skripsi pembagian kekuasaan dalam sistem adat … · 2018. 10. 11. · 1 bab i pendahuluan ......

81
SKRIPSI PEMBAGIAN KEKUASAAN DALAM SISTEM ADAT AMMATOA KAJANG DI KECAMATAN KAJANG KABUPATEN BULUKUMBA MUH. YUSUF Nomor Stambuk: 10564 01667 12 PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2018

Upload: others

Post on 15-Mar-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SKRIPSI PEMBAGIAN KEKUASAAN DALAM SISTEM ADAT … · 2018. 10. 11. · 1 BAB I PENDAHULUAN ... berperan sebagai lembaga yang mengurus masalah kenegaraan dan memajukan kesejahteraan

SKRIPSI

PEMBAGIAN KEKUASAAN DALAM SISTEM ADAT

AMMATOA KAJANG DI KECAMATAN KAJANG

KABUPATEN BULUKUMBA

MUH. YUSUF

Nomor Stambuk: 10564 01667 12

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

MAKASSAR

2018

Page 2: SKRIPSI PEMBAGIAN KEKUASAAN DALAM SISTEM ADAT … · 2018. 10. 11. · 1 BAB I PENDAHULUAN ... berperan sebagai lembaga yang mengurus masalah kenegaraan dan memajukan kesejahteraan

PEMBAGIAN KEKUASAAN DALAM SISTEM ADAT

AMMATOA KAJANG DI KECAMATAN KAJANG

KABUPATEN BULUKUMBA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

Sarjana Ilmu Pemerintahan

Disusun dan Diajukan Oleh

MUH. YUSUF

Nomor Stambuk: 10564 01667 12

Kepada

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

MAKASSAR

2018

Page 3: SKRIPSI PEMBAGIAN KEKUASAAN DALAM SISTEM ADAT … · 2018. 10. 11. · 1 BAB I PENDAHULUAN ... berperan sebagai lembaga yang mengurus masalah kenegaraan dan memajukan kesejahteraan
Page 4: SKRIPSI PEMBAGIAN KEKUASAAN DALAM SISTEM ADAT … · 2018. 10. 11. · 1 BAB I PENDAHULUAN ... berperan sebagai lembaga yang mengurus masalah kenegaraan dan memajukan kesejahteraan
Page 5: SKRIPSI PEMBAGIAN KEKUASAAN DALAM SISTEM ADAT … · 2018. 10. 11. · 1 BAB I PENDAHULUAN ... berperan sebagai lembaga yang mengurus masalah kenegaraan dan memajukan kesejahteraan

v

ABSTRACK

MUHAMMAD YUSUF. NIM 105640166712. PEMBAGIAN KEKUASAAN DALAM SISTEM ADAT AMMATOA KAJANG DI KECAMATAN KAJANG KABUPATEN BULUKUMBA, di bawah bimbingan Andi Nuraeni Aksadan Mappigau Samma

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pembagian kekuasaan dalam sistem adat Ammatoa Kajang serta untukmengetahui struktural sistem pemerintahan adat Ammatoa Kajang. Hasil dari penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Bulukumba dalam merumuskan kebijakan-kebijakan terhadap perlindungan, pengembangan, dan pelestarian masyarakat adat Ammatoa Kajang. Dari sisi akademik, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pemerintahan terutama mengenai landasan sistem pemerintahan yang menjunjung tinggi prinsip nilai-nilai kearifan lokal.

Tipe penelitian yang dipergunakan adalah deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan metode kualitatif menggunakan teknik observasi, wawancara, dan studi kepustakaan. Data yang diperoleh kemudian diuraikan dalam bentuk kata dan kalimat, yang selanjutnya menjadi suatu kesimpulan penelitian.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwasistem pembagian kekuasaan diwilayah adat Ammatoa kajang, berbeda dengan pemilihan kepala adat pada umumnya yang mayoritas dipilihberdasarkan musyawarah mufakat serta berbeda dengan sistem pemilihan yang berlaku di negara pada umumnya terkhusus Negara Republik Indonesia . Masyarakat hukum adat Kajang percaya bahwa Ammatoa adalah wakil Tuhan di dunia inidan dikehendaki oleh Yang Maha Kuasa Tau Rie’ A’ra’na, punyakeistimewaan bisa berhubungan langsung dengan Tau Rie’ A’ra’na,jadihanya orang pilihan yang bisa menjadi Ammatoa. Berbeda dengan pemilihan pimpinan adat yang membantu peran seorang Ammatoa yang berada dibeberapa wilayah kekuasaan adat Kajang Ada’ Lima, Karaeng Tallua. Perangkat adat tersebut dipilih hanya berdasarkan dengan musyawarah dengan pertimbangan sesuai dengan persyaratan sebagaimana yang diatur dalam Pasang Ri Kajang. Kata kunci: Pembagian Kekuasaan, Pasang Ri Kajang, Sistem Adat.

Page 6: SKRIPSI PEMBAGIAN KEKUASAAN DALAM SISTEM ADAT … · 2018. 10. 11. · 1 BAB I PENDAHULUAN ... berperan sebagai lembaga yang mengurus masalah kenegaraan dan memajukan kesejahteraan

vi

KATA PENGANTAR

Assalamu ‘alaikum wr.wb

Alhamdulillah, Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena

berkat rahmat dan karunia-Nya jualah, sehingga penyusunan skripsi ini dapat

diselesaikan yang berjudul “Pembagian Kekuasaan Dalam Sistem

Pemerintahan Adat Ammatoa Kajang“. Skripsi ini merupakan tugas akhir yang

diajukan untuk memenuhi syarat dalam memperoleh gelar sarjana Ilmu

Pemerintahan pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Muhammadiayah Makassar.

Rasa bangga dan terharu penulis menyampaikan terimakasih yang tak

terhingga kepada kedua Orang Tua saya, Ayahanda Muh.Saleh dan Ibunda

Halimah atas cinta dan kasih sayang yang dicurahkan serta segala pengorbanan

dan iringan doa yang takhenti diberikan kepada penulis selama mengikuti

pendidikan sampai dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Skripsi ini banyak pihak yang

telah memberikan bantuan baik pikiran, tenaga maupun fasilitas lain yang sangat

berharga bagi penulis. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Ibu Hj.Andi NurainiAksa,SH,MH selaku Pembimbing I yang walaupun

ditengah kesibukan tugas dan pengabdiannya Beliau selalu meluangkan

Page 7: SKRIPSI PEMBAGIAN KEKUASAAN DALAM SISTEM ADAT … · 2018. 10. 11. · 1 BAB I PENDAHULUAN ... berperan sebagai lembaga yang mengurus masalah kenegaraan dan memajukan kesejahteraan

vii

waktunya untuk memberikan bimbingan dan motivas ikepada penulis dalam

menyelesaikan Skripsi ini.

2. Bapak Drs.H.MappigauSamma.M.Si selaku Pembimbing II yang selalu

memberikan masukan dan dorongan kepada penulis selama menyelesaikan

Skripsi ini.

Dengan rasa hormat serta terimakasih dan penghargaan yang tinggi juga

dihanturkan kepada :

1. Ibu DR.Hj.Ihyani Malik,S.Sos,M,Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Ibu Dr.Nuryanti Mustari S.IP,M.Si selaku ketua Jurusan Ilmu

Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Muhammadiayah Makassar.

3. Bapak Rudi Hardi ,S.Sos.M.Si selaku penasehat akademik yang telah

banyak membantu penulis selama masa perkuliahan.

4. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Ilmu Pemerintahan yang telah

memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis selama menempuh

pendidikan di Universitas Muhammadiyah Makassar

5. Seluruh Staf dan Pegawai Jursan Ilmu Pemerintahan FISIPOl

Universitas Muhammadiyah Makassar terimakasih atas segala bantuannya

selama ini.

6. Teman-teman seangkatan di Jurusan Ilmu Pemerintahan FISIPOL

Universitas Muhammadiyah Makassar “ Angkatan 012 “ terimakasih atas

bantuan dan motivasinya selama ini.

Page 8: SKRIPSI PEMBAGIAN KEKUASAAN DALAM SISTEM ADAT … · 2018. 10. 11. · 1 BAB I PENDAHULUAN ... berperan sebagai lembaga yang mengurus masalah kenegaraan dan memajukan kesejahteraan

viii

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan baik isi maupun penulisan, mengingat karena pengetahuan dan

pengalaman yang terbatas, maka dari itu penulis menerima saran, kritikan dan

masukan yang sifatnya membangun.

Akhir kata, semoga Skripsi ini bermanfaat dalam ilmu pengetahuan

khususnya dibidang Ilmu Pemeintahan. Amin.

Makassar, 2018

MUH. YUSUF

Page 9: SKRIPSI PEMBAGIAN KEKUASAAN DALAM SISTEM ADAT … · 2018. 10. 11. · 1 BAB I PENDAHULUAN ... berperan sebagai lembaga yang mengurus masalah kenegaraan dan memajukan kesejahteraan

ix

DAFTAR ISI

SAMPUL DALAM .................................................................................................... i

PERSETUJUAN ....................................................................................................... ii

HALAMAN PENERIMAAN ................................................................................... iii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ..................................................... iv

ABSTRAK ................................................................................................................. v

KATA PENGANTAR ............................................................................................... vi

DAFTAR ISI ............................................................................................................. ix

BAB I: PENDAHULUA ............................................................................................ 1

A. LatarBelakang ......................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ... ............................................................................... 5 C. Tujuan Penelitian..................................................................................... 5 D. KegunaanPenelitian ................................................................................. 5

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA............................................................................... 6

A. Pengertian Konsepdan Teori ................................................................... 6 1. DefenisiKekuasaan ........................................................................... 6 2. SumberKekuasaan ……………………. .......................................... 8 3. Sistem Pembagian Kekuasaan.......................................................... 9 4. PembagianKekuasaan Di Indonesia ................................................. 10

B. Konsep Teori Pemerintahan .................................................................... 12 1. Definisi Pemerintahan ...................................................................... 12 2. Sistem Pemerintahan ........................................................................ 13

C. Konsep Sistem Adat Ammatoa Kajang .................................................. 16 1. DefenisiKajang ................................................................................. 16 2. StrukturAdat Kajang ........................................................................ 18 3. PembagianKekuasaanAdatAmmatoaKajang ................................... 20

D. KerangkaPikir.......................................................................................... 28 E. FokusPenelitian ....................................................................................... 29 F. DeskripsiFokusPenelitian .. ..................................................................... 29

BAB III:METODE PENELITIAN ............................................................................ 32

A. Waktu Dan LokasiPenelitian ................................................................... 32 B. Jenis Dan TipePenelitian ......................................................................... 32 C. Sumber Data ........................................................................................... 32

Page 10: SKRIPSI PEMBAGIAN KEKUASAAN DALAM SISTEM ADAT … · 2018. 10. 11. · 1 BAB I PENDAHULUAN ... berperan sebagai lembaga yang mengurus masalah kenegaraan dan memajukan kesejahteraan

x

D. InformanPenelitian .................................................................................. 33 E. TeknikPengumpulanData .. ..................................................................... 33 F. TeknikAnalisisData .. 34 G. KeabsahanData .. 35

BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................................... 36

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ........................................................ 36 1. Profil Daerah Penelitian .................................................................... 35 2. Visi Misi Kabupaten Bulukumba ...................................................... 36 3. Keadaan Sosial Budaya ..................................................................... 38

B. Pembagian Kekuasaan Dalam Sistem Adat Ammatoa Kajang ............... 41 1. Karaeng Tallua .................................................................................. 41 2. Adat Lima Ri Tanah Kekea ............................................................... 45 3. Ada’ Limayya ri Tanaloheya ............................................................ 49

BAB V: PENUTUP.................................................................................................... 57

A. Kesimpulan.............................................................................................. 57 B. Saran........................................................................................................ 58

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 11: SKRIPSI PEMBAGIAN KEKUASAAN DALAM SISTEM ADAT … · 2018. 10. 11. · 1 BAB I PENDAHULUAN ... berperan sebagai lembaga yang mengurus masalah kenegaraan dan memajukan kesejahteraan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Syarat penting dalam teori pembentukan negara adalah adanya Pemerintah.

Pemerintah dalam suatu wilayah berperan sebagai organisasi yang memiliki

kekuasaan membuat dan menerapkan hukum serta undang-undang di wilayah

tertentu yang menjadi kekuasaannya. Pemerintah mempunyai kekuasaan dan

berperan sebagai lembaga yang mengurus masalah kenegaraan dan memajukan

kesejahteraan rakyat dan negara.

Negara yang berpenduduk besar, Indonesia juga dikenal sebagai negara

demokrasi terbesar di Asia. Tantangan bagi pemerintahan di Indonesia baik di

pusat maupun di daerah juga cukup besar yaitu seberapa jauh mereka mampu

mempraktikkan tata pemerintahan yang baik (good governance). Strategi yang

tepat dalam mewujudkan good governance ini adalah efektivitas pemerintah

dalam berkomunikasi dengan rakyatnya. Dan salah satu cara untuk mewujudkan

komunikasi dengan rakyat adalah dengan menggunakan kearifan lokal masyarakat

dalam praktek pemerintahan.

Kearifan lokal dapat didefinisikan sebagai suatu kekayaan budaya lokal

yang mengandung kebijakan hidup, pandangan hidup (way of life) yang

mengakomodasi kebijakan (wisdom) dan kearifan hidup. Di Indonesia kearifan

lokal itu tidak hanya berlaku secara lokal pada budaya atau etnik tertentu, tetapi

dapat dikatakan bersifat lintas budaya atau lintas etnik sehingga membentuk nilai

budaya yang bersifat nasional. Pada umumnya etika dan nilai moral yang

Page 12: SKRIPSI PEMBAGIAN KEKUASAAN DALAM SISTEM ADAT … · 2018. 10. 11. · 1 BAB I PENDAHULUAN ... berperan sebagai lembaga yang mengurus masalah kenegaraan dan memajukan kesejahteraan

2

terkandung dalam kearifan lokal diajarkan turun-temurun, diwariskan dari

generasi ke generasi.

Instansi yang paling memungkinkan untuk mengakomodasi segala

kebutuhan masyarakat dari bawah, maka pemerintah daerah adalah pihak yang

sangat tepat untuk memraktekkan kearifan lokal dalam pelaksanaan pemerintahan.

Secara umum kearifan lokal masyarakat yaitu nilai kejujuran, kegigihan,

ketakwaan, kebersahajaan, dan nilai gotong royong, Jika nilai kejujuran dijunjung

tinggi dalam tata laksana pemerintahan, maka tidak akan lagi ada kasus korupsi,

jika kegigihan dalam melayani masyarakat dipraktekkan maka tidak akan ada lagi

masyarakat yang merasa tidak diperhatikan oleh pemerintahnya, jika ketakwaan

selalu diterapkan dalam pemerintahan maka sulit rasanya untuk menemui pejabat

yang ingkar dari kewajibannya serta tak akan ada rakyat yang memurkai

pejabatnya, dan jika kebersahajaan dimiliki oleh pejabat dan rakyatnya maka

keselarasan dalam keseharian akan mereduksi perbedaan status sosial dalam

masyarakat. Kalau gotong royong dilakukan oleh pemerintah bersama rakyatnya

maka setiap permasalahan sosial akan mudah menemui solusi.

Negara Indonesia adalah Negara yang tidak diragukan lagi

keanekaragaman kebudayaannya. Keanekaragaman ini tersebar luas dari sabang

sampai merauke,kekayaan yang dimiliki oleh masyarakat Indonesia tersebut

bukan hanya berupa kekayaan sumber daya alam saja, tetapi masyarakat Indonesia

juga memiliki kekayaan lain seperti kekayaan akan kebudayaan suku bangsa

Indonesia yang tersebar diseluruh kepulaun Indonesia. Kekayaan inilah yang

menjadikan bangsa ini unik dan menjadi banyak perhatian para budayawan luar

Page 13: SKRIPSI PEMBAGIAN KEKUASAAN DALAM SISTEM ADAT … · 2018. 10. 11. · 1 BAB I PENDAHULUAN ... berperan sebagai lembaga yang mengurus masalah kenegaraan dan memajukan kesejahteraan

3

untuk datang dan mempelajarinya. Tidak hanya Bali dengan kebudayaannyaa saja

yang dikenal diluar negeri baik itu Australia, Jepang, Amerika, Malaysia daan

lain-lain. Terdapat lebih dari 300 kelompok etnik atau suku bangsa di Indonesia.

Jika Bali sudah dikenal didunia maka di provinsi Sulawesi Selatan ada tempat

yang menarik perhatian didunia yaitu Ammatoa Kajang, bertempat di Kecamatan

Kajang Kabupaten Bulukumba.

Masyarakat adat Ammatoa secara turun temurun hidup mendiami desa

Tana Toa, Kecamatan Kajang yang kira-kira terletak 90 KM arah timur dari

ibukota Kabupaten Bulukumba atau sekira 240 KM di selatan kota Makassar

Sulawesi Selatan.

