salinan - optimalisasi pengadaan demi memajukan bangsa

127
SALINAN PRES IDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2O2O TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2OI7 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 10, Pasal 18, Pasal 25, Pasal 42 ayat (6), Pasal 45, Pasal 51, Pasal 65 ayat (5), Pasal 67 ayat (2), Pasal 82, Pasal 85 ayat (4), Pasal 88 ayat (7), Pasal lO2 dan pengaturan partisipasi masyarakat yang dilakukan oleh masyarakat jasa konstruksi melalui forum jasa konstruksi sesuai dengan ketentuan Pasal 87 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2Ol7 tentang Jasa Konstruksi, perlu menetapkan Peraturan Pemerintah tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi' Mengingat 1. 2. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2OL7 tentang Jasa Konstruksi (t embaran Negara Republik Indonesia Tahun 2077 Nomor 11, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6018); MEMUTUSKAN: MenetapKan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2OI7 TENTANG JASA KONSTRUKSI. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pernerirrtah rni yang dimaksud dengan: l. Konstruksi SK No 037087 A

Upload: others

Post on 07-Nov-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SALINAN - Optimalisasi Pengadaan demi Memajukan Bangsa

SALINAN

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 22 TAHUN 2O2O

TENTANG

PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2OI7

TENTANG JASA KONSTRUKSI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 10, Pasal 18,Pasal 25, Pasal 42 ayat (6), Pasal 45, Pasal 51, Pasal 65 ayat(5), Pasal 67 ayat (2), Pasal 82, Pasal 85 ayat (4), Pasal 88 ayat(7), Pasal lO2 dan pengaturan partisipasi masyarakat yangdilakukan oleh masyarakat jasa konstruksi melalui forum jasakonstruksi sesuai dengan ketentuan Pasal 87 Undang-UndangNomor 2 Tahun 2Ol7 tentang Jasa Konstruksi, perlumenetapkan Peraturan Pemerintah tentang PeraturanPelaksanaan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentangJasa Konstruksi'

Mengingat 1.

2.

Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara RepublikIndonesia Tahun 1945;

Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2OL7 tentang JasaKonstruksi (t embaran Negara Republik Indonesia Tahun2077 Nomor 11, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 6018);

MEMUTUSKAN:

MenetapKan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PERATURANPELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2OI7TENTANG JASA KONSTRUKSI.

BAB IKETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Pernerirrtah rni yang dimaksud dengan:

l. Konstruksi

SK No 037087 A

Page 2: SALINAN - Optimalisasi Pengadaan demi Memajukan Bangsa

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA-2-

1. Konstruksi adalah rangkaian kegiatan untukmewujudkan, memelihara, menghancurkan bangunanyang sebagian dan/atau seluruhnya menyatu dengantanah atau tempat kedudukannya menyatu dengantanah.

2. Bangunan Konstruksi adalah wujud fisik hasil jasaKonstruksi.

3. Jasa Konstruksi adalah layanan jasa konsultansiKonstruksi dan/atau pekerjaan Konstruksi.

4. Konsultansi Konstruksi adalah layanan keseluruhan atausebagian kegiatan yang meliputi pengkajian,perencanaan, perancangan, pengawasan, dan manajemenpenyelenggaraan Konstruksi suatu bangunan.

5. Pekerjaan Konstruksi adalah keseluruhan atau sebagiankegiatan yang meliputi pembangunan, pengoperasian,pemeliharaan, pembongkaran, dan pembangunankembali suatu bangunan.

6. Pekerjaan Konstruksi Terintegrasi adalah gabunganPekerjaan Konstruksi dan jasa Konsultansi Konstruksi.

7. Pengguna Jasa adalah pemilik atau pemberi pekerjaanyang menggunakan layanan Jasa Konstruksi.

8. Penyedia Jasa adalah pemberi layanan Jasa Konstruksi.

9. Subpenyedia Jasa adalah pemberi layanan JasaKonstruksi kepada Penyedia Jasa.

10. Penyelenggaraan Usaha Jasa Konstruksi adalah upayapengelolaan rangkaian kegiatan untuk mewujudkanBangunan Konstruksi yang kukuh, andal, berdaya saingtinggi, berkualitas dan berkelanjutan.

1 1. Standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, danKeberlanjutan adalah pedoman teknis keamanan,keselamatan, kesehatan tempat kerja Konstruksi, danperlindungan sosial tenaga kerja, serta tata lingkungansetempat dan pengelolaan lingkungan hidup dalarrrpenyelenggaraan Jasa Konstruksi.

L2. Kegagalan Bangunan adalah suatu keadaan keruntuhanbangunan danf atau tidak berfungsinya bangunan setelahpenyerahan akhir hasil Jasa Konstruksi.

SK No 037088 A

13. Sertifikat .

Page 3: SALINAN - Optimalisasi Pengadaan demi Memajukan Bangsa

PRESIDENREPUELIK NDONESIAc

13. Sertifikat Badan Usaha adalah tanda bukti pengakuanterhadap klasifikasi dan kualifikasi atas kemampuanbadan usaha Jasa Konstruksi termasuk hasil penyetaraankemampuan badan usaha Jasa Konstruksi asing.

14. Sertifikasi Kompetensi Kerja adalah proses pemberiansertifikat kompetensi melalui uji kompetensi sesuaidengan standar kompetensi kerja nasional Indonesia,standar internasional, dan/atau standar khusus.

15. Sertifikat Kompetensi Kerja adalah tanda buktipengakuan kompetensi tenaga kerja Konstrrrksi.

16. Izin Usaha Jasa Konstruksi yang selanjutnya disebutlzinUsaha adalah izin yang diberikan kepada usaha orangperseorangan atau badan usaha untukmenyelenggarakan kegiatan Jasa Konstruksi.

17. Klasifikasi adalah penetapan kelompok usaha JasaKonstruksi berdasarkan jenis Bangunan Konstruksi,bagian Pekerjaan Konstruksi, bidang keilmuan, dankeahlian terkait.

18. Kualifikasi adalah penetapan kelompok usaha JasaKonstruksi berdasarkan kemampuan usaha dankelompok terraga kerja berdasarkan kompetensi kerja.

19. Akreditasi adalah kegiatan penilaian dan bentukpengakuan formal untuk menentukan kelayakan asosiasi.

20. Pembinaan Jasa Konstruksi adalah usaha, tindakan, dankegiatan yang dilakukan dalam rangka menciptakanlingkungan yang kondusif bagi pengembangan JasaKonstruksi untuk mencapai tujuan penyelenggaraan JasaKonstruksi.

21. Masyarakat Jasa Konstruksi adalah bagian darimasyarakat yang mempunyai kepentingan dan/ataukegiatan yang berhubungan dengan Jasa Konstruksi.

22. Sistem Informasi Jasa Konstruksi adalahpenyelenggaraan penyediaan data dan informasi JasaKonstruksi yang didukung oleh teknologi informasi dantelekomunikasi.

23. Lisensi adalah izin yang diberikan untukmenyelenggarakan proses sertifikasi Jasa Konstruksi.

SK No 037089 A

24. Usaha . . .

Page 4: SALINAN - Optimalisasi Pengadaan demi Memajukan Bangsa

PRESIDENREPUBLIK INDONESII\-4-

24. Usaha Rantai Pasok Sumber Daya Konstruksi adalahkegiatan ekonomi terkait dengan hasil produksi dandistribusi material, peralatan, teknologi, dan tenaga kerjaKonstruksi dari hulu hingga hilir untuk mendukungpelaksanaan kegiatan Jasa Konstruksi.

25. Layanan Usaha adalah suatu lingkup layanan pekerjaanberdasarkan jenis dan sifat usaha Jasa Konstruksi.

26. Tender adalah metode pemilihan untuk mendapatkanpenyedia Pekerj aan Konstruksi.

27. Seleksi adalah metode pemilihan untuk mendapatkanPenyedia Jasa Konsultansi Konstruksi.

28. Mediasi adalah upaya penyelesaian sengketa denganmengikutsertakan pihak ketiga yang bertindak sebagaipenasehat.

29. Konsiliasi adalah upaya penyelesaian sengketa denganmengikutsertaan pihak ketiga (konsiliator) yangmelakukan intervensi secara aktif.

30. Dewan Sengketa adalah perorangan atau tim yangdibentuk berdasarkan kesepakatan para pihak, sejak awalpelaksanaan kontrak kerja Konstruksi untuk mencegahdan menyelesaikan sengketa.

31. Penilai Ahli adalah orang perseorangan, kelompok, ataulembaga yang diberikan kewenangan untuk melakukanpenilaian dalam hal terjadi Kegagalan Bangunan.

32. Pemerintah Pusat adalah Presiden Republik Indonesiayang memegang kekuasaan pemerintahan negaraRepublik Indonesia yang dibantu oleh Wakil Presiden danmenteri sebagaimana dimaksud dalam Undang-UndangDasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

33. Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagai unsurpenyelenggara pemerintahan daerah yang memimpinpelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadikewenangan daerah otonom.

34. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urlisanpemerintahan di bidang Jasa Konstruksi.

SK No 037090 A

Pasal 2

Page 5: SALINAN - Optimalisasi Pengadaan demi Memajukan Bangsa

FRESIDENREPUBLIK dNDoNEslA

Pasal 2

Ruang lingkup Peraturan Pemerintah ini meliputia. tanggung jawab dan kewenangan;b. struktur usaha dan segmentasi pasar Jasa Konstruksi;c. Penyelenggaraan Usaha Jasa Konstruksi;d. pembinaan;e. penyelenggaraan partisipasi masyarakat; danf. tata cara pengenaan sanksi administratif.

BAB IITANGGUNG JAWAB DAN KEWENANGAN

Bagian KesatuTanggung Jawab

Pasal 3

(1) Pemerintah Pusat bertanggung jawab atas:

a. meningkatnya kemampuan dan kapasitas usahaJasa Konstruksi nasional;

b. terciptanya iklim usaha yang kondusif,penyelenggaraan Jasa Konstruksi yang transparan,persaingan usaha yang sehat, serta jaminankesetaraan hak dan kewajiban antara Pengguna Jasadan Penyedia Jasa;

c. terselenggaranya Jasa Konstruksi yang sesuaidengan Standar Keamanan, Keselamatan,Kesehatan, dan Keberlanjutan;

d. meningkatnya kompetensi, profesionalitas, danproduktivitas tenaga kerja Konstruksi nasional;

e. meningkatnya kualitas penggunaan material danperalatan Konstruksi serta teknologi Konstruksidalam negeri;

f. meningkatnya partisipasi Masyarakat JasaKonstrrrksi; dan

g. tersedianya Sistem Informasi Jasa Konstruksi.

SK No 037091 A

(21 Pengguna

Page 6: SALINAN - Optimalisasi Pengadaan demi Memajukan Bangsa

PRESIDENREPUBLTK INDONESIA.

-6-

(21 Pengguna Jasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)huruf b meliputi:a. Pemerintah;b. badan usaha; danc. orang perseorangan dengan tujuan untuk usaha.

(3) Tanggung jawab sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dilaksanakan oleh Menteri, berkoordinasi dengan menteriteknis atau kepala lembaga terkait.

Bagian KeduaKewenangan

Paragraf 1

Pelaksanaan Kewenangan

Pasal 4

Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah dalammelaksanakan kewenangan sesuai dengan tanggung jawabnyadapat melibatkan Masyarakat Jasa Konstruksi.

Paragraf 2Kewenangan Pemerintah Pusat

Pasal 5

Pelibatan Masyarakat Jasa Konstruksi dalam penyelenggaraankewenangan Pemerintah Pusat sebagaimana dimaksud dalamPasal 4 dilakukan dengan mengikutsertakan Masyarakat JasaKonstruksi untuk menjalankan sebagian kewenangannya.

Pasal 6

(1) Penyelenggaraan sebagian kewenangan Pemerintah Pusatyang mengikutsertakan Masyarakat Jasa Konstruksisebagaimana dimaksud dalam Pasai 5 terdiri atas:a. registrasi badan usaha Jasa Konstruksi;b. Akreditasi bagi asosiasi badan usaha Jasa

Konstruksi dan asosiasi terkait rantai pasok JasaKonstruksi;

SK No 037092 A

c registrasi .

Page 7: SALINAN - Optimalisasi Pengadaan demi Memajukan Bangsa

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-7 -

c. registrasi pengalaman badan usaha;d. registrasi Penilai Ahli;e. menetapkan Penilai Ahli yang teregistrasi dalam hal

terjadi Kegagalan Bangunan;f. Akreditasi bagi asosiasi profesi dan proses Lisensi

bagi lembaga sertifikasi profesi;g. registrasi tenaga kerja;h. registrasi pengalaman profesional tenaga kerja serta

lembaga pendidikan dan pelatihan kerja di bidangKonstruksi;

i. penyetaraan tenaga kerja asing;j. membentuk lembaga sertifikasi profesi untuk

melaksanakan tugas Sertifikasi Kompetensi Kerjayang belum dapat dilakukan lembaga sertifikasiprofesi yang dibentuk oleh asosiasi profesi/lembagapendidikan dan pelatihan; dan

k. Lisensi lembaga sertifikasi badan usaha.

(21 Penyelenggaraan sebagian kewenangan Pemerintah Pusatyang mengikutsertakan Masyarakat Jasa Konstruksisebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui 1

(satu) lembaga yang dibentuk oleh Menteri.

Pasal 7

Daiam rangka melaksanakan kewenangan Pemerintah Pusatberupa:a. pemberian dukungan dan pelindungan bagi pelaku usaha

Jasa Konstruksi nasional dalam mengakses pasar JasaKonstruksi internasional;

b. pengembangan sistem kemitraan antara Jasa Konstruksinasional dan internasional; dan

c. pemberian pelindungan hukum bagi pelaku usaha JasaKonstruksi nasional dalam mengakses pasar ,JasaKonstruksi internasional,

Menteri berkoordinasi dengan menteri yang menyelenggarakanurusan pemerintahan di bidang luar negeri sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan.

Paragraf 3Kewenangan Pemerintah Daerah Provinsi

SK No 037093 A

Pasal 8

Page 8: SALINAN - Optimalisasi Pengadaan demi Memajukan Bangsa

trRESIDENREPUBLTK INDONESIA

-8-

Pasal 8

(1) Kewenangan Pemerintah Daerah provinsi pada sub-urusan Jasa Konstruksi sebagaimana dimaksud dalamPasal 4 meliputi:a. penyelenggaraan pelatihan tenaga ahli Konstruksi;

danb. penyelenggaraan Sistem Informasi Jasa Konstruksi

cakupan daerah provinsi.

(21 Dalam melaksanakan kewenangan sebagaimanadimaksud pada ayat (1), Pemerintah Daerah provinsidapat melibatkan Masyarakat Jasa Konstruksi.

Paragraf 4Kewenangan Pemerintah Daerah Kabupaten / Kota

Pasal 9

(1) Kewenangan Pemerintah Daerah kabupaten/kota padasub-urusan Jasa Konstruksi sebagaimana dimaksuddalam Pasal 4 meliputi:a. penyelenggaraan pelatihan tenaga terampil

Konstruksi;b. penyelenggaraan Sistem Informasi Jasa Konstruksi

cakupan daerah kabupaten/kota;c. penerbitan izin usaha nasional Kualifikasi kecil,

menengah, dan besar; dand. pengawasan tertib usaha, tertib penyelenggaraan,

dan tertib pemanfaatan Jasa Konstruksi.(2) Dalam melaksanakan kewenangan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1), Pemerintah Daerahkabupatenlkota dapat melibatkan Masyarakat JasaKonstruksi.

(3) Kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)huruf c, dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan di bidang perizinan berusahaterintegrasi secara elektronik.

Paragraf 5Kewenangan Gubernur sebagai Wakil Pemerintah Pusat

Pasal 10

SK No 037094 A

Page 9: SALINAN - Optimalisasi Pengadaan demi Memajukan Bangsa

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-9-

Pasal 10

Kewenangan gubernurmengikuti ketentuanPemerintah Daerah.

sebagai wakil Pemerint-ahperundang-undangan di

Pusatbidang

BAB IIISTRUKTUR USAHA DAN SEGMENTASI PASAR JASA KONSTRUKSI

Bagian KesatuStruktur Usaha Jasa Konstruksi

Paragraf 1

Umum

Pasal 1 1

(1) Struktur usaha Jasa Konstruksi meliputi:a. jenis, sifat, Klasifikasi, dan Layanan Usaha; danb. bentuk dan Kualifikasi usaha.

(21 Ketentuan lebih lanjut mengenai bentuk dan Kualilikasiusaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b diaturdalam Peraturan Menteri.

Paragraf 2Jenis

Pasal 12

(1) Jenis usaha Jasa Konstruksi sebagaimana dimaksuddalam Pasal 11 ayat (1) huruf a meliputi:a. usaha jasa Konsultansi Konstruksi;b. usaha Pekerjaan Konstruksi; danc. usaha Pekerjaan Konstruksi Terintegrasi.

(2) Jenis usaha Jasa Konstruksi sebagaimana dimaksudpada ayat (1) huruf a tidak dapat saling merangkapdengan jenis usaha yang lain.

(3) Jenis usaha Jasa Konstruksi sebagaimana dimaksudpada ayat (1) huruf b dan huruf c dapat saling merangkap.

SK No 037095 A

Paragraf3...

Page 10: SALINAN - Optimalisasi Pengadaan demi Memajukan Bangsa

FRESIDENREPUBLTK INDONESIA

-10-

Paragraf 3Sifat

Pasal 13

Sifat usaha Jasa Konstruksi sebagaimana dimaksud dalamPasal 11 ayat (1) huruf a meliputi:a. sifat usaha jasa Konsultansi Konstruksi; danb. sifat usaha Pekerjaan Konstruksi.

Pasal 14

(1) Sifat usaha jasa Konsultansi Konstruksi sebagaimanadimaksud dalam Pasal 13 huruf a meliputi:a. umum; danb. spesialis.

(2) Usaha jasa Konsultansi Konstruksi yang bersifat umumsebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a harusmemenuhi kriteria yang mampu memberikan jasakonsultansi secara utuh.

(3) Usaha jasa Konsultansi Konstruksi yang bersifat spesialissebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b harusmemenuhi kriteria yang mampu melaksanakan bagiantertentu dari proses konsultansi.

Pasal 15

(1) Sifat usaha Pekedaan Konstruksi sebagaimana dimaksuddalam Pasal 13 huruf b meliputi:a. umum; danb. spesialis.

(2) Usaha Pekerjaan Konstruksi yang bersifat umumsebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a merupakanusaha Pekerjaan Konstruksi yang memenuhi kriteriamampu mengerjakan Bangunan Konstruksi atau bentukfisik lain mulai dari penyiapan lahan sampai denganpenyerahan akhir atau berfungsinya bangunan.

(3) Usaha Pekerjaan Konstruksi yang bersifat spesialissebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b merupakanusaha Pekerjaan Konstruksi yang memenuhi kriteriamampu mengerjakan bagian tertentu dari BangunanKonstruksi atau bentul< fisik lain.

SK No 037096 A

Paragraf 4 .

Page 11: SALINAN - Optimalisasi Pengadaan demi Memajukan Bangsa

PRES IDENREPUBLTK INDONESIA

- 11-

Paragraf 4Klasifikasi

Pasal 16

(1) Setiap Klasifikasi usaha terdiri atas satu atau beberapasubklasifikasi usaha.

(21 Klasifikasi usaha Jasa Konstruksi sebagaimanasebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1) huruf ameliputi:a. Klasifikasi usaha jasa Konsultansi Konstruksi r.lntuk

sifat umum;b. Klasifikasi usaha jasa Konsultansi Konstruksi unt-uk

sifat spesialis;c. Klasifikasi usaha Pekerjaan Konstruksi untuk sifat

umum;d. Klasifikasi usaha Pekerjaan Konstruksi untuk sifat

spesialis; dane. Klasifikasi usaha Pekerjaan Konstruksi Terintegrasi.

Pasal 17

(1) Klasifikasi usaha jasa Konsultansi Konstruksisebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (2) huruf auntuk sifat umum terdiri atas:a. arsitektur;b. rekayasa;c. rekayasa terpadu; dand. arsitektur lanskap dan perencanaan wilayah.

(21 Klasifikasi usaha jasa Konsultansi Konstruksisebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (2) huruf buntuk sifat spesialis terdiri atas:a. konsultansi ilmiah dan teknis; danb. pengujian dan analisis teknis.

(3) Klasifikasi Usaha jasa Konsultansi Konstruksi yangbersifat umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) danbersifat spesialis sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

harus memiliki subklasifikasi sesuai dengan klasifikasiusahanya.

SK No 037097 A

Pasal 18

Page 12: SALINAN - Optimalisasi Pengadaan demi Memajukan Bangsa

FRESIDENREPUBLIK INDONESIA

_t2_

Pasal 18

(1) Klasifikasi usaha Pekerjaan Konstruksi sebagaimanadimaksud dalam Pasal 16 ayat (2) huruf c untuk sifatumum terdiri atas:a. bangunan gedung; danb. bangunan sipil.

(21 Klasifikasi usaha Pekerjaan Konstruksi sebagaimanadimaksud dalam Pasal L6 ayat (2) huruf d untuk sifatspesialis terdiri atas:a. instalasi;b. Konstruksi khusus;c. Konstruksiprapabrikasi;d. penyelesaian bangunan;e. penyewaan peralatan; danf. persiapan.

(3) Klasifikasi Usaha Pekerjaan Konstruksi yang bersifatumum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan bersifatspesialis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harusmemiliki subklasifikasi sesuai dengan klasifikasiusahanya.

Pasal 19

(1) Klasifikasi usaha Pekerjaan Konstruksi Terintegrasisebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (2) huruf eterdiri atas:a. bangunan gedung; danb. bangunan sipil.

(2) Klasifikasi Usaha Pekerjaan Konstruksi Terintegrasisebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memilikisubklasifikasi sesuai dengan klasifikasi usahanya.

Pasal 20

(1) Ketentuan lebih lanjut mengenai subklasifikasi dankriteria subklasifikasi sebagaimana dimaksud dalamPasal 16 sampai dengan Pasal 19 diatur dalam PeraturanMenteri.

SK No 037098 A

(2) Ketentuan

Page 13: SALINAN - Optimalisasi Pengadaan demi Memajukan Bangsa

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

_13_

(2) Ketentuan mengenai:a. Klasifikasi dan subklasifikasi usaha sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 17 ayat (2) dan Pasal 18 ayat(2) huruf a yang terkait ketenagalistrikan;

b. Kualifikasi usaha yang terkait ketenagalistrikan;c. sertifikasi badan usaha yang terkait

ketenagalistrikan; dand. Kualifikasi dan sertifikasi tenaga kerja instalasi

tenaga listrik,dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan di bidang ketenagalistrikan.

Paragraf 5Layanan Usaha

Pasal 21

(1) Layanan Usaha Jasa Konstruksi sebagaimana dimaksuddalam Pasal 11 ayat (1) huruf a diberikan oleh PenyediaJasa dalam Penyelenggaraan Usaha Jasa Konstruksi.

(21 Layanan Usaha Jasa Konstruksi sebagaimana dimaksudpada ayat (1) terdiri atas:a. Layanan Usaha jasa Konsultansi Konstruksi untuk

sifat umum;b. Layanan Usaha jasa Konsultansi Konstruksi untuk

sifat spesialis;c. Layanan Usaha Pekerjaan Konstruksi untuk sifat

umum;d. Layanan Usaha Pekerjaan Konstruksi untuk sifat

spesialis; dane. Layanan Usaha Pekerjaan Konstruksi Terintegrasi.

Pasal22

(1) Layanan Usaha jasa Konsultansi Konstruksi yang bersifatumum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2l ayat (21

huruf a meliputi:a. pengkajian;b. perencanaan;

SK No 037099 A

c. perancangan;. . .

Page 14: SALINAN - Optimalisasi Pengadaan demi Memajukan Bangsa

PRES IDENREPUBLTK INDONESIA

-14-

c. perancangan;d. pengawasan;dan/ataue. manajemen penyelenggaraan Konstruksr.

(2) Layanan Usaha jasa Konsultansi Konstruksi yang bersifatspesialis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2l ayat (2)huruf b meliputi:a. survei;b. pengujian teknis; dan/atauc. analisis.

(3) Layanan Usaha Pekerjaan Konstruksi yang bersifat umumsebagaimana dimaksud dalam Pasal 2l ayat [2) huruf cmeliputi:a. pembangunan;b. pemeliharaan;c. pembongkaran; danlataud. pembangunan kembali.

(41 Layanan Usaha Pekerjaan Konstruksi yang bersifatspesialis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2l ayat (21

huruf d meliputi pekerjaan bagian tertentu dari BangunanKonstruksi atau bentuk fisik lainnya.

(5) Layanan Usaha Pekerjaan Konstruksi Terintegrasisebagaimana dimaksud dalam Pasal 2I aTrat (2) huruf e

meliputi:a. rancang dan bangun; danb. perekayasaan, pengadaan, dan pelaksanaan.

Paragraf 6Perubahan Klasifikasi dan Lavanan Usaha

Pasal 23

(1) Perubahan atas Klasifikasi dan Layanan Usaha JasaKonstruksi dilakukan dengan memperhatikan perubahanKlasifikasi produk Konstruksi yang berlaku secarainternasional dan perkembangan Layanan Usaha JasaKonstruksi.

(2J Perubahan atas Klasifikasi dan Layanan Usaha JasaKonstruksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diaturoleh Menteri.

SK No 037100 A

Paragraf 7

Page 15: SALINAN - Optimalisasi Pengadaan demi Memajukan Bangsa

FRESIDENREPUBLIK INDONESIA

_15_

Paragraf 7Usaha Rantai Pasok Sumber Daya Konstruksi

Pasal24

(1) Kegiatan usaha Jasa Konstruksi didukung dengan UsahaRantai Pasok Sumber Daya Konstruksi.

(2) Usaha Rantai Pasok Sumber Daya Konstruksisebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:a. usaha pemasok bahan bangunan;b. usaha pemasok peralatan;c. usaha pemasok teknologi; dand. usaha pemasok sumber daya manusia.

(3) Usaha Rantai Pasok Sumber Daya Konstruksisebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 25

(1) Sumber daya Konstruksi sebagaimana dimaksud dalamPasal 24 ayat (1) diutamakan berasal dari produksi dalamnegeri.

(2) Sumber daya Konstruksi sebagaimana dimaksud padaayat (1) mengutamakan produk lokal, unggulan, danramah lingkungan yang terdiri atas:a. sumber daya material;b. sumber daya peralatan;c. sumber daya teknologi; dand. sumber daya manusia.

(3) Sumber daya Konstruksi sebagaimana climaksud padaayat (2\ harus memenuhi Standar Keamanan,Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan.

