . Dan jika dibandingkan untuk metode saldo menurun ganda,

jumlah penyusutan lebih besar dari jumlah penyusutan dengan perhitungan

metode jumlah angka tahun.

Page 97: SKRIPSI PENERAPAN METODE PENYUSUTAN ASET TETAP …

75

B. Saran

Saran yang dapat diberikan berdasarkan kesimpulan yang ada:

Perusahaan menggunakan metode penyusutan yang sesuai dengan tujuan

perusahaan dengan memperhatikan beberapa faktor seperti pelaporan

keuangan kepada pemegang saham dan pihak external dan pelaporan

pajak. Dan sebaiknya perusahaan mempertahankan metode yang sudah

digunakan karena metode penyusutan akan sangat berpengaruh terhadap

laba operasi perusahaan.

Page 98: SKRIPSI PENERAPAN METODE PENYUSUTAN ASET TETAP …

35

DAFTAR PUSTAKA

Eni, Srihastuti. 2014. Evaluasi Penerapan Metode Penyusutan Aktiva Tetap dan Pengaruhnya Terhadap Laba Perusahaan (Studi Kasus pada Perusahaan Kacang Shanghai Panda.Tulungagung : Vol 2 No.2 (http:// respostory widyatama. ac.id, diakses 7 desember 2017)

Farhan, Bagus Ienda. 2014. Analisis Penerapan Metode Penyusutan Aktiva Tetap dan Pengaruhnya Terhadap Laba Perusahaan (Studi Pada PT. XYZ). Jurnal Ilmia Universitas Bakrie Vol. 2 No. 05 (http:// Journal.bakrie.ac.id,diakses 11 desember 2017)

Hery,S.E.,M.Si. 2016 . Akuntansi Aktiva, Utang Dan Modal, Edisi ke-2, Penerbit:

Gava Media. Yogyakarta

Horngren, Charles T., Walter T. Harrison. 2009. Akuntansi, Edisi ke-6, Penerbit : Indeks Kelompok Gramedia. Jakarta

Ikatan Akuntan Indonesia. 2015. Standar Akuntansi Keuangan. Cetakan. Keempat. Buku Satu. Penerbit : Salemba Empat. Jakarta

Kieso, Donald E., dan Jetty J. Weygandt. 2011, Intermediate Accounting, IFRS Edition volume 2, Jakarta

Lisa Ayu Arini.,2015. Analisis Kebijakan Metode Penyusutan Aktiva Tetap dan Pengaruhnya Terhadap Laba Perusahaan Pada PT. Perkebunan Nusantara X (Studi Kasus PG. Pesantren Baru Kediri). Jurnal Unversitas Nusantara PGRI Kediri (http://fe-akuntansi.unila.ac.id, diakses 11 desember 2017).

Nugroho, Harom Andy., 2006. Analisis Penerapan Metode Penyusutan Aktiva Tetap dan Pengaruhnya Terhadap Laba Perusahaan (Studi Kasus Pada Tomodachi Resto). Universitas Widyatama, Bandung : (https://repository. widyatama.ac.id/bitstream/handle/10364/437, diakses 11 desember 2017).

Pontoh, Winston. 2013 Akuntansi Konsep dan Aplikasi. Penerbit : Moeka. Jakarta Barat

Prihadi, Toto. 2013. Laporan Keuangan IfRS dan PSAK (16). Penerbit: ppm Manajemen.

Raharjaputra S. Hendra, 2011, Manajemen Keuangan dan Akuntansi, Penerbit: Salemba Empat.

Page 99: SKRIPSI PENERAPAN METODE PENYUSUTAN ASET TETAP …

Reeve, James M., Warren, Carl S.,Duchac, Jonathan E., Wahyuni, Ersa Tri., Soepriyanto, Gatot, Jusuf, Amir Abadi., dan Djakman, Chaerul D. 2009. Priciples of Accounting Indonesia Adaption. Buku Pertama. Penerbit Salemba Empat. Jakarta.