Secara geografis dan administratif, masyarakat adat Kajang terbagi atas

Kajang Dalam dan Kajang Luar. Namun, hanya masyarakat yang tinggal di

kawasan Kajang Dalam yang masih sepenuhnya berpegang teguh kepada adat

Ammatoa. Mereka memraktekkan cara hidup sangat sederhana dengan menolak

segala sesuatu yang berbau teknologi dan modernitas. Bagi mereka, benda-benda

teknologi dapat membawa dampak negatif bagi kehidupan mereka, karena bersifat

merusak kelestarian sumber daya alam. Komunitas yang selalu mengenakan

pakaian serba hitam inilah yang kemudian disebut sebagai masyarakat adat

Ammatoa.Masyarakat Ammatoa sangat berpegang teguh pada ajaran Pasang ri

Kajang. Sebuah pedoman hidup yang berisikan pesan-pesan (Pasang) berbentuk

firman ataupun ajaran-ajaran kehidupan yang diturunkan oleh Tu Riek Akra‟na

(Yang Maha Berkehendak) kepada masyarakat Ammatoa yang kemudian

dijadikan kewajiban bagi masyarakat adat untuk diaplikasikan dalam kehidupan

Page 14: SKRIPSI PEMBAGIAN KEKUASAAN DALAM SISTEM ADAT … · 2018. 10. 11. · 1 BAB I PENDAHULUAN ... berperan sebagai lembaga yang mengurus masalah kenegaraan dan memajukan kesejahteraan

4

sehari-hari. Masyarakat adat Ammatoa dipimpin oleh seorang pemangku adat

yang disebut Ammatoa.

Pesan yang termaktub dalam Pasang ri Kajang tersebut mengajarkan tiap-

tiap sendi kehidupan sosial masyarakat adat Ammatoa Kajang. Didalam Pasang

disebutkan bahwa komunitas Ammatoa akan selalu memegang konsep hidup

kamase-masea atau hidup sederhana. Kesederhanaan ini terlihat dari cara mereka

berpakaian, yang seluruhnya berwarna hitam sebab menurut kepercayaan mereka

hitam akan selalu mengingatkan mereka tentang gelapnya di dalam rahim ibu,

serta gelapnya di dalam kubur kelak. Warna hitam juga bermakna filosofis, bahwa

tak ada hitam yang lebih baik daripada warna hitam yang lain. Artinya bahwa

semua sama dihadapan Tu Riek Akra’na. Pasang ri Kajang juga mengajarkan

agar selalu menjaga kelestarian hutan. Ini terlihat jelas dari implementasi

kehidupan masyarakat adat Ammatoa, mereka tidak diperbolehkan menebang

hutan secara sembarangan.Ini dilakukan sebab masyarakat adat Ammatoa sangat

percaya bahwa hutan dan alamnya ada untuk memenuhi kebutuhan manusia.

Ketika hutan dirusak maka akan rusak pula sumber kehidupan manusia.

Prinsip ini terus mereka jaga hingga kini, terbukti dari model rumah-rumah

masyarakat adat Amma Toa yang meskipun terbuat dari bahan kayu,namun

kesamaan model dan kesederhanaannya tidak membuat mereka menebang kayu di

hutan secara sembarangan. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka

penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pembagian Kekuasaan

Dalam Sistem Adat Ammatoa Kajang.

Page 15: SKRIPSI PEMBAGIAN KEKUASAAN DALAM SISTEM ADAT … · 2018. 10. 11. · 1 BAB I PENDAHULUAN ... berperan sebagai lembaga yang mengurus masalah kenegaraan dan memajukan kesejahteraan

5

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut dapat dirumuskan masalah

yang akan dikemukakan yaitu:

Bagaimana pembagian kekuasaan dalam sistem adat Ammatoa Kajang?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini yaitu:

Untuk mengetahui pembagian kekuasaan dalam sistem adat Ammatoa

Kajang.

D. Kegunaan penelitian

1. Akademis

Secara akademis hasil penelitian ini diharapkan berguna sebagai suatu

karya ilmiah yang dapat menunjang perkembangan ilmu pengetahuan dan sebagai

bahan masukan yang dapat mendukung bagi peneliti maupun pihak lain yang

tertarik dalam bidang penelitian yang sama.

2. Praktis

Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan sebagai bahan masukan dan

pertimbangan bagi pihak pemerintah daerah khususnya dalam menjaga dan

melestarikan budaya yang ada di Tana towa.

Page 16: SKRIPSI PEMBAGIAN KEKUASAAN DALAM SISTEM ADAT … · 2018. 10. 11. · 1 BAB I PENDAHULUAN ... berperan sebagai lembaga yang mengurus masalah kenegaraan dan memajukan kesejahteraan

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Konsep dan Teori

1. Defenisi Kekuasaan

Kekuasaan adalah kesempatan seseorang atau sekelompok orang untuk

menyadarkan masyarakat akan kemauan-kemauannya sendiri dengan sekaligus

menerapkan terhadap tindakan-tindakan perlawanan dari orang-orang atau

golongan-golongan tertentu. Kekuasaan adalah kewenangan yang didapatkan oleh

seseorang atau kelompok guna menjalankan kewenangan tersebut sesuai dengan

kewenangan yang diberikan, kewenangan tidak boleh dijalankan melebihi

kewenangan yang diperoleh atau kemampuan seseorang atau kelompok untuk

memengaruhi tingkah laku orang atau kelompok lain sesuai dengan keinginan dari

pelaku. Kekuasaan merupakan kemampuan memengaruhi pihak lain untuk

berpikir dan berperilaku sesuai dengan kehendak yang mempengaruhi orang lain

untuk mengikuti perintahnya. Miriam Budiardjo (2008).

Kekuasaan adalah alat untuk "memaksa orang lain agar mengikuti

kehendak pemegang kekuasaan". Tujuan kekuasaan adalah mempertahankan

kekuasaan itu sendiri. Dalam negara demokratis, kekuasaan adalah amanah rakyat

yang diberikan kepada sejumlah orang terpilih untuk mengurus rakyat dengan

sebaik-baiknya, melindunginya, dan meningkatkan taraf hidupnya. Jadi kekuasaan

adalah kemampuan seseorang atau sekelompok orang untuk mempengaruhi

tingkah laku seseorang atau kelompok lain sedemikian rupa, sehingga tingkah

Page 17: SKRIPSI PEMBAGIAN KEKUASAAN DALAM SISTEM ADAT … · 2018. 10. 11. · 1 BAB I PENDAHULUAN ... berperan sebagai lembaga yang mengurus masalah kenegaraan dan memajukan kesejahteraan

7

laku itu menjadi sesuai dengan keinginan dan tujuan dari orang yang mempunyai

kekuasaan itu Thoha Miftah (2010).

Kekuasaan dapat berarti kekuasaan golongan, kekuasaan raja, kekuasaan

pejabat negara. Sehingga tidak salah bila dikatakan kekuasaan adalah kemampuan

untuk mempengaruhi pihak lain menurut kehendak yang ada pada pemegang

kekuasaan tersebut. Sebagai kekuasan yang dilembagakan maka pemerintahan

suatu negara tidak hanya tampak sebagai kenyataan memiliki kekuasaan tetapi

juga mempunyai hak untuk menguasai, termasuk menguasai hidup orang lain

(dalam hal menghukum), hak untuk merebut kekayaan (dalam arti memungut

pajak) dan menahan kebebasan orang lain (dalam arti memenjarakan seseorang).

Kasta-kasta dan derajat keningratan adalah salah satu contoh yang

dihasilakan kekuasaan turun temurun yang muncul dalam masyarakat yang

banyak di anut pada kerajaan-kerajaan yang ada di Indonesia yang sampai saat ini

masih dipertahankan dan menjadi aturan khusus setiap kerajaan. Moral agama

Islam diperlukan kekuasaan pemerintahan untuk mengantisipasi dekadensi moral

seperti perjudian, pelacuran, perampokan, agar masyarakat menjadi aman

pemerintah tidak dapat memihak kepada kejahatan tersebut. Dan kalau tidak ada

kekuasaan maka pihak yang sedang melakukan dekadensi moral akan sulit

melarangnya. Kekuasaan juga diperlukan dalam memungut pajak karena akan

dipergunakan pemerintah untuk memperoleh dana bagi keberadaan biaya negara

itulah sebabnya negara diperbolehkan memaksa bahkan untuk tingkat kejahatan

dibuat penjara dan hukuman mati Pamudji (2009).

Page 18: SKRIPSI PEMBAGIAN KEKUASAAN DALAM SISTEM ADAT … · 2018. 10. 11. · 1 BAB I PENDAHULUAN ... berperan sebagai lembaga yang mengurus masalah kenegaraan dan memajukan kesejahteraan

8

2. Sumber Kekuasaan

Kekuasaan dapat muncul bersumber dari coercive power, legitimate

power, expert power, insentif power, dan reverent power JRP F. Berbagai sumber

kekuasaan tersebut diuraikan antara lain yaitu sebagai berikut :

a. Kekuasaan Paksaan (Coercive Power)

Kekuasaan imbalan seringkali dilawankan dengan kekuasaan paksaan, yaitu

kekuasaan untuk menghukum. Hukuman adalah segala konsekuensi tindakan yang

dirasakan tidak menyenangkan bagi orang yang menerimanya. Pemberian

hukuman kepada seseorang dimaksudkan juga untuk memodifikasi perilaku,

menghukum perilaku yang tidak baik/merugikan organisasi dengan maksud agar

berubah menjadi perilaku yang bermanfaat.

b. Kekuasaan Imbalan (Insentif Power)

Kemampuan seseorang untuk memberikan imbalan kepada orang lain

(pengikutnya) karena kepatuhan mereka. Kekuasaan imbalan digunakan untuk

mendukung kekuasaan legitimasi. Jika seseorang memandang bahwa imbalan,

baik imbalan ekstrinsik maupun imbalan intrinsik, yang ditawarkan seseorang

atau organisasi yang mungkin sekali akan diterimanya, mereka akan tanggap

terhadap perintah.

c. Kekuasaan Sah (Legitimate Power)

Kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain karena posisinya.

Seorang yang tingkatannya lebih tinggi memiliki kekuasaan atas pihak yang

berkedudukan lebih rendah. Dalam teori, orang yang mempunyai kedudukan

sederajat dalam organisasi, misalnya sesama manajer, mempunyai kekuasaan

Page 19: SKRIPSI PEMBAGIAN KEKUASAAN DALAM SISTEM ADAT … · 2018. 10. 11. · 1 BAB I PENDAHULUAN ... berperan sebagai lembaga yang mengurus masalah kenegaraan dan memajukan kesejahteraan

9

legitimasi yang sederajat pula. Kesuksesan penggunaan kekuasaan legitimasi ini

sangat dipengaruhi oleh bakat seseorang mengembangkan seni aplikasi kekuasaan

tersebut. Kekuasaan legitimasi sangat serupa dengan wewenang. Selain seni

pemegang kekuasaan, para bawahan memainkan peranan penting dalam

pelaksanaan penggunaan legitimasi.

d. Kekuasaan Pakar (Expert Power)

Seseorang mempunyai kekuasaan ahli jika ia memiliki keahlian khusus

yang dinilai tinggi. Seseorang yang memiliki keahlian teknis, administratif, atau

keahlian yang lain dinilai mempunyai kekuasaan, walaupun kedudukan mereka

rendah. Semakin sulit mencari pengganti orang yang bersangkutan, semakin besar

kekuasaan yang dimiliki.

e. Kekuasaan Rujukan (Referent Power)

Banyak individu yang menyatukan diri dengan atau dipengaruhi oleh

seseorang karena gaya kepribadian atau perilaku orang yang bersangkutan.

Karisma orang yang bersangkutan adalah basis kekuasaan panutan. JRP French

dan beatram (1959).

3. Sistem Pembagian Kekuasaan

Pembagian kekuasaan terdiri dari dua kata, yaitu “pembagian” dan

“kekuasaan”. Menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) pembagian

memiliki pengertian proses menceraikan menjadi beberapa bagian atau

memecahkan (sesuatu) lalu memberikannya kepada pihak lain. Sedangkan

kekuasaan adalah wewenang atas sesuatu atau untuk menentukan (memerintah,

mewakili, mengurus) sesuatu. Sehingga secara harfiah pembagian kekuasaan

Page 20: SKRIPSI PEMBAGIAN KEKUASAAN DALAM SISTEM ADAT … · 2018. 10. 11. · 1 BAB I PENDAHULUAN ... berperan sebagai lembaga yang mengurus masalah kenegaraan dan memajukan kesejahteraan

10

adalah proses menceraikan wewenang yang dimiliki oleh Negara untuk

(memerintah, mewakili, mengurus) menjadi beberapa bagian (legislatif, eksekutif,

dan yudikatif) untuk diberikan kepada beberapa lembaga Negara untuk

menghindari pemusatan kekuasaan (wewenang) pada satu pihak atau lembaga.

Moh. Kusnardi dan Harmaily Ibrahim (1988:140) memaknai pembagian

kekuasaan berarti bahwa kekuasaan itu memang dibagi-bagi dalam beberapa

bagian (legislatif, eksekutif dan yudikatif), tetapi tidak dipisahkan. Hal ini

membawa konsekuensi bahwa diantara bagian-bagian itu dimungkinkan ada

koordinasi atau kerjasama. Kekuasaan selalu harus dibatasi dengan cara memisah-

misahkan kekuasaan ke dalam cabang-cabang yang bersifat checks dan balances

dalam kedudukan yang sederajat dan saling mengimbangi serta mengendalikan

satu sama lain, namun keduanya ada kesamaan, yaitu memungkinkan adanya

koordinasi atau kerjasama.

4. Pembagian Kekuasaan Di Indonesia

Pembagian Kekuasaan di Indonesia dalam ketatanegaraan Indonesia sendiri,

istilah “pemisahan kekuasaan” (separation of power) itu sendiri cenderung

dikonotasikan dengan pendapat Montesquieu secara absolut. Konsep pemisahan

kekuasaan tersebut dibedakan secara diametral dari konsep pembagian kekuasaan

(division of power) yang dikaitkan dengan sistem supremasi MPR yang secara

mutlak menolak ide pemisahan.

Kekuasaan ala trias politica Monstesquieu. Dalam sidang-sidang BPUPKI

1945, Soepomo misalnya menegaskan bahwa UUD 1945 tidak menganut doktrin

Page 21: SKRIPSI PEMBAGIAN KEKUASAAN DALAM SISTEM ADAT … · 2018. 10. 11. · 1 BAB I PENDAHULUAN ... berperan sebagai lembaga yang mengurus masalah kenegaraan dan memajukan kesejahteraan

11

trias politica dalam arti paham pemisahan kekuasaan, melainkan menganut sistem

pembagian kekuasaan.

Beberapa yang mendukung hal itu antara lain adalah :

a. Adanya pergeseran kekuasaan legislatif dari tangan Presiden ke DPR.

b. Diadopsinya sistem pengujian konstitusional atas undang-undang sebagai

produk legislatif oleh Mahkamah Konstitusi. Dimana sebelumnya undang-

undang tidak dapat diganggu gugat, hakim hanya dapat menerapkan undang-

undang dan tidak boleh menilai undang-undang.

c. Diakui bahwa lembaga pelaksana kedaulatan rakyat itu tidak hanya MPR,

melainkan semua lembaga negara baik secara langsung atau tidak langsung

merupakan penjelmaan kedaulatan rakyat.

d. MPR tidak lagi berkedudukan sebagai lembaga tertinggi negara, namun

sebagai lembaga negara yang sederajat dengan lembaga negara lainnya.

e. Hubungan-hubungan antar lembaga negara itu bersifat saling mengendalikan

satu sama lain sesuai dengan prinsip checks and balances.

Kelima alasan tersebut, maka UUD 1945 tidak lagi dapat dikatakan

menganut prinsip pembagian kekuasaan yang bersifat vertikal maupun menganut

ajaran trias politica Montesquieu yang memisahkan cabang-cabang kekuasaan

legislatif, eksekutif, dan yudikatif secara mutlak dan tanpa diiringi oleh hubungan

yang saling mengendalikan satu sama lain. Dengan perkataan lain, sistem baru

yang dianut oleh UUD 1945 pasca perubahan keempat adalah sistem pemisahan

kekuasaan berdasarkan prinsip checks and balances, sehingga masih ada

koordinasi antar lembaga negara , Abdy Yuhana, (2007: 139).

Page 22: SKRIPSI PEMBAGIAN KEKUASAAN DALAM SISTEM ADAT … · 2018. 10. 11. · 1 BAB I PENDAHULUAN ... berperan sebagai lembaga yang mengurus masalah kenegaraan dan memajukan kesejahteraan

12

B. Konsep Teori Pemerintahan

1. Defenisi Pemerintahan

Pemerintah merupakan organisasi yang memiliki kekuasaan untuk

membuat dan menerapkan undang-undang diwilayah tertentu. Pemerintah adalah

organisasi yang mempunyai kekuatan besar dalam suatu negara, mencakup urusan

masyarakat, teritorial, dan urusan kekuasaan dalam rangka mencapai tujuan

negara.