Pasal 26

(1) Sumber daya material dan peralatan Konstruksisebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (2) huruf adan huruf b harus:a. menggunakan material dan peralatan yang telah

lulus uji dari lembaga yang berwenang sesuai denganstandar; dan

SK No 037101 A

b. mengoptimalkan

Page 16: SALINAN - Optimalisasi Pengadaan demi Memajukan Bangsa

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-16-

b. mengoptimalkan penggunaan material dan peralatandalam negeri.

(2) Sumber daya peralatan Konstruksi yang digunakan dalamPekerjaan Konstruksi harus teregistrasi oleh Menteridalam Sistem lnformasi Jasa Konstruksi terintegrasi.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai optimalisasi penggunaansumber daya material dan peralatan Konstruksi dalamnegeri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan registrasisebagaimana dimaksud pada ayat (21 diatur denganPeraturan Menteri.

Pasal 27

(1) Sumber daya teknologi Konstruksi sebagaimanadimaksud dalam Pasal 25 ayat (2) huruf c didukungpengembangan teknologi dalam negeri.

(21 Untuk mendukung pengembangan teknologi dalam negerisebagaimana dimaksud pada ayat (1), Menteri melakukankegiatan penelitian dan pengembangan serta penerapanteknologi Konstruksi sesuai dengan kebijakan dan strateginasional dalam bidang Jasa Konstruksi.

(3) Kegiatan penelitian dan pengembangan serta penerapanteknologi Konstruksi sebagaimana dimaksud pada ayat(2)dapat dilakukan oleh:

a. warga negara Indonesia;b. lembaga penelitian dan pengembangan;c. badan hukum Indonesia; dan/ataud. perguruan tinggi.

(4) Kegiatan penelitian dan pengembangan teknologiKonstruksi sebagaimana dimaksud pada ayat (21

dilakukan dengan berkoordinasi dengan menteri yangmenyelenggarakan urusan pemerintahan bidang riset,teknologi, dan pendidikan tinggi.

Pasal 28

(1) Sumber daya manusia sebagaimana dimaksud dalamPasal 25 ayat (2) huruf d harus mempekerjakan tenagakerja Konstruksi yang memenuhi standar kompetensikerja.

SK No 037102 A

(2) Tenaga

Page 17: SALINAN - Optimalisasi Pengadaan demi Memajukan Bangsa

FRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-L7-

(21 Tenaga kerja Konstruksi sebagaimana dimaksud padaayat (1) terdiri atas Kualifikasi dalam jabatan:a. operator;b. teknisi atau analis; danc. ahli.

(3) Tenaga kerja Konstruksi asing dapat melakukan layananJasa Konstruksi pada jabatan ahli tertentu setelahmemiliki surat register dari Menteri melalui prosespenyetaraan.

(4) Penyetaraan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)meliputi pendidikan, pengalaman, dan keahlian.

(5) Tenaga kerja Konstruksi sebagaimana dimaksud padaayat (1) wajib memiliki Sertifikat Kompetensi Kerja yangtelah diregistrasi oleh Menteri.

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai penyetaraansebagaimana dimaksud pada ayat (41 diatur dalamPeraturan Menteri.

Pasal 29

(1) Sertifikat Kompetensi Kerja sebagaimana dimaksud dalamPasal 28 ayat (5) diperoleh melalui proses uji kompe[ensisesuai dengan Standar Kompetensi Kerja.

(2) Sertifikat Kompetensi Kerja sebagaimana dimaksud padaayat (1) berlaku selama 5 (lima) tahun dan dapatdiperpanjang.

(3) Perpanjangan Sertifikat Kompetensi Kerja sebagaimanadimaksud pada ayat (1) untuk Kualifikasi ahli harusmemenuhi persyaratan pengembangan keprofesianberkelanjutan.

(4) Perpanjangan Sertifikat Kompetensi Kerja sebagaimanadimaksud pada ayat (3) untuk Kualifikasi teknisi atauanalis dan operator dilakukan melalui proses ujikompetensi.

(5) Sistem Sertifikasi Kompetensi Kerja yang dilaksanakanoleh lembaga sertifikasi profesi diawasi oleh Menteri.

(6) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) berupapengawasan sistem Sertifikasi Kompetensi Kerja.

SK No 037103 A

(7) Pelaksanaan

Page 18: SALINAN - Optimalisasi Pengadaan demi Memajukan Bangsa

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 18-

(7) Pelaksanaan Sertifikasi Kompetensi Kerja yangdilaksanakan oleh lembaga sertifikasi profesisebagaimana dimaksud pada ayat (5) wajib mengikutiketentuan peraturan perundang-undangan bidangketenagakerjaan.

Pasal 30

(1) Proses uji kompetensi sebagaimana dimaksud dalamPasal 29 ayat (1) dilaksanakan oleh lembaga sertifikasiprofesi yang dibentuk oleh:a. asosiasi profesi terakreditasi; danb. lembaga pendidikan dan pelatihan kerja yang

teregistrasi.

(2) Proses Sertihkasi Kompetensi Kerja yang dilaksanakanoleh lembaga sertifikasi profesi sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dikenakan biaya.

(3) Biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (21 ditentukanberdasarkan:a. biaya pelaksanaan uji kompetensi kerja;b. biaya operasional; danc. biaya pemberdayaan sumber daya manusia lembaga

sertifikasi profesi.

(4) Besaran biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (3)ditetapkan oleh Menteri.

(5) Lembaga sertifikasi profesi sebagaimana dimaksud padaayat (1) diberikan Lisensi sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan setelah mendapatrekomendasi dari Menteri.

(6) Lembaga sertifikasi profesi sebagaimana dimaksud padaayat (5)yang telah mendapatkan Lisensi harus melakukanregistrasi kepada Menteri.

(7) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemberianrekomendasi dan registrasi sebagaimana dimaksud padaayat (5) dan ayat (6) diatur dengan Peraturan Menteri.

Pasal 3 1

(1) Dalam hal lembaga sertifikasi profesi untuk profesitertentu belum terbentuk, Menteri dapat melakukanSertifikasi Kompetensi Kerja.

SK No 037104 A

(2) Menteri .

Page 19: SALINAN - Optimalisasi Pengadaan demi Memajukan Bangsa

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-19-

(21 Menteri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) membentukpanitia teknis uji kompetensi bersama dengan lembagaindependen yang melaksanakan Sertifikasi KompetensiKerja sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 32

Asosiasi profesi terakreditasi sebagaimana dimaksud dalamPasal 30 ayat (1) huruf a memiliki kewajiban sebagai berikut:a. men1rusun dan melakukan penegakan kode etik dan tata

laku bagi anggotanya;b. melakukan pengembangan keprofesian berkelanjutan

bagi anggotanya;c. melakukan pemberdayaan pada anggotanya; dand. melakukan kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

Pasal 33

Ketentuan lebih lanjut mengenai sumber daya Konstruksisebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 sampai dengan Pasal32 diatur dalam Peraturan Menteri.

Bagian KeduaSegmentasi Pasar Jasa Konstruksi

Paragraf 1

Umum

Pasal 34

(1) Segmentasi pasar Jasa Konstruksi ditentukanberdasarkan kriteria:a. risiko;b. teknologi; danc. biaya.

(21 Kriteria risiko sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hurufa ditentukan berdasarkan aspek:a. ruang lingkup pekerjaan;b. lokasi pelaksanaan pekerjaan; danc. kebutuhan sumber daya tenaga kerja.

SK No 037105 A

(3) Kriteria

Page 20: SALINAN - Optimalisasi Pengadaan demi Memajukan Bangsa

FRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-20-

(3) Kriteria teknologi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)huruf b ditentukan berdasarkan aspek:a. material;b. peralatan;c. tenaga ahli; dand. metode pelaksanaan.

(4) Kriteria biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hurufc ditentukan oleh besaran biaya pekerjaan yangdiperlukan untuk penyelesaian pekerjaan.

Pasal 35

(1) Usaha orang perseorangan dan badan usaha JasaKonstruksi Kualifikasi kecil hanya dapatmenyelenggarakan Jasa Konstruksi pada segmentasipasar yang:a. berisiko kecil;b. berteknologi sederhana; danc. berbiaya kecil.

(21 Usaha orang perseorangan sebagaimana dimaksud padaayat (1) hanya dapat menyelenggarakan pekerjaan yangsesuai dengan bidang keahliannya.

Pasal 36

Badan usaha Jasa Konstruksi Kualifikasi menengah hanyadapat menyelenggarakan Jasa Konstruksi pada segmentasipasar yang:a. berisiko sedang;b. berteknologi madya; dan/atauc. berbiaya sedang.

Pasal 37

(1) Badan usaha Jasa Konstruksi Kualifikasi besar yangberbadan hukum dan pervuakilan usaha Jasa Konstruksiasing hanya dapat menyelenggarakan .Iasa Konstruksipada segmentasi pasar yang:a. berisiko besar;b. berteknologi tinggi; dan/atauc. berbiaya besar.

SK No 037106 A

(2)Dalam...

Page 21: SALINAN - Optimalisasi Pengadaan demi Memajukan Bangsa

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-2r-(2) Dalam hal biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

huruf c bersumber dari keuangan negara dandilaksanakan oleh perwakilan usaha Jasa Konstruksiasing, mengikuti ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 38

Dalam hal tingkat kriteria risiko yang terdapat di dalamPekerjaan Konstruksi merupakan pekerjaan berisiko sedangdan besar, badan usaha Jasa Konstruksi Kualifikasi kecil danmenengah tetap dapat melaksanakan Pekerjaan Konstruksitersebut selama memiliki tenaga ahli yang dipersyaratkan.

Pasal 39

Dalam hal tidak ada Kualifikasi yang mampu melaksanakanusaha Jasa Konstruksi untuk segmentasi pasar .IasaKonstruksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 sampaidengan Pasal 37 rnaka dapat dilaksanakan oleh badan usahaJasa Konstruksi Kualifikasi yang di atasnya.

Pasal 40

Ketentuan lebih lanjut mengenai pedoman penilaian kriteriarisiko, kriteria teknologi, dan kriteria besaran biayasebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 ayat (2) sampai denganayat (4) diatur dalam Peraturan Menteri.

Paragraf 2

Sertifikasi Badan Usaha

Pasal 41

(1) Setiap badan usaha yang mengerjakan Jasa Konstruksiwajib memiliki Sertifikat Badan Usaha.

(2) Sertifikat Badan Usaha sebagaimana dimaksud pada ayat(1) diterbitkan melalui suatu proses sertifikasi danregistrasi oleh Menteri.

SK No 037107 A

(3) Proses

Page 22: SALINAN - Optimalisasi Pengadaan demi Memajukan Bangsa

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-22-

(3) Proses sertifikasi badan usaha oleh Menteri sebagaimanadimaksud pada ayat (2) dilakukan melalui lembagasertifikasi badan usaha yang dibentuk oleh asosiasi badanusaha terakreditasi.

(4) Proses registrasi badan usaha oleh Menteri sebagaimanadimaksud pada ayat (21 dilakukan melalui lembaga yangdibentuk oleh Menteri.

(5) Proses registrasi badan usaha Jasa Konstruksisebagaimana dimaksud pada ayat (41 dikenakan biayamelalui mekanisme penerimaan negara bukan pajak.

(6) Sertifikat Badan Usaha sebagaimana dimaksud pada ayat(1) berlaku untuk masa 3 (tiga) tahun dan dapatdiperpanjang.

Pasal 42

(1) Proses sertihkasi badan usaha Jasa Konstruksisebagaimana dimaksud dalam Pasal 4l ayat (2) dikenakanbiaya.

(2) Biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukanberdasarkan:a. biaya pelaksana sertifikasi badan usaha;b. biaya operasional;c. biaya pemberdayaan sumber daya manusia lembaga

sertifikasi badan usaha; dand. lokasi lembaga sertifikasi badan usaha provinsi.

(3) Besaran biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (21

ditetapkan oleh Menteri.

Pasal 43

Ketentuan tebih lanjut mengenai pembentukan lembagasertifikasi badan usaha yarlg dibentuk oleh asosiasi badanusaha terakreditasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41ayat (3) dan besaran biaya sertifikasi badan usahasebagaimana dimaksud dalam Pasal 42 ayat (3) diatur dalamPeraturan Menteri.

SK No 037108 A

BAB IV

Page 23: SALINAN - Optimalisasi Pengadaan demi Memajukan Bangsa

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-23-

BAB IVPENYELENGGARAAN USAHA JASA KONSTRUKSI

Bagian KesatuUmum

Pasal 44

(1) Penyelenggaraan Usaha Jasa Konstruksi dapat dikerjakansendiri atau melalui pengikatan Jasa Konstruksi.

(21 Ketentuan mengenai Penyelenggaraan Usaha JasaKonstruksi yang dapat dikerjakan sendiri sebagaimanadimaksud pada ayat (1) diatur sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.

Pasal 45

Penyelenggaraan Usaha Jasa Konstruksi melalui pengikatanJasa Konstruksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 ayat(1) dilakukan melalui kegiatan:a. jasa Konsultansi Konstruksi;b. Pekerjaan Konstruksi; danc. Pekerjaan KonstruksiTerintegrasi.

Pasal 46

Penyelenggaraan Usaha Jasa Konstruksi sebagaimanadimaksud dalam Pasal 45 dilaksanakan dengan ketentuansebagai berikut:

a. memenuhi asas nyata dalam penyelenggaraan LayananUsaha Jasa Konstruksi;

b. memenuhi Standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan,dan Keberlanjutan;

c. menggunakan bentuk usaha Jasa Konstruksi yangmemiliki kemampuan usaha yang sesuai, kompetensi dankinerja yang baik;

d. menggunakan tenaga kerja Konstruksi yang kompetendan dibuktikan dengan Sertilikat Kompetensi Kerja;

SK No 037109 A

e. menerapkan...

Page 24: SALINAN - Optimalisasi Pengadaan demi Memajukan Bangsa

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-24-

e. menerapkan standar remunerasi minimal padapenggunaan tenaga kerja Konstruksi untuk jenjangjabatan ahli;

f. memenuhi tanggung jawab profesional dari tenaga kerjaKonstruksi untuk jenjang jabatan ahli;

g mengutamakan penggunaan sumber daya Konstruksidalam negeri;

h. menerapkan inovasi teknologi dalam rangka menciptakannilai tambah bagi Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa;

i. mengutamakan pemanfaatan Usaha Rantai PasokSumber Daya Konstruksi lokal; dan

j. mempertimbangkan aspek risiko di dalampenyelenggaraan Jasa Konstruksi.

Bagian KeduaPenyelenggaraan Usaha Jasa Konsultansi Konstruksi, Usaha Pekedaan

Konstruksi, dan Pekerjaan Konstruksi Terintegrasi

Paragraf 1

Penyelenggaraan Usaha Jasa Konsultansi Konstruksi

Pasal 47

(1) Penyelenggaraan usaha jasa Konsultansi Konstruksimeliputi kegiatan:a. pengkajian;b. perencanaan;c. perancangan;d. pengawasan;dan/ataue. manajemen penyelenggaraan Konstruksi.

(2) Kegiatan pengkajian sebagaimana dimaksud pada ayat (1)huruf a dilakukan untuk menghasilkan dokumen yangberisi:a. identifikasi kebutuhan;b. tujuan kegiatan Pekerjaan Konstruksi;c. sistem penyelenggaraan Konstruksi; dand. strategi dan program penyelenggaraan Konstruksi.

SK No 037110 A

(3) Kegiatan...

Page 25: SALINAN - Optimalisasi Pengadaan demi Memajukan Bangsa

FRESIDENREPUELIK INDONESIA

-25-

(3) Kegiatan perencanaan sebagaimana dimaksud pada ayat(1) huruf b meliputi:a. studi kelayakan Bangunan Konstruksi dan analisis

terkait dampak lingkungan; dan/ataub. analisis dampak lalu lintas.

(4) Kegiatan perancangan sebagaimana dimaksud pada ayat(1) huruf c paling sedikit meliputi:a. pemilihan standar dan metode perancangan;b. pelaksanaan perancangan; danc. penyajian hasil perancangan Konstruksi.

(5) Penyelenggaraan perancangan sebagaimana dimaksudpada ayat (4) menggunakan data perencanaan dan dataperancangan yang dapat dipertanggungjawabkan.

(6) Hasil perancangan Konstruksi sebagaimana dimaksudpada ayat (4) huruf c paling sedikit meliputi:a. perhitungan;b. desain;c. spesifikasi teknis;d. daftar kuantitas atau daftar keluaran;e. perkiraan biaya;f. metode pelaksanaan;g. penetapan tingkat kompleksitas pekerjaan;h. kebutuhan sumber daya Konstruksi beserta rantai

pasoknya;i. metode pengoperasian dan pemeliharaan bangurran;j. rencana penjaminan mutu Pekerjaan Konstruksi:k. rencana keselamatan Konstruksi; dan1. lokasi lahan.

(71 Kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), ayat (3),dan ayat (4) dilakukan melalui:a. survei;b. pengujian teknis; dan/atauc. analisis.

Pasal 48

(1) Hasil perancangan Konstruksi sebagaimana dimaksuddalam Pasal 47 ayat (6) dapat dilakukan pemeriksaan olehpemeriksa yang terdiri atas:a. instansi yang berwenang sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan; dan/atau

SK No 037111 A

b. usaha...

Page 26: SALINAN - Optimalisasi Pengadaan demi Memajukan Bangsa

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-26-

b. usaha orang perseorangan atau badan usahaperancangan Konstruksi.

(2) Pemeriksa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)bertanggung jawab memastikan hasil perancangan telahmemenuhi standar keteknikan serta Standar Keamanan,Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan.

Pasal 49

(1) Kegiatan pengawasan sebagaimana dimaksud dalamPasal 47 ayat (1) huruf C dilakukan untuk memastikan:a. terpenuhinya persyaratan keteknikan; danb. terpenuhinya persyaratan administrasi kontrak.

(2) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dilakukan oleh Pengguna Jasa.

(3) Dalam melaksanakan kegiatan pengawasan sebagaimanadimaksud pada ayat (2ll, Pengguna Jasa dapatmenggunakan Penyedia Jasa Konsultansi Konstruksiyang memiliki kompetensi dan memenuhi persyaratansesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(41 Dalam hal Pengguna Jasa menggunakan Penyedia JasaKonsultansi Konstruksi sebagaimana dimaksud pada ayat(3), Penyedia Jasa Konsultansi Konstruksi bertindakuntuk dan atas nama Pengguna Jasa sesuai clenganketentuan dalam kontrak kerja Konstruksi.

Pasal 50

(1) Penyedia Jasa Konsultansi Konstruksi sebagaimanadimaksud dalam Pasal 49 ayat (3), melakukanpengawasan dalam kegiatan Pekerjaan Konstruksi,dengan tugas paling sedikit:a. mengevaluasi dan menyetujui rencana mutu dan

rencana keselamatan Konstruksi setiap kegiatandalam pelaksanaan;

b. melakukan pengawasan mutu proses dan mutu hasilpekerjaan; dan

c. melakukan pengawasan penerapan keselamatanKonstruksi.

SK No 037112 A

(21 Penyedia

Page 27: SALINAN - Optimalisasi Pengadaan demi Memajukan Bangsa

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-27 -

(2J Penyedia Jasa Konsultansi Konstruksi yang melakukanpengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)mempunyai kewenangan memberikan izin pelaksanaanpekerjaan yang memenuhi persyaratan dan/ataumenghentikan setiap pekerjaan yang tidak memenuhipersyaratan keamanan, keselamatan, kesehatan, dankeberlanjutan Konstruksi.

(3) Penyedia Jasa Konsultansi Konstruksi yang melakukanpengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)memiliki tugas:a. bertanggung jawab terhadap

Pekerjaan Konstruksitanggung jawabnya; danmemberikan laporanPengguna Jasa sesuai

hasil pelaksanaandengan tugas dansesual

b secara berkaladengan ketentuan

kepadadalam

kontrak kerja Konstruksi.

(41 Ketentuan lebih lanjut mengenai pengawasan PekerjaanKonstruksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diaturdalam Peraturan Menteri.

Pasal 51

(1) Manajemen penyelenggaraan Konstruksi sebagaimanadimaksud dalam Pasal 47 ayat (1) huruf e meliputi:a. manajemen proyek;b. manajemen Konstruksi;c. manajemen mutu; dand. manajemen keselamatan Konstruksi.

(21 Kegiatan manajemen penyelenggaraan Konstruksisebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan meliputi:a. inisiasi, perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan

pengendalian, serta pengakhiran;b. pengendalian biaya;c. pengendalian jadwal dan waktu pelaksanaan;d. pengendalian administrasiproyek;e. pengendalian pelaksanaan kontrak;f. pengendalian mutu Konstruksi; dang. pengendalian keselamatan Konstruksi.

(3) Kegiatan manajemen penyelenggaraan Konstruksisebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan sejakkegiatan perancangan sampai dengan selesainya kegiatanPekerjaan Konstmksi.

SK No 037113 A

Pasal 52 . .

Page 28: SALINAN - Optimalisasi Pengadaan demi Memajukan Bangsa

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-28-

Pasal 52

(1) Kegiatan survei sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47ayat(71huruf a meliputi pencarian dan pengumpulan datamelalui kegiatan pengukuran, pengamatan, dan/ataupenyelidikan.

(2) Kegiatan pengujian teknis sebagaimana dimaksud dalamPasal 47 ayat (7) huruf b meliputi pembuatan benda ujidan pemeriksaan kesesuaian terhadap standar.

(3) Kegiatan analisis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47ayat (71 huruf c meliputi pengolahan data, penyimpulan,rekomendasi, dan pelaporan.

Paragraf 2Penyelenggaraan Usaha Pekerjaan Konstruksi

Pasal 53

(1) Penyelenggaraan usaha Pekerjaan Konstruksi meliputikegiatan:a. pembangunan;b. pengoperasian;c. pemeliharaan;d. pembongkaran;dan/ataue. pembangunan kembali.

(21 Kegiatan pembangunan sebagaimana dimaksud pada ayat(1) huruf a merupakan kegiatan pelaksanaan fisik yangterencana dan dilakukan dengan kesesuaian waktu,mutu, dan biaya untuk mewujudkan BangunanKonstruksi.

(3) Penyelenggaraan pembangunan sebagaimana dimaksudpada ayat (21 dilaksanakan berdasarkan hasil rancanganKonstruksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47ayat (6).

(4) Pelaksanaan fisik sebagaimana dimaksud pada ayat (21

paling sedikit harus memenuhi persyaratan:a. ketersediaan lahan baik sebagian maupun

keseluruhan; danb. peri.zinan sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

SK No 037114 A

Pasal 54

Page 29: SALINAN - Optimalisasi Pengadaan demi Memajukan Bangsa

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-29-

Pasal 54

(1) Kegiatan pengoperasian sebagaimana dimaksud dalamPasal 53 ayat (1) huruf b dilakukan sesuai dengan standarperancangan bangunan dan standar operasionalprosedur.

(2) Penyelenggaraan pengoperasian bangunan dalampenyelenggaraan usaha Pekerjaan Konstruksi dilakukansebagai bagian dari layanan terintegrasi.

Pasal 55

(1) Kegiatan pemeliharaan sebagaimana dimaksud dalamPasal 53 ayat (1) huruf c dilakukan untuk seluruh atausebagian bangunan dalam rangka menjaga keandalanBangunan Konstruksi beserta prasararla dan sarananyaagar selalu laik fungsi.

(21 Penyelenggaraan pemeliharaan sebagaimana climaksudpada ayat (1) dilaksanakan dengan mempertimbangkanhasil pemeriksaan berkala.

Pasal 56

(1) Kegiatan pembongkaran sebagaimana dimaksud dalamPasal 53 ayat (1) huruf d berupa kegiatan penghancuran,perobohan, pemindahan seluruh atau sebagianbangunan, komponen, bahan bangunan, dan/atauprasarana dan sarananya.

(21 Penyelenggaraan pembongkaran sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dilakukan terhadap bangunan yang memilikikriteria:a. fungsinya tidak diperlukan lagi;b. membahayakan keselamatan umum;c. tidak memiliki izin;d. iahannya akan dipergunakan untuk keperluan

lainnya; dan/ataue. telah melampaui rencana umur dan secara teknis

tidak dapat diperpanjang umur layanannya.(3) Penyelenggaraan pembongkaran bangunan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) harus dilaksanakan denganmempertimbangkan keamanan dan keselamatanmasyarakat dan lingkungannya berdasarkan kriteriarisiko bahaya.

SK No 037115 A

(4) Penyelenggaraan . . .

Page 30: SALINAN - Optimalisasi Pengadaan demi Memajukan Bangsa

trRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-30-

(4) Penyelenggaraan pembongkaran bangunan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) harus sesuai dengan ketetapanperintah pembongkaran atau persetujuan pembongkaranoleh Pemerintah Daerah.

(5) Dalam hal pembongkaran bangunan fungsi khusus,ketetapan perintah pembongkaran atau persetujuanpembongkaran dilakukan oleh Pemerintah Pusat.

(6) Penyelenggaraan pembongkaran sebagaimana dimaksudpada ayat (1) meliputi tahapan:a. perencanaan;b. penetapan; danc. pelaksanaan.

Pasal 57

( 1) Kegiatan pembangunan kembali sebagaimana dimaksuddalam Pasal 53 ayat (1) huruf e meliputi kegiatan renovasi,rehabilitasi, dan restorasi bangunan.

(2) Penyelenggaraan pembangunan kembali sebagaimanadimaksud pada ayat (1) diselenggarakan melalui tahapan:a. pengkajian;b. perencanaan;c. perancangan;d. pelaksanaan pembangunan; dane. pengawasannya.

Pasal 58

Ketentuan lebih lanjut mengenai penyelenggaraan usahaPekerjaan Konstruksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 53ayat (1) diatur dalam Peraturan Menteri.

Paragraf 3Penyelen ggaraan U saha Pekerj aan Konstruksi Terinte grasi

Pasal 59

(1) Pekerjaan Konstruksi Terintegrasi meliputi:a. rancang bangun; danb. perekayasaan, pengadaan, dan pelaksanaan.

(2) Pekerjaan Konstruksi Terintegrasi sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dituangkan dalam 1 (satu) kontrak kerjaKonstruksi.

SK No 037116 A

Bagian

Page 31: SALINAN - Optimalisasi Pengadaan demi Memajukan Bangsa

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 31 -

Bagian KetigaPemilihan dan Penetapan Penyedia Jasa

Paragraf 1

Umum

Pasal 60

(1) Pemilihan Penyedia Jasa yang menggunakan surmberpembiayaan dari keuangan r.egara dilaksanakan denganprinsip:a. pemenuharl asas nyata;b. menciptakan nilai tambah dari kualitas, waktu,

biaya, layanan, keamanan, keselamat-an, kesehatan,dan keberlanjutan;

c. persaingan usaha yang sehat;d. keberpihakan terhadap usaha kecil;e. penggunaan produk dan teknologi dalarn negeri; danf. penilaian berbasis kinerja Penyedia .Jasa cian

kemampuan usaha.