Rumiatun Wahdaniah, (2014) Analisis Penerapan Metode Penyusutan Aktiva T etap dan Pengaruhnya Terhadap Laba Pada CV. Arafat Jaya. Jurnal Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda : https://media.neliti.com, diakses 11 desember 2017).

Samuel Mairuhu., dan Jantje J. Tinangon. 2014. Analisis Penerapan Metode Penyusutan Aktiva Tetap dan Implikasinya Terhadap Laba Perusahaan Pada Perum Bulog Divre Sulut dan Gorontalo. Jurnal EMBA.Vol.2 No.4 Desember 2014, Hal. 404-412.(https://ejournal unsrat.ac.id, diakses 11 desember 2017).

Sihombing M.F, 2016 Analisis Metode Penyusutan AktivaTetap dan Implikasinya Terhadap Laba Perusahaan pada PT. Manado persada Madani. Manado: (http://ejournal.unsrat.ac.id, diakses 11 desember 2017)

Soemarso, S.R. 2002 Akuntansi Suatu Pengantar. Penerbit: Rineka Cipta.

Soemarso, S.R. 2007 Akuntansi Suatu Pengantar. Edisi dua, Penerbit: salemba empat.

Virginia, Sintia., dan Rika Lidyah. 2014. Analisis Penerapan Metode Penyusutan Aktiva Tetap dan Dampaknya Terhadap Laba Perusahaan Pada PT. Artha Kindo Perkasa Palembang : Jurnal STIE MDP (http://eprints. Mdp.ac.id, diakses 11 desember 2017).

Wasilah Dunia., dan Ahmad Firdaus, 2012, Akuntansi Biaya, edisi kedua, cetakan kedua, Penerbit : Salemba Empat, Jakarta.

Warren, Carl S., James M. Reeve and Philip E. Fess, 2009, Accounting PengantarAkuntansi, BukuSatu Edisi 21, Penerbit : Salemba Empat. Jakarta.

Page 100: SKRIPSI PENERAPAN METODE PENYUSUTAN ASET TETAP …

L A M P I R A N

Page 101: SKRIPSI PENERAPAN METODE PENYUSUTAN ASET TETAP …

LAMPIRAN

Laporan keuangan PT. Eastern Pearl Four Mills

NO URAIAN 31 Desember 2014 31 Desember

2015

A

PENDAPATAN 1. Pendapatan Usaha dari Jasa layanan 215,766,299,483 341,450,316,656 2. Pendapatan dari usaha lainnya 3,933,195,439 52,812,331,278

3. Usaha tidak Terikat 2,814,304,873 1,268,992,761

4. Pendapatan dari dana Operasional 17,175,889,985 25,487,999,003

5.Investasi 158,778,231 345,352,350

6.Pendapatan Usaha lainnya 1,960,054,585 2,896,782,272 7. Hasil Kerjasama dengan pihak lain 60,941,872,253 68,742,862,306

8.Pendapatan Sewa 12,215,362,600 13,161,671,100

9. Jasa dart Lembaga Keuangan 33,830,449,332 34,032,483,693

10. Penerimaan Lain-lain 360,909,091 206,762,143 Jumiah Pendapatan 349,157,115,872 540,405,553,562 NO URAIAN

B

BIAYA 1. Biaya Operasional Layanan 18,231,673,204 21,714,416,196

2. Biaya Bahan 11,605,354,358 15,951,354,596)

3. Biaya Jasa Layanan 8,230,465,133) 8,318,680,670

4. Biaya Pemeliharaan 1,288,545,975 354,859,550

5. Biaya Daya dan Jasa 775,964,013 1,025,776,498

6. Biaya lain-lain 256,485,145 486,213,589

Jumiah Biaya Operasional Layanan 32,158,022,695 31,899,946,503

1. Biaya Umum dan Administrasi

(BUA) 7,692,097,783 7,692,097,783 2. Biaya Administrasi Perkantoran 1,131,841,313 1,131,841,313