Inu Kencana Syafi‘e (2005:18) menuliskan istilah pemerintahan berasal dari

akar kata perintah yang kemudian mendapat imbuhan (pe- dan –an). Jika kata

perintah mendapat awalan pe- maka kata pemerintah tidak lain adalah suatu badan

atau organ elit yang melakukan pekerjaan mengatur dan mengurus dalam suatu

negara. Dan jika kata pemerintah mendapat akhiran –an maka kata pemerintahan

berarti perihal, cara, perbuatan, atau urusan dari badan yang berkuasa dan

terlegitimasi yang dalam kata dasar perintah terdapat beberapa unsur yaitu:

a. Terdapat pihak yang memerintah (Pemerintah) dan pihak yang diperintah

(Rakyat).

b. Pihak yang memerintah memiliki kewenangan dan legitimasi untuk mengatur

dan mengurus rakyat.

c. Pihak yang diperintah wajib untuk taat kepada pemerintah yang terlegitimasi

sehingga dapat tercipta hubungan yang baik dari yang memberi perintah

kepada yang menerima perintah.

d. Terdapat hubungan timbal balik antara pihak yangmemerintah dengan yang

diperintah terdapat hubungan timbal balik secara vertical maupun horizontal.

Page 23: SKRIPSI PEMBAGIAN KEKUASAAN DALAM SISTEM ADAT … · 2018. 10. 11. · 1 BAB I PENDAHULUAN ... berperan sebagai lembaga yang mengurus masalah kenegaraan dan memajukan kesejahteraan

13

2. Sistem Pemerintahan

Sistem pemerintahan negara adalah sistem hubungan dan tata kerja antara

lembaga-lembaga Negara atau tiga poros kekuasaan, yakni eksekutif, legislatif,

dan yudikatif. Sistem pemerintahan berkaitan dengan mekanisme yang dilakukan

pemerintah dalam menjalankan tugasnya. Secara garis besar, sistem pemerintahan

dibedakan dalam dua macam, yaitu sistem pemerintahan presidensiil dan sistem

pemerintahan parlementer.

Sri Soemantri (2006) menyebutkan sistem ketiga, yakni sistem

pemerintahan quasi. Sistem pemerintahan quasi ini diartikan sebagai sistem

pemerintahan yang mengandung unsur-unsur yang terdapat sistem presidensil

maupun yang terdapat dalam sistem pemerintahan parlementer.

a. Sistem Presidensil

Sistem presidensiil merupakan sistem pemerintahan yang terpusat pada

kekuasaan presiden sebagai kepala pemerintahan sekaligus sebagai kepala

negara. Dalam sistem ini, badan eksekutif tidak bergantung pada badan

legislatif. Kedudukan badan eksekutif lebih kuat dalam menghadapi badan

legislatif. Keberadaan sistem presidensiil dinilai Jimly Asshiddiqie ada

kelebihan dan kekurangannya. Kelebihannya adalah bahwa sistem presidensiil

lebih menjamin stabilitas pemerintahan, sedangkan kekurangannya, sistem ini

cenderung menempatkan eksekutif sebagai bagian kekuasaan yang sangat

berpengaruh karena kekuasaan cukup besar. Oleh karena itu, diperlukan

pengaturan konstitusional untuk mengurangi dampak negatif atau kelemahan

yang dibawa sejak lahir oleh sistem ini.

Page 24: SKRIPSI PEMBAGIAN KEKUASAAN DALAM SISTEM ADAT … · 2018. 10. 11. · 1 BAB I PENDAHULUAN ... berperan sebagai lembaga yang mengurus masalah kenegaraan dan memajukan kesejahteraan

14

Sistem pemerintahan presidensil, diantaranya pertama, kepala Negara

juga menjadi kepala pemerintahan, kedua, pemerintah tidak bertanggung

jawab kepada parlemen, ketiga, menteri-menteri diangkat dan bertanggung

jawab kepada presiden, keempat, posisi eksekutif dan legislative sama-sama

kuat. Menurut Bagir Manan (2003), sistem pemerintahan presidensiil dapat

dikatakan sebagai dikatakan subsistem pemerintahan republik, karena

memang hanya dapat dijalankan dalam negara yang berbentuk republik. Ada

beberapa prinsip pokok dalam sistem pemerintahan presidensiil, yaitu :

1) Terdapat pemisahan yang jelas antara kekuasaan eksekutif dan legislatif,

presiden merupakan eksekutif tunggal dan kekuasaan eksekutif tidak

terbagi.

2) Kepala pemerintahan adalah sekaligus kepala negara.

3) Presiden mengangkat para menteri sebagai pembantu/bawahan yang

bertanggung jawab kepadanya.

4) Anggota parlemen tidak boleh menduduki jabatan eksekutif dan

sebaliknya.

5) Presiden tidak dapat membubarkan parlemen, dan

6) Pemerintah bertanggung jawab kepada rakyat.

b. Sistem Parlementer

Sistem pemerintahan parlementer adalah sebuah sistem pemerintahan

dimana parlemen memiliki peranan penting dalam pemerintahan. Dalam

sistem ini, parlemen memiliki wewenang dalam mengangkat perdana menteri,

demikian juga parlemen dapat menjatuhkan pemerintahan yaitu dengan

Page 25: SKRIPSI PEMBAGIAN KEKUASAAN DALAM SISTEM ADAT … · 2018. 10. 11. · 1 BAB I PENDAHULUAN ... berperan sebagai lembaga yang mengurus masalah kenegaraan dan memajukan kesejahteraan

15

mengeluarkan mosi tidak percaya.Dalam sistem parlementer, jabatan kepala

pemerintahan dan kepala negara dipisahkan. Pada umumnya, jabatan kepala

negara dipegang oleh presiden, raja, ratu atau sebutan lain dan jabatan kepala

pemerintahan dipegang oleh perdana menteri. Inggris, Belanda, Malaysia dan

Thailand merupakan negara-negara yang menggunakan sistem parlementer

dengan bentuk kerajaan. Sedangkan Jerman merupakan negara republik yang

menggunakan sistem parlementer dengan sebutan kanselir.

Bahkan, di Jerman, India dan Singapura perdana menteri justru lebih

penting dan lebih besar kekuasaannya daripada presiden. Prsiden India,

Jerman dan singapura hanya berfungsi sebagai simbol dalam urusan-urusan

yang bersifat seremonial.

Karakteristik sistem pemerintahan parlementer diantaranya, pertama,

peran kepala Negara hanya bersifat simbolis dan seremonial serta mempunyai

pengaruh politik yang sangat terbatas, meskipun kepala negara tersebut

mungkin saja seorang presiden, kedua, cabang kekuasaan eksekutif dipimpin

seorang perdana menteri atau kanselir yang dibantu oleh kabinet yang dapat

dipilih dan diberhentikan oleh parlemen, ketiga, parlemen dipilih melalui

pemilu yang waktunya bervariasi, dimana ditentukan oleh kepala negara

berdasarkan masukan dari perdana menteri atau kanselir.

pokok-pokok sistem pemerintahan presidensil dibagi menjadi beberapa

bagian yaitu :

1) Hubungan antar lembaga parlemen dan pemerintahan tidak murni

terpisahkan.

Page 26: SKRIPSI PEMBAGIAN KEKUASAAN DALAM SISTEM ADAT … · 2018. 10. 11. · 1 BAB I PENDAHULUAN ... berperan sebagai lembaga yang mengurus masalah kenegaraan dan memajukan kesejahteraan

16

2) Fungsi eksekutif dibagi ke dalam dua bagian, yaitu kepala pemerintahan

dan kepala negara.

3) Kepala pemerintahan diangkat oleh kepala negara.

4) Kepala pemerintahan mengangkat menteri-menteri sebagai suatu

kesatuan institusi yang bersifat koletif.

5) Menteri biasanya adalah anggota parlemen.

6) Pemerintah bertanggung jawab kepada parlemen tidak kepada rakyat

pemilih karena pemerintah tidak dipilih oleh rakyat secara langsung.

7) Kepala pemerintahan dapat memberikan pendapat kepada kepala negara

untuk membubarkan parlemen.

8) Kedudukan parlemen lebih tinggi daripada pemerintah.

9) Kekuasaan negara terpusat pada parlemen Menurut Bagir Manan (2003).

C. Konsep Sistem Adat Ammatoa Kajang

1. Definisi Kajang

Pengertian Kajang dalam berbagai versi yang akan diuraikan adalah burung

koajang, tempat tercipta, dan tempat bernaung antara lain:

a. Burung Koajang

Versi pertama diceritakan bahwa ammatoa sebagai manusia tumariolo atau

manusia terdahulu yang turun di tana mula-mula atau tana yang terdahulu. Dari

sini diceritakan pada awalnya bumi ini hanya daratan kecil seperti tombolo atau

tumpurung kelapa yang dikelilingi air, pada daratan kecil terdapat pohon beringin

yang diatasnya ada seekor burung koajang yang bertengker. Dari kata koajang

inilah sebagai salah satu versi asal mula kata Kajang.

Page 27: SKRIPSI PEMBAGIAN KEKUASAAN DALAM SISTEM ADAT … · 2018. 10. 11. · 1 BAB I PENDAHULUAN ... berperan sebagai lembaga yang mengurus masalah kenegaraan dan memajukan kesejahteraan

17

Masyarakat adat Ammota Kajang sangat yakin bahwa bumi ini dikendalikan

oleh yang maha berkehendak atau Taurie’ a’ra’na, dimana dalam ungkapan

pasang di Kajang yang mengemukakan bahwa tau rie a’ra’na ammantangngi

ripangnga’ rakanna.

b. Tempat Tercipta

Akan tetapi jika kita menelusuri dan menyimak beberapa pasal pasang di

Kajang secara tersirat ditemukan kalimat bahwa tana mula-mula di dunia ini yaitu

Tombolo sebuah bukit berbentuk tempurung kelapa. Menurut pasang, bukit yang

bernama Tombolo sedikit-demi sedikit mengalami proses dan terciptalah beberapa

benua dan pulau, yang dalam istilah pasang di Kajang yaitu rambang sempit dan

rambang luara atau pekarangan sempit dan pekarangan luas.

c. Tempat Bernaung

Kajang berasal dari Bahasa melayu yang artinya tempat bernaung, dan versi

ketiga ini lebih mendekati kebenaran daripada versi pertama dan kedua, sebab

versi ketiga sangat relevan dengan sejarah awal terbentuknya struktur

pemerintahan di Kajang, dimana ammatoa sebagai ketua pemangku adat dan

dibantu oleh dua lembaga adat yaitu adat limayya, adat buttayya dan karaeng

tallua. Kedua lemabaga adat ini dalam menjalankan tugasnya, ammatoa yang

selalu dimintai pendapat baik urusan yang berkaitan keduniaan maupun urusan

yang berkaitan kematian, sehingga kedua lembaga ini dan masyarakat Kajang

menyebut ammatoa sebagai pa’lalangngang atau tempat bernaung Abdul Haris

Sambu (2016 :13-14).

Page 28: SKRIPSI PEMBAGIAN KEKUASAAN DALAM SISTEM ADAT … · 2018. 10. 11. · 1 BAB I PENDAHULUAN ... berperan sebagai lembaga yang mengurus masalah kenegaraan dan memajukan kesejahteraan

18

2. Struktur Adat Di Kajang

Struktur Adat di Kajang telah terbentuk karaeng tallua dan adat limayya,

baik adat limayya di tanakekea maun adat limayya di tanaloheya. Adat limayya di

tanakekea meliputi Gallarang Pantama, Gallarang Kajang, Gallarang Puto,

Gallarang Lombok, dan Gallarang Malleleng. Adat limayya di tanaloheya

meliputi Gallarang Anjuru, Gallarang Ganta, Gallarang Sangkala, Gallarang

Sapaya, dan Gallarang Bantalang. Selain adat Limayya juga terdapat adat

buttayya. Kedua lembaga ini masing-masing bertugas membantu ammatoa selaku

ketua atau pa’lalangan adat limayya dan butayya, ( Mukhlis dan Robinson , 1978).

Kepemimpinan Ammatoa tidak serta merta menangani semua permasalahan

melainkan melalui hierarki pendelegasian kewenangan. Maksudnya jika ada

persoalan di tingkat dusun, maka diselesaikan oleh pejabat berwenang begitupun

didesa. Kalau persoalan tersebut tidak terselesaikan barulah Ammatoa mengambil

keputusan, meski semua keputusan yang diambil oleh pejabat pembantu Ammatoa

berdasarkan petuah-petuahnya.

Pengambilan keputusan (Lebba‘) Ammatoa senantiasa melakukan

mekanisme permusyawaratan dengan masing-masing pemangku adatnya. Dan

keputusan yang telah diambil dari musyawarah tersebut sifatnya tetap dan tidak

boleh diganggu gugat oleh sipapapun termasuk pemerintah negara. Pemenuhan

hak politik negara bagi masyarakat yang menetap dalam kawasan adat, Ammatoa

tidak diperwakilkan dalam artian setiap wajib pilih berhak menentukan

pilihannya sendiri. Sebab menurut Ammatoa jika ia ikut memilih maka akan

menjadi ketidakadilan bagi calon lain dan menurutnya posisinya sebagai

Page 29: SKRIPSI PEMBAGIAN KEKUASAAN DALAM SISTEM ADAT … · 2018. 10. 11. · 1 BAB I PENDAHULUAN ... berperan sebagai lembaga yang mengurus masalah kenegaraan dan memajukan kesejahteraan

19

pemimpin adat akan mempengaruhi pilihan masyarakat adat oleh karena itu ia

menghindari kepentingan politis baginya selaku pemimpin adat.

Ammatoa sebagai pelaksana, penjaga, pelestari, dan penerus nilai nilai

Pasang ri Kajang merupakan figur keteladanan bagi masyarakat. Menurut H.

Mansjur Embas kedudukan Amma Toa lebih dominan sebagai pemimpin ke-

ukhrowian. Kebutuhan warga komunitas yang akan memerlukan kekuatan

supranatural, Ammatoa senantiasa terlibat dengan peranan besar sebagai perantara

manusia dengan Tu Rie’ A’ra’na.

STRUKTUR KELEMBAGAAN ADATAMMATOA KAJANG

.….....……….

ANRONTA AMMATOA

LABBIRIYA SULLEHATANG

ANAK KARAENG TAMBANGAN

ADAT LIMA RI TANAH KEKEA

GALLA PANTAMA

GALLA LOMBOK

GALLA PUTO

GALLA KAJANG

GALLA MALLELENG

TUTOA SANGKALA

ADAT LIMA RITANAH LOHEYA

GALLA BANTALANG

GALLA GANTA

GALLA ANJURU

GALLA SANGKALA

TUTOA GANTA GALLA SAPA

MASYARAKAT ADAT KAJANG

1

2

Page 30: SKRIPSI PEMBAGIAN KEKUASAAN DALAM SISTEM ADAT … · 2018. 10. 11. · 1 BAB I PENDAHULUAN ... berperan sebagai lembaga yang mengurus masalah kenegaraan dan memajukan kesejahteraan

20

Gambar 2.1 Struktur Kelembagaan Adat Ammatoa ( Zainuddin Tika , 2015 )

Keterangan :

……..1. Penghubung dan penasehat adat ri Tanakekea

…….. 2. Penghubung dan penasehat adat ri Tanalohea

3. Pembagian Kekuasaan Adat Ammatoa Kajang

Jabatan pemimpin tertinggi di dalam komunitas dipegang Ammatoa. Jabatan

ini tidak diwariskan atau didasarkan kepada garis keturunan. Sehingga seorang

anak Ammatoa tidak otomatis akan menduduki jabatan bapaknya. Melainkan

melali “seleksi” gaib dengan cara-cara sakral dan amat rahasia.

Seorang Ammatoa dipilih atau terpilih berdasarkan “Penunjukan Tu Rie’

A’ra’na melalui serangkaian tanda-tanda khusus yang hanya diketahui orang-

orang tertentu ( telah mencapai derajat mannuntungi ) yang ikut dalam

pa’ngaroang anyuru’borong ( upacara pengukuhan Amma).

Secara umum, kriteria untuk dapat terpilih menjadi Ammatoa, seseorang

harus memenuhi minimal 3 kriteria, yaitu:

1. Memiliki sifat-sifat empat nilai (lambusu’, gattang, sa’bara’ dan apisona)

yang menonjol.

2. Memiliki wawasan luas dan mendalam mengenai “isi pasang” yang

dipasangkan.

3. Berasal dari “keturunan baik-baik“ ( Konjo: Tu Kentarang ; orang yang

disinari bulan purnama).

Page 31: SKRIPSI PEMBAGIAN KEKUASAAN DALAM SISTEM ADAT … · 2018. 10. 11. · 1 BAB I PENDAHULUAN ... berperan sebagai lembaga yang mengurus masalah kenegaraan dan memajukan kesejahteraan

21

4. Bertanggung jawab terhadap pelestarian Pasang. Dalam kedudukannya

Ammatoa dibantu oleh majelis adat yang disebut Bali Cidong (kolega).