(2) Pemilihan Penyedia Jasa sebagaimana dimaksud padaayat (1) dilaksanakan dengan sistem penilaian Kualifikasidan sistem evaluasi penawaran.

(3) Sistem penilaian Kualifikasi sebagaimana dimaksud padaayat (21meliputi:a. kesesuaian antara Klasifikasi, subklasifikasi usaha,

dengan ruang lingkup pekerjaan;b. kesetaraan antara Kualifikasi usaha dengan beban

kerja;c. kinerja Penyedia Jasa;d. sisa kemampuan untuk melaksanakan pekerjaan;

dane. pengalaman menghasilkan produk Konstruksi

sejenis.(4) Sistem evaluasi penawaran sebagaimana dimaksud pada

ayat (2) meliputi:a. dukungan Subpenyedia Jasa dan rantai pasok;

b. kepemilikan sumber daya Jasa Konstruksi;

SK No 037117 A

c. penggunaan

Page 32: SALINAN - Optimalisasi Pengadaan demi Memajukan Bangsa

trRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-32-

c. penggunaan tingkat l<cmponen produk dan teknologidalam negeri yang kompetitif; dan

d. kemampuan mengelola keselamatan, kesehatankerja, dan lingkungan.

(5) Pengguna Jasa dalam menyusun dokumen pemilihanPenyedia Jasa harus menguraikan daftar pekerjaanKlasifikasi spesialis dan subklasifikasi spesialis.

(6) Penyedia Jasa yang tidak memiliki subklasifikasi spesialispada:a. Klasifikasi Konstruksi khusus dan/atau Konstruksi

prapabrikasi harus melakukan kerja sama operasi;dan

b. Klasifikasi selain sebagaimana dimaksud pada hurufa harus dikerjakan oleh Subpenyedia Jasa yangdinominasikan pada proses pemilihan Penyedia Jasa.

Pasal 61

(1) Kinerja Penyedia Jasa sebagaimana dimaksud dalamPasal 60 ayat (3) huruf c didasarkan pada laporan kinedayang terdapat pada Sistem Informasi Jasa Konstruksi.

(21 Kinerja Penyedia Jasa sebagaimana dimaksud pada ayat(1) meliputi kinerja tahunan dan kinerja sesaat.

(3) Kinerja tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)merupakan kinerja penyelesaian proyek yang ditanganiperusahaan yang sudah melalui proses serah terimapekerjaan.

(4) Kinerja sesaat sebagaimana dimaksud pada ayat (2)merupakan penilaian kinerja berdasarkan rencana danrealisasi hasil pekerjaan pada saat pekerjaanberlangsung.

(5) Menteri dapat mengumumkan pemeringkatan PenyediaJasa berdasarkan hasil kinerja Penyedia Jasasebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada MasyarakatJasa Konstruksi.

(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai kinerja Penyedia Jasadiatur dalam Peraturan Menteri.

Paragraf 2Metode Pemilihan Penyedia Jasa

SK No 037118 A

Pasal62...

Page 33: SALINAN - Optimalisasi Pengadaan demi Memajukan Bangsa

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-33-

Pasal 62

(1) Pemilihan Penyedia Jasa oleh Pengguna .Iasa yangmenggunakan sumber pembiayaan dari keuangan negaradilakukan dengan menggunakan metode:a. Tender atau Seleksi;b. penunjukan langsung;c. pengadaan langsung; dand. pengadaan melalui katalog elektronik.

(2) Proses pemilihan PenyeCia Jasa sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dapat dilakukan dengan cara pengadaansecara elektronik.

(3) Pengadaan secara elektronik sebagaimana dimaksud padaayat (21merupakan metode pemilihan Penyedia Jasa yangsebagian atau keseluruhan prosesnya dilakukanmenggunakan sistem informasi.

Pasal 63

(1) Tender atau Seleksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal62 ayat (1) huruf a dilakukan melalui:a. prakualifikasi;b. pascakualifikasi; atauc. Tender cepat.

(2) Tender yang dilakukan melalui prakualifikasisebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dilakukanuntuk pemilihan Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksiyang bersifat kompleks.

(3) Seleksi yang dilakukan melalui prakualifikasisebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dilakukanuntuk pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi Konstruksiyang berbentuk badan usaha.

(4) Tender yang dilakukan melalui pascakualifikasisebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dilakukanuntuk pemilihan Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksiyang bersifat tidak kompleks.

(5) Seleksi yang dilakukan melalui pascakualifikasisebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dilakukanuntuk pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi Konstruksiusaha orang perseorangan.

SK No 037119 A

(6) Tender

Page 34: SALINAN - Optimalisasi Pengadaan demi Memajukan Bangsa

FRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-34-

(6) Tender cepat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hurufc dilakukan dalam hal:a. spesifikasi dan volume pekerjaan sudah dapat

ditentukan secara rinci;b. Penyedia Jasa yang telah terkualifikasi dalam sistem

informasi kinerja penyedia; danc. penetapan pemenang berdasarkan harga terendah.

Pasal 64

(1) Pemilihan penyedia layanan jasa Konsultansi Konstruksiyang menggunakan tenaga kerja Konstruksi pada jenjangjabatan ahli harus memperhatikan standar remunerasiminimal.

(21 Dalam hal Seleksi Penyedia Jasa Konsultansi Konstruksisebagaimana dimaksud dalam Pasal 63 ayat (3) dan ayat(5) menggunakan tenaga kerja fionstruksi pada jenjangjabatan ahli maka Pengguna Jasa dalam perencanaanpembiayaan, penghitungan besaran remunerasi tenagaahli harus lebih tinggi dari standar remunerasi minimal.

(3) Standar remunerasi minimal sebagaimana dimaksudpada ayat (1) ditetapkan paling sedikit berdasarkan:a. Kualifikasi;b. pengalaman profesional; danc. tingkat pendidikan.

Pasal 65

(1) Penunjukan langsung sebagaimana dimaksud dalamPasal 62 ayat (1) huruf b dilakukan dalam hal:

a. penanganan darurat untuk keamanan dankeselamatan masyarakat;

b. pekerjaan yang kompleks yang hanya dapatdilaksanakan oleh Penyedia Jasa yang sangatterbatas atau hanya dapat dilakukan oleh pemeganghak;

c. pekerjaan yang perlu dirahasiakan yang menyangkutkeamanan dan keselamatan negara;

d. pekerjaan yang berskala kecil; dan/ataue. kondisi tertentu.

SK No 037120 A

(2)Kondisi...

Page 35: SALINAN - Optimalisasi Pengadaan demi Memajukan Bangsa

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

OE-JJ.

(2) Kondisi tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (1)huruf e untuk Pekerjaan Konstruksi meliputi:a. penyelenggaraan penyiapan kegiatan yang

mendadak/mendesak untuk menindaklanjutikomitmen internasional yang dihadiri oleh presidendan wakil presiden;

b. Pekerjaan Konstruksi yang bersifat rahasia untukkepentingan Negara sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan ;

c. Pekerjaan Konstruksi yang merupakan satukesatuan sistem Konstruksi dan satu kesatuantanggung jawab atas risiko Kegagalan Bangunanyang secara keseluruhan tidak dapat direncanakanldiperhitungkan sebelumnya;

d. pekerjaan prasarana, sarana, dan utilitas umum dilingkungan perumahan bagi masyarakatberpenghasilan rendah, Aparatur Sipil Negara, danTentara Negara Indonesia/Kepolisian RepublikIndonesia yang dilaksanakan oleh pengembang yangbersangkutan;

e. Pekerjaan Konstruksi yang setelah dilakukan Tenderulang mengalami kegagalan;

f. penugasan pemerintah kepada badan usaha miliknegaraf badan usaha milik daerah, anak perusahaanbadan usaha milik negara/badan usaha milikdaerah, dan/atau perusahaan terafiliasi badanusaha milik negaraf badan usaha milik daerah;

g. penanganan darurat untuk keamanan dankeselamatan masyarakat yang pelaksana.anpekerjaannya tidak dapat ditunda/harus dilakukansegera;

h. Pekerjaan Konstruksi yang hanya dapat disediakanoleh 1 (satu) pelaku usaha yang mampu; dan/atau

i. pekerjaan yang spesifik dan hanya dapat dilakukanoleh pemegang hak paten atau pihak lain yang telahmendapat izin dari pemegang hak paten, atau pihakyang menjadi pemenang Tender untuk mendapatkanizin dari pemerintah.

(3) Kondisi tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

huruf e untuk jasa Konsultansi Konstruksi meliputi:

SK No 037121 A

a- permintaan

Page 36: SALINAN - Optimalisasi Pengadaan demi Memajukan Bangsa

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-36-

a. permintaan berulang (repeat order) untuk PenyediaJasa Konsultansi Konstruksi yang sama;

b. jasa Konsultansi Konstruksi yang setelah dilakukanSeleksi ulang mengalami kegagalan;

c. penugasan pemerintah kepada badan usaha miliknegaralbadan usaha milik daerah, anak perusahaanbadan usaha milik negaralbadan usaha milikdaerah, dan/atau perusahaan terafiliasi badanusaha milik negaraf badan usaha milik daerah;

d. jasa Konsultansi Konstruksi yang hanya dapatdilakukan oleh I (satu) pelaku usaha yang mampu;

e. jasa Konsultansi Konstruksi yang hanya dapatdilakukan oleh I (satu) pemegang hak cipta yangtelah terdaftar atau pihak yang telah mendapat izinpemegang hak cipta;

f. jasa Konsultansi Konstruksi varrg bersifat rahasiauntuk kepentingan negara sesua.i dengan ketentuanperaturan perundang-undangan; dan/ atau

g. jasa Konsultansi Konstruksi lanjutan yangmerupakan satu kesatuan sistem Konstruksi dansatu kesatuan tanggung jawab atas risiko KegagalanBangunan yang secara keseluruhan tidak dapatdipecah-pecah ciari pekerjaan yang sudahdilaksanakan sebelumnya.

(4) Pelaksanaan pemilihan Penyedia Jasa dengan carapenunjukan langsung dilakukan melalui prakualifikasi.

Pasal 66

Penugasan pemerintah kepada badan usaha miliknegarafbadan usaha milik daerah, anak perusahaan badantrsaha milik negaralbadan usaha milik daerah, dan/atauperusahaan terafiliasi badan usaha milik negaraf badan usahamilik daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 65 ayat {2)huruf f dan ayat (3) huruf c dilaksanakan dengan ketentuan:

a. sepanjang layanan Jasa Konstruksi dimaksud merupakanproduk atau Layanan Usaha dari badan usaha miliknegaralbadan usaha milik daerah, anak perusahaanbadan usaha milik negara/badan usaha milik daerah,dan/atau perusahaan terafiliasi badan usaha miliknegaralbadan usaha milik daerah; dan

SK No 037122 A

b. sepanjang.

Page 37: SALINAN - Optimalisasi Pengadaan demi Memajukan Bangsa

b

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-37 -

sepanjang kualitas, harga dan tujuannya dapatdipertanggungj awabkan.

Pasal 67

(1) Pengadaan langsung sebagaimana dimaksud dalam Pasal62 ayat (1) huruf c dilaksanakan untuk paket dengan nilaitertentu dan pekerjaan yang berskala kecil denganketentuan:a. teknologi sederhana;b. risiko kecil; dan/atauc. dilaksanakan oleh Penyedia Jasa usaha orang

perseorangan dan/atau badan usaha kecil, kecualiuntuk paket pekedaan yang menuntut kompetensiteknis yang tidak dapat dipenuhi oleh usaha kecil.

(2) Batasan nilai pekerjaan yang dapat dilaksanakan denganpengadaan langsung diatur dengan ketentuan:a. mempertimbangkan kondisi ekonomi wilayah

setempat; danb. untuk pengadaan Pekerjaan Konstruksi/jasa

Konsultansi Konstruksi yang menggunakan sumberpembiayaan dari keuangan negara, batasan nilaipekerjaan mengikuti ketentuan peraturanperundang-undangan terkait pengadaanbarangl jasa pemerintah.

Pasal 68

(1) Pemilihan PenyediaTerintegrasi dilakukanprakualifikasi.

(21 Kriteria pekerjaan yang dapat dilakukan dengan jasaPekerjaan Konstruksi Terintegrasi meliputi pekerjaanyang:

a. bersifat kompleks; ataub. pekerjaan yang mendesak untuk segera

dimanfaatkan, yang apabila tidak dilaksanakansecara terintegrasi berakibat pernenuhan nilaimanfaat yang sebesar-besarnya (ualue for money)tidak tercapai.

Jasa Pekerjaan Konstruksidengan cara Tender dengan

SK No 037123 A

Pasal 69

Page 38: SALINAN - Optimalisasi Pengadaan demi Memajukan Bangsa

trRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-38-

Pasa! 69

Pengadaan melalui katalog elektronik sebagaimana dimaksuddalam Pasal 62 ayat (1) huruf d ditakukan untuk pekerjaanyang sudah tercantum dalam katalog elektronik.

Pasal 7O

Ketentuan lebih lanjut mengenai pemilihan Penyedia Jasauntuk:a. pengadaan Pekerjaan Konstruksi dan jasa Konsultansi

Konstruksi; danb. pengadaan Pekerjaan Konstruksi Terintegrasi,diatur dalam peraturan Menteri.

Pasal 71

(1) Pekerjaan Konstruksi yang bersifat spesialis wajib dimuatdalam dokumen pemilihan Penyedia Jasa.

(2) Pekerjaan Konstruksi yang bersifat spesialis sebagaimanadimaksud pada ayat (1) wajib dilaksanakan oleh PenyediaJasa badan usaha spesialis.

Pasal 72

(1) Pemilihan Penyedia Jasa Konstruksi untuk pembangunankepentingan umum wajib melalui cara pemilihan PenyediaJasa.

(2) Dalam hal Pengguna Jasa akan memanfaatkan layananJasa Konstruksi dari Penyedia Jasa yang terafiliasi padapembangunan untuk kepentingan rlmum, wajib melaluiTender atau Seleksi, atau pengadaan secara elektronik.

(3) Pembangunan untuk kepentingan umum sebagaimanadimaksud pada ayat (1), merupakan pembangunanbangunan yang mempunyai dampak terhadap:a. kepentingan bangsa dan negara; dan/ataub. kepentingan masyarakat.

Paragraf 3Penetapan Penyedia .Jasa

SK No 037124 A

Pasal 73

Page 39: SALINAN - Optimalisasi Pengadaan demi Memajukan Bangsa

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-39-

Pasal 73

(1) Pengguna Jasa menetapkan Penyedia Jasa yang menjadipemenang dalam pemilihan Penyedia Jasa.

(2) Penetapan Penyedia Jasa sebagaimana dimaksud padaayat (1) dilakukan terhadap calon Penyedia ,Jasa yanglulus evaluasi Kualifikasi, administrasi, teknis, dan harga.

(3) Penetapan Penyedia Jasa sebagaimana dimaksud padaayat (1) untuk Penyedia Jasa Konsultansi Konstruksididasarkan pada pemilihan kualitas terbaik, gabungankualitas dan biaya terbaik, danf atau biaya terendah.

(4) Penetapan Penyedia Jasa sebagaimana dimaksud padaayat (1) untuk Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksididasarkan pada harga terendah terevaluasi dan/ataugabungan kualitas teknis dan harga terbaik di antarapenawaran yang telah memenuhi persyaratan sertatanggap terhadap dokumen pemilihan.

(5) Penetapan Penyedia Jasa dalam penunjukan langsungdan pengadaan langsung didasarkan pada hasil negosiasiantara Pengguna Jasa darr Penyedia Jasa.

(6) Penetapan Penyedia Jasa Pekerjaan KonstruksiTerintegrasi didasarkan pada nilai gabungan penilaianteknis dan harga terbaik.

Pasal 74

(1) Penetapan Penyedia Jasa dilakukan melalui prosesevaluasi.

(2) Evaluasi terhadap dokumen Kualifikasi dan dokumenpenawaran untuk penetapan Penyedia Jasa sebagaimanadimaksud pada ayat (1) terdiri atas:a. evaluasi Kualifikasi;b. evaluasiadministrasi;c. evaluasi teknis; dand. evaluasi harga.

(3) Evaluasi Kualifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

huruf a merupakan evaluasi terhadap kompetensi,kemampuan usaha, dan pemenuhan persyarat.an sebagaiPenyedia Jasa.

(4) Evaluasi administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat(21 huruf b merupakan evaluasi terhadap kelengkapandan keabsahan syarat administrasi yang ditetapkandalam dokumen pemilihan.

(5) Evaluasi. . .

SK No 037125 A

Page 40: SALINAN - Optimalisasi Pengadaan demi Memajukan Bangsa

FRESIDENREPUBLIK INDONESIA

_40_

(5) Evaluasi teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (21

huruf c merupakan evaluasi terhadap pemenuhan syaratteknis yang ditetapkan dalam dokumen pemilihan.

(6) Evaluasi harga sebagaimana dimaksud pada ayat (2)huruf d merupakan evaluasi terhadap ke'*,ajaran hargapenawaran yang ditawarkan oleh Penyedia Jasa.

Bagian KeempatKontrak Kerja Konstruksi

Paragraf 1

Umum

Pasal 75(1) Pengaturan hubungan kerja antara Pengguna Jasa dan

Penyedia Jasa harus dituangkan dalam kontrak kerjaKonstruksi.

(2\ Kontrak kerja Konstruksi sebagaimana dimaksud padaayat (1) tunduk pada hukum yang berlaku di Indonesia.

(3) Bentuk kontrak kerja Konstruksi sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dapat mengikuti perkembangan kebutuhandan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

(4) Bentuk kontrak kerja Konstruksi sebagaimana dimaksudpada ayat (3) ditentukan berdasarkan pemilihan:a. sistem penyelenggaraan Konstruksi (deliuery sgstem);b. sistem pembayaran; danc. sistem perhitungan hasil pekerjaan.

Paragraf 2Syarat Kontrak Kerja Konstruksi

Pasal 76

Kontrak kerja Konstruksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal75 ayat (1) terdiri atas beberapa dokumen yang mernuat palingsedikit meliputi:a. surat perjanjian yang ditandatangani oleh Pengguna Jasa

dan Penyedia Jasa yang paling sedikit memuat:1. uraian para pihak;2. konsiderasi;3. lingkup pekedaan;

SK No 037126 A

4. hal

Page 41: SALINAN - Optimalisasi Pengadaan demi Memajukan Bangsa

b

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-4t-4. hal pokok seperti harga kontrak, jangka waktu

pelaksanaan kontrak; dan5. daftar dokumen yang mengikat beserta urutan

hierarki.syarat khusus kontrak yang berisi data informasipekerjaan dan ketentuan perubahan yang diizinkan olehsyarat umum kontrak berdasarkan karakteristik khususpekerjaan;syarat umum kontrak yang berisi ketentuan umum yangmengatur perikatan berdasarkan sistem penyelenggaraan,lingkup pekerjaan, cara pembayaran dan sistemperhitungan hasil pekerjaan;dokumen Pengguna Jasa yang merupakan bagian daridokumen pemilihan yang menjadi dasar bagi PenyediaJasa untuk menJrusun penawaran, yang berisi iingkuptugas dan persyaratannya meliputi, persyaratanspesifikasi pekerjaan, gambar-gambar, daftar keluaran/kuantitas dan harga;usulan atau penawaran, yang disusun oleh Penyedia Jasaberdasarkan dokumen pemilihan yang berisi metode,harga penawaran, jadwal waktu, dan sumber daya;berita acara berisi kesepakatan yang terjadi antaraPengguna Jasa dan Penyedia Jasa selama proses evaluasiusulan atau penawaran oleh Pengguna Jasa berupaklarifikasi atas hal yang menimbulkan keraguan;surat pernyataan dari Pengguna Jasa yang menyatakanmenerima atau menyetujui usulan atau penawaran dariPenyedia Jasa; dansurat pernyataan dari Penyedia Jasa yang menyatakankesanggupan untuk melaksanakan pekerjaan.

Pasal TT

(1) Kontrak kerja Konstruksi sebagaimana dimaksud dalamPasal 75 ayat (1) yang dibiayai dengan:a. dana anggaran pendapatan belanja negaraf

anggaran pendapatan belanja daerah menggunakandokumen terstandar;

b. non anggaran pendapatan belanja negarafanggaranpendapatan belanja daerah menggunakan dokumensesuai kesepakatan para pihak.

c

d

e

f.

g

h

SK No 037127 A

(2) Ketentuan

Page 42: SALINAN - Optimalisasi Pengadaan demi Memajukan Bangsa

FRESIDENREPUBLIK INDONESIA

_42_

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai penggunaan dokumenterstandar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf adiatur dalam Peraturan Menteri.

Pasal 78

(1) Selain ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76,kontrak kerja Konstruksi dapat memuat kesepakatanpara pihak tentang pemberian insentif.

(2) Pemberian insentif sebagaimana dimaksud pada ayat (1)harus menerapkan prinsip-prinsip sebagai berikut:a. transparan;b. akuntabel;c. responsif; dand. adil.

(3) Pemberian Insentif sebagaimana dimaksud pada avat (2)diberikan apabila Penyedia Jasa Konstruksi dapatmenyelesaikan pekerjaan sebelum masa kontrak dengantetap menjaga standar dan ketentuan yang telahdisepakati di dalam kontrak.

(4) Penentuan adanya pemberian insentif sebagaimanadimaksud pada ayat (1) harus ditetapkan sejak proseskegiatan persiapan.

Pasal 79

(1) Kontrak kerja Konstruksi untuk jasa KonsultansiKonstruksi atau Pekerjaan Konstruksi yang memerlukanteknologi tinggi, mempunyai risiko tinggi, dan/ataumenggunakan peralatan yang didesain khusus dapatdiberikan penelaahan oleh ahli kontrak kerja Konstruksisebelum ditandatangani oleh para pihak.

(2) Kontrak kerja Konstruksi untuk Pekerjaan KonstruksiTerintegrasi harus diberikan penelaahan oleh ahli kontrakkerja Konstruksi sebelum ditandatangani oleh para pihak.

SK No 037128 A

Paragraf 3 .

Page 43: SALINAN - Optimalisasi Pengadaan demi Memajukan Bangsa

FRESIDENREPUBLIK INDONESIA

_43_

Paragraf 3Sistem Penyelenggaraan Konstruk si (Deliuery Sg steml

Pasal 80

(1) Pengguna Jasa dalam menetapkan sistempenyelenggaraan Konstruksi (delittery sgstemlsebagaimana dimaksud dalam Pasal 75 ayat (4) huruf amempertimbangkan:a. kapasitas Pengguna Jasa;b. ketersediaan Penyedia Jasa Kontruksi; danc. rantai pasok.

(21 Sistem penyelenggaraan Konstruksi (deliuery sgstemlsebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:a. rancang-penawaran-bangun;b. rancang-bangun;c. perekayasaan-pengadaan-pelaksanaan;d. manajemen Konstruksi dengan resiko;e. manajemen Konstruksi sebagai agen Pengguna Jasa;

danf. kemitraanlkerjasama.

(3) Sistem penyelenggaraan Konstruksi (deliuery systemlsebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat mengikutikebutuhan yang berkembang di masyarakat.

Paragraf 4Sistem Pembayaran

Pasal 81

(1) Sistem pembayaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal75 ayat (4) huruf b dilakukan secara pembayaran dimuka, progress/bulanan, milestoneftahapan/termin,atau pembayaran terima jadi (turn keallsekaligus setelahpenyelesaian pekerjaan.

(21 Ketentuan terkait dengan pembayaran sebagaimanadimaksud pada ayat (1) memuat:a. jangka waktu pembayaran;b. ganti rugi keterlambatan pembayaran;c. jaminan; dand. dokumen bukti kemampuan membayar.

SK No 037129 A

Paragraf 5

Page 44: SALINAN - Optimalisasi Pengadaan demi Memajukan Bangsa

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

_44_

Paragraf 5Sistem Perhitungan

Pasal 82

(1) Sistem perhitungan hasil pekerjaan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 75 ayat (4) huruf c terdiri atas:a. lumsum;b. harga satuan;c. gabungan lumsum dan harga satuan;d. persentase nilai;e. cost reimbursable; danf. target cost.

(21 Perhitungan hasil pekerjaan dengan iumsumsebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a merupakanperhitungan harga tetap untuk pekerjaan yang sudahdisepakati antara Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa.

(3) Dalam hal terjadi perubahan lingkup pekedaan ataskesepakatan Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa, makanilai harga tetap lumsum sebagaimana dimaksud padaayat (2) dapat berubah sesuai dengan nilai pekerjaan yangdisepakati.

(4) Perhitungan hasil pekerjaan dengan harga satuansebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b merupakanperhitungan yang didasarkan pada hasil pengukuranbersama atas volume pekerjaan yang benar-benar telahdilaksanakan oleh Penyedia Jasa.

(5) Perhitungan hasil pekerjaan dengan gabungan lumsumdan harga satuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)huruf c merupakan perhitungan untuk pekerjaan yangsebagian mempergunakan lumsum dan untuk bagianyang lain menggunakan harga satuan.

(6) Perhitungan hasil pekerjaan dengan persentase nilaisebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d merupakanperhitungan berdasarkan persentase dari nilai pekerjaantertentu yang didasarkan pada tahapan produk/keluaranyang dihasilkan sesuai dengan isi kontrak.

(7) Perhitungan hasil pekerjaan dengan cost reimbursablesebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e merupakanperhitungan herdasarkan pengeluaran biaya ditambahimbaian jasa yang telah disepakati para pihak.

SK No 037130 A

(8) Pengeluaran

Page 45: SALINAN - Optimalisasi Pengadaan demi Memajukan Bangsa

Bagian KelimaStandar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan

Pasal 84

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

_45_

(8) Pengeluaran biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (7)paling sedikit meliputi:a. pembelian bahan;b. sewa peralatan; danc. upah pekerja.

(9) Perhitungan hasil pekerjaan dengan target costsebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf f merupakanperhitungan berdasarkan harga pasar yang ditet-apkanterlebih dahulu kemudian dikurangi laba yangdiharapkan.

Pasal 83

Ketentuan lebih lanjut mengenai bentuk, syarat, dan dokumenterstandar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75 sampaidengan Pasal 82 diatur dengan Peraturan Menteri.

(1) Dalam setiap Penyelenggaraan Usaha Jasa Konstruksi,Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa wajib memenuhiStandar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, danKeberlanjutan

(21 Penyedia Jasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)termasuk Subpenyedia Jasa dan pemasok.

(3) Pemenuhan Standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatandan Keberlanjutan Konstruksi sebagaimana dimaksudpada ayat (1) harus dilakukan dengan caramengendalikan proses untuk menjamin hasiiPenyelenggaraan Usaha Jasa Konstruksi.