Page 102: SKRIPSI PENERAPAN METODE PENYUSUTAN ASET TETAP …

3. Biaya Pemeliharaan 2,334,818,064 2,334,818,064

4. Biaya Langganan Daya dan Jasa 6,929,364,486 6,929,364,486

5. Biaya Promosi 9,000,356,826 9,000,356,826

6. Biaya Lain-lain 236,489,359 236,489,359

Jumlah Biaya Umum dan

administrasi 27,324,967,831 27,324,967,831

1. Biaya Lainnya 1 Biaya Bunga 8,631,513,642 7,473,188,337

2. Biaya Administrasi Bank 2,241,381,551 3,224,704,014

3. Biaya Representasi 2,688,000,000 1,676,005,890

4. Biaya lain-lain 845,603,848 360,806,482

Jumlah Biaya Lainnya 14,406,499,041 12,734,704,723

Jumlah Biaya 73,889,489,567 71,959,619,057

C

Surplus/Defisit Sebelum Pos

Keuntungan/Kerugian Keuntungan/Kerugian 1. Keuntungan Penjualan Aset Non 1

Lancar 4,081,369,426 5,749,965,610

2. Kerugian Penjualan Aset Non

Lancar 1,611,734,458 1,083,639,240

3. Rugi Penurunan Nilai 370,570,908 4,913,346

4. Keuntungan/Kerugian Lain-lain 6,033,451,029 4,369,877,213

D

Surplus/Defisit Sebelum Pos-Pos Luar

Biasa

Pos-Pos Luar Biasa

1. Pendapatan dari kejadian luar

biasa 4,620,078,809 6,991,039,450

2. Biaya dari kejadian luar biasa 424,555,258 5,124,843,865

E Surplus/Defisit Bruto Tahun Berjalan 5,050,093,008 6,397,802,008

F Surplus/Defisit Bersih Tahun Berjalan 4,688,924,741 5,307,282,582

Page 103: SKRIPSI PENERAPAN METODE PENYUSUTAN ASET TETAP …
Page 104: SKRIPSI PENERAPAN METODE PENYUSUTAN ASET TETAP …

PT. Eastern Pearl Four Mills Makassar NERACA PER 31 Desember 2016/2017

ASET KEWAJIBAN DAN EKUITAS

31 Desember

2016 31 Desember

2017 31 Desember

2016 31 Desember

2017 POS POS I ASET LANCAR VI KEWAJIBAN LANCAR 1 Kas & Setara Kas 101,747,351 120,047,435 1 Utang Usaha 2,700,000,000 2,700,000,000 2 Investasi Lancar 5,369,877,213 6,033,451,029 2 Utang Pajak 659,290,279 2,036,825,387

3 Piutang PeSayanan 1,611,734,458 1,083,639,240 3 Pendapatan Diterima Dimuka 132,099,171,443 160,241,920,679

4 Penyisihan Piutang Pelayanan 12,646,188 202,894,324 4

Biaya Yang Masih Harus Dibayar Bagian Lancar Utang Jangka Panjang

10,429,628,711 16,527,675,110

5 Persediaan 4,677,234,246 6,194,325,170

7 Uang Muka Kerja/UYHD/Lain-lain 2,448,360,000 3,024,000,000 5 Uang Muka APBN 17,175,889,985 25,487,999,003

8 Biaya dibayar di Muka 3,150,052,901 5,234,650,098 6 Uang Muka Lainnya 360,909,091 206,762,143

Jumlah Aset Lancar 17,371,652,357 21,893,007,296 7 Utang Jangka Pendek Lainnya 1,262,308,684 42,270,829,339

Jumlah Kewajiban Lancar 163,913,022,843 207,689,315,656

II INVESTASI JANGKA PANJANG 12,474,315,974 14,230,095,765

Page 105: SKRIPSI PENERAPAN METODE PENYUSUTAN ASET TETAP …

III ASET TETAP

1 Tanah 1,356,380,200 1,356,380,200 VI KEWAJIBAN JANGKA PANJANG

2 Peralatan dan Mesin 4,251,957,351 24,393,739 Jumlah Kewajiban 488,133,334 488,133,334 3 Gedung dan Bangunan 224,394,113,996 42,861,281,781