Pemangku adat yang membidangi urusan adat disebut ada’ limayya dijabat

oleh 5 orang sementara pemangku adat urusan penyelenggaraan pemerintahan

disebut karaeng tallua yang dijabat oleh 3 orang. Berikut penjelasannya:

a. Ada’ Limayya ri Tanakekea

Awalnya Ada’ Limayya dijabat oleh anak-anak dari Ammatoa pertama,

begitupun setelah anak-anak Amma Toa tersebut meninggal jabatan ini diduduki

oleh keturunan berikutnya yang didasari dalam Pasang. Namun seiring

berjalannya waktu Ada’ Limayya kemudian diduduki oleh pemerintah setempat

yaitu kepala desa baik yang yang berada dalam kawasan adat maupun yang berada

diluar kawasan. Ada’ limayya beranggotakan lima orang, yaitu:

1) Galla Pantama

Merupakan pemangku adat yang mengurusi secara keseluruhan sektor

pertanian dan perkebunan. Tanah sebagai tempat tumbuhnya segala jenis

tumbuhan merupakan atas permohonan Galla Pantama dengan berbagai bentuk

perjanjian dengan Tu Riek arakna. Galla Pantama juga bertugas dalam merancang

strategi pertanian dan merencanakan situasi terbaik dalam bercocok tanam

diwilayah adat. Saat ini Galla Pantama dijabat oleh Kepala Desa Possi tanah.

2) Galla Kajang

Merupakan pemangku adat yang bertanggung jawab terhadap segala

keperluan dan kelengkapan ritual pa’nganro (berdo‘a) juga berfungsi sebagai

Page 32: SKRIPSI PEMBAGIAN KEKUASAAN DALAM SISTEM ADAT … · 2018. 10. 11. · 1 BAB I PENDAHULUAN ... berperan sebagai lembaga yang mengurus masalah kenegaraan dan memajukan kesejahteraan

22

penegak aturan dan norma dalam Pasang. Saat ini Galla Kajang dijabat oleh

kepala desa tanah jaya.

3) Galla Lombo’

Merupakan pemangku adat yang bertanggung jawab terhadap segala urusan

pemerintahan baik didalam maupun diluar wilayah adat. Galla Lombo’

memadukan antara hukum adat dan hukum negara, Galla Lombo’ juga

merupakan Galla’ pertama yang harus ditemui saat berkunjung kedalam kawasan

adat.

4) Galla Puto

Adalah pemangku adat yang bertugas sebagai juru bicara Ammatoa. Galla

Puto bertugas mengatasi permasalahan baik itu bersifat penanganan masalah,

penyelesain, maupun pengampunan. Galla Puto juga pengawas pelaksanaan

Pasang serta bertindak menyebarluaskan keputusan dan kebenaran yang

ditetapkan Ammatoa.

5) Galla Malleleng

Merupakan pemangku adat yang bertugas mengatur dan mengurusi persoalan

perikanan, secara tidak langsung juga bertindak sebagai penyeimbang dalam

pelestarian ekosistem laut. Galla Malleleng dijabat oleh Kepala Desa Malleleng.

Selain daripada ke lima adat terebut diatas, ada beberapa perangkat adat yang

dibentuk untuk membantu tugas Adat Limayya. Maka dibentuklah adat pelengkap

yang disebut Pattola ada’, yaitu:

Page 33: SKRIPSI PEMBAGIAN KEKUASAAN DALAM SISTEM ADAT … · 2018. 10. 11. · 1 BAB I PENDAHULUAN ... berperan sebagai lembaga yang mengurus masalah kenegaraan dan memajukan kesejahteraan

23

1) Galla Bantalang: sebagai penjaga kelestarian hutan dan sungai pada areal

pengambilan sangka (udang) sekaligus bertanggung jawab dalam pengadaan

udang dalam acara pa‟nganro (berdo‘a).

2) Galla Sapa, bertugas sebagai penanggung jawab tempat tumbuhnya sayuran

(paku) dan sekaligus pengadaan sayuran dalam acara Pa’nganro.

3) Galla Ganta, bertugas sebagai pemelihara tempat tumbuhnya Bambu Buluh

sebagai bahan memasak dalam acara Pa’nganro

4) Galla Anjuru bertanggung jawab terhadap pengadaan lauk pauk yang akan

digunakan pada acara Pa’nganro seperti ikan Sahi, dan Tambelu.

5) Galla Sangkala, pengurus jahe dalam acara Pa’nganro.

6) Lompo Ada‟ berfungsi sebagai penasihat para pemangku ada‘ limayya dan

pattola ada‘ ri tana kekea.

7) Kamula ada‟ sebagai pembuka musyawarah dalam suatu pertemuan.

8) Panre bertanggung jawab dalam penyediaan perlengkapan acara ritual.

b. Ada’ Limayya ri Tanaloheya

Struktur ada’ limayya ri tanaloheya merupakan suatu lemabaga

pemerintahan yang diketahui oleh ammatoa sebagai pengayom atau pelindung

yang dalam istilah pasang disebut pa’langngan atau tempat bernaung.

Struktur adat limayya ri tanaloheya atau rambang luas yaitu sebagai berikut:

1) Galla Anjuru

Galla Anjuru dalam struktur anggota adat limayya di tanaloheya

bertugas mengurus dan mengantar tamu yang mau menghadap ammatoa, jadi

tugas Galla Anjuru identik dengan tugas Galla Puto’ atau ammagalla . Galla

Page 34: SKRIPSI PEMBAGIAN KEKUASAAN DALAM SISTEM ADAT … · 2018. 10. 11. · 1 BAB I PENDAHULUAN ... berperan sebagai lembaga yang mengurus masalah kenegaraan dan memajukan kesejahteraan

24

Anjuru selain sebagai aggota ada’ limayya di tanaloheya, beliau juga kepala

pemerintahan yang dibawah oleh kendali karaeng Kajang yang kedudukannya

sama dengan desa saat ini.

2) Galla Ganta

Galla Ganta selain kedudukannya sebagai anggota adat limayya di

tanaloheya yang bertugas mengawasi dan memlihara hutan adat di bongo’a,

beliau juga dalam struktur pemerintahan merupakan kepala kampung. Galla

Ganta dengan struktur yang baru berada dibawah Galla Tambangan, artinya

Galla Ganta dalam struktur ada’ limayya tetap disebut sebagai Galla akan

tetapi secara struktur pemerintahan beliau sebagai kepala kampung atau setara

dusun saat ini.

3) Galla Sangkala

Galla Sangkala selain Galla Ganta selain kedudukannya sebagai

anggota adat limayya di tanaloheya yang bertugas mengawasi dan

memelihara hutan adat di Sangkala, beliau juga dalam struktur pemerintahan

merupakan kepala kampung. Galla Sangkala dengan struktur yang baru

berada di bawah Galla Tambangan artinya Galla Sangkala dalam struktur

ada’ limayya tetap disebut sebagai Galla, akan tetapi secara struktur

pemerintahan beliau sebagai kepala kampung atau setara dusun saat ini.

4) Galla Sapaya

Galla Sapaya selain kedudukannya sebagai anggota adat limayya di

tanaloheya yang bertugas mengawasi dan memlihara hutan adat di Sapaya,

beliau juga dalam struktur pemerintahan merupakan kepala kampung. Galla

Page 35: SKRIPSI PEMBAGIAN KEKUASAAN DALAM SISTEM ADAT … · 2018. 10. 11. · 1 BAB I PENDAHULUAN ... berperan sebagai lembaga yang mengurus masalah kenegaraan dan memajukan kesejahteraan

25

sapaya dengan struktur yang baru berada di bawah Galla lombok artinya

Galla Sapaya dalam struktur ada’ limayya tetap disebut sebagai Galla, akan

tetapi secara struktur pemerintahan beliau sebagai kepala kampung atau setara

dusun saat ini.

5) Galla Bantalang

Galla Bantalang selain kedudukannya sebagai anggota adat limayya di

tanaloheya yang bertugas mengawasi dan memlihara hutan adat di Bantalang,

beliau juga dalam struktur pemerintahan merupakan kepala kampung. Galla

Bantalang dengan struktur yang baru berada di bawah Galla lombok artinya

Galla Bantalang dalam struktur ada’ limayya tetap disebut sebagai Galla,

akan tetapi secara struktur pemerintahan beliau sebagai kepala kampung atau

setara dusun saat ini.

Struktur ada’ limayya di tanaloheya dimana fungsi dan peranannya

telah diuraikan secara singkat masing-masing akan tetapi perlu diketahui

bahwa ada’ limayya di tana loheya hanya dapat bekerja optimal, jika

didampingi oleh Tutoa Ganta sebagai tokoh pemersatu atau penghubung.

Tugas Tutoa Ganta dalam struktur ada’ limayya di tanaloheya sebagai

mediator atau penghubung baik antara sesama ada’ limayya di tanaloheya

maupun kepada karaeng tallua dan ammatoa serta ada’ limayya di tanakekea.

Ada’ limayya di tanakekea dan ada’ limayya di tanaloheya, juga dikenal

dengan istilah ada’ buttayya yang mempunyai tugas dan fungsi yang berbeda

dan sudah menjadi ketetapan yang tidak bisa diubah oleh siapapun berikut

penjelasannya:

Page 36: SKRIPSI PEMBAGIAN KEKUASAAN DALAM SISTEM ADAT … · 2018. 10. 11. · 1 BAB I PENDAHULUAN ... berperan sebagai lembaga yang mengurus masalah kenegaraan dan memajukan kesejahteraan

26

a) Lompo Karaeng

Lompo Karaeng bertugas mengatur urutan tempat duduk atau Paccidongan

para pemangku adat.

b) Lompo Adat

Lompo adat bertugas mengatur hidangan menurut kedudukan adat dalam

acara adat.

c) Anrong

Bertugas mengatur perlengkapan upacara ritual atau pa’nganro dan

melantik Ammatoa baru.

d) Sanro Kajang

Bertugas memohon doa kepada sang pencipta agar masyarakat Kajang

dijauhkan dari segala malapetaka

Secara struktural kedudukan adat buttaya berada diluar sistem pemerintahan

karaeng tallua dan ada’ limayya akan tetapi lembaga ini sebagai pelengkap.

a) Karaeng Tallua

Karaeng Tallua adalah pemangku adat yang berperan membantu dalam

bidang penyelenggaraan pemerintahan dibawah garis kordinasi ammatoa. Karaeng

Tallua terdiri dari karaeng kajang, sullehatang, dan Anak Karaeng (Moncong

Buloa) yang mempunyai tugas dan fungsi masing-masing. Karaeng Tallua dalam

setiap acara adat bersifat tri tunggal, maksudnya jika salah satu dari ketiganya

sudah hadir meskipun dua yang lain tidak ada ditempat maka Karaeng Tallua

sudah dianggap hadir secara keseluruhan Ramli Palammai dan Andika

Mappasomba (2012). Berikut penjelasannya:

Page 37: SKRIPSI PEMBAGIAN KEKUASAAN DALAM SISTEM ADAT … · 2018. 10. 11. · 1 BAB I PENDAHULUAN ... berperan sebagai lembaga yang mengurus masalah kenegaraan dan memajukan kesejahteraan

27

1. Karaeng Kajang (Labbiriya)

merupakan jabatan yang tanggung jawabnya dalam hal pemerintahan

dan pembangunan sosial kemasyarakatan berdasarkan ketentuan Pasang dan

tidak bertentangan dengan keputusan Ammatoa. Selain itu Karaeng Kajang

juga mandataris Ammatoa sebagai pimpinan pemerintahan dan penghubung

pemerintah diluar kawasan adat. Karaeng Tallua atau Labbiriya dijabat oleh

kepala kecamatan Kajang.

2. Sullehatang

bertanggungjawab sebagai pimpinan administrasi pemerintahan yang

menyebarkan informasi atau berita yang telah ditetapkan oleh Ammatoa di

tanah loheya (diluar kawasan adat).

3. Ana’ Karaeng Tambangan (Moncong Buloa)

bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas pemerintahan adat dan

mengawasi jalannya pelaksanaan pemerintahan adat.

Karaeng Tallua dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh Pattola Karaeng

yaitu sebagai berikut:

a) Tutoa Sangkala mengurusi Lombok kecil dan bulo yang dipakai dalam acara

Paknganro.

b) Angrong Guru sebagai pembuka acara dalam diskusi adat.

c) Pattongko sebagai penjaga batas wilayah.

Page 38: SKRIPSI PEMBAGIAN KEKUASAAN DALAM SISTEM ADAT … · 2018. 10. 11. · 1 BAB I PENDAHULUAN ... berperan sebagai lembaga yang mengurus masalah kenegaraan dan memajukan kesejahteraan

28

d) Loha Karaeng mantan Labbiriya. Loha Karaeng ini juga bisa berperan

sebagai pengganti sementara waktu sebelum adanya Labbiriya yang dilantik

secara adat

e) Kadaha pembantu urusan Galla Pantama.

f) Galla Jojjolo’ sebagai penunjuk dan tapal batas kekuasaan Rambang

Ammatoa dan sekaligus bertindak sebagai kedutaan Ammatoa terhadap

wilayah yang berbatasan dimana ia ditempatkan, misalnya Karaeng Kajang

dengan Karaeng Bulukumpa.

g) Lompo Karaeng sebagai penasehat Karaeng Tallua dan Pattola ri tanah

loheya Ramli Palammai dan Andika Mappasomba (2012).

D. Kerangka Pikir

Masyarakat Ammatoa sebagai komunitas yang patuh terhadap nilai-nilai

Pasang ri Kajang.Ammatoa sebagai pelaksana, penjaga, pelestari, dan penerus

nilai nilai Pasang ri Kajang merupakan figur keteladanan bagi masyarakat

Kajang.

Ammatoa sangat berpengaruh dalam aspek kehidupan masyarakat Kajang.

Dalam amanat Pasang Ammatoa merupakan pemimpin tertinggi dalam

kelembagaan pemerintahan adat. Kelembagaan inilah yang kemudian disebut

Ada’ Limayya Karaeng Tallua. 1). Karaeng Tallua, 2). Ada’ Lima Ri Tana Kekea,

3). Ada’ Lima Ri Tana Loheya.

Sebagaimana yang diketahui bahwa kekuasaan Ammatoa sebagai pejabat

tertinggi pemerintahan dan politik di kawasan adat, perlahan namun pasti terlihat

mengalami penurunan peran menjadi sebatas pemimpin adat. Tatanan adat yang

Page 39: SKRIPSI PEMBAGIAN KEKUASAAN DALAM SISTEM ADAT … · 2018. 10. 11. · 1 BAB I PENDAHULUAN ... berperan sebagai lembaga yang mengurus masalah kenegaraan dan memajukan kesejahteraan

29

telah berjalan secara turun temurun melebur kedalam konstalasi sistem

negara.Untuk mengetahui secara ringkas alur konseptual yang digunakan dalam

memetakan dan mengurai masalah yang diangkat dalam penelitian ini,dapat

terlihat dalam skema sebagai berikut:

Bagan Kerangka Pikir

E. Fokus Penelitian

Pembagian Kekuasaan dalam sistem adat Ammatoa Kajang terdiri atas tiga

variabel yaitu: (1) Karaeng Tallua, (2) Ada’ Lima Ri Tana Kekea, (3) Ada’ Lima

Ri Tana Loheya dalam mencapai hidup kamase-mase (hidup sederhana).

F. Deskripsi Fokus Penelitian

Ammatoa sangat berpengaruh dalam aspek kehidupan masyarakat adat

Kajang. Dalam amanat Pasang Ammatoa merupakan pucuk tertinggi dalam

kelembagaan pemerintahan adat. Kepemimpinan Ammatoa tidak serta merta

1. Karaeng Tallua 2. Ada’ Lima Ri Tana Kekea 3. Ada’ Lima Ri Tana Loheya

Pembagian Kekuasaan Dalam Sistem Adat AMMATOA KAJANG Di Kec. Kajang

Hidup Kamase-mase

Indikator Pembagian Kekuasaan

Page 40: SKRIPSI PEMBAGIAN KEKUASAAN DALAM SISTEM ADAT … · 2018. 10. 11. · 1 BAB I PENDAHULUAN ... berperan sebagai lembaga yang mengurus masalah kenegaraan dan memajukan kesejahteraan

30

menangani semua permasalahan melainkan melalui hierarki pendelegasian

kewenangan. Maksudnya jika ada persoalan di tingkat dusun, maka diselesaikan

oleh pejabat berwenang begitupun didesa. Kalau persoalan tersebut tidak

terselesaikan barulah Ammatoa mengambil keputusan, meski semua keputusan

yang diambil oleh pejabat pembantu Ammatoa berdasarkan petuah-petuahnya.

Adapun pembagian kekuasaan dalam Sistem Adat Ammatoa Kajang adalah

sebagai berikut:

1. Karaeng Tallua

Karaeng Tallua adalah pemangku adat yang berperan membantu dalam

bidang penyelenggaraan pemerintah dibawah garis kordinasi ammatoa. Karaeng

Tallua terdiri dari (a) karaeng kajang, (b) sullehatang, dan (c) Anak Karaeng

(Moncong Buloa). Karaeng Tallua dalam setiap acara adat bersifat tri tunggal,

maksudnya jika salah satu dari ketiganya sudah hadir meskipun dua yang lain

tidak ada ditempat maka Karaeng Tallua sudah dianggap hadir secara

keseluruhan.