(4) Pemenuhan standar keamanan, standar keselamatan dankesehatan kerja, dan standar keberlanjutan sebagaimanadimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) ditetapkanoleh menteri teknis terkait.

SK No 037131 A

Bagian

Page 46: SALINAN - Optimalisasi Pengadaan demi Memajukan Bangsa

PRESIDENREPUELIK INDONESIA

-46-

Bagian KeenamKewajiban dan Tanggung Jawab Para Pihak Atas Kegagalan Bangunan

Pasal 85

(1) Pengguna Jasa dan/atau Penyedia Jasa bertanggungjawab atas Kegagalan Bangunan akibat dari tidakterpenuhinya Standar Keamanan, Keselamatan,Kesehatan, dan Keberlanjutan sebagaimana dimaksuddalam Pasal 84 ayat (1).

(2) Pengguna Jasa dan/atau Penyedia Jasa sebagaimanadimaksud pada ayat (1) wajib bertanggung jawab atasKegagalan Bangunan setelah ditetapkan oleh Penilai Ahli.

(3) Penilai Ahli sebagaimana dimaksud pada ayat (21 dapatberkoordinasi dengan pihak yang berwenang terkait.

(4) Penetapan oleh Penilai Ahli sebagaimana dimaksud padaayat (21bersifat finaI dan mengikat.

(5) Tanggung jawab atas Kegagalan Bangunan sebagaimanadimaksud pada ayat (21berupa:a. penggantian atau perbaikan Kegagalan Bangunan

oleh Penyedia Jasa; danb. pemberian ganti kerugian oleh Pengguna Jasa

dan/ atau Penyedia Jasa.

Pasal 86

(1) Penyedia Jasa wajib bertanggung jawab atas KegagalanBangunan dalam jangka waktu yang ditentukan sesuaidengan rencana umur Konstruksi.

(2) Dalam hal rencana umur Konstruksi sebagaimanadimaksud pada ayat (1) lebih dari 10 (sepuluh) tahun,Penyedia Jasa wajib bertanggung jawab atas KegagalanBangunan dalam jangka waktu paling lama 1O (sepuluh)tahun terhitung sejak tanggal penyerahan akhir layana-nJasa Konstruksi.

(3) Pengguna Jasa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 85ayat (21 bertanggung jawab atas Kegagalan Bangunanyang terjadi setelah jangka waktu yang telah ditentukansebagaimana dimaksud pada ayat (1).

SK No 037132 A

(4) Dalam . .

Page 47: SALINAN - Optimalisasi Pengadaan demi Memajukan Bangsa

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

_47 _

(4) Dalam hal tanggung jawab atas Kegagalan Bangunanberbeda dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat(1) dan ayat (2) maka pertanggungjawabannya sesuaiketetapan Penilai Ahli.

Pasal 87

(1) Penentuan rencana umur Konstruksi sebagaimanadimaksud dalam Pasal 86 ayat (1) secara jelas dan tegasdinyatakan dalam dokumen perancangan, sertadituangkan dalam kontrak kerja Konstruksi untukPekerjaan Konstruksi.

(2) Jangka waktu pertanggungjawaban atas KegagalanBangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 86 ayat (3)dinyatakan dengan jelas dan tegas dalam kontrak kerjaKonstruksi untuk Pekerjaan Konstruksi.

Pasal 88

(1) Pertanggungjawaban atas penggantian atau perbaikanKegagalan Bangunan oleh Penyedia Jasa sebagaimanadimaksud dalam Pasal 85 ayat (5) huruf a pada:a. Layanan Usaha jasa Konsultansi Konstruksi berupa:

1. pengkajian, perencanaan, dan/atauperancangan;

2. pengawasan; dan/atau3. manajemen penyelenggaraan konstruksi.

b. Layanan Usaha Pekedaan Konstruksi; dan/atauc. Layanan Usaha Pekerjaan Konstruksi Terintegrasi.

(2) Pertanggungjawaban pengkajian, perencanaan, danperancangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hurufa angka i dilakukan selama dokumen hasil perancanganpengkajian, perencanaan, dan perancangan belum atautidak diubah.

(3) Pertanggungjawaban pengawasan, manajemenpenyelenggaran Konstruksi, penyelenggaraan PekerjaanKonstruksi, dan penyelenggaraan Pekerjaan KonstruksiTerintegrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf aangka 2, angka 3, huruf b, dan huruf c dilakukan denganmengacu kepada dokumen kontrak kerja Konstruksi.

SK No 037133 A

Pasal 89

Page 48: SALINAN - Optimalisasi Pengadaan demi Memajukan Bangsa

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

_48_

Pasal 89

(1) Penggantian atau perbaikan Kegagalan Bangunan olehPenyedia Jasa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 85ayat (5) huruf a dapat dialihkan kepada pihak ketigaberupa asuransi.

(21 Pengalihan kepada pihak ketiga sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dilaksanakan berdasarkan peraturanperundang-undangan.

Pasal 90

(1) Pengguna Jasa danf atau Penyedia Jasa yang ditetapkanoleh Penilai Ahli sebagai pihak yang bertanggungjawabsebagaimana dimaksud dalam Pasal 85 ayat (2) wajibmemberikan ganti kerugian kepada pihak yang dirugikanakibat Kegagalan Bangunan.

(2) Ganti kerugian sebagaimana dimaksud pada ayat (1)ditetapkan oleh pihak yang berwenang berdasarkanlaporan dari Penilai Ahli.

(3) Ganti Kerugian yang diderita oleh pihak yang dirugikansebagaimana dimaksud pada ayat (2) berupa:

a. santunan bagi pihak yang dirugikan yangmeninggal dunia;

b. santunan bagi pihak yang dirugikan yang menderitaluka yang mengakibatkan cacat tetap;

c. ganti kerugian atas biaya pengobatan yang nyata-nyata dikeluarkan oleh pihak yang dirugikan ataubagian biaya pelayanan lainnya; dan

d. ganti kerugian atas musnah, rusak, atau hilangnyaakibat Kegagalan Bangunan.

(4) Proses ganti kerugian yang dilakukan oleh pihak yangbertanggung jawab harus dimulai dalam jangka waktupaling lambat 30 (tiga puluh) hari kalender sejakditetapkan oleh pihak yang berwenang.

(5) Pemberian ganti kerugian sebagaimana dimaksud padaayat (1) dapat dialihkan kepada pihak ketiga berupaasuransi.

SK No 037134 A

(6) Pengalihan

Page 49: SALINAN - Optimalisasi Pengadaan demi Memajukan Bangsa

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

_49_

(6) Pengalihan kepada pihak ketiga sebagaimana dimaksudpada ayat (5) dilakukan sesuai:a. persyaratan, jangka waktu dan nilai pertanggurrgan

yang ditetapkan atas dasar kesepakatan; danb. premi dibayar oleh masing-masing pihak, dan biaya

premi yang menjadi tanggungan Penyedia Jasamenjadi bagian dari unsur biaya Jasa Konstruksi.

(71 Pengalihan kepada pihak ketiga sebagaimana dimaksudpada ayat (5) dilaksanakan berdasarkan peraturanperundang-undangan.

Bagian KetujuhPenyelesaian Sengketa

Paragraf 1

Umum

Pasal 91

(1) Permasalahan yang menjadi sengketa disampaikan olehsalah satu pihak kepada pihak lainnya sesuai ketentuandalam kontrak dengan disertai data pendukung.

(2) Penyelesaian sengketa dalam penyelenggaraan JasaKonstruksi dilaksanakan dengan prinsip cepat, murah,berkepastian hukum, menjaga hubungan baik danperkaranya tidak dapat dibuka pada publik, kecualiditentukan lain oleh para pihak dan/atau pengadilan.

Pasal 92

(1) Musyawarah untuk penyelesaian sengketa dilakukanberdasarkan itikad baik para pihak.

(21 Dalam hal musyawarah tidak menghasilkanpermufakatan, penyelesaian sengketa dilanjutkan denganMediasi.

Paragraf 2Tahapan Upaya Penyelesaian Sengketa

Pasal 93

(1) Tahapan upaya penyelesaian sengketa Konstruksimeliputi Mediasi, Konsiliasi, dan arbitrase.

SK No 037135 A

(2) Penyelesaian

Page 50: SALINAN - Optimalisasi Pengadaan demi Memajukan Bangsa

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-50-

(21 Penyelesaian sengketa sesuai tahapan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dapat dihentikan apabila sengketasudah diselesaikan pada tahap sebelumnya.

(3) Selain upaya penyelesaian sengketa melalui Mediasi danKonsiliasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), parapihak dapat menunjuk Dewan Sengketa.

(4) Dewan Sengketa sebagaimana dimaksud pada ayat (3)mempunyai fungsi sebagai upaya pencegahan sekaliguspenyelesaian sengketa Konstruksi.

(5) Penggunaan Dewan Sengketa sebagaimana dimaksudpada ayat (3) dilakukan sefelah perikatan JasaKonstruksi.

Paragraf 3Dewan Sengketa

Pasal 94

(1) Wewenang Dewan Sengketa untuk mencegah danmenyelesaikan sengketa timbul setelah para pihaksepakat menggunakan Dewan Sengketa dalam klausulaperikatan Jasa Konstruksi dan rnembuat perjanjiantripartit Dewan Sengketa.

(2) Perjanjian tripartit Dewan Sengketa sebagaimanadimaksud pada ayat (1) tidak terpisah dari perikatan JasaKonstruksi yang ditandatangani oleh para pihak danDewan Sengketa.

(3) Dewan Sengketa paling sedikit memiliki tugas sebagaiberikut:a. mencegah perselisihan para pihak;b. menyelesaikan perselisihan melalui pemberian

pertimbangan profesional. aspek tertentu sesuaikebutuhan; atau

c. menyelesaikan sengketa melalui rumusankesimpulan formal yang dituangkan dalam putusanDewan Sengketa.

(41 Pembentukan Dewan Sengketa sebagaimana dimaksuddalam Pasal 93 ayat (3) dituangkan ke dalam kontrakkerja Konstruksi yang dananya menjadi tanggung jawabpara pihak.

(5) Dewan Sengketa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 93ayat (3), berjumlah gasal.

Pasal95...

SK No 037136 A

Page 51: SALINAN - Optimalisasi Pengadaan demi Memajukan Bangsa

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-51 -

Pasal 95

(1) Proses dan putusan Dewan Sengketa didasari padaprinsip keadilan.

(21 Dalam hal tidak terdapat keberatan dalam jangka waktu28 (dua puluh delapan) hari kalender, putusan DewanSengketa finai dan mengikat kedua belah pihak.

(3) Dalam hal terdapat keberatan para pihak/salah satupihak terhadap putusan Dewan Sengketa, para pihakmenempuh tahapan upaya penyelesaian sengketaselanjutnya sesuai dengan Pasal 93 ayat (1).

(4) Masa kerja Dewan Sengketa selama masa kontrak atausampai Dewan Sengketa dihentikan berdasarkanketentuan dalam perjanj ian tripartit.

Pasal 96

(1) Pendanaan terkait dengan penggunaan Dewan Sengketadibebankan kepada para pihak dengan jumlah yangsetara.

(2) Perhitungan pendanaan sebagaimana dimaksud padaayat (1) dapat dilakukan berbasiskan waktu atau sengketayang terjadi.

(3) Penunjukan Dewan Sengketa sebagaimana dimaksuddalam Pasal 93 ayat (3) didasarkan pada harga satuanjasa yang ditetapkan oleh perkumpulan profesi ataumenteri teknis terkait.

(4) Pendanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terkaitdengan penggunaan Dewan Sengketa, untuk PenggunaJasa yang merupakan pemerintah/badan publik,dialokasikan dalam dokumen anggaran dan diatur sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(5) Pendanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terkaitdengan penggunaan Dewan Sengketa, untuk PenggunaJasa yang merupakan instansi swasta, dialokasikandalam anggaran keuangan instansi swasta tersebut.

(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara dan petunjukteknis Dewan Sengketa dalam kontrak kerja Konstruksiyang dananya bersumber dari keuangan negarasebagaimana dimaksud pada ayat (41 diatur denganPeraturan Menteri.

SK No 037137 A

BAB V

Page 52: SALINAN - Optimalisasi Pengadaan demi Memajukan Bangsa

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-52-

BAB VPEMBINAAN

Bagian KesatuUmum

Pasal 97

(1) Pembinaan Jasa Konstruksi dilakukan oleh:a. Pemerintah Pusat kepada penyelenggara

Pemerintahan Daerah provinsi dan Masyarakat JasaKonstruksi;

b. Pemerintah Daerah provinsi kepada Masyarakat JasaKonstruksi; dan

c. Pemerintah Daerah kabupaten/kota kepadaMasyarakat Jasa Konstruksi.

(2) Masyarakat Jasa Konstruksi sebagaimana dimaksud padaayat (1) terdiri atas:a. asosiasi perusahaan;b. asosiasi profesi;c. PenggunaJasa;d. Penyedia Jasa;e. perguruan tinggi/pakar;f. pelaku rantai pasok;g. tenaga kerja Konstruksi;h. pemerhati Konstruksi; dani. pemanfaat produk Jasa Konstruksi.

Bagian KeduaPembinaan oleh Pemerintah Pusat

Paragraf 1

Umum

Pasal 98

Pembinaan Jasa Konstruksi oleh Pemerintah Pusatdiselenggarakan melalui:a. penetapan kebijakan pengembangan Jasa Konstruksi;b. penyelenggaraarr kebijakan pengembangan Jasa

Konstruksi;c. pemantauan dan evaluasi penyelenggaraan kebijakan

pengembangan Jasa Konstruksi;

SK No 037138 A

d. pengembangan

Page 53: SALINAN - Optimalisasi Pengadaan demi Memajukan Bangsa

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-53-

d. pengembangan kerja sama dalam Pemerintah Daerahprovinsi pada sub-urusan Jasa Konstruksi; dan

e. dukungan kepada gubernur sebagai wakil PemerintahPusat.

Pasal 99

(1) Pembinaan Jasa Konstruksi sebagaimana dimaksuddalam Pasal 98 dilaksanakan oleh Menteri.

(21 Pembinaan Jasa Konstruksi sebagaimana dimaksud padaayat (1) bersifat strategis nasional, lintas negara, lintasprovinsi dan/atau berdampak pada kepentingan nasional.

(3) Dalam melaksanakan Pembinaan Jasa Konstruksisebagaimana dimaksud pada ayat (1) Menteriberkoordinasi dengan menteri teknis atau kepala lembagaterkait.

Paragraf 2Penetapan Kebijakan Pengembangan Jasa Konstruksi

Pasal 1OO

(1) Penetapan kebijakan pengembangan Jasa Konstruksisebagaimana dimaksud dalam Pasal 98 huruf a dilakukanuntuk menentukan arah perkembangan Jasa Konstruksisecara nasional, terstruktur, dan terpadu.

(21 Penetapan kebijakan pengembangan Jasa Konstruksisebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:a. pengembangan kapasitas usaha Jasa Konstn.rksi;b. pengembangan sistem penyelenggaraan .Iasa

Konstruksi;c. pengembangan sistem Standar Keamanan,

Keselamatan, Kesehatan, dan KeberlanjutanKonstruksi;

' d. pengembangan kapasitas tenaga kerja Konstruksi;e. pengembangan kapasitas rantai pasok

materiai/bahan bangunan, peralatan, dan teknologi;f. pengembangan kapasitas kelembagaan dan

partisipasi Masyarakat Jasa Konstruksi: dang. pengembangan Sistem Informasi Jasa Konstruksi

nasional.

SK No 037139 A

(3) Penetapan

Page 54: SALINAN - Optimalisasi Pengadaan demi Memajukan Bangsa

FRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-54-

(3) Penetapan kebijakan sebagaimana dimaksud pada ayat(2) diwujudkan dalam bentuk norma, standar, prosedur,dan kriteria.

(41 Dalam menetapkan kebijakan pengembangan JasaKonstruksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Menteriharus memperhatikan rencana pembangunan nasionalserta usulan dan masukan substansi dari MasyarakatJasa Konstruksi.

Pasal 101

(1) Penetapan kebijakan pengembangan Jasa Konstmksisebagaimana dimaksud dalam Pasal 98 huruf amempertimbangkan rumusan kebijakan pembinaan yangmerupakan hasil penelitian dan pengembangan.

(21 Perlindungan atas hasil penelitian dan pengembangansebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuaiketentuan peraturan perundang-undangan di bidang hakkekayaan intelektual.

Paragraf 3Penyelenggaraan Kebij akan Pengembangan Jasa Konstruksi

Pasal 102

Penyelenggaraan kebijakan pengembangan Jasa Konstruksidiberikan dalam bentuk:a. fasilitasi;b. konsultasi; danc. pendidikan dan pelatihan.

Pasal 103

(1) Pemberian fasilitasi sebagaimana dimaksud dalamPasal 102 huruf a dilakukan untuk:

a. memperkuat kemampuan instansi PemerintahDaerah provinsi terkait Jasa Konstruksi;

b. meningkatkan kapasitas dan kemampuanMasyarakat Jasa Konstruksi; dan

c. meningkatkan pemahaman dan kesadaran dalampemanfaatan produk Jasa Konstruksi.

SK No 037140 A

(2) Pemberian

Page 55: SALINAN - Optimalisasi Pengadaan demi Memajukan Bangsa

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-55-

(2) Pcmberian fasilitasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)meliputi:

a. bantuan sarana dan prasarana kepada instansiPemerintah Daerah provinsi terkait Jasa Konstruksidan Masyarakat Jasa Konstruksi tingkat nasionaldan provinsi;

b. sosialisasi, diseminasi, forum komunikasi,bimbingan teknis dan uorkshop kebijakan JasaKonstruksi yang bersifat strategis kepada instansipemerintah terkait Jasa Konstruksi dan MasyarakatJasa Konstruksi tingkat nasional dan provinsi;

c. pendampingan kepada instansi Pemerintah Daerahprovinsi dan Masyarakat Jasa Konstruksi tingkatnasional dan provinsi;

d. pengelolaan Sistem Informasi Jasa Konstruksinasional; dan

e. pengembangan sistem permodalan dan penjaminanyang dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

Pasal 104

(1) Pengembangan sistem permodalan dan penjaminansebagaimana dimaksud dalam Pasal 1O3 ayat (2) huruf e

dilakukan dalam rangka meningkatkan kemampuanpelaku Jasa Konstruksi nasional untuk mengakses pasarJasa Konstruksi internasional.

(2) Pengembangan sistem permodalan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) berupa pemberian kemudahanakses kredit atau pembiayaan dari lembaga keuangankepada pelaku usaha Jasa Konstruksi.

(3) Pengembangan sistem penjaminan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) berupa pemberian kemudahanakses produk penjaminan konstruksi dari lembagakeuangan kepada pelaku usaha Jasa Konstruksi.

(41 Dalam rangka pengembangan sistem permodalan danpenjaminan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Menteriberkoordinasi dengan menteri/otoritas terkait sesuaidengan kewenangannya.

SK No 037141 A

(5) Pengembangan...

Page 56: SALINAN - Optimalisasi Pengadaan demi Memajukan Bangsa

FRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-56-

(5) Pengembangan sistem permodalan dan penjaminansebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai denganayat (4) dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

Pasal 105

(1) Pemberian konsultasi sebagaimana dimaksud dalamPasal 102 huruf b dilakukan untuk:a. mendapatkan informasi;b. menyamakan pendapat terkait dengan penerapan

peraturan perundang-undangan dan kebijakan;dan/atau

c. permasalahan yang sifatnya mendesak.

(2) Pemberian konsultasi sebagaimana dimaksud pada ayat(1) dilakukan secara langsung danlatau tidak langsung.

(3) Pemberian konsultasi secara langsung sebagaimanadimaksud pada ayat (21dituangkan ke dalam berita acarahasil konsultasi.

(4) Pemberian konsultasi secara tidak langsung sebagaimanadimaksud pada ayat (21dituangkan secara tertulis dalamsurat jawaban.

(5) Pemberian konsultasi sebagaimana dimaksud pada ayat(1) dilakukan secara berjenjang sesuai dengankewenangannya.

Pasal 106

(1) Pendidikan dan pelatihan sebagaimana dimaksud dalamPasal lO2 huruf c diselenggarakan dalam rangkapeningkatan kompetensi :

a. tenaga kerja Konstruksi;b. Penyedia Jasa Konstruksi;c. Pengguna Jasa Konstruksi; dand. Pelaku usaha rantai pasok Jasa Konstruksi.

(2) Pendidikan dan pela.tihan kepada tenaga kerja. Konstruksisebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a mengacukepada standar kompetensi sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.

SK No 037142 A

(3) Pendidikan

Page 57: SALINAN - Optimalisasi Pengadaan demi Memajukan Bangsa

Paragraf 5Pengembangan Kerjasama dengan Pemerintah Daerah Prcvinsi

Pasal 108

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-57 -

(3) Pendidikan dan pelatihan sebagaimana dirnaksud padaayat (1) yang dilaksanakan oleh Menteri bersifat strategisdan percontohan.

Paragraf 4Pemantauan dan Evaluasi

Pasal 107

(1) Pemantauan dan evaluasi Pembinaan Jasa Konstruksioleh Menteri dilakukan melalui penilaian terhadap:a. pelaksanaan Pembinaan Jasa Konstruksi yang

meliputi perumusan dan sosialisasi kebijakan,fasilitasi, konsultasi, pendidikan dan pelatihan, sertapenelitian dan pengembangan; dan

b. kinerja badan usaha Jasa Konstruksi, PenggunaJasa Konstruksi, pelaku Usaha Rantai Pasok SumberDaya Konstruksi, tenaga kerja Konstruksi, dankelembagaan Masyarakat Jasa Konstruksi.

(21 Pemantauan dan evaluasi sebagaimana dimaksud padaayat (1) dilakukan terhadap efektifitas, efisiensi, dananalisis dampak penyelenggaraan kebijakanpengembangan Jasa Konstruksi sebagaimana dimaksuddalam Pasal 102.

(3) Hasil pemantauan dan evaluasi sebagaimana dimaksudpada ayat (1) menjadi bahan rekomendasi dan perbaikanberkelanj utan kebij akan pen gembangan Jasa Konstruksi.

(1) Menteri mendorong kerjasama saling menguntungkanantar daerah provinsi untuk meningkatkan kapasitasPenyedia Jasa dan kompetensi tenaga kerja Konstruksitingkat ahli.

(21 Bentuk kerjasama sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

terdiri atas:a. forum komunikasi antar daerah, workshop, dan

sosialisasi dalam rangka peningkatan kapasitasPenyedia Jasa Konstruksi;

SK No 037143 A

b. penggunaan

Page 58: SALINAN - Optimalisasi Pengadaan demi Memajukan Bangsa

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-58-

b. penggunaan bersama sarana dan prasarana sumberdaya Jasa Konstruksi dalam rangka pelatihan tenagakerja Konstruksi tingkat ahli; dan

c. penyelenggaraan pelatihan bersama antar daerahprovinsi dalam rangka pelatihan tenaga kerjaKonstruksi tingkat ahli.

Paragraf 6Dukungan Menteri kepada Gubernur sebagai Wakil Pemerintah Pusat.

Pasal 109

Menteri rnemberikan dukungan kepada gubernur sebagaiwakil Pemerintah Pusat dalam melaksanakan Pembinaan JasaKonstruksi dalam bentuk:a. penJrusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria

penyelenggaraan Pembinaan Jasa Konstruksi yangdilaksanakan oleh penyelenggara pemerintahan daerahkabupaten/kota; dan/atau

b. pelaksanaan bimbingan teknis dan pendampingan kepadapenyelenggara pemerintahan daerah kabupaten/kotadalam hal kegiatan yang bersifat strategis.

Pasal 1 10

(1) Menteri berkoordinasi dengan gubernur sebagai wakilPemerintah Pusat untuk melakukan Pembinaan JasaKonstruksi kepada penyelenggara Pemerintah Daerahkabupaten/kota dalam hal gubernur sebagai wakilPemerintah Pusat belum mampu melakukan PembinaanJasa Konstruksi.

(2) Menteri melakukan Pembinaan Jasa Konstruksi kepadapenyelenggara Pemerintah Daerah kabupaten/ kota dalamhal gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat tidakmelakukan Pembinaan Jasa Konstruksi.

Bagian KetigaPembinaan oleh Pemerintah Daerah Provinsi

Paragraf 1

Umum

SK No 037144 A

Pasal 1 I 1

Page 59: SALINAN - Optimalisasi Pengadaan demi Memajukan Bangsa

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-59-

Pasal 1 1 1

Pembinaan Jasa Konstruksi oleh Pemerintah Daerah provinsisebagaimana dimaksud dalam Pasal 97 ayat (1) huruf bdilaksanakan oleh gubernur melalui perangkat daerah provinsiyang membidangi sub-urusan Jasa Konstruksi.

Paragraf 2Penyelenggaraan Kebijakan Jasa Konstruksi

Pasal 1 12

(1) Gubernur menyelenggarakan kebijakan Pembinaari JasaKonstruksi dalam lingkup daerah provinsi sesuai dengankewenangannya yang meliputi:a. penyelenggaraan pelatihan tenaga ahli Konstruksi;

danb. penyelenggaraan Sistem Informasi Jasa Konstruksi

cakupan daerah provinsi.

(2) Gubernur dapat mengembangkan kebijakan khususPembinaan Jasa Konstruksi dalam lingkup daerahprovinsi.

(3) Kebijakan khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

meliputi:a. kerjasama operasi dan/atau kemitraan badan usaha

Jasa Konstruksi luar daerah dengan badan usahaJasa Konstruksi provinsi; dan/atau

b. penggunaan Subpenyedia Jasa daerah.

(41 Penetapan kebijakan khusus sebagaimana dimaksudpada ayat (3) dilakukan dengan ketentuan:a. pendanaan bersumber dari anggaran pendapatan

belanja daerah; danb. Pekerjaan Konstruksi mempunyai kriteria berisiko

kecil sampai dengan sedang, berteknologi sederhanasampai dengan madya, dan berbiaya kecil sampaidengan sedang.

(5) Gubernur menetapkan kebijakan khusus sebagaimanadimaksud pada ayat (4) berupa Peraturan Daerah Provinsiatau Peraturan Kepala Daerah.

SK No 037145 A

(6) Penetapan

Page 60: SALINAN - Optimalisasi Pengadaan demi Memajukan Bangsa

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

_60_

(6) Penetapan Peraturan Daerah Provinsi atau PeraturanKepala Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (5)dilaksanakan sesuai dengan ketentuan perattrranperundang-undangan.

Pasal 1 13

(1) Gubernur melakukan fasilitasi pelatihan tenaga ahliKonstruksi sesuai kewenangan Pemerintah Daerahprovinsi yang membidangi sub-urusan Jasa Konstruksi.