4 Jalan, Irigasi dan Jaringan 13,332,570,611 1,519,182,380

5 Aktiva Tetap Lainnya 925,881,682 11,700,000 IX EKUITAS

6 Konstruksi Dalam Pengerjaan (KDP) 10,006,416,438 14,146,074,738

Jumlah Aset Tetap 254,267,320,278 59,919,012,838 1 Ekuitas Tidak Terikat

7 Akumulasi Penyusutan Aset Tetap 125,545,398,595 17,665,621,222 2 Ekuitas Awal 182,267,626,305 273,445,934,505

Jumlah Nilai Buku Aktiva Tetap 128,721,921,683 42,253,391,616 3

Surplus & Defisit Tahun la!u 4,081,369,426 5,749,965,610

4 Surplus & DefisitTahun Berjalan 5,050,093,008 6,397,802,008

IV ASET LAINNYA 5 Ekuitas Donasi

1 Aset Kerjasama Operasi 1,356,380,200 2,588,480,258 6 Ekuitas Terikat Temporer

2 Aset Tidak Berwujud 4,191,114,031 60,843,320 7 Ekuitas Terikat Permanen 3,688,924,741 4,307,282,582

3

Biaya Ditangguhkan 20,567,265 505,799,703

Jumlah Ekuitas

195,088,013,480 289,900,984,705

Page 106: SKRIPSI PENERAPAN METODE PENYUSUTAN ASET TETAP …

4

Akumulasi Amortisasi Aset Tidak Berwujud 64,675,359 467,566,069

5 Aset Lain-lain 231,589,25 568,348,49

Jumlah Aset

Lainnya 5,632,736,855 3622689350

TOTAL ASET 151,726,310,895 67,769,088,262

TOTAL KEWAJIBAN DAN EKUITAS

359,489,169,657 498,078,433,695

Page 107: SKRIPSI PENERAPAN METODE PENYUSUTAN ASET TETAP …

LAPORAN ARUS KAS PERIODE 31 Desember 2016/2017 NO URAIAN 31 Desember 2016 31 Desember 2017 % KENAIKAN

/ (PENURUNAN) 1 2 3 4 5 = (3:4)*100

1

Arus Kas dari Aktivitas Operasi Arus Masuk

115,766,299,483 141,450,316,656 81.8

Pendapatan Usaha dari Jasa Layanan Pendapatan (Rupiah Murni)

17,175,889,985 25,487,999,003 67.3

Pendapatan Hibah 5,693,103,884 6,833,604,850 Pendapatan Usaha Lainnya

1,960,054,585 2,896,782,272 67.7

Arus Keluar 424,555,258 5,124,843,865 8. 7

Biaya Layanan 25,158,022,695 26,899,946,503 93. 3 Biaya Umum dan Administrasi

27,324,967,831 27,324,967,831 100

Biaya Lainnya 14,406,499,041 12,734,704,723 113 2 Arus Kas dari Aktivitas Investasi Arus Masuk

Arus Keluar 16,371,652,974 21,893,095,765 74. 5 Perolehan Investasi Jangka Panjang

12,474,315,974 14,230,095,765

87. 4

Perolehan Aset Lainnya 43,252,467,989 48857896253 88. 3

Arus Kas Bersih dari Aktivitas Investasi 150,726,310,895 67,769,088,262

222

Perolehan Pinjaman

2,700,000,000 2,700,000,000 100

Penerimaan Kembali Pokok Pinjaman

1,262,308,684 42,270,829,339 2. 9

Arus Keluar 4,677,234,246 6,194,325,170 75. 8 Kas dan Setara Kas Awal 101,747,351 120,047,435

84. 4

Jumlah Saldo Kas 101,747,351 120,047,435 84. 4