2. Ada’ Lima Ri tana Kekea

Ada’ Lima dijabat oleh anak-anak dari Ammatoa pertama, begitupun

setelah anak-anak Ammatoa tersebut meninggal jabatan ini diduduki oleh

keturunan berikutnya yang didasari dalam Pasang. Namun seiring berjalannya

waktu Ada’Lima kemudian diduduki oleh pemerintah setempat yaitu kepala

desa baik yang yang berada dalam kawasan adat maupun yang berada diluar

kawasan. Ada’ lima beranggotakan lima orang, yaitu , (a) Galla Pantama , (b)

Galla Kajang ,(c) Galla Puto , (d) Galla Lombok , (e) Galla Malleleng.

Page 41: SKRIPSI PEMBAGIAN KEKUASAAN DALAM SISTEM ADAT … · 2018. 10. 11. · 1 BAB I PENDAHULUAN ... berperan sebagai lembaga yang mengurus masalah kenegaraan dan memajukan kesejahteraan

31

3. Ada’ Lima Ri Tana Loheya

Struktur ada’ limayya ri tanaloheya merupakan suatu lemabaga

pemerintahan yang diketahui oleh ammatoa sebagai pengayom atau

pelindung yang dalam istilah pasang disebut pa’langngan atau tempat

bernaung. Struktur adat limayya ri tanaloheya atau rambang luas yaitu (a)

Galla Anjuru, (b) Galla Ganta, (c) Galla Sangkala, (d) Galla Sapaya, (e) Galla

Bantalang

Page 42: SKRIPSI PEMBAGIAN KEKUASAAN DALAM SISTEM ADAT … · 2018. 10. 11. · 1 BAB I PENDAHULUAN ... berperan sebagai lembaga yang mengurus masalah kenegaraan dan memajukan kesejahteraan

32

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan 2 bulan, dari bulam maret sampai bulan juni

2018 setelah seminar proposal di Kawasan Adat Ammatoa Kajang Kecamatan

Kajang, Kabupaten Bulukumba.

B. Jenis dan Tipe Penelitian

1. Jenis penelitian

Penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian kualitatif yaitu dimana

obyek atau masalah yang dipilih, diamati, dan dianalisa secara menyeluruh

sebagai suatu kesatuan dengan tujuan akan memperoleh informasi yang dianggap

dapat mewakili.

2. Tipe penelitian

Tipe penelitian yang digunakan yaitu penelitian fenomenologi yang

bertujuan untuk memporoleh gambaran umum dan menjelaskan Pembagian

Kekuasaan dalam Sistem Adat Ammatoa Kajang di Kecamatan Kajang

Kabupaten Bulukumba.

C. Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini, ada dua yaitu:

1. Data Primer

Yakni data dan informasi yang langsung dikumpulkan dari lokasi penelitian

melalui informan yang telah dipilih dengan menggunkan teknik wawancara.

2. Data Sekunder

Page 43: SKRIPSI PEMBAGIAN KEKUASAAN DALAM SISTEM ADAT … · 2018. 10. 11. · 1 BAB I PENDAHULUAN ... berperan sebagai lembaga yang mengurus masalah kenegaraan dan memajukan kesejahteraan

33

Yakni data dan informasi yang mengandung data primer , yang diperoleh

lewat dokumen ataupun data yang tersimpan di website yang berhubungan dengan

permasalaha yan dibahas .

D. Informan Penelitian

Informan adalah orang-orang yang betul-betul paham atau pelaku yang

terlibat langsung dengan permasalahan penelitian. Informan dalam penelitian ini

dipilih karena paling banyak mengetahui atau terlibat langsung dalam urusan

kebudayaan dan pariwisata di lingkup Pemerintah Daerah Kabupaten Bulukumba.

Pemilihan informan dalam penelitian ini dengan cara purposive sampling.

Yaitu, teknik penarikan sampel secara subjektif dengan maksud atau tujuan

tertentu, yang menganggap bahwa informan yang dipilih tersebut memiliki

informasi yang diperlukan bagi penelitian yang sedang dilakukan.

Adapun yang menjadi menjadi informan pada penelitian ini adalah:

No Nama Inisial Jabatan Keterangan 1 A.Muh Guntur MG Staf Kantor Camat Kajang 1 Orang 2 Abd Salam AS Kepala Desa Tanah Towa 1 Orang 3 A.Abu Ayyub AA Anak Karaeng Tambangan 1 Orang 4 Puto Duppa PD Galla Kajang 1 Orang 5 Jamaluddin.T JT Galla Malleleng 1 Orang 6 Saguni SG Galla Pantama 1 Orang 7 Puto Hading PH Masyarakat Adat Kajang 1 Orang

Jumlah informan 7 Orang

E. Teknik Pengumpulan Data

Mendapatkan data-data dan keterangan yang diperlukan dalam penyusunan

penelitian ini, penulis menggunkan beberapa metode pengumpulan data yaitu :

Page 44: SKRIPSI PEMBAGIAN KEKUASAAN DALAM SISTEM ADAT … · 2018. 10. 11. · 1 BAB I PENDAHULUAN ... berperan sebagai lembaga yang mengurus masalah kenegaraan dan memajukan kesejahteraan

34

1. Observasi, yaitu pengumpulan data dengan cara mengadakan pengamatan

langsung terhadap objek penelitian di kawasan adat ammatoa Kajang,

Kecamatan Kajang, Kabupaten Bulukumba.

2. Wawancara, yaitu dengan berdialog secara langsung baik secara bebas

maupun mendalam pada informan tentang pembagaian kekuasaan dalam

sistem pemerintahan adat ammatoa Kajang.

3. Dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data melalui catatan yang telah di

dokumentasikan oleh instansi atau lembaga terkait. Dokumen dapat diperoleh

dari berbagai sumber seperti surat kabar, majalah, dokumen-dokumen, dan

media informasi lain yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

F. Teknik Analisis Data

Analisi data adalah langkah selanjutnya uuntuk mengolalah data, dimana

data menggunakan deskriptif kualitatif .Deskriptif kualitatif adalah penelitian

yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripskan atau

menggambarkan data yang telah terkumpulkan sebagaimana adanya tanpa

membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisi.Untuk

memperjelas gambaran hasil penelitian maka digunakan analisis data yaitu:

1. Reduksi Data

Reduksi data merupakan komponen pertama analisis data yang

mempertegas, memperpendek, membuat fokus, membuang hal yang tidak penting

dan mengatur data sedemikian rupa sehingga simpulan peneliti dapat dilakukan.

2. Sajian Data

Page 45: SKRIPSI PEMBAGIAN KEKUASAAN DALAM SISTEM ADAT … · 2018. 10. 11. · 1 BAB I PENDAHULUAN ... berperan sebagai lembaga yang mengurus masalah kenegaraan dan memajukan kesejahteraan

35

Sajian data merupakan suatu rakitan informasi yang memungkinkan

kesimpulan. Secara singkat dapat berarti cerita sistematis dan logis supaya makna

peristiwa menjadi lebih mudah dipaham.

3. Penarikan Kesimpulan

Dalam awal pengumpulan data peneliti sudah harus mulai mengerti apa arti

dari hal-hal yang ia temui dengan mencatat peraturan-peraturan sebab akibat , dan

sebagai proporsi sehingga penarikan kesimpulan dapat dipertanggung jawabkan

(Sugiono, 2009).

G. Keabsahan Data

Keabsahan data dalam penelitian ini diperiksa dengan menggunkan teknik

triangulasi . Triangulasi bermakna silang yakni mengadakan pengecekan akan

kebenaran data yang akan dikumpulkan dari sumber data dengan menggunkan

teknik pengumpulan data yang lain serta pengecekan pada waktu yang berbeda .

1. Triangulasi Sumber

Triangulasi sumber dilakukan dengan cara mengecek pada data sumber lain

yang telah diperoleh sebelumnya.

2. Triangulasi Metode

Triangulasi metode bermakna data yang diperoleh dari suatu sumber dengan

menggunkan metode atau teknik tertentu, diuji keakuratan atau

ketidakakuratannya .

3. Triangulasi Waktu

Triangulasi waktu berkenaan dengan waktu pengambilan data penelitian.

Page 46: SKRIPSI PEMBAGIAN KEKUASAAN DALAM SISTEM ADAT … · 2018. 10. 11. · 1 BAB I PENDAHULUAN ... berperan sebagai lembaga yang mengurus masalah kenegaraan dan memajukan kesejahteraan

36

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Karakteristik Tentang Objek Penelitian

1. Profil Daerah Penelitian

Penulis berusaha memberikan gambaran umum daerah penelitian, yang

sangat memberikan andil dalam pelaksanaan penelitian terutama pada saat

pengambilan data, dalam hal ini untuk menentukan teknik pengambilan data yang

digunakan terhadap suatu masalah yang diteliti. Pentingnya mengetahui daerah

penelitian, agar dalam pengambilan data dapat memudahkan pelaksanaan

penelitian dengan mengetahui situasi baik dari segi kondisi wilayah, jarak tempuh

dan karakteristik masyarakat sebagai objek penelitian.

Kabupaten Bulukumba adalah salah satu daerah tingkat II di Provinsi

Sulawesi Selatan, Indonesia. Ibu kota kabupaten ini terletak di Kota Bulukumba.

Kabupaten ini memiliki luas wilayah 1.154,67 km² dan berpenduduk sebanyak

413.229 jiwa (sensus penduduk tahun 2016). Kabupaten Bulukumba memiliki 10

kecamatan, 28 kelurahan, serta 108 desa. ( Kabupaten Bulukumba dalam angka

2016).

2. Visi Misi Pemerintah Kabupaten Bulukumba

a. Visi

Masyarakat Bulukumba yang sejahtera dan terdepan melalui optimalisasi

potensi daerah dengan penguatan ekonomi kerakyatan yang dilandasi pada

pemerintahan yang demokratis dan religius .

b. Misi

Page 47: SKRIPSI PEMBAGIAN KEKUASAAN DALAM SISTEM ADAT … · 2018. 10. 11. · 1 BAB I PENDAHULUAN ... berperan sebagai lembaga yang mengurus masalah kenegaraan dan memajukan kesejahteraan

37

1. Meningkatkan pelayanan hak dasar masyarakat di bidang infrakstruktur,

kesehatan , dan pendidikan yang merata dan berkeadilan.

2. Mengoptimalkan penataan dan pemanfaatan potensi daerah.

3. Mendorong pertumbuhan dan pemerataan ekonomi pada berbagai sector

dan wilayah.

4. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang berjiwa kompetitif.

5. Peningkatan tata kelolah pemerintahan yang baik (Good Govermance ) dan

bersih ( Clean Govermance ) serta penegakan supremasi hokum dan hak

asasi manusia.

6. Meningkatkan kerja sama antar daerah untuk menciptakan peluang

kesejahteraan masyarakat dan terbangunnya sinergitas antar daerah.

7. Penataan ruang dan pelestariaan sumber daya alam dan lingkungan,

budaya , dan penanggulangan budaya.

8. Mendorong terciptanya iklim demokrasi yang kondusif, suasana

aman,tertib dan religious didalam kehidupan masyarakat.

Secara geografis Kabupaten Bulukumba terletak pada koordinat antara 5°20

sampai 5°40 Lintang Selatan dan 119°50 sampai 120°28 Bujur Timur. Secara

kewilayahan, Kabupaten Bulukumba berada pada kondisi empat dimensi, yakni

dataran tinggi pada kaki Gunung Bawakaraeng – Lompobattang, dataran rendah,

pantai dan laut lepas. Kabupaten Bulukumba terletak di ujung bagian selatan ibu

kota Propinsi Sulawesi Selatan, terkenal dengan kawasan adat Amma Toa, wisata

bahari, serta industri perahu phinisi yang banyak memberikan nilai tambah

ekonomi bagi masyarakat dan Pemerintah Daerah. Luas wilayah Kabupaten

Page 48: SKRIPSI PEMBAGIAN KEKUASAAN DALAM SISTEM ADAT … · 2018. 10. 11. · 1 BAB I PENDAHULUAN ... berperan sebagai lembaga yang mengurus masalah kenegaraan dan memajukan kesejahteraan

38

Bulukumba 1.154,67 Km2 dengan jarak tempuh dari Kota Makassar sekitar 153

Km.

Adapun lokasi penelitian yang dilaksanakan penulis yaitu di Kawasan adat

Amma Toa, Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba. Persisnya terletak di desa

Tanah Towa, sekitar 67 KM arah utara Ibu Kota Kabupaten Bulukumba.Secara

keseluruhan Luas lokasi desa Tana Towa ini yaitu 972 ha,terbagi atas luas

pemukiman 169 ha, persawahan 93 ha,perkebunan 30 ha, kuburan 5 ha,

pekarangan 95 ha, perkantoran 1 ha, prasarana umum lain 5 ha dan hutan 331,17

ha dengan morfologi perbukitan serta bergelombang.Secara topografi ketinggian

wilayah Desa Tanah Towa yaitu sekitar 50-200 Mdpl. Tanaman yang

dibudidayakan diantaranya padi, jagung, coklat, kopi, dan sebagainya. Curah

hujan di desa Tanah Towa antara 1500 – 2000 mm/tahun, kelembapan udara 70 %

per tahun dengan suhu udara rata rata 13-29 0C. Masyarakat Amma Toa

mendiami 7 dari 9 dusun di desa Tanah Towa. Dua Dusun lain berada diluar

kawasan Amma Toa yang kehidupannya lebih maju dan beradaptasi dengan

modernitas secara langsung yaitu Dusun Jannayya dan Dusun Balagana. Pusat

kegiatan masyarakat adat Amma Toa terletak di Dusun Benteng yang juga didiami

oleh Amma Toa sebagai pemimpin adat. Masyarakat adat Amma Toa juga

tersebar di beberapa desa antara lain, Desa Tanah Towa, Desa Bonto Baji, Desa

Malleleng, Desa Pattiroang, Desa Batu Nilamung, dan sebagian Desa Tambangan.

3. Keadaan Sosial Budaya

Berikut profil desa Tanah Towa dalam tabel (data diambil berdasarkan

Data Profil Desa Tahun 2017) :

Page 49: SKRIPSI PEMBAGIAN KEKUASAAN DALAM SISTEM ADAT … · 2018. 10. 11. · 1 BAB I PENDAHULUAN ... berperan sebagai lembaga yang mengurus masalah kenegaraan dan memajukan kesejahteraan

39

1. Luas Wilyah

Table 4.1

Luas Wilayah Menurut Penggunaan

No. Peruntuk Wilayah Luas

1. Luas tanah sawah 52,00 Ha

2. Luas tanah kering 207,00 Ha

3. Luas tanah basah 0,00 Ha

4. Luas tanah perkebunan 125,00 Ha

5. Luas fasilitas umum 14,00 Ha

6. Luas tanah hutan 331,00 Ha

Total luas 729,00 Ha

Sumber : Profil Desa Tanah Towa Tahun 2017

2. Jumlah Penduduk

Penduduk Desa Tanah Towa tahun 2017 berjumlah 4504 jiwa. Berikut

penjabarannya dalam tabel :

Tabel 4.2

Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin

No. Jenis Kelamin Jumlah

1. Laki-Laki 2109 Orang

2. Perempuan 2396 Orang

Total 4505 Orang

Sumber : Profil Desa Tanah Towa Tahun 2017

Page 50: SKRIPSI PEMBAGIAN KEKUASAAN DALAM SISTEM ADAT … · 2018. 10. 11. · 1 BAB I PENDAHULUAN ... berperan sebagai lembaga yang mengurus masalah kenegaraan dan memajukan kesejahteraan

40

3. Pendidikan

Tabel 4.3

Keadaan Pendidikan Masyarakat

No. Pendidikan Laki-Laki Perempuan

1. Buta Huruf 1147 Orang 1344 Orang

2. TK / Play Group 22 Orang 32 Orang

3. SD / Sederajat 56 Orang 49 Orang

4. SMP / Sederajat 56 Orang 46 Orang

5. SMA / Sederajat 57 Orang 44 Orang

6. D1/D2/D3/S1/S2//S3 28 Orang 20 Orang

Total 1366 Orang 1535 Orang

Sumber : Profil Desa Tanah Towa Tahun 2017

Pemerintah melalui program wajib belajar 12 tahun berusaha untuk

memastikan usaha pengembangan dan peningkatan sumber daya manusia melalui

keterjangkauan pendidikan sampai ke pelosok desa. Melalui program ini maka

diharapkan terciptanya sumber daya manusia yang mampu bersaing semenjak dari

pedesaan, hal ini terlihat dari keseriusan pemerintah mengusahakan fasilitas

berupa Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, maupun Sekolah Menengah

Atas di Desa Tanah Towa. Meski dalam realitasnya, warga desa Tanah Towa

kebanyakan hanya menyelesaikan jenjang pendidikannya sampai ke tingkat

Sekolah Dasar. Setidaknya hal ini mampu menekan jumlah warga yang buta

huruf.

Page 51: SKRIPSI PEMBAGIAN KEKUASAAN DALAM SISTEM ADAT … · 2018. 10. 11. · 1 BAB I PENDAHULUAN ... berperan sebagai lembaga yang mengurus masalah kenegaraan dan memajukan kesejahteraan

41

4. Kesehatan

Dalam rangka pemenuhan fasilitas kesehatan, Pemerintah Daerah

memberikan perhatian yang serius ke desa-desa. Khusus di desa Tanah Towa

melalui data Kecamatan Kajang Dalam Angka 2017 terdapat 1 (satu) Puskesmas,

1 (satu) Puskesmas Pembantu, dan 5 (lima) Posyandu.