(2\ Fasilitasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:a. penyediaan sarana dan prasarana;b. sosialisasi;c. desiminasi;d. peningkatan kualitas sumber daya manusia; dane. pendampingan.

(3) Pelatihan tenaga ahli Konstruksi sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dapat dilakukan melalui kerjasama denganperguruan tinggi, lembaga pelatihan dan pendidikan,asosiasi profesi, dan instansi pemerintah lain yang terkait.

Pasal 1 14

(1) Gubernur melakukan fasilitasi penyelenggaraan SistemInformasi Jasa Konstruksi cakupan daerah provinsi.

(21 Data dan informasi harus dimuat dalam Sistem InformasiJasa Konstmksi terintegrasi yang dikelola oleh Menteri.

(3) Penyelenggaraan Sistem Informasi Jasa Konstruksicakupan daerah provinsi meliputi tahapan:

a. identifikasi data dan informasi Jasa Konstruksicakupan daerah provinsi;

b. pengumpulan data dan informasi Jasa Konstruksicakupan daerah provinsi;

c. analisis dan pengolahan data dan informasi JasaKonstruksi cakupan daerah provinsi; dan

d. pengelolaan sub-sistem informasi Jasa Konstruksicakupan daerah provinsi merupakan bagian SistemInformasi Jasa Konstruksi yang dikelola Menteri.

SK No 037146 A

Paragraf3. . .

Page 61: SALINAN - Optimalisasi Pengadaan demi Memajukan Bangsa

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-61 -

Paragraf 3Pemantauan dan Evaluasi

Pasal 1 15

(1) Gubernur melaksanakan pemantauan dan evaiuasiterhadap Pembinaan Jasa Konstruksi dalam lingkupdaerah provinsi sesuai dengan kewenangannya.

(21 Pemantauan dan evaluasi sebagaimana dimaksud padaayat (1) dilakukan melalui penilaian terhadap efektifitasdan efisiensi serta analisis dan dampak penyelenggaraan:

sub-urusan Jasa Konstruksikewenangan gubernur; dan

kebijakan khusus.

yang menjadi

(3) Hasil pemantauan dan evaluasi sebagaimana dimaksudpada ayat (2) menjadi bahan rekomendasi Menteri yangdisampaikan melalui gubernur sebagai wakil PemerintahPusat dalam perbaikan berkelanjutan kebijakanpengembangan Jasa Konstruksi.

Bagian KeempatPembinaan oleh Pemerintah Daerah kabupaten/kota

Paragraf 1

Umum

Pasal 1 16

Pembinaan Jasa Konstruksi oleh Pemerintah Daerahkabupatenlkota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 97ayat (1) huruf c dilaksanakan oleh bupati/walikota melaluiperangkat daerah kabupaten/kota yang membidangi sub-urusan Jasa Konstruksi.

Paragraf 2Penyelenggaraan Kebijakan Jasa Konstruksi

Pasal 1 17

(f ) Bupati/walikota menyelenggarakan kebijakan PembinaanJasa Konstruksi dalam lingkup daerah kabupaten/kotasesuai dengan kewenangannya yang meliputi:

a

b

SK No 037147 A

a. penyelenggaraan

Page 62: SALINAN - Optimalisasi Pengadaan demi Memajukan Bangsa

PFTESIDENREPU BLIK INDONESIA

-62-

a. penyelenggaraan pelatihan tenaga terampilKonstruksi;

b. penyelenggaraan Sistem lnformasi Jasa Konstruksicakupan daerah kabupaten I kota;

c. penerbitan \zin Usaha nasional Kualifikasi kecil,menengah, dan besar;

d. penerbitan lzin Usa.ha kepada orang perseorangansesuai domisili dan persyaratan; dan

e. Pengawasan tertib Penyelenggaraan JasaKonstruksi, tertib usaha Jasa Konstruksi danperizinan tata bangunan, dan/atau tertibpemanfaatan produk Jasa Konstruksi.

(2) Kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)huruf c dan huruf d dilaksanakan sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan di bidangperizinan berusaha terintegrasi secara elektronik.

Pasal 1 18

(1) Bupati/walikota menyelenggarakan pelatihan tenagaterampil Konstruksi sesuai kewenangan PemerintahDaerah kabupaten/kota yang membidangi sub-urusanJasa Konstruksi.

(2) Pelatihan tenaga terampil Konstruksi sebagaimanadimaksud pada ayat (1) meliputi Kualifikasi dalam jenjangjabatan:a. teknisi atau analis; danb. operator.

(3) Penyelenggaraan pelatihan tenaga terampil Konstruksimeliputi tahapan:a. identifikasi kebutuhan akan pelatihan pada daerah

kabupaten lkota;b. penyiapan bahan dan pedoman pelatihan sesuai

ketentuan;c. sosialisasi dan rekrutmen peserta pelatihan;d. pelaksanaanpelatihan;e. fasilitasi pembiayaan sertilikasi tenaga kerja

terampil; danf. pengelolaan informasi pelatihan ke dalam Sistem

Informasi Jasa Konstruksi.

SK No 037148 A

(4) Pelatihan

Page 63: SALINAN - Optimalisasi Pengadaan demi Memajukan Bangsa

FRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-63-

(41 Pelatihan tenaga terampil Konstruksi dapat dilakukanmelalui bekerjasama dengan pendidikan vokasi, lembagapendidikan dan pelatihan, asosiasi Jasa Konstruksi,badan usaha dan instansi pemerintah lain yang terkait.

Pasal 1 19

(1) Bupati/walikota melakukan fasilitasi penyelenggaraanSistem Informasi Jasa Konstruksi cakupan daerahkabupatenlkota.

(2) Data dan informasi harus dimuat dalam Sistem InformasiJasa Konstruksi terintegrasi yang dikelola oleh Menteri.

(3) Penyelenggaraan Sistem Informasi Jasa Konstruksicakupan daerah kabupaten lkota meliputi tahapan:a. identifikasi data dan informasi Jasa Konstruksi

cakupan daerah kabupaten/ kota;b. pengumpulan data dan informasi Jasa Konstruksi

cakupan daerah kabupaten I kota;c. analisis dan pengolahan data dan informasi Jasa

Konstruksi cakupan daerah kabupaten/kota; dand. pengelolaan sub-sistem informasi Jasa Konstruksi

cakupan daerah kabupaten I kot.a merupakan bagianSistem Informasi Jasa Konstruksi yang dikelolaMenteri.

Paragraf 3Pemantauan dan Evaluasi

Pasal 120

(1) Bupati/walikota melaksanakan pemantauan dan evaluasiterhadap pembinaan kebijakan Jasa Konstruksi dal.amlingkup daerah kabupaten/kota sesuai dengankewenangannya.

(21 Pemantauan dan evaluasi sebagaimana dimaksud padaayat (1) dilakukan melalui penilaian terhadap efektifitasdan efisiensi serta analisis dan dampak penyelenggaraansub-urusan Jasa Konstruksi yang menjadi kewenanganbupati/walikota.

SK No 037149 A

(3) Hasil

Page 64: SALINAN - Optimalisasi Pengadaan demi Memajukan Bangsa

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-64-

(3) Hasil pemantauan dan evaluasi sebagaimana dimaksudpada ayat (2) menjadi bahan rekomendasi dan perbaikandalam perumusan kebijakan pengembangan danPembinaan Jasa Konstruksi.

Bagian KelimaPengawasan

Paragraf 1

Umum

Pasal 121

Pengawasan penyelenggaraan Jasa Konstruksi dilakukanuntuk mewujudkan:a. tertib Penyelenggaraan Jasa Konstruksi;b. tertib usaha Jasa Konstruksi dan perizinan tata

bangunan;c. tertib pemanfaatan produk Jasa Konstruksi; dan/ataud. tertib kinerja Penyedia Jasa Konstruksi.

Paragraf 2Pengawasan oleh Menteri

Pasal 122

(1) Menteri melakukan pengawasan penyelenggaraan JasaKonstruksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal l2ldalam rangka Pembinaan Jasa Konstruksi terhadap:a. pembiayaan kegiatan Jasa Konstruksi yang berasal

dari anggaran pendapatan belanja negara;b. Badan Usaha Asing dan tenaga kerja Konstruksi

asing; danc. Penyelenggaraan Jasa Konstruksi lintas provinsi.

(2) Menteri melakukan pengawasan tertib usaha JasaKonstruksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal l2lhuruf b dalam rangka Pembinaan Jasa Konstruksiterhadap segmentasi pasar yang berisiko besar,berteknologi tinggi, danf atau berbiaya besar.

SK No 037150 A

Pasal 123

Page 65: SALINAN - Optimalisasi Pengadaan demi Memajukan Bangsa

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-65-

Pasal 123

(1) Pengawasan tertib Penyelenggaraan Jasa Konstruksisebagaimana dimaksud dalam Pasal 121 huruf a meliputikegiatan pengawasan terhadap:a. pemilihan Penyedia Jasa Konstruksi; danb. penyelenggaraan kontrak kerja Konstruksi.

{21 Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dilakukan terhadap penerapan Standar Keamanan,Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan.

(3) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dilaksanakan sesuai dengan norma, standar, pedomandan kriteria berdasarkan ketentuan peraturanperundang-undangan.

(4) Dalam pelaksanaan pengawasan sebagaimana dimaksudpada ayat (21 huruf a, Menteri membentuk komite yangmenangani keselamatan Konstruksi.

Pasal 124

(1) Menteri melakukan pengawasan tertib PenyelenggaraanJasa Konstruksi pada:a. bangunan perwakilan Republik Indonesia di iuar

negeri; danb. bangunan perwakilan asing di wilayah Indonesia.

(21 Pengawasan Penyelenggaraan Jasa Konstruksisebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuaiketentuan dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 125

Menteri melakukan pengawasan tertib usaha Jasa Konstruksisebagaimana dimaksud dalam Pasal 121 huruf b meliputi:a. kesesuaian jenis, sifat, Klasifikasi, dan Layanan Usaha

dengan kegiatan usaha Jasa Konstruksi;b. kesesuaian bentuk dan Kualifikasi usaha dengan kegiatan

usaha Jasa Konstruksi dan segmentasi pasar JasaKonstruksi;

c. pemenuhan persyaratan usaha Jasa Konstruksi; dand. pelaksanaan pengembangan usaha berkelanjutan.

SK No 037151 A

Pasal 126

Page 66: SALINAN - Optimalisasi Pengadaan demi Memajukan Bangsa

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-66-

Pasal 126

(1) Menteri melakukan pengawasan tertib pemanfaatanproduk Jasa Konstruksi sebagaimana dimaksud dalamPasal l2l huruf c harus memperhatikan kesesuaianterhadap:a. fungsi peruntukkannya;b. rencana umur Konstruksi;c. kapasitas dan beban; dand. pemeliharaan produk Jasa Konstruksi.

(2) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

Pasal 127

Pengawasan tertib kinerja Penyedia Jasa Konstruksisebagaimana dimaksud dalam Pasal 121 huruf d dilakukant-erhadap pemenuhan kewajiban registrasi pengalaman dankinerja Penyedia Jasa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60.

Pasal 128

Selain Pengawasan Jasa Konstruksi sebagaimana dimaksuddalam Pasal 12 1 sampai dengan Pasal 127 , Menteri memilikikewenangan menyelenggarakan pengawasan:a. sistem sertifikasi tenaga kerja Konstruksi Kualifikasi ahli;b. pelatihan tenaga kerja ahli Konstruksi yang bersifat

strategis dan percontohan; danc. standar remunerasi minimal bagi tenaga kerja ahli

Konstruksi.

Paragraf 3Pengawasan oleh Gubernur

Pasal 129

Gubernur melakukan pengawasan penyelenggaraan JasaKonstruksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 121 terhadap:a. pembiayaan yang berasal dari anggaran pendapatan

belanja daerah provinsi; danb. lintas kabupatenlkota.

SK No 037152 A

Pasal 130

Page 67: SALINAN - Optimalisasi Pengadaan demi Memajukan Bangsa

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-67 -

Pasal 130

(1) Gubernur melakukan Pengawasan tertib PenyelenggaraanJasa Konstruksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 121huruf a meliputi:a. pengawasan terhadap proses pemilihan Penyedia

Jasa;b. pengawasan terhadap kontrak kerja Konstruksi;c. pengawasan terhadap Standar Keamanan,

Keselamatan, Kesehatan, dan KeberlanjutanKonstruksi;

d. pengawasan terhadap manajemen mutu Konstruksi;dan

e. Pengawasan terhadap pengelolaan dan penggunaanmaterial, peralatan, dan teknologi Konstruksi.

(21 Gubernur melaksanakan pengawasan tertib usaha JasaKonstruksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal l2thuruf b meliputi:a. Usaha Rantai Pasok Sumber Daya Konstruksi pada

lingkup wilayah provinsi;b. kesesuaian jenis, sifat, Klasifikasi, dan Layanan

Usaha dengan kegiatan usaha Jasa Konstruksi;c. kesesuaian bentuk dan Kualifikasi usaha dengan

kegiatan usaha Jasa Konstruksi dan segmentasipasar Jasa Konstruksi;

d. pemenuhan persyaratan usaha Jasa Konstruksi; dane. pelaksanaan pengembangan usaha berkelanjuLan.

(3) Pengawasan Usaha Rantai Pasok Sumber DayaKonstruksi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf ameliputi pengawasan usaha dan penggunaan material,peralatan dan teknologi Konstruksi cakupan wilayahprovinsi.

Pasal 131

(1) Gubernur melakukan pengawasan tertib pemanfaatanproduk Jasa Konstruksi sebagaimana dimaksud dalamPasal l2l huruf c harus memperhatikan kesesuaianterhadap:a. fungsi peruntukannya;

SK No 037153 A

b. rencana...

Page 68: SALINAN - Optimalisasi Pengadaan demi Memajukan Bangsa

trRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-68-

b. rencana umur Konstruksi;c. kapasitas dan beban; dand. pemeliharaan produk Jasa Konstruksi.

(2) Pengawasan terhadap pemanfaatan Jasa Konstruksisebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakanbersama perangkat daerah yang melaksanakanpengelolaan produk Jasa Konstruksi dilakukan sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Paragraf 4Pengawasan oleh Bupati/ Walikota

Pasal 132

(1) Bupati/walikota melakukan pengawasanpenyelenggaraan Jasa Konstruksi sebagaimana dimaksuddalam Pasal 121 terhadap pembiayaan yang berasal darianggaran pendapatan belanja daerah kabupatenl kota.

(21 Bupati/walikota melakukan pengawasanpenyelenggaraan Jasa Konstruksi sebagaimana dimaksuddalam Pasal 121 huruf a, huruf c dan huruf d terhadappembiayaan yang berasal dari non anggaran pendapatanbelanja negaraf anggaran pendapatan belanja daerahkecuali yang menjadi kewenangan Pemerintah Pusat danPemerintah Daerah provinsi.

(3) Bupati/vr,,alikota melakukan pengawasan tertib usahaJasa Konstruksi sebagaimana dimaksucl dalam Pasal 121huruf b dalam rangka Pembinaan Jasa Konstruksiterhadap segmentasi pasar yang:a. berisiko sedang, berteknologi madya, dan/atau

berbiaya sedang; danb. berisiko kecil, berteknologi sederhana, danlatau

berbiaya kecil.

Pasal 133

(1) Pengawasan tertib Penyelenggaraan Jasa l(onstruksisebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 t huruf a meliputi:a. pengawasan terhadap proses pemilihan Penyedia

Jasa;b. pengawasan terhadap kontrak kerja Konstruksi;

SK No 037154 A

c. pengawasan

Page 69: SALINAN - Optimalisasi Pengadaan demi Memajukan Bangsa

PRESIDENREPUBLIK TNDONESIA

-69-

c. pengawasan terhadap Standar Keamanan,Keselamatan, Kesehatan, dan KeberlanjutanKonstruksi;

d. pengawasan terhadap manajemen mutu Konstruksi;e. pengawasan penggunaan material, peralatan, dan

teknologi Konstruksi; danf. pengawasan pengelolaan dan pemanfaatan sumber

material Konstruksi.(2) Pengawasan terhadap penerapan Standar Keamanan,

Keselamatan, Kesehatan dan Keberlanjutan Konstruksisebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c hanyadilaksanakan untuk usaha orang perseorangan.

Pasal 134

(1) Bupati/walikota melaksanakan pengawasan tertib usahaJasa Konstruksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 121huruf b meliputi:a. Usaha Rantai Pasok Sumber Daya Konstruksi pada

lingkup wilayah kabupaten I kota;b. kesesuaian jenis, sifat, Klasifikasi, dan Layanan

Usaha dengan kegiatan usaha Jasa Konstruksi;c. kesesuaian bentuk dan Kualilikasi usaha dengan

kegiatan usaha Jasa Konstruksi dan segmentasipasar Jasa Konstruksi;

d. pemenuhan persyaratan usaha Jasa Konstruksi; dane. pelaksanaan pengembangan usaha berkelanjutan.

(2) Pengawasan tertib perizinan tata bangunan dilakukansesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(3) Pengawasan Usaha Rantai Pasok Sumber DayaKonstruksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf ameliputi pengawasan usaha dan penggunaan material,peralatan dan teknologi Konstruksi cakupan wilayahkabupaten/kota.

Pasal 135

(1) Bupati/walikota melakukan pengawasan tertibpemanfaatan Jasa Konstruksi sebagaimana dimaksuddalam Pasal I2l huruf c harus memperhatikankesesuaian terhadap:

SK No 037155 A

a. fungsi

Page 70: SALINAN - Optimalisasi Pengadaan demi Memajukan Bangsa

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA,

_70_

a. fungsi peruntukannya;b. rencana umur Konstruksi;c. kapasitas dan beban; dand. pemeliharaan produk Jasa Konstruksi.

(2) Pengawasan terhadap pemanfaatan Jasa Konstruksisebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakanbersama perangkat daerah yang melaksanakanpengelolaan produk Jasa Konstruksi sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan.

Bagian KeenamPendanaan dan Pelaporan

Pasal 136

(1) Pendanaan Pembinaan Jasa Konstruksi menjadi tanggungjawab Menteri, Gubernur dan Bupati/Walikota sesuaidengan kewenangannya.

(21 Sumber dana Pembinaan Jasa Konstruksi sebagaimanadimaksud pada ayat (1) bersumber dari:a. anggaran pendapatan dan belanja negara; danb. anggaran pendapatan dan belanja daerah.

(3) Selain sumber dana sebagaimana dimaksud pada ayat (2),sumber dana pembinaan dan pengawasan dapat berasaldari sumber dana lain yang sah sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.

(4) Dalam hal pembinaan mengikutsertakan MasyarakatJasa Konstruksi, dapat menggunakan sumber pendanaandari masyarakat dengan pola pembiayaan bersama.

Pasal 137

(1) Gubernur melaporkan penyelenggaraan sub-urusan JasaKonstruksi kepada Menteri dan menteri yangmenyelenggarakan urusan pemerintahan dalam negeriyang menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkandengan laporan penyelenggaraan Pemerintah Daerahprovinsi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

SK No 037156 A

(2) Bupati

Page 71: SALINAN - Optimalisasi Pengadaan demi Memajukan Bangsa

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 7t -

(21 Bupati dan walikota melaporkan penyelenggaraan sub-urusan Jasa Konstruksi kepada gubernur sebagai wakilPemerintah Pusat yang menjadi satu kesatuan yang tidakterpisahkan dengan laporan penyelenggaraanPemerintahan Daerah kabupaten/kota sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB VIPENYELENGGARAAN PARTISI PASI MASYARAKAT

Bagian KesatuUmum

Pasal 138

Penyelenggaraan Partisipasi masyarakat dilakukan melalui:

a. pengawasanPenyelenggaraanJasaKonstruksi;

b. pemberian masukan kepada Pemerintah Pusat dan/atauPemerintah Daerah dalam perumusan kebijakan JasaKonstruksi; dan

c. forum Jasa Konstruksi.

Bagian KeduaPengawasan Penyelenggaraan Jasa Konstruksi

Pasal 139

Pengawasan Penyelenggaraan Jasa Konstruksi sebagaimanadimaksud dalam Pasal 138 huruf a dilakukan dengan cara:

a. mengakses informasi dan keterangan terkait dengankegiatan Konstruksi yang berdampak pada kepentinganmasyarakat;

b. melakukan pengaduan, gugatan, dan upayamendapatkan ganti kerugian atau kompensasi terhadapdampak yang ditimbulkan akibat kegiatan JasaKonstruksi; dan

c. membentuk asosiasi profesi dan asosiasi badan usaha dibidang Jasa Konstruksi sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.

SK No 037157 A

Pasal 140

Page 72: SALINAN - Optimalisasi Pengadaan demi Memajukan Bangsa

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-72-

Pasal 140

(1) Kegiatan mengakses informasi dan keterangan terkaitdengan kegiatan Konstruksi sebagaimana dimaksuddalam Pasal 139 huruf a, dilakukan untuk mendapatketerangan yang berkaitan pelaksanaan kegiatan JasaKonstruksi.

(2) Informasi dan keterangan sebagaimana dimaksud padaayat (1) diberikan sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

Pasal 141

(1) Pengaduan sebagaimana dimaksud dalam Pasal i39huruf b disampaikan oleh masyarakat kepada Menteri,Gubernur, Bupati/Walikota sesuai kewenangannya.

(2) Menteri, Gubernur, Bupati/Walikota sesuaikewenangannya menyampaikan pengaduan kepadaPengguna Jasa dan/atau Penyedia Jasa dalam jangkawaktu paling lama 7 (tujuh) hari kalender sejakditerimanya pengaduan.

(3) Menteri, Gubernur, Bupati/Walikota sesuaikewenangannya menyampaikan tanggapan kepadamasyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalamjangka waktu paling lama 14 (empat belas) hari kalendersej ak diterimanya pengaduan.

(41 Pengguna Jasa dan/atau Penyedia Jasa sebagaimanadimaksud pada ayat (21 wajib menyelesaikan pengaduandalam jangka waktu paling lama 60 (enam puluh) harikalender.

(5) Penyedia Jasa dan/atau Pengguna Jasa sebagaimanadimaksud pada ayat (21 wajib menyediakan saranapengaduan, mekanisme dan tata cara pengelolaanpengaduan, serta menetapkan pengelola pengaduan.

SK No 037158 A

Pasal L42

Page 73: SALINAN - Optimalisasi Pengadaan demi Memajukan Bangsa

FRESIDENREPUBLIK INDONESIA

_73_

Pasal 142

(1) Dalam hal pengaduan dari masyarakat sebagaimanadimaksud dalam Pasal l4l ayat (1) disampaikan kepadaKejaksaan Republik Indonesia dan/atau KepolisianRepublik Indonesia diduga merugikan keuangan Negaramaka Kejaksaan Republik Indonesia dan/atau KepolisianRepublik Indonesia meneruskan pengaduan masyarakattersebut kepada Menteri, Gubernur, Bupati/Walikotasesuai kewenangannya.

(2) Menteri, Gubernur, Bupati/Walikota sesuaikewenangannya menyampaikan tanggapan kepadamasyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) datamjangka waktu paling lama 14 (empat belas) hari kalenderhari sejak diterimanya pengaduan.

(3) Menteri, Gubernur, Bupati/Walikota sesuaikewenangannya sebagaimana dimaksud pada ayat (2)wajib menyelesaikan pengaduan dalam jangka waktupaling lama 6O (enam puluh) hari kalender.

Pasal 143

Ketentuan lebih lanjut mengenai mekanisme penyelesaianpengaduan masyarakat dalam Penyelenggaraan JasaKonstruksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal l4l danPasal 142 diatur dengan Peraturan Menteri.

Pasal 144

(1) Gugatan dan upaya mendapatkan ganti kerugian ataukompensasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 139huruf b terlebih dahulu diselesaikan dengan prinsip dasarmusyawarah untuk mencapai kemufakatan.

(21 Gugatan dan upaya mendapatkan ganti kerugian ataukompensasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yangtidak dapat diselesaikan secara musyawarah untukmencapai kemufakatan tidak menghasilkan kesepakatanmaka disampaikan ke pengadilan.

(3) Gugatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakantuntutan untuk melakukan tindakan tertentu dan/atautuntutan berupa biaya atau pengeluaran nyata, dengantidak menutup kemungkinan tuntutan lain sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan.

SK No 037159 A

(4) Tata

Page 74: SALINAN - Optimalisasi Pengadaan demi Memajukan Bangsa

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

_74_

(4) Tata cara pengajuan gugatan dan upaya mendapatkanganti kerugian atau kompensasi sebagaimana dimaksudpada ayat (1) mengacu kepada ketentuan Hukum Perdata.

(5) Ketentuan mengenai gugatan dan upaya ganti kerugianatau kompensasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)sampai dengan ayat (41 dilaksanakan sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan.

Bagian KetigaPemberian Masukan kepada Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah

dalam perumusan kebijakan Jasa Konstruksi

Pasal 145

Pemberian masukan kepada Pemerintah Pusat dan PemerintahDaerah dalam perumusan kebijakan Jasa Konstruksidilakukan dengan cara:a. masukan secara lisan;b. masukan secara tertulis; danc. masukan melalui Sistem Informasi Jasa Konstruksi.

Bagian KeempatForum Jasa Konstruksi

Pasal 146

(1) Forum Jasa Konstruksi sebagaimana dimaksud dalamPasal 138 huruf c digunakan sebagai sarana komunikasi,konsultasi, dan informasi antara Masyarakat JasaKonstruksi dan Pemerintah Pusat, danf atau PemerintahDaerah.

(2) Forum Jasa Konstruksi sebagaimana dimaksud pada ayat(1) mempunyai fungsi untuk:a. menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat;b. membahas dan membuat rekomendasi kebijakan

pengembangan Jasa Konstruksi; dan/ atauc. meningkatkan dan mengembangkan partisipasi

masyarakat dalam pengawasan Jasa Konstruksi.(3) Forum Jasa Konstruksi sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) dilakukan melalui:a. media elektrorrik; dan/ataub. pertemuan.

SK No 037160 A

Pasal 147

Page 75: SALINAN - Optimalisasi Pengadaan demi Memajukan Bangsa

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

_75_

Pasal 147

(1) Forum Jasa Konstruksi melalui media elektroniksebagaimana dimaksud dalam Pasal 146 ayat (3) huruf adilakukan melalui Sistem Informasi Jasa Konstruksi.

(21 Hasil forum Jasa Konstruksi melalui media elektroniksebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat menjadibahan masukan untuk forum Jasa Konstruksi melaluipertemuan.

Pasal 148

(1) Forum Jasa Konstruksi melalui pertemuan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 146 ayat (3) huruf bdiselenggarakan oleh Pemerintah Pusat atau PemerintahDaerah.

(21 Forum Jasa Konstruksi yang dilakukan melaluipertemuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) palingsedikit dilaksanakan 1 (satu) kali dalam setahun.