Tenaga kesehatan seperti dokter, perawat, maupun bidang tentu sangat

dibutuhkan dalam menjamin keterjangkauan layanan kesehatan ke desa-desa. Di

desa Tanah Towa terdapat 1 (satu) dokter, 7 (tujuh) perawat, 5 (lima) bidan, l

(satu) laboraturium kesehatan ,serta 5(lima) dukun bersalin terlatih.

B. PEMBAGIAN KEKUASAAN DALAM SISTEM ADAT AMMATOA

Sistem pemerintahan adat Kajang terdapat susunan atau struktur adat yang

berfungsi untuk mengatur jalannya sistem pemerintahan adat diwilayah kekuasaan

suku kajang. Suku kajang dalam menjalankan pemerintahannya mempunyai

beberapa pemimpin adat yang berada diwilayahnya masing-masing yang

dijalankan sesuai dengan tugas dan funsinya masing-masing. Untuk mrngetahui

pembagian kekuasaan Adat Ammatoa kajang dalam mencapai hidup kamase-mase

variabel penelitian yaitu: (1) Karaeng Tallua, (2) Ada Lima Ri Tana Kekea, (3)

Ada Lima Ri Tana Loheya.

1. Karaeng Tallua

Karaeng Tallua adalah pemangku adat yang berperan membantu dalam

bidang penyelenggaraan pemerintah dibawah garis kordinasi ammatoa. Karaeng

Tallua terdiri dari: (a) Karaeng, kajang, (b) Sullehatang, (c) Anak Karaeng

Tambangan (Moncong Buloa). Karaeng Tallua dalam setiap acara adat bersifat tri

Page 52: SKRIPSI PEMBAGIAN KEKUASAAN DALAM SISTEM ADAT … · 2018. 10. 11. · 1 BAB I PENDAHULUAN ... berperan sebagai lembaga yang mengurus masalah kenegaraan dan memajukan kesejahteraan

42

tunggal, maksudnya jika salah satu dari ketiganya sudah hadir meskipun dua yang

lain tidak ada ditempat maka Karaeng Tallua sudah dianggap hadir secara

keseluruhan. Berikut penjelasannya:

a) Labiria (Karaeng Kajang)

Karaeng Kajang (Labbiria), merupakan jabatan yang tanggung jawwabnya

dalam hal pemerintahan dan pembangunan sosial kemasyarakatan berdasarkan

ketentuan Pasang dan tidak bertentangan dengan keputusan Ammatoa.

Wawancara dengan bapak H. Guntur sebagai La’biriah (Karaeng Kajang)

sebagai berikut:

“iyanjo pammentenganna ri lalan batena nipasalungi la’biria (Karaeng Kajang). Iyaminjo lampasisilolongangngi gau’na tau lalangnga na gau’na tau pantarangnga” Artinya: Jabatan La’biria (Karaeng Kajang) mempunyai tugas untuk membantu masyarakat adat yang berada didalam kawaasan adat ammatoa maupun diluar kawasan ammatoa. (hasil wawancara dengan AG, 04/07/2018).

Selain itu Karaeng Kajang juga mandataris dari Ammatoa sebagai pimpinan

pemerintahan dan penyambung pemerintah di luar kawasan adat. Dalam hal ini

struktur jabatan Labiria (Karaeng Kajang) dipegang oleh Andi Guntur, yang juga

merangkap sebagai camat Kecamatan Kajang.

Berdasarkan hasil wawancara tersebut diatas, penulis berkesimpulan bahwa

jabatan Labbiriya (Karaeng Kajang) dengan tugas dan fungsinya mengurus

masyarakat adat yang berada diwilayah adat ammatoa dan masyarakat luar, itu

menunjukkan bahwa masyarakat adat dalam melakukan aktifitasnya diluar

wilayah adat kajang senantiasa dibantu dan diarahkan oleh pemerintahaan adat,

dalam hal ini jabatan labbiriya.

Page 53: SKRIPSI PEMBAGIAN KEKUASAAN DALAM SISTEM ADAT … · 2018. 10. 11. · 1 BAB I PENDAHULUAN ... berperan sebagai lembaga yang mengurus masalah kenegaraan dan memajukan kesejahteraan

43

Hal senada juga disampaikan oleh salah seorang masyarakat adat kajang

mengatakan bahwa:

“riolo tugas karaeng kajang (labbirya) iyamintu punna rie pakkeona ammatoa rurung kerajaan gowa iyya alampa Ammatoa tala kulle nasalai tana kajang” (hasil wawancara dengan PH 10/07/2018) artinya: tugas Karaeng Kajang (Labbiriya) kalau Ammatoa dipanggil oleh kerajaan Gowa yang menghadiri adalah Karaeng Kajang karena ammatoa tidak bisa meninggalkan kajang. Berdasarkan hasil wawancara diatas, penulis dapat mengambil kesimpulan

bahwa, ketika ada urusan Ammatoa diluar kajang maka yang menghadiri adalah

Labbiriya, karena Ammatoa tidak dapat meninggalkan daerah kawasan adat

Ammatoa.

b) Sullehatang

Sullehatang, merupakan jabatan yang tugasnya sebagai pemimpin

administrasi pemerintahan dan yang menyebarkan informasi atau berita dari

ketentuan yang telah ditetapkan Ammatoa sebagai pemimpin tertinggi.

Wawancara dengan salah satu wargaa masyarakat adat ammatoa sebagai

berikut:

“iyya injo nikuayya sullehatang, iyya minja langpalelei carita lebbana ammattoa ri tau ta’balayya” artinya: jabatan sullehatang mempunyai tugas untuk menyebarluaskan informasi hasil keputusan yang dibuat ammatoa kepada masyarakat adat. (hasil wawancara dengan PH 08/07/2018).

Berdasarkan hasil wawancara tersebut diatas, penulis berkesimpulan bahwa,

sullehatan sangat berperang penting dalam menyebarkan keputusan yang sudah

ditetapkan oleh ammatoa kepada masyarakat adat ammatoa.

c) Anak Karaeng Tambangan (Moncong Buloa)

Page 54: SKRIPSI PEMBAGIAN KEKUASAAN DALAM SISTEM ADAT … · 2018. 10. 11. · 1 BAB I PENDAHULUAN ... berperan sebagai lembaga yang mengurus masalah kenegaraan dan memajukan kesejahteraan

44

Anak Karaeng Tambang (Moncong Buloa), merupakan jabatan yang

tugasnya sebagai penanggung jawab atas pelaksanaan tugas pemerintahan adat

dan mengawasi segala jalannya sistem pelaksanaan tugas pemerintahan adat.

Selain itu, Menurut A. Muhammad Guntur yang juga sebagai Labbiria.

Karaeng Tallu dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya juga dibantu

oleh pembantu adat lainnya yang biasa disebut Pattola Karaeng, berikut

wawancara dengan salah satu pemangku adat yang saat ini juga menjabat sebagai

Labbiriya (Karaeng Kajang).

“Pattola Karaeng,Tutoa Sangkala,Anrong Guru,Pattongko,Loha Karaeng,Kadaha,Galla Jojjolo,Lompo Karaeng,yang mempunyai fungsi dan tugas yang berbeda-beda” (wawancara A.G 04/07/2018)

Berdasarkan hasil wawancara tersebut diatas penulis berkesimpulan bahwa,

dalam menjalankan tugas dan fungsi Karaeng Tallua dibantu oleh beberapa

pemangku adat yang mempunyai fungsi dan tugas yang berbeda, ini menunjukka

bahwa Karaeng Tallua mempunyai garis kordinasi dengan pemangku adat yang

lain yaitu:

1) Tutoa Sangkala

Tutoa Sangkala mengurus lombok kecil dan bulo yang dipakai dalam acara

Panganro.

2) Anrong Guru

Angrong Guru sebagai pembuka bicara dalam diskusi Adat.

3) Pattongko

Pattongko sebagai penjaga batas wilayah adat ammatoa.

4) Loha Karaeng

Page 55: SKRIPSI PEMBAGIAN KEKUASAAN DALAM SISTEM ADAT … · 2018. 10. 11. · 1 BAB I PENDAHULUAN ... berperan sebagai lembaga yang mengurus masalah kenegaraan dan memajukan kesejahteraan

45

Loha Karaeng sebagai penghargaan karena berhasil menjabat Karaeng

dengan baik dan Aman yang sangat berlangsung lama.

5) Kadaha

Kadaha sebagai pembantu Galla Pantama

6) Galla Jojjolo

Galla Jojjolo sebagai penunjuk dan Tapal Batas kekuasaan Rambang

Ammatoa dan sekaligus bertindak sebagai Kedutaan Ammatoa terhadap

wilayah yang berbatasan dimana dia ditempatkan, misalnya Karaeng Kajang

dengan Karaeng Bulukumpa.

7) Lompo Karaeng

Lompo Karaeng sebagai penasehat Karaeng Tallu dan Pattola Karaeng ri

Tana Lohea. Lompo Karaeng dapat memberikan nasehat kepada Karaeng

Talluaa dan Pattola Karaeng Ri Tana Lohea.

2. Adat Lima Ri Tanah Kekea

Dalam struktural pemerintahan adat Kajang, selain Ammatoa sebagai

pemimpin adat tertinggi dalam sistem kelembagaan adat Kajang, Ammatoa

kemudian dibantu oleh beberapa perangkat pemimpin adat lainnya yang dikenal

Ada’ Lima, Karaeng Tallua, adalah pemimpin adat yang ditempatkan dibeberapa

wilayah kekuasaan adat Ammatoa Kajang, masinng-masing Ada’ Lima dibagi

mejadi dua yaitu Ada’ Lima Ri Tanah Kekea (Pemimpin adat yang berada didalam

wilayah kawasan kajang dalam) (a) Galla’ Pantama, (b) Galla’ Kajang, (c) Galla’

Lombok,(d) Galla’ Puto, (e) Galla’ Malleleng.

2.a) Galla Pantama

Page 56: SKRIPSI PEMBAGIAN KEKUASAAN DALAM SISTEM ADAT … · 2018. 10. 11. · 1 BAB I PENDAHULUAN ... berperan sebagai lembaga yang mengurus masalah kenegaraan dan memajukan kesejahteraan

46

Galla’ Pantama, merupakan Galla yang mengurusi secara keseluruhan

sektor pertanian dan perkebunan. Tanah sebagai tempat tumbuhnya segala jenis

tumbuhan merupakan atas permohonan Galla Pantama dengan bergagai bentuk

perjanjian memperlakukannya sebagai ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Selain itu

Galla Pantama juga bertugas dalam merancang strategi pertanian dan

merencanakan situasi terbaik dalam hal bercocok tanam diwilayah adat. Berikut

hasil wawancara penulis dengan informan yang juga menjabat sebagai Galla

pantama saat ini:

“Tugas Galla Pantama itu seperti menteri pertanian dia yang mengurusi segala pertanian yang ada di kawasan adat Ammatoa,Galla pantama yang mencari hari baik ketika waktu tanam padi tiba”(wawancara S.G 17/04/2018)

Dari hasil wawancara tersebut diatas penulis dapat mengambil sebuah

kesimpulan, bahwa Galla Pantama mempunyai tugas dan fungsi untuk mengelola

dalam bidang pertanian dalam wilayah masyarakat hukum adat Ammatoa Kajang.

Tentu untuk memenuhi kebutuahan bahan pangan masyarakat adat Ammatoa

Kajang.

2.b) Galla Kajang

Galla Kajang, merupakan Galla yang bertanggung jawab terhadap segala

keperluan dan perlengkapan dalam ritual Pa’nganro (berdoa) selain itu Galla

Kajang juga berfungsi sebagai penegak aturan dan norma-norma ajaran dalam

Pasang Ri Kajang. Galla kajang juga membantu Galla Pantama dalam

menjalankan tugasnya. Berikut hasil wawancara dengan salah satu pemangku adat

yang saat juga menjabat sebagai Galla Kajang sebagi berikut:

Page 57: SKRIPSI PEMBAGIAN KEKUASAAN DALAM SISTEM ADAT … · 2018. 10. 11. · 1 BAB I PENDAHULUAN ... berperan sebagai lembaga yang mengurus masalah kenegaraan dan memajukan kesejahteraan

47

“...Injo tugasna Galla kajang appasadia barang-barang lani pakea ri pa’nganroa rurung, punna rie pelanggarang ada’ iyya angputuskanngi punna anre nakulle angngalle keputusan nampa nierang alampa ri ammatoa...” artinya: tugas Galla Kajang menyediakan perlengkapan untuk ritual pa’nganro dan ketika ada pelanggaran adat dia yang menangani, tapi ketika tidak ada keputusan untuk permasalahan tersebut baru kemudian dibawa ke ammatoa. (wawancara Galla Kajang, PD, 17/04/2018). Berdasarkan hasil wawancara tersebut diatas, penulis dapat mengambil

kesimpulan bahwa, Galla Kajang mempunyai dua tugas yaitu untuk menyediakan

keperluan dalam ritual pa’nganro, selain itu tugasnya juga sebagai hakim ketika

ada masyarakat adat yang melanggar aturan. Tapi ketika masalah ini tidak bisa

diselesaikan barulah kemudian di bawah ke ammmatoa, diadakan musyawara

dengan pemangku adat yang lain dan masyarakat yang melanggar aturan adat

yang telah ditetapkan dari dulu sampai sekarang.

2.c) Galla Lombok

Galla Lombok merupakan Galla yang bertanggungjawab terhadap segala

urusan pemerintahan baik didalam maupun diluar wilayah Ammatoa. Menurut

keyakinan masyarakat setempat Galla Lombok juga yang memadukan dan

mensingkrongkan hukum adat dan hukum nasional karena keberadaan Galla

Lombok atas kehendak Tau Rie’ A’ra’na maka bumi ini menjadi tenang sehingga

kita tidak merasakan getaran gravitasi bumi yang begitu cepat. Galla Lombok

juga merupakan Galla yang pertama ditemui saat ingin berkunjung kedalam

kawasan adat Ammatoa.

Berikut wawancara dengan salah satu pemangku adat yang saat ini juga

menjabat sebagai Galla Lombok sebagai berikut:

“Naiyya jamamanna i Galla lombok batena nipasalungi pa’galarangan ri ada’iyya, iyyami langpasilolongangi tau pantarayya lunangtamaa ri

Page 58: SKRIPSI PEMBAGIAN KEKUASAAN DALAM SISTEM ADAT … · 2018. 10. 11. · 1 BAB I PENDAHULUAN ... berperan sebagai lembaga yang mengurus masalah kenegaraan dan memajukan kesejahteraan

48

wilayana i bohe (ammatoa)...” artinya: tugas dan fungsi Galla Lombok yaitu untuk mengurusi orang-orang luar yang akan memasuki wilayah hukum masyarakat adat kajang. ( wawancara Galla Lombok, AS, 20/05/2018).

Berdasarkan hasil wawancara tersebut diatas, penulis dapat mengambil

kesimpulan bahwa, tugas dan fungsi Galla Lombok yaitu sebagai penghubung

dengan ammatoa ketika ada masyarakat luar kajang yang akan memasuki kawasan

adat ammatoa, orang yang pertama harus ditemui adalah Galla lombok.

2.d)Galla Puto

Galla Puto, merupakan juru bicara Ammatoa. Galla Puto bertugas dalam

mengatasi segala permasalahan baik bersifat penanganan, penyelesaian, dan

pengampunan. Galla Puto juga sebagai pengawas langsung tentang pelaksanaan

Pasang serta bertindak menyebarluaskan keputusan dan kebenaran yang

senantiasa diterapkan oleh Ammatoa berdasarkan Pasang.

2.e)Galla Malleleng

Galla Maleleng, Merupakan Galla yang tugasnya bertanggungjwab dalam

hal mengatur dan mengurusi persoalan perikanan. Galla Maleleng juga tugasnya

menjadi sangat penting karena persoalan perikanan dalam kehidupan sangatlah

penting sehingga keberadaanya diharapkan mampu menjadi penyeimbang dalam

hal pelestarian ekosistem dalam air. Berikut wawancara dengan salah satu

pemangku adat yaaitu Galla Malleleng:

“Tugas Galla Malleleng yaitu menjaga sungai dan udang didalam wilayah hukum adat ammatoa, agar tetap terjaga udang yang akan digunakan nanti saat acara pa’ngangro” (hasil wawancara dengan JT, 10/05/2018).

Berdasarkan haasil wawancara tersebut diatas, penulis mengambil

kesimpulan bahwa tugas Galla Malleleng itu menjaga sungai dan isinya agar

Page 59: SKRIPSI PEMBAGIAN KEKUASAAN DALAM SISTEM ADAT … · 2018. 10. 11. · 1 BAB I PENDAHULUAN ... berperan sebagai lembaga yang mengurus masalah kenegaraan dan memajukan kesejahteraan

49

hewan yang hidup di dalamnya dapat berkembang biak, dan tidak di perbolehkan

menangkap udang atau ikan sembarangan. Jika ada masyarakat yang menangkap

udang didalam kawawasan adat ammatoa maka akan dikenakan denda.

3. Ada’ Limayya ri Tanaloheya

Struktur ada’ limayya ri tanaloheya merupakan suatu lemabaga

pemerintahan yang diketahui oleh ammatoa sebagai pengayom atau pelindung

yang dalam istilah pasang disebut pa’langngan atau tempat bernaung. Struktur

adat limayya ri tanaloheya atau rambang luas yaitu (a) Galla Anjuru, (b) Galla

Ganta, (c) Galla Sangkala, (d) Galla Sapaya, (e) Galla Bantalang.

3.a) Galla Anjuru

Galla Anjuru dalam struktur pemerintahan adat Ammatoa Kajang,

berkedudukan pada struktur adat limayya ri tanaloheya.Menurut penuturan salah

satu tokoh adat bapak Jamaluddin Tambi. Berikut wawancara dengan salah satu

pemangku adat yang saat ini juga menjabat sebagai Galla Kajang sebagai berikut:

“Tugas dan fungsi galla anjuru yaitu mengantar tamu yang hendak masuk dalam wilayah masyarakat adat Ammatoa kajang, selain tugas Galla Anjuru identik dengan tugas Galla Puto’ atau ammagalla” (wawancra PD, 17/04/2018)

Berdasarkan haasil wawancara tersebut diatas, penulis mengambil

kesimpulan bahwa Galla Anjuru selain sebagai aggota ada’ limayya di tanaloheya,

beliau juga kepala pemerintahan yang dibawah oleh kendali karaeng Kajang yang

kedudukannya sama dengan desa saat ini.

3.b) Galla Ganta

Galla Ganta selain kedudukannya sebagai anggota adat limayya di

tanaloheya yang bertugas mengawasi dan memlihara hutan adat di bongo’a, beliau

Page 60: SKRIPSI PEMBAGIAN KEKUASAAN DALAM SISTEM ADAT … · 2018. 10. 11. · 1 BAB I PENDAHULUAN ... berperan sebagai lembaga yang mengurus masalah kenegaraan dan memajukan kesejahteraan

50

juga dalam struktur pemerintahan merupakan kepala kampung. Galla Ganta

dengan struktur yang baru berada dibawah Galla Tambangan, artinya Galla Ganta

dalam struktur ada’ limayya tetap disebut sebagai Galla akan tetapi secara struktur

pemerintahan beliau sebagai kepala kampung atau setara dusun saat ini.

Wawancara dengan salah satu pemangku adat yaitu Anak Karaeng Tambangan

(Moncong Buloa) mengatakan bahwa:

“Galla’ Ganta selain bertugas sebagai yang mengawasi dan memelihara hutan adat di bongo’a , dia juga bertugas sebagai pemelihara tempat tumbuhnya Bambu Buluh sebagai bahan memasak dalam acara Pa’nganro yang merupakan suatu upacara adat yang rutin dan wajib dilaksanakan dalam adat Ammatoa Kajang” (hasil wawancara dengan AA, 10/04/2018).

Berdasarkan hasil wawancara diatas, peneliti dapat mengambil sebuah

kesimpulan bahwa Galla Ganta selain bertanggung jawab dalam urusan

pemerintahan struktur adat, dia juga mengembang tugas dan tanggung jawab besar

dalam melestarikan dan menjaga alam, sesuai apa yang pesangkan dalam pasang

ri kajang.

3.c) Galla Sangkala

Galla Sangkala selain kedudukannya sebagai anggota adat limayya di

tanaloheya yang bertugas mengawasi dan memelihara hutan adat di Sangkala,

beliau juga dalam struktur pemerintahan merupakan kepala kampung. Galla

Sangkala dengan struktur yang baru berada di bawah Galla Tambangan artinya

Galla Sangkala dalam struktur ada’ limayya tetap disebut sebagai Galla, akan

tetapi secara struktur pemerintahan beliau sebagai kepala kampung atau setara

dusun saat ini. Wawancara dengan salah satu masyarakta adat ammatoa

mengatakan bahwa:

Page 61: SKRIPSI PEMBAGIAN KEKUASAAN DALAM SISTEM ADAT … · 2018. 10. 11. · 1 BAB I PENDAHULUAN ... berperan sebagai lembaga yang mengurus masalah kenegaraan dan memajukan kesejahteraan

51

“Galla’ Sangkala, selain kedudukannya sebagai anggota adat limayya ri tanahloheya. Beliau juga berperan penting dalam upacara adat pa’nganro karena beliau sebagai pengurus jahe dalam upacara adat tersebut dan tidak boleh diganggu gugat atas fungsi dan tugas yang telah tetapkan oleh Ammatoa dalam hal ini kepala suku...” (hasil wawancara dengan PH, 08/07/2018).

Berdasarkan hasil wawancara di atas bahwa tugas Galla Sangkala yaitu

mempersiapkan jahe dalam acara adat pa’ngangro yang tidak bisa diwakili oleh

pemangku adat lain, karena ini sudah menjadi ketetapan yang tidak bisa di ubah

oleh siapapun, baik itu ammatoa maupun pemangku adat yang lain.

3.d) Galla Sapaya

Galla Sapaya selain kedudukannya sebagai anggota adat limayya di

tanaloheya yang bertugas mengawasi dan memlihara hutan adat di Sapaya, beliau

juga dalam struktur pemerintahan merupakan kepala kampung. Galla sapaya

dengan struktur yang baru berada di bawah Galla lombok artinya Galla Sapaya

dalam struktur ada’ limayya tetap disebut sebagai Galla, akan tetapi secara

struktur pemerintahan beliau sebagai kepala kampung atau setara dusun saat ini.

Wawancara dengan salah satu pemangku adat yang saat menjabat sebagai

Labbiriya mengatakan bahwa:

“...Galla Sapayya juga bertugas sebagai penanggung jawab tempat tumbuhnya sayuran (paku) dan sekaligus bertugas mengadakan sayuran yang dibutuhkan dalam upacara adat pa’nganro yang wajib dan rutin dilaksanakan dalam adat ammatoa Kajang...” (hasil wawancara AG, 04/07/2018).

Berdasarkan hasil wawancara di atas penulis mengambil sebuah kesimpulan

bahwa tugas Galla Sapayya yaitu mempersiapkan sayuran dalam acara pa’ngangro

dan menjaga hutan di sapayya.

Page 62: SKRIPSI PEMBAGIAN KEKUASAAN DALAM SISTEM ADAT … · 2018. 10. 11. · 1 BAB I PENDAHULUAN ... berperan sebagai lembaga yang mengurus masalah kenegaraan dan memajukan kesejahteraan

52

Borong Karamaka (hutan keramat) yaitu, kawasan hutan yang terlarang oleh

semua jenis kegiatan terkecuali kegiatan atau acara-acara ritual. Tidak boleh ada

penebangan, pengukuran luas, penanaman pohon, ataupun kunjungan selain

pengecualian di atas, termasuk mengganggu flora dan fauna yang terdapat

didalamnya. Adanya keyakinan bahwa hutan ini adalah tempat tinggal leluhur

yang telah meninggal menjadikan hutan ini begitu di lindungi oleh masyarakat

adat ammatoa. Hal ini di ungkapkan dalam pasang begitu jeelas yaitu:

Tala kulle ni sambei kajua, Iyya to’mi injo kaju timboa

Tala kulle nitambai nikurangngi borong karamaka

Kasipalli’i tauwwa lamung-lamung ri boronga

Nasaba se’re wattu larie tau langngakui bate lamunna

Artinya:

Tidak bisa diganti kayunya

Itu saja yang tumbuh

Tidak bisa dikurangi atau di tambah hutan keramat itu

Orang di larang menanam di dalam hutan.

Hutan keramat ini adalah hutan primer yang tidak boleh diganggu oleh

masyarakat adat ammatoa. Wawancara dengan salah satu pemangku adat yang

saat ini menjabat sebagai Galla Kajang sebagai Berikut:

“Kalau ada masyarakat yang melanggar dalam hutan keramat maka akan dikenakan sangsi yang disebut poko’ ba’bala. Poko’ ba’bala merupakan sangsi tertinggi nilai dendanya yaitu dua belas real atau dua belas ohang, jika dirupiahkan Rp. 1.200.000 ditambah sehelai kain putih dan kayu yang di ambil di kembalikan” (hasil wawancara dengan PD, 17/04/2018).

Berdasarkan hasil wawancara tersebut di atas, penulis mengambil kesimpulan

bahwa, hutan keramat sangat dilindungi oleh masyarakat adat kajang, jika ada

Page 63: SKRIPSI PEMBAGIAN KEKUASAAN DALAM SISTEM ADAT … · 2018. 10. 11. · 1 BAB I PENDAHULUAN ... berperan sebagai lembaga yang mengurus masalah kenegaraan dan memajukan kesejahteraan

53

masyarakat yang melanggar maka akan dikenaka sang si adat yang disebut poko’

ba’bala merupakan sangsi paling tinggi. Jenis pelanggaran dalam hutan keramat

antara lain sebagai berikut, ta’bang kaju (menebang kayu), rao doang (menangkap

udang), tatta’ uhe (mengambil rotan), dan tunu bani (membakar lebah).

3.e) Galla Bantalang

Galla Bantalang selain kedudukannya sebagai anggota adat limayya di

tanaloheya yang bertugas mengawasi dan memlihara hutan adat di Bantalang,

beliau juga dalam struktur pemerintahan merupakan kepala kampung. Galla

Bantalang dengan struktur yang baru berada di bawah Galla lombok artinya Galla

Bantalang dalam struktur ada’ limayya tetap disebut sebagai Galla, akan tetapi

secara struktur pemerintahan beliau sebagai kepala kampung atau setara dusun

saat ini.

Berikut wawancara dengan salah satu pemangku adat yang saat ini juga

menjabat Galla Lombok sebagai berikut:

“Tugas Galla Bantalang iya mintu angjagai boronga ri bantalang bakea rie tau angpalettei batas borong karamaka,tugas maraenna anjabai pole tutua kampong” artinya: tugas Galla Bantalang adala menjaga hutan yang ada di bantalang, selain itu dia juga sebagai kepala kampung. (hasil wawancara AS, 20/05/2018)

Berdasarkan hasil wawancara tersebut di atas, penulis dapat mengambil

bahwa, tugas Galla Lombok yaitu menjaga hutan diwilayah adat ammatoa kajang

di daerah Bantalang agar batas hutan adat tidak berubah atau di ganggu oleh

masyarakat, selain itu Galla Bantalang juga diangkat sebagai kepala kampung.

Struktur ada’ limayya di tanaloheya dimana fungsi dan peranannya telah

diuraikan secara singkat masing-masing akan tetapi perlu diketahui bahwa ada’

Page 64: SKRIPSI PEMBAGIAN KEKUASAAN DALAM SISTEM ADAT … · 2018. 10. 11. · 1 BAB I PENDAHULUAN ... berperan sebagai lembaga yang mengurus masalah kenegaraan dan memajukan kesejahteraan

54

limayya di tana loheya hanya dapat bekerja optimal, jika didampingi oleh Tutoa

Ganta sebagai tokoh pemersatu. Tugas Tutoa Ganta dalam struktur ada’ limayya

di tanaloheya sebagai mediator atau penghubung baik antara sesama ada’ limayya

di tanaloheya maupun kepada karaeng tallua dan ammatoa serta ada’ limayya di

tanakekea.

Pembantu Ada’ limayya di tanakekea dan ada’ limayya di tanaloheya, juga

dikenal dengan istilah ada’ buttayya yang mempunyai tugas sebagai berikut:

1) Lompo Karaeng

Lompo Karaeng bertugas dan mengatur urutan tempat duduk atau

Paccidongan para pemangku adat dalam upacara adat yang wajib dan rutin

dilksanakan dalam adat ammatoa Kajang. Karena mereka beranggapan bahwa

kewajiban tersebut adalah salah-satu wujud menjaga dan meletarikan warisan

nenek moyang sebagaimana yang berada dalam pasang ri Kajang.

2) Lompo Adat

Lompo adat bertugas mengatur dan menghidangan makanan dalam upacara

adat sesuai dengan kedudukan pemangku adat dalam hal ini yang bertanggung

jawab dalam struktur kelembagaan adat Ammato Kajang sesuai dengan tugas dan

fungsi masing-masing.

3) Anrong

Bertugas mengatur perlengkapan yang telah dilengkapi oleh pemangku adat

sesuai tugas dan fungsinya dalam ritual atau upacara adat yakni pa’nganro.

Anrong bertanggung jawab mengumpulkan semua perlengkapan dan mengatur

perlengkapan tersebut sebelum dilaksanakannya upacara adat tersebut. Anrong

Page 65: SKRIPSI PEMBAGIAN KEKUASAAN DALAM SISTEM ADAT … · 2018. 10. 11. · 1 BAB I PENDAHULUAN ... berperan sebagai lembaga yang mengurus masalah kenegaraan dan memajukan kesejahteraan

55

juga bertugas melantik ammatoa yang baru terpilih yang menggantikan ammatoa

yang sudah meninggal.

4) Sanro Kajang

Bertugas memohon doa kepada sang pencipta agar masyarakat Kajang

dijauhkan dari segala malapetaka. Sanro kajang juga bertugas memelihara

kesehatan masyarakat adat Kajang, yang menjadi sanro kajang adalah orang yang

mampu mengetahui obat tradisional yang dari dulu digunakan masyarakat adat

kajang.

Penjelasan tentang Struktural serta tugas dan funsi masing-masing

pemangku adat dan peranan Ammatoa maka penulis kemudian menyimpulkan

bahwa Ammatoa dalam hal ini bertindak pasif, adanya pemangku adat yang

membantu Ammatoa sehingga hanya mereka yang penulis anggap mempunyai

peranan aktif. Pembagian tugas ini sebenarnya hampir sama dalam sistem

pemerintahan modern yang juga membagi tugas terhadap pejabat lainnya,

misalnya seorang Presiden RI yang dibantu oleh Menteri-menteri dalam kabinet,

Presiden bertindak sebagai Kordinator dari segala pelaksanaan tugas dari menteri-

menterinya, sifatnya yang penulis anggap pasif dan tidak semua masalah mesti

Presiden yang selesaikan secara langsung, kalau masih bisa ditangani oleh

Menterinya.

Pemimpin adat ammatoa harus mampu mengetahui dan menanamkan empat

hal yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin adat, sebagaimana yang tertuang

dalam Pasang Ri Kajang, yaitu:

Page 66: SKRIPSI PEMBAGIAN KEKUASAAN DALAM SISTEM ADAT … · 2018. 10. 11. · 1 BAB I PENDAHULUAN ... berperan sebagai lembaga yang mengurus masalah kenegaraan dan memajukan kesejahteraan

56

1) Sabbarapi na guru (Sabar sebagai seorang guru), maksudnya adalah seorang

calon Ammatoa haruslah penyabar dan mempunyai ilmu pengetahuan yang luas

terutama berkaitan dengan isi Pasang, hal ini penting adanya karena seorang

Ammatoa diharapkan nantinya mampu menuntun warganya baik dalam

menghadapi masalah, cobaan dan terlebih lagi dalam mengajarkan warganya

tentang implementasi Pasang dan pengamalannya.

2) Pesonapi nu sanro (Taat sehingga mampu menjadi sebagai seorang dukun atau

orang pintar) maksudnya adalah seorang calon Ammatoa haruslah mampu

mengobati warga yang sakit, mampu mendiagnosa layaknya seorang dokter

tentang suatu penyakit berada difisik maupun psikis (jasmani dan rohani) serta

mampu meramalkan masa depan, baik nasib seseorang maupun keadaan

lingkungan alam berdasarkan tanda-tanda alam.

3) Lambusuppi na karaeng (Mempunyai derajat kejujuran layaknya seorang raja)

maksudnya adalah seorang calon Ammatoa haruslah orang yang jujur karena

dalam menjalankan tugasnya setelah menjadi seorang Ammatoa sangat penting,

seorang pemimpin mampu sejalan antara perkataan dan tindakan serta kejujuran

ini juga menjadikannya pemimpin yang disegani oleh warganya.

4) Gattampi Na Ada’ (Mempunyai ketegasan dalam memelihara adat) maksudnya

adalah seorang calon Ammatoa haruslah orang yang berintegritas dan tegas dalam

bertidak terlebih lagi tegas dalam menjalankan adatnya. Tegas dalam penerapan

sanksi dari setiap pelanggaran adat dengan menjunjung tinggi konsep keadilan.