Pasal 149

Pendanaan kegiatan forum Jasa Konstruksi dapat diperolehdari:a. anggaran pendapatan dan belanja negarafanggaran

pendapatan dan belanja daerah; danb. pendapatan lain yang sah sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

Pasal 150

Ketentuan lebih lanjut mengenai Forumsehagaimana dimaksud dalam Pasal 146Pasal 149 diatur dalam Peraturan Menteri.

Jasa Konstruksisampai dengan

BAB VIITATA CARA PENGENAAN SANKSI ADMINISTRATIF'

Pasal 15i

(1) Pengenaan sanksi administratif terdiri atasa. peringatan tertulis;

SK No 037161 A

b. denda.. .

Page 76: SALINAN - Optimalisasi Pengadaan demi Memajukan Bangsa

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-76-

b. denda administratif;c. penghentian sementara kegiatan layanan Jasa

Konstruksi;d. pencantuman dalam daftar hitam;e. pembekuan Akreditasi'f. pembekuan izin;g. pemberhentian dari tugas/tempat kerja/pekerjaan;h. dikeluarkan dari daftar Penilai Ahti yang terintegrasi;i. pencabutan Akreditasi'j. pencabutan izin;k. Pembekuan Lisensi; dan/ataul. Pencabutan Lisensi.

(2) Pengenaan sanksi administratif sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dilakukan secara bertahap.

(3) Pengenaan sanksi administratif sebagaimana dimaksrrdpada ayat (1) dilakukan oleh:a. Pemerintah Pusat; ataub. Pemerintah Daerah provinsi/kabupaten/kota.

(4) Pengenaan sanksi administratif sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dilakukan berdasarkan kewenanganpembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksuddalam Pasal 122, Pasal 129, dan Pasal 132.

Pasal 152

(1) Bupati/walikota mengenakan sanksi peringatan tertulisdan denda administratif kepada usaha orangperseorangan yang tidak memiliki Izin Usaha di wilayahmasing-masing.

(2) Besaran nilai denda administratif sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dikenai sebesar 1% (satu persen) dari semuanilai kontrak.

(3) Apabila dalam jangka waktu 30 (tiga pultrh) hari kerjasejak pengenaan sanksi peringatan tertulis sebagaimanadimaksud pada ayat (1), usaha orang perseorangan yangtidak dapat memenuhi salah satu kewajiban berupakepemilikan lzin lJsaha dan pembayaran dendaadministratif, dikenai sanksi penghentian sementarakegiatan layanan Jasa Konstruksi hingga terpenuhikewajiban.

SK No 037162 A

Pasal 153

Page 77: SALINAN - Optimalisasi Pengadaan demi Memajukan Bangsa

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-77 -

Pasal 153

(1) Bupati/walikota mengenakan sanksi peringatan tertulisdan denda administratif kepada badan usaha yang tidakmemiliki Izin Usaha di wilayah masing-masing.

(2) Besaran nilai denda administratif sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dikenai sebesar 10% (sepuluh persen) darisemua nilai kontrak.

(3) Apabila dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari kerjasejak pengenaan sanksi peringatan tertulis dan dendaadministratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1), badanusaha yang tidak dapat memenuhi kewajiban berupakepemilikan Izin Usaha dan pembayaran dendaadministratif, dikenai sanksi penghentian sementarakegiatan layanan Jasa Konstruksi hingga terpenuhikewajiban.

Pasal 154

(1) Menteri mengenakan sanksi peringatan tertulis dan dendaadministratif kepada Badan Usaha asing berbadanhukum Indonesia yang dibentuk dalam rangka kerja samamodal yang tidak memiliki Izin Usaha.

(2) Besaran nilai denda administratif sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dikenai sebesar 10% (sepuluh persen) darisemua nilai kontrak.

(3) Apabila dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari kerjasejak pengenaan sanksi peringatan tertulis dan dendaadministratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1), BadanUsaha asing berbadan hukum Indonesia yang tidakmemiliki lzin Usaha atau tidak membayar dendaadministratif, dikenai sanksi penghentian sementarakegiatan layanan Jasa Konstruksi hingga terpenuhikewajiban.

Pasal 155

(1) Bupati/walikota mengenakan penghentian sementarakegiatan layanan Jasa Konstruksi dan sanksi dendaadministratif kepada badan usaha yang tidak memilikiSertifikat Badan Usaha di wilayah masing-masingsebagaimana dimaksud dalam Pasal 41 ayat (1).

SK No 037163 A

(2lBesaran...

Page 78: SALINAN - Optimalisasi Pengadaan demi Memajukan Bangsa

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-78-

(2) Besaran nilai denda administratif sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dikenai sebesar 1O% (sepuluh persen) darisemua nilai kontrak.

(3) Apabila dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari kerjasejak pengenaan penghentian sementara dan denclaadministratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1), badanusaha yang tidak memiliki Sertifikat Badan [Jsaha atautidak membayar denda administratif, dikenai sanksipencantuman dalam daftar hitam.

Pasal 156

(1) Menteri mengenakan sanksi penghentian sementarakegiatan layanan Jasa Konstruksi dan dendaadministratif kepada kantor perwakilan badan usaha JasaKonstruksi asing dan Badan Usaha asing berbadanhukum Indonesia yang dibentuk dalam rangka kerja samamodal yang tidak memiliki Sertifikat Badan Usahasebagaimana dimaksud dalam Pasal 41 ayat (1).

(21 Besaran denda administratif sebagaimana dimaksud padaayat (1) sebagai berikut:a. kantor perwakilan badan usaha .Jasa Konstruksi

asing dikenai sebesar 2Oo/o (dua puluh persen) darisemua nilai kontrak; dan

b. Badan Usaha asing berbadan hukum Indonesia yangdibentuk dalam rangka kerja sama modal dikenaisebesar loo/o (sepuluh persen) dari semua nilaikontrak.

(3) Apabila dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari kerjasejak pengenaan penghentian sementara kegiatanlayanan Jasa Konstruksi dan sanksi denda administratifsebagaimana dimaksud pada ayat (1), kantor perwakilanbadan usaha Jasa Konstruksi asing dan Badan Usahaasing berbadan hukum Indonesia yang dibentuk dalamrangka kerja sama modal yang tidak memiliki Sertif,rkatBadan Usaha atau tidak membayar denda administratif,dikenai sanksi pencanttrman dalam daftar hitam.

Pasal 157

(1) Menteri mengenakan sanksi peringatan tertulis kepadaasosiasi badan usaha terakreditasi yang tidakmenjalarrkan kewajiban sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.

(2)Apabila...

SK No 037164 A

Page 79: SALINAN - Optimalisasi Pengadaan demi Memajukan Bangsa

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-79-

(2) Apabila dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari kalendersejak pengenaan sanksi peringatan tertulis bagi asosiasibadan usaha terakreditasi sebagaimana dimaksud padaayat (1), asosiasi badan usaha tidak menjalankankewajiban sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan, dikenai sanksi pembekuanAkreditasi.

(3) Apabila dalam jangka waktu pengenaan sanksipembekuan Akreditasi, asosiasi badan usaha telahmemenuhi kewajibannya maka sanksi dicabut danasosiasi badan usaha mendapatkan haknya kembalisebagai asosiasi terakreditasi.

(4) Apabila dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari kalendersejak pengenaan sanksi pembekuan Akreditasi bagiasosiasi badan usaha terakreditasi tidak memenuhiketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dikenaisanksi pencabutan Akreditasi.

(5) Asosiasi badan usaha yang Akreditasinya dicabut harusmengajukan permohonan baru Akreditasi.

Pasal 158

(1) Menteri mengenakan sanksi peringatan tertulis dan dendaadministratif kepada badan usaha Jasa Konstruksi asingyang tidak membentuk kantor perwakilan atau badanusaha berbadan hukum Indonesia melalui kerjasamamodal dengan badan usaha Jasa Konstruksi nasional.

(2) Besaran denda administratif sebagaimana dimaksud padaayat (1) dikenai sebesar 20%o (dua puluh persen) darisemua nilai kontrak.

(3) Apabila dalam jangka waktu 5 (lima) hari kerja sejakpengenaan sanksi peringatan tertulis dan dendaadministratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1), badanusaha Jasa Konstruksi asing yang tidak membentukkantor perwakilan atau badan usaha berbadan hukumIndonesia melalui kerjasama modal dengan badan usahaJasa Konstruksi nasional atau tidak membayar dendaadministratif, dikenai sanksi penghentian sementarakegiatan layanan Jasa Konstruksi hingga terpenuhikewajiban.

SK No 037165 A

Pasal 159

Page 80: SALINAN - Optimalisasi Pengadaan demi Memajukan Bangsa

FRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-80-

Pasal 159

(1) Menteri mengenakan sanksi peringatan tertulis dan dendaadministratif kepada kantor perwakilan badan usaha jasakonstruksi asing yang tidak memenuhi kewaiiban:a. berbentuk badan usaha dengan kualifikasi yang

setara dengan kualifikasi besar;b. memiliki izin perwakilan badan usaha jasa

konstruksi asing;c. membentuk kerja sama operasi dengan badan usaha

jasa konstruksi nasional berkualifikasi besar yangmemiliki izin usaha dalam setiap kegiatan usaha jasakonstruksi di indonesia;

d. mempekerjakan lebih banyak tenaga kerja indonesiasebagai pimpinan ntertinggi kantor perwakilan;

e. menempatkan warga negara indonesia sebagaipimpinan tertinggi kantor perwakilan;

f. mengutamakan penggunaan material dan teknologikonstruksi dalam negeri;

g. memiliki teknologi tinggi, mutakhir, efisien,berwawasan lingkungan, serta memperhatikankearifan lokal; dan

h. melaksanakan proses alih teknologi.

(2) Besaran nilai denda administratif sebagaimana dimaksudpada ayat (1) yang tidak memenuhi kewajiban sebagaiberikut:a. huruf a, dikenai denda sebesar 2oyo (dua puluh

persen) dari semua nilai kontrak;b. huruf b, dikenai denda sebesar 2Oo/o (dua puluh

persen) dari semua nilai kontrak;c. huruf c, dikenai denda sebesar 2oo/o (dua puluh

persen) dari nilai kontrak;d. huruf d, dikenai denda sebesar IOyo (sepuluh persen)

dari nilai kontrak;e. huruf e, dikenai denda sebesar lO o/o (sepuluh persen)

dari nilai kontrak;f. huruf f, dikenai denda sebesar LO o/o (sepuluh persen)

dari nilai kontrak;g. huruf g, dikenai denda sebesar 10% (sepuluh persen)

ciari nilai kontrak; danh. huruf h, dikenai denda sebesar 10% (sepuluh persen)

dari nilai kontrak.

SK No 031166 A

(3) Apabila .

Page 81: SALINAN - Optimalisasi Pengadaan demi Memajukan Bangsa

FRESIDENREFUBLIK INDONESIA

-81 -

(3) Apabila dalam jangka waktu 5 (lima) hari kerja sejakpengenaan sanksi peringatan tertulis dan dendaadministratif, kantor perwakilan badan usaha JasaKonstruksi asing yang tidak memenuhi kewajibansebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, huruf dsampai dengan huruf h, dan tidak membayar dendaadministratif sebagaimana dimaksud pada ayat (21hurufa, huruf d sampai dengan huruf h, dikenai sanksi

' penghentian sementara hingga terpenuhinya semuakewajiban.

(41 Apabila dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari kerjasejak pengenaan sanksi peringatan tertulis dan dendaadministratif, kantor perwakilan badan usaha JasaKonstruksi asing tidak memenuhi kewajiban sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf b dan tidak membayardenda administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (2)huruf b, dikenai sanksi penghentian sementara hinggaterpenuhinya semua kewajiban.

(5) Apabila dalam jangka waktu 5 (lima) hari kerja sejakpengenaan sanksi peringatan tertulis dan dendaadministratif, kantor perwakilan Badan Usaha JasaKonstruksi Asing tidak membayar denda administratifsebagaimana dimaksud pada ayat (21 huruf c, kantorperwakilan badan usaha Jasa Konstruksi asing dikenaisanksi pencabut an tzin perwakilan.

Pasal 160

(1) Menteri, Gubernur, Bupati/Wali Kota mengenakan sanksiperingatan tertulis dan/atau denda administratif bagiPengguna Jasa yang menggunakan layanan profesionaltenaga kerja Konstruksi pada Kualifikasi jenjang jabatanahli yang tidak memperhatikan remunerasi minimalsebagaimana dimaksud dalam Pasal 64 ayat (l).

(2) Pengenaan sanksi denda administratif sebagaimanadimaksud pada ayat (1) diberikan kepada Pengguna Jasayang tidak memperhatikan remunerasi minimal denganbesaran denda sebesar selisih dari standar nilairemunerasi minimal.

SK No 018917 A

Pasal 161

Page 82: SALINAN - Optimalisasi Pengadaan demi Memajukan Bangsa

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

_82_

Pasal i61(1) Menteri, Gubernur, atau Bupati/Wali Kota sesuai dengan

kewenangan pengawasan sebagaimana dimaksud dalamPasal 122, Pasal 129, dan Pasal I32, mengenakan sanksiperingatan tertulis dan sanksi penghentian sementarakegiatan Jasa Konstruksi kepada Pengguna Jasa yangmenggunakan Penyedia Jasa yang terafiliasi untukpembangunan kepentingan umum tanpa melalui Tenderatau Seleksi, atau pengadaan secara elektroniksebagaimana dimaksud dalam Pasal 72 ayat (21.

(21 Sanksi penghentian sementara kegiatan Jasa Konstruksisebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenakan sampaiterpilihnya Penyedia Jasa melalui Tender atau Seleksi,atau pengadaan secara elektronik.

Pasal 162

(1) Menteri, Gubernur, atau Bupati/Wali Kota mengenakansanksi peringatan tertulis dan penghentian sementarakegiatan layanan Jasa Konstruksi kepada Penyedia Jasayang melanggar ketentuan pemberian pekerjaan utama.

(2) Apabila dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari kalendersejak pengenaan sanksi penghentian sementara kegiatanlayanan Jasa Konstruksi sebagaimana dimaksud padaayat (1), Penyedia Jasa telah memenuhi ketentuanpemberian pekerjaan utama maka sanksi penghentiansementara dicabut dan Penyedia Jasa melanjutkankegiatan layanan Jasa Konstruksi.

(3) Apabila dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari kalendersejak pengenaan sanksi peringatan tertulis Canpenghentian sementara kegiatan layanan Jasa Konstruksisebagaimana dimaksud pada ayat (1), Penyedia Jasa tidakmemenuhi ketentuan pemberian pekerjaan utama,dikenakan sanksi denda administratif.

(4) Besaran denda administratif sebagaimana dimaksud padaayat (3) sebesar 5%o (lima persen) dari nilai pekerjaanutama yang tidak dikontrakkan kepada Subpenyedia JasaSpesialis.

(5) Apabila dalam jangka waktu 3O (tiga puluh) hari kalendersejak pengenaan sanksi denda administratif sebagaimanadimaksud pada ayat (3), Penyedia Jasa tidak memenuhiketentuan pemberian pekerjaan utama dan tidakmembayar denda administratif maka dikenakan sanksipembekuan lzin Usaha.

(6) Apabila...

SK No 037168 A

Page 83: SALINAN - Optimalisasi Pengadaan demi Memajukan Bangsa

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-83-

(6) Apabila dalam jangka waktu pengenaan sanksipembekuan lzin Usaha sebagaimana dimaksud padaayat (5), Penyedia Jasa telah memenuhi ketentuanpemberian pekerjaan utama maka sanksi pembekuan izindicabut dan melanjutkan kegiatan lavanan JasaKonstruksi.

Pasal 163

(1) Menteri, Gubernur, atau Bupati/Wali Kota mengenakansanksi peringatan tertulis kepada Penyedia Jasa dan/atauPengguna Jasa yang tidak memenuhi Standar Keamanan,Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 84 ayat (1).

(21 Apabila dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari kalendersejak pengenaan sanksi peringatan tertulis, Penyedia Jasadan/atau Pengguna Jasa tidak memulai tindakanperbaikan untuk memenuhi Standar Keamanan,Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) maka dikenai sanksi dendaadministratif dan penghentian sementara kegiatanlayanan Jasa Konstruksi.

(3) Besaran denda administratif sebagaimana dimaksud padaayat (2) sebesar 5% (lima persen) dari nilai pekerjaan yangtidak sesuai dengan Standar Keamanan, Keselamatan,Kesehatan, dan Keberlanjutan.

(41 Apabila dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari kalendersejak pengenaan sanksi penghentian sementara kegiatanlayanan Jasa Konstruksi sebagaimana dimal<sud padaayat (1), Penyedia Jasa telah memulai tindakan perbaikanuntuk memenuhi Standar Keamanan, Keselamatan,Kesehatan, dan Keberlanjutan, maka sanksi penghentiansementara dicabut dan Penyedia Jasa melanjutkankegiatan layanan Jasa Konstruksi.

(5) Apabila dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari kalendersejak pengenaan sanksi denda administratif sebagaimanadimaksud pacla ayat (2), Penyedia Jasa tidak memenuhiStandar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, danKeberlanjutan dan tidak membayar denda administratifmaka dikenakan sanksi pencantunlan dalam daftarhitam.

SK No 037169 A

(6) Apabila...

Page 84: SALINAN - Optimalisasi Pengadaan demi Memajukan Bangsa

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-84-

(6) Apabila dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari kalendersejak pengenaan sanksi pencantuman dalam daftar hitamsebagaimana dimaksud pada ayat (5), Penyedia Jasa tidakmemenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat(1) maka dikenakan sanksi pembekuanlzin Usaha.

(7) Apabila dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari kalenclersejak pengenaan sanksi pembekuan lzin Usaha JasaKonstruksi sebagaimana dimaksud pada ayat (6),Penyedia Jasa telah memulai tindakan perbaikan untukmemenuhi Standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan,dan Keberlanjutan, maka sanksi pembekuan lzin Usahadicabut.

(8) Apabila dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari kalendersejak pengenaan sanksi pembekuan lzin Usaha JasaKonstruksi sebagaimana dimaksud pada ayat (6),Penyedia Jasa tidak memenuhi ketentuan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) maka dikenakan sanksipencabutan lzin Usaha.

Pasal 164

(1) Menteri, Gubernur, atau Bupati/Wali Kota mengenakansanksi peringatan tertulis kepada Penyedia Jasa dan/atauPengguna Jasa yang tidak memenuhi ketentuanpengesahan atau persetujuan.

(2) Apabila dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari kalendersejak pengenaan sanksi peringatan tertulis, Penyedia Jasadan/atau Pengguna Jasa tidak memenuhi ketentuanpengesahan atau persetujuan sebagaimana dimaksudpada ayat (1) maka dikenakan sanksi denda administratifdan penghentian sementara kegiatan layanan JasaKonstruksi.

(3) Besaran denda administratif sebagaimana dimaksud padaayat (21sebesar 1% (satu persen) dari nilai kontrak.

(4) Apabila dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari kalendersejak pengenaan sanksi penghentian sementara kegiatanlayanan Jasa Konstruksi sebagaimana dimaksud padaayat (2), Penyedia .Jasa telah memenuhi ketentuanpengesahan atau persetujuan, maka sanksi penghentiansementara dicabut dan Penyedia Jasa melanjutkankegiatan layanan Jasa Konstruksi.

(5) Apabila...

SK No 037170 A

Page 85: SALINAN - Optimalisasi Pengadaan demi Memajukan Bangsa

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-85-

(5) Apabila dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari kalendersejak pengenaan sanksi denda administratif sebagaimanadimaksud pada ayat (21, Penyedia Jasa tidak memenuhiketentuau pengesahan atau persetujuan dan tidakmembayar denda administratif maka dikenakan sanksipencantuman dalam daftar hitam.

(6) Apabila dalam jangka waktu 3O (tiga puluh) hari kalendersejak pengenaan sanksi pencantuman dalam daftar hitamsebagaimana dimaksud pada ayat (5), Penyedia Jasa tidakmemenuhi ketentuan pengesahan atau persetujuan makadikenakan sanksi pembekuan lzir, Usaha.

(7) Apabila dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari kalendersejak pengenaan sanksi pembekuan lzin Usahasebagaimana dimaksud pada ayat (6), Penl'edia Jasa telahmemenuhi ketentuan pengesahan atau persetujuan makasanksi pembekuan Izin Usaha dicabut.

(8) Apabila dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari kalendersejak pengenaan sanksi pembekuan lzin Usahasebagaimana dimaksud pada ayat (6), Penyedia Jasa tidakmemenuhi ketentuan pengesahan atau persetujuan makadikenakan sanksi pencabutan lzin Usaha.

Pasal 165

(1) Menteri melakukan pengenaan sanksi peringatan tertuliskepada Penilai Ahli yang dalam melaksanakan tugasnyatidak memenuhi kewajiban secara profesional danmenjadi bagian dari salah satu pihak.

(21 Apabila dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari kalendersejak pengenaan sanksi peringatan tertulis, Penilai Ahlitidak menjalankan kewajiban bekerja secara profesionaldan menjadi bagian dari salah satu pihak sebagaimanadimaksud pada ayat ( 1) maka dikenakan sanksipemberhentian dari tugas.

Penilai Ahli yang dalam melaksanakan tugasnya tidakmenjalankan kewajiban bekerja secara profesional danmenjadi bagian dari salah satu pihak sebanyak 3 (tiga) kalipenugasan dikenakan sanksi dikeluarkan dari daftarPenilai Ahli yang teregistrasi.

SK No 037111 A

(3)

Pasal166...

Page 86: SALINAN - Optimalisasi Pengadaan demi Memajukan Bangsa

PRESIDENREPUELIK INDONESIA

-86-

Pasal 166

(1) Menteri, Gubernur, atau Bupati/Wali Kota mengenakansanksi peringatan tertulis dan denda administratif kepadaPenyedia Jasa yang tidak memenuhi kewajiban untukmengganti atau memperbaiki Kegagalan Bangunansebagaimana dimaksud dalam Pasal 86 ayat (1).

(2) Besaran denda administratif sebagaimana dimaksud padaayat (1) sebesar 5o/o (lima persen) dari nilai JaminanPelaksanaan.

(3) Apabila dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari kalendersejak pengenaan sanksi peringatan tertulis dan dendaadministratif, Penyedia Jasa tidak memenuhi kewajibanuntuk mengganti atau memulai tindakan perbaikanKegagalan Bangunan dan tidak membayar dendaadministratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) makadikenakan sanksi penghentian sementara kegiatanlayanan Jasa Konstruksi.

(4) Apabila dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari kalendersejak pengenaan sanksi penghentian sementara kegiatanlayanan Jasa Konstruksi sebagaimana dimaksud padaayat (1), Penyedia Jasa telah mengganti atau memulaitindakan perbaikan Kegagalan Bangunan dan telahmembayar denda administratif, maka sanksi penghentiansementara dicabut dan Penyedia Jasa melanjutkankegiatan layanan Jasa Konstruksi.

(5) Apabila dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari kalendersejak pengenaan sanksi penghentian sementara kegiatanlayanan Jasa Konstruksi sebagaimana dimaksud padaayat (3), Penyedia Jasa telah memenuhi kewajiban untukmengganti atau memulai tindakan perbaikan KegagalanBangunan dan telah membayar denda administratif makasanksi penghentian sementara dicabut dan Penyedia Jasamelanjutkan kegiatan layanan Jasa Konstruksi.

(6) Apabila dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari kalendersejak pengenaan sanksi penghentian sementara kegiatanlayanan Jasa Konstruksi, Penyedia Jasa tidak memenuhikewajiban untuk mengganti atau memulai tindakanperbaikan Kegagalan Bangunan sebagaimana dimaksudpada ayat (3) maka dikenai sanksi pencantuman dalamdaftar hitam dan pembekuan Izin Usaha yang diterbitkanoleh Kabupaten/Kota.

SK No 018918 A

(7) Apabila

Page 87: SALINAN - Optimalisasi Pengadaan demi Memajukan Bangsa

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-87 -

(7) Apabila dalam jangka waktu 3O (tiga puluh) hari kalendersejak pengenaan sanksi pembekuan lzin Usahasebagaimana dimaksud pada ayat (6), Penyedia Jasa telahmengganti atau memulai tindakan perbaikan KegagalanBangunan, maka sanksi pembekuanlzin Usaha dicabut.

(8) Apabila dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari kalendersejak pengenaan sanksi pencantuman dalam daftar hitamdan pembekuan lzin Usaha, Penyedia ,Jasa tidakmemenuhi kewajiban untuk mengganti atau memulaitindakan perbaikan Kegagalan Bangunan sebagaimanadimaksud pada ayat (6) maka dikenai sanksi pencabutanIzin Usaha.

Pasal 167

(1) Menteri, Gubernur, atau Bupati/Wali Kota mengenakansanksi peringatan tertulis kepada tenaga kerja analis danoperator yang bekerja di bidang Jasa Konstruksi yangtidak memiliki Sertifikat Kompetensi Kerja sebagaimanadimaksud dalam Pasal 28 ayat (5).

(21 Menteri, Gubernur, atau Bupati/Wali Kota mengenakansanksi pemberhentian dari tempat kerja kepada tenagakerja ahli yang bekerja di bidang Jasa Konstruksi yangtidak memiliki Sertifikat Kompetensi Kerja sebagaimanadimaksud dalam Pasal 28 ayat (5).

(3) Apabila dalam waktu 30 (tiga puluh) hari kalender tenagakerja analis dan operator sebagaimana dimaksud paciaayat (1) tidak dapat memenuhi ketentuan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 28 ayat (5) dikenai sanksipemberhentian dari tempat kerja.

Pasal 168

(1) Menteri, Gubernur, atau Bupati/Wali Kota mengenakansanksi denda administratif kepada Pengguna .Iasa.danf atau Penyedia Jasa yang rnempekerjakan tenagakerja Konstruksi yang tidak memiliki SertifikatKompetensi Kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28ayat (5).

(2) Besaran nilai denda administratif sebagaimana dimaksudpada ayat (1):

a. Pengguna Jasa dikenakan sebesar 1 (satu) kali upahminimal untuk setiap tenaga kerja Konstruksi; atau

SK No 031173 A

b. Penyedia

Page 88: SALINAN - Optimalisasi Pengadaan demi Memajukan Bangsa

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-88-

b. Penyedia Jasa dikenakan sebesar 10 (sepuluh) kalilipat dari biaya upah minimal untuk setrap tenagakerja Konstruksi.

(3) Apabila dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari kalendersejak pengenaan sanksi denda administratil, PenggunaJasa dan/atau Penyedia Jasa tidak rnembayar sanksidenda administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dan ayat (2) maka dikenar sanksi penghentian sementarakegiatan layanan .Iasa Konstruksi.