Page 67: SKRIPSI PEMBAGIAN KEKUASAAN DALAM SISTEM ADAT … · 2018. 10. 11. · 1 BAB I PENDAHULUAN ... berperan sebagai lembaga yang mengurus masalah kenegaraan dan memajukan kesejahteraan

57

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari rumusan masalah yang penulis kemukakan tersebut diatas serta

pembahasannya baik yang berdasarkan atas teori maupun data-data yang penulis

dapatkan selama mengadakan penelitian, maka penulis mengambil kesimpulan

sebagai berikut:

Bahwa sistem pembagian kekuasaan dalam Masyarakat hukum adat

Kajang, berbeda dengan pemilihan kepala adat pada umumnya yang mayoritas

dipilih berdasarkan musyawarah mufakat dengan masyarakat hukum adat

setempat. Masyarakat hukum adat Kajang percaya bahwa Ammatoa adalah wakil

Tuhan di dunia ini dan dikehendaki oleh Yang Maha Kuasa Tau Rie’ A’ra’na,

punya keistimewaan bisa berhubungan langsung dengan Tau Rie’ A’ra’na, jadi

hanya orang pilihan yang bisa menjadi Ammatoa begitupun dengan pimpinan adat

(Galla’) lainnya yang berada diwilayah kekuasaan adat Kajang, mereka hanya

dapat terpilih apabila memiliki sifat yang menonjol berupa Kesabaran, Ketaatan,

Kejujuran, Tegas dan berperilaku hidup sederhana (kamase-mase) selama

hidupnya. Mampu menguasai dan mengamalkan Pasang secara sempurna sesuai

dengan Pasang Ri Kajang.

Adapun secara struktural sistem pemerintahan adat kajang, dipimpin oleh

seorang Ammatoa sebagai pemimpin adat tertinggi dalam sistem hukum

Page 68: SKRIPSI PEMBAGIAN KEKUASAAN DALAM SISTEM ADAT … · 2018. 10. 11. · 1 BAB I PENDAHULUAN ... berperan sebagai lembaga yang mengurus masalah kenegaraan dan memajukan kesejahteraan

58

adat Kajang, yang dibantu dengan beberapa perangkat adat lainnya yaitu

Ada’ Lima, Karaeng Tallua. Kesemuanya perangkat adat yang berada dalam

sistem pemerintahan adat Kajang saling berkorespondensi dalam menjalankan

amanah Pasang Ri Kajang sesuai dengan tugas dan funsinya masing-masing.

B. Saran

Setelah melakukan penelitian dan menganalisis data yang diperoleh,

beberapa hal yang dapat disarankan adalah:

Masyarakat hukum adat Kajang dalam diharapkan tetap menjaga prinsip

hidup sederhana (kamase-mase) dan pola hidup tradisionalnya berlandaskan

Pasang Ri Kajang. Tidak dengan mudah terpengaruh oleh era modernisme.

Upacara-upacara Adat senantiasa dijalankan dan senantiasa menjaga lingkungan

alamnya dari kerusakan.

Pemerintah perlu memberikan garis batas yang jelas antara sistem

pemerintahan adat dengan sistem pemerintahan negara agar tidak terjadi rangkap

jabatan yang memicu berkurangnya kesakralan kelembagaan adat dan mencegah

potensi penyalahgunaan wewenang. Pemerintah Negara juga wajib menjaga,

melindungi, dan melestarikan Masyarakat Adat sebagai kekayaan budaya bangsa

yang akan menjadi benteng terakhir penjaga keberadaban asli Indonesia. Selain itu

sebagai lembaga negara yang bersentuhan langsung dengan masyarakat adat

Ammatoa, Pemerintah Daerah Kabupaten Bulukumba wajib menjaga kelestarian

masyarakat adat serta menampung, menyampaikan, dan melaksanakan aspirasi

masyarakat adat. Selain itu Pemerintah Daerah harus mengusahakan terbentuknya

desa adat yang mandiri agar adat bisa mengurus diri sendiri tanpa perlu mengubah

Page 69: SKRIPSI PEMBAGIAN KEKUASAAN DALAM SISTEM ADAT … · 2018. 10. 11. · 1 BAB I PENDAHULUAN ... berperan sebagai lembaga yang mengurus masalah kenegaraan dan memajukan kesejahteraan

59

tatanan adat yang telah ada bahkan sejak negara ini belum merdeka. Salah satu

cara dalam rangka menjaga keberlangsungan budaya lokal adalah Pemerintah

Daerah Kabupaten Bulukumba perlu memaksimalkan perannya untuk

mengupayakan menyelesaikan problematika yang terjadi dalam masyarakat

hukum adat Ammatoa Kajang, seperti menyelesaikan kasus sengketa tanah antara

masyarakat adat Kajang dan PT. LONSUM serta problem ekonomi yang terjadi

dalam masyarakat adat Kajang. Sehingga nilai-nilai kultural kearifan lokal kajang

senantiasa terjaga, sebagai salah satu benteng nilai Kebangsaan yang dikenal

dengan Bhinneka Tunggal Ika.

Page 70: SKRIPSI PEMBAGIAN KEKUASAAN DALAM SISTEM ADAT … · 2018. 10. 11. · 1 BAB I PENDAHULUAN ... berperan sebagai lembaga yang mengurus masalah kenegaraan dan memajukan kesejahteraan

DAFTAR PUSTAKA

Abdy Yuhana. 2007, Sistem Ketatanegaraan Indonesia, Fokus Media, Bandung.

Akib, yusuf. 2003. Komunitas Berbaju Hitam. Makassar: Pustaka Refleksi.

Bagir Manan. 2003. DPD dan MPR Dalam UUD 1945 Baru, UII Pres,

Yogyakarta.

Syafi’e, Inu Kencana. 2005. Pengantar Ilmu Pemerintahan. PT Refika Aditama :

Bandung.

Miftah Toha. 2010, Kepemimpinan dan Manajemen, Devisi Perguruan Tinggi,

PT. Raja Grafindo, Persada Jakarta.

Moh. Kusnardi dan Harmaily Ibrahim. 1988. Pengantar Hukum Tata Negara

Indonesia, PSHTN FH UI dan Sinar Bakti, Jakarta.

Mukhlia dan Robinson K . 1985 . Agama dan Realitas Sosial . Yayasan Ilmu

Sosial . Lembaga. Penerbitan Universitas Hasanuddi Makassar.

Pamudji. 2009, Kepemimpinan Pemerintahan Indonesia , Penerbit Bina Aksara

Jakarta .

Sambu H. 2016 . Sejarah Kajang. Yogyakarta : Lingkar Media Yogyakarta.

Soemantri Sri. 2006. “Kedudukan, Kewenangan, dan Fungsi Komisi Yudisial

dalam Sistem Ketatanegaraan RI”. Jakarta.

Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif R&D. cetakan

Keempat, Penerbit : Alfabeta, Bandung.

Tika Z, 2015. Ammatoa. Lembaga Kajian dan Sejarah Budaya Sulawesi Selatan.

Page 71: SKRIPSI PEMBAGIAN KEKUASAAN DALAM SISTEM ADAT … · 2018. 10. 11. · 1 BAB I PENDAHULUAN ... berperan sebagai lembaga yang mengurus masalah kenegaraan dan memajukan kesejahteraan

LAMPIRAN

Page 72: SKRIPSI PEMBAGIAN KEKUASAAN DALAM SISTEM ADAT … · 2018. 10. 11. · 1 BAB I PENDAHULUAN ... berperan sebagai lembaga yang mengurus masalah kenegaraan dan memajukan kesejahteraan

MATERAI 6000

02, 10.2018 (tanggal sesuai pada saat peserta pilih/daftar instansi di potal SSCN)

Yth. Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI Di –

Jakarta

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : MUH YUSUF Tempat/Tanggal Lahir :BONTO BAJI, 27,01,1992 Jenis kelamin : Pria Pendidikan : SMA/SMK ..……………………. (jurusan IPA/IPS/) Jabatan yang dilamar : Penjaga Tahanan/ formasi………(umum/ Putra/I Papua) Alamat : JALAYA (sesuai domisili) Dengan ini menyampaikan surat lamaran dan dokumen persyaratan agar dapat diterima sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil di Kementerian Hukum dan HAM Tahun Anggaran 2018. Sebagai bahan pertimbangan, kami lampirkan sebagai berikut:

1. …. 2. …. 3. ….dst. (sesuai persyaratan pada pengumuman)

Demikian surat lamaran ini dibuat. Adapun seluruh data dan dokumen yang saya berikan adalah benar. Apabila dikemudian hari ditemukan data yang tidak benar, maka saya menerima keputusan panitia membatalkan keikutsertaan/ kelulusan saya pada seleksi CPNS Kementerian Hukum dan HAM Tahun Anggaran 2018. Atas perhatiannya diucapkan terima kasih.

Hormat Saya,

ditandatangani

(nama_lengkap)

Format Surat Lamaran SLTA

Page 73: SKRIPSI PEMBAGIAN KEKUASAAN DALAM SISTEM ADAT … · 2018. 10. 11. · 1 BAB I PENDAHULUAN ... berperan sebagai lembaga yang mengurus masalah kenegaraan dan memajukan kesejahteraan

MATERAI 6000

………………….,.….…………….2018 (tanggal sesuai pada saat peserta pilih/daftar instansi di potal SSCN)

Yth. Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI Di –

Jakarta

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : …………………. Tempat/Tanggal Lahir : Semarang, 18 Nopember 1989 Jenis kelamin : …………. Pendidikan : …….. (sesuai dengan pendidikan yg dimiliki) Jabatan yang dilamar : ……..(sesuai jabatan yg dilamar)/ ………(jenis formasi) Alamat : ………………………………..(sesuai domisili) Dengan ini menyampaikan surat lamaran agar dapat diterima sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil di Kementerian Hukum dan HAM Tahun Anggaran 2018. Sebagai bahan pertimbangan, kami lampirkan dokumen yang telah diunggah sebagai berikut:

1. …. 2. …. 3. ….dst. (sesuai persyaratan pada pengumuman)

Demikian surat lamaran ini dibuat. Adapun seluruh data dan dokumen yang saya unggah adalah benar. Apabila dikemudian hari ditemukan dokumen yang tidak benar, maka saya menerima keputusan panitia membatalkan keikutsertaan/ kelulusan saya pada seleksi CPNS Kementerian Hukum dan HAM Tahun Anggaran 2018. Atas perhatiannya diucapkan terima kasih.

Hormat Saya,

ditandatangani

(nama_lengkap)

Format Surat Lamaran S2/S1/Diploma

Page 74: SKRIPSI PEMBAGIAN KEKUASAAN DALAM SISTEM ADAT … · 2018. 10. 11. · 1 BAB I PENDAHULUAN ... berperan sebagai lembaga yang mengurus masalah kenegaraan dan memajukan kesejahteraan

Format Surat Pernyataan PENJAGA TAHANAN (formasi umum)

SURAT PERNYATAAN

Yang bertandatangan di bawah ini :

Nama : Muh Yusuf

Nomor Induk Kependudukan (NIK) : 7302060801943001

Alamat : jalaya Kelurahan Tanah Jaya

Pekerjaan pada KTP : WIRASWASTA

Jenjang pendidikan :SMK

Jabatan yang dilamar : Penjaga Tahanan

Jenis Formasi : Umum

Merupakan pelamar Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Kementerian Hukum dan HAM, menyatakan dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan dari pihak siapapun bahwa saya :

1. Warga Negara Indonesia yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, setia dan taat kepada Pancasila, UUD 1945 dan Negara Kesatuan Republik Indonesia;

2. Memiliki Karakteristik Pribadi selaku penyelenggara Pelayanan Publik; 3. Mampu berperan sebagai perekat NKRI; 4. Tidak pernah dipidana dengan pidana penjara berdasarkan putusan pengadilan

yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan;

5. Tidak pernah diberhentikan dengan hormat tidak atas permintaan sendiri atau atas permintaan sendiri atau tidak dengan hormat sebagai PNS, anggota TNI / POLRI, Pegawai BUMN / BUMD atau diberhentikan tidak dengan hormat sebagai pegawai swasta;

6. Tidak berkedudukan sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil atau Pegawai Negeri Sipil, prajurit TNI, anggota Polri, dan siswa sekolah ikatan dinas Pemerintah;

7. Tidak menjadi anggota atau pengurus partai politik atau terlibat politik praktis; 8. Memiliki jenjang pendidikan dan program studi dengan kualifikasi pendidikan sesuai

persyaratan jabatan; 9. Sehat jasmani, rohani dan jiwa/mental; 10. Tidak memiliki ketergantungan terhadap narkotika dan obat-obatan terlarang atau

sejenisnya; 11. Bersedia ditempatkan diseluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia atau

Negara lain yang ditentukan oleh Kementerian Hukum dan HAM; 12. Bagi Wanita tidak bertato / bekas tato dan tindik / bekas tindik anggota badan

lainnya selain di telinga kecuali yang disebabkan oleh ketentuan agama atau adat

Page 75: SKRIPSI PEMBAGIAN KEKUASAAN DALAM SISTEM ADAT … · 2018. 10. 11. · 1 BAB I PENDAHULUAN ... berperan sebagai lembaga yang mengurus masalah kenegaraan dan memajukan kesejahteraan

Materai 6000 ditandatangani pelamar

dan bagi Pria tidak bertato /bekas tato dan tindik / bekas tindik anggota badan lainnya kecuali yang disebabkan oleh ketentuan agama atau adat;

13. Lulusan SLTA Sederajat dengan nilai rata-rata ijasah sama atau lebih besar dari 7,0 (tujuh koma nol) atau 70 (tujuh puluh) atau 3 (tiga) skala 1 sampai 4 atau B;

14. Seluruh dokumen PO BOX dan data yang saya berikan pada portal SSCN atau saat pemberkasan proses penetapan NIP adalah benar bukan palsu;

15. Tidak akan mengajukan permohonan pindah wilayah, jabatan dan / atau penyesuaian ijasah selama 8 tahun sejak TMT PNS atau pindah instansi selama 10 tahun sejak TMT PNS;

16. Siap datang tepat waktu dan mengikuti semua tata terbit pelaksanaan seleksi penerimaan CPNS kemenkumham tahun 2018.

Apabila salah satu pernyataan pada angka diatas ditemukan atau terbukti berseberangan atau tidak sesuai atau tidak benar, maka saya bersedia digugurkan atau digagalkan kelulusan akhir saya atau tidak di proses penetapan Nomor Induk Pegawai (NIP) atau dibatalkan keputusan pengangkatan CPNS.

Yang menyatakan

(MUH YUSUF)

Catatan :

Urutan nomor diatas wajib urut dan tidak boleh ada yang tidak termuat. Apabila ada point yang tidak termuat maka peserta dianggap tidak setuju dengan point tersebut sehingga dapat digugurkan.

Page 76: SKRIPSI PEMBAGIAN KEKUASAAN DALAM SISTEM ADAT … · 2018. 10. 11. · 1 BAB I PENDAHULUAN ... berperan sebagai lembaga yang mengurus masalah kenegaraan dan memajukan kesejahteraan
Page 77: SKRIPSI PEMBAGIAN KEKUASAAN DALAM SISTEM ADAT … · 2018. 10. 11. · 1 BAB I PENDAHULUAN ... berperan sebagai lembaga yang mengurus masalah kenegaraan dan memajukan kesejahteraan
Page 78: SKRIPSI PEMBAGIAN KEKUASAAN DALAM SISTEM ADAT … · 2018. 10. 11. · 1 BAB I PENDAHULUAN ... berperan sebagai lembaga yang mengurus masalah kenegaraan dan memajukan kesejahteraan
Page 79: SKRIPSI PEMBAGIAN KEKUASAAN DALAM SISTEM ADAT … · 2018. 10. 11. · 1 BAB I PENDAHULUAN ... berperan sebagai lembaga yang mengurus masalah kenegaraan dan memajukan kesejahteraan
Page 80: SKRIPSI PEMBAGIAN KEKUASAAN DALAM SISTEM ADAT … · 2018. 10. 11. · 1 BAB I PENDAHULUAN ... berperan sebagai lembaga yang mengurus masalah kenegaraan dan memajukan kesejahteraan
Page 81: SKRIPSI PEMBAGIAN KEKUASAAN DALAM SISTEM ADAT … · 2018. 10. 11. · 1 BAB I PENDAHULUAN ... berperan sebagai lembaga yang mengurus masalah kenegaraan dan memajukan kesejahteraan

RIWAYAT HIDUP

Muh Yusuf, lahir di pannololo, pada tanggal 08 januari

1994 anak pertama dari empat bersaudara dan merupakan

buah kasih sayang dari pasangan Muh Saleh dan Nur

Halima.

Penulis menempuh pendidikan sekolah dasar di SD NEGERI 105 sangkala

mulai tahun 2000 sampai tahun 2006. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan

pendidikan di SMP NEGERI 2 Kajang dan lulus pada tahun 2009. Kemudian

penulis melanjutkan pendidikan sekolah menengah kejuruan di SMK NEGERI 2

MAKASSAR selama tiga tahun dan berhasil menamatkan studinya di sekolah

tersebut pada tahun 2012.

Pada tahun 2012 penulis melanjutkan studinya kejenjang yang lebih tinggi

melalui jalur seleksi penerimaan Mahasiswa baru (SPMB) di Universitas

Muhammadiyah Makassar,dan berhasil diterima di jurusan ilmu pemerintahan

fakultas ilmu sosial dan ilmu politik (SOS-POL) Universitas Muhammadiyah

Makassar dengan program studi strata 1 dan alhamdulillah pada tahun 2018

penulis telah berhasil menyelesaikan studinya dengan tugas akhir yang berjudul

“Pembagian Kekuasaan Dalam Sistem Adat Ammatoa Kajang Di

Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba”.