(4) Apabila dalam jangka waktu pengenaan sanksipenghentian sementara kegiatan layanan JasaKonstruksi, Pengguna Jasa dan/atau Penyedia Jasa telahmemenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat(1) dan ayat (21 maka sanksi dicabut dan melanjutkankegiatan layanan Jasa Konstruksi.

Pasal 169

(1) Menteri mengenakan sanksi peringatan tertulis dan dendaadministratif kepada lembaga sertifikasi profesi yang tidakmengikuti ketentuan pelaksanaan uji kompetensisebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 ayat (71.

(2) Besaran nilai denda administratif sebagaimana dimaksudpada ayat (1) sebesar Rp100.OOO.00O.O0 (seratus jutarupiah).

(3) Apabila dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari kalendersejak pengenaan sanksi peringatan tertulis dan dendaadministratif, lembaga sertifikasi profesi yang tidakmengikuti ketentuan pelaksanaan uji kompetensi atautidak membayar denda administratif sebagaimanadimaksud pada ayat (1) maka dikenai sanksi pembekuanLisensi oleh menteri yang menyelenggarakan urusanpemerintah.an di bidang ketenagakerjaan atasrekomendasi Menteri.

(4) Apabita dalam jangka waktu 30 (tiga puiuh) hari kalendersejak pengenaan sanksi pembekuan Lisensi, iembagasertifikasi profesi yang tidak mengikuti ketentuanpelaksanaan uji kompetensi atau tidak membayar dendaadministratif sebagainrana dimaksud pada ayat (1) makadikenai sanksi pencabutan Lisensi oleh menteri yangmenyelenggarakan urusan pemerintahan di bidangketenagakerjaan atas rekomendasi Menteri.

(s) Apabila...

SK No 037174 A

Page 89: SALINAN - Optimalisasi Pengadaan demi Memajukan Bangsa

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

_89_

(5) Apabila dalam jangka waktu pengenaan sanksipembekuan Lisensi lembaga sertifikasi profesi telahmemenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat(3) dan ayat (4) maka sanksi dicabut dan dapatmelanjutkan kegiatan layanan sertifikasi kompetensi.

Pasal 170

(1) Menteri mengenakan sanksi peringatan tertulis kepadaasosiasi profesi yang tidak melakukan kewajiban sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(2) Apabila dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari kalendersejak pengenaan sanksi peringatan tertulis sebagaimanadimaksud pada ayat (1), asosiasi profesi yang tidakmelakukan kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan maka dikenai sanksi pembekuanAkreditasi.

(3) Apabila dalam jangka waktu pengenaan sanksipembekuan Akreditasi, asosiasi profesi telah memenuhikewajibannya maka sanksi dicabut dan asosiasi profesimendapatkan haknya kembali sebagai asosiasiterakreditasi.

(41 Apabila dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari kaiendersejak pengenaan sanksi pembekuan Akreditasi kepadaasosiasi profesi tidak memenuhi ketentuan sebagaimanadimaksud pada ayat (2)', dikenai sanksi pencabutanAkreditasi.

(5) Asosiasi profesi yang Akreditasinya dicabut harusmengajukan permohonan baru Akreditasi.

Pasal 171

(1) Menteri mengenakan sanksi penghentian sementarakegiatan layanan Jasa Konstuksi kepada pemberi kerjatenaga kerja Konstruksi Asing yang tidak memilikirencana penggunaan tenaga kerja Konstruksi asing danizin mernpekerjakan tenaga kerja Konstruksi asiirg.

(2) Apabila dalam jangka waktu pengenaan sanksipenghentian sementara kegiatan layanan JasaKonstruksi, Pemberi Keda telah memenuhi ketentuansebagaimana dimaksud pada ayat (1) maka sanksi dicabutdan melanjutkan kegiatan layanan Jasa Konstruksi.

(3) Apabila...

SK No 037175 A

Page 90: SALINAN - Optimalisasi Pengadaan demi Memajukan Bangsa

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-90-

(3) Apabila dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari kalendersejak pengenaan sanksi penghentian sementara kegiatanlayanan Jasa Konstuksi sebagaimana dimaksud padaayat (1), Pemberi kerja tenaga kerja Konstruksi Asing yangtidak memiliki rencana penggunaan tenaga kedaKonstruksi asing dan izin mempekerjakan tenaga kerjaKonstruksi asing sebagaimana dimaksud pada ayat (1)maka dikenai sanksi pencantuman clalam daftar hitamselama 3 (tiga) tahun.

Pasal 172

(1) Menteri mengenakan sanksi peringatan tertulis dan dendaadministratif kepada Pemberi Kerja yang mempekedakantenaga kerja Konstruksi Asing yang tidak memiliki surattanda registrasi dari Menteri.

(2) Besaran nilai denda administratif sebagaimana dimaksudpada ayat (1) sebesar 3O%o (tiga puluh persen) dari nilaikontrak untuk setiap tenaga kerja Konstruksi asing.

(3) Apabila dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari kalendersejak pengenaan sanksi peringatan tertulis dan dendaadministratif, Pemberi Keda tenaga kerja KonstruksiAsing yang tidak memiliki surat tanda registrasi atau tidakmembayar denda administratif sebagaimana dimaksudpada ayat (1) maka dikenakan sanksi penghentiansementara kegiatan layanan Jasa Konstruksi.

(4) Apabila dalam jangka waktu pengenaan sanksipenghentian sementara kegiatan layanan JasaKonstruksi, pemberi kerja telah memenuhi ketentuansebagaimana dimaksud pada ayat (1) maka sanksi dicabutdan melanjutkan kegiatan layanan Jasa Konstruksi.

(5) Apabila dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari kerjasejak pengenaan sanksi penghentian sementara kegiatanlayanan Jasa Konstruksi, Pemberi kerja tidak memenuhiketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) makadikenai sanksi pencantuman dalam daftar hitam selama3 (tiga) tahun.

SK No 037176 A

Pasal 173

Page 91: SALINAN - Optimalisasi Pengadaan demi Memajukan Bangsa

FRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-91 -

Pasal 173

(1) Menteri mengenakan sanksi peringatan tertulis dan dendaadministratif kepada tenaga kerja Konstruksi asing padajabatan ahli yang tidak melaksanakan kewajiban alihpengetahuan dan alih teknologi kepada tenaga kerjapendamping.

(2) Besaran nilai denda administratif sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dikenakan sebesar 30%o (tiga puluh persen)dari nilai kontrak untuk setiap tenaga kerja Konstruksiasing.

(3) Apabila dalam jangka waktu 3O (tiga puluh) hari kerjasejak pengenaan sanksi peringatan tertulis dan dendaadministratif, tenaga kerja Konstruksi asing pada jabatanahli yang tidak melaksanakan kewajiban alihpengetahuan dan alih teknologi kepada tenaga kerjapendamping atau tidak membayar denda administratifsebagaimana dimaksud pada ayat (1) maka dikenai sanksipemberhentian dari pekerjaan.

(41 Apabila dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari kerjasejak pengenaan sanksi pemberhentian dari pekerjaan,tenaga kerja Konstruksi asing pada jabatan ahli tidakmemenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat(1) maka dikenai sanksi pencantuman dalam daftar hitamselama 3 (tiga) tahun.

Pasal 174

Sanksi berupa denda administratif menjadi penerimaan negarabukan pajak/pendapatan asli daerah sesuai dengan ketentuanperaturan perundang- undangan.

BAB VIIIKETENTUAN PERALIHAN

Pasal 175

Sertilikat Keahlian, Sertifikat Keterampilan dan SertifikatRadan Usaha yang telah dikeluarkan sebelum berlakunyaPeraturan Pemerintah ini tetap berlaku sampai dengan habisberlakunya.

SK No 037177 A

Pasal 176 .

Page 92: SALINAN - Optimalisasi Pengadaan demi Memajukan Bangsa

FRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-92-

Pasal 176

Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku,permohonan Sertifikat Keahlian, Sertifikat Keterampilan danSertifikat Badan Usaha tetap berpedoman pada peraturansebelumnya dan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) tahunharus sudah menyesuaikan dengan ketentuan dalamPeraturan Pemerintah ini.

BAB IXKETENTUAN PENUTUP

Pasal L77

Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku:a. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2OOO Tentang

Usaha dan Peran Masyarakat Jasa Konstruksi (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2OOO Nomor 63,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor3955), sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhirdengan Peraturan Pemerintah Nomor 92 Tahun 2AlOtentang Perubahan Kedua atas Peraturan PemerintahNomor 28 Tahun 2OOO tentang Usaha dan PeranMasyarakat Jasa Konstruksi (Lernbaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2OlO Nomor 157);

b. Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2OOO tentangPenyeienggaraan Jasa Konstruksi (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2000 Nomor 64, TarnbahanLerrrbaran Negara Republik Indonesia Nomor 3956),sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir denganPeraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2016 tentangPerubahan Ketiga Atas Peraturan Pemerintah Nomor 29Tahun 20OO Tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nornor243. Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5949); dan

c. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2O0O terrtangPenyelenggaraar) Pernbinaan Jasa Konstruksr (LembaranNegara Republik indonesia Tahun 2OOO Nomor 65,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor3es7l,

clicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

SK No 037178 A

Pasall78...

Page 93: SALINAN - Optimalisasi Pengadaan demi Memajukan Bangsa

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-93-

Pasal 178

Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku, semuaperaturan perundang-undangan yang merupakan peraturanpelaksanaan dari:

a. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2OOO TentangUsaha dan Peran Masyarakat Jasa Konstruksi (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2OO0 Nomor 63,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor3955), sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhirdengan Peraturan Pernerintah Nomor 92 tahun 2OlOtentang Perubahan Kedua atas Peraturan PemerintahNomor 28 Tahun 2OOO tentang Usaha dan PeranMasyarakat Jasa Konstruksi (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2O7O Nomor 157);

b. Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2OOO tentangPenyelenggaraan Jasa Konstruksi (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2OOO Nomor 64, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3956),sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir denganPeraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2016 tentangPerubahan Ketiga Atas Peraturan Pemerintah Nomor 29Tahun 2000 Tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2Ot6 Nomor243, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5949); dan

c. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2OOO tentangPenyelen ggaraarr Pembinaan Jasa Konstruksi (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2OOO Nomor 65,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor3es7),

dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangandengan ketentuan dalam Peraturan Pemerintah ini.

Pasal 179

Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggaldiundangkan.

SK No 037179 A

Agar

Page 94: SALINAN - Optimalisasi Pengadaan demi Memajukan Bangsa

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-94-

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkanpengundangan Peraturan Pemerintah ini denganpenempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 21 April 2O2O

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

JOKO WIDODO

Diundangkan di Jakarta

pada tanggal 23 April 2O2O

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA,

rtd.

YASONNA H. LAOLY

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2O2O NOMOR 1O7

Salinan sesuai dengan aslinyaKEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA

REPUBLIK INDONESIAti Bidang Hukum dan

undangan,

SK No 017589 A

sil Djaman

Page 95: SALINAN - Optimalisasi Pengadaan demi Memajukan Bangsa

FRESIDENREPUBLIK INDONESIA

PENJELASAN

ATAS

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESTA

NOMOR 22 TAHUN 2O2O

TENTANG

PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2OI7

TENTANG JASA KONSTRUKSI

I. UMUM

Sektor Jasa Konstruksi merupakan kegiatan masyarakat mewrrjudkanbangunan yang berfungsi sebagai pendukung atau prasarana aktivitas sosialekonomi guna terwujudnya tujuan pembangunan nasional. Oleh karena itupenyelenggaraan Jasa Konstruksi harus menjamin ketertiban dan kepastianhukum.

Undang-undang Nomor 2 Tahun 2Ol7 tentang .Iasa Konstruksimengamanatkan dibentuknya Peraturan Pemerintah pelaksanaan Undang-Undang guna menindaklanjuti ketentuan mengenai: tanggung jawab dankewenangan (Pasal 1O);jenis, sifat Klasifikasi, Layanan Usaha, perubahan atasKlasifikasi dan Layanan Usaha, dan Usaha Rantai Pasok Sumber DayaKonstruksi (Pasal 18), segmentasi pasar serta kriteria risiko, teknologi, danbiaya (Pasal 25); kondisi tertentu untuk penunjukan langsung dan nilai tertentrrsaat pengadaan langsung (Pasal 42 ayat (6)); pemilihan Penyedia Jasa danpenetapan Penyedia Jasa dalam hubungan kerja Jasa Konstruksi (Pasal 45);Kontrak Kerja Konstruksi (Pasal 51); kewajiban dan pertanggungjawabanPenyedia Jasa atas Kegagalan Bangunan (Pasal 65 ayat (5)); pemberian gantikerugian (Pasal 67 ayat (2); pembinaan dan pengawasan (Pasal 82); pengaduan,gugatan, dan upaya mendapatkan ganti kerugian atau kompensasi (Pasal 85ayat (a)); penyelesaian sengketa (Pasal 88 ayat (71; dan tata cara pengenaansanksi administratif (Pasal l}2l. Selain itu dalam rangka memperjelasketentuan mengenai forum Jasa Konstruksi yang belum diatur dalam Undang-Undang, Peraturan Pemerintah juga memuat pengaturan mengenai mekanismepartisipasi masyarakat yang dilakukan oleh Masyarakat Jasa Konstruksimelalui forum Jasa Konstruksi (Pasal 87).

Peraturan Pemerintah ini bertujuan sebagai pedoman dalamPenyelenggaraan Usaha Jasa Konstruksi berupa Jasa Konsultansi Konstruksi,Pekerjaan Konstruksi, dan Pekerjaan Konstruksi Terintegrasi dan rujukandalam rangka kegiatan usaha Jasa Konstruksi.

SK No 037181 A

Selain

Page 96: SALINAN - Optimalisasi Pengadaan demi Memajukan Bangsa

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-2-Selain itu, Peraturan Pemerintah ini menjadi pedoman baik bagi

Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah Provinsi, Pemerintah Daerahkabupaten/kota dalam penyelenggaraan pembinaan dan pengawasan JasaKonstruksi.

Masyarakat Jasa Konstruksi dan masyarakat dapat terlibat clalampenyelenggaraan pembinaan dan pengawasan Jasa Konstruksi. MasyarakatJasa Konstruksi sebagai bagian dari masyarakat yang mempunyai kepentingandan/atau kegiatan yang berhubungan dengan Jasa Konstruksi seperti asosiasibadan usaha, asosiasi profesi, Pengguna Jasa, perguruan tinggi, pakar, pelakurantai pasok, dan pemerhati Konstruksi. Penyelenggaraan sebagiankewenangan Pemerintah Pusat mengikutsertakan Masyarakat Jasa Konstruksimelalui satu lembaga.

Sedangkan masyarakat dapat berpartisipasi dalam pengawasanpenyelenggaraan Jasa Konstruksi dan memberikan masukan kepadaPemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah dalam perumusan kebijakanJasa Konstruksi. Selain itu partisipasi masyarakat dapat dilakukan melaluiforum Jasa Konstruksi.

Dengan adanya Peraturan Pemerintah ini Penyelenggaraan Usaha JasaKonsti'uksi diharapkan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat,menjadikan usaha Jasa Konstruksi sebagai salah satu pendukung untukpembangunan nasional dan mendorong partisipasi masyarakat-.

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1

Cukup jelas.

Pasal 2Lingkup berlaku bagi Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, swasta, danmasyarakat.

Pasal 3Cukup jelas

Pasal 4Cukup jelas.

Pasal 5Cukup jelas.

Pasal 6Cukup jelas

SK No 037182 A

Pasal7...

Page 97: SALINAN - Optimalisasi Pengadaan demi Memajukan Bangsa

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

.)-\J-

Pasal 7Cukup jelas

Pasal 8Cukup jelas

Pasal 9Crrkup jelas.

Pasal 10Cukup jelas

Pasal 1 1

Cukup jelas

Pasal 12Ayat (1)

Huruf aCukup jelas.

Huruf bCukup jelas.

Huruf cYang dimaksud dengan "usaha Pekerjaan KonstruksiTerintegrasi" merupakan usaha yang menggabungkan kegiatanperancangan dan pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi.

Ayat (2)Yang dimaksud dengan "tidak dapat saling merangkap" yaitu badanusaha Jasa Konstruksi hanya dapat memiliki satu jenis Usaha JasaKonstruksi dan tidak dapat mengambil pekerjaan di luar JenisUsaha Jasa Konstruksi yang dimilikinya kecuali jenis usahaPekerjaan Konstruksi Terintegrasi dapat mengambil PekerjaanKonstruksi.

Ayat (3)Cukup jelas.

Pasal 13Cukup jelas

Pasai 14Cukup jelas

Pasal 15Cukup jelas.

SK No 037183 A

Pasal 16

Page 98: SALINAN - Optimalisasi Pengadaan demi Memajukan Bangsa

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-4-

Pasal 16Cukup jelas

Pasal 17Cukup jelas

Pasal 18Cukup jelas.

Pasal 19Cukup jelas

Pasal 20Cukup jelas

Pasal 21Cukup jelas.

Pasal 22Cukup jelas

Pasal 23Cukup jelas

Pasal 24Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)Cukup jelas.

Ayat (3)Yang dimaksud dengan "peraturan perundang-undangan" meliputiperaturan perundang-undangan bidang ketenagakerjaan,perindustrian, perdagangan, dan energi dan pertambangan.

Pasal 25Cukup jelas.

Pasal 26Ayat (1)

Huruf aUji material dan peralatan dilakukan oleh lembaga yangberwenang dengan memaksimalkan penggunaan standar dalamnegeri.

SK No 037184 A

Huruf b

Page 99: SALINAN - Optimalisasi Pengadaan demi Memajukan Bangsa

FRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-5-

Huruf bOptimalisasi penggunaan material dan peralatan dalam negeridilakukan sepanjang:a. material dan peralatan tersebut dapat diproduksi di dalam

negeri;b. spesifikasi teknis material dan peralatan yang diproduksi

dalam negeri memenuhi persyaratan; danf atauc" jumlah produksi material dan peralatan dalam negeri mampu

memenuhi kebutuhan.

Ayat (2)Registrasi yang dimaksud harus dilengkapi dengan surat keteranganlayak operasi dan/atau layak produksi dari instansi/lembaga yangberwenang, serta didalamnya termuat informasi antara lain:a. merk;b. tipe/nrodel;c. nomor mesin;d. nomor rangka;e. kapasitas;f. faktur pembelian;g. lokasi; danh. kondisi alat berat.

Ayat (3)Cukup jelas.

Pasal 27Cukup jelas

Pasal 28Cukup jelas

Pasal 29Ayat ( 1)

Cukup jelas.

Ayat (2)Cukup jelas.

Ayat (3)Yang dimaksud dengan "pengembangan keprofesian berkelanjutan"merupakan upaya memelihara kompetensi tenaga ahli untukrnenjalankan praktik tenaga ahli secara berkesinambungan.

Ayat (4)Cukup jelas.

SK No 037185 A

Ayat (5)

Page 100: SALINAN - Optimalisasi Pengadaan demi Memajukan Bangsa

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-6-

Ayat (5)Cukup jelas

Ayat (6)Cukup jelas

Ayat (7)Cukup jelas

Pasal 30Cukup jelas.

Pasal 31Cukup jelas.

Pasal 32Cul<up jelas

Pasal 33Cukup jelas

Pasal 34Cukup jelas.

Pasal 35Cukup jelas.

Pasal 36Cukup jelas.

Pasal 37Ayat (1)

Yang dimaksud dengan "perwakilan usaha Jasa Konstruksi asing"merupakan kantor perwakilan badan usaha Jasa Konstruksi asing.

Ayat (2)Cukup jelas.

Pasal 38Cukup jelas

Pasal 39Cukup jelas.

Pasal 40Cukup jelas

SK No 037186 A

Pasal 41

Page 101: SALINAN - Optimalisasi Pengadaan demi Memajukan Bangsa

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-7 -

Pasal 4 1

Cukup jelas.

Pasal 42Cukup jelas.

Pasal 43Cukup jelas

Pasal 44Cukup jelas.

Pasal 45Cukup jelas

Pasal 46Huruf a

Yang dimaksud asas nyata adalah Penyedia Jasa dan pendukungnyadalam penyelenggaraan Jasa Konstruksi benar-benar sesuai denganyang tertera dalam dokumen izin dan sertifikat yang berlaku sesuaiketentuan.

Htrruf bCukup jelas.

Huruf cCukup jelas.

Huruf dCukup jelas.

Huruf eRemunerasi minimal untuk tenaga ahli Jasa Konsultansi Konstruksiyaitu perencanaan, perancangan dan pengawasan.

Huruf fCukup jelas.

Huruf gCukup jelas.

Huruf hInovasi teknologi meliputi:a. metodologi Konstrr:ksi;b. matenal Konstruksi; danc. peralatan Konstruksi.

SK No 037187 A

I{uruf i

Page 102: SALINAN - Optimalisasi Pengadaan demi Memajukan Bangsa

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-8-

Huruf iCukup jelas

Huruf jCukup jelas

Pasal 47Ayat (1)

Cukup jelas.

A;rat (2)I{uruf a

Yang dimaksud dengan "identifikasi kebutuhan" merupakankegiatan mencari, menemukan, mengumpulkan, meneliti,mencatat data dan informasi dari "kebutuhan" Konstruksi ya,ngmemiliki fungsi dan tujuan untuk mengetahui berbagai masalahatau kebutuhan Konstruksi yang diinginkan, denganmemperhatikan perencanaan sistem ruang, sistern infrastrukturdan masterplan.

Huruf hYang dimaksud dengan "tujuan kegiatan Konstruksi" merupakannilai yang ingin dicapai dari pembangunan Konstruksi dan hartrsterdefinisi dengan pasti dan terukur.

Huruf cYang dimaksud dengan "sistem penyelenggaraan Konstruksi"merupakan penentuan cara Penyelenggaraan Jasa Konstruksiyang paling sesuai dengan kebutuhan dan kemampuanPengguna Jasa.

Huruf dYang dimaksud dengan "strategi dan program" adalahpen5rusunan rencana untuk mengetahui berbagai sumber yangdapat dimanfaatkan untuk mendukung pelaksanaan danmempermudah dalam mencapai tujuan yang akan dilaksanakan.

Ayat (3)Huruf a

Yang dimaksud dengan "studi kelayakan Bangunan Konstruksi"merupakan kajian yang dilakukan untuk memberikan gambaranmengenai perlunya Bangunan Konstruksi serta manfaatnyadengan mempetimbangkan sekurang-kurangnya aspek hukum,teknis, ekonomi, keuangan, pengelolaan risiko, lingkungan dansosial.

SK No 037188 A

Yang

Page 103: SALINAN - Optimalisasi Pengadaan demi Memajukan Bangsa

PRESIDENREPUBLTK INDONESIA

-9 -

Yang dimaksud dengan "analisis terkait dampak lingkungan"merupakan kajian mengenai darnpak penting suatu usahadan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidupyang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentangpenyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan.

Huruf bYang dimaksud dengan "analisis dampak lalu lintas" merupakanserangkaian kegiatan kajian mengenai dampak lalu lintas daripembangunan Bangunan Konstruksi yang hasilnya dituangkandalam bentuk dokumen hasil analisis dampak lalu lintas.

Ayat (a)Huruf a

Cukup jelas.

Huruf bYang dimaksud dengan "pelaksanaan perancangan" merupakankegiatan perhitungan dan pen1rusunan desain berdasarkanstandar dan metode perancangan yang telah dipilih danmenggunakan data perancangan serta dilakukan secaraberkeahlian.

Huruf cCukup jelas.

Ayat (5)Cukup jelas.

Ayat (6)Cukup jelas.

Ayat (7)Cukup jelas.

Pasal 48Cukup jelas.

Pasal 49Ayat (1)

Huruf aYang dimaksud dengan "persyaratan keteknikan" yaitu semuapengaturan teknis mengenai perancangan dan pelaksanaanKonstruksi.

SK No 037189 A

Huruf b

Page 104: SALINAN - Optimalisasi Pengadaan demi Memajukan Bangsa

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 10-

Huruf bYang dimaksud "persyaratan administrasi kontrak" yaitupengaturan dalam Kontrak Kerja Konstruksi baik berupakelengkapan dokumen maupun prosedur sejak saat sebelumkontrak sampai dengan saat berakhirnya kont-rak yang menjadibagian dari proses pengelolaan Kontrak Kerja Konstruksi.

Ayat (2)Cukup jelas.

Ayat (3)Penyedia Jasa Konsultansi Konstruksi yang melakukan pengawasandapat berupa Jasa Konsultansi Kontruksi Layanan Usahapengawasan atau Layanan Usaha manajemen penyelenggaraanKonstruksi.

Ayat (a)Cukup jelas.

Pasal 50Cukup jelas.

Pasal 51Cukup jelas.

Pasal 52Cukup jelas.

Pasal 53Ayat (1)

Huruf aYang dimaksud dengan "pembangunan" yaitu kegiatanmewr-rjudkan suatu Bangunan Konstruksi.

Huruf bYang dimaksud dengan "pengoperasian" yaitu kegiatanmemanfaatkan Bangunan Konstruksi sesuai dengan fungsi yar.gtelah ditetapkan, termasuk kegiatan perawatan, pemeliharaandan pemeriksaan secara berkala.

Huruf cYang dimaksud dengan "pemeliharaan' yaitu kegiatan menjagakeandalan Bangunan Konstruksi beserta prasarana dansarananya agar selalu laik fungsi.

SK No 037190 A

Huruf cl

Page 105: SALINAN - Optimalisasi Pengadaan demi Memajukan Bangsa

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 11-

Huruf dYang dimaksud dengan "pembongkaran" meliputi kegiatanmembongkar ataur merobohkan seluruh atau sebagian BangunanKonstruksi, komponen, bahan bangSunan, danf atau prasaranadan sarananva.

Huruf eYang dimaksud dengan "pembangunan kembali" merupakankegiatan mewujudkan suatu Bangunan Konstmksi yangsebagian dan/atau seluruh bagian strukturnya merupakanstruktur baru pada suatu lokasi dimana sebelumnya telah berdirisuatu Bangunan Konstruksi tertentu.

Ayat (2)Cukup jelas.

Ayat (3)Cukup jelas.

Ayat (a)Cukup jelas.

Pasal 54Cukup jelas

Pasal 55Cukup jelas

Pasal 56Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)Cukup jelas.

Ayat (3)Cukup jeias.

Ayat (a)Cukup jelas.

Ayat (5)Yang dimaksud dengan "Bangunan fungsi khusus" yaitu bangunanyang memiliki penggunaan dan persyaratan khusus, yang dalamperencanaan dan pelaksanaannya memerlukanpenyelesaian / teknologi khusus.

SK No 037191 A

Bangunan

Page 106: SALINAN - Optimalisasi Pengadaan demi Memajukan Bangsa

PRESIDENREPUBLIK INDONESTA

_12_

Bangunan fungsi khusus antara lain gedung instalasi nuklir, gedunglabclratorium, gedung terminal udara/laut/darat, stasiun kereta api,stadion olah raga, gudang bencla berbahaya.

Ayat (6)Cukup jelas.

Pasal 57Cukup jelas.

Pasal 58Cukr:p jelas

Pasal 59Ayat (1)

Huruf aCukup jelas.

Huruf bYang dimaksud dengan "perekayasaan' adalah kegiatanpengkajian, perencanaan, perancangan, pengawasan dan/ataumanajemen penyelenggaraan konstruksi sebagai bagian dariKonsultansi Kon struksi.

Yang dimaksud dengan "pengadaan" adalah kegiatarr pengadaanbarang atau jasa.

Yang dimaksud dengan "pelaksanaan' adalah pelaksanaanpembangunan, pelaksanaan pemeliharaan, pelaksanaanpengoperasian, pelaksanaan pembongkaran dan pelaksanaanpembangunan kembali.

Ayat (2)Cukup jelas.

Pasal 60Ayat (1)

Huruf aYang dimaksud dengan "pemenuhan asas nyata" yaitu prosespemilihan dilaksanakan dengan memperhatikan pemenuhanberdasarkan dokumen dan pemenuhan berdasarkanpembuktian.

Huruf bCukup jelas.

Huruf cCukup jelas.

SK No 037192 A

Huruf d

Page 107: SALINAN - Optimalisasi Pengadaan demi Memajukan Bangsa

PRESIDENREPUBLIK INDONESTA

_13_

Huruf dCukup jelas.

Huruf e

Cukup jelas.

Huruf fCukup jelas.

Ayat (2)Cukup jelas.

Ayat (3)Huruf a

Cukup jelas.

Huruf bCukup jelas.

Huruf cYang dimaksud dengan "kinerja Penyedia Jasa" dapat berupakinerja badan usaha dan/atau kinerja pelaksanaan proyek yangsedang berlangsung.

Huruf dCukup jelas.

Huruf e

Cukup jelas.

Ayat (4)Huruf a

Dukungan Subpenyedia Jasa dan rantai pasok terdiri dariSubpenyedia Jasa spesialis, supplier sumber daya Konstruksi.

Huruf bCukup jelas.

Hurul cCukup jelas.

Huruf dCukup jelas.

Ayat (5)Cukup jelas.

Ayat (6)Cukup jelas.

SK No 037193 A

Pasal 61

Page 108: SALINAN - Optimalisasi Pengadaan demi Memajukan Bangsa

PRESIDENREPUBLIK INDONES!A

-74-

Pasal 61Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (21

Cukup jelas.

Ayat (3)Cukup jelas.

Ayat (4)Contoh kinerja sesaat:

Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi "T" mengikuti pemilihan PenyediaJasa untuk pekerjaan RM, dalam waktu yang bersamaan PenyediaJasa "T" tersebut sedang melakukan pekerjaan NK dan FH. Kinerjasesaat Penyedia Jasa "T' adalah penilaian kinerja pada pekerjaan NKdan FH.

Ayat (s)Cukup jelas.

Ayat (6)Cukup jelas.

Pasal 62Cukup jelas.

Pasal 63Cukup jelas

Pasal 64Cukup jelas.

Pasal 65Ayat (1)

Huruf a

Cukup jelas.

Huruf bYang dimaksud dengan "Penyedia Jasa yang sangat terbatas"yaitu apabila hanya ada satu Penyedia Jasa yang dapatmenangani pekerjaan tersebut.

Yang dimaksud dengan "pemegang hak" yaitu pemegang hakpaten, atau pihak yang telah mendapat izin dari pemegang hakpaten, atau pihak yang menjadi pemenang Tender untukmendapatkan izin dari penrerintah.

SK No 037194 A

Huruf c

Page 109: SALINAN - Optimalisasi Pengadaan demi Memajukan Bangsa

trRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 15-

Huruf cCukup jelas.

Huruf dCukup jelas.

Huruf e

Cukup jelas.

Ayat (2)Cukup jelas.

Ayat (3)Cukup jelas.

Ayat (a)Cukup jelas.

Pasal 66Cukup jelas

Pasal 67Cukup jelas.

Pasal 68Cukup jelas

Pasal 69Cukup jelas

Pasal 70Cukup jelas.

Pasal 71Cukup jelas

Pasal T2Ayat (1)

Yang dimaksud dengan "pembangunan kepentingan umum" adalahpembangunan:a. pertahanan dan keamanan nasional;b. jalan umrlm, jalan tol, terowongan, jalur kereta api, stasiun kereta

api, dan fasilitas operasi kereta api;c. waduk, bendungan, benduflg, irigasi, saluran air minum, saluran

pembuangan air, sanitasi, dan bangunan pengairan lainnya;

SK No 037195 A

d. pelabuhan

Page 110: SALINAN - Optimalisasi Pengadaan demi Memajukan Bangsa

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA,

-16-

d. pelabuhan, bandar udara, dan terminal;e. infrastruktur minyak, gas, dan panas bumi;f. pembangkit, transmisi, gardu, jaringan, dan distribusi tenaga

listrik;g. jaringan telekomunikasi dan informatika Pemerintah;h. tempat pembuangan dan pengolahan sampah;i. rumah sakit Pemerintah/Pemerintah Daerah;

J. fasilitas keselamatan umum;k. tempat pemakaman umum Pemerintah/Pemerintah Daerah;

L fasilitas sosial, fasilitas umum, dan ruang terbuka hijau publik;m. cagar alam dan cagar budaya;n. kantor Pemerintah/Pemerintah Daerah/desa;o. penataan permukiman kumuh perkotaan dan latau konsolidasi

tanah, serta perumahan untuk masyarakat berpenghasilanrendah dengan status sewa;

p. prasarana pendidikan atau sekolah Pemerintah/Pe::rerintahDaerah;

q. prasarana olahraga Pemerintah/Pemerintah Daerah; dan

r. pasar umum dan lapan6lan parkir umum.

Ayat (2)Cukup jelas.

Ayat (3)Cukup jelas.

Pasal 73Cukup Jelas

Pasal 74Cukup jelas

Pasal 75Cukup jelas.

Pasal 76Huruf a

Cukup jelas.

SK No 037196 A

Huruf b

Page 111: SALINAN - Optimalisasi Pengadaan demi Memajukan Bangsa

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-t7-Huruf b

Isi minimal dari syarat khusus kontrak paling sedikit memuat:a. korespondensi;b. wakil sah para pihak;c. jenis kontrak;d. tanggal berlaku kontrak'e. masa pelaksanaan;f. masa pemeliharaan;g. perbaikan cacat mutu;h. umur Konstruksi;i. pedoman pengoperasian dan perawatan/pemeliharaan;j. pembayaran tagihan;k. pencairan jaminan;l. tindakan penyedia yang mensyaratkan persetujuan

/pengawas pekerjaan;m. kepemilikan dokumen;n. fasilitas;o. peristiwa kompensasi;p. sumber pembiayaan;q. pembayaran uang muka;r. keselamatan dan kesehatan kerja;s. pembayaran prestasi pekedaan;t. pembayaran peralatan dan/atau bahan;u. serah terima sebagian pekerjaan;v. penyesuaian harga (eskalasi/de-eskalasi);w. denda;x usaha mikro, usaha kecil, dan koperasi kecil; dany. penyelesaian perselisihan/sengketa.

PPK

Huruf cIsi minimal dan syarat umum kontrak paling sedikit memuat:a. ketentuan umum;b. pelaksanaan, penyelesaian, adendum, dan pemutusan kontrak;c. hak dan kewajiban para pihak;d. personil inti dan/atau peralatan penyedia;e. kewajiban PPK;f. pembayaran kepada penyedia;g. pengawasan mutu; danh. penyelesian perselisihan.

SK No 037197 A

Huruf d. . .

Page 112: SALINAN - Optimalisasi Pengadaan demi Memajukan Bangsa

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

_18_

Huruf dCukup jelas.

Huruf eCukup jelas.

Huruf fCukup jelas.

Huruf gCukup jelas.

Huruf hCukup jelas.

Pasal 77Cukup jelas.

Pasal 78Ayat (1)

Yang dimaksud dengan "insentif" adalah penghargaan yang diberikankepada Penyedia Jasa atas prestasinya, antara lain, kemarnpuanmenyelesaikan pekerjaan lebih awal dari pada yang diperjanjikandengan tetap menjaga mutu sesuai dengan yang dipersyaratkan.Insentif dapat berupa uang ataupun bentuk lainnya.

Ayat (2)Cukup jelas.

Ayat (3)Cukup jelas.

Ayat (4)Cukup jelas.

Pasal 79Cukup Jelas.

Pasal 80Ayat (1)

Cukup Jelas.

Ayat (2)Huruf a

Yang dimaksud dengan "rancang-penawaran-bangun" atau yangdisebut pekerjaan tunggal merupakan metode penyelenggaraanKonstruksi yang melibatkan orang perorangan atau badan usahayang berkontrak dengan Pengguna Jasa untuk menyediakan satujenis layanan Jasa Konstruksi.

SK No 037198 A

Huruf b

Page 113: SALINAN - Optimalisasi Pengadaan demi Memajukan Bangsa

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

_19_

Huruf bYang dimaksud dengan "rancang-bangun" atau layananterintegrasi merupakan metode penyelenggaraan Konstruksiyang melibatkan satu entitas perorangan atau badan usaha yangberkontrak dengan penyelenggara pembangun infrastrukturuntuk menyediakan beberapa layanan Jasa Konstruksi.

Huruf cCukup jelas.

Huruf dYang dimaksud dengan "manajemen Konstruksi dengan Resiko"(Construction Managament at Risk-CMR) merupakan metodepenyelenggaraan Konstruksi yang dilaksanakan oleh seorangmanajer Konstruksi yang bertindak sebagai konsultan bagiPenguna Jasa di dalam fase perencanaan dan perancangandengan biaya lumsum, dan sampai tahap perancangan tertentudi mana biaya maksimum terjamin (Guaranteed maximum price-GMP) telah dapat ditetapkan, ia menjadi kontraktor umum yangakan menanggung risiko kinerja seluruh Pekerjaan Konstruksitermasuk kinerja semua subkontraktornya dengan biaya GMP.

Huruf e

Yang dimaksud dengan "manajemen Konstruksi sebagai agenPengguna Jasa" merupakan metode penyelenggaraan Konstruksiyang memisahkan antara layanan desain arsitektur/rekayasadan manajer Konstruksi yang bertindak sebagai kepanjangantangan dari Pengguna .Jasa yang kemudian menggunakanbanyak kontraktor spesialis sebagai kontraktor utama yangmelaksanakan keseluruhan Pekerjaan Konstruksi.

Huruf fYang dimaksud dengan "kemitraanlkerja sama' merupakansuatu metode penyelenggaraan Konstruksi yang menyatukanPengguna Jasa-perencana/perancang dan pelaksana Konstruksidi dalam suatu perjanjian kerja sama multi pihak yang mengikatke semua pihak untuk dalam hal pembiayaan, perencanaan,perancangan, pengembangan rancangan, dan pelaksanaanKonstruksi untuk menghasilkan suatu bangunan secara efisienmelalui proses pengambilan keputusan secara konsensus.

Ayat (3)Cukup jelas.

Pasal 81Cukup jelas

SK No 037199 A

Pasal 82 .

Page 114: SALINAN - Optimalisasi Pengadaan demi Memajukan Bangsa

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-20-

Pasal 82Cukup jelas

Pasal 83Cukup jelas.

Pasal 84Ayat ( 1)

Standar keamanan merlrpakan keandalan bangunan berdasarkanstandar perancangan yang ditetapkan sesuai peraturan perundang-undangan yang wajib diterapkan selama tahap penyelenElgaraanPekerjaan Konstruksi.

Standar keselamatan dan kesehatan merupakan standar untukmenjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan kerja yangditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Standar keberlanjutan merupakan standar yang digunakan untukmenjamin keberlanjutan dalam aspek ekonomi, aspek tata lingkungansetempat dan pengelolaan lingkungan hidup, dan aspek sosial.

Ayat (2\Cukup jelas.

Ayat (3)Cukup jelas.

Ayat (a)Cukup jelas.

Pasal 85Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)Cukup jelas.

Ayat (3)Yang dimaksud dengan pihak yang berwenang antara lain penilai aset,akuntan publik, Badan Pemeriksa Keuangan dan auditor independen,aparat perregak hukum dan Kementerian/Lembaga lainnya.

Ayat (4)Cukup jelas.

Ayat (5)Cukup jelas.

SK No 037200 A

Pasal86...

Page 115: SALINAN - Optimalisasi Pengadaan demi Memajukan Bangsa

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

"21 -

Pasal 86Cukup jelas.

Pasal 87Cukup jelas.

Pasal 88Cukup jelas

Pasal 89Ayat (1)

Pengalihan tanggung jawab berupa:a. asuransi tanggung jawab profesional (ltrofessional indemnitg); danb. asuransi bangunan.

Ayat (21

Cukup jelas.

Pasal 9OCukup jelas.

Pasal 91Avat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)Perkara tidak dapat dibuka pada publik merupakan wujud prinsippartij autonomg, agar kerahasiaan tentang para pihak yangbersengketa tetap terjamin, kredibilitas juga tedaga.

Pasal 92Cukup jelas.

Pasal 93Cukup jelas.

Pasal 94Cukup jelas

Pasai 95Cukup jelas

Pasal 95Cukup jelas

SK No 037201 A

Pasai97...

Page 116: SALINAN - Optimalisasi Pengadaan demi Memajukan Bangsa

PRESIDENREPU BLIK INDONESIA

_22_

Pasal 97Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)Huruf a

Cukup jelas.

Huruf bCukup jelas.

Huruf cCukup jelas.

Huruf dCukup jelas.

Huruf e

Cukup jelas.

Huruf fCukup jelas.

Huruf gCukup jelas.

Hriruf hCukup jelas.

Huruf iYang dimaksud dengan "pemanfaat produk Jasa Konstruksi"antara lain pemilik dan/atau bukan pemilik, yang menggunakandan/atau mengelola sebagian atau seluruhnya produk JasaKonstruksi sesuai dengan fungsi yang telah ditetapkan.

Pasal 98Cukup jelas.

Pasal 99Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)Yang dimaksud dengan bersifat "strategis nasional" adalah kebijakanyang ditetapkan Presiden yang bersifat strategis secara nasional dalamupaya meningkatkan pertumbuhan dan pemerataan pembangunanserta menjaga pertahanan dan keamanan dalam rangkameningkatkan kesejahteraan masyarakat.

SK No 037202 A

Ayat (3)

Page 117: SALINAN - Optimalisasi Pengadaan demi Memajukan Bangsa

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-23-

Avat (3)Cukup jelas

Pasal 100Ayat (1)

Penetapan kebijakan pengembangan Jasa Konstruksi antara laindapat dituangkan dalam rencana strategis yang disusun secara jangkapendek, jangka menengah, dan panjang.

Ayat (2)Cukup jelas.

Ayat (3)Cukup jelas.

Ayat (a)Cukup jelas.

Pasal 1O1Cukup jelas.

Pasal 102Cukup jelas.

Pasal 103Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (21

Huruf aCukup jelas.

Huruf bCukup jelas.

Huruf cCukup jelas.

Huruf dPengelolaan Sistem Informasi Jasa Konstruksi nasional antaralain:1. sertifikasi dan registrasi badan usaha;2. Akreditasi asosiasi perusahaan Jasa Konstruksi dan

asosiasi terkait rantai pasok;3. Lisensi lembaga sertifikasi badan usaha;

SK No 031203 A

4. pengembangan .

Page 118: SALINAN - Optimalisasi Pengadaan demi Memajukan Bangsa

4

5

6

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-24-

pengembangan sistem per.eodalan dan sistem penjaminanusaha Jasa Konstruksi;perizinan badan usaha Jasa Konstruksi nasional;perizinan perwakilan badan usaha Jasa Konstruksi asingdan badan usaha Jasa Konstruksi penanaman modalasing;pengawasan tertib usaha Jasa Konstruksi nasional;pengawasan tertib usaha Jasa Konstruksi asing danpenanaman modal asing;pengelolaan informasi pasar Jasa Konstruksi;registrasi pengalaman badan usaha Jasa Konstruksi;pengembangan sistem pemilihan Penyedia Jasa;pengelolaan kontrak kerja Konstruksi;pengelolaan pengaduan masyarakat dan penyelesaiansengketa;pengembangan sistem kinerja Penyedia Jasa;pengembangan sistem manajemen mutu Konstruksi;pengembangan Standar Keamanan, Keselamatan,Kesehatan, dan Keberlanjutan Jasa Konstruksi;pengawasan penerapan Standar Keamanan, Keselamatan,Kesehatan, dan Keberlanjutan;registrasi Penilai Ahli;penetapan Penilai Ahli dalam hal Kegagalan Bangunan;pengembangan standar kompetensi kerja dan pelatihanJasa Konstruksi;pengelolaan lembaga pendidikan dan pelatihan kerjaKonstruksi;pelatihan tenaga kerja Konstruksi strategis danpercontohan;pengelolaan sistem sertifikasi kompetensi tenaga kerjaKonstruksi;registrasi tenaga kerja Konstruksi;registrasi pengalaman profesional tenaga kerja Konstr:uksi;penyetaraan tenaga kerja Konstruksi asing;penetapan standar remunerasi minimal tetraga kerjaKonstruksi;pengawasan sistem sertifikasi, pelatihan, dan standarremunerasi minimal tenaga kerja Konstruksi;

7

8

9.10.

11.

12.

13.

14.15.

16.

1nal

18

t920

2t

22.

23.

24.25.'26.

27.

SK No 037204 A

28

29. Akreditasi

Page 119: SALINAN - Optimalisasi Pengadaan demi Memajukan Bangsa

293031

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-25-

Akreditasi asosiasi profesi;Lisensi lembaga sertifikasi profesi;pengembangan standar material dan peralatan konstruksidan inovasi teknologi Konstruksi;pengembangan skema kerja sama antara institusi litbang;pengembangan teknologi prioritas;penerapan standar mutu material dan peralatanKonstruksi sesuai dengan standar nasional indonesia;pengelolaan kekayaan intelektual material dan peralatankonstruksi dan teknologi Konstruksi;pengembangan sistem rantai pasok material dan peralatankonstruksi dan teknologi Konstruksi;peningkatan penggunaan produk dalam negeri.peningkatan kapasitas kelembagaan Masyarakat JasaKonstruksi;penyelenggaraan forum Jasa Konstruksi;peningkatan partisipasi masyarakat dalam pengawasandan usaha penyediaan bangunan; darrpeningkatan kapasitas Organisasi Perarrgkat Daerah sub-r-rrusan Jasa Konstruksi.

35

Huruf e

Cukup jelas

Pasal 104Cukup jelas.

Pasal 105Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)Cukup jelas.

Ayat (3)Yang dimaksud dengan "konsultasi secara langsung" yaitu konsultasiyang dilakukan secara tatap muka seperti pertemuan, forum.

Ayat (a)Yang dimaksud dengan "konsultasi secara tidak langsung"diantaranya melalui surat, surat elektronik, media komunikasielektonik.

32.33.34.

36.

3738

39.40.

4r.

SK No 031205 A

Ayat(S) ...

Page 120: SALINAN - Optimalisasi Pengadaan demi Memajukan Bangsa

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-26-

Ayat (5)Yang dimaksud dengan 'secara berjenjang" yaitu konsultasi yangdilakukan:

a. Pemerintah Pusat menerima konsultasi dari pemangkukepentingan Jasa Konstruksi bersifat nasional atau yangberkedudukan di ibukota negara, Gubernur sebagai wakilPemerintah Pusat dan Pemerintah Derah provinsi.

b. Gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat atau sebagaipelaksana otonom menerima konsultasi dari pemangkukepentingan Jasa Konstruksi di wilayahnya.

Pasal 106Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)Cukrrp jelas

Ayat (3)

Pasal 107Cukup lelas

Pa.sal I08Cukup jelas

Pasal 109Cukup jelas

Pasal I 10Cukup jelas

Pasal I 1 1

Cukup jelas

Pasal 1 12Cukup jelas

Pasai I 13Cukup jelas

Pelatihan tenaga kerja Konstruksi strategis antara lain pemberianpelatihan bagi tenaga kerja Konstruksi dalam rangka percepatansertifikasi dan pelatihan tenaga kerja Konstruksi pada proyekstrategis nasional.

SK No 037206 A

Pasal ll4 .

Page 121: SALINAN - Optimalisasi Pengadaan demi Memajukan Bangsa

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-27 -

Pasal 1 14Cukup jelas.

Pasal 1 15Cukup jelas.

Pasal I 16Cukup jelas

Pasai 1 17Ayat (1)

Huruf aCukup jelas.

Huruf bBupati/wali kota menyelenggarakan Sistem Inforrnasi JasaKonstruksi cakupan daerah kabupaten/kota antara lainmeliputi:1. profil tertib usaha dan tertib penyelenggaraan, tertib

pemanfaatan Jasa Konstruksi daerah kabupatenlkota;2. pasar Jasa Konstruksi di lingkup daerah kabupateng/kota;3. material, peralatan dan pemanfaatan teknoiogi Konstruksi

lingkup daerah kabupaten/ kota;4. Izin Usaha nasional;5. pelatihan tenaga terampil Konstruksi; dan6. peraturan di daerah terkait Jasa Konstruksi yang ditetapkan

Pemerintah Daerah kabupaten/ kota.

Huruf cCukup jelas.

Huruf dCukup jelas.

I{uruf eCukup jelas.

Ayat (2)Cukup jelas.

Pasal I 18Cukup Jelas.

Pasal 1 i9Cukup jelas"

Pasal i20Cukup jelas.

SK No 037207 A

Pa.sal 121

Page 122: SALINAN - Optimalisasi Pengadaan demi Memajukan Bangsa

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-28-

Pasal 121Cukup jelas

Pasal I22Cukup jelas.

Pasal 123Ayat (1)

Cukup je1as.

Ayat (2)Yang dimaksud "Standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, danKeberlanjutan" termasuk pemenuhan terhadap standar mutu bahan;standar mutu peralatan; standar keselamatan dan kesehatan kerja;standar prosedur pelaksanaan Jasa Konstruksi; standar mutu hasilpelaksanaan Jasa Konstruksi; standar operasi dan pemeliharaan;pedoman pelindungan sosial tenaga kerja dalam pelaksanaan JasaKonstruksi; dan standar pengelolaan lingkungan hidup.

A:,at (3)Cukup jelas.

Ayat (a)Cukup jelas.

Pasal 124Cukup jelas.

Pasal 125Cukup jelas.

Pasal 126Ayat (1)

Huruf aYang dimaksud dengan "fungsi peruntukkan" adalah kesesuaianantara rencana tujuan dengan pemanfaatannya.

Huruf bYang dimaksud dengan "rencana Llmur" adalah kesesuaianantara umur rencana dengan umur pemanfaatan bangunan"

Huruf cYang dimaksud dengan "kapasil.as dan beban" adalah kesesuaianantara rencana kapasitas dengan kapasitas perrranfaatan produk.Jasa Konstruksi.

SK No 037208 A

Huruf d

Page 123: SALINAN - Optimalisasi Pengadaan demi Memajukan Bangsa

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-29-

Huruf dYang dimaksud dengan "pemeliharaan produk Jasa Konstruksi"adalah kesesuaian prosedur dan jangka waktu pemeliharaanproduk Konstruksi sepanjang umur rencana pemanfaatanbangunan.

Ayat (2)Cukup jelas.

Pasal 127Cukup jelas.

Pasal 128Cukup jelas

Pasal 129Cukup jelas.

Pasal 130Cukup jelas.

Pasal 131Cukup jelas.

Pasal 132Cukup jelas.

Pasal 133Cukup jelas.

Pasal 134Cukup jelas.

Pasal 135Cukup jeias.

Pasal 136Ayat ( 1)

Cukup jelas.

Ayat (2)Ctrkup jelas.

Ayat (3)Cukup jelas.

SK No 031209 A

Ayat (a)

Page 124: SALINAN - Optimalisasi Pengadaan demi Memajukan Bangsa

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-30-

Ayat (4)Yang dimaksud dengan "sumber pendanaan dari masyarakat denganpola pembiayaan bersama" antara lain dapat berasal dari danatanggung j awab sosial perusaha an (Corporate Social Re sponsibilitgl.

Pasal 137Cukup jelas

Pasal 138Cukup jelas.

Pasal 139Cukup jelas.

Pasal 140Cukup jelas

Pasal 141Cukup jelas.

Pasal 142Ayat (l)

Cukup jelas.

Ayat (2)Cukup jelas.

Ayat (3)Penyelesaian pengaduan dianggap selesai sampai dengan keluarnyalaporan hasil pemeriksaan dari Aparat Pengawasan Intern Pemerintahditetapkan oleh Menteri.

Pasal 143Cukup jelas

Pasal 144Cukup jelas

Pasal 145Cukup jelas.

Pasal 146Cukup jelas

Pasal 147Cukup jelas

SK No 037210 A

Pasal L48 . .

Page 125: SALINAN - Optimalisasi Pengadaan demi Memajukan Bangsa

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

'- 31 -

Pasal 148Cukup jelas

Pasal 149Cukup jelas

Pasal 15OCukup jelas

Pasal 151Cukup jelas.

Pasal 152Cukup jelas

Pasal 153Cukup jelas

Pasal 154Cukup jelas

Pasal 155Cukup jelas.

Pasai 156Cukup jelas

Pasal 157Ayat (1)

Yang dimaksud dengan "ketentuan peraturan perundang-undangan"adalah peraturan perundang-undangan mengenai Akreditasi JasaKonstruksi.

Ayat (2)Cukup jelas.

ASrat (3)Cukup jelas.

Ayat (4)Cukup jelas.

Ayat (5)Cukup jelas.

SK No 037211 A

Pasal 158

Page 126: SALINAN - Optimalisasi Pengadaan demi Memajukan Bangsa

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

_32_

Pasal 158Cukup jelas

Pasal 159Cukup jelas

Pasa.l 160Cukup jelas

Pasal 161Crrkup jelas

Pasal 162Cukup jelas.

Pasal 163Cukup jelas

Pasal 164Cukup jelas

Pasal 165Cukup jelas

Pasal 166Cukup jelas.

Pasal 167Cukup jelas.

Pasal 168Cukup jelas

Pasal 169Cukup jelas.

Pasal 170Cukup jelas

Pasal 171Cukup jelas.

Pasal 172Cukup jelas.

SK No 037212 A

Pasal 173

Page 127: SALINAN - Optimalisasi Pengadaan demi Memajukan Bangsa

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-33-

Pasal 173Cukup jelas.

Pasal 174Cukup jelas.

Pasal 175Cukup jelas.

Pasal 176Cukup jelas

Pasal 177Cukup jelas

Pasal 178Cukup jelas.

Pasal 179Cukup jelas.

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6494

SK No 037213 A